KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Tabel 2.4. Inflasi Per-Sub Kelompok...

81
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-I 2012

Transcript of KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI … · Tabel 2.4. Inflasi Per-Sub Kelompok...

KAJIAN EKONOMI REGIONALPROVINSI SULAWESI SELATAN

TRIWULAN-I2012

ii Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank

iiiKajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Kata PengantarSebagaimana diketahui dengan diberlakukannya UU No. 23 Tahun 1999 tentang

tujuan Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2004, tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Lebih lanjut, tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank.

Sejalan dengan Undang-Undang tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia WilayahI-SULAMPUA di dalam era otonomi mempunyai peranan yang strategis, selain sebagai economic intelligence dan research unit di wilayah kerjanya. Dalam kaitan dengan peran tersebut, KBI bertugas untuk melakukan pengumpulan data dan informasi (antara lain melalui survei), dan melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi daerah secara terkini dan berkala.

Sejak tahun 2002 , Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah I-SULAMPUA telah melakukan Kajian terhadap Perkembangan Ekonomi Daerah secara triwulanan atau disingkat menjadi KER dengan cakupan daerah Sulawesi Selatan. Sejak ditetapkannya secara resmi pemisahan antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat) disusun dan disampaikan dalam buku laporan yang terpisah. Adapun cakupan kajian (KER) tersebut adalah pada aspek makroekonomi, inflasi, moneter-perbankan-sistem pembayaran, keuangan daerah dan prospek ekonomi. Dalam perkembangannya, cakupan ini akan kami kembangkan terus sejalan dengan ketersediaan data ekonomi daerah yang kami peroleh.

Selanjutnya, informasi dan hasil kajian/riset tersebut akan disampaikan ke Kantor Pusat Bank Indonesia, sebagai masukan dalam formulasi kebijakan moneter. Disamping itu, hasil kajian tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi stakeholder Bank Indonesia di daerah antara lain: Pemerintah Daerah, DPRD, akademisi, pihak swasta dan kalangan masyarakat Iainnya.

Saran dan masukan dan semua pihak, sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang. Perlu kami sampaikan pula penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara aktif dalam penyusunan laporan ini, dengan memberikan data dan informasi secara kontinyu, tepat waktu dan reliable. Selanjutnya, kami mengharapkan kerjasama tersebut dapat terus berlangsung di masa mendatang guna mendukung kesinambungan penyusunan laporan ini.

Makassar, Mei 2012Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Wilayah I - SULAMPUA

ttd.

MahmudDirektur Eksekutif

iv Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank

vKajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ~ iii

DAFTAR ISI ~ v

DAFTAR GRAFIK ~ vii

DAFTAR TABEL ~ ix

RINGKASAN EKSEKUTIF ~ 1

INDIKATOR EKONOMI KER Trw. IV-2011 ~5

BAB 1 PERKEMBANGAN KONDISI MAKRO EKONOMI ~ 7

1.1. Permintaan Daerah ~ 7

1.1.1. Investasi ~ 8

1.1.2. Konsumsi ~ 9

1.1.3. Perdagangan Eksternal (Ekspor – Impor) ~ 12

1.2. Penawaran Daerah (Sektoral) ~ 15

1.2.1. Sektor Pertanian ~ 16

1.2.2. Sektor Perdagangan-Hotel-Restauran ~ 17

1.2.3. Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan ~ 18

1.2.4. Sektor Industri Pengolahan ~ 19

1.2.5. Sektor Angkutan-Komunikasi ~ 21

1.2.6. Sektor Konstruksi ~ 21

1.2.7. Sektor Jasa-jasa ~ 22

1.2.8. Sektor Listrik-Gas-Air ~ 23

1.2.9. Sektor Pertambangan-Penggalian ~ 23

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI ~ 25

2.1. Perkembangan Inflasi ~ 25

2.1.1 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa ~ 25

2.1.2 Inflasi Berdasarkan Kota ~ 36

2.2 Disagregasi Inflasi ~ 38

2.3 Pemantauan Inflasi oleh KBI~ 39

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN ~ 43

A. Perbankan~ 43

vi Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

3.1. Kondisi Umum ~ 43

3.1.1. Perkembangan Kelembagaan ~ 43

3.1.2. Perkembangan Aset Perbankan ~ 44

3.2. Intermediasi Perbankan ~ 44

3.2.1. Perkembangan Dana Masyarakat ~ 44

3.2.2. Penyaluran Kredit ~ 45

3.2.3. Kredit UMKM ~ 48

3.3. Perbankan Syariah ~ 49

3.4. Perbankan BPR ~ 50

B. Sistem Pembayaran~ 51

3.5. Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow) dan Keluar (Outflow) ~ 51

3.6. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) ~ 52

3.7. Perkembangan Kliring dan RTGS ~ 53

3.7.1. Perkembangan RTGS ~ 53

3.7.2. Perkembangan Kliring ~ 54

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ~ 55

4.1. Pendapatan Daerah ~ 55

4.2. Belanja Daerah dan Transfer ~ 55

BAB 5 KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ~ 57

5.1. Ketenagakerjaan ~ 57

5.2. Kesejahteraan ~ 58

5.2.1. Nilai Tukar Petani ~ 58

5.2.2. Jumlah Penduduk Miskin ~ 60

5.3. Ketersediaan Lapangan Kerja (Survei Konsumen) ~ 61

BAB 6 OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI ~ 63

6.1. Outlook Kondisi Makroregional ~ 64

6.2. Outlook Inflasi ~ 67

6.3. Prospek Perbankan ~ 68

LAMPIRAN ~ 71

viiKajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Daftar Grafik

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB ~ 7Grafik 1.2. Prompt Indikator Kinerja Investasi ~ 9Grafik 1.3. Prompt Indikator Kinerja Konsumsi ~ 10Grafik 1.4. Prompt Indikator Kinerja Ekspor ~ 12Grafik 1.5. Prompt Indikator Kinerja Impor ~ 14Grafik 1.6. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertanian~ 16Grafik 1.7. Prompt Indikator Kinerja Sektor Perdagangan-Hotel Restauran~ 17Grafik 1.8. Prompt Indikator Kinerja Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan ~ 19Grafik 1.9. Prompt Indikator Kinerja Industri Pengolahan ~ 20Grafik 1.10. Prompt Indikator Kinerja Sektor Angkutan-Komunikasi ~ 21Grafik 1.11. Prompt Indikator Kinerja Sektor Bangunan ~ 22Grafik 1.12. Prompt Indikator Kinerja Sektor Listrik-Gas-Air Bersih ~ 23Grafik 1.13. Prompt Indikator Kinerja Sektor Industri Pengolahan~ 24

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan~ 25Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang ~ 26Grafik 2.3. Perkembangan Harga Internasioanal: Komoditas Emas~ 26Grafik 2.4. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Pakaian dan Perlengkapan~ 26Grafik 2.5. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang (%;qtq)~ 27Grafik 2.6. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan ~ 27Grafik 2.7. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.Farmasi~ 27Grafik 2.8. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan (%;qtq)~ 28Grafik 2.9. Perkembangan Inflasi Kel. Listrik-Air-Bahan Bakar ~ 28Grafik 2.10. Perkembangan Inflasi Kel. Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar (%; qtq)~ 29Grafik 2.11. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kel. Perlengkapan Rumah

Tangga Lainnya~ 29Grafik 2.12. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan Sulawesi Selatan ~ 30Grafik 2.13. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kel. Bahan Makanan Hasil

SPH di Makassar ~ 30Grafik 2.14. Perkembangan Haraga CPO Internasional~ 31Grafik 2.15. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan ~ 31Grafik 2.16. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga (%;qtq)~ 32Grafik 2.17. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga ~32Grafik 2.18. Perkembangan Inflasi Kel. Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau ~ 33Grafik 2.19. Perkembangan Inflasi Kel. Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau (%;

qtq)~ 33Grafik 2.20. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kelompok Makanan Jadi-

rokok Hasil SPH di Makassar ~34Grafik 2.21. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Makanan dan Tembakau ~34Grafik 2.22. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi ~ 35Grafik 2.23. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan

Sulawesi Selatan (%; qtq) ~35Grafik 2.24. Perkembangan Rata-rata Harga Minyak Dunia ~ 36Grafik 2.25. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Suku Cadang & Aksesori ~ 36Grafik 2.26. Perkembangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulawesi Selatan ~ 37Grafik 2.28. Sumbangan Inflasi Inti, Administered, dan Volatile ~ 39Grafik 2.29. Pertumbuhan Inflasi Inti, Administered, dan Volatile ~ 39

viii Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Grafik 3.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 46Grafik 3.2. Perkembangan Indeks Penghasilan 6 bln y.a.d ~ 46Grafik 3.3. Pangsa Kredit/Pembayaran Bank Umum Per Jenis Penggunaan Tw. IV-2011 ~

46Grafik 3.3. Pangsa Kredit/Pembayaran Bank Umum Per Jenis Sektor Tw. Iv-2011 ~ 46Grafik 3.5. NPLs Per Sektor Ekonomi Triwulan IV-2011~ 48Grafik 3.6. Pangsa Kredit/Pembiayaan MKM Bank Umum Per Sektor Ekonomi Tw. IV-

2011~ 48Grafik 3.7. Perkembangan Aset BPR/S~ 50Grafik 3.8. Perkembangan DPK, Kredit & LDR BPR/S~ 50Grafik 3.9. Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow)~ 51Grafik 3.10. Aliran Uang Kartal Keluar(Outflow)~ 51Grafik 3.11. Aliran Uang Kartal Masuk-Keluar(Net Inflow)~ 51Grafik 3.12. Pemberian Tanda Tidak berharga dan Inflow ~ 52Grafik 3.13. Temuan Uang Palsu ~ 53Grafik 3.14. Transakai RTGS-Total Transaksi ~ 53Grafik 3.15. Transakai RTGS-Incoming ~ 54Grafik 3.16. Transakai RTGS-Outgoing~ 54

Grafik 5.1. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ~ 58Grafik 5.2. Perkembangan Rata-rata Nilai Tukar Petani ~ 59Grafik 5.3. Perkembangan Rata-rata Indeks Yang Diterima Petani ~ 59Grafik 5.4. Perkembangan Rata-rata Indeks Yang Dibayar Petani ~ 59Grafik 5.5. Jumlah Penduduk Miskin Sulawesi Selatan ~ 60Grafik 5.6. Persentase Jumlah Penduduk Miskin se-Sulampua per Maret 2011 ~ 61Grafik 5.7. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini ~ 61Grafik 5.8. Indeks Penghasilan Saat ini Dibandingkan 6 Yang Lalu ~ 61

Grafik 6.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 64Grafik 6.2. Indeks PDRB SUlsel (yoy) dan Proyeksinya~ 64Grafik 6.3. Perkembangan Indeks Kondisi Ekonomi 6 bulan y.a.d ~ 65Grafik 6.4. Perkembangan Indeks Ekspektasi Penghasilan Konsumen 6 bulan y.a.d ~ 65Grafik 6.5. Perkembangan Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan 6 bulan y.a.d ~ 66Grafik 6.6. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD ~ 66Grafik 6.7. Vol. Impor Luar Negeri Intermediate Goods ~ 66Grafik 6.8. Perkembangan Laju Inflasi Tahunan Sulsel dan Proyeksinya ~ 68Grafik 6.9. Indeks Ekspektasi Terhadap Harga-harga dalam 3 bulan y.a.d ~ 68Grafik 6.10. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 68Grafik 6.11. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD ~ 68

ixKajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Daftar Tabel

Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (yoy) ~ 8Tabel 1.2. Perkembangan PDRB Riil : Penawaran Daerah (yoy) ~ 15

Tabel 2.1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (%, yoy) ~ 25Tabel 2.2. Inflasi Per-Sub Kelompok Sandang ~ 26Tabel 2.3. Inflasi Per-Sub Kelompok Kesehatan ~ 27Tabel 2.4. Inflasi Per-Sub Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Bahan Bakar ~ 28Tabel 2.5. Inflasi Per-Sub Kelompok Bahan Makanan ~ 30Tabel 2.6. Inflasi Per-Sub Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga~ 32Tabel 2.7. Inflasi Per-Sub Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau ~ 33

Tabel 2.8. Inflasi Per-Sub Kelompok Transpor-Komunikasi-Jasa Keuangan~ 35Tabel 2.8. Sumbangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulawesi Selatan ~ 37

Tabel 3.1. Perkembangan Kelembagaan Bank Umum Sulawesi Selatan ~ 43Tabel 3.2. Aset Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank ~ 44Tabel 3.3. Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum ~ 45Tabel 3.4. Penyaluran Kredit /Pembiayaan Bank Umum Per Jenis Penggunaan~ 45Tabel 3.5. Pertumbuhan Tahunan Kredit/Pembiayaan Per Sektor Ekonomi ~ 47Tabel 3.6. Perkembangan NPLs Net dan Gross Bank Umum ~ 47Tabel 3.7. Pertumbuhan Kredit/Pembiayaan Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Bank

Umum (y.o.y) ~ 49Tabel 3.8. Perkembangan Bank Umum Syariah ~ 49Tabel 3.9. Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong ~ 54

Tabel 4.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Sampai Dengan Semester II-2010~ 56

Tabel 5.1. Penduduk Usia 15+ Menurut Kegiatan Utama ~ 57

x Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank

1Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Ringkasan Eksekutif

Asesmen Ekonomi

Perekonomian Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan I-2012 tumbuh cukup

baik sebesar 6,25% (y.o.y), meski melambat dibandingkan triwulan I-2011 (7,38%),

namun lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,16%. Pertumbuhan

ekonomi Sulsel pada triwulan laporan sedikit di bawah pertumbuhan nasional yang sebesar

6,30% (y.o.y).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Sulsel terutama masih didukung oleh

kinerja investasi dan konsumsi. Sementara dari sisi penawaran (sektoral), kinerja

perekonomian Sulsel didorong oleh sektor industri pengolahan, sektor perdagangan-hotel-

restauran, sektor angkutan-komunikasi dan sektor konstruksi.

Asesmen Inflasi

Laju inflasi tahunan Sulsel pada triwulan I-2012, masih sejalan dengan arah

proyeksi inflasi (3,85%; yoy) yang diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya. Inflasi pada triwulan I-2012 sebesar 4,06% (yoy), lebih tinggi dari triwulan IV-

2011 sebesar 2,88% (yoy) namun lebih rendah dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 6,33%

(yoy). Selanjutnya, inflasi tahunan Sulsel tercatat lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional

sebesar 3,97% (yoy).

Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran

Secara umum, kinerja perbankan Sulsel pada triwulan I-2012 masih tumbuh

pada level yang tinggi. Indikator perbankan seperti total aset, kredit dan Dana Pihak

Ketiga (DPK) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan total aset

didorong oleh peningkatan kredit dan DPK. Sementara peningkatan LDR perbankan Sulsel

disebabkan oleh pertumbuhan kredit melebihi pertumbuhan DPK. Kualitas kredit masih

terjaga dengan baik, tercermin dari level Non Performing Loans (NPLs) Bank Umum pada

triwulan laporan secara gross tercatat sebesar 2,82%, masih berada dibawah batas aman

5,00%. Perbankan Syariah Sulsel pada triwulan I-2012 juga menunjukkan perkembangan

semakin meningkat melebihi pertumbuhan bank umum konvensional Sulsel baik pada sisi

pembiayaan maupun DPK.

2 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Sementara itu, perkembangan aliran uang kartal di Sulsel menunjukkan net

inflow, dimana aliran uang masuk ke dalam Bank Indonesia (inflow) melebihi aliran uang

keluar dari Bank Indonesia (outflow). Perkembangan aliran uang kartal tersebut berlawanan

dengan kondisi triwulan VI-2011, yang menunjukkan net outflow sebesar Rp0,11 triliun

(grafik 3.11). Kondisi net inflow pada triwulan laporan karena faktor musiman sejalan

dengan menurunnya kebutuhan uang kartal karena berakhirnya kegiatan perayaan libur

Natal dan Tahun Baru, dan liburan anak sekolah. Di sisi lain, jumlah uang kartal dengan

kondisi tidak layak edar yang telah dibukukan sebagai PTTB tercatat sebesar Rp0,89 triliun,

tercatat menurun dibandingkan PTTB pada triwulan VI-2011.

Perkembangan uang kartal pada triwulan I–2012 menunjukkan net inflow, dimana

aliran uang masuk ke dalam Bank Indonesia (inflow) melebihi aliran uang keluar dari Bank

Indonesia (outflow). Perkembangan aliran uang kartal tersebut berlawanan dengan kondisi

triwulan VI-2011, yang menunjukkan net outflow sebesar Rp0,11 triliun (grafik 3.11). Kondisi

net inflow pada triwulan laporan karena faktor musiman sejalan dengan menurunnya

kebutuhan uang kartal karena berakhirnya kegiatan perayaan libur Natal dan Tahun Baru,

dan liburan anak sekolah.

Dari sisi transaksi non-tunai, nilai transaksi BI-RTGS Sulsel hingga akhir triwulan

I-2012 sebesar Rp41,8 triliun atau tumbuh sebesar 40,0% (y.o.y) dibandingkan triwulan

sebelumnya. Pada sisi lain, pertumbuhan kliring pada triwulan triwulan I-2012

menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 14,52% pada

triwulan VI-2011.

Asesmen Keuangan DaerahPertumbuhan ekonomi Sulsel tahun 2011 yang cukup tinggi memberikan dampak

positif pada keuangan daerah, yang tercermin dari meningkatnya target anggaran

pendapatan dan belanja daerah Provinsi Sulsel tahun 2012 dibandingkan tahun sebelumnya.

Kinerja keuangan Pemerintah Propinsi Sulsel sampai dengan triwulan I-2012 menunjukkan

perkembangan yang cukup baik apabila dibandingkan triwulan yang sama tahun 2011.

Pada sisi penerimaan, realisasi jumlah pendapatan sebesar 24,13% pada triwulan I-2012.

Meski demikian, realisasi belanja daerah relatif belum optimum dengan capaian realisasi

masih sebesar 15,22%.

Asesmen Ketenagakerjaan dan KesejahteraanDaya serap perekonomian Sulawesi Selatan hingga Februari 2012 terhadap angkatan

kerja cukup baik, sebagaimana terlihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada

3Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Februari 2012 (64,6%) yang masih cukup tinggi. Sejalan dengan itu, Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) Sulawesi Selatan tercatat mengalami penurunan sebesar 0,2%, dari 6,7%

pada Februari 2012 menjadi 6,5% pada Februari 2011. Selain itu, pertumbuhan ekonomi

Sulawesi Selatan masih memberikan kontribusi positif pada tingkat kesejahteraan petani

yang tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP), yang masih tumbuh positif meski relatif

melambat pada triwulan laporan. Rata-rata pertumbuhan NTP Sulawesi Selatan pada

triwulan I-2012 tercatat tumbuh sebesar 2,85% (yoy), lebih rendah dibandingkan

pertumbuhan NTP pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,25% (yoy).

Prospek Ekonomi Triwulan II-2012Berdasarkan perkembangan ekonomi daerah Sulawesi Selatan pada tahun 2012 serta

faktor-faktor yang mempengaruhinya, pada triwulan II-2012 perekonomian Sulawesi

Selatan diperkirakan masih tumbuh cukup baik. Pada sisi permintaan, pertumbuhan pada

triwulan II-2012 terutama akan didukung oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga-

swasta-pemerintah dan investasi, sejalan dengan proyeksi masih tingginya aktivitas

perekonomian Sulsel. Pada sisi ekspor-impor, kinerja net ekspor Sulsel diperkirakan masih

akan tertahan meski diperkirakan lebih baik dari periode sebelumnya. Pada sisi penawaran,

dorongan pertumbuhan yang cukup besar diperkirakan berasal dari kinerja sektor

pertambangan, sektor perdagangan-hotel-restauran dan sektor industri.

Pada triwulan II-2012, laju inflasi tahunan diperkirakan akan meningkat

dibandingkan triwulan I-2012. Tekanan inflasi pada triwulan II-2012 diperkirakan bersumber

dari peningkatan inflasi volatile food dan inflasi inti. Tekanan administered inflasi

diperkirakan cukup besar akibat ekspektasi inflasi yang cenderung meningkat sejalan dengan

rencana perubahan kebijakan pemerintah terkait dengan harga beberapa komoditas

strategis.

Kinerja perbankan di Sulsel pada triwulan II-2012 diperkirakan masih tetap

tumbuh positif. Intermediasi perbankan diprediksi masih tumbuh cukup baik sejalan dengan

optimisme prospek perekonomian Sulsel yang cukup baik pada 2012. Selain prospek

ekonomi yang cukup baik, tren penurunan suku bunga meskipun pada level yang rendah

diperkirakan akan mendorong permintaan kredit yang lebih besar. Hal tersebut

menyebabkan kinerja perbankan Sulsel diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan

yang cukup tinggi, baik dari aset, penyaluran kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) termasuk Loan

to Deposit Ratio (LDR).

4 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank

5Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN

PROPINSI SULAWESI SELATAN

a. INFLASI dan PDRB

4 1 2 3 4 1MAKRO

- Sulawesi Selatan 126.75 127.70 128.50 129.87 130.39 132.89 - Sulawesi Utara 125.27 126.91 125.09 125.03 126.11 128.11 - Gorontalo 127.11 127.14 128.43 130.79 132.30 134.65 - Papua 122.80 123.97 125.03 125.38 126.97 126.38 - Papua Barat 143.34 141.35 143.74 144.65 145.42 144.28 - Maluku 128.22 126.62 133.69 132.65 131.87 137.57 - Sulawesi Tengah 128.70 131.90 130.99 132.18 134.45 135.20 - Sulawesi Tenggara 127.61 130.61 132.76 138.21 134.11 137.27 - Sulawesi Barat 127.59 129.63 130.74 132.64 133.85 134.57 - Maluku Utara 126.78 127.41 129.17 130.62 132.51 133.20

- Sulawesi Selatan 6.57 6.33 6.38 3.37 2.87 4.06- Sulawesi Utara 6.28 6.90 5.15 1.25 0.67 0.95- Gorontalo 7.43 5.77 7.11 3.27 4.08 5.91- Papua 4.48 4.12 3.93 2.82 3.40 1.94- Irian Jaya Barat 7.41 4.90 4.80 0.66 1.45 2.07- Maluku 8.78 4.45 10.00 4.24 2.85 8.65- Sulawesi Tengah 6.40 9.74 7.20 3.09 4.47 2.50- Sulawesi Tenggara 3.87 6.53 7.53 7.88 5.09 5.10- Sulawesi Barat 5.12 5.92 6.18 6.05 4.91 3.81- Maluku Utara 5.32 3.98 6.76 5.25 4.52 4.54

1. Pertanian 3,230.59 3,596.89 3,925.83 3,989.63 3,224.99 3,424.10 2. Pertambangan dan Penggalian 1,111.32 978.85 1,097.64 1,084.23 1,010.13 904.40 3. Industri Pengolahan 1,733.11 1,699.96 1,827.00 1,924.40 1,943.10 2,055.30 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 130.39 128.62 139.26 148.10 159.43 156.90 5. Konstruksi/Bangunan 763.21 753.08 804.58 833.38 859.78 857.70 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,332.69 2,279.30 2,397.06 2,479.63 2,475.87 2,519.60 7. Angkutan dan Komunikasi 1,253.06 1,201.00 1,239.11 1,312.05 1,427.11 1,397.20 9. Keuangan, Persewaan dan Jasa 978.83 1,027.54 1,041.79 1,061.38 1,166.61 1,131.00 10. Jasa-jasa 1,430.44 1,439.82 1,467.59 1,477.10 1,495.06 1,478.20

8.77 7.38 8.61 8.43 6.16 6.25

466.81 448.01 632.12 532.17 368.62 187.40 241.98 222.94 281.98 250.47 445.78 107.99 178.49 174.14 183.41 170.50 173.74 117.61 233.87 225.88 351.82 256.00 231.15 197.49

Catt : Per Trw.II-2008, penghitungan inflasi menggunakan tahun dasar 2007

2012INDIKATOR 2010 2011

*) Sementara

Volume Impor Non Migas (Ribu Ton)Nilai Impor Non Migas (USD Juta)

Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta)Volume Ekspor Non Migas (Ribu Ton)

PDRB - Harga Konstan (Miliar Rp)

Pertumbuhan PDRB (y.o.y;%)

Indeks Haga Konsumen

Laju Inflasi Tahunan (y.o.y;%)

6 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

LANJUTAN ... INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN

PROPINSI SULAWESI SELATAN

B. PERBANKAN

1 2 3 4 1

Total Aset (Rp. Miliar) 53,491 57,590 60,460 64,662 67,573

37,461.05 39,159.37 41,077.42 45,722.22 46,091.17 Giro 6,515.71 6,714.94 6,835.08 6,607.33 7,893.46 Tabungan 19,647.54 20,907.44 21,923.44 26,429.62 24,969.63 Deposito 11,297.80 11,536.99 12,318.91 12,685.28 13,228.08

46,519.87 50,084.59 53,400.54 56,978.79 58,754.53 - Modal Kerja 17,246.85 18,799.07 20,119.73 22,031.87 22,499.56 - Investasi 9,147.97 10,027.45 10,683.02 11,324.36 11,727.69 - Konsumsi 20,125.05 21,258.07 22,597.79 23,622.56 24,527.27

124.18% 127.90% 130.00% 124.62% 127.47%

46,519.87 50,084.59 53,400.54 56,978.79 58,754.53 - Pertanian 498.92 691.61 782.15 852.94 883.04 - Pertambangan 339.16 417.55 478.44 563.09 567.89 - Industri pengolahan 3,700.81 3,971.28 4,056.51 4,898.50 4,842.46 - Listrik,Gas dan Air 419.63 283.72 374.41 361.61 379.41 - Konstruksi 2,869.88 2,915.15 3,123.11 3,127.32 3,148.22 - Perdagangan 11,994.85 13,682.69 14,257.13 15,461.53 15,854.08 - Pengangkutan 1,040.09 1,267.20 1,425.98 1,743.21 1,827.57 - Jasa Dunia Usaha 1,932.32 2,295.68 2,722.41 3,045.85 3,171.24 - Jasa Sosial Masyarakat 1,684.90 1,591.33 1,650.43 1,565.29 1,583.49 - Lain-lain 22,039.30 22,968.38 24,529.98 25,359.45 26,497.14

15,199.94 15,753.23 16,713.45 17,985.10 18,011.34

2,279.30 2,830.81 3,117.38 3,486.35 3,539.65 - Modal Kerja 1,965.22 2,467.18 2,768.45 3,082.21 3,132.26 - Investasi 314.08 363.64 348.93 404.13 407.39 - Konsumsi - - - - -

7,834.56 8,338.30 8,295.29 8,573.14 8,718.14 - Modal Kerja 5,122.02 5,282.13 5,149.41 5,391.16 5,505.91 - Investasi 2,482.85 3,056.17 3,145.87 3,181.98 3,212.23 - Konsumsi 229.69 - - - -

5,086.08 4,584.12 5,300.78 5,925.62 5,753.55 - Modal Kerja 4,000.27 3,696.88 4,278.79 4,760.83 4,638.19 - Investasi 1,085.81 887.24 1,021.99 1,164.79 1,115.37 - Konsumsi - - - - -

3.25% 3.36% 3.22% 2.63% 2.82%

4.82% 5.43% 4.96% 3.80% 4.20%

BANK UMUM SYARIAH1,994.61 2,378.58 2,927.33 3,138.84 3,376.67

1,253.51 1,289.01 1,398.57 1,661.65 1,581.29 Giro 162.30 153.40 165.40 218.10 197.24 Tabungan 544.78 569.44 648.90 763.10 757.83 Deposito 546.43 566.17 584.27 680.45 626.22

2,357.99 2,656.38 2,876.48 3,088.84 3,268.49 - Modal Kerja 790.24 762.31 692.88 798.51 892.36 - Investasi 353.25 352.14 404.19 431.88 427.84 - Konsumsi 1,214.50 1,541.93 1,779.40 1,858.46 1,948.28

188.11% 206.10% 205.67% 185.89% 206.70%

Catt.* (<Rp. 50 Juta)** (Rp. 50 < X < Rp. 500 Juta)*** (Rp. 500 Juta < X < Rp. 5 M)**** Data Sementara

NPL UMKM gross (%)

Kredit UMKM (Rp. Miliar)

Kredit Mikro* (Rp. Miliar)

Kredit Kecil ** (Rp. Miliar)

Kredit Menengah *** (Rp. Miliar)

NPL Total gross (%)

D P K (Rp. Miliar)

L D R

Kredit - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar)

Kredit - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar)

INDIKATOR

BANK UMUM :

FDR

Total Aset (Rp. Miliar)

D P K (Rp. Miliar)

Pembiayaan - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar)

20122011

1Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Bab 1 Perkembangan Kondisi Makroekonomi

Perekonomian Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan I-2012 tumbuh cukup baik

sebesar 6,25% (y.o.y), meski melambat dibandingkan triwulan I-2011 (7,38%), namun lebih

tinggi dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,16%1. Pertumbuhan ekonomi Sulsel

pada triwulan laporan sedikit di bawah pertumbuhan nasional yang sebesar 6,30% (y.o.y).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Sulsel terutama masih didukung oleh

kinerja investasi dan konsumsi. Sementara dari sisi penawaran (sektoral), kinerja

perekonomian Sulsel didorong oleh sektor industri pengolahan, sektor perdagangan-hotel-

restauran, sektor angkutan-komunikasi dan sektor konstruksi.

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB

1.1 Permintaan Daerah

Pada triwulan I-2012, secara umum seluruh komponen permintaan mengalami

pertumbuhan positif, kecuali net ekspor yang masih mengalami pertumbuhan negatif.

Kegiatan investasi masih menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Sulsel.

Sejak triwulan II-2011, peran kinerja investasi lebih dominan dalam memberikan sumbangan

terhadap pertumbuhan perekonomian Sulsel menggeser peran konsumsi. Pertumbuhan

investasi pada triwulan I-2012 tercatat sangat tinggi sebesar 28,01% (y.o.y), sehingga

1 Sumber: Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan

6.25%6.30%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

9%

10%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4* 1**

2009 2010 2011 2012

y.o.y Sulsel

y.o.y Nas

Sumber : BPS, diolah

2 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

memberikan sumbangan paling besar yaitu 6,24%. Selain itu, konsumsi juga tumbuh cukup

tinggi pada triwulan laporan yaitu sebesar 7,16% (y.o.y) atau lebih besar dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 5,75% (y.o.y). Sejalan dengan itu, sumbangan

konsumsi terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan juga meningkat dari 4,02% menjadi

4,89%. Kegiatan perdagangan eksternal baik antar negara maupun antar daerah perlu

mendapatkan perhatian karena pertumbuhan ekspor dan impor masih mengalami kontraksi

meski relatif membaik dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini menyebabkan

pertumbuhan net ekspor terkontraksi 51,52% (yoy) pada triwulan I-2012 dan memberikan

sumbangan yang negatif terhadap pertumbuhan sebesar -4,87%.

Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (y.o.y)

1.1.1. Investasi

Investasi menjadi penyumbang terbesar pada sisi permintaan yaitu 6,24% dari total

pertumbuhan Sulsel pada periode laporan 6,25%. Kinerja investasi pada triwulan laporan

tumbuh cukup tinggi yaitu sebesar 28,01% (y.o.y), namun relatif melambat dibandingkan

triwulan IV-2011 sebesar 29,19% (y.o.y), meskipun masih lebih tinggi dibandingkan triwulan

I-2011 sebesar 0,32% (y.o.y). Pertumbuhan investasi di Sulsel pada triwulan ini masih lebih

banyak didorong oleh lanjutan realisasi proyek-proyek infrastruktur swasta, seperti

penyelesaian Tonasa V, pembangunan megaproyek di kawasan Centre Point of Indonesia

(CPI) dan pembangunan Grand Rindra Hotel di sekitar Celebes Convention Centre (CCC).

Selain itu juga terdapat proyek-proyek lanjutan pembangkit listrik, seperti proyek

pembangunan PLTU Bosowa, Jeneponto dan PLTA Poso. Meski demikian, realisasi investasi di

sektor pemerintah pada awal tahun masih belum optimal, yang tercermin pada realisasi

Kons Inv Eks Imp Net Eksim TOTAL Kons Inv Eks Imp Net Eksim TOTAL1 6.19% 2.75% 90.54% 98.08% 53.35% 7.35% 4.38% 0.69% 22.98% 20.70% 2.28% 7.35%2 6.48% 9.64% 57.06% 67.22% 29.55% 9.04% 4.53% 2.13% 17.04% 14.66% 2.38% 9.04%3 5.63% 7.03% 62.70% 90.42% 20.28% 7.58% 3.88% 1.39% 18.05% 15.75% 2.31% 7.58%4 5.78% 6.62% 18.27% 13.36% 54.53% 8.77% 4.16% 1.48% 8.77% 5.65% 3.13% 8.77%1 4.65% 0.32% 6.88% -2.43% 66.18% 7.38% 3.26% 0.08% 3.10% -0.95% 4.05% 7.38%2 4.09% 18.50% 9.38% 6.94% 17.91% 8.61% 2.79% 4.11% 4.03% 2.32% 1.71% 8.61%3 4.83% 61.10% -4.55% 15.90% -54.07% 8.43% 3.27% 12.05% -1.98% 4.90% -6.88% 8.43%4 5.75% 29.19% -22.45% -16.92% -52.38% 6.16% 4.02% 6.40% -11.72% -7.45% -4.27% 6.16%1 7.16% 28.01% -17.12% -7.93% -51.52% 6.25% 4.89% 6.24% -7.68% -2.81% -4.87% 6.25%234

Sumber : BPS & Proyeksi BINote: Investasi merupakan penggabungan antara PMTB dan perubahan inventori* Angka Sementara, ** Angka Sangat Sementara & *** Angka Sangat Sangat Sementara

20

12

**

*

PERIODEPERTUMBUHAN (yoy) SUMBANGAN (yoy)

20

10

*2

01

1*

*

3Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

belanja modal Pemda baru mencapai 1,11% pada triwulan I-2011 (lihat Bab Keuangan

Daerah).

Perkembangan investasi yang cukup tinggi tersebut juga tercermin dari pemakaian

listrik dari sektor industri (grafik 1.2.3) dan bisnis (grafik 1.2.4) yang cukup tinggi dan

tumbuh meningkat pada triwulan laporan. Namun demikian, pertumbuhan investasi yang

relatif tinggi tersebut masih belum optimal yang ditandai relatif tertahannya pengadaan

semen (grafik 1.2.1) dan volume impor capital goods (grafik 1.2.2). Sebagaimana diketahui

ekspektasi kenaikan biaya BBM pada April 2012 telah mendorong kenaikan biaya semen

pada triwulan I-2012.

Grafik 1.2. Prompt Indikator Kinerja Investasi

Grafik 1.2.1.Realisasi Pengadaan Semen

Grafik 1.2.2.Volume Impor Capital Goods

Grafik 1.2.3.Konsumsi Listrik Sektor Industri

Grafik 1.2.4.Konsumsi Listrik Sektor Bisnis

1.1.2. Konsumsi

Konsumsi memberikan sumbangan terbesar kedua yaitu sebesar 4,89% dari total

pertumbuhan Sulsel pada periode laporan. Kinerja konsumsi pada triwulan laporan sebesar

7,16% (y.o.y) membaik dibandingkan triwulan IV-2011 sebesar 5,75% (y.o.y), dan triwulan I-

2011 sebesar 4,65 % (y.o.y). Pertumbuhan konsumsi yang meningkat tersebut dipengaruhi

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

100

200

300

400

500

600

700

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2009 2010 2011 2012

Ribu

an T

on

Sulsel y.o.ySumber : ASI* : Sementara

-200%

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

700%

800%

900%

-

5

10

15

20

25

30

35

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4** 1*

2009 2010 2011 2012Juta

Kg

Capital GoodsCapital Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos - BI

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

15 35 55 75 95

115 135 155 175 195

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012Juta

GW

H

Industriy.o.y

Sbr : PLN Divre VII* Sementara

-40%-30%-20%-10%0%10%20%30%40%

10 30 50 70 90

110 130 150 170 190 210

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Juta

GW

H

Bisnis y.o.y Sbr : PLN Divre VII* Sementara

4 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

oleh peningktan pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Kemudian dari sisi pemerintah,

realisasi anggaran pemerintah yang pada triwulan I-2012 juga menunjukkan kinerja yang

sangat baik dengan pertumbuhan sebesar 10,74% (y.o.y). Meski pada triwulan I-2012

realisasi belanja pemerintah baru mencapai sebesar Rp0,73 triliun atau 15,22% dari total

anggaran Rp4,77 triliun, namun realisasi pertumbuhan tahunan belanja pemerintah

mencapai 163,07% (lihat Bab Keuangan Daerah).

Pertumbuhan konsumsi yang cukup baik tersebut, didukung pula oleh hasil survei

konsumen Bank Indonesia Makassar, dimana Indeks Keyakinan Konsumen pada triwulan

laporan masih memiliki optimisme yang tinggi meski sedikit menurun dibandingkan triwulan

IV-2011 (grafik 1.3.1).

Grafik 1.3. Prompt Indikator Kinerja Konsumsi

Grafik 1.3.1.Indeks Keyakinan Konsumen

Grafik 1.3.2.Konsumsi Listrik Sektor Industri

Grafik 1.3.3.Konsumsi Listrik Sektor Bisnis

Grafik 1.3.4.Volume Impor Consumers Goods

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Indeks Keyakinan Konsumeny.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

15 35 55 75 95

115 135 155 175 195

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012Juta

GW

H

Industriy.o.y

Sbr : PLN Divre VII* Sementara

-40%-30%-20%-10%0%10%20%30%40%

10 30 50 70 90

110 130 150 170 190 210

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Juta

GW

H

Bisnis y.o.y Sbr : PLN Divre VII* Sementara

-500%

0%

500%

1000%

1500%

2000%

2500%

3000%

-

10

20

30

40

50

60

70

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4** 1*

2009 2010 2011 2012Juta

Kg

Consumer Goods

Consumer Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos - BI

5Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Grafik 1.3.5.Indeks Penj. Eceran Kel. Sk Cdg&Aksesoris

Grafik 1.3.7.Indeks Penjualan Eceran

Kel. Makanan, Minuman dan Tembakau

Grafik 1.3.6.Indeks Penjualan Eceran Kel. Bahan Bakar

Grafik 1.3.8.Indeks Penjualan Eceran

Kel. Peralatan & Komunikasi Toko

Grafik 1.3.9.Perkembangan Indeks

Nilai Tukar Petani

Grafik 1.3.10.Indeks Penjualan Eceran

Kel. Perlengkapan Rumah Tangga

Prompt indikator yang juga menunjukkan peningkatan konsumsi adalah

perkembangan indeks penjualan eceran untuk kelompok bahan bakar, makanan-minuman-

tembakau, peralatan komunikasi toko dan pelengkapan Rumah Tangga (grafik 1.3.6, 1.3.7,

1.3.8 dan 1.3.10) juga tumbuh meningkat dibandingkan triwulan IV-2011. Beberapa

indikator lain yang ikut mendorong peningkatan konsumsi adalah pertumbuhan konsumsi

listrik sektor industro (grafik 1.3.2) dan sektor bisnis (grafik 1.3.3) yang lebih tinggi

dibandingkan periode sebelumnya. Di sisi lain, perkembangan volume impor consumer goods

-20%-15%-10%-5%0%5%10%15%20%25%30%

020406080

100120140160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Sk Cdg&Akssoris

yoy

Smb : SPE

-60%-40%-20%0%20%40%60%80%

0100200300400500600700

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Mkn-Minum&Tmbkauyoy

Smb : SPE

-60%-40%-20%0%20%40%60%80%

0102030405060708090

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Bhn Bkr Kndryoy

Smb : SPE

-100%-50%0%50%100%150%200%250%

0

50

100

150

200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Praltan&Kmunikasi Tokoyoy

-2%-1%0%1%2%3%4%5%6%7%8%

94

96

98

100

102

104

106

108

110

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2009 2010 2011 2012

NTP y.o.y

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

0

200

400

600

800

1,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Prlngkpan RTyoy

6 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

(grafik 1.3.4) dan indeks Nilai Tukar Petani (grafik 1.3.9) cenderung menunjukan penurunan.

Sementara, perkembangan indeks penjualan eceran kelompok suku cadang dan aksesoris

(grafik 1.3.5) menunjukan pergerakan yang cenderung menurun sehubungan dengan

rencana kenaikan BBM pada 1 April 2012.

1.1.3. Perdagangan Eksternal (Ekspor – Impor)

Dari sisi perdagangan eksternal, kinerja net ekspor-impor Sulsel pada triwulan laporan

masih mengalami kontraksi sebesar 51,52% (y.o.y), namun lebih baik dibandingkan triwulan

IV-2011 yang mengalami kontraksi mencapai 52,38% (y.o.y). Pertumbuhan negatif net

ekspor-impor pada triwulan laporan, terutama karena menurunnya volume ekspor antar

negara dan antar pulau yang lebih besar dibandingkan periode sebelumnya. Di sisi lain,

pertumbuhan impor antar negara dan antar pulau terkontraksi pada level yang lebih kecil

(grafik 1.5.4), menyebabkan net ekspor-impor Sulsel masih terkontraksi pada periode

laporan.

Kinerja ekspor Sulsel terutama didorong oleh peningkatan ekspor beberapa komoditi

Sulsel diataranya ikan-udang-kepiting, biji-bijian dan tanaman obat, garam, belerang, olahan

makanan hewan serta kapur dan semen. Peningkatan ekspor komoditi tersebut juga sejalan

dengan prompt yang menunjukkan peningkatan volume muat luar negeri via pelabuhan

kenaikan (grafik 1.4.3). Namun demikian, peningkatan ekspor komoditi tersebut belum

dapat mendorong ekspor Sulsel keluar dari kondisi kontraksi terutama masih tertahan dan

menurunnya ekspor beberapa komoditas unggulan Sulsel pada Maret 2012, seperti kayu dan

barang dari kayu, kakao, karet, buah-buahan, olahan ikan dan daging, serta nikel2 (grafik

1.4.5, grafik 1.4.6 dan grafik 1.4.7).

Grafik 1.4. Prompt Indikator Kinerja Ekspor

Grafik 1.4.1.Volume Ekspor Luar Negeri Non Migas Total

Grafik 1.4.2.Volume Muat Dalam Neg. via Pelabuhan

2 Tribun News, Maret, Ekspor Sulsel Menurun, http://www.tribunnews.com/2012/05/01/maret-ekspor-sulsel-menurun, 1 Mei 2012.

-60%-50%-40%-30%-20%-10%0%10%20%30%40%50%

-50

100 150 200 250 300 350 400 450

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2008 2009 2010 2011 2012

Ribu

Ton

EKSPOR NON MIGAS TOTAL y.o.y

Smb : Cognos - BI* Sementara

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Ribu

Ton

MUAT AP

yoySumber : Pelindo IV* : Sementara

7Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Grafik 1.4.3.Volume Muat Luar Negeri

via Pelabuhan

Grafik 1.4.4.Volume Ekspor Luar Negeri

Ikan, Udang, Kerang dan lain-lain

Grafik 1.4.5.Volume Ekspor Luar Negeri

Kopi, Teh, Kakao dan Sejenisnya

Grafik 1.4.6.Volume Ekspor Luar Negeri

Komoditas Nikel

Grafik 1.4.7.Volume Ekspor Luar Negeri Kayu Olahan

Grafik 1.4.8.Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD

Meski masih terkontraksi pada triwulan laporan, ekspor Sulsel mulai mengalami

pertumbuhan karena meningkatnya kinerja perdagangan antar pulau (ekspor antar pulau),

yang tercermin dari meningkat aktivitas muat dalam negeri via pelabuhan (grafik 1.4.2).

Kondisi yang sama juga terjadi pada aktivias impor meski membaik namun masih

mengalami kontraksi. Hal tersebut karena relatif meningkatnya permintaan terhadap

consumer goods (grafik 1.5.3) dan intermediate goods (grafik 1.5.4), yang terindikasi dari

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

0.0

0.0

0.0

0.1

0.1

0.1

0.1

0.1

0.2

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Ribu

Ton

MUAT LN

yoySumber : Pelindo IV* : Sementara

-25%-20%-15%-10%-5%0%5%10%15%20%

-

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2008 2009 2010 2011 2012

Ribu

Ton

IKAN, UDANG, KERANG, DLL TOTALy.o.y

Smb : Cognos - BI* Sementara

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

-10 20 30 40 50 60 70 80 90

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3* 4**

2008 2009 2010 2011

Ribu

Ton

KOPI, TEH, KAKAO & SEJENISNYATOTALy.o.y

Smb : Cognos - BI* Sementara

-400%-200%0%200%400%600%800%1000%1200%1400%

0102030405060708090

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2009 2010 2011 2012

Volume Ekspor Nikel

Total y.o.y

Smb : Cognos - BI* Sementara

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

-

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3* 4**

2008 2009 2010 2011

Ribu

Ton

BARANG2 KAYU & GABUSTOTALy.o.y

Smb : Cognos - BI* Sementara

-15.0%

-10.0%

-5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

6,000

6,500

7,000

7,500

8,000

8,500

9,000

9,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Rata-rata Kurs Tengah

8 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

meningkatnya aktivitas bongkar via pelabuhan dari dalam negeri maupun luar negeri (grafik

1.5.5 dan 1.5.6). Sementara itu, belum optimalnya kinerja impor (masih terkontraksi) diduga

masih terkait dengan relatif melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap USD (grafik 1.5.7) pada

periode laporan dan juga sejalan dengan melambatnya perekonomian Sulsel pada periode

laporan.

Grafik 1.5. Prompt Indikator Kinerja Impor

Grafik 1.5.1.Volume Impor Luar Negeri Capital Goods

Grafik 1.5.2.Indeks Penghasilan Saat Ini dibandingkan 6

bln yg lalu

Grafik 1.5.3.Volume Impor Luar Negeri Consumer Goods

Grafik 1.5.4.Vol. Impor Luar Negeri Intermediate Goods

Grafik 1.5.5.Volume Bongkar Dalam Negeri via Pelabuhan

Grafik 1.5.6.Volume Bongkar Luar Negeri via Pelabuhan

-200%

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

700%

800%

900%

-

5

10

15

20

25

30

35

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012Juta

Kg

Capital GoodsCapital Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos - BI

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Penghasilan saat ini dibandingkan 6 bln yg laluy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

-500%

0%

500%

1000%

1500%

2000%

2500%

3000%

-

10

20

30

40

50

60

70

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012Juta

Kg

Consumer Goods

Consumer Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos - BI

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

-

50

100

150

200

250

300

350

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Juta

Kg

Intermediate GoodsIntermediate Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos - BI

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Ribu

Ton

BONGKAR APyoy

Sumber : Pelindo IV* : Sementara

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0.0

0.1

0.1

0.2

0.2

0.3

0.3

0.4

0.4

0.5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Ribu

Ton

BONGKAR LN

yoySumber : Pelindo IV* : Sementara

9Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Grafik 1.5.7.Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD

Grafik 1.5.8.Indeks Penjualan Eceran

Kel. Kendaraan dan Suku Cadang

1.2. Penawaran Daerah (Sektoral)

Dari sisi penawaran (sektor ekonomi), secara tahunan (y.o.y) sebagian besar sektor

mengalami pertumbuhan positif pada triwulan I-2012, kecuali sektor pertanian dan

pertambangan yang mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi). Sektor yang menjadi

penyumbang utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan adalah sektor industri

pengolahan, sektor perdagangan-hotel-restauran, sektor angkutan-komunikasi dan sektor

konstruksi.

Selanjutnya sektor yang mengalami mengalami pertumbuhan tertinggi pada triwulan

I-2012 adalah sektor listrik-gas-air bersih (21,99%), diikuti berturut-turut oleh sektor industri

pengolahan (20,90%), angkutan-komunikasi (16,34%), konstruksi (13,89%), sektor

perdagangan-hotel-restoran (10,54%) dan keuangan-real estate-jasa perusahaan (10,07%).

Sementara sektor jasa-jasa hanya tumbuh sebesar 2,67%. Sektor yang mengalami

pertumbuhan negatif adalah sektor pertanian dan sektor pertambangan-penggalian masing-

masing -4.80% dan -7,61% (tabel 1.2).

Tabel 1.2. Perkembangan PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.o.y)

-15.0%

-10.0%

-5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

6,000

6,500

7,000

7,500

8,000

8,500

9,000

9,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Rata-rata Kurs Tengah

-20%-15%-10%-5%0%5%10%15%20%25%30%

020406080

100120140160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Sk Cdg&Akssoris

yoy

Smb : SPE

Tani Tambang Industri LGA Komstr PHR Angkom Keu Jasa TOTAL1 7.22% -13.99% -5.80% 9.25% 15.79% 10.93% 4.77% 5.94% 7.65% 4.09%2 4.12% -4.51% 6.69% 9.86% 11.74% 10.55% 8.67% 9.16% 6.80% 6.19%3 6.43% -4.31% 11.78% 13.62% 14.64% 10.28% 10.75% 11.41% 6.71% 8.04%4 0.84% 5.73% 1.72% 2.47% 14.34% 11.33% 15.99% 18.24% 3.39% 6.53%1 -6.98% 25.52% 14.12% 5.08% 11.83% 8.99% 17.56% 25.16% 3.25% 7.35%2 7.68% 17.85% 3.56% 12.58% 9.07% 9.67% 15.44% 15.88% 3.13% 9.04%3 7.05% 12.52% -0.16% 6.31% 7.33% 10.51% 13.38% 11.82% 4.21% 7.58%4 1.49% 8.08% 8.74% 8.20% 8.68% 17.15% 13.39% 15.07% 6.44% 8.77%1 12.54% -15.49% 3.10% 3.99% 8.48% 11.52% 13.11% 10.56% 6.80% 7.38%2 8.59% -0.38% 4.47% 2.05% 13.46% 14.02% 10.27% 11.94% 7.42% 8.61%3 4.92% -0.34% 10.69% 6.34% 13.59% 11.70% 11.07% 17.52% 6.21% 8.43%4 -0.17% -9.11% 12.12% 22.27% 12.65% 6.14% 13.89% 19.18% 4.52% 6.16%1 -4.80% -7.61% 20.90% 21.99% 13.89% 10.54% 16.34% 10.07% 2.67% 6.25%234

2009

2010

*20

11**

PERIODEPERTUMBUHAN (yoy)

2012

***

10 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Berikut ini adalah ulasan masing-masing sektor berdasarkan tingkat pangsa (share)

terhadap perekonomian Sulsel dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil.

1.2.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian pada triwulan laporan, mengalami kontraksi lebih dalam sebesar

4,80%, atau jauh menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontrasi sebesar

0,17% (y.o.y). Hal tersebut disebabkan oleh menurunnya produksi sub sektor tabama,

perkebunan dan sub sektor perikanan (hasil ikan tangkap) pada triwulan I-2012, yang

terkadala akibat proses distribusi pupuk yang terganggu pada awal tahun 2012 dan cuaca

yang kurang kondusif.

Grafik 1.6. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertanian

Grafik 1.6.1.Perkembangan Rata-rata

Indeks Yang Diterima Petani

Grafik 1.6.2.Perkembangan Rata-rata

Nilai Tukar Petani

Tani Tambang Industri LGA Konstr PHR Angkom Keu Jasa TOTAL1 2.12% -1.37% -0.81% 0.09% 0.78% 1.69% 0.38% 0.38% 0.85% 4.09%2 1.20% -0.40% 0.95% 0.10% 0.62% 1.65% 0.70% 0.61% 0.76% 6.19%3 1.89% -0.38% 1.62% 0.14% 0.77% 1.65% 0.89% 0.73% 0.74% 8.04%4 0.24% 0.50% 0.24% 0.03% 0.79% 1.81% 1.36% 1.17% 0.39% 6.53%1 -2.11% 2.07% 1.79% 0.05% 0.65% 1.48% 1.39% 1.64% 0.37% 7.35%2 2.19% 1.42% 0.51% 0.13% 0.50% 1.57% 1.28% 1.08% 0.35% 9.04%3 2.04% 0.99% -0.02% 0.07% 0.41% 1.72% 1.14% 0.78% 0.46% 7.58%4 0.40% 0.70% 1.17% 0.08% 0.51% 2.87% 1.24% 1.08% 0.73% 8.77%1 3.28% -1.47% 0.42% 0.04% 0.48% 1.93% 1.14% 0.80% 0.75% 7.38%2 2.42% -0.03% 0.61% 0.02% 0.74% 2.30% 0.90% 0.87% 0.79% 8.61%3 1.42% -0.03% 1.41% 0.07% 0.76% 1.97% 0.99% 1.20% 0.65% 8.43%4 -0.04% -0.78% 1.62% 0.22% 0.74% 1.10% 1.34% 1.45% 0.50% 6.16%1 -1.32% -0.57% 2.71% 0.22% 0.80% 1.83% 1.50% 0.79% 0.29% 6.25%234

Sumber : BPS & Proyeksi BI* Angka Sementara, ** Angka Sangat Sementara & *** Angka Sangat Sangat Sementara

2009

2010

*20

11**

PERIODESUMBANGAN (yoy)

2012

***

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

-

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2009 2010 2011 2012

Indeks Yang Diterima Petani y.o.y

-2%-1%0%1%2%3%4%5%6%7%8%

94

96

98

100

102

104

106

108

110

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2009 2010 2011 2012

NTP y.o.y

11Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Penurunan sektor pertanian dimaksud, juga dicerminkan oleh menurunnya

pertumbuhan indeks yang diterima petani dibandingkan periode sebelumnya (grafik 1.6.1

dan 1.6.2) yang dipengaruhi pertumbuhan hasil panen. Secara keseluruhan, kesejahteraan

petani masih relatif baik yang tercermin pada Indeks Nilai Tukar Petani yang masih positif

meskipun cenderung melambat karena penurunan pertumbuhan indeks yang diterima

petani.

1.2.2. Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR)

Pertumbuhan sektor ini relatif cukup tinggi mencapai 10,54% (y.o.y), atau lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 6,14% (y.o.y). Pertumbuhan sektor

ini diindikasikan oleh hasil survei penjualan eceran (SPE) yang menunjukkan penjualan

beberapa kelompok komoditas masih tumbuh cukup baik, antara lain kelompok makanan-

minuman-tembakau, peralatan-komunikasi toko dan barang budaya-rekreasi (grafik 1.7.3,

1.7.4 dan 1.7.5). Sementara itu meningkatnya pertumbuhan pada sektor ini tercermin dari

beberapa prompt indikator seperti volume dan pertumbuhan aktivitas bongkar muat luar

negeri dan juga antar pulau yang cenderung meningkat (grafik 1.7.1 dan grafik 1.7.7) dan

penjualan kelompok komoditas bahan kimia (grafik 1.7.6) yang tercermin dari hasil SPE yang

juga meningkat.

Meski demikian, sub sektor hotel dan restoran diperkirakan belum tumbuh optimal

pada triwulan laporan. Hal ini sejalan dengan rata-rata Tingkat Penghunian Kamar (TPK)

berbintang (grafik 1.7.2) dan total hasil indeks penjualan eceran SPE (grafik 1.7.6) yang

cenderung melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Grafik 1.7. Prompt Indikator Kinerja Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran

Grafik 1.7.1.Volume Bongkar Muat Luar Negeri

Via Pelabuhan

Grafik 1.7.2.Rata-rata Tingkat Penghunian Kamar

Hotel Berbintang

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012Ribu

Ton

BONGKAR LN

MUAT LN

yoy

Sumber : Pelindo IV* : Sementara

30.00

35.00

40.00

45.00

50.00

55.00

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Tingkat Hunian Kmr Sulsel

12 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Grafik 1.7.3.Perkembangan Indeks Penjualan EceranKel. Makanan, Minuman dan Tembakau

Grafik 1.7.4.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Peralatan dan Komunikasi Toko

Grafik 1.7.5.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Barang Budaya&Rekreasi

Grafik 1.7.6.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Grafik 1.7.7.Vol. Bongkar Muat AP Via Pelabuhan

1.2.3. Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan

Sektor ini termasuk sektor yang selalu tumbuh tinggi sejak triwulan II-2009, dan

mengalami pertumbuhan tertinggi keenam dibandingkan sektor lainnya. Pada triwulan I-

2012, sektor dimaksud masih tumbuh relatif tinggi sebesar 10,07% (y.o.y), namun lebih

rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2011 sebesar 19,18% (y.o.y) dan

dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 10,56% (y.o.y). Masih tingginya pertumbuhan sektor

-60%-40%-20%0%20%40%60%80%

0100200300400500600700

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Mkn-Minum&Tmbkauyoy

Smb : SPE

-100%-50%0%50%100%150%200%250%

0

50

100

150

200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Praltan&Kmunikasi Tokoyoy

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Brg Budaya & Rekreasiyoy

Smb : SPE

-

20

40

60

80

100

120

140

160

180

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Indeks Penjualaan Riil

Inde

ks

-60%-50%-40%-30%-20%-10%0%10%20%30%40%50%

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1.4

1.6

1.8

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Ribu

Ton

BONGKAR APMUAT APyoy

Sumber : Pelindo IV* : Sementara

13Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

keuangan-persewaan-jasa perusahaan pada triwulan I-2012, terutama didorong oleh sub

sektor keuangan tercermin dari tingginya aktivitas perbankan dan juga lembaga keuangan

non-perbankan di Sulsel sejak awal tahun 2012.

Pertumbuhan sektor ini terkonfirmasi dari tingkat pertumbuhan pembiayaan lembaga

keuangan non bank dan nilai tambah bruto (NTB) bank umum (grafik 1.8.1 dan 1.8.2) yang

cenderung meningkat, meski perkembangan kredit bank umum (grafik 1.8.3) yang relatif

melambat pada triwulan I-2012. Kinerja sektor perbankan akan dibahas lebih lanjut pada bab

perbankan.

Grafik 1.8. Prompt Indikator Kinerja Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan

Grafik 1.8.1.Pembiayaan Lemb. Keuangan Non Bank

Grafik 1.8.2.Nilai Tambah Bruto Bank Umum

Grafik 1.8.3.Perkembangan Kredit Bank Umum

1.2.4. Sektor Industri Pengolahan

Pada triwulan I-2012, sektor ini mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi sebesar

20,90% dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 12,12% (y.o.y). Peningkatan

pertumbuhan tersebut didorong oleh kinerja industri makanan-minuman, semen dan industri

tepung terigu Sulsel. Meningkatnya aktivitas industri makanan dan minuman sejalan dengan

Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan Kantor Perwakilan BI Wilayah I, untuk

kelompok makanan-minuman dan tembakau yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

-

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012Mill

ions

Sbr : Lembaga Keuangan Non-Bank* Sementara

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012Trily

un R

p

NTB SULSEL y.o.y

Sbr : LBU - BI

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2009 2010 2011 2012

Trili

un R

p

KREDITGrowth (yoy)

14 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

periode sebelumnya maupun tahun sebelumnya. Tinnginya pertumbuhan industri makanan

dan minuman diperkirakan berasal dari industri gula refinasi yang tercermin dari peningkatan

impor antar pulau raw sugar pada triwulan I-2012 (grafik 1.9.3) yang merupakan bahan

baku industri termasuk industri gula rafinasi dan juga impor gandum3.

Selain itu, realisasi pengadaan semen pada triwulan laporan masih cukup baik, meski

cenderung melambat akibat ekspektasi kenaikan harga BBM pada April 2012 (grafik 1.9.2).

Hal tersebut masih sejalan dengan masih tingginya permintaan semen untuk penyelesaian

proyek-proyek infrastruktur jalan, properti baik pemerintah maupun swasta. Kemudian,

pertumbuhan produksi tepung terigu masih pada level yang relatif tinggi, meski cenderung

melambat.

Grafik 1.9. Prompt Indikator Kinerja Sektor Industri Pengolahan

Grafik 1.9.1.Realisasi Produksi Tepung Terigu

Grafik 1.9.2.Realisasi Pengadaan Semen

Grafik 1.9.3.Vol. Bongkar Antar Pulau Via Pelabuhan

Grafik 1.9.4.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Barang Makanan-minuman&tembakau

3Makassar Terkini, Arus Barang Naik,

http://www.makassarterkini.com/index.php?option=com_content&view=article&id=3578:arus-barang-naik-184-&catid=44:info-terkini, 4 Januari 2012.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Ribu

an T

on

Produksi-axis kiriyoy-axis kanan

Sumber : EFM Mks

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

100

200

300

400

500

600

700

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2009 2010 2011 2012

Ribu

an T

on

Sulsel y.o.ySumber : ASI* : Sementara

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Ribu

Ton

BONGKAR APyoy

Sumber : Pelindo IV* : Sementara

-60%-40%-20%0%20%40%60%80%

0100200300400500600700

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Mkn-Minum&Tmbkauyoy

Smb : SPE

15Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

1.2.5. Sektor Angkutan-Komunikasi

Pada triwulan I-2012, sektor angkutan-komunikasi masih tetap tumbuh pada level

yang tinggi mencapai sebesar 16,34% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2011

sebesar 13,89% (y.o.y). Pertumbuhan pada sub sektor angkutan diperkirakan didorong oleh

aktivitas angkutan darat dan udara. Hal ini sejalan dengan beberapa prompt indicators

seperti jumlah penumpang angkutan udara, maupun hasil survei penjualan eceran kelompok

suku cadang-aksesoris dan bahan bakar. Pertumbuhan jumlah penumpang dan lalu lintas

pesawat udara cenderung meningkat (grafik 1.10.1 dan 1.10.2). Namun, sebaliknya kinerja

angkutan laut cenderung menurun apabila dilihat dari sisi jumlah penumpang, meski masih

tumbuh positif dibandingkan periode sebelumnya (grafik 1.10.3). Hasil survei penjualan

eceran, terutama pada kelompok bahan bakar juga menunjukan kecenderungan meningkat

(grafik 1.10.4).

Grafik 1.10. Prompt Indikator Kinerja Subsektor Angkutan

Grafik 1.10.1.Lalu Lintas Penumpang

Angkutan Udara

Grafik 1.10.2.Lalu Lintas Pesawat

Angkutan Udara

Grafik 1.10.3.Lalu Lintas Penumpang

Angkutan Laut

Grafik 1.10.4.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.

Bahan Bakar

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2008 2009 2010 2011 2012

Ribu

Org

DEP ARRy.o.y

Lalu Lintas Penumpang

Smb : Bandara S. Hasanuddin* : Sementara

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2008 2009 2010 2011 2012

DEPARRy.o.y

Lalu Lintas Pesawat

Smb : Bandara S. Hasanuddin* : Sementara

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Embarkasi (keluar)Debarkasi (masuk)Y.O.Y

Sumber : Pelindo IV* : Sementara

ribu

org

-60%-40%-20%0%20%40%60%80%

0102030405060708090

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Bhn Bkr Kndryoy

Smb : SPE

16 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

1.2.6. Sektor Konstruksi

Sektor yang juga mencatat pertumbuhan cukup tinggi pada triwulan laporan adalah

sektor konstruksi yakni sebesar 13,89% (y.o.y), atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan

triwulan sebelumnya yang sebesar 12,65% (y.o.y). Masih tingginya pertumbuhan sektor

bangunan/konstruksi, diperkirakan terjadi karena penyelesaian proyek-proyek bangunan baik

perkantoran, hotel maupun properti hunian sektor pemerintah maupun swasta di Sulsel.

Pertumbuhan sektor ini terindikasi dari masih tingginya realisasi pengadaan semen meski

cenderung melambat akibat melonjaknya harga bahan bangunan karena ekspektasi kenaikan

harga BBM pada April 2012 (grafik 1.11.1). Tingginya pertumbuhan sektor dimaksud juga

sejalan dengan tingginya pertumbuhan investasi pada triwulan laporan (28,01%). Di sisi lain,

realisasi proyek-proyek pemerintah masih kurang optimal yang tercermin dari realisasi belanja

modal pada triwulan I-2012 baru mencapai 1,11%.

Grafik 1.11. Prompt Indikator Kinerja Sektor Bangunan

Grafik 1.11.1Realisasi Pengadaan Semen

Selanjutnya, apabila dibandingkan triwulan I-2011 (8,48%), pertumbuhan sektor ini

tercatat jauh lebih tinggi. Hal ini menunjukkan perkembangan yang pesat sektor ini seiring

dengan meningkatnya pembangunan sarana jalan, perkantoran, hotel maupun properti

residensial.

1.2.7. Sektor Jasa-jasa

Pertumbuhan sektor jasa-jasa menunjukkan pertumbuhan yang relatif melambat.

Pada triwulan laporan, sektor jasa-jasa tumbuh melambat menjadi 2,67% (y.o.y)

dibandingkan triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar 4,52%.

Pertumbuhan kegiatan jasa sosial dan kemasyarakatan jasa seperti lembaga

pendidikan seperti bimbingan belajar dan berbagai lembaga kursus lainnya di bidang seni,

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

100

200

300

400

500

600

700

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2009 2010 2011 2012

Ribu

an T

on

Sulsel y.o.ySumber : ASI* : Sementara

17Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

perawatan jasmani-kosmetik dan kesehatan relatif melambat sejalan dengan aktivitas

perekonomian Sulsel yang belum optimal.

1.2.8. Sektor Listrik-Gas-Air Bersih

Pertumbuhan sektor listrik-gas-air bersih masih tumbuh sangat tinggi atau tertinggi

pada periode laporan yaitu sebesar 21,99% (y.o.y), namun sedikit melambat dibandingkan

triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar 22,27%. Tingginya pertumbuhan sektor dimaksud

bersumber dari meningkatnya kinerja sub sektor listrik di Sulsel (grafik 12.1) yang

menyumbang positif bagi pertumbuhan sektor listrik-gas dan air secara keseluruhan.

Grafik 1.12.1.Penjualan Listrik (Juta Kwh)

Kondisi kelistrikan Sulsel pada triwulan I-2012 semakin membaik, karena adanya

dukungan sejumlah pembangkit listrik baru di Sulsel yang sudah mulai beroperasi, antara lain

pembangkit listrik tenaga mikro hidro atau PLTMH di Desa Pallawa, Kabupaten Bone4,

dimana PLTMH Pallawa mampu memenuhi energi listrik 140 kepala keluarga (KK) yang

bermukim di daerah yang cukup terpencil dimana akses untuk menjangkau daerah tersebut

harus melalui tiga kabupaten yakni daerah Maros, Barru dan Soppeng. Kemudian proyek

kota gas di Kabupaten Wajo5 dan uji coba suplai listrik dari PLTU Bosowa di Jeneponto telah

direalisasikan juga pada pertengahan Maret 20126.

1.2.9. Sektor Pertambangan - Penggalian

Pada triwulan I-2012, sektor ini masih mengalami kontraksi namun membaik

dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu menjadi -7,61% (y.o.y) pada triwulan laporan, dari

-9,11% pada triwulan IV-2011. Selanjutnya apabila dibandingkan pertumbuhan triwulan I- 4 Bisnis Indonesia, LISTRIK : Warga Bone kelola PLTMH Pallawa,http://www.bisnis-kti.com/index.php/2012/01/listrik-warga-bone-kelola-pltmh-pallawa/, 30 Januari 2012.5

Antra News, Kota Gas Wajo Diresmikan Januari 2012http://makassar.antaranews.com/berita/35262/kota-gas-wajo-diresmikan-januari-2012, 5 Januari 2012.6

Tribun Timur, PLTU Bosowa di Jeneponto Ujicoba Suplai Listrik, http://makassar.tribunnews.com/2012/03/18/hari-ini-pltu-bosowa-di-jeneponto-suplai-listrik, 18 Maret 2012.

-10%-5%0%5%10%15%20%25%30%35%

-100 200 300 400 500 600 700 800 900

1,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012Juta

KW

H

Total Pemakaian Listriky.o.y

Sbr : PLN Divre VII

18 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

2011 yang terkontraksi sebesar 15,49% (y.o.y), maka terjadi perbaikan kinerja produksi pada

sektor ini.

Masih belum optimalnya kinerja sektor dimaksud diperkirakan disebabkan beberapa

faktor antara lain PT.Vale Indonesia Tbk masih melakukan pekerjaan pembangunan kembali

Tanur Listrik 2 dan perbaikan pada Tanur Listrik 1 sejak triwulan akhir tahun 2011. Ditambah

lagi dengan harga nikel internasional yang kurang menguntungkan sehingga menurunkan

kinerja pertambangan nikel Sulsel pada periode laporan (grafik 1.13.2). Kondisi tersebut juga

sejalan dengan pertumbuhan ekspor nikel yang belum optimal (grafik 1.13.1).

Grafik 1.13.1.Volume Ekspor Luar Negeri Nikel

Grafik 1.13.2.Produksi Nikel

-400%-200%0%200%400%600%800%1000%1200%1400%

0102030405060708090

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2009 2010 2011 2012

Volume Ekspor Nikel

Total y.o.y

Smb : Cognos - BI* Sementara

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2009 2010 2011 2012

Produksi nikel dlm mattey.o.y

* Sementara

25Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Bab 2 Perkembangan Inflasi

2.1. Perkembangan Inflasi

Laju inflasi tahunan Sulsel pada triwulan I-2012, masih sejalan dengan arah proyeksi

inflasi (3,85%; yoy) yang diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Inflasi

pada triwulan I-2012 sebesar 4,06% (yoy), lebih tinggi dari triwulan IV-2011 sebesar 2,88%

(yoy) namun lebih rendah dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 6,33% (yoy). Selanjutnya,

inflasi tahunan Sulsel tercatat lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional sebesar 3,97%

(yoy)1.

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan

2.1.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa

Tabel 2.1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (%, yoy)

1 Sumber : BPS

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2008 2009 2010 2011 2012

y.o.y - Nasy.o.y - Ssy.t.d - Ss

Sumber : BPS diolah

%

Sumber : BPS diolah

%

Bahan Makanan

Makanan Jadi

Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor UMUM

1 2,68 6,22 3,48 2,16 2,98 7,08 1,18 3,45 2 7,64 5,23 4,11 7,56 2,73 7,08 1,06 5,00 3 13,43 6,21 4,13 7,65 2,92 4,07 1,76 6,58 4 14,27 5,90 4,14 7,35 3,06 1,80 1,75 6,56 1 13,96 4,47 4,16 8,30 3,08 1,48 1,84 6,32 2 12,10 5,27 4,57 8,83 6,41 2,43 2,08 6,37 3 1,43 4,40 3,70 10,96 7,60 3,00 0,77 3,37 4 0,23 4,40 3,66 8,69 7,66 2,89 0,72 2,88 1 4,04 1,49 4,18 9,57 7,52 2,93 0,57 4,06 2 - - - - - - - -3 - - - - - - - -4 - - - - - - - -

Sumber : BPS, diolah

Ket : Sejak Tahun 2008 menggunakan tahun dasar 2007

2012

2011

2010

TAHUN

26 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Secara tahunan, urutan inflasi Sulsel pada triwulan I-2012 berdasarkan kelompok

barang dan jasa , dari yang tertinggi hingga terkecil adalah sebagai berikut :

Kelompok Sandang, dibandingkan tahun sebelumnya, maka inflasi tahunan (yoy)

pada triwulan I-2012 yang sebesar 9,57% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2011

sebesar 8,30% (yoy) atau meningkat sebesar 1,27%. Tekanan inflasi pada triwulan laporan

berasal dari kenaikan inflasi pada sub-kelompok sandang laki-laki, wanita, dan anak-anak.

Dibandingkan triwulan sebelumnya, tingkat harga emas pada triwulan laporan (grafik 2.3)

tercatat lebih tinggi diperkirakan mendorong tekanan inflasi yang lebih tinggi pada sub-

kelompok barang pribadi dan sandang lain. Selain itu, inflasi pada sub-kelompok sandang

laki-laki, sandang anak-anak dan barang pribadi & sandang lainnya juga relatif meningkat

dibandingkan triwulan lalu.

Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Kel. Sandang

Tabel 2.2. Inflasi Per-Sub Kel. Sandang

Grafik 2.3.Perkembangan Harga Internasional:

Komoditas Emas

Grafik 2.4.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Sub Kelompok Pakaian

Selanjutnya, secara triwulanan (qtq), inflasi kelompok sandang pada triwulan laporan

cenderung mengalami sedikit lebih rendah, yaitu turun dari 1,47% (qtq) menjadi 1,38%

(qtq) grafik 2.5. Penurunan inflasi pada kelompok ini, diperkirakan dampak musiman dimana

permintaan pakaian pada triwulan IV-2011 lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2012 karena

perayaan hari-hari besar keagamaan dan libur tahun baru. Hal ini sejalan dengan hasil survei

penjualan eceran yang dilakukan Bank Indonesia Kantor Perwakilan I Wilayah Sulawesi-

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2008 2009 2010 2011 2012%

y.t.d

y.o.y

Sumber : BPS diolah

20121 4 1

SANDANG 8,30% 8,69% 9,57%1 Sandang Laki-laki 3,46% 5,07% 5,56%2 Sandang Wanita 2,38% 4,20% 4,05%3 Sandang Anak-anak 8,50% 8,64% 8,70%4 Brg Pribadi & Sdg Lainnya 17,51% 14,95% 17,29%

Smb: BPS, diolah

No Keterangan2011

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0200400600800

100012001400160018002000

1 2 3 4 1 2 3 4 1

2010 2011 2012

Rata-rata Harga% yoy

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

020406080

100120140160180200220240

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Indeks qtq

27Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Maluku-Papua (Sulampua) yang menunjukan adanya penurunan penjualan sub kelompok

pakaian pada periode laporan (grafik 2.4).

Grafik 2.5.Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang Sulawesi Selatan (%; yoy; qtq)

Peningkatan tekanan inflasi periode laporan juga terjadi pada Kelompok

Kesehatan. Dibandingkan tahun sebelumnya, laju inflasi meningkat dari 3,08% pada

triwulan I-2011 menjadi sebesar 7,52% (yoy) pada triwulan I-2012 (grafik 2.6). Seluruh sub-

kelompok mengalami kenaikan harga, sub-kelompok jasa perawatan jasmani terutama

kenaikan biaya dokter/rumah sakit mencatat kenaikan harga tertinggi dibandingkan lainnya.

Grafik 2.6. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan

Tabel 2.3. Inflasi Per-Sub Kelompok Kesehatan

Grafik 2.7.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Sub Kel.Farmasi

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2008 2009 2010 2011 2012

%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

-

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2008 2009 2010 2011 2012

%

y.t.d

y.o.ySumber : BPS diolah

20121 4 1

KESEHATAN 3,08% 7,66% 7,52%1 Jasa Kesehatan 5,70% 13,76% 10,95%2 Obat-obatan 3,33% 6,73% 6,08%3 Js. Perawatan Jasmani 3,93% 10,06% 11,31%4 Perwtn Jasmn & Kosm 1,30% 3,81% 5,13%

Smb: BPS, diolah

2011No Keterangan

0%

10%

20%

30%

40%

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Indeks Farmasi Pertumbuhan Tahunan (%, yoy)

28 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Grafik 2.8.Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan Sulawesi Selatan (%; yoy; qtq)

Selanjutnya secara triwulanan (qtq), inflasi kelompok kesehatan sedikit mengalami

peningkatan dari sebesar 1,13% (qtq) pada triwulan IV-2011 menjadi 1,15% (qtq) pada

triwulan I-2012 (grafik 2.8). Peningkatan laju inflasi pada triwulan laporan ini didorong oleh

sub-kelompok jasa perawatan jasmani.

Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Gas-Bahan Bakar, apabila dibandingkan

triwulan yang sama tahun sebelumnya maupun triwulan IV-2011, inflasi pada triwulan I-

2012 tercatat lebih tinggi, menjadi 4,18% (yoy) (tabel 2.4). Meningkatnya laju inflasi tahunan

tersebut didorong oleh kenaikan laju inflasi pada sub-kelompok biaya tempat tinggal dan

sub-kelompok perlengkapan rumah tangga (tabel 2.4). Disamping itu, laju inflasi pada sub-

kelompok biaya tempat tinggal diperkirakan didorong oleh ekspektasi kenaikan harga bahan

bangunan seperti harga besi/baja yang dipengaruhi oleh kenaikan harga baja internasional.

Kondisi ini sejalan dengan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) kelompok perlengkapan rumah

tangga lainnya yang menunjukkan kecenderungan kenaikan tingkat harga (grafik 2.11.).

Grafik 2.9. Perkembangan Inflasi Kel.

Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar

Tabel 2.4. Inflasi Per-Sub Kel.

Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar

-

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2008 2009 2010 2011 2012%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

%

y.t.d

y.o.y

Sumber : BPS diolah

20121 4 1

PERUMAHAN, A, L, G, & BB 4,16% 3,66% 4,18%1 Biaya Tempat Tinggal 3,79% 4,87% 5,47%2 BB, Penerangan & Air 6,37% 2,44% 2,98%3 Perlengkapan RT 2,59% 3,35% 3,28%4 Penyelenggaraan RT 2,42% 1,08% 1,79%

Smb: BPS, diolah

No Keterangan 2011

29Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Grafik 2.10.Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Gas-Bahan Bakar

Sulawesi Selatan (%; qtq; yoy)

Secara triwulanan (qtq), inflasi kelompok ini pada triwulan laporan cenderung

meningkat. Inflasi pada triwulan I-2012 tercatat sebesar 1,38% (qtq), sementara pada

triwulan IV-2011 tercatat sebesar 0,81% (qtq) (grafik 2.10). Peningkatan inflasi triwulanan

tersebut terutama didorong oleh sub-kelompok biaya tempat tinggal yang diperkirakan

kenaikan beberapa harga bahan bangunan antara lain batu-bata dan semen.

Grafik 2.11.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.

Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya

Kelompok Bahan Makanan, laju inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat

4,04% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang

tercatat sebesar 13,97% (tabel 2.5). Melemahnya tekanan inflasi kelompok ini disebabkan

oleh turunnya harga pada 3 sub-kelompok, terutama pada sub-kelompok bumbu-bumbuan,

sub-kelompok ikan segar, sub-kelompok lemak dan minyak. Terjaganya pasokan yang

disebabkan oleh masa panen serta kondisi cuaca yang relatif kondusif diperkirakan

memberikan pengaruh positif terhadap stabilitas harga. Sementara itu, pelemahan tekanan

inflasi pada sub-kelompok lemak dan minyak disebabkan antara lain oleh turunnya harga

minyak goreng karena penurunan harga CPO dunia dibanding tahun sebelumnya (grafik

-2

-

2

4

6

8

10

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Indeks Pertumbuhan tahunan (y.o.y)

30 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

2.14). Meskipun demikian, kebijakan pembatasan pembelian solar kepada pengecer sebesar

50 liter per hari oleh SPBU Pertamina untuk menghindari penimbunan menjelang rencana

kenaikan BBM tanggal 1 April 2012, telah memberikan dampak kepada berkurangnya

kemampuan nelayan untuk melaut yang akhirnya mempengaruhi pasokan. Selanjutnya

secara triwulanan, laju inflasi kelompok bahan makanan tercatat sebesar 4,86% (qtq) atau

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang justru mengalami deflasi sebesar 0,47%

(qtq).

Grafik 2.12. Perkembangan Inflasi Kel. Bahan Makanan

Tabel 2.5. Inflasi Per-Sub Kel. Bahan Makanan

Grafik 2.13. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kel. Bahan Makanan Hasil SPH di Makassar

Cabe Rawit Cabe Merah

Cakalang Katamba

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012%

y.t.d

y.o.ySumber : BPS diolah

20121 4 1

BAHAN MAKANAN 13,97% 0,24% 4,04%1 Padi-padian 6,47% 12,13% 14,92%2 Daging & Hasi lnya 0,59% -5,56% 6,39%3 Ikan Segar 22,89% -0,04% 2,84%4 Ikan Diawetkan 13,19% 7,85% 3,39%5 Telur, Susu & Hasilnya 6,01% 4,99% 5,79%6 Sayur-sayuran 8,41% 3,97% 13,74%7 Kacang-kacangan 6,66% -0,22% -3,22%8 Buah-buahan -5,19% 10,87% 18,29%9 Bumbu-bumbuan 76,64% -36,72% -32,14%

10 Lemak & Minyak 14,44% 2,96% -0,21%11 Bhn Makanan Lainnya 3,86% 10,03% 11,45%

Smb: BPS, diol ah

No Keterangan2011

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Harga Cabe Rawit

Pertumbuhan tahunan (yoy)

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

45000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Harga Cabe Merah Pertumbuhan tahunan (yoy)

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

1 2 3 4 1 2 3 4 1

2010 2011 2012

Harga Cakalang Pertumbuhan tahunan (yoy)

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

30000

31000

32000

33000

34000

35000

36000

37000

38000

1 2 3 4 1 2 3 4 1

2010 2011 2012

Harga Katamba Pertumbuhan tahunan (yoy)

31Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Grafik 2.14.Harga CPO Internasional

Grafik 2.15.Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan Sulawesi Selatan (%; qtq)

Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga, apabila dibandingkan tahun

sebelumnya maka inflasi triwulan I-2012 mengalami peningkatan. Laju Inflasi triwulan I-2012

tercatat sebesar 2,94% (yoy) naik dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang

tercatat hanya sebesar 1,48% (yoy). Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh inflasi pada sub-

kelompok kursus/pelatihan terutama kenaikan sub-kelompok biaya kursus/pelatihan.

Selanjutnya, dibandingkan triwulan sebelumnya, tekanan inflasi kelompok ini mengalami

penurunan, yaitu dari sebesar 0,43% (qtq) pada triwulan IV-2011 menjadi sebesar 0,07%

(qtq) pada triwulan laporan (grafik 2.16).

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

30

230

430

630

830

1.030

1.230

1 2 3 4 1 2 3 4 1

2010 2011 2012

Harga Pertumbuhan tahunan (yoy)

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

32 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Grafik 2.16.Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga

Sulawesi Selatan (%; qtq)

Grafik 2.17. Perkembangan Inflasi Kel. Pendidikan-

Rekreasi-Olahraga

Tabel 2.6. Inflasi Per-Sub Kel. Pendidikan-Rekreasi-

Olahraga

Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau, apabila dibandingkan

triwulan yang sama tahun sebelumnya, maka inflasi tahunan kelompok ini cenderung

meningkat pada triwulan I-2012. Pada triwulan laporan, inflasi kelompok ini tercatat sebesar

4,49% (yoy), sedikit lebih tinggi apabila dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 4,46% (yoy)

dan triwulan IV-2011 sebesar 4,40% (tabel 2.5). Pada kelompok ini, peningkatan laju inflasi

yang cukup tinggi terjadi pada sub-kelompok tembakau & minuman berakhohol yang salah

satunya dikarenakan pengaruh kenaikan cukai rokok pada tahun 2011. Kondisi ini sejalan

dengan hasil Indeks Penjualan Eceran Kel. Makanan dan Tembakau yang mencatat kenaikan

indeks (grafik 2.21).

-1

-

1

2

3

4

5

6

7

8

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012%

y.o.yq.t.q

Sumber : BPS diolah

-

1

2

3

4

5

6

7

8

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012%

y.t.dy.o.y

Sumber : BPS diolah

20121 4 1

PENDIDIKAN, R & OR 1,48% 2,89% 2,94%1 Pendidikan 2,03% 3,95% 3,95%2 Kursus/Pelatihan 2,08% 13,29% 13,29%3 Prlngkpn/Prltn Pendd. 1,59% 0,39% 0,56%4 Rekreasi 0,29% 0,65% 0,70%5 Olahraga 1,58% 4,24% 3,99%

Smb: BPS, diol ah

No Keterangan2011

33Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Grafik 2.18. Perkembangan Inflasi Kel. Makanan Jadi-

Minuman-Rokok-Tembakau

Tabel 2.7Inflasi Per-Sub Kel. Makanan Jadi-

Minuman-Rokok-Tembakau

Grafik 2.19.Perkembangan Inflasi Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau

Sulawesi Selatan (%; qtq)

Selanjutnya, bila dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq), laju inflasi kelompok

makanan jadi-minuman-rokok-tembakau naik dari 0,98% (qtq) pada triwulan IV-2011

menjadi 1,03% (qtq) (grafik 2.19). Meningkatnya laju inflasi dimaksud, terutama didorong

oleh kenaikan laju inflasi sub-kelompok minuman tidak beralkohol yang salah satunya

disebabkan oleh naiknya harga gula pasir (grafik 2.20). Berkurangnya pasokan gula dari

produsen sebagai dampak kebijakan pembatasan peredaran gula rafinasi, serta adanya

kecenderungan kenaikan permintaan gula diperkirakan menjadi faktor yang mempengaruhi

kenaikan harga gula.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2008 2009 2010 2011 2012%

y.t.d

y.o.y

Sumber : BPS diolah

20121 4 1

MKNN JADI, M, R & T 4,46% 4,40% 4,49%1 Makanan Jadi 4,11% 3,44% 3,50%2 Minuman Tdk Beralkohol 3,79% 1,46% 3,94%3 Tembakau & Min. Beralkohol 5,89% 9,22% 7,51%

Smb: BPS, diol ah

No Keterangan2011

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

34 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Grafik 2.20. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kelompok Makanan Jadi-rokok

Hasil SPH di Makassar

Ayam Goreng Mie

Nasi Gula Pasir

Grafik 2.21.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.

Makanan dan Tembakau

Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan, secara tahunan laju inflasi

kelompok ini pada triwulan I-2012 tercatat sebesar 0,57% (yoy) atau turun bila dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,83% (yoy) (grafik 2.22). Penurunan laju inflasi

pada kelompok ini, disebabkan oleh turunnya inflasi pada sub-kelompok sarana dan

penunjang transportasi. Selain itu, inflasi pada sub-kelompok komunikasi-pengiriman

mengalami deflasi. Hal ini diperkirakan sebagai dampak persaingan antar operator telepon

seluler yang tercermin dari turunnya tarif. Selanjutnya, inflasi pada sub-kelompok transport

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

-1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000

10.000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Ayam Goreng Pertumbuhan tahunan (yoy)

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

52005400560058006000620064006600680070007200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2010 2011 2011 2012

Mie Pertumbuhan tahunan (yoy)

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

7000

7500

8000

8500

9000

9500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Nasi Pertumbuhan tahunan (yoy)

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Gula Pasir Pertumbuhan triwulanan (qtq)

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Makanan, minuman & tembakau Pertumbuhan Tahunan (yoy)

35Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

juga mengalami penurunan bila dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terkait penundaan

kenaikan harga BBM subsidi yang mendorong ekspektasi masyarakat terhadap kenaikan

harga.

Grafik 2.22. Perkembangan Inflasi Kelompok

Transportasi

Tabel 2.8. Inflasi Tahunan Per-Sub Kel.

Transpor-Komunikasi-Jasa Keuangan

Grafik 2.23.Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan

Sulawesi Selatan (%; qtq)

Sementara itu, inflasi kelompok transportasi-komunikasi-jasa keuangan mengalami

peningkatan menjadi sebesar 0,11% (qtq) setelah pada triwulan sebelumnya mengalami

deflasi 0,07% (qtq) (grafik 2.23). Peningkatan laju inflasi pada kelompok dimaksud terutama

pada sub-kelompok komunikasi-jasa pengiriman dan sub-kelompok transpor. Kenaikan harga

minyak dunia yang diikuti meningkatnya tarif transportasi khususnya udara dan logistik

diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya inflasi sub-kelompok transpor dan sub-

kelompok komunikasi-pengiriman. Disamping itu, laju inflasi sub-kelompok sarana-

penunjang transpor tercatat masih cukup tinggi, hal ini sejalan dengan hasil Survei Penjualan

Eceran Kelompok Suku Cadang dan Aksesori (grafik 2.25).

-6

-5

-4

-3

-2

-1

-

1

2

3

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

%

y.t.d

y.o.y

Sumber : BPS diolah

20121 4 1

TRANSPOR, KOM. & JK 1,83% 0,73% 0,57%1 Transpor 0,62% 0,76% 0,54%2 Kom. & Pengiriman -0,36% -0,28% -0,13%3 Srn & Penunjang Transpor 20,50% 2,80% 2,44%4 Js Keuangan 0,00% 0,00% 0,00%

Smb: BPS, diola h

No Keterangan2011

-6

-5

-4

-3

-2

-1

-

1

2

3

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

36 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Grafik 2.24. Perkembangan Rata-rata Harga Minyak

Dunia

Grafik 2.25.Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Suku Cadang & Aksesori

2.1.2. Inflasi Berdasarkan Kota

Dari pergerakan data mengenai pertumbuhan inflasi 4 (empat) kota di Sulsel yang

masuk dalam perhitungan inflasi, dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut:

Berdasarkan perbandingan tingkat pertumbuhan inflasi dengan triwulan yang sama

pada tahun sebelumnya, maka kota/daerah yang menunjukkan pergerakan pertumbuhan

inflasi yang paling tinggi terdapat di Watampone dengan tingkat inflasi sebesar 5,69% pada

triwulan I-2012, lebih rendah dibandingkan triwulan I-2011 yang sebesar 5,97% maupun

triwulan IV-2011 (3,94%). Pertumbuhan inflasi kedua tertinggi di Sulsel adalah Palopo

dengan tingkat inflasi pada triwulan I-2012 sebesar 4,27%, relatif meningkat dibandingkan

triwulan I-2011 maupun triwulan IV-2011 yang masing-masing tercatat sebesar 3,96% dan

3,35%. Kondisi yang sama juga terjadi pada kota Makassar dan Pare-pare. Kota Makassar

menduduki peringkat ketiga, inflasinya pada periode laporan tercatat sebesar 4,10%, lebih

rendah dibandingkan triwulan I-2011 (6,60%) namun lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-

2011 (2,87%). Kota terakhir yang mengalami peningkatan inflasi terkecil adalah Pare-pare

dengan tingkat inflasi sebesar 2,00%, sementara inflasi pada triwulan I-2011 sebesar 5,66%

dan pada triwulan IV-2011 sebesar 1,60% (grafik 2.26).

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Harga minyak WTI USD/Barel

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

1 2 3 4 1 2 3 4 1

2010 2011 2012

Indeks Pertumbuhan triwulanan (qtq)

37Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Grafik 2.26.Perkembangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulsel

Hal yang perlu dicermati dalam hal ini adalah pergerakan inflasi Watampone yang

sedikit berbeda dari ke-3 kota lainnya. Laju inflasi Watampone pada triwulan I-2012 masih

mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, sementara ke-

3 kota lainnya masih cenderung lebih rendah. Di sisi lain, arus barang keluar melalui

pelabuhan di Watampone lebih dominan dibandingkan arus barang masuk, mengingat

pelabuhan dimaksud merupakan pintu keluar ke Kendari (Sulawesi Tenggara) untuk

memenuhi kebutuhan provinsi lain.

Meski mengalami kondisi yang berlainan, sumbangan Watampone terhadap inflasi

Sulsel masih tercatat paling rendah. Hal tersebut karena bobot Watampone yang hanya

sebesar 5,71%, sedikit di bawah bobot Palopo (6,03%).

Tabel 2.9. Sumbangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulsel

Kota yang memberikan sumbangan inflasi terbesar untuk Provinsi Sulsel pada

triwulan I-2012 masih diduduki oleh Makassar sebagai kota dengan bobot inflasi terbesar di

Sulsel, yaitu sebesar 3,42%. Nilai tersebut lebih rendah jika dibandingkan triwulan yang sama

pada tahun 2011 (5,32%). Namun nilai tersebut cenderung lebih tinggi jika dibandingkan

triwulan IV-2011 (2,42%). Hal yang serupa terjadi pada kota Palopo yang menyumbangkan

inflasi 0,22% di triwulan I-2012, atau menurun jika dibandingkan triwulan I-2011 (0,35%),

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

I II III IV I II III IV I II III IV I

2009 2010 2011 2012

Gro

wth

(y.

o.y)

MakasarPalopoPare-pareWatamponeSulawasi Selatan

Sumber : BPS diolah

2012

1 2 3 4 1 2 3 4 1

Watampone 0,17% 0,17% 0,32% 0,32% 0,30% 0,32% 0,17% 0,13% 0,20%

Makassar 2,90% 2,91% 5,53% 5,51% 5,32% 5,35% 2,87% 2,42% 3,42%

Palopo 0,19% 0,19% 0,37% 0,36% 0,35% 0,35% 0,19% 0,16% 0,22%

Pare-pare 0,19% 0,19% 0,36% 0,36% 0,34% 0,35% 0,18% 0,16% 0,22%

Sulawasi Selatan 3,45% 3,46% 6,58% 6,56% 6,32% 6,37% 3,37% 2,87% 4,06%

Sumbangan Inflasi Kota

Keterangan 2010 2011

38 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

akan tetapi sumbangan inflasi kota Palopo pada triwulan laporan cenderung meningkat jika

dibandingkan periode sebelumnya(0,16%), tabel 2.9.

2.2. Disagregasi Inflasi

Selain analisa inflasi berdasarkan pengelompokan Inflasi yang diukur dengan IHK di

Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran berdasarkan Classification of

Individual Consumption According to Purpose (COICOP), dilakukan juga analisa disagregasi

inflasi yang membagi inflasi menjadi inflasi inti (core inflation) dan inflasi non-inti (volatile dan

administred inflation). Hal ini dilakukan untuk menghasilkan indikator inflasi yang lebih

menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental, dimana inflasi dapat

bersumber dari adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation), dari sisi permintaan

(demand pull inflation), dan ekspektasi inflasi.

Inflasi inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent

component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti

interaksi permintaan-penawaran, lingkungan eksternal, nilai tukar, harga komoditi

internasional, inflasi mitra dagang, serta ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen.

Kemudian inflasi non inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya karena

dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non-inti terdiri dari inflasi

komponen bergejolak (volatile foods) yang biasa dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam

kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga

komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan

internasional. Terakhir adalah inflasi komponen harga yang diatur Pemerintah (administered

price), dimana inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan

harga pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dan lain-lain.

Sumbangan inflasi Sulsel, sejak triwulan II-2010 sampai dengan triwulan I-2011

didominasi oleh komponen bergerak (volatile inflation), kemudian pada urutan kedua adalah

inti dan yang terakhir adalah inflasi komponen harga yang diatur pemerintah (administered

inflation). Namun sejak triwulan II-2011 sampai dengan triwulan laporan, sumbangan inflasi

terbesar berasal dari inflasi inti, kemudian diikuti volatile inflation atau administered inflation,

lihat grafik 2.27.

Dominasi volatile inflation dalam inflasi di Sulsel triwulan I-2012 disebabkan karena

kondisi cuaca antara lain curah hujan yang masih cukup tinggi sehingga menyebabkan

turunnya produksi bahan makanan terutama antara lain komoditas sayur-sayuran serta hasil

tangkapan ikan. Disamping itu, kurang kondusifnya cuaca pada triwulan I-2012 turut

mempengaruhi kualitas panen beras, mengurangi produksi udang tambak dan

mengakibatkan proses distribusi barang kurang lancar.

39Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Grafik 2.27. Sumbangan Inflasi Inti, Administered dan

Volatile

Grafik 2.28. Pertumbuhan Inflasi Inti, Administered dan

Volatile

2.3 Pemantauan Inflasi oleh KBI

Pada tanggal 2 Februari 2012 dilakukan rapat teknis Forum Koordinasi Pematauan

dan Pengendalian Inflasi (FKPPI) Prov. Sulsel. Adapun butir-butir hasil pertemuan tersebut

adalah sebagai berikut:

A. Program kerja TPID Sulsel

Membentuk TPID daerah Makassar dan Bone, mengingat kedua kota merupakan

wilayah yang dihitung laju inflasinya.

Mendesain sistem informasi harga terpadu, sehubungan dengan banyaknya data

harga komoditas strategis di Sulsel yang dimiliki oleh masing-masing dinas.

Melakukan Rakorwil TPID Sulampua untuk koordinasi antar daerah (provinsi) dan

menggali berbagai masukan dari masing-masing TPID berkaitan dengan

permasalahan distribusi dan alokasi pasokan barang-barang kebutuhan pokok

strategis serta upaya membangun sinergi program antar TPID Sulampua sebagai

materi yang akan disampaikan dalam pertemuan Rakornas TPID.

Dukungan data dan informasi terkait dengan riset ketahanan pangan KBI Makassar

2012, dimana hasilnya dapat dimanfaatkan untuk TPID dimasa mendatang.

Pelaksanaan Pasar Murah, sebagaimana yang telah dilaksanakan pada 2011, perlu

dilanjutkan pada 2012, namun perlu persiapan yang lebih matang agar hasilnya

lebih optimal.

Pertemuan Rutin (termasuk koordinasi daerah), merupakan pertemuan rapat khusus

sebagai follow up dari rapat teknis yang belum terselesaikan.

B. Rencana Tindak Lanjut

Menghadapi potensi tekanan inflasi yang tinggi, maka diharapkan dalam rapat teknis

bulanan atau rapat khusus (jika dianggap perlu) untuk membuat rekomendasi yang

konkrit dalam rangka pengendalian inflasi kedepannya. Dengan demikian ada program

-1,00%

0,00%

1,00%

2,00%

3,00%

4,00%

5,00%

6,00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Administered Inflation

Core Inflation

Volatile Inflation

-5,00%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Administered Inflation Core Inflation

Volatile Inflation Total

Sumber: BPS Diolah

40 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

aksi yang dapat secara cepat dilakukan apabila terjadi lonjakan harga barang/jasa di

masyarakat.

Menyusun program kerja dan kegiatan yang lebih rinci, baik dalam jangka pendek dan

jangka panjang pada High Level Meeting yang rencananya akan diadakan pada akhir

Februari 2011.

Melakukan pertemuan tersendiri dalam rangka pembentukan TPID Makssar dan Bone

dengan pihak-pihak terkait sehingga diharapkan dapat terbentuk sebelum Rakorwil

Sulampua.

Diperlukan pertemuan tersendiri dan pembentukan tim khusus untuk membahas

pengembangan sistem informasi harga dan pasokan bahan makanan, yaitu antara Dinas

Pertanian, Badan Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Bank

Indonesia, dan Balai Karantina.

Disamping rapat teknis diatas, pada tanggal 8 Maret 2012 dilakukan High Level

Meeting (FKPPI) Prov. Sulawesi Selatan. Adapun butir-butir hasil pertemuan tersebut adalah

sebagai berikut:

A. Pembahasan Rancangan Permendagri mengenai Pedoman TPID

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang positif dan berkelanjutan, disadari

pentingnya pengendalian inflasi antara lain dengan cara menjaga kesinambungan

pasokan dan keterjangkauan barang dan jasa di daerah.

Inflasi di daerah selain dipengaruhi oleh ekspektasi masyarakat, terutama dibentuk oleh

kondisi sektor riil (sisi supply) yang antara lain adalah sisi produksi, distribusi, tata niaga,

dan pengelolaan dampak administered price.

Kondisi sektor ril di daerah merupakan tanggung jawab pemerintah daerah, mengingat

kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah daerah. Sehingga

tanggung jawab pengendalian inflasi di daerah sebagian dipegang oleh pemerintah

daerah.

Di sisi lain, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter memiliki tugas mengendalikan

inflasi melalui kebijakan moneter di tingkat pusat, dan memiliki fungsi supervisi

(rekomendasi) di daerah. Oleh karena itu pembentukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah

(TPID) menjadi penting sebagai wadah koordinasi untuk mendorong rekomendasi

kebijakan dalam rangka pengendalian inflasi.

Saat ini telah dibentuk Kelompok Kerja Nasional Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi

Daerah (Pokjanas TPID) yang bertugas mewadahi kerjasama antara TPID di tingkat

provinsi dan Kabupaten. Pokjanas TPID terdiri dari 3 unsur, yaitu Kementerian Dalam

Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, dan Bank Indonesia.

Rancangan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) mengenai Pedoman TPID

saat ini sedang disusun oleh Pokjanas TPID. Rancangan Permendagri tersebut

dimaksudkan untuk dapat dijadikan acuan bagi Pemerintah Daerah dalam rangka

melakukan upaya-upaya pengelolaan aktivitas dalam penyelenggaraan urusan

pemerintahan, yang berpengaruh terhadap pembentukan inflasi di daerahnya.

41Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Pokjanas TPID masih menunggu masukan dari seluruh pemerintah daerah yang dapat

disampaikan melalui website www.pekda15.com

B. Kesepakatan Program Kerja FKPPI Sulsel

Telah disepakati Program Kerja FKPPI Sulsel Tahun 2012 yang terdiri dari rapat dan

koordinasi rutin, serta program kerja utama.

Rapat dan Koordinasi Rutin antara lain :

1. Pertemuan teknis

2. High Level Meeting

3. Rapat koordinasi TPID se-Sulawesi, Maluku, dan Papua

Program Kerja Utama antara lain

1. Stabilisasi harga komoditas pangan strategis

2. Pasar murah Ramadhan

3. Operasi Pasar

4. Kajian ketahanan pangan strategis Sulsel

5. Pembentukan Sub-FKPPI Kota Makassar dan Watampone

6. Sosialisasi inflasi

7. Pengkajian Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS)

C. Tindak Lanjut

Program Kerja FKPPI Sulsel tahun 2012 yang telah disetujui bersama akan dilaksanakan

sebaik-baiknya dengan peran serta dari Pemerintah Provinsi dan pemerintah

kabupaten/kota.

Pelaksanaan rapat rutin FKPPI Sulsel akan dikaitkan dengan pertemuan rutin SKPD,

dimana hasil rapat FKPPI akan menjadi masukan bagi rapat SKPD Sulsel.

Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) untuk daerah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua)

akan dilaksanakan pada bulan April 2012, dilanjutkan dengan Rapat Koordinasi

Nasional (Rakornas) TPID di bulan Mei 2012.

42 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank

43Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Tabel 3.1Perkembangan Kelembagaan Bank Umum Sulawesi Selatan

Bab 3 Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

A. Perbankan

Secara umum, kinerja perbankan Sulsel pada triwulan I-2012 masih tumbuh pada

level yang tinggi. Hal ini tercermin dari indikator perbankan seperti total aset, kredit dan

Dana Pihak Ketiga (DPK). Total aset perbankan tumbuh sebesar 26,33% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 22,32%. Peningkatan pertumbuhan total aset

tersebut didorong oleh peningkatan kredit dan DPK. Sementara peningkatan LDR perbankan

Sulsel menjadi sebesar 127,47% dari sebelumnya 124,62% akibat dari pertumbuhan kredit

melebihi pertumbuhan DPK. Kualitas kredit masih terjaga dengan baik, tercermin dari level

Non Performing Loans (NPLs) Bank Umum pada triwulan laporan secara gross tercatat

sebesar 2,82%, masih berada dibawah batas aman 5,00%.

Demikian pula, perbankan Syariah Sulsel pada triwulan I-2012 juga menunjukkan

perkembangan semakin meningkat melebihi pertumbuhan bank umum konvensional Sulsel

baik pada sisi pembiayaan maupun DPK. Peningkatan penyaluran pembiayaan yang

tercermin dari level Finance to Deposit Ratio (FDR) yaitu sebesar 206,70% dari 185,89%

pada triwulan sebelumnya. Disisi lain, perkembangan Bank Perkreditan Rakyat/Syariah (BPR/S)

juga relatif baik, terindikasi dari masih tingginya pertumbuhan DPK dan kredit/pembiayaan.

3.1. Kondisi Umum

3.1.1 Perkembangan Kelembagaan

Dari sisi kelembagaan, pada triwulan I-2012, jumlah bank di Sulsel bertambah 1

(satu) bank yaitu Bank Papua. Komposisi Bank umum konvensional meningkat menjadi 41

bank, sementara jumlah BPR tidak mengalami perubahan pada triwulan laporan tercatat

sebanyak 27 BPR (tabel 3.1).

44 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

3.1.2 Perkembangan Aset Perbankan

Total aset Bank Umum pada triwulan I-2012 tumbuh sebesar 26,33% menjadi

Rp67,57 triliun, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2011 yang tumbuh sebesar 22,32%

(tabel 3.2). Pertumbuhan aset perbankan pada periode laporan didorong oleh peningkatan

pertumbuhan aset bank asing dan campuran serta bank pemerintah yang tumbuh masing-

masing dari 27,04% dan 19,72% (y.o.y) pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar 39,33%

dan 27,44% (y.o.y) pada triwulan laporan. Sementara itu aset bank swasta nasional menurun

dari 26,35% (y.o.y) menjadi 24,36% (y.o.y) pada triwulan I-2012. Peningkatan aset bank

asing dan campuran tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan kredit yang tumbuh

signifikan sebesar 74,59% (y.o.y) sementara pada triwulan sebelumnya hanya tumbuh

sebesar 1,48% (y.o.y).

Tabel 3.2Aset Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank

3.2. Intermediasi Perbankan

Kinerja intermediasi perbankan tercermin dari perkembangan pergerakan LDR,

mengalami peningkatan menjadi 127,47% pada triwulan I-2012 dibandingkan triwulan IV-

2011 yang tercatat sebesar 124,62%. Peningkatan LDR tersebut terutama karena terjadinya

peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit yang lebih tinggi daripada pertumbuhan DPK.

3.2.1 Perkembangan Dana Masyarakat

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum pada triwulan I-2012

mencapai Rp46,09 triliun, mengalami peningkatan pertumbuhan dari 22,58% (y.o.y) pada

triwulan IV-2011 menjadi 23,04% (y.o.y) – tabel 3.3. Pertumbuhan DPK ini terutama

didorong oleh peningkatan pertumbuhan giro, yaitu dari 17,40% pada triwulan IV-2011

menjadi 21,14% (y.o.y) disusul peningkatan pertumbuhan tabungan dari 26,67% menjadi

27,09% (y.o.y). Sementara deposito mengalami perlambatan dari triwulan sebelumnya, yaitu

dari 17,39% pada triwulan IV-2011 menjadi 17,09% pada triwulan laporan.

2012 2012III IV I II III IV I III IV I II III IV I

Total Aset 21,17% 20,84% 27,17% 24,88% 23,55% 22,32% 26,33% 48.938 52.865 53.491 57.590 60.460 64.662 67.573 Bank Pemerintah 14,25% 14,56% 23,08% 24,47% 21,23% 19,72% 27,44% 29.704 32.233 32.186 35.005 36.011 38.591 41.018 Bank Swasta Nasional 38,85% 37,64% 34,19% 26,29% 27,72% 26,35% 24,36% 18.765 20.189 20.899 22.160 23.967 25.509 25.989 Bank Asing dan Campuran -46,40% -52,98% 19,80% -5,16% 2,96% 27,04% 39,33% 469 443 406 425 483 563 565

Pertumbuhan (y.o.y) Nominal (Rp. Milyar)20112010KOMPONEN 2010 2011

45Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Tabel 3.3Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum

3.2.2 Penyaluran Kredit

Pada triwulan I-2012, pertumbuhan penyaluran kredit perbankan di Sulsel menurun

dari 32,43% pada periode sebelumnya menjadi 26,30% (y.o.y) - tabel 3.4. Level

pertumbuhan kredit perbankan Sulsel tersebut masih melebihi pertumbuhan kredit

perbankan secara nasional yang tercatat sebesar 24,94% pada triwulan laporan. Dari sisi

penggunaannya, kredit konsumsi dan modal kerja mengalami perlambatan pertumbuhan,

dengan perlambatan pertumbuhan tertinggi pada kredit konsumsi sebesar 21,87% lebih

rendah dibandingkan laporan periode sebelumnya (35,33%). Sementara itu, kredit investasi

mengalami peningkatan pertumbuhan menjadi 28,20% dibandingkan laporan periode

sebelumnya (26,37%).

Tabel 3.4Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Jenis Penggunaan

Kenaikan pada kredit investasi diperkirakan sebagai dampak dari ekspektasi kondisi

perekonomian daerah yang cenderung meningkat pada triwulan I-2012. Berdasarkan hasil

Survei Konsumen pada Maret 2012, tingkat ekspektasi masyarakat terhadap kondisi

perekonomian daerah yang tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen, mengalami

peningkatan (grafik 3.1). Sejalan dengan hal tersebut, tingkat ekspektasi penghasilan yang

akan datang juga mengalami peningkatan (grafik 3.2). Kondisi ini relatif mempengaruhi

peningkatan pertumbuhan kredit investasi.

2012 2012III IV I II III IV I III IV I II III IV I

1. DPK 15,31% 11,00% 24,14% 19,56% 20,96% 22,58% 23,04% 33.959 37.299 37.461 39.159 41.077 45.722 46.091 a. Giro 20,41% 12,69% 26,55% 17,16% 14,92% 17,40% 21,14% 5.948 5.628 6.516 6.715 6.835 6.607 7.893 b. Tabungan 22,10% 13,02% 33,87% 24,92% 19,97% 26,67% 27,09% 18.274 20.865 19.648 20.907 21.923 26.430 24.970 c. Deposito 2,01% 6,50% 9,15% 12,18% 26,51% 17,39% 17,09% 9.738 10.806 11.298 11.537 12.319 12.685 13.228 2. Kredit 21,40% 18,10% 25,59% 25,58% 29,86% 32,43% 26,30% 41.120 43.025 46.520 50.085 53.401 56.979 58.755

3. LDR (%) 121,09% 115,35% 124,18% 127,90% 130,00% 124,62% 127,47%4. NPLs Gross (%) 3,06% 2,94% 3,25% 3,36% 3,22% 2,63% 2,82%

Nominal (Rp. Milyar)20112010KOMPONEN

Pertumbuhan (y.o.y)2010 2011

2012 2012III IV I II III IV I III IV I II III IV I

21,40% 18,10% 25,59% 25,58% 29,86% 32,43% 26,30% 41.120 43.026 46.520 50.084 53.401 56.979 58.755- Modal Kerja 13,56% 13,21% 24,49% 26,40% 30,44% 32,64% 30,45% 15.424 16.610 17.247 18.799 20.120 22.032 22.500

26,60% 32,36% 18,72% 23,14% 33,94% 26,37% 28,20% 7.976 8.961 9.148 10.027 10.683 11.324 11.728 26,66% 16,45% 29,99% 26,03% 27,53% 35,33% 21,87% 17.720 17.455 20.125 21.258 22.598 23.623 24.527

Nominal (Rp Milyar)2011 2011

- Investasi- Konsumsi

KOMPONEN

Kredit (lokasi proyek)

Pertumbuhan (y.o.y)2010 2010

46 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Grafik 3.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi

Konsumen

Grafik 3.2. Perkembangan Indeks Ekspektasi Penghasilan

6 bln y.a.d

Grafik 3.3 Pangsa Kredit/Pembiayaan Bank Umum

Per Jenis Penggunaan Tw. I-2012

Grafik 3.4 Pangsa Kredit/Pembiayaan Bank Umum

Per Sektor Ekonomi Tw. IV-2011

Kredit konsumsi pada triwulan I-2012 masih memiliki pangsa yang tertinggi

dibandingkan kredit lainnya terhadap keseluruhan kredit, dimana share kredit konsumsi

mencatat pangsa tertinggi 41,75% atau sebesar Rp24,53 triliun, diikuti kredit modal kerja

Rp22,50 triliun (38,29%) dan kredit investasi Rp11,73 triliun (19,96%) - grafik 3.3. Namun

demikian, proporsi kredit modal kerja mengalami sedikit penurunan sebesar 0,37%,

sementara itu proporsi kredit konsumsi dan kredit investasi masing-masing meningkat 0,29%

dan 0,09% dari triwulan sebelumnya.

Secara sektoral, pangsa penyaluran kredit pada triwulan I-2012 masih tetap

didominasi 3 (tiga) sektor utama yaitu sektor lain-lain (konsumsi), sektor perdagangan-hotel-

restoran dan sektor industri pengolahan masing-masing sebesar 45,10%, 26,98% dan

8,24% (grafik 3.4). Sementara itu, peningkatan pertumbuhan kredit yang cukup signifikan

dibandingkan triwulan sebelumnya terjadi pada sektor perdagangan-hotel-restoran yaitu dari

21,96% (y.o.y) pada triwulan sebelumnya menjadi 32,17% (y.o.y) pada triwulan laporan.

Peningkatan pertumbuhan kredit pada sektor perdagangan-hotel-restoran didorong oleh

membaiknya perkembangan ekonomi Sulsel. Meski demikian, penurunan pertumbuhan

terjadi pada sektor jasa dunia usaha dan sektor lain-lain. Penurunan pertumbuhan kredit

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

100

105

110

115

120

125

130

135

140

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Indeks Ekspektasi Konsumeny.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

115

120

125

130

135

140

145

150

155

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Indeks ekspektasi penghasilan 6 bln yg akan dtgy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

Modal Kerja38%

Investasi20%

Konsumsi42%

Pertanian1%

Pertambangan1%

Industri Pengolahan7%

Listrik, Gas, Air1%

Konstruksi4%

Perdagangan21%

Pengangkutan2%

Perdagangan21%

Jasa Dunia Usaha4%

Jasa Sosial Masyarakat

2%

Lain-lain36%

47Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

tertinggi terjadi pada sektor jasa dunia usaha yaitu dari 93,08% (y.o.y) pada triwulan

sebelumnya menjadi 64,12% (y.o.y) pada triwulan laporan.

Tabel 3.5Pertumbuhan Tahunan Kredit/Pembiayaan Per Sektor Ekonomi

Dari sisi aspek pengelolaan manajemen risiko, perbankan Sulsel pada triwulan I-2012

juga menunjukkan kondisi yang masih baik, tercermin dari rasio kredit macet atau Non

Performing Loans (NPLs) Bank Umum yang tetap terjaga pada level yang aman (dibawah

5%), yaitu sebesar 2,82%, meski sedikit lebih tinggi dari periode sebelumnya yaitu sebesar

2,63% (tabel 3.6).

Tabel 3.6Perkembangan NPLs Gross Bank Umum

Secara sektoral, NPL tertinggi terjadi pada sektor pertanian yang mencapai 9,80%

(grafik 3.5), diikuti oleh sektor Industri pengolahan dan sektor jasa sosial yang masing-masing

sebesar 5,74% dan 3,74%. Rasio NPL yang sangat tinggi di sektor pertanian diduga terjadi

karena produktivitas sektor tersebut memiliki ketergantungan yang cukup besar pada faktor

alam seperti cuaca esktrim yang berakibat pada penurunan produksi saat masa panen tiba.

Hal tersebut dapat mempengaruhi pendapatan atau kemampuan para petani untuk

membayar kreditnya. NPL di sektor pertanian menunjukkan sedikit peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya dari 9,43% menjadi 9,80% pada triwulan laporan.

Kondisi cuaca ekstrim pada triwulan I-2012 masih mengganggu produksi pertanian Sulsel

sehingga mempengaruhi pendapatan atau kemampuan para petani untuk membayar kredit.

2012 2012III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

Kredit 21,16% 21,40% 18,10% 25,59% 29,86% 32,43% 26,30% 39.884 41.120 43.025 46.520 50.085 53.401 56.979 58.755 Pertanian -58,15% -52,69% -2,90% 54,26% 89,41% 82,16% 76,99% 448 413 468 499 692 782 853 883 Pertambangan 20,56% 64,37% 28,95% 60,84% 81,80% 70,01% 67,44% 260 263 331 339 418 478 563 568 Industri Pengolahan 6,52% 23,36% 26,66% 21,16% 20,49% 26,11% 30,85% 3.278 3.367 3.884 3.701 3.971 4.057 4.898 4.842 Listrik, Gas, Air 146,80% 73,72% 23,61% -5,16% -10,42% -17,93% -9,58% 299 418 441 420 284 374 362 379 Konstruksi 12,53% 20,40% 48,34% 25,71% 23,45% 16,75% 9,70% 2.319 2.530 2.679 2.870 2.915 3.123 3.127 3.148 Perdagangan 16,62% 14,16% 32,43% 38,86% 24,68% 21,96% 32,17% 9.853 11.435 12.678 11.995 13.683 14.257 15.462 15.854 Pengangkutan -3,73% -14,66% -11,53% -1,36% 39,67% 73,37% 75,71% 1.285 1.021 1.005 1.040 1.267 1.426 1.743 1.828 Jasa Dunia Usaha -46,50% -19,70% 75,55% 155,22% 176,00% 93,08% 64,12% 899 986 1.578 1.932 2.296 2.722 3.046 3.171 Jasa Sosial Masyarakat 275,10% 337,69% 11,16% -5,22% 12,90% -4,59% -6,02% 1.679 1.462 1.641 1.685 1.591 1.650 1.565 1.583 Lain-lain 37,42% 22,23% 20,97% 17,41% 27,59% 38,42% 20,23% 19.563 19.226 18.321 22.039 22.968 24.530 25.359 26.497

20112010KOMPONEN 20102011Pertumbuhan (y.o.y) Nominal (Rp. Milyar)

2012III IV I II III IV I II III IV I4,08% 3,08% 3,47% 2,95% 3,06% 2,94% 3,25% 3,36% 3,22% 2.63% 2.82%

KOMPONEN2009 2010

NPL Gross

2011

48 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Grafik 3.5NPLs Per Sektor Ekonomi Triwulan IV-2011

3.2.3 Kredit MKM

Berdasarkan segmentasi skala usaha

debitur, sebagian besar kredit/pembiayaan

Bank Umum di Sulsel diklasifikasikan

sebagai kredit/pembiayaan Mikro, Kecil dan

Menengah (MKM). Pangsa kredit/

pembiayaan MKM per sektor ekonomi pada

posisi Maret 2012 sebagian besar masih

didominasi oleh sektor perdagangan

51,47%, diikuti oleh sektor lain-lain, sektor

konstruksi dan sektor jasa sosial masyarakat

yang masing-masing memiliki proprosi sebesar 10,91% ; 7,37% ; 7,19% (grafik 3.6).

Penyaluran kredit/pembiayaan MKM secara tahunan pada triwulan laporan

menunjukkan perlambatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 37%

(y.o.y) menjadi tumbuh sebesar 20% (y.o.y) - tabel 3.7. Beberapa sektor yang mengalami

perlambatan pertumbuhan adalah sektor lain-lain (konsumsi), sektor pertambangan, serta

sektor pertanian. Sementara itu, sektor yang mengalami peningkatan pertumbuhan adalah

sektor listrik, gas & air dan sektor industri pengolahan. Selanjutnya pada triwulan laporan

terdapat sektor yang mengalami pertumbuhan negatif yaitu jasa sosial masyarakat.

Perlambatan pertumbuhan kredit MKM hampir diseluruh sektor tersebut sejalan dengan

perlambatan kinerja kredit MKM secata total pada triwulan I-2012.

9,80%5,74%

3,74%3,48%

2,77%2,47%

1,98%1,76%1,75%

0,66%

0% 2% 4% 6% 8% 10% 12%

PertanianIndustri Pengolahan

Jasa Sosial MasyarakatPerdagangan

KonstruksiJasa Dunia Usaha

PengangkutanLain-lain

PertambanganListrik, Gas, Air

Grafik 3.6Pangsa Kredit/pembiayaan MKM Bank Umum

Per Sektor Ekonomi Tw. I-2012

Pertanian4%

Pertambangan1%

Industri Pengolahan5%

Listrik, Gas, Air0%

Konstruksi7%Perdagangan

52%

Pengangkutan6%

Jasa Dunia Usaha7%

Jasa Sosial Masyarakat7%

Lain-lain11%

49Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Tabel 3.7.Pertumbuhan Kredit/Pembiayaan Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Bank Umum (y.o.y)

3.3. Perbankan Syariah

Pada triwulan laporan, jumlah perbankan syariah tidak mengalami perubahan

dibandingkan triwulan IV-2011, yakni sebanyak 11 Bank Syariah yang terdiri dari 6 (lima)

Bank Umum Syariah dan 5 (lima) Unit Usaha Syariah.

Tabel 3.8. Perkembangan Bank Umum Syariah

Kinerja perbankan Syariah Sulsel pada triwulan I-2012 meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya, yang tercermin dari pertumbuhan DPK, pembiayaan serta Finance to

Deposit Ratio (FDR) - (tabel 3.8.). Peningkatan FDR lebih disebabkan oleh peningkatan

pertumbuhan pembiayaan yang lebih tinggi apabila dibandingkan pertumbuhan DPK.

Pembiayaan masih memiliki porsi yang lebih besar dari DPK yang tercermin dari FDR

206,70%, kualitas pembiayaan pada triwulan laporan semakin baik dan tetap terjaga pada

level yang aman. Hal ini tercermin dari nilai Non Performing Financing (NPFs) secara gross di

1,53% (dibawah 5%) turun 0,22% dibandingkan triwulan IV-2011.

3.4. Perbankan BPR

Dari sisi kelembagaan, jumlah BPR yang beroperasi pada triwulan I-2012 berjumlah

27 bank. Pada triwulan I-2012 (Posisi Februari 2011), total aset perbankan kelompok BPR/S

2012 2012III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

Kredit -46% -51% -13% 26% 26% 37% 20% 12.463 13.311 13.094 14.970 15.753 16.713 17.985 18.011 Pertanian -47% -53% 106% 170% 95% 154% 108% 193 314 272 346 520 612 689 719 Pertambangan 40% 281% 240% 461% 245% 134% 53% 31 48 75 105 172 166 175 160 Industri Pengolahan 62% 59% 128% 19% 9% 16% 17% 700 781 835 830 833 849 968 971 Listrik, Gas, Air 149% 160% 900% -4% 72% 118% 124% 29 40 30 29 28 69 65 65 Konstruksi 30% 20% 182% 8% 13% 18% 10% 1.126 1.245 1.201 1.207 1.212 1.410 1.412 1.328 Perdagangan 8% -1% 65% 47% 14% 21% 16% 5.806 7.588 7.748 7.972 8.530 8.671 9.409 9.270 Pengangkutan 69% 45% 69% 91% 140% 164% 139% 346 342 371 418 660 821 979 1.001 Jasa Dunia Usaha -43% -50% 20% 49% 72% 80% 37% 719 677 677 902 1.072 1.167 1.219 1.237 Jasa Sosial Masyarakat 279% 336% 10% -5% 8% -3% -12% 1.389 1.288 1.377 1.480 1.320 1.386 1.336 1.295 Lain-lain -92% -96% -80% -34% 58% 241% 17% 2.125 989 509 1.681 1.406 1.562 1.733 1.965

KOMPONEN 2010 2010 2011Nominal (Rp. Milyar)

2011Pertumbuhan (y.o.y)

2010 2012 2010 2012IV I II III IV I IV I II III IV I

1. DPK 26,77% 75,82% 34,90% 35,77% 45,86% 26,15% 1.139 1.254 1.289 1.399 1.662 1.581 a. Giro -9,02% 140,79% 39,72% 44,16% 68,16% 21,52% 130 162 153 165 218 197 b. Tabungan 44,11% 78,06% 34,31% 43,11% 46,78% 39,11% 520 545 569 649 763 758 c. Deposito 23,85% 60,91% 34,25% 26,47% 38,97% 14,60% 490 546 566 584 680 626 2. Pembiayaan 41,08% 78,25% 56,31% 47,17% 52,90% 38,61% 2.020 2.358 2.656 2.876 3.089 3.268

3. FDR (%) 177,33% 188,11% 206,08% 205,67% 185,89% 206,70%4. NPFs Gross (%) 3,03% 2,50% 2,48% 2,62% 1,75% 1,53%

Nominal (Rp. Milyar)Pertumbuhan (y.o.y)2011KOMPONEN 2011

50 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

tercatat tumbuh sebesar 68,1% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

58,7% (y.o.y) atau menjadi sebesar Rp823,6 milyar (grafik 3.7).

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga BPR/S mengalami peningkatan pertumbuhan

menjadi sebesar 50,93% (y.o.y) pada triwulan I-2012, dari triwulan sebelumnya tumbuh

47,06% (y.o.y). Di sisi lain, kredit/pembiayaan yang berhasil disalurkan oleh BPR/S tumbuh

44,33% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 46,53% (grafik

3.8.).

Grafik 3.7. Perkembangan Aset BPR/S

Grafik 3.8. Perkembangan DPK, Kredit &

LDR BPR/S

Rasio perbandingan kredit/pembiayaan dengan Dana Pihak Ketiga BPR/S pada

triwulan laporan tercatat sebesar 151,3%, lebih rendah dibandingkan LDR pada triwulan

IV-2011 yang sebesar 155,8%. Penurunan LDR ini terutama karena penurunan pertumbuhan

kredit/pembiayaan yang disalurkan pada triwulan I-2012.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

160%

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2008 2009 2010 2011 2012Rp M

ilyar

Asety.o.y

Smb : LB-BPR/S* Sementara

0

100

200

300

400

500

600

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2007 2008 2009 2010

Mily

ar R

p

DPK Kredit LDRSmb : LB* Sementara

51Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

B. Sistem Pembayaran

3.5. Perkembangan Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow) dan Keluar (Outflow)

Pada triwulan I-2012, perkembangan aliran uang kartal di Sulsel menunjukkan net

inflow sebesar Rp2,01 triliun, dimana aliran uang masuk ke dalam Bank Indonesia (inflow)

melebihi aliran uang keluar dari Bank Indonesia (outflow). Perkembangan aliran uang kartal

tersebut berlawanan dengan kondisi triwulan VI-2011, yang menunjukkan net outflow

sebesar Rp0,11 triliun (grafik 3.11). Kondisi net inflow pada triwulan laporan karena faktor

musiman sejalan dengan menurunnya kebutuhan uang kartal karena berakhirnya kegiatan

perayaan libur Natal dan Tahun Baru, dan liburan anak sekolah.

Pada triwulan I-2012, aliran uang masuk (inflow) tercatat sebesar Rp3,87 triliun atau

meningkat dibandingkan triwulan IV-2011 yang sebesar Rp2,45 triliun (grafik 3.9). Kondisi

yang berlawanan terjadi pada aliran uang keluar (outflow) dari Bank Indonesia yang

mencatat penurunan dari Rp2,56 triliun menjadi Rp1,86 triliun (grafik 3.10).

Grafik 3.9 Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow)

Grafik 3.11 Selisih Aliran Uang Kartal Masuk-Keluar

(Net Inflow)

Grafik 3.10Aliran Uang Kartal Keluar (Outflow)

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

-

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

4,50

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Inflow

Y.O.Y

Trili

un R

p

(1,00)

(0,50)

-

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Net Flow

Trili

un R

p

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

350%

400%

-

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Outflow

Y.O.Y

Trili

un R

p

52 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

3.6. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB)

Dalam rangka menerapkan kebijakan clean money policy, Bank Indonesia secara

berkala melakukan kegiatan penukaran uang dan kas keliling yang menjangkau seluruh

daerah di Sulsel. Selain itu juga dilakukan kegiatan pemusnahan Uang Tidak Layak Edar

(UTLE) dengan terlebih dahulu melakukan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Pada

triwulan laporan tercatat sebesar Rp0,89 triliun, tercatat menurun dibandingkan PTTB pada

triwulan VI-2011 yang sebesar Rp1,39 triliun (grafik 3.12).

Menurunnya jumlah uang tidak layak edar pada periode laporan merupakan dampak

dari cukup berhasilnya kebijakan clean money policy yang diterapkan KBI Makassar untuk

menjaga kondisi uang kartal yang beredar di masyarakat semakin membaik kualitasnya.

Kondisi tersebut tercermin dari menurunnya Rasio PTTB terhadap inflow pada triwulan

laporan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 56,7% pada triwulan VI-2011 menjadi

23,0%.

Grafik 3.12Pemberian Tanda Tingkat Berharga dan Inflow

3.7. Perkembangan Temuan Uang Palsu

Dalam rangka mengantisipasi peredaran uang palsu, secara berkala Bank Indonesia

Makassar melakukan kegiatan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah hingga ke pelosok

daerah. Pecahan uang palsu yang paling banyak ditemukan pada triwulan I-2012 adalah

Rp50.000,00 (103 lembar) diikuti Rp100.000,00 (94 lembar), Rp20.000,00 (7 lembar),

Rp10.000,00 (4 lembar) dan Rp5.000,00 (3 lembar), lihat grafik 3.13.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

PTTB

/ In

flow

Inflo

w &

PTT

B (T

riliu

n Rp

)

Inflow

PTTB

PTTB/Inflow

53Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Grafik 3.13Temuan Uang Palsu

3.8. Perkembangan Transaksi RTGS dan Kliring

3.8.1. Perkembangan RTGS

Secara total, nilai transaksi BI-RTGS Sulsel hingga akhir triwulan I-2012 sebesar

Rp41,8 triliun atau tumbuh sebesar 40,0% (y.o.y) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

Rp50,7 triliun yang tumbuh sebesar 20,2% (y.o.y), lihat grafik 3.14. Transaksi BI-RTGS dalam

periode laporan masih didominasi oleh aliran dana yang masuk (incoming) ke perbankan

Sulsel dengan nilai sebesar Rp29,9 triliun, lebih tinggi dibandingkan aliran yang keluar

(outgoing) dari perbankan Sulsel yang tercatat sebesar Rp11,9 triliun.

Pada triwulan I-2012, pertumbuhan aliran dana yang masuk (incoming) ke perbankan

Sulsel via RTGS menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari

21,5% menjadi 48,8% (y.o.y) - grafik 3.15. Kondisi yang sama terjadi pada pertumbuhan

aliran dana yang keluar via RTGS (outgoing) pada triwulan laporan yang meningkat apabila

100,000 24.21%

50.000 48,82%

20.000 3,32%

10.000 1,90%

5.000 1,42%

2.000 0,00%1.000

0,00%

Grafik 3.14Transaksi RTGS – Total Transaksi

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

-

10

20

30

40

50

60

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Total Y.O.Y

Trili

un R

p

54 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

dibandingkan triwulan IV-2011, yaitu dari 17,6% tumbuh menjadi 21,9% (yoy), lihat grafik

3.16.

Grafik 3.15Transaksi RTGS – Incoming

Grafik 3.16Transaksi RTGS – Outgoing

3.8.2 Perkembangan Kliring

Pertumbuhan kliring pada triwulan I-2012 menunjukkan penurunan dibandingkan

triwulan sebelumnya, yaitu dari 14,52% pada triwulan VI-2011 menjadi tumbuh -21,66%.

Dari sisi rata-rata harian, nilai perputaran kliring tercatat mengalami penurunan. Rata-rata

harian nilai nominal perputaran kliring pada triwulan I-2012 tercatat sebesar Rp102 miliar,

mengalami penurunan apabila dibandingkan triwulan VI-2011 yang sebesar Rp148 miliar.

Selain itu, rasio rata-rata harian penolakan warkat (Cek/BG) kosong pada triwulan laporan,

secara nominal dan lembar mengalami peningkatan. Secara nominal, rasio rata-rata warkat

yang ditolak meningkat dari sebesar 2,10% pada triwulan VI-2011 menjadi sebesar 4,18%

pada triwulan laporan. Sementara dari jumlah lembar, rasio rata-rata harian warkat

meningkat pada triwulan laporan yaitu 2,58% dari 2,08% pada triwulan sebelumnya, lihat

tabel 3.9.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

-

5

10

15

20

25

30

35

40

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Incoming

Y.O.Y

Trili

un R

p

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

-

2

4

6

8

10

12

14

16

18

2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Outgoing

Y.O.Y

Trili

un R

p

Tabel 3.9. Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong2012

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

Total Perputaran Kliring

- Nominal (triliun rupiah) 6,5 6,9 7,4 7,5 7,2 7,3 7,9 8,3 8,2 8,0 8,6 9,5 6,4

- Lembar (ribuan) 242,2 258,4 262,3 263,6 253,5 259,8 261,6 267,9 265,0 270,6 202,2 294,0 280,1 Rata-rata Harian Perputaran Kliring

- Nominal (triliun rupiah) 0,111 0,111 0,121 0,118 0,113 0,113 0,120 0,126 0,128 0,135 0,130 0,148 0,102

- Lembar (ribuan) 4,10 4,17 4,30 4,18 3,96 4,00 3,96 4,06 4,14 4,44 3,06 4,59 4,45 Nisbah Rata-rata Penolakan Cek/ BG Kosong

- Nominal (%) 1,67 2,01 1,66 2,19 1,73 2,10 2,30 1,90 2,40 2,05 2,46 2,10 4,18

- Lembar (%) 1,76 1,62 1,75 1,74 1,78 1,86 2,17 2,10 2,10 2,24 3,28 2,08 2,58

2009 2010 2011 URAIAN

57Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Tabel 5.1 Penduduk Usia 15 + Menurut Kegiatan Utama

Bab 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Daya serap perekonomian Sulawesi Selatan hingga Februari 2012 terhadap angkatan

kerja cukup baik, sebagaimana terlihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada

Februari 2012 (64,6%) yang masih cukup tinggi. Sejalan dengan itu, Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) Sulawesi Selatan tercatat mengalami penurunan sebesar 0,2%, dari 6,7%

pada Februari 2012 menjadi 6,5% pada Februari 2011. Selain itu, pertumbuhan ekonomi

Sulawesi Selatan masih memberikan kontribusi positif pada tingkat kesejahteraan petani

yang tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP), yang masih tumbuh positif meski relatif

melambat pada triwulan laporan. Rata-rata pertumbuhan NTP Sulawesi Selatan pada

triwulan I-2012 tercatat tumbuh sebesar 2,85% (yoy), lebih rendah dibandingkan

pertumbuhan NTP pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,25% (yoy).

5.1. Ketenagakerjaan

Perkembangan ketenagakerjaan Sulawesi Selatan hingga Februari 2012 cenderung

membaik dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari meningkatnya jumlah

angkatan kerja sebesar

0,22% dari 3,63 juta orang

pada Februari 2011, menjadi

3,64 juta orang pada

Februari 2012 (Tabel 5.1).

Kemudian, jumlah

penduduk usia 15 tahun ke

atas meningkat sebesar

0,85%, dari sebesar 5.590.797 orang per Februari 2011 menjadi 5.638.430 orang per

Februari 2012. Relatif kecilnya peningkatan jumlah angkatan kerja dibandingkan

peningkatan jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas, menyebabkan Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) menurun dari 65,0% pada Februari 2011 menjadi 64,6% pada

Februari 2012. Sementara, menurunnya jumlah pengangguran dari 243.021 orang per

Februari 2011 menjadi 235.245 orang per Februari 2012 mengakibatkan penurunan Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 0,2% sehingga menjadi 6,5% pada Februari 2012.

Menurunnya TPT Sulawesi Selatan tersebut mengindikasikan bahwa perekonomian Sulawesi

Selatan berdampak cukup positif terhadap penyerapan tenaga kerja.

58 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Dari sisi lapangan pekerjaan utama, untuk periode Februari 2011 dibandingkan

Februari 2012, komposisi tenaga kerja di sektor pertanian cenderung mengecil, sebaliknya

komposisi tenaga kerja di sektor non pertanian meningkat, terutama pada sektor

perdagangan/hotel/restoran. Pangsa jumlah tenaga kerja di sektor pertanian pada Februari

2012 tercatat sebesar 43%, turun dibandingkan Februari 2011 yang share-nya tercatat

sebesar 47%. Kondisi ini menunjukkan terjadinya pergeseran struktur perekonomian yang

ditandai dengan mulai beralihnya tenaga kerja dari sektor pertanian selaku sektor utama di

Sulawesi Selatan ke sektor lainnya. Faktor penyebab hal tersebut diperkirakan karena

pendapatan sektor pertanian yang bersifat musiman dan pengaruh tingkat harga produk

hasil pertanian yang relatif kurang menguntungkan dibandingkan produk sektor lain.

Di sisi lain, pangsa jumlah tenaga kerja pada sektor perdagangan-hotel-restoran

meningkat dari 18% pada Februari 2011, menjadi sebesar 19% pada Februari 2012.

Selanjutnya sektor yang masih memiliki share tenaga kerja yang cukup besar dibandingkan

sektor lainnya adalah sektor jasa-jasa. Namun pangsanya menurun dari 18% menjadi 17%

pada Februari 2012.

Grafik 5.1. Persentase Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Februari 2011 Februari 2012

5.2. Kesejahteraan

5.2.1. Nilai Tukar Petani

Pada triwulan laporan, pertumbuhan daya beli masyarakat yang bekerja di sektor

pertanian masih cukup baik namun cenderung melambat pada level yang moderate. Hal

tersebut tercermin dari sedikit melambatnya pertumbuhan Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi

Selatan pada triwulan laporan.

Tingkat kesejahteraan petani Sulawesi Selatan pada triwulan laporan masih

menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik meski mengalami penurunan. Pertumbuhan

Pertanian47%

Industri6%

Perdagangan/Hotel/Ruma

h Makan18%

Jasa-jasa18%

Angkutan/Komunikasi

5%

Pertanian43%

Industri7%

Perdagangan/Hotel/Rum

ah Makan19%

Jasa-jasa17%

Angkutan/Komunikasi

5%

59Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

NTP Sulawesi Selatan pada triwulan I-2012 tercatat tumbuh 2,85% (yoy), lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan NTP pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,25% % (yoy) –

(lihat grafik 5.2). Pergerakan NTP yang cenderung melambat, menunjukan indeks harga hasil

produksi pertanian masih tertahan sejalan dengan kinerja di sektor pertanian yang menurun

serta sejalan dengan indeks yang diterima petani yang cenderung menurun.

Perkembangan pertumbuhan ‘Indeks yang Diterima Petani’ menunjukan

perlambatan dari sebesar 7,80% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar 4,96%

pada triwulan laporan (grafik 5.3). Secara rata-rata penurunan pertumbuhan ‘Indeks yang

Diterima Petani’ pada triwulan I-2012 terutama karena keterlambatan distribusi pupuk pada

awal tahun. Keterlambatan tersebut disebabkan oleh faktor cuaca buruk yang menghambat

proses pembongkaran pupuk di pelabuhan Makassar. Ketidaktersediaan pupuk secara tepat

waktu berdampak terhadap gangguan produksi akibat hama dan penyakit di beberapa

daerah Sulsel.

Grafik 5.2Perkembangan Rata-rata

Nilai Tukar Petani

Grafik 5.3 Perkembangan Rata-rata

Indeks Yang Diterima Petani

Grafik 5.4 Perkembangan Rata-rata

Indeks Yang Dibayar Petani

Di sisi lain, ‘Indeks yang Dibayar Petani’ juga menunjukkan sedikit penurunan

pertumbuhan yaitu dari 2,56% (yoy) pada triwulan IV-2011 menjadi 2,06% pada triwulan

-2%-1%0%1%2%3%4%5%6%7%8%

94

96

98

100

102

104

106

108

110

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2009 2010 2011 2012

NTP y.o.y

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

-

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2009 2010 2011 2012

Indeks Yang Diterima Petani y.o.y

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

110

115

120

125

130

135

140

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1*

2009 2010 2011 2012

Indeks Yang Dibayar Petani y.o.y

60 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Grafik 5.5.Jumlah Penduduk Miskin Sulsel

152.8 150.8 150.8 124.5 119.2 13793

0.3

880.

9

880.

9

839.

1

794.

2

695.

9

14.57%14.11% 13.34%12.31% 11.60% 10.29%

0.0%

2.0%

4.0%

6.0%

8.0%

10.0%

12.0%

14.0%

16.0%

0

200

400

600

800

1000

1200

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Desa Kota % Total Penduduk Miskin

Sumber : BPS

laporan (grafik 5.4). Penurunan pertumbuhan “Indeks yang Dibayar Petani” sejalan dengan

relatif terkendalinya laju inflasi Sulawesi Selatan pada triwulan I-2012.

5.2.2. Jumlah Penduduk Miskin

Jumlah penduduk miskin di Sulawesi Selatan per Maret 2011 tercatat sebanyak 832,9

ribu orang atau sebesar 10,29% dari

jumlah penduduk (grafik 5.5). Dari

jumlah tersebut, sebagian besar

berada di daerah pedesaan (83,55%)

dan hanya 16,45% berada di daerah

perkotaan. Persentase pangsa jumlah

penduduk miskin di perkotaan

tersebut relatif meningkat

dibandingkan Maret 2010 yang

tercatat sebesar 13,05% dari total

penduduk miskin.

Dari sisi jumlah, penduduk miskin di Sulawesi Selatan mengalami penurunan dari

913,4 ribu per Maret 2010 menjadi 832,9 ribu pada Maret 2011, atau menurun sebesar

8,81%, sementara pada tahun 2010 turun sebesar 5,21%. Penurunan jumlah penduduk

miskin tersebut terutama terjadi di pedesaan yang mencapai sebesar 12,38%, dari 794,2 ribu

orang pada Maret 2010 menjadi 695,9 ribu orang. Namun demikian, jumlah penduduk

miskin tersebut relatif masih cukup besar yaitu sekitar 8,60% dari total penduduk Sulawesi

Selatan. Kondisi yang berbeda justru terjadi di perkotaan yaitu peningkatan jumlah penduduk

miskin di perkotaan yang tercatat naik sebesar 14,93%, dari 119,2 ribu orang menjadi

137,0 ribu orang. Jumlah penduduk miskin perkotaan tersebut tercatat sebesar 1,69% dari

total penduduk Sulawesi Selatan. Peningkatan penduduk miskin perkotaan tersebut perlu

mendapatkan perhatian lebih lanjut terkait dengan permasalahan sosial termasuk di

dalamnya pengendalian urbanisasi. Dalam kaitan ini diperlukan upaya yang terpadu melalui

pengembangan kewirausahaan di pedesaan dengan pengembangan komoditas unggulan

daerah untuk memperluas lapangan kerja di pedesaan. Hal tersebut selain dapat mengurangi

pengangguran dan kemiskinan di pedesaan sekaligus dapat mengendalikan urbanisasi di

perkotaan serta mengurangi beban sosial perkotaan.

Apabila dibandingkan provinsi lain se-Sulampua, persentase jumlah penduduk miskin

di Sulawesi Selatan masih berada pada urutan ketiga terendah (10,3%) setelah Provinsi

Sulawesi Utara (8,5%) dan Maluku Utara (9,2%). Urutan Provinsi Sulut dan Malut tersebut

juga tidak mengalami perubahan dibandingkan kondisi pada Maret 2010. Sedangkan

61Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

persentase jumlah penduduk miskin tertinggi di Sulampua tercatat sebesar 31,98% masih

terdapat di Provinsi Papua.

Grafik 5.6. Persentase Jumlah Penduduk Miskinse-Sulampua per Maret 2011

5.3. Ketersediaan Lapangan Kerja (Survei Konsumen)

Hasil Survei Konsumen pada triwulan laporan menunjukkan ketersediaan lapangan

kerja cenderung menurun yang terindikasi dari penurunan rata-rata Indeks Ketersediaan

Lapangan Kerja Saat Ini (IKLK). Pertumbuhan rata-rata IKLK pada triwulan laporan sebesar

16,41% (yoy) tercatat lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 30,72%

(grafik 5.7). Menurunnya pertumbuhan indeks ini sejalan dengan aktivitas perekonomian

Sulawesi Selatan pada triwulan I-2012. Dorongan utama pertumbuhan, terutama yang

berasal dari sektor swasta. Realisasi belanja anggaran pemerintah hingga triwulan I-2012

juga relatif belum optimal yaitu masih sebesar 15,22%.

Grafik 5.7. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Saat Ini

Grafik 5.8. Indeks Penghasilan Saat Ini

Dibandingkan 6 Bulan Yang Lalu

7.46

9.46

4.61

4.80

5.37

10.7

7

10.2

4

2.80

6.05

4.60

9.37

17.8

9

13.5

7

18.2

4

25.6

5

14.8

3

30.5

4

11.5

8

39.5

6

41.5

8

8.51

15.83

10.29 14.56

18.75 13.89

23.00

9.18

31.92 31.98

0

5

10

15

20

25

30

35

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gor Sulbar Maluku Malut Irjabar Papua

Desa Kota % Total Penddk Miskin

Sum

ber :

BP

S,

dio

lah

%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

0

20

40

60

80

100

120

140

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Indeks ketersediaan lapangan kerja saat ini y.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Penghasilan saat ini dibandingkan 6 bln yg laluy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

62 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Selain itu, perkembangan pertumbuhan rata-rata ‘Indeks Penghasilan Saat Ini

Dibanding 6 bulan lalu’ (IPD6) juga cenderung melambat dibandingkan periode sebelumnya.

Hal tersebut tercermin dari pergerakan pertumbuhan IPD6 yang pada triwulan IV-2011

tumbuh cukup tinggi sebesar 22,61%, dan mengalami kontraksi pada triwulan laporan

sebesar -0,83% (grafik 5.8).

63Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Bab 6 Outlook KondisiEkonomi dan Inflasi

Berdasarkan perkembangan ekonomi daerah Sulawesi Selatan pada tahun 2012 serta

faktor-faktor yang mempengaruhinya, pada triwulan II-2012 perekonomian Sulawesi

Selatan diperkirakan masih tumbuh cukup baik. Pada sisi permintaan, pertumbuhan pada

triwulan II-2012 terutama akan didukung oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga-

swasta-pemerintah dan investasi, sejalan dengan proyeksi masih tingginya aktivitas

perekonomian Sulsel. Faktor pendorong konsumsi diperkirakan bersumber dari momen

liburan sekolah dan perayaan Hari Keagamaan yang didukung oleh daya beli lebih besar.

Realisasi belanja pemerintah yang masih relatif kecil pada periode laporan diperkirakan akan

mulai meningkat cukup besar pada triwulan mendatang. Kinerja investasi, pada triwulan II-

2012 diperkirakan masih akan meningkat sejalan dengan optimisme masyarakat khususnya

pelaku usaha terhadap kondisi perekonomian Sulsel yang tetap tumbuh cukup baik ditengah

perlambatan ekonomi dunia yang juga mempengaruhi perekonomian nasional. Pada sisi

ekspor-impor, kinerja net ekspor Sulsel diperkirakan masih akan tertahan meski diperkirakan

lebih baik dari periode sebelumnya. Pada sisi penawaran, dorongan pertumbuhan yang

cukup besar diperkirakan berasal dari kinerja sektor pertambangan, sektor perdagangan-

hotel-restauran dan sektor industri.

Pada triwulan II-2012 mendatang, laju inflasi tahunan diperkirakan akan meningkat

moderat apabila dibandingkan triwulan I-2012. Tekanan inflasi pada triwulan II-2012

diperkirakan bersumber dari peningkatan inflasi volatile food dan inflasi inti, terutama

disebabkan oleh potensi kenaikan harga komoditas di pasar internasional. Selain itu faktor

peningkatan permintaan seiring pembayaran rapel gaji di bulan April 2012 diperkirakan juga

akan mendorong laju inflasi ke level yang lebih tinggi

Kinerja perbankan di Sulsel pada triwulan II-2012 diperkirakan masih akan tumbuh

pada level yang cukup tinggi. Penyaluran kredit perbankan diprediksi masih akan tumbuh

cukup baik dalam mendukung pembiayaan produktif maupun kebutuhan konsumsi.

Pembiayaan perbankan tersebut didukung oleh semakin memingkatnya aktivitas

perekonomian yang didorong oleh optimisme prospek perekonomian Sulsel yang

diperkirakan semakin membaik pada triwulan II- 2012. Di sisi lain, kecenderungan penurunan

BI Rate sebagai suku bunga acuan perbankan diperkirakan juga dapat mendorong suku

bunga kredit untuk turun dalam mendukung pembiayaan perbankan yang lebih ekspansif.

64 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

6.1. Outlook Kondisi Makroekonomi Regional

Pertumbuhan ekonomi Sulsel di triwulan II-2012 diperkirakan semkain membaik.

Pada sisi permintaan, pertumbuhan akan didorong oleh konsumsi rumah tangga-swasta-

pemerintah dan investasi, sejalan dengan proyeksi masih tingginya aktivitas perekonomian

Sulsel. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga sejalan dengan perayaan Hari Raya

Keagamaan yang memperpanjang liburan akhir pekan dan periode liburan anak sekolah.

Konsumsi masyarakat pada triwulan II-2012 juga didukung oleh meningkatnya daya beli

masyarakat dengan kenaikan UMP (Upah Minimum Provinsi) Sulsel 2012.

Proyeksi pertumbuhan konsumsi masyarakat pada triwulan II-2012 yang masih tinggi,

didukung pula oleh hasil Survei Konsumen yang dilakukan oleh KPw BI Wilayah I-

SULAMPUA. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) pada triwulan I-2012 masih optimis dan

berpotensi untuk tumbuh lebih tinggi. Angka indeks tersebut merupakan gabungan dari

ekspektasi masyarakat akan kondisi perekonomian, ekspektasi penghasilan dan ketersediaan

lapangan kerja (grafik 6.1, grafik 6.3, grafik 6.4 dan grafik 6.5), di mana menunjukkan

tingkat optimisme yang cenderung meningkat.

Selain itu, tambahan pasokan listrik dari PLTU Jeneponto sebesar 2x 125 MW, yang

baru akan resmi beroperasi tanggal 3 Mei 2012 diperkirakan juga akan menopang aktivitas

ekonomi khususnya wialyah Sulsel bagian selatan1. Namun demikian, terdapat faktor yang

menjadi penghambat pertumbuhan konsumsi sejalan dengan meningkatnya tekanan inflasi

yang juga akan mendorong kenaikan bahan pokok. Kemudian, realisasi belanja pemerintah

yang masih relatif kecil pada periode laporan diperkirakan akan mulai meningkat cukup besar

pada triwulan mendatang dan diperkirakan lebih tinggi dari tahun sebelumnya mengingat

total target belanja Pemda Sulsel pada 2012 yaitu Rp3,547 triliun, 91,48% lebih besar

daripada tahun sebelumnya (lihat Bab Keuangan Daerah).

Grafik 6.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik 6.2. Perkembangan PDRB Sulsel (y.o.y) dan

Proyeksinya

1Kompas, PLTU Jeneponto Hemat Rp 4 Triliun, http://regional.kompas.com/read/2012/05/04/0438000/PLTU.Jeneponto.Hemat.Rp.4.Triliun, 7 Mei 2012.

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011 2012

Indeks Ekspektasi Konsumeny.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

6.30%

6.81%

5.81%

6.25%

7.81%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

9%

10%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4* 1** 2***

2009 2010 2011 2012

y.o.y Sulsely.o.y Nas

Sumber : BPS, diolah

65Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Grafik 6.3. Perkembangan Indeks Kondisi Ekonomi 6

Bulan Yang Akan Datang

Grafik 6.4. Perkembangan Indeks Ekspektasi Penghasilan

6 Bulan Yang Akan Datang

Selanjutnya untuk investasi, pada triwulan II-2012 masih tumbuh cukup baik sejalan

dengan pertumbuhan ekonomi Sulsel yang masih cukup tinggi pada triwulan I- 2012 dan

semakin meningkatnya optimisme masyarakat khsususnya pelaku usaha. Kinerja investasi

yang masih tumbuh tinggi juga sejalan dengan hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia

yang menunjukkan ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan 6 bulan

yang akan datang meningkat (grafik 6.5).

Pada sisi ekspor-impor, kinerja net ekspor Sulsel diperkirakan masih belum optimal.

Pada sisi ekspor-impor, diperkirakan kinerja net ekspor Sulsel masih cenderung tertahan.

Berdasarkan analisa OECD Composite Leading Indicators pada 10 April 2012, kondisi 5

negara (Jepang, Amerika Serikat, Malaysia, China dan Singapore)2 penyerap barang ekspor

Sulsel masih cukup potensial karena pergerakan business cycle-nya cenderung menunjukan

pergerakan peningkatan aktivitas ekonomi. Namun, sejalan dengan masih belum pulihnya

perekonomian global menyebabkan dorongan permintaan 6 komoditas (nikel,

ikan/udang/kepiting, biji-biji berminyak, tanaman obat, kayu/barang dari kayu-karet dan

buah-buahan) unggulan ekspor Sulsel masih tertahan. Meski demikian, pelemahan nilai tukar

Rupiah sejak akhir 2011 (grafik 6.6) dan masih berlanjut memberikan dampak yang positif

bagi daya saing produk Sulsel di luar negeri. Kemudian impor dari luar negeri diperkirakan

cenderung melambat sejalan dengan melemahnya nilai tukar Rupiah.

Meski demikian, dorongan perdagangan antar daerah di Indonesia masih cukup baik

dan intensitasnya diperkirakan cenderung meningkat, sejalan dengan meningkatnya aktivitas

perekonomian domestik pada triwulan II-2012. Jalur perdagangan antar pulau dari/ke

Sulawesi Selatan juga semakin padat karena faktor cuaca sudah lebih kondusif dibandingkan

periode sebelumnya.

2

Fajar, Perdagangan Luar Negeri Surplus, http://www.fajar.co.id/read-20120406002053-perdagangan-luar-negeri-surplus, 6 April 2012.

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011 2012

Kondisi ekonomi 6 bln yg akan datang y.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

115

120

125

130

135

140

145

150

155

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011 2012

Indeks ekspektasi penghasilan 6 bln yg akan dtgy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

66 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Grafik 6.5. Perkembangan Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan 6 Bulan y.a.d

Grafik 6.6. Perkembangan Nilai Tukar

Rupiah Terhadap USD

Grafik 6.7 Vol. Impor Luar Negeri Intermediate Goods

Pada sisi penawaran, pertumbuhan sektor-sektor utama Sulsel diperkirakan tumbuh

positif. Beberapa sektor diperkirakan tumbuh lebih tinggi daripada periode sebelumnya,

diantaranya sektor pertambangan, perdagangan-hotel-restauran dan industri. Sektor

pertambangan diperkirakan akan tumbuh lebih baik dari periode sebelumnya karena tanur

produksi PT. Vale Indonesia Tbk yang sempat rusak sudah dapat berfungsi dengan normal

pada triwulan II-2012. Selain itu, permintaan internasional akan nikel juga masih sangat

bagus sehingga dapat mendorong pertumbuhan sektor dimaksud. Kemudian sektor

perdagang-hotel-restauran juga diperkirakan tumbuh tinggi sehubungan dengan masuknya

periode liburan anak sekolah, terdapat perayaan Hari Keagamaan yang berada di

penghujung minggu dan juga semakin aktivitas MICE (Meetings, Incentives, Conferences and

Events) yang diselenggarakan di Makassar. Pertumbuhan sektor dimaksud juga didukung

oleh daya beli masyarakat yang semakin tinggi sehubungan terdapat rapel pembayaran

kenaikan gaji dan pembayaran tunjangan-tunjangan pegawai di beberapa

institusi/departemen. Pada sektor industri, juga diperkirakan mengalami peningkatan

sehubungan dengan masih berlanjutnya aktivitas pembangunan proyek-proyek swasta,

seperti pembangunan hotel, properti hunian, dan infrastruktur kelistrikan di Makassar dan

Sulsel pada umumnya.

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

0

20

40

60

80

100

120

140

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011 2012

Indeks ketersediaan lapangan kerja 6 bln yg akan dtgy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

-15.0%

-10.0%

-5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

6,000

6,500

7,000

7,500

8,000

8,500

9,000

9,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Rata-rata Kurs Tengah

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

-

50

100

150

200

250

300

350

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Juta

Kg

Intermediate GoodsIntermediate Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos - BI

67Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

Di sisi lain, sektor pertanian diperkirakan belum dapat tumbuh optimal pada triwulan

II-2012. Meski memasuki periode panen raya, namun panen pada periode ini diperkirakan

masih kurang optimal akibat keterlambatan distribusi pupuk pada awal tahun 2012 sehingga

panen yang dihasilkan belum mencapai target akibat adanya gangguan hama, penyakit dan

kualitas produksi yang relatif menurun.

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, maka perekonomian Sulsel pada

triwulan mendatang diperkirakan masih tumbuh pada kisaran yang cukup baik yaitu sebesar

6,81% + 1 % (yoy).

6.2. Outlook Inflasi

Pada triwulan mendatang, laju inflasi tahunan diperkirakan akan meningkat

dibandingkan triwulan I-2012. Hal ini sejalan dengan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia,

dimana perkembangan Indeks Ekspektasi terhadap harga-harga dalam 3 bulan y.a.d

menunjukan pertumbuhan yang meningkat cukup besar (grafik 6.9). Tekanan inflasi pada

triwulan II-2012 diperkirakan bersumber dari peningkatan inflasi volatile food dan inflasi inti.

Tekanan administered inflasi diperkirakan cukup besar akibat ekspektasi inflasi yang

cenderung meningkat sejalan dengan rencana perubahan kebijakan pemerintah terkait

dengan harga beberapa komoditas strategis.

Tekanan inflasi inti di triwulan laporan diperkirakan dipicu oleh peningkatan

permintaan seiring pembayaran rapel kenaikan gaji PNS,TNI,dan Polri di bulan April 2012 dan

datangnya masa liburan sekolah di akhir triwulan II-2011. Selain itu, diproyeksikan tekanan

kenaikan harga komoditas internasional masih potensial, yang kemudian akan berpengaruh

pada inflasi Sulsel pada khususnya, terutama pada komoditas emas, minyak, dan bahan

bangunan. Namun tekanan tersebut dapat dikurangi oleh terbukanya ruang penguatan nilai

tukar rupiah lebih lanjut.

Sementara inflasi volatile food diperkirakan masih mendapat tekanan pada tingkat

moderat. Trend kenaikan harga komoditas di pasar internasional (gandum, gula, dan kedelai)

berpotensi meningkatkan harga makanan dan minuman. Faktor yang dapat mengurangi

tekanan inflasi volatile food yaitu peningkatan pasokan komoditas pangan lokal sebagai hasil

masa panen raya beras April 2012. Curah hujan yang diperkirakan kembali normal di bulan

April 2012 juga mendukung peningkatan pasokan sayur-sayuran, bumbu-bumbuan, dan

perikanan.

Sementara itu laju inflasi administered price relatif minim karena pemerintah telah

menunda kebijakan strategis yang dapat memacu inflasi, seperti kebijakan kenaikan TDL dan

pembatasan BBM bersubsidi.

68 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut di atas, maka pada triwulan II-

2012 diperkirakan inflasi tahunan provinsi Sulsel akan meningkat pada kisaran 4,4% ± 0.5%

(yoy) (grafik 6.8) dibandingkan triwulan sebelumnya (4,06%). Kecenderungan tersebut

searah dengan rata-rata hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia,

dimana rata-rata Indeks Ekspektasi terhadap harga-harga dalam 3 bulan yang akan datang

(triwulan II-2012), yaitu sebesar 194 poin yang mengindikasikan bahwa persepsi responden

tentang harga menunjukan kecenderungan optimisme adanya tekanan inflasi meskipun

masih pada level yang moderat.

6.3. Prospek Perbankan

Kinerja perbankan di Sulsel pada triwulan II-2012 diperkirakan masih tetap tumbuh

positif sejalan dengan semakin meningkatnya aktivitas perekonomian Sulsel pada triwulan I-

2012. Intermediasi perbankan diprediksi masih tumbuh cukup baik sejalan dengan optimisme

prospek perekonomian Sulsel yang cukup baik pada 2012. Selain prospek ekonomi yang

cukup baik, tren penurunan suku bunga meskipun pada level yang rendah diperkirakan akan

mendorong permintaan kredit yang lebih besar. Hal tersebut menyebabkan kinerja

Grafik 6.8. Perkembangan Laju Inflasi Sulsel (y.o.y) dan

Proyeksinya

Grafik 6.9.Indeks Ekspektasi Terhadap Harga-harga

dalam 3 bulan y.a.d

Grafik 6.10. Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik 6.11. Perkembangan Nilai Tukar

Rupiah Terhadap USD

3,97

4,06

3,94,44,9

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011 2012

y.o.y - Ss y.o.y - Nas

Sumber : BPS diolah

%

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011 2012

Indeks perubahan harga umum 3 bulan yadgrowth

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011 2012

Indeks Ekspektasi Konsumeny.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

-15.0%

-10.0%

-5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

6,000

6,500

7,000

7,500

8,000

8,500

9,000

9,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2009 2010 2011 2012

Rata-rata Kurs Tengah

69Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

perbankan Sulsel diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, baik

dari aset, penyaluran kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) termasuk Loan to Deposit Ratio (LDR).

70 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

Halaman ini sengaja dikosongkanThis page is intentionally blank

75Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

LAMPIRAN

1. Data Ekonomi Makro

Tabel 1.aProduk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Selatan

Atas Dasar Harga Konstan (Rp Miliar)

Tabel 1.bProduk Domestik Regional Bruto Menurut Penggunaan Provinsi Sulawesi Selatan

Atas Dasar Harga Konstan (Rp Miliar)

2. Data Inflasi

Tabel 2.aLaju Inflasi Kota Makassar Menurut Kelompok Pengeluaran (2007 = 100)

2 3 4 1 2 3 4 11. Pertanian 3,615.40 3,802.61 3,230.59 3,596.89 3,925.83 3,989.63 3,224.99 3,424.10 2. Pertambangan & Penggalian 1,101.85 1,087.89 1,111.32 978.85 1,097.64 1,084.23 1,010.13 904.40 3. Industri Pengolahan 1,748.86 1,738.59 1,733.11 1,699.96 1,827.00 1,924.40 1,943.10 2,055.30 4. Listrik,Gas & Air Bersih 136.46 139.28 130.39 128.62 139.26 148.10 159.43 156.90 5. Bangunan 709.14 733.67 763.21 753.08 804.58 833.38 859.78 857.70 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 2,102.29 2,219.99 2,332.69 2,279.30 2,397.06 2,479.63 2,475.87 2,519.60 7. Angkutan & Komunikasi 1,123.74 1,181.33 1,253.06 1,201.00 1,239.11 1,312.05 1,427.11 1,397.20 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 930.70 903.16 978.83 1,027.54 1,041.79 1,061.38 1,166.61 1,131.00 9. Jasa - jasa 1,366.22 1,390.77 1,430.44 1,439.82 1,467.59 1,477.10 1,495.06 1,478.20

PDRB 12,834.65 13,197.30 12,963.66 13,105.07 13,939.86 14,309.91 13,762.08 13,924.40 Sumber : BPS* Angka Sementara, ** Angka Sangat Sementara, *** Angka Sangat Sangat Sementara

SEKTORAL 2010* 2011** 2012***

2 3 4 1 2 3 4 1Konsumsi 8,755.17 8,916.26 9,063.98 8,945.80 9,113.02 9,347.18 9,585.56 9,586.10 Investasi 2,851.03 2,601.89 2,843.62 2,919.48 3,378.35 4,191.56 3,673.62 3,737.30 Ekspor 5,522.39 5,747.49 6,767.34 5,876.61 6,040.24 5,486.24 5,247.97 4,870.30 Dikurangi Impor 4,293.94 4,068.33 5,711.28 4,636.82 4,591.75 4,715.07 4,745.07 4,269.20

PDRB 12,834.65 13,197.30 12,963.66 13,105.07 13,939.86 14,309.91 13,762.08 13,924.40 Sumber : BPS* Angka Sementara, ** Angka Sangat Sementara, *** Angka Sangat Sangat Sementara

PENGGUNAAN2010* 2011** 2012***

KELOMPOK

PENGELUARAN Juli Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar m.t.m y.t.d y.o.y

Umum 129,41 130,68 129,87 129,22 129,50 130,39 131,86 132,43 132,89 0,3% 1,9% 4,1%

Bahan Makanan 152,49 154,91 149,78 146,55 145,79 149,06 154,16 155,01 156,33 0,9% 4,9% 4,0%

Makanan Jadi, Mnman, Rkk & Tembakau 134,91 135,96 136,43 136,00 137,04 137,77 138,05 138,42 139,19 0,6% 1,0% 4,5%

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 124,14 124,27 125,45 125,76 136,29 126,48 127,24 128,16 128,22 0,1% 1,4% 4,2%

Sandang 140,78 145,60 145,46 144,65 146,74 147,55 148,45 149,62 149,63 0,0% 1,4% 9,6%

Kesehatan 125,80 125,89 126,95 127,28 127,87 128,36 128,68 129,64 129,86 0,2% 1,2% 7,5%

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 118,20 119,13 119,73 120,31 120,26 120,24 120,25 120,32 120,33 0,0% 0,1% 2,9%

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 105,41 105,93 105,56 105,61 105,93 105,50 105,67 105,56 105,61 0,1% 0,1% 0,6%

Sumber: BPS

IHK (2011) GrowthIHK(2012)

76 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan I - 2012

3. Data Perbankan

Tabel 3.a. Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit

Bank Umum (Rp Miliar)

Tabel 3.b. Penghimpunan Dana

Bank Umum (Rp Miliar)

Tabel 3.c. Penyaluran Kredit Menurut Jenis Penggunaan

Bank Umum (Rp Miliar)

1 28.625,67 31.563,21 110,26%2 29.520,99 32.919,44 111,51%3 29.450,83 33.872,77 115,01%4 33.601,07 36.430,30 108,42%1 29.843,83 37.041,42 124,12%2 32.401,02 39.883,76 123,09%3 33.596,66 41.120,47 122,39%4 37.298,83 43.025,20 115,35%1 37.461,05 46.519,87 124,18%2 39.159,37 50.084,59 127,90%3 41.077,42 53.400,54 130,00%4 45.722,22 56.978,79 124,62%1 46.091,17 58.754,53 127,47%

Sumber : Bank Indonesia

2011

2012

THN TRW DPK KREDIT LDR

2009

2010

20121 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

Giro 5.109 5.062 4.939 4.994 5.149 5.731 5.948 5.628 6.516 6.715 6.835 6.607 7.893 Tabungan 14.136 15.169 14.966 18.460 14.676 16.737 18.274 20.865 19.648 20.907 21.923 26.430 24.970 Deposito 9.381 9.289 9.546 10.147 10.350 10.284 9.738 10.806 11.298 11.537 12.319 12.685 13.228

TOTAL 28.626 29.521 29.451 33.601 30.175 32.753 33.959 37.299 37.461 39.159 41.077 45.722 46.091 GROWTH 18,43% 13,76% 11,41% 16,90% 5,41% 10,95% 15,31% 11,00% 24,14% 19,56% 20,96% 22,58% 23,04%

Sumber : Bank Indonesia

2009JENIS PENGGUNAAN

2010 2011

20121 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

Modal Kerja 12.195,55 13.239,15 13.582,62 14.671,89 13.853,82 14.873,23 15.424,31 16.609,73 17.246,85 18.799,07 20.119,73 22.031,87 22.499,56 Investasi 6.398,84 6.230,54 6.299,91 6.769,70 7.705,26 8.143,12 7.975,95 8.960,67 9.147,97 10.027,45 10.683,02 11.324,36 11.727,69 Konsumsi 12.968,81 13.449,75 13.990,23 14.988,71 15.482,34 16.867,42 17.720,21 17.454,80 20.125,05 21.258,07 22.597,79 23.622,56 24.527,27

TOTAL 31.563,21 32.919,44 33.872,77 36.430,30 37.041,42 39.883,76 41.120,47 43.025,20 46.519,87 50.084,59 53.400,54 56.978,79 58.754,53 GROWTH 48,74% 42,46% 39,39% 41,91% 17,36% 21,16% 21,40% 18,10% 25,59% 25,58% 29,86% 32,43% 26,30%

Sumber : Bank Indonesia

JENIS PENGGUNAAN

2009 2010 2011

77Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan I - 2012

4. Data Sistem Pembayaran

Tabel 4.a. Aliran Uang Kartal di Depo KBI Makassar (Rp Triliun)

Tabel 4.b. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) (Rp Triliun)

Tabel 4.c. Transaksi Non Tunai via RTGS (Rp Triliun)

Inflow Outflow Net Flow Inflow Outflow Net Flow Inflow Outflow Net Flow1 2,23 0,24 2,00 -4,3% -60,0% 14,7% 2,2% -84,2% 196,7%2 0,87 0,86 0,01 -20,7% -52,7% 100,8% -61,2% 259,6% -99,7%3 0,91 0,78 0,13 -36,8% -58,5% 129,0% 4,5% -9,6% 2028,9%4 1,65 0,70 0,95 -24,8% -53,8% 40,6% 81,8% -10,0% 639,8%1 1,84 0,28 1,56 -17,4% 17,5% -21,6% 12,1% -59,8% 65,4%2 0,61 1,26 (0,65) -30,0% 45,9% 10904,5% -67,1% 346,6% -141,5%3 1,29 1,53 (0,24) 42,4% 96,2% 285,2% 112,6% 21,5% -63,5%4 1,20 1,35 (0,15) -26,9% 93,0% 115,6% -6,7% -11,5% -37,6%1 2,33 1,25 1,08 26,3% 344,8% -30,9% 93,7% -7,4% -830,9%2 2,10 1,91 0,19 246,34% 52,18% 129,29% -9,87% 52,80% -82,41%3 3,71 3,25 0,46 187,85% 113,03% 294,34% 76,67% 70,16% 142,11%4 2,45 2,56 (0,11) 103,73% 89,58% 25,56% -33,96% -21,23% -123,91%1 3,87 1,86 2,01 66,09% 48,80% 86,11% 57,96% -27,34% -1927,27%

Sumber : Bank Indonesia Makassar

2011

2010

2009

2012

Thn Trw Y.O.YJUMLAH Q.T.Q

Inflow PTTB PTTB/Inflow Inflow PTTB PTTB/Inflow Inflow PTTB PTTB/Inflow

1 2,23 0,25 11,1% -4,3% -81,3% -80,4% 2,2% -39,2% -40,5%2 0,87 0,09 10,9% -20,7% -86,9% -83,5% -61,2% -62,1% -2,1%3 0,91 0,39 42,5% -36,8% -29,1% 12,2% 4,5% 309,3% 291,6%4 1,65 1,19 72,5% -24,8% 192,5% 288,8% 81,8% 209,8% 70,5%1 1,84 1,04 56,2% -17,4% 318,5% 407,0% 12,1% -13,0% -22,4%2 0,61 0,69 113,6% -30,0% 632,3% 946,1% -67,1% -33,6% 102,0%3 1,29 0,98 75,9% 42,4% 154,2% 78,5% 112,6% 42,1% -33,2%4 1,20 0,99 82,7% -26,9% -16,6% 14,1% -6,7% 1,6% 8,9%1 2,33 1,22 52,4% 26,3% 17,6% -6,9% 93,7% 22,7% -36,7%2 2,10 1,75 83,3% 246,3% 154,0% -26,7% -9,9% 43,4% 59,2%3 3,71 1,68 45,3% 187,8% 71,6% -40,4% 76,7% -4,0% -45,7%4 2,45 1,39 56,7% 103,7% 39,7% -31,4% -34,0% -17,3% 25,3%1 3,87 0,89 23,0% 66,1% -27,0% -56,1% 58,0% -36,0% -59,5%

Sumber : Bank Indonesia Makassar

2010

2009

2012

2011

Y.O.Y Q.T.QJUMLAHThn Trw

Incoming Outgoing Total Incoming Outgoing Total Incoming Outgoing Total1 17,8 11,9 29,7 56,5% 66,5% 60,4% 22,1% 29,2% 24,8%2 18,5 11,6 30,1 51,8% 46,7% 49,7% 3,7% -2,8% 1,1%3 18,7 14,3 32,9 81,4% 83,1% 82,1% 1,1% 23,0% 9,5%4 21,5 15,1 36,6 47,4% 63,0% 53,5% 15,2% 5,5% 11,0%1 17,8 11,9 29,7 0,0% 0,0% 0,0% -17,2% -20,8% -18,7%2 22,4 12,6 35,0 21,4% 8,6% 16,5% 25,9% 5,6% 17,8%3 24,5 11,7 36,2 30,9% -17,8% 9,8% 9,0% -6,9% 3,3%4 28,5 13,7 42,2 32,3% -9,0% 15,3% 16,4% 16,8% 16,6%1 20,1 9,8 29,8 12,6% -18,2% 0,3% -29,5% -28,7% -29,3%2 26,1 12,2 38,2 16,1% -3,4% 9,1% 29,8% 24,7% 28,1%3 33,9 13,1 47,0 38,6% 11,8% 29,9% 30,1% 7,6% 23,0%4 34,6 16,1 50,7 21,5% 17,6% 20,2% 2,1% 22,9% 7,9%1 29,9 11,9 41,8 48,8% 21,9% 40,0% -13,7% -26,1% -17,6%

Sumber : Bank Indonesia Makassar2012

2011

2009

Thn TrwJUMLAH Y.O.Y Q.T.Q

2010