KAJIAN EKONOMI REGIONAL EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2011 ii DAFTAR TABEL 1.1 Laju...
Transcript of KAJIAN EKONOMI REGIONAL EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2011 ii DAFTAR TABEL 1.1 Laju...
KAJIAN EKONOMI REGIONAL
Provinsi Jambi
Kantor Bank Indonesia
Jambi
Triwulan II - 2011
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.
K A T A P E N G A N T A R
Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan
II-2011 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik Bank
Indonesia Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi dua arah dalam pertukaran
data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun eksternal. Dengan demikian,
para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan terutama Pemerintah
Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh masukan
dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KER mencakup beberapa
aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan,
keuangan daerah, sistem pembayaran, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan.
Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah.
Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan
II-2011 menunjukkan pertumbuhan yang meningkat dibandingkan triwulan I-2011. Dari
sisi harga, pada triwulan laporan kota Jambi kembali mengalami deflasi dengan angka
deflasi lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Pperkembangan perbankan juga
menunjukkan peningkatan dari sisi aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit. Loan
to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor juga menunjukkan
peningkatan menjadi 87,07%. Sementara itu, kualitas kredit masih berada pada level yang
aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,71%. Pembenahan
sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit
perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi. Pertumbuhan ekonomi pada
triwulan yang akan datang bergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga dan
pemerintah.
Dalam penyusunan KER triwulan II-2011, kami banyak memperoleh support dari
dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh
karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua
pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang
akan datang.
Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam
meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk
kemakmuran masyarakat Jambi.
Jambi, Agusuts 2011
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.
i
DAFTAR ISI Daftar Isi ... ............................................................................................... i Daftar Tabel ......................................................................................... ii Daftar Grafik ......................................................................................... iii Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... 1 BAB I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional ................................. 5 A. Umum ............................................................................. 5 B. PDRB Sisi Produksi .............................................................. 7 C. PDRB Sisi Pengeluaran ........................................................ 20 Boks 1 : Pengembangan Produksi Hasil Peternakan i Provinsi Jambi Untuk Mencapai Swasembada Daging Sapi 2014 BAB II. Perkembangan Harga-Harga ..................................................... 29
A. Kajian Umum ................................................................. 29 B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang ................................. 31
Boks 2 : Perkembangan Harga Menjelang Hari Besar Keagamaan ............... BAB III. Perkembangan Perbankan Daerah ............................................ 39 A. Perkembangan Kelembagaan .......................................... 39
B. Bank Umum ................................................................... 40 C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ........................................... 49
BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah .............................................. 51 A. Realisasi Pendapatan Daerah Semester I-2011 ..................... 51 B. Realisasi Belanja Daerah Semester I-2011 ............................ 52 C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah ............................... 53 D. Keuangan Pemerintah Daerah ............................................ 55
BAB V Perkembangan Sistem Pembayaran ....................................... 57
A. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai .............................. 57 B. Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai ..................... 59
BAB VI Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan ............................. 61 A. Ketenagakerjaan Daerah .................................................... 61 B. Kesejahteraan .................................................................... 62 C. Kemiskinanan .................................................................... 65 BAB VII Perkiraan Ekonomi dan Harga Daerah ....................................... 67 A. Pertumbuhan Ekonomi ....................................................... 67 B. Proyeksi Inflasi ................................................................... 69 Lampiran Glosary
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2011
ii
DAFTAR TABEL
1.1 Laju Triwulanan (q-t-q) Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi
Penggunaan 6
2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 31
2.2 Perkembangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi
Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 32
2.3 Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi
Periode triwulan II-2011 33
3.1 Perkembangan Jumlah kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi 40
3.2 Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi 42
3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 43
3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek 43
3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 44
3.6 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi 46
3.7 Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan
Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 46
3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi
Jambi 48
4.1 Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi 52
4.2 Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi 52
4.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 53
4.4 Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 54
5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KBI Jambi 57
5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 60
6.1 Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100) 65
7.1 Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha 68
TRIWULAN I-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
iii
DAFTAR GRAFIK
1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q) 5 1.2 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 6 1.3 Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (q-t-q) 7 1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Triwulan II Tahun 2011 8 1.5 Luas Tanam Sektor Tabama triwulan I Tahun 2011 (ha) 8 1.6 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan II Tahun 2011 (ha) 8 1.7 Luas Panen Sektor Tabama Trwulan I Tahun 2011 (ha) 9 1.8 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan II Tahun 2011 9 1.9 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 10 1.10 Pertumbuhan Indikator Produksi Sub Sektor Hortikultura dan Sub Sektor Tanaman Perkebunan (%) 11 1.11 Pertumbuhan Indikator Produksi, Sub Sektor Peternakan dan Sub Sektor Perikanan (%) 11 1.12 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun Provinsi Jambi 11 1.13 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi 11 1.14 Distribusi Jenis Pupuk 12 1.15 Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk 12 1.16 Perkembangan Indikator produksi Bulanan Sektor PHR 13 1.17 Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis 13 1.18 PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi 14 1.19 Lifting Minyak Bumi 14 1.20 Lifting Gas Alam 14 1.21 Pertumbuhan Indeks Produksi Batubara dan Bahan Galian Gol. C (%) 15 1.22 Volume Penjualan Minyak Bakar 15 1.23 Volume Penjualan Minyak Diesel 15 1.24 Perkembangan Total Pemakaian Listrik Sektor Industri 16 1.25 Perkembangan Indeks Produksi Industri Karet , CPO, Makanan dan dan Minuman 16 1.26 Perkembangan Indeks Produksi Industri Barang dari Semen, Kayu dan Batu Bata 16 1.27 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 17 1.28 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik 17 1.29 Perkembangan Indeks Produksi Listrik dan Air Bersih 17 1.30 Indeks Produksi Pendukung Bangunan 17 1.31 PPDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur 18 1.32 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 18 1.33 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang 18 1.34 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal 19 1.35 Perkembangan Total Arus Peti Kemas 19
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN I-2011
iv
1.36 Perkembangan Total Arus Barang 19 1.37 Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (q-t-q) 20 1.38 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan II Tahun 2011 21 1.39 Perkembangan Penjualan Premium 22 1.40 Perkembangan Penjualan Solar 22 1.41 Perkembangan Penjualan Minyak Tanah 22 1.42 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 22 1.43 Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor 22 1.44 Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru 22 1.45 Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru 23 1.46 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 23 1.47 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 23 1.48 Pangsa Ekspor Provinsi Jambi Triwulan I-2011 24 1.49 Pangsa Impor Provinsi Jambi Triwulan I-2011 24 1.50 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 24 1.51 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 25 1.52 Perkembangan Nilai Ekspor Lima Komoditi Utama 25 1.53 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama 25 1.54 Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi 26 1.55 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 26 1.56 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 27 1.57 Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 27 1.58 Pangsa Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Penjual 27 2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 29 2.2 Perkembangan Laju Inflasi Kota Jambi 30 2.3 Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan 65 Kota di Indonesia per Juni 2011 30 2.4 Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (y-o-y) 31 2.5 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan 34 2.6 Perkembangan Harga Jagung 34 2.7 Perkembangan Harga Daging 34 2.8 Perkembangan Harga Beras 35 2.9 Perkembangan Harga Terigu 35 2.10 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 35 2.11 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 37 2.12 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 38 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 41 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 42 3.3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi 47 3.4 Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Lokasi Proyek per kabupaten/kota di Provinsi Jambi 47 3.5 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito
Bank Umum di Provinsi Jambi 48 3.6 Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Provinsi Jambi 49 3.7 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 49
TRIWULAN I-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
v
4.1 APBD Provinsi Jambi 51 4.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 54 4.3 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi 54 4.4 Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 54 4.5 Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi 55 5.1 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi 58 5.2 Perkembangan Nominal Kliring 59 5.3 Perkembangan Volume Kliring 59 6.1 Rata-rata Jumlah Pencari Kerja dan Pertumbuhannya di Provinsi Jambi 62 6.2 Perkembangan Harga Beras 63 6.3 Perkembangan Harga Tepung Terigu 63 6.4 Perkembangan Harga Minyak Goreng 63 6.5 Perkembangan Harga Komoditas Lainnya 63 6.6 Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi 66 7.1 Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun 2007 s.d Juni 2011 serta Perkiraan Juli s.d Desember 2011 70 7.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun 2007 s.d Juni 2011 serta Perkiraan Juli s.d Desember 2011 70
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
a. Inflasi dan PDRB
2010TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II
MAKROIndeks Harga Konsumen Kota Jambi 129.91 123.18 126.1 129.91 128.87 128.66
Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 10.52 7.91 7.91 10.52 7.99 4.45
PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)1) 17,465,253 4,305,361 4,434,704 4,519,574 4,569,928 4,646,745
- Pertanian 5,259,856 1,301,250 1,328,520 1,348,454 1,369,056 1,386,795
- Pertambangan dan Penggalian 2,146,442 513,335 561,162 598,163 604,413 615,896
- Industri Pengolahan 2,233,275 557,660 559,860 560,546 565,508 575,646
- Listrik, Gas, dan Air Bersih 145,524 34,920 36,902 39,484 39,900 40,548
- Bangunan 835,368 207,046 212,277 214,153 216,007 221,426
- Perdagangan Hotel dan Restoran 3,045,833 749,520 780,224 789,908 798,025 815,041
- Pengangkutan dan Komunikasi 1,318,770 327,721 331,731 333,886 334,593 339,422
- Keuangan, Persewaan dan Jasa 997,305 243,769 253,610 261,653 265,088 269,382
- Jasa 1,482,880 370,140 370,418 373,327 377,338 382,589
Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2) 1,374,724 308,434 342,806 502,430 560,714 550,266 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 2,758,979 454,808 729,660 1,311.75 1,324.01 1,919,283
Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3) 161,084 44,693 41,583 50,289 21,286 83,214 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 136 31 49 25 23 73
Catatan1) Angka sementara berdasarkan tahun dasar 2000
20112010INDIKATOR
2) Pengklasifikasian komoditi menggunakan
21 kelompok barang berdasarkan SITC 2
digit yang berlaku.3) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik
impor menggunakan SITC 2 digit
b. Perbankan
Tw.II-10 Tw.III-10 Tw.IV-10 Tw.I-11 Tw.II-11PERBANKANA. Bank Umum :Total Aset (Rp Juta) 17,058,068 15,626,041 16,427,119 17,058,068 18,531,948 19,949,458 DPK(Rp Juta) 13,253,698 12,161,122 12,440,155 13,253,698 14,896,993 15,437,210
- Tabungan 7,571,289 6,096,903 6,421,154 7,571,289 7,875,489 8,082,268 - Giro 2,586,230 3,096,605 2,758,128 2,586,230 2,976,220 3,158,837 - Deposito 3,096,179 2,967,614 3,260,873 3,096,179 4,045,284 4,196,105
Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek1) 14,197,601 12,664,086 13,787,489 14,197,601 16,413,443 17,402,873 - Modal Kerja 6,423,190 4,642,064 5,818,100 6,423,190 7,447,124 7,798,244 - Konsumsi 2,607,669 5,383,930 5,553,470 5,166,742 6,203,015 6,672,197 - Investasi 5,166,742 2,638,092 2,415,919 2,607,669 2,763,304 2,932,432 - Dana 12,716,824 11,537,887 11,934,990 12,716,824 13,880,384 14,257,413 - LDR 111.64 109.76 115.52 111.64 118.25 122.06
Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang 11,645,140 10,254,563 10,766,287 11,645,140 12,359,701 13,440,426 - Modal Kerja 4,943,146 3,733,927 4,485,722 4,943,146 5,195,417 5,583,337- Konsumsi 1,769,990 2,004,096 1,559,585 1,769,990 5,284,155 5,719,773- Investasi 4,932,004 4,516,540 4,720,980 4,932,004 1,880,130 2,137,316
- LDR (%) 87.86 84.32 86.54 87.86 82.97 87.07- NPL Gross (%) 290,819 226,875 247,307 290,819 333,528 364,498- NPL Gross nominal 2.50 2.21 2.30 2.50 2.70 2.71
Kredit UMKM (Rp Juta)Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 2,830,074 2,725,510 2,776,375 2,830,074 2,940,795 2,963,173
- Kredit Modal Kerja 943,386 602,249 871,400 943,386 962,961 1,010,533 - Kredit Investasi 114,165 368,377 141,961 114,165 148,861 142,995 - Kredit Konsumsi 1,772,522 1,754,884 1,763,014 1,772,522 1,828,973 1,809,646
Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta) 5,018,550 4,153,245 4,434,871 5,018,550 5,350,160 5,986,553 - Kredit Modal Kerja 1,539,345 1,214,427 1,462,484 1,539,345 1,630,700 1,736,174 - Kredit Investasi 416,323 465,522 325,608 416,323 454,853 568,742 - Kredit Konsumsi 3,062,881 2,473,296 2,646,778 3,062,881 3,264,607 3,681,638
Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤ Rp5 miliar) ((Rp Juta) 2,136,083 1,767,214 1,882,950 2,136,083 2,210,027 2,428,790 - Kredit Modal Kerja 1,532,833 1,238,053 1,367,480 1,532,833 1,586,022 1,712,775 - Kredit Investasi 418,855 373,331 361,096 418,855 433,563 499,435 - Kredit Konsumsi 184,396 155,830 154,374 184,396 190,442 216,580
Total Kredit MKM (Rp Juta) 9,984,706 8,645,969 9,094,196 9,984,706 10,500,983 11,378,516 NPL MKM gross (%) 1.88 2.08 2.08 1.88 2.33 2.40- NPL MKM Gross Nominal 187,474 179,530 189,528 187,474 244,365 272,601
B. BPR :Total Aset (Rp Juta) 323,168 285,696 305,307 323,168 348,883 357,608DPK (Rp Juta) 243,963 224,555 235,976 243,963 256,014 267,151 - Tabungan (Rp Juta) 49,051 40,593 39,778 49,051 49,460 55,260- Deposito (Rp Juta) 194,912 183,962 196,197 194,912 206,554 211,891
Kredit (Rp Juta) 214,314 204,073 210,473 214,314 221,787 240,753 - Modal Kerja 58,586 53,659 57181 58,586 59,184 67,198 - Investasi 33,357 30,610 31518 33,357 36,640 41,063 - Konsumsi 122,371 119,803 121773 122,371 125,963 132,491
Kredit UMKM (Rp Juta) 214,314 204,073 210,473 214,314 221,787 240,753 Rasio NPL Gross (%) 6.37 7.26 6.79 6.37 6.68 5.66 - NPL Gross (Nominal) 13,647 14,816 14,287 13,647 14,809 13,619- PPAP 5,643 8,082 5,715 5,643 6,004 6,253Rasio NPL Net (%) 3.73 3.30 4.07 3.73 3.97 3.06 LDR (%) 87.85 90.88 89.19 87.85 86.63 90.12
Catatan :1) Data semenjak trw.I-2011, sudah termasuk bank syariah di dalamnyaData sampai dengan Mei 2011
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
INDIKATOR TAHUN 2010TAHUN 2010 TAHUN 2011
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
c. Sistem Pembayaran
Tw.II-10 Tw.III-10 Tw.IV-10 Tw.I-11 Tw.II-11
SISTEM PEMBAYRAN
Inflow (Rp Juta) 873,840 134,582 382,368 139,693 290,525 259,045
Outflow (Rp Juta) 4,690,103 1,019,262 1,304,163 1,970,648 949,959 1,386,507
Pemusnahan Uang (ribu lembar) 25,151 5,827 5,999 6,990 7,165 7,971
Nominal Transaksi RTGS (Rp miliar) *) 161,479 43,400 37,503 40,544 35,509 28,563
Volume Transaksi RTGS 128,781 29,335 33,007 40,553 35,596 41,945
Nominal Kliring Debet (Rp juta) 6,937,165 1,499,718 1,892,848 1,912,401 2,048,206 2,188,482
Volume Kliring Debet (lembar) 244,597 57,197 63,822 61,697 64,647 67,850
Rata-rata Harian Nominal Kliring Debet 28,086 24,995 30,530 29,881 33,036 35,298
Rata-rata Harian Volume Kliring Debet 990 . 1,029 964 1,043 1,094
Nominal Kliring Pengembalian (Rp juta) 113,362 26,291 25,897 31,953 25,738 62,086
Volume Kliring Pengembalian (lembar) 4,229 989 1,098 1,131 933 1,074
Rata-rata Harian Nominal Kliring Pengembalian 459 438 418 499 415 1,001
Rata-rata Harian Volume Kliring Pengembalian 17 16 18 18 15 17
Nominal Tolakan Cek/BG Kosong (Rp juta) 80,894 17,737 19,087 24,849 19,747 55,108
Volume Tolakan Cek/BG Kosong (lembar) 3,034 713 815 790 704 835
Rata-rata Harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 328 296 308 388 319 889
Rata-rata Harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong 12 12 13 12 11 13
TAHUN 2010 Tahun 2011INDIKATOR TAHUN 2010
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.
1
RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI
I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Perkembangan perekonomian Jambi pada triwulan II-2011 menunjukkan
peningkatan dibandingkan triwulan I-2011. Pertumbuhan ekonomi Jambi
triwulan laporan mencapai 1,68% (q-t-q) meningkat dibandingkan triwulan II-
2010 yang hanya sebesar 1,11% (q-t-q). Namun demikian, secara tahunan
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi mengalami perlambatan dengan
tumbuh sebesar 7,93% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan lalu sebesar
8,66% (y-o-y). Pada triwulan laporan, pertumbuhan ekonomi secara
triwulanan (q-t-q) dipicu oleh sektor pertanian serta perdagangan, hotel dan
restoran (PHR). Meningkatnya hasil produksi tanaman bahan makanan (padi
dan tanamanan holtikultura) dan perkebunan pada triwulan laporan
mendorong pertumbuhan sektor ini. Selain itu, tingginya aktivitas konsumsi
masyarakat ikut mendorong meningkatnya pertumbuhan sektor PHR.
Ditinjau dari sisi pengeluaran, meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada
triwulan laporan terutama berasal dari meningkatnya konsumsi rumah tangga
serta Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB). Memasuki
pertengahan tahun, aktivitas masyarakat mulai meningkat serta diikuti dengan
adanya musim liburan sekolah sehingga mendorong tumbuhnya konsumsi
rumah tangga di triwulan laporan. Selain itu, masih relatif tingginya harga
komoditi perkebunan ikut meningkatkan pendapatan masyarakat serta
mendorong konsumsi.
II. Perkembangan Harga-Harga
Pada triwulan II-2011, kota Jambi kembali mengalami deflasi yang tercatat
0,16% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan deflasi triwulan I-2011 sebesar
0,80% (q-t-q). Pergerakan inflasi bulanan yang tercatat di bulan April, Mei
dan Juni 2011 masing-masing sebesar minus 1,57%(m-t-m), 0,47%(m-t-m)
dan 0,95%(m-t-m). Sementara itu, secara tahunan, inflasi Kota Jambi pada
triwulan kedua 2011 juga mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu
Perekonomian Provinsi Jambi triwulan II-
2011 ditandai laju pertumbuhan
ekonomi sebesar 1,68% (q-t-q).....
Pada triwulan II-2011, Kota Jambi mengalami
inflasi sebesar 4,45% (y-o-y) ..........
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
2
dari 7,99% (y-o-y) menjadi 4,45% (y-o-y). Inflasi tahunan Kota Jambi ini lebih
rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 5,54%.
Deflasi yang terjadi pada triwulan laporan terutama disumbangkan oleh
kelompok bahan makanan. Masih berlangsungnya musim panen beras serta
meningkatnya hasil produksi cabe merah mendorong terjadinya deflasi.
III. Perkembangan Perbankan Daerah
Kinerja perbankan pada triwulan II-2011 menunjukkan peningkatan baik dari
sisi aset, penghimpunan dana serta penyaluran kredit. Tingginya pertumbuhan
penyaluran kredit dibandingkan penghimpunan dana pada triwulan laporan
menyebabkan meningkatnya Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan sebesar
410 bps menjadi sebesar 87,07%. Kualitas kredit yang diberikan cukup baik
tercermin dari angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,71% meskipun
sedikit meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar 2,70%.
Outstanding kredit bank umum meningkat sebesar 8,43% sehingga menjadi
sebesar Rp13,4 triliun, sementara DPK meningkat 3,63% menjadi sebesar
Rp15,44 triliun. Aset perbankan pada triwulan laporan sebesar Rp19,22 triliun.
IV. Perkembangan Keuangan Daerah
Realisasi pendapatan APBD Provinsi Jambi tahun 2011 sebesar Rp955,78
miliar, atau mencapai 68,31% dari anggaran pendapatan APBD tahun 2011
yang mencapai Rp1,40 triliun. Sementara itu, realisasi anggaran belanja
daerah Provinsi Jambi tahun 2011 sebesar Rp492,41 miliar atau mencapai
32,85% anggaran belanja APBD tahun 2011 sebesar Rp1,50 triliun.
V. Perkembangan Sistem Pembayaran
Pada periode triwulan II-2011, aktivitas pembayaran tunai dan non tunai
melalui kliring meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Aktivitas
pembayaran tunai meningkat tercermin dari meningkatnya net outflow1
sebesar 79,43% (q-t-q), sementara jumlah nilai kliring mengalami peningkatan
sebesar 6,85% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp2.188,48 miliar.
1 Net outflow adalah kondisi dimana aliran uang masuk (inflow) lebih sedikit dibandingkan aliran uang keluar (outflow) pada periode yang sama.
Kinerja perbankan meningkat ditandai dengan meningkatnya jumlah aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit....
Realisasi belanja APBD Semester I-2011 sebesar Rp492,41 (32,85% anggaran belanja APBD tahun 2011) ......
Di bidang sistem pembayaran, aktivitas pembayaran tunai dan non tunai melalui klirng mengalami peningkatan....
RINGKASAN EKSEKUTIF
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI
JAMBI
3
VI. Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
Pada periode triwulan laporan (data April-Mei 2011), berdasarkan data Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi rata-rata penambahan jumlah pencari kerja di
Provinsi Jambi sebanyak 437 orang.2 Rasio Upah Minimum Provinsi (UMP)
terhadap Kebutuhan Hidup Layak (KHL) pada triwulan II tahun 2011 sebesar
86,04% menurun 223 bps dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai
88,27%.
Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami
peningkatan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 96,73 menjadi
96,90. Angka NTP tersebut juga masih berada di bawah 100 yang
mengindikasikan belum mencukupinya penerimaan petani dibandingkan biaya
yang dikeluarkan.
VII. Perkiraan Ekonomi dan Harga Daerah
Laju pertumbuhan kuartalan (q-t-q) PDRB Provinsi Jambi pada triwulan III-2011
diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan II-20101.
Namun demikian, secara tahunan pertumbuhan ekonomi provinsi Jambi
diperkirakan akan melambat yaitu pada kisaran 6,75-7,75% (y-o-y).
Pengeluaran konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama pendorong
pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang serta didukung oleh
konsumsi pemerintah. Dari sisi penawaran, perkembangan sektor pertanian
pada triwulan mendatang diperkirakan masih tumbuh positif yang diikuti
dengan tumbuhnya sektor industri pengolahan. Di sisi lain, adanya perayaan
hari besar keagamaan serta meningkatnya intensitas penyelenggaraan acara
diperkirakan akan mendorong sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Perkembangan harga-harga pada triwulan III-2011 diperkirakan meningkat
dibandingkan triwulan II-2011 baik secara kuartalan maupun tahunan. Secara
tahunan, inflasi Kota Jambi pada Triwulan III-2011 diperkirakan menurun
sebesar 5,50-6,50% (y-o-y).
Faktor-faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama
triwulan mendatang antara lain: lain 1) Perayaan hari besar keagamaan yang
2 Rata-rata pencari kerja triwulanan adalah jumlah pencari kerja per bulan. Untuk data triwulan II-2011, rata-rata pencari kerja triwulanan adalah rata-rata pencari kerja di bulan April dan Mei 2011.
Jumlah pencari kerja di Jambi menurun.....
Laju pertumbuhan PDRB triwulan II-2011
diperkirakan berkisar 6,75-7,75% (y-o-y).....
Laju inflasi Triwulan II-2011 diperkirakan
berkisar 5,50- 6,50% (y-o-y).....
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
4
mendorong meningkatnya konsumsi masyarakat, 2) Meningkatnya
pendapatan masyarakat seiring dengan meningkatnya harga komoditi
unggulan Jambi sehingga mendorong tingginya konsumsi, 3) Kondisi
infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala akan meningkatkan
biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa, 4) Meningkatnya intensitas
pembangunan baik oleh pemerintah maupun swasta dapat mendorong
kenaikan harga barang terutama bahan pendukung bangunan, dan 5)
Menurunnya produksi bahan makanan di triwulan laporan.
5
BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
A. Umum
Perkembangan perekonomian Jambi pada triwulan II-2011 menunjukkan
peningkatan dibandingkan triwulan I-2011. Pertumbuhan ekonomi Jambi
triwulan laporan mencapai 1,68% (q-t-q) meningkat dibandingkan triwulan II-
2010 yang sebesar 1,11% (q-t-q).
Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q)
1.27
3.01 3.04
1.18
0.58
1.72
1.98
1.06 1.13
2.37
3.00
1.91
1.11
1.68
-
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
4,500
5,000
PersenRp miliarNominal (aksis kiri) Pertumbuhan (aksis kanan)
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan disebabkan
oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga serta Pembentukan Modal Tetap
Domestik Bruto (PMTDB). Memasuki pertengahan tahun, aktivitas masyarakat
mulai meningkat serta diikuti dengan adanya musim liburan sekolah mendorong
tumbuhnya konsumsi rumah tangga di triwulan laporan. Selain itu, masih relatif
tingginya harga komoditi perkebunan ikut meningkatkan pendapatan masyarakat
serta mendorong konsumsi. Mulai terealisasinya pembangunan di triwulan
laporan ikut mendorong meningkatnya PMTDB dan konsumsi pemerintah.
Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan laporan
dipicu oleh meningkatnya sektor pertanian serta perdagangan, hotel dan restoran
(PHR). Meningkatnya hasil produksi tanaman bahan makanan (padi dan
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
6
tanamanan holtikultura) dan perkebunan pada triwulan laporan mendorong
pertumbuhan sektor ini. Selain itu, tingginya aktivitas konsumsi masyarakat ikut
mendorong meningkatnya pertumbuhan sektor PHR.
Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y)
6.066.73
6.74
5.846.21 6.30
6.25
5.27
4.53
4.08
4.16
5.435.69
6.175.82
6.89
6.47
6.50
7.64
7.05
6.685.96
4.50
6.82
8.518.75
7.98
6.47
5.48
5.44
6.02
6.71
7.77
8.68 8.66
7.93
3.00
5.00
7.00
9.00
Q1-07
Q2-07
Q3-07
Q1V-07
Q1-08
Q2-08
Q3-08
Q1V-08
Q1-09
Q2-09
Q3-09
Q1V-09
Q1-10
Q2-10
Q3-10
Q1V-10
Q1-11
Q2-11
Sumber: BPS (diolah)
%
Indonesia
Jambi
Namun demikian, secara tahunan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi
mengalami perlambatan dengan tumbuh sebesar 7,93% (y-o-y) dibandingkan
dengan triwulan lalu yang sebesar 8,66% (y-o-y). Pertumbuhan ekonomi Jambi
masih lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional yang pada triwulan I-
2011 sebesar 6,5%. Melambatnya pertumbuhan ekonomi tahunan dimaksud
disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekspor secara tahunan di triwulan
laporan.
Tabel 1.1. Laju Triwulanan (q-t-q) Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi Penggunaan
I II iii IV I II III IV I II2.58 0.69 1.01 0.50 1.40 1.53 2.10 1.50 1.53 1.30
Pertambangan dan Penggalian (7.90) 1.16 0.89 (0.87) 0.98 8.35 9.32 6.59 1.04 1.90 Industri Pengolahan (0.03) 1.52 2.73 1.13 1.30 0.44 0.39 0.12 0.89 1.79 Listrik, Air dan Gas 0.93 6.70 (0.56) 0.04 4.97 2.06 5.68 7.00 1.05 1.62
3.39 1.21 1.74 1.40 0.97 2.55 2.53 0.88 0.87 2.51 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.74 3.32 3.26 2.12 1.00 3.21 4.10 1.24 1.03 2.13 Pengangkutan dan Komunikasi 0.67 2.02 2.33 0.92 0.29 0.70 1.22 0.65 0.21 1.44 Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 6.24 4.22 4.85 2.93 1.44 2.31 4.04 3.17 1.31 1.62
1.74 1.43 1.60 2.28 0.69 0.31 0.08 0.79 1.07 1.39 0.58 1.72 1.98 1.06 1.13 2.37 3.00 1.91 1.11 1.68
I II iii IV I II III IV I IIPengeluaran Konsumsi Rumahtangga (1.22) 1.18 3.75 0.93 0.42 0.47 3.21 0.53 0.47 1.52 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (3.86) 3.65 4.64 5.13 (1.92) 2.41 2.45 1.04 (3.07) 3.41 Lembaga Swasta Nirlaba 5.59 3.44 1.91 1.95 17.02 5.55 3.46 (2.94) 1.28 2.35 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (4.49) 1.06 1.71 4.78 (3.05) 1.68 6.97 3.24 (1.30) 5.31 Perubahan Stok 1.14 0.83 1.93 0.74 (2.64) 0.90 2.48 0.54 0.53 3.90
4.72 4.42 12.50 0.98 -1.83 13.22 16.55 11.21 1.42 4.89-0.99 3.73 13.63 2.84 -3.93 9.21 15.68 8.79 -0.58 5.630.58 1.72 1.98 1.06 1.13 2.37 3.00 1.91 1.11 1.68
5.71 0.69 (1.14) (1.86) 2.10 4.00 0.87 2.42 2.00 (0.74)
2010*
2010*
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Net Ekspor
JENIS PENGELUARAN
Ekspor Impor
Bangunan
Jasa-Jasa
LAPANGAN USAHA2009
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Pertanian
2011**
2011**2009
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
7
7
B. PDRB Sisi Produksi
Perkembangan PDRB Provinsi Jambi menunjukkan bahwa sektor-sektor
yang masih memberikan kontribusi cukup besar adalah sektor pertanian dan
sektor perdagangan, hotel dan restoran (lihat grafik 1.3). Kontribusi terbesar
terhadap pertumbuhan disumbangkan oleh sektor pertanian sebesar 0,39% (q-t-
q), diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (0,37%/q-t-q).
Dari sisi distribusinya (share), pada periode triwulan laporan
menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar yaitu
48,56% dari jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 35,52%
dan sektor sekunder sebesar 15,92%.
Grafik 1.3. Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (q-t-q)
0.46
0.14
0.11
0.01
0.04
0.18
0.02
0.08
0.09
0.39
0.25
0.22
0.01
0.12
0.37
0.11
0.09
0.11
- 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Air dan Gas
bangunan
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan
Jasa-Jasa
Trw II-11
Trw I-11
Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar
Rp15,97 triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian
sebesar 29,86%, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 18,70%, serta
sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 14,73%. Dengan demikian,
struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami
perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.4).
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
8
Grafik 1.4. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan II Tahun 2011
Pertanian, 29.86
Pertambangan dan Penggalian,
18.70Industri
Pengolahan, 10.63
Listrik, gas & air, 0.87
Bangunan, 4.42
Perdagangan, Hotel dan
restauran, 14.73
Pengangkutan dan Komunikasi,
6.25
Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan, 5.19
Jasa-jasa, 9.35
1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
Pada triwulan laporan, pertumbuhan sektor pertanian, perkebunan,
peternakan, kehutanan dan perikanan sebesar 1,30% (q-t-q), melambat
dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 1,53%
(q-t-q). Melambatnya pertumbuhan sektor ini terutama disumbangkan oleh
melambatnya pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan dan
perkebunan sementara sub sektor peternakan dan perikanan masih menunjukkan
peningkatan pertumbuhan. Kontribusi pertumbuhan untuk sub sektor
perkebunan mencapai 0,19% (q-t-q) sementara kontribusi sektor tanaman bahan
makanan sebesar 0,15%(q-t-q).
Grafik 1.5 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan I tahun 2011 (ha) Grafik 1.6 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan II tahun 2011 (ha)
43,200
3,2622,443
939 414 84 890 840
Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai
Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar
Grafik 1.5
44,962
1,314
8,071
1,003438
88 992 797
Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai
Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Grafik 1.6
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
9
9
Grafik 1.7 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan I tahun 2010 (ha) Grafik 1.8 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan II tahun 2011 (ha)
30,02412,657
3,294941384 110750 924
Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai
Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar
Grafik 1.7
44,060
2,0371,198 1,548 47994678 631
Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai
Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar
Grafik 1.8
Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2010
Pada triwulan laporan, perkembangan tanaman bahan makanan
mengalami perlambatan dengan tumbuh sebesar 1,30% (q-t-q) dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,53% (q-t-q). Masih tumbuhnya sub sektor
ini tercermin dari meningkatnya luas panen padi sawah yang pada triwulan lalu
diperkirakan mencapai 30,02 kha meningkat 46,75% menjadi 44,06 kha di
triwulan laporan. Namun sebaliknya, luas panen padi ladang mengalami
penurunan yang signifikan yaitu dari 12,66 kha menjadi 2,04 kha (turun
83,91%).
Luas tanam tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 10,74%
menjadi 57,67 Kha pada triwulan laporan. Meningkatnya luas tanam tersebut
disebabkan oleh meningkatnya luas tanam padi sawah dan jagung. Sementara
itu, luas tanam padi ladang masih mengalami penurunan yang diperkirakan akan
meningkat pada triwulan mendatang. (grafik 1.5- 1.8).
Nilai Tukar Petani (NTP), mengalami sedikit peningkatan dibandingkan
triwulan sebelumnya.3 NTP Juni 2011 dibandingkan NTP Maret 2011 meningkat
0,18% menjadi 96,90. Meningkatnya NTP disebabkan oleh peningkatan indeks
perikanan sebesar 2,02%. Pada triwulan laporan, produksi perikanan relatif
meningkat sehingga mendorong meningkatnya indeks yang diterima petani.
Namun demikian, Nilai Tukar Petani yang masih di bawah 100 menunjukkan
bahwa pendapatan petani Jambi masih lebih rendah dibanding harga-harga
kebutuhan hidup dan biaya bertani.
3 NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Sehingga NTP merupakan cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
10
Grafik 1.9. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi
80
90
100
110
120
130
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2009 2010 2011
indeks terima indeks bayar NTP
Sub sektor perkebunan yang mempunyai share sebesar 16,51% dari PDRB
mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,32% (q-t-q), sedikit melambat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,38% (q-t-q). Perlambatan sub
sektor ini disebabkan oleh melambatnya produksi karet setelah sempat melonjak
di triwulan lalu sebagai dampak dari meningkatnya harga.
Pada triwulan laporan, jumlah penjualan karet diperkirakan meningkat
17,23% (q-t-q) melambat dari triwulan sebelumnya yang mencapai 113,64%.
Kondisi ini juga diikuti dengan menurunnya volume ekspor karet mentah sebesar
4,56% (q-t-q).
Masih meningkatnya produksi karet pada triwulan laporan juga seiring
dengan masih tingginya harga karet baik di pedagang melalui harga bokar
maupun di tingkat internasional meskipun mengalami penurunan dibandingkan
triwulan lalu. Harga karet internasional pada triwulan laporan mengalami sedikit
penurunan (1,07%) menjadi USD 544,83 cent/kg namun harga tersebut masih
jauh lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata tahun 2010 yang sebesar USD
377,07 cent/kg ataupun harga rata-rata triwulan yang sama tahun lalu sebesar
USD 370,28 cent/kg. Di tingkat pedagang, harga bokar juga menunjukkan
penurunan yaitu dari rata-rata Rp39.467/kg di triwulan lalu menjadi Rp36.008/kg.
Di sisi lain, produksi kelapa sawit relatif meningkat di triwulan laporan.
Indeks produksi kelapa sawit meningkat 4,16% dibandingkan triwulan
sebelumnya. Sebagaimana karet, harga kelapa sawit dan CPO juga mengalami
penurunan pada triwulan laporan. Secara rata-rata, harga TBS dan CPO di
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
11
11
triwulan laporan menurun masing-masing sebesar 8,76% dan 6,52% menjadi
Rp1.678,79/kg untuk TBS dan 7.634,62/kg untuk CPO.
Grafik 1.10 Pertumbuhan Indikator Produksi Sub Sektor Hortikultura dan Sub Sektor Tanaman Perkebunan (%)
Grafik 1.11 Pertumbuhan Indikator Produksi, Sub Sektor Peternakan dan Sub Sektor Perikanan (%)
(60)
(40)
(20)
-
20
40
60
80
100
120
140
Q1-10 Q2-10 Q3-10 Q4-10 Q1-11 Q2-11
Produksi Hortikultura Produksi Karet Produksi Kelapa Sawit
Produksi Kelapa Produksi Pinang Grafik 1.10
Grafik 1.12 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi
8,419
7,495
7,205
6,376
1,913
1,691 0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2009 2010 2011
Harga (Rp)
CPO INTI TBS 10 TAHUN
Sumber: Disbun Provinsi Jambi
(40)
(20)
-
20
40
60
80
100
120
140
Q1-10 Q2-10 Q3-10 Q4-10 Q1-11 Q2-11
Produksi Telur Produksi Daging Produksi Perikanan
Grafik 1.11
Grafik 1.13 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi
-
100
200
300
400
500
600
700
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6
2009 2010 2011
USD cent/KgRp/Kg
Harga Bokar (Rp/kg)
Harga Karet Internasional (USD cent/kg)
Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
Realisasi penyaluran pupuk dalam menunjang proses produksi sub sektor
tanaman bahan makanan dan sub sektor tanaman perkebunan pada triwulan
laporan sebesar 14.422 ton menurun 28,54% (q-t-q) dari triwulan lalu.4
Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi,
penyaluran pupuk bersubsidi sebagian besar didominasi oleh pupuk Urea
(63,71%), diikuti oleh pupuk NPK Phonska (19,76%), SP-36 (11,33%), dan ZA
(5,20%).
4 Jenis pupuk bersubsidi yang disalurkan terdiri dari SP-36, ZA, NPK Phonska dan Urea.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
12
Grafik 1.14. Distribusi Jenis Pupuk Grafik 1.15. Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000
TW I
TW II
TW III
TW IV
TW I
TW II
TW III
TW IV
TW I
TW II
TW III
TW IV
TW I
TW II
2008
2009
2010
2011
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi
(Ton)
SP-36/Superphos ZA NPK PHONSKA Urea
Grafik 1.14
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
100
120
140
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II
2008 2009 2010 2011
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi
Persen (%)Ton
Realisasi Pupuk (Ton) Pertumbuhan Realisasi Pupuk
Grafik 1.15
Pada triwulan laporan, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya dan sub
sektor perikanan tumbuh masing-masing sebesar 1,51% (q-t-q) dan 2,26% (q-t-
q). Masih tumbuhnya kedua sub sektor ini seiring dengan meningkatnya indeks
produksi daging sebesar 9,81% (q-t-q) serta produksi perikanan sebesar
109,91% (q-t-q). Di sisi lain, sub sektor kehutanan mengalami penurunan sebesar
0,45% (q-t-q) dari triwulan lalu yang tumbuh mencapai 0,98% (q-t-q).
2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)
Sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan pertumbuhan
mencapai 2,13% (q-t-q); meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan
sebelumnya sebesar 1,03% (q-t-q). Peningkatan ini masih didorong oleh
pertumbuhan ketiga sub sektornya: perdagangan, hotel dan restoran.
Pada triwulan laporan, sub sektor perdagangan besar dan eceran
tumbuh sebesar 2,23% (q-t-q) melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 1,15% (q-t-q). Masih meningkatnya sub sektor ini ditunjukkan oleh
meningkatnya indeks produksi perdagangan kendaraan bermotor yang mencapai
4,37% (q-t-q).
Sementara itu, sub sektor restoran meningkat 0,71% (q-t-q) melambat
dari triwulan lalu yang sebesar 1,07%(q-t-q). Masih tumbuhnya sub sektor ini
terkonfirmasi dari masih tumbuhnya indeks produksi restorasi sebesar 68,46% (q-
t-q).
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
13
13
Grafik 1.16. Perkembangan Indikator produksi Bulanan Sektor PHR Grafik 1.17. Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis
5
(40)
(20)
-
20
40
60
80
Q1-10 Q2-10 Q3-10 Q4-10 Q1-11 Q2-11
2010 2011
(%) Persen
Perdagangan Kendaraan Bermotor Perdagangan Pulsa
Tingkat Hunian Hotel Restorasi * Perhitungan perdagangan kendaraan bermotor, perdagangan pulsa dan restorasi sejak tahun 2009
Grafik 1.16
(7.42)
19.27
(0.46)
12.96
(15.75)
11.94 12.31 7.93
(2.42)
10.49
-20.0
-15.0
-10.0
-5.0
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
I II III IV I II III IV I II
2009 2010 2011
Persen (%)
Sumber: PLN Jambi, 2008 (diolah)
KWH (dalam Ribuan)
Bisnis Pertumbuhan Bisnis
Grafik 1.17
Sementara itu, sub sektor hotel juga menunjukkan pertumbuhan 2,39%
(q-t-q) dibandingkan triwulan lalu yang turun sebesar 2,35% (q-t-q). Kembali
meningkatnya aktivitas pertemuan yang diselenggarakan oleh swasta maupuan
pemerintah mendorong meningkatnya sub sektor ini. Indeks produksi tingkat
hunian hotel di Provinsi Jambi meningkat 13,09% (q-t-q) pada triwulan laporan.
Meningkatnya frekuensi penyelenggaraan acara dan pertemuan pada triwulan
laporan ikut meningkatkan indeks tingkat hunian hotel. Selain itu, konsumsi listrik
sektor bisnis mengalami peningkatan sebesar 10,49%.
Berdasarkan pangsanya, sektor perdagangan, hotel dan restoran
didominasi oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai
13,57% terhadap PDRB, diikuti oleh sub sektor restoran dan sub sektor hotel
masing-masing sebesar 0,96% dan 0,20%.
3. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 1,90% (q-t-q)
meningkat jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,04%
(q-t-q). Meningkatnya pertumbuhan sektor ini disebabkan oleh meningkatnya
pertumbuhan baik sub sektor migas, pertambangan tanpa migas maupun,
penggalian.
5 Data konsumsi listrik tersebut hanya untuk PLN wilayah Kotamadya Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batang Hari, Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
14
Grafik 1.18. PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi
(10.00)
-
10.00
20.00
30.00
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
I II III IV I II III IV* I II
2009 2010 2011
PErsentase
Keterangan: *) angka perkiraan Bank Indonesia Jambi untuk bulan Maret 20101Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi dan BPS Provinsi Jambi (diolah)
ribu barel
Lifting Minyak Bumi Pertumbuhan PDRB
Grafik 1.19. Lifting Minyak Bumi Grafik 1.20. Lifting Gas Alam
(13.28)
2.49 6.01
17.12
(35.29)
1.04
41.17
(9.18)(10.34) 0.58
(40)
(30)
(20)
(10)
-
10
20
30
40
50
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
I II III IV I II III IV I II*
2009 2010 2011
Persen (%)
Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi.*: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan Juni 2011
K Barel
Minyak Bumi (Barel)
Pertumbuhan, aksis kanan
12.27 21.06
10.04
(21.08)
20.66
48.18
(29.02)
(2.83)
(3.11)
(21.00)(40)
(30)
(20)
(10)
-
10
20
30
40
50
60
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
I II III IV I II III IV I II*
2009 2010 2011
Persen (%)
Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi.*: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan Juni 2011
BBTU
Lifting Gas Alam (BBTU), aksis kiri
Pertumbuhan, aksis kanan
Pada triwulan laporan, sub sektor migas tumbuh 1,88% (q-t-q)
meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,88% (q-t-q). Masih
tumbuhnya sub sektor ini disebabkan oleh meningkatnya lifting minyak bumi
sebesar 0,58% menjadi 1.587,41 Kbarrel dari triwulan sebelumnya yang sebesar
1.578,32 Kbarrel. Sementara itu, lifting gas alam pada triwulan laporan menurun
menjadi 10.086 bbtu atau turun 21,00% dari triwulan sebelumnya.6
Sementara itu masih tumbuhnya produksi pertambangan tanpa migas
dan penggalian dipicu oleh masih meningkatnya produksi batu bara dan bahan
galian gol. C. Hal ini dikonfirmasi dari meningkatnya indeks produksi batu bara
dan bahan galian gol. C masing-masing sebesar 3,06% dan 0,98% pada
triwulan laporan.
6 Data bulan Juni 2011 merupakan perkiraan data Kantor Bank Indonesia Jambi
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
15
15
Grafik 1.21. Pertumbuhan Indeks Produksi Batubara dan Bahan Galian Gol. C (%)
(10)
(5)
-
5
10
15
20
25
30
Q1-10 Q2-10 Q3-10 Q4-10 Q1-11 Q2-11
Produksi Batubara Produksi Bahan Galian Gol.C
4. Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan tumbuh mencapai 1,79% (q-t-q), meningkat
bila dibandingkan angka triwulan sebelumnya 0,89% (q-t-q). Meningkatnya
pertumbuhan pada sektor ini dipicu oleh meningkatnya pertumbuhan sub sektor
industri migas dan tanpa migas yaitu masing-masing sebesar 2,35% (q-t-q) dan
1,76% (q-t-q).
Meningkatnya pertumbuhan sektor industri pengolahan tanpa migas
juga tercermin dari meningkatnya konsumsi minyak diesel dan minyak bakar
masing-masing 79,67% (q-t-q) dan 23,52% (q-t-q). Pertumbuhan sektor industri
tersebut juga didukung oleh meningkatnya konsumsi listrik untuk industri yang
mencapai 20,32% (q-t-q) di triwulan laporan.
Grafik 1.22. Volume Penjualan Minyak Bakar Grafik 1.23. Volume Penjualan Minyak Diesel
(59.96)
141.84 131.99
90.99
(35.81)
14.62 27.58
9.65
(45.62)
23.52
(100.0)
(50.0)
-
50.0
100.0
150.0
200.0
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
I II III IV I II III IV I II
2009 2010 2011
(%)
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang
Kilo LiterM. Bakar g.Myk. Bakar
Grafik 1.22
(13.00)0.57 1.14
(16.59)0.02
(20.07)
0.22
70.35
(48.65)
79.67
(60.0)
(40.0)
(20.0)
-
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
-
200
400
600
800
1,000
1,200
I II III IV I II III IV I II
2009 2010 2011
(%)
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang
Kilo LiterM. Diesel g.Myk. Diesel
Grafik 1.23
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
16
Grafik 1.24. Perkembangan Total Pemakaian Listrik sektor industri
2.16 5.39
(3.61)
18.82
4.49
22.21
0.67 (2.59)
(13.26)
20.32
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
-
5,000
10,000
15,000
20,000
I II III IV I II III IV I II
2009 2010 2011
Persen (%)
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah)
KWH (dalam Ribuan)
Industri Pertumbuhan Industri
Grafik 1.25. Perkembangan Indeks Produksi Industri Karet, CPO, Makanan dan Minuman Grafik 1.26. Perkembangan Indeks Produksi Industri Barang dari Semen, Kayu dan Batu Bata
6.48 (0.19)
(0.69)
17.53
(30)
(20)
(10)
-
10
20
30
40
50
60
Q1-10 Q2-10 Q3-10 Q4-10 Q1-11 Q2-11
Industri Karet Industri CPO Industri Makanan Industri Minuman
Grafik 1.25
(2.82)
(6.17)
44.22
(40)
(30)
(20)
(10)
-
10
20
30
40
50
60
Q1-10 Q2-10 Q3-10 Q4-10 Q1-11 Q2-11
Industri Barang dari Semen Industri Barang dari Kayu Industri Batu Bata Grafik 1.26
Pertumbuhan industri non migas tercermin dari meningkatnya produksi
karet sebesar 6,48% (q-t-q) meskipun produksi CPO mengalami penurunan
sebesar 0,19% dari triwulan sebelumnya. Di samping itu, industri pendukung
konstruksi seperti batu bata juga mengalami peningkatan sebesar 44,22%. Di
samping itu, produksi sandang juga menunjukkan peningkatan dimana industri
kerajinan batik dan tekstil tumbuh masig-masing sebesar 46,31% (q-t-q) dan
3,91% (q-t-q).
5. Sektor-sektor Lain
Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 1,62% (q-t-q)
pada triwulan laporan, meningkat dibandingkan laju pertumbuhan triwulan
sebelumnya yang sebesar 1,05% (q-t-q). Meningkatnya pertumbuhan sektor ini
disebabkan meningkatnya pertumbuhan sub sektor listrik dan air bersih masing-
masing sebesar 1,63% (q-t-q) dan 1,59% (q-t-q) dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh 1,05% (q-t-q) dan 1,06% (q-t-q).
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
17
17
Grafik 1.27. Perkembangan Total Pemakaian Listrik Grafik 1.28. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik
(3.49)
6.99
1.45 3.60
(0.05)
9.20
5.33
(10.68)
8.89 7.65
-15.0
-10.0
-5.0
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
-
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
I II III IV I II III IV I II
2009 2010 2011
Persen (%)
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah)
KWH (dalam Ribuan)
Total Pemakaian Pertumbuhan Total
Grafik 1.27
3.05
0.50 0.41 1.28
3.10
1.19
0.21 (0.61)
5.43
-2
0
2
4
6
8
10
320,000
330,000
340,000
350,000
360,000
370,000
380,000
390,000
I II III IV I II III IV I
2009 2010 2010
Persen (%)
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo, 2009 (diolah)
Pelanggan
Total Pelanggan Perumbuhan Pelanggan
Grafik 1.28
Meningkatnya sub
sektor air bersih tercermin dari
meningkatnya indeks produksi
air bersih di Kota Jambi sebesar
5,58% (q-t-q). Konsumsi air
bersih melalui PDAM Kota Jambi
pada triwulan laporan sebesar
2.597,61 ribu M².
Sektor bangunan
menunjukkan pertumbuhan
sebesar 2,51% (q-t-q), relatif
stabil dari pertumbuhan triwulan
sebelumnya sebesar 0,87% (q-t-
q). Masih meningkatnya
pertumbuhan sektor ini
terkonfirmasi oleh tumbuhnya
indeks produksi perumahan rakyat mencapai 59,39%. Kembali meningkatnya
pembangunan perumahan oleh swasta mendorong meningkatnya sub sektor ini.
Grafik 1.29. Perkembangan Indeks Produksi Listrik dan Air Bersih
(4)
(2)
-
2
4
6
8
10
12
14
Q1-10 Q2-10 Q3-10 Q4-10 Q1-11 Q2-11
Produksi Air Bersih Produksi Listrik
Grafik 1.30. Indeks Produksi Pendukung Bangunan
59.39
(6.17)
(2.82)
44.22
(40)
(20)
-
20
40
60
80
Q1-10 Q2-10 Q3-10 Q4-10 Q1-11 Q2-11
Produksi Perumahan Rakyat (aksis kiri)
Industri Barang dari Kayu
Industri Barang dari Semen
Industri Batu Bata
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
18
Selain itu, indeks produksi pendukung bahan bangunan seperti batu bata juga
masih menunjukkan peningkatan.
Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan sebesar
1,44% (q-t-q) pada triwulan laporan, meningkat dari triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 0,21% (q-t-q). Meningkatnya pertumbuhan sektor ini berasal
dari meningkatnya sub sektor pengangkutan maupun komunikasi masing-masing
sebesar 1,40% (q-t-q) dan 1,85% (q-t-q).
Grafik 1.31. PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur
(10)
(5)
-
5
10
15
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II
2009 2010 2011
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang dan BPS Provinsi Jambi (diolah)
PDRB sub sektor Angkutan Udara (juta Rp), aksis kiri
Konsumsi Avtur (ratusan liter), aksis kiri
Pert. Konsumsi Avtur (%), aksis kanan
Grafik 1.32. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang
Grafik 1.33. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang
(15)
(10)
(5)
-
5
10
15
20
0
20
40
60
80
100
120
140
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010 2011
Persen (%)
Sumber: PT. Angkasa Pura II
ribu orang
Kedatangan Penumpang (aksis kiri) Keberangkatan Penumpang (aksis kiri)Datang (aksis kanan) Berangkat (aksis kanan)
Grafik 1.32
(30)
(20)
(10)
-
10
20
30
40
50
0
200
400
600
800
1000
1200
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010 2011
Persen (%)
Sumber: PT.Angkasa Pura II
ton
Jumlah Bongkar (aksis kiri) Jumlah Muat (aksis kiri)Pertumbuhan Bongkar (aksis kana) Pertumbuhan Muat (aksis kanan)
Grafik 1.33
Sub sektor angkutan udara mengalami pertumbuhan sebesar 2,12%.
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya aktivitas transportasi udara di Bandara
Sultan Thaha. Jumlah kedatangan penumpang meningkat 0,09% (q-t-q)
sementara jumlah keberangkatan meningkat 2,31% (q-t-q).
Pada triwulan laporan, sub sektor angkutan laut tumbuh sebesar 2,46%
(q-t-q) meningkat dibandingkan triwulan lalu yang sebesar 1,44% (q-t-q). Masih
tumbuhnya sub sektor ini tercermin dari meningkatnya jumlah kunjungan kapal
mencapai 9,79% (q-t-q). Jumlah kunjungan kapal tercatat sebanyak 1.446 unit.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
19
19
Sementara itu, total arus barang tercatat sebanyak 1,44 juta ton.7 Di sisi lain,
jumlah arus peti kemas berdasarkan perdagangan di Pelabuhan Tungkal dan
Pelabuhan Talang Dukuh sebesar 12.696 peti kemas, meningkat 2,80%
dibandingkan triwulan sebelumnya.8
Grafik 1.34 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal Grafik 1.35. Perkembangan Total Arus Peti Kemas
Grafik 1.36. Perkembangan Total Arus Barang
-40
-20
0
20
40
60
80
100
120
-
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
I II III IV I II III IV I II III IV I
2008 2009 2010 2011
persen(%)
Sumber: Pelindo Jambi
unit
Unit Pertumbuhan
Grafik 1.34
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010 2011
persen(%)
Sumber: Pelindo Jambi
ribu unit
Jumlah Total Arus Barang Pertumbuhan
Grafik 1.35
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010 2011
persen(%)
Sumber: Pelindo Jambi
ribu unit
Jumlah Arus Peti Kemas Pertumbuhan
Grafik 1.36
Perkembangan sub sektor telekomunikasi tercermin dari jasa pos dan
telekomunikasi yang mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 1,85% (q-
t-q) meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,75% (q-t-q) . Di sisi lain,
sub sektor jasa penunjang komunikasi tumbuh 1,11% (q-t-q) melambat dari
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,54% (q-t-q).
Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar
1,62% (q-t-q) pada triwulan laporan atau meningkat dibandingkan triwulan
7 Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat..
8 barang berdasarkan perdagangan yaitu impor, ekspor, bongkar dan muat.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
20
sebelumnya yang tumbuh 1,31% (q-t-q). Perlambatan ini terutama disebabkan
oleh melambatnya pertumbuhan subsektor bank yang tumbuh 2,47% (q-t-q)
dibandingkan triwulan lalu yang tumbuh 1,48% (q-t-q).
Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan tumbuh 1,39% (q-t-q) meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 1,07% (q-t-q). Meningkatnya
sektor ini dipicu oleh meningkatnya seluruh sub sektornya. Sub sektor jasa
pemerintahan umum tumbuh 1,27% (q-t-q) dari triwulan sebelumnya yang
sebesar 0,92% (q-t-q) sementara sub sektor jasa swasta tumbuh 1,98% (q-t-q)
meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar 1,84% (q-t-q).
C. PDRB Sisi Pengeluaran
Ditinjau dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada
triwulan laporan terutama didorong oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga
serta Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto. Memasuki pertengahan tahun,
aktivitas masyarakat mulai meningkat serta diikuti dengan adanya musim liburan
sekolah mendorong tumbuhnya konsumsi rumah tangga di triwulan laporan.
Selain itu, masih relatif tingginya harga komoditi perkebunan ikut meningkatkan
pendapatan masyarakat serta mendorong konsumsi.
Grafik 1.37. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (q-t-q) 9
0.33
-0.59
0.01
-0.21
0.02
1.57
1.05
0.63
0.02
0.85
0.11
(0.97)
-1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00
Konsumsi Rumahtangga
Konsumsi Pemerintah
Lembaga Swasta Nirlaba
PMTDB
Perubahan Stok
Net Ekspor/Impor
Trw II-11 Trw I-11
Dari sisi distribusinya (share), konsumsi rumah tangga masih mempunyai
pangsa yang paling besar, yaitu mencapai 58,83% dari PDRB Jambi pada triwulan
II-2011 (lihat grafik 1.36). Selain itu, Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
9 Yang dimaksud kontribusi dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
21
21
(PMTDB) dan pengeluaran konsumsi pemerintah memiliki pangsa yang relatif
besar dengan masing-masing sebesar 20,42% dan 17,86%. Sedangkan share
perubahan stok sebesar 2,42% dan lembaga swasta nirlaba sebesar 0,63%.
Grafik 1.38. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan II tahun 2011
10
Pengeluaran konsumsi
rumah tangga , 58.83
Lembaga Swasta Nirlaba,
0.63
Pengeluaran Konsumsi
pemerintah , 17.86
Pembentukan Modal Tetap
Domestik Bruto, 21.05
Perubahan Stok, 2.42
Net Impor, 0.78
1. Pengeluaran Konsumsi
Pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga
konstan selama triwulan laporan sebesar 1,52% (q-t-q), meningkat dibandingkan
triwulan sebelumnya 0,47% (q-t-q). Meningkatnya akitvitas masyarakat di
triwulan laporan seperti musim liburan sekolah mendorong tumbuhnya konsumsi
masyarakat. Selain itu, masih tingginya harga komoditi juga ikut meningkatkan
pendapatan masyarakat yang mendorong tumbuhnya konsumsi.
Meningkatnya konsumsi rumah tangga diikuti dengan peningkatan
penjualan barang tahan lama seperti kendaran bermotor. Penjualan kendaraan
bermotor mengalami peningkatan 37,99% yaitu dari 845 unit menjadi 1.166
unit. Namun demikian, penjualan sepeda motor mengalami penurunan sebanyak
6,78% menjadi 44.449 unit di triwulan laporan.
Sementara itu, penyaluran kredit real estate menunjukkan peningkatan
sebesar 10,07% (q-t-q) dari triwulan sebelumnya. Meningkatnya pendapatan
masyarakat di triwulan laporan kembali mendorong tumbuhnya sektor
perumahan di Jambi.
10 Pangsa (share) net impor sebesar 0,39% merupakan pengurang dari total share PDRB sisi
pengeluaran.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
22
Pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami peningkatan sebesar
3,417% (q-t-q) dari triwulan sebelumnya yang turun 3,07% (q-t-q). Kembali
meningkatnya realisasi APBD di awal tahun menyebabkan peningkatan konsumsi
pemerintah. Di sisi lain, pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba mengalami
peningkatan sebesar 2,35% (q-t-q), dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh 1,28% (q-t-q).
Grafik 1.39. Perkembangan Penjualan Premium Grafik 1.40. Perkembangan Penjualan Solar
Grafik 1.41. Perkembangan Penjualan Minyak Tanah Grafik 1.42. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi
Grafik 1.43. Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Grafik 1.44. Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru
1.52
3.85
16.12
11.72
(0.64)
5.50 4.12
3.28 3.20
5.07
(2.0)
-
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
-
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
I II III IV I II III IV I II
2009 2010 2011
(%)
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang
Kilo Liter Premium g.Premium
Grafik 1.39.
(11.76)
9.96
18.97
23.30
(10.82)
5.11
13.74
6.49
2.38
(0.97)
(15.0)
(10.0)
(5.0)
-
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
-
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
140,000
I II III IV I II III IV I II
2009 2010 2011
(%)
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang
Kilo LiterM. Solar g.M. Solar
Grafik 1.40.
6.90
(5.22)
7.24
(3.35)
0.96
(2.65)
5.06
(6.37)
4.90
(0.38)
(8.0)
(6.0)
(4.0)
(2.0)
-
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
I II III IV I II III IV I II
2009 2010 2011
(%)
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang
Kilo Liter M.Tanah g.M.Tanah
Grafik 1.41.
37.45
-4.99
39.45
-6.00
10.07
-10
0
10
20
30
40
50
0
20
40
60
80
100
120
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II
2010 2011
Kredit Real Estate Pertumbuhan
Grafik 1.42.
35.73
3.62
(3.49)
(13.23)
(4.65)
(13.64)
20.08
5.19
20.83
12.77 11.10
1.73
(15.33)
37.99
(20)
(10)
-
10
20
30
40
50
-
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010 2010
Persen(%)
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
unit KENDARAAN BERMOTOR Pertumbuhan
Grafik 1.43.
23.49
1.05 (1.04)
(32.73)(34.04)
9.33
44.35
4.06
7.83
30.96
(20.44)
34.38 24.20
(6.78)
(50)
(40)
(30)
(20)
(10)
-
10
20
30
40
50
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010 2010
Persen(%)
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
unitSEPEDA MOTOR Pertumbuhan
Grafik 1.44.
2. Investasi
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
23
23
Pada triwulan laporan, pembentukan modal tetap domestik bruto
(PMTDB) tumbuh 5,31% (q-t-q) dibandingkan triwulan lalu yang turun mencapai
1,30% (q-t-q). Realisasi pembangunan baik oleh swasta maupun realisasi proyek
pembangunan fisik oleh pemerintah di awal tahun mendorong meningkatnya
investasi di triwulan laporan. Sementara menurut pendapat pengusaha melalui
hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), situasi bisnis triwulan laporan relatif
stabil dari triwulan sebelumnya dengan nilai sebesar 32,00. Selain itu,
meningkatnya investasi juga tercermin dari meningkatnya impor luar negeri
Provinsi Jambi untuk barang modal yang sebagian besar merupakan komoditi
barang modal pendukung investasi.
Grafik 1.45. Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru Grafik 1.46. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi
Grafik 1.47. Konsumsi Semen Provinsi Jambi
(100)
(50)
-
50
100
150
200
250
-
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010 2010
Persen(%)
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
unit
TRUCK/PICK UP Pertumbuhan
Grafik 1.45.
-30
-20
-10
0
10
20
30
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I
2009 2010 2011
Rp r
ibu
Kredit Investasi (juta Rp) Pertumbuhan Kredit Investasi (%),aksis kanan
Grafik 1.46.
(30.0)
(20.0)
(10.0)
-
10.0
20.0
30.0
40.0
-
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
140,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2007 2008 2009 2010 2011
(%)
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah
Ton
Konsumsi Semen Pertumbuhan
Grafik 1.47.
Perubahan stok pada triwulan I-2011 mengalami peningkatan sebesar
3,90% (q-t-q) meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar 0,53% (q-t-q).
Sementara, pangsa stok pada triwulan laporan sebesar 2,42%.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
24
3. Perdagangan Eksternal
Perkembangan ekspor Provinsi Jambi (ke luar daerah dan luar negeri) dan
impor Provinsi Jambi (dari luar daerah dan luar negeri) mengalami peningkatan
pada triwulan laporan. Ekspor barang (dari luar provinsi maupun luar negeri)
meningkat sebesar 4,89% (q-t-q) dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh 1,42% (q-t-q). Sementara impor barang (dari luar provinsi maupun luar
negeri) meningkat 5,63% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang turun
0,58% (q-t-q). Pada triwulan laporan, ekspor Provinsi Jambi mencapai Rp9,02
triliun, lebih rendah dibandingkan impor yang mencapai Rp9,15 triliun.
Berdasarkan dokumen
pemberitahuan ekspor barang (PEB),
ekspor luar negeri Provinsi Jambi
sebesar USD 550,27 juta sedangkan
impor sebesar USD 83,21 juta.
Dengan kondisi tersebut, Provinsi
Jambi mengalami net ekspor sebesar
USD 467,05 juta, turun sebesar 13,42% dibandingkan triwulan sebelumnya yang
mencapai USD 539,43 juta.
3.1. Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi
Pada triwulan laporan ekspor ke luar negeri Provinsi Jambi menurun
sebesar 1,86% dibandingkan periode yang sama triwulan sebelumnya yaitu dari
USD 560,71 juta menjadi USD 550,27 juta. Penurunan tersebut disebabkan oleh
menurunnya harga komoditi utama serta volume ekspor beberapa jenis komoditi.
Berdasarkan komoditasnya, penurunan ekspor pada triwulan laporan
dipicu oleh menurunnya ekspor minyak dan lemak nabati serta karet mentah
masing-masing sebesar USD 24,73 juta (turun 26,13%) dan USD 20,24 juta
(turun 5,58%). Penurunan ekspor tersebut selain disebabkan oleh menurunnya
volume ekspor juga didukung oleh penurunan harga jual di triwulan laporan.
Berdasarkan volumenya, penurunan ekspor relatif lebih rendah dibandingkan
dengan nilainya dimana volume ekspor minyak dan lemak nabati turun 21,53%
sedangkan volume ekspor karet mentah turun 4,56%. Di sisi lain, ekspor batu
Grafik 1.48. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi
-
100
200
300
400
500
600
Trw. 1 Trw. 2 Trw. 3 Trw. 4 Trw. 1 Trw. 2 Trw. 3 Trw. 4 Trw. 1
2009 2010 2011
Nilai Ekspor Nilai Impor Net Ekspor Impor
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
25
25
bara dan briket masih menunjukkan peningkatan nilai ekspor yang mencapai USD
35,26 juta (77,32%).
Grafik 1.49. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi
37.31
10.83
45.65
12.30
-1.86
-10
0
10
20
30
40
50
0
100
200
300
400
500
600
700
800
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II
2010 2011
Juta
USD Lainnya Fixed Vegetable Oil
Crude Rubber G. Ekspor
Grafik 1.50. Perkembangan Nilai Ekspor
Lima Komoditi Utama Grafik 1.51. Perkembangan Volume Ekspor
Lima Komoditi Utama
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II
Juta
USD
Karet Mentah Buah & Sayur
Minyak & Lemak Nabati Batu Bara, Kokas dan Briket
Lainnya
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
350
Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II
2011
Karet Mentah, Sintetis dan Pugaran
Buah-buahan dan Sayur-sayuran
Minyak dan Lemak Nabati
Batu Bara, Kokas dan Briket (RHS)
Lainnya
Berdasarkan jenis komoditinya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh
komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 342,68 juta atau 62,28%
dari total ekspor non migas, diikuti oleh batu bara dan briket serta lemak dan
minyak nabati masing-masing mencapai USD 80,87 juta (14,70% dari total
ekspor non migas), dan USD 69,91 juta (12,70% dari total ekspor non migas).
Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk
primer masih mendominasi terutama komoditas karet mentah, batu bara dan
briket disusul dengan lemak nabati dan minyak.
Grafik 1.53. Volume Ekspor Non Migras Provinsi Jambi
Grafik 1.54. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan
CRUDE RUBBER
65%PULP AND
WASTE PAPER4%
FIXED VEGETABLE OILS & FATS
17%
PAPER,PAPERBOARD&MFD
THEREOF
2%
COAL, COKE AND
BRIQUETTES
8%
LAINNYA4%
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II
2010 2011
Juta
USD
Amerika Serikat Malaysia
Singapura Jepang
RRC Lainnya
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
26
Berdasarkan negara tujuan, menurunnya ekspor Provinsi Jambi pada
triwulan laporan dipicu oleh menurunnya ekspor ke negara Malaysia dan
Singapura yang masing-masing turun USD 27,01 juta (33,16%) dan USD 13,24
juta (20,69%). Sementara peningkatan ekspor masih dirasakan ke negara
Amerika Serikat yang mencapai USD29,67 juta (20,01%). Berdasarkan pangsanya
negara tujuan ekspor utama Provinsi Jambi berada di kawasan Asia yang hampir
setara dengan 66,84% total ekspor Provinsi Jambi. Namun demikian, jika
berdasarkan negara, ekspor utama Jambi di triwulan laporan adalah ke Amerika
Serikat yang mencapai USD103,83 juta (18,87%) diikuti dengan Jepang
USD92,79 juta (16,87%) dan RRC sebesar USD 66,09 juta (12,01%).
3.2. Impor Luar Negeri Provinsi Jambi
Impor non migas mengalami peningkatan sebesar 290,93% (USD 61,93
juta) jika dibandingkan periode yang sama triwulan sehingga menjadi sebesar
USD 83,21 juta. Meningkatnya jumlah impor tersebut disebabkan oleh
meningkatnya impor alat pengangkutan lainnya sebesar USD 53,15 juta diikuti
dengan mesin industri dan perlengkapannya sebesar USD 8,18 juta (309,66%).
Grafik 1.55. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi
25
4542
50
21
83
82.28
-6.96 20.93
-57.67
290.93
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
350
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II
2010 2011
Juta
USD
Impor
g. Impor (RHS)
Pangsa impor Provinsi Jambi pada periode triwulan laporan masih
didominasi oleh kelompok barang modal (79,85%) diikuti dengan bahan baku
(19,97%) serta barang konsumsi (0,18%). Meningkatnya impor di triwulan
laporan juga dipicu oleh meningkatnya impor barang modal sebesar USD 60,25
juta dan impor bahan baku USD 1,84 juta sementara impor barang konsumsi
mengalami penurunan sebesar USD 0,57 juta.
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
27
27
Berdasarkan komoditinya, impor Provinsi Jambi terbesar adalah untuk alat
pengangkutan lainnya yang mencapai USD 53,15 juta (63,87%) diikuti untuk
mesin industri dan perlengkapannya dan mesin industri khusus masing- masing
sebesar USD10,82 juta (13,00%) dan USD 9,60 juta (11,54%).
Grafik 1.56. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi
Jambi Grafik 1.57. Pangsa Impor Non
Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Jenis Barang
0
10
20
30
40
50
60
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II
2010 2011
Juta
USD
Mesin Industri Tertentu/KaususBesi dan BajaMesi Industri dan PerlengkapannyaMesin Pembangkit TenagaAlat Pengangkutan LainnyaLainnya
Barang Konsumsi0.18%
Bahan Baku
19.97%
Barang Modal
79.85%
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.
i
Boks.1
PENGEMBANGAN PRODUKSI HASIL PETERNAKAN DI PROVINSI JAMBI
UNTUK MENCAPAI SWASEMBADA DAGING SAPI 2014
Pangsa sub sektor peternakan di Jambi berada pada kisaran 1,3-1,7%
dari PDRB harga berlaku. Pertumbuhan sub sektor ini juga relatif rendah yaitu
rata-rata 3,75% (y-o-y) dalam tiga tahun terakhir (2008-2010). Namun
demikian, pertumbuhan dalam tahun 2011 cukup tinggi dimana mampu
tumbuh 9,05% (y-o-y) di triwulan I-2011 dan 7,39% (y-o-y) di triwulan laporan.
Grafik 1. Pertumbuhan PDRB Peternakan
1.16
4.96
4.52
6.27
4.52
2.922.86
4.69
9.05
7.39
0
2
4
6
8
10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pertumbuhan PDRB sub sektor peternakan
Dari sisi pembentukan harga, bobot inflasi sub kelompok daging dan
hasil-hasilnya sebesar 3,46% dengan bobot inflasi tertinggi daging ayam ras
2,0923% diikuti dengan daging sapi 0,9958%. Pergerakan sub sektor ini relatif
lebih berfluktuatif dibandingkan inflasi Jambi secara umum. Hal ini disebabkan
oleh fluktuasi harga daging ayam ras sementara harga daging sapi relatif stabil.
Grafik 2. Inflasi Sub Kelompok Daging dan hasil-hasilnya
15.62
2.10
-2.870.14
3.86
9.02
26.10
20.82
6.473.09
9.16
1.11.71
2.493.79
7.91 7.91
10.52 7.99
4.45-5
0
5
10
15
20
25
30
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II
2009 2010 2011
Daging-Dan Hasil-Hasilnya
Inflasi Umum
ii
Produksi Peternakan
Provinsi Jambi merupakan salah satu wilayah net importer produk
peternakan, dimana sebagian kebutuhan produk peternakan masih tergantung
pada daerah lain. Pada tahun 2010, defisit akan ternak sapi potong sebanyak
3.400 ekor; kerbau 5.500 ekor dan telur 8.500 ton. Kondisi ini tentunya sangat
kontras dengan potensi sumberdaya yang tersedia, terutama untuk
pengembangan ternak ruminansia (sapi dan kerbau).
Untuk itu Pemerintah Provinsi telah menyusun Rencana pengembangan
produksi peternakan tahun 2011 di dalam Renstra Dinas PKH (Peternakan dan
Kesehatan Hewan) Provinsi Jambi tahun 2011 2015 dengan lima program
sebagai berikut:
1. Program peningkatan produksi hasil-hasil peternakan
2. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit hewan
3. Program peningkatan penerapan teknologi peternakan
4. Program peningkatan kesejahteraan peternak
5. Program peningkatan fungsi kesehatan masyarakat veteriner (kesmavet)
Program pengembangan produksi hasil peternakan diarahkan untuk
meningkatkan produksi peternakan melalui peningkatan populasi dan
produktivitas ternak. Fokus kegiatan pada program ini adalah upaya untuk
mendorong tumbuhnya kawasan sentra produksi peternakan.sehingga Program
Swasembada Daging Sapi pada tahun 2014 yang dicanangkan secara nasional
dapat berhasil di Provinsi Jambi. Sumberdaya peternakan potensial yang dimiliki
oleh Provinsi Jambi adalah hijauan pakan ternak yang tumbuh di sekitar areal
perkebunan dan tenaga kerja keluarga petani di pedesaan. Oleh karena itu
program pengembangan produksi peternakan Provinsi Jambi lebih ditekankan
pada upaya penambahan populasi ternak ruminansia (pemakan hijauan)
dengan cara mendatangkan ternak dari luar daerah.
iii
Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk mencapai Swasembada Daging
Sapi,adalah:
1. peningkatan angka kelahiran,
2. peningkatan mutu genetis ternak , dilakukan dengan cara intensifikasi IB
(Inseminasi Buatan). Untuk tahun 2011 diberikan insentif kepada petani
yang menerapkan IB serta berhasil bunting berumur lima bulan berupa
uang tunai sebesar Rp 500.000/ ekor.
3. Penanggulangan pemotongan ternak betina produktif, berupa modal
dalam bentuk bantuan sosial guna membeli ternak produktif di Rumah
Potong Hewan (RPH) maupun pasar ternak. Upaya ini penting maknanya
karena hingga saat ini masih banyak ditemukan pemotongan komersial
terhadap ternak betina yang masih layak beranak.1
PENINGKATAN POPULASI TERNAK SAPI
Upaya untuk meningkatkan populasi ternak sapi dan kerbau melalui
penyebaran ternak yang dilaksanakan pada tahun 2011 sangat terbatas. Untuk
memenuhi kebutuhan pada hari raya Idul Fitri, secara rutin dilaksanakan
program penyebaran penggemukan sapi. Kendala yang dihadapi adalah
terbatasnya dana APBD provinsi untuk tahun 2011 yang hanya mampu untuk
penyebaran 55 ekor sapi bibit dan 330 ekor sapi penggemukan. Dengan
keterbatasan dana APBD ini maka harapan petani untuk mendapatkan bibit
ternak sangat tertumpu pada peran swasta terutama melalui sumber
permodalan komersial. Untuk itu diharapkan meningkatnya peran perbankan
1 Dari hasil survey Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi pada bulan Februari
2011 ditemui sekitar 24% dari ternak sapi dan kerbau yang dipotong di RPH adalah betina produktif. Hal ini salah satunya disebabkan karena harga ternak betina yang lebih murah dibandingkan dengan ternak jantan.
iv
baik melalui Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE)2, maupun Kredit
Usaha Pembibitan Sapi (KUPS)3.
Selain itu, untuk lebih mengoptimalkan pengembangan produksi daging
sapi dapat menggunakan sumber pakan yang berasal dari perkebunan (kelapa
sawit dan karet), baik berupa hijauan antar tanaman (HAT) serta limbah
tanaman dan hasil industri perkebunan. Jika luas areal perkebunan kelapa sawit
di Provinsi Jambi saat ini + 480 ribu hektar, dengan asumsi setiap hektarnya
dapat menyediakan HAT untuk memenuhi kebutuhan 1 ekor ternak besar,
maka kapasitas tampung dari areal tersebut adalah sekitar dua kali lipat dari
populasi ternak besar yang ada saat ini. Potensi ini akan semakin meningkat
apabila diperhitungkan dengan ketersediaan limbah tanaman kelapa sawit
berupa pelepah dan limbah industri pengolahan kelapa sawit berupa lumpur
sawit dan bungkil inti sawit.
REKOMENDASI
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mendukung pengembangan
produksi peternakan adalah:
1. Optimalisasi dan pengembangan integrasi sapi sawit
2. Pemanfaatan dana CSR untuk pengembangan sapi
3. Pemantauan dan peningkatan kualitas pakan ternak
4. Pembangunan pasar ternak di Kota Jambi
5. Pengembangan rumah potong hewan
2 Sasaran KKPE, peternakan sapi potong dan pembibitan sapi. KKP-E merupakan
penyempurnaan dari Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang telah berjalan sejak tahun 2000, dengan pola penyaluran executing, dan sumber dana berasal dari perbankan serta risiko yang ditanggung oleh perbankan. 3 Sasaran KUPS, pelaku usaha dengan pola kemitraan antara perusahaan/koperasi atau
kelompok. pola penyaluran KUPS kepada peternak, yaitu kepada pengusaha skala menengah atas yang bermitra dengan Kelompok Peternak, kepada koperasi yang bermitra dengan kelompok peternak, dan kepada kelompok peternak.
29
BAB II PERKEMBANGAN HARGA-HARGA
A. Kajian Umum
Pada triwulan II-2011, , kota Jambi kembali mengalami deflasi yang
tercatat 0,16% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan deflasi triwulan I-2011 sebesar
0,80% (q-t-q). Deflasi Kota Jambi berasal dari menurunnya laju inflasi kelompok
bahan makanan serta inflasi volatile foods.13
Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi
(4.00)
(2.00)
-
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2009 2010 2011
Sumber: BPS Provinsi Jambi.
Bulanan (m-t-m) Triwulanan (q-t-q)
Year on year (y-o-y) Year to date (y-t-d)
Secara tahunan, inflasi Kota Jambi pada triwulan II-2011 juga mengalami
penurunan yang cukup signifikan dari 7,99% (y-o-y) menjadi 4,45% (y-o-y).
Menurunnya inflasi Jambi tersebut menyebabkan lebih rendahnya inflasi kota
Jambi dibandingkan nasional sebesar 5,54% (y-o-y). Sementara, pergerakan
inflasi bulanan tercatat di bulan April, Mei dan Juni 2011 masing-masing sebesar
minus 1,57%(m-t-m), 0,47%(m-t-m) dan 0,95%(m-t-m).
13 Meningkatnya hasil panen terutama untuk komoditi bumbu-bumbuan dan beras memicu
terjadinya deflasi pada triwulan laporan.
INFLASI
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
30
Grafik 2.2. Perkembangan Laju Inflasi Kota Jambi
5.69
13.99 13.68
11.57
9.16
1.10 1.71
2.49 3.79
7.91 7.91
10.52
7.99
4.45
8.17
11.03 12.14
11.06
7.92
3.652.83
2.86 3.435.05 5.8
6.96
6.65
5.54
0
5
10
15
20
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
2008 2009 2010 2010
Persen (%)
Kota Jambi Nasional
Berdasarkan kotanya, tingkat inflasi di Jambi lebih rendah dari kota-kota
lainnya dengan angka inflasi ke-9 terendah dari 66 (enam puluh enam) kota di
Indonesia. Untuk seluruh kota-kota di Sumatera, inflasi Kota Jambi merupakan
inflasi terendah.14
Grafik 2.3. Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan 65 Kota di Indonesia per Juni 2011
0
5
10
15
Pan
gkal
Pin
ang
Am
bo
nTa
raka
nB
alik
pap
anB
and
ar L
amp
un
gSa
mar
ind
aP
on
tian
akSi
bo
lga
Ke
nd
ari
De
np
asar
Pal
angk
aray
aP
alu
Go
ron
talo
Sura
bay
aW
atam
po
ne
Tern
ate
Ku
pan
gSa
mp
itM
akas
arP
em
atan
g Si
anta
rLh
oks
eu
maw
eM
amu
juM
aum
ere
Mat
aram
Yogy
akar
taB
en
gku
luB
anja
rmas
inSu
me
ne
pSi
ngk
awan
gP
akan
bar
uP
rob
olin
ggo
Du
mai
Bim
aM
alan
gJa
kart
aM
adiu
nB
ogo
rD
ep
ok
Tan
gera
ng
Man
ado
Sem
aran
gP
alo
po
Bat
amP
ale
mb
ang
Soro
ng
Jem
be
rB
eka
siTe
gal
Par
e-P
are
Pad
ang
Cir
eb
on
Pu
rwo
kert
oM
ed
anB
and
a A
ceh
Suka
bu
mi
Pad
ang
Sid
em
pu
anK
ed
iri
Jam
bi
Tasi
kmal
aya
Jaya
pu
raTa
nju
ng
Pin
ang
Man
okw
ari
Ban
du
ng
Sera
ng
Cile
gon
Sura
kart
aN
asio
nal
Di atas Inflasi Nasional Di bawah Inflasi Nasional
Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, menurunnya tingkat inflasi kota
Jambi pada triwulan laporan dipicu oleh menurunnya angka inflasi volatile foods
yang pada triwulan lalu sebesar 16,67% (y-o-y) menjadi 3,72% (y-o-y).
Sementara itu, inflasi inti kota Jambi pada triwulan laporan tercatat sebesar
5,27% (y-o-y) sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar
14 Sumber: DSM, Bank Indonesia.
INFLASI
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
31
5,52% (y-o-y). Sementara inflasi administered price pada triwulan laporan
sebesar 3,51% (y-o-y).15
Grafik 2.4. Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (y-o-y)
-5
0
5
10
15
20
25
30
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II
2009 2010 2011
%(y-o-y)
Inflasi Inti Volatile Foods
Administered Prices U m u m
B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
Berdasarkan kelompoknya, penurunan harga pada triwulan laporan
berasal dari kelompok bahan makanan dengan deflasi sebesar minus 2,36% (q-t-
q) dan sumbangan deflasi 0,71% (q-t-q). Namun demikian angka deflasi tersebut
masih lebih rendah dibandingkan triwulan lalu sebesar minus 4,51% (q-t-q).
Selama semester pertama tahun 2011, bahan makanan menjadi penyumbang
deflasi utama di Kota Jambi. Masih berlangsungnya musim panen beras sampai
dengan bulan April lalu serta meningkatnya produksi cabe merah mendorong
turunnya harga bahan makanan di triwulan laporan. Cabe merah menjadi
komoditi penyumbang deflasi utama selama tiga bulan ini. Sementara itu,
kenaikan harga pada triwulan laporan dipicu oleh meningkatnya makanan jadi,
minuman, rokok, & tembakau serta sandang (lihat tabel 2.1.)
15 Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.
INFLASI
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
32
Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi
Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn
I Bahan Makanan 9.14 2.60 4.89 1.49 6.31 1.93 -4.51 -1.40 -2.36 -0.71
II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1.40 0.26 3.42 0.62 4.01 0.74 1.85 0.33 1.50 0.29
III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar 1.23 0.26 0.49 0.10 0.72 0.15 0.44 0.08 0.22 0.04
IV Sandang 1.45 0.09 1.58 0.09 1.89 0.11 2.24 0.12 3.10 0.18
V Kesehatan 0.67 0.03 -0.06 0.00 0.37 0.01 1.06 0.04 0.21 0.01
VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga -0.02 0.00 0.43 0.02 0.01 0.00 -0.09 0.00 0.05 0.00
VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -0.09 -0.02 0.37 0.06 0.41 0.06 0.22 0.03 0.23 0.03
INFLASI 3.22 3.22 2.37 2.37 3.02 3.02 (0.80) (0.80) (0.16) (0.16)
Sumber : BPS (diolah)Sumber: BPS (diolah)
Triwulan IV-2010
(q-t-q, %)KELOMPOK
Triwulan II-2010
(q-t-q, %)
Triwulan III-2010
(q-t-q, %)
Triwulan I-2011
(q-t-q, %)
Triwulan II-2011
(q-t-q, %)
Dilihat per sub kelompok, deflasi tertinggi pada triwulan laporan adalah
sub kelompok bumbu-bumbuan yang turun sebesar 39,98% (q-t-q). Sementara
itu, sub kelompok buah-buahan mengalami inflasi tertinggi sebesar 9,77% (q-t-
q).
Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa
qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy
I. BAHAN MAKANAN 4.89 14.38 6.31 24.26 -4.51 16.21 -2.36 3.97a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA 7.54 20.42 7.73 23.71 -5.12 13.25 -1.26 8.54b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA 13.54 26.10 -13.96 20.82 -3.57 6.47 9.44 3.09c. IKAN SEGAR 22.50 5.94 -3.11 2.74 6.38 23.41 4.82 32.34d. IKAN DIAWETKAN -1.86 -2.81 3.51 -1.12 6.04 4.94 4.21 12.25e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA 3.49 2.68 2.00 5.39 0.96 8.79 1.92 8.62f. SAYUR-SAYURAN 15.54 36.41 0.62 26.42 -7.36 4.34 3.12 11.06g. KACANG-KACANGAN 4.58 7.94 -2.85 1.87 3.50 4.80 -2.71 2.31h. BUAH-BUAHAN 1.10 9.40 -0.64 12.90 -2.45 6.59 9.77 7.57i. BUMBU-BUMBUAN -28.11 7.65 61.59 132.92 -24.70 63.98 -39.98 -47.50j. LEMAK DAN MINYAK 8.47 11.03 11.95 21.32 1.86 19.70 -3.13 19.83k. BAHAN MAKANAN LAINNYA 1.42 5.89 -0.09 11.67 2.17 4.98 0.79 4.34II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 3.42 12.52 4.01 12.90 1.85 11.08 1.50 11.20a. MAKANAN JADI 4.11 15.34 4.54 15.46 2.15 12.87 1.27 12.59b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL 1.73 8.98 3.81 9.01 1.23 7.37 0.15 7.07c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL 2.82 8.40 2.91 9.45 1.46 9.17 2.90 10.47III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 0.49 2.51 0.72 3.32 0.44 2.91 0.22 1.88a. BIAYA TEMPAT TINGGAL -0.70 3.00 1.69 4.42 0.76 3.81 0.19 1.94b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR 3.14 3.49 -0.52 3.83 0.00 3.09 0.24 2.85c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA 0.09 0.34 -0.11 -0.93 -0.58 -0.53 0.54 -0.07d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA -0.32 -1.46 -0.33 -0.94 0.80 0.10 0.09 0.24IV. SANDANG 1.58 4.57 1.89 4.90 2.24 7.36 3.10 9.10a. SANDANG LAKI-LAKI 1.14 3.85 0.04 3.97 1.44 3.33 1.98 4.66b. SANDANG WANITA 2.32 1.92 0.48 2.45 0.89 3.51 1.96 5.76c. SANDANG ANAK-ANAK 4.53 3.88 1.37 5.36 5.81 11.98 4.18 16.81d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA -0.71 8.26 5.14 7.61 1.57 11.11 4.20 10.48V. KESEHATAN -0.06 6.97 0.37 2.07 1.06 2.06 0.21 1.59a. JASA KESEHATAN 0.00 7.11 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00b. OBAT-OBATAN 0.10 5.59 0.66 5.91 0.00 1.77 0.00 0.76c. JASA PERAWATAN JASMANI 0.00 54.27 0.50 8.97 0.31 9.13 0.00 0.81d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA -0.22 0.06 0.62 0.95 3.01 2.95 0.59 4.03VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 0.43 2.18 0.01 0.88 -0.09 0.34 0.05 0.41a. JASA PENDIDIKAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN 3.10 7.36 0.05 7.44 0.00 3.46 0.18 3.34d. REKREASI -0.34 6.03 0.04 -1.49 -0.56 -1.27 0.12 -0.75e. OLAHRAGA 0.00 1.36 -0.41 -0.17 0.78 0.81 0.00 0.37VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 0.37 1.82 0.41 1.03 0.22 0.91 0.23 1.25a. TRANSPOR -0.31 -0.78 0.52 0.02 0.35 -0.14 0.24 0.79b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR 5.35 25.43 0.57 9.68 0.00 9.65 0.68 6.68d. JASA KEUANGAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
INFLASI (UMUM) 2.37 7.91 3.02 10.52 -0.80 7.99 -0.16 4.45
Sumber : BPS (diolah)Sumber: BPS (diolah)
Triwulan I-2011 Triwulan II-2011Triwulan III-2010 Triwulan IV-2010KELOMPOK/SUBKELOMPOK
Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan inflasi
terbesar adalah lambak; batu bata/batu tela; patin (April 2011), Daging ayam ras;
INFLASI
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
33
nila; beras (Mei 2011) serta daging ayam ras; beras; tomat buah (Juni 2011).
Sementara itu, deflasi yang dialami kota Jambi pada bulan April 2011 dipicu oleh
menurunnya harga cabe merah; daging ayam ras; dan beras.
Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi
Periode triwulan II-2011 TW II-2011 TW II-2011
Sumbangan Sumbangan
APRIL APRIL
1 LAMBAK 0.0564 1 CABE MERAH -0.6001
2 BATU BATA/BATU TELA 0.0396 2 DAGING AYAM RAS -0.4037
3 PATIN 0.0345 3 BERAS -0.3754
4 TERI 0.0285 4 BAWANG MERAH -0.2517
5 KANGKUNG 0.0279 5 MINYAK GORENG -0.1106
6 EMAS PERHIASAN 0.0226 6 NILA -0.0545
7 UDANG BASAH 0.0223 7 TOMAT SAYUR -0.0426
8 BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA 0.0205 8 CABE RAWIT -0.0238
9 MOBIL 0.0191 9 KOL PUTIH/KUBIS -0.0184
10 ROKOK KRETEK FILTER 0.0178 10 TELUR AYAM RAS -0.0145
0.2892 -1.8953
MEI MEI
1 DAGING AYAM RAS 0.3547 1 CABE MERAH -0.2516
2 NILA 0.0773 2 LAMBAK -0.0294
3 BERAS 0.0650 3 KANGKUNG -0.0283
4 BAYAM 0.0570 4 JERUK -0.0266
5 TOMAT SAYUR 0.0400 5 GULA PASIR -0.0251
6 DENCIS 0.0367 6 TELUR AYAM RAS -0.0203
7 TOMAT BUAH 0.0364 7 CABE RAWIT -0.0173
8 TONGKOL 0.0333 8 KELAPA -0.0160
9 CELANA PANJANG KATUN 0.0267 9 KAYU BALOKAN -0.0158
10 EMAS PERHIASAN 0.0260 10 PATIN -0.0131
0.7531 -0.4435
JUNI JUNI
1 DAGING AYAM RAS 0.4161 1 CABE MERAH -0.2682
2 BERAS 0.2255 2 NILA -0.0606
3 TOMAT BUAH 0.1294 3 BAWANG PUTIH -0.0220
4 ROKOK KRETEK FILTER 0.0949 4 BAYAM -0.0200
5 TELUR AYAM RAS 0.0645 5 CABE RAWIT -0.0177
6 NASI 0.0606 6 KENTANG -0.0139
7 PATIN 0.0523 7 NANAS -0.0099
8 BAWANG MERAH 0.0496 8 TONGKOL -0.0098
9 KOPI BUBUK 0.0384 9 GULA PASIR -0.0094
10 BAJU KAOS/T-SHIRT 0.0292 10 CABE HIJAU -0.0091
1.1605 -0.4406
Sumber : BPS (diolah)
Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas
10 KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI 10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI
Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas
Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas
1. Kelompok Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan pada triwulan II-2011 mengalami deflasi
sebesar 2,36% (q-t-q) dengan sumbangan deflasi sebesar 0,71%. Deflasi
kelompok tersebut terutama disumbangkan oleh sub kelompok bumbu-bumbuan
yang mencapai 39,98% (q-t-q).
Menurunnya harga sub kelompok bumbu-bumbuan terutama dipengaruhi
oleh menurunnya harga cabe merah dengan cukup signifikan. Harga rata-rata
INFLASI
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
34
cabe merah turun 72,63% (q-t-q) pada triwulan laporan dengan sumbangan
deflasi pada bulan April, Mei dan Juni 2011 masing-masing sebesar -0,60; -0,25;
dan -0,27.
Grafik 2.5. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan
5,000
15,000
25,000
35,000
45,000
55,000
65,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2010 2011
Bawang Merah Bawang Putih Cabe Merah Cabe Rawit
Sub kelompok daging dan hasil-hasilnya mengalami peningkatan harga
dengan inflasi sebesar 9,44% (q-t-q). Pada bulan April 2011, daging ayam ras
menjadi salah satu komoditi penyumbang deflasi terbesar dengan sumbangan
sebesar -0,40%. Namun demikian, pada bulan Mei dan Juni 2011, daging ayam
kembali mengalami peningkatan harga dengan sumbangan sebesar 0,35% dan
0,42%. Meningkatnya harga daging ayam tersebut disebabkan oleh
keterlambatan pasokan pada musim potong. Sementara itu, harga jagung
internasional juga terus menunjukkan peningkatan sebesar 12,03% sedangkan
harga jagung pipilan di kota Jambi masih stabil. Oleh sebab itu, dikhawatirkan
dalam bulan-bulan mendatang harga jagung di Jambi akan ikut meningkat. Di
sisi lain, harga daging sapi/kerbau relatif stabil.
Sub kelompok ikan segar mengalami peningkatan harga pada triwulan
laporan dengan angka inflasi sebesar 4,82% (q-t-q) seiring dengan
meningkatnya harga ikan air tawar seperti patin, nila dan lambak.
Grafik 2.6. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.7. Perkembangan Harga Daging
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
0
1
2
3
4
5
6
7
8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2009 2010 2011
(Rp/Kg)
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
(USD/Bushel)
Jagung internasional (aksis kiri)
Jagung pipilan kering (aksis kanan)
5,000
15,000
25,000
35,000
45,000
55,000
65,000
75,000
85,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2010 2011Daging Sapi/Kerbau Daging ayam tanpa jeroan Daging ayam bulat
INFLASI
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
35
Perkembangan harga beras
merek king menunjukkan
penurunan pada triwulan
laporan sebesar 7,33%
dibandingkan triwulan I-
2011. Musim panen padi
yang berlangsung di
triwulan laporan
mendorong menurunnya harga. Di tingkat internasional harga beras juga
menunjukkan penurunan sebesar 8,15%.
Perkembangan harga
tepung terigu merek Segitiga Biru
relatif stabil yaitu sebesar
Rp7.000/kg. Harga gandum yang
merupakan bahan baku tepung
terigu meningkat 3,20% (q-t-q)
pada triwulan laporan belum
diikuti dengan naiknya harga
tepung terigu di Jambi.17
Di sisi lain, harga rata-rata
Crude Palm Oil (CPO)
internasional menurun 7,56% (q-
t-q). Harga CPO yang meningkat
di awal tahun ini kemudian
mengalami penurunan perlahan-
lahan sejak bulan Maret lalu.
Sejalan dengan hal tersebut,
penurunan harga CPO juga diikuti dengan menurunnya harga minyak goreng
lokal. Berdasarkan data dari Disperindag, harga rata-rata minyak goreng lokal
16 Cwt maksudnya hundredweight (100 pounds). 1 pounds setara dengan 453,59 gram/0,453 kg.
Jadi 100 pounds sekitar 45,3 kg. 17 Satu bushel setara dengan 27 kg.
Grafik 2.8. Perkembangan Harga Beras16
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
0
100
200
300
400
500
600
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2009 2010 2011
(Rp ribu/Kg)
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
(USD/CWT)
Beras internasional (aksis kiri)
Beras King (aksis kanan)
Grafik 2.9. Perkembangan Harga Tepung Terigu
5000
6000
7000
8000
9000
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2009 2010 2011
(Rp/Kg)
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
(USD/Bushel)
Wheat/Gandum (aksis kiri)
Tepung Terigu lokal (aksis kanan)
Grafik 2.10. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng
5000
6000
7000
8000
9000
10000
11000
12000
0
500
1000
1500
2000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2009 2010 2010
(Rp/Kg)
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
(Ringgit/Ton)
CPO internasional (aksis kiri) Minyak goreng lokal (aksis kanan)
INFLASI
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
36
turun 12,17% (q-t-q) dibandingkan triwulan lalu. Dengan demikian sub
kelompok lemak dan minyak pada triwulan laporan mengalami deflasi 3,13% (q-
t-q).
2. Kelompok Makanan Jadi
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada triwulan II-
2011 mengalami inflasi 11,20% (y-o-y) dengan laju inflasi triwulanan 1,50% (q-t-
q). Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub
kelompok tembakau dan minuman beralkohol 2,90% (q-t-q), diikuti sub
kelompok makanan jadi (1,27%/q-t-q) serta sub kelompok minuman tidak
beralkohol (0,15%/q-t-q). Pada triwulan laporan, meningkatnya harga rokok
kretek filter memberikan sumbangan cukup berarti bagi kenaikan harga sub
kelompok tembakau dan minuman beralkohol.
3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan II-
2011 mengalami inflasi sebesar 0,22% (q-t-q) serta dengan laju inflasi tahunan
mencapai 1,88% (y-o-y). Semua sub kelompok mengalami inflasi dengan angka
inflasi tertinggi untuk perlengkapan rumah tangga sebesar 0,54% (q-t-q) diikuti
bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,24% (q-t-q).
4. Kelompok Sandang
Kelompok sandang pada triwulan II-2011 mengalami inflasi sebesar
3,10% (q-t-q). Inflasi kelompok sandang dipicu oleh meningkatnya harga semua
sub kelompoknya dengan peningkatan tertinggi pada sub kelompok barang
pribadi dan sandang lainnya 4,20% (q-t-q).
INFLASI
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
37
Harga rata-rata emas
pada triwulan laporan
kembali mengalami
peningkatan. Harga rata-rata
emas (logam mulia) 24 karat
di Jambi pada triwulan II-2011
sebesar Rp407.982/gram
meningkat 4,47%
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp390.514/gram.18 Hal ini sejalan
dengan peningkatan harga emas internasional yang mampu mencapai USD
1.534,31/troy ounce pada Juni 2011 dari sebesar USD 1.422,91/troy ounce
pada Desember 2010.19
5. Kelompok Kesehatan
Kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,21% (q-t-q) pada
triwulan II-2011. Inflasi pada triwulan laporan terutama disebabkan oleh
meningkatnya harga perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,59% (q-t-q)
sedangkan harga sub kelompok lainnya relatif stabil.
6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada triwulan II-2011
mengalami inflasi sebesar 0,05% (q-t-q). Inflasi yang dialami oleh kelompok ini
dipicu oleh meningkatnya harga perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar
0,18% (q-t-q) diikuti dengan sub kelompok rekreasi sebesar 0,12% (q-t-q).
7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Perkembangan harga yang terjadi pada kelompok transportasi,
komunikasi dan jasa keuangan di kota Jambi pada triwulan II-2011 sebesar
0,24% (q-t-q). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi terjadi pada sub kelompok
18 Sumber: BPS Provinsi Jambi.
19 Sumber: Bloomberg. 1 (satu) troy ounce setara dengan 31,1034768 gram
(http://en.wikipedia.org)
Grafik 2.11. Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional
0
100
200
300
400
500
0
500
1000
1500
2000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2009 2010 2011
(Rp ribu/gram)
Sumber: Bloomberg & BPS Prov. Jambi
(USD/troy ounce)
Emas internasional (aksis kiri)
Emas Lokal 24 karat (aksis kanan)
INFLASI
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
38
sarana dan penunjang transpor sebesar 0,68% (q-t-q) diikuti dengan sub
kelompok transpor 0,24% (q-t-q).
Perkembangan harga rata-rata minyak di pasar internasional mengalami
peningkatan pada periode triwulan II-2011. Periode triwulan II-2011, harga rata-
rata minyak USD 102,73/barrel, meningkat 9,36% dari triwulan sebelumnya
USD 93,93/barrel. Harga minyak terus menunjukkan peningkatan secara
perlahan-lahan. Kondisi ini perlu diwaspadai termasuk juga rencana pemerintah
untuk mulai menghapuskan penggunaan premium bagi masyarakat umum
dapat menjadi ancaman tersendiri bagi tekanan inflasi di Indonesia.
Grafik 2.12. Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional
0
25
50
75
100
125
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2009 2010 2011
Sumber: Bloomberg
Harga Minyak (USD/Barrel)
i
Boks 2.
Perkembangan Harga Menjelang Hari Besar Keagamaan
Bahan Makanan
Menjelang hari besar keagamaan, beberapa komoditi menunjukkan peningkatan
terutama untuk komiditi daging-dagingan serta bumbu-bumbuan. Daging sapi, daging
ayam ras, dan cabe merah merupakan komoditi yang cenderung mengalami kenaikan
harga menjelang hari besar keagamaan.
Berdasarkan data tahun 2008-2010, daging sapi yang memiliki bobot inflasi
sebesar 0,9958% mengalami kenaikan harga sekitar 7-10% saat hari besar keagamaan.
Dalam kondisi normal, harga daging sapi cenderung stabil, hanya saat mendekati hari
besar keagamaan harga komoditi ini cenderung meningkat. Selama bulan Juli 2011,
harga daging sapi sudah mengalami kenaikan 3,96% menjadi Rp74.333/kg. Harga
komoditi ini diperkirakan akan terus meningkat sampai menjelang hari besar keagamaan
dan diperkirakan dapat mencapai harga Rp80.000-Rp90.000/kg.
Berbeda dengan harga daging sapi yang cenderung stabil di saat normal, harga
daging ayam ras mengalami fluktuasi harga dari bulan ke bulan. Berdasarkan
pemantauan harga dalam 3 (tiga) tahun terakhir, menjelang hari besar keagamaan harga
daging ayam ras dapat meningkat sekitar 8-10%, sementara apabila persediaan di pasar
sedang menurun menjelang lebaran dapat mencapai 40%.
Perkembangan di tahun 2011, daging ayam ras sempat mengalami penurunan
harga di triwulan pertama namun kembali meningkat dalam triwulan laporan. Harga
daging ayam ras diperkirakan akan terus meningkat namun dengan peningkatan yang
tidak terlalu signifikan mengingat harga komoditi ini sudah cukup tinggi saat ini yaitu
mencapai rata-rata Rp29.833/kg di bulan Juli 2011.
ii
Grafik 1. Perkembangan Harga Daging-dagingan
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
Ram
adan I
Ram
adan 2
Ram
adan 3
Ram
adan 4
Lebara
n
Pasc
a L
ebara
n
Ram
adan I
Ram
adan 2
Ram
adan 3
Ram
adan 4
Lebara
n
Pasc
a L
ebara
n
Ram
adan I
Ram
adan 2
Ram
adan 3
Ram
adan 4
Lebara
n
Pasc
a L
ebara
n
2008 2009 2010
Daging Sapi/Kerbau D. Ayam Tanpa Jeroan D. Ayam Bulat
Komoditi lain yang cenderung mengalami kenaikan harga menjelang hari besar
keagamaan adalah cabe merah yang juga memiliki fluktuasi harga yang tinggi. Menjelang
hari besar keagamaan, harga cabe merah dapat melambung dengan sangat tinggi dan
mengalami kenaikan lebih dari 100%. Sebaliknya, ada saat dimana harga komoditi ini
mengalami penurunan menjelang hari besar keagamaan. Selama tahun 2011, harga cabe
merah cenderung mengalami penurunan bahkan berada di bawah level harga normalnya.
Dengan demikian, dikhawatirkan harga komoditi ini dapat melonjak dengan signifikan
menjelang hari besar keagamaan. Pada akhir Juli 2011, harga cabe merah hanya
Rp6.975/kg sedangkan harga rata-rata cabe merah di tahun 2010 mencapai
Rp22.821/kg.
Grafik 2. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan
0
10,000
20,000
30,000
40,000
Ram
adan I
Ram
adan 2
Ram
adan 3
Ram
adan 4
Lebara
n
Pasc
a L
ebara
n
Ram
adan I
Ram
adan 2
Ram
adan 3
Ram
adan 4
Lebara
n
Pasc
a L
ebara
n
Ram
adan I
Ram
adan 2
Ram
adan 3
Ram
adan 4
Lebara
n
Pasc
a L
ebara
n
Cabe Rawit Cabe Merah
Bawang Merah Bawang Putih
iii
Komoditi seperti tepung terigu, telur ayam ras, beras, bawang merah dan gula
pasir cenderung stabil menjelang hari besar keagamaan, begitu pula untuk tahun 2011
kecuali telur ayam ras. Harga telur ayam ras yang telah meningkat mencapai 5,79%
selama bulan Juli 2011 diperkirakan akan kembali mengalami peningkatan harga sampai
dengan hari besar keagamaan di awal bulan September 2011. Tingginya permintaan
akan komoditi dimaksud dapat semakin memicu meningkatnya harga yang telah
berlangsung sebelumnya akibat kenaikan dari distributor.
Grafik 3. Perkembangan Harga Beras, Telur dan Tepung Terigu
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
Ram
adan I
Ram
adan 2
Ram
adan 3
Ram
adan 4
Lebara
n
Pasc
a L
ebara
n
Ram
adan I
Ram
adan 2
Ram
adan 3
Ram
adan 4
Lebara
n
Pasc
a L
ebara
n
Ram
adan I
Ram
adan 2
Ram
adan 3
Ram
adan 4
Lebara
n
Pasc
a L
ebara
n
2008 2009 2010
Tepung Terigu Telur Ayam Ras Gula Pasir Beras
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan harga menjelang
hari besar keagamaan adalah:
a) Aspek Supply
Komoditi bahan makanan di Jambi berasal dari dalam maupun luar Provinsi
Jambi. Beras, bawang merah, tepung terigu dan cabe merah merupakan
beberapa komoditi yang didapatkan dari luar Provinsi Jambi sementara
daging-dagingan seperti daging sapi dan ayam ras diproduksi di Jambi.
b) Sarana & Prasarana Distribusi
Kelancaran distribusi (sarana jalan dan angkutan) terutama untuk komoditi
yang berasal dari luar provinsi Jambi diperlukan untuk mendukung
ketersediaan barang ditingkat distributor, grosir dan pengecer.
c) Aspek Demand
Perilaku konsumen (kebiasaan masyarakat misal : menjelang bulan puasa
s/d pertengahan bulan puasa cenderung membeli bahan makanan
sedangkan pada Minggu ke III & ke IV cenderung membeli sandang/
pakaian dan H-3 s/d H-1 cenderung membeli daging.
iv
Transportasi
Selain meningkatnya harga bahan makanan, salah satu komponen yang
diperkirakan akan mengalami kenaikan harga menjeleng hari besar keagamaan adalah
transportasi terutama angkutan udara. Meningkatnya kebutuhan pelayanan jasa
angkutan dalam rentang waktu tertentu menjelang mudik lebaran, dapat memicu
melonjaknya harga biaya angkutan umum. Angkutan udara dan angkutan antar kota
memiliki bobot inflasi masing-masing sebesar 0,6111% dan 0,6078%.
Arus mudik dan balik lebaran diperkirakan dimulai dari H 7 (23 Agustus 2011)
sampai dengan H + 7 (7 September 2011). Adanya kebijakan cuti bersama menyebabkan
relatif berkurangnya penumpukan arus mudik dan balik di tanggal-tanggal tertentu.
Tabel 1. Periode Angkutan Lebaran
23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 TANGGAL
SL RB KM JM SB MG SN SL RB KM JM SB M SN SL RB HARI
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 H H H+1 +2 +3 +4 +5 +6 +7 PELAKS
Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Jambi
Tabel 2. Prediksi Jumlah Penumpang Angkutan Lebaran Provinsi Jambi 2011
(H -7 sampai dengan H+7 lebaran)
Dtg Berangkat Dtg Berangkat Dtg Berangkat
1 Angkutan Darat 153,834 133,216 170,925 148,016 196,564 170,219
2 Angkutan Sungai 16,817 13,738 17,567 14,425 20,202 16,589
3 Angkutan Laut 2,661 1,455 2,794 1,527 4,738 4,602
4 Angkutan Udara 18,846 19,816 20,165 21,203 21,575 22,685
ModaNo2009 2010 2011
Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Jambi
Permasalahan yang terdapat dalam transportasi darat adalah:
a) Kondisi cuaca yang kurang baik (kemarau basah)
b) Kondisi jalan (nasional dan provinsi) pada titik tertentu masih dalam
keadaan rusak, potensi rusak, rawan kecelakaan dan kemacetan
c) Angkutan Batu Bara dan CPO yang berpotensi menimbulkan kemacetan
dan kecelakaan
d) Potensi timbulnya calo tiket di bandara dan terminal
e) Pengguna sepeda motor yang cenderung meningkat
f) Potensi timbulnya premanisme di Terminal
v
g) Adanya pasar tumpah atau kegiatan sejenis di ruas-ruas jalan provinsi
maupun nasional.
REKOMENDASI
a) Pemantauan stok ke gudang Distributor/Grosir serta harga eceran di pasar
tradisional dan modern.
b) Berkoordinasi dengan Kabupaten/Kota untuk menjaga kelancaran
distribusi & ketersediaan barang serta perkembangan harga eceran di
daerah guna mengatasi permasalahan dalam distribusi & stock bahan
kebutuhan masyarakat.
c) Menghimbau agar instansi pemerintah melakukan pemotongan hewan
sendiri sehingga menghindari penumpukan pembeli di pasar.
d) Melarang pengoperasian angkutan barang (batu bara/CPO)
e) Penutupan Jembatan Timbang dan menjadikan sebagai Rest Area serta
penutupan pos-pos retribusi di pinggir jalan
f) Mensosialisasikan perkembangan kondisi cuaca terutama untuk
memperlancar transportasi baik darat, laut maupun udara.
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.
39
BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
Kinerja perbankan pada triwulan II-2011 menunjukkan peningkatan baik
dari sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Tingginya
pertumbuhan penyaluran kredit dibandingkan penghimpunan dana pada
triwulan laporan menyebabkan meningkatnya Loan to Deposits Ratio (LDR)
perbankan sebesar 410 bps menjadi sebesar 87,07%. Kualitas kredit yang
diberikan cukup baik tercermin dari angka Non Performing Loan (NPL) sebesar
2,71% meskipun sedikit meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar
2,70%.
A. Perkembangan Kelembagaan20
Secara kelembagaan, jumlah bank yang beroperasi di wilayah kerja Kantor
Bank Indonesia Jambi sampai dengan Triwulan II - 2011 tercatat 25 (dua puluh
lima) bank umum dan 12 (delapan belas) BPR, yang terdiri dari 248 kantor bank
umum dan 19 kantor BPR. Dari 25 (dua puluh lima) bank umum yang beroperasi
di wilayah Jambi, terdapat 21 (dua puluh satu) bank konvensional, termasuk
diantaranya 1 (satu) Bank Pembangunan Daerah, dan 4 (empat) bank syariah.
Pada periode triwulan laporan terdapat penambahan 1 bank umum yaitu
BNI Syariah Cabang Jambi, penambahan 4 (empat) kantor bank yaitu 3 Kantor
Cabang Pembantu dan 1 Kantor Kas serta peningkatan status 1 (satu) kantor kas
menjadi Kantor Cabang Pembantu.
Berdasarkan sebaran jumlah kantor bank umum, Kota Jambi mendominasi
36,33% atau 90 (sembilan puluh ) kantor dari seluruh kantor bank di Provinsi
Jambi, diikuti kabupaten Bungo 28 (dua puluh delapan) kantor atau 10,49%.
20 Rincian jumlah Kantor Bank Umum dan BPR per-kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dapat dilihat
pada halaman lampiran.
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
40
Sementara, untuk kabupaten yang paling sedikit jumlah kantor banknya adalah
Tanjung Jabung Timur, yaitu sebanyak 7 (tujuh) kantor atau (2,62%).
Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi
TriwI TriwIIKota Jambi 69 78 89 94 97 36.33
Kerinci 18 22 23 23 24 8.99
Bungo 15 20 27 28 28 10.49
Muara Jambi 17 19 21 22 22 8.24
Sarolangun 12 15 20 20 20 7.49
Tebo 13 14 16 16 16 5.99
Merangin 15 16 18 18 18 6.74
Batanghari 12 13 16 16 16 5.99
Tanjung Jabung Barat 13 16 19 19 19 7.12
Tanjung Jabung Timur 4 5 6 6 7 2.62
T O T A L 188 218 255 262 267 100.00
JUMLAH BANKPangsa
(%)
20112008 2009 2010
B. Bank Umum
1. Perkembangan Aset Bank
Total aset bank umum di Provinsi Jambi pada triwulan laporan
menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, yaitu Rp 1,42 triliun (7,65%/q-
t-q) dibandingkan triwulan sebelumnya. Meningkatnya aset perbankan dipicu
oleh meningkatnya aset bank pemerintah sebesar Rp1.138,76 miliar (9,19%),
bank swasta sebesar Rp144,99 miliar (2,74%) serta bank syariah sebesar
Rp133,77 miliar (15,94%). Dengan demikian, total aset bank umum pada
triwulan laporan naik menjadi sebesar Rp19,22 triliun.21
Dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu, aset perbankan
meningkat mencapai 27,67% / y-o-y dari sebesar Rp15,27 triliun. Peningkatan
aset ini juga lebih tinggi dibandingkan peningkatan aset triwulan sebelumnya
yang mencapai 23,61% / y-o-y.
21 Bank konvensional termasuk bank milik pemerintah dan bank swasta nasional.
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAREAH
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
41
41
Grafik 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi
0.87
5.82
1.50
7.31 5.46
4.23 5.13 3.84
8.64 7.65
11.91
9.23 7.28
16.25
21.55 19.72
24.00
19.99
23.61 27.67
0
5
10
15
20
25
30
-
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
22
Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10 Q4-10 Q1-11 Q2-11
PersenRp triliun
Jumlah Aset (aksis kiri)
Pertumbuhan q-t-q (%)
Pertumbuhan y-o-y (%)
Dilihat dari total pangsa pasar aset bank umum, pangsa aset bank
Pemerintah tercatat sebesar 67,84%, bank swasta sebesar 27,28% sementara
aset bank syariah sebesar 4,88% di triwulan laporan.
2. Perkembangan Dana Masyarakat
Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum pada
triwulan laporan naik sebesar 3,63% (Rp540,22 miliar), yaitu dari Rp14.896,99
miliar menjadi Rp15.437,21 miliar. Secara tahunan, DPK mampu tumbuh sebesar
26,94%/y-o-y aau meningkat Rp3.276,09 miliar.
Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan DPK didukung oleh
meningkatnya penghimpunan dana bank konvensional maupun bank syariah.
Penghimpunan dana bank konvensional meningkat Rp518,30 miliar atau sebesar
3,59% dari triwulan sebelumnya menjadi Rp14.963,95 miliar sementara
penghimpunan dana oleh bank syariah meningkat 4,86% atau sebesar Rp21.92
miliar menjadi Rp473,26 miliar.
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
42
Tabel 3.2 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi
(dalam jutaan rupiah)
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II q-t-q y-o-y11,213,788 11,881,723 12,117,864 12,872,504 14,445,646 14,963,948 3.59 25.94
1 2,880,322 3,039,223 2,699,580 2,516,906 2,912,169 3,093,480 6.23 1.79 2 5,494,397 5,944,913 6,249,021 7,363,810 7,642,613 7,838,189 2.56 31.85 3 Simpanan Berjangka 2,839,069 2,897,587 3,169,263 2,991,788 3,890,864 4,032,279 3.63 39.16
257,148 279,399 322,291 381,194 451,347 473,262 4.86 69.39 1 52,815 57,382 58,548 69,324 64,051 65,357 2.04 13.90 2 138,017 151,990 172,133 207,479 232,876 244,079 4.81 60.59 3 66,316 70,027 91,610 104,391 154,420 163,826 6.09 133.95
11,470,936 12,161,122 12,440,155 13,253,698 14,896,993 15,437,210 3.63 26.94 1 2,933,137 3,096,605 2,758,128 2,586,230 2,976,220 3,158,837 6.14 2.01 2 5,632,414 6,096,903 6,421,154 7,571,289 7,875,489 8,082,268 2.63 32.56 3 2,905,385 2,967,614 3,260,873 3,096,179 4,045,284 4,196,105 3.73 41.40
2011
GiroTabunganSimpanan Berjangka
GiroTabungan
Bank SyariahGiroTabungan Simpanan Berjangka
Jumlah
Pertumbuhan
Bank Konvensional
URAIAN2010
Berdasarkan jenis penghimpunan dana, meningkatnya DPK pada
triwulan laporan dipicu oleh meningkatnya seluruh jenis penghimpunan dana
dengan peningkatan terbesar dialami oleh tabungan sebesar Rp206,78 milliar
(2,63%) diikuti dengan giro Rp182,62 miliar (6,14%) serta deposito Rp150,82
miliar (3,73%). Berdasarkan pangsanya, penghimpunan dana terbesar masih
diraih oleh tabungan yaitu sebesar 52,36%, diikuti oleh deposito 27,18% dan
giro 20,46%.
Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi
10,281 10,564
10,231 10,843 11,471 12,161 12,440
13,254 14,897 15,437
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
18,000
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10 Q4-10 Q1-11 Q2-11
Rp miliarRp miliar
Giro (aksis kiri) Simpanan Berjangka (aksis kiri) Tabungan (aksis kiri) DPK (aksis kanan)
Berdasarkan golongan pemilik, meningkatnya nilai DPK terutama
berasal dari golongan pemerintah daerah sebesar Rp422,58 miliar, diikuti dengan
perorangan sebesar Rp374,92 miliar, serta Bukan lembaga Keuangan sebesar
Rp130,41 miliar. Meningkatnya pendapatan daerah di semester pertama ini
mendorong meningkatnya dana pemerintah daerah di perbankan pada triwulan
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAREAH
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
43
43
laporan. Berdasarkan pangsanya, DPK terbesar masih dikuasai oleh perorangan
yang mencapai 70,47%, diikuti oleh pemerintah daerah 17,97%, dan Bukan
lembaga keuangan 7,07%.
Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah)
Nominal Share Nominal Share Nominal Share
Penduduk/Residents
1 Pemerintah Pusat 54,137 0.41 70,481 0.49 69,712 0.45
2 Pemerintah Daerah (Pemda) 1,129,053 8.53 2,351,476 16.24 2,774,058 17.97
3 Badan Dan Lembaga Pemerintah 37,937 0.29 27,207 0.19 26,045 0.17
4 BUMN Atau Pemerintah Campuran 455,079 3.44 432,859 2.99 473,062 3.07
5 BUMD 29,645 0.22 30,603 0.21 29,946 0.19
6 Lembaga Keuangan Non Bank 92,202 0.70 90,801 0.63 89,459 0.58
7 Bukan Lembaga Keuangan 1,162,079 8.78 960,058 6.63 1,090,466 7.07
8 Sektor Swasta Lainnya 14,762 0.11 10,953 0.08 5,472 0.04
9 Perseorangan 10,256,005 77.52 10,500,956 72.54 10,875,873 70.47
Jumlah 13,230,901 100 14,475,394 100 15,434,093 100
Bukan Penduduk/Non-Residents 1,310 0 2,674 0 3,117 0
13,232,211 14,478,068 15,437,210
Trw.I-2011 Trw.II-2011
Penduduk dan bukan penduduk
No. Golongan PemilikTrw.IV-2010
Berdasarkan lokasi proyek, jumlah penghimpunan dana masyarakat
mengalami peningkatan di beberapa kabupaten/kota. Berdasarkan lokasinya,
peningkatan jumlah DPK terbesar dialami oleh Kota Jambi sebesar Rp146,20
miliar (1,57%) diikuti oleh Kabupaten Kerinci Rp128,32 (8,96%) dan Batanghari
Rp81,969 miliar (17,89%). Sementara itu, berdasarkan pangsanya 65,03% (Rp
9.444,97 miliar) penghimpunan dana di Provinsi Jambi masih didapatkan dari
kota Jambi diikuti dengan Kabupaten Kerinci sebesar 10,78% (Rp1.560,09
miliar).
Tabel 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek22
(dalam jutaan rupiah)
Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Persen
1 Kota Jambi 8,154,823 71.09 8,897,453 68.65 9,298,780 65.79 9,444,972 65.03 146,192 1.57
2 Batanghari 120,220 1.05 289,494 2.23 458,061 3.24 540,030 3.72 81,969 17.89
3 Tanjung Jabung Barat 795,350 6.93 1,046,548 8.08 1,255,113 8.88 1,299,732 8.95 44,619 3.55
4 Merangin 346,455 3.02 337,081 2.60 430,776 3.05 423,024 2.91 (7,752) (1.80)
5 Kerinci 1,176,733 10.26 1,254,831 9.68 1,431,770 10.13 1,560,090 10.74 128,320 8.96
6 Sarolangun 206,880 1.80 255,161 1.97 317,554 2.25 336,044 2.31 18,490 5.82
7 Bungo 670,021 5.84 879,618 6.79 941,545 6.66 920,633 6.34 (20,912) (2.22)
11,470,482 100 12,960,187 100 14,133,599 100.00 14,524,525 100 390,926 3.54 JUMLAH
Kota/KabupatenNo.PertumbuhanTrw.III-10 Trw. II-11Trw. I-11Trw.IV-10
22 Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (termasuk BPR) dan berdasarkan lokasi penghimpunan dana
sehingga terdapat perbedaan dengan data DPK sebelumnya yang bersumber dari LBU. Data sampai dengan Mei 2011
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
44
3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana
Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi pada triwulan laporan
meningkat Rp1.080,73 miliar (8,74%) dibandingkan triwulan sebelumnya.
Pertumbuhan ini juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan
sebelumnya yang mencapai 6,56%. Jumlah penyaluran kredit pada triwulan
laporan sebesar Rp13.440,43 miliar meningkat dari triwulan lalu yang sebesar
Rp12.359,70 miliar. Dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu, penyaluran
kredit meningkat mencapai 31,01% dari triwulan II-2010 yang sebesar
Rp10.254,56 miliar
Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II q-t-q y-o-y
Kelompok Bank 9,434,289 10,254,563 10,766,287 11,645,140 12,359,701 13,440,426 8.74 31.01 1 Bank Konvensional 8,992,671 9,758,969 10,175,465 10,933,046 11,543,522 12,516,673 8.43 28.37 2 Bank Syariah 441,618 495,594 590,822 712,094 816,179 923,753 13.18 84.82
Jenis Penggunaan 9,434,289 10,254,563 10,766,287 11,645,140 12,359,701 13,440,426 8.74 31.01 1 Modal Kerja 3,647,185 3,733,927 4,485,722 4,943,146 5,195,417 5,583,337 7.47 42.45 2 Investasi 1,666,305 2,004,096 1,559,585 1,769,990 1,880,130 2,137,316 13.68 12.83 3 Konsumsi 4,120,799 4,516,540 4,720,980 4,932,004 5,284,155 5,719,773 8.24 28.23
Sektor Ekonomi 9,432,459 10,253,400 10,765,301 11,599,232 12,359,701 13,440,426 8.74 31.03 1 Pertanian 992,388 1,102,648 1,202,718 1,192,870 1,223,900 1,278,360 4.45 23.33 2 Pertambangan dan Penggalian 28,459 23,465 37,127 40,687 80,734 78,380 (2.91) 183.68 3 Industri 448,562 491,994 490,346 647,370 711,882 712,816 0.13 58.70 4 LGA 26,997 26,994 27,339 26,824 26,324 26,039 (1.08) (2.49) 5 Konstruksi 238,629 287,155 276,401 266,005 285,220 376,097 31.86 19.52 6 Perdagangan Hotel dan Restoran 2,145,263 2,313,275 2,717,806 2,915,066 2,902,977 3,068,116 5.69 35.32
7 Pengangkutan dan Komunikasi 162,348 160,982 131,799 130,909 130,640 136,951 4.83 (19.53) 8 Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 228,803 270,107 354,467 414,958 511,288 564,256 10.36 123.46 9 Jasa-jasa 1,040,917 1,060,815 807,924 1,070,719 1,202,582 1,479,638 23.04 15.53
10 Bukan Lapangan Usaha 4,120,094 4,515,965 4,719,373 4,893,824 5,284,155 5,719,773 8.24 28.25
2010 Pertumbuhan2011URAIAN
Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dialami baik
oleh bank konvensional maupun bank syariah. Penyaluran kredit bank
konvensional tumbuh Rp973,15 miliar (8,43%) sementara kredit bank syariah
tumbuh Rp107,57 miliar (13,18%) dibandingkan triwulan sebelumnya. Jika
dilihat dari pangsa (share) penyaluran kredit, pangsa kredit bank konvensional
sebesar 93,13% sementara bank syariah sebesar 6,87%.
Berdasarkan Jenis Penggunaan, pada triwulan laporan semua jenis
kredit mengalami peningkatan dengan peningkatan secara nominal tertinggi
dialami oleh kredit konsumsi sebesar Rp435,62 miliar (8,24%) diikuti kredit
modal kerja Rp387,92 miliar (7,47%) serta kredit investasi Rp257,19 miliar
(13,68%).
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAREAH
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
45
45
Berdasarkan pangsanya, kredit terbesar masih didominasi oleh kredit
konsumsi, yaitu sebesar 42,56% dari total kredit pada triwulan laporan diikuti
diikuti oleh kredit modal kerja sebesar 41,54%, dan kredit investasi sebesar
15,90%.
Berdasarkan Sektor Ekonomi, sebagian sektor ekonomi mengalami
peningkatan jumlah penyaluran kreditnya, kecuali sektor Pertambangan dan
listrik gas dan air. Secara nominal, peningkatan kredit terbesar dialami oleh sektor
pinjaman kepada bukan lapangan usaha sebesar Rp435,62 miliar (8,24%), yang
kemudian diikuti oleh jasa-jasa Rp277,06 miliar (23,04%) dan sektor
perdagangan Rp165,14 milliar (35,32%).
Pangsa penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit sektor pinjaman
kepada bukan lapangan usaha, yaitu sebesar 42,56%, diikuti sektor perdagangan
22,83% dan sektor jasa-jasa sebesar 11,01%. Dominasi penyaluran kredit pada
ketiga sektor tersebut mencapai 76,40% dari total outstanding kredit.
Berdasarkan lokasi Proyek23, jumlah kredit yang disalurkan oleh
perbankan di Provinsi Jambi pada triwulan laporan mengalami peningkatan
sebesar 6,02%, yaitu dari Rp16.641,53 miliar menjadi sebesar Rp17.644,07
miliar.24 Naiknya jumlah kredit ini terutama dipicu oleh naiknya kredit pinjaman
kepada bukan lapangan usaha sebesar Rp472,84 miliar (7,47%), perdagangan
sebesar Rp316,35 (10,22%) serta sektor jasa-jasa sebesar Rp280,23 miliar
(20,52%). Sementara itu, sejumlah sektor pada triwulan laporan mengalami
penurunan, yaitu sektor industri pengolahan sebesar Rp332,31 (13,62%) miliar
dan sektor listrik gas dan air bersih sebesar Rp0,86 miliar (1,95%).
23 Data s.d. bulan Mei 2011. Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) Provinsi Jambi.
Data kredit lokasi proyek termasuk kredit dari BPR serta bank asing dan bank campuran sesuai dengan format SEKDA Provinsi Jambi. 24 Data s.d. bulan Februari 2011. Mulai Mei 2007, data dana/kredit telah menggunakan konsep
net, yaitu tidak memasukkan dana/kredit pada pemerintah pusat dan bukan penduduk. Hal ini telah disesuaikan dengan publikasi SEKI (Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia).
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
46
Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II
Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 1,832,382 1,853,498 1,997,547 2,165,331 2,209,744 2,226,025
Pertambangan dan Penggalian 170,535 247,999 96,564 121,324 408,928 562,482
Industri Pengolahan 871,932 806,696 1,576,281 2,150,064 2,440,106 2,107,799
Listrik, Gas dan Air Bersih 187,204 189,524 187,357 32,175 44,356 43,492
Konstruksi 258,691 297,580 262,252 245,937 248,103 276,129
Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,118,446 2,510,468 2,929,605 3,226,521 3,095,000 3,411,348
Pengangkutan dan Komunikasi 187,798 217,457 167,013 163,769 165,887 223,917
Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 247,381 307,115 380,643 482,236 333,603 343,992
Jasa-jasa 1,000,636 1,033,923 649,680 443,502 1,365,468 1,645,700
Pinjaman Kepada Bukan Lapangan Usaha 5,135,153 5,411,569 5,547,476 5,166,742 6,330,338 6,803,182
TOTAL 3,320,744 12,875,829 13,794,418 14,197,601 16,641,534 17,644,067
Sumber: SEKDA Provinsi Jambi
2011Sektor Ekonomi
2010
4. Undisbursed Loan
Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) pada triwulan laporan
sebesar Rp1.350,13 miliar meningkat Rp37,87 miliar dari triwulan sebelumnya
yang sebesar Rp1.312,26 miliar. Naiknya undisbursed loan tersebut terutama
dipicu oleh meningkatnya kelonggaran tarik kredit modal kerja yang mencapai
Rp15,32 miliar (1,36%) diikuti dengan kredit investasi sebesar Rp13,23 miliar
(12,32%) dan kredit konsumsi sebesar Rp9,32 miliar (11,99%).
Tabel 3.7 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi
(dalam jutaan rupiah)
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II
1 Investasi 253,640 177,474 164,189 117,468 107,400 120,633
2 Konsumsi 66,682 45,807 39,563 55,174 77,724 87,041
3 Modal kerja 850,532 846,466 987,800 877,589 1,127,137 1,142,458
1,170,854 1,069,747 1,191,551 1,050,230 1,312,261 1,350,132
2010
Jenis Penggunaan
Kategori
Total
2011
5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans
(NPL) gross Bank Umum di Provinsi Jambi
Tingginya pertumbuhan kredit di triwulan laporan menyebabkan
meningkatnya Loan to Deposits Ratio (LDR)25 perbankan di Provinsi Jambi baik
dilihat berdasarkan bank pelapor mapun lokasi proyek. LDR berdasarkan bank
pelapor meningkat 410 bps yaitu dari 82,97% menjadi 87,07%. Sementara, LDR
berdasarkan lokasi proyek meningkat 59 bps menjadi 114,30%. 25 LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga
(DPK) yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan.
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAREAH
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
47
47
Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi
101.20%106.41%
113.68% 110.84%104.71% 105.86%
110.83% 107.12%111.71% 114.30%
75.36%79.44%
86.69% 84.08%82.25% 84.32% 86.54% 87.86% 82.97% 87.07%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Q1-09 Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10 Q4-10 Q1-11 Q2-11
Rp triliun
Kredit Lokasi Proyek (Rp juta) Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta)
LDR Lokasi Proyek (persen) LDR Perbankan Jambi (persen)
Grafik 3.4 Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Lokasi Proyek per Kabupaten/Kota
di Provinsi Jambi
309
241217
143 145
87
52
209208 195
148137
10573
0
100
200
300
400
Batanghari Merangin Saro langun Bungo Tanjabbar Kota Jambi Kerinci
Triwulan IV-10 Triwulan I -11
Berdasarkan Kabupaten/Kota, Kabupaten Merangin memiliki LDR
tertinggi di antara seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jambi, yaitu sebesar
211,52%, diikuti oleh Kabupaten Sarolangun sebesar 186,02%. Sementara itu
terdapat satu kabupaten/kota dengan tingkat LDR kurang dari 100% yaitu
Kabupaten Kerinci 66,73%.
Kualitas kredit yang diberikan pada triwulan laporan relatif stabil. Kondisi
ini tercermin dari meningkatnya rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank
umum, yaitu sebesar 2,71% dari triwulan sebelumnya yang sebesar 2,70%.
Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor
perdagangan restoran dan hotel sebesar 4,79% dan sektor pertanian sebesar
LDR <100%
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
48
4,76%. Hal ini menunjukan bahwa NPL berdasarkan sektor ekonomi masih
berada dalam katagori baik (dibawah 5%).
Tabel 3. 8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi
Kredit
Nominal
NPL NPL (%) Kredit
Nominal
NPL NPL (%) Kredit
Nominal
NPL NPL (%)
1. Pertanian Peternakan Kehutanan dan Perikanan 1,192,870 66,756 5.60 1,223,900 71,219 5.82 1,278,360 60,899 4.76
2. Pertambangan dan Penggalian 40,687 64 0.16 80,734 33 0.04 78,380 5 0.01
3. Industri 647,370 17,158 2.65 711,882 16,270 2.29 712,816 12,460 1.75
4. LGA 26,824 - 0.00 26,324 - 0.00 26,039 - 0.00
5. Konstruksi 266,005 2,029 0.76 285,220 1,866 0.65 376,097 3,651 0.97
6.Perdagangan Hotel dan Restoran 2,915,066 122,959 4.22 2,902,977 135,093 4.65 3,068,116 146,886 4.79
7Pengangkutan dan Komunikasi 130,909 1,337 1.02 130,640 1,563 1.20 136,951 580 0.42
8. Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 414,958 7,048 1.70 511,288 6,520 1.28 564,256 15,002 2.66
9. Jasa-jasa 1,070,719 13,927 1.30 1,202,582 26,302 2.19 1,479,638 49,926 3.37
10. Bukan Lapangan Usaha 4,893,824 59,541 1.22 5,284,155 74,663 1.41 5,719,773 75,089 1.31
11,599,232 290,819 2.51 12,359,701 333,528.47 2.70 13,440,426 364,498.25 2.71
TW II-11TW IV-10 TW I-11
J U M L A H
No Sektor Ekonomi
Dilihat dari spread bunga (grafik 3.5), terlihat bahwa margin keuntungan
perbankan di Provinsi Jambi pada triwulan laporan kembali mengalami
penurunan. Margin rata-rata tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku
bunga deposito 3 (tiga) bulan menurun dari 10,47% menjadi 7,98% pada.
Penurunan ini dipicu oleh lebih menurunnya suku bunga kredit sebesar 287 bps
menjadi 13,95%. Di sisi lain, suku bunga deposito yang diberikan juga
menunjukkan penurunan meskipun tidak sebesar suku bunga kredit, yaitu
sebesar 38 bps menjadi 5,97%. Dengan demikian, meskipun angka BI-rate stabil
di triwulan laporan, perbankan cenderung untuk menurunkan suku bunganya
baik simpanan maupun pinjaman.
Grafik 3.6 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan
Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi
7.06 6.59 5.24 4.66 5.61 6.36 7.15 7.49 8.06 8.32 8.14 8.0110.47
7.98
0
5
10
15
20
Trw
I
Trw
II
Trw
III
Trw
IV
Trw
I
Trw
II
Trw
III
Trw
IV
Trw
I
Trw
II
Trw
III
Trw
IV
Trw
I
Trw
II
2008 2009 2010 2011
Persen (%)
Margin Kredit Deposito BI-rate
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAREAH
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
49
49
6. Perkembangan Kredit MKM
Seiring dengan pertumbuhan kredit perbankan sebesar 8,74% pada
triwulan laporan, kredit MKM juga mengalami pertumbuhan bahkan dengan
angka yang lebih tinggi. Kredit MKM mengalami tumbuh sebesar 14,63% dari
sebesar Rp9,93 miliar menjadi sebesar Rp11,38 miliar.
Grafik 3.7 Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Provinsi Jambi
3.46
8.70
4.99
7.75 6.56
8.74
0.14
4.68
10.23
4.81 4.14
14.63
0
2
4
6
8
10
12
14
16
-
2
4
6
8
10
12
14
16
TW I-10 TW II-10 TW III-10 TW IV-10 TW I-11 TW II-11
Rp
Tri
liu
n
Total Kredit - Bank Pelapor Mikro
Kecil Menengah
Pertumbuhan Total Kredit - Bank Pelapor Pertumbuhan MKM (%)
Dilihat dari distribusinya, kredit kecil memiliki pangsa yang terbesar yaitu
44,54% lalu diikuti kredit mikro sebesar 22,05%, serta kredit menengah sebesar
18,07% dari total kredit perbankan.
Grafik 3.8 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi
27.79 26.67 25.79 23.96 22.42 22.05
39.71 35.89 41.20 40.79 40.60 44.54
16.0617.91
17.49 17.42 17.2818.07
16.44 19.53 15.5217.83
19.69 15.34
0%
20%
40%
60%
80%
100%
TW I-10 TW II-10 TW III-10 TW IV-10 TW I-11 TW II-11
Kredit Besar/Non-MKM Menengah Kecil Mikro
Berdasarkan komposisinya, pertumbuhan kredit MKM didominasi oleh
kredit kecil sebesar Rp968,00 miliar (19,29%), kredit menengah Rp292,71 miliar
(13,70%) serta kredit menengah Rp191,85 miliar (6,92%) dari total kredit
perbankan.
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
50
C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Kinerja BPR pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibanding
triwulan sebelumnya, tercermin dari jumlah aset, DPK dan penyaluran kredit yang
mengalami pertumbuhan positif. Jumlah aset seluruh BPR di Provinsi Jambi
mencapai sebesar Rp357,61 miliar atau meningkat 7,02% dibanding pada
triwulan sebelumnya yang sebesar Rp334,14 miliar. Sementara itu, jumlah
penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh BPR di Provinsi Jambi meningkat
sebesar Rp11,14 miliar (4,35%) menjadi Rp267,15 miliar.
Pada triwulan laporan, jumlah penyaluran kredit juga mengalami
peningkatan sebesar Rp18,97miliar (8,55%) menjadi Rp240,75 miliar.
Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK
menunjukkan fungsi intermediasi BPR di Provinsi Jambi cukup baik yang
dicerminkan dari rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat menjadi 90,12%
dari sebelumnya 86,63%. Sementara itu, kualitas kredit menunjukkan perbaikan,
yaitu dengan menurunnya persentase Non Performing Loan (NPL) yaitu dari
6,68% menjadi 5,66%.
51
BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Realisasi pendapatan APBD Provinsi Jambi tahun 2011 sebesar Rp955,78
miliar, atau mencapai 68,31% dari anggaran pendapatan APBD tahun 2011 yang
mencapai Rp1,40 triliun. Sementara itu, realisasi anggaran belanja daerah
Provinsi Jambi tahun 2011 sebesar Rp492,41 miliar atau mencapai 32,85% dari
anggaran belanja APBD tahun 2011 sebesar Rp1,50 triliun.
Grafik 4.1. APBD Provinsi Jambi
0
20
40
60
80
100
120
140
0
200
400
600
800
1000
1200
SMT I-2007 SMT I-2008 SMT I-2009 SMT I-2010 SMT I-2011
Persen (%)miliar (Rp)
Sumber: Biro Keuangan (diolah)Mulai tahun 2007 laporan realisasi APBD dilakukan per-semester
Realisasi Pendapatan (aksis kiri)
Realisasi Belanja (aksis kiri)
% Realisasi Pendapatan (aksis kanan)
% Realisasi Belanja (aksis kanan)
A. Realisasi Pendapatan Daerah Semester I-2011
Pada tahun 2011, realisasi pendapatan Provinsi Jambi mencapai Rp955,78
miliar (68,31%). Realisasi pendapatan ini lebih tinggi dibandingkan pencapaian
realisasi pendapatan pada tahun 2010 yang hanya menyerap Rp767,10 miliar
(58,78%). Meningkatnya realisasi pendapatan terutama berasal dari
meningkatnya pendapatan asli daerah (PAD) pada tahun 2011 yang sebesar
Rp125,44 miliar (39,61%). Peningkatan terbesar terutama disumbangkan oleh
realisasi pajak daerah yang meningkat sebesar Rp108,57 miliar (39,34%). Pangsa
PAD terhadap total pendapatan juga mengalami peningkatan, yaitu dari 41,28%
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
52
menjadi 46,46%. Hal ini menunjukkan semakin meningkatnya optimalisasi
daerah dalam mendapatkan sumber pendapatan.
Tabel 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi (Rp Miliar)
Nominal Persen Nominal Persen
PENDAPATAN 1,304.93 767.10 58.78 1,399.12 955.78 68.31 Pendapatan Asli Daerah 503.81 316.67 62.85 571.30 442.11 77.39Pajak Daerah 430.80 275.96 64.06 482.50 384.53 79.70Retribusi Daerah 40.03 17.82 44.50 6.15 4.04 65.74Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 11.06 12.13 109.74 10.88 0.41 3.76Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 21.92 10.76 49.06 71.77 53.13 74.02
Pendapatan Transfer 801.12 450.43 56.23 827.82 513.67 62.05Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 801.12 450.43 56.23 827.82 513.67 62.05
Dana Bagi Hasil Pajak 129.19 36.68 28.39 138.45 10.90 7.87Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 163.13 122.58 75.14 175.57 154.75 88.14Dana Alokasi Umum 488.51 284.96 58.33 489.07 340.60 69.64Dana Alokasi Khusus 20.30 6.21 30.59 24.74 7.42 30.00
Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00Dana Penyesuaian 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
URAIANANGGARAN
2011
REALISASI SMT.II-2010ANGGARAN
2010
REALISASI SMT.I-2010
Dari segi pencapaian realisasi pendapatan, dana bagi hasil bukan pajak
(SDA) merupakan sumber penghasilan dengan realisasi tertinggi yang mencapai
88,14%, diikuti oleh komponen pajak daerah yang mencapai 79,70%. Oleh
sebab itu, tingginya perolehan pendapatan di semester pertama ini diharapkan
dapat dimanfaatkan secara optimal untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
B. Realisasi Belanja Daerah Semester I-2011
Belanja pemerintah Provinsi Jambi semester 1-2011 terealisir sebesar
Rp492,41 miliar (32,85%). Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan tahun
sebelumnya yang mencapai Rp514,63 miliar (34,20%).
Tabel 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi (Rp Miliar)
Nominal Persen Nominal Persen
BELANJA 1,504.58 514.63 34.20 1,498.75 492.41 32.85Belanja Operasi 908.32 308.58 33.97 887.80 291.71 32.86Belanja Pegawai 456.14 159.58 34.99 447.07 191.40 42.81Belanja Barang 327.57 81.47 24.87 361.10 88.35 24.47Belanja Subsidi 0.36 0.00 0.00 0.37 0.00 0.00Belanja Hibah 70.19 65.25 92.95 19.90 10.78 54.15Belanja Bantuan Sosial 24.65 0.68 2.75 59.37 1.18 1.98Belanja Bantuan Keuangan 29.40 1.60 5.44 0.00 0.00
Belanja Modal 415.00 112.64 27.14 418.29 68.67 16.42Belanja Tanah 0.50 0.00 0.00 4.02 0.00 0.00Belanja Peralatan dan Mesin 59.91 28.05 46.81 35.98 13.51 37.55Belanja Bangunan dan Gedung 106.98 40.27 37.65 93.42 7.19 7.69Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 239.07 43.29 18.11 284.07 47.79 16.82Belanja Aset Tetap Lainnya 8.54 1.03 12.09 0.80 0.18 22.03
Belanja Tak Terduga 5.00 0.75 15.00 3.50 0.62 17.71Belanja Tak Terduga 5.00 0.75 15.00 3.50 0.62 17.740.75 0.75 0.75
Transfer 176.27 92.66 52.57 189.16 131.42 69.48Transfer Bagi Hasil Ke Kab/Kota/Desa 176.27 92.66 52.57 189.16 131.42 69.48
Bagi Hasil Pajak 172.46 92.66 53.73 185.65 127.91 68.90Bagi hasil Retribusi 3.815 0.00 0.000 3.51 3.51 100.00
URAIANANGGARAN
2011
REALISASI SMT.II-2010ANGGARAN
2010
REALISASI SMT.I-2010
KEUANGAN PEMERINTAH DAREAH
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
53
53
Berdasarkan jenis belanja, realisasi terbesar secara nominal adalah belanja
pegawai sebesar Rp191,40 miliar diikuti transfer bagi hasil pajak ke
kabupaten/kota sebesar Rp127,91 miliar. Sementara itu, berdasarkan persentase,
realisasi terbesar adalah transfer bagi hasil pajak ke kabupaten kota (68,90%)
diikuti belanja hibah (54,15%). Sebaliknya, realisasi belanja jalan, irigasi dan
jaringan hanya sebesar Rp47,79 miliar (16,82%) dari anggaran.
C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah
Penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi pada triwulan II - 2011 terealisir
sebesar Rp576,92 miliar, meningkat sebesar 0,10% dibandingkan triwulan
sebelumnya. Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu, menurun
sebesar 27,99%. Secara nominal, penerimaan pajak tertinggi diperoleh dari
Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp237,25 miliar, diikuti Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) sebesar Rp189,77 miliar.
Berdasarkan pangsanya, pendapatan pajak dalam negeri memiliki pangsa
terbesar yaitu 76,42% dari total penerimaan pajak pada triwulan laporan. Jika
dirinci lebih lanjut, maka pendapatan pajak penghasilan memiliki pangsa paling
besar (53,81%), diikuti pajak pertambahan nilai (43,04%).
Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam juta Rupiah)
Provinsi : JAMBI
Nominal (%)
I Pendapatan Pajak Dalam Negeri 766,844,431,227 371,141,818,103 440,871,965,987 69,730,147,884 18.79
Pendapatan Pajak Penghasilan 204,450,473,043 190,199,297,924 237,252,755,379 47,053,457,455 24.74
Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai 181,037,982,423 171,001,953,914 189,770,203,389 18,768,249,475 10.98
Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan 363,261,432,324 2,698,614,585 5,018,673,495 2,320,058,910 85.97
Pendapatan Cukai - 65,250,000 223,301,000 158,051,000 242.22
Pendapatan Pajak Lainnya 7,434,595,150 7,176,701,680 8,607,032,724 1,430,331,044 19.93
II Pendapatan Pajak Perdagangan
Internasional
8,098,197,819 130,594,242,331 63,343,626,720 (67,250,615,611) (51.50)
Pendapatan Bea Masuk 2,205,530,389 3,699,415,455 5,632,443,061 1,933,027,606 52.25
Pendapatan Bea Keluar 5,892,667,430 126,894,826,876 57,711,183,659 (69,183,643,217) (54.52)
III Penerimaan Sumber Daya Alam 718,380,526 1,843,183,915 3,414,882,344 1,571,698,429 85.27
Pendapatan Pertambangan Umum 718,380,526 1,843,183,915 3,414,882,344 1,571,698,429 85.27
IV Pendapatan PNPB Lainnya 25,477,171,121 72,768,320,961 69,286,413,655 (3,481,907,306) (4.78)
801,138,180,693 576,347,565,310 576,916,888,706 569,323,396 0.10
Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah
Triwulan II 2011
KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH
PertumbuhanREALISASI PENDAPATAN Triwulan II 2010
Total Realisasi Pendapatan
Triwulan I 2011
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
54
Grafik 4.2. Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Grafik 4.3. Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi
Pendapatan Pajak Dalam
Negeri76.42%
Pendapatan Pajak
Perdagangan Int'l
10.98%
Penerimaan SDA
0.59%
Pendapatan PNPB
Lainnya12.01%
Pendapatan PPh
53.81%
Pendapatan PPN
43.04%
Pendapatan PBB
1.14%
Pendapatan Pajak Lainnya
1.95%
Grafik 4.2 Grafik 4.3
Belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada triwulan II-2011 terealisir
sebesar Rp738,87 miliar meningkat 122,98% dari triwulan sebelumnya namun
turun 1,90% jika dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun lalu.
Hanya secara nominal, belanja tertinggi pemerintah pusat adalah untuk belanja
gaji dan tunjangan yaitu sebesar Rp275,56 miliar (37,29%) dari total belanja
pemerintah pusat di daerah, diikuti dengan belanja modal jalan, irigasi dan
jembatan sebesar Rp158,69 miliar (21,48%).
Tabel 4.4. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam juta Rupiah)
Nominal (%)
I Belanja Pegawai 276,662,079,996 230,325,487,633 280,948,412,828 50,622,925,195 21.98
Belanja Gaji dan Tunjangan 271,391,600,396 226,600,834,643 275,555,052,597 48,954,217,954 21.60
Belanja Honorarium/Lembur/ Vakasi/Tunj Khusus5,421,648,664 3,733,554,090 5,377,773,625 1,644,219,535 44.04
Belanja Kontribusi Sosial (151,169,064) (8,901,100) 15,586,606 24,487,706 (275.11)
II Belanja Barang 179,397,100,088 67,943,684,505 171,933,396,520 103,989,712,015 153.05
Belanja Barang 106,624,352,377 37,768,780,790 94,491,907,474 56,723,126,684 150.19
Belanja Jasa 15,664,863,345 8,968,096,613 12,407,523,145 3,439,426,532 38.35
Belanja Perjalanan 33,312,804,252 12,675,956,491 34,976,413,280 22,300,456,789 175.93
Belanja Pemeliharaan 23,795,080,114 8,530,850,611 26,787,552,621 18,256,702,010 214.01
Belanja Layanan Umum - - 3,270,000,000 3,270,000,000
III Belanja Denda dan Subsidi Perusahaan - - 776,666,236 776,666,236
Belanja Denda - - 776,666,236 776,666,236
IV Belanja Bantuan Sosial 158,548,016,170 22,096,480,500 97,757,275,215 75,660,794,715 342.41
Belanja Bantuan Sosial Lembaga Pendidikan dan Peribadatan92,501,551,600 5,974,833,000 11,934,693,000 5,959,860,000 99.75
Belanja Lembaga Sosial Lainnya 66,046,464,570 16,121,647,500 85,822,582,215 69,700,934,715 432.34
V Belanja Lain-Lain 3,918,468,518 5,466,924,020 5,163,940,742 (302,983,278) (5.54)
Belanja Lain-Lain 3,918,468,518 5,466,924,020 5,163,940,742 (302,983,278) (5.54)
VI Belanja Modal 134,617,868,400 5,533,886,344 182,286,721,747 176,752,835,403 3,194.01
Belanja Modal Tanah 1,623,822,400 30,890,252 945,111,288 914,221,036 2,959.58
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 7,798,631,894 4,564,139,482 5,230,794,400 666,654,918 14.61
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 7,179,100,915 558,952,090 16,467,891,740 15,908,939,650 2,846.21
Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan 117,584,089,391 214,791,520 158,688,708,319 158,473,916,799 73,780.34
Belanja Modal Fisik Lainnya 432,223,800 165,113,000 954,216,000 789,103,000 477.92
753,143,533,172 331,366,463,002 738,866,413,288 407,499,950,286 122.98
Triwulan II 2011Pertumbuhan
REALISASI BELANJA
KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH
Triwulan II 2010 Triwulan I 2011
Total Realisasi Belanja
Meningkatnya belanja modal pemerintah pusat di Jambi sebesar Rp158,47
miliar (73.780%) terutama dipicu oleh meningkatnya intensitas pembangunan
dan perbaikan jalan. Selain itu, meningkatnya alokasi belanja untuk bina marga
KEUANGAN PEMERINTAH DAREAH
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
55
55
dari dana APBN sebesar 120,56% juga mendorong tingginya realisasi belanja
untuk infrastruktur di daerah Jambi.
Grafik 4.4. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi
belanja pegawai38.02%
belanja barang23.27%
belanja bantuan
sosial13.23%
belanja lain-lain
0.70%
belanja modal
24.67%
belanja denda dan
subsidi perusahaan
negara0.11%
D. Keuangan Pemerintah Daerah
Perkembangan simpanan pemerintah daerah di perbankan Jambi
mencapai Rp2.774,06 miliar pada triwulan laporan, meningkat 17,98%
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp2,35 triliun. Tingginya realisasi
pendapatan Provinsi Jambi di semester pertama belum diikuti dengan optimalisasi
realisasi belanja sehingga meyebabkan melonjaknya dana pemerintah daerah di
perbankan Jambi.
Grafik 4.5. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2010 2011
(dalam miliar Rupiah)
Deposito Giro
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.
57
BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Pada periode triwulan II-2011, aktivitas pembayaran tunai maupun non
tunai melalui klirng mengalami peningkatandibanding triwulan sebelumnya.
Aktivitas pembayaran tunai meningkat tercermin dari meningkatnya net outflow33
sebesar 79,43% (q-t-q), sementara jumlah nilai kliring mengalami peningkatan
sebesar 6,85% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp2.188,48 miliar .
Tabel 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KBI Jambi
2011Trw.I Trw.II Trw.III Trw.IV Trw 1 Trw.II Nominal Persen
Nilai Kliring (juta Rp) 1,632,198 1,499,717 1,892,849 1,912,401 2,048,206 2,188,482 140,277 6.85 Volume Kliring (lembar warkat) 61,881 57,197 63,822 61,697 64,647 67,850 3,203 4.95 Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 217,196 134,582 382,368 139,693 290,902 259,045 (31,857) (10.95) Aliran Uang Keluar/Ouflows (juta Rp) 396,030 1,019,262 1,304,163 1,970,648 919,242 1,386,507 467,265 50.83 Net Inflows/ (Net Outflows) (juta Rp) (178,834) (884,679) (921,795) (1,830,955) (628,341) (1,127,463) (499,122) 79.43 RTGS dari jambi (miliar Rp) 9,259 12,437 14,675 13,615 12,211 11,498,684 11,486,473 94,065.68 RTGS ke Jambi (miliar Rp) 30,773 30,963 22,828 26,929 23,297 19,825,861 19,802,563 84,998.95 Penemuan Uang Palsu- Pecahan Rp100.000,00 - - - - - - - - - Pecahan Rp50.000,00 - - - - - - - - - Pecahan Rp20.000,00 - - - - - - - - - Pecahan Rp10.000,00 - - - - - - - - Jumlah PTTB (juta Rp) 130,156 114,152 139,562 133,387 150,350 204,970 54,620 36.33 Perbandingan PTTB thd. Inflows (%) 59.93 84.82 36.50 95.49 51.68 79.13 27.44 53.09 Cek dan BG Kosong- Lembar 716 713 815 790 704 835 131.00 18.61 - Nominal (juta Rp) 19,222 17,737 19,087 24,849 19,747 55,108 35,361 179.07
Pertumbuhan (q-t-q)Uraian
2010
A. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai
A.1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi
Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan
mengalami net outflow Rp1.127,46 miliar, jika dibandingkan dengan triwulan
lalu net Outflow di Provinsi Jambi mengalami peningkatan sebesar Rp499,12
miliar atau 79,43% (q-t-q) (Grafik 5.1). Peningkatan kebutuhan uang kartal
terjadi karena adanya liburan sekolah di triwulan laporan.
33 Net outflow adalah kondisi dimana aliran uang masuk (inflow) lebih sedikit dibandingkan aliran
uang keluar (outflow) pada periode yang sama.
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
58
Grafik 5.1 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
2,000
Q2-09 Q3-09 Q4-09 Q1-10 Q2-10 Q3-10 Q4-10 Q1-11 Q2-11
Rp miliar
-200
300
800
1,300
1,800
2,300
2,800
Persen
Inflows Outflows Net Outflows Pert. Net Outflows (%)
Pada triwulan laporan, aliran kas keluar (cash outflow) naik sebesar
Rp467,27 miliar (50,83%) sementara arus kas masuk (cash inflow) turun sebesar
Rp0,32 miliar (10,95%). Dengan demikian, pada triwulan laporan, Jambi
mengalami net outflow sebesar Rp499,12 miliar.
A.2. Penyediaan Uang Layak Edar
Secara berkala BI melaksanakan pemusnahan uang yang tidak layar edar
(UTLE) melalui kegiatan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Pemberian
tanda terhadap uang kartal tidak layak edar (lusuh/rusak) yang masuk ke Bank
Indonesia, bertujuan untuk menjaga kelayakan uang yang diedarkan (fit for
circulation). Pada triwulan laporan, pemberian tanda tidak berharga (PTTB) di
Provinsi Jambi naik sebesar Rp54,62 miliar (36,33%) menjadi Rp204,97 miliar.
Peningkatan PTTB dimaksud seiring dengan meningkatnya aliran kas masuk pada
triwulan laporan.
A.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan
Pada triwulan laporan tidak ditemukan uang palsu pada setiap nominal
pecahan. Untuk mengantisipasi agar tidak beredarnya uang palsu di Provinsi
Jambi, maka Kantor Bank Indonesia Jambi secara berkala terus mensosialisasikan
Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah kepada seluruh lapisan masyarakat.
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
59
59
B. Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai
B.1. Perkembangan Kliring Lokal
Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan
laporan tercatat sebesar Rp2.188,48 miliar atau meningkat sebesar 6,85%
dibandingkan triwulan sebelumnya. Volume kliring mengalami peningkatan
sebesar 4,95%, yaitu dari 64.647 menjadi 67.850 lembar warkat.
Di sisi lain, jumlah lembar cek dan BG kosong juga mengalami
peningkatan sebesar 18,61%, yaitu dari 704 lembar menjadi 835 lembar. Secara
nominal jumlah cek dan BG kosong juga mengalami kenaikan sebesar 179,07%
yaitu dari Rp19,75 miliar menjadi Rp55,11miliar.
B.2. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)34
Pada triwulan laporan 2011, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time
Gross Settlement (BI RTGS) di Kantor Bank Indonesia Jambi secara total (keluar
dan masuk/dari dan ke) turun sebesar 19,56% dibandingkan triwulan
sebelumnya dari Rp35,51 triliun menjadi Rp25,56 triliun. Transfer masuk ke
Provinsi Jambi menurun sebesar Rp6,23 triliun (26,76%), begitu pula transfer
keluar dari Provinsi Jambi menurun sebesar Rp0,71 triliun (5,83%).
34
Sistem BI-RTGS adalah suatu system transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang Rupiah, yang penyelesaian transaksi dilakukan secara seketika (real time).
Grafik 5.2 dan 5.3 Perkembangan Nominal dan Volume Kliring
1,500 1,893 1,912 2,048 2,188
(8.12)
26.21
1.03 7.10 6.85
(25)(15)(5)5 15 25 35
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
Trw. II Trw. III Trw. IV Trw. I Trw. II
2011
Persendalam miliar Rupiah
Nilai Kliring Pertumbuhan Nilai Kliring
Grafik 5.2
57,197 63,822 61,697
64,647
67,850
(7.57)
2,89
(3.33)
4.78
4.95
(15)
-
15
-
40,000
80,000
120,000
Trw. II Trw. III Trw. IV Trw. I Trw. II
2011
Persenlembar warkat
Volume Kliring Pertumbuhan Volume Kliring
Grafik 5.3
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
60
Tabel 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah)
Dari Ke Dari Ke
TW I-08 5,620.00 16,025.00 93.67 267.08 (17.22) 14.44 (17.22) 14.44 TW II-08 6,351.75 16,874.15 100.82 267.84 13.02 5.30 7.64 0.28 TW III-08 7,204.01 19,314.53 114.35 306.58 13.42 14.46 13.42 14.46 TW IV-08 7,384.30 19,030.05 121.05 311.97 2.50 (1.47) 5.86 1.76 TW I-09 5,511.05 18,792.30 93.41 318.51 (25.37) (1.25) (22.84) 2.10 TW II-09 6,168.31 19,149.01 99.49 308.86 11.93 1.90 6.51 (3.03) TW III-09 6,554.08 13,347.82 107.44 218.82 6.25 (30.29) 8.00 (29.15) TW IV-09 8,031.94 17,997.98 127.49 285.68 22.55 34.84 18.66 30.56 TW I-10 9,259.26 30,772.72 151.79 504.47 15.28 70.98 19.06 76.58 TW II-10 12,437.08 30,962.79 207.28 516.05 34.32 0.62 36.56 2.29 TW III-10 14,675.00 22,828.00 236.69 368.19 17.99 (26.27) 14.19 (28.65) TW IV-10 13,615.07 26,928.71 212.74 420.76 (7.22) 17.96 (10.12) 14.28 TW I-11 12,211.12 23,297.42 196.95 375.76 (10.31) (13.48) (7.42) (10.69) TW II-11 11,498.68 17,064.00 188.50 279.74 (5.83) (26.76) (4.29) (25.56)
Sumber: www.bi.go.id & KBI Jambi
Kumulatif triwulanan
Pertumbuhan
Rata-rata harianKeteranganDari Ke Dari Ke
Kumulatif Triwulanan Rata-Rata Harian
61
BAB VI KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
Pada periode triwulan laporan (data April-Mei 2011), berdasarkan data
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi rata-rata penambahan jumlah pencari kerja
di Provinsi Jambi (sebanyak 437 orang.35 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)
pada triwulan laporan mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan
sebelumnya. Sementara itu, rasio Upah Minimum Provinsi (UMP) terhadap
Kebutuhan Hidup Layak (KHL) pada triwulan II tahun 2011 sebesar 86,04%
menurun 223 bps dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 88,27%.36
A. Ketenagakerjaan Daerah
Berdasarkan data ketenagakerjaan terbaru yang dikeluarkan Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi, rata-rata penambahan jumlah pencari kerja
sampai dengan bulan kedua triwulan II-2011 turun sebesar 9,13% jika
dibandingkan dengan rata-rata pencari kerja di triwulan I-2011. Jumlah
tambahan pencari kerja pada bulan April 2011 sebanyak 486 orang sementara di
bulan Mei 387 orang dengan rata-rata 437 orang/bulan. Sementara itu, rata-rata
penambahan jumlah pencari kerja di triwulan I-2011 mencapai 486 orang.
Pada triwulan sebelumnya merupakan masa pasca kelulusan bagi sarjana
maupun diploma sehingga diikuti dengan meningkatnya jumlah pencari kerja.
Sementara jumlah pencari kerja semenjak bulan Mei 2011 kembali menunjukkan
penurunan. Berdasarkan pangsanya, jumlah pencari kerja didominasi oleh tingkat
pendidikan dari SMA (59,68%), diikuti dengan Sarjana (19,01%) dan SLTP
(10,31%).
35 Rata-rata pencari kerja triwulanan adalah jumlah pencari kerja per bulan. Untuk data triwulan II-
2011, rata-rata pencari kerja triwulanan adalah rata-rata pencari kerja di bulan April dan Mei 2011. 36 Rasio Upah Minimum Provinsi (UMP) terhadap kebutuhan hidup minimum (KHM)/kebutuhan
hidup layak (KHL) dinyatakan dalam satuan persen (%).
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN
KESEJAHTERAAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
62
Grafik 6.1. Rata-rata Jumlah Pencari Kerja dan Pertumbuhannya di Provinsi Jambi
537
258
244
1,230
306
206 187
629 480
437
-
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II
2009 2010 2011
Rata-rata pencari kerja
B. Kesejahteraan
Perkembangan harga Kota Jambi pada triwulan laporan menunjukkan
penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya dengan angka deflasi 0,16%/q-t-
q. Namun demikian, menurunnya harga kebutuhan pokok di kota Jambi belum
diikuti dengan menurunnya Kebutuhan Hidup Layak (KHL) se Provinsi Jambi. Pada
triwulan laporan, rata-rata KHL Provinsi Jambi meningkat mencapai
Rp1.194.833/bulan dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp1.164.668/bulan.
Rasio UMP terhadap rata-rata KHL pada triwulan laporan sebesar
86,04% yaitu dengan nilai UMP sebesar Rp1.028.000. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan UMP dalam menutupi KHM/KHL masih terbatas. Bagi para
pekerja yang mendapatkan upah dibawah UMP atau sesuai dengan UMP
tentunya sangat berat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Grafik 6.2-6.4. Perkembangan Harga Rata-rata Bulanan Beberapa Bahan Kebutuhan Pokok
-
50,000
100,000
150,000
200,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2010 2011
RpRp
Merk Anggur 112111 Merk King Merk Belida
Perkembangan Harga Beras
Grafik 6.2
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2010 2011
Rp
Perkembangan Harga Tepung Terigu
Grafik 6.3
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN
KESEJAHTERAAN
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
63
63
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2010 2011
Rp
Bimoli Botol Special Tanpa Merk Perkembangan Harga Minyak Goreng
Grafik 6.4
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2010 2011
RpRp
Ayam Kampung (aksis kiri) Kacang Kedelai Impor Bawang Merah Cabe Merah KeritingCabe merah Biasa
Perkembangan Harga Komoditas lainnya
Grafik 6.5
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, 2010.
Perkembangan harga rata-rata beberapa bahan kebutuhan pokok (lihat
Grafik 6.3-6.6) sebagian besar menunjukkan tren penurunan terutama pada
bulan April-Mei 2011. Harga rata-rata beras mengalami penurunan sebesar
2,93%-8,28% selama periode triwulan laporan, kecuali untuk beras merek
Anggur yang lebih banyak dikonsumsi masyarakat kelas atas meningkat sebesar
1,78%.37
Pada triwulan laporan harga rata-rata sejumlah komoditas bumbu-
bumbuan seperti cabe merah dan bawang merah mengalami penurunan yang
signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Harga cabe merah keriting
maupun biasa mengalami penurunan hingga lebih dari 70%, sementara harga
bawang merah turun 27,83%. Namun untuk komoditas ikan teri asin dan
kacang-kacangan mengalami peningkatan harga sekitar 2-9%.
Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan, antara
lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi. Pada bulan Juni
2011, NTP sebesar 96,90 atau meningkat 0,18% dibandingkan bulan Maret
2011.38 Namun demikian, NTP yang masih dibawah 100 menunjukkan bahwa
kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian relatif lebih rendah dibandingkan
kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga
maupun untuk keperluan produksi pertanian.
37 Sumber: Disperindag Provinsi Jambi, 2011.
38 NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga
yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN
KESEJAHTERAAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
64
Berdasarkan sub sektornya, peningkatan NTP dialami oleh petani perikanan
serta tanaman padi palawija masing-masing sebesar 2,02% dan 0,09%;
sementara tiga sub sektor lainnya (hortikultura, perkebunan rakyat dan
peternakan). Pada triwulan laporan, indeks yang dibayar maupun yang diterima
mengalami penurunan. Deflasi yang dialami Jambi mendorong turunnya indeks
yang harus dibayar oleh petani. Sebaliknya, turunnya indeks yang diterima oleh
petani disebabkan menurunnya harga jual kooditi termasuk bahan makanan.
Namun demikian, bagi para petani perikanan, indeks yang diterima
menunjukkan peningkatan seiring dengan meningkatnya produksi perikanan di
triwulan laporan.
Tabel 6.1. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100)
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 Tanaman Padi Palawijaa Indeks Diterima Petani 123.80 124.13 124.22 123.66 124.12 123.57 -0.52
- Padi 123.80 116.80 116.80 116.80 117.47 117.47 0.57- Palawija 151.11 152.70 153.16 150.43 150.04 147.33 -3.81
b Indeks Dibayar Petani 127.85 128.51 128.87 128.58 128.11 128.07 -0.62- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.23 129.02 129.39 128.93 128.28 128.12 -0.98- Indeks BPPBM 126.23 126.36 126.70 127.11 127.41 127.89 0.94Nilai Tukar Petani (NTP-P) 96.84 96.59 96.39 96.18 96.89 96.48 0.09
2 Hortikulturaa Indeks Diterima Petani 123.05 122.12 121.56 121.42 120.62 119.85 -1.41
- Sayur-sayuran 127.33 127.43 126.87 124.51 122.60 120.82 -4.77- Buah-buahan 117.87 115.70 115.12 117.67 118.22 118.68 3.09
b Indeks Dibayar Petani 127.15 127.77 128.12 127.74 127.28 127.22 -0.70- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 127.89 128.69 129.07 128.62 127.97 127.81 -0.98- Indeks BPPBM 124.33 124.25 124.52 124.40 124.66 124.97 0.36Nilai Tukar Petani (NTP-H) 96.77 95.58 94.88 95.05 94.76 94.21 -0.71
3 Tanaman Perkebunan Rakyata Indeks Diterima Petani 124.42 127.92 126.40 126.28 124.29 126.17 -0.18
- Tanaman Perkebunan Rakyat 124.42 127.92 126.40 126.28 124.29 126.17 -0.18b Indeks Dibayar Petani 128.69 129.13 129.33 129.03 128.64 128.44 -0.69
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 129.69 130.21 130.44 129.76 129.19 128.89 -1.19- Indeks BPPBM 124.31 124.95 125.02 126.21 126.53 126.73 1.37Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 96.76 99.06 99.24 97.87 96.62 98.23 -1.02
4 Peternakana Indeks Diterima Petani 124.82 124.16 124.13 124.25 123.54 123.78 -0.28
- Ternak Besar 119.99 119.60 119.73 119.73 119.47 119.68 -0.04- Ternak Kecil 120.74 120.52 120.52 120.52 120.52 120.52 0.00- Unggas 136.64 134.81 134.51 135.04 132.64 132.64 -1.39- Hasil Ternak 138.11 138.51 137.71 137.71 137.71 137.71 0.00
b Indeks Dibayar Petani 124.45 125.01 125.09 124.91 124.56 124.74 -0.28- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 128.00 128.73 130.44 128.28 127.68 127.64 -2.15- Indeks BPPBM 119.55 119.87 125.02 120.25 120.25 120.73 -3.43Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 100.30 99.32 99.24 99.48 99.18 99.23 -0.01
5 Perikanana Indeks Diterima Petani 110.27 110.89 111.22 111.75 112.14 112.73 1.36
- Penangkapan 100.52 101.34 102.23 102.52 103.11 104.01 1.74- Budidaya 129.00 129.22 128.47 129.48 129.48 129.48 0.79
b Indeks Dibayar Petani 123.39 123.84 124.03 123.65 123.21 123.22 -0.65- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126.60 127.20 127.47 126.86 126.22 126.22 -0.98- Indeks BPPBM 116.61 116.77 116.77 116.89 116.87 116.90 0.11Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 89.37 89.54 89.67 90.38 91.01 91.48 2.02
a INDEKS YANG DITERIMA (It) 123.57 124.86 124.19 123.98 123.13 123.63 -0.45b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) 127.53 128.12 128.39 128.09 127.66 127.58 -0.63c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) 96.89 97.45 96.73 96.80 96.45 96.90 0.18
2011
Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)
KELOMPOK DAN SUB KELOMPOKPERSENTASE
PERUBAHAN (%)
(Juni ke Mar)
PROVINSI JAMBI
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN
KESEJAHTERAAN
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
65
65
C. Kemiskinan
Dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam hal
penanggulangan kemiskinan, pemerintah Provinsi Jambi (melalui Bulog Divre
Jambi) secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masyarakat yang
berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin mencapai sebesar 5.156 ton,
menurun 3,51% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 5.343 ton.39
Grafik 6.6. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi
(100)
(50)
-
50
100
150
200
250
-
2
4
6
8
10
12
14
TW I TW II TW III TRW IV
TW I TW II TW III TRW IV
TW I TW II TW III TRW IV
TW I TW I
2008 2009 2010 2011
Sumber: Bulog Prov. Jambi
Rib
u ton
Penyaluran Raskin (kg), aksis kiri Pertumbuhan Raskin (%), aksis kanan
Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah)
39 Provinsi Jambi pada 2010 mendapat jatah Raskin sekitar 20.000 ton untuk penyaluran selama
10 bulan bagi 133.137 RTS tersebar di dua kota dan sembilan kabupaten dengan harga Rp1.600/Kg.
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.
67
BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH
Laju pertumbuhan kuartalan (q-t-q) PDRB Provinsi Jambi pada triwulanI III-
2011 diperkirakan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2011.
Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan pemerintah diperkirakan masih menjadi
kontributor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan
mendatang. Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih
didominasi sektor perdagangan, hotel dan restoran, industri pengolahan dan
pertanian.
Perkembangan harga-harga pada triwulan mendatang diperkirakan masih
cukup tinggi. Inflasi Jambi secara triwulanan (q-t-q) maupun tahunan (y-o-y)
diperkirakan mengalami peningkatan. Dari sisi permintaan, perayaan hari besar
keagamaan serta mulai meningkatnya intensitas pembangunan oleh pemerintah
dapat memicu angka inflasi Kota Jambi pada triwulan mendatang. Sementara ini
di sisi penawaran, harga bahan makanan diperkirakan akan kembali meningkat
seiring dengan menurunnya hasil produksi bahan makanan di triwulan
mendatang. Selain itu, masih adanya kendala jalur distribusi akibat kondisi jalan
yang belum baik serta kondisi cuaca dapat mengganggu kelancaran arus
distribusi barang sehingga berpotensi meningkatkan angka inflasi.
A. Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan mendatang
diperkirakan pada kisaran 1,8%-2,8% (q-t-q) meningkat dibandingkan dengan
pertumbuhan triwulan laporan yang mencapi 1,68%. Sementara itu, secara
tahunan, pertumbuhan ekonomi Jambi diperkirakan berada di kisaran 6,75%-
7,75% (y-o-y) melambat dari triwulan laporan yang mencapai 7,93% (y-o-y).
Pengeluaran konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama
pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang serta
PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
68
didukung oleh konsumsi pemerintah. Masih tingginya harga komoditi unggulan
Provinsi Jambi dapat memicu peningkatan konsumsi masyarakat. Selain itu,
adanya perayaan hari besar keagamaan ikut mendorong meningkatnya konsumsi
masyarakat. Di sisi lain, pengeluaran konsumsi Pemerintah Daerah pada triwulan
mendatang diperkirakan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan laporan.
Kondisi ini juga didukung dari hasil SKDU triwulan II-2011. Optimisme
responden pada triwulan mendatang diyakini oleh pelaku usaha hampir terjadi
pada sebagian sektor usaha. Angka saldo bersih tertimbang perkiraan
perkembangan dunia usaha di triwulan mendatang juga menunjukkan
peningkatan dari triwulan laporan yaitu dari 7,47 menjadi 8,50.
Tabel 7.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha
Triwulan
II-2010
Triwulan
III-2011*
1 Pertanian 2.63 3.51
2 Pertambangan dan Penggalian (2.55) -
3 Industri Pengolahan - -
4 Listrik dan Air Minum 0.20 0.20
5 Bangunan 0.69 0.69
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.85 (0.85)
7 Pengangkutan dan Komunikasi 2.92 0.97
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2.73 2.73
9 Jasa-jasa - 1.25
7.47 8.50
Saldo Bersih TertimbangNo Sektor/Subsektor
Total
Keterangan : *) Angka perkiraan
Sektor pertanian diperkirakan menjadi salah satu pendukung
pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang yang didukung oleh tumbuhnya sub
sektor perkebunan, peternakan dan perikanan. Sektor industri pengolahan
diperkirakan akan meningkat pertumbuhannya sejalan dengan pertumbuhan
sektor pertanian.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga diperkirakan akan
mengalami peningkatan seiring dengan adanya perayaan hari besar keagamaan
PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
69
69
di triwulan mendatang. Selain itu, meningkatnya intensitas acara sebelum serta
sesudah hari besar keagamaan pendapatan masyarakat juga ikut mendorong
peningkatan aktivitas perdagangan di Jambi. Sektor pengangkutan dan
komunikasi juga diprakirakan masih tumbuh positif terutama didorong oleh
adanya libur perayaan hari keagamaan.
Di sisi lain, sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan akan terus
meningkat. Pertumbuhan sektor pertambangan didukung oleh meningkatnya
produksi batu bara, serta hasil penggalian sementara produksi migas yang relatif
stabil. Sementara itu, pertumbuhan sektor bangunan masih didukung oleh
pembangunan oleh pihak swasta.
Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia Jambi, pertumbuhan ekonomi
tahunan (y-o-y) Provinsi Jambi pada triwulan II-2011 diperkirakan pada kisaran
6,75%-7,75%. Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2011
diperkirakan pada kisaran 7,00-8,00%.
B. Proyeksi Inflasi
Perkembangan harga-harga pada triwulan III-2011 diperkirakan meningkat
dibandingkan triwulan II-2011 baik secara kuartalan maupun tahunan. Secara
tahunan, inflasi Kota Jambi pada Triwulan III-2011 diperkirakan menurun sebesar
5,50-6,50% (y-o-y).
Pada triwulan mendatang, tekanan inflasi bersumber baik dari sisi
permintaan ataupun penawaran. Dari sisi permintaan, perayaan hari besar
keagamaan serta mulai meningkatnya intensitas pembangunan oleh pemerintah
dapat memicu angka inflasi Kota Jambi pada triwulan mendatang. Sementara ini
di sisi penawaran, harga bahan makanan diperkirakan akan kembali meningkat
seiring dengan menurunnya hasil produksi bahan makanan di triwulan
mendatang.
Komoditi-komoditi yang diperkirakan mengalami peningkatan harga
seiring dengan meningkatnya permintaan adalah jasa transportasi, emas dan
bahan bangunan. Namun demikian, dari sisi penawaran, kembali meningkatnya
harga bahan makanan terutama cabe merah, beras serta daging ayam ras serta
PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN II-2011
70
adanya potensi kenaikan harga komoditas bahan-bahan pangan (kedelai, jagung,
gandum), crude palm oil (CPO), di pasar internasional disertai dengan belum
membaiknya kondisi jalan dapat memicu meningkatnya angka inflasi Kota Jambi.
Grafik 7.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi periode tahun 2007 s.d. Juni 2011 serta Perkiraan Juli s.d. Desember 2011
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Catatan: Inflasi bulan Juli- Desember 2011 adalah angka perkiraan
m-t-m (%)2007 2008 2010 2009 2011
Grafik 7.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi
periode tahun 2007 s.d. Juni 2011 serta Perkiraan Juli s.d. Desember 2011
0
5
10
15
20
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Catatan: Inflasi Bulan April - Desember 2011 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%
y-o-y (%)
2007 2008 2009 2010 2011
Beberapa faktor-faktor lain yang masih berpotensi akan memberikan
tekanan inflasi selama triwulan mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi
keluar dari sasaran antara lain 1) Perayaan hari besar keagamaan yang
mendorong meningkatnya konsumsi masyarakat, 2) Meningkatnya pendapatan
masyarakat seiring dengan meningkatnya harga komoditi unggulan Jambi
sehingga mendorong tingginya konsumsi, 3) Kondisi infrastruktur (jalan,
PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH
TRIWULAN II-2011 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
71
71
jembatan) yang masih terkendala akan meningkatkan biaya distribusi dan
transportasi barang dan jasa, 4) Meningkatnya intensitas pembangunan baik oleh
pemerintah maupun swasta dapat mendorong kenaikan harga barang terutama
bahan pendukung bangunan, dan 5) Menurunnya produksi bahan makanan di
triwulan laporan.
Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok cukup
mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-waktu. Stok beras
di BULOG Divre Jambi juga diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga
beras. Selain itu penerapan kebijakan BULOG dalam menyalurkan raskin menjadi
13 (tiga belas) kali dalam setahun diharapkan dapat membantu masyarakat yang
kurang mampu.
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.
LAMPIRAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
Halaman ini sengaja dikosongkan
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
I II III IV I II
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. PERTANIAN 3,544,265 3,897,313 4,072,368 4,392,032 4,602,244 4,769,467
a. Tanaman Bahan Makanan 1,074,393 1,122,230 1,197,362 1,284,517 1,328,112 1,376,917
b. Tanaman Perkebunan 1,864,267 2,140,229 2,216,122 2,388,211 2,537,799 2,637,624
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 191,896 207,534 209,752 236,518 241,955 247,309
d. Kehutanan 246,624 253,375 264,214 279,470 286,689 292,389
e. Perikanan 167,085 173,946 184,918 203,315 207,689 215,229
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 2,257,467 2,474,660 2,422,934 2,595,591 2,759,251 2,986,793
a. Minyak dan Gas Bumi 1,955,314 2,080,900 1,992,656 2,139,106 2,276,838 2,485,482
b. Pertambangan tanpa Migas 185,410 265,257 291,666 313,554 335,706 352,991
c. Penggalian 116,742 128,502 138,613 142,931 146,707 148,320
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1,458,694 1,456,127 1,499,759 1,564,426 1,623,301 1,698,198
a. Industri Migas 142,903 135,504 135,777 141,746 151,350 160,772
1. Pengilangan Minyak Bumi 142,903 135,504 135,777 141,746 151,350 160,772
2. Gas Alam Cair 0 0 0 0 0 0
b. Industri Tanpa Migas **) 1,315,791 1,320,623 1,363,983 1,422,680 1,471,951 1,537,426
1. Makanan, Minuman dan Tembakau 516,178 517,865 534,283 554,766 576,739 614,738
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 7,572 7,593 7,606 7,719 8,008 8,248
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 633,327 635,093 657,074 688,634 710,293 732,839
4. Kertas dan Barang Cetakan 62,240 62,629 64,501 67,451 69,553 71,271
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 32,165 32,702 33,876 35,005 36,006 36,963
6. Semen & Brg. Galian bukan logam 42,002 42,326 43,535 44,919 46,456 47,578
7. Logam Dasar Besi & Baja 0 0 0 0 0 0
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 6,747 6,767 7,015 7,390 7,587 7,674
9. Barang lainnya 15,560 15,648 16,095 16,797 17,309 18,117
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 113,816 114,834 119,987 131,139 135,058 139,129
a. Listrik 96,193 97,116 101,499 110,982 114,325 118,027
b. Gas 0 0 0 0 0 0
c. Air Bersih 17,623 17,718 18,487 20,157 20,733 21,102
5. BANGUNAN 570,335 602,974 627,679 645,581 668,126 705,802
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 1,772,579 1,849,725 1,995,109 2,210,154 2,280,775 2,353,288
a. Perdagangan Besar & Eceran 1,629,238 1,700,474 1,835,426 2,031,775 2,097,409 2,167,095
b. Hotel 24,495 26,434 28,957 30,844 31,221 32,099
c. Restoran 118,846 122,817 130,727 147,535 152,144 154,094
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 815,870 842,039 897,539 961,864 977,094 998,433
a. Pengangkutan 750,202 773,426 825,146 884,612 896,952 916,349
1. Angkutan Rel 0 0 0 0 0 0
2. Angkutan Jalan Raya 518,670 537,209 576,526 615,469 627,858 639,283
3. Angkutan Laut 94,996 95,816 99,059 104,424 105,752 108,952
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 36,124 36,155 37,276 40,874 41,909 42,726
5. Angkutan Udara 61,516 63,997 69,527 77,808 74,049 77,243
6. Jasa Penunjang Angkutan 38,896 40,249 42,758 46,038 47,384 48,145
b. Komunikasi 65,668 68,613 72,393 77,251 80,142 82,085
1. Pos dan Telekomunikasi 64,696 67,605 71,331 76,051 78,904 80,823
2. Jasa Penunjang Komunikasi 972 1,008 1,061 1,201 1,238 1,261
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 649,214 658,565 693,642 765,897 799,414 828,380
a. Bank 278,551 280,963 298,284 337,132 352,696 374,665
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 42,904 43,705 46,532 49,266 52,230 55,017
c. Jasa Penunjang Keuangan 2,783 2,967 3,149 3,519 3,684 3,762
d. Sewa Bangunan 315,052 320,922 335,128 364,504 378,696 382,641
e. Jasa Perusahaan 9,925 10,008 10,549 11,476 12,107 12,295
9. JASA-JASA 1,195,913 1,229,884 1,303,672 1,413,045 1,459,707 1,492,929
a. Pemerintahan Umum 1,022,483 1,053,928 1,119,571 1,207,883 1,248,075 1,276,429
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 699,134 720,698 765,429 842,949 869,565 893,983
2. Jasa Pemerintah lainnya 323,349 333,230 354,141 364,934 378,510 382,446
b. Swasta 173,430 175,956 184,101 205,162 211,633 216,500
1. Sosial Kemasyarakatan 117,851 119,389 125,176 140,970 146,666 150,810
2. Hiburan & Rekreasi 8,250 8,617 8,741 9,177 9,421 9,496
3. Perorangan & Rumahtangga 47,328 47,950 50,184 55,015 55,546 56,195
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 12,378,153 13,126,121 13,632,689 14,679,729 15,304,971 15,972,419
LAPANGAN USAHA2010 2011
Keterangan: *angka sementara
** angka sangat sementara
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
I II III IV I II
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. PERTANIAN 1,281,632 1,301,250 1,328,520 1,348,454 1,369,056 1,386,795
a. Tanaman Bahan Makanan 466,843 475,697 484,111 489,420 499,923 506,581
b. Tanaman Perkebunan 614,818 624,196 638,713 653,957 662,956 671,723
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 82,570 84,243 87,700 90,046 90,466 91,831
d. Kehutanan 66,494 64,827 63,957 60,884 61,482 61,205
e. Perikanan 50,907 52,288 54,040 54,146 54,228 55,456
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 473,783 513,335 561,162 598,163 604,413 615,896
a. Minyak dan Gas Bumi 373,330 398,920 433,850 459,901 463,930 472,663
b. Pertambangan tanpa Migas 49,516 62,964 73,239 83,013 84,896 87,211
c. Penggalian 50,937 51,450 54,073 55,248 55,587 56,022
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 555,209 557,660 559,860 560,546 565,508 575,646
a. Industri Migas 31,527 31,866 31,881 31,970 32,356 33,116
1. Pengilangan Minyak Bumi 31,527 31,866 31,881 31,970 32,356 33,116
2. Gas Alam Cair 0 0 0 0 0 0
b. Industri Tanpa Migas **) 523,681 525,795 527,978 528,577 533,152 542,529
1. Makanan, Minuman dan Tembakau 228,774 229,181 230,049 230,069 231,529 238,106
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 3,873 3,897 4,014 4,056 4,155 4,226
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 222,701 223,048 223,786 223,791 225,943 227,654
4. Kertas dan Barang Cetakan 28,410 28,607 28,772 28,972 29,221 29,464
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 10,139 10,613 10,769 11,011 11,115 11,370
6. Semen & Brg. Galian bukan logam 20,161 20,671 20,729 20,748 21,006 21,337
7. Logam Dasar Besi & Baja 0 0 0 0 0 0
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 3,020 3,050 3,071 3,140 3,225 3,261
9. Barang lainnya 6,602 6,729 6,788 6,790 6,959 7,112
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 34,217 34,920 36,902 39,484 39,900 40,548
a. Listrik 29,392 30,042 31,962 34,527 34,890 35,459
b. Gas 0 0 0 0 0 0
c. Air Bersih 4,825 4,878 4,940 4,957 5,010 5,089
5. BANGUNAN 201,893 207,046 212,277 214,153 216,007 221,426
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 726,182 749,520 780,224 789,908 798,025 815,041
a. Perdagangan Besar & Eceran 665,634 688,032 716,321 724,552 732,467 748,782
b. Hotel 11,635 12,476 13,672 14,475 14,135 14,473
c. Restoran 48,913 49,012 50,231 50,880 51,423 51,786
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 325,432 327,721 331,731 333,886 334,593 339,422
a. Pengangkutan 295,526 297,642 301,450 303,532 303,707 307,966
1. Angkutan Rel 0 0 0 0 0 0
2. Angkutan Jalan Raya 189,717 190,749 192,641 193,193 193,946 196,047
3. Angkutan Laut 39,757 40,062 40,185 40,224 40,801 41,807
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 16,890 16,901 16,924 17,323 17,355 17,569
5. Angkutan Udara 30,963 31,706 33,453 34,039 32,691 33,384
6. Jasa Penunjang Angkutan 18,199 18,224 18,247 18,753 18,914 19,159
b. Komunikasi 29,906 30,079 30,281 30,355 30,886 31,456
1. Pos dan Telekomunikasi 29,579 29,750 29,950 30,016 30,542 31,109
2. Jasa Penunjang Komunikasi 327 329 331 338 344 347
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 238,272 243,769 253,610 261,653 265,088 269,382
a. Bank 123,975 128,500 135,770 140,991 143,080 146,608
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 12,660 12,854 13,190 13,406 13,635 14,033
c. Jasa Penunjang Keuangan 1,304 1,338 1,378 1,421 1,441 1,470
d. Sewa Bangunan 96,595 97,287 99,402 101,910 102,937 103,268
e. Jasa Perusahaan 3,739 3,789 3,871 3,925 3,995 4,003
9. JASA-JASA 368,995 370,140 370,418 373,327 377,338 382,589
a. Pemerintahan Umum 305,956 306,861 306,982 309,522 312,359 316,325
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 195,799 196,645 196,699 198,852 200,627 203,884
2. Jasa Pemerintah lainnya 110,157 110,216 110,283 110,670 111,732 112,441
b. Swasta 63,040 63,279 63,436 63,805 64,979 66,264
1. Sosial Kemasyarakatan 40,848 40,992 41,037 41,078 42,094 43,172
2. Hiburan & Rekreasi 3,567 3,572 3,578 3,595 3,651 3,656
3. Perorangan & Rumahtangga 18,625 18,715 18,821 19,132 19,234 19,436
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4,205,614 4,305,361 4,434,704 4,519,574 4,569,927 4,646,744
LAPANGAN USAHA2010 2011
Keterangan: *angka sementara
** angka sangat sementara
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)
Komponen I-2010 II-2010 III-2010 IV-2010 I-2011 II-2011
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 7,762,384 8,125,028 8,802,594 9,036,723 9,157,488 9,395,923
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 76,712 83,536 87,698 93,114 96,982 100,836
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2,198,584 2,311,401 2,419,564 2,668,570 2,638,375 2,852,926
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2,016,641 2,196,068 2,431,689 3,141,667 3,125,591 3,361,697
5. Perubahan Stok 304,591 315,073 331,184 358,727 365,678 385,853
6. Diskrepansi Statistik
7. Ekspor Barang dan Jasa 5,846,392 6,613,246 7,682,770 8,304,979 8,673,957 9,020,959
8. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 5,827,150 6,518,230 8,122,810 8,924,051 8,753,100 9,145,775
PDRB 12,378,153 13,126,121 13,632,689 14,679,729 15,304,971 15,972,419
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)
Komponen I-2010 II-2010 III-2010 IV-2010 I-2011 II-2011
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3,027,456 3,041,767 3,139,257 3,155,937 3,170,651 3,218,753
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 27,567 29,097 30,104 29,218 29,591 30,286
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 817,296 837,014 857,554 866,515 839,910 868,523
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 660,483 671,568 718,372 741,658 732,007 770,856
5. Perubahan Stok 124,451 125,571 128,683 129,377 130,066 135,145
6. Diskrepansi Statistik
7. Ekspor Barang dan Jasa 2,337,098 2,645,949 3,083,903 3,429,747 3,478,418 3,648,533
8. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 2,788,737 3,045,605 3,523,169 3,832,877 3,810,716 4,025,352
PDRB 4,205,614 4,305,361 4,434,704 4,519,574 4,569,927 4,646,744 Keterangan: *angka sementara
** angka sangat sementara
Jumlah Bank Provinsi Jambi (Bank Umum dan BPR)
KP KC KCP KK Total KP KC KCP KK Total
Kota Jambi 1 25 48 9 83 1 27 52 10 90
Kerinci 0 3 15 4 22 0 3 16 4 23
Bungo 0 4 18 3 25 0 4 19 3 26
Muara Jambi 0 0 16 1 17 0 0 16 1 17
Sarolangun 0 2 15 1 18 0 2 15 1 18
Tebo 0 1 13 2 16 0 1 13 2 16
Merangin 0 3 14 0 17 0 3 14 0 17
Batanghari 0 2 12 2 16 0 2 12 2 16
Tanjung Jabung Barat 0 3 15 0 18 0 3 15 0 18
Tanjung Jabung Timur 0 1 4 1 6 0 1 4 2 7
T O T A L 1 44 170 23 238 1 46 176 25 248
KP KC KCP KK Total KP KC KCP KK Total
Kota Jambi 6 0 0 0 6 7 0 0 0 7
Kerinci 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1
Bungo 1 1 0 0 2 1 1 0 0 2
Muara Jambi 2 0 0 2 4 2 0 0 3 5
Sarolangun 0 2 0 0 2 0 2 0 0 2
Tebo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Merangin 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1
Batanghari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tanjung Jabung Barat 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1
Tanjung Jabung Timur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
T O T A L 11 4 0 2 17 12 4 0 3 19
KP KC KCP KK Total KP KC KCP KK Total
Kota Jambi 7 25 48 9 89 8 27 52 10 97
Kerinci 1 3 15 4 23 1 3 16 4 24
Bungo 1 5 18 3 27 1 5 19 3 28
Muara Jambi 2 0 16 3 21 2 0 16 4 22
Sarolangun 0 4 15 1 20 0 4 15 1 20
Tebo 0 1 13 2 16 0 1 13 2 16
Merangin 0 4 14 0 18 0 4 14 0 18
Batanghari 0 2 12 2 16 0 2 12 2 16
Tanjung Jabung Barat 1 3 15 0 19 1 3 15 0 19
Tanjung Jabung Timur 0 1 4 1 6 0 1 4 2 7
T O T A L 12 48 170 25 255 13 50 176 28 267
Trw IV-2010 Trw II-2011
Bank Umum
BPR
T O T A L
Trw II-2011Trw IV-2010
Trw IV-2010 Trw II-2011
Indeks Harga Konsumen (IHK) Jambi Tahun Dasar 2007=100
APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN
I UMUM 119.32 119.33 123.18 125.76 124.93 126.1 126.08 127.57 129.91 132.27 131.85 128.87 126.85 127.45 128.66
II BAHAN MAKANAN 126.41 126.07 138.45 147.73 142.53 145.22 143.43 147.27 154.39 162.41 159.23 147.43 139.14 140.95 143.95
III. MAKANAN JADI, MNMAN, ROKOK & TBK 131.73 131.90 133.48 134.43 136.73 138.04 139.55 141.9 143.58 144.5 145.49 146.23 146.61 146.83 148.43
IV. PERUMAHAN 114.49 114.50 115.73 115.39 116.36 116.3 116.7 116.65 117.14 117.38 117.69 117.65 117.96 117.8 117.91
V. SANDANG 115.37 116.00 116.76 116.56 116.71 118.61 119.82 120.36 120.85 120.36 122.85 123.56 124.19 125.73 127.39
VI. KESEHATAN 117.81 118.01 117.99 118.01 117.92 117.92 118.12 118.38 118.36 118.76 119.43 119.62 119.71 119.87 119.87
VII. PENDIDIKAN, REKREASI & OR 115.61 115.53 115.81 115.89 115.89 116.31 116.3 116.31 116.32 116.32 116.34 116.22 116.21 116.24 116.28
VIII. TRANSPORT & KOMUNIKASI 106.15 106.30 105.98 106.04 105.85 106.37 106.55 106.76 106.81 106.87 106.99 107.05 107.21 107.24 107.3
URAIAN2010 2011
Sumber: BPS Provinsi Jambi
Daftar Istilah Ekspor adalah seluruh barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang
bersifat komersil maupun bukan komersil.
Impor adalah seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.
PDRB atas dasar harga pasar adalah penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian.
PDRB atas dasar harga konstan merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya.
Bank pemerintah adalah bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah (persero) yaitu terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI.
Bank swasta adalah perbankan yang sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sebelum dilakukannya program rekapitalisasi perbankan.
Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.
Net Interest Margin (NIM) adalah selisih bersih antara biaya bunga operasional dengan pendapatan bunga operasional.
Loan to Deposits Ratio (LDR) adalah rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun.
Non Performing Loan (NPL) adalah jumlah kredit yang termasuk dalam kategori kurang lancar, diragukan dan macet sesuai ketentuan Bank Indonesia.
Cash inflows adalah jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu.
Cash outflows adalah jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu.
Net cashflows adalah selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya.
Administered prices adalah kelompok barang yang pergerakan harganya ditentukan oleh pemerintah baik secara keseluruhan maupun sebagian.