Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan II 2010 filepenguatan nilai-nilai yang dimiliki...

23
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan II 2010 BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA

Transcript of Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan II 2010 filepenguatan nilai-nilai yang dimiliki...

Kajian Ekonomi Regional

Provinsi Gorontalo

Triwulan II 2010

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA

Visi Bank Indonesia :

“Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui

penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”

Misi Bank Indonesia :

“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan

pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara Indonesia

yang berkesinambungan”

Tugas Bank Indonesia :

1. Menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

3. Mengatur dan mengawasi bank.

Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada

Redaksi :

Kelompok Kajian dan Survey

Bank Indonesia Gorontalo

Jl. Hi. Nani Wartabone No 35 Gorontalo – 96115

Telp : +62 435 824444

Fax : +62 435 827993

Web : www.bi.go.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga

penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan

baik.

Kajian periode triwulan I-2010 ini merupakan pengejawantahan dari peranan KBI Gorontalo

sebagai ‘economic intelligent and research unit’ yang diharapkan mampu memberikan

informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai

bahan masukan pemangku kepentingan di daerah dan di pusat.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan informasi yang

amat bermanfaat bagi penyusunan kajian ini. Di sisi lain, kami juga menyadari bahwa di usia

yang masih sangat muda ini, KBI Gorontalo dari sisi produk dan peran masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran, masukan dan kerjasama dari berbagai

pihak untuk meningkatkan kualitas produk dan peranan kami di masa yang akan datang.

Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan

perekonomian Provinsi Gorontalo.

Gorontalo, 5 Agustus 2010

BANK INDONESIA GORONTALO

Dudung C. Setyadi

Deputi Pemimpin

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF i BAB 1. PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

1.1. Sisi Permintaan 1 1.1.1. Konsumsi 2 1.1.2. Investasi 4 1.1.3. Ekspor-Impor 5

1.2. Sisi Penawaran 8 1.2.1. Sektor Pertanian 9 1.2.2. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 11 1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13 1.2.4. Sektor Bangunan 15 1.2.5. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 16 1.2.6. Sektor Industri Pengolahan 17 1.2.7. Sektor Lainnya 18

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

2.1. Inflasi Gorontalo Triwulan II-2010 19 2.2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang/Jasa 22

2.2.1. Inflasi Tahunan (yoy) 22 2.2.2. Inflasi Triwulanan (qtq) 23

Box KER 1 25

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 3.1. Fungsi Intermediasi 29

3.1.1. Perkembangan Bank 29 3.1.2. Penyerapan Dana Masyarakat 29 3.1.3. Penyaluran Kredit 29

Box KER 2 33 3.2. Stabilitas Sistem Perbankan 35

3.2.1. Resiko Kredit 35 3.2.2. Resiko Likuiditas 36 3.2.3. Resiko Pasar 37

Box KER 3 38

BAB 4 KEUANGAN DAERAH 4.1. Pendapatan Daerah 41 4.2. Belanja Daerah 42 4.3. Kontribusi Realisasi APBD Gorontalo terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar 43 4.4 Perkembangan Keuangan Daerah 2010 44

BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN 5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 45 5.1.1 Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow) 45 5.1.2 Penyediaan Uang Kartal Layak Edar 45 5.1.3 Uang Palsu 46 5.2. Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai 47

5.2.1 Kliring Non BI di Gorontalo 47 5.2.2 Real Time Gross Settlement (RTGS) 47

BAB 6 KESEJAHTERAAN 6.1. Pengangguran 49 6.2. Kemiskinan 50 6.3 Rasio Gini 51 6.4 IPM 52

BAB 7 OUTLOOK EKONOMI

7.1. Outlook Makro Ekonomi Regional 53 7.2. Outlook Inflasi 54 7.3. Prospek Perbankan 55 BOX Ker 4 56

LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pertumbuhan ekonomi Sisi Permintaan 2

Tabel 1.2 Pertumbuhan ekonomi Sisi Penawaran 8

Tabel 1.3 Distribusi Benih Gorontalo 10

Tabel 1.4 Pertumbuhan Industri Pengolahan Besar dan Sedang 17

Tabel 2.1 Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (yoy) 22

Tabel 2.2 Inflasi Tahunan Kelompok Makanan (yoy) 22

Tabel 2.3 Kelompok Barang dan Jasa 23

Tabel 4.1 Anggaran Induk dan Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Gorontalo 41

Tabel 4.2 Komposisi Pendapatan APBD Provinsi Gorontalo dalam (%) 42

Tabel 4.3 Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 42

Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 43

Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD terhadap sektor Riil 43

Tabel 4.6 Dampak APBD terhadap Uang Beredar 44

Tabel 4.7 APBD 2009 vs APBD 2010 44

Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo 46

Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo 46

Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo 48

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan 49

Tabel 6.2 Penduduk Usia 15 tahun Ke atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan

Utama Februari 2008-Agustus 2009 50

Tabel 6.3 Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%) 50

Tabel 6.4 Rasio Gini Provinsi Gorontalo 51

Tabel 6.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo 52

Tabel 6.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Per Kab/Kota Tahun 2006-2007 52

Tabel 7.1 ARAM Pertanian Jagung 54

Tabel 7.2 Ekspektasi Harga Jual 55

DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Pertumbuhan ekonomi Gorontalo 1

Grafik 1.2 Survei Konsumen BI 2

Grafik 1.3 Perkembangan NTP 2

Grafik 1.4 Belanja Pegawai 3

Grafik 1.5 Kredit Konsumsi 3

Grafik 1.6 Konsumsi Listrik 3

Grafik 1.7 Konsumsi BBM 3

Grafik 1.8 Realisasi Pajak 3

Grafik 1.9 Realisasi Belanja Pemprov 4

Grafik 1.10 Perkembangan Kredit 4

Grafik 1.11 Realisasi Belanja Modal Pemprov 4

Grafik 1.12 Penjualan Semen 5

Grafik 1.13 Perkembangan Ekspor Luar Negeri 6

Grafik 1.14 Perkembangan Harga Gula Internasional 6

Grafik 1.15 Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo 6

Grafik 1.16 Perkembangan Harga Gula Internasional 6

Grafik 1.17 Ekspor Antar Provinsi 6

Grafik 1.18 Ekspor Rotan dan Gula Pasir 6

Grafik 1.19 Impor Antar Provinsi 7

Grafik 1.20 Survei Kegiatan Dunia Usaha 9

Grafik 1.21 Realisasi Pertanian Tabama 9

Grafik 1.22 Perkembangan Kredit Pertanian 9

Grafik 1.23 Perkembangan Luas Panen Jagung 10

Grafik 1.24 Perkembangan Luas Panen Padi 10

Grafik 1.25 Perkembangan Luas Tanam Jagung 10

Grafik 1.26 Perkembangan Luas Tanam Padi 10

Grafik 1.27 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor 11

Grafik 1.28 Realisasi Penjualan BBM Transportasi 11

Grafik 1.29 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut 12

Grafik 1.30 Perkembangan Kargo Laut 12

Grafik 1.31 Perkembangan Penumpang Pesawat 12

Grafik 1.32 Perkembangan Kargo Pesawat 12

Grafik 1.33 Perkembangan Bagasi Pesawat 12

Grafik 1.34 Tingkat Penghunian Hotel 13

Grafik 1.35 Tingkat Konsumsi Listrik Niaga 13

Grafik 1.36 Volume Bongkar 14

Grafik 1.37 Volume Muat 14

Grafik 1.38 Kredit Perdagangan 14

Grafik 1.39 Kredit Konstruksi 15

Grafik 1.40 Penjualan Semen 15

Grafik 1.41 Perkembangan Belanja Modal Pemda 15

Grafik 1.42 NIM Perbankan 16

Grafik 1.43 Perkembangan Sub Sektor Jasa 16

Grafik 1.44 Indikator Ekspor Komoditas Industri 17

Grafik 1.45 Konsumsi Listrik Industri 17

Grafik 1.46 Konsumsi BBM Industri 17

Grafik 1.47 Penjualan Listrik Industri PLN 17

Grafik 1.48 Kredit Sektor Industri 17

Grafik 1.49 Realisasi Penjualan Listrik PLN 18

Grafik 1.50 Realisasi Kredit Jasa-jasa 18

Grafik 2.1 Disagregasi Inflasi Gorontalo 19

Grafik 2.2 Perkembangan Harga Beras 20

Grafik 2.3 Indeks Keyakinan Konsumen 20

Grafik 2.4 Realisasi Volume Produksi 20

Grafik 2.5 Inflasi Sub Kelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol 21

Grafik 2.6 Perkembangan Harga Beras dan Tepung Terigu 23

Grafik 2.7 Harga Beras dan Kacang Kedelai 24

Grafik 2.8 Harga Daging Ayam 24

Grafik 2.9 Harga Gula dan Tepung 24

Grafik 2.10 Harga Minyak Goreng 24

Grafik 2.11 Harga Semen 24

Grafik 2.12 Seng dan Besi Beton 24

Grafik 3.1 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 30

Grafik 3.2 Komposisi Dana Pihak Ketiga 30

Grafik 3.3 Pertumbuhan Kredit Penggunaan 31

Grafik 3.4 Komposisi Kredit Penggunaan 31

Grafik 3.5 Pertumbuhan Kredit Sektoral 31

Grafik 3.6 Komposisi Kredit Sektoral 31

Grafik 3.7 Pertumbuhan Kredit UMKM 32

Grafik 3.8 Perkembangan NPL 35

Grafik 3.9 NPL per Sektor 35

Grafik 3.10 Konsentrasi Kredit 36

Grafik 3.11 Perkembangan Protofolio DPK 36

Grafik 3.12 Perkembangan LDR Perbankan Gorontalo 37

Grafik 3.13 Perkembangan Kurs USD dan BI-Rate 37

Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo 45

Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan 45

Grafik 5.3 Perputaran Kliring di Gorontalo 47

Grafik 5.4 Rata-rata Perputaran Kliring Per Hari 47

Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI Gorontalo 47

Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo 53

Grafik 7.2 Proyeksi Inflasi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo (%) 54

Grafik 7.3 Indeks Ekspektasi Konsumen Provinsi Gorontalo 55

Grafik 7.4 Realisasi dan Ekspektasi Usaha Sektor Keuangan 55

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010 i

RINGKASAN EKSEKUTIF

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

Perekonomian Gorontalo

pada triwulan II-2010

melambat 7,33% (y.o.y).

Ekonomi regional triwulan II-2010 menunjukkan arah

perkembangan yang melambat. Ekonomi diperkirakan tumbuh

7,33% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tumbuh 8,36% (y.o.y). Melambatnya ekonomi makro

terutama didorong oleh menurunnya kinerja ekspor-impor dan

kegiatan investasi, sementara disisi sektoral perkembangan

sektor pertanian, industri, bangunan, pertambangan dan jasa-

jasa diperkirakan telah memberikan tekanan pada perlambatan

ekonomi regional. Namun kegiatan konsumsi masih tumbuh

dalam basis tinggi dan telah memberikan andil yang cukup baik

dalam meredam arah perlambatan yang terjadi.

Kinerja ekspor dan

investasi yang melemah

mendorong perlambatan

pertumbuhan ekonomi

sisi permintaan

Disisi permintaan, tekanan terhadap kinerja ekspor/impor terjadi

pada komoditas lain di luar jagung. Kayu, rotan, gula dan ikan

yang selama ini turut mendukung peningkatan ekspor Gorontalo

menunjukkan tren yang menurun. Hasil liaison yang dilakukan

oleh Bank Indonesia Gorontalo pada bulan Juni 2010

menunjukkan bahwa beberapa kuota ekspor komoditas tidak

mampu terpenuhi terkait permasalahan pasokan bahan baku.

Hal ini menjadi bagian penting yang perlu mendapatkan

perhatian di masa datang. Sementara tren melambatnya

investasi seiring dengan menurunnya penyerapan APBD belanja

modal Pemda. Secara umum kegiatan investasi di Gorontalo

menurun yang ditunjukkan oleh nilai realisasi kredit yang

melambat serta angka penjualan barang-barang konstruksi yang

lebih rendah dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya. Namun

disisi lain, fenomena PILKADA dan liburan sekolah diperkirakan

mampu memberikan stimulan positif bagi perkembangan

konsumsi sehingga angka pertumbuhan regional dapat tetap

dipertahankan di atas level 7 %

Disisi penawaran, Melambatnya kinerja sektor pertanian

memberikan tekanan cukup signifikan bagi pertumbuhan

ekonomi regional. Hal ini disebabkan oleh semakin terbatasnya

ii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010 | BANK INDONESIA

Di sisi penawaran,

perlambatan didorong

oleh menurunnya kinerja

sektor pertanian,

bangunan,

pertambangan,dan jasa-

jasa

pertambahan luas tanam baru. Kondisi ini menjadi perhatian

tersendiri mengingat sektor pertanian memberikan kontribusi

terbesar bagi struktur PDRB Gorontalo. Sementara itu kinerja

sektor bangunan juga menunjukkan tren yang menurun sejalan

dengan perlambatan kegiatan investasi daerah. Perlambatan

disisi konstruksi mendorong pertumbuhan sektor pertambangan

dan penggalian melambat lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya. Penyerapan belanja modal APBD yang umumnya

digunakan sebagai sumber pembiayaan investasi fisik menurun,

penyerapan anggaran bulan Juni 2010 hanya mencapai 16%

sementara pada tahun sebelumnya penyerapan telah berada

pada level 66%.

Sektor industri yang sempat mengalami pertumbuhan signifikan

pada triwulan I-2010 ternyata tidak mampu mepertahankan

trennya pada triwulan II-2010. Kinerja sektor ini menurun

terutama didorong oleh penurunan sub sektor industri

pengolahan dan bahan makanan. Sementara kinerja sektor jasa-

jasa juga menunjukkan penurunan selama triwulan II-2010

berlangsung, jasa umum pemerintahan yang disumbang oleh

jasa konstruksi proyek diperkirakan mengalami imbas seiring

dengan melambatnya kegiatan konstruksi secara umum.

PERKEMBANGAN INFLASI

Pada triwulan II-2010,

inflasi tahunan Gorontalo

tercatat sebesar 2.73%

(yoy), lebih rendah

dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar

3.59% (yoy)

Pada triwulan II-2010, inflasi tahunan Gorontalo tercatat sebesar

2,73% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 3,59% (y.o.y). Penurunan inflasi Provinsi Gorontalo

terutama disebabkan oleh melemahnya tekanan volatile food

inflation. Perbaikan produksi sektor pertanian menyebabkan

pasokan relatif lancar sehingga mengurangi tekanan harga-harga

terutama pada kelompok bahan makanan. Output gap

diperkirakan mulai mengalami peningkatan seiring dengan

membumbungnya permintaan masyarakat. Semarak kegiatan

domestik pada periode laporan diantaranya penyelenggaraan

pemilihan kepala daerah di tiga kabupaten, periode liburan

sekolah, dan tahun baru ajaran sekolah mendorong peningkatan

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010 iii

permintaan masyarakat. Sementara itu, aspek produksi

diperkirakan belum optimal dalam memenuhi tekanan

permintaan. Disisi lain, administered price inflation mengalami

kenaikan seiring dengan kebijakan pemerintah untuk menaikan

cukai rokok.

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Perkembangan fungsi

intermediasi perbankan

pada triwulan II-2010

menunjukkan kinerja

yang cukup

menggembirakan.

Perkembangan fungsi intermediasi perbankan pada triwulan II-

2010 menunjukkan kinerja yang cukup menggembirakan. Dana

yang dihimpun tercatat sebesar Rp1,99 triliun, tumbuh sebesar

6,79% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar -0,80% (y.o.y). Pertumbuhan kinerja penghimpunan

dana pihak ketiga terutama didorong oleh peningkatan tabungan

masyarakat. Kenaikan pendapatan masyarakat menjadi salah

satu faktor yang menyebabkan kenaikan tabungan, sementara

perbankan juga semakin aktif untuk terus menggiatkan

penyerapan tabungan dari masyarakat. Sementara itu,

penyaluran kredit masih dalam posisi yang relatif tinggi mencapai

Rp3,05 triliun atau tumbuh 31,98% (yoy), walaupun sedikit lebih

lambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 32,59% (yoy).

Pertumbuhan kredit yang relatif tinggi terutama didorong oleh

perkembangan kredit konsumsi. Sementara itu secara sektoral,

sektor perdagangan menjadi sektor utama penyaluran kredit

perbankan.

Stabilitas sistem

perbankan di Gorontalo

meliputi aspek risiko

kredit dan risiko pasar

relatif terkendali, namun

risiko likuiditas perlu

mendapat perhatian

Stabilitas sistem perbankan di Gorontalo meliputi aspek risiko

kredit dan risiko pasar relatif terkendali, namun risiko likuiditas

perlu mendapat perhatian. Non performing loans (NPLs) relatif

terjaga sebesar 2,03% (bruto), masih berada dibawah batas

ketentuan BI yaitu 5%. Sementara itu, aspek penyerapan dana

masyarakat perlu menjadi perhatian karena Loan to Deposit

Ratio (LDR) berada di ambang ‘tidak wajar’ mencapai lebih dari

150% sehingga dapat mengancam ketersediaan likuiditas

perbankan. Sedangkan volatilitas kurs diyakini tidak akan

berdampak besar terhadap risiko pasar, karena paparan tehadap

transaksi valuta asing yang tidak tinggi.

iv KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010 | BANK INDONESIA

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Realisasi belanja APBD

Provinsi Gorontalo

triwulanI II-2010

meningkat dibandingkan

capaian triwulan II-2009

Pengaruh realisasi fiskal

pemerintah provinsi

selama triwulan II-2010

bersifat kontraktif

Realisasi belanja APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo triwulan

II-2010 mencapai 38,26%, lebih rendah dibandingkan realisasi

triwulan II-2009 sebesar 45,63%. Pos belanja modal mengalami

penurunan yang cukup signifikan dari Rp 65,76 Miliar pada

triwulan II-2009 menjadi Rp 17,82 Miliar di triwulan II-2010.

Lambatnya penyerapan anggaran belanja modal perlu disikapi

oleh PEMDA, mengingat kondisi dimaksud telah mendorong

perlambatan ekonomi disisi investasi dan sektor konstruksi.

Realisasi pelaksanaan tender yang sempat tertunda terkait

kegiatan PILKADA perlu dipacu kembali pada triwulan

mendatang sehingga angka penyerapan dapat meningkat secara

signifikan.

Realisasi fiskal Pemerintah Provinsi selama triwulan II-2010

cenderung kontraktif, hal ini tercermin dari nilai realisasi belanja

lebih rendah daripada nilai realisasi pendapatan daerah.

Kebijakan kontraktif ini dinilai kurang tepat dilakukan disaat tren

perlambatan ekonomi Gorontalo pada triwulan II-2010 sehingga

akselerasi penyerapan belanja perlu ditingkatkan seiring dengan

peningkatan penghimpunan pajak pemerintah daerah yang terus

dilakukan

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Transaksi sistem

pembayaran nasional di

Gorontalo pada triwulan

II-2010 diwarnai oleh net

outflow serta

berkembangnya transaksi

kliring dan RTGS.

Transaksi sistem pembayaran nasional di Gorontalo pada

triwulan II-2010 diwarnai oleh net outflow serta berkembangnya

transaksi kliring dan RTGS. Kegiatan kas titipan di Gorontalo

sepanjang triwulan II-2010 mengalami net outflow sebesar

Rp38,52 miliar. Aliran uang kartal yang keluar dari dalam

khasanah kas titipan lebih besar dibandingkan dengan aliran

uang kartal yang masuk ke Khasanah kas titipan. Kondisi net

outflow pada triwulan laporan menunjukkan terjadi peningkatan

penggunaan uang kartal oleh masyarakat dibandingkan triwulan

sebelumnya. Hal ini disebabkan karena maraknya aktivitas

ekonomi pada triwulan laporan sehingga penggunaan uang

kartal meningkat. Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010 v

secara serentak di tiga kabupaten yaitu Bone-Bolango,

Gorontalo, dan Pohuwato serta periode liburan sekolah

diperkirakan mendorong peningkatan penggunaan uang kartal.

Sementara itu, Jumlah nominal transaksi kliring juga mengalami

peningkatan, tercatat sebesar Rp307,90 mililar atau tumbuh

sebesar 4,51% (q.t.q) lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar -8,39% (q.t.q). Sedangkan transaksi RTGS

rata-rata per bulan tercatat sebesar Rp448miliar atau tumbuh

sebesar 4,44% (q.t.q) lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar -37,95% (q.t.q). Perkembangan transaksi

kliring dan RTGS menjadi indikator bahwa aktivitas ekonomi di

Provinsi Gorontalo semakin berkembang.

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Tingkat kesejahteraan

mengalami

peningkatan.

Jumlah pengangguran

di Gorontalo pada

Februari 2010

menurun.

Tingkat kesejahteraan masyarakat di Provinsi Gorontalo

meningkat yang ditandai oleh tingkat pengangguran dan tingkat

kemiskinan yang menurun. Kondisi diperkirakan sebagai dampak

dari mulai membaiknya kinerja sektor pertanian sebagai sektor

terbesar penyerap tenaga kerja di Gorontalo.

Pada bulan Februari 2010, jumlah angkatan-kerja mencapai

484.834 atau meningkat 8,39% dibandingkan kondisi Agustus

2009. Sementara itu jumlah penduduk yang bekerja tumbuh

sebesar 9,36% dibandingkan bulan Agustus 2009. Tingkat

pengangguran terbuka menurun, yaitu dari 5,89 % pada Agustus

2009 menjadi 5,05% pada Februari 2010

Persentase penduduk

miskin di maret 2010

menurun.

Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan

pada tahun 2010 (data bulan Maret) di Provinsi Gorontalo

sebesar 23,19% atau mengalami penurunan dibandingkan

periode Maret 2009 yang tercatat sebesar 25,01%.

Pada Tahun 2007 indeks

gini tercatat 0,39

mengalami kenaikan

dibandingkan indeks gini

Tahun 2005 lalu yang

tercatat sebesar 0,36

Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun

terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini

tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini

Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Hal ini tercermin

pula dari persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20%

vi KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010 | BANK INDONESIA

penduduk berpenghasilan tertinggi semakin meningkat dari

44,38% menjadi 47,67%. Sementara itu, Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) tahun 2007 tercatat 68,98 meningkat dibanding

IPM 2006 yang sebesar 68,01.

PROSPEK PEREKONOMIAN

Perekonomian Gorontalo

triwulan III- 2010

diperkirakan tumbuh 7,6-

8,1% (y.o.y) lebih baik

dibandingkantriwulan I-

2010 maupun triwulan III-

2009

Ekspektasi dunia usaha

pada triwulan III-2010

berada pada level optimis

Prospek perekonomian triwulan III-2010 diperkirakan lebih cerah

dibandingkan kondisi regional di triwulan II-2010. Optimisme

tersebut dibangun oleh peningkatan produksi pertanian yang

diperkirakan akan mengalami panen pada bulan Agustus –

September 2010 bertepatan dengan masa lebaran Idul Fitri.

Kondisi ini akan mendorong pertumbuhan sektor konsumsi ke

arah yang lebih baik daripada sebelumnya seiring dengan

peningkatan pendapatan masyarakat di level petani dan THR

yang akan diterima oleh kelompok pegawai. Bank Indonesia

Gorontalo memproyeksikan ekonomi regional akan tumbuh

dengan kisaran 7,6 – 8,1% (y.o.y) lebih baik daripada triwulan II-

2010 maupun triwulan III-2009.

Sementara itu kinerja dunia usaha secara keseluruhan

diperkirakan masih tumbuh baik. Hasil Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU) Bank Indonesia Gorontalo triwulan II-2010

mencatat bahwa angka prakiraan kondisi dunia usaha pada

triwulan II-2009 berada pada level optimis 10,78. Sektor

pertanian, perdagangan, dan pengangkutan diperkirakan menjadi

sektor potensial yang mampu memberikan sumbangan bagi

pertumbuhan triwulan III-2010. Usaha-usaha peningkatan

produksi pertanian PEMDA melalui penyediaan benih lokal

mendukung optimisme akan capaian pertumbuhan ekonomi yang

lebih cerah pada triwulan III-2010, namun dukungan cuaca dan

realisasi penyerapan anggaran PEMDA pada sektor-sektor

dominan dimaksud perlu ditingkatkan sehingga realisasi

pencerahan ekonomi pada triwulan III-2010 menjadi hal yang

nyata.

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010 vii

Tekanan permintaan

masyarakat yang disertai

dengan policy shock

inflation mendorong

inflasi triwulan III-2010

berkisar 3.00 – 5.00%

(yoy).

Policy Shock Inflation

dapat mendorong

tekanan inflasi pada

triwulan II-2010

Penghimpunan dana

pihak ketiga melalui

tabungan pada triwulan

III-2010 diperkirakan

menurun ditengah

meningkatnya kegiatan

usaha perbankan

Tekanan permintaan masyarakat yang disertai dengan policy

shock inflation mendorong inflasi triwulan III-2010 berkisar 3.00 –

5.00% (yoy). Kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif dasar

listrik (TDL) per 1 Juli 2010 diperkirakan akan memberikan

tekanan pada inflasi Gorontalo. Adapun besaran kenaikan tarif

dimaksud pada kisaran 18% untuk pelanggan rumah tangga, 12

– 16% untuk pelanggan bisnis, dan 6 - 15% untuk pelanggan

industri. Kenaikan tarif dasar listrik dapat meningkatkan biaya

(cost) untuk melakukan proses produksi sehingga

mengakibatkan peningkatan harga jual yang dikonsumsi oleh

masyarakat. Disisi lain, tekanan pada inflasi volatile foods mulai

muncul di permukaan akibat tingginya permintaan bahan

makanan menjelang lebaran, sementara produksi pertanian

holtikultura cukup rawan karena faktor cuaca yang kurang

mendukung.

Ekspektasi inflasi diperkirakan meningkat seiring dengan

masuknya Bulan Ramadahan dan perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Policy Shock Inflation dapat mendorong tekanan inflasi pada

triwulan II-2010. Kebijakan penetapan Harga Eceran Tertinggi

(HET) pupuk oleh pemerintah pada 1 April 2010 diperkirakan

dapat memberi tekanan pada perkembangan harga-harga

komoditas pertanian. Pupuk merupakan salah satu komponen

utama dalam kegiatan produksi komoditas pertanian, dengan

adanya kenaikan harga pupuk akan berimbas pada kenaikan

biaya produksi kemudian dapat menekan harga jual. Sementara

itu, isu kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) pada pertengahan

tahun 2010 juga diperkirkan dapat meningkatkan ekspektasi

inflasi kedepan.

Penghimpunan dana pihak ketiga melalui tabungan pada triwulan

III-2010 diperkirakan menurun ditengah meningkatnya kegiatan

usaha perbankan. Berbagai kegiatan daerah pada triwulan III-

2010 yang diwarnai oleh datangnya Bulan Ramadhan dan Hari

Raya Idul Fitri diperkirakan akan mendorong masyarakat untuk

menaikkan kegiatan konsumsi dan mengurangi tabungan. Hasil

Survei Konsumen (SK) mengkonfirmasi tren penurunan

viii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010 | BANK INDONESIA

tabungan pada triwulan depan melalui indeks ekspektasi

tabungan dalam 6 bulan yang akan datang yang mengalami tren

penurunan. Sementara itu, ekspektasi usaha perbankan pada

triwulan III-2010 diperkirakan tetap mengalami peningkatan,

sejalan dengan konfirmasi SKDU yang menunjukkan optimisme

pada indeks ekspektasi usaha sektor keuangan

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010 1

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

Dinamika perekonomian Gorontalo triwulan II-2010 diperkirakan melambat setelah

sebelumnya pada triwulan I-2010 ekonomi meningkat secara signifikan. Perekonomian

tumbuh 7,33% (y.o.y) dengan tekanan yang bersumber investasi dan ekspor, sementara

kinerja konsumsi diyakini telah memberikan redaman bagi perlambatan yang berlangsung.

Disisi penawaran, menurunnya kegiatan ekonomi didorong oleh melemahnya kinerja

sektor pertanian, bangunan, industri pengolahan, pertambangan dan jasa-jasa. Kondisi

sektor pertanian menunjukkan tren melambat seiring dengan semakin terbatasnya areal

pertanian di Gorontalo. Sementara itu lesunya kegiatan investasi fisik diperkirakan sebagai

imbas dari rendahnya angka penyerapan APBD belanja modal Pemerintah Provinsi, sampai

dengan 30 Juni 2010 penyerapan hanya mencapai 15,93% jauh dibawah penyerapan

anggaran pada tahun sebelumnya yang mencapai 66,07%. Melemahnya kinerja bangunan

mendorong kinerja sektor pertambangan dan penggalian menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya, Sementara itu kegiatan industri pengolahan juga menunjukkan penurunan

terkait dengan kendala pasokan bahan baku.

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo

1.1 SISI PERMINTAAN

Disisi permintaan, perlambatan kinerja perekonomian regional tampak pada

menurunnya investasi dan ekspor selama triwulan laporan. Menurunnya realisasi investasi

pemerintah daerah memberikan tekanan yang cukup signifikan bagi penurunan kinerja di

sektor ini. Penurunan ekspor terutama didorong melemahnya kinerja ekspor antar provinsi

yang dirasakan pada beberapa komoditas perdagangan yaitu kayu, rotan, dan gula.

Menurunnya kapasitas produksi sektor industri diyakini menjadi penyebab utama

melambatnya kegiatan ekspor Gorontalo. Namun perlambatan yang terjadi sedikit diredam

oleh kinerja konsumsi swasta. Kegiatan PILKADA dan musim liburan sekolah diperkirakan

memberikan stimulan positif bagi perkembangan kegiatan konsumsi di Gorontalo.

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010| BANK INDONESIA

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

*) Angka Sementara

1.1.1 KONSUMSI

Di tengah perlambatan ekonomi triwulan II-2010, konsumsi masih menunjukkan

performan optimis dengan kecenderungan tumbuh lebih baik dibandingkan triwulan

sebelumnya. Optimisme tersebut dibangun oleh tingkat keyakinan konsumsi masyarakat

yang cenderung tumbuh dengan didukung oleh perkiraan meningkatnya pendapatan

masyarakat selama triwulan laporan. Disisi lain kinerja konsumsi pemerintah diperkirakan

tumbuh, kondisi tercermin dari tingkat realisasi belanja non modal yang relatif stabil

dibandingkan triwulan I-2010.

Tumbuhnya konsumsi swasta tidak terlepas dari

beberapa fenomena yang mengemuka pada triwulan

II-2010 yaitu musim liburan sekolah, permulaan

tahun ajaran baru dan kegiatan PILKADA di tiga

kabupaten di Gorontalo. Indikator peningkatan

konsumsi swasta tercermin dari terjaganya tingkat

keyakinan konsumen pada level optimis (129,6)

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

berada di level 125,92.

Meningkatnya pendapatan petani dan pegawai

selama triwulan II-2010 diperkirakan menjadi

salah satu faktor pendukung konsumsi. NTP

tumbuh 2,92% (y.o.y) lebih baik dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 1,59% (y.o.y)

sementara realisasi belanja pegawai PEMDA

tumbuh 27,75% (y.o.y) lebih baik dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh 16,46% (y.o.y)

Komponen pembiayaan konsumsi dari kredit perbankan juga menunjukkan peningkatan,

kredit konsumsi tumbuh 40,07% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

37,64% (y.o.y)

I II III IV I II*

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 11.66 12.57 11.11 8.17 10.93 13.54

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 14.48 21.69 21.43 19.64 19.08 19.57

Pembentukan Modal Tetap Bruto 23.85 27.52 18.88 13.26 19.49 16.49

Ekspor Barang dan Jasa (6.18) (2.24) 5.69 (4.43) 4.13 3.77

Impor Barang dan Jasa 23.81 42.34 10.13 5.15 9.47 9.85

PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 7.66 7.22 6.60 8.78 8.36 7.33

KOMPONEN2009 2010

Grafik 1.2

Survei Konsumen BI

Grafik 1.3

Perkembangan NTP

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010 3

Grafik 1.4 Grafik 1.5 Belanja Pegawai Kredit Konsumsi

Musim liburan sekolah yang

bertepatan dengan momen Piala Dunia 2010

diperkirakan turut memberikan dorongan bagi

kinerja konsumsi swasta. Hal ini ditunjukkan

oleh tingkat konsumsi listrik dan BBM yang

meningkat selama triwulan laporan.

Sementara itu tingkat pembelian kendaraan

diperkirakan juga mengalami sedikit

peningkatan yang ditunjukkan oleh nilai

penghimpunan pajak yang tumbuh lebih baik

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Grafik 1.7 Grafik 1.8

Konsumsi BBM Realisasi Pajak

Grafik 1.6

Konsumsi Listrik

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010| BANK INDONESIA

Sementara itu tumbuhnya tingkat konsumsi

pemerintah tercermin dari nilai realisasi

APBD triwulan II-2010. Realisasi konsumsi

pemerintah selama triwulan II-2010 tumbuh

19,57% (y.o.y), sedikit lebih baik

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Terkait dengan Pemilukada, pemerintah daerah melalui APBDnya telah

merealisasikan belanja pemilu. Tercatat di provinsi Gorontalo, dana APBD yang

direalisasikan pada kegiatan pilkada mencapai Rp 27,7 Miliar dengan komposisi alokasi Rp

8 Miliar (kab. Pohuwato), Rp 7,57 Miliar (kab. Bone Bolango) dan Rp 12,27 miliar (kab.

Gorontalo).

1.1.2 INVESTASI

Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan II-2010 diperkirakan mengalami

perlambatan. Kegiatan investasi selama triwulan laporan diperkirakan tumbuh 16,49 %

(y.o.y) lebih rendah dibandingkan perkembangan pada triwulan I-2010 yang tumbuh

19,49% (y.o.y). Penurunan dimaksud tercermin kedalam beberapa indikator pembiayaan

investasi baik yang bersumber dari perbankan maupun pemerintah daerah.

Grafik 1.10 Perkembangan Kredit Grafik 1.11 Realisasi Belanja Modal Pemprov.

Perkembangan kredit perbankan baik dalam hal investasi maupun modal kerja

mengalami perlambatan. Kredit investasi melambat 33,25% (y.o.y) lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 51,68% (y.o.y) sementara kredit

modal kerja melambat 19,17% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh 21,95% (y.o.y). Kegiatan usaha investasi di Gorontalo yang lebih mengarah kepada

investasi fisik mengalami perlambatan seiring dengan menurunnya kegiatan konstruksi

Grafik 1.9 Realisasi Belanja Pemprov

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010 5

selama triwulan laporan. Rendahnya penyerapan anggaran belanja modal PEMDA diduga

sebagai salah satu pendorong perlambatan yang terjadi mengingat proyek infrastruktur

PEMDA merupakan prime mover kegiatan investasi di Gorontalo. Angka penyerapan APBD

belanja modal pemerintah provinsi sampai dengan bulan Juni 2010 hanya mencapai 15,93%

jauh dibawah penyerapan anggaran pada tahun sebelumnya yang mencapai 66,07%.

Sementara itu sampai dengan bulan Juni 2010 angka realisasi penjualan semen di

Gorontalo terkontraksi 63% (y.o.y).

Grafik 1.12 Penjualan Semen

1.1.3 EKSPOR – IMPOR

Kinerja ekspor selama triwulan II-2010 secara keseluruhan diperkirakan melambat.

Ekspor triwulan II-2010 tumbuh 3,77% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan I-2010

yang tumbuh sebesar 4,13% (y.o.y). Sementara kinerja impor triwulan II-2010 tumbuh stabil

9,85% (y.o.y) hampir sama dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (9,47% y.o.y).

Disisi ekspor, perlambatan secara umum lebih didorong oleh kinerja ekspor antar provinsi

sementara pertumbuhan nilai ekspor luar negeri masih menunjukkan arah kontraksi

walaupun dengan magnitude lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya.

Hasil liason Bank Indonesia yang telah dilakukan pada bulan Juni 2010 terhadap

beberapa pengusaha kayu dan rotan menyatakan bahwa penurunan ekspor komoditas

dimaksud terkait tidak terpenuhinya kuota ekspor yang telah ditetapkan oleh pihak eksportir

di Surabaya. Tidak terpenuhinya kuota ekspor lebih disebabkan penurunan produksi rotan

mentah yang didapatkan dari petani perambah di Gorontalo. Sementara itu menurunnya

ekspor luar negeri terhadap komoditas gula pasir selain disebabkan menurunnya kapasitas

produksi karena kendala pasokan tebu terkait kondisi cuaca, faktor menurunnya harga

internasional selama 3 bulan terakhir diperkirakan juga menjadi salah satu pertimbangan

tersendiri.

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

6 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010| BANK INDONESIA

Grafik 1.13 Perkembangan Ekspor Luar Negeri Grafik 1.14 Perkembangan Harga Gula Internasional

Grafik 1.15 Struktur Ekspor Luar Negeri Gorontalo Grafik 1.16 Perkembangan Harga Gula Internasional

Dukungan ekspor jagung diperkirakan mampu meredam dampak perlambatan

ekspor yang terjadi. Meningkatnya produksi jagung pada triwulan II-2010 mendorong ekspor

dapat dilakukan kembali pada bulan Maret-Mei 2010 setelah dua bulan sebelumnya vakum.

Sementara itu kinerja ekspor antar provinsi menunjukkan perlambatan, hal dimaksud

dikonfirmasi oleh data volume muat pada 4 kantor pelabuhan di Gorontalo. Ekspor antar

provinsi pada triwulan II-2010 tumbuh 15,45% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 24,28% (y.o.y). Sejalan dengan ekspor luar

negeri, turunnya volume ekspor antar provinsi juga didorong oleh melemahnya komoditas

rotan dan gula pasir.

Grafik 1.17 Ekspor Antar Provinsi Grafik 1.18 Ekspor Rotan dan Gula pasir

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2010 7

Perkembangan impor Gorontalo triwulan II-2010 menunjukkan tren yang stabil,

Indikator dimaksud ditunjukkan oleh volume bongkar antar provinsi di beberapa pelabuhan

di Gorontalo. Impor barang konsumsi masih berada pada level stabil sementara penurunan

terjadi pada impor barang modal khususnya barang-barang untuk kebutuhan kegiatan

konstruksi. Masih dominanya tingkat pertumbuhan konsumsi mendorong kegiatan impor

konsumsi berada pada level yang tinggi sementara menurunnya impor barang konstruksi

lebih didorong oleh menurunnya kegiatan ekonomi sektor konstruksi di Gorontalo selama

triwulan II-2010. Impor semen terkontraksi 64% (y.o,y) lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 116 % (y.o.y)

Grafik 1.19 Impor Antar Provinsi

-60-40-20020406080100120140160

-

10,000.00

20,000.00

30,000.00

40,000.00

50,000.00

60,000.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2008 2009 2010

Sumber : Kantor Pelabuhan Se-Gorontalo

% y.o.yTON VOLUME BONGKAR"VOLUME BONGKAR" Pertumbuhan (%)