KAD.doc

5
PANDUAN PRAKTIK KLINIK Tentang Keto-Asidosis Diabetikum DISAHKAN OLEH DIREKTUR UTAMA Dr. Taufik Zain, Sp.OG NOMOR DOKUMEN : HK/365/5/2012 .................... ..... TANGGAL : 30 Mei 2012 REVISI KE : NOMOR REVISI : TANGGAL : A. Pengertian ( Definisi ) Ketoasidosis diabetikum adalah kondisi dokompensasi metabolik akibat defisiensi insulin absolut atau relatif dan merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang serius. B. Anamnesis Keluhan poliuri, polidipsi Riwayat berhenti menyuntik insulin Demam/ infeksi Muntah Nyeri perut Penggunaan obat golongan steroid C. Pemeriksaan Fisik Kesadaran : kompos mentis, delirium, koma. Pernafasan cepat dan dalam ( kussmaul ) Dehidrasi ( turgor kulit menurun, lidah dan bibir kering ) Dapat disertai syok hipovolemik. D. Kriteria Diagnosis 1. Kadar glukosa > 250 mg/dl 2. pH < 7.35 3. HCO3 – : rendah 4. Anion gap : tinggi

Transcript of KAD.doc

PANDUAN PRAKTIK KLINIK

TentangKeto-Asidosis Diabetikum

DISAHKAN OLEH

DIREKTUR UTAMADr. Taufik Zain, Sp.OG

NOMOR DOKUMEN :HK/365/5/2012.........................TANGGAL : 30 Mei 2012

REVISI KE :NOMOR REVISI :TANGGAL :

A. Pengertian

( Definisi )

Ketoasidosis diabetikum adalah kondisi dokompensasi metabolik akibat defisiensi insulin absolut atau relatif dan merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang serius.

B. Anamnesis Keluhan poliuri, polidipsi

Riwayat berhenti menyuntik insulin

Demam/ infeksi

Muntah

Nyeri perut

Penggunaan obat golongan steroid

C. Pemeriksaan Fisik Kesadaran : kompos mentis, delirium, koma.

Pernafasan cepat dan dalam ( kussmaul )

Dehidrasi ( turgor kulit menurun, lidah dan bibir kering )

Dapat disertai syok hipovolemik.

D. Kriteria Diagnosis1. Kadar glukosa > 250 mg/dl2. pH < 7.35

3. HCO3 : rendah

4. Anion gap : tinggi

5. Keton serum : positif atau ketonuria

E. DiagnosisKetoasidosis Diabetikum

F. Diagnosis Banding Ketosis diabetik Hiperglikemi hiperosmolar non ketotik / hyperglycemic hyperosmolar state

Ensefalopati Uremicum, asidosis uremicum

Minum alcohol, ketosis alkoholik

Ketosis hipoglikemi, ketosis starvasi

Asidosis laktat, asidosis hiperkloremik

Kelebihan salisilat, drug induced acidosis

Ensefalopati karena infeksi.

G.Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan cito : gula darah, elektrolit, ureum creatinin, aseton darah, urin rutin , analisa gas darah, EKGPemantauan :

Gula darah : tiap jam

Na, K, Cl : tiap 6 jan selama 24 jam, selanjutnya sesuai keadaan.

Analisis Gas Darah: bila pH < 7 saat masuk ( diperiksa setiap 6 jam s.d pH > 7.1 selanjutnya setiap hari sampai stabil

Pemeriksaan lain ( sesuai indikasi ): kultur darah, kultur urin, kultur pus.

H. TerapiAkses intravena (iv) 2 jalur, salah satunya dicabang dengan 3 way :I. Cairan :

Nacl 0.9% diberikan + 1-2 L pada 1 jam pertama, lalu + 1 L pada 1 jam kedua, lalu + 0.5 L pada 1 jam ketiga dan ke empat, + 0.25 L pada 1 jam kelima dan keenam, selanjutnya sesuai kebutuhan.

Julmah cairan yang diberikan dalam 15 jam sekitar 5 L.

Jika Na > 155 mEq/L ( ganti cairan dengan Nacl 0.45%Jika GD < 200 mg/dL ( ganti cairan dengan Dextrose 5 %II. Insulin ( reguler insulin =RI):Diberikan setelah 2 jam rehidrasi cairan.

RI bolus 180 mU/kgBB IV, dilanjutkan :

RI drip 90 mU/kgBB/jam dalam Nacl 0.9%

Jika GD < 200 mg/dl : kecepatan dikurangi ( RI drip 45 mU/kgBB/jam dalam Nacl 0.9%

Jika GD stabil 200 300 mg/dL selama 12 jam ( RI drip 1-2 U/ jam IV , disertai sliding scale setiap 6 jam :GD

(mg/dL)

RI

( Unit, subkutan )

350

20

Jika kadar GD ada yang < 100 mg/dl : drip dapat dihentikan.Setelah sliding scale tiap 6 jam, dapat diperhitungkan kebutuhan insulin sehari ( dibagi 3 dosis sehari subkutan, sebelum makan ( bila pasien sudah makan).III. Kalium

Kalium (KCL) drip dimulai bersamaan dengan drip RI, dengan dosis 50 mEq/6 jam. Syarat : tidak ada gagal ginjal, tidak ditemukan gelombang T yang lancip dan tinggi pada EKG, dan jumlah urin cukup adekuat.

Bila kadar K pada pemeriksaan elektrolit kedua :

< 3.5 ( drip KCL 75 mEq/6jam

3.0-4.5 ( drip KCL 75 mEq/6jam

4.5 6.0 ( drip KCL 75 mEq/6jam

> 6.0 ( drip dihentikanBila sudah sadar, diberikan K oral selama seminggu.IV. Natrium bikarbonat

Drip 100 mEq bila Ph < 7.0 disertai KCL 26 mEq drip.

50 mEq bila Ph 7.0 7.1 disertai KCL 13mEq drip.

Juga diberikan pada asidosis laktat dan hiperkalemi yang mengancam.V. Tata laksana Umum :

1. Oksigen bila PO2 < 80 mmHg2. Antibiotika adekuat

3. Heparin : bila ada KID atau hiperosmolar ( > 380 mOsm/L) terapi disesuaikan dengan pemantauan klinis

4. Tekanan Darah, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan, temperatur setiap jam.

5. Kesadaran setiap jam.

6. Keadaan hidrasi ( Turgor, lidah ) setiap jam.

7. Produksi urin setiap jam, balans cairan

8. Cairan infus yang masuk setiap jam.

9. Pemantauan laboratorik.

I. EdukasiPenyakit DM, makna dan perlunya pengendalian dan pemantauan DM, penyulit DM, intervensi farmakologis dan non farmakologis, hipoglikemia, masalah khusus yang di hadapi, cara mengembangkan sistem pendukung dan mengajarkan ketrampilan, cara mempergunakan fasilitas perawatan kesehatan.

J. PrognosisAd vitam : dubia ad malamAd sanationam : dubia ad malamAd funsionam : dubia ad malam

K. Tingkat EvidensI/II/III/IV

L. Tingkat RekomendasiA/B/C

M. Penelaah kritis

1. dr. Khaira Utia Yusrie, Sp.PD

2. dr. E. Mudjaddid, Sp.PD

N. Indikator Medis1. Keton darah2. Keton Urin3. Gula darah, pH, K

O. Kepustakaan 1. PERKENI. Petunjuk Praktis Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe 2. 2002.

Disetujui oleh :

Ketua Komite Medis

Dr. Mukhtar Ikhsan Sp. P (K), MARSDibuat Oleh :

Ketua SMF Penyakit Dalam

Dr. Khaira Utia, Sp. PD