KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25...

102
1 Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Tim Asesmen dan Advisory Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Jl. Letda Tantular No. 4 Denpasar – Bali, 80234 Tel. (0361) 248982 Fax. (0361) 222988 Email : [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI BALI TRIWULAN I 2015

Transcript of KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25...

Page 1: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 1

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi :

Tim Asesmen dan Advisory

Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali

Jl. Letda Tantular No. 4

Denpasar – Bali, 80234

Tel. (0361) 248982

Fax. (0361) 222988

Email :

[email protected]

[email protected]

[email protected]

[email protected]

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN

REGIONAL PROVINSI BALI

TRIWULAN I 2015

Page 2: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 20152

kata pengantarPuji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat

dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun Laporan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali triwulan I 2015. Laporan ini disusun untuk memenuhi kebutu-han stakeholders internal maupun eksternal Bank Indonesia mengenai informasi perkem-bangan ekonomi, moneter, perbankan, keuangan, dan sistem pembayaran di Provinsi Bali.

Bank Indonesia berpandangan bahwa perekonomian daerah khususnya Bali mem-punyai posisi dan peran yang strategis terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dalam upaya menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini didasari oleh fakta pembangunan nasional merupakan agregasi dari pembangunan daerah dan semakin meningkatnya proporsi inflasi daerah dalam menyumbang inflasi nasional. Oleh sebab itu Bank Indonesia, sebagai Bank Sentral Republik Indonesia, menaruh perhatian yang besar terhadap upaya-upaya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah guna semakin mendorong pertumbuhan ekonomi nasional termasuk dalam upaya pengendalian inflasi daerah guna mencapai target inflasi nasional.

Salah satu wujud dari kepedulian Bank Indonesia terhadap dinamika perekonomi-an daerah adalah melakukan berbagai kajian dan diseminasi hasil-hasil kajian kepada stakeholders. Salah satunya melalui KEKR yang berisikan kajian dan informasi mengenai perekonomian daerah dan dipahami secara luas oleh seluruh pihak terkait. Selanjutnya, stakeholders dapat memanfaatkan informasi dari KEKR ini sesuai dengan kepentingan masing-masing dalam upaya perbaikan kinerja ekonomi Bali di masa depan. Kami juga berharap akan muncul ide-ide konstruktif yang dapat memberikan nilai tambah serta men-jadi stimulus upaya-upaya pengembangan ekonomi daerah melalui kebijakan maupun kajian – kajian lanjutan.

Pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang kami perlukan antara lain Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan, akade-misi, dan instansi pemerintah lainnya. Kami menyadari bahwa cakupan dan analisis dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Daerah masih belum sepenuhnya sempurna, sehingga saran, kritik dan dukungan informasi/data dari Bapak/Ibu sekalian sangat diharapkan guna peningkatan kualitas dari kajian tersebut.

Akhir kata, kami berharap semoga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, 20 Mei 2015

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIAPROVINSI BALI

Dewi Setyowati

Kepala Perwakilan

Page 3: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 3

kata pengantarPuji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat

dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun Laporan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali triwulan I 2015. Laporan ini disusun untuk memenuhi kebutu-han stakeholders internal maupun eksternal Bank Indonesia mengenai informasi perkem-bangan ekonomi, moneter, perbankan, keuangan, dan sistem pembayaran di Provinsi Bali.

Bank Indonesia berpandangan bahwa perekonomian daerah khususnya Bali mem-punyai posisi dan peran yang strategis terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dalam upaya menjaga kestabilan nilai rupiah. Hal ini didasari oleh fakta pembangunan nasional merupakan agregasi dari pembangunan daerah dan semakin meningkatnya proporsi inflasi daerah dalam menyumbang inflasi nasional. Oleh sebab itu Bank Indonesia, sebagai Bank Sentral Republik Indonesia, menaruh perhatian yang besar terhadap upaya-upaya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah guna semakin mendorong pertumbuhan ekonomi nasional termasuk dalam upaya pengendalian inflasi daerah guna mencapai target inflasi nasional.

Salah satu wujud dari kepedulian Bank Indonesia terhadap dinamika perekonomi-an daerah adalah melakukan berbagai kajian dan diseminasi hasil-hasil kajian kepada stakeholders. Salah satunya melalui KEKR yang berisikan kajian dan informasi mengenai perekonomian daerah dan dipahami secara luas oleh seluruh pihak terkait. Selanjutnya, stakeholders dapat memanfaatkan informasi dari KEKR ini sesuai dengan kepentingan masing-masing dalam upaya perbaikan kinerja ekonomi Bali di masa depan. Kami juga berharap akan muncul ide-ide konstruktif yang dapat memberikan nilai tambah serta men-jadi stimulus upaya-upaya pengembangan ekonomi daerah melalui kebijakan maupun kajian – kajian lanjutan.

Pada kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyediaan data dan informasi yang kami perlukan antara lain Pemerintah Daerah Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan, akade-misi, dan instansi pemerintah lainnya. Kami menyadari bahwa cakupan dan analisis dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Daerah masih belum sepenuhnya sempurna, sehingga saran, kritik dan dukungan informasi/data dari Bapak/Ibu sekalian sangat diharapkan guna peningkatan kualitas dari kajian tersebut.

Akhir kata, kami berharap semoga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional ini bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, 20 Mei 2015

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIAPROVINSI BALI

Dewi Setyowati

Kepala Perwakilan

Page 4: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 20154

Kata Pengantar 3

Ringkasan Umum 12

Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Bali 15

Bab I Ekonomi Makro Regional 19

1.1. KONDISI UMUM 21

1.2. SISI PENAWARAN 21

1.2.1. Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 23

1.2.2. Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 24

1.2.3. Kategori Lapangan Usaha Konstruksi dan Lapangan Usaha Real Estate. 25

1.2.4. Kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 26

1.2.5. Kategori Transportasi dan Pergudangan 27

1.2.6. Kategori Industri Pengolahan 28

1.2.7. Kategori Jasa Perusahaan, Jasa Keuangan, dan Jasa Lainnya 29

1.2.8. Kategori lainnya 30

1.3. SISI PERMINTAAN 30

1.3.1. Konsumsi 31

1.3.2. Investasi 31

1.3.3. Neraca Perdagangan 32

1.4. PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI 35

Bab II Perkembangan Inflasi 43

2.1. PERKEMBANGAN UMUM INFLASI 45

2.2. ANALISIS PERKEMBANGAN INFLASI 45

2.2.1. Inflasi Menurut Kelompok Barang dan Jasa 45

2.2.2. Inflasi Menurut Kota 50

2.3. DISAGREGASI INFLASI 53

a) Volatile Food 50

b) Administered Prices 52

c) Core Inflation 54

2.4. PERGERAKAN HARGA DI KOTA NON SAMPEL INFLASI 55

2.5. INFLASI PEDESAAN 56

Daftar Isi

Page 5: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 5

Bab III Perbankan dan Sistem Pembayaran 63

3.1. PERKEMBANGAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM 65

3.1.1. Pelaksanaan Fungsi Intermediasi 65

3.1.2. Non Performing Loan (NPL) 68

3.2. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 69

3.3. PERKEMBANGAN PERBANKAN KABUPATEN/KOTA 70

3.3.1. Financial Inclusion Kabupaten/Kota Provinsi Bali 70

3.4. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 71

3.3.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 71

3.3.2. Perkembangan Transaksi Pembayaran Nontunai 72

Bab IV Keuangan Pemerintah 77

4.1 ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH PROVINSI BALI 79

4.2 ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PROVINSI BALI 79

4.3 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN/KOTA DI BALI 80

4.4 PERANAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PEREKONOMIAN BALI 81

Bab V Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan 85

5.1 KONDISI KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI 87

5.2 KONDISI KESEJAHTERAAN PROVINSI BALI 88

Bab VI Prospek Perekonomian 91

6.1. MAKRO EKONOMI REGIONAL 93

6.2. INFLASI BALI TRIWULAN II 2015 96

6.3. UPAYA PENGENDALIAN INFLASI BALI 98

Page 6: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 20156

Grafik 1. 1 Nominal PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali 21

Grafik 1. 2 Pangsa Kategori Ekonomi terhadap PDRB Provinsi Bali Triwulan I 2015 22

Grafik 1. 3 Andil Kategori terhadap Perekonomian Provinsi Bali Triwulan I 2015 22

Grafik 1. 4 Kunjungan Wisman ke Bali Triwulanan 23

Grafik 1. 5 Perkembangan Kunjungan Wisman Berdasarkan Negara 23

Grafik 1. 6 Asal Wisman yang Berkunjung ke Bali 23

Grafik 1. 7 Penyaluran Kredit Kategori Penyediaan Akomodasi Makan Minum 24

Grafik 1. 8 Tingkat Penghunian Kamar dan Rata-rata Lama Menginap di Hotel 24

Grafik 1. 9 Perkembangan Visa on Arrival 24

Grafik 1. 10 Perkembangan Produksi Padi di Bali 25

Grafik 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25

Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25

Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi Semen Provinsi Bali 26

Grafik 1. 14 Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) 26

Grafik 1. 15 Kredit Kategori Konstruksi 26

Grafik 1. 16 Indeks Penjualan Riil Provinsi Bali 26

Grafik 1. 17 Penyaluran Kredit Kategori Perdagangan Besar dan Eceran 27

Grafik 1. 18 Pertumbuhan Indeks Penjualan 27

Grafik 1. 19 Arus Penumpang Laut Pelabuhan Benoa 27

Grafik 1. 20 Arus Kapal Pelabuhan Provinsi Bali 28

Grafik 1. 21 Penyaluran Kredit Transportasi dan Pergudangan 28

Grafik 1. 22 Jumlah Penumpang Pesawat Udara Ngurah Rai 28

Grafik 1. 23 Konsumsi Listrik Industri 28

Grafik 1. 24 Kredit Kategori Industri 29

Grafik 1. 25 Penyaluran Kredit di Kategori Jasa Keuangan 29

Grafik 1. 26 Penyaluran Kredit di Kategori Jasa Perusahaan 29

Grafik 1. 27 Penyaluran Kredit di Adm. Pemerintah 29

Grafik 1. 28 Konsumsi Listrik di Bali 30

Grafik 1. 29 Jumlah Pelanggan Listrik 30

Grafik 1. 30 Indeks Keyakinan Konsumen 31

Grafik 1. 31 Kredit Konsumsi 31

Grafik 1. 32 Perkembangan Nilai Tukar Petani 31

Grafik 1. 33 Kredit Investasi 32

Grafik 1. 34 Perkembangan Nilai Impor Barang Modal 32

Grafik 1. 35 Perkembangan Volume Impor Barang Modal 32

Grafik 1. 36 Nilai Ekspor Luar Negeri Bali 32

Grafik 1. 37 Volume Ekspor Luar Negeri Bali 32

Grafik 1. 38 Pangsa Nilai Ekspor Komoditas Utama 33

Grafik 1. 39 Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas Utama 33

Daftar Grafik

Page 7: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 7

Grafik 1. 40 Pangsa Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan 33

Grafik 1. 41 Pertumbuhan Ekspor berdasarkan Negara Tujuan 33

Grafik 1. 42 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Bali 34

Grafik 1. 43 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri Bali 34

Grafik 1. 44 Pangsa Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC 34

Grafik 1. 45 Perkembangan Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC 34

Grafik 2. 1 Inflasi Kota di Bali (%yoy) 45

Grafik 2. 2 Perkembangan Inflasi Nasional dan Provinsi Bali (% yoy) 45

Grafik 2. 3 Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan di Prov. Bali 46

Grafik 2. 4 Inflasi Tahunan Kelompok Bahan Makanan di Prov. Bali 46

Grafik 2. 5 Kondisi Produksi dan Surplus Defisit Komoditas Bawang Merah di Bali & Nusa Tenggara 46

Grafik 2. 6 Perkembangan Sumbangan Inflasi 46

Grafik 2. 7 Perkembangan Sumbangan Inflasi 47

Grafik 2. 8 Inflasi Triwulanan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Prov. Bali 47

Grafik 2. 9 Inflasi Tahunan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Prov. Bali 47

Grafik 2. 10 Pergerakan Sumbangan Inflasi Rokok 47

Grafik 2. 11 Pergerakan Sumbangan Inflasi Gula Pasir (% mtm) 48

Grafik 2. 12 Inflasi Triwulanan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Prov. Bali 48

Grafik 2. 13 Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Prov. Bali 48

Grafik 2. 14 Inflasi Triwulanan Kelompok Sandang 48

Grafik 2. 15 Inflasi Tahunan Sandang di Prov. Bali 49

Grafik 2. 16 Inflasi Triwulanan Kelompok Kesehatan 49

Grafik 2. 17 Inflasi Tahunan Kelompok Kesehatan 49

Grafik 2. 18 Inflasi Triwulanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga di Prov. Bali 49

Grafik 2. 19 Inflasi Tahunan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga di Prov. Bali 50

Grafik 2. 20 Inflasi Triwulanan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Prov. Bali 50

Grafik 2. 21 Inflasi Tahunan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Prov. Bali 50

Grafik 2. 22 Bobot Tahun Dasar (2012=100) 50

Grafik 2. 23 Bobot Tahun Dasar (2012=100) 51

Grafik 2. 24 Perkembangan Inflasi Berdasarkan Penyebabnya (% yoy) 53

Grafik 2. 25 Sumbangan Inflasi Berdasarkan Penyebabnya (% yoy) 53

Grafik 2. 26 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah 54

Grafik 2. 27 Perbandingan Nilai Tukar Kawasan 54

Grafik 2. 28 Indeks Penjualan Riil 54

Grafik 2. 29 Ekspektasi Konsumen 55

Grafik 2. 30 Pergerakan Harga Komoditas Pertanian di Kabupaten Karangasem 55

Grafik 2. 31 Pergerakan Harga Komoditas Peternakan di Kabupaten Karangasem 55

Grafik 2. 32 Pergerakan Harga Komoditas Pertanian di Kabupaten Tabanan 55

Grafik 2. 33 Pergerakan Harga Komoditas Peternakan di Kabupaten Tabanan 56

Grafik 2. 34 Perkembangan Inflasi Pedesaan (mtm) 56

Grafik 2. 35 Perkembangan Inflasi Pedesaan (ytd) 56

Page 8: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 20158

Grafik 2. 36 Perkembangan Inflasi Pedesaan dan Nilai Tukar petani (NTP) Provinsi Bali 56

Grafik 3. 1 Pertumbuhan Tahunan Asset, DPK dan Kredit 65

Grafik 3. 2 Komposisi dan Pertumbuhan Asset Menurut Kelompok Bank 65

Grafik 3. 3 Perkembangan LDR dan Komposisi Kredit Terhadap Asset Bank Umum 66

Grafik 3. 4 Perkembangan LDR menurut Kelompok Bank 66

Grafik 3. 5 Komposisi Kredit terhadap Asset 66

Grafik 3. 6 Pertumbuhan DPK Menurut Kelompok Bank 66

Grafik 3. 7 Pertumbuhan DPK 67

Grafik 3. 8 Pertumbuhan Kredit Perbankan 67

Grafik 3. 9 Komposisi Kredit 67

Grafik 3. 10 Perkembangan NPL Kredit 68

Grafik 3. 11 NPL Berdasarkan Kelompok Bank 68

Grafik 3. 12 Pertumbuhan Asset, Kredit dan DPK 69

Grafik 3. 13 Komposisi Kredit terhadap Asset dan LDR 69

Grafik 3. 14 Jumlah Kantor Bank per 1.000 Penduduk Dewasa 70

Grafik 3. 15 Penyebaran Kantor Bank di Provinsi Bali 70

Grafik 3. 16 Jumlah ATM per 10.000 Penduduk Dewasa 70

Grafik 3. 17 Penyebaran ATM di Provinsi Bali 70

Grafik 3. 18 Perkembangan Uang Kartal di Bali 71

Grafik 3. 19 Perkembangan Kegiatan Kas Keliling 72

Grafik 3. 20 Perkembangan Kliring 72

Grafik 3. 21 Perkembangan Tolakan Cek/BG kosong 72

Grafik 3. 22 Perkembangan Transaksi RTGS dari Bali 73

Grafik 3. 23 Perkembangan Transaksi RTGS ke Bali 73

Grafik 4. 1 Rasio PAD Terhadap Total Pendapatan di Seluruh Kabupaten/Kota di Prov. Bali (%) 80

Grafik 4. 2 Pagu Pendapatan APBD diSeluruh Kab/Kota di Prov. Bali 81

Grafik 4. 3 Pagu BelanjaAPBD diSeluruh Kab/Kota di Prov. Bali 81

Grafik 4. 4 Realisasi Pendapatan APBD di Seluruh Kab/Kota di Prov. Bali 81

Grafik 4. 5 Realisasi Belanja APBD di 81

Grafik 4. 6 Peranan APBD Provinsi Bali Terhadap Perekonomian Bali 82

Grafik 4. 7 Kontribusi APBD terhadap Perekonomian Kabupaten/Kota di Bali 82

Grafik 5. 1. Indeks Kebahagiaan 88

Grafik 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bali 93

Grafik 6. 2 Perkembangan Dunia Usaha 94

Grafik 6. 3 Indeks Keyakinan Konsumen 94

Grafik 6. 4 Proyeksi Inflasi Bali 96

Grafik 6. 5 Pergerakan Dolar-Asia Dolar Indeks 97

Grafik 6. 6 Ekspektasi Konsumen terhadap Perubahan Harga Barang & Jasa 97

Page 9: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 9

Daftar Tabel

Seri Mengenal Bank Indonesia

Daftar Boks

Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali dari Sisi Penawaran (%, yoy-TD 2010) 22

Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali di Sisi Permintaan (%, yoy) 30

Tabel 1. 3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Provinsi Bali 35

Tabel 2. 1 Perkembangan Inflasi Kota Denpasar Per Kelompok Pengeluaran 51

Tabel 2. 2 Ranking Komoditas Berdasarkan Sumbangan dan Frekuensi Inflasi di Kota Denpasar 51

Tabel 2. 3 Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Per Kelompok Pengeluaran 52

Tabel 2. 4 Ranking Komoditas Berdasarkan Sumbangan dan Frekuensi Inflasi di Kota Singaraja Triwulan I 2015 52

Tabel 3. 1 Perkembangan Usaha Bank Umum di Bali 65

Tabel 3. 2 Perkembangan Kredit Menurut Kategori 68

Tabel 3. 3 Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Bali 69

Tabel 3. 4 Perkembangan Rekening DPK dan Kredit per Kabupaten di Bali Maret 2015 71

Tabel 3. 5 Perkembangan Transaksi Uang Kartal di Bali 71

Tabel 3. 6 Perkembangan Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong 73

Tabel 3. 7 Perkembangan Transaksi RTGS 73

Tabel 4. 1 Rata-rata Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Periode 2012 – 2015 79

Tabel 4. 2 APBD Provinsi Bali 83

Tabel 5. 1 Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Bali 87

Tabel 5. 2 Time dan Saving Deposits per Kabupaten/Kota Provinsi Bali 89

Tabel 5. 3. Indeks Kesulitan Geografis di Provinsi Bali 90

Tabel 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 94

Tabel 6. 2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 95

Tabel 6. 3 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Tujuan Ekspor Utama Bali 95

BOKS A DIAGNOSTIK KENDALA PROVINSI BALI UNTUK MENCAPAI PERTUMBUHAN EKONOMI

INKLUSIF (GROWTH DIAGNOSTIC) 36

BOKS B HASIL SURVEI KILAT DAMPAK DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH

TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN PROVINSI BALI 39

BOKS C WARUNG SEMBAKO TPID PROVINSI BALI SIAP PANTAU HARGA 60

BOKS D MENDORONG MINAT BERTRANSAKSI NON TUNAI 74

BOKS E PELUANG PENINGKATAN DAYA SAING PARIWISATA BALI 99

SERI MENGENAL BANK INDONESIA DAN EKONOMI 1 “Apa itu Inflasi?” 57

Page 10: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201510

Rp

Rp

perkembangan inflasi

perkembangan sistem pembayaran

perkembangan perekonomianProvinsi BaliTriwulan I 2015

6.42%yoy

perkembangan perbankanRp

8.99% yoysingaraja

5.88% yoydenpasar

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali triwulan I mengalami perlambatan men-capai 6.20% yoy.

Perkembangan harga menunjukkan kinerja cukup baik dengan tingkat inflasi yang terjaga sebesar 6.42% (yoy).

Dari sisi penawaran disebabkan oleh penurunan kinerja sebagian besar kategori lapangan usaha terutama pertanian dan konstruksi.Dari sisi permintaan perlambatan seiring dengan melambatnya kinerja investasi dan ekspor.

kredit15.18%yoy

dpk12.71%yoy

npl 1.34

13.78%yoy

Aset

ldr 80.49

tunai

Rp1.9tnet inflow

Rp4tinflow

Rp2toutflow

Rp

Rp kliring

Rp13.5T Rp15.6T Rp35.1T551 lembar

RTGS

ke bali dari bali

non tunaiuang

elektronik Rp

Page 11: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 11

7%

ketenagakerjaan & kesejahteraankeuanganpemerintah

daerah

6.20%perkembangan perekonomian

1.37% tingkatpengangguran

terbuka

103.41 Nilaitukarpetani

pertumbuhan ekonomi

inflasiTriwulan II 2015

6.45%-7.45%yoy

2015

4.2%-5.2%yoy

2015

5.80%-6.80%yoy

Triwulan II 2015

5.53%-6.53%yoy

proyeksi perekonomian

25%

pendapatan

7%

belanja

realisasi

Page 12: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201512

Sejalan dengan perekonomian nasional, pertumbuhan ekonomi Bali triwulan I 2015

mengalami perlambatan sebesar 6,20% (yoy) melambat dari triwulan IV 2014 yang

tumbuh sebesar 7,88% (yoy). Selain itu, angka pertumbuhan tersebut juga berada

di bawah angka rata-rata pertumbuhan ekonomi Bali triwulan I selama empat tahun

terakhir yang sebesar 6,62% (yoy). Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Bali tri-

wulan laporan masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang

sebesar 4,71% (yoy). Dari sisi penawaran perlambatan tersebut disebabkan oleh per-

lambatan kinerja sebagian besar ka te gori lapangan usaha. Sementara itu, perlambatan

pertumbuhan ekonomi pa da sisi permintaan disebabkan oleh perlambatan pertumbu-

han investasi dan per lambatan kinerja ekspor luar negeri.

Secara spasial, kesenjangan antar kabupaten/kota di Provinsi Bali masih terjadi, khu-

susnya antara wilayah Bali Selatan dan Bali non-Selatan. Wilayah Bali Selatan yang

mendominasi aktivitas perekonomian dan pusat pertumbuhan industri pariwisata yang

menjadi tonggak perekonomian Bali seperti Badung dan Denpasar mampu tumbuh

tinggi mencapai 6,75%(yoy) dan 6,77%(yoy) pada tahun 2014. Sementara itu, Kabu-

paten Bangli yang berada di wilayah Bali non-Selatan mencapai pertumbuhan ekono-

mi sebesar 5,67%(yoy) pada tahun 2014.

Awal tahun 2015 menjadi tonggak yang menggembirakan bagi inflasi di Bali. Sete-

lah meningkat pada triwulan sebelumnya, inflasi Bali kembali melandai sehingga be-

rada pada kisaran bawah proyeksi Bank Indonesia yang sebesar 6,28% s/d 7,28%

(yoy). Pada triwulan I 2015 inflasi Bali tercatat sebesar 6,42% (yoy), jauh lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 8,43% (yoy). Berdasarkan disagre-

gasinya, penurunan tekanan inflasi pada triwulan laporan terutama didorong oleh

kelompok administered prices dan volatile food. Sementara itu kelompok inti menun-

jukkan pergerakan pada level moderat.

Secara spasial tekanan inflasi tertinggi pada triwulan laporan dialami kota Singaraja

dengan laju inflasi mencapai 8,99% (yoy), sedangkan kota Denpasar mengalami inflasi

sebesar 5,88% (yoy). Pemantauan pergerakan harga di kota-kota nonsampel inflasi di

Bali dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Bali (TPID) melalui Sistem In-

formasi Harga Komoditas Pangan Strategis (SiGapura) Provinsi Bali.Hasil pemantauan

harga terhadap 7 komoditas (penyumbang utama inflasi Bali) di Kabupaten Karangas-

em menunjukkan bahwa sepanjang triwulan I 2015 harga-harga relatif stabil, dengan

kecendurungan terjadi tren penurunan harga. Sementara itu, pergerakan harga di Ka-

bupaten Tabanan lebih berfluktuasi, dengan tekanan inflasi yang lebih tinggi.

Sejalan dengan inflasi di kota-kota sampel perhitungan inflasi di Bali, tekanan inflasi

pedesaan Bali yang dihitung dengan menggunakan Indeks Konsumsi Rumah Tangga

(IKRT) di sepanjang triwulan I 2015 menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan

Perekonomian Bali

triwulan I 2015

melam bat menjadi

sebesar 6,20% (yoy)

Tekanan inflasi Provinsi

Bali pada triwulan I

2015, menurun seirin g

penurunan tekanan

in flasi volatile food dan

administered prices

Ringkasan Umum

Page 13: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 13

Pertumbuhan ekonomi

masih didukung oleh

kinerja perbankan

yang terjaga.

Sistem pembayaran tu-

nai maupun nontunai

meng a lami penurunan

pada triwulan I 2015

Realisasi pendapatan

dan belanja triwulan

I 2015 cenderung

menurun dibanding

tahun lalu

Terdapat perbaikan

kualitas hidup seiring

dengan pertumbuhan

ekonomi.

sebelumnya. Tren melandainya tekanan inflasi pedesaan pada triwulan laporan men-

dorong perbaikan daya beli/kesejahteraan petani, sebagaimana tercermin pada pen-

ingkatan rata-rata triwulanan Nilai Tukar Petani (NTP).

Pada triwulan I 2015, kinerja bank umum di Provinsi Bali masih terjaga. As set bank

umum masih mencatat pertumbuhan yang terjaga dan stabil seiring deng an pening-

katan pertumbuhan DPK yang dihimpun bank umum dan masih tertahan oleh perlam-

batan pertumbuhan penyaluran kredit. Sejalan dengan itu, BPR mencatat kinerja yang

cukup terjaga meskipun terdapat perlambatan asset, kredit, dan DPK.

Secara spasial penyaluran kredit per kabupaten/kota di Provinsi Bali berdasarkan lokasi

proyek masih menunjukkan ketimpangan penyebaran layanan perbankan, terlihat dari

konsentrasi perbankan yang masih berpusat pada daerah Bali Selatan.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada triwulan I 2015 diikuti oleh

penurunan transaksi sistem pembayaran, baik transaksi tunai maupun nontunai. Hal

ini sebagaimana tercermin dari posisi net inflow pada triwulan laporan. Seiring dengan

penurunan transaksi pembayaran tunai, transaksi pembayaran nontunai (dengan me-

kanisme kliring dan RTGS) juga mengalami penurunan baik secara nominal maupun

jumlah transaksi.

Realisasi anggaran pendapatan dan belanja Provinsi Bali pada triwulan I 2015 lebih

rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Realisasi pendapatan tercatat mencapai

25,08%, sedikit lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang

sebesar 26,51% Sementara itu realisasi anggaran belanjanya sebesar 7,01%, lebih

rendah dibandingkan realisasi belanja triwulan I 2014 yang sebesar 9,58%.

Secara spasial, sampai dengan triwulan I 2015 seluruh Kabupaten/Kota di Bali telah

merealisasikan anggarannya, dengan rata-rata tingkat realisasi pendapatan 21,73%

dan rata-rata tingkat realisasi belanja sebesar 11,15%. Pemerintah Kabupaten Ka-

rangasem tercatat memiliki realisasi pendapatan tertinggi, yakni sebesar 27,83%. Se-

mentara realisasi belanja tertinggi terjadi di Kabupaten Tabanan, yang tercatat sebesar

27,22%. Dukungan fiskal terhadap perekonomian Bali semakin membaik, sebagaima-

na tergambar pada realisasi belanja modal yang berada di atas rata-ratanya selama 4

tahun terakhir. Membaiknya realisasi belanja juga didukung oleh masih tingginya rasio

kemandirian fiskal Provinsi Bali.

Ditengah-tengah melambatnya ekonomi, penyerapan tenaga kerja di Bali masih kon-

dusif. Membaiknya investasi yang tumbuh sebesar 2,36% (yoy) telah memberikan efek

positif terhadap meningkatnya penduduk yang bekerja sebanyak 152,5 ribu tenaga

kerja. Dampak akhirnya adalah relatif masih rendahnya tingkat pengangguran ter-

buka yang hanya mencapai 1,37%. Di sisi kesejahteraan, pendapatan masyarakat Bali

Page 14: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201514

Perekonomian Bali

triwulan II 2015

diperkirakan tumbuh

di kisaran 5,53% –

6,53% (yoy), dan

pada tahun 2015

dikisaran 5,8% –

6,80% (yoy)

Inflasi Bali pada

triwulan II 2015

diperkirakan pada

kisaran 6,45% s.d.

7,45% (yoy), dan

pada kisaran 4,2%

s.d. 5,2% (yoy) pada

tahun 2015/

di perdesaan masih kondusif meskipun terdapat penurunan. Nilai Tukar Petani seba-

gai indikator pendapatan masyarakat desa masih di atas 103,41, meskipun menurun

sebesar 0,75% dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan terutama terjadi bagi

petani di sektor holtikultura yang banyak berlokasi di kabupaten Bangli sebagai pusat

holtikultura Bali.

Secara spasial, kemampuan finansial sebagai salah satu indikator kesejahteraan

masyarakat mengalami kesenjangan. Beberapa kabupaten/kota yang dikategorikan

dengan aktivitas ekonomi pesat memiliki masyarakat dengan financial deposits capac-

ity yang lebih baik dibandingkan kabupaten/kota dengan aktivitas ekonomi moderat.

Kabupaten Badung, kota Denpasar, dan kabupaten Klungkung termasuk daerah yang

memiliki financial deposits capacity yang masih kuat sebagaimana tercermin dari men-

ingkatnya dana pihak ketiga perbankan di ketiga daerah tersebut. Ditinjau secara geo-

grafis, Kabupaten Bangli yang termasuk yang memiliki kesulitan akses transportasi,

rendahnya pelayanan dasar, dan terbatasnya infrastruktur.

Perekonomian Bali pada triwulan II 2015 diperkirakan akan mengalami perlam batan

dengan rentang 5,53% – 6,53% (yoy), sehingga secara keseluruhan tahun 2015 pere-

konomian Bali akan tumbuh melambat pada kisaran 5,80% s/d 6,80% (yoy). Per-

lambatan perekonomian Bali di tahun 2015 terutama disebabkan oleh tertahannya

konsumsi (Rumah Tangga dan Pemerintah), investasi, dan perkiraan kinerja ekspor

yang tidak sebaik sebelumnya. Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi didukung

oleh perlambatan kinerja beberapa kategori lapang an usaha, antara lain kategori lapa-

ngan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta kategori lapangan usaha konstruksi

dan real estate.

Inflasi Bali 2015 diperkirakan dalam kisaran 4,2% s/d 5,2% (yoy), menurun dibanding-

kan proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,1% -6,1 % (yoy). Penurunan proyeksi inflasi

didorong oleh berakhirnya dampak lanjutan dari kenaikan BBM bersubsidi pada 18

November 2014 yang diikuti tren penurunan harga pangan seiring semakin solidnya

upaya pengendalian inflasi oleh TPID Provinsi Bali selama 3 bulan pertama di tahun

2015. Tekanan inflasi pada triwulan II 2015 diperkirakan akan lebih tinggi dibanding-

kan dengan periode sebelumnya dengan kisaran sebesar 6,45% s/d 7,45% (yoy). Ber-

dasarkan disagregasinya, peningkatan tekanan inflasi pada triwulan II 2015 diperkira-

kan terutama bersumber dari kelompok administered prices. Sementara kelompok

core inflation diperkirakan akan sedikit meningkat, dan kelompok volatile food meng-

alami inflasi pada level moderat.

Page 15: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 15Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015 13

Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Bali ■

Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Bali

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015 13

Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Bali ■

Page 16: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201516

14 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015

14 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015

14 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015

14 Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015

Page 17: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 17

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015 15

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Bali Triwulan I 2015 15

Page 18: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201518

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 19: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 19

ekonomi makroregional

kajian ekonomi dan keuangan regional

bab ISejalan dengan perekonomian nasional, pertumbuhan ekonomi Bali triwulan I 2015 mengalami perlambatan sebesar 6,20% (yoy) melambat dari triwulan IV 2014 yang tumbuh sebesar 7,88% (yoy).

Secara spasial, kesenjangan antar Kabupaten/Kota di Provinsi Bali masih terjadi, khususnya antara wilayah Bali Selatan dan Bali non Selatan.

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Balitriwulan I 2015 mengalami perlambatan

Page 20: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201520

Page 21: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 21

Perekonomian Provinsi Bali pada triwulan I 2015 men-

galami perlambatan dari 7,88% (yoy) pada tri wulan IV

2014 menjadi 6,20% (yoy). Secara ag gregate, output

riil pada periode laporan tercatat mencapai Rp 31,02

triliun (ADHK). Dari sisi pe nawaran, perlambatan per-

tumbuhan tersebut ter utama bersumber dari perlam-

batan pada seba gian besar kategori lapangan usaha,

beberapa dian taranya adalah lapangan usaha pertani-

an, per da gangan besar dan eceran, reparasi mobil dan

se peda motor, konstruksi, real estate dan adminis trasi

pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib.

Di sisi lain, laju pertumbuhan lapangan usa ha penye-

diaan akomodasi makan dan minum ser ta lapangan

usaha informasi dan komunikasi be lum mampu men-

dorong akselerasi pertumbuhan ekonomi Bali di triwu-

lan I 2015. Dari sisi permin taan, perlambatan pertum-

buhan ekonomi Bali ter jadi seiring dengan perlambatan

investasi serta ki nerja ekspor yang tidak sebaik dengan

perkiraan se belumnya.

1.2. SISI PENAWARANDari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekono-

mi Provinsi Bali pada triwulan I 2015 ber sumber dari

perlambatan di sebagian besar kate gori lapangan

usaha. Lapangan usaha yang mengalami perlambat-

an pertumbuhan antara lain adalah lapangan usaha

pertanian, kehutanan dan perikanan, pertambangan

dan penggalian, industri pengolahan, konstruksi, per-

dagangan besar dan eceran, dan administrasi pemer-

intah, pertahanan, dan sosial wajib. Secara umum per-

lambatan diakibatkan oleh masih lesunya permintaan

pasar, belum optimalnya realisasi APBD pemerintah,

dan pening katan biaya produksi.

Berdasarkan struktur ekonominya, kategori pe nye-

diaan akomodasi, makan, dan minum yang me-

representasikan industri pariwisata ma sih menjadi kat-

egori utama dalam perekono mian Bali dengan pangsa

mencapai 23%. Sementara kategori lainnya yang me-

miliki pangsa yang relatif besar adalah kategori perta-

nian yang memiliki pangsa sebesar 14% terhadap to-

tal perekonomian provinsi Bali (Grafik 1.2). Dilihat dari

andil kategorinya, struktur perekonomian provinsi Bali

pada triwulan I 2015 secara umum masih didominasi

oleh lapang an u sa ha yang merepresentasikan indus-

tri pariwisata men capai 2,13% yang terdiri dari lapa-

ngan usaha penyediaan akomodasi makan dan minum

1.1. Kondisi Umum

SKRR=

TKUU=

SKOM=

MKM

NKM

OKM

PKM

QKM

RKM

SKM

TKM

UKM

VKM

ORIMMM

OSIMMM

OTIMMM

OUIMMM

OVIMMM

PMIMMM

PNIMMM

POIMMM

f ff fff fs f ff fff fs f

OMNP OMNQ OMNR

BIóçó

Ré=j

áäá~ê

maR_ ÖmaR_=Eëâ~ä~=â~å~åF

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 1. 1 Nominal PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali

Page 22: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201522

OMNQ OMNR

f f f f f f fs f

mÉêí~åá~åI=hÉÜìí~å~åI=Ç~å=mÉêáâ~å~å QKUN OKVP OKSS UKSP QKTP OKVP

mÉêí~ãÄ~åÖ~å=Ç~å=mÉåÖÖ~äá~å= ERKNSF EOKTVF NKUV PKST EMKSMF ERKMTF

fåÇìëíêá=mÉåÖçä~Ü~å VKTP VKPR VKMR= TKRM= UKUU SKTO

mÉåÖ~Ç~~å=iáëíêáâI=d~ë EOKQTF RKMN PKPR= QKSQ= OKSQ= VKUO=

mÉåÖ~Ç~~å=^áê RKQV= TKTR= VKNV= TKNR TKQM= MKVP=

hçåëíêìâëá ENKMQF NKQS= OKON= QKSM= NKUM= OKST=

mÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê=Ç~å=bÅÉê~åI=Ç~å=RÉé~ê~ëá=jçÄáä=Ç~å=pÉéÉÇ~=jçíçê

UKUT= RKUV= SKPQ= UKMT= TKOT= TKRU=

qê~åëéçêí~ëá=Ç~å=mÉêÖìÇ~åÖ~å= TKMQ SKOO RKTM= QKMQ= RKTN QKQU

mÉåóÉÇá~~å=^âçãçÇ~ëá=Ç~å=j~â~å=jáåìã TKSP RKRS RKRP= TKQS= SKRP TKRP

fåÑçêã~ëá=Ç~å=hçãìåáâ~ëá SKPO= TKMQ TKMS= UKQM= TKON VKTV

g~ë~=hÉì~åÖ~å= NMKOS NMKUT= RKVT= NMKVP= VKQV= NMKVP=

RÉ~ä=bëí~íÉ UKTQ= UKSS VKRS= UKSM= UKUV RKUS

g~ë~=mÉêìë~Ü~~å SKNP= TKRO TKUO= UKQN= TKQV RKOP

^Çãáåáëíê~ëá=mÉãÉêáåí~Ü~åI=mÉêí~Ü~å~å=Ç~å=g~ãáå~å=pçëá~ä=t~àáÄ

PKSQ= UKRO NPKRS= NSKRN= NMKTR TKOU

g~ë~=mÉåÇáÇáâ~å NQKNN= NQKSS UKRR= SKMU= NMKRU UKTR

g~ë~=hÉëÉÜ~í~å=Ç~å=hÉÖá~í~å=pçëá~ä NPKVS= NOKQM NQKSM= VKMT= NOKQP UKMS

g~ë~=ä~áååó~ SKRM= TKST UKNV= UKNP= TKSP UKVS

maR_ SKRR SKON SKON TKUU SKTO SKOM

hçãéçåÉåOMNQ

Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali dari Sisi Penawaran (%, yoy-TD 2010)

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali

Pertanian,  Kehutanan,  dan  Perikanan

14%

Pertambangan  dan  Penggalian  

1%Industri  Pengolahan

7%

Pengadaan  Listrik  dan  Gas0.2%

Pengadaan  Air,  Pengelolaan  Sampah,  Limbah  dan  Daur  Ulang

0.2%

Konstruksi9%

Perdagangan  Besar  dan  Eceran,  dan  Reparasi  Mobil  dan  Sepeda  

Motor8%

Transportasi  dan  Pergudangan  

9%

Penyediaan  Akomodasi  dan  Makan  Minum

23%

Informasi  dan  Komunikasi

5%

Jasa  Keuangan  

dan  Asuransi4%

Real  Estate4%

Jasa  Perusahaan1%

Administrasi  Pemerintahan,  Pertahanan  dan  Jaminan  Sosial  

Wajib5%

Jasa  Pendidikan5%

Jasa  Kesehatan  dan  Kegiatan  Sosial

2%Jasa  

lainnya2%

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 1. 2 Pangsa Kategori Ekonomi terhadap PDRB Provinsi Bali Triwulan I 2015

(1,47%) dan lapangan usaha perdagangan besar dan

eceran (0,66%).

Lapangan usaha lain yang memiliki andil cukup besar

adalah lapangan usaha informasi dan komunikasi yang

mencapai 0,64%. Sedangkan lapangan usaha perta-

nian, kehutanan, dan perikanan yang merupakan salah

satu lapang an usaha Provinsi Bali mengalami penu-

runan an dil menjadi hanya sebesar 0,44%.

-­‐0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6

Pertanian,  Kehutanan,  dan  PerikananPertambangan  dan  Penggalian

Industri  PengolahanPengadaan  Listrik  dan  Gas

Pengadaan  Air,  Pengelolaan  Sampah,  Limbah  dan  Daur…Konstruksi

Perdagangan  Besar  dan  Eceran,  dan  Reparasi  Mobil  dan…Transportasi  dan  Pergudangan

Penyediaan  Akomodasi  dan  Makan  MinumInformasi  dan  Komunikasi

Jasa  Keuangan  dan  AsuransiReal  Estate

Jasa  PerusahaanAdministrasi  Pemerintahan,  Pertahanan  dan  Jaminan…

Jasa  PendidikanJasa  Kesehatan  dan  Kegiatan  Sosial

Jasa  lainnya

0.44-­‐0.06

0.460.020

0.260.66

0.331.47

0.640.47

0.290.06

0.410.45

0.180.14

Grafik 1. 3 Andil Kategori terhadap Perekonomian Provinsi Bali Triwulan I 2015

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Page 23: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 23

VUU VQS

NPKNQ=NPKTR=

ERF

M

R

NM

NR

OM

OR

M

OMM

QMM

SMM

UMM

NIMMM

NIOMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

B=óçó

RáÄì

=çê~åÖ

gìãä~Ü=táëã~å Ötáëã~åEëâ~ä~=â~å~åF

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, diolah

Grafik 1. 4 Kunjungan Wisman ke Bali Triwulanan

1.2.1. Kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Kategori penyediaan akomodasi makan dan minum

tumbuh stabil pada triwulan I 2015 sebesar 7,53% (yoy)

dari sebesar 7,46% (yoy) pada triwulan IV 2014. Per-

tumbuhan pada lapangan usaha penyediaan akomo-

dasi, makan, dan minum ini seiring dengan tingginya

kunjungan wisman asal Tiongkok terutama menjelang

perayaan imlek di bulan Februari, meskipun triwulan

I merupakan periode low season industri pariwisata.

Dengan demikian, untuk keseluruhan triwulan I 2015

kunjung an wisman mampu tumbuh mencapai 13,75%

(yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2014 yang

sebesar 13,14% (yoy). Meskipun dari segi jumlah pada

triwulan I 2015 ini jumlah kunjungan wisman mengala-

mi sedikit penurunan menjadi sebesar 948 ribu orang

dibandingkan dengan triwulan IV 2014 yang sebesar

988 ribu orang. Di sisi lain, kunjungan wisatawan nu-

santara berdasarkan hasil survei dan liaison cenderung

melambat dikarenakan karakteristik wisatawan nu-

santara yang sang at dipengaruhi oleh periode liburan.

Tingginya kunjungan wisman asal Tiongkok ju ga ter-

lihat dari perkembangan kunjungan wisman asal Tiong-

kok pada triwulan I 2015 mencapai 27,21% (yoy). Ter-

lebih jumlah wisman asal Tiongkok sempat melewati

jumlah wisman dari Aus trali a yang hanya sebesar 71,3

ribu orang atau pangsa sebesar 21% pada bulan Feb-

ruari dengan jum lah wis man mencapai 93,9 ribu orang

dan pangsa sebesar 27,7%.

(60.00)

(40.00)

(20.00)

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV I

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 20142015

%,yoy

Australia PRC Malaysia Japan South  of  Korea

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, diolah

Grafik 1. 5 Perkembangan Kunjungan Wisman Berdasarkan Negara

Dengan demikian fenome na pe ning katan animo wis-

man asal Tiongkok yang telah berlangsung dari ta-

hun 2014 masih berlanjut sampai deng an awal tahun

2015 ini. Namun demikian secara keseluruhan triwulan

I 2015, wisman asal Australia tetap menempati posisi

pertama negara asal wisman dengan pangsa sebesar

25%, sedikit lebih tinggi dari Tiongkok yang memiliki

pangsa 20%, disusul dengan Jepang sebesar 6%, Ma-

laysia sebesar 5%, dan Korea Selatan sebesar 4%. Ak-

selerasi pertumbuhan pada triwulan I 2015 ini dialami

oleh kunjungan wisman asal Jepang dan Korea Selatan.

Hasil survei dan liaison menyatakan bahwa meredanya

isu keamanan di dunia telah mengembalikan keper-

cayaan wisman asal Jepang khusus nya untuk melaku-

kan wisata ke Bali.

Australia25%

PRC20%

Japan6%

Malaysia5%

South  of  Korea4%

Singapore3%Taiwan

3%UK3%USA

3%India3%

France2%

Germany2%Netherland

2%

Rusia1%

New  Zealand1%

Other  Nationality15%

Grafik 1. 6 Asal Wisman yang Berkunjung ke Bali

Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, diolah

Page 24: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201524

6,252

6,515

13.14

16.04

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014 2015

%,yoy

Milia

r  Rp

Kredit  Penyediaan  Akmamin gKredit  Akmamin

RUKQORRKVV

PKPNPKOR

M

N

O

P

Q

R

MNMOMPMQMRMSMTMUMVM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNRqmh=_áåí~åÖqmh=kçå=_áåí~åÖR~í~O=ãÉåÖáå~é=_áåí~åÖ=Eëâ~ä~=â~å~åFR~í~O=ãÉåÖáå~é=kçå=_áåí~åÖ=Eëâ~ä~=â~å~åF

B e~êá

Sumber : BPS Provinsi Bali

Grafik 1. 7 Penyaluran Kredit Kategori Penyediaan Akomodasi Makan Minum

Grafik 1. 8 Tingkat Penghunian Kamar dan Rata-rata Lama Menginap di Hotel

Sumber : BUMN, diolah

OU= OT=

TQKOU

RSKVV

JOM

M

OM

QM

SM

UM

NMM

MKMMOKMMQKMMSKMMUKMM

NMKMMNOKMMNQKMMNSKMMNUKMMOMKMMOOKMMOQKMMOSKMMOUKMMPMKMMPOKMMPQKMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

B=óçógìí~=rpa

mÉåÉêáã~~å=sç^ Ö=mÉåÉêáã~~å=sç^=Eëâ~ä~=â~å~åF

Grafik 1. 9 Perkembangan Visa on Arrival

Sejalan dengan perkembangan wisman, perkembangan

kredit penyediaan akomodasi makan, dan minum men-

unjukkan percepatan pertumbuhan. Kredit penyediaan

akomodasi, makan, dan minum pada triwulan I men-

galami peningkatan pertumbuhan sebesar 16,04%

(yoy) lebih tinggi dibanding kan dengan triwulan IV

2014 yang hanya sebesar 13,14% (yoy). Perkembangan

tersebut seiring dengan masih tingginya potensi indus-

tri pa riwisata di Provinsi Bali.

Di sisi lain, perkembangan Tingkat Penghunian Ka mar

(TPK) menunjukkan kondisi berbeda. TPK pada triwu-

lan I 2015 mengalami penurunan sebesar 55,99% dari

sebesar 58,42% pada triwulan IV 2014. Berdasarkan

hasil survei dan liaison, selain dikarenakan maraknya

city hotel dan pembangunan hotel yang meningkatkan

persaingan, wisatawan mancanegara mulai beralih un-

tuk menyewa villa atau properti dalam jangka panjang

dan dapat digunakan oleh kenalan atau kerabatnya

yang berdampak pada penurunan TPK di Provinsi Bali.

Perlambatan juga terlihat pada pertumbuhan visa on

arrival yang sedikit melambat pada triwulan I 2015 den-

gan pertumbuhan sebesar 56,99% (yoy) dari 74,28%

(yoy) pada triwulan IV 2014.

1.2.2. Kategori Pertanian, Kehutanan, dan PerikananSetelah mengalami akselerasi pada triwulan IV 2014

mencapai 8,63% (yoy), pada triwulan I 2015 kinerja

sektor pertanian kembali mengalami perlambatan men-

capai 2,93%(yoy). Perlambatan tersebut disebabkan

oleh perlambatan di sebagian besar subkategori lapa-

ngan usaha pertanian. Dari subkategori tabama, per-

lambatan terlihat dari kontraksi pertumbuhan produksi

padi pada triwulan I 2015 yang lebih dalam mencapai

-22,88%(yoy), lebih dalam dari triwulan IV 2014 yang

mencapai -3,45% (yoy). Berdasarkan hasil FGD yang

dilakukan, penurunan tersebut diakibatkan oleh be-

lum tuntasnya pembangunan irigasi dimana pengairan

induk belum selesai sehingga proses irigasi masih ter-

ganggu yang berdampak juga kepada terjadinya gagal

panen. Selain itu, anomali cuaca dan serangan hama

(OPT) masih menjadi masalah yang belum sepenuhnya

diselesaikan di Provinsi Bali.

Sejalan dengan melambatnya subkategori ta ba ma, sub-

kategori perikanan turut mengalami pe nu runan kinerja.

Meskipun pertumbuhan hasil pe nangkapan ikan di PPN

Page 25: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 25

JPKRQ

JOOKUU

JOR

JOM

JNR

JNM

JR

M

R

NM

NR

OM

OR

M

RM

NMM

NRM

OMM

ORM

PMM

PRM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP=E^q^mF OMNQ=E^pbjF OMNREmma=j~êÉí=OMNRF

BIóçó

RáÄì=qçå

mêçÇK=m~Çá ÖK=mêçÇ=m~Çá=Eëâ~ä~=â~å~åF

Grafik 1. 10 Perkembangan Produksi Padi di Bali

Pengambengan pada tri wulan I 2015 mengalami pen-

ingkatan mencapai 180% (yoy) dari triwulan IV 2014

yang hanya mencapai 97%(yoy), namun jumlah pen-

angkapan ikan pada triwulan I 2015 ini mengalami

penuru nan mencapai 6,35 ribu ton dari triwulan IV

2014 yang mencapai 10,68 ribu ton. Hasil survei dan

liaison mendapatkan penuru nan hasil tangkapan terse-

but disebabkan oleh per aturan kemaritiman yang ber-

dampak pada penurunan efisiensi hasil tangkapan ikan

Provinsi Bali antara lain larangan transshipment serta

pelarang an penggunaan kapal asing.

NINQS

NIONV

OSKPR

OUKSQ

MKMM

NMKMM

OMKMM

PMKMM

QMKMM

RMKMM

SMKMM

M

OMM

QMM

SMM

UMM

NIMMM

NIOMM

NIQMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

BIóçó

jáäá~ê=Ré

hêÉÇáí=mÉêí~åá~å ÖhêÉÇáí=mÉêí~åá~å

Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian

Meskipun demikian, pertumbuhan penyaluran kre dit

sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang men-

ingkat. Pertumbuhan penyaluran kredit sektor perta-

nian pada triwulan I 2015 mencapai 28,64% (yoy) atau

sebesar Rp 1,21 triliun mening kat dari triwulan IV 2014

yang sebesar 26,35% (yoy). Peningkatan pertumbuhan

penyaluran kredit pertanian tersebut terjadi sebagai

dampak peningkatan optimisme masyarakat akan sek-

tor pertanian seiring dengan semakin kuatnya komit-

men pe merintah untuk mencapai kedaulatan pangan.

Berdasarkan hasil FGD, Pemerintah berkomitmen dalam

memprioritaskan pembangunan infrastruktur pendu-

kung pertanian pada tahun 2015 dan pe ternakan pada

2016.

Sumber : BUMN, diolah

NMISUM=

SIPRM=

VTKTM=

NUMKMU=

ENMMF

M

NMM

OMM

PMM

QMM

RMM

SMM

M

OIMMM

QIMMM

SIMMM

UIMMM

NMIMMM

NOIMMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

mÉå~åÖâ~é~å=fâ~å Ö=q~åÖâ~é~å=Eëâ~ä~=â~å~åFqçå BI=óçó

Grafik 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan

1.2.3. Kategori Lapangan Usaha Konstruksi dan Lapangan Usaha Real EstatePertumbuhan kategori konstruksi pada triwulan I

2015 kembali mengalami perlambatan. Pertumbuhan

kategori lapangan usaha konstruksi pada triwulan I

2015 melambat menjadi 2,67%(yoy) dari 4,6% (yoy)

pada triwulan IV 2014. Perlambatan tersebut seiring

dengan terlambatnya APBD pemerintah Provinsi Bali

pada triwulan I 2015. Berdasarkan hasil FGD, terlam-

batnya realisasi tersebut seiring dengan DIPA yang be-

lum diputuskan. Seiring dengan perlambatan lapangan

usaha konstruksi, lapangan usaha real estate juga turut

mengalami perlambatan, tercatat melambat dari 8,6%

(yoy) pada triwulan IV 2014 menjadi sebesar mencapai

5,86% (yoy) pada triwulan I 2015.

Perlambatan pertumbuhan kedua lapangan usaha

tersebut terkonfirmasi dari perlambatan konsumsi se-

Page 26: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201526

men Provinsi Bali yang mengalami kontraksi mencapai

-9,11% (yoy) pada triwulan I 2015 setelah pada tri-

wulan IV 2014 mengalami peningkatan pertumbuhan

mencapai 12,05%(yoy). Hasil survei dan liaison menun-

jukkan perlambatan tersebut seiring dengan beberapa

permasalahan pembebasan lahan untuk proyek pemer-

intah serta terus meningkatnya harga lahan di Provinsi

Bali yang men dorong biaya produksi. Namun demikian

pe ning katan biaya produksi tersebut tidak diiringi deng-

an peningkatan minat di pasar, kejenuhan mulai terlihat

dari Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2015

yang menunjukkan pergerakan yang stabil.

Seiring dengan perlambatan yang terjadi, pertumbuhan

kredit kategori konstruksi menunjukkan per lambatan

pertumbuhan maupun jumlah kredit. Pertumbuhan

penyaluran kredit ke kate gori bangunan pada triwulan

I 2015 mencapai 18,76% (yoy) dengan outstanding

kredit sebesar Rp 2,16 triliun, me lambat dari triwulan IV

JOOKST

NOKMR

JVKNN

JQM

JOM

M

OM

QM

M

NMM

OMM

PMM

QMM

RMM

SMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

B=óçóRáÄì=qçå

hçåëìãëá=pÉãÉå Ö=âçåëìãëá=ëÉãÉå=J=Eëâ~ä~=â~å~åF

NUMKRV

NUNKMT

PKTUPKNO

M

O

Q

S

U

NM

NO

NQ

NS

NU

M

OM

QM

SM

UM

NMM

NOM

NQM

NSM

NUM

OMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

BIóçó

femR Ö=femR=EóçóF=J=Eëâ~ä~=â~å~åF

OIOPMOINST

ORKQU

NUKTS

MKMM

OMKMM

QMKMM

SMKMM

UMKMM

NMMKMM

NOMKMM

M

RMM

NIMMM

NIRMM

OIMMM

OIRMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

BIóçó

jáäá~ê=Ré

hêÉÇáí=hçåëíêìâëá ÖhêÉÇáí=hçåëíêìâëáEëâ~ä~=â~å~åF

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia

Sumber : Survei Harga Properti Residensial, Bank Indonesia

Grafik 1. 15 Kredit Kategori KonstruksiGrafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi Semen Provinsi Bali

Grafik 1. 14 Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) 2014 dengan pertumbu han sebesar 25,48% (yoy) dan

outstandi ng kredit sebesar Rp2,23 triliun. Hasil survei

dan liaison menunjukkan bahwa seiring deng an biaya

konstruksi dan real estate yang meng alami peningka-

tan di awal tahun 2015, maka mar gin perusahaan pada

industri ini di tahun 2015 di perkirakan akan menyesuai-

kan kebawah seiring dengan masih terjadinya kelesuan

pasar.

1.2.4. Kategori Perdagangan Besar dan Ece ran, Reparasi Mobil dan Sepeda MotorPertumbuhan kategori lapangan usaha perdagangan

besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor

mengalami sedikit perlambatan sesuai siklusnya pada

triwulan I 2015 mencapai 7,58% (yoy) dari pertumbu-

174.28

207.84

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

300.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014 2015'

Sumber : Survei Penjualan Eceran

Grafik 1. 16 Indeks Penjualan Riil Provinsi Bali

Page 27: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 27

han sebesar 8,07% (yoy) pada triwulan IV 2014. Perlam-

batan tersebut terjadi seiring dengan kenaikan harga

listrik, LPG serta depresiasi nilai tukar Rupiah yang men-

dorong peningkatan biaya produksi. Kondisi tersebut

dihadapkan dengan penurunan daya beli masyarakat

seiring dengan kenaikan harga beberapa kebutuhan

tersebut. Berdasarkan hasil survei dan liaison penjua-

lan industri mobil dan sepeda motor di triwulan I 2015

mengalami per lambatan, meskipun optimisme penjua-

lan pa da triwulan berikutnya dan keseluruhan tahun

2015 masih terjaga.

Sejalan dengan optimisme tersebut, pertumbuhan in-

deks penjualan riil yang didapatkan dari Survei Hasil

Penjualan Eceran mengalami peningkatan pada triwu-

lan I 2015 mencapai 207,84 dari sebesar 174,28 pada

triwulan IV 2014.

NTIQSM

NTIVSS

ONKOP

ONKVO

MKMM

RKMM

NMKMM

NRKMM

OMKMM

ORKMM

PMKMM

PRKMM

QMKMM

M

OIMMM

QIMMM

SIMMM

UIMMM

NMIMMM

NOIMMM

NQIMMM

NSIMMM

NUIMMM

OMIMMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

BIóçó

jáäá~ê=Ré

hêÉÇáí=mÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê ÖhêÉÇáí=mÉêÇ~Ö~åÖ~å=Eëâ~ä~=â~å~åF

JOMM

JNMM

M

NMM

OMM

PMM

QMM

RMM

SMM

TMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

Ö=pìâì=`~Ç~åÖÖ=mÉêäÉåÖâ~é~å=Rìã~Ü=q~åÖÖ~Ö=j~â~å~åI=jáåìã~å=Ç~å=qÉãÄ~â~ìÖ=_~Ü~å=háãá~Ö=_~Ü~å=_~â~ê=C=båÉêÖá

BI óçó

Grafik 1. 17 Penyaluran Kredit Kategori Perdagangan Besar dan Eceran

Sumber : Survei Penjualan Eceran, KPwBI Prov. Bali

Grafik 1. 18 Pertumbuhan Indeks Penjualan

Peningkatan tersebut terjadi juga pada seluruh kom-

ponen utamanya yaitu suku cadang, perlengkapan

rumah tangga, makanan, minuman dan tembakau,

bahan kimia, dan bahan bakar dan energi. Peningka-

tan tersebut didorong oleh penjualan yang tinggi pada

bulan Januari 2015 seiring dengan berakhirnya dampak

kenaikan BBM serta masih tingginya penjualan pas ca

perayaan hari besar keagamaan. Sementara itu, pen-

ingkatan juga terlihat pada pertumbuhan penyaluran

kredit subkategori perdagangan yang ber tumbuh men-

capai 21,92% (yoy) dengan total outstanding kredit

perdagangan sebesar Rp 17,96 triliun.

1.2.5. Kategori Transportasi dan PergudanganPertumbuhan kategori transportasi dan pergudang an

mengalami sedikit peningkatan dari 4,04% (yoy) pada

triwulan IV 2014 menjadi 4,48% (yoy) pada triwulan I

2015. Peningkatan pada lapangan usaha transportasi

dan pergudangan ini didorong oleh peningkatan peng-

gunaan transportasi darat dan laut.

Peningkatan kategori lapangan usaha transportasi dan

pergudangan terlihat pada peningkatan pertumbuhan

arus kapal di Provinsi Bali pada triwulan I 2015 men-

capai 8,97% (yoy) meskipun arus penumpang laut di

Pelabuhan Benoa mengalami perlambatan pertumbu-

han mencapai mencapai 12,13% (yoy) pada triwulan

I 2015. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan

net ekspor antardaerah serta peningkatan penggunaan

moda transportasi darat oleh wisatawan yang berkun-

NSKNQ=

NOKPT=

EPMF

EOMF

ENMF

M

NM

OM

PM

QM

RM

MOMIMMMQMIMMMSMIMMMUMIMMM

NMMIMMMNOMIMMMNQMIMMMNSMIMMMNUMIMMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

^êìë=mÉåìãé~åÖ Ö=éÉåìãé~åÖ=EóçóF=J=Eëâ~ä~=â~å~åF

lê~åÖ B=óçó

Sumber : BUMN, diolah

Grafik 1. 19 Arus Penumpang Laut Pelabuhan Benoa

Page 28: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201528

1.14

-­‐0.72

8.97

-­‐20.00

-­‐15.00

-­‐10.00

-­‐5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

I II III IV I II III IV I II III IV I

2012 2013 2014 2015

%,yoy

Unit

Unit  Kapal gUnit  Kapal

Sumber : BUMN, diolah

Grafik 1. 20 Arus Kapal Pelabuhan Provinsi Bali

jung ke Provinsi Bali.

Sejalan dengan peningkatan pertumbuhan lapang-

an usaha transportasi dan pergudangan, penyaluran

kredit kategori transportasi mengalami peningkatan

dari 19,52% (yoy) pada triwulan IV 2014 dengan jum-

lah outstanding kredit sebesar Rp541 miliar menjadi

26,94%(yoy) atau outstandin g kredit sebesar Rp 549

miliar. Peningkatan tersebut terjadi seiring dengan

optimisme pelaku usaha transportasi akan potensi in-

dustri pariwisata yang masih besar seiring dengan ren-

cana penambahan 30 negara bebas visa serta rencana

dukungan promosi pariwisata yang masih besar.

Sementara itu dari sisi perkembangan moda ang kutan

udara menggunakan pesawat terbang, per tumbuhan

penumpang dari bandara turut meng alami perlam-

batan dari 7,89%(yoy) pada triwulan IV 2014 menjadi

kontraksi 3,06% (yoy) pada triwu lan I 2015.

541549

19.52

26.94

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

0

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014 2015

%,yoy

Miliar  Rp

hêÉÇáí=qê~åëéçêí~ëá=C=mÉêÖìÇ~åÖ~å

ÖhêÉÇáí=qê~åëéçêCmÉêÖìÇ~åÖ~å=Eëâ~ä~=â~å~åF

ONVTNVSQ

TKUV

JPKMS

JQM

JOM

M

OM

QM

SM

UM

M

QMM

UMM

NIOMM

NISMM

OIMMM

OIQMM

OIUMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

B=óçóRáÄì=lê~åÖ

hÉÄÉê~åÖâ~í~å Ö=hÉÄÉê~åÖâ~í~å=Eëâ~ä~=â~å~åF

Grafik 1. 21 Penyaluran Kredit Transportasi dan Pergudangan

Sumber : Angkasa Pura

Grafik 1. 22 Jumlah Penumpang Pesawat Udara Ngurah Rai

1.2.6. Kategori Industri PengolahanPada triwulan I 2015, pertumbuhan kategori indus-

tri pengolahan kembali menunjukkan perlambatan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pertum-

buhan kategori industri pengolahan melambat dari

7,50% (yoy) pada triwulan IV 2014 menjadi sebesar

QNTUT

QMQPN

PKMR

VKOQ

JPM

JOM

JNM

M

NM

OM

PM

QM

RM

SM

OMIMMM

ORIMMM

PMIMMM

PRIMMM

QMIMMM

QRIMMM

RMIMMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

BI=óçóRáÄì=htehçåëìãëá=iáëíêáâ=fåÇìëíêá

Ö=âçåëìãëá=áåÇìëíêá=Eëâ~ä~=â~å~åF

Sumber : BUMN, diolah

Grafik 1. 23 Konsumsi Listrik Industri

6,72%(yoy). Berdasarkan hasil survei dan liaison, per-

lambatan yang terjadi diakibatkan oleh biaya produksi

yang meningkat, antara lain dampak kenaikan harga

LPG, listrik, UMP, dan BBM. Selain itu, depresiasi nilai

tukar Rupiah yang masih berlanjut dan mendorong ke-

naikan biaya produksi terutama pada perusahaan yang

memiliki konten impor yang cukup tinggi sehingga

peningkatan kinerja pada industri pengolahan ini cukup

terhambat.

Page 29: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 29

NIVPR

NIUPU

NTKRRNPKRR

MKMM

NMKMM

OMKMM

PMKMM

QMKMM

RMKMM

SMKMM

M

RMM

NIMMM

NIRMM

OIMMM

OIRMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

BIóçó

jáäá~ê=Ré

hêÉÇáí=fåÇK=mÉåÖçä~Ü~å ÖhêÉÇáí=fåÇK=mÉåÖçä~Ü~å=Eëâ~ä~=â~å~åF

Grafik 1. 24 Kredit Kategori Industri

Selain itu, perlambatan ini juga terlihat dari penyalu-

ran kredit kategori industri pengolahan dari 17,55%

(yoy) menjadi 13,55%(yoy) dengan outstanding kredit

sebesar Rp 1,8 triliun. Kondisi ter sebut terjadi seiring

dengan masih terjadinya ke ti dakpastian untuk keun-

tungan perusahaan ke de pan. Di sisi lain, pertumbuhan

konsumsi listrik in dustri terlihat mengalami peningka-

tan mencapai 9,24% (yoy) pada triwulan I 2015 dari

sebesar 3,05%(yoy) pada triwulan IV 2014.

1.2.7. Kategori Jasa Perusahaan, Jasa Keuangan, dan Jasa LainnyaSecara umum pertumbuhan kategori jasa-jasa yang

mendukung kinerja industri pariwisata Provinsi Ba li

mengalami perlambatan seperti pada kategori ja sa pe-

rusahaan dan administrasi pemerintahan yang masing-

OINUR

OINSU

NTKNO

JOKSR

JOMKMM

MKMM

OMKMM

QMKMM

SMKMM

UMKMM

NMMKMM

M

RMM

NIMMM

NIRMM

OIMMM

OIRMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

BIóçó

jáäá~ê=Ré

hêÉÇáí=gëK=hÉì~åÖ~å ÖhêÉÇáí=gëK=hÉì~åÖ~åEëâ~ä~=â~å~åF

Grafik 1. 25 Penyaluran Kredit di Kategori Jasa Keuangan

QKMM

QKOO

RMKNU

STKTM

JNMMKMM

JRMKMM

MKMM

RMKMM

NMMKMM

NRMKMM

OMMKMM

M

O

Q

S

U

NM

NO

NQ

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

BIóçó

jáäá~ê=Ré

hêÉÇáí=^ÇãK=mÉãÉêáåí~Ü ÖhêÉÇáí=^Çã=mÉãÉêáåí~Ü=Eëâ~ä~=â~å~åF

Grafik 1. 27 Penyaluran Kredit di Adm. Pemerintah

masing tercatat sebesar 5,23% (yoy) dan 7,28% (yoy)

pada triwulan I 2015. Sementara itu jasa keuangan

masih tumbuh stabil pada ang ka 10,93%(yoy). Per-

lambatan yang terjadi sei ring dengan perkembangan

kategori penyedia an akomodasi makan dan minum

serta kategori per dagangan besar dan eceran yang

cenderung melambat. Perlambatan pertumbuhan kate-

gori ter sebut juga sejalan dengan perlambatan penya-

luran kredit di kredit jasa perusahaan sehingga tercatat

sebesar 5,10% (yoy) dan kontraksi penyaluran kredit

jasa keuangan yang tercatat sebesar -2,65%(yoy). Se-

mentara itu penyaluran kredit administrasi pemerintah

menunjukkan peningkatan hingga tercatat mencapai

67,70% (yoy).

NITTV

NITTR

NPKUS

RKNM

JRMKMM

MKMM

RMKMM

NMMKMM

NRMKMM

OMMKMM

M

OMM

QMM

SMM

UMM

NIMMM

NIOMM

NIQMM

NISMM

NIUMM

OIMMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

BIóçó

jáäá~ê=Ré

hêÉÇáí=g~ë~=mÉêìë~Ü~~å ÖhêÉÇáí=g~ë~=mÉêìë~Ü~~å=Eëâ~ä~=â~å~åF

Grafik 1. 26 Penyaluran Kredit di Kategori Jasa Perusahaan

Page 30: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201530

1.2.8. Kategori lainnya

Kategori informasi dan komunikasi mengalami pening-

katan pertumbuhan dari 8,40% (yoy) pada triwulan IV

2014 menjadi 9,79%(yoy) pada triwulan I 2015 seiring

dengan peningkatan intensitas komunikasi.

Seiring dengan peningkatan tersebut, kategori lapang-

an pengadaan listrik dan gas turut menunjukkan pen-

ingkatan dari sebesar 4,64% (yoy) pada triwulan IV

2014 menjadi 9,82%(yoy) pada triwulan I 2015 sebagai

dampak terjadinya kenaikan harga listrik dan elpiji pada

triwulan laporan.

Peningkatan pertumbuhan kategori listrik terlihat dari

pertumbuhan jumlah pelanggan dari triwulan IV 2014

sebesar 9,06%(yoy) menjadi 9,11%(yoy) pada triwulan

I 2015. Pertumbuhan konsumsi listrik mengalami per-

lambatan hingga tercatat sebesar 8%(yoy) pada triwu-

lan I 2015 dari 9,41% (yoy) pada triwulan IV 2014. Hal

ini mengkonfirmasi bahwa peningkatan pertumbuhan

pada lapangan usaha pengadaan listrik lebih didorong

oleh kenaikan harga listrik.

VKQN

UKMM

JOM

JNM

M

NM

OM

PM

QM

RM

M

OMM

QMM

SMM

UMM

NIMMM

NIOMM

NIQMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

B=óçóàìí~=hte

hçåëìãëá=iáëíêáâ Ö=hçåëìãëá=iáëíêáâ=Eëâ~ä~=â~å~åF

Sumber : BUMN, diolah

Grafik 1. 28 Konsumsi Listrik di Bali

VKMS

VKNN

M

O

Q

S

U

NM

M

OMM

QMM

SMM

UMM

NIMMM

NIOMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

B=óçóRáÄì=råáí

gìãä~Ü=mÉä~åÖÖ~å Ö=gìãä~Ü=mÉä~åÖÖ~å=Eëâ~ä~=â~å~åF

Sumber : BUMN, diolah

Grafik 1. 29 Jumlah Pelanggan Listrik

1.3. SISI PERMINTAANDari sisi permintaan, perlambatan pertumbuhan ekono-

mi pada triwulan I 2015 disebabkan oleh perlambatan

OMNR

f f f f f f fs f

hçåëìãëá OKPV PKVQ RKNM EMKQUF OKSS TKRV

hçåëKRq NKTN QKOS SKQP UKNT RKNS UKQO

hçåëKikmRq NNKNP TKOV EPKUSF ETKOSF NKOQ ENKVMF

hçåëK=mÉãÉêáåí~Ü SKVV NKVU MKNR= EORKMTF EUKSPF OKNS=

fåîÉëí~ëá ETKQUF EPKONF SKSV= NNKNT NKQT= RKPO=

==mjq_ ESKQTF EOKSRF SKMT= NNKNP= NKUN= TKQP=

==mÉêìÄ~Ü~å=fåî EPSKNVF ENUKTTF QQKMR= NUKQR= ENOKROF EUPKMUF

==bâëéçê=ik NQKQV ONKTQ NVKPP= NVKVS= NUKVP NUKRR

==fãéçê=ik PUKUN= TKTR RKNM= NOKQU= NTKNQ JPNKUQ

==kÉí=bâëéçê=~åí~ê=Ç~Éê~Ü EPMKOTF QKRU= OOKMN= QKOU= NKUT= STKSP=

maR_ SKRR SKON SKON TKUU SKTO SKOM

hçãéçåÉåOMNQ

OMNQ

Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali di Sisi Permintaan (%, yoy)

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

investasi terutama PMTB, perlambatan kinerja ekspor

luar negeri, serta peningkatan net ekspor antardaerah.

Sumber : BUMN, diolah

Page 31: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 31

1.3.1. KonsumsiPada triwulan I 2015, pertumbuhan konsumsi secara

umum mengalami peningkatan mencapai 7,59% (yoy)

meningkat dari triwulan lalu yang mengalami kontraksi

sebesar -0,48%(yoy). Peningkatan tersebut didorong

oleh sedikit peningkatan pada pertumbuhan konsum-

si rumah tangga yang mengalami peningkatan dari

8,17% (yoy) pada triwulan IV 2014 menjadi 8,42%

(yoy) dan perbaikan kinerja konsumsi pemerintah yang

mengalami peningkatan dari -25,07% (yoy) menjadi

2,16% (yoy).

NNOKRM

NMTKVT

NNSKSN

NNSKVQ

RM

SM

TM

UM

VM

NMM

NNM

NOM

NPM

NQM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

fåÇÉâë=hÉó~âáå~å=hçåëìãÉå=EfhhF fåÇÉâë=hçåÇáëá=bâçåçãá=EfhbFfåÇÉâë=bâëéÉâí~ëá=hçåëìãÉå=EfbhF fåÇÉâë=Z=NMM

fåÇÉâë

ONIMRS

ONIQMR

NQKMQ

NOKTO

MKMM

RKMM

NMKMM

NRKMM

OMKMM

ORKMM

PMKMM

M

RIMMM

NMIMMM

NRIMMM

OMIMMM

ORIMMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

BIóçó

jáäá~ê=Ré

hêÉÇáí=hçåëìãëá Ö=hêÉÇáí=hçåëìãëá=Eëâ~ä~=â~å~åF

NMRKUT

NMPKUM

NOMKRP

NNVKUM

NNPKUS NNRKPU

M

OM

QM

SM

UM

NMM

NOM

NQM

NSM

NUM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

kqm fåÇÉâë=óÖ=aáíÉêáã~=mÉí~åáfåÇÉâë=óÖ=aáÄ~ó~ê=mÉí~åá fåÇÉâë=Z=NMM

fåÇÉâë

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

Grafik 1. 31 Kredit Konsumsi

Sumber : Badan Pusat Statistik

Grafik 1. 30 Indeks Keyakinan Konsumen

Grafik 1. 32 Perkembangan Nilai Tukar Petani

Peningkatan konsumsi rumah tangga didorong oleh

tingginya konsumsi pada awal triwulan I 2015 sebagai

dampak dari penurunan harga BBM yang terlihat juga

dari peningkatan indeks ekspektasi konsumen pada tri-

wulan I 2015. Meskipun terja di penurunan daya beli di

akhir triwulan I 2015, na mun secara keseluruhan aktivi-

tas konsumsi di triwulan I 2015 lebih tinggi dibanding-

kan dengan tri wulan sebelumnya.

Seiring dengan penurunan daya beli pada akhir triwulan

I 2015, pertumbuhan kredit konsumsi mengalami per-

lambatan dari sebesar 14,04 % (yoy) pada triwulan IV

2014 menjadi 12,72%(yoy) pada triwulan I 2015. Per-

lambatan tersebut seiring dengan penurunan NTP dari

105,87 pada triwulan IV 2014 menjadi 103,08 pada tri-

wulan I 2015 seiring dengan peningkatan indeks yang

dibayar petani yang lebih besar dibandingkan indeks

yang diterima petani.

1.3.2. InvestasiPertumbuhan investasi pada triwulan I 2015 menunjuk-

kan perlambatan dari 11,17% (yoy) pada triwulan IV

2014 menjadi 5,32% (yoy) pada triwulan I 2015. Ber-

dasarkan komponennya, perlambatan investasi teru-

tama didorong oleh perlambatan pertumbuhan PMTB

dari 11,13%(yoy) menjadi 7,34%(yoy) pada triwulan I

2015. Perlambatan tersebut terjadi seiring dengan per-

lambatan pada lapangan usaha konstruksi yang diaki-

batkan oleh terlambatnya realisasi APBD pada triwulan I

2015. Selain itu, perlambatan investasi juga disebabkan

oleh sikap wait and see dari calon investor seiring fluk-

tuasi harga BBM (pasca reformasi energi) dan depresiasi

nilai tukar Rupiah terhadap dollar.

Page 32: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201532

Perlambatan investasi juga terkonfirmasi dari perlam-

batan pertumbuhan kredit investasi dari 20,9% (yoy)

pada triwulan IV 2014 menjadi sebesar 20,04%(yoy)

pada triwulan I 2015. Selain itu, perlambatan investasi

juga terlihat dari kontraksi impor barang modal yang

semakin dalam baik dari nilai maupun volume. Ber-

dasarkan hasil survei dan liaison, selain dengan belum

terealisasinya proyek pemerintah di triwulan I 2015,

depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap dollar menahan

keputusan impor secara signifikan.

OMKVR

OMKMQ

M

NM

OM

PM

QM

RM

SM

TM

M

OIMMM

QIMMM

SIMMM

UIMMM

NMIMMM

NOIMMM

NQIMMM

NSIMMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

fåîÉëí~ëá ÖêçïíÜ=fåîÉëí~ëá==Eëâ~ä~=â~å~åFRé=jáäá~ê BI=óçó

ESRKROF

EVRKSQF

EOMMF

M

OMM

QMM

SMM

UMM

NMMM

NOMM

MNMIMMMOMIMMMPMIMMMQMIMMMRMIMMMSMIMMMTMIMMMUMIMMMVMIMMM

NMMIMMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

`~éáí~ä=dççÇë Ö=`~éáí~ä=dççÇë=ERepF

gìí~=rpa BI óçó

ESRKROF

EVRKSQF

EOMMF

M

OMM

QMM

SMM

UMM

NMMM

NOMM

MNMIMMMOMIMMMPMIMMMQMIMMMRMIMMMSMIMMMTMIMMMUMIMMMVMIMMM

NMMIMMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

`~éáí~ä=dççÇë Ö=`~éáí~ä=dççÇë

gìí~=rpa BI óçó

Grafik 1. 33 Kredit Investasi

Grafik 1.34 Perkembangan Nilai Impor Barang Modal

Grafik 1. 35 Perkembangan Volume Impor Barang Modal

1.3.3. Neraca PerdaganganMeskipun tidak sebaik perkiraan sebelumnya, kinerja

neraca perdagangan pada triwulan I 2015 menunjuk-

kan kinerja yang cukup baik. Ekspor luar negeri sedikit

mengalami perlambatan dari 19,96% (yoy) pada triwu-

lan IV 2014 menjadi 18,55% (yoy) pada triwulan I 2015.

Kondisi ini terjadi seiring dengan perkiraan perbaikan

perekonomian Amerika Serikat yang tidak sebaik sebel-

umnya, sehingga peningkatan ekspor ke negara tujuan

tersebut tidak setinggi perkiraan. Selain itu, berdasar-

Grafik 1. 36 Nilai Ekspor Luar Negeri Bali

NKTS=

QKMT=

JOM

JNM

M

NM

OM

PM

QM

M

QM

UM

NOM

NSM

OMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMMT OMMU OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQOMNR

káä~á=bâëéçê Ö=káä~á=bâëéçê=ERepF

gìí~=rpa BI=óçó

EOKOSF MKUP=

JNMM

JRM

M

RM

NMM

NRM

OMM

M

QM

UM

NOM

NSM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

sçäìãÉ=bâëéçê Ö=sçäìãÉ=bâëéçê=ERepF

RáÄì qçå BI=óçó

Grafik 1. 37 Volume Ekspor Luar Negeri Bali

kan hasil survei dan liaison untuk komoditas perikanan

yang juga merupakan komoditas unggulan Provinsi

Bali, peraturan Pemerintah terkait pelarangan trans-

shipment serta pelarangan penggunaan kapal asing

untuk penangkapan ikan berdampak pada penurunan

hasil tangkapan ikan segar yang terutama di ekspor ke

Jepang. Penurunan ini terlihat dari volume ekspor luar

Page 33: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 33

negeri Provinsi Bali yang mengalami penurunan menca-

pai 27,8 ribu ton pada triwulan I 2015 dari 32,84 ribu

ton pada triwulan IV 2014.

Pada triwulan I 2015 ini, komoditas perikanan masih

menjadi komoditas unggulan Provinsi Bali meskipun

mengalami penurunan. Berdasarkan komoditasnya,

komposisi ekspor luar negeri pada triwulan I 2015 ter-

diri dari komoditas perikanan sebesar 21,99%, perhi-

asan sebesar 14,45%, pakaian jadi sebesar 18,77%,

kemudian disusul komoditas kayu olahan dan produk

furniture masing -masing sebesar 9,23% dan 7,32%.

Hampir semua komoditas unggulan tersebut mengala-

mi perlambatan kecuali komoditas pakaian jadi yang

mayo ritas di ekspor ke negara Amerika Serikat yang

terus menunjukkan tanda-tanda perekonomian yang

membaik.

Berdasarkan negara tujuan ekspor, Amerika Serikat

masih mendominasi mencapai 19,34%, Australia

17,38%, Jepang 8,784%, serta Singapura 8,25%.

Jika ditinjau berdasarkan pertumbuhannya, pertumbu-

han ekspor ke Amerika, Australia, dan Singapore pada

triwulan I 2015 cenderung mengalami peningkatan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kondisi

tersebut seiring dengan depresiasi nilai tukar Rupiah

yang meningkatkan daya saing produk ekspor Provinsi

Bali.

Sejalan dengan terjaganya pertumbuhan ekspor, per-

tumbuhan impor mengalami perlambatan bahkan

kontraksi sebesar -31,84% (yoy) pada triwulan I 2015.

Kontraksi pertumbuhan impor Provinsi Bali ini meru-

pakan yang pertama terjadi dalam dua tahun terakhir

setelah kontraksi pada tahun 2012. Kontraksi ini ter-

mÉêáâ~å~åONKVVB

mÉêÜá~ë~åNQKQRB

m~â~á~å=g~ÇáNUKTTB

tççÇ=j~åìÑ~ÅíìêÉ

VKOPB

cìêåáíìêÉTKPOB

kçå=jÉí~äáâ=jáåÉê~äëNOKRRB

qÉâëíáäPKQNB

j~åìÑ~âíìê=jÉí~äOKQSB

qê~îÉä=dççÇëOKNOB bäÉâíêáâ

MKNVB i~áååó~TKRNB

ESMF

EQMF

EOMF

M

OM

QM

SM

UM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

mÉêáâ~å~å mÉêÜá~ë~å m~â~á~å=g~Çá

tççÇ=j~åìÑ~ÅíìêÉ cìêåáíìêÉ

B=óçó

Grafik 1. 38 Pangsa Nilai Ekspor Komoditas Utama

Grafik 1.39 Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas Utama

rpNVKPQB

^ìëíê~äá~NTKPUB

g~é~åUKTUBpáåÖ~éçêÉ

UKORB

eçåÖâçåÖQKQNB

qÜ~áä~åÇOKNSB

cê~åÅÉQKTVB

fåÖÖêáëOKTNB

_Éä~åÇ~OKRRB

`áå~OKOVB

líÜÉê=`çìåíêáÉëOTKPQB

JTM

JQM

JNM

OM

RM

UM

NNM

NQM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs N

OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

rp ^ìëíê~äá~ g~é~å páåÖ~éçêÉ eçåÖâçåÖ

BI=óçó

Grafik 1. 40 Pangsa Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan

Grafik 1. 41 Pertumbuhan Ekspor berdasarkan Negara Tujuan

Page 34: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201534

jadi seiring dengan depresiasi nilai tukar Rupiah yang

terus terjadi sepanjang triwulan I 2015 yang berdampak

pada penundaan keputusan impor yang signifikan oleh

importir. Kondisi ini terlihat dari kontraksi nilai impor

yang lebih dalam mencapai -76,33 % (yoy) pada triwu-

lan I 2015. Namun demikian, peningkatan volume im-

por masih terjadi mengingat cukup banyaknya industri

yang memiliki konten impor dalam hasil produksinya.

Dominasi impor barang mentah (raw material) yang

mendorong peningkatan volume impor terlihat dari

komposisi nilai impor barang mentah (raw material)

yang mencapai 63% kemudian sisanya merupakan

EONKVSF

ETSKPPF

EOMMF

ENMMF

M

NMM

OMM

PMM

QMM

M

QM

UM

NOM

NSM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMMT OMMU OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

B=óçógìí~=rpa

káä~á=fãéçê Ö=káä~á=fãéçê=ERepF

QRKMU=

NSPKQM=

JQMMJOMMMOMMQMMSMMUMMNIMMMNIOMMNIQMMNISMMNIUMMOIMMM

M

R

NM

NR

OM

OR

PM

PR

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMMT OMMU OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

sçäìãÉ=fãéçê Ö=îçäìãÉ=áãéçê=ERepFRáÄì=qçå B=óçó

Grafik 1. 42 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Bali

Grafik 1. 43 Perkembangan Volume Impor Luar Negeri Bali

`çåëìãéíáçå=dççÇëOQB

R~ï=j~íÉêá~ä=C=^ìñáäá~êó=dççÇë

SPB

`~éáí~ä=dççÇëNPB

ENRMF

ENMMF

ERMF

M

RM

NMM

NRM

OMM

ORM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

Ö=`çåëìãéíáçå=dççÇë Ö=R~ï=j~íÉêá~ä Ö=`~éáí~ä=dççÇë

BIóçó

Grafik 1. 44 Pangsa Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC

Grafik 1. 45 Perkembangan Impor Berdasarkan Klasifikasi BEC

capital goods sebesar 13% dan consum ption goods

sebesar 24%.

Pertumbuhan net ekspor antardaerah Provinsi Bali se-

lalu mengalami defisit selama beberapa tahun terakhir

dan masih berlanjut sampai dengan triwulan I 2015.

Fenomena tersebut terjadi terkait dengan kapasitas

produksi Provinsi Bali yang belum mampu memenuhi

kebutuhan domestiknya. Kondisi ini telah menjadi pri-

oritas perhatian Pemerintah, oleh karena itu Pemerintah

mengupayakan terwujudnya kedaulatan pangan dan

berbagai pembangunan infrastruktur penunjang kebu-

tuhan lainnya.

Page 35: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 35

1.4. PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA PROVINSI BALI Sampai dengan tahun 2014, disparitas pertumbuhan

ekonomi di Provinsi Bali masih terjadi. Secara konsisten

kabupaten/kota yang memiliki angka pertumbuhan di

atas angka pertumbuhan Bali merupakan kabupaten/

kota yang berada di wilayah Bali selatan yang terdiri

dari Denpasar, Badung, dan Gianyar yang juga meru-

pakan konsentrasi pusat pemerintahan serta kategori

pariwisata yang menjadi andalan Provinsi Bali. Sedang-

Tabel 1. 3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Provinsi Bali

1 Tahun dasar 20002 Rata-rata pertumbuhan triwulan I tahun 2011 s/d 2015

No. Kabupaten/Kota Laju Pertumbuhan Ekonomi*) 2010 2011 2012 2013 20141 Jembrana 4.57 5.61 5.9 5.38 5.882 Tabanan 5.68 5.82 5.91 6.03 6.353 Badung 6.48 6.69 7.3 6.41 6.754 Gianyar 6.04 6.76 6.79 6.43 6.595 Klungkung 5.5 5.81 6.03 5.71 5.826 Bangli 4.97 5.84 5.99 5.61 5.677 Karangasem 5.09 5.19 5.73 5.81 5.858 Buleleng 5.88 6.11 6.52 6.71 6.739 Denpasar 6.57 6.77 7.18 6.54 6.77

kan kabupaten/kota lainnya cenderung memiliki angka

pertumbuhan di bawah angka pertumbuhan Bali. Pada

tahun 2014, perekonomian Kota Denpasar mampu

mencapai 6,77% sedangkan pertumbuhan Kabupaten

Klungkung hanya mencapai 5,82%.

Fenomena tersebut mengkonfirmasikan disparitas yang

masih terjadi di Provinsi Bali, dimana meskipun Provinsi

Bali masih dapat tumbuh kuat di tengah perlambatan

perekonomian nasional dan dunia, pertumbuhan terse-

but belum dinikmati secara merata oleh seluruh daerah

di Bali.

Page 36: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201536

DIAGNOSTIK KENDALA PROVINSI BALI UNTUK MENCAPAI PERTUMBUHAN EKONOMI INKLUSIF (GROWTH DIAGNOSTIC)

BOKS A

Mengacu pada decision tree di atas, telah dilaku-

kan identifikasi awal sehubungan dengan kendala

atau contraints dari pertumbuhan ekonomi di

Provinsi Bali.

Adapun identifikasi dilakukan mengacu pada Ri-

cardo Hausmann, Bailey Klinger, Rodrigo Wagner

(2008) bahwa suatu kondisi dinyatakan sebagai

binding contraints adalah jika;

Grafik A.1. Growth Diagnostic Decision Tree

Dalam rangka mendorong pertumbuhan eko nomi

yang berkesinambungan serta pertumbuhan yang

inklusif, perlu adanya analisis kendala kritikal yang

merupakan diagnostik awal mengenai faktor pe-

nentu dan hambatan pertumbuhan ekonomi.

Diagnostik awal terkait dengan kendala pro vin-

si bali untuk mencapai pertumbuhan e ko no mi

inklusif ini merujuk pada East Java Growth Di-

agnostic: Identifying the Constraints to Inclusive

Growth in Indonesia’s Second-Largest Province

yang dilakukan oleh Bank Dunia pada Tahun 2011

dan mengacu pada kerangka Hausmann, Rodric

and Velasco (2005) terkait The Business Environ-

ment seperti pada gambar berikut:

1. The (shadow) price of the constraint should be

high

2. Movements in the constraint should produce

significant movements in the objective function

3. Agents in the economy should be attempting to

overcome or bypass the constraint

4. Agents less intensive in that constraint should

be more likely to survive and thrive, and vice versa

Page 37: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 37

Low Return to Economic Activity Melalui teori di atas, telah dilakukan diagnosis

awal sehubungan dengan Low Return to Eco-

nomic Activity melalui kondisi infrastruktur, human

capital, tingkat penghunian kamar, indeks persepsi

korupsi, pergerakan inflasi, dan perkembangan

ekspor di Provinsi Bali.

Dilihat dari persentase rumah tangga yang dapat

akses listrik maka Provinsi Bali merupakan Provinsi

yang hampir 100% (99,10%) penduduk di Bali tel-

ah memperoleh akses listrik. Selain itu, jika diband-

ingkan dengan Provinsi lainnya (DKI Jakarta, Yo-

gyakarta, Jawa Timur, dan NTB), Bali merupakan

Provinsi yang memiliki kondisi umum jalan baik.

Sehingga dapat dikatakan bahwa infrastruktur bu-

kan merupakan suatu kendala utama dalam per-

tumbuhan ekonomi di Provinsi Bali.

Sehubungan dengan kriteria human capital, kami

menggunakan data IPM, angka par tisipasi murni,

dan angka partisipasi ka sar. Perlu diperhatikan

bahwa wajib belajar 12 tahun belum dinikmati

oleh berbagai kalangan. Kualitas pendidikan

juga perlu dilakukan kajian lebih dalam mem-

pertimbangkan bahwa kebutuhan sumber daya

manusia di Provinsi Bali cenderung tinggi meng-

ingat banyaknya wisatawan yang menginginkan

Sumber : BPS

Grafik A.2. Angkatan Kerja Berdasarkan Pendidikan Provinsi Bali 2013

standar Nasional atau bahkan Internasional. Pada

kriteria ini kami mengemukakan akan adanya indi-

kasi bahwa Human Capital merupakan constraints

dengan mempertimbangkan kondisi kedua, agents

in the economy should be attempting to overcome

or bypass the constraint. Dengan terbatasnya sup-

ply sumber daya manusia dengan kualitas yang baik,

pelaku bisnis cenderung mendatangkan pekerja dari

Luar Negeri untuk memenuhi standar Internasional.

Untuk risiko mikro, dilihat dari jumlah hotel yang ter-

us berkembang dalam kurun waktu 5 tahun terakhir,

jumlah kamar, dan tingkat penghunian kamar, serta

ditinjau melalui indeks persepsi pelaku bisnis tentang

usaha pemda membrantas korupsi. Pada kedua hal

ini tidak terdapat indikasi bahwa hal ini merupa-

kan constraints. Untuk risiko makro, dilihat di tahun

2014, tingginya laju inflasi di Bali dipengaruhi oleh

masih tingginya laju inflasi di Singaraja. Faktor yang

mempengaruhi adalah masih tingginya ketergantun-

gan pasokan bahan makanan dari daerah lain. Pada

kriteria ini terdapat indikasi bahwa tingginya inflasi

merupakan constraints dengan mempertimbangkan

kondisi pertama, the (shadow) price of the constraint

should be high karena adanya biaya tambahan terse-

lubung yang menyebabkan tingginya harga untuk

distribusi barang.

Page 38: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201538

MKMM=

RKMM=

NMKMM=

NRKMM=

OMKMM=

ORKMM=

PMKMM=

PRKMM=

QMKMM=

OMNM= OMNN= OMNO= OMNP= OMNQ=

`êÉÇáí=íç=dam=EB

F=

q~Üìå=

_~äá= k~ëáçå~ä=

Grafik A.3. Credit Ratio to Private Sector

High Cost of FinanceLoan to Deposit Ratio (LDR) Bali lebih rendah dari

LDR Nasional. Tren kenaikan dalam LDR Bali dari

tahun 2010 sampai tahun 2014 menunjukkan

bahwa penyaluran kredit oleh perbankan di Bali

tidak mengalami permasalahan berarti. Sedan-

gkan untuk Non Performing Loan (NPL) di Bali

relatif rendah jika diban ding kan dengan provinsi

lain di Indonesia. NPL yang rendah dapat menjadi

indikasi bahwa perbankan di Bali memiliki finan-

cial risk yang lebih rendah jika dibandingkan den-

gan perbankan di Provinsi lain di Indonesia.

Ditinjau dari penyaluran kredit, secara domestik,

rasio kredit terhadap PDRB Bali relatif rendah jika

dibandingkan dengan Nasional. Walaupun rasio

kredit yang rendah terhadap PDRB dapat meny-

iratkan permasalahan dalam hal akses terhadap

pembiayaan, namun hal ini tidak serta merta

mengindikasikan binding constraints untuk per-

tumbuhan. Terlepas dari rasio kredit terhadap

PDRB yang rendah, share dari alokasi kredit yang

digunakan untuk investasi dan modal kerja di Bali

menunjukkan tren peningkatan dari tahun 2010

sampai tahun 2014.

Melalui analisa awal metode analisis deskriptif dan

pengumpulan data sekunder, faktorfaktor yang

mendukung pertumbuhan di Provinsi Bali adalah

sebagai berikut;

a. Letak geografis yang strategis dan memiliki

natural resources yang dapat mendorong PDRB

b. Ketersediaan dana dan akses yang memadai

ke lembaga keuangan (melalui banyaknya LPD

dan pendanaan masyarakat)

c. Kuatnya pertumbuhan sektor PHR

Sedangkan hambatan yang terindikasi menjadi

kendala bagi pertumbuhan di Provinsi Bali adalah;

i. Rendahnya kapasitas tenaga kerja dikarenakan

keterbatasan akses ke pendidikan menengah

yang dapat menjadi kendala untuk mencapai

pertumbuhan inklusif

ii. Belum adanya intervensi pemerintah dalam

promosi pariwisata serta belum adanya regu-

lasi pemerintah dalam mengendalikan pertum-

buhan hotel serta persaingan pasar yang da-

pat menyebabkan sektor PHR menurun

iii. Ditinjau dari IHK Bali yaitu Kota Denpasar dan

Kota Singaraja, dapat dilihat bahwa pergera-

kan inflasi di Kota Singaraja cen derung lebih

volatile jika dibandingkan dengan Kota Den-

pasar. Hal ini disebabkan karena Kota Singaraja

memerlukan jalur distribusi yang lebih panjang

dan kurang baik

iv. Pertumbuhan ekspor di Bali mulai mengala-

mi tren penurunan. Hal ini perlu diwaspadai

mengingat kompetitor yang semakin beragam.

Page 39: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 39

BOKS B

Pada April 2015, Kantor Perwakilan Bank Indone-

sia Provinsi Bali melaksanakan kegiatan survei kilat

Dampak Depresiasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Ki -

ner ja Perekonomian Provinsi Bali. Survei dilakukan

kepada 29 responden (eksportir dan importir) yang

bergerak pada beberapa kategori lapangan usaha

terdiri atas subkategori Penyediaan Akomo dasi

(35%), Industri Makanan dan Minuman (31%),

Per dagangan Besar dan Eceran bukan Mobil dan

Se peda Motor (17%), Industri Tekstil dan Pakaian

Ja di (7%), Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Ga-

bus serta Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan

Sejenisnya (7%), Jasa Kesehatan dan Kegiatan So-

sial (3%). Rincian profil responden sebagai berikut:

HASIL SURVEI KILAT DAMPAK DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN PROVINSI BALI

Grafik B.1. Profil Responden berdasarkan Subkategori

PKOK=fåÇìëíêá=j~â~å~å=Ç~å=jáåìã~å=PNB=

PKQK=fåÇìëíêá=qÉâëíáä=Ç~å=m~â~á~å=g~Çá=

TB=

PKSK=fåÇìëíêá=h~óìI=

_~ê~åÖ=Ç~êá=h~óì=Ç~å=d~Äìë=Ç~å=

TKOK=mÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê=Ç~å=

bÅÉê~åI=_ìâ~å=jçÄáä=Ç~å=

pÉéÉÇ~=jçíçê=

VKNK=mÉåóÉÇá~~å=^âçãçÇ~ëá=

PRB=

NSK=g~ë~=hÉëÉÜ~í~å=

Ç~å=hÉÖá~í~å=pçëá~ä=PB=

1. Sumber Pasokan Bahan Baku dan Komposisi PenjualanBerdasarkan sumber pasokan bahan baku dan

ori entasi penjualan, responden dikelompokan

menjadi 3 kategori yang meliputi 100% orientasi

domestik, 100% orientasi impor, dan campuran

(domestik dan impor). Sebagian besar responden

survei memenuhi pasokan bahan baku dari impor

dan orientasi penjualannya ekspor (campuran).

Sehingga pelemahan nilai tukar yang terjadi saat

ini terindikasi berdampak pada kinerja usaha res-

ponden.

Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa un-

tuk perusahaan yang memiliki kandungan ba han

baku impor yang tinggi, cenderung le bih meng-

harapkan penguatan nilai tukar (nilai Rupiah men-

guat) dan menganggap bah wa nilai tukar Rupiah

yang terlalu rendah (me lemah) akan berpotensi

mengganggu ki nerj a usaha karena berdampak

pada tinggi nya biaya untuk membeli bahan baku

impor. Se dangkan bagi perusahaan yang memi-

liki bahan baku impor rendah, namun orienta si

penjualannya adalah ekspor maka lebih meng -

anggap depresiasi Rupiah menguntungkan usaha

mereka terhadap melemahnya nilai tukar Rupiah.

Sementara kisaran nilai tukar Ru piah yang diang-

gap ideal oleh responden cenderung bervariasi

yaitu berada pada kisaran rata-rata Rp 10.000 per

US$ untuk responden yang mayoritas bahan ba-

kunya impor (>40%), Rp 8.500-12.500 per US$

untuk responden yang kandungan impor bahan

bakunya <40% dan Rp.10.000-Rp13.000 untuk

responden yang menggunakan bahan baku lokal.

Sedangkan kisaran nilai tukar yang dianggap da-

Page 40: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201540

Grafik B 2. Hubungan Sumber Bahan Baku dan Penjualan dengan Nilai Tukar

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

0

20

40

60

80

100

120

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Rp%

Komposisi Penjualan Ekspor Pasokan Bahan Baku ImportLevel Nilai Tukar Rp yang Ideal (skala kanan) Level Nilai Tukar yang Dapat Mengganggu Usaha (skala kanan)

pat mengganggu kinerja usaha berkisar antara

Rp12.000-15.000 per US$ untuk responden yang

mayoritas bahan bakunya impor (>40%) dan Rp

10.000 – Rp 15.000 per US$ untuk responden

yang konten impor bahan bakunya <40%.

Sementara terkait penjualan, berdasarkan grafik

di atas menunjukkan bahwa semakin besar share

ekspor responden, maka res ponden cenderung

mengharapkan nilai tukar yang melemah. Nilai tu-

kar Rupiah yang berpotensi mengganggu usaha

eksportir berkisar antara Rp 8.000 - Rp 10.000 per

US$, sementara nilai tukar ideal yang diharapkan

oleh perusahaan eksportir berada dalam kisaran

Rp 10.000-Rp13.000 per US$.

2. Dampak Depresiasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Volume PenjualanSecara umum, pelemahan nilai tukar Rupiah telah

memberikan dampak terhadap perkembangan ki-

nerja usaha responden. Sejumlah responden (43%

responden) mengkonfirmasi bahwa penu runan

nilai tukar Rupiah memberikan dampak po sitif

pada perkembangan usaha responden (responden

memperkirakan penjualan akan mening kat pada

triwulan II-2015). Responden yang merasakan

dam pak positif ini didominasi oleh sub kategori

lapangan usaha penyediaan akomodasi (perhotel-

an) yang mencapai 31% dan subkategori perda-

gangan besar dan eceran bukan mobil dan sepeda

motor (31%). Sementara sub kategori lainnya ya-

i tu industri makanan dan minuman serta subkat-

egori industri kayu dan barang dari kayu mem-

perkirakan penjualan akan meningkat signifikan

selama triwulan II-2015 dan sepanjang tahun

2015, karena res ponden tersebut berorientasi ek-

spor dengan bahan baku yang dominan bersum-

ber dari bahan lokal.

Pada sisi lain, pelemahan nilai tukar Rupiah juga

memberikan dampak negatif terhadap perkem-

bangan kinerja usaha (36% responden) khusus-

nya responden pada sub kategori penyediaan

ako modasi (30%) dan industri makan dan minum.

Responden mem perkirakan penjualan akan menu-

run pa da triwulan II-2015 karena besarnya share

kan dungan impor bahan baku terhadap biaya pro-

duk si, sehingga perusahaan terpaksa menaik kan

harga jual untuk mempertahankan margin usaha.

Sementara itu, terdapat 21% responden yang

meng konfirmasi bahwa depresiasi nilai tukar Rupi-

ah tidak pengaruh terhadap penjualan (penjual an

Page 41: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 41

Grafik B.3. Rata-Rata Struktur Biaya Responden/Perusahaan

M=

OM=

QM=

SM=

UM=

fåÇìëíêá=j~â~å~å=Ç~å=jáåìã~å=

fåÇìëíêá=qÉâëíáä=Ç~å=m~â~á~å=g~Çá=

fåÇìëíêá=h~óìI=_~ê~åÖ=Ç~êá=h~óì=Ç~å=d~Äìë=Ç~å=_~ê~åÖ=^åó~ã~å=Ç~êá=_~ãÄìI=Rçí~åI=Ç~å=pÉàÉåáëåó~=

mÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê=Ç~å=bÅÉê~åI=_ìâ~å=jçÄáä=Ç~å=pÉéÉÇ~=

jçíçê=

mÉåóÉÇá~~å=^âçãçÇ~ëá=

B=_á~ó~=_~Ü~å=_~âì=EáåÅK=_~Ü~å=mÉåÇìâìåÖF= B=_á~ó~=d~àá=B=_á~ó~=båÉêÖá= B=_á~ó~=_ìåÖ~=rí~åÖ=

stabil), khususnya perusahaan yang bergerak da-

lam subkategori lapangan usaha penyediaan ako-

modasi dan industri makan dan minum. Meskipun

demikian, apa bila pelemahan nilai tukar terus ber-

lanjut maka diperkirakan akan berpotensi terha-

dap penurunan penjualan sepanjang tahun 2015.

3. Dampak Depresiasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Perkembangan Mar-gin UsahaSecara umum, 46% responden mengkonfir ma si

bahwa pelemahan nilai tukar Rupiah di perkirakan

akan berdampak pada penurunan mar gin usaha

se lama triwulan II-2015, khusus nya untuk subka-

te gori lapangan usaha pe nyediaan akomodasi

(55%) dan sub kate go ri perdagangan besar dan

eceran (27%). Kondisi ini disebabkan karena res-

ponden pa da sub kategori lapangan usaha terse-

but te tap mempertahankan harga jual mengingat

ting ginya tingkat persaingan dan sensitifnya kon-

sumen terhadap perubahan harga (meskipun disisi

lain terdapat potensi kenaikan bia ya).

Sementara itu, 29% responden mengkonfir masi

akan memperoleh kenaikan margin pa da triwulan

II-2015 terutama responden yang memiliki share

penjualan ekspor yang besar dan kandungan ba-

han baku impor yang mi nim. Responden yang

meng konfirmasi hal ini umumnya bergerak dalam

subkategori la pangan usaha industri makan dan

mi num (72%). Sedangkan 25% responden (khu-

sus nya yang bergerak dalam kategori usaha indus-

tri kayu mengkonfirmasi bahwa nilai tukar Rupiah

tidak berpengaruh terhadap perubahan margin

usaha. Rata-rata kenaikan margin usaha sebesar

10,5% (yoy), dan rata-rata penurunan margin

ada lah sebesar 8,75%.

4. Dampak Pelemahan Nilai Tukar Terhadap Struktur Biaya dan Preferensi Nilai TukarPelemahan nilai tukar Rupiah terindikasi memiliki

dampak yang signifikan seiring dengan besarnya

komposisi valas pada struktur biaya dari suatu per-

u sahaan. Berdasarkan tabel B.1., dapat disimpul-

kan bahwa semakin besar komposisi valas dalam

struktur biaya perusahaan (yang umumnya diper-

untukkan untuk pembelian bahan baku), maka

nilai tukar Rupiah yang diharapkan cenderung

me nguat. Kondisi ini terlihat pada subkategori

lapangan usaha industri makanan dan minuman,

Page 42: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201542

B=_á~ó~=_~Ü~å=

_~âì=EáåÅK=_~Ü~å=

mÉåÇìâìåÖF

B=s~ä~ëB=_á~ó~=d~àá

B=s~ä~ëB=_á~ó~=båÉêÖá

B=s~ä~ëB=_á~ó~=_ìåÖ~=rí~åÖ

B=s~ä~ëB=_á~ó~=i~áååó~

káä~á=qìâ~ê=fÇÉ~ä

káä~á=qìâ~ê=ó~åÖ=

ãÉåÖÖ~åÖÖì

N fåÇìëíêá=ã~â~å=Ç~å=ãáåìã RUKPP RSKNR NQKVU MKMM SKSN MKMM NPKOO MKMM OOKSV NMISNN NOISST

O fåÇìëíêá=qÉâëíáä=C=m~â~á~å=g~Çá QQ SR PP MKMM OKR MKMM MKR MKMM OMKOR NOIMMM NNIMMM

PfåÇìëíêá=h~óìI=_~ê~åÖ=Ç~êá=h~óì=Ç~å=d~Äìë=Ç~å=_~ê~åÖ=^åó~ã~å=Ç~êá=_~ãÄìI=Rçí~åI=Ç~å=pÉàÉåáëåó~

PTKTN MKR PNKP NKMM TKUO MKMM MKMM MKMM OPKNR NOIMMM UIRMM

QmÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê=Ç~å=bÅÉê~åI=_ìâ~å=jçÄáä=Ç~å=pÉéÉÇ~=jçíçê

SMKR TP OMKO MKMM NM MKMM VKNT RMKMM PMKNT VIRMM NOIOMM

R mÉåóÉÇá~~å=^âçãçÇ~ëá PPKOT NQKQ OTKN PMKVP NNKRQ MKMM NRKU MKMM NVKOU NNIPNM NNIURM

pìÄâ~íÉÖçêá

R~í~Jê~í~

kçK

Tabel B.1. Rata – rata Struktur Biaya Perusahaan

Orientasi Penjualan Secara umum, strategi yang ditempuh responden

untuk menghadapi pelemahan nilai tukar adalah

dengan meningkatkan volume penjualan baik un-

tuk pasar domestik maupun untuk pasar ekspor.

Peningkatan akses ke tradisional market, mem-

perbanyak pasar di luar negeri, dan meningkatkan

pemasaran adalah beberapa cara yang dilakukan

oleh responden khususnya yang bergerak pada

kategori industri pengolahan.

Volume Produksi dan Sumber Bahan BakuBeberapa perusahaan mengkonfirmasi akan men-

ingkatkan volume produksi seiring dengan per-

mintaan yang ada, khususnya menjelang puasa

dan hari raya Lebaran. Seiring dengan pelemahan

nilai tukar Rupiah, mayoritas perusahaan juga

mulai memprioritaskan penggunaan bahan baku

lokal, dan sekalipun bahan baku memang harus

menggunakan bahan baku impor, pembeliannya

dilakukan secara kontrak dengan rekanan.

Biaya Produksi dan Tenaga KerjaSecara umum, perusahaan berusaha untuk mel-

akukan efisiensi dan menekan biaya produksi.

Dalam kaitannya dengan tenaga kerja, mayoritas

responden memiliki kebijakan untuk tidak me-

nambah tenaga kerja dan memilih untuk men-

goptimalkan tenaga kerja yang ada dan/ meng-

ganti penggunaan karyawan kontrak dengan daily

worker.

Pembiayaan/utangSecara umum, responden memilih untuk tidak

melakukan peminjaman baru dan menunda

penambahan hutang. Meskipun demikian, bagi

responden yang telah memiliki hutang, reschedul-

ing pembayaran dan permohonan dispensasi jatuh

tempo pembayaran menjadi salah satu pilihan/

strategi untuk mengelola keuangan dengan baik.

Strategi yang diterapkan Perusahaan dalam Menghadapi Pelemahan Nilai Tukar

perdagangan besar dan eceran, bukan mobil dan

sepeda motor yang mengharapkan nilai tukar

Rupiah (terhadap USD) berada pada kisaran Rp

9.500-Rp 10.611, lebih rendah dibanding sub-

kategori usaha lain yang memiliki komposisi valas

relatif kecil dalam struktur biayanya.

perkembanganinflasi

kajian ekonomi dan keuangan regional

bab IIAwal tahun 2015 menjadi tonggak yang menggembirakan bagi inflasi di Bali. Setelah meningkat pada triwulan sebelum-nya, inflasi Bali kembali melandai sehingga tercatat sebesar 6,42%, atau berada pada kisaran bawah proyeksi Bank Indone-sia.

Secara spasial tekanan inflasi tertinggi pada triwulan laporan dialami kota Singaraja dengan laju inflasi mencapai 8,99% (yoy), sedangkan kota Denpasar mengalami inflasi sebesar 5,88% (yoy).

Sejalan dengan inflasi di kota-kota sampel perhitungan inflasi di Bali, tekanan inflasi pedesaan Bali yang dihitung dengan menggunakan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di sepanjang triwulan I 2015 menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Tekanan inflasi Provinsi Bali triwulan I 2015 melandai

Page 43: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 43

perkembanganinflasi

kajian ekonomi dan keuangan regional

bab IIAwal tahun 2015 menjadi tonggak yang menggembirakan bagi inflasi di Bali. Setelah meningkat pada triwulan sebelum-nya, inflasi Bali kembali melandai sehingga tercatat sebesar 6,42%, atau berada pada kisaran bawah proyeksi Bank Indone-sia.

Secara spasial tekanan inflasi tertinggi pada triwulan laporan dialami kota Singaraja dengan laju inflasi mencapai 8,99% (yoy), sedangkan kota Denpasar mengalami inflasi sebesar 5,88% (yoy).

Sejalan dengan inflasi di kota-kota sampel perhitungan inflasi di Bali, tekanan inflasi pedesaan Bali yang dihitung dengan menggunakan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di sepanjang triwulan I 2015 menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Tekanan inflasi Provinsi Bali triwulan I 2015 melandai

Page 44: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201544

Page 45: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 45

RKUU

UKVVUKMP

NMKPO

M

O

Q

S

U

NM

NO

aÉåé~ë~ê páåÖ~ê~à~

qï=f=OMNR qï=fs=OMNQ

SKQO

SKPU

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 2. 1 Inflasi Kota di Bali (%yoy)

2.1. PERKEMBANGAN UMUM INFLASISearah dengan inflasi nasional, inflasi Provinsi Bali pada

triwulan I 2015 mengalami penurunan. Pada Maret

2015 Bali tercatat mengalami inflasi sebesar 6,42%

(yoy), atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang sebesar 8,43% (yoy). Realisasi terse-

but sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat

inflasi nasional yang sebesar 6,38% (yoy). Terjaganya

tekanan inflasi Bali di sepanjang triwulan I tahun 2015

tidak lepas dari semakin solidnya upaya pengendalian

inflasi yang dilakukan pemerintah daerah melalui forum

Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

SKPU

SKQO

MNOPQRSTUV

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNO OMNP OMNQ OMNR

k~ëáçå~ä _~äá

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 2. 2 Perkembangan Inflasi Nasional dan Provinsi Bali (% yoy)

Berdasarkan kota pembentuknya, inflasi terutama ter-

jadi di Kota Singaraja yang tercatat mengalami inflasi

sebesar 8,99% (yoy) pada Maret 2015. Realisasi inflasi

di Singaraja berada jauh di atas Kota Denpasar yang

tercatat sebesar 5,88% (yoy). Disparitas inflasi antara

Kota Singaraja dan Kota Denpasar yang cukup besar

tidak lepas dari masih minimnya kondisi infrastruktur

perhubungan menuju Kota Singaraja ditengah masih

tingginya ketergantungan pasokan bahan pokok Kota

Singaraja terhadap daerah lainnya.

Berdasarkan penyebabnya, penurunan tekanan inflasi

pada tahun 2015 terutama disebabkan oleh kelompok

administered prices dan volatile food, didukung oleh

terjaganya inflasi kelompok inti (core inflation).

2.2. ANALISIS PERKEMBANGAN INFLASI2.2.1. Inflasi Menurut Kelompok Barang dan

JasaTekanan tahunan inflasi pada hampir seluruh ke lom pok

barang dan jasa mengalami penurunan yang terutama

didorong oleh kelompok Transportasi & Komunikasi dan

kelompok Bahan Makanan. Penurunan tekanan inflasi

pada seluruh kelompok barang dan jasa tersebut meru-

pakan dampak melandainya tekanan permintaan dan

membaiknya kondisi pasokan. Selain itu, penyesuai an

(ke bawah) harga BBM dan ongkos angkutan darat

pada triwulan I 2015 membawa dampak positif pada

membaiknya ekspektasi pelaku usaha seiring dengan

penurunan ongkos produksi dan distribusi sehingga

berpengaruh pada terjaganya harga barang dan jasa

secara keseluruhan.

a) Kelompok Bahan MakananSetelah pada triwulan sebelumnya mengalami inflasi

cukup tinggi, tekanan inflasi kelompok bahan makanan

(baik secara triwulanan maupun tahunan) pada triwu-

lan I 2015 mengalami penurunan, hingga tercatat sebe-

sar 0,06% (qtq) atau 5,65% (yoy). Penurunan tekanan

inflasi kelompok ini pada periode laporan disebabkan

oleh melandainya permintaan dan membaiknya kondisi

pasokan.

Komoditas bahan makanan yang menjadi penyum bang

utama deflasi di sepanjang triwulan I 2015 di an taranya

cabai rawit, cabai merah, minyak go reng, kangkung,

buncis, udang basah, pisang dan tongkol. Sementara

Page 46: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201546

JMKP

JMKO

JMKN

M

MKN

MKO

MKP

MKQ

N O P Q R S T U V NM NN NO N O P

OMNQ OMNR

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 2. 6 Perkembangan Sumbangan Inflasi Beras (% mtm)

MKMS=

JS

JQ

JO

M

O

Q

S

U

NM

NO

NQ

qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qt=fff qt=fs qï=f

OMNO OMNP OMNQ OMNR

B

Grafik 2. 3 Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan di Prov. Bali

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

itu komoditas yang masih men jadi penyumbang inflasi

di antaranya beras, ba wang merah dan daging ayam

ras. Beras masih menjadi salah satu komoditas utama

penyumbang inflasi di Bali pada triwulan I 2015.

Peningkatan har ga beras pada periode laporan dise-

babkan oleh terlambatnya panen raya beras, yang se-

harusnya mulai terjadi pada akhir Maret 2015. Hal ini

disebabkan oleh terjadinya serangan hama dan gang-

guan irigasi di beberapa wilayah pertanian di Bali, di

a ntaranya :

• Gagal panen dialami sebagian petani disekitar De sa

Padang Kerta, Kecamatan Karangasem. Ma yo ritas

padi mengalami puyung (kosong) isinya dan me-

nyebabkan hasil menurun sebesar kurang lebih 50%.

• Belasan hektar padi di Kelurahan Sangkaragung,

Ka bu paten Jembrana gagal panen karena serangan

hama wereng. Dari total area 86 hektar, 15 hektar di

antaranya terjadi gagal panen karena serangan hama

wereng.

• Setelah sebelumnya irigasi di kawasan pertani an aba-

di Jatiluwih, Desa Jatiluwih, Kecamatan Pe ne bel, Ta-

banan jebol dan belum mendapatkan perbaikan, kini

bagian lain saluran irigasi di kawasan Warisan Budaya

Dunia (WBD) tersebut kembali jebol.

Bawang merah masih terus menunjukkan kena ik an

harga dengan rata-rata kenaikan sebesar 2%. Hal ini

tidak lepas dari masih tingginya keter gantungan paso-

kan bawang merah Provinsi Bali dari daerah lainnya

(produksi bawang merah di Bali relatif minim, hanya

ada di Kabupaten Bangli). Kebutuhan bawang merah di

TKQP

M

O

Q

S

U

NM

NO

NQ

NS

NU

qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f

OMNO OMNP OMNQ OMNR

B

Grafik 2. 4 Inflasi Tahunan Kelompok Bahan Makanan di Prov. Bali

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Pola Produksi

Kondisi Surplus  Defisit

Sumber : Penelitian Bank Indonesia, tahun 2013

Grafik 2. 5 Kondisi Produksi dan Surplus Defisit Komoditas Bawang Merah di Bali & Nusa Tenggara

Page 47: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 47

Provinsi Bali masih dipenuhi dari pulau Jawa (Mojoker-

to, Nganjuk). Di sisi lain fasilitas penyimpanan masih

minim se hing ga harga komoditas ini relatif berfluktuasi,

dan harga sangat dipengaruhi oleh suplai nasional.

b) Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan TembakauInflasi kelompok makanan jadi, minuman jadi, ro kok

dan tembakau pada triwulan I 2015 tercatat sebesar

0,79% (qtq), lebih rendah dibandingkan tri wulan lalu

yang sebesar 2,27% (qtq). Sementara itu secara tahunan

inflasi kelompok ini tercatat se be sar 5,65% (yoy), lebih

rendah dibandingkan de ngan periode sebelumnya yang

sebesar 8,47% (yoy).

Penurunan tekanan inflasi kelompok bahan makanan

jadi pada periode laporan terutama disumbangkan

oleh deflasi pada komoditas gula pasir, dengan sum-

bangan ±-0,02% dan stabilnya harga komoditas bahan

makanan lainnya seiring dengan melandainya tekanan

permintaan. Namun demikian, masih terjadi inflasi

pada komoditas rokok kretek filter, rokok putih dan air

kemasan dengan sumbangan masing-masing sebesar

0,04%; 0,02% dan 0,01%.

c) Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan BakarInflasi pada kelompok perumahan, air, listrik dan gas

mengalami peningkatan baik dibandingkan deng an

JMKMU

JMKMS

JMKMQ

JMKMO

M

MKMO

MKMQ

MKMS

MKMU

N O P Q R S T U V NM NN NO N O P

OMNQ OMNR

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 2. 7 Perkembangan Sumbangan Inflasi Bawang Merah (% mtm)

MKTV=

M

MKR

N

NKR

O

OKR

P

qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qt=fff qt=fs qï=f

OMNO OMNP OMNQ OMNR

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 2. 8 Inflasi Triwulanan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Prov. Bali

RKSR

M

N

O

P

Q

R

S

T

U

V

NM

qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f

OMNO OMNP OMNQ OMNR

BB

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 2. 9 Inflasi Tahunan Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau di Prov. Bali

JMKMN

M

MKMN

MKMO

MKMP

MKMQ

MKMR

MKMS

MKMT

MKMU

N O P Q R S T U V NM NN NO N O P Q

OMNQ OMNR

Rçâçâ=hêÉíÉâ=cáäíÉê Rçâçâ=mìíáÜ

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 2. 10 Pergerakan Sumbangan Inflasi Rokok (% mtm)

Page 48: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201548

VKPU

M

N

O

P

Q

R

S

T

U

V

NM

qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f

OMNO OMNP OMNQ OMNR

B

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

NKMN=

JO

JNKR

JN

JMKR

M

MKR

N

NKR

O

qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qt=fff qt=fs qï=f

OMNO OMNP OMNQ OMNR

Grafik 2. 14 Inflasi Triwulanan Kelompok Sandang di Prov. Bali

OKST=

M

MKR

N

NKR

O

OKR

P

PKR

Q

qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qt=fff qt=fs qï=f

OMNO OMNP OMNQ OMNR

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 2. 12 Inflasi Triwulanan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Prov. Bali

Grafik 2. 13 Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar di Prov. Bali

Pada triwulan IV 2014 Pemerin tah melakukan pe-

nyesuaian listrik untuk industri dan rumah tangga tahap

II (1 September s/d 31 Oktober 2014) dan tahap ketiga

(1 November 2014). Sedangkan pada triwulan I 2015

terdapat kebijakan penundaan tariff adjustment listrik

oleh PLN, dimana kenaikan tarif listrik hanya diber-

lakukan untuk golongan teretentu (2200 Va) ke atas.

Dengan demikian sumbangan inflasi tarif listrik pada

periode ini tercatat sebesar 0,09% atau lebih rendah

dibanding periode sebelumnya yang sebesar 0,37%.

d) Kelompok SandangInflasi pada kelompok sandang tercatat sebesar 4,09%

(yoy), relatif stabil dibandingkan dengan triwulan sebe-

lumnya yang sebesar 4,26% (yoy). Sementara secara

triwulan sebelumnya maupun dengan periode yang

sama tahun sebelumnya. Pada Maret 2015 kelompok

ini tercatat mengalami inflasi se besar sebesar 9,38%

(yoy), lebih tinggi diban dingkan dengan periode sebe-

lumnya yang sebesar 7,89% (yoy) maupun tahun lalu

JMKMO

JMKMNR

JMKMN

JMKMMR

M

MKMMR

MKMN

MKMNR

MKMO

MKMOR

MKMP

N O P Q R S T U V NM NN NO N O P Q

OMNQ OMNR

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 2. 11 Pergerakan Sumbangan Inflasi Gula Pasir (% mtm)

yang sebesar 3,72% (yoy). Sementara secara triwula-

nan inflasi tercatat sebesar 2,67% (qtq) , masih lebih

rendah di bandingkan dengan triwulan lalu yang sebe-

sar 3,67% (qtq).

Peningkatan tekanan inflasi pada kelompok ini didorong

oleh komoditas bahan bakar rumah tangga, kayu balo-

kan, sewa rumah dan kontrak rumah. Sementara penu-

runan tekanan inflasi triwulanan terutama disebabkan

oleh melandainya inflasi tarif listrik.

Page 49: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 49

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

MKSN=

JN

M

N

O

P

Q

R

qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qt=fff qt=fs qï=f

OMNO OMNP OMNQ OMNR

QKMN

M

N

O

P

Q

R

S

T

U

V

NM

qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f

OMNO OMNP OMNQ OMNR

B

Grafik 2. 16 Inflasi Triwulanan Kelompok Kesehatan di Prov. Bali

Grafik 2. 17 Inflasi Tahunan Kelompok Kesehatan di Prov. Bali

dorong oleh meningkatnya harga emas perhiasan do-

mestik sebagai pengaruh terhadap peningkatan harga

emas perhiasan dunia. Sumbangan emas di sepanjang

triwulan I 2015 tercatat sekitar 0,02%.

e) Kelompok KesehatanInflasi pada kelompok kesehatan mengalami penu-

runan baik secara triwulanan maupun tahunan. Pada

Maret 2015 kelompok ini tercatat mengalami inflasi

sebesar 0,61% (qtq) atau lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan lalu yang sebesar 1,34% (qtq). Se-

mentara itu secara tahunan inflasi kelompok ini tercatat

sebesar 4,01% (yoy), lebih rendah dibandingkan deng-

an periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar

7,86% (yoy).

f) Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah RagaInflasi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah

raga tercatat sebesar 0,33%(qtq) atau relatif stabil

dibandingkan dengan triwulan lalu yang sebesar 0,35%

(qtq). Sementara itu secara tahunan inflasi kelompok ini

tercatat menurun dari sebesar 5,6%(yoy) pada triwulan

sebelumnya menjadi 5,04%(yoy) pada periode laporan.

Penurunan tekanan inflasi pada kelompok ini merupa-

kan faktor musiman dimana tidak terdapat penyesuaian

ongkos pendidikan di awal tahun.

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

QKMV

JQ

JO

M

O

Q

S

U

qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f

OMNO OMNP OMNQ OMNR

B

Grafik 2. 15 Inflasi Tahunan Sandang di Prov. Bali

triwulanan inflasi kelompok ini tercatat sebesar 1,01%

(qtq), relatif stabil dibandingkan dengan triwulan lalu

yang sebesar 1,58% (qtq).

Tekanan inflasi pada kelompok sandang terutama di- Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

MKPP=

JN

M

N

O

P

Q

R

S

qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qt=fff qt=fs qï=f

OMNO OMNP OMNQ OMNR

Grafik 2. 18 Inflasi Triwulanan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga di Prov. Bali

Page 50: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201550

ERKQOF

JU

JS

JQ

JO

M

O

Q

S

U

NM

qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qt=fff qt=fs qï=f

OMNO OMNP OMNQ OMNR

PKSO

M

O

Q

S

U

NM

NO

NQ

qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f

OMNO OMNP OMNQ OMNR

B

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

g) Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa KeuanganInflasi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa

keuangan mengalami penurunan dibandingkan deng an

triwulan sebelumnya. Pada Maret 2015 kelompok ini ter-

catat mengalami deflasi sebesar -5,42% (qtq) atau jauh

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan lalu yang ter-

catat mengalami inflasi sebesar 9,13% (qtq). Sementara itu

secara tahunan inflasi kelompok ini tercatat sebesar 3,62%

(yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode lalu yang

sebesar 10,68% (yoy). Penurunan tekanan inflasi ini terjadi

karena sudah berangsur hilangnya dampak langsung pe-

nyesuaian harga BBM bersubsidi di tahun 2014 serta ter-

jadinya penurunan harga BBM yang diikuti dengan penu-

runan ongkos angkutan pada awal Januari 2015.

2.2.2. Inflasi Menurut KotaInflasi provinsi Bali memperhitungkan inflasi di Kota

Denpasar dan Singaraja. Karakteristik inflasi Kota Den-

pasar maupun Singaraja terutama dipengaruhi oleh

kelompok pengeluaran bahan makanan, makanan jadi

dan perumahan sebagaimana tercermin pada dominan-

nya bobot kelompok pengeluaran tersebut dalam ker-

anjang IHK Kota Denpasar maupun Singaraja.

Sumber : Bank Indonesia

NVB=

NSB=

OSB=

RB=

SB=

VB=NVB=

_^e^k=j^h^k^k=

j^h^k^k=g^afI=jfkrj^kI=RlhlhI=a^k=qbj_^h^r=

mbRrj^e^kI=^fRI=ifpqRfhI=d^pI=a^k=_^e^k=_^h^R=

p^ka^kd=

hbpbe^q^k=

mbkafafh^kI=RbhRb^pfI=a^k=li^eR^d^=

qR^kpmlRI=hljrkfh^pfI=a^k=g^p^=hbr^kd^k=

Grafik 2. 22 Bobot Tahun Dasar (2012=100) Kelompok Pengeluaran Kota Denpasar

Grafik 2. 20 Inflasi Triwulanan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Prov. Bali

Grafik 2. 21 Inflasi Tahunan Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan di Prov. Bali

a) Kota DenpasarPada triwulan I 2015 laju inflasi Kota Denpasar men-

galami penurunan dari dari 8,03% (yoy) pada triwulan

IV 2014 menjadi 5,88% (yoy) pada triwulan I 2015.

Penurunan tekanan inflasi tertinggi terjadi pada kelom-

pok bahan makanan dan kelompok transportasi, komu-

nikasi dan jasa keuangan.

RKMQ

M

N

O

P

Q

R

S

T

U

qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f qï=ff qï=fff qï=fs qï=f

OMNO OMNP OMNQ OMNR

B

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 2. 19 Inflasi Tahunan Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga di Prov. Bali

Page 51: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 51

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

ãíã óíÇ óçó ãíã óíÇ óçó ãíã óíÇ óçó

N _~Ü~å=j~â~å~å MKRU PKRU PKTU QKVN NNKOP NNKOP JMINP MIOS TISR

O j~â~å~å=g~Çá MKMS OKVU TKTO MKNP SKOV SKOV MIQO MIRM PITP

P mÉêìã~Ü~åI=^áêI=id^ MKMV MKUR PKTO MKUP TKOM TKOM JMIMS OISN VIMS

Q p~åÇ~åÖ JMKNM NKMR NKRP MKSQ PKSM PKSM JMIMR MIVS PIRM

R hÉëÉÜ~í~å NKPN RKVU TKRN MKRN VKVV VKVV MIOQ MISS QIQT

S mÉåÇáÇáâ~åI=RÉâêÉ~ëáI=C=lR MKMU MKPU PKQM MKMQ QKPQ QKPQ MIMT MIPN QIOT

T qê~åëéçêí~ëá=C=hçãìåáâ~ëá MKRN MKUN NMKQR PKVN VKTU VKTU MIRP JRIMM PIQR

MKPO NKVS RKSS NKVV UKMP UKMP MKNQ JMKMU RKUU

qï=fOMNR

qï=fsOMNQ

rjrj

kçK hÉäçãéçâ=_~ê~åÖ qï=f

Tabel 2.1 Perkembangan Inflasi Kota Denpasar Per Kelompok Pengeluaran

OSB=

NVB=OTB=

QB=

RB=

SB=NOB=

fK=_^e^k=j^h^k^k=

ff=j^h^k^k=g^afI=jfkrj^kI=RlhlhI=a^k=qbj_^h^r=fffK=mbRrj^e^kI=^fRI=ifpqRfhI=d^pI=a^k=_^e^k=_^h^R=fsK=p^ka^kd=

sK=hbpbe^q^k=

sfK=mbkafafh^kI=RbhRb^pfI=a^k=li^eR^d^=sffK=qR^kpmlRI=hljrkfh^pfI=a^k=g^p^=hbr^kd^k=

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 2. 23 Bobot Tahun Dasar (2012=100) Kelompok Pengeluaran Kota Singaraja

peningkatan produksi ikan-ikanan dan sayuran serta

terjaganya kelancaran distribusi pasokan.

Sementara itu, kelompok transportasi, komunikasi dan

jasa keuangan mengalami penurunan tekanan inflasi

dari 9,78% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi

3,45% (yoy) pada triwulan laporan. Penurunan te-

kanan inflasi disebabkan oleh penyesuaian harga BBM

yang diikuti dengan penurunan ongkos angkutan pada

awal Januari 2015. Penurunan harga BBM memberikan

sumbangan deflasi cukup signifikan baik di Kota Den-

pasar (-0,35% mtm) maupun di Kota Singaraja (-0,23%

mtm). Penurunan harga BBM ini diikuti dengan penu-

runan ongkos angkutan dalam kota dan ongkos angku-

tan dalam kota memberikan sumbangan -0.02% (mtm)

terhadap inflasi Bali.

Kelompok yang mengalami peningkatan harga adalah

kelompok perumahan, air dan LGA yang terutama dise-

babkan oleh peningkatan harga bahan bakar rumah

Kelompok bahan makanan tercatat mengalami inflasi

sebesar 7,65% (yoy) pada Maret 2015, lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan lalu yang tercatat sebe-

sar 11,23% (yoy). Penurunan tekanan inflasi bahan ma-

kanan terutama disebabkan oleh melandainya demand

pasca high season pariwisata yang jatuh pada triwu-

lan lalu. Sisi pasokan juga relatif terjaga seiring dengan

Tabel 2.2 Ranking Komoditas Berdasarkan Sumbangan dan Frekuensi Inflasi di Kota Denpasar Triwulan I 2015

hçãçÇáí~ë pìãÄ~åÖ~å=B=EóíÇF hçãçÇáí~ë cêÉâìÉåëá=

_bR^p MKPQ============================= qlkdhli=mfka^kd P_^e^k=_^h^R=Rrj^e=q^kdd^ MKOU============================= _bR^p Ph^vr=_^ilh^k MKMV============================= a^dfkd=^v^j=R^p Opbt^=Rrj^e MKMV============================= q^er=jbkq^e Oq^Rfm=ifpqRfh MKMV============================= _^t^kd=jbR^e O

*) Treshold > 0,005% (mtm)Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Page 52: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201552

ãíã óíÇ óçó ãíã óíÇ óçó ãíã óíÇ óçó

N _~Ü~å=j~â~å~å JMKNV MKTS QKPO PKTP UKMV UKMV NIMN JMIVM SIPN

O j~â~å~å=g~Çá NKMV OKPO NMKRU MKSQ NRKMM NRKMM MIOP OIMV NQITQ

P mÉêìã~Ü~åI=^áêI=id^ JMKMP OKNS NNKQR PKNU VKVT VKVT JMIMN OIVV NMIUS

Q p~åÇ~åÖ MKRU MKTN QKSU OKNR SKOR SKOR MITP NIOS SIUP

R hÉëÉÜ~í~å MKNV MKNV MKUP MKOV NKQR NKQR MIMM MIPR NISO

S mÉåÇáÇáâ~åI=RÉâêÉ~ëáI=C=lR MKOT MKSQ NKRO MKMO VKPT VKPT JMINQ MIQN VINO

T qê~åëéçêí~ëá=C=hçãìåáâ~ëá JMKNT MKRQ NQKOR SKMR NPKPS NPKPS JMIMP JTIPS QIQR

rjrj MKNT NKPU UKOM OKUM NMKPO NMKPO MKPQ MKNR UKVV

kçK hÉäçãéçâ=_~ê~åÖqêáïìä~å=f

OMNR

qêáïìä~å=fs

OMNQ

qêáïìä~å=f

Tabel 2.3 Perkembangan Inflasi Kota Singaraja Per Kelompok Pengeluaran

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

hçãçÇáí~ë pìãÄ~åÖ~å=B=EóíÇF hçãçÇáí~ë cêÉâìÉåëá=

qrh^kd=_rh^k=j^kalR MKSP============================= _bR^p Ppbt^=Rrj^e MKON============================= a^dfkd=_^_f P_bR^p MKOM============================= j^h^k^k=Rfkd^kLpk^`h P_^t^kd=jbR^e MKNN============================= Rlhlh=mrqfe Phlmf=j^kfp MKMT============================= jfb=hbRfkd=fkpq^kq O

Tabel 2.4 Ranking Komoditas Berdasarkan Sumbangan dan Frekuensi Inflasi di Kota Singaraja Triwulan I 2015

*) Treshold > 0,005% (mtm)Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

tangga jenis Liquid Petroleum Gas (LPG).

Apabila ditinjau pergerakannya sepanjang triwulan I ta-

hun 2015, maka 5 komoditas yang memberikan sum-

bangan tertinggi terhadap inflasi Kota Denpasar adalah

beras, bahan bakar rumah tangga, kayu balokan, sewa

rumah dan tarif listrik. Sementara komoditas yang paling

sering mengalami inflasi adalah tongkol pindang, beras,

daging ayam ras, tahu mentah dan bawang merah.

b) Kota SingarajaSejalan dengan kondisi nasional dan Kota Denpasar, laju

inflasi Kota Singaraja pada triwulan I 2015 juga men-

galami penurunan dari dari 10,32% (yoy) pada triwulan

IV 2014 menjadi 8,99% (yoy) pada triwulan I 2015.

Realisasi inflasi di Kota Singaraja masih jauh diatas in-

flasi nasional maupun inflasi Kota Denpasar. Disparitas

inflasi antara Kota Singaraja dan Kota Denpasar yang

cukup besar tidak lepas dari masih belum optimalnya

pemanfaatan infrastruktur perhubungan menuju Kota

Singaraja serta belum efisiennya jalur logistik ditengah

masih tingginya ketergantungan pasokan bahan pokok

Kota Singaraja terhadap daerah lainnya.

Berdasarkan kelompoknya, penurunan terja di pa da

kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan;

kelompok bahan makanan jadi,minuman, rokok dan

tembakau; serta kelompok pendidikan, rekreasi dan

olah raga. Sementara itu kelompok lainnya masih

meng alami peningkatan tekanan inflasi.

Apabila ditinjau pergerakannya sepanjang Januari s/d

Maret tahun 2015, maka 5 komoditas yang memberikan

sumbangan tertinggi terhadap inflasi Singaraja adalah

tukang bukan mandor, sewa rumah, beras, bawang me-

rah, dan kopi manis. Sementara komoditas yang paling

sering mengalami inflasi adalah beras, daging babi, ma-

kanan ringan/snack, rokok putih dan mie kering instan.

Tingginya sumbangan inflasi tukang bukan mandor

dan sewa rumah di Singaraja tidak lepas dari peningka-

tan aktivitas sektor konstruksi di kota tersebut. Wacana

pembangunan bandara telah mendorong peningkatan

harga tanah di Singaraja, sehingga turut berdampak

pada harga sewa/kontrak rumah. Di samping itu ter-

jadi peningkatan demand kontrak/sewa rumah seiring

deng an semakin berkembangnya fasilitas pendidikan

tinggi di Singaraja.

Page 53: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 53

2.3. DISAGREGASI INFLASIBerdasarkan disagregasi inflasi, penurunan laju inflasi

tahunan pada triwulan I 2015 terutama bersumber

pada kelompok volatile food dan administered prices,

sementara itu sumbangan inflasi kelompok inti tercatat

relatif stabil.

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3

2013 2014 2015

yoy CORE VOLATILE ADMINISTERED

B=óçóB=óçóB=óçóB=óçó

Grafik 2. 24 Perkembangan Inflasi Berdasarkan Penyebabnya (% yoy)

Sementara kenaikan harga daging ayam dan da ging

babi terjadi seiring dengan semakin mahalnya harga

pakan ternak. Disamping itu, kenaikan har ga daging

ayam juga terjadi sebagai dampak Kepu tusan Men-

teri Pertanian dan Gabungan Perusahaan Pembibitan

Unggas (GPPU) yang memang kas produksi bibit ayam

(DOC) sebesar 40%. Pemangkasan produksi dilakukan

untuk menaikkan har ga jual ayam potong agar dapat

menutupi ke ru gian peternak mengingat harga jual se-

jak tahun 2014 (nilai penjualan dibawah HPP). Hal ini

terkonfirmasi oleh hasil liaison kepada salah satu con-

tact yang menginformasikan terjadinya kenaikan harga

ayam potong pada kisaran 15%-20% pasca pember-

lakuan peraturan tersebut.

b) Administered PricesSeiring dengan hal tersebut, tekanan inflasi kelompok

administered prices juga tercatat menurun, meski masih

memberikan sumbangan inflasi. Penurunan tekanan

inflasi kelompok ini disebabkan oleh mulai hilangnya

dampak kenaikan BBM bersubsidi pada tahun 2014

serta penyesuaian (kebawah) harga BBM dan ongkos

angkutan pada awal Januari 2015.

Dampak penurunan harga BBM terhadap inflasi Bali

(bensin dari Rp8500 menjadi Rp7.950 pada minggu

I Januari 2015 dan turun lagi menjadi Rp7.000 pada

minggu III Januari 2015 serta solar dari Rp7.950 men-

jadi Rp7.250 pada minggu I Januari 2015 dan turun lagi

menjadi Rp.6.400 pada minggu III Januari 2015) mem-

berikan sumbangan sebesar -0,5% (mtm) terhadap in-

flasi Bali.

Sementara itu penurunan tekanan inflasi kelompok

ini tertahan oleh kenaikan harga tarif listrik pada awal

tahun 2015 dan kenaikan harga bahan bakar rumah

tangga. Meskipun terdapat kebijakan penundaan tariff

adjustment listrik oleh PLN, masih terjadi kenaikan tarif

listrik untuk golongan teretentu (2200 Va keatas) yang

tercatat memberikan sumbangan inflasi sebesar 0.05%

di Denpasar dan 0.02% (mtm) di Singaraja. Penyesuai-

an 12 golongan tarif (dari total 37) yang ditetapkan

a) Volatile FoodTekanan inflasi kelompok volatile foods masih menun-

jukkan tren melandai, jauh berada dibawah rata-rata

historisnya. Hal ini tidak lepas dari semakin solidnya

upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh TPID

Provinsi Bali.

Beberapa komoditas yang tercatat memberikan sum-

bangan deflasi Denpasar diantaranya cabai ra wit

(-48,05% yoy), kacang panjang (-35,09% yoy), jagung

manis (-15,30% yoy), cakalang (-12,17%) minyak gore-

ng (-12,16%). Sedangkan komoditas yang memberi-

kan sumbangan deflasi di Singaraja diantaranya kan-

gkung(-66,95% yoy), tongkol (-20,96% yoy), cakalang

(-18,05% yoy) dan salak (-16,04% yoy).

Sementara itu komoditas yang memberikan sumbangan

inflasi di Kota Denpasar dan Singaraja di an taranya be-

ras, daging ayam dan daging babi. Meskipun masih

memberikan sumbangan inflasi, harga komoditas be-

ras di Bali mulai menunjukka n penurunan seiring mulai

masuknya masa pa nen ra ya beras yang terjadi di Kabu-

paten Gianyar dengan produksi sebanyak 14.377 ton,

Tabanan sebanyak 13.845 ton, dan Buleleng sebanyak

11.782 ton.

Page 54: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201554

oleh Permen ESDM nomor 31/2014 dilakukan setiap

bulan dengan Tariff Adjustment (TA). Adapun besaran

tarif listrik nonsubsidi ditentukan oleh Nilai Tukar USD

(Kurs Tengah BI), Indonesian Crude Price (data Kemen-

trian Migas), dan Inflasi (data BPS) yang kemudian di-

hitung menggunakan formula penyesuaian. Sementara

itu peningkatan harga bahan bakar rumah tangga jenis

Liquid Petroleum Gas (LPG) yang tercatat memberikan

sumbangan inflasi sebesar 0,35%.

c) Core InflationSecara fundamental tekanan inflasi kelompok inti ter-

catat cukup stabil dan masih berada dalam tren penu-

runan. Ditengah bayang-bayang risiko pelemahan Ru-

piah, laju inflasi kelompok inti cukup stabil didukung

oleh masih memadainya sisi supply dan terjaganya ek-

spektasi inflasi.

Interaksi permintaan dan penawaran

Tekanan permintaan dapat direspon dengan baik oleh

sisi penawaran.Hal ini terindikasi dari hasil Survei Peda-

gang Eceran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Bali.

Pergerakan Rupiah

Nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi terhadap dol-

lar AS seiring dengan penguatan dollar AS terhadap

hampir seluruh mata uang di dunia. Pada Maret 2015,

secara rata-rata Rupiah melemah 2,37% (mtm) ke

level Rp13.066 per dollar AS. Secara poin to poin Ru-

piah terdepresiasi dan ditutup pada level Rp13.074 per

dollar AS. Meskipun melemah, depresiasi Rupiah lebih

terbatas dibandingkan dengan pelemahan mata uang

negara emerging lainnya.

Pergerakan Rupiah ke depan masih akan dipengaruhi

oleh perkembangan ekonomi global serta domestik.

Menghadapi kondisi tersebut, Bank Indonesia tetap

konsisten menjaga stabilitas nilai Rupiah sesuai dengan

kondisi fundamentalnya.

Ekspektasi Inflasi

Ekspektasi inflasi masyarakat Bali, terutama dari sisi

konsumen cukup terjaga, meskipun sedikit meng alami Sumber : Bank Indonesia, diolah

Sumber : Survei Penjualan Eceran, Bank Indonesia

174.28

207.84

0.00

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

300.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014 2015'

Grafik 2. 26 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Grafik 2. 27 Perbandingan Nilai Tukar Kawasan Grafik 2. 28 Indeks Penjualan Riil

Page 55: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 55

Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia

J

RIMMM=

NMIMMM=

NRIMMM=

OMIMMM=

ORIMMM=

g~å cÉÄ j~ê ^éêáä jÉá

_Éê~ë `~ÄÉ=jÉê~Ü `~ÄÉ=R~ïáí

_~ï~åÖ=jÉê~Ü _~ï~åÖ=mìíáÜ

Sumber : SiGapura, diolah

peningkatan sebagai kenaikan BBM bersubsidi. Hal ini

tercermin pada hasil Survei Konsumen Kantor Perwakil-

an Bank Indonesia Provinsi Bali. Konsumen berpenda-

pat akan terjadi kenaikan harga secara umum dalam 3

yang akan datang dibandingkan dengan saat ini, ter-

cermin dari indeks ekspektasi konsumen yang berada di

atas 100. Dengan demikian, pengendalian ekspektasi

inflasi sebagai langkah antisipatif menjadi sangat pen-

ti n g untuk dilaksanakan. Optimalisasi forum strategis

TPID dalam pemeliharaan ekspektasi inflasi masyarakat

dapat menjadi salah satu alternatif solusi.

2.4. PERGERAKAN HARGA DI KOTA NON SAMPEL INFLASIPemantauan pergerakan harga di kota-kota nonsampel

inflasi di Bali dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Dae-

rah Provinsi Bali melalui Sistem Informasi Harga Komod-

itas Pangan Strategis (SiGapura) Provinsi Bali.

Hasil pemantauan harga terhadap 7 komoditas (peny-

umbang utama inflasi Bali) di Kabupaten Karangasem

menunjukkan bahwa sepanjang triwulan I 2015 harga-

harga relatif stabil, dengan kecendurungan terjadi tren

penurunan harga, ke cu ali untuk komoditas bawang

merah dan bawang putih.

Sementara itu, pergerakan harga di Kabupaten Ta-

banan lebih berfluktuasi, dengan tekanan inflasi yang

lebih tinggi. Beberapa komoditas yang me nunjukkan

peningkatan harga di Kabupaten Ta ba nan dianta-

Grafik 2. 29 Ekspektasi Konsumen

Grafik 2. 30 Pergerakan Harga Komoditas Pertanian di Kabupaten Karangasem

J

RIMMM=

NMIMMM=

NRIMMM=

OMIMMM=

ORIMMM=

PMIMMM=

PRIMMM=

g~å cÉÄ j~ê ^éêáä jÉá

a~ÖáåÖ=_~Äá a~ÖáåÖ=̂ ó~ã

Sumber : SiGapura, diolah

Grafik 2. 31 Pergerakan Harga Komoditas Peternakan di Kabupaten Karangasem

J

RIMMM=

NMIMMM=

NRIMMM=

OMIMMM=

ORIMMM=

PMIMMM=

g~å cÉÄ j~ê ^éêáä jÉá

_Éê~ë _~ï~åÖ=jÉê~Ü _~ï~åÖ=mìíáÜ

`~ÄÉ=jÉê~Ü `~ÄÉ=R~ïáí

Sumber : SiGapura, diolah

Grafik 2. 32 Pergerakan Harga Komoditas Pertanian di Kabupaten Tabanan

ranya beras, cabai merah, bawang me rah, cabai rawit

dan bawang putih. Sementara har ga komoditas lain-

nya (daging ayam ras dan da ging babi) menunjukkan

pergerakan yang relatif sta bil.

Page 56: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201556

2.5. INFLASI PEDESAANSejalan dengan inflasi di kota-kota sampel perhitungan

inflasi di Bali, tekanan inflasi pedesaan Bali yang dihi-

tung dengan menggunakan Indeks Konsumsi Rumah

Tangga (IKRT) di sepanjang triwulan I 2015 menunjuk-

kan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Inflasi pedesaan Provinsi Bali menurun dari 2,85% (mtm)

pada Desember 2014 menjadi 0.88% (mtm) pada Ma-

ret 2015. Secara akumulasi (Januari s/d Maret 2015)

inflasi pedesaan Provinsi Bali tercatat sebesar -0.55%

(ytd), lebih rendah dibandingkan akumulasi inflasi tri-

wulan IV 2014 yang sebesar 4,61%. Tingkat akumulasi

inflasi Provinsi Bali triwulan I 2015 juga lebih rendah

dibanding angka nasional yang sebesar -0.29% (ytd).

Tren melandainya tekanan inflasi pedesaan dapat men-

jadi faktor pendorong perbaikan daya beli/ kesejahter-

aan petani.

J

RIMMM=

NMIMMM=

NRIMMM=

OMIMMM=

ORIMMM=

g~å cÉÄ j~ê ^éêáä jÉá

a~ÖáåÖ=_~Äá a~ÖáåÖ=̂ ó~ã

Dengan asumsi tidak terjadi penurunan indeks yang

diterima petani (It), maka penurunan harga pada kom-

ponen IKRT akan mendorong menurunnya indeks yang

dibayar petani (Ib). Dengan demikian, Nilai Tukar Petani

(NTP) yang mencerminkan tingkat kesejahteraan petani

akan meningkat. Hal ini sebagaimana terlihat dari pen-

ingkatan rata-rata NTP dari 105.87 pada triwula IV

2014 menjadi 107.43 pada triwulan I 2015.

Sumber : SiGapura, diolah

Grafik 2. 33 Pergerakan Harga Komoditas Peternakan di Kabupaten Tabanan

JNKR

JN

JMKR

M

MKR

N

NKR

O

OKR

P

PKR

Q

N P R T V NN N P R T V NN N P R T V NN N P

OMNO OMNP OMNQ OMNR

_~äá k~ëáçå~ä

Sumber : BPS, diolah

Grafik 2. 34 Perkembangan Inflasi Pedesaan (mtm)

JQ

JO

M

O

Q

S

U

NM

N O P Q R S T U V NM NN NO N O P Q R S T U V NM NN NO N O P

OMNP OMNQ OMNR

_~äá k~ëáçå~ä

Sumber : BPS, diolah

Grafik 2. 35 Perkembangan Inflasi Pedesaan (ytd)

Sumber : BPS, diolah

JMKR

M

MKR

N

NKR

O

OKR

P

NMN

NMO

NMP

NMQ

NMR

NMS

NMT

NMU

NMV

NNM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNO OMNP OMNQ OMNR

kqm=E^îÉê~ÖÉ=èì~êíÉêäóF fåÑä~ëá=ERepF

Grafik 2. 36 Perkembangan Inflasi Pedesaan dan Nilai Tukar petani (NTP) Provinsi Bali

Page 57: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 57

Mulai awal tahun 2015, Kajian Ekonomi Keu angan

Regional provinsi Bali akan menyajikan sekilas

mengenai siapa itu Bank Indonesia dan apa yang

dilakukannya guna mendukung upaya kemajuan

ekonomi Indonesia melalui tugas di bidang mon-

eter dalam menjaga ke stabilan nilai Rupiah yang

tercermin dari sta bilitas dan rendahnya inflasi dan

stabilitas nilai tukar Rupiah. Di samping itu, dalam

rangka memperluas wawasan pembaca tentang

ekonomi maka ruangan ini akan pula me nya jikan

mengenai pengetahuan ekonomi. Ba gi pembaca

yang ingin mengenal lebih ja uh Bank Indonesia

dapat mengakses pada ; http://www.bi.go.id/id/

moneter/.

Untuk seri per tama KEKR Triwulan I-2015 akan

mengulas tentang ‘Apa itu Inflasi’

a. Definisi InflasiInflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-

harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan

harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat

disebut inflasi kecuali bila kenaik an itu meluas

(atau mengakibatkan ke na ik an harga) pada ba-

rang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.

Terdapat beberapa indikator untuk menentukan

inflasi, yaitu :

1. Indeks Harga Konsumen (IHK). IHK merupakan

sekumpulan (paket) barang dan jasa yang dikon-

sumsi oleh rumah tangga dalam rentang periode

tertentu. Perubahan IHK dari waktu ke waktu

menunjukkan pergerakan harga dari paket ba-

rang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak

Juli 2008, paket barang dan jasa dalam keranjang

IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup

(SBH) Tahun 2007.

2. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga

Perdagangan Besar dari suatu komoditas ialah

harga transaksi yang terjadi antara penjual/peda-

gang besar pertama dengan pem beli/pedagang

besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar

pertama atas suatu komoditas.

3. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) meng-

gambarkan pengukuran level harga ba rang akhir

(final goods) dan jasa yang di produk si di dalam

suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan

dengan membagi PDB atas dasar harga nominal

dengan PDB atas dasar harga konstan.

Badan Pusat Statistik (BPS) secara berkala, meng-

umpulkan data harga, menghitung dan mengu-

mumkan indicator harga-harga tersebut. Dari

ke tiga indikator inflasi tersebut di atas, IHK meru-

pakan indikator yang kerapkali dijadikan sebagai

rujukan dalam menjelaskan pergerakan inflasi. Hal

ini dilakukan meng i ng at IHK lebih dapat disajikan

dalam periode yang cepat (setiap bulan) dan me-

nyentuh lang sung pada masyarakat rumah tang-

ga.

Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia

dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran

(berdasarkan the Classification of individual con-

sumption by purpose - COICOP), yaitu: (1) Kelom-

SERI MENGENAL BANK INDONESIA DAN EKONOMI 1

“Apa Itu Inflasi”

Page 58: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201558

pok Bahan Makanan; (2) Kelompok Makanan

Jadi, Minuman, dan Tembakau; (3) Kelompok Pe-

rumahan; (4) Ke lompok Sandang; (5) Kelompok

Kesehatan; (6) Kelompok Pendidikan dan Olah

Raga; (7) Kelompok Transportasi dan Komunikasi.

b. Disagregasi InflasiDi samping pengelompokan berdasarkan COI COP

tersebut, BPS saat ini juga mempublikasikan inflasi

berdasarkan pengelompokan lain yang dinama-

kan disagregasi inflasi. Dis agregasi inflasi terse-

but dilakukan untuk menghasilkan suatu indika-

tor inflasi yang lebih menggambarkan pengaruh

dari faktor yang bersifat fundamental dan bukan

fundamental. Di Indonesia, disagegasi inflasi IHK

tersebut dikelompokkan menjadi:

1. Inflasi Inti, yaitu komponen inflasi yang

cenderung menetap atau persisten (persistent

component) di dalam pergerakan inflasi dan

dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti: In-

teraksi permintaan-penawaran, Lingkung an ek-

sternal (pergerakan nilai tukar, harga ko moditi in-

ternasional, inflasi mitra dagang), dan Ekspektasi

Inflasi dari pedagang dan konsumen.

2. Inflasi noninti, yaitu komponen inflasi yang

cenderung tinggi volatilitasnya karena dipe ngaruhi

oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi

non inti terdiri dari :

• Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food), yai-

tu Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks

(kejutan) dalam kelompok bahan makanan sep-

erti panen, gangguan alam, atau faktor perkem-

bangan harga komoditas pangan domestik mau-

pun perkembangan harga komoditas pangan

internasional.

• Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah

(Administered Prices), yaitu Inflasi yang dominan

dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebija-

kan harga Pemerintah, seperti harga BBM bersub-

sidi, tarif listrik, tarif angkutan, dll.

Terjadinya inflasi disebabkan oleh beberapa fak-

tor, yaitu : (1) adanya tekanan dari sisi supply

(cost push inflation); (2) dari sisi permintaan (de-

mand pull inflation); dan (3) dari ekspektasi inflasi.

Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat

disebabkan oleh de presiasi nilai tukar, dampak in-

flasi luar ne ge ri terutama negara-negara partner

dagang, pe ningkatan harga-harga komoditi yang

diatur pemerintah (administered price), dan ter-

jadi negative supply shocks akibat ben cana alam

dan terganggunya distribusi. Faktor penyebab

terjadi demand pull inflation adalah tingginya

permintaan barang dan jasa relatif terhadap ket-

ersediaannya. Dalam konteks makroeko nomi,

kondisi ini digambarkan oleh output riil yang me-

lebihi output potensialnya atau permintaan total

(aggregate demand) lebih besar dari pada kapasi-

tas perekonomian.

Sementara itu, faktor ekspektasi inflasi di peng -

aruhi oleh perilaku masyarakat dan pe laku ekono-

mi dalam menggunakan ekspektasi angka inflasi

dalam keputusan kegiatan eko nominya. Ekspek-

tasi inflasi tersebut apakah lebih cenderung bersi-

fat adaptif atau forward looking. Hal ini tercermin

dari perilaku pembentukan harga di tingkat pro-

dusen dan pedagang terutama pada saat men-

Page 59: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 59

jelang hari-hari besar keagamaan (lebaran, natal,

dan tahun baru) dan penentuan upah minimum

regional (UMR).

Meskipunketersediaan barang secara umum

diperkirakan mencukupi dalam mendukung ke-

naikan permintaan, na mun harga barang dan jasa

pada saat-saat ha ri raya keagamaan meningkat

lebih tinggi dari kondisi supply-demand terse-

but. Demikian halnya pada saat penentuan UMR,

pedagang ikut pula meningkatkan harga barang

meski kenaikan upah tersebut tidak terlalu signifi-

kan dalam mendorong peningkatan permintaan.

Adapun alur penyebab inflasi dapat terlihat pada

skema berikut :

Grafik Skema Inflasi

c. Pentingnya Kestabilan InflasiKestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi per-

tumbuhan ekonomi yang berkesinambu ng an

yang pada akhirnya memberikan man faat bagi

peningkatan kesejahteraan ma sya rakat. Pentingn-

ya pengendalian inflasi di das arkan pada pertim-

bangan bahwa infla si yang tinggi dan tidak stabil

memberikan dampak negatif kepada kondisi so-

sial ekonomi masyarakat.

Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan

pendapatan riil masyarakat akan terus turun se-

hingga standar hidup dari masyarakat turun dan

akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang

miskin, bertambah miskin.

Kedua, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan

ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi

dalam mengambil keputusan.

Peng a laman empiris menunjukkan bahwa inflasi

yang tidak stabil akan me-

nyulitkan keputusan ma-

sya rakat dalam melakukan

konsumsi, investasi, dan pro-

duksi, yang pada akhirnya

a kan menurunkan pertumbu-

han ekonomi.

Ketiga, tingkat inflasi domes-

tik yang lebih ting gi diband-

ing dengan tingkat inflasi di

negara tetangga menjadi-

kan tingkat bunga domestik

riil menjadi tidak kompetitif

sehing ga dapat memberikan

te ka nan pada nilai Rupiah.

Page 60: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201560

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi

Bali memberikan hibah satu unit mobil bertuliskan

Warung Sembako TPID kepada Perum Bulog Divisi

Regional Bali. Mobil berjenis Van tersebut meru-

pakan mobil operasional KPw BI Provinsi Bali yang

telah habis umur ekonomisnya, namun masih san-

gat layak pakai. Penyerahan hibah mobil Warung

Sembako TPID secara resmi diserahkan oleh Kepala

WARUNG SEMBAKO TPID PROVINSI BALI SIAP PANTAU HARGA

Gambar C.1. Hibah Mobil Warung Sembako TPID

BOKS C

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Sety-

owati kepada Kepala Bulog Divre Bali, I Wayan Bu-

dita, dengan disaksikan oleh Wakil Gubernur Bali

yang juga merupakan Ketua Tim Pengendalian In-

flasi Daerah (TPID) Provinsi Bali, I Ketut Sudikerta.

Penyerahan dilakukan di halaman Kantor BI, Renon

(Senin, 27/4) dengan dihadiri oleh seluruh perwaki-

lan anggota TPID dari 9 Kabupaten/Kota.

Dewi Setyowati mengatakan bahwa mobil ini

nantinya akan digunakan untuk stabilisa si harga,

terutama pada komoditas bahan pa ngan utama

di Bali. “Apalagi mulai Mei hingga Desember,

banyak upacara agama. Harga ko moditas seperti

buah-buahan dan bahan ma kanan memiliki po-

tensi naik”, ujarnya.

Mo bil ini juga bisa digunakan sebagai peman-

tauan harga komoditas bahan pangan utama di

Bali. Sehingga pengendalian inflasi untuk target

inflasi rendah di bawah 8 persen bisa tercapai.

Kepala Perum Bulog Bali I Wayan Budita sangat

mengapresiasi hibah mobil ini. Baginya, hal ini

juga menjadi tantangan tersendiri dalam mengen-

dalikan harga terutama yang berkaitan dengan

tugas pokok Bulog. “Rencana operasional mobil

ini nantinya adalah dimana ada informasi harga

bergejo lak nanti akan kami datangi,” katanya.

Misal nya, hingga saat ini dirinya masih mendeng-

ar ada harga beras yang cukup tinggi, Bulog akan

berencana turun ke wilayah tersebut dengan ken-

daraan baru ini. Jadi ketika harga naik, pihaknya

akan mengantisipasi dengan operasi pasar.

Selain hibah mobil, masih dalam rangka se rang-

kaian kegiatan pengendalian inflasi di Provinsi

Bali, TPID Provinsi Bali kembali mengadakan High

Level Meeting. Dalam kesempatan itu, Ketua TPID

Provinsi Bali, I Ketut Sudikerta mengapresiasi kinerja

TPID Kabupa ten/Kota hingga dapat mengendalikan

laju inflasi pada triwulan pertama tahun 2015. Saat

ini laju inflasi terkendali pada kisaran 0,15%, jauh

dibawah inflasi tahun 2014 yang terakumulasi pada

Page 61: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 61

angka 8,43%(yoy). “Capaian ini jangan membuat

TPID cepat berpuas diri, namun sebaliknya terus

mengintensifkan koodinasi guna menjaga stabilitas

perekonomian,” harap nya. Capaian ini, tambahnya

merupakan modal untuk mempertahankan sta-

bilitas harga pada bulan-bulan berikutnya. Ia juga

menyampaikan TPID Kabupaten/Kota terus men-

gawal dan memantau pergerakan harga sembako,

khususnya menjelang hari-hari besar keagamaan.

Selain itu, TPID juga diminta terus memantapkan

koodinasi guna berbagi pengalaman dalam men-

gantisipasi laju inflasi di wilayah masing-masing.Un-

tuk mendukung kinerja TPID, Pemerintah Provinsi

Bali berkomitmen memberi dukungan penuh mela-

lui penyediaan anggaran dan dukungan sarana IT.

Selain langkah penanggulangan, Sudikerta juga

menekankan pentingnya upaya mendorong ma-

sya rakat agar ikut berperan aktif dalam meng en-

dalikan harga kebutuhan pokok yang berpeng-

aruh pada laju inflasi. Hal kecil yang dapat

Gambar C.2. Rapat Koordinasi TPID

Gambar C.3. Warung Sembako TPID

di la kukan adalah pemanfaatan lahan pekarangan

un tuk menanam bahan kebutuhan pokok seperti

cabe. Selain itu, dia akan mengkampanyekan

diversifikasi konsumsi pangan dari beras ke non-

beras dan menerapkan “One Day No Rice” untuk

mengurangi ketergantungan masyarakat akan

kon sumsi beras. Hal ini untuk mengimbangi agar

gejolak/shock yang terjadi di masyarakat tidak

terlalu besar disaat harga beras melambung naik.

Dari kegiatan High Level Meeting pada hari itu

dapat ditarik kesimpulan bahwa langkah-langkah

pengendalian inflasi memang sangat beragam.

Langkah kecil yang dilakukan masyarakat-pun

dapat membantu mengendalikan harga yang ber-

pengaruh pada pencapaian target inflasi. Oleh ka-

rena itu mulailah dari diri kita sendiri untuk mena-

namkan kebiasaan misalnya menanam kebutuhan

pokok di pekarangan dan mengonsumsi pangan

non beras. Semua itu merupakan bentuk kontri-

busi kita terhadap upaya pengendalian inflasi.

Page 62: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201562

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 63: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 63

Page 64: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201564

Page 65: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 65

Stabilitas sistem keuangan Provinsi Bali pada triwulan I

2015 masih terjaga, kondisi tersebut terlihat dari indi-

kator fungsi intermediasi dan kualitas kredit yang cukup

baik. Asset bank umum pada triwulan I 2015 menca-

pai Rp 85,3 triliun atau tumbuh stabil sebesar 13,7%

3.1. PERKEMBANGAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM

Tabel 3.1 Perkembangan Usaha Bank Umum di Bali(dalam miliar Rp)

2015fs fs f ff fff fs f =ff fff fs I

^ëÉí= ROINMN SPISOR SQIUQS SUIMQN TPINUS TRIRQV TRIMRP TVIRMQ UPIUOV URITUO URIPVPhêÉÇáí=rãìã PMIRTS PVISSO QNIQON QQITTM QTINSP QVIORN RMIPOV ROIUOS RRIMUU RTIOMV RTIVST========jçÇ~ä=hÉêà~ NOITRM NSIRNO NSISSV NTIPTP NUIPNV NVITMR NVIVUV ONIOVO OOIORT OOITQV OOIVQN========fåîÉëí~ëá RITOT TIUUQ UISRO NMIOSV NMISRU NNIMUP NNIPRN NNIUVU NOIRRO NPIQMQ NPISOS========hçåëìãëá NOIMVV NRIOSS NSINMM NTINOU NUINUS NUIQSP NUIVUV NVISPS OMIOTV ONIMRS ONIQMM=====hêÉÇáí=rjhj NOITTS NRIVRV NSINNS NTITUO NUISTT NVITQM OMIONM ONISNN OOIOOQ OOIVRN OPIUTV========m~åÖë~=hêÉÇáí=rjhj QNKTU QMKOQ PUKVN PVKTO PVKSM QMKMU QMKNS QMKVN QMKPQ QMKNO QNKNV

a~å~=máÜ~â=hÉíáÖ~ QRISMQ RQIVQU RRIVUO RTIUQM SOIORV SQIOPQ SPIUVS SSIRMM TMIRPS TMIRNM TOIMNR========aÉéçëáíç NQIRQT NSIQPM NSIRQN NSIVTN NUIMQQ NVITST OMIQVQ ONITNN OPIRPN OQITOR OSISVM========dáêç UIUPU NMIQVM NNIVMN NOIMQR NPIPTV NNITNQ NOIOOV NPIUOV NQINNM NNIVSR NOIUSO========q~ÄìåÖ~å OOIONV OUIMOU OTIRQM OUIUOQ PMIUPR POITRP PNINTQ PMIVSM POIUVR PPIUOM POIQSP

kmi=EdêçëëF NKRN MKRM MKSN MKRQ MKRN MKQV MKTM NKSS MKVR MKVN NKPQiaR STKMR TOKNU TPKVV TTKQM TRKTR TSKST TUKTT TVKQQ TUKNM UNKNQ UMKQV

OMNP OMNQOMNN OMNOfåÇáâ~íçê

JOM

JNM

M

NM

OM

PM

QM

RM

MB

OMB

QMB

SMB

UMB

NMMB

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

pÜ~êÉ=_~åâ=mÉãÉêáåí~Ü pÜ~êÉ=_~åâ=^ëáåÖ=C=`~ãéìê~å

pÜ~êÉ=_~åâ=pï~ëí~=k~ëáçå~ä ÖêçïíÜ=_~åâ=pï~ëí~=k~ë

ÖêçïíÜ=_~åâ=^ëáåÖ=C=`~ãéìê~å ÖêçïíÜ=_~åâ=mÉãÉêáåí~ÜpÜ~êÉ BI=óçó

Grafik 3. 2 Komposisi dan Pertumbuhan Asset Menurut Kelompok Bank

NPKRRNPKTU

NSKNSNRKNU

VKTT NOKTNM

NMIMMM

OMIMMM

PMIMMM

QMIMMM

RMIMMM

SMIMMM

TMIMMM

UMIMMM

VMIMMM

NMMIMMM

R

NM

NR

OM

OR

PM

PR

QM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

kçãáå~ä=^ëÉí ÖêçïíÜ=^ëÉí

ÖêçïíÜ=hêÉÇáí=_~äá ÖêçïíÜ==amh=_~äá

BI=óçó Ré=jáäá~ê

Grafik 3. 1 Pertumbuhan Tahunan Asset, DPK dan Kredit

(yoy). Stabilnya pertumbuhan asset tersebut didorong

oleh peningkatan pertumbuhan kelompok asset bank

umum pemerintah mencapai 16,50% (yoy) dan per-

tumbuhan kelompok asset bank umum swasta nasional

sebesar 9,9% (yoy), serta bank asing campuran yang

tumbuh 10,32% (yoy).

Pada triwulan I 2015 share asset kelompok bank umum

pemerintah mengalami peningkatan dari 59,46% men-

jadi 59,87%.

Sementara itu share asset kelompok bank umum swas-

ta nasional dan kelompok bank umum asing mengala-

mi penu runan menjadi masing-masing sebesar 37,9 %

dan 2,12%.

Peningkatan share bank umum pemerintah yang dii r i-

n g i oleh penurunan share asset kelompok lainnya ber-

dampak pada peningkatan pengaruh bank pemerintah

terhadap kinerja bank umum secara keseluruhan.

3.1.1. Pelaksanaan Fungsi IntermediasiFungsi intermediasi bank umum pada triwulan I 2015

menunjukkan kinerja yang cukup baik. Rasio Loan to

Deposit Ratio (LDR) pada triwulan laporan ini cukup

terjaga, tercatat sebesar 80,49%, sedikit lebih ren-

dah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar

81,14%. Sejalan dengan terjaganya LDR tersebut, rasio

kredit terhadap asset menunjukkan peningkatan pada

Page 66: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201566

SSKSV= STKUU

UNKNQ= UMKQV

M

OM

QM

SM

UM

NMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

BpÜ~êÉ=hêÉÇáí=íÉêÜ~Ç~é=^ëÉí iaR

TRKSV= TTKPV

PRKSM=

PVKOO

USKUP= UQKMU

UNKNQ=UMKQV

MNMOMPMQMRMSMTMUMVM

NMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

BiaR=_~åâ=pï~ëí~=k~ëáçå~ä iaR=_~åâ=^ëáåÖ=Ç~å=`~ãéìê~å

iaR=_~åâ=mÉãÉêáåí~Ü iaR=qçí~ä=_~åâ=rãìã

Grafik 3. 4 Perkembangan LDR menurut Kelompok Bank

SOKPS=

SPKSN

PPKOP=

PUKQS

TMKUS=TNKSQ

=J

=OMKMM

=QMKMM

=SMKMM

=UMKMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

B _~åâ=pï~ëí~=k~ëáçå~ä _~åâ=^ëáåÖ=C=`~ãéìê~å

_~åâ=mÉãÉêáåí~Ü qçí~ä=_~åâ=rãìã

Grafik 3. 5 Komposisi Kredit terhadap Asset

3.1.1.1 Penghimpunan DanaPenghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh bank

umum pada triwulan I 2015 mencapai Rp72,01 triliun,

atau tumbuh 12,71% (yoy). Pertumbuhan DPK di tri-

wulan I 2015 meningkat dibandingkan dengan triwu-

lan sebelumnya yang sebesar 9,77% (yoy). Peningkatan

pertumbuhan DPK tersebut terjadi di seluruh jenis sim-

panan (giro, tabungan dan deposito).

Giro yang dihimpun oleh bank umum di Provinsi Bali

pada triwulan I 2015 tercatat sebesar Rp12,8 triliun atau

tumbuh sebesar 5,17% (yoy), lebih tinggi dibanding kan

pertumbuhan triwulan IV 2014 yang sebesar 2,15%

(yoy). Sedangkan DPK jenis tabungan pada triwulan

I 2015 tercatat sebesar Rp33,4 triliun, atau tumbuh

sebesar 4,14% (yoy). Pertumbuhan tabungan tersebut

meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang sebe-

sar 3,26% (yoy).

Sementara itu, deposito yang dihimpun oleh bank

umum tumbuh 30,24% (yoy) dengan nominal sebe-

sar Rp26,6 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebe-

sar 25,08% (yoy). Pertumbuhan deposi to tersebut

men jadi jenis simpanan dengan pertumbuhan yang pa-

ling besar dibandingkan jenis simpanan lainnya. Kondisi

triwulan I 2015 mencapai 67,88%, lebih tinggi diband-

ing triwulan sebelumnya yang sebesar 66,69%.

Berdasarkan kelompok bank, LDR terbesar pada kelom-

pok bank umum pemerintah terjaga sebesar 84,08%.

Sedangkan pada kelompok bank umum swasta nasion-

al dan bank umum asing campuran memiliki LDR lebih

rendah dibanding bank umum pemerintah, yaitu ma-

si ng-masing sebesar 77,39% dan 39,22%. LDR bank

umum pemerintah dan bank umum swasta nasional

mengalami penurunan sementara LDR bank umum

a sing campuran mengalami peningkatan dibanding tri-

wulan sebelumnya.

Grafik 3. 3 Perkembangan LDR dan Komposisi Kredit Terhadap Asset Bank Umum

Grafik 3. 6 Pertumbuhan DPK Menurut Kelompok Bank

TKQN

NNKTM

NSKOS

NOKTN

JNM

JR

M

R

NM

NR

OM

OR

PM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

B

_~åâ=pï~ëí~=k~ëáçå~ä _~åâ=^ëáåÖ=C=`~ãéìê~å

_~åâ=mÉãÉêáåí~Ü qçí~ä=_~åâ=rãìã

Page 67: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 67

Grafik 3. 7 Pertumbuhan DPK

OKNR=

RKNTPKOS=

QKNQ

ORKMU=

PMKOQ

M

R

NM

NR

OM

OR

PM

PR

MB

OMB

QMB

SMB

UMB

NMMB

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

pÜ~êÉ=dáêç pÜ~êÉ=q~ÄìåÖ~å

pÜ~êÉ=aÉéçëáíç dêçïíÜ=dáêç=ERepF

dêçïíÜ=q~ÄìåÖ~å=ERepF dêçïíÜ=aÉéçëáíç=ERepFB

BI=óçó

3.1.1.2. Penyaluran KreditPenyaluran kredit bank umum pada triwulan I 2015

masih melanjutkan tren perlambatan pertumbuhan

seiring dengan perlambatan perekonomian Provinsi Bali

di triwulan I 2015. Selain itu, perlambatan pertumbu-

han kredit Provinsi Bali yang sejalan dengan perlam-

batan pertumbuhan kredit na sio nal ini juga disebabkan

oleh tren pening katan suku bunga bank yang masih

berlanjut, meskipun Bank Indonesia telah menurunkan

suku bunga acu an. Kondisi tersebut diperparah dengan

penu run an daya beli masyarakat seiring dengan pe-

ning katan harga komoditas kebutuhan utama.

Berdasarkan jenis penggunaan, sebagian besar kredit

yang disalurkan digunakan sebagai modal kerja dengan

share mencapai 39,58% dari total kredit. Pada triwu-

lan I 2015, kredit modal kerja tercatat sebesar Rp22,9

triliun, tumbuh sebesar 14,77% (yoy) lebih rendah dari

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai

15,45% (yoy). Sementara itu, kredit produktif lainnya

yaitu kredit investasi yang pada triwulan I 2015 menca-

pai Rp13,6 triliun, memiliki share sebesar 23,51% dari

total kredit. Pada triwulan I 2015 kredit investasi mam-

pu tumbuh sebesar 20,04%(yoy), sedikit le bih rendah

dibandingkan triwulan IV 2014 yang tum buh sebesar

20,95% (yoy). Perlambatan kredit investasi tersebut

seiring dengan perlambatan pertumbuhan investasi

seiring perilaku wait and see calon investornya.

Sejalan dengan perlambatan kredit investasi, kredit kon-

sumsi pada triwulan I 2015 tumbuh melambat mencapai

12,70% (yoy) dengan nominal sebesar Rp21,4 triliun.

Pertumbuhan kredit konsumsi tersebut kembali men-

galami perlambatan setelah pada triwulan sebelumnya

sempat meningkat menjadi 14,04% (yoy). Perlambatan

pertumbuhan kredit konsumsi tersebut terjadi seiring

dengan perlambatan konsumsi di triwulan laporan se-

bagai akibat penurunan daya beli masyarakat.

Berdasarkan kategori ekonomi yang produktif, sejak

beberapa tahun terakhir sebagian besar kredit yang

disalurkan oleh bank umum di Provinsi Bali terkonsen-

Grafik 3. 8 Pertumbuhan Kredit Perbankan

Grafik 3. 9 Komposisi Kredit

RTIOMV

RTIVST

NSKNS=

NRKNU

NMKM

NRKM

OMKM

ORKM

PMKM

PRKM

M

NMIMMM

OMIMMM

PMIMMM

QMIMMM

RMIMMM

SMIMMM

TMIMMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

kçãáå~ä=hêÉÇáí mÉêíìãÄìÜ~å=hêÉÇáíRéjáäá~ê BI=óçó

PSKVO

NQKTT

OMKMQ

NOKTM

M

NM

OM

PM

QM

RM

SM

TM

MB

OMB

QMB

SMB

UMB

NMMB

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

jçÇ~ä=hÉêà~ fåîÉëí~ëá hçåëìãëá

ÖêçïíÜ=jçÇ~ä=hÉêà~ ÖêçïíÜ=fåîÉëí~ëá ÖêçïíÜ=hçåëìãëápÜ~êÉ BI=óçó

tersebut menunjukkan minat masyarakat terhadap de-

posito masih cukup tinggi. Suku bunga deposito sepan-

jang triwulan I 2015 masih menunjukkan pergerakan

yang stabil. Suku bunga rata-rata tertimbang deposito

pada triwulan I 2015 sebesar 7,80%, sedikit menurun

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebe-

sar 7,90%.

Page 68: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201568

OMNRfs fs f ff fff fs f =ff fff fs f

mÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê=Ç~å=bÅÉê~å UIOPV NNIMQR NNIQRO NOIVNP NPIRNU NQIQMP NQITPS NRIUSR NSIRTQ NTIQSM NTIVSSmÉåóÉÇá~~å=^âçãçÇ~ëá=Ç~å=j~â~å=jáåìã OIQMR PIVPT QIMUN RIMNR RIOOR RIROS RISNQ RIUOR RIVSV SIORO SIRNRRÉ~ä=bëí~íÉI=rë~Ü~=mÉêëÉï~~åI=g~ë~=mÉêìë~Ü~~å NIPQS NINSQ NIORP NIQVV NIRQR NIRSP NISUV NISNS NISTU NITTV NITTRfåÇìëíêá=mÉåÖçä~Ü~å NIMRS NIQOT NIQQS NIRPO NIRUS NISQS NISNV NISSV NIUUS NIVPR NIUPUmÉê~åí~ê~=hÉì~åÖ~å UQP NIRPS NIQNR NISNR NITQS NIUSS OIOOT OINPM OINQM OINUR OINSUg~ë~=hÉã~ëó~ê~â~í~å UPN NIQPP NIQUN NINNU NIONR NISUP NIPPM NIQTR NISVO NIQRO NIPNMhçåëíêìâëá TSO NIOOM NIQRM NISSS NITRU NITTU NIUOR OIMVM OIOMS OIOPM OINSTmÉêí~åá~å RNV TRP TVV UQT UUM VMT VQU NIMNN NIMTR NINQS NIONVi~áååó~ NQIRTS NTINQU NUIMQP NUIRSQ NVISUV NVIUTV OMIPQO ONINQR ONIUSU OOITSU OPIMMU

OMNN OMNP OMNQOMNOpÉâíçê=bâçåçãá

Tabel 3.2 Perkembangan Kredit Menurut Kategori(dalam miliar Rp)

Grafik 3. 10 Perkembangan NPL Kredit

MKVN=

MKVS=NKQV=

NKPT=

OKPN=

MKRT= MKRS=M

N

N

O

O

P

P

Q

Q

R

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

kmi=qçí~ä=hêÉÇáí kmi=hêÉÇáí=jçÇ~ä=hÉêà~

kmi=hêÉÇáí=fåîÉëí~ëá kmi=hêÉÇáí=hçåëìãëá

kmiI=BkmiI=B

NKPQ

trasi kepada kedua kategori yang merepresentasikan

perkembangan pariwisata Provinsi Bali yaitu pelaku

usaha kategori perdagangan besar dan eceran, serta

penyediaan akomodasi dan makan minum. Kredit kat-

egori perdagangan besar dan eceran memiliki share

sebesar 31%, relatif stabil dibanding triwulan sebel-

umnya yang sebesar 30,52%. Kredit terbesar selan-

jutnya adalah kate go ri penyediaan akomodasi dan ma-

kan minum dengan share mencapai 11%.

3.1.2. Non Performing Loan (NPL)Rasio kredit bermasalah atau biasa dikenal dengan Non

Performing Loan Provinsi Bali masih terjaga dibawah

5%. NPL pada triwulan I 2015 yang tercatat sebesar

1,34% menunjukkan peningkatan jika dibandingkan

triwulan sebelumnya yang sebesar 0,91%. Peningkatan

rasio NPL pada triwulan I 2015 terkait dengan penu-

runan kolektibilitas pada pelaku usaha beberapa kate-

gori ekonomi.

Berdasarkan jenis penggunaannya, perkembangan ra-

sio NPL dari triwulan IV 2014 ke triwulan I 2015 masih

terjaga di bawah 5% meskipun mengalami peningka-

tan. Rasio NPL pada kredit investasi mengalami pening-

katan mencapai sebesar 2,31% pada triwulan I 2015

seiring dengan kinerja komponen investasi yang men-

galami perlambatan. Rasio NPL kredit modal kerja sebe-

sar 1,49% pada triwulan I 2015. Sementara itu, NPL

kredit konsumsi terjaga sebesar 0,56% pada triwulan

I 2015.

Grafik 3. 11 NPL Berdasarkan Kelompok Bank

NKNPNKPQ

MKPV

NKUM

M

N

N

O

O

P

P

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

_~åâ=mÉãÉêáåí~Ü qçí~ä=_~åâ=rãìã

_~åâ=^ëáåÖ=C=`~ãéìê~å _~åâ=pï~ëí~=k~ëáçå~ä

kmiI=B

Page 69: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 69

Seiring dengan perlambatan perekonomian, ki ner ja BPR

pada triwulan I 2015 turut mengalami penurunan. As-

set BPR pada triwulan I 2015 me ng a lami perlambatan

pertumbuhan mencapai 20,31%(yoy) lebih lambat dari

triwulan IV 2014 se besar 21,80% (yoy). Perlambatan

tersebut sei ring dengan perlambatan pertumbuhan

Dana Pi hak Ketiga (DPK) serta penyaluran kredit.

Dari sisi kualitas kredit, meskipun masih terjaga, NPL

BPR mengalami peningkatan mencapai 3,31% pada tri-

wulan I 2015. Fungsi intermediasi BPR tu rut mengalami

perbaikan pada triwulan I 2015 men capai 80,11% dari

78,96% pada triwulan IV 2014.

Penghimpunan dana dari masyarakat pada triwu lan I

2015 oleh BPR tercatat sebesar Rp6,05 triliun atau tum-

3.2. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

Tabel 3.3 Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Bali(dalam miliar Rp)

OMNN OMNRfs fs f ff fff fs f ff fff fs f

^ëÉí= QIUMN SIPOS===== SIQQP===== SIVPQ===== TIQNS===== TITMN===== TIVUO======== UIORM======= UITNV====== VIPUM====== VISMQ========Ö=^ëëÉí=EBI=óçóF PVKVO PNKTR OVKVM PMKRS OUKQV ONKTR OPKUV NUKVU NTKRT ONKUM OMKPN

hêÉÇáí=rãìã PIROM QITRQ QIVTV RIPSO RITNT RIVQN SIORT SIROM SIUMU TINOM TIPOU========jçÇ~ä=hÉêà~ NIUPQ OIPVT OIQVM OISVT OIUTP PIMRP PIOOQ PIPPM PIQSS PISMT PITNM========fåîÉëí~ëá PNM QQV RMT RTM SNU SPN SVV TQP UNU USV VMU========hçåëìãëá NIPTR NIVMU NIVUO OIMVQ OIOOS OIORT OIPPQ OIQQT OIROQ OISQP OITNM

a~å~=máÜ~â=hÉíáÖ~ PIORQ QIMRQ QINTN QIQPR QITOT QIVRU RINVQ RIOSR RIRMN RIVMR SIMRP========aÉéçëáíç OIOTU OITVU OIURR OIVRN PINTU PIPRM PIROM PIRNM PIRNR PITTQ QIMPV========q~ÄìåÖ~å VTR NIORS NIPNS NIQUQ NIRQV NISMU NISTR NITRR NIVUR OINPN OIMNR

kmi=EdêçëëF OKTM OKNT OKVM OKQU OKQR OKMS OKRS OKVT OKSU OKPT PKPNiaR TSKQV TVKMR UNKTR UOKTO UOKSP UTKQM UOKRT UOKTN UQKNP TUKVS UMKNN

fåÇáâ~íçê=_mROMNP OMNQOMNO

9,380   9,360

21.80   20.31  

19.09  16.53  

19.85  17.11  

 -­‐

 5.00

 10.00

 15.00

 20.00

 25.00

 30.00

 35.00

 40.00

 45.00

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2011 2012 2013 2014 2015

%Miliar  RupiahAset Growth  Aset Growth  DPK Growth  Kredit

TRKVN= TRKUU=

TUKVS=TUKVS

=TMKMM

=TRKMM

=UMKMM

=URKMM

=VMKMM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

Bhçãéçëáëá=âêÉÇáí=íÉêÜ~Ç~é=~ëÉí iaR

Grafik 3. 12 Pertumbuhan Asset, Kredit dan DPK Grafik 3. 13 Komposisi Kredit terhadap Asset dan LDR

buh sebesar 16,53% (yoy), lebih lambat dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 19,09% (yoy). Pening-

katan pertumbuhan DPK tersebut disebabkan pening-

katan deposito yang pada triwulan I 2015 mencapai

14,75% (yoy), le bih tinggi dibanding pertumbuhan tri-

wulan sebelumnya yang sebesar 12,65% (yoy) dengan

nominal sebesar Rp4,03 triliun. Sedangkan tabungan

pada triwulan I 2015 tumbuh 20,33% (yoy) lebih tinggi

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebe-

sar 32,50% (yoy).

Perlambatan pertumbuhan DPK pada BPR diikuti oleh

perlambatan pertumbuhan penyaluran kredit. Pada tri-

wulan I 2015, kredit yang disalurkan men ca pai Rp7,3

triliun atau mengalami perlambatan per tumbuhan

mencapai 17,11% (yoy) dari triwulan IV 2014 sebesar

19,85% (yoy). Secara klasifika si jenis penggunaan, kredit

yang disalurkan oleh BPR didominasi oleh kredit produk-

tif yaitu kredit mo dal kerja dan kredit investasi dengan

porsi ma sing -masing sebesar 50,62% dan 12,3% dari

total kredit, sedangkan kredit konsumsi mencapai 37%.

Page 70: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201570

Perkembangan terakhir persebaran penyaluran kredit

perbankan masih terkonsentrasi pada kabupaten/kota

di daerah Bali Selatan yang merupakan pusat pemer-

intahan dan pariwisata Provinsi Bali sebagai contoh

adalah Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Kondisi

tersebut membawa implikasi pada tidak adanya ketim-

pangan perekonomian yang terjadi namun juga pen-

yaluran kredit pembiayaan yang dapat menstimulus

perekonomian. Berikut penjelasan lebih jauh mengenai

financial inclusion di Kabupaten/Kota Provinsi Bali.

3.3.1. Financial Inclusion Kabupaten/Kota Provinsi BaliPerkembangan terakhir akan persebaran ketersedia an

layanan perbankan di Provinsi Bali masih didomina-

si oleh kuatnya peranan Kota Denpasar dan Kabupa-

ten Badung dari sisi ekonomi juga berdampak pada

ke tidakseimbangan jasa pelayanan keuangan inklusif

yang dilakukan perbankan di Bali. Secara umum kon-

sentrasi layanan perbankan masih berada di Bali Sela-

tan khususnya daerah Denpasar dan Badung. Kondisi

ekstrim terlihat pada jumlah kantor Bank di Kota Den-

pasar mencapai 298, sedangkan di Kabupaten Bangli

hanya mencapai 25 bank. Sama halnya dengan keter-

sediaan layanan ATM di Kota Denpasar mencapai 1054

sedangkan di Bangli hanya mencapai 26 ATM. Kondisi

tersebut merupakan kondisi umum ketika bank follows

the trade dimana pusat perkembangan perekonomian

Provinsi Bali terkonsentrasi di Bali Selatan.

Ketimpangan juga terlihat dari persebaran DPK dan

kredit per Kabupaten/Kota di Provinsi Bali pada sam-

pai dengan Maret 2015 dimana Kabupaten Badung

dan Gianyar masih menjadi Kabupaten/Kota yang men-

dominasi penyerapan kredit ataupun DPK di sistem

keuangan Provinsi Bali.

3.3. PERKEMBANGAN PERBANKAN KABUPATEN/KOTA

MKOO

MKNV

MKPO

MKUN

MKPT

MKOR

MKNN

MKNQ

MKQU

M MKO MKQ MKS MKU N

_ìäÉäÉåÖ

gÉãÄê~å~

q~Ä~å~å

_~ÇìåÖ

dá~åó~ê

häìåÖâìåÖ

_~åÖäá

h~ê~åÖ~ëÉã

aÉåé~ë~ê

Grafik 3. 14 Jumlah Kantor Bank per 1.000 Penduduk Dewasa

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan

VU

PU

NMQ

ORO

NPQ

PT

OR

QU

OVU

M RM NMM NRM OMM ORM PMM PRM

_ìäÉäÉåÖ

gÉãÄê~å~

q~Ä~å~å

_~ÇìåÖ

dá~åó~ê

häìåÖâìåÖ

_~åÖäá

h~ê~åÖ~ëÉã

aÉåé~ë~ê

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan

Grafik 3. 15 Penyebaran Kantor Bank di Provinsi Bali

2.93

3.01

4.04

32.61

8.23

3.14

1.18

2.11

16.85

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00

Buleleng

Jembrana

Tabanan

Badung

Gianyar

Klungkung

Bangli

Karangasem

Denpasar

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan

Grafik 3. 16 Jumlah ATM per 10.000 Penduduk Dewasa

132

60

132

1017

302

46

26

72

1054

0 200 400 600 800 1000 1200

Buleleng

Jembrana

Tabanan

Badung

Gianyar

Klungkung

Bangli

Karangasem

Denpasar

Sumber : Otoritas Jasa Keuangan

Grafik 3. 17 Penyebaran ATM di Provinsi Bali

Page 71: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 71

Tabel 3.4 Perkembangan Rekening DPK dan Kredit per Kabupaten di Bali Maret 2015

h~Äìé~íÉå

Lhçí~

amh hêÉÇáí Eiçâ~ëá mêçóÉâF

kçãáå~ä=ERìéá~ÜF RÉâÉåáåÖ kçãáå~ä=ERìéá~ÜF RÉâÉåáåÖ

gÉãÄê~å~ NIMTOISUUINUSIRUO NPMIVUP OINNUIPQOIMRNIQNV= PTIQRN

q~Ä~å~å NIVVOIQONINOSISOO NRTIVOT RIONRIOPVIQQQITUS= RUITNN

_~ÇìåÖ NNITOQIMSRIRSPIVOR PSTIPMN ONINORITMQISPUIOSM= UQIUSQ

dá~åó~ê OIQMOIQMMINMUIVUP NRMIRPV RIQNUIQRRIQOTITQP= QSIQQR

häìåÖâìåÖ NIMPTIMMRIRMPISTV TQINPM NIQRNISVOIRNVIPNS= ONIMRT

_~åÖäá UOSIRVTIPOVIOST SSIRQO NIRPMIUVPIVRMIVMM= OMIQOM

h~ê~åÖ~ëÉã NIQVTIUVRIVRUIVSM NORIOPQ OIPTUIQTQITUOITTT= PVIMMN

_ìäÉäÉåÖ PIMPSIVVTIQQMINUU ORUIURP RIRVRIQQMIMUSIUNP RSIMVU

aÉåé~ë~ê QUIQORINUMIQVMIPVP NISOOISTP OVIPVRISMQIOVVIMNO= OMMIVVS

_~äá TOIMNRIORNITMUIRVV OIVRQINUO TQIOPMITVPIPMOIVQU= RSRIMQR

3.3.1.1. Perkembangan Aliran Masuk (Inflow)

dan Keluar (Outflow) serta Kegiatan

Penukaran

Berbeda dengan triwulan sebelumnya, aliran u ang kar-

tal pada triwulan I 2015, menunjukkan tren net inflow.

Kondisi tersebut sejalan dengan per lambatan pereko-

nomian yang diiringi deng an berkurangnya aktivitas

penggunaan uang kar tal di masyarakat, sehingga uang

kartal yang ber edar dimasyarakat pada triwulan se-

belumnya masuk kembali ke dalam sistem keuangan.

Relatif sedikitnya perayaan hari raya besar dan masih

be lum optimalnya realisasi APBD pada triwulan I 2015

juga berdampak pada pengurangan kebutuh an uang

tunai. Inflow yang tercatat oleh Bank Indonesia pada

triwulan laporan adalah sebesar Rp 4,08 triliun mening-

3.4. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN3.3.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai

Tabel 3.5 Perkembangan Transaksi Uang Kartal di Bali

2013 2014 2015 I II III IV I II III IV IInflow (Rp Miliar) 2,906 2,503 2,797 2,194 3,331 2,607 3,269 2,392 4,086Outflow (Rp Miliar) 2,280 2,468 4,154 3,494 2,382 2,669 4,422 3,630 2,089Net Inflow/(Outflow) 626 35 (1,357) (1,301) 949 (62) (1,153) (1,238) 1,996Penukaran 63 60 71 72 84 81 94 93 64Temuan Uang Palsu (lembar) 925 1,216 887 919 1,155 1,001 986 1,591 1,477

Indikator

kat sebesar 41,4% (qtq) dari triwulan sebelumnya.

Dengan demikian posisi aliran uang kartal pada periode

laporan tercatat sebesar Rp1,9 triliun (net inflow)

ENIOPUF NIVVS=

OIPVO=

QIMUS=PISPM=

OIMUV=

EOIMMMF

ENIMMMF

M

NIMMM

OIMMM

PIMMM

QIMMM

RIMMM

f ff fff fs f ff fff fs f

OMNP OMNQ OMNR

kÉí=fåÑäçïLElìíÑäçïF fåÑäçï lìíÑäçï

jáäá~ê=Ré

Grafik 3. 18 Perkembangan Uang Kartal di Bali

Page 72: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201572

Grafik 3. 20 Perkembangan Kliring

Grafik 3. 21 Perkembangan Tolakan Cek/BG kosong

NQIRMT=NPIRQU=

RSN= RRN=

M

NMM

OMM

PMM

QMM

RMM

SMM

TMM

UMM

M

OIMMM

QIMMM

SIMMM

UIMMM

NMIMMM

NOIMMM

NQIMMM

NSIMMM

f ff fff fs f ff fff fs f

OMNP OMNQ OMNR

kçãáå~ä=häáêáåÖ iÉãÄ~ê

jáäá~ê=Ré RáÄì=iÉãÄ~ê

SQM=

PRS=TKSM=

UKMR=

MNOPQRSTUVNM

M

NMM

OMM

PMM

QMM

RMM

SMM

TMM

f ff fff fs f ff fff fs f

OMNP OMNQ OMNR

kçãáå~ä=`ÉâL_d=hçëçåÖ iÉãÄ~ê=Eëâ~ä~=â~å~åF

jáäá~ê=Ré RáÄì=iÉãÄ~ê

TIMMR= NQIPQO=

NQ=

NT=

M

O

Q

S

U

NM

NO

NQ

NS

NU

M

OIMMM

QIMMM

SIMMM

UIMMM

NMIMMM

NOIMMM

NQIMMM

NSIMMM

NUIMMM

f ff fff fs f ff fff fs f

OMNP OMNQ OMNR

kçãáå~ä=h~ë=hÉäáäáåÖ cêÉâìÉåëá=Eëâ~ä~=â~å~åF

gìí~=Ré cêÉâìÉåëá

Grafik 3. 19 Perkembangan Kegiatan Kas Keliling

3.3.1.2. Penyediaan Uang Layak EdarBank Indonesia terus berkomitmen dalam mening-

katkan kualitas uang layak edar di masyarakat (clean

mo ney policy), dengan menarik uang lusuh/rusak

dari ali ran uang yang masuk ke Bank Indonesia (in-

flow).

Penyediaan uang layak edar tersebut dilakukan dengan

kegiatan penukaran uang dan kegiatan kas keliling. Di

Provinsi Bali, kegiatan kas keliling dilakukan hingga ke

Nusa Penida (Kabupaten Klungkung).

Dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan uang kartal

yang layak edar dan pecahan yang tepat direspon oleh

Bank Indonesia dengan melakukan kegiatan penukaran

uang dan perkasan. Kegiatan penukaran selain dilaku-

kan di kantor Bank Indonesia juga ditambah dengan

kegiatan kas keliling.

Frekuensi layanan kas keliling pada triwulan I 2015 se-

banyak 17 kali, sedikit meningkat dibandingkan triwu-

lan lalu yang sebanyak 14 kali.

Jumlah uang palsu yang teridentifikasi pada triwulan

I 2015 sebanyak 1.477 lembar, berkurang dibanding-

kan triwulan sebelumnya yang sebesar 1.591 lembar.

Sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah oleh Kantor Per-

wakilan Bank Indonesia Provinsi Bali terus dilakukan ke-

pada masyarakat umum dan pelaku usaha di Bali untuk

meminimalisir peredaran uang palsu.

Di samping itu, Bank Indonesia senantiasa menginten-

sifkan kerjasama dengan pihak kepolisian dalam mene-

kan peredaran uang palsu.

3.3.2. Perkembangan Transaksi Pembayaran Nontunai3.3.2.1. Perkembangan Kliring Seiring dengan perlambatan perekonomian dan pe-

nurunan penggunaan uang kartal, aktivitas transaksi

nontunai juga menunjukkan sedikit pe nu runan, baik

secara nominal maupun jumlah tran saksi. Pada triwulan

I 2015 jumlah perputaran kliring mencapai Rp13,5 trili-

un, menurun sebesar -6,6% (qtq). Sejalan dengan hal

tersebut, jumlah transaksi kliring pada triwulan I 2015

juga menunjukkan penurunan sebesar -1,78% (qtq).

Pada triwulan I 2015 jumlah tolakan cek/bilyet giro ko-

song tercatat sebesar 8 ribu lembar deng an nominal

sebesar Rp356 miliar. Jumlah lembar to lak an tersebut

meningkat 5,92%(qtq) dibanding triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar 7,60 ribu lembar. Lembar tolakan

tersebut mencapai 1,36% dari total lembar kliring yang

ditransaksikan pada triwulan I 2015.

Page 73: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 73

OMNRf f f f f f fs f f f f f f fs f

Rqdp=Ç~êá=_~äákáä~á=íê~åë~âëá OVIVQN PPIUSR PQIVQM OTIUTR QOIMOQ PNIUTU OVITOU PRIRUR PRINOVgìãä~Ü=íê~åë~âëá ONIOPR OQINTO PQITOS OPISPU OMIRMT OMIVTP NVISPQ OPINVO NOIVQRRqdp=âÉ=_~äákáä~á=qê~åë~âëá=Ejáäá~ê=RéF ONINUT OPIQRM QRIUPN ONITMO NVIOMN NTITOQ NRIPRR NUINSS NRISMUgìãä~Ü=qê~åë~âëá OMISOP OOIRUM QOIQNR ONIOON NVIURR OMIOSU NUISQO ONIQSM NQIMMORqdp=^åí~ê~káä~á=qê~åë~âëá=Ejáäá~ê=RéF PIVVM QINQQ VIOUM QIMPU PIUSS QIOUN QIUQM SIONV QIMTSgìãä~Ü=qê~åë~âëá= RINMT RISPM VISVO RIMOV QISPN QISTT QIOSM RINVT PIQSU

OMNQOMNPfåÇáâ~íçê

Tabel 3.7 Perkembangan Transaksi RTGS

Tabel 3.6 Perkembangan Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong

OMNRf f f f f f fs f f f f f f fs f

mbRmrq^R^k=hifRfkdiÉãÄ~ê ROV RQN ROR RRP RQP RQM RRP RTQ RRNkçãáå~ä=häáêáåÖ NNITUO NOIQST NPIMMV NPISNS NOIURP NOIUPP NPITRP NQIRMT NPIRQUJ=R~í~Jê~í~=äÉãÄ~ê=éÉê=Ü~êá=EêáÄì=äÉãÄ~êF VKOV VKPP====== UKPP====== VKOO====== UKVN====== VKQT====== VKMS====== OT OTJ=R~í~Jê~í~=åçãáå~ä=éÉê=Ü~êá=Eãáäá~ê=êìéá~ÜF OMT ONR OMS OOT ONN OOR OOR SVO SRS

qli^h^k=`bhL_d=hlplkd=iÉãÄ~ê= UKNT UKQO TKTR====== UKPV====== UKMS====== VKMV====== UKRS====== TKSM UKMRkçãáå~ä=`ÉâL_d=hçëçåÖ POP PQQ POS QNM PON PNQ ROO SQM PRSJ=R~í~Jê~í~=äÉãÄ~ê=éÉê=Ü~êá=EêáÄì=äÉãÄ~êF MKNQ MKNR MKNO MKNQ MKNP MKNS MKNQ MKPS MKPVJ=R~í~Jê~í~=åçãáå~ä=éÉê=Ü~êá=Eãáäá~ê=êìéá~ÜF RKSS RKVP RKNU SKUP RKOS RKRN UKRS OVKN NTKP

OMNQOMNPfåÇáâ~íçê

SIONV

QIMTS

RINVTPIQSU

PIMMM

QIMMM

RIMMM

SIMMM

TIMMM

UIMMM

VIMMM

NMIMMM

NNIMMM

OIMMM

PIMMM

QIMMM

RIMMM

SIMMM

TIMMM

UIMMM

VIMMM

NMIMMM

f ff fff fs f ff fff fs f

OMNP OMNQ OMNR

káä~á=qê~åë~âëá=Ejáäá~ê=RéF

gìãä~Ü=qê~åë~âëá

jáäá~ê=Ré sçäìãÉ

Grafik 3. 22 Perkembangan Transaksi RTGS dari Bali

NUINSS

NRISMU

ONIQSM

NQIMMO

M

NMIMMM

OMIMMM

PMIMMM

QMIMMM

RMIMMM

M

NMIMMM

OMIMMM

PMIMMM

QMIMMM

RMIMMM

f ff fff fs f ff fff fs f

OMNP OMNQ OMNR

káä~á=qê~åë~âëá=Ejáäá~ê=RéF gìãä~Ü=qê~åë~âëá

jáäá~ê=Ré sçäìãÉ

Grafik 3. 23 Perkembangan Transaksi RTGS ke Bali

Sedangkan secara nominal, tolakan cek/bilyet giro ko-

song mengalami penurunan mencapai -44,37% (qtq).

Nominal tolakan tersebut mencapai 2,6% dari keselu-

ruhan nominal transaksi kliring triwulan I 2015.

3.3.2.1. Perkembangan Real Time Gross Settlement (RTGS)Seiring dengan perlambatan transaksi tunai dan non-

tunai (kliring), transaksi nontunai RTGS pada triwulan I

2015 juga menunjukkan penurunan di bandingkan tri-

wulan sebelumnya.

Transaksi RTGS dari Bali mencapai Rp35,1 triliun atau

turun -1,28% (qtq). Sedangkan transaksi RTGS ke

Bali mencapai Rp15,6 triliun atau menurun -14,08%

(qtq).

Begitu pula dengan transaksi RTGS yang terjadi di dalam

Provinsi Bali juga mengalami penurunan dari Rp6,2

triliun menjadi Rp4,07 triliun atau menurun -34,46%

(qtq). Jika dilihat dari jum lah transaksi, RTGS dari Bali,

RTGS ke Bali dan RTGS di dalam Provinsi Bali mengala-

mi penurunan masing-masing sebesar -44,18% (qtq),

-34,75% (qtq) dan -33,27% (qtq).

Page 74: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201574

BOKS D

Pencanangan Gerakan Nasional Non Tunai

(GNNT) pada 14 Agustus 2014 ditujukan untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap

penggunaan instrumen non tunai, sehingga be-

rangsur-angsur terbentuk suatu komunitas atau

masyarakat yang lebih menggunakan instrumen

nontunai sebagai alat pembayaran (Less Cash So-

ciety/LCS). GNNT menjadi suatu gerakan tahunan

yang dilaksanakan dengan berbagai kegiatan un-

tuk meningkatkan pemahaman dan mendorong

minat masyarakat akan penggunaan instrumen

non tunai.

MENDORONG MINAT BERTRANSAKSI NON TUNAI

Gambar D.1 Kawasan Less Cash Society (LCS) di Food Court Tiara Dewata

Pertumbuhan jumlah uang elektronik di Provinsi

Bali pada tahun 2014 adalah sebesar 106,39%

(yoy) dari jumlah sebanyak 54,103 kartu pada

tahun 2013 menjadi sebanyak 111,663 kartu

pada tahun 2014. Sedangkan dari sisi nominal

transaksi, nominal transaksi pada tahun 2013 ter-

catat sebesar Rp 13,8 milyar dan tumbuh sebe-

sar 3,13% (yoy) menjadi sebesar Rp 14,23 milyar

pada tahun 2014.

Dalam rangka mendorong minat akan penggu-

naan uang elektronik untuk transaksi pembayaran

ritel, pendekatan yang digunakan pada setiap

daerah harus disesuaikan dengan kondisi infras-

truktur di masing-masing daerah. Untuk Provinsi

Bali, khususnya di Kota Denpasar dan Kabupaten

Badung pengenalan pembayaran dengan meng-

gunakan uang elektronik melalui pembayaran

sarana transportasi umum masal kurang dapat

menyentuh masyarakat luas karena kurangnya

ketersediaan sarana transportasi umum masal.

Pendekatan di Bali dapat dilakukan dengan me-

nargetkan transaksi pembayaran retail untuk

pembelanjaan baik itu di pusat-pusat perbelan-

jaan maupun pusat-pusat hidangan serta sarana

umum lainnya.

Kerjasama Bank Indonesia Provinsi Bali dengan

perbankan dan retail dalam mendorong peng-

gunaan instrumen non tunai khususnya uang

elektronik yaitu dengan membuka kawasan Less

Cash Society (LCS) di salah satu food court di

Kota Denpasar pada 24 April 2015. Salah satu

Food Court di Kota Denpasar tersebut merupakan

salah satu pusat hidangan yang paling ramai di

Kota Denpasar diharapkan dapat menjadi trend-

setter dalam transaksi pembayaran menggunakan

non tunai khususnya uang elektronik. Pengem-

Page 75: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 75

bangan kawasan LCS ini juga diharapkan dapat

menghilangkan keengganan penggunaan uang

elektronik karena adanya keterbatasan merchant.

Pembukaan kawasan LCS tersebut kemudian di-

lanjutkan dengan Kegiatan Pekan Belanja Non Tu-

nai selama lima hari. Jumlah total transaksi non tu-

nai yang dilakukan selama kegiatan Pekan Belanja

Non Tunai tersebut mencapai 27 juta Rupiah dan

penyebaran uang elektronik sebesar 1652 kartu.

Pendorongan minat akan penggunaan instrumen

non tunai juga tidak bisa dilepaskan dari pengedu-

kasian masyarakat mengenai produk-produk ins-

tru ment pembayaran non tunai dan keuntungan-

keuntungannya.

Pengubahan mindset dari transaksi tunai ke non

tunai perlu dilakukan semenjak dini dan sebagai

salah satu wujudnya adalah dengan mengedukasi

generasi muda. Bank Indonesia Provinsi Bali sam-

pai dengan Mei 2015 telah melakukan edukasi

kepada mahasiswa-mahasiswa Universitas Ngurah

Rai Denpasar dan mahasiswa Politeknik Negeri

Bali.

Page 76: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201576

Halaman ini sengaja dikosongkan

keuanganpemerintah

kajian ekonomi dan keuangan regional

bab IVRealisasi anggaran pendapatan dan belanja Provinsi Bali pada triwulan I 2015 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Secara spasial, sampai dengan triwulan I 2015 seluruh Kabupat-en/Kota di Bali telah merealisasikan anggarannya, dengan rata-ra-ta tingkat realisasi pendapatan 21,73% dan rata-rata tingkat realisasi belanja sebesar 12,77%.

Dukungan fiskal terhadap perekonomian Bali semakin membaik, sebagaimana tergambar pada realisasi belanja modal yang berada diatas rata-ratanya selama 4 tahun terakhir.

Realisasi pendapatan dan belanja Provinsi Bali pada triwulan I 2015 relatif rendah

Page 77: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 77

keuanganpemerintah

kajian ekonomi dan keuangan regional

bab IVRealisasi anggaran pendapatan dan belanja Provinsi Bali pada triwulan I 2015 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

Secara spasial, sampai dengan triwulan I 2015 seluruh Kabupat-en/Kota di Bali telah merealisasikan anggarannya, dengan rata-ra-ta tingkat realisasi pendapatan 21,73% dan rata-rata tingkat realisasi belanja sebesar 12,77%.

Dukungan fiskal terhadap perekonomian Bali semakin membaik, sebagaimana tergambar pada realisasi belanja modal yang berada diatas rata-ratanya selama 4 tahun terakhir.

Realisasi pendapatan dan belanja Provinsi Bali pada triwulan I 2015 relatif rendah

Page 78: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201578

Page 79: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 79

Realisasi Pendapatan Pemerintah Provinsi Bali hingga

triwulan I 2015 tercatat mencapai Rp 1,15 triliun atau

sebesar 25,08% dari total pendapatan yang ditarget-

kan. Persentase realisasi terhadap target pada tahun

2015 sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebel-

umnya yang tercatat mencapai 26,51%.

Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh ter-

batasnya realisasi di pos pendapatan asli daerah (PAD),

dan dana perimbangan. Realisasi pos Pendapatan Asli

Daerah pada tahun 2015 hanya 23,93%, lebih ren-

dah dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar

27,88%. Berdasarkan komponen PAD, penurunan

persentase realisasi terhadap target terjadi di semua

komponen pembentuknya, baik di Pendapatan Pajak

Daerah, Retribusi Daerah, Hasil PMD dan Hasil Pengelo-

laan Kekayaan Daerah yg dipisahkan, serta Lain-lain

PAD yang sah. Penurunan terbesar terjadi pada Retribu-

si Daerah dari 43,61% pada tahun sebelumnya menjadi

21,29% pada tahun 2015.

Sementara pos Dana Perimbangan mengalami pening-

katan dari 27,21% pada tahun 2014 menjadi 31,24%,

terutama didorong oleh komponen hasil pajak dan bu-

kan pajak triwulan I tahun 2015 yang sudah terealisasi

sebesar 19,96%.

Realisasi pendapatan yang juga mengalami percepatan

dibandingkan tahun sebelumnya adalah pos Lain-lain

Pendapatan yang Sah. Persentase realisasi pos tersebut

pada 2015 mencapai 20,94% lebih tinggi dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 19,86%.

Dari sisi kemandirian fiskal, kemampuan Pemerintah

Provinsi Bali dalam membiayai anggarannya cukup baik,

sebagaimana tercermin pada rasio PAD terhadap total

anggaran pada tahun 2015 yang sebesar 61,64%.

4.2 ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PROVINSI BALIAnggaran Belanja Pemerintah Provinsi Bali pada tahun

2015 ditargetkan sebesar Rp 4,99 triliun yang dialokasi-

kan dalam dua bagian, yaitu belanja tidak langsung

yang sifatnya rutin dengan porsi 69,41% dan belanja

langsung dengan porsi 30,59%. Alokasi belanja modal

lebih besar dibandingkan dengan tahun 2014, tercer-

min dari rasio belanja modal terhadap total belanja

yang sebesar 10,72% atau lebih besar dibandingkan

tahun sebelumnya yang sebesar 9,73%.

Realisasi belanja Pemerintah Provinsi Bali pada triwulan

I 2015 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2014,

baik secara nominal maupun prosentase. Realisasi be-

lanja pemerintah pada periode laporan mencapai Rp349

miliar atau lebih rendah apabila dibandingkan dengan

tahun 2014 yang sebesar Rp430 miliar. Prosentase re-

alisasi belanja daerah Provinsi Bali terhadap pagunya

di triwulan I 2015 tercatat hanya sebesar 7,01%, atau

jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama ta-

hun sebelumnya sebesar 9,58%.

Berdasarkan klasifikasi belanja, realisasi belanja tidak

langsung pada triwulan I 2015 tercatat Rp291 miliar

atau 8,42% terhadap pagu. Prosentase realisasi belanja

4.1 ANGGARAN PENDAPATAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

RÉ~äáë~ëá=^m_a=OMNO

RÉ~äáë~ëá=^m_a=OMNP

RÉ~äáë~ëá=^m_a=OMNQ

RÉ~äáë~ëá=^m_a=OMNR

EÇ~ä~ã=BF EÇ~ä~ã=BF EÇ~ä~ã=BF EÇ~ä~ã=BFmÉåÇ~é~í~å=a~Éê~Ü ====================OPKUQ= ====================OPKVV= ====================OSKRN= ====================ORKMU= ==========OQKUR=

mÉåÇ~é~í~å=^ëäá=a~Éê~Ü ====================OPKUV= ====================ORKVS= ====================OTKUU= ====================OPKVP= ==========ORKQO=

_Éä~åà~=a~Éê~Ü ======================RKTU= ======================UKOQ= ======================VKRU= ======================TKMN= ============TKSR=

_Éä~åà~=qáÇ~â=i~åÖëìåÖ ======================TKOU= ======================VKTM= ====================NNKQR= ======================UKQO= ============VKON=

_Éä~åà~=jçÇ~ä ======================MKMT= ======================TKUQ= ======================MKMV= ======================NKNO= ============OKOU=

rê~á~å R~í~Jê~í~

Tabel 4.1 Rata-rata Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Periode 2012 – 2015

Sumber : Pemda Provinsi Bali

Page 80: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201580

Sumber : Direktorat Jendral Perbendaharaan

TRKNR=

SKQP=

VKVR=

ONKQR=

TKVM=

NQKTP=

TKVN=

NSKQS=

QMKNO=

TVKQN=

VKVP=

NPKPM=

OTKSS=

UKTM=

NSKTQ=

NMKSU=

NTKPR=

PVKQU=

M NM OM PM QM RM SM TM UM VM

_~ÇìåÖ

_~åÖäá

_ìäÉäÉåÖ

dá~åó~ê

gÉãÄê~å~

h~ê~åÖ~ëÉã

häìåÖâìåÖ

q~Ä~å~å

aÉåé~ë~ê

OMNR OMNQ

tidak langsung terhadap pagu di triwulan I 2015 lebih

rendah dibandingkan dengan periode yang sama ta-

hun lalu yang sebesar 11,45%. Berdasarkan komponen

pembentuknya, penurunan prosentase realisasi ter-

hadap pagu terutama terjadi pada komponen belanja

hibah yang tercatat sebesar 19,25% atau jauh lebih

rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang

sebesar 30,75%. Sementara itu realisasi belanja lang-

sung pada triwulan laporan hanya sebesar 3,81%, lebih

rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebel-

umnya sebesar 5,57%. Berdasarkan komponen pem-

bentuknya, terjadi penurunan prosentase realisasi pada

belanja barang dan jasa yang tercatat sebesar 4,64%

pada periode laporan, atau lebih rendah dibandingkan

dengan tahun lalu yang sebesar 8,04%.

Perbandingan antar tahun menunjukkan bahwa reali-

sasi pendapatan triwulan I 2015 (25,08%), masih be-

rada di atas rata-rata (24,85%). Namun demikian, re-

alisasi komponen Pendapatan Asli Daerah tahun 2015

(23,93%) yang berada dibawah rata-ratanya (25.42)

perlu mendapat perhatian pemerintah, untuk memper-

tahankan kemandirian fiskal di kemudian hari.

Sementara itu, realisasi belanja pada triwulan I 2015

(7,01%) lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata

empat tahun terakhir (7,65%). Masih belum opti-

malnya penyerapan anggaran belanja pemerintah di

triwulan I 2015 turut berkontribusi pada perlambatan

pertumbuhan perekonomian Bali. Pemerintah diharap-

kan mampu menggenjot penyerapan anggaran, teru-

tama di sektor produktif dalam mendukung percepatan

roda perputaran perekonomian Bali.

4.3 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA KABUPATEN/KOTA DI BALISecara spasial, Anggaran Pendapatan dan Belanja Dae-

rah (APBD) tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Badung

yang merupakan Kabupaten dengan skala ekonomi

terbesar di Bali. Pada tahun 2015 Pagu Pendapatan

Kabupaten Badung tercatat sebesar Rp3,2 triliun dan

Pagu Belanja tercatat sebesar Rp.3,5 triliun. Disisi lain,

Kabupaten Bangli tercatat memiliki APBD terendah,

dengan Pagu Pendapatan tercatat sebesar Rp826 miliar

dan Pagu Belanja tercatat sebesar Rp930 miliar.

Dari sisi kemampuan daerah dalam membiayai belan-

janya, Kabupaten Badung juga memiliki kemandirian

fiskal tertinggi dibandingkan dengan Kabupaten/Kota

lainnya di Bali. Hal ini sebagaimana tercermin dari rasio

Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Total Penda-

patan yang cukup tinggi, yakni sebesar 79,41%. Se-

mentara itu, Kabupaten/Kota lainnya memiliki rasio ke-

mandirian fiskal di bawah 50%, dan masih tergantung

pada Dana Perimbangan dalam membiayai belanjanya.

Kabupaten Jembrana tercatat memiliki rasio kemandi-

rian fiskal terendah, yakni sebesar 8,7%.

Pagu anggaran seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

pada tahun 2015 mengalami peningkatan, baik dari sisi

pendapatan maupun belanja. Pening-

katan pagu pendapatan terbesar terjadi

di Kabupaten Klungkung, dari Rp667

miliar menjadi Rp838 miliar atau menin-

gkat sebesar 25,69% (yoy). Sedangkan

peningkatan terendah terjadi di Kabu-

paten Jembrana, meningkat dari Rp766

miliar menjadi Rp836 miliar atau menin-

gkat 9,19% (yoy).

Sementara itu peningkatan pagu belan-

ja tertinggi terjadi di Kabupaten Klung-

Grafik 4. 1 Rasio PAD Terhadap Total Pendapatan di Seluruh Kabupaten/Kota di Prov. Bali (%)

Page 81: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 81

Sumber : Direktorat Jendral Perbendaharaan

J

RKMM=

NMKMM=

NRKMM=

OMKMM=

ORKMM=

PMKMM=

M

RMMIMMM

NIMMMIMMM

NIRMMIMMM

OIMMMIMMM

OIRMMIMMM

PIMMMIMMM

PIRMMIMMM

_~ÇìåÖ _~åÖäá _ìäÉäÉåÖ dá~åó~ê h~ê~åÖ~ëÉãhäìåÖâìåÖ q~Ä~å~å aÉåé~ë~ê gÉãÄê~å~

m~Öì RÉ~äáë~ëá B=RÉ~äáë~ëá

^îÉê~ÖÉ=RÉ~äáë~ëá=W=ONITPB

kung yakni dari Rp710 miliar menjadi Rp912 miliar atau

meningkat sebesar 28,54% (yoy). Peningkatan pagu

belanja terendah terjadi di Kabupaten Badung (7,78%

yoy), meningkat Rp3,2 triliun menjadi Rp3,5 triliun.

Sampai dengan triwulan I 2015 seluruh Kabupaten/

Kota di Bali telah merealisasikan anggarannya, dengan

rata-rata tingkat realisasi pendapatan 21,73% dan rata-

rata tingkat realisasi belanja sebesar 11,15%. Pemerin-

tah Kabupaten Karangasem tercatat memiliki realisasi

pendapatan tertinggi, yakni sebesar 27,83%. Sementa-

ra realisasi belanja tertinggi terjadi di Kabupaten Jem-

brana, yang tercatat sebesar 13,41%.

Grafik 4. 3 Pagu Belanja APBD di Seluruh Kab/Kota di Prov. Bali

J

RMMIMMM=

NIMMMIMMM=

NIRMMIMMM=

OIMMMIMMM=

OIRMMIMMM=

PIMMMIMMM=

PIRMMIMMM=

QIMMMIMMM=

_~ÇìåÖ _~åÖäá _ìäÉäÉåÖ dá~åó~ê gÉãÄê~å~ h~ê~åÖ~ëÉã häìåÖâìåÖ q~Ä~å~å aÉåé~ë~ê

OMNQ OMNR

Sumber : Direktorat Jendral Perbendaharaan

Grafik 4. 2 Pagu Pendapatan APBD diSeluruh Kab/Kota di Prov. Bali

M

RMMIMMM

NIMMMIMMM

NIRMMIMMM

OIMMMIMMM

OIRMMIMMM

PIMMMIMMM

PIRMMIMMM

_~ÇìåÖ _~åÖäá _ìäÉäÉåÖ dá~åó~ê gÉãÄê~å~ h~ê~åÖ~ëÉã häìåÖâìåÖ q~Ä~å~å aÉåé~ë~êOMNQ OMNR

Sumber : Direktorat Jendral Perbendaharaan

Grafik 4. 4 Realisasi Pendapatan APBD di Seluruh Kab/Kota di Prov. Bali

Sumber : Direktorat Jendral Perbendaharaan

M

O

Q

S

U

NM

NO

NQ

NS

M

RMMIMMM

NIMMMIMMM

NIRMMIMMM

OIMMMIMMM

OIRMMIMMM

PIMMMIMMM

PIRMMIMMM

QIMMMIMMM

_~ÇìåÖ _~åÖäá _ìäÉäÉåÖ dá~åó~ê h~ê~åÖ~ëÉã häìåÖâìåÖ q~Ä~å~å aÉåé~ë~ê gÉãÄê~å~

m~Öì RÉ~äáë~ëá B=RÉ~äáë~ëá

^îÉê~ÖÉ=RÉ~äáë~ëá=W=NNINRB

Grafik 4. 5 Realisasi BelanjaAPBD di Seluruh Kab/Kota di Prov. Bali

Peranan APBD Provinsi Bali terhadap perekonomian

Bali cukup terbatas, baik dari sisi konsumsi maupun

investasi. Kontribusi Belanja Tidak Langsung terhadap

komponen Konsumsi Pemerintah dalam PDRB ADHB

Bali pada tahun 2014 hanya sebesar 19,42%, sedikit

meningkat dibandingkan tahun 2013 yang sebesar

15,68%.

Sementara itu, kontribusi Belanja Modal terhadap

komponen Investasi dalam PDRB ADHB Bali pada ta-

hun 2014 sangat kecil, hanya sebesar 0,76% atau

menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya

4.4 PERANAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PEREKONOMIAN BALI

Page 82: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201582

Sumber : Pemerintah Provinsi Bali

NRKSUB

NKMNB

NVKQOB

MKTSB

MB

RB

NMB

NRB

OMB

ORB

hçåíêáÄìëá=_Éä~åà~=i~åÖëìåÖ=^m_a=mêçî=_~äá=íÜÇ=hçåëìãëá=

mÉãÉêáåí~Ü=mêçîáåëá=_~äá

hçåíêáÄìëá=_Éä~åà~=jçÇ~ä=mÉãéêçî=_~äá=íÜÇ= fåîÉëí~ëá=_~äá

OMNP

OMNQ UKVU=

NPKNP=

NNKOV=

NUKRU=

NQKNM=

NUKQV=NTKUR=

OMKQS=

NQKQO=

M

R

NM

NR

OM

OR

aÉåé~ë~ê _~ÇìåÖ dá~åó~ê q~Ä~å~å _ìäÉäÉåÖ h~ê~åÖ~ëÉã häìåÖâìåÖ _~åÖäá gÉãÄê~å~

%

Sumber : Direktorat Jendral Perbendaharaan

yang sebesar 1,01%.

Di sisi lain, peranan fiskal terhadap perekonomian se-

luruh Kabupaten/Kota di Bali cukup besar. Hal ini se-

bagaimana tercermin pada rata-rata kontribusi APBD

terhadap PDRB ADHB seluruh Kabupaten/Kota di Bali

yang sebesar 15,26%.

Kabupaten Bangli, Tabanan dan Karangasem merupa-

kan 3 Kabupaten yang memiliki kontribusi APBD terha-

dap PDRB ADHB terbesar di Bali. Sementara kontribusi

APBD terhadap PDRB ADHB terendah terjadi di Kota

Denpasar.

Sebagai stimulus dalam perekonomian, belanja fiskal

pemerintah diharapkan tidak hanya disalurkan dalam

bentuk belanja rutin, namun juga diarahkan pada pem-

bangunan dan perbaikan infrastruktur yang berkualitas.

Hal ini dapat diwujudkan melalui ekspansi belanja mod-

al yang terarah dan mempertimbangkan pembang unan

ekonomi dalam jangka panjang.

Grafik 4. 6 Peranan APBD Provinsi Bali Terhadap Perekonomian Bali

Grafik 4. 7 Kontribusi APBD terhadap Perekonomian Kabupaten/Kota di Bali

Page 83: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 83

Sumber : Pemerintah Provinsi Bali & Website DJPK

mbka^m^q^k=a^bR^e =============QISMUISMUKTO= =========================NINRRISORKRN= ======ORKMU= ===PIVRUINTPKMN= ========NIMQVINSNKMS= ======OSKRN=

mbkaK=^pif=a^bR^e=Em^aF =============OIUQMIVOTKVR= ============================STVIUNUKQR= ======OPKVP= ===OIPMPIUNOKOP= ===========SQOIPNTKVM= ======OTKUU=

J=mÉåÇ~é~í~å=m~à~â=a~Éê~Ü =============OIRUPIPURKMP= ============================SPNIVUOKOU= ======OQKQS= ===OINMQIPUNKMR= ===========RUVIPQVKRV= ======OUKMN=

J=RÉíêáÄìëá=a~Éê~Ü ==================PTIPVPKON= ================================TIVSNKQV= ======ONKOV= ========PRIMPNKMP= =============NRIOTUKST= ======QPKSN=

J=eëä=mja=C=eëä=mÉåÖÉäK=hÉâK=a~Éê~Ü=óÖ=Çáéáë~Üâ~å ==================UTIMQMKNN= ===========================================J=== ===========J=== ========TQIQTSKQP= ==================VMRKVS= ========NKOO=

J=i~áåJi~áå=m^a=óÖ=p~Ü ================NPPINMVKSM= ==============================PVIUTQKSV= ======OVKVS= ========UVIVOPKTP= =============PSITUPKSV= ======QMKVN=

a^k^=mbR fj_^kd^k =============NIMORIVQTKNT= ============================POMIQSQKOP= ======PNKOQ= ===NIMSRIRPPKMP= ===========OUVIVNOKTN= ======OTKON=

J=_~Öá=Ü~ëáä=é~à~â=Ç~å=Äìâ~å=é~à~â ================NQVIURPKNV= ==============================OVIVNSKNQ= ======NVKVS= ======NVNISPQKUM= ==

J=a~å~=^äçâ~ëá=rãìã=Ea^rF ================UPNIRVTKOT= ============================OTTINVVKMU= ======PPKPP= ======UPOIOVTKQT= ===========OTTIQPOKQU= ======PPKPP=

J=a~å~=^äçâ~ëá=hÜìëìë=Ea^hF ==================QQIQVSKTN= ==============================NPIPQVKMN= ======PMKMM= ========QNISMMKTR= =============NOIQUMKOP= ======PMKMM=

J=a~å~=mÉåÖì~í~å=fåÑê~ëíêìâíìê=a~Éê~Ü ==============================J=== ===========================================J===

i^fkJi^fk=mbka^m^q^k=vd=p^e ================TQNITPPKSM= ============================NRRIPQOKUO= ======OMKVQ= ======RUUIUOTKTR= ===========NNSIVPMKQS= ======NVKUS=

J=mÉåÇ~é~í~å=eáÄ~Ü ====================QIPNSKSM= ================================NINSUKPR= ======OTKMT= ==========QIPNSKSM= ====================TUKTQ= ========NKUO=

J=a~å~=Ä~Öá=Üëä=é~à~â=Çê=mêçî=C=éÉãÇ~=ä~áååó~ ==============================J=== ===========================================J===

J=a~å~=mÉåóÉëì~á~å=C=çíçåçãá=âÜìëìë ================RORISQTKMM= ============================NPMISQSKQR= ======OQKUR= ======PVNIPNUKSR= =============VRIMVSKPQ= ======OQKPM=

J=_~åíì~å=hÉì~åÖ~å=Çê=mêçî=~í~ì=mÉãÇ~=ä~áå ================ONNITTMKMM= ==============================OPIROUKMO= ======NNKNN= ======NVPINVOKRM= =============ONITRRKPU= ======NNKOS=

J=pìãÄ~åÖ~å=máÜ~â=hÉíáÖ~ ==============================J=== ===========================================J===

J=^äçâ~ëá=hìê~åÖ=_~ó~ê=a^h ==============================J=== ===========================================J===

_bi^kg^=a^bR^e =============QIVUVIQSRKNM= ============================PQVIUOOKMN= ========TKMN= ===QIQUVISSTKMQ= ===========QPMIOTRKQM= ========VKRU=

_bi^kg^=qfa^h=i^kdprkd =============PIQSPIOUPKVT= ============================OVNITQMKUR= ========UKQO= ===PIMSOIQPPKTM= ===========PRMITOPKPO= ======NNKQR=

J=_Éä~åà~=mÉÖ~ï~á ================VMPIRMNKQM= ============================NQTITRNKVT= ======NSKPR= ======VMQIOPOKTT= ===========NPTISQTKOO= ======NRKOO=

J=_Éä~åà~=_~ê~åÖ= ==============================J=== ===========================================J===

J=_Éä~åà~=pìÄëáÇá ==================NMIMMMKMM= ===========================================J=== ===========J=== ========NMIMMMKMM= ===========J===

J=_Éä~åà~=eáÄ~Ü ================TPQISMTKVN= ============================NQNIQOSKNT= ======NVKOR= ======SVMIQTMKTT= ===========ONOIPMTKNM= ======PMKTR=

J=_Éä~åà~=_~åíì~å=pçëá~ä ================NRVIOUMKSM= ===================================UTMKTN= ========MKRR= ======NRSIQQNKOO= ==================TSVKMM= ========MKQV=

J=_Éä~åà~=_~Öá=eëä=âéÇ=mêçîLh~ÄLhçí~=C=mÉãÇ~ ================VTTIOUQKRT= ===========================================J=== ===========J=== ======TRRITOPKVM= ===========J===

J=_Éä~åà~=_~åíì~å=hÉì~åÖ~å=âéÇ=mêçîLh~ÄLhçí~LaÉë~ ================SQUISMVKQV= ================================NISVOKMM= ========MKOS= ======ROPINSUKSM= ===========J===

J=_Éä~åà~=qáÇ~â=qÉêÇìÖ~ ==================PMIMMMKMM= ===========================================J=== ===========J=== ========OOIPVSKQQ= ===========J===

_bi^kg^=i^kdprkd =============NIROSINUNKNP= ==============================RUIMUNKNS= ========PKUN= ===NIQOTIOPPKPQ= =============TVIRROKMU= ========RKRT=

J=_Éä~åà~=mÉÖ~ï~á ==================VNIMOSKTP= ==============================NMIORPKST= ======NNKOS= ========QTIOUOKSR= ===============PIPQVKPM= ========TKMU=

J=_Éä~åà~=_~ê~åÖ=Ç~å=g~ë~ ================VMMISPTKMN= ==============================QNIUORKVO= ========QKSQ= ======VQOIVUUKON= =============TRIUMRKRU= ========UKMQ=

J=_Éä~åà~=jçÇ~ä ================RPQIRNTKPV= ================================SIMMNKRT= ========NKNO= ======QPSIVSOKQU= ==================PVTKNV= ========MKMV=

=prRmirpLEabcfpfqF= J==============PUMIURSKPU= ============================UMRIUMPKQV= J==ONNKRU=

=mbj_f^v^^k= ==============================J=== ===========================================J===

mbkbR fj^^k=a^bR^e ================RUMIURSKPU= ============================VMRITQOKTU= ====NRRKVP= ======TRNIQVQKMP= ========NIMPVITMVKVQ= ====NPUKPR=

mÉåÖÖìå~~å=páë~=iÉÄáÜ=mÉêÜáíìåÖ~å=^åÖÖ~ê~å=Epfim^F ================RUMIURSKPU= ============================VMRITQOKTU= ====NRRKVP= ======TRNIQVQKMP= ===========J===

mbkdbir^R^k=a^bR^e ================OMMIMMMKMM= ===========================================J=== ===========J=== ======OOMIMMMKMM= ===========J===

mÉåóÉêí~~å=jçÇ~ä=EfåîÉëí~ëáF=mÉãÉêáåí~Ü=a~Éê~Ü ================OMMIMMMKMM= ===========================================J=== ===========J=== ======OOMIMMMKMM= ===========J===

mÉåÖì~í~å=jçÇ~ä=mÉãÉêáåí~Ü=a~Éê~Ü ==============================J=== ===========================================J===

mbj_f^v^^k=kbqql ================PUMIURSKPU= ============================VMRITQOKTU= ====OPTKUO= ======RPNIQVQKMP= ========NIMPVITMVKVQ= ====NVRKSO=

=pfp^=ib_fe=mbj_f^v^^k=^kdd^R^k=Epfim^F=

BRb^ifp^pf=^m_a=

qt=f=OMNQrR^f^k ^m_a=OMNR Rb^ifp^pf=^m_a=qt=f=OMNR ^m_a=m=OMNQB

Tabel 4.2 APBD Provinsi Bali(dalam jutaan Rupiah)

Page 84: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201584

Halaman ini sengaja dikosongkan

ketenagakerjaandan

kesejahteraan

kajian ekonomi dan keuangan regional

baB VDitengah-tengah melambatnya ekonomi, penyerapan tenaga kerja di Bali masih kondusif.

Secara spasial, kemampuan finansial sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat mengalami kesenjangan.

Penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraanmasyarakat di Provinsi Bali masih kondusif

Page 85: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 85

ketenagakerjaandan

kesejahteraan

kajian ekonomi dan keuangan regional

baB VDitengah-tengah melambatnya ekonomi, penyerapan tenaga kerja di Bali masih kondusif.

Secara spasial, kemampuan finansial sebagai salah satu indikator kesejahteraan masyarakat mengalami kesenjangan.

Penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraanmasyarakat di Provinsi Bali masih kondusif

Page 86: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201586

Page 87: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 87

Perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Bali selama

triwulan I 2015 menunjukkan kemampuan daya serap

tenaga kerja yang membaik. Penyerapan tenaga kerja

meningkat sebesar 152,5 ribu tenaga kerja, sehingga

sampai dengan bulan Februari 2015, penduduk yang

bekerja di Bali mencapai 2,42 juta orang.

Meningkatnya jumlah tenaga kerja mengakibatkan

tingkat pengangguran terbuka dapat dipertahankan

sebesar 1,37%.

Membaiknya kegiatan investasi selama triwulan I 2015

telah memberikan efek positif terhadap penyerapan

tenaga kerja di Provinsi Bali.

Perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Bali menun-

jukkan terjadinya peningkatan jumlah angkatan kerja

selama triwulan laporan. Pada Februari 2015 terjadi

kenaikan jumlah angkatan kerja sebanyak 142,03 ribu

orang dari 2,31 juta orang pada Agustus 2014 menjadi

2,45 juta orang.

Apabila dibandingkan dengan posisi Februari 2014,

terdapat kenaikan angkatan kerja sebanyak 48,36

ribu orang. Peningkatan angkatan kerja menunjukkan

bahwa, penduduk yang dalam usia produktif di Provinsi

Bali terus meningkat yang memiliki konsekuensi terha-

dap penciptaan lapangan pekerjaan, khususnya bagi

angkatan kerja yang baru masuk bursa tenaga kerja.

Membaiknya aktivitas investasi selama triwulan I 2015

telah mendorong penyerapan tenaga kerja di Provinsi

Bali.

Jumlah tenaga kerja di Bali mengalami penambahan

sebanyak 152,54 ribu orang dibanding Agustus 2014

menjadi 2,42 juta orang, atau bertambah sebanyak

47,7 ribu orang dibanding keadaan Februari 2014.

Meningkatnya penyerapan tenaga telah berdampak

positif terhadap terjaganya Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) di Provinsi Bali yang hanya mencapai

1,37%, atau turun dibanding TPT Agustus 2014 sebe-

sar 1,90%, namun stagnan dibandingkan Februari

2014.

Secara sektoral, penyerapan tenaga kerja pada Febru-

ari 2015 relatif bervariasi. Beberapa sektor yang meng-

alami peningkatan mencakup sektor industri, perda-

gangan, dan keuangan masing-masing sebesar 18,3%,

6,9%, dan 47,5%.

Sementara sektor pertanian, konstruksi, transportasi,

jasa kemasyarakatan, dan lainnya (pertambangan dan

penggalian serta LGA) mengalami penurunan mas-

ing-masing sebesar 3,5%, 22,9%, 7,8%, 2,4%, dan

40,4%.

5.1 KONDISI KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI

Tabel 5. 1 Kondisi Ketenagakerjaan di Provinsi Bali

Sumber : BPS, diolah

Page 88: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201588

Kesejahteraan masyarakat di Bali pada triwulan lapo-

ran menunjukkan pendapatan masyarakat di perdesaan

yang masih kondusif meskipun terdapat penurunan.

Di sisi lain, dalam laporan triwulan I 2015, terdapat

tiga indikator yang dipergunakan untuk menentukan

perkembangan kesejahteraan masyarakat di Provinsi

Bali, khususnya ditinjau secara spasial per kabupaten/

kota. Ketiga indikator tersebut adalah financial depos-

its capacity, Indeks Kesulitan Geografis (IKG), dan In-

deks Kebahagian (IK) dimana IKG dan IK merupakan

indikator yang dirilis oleh BPS. Meskipun terlihat sumir

sebagai indikator kesejahteraan, namun ketiganya di-

harapkan mampu menggambarkan kemampuan finan-

sial dan kesejahteraan masyarakat secara geografis di

Provinsi Bali.

Nilai Tukar Petani sebagai indikator pendapatan

masyarakat desa masih di atas 103,41, meskipun men-

galami penurunan sebesar 0,75% dibandingkan den-

gan triwulan sebelumnya. Penurunan NTP lebih dis-

ebabkan oleh lebih besarnya penurunan indeks yang

diterima petani (pendapatan) dibandingkan penurunan

indeks yang dibayarkan (biaya konsumsi dan opera-

sional) petani. Indeks yang diterima petani turun dari

121,12 pada akhir 2014 menjadi 119,70, sedangkan

indeks yang dibayarkan turun dari 116,25 menjadi

115,76. Di sisi biaya, yang menggembirakan adalah

turunnya biaya konsumsi petani dari 119,74 menjadi

119,09.

Ditinjau secara subsektor pertanian, penurunan teru-

tama terjadi bagi petani di subsektor holtikultura yang

banyak berlokasi di Kabupaten Bangli sebagai pusat

holtikultura dari 104,89 pada akhir tahun 2014 men-

jadi 103,04 atau turun sebesar 1,76%. Subsektor hol-

tikultura merupakan aktivitas pertanian yang banyak

menyerap tenaga kerja di Provinsi Bali. Sementara itu,

subsektor lainnya mengalami peningkatan indeks NTP,

yang menunjukkan terdapat kenaikan pendapatan ber-

sih.

Kesejahteraan masyarakat Bali juga relatif diatas rata-

rata ditinjau dari Indeks Kebahagian (IK). Nilai IK men-

capai 68,48 dengan skala 0-100. Semakin tinggi nilai

IK menunjukkan bahwa kebahagiaan suatu masyarakat

semakin tinggi. Terdapat 10 aspek esensial yang dihi-

tung dalam IK tersebut, yaitu kesehatan, pendidikan,

pekerjaan, pendapatan rumah tangga, keharmonisan

keluarga, ketersediaan waktu luang, hubungan sosial,

kondisi rumah dan asset, keadaan lingkungan, dan

kondisi keamanan.

5.2 KONDISI KESEJAHTERAAN PROVINSI BALI

Sumber : BPS

Grafik 5. 1. Indeks Kebahagiaan

Page 89: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 89

Secara spasial, masing-masing Kabupaten/Kota di

Provinsi Bali memiliki financial deposits capaci ty dan

IKG yang bervariasi. Beberapa Kabupaten/Kota dengan

aktivitas ekonomi yang kuat memiliki financial deposits

capacity dan IKG yang lebih baik. Financial deposits ca-

pacity yang dicerminkan dari ni lai dan jumlah rekening

simpanan deposito dan ta bungan (time dan savings de-

posits) mengalami penurunan. Nilai dan jumlah reken-

ing deposito mengalami peningkatan dari Rp27,13 trili-

un deng an jumlah rekening 136,5 ribu menjadi Rp27,7

triliun dengan jumlah rekening 138,4 ribu. Semen tara

tabungan turun dari Rp34,28 triliun de ngan jumlah re-

kening 3,43 juta rekening menjadi Rp33,36 triliun den-

gan jumlah rekening 3,32 juta rekening.

Peningkatan nilai dan jumlah rekening deposito terja-

di di hampir seluruh Kabupaten Jembrana. Kondisi ini

mengindikasikan semakin ba nyak ma sya ra kat Bali yang

memiliki aset finansial. Sementara itu tabungan yang

turun mencerminkan bahwa beban pengeluaran yang

meningkat sehingga masyarakat di seluruh Kabupaten/

Kota harus menarik tabungannya untuk memenuhi ke-

butuhannya.

Secara geografis, kesejahteraan masyarakat di masing-

masing Kabupaten/Kota se-Provinsi Bali beragam. Den-

gan mempertimbangkan aspek ketersediaan pelayanan

dasar, kondisi infrastruktur, dan aksesibilitas/transpor-

tasi BPS telah menghitung tingkat kesulitan geografis

masing-masing Kabupaten/Kota. Semakin tinggi an-

gka IKG maka semakin sulit secara geografisnya yang

berdampak pada makin berkurangnya kesejahteraan.

Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Kabupaten

Klungkung termasuk yang memiliki tingkat kesulitan

geografis yang rendah, sedangkan Kabupaten Bangli

adalah yang tertinggi.

Tabel 5. 2 Time dan Saving Deposits per Kabupaten/Kota Provinsi Bali

DEPOSITO TABUNGANKABUPATEN TW IV-2014 TW I-2015 TW IV-2014 TW I-2015/KOTA Nilai Rekening Nilai Rekening Nilai Rekening Nilai Rekening (miliar Rp) (ribu) (miliar Rp) (ribu) (miliar Rp) (ribu) (miliar Rp) (ribu) Buleleng 975.01 6.87 1,007.04 7.00 2,171.11 334.39 1,996.59 319.94Jembrana 362.19 3.2 372.68 3.24 904.52 163.30 845.54 152.29Tabanan 1,082.19 13.71 1,089.33 13.82 2,062.12 266.59 1,973.08 258.28Badung 4,869.17 25.49 4,963.00 25.76 6,852.59 662.30 6,850.05 646.04Gianyar 1,656.95 16.15 1,682.98 16.51 2,598.99 318.33 2,538.27 305.73Klungkung 382.83 5.13 447.27 5.18 852.62 120.80 787.63 113.12Bangli 210.62 2.69 231.06 2.75 623.55 100.52 558.80 95.35Karangasem 427.31 4.22 435.15 4.25 1,019.29 147.45 939.01 140.39Denpasar 17,158.88 59.06 17,471.27 59.92 17,195.72 1,318.43 16,865.14 1,290.84TOTAL 27,125.17 136.58 27,701.81 138.45 34,280.55 3,432.16 33,363.16 3,322.02

Page 90: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201590

prospekperekonomian

kajian ekonomi dan keuangan regional

bab VI

Perekonomian Bali pada triwulan II 2015 diperkirakan akan mengalami perlambatan dengan rentang 5,53 %– 6,53% (yoy), sehingga secara keseluruhan tahun 2015 perekonomian Bali akan tumbuh melambat pada kisaran 5,80% s/d 6,80% (yoy).

Inflasi Bali pada triwulan II 2015 diperkirakan berada dalam rentang 6,45 % s/d 7,45%. Sedangkan untuk keseluruhan tahun 2015 diperkirakan akan berada pada rentang 4,2% s/d 5,2% (yoy), menurun dibandingkan proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,1% s/d 6,1 % (yoy).

Perekonomian Provinsi Bali triwulan II 2015diperkirakan mengalami perlambatansementara tekanan inflasi diperkirakan akansedikit meningkat

Tabel 5. 3. Indeks Kesulitan Geografis di Provinsi Bali

Sumber : BPS Provinsi Bali

Page 91: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 91

prospekperekonomian

kajian ekonomi dan keuangan regional

bab VI

Perekonomian Bali pada triwulan II 2015 diperkirakan akan mengalami perlambatan dengan rentang 5,53 %– 6,53% (yoy), sehingga secara keseluruhan tahun 2015 perekonomian Bali akan tumbuh melambat pada kisaran 5,80% s/d 6,80% (yoy).

Inflasi Bali pada triwulan II 2015 diperkirakan berada dalam rentang 6,45 % s/d 7,45%. Sedangkan untuk keseluruhan tahun 2015 diperkirakan akan berada pada rentang 4,2% s/d 5,2% (yoy), menurun dibandingkan proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,1% s/d 6,1 % (yoy).

Perekonomian Provinsi Bali triwulan II 2015diperkirakan mengalami perlambatansementara tekanan inflasi diperkirakan akansedikit meningkat

Page 92: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201592

Page 93: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 93

SKOM=

RKRPJSKRP=

MKM

NKM

OKM

PKM

QKM

RKM

SKM

TKM

UKM

VKM

ORIMMM

OSIMMM

OTIMMM

OUIMMM

OVIMMM

PMIMMM

PNIMMM

POIMMM

PPIMMM

f ff fff fs f ff fff fs f ffé

OMNP OMNQ OMNR

BIóçó

Ré=j

áäá~ê

maR_ ÖmaR_=Eëâ~ä~=â~å~åF

Seiring dengan realisasi pertumbuhan ekonomi triwu-

lan I 2015 yang berada di bawah perkiraan sebelumnya,

tren perlambatan pertumbuhan ekonomi diperkirakan

akan berlanjut sampai dengan triwulan II 2015, seh-

ingga diperkirakan melambat dibandingkan triwulan

I 2015. Perekonomian Bali triwulan II 2015 diperkira-

kan tumbuh pada kisaran 5,53% – 6,53% (yoy) (Grafik

6.1), lebih rendah dibandingkan peri-

ode sebelum nya.

Dari sisi penawa ran, proyeksi per-

lambatan per tumbuhan dise babkan

oleh ma sih tertahannya per tumbuhan

kate gori pertani an, perikanan, dan

kehutanan. Mes kipun diperkirakan

akan terjadi panen raya padi pada

periode mendatang, namun kinerja

tanaman bahan pangan tertahan

oleh serangan hama, dan gangguan

irigasi. Kategori per dagangan besar

dan eceran juga diperkirakan masih

tertahan seiring dengan kenaikan biaya

produksi sebagai akibat kenaikan be-

berapa komoditas pokok serta UMP. Selain itu, pertum-

buhan kategori administrasi pemerintahan diperkirakan

turut tertahan seiring dengan belum terlihatnya realisasi

APBD. Seiring dengan kondisi tersebut, kategori lainnya

yang diperkirakan akan mengalami perlambatan adalah

kategori konstruksi yang per kembangannya masih ter-

tahan akibat tinggi nya harga tanah di Provinsi Bali dan

kelesuan pasar.

Dari sisi permintaan, proyeksi perlambatan pertumbu-

han triwulan I 2015 terutama disebabkan oleh masih

tertahannya pertumbuhan konsumsi pemerintah, sei ring

dengan belum terlihatnya realisasi proyek-proyek pemer-

intah. Di samping itu, perlambatan juga disebabkan oleh

penurunan konsumsi rumah tangga dan inves tasi.

Dari sisi konsumsi ru mah tangga, per lambatan terjadi

seiring deng an menurunnya optimisme kon sumen akan

kon disi perekonomian sebagaimana ter cermin pada

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolahKeterangan : *) Angka Proyeksi Bank Indonesia

Sur vei Konsumen sepanjang Janu ari s/d Maret 2015

yang memiliki tren menurun. Da ri sisi investasi, masih

tertahannya lapangan usa ha konstruksi serta perkiraan

APBD yang masih belum terealisasi membawa pesi-

misme peningkat an pertumbuhan investasi pada triwu-

lan II 2015.

Di sisi lain, neraca perdagangan Provinsi Bali ter u tama

ekspor luar negeri diperkirakan akan meng alami pen-

ingkatan seiring membaiknya perekonomian negara

Amerika Serikat meskipun perbaikan tidak setinggi

yang diperkirakan. Perkiraan pening katan pertumbu-

han ekspor tersebut diiringi oleh perlambatan impor

seiring dengan masih terdepresiasinya Rupiah. Prospek

perekonomian negara tu juan ekspor utama Provinsi Bali

secara umum me ng alami peningkatan.

Peningkatan perekono mi an terutama dialami oleh ne-

gara USA yang merupakan negara tujuan utama ek-

spor Provinsi Bali yang akan mendorong kinerja ekspor

Provinsi Bali meskipun tidak sekuat proyeksi sebelumn-

ya. Selain itu, negara utama tujuan eks por Bali lainnya

turut diperkirakan mengalami peningkatan mengacu

pada data International Monetary Fund (IMF) pada April

2015 (Tabel 6.3).

Sementara itu, kinerja net ekspor antardaerah di per-

6.1. MAKRO EKONOMI REGIONAL

Grafik 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bali

Page 94: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201594

OOKPT

JMKNN

ORKSU

NRKUU

JPM

JOM

JNM

M

NM

OM

PM

QM

f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ffG

OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

p_q=EBF hÉÖá~í~å=rë~Ü~ e~êÖ~=gì~ä

QM

SM

UM

NMM

NOM

NQM

NSM

N O P Q R S T U VNMNNNON O P Q R S T U VNMNNNON O P Q R S T U VNMNNNON O P

OMNO OMNP OMNQ OMNR

fåÇÉâë=hÉó~âáå~å=hçåëìãÉå=EfhhF

fåÇÉâë=hçåÇáëá=bâçåçãá=p~~í=fåá=EfhbF

fåÇÉâë=bâëéÉâí~ëá=hçåëìãÉå=EfbhF

fåÇÉâë

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), Bank Indonesia Sumber : Survei Konsumen (SK), Bank Indonesia

Tabel 6. 1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

OMNQ

f f fé

mÉêí~åá~åI=hÉÜìí~å~åI=Ç~å=mÉêáâ~å~å QKTP OKVP PKRTJQKRT OKQSJPKQS

mÉêí~ãÄ~åÖ~å=Ç~å=mÉåÖÖ~äá~å= EMKSMF ERKMTF EJOKVOFJEJPKVOF EJNKVTFJEJMKVTF

fåÇìëíêá=mÉåÖçä~Ü~å UKUU SKTO RKTOJ=SKTO RKVNJSKVN

mÉåÖ~Ç~~å=iáëíêáâI=d~ë OKSQ= VKUO= RKSQJSKSQ SKVMJTKVM

mÉåÖ~Ç~~å=^áê TKQM= MKVP= NKSRJOKSR NKUVJOKUV

hçåëíêìâëá NKUM= OKST= NKRTJOKRT NKUNJOKUN

mÉêÇ~Ö~åÖ~å=_Éë~ê=Ç~å=bÅÉê~åI=Ç~å=RÉé~ê~ëá=jçÄáä=Ç~å=pÉéÉÇ~=jçíçê

TKOT= TKRU= SKQUJTKQU TKTNJUKTN

qê~åëéçêí~ëá=Ç~å=mÉêÖìÇ~åÖ~å= RKTN QKQU QKSOJRKSP SKMOJTKMO

mÉåóÉÇá~~å=^âçãçÇ~ëá=Ç~å=j~â~å=jáåìã SKRP TKRP SKRV=J=TKRV TKTPJUKTP

fåÑçêã~ëá=Ç~å=hçãìåáâ~ëá TKON VKTV UKVRJVKVR VKPTJNMKPT

g~ë~=hÉì~åÖ~å= VKQV= NMKVP= UKURJVKUR NMKNOJNNKNO

RÉ~ä=bëí~íÉ UKUV RKUS QKMTJRKMT PKUVJQKUV

g~ë~=mÉêìë~Ü~~å TKQV RKOP QKUQJRKUQ RKQSJSKQS

^Çãáåáëíê~ëá=mÉãÉêáåí~Ü~åI=mÉêí~Ü~å~å=Ç~å=g~ãáå~å=pçëá~ä=t~àáÄ

NMKTR TKOU QKUQJRKUQ QKONJRKON

g~ë~=mÉåÇáÇáâ~å NMKRU UKTR UKTQJVKTQ TKSNJUKSN

g~ë~=hÉëÉÜ~í~å=Ç~å=hÉÖá~í~å=pçëá~ä NOKQP UKMS NMKPTJNNKPT UKQSJVKQS

g~ë~=ä~áååó~ TKSP UKVS VKPTJNMKPT UKTRJVKTR

maR_ SKTO SKOM RKRPJSKRP RKUMJSKUM

hçãéçåÉåOMNR

OMNRé

Sumber : BPS Provinsi Bali2015p, IIp angka proyeksi Bank Indonesia

kirakan mengalami perbaikan dengan panen padi yang

akan dilakukan dan diperkirakan mampu menekan de-

fisit perdagangan antardaerah Provinsi Bali.

Perkiraan perlambatan pertumbuhan ekonomi pada

triwulan II 2015 sejalan dengan hasil Survei Kegiatan

Dunia Usaha yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang

menunjukkan kontraksi Saldo Bersih Tertimbang (SBT)

kegiatan usaha mencapai -0,11%.

Grafik 6. 2 Perkembangan Dunia Usaha Grafik 6. 3 Indeks Keyakinan Konsumen

Page 95: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 95

Tabel 6. 2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

OMNR OMNR

f f fé

hçåëìãëá OKSS TKRV SKTT=J=TKTT TKPPJUKPP

hçåëKRq RKNS UKQO SKVN=J=TKVN TKTJUKT

hçåëKikmRq NKOQ ENKVMF EJNKOPFJMKOP MKVNJNKVN

hçåëK=mÉãÉêáåí~Ü EUKSPF OKNS= SKVR=J=TKVR SKQTJTIQT

fåîÉëí~ëá NKQT= RKPO= SKNO=J=TKNO SKRRJTKRR

==mjq_ NKUN= TKQP= TKRQ=J=UKRQ TKQOJUKQO

==mÉêìÄ~Ü~å=fåî ENOKROF EUPKMUF EJPNKQUFJEJPMKQUF EJQNKOSF=J=EJQMKOSF

==bâëéçê=ik NUKVP NUKRR NRKMSJNSKMS NVKQTJOMKQT

==fãéçê=ik NTKNQ JPNKUQ EJONKQPFJEJOMKQPF EJNPKNSFJEJNQKNSF

==kÉí=bâëéçê=~åí~ê=Ç~Éê~Ü NKUT= STKSP= PMKOJPNKO PTKMQJPUKMQ

maR_ SKTO SKOM RKRPJSKRP RKUMJSKUM

OMNRéhçãéçåÉå OMNQ

Sumber : BPS Provinsi Bali2015IIp, 2015p angka proyeksi Bank Indonesia

Tabel 6. 3 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Tujuan Ekspor Utama Bali

Sumber : World Economic Outlook, International Monetary Fund (IMF) April 2015Keterangan : *) angka proyeksi IMF

Negara Pangsa Ekspor Bali Pertumbuhan Ekonomi 2013 2014 2015* 2016*USA 19.34 2.21 2.4 3.1 3.1Japan 8.78 1.51 -0.1 1.0 1.2Australia 17.38 2.32 2.7 2.8 3.2Singapore 8.25 3.85 2.96 3.0 3.0Hongkong 4.41 2.94 2.3 2.8 3.1World Output 3.27 3.31 3.5 3.8

Dengan perkembangan terakhir tersebut, perekono-

mian Bali untuk keseluruhan tahun 2015 diperkirakan

akan berada pada kisaran 5,8% - 6,8% (yoy), lebih

rendah dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 6,72%

(yoy). Perkiraan ini lebih rendah dari proyeksi sebelumn-

ya yang sebesar 6,16% - 7,16% (yoy).

Dari sisi permintaan, perlambatan diperkirakan dis-

ebabkan oleh masih terhambatnya realisasi proyek

pemerintah yang menahan kinerja investasi. Selain

itu konsumsi masih tertahan oleh kenaikan harga be-

berapa kebutuhan primer meskipun inflasi diperkirakan

terjaga. Perbaikan kinerja ekspor yang tidak sekuat se-

belumnya juga turut menahan pertumbuhan ekonomi

tahun 2015. Dari sisi penawaran, tertahannya per-

tumbuhan lapangan usaha pertanian disebabkan oleh

masih terdapat nya tantangan pada lapangan usaha

tersebut. Namun demikian industri pariwisata yang di-

wakilkan oleh kategori penyediaan akomodasi makan

dan minum dan kategori perdagangan besar dan ecer-

an diperkirakan masih akan tumbuh kuat pada tahun

2015, seiring dengan dukungan pemerintah akan pro-

mosi pariwisata cukup kuat serta rencana pembebasan

visa untuk 30 negara tambahan berpotensi mendorong

peningkatan kinerja industri pariwisata.

Page 96: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201596

6.2. INFLASI BALI TRIWULAN II 2015

M

O

Q

S

U

NM

NOf ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f ff fff fs f

ffGF

fffGF

fsGF

OMMU OMMV OMNM OMNN OMNO OMNP OMNQ OMNR

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolahKeterangan : *) Angka Proyeksi BI

Inflasi Bali 2015 diperkirakan dalam kisaran 4,2 s/d

5,2% (yoy), menurun dibandingkan proyeksi sebelumn-

ya yang sebesar 5,1 -6,1 % (yoy). Penurunan proyeksi

inflasi didorong oleh berakhirnya dampak lanjutan

dari kenaikan BBM bersubsidi pada 18 November 2014

yang diikuti tren penurunan harga pangan seiring se-

makin solidnya TPID Provinsi Bali selama 3 bulan per-

tama di tahun 2015.

Tekanan inflasi pada triwulan II 2015 diperkirakan akan

sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebe-

lumnya, berada pada rentang 6,45% s/d 7,45% (yoy).

Berdasarkan disagregasinya, tekanan inflasi pada tri-

wulan II 2015 diperkirakan terutama bersumber dari

kelompok administered prices. Sementara kelompok

core inflation dan kelompok volatile foods mengalami

inflasi pada level moderat.

Peningkatan tekanan inflasi kelompok administered

prices diperkirakan bersumber pada kenaikan harga

BBM. Menyusul kenaikan harga minyak dunia dan

fluktuasi kurs Rupiah terhadap dolar, pemerintah resmi

memutuskan harga BBM jenis Bensin Premium RON 88

di Wilayah Penugasan Luar Jawa-Madura-Bali dan jenis

Minyak Solar Subsidi perlu mengalami kenaikan harga,

masing-masing sebesar Rp. 500/liter pada 28 Maret

2015. Untuk harga Minyak Tanah dinyatakan tetap,

yaitu Rp. 2.500/liter (termasuk PPN).Untuk wilayah pe-

nu gasan Jawa Madura Bali harga BBM Premium naik

dari Rp 6.900 menjadi Rp 7.400. Sedangkan untuk so-

lar naik dari Rp 6.400 menjadi Rp 6.900. Untuk wilayah

penugasan luar Jawa Madura Bali, harga Premium naik

dari Rp 6.800 menjadi Rp 7.300. Sedangkan harga solar

sama dengan area jawa, Rp 6.900.

Peningkatan harga bensin Bali diperkirakan akan

memberikan sumbangan inflasi Bali sebesar 0,29%,

sementara peningkatan harga solar memberikan sum-

bangan inflasi sebesar 0,01%. Dengan demikian sum-

bangan total penyesuaian kedua jenis BBM ini terhadap

inflasi Bali adalah sebesar 0,3%.

Implementasi kebijakan di akhir Maret 2015 menyebab-

kan dampak inflasi tersebut didistribusikan pada 2 pe-

riode, yakni Maret dan April 2015. Adapun dampak

kenaikan BBM tersebut lebih mempengaruhi inflasi

Bali April 2015, dimana dampak ter hadap inflasi April

diperkirakan sebesar 0,29%.

Tekanan inflasi kelompok inti juga diperkirakan se di-

kit meningkat, seiring dengan tren depresiasi Rupiah

yang masih berlanjut dan peningkatan demand pada

triwulan mendatang. Sesuai dengan siklus musiman-

nya, demand diperkirakan akan meningkat seiring den-

gan musim liburan sekolah dan high season kunjungan

wisatawan mancanegara ke Bali. Hal ini diperkirakan

akan mendorong peningkatan inflasi perumahan, ma-

Grafik 6. 4 Proyeksi Inflasi Bali

Page 97: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 97

kanan jadi dan transportasi (sewa kendaraan).

Namun demikian, inflasi diperkirakan relatif ter ken-

dali, didukung oleh terjaganya ekspektasi ma syarakat

dan masih kuatnya sisi penawaran dalam merespon

permintaan. Ekspektasi konsumen ter ha dap peruba-

han harga ke depan cukup terjaga. Hasil Survei Kon-

sumen (SK) periode April 2015 menunjukkan indeks

perubahan harga periode 3 bulan ke depan sebesar

185 relatif stabil dibandingkan periode lalu yang sebe-

sar 182,5. Sementa ra itu, sisi penawaran diperkirakan

akan dapat me respon sisi permintaan. Pertumbuhan

investasi pada beberapa tahun terakhir diperkirakan

dapat me ningkatkan kemampuan sisi pasokan dalam

me ngimbangi tetap kuatnya permintaan ke depan.

Tekanan pada komponen volatile food pada triwulan II

2015 diproyeksikan akan berada pada level moderat,

meskipun akan terjadi peningkatan demand seiring

dengan high season kunjungan wisatawan dan jatuhn-

ya perayaan Hari Raya Keagama an di triwulan II 2015.

Optimisme ini didukung o leh membaiknya kondisi

produksi dan suplai serta semakin solidnya upaya pen-

gendalian inflasi oleh TPID Provinsi Bali.

Dari sisi suplai, perkiraan membaiknya pasokan

didukung oleh peningkatan prognosa produksi pa ngan

2015 sebesar 5% (yoy) oleh Dinas Pertanian Tanaman

Pangan (Distan) Provinsi Bali. Disamping itu, pada tri-

Sumber : Bank Indonesia

185.00

135140145150155160165170175180185190195200

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3

2011 2012 2013 2014 2015

Indeks  Ekspektasi  Harga  Konsumen  3  bln  yad  

wulan II 2015 diperkirakan akan terja di panen raya be-

ras, sesuai dengan siklus musiman nya. Berikut berapa

daerah yang sudah mulai me ng alami panen beras pada

periode laporan:

• Petani yang terhimpun dalam organisasi pengairan

tradisional (subak) Gedang Gading Atas Kabupat-

en Tabanan melakukan panen perdana padi jenis

Ciherang di atas lahan seluas 130 hektar.

• Panen Raya juga tercatat telah dilaksanakan di Subak

Tegan, Banjar Basantamiang,Desa Kapal, Kecamatan

Mengwi Kabupaten Badung.

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Prov. Bali mem-

perkirakan terjadi penambahan produksi di tahun 2015

sebagai berikut : kenaikan ikan Jengki sebesar 33.45%

(dari 195.5 ton di th. 2014 menjadi 260.9 ton di tahun

2015); Ikan Kembung sebesar 20% (dari 7.045 ton di

tahun 2014 menjadi 8.454 ton di tahun 2015) dan Ikan

Tongkol sebesar 20% (dari 17.328 ton di tahun 2014

menjadi 20.793 ton di tahun 2015).

Meskipun tekanan inflasi IHK di tahun 2015 diperkira-

kan melandai, masih terdapat sejumlah risiko (upward

risk) yang perlu diwaspadai, diantaranya : (i) Masih

tingginya ketergantungan pasokan bahan pangan dari

luar Bali untuk memenuhi kebutuhan Provinsi Bali, (ii)

Masih belum optimalnya utilisasi sarana pelabuhan

yang tersedia (arus barang dan penumpang terpusat di

Grafik 6. 5 Pergerakan Dolar-Asia Dolar Indeks

Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia

Grafik 6. 6 Ekspektasi Konsumen terhadap Perubahan Harga Barang & Jasa

Page 98: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 201598

pelabuhan Gilimanuk), (iii) Infrastruktur pertanian sep-

erti perbaikan irigasi belum selesai, (iv) Struktur pasar

yang belum efisien dan pola perdagangan yang belum

efektif, (v) Maraknya pembangunan fisik serta kegiatan

pendidikan (khususnya di Singa raja) yang berpotensi

mendorong inflasi kelompok perumah an, (vi) Peningka-

tan ekspektasi inflasi seiring deng an rencana pengha-

pusan premium RON 88 dan LPG bersubsidi terbuka,

serta (vii) Berlanjutnya tren depresiasi Rupiah yang ber-

dampak pada kenaikan harga barang dan jasa.

6.3 UPAYA PENGENDALIAN INFLASI BALIPada akhir triwulan I tahun 2015, akumulasi inflasi Bali

periode Januari sd Maret 2015 yang tercatat sebesar

-0,04% merupakan inflasi year to date terendah selama

8 tahun terakhir jika dibandingkan dengan periode yang

sama. Rendahnya angka inflasi ini tentunya tidak ter-

lepas dari berbagai upaya koordinasi yang intensif serta

berbagai langkah kebijakan yang telah diambil oleh TPID

Provinsi Bali dalam rangka menjaga stabilitas harga.

Menyikapi kenaikan harga beras yang sempat terjadi

di bulan Februari dan Maret 2015 yang dise babkan

oleh gangguan pasokan dan distribusi, TPID Provinsi

Bali bekerjasama dengan Perum Bulog Divre Bali se-

cara berkelanjutan melakukan program operasi pasar

maupun pasar murah di seluruh wilayah Bali dengan

intensitas yang cukup tinggi. Kegiatan ini ditujukan un-

tuk menjaga kestabilan harga beras, namun juga harga

kebutuh an pokok sehingga inflasi dapat terjaga. Keg-

iatan stabilisasi harga melalui pasar murah ke depan-

nya akan terus ditingkatkan baik dari sisi waktu dan

frekuensinya, terutama pada saat tekanan inflasi untuk

komoditas bahan makanan dan pangan di Bali mening-

kat.

Salah satu upaya untuk mendukung pelaksanaan pasar

murah, telah dilakukan penyerahan hibah 1 (satu) unit

mobil “ Warung Sembako TPID Provinsi Bali ” dari Bank

Indonesia Provinsi Bali kepada Perum Bulog divre Bali

pada tanggal 27 April 2015. Acara penyerahan hibah

tersebut dirangkaikan bersamaan dengan pelaksanaan

kegiatan High Level Meeting TPID se-Bali yang yang

disaksikan secara langsung oleh Wakil Gubernur Bali

selaku Ketua TPID Provinsi Bali beserta dengan seluruh

anggota TPID Provinsi, Kabupaten/Kota se Bali. Dihara-

pkan dengan tambahan unit mobil tersebut akan mem-

perlancar kegiatan operasional pasar murah oleh Bulog

di seluruh wilayah Bali.

Bank Indonesia Provinsi Bali pada tanggal 5 Mei 2015

juga telah menfasilitasi pertemuan antara PD Pasar

Buleleng, PD Pasar Denpasar, PD Pasar Badung, Pe-

rum Bulog Divre Bali, Disperindag Provinsi Bali, dan

pihak perbankan di Provinsi Bali mengenai inisiasi usu-

lan model kerjasama stabili sasi harga PD Pasar dengan

Perum Bulog. Diharap kan model kerjasama ini dapat

segera diimple men tasikan sehingga akan lebih menin-

gkatkan efektivitas mekanisme stabilisasi harga melalui

optimalisasi peran PD Pasar.

Dengan adanya koordinasi, kerjasama dan dukungan

anggaran yang memadai diharapkan stabilitas inflasi

provinsi Bali dapat tercapai sehingga pada gilirannya

dapat mendukung pencapaian target sasaran inflasi

Nasional sebesar 4 +1% pada tahun 2015 s.d 2017.

Page 99: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 99

BOKS E

PELUANG PENINGKATAN DAYA SAING PARIWISATA BALI

Ditengah perlambatan pertumbuhan ekonomi

global, pertumbuhan sektor pariwisata dunia masih

berada pada tren peningkatan. Berdasarkan World

Travel and Tourism Council (WTTC), sektor pari-

wisata diperkirakan akan mengalami pertumbuhan

4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan sektor

keuangan, transportasi dan manufaktur.

UNWTO juga memproyeksikan peningkatan 3-4%

Sumber : World Tourism Organization,UNWTO Report

Grafik. E. 1 Perkembangan Kunjungan Wisata Dunia

jumlah turis internasional pada tahun 2015 dan

akan terus bertambah hingga diperkirakan jum-

lah turis akan meningkat dua kali lipat (dari 1

miliar orang menjadi 2 miliar orang) dalam kurun

waktu 2013 s/d 2035. Daerah tujuan wisata juga

diperkirakan akan mengalami konvergensi, searah

dengan perkembangan historis destinasi wisata du-

nia dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.

Perkembangan sektor pariwisata dunia tidak lepas

dari peningkatan daya beli di negara emerging dan

negara berkembang. Pergeseran preferensi alokasi

untuk membelanjakan uang dari tangible asset

menjadi intangible asset juga menjadi faktor pen-

dorong pertumbuhan sektor ini. Bahkan, berdasar-

kan survei yang dilakukan oleh UNWTO, kebutuhan

akan travelling kini telah menjadi prioritas tertinggi

kedua (setelah kendaraan) bagi keluarga middle

class income di dunia. Adapun negara pasar tour-

ism & travelling terbesar menurut UNWTO adalah

Tiongkok.

Perubahan demografi juga diperkirakan memberi-

kan andil yang besar bagi pertumbuhan kinerja

pariwisata di dunia. Jumlah penduduk dunia yang

berusia diatas 60 tahun diperkirakan akan mening-

kat dari 900 juta di tahun 2010 menjadi 1,4 miliar

di tahun 2030. Pelancong lansia umumnya memiliki

standar kualitas yang lebih tinggi, sehingga cend-

erung akan lebih banyak membelanjakan uangnya

Kondisi ini tentunya menjadi peluang bagi Bali,

yang ekonominya berbasis pada sektor pariwisata.

Ditengah perlambatan lapangan usaha lainnya,

sektor pariwisata masih menjadi penopang per-

Page 100: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015100

Regional Rank Regional RankOveral Rank Overal Rank

Score ScoreComponent Score Rank Component Score Rank

Travel & Tourism (T & T) Regulatory Framework 4.18 95 T & T Policy & Enabling Condition 4.59 9

Infrastructure 3.38 75Enabling Environment 4.46 80

T & T Human, Cultural & Natural Resouces 4.56 31 Natural & Cultural Resources 3.74 17

84

Sub Indeks

1270

4.03

450

4.04

Business Environment & Infrastructure

3.36

Overal Indeks

2013 2015

Tabel. E. 1 Tourism Competitiveness Index Indonesia

Sumber : World Economic Forum Report th 2013 & 2015Keterangan : Score (skala 1-7), Rank dari 114 negara

2 Rata-rata pertumbuhan triwulan I tahun 2011 s/d 20153 the set of factors and policies that enable the sustainable development of the Travel & Tourism sector, which in turn, contributes to the development and competitiveness of a country

tumbuhan ekonomi di Bali. Daya tarik Bali sebagai

daerah destinasi utama dunia masih cukup kuat,

sebagaimana terlihat pada masih tingginya per-

tumbuhan kunjung an wisatawan mancanegara

(wisman). Pada triwulan I 2015 pertumbuhan kun-

jungan wisman di Bali tercatat sebesar 13,75%

(yoy), masih jauh lebih tinggi dibandingkan rata-

rata pertumbuhan selama 5 tahun terakhir yang

sebesar 11,54% (yoy)

Peluang pengembangan pariwisata di Bali juga

semakin terbuka lebar seiring dengan membaikn-

ya daya saing pariwisata Indonesia sebagaimana

tercermin dari peningkatan peringkat Indonesia

dalam Laporan Tourism Competitiveness Index

(TCI) 2015 , World Economic Forum (WEF). Pada

laporan yang direlease setiap 2 tahun ini, WEF

menempatkan Indonesia pada peringkat 50, atau

naik 20 peringkat dari tahun 2013. Sementara itu,

secara regional peringkat Indonesia naik dari per-

ingkat 12 menjadi peringkat ke-4 (dibawah Sin-

gapura, Malaysia dan Thailand).

Menurut WEF penetapan sektor pariwisata nasion-

al sebagai prioritas pembangunan nasional dan

keberlanjutan pembangunan infrastruktur telah

mendorong peningkatan daya saing pariwisata

Indonesia. Berikut beberapa main competitive ad-

vantage pariwisata Indonesia : Price competitive-

ness (3rd); Rich Natural Resouces (19th); Including

Biodiversity (4th); Several Heritages sites (10th).

Sementara faktor yang masih menjadi kendala di-

antaranya : environmental sustainability (134th);

deforestation (97th); endangering species (129th);

safety and security, specifically the business cost of

terrorism (104th).

Page 101: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015 101

Sumber : World Economic Forum Report th 2015

Dalam skala regional, hasil survey Key Performance

Indicator industri Pariwisata Bali yang dilakukan

oleh Bank Indonesia Provinsi Bali menunjukkan

masih terdapat beberapa aspek yang perlu diting-

4 The Development of Key Indicators In Optimizing Tourism Service In Bali, Bank Indonesia of Bali Province, 2011

Komponen Sub Komponen PrioritasHospitality the cleanliness of hotel environment 1stTourist Attraction the cleanliness of tourist attraction 2nd the fame of tourist attraction 1stShort Distance Transportation the availability of transportation tools 1st the price of transportation tools 2nd Long distance transportation the flight availability 1st Supporting Infrastructure the highway infrastructure 1st Electricity 2nd Entry the ease of visa process 1stPromotion the international promotion 1st

Berdasarkan hal tersebut diatas, terlihat bah wa

potensi pengembangan pariwisata Bali ma sih

sangat menjanjikan. Namun demikian, diten-

gah upaya-upaya pengembangan yang telah

dilakukan,masih terdapat bebe rapa aspek yang

perlu ditingkatkan. Identifikasi prioritas pemban-

gunan pariwisata dengan tepat, upaya berkelan-

jutan peningkatan infrastruktur, kalibrasi insentif

fiskal, peningkatan promosi internasional, dan

Gambar E. 1 Komponen Tourism Competitiveness Index Indonesia 2015

katkan untuk mendorong daya saing pariwisata

Bali. Dari 7 komponen dan 32 sub komponen in-

dikator, masih terdapat beberapa indikator yang

belum optimal, diantaranya :

law enforcement peraturan pemerintah terkait

pembangunan pariwisata yang lebih ramah ling-

kungan merupakan beberapa hal yang harus men-

jadi perhatian. Lebih lanjut perlu digarisbawahi

bahwa daya saing pariwisata bukan hanya diben-

tuk oleh banyak faktor, namun juga melibatkan

banyak pihak. Untuk itu komitmen bersama dari

seluruh pihak untuk membangun keberlanjutan

sektor pariwisata di Bali sangatlah diperlukan.

Page 102: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL ... 1. 11 Perkembangan Penangkapan Ikan PPN Pengambengan 25 Grafik 1. 12 Perkembangan Kredit Kategori Pertanian 25 Grafik 1. 13 Perkembangan Konsumsi

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KERK) Provinsi Bali Triwulan I 2015102