KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil...

92
KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL Provinsi Kalimantan Selatan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II Kalimantan Triwulan III - 2014

Transcript of KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil...

Page 1: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL

Provinsi Kalimantan Selatan

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaWilayah II Kalimantan

Triwulan III - 2014

Page 2: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber
Page 3: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Kata Pengantar

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YangMaha Kuasa ataslimpahan rahmat dan karuniaNya, sehingga Kajian Ekonomi KeuanganRegional (KEKR)ProvinsiKalimantanSelatan (Kalsel)periode triwulan III‐2014 inidapathadirditanganpembaca.PublikasirutintriwulananKantorPerwakilan Bank Indonesia Wilayah Kalimantan ini mengulasperkembanganterakhirberbagaivariabelmakroekonomiditingkatprovinsi,meliputi perkembangan ekonomi, inflasi, perbankan, sistem pembayaran,keuangan daerah, indikator kesejahteraan, serta prospek pertumbuhanekonomidan inflasitriwulanmendatang.Kamimengharapkanpublikasi inidapatmenjadisalahsatusumberinformasiyangbermanfaatbagipemangkukebijakan, akademisi, pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihak‐pihak lainnya yang memerlukan dan menaruh perhatian terhadapperkembanganekonomiProvinsiKalsel.

Pada edisi ini dapat kami sampaikan bahwa secara umum kinerjaperekonomianKalsel pada triwulan III 2014mencatat pertumbuhan yangstabil sebesar 4,8% (yoy). Hal ini tidak terlepas dari peningkatan kinerjasektor pertambangan dan sektor industri pengolahan. Sementara itu,konsumsi rumah tangga dan investasi yang masih tumbuh tinggi dapatmenopangperekonomianKalselpadatriwulantersebut.

Sementara itu,tekananinflasiKalimantanSelatanpadatriwulanIII2014 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.Inflasi Kalimantan Selatan yang diwakili Kota Banjarmasin dan Tanjungtercatat sebesar4,80% (yoy), lebih rendahdibandingkandengan triwulansebelumnya (6,83%, yoy).Menurunnya inflasiKalimantan Selatan tersebutterutamadidorongolehpenurunan indekshargakelompokbarang lainnyakhususnyakelompokbahanmakanan.Beberapakomoditaspanganstrategismengalami koreksi harga berkatmembaiknya pasokan dan distribusi daridaerahprodusenmaupundarikapasitaslokal.

Dari sisi perbankan, kinerja intermediasi perbankan KalimantanSelatan pada triwulan III 2014 menunjukkan perlambatan. Dana PihakKetiga (DPK) tumbuh8,40% (yoy)dankredit tumbuh9,66% (yoy),dengantingkatLDRmencapai123,35%.

Kedepan,kamimemperkirakanprospekekonomiKalimantan padatriwulan IV 2014 tumbuh pada kisaran 4,7% ‐ 5,1% (yoy). Peningkatanterutama disumbang oleh peningkatan kinerja sektor perkebunan kelapasawitdankaret.Selain itu,konsumsi rumah tanggadankegiatan investasimasih menopang perekonomian Kalsel. Di sisi lain, tekanan inflasi pada

Page 4: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Kata Pengantar

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

ii

triwulan IV 2014 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulansebelumnyayaitupadakisaran5,3%‐5,7%(yoy).

Kesimpulandiatasmerupakanhasilanalisakamiterhadapberbagaidata dan informasi, yang selain berasal dari Bank Indonesia, laporanperbankan, sertahasil‐hasil survei yangdilakukanolehKantorPerwakilanBankIndonesiaWilayahIIjugaberbagaiinstansiterkait,sepertiPemerintahProvinsi Kalimantan Selatan dan dinas‐dinas terkait, BPS KalimantanSelatan, Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Banjarmasin, sertaberbagaiperusahaan,sertaasosiasidanakademisi.Sehubungandenganhaltersebut, perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih yang sebesar‐besarnya kepada pihak‐pihak tersebut yang telahmembantu penyusunanbukuini.

Akhirnya, kami berharap semoga publikasi ini bermanfaat bagiberbagai pihak yang membutuhkan, meskipun kami menyadari masihbanyak langkah‐langkah penyempurnaan yang perlu kami lakukan. Sarandan kritik kami nantikan untuk penyempurnaan publikasi ini. Selanjutnyakamisampaikanpenghargaandanterimakasihyangtuluskepadaberbagaipihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yangkamiperlukan,semogahubunganbaikinidapatterusterbinadimasayangakandatang.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikankemudahankepadakitadalammengupayakanhasilkerjayangterbaik

Banjarmasin,17November2014

KEPALAPERWAKILANBANKINDONESIAWILAYAHKALIMANTAN

MokhammadDadiAryadiDirekturEksekutif

Page 5: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Daftar Isi

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

iii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii DAFTAR TABEL .......................................................................................................... v DAFTAR GRAFIK ........................................................................................................ vii KETERANGAN DAN SUMBER DATA ......................................................................... ix TABEL INDIKATOR TERPILIH ...................................................................................... xi RINGKASAN EKSEKUTIF ……………………………………………….………................. 1 BAB 1. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL ............................. ......... 9

1. Sisi Permintaan .......................................................................................... 9 1.1. Konsumsi Rumah Tangga .................................................... ........... 10 1.2. Pengeluaran Pemerintah ................................................................... 11 1.3. Investasi ................................................................................. ........... 11 1.4. Perkembangan Ekspor ...................................................................... 13 1.5. Perkembangan Impor ........................................................................ 14

2. Sisi Penawaran: Sektor Utama Daerah………………………….……............. 15 2.1. Sektor Pertanian ................................................................................ 16 2.2. Sektor Pertambangan ...................................................................... . 17 2.3. Sektor Industri Pengolahan ................................................................ 18 2.4. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) ..................... ........... 19

BAB 2. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH……….…………... ............................... 23

1. Kondisi Umum …………………………………….………...........................… 23 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Inflasi…………….………… .................. 28

BOKS : Hubungan Kenaikan BBM dan UMP Mempengaruhi Tekanan Inflasi dari Sisi Suplai ............................................................................................... 32

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN ....... ........ 37

1. Perkembangan Perbankan .................................. ..................................... 37 1.1. Intermediasi Perbankan .................................................................... 38 1.2. Ketahanan Sektor Keuangan dari Sisi Korporasi ............................... 391.3. Ketahanan Sektor Rumah Tangga ..................................................... 40 1.4. Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) .......................... 41

2. Perkembangan Sistem Pembayaran ......................... ................................... 42 2.1. Transaksi Pembayaran Non Tunai .............................................. ..... 42

2.2. Transaksi Pembayaran Tunai .................................... ....................... 43 BOKS : Bank Indonesia Luncurkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) ......... 45 BAB 4. KEUANGAN DAERAH ………………………... ............................................... 49

1. Realisasi Pos Pendapatan Daerah .......... .................................................. 49 2. Realisasi Belanjar Daerah ......................................................................... 51

BOKS : Keterkaitan Perekonomian dan PAD di Kalimantan Selatan ................. 53

BAB 5. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN.... .......................................... 57 1. Ketenagakerjaan …....……. ........................................................................ 57 2. Kesejahteraan .......... .................................................................................. 60

BOKS : UMP dan Daya Saing Tenaga Kerja Kalimantan Selatan ....................... 63

Page 6: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Daftar Isi

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

iv

BAB 6. PROSPEK EKONOMI ............................................................. ........................ 67 1. Prakiraan Kondisi Makro Ekonomi …....……. .............................................. 67 2. Prakiraan Inflasi .......... ............................................................................... 68

DAFTAR ISTILAH TIM PENYUSUN

Page 7: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Daftar Tabel

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014 vv

DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan Sisi Permintaan ............. 9 Tabel 1.2. Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan (%,yoy) Sisi Penawaran Atas Dasar Harga Konstan ........................................... 15 Tabel 2.1. Tingkat Inflasi dan Sumbangan Inflasi Tahunan Menurut Kelompok .......................................................................... 24 Tabel 2.2. Tingkat Inflasi Kota Banjarmasin Bulanan (mtm) dan Tahunan (yoy) Menurut Kelompok ................................................................. 26 Tabel 2.3. Tingkat Inflasi Kota Tanjung Bulanan (mtm) dan Tahunan (yoy) Menurut Kelompok ................................................................ 27 Tabel 4.1. Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Provinsi Kalimantan Selatan (Rp. Miliar) ............................................................................ 49 Tabel 4.2. Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Kalimantan Selatan (Rp. Miliar) ........................................................................................ 50 Tabel 4.3. Realisasi Belanja APBD Provinsi Kalimantan Selatan (Rp. Miliar) .. 52 Tabel 5.1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Utama 2012 – 2014 ......................................................................................... 57 Tabel 5.2. Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama 2012 – 2014 ......................................... 58 Tabel 5.3. Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan 2012 – 2014 (%) ................................... 58 Tabel 5.4. Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 2012 – 2014 (%) .............. 59 Tabel 5.5. Perubahan Nilai Tukar Petani Kalimantan Selatan (Tahun Dasar 2007) .......................................................................... 62

Page 8: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber
Page 9: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Daftar Grafik

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

viivii

DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan ...................... 9 Grafik 1.2. Indeks Keyakinan Konsumen ............................................................ 10 Grafik 1.3. Indeks Penghasilan & Ketersediaan Lapangan Kerja ..................... 10 Grafik 1.4. Indeks Tedensi Konsumen ................................................................ 11 Grafik 1.5. Kredit Konsumsi Kalimantan Selatan ............................................... 11 Grafik 1.6. Realisasi Investasi PMA ................................................................... 12 Grafik 1.7. Jumlah Proyek Investasi PMA ......................................................... 12 Grafik 1.8. Realisasi Investasi PMDN .................................................................. 12 Grafik 1.9. Jumlah Proyek Investasi PMDN ....................................................... 12 Grafik 1.10. Kredit Investasi .................................................................................. 13 Grafik 1.11. Volume Bongkar Barang Modal ....................................................... 13 Grafik 1.12. Nilai Ekspor LN Kalsel ....................................................................... 14 Grafik 1.13. Volume Ekspor LN Kalsel .................................................................. 14 Grafik 1.14. Pangsa Ekspor Kalimantan Selatan Berdasarkan Negara Tujuan ............................................................................................... 14 Grafik 1.15. Pangsa Ekspor Kalimantan Selatan Berdasarkan Komoditas ........................................................................................ 14 Grafik 1.16. Volume Impor Barang Dari Provinsi Lain Via Pelabuhan ............... 15 Grafik 1.17. Nilai Impor LN Kalsel ......................................................................... 15 Grafik 1.18. Kredit Sektor Pertanian Lokasi Proyek ............................................ 16 Grafik 1.19. Luas Lahan Panen Padi Kalsel .......................................................... 16 Grafik 1.20. Produksi Kelapa Sawit (Tandan Buah Segar) .................................. 17 Grafik 1.21. Produksi karet ................................................................................... 17 Grafik 1.22. Volume Ekspor Batubara .................................................................. 17 Grafik 1.23. Stok Batubara Taboneo ................................................................... 17 Grafik 1.24. Produksi Batubara ............................................................................. 18 Grafik 1.25. Kredit Sektor Pertambangan ............................................................ 18 Grafik 1.26. Ekspor CPO Kalsel ............................................................................. 19 Grafik 1.27. Produksi CPO ..................................................................................... 19 Grafik 1.28. Volume Muat Komoditas Kayu Lapis di Pelabuhan ........................ 19 Grafik 1.29. Kredit Sektor Industri Pengolahan .................................................. 19 Grafik 2.1. Inflasi Tahunan Kalimantan Selatan, Kalimantan, dan Nasional ... 24 Grafik 2.2. Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan ................................. 25 Grafik 2.3. Inflasi (qtq) Sub Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga ... 25 Grafik 2.4. Inflasi Bulanan Kalimantan Selatan ................................................ 26 Grafik 2.5. Inflasi Bulanan Kalimantan Selatan Berdasarkan Kelompok Pengeluaran di Tw III – 2014 .......................................................... 26 Grafik 2.6. Inflasi Tahunan Menurut Komponen Penyebab ........................... 28 Grafik 2.7. Perkembangan Harga Komoditas Harga Pangan ........................... 29 Grafik 2.8. Perkembangan Beberapa Harga Komoditas Global ....................... 30 Grafik 2.9. Perkembangan Kurs Rupiah ............................................................. 30 Grafik 2.10. Ekspektasi Inflasi Konsumen ............................................................. 31 Grafik 2.11. Ekspektasi Kenaikan Harga Kelompok (SK) .................................... 31 Grafik 3.1. Kinerja Penyaluran Kredit Perbankan .............................................. 37 Grafik 3.2. Kinerja Kredit, DPK dan LDR ........................................................... 38 Grafik 3.3. Penyaluran Jenis Kredit Perbankan ................................................ 38 Grafik 3.4. Pertumbuhan Kredit Sektor Utama ................................................ 39

Page 10: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Daftar Grafik

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

viii

Grafik 3.5. NPL Kredit Sektor Utama .................................................................. 39 Grafik 3.6. Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga ............................................... 41 Grafik 3.7. NPL Kredit Rumah Tangga ............................................................... 41 Grafik 3.8. Kinerja Kredit dan NPL Kredit UMKM .............................................. 42 Grafik 3.9. Transaksi RTGS Per Hari .................................................................... 43 Grafik 3.10. Transaksi Kliring ................................................................................. 43 Grafik 3.11. Perkembangan Inflow – Outflow .................................................... 43 Grafik 3.12. Perkembangan Jumlah Uang Palsu ................................................... 43 Grafik 4.1. Perbandingan Realisasi Pendapatan Daerah Dalam APBD Triwulan III - 2014 .............................................................................. 51 Grafik 4.2. Rasio Kemandirian Daerah / Desentralisasi Fiskal .......................... 51 Grafik 4.3. Prosentase Realisasi Belanja OperasiTerhadap Anggaran Belanja Total ..................................................................................... 52 Grafik 4.4. Rasio Realisasi Belanja Modal Terhadap Belanja Total .................... 52 Grafik 5.1. TPAK dan TPT Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalsel .......................... 59 Grafik 5.2. Indeks Keyakinan Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini ....... 60 Grafik 5.3. Upah Rill di Kalimantan Selatan ...................................................... 60 Grafik 5.4. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Kalsel ............................... 61 Grafik 6.1. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Dunia ......................................... 67 Grafik 6.2. Ekspektasi Kegiatan Usaha .............................................................. 67 Grafik 6.3. Ekspektasi Inflasi Konsumen 3 dan 6 Bulan Yang Akan Datang ... 70

Page 11: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

ixix

KETERANGAN DAN SUMBER DATA

Buku Kajian Ekonomi Keuangan Regional Kalimantan Selatan berisi kajian mengenai perkembangan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan berjalan, yang diterbitkan secara berkala setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Kalimantan. Bab I Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan angka perkiraan atas

dasar tahun 2000 bersumber dari BPS Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk kepraktisan, beberapa nama sektor dan subsektor disingkat sesuai kelaziman. Untuk data ekspor dan impor nonmigas Kalimantan Selatan, bersumber dari

Dokumen Pemberitahuan Ekspor/Impor Barang yang diolah Divisi PDIE-Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Bank Indonesia, yang tercantum pula pada buku Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA) Kalimantan Selatan.

Bab II Data IHK dan inflasi pedesaan bersumber dari BPS Provinsi Kalimantan Selatan, dioleh

lebih lanjut dan disandingkan dengan berbagai hasil survei KPw Bank Indonesia Wilayah Kalimantan khususnya Survei Konsumen (SK) dan Survei Pemantauan Harga (SPH) untuk keperluan analisis.

Bab III Data perbankan bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) bank-bank yang

berlokasi di wilayah Kalimantan Selatan, khusus untuk data penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek bersumber dari Datawarehouse Bank Indonesia. Data sistem pembayaran merupakan data di wilayah kerja KPw Bank Indonesia Wilayah Kalimantan. Untuk data transaksi tunai bersumber dari Departemen Pengedaran Uang, Bank Indonesia. Untuk data transaksi non-tunai melalui BI-RTGS bersumber dari Departemen Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia, sedangkan data transaksi non tunai melalui kliring bersumber dari data kliring KPw Bank Indonesia Wilayah II (Kalimantan).

Bab IV Data keuangan daerah hanya mencakup data keuangan Pemerintah Provinsi

Kalimantan Selatan yang bersumber dari Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan. Bab V Data ketenagakerjaan daerah bersumber dari Survei Ketenagakerjaan Nasional

(Sakernas) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan serta data pencairan Jaminan Hari tua (JHT) dari Jamsostek Wilayah Kalimantan selatan. Sedangkan angka kesejahteraan menggunakan indikator Nilai Tambah Petani (NTP) yang juga bersumber dari data Badan Pusat Statistik Provinsi Kalsel. Sebagai suplemen informasi juga digunakan data olahan hasil SKDU KPw Bank Indonesia Wilayah Kalimantan.

Bab VI Prospek perekonomian regional dibuat atas dasar perkembangan indikator ekonomi

dan moneter dengan didukung oleh hasil survei yang dilakukan KPw Bank Indonesia Wilayah Kalimantan seperti SKDU, SK, dan SPE.

Buku ini diterbitkan pada akhir periode triwulan laporan sehingga angka yang disajikan dalam triwulan dimaksud sebagian di antaranya merupakan angka sementara hasil estimasi. Selanjutnya, adakalanya angka yang menunjukkan penjumlahan tidak selalu sama besarnya dengan penjumlahan angka-angka yang bersangkutan karena pembulatan.

Page 12: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

x

Visi Bank Indonesia Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil. Misi Bank Indonesia 1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas 2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu

bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.

Nilai-nilai Strategi Organisasi Bank Indonesia Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu Trus and Integrity, Professionalism, Excellence, Public Interest, dan Coordination and Teamwork. Visi KPw Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasiona. Misi KPw Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.

Page 13: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

xixi

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

a. Inflasi dan PDRB

b. Perbankan

TW - I TW - II TW - III TW - IV TW - I TW - II TW - IIIMAKRO

135,4 143,47 146,00 145,71 151,02 153,49 108,32 110,91 111,663,98 5,96 5,25 4,74 7,09 6,98 4,89 6,81 4,81

135,4 143,47 146,00 145,71 151,02 153,49 108,22 110,91 111,633,98 5,96 5,25 4,74 7,09 6,98 4,84 6,81 4,67

109,57 111,79 112,105,49 7,02 6,54

Pertanian 7.544 7.815 1.384 2.244 2.599 1.823 1.420 2.315 2.655 Pertambangan & Penggalian 7.256 7.448 1.867 1.891 1.876 1.891 1.882 1.895 1.903 Industri Pengolahan 3351 3.487 888 902 914 931 930 948 958 Listrik, Gas, & Air Bersih 166 178 46 47 48 49 48 50 51Bangunan 1839 2.020 504 528 550 605 541 569 592Perdagangan, Hotel, dan Restoran 5121 5.631 1.385 1.485 1.574 1.667 1.524 1.607 1.703Pengangkutan dan Komunikasi 2873 3.075 776 796 843 871 837 851 898Keuangan, Persewaan, dan Jasa 1343 1.453 385 395 404 417 420 434 439Jasa 3061 3.322 832 876 925 979 908 944 1.000

6,12% 5,72% 5,57% 5,05% 4,77% 5,40% 5,50% 4,81% 4,78%9.783 9.552 2.417 2.233 1.795 2.217 2.200 2.023 1.784

122.229 130.479 40.329 39.506 31.277 40.556 36.932 34.918 32.153 682,5 626,3 69,4 44,8 124,8 62,3 106,9 65,5 34,6279,2 197,4 26,5 31,5 68,3 49,0 56,6 61,1 50,2Volume Impor Nonmigas (ribu ton)

INDIKATOR

IHK Kalimantan SelatanInflasi Kalimantan Selatan (y-o-y)

PDRB Harga Konstan (Rp Miliar)

Pertumbuhan PDRB (y-o-y)Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta)Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton)Nilai Impor Nonmigas (USD Juta)

IHK BanjarmasinInflasi Banjarmasin (y-o-y)IHK TanjungInflasi Tanjung (y-o-y)

20142013TAHUN 2011

TAHUN 2012

Tw - I Tw - II Tw - III Tw - IV Tw - I Tw - II Tw - III

33.092 41.257 42.031 44.542 45.975 45.707 45.457 50.192 50.612 27.728 33.827 34.264 35.515 36.003 36.229 36.152 38.447 39.028

6.223 8.199 8.600 9.589 9.085 7.697 8.228 10.547 10.495 15.543 18.288 17.477 17.261 17.827 19.911 18.785 18.639 18.643

5.963 7.340 8.187 8.664 9.091 8.621 9.138 9.261 9.890 28.278 36.460 38.831 41.163 43.901 42.761 43.796 45.600 48.142

9.297 12.486 14.078 13.912 15.669 14.540 14.670 14.749 15.882 8.263 11.332 11.629 13.314 13.554 13.181 13.853 15.030 16.072

10.718 12.642 13.124 13.937 14.678 15.040 15.274 15.821 16.187 101,98% 107,78% 113,33% 115,90% 121,94% 118,03% 121,15% 118,61% 123,35%

20.688 26.633 27.284 29.253 30.421 31.567 31.812 33.440 33.923 7.338 9.457 9.288 9.746 10.087 10.557 10.438 10.868 11.157 5.450 7.027 7.372 8.073 8.176 8.416 8.551 9.139 9.052 7.900 10.149 10.625 11.435 12.158 12.594 12.823 13.432 13.715

74,61% 78,73% 79,63% 82,37% 84,50% 87,13% 88,00% 86,98% 86,92%1,61% 1,24% 1,44% 1,42% 1,42% 1,38% 1,78% 2,22% 2,79%

Total Asset

GiroTabungan

NPL

Deposito

Modal KerjaInvestasi

DPK

Kredit - Lokasi Proyek

Konsumsi

Modal KerjaInvestasiKonsumsiLDR

LDR - Lokasi ProyekKredit - Lokasi Bank

2014

PERBANKANBank Umum (Rp miliar)

2011INDIKATOR2013

2012

Page 14: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

xii

c. Sistem Pembayaran

Tw - I Tw - II Tw - III Tw - IV Tw - I Tw - II Tw - III

Posisi Kas Gabungan (Rp miliar)

10.493 12.890 3.150 3.156 4.838 3.814 3.686 3.185 5.215

Inflow (Rp miliar) 5.363 7.310 2.417 1.783 2.630 1.645 2.666 1.881 3.120 Outflow (Rp miliar) 5.129 5.578 733 1.373 2.208 2.168 1.020 1.304 2.096 Pemusnahan Uang (Rp miliar)

2.990 1.020 335 263 479 790 404 466 706

Nominal Transaksi RTGS (Rp Miliar)

164.581 205.048 49.842 57.648 46.795 44.688 37.888 36.393 33.443

Volume Transaksi RTGS (ribu lbr)

185 196 47 48 43 47 42 42 36

Nominal Kliring (Rp Miliar)

16.100 16.637 4.387 4.183 3.038 4.349 4.108 4.324 3.699

Volume Kliring (ribu lbr) 304 321 81 83 56 82 78 93 76 Rata-rata Harian Nominal Kliring 64,62 67,82 73,01 66,40 67,62 71,30 65,52 73,29 60,65 Rata-rata Harian Volume Kliring (ribu lbr)

1,22 1,31 1,35 1,32 1,26 1,34 1,30 1,57 1,25

Nominal Kliring Pengembalian (Rp miliar)

437 794 117 106 161 387 118 153 113

Volume Kliring Pengembalian (lembar) 6.985 8.037 2.135 2.297 2.419 2.311 2.207 3.050 2.384 Rata-rata Harian Nominal Kliring Pengembalian (Rp Miliar)

1,71 1,93 1,95 1,68 2,55 6,34 1,93 2,51 1,85

Rata-rata Harian Volume Kliring Pengembalian (lembar)

27 32 36 36 38 38 36 50 39

Rata-rata Harian Nominal Cek/BG Kosong (%)

1,98 2,00 2,23 2,03 2,32 8,45 2,46 2,21 1,79

Rata-rata Harian Volume Cek/BG Kosong (%)

2,27 2,49 2,16 2,30 2,52 2,34 2,32 2,26 2,26

2014Indikator

20132011 2012

Page 15: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

RINGKASAN EKSEKUTIF

Page 16: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber
Page 17: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

1

RINGKASAN EKSEKUTIF

PERTUMBUHAN EKONOMI

Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014

tumbuh relatif stabil yakni sebesar 4,8% (yoy). Stabilnya

pertumbuhan ini terjadi ditopang oleh perbaikan kinerja sektor

pertambangan dan sektor industri pengolahan. Pasca

disepakatinya hasil renegosiasi kontrak perusahaan

pertambangan batubara mendorong pelaku usaha tambang

untuk mengejar target produksi dan meningkatkan kinerja di

sektor pertambangan. Selain itu, mulai dioperasikannya smelter

bijih besi dan diberikannya izin ekspor konsentrat turut

mendorong perbaikan kinerja sektor tersebut. Namun,

menurunnya kinerja produksi pertanian, khususnya tanaman

bahan makanan (padi), menyebabkan perlambatan kinerja sektor

pertanian dan menahan laju perekonomian di triwulan tersebut.

Dari sisi permintaan, stabilnya perekonomian disebabkan

oleh peningkatan konsumsi dan investasi namun tertahan

oleh ekspor yang terkontraksi. Peningkatan konsumsi

terutama terjadi pada konsumsi rumah tangga seiring dengan

peningkatan penghasilan dari sektor pertambangan dan industri

pengolahan. Adapun kegiatan investasi didorong oleh masih

berlangsungnya beberapa proyek pembangunan infrastruktur

seperti jalan, pembangkit listrik dan jembatan. Sementara itu,

ekspor Kalimantan Selatan yang didominasi oleh ekspor

komoditas batubara masih mengalami kontraksi seiring dengan

pelemahan ekonomi Tiongkok.

Dari sisi penawaran atau sektoral, stabilnya pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014

ditopang oleh membaiknya aktivitas produksi di sektor

pertambangan dan sektor industri pengolahan. Kinerja

produksi pertambangan yang membaik didorong oleh adanya

peningkatan produksi batubara dan telah beroperasinya smelter

bijih besi di Pulau Sebuku. Selain itu, konsumsi rumah tangga

yang masih tumbuh tinggi seiring dengan faktor musiman

liburan sekolah dan penyelenggaraan ibadah Ramadhan dan Idul

Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2014 sebesar 4,8% (yoy), masih stabil dibandingkan triwulan sebelumnya.

Kegiatan konsumsi dan investasi sebagai penopang perekonomian Kalsel di tengah kegiatan ekspor yang masih terkontraksi.

Stabilnya sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan menjadi penopang stabilnya laju pertumbuhan perekonomian Kalsel

Page 18: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

2

Fitri turut mendorong peningkatan sektor perdagangan, hotel

dan restoran (PHR). Sementara itu, kinerja sektor pertanian yang

melambat menahan laju perekonomian Kalimantan Selatan.

Kondisi ini terjadi karena adanya penurunan produksi padi terkait

dengan cuaca yang lebih kering di triwulan III 2014.

ASESMEN INFLASI

Tekanan inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014

mengalami penurunan bila dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Laju inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat

4,80% (yoy), menurun bila dibandingkan dengan triwulan II

2014 (6,83%, yoy). Penurunan tekanan inflasi tersebut terutama

disebabkan oleh hilangnya pengaruh kenaikan harga BBM yang

terjadi pada triwulan II 2013, serta relatif terjaganya tekanan

inflasi pada perayaan bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Terjaganya

pasokan dan kembali normalnya permintaan masyarakat

terhadap komoditas pangan strategis pada akhir triwulan III

2014 mendorong terjadinya deflasi pada kelompok volatile food

yang menjadi salah satu faktor penurunan inflasi Kalimantan

Selatan. Di sisi lain, tekanan inflasi pada triwulan III 2014

didorong oleh kelompok administered prices yang disebabkan

oleh kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga LPG 12 Kg

dan kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) tahap kedua. Sedangkan

pada kelompok inti (core inflation), inflasi terjadi pada kelompok

biaya/tarif pendidikan, rekreasi dan olahraga; kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; serta kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM

PEMBAYARAN

Kinerja intermediasi perbankan Provinsi Kalimantan

Selatan mengalami perlambatan, baik dari sisi

penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun

penyaluran kredit. Pertumbuhan penghimpunan DPK

mengalami perlambatan dari 9,55% (yoy) pada Triwulan II-2014

menjadi 8,40% (yoy) pada Triwulan III-2014. Perlambatan

penghimpunan DPK dipicu oleh perlambatan dari dana tabungan

yang tumbuh melambat sejalan dengan penurunan suku bunga

Laju inflasi Kalsel pada triwulan III 2014 sebesar 4,80% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya karena hilangnya pengaruh kenaikan harga BBM dan terjaganya pasokan komoditas pangan

Pada triwulan III 2014, pertumbuhan DPK melambat menjadi 8,40%(yoy), kredit perbankan tumbuh 9,66% (yoy).

Page 19: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

3

dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu, kredit

perbankan juga tumbuh melambat dari 11,20%(yoy) pada

triwulan II 2014 menjadi 9,66%(yoy)pada triwulan III 2014.

Perlambatan kinerja kredit dipicu oleh melambatnya

pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit konsumsi.

Melambatnya kredit modal kerja dipengaruhi oleh kinerja sektor

pertanian yang melambat terkait turunnya harga Tandan Buah

Segar (TBS) kelapa sawit. Sementara itu, perlambatan kredit

konsumsi merupakan konsekuensi dari meningkatnya suku

bunga kredit konsumsi dari 12,39% menjadi 12,45% (Suku

Bunga Tertimbang). Perlambatan kredit konsumsi ini terutama

terjadi pada kredit barang elektronik dan kredit perumahan,

yang merupakan dampak penerapan kebijakan Loan-to-Value

(LTV) Bank Indonesia.

Kualitas kredit yang disalurkan kepada sektor ekonomi

maupun sektor rumah tangga Provinsi Kalimantan Selatan

mengalami sedikit penurunan pada triwulan III 2014,

walaupun masih dalam batas aman. Hal ini tercermin dari

rasio Non Performing Loan (NPL) sektor ekonomi meningkat dari

2,21% pada tiwulan II 2014 menjadi 2,79% pada triwulan III

2014. Kenaikan ini terutama dipicu oleh tekanan di sektor

pertanian, PHR, pertambangan dan konstruksi. Rasio NPL sektor

rumah tangga juga meningkat dari 1,74% pada tiwulan II 2014

menjadi 1,79% pada triwulan III 2014. Kondisi ini diperkirakan

terkait pendapatan masyarakat yang mengalami penurunan

sebagaimana terindikasi dari hasil Indeks Penghasilan Konsumen

pada Survei Konsumen yang turun dari 147,1 pada triwulan II-

2014 menjadi 139,6 pada triwulan III-2014.

Perlambatan terjadi pada transaksi pembayaran secara

non tunai, walaupun secara tunai mengalami peningkatan.

Transaksi pembayaran non tunai nominal besar melalui Bank

Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) mengalami

perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan ini

sejalan dengan melemahnya aktivitas perekonomian pada

triwulan III-2014, khususnya pada sektor utama Provinsi

Kalimantan Selatan. Pertumbuhan nilai transaksi RTGS Per Hari

melambat -14,60% (yoy) dengan pertumbuhan volume sebesar -

15,08% (yoy). Sejalan dengan peningkatan transaksi BI-RTGS,

transaksi pembayaran non tunai melalui Sistem Kliring Nasional

Transaksi pembayaran secara non tunai di Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 mengalami perlambatan, sedangkan transaksi pembayaran secara tunai mengalami peningkatan.

NPL sektor ekonomi mengalami peningkatan dari 2,21% pada triwulan II 2014 menjadi 2,79% pada triwulan III 2014. NPL rumah tangga juga mengalami peningkatan dari 1,74% menjadi 1,79%.

Page 20: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

4

Bank Indonesia (SKNBI) juga mengalami perlambatan pada

Triwulan III-2014, baik dari sisi volume maupun nominalnya.

Pertumbuhan nilai transaksi SKNBI Per Hari melambat -15,95%

(yoy) dengan pertumbuhan volume -14,10% (yoy). Transaksi

pembayaran tunai pada triwulan III-2014 mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan II-2014. Data terkini

mencatat net inflow sebesar Rp 1,03 triliun pada triwulan III-

2014, atau meningkat sebesar 77,61% (qtq) dari Rp 576,57

miliar pada triwulan II-2014. Meskipun jumlah uang keluar

(outflow) mengalami peningkatan seiring persiapan tahun ajaran

baru dan bulan Ramadhan serta hari raya Idul Fitri, namun

jumlah uang masuk (inflow) juga meningkat lebih tajam.

Meningkatnya aliran uang masuk diperkirakan berasal dari

masyarakat luar daerah yang datang ke Kalimantan Selatan

untuk berbelanja sekaligus merayakan Hari Raya Idul Fitri dan

sisa libur sekolah menjelang tahun ajaran baru.

KEUANGAN DAERAH

Sampai dengan triwulan III-2014, realisasi keuangan

daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan relatif

masih belum optimal. Apabila dibandingkan dengan

periode yang sama pada tahun 2013, realisasi pendapatan

daerah tercatat mengalami penurunan. Hal ini tercermin dari

realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan yang baru mencapai 74,51% atau sedikit mengalami

penurunan dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu

yang realisasinya mencapai 76,21%, atau mengalami penurunan

realisasi sebesar 1,59%. Sementara untuk belanja daerah dalam

APBD Provinsi Kalimantan Selatan relatif relatif masih mengikuti

pola realisasi anggaran yang 58,03% baik pada triwulan III-2014

maupun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Total

realisasi belanja daerah dalam APBD Provinsi Kalimantan Selatan

pada triwulan III-2014 sebesar Rp3,07 triliun dari rencana belanja

daerah sebesar Rp5,29 triliun.

Realisasi keuangan daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan belum optimal dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013.

Page 21: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

5

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Seiring dengan tren perlambatan kinerja perekonomian

Kalimantan Selatan, pada triwulan III-2014 kondisi

ketenagakerjaan memperlihatkan adanya pelemahan.

Pada triwulan laporan, penyerapan tenaga kerja

memperlihatkan kecenderungan melambat sebagaimana

terindikasi dari hasil survei Badan Pusat Statistik Provinsi

Kalimantan Selatan yang mencatat beberapa penurunan pada

beberapa indikator ketenagakerjaan dan peningkatan pada

indikator pengangguran. Sejalan dengan kondisi

ketenagakerjaan, tingkat kesejahteraan masyarakat

Kalimantan Selatan pada triwulan laporan secara umum juga

memperlihatkan kecenderungan yang menurun. Berbagai

indikator seperti daya beli masyarakat dari hasil Survei

Konsumen memperlihatkan bahwa Indeks Keyakinan

Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini mengalami

mengalami penurunan. Selain itu Nilai Tukar Petani (NTP)

Provinsi Kalsel juga mengalami penurunan pada triwulan

laporan.

PROSPEK EKONOMI

Pada triwulan IV 2014 mendatang pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Selatan diperkirakan mengalami peningkatan

di tengah tekanan inflasi yang cenderung meningkat.

Berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan

liaison, pertumbuhan ekonomi Kalsel pada triwulan IV 2014

diprakirakan berada pada kisaran 4,7% - 5,1% (yoy). Adapun

untuk keseluruhan tahun 2014, perkiraan perekonomian Kalsel

berada pada kisaran 4,8% - 5,2% (yoy).

Dari sisi permintaan, peningkatan terutama disumbang oleh

peningkatan konsumsi rumah tangga seiring dengan

peningkatan penghasilan masyarakat. Ekspor luar negeri yang

masih mengalami kontraksi meskipun tidak sedalam periode

sebelumnya karena terbantu oleh peningkatan permintaan dari

India. Sementara itu kegiatan investasi masih menopang

perekonomian Kalsel dengan adanya beberapa proyek

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan triwulan IV 2014 diperkirakan sebesar 4,7%- 5,1% (yoy) sehingga untuk tahun 2014 tumbuh sebesar 4,8 – 5,2% (yoy).

Pergeseran masa panen padi dan cuaca yang mendukung kelapa sawit dan karet akan mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi Kalsel yang bersumber dai sektor pertanian dan industri pengolahan.

Pelemahan ketenagakerjaan akibat kinerja perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan yang masih terbatas

Page 22: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Ringkasan Eksekutif

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

6

pembangunan infrastruktur dan smelter. Dari sisi sektoral,

peningkatan diperkirakan terjadi karena adanya perbaikan

kinerja pada sektor pertanian dan sektor industri pengolahan.

Bergesernya sebagian panen padi ke triwulan IV 2014

diperkirakan akan menambah produksi pada triwulan tersebut,

selain itu kondisi cuaca yang mendukung produksi kelapa sawit

dan karet diperkirakan akan semakin meningkatkan kinerja

sektor pertanian. Seiring dengan bahan baku kelapa sawit yang

melimpah, produksi CPO diperkirakan akan meningkat dan

mendorong kinerja sektor industri pengolahan. Sementara itu,

sektor pertambangan diperkirakan akan mengalami perlambatan

seiring dengan masih berlangsungnya konsolidasi berkaitan

dengan pergeseran ekspor batubara ke Tiongkok menjadi ekspor

ke India.

PROSPEK INFLASI

Tekanan inflasi Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan

terakhir di tahun 2014 diperkirakan terus meningkat, bahkan

berpotensi melampaui sasaran inflasi yang ditetapkan jika

Pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi. Dengan

mempertimbangkan berbagai potensi resiko yang ada dan tanpa

menghitung dampak rencana kebijakan penyesuaian harga BBM

bersubsidi, tingkat inflasi Kalimantan Selatan pada akhir tahun

diprakirakan mencapai 5,3% - 5,7%. Secara historis Inflasi pada

triwulan IV, khususnya bulan November dan Desember

cenderung tinggi dan pada tahun ini juga dihadapkan pada

sejumlah faktor yang berpotensi semakin mendorong tingginya

inflasi di akhir 2014. Sejumlah faktor yang berpotensi semakin

mendorong tingginya inflasi di akhir 2014 antara lain

peningkatani Tarif Tenaga Listrik (TTL), kenaikan tarif batas atas

angkutan udara, terjadinya El Nino, kenaikan harga LPG 12KG,

dan berhentinya penyaluran RASKIN. Dari sisi permintaan

diperkiraan juga akan mengalami peningkatan seiring dengan

meningkatnya ekspektasi inflasi pada triwulan IV 2014 yang

didorong oleh wacana peningkatan BBM berubsidi, khususnya

pada beberapa komoditas yang secara suplai tidak dapat

dipenuhi oleh kapasitas produksi lokal seperti beberapa produk

hortikultura, beras, dan telur ayam ras.

Laju inflasi d triwulan IV-2014 diperkirakan pada kisaran 5,3%-5,7% (yoy).

Page 23: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

8

paman

BAB IPERKEMBANGAN EKONOMI

MAKRO REGIONAL

Page 24: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber
Page 25: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

9

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Perekonomian Kalimantan Selatan sampai dengan triwulan III 2014 tumbuh stabil pada

kisaran 4,8% (yoy). Pada periode tersebut, stabilnya perekonomian Kalimantan Selatan didorong

oleh peningkatan kinerja sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan. Telah

ditandatanganinya renegosiasi kontrak perusahaan pertambangan batubara menyebabkan perusahaan

tersebut mengejar target produksi dan meningkatkan kinerja di sektor pertambangan. Telah

dioperasikannya smelter bijih besi dan diberikannya izin ekspor konsentrat turut mendorong perbaikan

kinerja sektor tersebut. Sementara itu, menurunnya produksi tanaman bahan makanan (padi)

menyebabkan perlambatan kinerja sektor pertanian dan menahan laju perekonomian di triwulan

tersebut.

Sumber: BPS, BPS Kalimantan Selatan

Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan

1. SISI PERMINTAAN

Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan Sisi Permintaan

Keterangan: PMTB = Pembentukan Modal Tetap Bruto; SOG = Source of Growth (sumber pertumbuhan); yoy Sumber: BPS Kalimantan Selatan (diolah)

4,8%

5,1%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2010 2011 2012 2013 2014

Pertumbuhan Kalsel (yoy) Pertumbuhan Nasional (yoy)

Pangsa % SOG %

I II III IV I II III

Konsumsi Rumahtangga 7,8 7,4 6,9 6,6 6,6 7,1 7,4 44,7 3,2

Konsumsi Pemerintah 6,0 6,9 10,6 8,7 8,9 6,7 9,2 14,0 1,2

PMTB (Investasi) 10,0 10,3 10,0 7,0 7,1 10,8 12,1 19,8 2,2

Ekspor 12,4 -5,4 -5,2 -3,8 -7,6 -2,1 -1,2 51,9 -0,7

Impor 3,8 0,6 3,6 3,2 3,4 6,0 3,2 -39,6 -1,3

PDRB 5,6 5,1 4,8 5,4 5,5 4,8 4,8 4,9

Tw III 2014

2014Penggunaan

2013

1

Page 26: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

10

Dari sisi permintaan, stabilnya perekonomian disebabkan oleh peningkatan konsumsi dan

investasi namun tertahan oleh ekspor yang terkontraksi. Peningkatan konsumsi terutama terjadi

pada konsumsi rumah tangga seiring dengan peningkatan penghasilan dari sektor pertambangan dan

industri pengolahan. Adapun kegiatan investasi didorong oleh masih berlangsungnya beberapa proyek

pembangunan infrastruktur seperti jalan, pembangkit listrik dan jembatan. Sementara itu, ekspor

Kalimantan Selatan yang didominasi oleh ekspor komoditas batubara masih mengalami kontraksi

seiring dengan pelemahan ekonomi Tiongkok.

1.1. Konsumsi Rumah Tangga

Kegiatan konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2014 tumbuh meningkat menjadi 7,4%

(yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 7,1% (yoy). Perbaikan kinerja

sektor pertambangan dan industri pengolahan masih memberikan keyakinan kepada rumah tangga

untuk menerima tambahan penghasilan. Peningkatan konsumsi pada triwulan tersebut juga didorong

oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat terkait dengan perayaan hari besar keagamaan terutama

bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Sumber: Survei Konsumen - KPw BI Wilayah II (Kalimantan)

Grafik 1.2. Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber: Survei Konsumen - KPw BI Wilayah II (Kalimantan) Grafik 1.3. Indeks Penghasilan & Ketersediaan

Lapangan Kerja

Kondisi tersebut tercermin juga dari hasil Survei Konsumen (Bank Indonesia) dan Indeks Tendensi

Konsumen (BPS). Pada survei konsumen, konsumsi lebih banyak terjadi pada pembelian barang

konsumsi tahan lama seperti otomotif dan perlengkapan rumah tangga. Sementara itu, dari indeks

tendensi konsumen terjadinya peningkatan juga didorong oleh meningkatnya konsumsi makanan dan

minuman. Peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat di triwulan III 2014 tersebut juga tercermin dari

meningkatkan realisasi penyaluran kredit konsumsi. Pada akhir triwulan III 2014, kredit konsumsi

tercatat mencapai Rp16,2 triliun, atau bertambah sebesar Rp364 miliar dari posisi akhir triwulan II

2014.

95

100

105

110

115

120

125

130

135

140

145

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

IKE - Kondisi Ekonomi Saat IniIEK - Ekspektasi KonsumenIKK - Indeks Keyakinan Konsumen

90

100

110

120

130

140

150

160

170

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Indeks Pembelian Barang Tahan LamaIndeks PenghasilanIndeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Page 27: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

11

Sumber: BPS Kalimantan Selatan Grafik 1.4. Indeks Tendensi Konsumen

Sumber: BPS Kalimantan Selatan Grafik 1.5. Kredit Konsumsi Kalimantan Selatan

1.2. Pengeluaran Pemerintah

Realisasi pertumbuhan pengeluaran belanja pemerintah pada triwulan III 2014 tercatat

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan konsumsi

pemerintah pada triwulan tersebut mencapai 9,2% (yoy), sementara pada triwulan II 2014 hanya

tumbuh 6,7% (yoy). Hal ini terlihat dari realisasi belanja operasi yang lebih baik daripada realisasi

tahun lalu pada periode yang sama. Realisasi belanja operasi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

pada triwulan III 2014 berhasil mencapai 62,25% dari total anggaran. Sementara itu pada triwulan III

2013 yang lalu, realisasi belanja operasional hanya mencapai 62,07% dari total anggaran. Dari realisasi

belanja operasi tersebut yang mengalami pencapaian terbesar adalah belaja bantuan sosial (realisasi

69,78%) dan belanja pegawai (60,78%).

1.3. Investasi

Kegiatan investasi di Kalimantan Selatan turut menopang stabilnya pertumbuhan ekonomi

pada triwulan III 2014. Pertumbuhan investasi tercatat sebesar 12,1% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan triwulan II 2014 yang tumbuh 10,8% (yoy). Kondisi ini sejalan dengan data Badan

Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan adanya peningkatan realisasi investasi PMDN pada

triwulan tersebut. Nilai investasi PMDN tercatat mencapai Rp1,7 triliun (tumbuh 488,9%, yoy) untuk

14 proyek investasi. Meningkatnya produksi kelapa sawit di Kalimantan Selatan dan rencana hilirisasi

produk CPO turut mendorong investasi perusahaan pengolahan CPO. Selain itu, pemberlakukan UU

Minerba mendorong perusahaan tambang membangun smelter bijih besi. Pada penanaman modal

asing, kegiatan investasi tercatat mengalami perlambatan. Pada triwulan III 2014, realisasi PMA hanya

sebesar US$77,5 juta, tumbuh 0,3% (yoy).

Peningkatan investasi juga terjadi investasi bangunan. Hal ini sejalan dengan peningkatan kinerja

sektor bangunan dari semula tumbuh 7,3% (yoy) pada triwulan II 2014 menjadi 7,6% (yoy) pada

90

95

100

105

110

115

120

125

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Indeks

Indeks Tendensi Konsumsi Pendapatan rumah tangga

Kaitan inflasi dengan konsumsi Konsumsi food & non food

15,8 16,2

13,5

10,3

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

5,0

7,0

9,0

11,0

13,0

15,0

17,0

19,0

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Kredit Konsumsi gKredit Konsumsi (sk. Kanan)

Kredit (Rp triliun) %, yoy

Page 28: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

12

triwulan III 2014. Beberapa faktor yang mendorong peningkatan kinerja investasi bangunan/

perumahan adalah menguatnya rupiah, suku bunga kredit yang masih stabil, pertambahan penduduk

dan pendatang, dan peningkatan penghasilan masyarakat. Kondisi ini tercermin dari volume bongkar

barang modal (berupa bahan bangunan) di pelabuhan Banjarmasin yang mengalami peningkatan dan

tumbuh sebesar 24,0% (yoy). Selain itu, kredit investasi juga masih dapat tumbuh 18,5% (yoy).

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Grafik 1.6. Realisasi Investasi PMA

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Grafik 1.7. Jumlah Proyek Investasi PMA

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal

Grafik 1.8. Realisasi Investasi PMDN Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal

Grafik 1.9. Jumlah Proyek Investasi PMDN

Selain itu, peningkatan pertumbuhan investasi Kalimantan Selatan pada periode laporan turut

disumbang oleh peningkatan realisasi belanja modal pemerintah. Beberapa proyek infrastruktur

pemerintah masih terus berjalan terutama untuk proyek multiyears seperti pembangunan jalan layang

Gatot Subroto di Banjarmasin, beberapa jembatan, peningkatan dan pelebaran beberapa ruas jalan.

Realisasi belanja modal pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 mencapai

46,1% dari target, dimana pencapaian tersebut lebih tinggi daripada realisasi pada tahun 2013 yang

hanya mencapai 44,1%.

-200%

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Realisasi Investasi PMA Pertumbuhan yoy (sb.kanan)

Juta US$

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

350%

400%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Proyek Investasi PMA Pertumbuhan yoy (sb.kanan)

-200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Realisasi Investasi PMDN Pertumbuhan yoy (sb.kanan)

Miliar Rp

-300%

-200%

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

0

5

10

15

20

25

30

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Proyek Investasi PMDN Pertumbuhan yoy (sb.kanan)

Page 29: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

13

Sumber: KSOP Banjarmasin

Grafik 1.10. Kredit Investasi Sumber: KSOP Banjarmasin

Grafik 1.11. Volume Bongkar Barang Modal

1.4. Perkembangan Ekspor

Pada triwulan III 2014 ekspor Kalimantan Selatan (ke luar negeri dan provinsi lain) masih

menunjukkan kontraksi meskipun tidak sedalam triwulan sebelumnya. Secara total, ekspor

Kalimantan Selatan mengalami penurunan sebesar 1,2% (yoy), setelah pada triwulan II 2014 turun

sebesar 2,1% (yoy). Hampir sama dengan kondisi pada triwulan sebelumnya, kinerja ekspor

Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 tersebut dipengaruhi penurunan ekspor hasil pertambangan

batubara ke luar negeri. Penurunan ekspor batubara tersebut lebih dominan disebabkan karena

permintaan Tiongkok yang menurun, seiring dengan pelemahan ekonomi Tiongkok, depresiasi mata

uang Renminbi dan persediaan batu bara yang masih tinggi di negara tersebut. Meskipun demikian,

ekspor batubara ke India yang semakin membesar menyebabkan arah ekspor Kalimantan Selatan

menjadi lebih baik. Perbaikan juga disumbang oleh ekspor hasil smelter bijih besi yang sudah

beroperasi dan mendapatkan rekomendasi ekspor.

Berdasarkan data Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai, nilai ekspor Kalimantan Selatan ke

luar negeri pada triwulan III 2014 mencapai US$1,78 miliar, lebih rendah daripada triwulan

sebelumnya yang sebesar US$2,02 miliar. Dari sisi volume, ekspor juga menunjukkan penurunan.

Jumlah barang yang diekspor ke luar negeri pada triwulan III 2014 hanya sebesar 32,1 juta ton,

sementara di triwulan sebelumnya dapat mencapai 34,9 juta ton. Dilihat jenis komoditasnya, produk

utama yang diekspor pada triwulan III 2014 masih didominasi oleh komoditas batubara sebesar 77%

dari total ekspor Kalimantan Selatan, diikuti dengan crude palm oil (CPO) sebesar 14% dan produk

kayu sebesar 3%. Sementara jika dilihat dari negara tujuannya, terjadi pergesaran dominasi ekspor ke

Tiongkok menjadi ekspor ke India.

15,016,1

12,4

18,5

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

40,0

45,0

50,0

5,0

7,0

9,0

11,0

13,0

15,0

17,0

19,0

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Kredit Investasi gKredit Investasi (sb.kanan)

Kredit (Rp triliun) %, yoy24,0%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

200

250

300

350

400

450

500

550

600

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014Vol Bongkar Barang Modal Pertumbuhan yoy (skala kanan)

Ribu Ton %, yoy

Page 30: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

14

Grafik 1.

Grafik 1

Di sisi eks

Banjarmas

yang dimu

Komoditas

olahan dan

1.5. Per

Impor Ka

mengalam

sebesar Rp

provinsi d

disebabka

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

I

USD

N

K

.12. Nilai Eks

1.14. PangsaBerdasark

por antar da

sin menduku

uat untuk dik

s yang terca

n bijih besi.

rkembang

alimantan

mi perlamb

p11,13 triliu

an 22,9% m

n penurunan

II III IV

2012

D Juta

Nilai Ekspor

Kajian Ekono

spor LN Kali

a Ekspor Kalkan Negara

aerah, penin

ung perbaika

kirim ke dae

atat mengal

an Impor

Selatan (d

batan sebe

un (harga b

merupakan

n impor dari

I II III IV

2013Pertumbuh

omi Keuangan

imantan Sel

limantan SeTujuan

ngkatan akti

an ekspor K

erah lain men

ami peningk

dari luar n

sar 3,2% (

erlaku) dima

aktivitas imp

luar negeri.

1.784

I II III

2014han (sb. kanan)

%,yoy

Bab 1

n Regional Pr

latan

elatan

vitas muat b

Kalimantan S

ncapai 1,29

katan dieksp

negeri dan

(yoy). Nom

ana sebanya

por luar neg

4

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

– Perkemba

rovinsi Kalima

Grafik 1.13

Grafik 1.1Selata

barang untu

Selatan. Pada

ribu ton, ata

por ke daera

provinsi l

inal impor

ak 77,1% m

geri. Melam

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

I I

Ribu T

Volum

CPO14%

angan Ekono

antan Selatan

3. Volume EkSelat

15. Pangsa Ean Berdasark

k dalam neg

a triwulan II

au tumbuh s

ah lain adal

lain) pada

pada triwula

merupakan a

batnya aktiv

II III IV I

2012

Ton

me Ekspor

Kayu3%

Karet3%

La3

omi Makro R

n Triwulan III

kspor LN Katan

Ekspor Kalimkan Komodi

geri pada pe

I 2014, tota

sebesar 20,2

lah CPO, ka

triwulan

an tersebut

aktivitas imp

vitas impor

II III IV I

2013Pertumbuhan

Batubara77%

ain3%

Regional

2014

alimantan

mantan tas

elabuhan

al barang

2% (yoy).

aret alam

III 2014

tercatat

por antar

terutama

32.153

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

II III

2014(sb. kanan)

%, yoy

%

%

Page 31: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

15

Sumber: KSOP Banjarmasin

Grafik 1.16. Volume Impor Barang Dari Provinsi Lain Via Pelabuhan

*) Total volume bongkar tidak termasuk batubara

Sumber: KSOP Banjarmasin Grafik 1.17. Nilai Impor LN Kalimantan Selatan

Dari sisi impor luar negeri, aktivitas impor pada triwulan III 2014 menunjukkan penurunan. Total impor

Kalimantan Selatan yang berasal dari negara lain mencapai US34,6 juta, atau mengalami kontraksi

sebesar 72,3% (yoy). Adapun jumlah volume impor mencapai 50,2 ribu ton dimana sebanyak 79%

merupakan impor bahan baku dan 21% merupakan impor barang modal.

Sementara dari sisi impor antar daerah, peningkatan aktivitas bongkar barang di pelabuhan

Banjarmasin menunjukkan impor antar daerah masih menopang impor Kalimantan Selatan secara

keseluruhan. Pada triwulan III 2014, total barang yang dibongkar berasal dari daerah lain mencapai

19,4 ribu ton, atau tumbuh sebesar 5,6% (yoy). Komoditas impor dari daerah lain yang tercatat

meningkat adalah beras, jagung dan tepung terigu.

2. SISI PENAWARAN: SEKTOR UTAMA DAERAH

Tabel 1.2. Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan (%, yoy) Sisi Penawaran Atas Dasar Harga Konstan

SOG = Source of Growth (sumber pertumbuhan) Sumber: BPS Kalimantan Selatan (diolah)

39,4%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Total Volume Bongkar Barang* Pertumbuhan yoy (sb.kanan)

Ribu Ton

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

0

50

100

150

200

250

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

USD Juta

Nilai impor Pertumbuhan (sb. kanan)

Pangsa % SOG %

I II III IV I II III

Pertanian 4,2 2,6 2,4 2,2 2,6 3,5 2,2 26,03 1,25

Pertambangan 2,6 1,6 0,8 1,1 0,8 0,1 1,4 18,66 0,89

Industri Pengolahan 4,6 5,1 3,3 4,1 4,7 4,6 4,9 9,40 0,45

Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,3 6,4 5,4 6,0 6,0 5,9 6,3 0,50 0,02

Bangunan/Konstruksi 7,4 8,9 8,7 8,1 7,3 7,6 7,6 5,81 0,28

PHR 6,9 8,6 8,0 10,3 10,1 8,1 8,2 16,70 0,80

Pengangkutan & Komunikas 7,6 7,0 7,0 5,9 7,9 6,9 6,5 8,81 0,42

Jasa Dunia Usaha 10,9 11,4 10,9 7,9 8,9 7,7 8,5 4,30 0,21

Jasa-jasa 8,2 6,7 9,3 10,5 9,1 8,2 8,1 9,80 0,47

PDRB 5,6 5,1 4,8 5,4 5,5 4,8 4,8 100 4,78

20142013

Tw III 2014Lapangan Usaha

Page 32: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

16

Dari sisi penawaran atau sektoral, stabilnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada

triwulan III 2014 ditopang oleh peningkatan sektor pertambangan dan sektor industri

pengolahan. Kinerja produksi pertambangan meningkat seiring dengan peningkatan produksi batubara

dan telah beroperasinya smelter bijih besi di Pulau Sebuku. Selain itu, konsumsi rumah tangga yang masih

tumbuh tinggi seiring dengan faktor musiman liburan sekolah dan penyelenggaraan ibadah Ramadhan dan

Idul Fitri turut mendorong peningkatan sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR). Sementara itu,

kinerja sektor pertanian yang melambat menahan laju perekonomian Kalimantan Selatan. Kondisi ini terjadi

karena adanya penurunan produksi padi terkait dengan cuaca yang lebih kering di triwulan III 2014.

2.1. Sektor Pertanian

Kinerja sektor pertanian pada triwulan III 2014 mengalami perlambatan dibandingkan

triwulan sebelumnya. Pada periode tersebut, sektor pertanian hanya tumbuh sebesar 2,2% (yoy),

lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,5%. Perlambatan tersebut terutama

terjadi pada produksi tanaman bahan makanan (tabama) padi.

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kalimantan Selatan

Grafik 1.18. Kredit Sektor Pertanian

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kalimantan Selatan

Grafik 1.19. Luas Lahan Panen Padi Kalimantan Selatan

Pada subsektor tabama, perlambatan kinerja dipengaruhi oleh penurunan produksi padi pada triwulan

III 2014. Selama periode tersebut, luas panen padi hanya sebesar 197,9 ribu hektar, atau mengalami

kontraksi sebesar 7,5% (yoy). Meskipun Kalimantan Selatan mengalami panen raya pada triwulan

tersebut namun cuaca yang lebih kering menyebabkan terjadinya pergesaran panen dan gagal panen

di beberapa daerah.

Sementara itu, perlambatan kinerja sektor pertanian dapat tertahan oleh peningkatan produksi

perkebunan kelapa sawit dan karet. Produksi tandan buah segar (TBS) di Kalimantan Selatan pada

triwulan III 2014 mencapai 244,5 ribu ton, atau tumbuh 17,2% (yoy) lebih tinggi daripada triwulan

sebelumnya yang hanya tumbuh 11,6% (yoy). Hal tersebut seiring dengan kondisi cuaca yang

mendukung pada periode enam bulan sebelumnya dan juga didorong oleh mulai berproduksinya

lahan-lahan sawit baru. Untuk kinerja perkebunan karet, pada triwulan III 2014 dapat memproduksi

66,7 ribu ton karet alam, tumbuh sebesar 2,4% (yoy).

5,05,3

29,2

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Kredit Pertanian gKredit Pertanian (sb.kanan)

Kredit (Rp triliun) %, yoy

-7,51%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

-

50,0

100,0

150,0

200,0

250,0

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Ribu Ha

Luas Panen Padi Kalsel (Ha) Pertumbuhan yoy (sb.kanan)

%, yoy

Page 33: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

17

Sumber: Dinas Perkebunan Kalimantan Selatan Grafik 1.20. Produksi Kelapa Sawit

(Tandan Buah Segar)

Sumber: Dinas Perkebunan Kalimantan Selatan Grafik 1.21. Produksi Karet

Sementara itu, dukungan dari perbankan terhadap sektor pertanian di Kalimantan Selatan tetap

tumbuh tinggi. Pada triwulan III 2014, kredit di sektor pertanian mencapai Rp5,3 triliun atau tumbuh

sebesar 29,2% (yoy), lebih rendah daripada pertumbuhan kredit periode sebelumnya yang dapat

mencapai 41,9% (yoy).

2.2. Sektor Pertambangan

Sektor pertambangan Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 tumbuh sebesar 1,4% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan tersebut terjadi pada pertambangan

batubara dan pertambangan bijih besi. Beroperasinya smelter bijih besi di Pulau Sebuku turut

mendorong pertambangan bijih besi kembali berproduksi. Sementara itu pada pertambangan

batubara, produksi menunjukkan adanya peningkatan meskipun masih terbatas seiring dengan masih

melemahnya permintaan batubara dari Tiongkok. Produksi batubara pada triwulan III 2014 mencapai

41,9 juta ton (tumbuh 6,1%). Peningkatan produksi batubara salah satunya didorong oleh

meningkatnya permintaan batubara dari India.

Sumber: KSOP Pelabuhan Banjarmasin

Grafik 1.22. Volume Ekspor Batubara

Sumber: KSOP Pelabuhan Banjarmasin

Grafik 1.23. Stok Batubara Taboneo

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

-

50

100

150

200

250

300

350

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

TBS Kalsel Pertumbuhan yoy (sb.kanan)

ribu ton %, yoy

2,35%

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

-

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014Produksi Karet (ton) Pertumbuhan yoy (sb.kanan)

Ribu Ton %, yoy

10,1%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Juta Ton

Ekspor Batubara Pertumbuhan (sb. kanan)

%, yoy

6,30

5,28

-

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

10,0

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014Stok batubara Taboneo

rata-rata bulanan (juta ton)

Page 34: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

18

Sumber: Kementerian ESDM Grafik 1.24. Produksi Batubara

Grafik 1.25. Kredit Sektor Pertambangan

Dari sisi pembiayaan perbankan, membaiknya sektor pertambangan turut mendorong peningkatan

kredit ke sektor tersebut. Pada triwulan III 2014, kredit ke sektor pertambangan mencapai Rp3,6

triliun. Dengan pencapaian tersebut pertumbuhan kredit sektor pertambangan mencapai 14,0% (yoy),

lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -24,49% (yoy).

2.3. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan pada triwulan III 2014 mencatatkan kinerja yang meningkat dan

turut menopang stabilnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada periode tersebut.

Pertumbuhan sektor industri pengolahan mencapai 4,9% (yoy), meningkat dari 4,6% (yoy) pada

periode sebelumnya. Peningkatan sektor industri pengolahan pada periode ini terutama disumbang

oleh peningkatan produksi CPO. Hal ini terlihat dari produksi CPO yang tumbuh meningkat sebesar

15,5% (yoy). Pada triwulan III 2014, permintaan CPO untuk pasar dalam negeri mengalami

peningkatan. Pengiriman CPO melalui pelabuhan untuk perdagangan dalam negeri tercatat tumbuh

sebesar 57,7% (yoy) pada triwulan tersebut. Kondisi ini merupakan dampak dari semakin tingginya

kebutuhan biodiesel di dalam negeri.

Adapun ekspor CPO Kalimantan Selatan ke luar negeri masih berada dalam tren yang melambat pada

kisaran 23,3% (yoy). Hal ini karena permintaan CPO terpengaruh dengan berlangsungnya masa panen

sumber minyak nabati lainnya, seperti kedelai, rapeseed dan bunga matahari. Selain itu adanya

penurunan harga minyak dunia menyebabkan permintaan CPO untuk biodiesel relatif tertahan.

Kondisi ini tercermin dari pelemahan harga komoditas CPO internasional. Dimana pada triwulan III

2014, harga CPO tercatat pada level 795,35 USD/metric ton atau menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat pada level 815,82 USD/metric ton.

42,3 42,0

6,1%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

-

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Produksi batubara Pertumbuhan yoy (sb.kanan)

juta ton

2,4

3,6

14,0

-40,0

-20,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Kredit Pertambangan gKredit Pertambangan (sb.kanan)

Kredit (Rp triliun) %, yoy

Page 35: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

19

Grafik 1.26. Ekspor CPO Kalimantan Selatan

Sumber: Dinas Perkebunan Kalimantan Selatan

Grafik 1.27. Produksi CPO

Sumber: KSOP Banjarmasin Grafik 1.28. Volume Muat Komoditas Kayu Lapis

di Pelabuhan Trisakti

Sumber: KSOP Banjarmasin

Grafik 1.29. Kredit Sektor Industri Pengolahan

Sementara itu, permintaan kayu lapis di pasar domestik sebagai salah satu komoditas utama sektor

industri pengolahan Kalimantan Selatan relatif masih tumbuh tinggi sebesar 72,3% (yoy). Dari data

pengiriman barang (muat barang) di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, jumlah kayu lapis yang dimuat ke

daerah lain mencapai 81,3 ribu ton. Meningkatnya sektor industri pengolahan juga mendorong

tumbuhnya pembiayaan terhadap sektor industri pengolahan di Kalimantan Selatan pada triwulan III

2014. Pada periode laporan realisasi kredit ke sektor ini mencapai nilai yang cukup tinggi yaitu Rp2,1

triliun, tumbuh sebesar 30,0% (yoy).

2.4. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Kinerja sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) juga masih menopang perekonomian

Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 dan dapat tumbuh sebesar 8,2% (yoy). Kinerja

sektor PHR pada triwulan ini mengalami sedikit peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh sebesar 8,1% (yoy). Hal ini terutama terjadi di subsektor perdagangan yang mendominasi

sektor PHR sebesar 87,7%. Dari sisi perdagangan, peningkatan terjadi karena membaiknya aktivitas

23,3%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Ribu Ton

Volume Ekspor CPO Pertumbuhan (sb. kanan)

%, yoy

15,5%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

-

10

20

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014Produksi CPO Pertumbuhan yoy (sb.kanan)

ribu ton

72,3%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

(10)

10

30

50

70

90

110

130

150

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014Volume Muat Kayu Lapis Pertumbuhan yoy (sb. Kanan)

Ribu Ton %, yoy2,1

38,9

30,0

-30,0

-20,0

-10,0

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Kredit Sektor Industri gKredit Industri (sb.kanan)

Kredit (Rp triliun) %, yoy

Page 36: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 1 – Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

20

perdagangan komoditas tambang. Selain itu, aktivitas perdagangan yang meningkat juga tercermin

dari peningkatan aktivitas bongkar-muat di pelabuhan Banjarmasin. Total bongkar muat barang

perdagangan luar negeri pada triwulan III 2014 mencapai 17,45 juta ton (5,1%, yoy) dan untuk

perdagangan dalam negeri mencapai 20,6 juta ton (6,4%, yoy).

Sumber: KSOP Banjarmasin

Grafik 1.30. Aktivitas Perdagangan LN

Sumber: KSOP Banjarmasin

Grafik 1.31. Aktivitas Perdagangan DN

Sumber: BPS Kalimantan Selatan Grafik 1.32. Tingkat Hunian Hotel Berbintang

Grafik 1.33. Kredit Sektor PHR

Sementara itu, pada sisi subsektor hotel menunjukkan adanya perlambatan kinerja. Pada triwulan III 2014

rata-rata tingkat hunian hotel berbintang hanya sebesar 45,52%, atau lebih rendah dibandingkan dengan

periode sebelumnya yang dapat mencapai 48,42%.

Dari sisi pembiayaan, terjadi perlambatan realisasi kredit sektor PHR. Sampai dengan triwulan III 2014 total

kredit yang disalurkan ke sektor ini mencapai Rp10,0 triliun, atau tumbuh sebesar 6,4% (yoy) lebih rendah

dari periode sebelumnya. Meskipun melambat, realisasi kredit perbankan di Kalimantan Selatan kepada

sektor ini masih mencatatkan adanya peningkatan nilai kredit. Pada triwulan III 2014 tersebut, kredit kepada

sektor PHR bertambah sebesar Rp300 miliar.

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Volume Bongkar Volume Muat

%, yoy

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Volume Bongkar Volume Muat

%, yoy

-11,4%

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014Tingkat Hunian Hotel Bintang Pertumbuhan yoy (sb.kanan)

Tingkat Hunian

9,7 10,0

11,36,4 0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

Kredit Sektor PHR gKredit PHR (sk. Kanan)

Kredit (Rp triliun) %, yoy

Page 37: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 2 – Perkembangan Inflasi

ai

BAB IIPERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Page 38: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber
Page 39: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 2 – Perkembangan Inflasi Daerah

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

23

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Tekanan inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 mengalami penurunan bila

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Laju inflasi tahunan pada triwulan laporan

tercatat 4,80% (yoy), menurun bila dibandingkan dengan triwulan II 2014 (6,83%, yoy).

Penurunan tekanan inflasi tersebut terutama disebabkan oleh hilangnya pengaruh kenaikan harga

BBM yang terjadi pada triwulan II 2013, serta relatif terjaganya tekanan inflasi pada perayaan

bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Terjaganya pasokan dan kembali normalnya permintaan

masyarakat terhadap komoditas pangan strategis pada akhir triwulan III 2014 mendorong

terjadinya deflasi pada kelompok volatile food yang menjadi salah satu faktor penurunan inflasi

Kalimantan Selatan. Di sisi lain, tekanan inflasi pada triwulan III 2014 didorong oleh kelompok

administered prices yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga LPG 12

Kg dan kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) tahap kedua. Sedangkan pada kelompok inti (core

inflation), inflasi terjadi pada kelompok biaya/tarif pendidikan, rekreasi dan olahraga; kelompok

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau.

1. KONDISI UMUM

Setelah pada triwulan sebelumnya tekanan inflasi terjadi akibat adanya kenaikan

permintaan bertepatan dengan hari libur keagamaan, nasional dan libur sekolah, serta

persiapan bulan Ramadhan, pada triwulan III 2014 tekanan inflasi Kalimantan Selatan

relatif berkurang. Realisasi inflasi triwulan tersebut tercatat sebesar 4,80% (yoy) atau 0,87%

(qtq) lebih rendah bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,83%

(yoy) atau 2,39% (qtq). Penurunan tekanan inflasi tersebut terjadi akibat hilangnya pengaruh

kenaikan BBM bersubsidi pada tahun sebelumnya dan sebagai bagian dari proses normalisasi

permintaan pada mekanisme stok rumah tangga.

Selain dipengaruhi oleh hilangnya pengaruh kenaikan harga BBM bersubsidi pada tahun

sebelumnya, turunnya tekanan inflasi pada triwulan III 2014 juga didorong oleh penurunan inflasi

pada kelompok bahan makanan, sandang, serta transportasi dan komunikasi. Membaiknya

pasokan lokal komoditas pangan strategis serta normalisasi tingkat permintaan menjadi penyebab

terjadinya deflasi pada kelompok bahan makanan. Selain itu, rendahnya curah hujan pada bulan

2

Page 40: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 2 – Perkembangan Inflasi Daerah

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

24

September juga meningkatkan pasokan beberapa komoditas buah - buahan dan ikan segar yang

berasal dari Kalimantan Selatan.

Sumber: BPS Kalsel, data diolah

Grafik 2.1. Inflasi Tahunan Kalimantan Selatan, Kalimantan dan Nasional

Pada triwulan III 2014, koreksi harga terjadi pada sejumlah komoditas pangan strategis seperti

semangka, bawang merah, cabai merah, tomat sayur, udang basah, daging ayam ras, dan ikan

gabus. Selain komoditas bahan makanan, koreksi harga juga terjadi pada komoditas sandang dan

tiket pesawat. Penurunan tekanan inflasi pada kedua komoditas tersebut terjadi seiring dengan

menurunnya permintaan musiman bertepatan dengan berlalunya perayaan Idul Fitri.

Tabel 2.1. Tingkat Inflasi dan Sumbangan Inflasi Tahunan menurut Kelompok

Meksipun demikian, tekanan inflasi yang meningkat pada kelompok makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau menjadi penahan penurunan inflasi di Kalimantan Selatan. Tekanan inflasi

pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau lebih disebabkan karena adanya

penyesuaian peningkatan biaya produksi terutama kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) industri. Selain

itu, peningkatan tekanan inflasi juga terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan

bakar. Hal ini terutama karena adanya kenaikan harga bahan bakar LPG 12Kg dan kenaikan tarif

tenaga listrik (TTL) di sektor rumah tangga. Berdasarkan hasil Survei Pemantauan Harga (SPH),

kenaikan harga LPG 12 kg pada level pengecer dapat mencapai Rp21.000 - Rp22.000 per tabung

(kenaikan resmi dari Pertamina sebesar Rp1.500/kg atau Rp18.000 per tabung). Hal tersebut diikuti

6,83

4,80

7,57

5,066,70

4,53

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2010 2011 2012 2013 2014

Kalsel

Kalimantan

Nasional

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

Umum 5,2 4,7 7,1 7,0 4,9 6,8 4,8 5,2 4,7 7,1 7,0 4,9 6,8 0,2Bahan Makanan 8,3 6,7 11,8 9,9 6,4 11,0 5,6 2,3 1,8 3,3 2,8 1,3 2,3 (0,7) Mamin, Rokok & Tembakau 7,7 6,7 6,1 5,6 6,7 7,2 7,4 1,8 1,6 1,4 1,3 1,6 1,8 0,9

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 3,7 3,8 4,4 6,2 2,3 3,8 4,2 0,8 0,8 0,9 1,2 0,5 0,8 0,6

Sandang 0,8 (1,3) (0,8) (2,3) 1,0 0,9 (1,0) 0,1 (0,1) (0,1) (0,2) 0,1 0,1 (0,2)Kesehatan 4,3 4,2 2,4 3,3 2,4 3,9 9,4 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2 0,1Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 3,0 3,4 2,1 2,4 2,1 2,2 3,7 0,1 0,2 0,1 0,1 0,1 0,1 1,3Transportasi & Komunikasi 0,8 2,9 11,1 12,4 7,6 10,6 2,2 0,1 0,4 1,6 1,8 1,2 1,8 (0,4)

Sumbangan Inflasi yoy2014Kelompok Barang 2013 2013

Inflasi yoy2014

Sumber: BPS Kalsel, data diolah

Page 41: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 2 – Perkembangan Inflasi Daerah

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

25

dengan peningkatan permintaan LPG 3 kg karena adanya konsumen LPG 12 kg yang beralih

menggunakan LPG 3 kg.

Peningkatan tekanan inflasi juga terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga yang

dipicu oleh kenaikan tarif perguruan tinggi dan akademi. Hal ini terjadi karena beberapa perguruan

tinggi dan akademi di Kalimantan Selatan ini baru menerapkan peraturan SE Dirjen Dikti No.

972/E/KU/2013 pada Februari 2013 tentang penerapan UKT (Uang Kuliah Tunggal) dan

penghapusan pemberlakuan uang pangkal bagi mahasiswa baru program S1 Reguler. Sesuai

dengan penerapan UKT tersebut, tarif pendidikan utama yang dibebankan kepada mahasiswa akan

disusun berdasarkan tarif berjenjang dan subsidi sesuai dengan kondisi ekonomi mahasiswa.

Sumber: BPS Kalsel, data diolah

Grafik 2.2. Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan

Sumber: BPS Kalsel, data diolah Grafik 2.3. Inflasi (qtq) Sub Kelompok Pendidikan,

Rekreasi, dan Olahraga

Sumber: BPS Kalsel, data diolah Grafik 2.4. Inflasi Bulanan Kalimantan Selatan

Sumber: BPS Kalsel, data diolah Grafik 2.5. Inflasi Bulanan Kalimantan Selatan

Berdasarkan Kelompok Pengeluaran di TW III-2014

Bila dilihat secara bulanan, inflasi Kalimantan Selatan selama bulan Juli, Agustus, dan September

2014 masih berada di tengah rentang tingkat inflasi bulanan selama 5 tahun terakhir. Pada bulan

Agustus 2014, inflasi berada di level terendah selama 5 tahun terakhir (0,01%, mtm) dan di

bawah tingkat inflasi nasional (0,47%, mtm). Koreksi harga terjadi pada beberapa kelompok

barang yang permintaannya tinggi pada bulan sebelumnya bertepatan dengan perayaan Idul Fitri

0,76

‐0,28 ‐0,35

0,53

1,04 0,81 0,69

0,01 0,02

‐1,00

‐0,50

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

%, mtm

Bulan

2012 2013 2014 max 5 tahun min 5 tahun

‐0,72

0,87

0,55

‐0,24

0,14

1,34

‐0,36

‐4,00‐3,00‐2,00‐1,000,001,002,003,004,005,006,00

Bahan Makanan

Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Sandang

Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuanga

Sep

Agust

Jul

Page 42: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 2 – Perkembangan Inflasi Daerah

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

26

seperti: tarif angkutan udara, kelompok bumbu-bumbuan (bawang merah dan bawang putih),

serta aneka daging dan hasilnya. Perbaikan terhadap pasokan kebutuhan pokok serta kondisi

fundamental makroekonomi yang lebih baik pasca berlangsungnya pemilihan umum presiden

tahun 2014 menyebabkan tingkat inflasi yang rendah pada Agustus 2014. Triwulan III 2014

ditutup pada tingkat inflasi bulanan sebesar 0,02% setelah sebelumnya diprediksi terjadi

penurunan harga pada beberapa kelompok barang berlanjut di September 2014 hingga

menyebabkan deflasi.

Perkembangan Inflasi Menurut Kota

Jika dilihat berdasarkan kota, inflasi triwulan III 2014 untuk Kota Banjarmasin tercatat sebesar

4,67% (yoy), menurun bila dibandingkan dengan triwulan II 2014 yang tercatat sebesar 6,81%

(yoy). Sedangkan untuk Kota Tanjung pada periode laporan tercatat mengalami inflasi sebesar

6,54% (yoy) yang juga menurun bila dibandingkan dengan periode sebelumnya (7,01%, yoy).

Tingkat inflasi Kota Banjarmasin pada bulan Juli 2014 tercatat sebesar 0,69% (mtm) atau 5,23%

(yoy). Peningkatan harga berbagai komoditas pangan strategis dan tiket angkutan udara seiring

dengan tingginya permintaan ketika Ramadhan hingga Idul Fitri menjadi kontributor utama inflasi

pada bulan tersebut. Komoditas pangan strategis yang mengalami kenaikan harga meliputi

daging ayam ras, bawang merah, telur ayam ras, dan beras. Kemudian pada bulan Agustus 2014

tercatat inflasi sebesar 0,02% (mtm) atau 3,93% (yoy). Koreksi harga terjadi pada kelompok

bahan makanan, kelompok sandang, serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan.

Inflasi di akhir triwulan III 2014 untuk Kota Banjarmasin berada pada level 0,18% (mtm) atau

4,67% (yoy) dengan adanya peningkatan tekanan pada kelompok bahan makanan dan kelompok

makanan, minuman, rokok dan tembakau.

Tabel 2.2. Tingkat Inflasi Kota Banjarmasin bulanan (mtm) dan tahunan (yoy) menurut Kelompok

Sementara itu, tekanan inflasi di Kota Tanjung terjadi pada awal periode laporan dan akhir

periode laporan. Pada bulan Juli 2014 inflasi di Kota Tanjung tercatat sebesar 0,40% (mtm) atau

7,47 (yoy). Pada bulan tersebut bertepatan dengan bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri,

seluruh jenis kelompok barang mengalami inflasi. Sejumlah komoditas pangan strategis yang naik

Jul Agt Sep Jul Agt SepUmum 0,69 0,02 0,18 5,23 3,93 4,67

1 Bahan Makanan 2,10 (0,59) (0,79) 8,04 2,25 5,08 2 Mamin, Rokok & Tembakau 0,86 0,64 0,90 7,21 7,25 7,45 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,22 0,73 0,54 3,86 4,28 4,34 4 Sandang 0,64 (0,18) (0,25) 1,77 0,18 (1,39) 5 Kesehatan 0,14 5,54 0,11 3,70 9,40 9,44

6 Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga (0,04) 1,08 1,34 2,13 2,25 3,40 7 Transportasi & Komunikasi (0,16) (2,98) (0,40) 3,86 1,33 2,13

Tw III-2014 (mtm) Tw III-2014 (yoy)Kelompok BarangNo

Sumber: BPS Kalsel, data diolah

Page 43: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 2 – Perkembangan Inflasi Daerah

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

27

tajam pada bulan tersebut meliputi beras, kacang panjang, ikan nila, dan daging ayam kampung.

Barang lain yang mengalami kenaikan tajam yaitu baju muslim dan emas.

Daya tarik permintaan dipastikan menjadi faktor utama pendorong inflasi di Kota Tanjung meski

tingkat inflasi tidak sebesar di Kota Banjarmasin. Kemudian pada bulan Agustus Kota Tanjung

justru mengalami deflasi meskipun di Banjarmasin terjadi inflasi. Tercatat pada bulan tersebut

kota Tanjung mengalami deflasi sebesar 0,12% (mtm) atau 6,87% (yoy). Hal tersebut karena

permintaan yang berkurang pasca perayaan Idul Fitri langsung terjadi di bulan berikutnya,

tercermin dari kontribusi deflasi terbesar berasal dari kelompok bahan makanan (inflasi -1,26%,

mtm) dan tarif angkutan (inflasi -0,02%, mtm). Di akhir triwulan III 2014, inflasi Kota Tanjung

tercatat sebesar 0,42% (mtm) atau 6,54% (yoy). Seluruh kelompok barang mengalami inflasi

dengan kontribusi terbesar berasal dari kelompok bahan bakar rumah tangga (LPG) sebesar

1,39% (mtm) dan kelompok tarif pendidikan sebesar 2,54% (mtm).

Tabel 2.3. Tingkat Inflasi Kota Tanjung bulanan (mtm) dan tahunan (yoy) menurut Kelompok

Sumber: BPS Kalsel, data diolah

Pemerintah Daerah dan pihak terkait melalui TPID di Kalimantan Selatan telah melakukan

berbagai upaya untuk menjaga tingkat harga dan pasokan komoditas pangan strategis selama

bulan Ramadan dan persiapan Idul Fitri tahun 2014. Operasi pasar dilakukan secara serentak di

seluruh kabupaten dan kota sebelum Ramadhan sampai menjelang hari raya. Potensi inflasi pada

tarif angkutan udara juga lebih dapat diredam karena mayoritas masyarakat telah memesan tiket

angkutan udara (pesawat) sejak jauh-jauh hari (tercatat bahwa pembelian tiket pesawat mencapai

puncaknya di bulan Juni 2014). Kemudian memasuki Agustus 2014 sejumlah harga pangan

strategis yang pada bulan sebelumnya sempat naik namun masih dalam tingkat yang wajar,

terkoreksi dengan laju penurunan yang lebih cepat di Kota Tanjung. Selanjutnya pada bulan

September 2014, inflasi Kalimantan Selatan tercatat sebesar 0,02% (mtm) atau 4,80 (yoy).

Setelah sebelumnya diprediksi tren penurunan harga akan berlanjut setelah melewati Agustus

2014, inflasi Kalimantan Selatan pada bulan September 2014 dipicu oleh kenaikan tarif

pendidikan (perguruan tinggi), makanan jadi, dan administered prices yaitu kenaikan harga bahan

bakar LPG nonsubsidi sebesar Rp. 1.500/kg.

Jul Agt Sep Jul Agt SepUmum 0,40 (0,12) 0,42 7,47 6,87 6,54

1 Bahan Makanan 0,11 (1,26) 0,26 11,91 10,28 11,78 2 Mamin, Rokok & Tembakau 0,34 0,30 0,42 7,67 7,91 6,56 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,16 0,13 0,70 5,02 5,02 2,90 4 Sandang 1,62 0,01 (0,09) 4,84 4,85 4,76 5 Kesehatan 0,07 0,48 0,48 9,03 8,92 9,44 6 Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 2,43 1,69 1,33 5,40 6,83 8,25 7 Transportasi & Komunikasi 0,21 (0,02) 0,20 4,59 2,32 2,52

No Kelompok BarangTw III-2014 (mtm) Tw III-2014 (yoy)

Page 44: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 2 – Perkembangan Inflasi Daerah

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

28

Dilihat dari sisi pendukung transportasi dan distribusi, kuota bahan bakar solar per awal Oktober

2014 telah mencapai 230 kiloliter dari kuota awal sebesar 253 kiloliter. Tingginya kebutuhan

energi dalam menunjang interkoneksi darat untuk kepentingan distribusi berbagai barang

kebutuhan pokok di Kalimantan (termasuk Kalimantan Selatan) pada akhirnya akan

mempengaruhi pergerakan harga di tengah-tengah masyarakat. Sementara itu kenaikan harga

LPG 12 kg yang diberlakukan per 10 September 2014 ikut berkontribusi dalam mendorong inflasi

Kota Banjarmasin dan Tanjung pada periode laporan. Konsumen LPG 12 kg dilaporkan dapat

menerima kenaikan harga yang ada namun di lapangan terjadi kelangkaan stok LPG ukuran

tersebut sehingga kenaikan harga juga berimbas pada LPG 3 kg. Kenaikan harga LPG nantinya

akan terus dilakukan oleh Pertamina secara gradual hingga 2016 untuk menyesuaikan harga jual

dengan harga ekonominya.

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI

Tekanan inflasi menurun dari 6,83% (yoy) menjadi 4,80% (yoy) pada triwulan III 2014.

Penurunan tersebut terjadi terutama pada infkasi administered prices dan volatile food.

Inflasi administered prices mengalami penurunan yang paling signifikan dari 14,14% (yoy) menjadi

5,66% (yoy) pada periode laporan, atau secara triwulanan mengalami deflasi sebesar 2,14%.

Penurunan inflasi terbesar kedua berasal dari volatile food yaitu dari 11,08% (yoy) menjadi 5,47%

(yoy). Sedangkan dari inflasi inti mengalami peningkatan dari 4,10% (yoy) menjadi 4,36% (yoy)

atau secara triwulanan mengalami inflasi sebesar 1,75%.

Sumber: BPS Kalsel, data diolah Grafik 2.6. Inflasi Tahunan Menurut Komponen Penyebab

Penurunan inflasi volatile food pada triwulan III 2014 didorong oleh kembali normalnya tingkat

permintaan masyarakat serta kapasitas pasokan dari lokal Kalimantan Selatan dan pasokan dari luar

pulau yang terjaga. Pada awal triwulan tersebut, tekanan inflasi pada kelompok volatile food

0,002,004,006,008,00

10,0012,0014,0016,0018,00

TwI TwII TwIII TwIV TwI TwII TwIII TwIV TwI TwII TwIII TwIV TwI TwII TwIII

2011 2012 2013 2014

%, yoy

Inflasi IHK (yoy) Adm PriceVF Core

Page 45: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 2 – Perkembangan Inflasi Daerah

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

29

didorong oleh kenaikan harga di sejumlah komoditas pangan strategis seperti beras, udang basah,

ikan patin, ikan nila, serta harga buah-buahan seperti semangka dan apel. Peningkatan permintaan

terhadap beras menghadapi terbatasnya pasokan karena belum tibanya masa panen raya. Di sisi

lain, tingginya tingkat curah hujan juga menyebabkan tersendatnya pasokan hasil laut. Selanjutnya,

pada bulan Agustus 2014 tekanan inflasi volatile food turun seiring dengan mulai kembali

normalnya tingkat permintaan pasca Ramadhan dan Idul Fitri. Penurunan permintaan pada periode

tersbeut juga didukung oleh lancarnya pasokan. Terdapat beberapa komoditas pangan strategis

yang mengalami koreksi harga antara lain udang basah, semangka, bawang merah, daging ayam

ras, ikan gabus, ikan layang, tomat sayur, dan cabai merah.

Sumber: Survei Pemantauan Harga Mingguan, KPw BI Wilayah II (Kalimantan)

Grafik 2.7. Perkembangan Harga Komoditas Harga Pangan

‐0,30

‐0,20

‐0,10

0,00

0,10

0,20

0,30

0,40

10.000 

20.000 

30.000 

40.000 

50.000 

60.000 

70.000 

Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nop Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nop Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nop Jan

Mar

Mei Jul

Sep

2011 2012 2013 2014

%, mtmHarga (Rp.) P Ikan haruan

Perubahan (mtm)

‐0,25

‐0,2

‐0,15

‐0,1

‐0,05

0

0,05

0,1

0,15

0,2

2.000 

4.000 

6.000 

8.000 

10.000 

12.000 

14.000 

Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nop Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nop Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nop Jan

Mar

Mei Jul

Sep

2011 2012 2013 2014

%, mtmHarga (Rp.)

P BerasPerubahan (mtm)

‐0,04

‐0,02

0

0,02

0,04

0,06

0,08

0,1

20.000 

40.000 

60.000 

80.000 

100.000 

120.000 

140.000 

Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nop Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nop Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nop Jan

Mar

Mei Jul

Sep

2011 2012 2013 2014

%, mtmHarga (Rp.)

P Daging sapi

Perubahan (mtm)

‐0,40

‐0,30

‐0,20

‐0,10

0,00

0,10

0,20

0,30

0,40

0,50

10.000 

20.000 

30.000 

40.000 

50.000 

60.000 

70.000 

Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nop Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nop Jan

Mar

Mei Jul

Sep

No p Jan

Mar

Mei Jul

Sep

2011 2012 2013 2014

%, mtmHarga (Rp.)

P Bawang merah

Perubahan (mtm)

‐0,40

‐0,30

‐0,20

‐0,10

0,00

0,10

0,20

0,30

0,40

0,50

5.000 

10.000 

15.000 

20.000 

25.000 

30.000 

35.000 

40.000 

45.000 

50.000 

Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nop Jan

Mar

Mei Jul

Sep

No p Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nop Jan

Mar

Mei Jul

Sep

2011 2012 2013 2014

%, mtmHarga (Rp.)

P Daging ayam ras

Perubahan (mtm)

‐0,70

‐0,60

‐0,50

‐0,40

‐0,30

‐0,20

‐0,10

0,00

0,10

0,20

0,30

10.000 

20.000 

30.000 

40.000 

50.000 

60.000 

Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nop Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nop Jan

Mar

Mei Jul

Sep

Nop Jan

Mar

Mei Jul

Sep

2011 2012 2013 2014

%, mtmHarga (Rp.)

P Telur ayam ras

Perubahan (mtm)

Page 46: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 2 – Perkembangan Inflasi Daerah

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

30

Tekanan inflasi kelompok administered prices pada triwulan III 2014 cenderung mengalami

peningkatan yang didorong oleh kebijakan kenaikan harga LPG nonsubsidi pada akhir triwulan.

Pada awal triwulan tekanan inflasi administered prices tercatat 0,17% (mtm), lebih rendah dari

bulan sebelumnya (3,44%, mtm). Kebijakan kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) serta tarif angkutan

laut dan udara pada arus mudik menjadi pemicu utama. Kemudian pada bulan Agustus 2014

secara bulanan kelompok administered prices mengalami deflasi sebesar 2,53% (mtm), didorong

oleh koreksi tarif angkutan udara yang mengalami deflasi sebesar 27,52% (mtm). Meskipun

demikian, deflasi pada Agustus 2014 tertahan oleh adanya peningkatan tarif tenaga listrik (TTL)

tahap ke-2. Selanjutnya memasuki September 2014, tekanan inflasi administered prices kembali

meningkat. Kebijakan kenaikan LPG 12 kg tahap ketiga dari Pertamina menyebabkan harga LPG

12 kg naik sebesar Rp1.500/kg per 10 September 2014 setelah sebelumnya pada tanggal 1 Juni

2014 telah dilakukan kenaikan tahap kedua sebesar Rp1.000/kg.

Sementara itu, tekanan inflasi dari kelompok inti mengalami peningkatan namun masih berada

dalam batas yang wajar. Selama triwulan III 2014 inflasi inti dipicu oleh kenaikan harga pada

makanan jadi, tarif layanan kesehatan, tarif pendidikan, rekreasi dan olahraga. Pemantauan inflasi

terus dilakukan melalui TPID mengingat potensi inflasi volatile food dan administered prices

memiliki dampak tidak langsung terhadap kenaikan harga barang lainnya yang bila persisten

nantinya akan mengarah kepada inflasi inti.

Tekanan faktor eksternal seperti melemahnya nilai tukar Rupiah dapat sedikit diredam oleh

penurunan harga komoditas dunia. Pada triwulan III 2014, nilai Rupiah melemah dengan nilai

rata-rata kurs lebih tinggi bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Ketidakpastian politik

pasca Pilpres 2014 turut mempengaruhi terjadinya fenomena outflow dari sebagian investor

asing. Namun begitu pada triwulan III 2014 terjadi penurunan harga dunia pada sejumlah

komoditas konsumsi, CPO, tambang (termasuk Harga Batubara Acuan sebagai salah satu barang

ekspor utama Kalimantan) , serta emas.

‐60,0

‐10,0

40,0

90,0

140,0

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9

2011 2012 2013 2014

% yoy gEmas gJagung gKedelaigTerigu gCPO gMinas

12.014 

11.000 

11.200 

11.400 

11.600 

11.800 

12.000 

12.200 

12.400 

Jan

Mar

Mei Jul

01‐Sep

‐14

03‐Sep

‐14

05‐Sep

‐14

07‐Sep

‐14

09‐Sep

‐14

11‐Se p

‐14

13‐Se p

‐14

15‐Sep

‐14

17‐Sep

‐14

19‐Sep

‐14

21‐Sep

‐14

23‐Sep

‐14

25‐Sep

‐14

27‐Sep

‐14

29‐Sep

‐14

01‐Okt‐14

03‐Okt‐14

05‐Okt‐14

07‐Okt‐14

09‐Okt‐14

11‐Okt‐14

13‐Okt‐14

15‐Okt‐14

17‐Okt‐14

19‐Okt‐14

21‐Okt‐14

2014

IDR/USD

IDR/USDAverage of Q1Average of Q2Average of Q3Average of Q4*

11.838 (Q1)

11.759 (Q3)

12.163 (Q4)

11.619 (Q2)

Grafik 2.8. Perkembangan Beberapa Harga Komoditas Global

Grafik 2.9. Perkembangan Kurs Rupiah Sumber: Bloomberg, data diolah Sumber: Bloomberg, data diolah

Page 47: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 2 – Perkembangan Inflasi Daerah

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

31

Di sisi lain, ekspektasi inflasi di tingkat konsumen menunjukan peningkatan. Peningkatan tekanan

inflasi pada triwulan III 2014 tersebut terkonfirmasi dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia

pada triwulan II 2014 yang menunjukkan adanya peningkatan ekspektasi inflasi masyarakat

Kalimantan Selatan. Peningkatan ekspektasi inflasi tersebut terutama terjadi karena adanya

ketidakpastian dan isu-isu pada kebijakan energi terutama terkait dengan rencana pengurangan

subsidi BBM.

3,00 

4,00 

5,00 

6,00 

7,00 

8,00 

9,00 

10,00 

80,00 

100,00 

120,00 

140,00 

160,00 

180,00 

200,00 

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2011 2012 2013 2014

Indeks Ekspektasi Harga Konsumen 3 bln yadIndeks Ekspektasi Harga Konsumen 6 bln yadInflasi aktual (yoy)

100,00

110,00

120,00

130,00

140,00

150,00

160,00

170,00

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt

Harga Umum Bahan MakananMakanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tebakau Perumahan, Listrik, Gas dan Bahan BakarSandang KesehatanTranspor, Komunikasi dan Jasa Keuangan Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga

Grafik 2.10. Ekspektasi Inflasi Konsumen Grafik 2.11. Ekspektasi Kenaikan Harga Kelompok (SK) 2014

Sumber: Survei Konsumen KPw BI Wil II, Diolah Sumber: Survei Konsumen KPw BI Wil II, Diolah

Page 48: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 2 – Perkembangan Inflasi Daerah

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

32

BOKS

Hubungan Kenaikan BBM dan UMP dalam Mempengaruhi Tekanan Inflasi dari sisi Suplai

Pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi pada November 2014 dan UMP di 2015. Kondisi perekonomian saat ini relatif moderat di mana secara nasional pertumbuhan ekonomi di triwulan III 2014 diperkirakan mencapai 5,2% dan realisasi inflasi sebesar 4,53% (yoy) dengan tren perlambatan pada tingkat konsumsi rumah tangga. Sementara itu Kalimantan Selatan diprediksi tumbuh 4,82% di triwulan III. Survei Konsumen yang dilakukan pada triwulan III 2014 menunjukkan kecenderungan penurunan Indeks Ekspektasi Konsumen; tendensi konsumsi rumah tangga Kalimantan Selatan juga menurun. Kenaikan BBM Quick survey yang dilakukan di Kalimantan Selatan terhadap beberapa sektor industri menunjukkan sentimen yang berimbang terhadap rencana kenaikan BBM. Sektor properti, kelapa sawit, dan jasa teknik las yang banyak melayani pertambangan batubara menjadi sektor yang paling keberatan terkait dengan rencana kenaikan BBM. Sektor properti lokal hanya dihadapkan oleh pilihan untuk menaikkan harga di tengah lesunya pasar properti menengah ke bawah. Dengan mayoritas sistem pembelian yang berdasarkan pesanan, tingkat permintaan yang rendah, serta potensi kenaikan harga bahan baku akibat kenaikan BBM, harga properti diperkirakan tidak seprospektif harapan developer. Meskipun demikian, developer besar tetap optimis dengan pertumbuhan harga propertinya karena memiliki segmen tersendiri. Sementara itu jasa las berencana menaikkan tarif jasa las listrik kepada pelanggannya yang mayoritas perusahaan tambang batubara. Sektor lain yaitu perkebunan kelapa sawit, berencana untuk melakukan pengurangan SDM dan pencarian energi alternatif. Pilihan terakhir paling tidak praktis (membutuhkan riset) sehingga kemungkinan besar penyesuaian terjadi pada operasional dan harga jual. Kebutuhan CPO yang luas untuk industri manufaktur mencakup makanan, minuman, kosmetik, dan sebagainya. Tekanan terhadap sisi suplai dapat berpotensi meningkatkan harga produk (hilir).

Grafik 1. Pendapat terhadap rencana kenaikan BBM

Grafik 2. Langkah penyesuaian terhadap kenaikan BBM

0

1

1

2

2

3

properti Jasa Teknik Perkebunan

harga jual

kapasitas produksi

spesifikasi

teknologi mesin

alternatif energi

penggunaan energi

Page 49: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 2 – Perkembangan Inflasi Daerah

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

33

Kenaikan UMP Rencana kenaikan UMP 2015 direspon dengan strategi berupa menaikkan harga jual barang/jasa, seperti yang dikutip dari responden quick survey yaitu dari sektor perkebunan, properti, industri pengolahan dan kerajinan, serta jasa teknik. Kenaikan harga barang dan jasa yang diberlakukan sebagai imbas dari kewajiban pengusaha untuk menaikkan upah pegawai meski tidak secara langsung seiring dengan kenaikan harga BBM.

Grafik 3. Langkah penyesuaian terhadap kenaikan UMP 2015

25,00%

50,00%

25,00%

tenaga kerja harga jual sistem kontrak tenaga kerja

Page 50: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber
Page 51: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

49

BAB IIIPERKEMBANGAN PERBANKAN DAN

SISTEM PEMBAYARAN

Page 52: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber
Page 53: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Kajian

Kine

Selat

penya

meno

terke

lain,

aktivi

deng

Fitri.

1. Secar

masih

terlih

berad

maup

kredit

sekto

konst

3

n Ekonomi Ke

PERK

SIST

rja interme

tan pada tr

aluran kred

opang perek

ndali meskip

transaksi sis

itas ekspor

an peningka

PERKEMra umum, pe

h dalam kea

at dari peny

da dalam tr

pun nasiona

t ini dipicu

oral, perlam

truksi, sektor

3

euangan Reg

KEMBAN

TEM PEM

diasi perba

riwulan III 2

it masih me

konomian Ka

pun terdapat

stem pemba

dan impor.

atan konsum

MBANGAerkembanga

adaan yang

yaluran kredi

ren yang m

l yang masi

oleh adany

batan kiner

r pertanian,

Gr

Bab

gional Provins

NGAN PE

MBAYARA

ankan dan t

2014 menga

encatat ada

alimantan Se

t sedikit peni

ayaran non

Sementara

msi secara m

AN PERBn sistem keu

baik meskip

t perbankan

melambat sei

ih tumbuh t

ya melamba

rja penyalura

dan sektor P

rafik 3.1. Kine

b 3 – Perkem

si Kalimantan

ERBANKA

AN

transaksi sis

alami perlam

nya penamb

elatan pada p

ingkatan tek

tunai meng

itu, kebutu

usiman khus

ANKANuangan terut

pun masih m

n di Kaliman

iring denga

terbatas. Da

atnya kredit

an kredit d

PHR.

erja Penyalur

mbangan Pe

Selatan Triw

AN DAN

stem pemba

mbatan. Me

bahan realis

periode terse

kanan dari sis

alami penur

han uang t

susnya terka

tama kinerja

mengalami p

tan Selatan

n kondisi p

ari jenis pen

konsumsi d

didorong ole

ran Kredit Per

erbankan da

wulan III 2014

ayaran non

eskipun mela

sasi kredit s

ebut. Selain

si nonperform

runan seiring

tunai menga

it dengan p

a perbankan

perlambatan.

pada triwula

erekonomia

ggunaannya

dan kredit

eh perlamba

rbankan

an Sistem Pe

4

n tunai di Ka

ambat, seca

sehingga ma

itu, risiko kr

rming loan (N

g dengan t

alami kenaik

erayaan Har

di Kalimant

. Hal ini sala

an III 2014 y

n Kalimanta

a, perlambat

modal kerja

atan kredit

embayaran

37

alimantan

ra nominal

asih dapat

redit masih

NPL). Di sisi

erbatasnya

kan seiring

ri Raya Idul

tan Selatan

ah satunya

yang masih

an Selatan

tan kinerja

a. Dari sisi

di sektor

Page 54: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

38

1.1. Intermediasi Perbankan

Kinerja intermediasi perbankan Provinsi Kalimantan Selatan relatif terbatas, hal ini tercermin dari

penurunan Loan-to-Deposit Ratio (LDR) dari 87,0% pada triwulan II 2014 menjadi 86,9% pada

triwulan III 2014. Terbatasnya intermediasi perbankan ini diakibatkan oleh perlambatan dari sisi

penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun penyaluran kredit. Pertumbuhan penghimpunan

DPK mengalami perlambatan dari 9,55% (yoy) pada triwulan II 2014 menjadi 8,40% (yoy) pada

triwulan III 2014. Perlambatan penghimpunan DPK disebabkan oleh perlambatan dari dana

tabungan yang tumbuh melambat dari 8,09% (yoy) pada triwulan II 2014 menjadi 4,58% (yoy)

pada triwulan laporan. Salah satu pendorong turunnya penghimpunan dana tabungan karena

adanya penurunan suku bunga dari 1,94% pada triwulan II 2014 menjadi 1,92% pada triwulan III

2014.

Sementara itu, perlambatan kinerja kredit dipicu oleh melambatnya pertumbuhan kredit modal

kerja dan kredit konsumsi. Melambatnya kredit modal kerja didominasi oleh sektor pertanian yang

melambat dari pertumbuhan triwulan II 2014 sebesar 47,85% (yoy) menjadi 3,79% (yoy) pada

triwulan laporan. Perlambatan ini dipengaruhi oleh turunnya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa

sawit untuk semua umur pohon. Di sisi lain, perlambatan kredit konsumsi merupakan konsekuensi

dari meningkatnya suku bunga kredit konsumsi dari 12,39% menjadi 12,45%. Perlambatan kredit

konsumsi ini terutama terjadi pada kredit barang elektronik yang melambat dari 176,79% (yoy)

pada triwulan II 2014 menjadi 161,36% pada triwulan III 2014 (yoy). Selain itu, kredit perumahan

dan apartemen yang memiliki porsi terbesar dalam kredit konsumsi juga masih mengalami

perlambatan seperti triwulan sebelumnya, yaitu dari 20,5% (yoy) pada triwulan II 2014 menjadi

12,6% (yoy) pada triwulan laporan.

Grafik 3.2 Kinerja Kredit, DPK dan LDR Grafik 3.3. Penyaluran Jenis Kredit Perbankan

Walaupun secara umum kinerja kredit melambat, pertumbuhan kredit investasi justru mengalami

peningkatan menjadi 18,58% (yoy) pada triwulan III 2014 dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan II 2014 yang sebesar 13,03% (yoy). Peningkatan kredit investasi ini dipicu oleh

pertumbuhan kredit investasi di sektor konstruksi seiring dengan pembangunan smelter di Provinsi

86,98% 86,92%

9,55% 8,40%

11,20% 9,66%

7,50%0%

20%

40%

60%

80%

100%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw IIITw IV Tw I Tw II Tw III

2012 2013 2014

LDR (skala Kanan) Growth DPK (y‐o‐y)

Growth Kredit (y‐o‐y) BI Rate

11.20% 9.66%

7.11% 1.36%

13.03% 18.58%

13.54% 10.28%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Tw I Tw II TwIII

TwIV

Tw I Tw II TwIII

TwIV

Tw I Tw II TwIII

2012 2013 2014TOTAL KALSEL KREDIT MODAL KERJAKREDIT INVESTASI KREDIT KONSUMSI

Tw II‐14 Tw III‐14

yoy %

Page 55: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

39

Kalimantan Selatan untuk pengolahan pasir besi menjadi sponge iron. Berdasarkan informasi hasil

liaison, smelter di Provinsi Kalimantan Selatan yang saat ini masih dalam tahap pembangunan

berlokasi di Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tanah Laut dan Kabupaten Kotabaru.

1.2. Ketahanan Sektor Keuangan dari Sisi Korporasi

Perlambatan kinerja kredit dipicu oleh terbatasnya kinerja beberapa sektor utama Kalimantan

Selatan. Sektor utama yang menyebabkan perlambatan kinerja kredit yaitu sektor pertanian, sektor

industri pengolahan, dan sektor Perdagangan, Hotel dan restoran (PHR). Namun, pertumbuhan

sektor pertambangan mengalami peningkatan seiring dengan adanya perbaikn kinerja produksi

batubara pada triwulan III 2014.

Kinerja penyaluran kredit pada sektor pertanian menunjukan tren perlambatan dari 41,90% (yoy)

pada triwulan II 2014 menjadi 29,61% (yoy) pada triwulan III 2014. Perlambatan ini terutama

terjadi pada penyaluran kredit pada sub sektor perkebunan sawit, yang memiliki porsi terbesar

seluruh kredit sektor pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, melambat dari 53,27% (yoy) pada

triwulan II 2014 menjadi 30,84% (yoy). Ketahanan sektor pertanian mengalami tekanan pada

triwulan III 2014 dibandingkan triwulan II 2014. Rasio NPL naik dari 1,08% menjadi 1,62%.

Berdasarkan data anekdotal, tekanan ini terjadi seiring turunnya harga TBS di Kalimantan Selatan

untuk semua umur pohon pada triwulan III 2014 dibandingkan triwulan II 2014. Meksipun terjadi

peningkatan risiko namun secara umum kondisi penyaluran kredit pada sektor pertanian masih

berada pada batas terkendali.

Grafik 3.4. Pertumbuhan Kredit Sektor Utama Grafik 3.5. NPL Kredit Sektor Utama

Perlambatan kinerja penyaluran kredit juga terjadi pada sektor industri pengolahan, yakni dari

38,96% (yoy) pada triwulan II 2014 menjadi 30,07% (yoy) pada triwulan III 2014. Serupa dengan

sektor pertanian, kenaikan tingkat suku bunga kredit pertanian dari 10,76% menjadi 10,83% juga

merupakan salah satu pemicu perlambatan kinerja kredit sektor industri pengolahan. Selain itu,

perlambatan juga disebabkan oleh penyaluran kredit pengolahan karet yang menurun dari -

14,42% (yoy) pada triwulan II 2014 menjadi -28,11% (yoy).

11.20% 9.66%

41.90% 29.61%

‐24.49% 16.44%

38.96% 30.07%

‐12.44% ‐4.19%

11.26% 6.44%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

Tw I TwII

TwIII

TwIV

Tw I TwII

TwIII

TwIV

Tw I TwII

TwIII

2012 2013 2014Sektor Ekonomi PERTANIAN PERTAMBANGAN

INDUSTRI KONSTRUKSI PHR

Tw II‐14 Tw III‐14

yoy %

2.21% 2.79%

1.08% 1.62%

1.80% 2.16%

2.57% 1.18%

2.48% 3.41%

3.44% 3.76%

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

7.00%

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2012 2013 2014Sektor Ekonomi PERTANIANPERTAMBANGAN INDUSTRIKONSTRUKSI PHR

Tw II‐14 Tw III‐14

Page 56: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

40

Ketahanan sektor industri pengolahan mengalami perbaikan sejalan peningkatan produksi CPO

yang tumbuh meningkat sebesar 15,5% (yoy). Rasio NPL masih berada dalam level aman, bahkan

mengalami penurunan dari 2,57% menjadi 1,18%. Sementara itu, penyaluran kredit sektor PHR

mengalami perlambatan dari 11,26% (yoy) pada triwulan II 2014 menjadi 6,44% pada triwulan III

2014. Perlambatan terjadi pada sub sektor perdagangan dalam negeri berupa makanan, minuman

dan tembakau lainnya dari 55,84% (yoy) pada triwulan II 2014 menjadi 30,22% (yoy) pada

triwulan III 2014, dan sub sektor restoran dan rumah makan yang turun dari 28,13% (yoy) menjadi

27,08% (yoy). Ketahanan sektor PHR mengalami tekanan. Tekanan terjadi pada sub sektor

perdagangan ekspor batu bara dan jasa akomodasi lainnya dengan peningkatan rasio NPL dari

triwulan II 2014 dibandingkan triwulan III 2014, masing masing dari 1,38% menjadi 3,93% dan

dari 1,17% menjadi 3,10% seiring masih belum pulihnya kinerja sektor pertambangan batubara

hingga triwulan laporan.

Di sisi lain, penyaluran kredit pertambangan dan konstruksi mengalami tren meningkat dari

triwulan II 2014 dibandingkan triwulan III 2014, masing-masing dari -24,49% (yoy) menjadi -

16,44% (yoy) dan dari -12,44% (yoy) menjadi -4,19% (yoy). Peningkatan penyaluran kredit sektor

pertambangan dipicu oleh kenaikan pertumbuhan kredit konstruksi seiring adanya pembangunan

smelter di Provinsi Kalimantan Selatan untuk pengolahan pasir besi menjadi sponge iron. Selain itu,

kinerja kredit pada sub sektor pertambangan batu bara juga mengalami perbaikan dari -25,79%

(yoy) menjadi 14,04% (yoy). Sementara itu, meskipun terjadi pertumbuhan kredit yang meningkat

namun rasio NPL untuk sektor pertambangan dan konstruksi juga mengalami peningkatan pada

triwulan II 2014 ke triwulan III 2014, masing-masing dari 1,80% menjadi 2,16% dan dari 2,48%

menjadi 3,41%. Hal ini sebagai dampak masih lemahnya kinerja sektor pertambangan batubara

seiring rendahnya harga batubara internasional dan rendahnya permintaan dunia.

1.3. Ketahanan Sektor Rumah Tangga

Pada triwulan III 2014, pertumbuhan penyaluran kredit rumah tangga mengalami perlambatan

dibandingkan triwulan II 2014. Perlambatan paling dalam terjadi pada kredit elektronik.

Pertumbuhan kredit elektronik yang melambat ini sejalan dengan turunnya minat/kebutuhan

konsumen akan barang elektronik yang tercermin dari turunnya Indeks Konsumsi Barang-barang

Kebutuhan Tahan Lama (kondisi saat ini dibandingkan 6 bulan lalu) dari 135,4 pada triwulan II

2014 menjadi 123,7 pada triwulan III 2014.

Page 57: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

41

Grafik 3.6. Pertumbuhan Kredit Rumah Tangga

Grafik 3.7. NPL Kredit Rumah Tangga

Secara umum, ketahanan sektor rumah tangga mengalami sedikit tekanan pada triwulan III 2014.

Rasio NPL untuk kredit rumah tangga meningkat dari 1,74% dari triwulan II 2014 menjadi 1,79%

pada triwulan III 2014. Peningkatan rasio NPL turut terindikasi dari hasil Survei Konsumen, dimana

Indeks Penghasilan Konsumen (Kondisi Ekonomi Saat Ini) mengalami penurunan dari 147,1 pada

triwulan II 2014 menjadi 139,6 pada triwulan III 2014 sehingga secara normal mengurangi

repayment capacity konsumen. Tekanan tertinggi terjadi pada kredit perumahan, khususnya KPR,

yang naik dari 2,45% pada triwulan II 2014 menjadi 2,63% pada triwulan III 2014. Hal ini sejalan

dengan adanya kenaikan suku bunga kredit (suku bunga tertimbang) untuk kredit perumahan tipe

70 dari 11,13% menjadi 11,28% pada kredit perumahan. Selain itu, dengan jumlah NPL yang

tetap, perlambatan pada kredit perumahan yang dipengaruhi oleh kebijakan LTV Bank Indonesia

turut meningkatkan rasio NPL pada triwulan III 2014.

1.4. Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Pertumbuhan kredit UMKM mengalami perlambatan di triwulan III 2014 dibandingkan triwulan II

2014. Perlambatan ini terutama terjadi pada Debitur UMKM yang bergerak di bidang usaha

Perdagangan Besar dan Eceran (porsi paling dominan di dalam kredit debitur UMKM dengan

persentase sebesar 47,2% pada Triwulan III 2014). Sejalan dengan perlambatan ekonomi yang

terjadi pada triwulan II 2014, pertumbuhan kredit pada Debitur UMKM yang bergerak di bidang

usaha Perdagangan Besar dan Eceran juga melambat dari 13,57% (yoy) pada triwulan II 2014

menjadi 10,26% (yoy) pada triwulan laporan.

13.54% 10.28%

20.49% 12.62%

6.61% 4.65%

14.56% 14.85%

‐11.58% ‐11.48%

176.79% 161.36%

‐600%‐400%‐200%0%200%400%600%800%1000%1200%1400%

‐100%

‐50%

0%

50%

100%

150%

Tw I Tw II TwIII

TwIV

Tw I Tw II TwIII

TwIV

Tw I Tw II TwIII

2012 2013 2014

TOTAL Perumahan dan Apartemen

Otomotif Multiguna

Lainnya Elektronik (Skala Kanan)

Tw II‐14 Tw III‐14

yoy %yoy %

1.74% 1.79%

2.36% 2.65%

2.85% 2.57%

4.51% 4.58%

0.65% 0.69%

1.66% 1.36%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3

2012 2013 2014

TOTAL Perumahan dan Apartemen

Otomotif Elektronik

Multiguna Lainnya

Tw II‐14 Tw III‐14

Page 58: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

42

Grafik 3.8. Kinerja Kredit dan NPL Kredit UMKM

Ketahanan sektor UMKM masih dalam batas aman walaupun mengalami tekanan pada triwulan III

2014. Secara umum, meskipun masih berada dalam level aman (dibawah 5%) namun rasio NPL

sektor UMKM harus menjadi perhatian karena mengalami peningkatan dari 3,87% pada triwulan II

2014 menjadi 4,86%. Tekanan terkonsentrasi pada sektor UMKM yang bergerak di bidang

pertambangan dan penggalian dengan kenaikan rasio NPL dari 4,44% pada triwulan II 2014

menjadi 11,00% pada triwulan III 2014. Kondisi ini terjadi karena berhentinya beberapa

perusahaan pertambangan batubara dengan skala kecil di Provinsi Kalimantan Selatan seiring

lemahnya permintaan batubara dunia.

2. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

2.1. Transaksi Pembayaran Non Tunai

Transaksi pembayaran non tunai nominal besar melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement

(BI-RTGS) mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan ini sejalan

dengan lesunya aktivitas perekonomian pada triwulan III 2014, khususnya pada sektor utama

Provinsi Kalimantan Selatan. Pertumbuhan nilai transaksi RTGS Per Hari melambat -14,60% (yoy)

dengan pertumbuhan volume sebesar -15,08% (yoy). Sejalan dengan peningkatan transaksi BI-

RTGS, transaksi pembayaran non tunai melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) juga

mengalami perlambatan pada Triwulan III 2014, baik dari sisi volume maupun nominalnya.

Pertumbuhan nilai transaksi SKNBI Per Hari melambat -15,95% (yoy) dengan pertumbuhan volume

-14,10% (yoy).

18.33% 14.58%

3.87% 4.86%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3 TW4 TW1 TW2 TW3

2012 2013 2014

g‐Kredit (skala kanan) Rasio NPL

Tw II‐14 Tw III‐14

yoy %

Page 59: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Kajian

2.2.

Trans

II 20

meni

uang

Rama

yang

Selata

tahun

Gr

Selam

menj

penu

perba

Seirin

terha

dari 0

 ‐

 200

 400

 600

 800

1,000

1,200

1,400

n Ekonomi Ke

Grafik 3.9

Transaks

saksi pembay

14. Data te

ngkat sebes

keluar (ou

adhan serta h

berasal dari

an untuk be

n ajaran baru

rafik 3.11. Per

ma triwulan

adi 126 lem

karan uang

ankan, maup

ng jumlah b

adap aliran u

0,000339%

TW1 TW2 TW3

2013

Nomina

euangan Reg

9. Transaksi R

si Pembay

yaran tunai

rkini menca

sar 77,61%

tflow) meng

hari raya Idu

masyarakat

erbelanja sek

u.

rkembangan

III 2014, jum

mbar pada

g di loket

pun yang dila

ilyet uang p

uang masuk

menjadi 0,

TW4 TW1 TW2

2014

al (Rp. Juta) Vo

Bab

gional Provins

RTGS Per Hari

yaran Tun

pada triwula

tat net inflo

(qtq) dari R

galami penin

l Fitri, namu

t luar daerah

kaligus meray

Inflow –Outf

mlah lembar

triwulan III

Bank Indon

aporkan mas

palsu pada t

(inflow) jug

000202% p

93

1,09

 ‐

 200

 400

 600

 800

 1,000

 1,200

2 TW3

4

lume (lembar warkat)

mi

Tw

b 3 – Perkem

si Kalimantan

i

nai

an III 2014 m

ow sebesar

Rp 576,57 m

ngkatan seir

n jumlah ua

h terutama K

yakan Hari R

flow

uang palsu

I 2014. Ua

nesia, kegia

syarakat atau

triwulan II 2

ga menurun

pada triwula

37.77  789.40 

99.73  913.98 

iliar Rp

w II‐14 Tw III‐14

mbangan Pe

Selatan Triw

Gra

mengalami p

Rp 1,03 tri

miliar pada tr

ring persiap

ang masuk (i

Kalimantan T

Raya Idul Fitr

Grafik 3.12

turun dari

ng palsu te

atan kas ke

u ditemukan

014 yang m

dibandingk

n III 2014.S

 ‐

 200

 400

 600

 800

 1,000

 1,200

 1,400

 1,600

1,800

TW1 TW2

2

Nom

erbankan da

wulan III 2014

afik 3.10. Tran

eningkatan

liun pada tr

riwulan II 20

an tahun aj

inflow) juga

engah yang

ri dan sisa lib

. Perkembang

167 lembar

ersebut dite

eliling, loket

n oleh pihak

menurun, ras

kan dengan

eperti pada

TW3 TW4 TW1

013

minal (skala kanan)

an Sistem Pe

4

nsaksi Kliring

dibandingka

riwulan III 2

014. Meskip

jaran baru

meningkat l

datang ke K

bur sekolah

gan Jumlah U

pada triwul

emukan dar

t perbankan

kepolisian.

sio jumlah u

triwulan II 2

triwulan se

 ‐

 10.00

 20.00

 30.00

 40.00

 50.00

 60.00

 70.00

 80.00

 90.00

TW2 TW3

2014

Volume

m

embayaran

43

g

an triwulan

2014, atau

pun jumlah

dan bulan

ebih tajam

Kalimantan

menjelang

Uang Palsu

an II 2014

i kegiatan

n, setoran

uang palsu

2014 yaitu

ebelumnya,

73.29  60.65 

1,568  1,254 

0

0

0

0

0

0

0

0

0miliar Rp

Tw II‐14 Tw III‐14

Page 60: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

44

mayoritas uang palsu yang ditemukan merupakan uang pecahan Rp100.000 dan pecahan

Rp50.000.

Sebagai upaya untuk menanggulangi peredaran uang palsu tersebut, Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Wilayah II (Kalimantan) terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran dari masyarakat

melalui berbagai macam kegiatan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada semua lapisan

masyarakat dan berbagai daerah di Kalimantan Selatan.

Page 61: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

45

BOKS

BANK INDONESIA LUNCURKAN GERAKAN NASIONAL NON TUNAI (GNNT)

Dibandingkan negara-negara ASEAN, penggunaan transaksi pembayaran berbasis elektronik yang dilakukan masyarakat Indonesia relatif masih rendah, sementara dengan kondisi geografi dan jumlah populasi yang cukup besar, masih terdapat potensi yang cukup besar untuk perluasan akses layanan sistem pembayaran di Indonesia. Untuk itu, Bank Indonesia bersama perbankan sebagai pemain utama dalam penyediaan layanan sistem pembayaran kepada masyarakat perlu memiliki visi yang sama dan komitmen yang kuat untuk mendorong penggunaan transaksi non tunai oleh masyarakat dalam mewujudkan Less Cash Society/ LCS.

Dalam rangka itu, Gubernur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo meresmikan peluncuran Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) pada tanggal 14 Agustus 2014 di Jakarta. GNNT ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen non tunai, sehingga berangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau masyarakat yang lebih menggunakan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS) khususnya dalam melakukan transaksi atas kegiatan ekonominya.

Di Kalimantan Selatan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II-Kalimantan (KPw BI Wilayah Kalimantan bekerjasama dengan perbankan penerbit uang elektronik di Kalimantan (PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk, PT Bank Mandiri (Persero, Tbk, dan PT Bank Central Asia, Tbk.) juga telah menginisiasi penerapan kawasan transaksi non tunai perguruan tinggi di Kalimantan. Rangkaian kegiatan yang telah dilakukan adalah : Soft Launching Kegiatan soft launching dilaksanakan melalui sosialisasi kepada dosen dan karyawan (diikuti 125 peserta), sosialisasi kepada mahasiswa penerima beasiswa/ GENBI (26 peserta), dan sosialisasi kepada pengurus dan petugas koperasi. Grand Launching Grand Launching GNNT di Kalimantan Selatan dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2014 di Auditorium IAIN Antasari Banjarmasin. Pelaksanaan kegiatan tersebut bertepatan dengan kegiatas orientasi mahasiswa baru. Grand Launching diikuti ±1.800 peserta dari kalangan civitas akademika, sebagian besar merupakan mahasiswa baru IAIN Antasari. Rangkaian kegiatan selama grand launching yaitu:

1. Sosialisasi pengenalan uang elektronik 2. Penekanan bel dan pelepasan balon sebagai seremoni dimulainya GNNT di IAIN Antasari. 3. Simbolis pembelanjaan uang elektronik oleh tamu VIP di Koperasi Pegawai Negeri IAIN

Antasari. 4. Pembukaan booth bank peserta untuk melayani informasi mengenai uang elektronik 5. Pembagian uang elektronik gratis kepada para mahasiswa dan latihan top up. 6. Masing-masing bank peserta menyediakan 1000 uang elektronik gratis. Gratis yang

dimaksudkan dalam hal ini pembebasan biaya administrasi kartu sebesar Rp20.000,00-Rp25.000,00.

7. Mahasiswa yang telah menerima uang elektronik dan melakukan top up melakukan pembelanjaan ke koperasi yang menyediakan layanan uang elektronik tersebut.

1. P ekan dan Bulan Belanja Non Tunai

Kegiatan belanja non tunai dibagi dalam 2 tahap, yaitu: 1. Pekan belanja Dilaksanakan pada tanggal 1-5 September 2014. Dalam pekan belanja ini ditunjuk 1 koperasi yaitu Koperasi pegawai Negeri IAIN Antasari untuk memberikan pelayanan transaksi khusus untuk uang elektronik. Konsumen yang melakukan transaksi berhak mengikuti pengundian hadiah. Di samping itu, koperasi juga memberikan diskon barang yang dibeli menggunakan uang elektronik.

Page 62: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 3 – Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

46

2. Bulan belanja Bulan belanja dilaksanakan pada tanggal 8-30 September 2014. Dalam bulan belanja ini, 4 koperasi dapat menerima transaksi uang elektronik. Selanjutnya, untuk menarik minat para konsumen maka konsumen yang melakukan transaksi dan top-up akan memperoleh hadiah undian. Pengundian hadiah dilakukan setiap minggu. Hadiah yang diberikan dapat berupa top-up dan uang elektronik.

3. Aktivitas Transaksi Transaksi uang elektronik dimulai pada event grand launching. Civitas akademika IAIN Antasari sangat antusias dalam melakukan transaksi pada event itu. Hal tersebut dapat dilihat dari tingginya transaksi menggunakan uang elektronik selama grand launching. Total kartu yang dikeluarkan pihak bank dan langsung digunakan peserta yaitu 1.742 kartu. Dari data di atas, disimpulkan bahwa setidaknya satu mahasiswa baru yang mengikuti acara GNNT di IAIN Antasari telah memiliki setidaknya satu produk uang elektronik yang diperkenalkan selama acara berlangsung. Dari hasil rekapitulasi bank, selama bulan dan pekan belanja tercatat total jumlah kartu yang beredar adalah 4.055 kartu dengan frekuensi transaksi 4.804. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa selama sebulan pelaksanaan GNNT, 49% civitas akademika IAIN Antasari telah memiliki uang elektronik.

Ke depan, dalam rangka mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, aman dan andal dengan tetap menjunjung tinggi aspek perlindungan konsumen, memperhatikan perluasan akses dan kepentingan nasional, Bank Indonesia akan meningkatkan elektronifikasi transaksi pembayaran dan peningkatan infrastruktur sistem pembayaran.

Page 63: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 4 – Keuangan Daerah

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

48

BAB IVKEUANGAN DAERAH

Page 64: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber
Page 65: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 4 – Keuangan Daerah

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

49

KEUANGAN DAERAH

Sampai dengan triwulan III 2014, realisasi keuangan daerah Pemerintah Provinsi

Kalimantan Selatan relatif masih belum optimal. Apabila dibandingkan dengan periode

yang sama pada tahun 2013, realisasi pendapatan daerah tercatat mengalami

penurunan. Hal ini tercermin dari realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan yang baru mencapai 74,51% atau sedikit mengalami penurunan dibandingkan periode

yang sama pada tahun lalu yang realisasinya mencapai 76,21%, atau mengalami penurunan

realisasi sebesar 1,59%.

Tabel 4.1. Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Provinsi Kalsel (Rp Miliar)

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan

Sedangkan untuk belanja daerah dalam APBD Provinsi Kalimantan Selatan relatif memperlihatkan

tingkat realisasi yang cenderung stabil, dengan realisasi yang mencapai 58,03% baik pada

triwulan III 2014 maupun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Total realisasi belanja

daerah dalam APBD Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 sebesar Rp3,07 triliun dari

rencana belanja daerah sebesar Rp5,29 triliun.

1. Realisasi Pos Pendapatan Daerah

Perkembangan realisasi pendapatan daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan

laporan menunjukan kinerja yang menurun dibandingkan periode yang sama pada

tahun sebelumnya. Efektivitas keuangan daerah1, sebagaimana diukur melalui realisasi

1Efektivitas Keuangan Daerah merupakan rasio realisasi pendapatan asli daerah terhadap rencana pendapatan asli daerah yang

dianggarkan. Indikator ini menunjukkan sejauh mana efektivitas pemerintah daerah dalam merealisasikan target pendapatan asli daerahnya.

2013 2014 2013 2014 2013 2014Pendapatan Daerah 4,369,706 4,734,618 3,330,299 3,527,618 76.21% 74.51%Pendapatan Asli Daerah 2,751,770 2,975,594 1,862,966 1,944,710 67.70% 65.36%Dana Perimbangan 1,270,215 1,403,290 1,214,646 1,310,730 95.63% 93.40%Lain-lain Pendapatan yang Sah 347,721 355,734 252,687 271,815 72.67% 76.41%Belanja Daerah 4,551,706 5,299,618 2,641,558 3,075,162 58.03% 58.03%Belanja Operasi 3,542,137 3,928,322 2,198,554 2,443,494 62.07% 62.20%Belanja Modal 999,569 1,361,296 441,079 627,775 44.13% 46.12%Belanja Tidak Terduga 10,000 10,000 1,926 1,893 19.26% 18.93%

Uraian Pos APBDAPBD Realisasi s/d Triwulan III % Realisasi

4

Page 66: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 4 – Keuangan Daerah

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

50

Pendapatan Asli Daerah (PAD), pada triwulan laporan mencapai 65,36% dari total PAD yang

dianggarkan. Angka rasio tersebut sedikit lebih rendah dari periode yang sama tahun 2013

(67,7%), hal ini menunjukkan adanya penurunan kinerja dari pendapatan asli daerah Provinsi

Kalimantan Selatan jika dibandingkan dengan total Pendapatan Daerah. Penurunan tersebut

terutama didorong oleh penurunan realisasi hasil pajak daerah sebesar 3,8% dan penurunan

realisasi hasil retribusi daerah sebesar 31,73%, dimana khusus pajak daerah yang merupakan

kompenen terbesar dari pendapatan asli daerah dengan share 80,81% sangat menentukan

kinerja dari realisasi pendapatan asli daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Penurunan tersebut

terjadi seiring dengan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan semenjak

triwulan I-2014 yang didorong oleh faktor eksternal yaitu melemahnya permintaan Tiongkok

terhadap batubara yang merupakan komoditas ekspor utama Kalimantan Selatan.

Tabel 4.2. Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Kalsel (Rp Miliar)

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan

Seiring dengan penurunan realisasi PAD, rasio kemandirian daerah2 Provinsi Kalimantan Selatan

selama triwulan III-2014 juga mulai mengalami penurunan. Rasio kemandirian daerah mencapai

63,24%, yang mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

sebelumnya yang mencapai 70,53%.

Selain itu, kemampuan fiskal daerah3 Provinsi Kalimantan Selatan dalam membiayai belanja sedikit

mengalami penurunan, dari 55,94% pada triwulan III-2013 menjadi 55,13% pada triwulan

laporan. Peningkatan realisasi PAD sebesar 4,4% (yoy) belum dapat mengimbangi peningkatan

realisasi belanja daerah, yang meningkat sebesar 16,4% (yoy). Hal ini berakibat pada

meningkatnya ketergantungan daerah terhadap dana perimbangan.

2Rasio kemandirian daerah (desentralisasi fiskal) merupakan perbandingan Pendapatan asli daerah (PAD) terhadap pendapatan

daerah secara keseluruhan, semakin tinggi rasio yang dimiliki maka semakin mandiri daerah tersebut 3Kemampuan Fiskal Daerah merupakan rasio realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap realisasi belanja daerah pada

periode yang sama. Indikator ini menunjukkan sejauh mana kemandirian pemerintah daerah dalam membiayai belanja daerahnya.

2013 2014 2013 2014 2013 2014Pendapatan Asli Daerah 2,751,770 2,975,594 1,862,966 1,944,710 67.70% 65.36%Hasil Pajak Daerah 2,481,325 2,652,000 1,564,805 1,571,670 63.06% 59.26%Hasil Retribusi Daerah 7,069 18,205 8,152 15,178 115.31% 83.37%Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan 43,528 33,666 38,154 44,376 87.65% 131.81%lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 219,848 271,723 251,855 313,487 114.56% 115.37%Dana Perimbangan 1,270,215 1,403,290 1,214,646 1,310,730 95.63% 93.40%Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 545,150 647,375 613,888 685,317 112.61% 105.86%Dana Alokasi Umum 683,511 701,726 569,593 584,771 83.33% 83.33%Dana Alokasi Khusus 41,554 54,190 31,165 40,642 75.00% 75.00%Lain-lain Pendapatan yang Sah 347,721 355,734 252,687 271,815 72.67% 76.41%

Pendapatan Daerah 4,369,706 4,734,618 3,330,299 3,527,256 76.21% 74.50%

Realisasi s/d Triwulan III % RealisasiUraian Pos APBD

APBD

Page 67: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Kajian

Graf

Diliha

penyu

menj

pajak

Hal i

berpe

Sedan

diban

menj

deng

2.

Berb

belan

stabi

sebe

% (y

lapor

sehar

Ditinj

sedik

Rp2,4

pada

stabil

Sumbe

n Ekonomi Ke

fik 4.1. PerbaDaerah dala

at dari komp

usunan PAD

adi 59,26%

k daerah me

ni seiring d

engaruh lang

ngkan untuk

ndingkan pe

adi 93,4%

an capaian r

Realisa

eda denga

nja Pemerin

il dibanding

sar 58,03%

yoy), yaitu d

ran. Namun

rusnya dapat

jau dari kom

kit peningkat

44 triliun ata

tahun sebe

lnya prosent

er: Biro Keuanga

euangan Reg

andingan Reaam APBD Triw

ponen pemb

D mengalam

pada triwul

ncapai Rp1,

dengan adan

gsung terhad

k prosentase

eriode yang

pada triwula

realisasi suda

si Belanj

n pos pend

ntah Provin

gkan period

%. Dilihat dar

ari Rp2,64 t

demikian, b

t mencapai 7

mponen bela

tan realisasi

au 62,25%

lumnya yang

ase realisasi

an Provinsi Kalim

gional Provins

lisasi Pendapwulan III-2014

bentuk PAD

mi penuruna

lan III 2014.

57 triliun, at

nya perlamb

dap capaian

e realisasi da

sama tahun

an laporan.

ah mencapai

ja Daera

dapatan ya

nsi Kalimant

de yang sam

ri nominalny

triliun pada

besar realisas

75% seperti

nja daerah,

. Pada bela

dari total an

g realisasinya

belanja pad

mantan Selatan, d

si Kalimantan

patan 4

, pajak dae

an realisasi

Jika dilihat

tau hanya m

batan pertum

realisasi paja

ana perimba

sebelumnya

Namun dem

i diatas 90%

ah

ng mengal

tan Selatan

ma pada tah

ya, realisasi b

triwulan III

si belanja da

halnya penc

baik belanja

anja operasi,

nggaran, rel

a mencapai

a triwulan II

diolah S

Selatan Triw

Grafik 4.2D

rah yang m

yang cukup

dari nilainya

mengalami pe

mbuhan eko

ak daerah.

angan juga

a, yaitu dari

mikian, realis

% pada triwul

ami penuru

n selama tri

hun sebelum

belanja meng

2013 menja

aerah terseb

capaian realis

a operasi ma

, realisasi pa

atif stabil di

sebesar 62,

I 2014 diseb

Sumber: Biro Keu

Bab 4

wulan III 2014

. Rasio KemaDesentralisasi

emiliki porsi

p signifikan

, pada triwu

ertumbuhan

onomi Kalim

cenderung m

95,63% pa

sasi tersebut

an III.

unan, kiner

iwulan III 2

mnya deng

galami penin

adi Rp3,07 t

but masih be

sasi pendapa

aupun belan

ada triwulan

bandingkan

07% dari to

abkan adany

uangan Provinsi K

– Keuangan

4

ndirian Daerai Fiskal

i paling bes

yaitu dari

ulan III 2014

n sebesar 0,4

mantan Selat

mengalami

ada triwulan

t masih cuku

rja realisasi

2014 tercata

gan tingkat

ngkatan sebe

triliun pada

elum optima

atan daerah.

nja modal m

n III 2014 m

triwulan ya

otal anggara

ya peningka

Kalimantan Sela

n Daerah

51

ah/

ar dalam

63,06%

, realisasi

4% (yoy).

tan yang

menurun

n III-2013

up tinggi

sisi pos

at relatif

realisasi

esar 16,4

triwulan

al karena

engalami

mencapai

ang sama

n. Relatif

atan pada

atan, diolah

Page 68: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 4 – Keuangan Daerah

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

52

realisasi belanja pegawai, belanja barang dan jasa dan belanja bantuan sosial, namun diimbangi

oleh terjadinya penurunan realisasi pada belanja bantuan keuangan.

Tabel 4.3. Realisasi Belanja APBD Provinsi Kalsel (Rp Miliar)

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan

Sedangkan untuk realisasi komponen belanja modal sedikit mengalami peningkatan. Sampai

dengan akhir triwulan III 2014, realisasi telah mencapai Rp627,77 miliar, atau 46,12% dari

anggaran 2014, yang mengalami peningkatan dari realisasi periode yang sama tahun 2013

sebesar 44,13%. Dengan melihat capaian realisasi belanja modal sampai dengan akhir triwulan

III-2014 yang belum mencapai 50%, hal ini menunjukkan masih kurang optimalnya peran

Pemerintah Daerah dalam mendorong perekonomian Kalimantan Selatan, terutama dalam hal

penyediaan infrastruktur. Hal ini mengingat belanja modal pada umumnya dipergunakan untuk

membiayai pembangunan sarana dan prasarana untuk mendorong investasi dan memperlancar

distribusi sehingga dapat menjadi motor pendorong perekonomian daerah.

Namun demikian, jika dilihat dari komposisi belanja operasional dan belanja modal terhadap belanja

total, terdapat peningkatan rasio belanja modal terhadap total belanja dan penurunan rasio belanja

operasional terhadap belanja total. Dari komposisi tersebut mengindikasikan adanya peningkatan

porsi perhatian pemerintah daerah Kalimantan Selatan terhadap belanja modal.

Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan, diolah Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Selatan, diolah

Grafik 4.3. Prosentase Realisasi Belanja Operasi Terhadap Anggaran Belanja Total

Grafik 4.4. Rasio Realisasi Belanja Modal Terhadap Belanja Total

2013 2014 2013 2014 2013 2014Belanja Operasi 3,542,137 3,928,322 2,198,554 2,445,494 62.07% 62.25%Belanja Pegawai 806,693 867,415 472,353 527,237 58.55% 60.78%Belanja Barang dan Jasa 1,028,254 1,280,462 584,959 754,612 56.89% 58.93%Belanja Bantuan Sosial 422,781 400,658 292,364 279,569 69.15% 69.78%Belanja Bantuan Keuangan 1,284,409 1,379,788 848,878 884,077 66.09% 64.07%Belanja Modal 999,569 1,361,296 441,079 627,775 44.13% 46.12%Belanja Tidak Terduga 10,000 10,000 1,926 1,893 19.26% 18.93%

Total Belanja 4,551,706 5,299,618 2,641,558 3,075,162 58.03% 58.03%

Uraian Pos APBDAPBD Realisasi s/d Triwulan III % Realisasi

72.98%74.95%

83.56%

77.82%

74.12%

66.00%68.00%70.00%72.00%

74.00%76.00%78.00%80.00%82.00%84.00%86.00%

Tw3‐2010 Tw3‐2011 Tw3‐2012 Tw3‐2013 Tw3‐2014

Rasio Realisasi Belanja Operasi terhadap Belanja TotalPoly. (Rasio Realisasi Belanja Operasi terhadap Belanja Total)

26.88%24.93%

16.31%

21.96%

25.69%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

Tw3‐2010 Tw3‐2011 Tw3‐2012 Tw3‐2013 Tw3‐2014

Rasio Realisasi Belanja Modal terhadap Belanja TotalPoly. (Rasio Realisasi Belanja Modal terhadap Belanja Total)

Page 69: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 4 – Keuangan Daerah

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

53

BOKS

Keterkaitan Perekonomian dan PAD di Kalimantan Selatan

Dengan diberlakukannya era-otonomi daerah sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004, setiap daerah diberi kewenangan yang luas untuk menggurus rumah tangganya sendiri dengan sedikit mungkin adanya campur tangan dari pemerintah pusat. Dengan demikian, pemerintah daerah dituntut untuk menciptakan kemandirian daerah dalam membuat rencana keuangannya sendiri dan membuat kebijakan-kebijakan yang dapat berpengaruh pada kemajuan daerahnya. Sebagai salah satu indikator kemandirian daerah daerah dalam hal keuangan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) mempunyai peran yang cukup besar dalam menopang pendapatan daerah. Berdasarkan UU No. 32 tahun 2014, PAD terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Dengan melihat porsi dari penyusun PAD, komponen pajak daerah memberikan sumbangan yang paling dominan dengan porsi sebesar 80-85% dari total PAD. Hal tersebut memperlihatkan kondisi bahwa PAD dipengaruhi oleh kinerja ekonomi di daerah tersebut. Semakin besar kinerja perekonomian suatu daerah akan mendorong semakin besarnya aktivitas ekonomi dan mendorong PAD lebih besar (dari pajak, retribusi, laba BUMD dan lain-lain). Bukti empiris pengaruh kinerja perekonomian pada PAD di Kalimantan Selatan dapat dilihat dari salah satu persamaan pendapatan asli daerah (OREVNL) di Blok Fiskal dalam REMBI* (Regional Macroeconomic Model Bank Indonesia) yang dikembangkan oleh KPw BI Wilayah II – Kalimantan dengan menggunakan metode Error Correcting Model (ECM).

* REMBI merupakan suatu model makroekonometrik regional yang relatif komplit (struktural), obyektif dan powerfull dalam menjelaskan State of Economy daerah (termasuk untuk proyeksi 1-2 tahun kedepan), Terdiri dari 5 blok: blok PDRB Permintaan, PDRB Penawaran, Blok Moneter, Fiskal dan Harga. Metode estimasi dan proyeksi yang digunakan adalah Error Correcting Model (ECM). REMBI Provinsi Kalsel diestimasi dengan menggunakan data kuartalan, dari kuartal I-2000 s.d kuartal IV 2012.

Hasil estimasi pada persamaan pendapatan asli daerah tersebut memperlihatkan secara jangka panjang PDRB Provinsi Kalimantan Selatan berpengaruh positif terhadap pendapatan asli daerah, hal tersebut sesuai dengan teori ekonomi yang ada. Sama halnya dengan persamaan jangka panjang, untuk persamaan jangka pendek PDRB Provinsi Kalimantan Selatan juga berpengaruh positif terhadap Pendapatan Asli Daerah dengan koefisien elastisitas sebesar 0,43. Sehingga

PENDAPATAN ASLI DAERAH (OREVNL) Persamaan Jangka Panjang 

Komponen yang Mempengaruhi (Var. Independen)  Koefisien Regresi C  Konstanta  ‐12.95  *** 

GDRPNL  PDRB Provinsi Kalimantan Selatan nominal  1.94  *** Menggunakan Dummy Waktu (t) : 2004.Q4≤t≤2009.Q1; t≤2011.Q1   

Persamaan Jangka Pendek Komponen yang Mempengaruhi (Var. Independen)  Koefisien Regresi 

C  Konstanta  0.03  *** GDRPNL  PDRB Provinsi Kalimantan Selatan nominal  0.43  *** 

ECM_OREVNL(‐1)  ECM Persamaan Pendapatan Asli Daerah  ‐0.20  *** Menggunakan Dummy Waktu (t) : (t=2002.Q1)+(t=2005.Q1); (t=2008.Q1)+(t=2010.Q1); 2009.Q1≤t≤2009.Q3; 2004.Q2≤t≤2005.Q3; t=2004.Q1 

Diagnostic Test Adjusted R‐Squared  0.88 Durbin Watson Stat  1.82 LM Test Stat  0.68 Heteroscedasticity Test Stat  0.42 ***signifikan pada α = 1%   

Page 70: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 4 – Keuangan Daerah

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

54

setiap penambahan 1% PDRB Provinsi Kalimantan Selatan secara nominal akan meningkatkan PAD Kalimantan Selatan sebesar 0,43%. Dengan kata lain untuk meningkatkan PAD Kalsel sebesar 1% diperlukan penambahan PDRB Kalsel (ADHB) sebesar 2,32%. Dengan kondisi PDRB Kalsel (ADHB) tahun 2013 sebesar Rp75,93 triliun dan realisasi PAD Kalsel tahun 2013 adalah Rp2,54 triliun, jika menggunakan persamaan di atas maka untuk meningkatkan PAD Kalsel sebesar Rp25,4 miliar, diperlukan penambahan PDRB Kalsel (ADHB) sebesar Rp1,76 triliun. Pada prakterknya, PDRB Provinsi Kalimantan Selatan dapat berkontribusi lebih terhadap PAD Kalimantan Selatan apabila sumber-sumber pendapatan dimaksimalkan seperti melalui :

1. Mengoptimalkan pendapatan daerah melalui sistem online (pembayaran pajak daerah, retribudi dan lain sebagainya).

2. Menggunakan sistem pembayaran non tunai dalam menerima pembayaran dari masyarakat.

3. Mengoptimalkan laba dari BUMD terutama yang bergerak pada sektor-sektor unggulan dan bekelanjutan (agroindustri, perikanan dan kelautan) dan,

4. Meningkatkan PMA dan PMDN di wilayah Kalsel dengan upaya menyiapkan berbagai macam infrastruktur pendukung baik fisik maupun regulasi yang pada akhirnya dapat mendorong peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan Selatan.

Page 71: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

1111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111111411111111111044444441100140014 014411014014 0 104

BAB VKETENAGAKERJAAN DAN

KESEJAHTERAAN

Page 72: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber
Page 73: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 5 – Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

57

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Pada triwulan III 2014 kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Selatan memperlihatkan adanya

pelemahan seiring dengan melambatnya kinerja sektor pertanian yang menyerap tenaga kerja

terbesar. Pada triwulan laporan, penyerapan tenaga kerja memperlihatkan kecenderungan melambat

sebagaimana terindikasi dari hasil survei Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan yang mencatat

beberapa penurunan pada beberapa indikator ketenagakerjaan dan peningkatan pada indikator

pengangguran.

Sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan, tingkat kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan pada

triwulan laporan secara umum juga memperlihatkan kecenderungan yang menurun. Berbagai

indikator seperti daya beli masyarakat dari hasil Survei Konsumen memperlihatkan bahwa Indeks

Keyakinan Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini mengalami mengalami penurunan. Selain itu Nilai

Tukar Petani (NTP) Provinsi Kalsel juga mengalami penurunan pada triwulan laporan.

1. KETENAGAKERJAAN

Tingkat pengangguran terbuka di Kalimantan Selatan berdasarkan data Agustus 2014 mengalami

peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh peningkatan

jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh penyerapan penduduk yang bekerja. Dalam satu

tahun terakhir angkatan kerja mengalami peningkatan sebanyak 40,9 ribu orang menjadi 1,94 juta,

sedangkan tambahan penduduk yang bekerja hanya sebesar 36,6 ribu orang. Sehingga terdapat

tambahan 4,3 ribu pengangguran menjadi total 73,76 ribu atau mengalami peningkatan sebesar

6,18% (yoy).

Tabel 5.1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama 2012 - 2014

Secara sektoral, penyerapan tenaga kerja terbesar terjadi di sektor pertanian. Meskipun demikian,

jumlah penduduk yang bekerja di sektor tersebut mengalami penurunan sebesar 0,74% dibandingkan

Uraian Feb 2012 Agst 2012 Feb 2013 Agst 2013 Feb 2014 Agst 2014

Angkatan Kerja (juta jiwa) 1.81 1.94 1.86 1.90 2.02 1.94

a. Bekerja (juta jiwa) 0.08 1.84 0.08 1.81 1.94 1.87

b. Pengangguran (juta jiwa) 0.76 0.10 0.76 0.07 0.08 0.07

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja/TPAK (%) 71.24 71.93 71.88 69.08 72.95 69.46

Tingkat Pengganguran Terbuka/TPT (%) 4.32 5.14 3.91 3.66 4.03 3.80

5

Sumber: BPS Provinsi Kalsel, diolah

Page 74: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 5 – Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

58

periode yang sama pada tahun 2013. Penurunan pada sektor pertanian diimbangi dengan adanya

peningkatan pada sektor perdagangan yang mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja sebesar

1,86% menjadi 23,28% dari total penduduk yang bekerja pada data Agustus 2014. Terjadinya

penurunan penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian seiring dengan kondisi tidak kondusifnya

sektor pertanian, terutama tanaman pangan akibat fenomena alam yang menyebabkan terjadinya

kegagalan panen komoditas utama pangan Kalimantan Selatan.

Tabel 5.2. Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama 2012 – 2014 (%)

Berdasarkan status pekerjaan utama, sebagian besar angkatan kerja di Kalimantan Selatan terserap di

sektor informal1. Proporsi pekerja Kalimantan Selatan yang mempunyai status pekerjan utama formal

dan informal setiap periode dalam 3 tahun terkahir hampir selalu persisten dengan share ± 63,5%

untuk sektor informal dan ± 36,5% untuk sektor formal. Namun demikian, untuk data Agustus 2014,

terjadi penurunan porsi atau persentase pekerja di sektor formal dari 63,74% pada posisi data Agustus

2013 menjadi 63,03% pada periode laporan.

Tabel 5.3. Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan 2012 – 2014 (%)

Dari sisi kualitas, tenaga kerja di Kalimantan Selatan menunjukan adanya perbaikan. Perbaikan kualitas

tersebut tercermin dari peningkatan tenaga kerja dengan pendidikan terakhir SMA atau setingkat,

yang seiring dengan penurunan pada tenaga kerja dengan pendidikan terakhir SD dan/atau SMP.

Tenaga kerja dengan pendidikan SMA atau setingkat pada periode Agustus 2014 meningkat sebesar

9,62% dari periode yang sama tahun 2013. Sementara itu, tenaga kerja dengan tingkat pendidikan

1 Status pekerjaan informal adalah pekerja yang mempunyai status selain sektor formal yaitu berusaha dibantu buruh tetap/baruh dibayar dan buruh/karyawan/pegawai

Lapangan Pekerjaan Utama

Feb 2012 Agust 2012 Feb 2013 Agust 2013 Feb 2014 Agust 2014

Pertanian 38.38 41.51 38.67 40.55 36.84 39.81Industri 10.31 7.11 10.86 7.32 10.78 6.04Bangunan 5.25 5.35 6.45 5.49 6.63 5.36Perdagangan 20.71 21.34 21.6 21.42 19.71 23.28Jasa Kemasyarakatan 14.43 13.61 13.41 14.94 14.66 15.05

Lainnya***) 10.92 11.08 9.02 10.28 11.39 10.46Total 100 100 100 100 100 100

***) Sektor lainnya terdiri dari: Sektor Pertambangan, Listrik, Gas dan Air, Angkutan dan keuangan

Status Pekerjaan Feb 2012 Agust 2012 Feb 2013 Agust 2013 Feb 2014 Agust 2014Berusaha Sendiri 19.81 19.16 19.85 21.49 23.4 22.49Berusaha dibantu buruh tidak tetap/ buruh tidak dibayar

19.39 18.75 18.55 17.21 18.26 17.12

Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar

3.58 3.64 3.13 3.38 3.02 2.93

Buruh/karyawan/pegawai 32.92 32.4 33.64 32.88 33.55 34.04Pekerja bebas 5.72 7.28 5.69 7.28 5.27 6.31Pekerja tak dibayar 18.58 17.76 19.13 17.76 16.5 17.11

Total 100 100 100 100 100 100

Sumber: BPS Provinsi Kalsel, diolah

Sumber: BPS Provinsi Kalsel, diolah

Page 75: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 5 – Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

59

terakhir Diploma atau Universitas hanya mengalami peningkatan sebesar 1,9% pada periode Agustus

2014 dibandingkan periode yang sama pada tahun 2013.

Tabel 5.4. Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2012 – 2014 (%)

Berdasarkan pendidikan yang ditamatkan, persentase penangguran terbuka di kelompok angkatan

kerja yang memiliki pendidikan menengah (SMA atau setingkat) dan pendidikan tinggi (Diploma dan

Universitas) mengalami peningkatan. Sementara itu, kelompok pendidikan rendah (SD dan SMP)

mengalami penurunan persentase penangguran terbuka. Hal ini memperlihatkan pertambahan

angkatan kerja dengan pendidikan lulusan pendidikan menengah dan tinggi tidak diimbangi dengan

banyaknya lapangan pekerjaan yang membutuhkan spesifikasi lulusan pendidikan menengah dan

tinggi.

Untuk tingkat Kabupaten/Kota, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) tertinggi dan Tingkat

Penangguran Terbuka Terendah (TPT) pada periode Agustus 2014 terdapat pada Kabupaten Balangan

dengan TPAK sebesar 78,26% dan TPT sebesar 1,34%. Sedangkan untuk Kabupaten Tapin menjadi

Kabupaten yang memiliki penurunan TPT terbesar (3,64%) dari TPT pada periode Agustus 2013

sebesar 5,43% menjadi 1,79% pada periode laporan. TPT terbesar pada periode Agustus 2014

terdapat di Kota Banjarmasin dengan besar 6,02% dan Kota Banjarbaru dengan besar 5,35%.

Peningkatan TPT pada dua kota tersebut seiring dengan adanya penurunan pekerjaan formal pada

periode laporan yang lebih banyak terkonsentrasi pada dua kota besar di Kalimantan Selatan.

Grafik 5.1. TPAK dan TPT Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan

Presentase Penduduk Menurut Pekerjaan

Feb 2012 Agust 2012 Feb 2013 Agust 2013 Feb 2014 Agust 2014

Rendah 72.35 72.44 73.49 71.34 78.11 69.88Menengah 19.36 19.72 19.5 19.73 19 21.2Tinggi 8.29 7.84 7.01 8.93 8.89 8.92

Total 100 100 100 100 100 100

72.4265.79

77.7174.29

71.2965.27

69.5175.05 72.93

61.15

78.26

64.2860.18

69.46

3.12

4.6

2.62

3.4

5.434.42

1.74

2.832.2

7.32

2.82

5.24

2.65

3.79

2.93

3.943.29

2.211.79

2.64

4.05 3.37 4.124.76

1.34

6.02

5.35

3.8

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Tanah Laut

Kota Baru

Banjar

Barito Ku

ala

Tapin

Hulu Sungai Selatan

Hulu Sun

gai Ten

gah

Hulu Sun

gai U

tara

Tabalong

Tanah Bu

mbu

Balangan

Banjarmasin

Banjarbaru

Kalim

antan Selatan

TPAK (%) Ags 2013 TPAK (%) Ags 2014 TPT (%) Ags 2013 TPT (%) Ags 2014

Sumber: BPS Provinsi Kalsel, diolah

Page 76: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 5 – Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

60

2. KESEJAHTERAAN

Tingkat kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014 kembali

melanjutkan tren penurunan semenjak awal tahun. Hal ini dikonfirmasi dari beberapa indikator

kesejahteraan yang dihasilkan selama triwulan laporan di bawah ini.

2.1. Daya Beli Masyarakat

Seiring dengan meningkatnya tekanan inflasi di Kalimantan Selatan pada triwulan III 2014, daya beli

masyarakat Kalimantan Selatan menunjukan indikator penurunan. Bedasarkan hasil Survei Konsumen

yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II (Kalimantan), Indeks Penghasilan

Konsumen (IPK) pada triwulan III 2014 sebesar 139,6 dan mengalami penurunan sejak triwulan I-2014.

Penurunan ini sejalan dengan turunnya UMP riil Kalimantan Selatan karena semakin besarnya tekanan

inflasi sampai dengan triwulan III 2014 akibat adanya kenaikan harga pangan dan komoditas strategis

lainya, serta faktor musiman adanya perayaan Idul Fitri yang selalu ditandai dengan peningkatan harga

kebutuhan pokok.

Namun, Indeks Ekspektasi Penghasilan Konsumen pada triwulan III 2014 yang diperoleh dari hasil

Survei Konsumen, masih berada pada level yang optimis dan tercatat sebesar 141,3 (di atas 100),

walaupun mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 152,9. Masyarakat

Kalimantan Selatan masih mengekspektasikan bahwa ke depan masih ada penghasilan yang akan

diperoleh untuk memenuhi kebutuhan, walaupun adanya kecenderungan penurunan daya beli akibat

meningkatnya tekanan inflasi.

152.10147.10

139.60

50.00

70.00

90.00

110.00

130.00

150.00

170.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2011 2012 2013 2014

Indeks

1,206 1,195

‐0.19

‐0.01

0.31

0.35

‐0.40

‐0.20

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

0.00

200.00

400.00

600.00

800.00

1000.00

1200.00

1400.00

1600.00

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

%Rp RibuUpah Riil (Rp ribu, LHS)gUpah Riil (%, qtq, RHS)gUpah Riil (%, yoy, RHS)

Grafik 5.2. Indeks Keyakinan Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini

Grafik 5.3. Upah Riil di Kalimantan Selatan

Sumber: Survei Konsumen – KPw BI Wilayah II (Kalimantan) Sumber: BPS Provinsi Kalsel, diolah

Page 77: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 5 – Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

61

2.2. Nilai Tukar Petani

Sebagai salah satu indikator pengukur kemampuan petani untuk menukar produk pertanian dengan

barang dan jasa yang diperlukan dalam konsumsi rumah tangga dan untuk memproduksi produk

pertanian, Nilai Tukar Petani (NTP), dapat dijadikan sebagai salah satu alat ukur untuk tingkat

kesejahteraan masyarakat khususnya yang bekerja di sektor pertanian. Pada triwulan III-2014, NTP

Kalimantan Selatan tercatat sebesar 99,11 atau sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 99,89. Penurunan NTP tersebut disebabkan oleh peningkatan Indeks yang

dibayarkan petani (109,98, meningkat 1,2%) tercatat lebih besar dibandingkan dari indeks yang

diterima petani (109,07, meningkat 0,4%). Hal tersebut memperlihatkan bahwa secara umum petani

di Kalimantan Selatan mengalami peningkatan pengeluaran yang lebih besar untuk konsumsi dan/atau

memproduksi produk pertanian daripada pendapatan atau penerimaan yang diperoleh dari usaha tani.

Sehingga masyarakat petani Kalimantan Selatan secara umum mengalami penurunan kesejahteraan

pada triwulan III 2014.

Dilihat dari sub sektornya, petani sektor tanaman pangan dan sektor tanaman perkebunan rakyat mengalami

penurunan NTP. Tercatat NTP sub sektor tanaman pangan pada triwulan III 2014 sebesar 97,89, turun -0,88%

dari triwulan sebelumnya (qtq) yang tercatat sebesar 98,76. Sedangkan untuk NTP sub sektor tanaman

perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar -4,34% (qtq), dari NTP pada triwulan sebelumnya sebesar

93,87 menjadi 89,80 pada triwulan III 2014. Sedangkan untuk sub sektor lainnya (hortikultura, peternakan

dan perikanan) mengalami peningkatan.

Jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia, NTP Kalimantan Selatan mengalami penurunan

ranking kembali, dimana saat ini berada pada urutan ke-27 sementara pada triwulan sebelumnya berada

pada urutan ke-24. Sementara jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di Kalimantan, NTP Kalimantan

Selatan berada di urutan ke-2 setelah Kalimantan Timur dengan NTP 101,12, kemudian Kalimantan Tengah di

urutan ke-2 dengan NTP 100,56 dan Kalimantan Barat berada di urutan terakhir dengan NTP 96,06.

Sumber : BPS Provinsi Kalsel, diolah

Grafik 5.4. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Kalsel

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

200.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

110.00

I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014

NTP Indeks

NTP (LHS) Indeks yang dibayar petani (RHS) Indeks yang diterima petani (RHS)

Page 78: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 5 – Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

62

Tabel 5.5. Perubahan Nilai Tukar Petani Kalimantan Selatan (Tahun Dasar 2007)

Sumber : BPS Provinsi Kalsel

II III IV I II III IV I II III qtq yoy

107.37 106.66 106.61 105.46 105.49 102.61 96.56 98.97 98.76 97.89 -0.88% -4.60%146.39 147.27 147.91 149.95 150.01 149.99 102.30 105.80 107.66 108.00 0.32% -28.00%

a. 146.64 147.17 147.82 149.90 149.35 149.35 102.11 106.08 108.13 108.80 0.62% -27.15%b. 145.09 147.78 148.37 150.21 153.31 153.20 103.88 103.35 103.57 101.04 -2.44% -34.05%

136.33 138.07 139.52 142.20 142.20 146.17 105.94 106.90 109.01 110.32 1.20% -24.53%a. 138.50 140.48 141.84 145.08 145.01 149.73 106.43 107.41 109.83 111.29 1.33% -25.67%b. 127.90 128.70 130.48 130.97 131.24 132.28 104.58 105.48 106.72 107.65 0.87% -18.62%

128.53 128.84 126.04 123.64 125.26 123.18 100.79 100.94 98.86 101.87 3.04% -17.30%173.53 176.07 173.76 173.88 176.17 178.12 106.37 107.60 107.83 112.34 4.18% -36.93%

a. 200.85 203.09 204.89 211.18 215.73 221.44 117.41 117.61 118.61 121.87 2.75% -44.96%b. 166.71 169.33 166.00 164.58 166.30 167.32 102.82 104.52 104.48 109.62 4.92% -34.48%c. Tanaman Obat 103.54 104.29 0.72%

135.01 136.65 137.87 140.63 140.64 144.59 104.02 106.60 109.07 110.27 1.10% -23.74%a. 137.05 139.02 140.34 143.53 143.48 148.05 105.54 107.20 109.99 111.31 1.20% -24.82%b. 124.36 124.31 124.95 125.48 125.81 126.56 103.04 103.63 104.53 105.15 0.59% -16.92%

93.66 94.28 95.34 95.71 93.07 90.70 98.92 97.80 93.87 89.80 -4.34% -0.99%124.59 127.12 129.41 132.20 128.53 128.95 104.71 104.43 102.22 98.97 -3.18% -23.25%124.59 127.12 129.41 132.20 128.53 128.95 104.71 104.43 102.22 98.97 -3.18% -23.25%133.02 134.83 135.74 138.13 138.10 142.17 105.86 106.77 108.90 110.22 1.21% -22.47%

a. 137.61 139.83 140.89 144.08 143.95 148.81 106.47 107.51 109.85 111.47 1.47% -25.09%b. 120.52 121.21 121.70 121.89 122.17 124.04 103.40 103.76 105.02 105.11 0.09% -15.26%

104.13 104.58 104.90 104.11 104.75 105.52 108.93 108.97 109.27 110.07 0.73% 4.31%132.56 134.44 135.77 136.98 137.57 142.27 113.54 114.35 116.33 118.31 1.70% -16.84%

a. Ternak Besar 122.18 123.07 125.76 126.84 126.69 129.03 119.53 118.50 120.67 122.05 1.14% -5.41%b. Ternak Kecil 133.21 134.41 136.97 137.36 138.35 140.62 110.37 111.17 111.91 113.83 1.72% -19.05%c. 138.34 140.99 141.21 142.86 146.29 150.55 113.04 113.06 115.51 118.04 2.19% -21.59%d. 147.17 150.36 149.93 151.06 149.99 160.35 109.76 113.05 114.39 116.13 1.52% -27.58%

127.30 128.55 129.42 131.58 131.34 134.83 104.23 104.93 106.46 107.49 0.97% -20.28%a. 138.13 140.02 141.24 144.47 144.02 149.05 106.56 107.57 109.96 111.45 1.36% -25.23%b. 106.93 106.98 107.19 107.31 107.47 108.07 101.62 101.98 102.54 103.05 0.50% -4.65%

86.68 86.51 88.17 87.99 88.68 89.39 107.80 108.58 108.09 109.30 1.12% 22.27%110.12 111.27 113.89 115.57 116.15 120.09 115.75 117.56 118.70 122.36 3.08% 1.89%

a. 106.28 106.95 109.90 111.62 112.37 116.76 116.72 119.10 119.59 124.29 3.93% 6.45%b. 119.31 121.60 123.44 125.01 125.17 128.05 113.18 113.46 116.35 117.22 0.75% -8.46%

127.04 128.63 129.17 131.34 130.98 134.35 107.37 108.27 109.81 111.94 1.94% -16.68%a. 134.81 137.18 138.01 141.00 140.49 145.34 109.52 110.55 112.77 115.58 2.49% -20.48%b. 111.15 111.13 111.08 111.57 111.52 111.83 103.54 104.18 104.54 105.43 0.85% -5.72%

107.78 107.57 107.00 106.23 106.34 104.26 100.44 101.21 99.89 99.17 -0.72% -4.88%144.51 146.02 146.55 148.21 148.32 149.47 106.19 107.92 108.54 109.07 0.49% -27.03%134.08 135.75 136.96 139.53 139.48 143.36 105.72 106.63 108.66 109.98 1.21% -23.28%

a. 137.78 139.81 141.07 144.27 144.13 148.88 106.65 107.67 110.11 111.70 1.44% -24.97%b. 123.01 123.50 124.62 125.05 125.28 126.29 103.56 104.18 105.21 105.83 0.59% -16.20%

2012 Perubahan (%)Sektor, Kelompok dan Subkelompok

Nilai Tukar PetaniIndeks harga yang diterima petani (lt)

Tanaman Pangan

2013

UnggasHasil Ternak

Nilai Tukar Petani

Indeks Konsumsi Rumah TanggaIndeks harga yang dibayar petani (lb)

PadiPalawija

Buah-buahan

Indeks harga yang dibayar petani (lt)

Indeks harga yang diterima petani (lt)Sayur-sayuran

PeternakanNilai Tukar Petani

Indeks harga yang diterima petani (lt)

Indeks Konsumsi Rumah TanggaIndeks BPPBM

Indeks harga yang dibayar petani (lb)Indeks Konsumsi Rumah TanggaIndeks BPPBM

GabunganNilai Tukar Petani

Indeks harga yang diterima petani (lt)

Indeks harga yang dibayar petani (lt)

Indeks Konsumsi Rumah TanggaIndeks BPPBM

Tanaman Perkebunan Rakyat

Indeks BPPBMHortikultura

Nilai Tukar Petani

2014

Penangkapan Ikan

Indeks harga yang dibayar petani (lb)

Budidaya

Indeks BPPBMPerikanan

Nilai Tukar PetaniIndeks harga yang diterima petani (lt)

Indeks harga yang diterima petani (lt)

Indeks Konsumsi Rumah Tangga

Tanaman Perkebunan RakyatIndeks harga yang dibayar petani (lt)

Indeks Konsumsi Rumah TanggaIndeks BPPBM

Page 79: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Kajian Ek

Saat ini tingkat yang temempenyang bemenilai dtahun di Data terbesaran besaran Kalimant

Ga

Melalui persentapertumbkepada menunjukerja. HaBPS menterbuka 2013 seb

konomi Keua

UMP D

keterbukaanprovinsi. Koergabung dngaruhi pasarbeda terhaddaya tarik mlakukan revi

rakhir menuUMP untuk UMP 2015

tan.

ambar 1. PeKa

data di ataase peningkbuhan UMP dunia usaha

ukkan bahwal ini perlu mnunjukkan asendiri menbesar 3,84%

ngan Region

DAN DAYA

n ekonomi tnsep free floalam ASEA

ar tenaga kedap angkata

masing-masinsi.

njukkan dartahun 2015

5. Berikut m

ta Nilai UM alimantan

as dapat d

katan UMP nasional.

a melainkanwa meningkamenjadi perhdanya penincapai 4,03%

%.

al Provinsi Ka

SAING TEN

tidak hanya ow of laborN melalui rja di Indone

an kerja yangng provinsi ia

ri 34 provins5. Untuk Kalimerupakan p

Provinsi di

ilihat bahwyang palingMeningkatn

n juga mematnya UMP matian pemer

ngkatan peng% atau menin

Sumber : DirekTenag

B

alimantan Sel

BOKS

NAGA KERJA

dialami dalr yang akanadanya Ma

esia. Masingg tersedia. Valah melalui

si di Indonesimantan senpeta besara

Ta

a Kalimantag besar di nya UMP tepengaruhi pmemiliki penrintah daerahgangguran tngkat 0,19%

ProvinKalimaKalimaKalimaKalimaNasion

ktorat Pengupahaga Kerja KEMEN

Bab 5 – Kete

latan Triwula

A KALIMAN

am lingkup n dihadapi Iasyarakat Ek-masing pro

Variabel yangUpah Minim

sia 27 di andiri seluruh n nilai UM

abel 1. Nilai

an Selatan Kalimantan

rsebut mempasar tenagngaruh negah mengingatterbuka pad

% dibanding

nsi Uantan Barat Rantan Tengah Rantan Selatan Rantan Timur Rnal Ran dan Jaminan AKERTRANS

enagakerjaa

n III 2014

NTAN SELAT

negara melndonesia dakonomi ASE

ovinsi akan mg paling mudmum Provins

ntaranya telaprovinsi telaP masing-m

dan Petum

merupakan n dan lebihberikan dam

ga kerja. Beatif terhadapt dari data yaa tahun 201kan periode

UMP 2015 UM1.560.000Rp  Rp1.896.367Rp  Rp1.870.000Rp  Rp2.026.176Rp  Rp1.745.187Rp  Rp

Sosial

an dan Kese

TAN

ainkan jugaan seluruh nEAN tentu

memiliki dayadah dipakai dsi (UMP) yan

ah menyamph menyamp

masing provi

buhan UMP

provinsi deh tinggi darmpak tidak eberapa penp serapan teang disajikan14. Pengangyang sama

MP 2014 g (Yo1.380.000p  11.706.730p  11.620.000p  11.886.315p 1.559.118p  1

ejahteraan

63

pada negara

akan a tarik dalam g tiap

paikan paikan nsi di

P

engan ripada hanya elitian enaga n oleh guran tahun

oY)3,04%1,11%5,43%7,41%1,93%

Page 80: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 5 – Ke

64

Grafik

Selain itsetelah epenurunmeningkakan meformal m Menurutperingkalingkup 27 dari tUMP tidpeningkamampu

etenagakerj

k 1. TingkaKalim

u rasio statuempat tahunnan rasio. Hkatnya upah emiliki peranmelalui perus

t survei oleat ke 13 dalakondisi keuatotal 33 provdak akan matan nilai UMmerangsang

jaan dan Kes

Kajian Ek

at Penganggantan Selat

us pekerjaann berturut-tuHal ini sejala

minimum akn penting dasahaan-perus

eh Asia Coam hal tingkangan, Bisnivinsi. Kondis

meningkatkanMP yang telag industri di K

sejahteraan

konomi Keuan

guran Terbukan

n angkatan krut sektor foan dengan kan meningkalam menyersahaan besa

ompetitivenekat daya sains dan Tenag

si demikian pn tingkat peah ditetapkaKalimantan S

Sumber

n

ngan Regiona

ka Grafi

kerja pun mormal mengabeberapa j

katkan angkrap tenaga r.

ess Instituteng antar proga Kerja meperlu menjadenganggura

an tersebut hSelatan.

: BPS Kalimanta

al Provinsi Ka

kl 2. StatusKalim

ulai kembalialami peningurnal yang atan kerja dkerja yang t

(ACI) Kaliovinsi, dimanmiliki pering

di perhatian n yang ada

harus diiringi

an Selatan

limantan Sela

Pekerjaan Amantan Sela

bergeser kegkatan, pada

menyatakani sektor inforidak mampu

mantan Sela bila dibag

gkat terendapemerintah

a. Oleh kare oleh kebijak

atan Triwulan

Angkatan Katan

e sektor infoa 2014 mengn bahwa dermal. Usaha u diserap di

latan mendgi per sektor ah pada periagar pening

ena itu kebkan lanjutan

n III 2014

Kerja

ormal, galami engan mikro pasar

duduki maka

ingkat gkatan ijakan

n yang

Page 81: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 6 – Prospek Ekonomi

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

81

BAB VIPROSPEK EKONOMI

Page 82: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber
Page 83: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Kajian

Pada

diper

infla

Kalim

Adap

kisara

Seme

pelak

Selata

- 5,7

prices

tekan

Nino

1.

SumbeGra

Perek

bera

6

n Ekonomi Ke

PRO

a triwulan

rkirakan m

si. Berdasark

mantan Selat

pun untuk ke

an 4,8% - 5,

entara itu, d

ku usaha, se

an pada triw

% (yoy). Pe

s (kenaikan

nan dari pen

dan mening

PRAKIR

er: Survei Konsumafik 6.1. Per

konomian

da dalam k

6

euangan Reg

OSPEK EK

n IV 2014

mengalami

kan beberap

tan pada triw

eseluruhan ta

,2% (yoy).

dari arah tre

rta memper

wulan IV 201

eningkatan t

TTL, tarif b

ningkatan ha

gkatnya perm

RAAN KO

men - KPw BI Wkiraan Pertu

Dunia

Kalimantan

kisaran 4,7%

gional Provins

KONOMI

4 mendata

peningkata

a indikator p

wulan IV 20

ahun 2014,

end data, isu

hatikan laju

4 cenderung

tersebut dise

atas atas an

arga komodit

mintaan di ak

ONDISI M

Wilayah II (Kalimanumbuhan Ek

n Selatan d

% - 5,1% (y

si Kalimantan

I ang pertu

an disertai

pendukung,

014 diprakira

perkiraan pe

u di lapanga

inflasi hingg

g meningkat

ebabkan ole

ngkutan uda

tas volatile f

khir tahun

MAKRO E

ntan) konomi

S

diperkiraka

yoy). Pereko

Selatan Triw

mbuhan e

i kecender

hasil survei d

akan berada

erekonomian

an, serta ha

ga triwulan

t dengan per

h tekanan i

ara dan pot

food seiring

EKONOM

Sumber: SKDU -Grafik 6

n meningk

onomian ke d

-30

-20

-10

0

10

20

30

I II I

2012

Realisasi Ke

Bab

wulan III 2014

ekonomi K

ungan men

dan liaison, p

pada kisara

n Kalimantan

asil survei ke

laporan, ting

rkirakan bera

nflasi dari k

ensi kelangk

meningkatn

MI

KPw BI Wilayah.2. Ekspekta

kat pada tr

depan diperk

III IV I II

2 20

egiatan Usaha

b 6 – Prospe

4

Kalimantan

ningkatnya

pertumbuha

an 4,7% - 5

n Selatan be

epada masya

gkat inflasi K

ada pada kis

kelompok ad

kaan LPG 3

nya potensi d

h II (Kalimantan)asi Kegiatan

riwulan IV

kirakan mas

III IV I II

13 2

Ekspektasi Keg

k Ekonomi

67

n Selatan

a tekanan

an ekonomi

5,1% (yoy).

erada pada

arakat dan

Kalimantan

saran 5,3%

dministered

Kg), serta

dampak El-

n Usaha

2014 dan

ih memiliki

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

III IV

014

giatan Usaha (rhs)

Page 84: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 6 – Prospek Ekonomi

68Kajian Ekonom

i

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

kondisi yang tidak jauh berbeda dengan triwulan III 2013 terutama pengaruh dari sisi eksternal.

Dari sisi eksternal, perekonomian dunia pada periode mendatang diperkirakan masih dapat tumbuh

meski diwarnai dengan risiko pelemahan yang tinggi. Perekonomian negara-negara tujuan ekspor

Kalimantan Selatan seperti India diperkirakan akan semakin meningkat dan mampu menutupi

permintaan Tiongkok yang menurun. Kondisi ini juga tercermin dari peningkatan ekspektasi dunia

usaha di Kalimantan Selatan sesuai Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh KPw

BI Wilayah II-Kalimantan.

Dari sisi permintaan, peningkatan terutama disumbang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga

seiring dengan peningkatan penghasilan masyarakat. Ekspor luar negeri yang masih mengalami

kontraksi meskipun tidak sedalam periode sebelumnya karena terbantu oleh peningkatan

permintaan dari India. Sementara itu kegiatan investasi masih menopang perekonomian Kalimantan

Selatan. Hal ini terkait dengan masih berlanjutnya proyek-proyek pembangunan infrastruktur dan

pembangunan smelter. Selain itu, berkembangnya pasar batubara domestik untuk pembangkit

listrik dan smelter diperkirakan akan membuat perusahaan tetap melanjutkan kegiatan investasinya

di bidang pertambangan.

Dari sisi sektoral, peningkatan diperkirakan terjadi karena adanya perbaikan kinerja pada sektor

pertanian dan sektor industri pengolahan. Bergesernya sebagian panen padi ke triwulan IV 2014

diperkirakan akan menambah produksi pada triwulan tersebut, selain itu kondisi cuaca yang

mendukung produksi kelapa sawit dan karet diperkirakan akan semakin meningkatkan kinerja

sektor pertanian. Seiring dengan bahan baku kelapa sawit yang melimpah, produksi CPO

diperkirakan akan meningkat dan mendorong kinerja sektor industri pengolahan. Sementara itu,

sektor pertambangan diperkirakan akan mengalami perlambatan seiring dengan masih

berlangsungnya konsolidasi berkaitan dengan pergeseran ekspor batubara ke Tiongkok menjadi

ekspor ke India. Konsolidasi pasar batubara juga terjadi antara peningkatan penggunaan batubara

domestik dan mengurangi ketergantungan ekspor batubara. Selain itu, dikeluarkannya ketentuan

Eksportir Terdaftar (ET) untuk komoditas batubara mulai 1 Oktober 2014 diperkirakan akan

menahan produksi dan ekspor batubara dari Kalimantan Selatan.

Dengan kondisi tersebut, perekonomian Kalimantan Selatan untuk tahun 2014 yang pada awal

tahun diperkirakan tumbuh sebesar 5,2% - 5,6% (yoy) akan cenderung terkoreksi ke bawah

berada pada kisaran 4,8% - 5,2%. Dengan demikian, perekonomian Kalimantan Selatan

diperkirakan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai 5,18% (yoy).

2. PRAKIRAAN INFLASI

Tekanan inflasi Provinsi Kalimantan Selatan pada triwulan terakhir di tahun 2014

diperkirakan terus meningkat, bahkan berpotensi melampaui sasaran inflasi yang

ditetapkan jika Pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi. Dengan mempertimbangkan

Page 85: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 6 – Prospek Ekonomi

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

69

berbagai potensi resiko yang ada dan tanpa menghitung dampak rencana kebijakan penyesuaian

harga BBM bersubsidi, tingkat inflasi Kalimantan Selatan pada akhir tahun diprakirakan mencapai

5,3% - 5,7%. Secara historis Inflasi pada triwulan IV, khususnya bulan November dan Desember

cenderung tinggi dan pada tahun ini juga dihadapkan pada sejumlah faktor yang berpotensi

semakin mendorong tingginya inflasi di akhir 2014. Selain rencana kenaikan BBM bersubsidi,

berbagai resiko yang turut berpotensi untuk mendorong peningkatan tekanan inflasi Kalimantan

Selatan antara lain:

1. Kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) untuk 6 golongan listrik, khususnya listrik rumah tangga,

untuk tahap ke-4 yang akan mendorong inflasi baik secara langsung terhadap peningkatan

biaya tarif listrik, serta kenaikan harga barang yang disebabkan oleh peningkatan biaya

produksi oleh produsen.

2. Rencana kenaikan tarif batas atas angkutan udara dengan kenaikan di kisaran 10%

diperkirakan akan memberikan tekanan yang cukup besar pada inflasi kelompok administered

price. Selama tahun 2014, tarif angkutan udara sering menjadi penyumbang inflasi terbesar di

provinsi Kalimantan Selatan.

3. Terjadinya El Nino meskipun dengan intensitas kecil – moderat diperkirakan berpengarup pada

mundurnya musim tanam dan dapat berdampak pada penurunan produksi pangan yang pada

akhirnya dapat meningkatkan tekanan inflasi kelompok volatile food.

4. Dengan adanya kenaikan LPG 12KG pada pertengahan September 2014, terdapat

kemungkinan meluasnya kelangkaan LPG 3 Kg akibat penyalahgunaan yang berpotensi

mendorong lonjakan harga.

5. Tidak adanya penyaluran RASKIN di bulan November-Desember 2014, akibat telah ditarik

sebelumnya untuk bulan Februari-Maret dapat berpotensi untuk meningkatkan harga beras

yang merupakan komponen utama dalam konsumsi masyarakat di Indonesia pada umumnya.

Selain itu, dari sisi permintaan diperkiraan akan mengalami peningkatan seiring dengan

meningkatnya ekspektasi inflasi pada triwulan IV 2014 yang didorong oleh wacana peningkatan

BBM berubsidi, khususnya pada beberapa komoditas yang secara suplai tidak dapat dipenuhi oleh

kapasitas produksi lokal seperti beberapa produk hortikultura, beras, dan telur ayam ras.

Peningkatan ekspektasi tersebut terindikasi dari Indeks Ekspektasi Konsumen terhadap harga-harga

dalam 3 bulan yang akan datang, menunjukkan bahwa di pada tiga bulan mendatang (triwulan IV)

mengalami peningkatan, sementara itu untuk jangka panjang (6 bulan mendatang) terdapat

ekspektasi adanya penurunan.

Page 86: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 6 – Prospek Ekonomi

70Kajian Ekonom

i

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

Sumber: Survei Konsumen KPw BI Wil II, Diolah

Grafik 6.3. Ekspektasi Inflasi Konsumen 3 dan 6 Bulan Yang Akan Datang

Mempertimbangkan besarnya resiko tekanan inflasi mendatang, Pemerintah Daerah, Bank

Indonesia dan Stakeholder terkait perlu segera melakukan langkah-langkah antisipasi untuk

meminimalkan dampak inflasi. Beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain;

1. Mengendalikan dampak lanjutan dari rencana kenaikan harga BBM bersubsidi melalui:

a. Penegakan hukum terhadap penyalahgunaan (penimbunan dan penyelewengan)

BBM bersubsidi terutama menjelang kenaikan harga BBM bersubsidi

b. Membahas dengan pemerintah (pusat dan daerah) terkait pengaturan tarif

angkutan, baik di dalam kota maupun antarkota, dengan kenaikan secara wajar

yang mempertimbangkan daya beli masyarakat

c. Memperkuat program komunikasi kepada masyarakat dalam rangka mengelola

ekspektasi inflasi, dengan menyampaikan beberapa hal penting a.l. dampak inflasi

dari kenaikan harga BBM bersifat temporer; penyesuaian harga BBM merupakan

upaya reformasi bidang energi yang diperlukan untuk kesehatan perekonomian

dalam jangka panjang; dan kenaikan harga barang dan jasa sepatutnya tidak

berlebihan karena hanya diakibatkan oleh kenaikan biaya distribusi sementara

stoknya mencukupi

2. Memperkuat dan memperbaiki sistem distribusi LPG 3 kg untuk meminimalkan

penyalahgunaan mengingat subsidi pada komoditas ini masih cukup besar dan disparitas

harganya dengan LPG 12 kg sangat lebar.

3. Mempersiapkan stok pangan yang cukup, khususnya beras karena penurunan produksi dan

pengaruh El Nino yang menyebabkan bergesernya musim tanam.

 ‐

 1.000

 2.000

 3.000

 4.000

 5.000

 6.000

 7.000

 8.000

 ‐

 20.000

 40.000

 60.000

 80.000

 100.000

 120.000

 140.000

 160.000

 180.000

 200.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2012 2013 2014

Indeks Ekspektasi Harga Konsumen 6 bln yadIndeks Ekspektasi Harga Konsumen 3 bln yadInflasi Aktual yoy (skala kanan)

Page 87: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Bab 6 – Prospek Ekonomi

Kajian Ekonomi Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Selatan Triwulan III 2014

71

Tabel Prospek Pertumbuhan Ekonomi (%, yoy)

2011 2012

2013 2013

2014 2014* I II III IV I II III IV* Pertumbuhan PDRB, % yoy 6,1 5,7 5,6 5,1 4,8 5,4 5,2 5,5 4,8 4,8 4,7-5,1 4,8 – 5,2

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan *) Proyeksi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wil II Kalimantan

Inflasi

2011 2012

2013 2013 2014

2014* I II III I II III

IHK, %yoy 3,98 5,96 5,25 4,74 7,09 6,98 4,89 6,83 4,81 5,3 – 5,7

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Selatan *) Proyeksi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wil II Kalimantan

Page 88: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber
Page 89: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Adminprice

Andil

APBD

Bobot

Dana Perimb

Dana Ketiga

FaktorFunda

FaktorFunda

Imporinflatio

IndeksKonsu

IndeksKonsu

IndeksEkono

IndeksKonsu

Invest

Inflasi

Liaison

nistered

inflasi

t inflasi

bangan

Pihak a (DPK)

r amental

r Non amental

rted on

s Ekspektasi umen

s Harga umen (IHK)

s Kondisi omi

s Keyakinan umen (IKK)

asi

inti

n

Salah satuharganya d

Sumbangaterhadap t

Anggaran pemerintadaerah dan

Besaran yasecara kesmasyarakaSumber ppelaksanaapemberian

Dana masybank.

Faktor funoleh kebijgap, ekste

Faktor nonkewenangpangan (pemerinta

Salah satperkemban

Salah satkonsumenskala 1–10

Sebuah indjasa yang

Salah satkonsumen

Indeks yaekonomi sdengan sk

Kegiatan peningkata

Inflasi inti

Kegiatan pkuantitatifpelaku ekocara yang

DA

u disagregasdiatur oleh p

an perkembtingkat inflas

Pendapatanh daerah yn DPRD, dan

ang menunjuseluruhan, yat terhadap kpendapatan an kewenan otonomi da

yarakat (beru

ndamental aakan monetrnal, serta ek

n fundamengan otoritas volatile fooh (administe

u disagregangan harga d

u pembentn terhadap e00.

deks yang mdikonsumsi

u pembentn terhadap ko

ang menunjsaat ini dan

kala 1–100.

meningkatkan modal.

adalah inflas

pengumpulaf yang dilakuonomi mengsistematis da

FTAR IST

si inflasi, yapemerintah.

angan hargsi secara kese

n dan Belayang dibahan ditetapkan

ukkan pengayang diperhikomoditas te

daerah yanngan peme

aerah.

upa tabunga

dalah faktorter, yakni inkspektasi infl

tal adalah famoneter,

ods), serta red price)

asi inflasi, ydi luar neger

uk IKK. Indkspektasi ko

merupakan ukmasyarakat p

uk IKK. Indondisi ekono

jukkan leven ekspektasi

kan nilai ta

si yang dipen

n data/statistkan secara p

genai perkeman didokume

TILAH

aitu untuk k

ga suatu koeluruhan.

anja Daerahs dan disetdengan pera

aruh suatu kotungkan dersebut.

ng berasal erintah dae

n, deposito,

r pendorongteraksi permlasi masyarak

aktor pendoyakni prodharga bara

yaitu inflasi ri (eksternal)

deks yang ondisi ekono

kuran perubapada suatu p

deks yang mi saat ini, d

l keyakinankondisi eko

ambah suat

ngaruhi oleh

tik dan inforperiodik melambangan danentasikan dal

komoditas y

omoditas/kelo

. Rencana tujui bersamaturan daera

omoditas terngan meliha

dari APBN erah dalam

giro, dll) yan

inflasi yangmintaan-penakat

rong inflasi uksi maupung/jasa yan

yang bera

menunjukkami 6 bulan

ahan rata-ratperiode terte

menunjukkadengan skala

n konsumenonomi enam

tu kegiatan

faktor funda

rmasi yang balui wawancan arah kegiatlam bentuk l

yang perkem

ompok bara

keuangan tma oleh pem

h.

hadap tingkaat tingkat k

untuk menmencapai

ng disimpan

g dapat dipeawaran atau

yang beradaun distribusing ditentuka

asal dari pe

an level kemendatang,

ta harga barntu.

an level kea 1–100.

n terhadap m bulan men

n produksi

amental

bersifat kualitara langsungtan ekonomi aporan

mbangan

ang/kota

tahunan merintah

at inflasi konsumsi

ndukung tujuan

di suatu

engaruhi u output

a di luar i bahan an oleh

engaruh

eyakinan dengan

ang dan

eyakinan

kondisi ndatang,

melalui

tatif dan g kepada

dengan

Page 90: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

Loan tRatio

Migas

Mtm

Non PLoan (

Omze

PDRB

PendaDaera

Percei

Qtq

Saldo

SBT

Sektordomin

Volati

West Interm

Yoy

to Deposit (LDR)

s

Performing (NPL)

t

apatan Asli h (PAD)

ived risk

Bersih

r ekonomi nan

ile food

Texas mediate

Ratio yandisalurkan tertentu.

Minyak daminyak da

Month tosebelumny

Besarnya jkeseluruha

Nilai penju

Produk Dmencermin

Pendapatapajak daepengelolaa

Persepsi rsebuah ne

Quarter tosebelumny

Selisih an“meningka“menurunSaldo Berssektor/subbersangkuSektor ekopengaruh

Salah satuharganya s

Jenis minydunia.

Year on ye

ng menunjudengan da

an gas. Merun gas.

o month. Pya.

umlah kredian kreditnya

ualan bruto y

Domestik Rnkan hasil ke

an yang dipeerah, retribuan kekayaan

isiko yang egara

o quarter. Peya.

ntara persenat” dengan p

n” dan mengsih Tertimbansektor yang

utan sebagai onomi yangdominan pad

u disagregassangat berge

yak bumi yan

ear. Perbandi

ukkan perbaana pihak k

upakan kelom

Perbandingan

it bermasala

yang diperole

Regional Begiatan ekon

eroleh dari ausi daerah,

daerah.

dimiliki oleh

erbandingan

ntase jumlahpersentase juabaikan jawang. Nilai yang bersangkupenimbangn mempunyada pembentu

si inflasi, yaejolak karena

ng menjadi

ingan antara

andingan ake tiga yang

mpok sektor

n antara da

h pada suat

eh dari satu k

ruto. Pendomi yang ad

aktivitas ekohasil perus

h investor t

antara data

h respondeumlah responaban “sama

ng diperoleh utan dengannya. ai nilai tambukan PDRB s

aitu untuk ka faktor-fakto

acuan untuk

a data satu ta

antara jumlag dihimpun

industri yang

ata satu bu

tu Bank diba

kali proses pr

dapatan suda di suatu w

nomi suatu ahaan milik

erhadap ko

a satu triwul

n yang menden yang m”. dari hasil pe

n bobot sek

bah besar sesecara keselu

komoditas yor tertentu.

k transaksi p

ahun dengan

ah pinjamapada suatu

g mencakup

ulan dengan

anding deng

roduksi.

atu daerahwilayah terten

daerah sepek daerah da

ndisi pereko

lan dengan

emberikan jmemberikan j

erkalian saldktor/subsekto

ehingga memruhan.

yang perkem

perdagangan

n tahun sebe

n yang u waktu

industri

n bulan

gan total

h yang ntu.

erti hasil an hasil

onomian

triwulan

jawaban jawaban

o bersih or yang

mpunyai

mbangan

minyak

lumnya.

Page 91: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber

TIM PENYUSUN

TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB Mokhammad Dadi Aryadi

Subintoro

KOORDINATOR PENYUSUN Triatmo Doriyanto

TIM PENULIS

Agus Hartanto, Andika Surya Akbar, Daniel Agus Prasetyo , One Yusril Fikar, R. Hutama Wardhana,

Anita Pratiwi, Freddy Firmansyah, dan Rubiyanto

KONTRIBUTOR

Tim Statistik, Survei dan Liaison Tim Akses Keuangan dan UMKM

Tim Sistem Pembayaran

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH KALIMANTAN

Tim Asesmen Ekonomi dan Keuangan

Jl. Lambung Mangkurat No. 15 Banjarmasin

No. Telp. (0511) 4368182 ext. 8236 No. Fax.(0511) 3354678

Email : [email protected]

Page 92: KAJIAN EKONOMI KEUANGAN REGIONAL - bi.go.id · PDF fileKesimpulan di atas merupakan hasil analisa kami terhadap berbagai ... BAB 4. KEUANGAN DAERAH ... Bab III Data perbankan bersumber