Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank...

84
Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah Triwulan III-2010 Kantor Bank Indonesia Semarang Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 http://www.bi.go.id

Transcript of Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank...

Page 1: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional

Jawa Tengah

Triwulan III-2010

Kantor Bank Indonesia Semarang Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791

http://www.bi.go.id

Page 2: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi
Page 3: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan IIIIII Tahun 20II Tahun 20II Tahun 20II Tahun 2011110000

Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah dipublikasikan

secara triwulanan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang, untuk

menganalisis perkembangan ekonomi Jawa Tengah secara

komprehensif. Isi kajian dalam buku ini mencakup perkembangan

ekonomi makro, inflasi, moneter, perbankan, sistem pembayaran,

keuangan daerah, dan prospek ekonomi Jawa Tengah. Penerbitan buku

ini bertujuan untuk: (1) melaporkan kondisi perkembangan ekonomi dan

keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai

masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

kepada external stakeholders di daerah mengenai perkembangan

ekonomi dan keuangan terkini.

Kantor Bank IndonesiaKantor Bank IndonesiaKantor Bank IndonesiaKantor Bank Indonesia SSSSemarangemarangemarangemarang

Ratna E. Amiaty Pemimpin

Sutikno Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter

H. Yunnokusumo Deputi Pemimpin Bidang Perbankan

Mohamad M. Toha Deputi Pemimpin Bidang Manajemen Intern

dan Sistem Pembayaran

Herdiana A.W. Peneliti Ekonomi Madya Senior

Imam Fauzy Pengawas Bank Madya Senior

I Ketut Suena Pengawas Bank Madya Senior

Tatung M. Toufik Kepala Bidang Sistem Pembayaran

Imam Mustiantoko Kepala Bidang Manajemen Intern

Softcopy buku ini dapat di-download dari

DIBI (Data dan Informasi Bisnis IndonDIBI (Data dan Informasi Bisnis IndonDIBI (Data dan Informasi Bisnis IndonDIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) esia) esia) esia) di website Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia dengan alamat

http://www.bi.go.idhttp://www.bi.go.idhttp://www.bi.go.idhttp://www.bi.go.id

Page 4: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi
Page 5: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi

Jawa Tengah Triwulan III-2010 dapat selesai disusun dan dipublikasikan kepada

stakeholder Bank Indonesia. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah diterbitkan

secara periodik setiap triwulan sebagai perwujudan peranan Kantor Bank Indonesia

Semarang dalam memberikan informasi kepada stakeholder tentang perkembangan

ekonomi Jawa Tengah terkini serta prospeknya di masa mendatang. Kami berharap

informasi yang kami sajikan ini dapat menjadi salah satu referensi atau acuan dalam

proses diskusi atau peroses pengambilan kebijakan berbagai pihak terkait.

Dalam proses penyusunan Kajian Ekonomi Regional ini, kami menggunakan-data

yang diperoleh dari berbagai pihak, yakni instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah, Badan Pusat Statistik, pelaku usaha dan akademisi, laporan dari perbankan serta

data hasil analisis intern Bank Indonesia dan sumber-sumber lain yang tidak dapat kami

sebutkan satu per satu. Untuk itu kepada para pihak tersebut, kami mengucapkan terima

kasih yang sebesar-sebesarnya dan semoga hubungan yang telah terjalin erat selama ini

dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Kami juga menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dalam penyusunan kajian

ini ataupun terdapat penyajian data yang kurang tepat, oleh karena itu kami senantiasa

mengharapkan kritikan dan masukan membangun demi penyempurnaan di masa yang

akan datang.

Akhirnya, besar harapan kami mudah-mudahan laporan triwulanan ini dapat

bermanfaat bagi semua kalangan dalam memahami perekonomian Jawa Tengah. Terima

kasih.

Semarang, November 2010 KANTOR BANK INDONESIA SEMARANG

Ttd

Ratna E. Amiaty Pemimpin

Page 6: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 ii

Page 7: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 8: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 iv

Daftar Isi

Kata PengantarKata PengantarKata PengantarKata Pengantar ................................................................................................................... i

DDDDaftar Isiaftar Isiaftar Isiaftar Isi ........................................................................................................................ iv

RingkasRingkasRingkasRingkasan Eksekutifan Eksekutifan Eksekutifan Eksekutif ......................................................................................................... vii

Bab IBab IBab IBab I Perkembangan Ekonomi MakroPerkembangan Ekonomi MakroPerkembangan Ekonomi MakroPerkembangan Ekonomi Makro ............................................................................... 1

1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan .................................................. 1

1.1.1. Konsumsi ......................................................................................................... 3

1.1.2. Investasi ........................................................................................................... 4

1.1.3. Ekspor dan Impor ............................................................................................. 6

1.2. Analisis PDRB Sisi Penawaran ............................................................................. 7

1.2.1. Sektor Pertanian .............................................................................................. 8

1.2.2. Sektor Industri Pengolahan ............................................................................... 8

1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) ...............................................10

1.2.4. Sektor Jasa......................................................................................................11

1.2.5. Sektor Lainnya ................................................................................................11

Bab IIBab IIBab IIBab II Perkembangan InflPerkembangan InflPerkembangan InflPerkembangan Inflasiasiasiasi .............................................................................................15

2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok ...........................................................................16

2.1.1. Inflasi Kuartalan (qtq) ....................................................................................16

2.1.2. Inflasi Tahunan (yoy) .....................................................................................19

2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah ....................................................................21

2.3. Inflasi Kota-Kota di Jawa ..................................................................................23

BOKSBOKSBOKSBOKS Penelitian Persistensi Inflasi di Kota SemarangPenelitian Persistensi Inflasi di Kota SemarangPenelitian Persistensi Inflasi di Kota SemarangPenelitian Persistensi Inflasi di Kota Semarang dandandandan Implikasinya Terhadap Implikasinya Terhadap Implikasinya Terhadap Implikasinya Terhadap

Perekonomian DaerahPerekonomian DaerahPerekonomian DaerahPerekonomian Daerah .............................................................................................25

Bab IIIBab IIIBab IIIBab III Perkembangan PerbankanPerkembangan PerbankanPerkembangan PerbankanPerkembangan Perbankan .....................................................................................33

3.1. Intermediasi Bank Umum ..................................................................................34

3.1.1. Penghimpunan Dana Masyarakat ..................................................................34

3.1.2 Penyaluran Kredit ...........................................................................................35

3.1.3. Kredit Lokasi Proyek ......................................................................................38

3.1.4. Kredit UMKM Berdasarkan Lokasi Proyek .......................................................39

3.2. Perkembangan Bank Umum Yang Berkantor Pusat Di Jawa Tengah ...................40

3.3. Perkembangan Kondisi Bank Umum di 6 Eks. Karesidenan di Jawa Tengah .........42

3.4. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ...............................................................43

3.5. Kinerja Perbankan Syariah ................................................................................45

Bab Bab Bab Bab IVIVIVIV Keuangan DaerahKeuangan DaerahKeuangan DaerahKeuangan Daerah .................................................................................................49

4.1. Realisasi Pendapatan Daerah ...........................................................................49

4.2. Realisasi Belanja Daerah ..................................................................................50

Page 9: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 v

Bab Bab Bab Bab VVVV Perkembangan Sistem PembayaranPerkembangan Sistem PembayaranPerkembangan Sistem PembayaranPerkembangan Sistem Pembayaran .......................................................................51

5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai .....................................................51

5.1.1. Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Inflow/Outflow) .........................................51

5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga

(PTTB) Uang Kartal .......................................................................................52

5.1.3. Uang Palsu ...................................................................................................53

5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai ..............................................................53

5.2.1. Transaksi Kliring ............................................................................................53

5.2.2. Transaksi RTGS .............................................................................................54

Bab Bab Bab Bab VIVIVIVI Kesejahteraan MasyarakatKesejahteraan MasyarakatKesejahteraan MasyarakatKesejahteraan Masyarakat ....................................................................................55

6.1. Ketenagakerjaan ..............................................................................................55

6.2. Nilai Tukar Petani .............................................................................................56

BOKSBOKSBOKSBOKS Tim KoordinasiTim KoordinasiTim KoordinasiTim Koordinasi PenganggulanPenganggulanPenganggulanPenganggulangan Kemiskinangan Kemiskinangan Kemiskinangan Kemiskinan Pemerintah Provinsi Jawa Pemerintah Provinsi Jawa Pemerintah Provinsi Jawa Pemerintah Provinsi Jawa

TengahTengahTengahTengah ....................................................................................................................58

Bab Bab Bab Bab VIIVIIVIIVII Prospek EkonomiProspek EkonomiProspek EkonomiProspek Ekonomi .................................................................................................59

7.1. Pertumbuhan Ekonomi .........................................................................................59

7.2. Inflasi ..................................................................................................................62

Daftar IstilahDaftar IstilahDaftar IstilahDaftar Istilah ...................................................................................................................67

LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN Indikator Ekonomi Jawa TengahIndikator Ekonomi Jawa TengahIndikator Ekonomi Jawa TengahIndikator Ekonomi Jawa Tengah .....................................................................69

Page 10: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 11: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 vii

Ringkasan Eksekutif

Kinerja perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IIIKinerja perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IIIKinerja perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IIIKinerja perekonomian Jawa Tengah pada triwulan III----2010 2010 2010 2010 tercatattercatattercatattercatat relatif relatif relatif relatif

stabil dibandingkan dengan angka pertumbuhan triwulan sebelumnyastabil dibandingkan dengan angka pertumbuhan triwulan sebelumnyastabil dibandingkan dengan angka pertumbuhan triwulan sebelumnyastabil dibandingkan dengan angka pertumbuhan triwulan sebelumnya yaiyaiyaiyaitu tu tu tu sebesar sebesar sebesar sebesar

5,6% (yoy)5,6% (yoy)5,6% (yoy)5,6% (yoy). Walaupun lebih kecil dibandingkan dengan angka pertumbuhan nasional

yang tercatat sebesar 5,8% (yoy), kinerja perekonomian Jawa Tengah masih berada dalam

trend pertumbuhan yang positif. Berbagai kegiatan tahunan yang cukup besar terjadi

pada triwulan ini, seperti musim liburan dan tahun ajaran baru, bulan puasa ramadhan

dan hari raya lebaran menjadi penopang kinerja perekonomian Jawa Tengah pada

periode laporan.

Dari sisi permintaan, Dari sisi permintaan, Dari sisi permintaan, Dari sisi permintaan, hampir semua komponen permintaan hampir semua komponen permintaan hampir semua komponen permintaan hampir semua komponen permintaan masih masih masih masih mencatat mencatat mencatat mencatat

arah pertumbuhan positif di triwulan ini. arah pertumbuhan positif di triwulan ini. arah pertumbuhan positif di triwulan ini. arah pertumbuhan positif di triwulan ini. Konsumsi rumah tangga masih menjadi

pendorong utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini, yang disebabkan oleh

tingginya konsumsi masyarakat dalam rangka perayaan hari raya lebaran. Demikian pula

halnya dengan konsumsi pemerintah, yang mencatat angka pertumbuhan yang cukup

tinggi pula, seiring dengan peningkatan realisasi belanja pada triwulan III-2010 setelah

pada triwulan sebelumnya masih relatif rendah. Selain itu, investasi dan ekspor juga turut

mendorong pertumbuhan pada triwulan ini, walaupun angka pertumbuhannya relatif

lebih lambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

DariDariDariDari sisi penawaransisi penawaransisi penawaransisi penawaran, pertumbuhan pada triwulan ini terutama didorong oleh

pertumbuhan pada sektor perdagangan, hotel dan restauran, sektor angkutan dan

komunikasi. Faktor momentum musim liburan sekolah dan tahun ajaran baru, bulan

puasa serta perayaan hari raya lebaran yang jatuh pada triwulan III-2010 menjadi

penyebab peningkatan aktivitas perekonomian. Di sektor pertanian, pergeseran musim

panen tahap kedua telah terjadi pada triwulan II-2010 menjadi faktor utama perlambatan

pada sektor pertanian.

Inflasi Jawa Tengah pada triwulan IIIInflasi Jawa Tengah pada triwulan IIIInflasi Jawa Tengah pada triwulan IIIInflasi Jawa Tengah pada triwulan III----2010201020102010 mengalami peningkatan dari mengalami peningkatan dari mengalami peningkatan dari mengalami peningkatan dari

triwulan sebelumnya, meskipuntriwulan sebelumnya, meskipuntriwulan sebelumnya, meskipuntriwulan sebelumnya, meskipun masih lebih rendah dibandingkan angka inflasi masih lebih rendah dibandingkan angka inflasi masih lebih rendah dibandingkan angka inflasi masih lebih rendah dibandingkan angka inflasi

nasionalnasionalnasionalnasional. . . . Inflasi Jawa Tengah triwulan III-2010 secara tahunan tercatat sebesar 5,59%

(yoy) dan secara kuartalan tercatat 2,87% (qtq), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya

yang tercatat masing-masing sebesar 4,57% (yoy) dan 1,33% (qtq). Angka inflasi

tersebut secara tahunan (yoy) lebih rendah dari angka inflasi nasional sebesar 5,80%

(yoy), meski secara kuartalan tercatat lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 2,79% (qtq).

Kecenderungan peningkatan inflasi tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan harga

pada komoditas kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok sandang,

dan kelompok transpor.

Sementara itu, Sementara itu, Sementara itu, Sementara itu, kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR) di Provinsi Jawa kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR) di Provinsi Jawa kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR) di Provinsi Jawa kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR) di Provinsi Jawa

Tengah pada triwulan IIIITengah pada triwulan IIIITengah pada triwulan IIIITengah pada triwulan IIII----2010 menunjukkan perkembangan yang relatif 2010 menunjukkan perkembangan yang relatif 2010 menunjukkan perkembangan yang relatif 2010 menunjukkan perkembangan yang relatif baikbaikbaikbaik....

Kegiatan intermediasi perbankan di Jawa Tengah menunjukkan trend yang cukup baik,

tercermin dari perkembangan LDR pada triwulan laporan sebesar 95,29%, meningkat

Page 12: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 viii

dibanding triwulan sebelumnya sebesar 93,96%. Kondisi tersebut terlihat pula dari

peningkatan penyaluran kredit perbankan di Jawa Tengah sebesar 19,06% (yoy). Kualitas

kredit yang diberikan juga tercermin dari stabilnya Non Performing Loans-Gross (NPLs)

yang berada di bawah 5%. Di sisi lain, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh

relatif stabil sebesar 14,44% (yoy) dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya

sebesar 13,46%(yoy).

Perkembangan Sistem Pembayaran sampai dengan triwulan IIIPerkembangan Sistem Pembayaran sampai dengan triwulan IIIPerkembangan Sistem Pembayaran sampai dengan triwulan IIIPerkembangan Sistem Pembayaran sampai dengan triwulan III----2010 relatif 2010 relatif 2010 relatif 2010 relatif

stabil dan mampu memenuhi kebutuhan transaksi ekonomi di masyarakat.stabil dan mampu memenuhi kebutuhan transaksi ekonomi di masyarakat.stabil dan mampu memenuhi kebutuhan transaksi ekonomi di masyarakat.stabil dan mampu memenuhi kebutuhan transaksi ekonomi di masyarakat. Nilai

transaksi pembayaran melalui Real Time Gross Settlement (RTGS) untuk wilayah Jawa

Tengah pada triwulan III-2010 mengalami kenaikan sebesar 11,00% (qtq) dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya dan masih mendominasi pembayaran non tunai. Sementara

pelayanan non tunai lainnya yaitu kliring menunjukkan kinerja membaik yang ditandai

dengan relatif rendahnya persentase tolakan kliring, dimana persentase secara nominal

dan volume cek dan BG yang ditolak masing-masing sebesar 9,28% dan 1,28%. Aliran

uang masuk dan keluar perbankan (inflow dan outflow) mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya, karena dalam periode triwulan III-2010 ini terdapat

beberapa kegiatan yang cukup besar seperti musim liburan sekolah dan hari raya lebaran.

Realisasi total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada triwulan Realisasi total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada triwulan Realisasi total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada triwulan Realisasi total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada triwulan

IIIIIIIIIIII----2010 tercatat sebesar 62,36% atau Rp 3,53 triliun2010 tercatat sebesar 62,36% atau Rp 3,53 triliun2010 tercatat sebesar 62,36% atau Rp 3,53 triliun2010 tercatat sebesar 62,36% atau Rp 3,53 triliun, mengalami peningkatan yang

signifikan dari posisi triwulan sebelumnya. Bila dibandingkan dengan triwulan yang sama

tahun sebelumnya realisasi belanja pemerintah triwulan ini juga jauh lebih tinggi. Realisasi

triwulan III-2009 hanya tercatat sebesar 49,41% atau sebesar Rp. 2,81 triliun. Realisasi

pendapatan pemerintah provinsi Jawa Tengah pada triwulan III-2010 tercatat sebesar

Rp 5 triliun atau 90,72% dari anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Realisasi

tersebut jauh melampaui target triwulanan sebesar 75%. Berdasarkan komponennya,

realisasi PAD tercatat sebesar Rp 3,5 triliun atau 96,0% yang sebagian besar disumbang

dari penerimaan pajak daerah sebesar Rp 2,8 triliun (Realisasi 96,48%) .

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan mengalami

peningkatan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,75%-6,25% (yoy).

Dari sisi sektoral, peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh peningkatan

sektor pertanian yang diperkirakan akan mencapai produksi yang lebih baik, demikian

pula halnya dengan sektor jasa yang diperkirakan tumbuh cukup tinggi. Sektor industri

pengolahan walapun diperkirakan akan mengalami sedikit perlambatan, namun akan

tetap memberikan kontribusi cukup signifikan pada perekonomian di triwulan

mendatang. Sementara dari sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih

akan tetap tumbuh moderat, demikian pula halnya dengan konsumsi pemerintah dan

investasi. Masih relatif stabilnya permintaan luar negeri serta kondisi ekonomi yang cukup

baik diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekspor di triwulan mendatang. Secara

keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2010 diperkirakan akan

berada dalam kisaran 5,5% -6,0% (yoy).

Laju inflasi Jawa Tengah pada triwulan IV-2010 diperkirakan berada dalam

kisaran 5,5%-6,0% (yoy), lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Walaupun

Page 13: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 ix

diperkirakan akan terjadi peningkatan tekanan permintaan di akhir tahun, pergerakan

harga barang dan jasa diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

seiring dengan kembali normalnya permintaan masyarakat setelah hari raya lebaran. Dari

sisi supply, potensi berkurangnya pasokan dan kurang lancarnya distribusi beberapa

komoditas, sebagai akibat adanya kemungkinan bencana alam yang terjadi di beberapa

daerah, serta perkiraan masih berlangsungya ekstrem atau anomali cuaca hingga Maret

2011 dapat menjadi sumber potensi inflasi di triwulan mendatang. Selain itu

kemungkinan naiknya tekanan imported inflation, seiring dengan kecenderungan naiknya

beberapa harga komoditas dunia, seperti gandum, jagung, kedelai dan CPO, serta

beberapa komoditas bahan baku industri seperti besi dan baja, juga menjadi faktor lain

yang menjadi ancaman potensi inflasi di triwulan mendatang.

♣♣♣

Page 14: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 15: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 1

Bab 1

Perkembangan Ekonomi Makro

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan III-2010 tumbuh sebesar 5,6% (yoy),

relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 5,6% (yoy). Berbagai event tahunan yang cukup besar terjadi hampir bersamaan

pada triwulan ini, seperti liburan sekolah, masa tahun ajaran baru, bulan puasa ramadhan

dan perayaan hari raya lebaran yang menjadi pendorong kegiatan perekonomian pada

triwulan ini. Apabila dibandingkan dengan periode triwulan yang lalu, atau secara

triwulanan, perekonomian Jateng tumbuh cukup tinggi sebesar 2,1% (qtq) .

Secara umum, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah masih relatif baik, dan masih

berada dalam tren peningkatan pertumbuhan secara tahunan. Namun apabila

dibandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi nasional, perekonomian Jawa

Tengah tumbuh di bawah angka nasional walaupun arah pertumbuhannya relatif selaras.

Pada triwulan III-2010, perekonomian nasional mencatat angka pertumbuhan sebesar

5,8% (yoy).

Sumber : BPS, diolah

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.1111. P. P. P. Perkembangan erkembangan erkembangan erkembangan PPPPDRB dan DRB dan DRB dan DRB dan

PPPPertumbuhan ertumbuhan ertumbuhan ertumbuhan EEEEkonkonkonkonomi Jawa Tengahomi Jawa Tengahomi Jawa Tengahomi Jawa Tengah Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.2222. . . . Perbandingan pertumbuhan Perbandingan pertumbuhan Perbandingan pertumbuhan Perbandingan pertumbuhan

Ekonomi Jawa Tengah vs. NasionalEkonomi Jawa Tengah vs. NasionalEkonomi Jawa Tengah vs. NasionalEkonomi Jawa Tengah vs. Nasional

Pada triwulan III-2010, berbagai kegiatan tahunan yang cukup besar seperti

liburan sekolah, masa tahun ajaran baru, bulan puasa ramadhan dan perayaan hari raya

lebaran yang menjadi pendorong peningkatan sektor perdagangan hotel dan restoran

(PHR), sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan persewaan dan sektor

jasa-jasa, sehingga sektor-sektor tersebut mengalami peningkatan pertumbuhan

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III*)

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Rp

. T

ril

iun

PDRB Jawa Tengah

prtmbh.qtq (%)

Prtmbh.yoy (%)

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

-6.0

-4.0

-2.0

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III*)

2007 2008 2009 2010

Jateng (qtq)

Nasional (qtq)

Jateng (yoy) -RHS

Nasional (yoy) -RHS

% %

Page 16: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 2

dibandingkan triwulan sebelumnya. Di sisi lain, sektor pertanian dan sektor industri yang

juga merupakan salah satu sektor dominan dalam PDRB Jawa Tengah mengalami

perlambatan pada triwulan ini, sehingga secara keseluruhan pertumbuhan PDRB pada

triwulan ini sama dengan angka pertumbuhan triwulan yang lalu, yaitu sebesar

5,6%(yoy).

Dari sisi permintaan, Dari sisi permintaan, Dari sisi permintaan, Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong utama

pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini. Hal ini disebabkan oleh tingginya konsumsi

masyarakat dalam rangka perayaan hari raya lebaran. Konsumsi pemerintah juga

mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi, seiring dengan peningkatan realisasi anggaran

pada triwulan III-2010 guna mencapai target realisasi anggaran setelah pada triwulan

sebelumnya masih relatif rendah. Selain itu, investasi dan ekspor juga turut mendorong

pertumbuhan pada triwulan ini.

DariDariDariDari sisi penawaransisi penawaransisi penawaransisi penawaran, pertumbuhan pada triwulan ini terutama didorong oleh

pertumbuhan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan

komunikasi serta sektor pertanian. Faktor momentum musim liburan sekolah dan tahun

ajaran baru, bulan puasa serta perayaan hari raya lebaran yang jatuh pada triwulan III-

2010 menjadi penyebab peningkatan aktivitas perekonomian. Di sektor pertanian,

pergeseran musim panen tahap kedua telah terjadi pada triwulan II-2010 menjadi faktor

utama perlambatan pada sektor pertanian.

Tabel 1.1Tabel 1.1Tabel 1.1Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Jawa TengahPertumbuhan PDRB Jawa TengahPertumbuhan PDRB Jawa TengahPertumbuhan PDRB Jawa Tengah

Menurut Menurut Menurut Menurut Jenis Penggunaan Jenis Penggunaan Jenis Penggunaan Jenis Penggunaan (persen)(persen)(persen)(persen)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah (data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000) Keterangan : *) angka sementara * *) angka sangat sementara

1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan 1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan 1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan 1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan

Dari sisi permintaanDari sisi permintaanDari sisi permintaanDari sisi permintaan, Konsumsi rumah tangga yang menjadi komponen terbesar

penyumbang pertumbuhan PDRB triwulan ini, disusul konsumsi pemerintah dan investasi.

Walaupun sedikit melambat dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan

IIII I I*)I I*)I I*)I I*) I I I**)I I I**)I I I**)I I I**) IIII I I*)I I*)I I*)I I*) I I I**)I I I**)I I I**)I I I**)

1 Kons. Rumah Tangga 6.0 5.9 5.5 1.5 1.4 2.4

2 Kons. LNP 3.5 3.7 -2.9 3.2 2.2 -5.6

3 Kons. Pemerintah 8.3 12.5 9.3 -15.0 13.3 3.3

4 P M T B 10.2 8.8 6.5 -0.1 0.4 2.3

5 Ekspor 16.7 21.4 15.2 5.1 4.1 -4.9

6 Impor 24.6 -2.2 0.9 4.5 -0.7 -1.9

PDRBPDRBPDRBPDRB 5.65.65.65.6 5.65.65.65.6 5.65.65.65.6 6.56.56.56.5 1.81.81.81.8 2.12.12.12.1

yoyyoyyoyyoy qtqqtqqtqqtqNoNoNoNo PenggunaanPenggunaanPenggunaanPenggunaan

2010201020102010

Page 17: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 3

sebelumnya, konsumsi rumah tangga masih tumbuh cukup tinggi dan menjadi pendorong

utama pertumbuhan pada triwulan ini.

1.1.1. Konsumsi 1.1.1. Konsumsi 1.1.1. Konsumsi 1.1.1. Konsumsi

Konsumsi rumah tKonsumsi rumah tKonsumsi rumah tKonsumsi rumah tangga pada triwulan Iangga pada triwulan Iangga pada triwulan Iangga pada triwulan IIIIIIIII----2020202011110 0 0 0 masih masih masih masih tumbuh tumbuh tumbuh tumbuh stabil dan stabil dan stabil dan stabil dan

relatif cukup tinggi relatif cukup tinggi relatif cukup tinggi relatif cukup tinggi sebesar 5,sebesar 5,sebesar 5,sebesar 5,5555%%%% (yoy)(yoy)(yoy)(yoy), , , , walaupun walaupun walaupun walaupun sedikisedikisedikisedikit melambatt melambatt melambatt melambat dibandingkan dibandingkan dibandingkan dibandingkan

pertumbuhan pada triwulan Ipertumbuhan pada triwulan Ipertumbuhan pada triwulan Ipertumbuhan pada triwulan IIIII----2020202011110 sebesar 0 sebesar 0 sebesar 0 sebesar 5555,,,,9999% (yoy). % (yoy). % (yoy). % (yoy). Pertumbuhan yang masih

relatif tinggi ini disebabkan oleh tingginya konsumsi masyarakat pada triwulan ini yang

disebabkan oleh musim liburan sekolah, tahun ajaran baru, bulan puasa dan perayaan

hari raya lebaran.

Secara triwulanan, konsumsi rumah tangga (RT) mengalami peningkatan terbesar

pada triwulan III-2010, yaitu tumbuh sebesar 2,4 (qtq) karena cukup banyaknya faktor

positif pendorong konsumsi RT pada triwulan ini dibandingkan triwulan yang lalu.

Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia Sumber: PT PLN (Persero) Distribusi Wil. Jateng&DIY

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.3333. . . . IndeIndeIndeIndeks Keyakinan Konsumen.ks Keyakinan Konsumen.ks Keyakinan Konsumen.ks Keyakinan Konsumen. Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.4444. . . . Penjualan Listrik segmen Penjualan Listrik segmen Penjualan Listrik segmen Penjualan Listrik segmen

Rumah Tangga di Jawa TengahRumah Tangga di Jawa TengahRumah Tangga di Jawa TengahRumah Tangga di Jawa Tengah

Pertumbuhan yang cukup tinggi dari konsumsi RT tersebut didukung pula oleh

hasil Survei Konsumen yang diselenggarakan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang, yang

menunjukkan bahwa sampai dengan akhir triwulan III-2010 ekspektasi konsumen masih

optimis1. Pada pertengahan triwulan III-2010 sempat terjadi penurunan ekspektasi

konsumen yang disebabkan oleh pengumuman kenaikan tarif dasar listrik. Namun

menjelang akhir triwulan III-2010 telah terjadi kenaikan kembali ekspektasi konsumen

tersebut. Optimisme konsumen ini merupakan salah satu faktor pendorong konsumsi

masyarakat. Adanya Tunjangan Hari Raya bagi karyawan perusahaan dan gaji ke-13 bagi

pegawai negeri sipil menjadi pendorong pula konsumsi rumah tangga pada triwulan ini.

Prompt indicatorPrompt indicatorPrompt indicatorPrompt indicator lainnya yang menunjukkan perkembangan positif konsumsi lainnya yang menunjukkan perkembangan positif konsumsi lainnya yang menunjukkan perkembangan positif konsumsi lainnya yang menunjukkan perkembangan positif konsumsi

rumah tangga adalah penjualan listrik PLN rumah tangga adalah penjualan listrik PLN rumah tangga adalah penjualan listrik PLN rumah tangga adalah penjualan listrik PLN segmen Rumah Tangga. (Grafik 1.4segmen Rumah Tangga. (Grafik 1.4segmen Rumah Tangga. (Grafik 1.4segmen Rumah Tangga. (Grafik 1.4.).).).)

Konsumsi listrik rumah tangga pada triwulan ini walaupun mengalami sedikit penurunan

dibandingkan triwulan sebelumnya, namun pertumbuhan tahunannya tetap positif dan

terlihat sedikit mengalami perlambatan. Perlambatan ini lebih dikarenakan dampak

kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang berlaku mulai Juli 2010 dan mengakibatkan

konsumsi listrik mengalami sedikit koreksi negatif pada triwulan ini. Meskipun demikian,

1 Dikatakan optimis jika angka indeks berada di atas 100 dan pesimis jika di bawah 100

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2009 2010

(Indeks)

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Ekspektasi Konsumen (IEK)

Optimis

Pesimis

-4

0

4

8

12

1,600

1,700

1,800

1,900

2,000

I II III IV I II III

2009 2010

Juta

KW

h

Pemakaian Rumah Tangga g_yoy (%) g_mtm (%)

Page 18: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 4

pelaksanaan bulan puasa dan perayaan hari raya masih mampu menahan pertumbuhan

tahunannya tetap positif. Hal ini dapat menjadi indikasi kebutuhan konsumsi energi

masyarakat masih cukup tinggi.

Selain itu, Penerimaan PajakPenerimaan PajakPenerimaan PajakPenerimaan Pajak BaBaBaBahan Bakar Minyak untuk Kendaraan Bermotorhan Bakar Minyak untuk Kendaraan Bermotorhan Bakar Minyak untuk Kendaraan Bermotorhan Bakar Minyak untuk Kendaraan Bermotor

(PBBM(PBBM(PBBM(PBBM----KB) KB) KB) KB) Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah juga dapat menjadi prompt indicator untuk menggambarkan

konsumsi bahan bakar masyarakat. Realisasi penerimaan pajak tersebut pada triwulan ini

menunjukkan peningkatan dibanding triwulan II-2010.(Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5)

Sumber : Dinas PPAD Prov. Jawa Tengah Sumber : Bank Indonesia

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.5555. . . . Penerimaan PajakPenerimaan PajakPenerimaan PajakPenerimaan Pajak BBMBBMBBMBBM----KB Jawa KB Jawa KB Jawa KB Jawa

Tengah.Tengah.Tengah.Tengah. Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.6666. . . . Posisi Giro Pemerintah di Posisi Giro Pemerintah di Posisi Giro Pemerintah di Posisi Giro Pemerintah di

Perbankan Jawa TengahPerbankan Jawa TengahPerbankan Jawa TengahPerbankan Jawa Tengah

Konsumsi pemerintah pada triwulan IKonsumsi pemerintah pada triwulan IKonsumsi pemerintah pada triwulan IKonsumsi pemerintah pada triwulan IIIIIIIII----2020202011110 0 0 0 tetap mencatat angka tetap mencatat angka tetap mencatat angka tetap mencatat angka

pertumbuhan yang cukup tinggi pertumbuhan yang cukup tinggi pertumbuhan yang cukup tinggi pertumbuhan yang cukup tinggi sebesar sebesar sebesar sebesar 9999,,,,3333% (yoy) % (yoy) % (yoy) % (yoy) walaupun walaupun walaupun walaupun sedikit melambat bilasedikit melambat bilasedikit melambat bilasedikit melambat bila

dibandingkan angka pertumbuhandibandingkan angka pertumbuhandibandingkan angka pertumbuhandibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan Ipada triwulan Ipada triwulan Ipada triwulan IIIII----2020202011110. 0. 0. 0. Pertumbuhan konsumsi

pemerintah yang cukup besar ini tersebut diperkirakan terdorong percepatan pelaksanaan

program-program pemerintah pasca semester I-2010, pelaksanaan proyek-proyek

infrastruktur mendekati lebaran, juga oleh adanya realisasi gaji ke-13 bagi pegawai negeri

pada bulan Juli 2010. Secara triwulanan, konsumsi pemerintah juga mengalami

peningkatan yang cukup tinggi dari posisi triwulan II-2010, yaitu sebesar 3,3% (qtq).

Pada triwulan III-2010, realisasi belanja APBD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

tercatat sebesar 63,36% dari total anggaran belanja 2010. Jauh meningkat dari angka

realisasi triwulan II-2010 sebesar 30,99% dan juga meningkat dibandingkan realisasi pada

triwulan yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 49,41%. (lihat bab keuangan lihat bab keuangan lihat bab keuangan lihat bab keuangan

daerahdaerahdaerahdaerah).

1.1.2. Investasi1.1.2. Investasi1.1.2. Investasi1.1.2. Investasi

InvestasInvestasInvestasInvestasi yangi yangi yangi yang tercermin dari tercermin dari tercermin dari tercermin dari Pembentukan Modal Tetap Bruto Pembentukan Modal Tetap Bruto Pembentukan Modal Tetap Bruto Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada (PMTB) pada (PMTB) pada (PMTB) pada

triwulan triwulan triwulan triwulan IIIIIIIIIIII----2020202011110 0 0 0 tumbuhtumbuhtumbuhtumbuh sebesar sebesar sebesar sebesar 6,56,56,56,5% (yoy),% (yoy),% (yoy),% (yoy), sedikitsedikitsedikitsedikit melambat bila melambat bila melambat bila melambat bila dibandingkan dibandingkan dibandingkan dibandingkan

dengan angka pertumbuhan investasi pada triwuldengan angka pertumbuhan investasi pada triwuldengan angka pertumbuhan investasi pada triwuldengan angka pertumbuhan investasi pada triwulan Ian Ian Ian IIIII----2020202011110 sebesar 0 sebesar 0 sebesar 0 sebesar 8888,,,,8888% (yoy).% (yoy).% (yoy).% (yoy).

Walaupun mengalami sedikit perlambatan, namun angka PMTB pada triwulan ini masih

relatif cukup tinggi. Dan apabila dilihat secara triwulanan, PMTB pada triwulanan ini

tumbuh sebesar 2,3% (qtq) dari triwulan sebelumnya. Beberapa faktor yang menjadi

pendorong angka pertumbuhan PMTB pada triwulan ini diantaranya adalah membaiknya

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

0

20

40

60

80

100

120

140

160

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii

2008 2009 2010

Rp

. M

ilia

r

Rp

. M

ilia

r

PREMIUM

SOLAR

PERTAMAX (RHS)0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2009 2010

Rp

. M

ilia

r

Giro Pemerintah

Page 19: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 5

kondisi ekonomi yang turut mendorong berbagai ekspansi usaha, kenaikan permintaan

pada triwulan laporan, serta percepatan berbagai proyek infrastruktur khususnya

transportasi guna menyongsong kelancaran arus mudik dan hari raya lebaran.

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia Sumber: PT. PLN (Persero) Distribusi Wil. Jateng&DIY

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.7777. Penjualan Semen di Jawa . Penjualan Semen di Jawa . Penjualan Semen di Jawa . Penjualan Semen di Jawa

TengahTengahTengahTengah

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.8888. Perkembangan Jumlah Pelanggan . Perkembangan Jumlah Pelanggan . Perkembangan Jumlah Pelanggan . Perkembangan Jumlah Pelanggan

PLN Segmen Industri di Jawa TengahPLN Segmen Industri di Jawa TengahPLN Segmen Industri di Jawa TengahPLN Segmen Industri di Jawa Tengah

Salah satu indikator pertumbuhan investasi Salah satu indikator pertumbuhan investasi Salah satu indikator pertumbuhan investasi Salah satu indikator pertumbuhan investasi di Jawa Tengah di Jawa Tengah di Jawa Tengah di Jawa Tengah diantaranya diantaranya diantaranya diantaranya

adalah pertumbuhan konsumsi semen di Jawa Tengahadalah pertumbuhan konsumsi semen di Jawa Tengahadalah pertumbuhan konsumsi semen di Jawa Tengahadalah pertumbuhan konsumsi semen di Jawa Tengah. Pada ggggrafik 1.rafik 1.rafik 1.rafik 1.7777 terlihat bahwa

penjualan semen di Jawa Tengah pada triwulan III-2010 mengalami peningkatan dari

triwulan sebelumnya dengan pertumbuhan tahunannya yang tetap positif. Prompt Prompt Prompt Prompt

indicatorindicatorindicatorindicator perkembangan investasi lainnya dapat dilihat dari pertambahan jumlah perkembangan investasi lainnya dapat dilihat dari pertambahan jumlah perkembangan investasi lainnya dapat dilihat dari pertambahan jumlah perkembangan investasi lainnya dapat dilihat dari pertambahan jumlah

pelanggan PLN dari sektor industri danpelanggan PLN dari sektor industri danpelanggan PLN dari sektor industri danpelanggan PLN dari sektor industri dan bisnis yang mengindikasikan terus adanya bisnis yang mengindikasikan terus adanya bisnis yang mengindikasikan terus adanya bisnis yang mengindikasikan terus adanya

ekspansi usahaekspansi usahaekspansi usahaekspansi usaha. (Grafik Grafik Grafik Grafik 1.8 dan 1.9)1.8 dan 1.9)1.8 dan 1.9)1.8 dan 1.9)

Sumber: PT. PLN Distribusi Wil. Jateng&DIY Sumber : Dinas PPAD Prov Jawa Tengah, diolah

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.9999. Perkembangan Jumlah . Perkembangan Jumlah . Perkembangan Jumlah . Perkembangan Jumlah

Pelanggan PLN Segmen Pelanggan PLN Segmen Pelanggan PLN Segmen Pelanggan PLN Segmen BisniBisniBisniBisnissss di Jawa di Jawa di Jawa di Jawa

TengahTengahTengahTengah

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.10101010. Perkemba. Perkemba. Perkemba. Perkembannnngan Penjualan gan Penjualan gan Penjualan gan Penjualan

Truck/PickTruck/PickTruck/PickTruck/Pick----up Baru di Jawa Tengahup Baru di Jawa Tengahup Baru di Jawa Tengahup Baru di Jawa Tengah

Indikator lain yang juga dapat digunakan untuk menggambarkan Indikator lain yang juga dapat digunakan untuk menggambarkan Indikator lain yang juga dapat digunakan untuk menggambarkan Indikator lain yang juga dapat digunakan untuk menggambarkan

perkembangan investasi adalah pembelian kendaraan angkutperkembangan investasi adalah pembelian kendaraan angkutperkembangan investasi adalah pembelian kendaraan angkutperkembangan investasi adalah pembelian kendaraan angkutanananan barang seperti barang seperti barang seperti barang seperti

truk/truk/truk/truk/pick uppick uppick uppick up baru.baru.baru.baru. Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.10101010 menunjukkan perkembangan jumlah pengadaan truk

baru di Jawa Tengah pada triwulan ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan

yang sama tahun sebelumnya serta terus menunjukkan tren peningkatan. Pembelian truk

-2.0

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

210

215

220

225

230

235

I II III IV I II III

2009 2010

Ribu

Pelanggan Bisnis g_yoy g_qtq

%

0

400

800

1200

1600

Jan

Fe

b

Mar

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Ags

sep

Ok

t

No

v

De

s

Jan

Fe

b

Mar

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Ags

sep

Ok

t

No

v

De

s

Jan

Fe

b

Mar

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Ags

sep

2008 2009 2010

Total Truck/Pick-Up

Truck/Pick-Up Plat Hitam

Truck/Pick-Up Plat Kuning

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

4,700

4,800

4,900

5,000

5,100

5,200

I II III IV I II III

2009 2010

Pelanggan Industri

g_yoy

g_qtq

%

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii

2008 2009 2010

Rib

u t

on

Konsumsi Semen

g_semen (yoy,%)

g_semen (qtq,%)

Page 20: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 6

biasanya dipergunakan untuk keperluan bisnis/usaha, sehingga perkembangan penjualan

truk ini dapat menjadi proxy peningkatan investasi. DDDDari sisi pembiayaan ari sisi pembiayaan ari sisi pembiayaan ari sisi pembiayaan juga juga juga juga terlihat terlihat terlihat terlihat

bahwa posisi kredit investasi yang disalurkan oleh perbankan di Jawa tengah bahwa posisi kredit investasi yang disalurkan oleh perbankan di Jawa tengah bahwa posisi kredit investasi yang disalurkan oleh perbankan di Jawa tengah bahwa posisi kredit investasi yang disalurkan oleh perbankan di Jawa tengah

mengalami peningkatan dari sisi nominalmengalami peningkatan dari sisi nominalmengalami peningkatan dari sisi nominalmengalami peningkatan dari sisi nominal, seperti terlihat pada GGGGrafik 1.rafik 1.rafik 1.rafik 1.11111111.

Sumber : Bank Indonesia, diolah Sumber : DSM, Bank Indonesia Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11111111. Perkembangan Kredit Investasi . Perkembangan Kredit Investasi . Perkembangan Kredit Investasi . Perkembangan Kredit Investasi di Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah

Grafik 1.12. Perkembangan Impor Non Grafik 1.12. Perkembangan Impor Non Grafik 1.12. Perkembangan Impor Non Grafik 1.12. Perkembangan Impor Non Migas Bahan Baku dan Mentah Jawa Migas Bahan Baku dan Mentah Jawa Migas Bahan Baku dan Mentah Jawa Migas Bahan Baku dan Mentah Jawa TengahTengahTengahTengah

Selain itu, data imSelain itu, data imSelain itu, data imSelain itu, data impor non migas Jawa Tengah untuk barangpor non migas Jawa Tengah untuk barangpor non migas Jawa Tengah untuk barangpor non migas Jawa Tengah untuk barang----barang modalbarang modalbarang modalbarang modal2222

((((Capital GoodsCapital GoodsCapital GoodsCapital Goods) ) ) ) mengalami pertumbuhan positif yang signifikan jika dibandingkan

dengan triwulan yang sama tahun 2009. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa investasi

yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Jawa Tengah mengalami pertumbuhan

yang cukup baik pada triwulan ini.

1.1.3. 1.1.3. 1.1.3. 1.1.3. Ekspor dan ImporEkspor dan ImporEkspor dan ImporEkspor dan Impor

Perdagangan Perdagangan Perdagangan Perdagangan eksternaleksternaleksternaleksternal (ekspor(ekspor(ekspor(ekspor----impor dan perdagangan antar pulau) di impor dan perdagangan antar pulau) di impor dan perdagangan antar pulau) di impor dan perdagangan antar pulau) di

wilayah Jawa Tengah pada triwulan Iwilayah Jawa Tengah pada triwulan Iwilayah Jawa Tengah pada triwulan Iwilayah Jawa Tengah pada triwulan IIIIIIIII----2020202011110 0 0 0 masihmasihmasihmasih tumbuh tumbuh tumbuh tumbuh cukup baikcukup baikcukup baikcukup baik. . . .

Perkembangan eksporPerkembangan eksporPerkembangan eksporPerkembangan ekspor3333 pada PDRB Jawa Tengah pada PDRB Jawa Tengah pada PDRB Jawa Tengah pada PDRB Jawa Tengah di di di di triwulan Itriwulan Itriwulan Itriwulan IIIIIIIII----2020202011110 0 0 0 tumbuhtumbuhtumbuhtumbuh sebesar sebesar sebesar sebesar

15151515,,,,2222% (yoy), % (yoy), % (yoy), % (yoy), melambatmelambatmelambatmelambat dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan IIIII----2020202011110 0 0 0

yang yang yang yang tumbuh sebesar 21,4tumbuh sebesar 21,4tumbuh sebesar 21,4tumbuh sebesar 21,4 (yoy). Sementara itu(yoy). Sementara itu(yoy). Sementara itu(yoy). Sementara itu, , , , imporimporimporimpor tumbuh tipis sebesar 0,9% tumbuh tipis sebesar 0,9% tumbuh tipis sebesar 0,9% tumbuh tipis sebesar 0,9%

(yoy) meningkat dari pertumbuhan triwulan s(yoy) meningkat dari pertumbuhan triwulan s(yoy) meningkat dari pertumbuhan triwulan s(yoy) meningkat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi ebelumnya yang mengalami kontraksi ebelumnya yang mengalami kontraksi ebelumnya yang mengalami kontraksi

sebesar sebesar sebesar sebesar ----2222,,,,2222% (yoy)% (yoy)% (yoy)% (yoy).... Perlambatan kegiatan ekspor impor pada triwulan III-2010 ini lebih

banyak dipengaruhi oleh faktor berkurangnya hari kerja karena libur dalam rangka

menyambut hari raya lebaran sehingga aktivitas di pelabuhan berhenti sementara.

Sedangkan untuk perdagangan antar daerah, kebijakan penghentian sementara

2 Barang-barang impor berdasarkan klasifikasi BEC dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu: 1. Barang modal (Capital) adalah barang-barang yang digunakan untuk keperluan investasi 2. Bahan baku (Raw Material) adalah barang-barang mentah atau setengah jadi yang akan diproses

kembali oleh sektor industri 3. Konsumsi (Consumption) adalah kategori barang-barang jadi yang digunakan langsung untuk konsumsi

baik habis pakai maupun tidak. BEC merupakan pengklasifikasian kode barang dengan 3 digit angka, yang dikelompokkan berdasarkan kegunaan utama barang berdasarkan daya angkut komoditi tersebut.

3 Pengertian ekspor dan impor dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar

negara dan antar provinsi

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

2000

4000

6000

8000

10000

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii*

2008 2009 2010

Kredit Investasi

g_yoy (% -RHS)

g_qtq (% -RHS)

Rp. miliar

0

100

200

300

400

500

600

700

I II III IV I II III IV I II III

2008 2009 2010

Juta

US

D

Raw Material

Capital

Page 21: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 7

perjalanan kendaraan niaga bermuatan barang-barang selain sembako turut

mempengaruhi adanya perlambatan komponen ini.

Sumber : DSM Bank Indonesia Sumber: PT Pelindo III, TPKS Semarang

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.13131313. Perkembangan . Perkembangan . Perkembangan . Perkembangan Ekspor Impor Non Ekspor Impor Non Ekspor Impor Non Ekspor Impor Non Migas di Jawa TengahMigas di Jawa TengahMigas di Jawa TengahMigas di Jawa Tengah

Grafik 1.14. Perkembangan Volume Grafik 1.14. Perkembangan Volume Grafik 1.14. Perkembangan Volume Grafik 1.14. Perkembangan Volume Bongkar Muat Peti KemasBongkar Muat Peti KemasBongkar Muat Peti KemasBongkar Muat Peti Kemas

BBBBerdasarkan data ekspor dan impor yang diolah dari Direktorat Statistik erdasarkan data ekspor dan impor yang diolah dari Direktorat Statistik erdasarkan data ekspor dan impor yang diolah dari Direktorat Statistik erdasarkan data ekspor dan impor yang diolah dari Direktorat Statistik

EkonomiEkonomiEkonomiEkonomi dan Moneter (DSM) Bank Indonesiadan Moneter (DSM) Bank Indonesiadan Moneter (DSM) Bank Indonesiadan Moneter (DSM) Bank Indonesia, kinerja ekspor non migas Jawa Tengah

sampai dengan triwulan III-2010 masih stabil dari triwulan sebelumnya dan secara

tahunan juga masih mengalami peningkatan. Sementara itu, impor non migas justru

menunjukkan sedikit penurunan baik secara nilai maupun volume. Namun secara tahunan

juga masih mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi. (Grafik 1.13).(Grafik 1.13).(Grafik 1.13).(Grafik 1.13).

Sementara itu, data volume arus bongkar muat peti kemas untuk kegiatan ekspor

impor di terminal peti kemas Semarang juga menunjukkan kecenderungan serupa, yaitu

menunjukkan adanya penurunan pertumbuhan volume ekspor secara tahunan. (Grafik (Grafik (Grafik (Grafik

1.14)1.14)1.14)1.14)

1.2. Analisis PDRB Sisi Penawaran1.2. Analisis PDRB Sisi Penawaran1.2. Analisis PDRB Sisi Penawaran1.2. Analisis PDRB Sisi Penawaran

Dilihat dari sisi sektoral, semua sektor memberikan kontribusi positif pada

pertumbuhan yang terjadi pada triwulan III-2010 ini, dengan kontribusi terbesar dialami

perdagangan hotel dan restoran (PHR) seiring dengan terjadinya beberapa kegiatan

seperti musim liburan, tahun ajaran baru, bulan puasa ramadhan dan hari raya lebaran

yang terjadi pada triwulan ini.

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1,000

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii

2008 2009 2010

Rib

u t

on

Juta

US

D

Ekspor Non Migas (volume)-RHS Impor Non Migas (volume)-RHS

Ekspor Non Migas (nilai) Impor Non Migas (nilai)0

10

20

30

40

50

60

i ii iii iv i ii iii

2009 2010

Rib

u T

EU

S

Ekspor

Impor

Page 22: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 8

Tabel 1.Tabel 1.Tabel 1.Tabel 1.2.2.2.2.

Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (YPertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (YPertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (YPertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (YooooY, PERSEN)Y, PERSEN)Y, PERSEN)Y, PERSEN)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah (data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000) Keterangan : *) angka sementara **) angka sangat sementara)

1.2.1.1.2.1.1.2.1.1.2.1. Sektor PertanianSektor PertanianSektor PertanianSektor Pertanian

Sektor pertanian pada triwulan ISektor pertanian pada triwulan ISektor pertanian pada triwulan ISektor pertanian pada triwulan IIIIIIIII----2020202011110 0 0 0 tumbuhtumbuhtumbuhtumbuh sebesar sebesar sebesar sebesar 3,5%3,5%3,5%3,5% (yoy), (yoy), (yoy), (yoy), sedikit sedikit sedikit sedikit

melambatmelambatmelambatmelambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IIIII----2020202011110 0 0 0 yang tumbuh yang tumbuh yang tumbuh yang tumbuh

sebesar sebesar sebesar sebesar 3.93.93.93.9% (yoy)% (yoy)% (yoy)% (yoy). . . . Perlambatan ini disebabkan oleh panen raya tahap dua yang maju

pada akhir triwulan II-2010 sehingga produksi pada triwulan ini lebih rendah. Walaupun

mengalami penurunan, namun secara umum kondisi cuaca ekstrim pada tahun ini yang

memiliki curah hujan yang relatif tinggi justru menjadikan tanaman pangan seperti padi

mengalami produksi yang lebih baik secara keseluruhan dalam tahun 2010.

Sementara itu, sub sektor perikanan menunjukkan kinerja yang meningkat pada

triwulan ini. Cuaca yang bersahabat dan berkurangnya gangguan badai dan gelombang

tinggi menyebabkan peningkatan produksi perikanan tangkap di laut, sedangkan

perikanan budidaya juga diperkirakan meningkat pada triwulan laporan.

Salah satu Salah satu Salah satu Salah satu prompt indicatorprompt indicatorprompt indicatorprompt indicator produksi sektor pertanian, khususnya tanaman produksi sektor pertanian, khususnya tanaman produksi sektor pertanian, khususnya tanaman produksi sektor pertanian, khususnya tanaman

bahan makanan (tabama), dapat terlihat dari perkiraan produksi pebahan makanan (tabama), dapat terlihat dari perkiraan produksi pebahan makanan (tabama), dapat terlihat dari perkiraan produksi pebahan makanan (tabama), dapat terlihat dari perkiraan produksi pertanian rtanian rtanian rtanian dan dan dan dan

pertumbuhan produksi padipertumbuhan produksi padipertumbuhan produksi padipertumbuhan produksi padi.... Dari GGGGrafik 1.1rafik 1.1rafik 1.1rafik 1.15555.... terlihat bahwa produksi komoditas

sektor pertanian, terutama padi mengalami penurunan dibandingkan dengan produksi

triwulan II-2010. Penurunan ini sesuai dengan siklus produksi tanaman padi itu sendiri

sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Padi merupakan komoditas tabama yang memiliki

bobot paling besar, sehingga produksi padi akan berpengaruh cukup signifikan terhadap

produksi sub sektor tabama dan sektor pertanian secara keseluruhan.

IIII I I*)I I*)I I*)I I*) I I I**)II I**)II I**)II I**) IIII I I*)I I*)I I*)I I*) I I I**)II I**)II I**)II I**)

1 Pertanian 5.4 3.9 3.5 46.0 -2.0 -1.5

2 Pertambangan & Penggalian 11.3 9.8 10.7 1.2 2.2 3.9

3 Industri Pengolahan 6.2 5.5 4.9 -1.4 3.0 2.8

4 Listrik, Gas & Air Bersih 5.9 6.1 7.8 -2.8 3.3 1.1

5 Konstruksi 9.1 8.5 5.2 -1.4 0.2 1.8

6 Perdagangan, Hotel & Restaurant 4.4 5.2 5.9 0.0 2.6 3.3

7 Pengangkutan & Komunikasi 2.0 6.7 10.2 -3.6 6.3 5.8

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perush. 3.7 3.7 5.0 4.3 0.2 2.0

9 Jasa-Jasa 6.6 7.9 8.9 -1.8 3.5 2.8

Total PDRBTotal PDRBTotal PDRBTotal PDRB 5.65.65.65.6 5.65.65.65.6 5.65.65.65.6 6.56.56.56.5 1.81.81.81.8 2.12.12.12.1

NoNoNoNo Lapangan UsahaLapangan UsahaLapangan UsahaLapangan Usaha

2010201020102010

yoyyoyyoyyoy qtqqtqqtqqtq

Page 23: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 9

Sumber : Dinpertan TPH Prov. Jateng Sumber : Din. Perikanan& Kelautan Prov. Jateng

*Ket: Proyeksi

Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.15555. Perkembangan Produksi Tabama . Perkembangan Produksi Tabama . Perkembangan Produksi Tabama . Perkembangan Produksi Tabama

di Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah

Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.16666. Perkembangan Produksi . Perkembangan Produksi . Perkembangan Produksi . Perkembangan Produksi

Perikanan budidaya di Jawa TengahPerikanan budidaya di Jawa TengahPerikanan budidaya di Jawa TengahPerikanan budidaya di Jawa Tengah

1.2.2. Sekto1.2.2. Sekto1.2.2. Sekto1.2.2. Sektor Industri Pengolahanr Industri Pengolahanr Industri Pengolahanr Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan diperkirakan tumbuh sebesar 4,9% (yoy), Sektor industri pengolahan diperkirakan tumbuh sebesar 4,9% (yoy), Sektor industri pengolahan diperkirakan tumbuh sebesar 4,9% (yoy), Sektor industri pengolahan diperkirakan tumbuh sebesar 4,9% (yoy), sedikit sedikit sedikit sedikit

melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 5,5% (yoy).sebesar 5,5% (yoy).sebesar 5,5% (yoy).sebesar 5,5% (yoy). Perlambatan ini terjadi diperkirakan karena faktor hari raya lebaran

yang menyebabkan jumlah hari kerja pada triwulan III-2010 relatif lebih sedikit. Namun

demikian, angka pertumbuhan yang dialami oleh sektor industri ini masih relatif cukup

tinggi. Secara triwulanan, sektor industri pengolahan tumbuh cukup signifikan sebesar

2,8% (qtq). Beberapa faktor yang menopang perkembangan sektor ini pada triwulan

laporan adalah tingginya permintaan domestik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri

dalam rangka perayaan hari raya. Subsektor industri makanan, minuman dan tembakau,

subsektor tekstil alas kaki biasanya merupakan industri mengalami peningkatan

permintaannya menjelang hari raya.

Salah satu Salah satu Salah satu Salah satu prompt indicatorprompt indicatorprompt indicatorprompt indicator perkembangan perkembangan perkembangan perkembangan sektor ini adalah produksi industri sektor ini adalah produksi industri sektor ini adalah produksi industri sektor ini adalah produksi industri

rokokrokokrokokrokok, yang merupakan , yang merupakan , yang merupakan , yang merupakan salah satu industri dalam susalah satu industri dalam susalah satu industri dalam susalah satu industri dalam subsektor industri makanan, bsektor industri makanan, bsektor industri makanan, bsektor industri makanan,

minuman dan tembakauminuman dan tembakauminuman dan tembakauminuman dan tembakau, dan merupakan salah satu industri terbesar di Jawa , dan merupakan salah satu industri terbesar di Jawa , dan merupakan salah satu industri terbesar di Jawa , dan merupakan salah satu industri terbesar di Jawa

TengahTengahTengahTengah. Perkembangan industri rokok tersebut tercermin oleh penerimaan cukai rokok di

wilayah Jawa Tengah, yang menunjukkan pertumbuhan tahunan yang sedikit melambat

pula dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan yang lalu. Namun secara triwulanan

masih mengalami peningkatan (Grafik 1.17Grafik 1.17Grafik 1.17Grafik 1.17).).).).

Prompt indicator Prompt indicator Prompt indicator Prompt indicator lain dari perkembangan sektor industri ini adalah konsumsi lain dari perkembangan sektor industri ini adalah konsumsi lain dari perkembangan sektor industri ini adalah konsumsi lain dari perkembangan sektor industri ini adalah konsumsi

listrik untuk segmen industrilistrik untuk segmen industrilistrik untuk segmen industrilistrik untuk segmen industri. Konsumsi listrik sektor industri sampai dengan triwulan III-

2010 masih meningkat disaat konsumsi listrik segmen yang lainnya mengalami

penurunan. Peningkatan ini terjadi akibat pelaku sektor industri berusaha memacu

produksinya untuk memenuhi kenaikan permintaan domestik menjelang perayaan hari

raya lebaran. Jika dilihat pertumbuhan tahunan konsumsi listrik sektor ini, terdapat

indikasi terjadinya perlambatan pertumbuhan walaupun masih mampu tumbuh sebesar

5,2% (yoy). (lihat Grafik 1.18lihat Grafik 1.18lihat Grafik 1.18lihat Grafik 1.18)

0

10

20

30

40

50

60

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii iii*

2007 2008 2009 2010

Rib

u t

on

Rib

u t

on

Padi Jagung Kedelai (RHS)

-40

-20

0

20

40

60

80

0

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* II* III*

2006 2007 2008 2009 2010

Rib

u t

on

Budidaya g_yoy (%-RHS) g_qtq (% -RHS)

Page 24: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 10

Sumber : Kanwil Dit. Jen Bea Cukai Jateng&DIY, diolah PT. PLN Kantor Distribusi Wil. Jateng&DIY

Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.17777 Penerimaan Cukai di Jawa Penerimaan Cukai di Jawa Penerimaan Cukai di Jawa Penerimaan Cukai di Jawa

TengahTengahTengahTengah

Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.18888 Penjualan Listrik PLN UntPenjualan Listrik PLN UntPenjualan Listrik PLN UntPenjualan Listrik PLN Untuk uk uk uk

Segmen Industri di Jawa TengahSegmen Industri di Jawa TengahSegmen Industri di Jawa TengahSegmen Industri di Jawa Tengah

Perkembangan sektor industri ini didukung pula oleh perkembangan Perkembangan sektor industri ini didukung pula oleh perkembangan Perkembangan sektor industri ini didukung pula oleh perkembangan Perkembangan sektor industri ini didukung pula oleh perkembangan impor impor impor impor

bahan bakubahan bakubahan bakubahan baku4444 ((((raw materialraw materialraw materialraw material) ) ) ) yang masihyang masihyang masihyang masih menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan tren peningkatan pada tren peningkatan pada tren peningkatan pada tren peningkatan pada

triwulan intriwulan intriwulan intriwulan iniiii. Kondisi tersebut dapat pula menjadi indikasi perkembangan sektor industri,

karena masih terdapat arus bahan baku untuk keperluan proses produksi di sektor industri

(Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.12222).

1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)

Pada triwulan Pada triwulan Pada triwulan Pada triwulan IIIIIIIIIIII----2020202011110 sektor PHR tumbuh 0 sektor PHR tumbuh 0 sektor PHR tumbuh 0 sektor PHR tumbuh cukup signifikan cukup signifikan cukup signifikan cukup signifikan sebesar sebesar sebesar sebesar 5555,,,,9999% % % %

(yoy), (yoy), (yoy), (yoy), menimenimenimeningkatngkatngkatngkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IIIII----2020202011110 yang 0 yang 0 yang 0 yang

tercatat sebesar tercatat sebesar tercatat sebesar tercatat sebesar 5555,,,,2222% (yoy). % (yoy). % (yoy). % (yoy). Pertumbuhan sektor PHR terutama didorong oleh

momentum musim liburan, tahun ajaran baru, bulan puasa dan perayaan hari raya

lebaran yang jatuh bersamaan pada triwulan ini. Secara triwulanan, sektor PHR juga

mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 3,3% (qtq). Menyambut berbagai

peristiwa tersebut, beberapa pusat perbelanjaan, hotel dan outlet penjualan menawarkan

berbagai program diskon kepada masyarakat, yang turut pula mendorong peningkatan

perkembangan pada sektor ini.

Prompt indicatorPrompt indicatorPrompt indicatorPrompt indicator dari perkembangan sektor ini dapat dilihat dari hasil Survei dari perkembangan sektor ini dapat dilihat dari hasil Survei dari perkembangan sektor ini dapat dilihat dari hasil Survei dari perkembangan sektor ini dapat dilihat dari hasil Survei

Perdagangan Eceran Perdagangan Eceran Perdagangan Eceran Perdagangan Eceran (SPE) yang dilakukan Bank Indonesia (SPE) yang dilakukan Bank Indonesia (SPE) yang dilakukan Bank Indonesia (SPE) yang dilakukan Bank Indonesia dan jumlah dan jumlah dan jumlah dan jumlah kendaraan kendaraan kendaraan kendaraan

baru yang terdaftarbaru yang terdaftarbaru yang terdaftarbaru yang terdaftar di wilayah Jawa Tengah pada triwulan di wilayah Jawa Tengah pada triwulan di wilayah Jawa Tengah pada triwulan di wilayah Jawa Tengah pada triwulan IIIIIIIIIIII----2020202011110000 (Grafik 1.19. dan Grafik 1.19. dan Grafik 1.19. dan Grafik 1.19. dan

1.201.201.201.20....). Indeks Perdagangan Eceran hasil Survei Perdagangan Eceran (SPE) yang dilakukan

di beberapa pusat perbelanjaan di Semarang menunjukkan bahwa terdapat tren

peningkatan indeks yang cukup tajam hingga bulan September 2010. Indikator lain dari

perkembangan sektor ini adalah peningkatan penjualan kendaraan bermotor di Jawa

Tengah, yang ditunjukkan oleh realisasi penerimaan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor Baru (PBBNKB I), menunjukkan tren peningkatan yang tajam pada triwulan ini,

baik secara tahunan maupun triwulanan.

4 Lihat catatan kaki No. 2.

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

I II III IV I II III IV I II III

2008 2009 2010

Rp

. T

rili

un

Penerimaan cukai

g_yoy (%)

g_qtq (%)

-10

-5

0

5

10

15

20

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

I II III IV I II III

2009 2010

Juta

KW

h

Pemaikaian Sekt. Industri g_yoy (RHS) g_mtm (RHS)

Page 25: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 11

Sumber : SPE Bank Indonesia Semarang Sumber : Dinas PPAD Prov Jawa Tengah

Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.19999. Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil

Penjualan EceranPenjualan EceranPenjualan EceranPenjualan Eceran

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.20202020. Penam. Penam. Penam. Penambahan Jumlah bahan Jumlah bahan Jumlah bahan Jumlah

Kendaraan Baru yang Terdaftar Kendaraan Baru yang Terdaftar Kendaraan Baru yang Terdaftar Kendaraan Baru yang Terdaftar di Jawa di Jawa di Jawa di Jawa

TengahTengahTengahTengah

Informasi dari Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia wilayah Jawa Tengah juga

menunjukkan bahwa tingkat okupansi hotel di Jawa Tengah selama triwulan III-2010

cukup baik. Hal ini didukung terutama oleh budaya mudik lebaran dan musim liburan di

triwulan III-2010. Selain itu, cukup banyak pula pertemuan bisnis dan meeting berbagai

perusahaan yang dilaksanakan di wilayah Jawa Tengah. Berdasarkan informasi dari PHRI,

prospek permintaan kamar hotel di wilayah Semarang cukup prospektif. Hal tersebut

ditunjukkan oleh banyaknya hotel-hotel baru yang telah dan akan didirikan di wilayah

Jawa Tengah dan sekitarnya.

1.2.4. Sektor Jasa 1.2.4. Sektor Jasa 1.2.4. Sektor Jasa 1.2.4. Sektor Jasa

Sektor jasaSektor jasaSektor jasaSektor jasa----jasa pada triwulan ini tumbuh sebesar jasa pada triwulan ini tumbuh sebesar jasa pada triwulan ini tumbuh sebesar jasa pada triwulan ini tumbuh sebesar 8888,,,,9999% (yoy), % (yoy), % (yoy), % (yoy), meningkatmeningkatmeningkatmeningkat

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan pertumbuhan pada triwulan IIIII----2020202011110 yang tercatat sebesar 0 yang tercatat sebesar 0 yang tercatat sebesar 0 yang tercatat sebesar 7777,,,,9999% (yoy). % (yoy). % (yoy). % (yoy).

Pertumbuhan ini diperkirakan karena perkembangan sub sektor jasa pemerintahan

umum, terutama belanja pemerintah daerah yang sudah meningkat signifikan realisasinya

hingga triwulan ini. Sementara itu untuk sub sektor jasa swasta diperkirakan tumbuh

signifikan yang terdorong oleh peningkatan permintaan masyarakat pada triwulan

laporan. Secara triwulanan juga meningkat sebesar 2,8% (qtq) dari triwulan Secara triwulanan juga meningkat sebesar 2,8% (qtq) dari triwulan Secara triwulanan juga meningkat sebesar 2,8% (qtq) dari triwulan Secara triwulanan juga meningkat sebesar 2,8% (qtq) dari triwulan

sebelumnya.sebelumnya.sebelumnya.sebelumnya.

Salah satu prompt indicator pertumbuhan sektor ini dapat dilihat dari

perkembangan kredit sektor jasa oleh perbankan di Jawa Tengah. Dari grafik grafik grafik grafik 1.21.21.21.21111 di

atas terlihat bahwa penyaluran kredit jasa mengalami peningkatan dari sisi nominal dan

tumbuh positif baik secara tahunan maupun triwulanan.

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

140.0

160.0

180.0

Jan

Fe

b

Mar

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Ag

ust

Se

p

Ok

t

No

p

De

s

Jan

Fe

b

Mar

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Ag

ust

Se

p

2009 2010

Total Indeks Bhn Mkn

Mkn Jadi,Min&Temb Perum&Bhn Bkr

Sandang

0

50

100

150

200

250

300

0

2

4

6

8

10

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii iii

2007 2008 2009 2010

Rib

u U

nit

Rib

u U

nit

Spd Mtr (RHS)

Sedan, Jeep, St.wagon

Truk

Page 26: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 12

Sumber : PT. PLN Kantor Distribusi Wil. Jateng&DIY Sumber: LBU, Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.21212121. Perkembangan Kredit Sektor . Perkembangan Kredit Sektor . Perkembangan Kredit Sektor . Perkembangan Kredit Sektor

Jasa Jasa Jasa Jasa ddddi Jawa Tengahi Jawa Tengahi Jawa Tengahi Jawa Tengah

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.22222222. Perkembangan Kredit Sektor . Perkembangan Kredit Sektor . Perkembangan Kredit Sektor . Perkembangan Kredit Sektor

KonstruksiKonstruksiKonstruksiKonstruksi ddddi Jawa Tengahi Jawa Tengahi Jawa Tengahi Jawa Tengah

1.2.5. 1.2.5. 1.2.5. 1.2.5. Sektor LainnyaSektor LainnyaSektor LainnyaSektor Lainnya

Pada periode triwulan IPada periode triwulan IPada periode triwulan IPada periode triwulan IIIIIIIII----2020202011110, sektor 0, sektor 0, sektor 0, sektor Konstruksi Konstruksi Konstruksi Konstruksi mengalami pertumbuhan mengalami pertumbuhan mengalami pertumbuhan mengalami pertumbuhan

sebesar sebesar sebesar sebesar 5,2% 5,2% 5,2% 5,2% (yoy), (yoy), (yoy), (yoy), melambat bilamelambat bilamelambat bilamelambat bila dibandingkan angka pertumbuhan triwulan Idibandingkan angka pertumbuhan triwulan Idibandingkan angka pertumbuhan triwulan Idibandingkan angka pertumbuhan triwulan IIIII----

2020202011110 sebesar 0 sebesar 0 sebesar 0 sebesar 8888,,,,5555% (yoy).% (yoy).% (yoy).% (yoy). Perlambatan ini dipengaruhi periode bulan puasa ramadhan

serta libur lebaran yang mengurangi jumlah hari kerja produktif pada triwulan laporan.

Faktor musim, yaitu curah hujan yang cukup tinggi diperkirakan juga menjadi salah satu

faktor yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan sektor ini. Namun demikian, secara

umum pertumbuhan sektor ini yang masih positif ditopang oleh pelaksanaan proyek

infrastruktur khususnya jalan dan jembatan yang dipercepat penyelesaiannya agar dapat

digunakan untuk arus mudik sebelum lebaran.

Prompt indicatorPrompt indicatorPrompt indicatorPrompt indicator perkembangan sektor perkembangan sektor perkembangan sektor perkembangan sektor bangunanbangunanbangunanbangunan dapat dilidapat dilidapat dilidapat dilihat pada Grafik hat pada Grafik hat pada Grafik hat pada Grafik

1.1.1.1.7777 yang memperlihatkan bahwa konsumsi semen pada triwulan ini meningkat dibanding

triwulan sebelumnya, namun angka pertumbuhan tahunannya mengalami perlambatan.

Konsumsi semen itu sendiri dapat digunakan sebagai cerminan dari kinerja sektor ini

mengingat peran semen yang cukup sentral sebagai bahan baku dalam setiap pengerjaan

konstruksi bangunan maupun infrastruktur. Posisi kredit sektor konstruksi juga

memperlihatkan adanya peningkatan nominal kredit pada triwulan ini dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. (Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.22222)

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan IIIIIIIIIIII----2020202011110 0 0 0

tumbuh tumbuh tumbuh tumbuh ssssebesar ebesar ebesar ebesar 5,05,05,05,0% (yoy).% (yoy).% (yoy).% (yoy). Jauh meningkat bila dibandingkan dengan angka

pertumbuhan pada triwulan III-2009 yang tercatat sebesar 3,7% (yoy). Secara triwulanan

sektor ini juga meningkat sebesar 2,0% (qtq) dari periode sebelumnya.

Pada sub sektor Bank, pertumbuhan kredit perbankan pada triwulan III-2010

tercatat sebesar 17,69% (yoy). Pertumbuhan kredit yang positif pada triwulan ini banyak

dipengaruhi oleh membaiknya kondisi perekonomian, sehingga permintaan pembiayaan

dari dunia usaha dan masyarakat pun mengalami peningkatan. (lihat Bab Perkembangan lihat Bab Perkembangan lihat Bab Perkembangan lihat Bab Perkembangan

PerbankanPerbankanPerbankanPerbankan)

-10

0

10

20

30

40

50

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii iii*

2007 2008 2009 2010

Rp

Tri

liu

n

Kred Jasa

g_qtq - RHS %

g_yoy - RHS %

-20

-10

0

10

20

30

40

0.00

0.40

0.80

1.20

1.60

2.00

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii iii*

2007 2008 2009 2010

Rp

Tri

liu

n

Kred. Bangunan

g_qtq - RHS %

g_yoy - RHS %

Page 27: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 13

Tabel 1.3Tabel 1.3Tabel 1.3Tabel 1.3

Perkembangan Kegiatan Bank (Rp Miliar)Perkembangan Kegiatan Bank (Rp Miliar)Perkembangan Kegiatan Bank (Rp Miliar)Perkembangan Kegiatan Bank (Rp Miliar)

Sumber : LBU dan LBPR, Bank Indonesia

Secara umum kinerja sub sektor perbankan masih tumbuh cukup baik dan stabil.

Beberapa indikator kinerja perbankan, seperti dana pihak ketiga, outstanding kredit, LDR

(Loan to Deposit Ratio) serta kualitas kredit yang tercermin dari rasio NPL (Non Performing

Loans) masih relatif cukup baik (Tabel 1.Tabel 1.Tabel 1.Tabel 1.3333).

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan IIIIIIIIIIII----2020202011110 tumbuh 0 tumbuh 0 tumbuh 0 tumbuh

signifikan signifikan signifikan signifikan sebesar sebesar sebesar sebesar 10,210,210,210,2% (yoy), % (yoy), % (yoy), % (yoy), jauh meningkatjauh meningkatjauh meningkatjauh meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan dibandingkan pertumbuhan triwulan dibandingkan pertumbuhan triwulan dibandingkan pertumbuhan triwulan

IIIIIIII----2020202011110000 yang tercatat sebesar 6,7% (yoy)yang tercatat sebesar 6,7% (yoy)yang tercatat sebesar 6,7% (yoy)yang tercatat sebesar 6,7% (yoy). . . . Peningkatan ini terutama disebabkan musim

liburan sekolah, aktivitas arus mudik dan arus balik dalam rangka perayaan hari raya

lebaran, serta disumbang oleh kegiatan sub sektor telekomunikasi terkait dengan

peningkatan kegiatan operator selular selama bulan puasa dan hari raya yang mengalami

kenaikan. Berdasarkan perkiraan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, selama masa

mudik Lebaran, terdapat sekitar 6,5 juta jiwa masyarakat yang mudik ke wilayah Jawa

Tengah atau melalui wilayah Jawa Tengah. Hal ini tentunya memberikan sumbangan

cukup signifikan terhadap perkembangan sektor ini. SSSSalah salah salah salah satu atu atu atu prompt indicatorprompt indicatorprompt indicatorprompt indicator yang yang yang yang

menunjukkan peningkatan submenunjukkan peningkatan submenunjukkan peningkatan submenunjukkan peningkatan sub sektor pengangkutan adalah realisasi penjualan BBM sektor pengangkutan adalah realisasi penjualan BBM sektor pengangkutan adalah realisasi penjualan BBM sektor pengangkutan adalah realisasi penjualan BBM

yang tercermin dari penerimaan pajak bahan bakar minyak kendaraan bermotor yang

dipungut oleh pemerintah daerah. Penerimaan pajak tersebut memperlihatkan adanya

kenaikan pada triwulan ini bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya maupun

triwulan yang sama tahun sebelumnya (Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.23333). Peningkatan penjualan BBM untuk

kendaraan bermotor ini dapat menjadi indikasi peningkatan kegiatan di sub sektor

pengangkutan darat, karena mayoritas kegiatan pengangkutan darat menggunakan BBM.

Sumber : Dinas PPAD Prov. Jawa Tengah, diolah Sumber : PT. PLN Distrbusi Wil. Jateng&DIY, diolah Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.23333. Pe. Pe. Pe. Penerimaan Pajak Penjualan nerimaan Pajak Penjualan nerimaan Pajak Penjualan nerimaan Pajak Penjualan BBMBBMBBMBBM----KB di Jawa Tengah.KB di Jawa Tengah.KB di Jawa Tengah.KB di Jawa Tengah.

Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.24444. Penjualan Listrik PLN Jawa . Penjualan Listrik PLN Jawa . Penjualan Listrik PLN Jawa . Penjualan Listrik PLN Jawa TengahTengahTengahTengah

yoy qtq

Total Asset - Total 121,918 125,830 129,543 138,145 143,488 17.69% 3.87%

DPK - Total 93,852 97,661 99,556 104,680 107,403 14.44% 2.60%

Kredit - Total 85,961 90,214 92,060 98,362 102,348 19.06% 4.05%

LDR - Perbankan (%) 91.59 92.37 92.47 93.96 95.29

NPL -Perbankan (%) 3.37 2.90 3.02 2.86 2.75

NO I N D I K A T O R III-10GROWTH

III-09

1

IV-09 I-10 II-10

2

3

4

5

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

0

50

100

150

200

250

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii

2008 2009 2010

Rp

. M

ilia

r

BBM KB

g_yoy -RHS

g_qtq -RHS

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

3,200

3,400

3,600

3,800

4,000

4,200

I II III IV I II III

2009 2010

Juta

KW

h

Total Penjualan Listrik g_yoy (% -RHS) g_qtq (% -RHS)

Page 28: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 14

Sektor listrik, gas dan air (LGA) mengalami pertumbuhan sebesar Sektor listrik, gas dan air (LGA) mengalami pertumbuhan sebesar Sektor listrik, gas dan air (LGA) mengalami pertumbuhan sebesar Sektor listrik, gas dan air (LGA) mengalami pertumbuhan sebesar 7,87,87,87,8% (yoy)% (yoy)% (yoy)% (yoy), , , ,

meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan IImeningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan IImeningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan IImeningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan II----2010 yang terc2010 yang terc2010 yang terc2010 yang tercatat sebesar 6,1% atat sebesar 6,1% atat sebesar 6,1% atat sebesar 6,1%

(yoy)(yoy)(yoy)(yoy). . . . Pada sub sektor listrik, secara umum pertumbuhan tahunannya masih tercatat

positif. Sementara itu sub sektor air bersih diperkirakan mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Prompt indicatorPrompt indicatorPrompt indicatorPrompt indicator untukuntukuntukuntuk perkembangan sektorperkembangan sektorperkembangan sektorperkembangan sektor ini ini ini ini

diantaranya adalah perkiraan penjualan listrik oleh PLN, diantaranya adalah perkiraan penjualan listrik oleh PLN, diantaranya adalah perkiraan penjualan listrik oleh PLN, diantaranya adalah perkiraan penjualan listrik oleh PLN, sebagaimana terlihat dari

grafik 1.24. Penjualan listrik mengalami penurunan tipis pada triwulan ini, hal ini

dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang menerapkan kenaikan TDL pada bulan Juli

2010.

Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 10,7% (yoy), Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 10,7% (yoy), Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 10,7% (yoy), Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 10,7% (yoy),

meningkat dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar meningkat dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar meningkat dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar meningkat dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

9,8% (yoy). Secara triwulanan sektor ini tumbuh sebesar 3,9% (qtq) dari triwulan 9,8% (yoy). Secara triwulanan sektor ini tumbuh sebesar 3,9% (qtq) dari triwulan 9,8% (yoy). Secara triwulanan sektor ini tumbuh sebesar 3,9% (qtq) dari triwulan 9,8% (yoy). Secara triwulanan sektor ini tumbuh sebesar 3,9% (qtq) dari triwulan

sebelumnya.sebelumnya.sebelumnya.sebelumnya. Peningkatan sektor ini disumbang oleh sub sektor penggalian pasir dan batu

yang sangat dominan porsinya. Peningkatan subsektor penggalian ini sendiri juga sangat

dipengaruhi oleh permintaan terhadap proyek-proyek konstruksi baik bangunan maupun

infrastruktur, sehingga pertumbuhan sektor ini juga dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor

konstruksi.

♣♣♣

Page 29: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 15

Bab 2

Perkembangan Inflasi

Tekanan terhadap harga-harga di Jawa Tengah pada triwulan III-2010 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan II-2010, baik secara tahunan (yoy) maupun secara kuartalan (qtq). Inflasi tahunan pada triwulan laporan meningkat dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya. Sementara itu, secara kuartalan, inflasi di Jawa Tengah pada triwulan III-2010 lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Sumber tekanan inflasi baik secara tahunan maupun secara kuartalan pada triwulan laporan terutama berasal dari komoditas kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok sandang, dan kelompok transpor.

Secara umum, inflasi Jawa Tengah pada triwulan III-2010 mengalami peningkatan

dari triwulan sebelumnya, baik secara tahunan (yoy) maupun kuartalan (qtq). Inflasi Jawa

Tengah triwulan III-2010 secara tahunan tercatat 5,59% (yoy) dan secara kuartalan

tercatat 2,87% (qtq), lebih tinggi dari triwulan II-2010 masing-masing sebesar 4,57%

(yoy) dan 1,33% (qtq). Dibandingkan dengan inflasi nasional, inflasi Jawa Tengah secara

tahunan (yoy) pada triwulan III-2010 tersebut tercatat lebih rendah dari inflasi nasional

sebesar 5,80% (yoy), sedangkan secara kuartalan tercatat lebih tinggi dari inflasi nasional

sebesar 2,79% (qtq).

Dengan kecenderungan angka inflasi Jateng secara tahunan (yoy) yang lebih

rendah dari inflasi nasional tersebut, mencerminkan perkembangan harga di Jateng relatif

lebih terkendali dibandingkan wilayah lain di Indonesia. (lihat Grafik 2.1. dan Grafik lihat Grafik 2.1. dan Grafik lihat Grafik 2.1. dan Grafik lihat Grafik 2.1. dan Grafik

2.2.2.2.2.2.2.2.).

Sumber: BPS

GrafikGrafikGrafikGrafik 2.12.12.12.1.... Inflasi Inflasi Inflasi Inflasi JJJJawa awa awa awa TTTTengah Dibandingkan engah Dibandingkan engah Dibandingkan engah Dibandingkan NNNNasionalasionalasionalasional (Persen(Persen(Persen(Persen, , , , yoyyoyyoyyoy))))

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 I-2010 II-2010 III-2010

Nasional

Jateng

Page 30: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 16

Sumber: BPS, diolah

Grafik Grafik Grafik Grafik 2.2.2.2.2222.... Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan IIIInflasi nflasi nflasi nflasi TTTTahunan ahunan ahunan ahunan (YOY)(YOY)(YOY)(YOY) Dan Kuartalan Dan Kuartalan Dan Kuartalan Dan Kuartalan ((((qtqtqtqtqqqq))))

Jawa Jawa Jawa Jawa TTTTengah Dan engah Dan engah Dan engah Dan NNNNasionalasionalasionalasional

2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok

Inflasi berdasarkan kelompok komoditas pada triwulan III-2010 menunjukkan

bahwa komoditas volatile foods dalam kelompok bahan makanan menjadi penyumbang

inflasi terbesar di antara semua kelompok komoditas, diikuti komoditas dalam kelompok

transpor dan kelompok makanan jadi.

2.1.1. Inflasi Kuartalan (qtq)2.1.1. Inflasi Kuartalan (qtq)2.1.1. Inflasi Kuartalan (qtq)2.1.1. Inflasi Kuartalan (qtq)

Secara kuartalan, semua kelompok komoditas memberikan andil inflasi di triwulan

III-2010. Kelompok komoditas yang mengalami kenaikan harga tertinggi pada triwulan ini

terjadi pada kelompok bahan makanan (5,68%), diikuti oleh kelompok transpor dan

kelompok makanan jadi masing-masing sebesar 2,93% dan 2,46% (Tabel 2.1.Tabel 2.1.Tabel 2.1.Tabel 2.1.). Tabel Tabel Tabel Tabel 2.2.2.2.1111. . . .

Inflasi Jawa Tengah Kuartalan Inflasi Jawa Tengah Kuartalan Inflasi Jawa Tengah Kuartalan Inflasi Jawa Tengah Kuartalan

Berdasarkan Kelompok Barang DanBerdasarkan Kelompok Barang DanBerdasarkan Kelompok Barang DanBerdasarkan Kelompok Barang Dan Jasa Jasa Jasa Jasa (Persen; qtq)(Persen; qtq)(Persen; qtq)(Persen; qtq)

NO KELOMPOK II-09 III-09 II-10 III-10

UMUM / TOTAL 0.20 1.87 1.33 2.87

1 BAHAN MAKANAN -1.12 3.94 4.83 5.68

2 MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 1.86 2.49 0.22 2.46

3 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 0.28 0.35 0.39 1.62

4 SANDANG -0.53 1.28 1.40 0.96

5 KESEHATAN 0.66 0.16 0.21 0.40

6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 0.05 2.27 0.11 2.09

7 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 0.37 1.15 0.06 2.93

Sumber : BPS, diolah

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

Jun

iJu

liA

gtSe

pO

ktN

op

De

sJa

nFe

bM

arA

pr

Me

iJu

ni

Juli

Agt

Sep

Okt

No

pD

es

Jan

Feb

Mar

Ap

rM

ei

Jun

iJu

liA

gtSe

pO

ktN

op

De

sJa

nFe

bM

arA

pr

Me

iJu

ni

Juli

Agt

Sep

2007 2008 2009 2010

Jateng (qtq)

Nas (qtq)

Jateng (yoy)

Nas (yoy)

Page 31: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 17

Berikut ini adalah uraian perkembangan 3 (tiga) kelompok barang dan jasa yang

mengalami laju inflasi terbesar, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok transpor, dan

kelompok makanan jadi.

a. Kelompok Bahan Makanana. Kelompok Bahan Makanana. Kelompok Bahan Makanana. Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan mengalami peningkatan angka inflasi yang cukup

besar pada triwulan ini dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 4,83% (qtq)

menjadi 5,68% (qtq). Kenaikan IHK kelompok bahan makanan terutama disebabkan oleh

kenaikan IHK subkelompok daging dan hasil-hasilnya (13,65%), subkelompok lemak dan

minyak (10,59%), dan subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya (10,17%).

Beberapa komoditas yang memberikan sumbangan inflasi dalam kelompok bahan

makanan antara lain beras, daging ayam ras, daging sapi, bawang putih, cabe merah,

telur ayam ras, bandeng, kentang, jeruk, dan minyak goreng.

Naiknya tekanan harga bahan makanan dalam triwulan III-2010 terutama

disebabkan oleh naiknya permintaan pada saat hari lebaran. Meskipun pasokan

komoditas beras dalam triwulan laporan masih mencukupi, namun kenaikan permintaan

pada masa hari raya lebaran menyebabkan kenaikan harga komoditas ini. Stok beras di

Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jawa Tengah sampai dengan akhir Triwulan III-2010

mampu untuk memenuhi konsumsi masyarakat kelas bawah hingga akhir Triwulan I-

2011.

Kenaikan indeks harga bahan makanan ini juga dipengaruhi oleh pergerakan

harga komoditas pangan dunia. Hal itu terlihat dari kecenderungan peningkatan indeks

harga komoditas dunia secara umum maupun indeks komoditas makanan di dunia pada

triwulan III-2010 (Grafik 2.3.Grafik 2.3.Grafik 2.3.Grafik 2.3.).

Sumber: IMF Sumber: IMF

Grafik Grafik Grafik Grafik 2.2.2.2.3333.... Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Indeks Harga Komoditas DuniaIndeks Harga Komoditas DuniaIndeks Harga Komoditas DuniaIndeks Harga Komoditas Dunia

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) KBI Semarang, harga komoditas

bahan makanan seperti beras, daging sapi, bumbu-bumbuan, daging ayam dan telur

pada triwulan III-2010 cenderung mengalami peningkatan (Grafik 2.4.Grafik 2.4.Grafik 2.4.Grafik 2.4.).

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 2009 2010

Indeks Harga Komoditi Dunia

100

110

120

130

140

150

160

170

180

190

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 2009 2010

Indeks Komoditas Makanan (Dunia)

Page 32: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 18

Sumber: SPH KBI Semarang Sumber: SPH KBI Semarang

Grafik Grafik Grafik Grafik 2.2.2.2.4444.... Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Bahan MakananHarga Beberapa Komoditas Bahan MakananHarga Beberapa Komoditas Bahan MakananHarga Beberapa Komoditas Bahan Makanan

Hasil Survei Pemantauan HargaHasil Survei Pemantauan HargaHasil Survei Pemantauan HargaHasil Survei Pemantauan Harga (SPH) KBI (SPH) KBI (SPH) KBI (SPH) KBI SemarangSemarangSemarangSemarang

bbbb. Kelompok . Kelompok . Kelompok . Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa KeuanganTranspor, Komunikasi dan Jasa KeuanganTranspor, Komunikasi dan Jasa KeuanganTranspor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Pada kelompok ini, kenaikan IHK yang cukup tinggi terutama disebabkan oleh

kenaikan IHK pada subkelompok sarana dan penunjang transpor yang mencapai 25,22%.

Kenaikan ini lebih dipicu oleh naiknya biaya/jasa perpanjangan STNK pada Juli 2010, serta

naiknya tarif angkutan udara dan angkutan darat (bus AKDP, bus AKAP, dan kereta api)

pada September 2010. Sementara itu, harga bahan bakar seperti bensin dan solar pada

triwulan III-2010 relatif stabil, yang antara lain dipengaruhi juga oleh stabilnya harga

minyak dunia (Grafik 2.5.Grafik 2.5.Grafik 2.5.Grafik 2.5.).

Sumber: IMF Sumber: IMF

Grafik Grafik Grafik Grafik 2.2.2.2.5555.... Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Indeks Harga Energi Dunia Dan Harga Minyak DuniaIndeks Harga Energi Dunia Dan Harga Minyak DuniaIndeks Harga Energi Dunia Dan Harga Minyak DuniaIndeks Harga Energi Dunia Dan Harga Minyak Dunia

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 2009 2010

Harga Minyak Dunia

USD per barel

0

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 2009 2010

Indeks Harga Energi Dunia

7,200

7,400

7,600

7,800

8,000

8,200

8,400

8,600

8,800

9,000

I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV V I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV V I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV V

Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10 Jul-10 Agt-10 Sep-10

Beras

62,000

63,000

64,000

65,000

66,000

67,000

68,000

69,000

70,000

71,000

72,000

I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V

Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10 Jul-10 Agt-10 Sep-10

Daging Sapi

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV V I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV V I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV V

Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10 Jul-10 Agt-10 Sep-10

Daging dan Telur Ayam Ras

Daging Ayam Ras

Telur Ayam Ras -

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V

Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10 Jul-10 Agt-10 Sep-10

Bumbu-bumbuan

Cabe Merah

Cabe Rawit

Bawang Merah

Page 33: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 19

cccc. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Pada kelompok ini, kenaikan IHK tertinggi terjadi pada subkelompok makanan jadi

(2,76%) serta subkelompok tembakau dan minuman beralkohol (2,19%). Kenaikan harga

kelompok ini dipicu oleh tingginya kenaikan harga komoditas rokok kretek, rokok kretek

filter, nasi, makanan ringan/snack, dan ayam goreng. Sementara itu, harga gula pasir

domestik pada triwulan III-2010 cenderung stabil karena masih dalam musim giling,

meskipun harga gula pasir dunia menunjukkan peningkatan (Grafik 2.6.Grafik 2.6.Grafik 2.6.Grafik 2.6.).

Sumber: IMF dan SPH KBI Semarang

Grafik Grafik Grafik Grafik 2.2.2.2.6666.... Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Harga Gula Pasir Di Dunia DanHarga Gula Pasir Di Dunia DanHarga Gula Pasir Di Dunia DanHarga Gula Pasir Di Dunia Dan Hasil Survei Pemantauan HargaHasil Survei Pemantauan HargaHasil Survei Pemantauan HargaHasil Survei Pemantauan Harga (SPH) (SPH) (SPH) (SPH)

KBI KBI KBI KBI SemarangSemarangSemarangSemarang

2.1.2. Inflasi Tahunan (yoy)2.1.2. Inflasi Tahunan (yoy)2.1.2. Inflasi Tahunan (yoy)2.1.2. Inflasi Tahunan (yoy)

Secara tahunan, inflasi Jawa Tengah pada triwulan III-2010 tercatat sebesar

5,59% (yoy), naik dari triwulan sebelumnya sebesar 4,57% (yoy). Tekanan harga tertinggi

terjadi pada kelompok bahan makanan (11,20%), diikuti oleh kelompok makanan jadi

(6,04%), dan kelompok sandang (4,20%). Sementara itu, kelompok barang dan jasa yang

mengalami kenaikan IHK terendah adalah kelompok kesehatan sebesar 1,49% (Tabel Tabel Tabel Tabel

2.2.2.2.2222....). Tabel Tabel Tabel Tabel 2.2.2.2.2222. . . .

Inflasi Jawa Tengah Inflasi Jawa Tengah Inflasi Jawa Tengah Inflasi Jawa Tengah TahunTahunTahunTahunan an an an

Berdasarkan Kelompok Barang Dan Jasa Berdasarkan Kelompok Barang Dan Jasa Berdasarkan Kelompok Barang Dan Jasa Berdasarkan Kelompok Barang Dan Jasa (Persen; (Persen; (Persen; (Persen; yoyyoyyoyyoy))))

NO KELOMPOK Jun-09 Sep-09 Jun-10 Sep-10

UMUM / TOTAL 3.95 3.20 4,57 5.59

1 BAHAN MAKANAN 3.92 4.63 9,37 11.20

2 MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 8.13 7.25 6,08 6.04

3 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 7.38 4.29 2,28 3.58

4 SANDANG 6.38 5.94 4,53 4.20

5 KESEHATAN 6.04 5.37 1,24 1.49

6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 3.69 3.30 2,55 2.37

7 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN -7.36 -6.90 1,37 3.16

Sumber : BPS, diolah

0

5

10

15

20

25

30

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 2009 2010

Perkembangan Harga Gula Dunia dan Domestik

Semarang - Rp per Kg (axis kiri)

Dunia - US Cent per pound (axis kanan)

Page 34: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 20

Kenaikan IHK pada kelompok bahan makanan terutama disebabkan oleh kenaikan

harga di subkelompok bumbu-bumbuan (22,57%), subkelompok padi-padian, umbi-

umbian dan hasilnya (19,71%), serta subkelompok lemak dan minyak (11,93%).

Kenaikan IHK kelompok ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga beberapa

komoditas seperti beras, daging ayam ras, bawang putih, cabe merah, telur ayam ras,

bandeng, kentang, jeruk, dan minyak goreng.

Kenaikan harga pada kelompok makanan jadi bersumber dari kenaikan harga

pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol (8,62%), serta subkelompok

makanan jadi (6,08%). Kenaikan pada kelompok ini disebabkan oleh naiknya harga

beberapa komoditas seperti rokok kretek, rokok kretek filter, nasi, makanan ringan dan

ayam goreng.

Sementara itu, kenaikan IHK pada kelompok sandang terutama bersumber dari

kenaikan harga di subkelompok barang pribadi dan sandang lain sebesar 12,24%.

Kenaikan IHK kelompok sandang terutama disebabkan oleh kenaikan harga pakaian

anak-anak dan perlengkapan sekolah, serta kenaikan harga emas perhiasan meskipun

relatif tipis.

Berdasarkan informasi dari Survei Pemantauan Harga (SPH) KBI Semarang yang

dilakukan setiap minggu, diperoleh informasi terkait dengan kondisi harga beberapa

komoditas penting pada triwulan III-2010. Secara umum, harga beberapa komoditas

penting (khususnya yang termasuk dalam komoditas volatile foods) mengalami kenaikan,

terutama disebabkan oleh naiknya permintaan pada bulan puasa dan hari raya lebaran

(Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.7777).

Sumber: SPH KBI Semarang dan USAGold

Grafik Grafik Grafik Grafik 2.2.2.2.7777.... Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Harga Harga Harga Harga Beberapa KomoditasBeberapa KomoditasBeberapa KomoditasBeberapa Komoditas

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V

Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10 Jul-10 Agt-10 Sep-10

Minyak Goreng

Curah

Merk 1

Merk 2

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 2009 2010

Harga Emas

Lokal (Rp / gr) - axis kiri

Internasional (USD / troy once - axis kanan

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V

Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10 Jul-10 Agt-10 Sep-10

Sayur-sayuran

Wortel Kentang

Kacang Panjang Kangkung

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

20,000

22,000

24,000

I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V

Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10 Jul-10 Agt-10 Sep-10

Ikan-Ikanan

Bandeng Gembung

Mas Tongkol

Page 35: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 21

Kondisi harga beberapa komoditas tersebut di atas berdasarkan SPH KBI

Semarang dapat dilihat dalam Tabel 2.3.

Tabel Tabel Tabel Tabel 2.2.2.2.3333. . . .

Kondisi Harga Beberapa Komoditas PentingKondisi Harga Beberapa Komoditas PentingKondisi Harga Beberapa Komoditas PentingKondisi Harga Beberapa Komoditas Penting

Komoditas Kondisi Harga Faktor Penyebab Keterangan

Beras Relatif stabil - Stok memadai

- Terjadi panen di

beberapa daerah pada

Juni-Agustus

- Stok beras Bulog Jateng-DIY

mampu memenuhi

kebutuhan hingga triwulan I-

2011.

Daging sapi Cenderung naik - Permintaan tinggi

- Pasokan memadai

-

Daging ayam ras Cenderung naik - Permintaan naik

menjelang lebaran,

meski kemudian turun

setelah lebaran

- Stok mencukupi

-

Telur ayam ras Cenderung naik - Permintaan naik

menjelang lebaran,

meski kemudian turun

setelah lebaran

- Stok mencukupi

-

Minyak goreng Cenderung naik - Permintaan naik

- Stok memadai

-

Bawang merah Cenderung naik - Pasokan kurang

- Permintaan naik

- Kualitas hasil panen kurang

bagus karena curah hujan yg

tinggi

Bawang putih Cenderung naik - Pasokan kurang

- Permintaan stabil

-

Gula pasir Relatif stabil - Permintaan naik

- Pasokan relatif memadai

- Dalam masa musim giling

(Mei-Oktober)

Emas perhiasan Relatif stabil,

dengan

kecenderungan

turun

- Pengaruh harga

internasional

- Permintaan turun

-

Sumber: SPH KBI Semarang

2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah

Inflasi kuartalan (qtq) dan tahunan (yoy) di empat kota di Jawa Tengah yaitu kota

Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal pada triwulan ini mengalami kenaikan di

semua kota. Kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi dan kelompok transpor

menjadi kelompok yang menjadi penyebab inflasi kuartalan di semua kota, sedangkan

inflasi tahunan terutama disebabkan oleh kelompok bahan makanan, kelompok makanan

jadi dan kelompok sandang.

Laju inflasi kuartalan (qtq) empat kota di Jawa Tengah yaitu di kota Semarang,

Surakarta, Purwokerto, dan Tegal pada triwulan III-2010 masing-masing sebesar 3,33%,

1,91%, 2,20% dan 2,65%. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, BPS mencatat

bahwa laju inflasi kuartalan di empat kota tersebut mengalami kenaikan dari masing-

masing sebesar 1,23%, 1,58%, 1,23% dan 1,48%. Beberapa komoditas yang

memberikan sumbangan inflasi cukup nyata di empat kota tersebut antara lain beras,

daging ayam ras, daging sapi, cabe merah, bawang putih, minyak goreng, nasi, biaya/jasa

Page 36: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

perpanjangan STNK, dan tarif angkutan darat. Perkembangan inflasi kuartalan empat kota

di Jawa Tengah dapat dilihat pada Grafik 2.8. dan Grafik 2.9.

Sumber: BPS (diolah) Sumber: BPS (diolah)

Sementara itu, laju inflasi tahunan (yoy) empat kota di Jawa Tengah yaitu di kota

Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal pada triwulan III-2010 masing-masing

sebesar 6,10%, 4,37%, 5,38% dan 5,31%. Dibandingkan dengan triwulan II-2010, BPS

mencatat bahwa tiga kota yaitu Semarang, Surakarta dan Tegal mengalami peningkatan

dari masing-masing sebesar 4,69%, 3,66%, dan 4,31%. Adapun inflasi kota Purwokerto

yang mengalami penurunan dari 5,83% pada triwulan sebelumnya. Perkembangan laju

inflasi tahunan di empat kota di Jawa Tengah terlihat dalam Grafik 2.10. dan Grafik 2.11.

Sumber: BPS (diolah) Sumber: BPS (diolah)

-1

0

1

2

3

4

5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

Jateng (2,87)

Purwokerto (2,20)

Surakarta (1,91)

Semarang (3,33)

Tegal (2,65)

Grafik 2.8.Grafik 2.8.Grafik 2.8.Grafik 2.8.

Inflasi Kuartalan Empat Kota Inflasi Kuartalan Empat Kota Inflasi Kuartalan Empat Kota Inflasi Kuartalan Empat Kota

Di Di Di Di Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah (Persen, qtq)(Persen, qtq)(Persen, qtq)(Persen, qtq)

Grafik 2.9.Grafik 2.9.Grafik 2.9.Grafik 2.9.

Inflasi Kuartalan Empat Kota Di Jawa TengahInflasi Kuartalan Empat Kota Di Jawa TengahInflasi Kuartalan Empat Kota Di Jawa TengahInflasi Kuartalan Empat Kota Di Jawa Tengah

Menurut Kelompok Komoditas (Persen, qtq)Menurut Kelompok Komoditas (Persen, qtq)Menurut Kelompok Komoditas (Persen, qtq)Menurut Kelompok Komoditas (Persen, qtq)

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

Bahan

Makanan

Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor

Purwokerto Solo Semarang Tegal

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

Jateng (5,59)

Purwokerto (5,38)

Surakarta (4,37)

Semarang (6,10)

Tegal (5,31)

0

2

4

6

8

10

12

14

Bahan

Makanan

Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor

GRAFIK 2.12.

INFLASI TAHUNAN EMPAT KOTA DI JAWA TENGAH

MENURUT KELOMPOK KOMODITAS (PERSEN, YOY)

Purwokerto

Solo

Semarang

Tegal

Grafik 2.10.Grafik 2.10.Grafik 2.10.Grafik 2.10.

Inflasi Tahunan Empat Kota Di Jawa TengahInflasi Tahunan Empat Kota Di Jawa TengahInflasi Tahunan Empat Kota Di Jawa TengahInflasi Tahunan Empat Kota Di Jawa Tengah

(persen, yoy)(persen, yoy)(persen, yoy)(persen, yoy)

Grafik 2.11.Grafik 2.11.Grafik 2.11.Grafik 2.11.

Inflasi TaInflasi TaInflasi TaInflasi Tahunan Empat Kota Di Jawa Tengahhunan Empat Kota Di Jawa Tengahhunan Empat Kota Di Jawa Tengahhunan Empat Kota Di Jawa Tengah

Menurut Kelompok Komoditas (persen, yoy)Menurut Kelompok Komoditas (persen, yoy)Menurut Kelompok Komoditas (persen, yoy)Menurut Kelompok Komoditas (persen, yoy)

Page 37: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

5.44

5.21

4.08

5.84

5.38

4.37

6.10

5.31

5.98

5.78

5.51

5.43

6.71

3.69

5.28

4.83

6.76

5.56

6.17

7.17

5.29

4.79

4.43

0 2 4 6 8

Jakarta

Tasikmalaya

Bandung

Cirebon

Purwokerto

Surakarta

Semarang

Tegal

Yogyakarta

Jember

Kediri

Malang

Surabaya

Serang

Bogor

Sukabumi

Bekasi

Depok

Sumenep

Probolinggo

Madiun

Tangerang

Cilegon

Nasional (5,80)

Grafik 2.12. Inflasi KotaGrafik 2.12. Inflasi KotaGrafik 2.12. Inflasi KotaGrafik 2.12. Inflasi Kota----Kota Di JawaKota Di JawaKota Di JawaKota Di Jawa

TriwulaTriwulaTriwulaTriwulan IIIn IIIn IIIn III----2010 (%, yoy)2010 (%, yoy)2010 (%, yoy)2010 (%, yoy)

2.2.2.2.3333. Inflasi Kota. Inflasi Kota. Inflasi Kota. Inflasi Kota----KotaKotaKotaKota di Jawa di Jawa di Jawa di Jawa

Pada triwulan III-2010, inflasi salah

satu kota di Jawa Tengah, yaitu Semarang,

tercatat memiliki angka inflasi sebesar

6,10% (yoy) atau lebih tinggi dari inflasi

nasional sebesar 5,80%. Sementara itu,

tiga kota lainnya di Jateng yaitu Kota

Surakarta, Purwokerto dan Tegal tercatat

lebih rendah dari inflasi nasional. Tingginya

inflasi kota Semarang tersebut terutama

dipengaruhi oleh kenaikan IHK kelompok

bahan makanan, kelompok makanan jadi

dan kelompok transpor. Selain kota

Semarang, hanya terdapat empat kota di

Jawa yang memiliki laju inflasi di atas

inflasi nasional pada triwulan III-2010,

yaitu Probolinggo (7,17%), Bekasi

(6,76%), Surabaya (6,71%), Sumenep

(6,17%) dan Cirebon (5,84%). Sedangkan

inflasi terendah di Jawa terjadi di Serang

sebesar 3,69%, diikuti Bandung (4,08%)

dan Surakarta (4,37%). Secara umum,

sebagian besar laju inflasi kota-kota di Pulau Jawa relatif lebih rendah dibandingkan

dengan inflasi nasional pada triwulan III-2010. Terdapat 17 kota dari 23 kota di Pulau

Jawa yang dihitung inflasinya oleh BPS, memiliki angka inflasi yang lebih rendah dari

inflasi nasional. Hal itu memberikan indikasi bahwa pergerakan harga komoditas kota-

kota di Jawa relatif stabil dibandingkan kota-kota di luar Jawa. (Grafik 2.12.Grafik 2.12.Grafik 2.12.Grafik 2.12.).

Apabila dilihat secara provinsi,

Jateng menjadi provinsi yang memiliki

laju inflasi pada triwulan III-2010 yang

relatif rendah dibandingkan provinsi lain

di Jawa. Inflasi Jawa Tengah pada

triwulan III-2010 sebesar 5,59% (yoy),

yang tercatat menjadi inflasi terendah

ketiga di Jawa setelah provinsi Jawa

Barat dan DKI Jakarta masing-masing

sebesar 5,41% dan 5,44% (Grafik 2.13).

Sementara, inflasi tertinggi terjadi di

Provinsi Jawa Timur (6,31%), diikuti

Banten (6,21%) dan DIY (5,98%). Dari

enam provinsi di Jawa, tercatat bahwa

inflasi tiga provinsi berada di bawah

inflasi nasional (DKI Jakarta Jawa barat

dan Jawa Tengah), dan inflasi tiga provinsi lainnya berada di atas nasional (Jawa Timur,

Grafik 2.13. Inflasi Provinsi Di JawaGrafik 2.13. Inflasi Provinsi Di JawaGrafik 2.13. Inflasi Provinsi Di JawaGrafik 2.13. Inflasi Provinsi Di Jawa

Triwulan IIITriwulan IIITriwulan IIITriwulan III----2010 (%, yoy)2010 (%, yoy)2010 (%, yoy)2010 (%, yoy)

2.75

3.22

3.20

1.96

3.15

2.63

2.83

6.31

5.98

5.59

5.41

6.21

5.44

5.80

0 2 4 6 8

Jawa Timur

DIY

Jawa Tengah

Jawa Barat

Banten

Jakarta

Nasional

Sep-10

Sep-09

Page 38: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 24

Banten, dan DIY). Inflasi triwulan III-2010 di semua provinsi memperlihatkan kenaikan

dibandingkan inflasi periode yang sama tahun sebelumnya. Kondisi ini menggambarkan

bahwa tekanan harga pada tahun ini lebih besar dibandingkan pada tahun 2009. Untuk

itu, upaya pengendalian inflasi di daerah harus dilakukan lebih terstruktur dan

terprogram, antara lain dengan meningkatkan peran TPID/TPPH di tiap daerah. Selain itu,

penting juga untuk meningkatkan koordinasi antar TPID/TPPH baik dalam satu provinsi

maupun antar provinsi.

♣♣♣

Page 39: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

BOKSBOKSBOKSBOKS

Penelitian Persistensi Inflasi di Kota SemarangPenelitian Persistensi Inflasi di Kota SemarangPenelitian Persistensi Inflasi di Kota SemarangPenelitian Persistensi Inflasi di Kota Semarang dandandandan Implikasinya Implikasinya Implikasinya Implikasinya

Terhadap Perekonomian DaerahTerhadap Perekonomian DaerahTerhadap Perekonomian DaerahTerhadap Perekonomian Daerah

1.1.1.1. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengukur tingkat persistensi inflasi di kota Semarang

2. Mengetahui konvergensi tingkat inflasi kota Semarang dengan daerah lainnya

3. Mengetahui penyebab terjadinya persistensi inflasi kota Semarang.

4. Mengetahui dampak persistensi inflasi kota Semarang terhadap perekonomian

daerah.

2.2.2.2. Data dan AsumsiData dan AsumsiData dan AsumsiData dan Asumsi

Terkait dengan keterbatasan data yang digunakan, maka terdapat beberapa

asumsi dan batasan yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Menggunakan data IHK kota Semarang dari BPS dengan periode data Januari

2000 hingga Mei 2008. Data IHK tersebut, selanjutnya akan diolah menjadi data

inflasi tahunan (yoy) untuk tiap bulan.

2. Untuk mengetahui perubahan perilaku inflasi setelah diberlakukannya kebijakan

Inflation Targeting Framework (ITF), maka periode pengamatan dibagi menjadi 2

sub sampel: pra ITF (Januari 2000 hingga Juni 2005) dan paska ITF (Juni 2005

hingga Mei 2008).

3. Pemilihan komoditi ditentukan berdasarkan kontribusi terbesar yang mewakili

lebih dari 50% inflasi kota Semarang dalam 5 tahun terakhir.

4. Metode pengukuran derajat persistensi yang digunakan adalah sum of the

autoregressive (AR) coefficients. Ketersediaan data dan literatur menjadi

pertimbangan dalam penggunaan metode tersebut.

3.3.3.3. Perkembangan Inflasi di Jawa TengahPerkembangan Inflasi di Jawa TengahPerkembangan Inflasi di Jawa TengahPerkembangan Inflasi di Jawa Tengah

Berdasarkan kelompok

barang, inflasi di wilayah kota

Semarang yang tertinggi

berada pada kelompok

Pendidikan, kelompok

Transportasi dan Komunikasi

dan kelompok Perumahan

dengan rata-rata inflasi

masing-masing sebesar

12,07%, 11,05% dan

11,03%. Sementara itu,

kecenderungan perubahan

harga yang tercermin dalam

-20

-10

0

10

20

30

40

Jan

Ma

r

Me

i

July

Sep

t

No

v

Jan

Ma

r

Me

i

Juli

Se

p

No

p

Jan

Ma

r

Me

i

Juli

Se

p

No

p

Jan

Ma

r

Me

i

Juli

Se

p

No

p

Jun

Ag

ust

Ok

t

Se

pte

mb

er

Jan

Ma

r

No

p

Jan

Ma

r

No

pe

mb

er

Me

i

Jul

Ap

r

Jun

Ag

ust

Jan

ua

ri

Se

p

No

p

Se

p

No

p

Jan

Ma

ret

Jan

Ma

r

Fe

b

Ap

r

Jun

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Umum Bahan makanan MMT Sandang Perumahan Pendidikan Kesehatan TransKom

Pre -ITF | Post-ITF

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111. Perkembangan Inflasi Kelompok Komoditas Semarang . Perkembangan Inflasi Kelompok Komoditas Semarang . Perkembangan Inflasi Kelompok Komoditas Semarang . Perkembangan Inflasi Kelompok Komoditas Semarang (yoy)(yoy)(yoy)(yoy)

Page 40: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

tingkat skewness5 secara umum menunjukkan perubahan harga yang cenderung lebih

tinggi dari rata-rata inflasi yang terjadi. Hanya terdapat dua kelompok barang yang

memperlihatkan penurunan tingkat skewness yaitu kelompok Bahan Makanan dan

kelompok Makanan Jadi, Minuman dan Tembakau. Hal ini mengindikasikan bahwa pola

kenaikan harga atau inflasi pada kedua kelompok tersebut cenderung mengarah ke

distribusi normal.

Sementara itu, kecenderungan terjadinya kenaikan harga-harga ekstrim pada

kelompok Bahan Makanan, kelompok Kesehatan dan kelompok Transportasi relatif lebih

besar. Hal tersebut tercermin dari tingkat kurtosis6 yang melebihi nilai standar tiga.

Tingkat kurtosis pada kelompok bahan makanan dan kelompok Transportasi diperkirakan

cenderung dipengaruhi oleh faktor musiman seperti siklus tanam-panen pada sektor

pertanian yang mempengaruhi tingkat supply dan ekspektasi harga komoditas pada saat

hari besar keagamaan. Untuk kelompok Kesehatan, harga obat diperkirakan sangat

mempengaruhi tingkat kurtosis pada kelompok ini. Tabel 1. Distribusi Inflasi Kelompok Komoditas Semarang (yoy)Tabel 1. Distribusi Inflasi Kelompok Komoditas Semarang (yoy)Tabel 1. Distribusi Inflasi Kelompok Komoditas Semarang (yoy)Tabel 1. Distribusi Inflasi Kelompok Komoditas Semarang (yoy)

4.4.4.4. Pengukuran Persistensi InflasiPengukuran Persistensi InflasiPengukuran Persistensi InflasiPengukuran Persistensi Inflasi

Hasil estimasi persistensi inflasi di kota

Semarang dengan menggunakan model AR

menunjukkan bahwa tingkat persistensi inflasi

umum di kota Semarang relatif tinggi, mencapai

0,86. Kondisi ini menggambarkan bahwa

perubahan harga komoditas di kota Semarang

cenderung tidak kembali ke posisi harga rata-rata.

Sedangkan hasil uji kestabilan derajat persistensi

dengan menggunakan metoda Bootstrap dan

Rolling Regression masing-masing mencapai

0,76 dan 0,84. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat persistensi inflasi kota Semarang

relatif stabil. Secara umum, waktu yang dibutuhkan untuk kembali ke harga rata-rata

adalah 6 bulan.

Berdasarkan kelompok komoditas, tingkat persistensi di kota Semarang

tergolong tinggi berkisar 0,7 hingga 0,9. Waktu yang dibutuhkan untuk kembali ke posisi

harga rata-rata pada kelompok komoditas berkisar antara 3 bulan hingga 10 bulan.

Kelompok komoditas yang memiliki tingkat persistensi tertinggi dan relatif stabil adalah

kelompok Makanan jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau (MMT) sebesar 0,91 dengan

waktu kembali ke harga rata-rata sebesar 9,5 bulan.

5 Skewness digunakan untuk mengukur kesimetrisan distribusi data di sekitar rata-rata. Skewness yang positif

menunjukkan banyak data yang mengelompok ke ujung distribusi sebelah kanan (skewed to the right), dan sebaliknya. 6 Kurtosis mengukur ketinggian atau ketebalan suatu distribusi data. Semakin banyak angka ekstrim yang

jauh dari rata-rata maka semakin tinggi pula nilai kurtosis. Nilai kurtosis untuk distribusi normal adalah 3. Jika kurtosis melebihi 3 maka semakin banyak angka esktrim sehingga puncak distribusi lebih tinggi dari normal, dan sebaliknya.

Indikator Bahan Makanan MMT Sandang Perumahan Pendidikan Kesehatan TransKom

Mean 7.70 9.46 6.33 11.03 12.07 3.75 11.05

Median 8.69 9.3 5.83 9.78 11.77 3.22 8.14

Maximum 19.27 18.23 13.65 22.49 19.95 12.1 39.43

Minimum -11.58 1.23 -0.45 2.78 4.52 0.48 -0.64

Std. Dev. 6.50 4.51 3.34 5.55 3.64 2.55 10.59

Skewness -0.74 -0.17 0.13 0.49 0.45 1.41 1.04

Kurtosis 3.84 2.09 2.17 2.07 2.37 4.26 3.34

0 2 4 6 8 10 12

Bahan Makanan

MMT

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

TransKom

Grafik 2. Estimasi Waktu Kelompok

Komoditas

Page 41: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Untuk mengetahui tingkat persistensi secara lebih mendalam maka diperlukan

estimasi tingkat persistensi pada tiap komoditas. Penentuan komoditas yang digunakan

dalam perhitungan persistensi inflasi berdasarkan pada bobot komoditas terhadap inflasi.

Pada periode sampel penelitian, terdapat 40 komoditas yang memiliki porsi 56,57%

terhadap keseluruhan inflasi.

Hasil estimasi persistensi

inflasi menunjukkan bahwa

komoditas secara umum juga

menunjukkan tingkat persistensi

inflasi yang relatif tinggi,

berkisar antara 0,4 hingga 0,9

dengan waktu kembali ke harga

rata-rata berkisar 1 bulan

hingga 13 bulan. Komoditas

yang memiliki tingkat

persistensi inflasi tertinggi dan

konsisten adalah beras sebesar

0,91. Sedangkan komoditas

yang memiliki tingkat persistensi inflasi terendah adalah tomat sayur sebesar 0,48.

OLS BootstrapRolling

Regresion

21 Sewa Rumah 0.91 0.76 0.82

22 SLTA 0.91 0.51 0.52

23 Gula Pasir 0.87 0.55 1.07

24 Sekolah Dasar 0.81 0.52 0.75

25 Rokok Kretek 0.90 0.52 0.80

26 Pasir 0.86 0.62 0.76

27 Soto 0.85 0.62 0.84

28 Semen 0.84 0.53 0.71

29 Emas Perhiasan 0.81 0.30 0.79

30 Telur Ayam Ras 0.85 0.28 0.51

31 Bayam 0.55 0.17 0.53

32 Batu Bata/Batu Tela 0.70 0.27 0.86

33 Pisang 0.79 0.50 0.75

34 Nangka Muda 0.55 0.16 0.46

35 Cabe Rawit 0.50 0.12 0.46

36 Tomat Sayur 0.48 0.18 0.58

37 T e h Manis 0.91 0.74 0.86

38 Tempe 0.93 0.78 0.88

39 Daging Sapi 0.92 0.62 0.80

40 Kue Kering Berminyak 0.84 0.69 0.83

No Komoditas

Full Sample

OLS BootstrapRolling

Regresion

1 Bensin 0.90 0.73 0.86

2 Angkutan Dalam Kota 0.89 0.71 0.88

3 Cabe Merah 0.66 0.55 0.65

4 Gas Elpiji 0.81 0.42 0.85

5 Beras 0.91 0.86 0.90

6 Kontrak Rumah 0.89 0.50 0.66

7 Minyak Tanah 0.91 0.74 0.87

8 Tarip Listrik 0.87 0.90 0.71

9 Rokok Kretek Filter 0.88 0.49 0.80

10 Tukang Bukan Mandor 0.84 0.61 0.66

11 Mie 0.90 0.58 0.69

12 Akademi/Perguruan Tinggi 0.77 0.63 0.69

13 Tarip Air Minum PAM 0.92 0.74 0.68

14 Upah Pembantu RT 0.93 0.54 0.69

15 Bawang Merah 0.74 0.30 0.69

16 Minyak Goreng 0.85 0.83 0.70

17 Daging Ayam Ras 0.60 0.21 0.54

18 SLTP 0.93 0.56 0.67

19 Nasi 0.92 0.75 0.88

20 Tarip Telepon 0.89 0.71 0.76

No Komoditas

Full Sample

Tabel 2. Estimasi Persistensi Inflasi Kelompok Komoditas

No.No.No.No. KomoditasKomoditasKomoditasKomoditas PorsiPorsiPorsiPorsi No.No.No.No. KomoditasKomoditasKomoditasKomoditas PorsiPorsiPorsiPorsi1 Kontrak Rumah 5.00 21 Rokok Kretek 0.92

2 Beras 4.58 22 Gas Elpiji 0.87

3 Tarip Listrik 3.61 23 Tempe 0.86

4 Angkutan Dalam Kota 3.37 24 SLTA 0.80

5 Tukang Bukan Mandor 3.26 25 Telur Ayam Ras 0.79

6 Bensin 2.70 26 Pasir 0.78

7 Rokok Kretek Filter 2.21 27 SLTP 0.77

8 Nasi 2.14 28 Daging Sapi 0.73

9 Tarip Telepon 2.07 29 Soto 0.69

10 Mie 2.03 30 Sekolah Dasar 0.66

11 Akademi/Perguruan Tinggi 1.83 31 Pisang 0.64

12 Upah Pembantu RT 1.75 32 Emas Perhiasan 0.59

13 Minyak Tanah 1.66 33 Batu Bata/Batu Tela 0.54

14 Daging Ayam Ras 1.61 34 T e h Manis 0.51

15 Tarip Air Minum PAM 1.49 35 Cabe Merah 0.40

16 Minyak Goreng 1.31 36 Bawang Merah 0.37

17 Sewa Rumah 1.26 37 Bayam 0.34

18 Semen 1.09 38 Nangka Muda 0.12

19 Kue Kering Berminyak 1.06 39 Tomat Sayur 0.09

20 Gula Pasir 1.01 40 Cabe Rawit 0.06

56.5756.5756.5756.57TotalTotalTotalTotal

Tabel 4. Estimasi Persistensi Inflasi Komoditas

Tabel 4.5. Estimasi Persistensi Inflasi Pre dan Post ITF

OLS BootstrapRolling

Regresion

A. Umum 0.86 0.76 0.84

B.

1 Bahan Makanan 0.88 0.76 0.80

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.91 0.85 0.89

3 Perumahan 0.90 0.75 0.72

4 Sandang 0.84 0.80 0.90

5 Kesehatan 0.91 0.85 0.72

6 Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 0.72 0.63 0.66

7 Transport & Komunikasi 0.90 0.77 0.88

Komoditas

Full Sample

Kelompok Komoditi

No

Page 42: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Terkait dengan penerapan

kebijakan ITF, maka dalam penelitian ini

sampel data akan dibagi menjadi dua

periode yaitu Pre-ITF dan pasca ITF.

Hasil estimasi menunjukkan bahwa

secara umum tingkat persistensi inflasi

di kota Semarang pada periode paska

penerapan ITF (0,83) relatif lebih kecil

dibandingkan dengan derajat

persistensi inflasi pada periode sebelum

penerapan ITF (0,85). Apabila dicermati

secara lebih mendalam, terdapat

penurunan derajat persistensi inflasi

inflasi di kota Semarang, baik pada

kelompok komoditas maupun komoditas.

Seperti yang telah diutarakan sebelumnya bahwa kelompok komoditas Makanan Jadi,

Minuman, Rokok dan Tembakau (MMT) merupakan kelompok komoditas yang secara

umum memiliki derajat persistensi inflasi yang terbesar. Namun pada periode pasca ITF,

derajat persistensi inflasi pada kelompok ini mengalami penurunan dari 0,92 pada masa

pre-ITF menjadi 0,88 pada masa pasca ITF. Penurunan tersebut dikarenakan sebagian

besar komoditas pada kelompok ini mengalami penurunan derajat persistensi inflasi yang

antara lain komoditas rokok kretek filter, mie, nasi, soto, teh manis dan kue kering

berminyak. Sedangkan derajat persistensi inflasi komoditas rokok kretek relatif stabil pada

kedua masa tersebut.

OLS BootstrapRolling

RegresionOLS Bootstrap

Rolling

RegresionOLS Bootstrap

Rolling

RegresionOLS Bootstrap

Rolling

Regresion

A. Umum 0.85 0.81 0.78 0.83 0.80 0.85 16 Minyak Goreng 0.79 0.49 0.70 0.77 0.61 0.75

B. 17 Daging Ayam Ras 0.55 0.16 0.51 0.67 0.24 0.65

1 Bahan Makanan 0.86 0.82 0.80 0.75 0.72 0.62 18 SLTP 0.89 0.70 0.86 0.53 0.15 0.53

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.92 0.89 0.83 0.88 0.73 0.81 19 Nasi 0.90 0.70 0.89 0.82 0.54 0.82

3 Perumahan 0.88 0.85 0.65 0.87 0.81 0.90 20 Tarip Telepon 0.87 0.66 0.87 n.a n.a n.a

4 Sandang 0.80 0.74 0.72 0.84 0.80 0.82 21 Sewa Rumah 0.89 0.70 0.86 0.76 0.32 0.77

5 Kesehatan 0.90 0.85 0.85 0.91 0.37 0.94 22 SLTA 0.87 0.68 0.78 0.84 0.63 0.75

6 Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 0.83 0.83 0.39 0.65 0.27 0.63 23 Gula Pasir 0.85 0.79 0.84 0.87 0.85 0.85

7 Transport & Komunikasi 0.88 0.68 0.87 0.91 0.74 0.90 24 Sekolah Dasar 0.78 0.79 0.73 0.78 0.76 0.80

C. 25 Rokok Kretek 0.92 0.83 0.85 0.92 0.81 0.79

1 Bensin 0.85 0.79 0.80 0.89 0.71 0.89 26 Pasir 0.76 0.43 0.63 0.92 0.76 0.91

2 Angkutan Dalam Kota 0.88 0.69 0.87 0.91 0.74 0.90 27 Soto 0.86 0.64 0.83 0.75 0.41 0.75

3 Cabe Merah 0.64 0.54 0.51 0.60 0.57 0.77 28 Semen 0.86 0.31 0.84 0.90 0.89 0.62

4 Gas Elpiji 0.85 0.60 0.83 0.71 0.28 0.73 29 Emas Perhiasan 0.68 0.31 0.68 0.78 0.53 0.21

5 Beras 0.91 0.76 0.86 0.89 0.69 0.90 30 Telur Ayam Ras 0.78 0.24 0.53 0.76 0.40 0.72

6 Kontrak Rumah 0.92 0.52 0.53 0.62 0.65 0.70 31 Bayam 0.57 0.18 0.44 0.41 0.06 0.43

7 Minyak Tanah 0.85 0.61 0.78 0.92 0.75 0.91 32 Batu Bata/Batu Tela 0.87 0.44 0.83 0.81 0.76 0.87

8 Tarip Listrik 0.95 0.85 0.94 n.a n.a n.a 33 Pisang 0.83 0.56 0.77 0.63 0.23 0.58

9 Rokok Kretek Filter 0.89 0.50 0.52 0.80 0.54 0.64 34 Nangka Muda 0.52 0.13 0.45 0.67 0.28 0.63

10 Tukang Bukan Mandor 0.92 0.68 0.52 0.40 0.06 0.63 35 Cabe Rawit 0.55 0.56 0.45 0.67 0.08 0.28

11 Mie 0.93 0.81 0.92 0.64 0.33 0.93 36 Tomat Sayur 0.50 0.23 0.76 0.29 0.00 0.22

12 Akademi/Perguruan Tinggi 0.81 0.53 0.74 0.15 -0.02 0.15 37 T e h Manis 0.91 0.74 0.88 0.90 0.70 0.86

13 Tarip Air Minum PAM 0.91 0.74 0.93 n.a n.a n.a 38 Tempe 0.93 0.79 0.88 0.94 0.75 0.99

14 Upah Pembantu RT 0.88 0.48 0.63 0.75 0.44 0.81 39 Daging Sapi 0.92 0.65 0.95 0.88 0.66 0.89

15 Bawang Merah 0.66 0.22 0.45 0.83 0.57 0.85 40 Kue Kering Berminyak 0.84 0.74 0.79 0.68 0.30 0.67

Komoditi

No Komoditas

Derajat Persistensi Inflasi Kota Semarang

Pre-ITF Pasca-ITF

Kelompok Komoditi

No Komoditas

Derajat Persistensi Inflasi Kota Semarang

Pre-ITF Pasca-ITF

0 2 4 6 8 10 12 14

Bensin

Angkutan Dalam Kota

Cabe Merah

Gas Elpiji

Beras

Kontrak Rumah

Minyak Tanah

Tarip Listrik

Rokok Kretek Filter

Tukang

Mie

Perguruan Tinggi

PAM

Upah PRT

Bawang Merah

Minyak Goreng

Daging Ayam Ras

SLTP

Nasi

Tarip Telepon

Sewa Rumah

SLTA

Gula Pasir

Sekolah Dasar

Rokok Kretek

Pasir

Soto

Semen

Emas Perhiasan

Telur Ayam Ras

Bayam

Batu Bata/Batu Tela

Pisang

Nangka Muda

Cabe Rawit

Tomat Sayur

T e h Manis

Tempe

Daging Sapi

Kue Kering

Grafik 3. Estimasi Waktu Komoditas

Tabel 5. Estimasi Persistensi Inflasi Komoditas Pre dan Post ITF

Page 43: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Sejalan dengan penurunan derajat

persistensi inflasi, waktu yang

dibutuhkan untuk kembali ke harga

rata-rata pada periode pasca ITF (5

bulan) secara umum juga menunjukkan

penurunan dibandingkan periode pre ITF

(6 bulan) sebesar 1 bulan. Pada

kelompok komoditas, terdapat dua

kelompok yang memiliki waktu

penyesuaian pada periode pasca ITF

lebih besar dari pada periode pre ITF

yaitu kelompok Kesehatan dan

kelompok Transportasi dan Komunikasi

(Transkom). Untuk kelompok Transkom,

kondisi tersebut dipengaruhi oleh

komoditas bensin dan tarif angkutan

dalam kota, dimana derajat persistensi

inflasi kedua komoditas tersebut

mengalami kenaikan dari 0,85 (bensin)

dan 0,88 (angkot) pada periode pre

ITF menjadi 0,89 dan 0,91 pada

periode paska ITF. Walaupun kenaikan derajat persistensi inflasi pada kedua komoditas

tersebut tidak signifikan, namun bobotnya terhadap inflasi relatif tinggi sebesar 2,7

(bensin) dan 3,37 (angkutan dalam kota).

5.5.5.5. Konvergensi InflasiKonvergensi InflasiKonvergensi InflasiKonvergensi Inflasi

Untuk mengetahui keseragaman perilaku inflasi antara kota Semarang dengan

nasional dan kota lain yang terdekat maka perlu dilakukan pengujian konvergensi inflasi.

Dengan mengadopsi metodologi yang digunakan oleh Kocenda dan Papell (1997),

diperoleh hasil bahwa perilaku inflasi di kota Semarang relatif konvergen dengan perilaku

inflasi di kota lain dan nasional. Kondisi tersebut juga berlaku pada periode sebelum

maupun setelah diberlakukannya ITF. Perilaku inflasi yang relatif konvergen tersebut juga

diperkuat oleh pernyataan Ben-David (1996), dimana untuk mengetahui adanya indikasi

perilaku inflasi yang konvergen maka nilai koefisien konvergensi harus lebih kecil dari

pada 1. Apabila koefisien konvergensi lebih besar dari pada 1 maka perilaku inflasi

cenderung divergen.

Perilaku inflasi yang cenderung konvergen pada tiap kota tersebut tidak terlepas

dari aliran komoditas yang digunakan dalam kegiatan ekonomi yang tergambar dalam

tabel input output (IO). Dikarenakan tabel IO yang tersedia untuk lingkup provinsi, maka

pendekatan analisis kota Semarang menggunakan data tabel IO yang tersedia.

Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan invers matriks (I-A) dari tabel IO

Antar Provinsi Harga Produsen tahun 2005 dapat diketahui bahwa secara umum, tingkat

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Bensin

Angkot

Cabe Merah

Gas Elpiji

Beras

Kontrak Rumah

Minyak Tanah

Rokok Kretek Filter

Tukang

Mie

Perguruan Tinggi

Upah PRT

Bawang Merah

Minyak Goreng

Daging Ayam Ras

SLTP

Nasi

Sewa Rumah

SLTA

Gula Pasir

Sekolah Dasar

Rokok Kretek

Pasir

Soto

Semen

Emas Perhiasan

Telur Ayam Ras

Bayam

Batu Bata

Pisang

Nangka Muda

Cabe Rawit

Tomat Sayur

T e h Manis

Tempe

Daging Sapi

Kue Kering

pasca ITF pre ITF

Sampel Nasional Jakarta Bandung Purwokerto Surakarta Tegal Yogyakarta Surabaya

Full Sample 0.80 0.80 0.87 0.90 0.83 0.87 0.87 0.75

Pre- ITF 0.78 0.79 0.86 0.86 0.83 0.70 0.70 0.74

Paska ITF 0.76 0.76 0.88 0.92 0.92 0.71 0.71 0.82

0 2 4 6 8 10 12

Bahan

Makanan

MMT

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

TransKom

pasca ITF pre ITF

Grafik 4. Estimasi Waktu Persistensi Inflasi Pre dan Post ITF

Tabel 4.6. Estimasi Konvergensi Inflasi

Page 44: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

keterkaitan provinsi Jawa Tengah dengan

provinsi lain relatif tinggi. Keterkaitan provinsi

Jawa Tengah yang terbesar adalah terhadap

provinsi Jawa Barat dan Jakarta yang masing-

masing sebesar Rp. 37.512,98 dan Rp. 15.557,57.

Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan 1

unit uang di provinsi Jawa Barat dan Jakarta akan

memberikan pengaruh kepada provinsi lain,

termasuk juga provinsi Jawa Barat dan Jakarta, sebesar 37.512,98 dan 15.557,57 unit

uang. Apabila dikaitkan dengan perilaku inflasi di wilayah Jawa Tengah, khususnya di

kota Semarang maka secara tidak langsung perilaku inflasi di wilayah kota Semarang juga

dipengaruhi oleh kedua provinsi tersebut, dimana aliran supply-demand berbagai

komoditas dari Jawa Tengah ke Jawa Barat dan Jakarta maupun sebaliknya relatif besar.

6.6.6.6. Penyebab Persistensi Inflasi DaerahPenyebab Persistensi Inflasi DaerahPenyebab Persistensi Inflasi DaerahPenyebab Persistensi Inflasi Daerah

Salah satu pendekatan yang

digunakan untuk mengetahui

penyebab persistensi inflasi di

wilayah Semarang adalah dengan

menggunakan model Hybrid New

Keynesian Philips Curve (NKPC).

Dalam metode pendekatan NKPC

ini, terlebih dahulu ditentukan

beberapa alternatif variabel regional yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi

tingkat inflasi. Hasil estimasi menunjukkan hasil bahwa secara umum perilaku inflasi di

wilayah Semarang cenderung bersifat backward looking terlihat dari signifikansi dan nilai

koefisien estimasi yang dihasilkan. Kondisi ini menunjukkan ekspektasi masyarakat

terhadap inflasi masih dipengaruhi oleh nilai inflasi periode sebelumnya. Perilaku yang

cenderung bersifat backward looking ini diperkirakan mempengaruhi keberhasilan

implementasi kebijakan ITF yang lebih bersifat forward looking.

7.7.7.7. Dampak Persistensi Inflasi Daerah Terhadap Perekonomian DaerahDampak Persistensi Inflasi Daerah Terhadap Perekonomian DaerahDampak Persistensi Inflasi Daerah Terhadap Perekonomian DaerahDampak Persistensi Inflasi Daerah Terhadap Perekonomian Daerah

Berdasarkan uraian di atas, derajat persistensi inflasi di Semarang relatif cukup

tinggi. Kondisi tersebut salah satunya diperkirakan karena jalur distribusi yang cukup

panjang dan kompleks. Terkait dengan jalur distribusi ini, penelitian sebelumnya yang

membahas jalur distribusi 10 komoditas penyumbang inflasi terbesar di Jawa Tengah

menunjukkan bahwa karakteristik produk sangat menentukan panjang pendeknya rantai

distribusi yang harus dilewati oleh sebuah komoditas.

Sebagai contoh, pada penelitian tersebut komoditas beras memiliki jalur distribusi

4 tingkat. Hal ini mengindikasikan bahwa rantai distribusi dari produsen sampai pada

konsumen sebagai pengguna akhir harus melewati distributor besar, Distributor/pedagang

pasar serta warung dan kios. Dalam proses pembentukan harga beras sampai pada

konsumen akhir, panjang dan pendeknya jalur distribusi memiliki pengaruh yang

signifikan. Hal tersebut tercermin pada harga akhir di konsumen mengacu pada jalur

terpanjang. Sehingga, meskipun dimungkinkan terdapat pemangkasan jalur distribusi oleh

pihak yang terlibat dalam tata niaga, harga di konsumen relatif sama dengan harga jalur

terpanjangnya.

Provinsi Keterkaitan

Jakarta 15.557,57

Jawa Barat 37.512,98

Jawa Tengah 391,24

DIY 83,57

Jawa Timur 2.401,09

Tabel 4.7. Estimasi Keterkaitan antar

Provinsi (Rp.)

Source SS df MS Number of obs = 26

F( 4, 21) = 9.18

Model 235.1099 4 58.8 Prob > F = 0.0002

Residual 134.4741 21 6.4 R-squared = 0.6361

Adj R-squared = 0.5668

Total 369.584 25 14.8 Root MSE = 2.5305

inflasi Coef. Std. Err. t P>t [95% Conf. Interval]

inflasi

L1. 0.484165 .1494137 3.24 0.004 0.1734416 0.794887

F1. 0.409343 .1366447 3.00 0.007 0.1251748 0.693511

og 52.15417 35.34535 1.48 0.155 -21.35052 125.6589

residual2 0.011967 .6307677 0.02 0.985 -1.299786 1.323721

_cons 1.162299 1.487268 0.78 0.443 -1.930645 4.255243

Page 45: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kebijakan yang telah dilakukan terkait pengendalian harga yang dilakukan

pemerintah daerah antara lain kebijakan subsidi, operasi pasar, pembangunan Sub

Terminal Agribisnis (STA) dan pendirian Tim Pengendalian Inflasi Daerah yang bekerja

sama dengan Bank Indonesia. Intervensi lain pemerintah dalam pengendalian harga

adalah melalui pengaturan tata niaga yang dalam hal ini hanya gula dan beras saja yang

diatur. Pengaturan tata Tata niaga gula terkait dengan alokasi gula lokal dan impor. Gula

rafinasi tidak boleh masuk pasar karena hanya untuk keperluan industri, karena memiliki

pengaruh terhadap gula petani. Sedang untuk beras, untuk menjaga ketersediaan beras

maka ada pengaturan tidak diperkenankan mengekspor beras 2 bulan sebelum panen

dan 2 bulan setelah panen. Untuk beras juga ditetapkan harga dasarnya dengan instruksi

Presiden.

♦♦♦

Page 46: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 32

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 47: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 33

Bab 3 Perkembangan Perbankan

Secara umum, kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR) di Provinsi Jawa Tengah pada

triwulan III-2010 cukup baik dan menunjukkan perkembangan yang relatif stabil.

Indikator-indikator utama kinerja perbankan yaitu total aset, dana pihak ketiga (DPK)

yang dihimpun, kredit yang diberikan, serta Loan to Deposits Ratio (LDR) pada triwulan ini

menunjukkan pertumbuhan positif. Sementara itu, kualitas kredit yang disalurkan semakin

membaik, yang tercermin dari stabilnya Non Performing Loans (NPLs) Gross. Penyaluran

kredit perbankan di Jawa Tengah sampai dengan triwulan III-2010 meningkat, demikian

pula dengan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Perkembangan tersebut diikuti

dengan kegiatan intermediasi perbankan di Jawa Tengah yang relatif meningkat

sebagaimana ditunjukkan oleh peningkatan LDR. Sementara itu, rasio gross Non

Performing Loan (NPL) tetap terkendali di bawah 5%. Penyaluran kredit mikro, kecil dan

menengah (MKM) di Jawa Tengah masih bertumbuh pada triwulan ini.

Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan intermediasi perbankan Jawa Tengah (Bank Umum dan BPR) yang intermediasi perbankan Jawa Tengah (Bank Umum dan BPR) yang intermediasi perbankan Jawa Tengah (Bank Umum dan BPR) yang intermediasi perbankan Jawa Tengah (Bank Umum dan BPR) yang

tercermin dari Loan to tercermin dari Loan to tercermin dari Loan to tercermin dari Loan to Deposit Deposit Deposit Deposit Ratio Ratio Ratio Ratio (LDR)(LDR)(LDR)(LDR) umumnya relatif stabil, walaupun seumumnya relatif stabil, walaupun seumumnya relatif stabil, walaupun seumumnya relatif stabil, walaupun sedikit dikit dikit dikit

terjadi perlambatan padaterjadi perlambatan padaterjadi perlambatan padaterjadi perlambatan pada penyaluran kreditpenyaluran kreditpenyaluran kreditpenyaluran kredit. . . . Pada triwulan III-2010, LDR Perbankan di

Jawa Tengah mencapai 95,29%, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan

triwulan II-2010 yang sebesar 93,96%. Peningkatan LDR tersebut disebabkan oleh

peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit pada triwulan laporan dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan, kredit tumbuh sebesar 19,06% (yoy),

meningkat tipis jika dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 18,98%

(yoy). Peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit terjadi baik di bank umum maupun

BPR. Senada dengan penyaluran kredit, penghimpunan DPK pada triwulan laporan

menunjukkan pertumbuhan sebesar 14,44% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 13,46% (yoy). Tabel 3.1.Tabel 3.1.Tabel 3.1.Tabel 3.1.

Perkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum & BPR) Perkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum & BPR) Perkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum & BPR) Perkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum & BPR) Di Provinsi Jawa Tengah (Di Provinsi Jawa Tengah (Di Provinsi Jawa Tengah (Di Provinsi Jawa Tengah (TriliunTriliunTriliunTriliun Rp)Rp)Rp)Rp)

Sumber: LBU dan LBPR, Bank Indonesia

yoy qtq

Total Asset - Total 107.388 111.812 113.259 116.051 121.918 125.830 129.543 138.145 143.488 17,69% 3,87%

a. Total Asset - Bank Umum 99.993 103.922 105.161 107.844 113.088 116.642 120.155 128.393 133.270 17,85% 3,80%

b. Total Asset - BPR 7.395 7.889 8.097 8.207 8.551 9.188 9.388 9.752 10.218 19,49% 4,77%

DPK - Total 81.183 86.140 90.139 92.260 93.852 97.661 99.556 104.680 107.403 14,44% 2,60%

a. DPK - Bank Umum 76.113 80.681 84.453 86.474 87.657 91.213 92.869 97.853 100.333 14,46% 2,53%

b. DPK - BPR 5.070 5.459 5.686 5.786 5.982 6.449 6.687 6.827 7.070 18,18% 3,56%

Kredit - Total 77.042 79.331 79.835 82.670 85.961 90.214 92.060 98.362 102.348 19,06% 4,05%

a. Kredit - Bank Umum 70.668 72.907 73.099 75.610 78.452 82.814 84.371 90.241 93.967 19,78% 4,13%

b. Kredit - BPR 6.374 6.424 6.736 7.060 7.275 7.400 7.689 8.121 8.381 15,20% 3,20%

LDR - Perbankan (%) 94,90 92,10 88,57 89,61 91,59 92,37 92,47 93,96 95,29

a. LDR - Bank Umum (%) 92,85 90,37 86,56 87,44 89,50 90,79 90,85 92,22 93,66

b. LDR - BPR (%) 125,71 117,66 118,46 122,01 121,61 114,74 114,97 117,00 118,54

NPL -Perbankan (%) 3,23 2,94 4,17 3,87 3,37 2,90 3,02 2,86 2,75

a. NPL - Bank Umum (%) 2,64 2,39 3,70 3,41 2,83 2,41 2,52 2,34 2,21

b. NPL - BPR (%) 9,78 9,26 9,30 8,75 9,27 8,38 8,57 8,47 8,98

IV-09IV-09IV-09IV-09 I-10I-10I-10I-10 II-10II-10II-10II-10 III-10III-10III-10III-10GROWTH

1

2

NONONONO I N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O R III-08III-08III-08III-08 IV-08IV-08IV-08IV-08 I-09I-09I-09I-09 II-09II-09II-09II-09 III-09III-09III-09III-09

3

4

5

Page 48: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

3.1. 3.1. 3.1. 3.1. Intermediasi Bank UmumIntermediasi Bank UmumIntermediasi Bank UmumIntermediasi Bank Umum

Performa intermediasi bank umum di JaPerforma intermediasi bank umum di JaPerforma intermediasi bank umum di JaPerforma intermediasi bank umum di Jawa Tengah cukup baikwa Tengah cukup baikwa Tengah cukup baikwa Tengah cukup baik, hal ini , hal ini , hal ini , hal ini

ditunjukkan dengan meningkatnya ditunjukkan dengan meningkatnya ditunjukkan dengan meningkatnya ditunjukkan dengan meningkatnya Loan to Deposit RatioLoan to Deposit RatioLoan to Deposit RatioLoan to Deposit Ratio (LDR) menjadi 93,66%(LDR) menjadi 93,66%(LDR) menjadi 93,66%(LDR) menjadi 93,66%. . . .

Kredit yang disalurkan oleh bank umum di Jawa Tengah mengalami pertumbuhan yang

cukup tinggi yaitu sebesar 19,78% (yoy) dan mengalami peningkatan dibandingkan

triwulan sebelumnya. Sementara itu penghimpunan DPK tumbuh sebesar 14,46% (yoy).

Tabel 3.2. Perkembangan Beberapa Indikator Bank Umum di Prov. Jawa TengahTabel 3.2. Perkembangan Beberapa Indikator Bank Umum di Prov. Jawa TengahTabel 3.2. Perkembangan Beberapa Indikator Bank Umum di Prov. Jawa TengahTabel 3.2. Perkembangan Beberapa Indikator Bank Umum di Prov. Jawa Tengah

Sumber: LBU, Bank Indonesia

3.1.1. 3.1.1. 3.1.1. 3.1.1. Penghimpunan Dana MasyarakatPenghimpunan Dana MasyarakatPenghimpunan Dana MasyarakatPenghimpunan Dana Masyarakat

Pertumbuhan penghimpPertumbuhan penghimpPertumbuhan penghimpPertumbuhan penghimpunan unan unan unan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum di Jawa Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum di Jawa Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum di Jawa Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum di Jawa

Tengah Tengah Tengah Tengah mengalami peningkatanmengalami peningkatanmengalami peningkatanmengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnyadibandingkan dengan triwulan sebelumnyadibandingkan dengan triwulan sebelumnyadibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Secara

tahunan, posisi DPK yang berhasil dihimpun bank umum di Jawa Tengah pada triwulan III-

2010 mengalami pertumbuhan sebesar 14,46% (yoy) menjadi Rp100,33 triliun,

mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar

13,16% (yoy). Berdasarkan jenis simpanan, perbankan di Jawa Tengah berhasil

menghimpun DPK baik giro, tabungan, dan deposito dengan pertumbuhan masing-

masing sebesar 12,45% (yoy), 18,87% (yoy), dan 10,08% (yoy) (Grafik(Grafik(Grafik(Grafik 3.1)3.1)3.1)3.1). Namun

demikian, secara triwulanan, penghimpunan DPK bank umum di Jawa Tengah, khususnya

jenis simpanan Giro mengalami kontraksi sebesar -2,65% (qtq). Kontraksi pertumbuhan

Giro pada triwulan III-2010 antara lain disebabkan oleh realisasi pembayaran proyek-

proyek pemerintah mendekati akhir tahun anggaran, pembayaran pergi naik haji

masyarakat dan pembayaran pajak. Sementara itu, berdasarkan komponen DPK, jenis

simpanan Tabungan masih memiliki proporsi tertinggi yaitu sebesar 47,16 % dari

keseluruhan DPK, diikuti oleh deposito sebesar 36,62% dan giro sebesar 16,22% (Grafik(Grafik(Grafik(Grafik

3.2).3.2).3.2).3.2).

Grafik 3.1 Pertumbuhan DPK Bank Umum di Grafik 3.1 Pertumbuhan DPK Bank Umum di Grafik 3.1 Pertumbuhan DPK Bank Umum di Grafik 3.1 Pertumbuhan DPK Bank Umum di

Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Grafik 3.2 Perkembangan Komponen DPK Grafik 3.2 Perkembangan Komponen DPK Grafik 3.2 Perkembangan Komponen DPK Grafik 3.2 Perkembangan Komponen DPK

Bank Umum per Jenis SimpananBank Umum per Jenis SimpananBank Umum per Jenis SimpananBank Umum per Jenis Simpanan

Unit

III IV I II III IV I II III

DPK Nominal Rp Triliun 76.113 80.681 84.453 86.474 87.657 91.213 92.869 97.853 100.333

Growth % yoy 12,52 15,10 20,84 17,32 15,17 13,05 9,96 13,16 14,46

Kredit Nominal Rp Triliun 70.668 72.907 73.099 75.610 78.452 82.814 84.371 90.241 93.967

Growth % yoy 29,63 27,87 25,01 15,60 11,02 13,59 15,42 19,35 19,78

LDR % 92,85 90,37 86,56 87,44 89,50 90,79 90,85 92,22 93,66

NPL % 2,64 2,39 3,70 3,41 2,83 2,41 2,52 2,34 2,29

Uraian

2008 2009 2010

-20.00%

-10.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

I II III IV I II III IV I II III

2008 2009 2010

% YOY

Deposito Giro Tabungan

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

III IV I II III IV I II III

2009 2010

Triliun RpGiro Tabungan Deposito

Page 49: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Menurut golongan pemilik, DPK milik golongan perseorangan masih memiliki

proporsi tertinggi dalam keseluruhan penghimpunan DPK yaitu sebesar 76,26% (Grafik(Grafik(Grafik(Grafik

3.3)3.3)3.3)3.3). Sementara itu, pertumbuhan DPK milik golongan lainnya (Pemerintah Pusat, BUMN,

BUMD, Perusahaan Pembiayaan, Dana Pensiun, Perusahaan Reksadana, Koperasi, dll)

mencatat pertumbuhan yang tertinggi yaitu sebesar 22,92% (yoy), diikuti DPK milik

perorangan yang tumbuh 12,60% (yoy). DPK untuk Pemerintah Daerah mengalami

kontraksi pertumbuhan sebesar 1,81% (yoy) yang disebabkan oleh berkurangnya

deposito pemerintah daerah di perbankan yang turun 11,91% (yoy). Hal ini disebabkan

oleh banyaknya realisasi dan pembayaran proyek-proyek pemerintah daerah menjelang

akhir tahun, sehingga mengharuskan pemda untuk menarik simpanannya di perbankan

(G(G(G(Grafikrafikrafikrafik 3.3.3.3.4444).).).).

3.1.2 Penyaluran Kredit3.1.2 Penyaluran Kredit3.1.2 Penyaluran Kredit3.1.2 Penyaluran Kredit

Perkembangan kredit bank umum di Jawa Tengah selama triwulan IIIPerkembangan kredit bank umum di Jawa Tengah selama triwulan IIIPerkembangan kredit bank umum di Jawa Tengah selama triwulan IIIPerkembangan kredit bank umum di Jawa Tengah selama triwulan III----2010 2010 2010 2010

tumbuh cukup baik. tumbuh cukup baik. tumbuh cukup baik. tumbuh cukup baik. Secara tahunan, pertumbuhan kredit pada triwulan III-2010

mencapai 19,78% (yoy), sedikit meningkat jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit

pada triwulan II-2010 yang sebesar 19,35% (yoy) (Grafik 3.5.)(Grafik 3.5.)(Grafik 3.5.)(Grafik 3.5.). Berdasarkan jenis Berdasarkan jenis Berdasarkan jenis Berdasarkan jenis

penggunaannya, penggunaannya, penggunaannya, penggunaannya, semua jenis kredit menunjukkan pertumbuhan yang cukup semua jenis kredit menunjukkan pertumbuhan yang cukup semua jenis kredit menunjukkan pertumbuhan yang cukup semua jenis kredit menunjukkan pertumbuhan yang cukup

signifikansignifikansignifikansignifikan.... Pada triwulan III-2010, pertumbuhan kredit tertinggi dicatatkan oleh kredit

investasi yang tumbuh sebesar 29,93% (yoy), disusul kredit modal kerja sebesar 16,70%

(yoy) dan kredit konsumsi sebesar 22,38% (yoy). Pertumbuhan kredit yang cukup

menggembirakan ini diindikasikan oleh banyaknya permintaan kredit dari masyarakat

seiring dengan telah cukup kondusifnya situasi perekonomian di Jawa Tengah (Grafik (Grafik (Grafik (Grafik

3.63.63.63.6.,.,.,., 3.7. dan3.7. dan3.7. dan3.7. dan 3.83.83.83.8....)))). Dari komposisi kepemilikan kredit yang disalurkan bank umum di

Jawa Tengah, porsi terbesar dicatat oleh kredit perseorangan yang mencapai 70% dari

keseluruhan kredit yang disalurkan, disusul oleh kredit kepada yayasan/badan

sosial/organisasi dan lembaga keuangan koperasi.

Grafik 3.3 Pertumbuhan DPK per Golongan Grafik 3.3 Pertumbuhan DPK per Golongan Grafik 3.3 Pertumbuhan DPK per Golongan Grafik 3.3 Pertumbuhan DPK per Golongan

PemilikPemilikPemilikPemilik

Grafik 3.4 Komposisi Kepemilikan Grafik 3.4 Komposisi Kepemilikan Grafik 3.4 Komposisi Kepemilikan Grafik 3.4 Komposisi Kepemilikan DPK Bank DPK Bank DPK Bank DPK Bank

Umum di Jawa TengahUmum di Jawa TengahUmum di Jawa TengahUmum di Jawa Tengah

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

III IV I II III IV I II III*

2009 2010

Pemda Perush. Swasta Perorangan Lainnya

-30,00%

-20,00%

-10,00%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

-40,00%

-20,00%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

I II III IV I II III* IV I II III**

2008 2009 2010

Growth (yoy)Growth (yoy)

Perusahaan Swasta Lainnya Pemerintah Daerah Perorangan

Page 50: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

Secara sektoral kredit yang disalurkan terkonsentrasi pada sektor lainnya Secara sektoral kredit yang disalurkan terkonsentrasi pada sektor lainnya Secara sektoral kredit yang disalurkan terkonsentrasi pada sektor lainnya Secara sektoral kredit yang disalurkan terkonsentrasi pada sektor lainnya

(konsumtif), sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR), dan (konsumtif), sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR), dan (konsumtif), sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR), dan (konsumtif), sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR), dan sektor industri sektor industri sektor industri sektor industri

pengolahan masingpengolahan masingpengolahan masingpengolahan masing----masing dengan pangsa sebesar masing dengan pangsa sebesar masing dengan pangsa sebesar masing dengan pangsa sebesar 42,0242,0242,0242,02%, %, %, %, 30,7530,7530,7530,75%, dan %, dan %, dan %, dan 11117777,,,,12121212%.%.%.%.

Secara tahunan, pertumbuhan kredit tertinggi dicapai oleh sektor jasa sosial

kemasyarakatan, sektor pengangkutan, pergudangan dan telekomunikasi dan sektor

lainnya (konsumtif) masing-masing dengan pertumbuhan sebesar 123,48% (yoy), 45,48%

(yoy), dan 39,34% (yoy). Peningkatan kredit pada sektor-sektor tersebut antara lain

disebabkan oleh datangnya musim liburan sekolah, sehingga menyebabkan banyaknya

pembiayaan yang dibutuhkan bagi usaha yang bergerak di bidang hiburan/kebudayaan,

biro perjalanan dan telekomunikasi. Namun demikian, pada triwulan ini kredit sektor

pertanian, sektor pertambangan dan sektor listrik, gas dan air mengalami kontraksi

pertumbuhan yang cukup dalam yaitu masing-masing sebesar -31,28% (yoy), -6,30% dan

-2,94% (yoy).

Grafik 3.5 Pertumbuhan Total Kredit Bank Grafik 3.5 Pertumbuhan Total Kredit Bank Grafik 3.5 Pertumbuhan Total Kredit Bank Grafik 3.5 Pertumbuhan Total Kredit Bank

Umum di Jawa TengahUmum di Jawa TengahUmum di Jawa TengahUmum di Jawa Tengah Grafik 3.6. Perkembangan Kredit Modal KerjaGrafik 3.6. Perkembangan Kredit Modal KerjaGrafik 3.6. Perkembangan Kredit Modal KerjaGrafik 3.6. Perkembangan Kredit Modal Kerja

Grafik 3.7 Perkembangan Kredit InvestasiGrafik 3.7 Perkembangan Kredit InvestasiGrafik 3.7 Perkembangan Kredit InvestasiGrafik 3.7 Perkembangan Kredit Investasi Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.8888 Perkembangan Kredit KonsumsiPerkembangan Kredit KonsumsiPerkembangan Kredit KonsumsiPerkembangan Kredit Konsumsi

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

2007 2008 2009 2010

% Miliar Rp

Kredit Modal Kerja (Miliar Rp) g (yoy) - axis kanan g (ytd) - axis kanan

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

10,000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

2007 2008 2009 2010

%Miliar Rp

Kredit Investasi (Miliar Rp) g (yoy) - axis kanan g (ytd) - axis kanan

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000

100.000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

2007 2008 2009 2010

%Miliar Rp

Total Kredit (Miliar Rp) - axis kiri g (yoy) - axis kanan g (ytd) - axis kanan

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

2007 2008 2009 2010

% Miliar Rp

Kredit Konsumsi (Miliar Rp) g (yoy) - axis kanan g (ytd) - axis kanan

Page 51: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 37

Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Berdasarkan SektoralTabel 3.3. Perkembangan Kredit Berdasarkan SektoralTabel 3.3. Perkembangan Kredit Berdasarkan SektoralTabel 3.3. Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektoral

Sumber: LBU, Bank Indonesia

Risiko kredit bank umum di Jawa Tengah mengalami Risiko kredit bank umum di Jawa Tengah mengalami Risiko kredit bank umum di Jawa Tengah mengalami Risiko kredit bank umum di Jawa Tengah mengalami penurunanpenurunanpenurunanpenurunan dari periode dari periode dari periode dari periode

sebelumnya.sebelumnya.sebelumnya.sebelumnya. Pada triwulan IIII-2010 ini risiko kredit bank umum yang salah satunya

diukur dari rasio Non Performing Loans (NPLs) ada pada level 2,21% (Grafik 3.9)(Grafik 3.9)(Grafik 3.9)(Grafik 3.9). NPL

bank umum di Jawa Tengah tersebut masih berada di level aman (di bawah 5%) sesuai

himbauan Bank Indonesia. (Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.10 dan Grafik 3.1110 dan Grafik 3.1110 dan Grafik 3.1110 dan Grafik 3.11).

I II III IV I II III

Pertanian

Level Rp Miliar 2.144 2.200 2.167 2.290 1.368 1.669 1.489

Pertumbuhan (% yoy) 7,39% 6,43% 3,39% 6,22% -36,16% -24,13% -31,28%

Pertumbuhan (% qtq) -0,56% 2,65% -1,51% 6,43% -40,24% 22,00% -10,79%

Pertambangan

Level Rp Miliar 101 89 110 105 125 122 103

Pertumbuhan (% yoy) 38,11% 36,71% 6,80% 4,61% 23,64% 35,96% -6,30%

Pertumbuhan (% qtq) 0,58% -11,26% 22,43% 18,37% 18,87% -2,42% -15,63%

Industri

Level Rp Miliar 15.453 14.904 15.708 16.702 15.094 16.362 16.089

Pertumbuhan (% yoy) 39,59% 19,43% 7,51% 7,48% -2,32% 9,78% 2,43%

Pertumbuhan (% qtq) -0,56% -3,55% 5,39% 14,14% -9,63% 8,40% -1,67%

Listrik, Gas, &Air

Level Rp Miliar 17 50 61 63 60 48 59

Pertumbuhan (% yoy) 40,21% 278,03% 491,33% 561,80% 254,69% -4,39% -2,94%

Pertumbuhan (% qtq) 75,55% 197,84% 21,20% 5,44% -5,91% -19,72% 23,04%

Konstruksi

Level Rp Miliar 1.132 1.282 1.355 1.296 1.127 1.231 1.616

Pertumbuhan (% yoy) 32,83% 6,37% 0,88% 16,76% -0,46% -4,02% 19,29%

Pertumbuhan (% qtq) 1,94% 13,31% 5,67% -6,27% -13,09% 9,25% 31,32%

PHR

Level Rp Miliar 23.344 24.986 26.019 27.764 24.850 25.654 28.892

Pertumbuhan (% yoy) 20,67% 17,56% 17,20% 19,96% 6,45% 2,67% 11,04%

Pertumbuhan (% qtq) 0,86% 7,03% 4,13% 6,46% -10,50% 3,24% 12,62%

Pengangkutan

Level Rp Miliar 845 926 910 955 975 1.739 1.324

Pertumbuhan (% yoy) 36,02% 35,26% 25,07% 13,04% 15,43% 87,74% 45,48%

Pertumbuhan (% qtq) 0,00% 9,67% -1,79% 5,08% 2,12% 78,37% -23,89%

Jasa dunia usaha

Level Rp Miliar 2.954 2.859 3.050 2.977 3.356 3.096 3.262

Pertumbuhan (% yoy) 28,44% 6,37% -1,63% -4,04% 13,59% 8,28% 6,96%

Pertumbuhan (% qtq) -4,79% -3,23% 6,68% 1,13% 12,71% -7,75% 5,38%

Jasa sos. Masy

Level Rp Miliar 719 745 737 809 961 1.700 1.648

Pertumbuhan (% yoy) 18,70% 9,75% 8,26% 8,91% 33,62% 128,26% 123,48%

Pertumbuhan (% qtq) -3,19% 3,54% -0,98% 13,06% 18,78% 76,88% -3,05%

Lainnya

Level Rp Miliar 26.391 27.568 28.336 29.853 36.456 38.620 39.485

Pertumbuhan (% yoy) 22,19% 13,59% 9,84% 14,13% 38,14% 40,09% 39,34%

Pertumbuhan (% qtq) 0,90% 4,46% 2,79% 4,36% 22,12% 5,94% 2,24%

Uraian

2009 2010

Page 52: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Sumber: LBU, Bank Indonesia

Sumber: LBU, Bank Indonesia Sumber: LBU, Bank Indonesia

3.3.3.3.1.3. Kredit Lokasi Proyek1.3. Kredit Lokasi Proyek1.3. Kredit Lokasi Proyek1.3. Kredit Lokasi Proyek

Kredit berdasarkan lokasi proyek lebih melihat penyaluran kredit kepada debitur

yang ada di wilayah Jawa Tengah, meskipun kreditnya berasal dari bank yang berlokasi di

provinsi lain. Hal ini berbeda dengan perkembangan kredit perbankan yang telah diulas

di atas, yang datanya berasal dari Laporan Bank Umum (LBU) yang berkantor di Jawa

Tengah. Kredit berdasarkan lokasi proyek mengindikasikan jumlah kredit yang digunakan

di Jawa Tengah, dan merupakan proxy bagi geliat ekonomi dan pembangunan di provinsi

Jawa Tengah.

Secara umum, kredit berdasarkan lokasi proyek di Jawa Tengah memiliki saldo

yang lebih besar dari kredit berdasarkan laporan bank penyalur di Jawa Tengah. Hal ini

menunjukkan bahwa Jawa Tengah menerima kredit yang berasal dari bank-bank lain yang

berlokasi di luar Jawa Tengah. Pada triwulan III-2010, kredit lokasi proyek di Jawa Tengah

mencapai Rp100,89 triliun atau lebih tinggi 7,73% dari kredit bank penyalur di Jawa

Tengah yang sebesar Rp93,08 triliun. Secara tahunan kredit lokasi proyek tumbuh sebesar

14,04% (yoy), namun secara triwulanan mengalami kontraksi sebesar -0,18% (qtq).

Pertumbuhan tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan kredit LBU

Grafik 3.10. NPLs Kredit Berdasarkan Jenis Grafik 3.10. NPLs Kredit Berdasarkan Jenis Grafik 3.10. NPLs Kredit Berdasarkan Jenis Grafik 3.10. NPLs Kredit Berdasarkan Jenis

PenggunaanPenggunaanPenggunaanPenggunaan

Grafik 3.11. NPLs Kredit Berdasarkan Sektor Grafik 3.11. NPLs Kredit Berdasarkan Sektor Grafik 3.11. NPLs Kredit Berdasarkan Sektor Grafik 3.11. NPLs Kredit Berdasarkan Sektor

Ekonomi UtamaEkonomi UtamaEkonomi UtamaEkonomi Utama

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

I II III IV I II III IV I II III

2008 2009 2010

NPL (%)

Modal kerja Investasi Konsumsi Batas NPL

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

I II III IV I II III IV I II III

2008 2009 2010

NPL (%)

Batas NPL Pertanian Industri PHR

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

90,0

100,0

I II III IV I II III IV I II III

2008 2009 2010

Ra

sio

NP

L -

%

To

tal

Kre

dit

-T

rili

un

Rp

Total kredit (Triliun Rp) Rasio NPL (%)

Grafik 3.9. Total KreditGrafik 3.9. Total KreditGrafik 3.9. Total KreditGrafik 3.9. Total Kredit dan NPLs Kredit Bank Umumdan NPLs Kredit Bank Umumdan NPLs Kredit Bank Umumdan NPLs Kredit Bank Umum

Page 53: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

yang secara tahunan tumbuh sebesar 20,01% (yoy) dan triwulanan tumbuh sebesar

3,15% (qtq).

Sumber: LBU dan SEKDA, Bank Indonesia

3.1.43.1.43.1.43.1.4. Kredit UMKM Berdasarkan Lokasi Proyek. Kredit UMKM Berdasarkan Lokasi Proyek. Kredit UMKM Berdasarkan Lokasi Proyek. Kredit UMKM Berdasarkan Lokasi Proyek

Jumlah penyaluran kredit kepada UMKM berdasarkan Lokasi Proyek di Jawa Jumlah penyaluran kredit kepada UMKM berdasarkan Lokasi Proyek di Jawa Jumlah penyaluran kredit kepada UMKM berdasarkan Lokasi Proyek di Jawa Jumlah penyaluran kredit kepada UMKM berdasarkan Lokasi Proyek di Jawa

Tengah mengalami penurunanTengah mengalami penurunanTengah mengalami penurunanTengah mengalami penurunan. Penyaluran kredit UMKM pada triwulan III-2010

mengalami pertumbuhan sebesar 15,61% (yoy) sehingga menjadi Rp70,77 triliun.

Pertumbuhan ini menurun jika dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan II-2010 yang

sebesar 19,68% (yoy). Pertumbuhan kredit UMKM memberikan pengaruh yang sangat

signifikan terhadap menurun atau meningkatnya pertumbuhan kredit perbankan,

mengingat kontribusinya pada triwulan laporan yang mencapai 70,15% dari total kredit

lokasi proyek bank umum di Jawa Tengah (Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.13333). Dari jumlah tersebut, sebesar

Rp35,97 triliun atau 50,83% merupakan kredit konsumsi, sisanya sebesar Rp29,86 triliun

(42,20%) dan Rp4,93 triliun (6,97%) merupakan kredit modal kerja dan kredit investasi

(Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.14444).

Sumber : SEKDA, Bank Indonesia Sumber : SEKDA, Bank Indonesia

Grafik 3.12Grafik 3.12Grafik 3.12Grafik 3.12. Perkembangan Kredit . Perkembangan Kredit . Perkembangan Kredit . Perkembangan Kredit Berdasarkan Lokasi Proyek dan Kredit Berdasarkan LBUBerdasarkan Lokasi Proyek dan Kredit Berdasarkan LBUBerdasarkan Lokasi Proyek dan Kredit Berdasarkan LBUBerdasarkan Lokasi Proyek dan Kredit Berdasarkan LBU

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

-

20

40

60

80

100

120

III IV I II III*

2009 2010

%Triliun Rp

Kredit Bank Pelapor Kredit Lokasi Proyek

LDR Bank Umum - Bank Pelapor (axis kanan) LDR Bank Umum - Lok. Proyek (axis kanan)

Grafik 3.14 PerkeGrafik 3.14 PerkeGrafik 3.14 PerkeGrafik 3.14 Perkembangan Kredit UMKM mbangan Kredit UMKM mbangan Kredit UMKM mbangan Kredit UMKM

Menurut Jenis PenggunaanMenurut Jenis PenggunaanMenurut Jenis PenggunaanMenurut Jenis Penggunaan

Grafik 3.13 Perkembangan Kredit UMKM dan Grafik 3.13 Perkembangan Kredit UMKM dan Grafik 3.13 Perkembangan Kredit UMKM dan Grafik 3.13 Perkembangan Kredit UMKM dan

Total KreditTotal KreditTotal KreditTotal Kredit

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

I II III IV I II III*

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tri

liu

n R

p

Total Kredit Total UMKM

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

I II III IV I II III*

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tri

liu

n R

p

KMK KI KK

Page 54: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Sumber : SEKDA, Bank Indonesia Sumber : SEKDA, Bank Indonesia

Penyaluran kredit UMKM di Jawa Tengah didominasi oleh sektor lainnya

(konsumtif), sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR), sektor industri, serta sektor

jasa dunia usaha. Pada triwulan III-2010, porsi terbesar kredit UMKM disalurkan pada

sektor lainnya (kredit konsumtif) sebesar Rp37,91 triliun atau 53,57% dari total kredit

UMKM. Sementara itu kredit UMKM untuk sektor PHR, sektor industri, dan sektor jasa

dunia usaha masing-masing sebesar Rp21,32 triliun (30,13%), Rp5,11triliun (7,23%) dan

Rp2,21 triliun (3,13%) ((((GGGGrrrrafikafikafikafik 3.13.13.13.15555).).).).

Kredit Skala Kecil (> Rp50 juta Kredit Skala Kecil (> Rp50 juta Kredit Skala Kecil (> Rp50 juta Kredit Skala Kecil (> Rp50 juta –––– Rp500 juta) mendominasi penyaluran kredit Rp500 juta) mendominasi penyaluran kredit Rp500 juta) mendominasi penyaluran kredit Rp500 juta) mendominasi penyaluran kredit

UMKM lokasi proyek di Jawa TenUMKM lokasi proyek di Jawa TenUMKM lokasi proyek di Jawa TenUMKM lokasi proyek di Jawa Tengah (Grgah (Grgah (Grgah (Grafikafikafikafik 3.13.13.13.16666)))). Pada triwulan III-2010, pangsa

kredit untuk skala kecil masih mendominasi pemberian kredit kepada UMKM di Jawa

Tengah dengan pangsa 41,94% dari total penyaluran kredit UMKM. Sedangkan kredit

skala usaha mikro (s.d. Rp5 juta) dan menengah (Rp500 juta – Rp5 miliar) masing-masing

sebesar Rp21,37triliun (30,20%) dan Rp19,71 triliun (27,86%). Secara tahunan, kredit

kecil dan kredit menengah mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar

33,97% (yoy) dan 20,41% (yoy). Namun kondisi ini berbeda dengan kredit mikro yang

mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -5,78% (yoy).

3.2. 3.2. 3.2. 3.2. Perkembangan Bank Umum Yang Berkantor Pusat Di Jawa TengahPerkembangan Bank Umum Yang Berkantor Pusat Di Jawa TengahPerkembangan Bank Umum Yang Berkantor Pusat Di Jawa TengahPerkembangan Bank Umum Yang Berkantor Pusat Di Jawa Tengah

Kinerja bKinerja bKinerja bKinerja bank umum yang berkantor pusat di Jawa Tengah pada triwulan IIIank umum yang berkantor pusat di Jawa Tengah pada triwulan IIIank umum yang berkantor pusat di Jawa Tengah pada triwulan IIIank umum yang berkantor pusat di Jawa Tengah pada triwulan III----

2010 (Agustus 2010) 2010 (Agustus 2010) 2010 (Agustus 2010) 2010 (Agustus 2010) tumbuh cukutumbuh cukutumbuh cukutumbuh cukup baikp baikp baikp baik. Total aset bank umum tersebut tercatat

sebesar Rp17,24 triliun atau tumbuh sebesar 15,72% (yoy), dan secara triwulanan

pertumbuhan aset mengalami kontraksi sebesar -3,33% (qtq). Bank yang berkantor pusat

di Jawa Tengah menguasai 13,32% dari total aset seluruh bank umum di Jawa Tengah.

DPK yang berhasil dihimpun pada triwulan III-2010 tercatat sebesar Rp15,95 triliun, atau

meningkat sebesar 23,09% (yoy).

Grafik 3.15 Komposisi Kredit UMKM Grafik 3.15 Komposisi Kredit UMKM Grafik 3.15 Komposisi Kredit UMKM Grafik 3.15 Komposisi Kredit UMKM

Berdasarkan Sektor Ekonomi Berdasarkan Sektor Ekonomi Berdasarkan Sektor Ekonomi Berdasarkan Sektor Ekonomi

Triwulan IIITriwulan IIITriwulan IIITriwulan III----2010201020102010

Grafik 3.16 Perkembangan Kredit UMKM Grafik 3.16 Perkembangan Kredit UMKM Grafik 3.16 Perkembangan Kredit UMKM Grafik 3.16 Perkembangan Kredit UMKM

Berdasarkan Skala Usaha Berdasarkan Skala Usaha Berdasarkan Skala Usaha Berdasarkan Skala Usaha

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

I II III IV I II III*

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tril

iun

Rp

Kredit Mikro Kredit Kecil Kredit MenengahPertanian; 1,6%

Pertambangan;

0,1%

Perindustrian;

7,2%

Perdagangan;

30,1%

Listrik, Gas

dan Air; 0,1%

Konstruksi

; 1,3%Pengangkutan;

1,0%

Jasa Dunia

Usaha; 3,1%

Jasa Sosial

Masyarakat;

1,9%

Lain-lain; 53,6%

Page 55: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 41

Tabel Tabel Tabel Tabel 3.5.3.5.3.5.3.5.

Perkembangan Bank UmumPerkembangan Bank UmumPerkembangan Bank UmumPerkembangan Bank Umum

Yang Berkantor Pusat Di Yang Berkantor Pusat Di Yang Berkantor Pusat Di Yang Berkantor Pusat Di Jawa Tengah (Rp Miliar)Jawa Tengah (Rp Miliar)Jawa Tengah (Rp Miliar)Jawa Tengah (Rp Miliar)

Sumber : LBU, Bank Indonesia *) Data Agustus 2010

Kredit tumbuh cukup baik walaupun masih dibawah pertumbuhan keseluruhan Kredit tumbuh cukup baik walaupun masih dibawah pertumbuhan keseluruhan Kredit tumbuh cukup baik walaupun masih dibawah pertumbuhan keseluruhan Kredit tumbuh cukup baik walaupun masih dibawah pertumbuhan keseluruhan

bank umum di Jawa Tengah.bank umum di Jawa Tengah.bank umum di Jawa Tengah.bank umum di Jawa Tengah. Bank berkantor pusat di Jawa Tengah mempunyai porsi

sebesar 12,68% dari keseluruhan kredit bank umum yang disalurkan di Jawa Tengah.

Secara tahunan kredit yang disalurkan oleh bank umum yang berkantor pusat di Jawa

Tengah mengalami pertumbuhan sebesar 13,42% (yoy). Non Performing Loans Non Performing Loans Non Performing Loans Non Performing Loans (NPLs)(NPLs)(NPLs)(NPLs)

dandandandan Loan to Deposit RatioLoan to Deposit RatioLoan to Deposit RatioLoan to Deposit Ratio (LDR) cu(LDR) cu(LDR) cu(LDR) cukup baik.kup baik.kup baik.kup baik. Pada triwulan III-2010, kinerja penyaluran

kredit bank umum yang berkantor pusat di Jawa Tengah sangat baik, hal tersebut

diindikasikan oleh rendahnya rasio NPLs yang sebesar 0,61%, meskipun meningkat tipis

jika dibandingkan triwulan II-2010 sebesar 0,39%. LDR bank yang berkantor pusat di

Jawa Tengah pada triwulan III-2010 adalah sebesar 74,03%, mengalami peningkatan dari

triwulan II-2009 sebesar 72,97%.

Tabel Tabel Tabel Tabel 3.3.3.3.6666....

Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Kredit Kredit Kredit Kredit Jenis Penggunaan Jenis Penggunaan Jenis Penggunaan Jenis Penggunaan Bank Berkantor Pusat Bank Berkantor Pusat Bank Berkantor Pusat Bank Berkantor Pusat

Di Jawa TeDi Jawa TeDi Jawa TeDi Jawa Tengah ngah ngah ngah (Rp Miliar)(Rp Miliar)(Rp Miliar)(Rp Miliar)

Sumber: LBU, Bank Indonesia *) Data Agustus 2010

Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III* yoy qtq

14.183 13.534 14.863 14.898 15.746 15.064 17.596 17.835 17.241 15,72% -3,33%

Share thd BU Jateng (%) 14,18% 13,02% 14,13% 13,81% 13,92% 12,91% 14,64% 13,89% 13,32% - -

DPK 11.089 9.599 12.805 12.958 13.588 12.048 15.077 16.386 15.950 23,09% -2,66%

Giro 3.643 3.334 4.976 4.640 4.276 3.641 5.035 5.873 4.532 1,19% -22,83%

Tabungan 2.773 3.340 2.652 2.878 3.140 4.098 3.297 3.572 3.924 24,33% 9,86%

Deposito 4.674 2.925 5.177 5.439 6.172 4.308 6.745 6.941 7.493 30,29% 7,96%

Share thd BU Jateng (%) 14,57% 11,90% 15,16% 14,98% 15,5% 13,2% 16,23% 16,75% 16,40% - -

Kredit 9.791 9.871 9.985 10.411 10.842 10.862 11.089 11.588 11.808 13,42% 1,90%

Share thd BU Jateng (%) 13,85% 13,54% 13,66% 13,77% 13,82% 13,12% 13,14% 12,84% 12,68% - -

LDR 88,29% 102,84% 77,98% 80,34% 79,79% 90,16% 73,55% 72,97% 74,03% - -

NPL 0,47% 0,26% 0,25% 0,36% 0,48% 0,29% 0,32% 0,39% 0,61% - -

(%)

Aset

INDIKATOR USAHA2008 2009

Pert. Tw III*2010

Bank di Jawa Tengah Share Bank KP di Jateng thd

III-2009 II-2010 III*-2010 III*-2010 yoy qtq keseluruhan Bank di Jateng

Kredit Jenis Pengunaan 10.842 11.588 11.808 93.088 8,91% 1,90% 12,68%

- Kredit Modal Kerja 1.119 1.002 1.097 51.588 -1,95% 9,55% 2,13%

- Kredit Investasi 188 226 263 8.620 39,81% 16,63% 3,05%

- Kredit Konsumsi 9.535 10.361 10.447 32.880 9,57% 0,83% 31,77%

Growth Bank KP JatengKREDIT

Bank KP di Jateng

Page 56: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 42

3.33.33.33.3. Perkembangan Kondisi Bank Umum di 6 Eks. Karesidenan di . Perkembangan Kondisi Bank Umum di 6 Eks. Karesidenan di . Perkembangan Kondisi Bank Umum di 6 Eks. Karesidenan di . Perkembangan Kondisi Bank Umum di 6 Eks. Karesidenan di

Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Secara umum kinerja bank umum di 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah masih

dalam kondisi baik. Hal ini tercermin dari tingkat LDR yang relatif tinggi dan tingkat NPLs

yang berada di bawah 5%. Daerah yang memiliki tingkat NPLs tertinggi pada triwulan III-

2010 adalah Kabupaten Jepara yaitu sebesar 6,69%, diikuti Kota Surakarta dan Kota

Semarang masing-masing sebesar 3,03% dan 2,64%. Berdasarkan wilayah eks

Karesidenan, pangsa terbesar penyaluran kredit dan penghimpunan DPK di Jawa Tengah

ditempati oleh eks Karesidenan Semarang dan eks Karesidenan Surakarta.

Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.7777....

IIIIndikator ndikator ndikator ndikator BankBankBankBank UmumUmumUmumUmum di 35 Kabupaten/Kotadi 35 Kabupaten/Kotadi 35 Kabupaten/Kotadi 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah (Rdi Jawa Tengah (Rdi Jawa Tengah (Rdi Jawa Tengah (Rpppp miliar)miliar)miliar)miliar)

Sumber : LBU, Bank Indonesia

Aset DPK Kredit LDR NPL Aset DPK Kredit

1 Kab. Semarang 920 682 856 125.53% 1.71% 0.69% 0.68% 0.91%

2 Kab. Kendal 959 819 855 104.38% 0.61% 0.72% 0.82% 0.91%

3 Kab. Demak 736 568 709 124.83% 0.73% 0.55% 0.57% 0.75%

4 Kab. Grobogan 1,586 1,066 1,366 128.21% 1.19% 1.19% 1.06% 1.45%

5 Kota Semarang 53,979 39,316 32,865 83.59% 2.64% 40.50% 39.19% 34.97%

6 Kota Salatiga 1,162 1,027 758 73.78% 1.39% 0.87% 1.02% 0.81%

Jumlah 59,342 43,478 37,409 86.04% 2.46% 44.53% 43.33% 39.81%

1 Kab. Tegal 411 329 362 110.03% 0.81% 0.31% 0.33% 0.39%

2 Kab. Brebes 1,461 961 1,264 131.52% 0.99% 1.10% 0.96% 1.35%

3 Kab. Pemalang 984 655 901 137.58% 1.09% 0.74% 0.65% 0.96%

4 Kab. Batang 773 468 710 151.68% 1.07% 0.58% 0.47% 0.76%

5 Kota Pekalongan 4,206 3,476 2,629 75.64% 2.12% 3.16% 3.46% 2.80%

6 Kota Tegal 5,114 3,784 3,820 100.94% 1.82% 3.84% 3.77% 4.06%

Jumlah 12,949 9,672 9,685 100.13% 1.63% 9.72% 9.64% 10.31%

1 Kab. Pati 1,771 1,379 1,616 117.26% 0.71% 1.33% 1.37% 1.72%

2 Kab. Kudus 8,435 5,174 6,410 123.90% 1.23% 6.33% 5.16% 6.82%

3 Kab. Jepara 1,028 876 888 101.36% 6.69% 0.77% 0.87% 0.94%

4 Kab. Rembang 703 449 670 149.23% 0.64% 0.53% 0.45% 0.71%

5 Kab. Blora 1,225 872 1,076 123.43% 1.57% 0.92% 0.87% 1.15%

Jumlah 13,162 8,749 10,660 121.85% 1.60% 9.88% 8.72% 11.34%

1 Kab. Banyumas 6,921 4,983 5,053 101.39% 2.18% 5.19% 4.97% 5.38%

2 Kab. Cilacap 3,298 2,936 2,028 69.09% 2.12% 2.47% 2.93% 2.16%

3 Kab. Purbalingga 725 477 691 145.04% 2.33% 0.54% 0.48% 0.74%

4 Kab. Banjarnegara 877 626 818 130.75% 1.22% 0.66% 0.62% 0.87%

Jumlah 11,822 9,022 8,591 95.22% 2.09% 8.87% 8.99% 9.14%

1 Kab. Magelang 234 220 192 87.19% 1.57% 0.18% 0.22% 0.20%

2 Kab. Temanggung 659 504 591 117.34% 1.05% 0.49% 0.50% 0.63%

3 Kab. Wonosobo 642 402 595 147.72% 1.11% 0.48% 0.40% 0.63%

4 Kab. Purworejo 947 859 838 97.56% 1.23% 0.71% 0.86% 0.89%

5 Kab. Kebumen 1,367 1,146 1,101 96.06% 1.77% 1.03% 1.14% 1.17%

6 Kota Magelang 5,151 4,454 3,153 70.78% 2.06% 3.87% 4.44% 3.36%

Jumlah 9,000 7,585 6,469 85.28% 1.71% 6.75% 7.56% 6.88%

1 Kab. Klaten 1,239 1,132 1,128 99.65% 1.54% 0.93% 1.13% 1.20%

2 Kab. Boyolali 931 708 900 127.12% 1.99% 0.70% 0.71% 0.96%

3 Kab. Sragen 1,310 703 1,284 182.65% 1.33% 0.98% 0.70% 1.37%

4 Kab. Sukoharjo 1,091 832 1,031 123.91% 1.16% 0.82% 0.83% 1.10%

5 Kab. Karanganyar 977 702 924 131.56% 0.87% 0.73% 0.70% 0.98%

6 Kab. Wonogiri 1,014 737 971 131.68% 2.00% 0.76% 0.73% 1.03%

7 Kota Surakarta 20,433 17,013 14,916 87.68% 3.03% 15.33% 16.96% 15.87%

Jumlah 26,995 21,827 21,154 96.91% 2.57% 20.26% 21.75% 22.51%

133,270 100,333 93,967 93.66% 2.21% 100.00% 100.00% 100.00%

Eks. Karisidenan Pekalongan

Kab/KotaIndikator Umum Kinerja Perbankan (Miliar Rp) Pangsa di Jawa Tengah

Eks. Karisidenan Semarang

Eks. Karisidenan Pati

Eks. Karisidenan Banyumas

Eks. Karisidenan Kedu

Eks. Karisidenan Surakarta

Jumlah Jawa Tengah

Page 57: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 43

3.3.3.3.4444. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Berbeda dengan kondisi kinerja bank umum yang mengalami perlambatan pada Berbeda dengan kondisi kinerja bank umum yang mengalami perlambatan pada Berbeda dengan kondisi kinerja bank umum yang mengalami perlambatan pada Berbeda dengan kondisi kinerja bank umum yang mengalami perlambatan pada

triwulan ini, triwulan ini, triwulan ini, triwulan ini, kinerja kinerja kinerja kinerja BPR di Jawa Tengah pada BPR di Jawa Tengah pada BPR di Jawa Tengah pada BPR di Jawa Tengah pada triwulan triwulan triwulan triwulan IIIIIIIIIIII----2010201020102010 secara umum secara umum secara umum secara umum

menunjukkan menunjukkan menunjukkan menunjukkan pertumbuhan yang popertumbuhan yang popertumbuhan yang popertumbuhan yang positifsitifsitifsitif, baik secara tahunan (yoy) maupun triwulanan

(qtq). Aset, DPK dan kredit pada triwulan III-2010 masing-masing tumbuh sebesar

19,50%, 18,19% dan 15,20% (yoy) atau tumbuh 4,77%, 3,56% dan 3,20% secara

triwulanan (qtq) (Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.11117777.).).).). Faktor musiman dari lebaran diperkirakan menjadi salah

satu pendorong peningkatan indikator kinerja BPR tersebut, terutama DPK. Pasca lebaran,

masyarakat cenderung menyimpan kembali sisa dana tunjangan hari raya (THR) yang

sebagian besar digunakan untuk konsumsi dalam menghadapi lebaran. Produk BPR yang

termasuk dalam komponen DPK seperti Tabungan dan Deposito juga mengalami

peningkatan pada triwulan III-2010 masing-masing sebesar 3,09% (qtq) dan 3,87% (qtq)

menjadi Rp 2,8 triliun dan Rp. 4,2 triliun.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.11117777. . . . Indikator BPR Indikator BPR Indikator BPR Indikator BPR dan dan dan dan Perkembangan Produk BPR diPerkembangan Produk BPR diPerkembangan Produk BPR diPerkembangan Produk BPR di Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Dari sisi kredit, perlambatan pertumbuhan kredit BPR pada triwulan III-2010

dipengaruhi oleh melambatnya penyaluran kredit BPR pada sebagian besar sektor

ekonomi, kecuali sektor perindustrian yang tetap mengalami peningkatan pertumbuhan

pada triwulan ini (Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.18181818). Secara umum, terdapat dua hal yang diperkirakan

berpengaruh pada melambatnya penyaluran kredit BPR antara lain : penurunan aktivitas

dan permintaan masyarakat pasca lebaran.

Pertumbuhan kredit BPR untuk sektor industri pada triwulan III-2010 tercatat sebesar

9,21% (qtq), naik dari Rp. 108 miliar pada triwulan II-2010 menjadi Rp. 118 miliar pada

triwulan III-2010. Peningkatan penyaluran kredit BPR pada sektor industri salah satunya

diperkirakan karena pencairan kredit baru yang digunakan untuk modal kerja pasca

lebaran. Pangsa pasar BPR untuk sektor industri adalah industri Mikro, Kecil dan

Menengah (MKM), dimana modal usaha yang dimiliki oleh pelaku usaha MKM cenderung

terbatas sehingga untuk membiayai peningkatan pengeluaran konsumsi pada bulan puasa

dan menjelang lebaran seringkali menggunakan modal kerja. Untuk mengembalikan

modal kerja yang telah digunakan, para pelaku usaha MKM banyak mengambil kredit dari

BPR yang relatif lebih mudah pencairannya dibandingkan bank umum.

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

I II III IV I II III IV I II III

2008 2009 2010

% Growth qtqRp. Miliar

Aset DPK Kredit g Aset g DPK g Kredit

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

1.000

1.300

1.600

1.900

2.200

2.500

2.800

3.100

3.400

3.700

4.000

4.300

I II III IV I II III IV I II III*

2008 2009 2010

% G

row

th

Rp

. M

ilia

r

Tabungan Deposito g Tabungan g Deposito

Page 58: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 44

Pertumbuhan tingkat penyaluran kredit BPR pada triwulan ini juga terlihat dari sisi

penggunaan, dimana tingkat penyaluran kredit modal kerja, investasi dan konsumsi pada

triwulan III-2010 masing-masing sebesar 3,66%, 2,32% dan 2,77% (qtq).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.18181818. . . . Perkembangan Kredit Perkembangan Kredit Perkembangan Kredit Perkembangan Kredit BPR BPR BPR BPR didididi Jawa Tengah Berdasarkan Sektor dan PenggunaanJawa Tengah Berdasarkan Sektor dan PenggunaanJawa Tengah Berdasarkan Sektor dan PenggunaanJawa Tengah Berdasarkan Sektor dan Penggunaan

Berdasarkan porsi penggunaan kredit BPR, kredit modal kerja pada triwulan III-2010

masih mendominasi dengan porsi sebesar 51,21% kemudian diikuti oleh kredit konsumsi

sebesar 43,53% dan kredit investasi sebesar 5,26%. Sedangkan berdasarkan sektoral,

sektor lain-lain dan sektor perdagangan masih mendominasi penyaluran kredit BPR

dengan porsi masing-masing sebesar 46,14% dan 35,68% (Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.19191919)))).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.19191919. . . . Porsi Kredit Penggunaan dan Sektoral BPR di Jawa TengahPorsi Kredit Penggunaan dan Sektoral BPR di Jawa TengahPorsi Kredit Penggunaan dan Sektoral BPR di Jawa TengahPorsi Kredit Penggunaan dan Sektoral BPR di Jawa Tengah

Selain kondisi usaha, perlambatan penyaluran kredit BPR tersebut diperkirakan juga

karena adanya kenaikan NPLs yang pada triwulan ini mencapai 8,98%, naik dari triwulan

II-2010 yang mencapai 8,28% (grafik 3.2grafik 3.2grafik 3.2grafik 3.20000). Kenaikan NPLs tersebut diperkirakan

membuat BPR lebih selektif dalam menyalurkan kreditnya. Meskipun pertumbuhan kredit

BPR pada triwulan ini mengalami perlambatan, namun kemampuan intermediasi BPR yang

tercermin dari tingkat LDR masih menunjukkan peningkatan. Pada triwulan III-2010,

tingkat LDR mencapai 119,53%, naik dari triwulan II-2010 yang sebesar 118,54% (Grafik Grafik Grafik Grafik

3.3.3.3.22220000).

Modal Kerja

51,24%

Investasi

5,21%

Konsumsi

43,54%

Pertanian

7,68%

Perindustrian

1,32%

Perdagangan

35,89%

Jasa-jasa

9,08%

Lain-lain

46,14%

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

5.500

6.000

6.500

7.000

7.500

8.000

8.500

-8%

-6%

-4%

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

IV I II III IV I II III*

2008 2009 2010

No

min

al

(Rp

. M

ilia

r)

Gro

wth

QT

Q (

%)

Pertanian Perindustrian Perdagangan Jasajasa Lainlain

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

5.500

6.000

6.500

7.000

7.500

8.000

8.500

-2%

-1%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

IV I II III IV I II III*

2008 2009 2010

No

min

al

(Rp

. M

ilia

r)

Gro

wth

QT

Q (

%)

Modal Kerja Investasi Konsumsi

Page 59: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 45

Sumber: Bank Indonesia, diolah Grafik. 3.20Grafik. 3.20Grafik. 3.20Grafik. 3.20. Perkemb. Perkemb. Perkemb. Perkembangan LDR Dan NPLs BPR Jawa Tengah Triwulan IIangan LDR Dan NPLs BPR Jawa Tengah Triwulan IIangan LDR Dan NPLs BPR Jawa Tengah Triwulan IIangan LDR Dan NPLs BPR Jawa Tengah Triwulan IIIIII----2010201020102010

Sebagai salah satu upaya untuk memperluas pangsa pasar dan menekan NPLs, BPR

dan bank umum melakukan kerja sama melalui linkage program. Namun dalam

perkembangannya, linkage program mengalami penurunan terutama plafon kredit dan

saldo debet ((((Tabel Tabel Tabel Tabel 3.3.3.3.8888)))). Penurunan tersebut salah satunya dikarenakan penurunan

jumlah BPR yang menjadi mitra bank umum dalam linkage program. Menurunnya jumlah

BPR tersebut dikarenakan terdapat beberapa BPR yang gagal bayar.

TabTabTabTabel el el el 3.3.3.3.8888. . . . Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Linkage ProgramLinkage ProgramLinkage ProgramLinkage Program di Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah

IndikatorIndikatorIndikatorIndikator September 20September 20September 20September 2009090909 Desember 20Desember 20Desember 20Desember 2009090909 SeptemberSeptemberSeptemberSeptember 2020202010101010

1 Jumlah Bank Umum (unit) 9 9 9

2 Jumlah BPR (unit) 104 128 104

3 Jumlah Plafon Kredit (miliar) 424 903 450

4 Jumlah Saldo Debet (miliar) 272 493 264

3.3.3.3.5555. Kinerja Perbankan Syariah. Kinerja Perbankan Syariah. Kinerja Perbankan Syariah. Kinerja Perbankan Syariah

Perkembangan bank umum syariah (BUS) dan BPR syariah (BPRS) di Jawa Tengah

menunjukkan peningkatan walaupun relatif melambat dibandingkan triwulan II-2010.

Hingga triwulan III-2010 (data BPRS Agustus 2010), pencapaian target pertumbuhan aset

perbankan syariah di Jawa Tengah telah mencapai 33,44% (yoy) menjadi Rp 4,78 triliun,

masih lebih rendah dari target pertumbuhan aset bank syariah Jawa Tengah pada akhir

tahun yang sebesar 96,5% (yoy). Sedangkan DPK meningkat dari Rp. 1,89 triliun pada

triwulan III-2009 menjadi Rp. 3,11 triliun pada triwulan III-2010 atau naik 65,09% (yoy).

Demikian juga dengan pembiayaan yang meningkat dari Rp. 2,51 triliun pada triwulan III-

2009 menjadi Rp. 3,74 triliun pada triwulan ini, atau naik sebesar 48,89% (yoy) (Grafik (Grafik (Grafik (Grafik

3.3.3.3.21212121)))).

6

7

8

9

10

11

12

110

115

120

125

130

I II III IV I II III IV I II III*

2008 2009 2010

% LDR % NPLs

LDR (%) NPLs (%)

Page 60: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 46

Sumber: Bank Indonesia, diolah ket: * data BPRS bulan Agustus 2010

Grafik. 3.21Grafik. 3.21Grafik. 3.21Grafik. 3.21. Indikator Bank Syariah Jawa Tengah. Indikator Bank Syariah Jawa Tengah. Indikator Bank Syariah Jawa Tengah. Indikator Bank Syariah Jawa Tengah

Pesatnya pertumbuhan perbankan syariah khususnya di Jawa Tengah membuat

pihak perbankan semakin gencar untuk melakukan perluasan pasar syariah di Jawa

Tengah. Salah satu upaya perluasan pasar yang dilakukan adalah dengan melakukan spin

off (pemisahan). Tercatat dalam dua triwulan terakhir, terdapat dua bank yang melakukan

spin off dari unit usaha syariah menjadi bank umum syariah, yaitu BNI Syariah dan BRI

Syariah.

Pada triwulan III-2010, senada dengan kondisi bank konvensional yang relatif

melambat, kinerja bank syariah juga mengalami perlambatan yang diperkirakan

disebabkan oleh dampak penurunan aktivitas usaha dan permintaan masyarakat pasca

lebaran. Namun demikian, tingkat pertumbuhan perbankan syariah tersebut secara umum

masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan perbankan

konvensional (Grafi(Grafi(Grafi(Grafik 3.k 3.k 3.k 3.22222222)))).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik. 3.22Grafik. 3.22Grafik. 3.22Grafik. 3.22. . . . Pertumbuhan Triwulanan Pertumbuhan Triwulanan Pertumbuhan Triwulanan Pertumbuhan Triwulanan Indikator Kinerja Syariah dan KonvensionalIndikator Kinerja Syariah dan KonvensionalIndikator Kinerja Syariah dan KonvensionalIndikator Kinerja Syariah dan Konvensional Jawa Tengah Triwulan IIJawa Tengah Triwulan IIJawa Tengah Triwulan IIJawa Tengah Triwulan IIIIII----2010201020102010

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

I II III IV I II III IV I II III*

2008 2009 2010

Rp. Miliar

Aset

DPK

Pembiayaan

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

IV I II III IV I II III*

2008 2009 2010

Aset Syariah

Aset Konvensional

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

IV I II III IV I II III*

2008 2009 2010

DPK Syariah

DPK Konvensional

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

IV I II III IV I II III*

Pembiayaan

Kredit

Page 61: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 47

Fungsi intermediasi perbankan syariah yang tercermin dari Financing to Deposit

Ratio (FDR) yang mengalami penurunan dari 124,96% pada triwulan II-2010 menjadi

119,93% pada triwulan III-2010 (Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.22223333). Untuk lebih meningkatkan fungsi

intermediasi tersebut, beberapa bank syariah juga mulai gencar untuk merambah pasar

pembiayaan pada sektor perumahan yang dianggap cukup prospektif.

Sumber: Bank Indonesia, diolah Grafik. 3.23Grafik. 3.23Grafik. 3.23Grafik. 3.23. Perkembangan FDR dan NPF Perbankan Syariah di Jawa Tengah. Perkembangan FDR dan NPF Perbankan Syariah di Jawa Tengah. Perkembangan FDR dan NPF Perbankan Syariah di Jawa Tengah. Perkembangan FDR dan NPF Perbankan Syariah di Jawa Tengah

♦♦♦

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

100

105

110

115

120

125

130

135

I II III IV I II III IV I II III*

2008 2009 2010

NPL (%)LDR (%)

LDR NPL

Page 62: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 48

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 63: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 49

Bab 4

Keuangan Daerah

Keuangan daerah dari sektor pemerintah yang disampaikan dalam laporan kajian

ini hanya mencakup realisasi anggaran pemerintah daerah tingkat provinsi Jawa Tengah,

sedangkan keuangan daerah dari realisasi anggaran 35 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa

Tengah belum dapat tersajikan dalam laporan karena masalah keterbatasan data realisasi

yang diperoleh.

4.1. Realisasi Pendapatan Daerah4.1. Realisasi Pendapatan Daerah4.1. Realisasi Pendapatan Daerah4.1. Realisasi Pendapatan Daerah

Realisasi pendapatan pemerintah provinsi Jawa Tengah pada Realisasi pendapatan pemerintah provinsi Jawa Tengah pada Realisasi pendapatan pemerintah provinsi Jawa Tengah pada Realisasi pendapatan pemerintah provinsi Jawa Tengah pada triwulan IIItriwulan IIItriwulan IIItriwulan III----2020202011110 0 0 0

tercatat sejumlah Rp tercatat sejumlah Rp tercatat sejumlah Rp tercatat sejumlah Rp 5555 triliun atau sebesar triliun atau sebesar triliun atau sebesar triliun atau sebesar 90909090,,,,72727272% dari% dari% dari% dari anggaran yang telah anggaran yang telah anggaran yang telah anggaran yang telah

ditetapkan sebelumnyaditetapkan sebelumnyaditetapkan sebelumnyaditetapkan sebelumnya. Realisasi tersebut jauh melampaui target triwulanan sebesar

75%. Berdasarkan komponennya (Tabel 4.1), realisasi PAD tercatat sebesar Rp 3,5 triliun

atau 96,0% yang sebagian besar disumbang dari penerimaan pajak daerah sebesar Rp 2,8

triliun (Realisasi 96,48%) kemudian retribusi daerah Rp 87,8 miliar (71,97%), realisasi

dana perimbangan tahun 2009 sebesar Rp 1,39 triliun (79,29%) dan lain-lain pendapatan

yang sah sebesar 26 miliar (108,20%).

Realisasi pendapatan Realisasi pendapatan Realisasi pendapatan Realisasi pendapatan ttttriwulan IIIriwulan IIIriwulan IIIriwulan III----2020202010 mengalami peningkatan yang sangat 10 mengalami peningkatan yang sangat 10 mengalami peningkatan yang sangat 10 mengalami peningkatan yang sangat

signifikan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terealisasi sebesar signifikan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terealisasi sebesar signifikan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terealisasi sebesar signifikan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terealisasi sebesar

Rp. 3,25 triliun atau sebesar 58,98%. Rp. 3,25 triliun atau sebesar 58,98%. Rp. 3,25 triliun atau sebesar 58,98%. Rp. 3,25 triliun atau sebesar 58,98%. Bila dibandingkan dengan penerimaan pada

triwulan yang sama tahun sebelumnya juga mengalami peningkatan yang signifikan, pada

triwulan III-2009 penerimaan tercatat sebesar Rp. 4,12 triliun atau sebesar 77,30%.

Tabel Tabel Tabel Tabel 4.14.14.14.1

Realisasi Pendapatan Daerah Realisasi Pendapatan Daerah Realisasi Pendapatan Daerah Realisasi Pendapatan Daerah APBD APBD APBD APBD Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan IIIIIIIIIIII----2010 (2010 (2010 (2010 (Rp JutaRp JutaRp JutaRp Juta))))

Sumber : Biro Keuangan, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah

APBD-PAPBD-PAPBD-PAPBD-P APBDAPBDAPBDAPBD

2009200920092009 2010201020102010 TW I I I-09TW I I I-09TW I I I-09TW I I I-09 % II I-09% II I-09% II I-09% II I-09 TW II-10TW II-10TW II-10TW II-10 % II-10% II-10% II-10% II-10 TW I I I-10TW I I I-10TW I I I-10TW I I I-10 % II I -10% II I -10% II I -10% II I -10

A PENDAPATAN

1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 3,658,340.17 3,729,061.65 2,853,575.36 78.00 2,312,050.65 62.00 3,579,827.78 96.00

- Pajak Daerah 2,939,766.26 2,994,000.00 2,337,777.12 79.52 1,824,941.39 60.95 2,888,606.72 96.48

- Retribusi Daerah 128,883.96 122,037.79 87,909.45 68.21 56,616.23 46.39 87,828.64 71.97

- Hasil Pengelolaan

Kekay. Daerah Yg Dipisahkan 154,009.08 164,780.77 151,125.79 98.13 165,634.13 100.52 186,117.96 112.95

- Lain-Lain PAD Yang Sah 435,680.87 448,243.09 276,762.98 63.52 264,858.90 59.09 417,274.46 93.09

2 DANA PERIMBANGAN 1,682,052.88 1,757,663.52 1,274,282.07 75.76 912,180.27 51.90 1,393,692.24 79.29

- Dana Bagi Hsl Pjk/Bukan Pjk 547,874.28 551,136.77 330,965.47 60.41 219,065.71 39.75 408,380.74 74.10

- Dana Alokasi Umum 1,130,742.60 1,168,787.76 943,316.60 83.42 681,792.86 58.33 973,989.80 83.33

- Dana Alokasi Dana Khusus 3,436.00 37,739.00 - 11,321.70 30.00 11,321.70 30.00

3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 24,590.16 26,155.34 106.37 26,605.34 108.20

-Hibah

-Dana Peny. dan Otonomi Khusus 1,565.18 2,015.18

-Dana Insentif Daerah 24,590.16 24,590.16 100.00 24,590.16 100.00

JUMLAH PENDAPATANJUMLAH PENDAPATANJUMLAH PENDAPATANJUMLAH PENDAPATAN 5,340,393.055,340,393.055,340,393.055,340,393.05 5,511,315.335,511,315.335,511,315.335,511,315.33 4,127,857.434,127,857.434,127,857.434,127,857.43 77.3077.3077.3077.30 3,250,386.263,250,386.263,250,386.263,250,386.26 58.9858.9858.9858.98 5,000,125.365,000,125.365,000,125.365,000,125.36 90.7290.7290.7290.72

REALISASIREALISASIREALISASIREALISASIURAIANURAIANURAIANURAIANNONONONO

Page 64: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Tabel Tabel Tabel Tabel 4.24.24.24.2 Realisasi Belanja Daerah Realisasi Belanja Daerah Realisasi Belanja Daerah Realisasi Belanja Daerah APBD APBD APBD APBD Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan IIII----2010 (2010 (2010 (2010 (Rp JutaRp JutaRp JutaRp Juta))))

Sumber : Biro Keuangan, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah

4.2. Realisasi Belanja Daerah4.2. Realisasi Belanja Daerah4.2. Realisasi Belanja Daerah4.2. Realisasi Belanja Daerah

Realisasi total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah Realisasi total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah Realisasi total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah Realisasi total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada triwulan pada triwulan pada triwulan pada triwulan

IIIIIIIIIIII----2020202011110 0 0 0 tercatat tercatat tercatat tercatat masih masih masih masih sebesar sebesar sebesar sebesar 62626262,,,,36363636% atau Rp % atau Rp % atau Rp % atau Rp 3,533,533,533,53 triliun, mengalami peningkatan triliun, mengalami peningkatan triliun, mengalami peningkatan triliun, mengalami peningkatan

yang signifikan dari posisi triwulan sebelumnya.yang signifikan dari posisi triwulan sebelumnya.yang signifikan dari posisi triwulan sebelumnya.yang signifikan dari posisi triwulan sebelumnya. Bila dibandingkan dengan triwulan

yang sama tahun sebelumnya realisasi belanja pemerintah triwulan ini juga jauh lebih

tinggi. Realisasi triwulan III-2009 hanya tercatat sebesar 49,41% atau sebesar Rp. 2,81

triliun.

1.1.1.1. Belanja Tidak Langsung :Belanja Tidak Langsung :Belanja Tidak Langsung :Belanja Tidak Langsung :

Realisasi Belanja tidak langsung (BTL) triwulan ini tercatat senilai Rp 2,28 triliun atau

sebesar 64,47%. Angka rasio realisasi belanja tidak langsung terbesar adalah realisasi

belanja hibah yaitu sebesar 77,33%, yang disusul oleh belanja bantuan keuangan

terhadap pemerintah Kabupaten/Kota dan Desa sebesar 72,97%. Berikutnya adalah

pos belanja bantuan sosial sebesar 67,81% dan belanja pegawai sebesar 62,02%

yang sebagian besar dipergunakan untuk pembayaran gaji. Rasio realisasi belanja

tidak langsung triwulan ini jauh lebih baik dibanding realisasi triwulan yang sama

tahun sebelumnya yang hanya tercatat sebesar 40,07%.

2.2.2.2. Belanja Langsung :Belanja Langsung :Belanja Langsung :Belanja Langsung :

Realisasi Belanja Langsung triwulan ini tercatat sebesar 58,85% atau senilai Rp 1,25

triliun (tabel 4.2tabel 4.2tabel 4.2tabel 4.2). Belanja pegawai dan belanja barang dan jasa masing-masing

terealisasi sebesar 60,75% dan 65,78%. Realisasi belanja modal yang yang

diharapkan menjadi salah satu sumber pendorong investasi daerah justru tercatat

masih sangat kecil yaitu hanya sebesar 36,82%. Secara umum, realisasi belanja

langsung triwulan ini lebih baik dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya yang

hanya sebesar 49,96%, namun untuk realisasi belanja modal triwulan ini masih lebih

rendah bila dibandingkan triwulan II-2009 yang tercatat sebesar 40,19%.

APBD-PAPBD-PAPBD-PAPBD-P APBDAPBDAPBDAPBD

2009200920092009 2010201020102010 TW I I I -09TW I I I -09TW I I I -09TW I I I -09 % I I I-09% I I I-09% I I I-09% I I I-09 TW II-10TW II-10TW II-10TW II-10 % II-10% II-10% II-10% II-10 TW I I I -10TW I I I -10TW I I I -10TW I I I -10 % I I I-10% I I I-10% I I I-10% I I I-10

B BELANJA

1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 3,525,877.76 3,536,530.67 1,730,242.86 49.07 1,015,151.99 28.70 2,280,039.71 64.47

- Belanja Pegawai 1,138,690.72 1,177,100.16 735,380.59 64.58 446,004.40 37.89 730,049.99 62.02

- Belanja Bunga

- Belanja Subsidi

- Belanja Hibah 69,820.30 53,543.77 45,728.13 65.49 28,546.15 53.31 41,403.27 77.33

- Belanja Bantuan Sosial 431,545.75 234,377.01 110,465.07 25.60 46,527.66 19.85 158,932.66 67.81

- Belanja Bagi Hasil Kpd Kab/Kota 1,123,798.13 1,121,525.23 568,240.11 50.56 326,890.09 29.15 677,239.18 60.39

- Blnj Ban.Keu. kpd Kab/Kota/Desa 737,022.85 914,984.50 267,807.46 36.34 162,614.52 17.77 667,627.92 72.97

- Belanja Tidak Terduga 25,000.00 35,000.00 2,621.50 10.49 4,569.16 13.05 5,643.27 16.12

2 BELANJA LANGSUNG 2,166,734.61 2,128,785.01 1,082,593.18 49.96 740,302.67 34.78 1,252,770.17 58.85

- Belanja Pegawai 242,916.81 224,897.22 135,428.58 55.75 85,595.31 38.06 136,656.20 60.76

- Belanja Barang dan Jasa 1,335,571.10 1,433,478.88 710,747.70 53.22 591,598.34 41.27 942,904.88 65.78

- Belanja Modal 588,246.69 470,408.91 236,416.90 40.19 63,109.02 13.42 173,209.09 36.82

JUMLAH BELANJAJUMLAH BELANJAJUMLAH BELANJAJUMLAH BELANJA 5,692,612.375,692,612.375,692,612.375,692,612.37 5,665,315.685,665,315.685,665,315.685,665,315.68 2,812,836.042,812,836.042,812,836.042,812,836.04 49.4149.4149.4149.41 1,755,454.661,755,454.661,755,454.661,755,454.66 30.9930.9930.9930.99 3,532,809.883,532,809.883,532,809.883,532,809.88 62.3662.3662.3662.36

SURPLUS/DEFISITSURPLUS/DEFISITSURPLUS/DEFISITSURPLUS/DEFISIT (352,219.32)(352,219.32)(352,219.32)(352,219.32) (324,922.63)(324,922.63)(324,922.63)(324,922.63) (130,644.61)(130,644.61)(130,644.61)(130,644.61) 1,494,931.601,494,931.601,494,931.601,494,931.60 1,467,315.481,467,315.481,467,315.481,467,315.48

REALISASIREALISASIREALISASIREALISASIURAIANURAIANURAIANURAIANNONONONO

♣♣♣

Page 65: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 51

Bab 5

Perkembangan Sistem Pembayaran

Perkembangan Sistem Pembayaran sampai dengan triwulan IIIPerkembangan Sistem Pembayaran sampai dengan triwulan IIIPerkembangan Sistem Pembayaran sampai dengan triwulan IIIPerkembangan Sistem Pembayaran sampai dengan triwulan III----2010 relatif 2010 relatif 2010 relatif 2010 relatif

stabil dan mampu memenuhi kebutuhastabil dan mampu memenuhi kebutuhastabil dan mampu memenuhi kebutuhastabil dan mampu memenuhi kebutuhan transaksi ekonomi di masyarakat.n transaksi ekonomi di masyarakat.n transaksi ekonomi di masyarakat.n transaksi ekonomi di masyarakat. Nilai

transaksi pembayaran melalui RTGS untuk wilayah Jawa Tengah pada triwulan III-2010

mengalami kenaikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan masih mendominasi

pembayaran non tunai. Sementara pelayanan non tunai lainnya yaitu kliring menunjukkan

kinerja membaik yang ditandai dengan relatif rendahnya persentase tolakan kliring.

Sementara itu, secara umum perkembangan sistem pembayaran tunai menunjukkan

aliran uang masuk dari masyarakat dan perbankan (inflow) dan outflow yang mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Dalam hal pemenuhan uang yang layak

edar, jumlah uang tidak layak edar di Jawa Tengah yang dimusnahkan pada triwulan III–

2010 ini tercatat mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara

temuan uang palsu selama triwulan III-2010 di Jawa Tengah, terdapat trend penurunan

dibandingkan dengan triwulan II-2010.

5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai

5.1.1. 5.1.1. 5.1.1. 5.1.1. Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar ( InflowInflowInflowInflow////OutflowOutflowOutflowOutflow))))

Perkembangan alPerkembangan alPerkembangan alPerkembangan aliran uang kartal pada triwulan IIIiran uang kartal pada triwulan IIIiran uang kartal pada triwulan IIIiran uang kartal pada triwulan III----2010 di wilayah Jawa 2010 di wilayah Jawa 2010 di wilayah Jawa 2010 di wilayah Jawa

Tengah (KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI Purwokerto) mengalami Tengah (KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI Purwokerto) mengalami Tengah (KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI Purwokerto) mengalami Tengah (KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI Purwokerto) mengalami net inflow (inflow net inflow (inflow net inflow (inflow net inflow (inflow

atau aliran uang masuk lebih besar daripada atau aliran uang masuk lebih besar daripada atau aliran uang masuk lebih besar daripada atau aliran uang masuk lebih besar daripada outflow outflow outflow outflow atau aliran uang keluaratau aliran uang keluaratau aliran uang keluaratau aliran uang keluar)))), , , ,

sebesarsebesarsebesarsebesar Rp2,50 triliun. Rp2,50 triliun. Rp2,50 triliun. Rp2,50 triliun. Jumlah tersebut mengalami kontraksi sebesar -23,91% apabila

dibandingkan triwulan yang lalu. Namun demikian, aliran uang masuk dari masyarakat

dan perbankan (inflow) dan aliran uang keluar (outflow) mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Inflow mengalami peningkatan sebesar 73,47%,

sedangkan outflow meningkat sebesar 265,17% bila dibandingkan periode sebelumnya

(qtq).

Salah satu penyebab kenaikan inflow dan outflow diindikasikan karena pada

triwulan ini bertepatan dengan bulan puasa dan hari raya keagamaan, dimana masyarakat

kita cenderung menukarkan uang pecahan kecil dan pecahan baru menjelang hari raya.

KBI Semarang berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pecahan dan

jumlah yang cukup.

Page 66: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 52

Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto

Grafik 5.1. Perkembangan Grafik 5.1. Perkembangan Grafik 5.1. Perkembangan Grafik 5.1. Perkembangan InflowInflowInflowInflow dan dan dan dan OutflowOutflowOutflowOutflow Uang Kartal di Jawa TengahUang Kartal di Jawa TengahUang Kartal di Jawa TengahUang Kartal di Jawa Tengah

5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga (PTTB) 5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga (PTTB) 5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga (PTTB) 5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga (PTTB)

Uang KartalUang KartalUang KartalUang Kartal

Jumlah uang tidak layak edar di Jawa Tengah yang dimusnahkan pada Jumlah uang tidak layak edar di Jawa Tengah yang dimusnahkan pada Jumlah uang tidak layak edar di Jawa Tengah yang dimusnahkan pada Jumlah uang tidak layak edar di Jawa Tengah yang dimusnahkan pada

triwulan IIItriwulan IIItriwulan IIItriwulan III––––2010 ini tercatat sebesar Rp6,09 triliun, mengalami peningkatan sebesar 2010 ini tercatat sebesar Rp6,09 triliun, mengalami peningkatan sebesar 2010 ini tercatat sebesar Rp6,09 triliun, mengalami peningkatan sebesar 2010 ini tercatat sebesar Rp6,09 triliun, mengalami peningkatan sebesar

253,18% (yoy) dibandingkan jumlah PTTB pada triwulan III253,18% (yoy) dibandingkan jumlah PTTB pada triwulan III253,18% (yoy) dibandingkan jumlah PTTB pada triwulan III253,18% (yoy) dibandingkan jumlah PTTB pada triwulan III----2009 yang sebesar 2009 yang sebesar 2009 yang sebesar 2009 yang sebesar

Rp1,73 triliunRp1,73 triliunRp1,73 triliunRp1,73 triliun. Secara berkala BI melaksanakan pemusnahan terhadap uang yang sudah

tidak layak edar (UTLE) melalui kegiatan yang diberi nama Pemberian Tanda Tidak

Berharga (PTTB). Sementara itu apabila dibandingkan dengan PTTB pada triwulan

sebelumnya terjadi peningkatan sebesar 38,84% (qtq). Peningkatan ini terutama

disebabkan oleh peningkatan inflow uang ke Bank Indonesia, sehingga jumlah PTTB pun

mengalami peningkatan pula.

Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto

Grafik 5.2. PerkembaGrafik 5.2. PerkembaGrafik 5.2. PerkembaGrafik 5.2. Perkembangan PTTB ngan PTTB ngan PTTB ngan PTTB Grafik 5.3. Rasio Grafik 5.3. Rasio Grafik 5.3. Rasio Grafik 5.3. Rasio CaCaCaCashshshsh InflowInflowInflowInflow TerhadapTerhadapTerhadapTerhadap di Jawa Tengah di Jawa Tengah di Jawa Tengah di Jawa Tengah PTTB Jawa TengahPTTB Jawa TengahPTTB Jawa TengahPTTB Jawa Tengah

Rasio PTTB terhadap cash inflow di Jawa Tengah pada triwulan III-2010 tercatat

sebesar 70,8%, mengalami kenaikan dibandingkan rasio pada triwulan II-2010 yang

sebesar 88,4%. Penurunan rasio PTTB terhadap cash inflow dipengaruhi oleh peningkatan

jumlah inflow pada triwulan III-2010.

0,0%

10,0%

20,0%

30,0%

40,0%

50,0%

60,0%

70,0%

80,0%

90,0%

100,0%

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

10,0

I II III IV I II III IV I II III

2008 2009 2010

RA

SIO

(%

)

NIL

AI

(da

lam

Ju

ta

Rp

)

INFLOW PTTB RASIO

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

I II III IV I II III IV I II III

2008 2009 2010

Tri

liu

n R

p

(4,00)

(2,00)

-

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

Triliun Rp

INFLOW OUTFLOW NET INFLOW

Page 67: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 53

5.1.3. Uang Palsu5.1.3. Uang Palsu5.1.3. Uang Palsu5.1.3. Uang Palsu

Pada triwulan IIIPada triwulan IIIPada triwulan IIIPada triwulan III----2010, jumlah uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke 2010, jumlah uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke 2010, jumlah uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke 2010, jumlah uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke

KBI di Jawa TKBI di Jawa TKBI di Jawa TKBI di Jawa Tengah (KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI Purwokerto) adalah sebanyak engah (KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI Purwokerto) adalah sebanyak engah (KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI Purwokerto) adalah sebanyak engah (KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI Purwokerto) adalah sebanyak

2.325 lembar.2.325 lembar.2.325 lembar.2.325 lembar. Nominal pecahan uang palsu yang paling banyak ditemukan adalah

pecahan Rp100.000,00 dengan porsi sebesar 50,75% dari seluruh jumlah uang palsu

yang ditemukan, diikuti oleh pecahan Rp50.000,00 dengan porsi 39,40% dari seluruh

jumlah uang palsu yang ditemukan.

5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai

Dalam transaksi non tunai, KBI Semarang selalu berusaha menjaga kelancaran

sistem pembayaran yang efektif melalui penyelenggaraan kliring dan Bank Indonesia Real

Time Gross Settlement (BI-RTGS). Kliring adalah pertukaran warkat atau data keuangan

elektronik antar peserta kliring, dan perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata

uang Rupiah, yang penyelesaian transaksi dilakukan secara seketika (real time).

5.2.1. Transaksi Kliring5.2.1. Transaksi Kliring5.2.1. Transaksi Kliring5.2.1. Transaksi Kliring

Pada triwulan IIIPada triwulan IIIPada triwulan IIIPada triwulan III––––2010, transaksi sistem pembayaran non tunai melalui kliring 2010, transaksi sistem pembayaran non tunai melalui kliring 2010, transaksi sistem pembayaran non tunai melalui kliring 2010, transaksi sistem pembayaran non tunai melalui kliring

di wilayah Jawa Tengah, mengalami kenadi wilayah Jawa Tengah, mengalami kenadi wilayah Jawa Tengah, mengalami kenadi wilayah Jawa Tengah, mengalami kenaikan dibanding dengan triwulan ikan dibanding dengan triwulan ikan dibanding dengan triwulan ikan dibanding dengan triwulan

sebelumnya, baik secara nominal maupun volume transaksi kliring.sebelumnya, baik secara nominal maupun volume transaksi kliring.sebelumnya, baik secara nominal maupun volume transaksi kliring.sebelumnya, baik secara nominal maupun volume transaksi kliring.

Transaksi kliring di Jawa Tengah secara nominal mengalami kenaikan sebesar

2,51% (qtq) dibandingkan triwulan II-2010, yaitu dari Rp21,58 triliun menjadi Rp22,12

triliun. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mengalami kenaikan

sebesar 8,34% (yoy). Secara volume (jumlahlembar warkat kliring), juga mengalami

kenaikan sebesar 14,91% (qtq) dari 778.776 warkat pada triwulan II-2010 menjadi

894.864 warkat pada triwulan III-2010. Sedangkan secara tahunan mengalami kenaikan

sebesar 19,71% (yoy). Sama halnya dengan perkembangan pengedaran uang tunai,

kenaikan nilai transaksi kliring ini disebabkan karena faktor musiman yaitu hari raya

keagamaan (Idul Fitri).

TTTTabel 5.2. Perkembangan Transaksi Kliring Lokal di Jawa Tengah abel 5.2. Perkembangan Transaksi Kliring Lokal di Jawa Tengah abel 5.2. Perkembangan Transaksi Kliring Lokal di Jawa Tengah abel 5.2. Perkembangan Transaksi Kliring Lokal di Jawa Tengah

Sumber: Website BI

Dalam TriliunWilayahWilayahWilayahWilayah 2010201020102010 Growth Tw III-10Growth Tw III-10Growth Tw III-10Growth Tw III-10

TW I-09TW I-09TW I-09TW I-09 TW II-09TW II-09TW II-09TW II-09 TW III-09TW III-09TW III-09TW III-09 TW IV-09TW IV-09TW IV-09TW IV-09 TW I-10TW I-10TW I-10TW I-10 TW II-10TW II-10TW II-10TW II-10 TW III-10TW III-10TW III-10TW III-10 qtqqtqqtqqtq yoyyoyyoyyoy

Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Nominal (Triliun Rp) 18.1618.1618.1618.16 16.1816.1816.1816.18 20.4220.4220.4220.42 21.8721.8721.8721.87 20.6720.6720.6720.67 21.58 22.12 2.51%2.51%2.51%2.51% 8.34%8.34%8.34%8.34%

Volume 673,141673,141673,141673,141 744,887744,887744,887744,887 747,497747,497747,497747,497 776,831776,831776,831776,831 766,606766,606766,606766,606 778,766 894,864 14.91%14.91%14.91%14.91% 19.71%19.71%19.71%19.71%

SemarangSemarangSemarangSemarang

Nominal (Triliun Rp) 9.629.629.629.62 7.947.947.947.94 11.4711.4711.4711.47 12.6012.6012.6012.60 11.4711.4711.4711.47 11.6811.6811.6811.68 11.5711.5711.5711.57 -0.91%-0.91%-0.91%-0.91% 0.87%0.87%0.87%0.87%

Volume 388,526388,526388,526388,526 459,543459,543459,543459,543 449,751449,751449,751449,751 471,408471,408471,408471,408 459,094459,094459,094459,094 466,133466,133466,133466,133 571,036571,036571,036571,036 22.50%22.50%22.50%22.50% 26.97%26.97%26.97%26.97%

SoloSoloSoloSolo

Nominal (Triliun Rp) 6.476.476.476.47 6.596.596.596.59 6.686.686.686.68 7.047.047.047.04 6.966.966.966.96 7.597.597.597.59 7.787.787.787.78 2.55%2.55%2.55%2.55% 16.54%16.54%16.54%16.54%

Volume 187,939187,939187,939187,939 210,348210,348210,348210,348 209,711209,711209,711209,711 211,997211,997211,997211,997 207,857207,857207,857207,857 210,233210,233210,233210,233 216,074216,074216,074216,074 2.78%2.78%2.78%2.78% 3.03%3.03%3.03%3.03%

PurwokertoPurwokertoPurwokertoPurwokerto

Nominal (Triliun Rp) 1.281.281.281.28 1.331.331.331.33 1.451.451.451.45 1.511.511.511.51 1.441.441.441.44 1.471.471.471.47 1.791.791.791.79 21.69%21.69%21.69%21.69% 23.20%23.20%23.20%23.20%

Volume 56,02256,02256,02256,022 57,90057,90057,90057,900 46,00246,00246,00246,002 60,77160,77160,77160,771 61,25561,25561,25561,255 62,84962,84962,84962,849 66,27966,27966,27966,279 5.46%5.46%5.46%5.46% 44.08%44.08%44.08%44.08%

TegalTegalTegalTegal

Nominal (Triliun Rp) 0.780.780.780.78 0.320.320.320.32 0.820.820.820.82 0.720.720.720.72 0.790.790.790.79 0.850.850.850.85 0.980.980.980.98 16.14%16.14%16.14%16.14% 19.80%19.80%19.80%19.80%

Volume 40,65440,65440,65440,654 17,09617,09617,09617,096 42,03342,03342,03342,033 32,65532,65532,65532,655 38,40038,40038,40038,400 39,55139,55139,55139,551 41,47541,47541,47541,475 4.86%4.86%4.86%4.86% -1.33%-1.33%-1.33%-1.33%

2009200920092009

Page 68: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 54

Kualitas kliring di wilayah Jawa Tengah pada triwulan III-2010 ini relatif baik. Hal

ini ditunjukkan dari persentase tolakan kliring terhadap total kliring, dimana persentase

secara nominal dan volume cek dan BG yang ditolak masing-masing sebesar 9,28% dan

1,28%.

Tabel 5.3. Tolakan Kliring Tabel 5.3. Tolakan Kliring Tabel 5.3. Tolakan Kliring Tabel 5.3. Tolakan Kliring

Sumber: website BI

5.2.2. Transaksi RTGS5.2.2. Transaksi RTGS5.2.2. Transaksi RTGS5.2.2. Transaksi RTGS

Pada triwulan IIIPada triwulan IIIPada triwulan IIIPada triwulan III----2010, transaksi non tunai melalui BI2010, transaksi non tunai melalui BI2010, transaksi non tunai melalui BI2010, transaksi non tunai melalui BI----RTGS mengalami RTGS mengalami RTGS mengalami RTGS mengalami

peningkatapeningkatapeningkatapeningkatan.n.n.n. Rata-rata volume transaksi RTGS per bulan meningkat sebesar 17,41%

(qtq) dari rata-rata per bulan pada triwulan II-2010, yaitu dari sebanyak 32.749 transaksi

menjadi 34.562 transaksi pada triwulan III-2010. Sementara itu, nominal transaksi secara

triwulanan mengalami kenaikan sebesar 11,00% (qtq) dari Rp33,25 triliun menjadi

Rp32,59 triliun.

Sumber: Website BI

Grafik 5.4. Perkembangan Transaksi RTGS Jawa TengahGrafik 5.4. Perkembangan Transaksi RTGS Jawa TengahGrafik 5.4. Perkembangan Transaksi RTGS Jawa TengahGrafik 5.4. Perkembangan Transaksi RTGS Jawa Tengah

♦♦♦

Vol (lembar) Nominal (triliun) Vol (lembar) Nominal (triliun) Vol (%) Nominal (%)

1 Purwokerto 793 0.03 66,279 1.79 1.20% 1.70%

2 Semarang 7,023 1.94 571,036 11.57 1.23% 16.78%

3 Solo 2,820 0.06 216,074 7.78 1.31% 0.76%

4 Tegal 855 0.02 41,475 0.98 2.06% 2.32%

11,491 2.05 894,864 22.12 1.28% 9.28%TotalTotalTotalTotal

Cek/BG Kosong Tw III-10 Kliring Tw III-10 Persentase

No Wilayah

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000

100.000

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

Jan

'09

Feb

'09

Mar

'09

Ap

ril'…

Me

i'09

Jun

i'09

Jul'0

9

Au

g'0

9

Sep

t'0

9

Okt

'09

No

v'0

9

De

s'0

9

Jan

'10

Feb

'10

Mar

'10

Ap

r'1

0

Me

i'10

Jun

'10

Jul'1

0

Agt

'10

Sep

'10

Miliar RpWarkat

Nilai

Volume

Page 69: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 55

Bab 6

Kesejahteraan Masyarakat

Secara umum, perkembangan kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah pada

triwulan III-2010 menunjukkan adanya peningkatan, tercermin dari peningkatan realisasi

penggunaan tenaga kerja dan kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP).

6666.1. .1. .1. .1. KetenagakKetenagakKetenagakKetenagakerjaerjaerjaerjaanananan

Perkembangan ketenagakerjaan di Jawa Tengah pada triwulan III-2010

menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini tercermin dari Survei

Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia Semarang, dimana Saldo

Bersih Tertimbang (SBT)7 realisasi penggunaan tenaga kerja pada triwulan III-2010 sebesar

3,85%, meningkat signifikan jika dibandingkan triwulan II-2010 sebesar -1,69% (Grafik Grafik Grafik Grafik

6.16.16.16.1).

Sumber : SKDU KBI Semarang

Grafik Grafik Grafik Grafik 6.1. 6.1. 6.1. 6.1. Penggunaan Tenaga Kerja Di Jawa TengahPenggunaan Tenaga Kerja Di Jawa TengahPenggunaan Tenaga Kerja Di Jawa TengahPenggunaan Tenaga Kerja Di Jawa Tengah

Berdasarkan tiga sektor ekonomi utama di Jawa Tengah, peningkatan realisasi

penggunaan tenaga kerja pada triwulan III-2010 didorong oleh peningkatan penggunaan

tenaga kerja di sektor PHR dan sektor pertanian, dimana tingkat penggunaan masing-

masing sektor tersebut mencapai 1,10% dan 1,00% (Grafik 6.2Grafik 6.2Grafik 6.2Grafik 6.2). Walaupun terjadi

anomali cuaca, namun realisasi penggunaan tenaga kerja di sektor pertanian pada

7 SBT merupakan salah satu metode yang digunakan dalam SKDU dengan memperhitungkan selisih antara

jumlah jawaban “Positif” dengan jawaban “Negatif”dari tiap sektor. Selisih tersebut kemudian dikalikan bobot tiap sektor. SBT mencerminkan perkembangan usaha di saat ini dan di masa mendatang dari tiap sektor.

-6,0

-4,0

-2,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2007 2008 2009 2010

% SBT

Page 70: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 56

triwulan ini mengalami peningkatan, hal ini diperkirakan karena adanya panen padi di

beberapa wilayah.

Sementara itu, peningkatan realisasi tenaga kerja di sektor PHR pada triwulan ini

diperkirakan karena faktor musiman bulan puasa dan lebaran yang mendorong

peningkatan aktivitas usaha pada sektor PHR. Berdasarkan informasi PHRI dapat diketahui

bahwa menjelang lebaran tingkat hunian hotel mengalami peningkatan. Hal ini juga

diperkuat oleh data BPS yang menunjukkan bahwa tingkat hunian hotel pada triwulan III-

2010 mencapai 45,15%, naik 0,17% dibandingkan tingkat hunian hotel pada triwulan II-

2010 yang mencapai 44,98%.

Di sisi lain, Realisasi penggunaan tenaga kerja di sektor Industri Pengolahan pada

triwulan III-2010 mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan triwulan II-

2010. Pada triwulan II-2010 realisasi penggunaan tenaga kerja sektor Industri Pengolahan

sebesar 1,31% turun menjadi -0,03% pada triwulan III-2010. Penurunan realisasi tenaga

kerja tersebut diperkirakan terkait dengan waktu kerja yang tidak maksimal selama bulan

puasa dan libur lebaran sehingga mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan

pada sektor industri. Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) tidak berdampak terhadap kondisi

tenaga kerja di Jawa Tengah pada triwulan III-2010. Hal ini dikarenakan porsi komponen

biaya listrik dalam biaya produksi tidak signifikan, hanya berkisar 10%.

Sumber : SKDU KBI Semarang

Grafik Grafik Grafik Grafik 6.2. 6.2. 6.2. 6.2. Penggunaan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Utama Jawa TengahPenggunaan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Utama Jawa TengahPenggunaan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Utama Jawa TengahPenggunaan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Utama Jawa Tengah

6666....2222. Nilai Tukar Petani. Nilai Tukar Petani. Nilai Tukar Petani. Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) di provinsi Jawa Tengah pada triwulan III-2010 mengalami

kenaikan, baik secara triwulanan maupun tahunan. Nilai indeks NTP pada triwulan ini

tercatat sebesar 102,60 naik 1,51% (qtq) atau 2,91% (yoy).

Secara umum, anomali cuaca yang terjadi di Jawa Tengah relatif tidak

berpengaruh signifikan terhadap hasil pertanian. Hal ini tercermin dari indeks yang

diterima petani yang mengalami kenaikan. Secara lebih mendalam, kenaikan NTP pada

triwulan ini didorong oleh kenaikan indeks yang diterima petani sub sektor perikanan

sebesar 7,28% (qtq). Faktor musiman yang berupa bulan puasa dan lebaran diperkirakan

menjadi salah satu penyebab kenaikan indeks yang dibayar oleh petani, khususnya sub

-5,0

-4,0

-3,0

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw.III Tw. IV Tw. I Tw. II Tw. III

2007 2008 2009 2010

Pertanian Industri Pengolahan PHR

Page 71: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 57

komponen konsumsi rumah tangga yang naik sebesar 4,40% (qtq) dari 123,07 pada

triwulan II-2010 menjadi 127,47 pada triwulan III-2010. Bahan makanan menjadi

komponen yang mengalami kenaikan paling tinggi dari 123,94 pada triwulan II-2010

menjadi 130,68 pada triwulan III-2010. Sedangkan kenaikan untuk sub komponen biaya

produksi dan penambahan barang modal relatif tidak terlalu tinggi yaitu sebesar 1,70%

(qtq) menjadi 122,06 pada triwulan ini (Tab(Tab(Tab(Tabel 6el 6el 6el 6.5).5).5).5). TabelTabelTabelTabel 6666....5555....

Perkembangan NTPPerkembangan NTPPerkembangan NTPPerkembangan NTP di di di di Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Tingkat NTP Jawa Tengah pada triwulan III-2010 lebih tinggi dari pada NTP

Nasional yang mencapai 102,19. Apabila dibandingkan dengan provinsi lain di pulau

Jawa, pertumbuhan bulanan NTP di Jawa Tengah relatif cukup baik, berada di posisi

kedua setelah DIY. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan petani di Jawa

Tengah relatif lebih baik dari pada provinsi lain di Jawa. Tingkat kesejahteraan yang baik

akan berpengaruh pada tingkat kemiskinan. Hingga maret 2010, angka kemiskinan di

Jawa Tengah mencapai 5,37 juta jiwa atau 16,72% dari jumlah penduduk Jawa Tengah.

Terkait dengan penanganan kemiskinan, KBI Semarang menjadi anggota Tim Koordinasi

Penanggulangan Kemiskinan Jawa Tengah (lihat Bokslihat Bokslihat Bokslihat Boks)

Sumber: BPS, diolah

GrafikGrafikGrafikGrafik 6666.3. Perkembangan NTP .3. Perkembangan NTP .3. Perkembangan NTP .3. Perkembangan NTP Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah----Nasional Nasional Nasional Nasional dan dan dan dan Lima Provinsi di JawaLima Provinsi di JawaLima Provinsi di JawaLima Provinsi di Jawa

♦♦♦

97

98

99

100

101

102

103

95

96

97

98

99

100

101

102

103

Jan

Feb

Mar

Apr

May

Jun

Jul

Aug

Sep

Oct

Nov

Dec

Jan

Feb

Mar

Apr

May

Jun

Jul

Aug

Sep

2009 2010

NTP Jate

ng

NTP N

asio

nal

Nasional

Jawa Tengah

2010201020102010Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III qtqqtqqtqqtq yoyyoyyoyyoy

A Nilai Tukar PetaniA Nilai Tukar PetaniA Nilai Tukar PetaniA Nilai Tukar Petani 99,7799,7799,7799,77 102,27102,27102,27102,27 102.70102.70102.70102.70 98,0098,0098,0098,00 98.0498.0498.0498.04 99.6999.6999.6999.69 100.03100.03100.03100.03 100.22100.22100.22100.22 101.09101.09101.09101.09 102.60102.60102.60102.60 1.511.511.511.51 2.912.912.912.91

B Indeks yang Diterima Petani (It)B Indeks yang Diterima Petani (It)B Indeks yang Diterima Petani (It)B Indeks yang Diterima Petani (It) 111,78111,78111,78111,78 116,49116,49116,49116,49 118.02118.02118.02118.02 113,99113,99113,99113,99 114.73114.73114.73114.73 118.58118.58118.58118.58 119.63119.63119.63119.63 121.42121.42121.42121.42 123.79123.79123.79123.79 129.46129.46129.46129.46 5.675.675.675.67 10.8810.8810.8810.88

1111 Padi PalawijaPadi PalawijaPadi PalawijaPadi Palawija 108,64 114,79 114.33 104,82 107.16 110.890 113.020 115.16 118.09 123.51 5.42 12.62

2222 HortikulturaHortikulturaHortikulturaHortikultura 108,11 105,43 108.43 115,58 111.99 117.670 116.820 119.30 122.67 129.55 6.88 11.88

3333 Perkebunan RakyatPerkebunan RakyatPerkebunan RakyatPerkebunan Rakyat 136,61 142,46 141.91 140,63 142.15 145.490 144.690 142.61 143.43 145.36 1.93 -0.13

4444 PeternakanPeternakanPeternakanPeternakan 118,31 125,43 134.96 135,71 134.28 136.170 136.850 137.86 136.96 143.40 6.44 7.23

5555 PerikananPerikananPerikananPerikanan 111,73 118,33 121.65 124,62 126.07 130.140 129.260 131.48 133.62 140.90 7.28 10.76

C Indeks yang Dibayar Petani (Ib)C Indeks yang Dibayar Petani (Ib)C Indeks yang Dibayar Petani (Ib)C Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 112,04112,04112,04112,04 113,90113,90113,90113,90 114.91114.91114.91114.91 116,32116,32116,32116,32 117.03117.03117.03117.03 118.95118.95118.95118.95 119.59119.59119.59119.59 121.15121.15121.15121.15 122.45122.45122.45122.45 126.18126.18126.18126.18 3.733.733.733.73 7.237.237.237.23

1111 Konsumsi Rumah Tangga (KRT)Konsumsi Rumah Tangga (KRT)Konsumsi Rumah Tangga (KRT)Konsumsi Rumah Tangga (KRT) 112,96112,96112,96112,96 114,96114,96114,96114,96 115.59115.59115.59115.59 117,13117,13117,13117,13 117.68117.68117.68117.68 119.950119.950119.950119.950 120.40120.40120.40120.40 122.010122.010122.010122.010 123.070123.070123.070123.070 127.47127.47127.47127.47 4.404.404.404.40 7.527.527.527.52

a. Bahan Makanan 114,80 117,35 116.41 118,73 118.02 120.84 120.40 121.85 123.94 130.68 6.74 9.84

b. Makanan Jadi 108,78 110,55 113.65 117,16 119.07 121.32 122.490 125.41 124.51 127.58 3.07 6.26

c. Perumahan 117,08 117,44 120.19 119,52 122.12 123.67 126.080 128.36 129.08 131.22 2.14 7.55

d. Sandang 109,60 111,38 112.31 113,80 113.64 116.04 116.770 117.39 118.33 121.40 3.07 5.36

e. Kesehatan 109,00 109,71 111.10 112,46 113.39 114.52 114.730 115.76 117.13 118.51 1.38 3.99

f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 107,72 111,01 112.07 114,22 116.11 118.39 119.130 119.18 119.22 121.24 2.02 2.85

g. Transportasi dan Komunikasi 113,56 116,01 115.31 108,83 110.08 110.5 111.10 111.05 111.51 112.20 0.69 1.70

2222 Biaya Produksi dan Penambahan BarangBiaya Produksi dan Penambahan BarangBiaya Produksi dan Penambahan BarangBiaya Produksi dan Penambahan Barang 108,93108,93108,93108,93 110,31110,31110,31110,31 112.59112.59112.59112.59 113,65113,65113,65113,65 114.87114.87114.87114.87 115.71115.71115.71115.71 116.85116.85116.85116.85 118.18118.18118.18118.18 120.36120.36120.36120.36 122.06122.06122.06122.06 1.701.701.701.70 6.356.356.356.35

Modal (BPPBM)Modal (BPPBM)Modal (BPPBM)Modal (BPPBM)

a. Bibit 106,29 107,73 109.11 111,43 113.13 113.17 114.88 115.64 116.97 118.60 1.63 5.43

b. Obat-obatan & Pupuk 106,96 109,21 114.37 113,61 115.23 116.39 117.4 117.66 121.67 123.42 1.75 7.03

c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 111,71 113,87 115.00 121,87 122.81 123.71 125.25 128.45 131.98 133.51 1.53 9.80

d. Transportasi 117,83 119,77 118.74 115,34 115.71 116.58 118.01 118.78 118.91 119.27 0.36 2.69

e. Penambahan Barang Modal 108,85 110,63 112.73 115,57 117.76 118.82 119.99 121.97 124.29 126.03 1.74 7.21

f. Upah Buruh Tani 107,55 107,92 108.93 110,85 111.48 112.15 113.07 114.67 116.08 117.82 1.74 5.67

Kelompok/ Sub KelompokKelompok/ Sub KelompokKelompok/ Sub KelompokKelompok/ Sub Kelompok2008200820082008 2009200920092009 Growth (%)

-1,50

-1,00

-0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep

2009 2010

Gro

wth

mtm

(%

)

Banten Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur

Page 72: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

BOKSBOKSBOKSBOKS

TIM KOORDINASI PENGANGGULANGAN KEMISKINANTIM KOORDINASI PENGANGGULANGAN KEMISKINANTIM KOORDINASI PENGANGGULANGAN KEMISKINANTIM KOORDINASI PENGANGGULANGAN KEMISKINAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAHPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAHPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAHPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

Dalam rangka upaya penanggulangan kemiskinan di Jawa Tengah, Pemerintah

Provinsi Jawa Tengah melalui Surat Keputusan Gubernur No.414.2/131/2010 perihal

Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Provinsi Jateng,

menunjuk Kantor Bank Indonesia Semarang untuk terlibat sebagai anggota tim yaitu pada

sub-tim Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan UMKM.

Sebagai langkah awal dari pembentukan tim tersebut, Pemerintah provinsi Jawa

Tengah mengadakan Focus Group Discussion (FGD) untuk mendapatkan masukan dalam

rangka menyusun program TKPK. Dalam FGD yang melibatkan kalangan perbankan,

akademisi, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), dan asosiasi tersebut diperoleh

beberapa masukan antara lain:

- Program pengentasan kemiskinan harus dilihat dari akar permasalahannya apakah

karena ketidaktersediaan kesempatan kerja atau lemahnya infrastruktur. Bilamana

dikarenakan ketidaktersediaan kesempatan kerja maka harus dilihat karakter

penduduk miskin tersebut, apakah mereka memiliki jiwa wirausaha atau tidak.

Bilamana memiliki jiwa wirausaha maka bisa dibina untuk menjadi wirausaha sukses.

Bilamana tidak memiliki jiwa wirausaha maka harus diciptakan suatu industri yang

memungkinkan mereka untuk mendapatkan kesempatan kerja.

- Kemiskinan juga tidak bisa hanya dikaitkan dengan masalah permodalan karena pada

dasarnya penyaluran kredit dari berbagai lembaga keuangan, termasuk bank, akan

berjalan dengan baik bilamana suatu usaha dinilai prospektif dan mampu

mengembalikan kredit dengan lancar hingga lunas.

Dari hasil FGD tersebut, pemerintah daerah bersama TKPK akan berusaha

menindaklanjuti dalam program riil sehingga pengurangan angka kemiskinan dan

pengangguran di Provinsi Jawa Tengah bisa tercapai dengan baik.

Page 73: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 59

Bab 7

Prospek Perekonomian Triwulan IV 2010

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan laporan. Akselerasi pertumbuhan tersebut terutama akan didorong oleh sektor pertanian, industri pengolahan dan jasa dari sisi sektoral, sementara konsumsi rumah tangga akan tetap menjadi penopang pertumbuhan dari sisi permintaan. Laju inflasi Jawa Tengah pada triwulan IV-2010 diperkirakan lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Faktor penyebab inflasi diperkirakan berasal kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, dan kelompok perumahan.

7.1. P7.1. P7.1. P7.1. Pertumbuhan Ekonomiertumbuhan Ekonomiertumbuhan Ekonomiertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan

tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III-2009, yaitu dalam kisaran 5,75%-

6,25% (yoy). Peningkatan pada pertumbuhan tahunan tersebut secara sektoral akan

didorong oleh peningkatan sektor pertanian yang diperkirakan akan mencapai produksi

yang lebih tinggi pada triwulan IV-2010 dibanding triwulan yang sama tahun 2009.

Sementara dari sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan tetap

tumbuh moderat. Demikian pula halnya dengan konsumsi pemerintah dan investasi.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2010 diperkirakan

akan berada dalam kisaran 5,5% -6,0%.

Sumber : BPS dan Bank Indonesia, diolah * Angka triwulan IV-2010 merupakan angka proyeksi Bank Indonesia

Grafik 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa TengahGrafik 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa TengahGrafik 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa TengahGrafik 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa Tengah

Dari sisi sektoral, sektor pertanian diperkirakan akan tumbuh pada kisaran Dari sisi sektoral, sektor pertanian diperkirakan akan tumbuh pada kisaran Dari sisi sektoral, sektor pertanian diperkirakan akan tumbuh pada kisaran Dari sisi sektoral, sektor pertanian diperkirakan akan tumbuh pada kisaran

9999,,,,5555%%%%----10101010,,,,0000% (yoy), % (yoy), % (yoy), % (yoy), jauh lebih tinggijauh lebih tinggijauh lebih tinggijauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhandibandingkan pertumbuhandibandingkan pertumbuhandibandingkan pertumbuhan tahutahutahutahunannannannan pada pada pada pada

triwulan Itriwulan Itriwulan Itriwulan IIIIIIIII----2010201020102010 yang tercatat sebesar 3,5% (yoy)yang tercatat sebesar 3,5% (yoy)yang tercatat sebesar 3,5% (yoy)yang tercatat sebesar 3,5% (yoy).... Peningkatan pertumbuhan tahunan

tersebut banyak dipengaruhi oleh adanya ketidakpastian cuaca yang terjadi pada tahun

2010 ini. Anomali cuaca ekstrim yang terjadi pada tahun ini sebelumnya diperkirakan

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

20

30

40

50

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Rp

. Tri

liun

PDRB Jawa Tengah

prtmbh.qtq (%)

Prtmbh.yoy (%)

Page 74: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 60

akan mengganggu produksi pertanian karena berpotensi mendatangkan hama

pengganggu tanaman. Namun yang terjadi justru sebaliknya, bagi wilayah Jawa Tengah

dimana sektor pertaniannya didominasi oleh subsektor tanaman bahan makanan (tabama)

khususnya padi, kondisi cuaca ekstrim yang cenderung basah karena curah hujan tinggi

ini akan memberikan dampak positif bagi produksi tanaman padi. Berdasarkan angka

ramalan (ARAM) III BPS, produksi padi Jawa Tengah pada sub round III (September-

Desember) 2010 ini diperkirakan tumbuh sebesar 29,43% (yoy) dari produksi sub round III

-2009. Sedangkan untuk produksi keseluruhan tahun 2010 diperkirakan meningkat

sebesar 4,98% dari angka produksi 2009. Hal tersebut diperkirakan akan mendorong

sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi.

Sedangkan secara triwulanan, produksi sektor pertanian diperkirakan mengalami

penurunan/kontraksi sebesar -21,5% (qtq) dari triwulan III-2010. Penurunan ini sebetulnya

hanya merupakan masalah siklus bisnis dari produksi pertanian yang didominasi dari

subsektor tabama, dimana pada triwulan IV-2010 merupakan masa tanam sehingga

produksi yang ada pada triwulan ini hanya berasal dari panen-panen kecil yang ditanam

pada triwulan III-2010 dengan memanfaatkan kondisi curah hujan yang relatif tinggi.

Sumber : BPS, diolah

* Angka triwulan IV-2010 merupakan angka proyeksi Bank Indonesia

Grafik 7.2. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian SektorGrafik 7.2. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian SektorGrafik 7.2. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian SektorGrafik 7.2. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Sektor UtamaUtamaUtamaUtama Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Sementara itu sektor industri diperkirakan masih tetap tumbuh positif di kisaran

4,0%-4,5% (yoy), sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2010 yang

tercatat sebesar 4,9% (yoy). Penurunan sektor industri ini diperkirakan karena faktor

adanya penurunan permintaan setelah mencapai puncaknya pada triwulan III-2010 yang

didorong oleh konsumsi pada saat bulan puasa dan hari raya lebaran. Prompt indicator

dari perkembangan impor barang modal dan bahan baku menunjukkan adanya sedikit

tren penurunan pada akhir triwulan III-2010 ini.

Selanjutnya sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) diperkirakan tumbuh

sebesar 5,5%-5,8% (yoy), sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan

III-2010 yang tercatat sebesar 5,9%. Adanya perlambatan sektor ini juga diperkirakan

karena puncak aktivitas perdagangan sudah terjadi pada saat perayaan hari raya yang

jatuh pada triwulan III-2010, sehingga pada triwulan IV-2010 terjadi penyesuaian aktivitas

ekonomi pada sektor ini untuk turun menuju aktivitas normalnya. Diperkirakan pada akhir

tahun mulai terdapat penguatan aktivitas perdagangan yang dipicu konsumsi menjelang

natal dan tahun baru, namun volumenya tidak sebesar pada triwulan sebelumnya.

-10

-5

0

5

10

15

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*)

2007 2008 2009 2010

g_pertanian (qtq) g_pertanian (yoy -RHS)

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

-6

-4

-2

0

2

4

6

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*)

2007 2008 2009 2010

g_industri (qtq) g_PHR (qtq)

g_industri (yoy -RHS) g_PHR -RHS (yoy -RHS)

Page 75: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 61

Sektor Jasa-jasa diperkirakan mengalami peningkatan, yaitu tumbuh sebesar 7,5% -

8,0% (yoy) dan tumbuh 2,75% - 3,25% (qtq). Peningkatan ini diperkirakan dipicu oleh

peningkatan aktivitas sub sektor jasa pemerintahan umum terkait dengan percepatan

realisasi belanja anggaran pemerintah menjelang akhir tahun anggaran. Sementara untuk

jasa swasta diperkirakan tumbuh stabil.

Beberapa sektor lain yang diperkirakan tetap tumbuh cukup tinggi pada triwulan IV-

2010 adalah sektor sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan dan

persewaan dan sektor bangunan.

Sumber : BPS dan Bank Indonesia, diolah * Angka triwulan IV-2010 merupakan angka proyeksi Bank Indonesia

Grafik 7.3. Perkiraan Pertumbuhan Grafik 7.3. Perkiraan Pertumbuhan Grafik 7.3. Perkiraan Pertumbuhan Grafik 7.3. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Menurut PenggunaanPerekonomian Menurut PenggunaanPerekonomian Menurut PenggunaanPerekonomian Menurut Penggunaan Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Di sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga (RT) diperkirakan masih tetap tumbuh

stabil pada triwulan IV-2010. Konsumsi RT diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 5,5%-

6,0% (yoy), relatif stabil dibandingkan triwulan III-2010. Secara triwulanan, konsumsi

rumah tangga diperkirakan stabil atau cenderung mengalami kontraksi tipis. Perlambatan

tersebut disebabkan adanya pengurangan konsumsi setelah melakukan belanja besar-

besaran pada triwulan III-2010. Perayaan natal dan tahun baru diperkirakan mampu

menjadi penyangga (buffer) pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan IV-

2010, walaupun secara besaran nominal tidak sebesar triwulan sebelumnya.

Sementara itu konsumsi pemerintah pada triwulan IV-2010 diperkirakan tumbuh

dalam kisaran 8,0%-8,5% (yoy). Secara triwulanan diperkirakan juga meningkat

signifikan. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan realisasi anggaran tahun

ini yang relatif belum maksimal hingga triwulan III-2010. Sedangkan untuk komponen

investasi, diperkirakan mengalami perlambatan pertumbuhan dibanding triwulan III-2010,

walaupun apabila dilihat secara triwulanan diperkirakan masih mengalami peningkatan.

Pertumbuhan investasi trtiwulan IV-2010 diperkirakan dalam kisaran 3,5%-4,0% (yoy),

sehingga secara umum investasi selama tahun 2010 diperkirakan tumbuh sebesar 6,75%-

7,25% (yoy). Ekspor diperkirakan tetap tumbuh signifikan dalam kisaran 8,0%-8,5%

(yoy), seiring dengan permintaan luar negeri yang cenderung stabil.

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*)

2007 2008 2009 2010

Kons RT (yoy)

Kons pmrth (yoy)

PMTB (yoy)

Ekspor (yoy)

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*)

2007 2008 2009 2010

Kons pmrth (qtq)

Kons RT (qtq)

PMTB (qtq)

Ekspor (qtq)

Page 76: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 62

7.2. Inflasi7.2. Inflasi7.2. Inflasi7.2. Inflasi

Tekanan inflasi Jawa Tengah triwulan IV-2010 diperkirakan akan berada dalam

kisaran 5,5%–6,0% (yoy). Tekanan inflasi triwulan mendatang diperkirakan tidak sebesar

triwulan sebelumnya, terutama disebabkan oleh kembali normalnya permintaan

masyarakat setelah hari raya lebaran, sehingga berpengaruh pada relatif stabilnya harga

beberapa kebutuhan pokok masyarakat. Tekanan permintaan pada triwulan IV-2010

dipekirakan akan naik pada saat perayaan hari natal dan tahun baru pada Desember 2010

Namun demikian, beberapa kondisi perlu mendapat perhatian untuk menjaga

stabilitas harga. Beberapa kondisi tersebut antara lain berasal dari kemungkinan naiknya

tekanan imported inflation, seiring dengan kecenderungan naiknya beberapa harga

komoditas dunia, seperti gandum, jagung, kedelai dan CPO, serta beberapa komoditas

bahan baku industri seperti besi dan baja.

Kenaikan harga beberapa komoditas bahan makanan (termasuk beras) juga perlu

diantisipasi, seiring dengan masuknya masa tanam di Jateng pada Oktober-Desember

2010. Di samping itu, meskipun harga gula pasir relatif stabil, namun pasokan dan

kelancaran distribusi komoditas ini perlu dijaga untuk mengendalikan pergerakan

harganya, karena musim giling berakhir pada Oktober 2010. Selain itu, perlu diwaspadai

pula persoalan berkurangnya pasokan dan kurang lancarnya distribusi beberapa

komoditas, sebagai akibat adanya kemungkinan bencana alam yang terjadi di beberapa

daerah, sejalan dengan perkiraan cuaca ekstrem atau anomaly cuaca yang terjadi sejak

Oktober 2010 – Maret 2011.

Tekanan inflasi dari ekspektasi masyarakat juga mengalami peningkatan pada

triwulan IV-2010 (Grafik 7.1.Grafik 7.1.Grafik 7.1.Grafik 7.1.). Ekspektasi masyarakat tersebut dapat terlihat dari hasil

Survei Konsumen yang dilakukan oleh KBI Semarang, bahwa responden atau masyarakat

memiliki ekspektasi terhadap kenaikan harga secara umum pada tiga bulan mendatang

cenderung naik. Peningkatan harga diperkirakan terjadi pada kelompok makanan jadi dan

kelompok bahan makanan. Naiknya ekspektasi responden terhadap harga secara umum

antara lain disebabkan oleh adanya perkiraan ketersediaan barang/jasa yang berkurang,

situasi keamanan dan sosial politik, serta gangguan pada distribusi barang. Berdasarkan

Hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan KBI Semarang, responden juga

mengekspektasikan bahwa harga di tingkat pedagang pada triwulan IV-2010 mendatang

diperkirakan sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan laporan (Grafik 7.3.)Grafik 7.3.)Grafik 7.3.)Grafik 7.3.).

Page 77: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 63

Grafik Grafik Grafik Grafik 7.1.7.1.7.1.7.1. Prakiraan Inflasi Hasil SurveiPrakiraan Inflasi Hasil SurveiPrakiraan Inflasi Hasil SurveiPrakiraan Inflasi Hasil Survei Konsumen Dan Laju Inflasi Ihk Aktual Konsumen Dan Laju Inflasi Ihk Aktual Konsumen Dan Laju Inflasi Ihk Aktual Konsumen Dan Laju Inflasi Ihk Aktual ((((yoyyoyyoyyoy))))

Berdasarkan Survei Konsumen yang dilakukan oleh KBI Semarang, ekspektasi

masyarakat kota Semarang dalam tiga bulan ke depan menunjukkan penurunan

optimisme dalam hal ekspektasi penghasilan, ekspektasi ekonomi dan ekspektasi

ketersediaan lapangan kerja. Oleh karena itu, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai

berikut:

a. Ekspektasi masyarakat terhadap penghasilan berada dalam level yang optimis, namun

menunjukkan penurunan. Hal ini perlu menjadi perhatian karena mengindikasikan

adanya penurunan daya beli masyarakat pada triwulan mendatang.

b. Ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja

menunjukkan kecenderungan menurun, bahkan untuk ekspektasi terhadap kondisi

ekonomi berada dalam level pesimis. Kondisi ini perlu menjadi perhatian karena

masyarakat menilai kondisi ekonomi 3 bulan ke depan kurang begitu kondusif.

c. Ekspektasi masyarakat terhadap harga secara umum cukup positif meskipun

menunjukkan peningkatan. Sementara itu, ekspektasi masyarakat terhadap

ketersediaan barang dan jasa mengalami penurunan. Artinya masyarakat

memandang bahwa perkembangan harga secara umum akan meningkat, antara lain

disebabkan oleh pasokan komoditas yang menurun.

d. Ekspektasi masyarakat terhadap tingkat suku bunga dan tabungan menunjukkan

penurunan pada tiga bulan ke depan, meskipun masih dalam level optimis. Hal ini

menunjukkan bahwa masyarakat memperkirakan akan terjadi penurunan

kemampuan dalam menambah tabungan yang dimilikinya, karena adanya penurunan

penghasilan.

100

110

120

130

140

150

160

170

180

190

200

0

2

4

6

8

10

12

7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

2007 2008 2009 2010

Ekspektasi

Inflasi

Inflasi Aktual

(%, yoy)

Inflasi Aktual (yoy, %)

Ekspektasi Inflasi (indeks)

Page 78: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 64

Grafik Grafik Grafik Grafik 7.2.7.2.7.2.7.2. Ekspektasi Masyarakat Ekspektasi Masyarakat Ekspektasi Masyarakat Ekspektasi Masyarakat TigaTigaTigaTiga Bulan Ke Depan Berdasarkan Survei KonsumenBulan Ke Depan Berdasarkan Survei KonsumenBulan Ke Depan Berdasarkan Survei KonsumenBulan Ke Depan Berdasarkan Survei Konsumen

Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan oleh KBI Semarang,

mayoritas responden memperkirakan harga secara umum pada 3 bulan mendatang akan

meningkat. Secara net balance, indeks ekspektasi harga pada September 2010 untuk 3

bulan mendatang rata-rata berada di bawah level 150, sedikit turun dari Juni 2010 yang

berada di level 130. Hal itu menunjukkan ekspektasi responden terhadap kenaikan harga

secara umum semakin meningkat, atau responden melihat ke depan bahwa inflasi akan

relatif lebih tinggi dari triwulan laporan (Grafik 7.3Grafik 7.3Grafik 7.3Grafik 7.3).

Grafik Grafik Grafik Grafik 7.3.7.3.7.3.7.3. Ekspektasi PedaEkspektasi PedaEkspektasi PedaEkspektasi Pedaggggang ang ang ang TigaTigaTigaTiga Bulan Ke DepanBulan Ke DepanBulan Ke DepanBulan Ke Depan Berdasarkan Survei Penjualan EceranBerdasarkan Survei Penjualan EceranBerdasarkan Survei Penjualan EceranBerdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE)(SPE)(SPE)(SPE)

Berdasarkan hasil estimasi dan berbagai survei tersebut di atas yang menghitung

ekspektasi masyarakat, pedagang dan perkiraan perkembangan harga ke depan, maka

KBI Semarang memperkirakan laju inflasi Jawa Tengah triwulan IV-2010 diperkirakan akan

berada dalam kisaran 5,5%-6,0% (yoy). Penyebab utama inflasi triwulan ke depan

0

2

4

6

8

10

12

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

2007 2008 2009 2010

Ekspektasi Harga Umum - axis kiri

Inflasi Jateng (%, yoy) - axis kanan

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2008 2009 2010

Ekspektasi Penghasilan

Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja

Ekspektasi Ekonomi0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2008 2009 2010

Harga Umum

Ketersediaan Barang & Jasa

Tingkat Suku Bunga

Tabungan

Page 79: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 65

diperkirakan berasal dari kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, dan

kelompok sandang (Grafik Grafik Grafik Grafik 7.7.7.7.4444).

Sumber: BPS, diolah Keterangan: *) estimasi KBI Semarang

GrafikGrafikGrafikGrafik 7.7.7.7.4444.... Estimasi Laju Inflasi Jawa TengahEstimasi Laju Inflasi Jawa TengahEstimasi Laju Inflasi Jawa TengahEstimasi Laju Inflasi Jawa Tengah

Menurut Kelompok Barang Dan Jasa (yoy, PersenMenurut Kelompok Barang Dan Jasa (yoy, PersenMenurut Kelompok Barang Dan Jasa (yoy, PersenMenurut Kelompok Barang Dan Jasa (yoy, Persen))))

♣♣♣

-10

-5

0

5

10

15

20

I II III IV I II III IV I II III IV*)

2008 2009 2010

Bahan Makanan Makanan Jadi

Perumahan Sandang

Kesehatan Pendidikan

Transpor Umum

Page 80: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 81: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 67

Daftar Istilah Daftar Istilah Daftar Istilah Daftar Istilah

Administered PriceAdministered PriceAdministered PriceAdministered Price Harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik.

Base Effect Base Effect Base Effect Base Effect Efek kenaikan/penurunan nilai pertumbuhan yang cukup tinggi sebagai akibat dari nilai level variabel yang dijadikan dasar perhitungan/perbandingan mempunyai nilai yang cukup rendah/tinggi.

BEC BEC BEC BEC Merupakan pengklasifikasian kode barang dengan 3 digit angka, yang dikelompokkan berdasarkan kegunaan utama barang berdasarkan daya angkut komoditi tersebut.

Barang Modal (Barang Modal (Barang Modal (Barang Modal (CapitalCapitalCapitalCapital) ) ) ) Barang-barang yang digunakan untuk keperluan investasi.

Bahan baku (Bahan baku (Bahan baku (Bahan baku (Raw MRaw MRaw MRaw Materialaterialaterialaterial)))) Barang-barang mentah atau setengah jadi yang akan diproses kembali oleh sektor industri

BI RateBI RateBI RateBI Rate Suku bunga referensi kebijakan moneter dan ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur setiap bulannya.

BIBIBIBI----RTGS RTGS RTGS RTGS Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement, yang merupakan suatu penyelesaian kewajiban bayar-membayar (settlement) yang dilakukan secara on-line atau seketika untuk setiap instruksi transfer dana.

Dana Pihak Ketiga (DPK)Dana Pihak Ketiga (DPK)Dana Pihak Ketiga (DPK)Dana Pihak Ketiga (DPK) Adalah simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka.

Ekspor dan Impor Ekspor dan Impor Ekspor dan Impor Ekspor dan Impor Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar provinsi

Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR) Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam rupiah dan valas. Terminologi FDR untuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank konvensional.

Fit for CirculationFit for CirculationFit for CirculationFit for Circulation Merupakan kebijakan untuk menyediakan uang layak edar.

Inflasi IHKInflasi IHKInflasi IHKInflasi IHK Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan perubahan indeks harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Inflasi intiInflasi intiInflasi intiInflasi inti Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices.

InInInInflowflowflowflow Adalah uang yang diedarkan aliran masuk uang kartal ke Bank Indonesia.

KreditKreditKreditKredit

Page 82: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 68

adalah penyediaan uang atau tagihan yang sejenis, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk : (1) pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan note purchase

agreement (NPA). (2) pengambilan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.

Konsumsi (Konsumsi (Konsumsi (Konsumsi (ConsumptionConsumptionConsumptionConsumption)))) Kategori barang-barang jadi yang digunakan langsung untuk konsumsi baik habis pakai maupun tidak.

Kontraksi PertumbuhanKontraksi PertumbuhanKontraksi PertumbuhanKontraksi Pertumbuhan Kondisi dimana pertumbuhan output/PDRB benilai negatif

Net InflNet InflNet InflNet Inflowowowow Uang yang diedarkan inflow lebih besar dari outflow.

Non Performing Non Performing Non Performing Non Performing Financing (Financing (Financing (Financing (NNNNPPPPF) atau F) atau F) atau F) atau Non Performing Non Performing Non Performing Non Performing Loan (Loan (Loan (Loan (NPNPNPNPL)L)L)L) Rasio pembiayaan atau kredit macet terhadap total penyaluran pembiayaan atau kredit oleh bank, baik dalam rupiah dan valas. Terminologi NPF dan pembiayaan untuk bank syariah, sedangkan NPL dan kredit untuk bank konvensional. Kriteria NPF atau NPL adalah : (1) Kurang lancar, (2) Diragukan, dan (3) Macet.

OutOutOutOutflowflowflowflow Adalah aliran keluar uang kartal dari Bank Indonesia.

Saldo Bersih Tertimbang (SBT)Saldo Bersih Tertimbang (SBT)Saldo Bersih Tertimbang (SBT)Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Merupakan salah satu metode yang digunakan dalam SKDU dengan memperhitungkan selisih antara jumlah jawaban “Positif” dengan jawaban “Negatif”dari tiap sektor. Selisih tersebut kemudian dikalikan bobot tiap sektor. SBT mencerminkan perkembangan usaha di saat ini dan di masa mendatang dari tiap sektor.

Page 83: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 69

LAMPIRAN Indikator Ekonomi Jawa Indikator Ekonomi Jawa Indikator Ekonomi Jawa Indikator Ekonomi Jawa TengahTengahTengahTengah

Sumber: Bank Indonesia, BPS,diolah Ket: *) PDRB Data Sementara, **) PDRB Data Sangat Sementara

1111 Pertumbuhan PDRB (yoy, %)Pertumbuhan PDRB (yoy, %)Pertumbuhan PDRB (yoy, %)Pertumbuhan PDRB (yoy, %) 5.495.495.495.49 5.965.965.965.96 6.396.396.396.39 3.943.943.943.94 4.214.214.214.21 4.534.534.534.53 5.545.545.545.54 4.574.574.574.57 5.605.605.605.60 5.605.605.605.60 5.605.605.605.60

SektoralSektoralSektoralSektoral

a. Pertanian -3.43 5.89 7.09 13.36 9.74 4.74 9.25 -6.00 5.40 3.90 3.5

b. Pertambangan & Penggalian 1.46 2.03 5.54 5.70 4.96 5.40 3.86 7.65 11.30 9.80 10.7

c. Industri Pengolahan 9.51 5.03 6.39 -2.37 -2.38 1.09 1.73 7.02 6.20 5.50 4.9

d. Listrik, Gas & Air Bersih 5.35 4.83 4.86 4.04 2.60 6.39 5.43 6.57 9.40 6.10 7.8

e. Konstruksi 5.45 6.04 6.08 8.44 7.61 6.58 6.66 6.30 9.10 8.50 5.2

f. Perdagangan, Hotel & Restoran 5.46 5.76 4.95 4.26 4.57 5.82 5.95 6.22 4.50 5.20 5.9

g. Pengangkutan & Komunikasi 7.10 6.67 9.65 6.67 7.11 7.35 6.41 6.99 2.10 6.70 10.2

h. Keu., Persewaan & Jasa Persh. 11.49 8.32 6.77 4.96 10.01 8.80 7.28 4.80 3.70 3.70 5.0

i. Jasa-Jasa 11.20 8.80 6.69 4.46 7.47 7.72 7.74 8.42 6.40 7.90 8.9

Sisi PenggunaanSisi PenggunaanSisi PenggunaanSisi Penggunaan

a. Konsumsi Rumah Tangga 5.13 5.11 6.51 4.95 4.92 5.25 5.84 5.65 6.00 5.90 5.5

b. Konsumsi LNP 2.65 2.12 6.77 10.27 11.89 10.53 6.28 1.61 1.80 3.70 -2.9

c. Konsumsi Pemerintah 14.71 9.32 8.88 8.23 7.86 6.85 7.45 15.64 8.90 12.50 9.3

d. Investasi (PMTB) 6.18 6.14 7.16 7.24 5.34 5.00 5.20 6.88 9.70 8.80 6.5

e. Ekspor 2.6 5.75 1.52 2.31 -10.17 -0.70 8.44 18.43 15.20 21.40 15.2

f. Impor 16.06 -8.58 -12.51 13.03 -12.90 6.47 17.85 19.70 15.40 -2.20 0.9

2222 Inflasi (yoy, %)Inflasi (yoy, %)Inflasi (yoy, %)Inflasi (yoy, %) 7.957.957.957.95 9.019.019.019.01 10.2110.2110.2110.21 9.559.559.559.55 6.946.946.946.94 3.953.953.953.95 3.203.203.203.20 3.323.323.323.32 3.463.463.463.46 4.574.574.574.57 5.595.595.595.59

a. Bahan Makanan 13.36 17.33 16.71 12.91 7.76 3.92 4.64 3.75 3.16 9.37 11.20

b. Makanan Jadi 10.69 9.74 13.17 12.9 9.22 9.49 7.25 7.53 7.81 6.08 6.04

c. Perumahan 5.34 9.73 12.77 13.46 12.17 7.38 4.29 3.49 2.18 2.28 3.58

d. Sandang 9.69 9.13 8.78 7.06 7.08 6.38 5.94 5.70 2.54 4.53 4.20

e. Kesehatan 5.5 6.4 6.13 7.68 6.97 6.05 5.37 3.40 1.70 1.24 1.49

f. Pendidikan 7.31 8.54 4.44 4.93 4.99 3.69 3.30 2.45 2.48 2.55 2.37

g. Transpor 1.18 11.2 11.92 7.14 1.92 -7.36 -6.90 -3.40 1.69 1.37 3.16

1.1.1.1. Total Asset - TotalTotal Asset - TotalTotal Asset - TotalTotal Asset - Total 94,34294,34294,34294,342 99,10099,10099,10099,100 107,486107,486107,486107,486 111,812111,812111,812111,812 113,259113,259113,259113,259 116,051116,051116,051116,051 121,918121,918121,918121,918 125,595125,595125,595125,595 129,543129,543129,543129,543 138,145138,145138,145138,145 143,488143,488143,488143,488

a. Total Asset - Bank Umum 87,417 91,822 99,993 103,922 105,161 107,844 113,088 116,642 120,155 128,393 133,270

b. Total Asset - BPR 6,925 7,278 7,493 7,889 8,097 8,207 8,830 8,953 9,388 9,752 10,218

2.2.2.2. DPK - TotalDPK - TotalDPK - TotalDPK - Total 74,78374,78374,78374,783 78,76178,76178,76178,761 81,24081,24081,24081,240 86,14086,14086,14086,140 90,13990,13990,13990,139 92,26092,26092,26092,260 93,85293,85293,85293,852 97,49997,49997,49997,499 99,55699,55699,55699,556 104,680104,680104,680104,680 107,403107,403107,403107,403

a. DPK - Bank Umum 69,886 73,706 76,113 80,681 84,453 86,474 87,657 91,213 92,869 97,853 100,333

b. DPK - BPR 4,897 5,054 5,127 5,459 5,686 5,786 6,195 6,287 6,687 6,827 7,070

3.3.3.3. Deposito - TotalDeposito - TotalDeposito - TotalDeposito - Total 28,07328,07328,07328,073 29,57129,57129,57129,571 32,91032,91032,91032,910 33,74033,74033,74033,740 36,97536,97536,97536,975 37,22137,22137,22137,221 37,04837,04837,04837,048 36,42336,42336,42336,423 39,54539,54539,54539,545 40,52740,52740,52740,527 40,97040,97040,97040,970

a. Deposito - Bank Umum 25,143 26,574 29,868 30,621 33,646 33,801 33,379 32,697 35,596 36,457 36,743

b. Deposito - BPR 2,930 2,997 3,042 3,119 3,330 3,420 3,669 3,726 3,949 4,070 4,227

4.4.4.4. Giro - Total Giro - Total Giro - Total Giro - Total 12,77212,77212,77212,772 12,97112,97112,97112,971 11,78911,78911,78911,789 12,29612,29612,29612,296 14,03514,03514,03514,035 14,35814,35814,35814,358 14,47414,47414,47414,474 14,01714,01714,01714,017 15,30515,30515,30515,305 16,71916,71916,71916,719 16,27616,27616,27616,276

5.5.5.5. Tabungan - Total Tabungan - Total Tabungan - Total Tabungan - Total 33,93833,93833,93833,938 36,21936,21936,21936,219 36,54236,54236,54236,542 40,10440,10440,10440,104 39,12939,12939,12939,129 40,68140,68140,68140,681 42,33042,33042,33042,330 47,05847,05847,05847,058 44,70644,70644,70644,706 47,43547,43547,43547,435 50,15750,15750,15750,157

a. Tabungan - Bank Umum 31,971 34,161 34,457 37,763 36,773 38,315 39,804 44,498 41,968 44,677 47,314

b. Tabungan - BPR 1,967 2,058 2,085 2,340 2,356 2,366 2,526 2,560 2,738 2,758 2,843

6.6.6.6. Kredit - Total Kredit - Total Kredit - Total Kredit - Total 64,04064,04064,04064,040 71,39771,39771,39771,397 77,11077,11077,11077,110 79,33179,33179,33179,331 79,83579,83579,83579,835 82,67082,67082,67082,670 85,96185,96185,96185,961 90,19490,19490,19490,194 92,06092,06092,06092,060 98,36298,36298,36298,362 102,418102,418102,418102,418

a. Kredit - Bank Umum 58,475 65,406 70,668 72,907 73,099 75,610 78,452 82,814 84,371 90,241 93,967

b. Kredit - BPR 5,565 5,991 6,442 6,424 6,736 7,060 7,508 7,380 7,689 8,121 8,451

III-08III-08III-08III-08I-08I-08I-08I-08 II-08II-08II-08II-08 II-10*II-10*II-10*II-10*I-10I-10I-10I-10I N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O R IV-08IV-08IV-08IV-08 II-09II-09II-09II-09

II. Kinerja Perbankan (Rp. Miliar)II. Kinerja Perbankan (Rp. Miliar)II. Kinerja Perbankan (Rp. Miliar)II. Kinerja Perbankan (Rp. Miliar)

I-09I-09I-09I-09

I. Ekonomi MakroI. Ekonomi MakroI. Ekonomi MakroI. Ekonomi Makro

III-10**III-10**III-10**III-10**IV-09IV-09IV-09IV-09No.No.No.No. III-09III-09III-09III-09

Page 84: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasi

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan III-2010 70

Sumber: Bank Indonesia,diolah ket: * Data BPRS bulan Agustus 2010

7.7.7.7. Kredit Menurut Jenis PenggunaanKredit Menurut Jenis PenggunaanKredit Menurut Jenis PenggunaanKredit Menurut Jenis Penggunaan

a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total 64,04064,04064,04064,040 71,39771,39771,39771,397 77,11077,11077,11077,110 79,33179,33179,33179,331 79,83579,83579,83579,835 82,67082,67082,67082,670 85,96185,96185,96185,961 90,19490,19490,19490,194 92,06092,06092,06092,060 98,36298,36298,36298,362 102,348102,348102,348102,348

- Kredit Modal Kerja 35,474 39,650 43,573 44,968 45,133 46,419 48,142 50,546 49,214 53,474 56,049

- Kredit Investasi 4,833 5,337 5,589 5,925 5,881 6,171 6,727 7,098 8,399 8,118 8,653

- Kredit Konsumsi 23,733 26,410 27,949 28,438 28,821 30,079 31,093 32,549 34,447 36,770 37,646

b. Persentase thd Total Kredit (%)b. Persentase thd Total Kredit (%)b. Persentase thd Total Kredit (%)b. Persentase thd Total Kredit (%)

- Kredit Modal Kerja 55.39 55.53 56.51 56.68 56.53 56.15 75.17 56.04 54.56 59.29 62.14

- Kredit Investasi 7.55 7.48 7.25 7.47 7.37 7.47 10.50 7.87 9.31 9.00 9.59

- Kredit Konsumsi 37.06 36.99 36.25 35.85 36.10 36.38 36.17 36.09 38.19 40.77 41.74

c. Kredit Bank Umumc. Kredit Bank Umumc. Kredit Bank Umumc. Kredit Bank Umum 58,47558,47558,47558,475 65,40665,40665,40665,406 70,66870,66870,66870,668 72,90772,90772,90772,907 73,09973,09973,09973,099 75,61075,61075,61075,610 78,45278,45278,45278,452 82,81482,81482,81482,814 84,37184,37184,37184,371 90,24190,24190,24190,241 93,96793,96793,96793,967

- Kredit Modal Kerja 32,745 36,732 40,337 41,826 41,825 42,883 44,352 46,839 45,326 49,334 51,757

- Kredit Investasi 4,517 4,987 5,234 5,543 5,475 5,766 6,321 6,694 7,980 7,687 8,213

- Kredit Konsumsi 21,213 23,687 25,098 25,539 25,799 26,961 27,780 29,281 31,065 33,220 33,998

d. Kredit BPR d. Kredit BPR d. Kredit BPR d. Kredit BPR 5,5655,5655,5655,565 5,9915,9915,9915,991 6,4426,4426,4426,442 6,4246,4246,4246,424 6,7366,7366,7366,736 7,0607,0607,0607,060 7,5087,5087,5087,508 7,3807,3807,3807,380 7,6897,6897,6897,689 8,1218,1218,1218,121 8,3818,3818,3818,381

- Kredit Modal Kerja 2,728 2,918 3,236 3,142 3,308 3,536 3,790 3,707 3,887 4,140 4,292

- Kredit Investasi 317 350 355 382 405 406 406 404 420 431 441

- Kredit Konsumsi 2,520 2,723 2,851 2,899 3,022 3,118 3,313 3,268 3,381 3,550 3,648

8.8.8.8. Kredit Menurut Sektor EkonomiKredit Menurut Sektor EkonomiKredit Menurut Sektor EkonomiKredit Menurut Sektor Ekonomi

a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total 64,04064,04064,04064,040 71,39771,39771,39771,397 77,11077,11077,11077,110 79,33179,33179,33179,331 79,83579,83579,83579,835 82,67082,67082,67082,670 85,96185,96185,96185,961 90,19490,19490,19490,194 92,06092,06092,06092,060 98,36298,36298,36298,362 102,348102,348102,348102,348

- Sektor Pertanian 2,437 2,547 2,548 2,655 2,671 2,753 2,688 2,819 1,947 2,291 2,124

- Sektor Pertambangan 73 65 103 100 101 89 110 105 125 122 103

- Sektor Industri 11,157 12,569 14,717 15,633 15,550 15,002 15,809 16,802 15,195 16,470 16,207

- Sektor Air, Listrik & Gas 12 13 10 10 17 50 61 63 60 48 59

- Sektor Konstruksi 852 1,205 1,343 1,110 1,132 1,282 1,355 1,296 1,127 1,231 1,616

- Sektor Perdagangan 21,237 23,282 24,473 25,352 25,666 27,481 28,764 30,414 27,602 28,542 31,882

- Sektor Transportasi 621 685 727 845 845 926 910 955 975 1,739 1,324

- Sektor Jasa Dunia Usaha 2,810 3,243 3,733 3,704 3,583 3,515 3,712 3,647 4,048 3,853 4,076

- Sektor Jasa Sosial Masy. 606 679 681 743 719 745 737 809 961 1,700 1,648

- Lain-lain 24,234 27,109 28,776 29,179 29,552 30,825 31,816 33,283 40,021 42,366 43,310

b. Kredit Bank Umumb. Kredit Bank Umumb. Kredit Bank Umumb. Kredit Bank Umum 58,47558,47558,47558,475 65,40665,40665,40665,406 70,66870,66870,66870,668 72,90772,90772,90772,907 73,09973,09973,09973,099 75,61075,61075,61075,610 78,45278,45278,45278,452 82,81482,81482,81482,814 84,37184,37184,37184,371 90,24190,24190,24190,241 93,96793,96793,96793,967

- Sektor Pertanian 1,996 2,067 2,096 2,156 2,144 2,200 2,167 2,290 1,368 1,669 1,489

- Sektor Pertambangan 73 65 103 100 101 89 110 105 125 122 103

- Sektor Industri 11,070 12,479 14,610 15,540 15,453 14,904 15,708 16,702 15,094 16,362 16,089

- Sektor Air, Listrik & Gas 12 13 10 10 17 50 61 63 60 48 59

- Sektor Konstruksi 852 1,205 1,343 1,110 1,132 1,282 1,355 1,296 1,127 1,231 1,616

- Sektor Perdagangan 19,345 21,254 22,200 23,145 23,344 24,986 26,019 27,764 24,850 25,654 28,892

- Sektor Transportasi 621 685 727 845 845 926 910 955 975 1,739 1,324

- Sektor Jasa Dunia Usaha 2,300 2,688 3,100 3,103 2,954 2,859 3,050 2,977 3,356 3,096 3,262

- Sektor Jasa Sosial Masy. 606 679 681 743 719 745 737 809 961 1,700 1,648

- Lain-lain 21,599 24,270 25,797 26,157 26,391 27,568 28,336 29,853 36,456 38,620 39,485

c. Kredit BPR c. Kredit BPR c. Kredit BPR c. Kredit BPR 5,5655,5655,5655,565 5,9915,9915,9915,991 6,4426,4426,4426,442 6,4246,4246,4246,424 6,7366,7366,7366,736 7,0607,0607,0607,060 7,5087,5087,5087,508 7,3807,3807,3807,380 7,6897,6897,6897,689 8,1218,1218,1218,121 8,3818,3818,3818,381

- Sektor Pertanian 441 479 452 500 527 553 521 529 579 621 634

- Sektor Industri 87 89 106 93 97 98 102 100 101 108 118

- Sektor Perdagangan 1,892 2,028 2,273 2,207 2,322 2,496 2,745 2,650 2,752 2,888 2,990

- Sektor Jasa Dunia Usaha 510 555 632 601 628 656 662 670 692 758 814

- Lain-lain 2,635 2,839 2,979 3,023 3,161 3,257 3,479 3,431 3,565 3,746 3,825

I-09I-09I-09I-09III-08III-08III-08III-08 IV-08IV-08IV-08IV-08I N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O R II-10II-10II-10II-10I-08I-08I-08I-08 II-08II-08II-08II-08 I-10I-10I-10I-10II-09II-09II-09II-09 IV-09IV-09IV-09IV-09 III-10III-10III-10III-10III-09III-09III-09III-09No.No.No.No.

9.9.9.9. LDR - Perbankan (%)LDR - Perbankan (%)LDR - Perbankan (%)LDR - Perbankan (%) 85.6385.6385.6385.63 90.6590.6590.6590.65 94.9294.9294.9294.92 92.1092.1092.1092.10 88.5788.5788.5788.57 89.6189.6189.6189.61 91.5991.5991.5991.59 92.5192.5192.5192.51 92.4792.4792.4792.47 93.9693.9693.9693.96 95.2995.2995.2995.29

a. LDR - Bank Umum (%) 83.67 88.74 92.85 90.37 86.56 87.44 89.50 90.79 91.97 91.87 93.66

b. LDR - BPR (%) 113.64 118.60 125.71 117.66 118.46 122.01 121.61 114.74 114.97 117.00 118.54

10.10.10.10. NPL -Perbankan (%)NPL -Perbankan (%)NPL -Perbankan (%)NPL -Perbankan (%) 4.134.134.134.13 2.802.802.802.80 3.243.243.243.24 2.952.952.952.95 4.134.134.134.13 4.134.134.134.13 3.403.403.403.40 2.982.982.982.98 3.023.023.023.02 3.043.043.043.04 2.992.992.992.99

a. NPL - Bank Umum (%) 3.34 3.06 2.64 2.39 3.70 3.41 2.83 2.41 3.02 2.83 2.29

b. NPL - BPR (%) 11.46 10.40 9.78 9.26 9.30 8.75 9.27 8.38 8.57 8.47 8.98

11.11.11.11. Perbankan SyariahPerbankan SyariahPerbankan SyariahPerbankan Syariah

A.A.A.A. Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)

a. Aset 1,624 1,866 2,312 2,417 2,350 2,710 2,916 3,477 3,777 4,413 4,776

Share thd Perbankan Jateng (%) 1.72 1.88 2.15 2.16 2.07 2.34 2.39 2.77 2.92 3.19 3.33

b. DPK 1,288 1,462 1,550 1,701 1,660 1,892 2,055 2,337 2,462 2,708 3,114

Share thd Perbankan Jateng (%) 1.72 1.86 1.91 1.98 1.84 2.05 2.19 2.40 2.47 2.59 2.90

c. Pembiayaan 1,304 1,620 1,873 2,027 2,003 2,232 2,412 2,631 2,957 3,390 3,741

Share thd Perbankan Jateng (%) 2.04 2.27 2.43 2.55 2.51 2.70 2.81 2.92 3.21 3.45 3.65

d. FDR (%) 101.24 110.80 101.24 119.12 120.66 117.98 117.37 112.60 120.10 125.20 120.14

e. NPF (%) 4.83 4.12 4.83 2.43 4.64 4.03 3.27 3.61 3.27 4.27 4.27

B.B.B.B. Bank Umum Syariah & Unit Usaha SyariahBank Umum Syariah & Unit Usaha SyariahBank Umum Syariah & Unit Usaha SyariahBank Umum Syariah & Unit Usaha Syariah

a. Aset 1,563 1,787 2,225 2,318 2,244 2,590 2,788 3,328 3,615 4,234 4,585

b. DPK 1,247 1,415 1,495 1,637 1,588 1,810 1,969 2,238 2,353 2,597 3,001

- Giro Wadiah 179 187 198 150 154 166 166 167 134 188 201

- Tab. Wadiah & Mudharabah 625 654 721 820 807 891 1,064 1,093 1,099 1,197 1,338

- Deposito Mudharabah 443 574 576 666 627 753 739 979 1,120 1,211 1,462

- Lainnya - - - - - - - 2 5 5 6

c. Pembiayaan 1,259 1,566 1,808 1,958 1,925 2,143 2,314 2,526 2,838 3,255 3,594

d. FDR (%) 101.04 110.67 120.96 119.63 121.22 118.41 117.50 112.85 107.66 125.35 119.78

e. NPF (%) 4.73 4.17 2.56 2.30 4.59 3.97 3.13 3.43 2.66 3.00 3.07

C.C.C.C. BPR SyariahBPR SyariahBPR SyariahBPR Syariah

a. Aset 61 78 87 100 106 120 128 149 161 179 192

b. DPK 41 48 55 65 72 82 86 98 110 111 113

- Tab. Wadiah & Mudharabah 21 26 30 36 39 42 47 54 58 56 55

- Deposito Mudharabah 20 21 25 28 33 40 39 44 51 55 58

c. Pembiayaan 42 54 65 69 78 89 98 105 119 135 147

d. FDR (%) 102.06 113.22 118.46 106.19 108.30 108.54 114.37 106.99 108.72 121.66 129.79

e. NPF (%) 8.02 5.88 4.90 6.18 6.41 5.95 6.46 7.79 7.11 6.80 6.44

I-10I-10I-10I-10II-08II-08II-08II-08 II-09II-09II-09II-09III-08III-08III-08III-08 IV-08IV-08IV-08IV-08 I-09I-09I-09I-09I N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O R I-08I-08I-08I-08 IV-09IV-09IV-09IV-09No.No.No.No. III-10*III-10*III-10*III-10*III-09III-09III-09III-09 II-10II-10II-10II-10