Kaiki resume Ak keperilakuan pertemuan 10.docx

6
Nama : Sulfikram Harun NPM : 0227 12 076 Nama Mata Kuliah : Akuntansi Keperilakuan Semester : VI Akuntansi Dosen : Septy Indra Santoso, SE., M.Ak I.Latar Belakang Sejarah Akuntansi sosial berkepentingan dengan identifikasi dan pengukuran manfaat sosial dan biaya sosial – konsep yang biasanya di abaikan oleh para akuntan tradisional. Untuk memahami perkembangan akuntansi sosial, sesoeorang harus mengetahui bagaimana manfaat dan biaya sosial telah diperlakukan dimasa lalu. Model akuntansi dasar (baik untuk tujuan keuangan dan manajerial) menggunakan teori ekonomi mikro untuk menentukan apa yang harus dimasukkan atau dikeluarkan dari perhitungan akuntansi. II. Permasalahan Sosial Indonesia Jika dilihat secara lebih seksama dari sudut pandang aspek ekonomi, sendi-sendi perekonomian (investasi, produksi, dan distribusi) lumpuh sehingga menimbulkan kebangkrutan dunia usaha, meningkatnya jumlah pengangguran, menurunnya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, dan pada akhirnya bermuara

Transcript of Kaiki resume Ak keperilakuan pertemuan 10.docx

Nama: Sulfikram HarunNPM: 0227 12 076Nama Mata Kuliah: Akuntansi KeperilakuanSemester: VI AkuntansiDosen: Septy Indra Santoso, SE., M.Ak

I. Latar Belakang SejarahAkuntansi sosial berkepentingan dengan identifikasi dan pengukuran manfaat sosial dan biaya sosial konsep yang biasanya di abaikan oleh para akuntan tradisional. Untuk memahami perkembangan akuntansi sosial, sesoeorang harus mengetahui bagaimana manfaat dan biaya sosial telah diperlakukan dimasa lalu.Model akuntansi dasar (baik untuk tujuan keuangan dan manajerial) menggunakan teori ekonomi mikro untuk menentukan apa yang harus dimasukkan atau dikeluarkan dari perhitungan akuntansi.

II. Permasalahan Sosial IndonesiaJika dilihat secara lebih seksama dari sudut pandang aspek ekonomi, sendi-sendi perekonomian (investasi, produksi, dan distribusi) lumpuh sehingga menimbulkan kebangkrutan dunia usaha, meningkatnya jumlah pengangguran, menurunnya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, dan pada akhirnya bermuara pada meningkatnya angka jumlah penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia mengakibatkan timbulnya berbagai hal yang tidak pasti, sehingga indicator-indikator ekonomi seperti tingkat suku bunga, laju inflasi, fluktuasi nilai tukar rupiah, indeks harga saham gabungan, dan sebagainya sangat rentan terhadap masalah-masalah sosial. Hal ini membuktikan bahwa aspek sosial dan aspek politik dapat mengundang dua sentiment pasar yang bermuara pada instabilitas ekonomi.

III. Tanggapan PerusahaanSebelum tahun 1960-an, beberapa perusahaan telah dianggap sebagai warga Negara yang baik. Reputasi ini diperoleh karena menghasilkan produk yang berkualitas, memperlakukan pekerja dengan rasa hormat, memberikan kontribusi kepada komunitas, atau membantu fakir miskin.Dipihak lain, banyak perusahaan dan asosiasi industri berperang untuk mengubah peraturan pemerintah yang baru atau mencoba untuk mengikisnya melalui ketidak patuhan. Dalam kasus ini, manajemen mungkin merasa bahwa beberapa dari peraturan tersebut, seperti undang-undang perlindungan lingkungan, akan memiliki dampak ekonomi negative terhadap perusahaan mereka karena biaya untuk mematuhi undang-undang tersebut jika tidak sesuai dengan manfaatnya.Tanggapan Profesi AkuntanDengan diberlakukannya undang-undang yang menetapkan program-program sosial pemerintah, beberapa akuntan merasa bahwa mereka sebaiknya menggunakan keahlian mereka untuk mengukur efektivitas dari program tersebut. Secara ringkas, literature awal dari akuntansi sosial menyatakan bahwa para akuntan diperlukan untuk menghasilkan data mengenai tanggung jawab perusahaan dan bahwa ada pihak-pihak lain yang berkepentingan (selain perusahaan) yang akan tertarik dengan data-data ini.

IV. Akuntansi untuk Manfaat dan Biaya SosialSuatu analisis yang serupa dapat dibuat dalam hal biaya. Bagi Pigou, biaya sosial terdiri atas seluruh biaya untuk menghasilkan suatu produk, tanpa mempedulikan siapa yang membayarnya. Biaya yang di bayarkan oleh produsen disebut sebagai biaya pribadi. Selisih antara biaya sosial dan biaya pribadi dan disebabkan oleh banyak faktor.Menurut Pigou, optimalitas Pareto hanya dapat dicapai jika manfaat sosial marginal sama dengan biaya sosial marginal. Perbedaan antara Pigou dengan model ekonomi tradisional dimana pendapatan marginal setara dengan biaya marginal berasal dari perbedaan antara manfaat sosial dan pribadi dengan biaya sosial dan pribadi. Dengan demikian, ketika akuntan mengukur manfaat pribadi (pendapatan) dan biaya pribadi (beban) serta mengabaikan yang lainnya, mereka bersikap konsisten dengan teori ekonomi tradisional. a. Teori Akuntansi SosialBerdasarkan analisis Pigou dan gagasan mengenai suatu kontrak sosial, K.V. Ramanathan (1976) mengembangkan suatu kerangka kerja teoritis untuk akuntansi atas biaya dan manfaat sosial. Terdapat dua masalah utama dengan pendekatan Ramanathan. Pertama, untuk menentukan kontribusi neto kepada masyarakat, beberapa jenis sistem nilai harus ditentukan. Beberapa kerugian seperti polusi secara universal dibenci dan memasukkannya dalam suatu laporan akuntansi dan dibenarkan dengan relative mudah. Masalah utama kedua berkaitan dengan pengukuran. Adalah teramat sulit untuk menguantifikasi jumlah pos yang akan dimasukkan dalam laporan kontribusi neto kepada masyarakat.b. PengukuranSalah satu alasan utama dari lambatnya kemajuan akuntansi sosial adalah kesulitan dalam mengukur kontribusi dan kerugian. Proses tersebut terdiri atas tiga langkah, yaitu: menentukan apa yang menyusun biaya dan manfaat sosial. mencoba untuk menguantifikasi seluruh pos yang relevan. menempatkan nilai moneter pada jumlah akhir.c. Menetukan Biaya dan Manfaat SosialCara lain untuk mengidentifikasi asal dari biaya dan manfaat sosial adalah dengan memeriksa proses distribusi dan produksi perusahaan individual guna mengidentifikassi bagaimana kerugian dan kontribusi serta menentukan bagaimana hal itu terjadi. Jika satu bagian dari proses produksi dan distribusi diperiksa mungkin ditemukan produk sampingan yang negatif diciptakan bersama-sama dengan produk yang berguna.d. Kuantifikasi terhadap Biaya dan ManfaatKetika aktivitas yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial ditentukan dari kerugian serta kontribusi tertentu diidentifikasikan, maka dampak pada manusia dapat dihitung. Untuk mengukur suatu kerugian dibutuhkan informasi mengenai variable-variabel utama, yaitu waktu dan dampak: WaktuBeberapa peristiwa yang menghasilkan biaya sosial membutuhkan waktu beberapa tahun untuk menimbulkan suatu akibat. Dalam hal pengukuran, adalah penting untuk menentukan lamanya waktu tersebut. Dampak jangka panjang sebaiknya diberikan bobot yang berbeda dengan dampak jangka pendek. DampakOrang-orang dapat dipengaruhi secara ekonomi, fisik, psikologis, dan sosial oleh berbagai kerugian. Untuk mengukur biaya sosial tersebut adalah perlu untuk mengidentifikasikan kerugian-kerugian tersebut dan menguantifikasikannya. Biaya-biaya tersebut dapat diklasifikasikan sebagai: Kerugian ekonomi Kerugian fisik Kerugian psikologis Kerugian sosial

Referensi:Ikhsan, A. 2010. Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2, Salemba Empat. Jakarta.