KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011...

107
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Triwulan IV - 2011

Transcript of KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011...

Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Kalimantan Selatan

Kantor Bank Indonesia

Banjarmasin

Triwulan IV - 2011

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.
Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Kata Pengantar

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

i i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) periode triwulan IV-2011 ini dapat hadir di tangan pembaca. Publikasi rutin triwulanan Kantor Bank Indonesia Banjarmasin ini mengulas perkembangan terakhir berbagai variabel makro ekonomi di tingkat provinsi, meliputi perkembangan ekonomi, inflasi, perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah, indikator kesejahteraan, serta prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi triwulan mendatang. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi pemangku kebijakan, akademisi, pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang memerlukan dan menaruh perhatian terhadap perkembangan ekonomi Provinsi Kalsel.

Dalam edisi ini dapat kami sampaikan bahwa secara umum kinerja perekonomian Kalsel pada triwulan IV-2011 mencatat pertumbuhan yang lebih baik. Laju pertumbuhan ekonomi mampu bergerak ke level yang lebih tinggi, dari 4,91% (yoy) pada triwulan III-2011 menjadi 6,93% (yoy) terutama ditopang oleh pertumbuhan sektor pertanian dan sektor pertambangan. Sementara itu, seiring dengan meningkatnya produksi tambang dan kelapa sawit, akselerasi kinerja eksport meningkat signifikan. Sementara itu, di tengah ketidakpastian perekonomian global, para investor dan pelaku usaha masih optimis dengan kinerja ekonomi Kalsel sehingga mampu menggenjot pertumbuhan investasi di provinsi seribu sungai ini.

Pergerakan inflasi masih memberikan catatan yang menggembirakan selama triwulan laporan. Pada akhir tahun 2011, inflasi Kalimantan Selatan yang diwakili Kota Banjarmasin sangat rendah yakni pada level 3,98% (yoy). Pasokan pangan strategis yang relatif terjaga, tekanan permintaan yang relatif menurun pasca Idul Fitri, serta harga emas menjadi kunci utama turunnya inflasi triwulan laporan.

Secara umum, berdasarkan berbagai indikator yang ada, kinerja perbankan Kalimantan Selatan pada triwulan IV-2011 cukup menggembirakan. Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi lain kualitas kredit membaik, sebagaimana tercermin dari penurunan rasio NPL dari 2,60% menjadi 1,61%.

Transaksi uang tunai melalui Kantor Bank Indonesia Banjarmasin secara keseluruhan mengalami net-outflow. Sedangkan transaksi non-tunai

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Kata Pengantar

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

ii

diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Ke depan, kami memperkirakan prospek ekonomi akan diwarnai oleh pertumbuhan ekonomi yang relatif melambat dengan laju inflasi yang lebih tinggi dibanding triwulan IV-2011. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan IV-2011 diperkirakan bergerak pada kisaran 5,9% - 6,4% (yoy). Dari sisi permintaan, aktivitas konsumsi rumah tangga, pemerintah, dan ekspor diperkirakan melambat. Di sisi penawaran, perlambatan terjadi pada sektor-sektor dominan khususnya sektor pertanian yang masih dalam masa tanam. Sementara itu, gangguan cuaca, kenaikan tarif PAM dan cukai rokok, serta kelangkaan elpiji diperkirakan meningkatkan inflasi menjadi berada pada kisaran 7,12% ± 1% (yoy).

Akhirnya, kami berharap semoga publikasi ini bermanfaat bagi berbagai pihak yang membutuhkan, meskipun kami menyadari masih banyak langkah-langkah penyempurnaan yang perlu kami lakukan. Saran dan kritik kami nantikan untuk penyempurnaan publikasi ini. Selanjutnya kami sampaikan penghargaan dan terima kasih yang tulus kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang kami perlukan, semoga hubungan baik ini dapat terus terbina di masa yang akan datang.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kemudahan kepada kita dalam mengupayakan hasil kerja yang terbaik

Banjarmasin, Februari 2012 BANK INDONESIA BANJARMASIN

Khairil Anwar Pemimpin

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Daftar Isi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

iii iii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................... iii KETERANGAN DAN SUMBER DATA ....................................................... v TABEL INDIKATOR TERPILIH ................................................................... vii RINGKASAN EKSEKUTIF ……………………………………………………… 1 BAB 1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL .................... 7

1. Sisi Permintaan .......................................................................... . 7 2. Sisi Penawaran ……………………………………….……............. 14 Boks 1. Struktur Pasar Komoditas Strategis Penyumbang Inflasi........ 21

BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI ……….………… ................................ 23 1. Kondisi Umum …………………………………….…………. ........ 23

1.1 Sisi Produksi .................................................................... 25 1.2 Sisi Pasokan ..................................................... .................... 25 1.3 Sisi Distribusi ....................................................................... 27

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inflasi…………….…………. . 27 2.1 Inflasi Volatile Food ............................................................. 28 2.2 Inflasi Administered Price ..................................................... 30 2.3 Inflasi Inti ............................................................................. 31

3. Inflasi Pedesaan ………….…….. ................................................. 32 Boks 2. Quick Survey Persepsi Masyarakat Terhadap Kelangkaan Solar Bersubsidi ....................................................... 35

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN ………………………….............. 39

1. Perkembangan Bank Umum.................................. ...................... 39 1.1 Perkembangan Volume Usaha dan Kelembagaan Bank Umum .................................................................... 39

1.2 Penghimpunan Dana Masyarakat .................................... .. 40 1.3 Penyaluran Kredit ............................................................ 41

1.4 Risiko Likuiditas dan Risiko Kredit .................................... . 44 1.5 Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah.................................... 45

2. Perkembangan Bank Syariah ........................................... ........... 46 3. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat ......................... ............ 48 4. Perkembangan Sistem Pembayaran ......................... .................... 50

4.1 Transaksi Pembayaran Tunai.............................................. 51 4.2 Transaksi Pembayaran Non Tunai.................................... .. 54

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Daftar Isi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

iv

BAB 4. KEUANGAN DAERAH ………………………... .............................. 57 1. Realisasi Pos Pendapatan Daerah .............................................. 57 2. Realisasi Belanja Daerah.......................... ................................... 60

BAB 5. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT.... 63 1. Ketenagakerjaan …....……. ......................................................... 63 2. Kesejahteraan .......... ................................................................... 65

BAB 6. PROSPEK EKONOMI ............................................................. 69

1. Perkiraan Kondisi Makro Ekonomi …....……. .............................. 69 2. Perkiraan Inflasi .......... ................................................................ 71

LAMPIRAN ...................................................................... .................. 75

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

v

KETERANGAN DAN SUMBER DATA

Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Selatan berisi kajian mengenai perkembangan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan berjalan, yang diterbitkan secara berkala setiap triwulan oleh Kantor Bank Indonesia (KBI) Banjarmasin. Bab I Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan angka perkiraan atas dasar

tahun 2000 bersumber dari BPS Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber dari Dokumen

Pemberitahuan Ekspor/Impor Barang yang diolah Bagian PDIE-Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia, yang tercantum pula pada buku Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA) Kalimantan Selatan.

Bab II Data IHK dan inflasi pedesaan bersumber dari BPS Provinsi Kalimantan Selatan, dioleh

lebih lanjut dan disandingkan dengan berbagai hasil survei BI Banjarmasin khususnya Survei Konsumen (SK) dan Survei Pemantauan Harga (SPH) untuk keperluan analisis.

Bab III Data perbankan bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) bank-bank yang

berlokasi di wilayah Kalimantan Selatan, khusus untuk data penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek bersumber dari Datawarehouse Bank Indonesia. Data sistem pembayaran merupakan data di wilayah kerja KBI Banjarmasin. Untuk data transaksi tunai bersumber dari Direktorat Pengedaran Uang, Bank Indonesia. Untuk data transaksi non-tunai melalui BI-RTGS bersumber dari Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, sedangkan data transaksi non tunai melalui kliring bersumber dari data kliring Bank Indonesia Banjarmasin.

Bab IV Data keuangan daerah hanya mencakup data keuangan Pemerintah Provinsi

Kalimantan Selatan yang bersumber dari Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan. Bab V Data ketenagakerjaan daerah bersumber dari Survei Ketenagakerjaan Nasional

(Sakernas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan serta data pencairan Jaminan Hari tua (JHT) dari Jamsostek Wilayah Kalimantan selatan. Sedangkan angka kesejahteraan menggunakan indikator Nilai Tambah Petani (NTP) yang juga bersumber dari data Badan Pusat Statistik Provinsi Kalsel. Sebagai suplemen informasi juga digunakan data olahan hasil SKDU BI Banjarmasin.

Bab VI Prospek perekonomian regional dibuat atas dasar perkembangan indikator ekonomi

dan moneter dengan didukung oleh hasil survei yang dilakukan KBI Banjarmasin seperti SKDU, SK, dan SPE.

Buku ini diterbitkan pada akhir periode triwulan laporan sehingga angka yang disajikan dalam triwulan dimaksud sebagian diantaranya merupakan angka sementara hasil estimasi. Selanjutnya, adakalanya angka yang menunjukkan penjumlahan tidak selalu sama besarnya dengan penjumlahan angka-angka yang bersangkutan karena pembulatan.

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

vi

Visi Bank Indonesia Menjadi Lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil. Misi Bank Indonesia Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara Indonesia yang berkesinambungan. Nilai-nilai Strategi Organisasi Bank Indonesia Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu kompetensi, integritas, transparansi, akuntabilitas dan kebersamaan. Visi Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan Misi Kantor Bank Indonesia Banjarmasin Mendukung pencapaian kebijakan BI di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran secara efisien dan optimal serta memberikan saran kepada Pemda dan lembaga terkait lainnya di daerah dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi daerah.

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

vii

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH a. Inflasi dan PDRB

TW - I TW - II TW - III TW - IV

119.4 130.22 130.83 131.84 134.13 135.4

3.86 9.06 7.95 5.75 4.59 3.98

Pertanian 7087.24 7259.48 1258.01 2110.16 2445.8 1729.56

Pertambangan & Penggalian 6331.87 6811.2 1718.64 1772.03 1860.08 1905.49

Industri Pengolahan 3157.34 3247.97 825.632 830.039 853.901 841.614

Listrik, Gas, & Air Bersih 144.31 155.553 40.0095 41.1336 42.3942 42.8007

Bangunan 1603.46 1707.34 432.243 445.84 463.825 496.635

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 4426.98 4731.9 1197.1 1258.64 1327.29 1337.52

Pengangkutan dan Komunikasi 2522.35 2684.84 681.508 697.788 735.296 757.923

Keuangan, Persewaan, dan Jasa 1175.55 1260.12 324.778 330.777 341.688 345.308

Jasa 2602.54 2815.7 711.429 747.432 794.692 807.836

5.29% 5.58% 6.92% 5.95% 4.91% 6.93%

5,446 5616.29 1,818 2,574 2,501 2,890

85,095 86,276 24,417 30,667 31,266 35,879

658.91 467.047 158.66 139.24 146.96 222.53

251.51 249.451 46.09 70.97 59.78 97.48

TAHUN 2010

Volume Impor Nonmigas (ribu ton)

INDIKATORTAHUN 2009

IHK Banjarmasin

Inflasi Banjarmasin (y-o-y)

PDRB Harga Konstan (Rp Miliar)

Pertumbuhan PDRB (y-o-y)

Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta)

Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton)

Nilai Impor Nonmigas (USD Juta)

MAKRO

2011

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

viii

b. Perbankan

TW I TW II TW III TW IV

21,544 26,169 27,305 29,005 31,357 33,092

17,782 21,307 21,957 23,820 25,717 27,728

4,188 4,304 5,307 5,832 6,326 6,223

9,765 12,056 11,788 12,574 13,622 15,543

3,829 4,947 4,862 5,415 5,770 5,963

17,508 20,153 22,551 23,876 25,787 28,278

6,114 7,073 7,167 7,629 8,262 9,297

5,297 5,768 6,781 7,015 7,602 8,263

6,098 7,312 8,604 9,232 9,922 10,718

98.46% 94.58% 102.71% 100.23% 100.27% 101.98%

13,706 17,107 17,699 18,884 19,971 20,688

4,861 6,199 6,257 6,736 7,119 7,338

3,603 4,376 4,603 4,855 5,351 5,450

5,243 6,532 6,839 7,293 7,501 7,900

77.08% 80.29% 80.61% 79.28% 77.66% 74.61%

3,612 3,384 4,112 4,153 4,390 4,475

Modal Kerja 486 308 722 641 745 732

Investasi 163 154 148 161 176 155

Konsumsi 2,963 2,922 3,243 3,351 3,470 3,589

4,033 5,189 5,963 6,487 7,706 8,356

Modal Kerja 1,043 1,068 1,114 1,220 1,523 1,565

Investasi 288 380 358 401 493 536

Konsumsi 2,701 3,740 4,491 4,866 5,690 6,255

2,757 2,184 3,228 3,492 4,257 4,487

Modal Kerja 1,706 2,190 2,096 2,220 2,516 2,556

Investasi 688 740 724 790 1,022 1,123

Konsumsi 363 473 407 482 719 809

10,402 11,976 13,303 14,131 16,354 17,319 2.14% 2.13% 2.87% 2.77% 2.60% 1.61%

Total Asset 272 371 417 452 422 411

168 192 232 280 264 259

63 77 84 85 91 90

105 115 148 195 173 169

209 264 319 354 310 265

61 73 81 86 75 65

111 145 191 215 189 162

37 46 47 52 46 39 5.76% 3.11% 3.82% 3.77% 6.58% 4.69%

124.28% 136.99% 137.61% 126.31% 117.51% 102.32%

Total Kredit UMKM

Deposito

Modal Kerja

Investasi

INDIKATOR

DPK

Total Asset

Giro

Tabungan

Kredit - Lokasi Proyek

Kredit - Lokasi Bank

Kredit Menengah

Kredit UMKM - Lokasi Proyek

Kredit Mikro

Kredit Kecil

Konsumsi

LDR

NPL

NPL

Investasi

Konsumsi

DPK

Tabungan

Deposito

Kredit lokasi bank

Modal Kerja

BPR

20102009

PERBANKANBank Umum (Rp miliar)

2011

LDR

Modal Kerja

Investasi

Konsumsi

LDR

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

ix

c. Sistem Pembayaran

IndikatorTw.II-2010

Tw.III-2010

Tw.IV-2010

Tw.I-2011

Tw.II-2011

Tw.III-2011

Tw.IV-2011

Posisi Kas Gabungan

(Rp miliar)1,537 1,485 2,364 1,749 2,121 3,761 2,862

Inflow (Rp miliar) 658 1,518 936 1,170 991 1,883 1,320

Outflow (Rp miliar) 879 1,444 1,427 579 1,130 1,878 1,542

Pemusnahan Uang

(Rp miliar)544 1,209 1,012 761 761 705 763

Nominal Transaksi RTGS

(Rp Miliar)31,632 24,127 32,483 37,405 37,762 42,223 47,191

Volume Transaksi RTGS (ribu lbr)

40 42 49 43 44 47 51

Nominal Kliring (Rp Miliar)

3,372 3,716 3,762 3,860 4,276 3,252 4,713

Volume Kliring (ribu lbr) 79 77 80 79 83 58 84

Rata-rata Harian Nominal

Kliring54.39 59.94 59.71 59.38 70.09 54.19 74.80

Rata-rata Harian Volume Kliring

1.27 1.24 1.27 1.22 1.36 0.97 1.32

Nominal Kliring Pengembalian (Rp miliar)

85 152 101 88 120 82 148

Volume Kliring

Pengembalian (lembar)1,342 1,793 2,038 1,791 1,838 1,300 2,056

Rata-rata Harian Nominal Kliring Pengembalian (Rp Miliar)

1.13 2.00 1.35 1.17 1.96 1.36 2.35

Rata-rata Harian Volume

Kliring Pengembalian (lembar)

18 24 27 24 30 22 33

Rata-rata Harian Nominal Cek/BG Kosong (Rp miliar)

1.30 2.04 1.00 1.13 1.72 1.16 1.82

Rata-rata Harian Volume Cek/BG Kosong (lembar)

20 22 20 22 25 17 23

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.
Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

RINGKASAN EKSEKUTIF

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.
Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

1

RINGKASAN EKSEKUTIF

PERTUMBUHAN EKONOMI

Perkembangan ekonomi Kalimantan Selatan pada

triwulan IV-2011 tumbuh 6,93% (yoy), lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 4,91% (yoy).

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kalsel

terutama ditopang oleh meningkatnya realisasi ekspor dan

investasi. Sementara dari sisi penawaran, meningkatnya

produksi tambang dan pertanian menjadi akselerator

perkembangan ekonomi Kalsel.

Aktivitas investasi di Kalimantan Selatan pada triwulan

laporan tumbuh meningkat dari 7,88% (yoy) pada triwulan

III-2011 menjadi 10,44% (yoy). Sementara itu, di tengah

ketidakpastian kondisi perekonomian dunia, ekspor

Kalimantan Selatan mencatat pertumbuhan sebesar

20,27% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan III-

2011 yang tumbuh 7,38% (yoy). Peningkatan kinerja

komponen ekspor tidak lepas dari meningkatnya aktivitas

ekspor luar negeri Kalimantan Selatan yang di triwulan

laporan mencatat pertumbuhan sebesar 111,81% (yoy).

Peningkatan ekspor terutama bersumber dari komoditas

batubara, bijih besi, kelapa sawit, dan semen.

Secara sektoral, kinerja sektor pertanian di triwulan

laporan mengalami peningkatan yaitu dari 2,76%(yoy) di

triwulan III-2011 menjadi 5,84%(yoy). Panen padi yang

pada tahun ini berlangsung hingga akhir tahun serta harga

komoditas kelapa sawit yang terjaga di level tinggi menjadi

penopang peningkatan pertumbuhan sektor pertanian.

Pada triwulan IV-2011, ekonomi Kalimantan Selatan tumbuh 6,93% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,91% (yoy).

Komponen ekspor dan investasi menjadi sumber percepatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan laporan

Sektor pertanian tumbuh 5,84% (yoy) lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya 2,76% (yoy) .

Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

2

Sektor pertambangan kembali mencatatkan akselerasi

laju pertumbuhan yang cukup tinggi yakni mencapai

12,88% (yoy) di triwulan IV-2011, setelah sebelumnya

hanya tumbuh 3,13% (yoy). Peningkatan tersebut

terutama didorong oleh produksi batubara yang

meningkat secara signifikan seiring kondisi cuaca yang

relatif kondusif.

ASESMEN INFLASI

Inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan IV-2011

menunjukkan kecenderungan menurun dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Laju inflasi tahunan

tercatat 3,98% (yoy) atau lebih rendah dari posisi pada

triwulan III-2011 sebesar 4,59% (yoy). Angka tersebut

berada di bawah inflasi Kalimantan sebesar 5,34% (yoy)

namun sedikit di atas inflasi nasional yang hanya mencapai

3,79% (yoy).

Turunnya tekanan inflasi pada triwulan laporan

terutama dipengaruhi oleh trend menurun inflasi

volatile food serta turunnya tekanan inflasi inti. Inflasi

volatile food relatif rendah karena pasokan bumbu-

bumbuan dan beras yang relatif terjaga. Pada triwulan

laporan inflasi volatile food hanya 0,05% (yoy) lebih

rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 0,98% (yoy)..

Sementara itu turunnya harga emas perhiasan serta

tekanan dari sisi permintaan pasca bulan puasa dan hari

Raya Idul Fitri menyebabkan inflasi inti mengalami

penurunan dari 5,58% (yoy) pada triwulan III-2011

menjadi 5,25% pada triwulan laporan.

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM

PEMBAYARAN

Berbagai indikator utama kinerja perbankan di

Kalimantan Selatan pada triwulan laporan secara umum

Laju inflasi di triwulan IV-2011 hanya 3,98% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,59% (yoy).

Penurunan tekanan inflasi pada triwulan laporan karena turunnya tekanan dari sisi permintaan, terjaganya pasokan beras dan bumbu-bumbuan, serta turunnya harga emas perhiasan.

Pada triwulan IV-2011 sektor pertambangan tumbuh 12,88% (yoy), meningkat tajam dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,13% (yoy).

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

3

menunjukan peningkatan. Aset perbankan mencapai

Rp33,09 triliun, tumbuh 26,46% (yoy) lebih tinggi dari

pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 23,63% (yoy).

Dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh bank

umum Kalimantan Selatan pada triwulan laporan tumbuh

meningkat, apabila dibandingkan triwulan sebelumnya.

Posisi DPK di triwulan laporan mencapai Rp27,73

triliun, tumbuh 30,14% (yoy), lebih tinggi dari

pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang

mencapai 28,45% (yoy). Peningkatan tersebut terutama

didukung oleh perkembangan pada jenis simpanan giro

khususnya giro milik pemerintah daerah.

Dari sisi penyaluran kredit bank umum ke wilayah

Kalimantan Selatan (lokasi proyek) pada triwulan

laporan mencapai Rp28,28 triliun atau tumbuh 40,20%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2011 yang

mencatat pertumbuhan sebesar 26,69% (yoy). Seluruh

jenis kredit baik konsumsi, investasi, maupun modal kerja

mengalami peningkatan.

Dengan perkembangan tersebut, peran intermediasi

perbankan yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio

(LDR) lokasi proyek meningkat dari 100,28% pada

triwulan III-2011 menjadi 101,99% pada triwulan

laporan. Sementara itu seiring terselesaikannya

permasalahan sengketa lahan tambang batubara, rasio

NPL mengalami penurunan dari 2,60% menjadi 1,61%.

Seiring dengan kegiatan belanja masyarakat dengan

mengggunakan uang tunai yang relatif menurun pasca

bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, Nilai transaksi

pembayaran tunai di Kalimantan Selatan pada triwulan

IV-2011 mengalami peningkatan. Total aliran uang kartal

masuk dan keluar melalui KBI Banjarmasin turun -23,89%

(qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari Rp3,76

Aset tumbuh 26,46% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 23,63% (yoy)

Berdasarkan lokasi proyek, laju pertumbuhan kredit tumbuh meningkat dari 26,69% (yoy)pada triwulan III-2011 menjadi 40,20% (yoy).

Perkembangan transaksi pembayaran secara tunai di Kalimantan Selatan pada triwulan IV- 2011 turun dan mengalami net cash outlow.

LDR perbankan Kalimantan Selatan di triwulan I-2011 meningkat menjadi 101,99%. Rasio NPL turun menjadi 1,61%.

DPK tumbuh meningkat dari 28,45% (yoy) menjadi 30,14% (yoy) .

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

4

triliun menjadi Rp2,86 triliun. Secara akumulatif pada

triwulan IV-2011 terjadi net cash outflow sebesar Rp221,2

miliar.

Perkembangan transaksi pembayaran non-tunai

khususnya melalui sarana kliring cenderung meningkat.

Meningkatnya kembali aktivitas bisnis pasca liburan

Lebaran berdampak positif pada perkembangan transaksi

kliring yang meningkat 43,55% dari triwulan sebelumnya.

Sementara itu pekembangan transaksi pembayaran non

tunai benilai besar (di atas Rp100 juta) melalui sarana BI-

RTGS meningkat 11,77%(qtq), dari Rp42,22 triliun

menjadi Rp47,19 triliun.

PROSPEK EKONOMI

Pada triwulan I-2012, perekonomian Kalimantan

Selatan diperkirakan tumbuh melambat dari triwulan

laporan yakni pada kisaran 5,9%-6,4% (y-o-y). Dari sisi

permintaan konsumsi masyarakat, konsumsi pemerintah,

dan ekspor diperkirakan melambat. Sementara dari sisi

penawaran, kinerja sektor pertambangan dan pertanian

diperkirakan melambat.

Dari sisi permintaan, konsumsi masyarakat berpotensi

melambat karena pengaruh tekanan inflasi yang

diperkirakan lebih tinggi pada triwulan I-2012 serta faktor

psikologis pasca liburan panjang sekolah di Bulan

Desember 2011. Sementara itu penerapan Permendag

nomor 35 tahun 2011 dipastikan akan mengkoreksi ekspor

rotan Kalsel.

Dari sisi sektoral, perkembangan sektor pertanian dan

pertambangan diperkirakan melambat. Tingginya curah

hujan sejak Bulan Desember 2011 telah menyebabkan

beberapa lahan padi puso dan masa tanamnya terlambat

Kondisi cuaca juga menghambat aktivitas tambang

Nilai nominal transaksi melalui kliring naik sebesar 43,55% (qtq). Sementara itu transaksi melalui RTGS mengalami kenaikan sebesar 11,77% (qtq).

Perekonomian Kalimantan Selatan triwulan I-2012 diperkirakan tumbuh 5,6% - 6,4% (yoy)

Kinerja sektor pertanian dan pertambangan diperkirakan tumbuh melambat

Ekspor dan konsumsi rumah tangga diperkirakan melambat

Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

5

batubara. Optimisme pelaku usaha juga terindikasi

mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya

sebagaimana terungkap dalam indikator ekspektasi

kegiatan usaha yang turun dari 31,98 menjadi 21,08.

PROSPEK INFLASI

Laju inflasi kota Banjarmasin pada triwulan I-2012

diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan laporan

terutama karena meningkatnya tekanan dari kelompok

administered price. Kenaikan tarif PDAM kota

Banjarmasin sebesar 10% serta penerapan kebijakan

pemerintah untuk menaikan cukai rokok sebesar 16%

menjadi faktor dominan penyumbang inflasi pada

triwulan mendatang. Sementara itu tekanan inflasi inti

relatif mereda karena turunnya tekanan permintaan.

Di sisi lain, gangguan cuaca sebagai efek tidak langsung

badai tropis Iggy diperkirakan dapat mengganggu pasokan

sayur mayur, bumbu-bumbuan, dan pasokan lainnya dari

Pulau Jawa. Faktor ekspektasi masyarakat berpotensi untuk

menambah tekanan in flasi pada triwulan I-2012 terutama

dengan adanya rencana kenaikan TDL dan menghilangnya

elpiji 3 kg. Dengan berbagai pertimbangan di atas laju

inflasi pada triwulan I-2012 diperkirakan berada pada

kisaran 7,12% ± 1% (yoy).

Tekanan inflasi pada triwulan I-2012 diperkirakan muncul terutama dari kelompok administered price.

Laju inflasi di triwulan I-20112diperkirakan berada pada kisaran 7,19% ± 1% (yoy)

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.
Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

8

paman

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI

MAKRO REGIONAL

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.
Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

7

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi

Kalimantan Selatan

*) angka sementara Sumber: BPS Prov.Kalsel

006% 005% 005%

006%007%

006%005%

007%

0%1%2%3%4%5%6%7%8%

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV

2010 2011

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang semakin tinggi,

perekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan IV-2011 mencatat laju

pertumbuhan yang juga meningkat menjadi 6,93%(yoy) dari 4,91% (yoy)

pada triwulan sebelumnya. Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi pada

triwulan laporan terutama didorong oleh meningkatnya konsumsi, baik rumah

tangga maupun pemerintah, serta optimalnya realisasi ekspor komoditas tambang

andalan Kalimantan Selatan.

Dari sisi penawaran, sektor

unggulan Kalimantan Selatan

berupa sektor pertambangan

memberikan kontribusi yang paling

tinggi. Sedangkan sektor unggulan

lainnya, sektor pertanian, juga

menunjukkan kinerja yang lebih

baik dibandingkan triwulan

sebelumnya.

Kinerja tersebut mendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan

secara keseluruhan pada tahun 2011 sebesar 6,12% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun sebelumnya sebesar

5,58% (yoy).

1.1. SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, komponen ekspor dan investasi mengalami

perkembangan yang meningkat selama triwulan laporan. Sementara konsumsi

masyarakat cenderung terjaga pada tingkat yang relatif tinggi, konsumsi

pemerintah justru mengalami pelambatan. Meskipun demikian, kuatnya kinerja

ekspor dan investasi mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi pada tingkat

6,93% (yoy) selama triwulan laporan.

1

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

8

Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan (yoy) Sisi Permintaan Atas Dasar Harga Konstan

*) angka sementara Sumber: BPS Provinsi Kalsel 1.1.1. Konsumsi Rumah Tangga

Pertumbuhan konsumsi rumah

tangga relatif stabil walau ada

kecenderungan menurun, yaitu dari

5,31% (yoy) pada triwulan III-2011

menjadi 5,28% pada triwulan laporan.

Terjaganya kondisi konsumsi rumah

tangga pada tingkat yang relatif tinggi

tersebut tercermin dari hasil Survei

Konsumen yang menginformasikan

bahwa masyarakat masih cukup

optimis dengan kondisi perekonomian selama triwulan laporan, diindikasikan oleh

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang mengalami peningkatan dari 136,80

menjadi 147,92.

Sementara itu, indeks pendukung lainnya juga mengalami kenaikan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) meningkat

dari 143,87 menjadi 152,90, yang terutama didorong oleh ekspektasi masyarakat

akan penghasilan yang semakin membaik serta ketersediaan lapangan kerja yang

semakin bertambah pada tahun 2012. Sedangkan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE)

naik menjadi 142,93 dari sebelumnya sebesar 129,73. Kenaikan ini terutama

didorong oleh optimisme masyarakat akan daya beli yang semakin terjaga serta

keyakinan untuk mengkonsumsi barang tahan lama berkat kondisi inflasi

Kalimantan Selatan yang rendah dan stabil selama triwulan laporan.

Grafik 1.2 Komponen Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber: Survei Konsumen, Bank Indonesia Banjarmasin

,0

50,0

100,0

150,0

200,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

2009 2010 2011

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)Ekspektasi Konsumen (IEK)

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

9

Indikator optimisme konsumsi rumah tangga juga tampak dari penyaluran

kredit konsumsi oleh perbankan. Pada triwulan laporan, jumlah kredit konsumsi

berdasarkan lokasi proyek tercatat sebesar Rp10,72 triliun atau tumbuh 46,58%

(yoy). Angka tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 30,19% (yoy) atau mencapai Rp9,92 triliun.

Selain itu, indikator konsumsi lainnya yaitu penjualan otomotif khususnya

kendaraan roda dua menunjukkan kondisi yang stabil, yaitu tumbuh 12,98%

(yoy) dengan total unit terjual mencapai 45.874 unit, tidak jauh berbeda dengan

triwulan sebelumnya yang tumbuh 12,07% (yoy) atau sebanyak 44.253 unit.

Grafik 1.5 Penjualan Motor di Kalimantan Selatan

Sumber: Dispenda Provinsi Kalsel

0%5%10%15%20%25%30%

0%2%4%6%8%

10%

T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4

2010 2011

g. Konsumsi RT (yoy) - aksis kiri

g. Penjualan motor (yoy) - aksis kanan

Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Konsumsi Perbankan di Kalimantan Selatan (Berdasarkan

Lokasi Proyek)

Sumber: BPS Kalsel & Dispenda Provinsi Kalsel

0%10%20%30%40%50%

0%2%4%6%8%

10%

T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4

2010 2011

g. Konsumsi RT (yoy) - aksis kiri

g. Kredit Konsumsi (yoy) - aksis kanan

Grafik 1.3 Komponen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

Sumber: Survei Konsumen, Bank Indonesia Banjarmasin

,0

50,0

100,0

150,0

200,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

2009 2010 2011

Penghasilan Saat IniKetepatan Waktu Pembelian Barang Tahan LamaKetersediaan Lapangan Kerja

Grafik 1.4 Komponen Indeks Ekspektasi Konsumen

Sumber: Survei Konsumen, Bank Indonesia Banjarmasin

,0

50,0

100,0

150,0

200,0

3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12

2009 2010 2011

Ekspektasi Penghasilan

Ekspektasi Ekonomi

Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

10

1.1.2. Pengeluaran Pemerintah

Komponen konsumsi

pemerintah mengalami

pelambatan selama triwulan IV-

2011, yaitu hanya tumbuh 1,41%

(yoy), lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya yang

mencapai hingga 12,33% (yoy).

Rendahnya pertumbuhan ini

disebabkan belum optimalnya

realisasi belanja yang dilakukan

oleh pemerintah, baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/kota.

Hal ini terlihat dari kecilnya pertumbuhan belanja pemerintah provinsi

yang hanya 1,55% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang mencapai 5,41% (yoy). Ditinjau dari komponen belanja daerah,

belum optimalnya realisasi tersebut terutama pada penyerapan belanja operasi

yang sampai dengan akhir triwulan IV-2011 hanya mencapai 61,33%, atau hanya

sebesar Rp1.196,20 miliar dari anggaran 2011 sebesar Rp1.950,31 miliar.

Meskipun demikian, selama 2011 Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

melalui Dinas Pekerjaan Umum Provinsi telah berhasil menuntaskan beberapa

proyek strategis seperti pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan serta

beberapa sarana prasarana publik di sejumlah wilayah Kalimantan Selatan.

Tabel 1.2. Realisasi Keuangan Beberapa Program Infrastruktur Kalsel

No. Nama Proyek Anggaran (Rp juta)

Penyerapan Anggaran s/d

Triwulan IV-2011

1 Program pembangunan jalan dan jembatan 133.114,01 100% 2 Program Peningkatan sarana dan prasarana

publik 92.350,34 100%

3 Pengembangan, pengelolaan dan konservasi : sungai, danau, dan sumber daya air lainnya 25.374,61 88,24%

1.1.3. Investasi

Kegiatan investasi Kalsel yang tercermin pada komponen

pembentukan modal tetap bruto (PMTB) mencatat laju pertumbuhan yang

meningkat dari 7,88% (yoy) di triwulan III-2011 menjadi 10,44% (yoy) pada

triwulan laporan. Meningkatnya kinerja investasi ini terindikasi dari

perkembangan nilai impor barang modal yang mengalami peningkatan yaitu dari

Grafik 1.7 Perkembangan Konsumsi Pemerintah s/d Triwulan IV -2011

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan

-40%-30%-20%-10%0%10%20%

0%2%4%6%8%

10%12%14%

T1 T2 T3 T4

2011

g. Konsumsi Pemerintah (yoy) - aksis kiri

g. Belanja Pemprov (yoy) - aksis kanan

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

11

-39,91% (yoy) di triwulan III-2011 menjadi 24,31% (yoy) pada triwulan laporan.

Meningkatnya investasi ini juga terlihat dari indikator kredit investasi yang

juga menunjukkan pergerakan meningkat. Laju ekspansi kredit investasi mencapai

43,26% (yoy), atau naik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh

34,27% (yoy). Berdasarkan survei liaisons KBI Banjarmasin, meningkatnya

kebutuhan investasi tersebut terutama digunakan untuk mendukung

pengembangan sektor pertambangan dan penggalian, terutama komoditas batu

bara dan bijih besi yang memiliki prospek pasar cukup cerah.

1.1.4. Ekspor-Impor Perkembangan Ekspor

Pada triwulan laporan ekspor Kalimantan Selatan tercatat tumbuh

sebesar 20,27% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 7,38% (yoy). Dari data PEB volume ekspor ke luar negeri

pada triwulan laporan tercatat 35,87 juta ton, atau tumbuh 111,81% (yoy).

Pertumbuhan volume ekspor ini masih didominasi oleh komoditas batubara,

dimana pada triwulan laporan ekspor batu bara tumbuh sebesar 55,72% (yoy)

dengan volume ekspor 31,26 juta ton. Secara nominal nilai ekspor Kalimantan

Selatan di triwulan IV-2011 mencapai US$2,89 miliar, sedikit lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya yang mencapai US$2,50 miliar. Cukup tinggi nilai ekspor ini

diperkirakan terkait terjaganya harga komoditas pertambangan, meskipun harga

internasional karet cenderung melemah selama triwulan laporan.

Grafik 1.8 Perkembangan Impor Barang Modal Kalimantan Selatan

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4

2009 2010 2011

g. PMTB (yoy) g. Impor barang modal

Grafik 1.9 Perkembangan Penyaluran Kredit Investasi Perbankan Berdasarkan Lokasi Proyek

Sumber : LBU Bank Indonesia,diolah

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4

2009 2010 2011

g. PMTB (yoy) g. Kredit investasi (yoy)

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

12

Grafik 1.11 Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan Selatan

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

-100%-50%0%50%100%150%200%250%

-

10000,0

20000,0

30000,0

40000,0

T1 T3 T1 T3 T1 T3 T1 T3 T1 T3

2007 2008 2009 2010 2011

Volume ekspor (ribu ton) - aksis kirig. Volume ekspor -aksis kanan

Kenaikan ekspor Kalimantan

Selatan pada triwulan IV-2011 ditopang

oleh komoditas batubara yang mencatat

pertumbuhan volume ekspor hingga

105,43% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh 54,26% (yoy). Total volume

ekspor batubara di triwulan laporan

mencapai 32,87 juta ton, meningkat

dibandingkan triwulan III-2011 sebesar

28,7 juta ton. Selain batu bara, ekspor

Kalimantan Selatan yang juga mencatat akselerasi cukup tinggi adalah komoditas

CPO dimana pada triwulan laporan turut mengalami peningkatan. Sedangkan

ekspor karet justru mengalami penurunan selama triwulan laporan.

Grafik 1.10 Nilai Ekspor Kalimantan Selatan

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

-500,0

1000,0 1500,0 2000,0 2500,0 3000,0 3500,0

T1 T3 T1 T3 T1 T3 T1 T3 T1 T3

2007 2008 2009 2010 2011

Nilai ekspor (juta US$) - aksis kiri

g. Nilai ekspor (yoy) - aksis kanan

Grafik 1.12 Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Komoditas Batubara

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

-2000,00 4000,00 6000,00 8000,00 10000,00

-5000,0

10000,0 15000,0 20000,0 25000,0 30000,0 35000,0

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Volume ekspor (ribuan ton) Nilai ekspor (juta US$)

Grafik 1.14 Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Komoditas Karet

Sumber: Bank Indonesia, diolah

-

5,0

10,0

15,0

-

10,0

20,0

30,0

40,0

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Volume ekspor (ribuan ton)Nilai ekspor (juta US$)

Grafik 1.13 Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Komoditas Minyak Sawit

Sumber: Bank Indonesia, diolah

-

5,00

10,00

15,00

-

100,0

200,0

300,0

400,0

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Volume ekspor (ribuan ton)Nilai ekspor (juta US$)

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

13

Khusus komoditas karet, volume ekspor di triwulan IV-2011 hanya

mencapai 25,29 ribu ton, atau mengalami penurunan sebesar -18,69% (yoy).

Berdasarkan informasi liaison dari produsen karet dan CPO Kalimantan Selatan,

penurunan pada kinerja karet terutama dipengaruhi oleh masih melambatnya

permintaan ekspor dari beberapa negara seperti India dan China. Sementara itu,

ekspor CPO Kalimantan Selatan pada triwulan laporan mencatat pertumbuhan

sebesar 86,54% (yoy) dengan volume 236,4 ribu ton, jauh lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 38,4% (yoy) dengan volume

162,3 ribu ton. Pertumbuhan volume ekspor CPO ini dikarenakan kondisi pasar

yang masih kuat, selain stabilnya produksi perkebunan kelapa sawit dalam

menghasilkan tandan buah segar.

Dilihat dari negara tujuan ekspor, pasar Asia masih mendominasi dengan

China sebagai negara tujuan utama dengan nilai ekspor mencapai US$535,43

juta (22,89% dari total nilai ekspor). Selanjutnya, Jepang menjadi negara tujuan

ekspor kedua dengan nilai ekspor US$286 juta, dan India menempati posisi ketiga

dengan nilai ekspor US$147,51 juta.

Perkembangan Impor

Impor Kalimantan Selatan

pada triwulan IV-2011 tumbuh

82,75% (yoy), atau lebih tinggi

dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 35,27%

(yoy). Secara nominal, nilai impor di

Grafik 1.16 Perkembangan Impor Non Migas Kalimantan Selatan

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

-200%-100%0%100%200%300%400%500%600%

-

50,0

100,0

150,0

200,0

250,0

300,0

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2006 2007 2008 2009 2010

Nilai impor (juta US$) - aksis kirig. impor (yoy) - aksis kanan

Grafik 1.15 Pangsa Ekspor Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

Sumber: DSM Bank Indonesia, diolah

6%

12%

22%

3%4%

9%

43%

1%INDIA

JAPAN

CHINA

SOUTH KOREA

TAIWAN

HONGKONG

NEGARA ASEAN

ASIA LAINNYA

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

14

triwulan laporan mencapai US$222,5 juta, terutama untuk pembelian barang-

barang modal dan fasilitas produksi guna mendukung aktivitas pertambangan

dan perkebunan. Masih meningkatnya pembelian alat-alat pertambangan

tersebut menunjukkan masih prospektifnya sektor pertambangan di Kalimantan

Selatan.

2. SISI PENAWARAN

Secara sektoral pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan ditopang

oleh kinerja dua sektor ekonomi dominan yaitu sektor pertanian dan sektor

pertambangan. Pada triwulan laporan sektor pertanian tumbuh sebesar 5,84%

(yoy), yang terutama didorong oleh subsektor tanaman bahan pangan yang

mengalami peningkatan produktivitas. Sementara itu, pada sektor

pertambangan, pertumbuhan didorong oleh produksi komoditas batubara yang

mengalami peningkatan cukup tinggi selama triwulan laporan.

2.1. Sektor Ekonomi Dominan

Sektor Pertanian

Kondisi cuaca yang relatif kondusif mendorong kinerja sektor

pertanian selama triwulan laporan. Laju pertumbuhan tercatat meningkat dari

4,91% (yoy) pada triwulan III-2011 menjadi 6,93% (yoy). Meskipun di beberapa

wilayah masih terjadi puso akibat air laut pasang, terutama pada sawah yang

menggunakan lahan lebak rawa, namun kinerja sektor pertanian masih relatif

Tabel 1.3. Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan (yoy) Sisi Penawaran Atas Dasar Harga Konstan

*) angka sementara

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

15

Grafik 1.18 Pertumbuhan Volume Ekspor Minyak Sawit dan Karet Kalsel

Sumber : DSM Bank Indonesia, diolah

-2000%

0%

2000%

4000%

6000%

8000%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2007 2008 2009 2010 2011

g. volume ekspor karet (yoy) - aksis kirig. volume ekspor sawit (yoy) - aksis kanan

Grafik 1.17 Masa Tanam dan Panen Padi di Kalimantan Selatan

Sumber: Dinas Pertanian Propinsi Kalsel

,050,0100,0150,0200,0250,0300,0

,050,0

100,0150,0200,0250,0300,0

T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4

2009 2010 2011

Luas panen Proyeksi panen

Grafik 1.19 Produksi sawit tandan buah Kalsel

Sumber : Dinas Perkebunan Kalsel

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

T3 T4 T1 T2 T3 T4 T1 T2 T3 T4

2009 2010 2011

produksi sawit tandan buah segar (ribu ton) - aksis kiri

g. produksi (yoy) - aksis kanan)

baik. Beberapa wilayah yang masih melaksanakan panen padi selama triwulan

laporan antara lain Kabupaten Tapin dan Hulu Sungai Selatan.

Peningkatan laju

pertumbuhan juga terindikasi

pada sub sektor perkebunan

yang ditunjukkan oleh

peningkatan pertumbuhan

volume ekspor CPO Kalimantan

Selatan sebesar 86,5% (yoy),

atau lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar

38,4% (yoy). Hal tersebut

terutama didukung oleh kinerja

produksi sawit tandan buah segar yang relatif stabil selama beberapa triwulan

terakhir, dimana pada triwulan laporan tercatat produksinya sebesar 137,46 ribu

ton. Sementara pada komoditas karet, laju pertumbuhan justru mengalami

penurunan dari 4,78% (yoy) di triwulan III-2011 menjadi sebesar -18,7% (yoy).

Kondisi tersebut diperkirakan terkait adanya pelemahan harga komoditas karet di

pasar internasional selama triwulan laporan.

Sektor Pertambangan

Di sektor pertambangan, pada triwulan laporan tercatat tumbuh

sebesar 12,88% (yoy), atau jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 3,13% (yoy). Tingginya pertumbuhan ini terkonfirmasi dari

meningkatnya volume ekspor batu bara yang mencapai 35.879 ribu ton, atau

tumbuh sebesar 111,81% (yoy).

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

16

Grafik 1.20 Pertumbuhan Volume Ekspor Komoditas Batubara Kalimantan Selatan

Sumber :DSM, Bank Indonesia Kantor Pusat

-100%-50%0%50%100%150%200%250%

-

10000,0

20000,0

30000,0

40000,0

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2007 2008 2009 2010 2011

Volume ekspor (ribuan ton) aksis kiri

g. volume ekspor batubara (yoy) - aksis kanan

Pertumbuhan volume ekspor batu bara pada triwulan laporan tercatat

sebesar 55,72%. Tingginya volume ekspor batu bara ini terutama dipengaruhi

oleh produksi batu bara yang relatif tinggi berkat cuaca yang kondusif dan harga

yang relatif stabil di pasar internasional. Hingga akhir tahun 2011, harga batu

bara di pasar internasional berada pada kisaran USD 79,11 per metrik ton, relatif

terjaga dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar USD 80,02 per metrik ton.

Seiring dengan tingginya

pertumbuhan sektor pertambangan,

penyaluran kredit perbankan untuk

sektor pertambangan Kalimantan

Selatan pada triwulan laporan juga

menunjukkan peningkatan. Pada

triwulan laporan, kredit pada sektor

pertambangan mencapai Rp2.180,4

miliar, atau tumbuh 90,83% (yoy),

jauh lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya yang

pertumbuhannya hanya 1,27% (yoy).

Tingginya pertumbuhan ini didukung

oleh meningkatnya permintaan

domestik maupun luar negeri

terhadap batubara sehingga mampu

mendorong produsen untuk

mengakselerasi kinerjanya.

Grafik 1.22 Perkembangan Harga Batubara Internasional

Sumber : Bloomberg, diolah

-20,0 40,0 60,0 80,0

100,0

1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10

2009 2010 2011

Grafik 1.23 Pertumbuhan Kredit Lokasi Proyek Sektor Pertambangan Kalimantan Selatan

Sumber: LBU Bank Indonesia,diolah

-50%0%50%100%

,01000,02000,03000,0

T1T2T3T4T1T2T3T4T1T2T3T4T1T2T3T4

2008 2009 2010 2011

Kredit (rp miliar) - aksis kirig. kredit (yoy) - aksis kanan

Grafik 1.21 Pertumbuhan Nilai Ekspor Batubara Kalimantan Selatan

Sumber :DSM, Bank Indonesia Kantor Pusat

-50%0%50%100%150%

-

5000,0

10000,0

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Nilai ekspor (juta US$) - aksis kiri

g. Nilai ekspor (yoy) - aksis kanan

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

17

Sektor Industri Pengolahan

Ditengah meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi pada sektor dominan

Kalimantan Selatan, sektor industri pengolahan pada triwulan IV-2011

menunjukkan kondisi yang cenderung melambat. Laju pertumbuhan mencatat

pelambatan dari 4,87% (yoy) di triwulan III-2011 menjadi 1,96% (yoy).

Penyaluran kredit pada sektor

industri pengolahan berdasarkan

lokasi proyek mengalami kontraksi

yang relatif besar, yaitu 16,72% (yoy),

jauh lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 45,75% (yoy).

Menurunnya pertumbuhan ini

diperkirakan karena kinerja sektor

industri secara umum mengalami

pelambatan pasca puncak konsumsi masyarakat pada triwulan sebelumnya.

Melambatnya pertumbuhan di sektor industri pengolahan terutama

didorong oleh menurunnya kinerja industri pengolahan karet yang menunjukkan

perkembangan yang kurang menggembirakan. Nilai ekspor karet tumbuh

melambat sebesar 9,53% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 11,34% (yoy).

Sementara volume ekspor justru mengalami kontraksi sebesar -12,24% (yoy) atau

hanya merealisasikan ekspor sebesar 25,59 ribu ton saja selama triwulan laporan.

Penurunan volume tersebut merupakan kelanjutan dari trend pelambatan pada

industry pengolahan karet yang terjadi sepanjang tahun 2011 ini.

Grafik 1.24 Pertumbuhan Kredit Perbankan ke Sektor Industri Berdasarkan Lokasi Proyek

Sumber: Bank Indonesia, diolah

-040%-020%000%020%040%060%080%100%

,0

500000,0

1000000,0

1500000,0

2000000,0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011

Industri (Rp juta) - aksis kiri

g. Industri (yoy) - aksis kanan

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

18

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pada triwulan laporan, aktivitas perdagangan di wilayah Kalimantan

Selatan mengalami pelambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Laju

pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) mencapai 6,77%

(yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,09%

(yoy). Melambatnya aktivitas perdagangan ini tercermin dari indeks realisasi

kegiatan usaha sektor PHR dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang di

triwulan laporan sebesar 6,81 lebih rendah dibandingkan indeks triwulan

sebelumnya sebesar 9,31.

Pelambatan aktivitas perdagangan juga tercermin dari perkembangan

penjualan pada pasar modern selama triwulan laporan yang mencapai Rp134,95

miliar atau meningkat 58,95% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh 37,8% (yoy). Sementara itu dalam mendukung aktivitas perdagangan

selama triwulan III-2011, penyaluran kredit untuk sektor perdagangan masih

Grafik 1.28 Perkembangan Penjualan di Pasar Modern

Sumber : Liaison, KBI Banjarmasin

-20%-10%0%10%20%30%40%50%

0

50

100

150

200

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2009 2010 2011

Penjualan (Rp miliar) - aksis kiri

g. penjualan (yoy) - aksis kanan

Grafik 1.25 Nilai Ekspor Karet

Sumber : Dir. Statistik Moneter, BI Kantor Pusat

-020%000%020%040%060%080%100%

-2,000 4,000 6,000 8,000

10,000 12,000 14,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2009 2010 2011

Nilai ekspor (juta US$) - aksis kiri

g. Nilai ekspor (yoy) - aksis kanan

Grafik 1.27 Indeks Realisasi Kegiatan Usaha Sektor PHR

Sumber : SKDU, KBI Banjarmasin

-20,0

-15,0

-10,0

-5,0

,0

5,0

10,0

15,0

20,0

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2009 2010 2011

Grafik 1.26 Volume Ekspor Karet

Sumber : Dir. Statistik Moneter, BI Kantor Pusat

-060%-040%-020%000%020%040%060%080%

-5,000

10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2009 2010 2011

Volume ekspor (ribuan ton) - aksis kirig. Volume ekspor (yoy) - aksis kanan

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

19

mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi sebesar 27,24% (yoy), meskipun

sedikit lebih lambat dari triwulan sebelumnya sebesar 28,84% (yoy).

2.2. Sektor Ekonomi Non-Dominan

Sektor ekonomi non-dominan Kalimantan Selatan selama triwulan IV-

2011 menunjukkan perkembangan yang bervariasi. Sektor keuangan

mengalami peningkatan, sebaliknya sektor bangunan serta angkutan dan

komunikasi menunjukkan pelambatan.

Pada triwulan IV-2011 sektor keuangan tumbuh sebesar 7,80% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 4,40% (yoy).

Peningkatan tersebut tercermin dari hasil survei SKDU yang menunjukkan

peningkatan realisasi perkembangan kegiatan usaha dari angka indeks sebesar

1,61 pada triwulan III-2011 menjadi 2,11 pada triwulan laporan. Peningkatan

kegiatan di sektor ini diperkirakan karena kondisi ekonomi regional yang stabil

serta didukung oleh suku bunga BI rate yang relatif rendah.

Sebaliknya, laju pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi di

triwulan IV-2011 mencapai 6,77% (yoy), melambat dibandingkan kinerja triwulan

sebelumnya sebesar 5,14% (yoy). Pelambatan tersebut juga tercermin pada hasil

survei SKDU yang menunjukkan

penurunan dari 6,19 menjadi 5,83.

Melambatnya produktivitas di sektor

ini terutama dipengaruhi penurunan

permintaan masyarakat akan jasa

angkutan paska berakhirnya

peringatan Hari Raya Idul Fitri.

Grafik 1.29 Realisasi Perkembangan Sektor Keuangan Kalsel

Sumber : SKDU, BI Banjarmasin

-1,86

1,92

2,41 2,41 2,39 2,35 2,352,16

2,351,99

1,61

2,11

-2,5-2

-1,5-1

-0,50

0,51

1,52

2,53

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2009 2010 2011

Grafik 1.30 Realisasi Perkembangan Sektor Angkutan dan Komunikasi Kalsel

Sumber : SKDU, KBI Banjarmasin

1,63

0

2,44

0,81

7,13

4,43 4,43 4,63

2,16

5,36,19 5,83

012345678

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2009 2010 2011

Grafik 1.31 Penyaluran Kredit Sektor Angkutan dan Komunikasi Kalsel

Sumber : LBU, Bank Indonesia

-040%-020%000%020%040%060%

,0200000,0400000,0600000,0800000,0

1000000,01200000,0

I II III IV I II III IV I II III IV

Konstruksi (Rp juta) - aksis kiri

g. konstruksi (yoy) - axis kanan

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

20

Sementara laju pertumbuhan sektor bangunan juga melambat sebesar

3,90% (yoy), lebih rendah dibandingkan kinerja triwulan sebelumnya sebesar

6,55% (yoy). Pelambatan tersebut juga tercermin pada penyaluran kredit sektor

konstruksi yang tumbuh sebesar 12,7% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 36,31% (yoy). Telah terselesaikannya program

infrastruktur pemerintah diperkirakan mempengaruhi pelambatan kinerja sektor

ini pada triwulan laporan.

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2010

21

Boks 1. Struktur Pasar Komoditas Strategis Penyumbang Inflasi

Pada tahun 2011 Bank Indonesia Banjarmasin menyelenggarakan riset dengan tujuan mengetahui pemetaan struktur pasar, pola distribusi, serta perilaku pembentukan harga pada komoditas penyumbang inflasi di Kalimantan Selatan. Dengan menggunakan data 2004 – 2010 dipilih sebanyak 15 komoditas sebagai objek penelitian, yaitu beras, cabe rawit, cabe merah, bawang merah, ikan kembung, ikan gabus, udang basah, daging ayam ras, telur ayam ras, daging sapi, mie kering instant, gula pasir, minyak goreng, tahu mentah, dan tempe. Sedangkan kerangka berpikir yang digunakan adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka berpikir yang digunakan

Berdasarkan metode HHI, CR4, MES, serta matriks struktur pasar, riset tersebut menyimpulkan bahwa secara umum struktur pasar di tingkat produsen di Kalimantan Selatan cenderung oligopoli, dengan beberapa komoditas yang mengarah ke struktur monopoli. Sementara pada tingkat pedagang, struktur pasar cenderung oligopoli. Hal tersebut memberikan implikasi bahwa pelaku pasar memiliki kontrol yang cukup besar terhadap harga di pasaran.

Sementara pelaku yang cenderung mendasarkan harga bukan pada biaya produksi, melainkan pada kondisi pasar dan kondisi pesaing, baik di tingkat produsen maupun pedagang juga berpotensi semakin mempertajam fluktuasi harga komoditas di Kalimantan Selatan. Hal tersebut tentu saja menyebabkan kondisi perekonomian menjadi kurang kondusif karena masyarakat berada dalam kondisi yang penuh ketidakpastian serta daya beli akan mudah melemah, terutama apabila pasokan komoditas berkurang. Rekomendasi yang diberikan untuk pemerintah dan pihak terkait adalah agar senantiasa menjaga pasokan barang, terutama komoditas strategis, untuk mengendalikan fluktuasi tingkat inflasi di daerah Kalimantan Selatan.

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.
Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

ai

BAB II PERKEMBANGAN INFLASI

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.
Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

23

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Tekanan inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan IV-2011 menunjukkan

kecenderungan menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Laju inflasi

tahunan tercatat 3,98% (yoy) atau lebih rendah dari posisi pada triwulan III-2011

sebesar 4,59% (yoy). Melambatnya laju inflasi ini terutama dipengaruhi turunnya

tekanan permintaan serta lancarnya pasokan bahan makanan secara umum.

1. KONDISI UMUM

Secara tahunan tekanan inflasi di Kalimantan Selatan pada triwulan

IV-2011 mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada

akhir triwulan laporan, inflasi Kalimantan Selatan yang tercermin dari perubahan

Indeks harga Konsumen (IHK) Kota Banjarmasin tercatat 3,98% (yoy). Angka

tersebut jauh dibawah angka inflasi rata-rata di Pulau Kalimantan yang tercatat

sebesar 5,34% (yoy), namun berada sedikit di atas inflasi nasional yang tercatat

sebesar 3,79% (yoy).

Grafik 2.1 Perkembangan Inflasi Kalsel

Sumber: BPS, Diolah

Dilihat dari kelompok pengeluarannya, kelompok yang mengalami inflasi

tahunan terbesar pada triwulan laporan adalah kelompok sandang yang

1.740.95

4.59

3.98

(0.60)

1.08

-1.00

-0.50

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2009 2010 2011

Inflasi Bulanan (%)Inflasi tahunan /

triwulanan (%)

inflasi triwulanan (q-t-q) Inflasi tahunan (y-o-y) Inflasi bulanan (m-t-m)

2

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

24

mencapai 9,57% (yoy), diikuti kelompok perumahan, air, listrik, dan gas sebesar

6,97% (yoy), dan makanan jadi sebesar 4,50% (yoy). Sementara itu, kelompok

bahan makanan yang biasanya merupakan penyumbang utama inflasi di

Kalimantan Selatan pada triwulan laporan justru mengalami inflasi terendah

selama 5 tahun terakhir, yaitu hanya sebesar 1,38% (yoy). Hal ini terjadi berkat

dukungan kondisi cuaca yang baik sehingga mendorong peningkatan produksi

padi serta lancarnya pasokan bahan makanan seperti sayuran, bumbu-bumbuan

dan gula pasir dari Pulau Jawa sehingga suply barang tercukupi.

Jika dilihat dari inflasi triwulanan, tekanan inflasi yang terjadi selama

triwulan IV-2011 juga lebih rendah apabila dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Hal tersebut biasa terjadi mengingat pada triwulan sebelumnya

terdapat hari besar keagamaan, yaitu hari raya Idul Fitri dimana pada momen

tersebut permintaan barang dan jasa meningkat pesat, dan sesudahnya biasanya

mengalami penurunan sehingga tekanan dari sisi permintaan juga mengalami

penurunan. Selain itu harga emas yang sempat mengalami penurunan harga

khususnya pada bulan Oktober dan Desember 2011 turut mengurangi tekanan

inflasi pada triwulan IV-2011.

Sementara itu jika dilihat secara bulanan, pada bulan Oktober 2011 terjadi

deflasi yang merupakan angka deflasi terbesar selama tahun 2011 yakni sebesar -

0,60% (mtm). Kondisi tersebut terutama dipicu oleh turunnya harga emas

perhiasan yang dibarengi dengan turunnya harga bahan makanan pasca Idul Fitri.

Pada periode tersebut, kelompok sandang mengalami deflasi sebesar -1,52%

(mtm) dan kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar -1,81% (mtm).

Grafik 2.2 Perkembangan Inflasi Kalsel dan Nasional (yoy)

Sumber: BPS, Diolah

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

Jul-

09

Au

g-0

9Se

p-0

9O

ct-0

9N

ov-

09

De

c-0

9Ja

n-1

0Fe

b-1

0M

ar-1

0A

pr-

10

May

-10

Jun

-10

Jul-

10

Au

g-1

0Se

p-1

0O

ct-1

0N

ov-

10

De

c-1

0Ja

n-1

1Fe

b-1

1M

ar-1

1A

pr-

11

May

-11

Jun

-11

Jul-

11

Au

g-1

1Se

p-1

1O

ct-1

1N

ov-

11

De

c-1

1

y-o-y (%)

Kalimantan Selatan (y-o-y) NASIONAL (y-o-y)

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

25

a. Sisi Produksi

Turunnya inflasi Kalimantan Selatan pada tahun 2011 selain dukungan

cuaca juga yang baik juga karena peningkatan produksi padi sehingga harga

beras dapat dikendalikan sebagaimana tampak dari terjadinya deflasi beras

sebesar -7,58% (yoy). Hingga akhir triwulan IV-2011 luasan panen padi telah

mencapai 489.971 hektar, atau meningkat 3,11% dibanding periode yang sama

pada tahun sebelumnya. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Provinsi

Kalsel, produksi padi pada tahun 2011 hampir dipastikan menembus angka

ramalan III BPS sebesar 2 juta ton.

Grafik 2.3 Perkembangan Produksi dan Luas Panen Padi Kalsel

Sumber: Dinas Pertanian Prov Kalsel, Diolah

Selain itu, peningkatan produksi peternakan ayam ras pedaging juga turut

andil dalam menjaga inflasi selama tahun 2011 ini. Berdasarkan data sementara

dari Departemen Pertanian, produksi daging ayam ras pedaging sementara telah

mencapai 36,4 ribu ton atau meningkat 4,89% dari tahun sebelumnya.

Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya populasi ayam ras pedaging

di Kalimantan Selatan karena curah hujan yang moderat sehingga ayam tidak

mudah terserang penyakit.

b. Sisi Pasokan

Pasokan berbagai bahan pangan strategis ke Kalimantan Selatan pada

triwulan IV-2011 relatif lebih terjaga. Kondisi cuaca yang baik dan produksi di

sentra penghasil yang cukup banyak membuat pasokan bahan pangan dari luar

daerah seperti pulau Jawa dan Makassar secara kontinyu dapat didatangkan ke

Banjarmasin. Keterjagaan pasokan ini antara lain terjadi pada gula pasir non-

2,001,274

499045

470,000

475,000

480,000

485,000

490,000

495,000

500,000

505,000

510,000

1,750,000

1,800,000

1,850,000

1,900,000

1,950,000

2,000,000

2,050,000

2008 2009 2010 2011

produksi padi (ton, axis kiri) luas panen (Ha, axis kanan)

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

26

rafinasi. Pada triwulan IV-2010 stok gula non-rafinasi sempat kosong, sementara

pada triwulan laporan stok komoditas ini cukup memadai, yakni pada kisaran

2.500 hingga 3.000 ton. Dengan perkembangan tersebut, pada triwulan laporan

gula pasir mengalami deflasi sebesar -7,7% (yoy) lebih rendah dari triwulan

sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 4,21% (yoy)

Grafik 2.4 Perkembangan Stok Gula Pasir Non Rafinasi

Sumber: Disperindag Prov Kalsel, Diolah

Selain gula pasir, bahan makanan strategis yang stoknya tercatat

meningkat yakni minyak goreng. Berdasarkan data Disperindag Provinsi Kalsel,

selama triwulan IV-2011 stok minyak goreng berkisar antara 1989 ton – 2150

ton. Jumlah ini lebih banyak dari kondisi pada triwulan sebelumnya yang berkisar

pada 1978 ton -2025 ton. Dengan perkembangan tersebut, inflasi minyak goreng

turun dari 3,02% (yoy) menjadi 1,17% (yoy).

Grafik 2.4 Perkembangan Stok Minyak Goreng

Sumber: Disperindag Prov Kalsel, Diolah

0

1000

2000

3000

4000

5000

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2009 2010 2011

stok gula pasir nonrafinasi

0

500

1000

1500

2000

2500

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2009 2010 2011

stok minyak goreng

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

27

c. Sisi Distribusi

Walaupun sempat diperkirakan munculnya gelombang tinggi pada

Desember 2012, namun gelombang laut selama triwulan IV-2011 rata-rata hanya

berkisar pada ketinggian 1-2 meter. Oleh karena itu tidak terlalu berpengaruh

terhadap lalu lintas pelayaran laut sehingga kapal pengangkut barang dapat

merapat ke pelabuhan Trisakti (Banjarmasin) dengan lancar.

Gelombang laut yang cukup tinggi sempat terjadi di penghujung bulan

Desember 2011 khususnya di Laut Jawa bagian barat yakni pada kisaran 2-3

meter yang menyebabkan harga beberapa jenis bumbu-bumbuan dan ikan segar

sempat melonjak pada minggu terakhir Desember 2011. Namun demikian,

kondisi ini belum berdampak signifikan terhadap inflasi di Kalimantan Selatan

selama triwulan IV-2011.

Kondisi distribusi melalui jalur darat juga relatif masih normal. Adanya

fenomena kelangkaan solar belum terlalu berdampak pada terhambatnya

distribusi sembako khususnya di Kota Banjarmasin.

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI

Rendahnya inflasi pada triwulan IV-2011 terutama disebabkan oleh

turunnya tekanan permintaan akan barang dan jasa. Selain itu, turunnya harga

komoditas internasional seperti harga emas perhiasan, serta tercukupinya pasokan

bahan pangan strategis di pasaran juga menahan laju inflasi pada triwulan

laporan. Hal ini terkonfirmasi dengan turunnya angka inflasi inti dan volatile food

pada triwulan laporan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Tabel 2.1 Disagregasi Inflasi Kalsel

Sumber: BPS Kalsel, diolah

Oct-11 Nov-11 Dec-11 Oct-11 Nov-11 Dec-11Umum -0.60 0.47 1.08 1.10 0.05 0.95Administered Prices 0.00 0.53 0.15 7.42 7.13 6.95Volatile Food -1.89 0.46 3.07 15.00 8.73 0.98Core -0.19 0.46 0.80 5.19 4.06 5.58

Oct-11 Nov-11 Dec-11 Oct-11 Nov-11 Dec-11Umum 4.25 4.07 3.98 4.25 4.07 3.98Administered Prices 7.19 7.24 7.15 7.19 7.24 7.15Volatile Food 0.62 -0.03 0.05 0.62 -0.03 0.05Core 5.07 5.04 5.25 5.07 5.04 5.25

Disagregasi Inflasi m-t-m (%) q-t-q (%)

Disagregasi Inflasi y-t-d (%) y-o-y (%)

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

28

a. INFLASI VOLATILE FOODS

Inflasi volatile food kembali menunjukkan trend penurunan. Pada akhir

triwulan IV-2011 inflasi volatile food hanya mencapai 0,05% (yoy), jauh lebih

rendah dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 0,98% (yoy).

Grafik 2.6 Perkembangan Inflasi Volatile Food Kalsel

Sumber: BPS,Diolah

Berdasarkan data BPS provinsi Kalsel, penurunan inflasi volatile food pada

triwulan IV-2011 terutama dipengaruhi oleh komoditas beras yang mengalami

deflasi sebesar -7,58% (yoy) setelah pada akhir triwulan sebelumnya mengalami

inflasi sebesar 7,6% (yoy). Berdasarkan hasil SPH harga beras pada bulan

Desember 2011 rata-rata mencapai Rp11.145/kg atau turun -9,12% dari

Desember 2010. Kondisi ini tentu saja sangat berbeda dengan yang terjadi pada

triwulan IV-2010 di mana harga beras melambung tinggi karena minimnya

pasokan ke pasar.

Grafik 2.7 Perkembangan Harga Beras Lokal Premium di Kalsel

Sumber: SPH BI Banjarmasin,Diolah

21.47

15.00

8.73

0.98

0.05-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

Jul-

09

Au

g-0

9

Sep

-09

Oct

-09

No

v-0

9

De

c-0

9

Jan

-10

Feb

-10

Mar

-10

Ap

r-1

0

May

-10

Jun

-10

Jul-

10

Au

g-1

0

Sep

-10

Oct

-10

No

v-1

0

De

c-1

0

Jan

-11

Feb

-11

Mar

-11

Ap

r-1

1

May

-11

Jun

-11

Jul-

11

Au

g-1

1

Sep

-11

Oct

-11

No

v-1

1

De

c-1

1

y-o-y (%)

Volatile Food (y-o-y)

5,500

6,500

7,500

8,500

9,500

10,500

11,500

12,500

13,500

May

-09

Jun

-09

Jul-

09

Au

g-0

9Se

p-0

9O

ct-0

9N

ov -

09

De

c-0

9Ja

n-1

0Fe

b-1

0M

ar-1

0A

pr-

10

May

-10

Jun

-10

Jul-

10

Au

g-1

0Se

p-1

0O

ct-1

0N

ov-

10

De

c-1

0Ja

n-1

1Fe

b-1

1M

ar-1

1A

pr-

11

May

-11

Jun

-11

Jul-

11

Au

g-1

1Se

p-1

1O

ct-1

1N

ov-

11

De

s-2

01

1

Rp/Kg

Beras Lokal Premium

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

29

Penurunan harga tersebut disebabkan oleh terjaganya kontinuitas

pasokan beras ke pasar yang didukung oleh peningkatan produksi beras seiring

kondusifnya cuaca. Berdasarkan data Dinas Pertanian Provinsi Kalsel, selama

triwulan IV-2011 telah dipanen tidak kurang dari 60 ribu hektar lahan padi atau

meningkat 4,61% dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Secara

keseluruhan data sementara selama tahun 2011 telah dipanen 499 ribu lahan

padi atau meningkat 3,24% dari tahun 2010.

Selain itu, penurunan tekanan inflasi juga dialami beberapa komoditas

yang didatangkan dari Pulau Jawa seperti minyak goreng dan bawang merah.

Inflasi minyak goreng pada akhir triwulan IV-2011 hanya mencapai 1,17% (yoy)

lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 3.02% (yoy). Sementara itu

komoditas bawang merah turun inflasinya dari 12,39% (yoy) menjadi deflasi

sebesar -16,59% (yoy).

Grafik 2.8 Perkembangan Harga Bawang Merah di Kalsel

Sumber: SPH BI Banjarmasin,Diolah

Tekanan inflasi khususnya pada akhir tahun justru muncul dari komoditas

daging ayam ras dimana pada triwulan sebelumnya sempat mengalami deflasi

sebesar -13,27% (yoy), namun pada triwulan laporan terjadi inflasi sebesar

menjadi 14,11% (yoy). Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya

permintaan khususnya dari luar Kalimantan Selatan khususnya Kalimantan

Tengah. Selain itu adanya boikot dari pemasok dan peternak ayam ras pedaging

untuk mensuplai produknya ke Kota Banjarmasin karena pemindahan rumah

potong yang jauh dari lokasi pasar pada Bulan Desember 2011 juga disinyalir

turut mendorong kenaikan harga daging ayam ras ini. Berdasarkan hasil pantauan

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

May

-09

Jun

-09

Jul-

09

Au

g-0

9Se

p-0

9O

ct-0

9N

ov-

09

De

c-0

9Ja

n-1

0Fe

b-1

0M

ar-1

0A

pr-

10

May

-10

Jun

-10

Jul-

10

Au

g-1

0Se

p-1

0O

ct-1

0N

ov-

10

De

c-1

0Ja

n-1

1Fe

b-1

1M

ar-1

1A

pr-

11

May

-11

Jun

-11

Jul-

11

Au

g-1

1Se

p-1

1O

ct-1

1N

ov-

11

De

s-2

01

1

Rp/kg

BAWANG MERAH

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

30

SPH, harga daging ayam ras pada bulan Desember 2011 sempat menembus

harga Rp29.000/kg.

b. INFLASI ADMINISTERED PRICES

Dengan tidak adanya kebijakan baru pemerintah terhadap harga

komoditas tertentu pada triwulan laporan, laju inflasi kelompok barang/jasa yang

harganya ditetapkan pemerintah (administered price) relatif stabil. Inflasi

administered price pada akhir triwulan laporan tercatat sebesar 7,15% (yoy)

sedikit lebih tinggi dibandingkan posisi pada akhir triwulan III-2011 yakni sebesar

6,95% (yoy).

Grafik 2.9 Perkembangan Inflasi Administered Price Kalsel

Sumber: BPS,Diolah

Peningkatan angka tahunan inflasi administered price lebih disebabkan

efek sampingan dari program konversi bahan bakar minyak di wilayah Kalimantan

Selatan. Sampai dengan akhir tahun 2011, komoditas minyak tanah masih

dimasukkan sebagai komoditas penghitung bahan bakar rumah tangga oleh BPS

provinsi Kalsel karena komoditas tersebut saat itu belum ditarik 100% oleh

Pertamina. Sementara itu, kondisi sosialisasi program konversi yang kurang

mendalam menyebabkan masih ada masyarakat di wilayah konversi yang

menggunakan komoditas minyak tanah dalam beraktivitas. Akibatnya harga

minyak tanah mengalami lonjakan. Pada bulan Desember 2011 inflasi Bahan

Bakar Rumah Tangga tercatat sebesar 12,7% (yoy) lebih tinggi dari triwulan

sebelumnya sebesar 11,21% (yoy)

7.13

6.95

7.15

-8.00-6.00-4.00-2.000.002.004.006.008.00

10.00

Jun

-09

Jul-

09

Au

g-0

9S

ep

-09

Oc

t-0

9N

ov

-09

De

c-0

9Ja

n-1

0F

eb

-10

Ma

r-1

0A

pr-

10

Ma

y-1

0Ju

n-1

0Ju

l-1

0A

ug

-10

Se

p-1

0O

ct-

10

No

v-1

0D

ec

-10

Jan

-11

Fe

b-1

1M

ar-

11

Ap

r-1

1M

ay

-11

Jun

-11

Jul-

11

Au

g-1

1S

ep

-11

Oc

t-1

1N

ov

-11

De

c-1

1

y-o-y (%)

Administered Prices (y-o-y)

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

31

c. INFLASI INTI

Inflasi inti Kalsel pada triwulan laporan tercatat sebesar 5,25% (yoy), atau

lebih rendah dari triwulan III-2011 sebesar 5,58% (yoy). Turunnya tekanan inflasi

terutama disebabkan oleh turunnya harga emas perhiasan di pasar lokal yakni

pada bulan Oktober dan Bulan Desember 2011. Pergerakan tersebut mengikuti

fluktuasi harga emas dunia. Inflasi emas tercatat mengalami penurunan dari

33,65% (yoy) menjadi 19,82% (yoy).

Grafik 2.10 Perkembangan Inflasi Inti Kalsel

Sumber: BPS,Diolah

Selain itu, turunnya tekanan dari sisi permintaan pasca bulan puasa dan

Hari Raya Idul Fitri pada triwulan sebelumnya juga mendorong penurunan angka

inflasi pada triwulan laporan. Dengan turunnya permintaan masyarakat,

menyebabkan harga komoditas bahan makanan, makanan jadi, dan sandang

yang menjadi komponen inflasi inti relatif stabil bahkan ada yang mengalami

turun. Turunnya intensitas belanja masyarakat terkonfirmasi dari Indeks konsumsi

barang tahan lama yang mengalami penurunan dari 125,27 pada triwulan III-

2011 menjadi 107,63 pada triwulan IV-2011. Pergerakan ini mengindikasikan

kegiatan masyarakat dalam membeli barang elektronik, furniture, pakaian, dan

barang tidak habis pakai lainnya menurun pada triwulan laporan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya.

4.72 5.19

4.06

5.58

5.25

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00y-o-y (%)

Core (y-o-y)

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

32

Grafik 2.11 Perkembangan Konsumsi Barang Tahan Lama

Sumber: Survei Konsumen,Diolah

3. INFLASI PEDESAAN

Searah dengan pergerakan inflasi IHK umum, inflasi di daerah pedesaan

juga mengalami penurunan. Hingga akhir triwulan laporan, inflasi pedesaan

tercatat sebesar 0,41% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

yang mencapai 2,22% (yoy). Dilihat secara triwulanan, tekanan inflasi di pedesaan

juga menunjukkan adanya penurunan yang tampak dari deflasi sebesar -0,09%

(qtq).

Tabel 2.2 Inflasi Pedesaan Kalsel

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Dilihat dari kelompok barang dan jasa, penurunan inflasi terutama terjadi

pada kelompok bahan makanan, dengan penurunan inflasi dari 5,59% (yoy)

menjadi 2,98% (yoy). Terlepas dari tekanan permintaan yang berkurang pasca

Hari Raya Idul Fitri, panen padi yang kali ini berlangsung sepanjang tahun

memastikan ketersediaan beras di area pedesaan. Sementara itu kebijakan pemda

untuk mengutamakan truk-truk pemasok sembako pada saat bongkar muat dan

114.72 126.52 125.27

107.63

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011

TW III-2011 TW IV-2011 TW III-2011 TW IV-2011 TW III-2011 TW IV-2011UMUM -0.96 -0.09 0.50 0.41 2.22 0.41 Bahan Makanan 2.16 -0.53 3.53 2.98 5.59 2.98 Makanan Jadi 0.75 0.22 0.99 1.21 3.38 1.21 Perumahan 0.74 0.49 4.55 5.07 5.06 5.07 Sandang 0.88 1.07 2.81 3.91 4.87 3.91 Kesehatan 0.16 0.72 2.48 3.21 3.53 3.21 Pendidikan 0.39 -0.01 0.92 0.91 1.35 0.91 Transportasi 0.01 0.54 0.63 1.18 1.47 1.18

Inflasi Pedesaan

Q-t-Q Y-t-D Y-O-Y

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

33

pengisian bahan bakar secara efektif menjaga kelancaran pasokan bahan.

Grafik 2.12 Perkembangan Inflasi Pedesaan Kelompok Bahan Makanan

Sumber: BPS Kalsel, diolah

13.41

7.89

5.59

2.980.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12

2009 2010 2011

Bahan Makanan

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.
Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

35

Boks 2. Quick Survey Persepsi Masyarakat

Terhadap Kelangkaan Solar Bersubsidi

Pemenuhan BBM bersubsidi di wilayah Kalimantan memasuki

triwulan IV-2011 ini kembali mengalami kendala, hal ini terlihat dari relatif

panjangnya antrian kendaraan bermotor di SPBU-SPBU se-Kalimantan.

Khusus di wilayah Kalimantan Selatan, antrian terutama terjadi pada BBM

jenis solar bersubsidi yang banyak dibutuhkan oleh kendaraan bus umum

maupun truk angkutan barang.

Dalam rangka mengetahui persepsi masyarakat Kalimantan Selatan

terhadap permasalahan tersebut dan preferensi alternatif solusinya, Bank

Indonesia Banjarmasin mengadakan quick survey “Persepsi Masyarakat

Terhadap Kelangkaan BBM Solar Bersubsidi”. Responden survey ini

sebanyak 200 responden yang terbagi atas 4 kelompok besar yaitu

kelompok akademisi, kelompok

masyarakat umum, kalangan

pengusaha serta kalangan pengguna

langsung BBM solar bersubsidi yaitu

para pengemudi truk dan bus umum

di kota Banjarmasin.

Berdasarkan hasil Quick

Survey, menunjukkan secara umum fenomena kelangkaan solar bersubsidi

telah diketahui mayoritas responden sebesar 89,5%. Meskipun demikian,

terdapat 10,5% yang tidak menyadari terjadinya kelangkaan solar,

terutama berasal dari kalangan akademisi dan masyarakat yang tidak

menggunakan solar bersubsidi. Berdasarkan sumber informasi kelangkaan

BBM solar bersubsidi, sebagian besar responden mengetahuinya dari

melihat langsung antrian kendaraan di SPBU-SPBU Kalsel (51,30%) dan

merasakan sendiri turut melakukan antrian (31,61%).

Dilihat dari faktor-faktor penyebab kelangkaan BBM solar bersubsidi

di Kalimantan Selatan, persepsi dari responden menyatakan bahwa hal ini

Ya89,50%

Tidak10,50%

Mengetahui Terjadinya Kelangkaan Solar

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

36

Boks 2. Quick Survey Persepsi Masyarakat

Terhadap Kelangkaan Solar Bersubsidi

terutama dipengaruhi oleh adanya disparitas harga yang cukup besar

antara solar bersubsidi dengan solar industri (38,91%) serta banyaknya

pelangsir BBM (33,05%) yang memanfaatkan adanya differensiasi harga

yang cukup besar. Selain faktor tersebut, 18,41% responden menyatakan

bahwa penyebab kelangkaan solar bersubsidi disebabkan jumlah

kendaraan yang tidak sebanding dengan kuota yang ditetapkan oleh

Pemerintah. Hal ini terutama dipengaruhi oleh karakteristik penggunaan

solar di Kalimantan Selatan terutama untuk angkutan barang (termasuk

angkutan tambang) dan kendaraan umum serta mesin genset seiring

masih terbatasnya pasokan listrik di wilayah Kalimantan Selatan. Hanya

9,62% responden yang menduga kelangkaan BBM solar bersubsidi

disebabkan adanya permainan agen penyalur BBM.

Sementara itu dalam upaya mengatasi kelangkaan BBM solar

bersubsidi yang dirasakan semakin mengganggu aktivitas masyarakat

Kalimantan Selatan, terdapat 40% responden yang memilih opsi menaikan

harga. Hal ini terutama dari responden pengemudi angkutan umum/

barang, yang merasakan langsung dampak dari antrian solar bersubsidi

yang terjadi di Kalimantan Selatan. Sementara itu terdapat 30% responden

yang menilai langkah pembatasan pembelian solar bersubsidi per

kendaraan menjadi solusi paling tepat.

Jml kendaraan tidak

sebanding kuota

18.41%

Differensiasi harga

38.91%

Byk pelangsir33.05%

Permainan agen9.62%

Lainnya0.00%

Penyebab Kelangkaan BBM

Page 55: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

37

Boks 2. Quick Survey Persepsi Masyarakat

Terhadap Kelangkaan Solar Bersubsidi

Dalam kegiatan quick survey ini juga akan menggali sensitifitas

responden terhadap pilihan kenaikan harga solar bersubsidi apabila hal ini

ditetapkan oleh Pemerintah di tahun 2012. Dari hasil survei, besaran

kenaikan harga yang bisa diterima berkisar antara Rp500,- sampai dengan

Rp2.000,-. Sebagian besar responden (32%) menilai kenaikan harga

sebesar Rp500,- ini sebagai besaran kenaikan harga solar yang paling bisa

diterima. Pilihan ini terutama dipilih oleh responden akademisi (12,5%),

pelaku usaha (11,5%) dan masyarakat umum (8%). Adanya kekhawatiran

dampak kenaikan harga solar bersubsidi terhadap inflasi dan kenaikan

biaya operasional usaha, menjadi pertimbangan utama responden. Untuk

pilihan kenaikan Rp2.000,- dipilih oleh 29,5% responden. Relatif besarnya

responden

yang setuju

terhadap

kenaikan harga

yang cukup

tinggi tersebut

terutama

berasal dari

responden pengemudi truk/angkutan yang saat ini merasakan kejenuhan

karena harus mengantri solar berjam-jam.

Menaikkan harga40%

Pembatasan pembelian per

kendaraan30%

Pembatasan penggunaan

untuk kendaraan

tertentu25%

lainnya5%

Solusi Mengatasi Kelangkaan Solar

Rp1.00027.0%

Rp1.50011.0%

Rp2.00029.5%

Lainnya0.5%

Akademisi12.5%

Masyarakat8.0%

Pelaku Usaha11.5%

Rp50032.0%

Page 56: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

38

Page 57: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

49

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN

SISTEM PEMBAYARAN

Page 58: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Page 59: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

39

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN

SISTEM PEMBAYARAN

Berbagai indikator utama kinerja perbankan di Kalimantan Selatan

pada triwulan IV-2011 secara umum menunjukan peningkatan. Indikasi ini

terlihat dari pertumbuhan aset, dana pihak ketiga (DPK), dan penyaluran kredit

yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu kualitas

kredit, secara umum mencatat perbaikan sebagaimana ditunjukkan oleh

penurunan rasio NPL dari 2,60% menjadi 1,61%.

1. PERKEMBANGAN BANK UMUM

1.1. Perkembangan Volume Usaha dan Kelembagaan Bank Umum

Hingga akhir triwulan IV-2011, aset perbankan di Provinsi Kalimantan

Selatan telah mencapai Rp33,09 triliun atau naik 5.53% (qtq) dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp31,36 triliun. Secara tahunan,

pertumbuhan aset perbankan mencapai 26,46% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 23,63% (yoy).

Tabel 3.1 Perkembangan Beberapa Indikator Bank Umum Kalimantan Selatan

Meningkatnya laju pertumbuhan volume usaha bank umum ini terutama

disumbang oleh kelompok bank umum pemerintah yang pada triwulan laporan

membukukan pertumbuhan sebesar 29,56% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan

pada akhir triwulan III-2011 yang hanya sebesar 26,77% (yoy). Peningkatan yang

Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4Aset Rp triliun 23.99 25.36 26.17 27.31 29.01 31.36 33.09

(y-o-y) 15.61% 20.36% 21.46% 21.88% 20.89% 23.63% 26.45%

(q-t-q) 7.09% 5.72% 3.18% 4.34% 6.23% 8.11% 5.53%DPK Rp triliun 19.24 20.02 21.31 21.96 23.82 25.72 27.73

(y-o-y) 14.34% 18.71% 19.82% 19.12% 23.78% 28.45% 30.14%

(q-t-q) 16.21% 4.05% 6.42% 3.05% 8.48% 7.97% 7.82%Kredit (Lokasi Proyek) Rp triliun 18.96 20.35 20.15 22.55 23.88 25.79 28.28

(y-o-y) 16.52% 22.33% 14.96% 33.12% 25.93% 26.73% 40.35%

(q-t-q) 11.92% 7.33% -0.98% 11.92% 5.88% 8.02% 9.65%

LDR (Lokasi proyek) 98.53% 101.64% 94.57% 102.71% 100.24% 100.27% 100.94%

NPL gross (Lokasi proyek) 2.15% 2.10% 2.13% 2.87% 2.77% 2.60% 1.61%Sumber: Bank Indonesia

2010 2011

Pertumbuhan

Pertumbuhan

Pertumbuhan

Uraian Satuan

3

Page 60: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

40

cukup pesat ini antara lain didukung oleh bertambahnya jaringan kantor bank

pemerintah, yaitu dengan berdirinya 2 kantor cabang pembantu (KCP), 1 unit, 1

payment point (PP) dan 1 kantor fungsional. Sementara itu, pertumbuhan aset

bank umum swasta juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari

triwulan sebelumnya dari 15,33% (yoy) menjadi 18,47% (yoy), yang antara lain

didukung dengan bertambahnya jaringan kantor bank umum yaitu 1 kantor

cabang (KC), 3 KCP, dan 1 PP.

Grafik 3.1. Pertumbuhan Aset Bank Umum Kalimantan Selatan (yoy)

Sumber: LBU Kalimantan Selatan, diolah

1.2. Penghimpunan Dana Masyarakat

Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh bank umum Kalimantan

Selatan pada triwulan IV-2011 mencapai Rp27,73 triliun atau tumbuh 30,14%

(yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 28,45% (yoy).

Dilihat dari jenis simpanannya, pertumbuhan tersebut terutama ditopang

oleh pertumbuhan rekening giro yang mencapai 44,59% (yoy), atau lebih tinggi

dari triwulan sebelumnya sebesar 30,11% (yoy). Akselerasi pertumbuhan giro

disebabkan oleh meningkatnya pendapatan pemerintah daerah, seperti yang

terjadi di Pemrov Kalimantan Selatan dimana untuk tahun 2011 realisasi

pendapatan daerah mencapai Rp3,1 triliun atau jauh dibandingkan tahun 2010

yang hanya Rp2,3 triliun. Di lain sisi, realisasi pengeluaran Pemprov Kalimantan

Selatan baik pada taun 2011 maupun 2010 relatif sama yaitu sebesar Rp2,3

triliun. Hal tersebut tentu saja mengakibatkan adanya penumpukan dana pada

rekening milik pemda. Berdasarkan data LBU giro milik pemda pada akhir triwulan

IV-2011 tercatat tumbuh sebesar 71,89% (yoy) jauh lebih tinggi 30,53% (yoy).

23.63%26.46%

0%5%

10%15%20%25%30%35%40%45%

Tw 3-08

Tw 4-08

Tw 1-09

Tw 2-09

Tw 3-09

Tw 4-09

Tw 1-10

Tw 2-10

Tw 3-10

Tw 4-10

TW 1-11

TW 2-11

TW 3-11

TW 4-11

Growth Asset Bank Umum Pemerintah (y-o-y)Growth Asset Bank Umum Swasta (y-o-y)Growth Asset Bank Umum Kalsel (y-o-y)

Page 61: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

41

Grafik 3.2. Perkembangan DPK Kalimantan Selatan Menurut Jenis Simpanan (yoy)

Sumber: Datawarehouse Bank Indonesia, diolah

Kondisi berbeda terjadi pada jenis rekening tabungan dan deposito di mana

keduanya tumbuh melambat. Pada akhir triwulan IV-2011, tabungan tumbuh

sebesar 28,92% (yoy) sedikit melambat apabila dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 30,06% (yoy). Hal yang sama juga terjadi pada

rekening deposito yang tumbuh melambat dari 23,10% (yoy) menjadi 20,53%.

Melambatnya pertumbuhan tabungan dan deposito ini salah satunya disebabkan

oleh meningkatnya kegiatan penarikan dana dari masyarakat untuk membiayai

berbagai aktivitas dan mobilitas selama masa liburan sekolah. Peningkatan

aktivitas masyarakat ini salah satunya terindikasi dari inflasi ongkos angkutan

udara pada akhir triwulan IV-2011 yang mencapai 18,92% (yoy) meningkat

drastis dari inflasi pada triwulan sebelumnya yang hanya 3,29% (yoy).

1.3. Penyaluran Kredit

Kredit yang disalurkan oleh bank umum di Kalimantan Selatan (kredit

menurut lokasi bank) hingga akhir triwulan IV-2011 mencapai Rp20,69 triliun

atau tumbuh 20,93% dari posisi yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara

itu kredit yang disalurkan seluruh bank umum ke wilayah Kalimantan Selatan

(kredit menurut lokasi proyek) pada triwulan laporan mencapai Rp28,28 triliun

atau tumbuh sebesar 40,20% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2011

yang mencatat pertumbuhan 26,69% (yoy).

Dilihat dari jenis penggunaannya, meningkatnya laju pertumbuhan kredit

terutama terjadi pada kredit konsumsi yang tumbuh mencapai 46,58% (yoy),

28.45% 30.14%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

TW I TW II TW III TW IV TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV

2009 2011

(yoy)

DPK Giro Tabungan Deposito

Page 62: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

42

lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 30,19% (yoy). Meningkatnya

pertumbuhan kredit konsumsi terutama dipicu oleh meningkatnya pembelian

kendaraan secara kredit khususnya roda empat. Masalah kelangkaan solar yang

berlarut-larut menyebabkan minat masyarakat untuk memiliki atau mengganti

kendaraannya dengan kendaraan berbahan bakar non solar menjadi meningkat.

Hal ini terindikasi dari meningkatnya pertumbuhan kredit untuk pembelian

kendaraan roda empat dari 94,36% (yoy) menjadi 153,24% (yoy). Sementara itu

total kredit untuk kepemilikan otomotif di Kalimantan Selatan telah mencapai Rp

4,7 Triliun (tidak termasuk kredit yang melalui program multiguna) atau tumbuh

107,77% (yoy) lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang

mencapai 63,67% (yoy).

Grafik 3.3. Perkembangan Kredit Kalimantan Selatan Menurut Jenis Penggunaan (yoy)

Sumber: Data Warehouse Bank Indonesia, diolah

Di lain sisi, kredit produktif baik modal kerja dan investasi juga mengalami

peningkatan pertumbuhan. Kredit modal kerja tumbuh 31,43% (yoy) lebih tinggi

dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 16,96% (yoy). Peningkatan

tersebut terutama berasal dari kredit modal kerja di sektor perdagangan,

pertanian, dan pertambangan. Selaras dengan kredit modal kerja, kredit investasi

tumbuh meningkat dari 34,27% (yoy) menjadi 43,26% (yoy). Peningkatan

tersebut seiring dengan masih positifnya ekspektasi pelaku usaha terhadap

perkembangan usaha di Kalimantan Selatan khususnya di sektor pertanian,

pertambangan, dan PHR.

Meningkatnya pertumbuhan kredit tidak terlepas dari kondisi suku bunga

kredit yang terus mengalami penurunan. Rata-rata suku bunga kredit tertimbang

26.73%

40.31%

-20.00%

-10.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

TW II-2009

TW III-2009

TW IV-2009

TW I-2010

TW II-2010

TW III-2010

TW IV-2010

TW I-2011

TW II-2011

TW III-2011

TW IV-2011

g. kredit (y-o-y) g. konsumsi (y-o-y)g. investasi (y-o-y) g. modal kerja (y-o-y)

Page 63: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

43

di wilayah Kalimantan Selatan selama triwulan IV-2011 tercatat sebesar 12,32%

atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 11.90%.

Grafik 3.4. Komposisi Kredit Sektoral Kalimantan Selatan

Sumber: Data Warehouse Bank Indonesia, diolah

Dilihat dari sektor ekonomi, pangsa kredit masih didominasi oleh kredit

pada sektor lain-lain, yang umumnya bersifat konsumtif (41%), diikuti sektor

perdagangan (17%) dan sektor pertanian (9%). Sedangkan jika dilihat dari

pertumbuhan kreditnya, sumber peningkatan pertumbuhan kredit kali ini berasal

dari sektor perdagangan, pertanian, pertambangan, dan jasa dunia usaha.

Walaupun harga karet mengalami penurunan, harga CPO yang terus

meningkat menyebabkan sektor pertanian khususnya perkebunan masih cukup

prospektif. Kredit ke sektor pertanian tumbuh meningkat dari 10,76% (yoy) pada

triwulan III-2011 menjadi 21,68% (yoy) pada triwulan laporan. Khusus untuk

kredit ke perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Selatan telah mencapai Rp2,2

Triliun atau tumbuh 11,25% (yoy) lebih tinggi dari pertumbuhan pada September

2011 sebesar 9,18% (yoy).

Sementara itu kredit di sektor perdagangan, hotel, dan restoran tumbuh

meningkat dari 27,3% (yoy) menjadi 29,9% (yoy). Dengan peningkatan jumlah

hotel berbintang, terjaganya harga komoditas ekspor unggulan Kalimantan

Selatan di level tinggi, serta rencana pengembangan pusat perbelanjaan baru

menyebabkan ekspektasi pelaku usaha akan sektor ini meningkat. Berdasarkan

data SKDU, Nilai Saldo Bersih ekspektasi pelaku usaha untuk triwulan I-2012

mencapai 6,96 meningkat dibandingkan nilai saldo bersih untuk ekspektasi

sebelumnya sebesar 6,63.

Pertanian 9% Pertambangan

8%Industri

pengolahan 5%

Listrik,Gas dan Air 1%

Konstruksi 3%

Perdagangan 17%

Pengangkutan 6%

Jasa Dunia Usaha

8%

Jasa Sosial Masyarakat

2%

Lain-lain 41%

Page 64: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

44

Dengan perkembangan tersebut, maka LDR berdasarkan kredit lokasi

proyek mencapai 101,99% atau meningkat tipis dari triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar 100,28%.

Grafik 3.5. Perkembangan DPK, Kredit, dan LDR Bank Umum Kalimantan Selatan

Sumber: Data Warheouse Bank Indonesia, diolah

1.4. Risiko Likuiditas dan Risiko Kredit

Dari sisi manajemen risiko, laju pertumbuhan kredit saat ini belum

berpotensi memberi tekanan pada risiko likuiditas bank umum yang beroperasi di

Kalimantan Selatan. Hal ini terindikasi dari LDR berdasarkan lokasi bank yang

kembali turun dari 77,66% menjadi 74,61%. Angka LDR tersebut masih berada

dalam batas kewajaran.

Tabel 3.2. Perkembangan NPL Bank Umum Kalimantan Selatan

Sumber: Data Warheouse Bank Indonesia, diolah

80%

90%

100%

110%

0.00

5,000.00

10,000.00

15,000.00

20,000.00

25,000.00

30,000.00

Miliar Rp LDR (%)

DPK Kredit (lokasi proyek) LDR

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV

Nominal NPL 362,383 407,265 427,750 427,785 647,745 662,543 670,990 454,944

NPL % 2.15% 2.15% 2.10% 2.13% 2.87% 2.77% 2.60% 1.61%

NPL per jenis penggunaan

Modal Kerja 3.28% 3.05% 2.98% 3.76% 5.24% 5.11% 4.71% 2.99%

Investasi 2.33% 2.59% 2.20% 1.32% 2.48% 2.28% 2.17% 0.94%

Konsumsi 1.11% 1.08% 1.20% 1.18% 1.21% 1.22% 1.18% 0.93%

NPL per sektor ekonomi

Pertanian 3.71% 2.97% 4.61% 0.32% 0.62% 2.16% 1.92% 1.97%

Pertambangan 0.51% 0.85% 0.91% 1.69% 3.80% 6.70% 2.26% 0.78%

Industri pengolahan 5.41% 6.21% 6.70% 6.73% 9.48% 9.73% 8.81% 6.50%

Listrik,Gas dan Air 0.00% 0.15% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.59% 0.02%

Konstruksi 2.12% 1.59% 3.57% 7.64% 7.26% 7.52% 6.82% 1.85%

Perdagangan 3.77% 3.80% 2.41% 2.70% 3.00% 3.00% 3.18% 2.60%

Pengangkutan 2.30% 2.32% 2.16% 2.19% 9.12% 0.64% 5.10% 0.46%

Jasa Dunia Usaha 1.31% 1.11% 0.93% 1.03% 2.34% 2.17% 1.75% 1.48%

Jasa Sosial Masyarakat 1.08% 1.68% 0.99% 1.94% 1.12% 1.46% 1.67% 1.81%

Lain-lain 1.20% 1.16% 1.22% 1.23% 1.24% 1.27% 2.60% 0.91%

2011NPL Kredit

2010

Page 65: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

45

Sementara itu risiko kredit yang diindikasikan oleh rasio NPL, mencatat

penurunan dari 2,60% menjadi 1,61%. Ditinjau dari jenis penggunaannya,

membaiknya rasio kredit bermasalah (NPL) tersebut terutama disebabkan oleh

turunnya NPL pada kredit produktif, baik kredit modal kerja khususnya di sektor

pertambangan dan pengangkutan. Pasca berakhirnya sengketa lahan

pertambangan batubara, keuangan debitur yang sempat bermasalah berangsur

pulih sehingga pembayaran kredit yang sempat tertunda mulai terlunasi.

1.5. Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)

Selaras dengan perkembangan kredit secara umum, kredit dengan skala

MKM tumbuh meningkat dari 28,99% (yoy) menjadi 33,10% (yoy). Posisi kredit

MKM di Kalimantan Selatan pada triwulan III-2011 mencapai Rp16,33 triliun

dengan pangsa sebesar 63,32% dari total penyaluran kredit bank umum. Rasio ini

relatif stabil dari triwulan sebelumnya yang mencapai 63,4%.

Tabel 3.3 Perkembangan Kredit Skala MKM Bank Umum Kalimantan Selatan

sumber: Data Warheouse Bank Indonesia, diolah

Sementara itu, kredit MKM produktif tumbuh sebesar 37,73% (yoy), lebih

tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 32,03% (yoy). Secara

rinci, kredit modal kerja tumbuh meningkat dari 26,02% (yoy) menjadi 36,07%

(yoy), sedangkan kredit investasi tumbuh melambat dari 52,83% (yoy) pada

triwulan sebelumnya menjadi 42,38% (yoy).

Dilihat dari sektor ekonominya, meningkatnya pertumbuhan kredit

produktif berskala MKM pada triwulan laporan terutama bersumber dari

pertumbuhan kredit di sektor PHR yang meningkat dari 25,03% (yoy) menjadi

28,45% (yoy). Sektor lainnya yang juga mencatat peningkatan pertumbuhan

adalah sektor transportasi yang tumbuh meningkat dari 56,30% (yoy) menjadi

70,76% (yoy), serta sektor jasa sosial masyarakat yang tumbuh 10,86% (yoy)

lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 8,71% (yoy).

TW III TW IV TW I TW II TW III TW IVMikro 3,429,517 3,384,252 4,181,025 4,238,688 4,389,846 4,475,108 Kecil 5,514,156 5,189,183 6,393,894 6,990,788 7,703,204 8,356,496 Menengah 3,323,732 3,402,769 3,634,813 3,908,889 4,235,257 4,487,301

Total Kredit MKM 12,267,405 11,976,204 14,209,732 15,138,364 16,328,307 17,318,906

Kredit(Rp Juta)

2010 2011

Page 66: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

46

Grafik 3.6. Perkembangan KUR Kalimantan Selatan

Khusus untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR), berdasarkan data Kementrian

Koordinator Perekonomian, pada triwulan laporan tercatat plafon yang telah

disetujui sebesar Rp1,63 triliun atau naik 9,48% (qtq) dari triwulan sebelumnya

yang mencapai Rp1,49 triliun. Secara tahunan, plafon KUR tersebut tumbuh

52,10% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 29,32%

(yoy). KUR tersebut untuk membiayai 109.715 debitur, atau naik 7,07% dari

triwulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 102.475 debitur. Secara tahunan,

pertumbuhan jumlah debitur KUR masih relatif tinggi, meskipun melambat dari

triwulan sebelumnya, yaitu dari 43,15% (yoy) menjadi 42,41% (yoy).

2. PERKEMBANGAN BANK SYARIAH

Berbeda dengan pertumbuhan perbankan secara umum yang mengalami

perbaikan hampir di seluruh indikator, kinerja perbankan syariah sedikit melambat

baik dari sisi pertumbuhan pembiayaan, penghimpunan dana, maupun volume

usaha. Pada akhir triwulan laporan, aset bank umum dan unit usaha syariah di

Kalimantan Selatan mencapai Rp2,18 triliun, atau meningkat 8,09% (qtq)

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Namun secara tahunan

pekembangan volume usaha kelompok ini melambat dari 30,08% (yoy) pada

triwulan III-2011 menjadi 23,96% (yoy) pada triwulan laporan.

Secara tahunan, laju pertumbuhan pembiayaan syariah untuk berbagai

kegiatan ekonomi tumbuh sebesar 29,51% (yoy), atau sedikit lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 32,03% (yoy). Dari sisi

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Plafon Realisasi Debitur

29%

59%

43%52.10%

118.62%

42.41%

yoy

Sumber : Data Menko PerekonomianTW III 2011 TW IV-2011

Page 67: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

47

nominal, pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah ke Kalimantan

Selatan (berdasarkan lokasi proyek) telah mencapai Rp1,89 triliun.

Tabel 3.4. Perkembangan Kinerja Bank Umum Syariah

Sumber: Data Warehouse Bank Indonesia dan LBUS, diolah

Melambatnya pembiayaan syariah pada triwulan laporan terutama

disebabkan oleh pembiayaan modal kerja yang hanya tumbuh 3,6% (yoy), setelah

pada triwulan sebelumnya tumbuh 4,67% (yoy). Turunnya pertumbuhan

pembiayaan modal kerja ini terutama terjadi pada sektor jasa dunia usaha dan

pertambangan. Sementara itu, kondisi yang lebih baik dialami oleh pertumbuhan

pembiayaan jenis investasi yang meningkat, yaitu dari 31,85% (yoy) menjadi

32,35% (yoy).

Sama halnya dengan pembiayaan modal kerja, pembiayaan konsumtif

pada triwulan laporan juga mencatat perlambatan. Pembiayaan konsumtif pada

akhir triwulan IV-2011 mencapai Rp646 miliar atau tumbuh 75,42% (yoy),

meskipun lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 85,96% (yoy).

Melambatnya pertumbuhan pembiayaan syariah konsumtif ini terjadi pada

pembiayaan untuk kepemilikan rumah dan apartemen.

Perlambatan pertumbuhan kredit perbankan syariah tidak terlepas dari

kondisi nisbah bagi hasil yang masih lebih tinggi apabila dibandingkan dengan

suku bunga bank konvensional. Nisbah bagi hasil bank syariah di Kalimantan

Selatan selama triwulan IV-2011 jika dikonversikan atau disetarakan dengan

tingkat suku bunga rata-rata mencapai 14,9%. Di lain sisi suku bunga kredit bank

konvensional hanya 11,7%. Tentu saja perbedaan yang signifikan ini

mempengaruhi minat calon debitur.

Di lain sisi, perkembangan DPK perbankan syariah pada akhir triwulan IV-

2011 mencapai Rp1,67 triliun atau tumbuh 38,54% (yoy), lebih rendah dari

triwulan sebelumnya yang tumbuh 49,68% (yoy). Melambatnya pertumbuhan

simpanan syariah ini terjadi pada seluruh jenis simpanan, khususnya deposito dan

tabungan. Deposito tumbuh melambat dari 61,14% (yoy) menjadi 46,61% (yoy),

sedangkan tabungan dari 42% (yoy) menjadi 37,6% (yoy).

TW III-2010 TW IV-2010 TW I-2011 TW II-2011 TW III-2011 TW IV-2011Asset 1,547,818 1,755,752 1,773,417 1,952,619 2,013,382 2,176,347

Pembiayaan lokasi proyek 1,359,027 1,463,515 1,583,914 1,657,503 1,794,309 1,895,468 Dana 1,029,282 1,204,599 1,201,944 1,341,451 1,540,679 1,668,886

FDR lokasi proyek 132.04% 121.49% 131.78% 123.56% 116.46% 113.58%

NPF lokasi proyek (%) 0.76% 1.40% 7.63% 7.21% 6.62% 0.89%

Keterangan(Juta Rp)

Posisi

Page 68: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

48

Melambatnya DPK perbankan syariah antara lain dipengaruhi oleh

meningkatnya pencairan dana terkait dengan liburan sekolah yang tahun ini lebih

panjang. Hal ini terindikasi dari melambatnyanya pertumbuhan DPK milik

perorangan dari 40,11% (yoy) menjadi 28,115% (yoy).

Pertumbuhan penghimpunan dana yang lebih tinggi dari pertumbuhan

pembiayaan, mendorong penurunan financing to deposit ratio (FDR) pada

triwulan IV-2011 menjadi 113,58% setelah pada triwulan sebelumnya tercatat

sebesar 116,46%.

Sementara itu risiko pembiayaan bermasalah yang tercermin dari rasio NPF

tercatat membaik. NPF perbankan syariah Kalimantan Selatan yang pada triwulan

sebelumnya yang sempat tercatat sebesar 6,62%, pada akhir triwulan IV-2011

hanya 0,89%. Penurunan tersebut terutama terjadi pada sektor pertambangan

dan transportasi seiring dengan terselesaikannya masalah sengketa lahan

batubara pada debitur besar di salah satu perbankan syariah. Adapun NPL di

sektor pertambangan pada akhir triwulan IV-2011 tercatat sebesar 0%

(sebelumnya 15,53%) dan di sektor transportasi sebesar 0,28% (sebelumnya

34,18%)

3. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Secara umum berbagai indikator kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

pada triwulan IV-2011 masih tumbuh cukup tinggi, meskipun melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan kredit, DPK, maupun volume

116.46%

113.58%

70%

80%

90%

100%

110%

120%

130%

140%

-200,000 400,000 600,000 800,000

1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000 1,800,000 2,000,000

TW III-2009

TW IV-2009

TW I-2010

TW II-2010

TW III-2010

TW IV-2010

TW I-2011

TW II-2011

TW III-2011

TW IV-2011

Dana Pembiayaan lokasi proyek FDR lokasi proyek

6.62%

0.89%0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

14.00%

NPF lokasi proyek (%)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Syariah, diolah

Grafik 3.7 Perkembangan Pembiayaan Syariah, DPK dan FDR Bank Syariah

Kalimantan Selatan

Grafik 3.8 Perkembangan NPF Bank Syariah Kalimantan Selatan

Page 69: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

49

usaha tercatat melambat. Namun demikian risiko kredit yang tercermin dalam

rasio NPL BPR mengalami penurunan.

Tabel 3.5. Perkembangan Indikator BPR Kalimantan Selatan

Sumber: Laporan Bulanan BPR, diolah

Dari sisi jaringan kantor, jumlah BPR Kalimantan Selatan tidak mengalami

perubahan yaitu sebanyak 23 BPR yang terdiri dari 18 BPR milik pemerintah

daerah dan 5 BPR berbentuk perseroan terbatas. Adapun rencana pendirian BPR

di Kabupaten Kotabaru masih menunggu proses pengajuan izin operasional,

mengingat izin prinsip telah diberikan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia

beberapa waktu yang lalu.

Total aset BPR Kalimantan Selatan pada akhir triwulan laporan mencapai

Rp411 miliar atau tumbuh 10,78% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya

yang pertumbuhannya mencapai 34,49% (yoy). Melambatnya pertumbuhan aset

BPR pada triwulan laporan lebih disebabkan karena adanya BPR yang melanggar

aturan Batas Maksimum Pemberian Kredit. Kondisi ini berdampak pada

melambatnya pertumbuhan kredit secara signifikan dari 24,57% (yoy) menjadi

0,38% (yoy). Dengan demikian, aset juga mengalami koreksi.

Perlambatan terutama bersumber dari kredit investasi yang mengalami

penyusutan hingga -20,96% (yoy) jauh lebih rendah dari pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang masih tumbuh 43,87% (yoy). Kredit produktif lainnya yakni

kredit modal kerja masih tumbuh positif sebesar 9,31% (yoy) namun melambat

dari triwulan sebelumnya sebesar 25,31% (yoy). Di lain sisi, kredit konsumsi

tumbuh 26,04% (yoy) lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan III-2011 sebesar

17,35% (yoy).

Tw 4 2009

Tw 1 2010 Tw 2 2010

Tw 3 2010

Tw 4 2010 Tw 1 2011

Tw 2 2011

Tw 3 2011

Tw 4 2011

Jumlah BPR 23 23 23 23 23 23 23 23 23PD 18 18 18 18 18 18 18 18 18PT 5 5 5 5 5 5 5 5 5Total Aset 272 270 295 314 371 417 452 422 411 DPK 168 176 163 151 192 232 280 264 259 - Tabungan 63 64 65 70 77 84 85 91 90 - Deposito 105 113 99 82 115 148 195 173 169 Kredit 209 202 239 234 264 319 319 310 265 LDR 124.22% 114.57% 146.04% 154.26% 136.99% 137.61% 113.91% 117.51% 102.32%NPL (%) 4.64% 4.74% 4.38% 4.47% 3.11% 3.82% 3.77% 6.58% 4.69%Sumber: Bank Indonesia

Indikator2009 2010 2011

Page 70: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

50

Penghimpunan dana masyarakat melalui BPR masih tumbuh tinggi sebesar

34,90% (yoy), namun melambat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar

74,42% (yoy). Dilihat dari jenis simpanannya, perlambatan ini terjadi baik pada

jenis simpanan tabungan dan deposito. Tabungan tumbuh melambat dari

30,92% (yoy) menjadi 16,88% (yoy). Sementara itu deposito tumbuh 46,96%

(yoy) setelah pada triwulan sebelumnya mencapai 111,55% (yoy). Kondisi

tersebut menunjukan bahwa BPR tidak bisa hanya mengandalkan bunga tinggi

dalam menarik nasabah. Berbagai terobosan inovatif terkait dengan pelayanan

seperti penyesuaian jam buka tutup, weekend banking, dan pembuatan program

simpanan yang sesuai kebutuhan masyarakat perlu diimplementasikan segera.

Dengan perkembangan tersebut, LDR BPR Kalimantan Selatan pada akhir

triwulan IV-2011 mengalami penurunan dari 117,51% menjadi 102,32%. LDR

yang masih di tas 100% menjadi catatan bagi pelaku usaha BPR untuk segera

membenahi kemampuannya dalam menghimpun dana masyarakat.

Namun demikian, kualitas kredit yang disalurkan BPR mengalami

peningkatan yang signifikan. Pada akhir triwulan IV-2011, rasio NPL (gross) BPR

tercatat sebesar 4,69% lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang hanya

6,58%.

Sumber: Laporan Bulanan BPR, diolah

4. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Perkembangan sistem pembayaran di Provinsi Kalimantan Selatan selama

triwulan IV-2011 menunjukkan perkembangan yang bervariasi. Transaksi tunai

mengalami penurunan dan mengalami net outflow. Sementara transaksi non

74.42%

34.90%32.87%

0.38%0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

160%

180%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Tw 4 2009

Tw 1 2010

Tw 2 2010

Tw 3 2010

Tw 4 2010

Tw 1 2011

Tw 2 2011

Tw 3 2011

Tw 4 2011

growth DPK (y-o-y) growth Kredit (y-o-y) LDR

310 265

6.58%

4.69%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

Rp0

Rp50

Rp100

Rp150

Rp200

Rp250

Rp300

Rp350

Tw 4 2009

Tw 1 2010

Tw 2 2010

Tw 3 2010

Tw 4 2010

Tw 1 2011

Tw 2 2011

Tw 3 2011

Tw 4 2011

Kredit (Rp Miliar)

Kredit NPL (%)

Grafik 3.10 Perkembangan Kredit dan Rasio NPL BPR

Grafik 3.9 Pertumbuhan (yoy) Kredit dan DPK serta LDR BPR

Page 71: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

51

tunai khususnya kliring mencatat adanya peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya

4.1. TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI

Seiring dengan kegiatan belanja masyarakat yang relatif menurun

dibandingkan triwulan sebelumnya, transaksi tunai yang terindikasi melalui aliran

uang kartal masuk dan keluar loket BI Banjarmasin juga mengalami penurunan.

Situasi pasca hari raya Idul Fitri juga menyebabkan kegiatan penukaran uang

mengalami penurunan.

a. Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Inflow/Outflow)

Selama triwulan IV-2011, total perputaran aliran uang kartal mengalami

penurunan -23,89% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari Rp3,76

triliun menjadi Rp2,86 triliun. Penurunan tersebut terjadi baik pada aliran uang

keluar (outflow), maupun aliran uang masuk (inflow). Selama triwulan laporan,

aliran uang keluar (outflow) turun sebesar -17,91% (qtq) atau dari Rp1,88 triliun

menjadi Rp1,54 triliun. Sementara aliran uang masuk (inflow) turun sebesar -

29,87% (qtq) dari Rp1,88 triliun menjadi Rp1,32 triliun. Dengan perkembangan

tersebut terjadi net outflow sebesar Rp221,2 miliar.

Grafik 3.11 Perkembangan Inflow dan Outflow (dalam jutaan Rupiah)

Sumber: BI Banjarmasin, diolah

Turunnya aliran uang keluar (outflow) dan aliran uang masuk (inflow)

pada triwulan laporan mengindikasikan kebutuhan masyarakat akan uang tunai

relatif lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Masyarakat tidak

membelanjakan uangnya sebanyak pada saat bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul

Fitri yang berlangsung pada triwulan sebelumnya. Kondisi tersebut juga

-200,000 400,000 600,000 800,000

1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000 1,800,000 2,000,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010 2011

Rp Juta

Inflow Outflow

Page 72: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

52

terkonfirmasi dari hasil survei konsumen di mana rata-rata indeks pengeluaran

saat ini dibandingkan 3 bulan yang lalu untuk triwulan IV-2011 hanya 140,93

lebih rendah apabila dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 166,5.

b. Perkembangan Penukaran Uang Rupiah

Selama triwulan laporan, jumlah nominal penukaran uang melalui BI

Banjarmasin mencapai Rp35,09 miliar atau turun -64,48%(qtq) dari triwulan

sebelumnya yang mencapai Rp98,78 miliar. Penurunan ini juga merupakan efek

pasca Hari Raya Idul Fitri. Kebutuhan masyarakat umum maupun pedagang

eceran akan uang pecahan kecil dan layak edar menurun.

Grafik 3.12 Perkembangan Penukaran Uang Rupiah

Sumber: BI Banjarmasin, diolah

Dilihat dari jumlah lembar/keping uang yang ditukarkan masyarakat, jenis

pecahan yang mengalami penurunan dalam penukaran adalah uang kertas

pecahan Rp1.000,-. Jumlah lembaran penukaran dari pecahan tersebut turun

96,27% dari 4,49 juta lembar pada TW III-2011 menjadi 167,5 ribu lembar pada

triwulan laporan. Selain kebutuhan masyarakat akan pecahan tersebut yang

berkurang, kebijakan BI untuk melakukan koinisasi dari pecahan ini menjadi

penyebab penurunan ini. Pecahan lain yang jumlah penukarannya juga turun

drastis adalah Rp5.000 yakni sebesar 69,11% dari 4,15 juta lembar pada TW III-

2011 menjadi 1,28 juta lembar pada triwulan laporan.

32.18

33.14

98.78

35.09

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011

Rp Miliar

Page 73: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

53

Grafik 3.13. Pangsa Pecahan Uang dalam Kegiatan Penukaran Uang di Bank Indonesia Banjarmasin

Sumber: BI Banjarmasin, diolah

c. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB)

Walaupupun jumlah uang kartal masuk (inflow) mengalami penurunan,

jumlah nominal PTTB tetap mengalami peningkatan sebesar 8,29% (qtq), yaitu

dari Rp704,59 miliar menjadi Rp763,03 miliar. Pada triwulan laporan terdapat

25,43 juta lembar uang yang diracik karena kondisinya sudah lusuh dan tidak

layak edar. Jumlah tersebut meningkat 15,12% (qtq) dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya.

Jumlah nominal uang tidak layak edar yang dimusnahkan sudah jauh

berkurang apabila dibandingkan dengan triwulan IV-2010 dimana jumlah uang

yang dimusnahkan mencapai Rp1,01 triliun atau terjadi penurunan sebesar

24,66% dari tahun sebelumnya. Turunnya jumlah PTTB tersebut sedikit banyak

juga mengindikasikan bahwa masyarakat semakin teredukasi tentang bagaimana

cara memperlakukan uang dengan baik agar uang tidak cepat rusak atau lusuh.

Grafik 3.14 Perkembangan Triwulanan Kegiatan Pemusnahan Melalui PTTB

Sumber: BI Banjarmasin, diolah

- 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000 6,000,000

UK 100rbUK 50rbUK 20rbUK 10rbUK 5000UK 2000UK 1000Ul 1000

Ul 500Ul 200Ul 100

Ul 50

keping/lembar

TW IV-2011 TW III-2011

704.59

763.03

0.00

200.00

400.00

600.00

800.00

1000.00

1200.00

1400.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011

Rp Miliar

Page 74: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

54

d. Perkembangan Uang Palsu yang Ditemukan

Seiring dengan menurunnya transaksi tunai yang dilaksanakan masyarakat

selama triwulan IV-2011, temuan uang palsu di wilayah kerja KBI Banjarmasin

mengalami penurunan. Uang palsu ini berasal dari penukaran uang di loket Bank

Indonesia, kas keliling, loket perbankan, setoran perbankan, maupun yang

dilaporkan masyarakat atau ditemukan oleh pihak Kepolisian. Pada triwulan

laporan, rasio uang palsu terhadap inflow turun dari 0,0022% menjadi 0,0019%.

Grafik 3.15. Rasio Jumlah Uang Palsu terhadap Inflow

Sumber: BI Banjarmasin, diolah

Berbeda dengan triwulan sebelumnya di mana uang palsu yang paling

banyak berasal dari pecahan Rp100.000,-. Pada triwulan laporan uang palsu

paling banyak ditemukan dari pecahan Rp50.000 yakni sebanyak 261 lembar.

Salah satu temuan uang palsu yang cukup banyak pada triwulan ini berasal dari

kesukesan polisi setempat dalam meringkus sindikat uang palsu di area Batu

Ampar, Tanah Laut. Untuk meminimalisir uang palsu pada tahun 2012 BI

Banjarmasin akan lebih mengintensifkan kegiatan sosialisasi pecahan uang Rupiah

asli. Dengan demikian diharapkan masyarakat semakin jeli dalam membedakan

uang asli dan palsu.

4.2. TRANSAKSI PEMBAYARAN NON-TUNAI

Nilai transaksi pembayaran non tunai selama triwulan laporan

menunjukkan pergerakan yang meningkat bila dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya, khususnya untuk transaksi non tunai dengan nilai kecil melalui

0.0000%0.0005%0.0010%0.0015%0.0020%0.0025%0.0030%0.0035%0.0040%0.0045%

I II III IV I II III IV I II III IV

2009 2010 2011

0.0003%0.0006%

0.0022% 0.0019%

Page 75: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

55

kliring. Sementara itu, transaksi melalui sistem RTGS relatif stabil dari triwulan

sebelumnya.

a. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)

Seiring dengan semakin meningkatnya transaksi keuangan yang

bernominal besar, transaksi non-tunai melalui sarana Bank Indonesia Real Time

Gross Settlement (BI-RTGS) cenderung meningkat. Nilai nominal transaksi melalui

BI-RTGS pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp47,19 triliun atau naik 11,77%

(qtq) pertumbuhan ini relatif stabil bila dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya sebesar 11,99%.

Tabel 3.6. Perkembangan Transaksi Melalui BI-RTGS di Kalimantan Selatan

Sumber: web Bank Indonesia, diolah

Stabilnya transaksi RTGS ini mencerminkan bahwa aktivitas ekonomi

Kalimantan Selatan masih berjalan normal di tengah terpaan krisis ekonomi

global. Kuatnya konsumsi lokal serta sebaran mitra dagang yang kebanyakan

berada di negara-negara Asia menyebabkan ketahanan ekonomi provinsi ini

cukup tinggi.

b. Transaksi Kliring

Pada triwulan laporan, nilai nominal transaksi kliring tercatat meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya. Selama triwulan IV-2011, nominal transaksi

kliring mencapai Rp4,7 triliun atau turun 44,92% (qtq) dari triwulan sebelumnya.

Selaras dengan nominal transaksi kliring, jumlah warkat yang ditransaksikan

Nilai Nilai Nilai Nilai

(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp)

1 16568 16003 6353 13425 1719 2599 24641 320272 20123 17711 7793 15284 2046 2985 29961 359803 17344 17023 7807 16727 2031 3086 27182 368364 18113 19301 8412 19119 3506 4051 30031 424711 16857 14439 8364 19479 2764 3890 27985 378082 18562 15223 9749 21089 3322 4198 31633 405103 11067 15626 10163 23016 2975 4355 24204 429974 14075 18303 13754 25943 4804 5646 32633 498921 19292 17164 13419 21756 4735 4977 37446 438972 19362 12032 13713 22081 4628 5056 37702 391693 21262 18696 15923 22815 5038 5165 42223 466764 23349 20305 18066 25107 5777 5700 47191 51112

Volume Volume

2011

TOTAL

Volume

2009

2010

Periode

FROM TO FROM - TO

Volume

Page 76: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

56

tercatat meningkat 43,55% (qtq), yaitu dari 58.191 lembar menjadi 83.532

lembar.

Grafik 3.16. Perkembangan Kliring di Kalimantan Selatan

Sumber: BI Banjarmasin, diolah

Meningkatnya transaksi kliring adalah indikasi bahwa kegiatan ekonomi

sudah kembali normal pasca masa reses panjang bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Jumlah hari kerja yang lebih banyak tentu saja memungkinkan untuk melakukan

kegiatan transfer dalam frekuensi maupun nominal yang lebih banyak

Sementara itu, rata-rata penolakan cek dan bilyet kosong mengalami

penurunan. Pada triwulan IV-2011, setiap hari rata-rata terdapat 1,72% cek dan

bilyet kosong dari seluruh lembaran warkat yang masuk, sedikit lebih rendah dari

triwulan sebelumnya yang hanya mencapai 1,77%.

0100002000030000400005000060000700008000090000

0500000

100000015000002000000250000030000003500000400000045000005000000

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2009 2010 2011

nominal (Rp Miliar) volume(lembar axis kanan)

Page 77: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 4 – Keuangan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

55

BAB IV KEUANGAN DAERAH

Page 78: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.
Page 79: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 4 – Keuangan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

57

KEUANGAN DAERAH

Hingga triwulan IV-2011, realisasi pendapatan daerah

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama di tahun

sebelumnya. Namun dari sisi penyerapan, realisasi belanja daerah

justru menunjukkan kinerja yang relatif lebih rendah.

Realisasi pendapatan APBD Provinsi Kalimantan Selatan sampai

dengan triwulan IV-2011 mencapai hasil yang sangat baik. Hal ini

tercermin dari realisasinya yang mencapai hingga 124,92% dari anggaran

pendapatan APBD 2011, atau sebesar Rp3,06 triliun dari Rp2,45 triliun

yang dianggarkan pada awal tahun. Kinerja tersebut lebih tinggi dari

pencapaian triwulan yang sama pada tahun sebelumnya yang telah

merealisasikan sebesar 114,71%, atau sebesar Rp2,31 triliun dari anggaran

sebesar Rp2,02 triliun. Pencapaian anggaran tersebut berada di atas

nasional yang menunjukkan pencapaian hingga 102,5%.

Tabel 4.1. Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Provinsi Kalsel (Rp miliar)

Uraian Pos APBD APBD Realisasi s/d Triwulan IV % Realisasi

2010 2011 2010 2011 2010 2011

Pendapatan Daerah 2.015,71 2.451,95 2.312,19 3.063,05 114,71 124,92

Pendapatan asli daerah 1.090,11 1,392,30 1.319,16 1.783,15 121,01 128,07

Dana perimbangan 904,82 1.038,86 974,65 1.264,14 107,72 121,69

Lain-lain pendapatan yang sah 20,79 20,79 18,39 15,75 88,48 75,76

Belanja Daerah 2.176,87 2.601,98 2.300,24 2.335,90 105,67 89,77

Belanja operasi 1.588,69 1.950,31 1.621,19 1.196,19 102,05 61,33

Belanja modal 585,16 648,67 676,85 593,11 115,67 91,44

Belanja tidak terduga 3,00 3,00 2,20 1,78 73,33 59,33 Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan

Sementara itu, realisasi belanja daerah APBD Provinsi Kalimantan

Selatan pada triwulan laporan hanya mencapai 89,77%, atau terserap

sebesar Rp2,33 triliun dari Rp2,60 triliun yang direncanakan. Penyerapan

tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

4

Page 80: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 4 – Keuangan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

58

yang mencapai hingga 105,67%, atau sebesar Rp2,30 triliun dari Rp2,18

triliun yang dianggarkan. Penyerapan anggaran pada tahun 2011 tersebut

berada di bawah penyerapan belanja nasional yang menunjukkan

pencapaian hingga 97,2%.

1. Realisasi Pos Pendapatan Daerah

Dari sisi pos pendapatan, realisasi APBD Provinsi Kalimantan

Selatan di triwulan IV-2011 menunjukkan kinerja yang semakin

membaik dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan tersebut

tercermin dari realisasi pos pendapatan pada triwulan laporan yang

mencapai hingga 124,92% dengan nominal sebesar Rp3,06 triliun, atau di

atas pencapaian pada periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar

114,71% dengan nominal Rp2,32 triliun. Hal tersebut mengindikasikan

semakin tingginya efektivitas keuangan daerah1 pada triwulan laporan,

karena pencapaiannya mampu melebihi target penerimaan yang

ditetapkan sebesar Rp2,45 triliun.

Tabel 4.2. Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Kalsel (Rp miliar)

Uraian Pos APBD APBD Realisasi s/d Triwulan IV Persentase (%)

2010 2011 2010 2011 2010 2011

Pendapatan Asli Daerah 1.090,11 1.392,30 1.319,16 1,783,154 121,01 128,07

Hasil Pajak Daerah 923,90 1.178,21 1.088,35 1,643,862 117,80 139,52

Hasil Retribusi Daerah 28,93 38,36 153,25 41,196 529,58 107,40 Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan 22,95 35,70 33,29 45,968 145,02 128,76

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 114,32 140,02 44,27 52,126 38,73 37,23

Dana Perimbangan 904,82 1.038,86 974,645 1,264,144 107,72 121,69

Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 378,10 505,50 452,21 722,022 119,60 142,83

Dana Alokasi Umum 483,37 483,36 502,59 504,876 103,98 104,45

Dana Alokasi Khusus 43,35 25,00 19,84 37,246 45,76 74,49

Lain-lain Pendapatan yang Sah 20,79 20,79 18,388 15,753 88,47 75,79

Pendapatan Daerah 2.015,72 2.451,95 2.312,19 3.063,05 114,71 124,92

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan

Peningkatan kinerja tersebut ditopang oleh realisasi Pendapatan Asli

Daerah yang yang mencapai Rp1.783,15 miliar atau terealisasi hingga

1 EFektivitas Keuangan Daerah merupakan rasio realisasi pendapatan asli daerah terhadap rencana pendapatan asli daerah yang dianggarkan. Indikator ini menunjukkan sejauh mana efektivitas pemerintah daerah dalam merealisasikan target pendapatan asli daerahnya

Page 81: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 4 – Keuangan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

59

114%116%118%120%122%124%126%128%130%

Tw4-2009 Tw4-2010 Tw4-2011

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Tw4-2009 Tw4-2010 Tw4-2011

124,92% dari anggaran PAD tahun 2011. Realisasi tersebut lebih baik

dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2010, dimana realisasi

PAD mencapai Rp1.319,16 miliar atau 121,01% dari anggaran PAD 2010.

Hal tersebut mengindikasikan semakin meningkatnya partisipasi

masyarakat Kalimantan Selatan dalam mendorong pembangunan melalui

pembayaran pajak serta retribusi daerah. Selain itu, tingginya realisasi PAD

menunjukkan kemandirian daerah2

yang juga cenderung semakin

membaik. Pada triwulan laporan, rasio kemandirian daerah menunjukkan

peningkatan dari 57,05% menjadi 58,21%.

Grafik 4.1 Grafik 4.2 Efektivitas Pemerintah dalam merealisasikan Rasio kemandirian daerah / pendapatan daerah yang dianggarkan desentralisasi fiskal

Komponen PAD yang mengalami peningkatan cukup besar terjadi

pada komponen pendapatan Pajak Daerah yang mencapai Rp1.643,86

miliar atau meningkat 51,04% (yoy) dari pencapaian pada tahun

sebelumnya sebesar Rp1.088,35 miliar. Peningkatan hasil pajak daerah

tersebut terutama ditopang oleh membaiknya aktivitas sektor ekonomi

sepanjang tahun 2011. Peningkatan komponen PAD juga berimplikasi

pada meningkatnya kemampuan fiskal3

Sementara itu, persentase realisasi dana juga meningkat

dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu dari 107,72%

Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan, yaitu dari 57,35% pada triwulan IV-2010 menjadi 76,34% pada

triwulan laporan.

2 Rasio kemandirian daerah (desentralisasi fiskal) merupakan perbandingan Pendapatan asli daerah

(PAD) terhadap pendapatan daerah secara keseluruhan, semakin tinggi rasio yang dimiliki maka semakin mandiri daerah tersebut

3 Kemampuan Fiskal Daerah merupakan rasio realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap realisasi belanja daerah pada periode yang sama. Indikator ini menunjukkan sejauh mana kemandirian pemerintah daerah dalam membiayai belanja daerahnya.

Page 82: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 4 – Keuangan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

60

menjadi 121,69% atau dari Rp974,64 miliar menjadi Rp1.264,14 miliar.

Meningkatnya realisasi pendapatan transfer terutama dipengaruhi oleh

subkomponen Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, yang realisasinya sampai

triwulan IV-2011 telah mencapai Rp722,02 miliar (142,83%), lebih tinggi

dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp452,21 miliar

(119,60%).

Grafik 4.3 Kemampuan fiskal Kalimantan Selatan

2. Belanja Daerah

Dari sisi pos belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan,

penyerapan sampai dengan triwulan IV-2011 mencatat penurunan

dibandingkan periode yang sama di tahun 2010, yaitu dari 105,67%

menjadi 89,77%. Penurunan penyerapan anggaran tersebut terjadi pada

seluruh pos belanja daerah. Meskipun demikian, besarnya nominal realisasi

belanja mengalami sedikit peningkatan dari Rp2.300,26 pada akhir

triwulan IV-2010 miliar menjadi Rp2.335,90 miliar pada triwulan laporan.

Ditinjau dari komponen belanja daerah, belum optimalnya realisasi

tersebut terutama pada penyerapan belanja operasi yang sampai dengan

akhir triwulan IV-2011 hanya mencapai 61,33%, atau hanya sebesar

Rp1.196,20 miliar dari anggaran 2011 sebesar Rp1.950,31 miliar. Realisasi

ini lebih rendah dari periode yang sama di tahun 2010 yang telah

merealisasikan sebesar 102,50% dengan nominal mencapai Rp1.621,20

miliar. Masih relatif rendahnya realisasi belanja operasi tersebut terutama

disebabkan oleh kinerja belanja barang dan jasa serta belanja untuk

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Tw4-2009 Tw4-2010 Tw4-2011

Page 83: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 4 – Keuangan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

61

bantuan keuangan yang masing-masing hanya terserap sebesar 73,24%

dan 16,93% sepanjang tahun 2011.

Tabel 4.3. Realisasi Belanja APBD Provinsi Kalsel (Rp miliar)

Uraian Pos APBD APBD Realisasi Triwulan IV Prosentase (%)

2010 2011 2010 2011 2010 2011

Belanja Operasi 1.588,70 1.950,31 1.621,19 1.196,19 102,05 61,33

Belanja Pegawai 949,26 677,50 510,29 578,31 92,91 85,36

Belanja Barang dan Jasa 454,80 615,17 384,26 450,53 84,49 73,24

Belanja Bantuan Sosial 68,57 81,64 101,62 78,48 148,21 96,14

Belanja Bantuan Keuangan 408,65 524,88 518,65 88,86 100,50 16,93

Belanja Modal 585,17 648,66 676,84 593,11 115,67 91,44

Belanja Tidak Terduga 3,00 3,00 2,21 1,78 73,63 59,47

Total Belanja 2.176,86 2601,98 2.300,26 2.335,90 105,67 89,77

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan

Demikian halnya dengan realisasi belanja modal juga mengalami

penurunan penyerapan, yaitu dari 115,67% atau sebesar Rp676,85 miliar

pada tahun 2010 menjadi hanya 91,44% atau sebesar Rp593,11 miliar

pada 2011 ini. Kondisi tersebut tentu menyebabkan rasio belanja modal

terhadap belanja daerah kembali mengalami penurunan yang cukup

signifikan, yaitu dari 41,75% menjadi hanya 25,39%, melanjutkan trend

menurun yang telah berlangsung sejak tahun 2009 lalu. Hal ini tentu saja

harus menjadi perhatian pemerintah daerah mengingat belanja modal

merupakan penggerak utama dalam pembangunan ekonomi daerah.

Grafik 4.4 Rasio Realisasi Belanja Modal terhadap Belanja Total

Namun demikian, penyerapan belanja modal untuk pembangunan

infrastruktur di Kalimantan Selatan, seperti jalan, jembatan, dan fasilitas

umum lainnya, menunjukkan perkembangan yang relatif baik. Hal ini

diindikasikan dengan penyerapan dana beberapa proyek infrastruktur

0%5%

10%15%20%25%30%35%

Tw4-2009 Tw4-2010 Tw4-2011

Page 84: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 4 – Keuangan Daerah

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

62

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang relatif tinggi, yaitu mencapai

realisasi fisik hingga 90,31% atau sebesar Rp254,06 miliar. Beberapa

proyek yang telah terselesaikan hingga akhir 2011 antara lain jalan

Paringin-Halong, jalan Tanjung-Muara Uya, jalan Pelaihari-Takisung, jalan

Banjarbaru-Aranio, serta jalan Amuntai-Lampihong.

Tabel 4.4. Realisasi Beberapa Program Utama Kalsel s/d Triwulan IV-2011

No

Program / Kegiatan

Pagu Dana (Rp)

Penyerapan Dana (Rp)

Realisasi (%)

Keu fisik

DINAS PEKERJAAN UMUM 337,613,197,251 254,063,991,206 75.25 90.31

1 Pelayanan Administrasi Perkantoran 1,327,047,500 1,177,591,594 88.73 100.00

2 Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur 566,112,500 459,039,858 81.06 100.00

3 Peningkatan Disiplin Aparatur 11,600,000 9,900,000 85.34 100.00

4 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 133,114,005,247 126,494,743,291 95.02 98.29

5 Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

1,610,709,102 1,347,343,907 83.64 100.00

6 Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan 1,524,000,000 1,443,295,168 94.7 100.00

7 Pembangunan Sistem Informasi/ Data Base Jalan dan Jembatan

153,240,000 115,120,076 75.12 100.00

8 Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya

25,374,611,500 21,610,869,650 85.16 100.00

9 Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku 319,861,000 319,861,000 100.00 100.00

10 Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi: Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya

2,407,218,900 1,492,926,800 62.01 100.00

11 Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

166,680,000 163,504,000 98.09 98.11

12 Pembangunan Infrastruktur Kawasan Perkotaan dan Perdesaan

2,495,926,100 2,403,703,000 96.31 100.00

13 Peningkatan Sarana dan Prasarana Publik 92,350,337,202 59,523,729,149 64.45 84.5

14 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 75,441,848,200 36,851,866,563 48.84 56.93

15 Program Pengaturan Jasa Konstruksi 235,000,000 210,102,000 89.40 100.00

16 Program Pemberdayaan Jasa Konstruksi 215,000,000 177,041,500 82.34 100.00

17 Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang 300,000,000 263,353,650 87.78 100.00

JUMLAH 337,613,197,251 254,063,991,206 75.25 90.31

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Selatan

Page 85: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

BAB V KETENAGAKERJAAN DAN

KESEJAHTERAAN

Page 86: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.
Page 87: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 5 – Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

63

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Selatan pada triwulan IV-2011

relatif stabil. Penyerapan tenaga kerja masih berada pada level yang relatif tinggi

seperti yang diindikasikan oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) pada

triwulan laporan. Sementara data Jamsostek Kalimantan Selatan yang

menunjukkan kondisi stabil, baik dari sisi kasus maupun nominal pencairan

Jaminan Hari Tua (JHT), turut mempertegas kondisi baik tersebut.

Sementara pergerakan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan

cenderung meningkat. Survei Konsumen menginformasikan bahwa Indeks

Ekspektasi Penghasilan dan Indeks Penghasilan Saat Ini masing-masing mengalami

kenaikan. Seiring dengan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi yang selama triwulan

mengalami peningkatan di hampir seluruh subsektor.

1. Ketenagakerjaan

Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Kalimantan Selatan selama triwulan

IV-2011 masih berada pada tingkat yang relatif tinggi. Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU) yang dilaksanakan pada triwulan laporan menunjukkan bahwa

realisasi penggunaan tenaga kerja cenderung bertahan pada kondisi yang baik,

diindikasikan oleh angka Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang masih pada tingkat

relatif tinggi, yaitu 6,35 pada triwulan IV-2011 dari sebelumnya sebesar 17,51

pada triwulan III-2011.

Penyerapan tenaga kerja masih terjadi di hampir semua sektor, dengan

penyerapan terbesar pada sektor industri pengolahan yang diindikasikan dari

angka SBT sebesar 4,77. Penyerapan terbesar diperkirakan terjadi pada jenis

industri makanan dan minuman serta pengolahan kelapa sawit.

Demikian halnya dengan sektor perdagangan, hotel, dan restoran juga

masih berada pada kondisi yang relatif tinggi, dimana angka SBT bertahan pada

angka 1,70. Relatif tingginya penyerapan di ketiga subsektor penghasil produk

maupun jasa konsumtif tersebut terutama disebabkan masih terjaganya daya

5

Page 88: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 5 – Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

64

dorong konsumsi masyarakat hingga akhir tahun 2011 berkat adanya Hari Raya

Natal dan beberapa event lainnya, seperti perayaan tahun baru dan festival

daerah. Sementara sektor unggulan Kalsel, pertambangan dan penggalian,

memiliki penyerapan tenaga kerja yang masih cenderung stabil, tercermin dari

angka SBT yang tidak banyak berubah, yaitu dari 2,00 menjadi 1,56.

Namun demikian, sektor pertanian (dalam arti luas) mengalami penurunan

penyerapan tenaga kerja sebagaimana terlihat dari angka SBT pada triwulan

laporan menjadi -2,55, dari periode sebelumnya sebesar 3,51. Hal tersebut antara

lain disebabkan oleh berakhirnya masa panen raya sehingga lebih sedikit tenaga

kerja yang diserap dalam sektor ini.

Tabel 6.1. Penggunaan Tenaga Kerja Oleh Dunia Usaha Kalimantan Selatan

No SEKTOR Realisasi Triwulan III-

2011 Realisasi Triwulan IV-

2011

1. Pertanian 3,51 -2,55

2. Pertambangan 2,00 1,56

3. Industri Pengolahan 4,77 4,77

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,92 -1,15

5. Konstruksi 1,18 0,00

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 4,18 1,70

7. Pengangkutan dan Komunikasi 0,00 1,34

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Keuangan

0,97 0,99

9. Jasa-jasa 0,00 -0,29

TOTAL 17,51 6,35

Sumber : Bank Indonesia Banjarmasin

Dari indikator ketenagakerjaan lainnya, yaitu jumlah kasus dan besarnya

nominal pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) yang dihimpun oleh PT. Jamsostek

Wilayah Kalimantan Selatan, selama triwulan laporan juga menunjukkan adanya

kondisi penyerapan tenaga kerja yang masih relatif baik. Dilihat dari rata-rata

pencairan JHT tiap bulannya selama triwulan IV-2011, menunjukkan angka yang

cenderung tidak berubah dari Rp3,69 miliar/bulan menjadi Rp3,83 milyar/bulan,

atau sedikit naik sekitar 6,18% (qtq).

Demikian halnya dengan jumlah kasus pencairan JHT selama triwulan

laporan yang juga cenderung tidak berubah, dimana pada triwulan laporan

tercatat hanya 2.490 kasus, sedikit lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya

yang mencapai 2.239 buah kasus. Hal tersebut mempertegas kondisi penyerapan

ketenagakerjaan di Kalimantan Selatan yang masih relatif baik selama triwulan

laporan.

Page 89: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 5 – Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

65

Gambar 6.1 Gambar 6.2 Perkembangan Nominal Pencairan JHT Perkembangan Kasus Pencairan JHT

Sumber : PT Jamsostek Wilayah Kalimantan Selatan

2. Kesejahteraan

Sementara indikator ketenagakerjaan menunjukkan kecenderungan

stabil, indikator kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan menunjukkan

pergerakan meningkat pada triwulan IV-2011. Hal ini dikonfirmasi dari

beberapa indikator yang dihasilkan melalui Survei Konsumen Bank Indonesia

Banjarmasin. Indeks Penghasilan Konsumen selama triwulan laporan bergerak

naik ke tingkat 160,90 atau meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang bergerak pada kisaran 143,40. Hal tersebut antara lain

disebabkan adanya keyakinan masyarakat akan kemungkinan tambahan

penghasilan berupa bonus akhir tahun yang akan diterima selama triwulan

laporan.

Gambar 6.2. Indeks Ekspektasi Penghasilan dan Penghasilan Saat Ini

Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia Banjarmasin

Selain itu, Indeks Ekspektasi Penghasilan Konsumen juga menunjukkan

trend yang sama, yaitu mengalami peningkatan dari 158,70 menjadi 164,60.

Optimisme ini didorong oleh keyakinan masyarakat akan adanya kenaikan upah

2012 yang telah disosialisasikan oleh Dewan Pengupahan Kalsel.

-1,000 2,000 3,000 4,000

Tw1 Tw3 Tw1 Tw3 Tw1 Tw3

2009 2010 2011

Kasus (buah)

-

10,000

20,000

30,000

Tw1 Tw3 Tw1 Tw3 Tw1 Tw3

2009 2010 2011

JHT (Rpjuta)

0

50

100

150

200

0

50

100

150

200

Tw

-1

Tw

-2

Tw

-3

Tw

-4

Tw

-1

Tw

-2

Tw

-3

Tw

-4

Tw

-1

Tw

-2

Tw

-3

Tw

-4

Tw

-1

Tw

-2

Tw

-3

Tw

-4

2008 2009 2010 2011

Ekspektasi Penghasilan Penghasilan Saat Ini

Page 90: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 5 – Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

66

Di sisi lain, kesejahteraan petani juga menunjukkan peningkatan. Hal

tersebut diindikasikan dengan meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan

Selatan selama triwulan IV-2011. NTP yang merupakan perbandingan antara

indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani

untuk keperluan konsumsi rumah tangga dan biaya produksi, mencatat

pertumbuhan sebesar 1,20% (qtq), atau dari 108,26 menjadi 109,56.

Kenaikan nilai tukar petani selama triwulan IV-2011 tersebut terutama

ditopang oleh kenaikan pada indeks harga yang diterima petani yang meningkat

hingga 1,17% (qtq) atau dari 142,35 menjadi 144,02. Sebaliknya, indeks harga

yang dibayar petani justru mengalami penurunan sebesar 0,03% (qtq) atau dari

131,49 menjadi 131,45.

Gambar 6.4. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Kalsel

Sumber : BPS Kalsel, diolah

Kesejahteraan petani mengalami peningkatan hampir di seluruh

subsektor, kecuali subsektor tanaman perkebunan rakyat. Peningkatan tertinggi

terjadi pada petani yang bergerak di subsektor tanaman pangan dengan

pertumbuhan sebesar 2,29%(qtq) atau dari 106,89 pada triwulan III-2011

menjadi 109,34 pada triwulan laporan. Peningkatan ini terutama dikarenakan

adanya kenaikan pada indeks harga yang diterima petani pada subsektor

tersebut, yaitu dari 142,86 menjadi 146,13, sedangkan di sisi lain indeks harga

yang dibayar petani tidak mengalami perubahan. Sedangkan komoditas yang

menjadi pendorong indeks harga yang diterima petani antara lain padi dan

palawija, khususnya komoditas ketela pohon dan ketela rambat.

Selain subsektor tanaman tanaman pangan, subsektor lainnya yang juga

mengalami peningkatan antara lain subsektor hortikultura, peternakan, dan

perikanan yang masing-masing mengalami kenaikan secara q-t-q sebesar 0,41%,

100105110

100110120130140150

Tw-1Tw-2Tw-3Tw-4Tw-1Tw-2Tw-3Tw-4

2010 2011

Indeks Harga yang Diterima Petani

Indeks Harga yang Dibayar Petani

Nilai Tukar Petani

Page 91: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 5 – Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

67

0,68%, dan 1,06%. Pada subsektor holtikultura, kenaikan harga yang diterima

petani terutama didorong oleh membaiknya harga pada berbagai komoditas

sayur mayur, khususnya komoditas buncis, ketimun, dan kangkung. Demikian

halnya dengan subsektor perikanan yang selama triwulan laporan mengalami

kenaikan berkat ditopang oleh meningkatnya harga ikan tongkol dan cumi-cumi.

Sementara subsektor tanaman perkebunan justru mengalami penurunan

sebesar 3,52% (qtq), atau dari 131,3 pada triwulan III-2011 menjadi 126,68 pada

triwulan IV-2011. Hal tersebut terutama dipengaruhi oleh cenderung menurunnya

harga komoditas utama perkebunan rakyat Kalsel, yaitu komoditas karet, di pasar

perdagangan regional selama triwulan laporan.

Tabel 6.2 Perubahan Nilai Tukar Petani Kalimantan Selatan

Sektor, Kelompok, dan Subkelompok Tahun 2011 Persentase

Perubahan (%) Sept Des

Tanaman Pangan 106,89 109,34 2,29

Indeks harga yang diterima petani (It) 142,86 146,13 2,29 Indeks harga yang dibayar petani (Ib)

133,65 133,65 0,00

Hortikultura 128,93 129,46 0,41

Indeks harga yang diterima petani (It) 170,58 171,34 0,45 Indeks harga yang dibayar petani (Ib)

132,30 132,35 0,04

Tanaman Perkebunan Rakyat 100,72 98,84 -1,87

Indeks harga yang diterima petani (It) 131,30 128,68 -2,00

Indeks harga yang dibayar petani (Ib)

130,37 130,19 -0,14

Peternakan 102,76 103,46 0,68

Indeks harga yang diterima petani (It) 128,64 129,63 0,77

Indeks harga yang dibayar petani (Ib)

125,18 125,30 0,10

Perikanan 85,66 86,57 1,06

Indeks harga yang diterima petani (It) 107,04 107,75 0,66

Indeks harga yang dibayar petani (Ib)

124,96 124,47 -0,39

Gabungan 108,26 109,56 1,20

Indeks harga yang diterima petani (It) 142,35 144,02 1,17

Indeks harga yang dibayar petani (Ib)

131,49 131,45 -0,03

Sumber : BPS Kalimantan Selatan

Page 92: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.
Page 93: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

BAB VI PROSPEK EKONOMI

Page 94: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.
Page 95: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 6 – Prospek Ekonomi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

69

PROSPEK EKONOMI

Pada triwulan I-2012 mendatang pertumbuhan ekonomi Kalimantan

Selatan diperkirakan sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya,

sementara laju inflasi diestimasikan mengalami peningkatan. Berdasarkan

beberapa indikator pendukung, perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan

I-2012 diperkirakan tumbuh moderat dengan laju pertumbuhan pada kisaran

5,9%-6,4% (yoy) dengan kecenderungan pada batas bawah. Sementara itu,

beberapa implementasi kebijakan pemerintah, gangguan cuaca, serta kelangkaan

BBM dan BBG diperkirakan meningkatkan tekanan inflasi pada triwulan

mendatang. Inflasi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 7,12% ±

1% (yoy)

1. Perkiraan Kondisi Makro Ekonomi

Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan I-2012 diperkirakan

masih tumbuh tinggi namun sedikit melambat dari triwulan laporan. Di sisi

permintaan, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih cukup optimis berkat

terjaganya daya beli masyarakat, namun cenderung melambat pasca liburan

sekolah. Sementara ekspor juga diperkirakan tumbuh melambat seiring turunnya

produksi batu bara dan harga karet di pasar internasional.

Sedangkan di sisi penawaran, curah hujan yang sangat tinggi sejak bulan

Desember 2011 diperkirakan akan memperlambat perkembangan kinerja sektor

pertanian dan pertambangan pada triwulan I-2012. Perekonomian Kalimantan

Selatan di triwulan I-2012 diperkirakan dapat tumbuh pada kisaran 5,9%-

6,4% (yoy)1

Dari sisi permintaan, konsumsi masyarakat masih akan mendominasi

pertumbuhan ekonomi Kalsel. Namun demikian, pertumbuhan konsumsi

masyarakat pada triwulan I-2012 dimungkinkan melambat seiring dengan potensi

turunnya pendapatan riil masyarakat karena meningkatnya tekanan inflasi.

dengan kecenderungan pada batas bawah, melambat dari

pertumbuhan triwulan laporan yaang mencapai 6,93% (yoy).

1 Angka proyeksi Bank Indonesia Banjarmasin

6

Page 96: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 6 – Prospek Ekonomi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan IV-2011

70

Melambatnya konsumsi masyarakat juga dipengaruhi oleh penetapan kenaikan

UMP 2012 yang sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya, turunnya harga karet

di pasar internasional sejak pertengahan tahun 2011, serta faktor psikologis pasca

musim liburan sekolah di triwulan IV-2011.

Sementara itu, aktivitas ekspor Kalsel diperkirakan tumbuh melambat dari

triwulan laporan. Perlambatan tersebut bukanlah pengaruh langsung dari krisis

Eropa namun lebih disebabkan oleh gangguan cuaca. Tingginya gelombang laut

menyebabkan aktivitas melaut berkurang dan menyebabkan kontraksi pada

ekspor produk perikanan. Sementara itu curah hujan yang tinggi juga berpotensi

mengurangi ekspor komoditas unggulan batubara seiring turunnya produksi.

Mulai berlakunya Permendag nomor 35 tahun 2011 yang melarang

ekspor rotan bulat dan setengah jadi ke luar negeri diperkirakan akan

menyebabkan kontraksi pada ekspor rotan Kalsel di tahun 2012. Karena

berlakunya peraturan tersebut sudah 16 perusahaan eksportir rotan yang gulung

tikar karena produk yang diekspornya masih masuk dalam kategori rotan mentah

dan setengah jadi.

Ditinjau dari sisi penawaran, kekhawatiran akan meluasnya krisis Eropa

serta turunnya harga beberapa komoditas ekspor unggulan Kalsel di pasar

internasional menyebabkan berkurangnya optimisme pelaku usaha terhadap

kegiatan ekonomi di triwulan I-2012. Hal ini tercermin dari hasil Survei Kegiatan

Dunia Usaha (SKDU), yaitu pada indikator ekspektasi kegiatan usaha yang

mengalami penurunan dari 31,98 menjadi 21,08.

Grafik 7.1. Saldo Bersih Ekspektasi Pelaku Usaha

Sumber: SKDU, diolah

Pada sektor pertanian, yang memiliki pangsa terbesar dalam ekonomi

Kalimantan Selatan, perkembangan di triwulan awal 2012 diperkirakan melambat

31.98

21.08

-10.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

Tw.I

Tw.II

Tw.II

ITw

.IV Tw.I

Tw.II

Tw.II

ITw

.IV Tw.I

Tw.II

Tw.II

ITw

.IV Tw.I

Tw.II

Tw.II

ITw

.IV Tw.I

Tw.II

Tw.II

ITw

.IV Tw.I

Tw.II

Tw.II

ITw

.IV Tw.I

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Page 97: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 6 – Prospek Ekonomi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

71

seiring kondisi sebagian besar lahan pertanian pangan masih dalam tahap

penanaman. Selain itu, tingginya curah hujan dalam 2 bulan terakhir

menyebabkan beberapa lahan padi siap tanam tergenang air serta beberapa

lahan mengalami puso. Hasil SKDU juga menangkap ekspektasi pelaku usaha

pada sektor pertanian turun dari 9,16 menjadi -2,57.

Sementara itu, kinerja sektor pertambangan pada triwulan mendatang

juga diperkirakan melambat seiring meningkatnya curah hujan. Adapun rencana

dari beberapa pelaku usaha tambang batubara dalam meningkatkan produksinya

juga masih terkendala masalah AMDAL. Ekspektasi pelaku usaha sektor

pertambangan tercatat sebesar 2,33 lebih rendah dari triwulan IV-2011 sebesar

3,73.

Grafik 7.2. Saldo Bersih Ekspektasi Pelaku Usaha Sektor Pertanian dan Pertambangan

Sumber: SKDU, diolah

2. Perkiraan Inflasi

Laju inflasi Kota Banjarmasin pada triwulan I-2012 diperkirakan lebih

tinggi dibandingkan triwulan IV-2011. Peningkatan tekanan inflasi tersebut

terutama disebabkan oleh tekanan pada komponen administered price dan

volatile food yang lebih tinggi.

Pada bulan Desember 2011, PDAM Kota Banjarmasin telah menetapkan

kenaikan tarifnya sebesar 10%. Perubahan harga ini akan mulai dirasakan

masyarakat pada tagihan yang muncul di awal Januari 2012. Kebijakan ini dapat

berdampak signifikan karena tarif air PAM memiliki bobot inflasi yang tinggi.

Selain itu kenaikan tarif PAM dapat berdampak pada meningkatnya ekspektasi

inflasi masyarakat yang salah satunya tercermin dari peningkatan harga

komoditas sewa rumah. Komponen adminstered price yang juga rencananya

-2.57

2.33

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

Tw.I

Tw.II

Tw.II

ITw

.IVTw

.ITw

.IITw

.III

Tw.IV

Tw.I

Tw.II

Tw.II

ITw

.IVTw

.ITw

.IITw

.III

Tw.IV

Tw.I

Tw.II

Tw.II

ITw

.IVTw

.ITw

.IITw

.III

Tw.IV

Tw.I

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pertanian Pertambangan

Page 98: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 6 – Prospek Ekonomi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan IV-2011

72

mengalami kenaikan adalah cukai rokok. Komponen biaya pada komoditas rokok

ini direncanakan untuk naik rata-rata sebesar 16%.

Adapun kebijakan pemerintah lainnya yang diperkirakan dapat menaikkan

inflasi adalah kenaikan bea masuk untuk impor terigu dan kedelai. Sebelumnya

bea masuk impor tidak dikenakan kepada kedua komoditas ini, namun sejak

tanggal 1 Januari 2012 terdapat bea masuk impor sebesar 5% untuk kedua

komoditas ini. Kebijakan tersebut berpotensi meningkatkan produk turunan

darikedua komoditas tersebut seperti mie kering instan, tempe, dan tahu.

Sementara itu, kondisi cuaca di awal tahun 2012 berpotensi mengganggu

pasokan ikan segar serta pasokan komoditas dari Pulau Jawa. Walaupun badai

tropis Iggy tidak mencapai perairan utara Jawa dan selatan Kalimantan namun

efeknya menyebabkan kenaikan gelombang laut pada kedua perairan tersebut.

Gelombang laut di Selatan Kalimantan pada Januari 2012 diperkirakan pada

kisaran 2m – 3m sehingga Adpel Banjarmasin sempat mengumumkan kepada

para nelayan untuk berhati-hati dalam melaut.

Grafik 7.1. Indeks Ekspektasi Harga 3 dan 6 Bulan Mendatang

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Banjarmasin

Dari sisi ekspektasi masyarakat, tekanan inflasi relatif meningkat

khususnya di penghujung tahun 2012. Hal ini terindikasi dari Indeks Ekspektasi

Konsumen terhadap harga-harga dalam 3 bulan mendatang yang relatif

meningkat dari 152,90 pada akhir triwulan III-2011 menjadi 167,20 pada akhir

triwulan laporan. Kenaikan tarif PAM, rencana kenaikan TDL PLN, antrian solar

bersubsidi yang masih terus berlangsung, serta elpiji 3 kg yang sempat

menghilang di Banjarmasin turut mendongkrak ekspektasi masyarakat akan

harga-harga pada bulan-bulan mendatang.

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

200.00

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2009 2010 2011

Ekspektasi harga dalam 3 bulan ke depan

Ekspektasi Harga dalam 6 bulan ke depan

Page 99: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Bab 6 – Prospek Ekonomi

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

73

Di lain sisi, tekanan permintaan masyarakat yang relatif lebih rendah

dalam triwulan I-2012 diperkirakan sedikit menahan angka inflasi untuk tidak

melambung tinggi pada triwulan mendatang. Dengan mempertimbangkan hal-

hal tersebut, laju inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan I-2012

diperkirakan berada pada kisaran 7,12%±1% (yoy)2

2 Angka proyeksi Bank Indonesia Banjarmasin

.

Page 100: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.
Page 101: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

LAMPIRAN

Page 102: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.
Page 103: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Lampiran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

75 75

LAMPIRAN

Tabel Lampiran 1.

Indikator Makro Terpilih Provinsi Kalimantan Selatan

Sumber : BPS Kalimantan Selatan *) Angka pengangguran menggunakan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)

Indikator

Kalimantan SelatanSatuan

PDRBTriwulan I-

2010

Triwulan

II-2010

Triwulan

III-2010

Triwulan

IV-2010

Triwulan I-

2011

Triwulan

II-2011

Triwulan

III-2011

Triwulan

IV-2011

Atas Dasar Harga

Berlaku Rp triliun 12.54 14.62 16.16 15.22 14.75 17.36 19.29 17.67

Atas Dasar Harga

Konstan Rp triliun 6.72 7.77 8.45 7.73 7.19 8.23 8.87 8.27

Pertumbuhan

Ekonomi (y-o-y)*(%) 5.63% 5.34% 5.12% 6.30% 6.92% 5.95% 4.91% 6.93%

Inflasi

Atas dasar y-o-y (%) 5.11 7.76 8.92 9.06 7.95 5.75 4.59 3.98

Atas dasar y-t-d (%) 1.50 4.41 7.40 9.06 0.47 1.24 3.00 3.98

Pengangguran*)

Jumlah Pengangguran Ribu orang 108.75 - 96.67 - 103.50 - 100.76

Tingkat

Pengangguran

Terbuka

(%) 5.89 - 5.25 - 5.62 - 5.23

Periode

Page 104: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Lampiran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

76

Tabel Lampiran 2. Indeks Harga Konsumen Provinsi Kalimantan Selatan

Berdasarkan Tahun Dasar 2007=100

Sumber : BPS Kalimantan Selatan

Tahun

Dasar Periode IHK

Bahan

Makanan

Makanan

Jadi

Peruma-

han San-dang Kesehatan

Pendi-

dikan Transport

Apr-09 115.08 124.30 116.32 115.89 114.15 110.62 109.69 103.82

May-09 115.28 122.96 118.48 115.94 112.74 111.26 110.71 104.08

Jun-09 115.69 120.54 121.62 116.00 113.89 111.28 114.32 104.03

Jul-09 115.99 121.8 121.56 116.04 113.41 111.28 114.33 104.30

Agt-09 116.62 123.77 123.18 115.71 112.62 111.26 115.60 103.70

Sep-09 117.74 126.05 124.47 115.92 116.09 111.37 115.60 103.78

Oct-09 118.51 129.18 124.50 116.02 115.89 111.42 115.61 104.08

Nov-09 119.09 130.72 125.00 115.99 117.59 111.50 115.49 104.08

Dec-09 119.4 131.24 125.45 116.01 118.98 111.50 115.48 104.05

Jan-10 120.11 131.39 127.15 116.99 119.15 111.71 115.13 104.59

Feb-10 120.27 131.44 127.49 117.06 118.24 113.53 115.72 104.71

Mar-10 121.19 134.37 127.84 117.41 117.85 114.39 115.92 105.2

Apr-10 122.51 137.4 130.38 117.46 117.91 114.39 115.92 105.59

May-10 123.8 141.03 131.52 117.59 119.55 114.51 117.08 105.62

Jun-10 124.67 144.12 131.56 118.34 120.97 114.5 116.99 105.06

Jul-10 127.03 151.36 132.95 118.73 121.41 114.51 117.48 106.6

Aug-10 127.48 151.82 133.41 119.63 121.9 114.51 117.61 106.67

Sep-10 128.24 154.49 133.43 119.73 123.66 114.51 117.67 106.66

Oct-10 127.89 151.6 134.23 119.46 125.74 115.3 117.67 106.71

Nov-10 128.72 153.5 134.57 119.88 128.43 115.3 118.25 106.71

Dec-10 130.22 157.25 136.65 120.24 129.76 115.3 118.66 106.76

Jan-11 129.78 155.77 136.35 120.22 129.21 115.30 118.66 106.77

Feb-11 130.82 156.04 136.38 124.02 128.63 115.66 118.34 107.95

Mar-11 130.83 154.82 136.56 124.86 129.17 116.47 118.40 107.94

Apr-11 130.53 152.83 137.13 125.04 129.44 116.47 119.11 107.55

Mei-11 131.2 154.13 137.06 125.95 131.58 116.47 119.11 107.77

Jun-11 131.84 156.56 136.92 126.06 132.78 116.47 119.30 107.74

Jul-11 131.88 154.79 137.78 126.66 133.96 117.16 119.58 107.77

Aug-11 133.9 156.78 141.67 126.82 138.02 119.47 121.22 108.93

Sep-11 134.13 157.26 141.91 127.05 141.22 119.47 121.25 107.70

Oct-11 133.331 154.42 141.87 127.12 139.08 119.50 121.24 107.69

Nov-11 133.96 154.76 141.84 127.86 142.30 119.69 121.26 108.57

Dec-11 135.40 159.43 142.80 128.62 142.18 119.80 121.15 108.72

2007

=

100

Page 105: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Lampiran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

77 77

Tabel Lampiran 3. Indikator Perkembangan Bank Umum Kalimantan Selatan

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Kalimantan Selatan dan Datawarehouse BI, diolah

Indikator Trw-I

2010

Trw-II

2010

Trw-III

2010

Trw-IV

2010

Trw-I

2011

Trw-II

2011

Trw-III

2011

Trw-IV

2011

Total Aset

(Rp Miliar) 22,403 23,994 25,363 26,169 27,305 29,005 31,357 33,092

Total DPK

(Rp Miliar) 18,432 19,243 20,022 21,307 21,957 23,820 25,717 27,728

Giro 4,977 4,871 4,862 4,304 5,307 5,832 6,326 6,222

Tabungan 9,254 9,943 10,473 12,056 11,788 12,574 13,622 15,543

Deposito 4,201 4,429 4,687 4,947 4,862 5,415 5,770 5,963

Total Kredit lokasi

proyek

(Rp Miliar) 16,937 18,962 20,348 20,153 22,551 23,876 25,787 28,278

Jenis Penggunaan

(Rp Miliar) :

Modal Kerja 5,517 6,096 7,064 7,073 7,167 7,629 8,262 9,297

Investasi 4,788 5,674 5,662 5,768 6,781 7,015 7,602 8,263

Konsumsi 6,632 7,193 7,622 7,312 8,604 9,232 9,922 10,718

Sektor Ekonomi

(Rp Miliar):

Pertanian 1,836 2,305 2,049 2,159 2,152 2,135 2,270 2,628

Pertambangan 1,138 1,345 1,913 1,143 1,127 1,618 1,937 2,180

Industri 998 1,128 928 1,542 1,702 1,368 1,352 1,284

Listrik, Gas & Air 30 30 232 261 352 161 166 161

Konstruksi 738 860 748 761 866 947 1,020 858

Perdagangan 3,187 3,427 3,638 3,817 3,738 3,992 4,631 4,958

Angkutan 938 900 1,002 1,027 1,043 1,170 1,466 1,631

Jasa Dunia

Usaha 924 1,155 1,494 1,590 1,630 607 2,038 2,289

Jasa Sosial 291 356 352 333 606 1,854 597 546

Lainnya 6,858 7,457 7,992 7,521 9,334 10,022 10,311 11,743

NPL - Gross (%) 2.15% 2.15% 2.10% 2.13% 2.87% 2.77% 2.60% 1.61%

LDR lokasi proyek

(%) 91.89% 98.54% 101.63% 94.59% 102.71% 100.23% 100.27% 101.98%

Page 106: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Lampiran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

78

Tabel Lampiran 4. Indikator Perkembangan Bank Umum Konvensional Kalimantan Selatan

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Kalimantan Selatan dan Data Warehouse BI, diolah

Indikator Trw-I

2010

Trw-II

2010

Trw-III

2010

Trw-IV

2010

Trw-I

2011

Trw-II

2011

Trw-III

2011

Trw-IV

2011Total Aset (Rp

Miliar) 18,723 22,774 23,815 24,413 25,532 27,053 29,344 30,916

Total DPK (Rp

Miliar) 17,527 18,157 18,991 20,103 20,755 22,479 24,176 26,059

Giro 4,886 4,724 4,751 4,163 5,169 5,672 6,148 6,046

Tabungan 8,687 9,311 9,849 11,327 11,081 11,789 12,736 14,539

Deposito 3,954 4,122 4,391 4,613 4,505 5,018 5,293 5,474

Total Kredit lokasi

proyek (Rp Miliar) 16,015 17,718 18,989 18,690 20,967 22,219 23,992 26,382

Jenis Penggunaan

(Rp Miliar) :

Modal Kerja 5,148 5,465 6,429 6,377 6,419 6,882 7,598 8,576

Investasi 4,458 5,328 5,261 5,369 6,383 6,622 7,074 7,735

Konsumsi 6,409 6,925 7,298 6,944 8,166 8,714 9,321 10,072

Sektor Ekonomi

(Rp Miliar):

Pertanian 1,835 2,302 2,046 2,157 2,149 2,132 2,266 2,623

Pertambangan 1,037 1,276 1,843 1,036 1,018 1,457 1,755 1,980

Industri 993 1,123 923 1,536 1,697 1,359 1,336 1,223

Listrik, Gas & Air 30 30 232 261 322 134 141 140

Konstruksi 665 739 612 605 686 717 793 612

Perdagangan 3,154 3,342 3,550 3,730 3,652 3,908 4,535 4,862

Angkutan 782 722 837 872 891 1,093 1,263 1,440

Jasa Dunia

Usaha 627 681 973 1,058 1,106 124 1,616 1,887

Jasa Sosial 257 314 304 282 549 1,789 576 520

Lainnya 6,634 7,190 7,669 7,153 8,897 9,505 9,710 11,096

NPL - Gross (%) 2.22% 2.27% 2.20% 2.18% 2.51% 2.44% 2.30% 1.66%

LDR (%) 91.37% 97.58% 99.99% 92.97% 101.02% 98.84% 99.24% 101.24%

Page 107: KAJIAN EKONOMI REGIONAL...Kata Pengantar Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011 ii diwarnai oleh peningkatan volume transaksi, khususnya yang melalui sistem kliring.

Lampiran

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Selatan Triwulan IV-2011

79 79

Tabel Lampiran 5. Indikator Perkembangan Bank Umum Syariah Kalimantan Selatan

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Kalimantan Selatan dan Datawarehouse BI, diolah

IndikatorTrw-I

2010

Trw-II

2010

Trw-III

2010

Trw-IV

2010

Trw-I

2011

Trw-II

2011

Trw-III

2011

Trw-IV

2011

Total Aset (Rp Miliar) 1222 1220 1548 1756 1773 1953 2013 2176

Total DPK (Rp Miliar) 905 1087 1031 1205 1202 1341 1541 1669

Giro 91 148 111 141 138 160 178 176

Tabungan 567 632 624 730 707 784 886 1004

Deposito 247 308 296 334 357 397 477 489

Total Kredit lokasi proyek

(Rp Miliar)922.15 1244.07 1359.03 1463.52 1583.91 1657.50 1794.31 1895.47

Jenis Penggunaan

(Rp Miliar) :

Modal Kerja 368.90 631.25 634.85 695.96 748.43 746.82 664.49 720.99

Investasi 329.63 345.13 400.81 399.28 398.01 393.50 528.46 528.44

Konsumsi 223.62 267.69 323.37 368.28 437.47 517.18 601.35 646.03

Sektor Ekonomi

(Rp Miliar):

Pertanian 0.64 3.35 3.03 2.71 3.43 3.28 3.55 4.91

Pertambangan 101.14 69.21 69.53 106.53 108.91 161.59 182.30 200.60

Industri 5.06 4.96 4.74 5.28 5.15 8.97 15.62 61.20

Listrik, Gas & Air 0.15 0.15 0.06 0.05 29.93 27.22 24.44 21.53

Konstruksi 73.87 120.53 136.31 156.00 180.21 229.98 227.08 245.51

Perdagangan 32.44 85.35 87.13 87.19 85.70 84.47 96.02 96.38

Angkutan 155.42 177.81 165.70 154.58 151.59 76.55 202.26 191.18

Jasa Dunia Usaha 296.13 473.69 520.90 531.40 524.27 483.30 421.41 401.91

Jasa Sosial 33.67 41.33 48.25 51.50 57.25 64.95 20.27 26.21

Lainnya 223.62 267.69 323.37 368.28 437.47 517.18 601.35 646.03

NPF - Gross (%) 1.05% 0.54% 0.76% 1.40% 7.63% 7.21% 6.62% 0.89%

FDR (%) 101.90% 114.47% 131.85% 121.49% 131.77% 123.56% 116.44% 113.57%