kadar karbohidrat.docx

31
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan pangan merupakan bahan yang memiliki kandungan gizi yang berbeda-beda. Kandungan gizi yang ada pada bahan pangan berpengaruh pada kualitas bahan tersebut. Kandungan gizi yang ada pada bahan pangan adalah protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan lain sebagainya. Karbohidrat merupakan sumber kalori bagi setiap tubuh. Karbohidrat adalah senyawa yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat di alam. Karbohidrat memiliki struktur yang sederhana hingga stuktur yang komplek. Strktur yang sederhana dari karbohidrat adalah monosakarida dan disakarida. Selain itu karbohidrat memilik struktur yang rantainya lebih pendek dari polisakarida yaitu oligosakarida yang terdiri dari stakiosa, rafinosa, fruktooligosakarida, dan galaktooligosakarida. Sedangkan struktur yang paling komplek adalah polisakarida yang terdiri dari pati, selulosa, glikogen dan hemiselulosa. Kelompok karbohidrat berdasarkan kemampuan untuk dicerna oleh tubuh terdiri dari karbohidrat dapat dicerna adalah (monosakarida, disakarida, dekstrin dan pati. Sedangkan karbohidrat yang tidak dapat dicerna adalah serat dan hemiselulosa. Karbohidrat dalam bahan pangan dapat diketahui dengan cara menganalisis kadar karbohidrat pada bahan pangan tersebut. Untuk menganalisis karbohidrat total dapat

Transcript of kadar karbohidrat.docx

Page 1: kadar karbohidrat.docx

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan pangan merupakan bahan yang memiliki kandungan gizi yang berbeda-beda.

Kandungan gizi yang ada pada bahan pangan berpengaruh pada kualitas bahan tersebut.

Kandungan gizi yang ada pada bahan pangan adalah protein, karbohidrat, lemak,

vitamin dan lain sebagainya. Karbohidrat merupakan sumber kalori bagi setiap tubuh.

Karbohidrat adalah senyawa yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen yang

terdapat di alam. Karbohidrat memiliki struktur yang sederhana hingga stuktur yang

komplek. Strktur yang sederhana dari karbohidrat adalah monosakarida dan disakarida.

Selain itu karbohidrat memilik struktur yang rantainya lebih pendek dari polisakarida

yaitu oligosakarida yang terdiri dari stakiosa, rafinosa, fruktooligosakarida, dan

galaktooligosakarida. Sedangkan struktur yang paling komplek adalah polisakarida

yang terdiri dari pati, selulosa, glikogen dan hemiselulosa. Kelompok karbohidrat

berdasarkan kemampuan untuk dicerna oleh tubuh terdiri dari karbohidrat dapat dicerna

adalah (monosakarida, disakarida, dekstrin dan pati. Sedangkan karbohidrat yang tidak

dapat dicerna adalah serat dan hemiselulosa.

Karbohidrat dalam bahan pangan dapat diketahui dengan cara menganalisis kadar

karbohidrat pada bahan pangan tersebut. Untuk menganalisis karbohidrat total dapat

menggunakan metode by different, anthrone, dan fenol. Sedangkan untuk menganalisis

gula reduksi menggunakan metode Nelson-Somogyi. Metode ini didasarkan pada reaksi

reduksi perekasi tembaga sulfat oleh gula-gula pereduksi. Perhitungan kandungan gula

pereduksi pada sampel dapat menggunakan kurva standart (hubungan antara konsentrasi

gula standar dengan absorbans) serta memperhitungkan pengenceran yang dilakukan.

Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode Nelson-Somogyi dengan

prinsip analisis metode oksidasi dengan kupri berdasarkan pada peristiwa tereduksinya

kuprioksida menjadi kuprooksida karena adanya gula reduksi. Penentuan gula reduksi

cara Nelson-Somogyi, yang direduksi adalah jumlah endapan kuprooksida yang

bereaksi dengan arsenomolybdat yang akan mereduksi menjadi molybdine blue, warna

biru yang terjadi diukur absorbansinya.

Maka dari itu, praktikum ini perlu dilakukan untuk mengetahui kadar karbohidrat

pada bahan pangan dengan menggunakan metode Nelson-Somogyi.

Page 2: kadar karbohidrat.docx

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara penentuan gula reduksi bahan pangan dan hasil

pertanian

2. Untuk mengetahui cara pengambilan sampel yang akan dianalisa (homogenisasi)

3. Untuk mengetahui cara ekstraksi gula reduksi didalam preparasi sampel bahan

pangan dan hasil pertanian yang akan dianalisis kadar gula reduksinya.

Page 3: kadar karbohidrat.docx

BAB 2. BAHAN DAN PROSEDUR ANALISA

2.1 Bahan

2.1.1 Bahan Pangan

1. Pepaya (Carica papaya L.)

Pepaya merupakan tanaman yang berasal dari Amerika tropis. Buah pepaya

tergolong buah yang popular dan digemari oleh hampir seluruh penduduk penghuni

bumi ini. Batang, daun, dan buah pepaya muda mengandung getah berwarna putih.

Getah ini mengandung suatu enzim pemecah protein atau enzim proteolitik yang disebut

papain (Kalie, 1999).

Dalam sistematika (taksonomi) tumbuh-tumbuhan, tanaman pepaya ( Carica papaya L )

diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae ( tumbuh-tumbuhan )

Divisio : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

Subdivisio : Angiospermae ( berbiji tertutup )

Class : Dicotyledonae ( biji berkeping dua )

Ordo : Caricales Familia : Caricaceae

Genus : Carica

Species : Carica papaya L. (Sumber: Hutapea, 1991)

Tabel 1. komposisi gizi buah pepaya masak dan pepaya muda per 100 gram

Zat gizi Pepaya buah masak Pepaya buah muda

Energi (kkal) 46 26

Protein (g) 0,5 2,1

Lemak (g) 0 0,1

Karbohidrat (g) 12,2 4,9

Kalsium (mg) 23 50

Fosfor (mg) 12 16

Besi (mg) 1,7 0,4

Vitamin A (SI) 365 50

Vitamin B1 (mg) 0,04 0,02

Vitamin C (mg) 78 19

Air (g) 86,7 92,3

(Sumber : Direktorat Gizi Depkes, 1992)

Page 4: kadar karbohidrat.docx

Selain gizinya yang tinggi, pepaya adalah buah yang memiliki kandungan tinggi

antioksidan. Ini termasuk vitamin C, flavonoid, folat, vitamin A, mineral, magnesium,

vitamin E, kalium, serat dan vitamin B. Antioksidan memerangi radikal bebas dalam

tubuh dan menjaga kesehatan sistem kardiovaskular dan memberikan perlindungan

terhadap kanker usus besar (Superkunam,2010).

Pepaya merupakan sumber antioksidan yang sangat baik, buah pepaya

membantu mencegah oksidasi kolesterol dalam hati. Kolesterol tinggi dapat

menyebabkan serangan jantung dan stroke. Ini dapat dicegah dengan mengkonsumsi

buah pepaya secara teratur. Selain itu pepaya juga sarat akan serat yang kemudian dapat

membantu menurunkan kadar kolesterol dalam hati. Asam folat yang ditemukan dalam

pepaya menghilangkan zat-zat berbahaya yang dapat merusak dinding pembuluh darah

dan menyebabkan serangan jantung. Salah satu manfaat buah pepaya lainnya yaitu

sebagai pencegahan penyakit jantung, dan diabetes (Superkunam,2010).

2. Pisang

Pisang merupakan salah satu tanaman buah yang mempunyai prospek yang

cukup cerah, dimana setiap orang gemar mengkonsumsi buah pisang. Tanaman pisang

dapat hidup dengan baik di daerah yang mempunyai iklim tropis sampai ketinggian

1000 meter diatas permukaan laut. Pada keadaan kering pun masih bisa hidup, ini

hubungannya dengan batangnya yang mengandung air (Sumartono, 1981).

Kedudukan tanaman pisang dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan adalah sebagai

berikut.

Divisi : Spermatophyta

Sub Devisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Famili : Musaceae

Genus : Musa

Spesies : Musa paradisiaca L. (Tjitrosoepomo, 2000).

Manfaat pisang bagi kesehatan cukup potensial karena buah pisang mengandung

makanan yang bergizi lengkap. Menurut ilmuwan dari Universitas Johns Hopkins di

Amerika Serikat bahwa potasium (kalsium) dalam pisang sangat membantu

memudahkan pemindahan garam (natrium) dalam tubuh, sehingga akan cepat

menurunkan tekanan darah (Mulyanti, 2005).

Page 5: kadar karbohidrat.docx

Tabel 2. Kandungan Gizi Buah Pisang, per 100 gram

Bahan senyawa Kompetensi

Air (gram) 75

Energi (K) 88

Karbohidrat (gram) 23

Protein (gram) 1,2

Lemak (gram) 0,2

Ca (mg) 8

P (mg) 28

Fe (mg) 0,6

Vitamin A 439

Vitamin B-1 0,04

Vitamin C (mg) 78

(Sumber: mulyanti, 2005)

2.2.2 Bahan Kimia

1. Arsenomolybdat

Penambahan reagen Arsenomolybdat bertujuan agar bisa bereaksi dengan

endapankuprooksida. Pada peristiwa ini kuprooksida akan mereduksi kembali

arsenomolibdat menjadi molibdenum yang berwarna biru. Warna biru tersebut nantinya

akan diukur absorbansinya dengan spektrofotometer (Mudanifah & Susanto dalam

Razak dkk, 2012). Arsenomolybdat mengandung amonium molibdat, H2SO4,

Na2H2SO4.7H2O. Cara pembuatannya yaitu sebagai berikut:

1) Dilarutkan 25 g Ammonium molybdat dalam 450 ml akuadest dan ditambahkan 25

ml asam sulfat pekat.

2) Dilarutkan pada tempat yang lain 3 g Na2HASO4 7 H2O dalam 25 ml akuades.

3) Larutan kedua dituangkan kedalam larutan yang pertama, dan disimpan dalam botol

berwarna cokelat.

4) Selanjutnya diinkubasi pada suhu 370 ͦC selama 24 jam (hingga larutan berwarna

kuning)

2. Larutan Nelson-Somogy

Reagen Nelson berfungsi sebagai oksidator antara kuprooksida yang bereaksi

dengan gula pereduksi membentuk endapan merah bata, Kalium Na-Tartrat yang

Page 6: kadar karbohidrat.docx

terkandung dalam reagen Nelson berfungsi untuk mencegah terjadinya pengendapan

kuprioksida. Dengan membandingkannya terhadap larutan standar, konsentrasi gula

dalam sampel dapat ditentukan (Lang dalam Razak dkk, 2012).

- Larutan Nelson A

Dilarutkan 12,5 g natrium karbonat anhidrat 12,5 kalium natrium tatrat, 10 g natrium

bikarbonat, dan 100 g natrium sulfat anhidrat dalam 350 ml akuadest. Kemudian

diencerkan sampai 500 ml

- Larutan Nelson B

Dilarutkan 7,5 g CuSO4 5 H2O dalam 50 ml akuades dan ditambahkan 1 tetes H2SO4

(pekat).

Pereaksi Nelson dibuat dengan cara mencampurkan 25 ml bagian larutan Nelson

A dan 1 ml bagian larutan Nelson B. Pencampuran dilakukan pada setiap hari akan

digunakan (Ermaiza, 2009).

3. BaOH

Ba(OH)2 merupakan salah satu jenis basa kuat. Basa kuat adalah jenis senyawa

sederhana yang dapat mendeprotonasi asam sangat lemah di dalam reaksi asam basa.

Barium hidroksida juga bisa didefinisikan sebagai kristal monoklinik yang tidak

berwarna, meleleh pada suhu 78 ͦC, larut dalam air, tidak larut dalam aseton, serta

digunakan untuk penyabunan lemak dan peleburan silikat. Cara mempersiapkan

Ba(OH)2 0,3 N adalah larutkan 47,295 g Ba(OH)2 . 8 H2O dengan aquades dalam labu

ukur dan tera hingga volume akhirnya menjadi 1000 mL. Larutan ini harus

distandarisasi terhadap larutan ZnSO4 5% dengan cara mentitrasinya dengan indikator

fenolftalein. Sebanyak 10 mL larutan ZnSO4 5% diencerkan dengan 100 mL aquades,

lalu tambahkan satu tetes fenolftalein dalam erlenmeyer 250 mL, dan titrasi dengan

larutan Ba(OH)2 0,3 N harus tepat 10 mL, bila tidak, maka sempurnakan agar dapat

tepat 10 mL dan titrasi ulang(Firmansyah, 2014).

4. ZnSO4

ZnSO4 merupakan senyawa kristal berwarna putih. Cara mempersiapkan ZnSO4

5% adalah larutkan 50 g ZnSO4 . 7 H2O dengan aquades dalam labu ukur dan tera

hingga volume akhirnya menjadi 1000 mL (Firmansyah, 2014).

5. Glukosa Anhidrat

Page 7: kadar karbohidrat.docx

Pepaya atau pisang

Penimbangan 5 gram

Pengenceran 3 kali dengan aquades 75 ml

@25 ml

Penghalusan

Larutan glukosa standar adalah larutan glukosa murni. Pembuatan glukosa

standar adalah larutkan 1.25 gram glukosa anhidrit sampai 500 ml.

6. CaCO3

Kalsium karbonat adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CaCO3. Ini adalah

zat yang umum ditemukan di batuan di semua bagian dunia, dan merupakan komponen

utama dari cangkang organism laut, siput, mutiara, dan kulit telur. Kalsium karbonat

adalah bahan aktif dalam kapur pertanian, dan biasanya merupakan penyebab utama air

keras, Hal ini biasanya digunakan secara medis sebagai kalsium suplemen atau sebagai

antisida, namun konsumsi yang berlebihan dapat membahayakan. Kalsium karbonat bila

dipanaskan akan pecah dan menjadi serbuk remah yang lunak yang dinamakan calsium

oksida (CaO).Sifat kimia kalsium karbonat adalah sedikit larut dalam air. Kemudian

untuk sifat fisikanya adalah sebagai beikut: Rumus molekul: CaCO3, Berat moleku:

100,09 gr/mol, Berbentuk serbuk putih, Berat jenis : 2,8 gr/cm3, Melting point: 825 ͦC

Pembuatan kalsium karbonat dapat dilakukan dengan cara mengeringkan

Ca(OH)2 hingga molekul H2O dilepaskan ke udara sedangkan molekul CO2 diserap dari

udara sekitar sehingga Ca(OH)2 dapat berubah kembali menjadi CaCO3. Reaksinya

dapat ditunjukkan sebagai berikut:

Ca(OH)2 + CO2 --> CaCO3 + H2O

Secara kimia, sama saja dengan bahan mentahnya, namun kalsium karbonat yang

terbentuk kembali tampak berbeda dari CaCO3yang semula sebelum bereaksi, karena

kalsium karbonat yang terbentuk kembali tidak terbentuk dalam tekanan yang tinggi di

dalam bumi (Purwoko dan Pramudyanti, 2004).

7. Aquades

Aquadest adalah air hasil destilasi atau penyulingan, sehingga hanya terdiri dari

H2O saja (air murni) (Sukarsono, 2008).

2.2 Persiapan Bahan

Page 8: kadar karbohidrat.docx

Gambar 1. Diagram alir preparasi bahan

Perlakuan pertama saat preparasi bahan untuk analisis karbohidrat adalah bahan

yang berupa pepaya dan pisang dilakukan penimbagan sebanyak 5 gram yang fungsinya

untuk mengetahui berat sampel awal. Setelah itu dihaluskan dengan mortar yang

fungsinya untuk mempermudah mendapatkan ekstrak gula pada sampel. Perlakuan

Page 9: kadar karbohidrat.docx

Sampel 0,1 ml

10 ml sampel

Penambahan larutan Nelson Somogy 1 ml

Sampel 0,25 ml

selanjutnya adalah diencerkan sebanyak 3 kali dengan aquades 75 ml. Setiap kali

pengenceran menggunakan 25 ml aquades. Pengenceran dilakukan untuk mengekstrak

gula pada sampel. Setelah itu distirer yang fungsinya untuk mempermudah proses

filtrasi. Setelah distirer, kemudian difiltrasi dengan menggunakan kertas saring yang

akan memisahkan residu dengan filtrat. Filtrat yang dihasilkan tersebut ditambahkan

CaCO3 yang fungsinya untuk meningkatkan pH bahan. Setelah itu, dilakukan

pemanasan selama 20 menit yang fungsinya untuk menghidrolisis emzim penghidrolisis

glukosa. Proses selanjutnya adalah didinginkan yang bertujuan untuk menurunkan suhu

setelah pemanasan. Kemudian perlakuan selanjutnya adalah melakukan penambahan

BaOH dan ZnSO4. Penambahan BaOH fungsinya untuk menetralkan larutan dan

penambahan ZnSO4 fungsinya menjernihkan glukosa pada sampel. Setelah itu difiltrasi

kembali yang fungsinya untuk memisahkan residu dengan filtrat. Filtrat yang dihasilkan

kemudian ditera 100 ml ang fungsinya untuk memperkecil konsentrasi larutan bahan.

2.3 Prosedur Analisa

Page 10: kadar karbohidrat.docx

Gambar 2. Diagram alir analisis Kadar Karbohidrat

Perlakuan pertama yang harus dilakukan saat proses analisis karbohidrat adalah

sampel yang telah dilakukan preparasi bahan diambil 10 ml kemudian di bagi menjadi

sampel 0,1 ml dan sampel 0,25 ml yang fungsinya untuk menganalisis gula dalam bahan

dengan konsentrasi berbeda. Setelah itu ditambahkan larutan nelson somogy yang

fungsinya untuk mereduksi kuprioksida menjadi kuprooksida karena adanay gula

reduksi. Proses selanjutnya adalah divortex yang bertujuan untuk menghomogenisasi

Page 11: kadar karbohidrat.docx

Glukosa anhidrat(0; 0,1;0,25; 0,5; 0,75; 1; 1,25; 1,5; 1,75 ml)

Penambahan larutan Nelson Somogy 1 ml

larutan. Setelah larutan divortek, kemudian dipanaskan 30 menit yang fungsinya untuk

mempercepat proses reduksi. Tahapan selanjutnya adalah pendinginan yang fungsinya

untuk menurunkan suhu setalh proses pemanasan. Setelah larutan dingin, kemudian

ditambahkan larutan arsenomolybdat 1 ml yang bertujuan supaya dapat bereaksi dengan

kuprooksida dan menjadi methylen blue. Setelah itu divortex kembali untuk

menghomogenisasi laturan arsenomolybdat dengan larutan sampel dan nelson somogy.

Perlakuan selajutnya adalah menambahkan aquades hingga 100 ml yang fungsinya

untuk mempermudah proses pengukuran larutan. Kemudian divortex kembali yang

fungsinya untuk menghomogenkan lautan dengan aquades. Perlakuan yang terakhir

adalah melakukan pengukuran absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer yang

berfungsinya untuk mengetahui nilai absorbansi larutan pada sampel.

Page 12: kadar karbohidrat.docx

Gambar 3. Pembuatan Kurva Standart

Perlakuan pertama yang harus dilakukan saat pembautan kurva standart adalah

melakukan penambahan larutan neslson somogy sebanyak 1 ml pada glukosa anhidrat

berfungsi untuk mereduksi kuprioksida menjadi kuprooksida. Setelah itu divortex yang

bertujuan untuk menghomogenisasi glukosa anhidrat dengan larutan neslson somogy.

Perlakuan selanjutnya adalah larutan dipanaskan selama 20 menit yang fungsinya untuk

mempercepat produksi reduksi. Setelah dipanaskan, kemudian didinginkan yang

Page 13: kadar karbohidrat.docx

bertujuan untuk menurunkan suhu larutan. Setelah dingin, kemudian ditambahkan

larutan arsenomolybdat 1 ml yang fungsinya supaya dapat bereaksi dengan kuprooksida

dan menjadi methylen blue. Proses selanjutnya yaitu, lautan divortex uang fungsinya

untuk menghomogenisasi larutan tersebut. Setelah itu ditambahkan aquades hingga 100

ml yang fungsinya untuk mempermudah pengukuran larutan tersebut. Tahapan

selanjutnya adalah larutan divortex kembali. Perlakuan yang terakhir adalah mengukur

absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer yang berfungsi untuk mengetahui

nilai absorbansi pada sampel.

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Tabel 3. Hasil pengamatan kadar karbohidrat pada pisangBahan Persamaan Cuplika Ulangan Absorba Konsentrasi Kandungan

Page 14: kadar karbohidrat.docx

n (ml) n (y) (x) (mg) gula pereduksi

Pisang 1  

0,1 1 0.3550 0.0295 0.5909  2 0.5230 0.0442 0.8831

0,25 1 0.703 0.0598 0.9926  2 1.165 0.1000 1.7699

Rata-Rata 1,0591

SD 0,5033RSD 47,52

Pisang 2

0,1 1 0.5860 0.0496 0.9926  2 0.4970 0.0885 1.7699

0,25 1 1.891 0.1631 3.2620  2 1.033 0.0885 1.7699

Rata-rata 1,9486

SD 0,9492RSD 48,71

Tabel 3. Hasil pengamatan kadar karbohidrat pada pepaya

BahanPersamaa

nCuplikan

(ml)Ulangan

Absorban (y)

Konsentrasi (x) (mg)

Kandungan gula

pereduksi (%)

Pepaya 1  

0,1 1 0.468 0.0394 0.7874  2 0.778 0.0663 1.3265

0,25 1 0.644 0.0547 1.0935  2 0.504 0.0425 0.8500

Rata-Rata 1,0144SD 0,2465

RSD 24,30

Pepaya 2

 

0,1 1 0.298 0.0246 0.4918  2 0.29 0.0239 0.4779

0,25 1 0.392 0.0328 0.6552  2 0.487 0.0410 0.8205

Rata-rata 0,6114SD 0,1610

RSD 26,34CARA PERHITUNGAN

BAHAN : PISANG

Ulangan 1

1. y = 11.50x + 0.015

Page 15: kadar karbohidrat.docx

0.355 = 11.5x + 0.015

x = 0.355−0.015

11.5 = 0.029565217 mg

Kandungan gula pereduksi = x xV total

V analisa xberat sampel x 100

= 0.029565217 mg x 10 ml

0.1 ml x 5 g x 100

= 0.29565217 mg .ml

0.5 g . ml x 100

= 0.59130434 g/100 g sampel

2. y = 11.50x + 0.015

0.523 = 11.5x + 0.015

x = 0.523−0.015

11.5

= 0.04417391

Kandungan gula pereduksi = x xV total

V analisa xberat sampel x 100

= 0.04417391 mg x10 ml

0.1 ml x 5 g x 100

= 0.4417391 mg.ml

0.5 g . ml x 100

= 0.8834782 g/100 g sampel

Rata-rata(x) = 0.355+0.523

2

= 0.439

Standar Deviasi = √ ∑(Xi−X)n−1

Page 16: kadar karbohidrat.docx

= √ (0.355−0.439)2+(0.523−0.439)2

2−1

= √ 0.007056+0.0070561

= √0.014112

= 0,11879394

RSD = SD

Rata−rata x 100

= 0.11879394

0.439 x 100

= 27.060123

BAHAN : PEPAYA

Ulangan 1

1. y = 11.50x + 0.015

0.468 = 11.5x + 0.015

x = 0.468−0.015

11.5 = 0.039391304 mg

Kandungan gula pereduksi = x xV total

V analisa xberat sampel x 100

= 0.039391304mg x10 ml

0.1ml x 5 g x 100

= 0.39391304 mg . ml

0.5 g . ml x 100

= 0.787826087 g/100 g sampel

2. y = 11.50x + 0.015

0.778 = 11.5x + 0.015

x = 0.778−0.015

11.5

= 0.06634783 mg

Kandungan gula pereduksi = x xV total

V analisa xberat sampel x 100

= 0.06634783mg x 10 ml

0.1 ml x 5 g x 100

Page 17: kadar karbohidrat.docx

= 0.06634783 mg. ml

0.5 g . ml x 100

= 1.3269566 g/100 g sampel

Rata-rata(x) = 0.468+0.778

2

= 0.623

Standar Deviasi = √ ∑(Xi−X)n−1

= √ (0.468−0.623)2+(0.468−0.623)2

2−1

= √ 0.024025+0.0240251

= √0.04805

= 0.2192031

RSD = SD

Rata−rata x 100

= 0.2192031

0.623 x 100

= 35.185088

3.2 Pembahasan

Metode yang digunakan untuk analisis kadar karbohidrat pada prktikum kali ini

adalah metode nelson somogy untuk analisis gula reduksi. Bahan yang digunakan untuk

analisis kadar air adalah pepaya dan pisang. Berdasarkan data hasil pengamatan dan

perhitungan dapat diketahui kurva standart yang dapat digunakan untuk memperoleh

gula reduksi dari bahan-bah tersebut.

00.02

0.040.06

0.08 0.10.12

0.140.16

0.18 0.20

0.5

1

1.5

2

2.5

f(x) = 11.5013542033063 x + 0.0151709461836104R² = 0.999333716627779

absorbansi

absorbansiLinear (absorbansi)

Page 18: kadar karbohidrat.docx

Gambar 4. Grafik kurva standart

Kurva standart tersebut menunjukkan hubungan antara sumbu Y sebagai nilai

absorbansi dan X sebagai nilai konsentrasi. Semakin tinggi konsentrasi yang digunakan

maka semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan kandungan

gula reduksi yang ada pada glukosa. Nilai R2 menunjukkan mendekati 1, maka hal ini

menunjukkan bahwa hasil kurva standar glukosa telah standar.

Tabel 4. Hasil pengamatan kadar karbohidrat pada pisang

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa pisang 1 memiliki rata-rata

kandungan gula pereduksi sebesar 1,0591 dengan konsebrasi cuplikan 0,1 dan pada

pisang dengan konsentrasi cuplikan 0,25 sebesar 1,9486. Berdasarkan data tersebut

dapat diketahui bahwa pisang dengan konsentrai cuplikan 0,25 memiliki nilai rata-rata

kandungan gula pereduksi lebih besar. Hal tersebut terjadi karena pengaruh dari

konsentrasi sehingga nilai konsentrasi yang diperoleh juga berpengaruh pada nilai

absorbansi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Puspitasari (2014) yang menyatakan

bahwa semakin tinggi nilai konsentrasi yang dihasilkan maka absorbansi yang

dihasilkan semakin tinggi.

Berdasarkan data hasil pengamatan dan perhitungan dapat diketahui nilai SD

dari pisang dengan konsentrasi 0,1 adalah 0,5033 dan 1,9486 pada pisang dengan

konsentrasi cuplikan 0,25. Berdasarkan data tersebut pisang dengan konsentrasi

cuplikan 0,1 memiliki data kandungan gula pereduksi yang teliti dan tepat. Hal tersebut

terjadi karena diperoleh nilai SD yang kurang dari 1. Sedangkan pada pisang yang

berkonsentrasi 0,25 memiliki nilai SD lebih dari 1. Sehingga data tersebut memiliki

ketepatan dan ketelitiann yang rendah. Hal tersebut terjadi karena adanya kesalahan

Rata-rata SD RSD0

10

20

30

40

50

60

1.0591 0.5033

47.52

1.9486 1.9486

48.71

Pisang 0.1Pisang 0.25

Page 19: kadar karbohidrat.docx

prosedur analisis. Kesalahan tersebut adalah saat membaca meniskus pada alat

pengukur volume. Sehingga berpengaruh pada data yang dihasilkan. Menurut SNI-01-

2891-1992 menyatakan bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam pembacaan alat

pengukur volume: meniskus dan ketelitian.

Berdasarkan data hasil pengamatan dan perhitungan dapat diketahui nilai RSD

pada pisang dengan konsentrai 0,1 adalah 47,52 dan 48,71 pada pisang dengan

konsentrai 0,25. Berdasarkan data tersebut dapat diketaui bahwa terjadi perbedaan nilai

dengan nilai yang telah ditentukan. Menurut (Puspitasari, 2015), bila selang

kepercayaan yang digunakan 95% maka data analisis dapat diterima bila mempunyai

koefisien variasi <5%, sedangkan bila selang kepercayaan yang digunakan 99% maka

data analisis dapat diterima bila mempunyai variasi <1%. Data hasil analisa dapat

dinyatakan akurat dan tepat apabila telah melakukan prosedur analisa degan prosedur

yang telah ditetapkan. Kesalahan prosedur terjadi juga akibat kesalahan acak yang

disebabkan oleh pengukuran alat ataupun prosedur analisa.

Tabel 5. Hasil pengamatan kadar karbohidrat pada pepaya

Berdasarkan data hasil pengamatan dan perhitungan dapt diketahui bahwa nilai

rata-rata gula pereduksi dari pepaya dengan konsentrasi 0,1 adalah 1,0144 dan 0,6114

dengan konsentrasi pepaya 0,25. Berdasarkan data tesebut dapat diketahui bahwa nilai

rata-rata gula pereduksi lebih besar yang dengan konsentrasi 0,1. Hal tersebut terjadi

Rata-rata SD RSD0

5

10

15

20

25

30

1.0144 0.2465

24.65

0.6114 0.161

26.34

Pepaya 0.1Pepaya 0.25

Page 20: kadar karbohidrat.docx

kesalahan data karena tidak sesuai dengan literatur menurut Puspitasari (2014) yang

menyatakan bahwa semakin tinggi nilai konsentrasiyang dihasilkan maka absorbansi

yang dihasilkan semakin tinggi. Kesalahan data tersebut disebabkan karena adanya

kesalahan prosedur analisis yang dilakukan oleh praktikan. Kesalahan tersebut adalah

saat membaca meniskus pada alat pengukur volume. Sehingga berpengaruh pada data

yang dihasilkan. Menurut SNI-01-2891-1992 menyatakan bahwa hal yang perlu

diperhatikan dalam pembacaan alat pengukur volume: meniskus dan ketelitian.

Nilai rata-rata yang diperoleh berpengaruh pada nilai SD yang akan diperoleh

pula. Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai SD 0,2465 pada pepaya dengan

konsentrasi 0,1 dan 0,161 pada pepaya dengan konsentrasi 0,25. Hal tersebut tejadi

penurunan nilai SD dengn konsentrasi yang semakin tinggi. Hal tersebut terjadi karena

nilai rata-rata yang diperoleh lebih besar yang dengan konsentrasi 0,1 dari pada 0,25.

Namun berdasarkan nilai SD tersebut dapat dinyatakan bahwa data yang diperoleh

memiliki ketelitian dan ketepatan yang cukup baik. Karena nilai SD yang diperoleh

kurang dari angka 1. Sedangkan menurut pernyataan Menurut Miller (1991), suatu

replikasi dapat dikatakan presisi apabila memiliki nilai standar deviasi lebih kecil dari

2,5.

Nilai SD yang telah diperoleh berpengaruh pada nilai RSD yang akan diperoleh.

Nilai RSD yang diperoleh dari pepaya dengan konsentrasi 0,1 adalah 24,65 dan pada

pepaya dengan konsentrasi 0,25 adalah 26,34. Berdasarkan data tersebut dapat

dinyatakan bahwa data kandungan gula pereduksi tidak tepat dan teiti kerena nilai RSD

yang diperoleh lebih dari 5. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan (Puspitasari, 2014)

yang menyatakan bahwa selang kepercayaan yang digunakan 95% maka data analisis

dapat diterima bila mempunyai koefisien variasi <5%, sedangkan bila selang

kepercayaan yang digunakan 99% maka data analisis dapat diterima bila mempunyai

variasi <1%. Namun pada SD yang diperoleh, data memiliki ketepatan dan ketelitian

yang baik, karena kurang dari 1. Kesalah data tersebut terjadi karena adanya kesalahan

sistematik seperti kesalahan kalibrasi dari instrumen atau alat ukur yang digunakan

seperti neraca analitis, pipet dan spektrofotometer. Sehingga dapat menyebabkan data

yang diperoleh menyimpang dari nilai yang sebenarnya pada suatu arah tertentu.

Page 21: kadar karbohidrat.docx

BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum praktikum yang telah dilakukan adalah sebagai

berikut:

1. Gula reduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi

senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa.

2. Metode yang digunakan pada praktikum ini yaitu metode nelson somoghy.

Prinsip kerja Nelson Somogyi yaitu tereduksinya jumlah endapan kuprooksida

yang bereaksi dengan arsenomolibdat yang tereduksi menjadi molybdine blue

dan warna biru diukur absorbansinya.

3. Nilai rata-rata gula reduksi pada pisang lebih besar dari pada pepaya baik

konsentrasi 0,1 maupun 0,25. Nilai gula reduksi pisang yaitu 1,0591% sedangkan

pepaya 1,0144

4. Nilai SD dan RSD pada pisang lebih besar daripada pepaya baik konsentrasi 0,1

maupun 0,25.

Page 22: kadar karbohidrat.docx

4.2 Saran

Saran untuk praktikum analisis kadar karbohidrat selanjutnya adalah lebih hati-

hati dan teliti saat melakukan prosedur analisis. Terutama pada saat membaca meniskus

pada alat pengukur volume harus benar dan teliti. Sehingga data yang diperoleh tepat

dan teliti serta sesuai dengan literatur yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI. 1992. Daftar Komposisi Bahan Makanan.

Bharata Jakarta.

Kalie, M 1999. Betanam pepaya. Jakarta. Penebar swadaya.

Miller, J.C, (1991), Statistika untuk Kimia Analitik, Penerbit ITB, Bandung

Mudanifah dan W.H. Susanto. 2010. Proses Pembuatan Kombucha Murbei (Morus

alba L. (kajian Jenis Gula dan Lama Fermentasi).

http://tehapeub.net/ejurnal/6ebb6.

Mulyanti S., 2005. Teknologi Pangan, Trubus Agri Sarana, Surabaya.

Sudarmadji, Slamet. 1984. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:

Sumartono, 1981. Pisang, Bumi Restu, Jakarta.

Superkunam, 2010, Manfaat Konsumsi Buah Pepaya, www.google.co.id/, diakses pada

tanggal 8 Oktober 2010.

Syamsuhidayat, S.S and Hutapea, J.R, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, edisi

kedua, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Page 23: kadar karbohidrat.docx

Tjitrosoepomo, G., 2000. Taksonomi Tumbuhan Spermathophyta. Cetakan ke-9, UGM

Press, Yogyakarta