kadar Hb

15
MENGUKUR KADAR HEMOGLOBIN (Hb) Tujuan : 1. Mengukur kadar haemoglobin (Hb) darah. Dasar Teori : Sel darah merah ( eritrosit ). Merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah. Sel darah merah mengandung hemoglobin , yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke paru-paru (Almatsier, 2009). Hemoglobin adalah molekul protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh dan karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. Hemoglobin terdiri dari empat molekul protein (globulin rantai) yang terhubung bersama-sama. Hemoglobin dewasa normal (Hbg) molekul mengandung rantai 2-globulin alfa dan 2 rantai beta-globulin. Pada janin dan bayi, hanya ada beberapa rantai beta dan molekul hemoglobin terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gamma. Saat bayi tumbuh, rantai gamma secara bertahap diganti dengan rantai beta. Setiap rantai globulin berisi struktur pusat penting yang disebut molekul heme. Tertanam dalam molekul heme adalah besi yang mengangkut oksigen dan karbon dioksida dalam darah kami. Besi yang terkandung dalam

description

ini adalah data Hb

Transcript of kadar Hb

Page 1: kadar Hb

MENGUKUR KADAR HEMOGLOBIN (Hb)

Tujuan :

1. Mengukur kadar haemoglobin (Hb) darah.

Dasar Teori :

Sel darah merah ( eritrosit ). Merupakan sel yang paling banyak

dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam keadaan normal mencapai

hampir separuh dari volume darah. Sel darah merah mengandung

hemoglobin , yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen

dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen

dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah

berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari

jaringan dan kembali ke paru-paru (Almatsier, 2009).

Hemoglobin adalah molekul protein dalam sel darah merah yang

membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh dan karbon dioksida

dari jaringan ke paru-paru. Hemoglobin terdiri dari empat molekul protein

(globulin rantai) yang terhubung bersama-sama. Hemoglobin dewasa

normal (Hbg) molekul mengandung rantai 2-globulin alfa dan 2 rantai

beta-globulin. Pada janin dan bayi, hanya ada beberapa rantai beta dan

molekul hemoglobin terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gamma. Saat

bayi tumbuh, rantai gamma secara bertahap diganti dengan rantai beta.

Setiap rantai globulin berisi struktur pusat penting yang disebut molekul

heme. Tertanam dalam molekul heme adalah besi yang mengangkut

oksigen dan karbon dioksida dalam darah kami. Besi yang terkandung

dalam hemoglobin juga bertanggung jawab untuk warna merah darah

(Nugraha, 2007).

Hemoglobin adalah senyawa pembawa oksigen pada sel darah

merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml

darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada

darah. Kandungan hemoglobin yang rendah dengan demikian

mengindikasikan anemia. Bergantung pada metode yang digunakan, nilai

hemoglobin menjadi akurat sampai 2-3%. Metode yang lebih dulu dikenal

adalah metode Sahli yang menggunakan teknik kima dengan

Page 2: kadar Hb

membandingkan senyawa akhir secara visual terhadap standar gelas

warna. Ini member 2-3 kali kesalahan rata-rata dari metode yang

menggunakan spektrofotometer yang baik (Supariasa, 2002).

Gejala Kekurangan Hemoglobin yaitu :

1. Sering pusing. Hal ini disebabkam otak sering mengalami

periode kekurangan pasokan oksigen yang di bawa Hb terutama saat

tubuh memerlukan tenaga yang banyak

2. Mata berkunagn kunang. Kurangnya oksigen otak akan

mengganggu pengaturan saraf2 pusat mata.

3. Pingsan. Kekurangan oksigen dalam otak yang bersifat

ekstrim/mendadak dalam jumlah besar akan menyebabkan pingsan.

4. Nafas cepat. Jika Hb kurang, untuk memenuhi kebutuhan

oksigen maka kompensasinya menaikkan frekwensi nafas. Orang awam

menggambarkan ini dengan sesak nafas.

5. Jantung berdebar. Untuk menculupi kebutuhan oksigen maka

jantung harus memompa lebih sering agar darah yang mengalir di paru2

lebih cepat mengikat oksigen

6. Pucat. Hb adalah zat yang zat yang mewarnai darah menjadi

merah maka kekurangan yang ekstrim akan menyebabkan pucat pada

tubuh. Untuk mengetahui secara pasti tentunya harus dengan

pemeriksaan kadar Hb secara laboratorik

Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering

adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan

kemoterapi dan abnormalitas hemoglobin bawaan. Kadar hemoglobin

yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran

tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor

dan gangguan sumsum tulang juga bisa meningkatkan kadar hemoglobin

(Linman, 1999).

Hb merupakan parameter yang digunakan secara luar untuk

menetapkan prevalensi anemia. Garby at el menyatakan bahwa

penentuan status anemia yang hanya menggunakan kadar Hb ternyata

kurang lengkap, sehingga perlu ditambahkan dengan pemeriksaan yang

lain (Supariasa, 2002).

Page 3: kadar Hb

Untuk mencegah dan mengobati anemia, maka penentuan faktor-

faktor penyebabnya sangat diperlukan. Jika penyebabnya adalah masalah

nutrisi, penilaian status gizi dibutuhkan untuk mengidentifikasi nutrient

yang berperan dalam kasus anemia. Anemia gizi dapat disebabkan oleh

berbagai macam nutrient penting pada pembentukan Hb (Departemen

Gizi UI, 2007).

Anemia ditandai dengan rendahnya kosentrasi hemoglobin (Hb)

atau hematokrit nilai ambang batas (referensi) yang disebabkan oleh

rendahnya produksi sel darah merah (eritrosit) dan Hb, meningkatnya

kerusakan eritrosit (hemolisis), atau kehilangan darah yang berlebihan

(Departemen Gizi UI, 2007).

Dalam masyarakat dikenal penyakit kurang darah yang biasa

disebut dengan anemia. Sebenarnya anemia bukanlah penyakit kurang

darah. Definisi yang lebih tepat adalah kurangnya (defisiensi) sel darah

merah karena kadar hemoglobin yang rendah dalam darah. Jumlah rata –

rata sel darah merah/mm³ pada laki-laki normal adalah 5.200.000,

sedangkan pada wanita normal 4.700.000. Jika seseorang memiliki jumlah

sel darah merah/mm³ kurang dari rata-rata jumlah normal, bisa dikatakan

ia menderita anemia. Sel darah merah dibentuk di sumsum tulang. Dalam

pembentukannya diperlukan vitamin B12 (sianokobalamin) dan asam folat

(Barasi, 2007).

Salah satu bagian yang menyusun sel darah merah adalah

hemoglobin. Hemoglobin merupakan suatu struktur protein yang

merupakan bagian dari sel darah merah dan yang menyebabkan warna

merah pada darah. Hemoglobin bertugas mengikat oksigen dari paru-paru

dan membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh untuk memenuhi

kebutuhan oksigen semua jaringan tubuh. Dalam pembentukan

hemoglobin diperlukan zat besi. Zat besi merupakan salah satu komponen

penyusun hemoglobin. Jika tubuh kekurangan zat besi (defisiensi zat besi),

maka akan menghambat pembentukan hemoglobin yang berakibat pada

terhambatnya pembentukan sel darah merah. Selanjutnya timbullah

anemia akibat kekurangan zat besi yang disebut dengan anemia

defisiensi zat besi (Barasi, 2007).

Page 4: kadar Hb

Nilai normal yang paling sering dinyatakan adalah 14-18 gm/100 ml

untuk pria dan 12-16 gm/dl untuk wanita (gram/100 ml sering disingkat

dengan gm % atau gm/dl). Beberapa literature lain menunjukkan nilai

yang lebih rendah, terutama pada wanita, sehingga mungkin pasien tidak

dianggap menderita anemia sampai Hb kurang dari 13 gm/100 ml pada

pria dan 11 gm/100 ml untuk wanita (Supariasa, dkk., 2002).

Diantara metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan

paling sederhana adalah metode Sahli, dan yang paling canggih adalah

metode cyanmethemoglobin. Pada metode Sahli, hemoglobin dihidrolisis

dengan HCL menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada

di udara dioksidasi menjadi ferriheme yang segera beraksi dengan ion Cl

membentuk ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang

berwarna coklat. Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna

standar (hanya dengan mata telanjang). Untuk memudahkan

perbandingan, warna standar dibuat konstan, yang diubah adalah warna

hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin dibuat dengan cara

pengenceran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna

standar. Karena yang membandingkan adalah mata telanjang, maka

subjektivitas sangat berpengaruh. Disamping faktor mata, faktor lain,

misalnya ketajaman, penyinaran dan sebagainya dapat mempengaruhi

hasil pembacaan (Supariasa, dkk., 2002). Meskipun demikian

pemeriksaan untuk di daerah yang belum mempunyai peralatan canggih

atau pemeriksaan di lapangan, metode Sahli ini memadai dan bila

pemeriksanya telah terlatih hasilnya dapat diandalkan (Suapriasa, dkk.,

2002).

Jenis hemoglobin juga dapat ditentukan. Kira-kira telah diidentifikasi

300 jenis hemoglobin yang berbeda dalam kode genetik dan urutan asam

amino. Walaupun sebagian besar jenis hemoglobin tidak mempunyai

makna klinik dan dapat berfungsi normal, namun beberapa jenis

hemoglobin dapat menyebabkan mirbiditas dan mortalitas yang

bermakna. Elektroforesis hemoglobin dapat mengidentifikasi hemoglobin

yang abnormal. Berbagai jenis hemoglobin bergerak dengan kecepatan

yang berbeda melintasi kertas atau jelli pati, berdasarkan muatan

Page 5: kadar Hb

listriknya. Hemoglobin diidentifikasi dengan huruf atau letak atau tempat

ditemukannya (Price dan Wilson, 2006) :

Hb A : hemoglobin dewasa normal

Hb F : hemoglobin fetus

Hb S : hemoglobin pada penyakit sel sabit

Hb : Memphis.

Wilson dan Gisvold (1982) menyatakan bahwa eritrosit mengandung

32 sampai 55 persen hemoglobin, kira-kira 60 persen air dan sisanya

stroma. Hemoglobin (Hb) adalah protein terkonjugat, gugus prostetik

berupa hema (hematin) dan protein (globin) yang disusun dengna empat

rantai polipeptid, biasanya dalam pasnagan yang identik. Bobot molekul

total kira-kira 66.000 termasuk empat molekul hema. Molekul mempunyai

aksis simetri dan sebab itu disusun dengan identik separo dengan

keseluruhan bentuk ellipsoid 55 x 55 x 700A. Besi dalam hema

hemoglobin (Ferohemoglobin) dalam kedudukan fero dan bergabung

secara reversible dengan oksigen pada fungsi sebagai transporter

oksigen.

Page 6: kadar Hb

Alat dan bahan:

1. Hemeglobinometer sahli

2. Alquist chat

3. Photometer leica

4. Blood lancet steril

5. Pipet khusus dengan selat karet

6. Aquadest

7. Larutan HCL 0,1 N

Metode praktikum :

1. Mensterilkan ujung jari tengah atau manis naracoba dengan olkohol

2. Menusuk ujung jari naracoba dengan blood lancet steril sehinga

darah keluar dan

3. meneteteskan pada masing-masing bulatan satu tetes darah pada

kaca obyek yang telah disiapkan

4. Mengisi tabung berskala dari hemometer sahli dengan larutan HCL

sampai tanda angka 2

5. Menghisap dalrah langsung dari probundus dengan menggunakan

pipet khusus sampai tanda garis pada pipet

6. Kemudian membersihkan ujung pipet dengan kertas tisu dan

meniup darah yang terdapat dalam pipet tersebut ke dalam tabung

yang berisi HCL 0,1 N

7. Kemudian menghisap lagi cairan tersebut dan meniup lagi sampai 3

kal agar darah dari larutan bercampur rata

8. Membiarkannya selama lebih dari 2 menit

9. Kemudian menambahkan tetes demi tets aquades sambil diaduk

dengan pengaduk khusus sampai warnanya sesuai dengan tabung

standar dari hemometer sahli

10. Kemudian mengamati dan mencatat angka pada tabung

berskala yang menunjukan kadar Hb dalam mg/100 ml darah.

Page 7: kadar Hb

Hasil pengamatan :

No Nama UmurKadar Hb (

gr/dl )

1 Noviana 20 12

2 Rifa 20 10

3 Vyta 20 8,4

4 Hasbi 20 10

5 Rinaldi 19 11

6 Opik 19 15

7 Anna 20 10

8 Iis Aida 20 8

9 Reza 20 16

10 Rendra 20 8

11 Ayu 20 8

12 Thara 19 13

13 Kurnia 18 -

14 Bayu 19 10,4

15 Agustina 19 10

16 Dita 20 11

17 Luthfi 20 14

18 Cinthya 20 12

19 Marbelisa 19 11

20 Fatma 19 7

21 Untsa 19 12

22 Andi 19 12

23 Citra 20 12

24 Hening 20 11

25 Asrif 20 10

26 Sari 18 12

27 Galuh 19 13

Page 8: kadar Hb

Pembahasan :

Pada praktikum ini bertujuan untuk mengukur haemoglobin pada

darah. Untuk mengetahui kadar hemoglobin yang terkandung dalam

darah, maka di lakukan percobaan dengan metode Sahli. Prinsip dari

metode ini yaitu menyamakan warna larutan dengan warna tabung

standar dari hemometer Sahli. Larutan yang dibandingkan merupakan

larutan yang terdiri atas darah, HCl dan aquades. Pertama, jari manis

naracoba disterilkan dengan menggunakan alkohol sebelum ditusuk

dengan blood lancet disposible. Setelah darah keluar, darah tersebut

kemudian dihisap dengan menggunakan pipet khusus hingga darah

mencapai skala yang telah ditentukan. Sementara itu, HCl dimasukkan

dalam tabung berskala hingga mencapai angka 2. Darah kemudian

dimasukkan dalam tabung berskala yang berisi HCl dan diaduk dengan

menggunakan pengaduk khusus yang terbuat dari besi. Pengadukan

dilakukan agar larutan HCl dan darah bercampur sehingga hemoglobin

dalam darah dapat terpisah dari ikatan sehingga nanti kadarnya dapat

diukur. Tetes demi tetes aquades diteteskan dalam tabung berskala.

Penetesan dihentikan ketika warna larutan sama dengan warna tabung

standar dari hemometer. Angka yang tertunjuk pada tabung saat

penetesan terakhir menunjukkan kadar hemoglobin yang terkandung

dalam darah dalam gr/100mL atau gr/dL.

Pada manusia, kadar Hb pada kondisi normal bervariasi sekitar 14,9

± 1,5 gr/dl (pada laki-laki dewasa) dan 13,7 ± 1,5 gr/dl (pada perempuan

dewasa). Pada anak baru lahir berkisar antara 21,5 ± 3 gr/dl, pada umur 4

tahun berkisar antara 13 ± 1,5 gr/dl. Berdasarkan percobaan, banyak

data diperoleh yang menunjukkan kadar Hb di bawah normal. Ini

dimungkinkan kurangnya ketelitian praktikan saat menguji kadar Hb.

Karena data merupakan hasil percobaan yang dilakukan oleh tiap

kelompok, maka kemungkinan terdapat kesubjektifan ketika

membandingkan warna larutan dengan warna standar pada hemometer.

Cara Sahli banyak dipakai di Indonesia, walau cara ini tidak tepat

100%, mengalami kurang darah atau darahnya masih normal, pada

pemeriksaan ini factor kesalahan kira-kira 10%, kelemahan cara ini

Page 9: kadar Hb

berdasarkan kenyataan bahwa asam hematin itu bukanlah merupakan

larutan sejati dan juga alat hemoglobimeter itu sukar distandarkan, selain

itu tidak semua macam hemoglobin dapat diubah hematin misalnya;

karboxyhemoglobin, methemoglobin, sulfahemoglobin (Anonimous, 2011).

Hemoglobin (Mr 64500, disingkat Hb) merupakan molekul bulat

dengan diameter 5,5 nm yang ditemukan pada sel darah merah, dengan

fungsi utamanya untuk mentransport oksigen dari paru-paru ke setiap

jaringan dalam tubuh. Sehingga hemoglobin merupakan molekul

pembawa oksigen dalam sel darah merah.

Setiap rantai globulin mengandung sebuah struktur penting yang

sebut sebagai molekul “Heme”, di molekul heme ini zat besi melekat dan

menghantarkan oksigen serta karbondioksida melalui darah, zat ini pula

yang menjadikan darah berwarna merah.Hemoglobin juga berperan

penting dalam mempertahankan bentuk sel darah yang bikonkaf, jika

terjadi gangguan pada bentuk sel darah ini, maka keluwesan sel darah

merah dalam melewati kapiler jadi kurang maksimal.Hal ini yang menjadi

alasan mengapa kekurangan zat besi dapat membuat anemia.Fungsi

utama dari Hemoglobin itu sendiri adalah mentranspor oksigen dari paru-

paru kesetiap jaringan dalam tubuh.

Atom besi di dalam heme mengikat keempat atom nitrogen di pusat

cincin protoporfirin.Besi tersebut membentuk dua ikatan tambahan,

masing-masing di satu sisi dari bidang heme.Kedua tempat pengikatan ini

disebut posisi koordinasi kelima dan keenam.Atom besi dapat berbentuk

fenol (2+) atau feril (3+), sehingga Hb yang bersangkutan disebut sebagai

ferohemoglobin, dan ferihemoglobin atau methemoglobin. Bila besi dalam

molekul hem tersebut dalam bentuk Fe2+ ia akan mengikat oksigen

karena Fe2+ mempunyai afinitas tinggi terhadap O2. Sedangkan bila

dalam bentuk FE 3+ ,ia tidak dapat mengikat oksigen karena dioksidasi

searah membentuk hematin Fe3+ dan hematin tidak dapat mengikat O2.

Pengikatan oksigen ke hemoglobin berlangsung secara kooperatif

yaitu peningkatan suatu heme yang lain dalam tertrameter yang sama.

Hal ini juga berlaku bagi pembebasan oksigen.H+ dan CO2 meningkatkan

pembebasan oksigen.Peningkatan konsentrasi O2 pada pH yang tetap

Page 10: kadar Hb

juga menurunkan afinitas O2 terhadap hemoglobin.Pada kapiler jaringan

yang aktif melakukan metabolisme banyak terdapat H+ dan CO2 dalam

konsentrasi tinggi, dan keadaan ini meningkatkan pembebasan oksigen

dari oksihemoglobin.

Pada hemoglobin yang teroksigenasi, jarak antara atom besi rantai

β menjadi lebih ringkas, yaitu dari ukuran 40 menjadi 33 Ǻ pada proses

oksigenasi. Peralihan oksihemoglobin menjadi deoksihemoglobin

menyebabkan perubahan struktur di dua tempat daerah persentuhan.

Dalam oksihemoglobin yang teroksigenasi, residu asam amino diujung

karboksit keempat rantai bebas melakukan rotasi.Sedang dalam

deoksihemoglobin, gugus terminal ini terlambat.Karboksil terminal dan

rantai samping residu diujung C membentuk ikatan garam (ikatan

elekstatik) yang mengikat tetrameter.Deoksihemoglobin mempunyai

delapan buah ikatan garam tambahan, sehingga molekulnya lebih tegang

daripada oksihemoglobin.

Dalam pengikatan oksigen, keempat sub unit hemoglobin dapat

bekerja sama dalam mengikat oksigen. Hemoglobin dapat dalam keadaan

tegang, tense (T) yang inaktif dan dapat pula rileks (R) yang aktif.Dalam

keadaan T, hemoglobin menolak pengikatan oksigen sedangkan dalam

keadaan R mudah mengikat oksigen. Pengikatan oksigen pembawa sub

unit hemiglobin deoksigenasi (dalam keadaan T) perlu energi yang cukup

banyak untuk mematahkan ikatan elektrostatik (garam) antar sub unit.

Namun, jika salah satu sub unit telah mengikat oksigen terjadi perubahan

konformasional yang memungkinkan sub unit lain mudah untuk mengikat

oksigen. Fenomena ini dikenal dengan istilah kerjasama positif (positif

kooperatif).

Page 11: kadar Hb

Diskusi:

1. Mengapa pada pengukuran kadar Hb darah digunakan larutan

HCl 0,1 N?

Larutan HCl 0,1 N (asam kuat) digunakan untuk memecah ikatan

hemoglobin sehingga kadar Hb dalm darah dapat di ketahui dengan

percobaan Sahli.

Hb + HCl → Globin-HCl + Ferroprotoporfirin

2. Faktor-faktor apa yang dapat berpengaruh terhadap kadar Hb

darah?

Makanan dan gizi

Umur

Jenis kelamin

Fungsi ginjal dan paru

Kesimpulan :

1. Pada manusia, kadar Hb pada kondisi normal bervariasi sekitar 14,9

± 1,5 gr/dl (pada laki-laki dewasa) dan 13,7 ± 1,5 gr/dl (pada

perempuan dewasa). Pada anak baru lahir berkisar antara 21,5 ± 3

gr/dl, pada umur 4 tahun berkisar antara 13 ± 1,5 gr/dl.

2. Dari hasil ini dapat dibaca bahwa kadar Hb kebanyakan naracoba di

bawah rata-rata normal, yang berarti kebanyakan dari naracoba

wanita mengalami anemia,