KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx
-
Upload
andre-resta-cucu-atokmael -
Category
Documents
-
view
8 -
download
0
Transcript of KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx
![Page 1: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082614/5695d0d31a28ab9b02940501/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah asap kebakaran hutan di Indonesia adalah masalah yang pelik. Propinsi Riau
yang letaknya berdekatan dengan Malaysia dan Singapura menjadi sumber transboundary haze
pollution bagi kedua negara tersebut. Dari sejumlah titik api yang terdeteksi terbanyak
ditemukan di Riau dan Kalimantan Barat. Dalam periode 1-30 Juli 2006, berdasarkan Data
Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer, di Provinsi Riau terdeteksi sejumlah 1.419
titik api, yang terdiri dari: lahan masyarakat (55,39%), kawasan HTI (23,82%) dan perkebunan
(20,79%).
Dampak langsung dari kebakaran hutan di Riau tersebut antara lain : Pertama, timbulnya
penyakit infeksi saluran pernafasan akut bagi masyarakat. Kedua, berkurangnya efesiensi kerja
karena saat terjadi kebakaran hutan dalam skala besar, sekolah-sekolah dan kantor-kantor akan
diliburkan, sehingga kami sebagai mahasiswa STIFAR RIAU PEKANBARU merasakan dampak
yang sangat mengganggu diantaranya banyaknya ketinggalan kuliah dengan demikian
berdampak rugi akan waktu dimana banyaknya jam ganti kuliah yang tidak rasional sehingga
mengganggu kenyamanan dan kegiatan di hari lain, Ketiga, terancamnya habitat asli Macan
Sumatera dan Gajah karena kebakaran hutan juga membakar habitat mereka. Keempat,
timbulnya persoalan internasional asap dari kebakaran hutan di Riau menimbulkan kerugian
materiil dan imateriil di negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.
Penyebab dari masalah kebakaran hutan adalah karena kesalahan sistemik dalam
pengelolaan hutan secara nasional. Dalam hal ini, ada pengusaha perkebunan sawit yang lebih
memilih metode land clearing dengan cara membakar daripada metode lain, pekerja-pekerja
pembuka lahan yang berasal dari masyarakat setempat. Pemerintah memberikan hak penguasaan
hutan (HPH) kepada pengusaha-pengusaha perkebunan sawit. Tidak terlaksananya mekanisme
pembukaan lahan yang seharusnya inilah yang menjadi inti permasalahan. Ketidaktersediaan
teknologi yang memadai membuat metode land clearingdengan cara membakar dinilai efisien.
Dampak yang ditimbulkan dari penerapan metode ini terhadap lingkungan tidak sebanding
dengan hasilnya. Faktor ekonomi menjadi latar belakang kenapa metode ini lazim dilakukan di
Riau.
![Page 2: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082614/5695d0d31a28ab9b02940501/html5/thumbnails/2.jpg)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa pemahaman yang baik mengenai
aspek-aspek dari kabut asap yang terjadi di Indonesia.
1.3 Rumusan Masalah
![Page 3: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082614/5695d0d31a28ab9b02940501/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kabut Asap
Kabut Asap adalah kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-hari hingga
hitungan bulan. Di bawah keadaan cuaca yang menghalang sirkulasi udara, kabut asap bisa
menutupi suatu kawasan dalam waktu yang lama. Kabut asap juga sering dikaitkan dengan
pencemaran udara. Kabut asap sendiri merupakan koloid jenis aerosol padat dan aerosol cair.
Proses terbentuknya kabut asap pada umumnya, kabut terbentuk ketika udara yang jenuh
akan uap air didinginkan di bawah titik bekunya. Jika udara berada di atas daerah perindustrian,
udara itu mungkin juga mengandung asap yang bercampur kabut membentuk kabut berasap,
campuran yang mencekik dan pedas yang menyebabkan orang terbatuk. Di kota-kota besar, asap
pembuangan mobil dan polutan lainnya mengandung hidrokarbon dan oksida-oksida nitrogen
yang dirubah menjadi kabut berasap fotokimia oleh sinar matahari. Ozon dapat terbentuk di
dalam kabut berasap ini menambah racun lainnya di dalam udara. Kabut berasap ini
mengiritasikan mata dan merusak paru-paru. Seperti hujan asam, kabut berasap dapat dicegah
dengan mengehentikan pencemaran atmosfer.
2.2 Klasifikasi Kabut
2.2.1 Pencemaran Udara
Secara sadar atau tidak sadar manusia dalam beraktivitas menghasilkan emisi pencemar
yang dilepas ke udara. Semakin meningkat jumlah aktivitas yang dilakukan serta waktu yang
dipakai untuk melakukan aktivitas tersebut, maka jumlah emisi pencemar yang dikeluarkan ke
udara pun semakin meningkat.
Udara sebagai kebutuhan pokok manusia dan makhluk hidup lainnya sangat berbahaya
jika sudah tercemar oleh berbagai zat berbahaya. Akibat yang ditimbulkan bermacam-macam
mulai dari gangguan pernapasan sampai kanker jika menghirup zat-zat tertentu dalam jangka
waktu lama.
![Page 4: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082614/5695d0d31a28ab9b02940501/html5/thumbnails/4.jpg)
Secara umum, sumber pencemaran udara dibedakan atas :
a. Sumber Bergerak
Kegiatan transportasi, baik di darat, air maupun udara, selama menggunakan bahan baker
sebagai tenaga penggerak, sudah pasti akan menghasilkan pencemaran udara. Transportasi darat,
khususnya penggunaan kendaraan bermotor, merupakan sumber utama polusi di kota-kota besar.
Hampir seluruh jenis zat pencemar yang beredar di udara dihasilkan dari gas buang kendaraan
bermotor, yaitu partikel debu halus (PM10), karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), timbal
(Pb), nitrogen oksida (NOx), sulfur oksida(SOx).
Sumber Tidak Bergerak diantaranya :
Industri
Pada kegiatan ini, polusi udara dikeluarkan terutama pada proses produksi. Selain itu
penggunaan peralatan seperti mesin manufaktur umumnya juga menyebabkan polusi.
Jenis zat pencemar utama yang dihasilkan oleh industri adalah PM10 dan Sox.
Pembangkitan tenaga listrik
Kegiatan pembangkitan tenaga listrik di Indonesia umumnya masih menggunakan batu
bara, bahan bakar yang menghasilkan polusi paling besar dibandingkan minyak dan gas.
Penggunaan listrik yang boros secara tidak langsung menghasilkan polusi yang cukup
berarti. Jenis pencemar utama yang dihasilkan antara lain N0x dan S0x.
Kebakaran hutan
Musim kemarau panjang seringkali menyebabkan terjadinya kebakaran hutan akibat
gesekan ranting-ranting pohon yang kering. Namun pada dekade terakhir ini, kebakaran
hutan seringkali disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, dengan
alasan untuk membuka lahan hutan. Jenis pencemar yang dominan yang dihasilkan yaitu
CO.
Pembakaran sampah
Hidrokarbon (HC) dalam bentuk metana (CH4) kurangnya sistem penanganan sampah
yang baik, menyebabkan masyarakat berinisiatif untuk menangani sampah sendiri dengan
![Page 5: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082614/5695d0d31a28ab9b02940501/html5/thumbnails/5.jpg)
membakarnya. Proses pembakaran walaupun skalanya kecil namun sangat berperan
dalam meningkatkan polusi di udara.
Jenis pencemar yang dihasilkan ketika sampah tidak dibakar adalah hidrokarbon (HC)
dalam bentuk metana (CH4). Ketika sampah dibakar, maka zat pencemar yang dikeluarkan
terutama adalah partikel debu halus (PM10). Sementara, jika terjadi pembakaran sampah plastic,
maka akan dihasilkan dioksin, zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
b. Sumber dalam ruangan (Indoor Pollution)
Kegiatan rumah tangga
Kegiatan masak-memasak yang dilakukan di dalam rumah menghasilkan polusi udara
yang cukup membahayakan para penghuni rumah. Terutama jika kegiatan masak-memasak
masih menggunakan tungku dan kayu bakar. Ini dikarenakan buruknya sistem sirkulasi udara,
sehingga asap hasil pembakaran terkurung di dalam rumah.
Asap Rokok
Kita tahu bahwa asap rokok mencemari udara disekitar dan membahayakan kesehatan
orang-orang di sekitar yang terpaksa harus menghirupnya. Kegiatan merokok menjadi lebih
membahayakan bagi orang-orang disekitar ketika dilakukan di ruang tertutup seperti di dalam
rumah, ruang kelas, restoran, di dalam angkutan umum dan juga di ruang yang ber-AC. Ini
dikarenakan tidak adanya sirkulasi udara membuat asap rokok terkurung di ruang tertutup.
Alhasil semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut dipaksa untuk menghirup
udara yang pastinya menyesakkan nafas dan membuat iritasi mata. Belum lagi jika kegiatan
merokok dilakukan oleh banyak orang dan secara terus menerus, sehingga konsentrasi asap
rokok di dalam ruangan tersebut semakin tinggi.
Selain sumber pencemaran udara di atas, juga dikenal sumber pencemaran alami yang
tidak berhubungan dengan aktivitas manusia, yaitu:
Meletusnya gunung berapi
Spora tumbuhan
Proses pembusukan mahluk hidup
![Page 6: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082614/5695d0d31a28ab9b02940501/html5/thumbnails/6.jpg)
c. Kabut Asap dan Kebakaran Hutan
Kabut asap yang terjadi di Indoensia disebabkan oleh banyak faktor antara lain kebakaran
hutan, polusi kendaraan bermotor, pabrik, letusan gunung berapi, pembakaran sampah rumah
tangga, dan lain sebagainya. Akan tetapi yang paling dominan dalam menyebabkan kabut asap
adalah kebakaran hutan.
Seperti yang kita ketahui, penyebab bencana asap ini adalah pembukaan semak belukar dan
lahan gambut untuk pertanian dengan cara pembakaran. Sebagian lagi, seperti yang juga terjadi
di beberapa wilayah di Sumatera, pembakaran lahan dilakukan oleh perusahaan yang
membersihkan lahan untuk perkebunan. Membersihkan lahan dengan cara membakar memang
gampang dan murah.
Untuk mendeteksi luasnya kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia, biasanya digunakan
sistem pemantauan lewat satelit North Oceanic Atmospheric and Administration (NOAA).
Kebakaran hutan dan lahan yang terdeteksi oleh satelit dinamai Hot Spot (titik panas).
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) pada bulan November 2006
terdapat sejumlah Hot Spot di Kalimantan dan Sumatera. Untuk di Kalimantan tersebar di
beberapa propinsi antara lain Kalimantan Barat terdapat 929 titik api ( hotspot ), Kalsel tercatat
5.351 titik, Kalteng bahkan lebih spektakuler, 42.000 titik api. Di Sumatera data satelit NOAA
18, tanggal 3 Oktober terdapat 304 titik api di Pulau Sumatera. Paling banyak di Sumsel 140 titik
api, Riau 64 titik api, Jambi 49 titik api, Sumbar dan Lampung masing-masing 22 titik api, dan
Bangka Belitung 6 titik api.
Menurut data Dinas Kuhutanan Kalimantan Barat di wilayah ini terdapat sebanyak 929.
Jumlah itu tersebar di 11 kabupaten/kota. Sintang 6 titik, Sekadau 1 titik, Sanggau 69 titik,
Sambas 209 titik, Kabupaten Pontianak 210 titik, Melawi 19 titik, Landak 46 titik, Ketapang 215
titik, Kapuas Hulu 63 titik, Singkawang 1 titik, dan Bengkayang 26. Hotspot juga tampak di
Kalteng sebanyak 302, dan Sarawak sebanyak 59 titik.
Banyaknya Hot Spot tersebut menyebabkan kabut asap semaikin tebal sehingga
menyebabkan jarak pandang sangat terbatas. Hal ini sangat mengganggu segala aktifitas sekita
sehari-hari. Selain mengganggu di negara sendiri, kabut asap juga mengganggu negar tetangga
seperti Malaysia dan Singapura. Bahkan presiden sampai menyampaikan permintaan maaf secara
resmi atas gangguan kabut asap yang berasal dari Indonesia ini.
![Page 7: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082614/5695d0d31a28ab9b02940501/html5/thumbnails/7.jpg)
2.3 Penyebab Kebakaran Hutan
Kalau ditelusuri, banyak sekali alasan kompleks yang telah dikemukakan oleh para pakar,
tapi secara kasar, ada dua alasan utama yang palin masuk akal untuk diungkapkan. Pertama, ada
budaya instan di tengah masyarakat yang serba mau cepat. Budaya instan di kawasan pedesaan
biasanya menginginkan pembersihan perkebunan dan ladang yang serba cepat, membuka lahan
yang ingin segera luas, dan seterusnya. Kultur ini sebenarnya kultur lama yang dilakukan oleh
suku-suku pedalaman yang dicontoh juga oleh pengusaha perkebunan yang mengambil sikap tak
mau menunggu untuk membersihkan lahan hutan bagi perkebunan mereka.
Kedua, sikap tidak pernah mau belajar dalam mengambil kebijakan. Walaupun telah
terjadi kebakaran hebat yang mengakibatkan bencana sehingga tahun 2000 terjadi kebakaran
hutan paling luas di dunia, saat datang hujan dan kebakaran padam, semuanya lalu lupa sehingga
kebakaran hutan teruis terjadi dan berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya tanpa ada upaya-
upaya untuk mencegahnya.
Selain itu dukungan cuaca yang pada bulan-bulan tertentu kelembaban udara yang rendah
sehingga cenderung kering menyebabkan hutan mudah terbakar. Faktor angin yang meniup
kencang juga menyebabkan jumlah titik api dengan cepat menyebar dan sulit untuk dipadamkan.
Pada saat hujan turun maka kualitas udara semakin memburuk karena asap dan debu sisa
pembakaran akan naik keudara dan terhirup oleh kita.
2.4 ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara)
Kualitas udara disampaikan ke masyarakat dalam bentuk indeks standar pencemar udara
atau disingkat ISPU. ISPU adalah laporan kualitas udara kepada masyarakat untuk menerangkan
seberapa bersih atau tercemarnya kualitas udara kita dan bagaimana dampaknya terhadap
kesehatan kita setelah menghirup udara tersebut selama beberapa jam atau hari. Penetapan ISPU
ini mempertimbangkan tingkat mutu udara terhadap kesehatan manusia, hewan, tumbuhan,
bangunan, dan nilai estetika. Berdasarkan Keputusan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
(Bapedal) Nomor KEP-107/Kabapedal/11/1997, penyampaian ISPU kepada masyarakat dapat
dilakukan melalui media massa dan elektronika serta papan peraga di tempat-tempat umum.
![Page 8: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082614/5695d0d31a28ab9b02940501/html5/thumbnails/8.jpg)
ISPU ditetapkan berdasarkan 5 pencemar utama, yaitu: CO, SO2, NO2, Ozon permukaan
(O3), dan partikel debu (PM10).
a. PM 10
PM merupakan kependekan dari particulate matter atau partikulat. Partikulat merupakan
zat pencemar padat maupun cair yang terdispersi di udara. Partikulat ini dapat berupa debu, abu,
jelaga, asap, uap, kabut, atau aerosol. Jenis-jenis partikulat dibedakan berdasarkan ukurannya.
Partikel yang sangat kecil dapat bergabung satu sama lain membentuk partikel yang lebih besar.
Partikulat dalam emisi gas buang dapat terdiri atas bermacam-macam komponen. Beberapa
unsur kandungan partikulat adalah karbon (dari pembakaran tidak sempurna) dan logam timbel
(dari pembakaran bensin bertimbel). Sebagian partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai
asap hitam tebal. Tetapi, yang paling berbahaya adalah butiran-butiran halus sehingga dapat
menembus bagian terdalam paru-paru. Jika ini yang terjadi, organ pernapasan akan terganggu.
Standar baku mutu yang diperbolehkan adalah 150 ug/Nm3
b. SO2
SO2 merupakan rumus kimia untuk gas sulfur dioksida. Gas ini berasal dari hasil
pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur. Selain dari bahan bakar, sulfur juga
terkandung dalam pelumas. Gas sulfur dioksida sukar dideteksi karena merupakan gas tidak
berwarna. Sulfur dioksida dapat menyebabkan gangguan pernapasan, pencernaan, sakit kepala,
sakit dada, dan saraf. Pada kadar di bawah batas ambang, dapat menyebabkan kematian. Korban
sulfur dioksida bukan hanya manusia, tetapi juga bangunan dan tumbuhan. Keberadaan gas ini di
udara dapat menimbulkan hujan asam yang merusakkan bahan bangunan dan menghambat
pertumbuhan tanaman. Standara baku mutu yang diperbolehkan adalah 365 ug/Nm3
c. CO
CO merupakan rumus kimia untuk gas karbon monoksida. Gas ini dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna. Pembakaran tidak sempurna, salah satu sebabnya
adalah kurangnya jumlah oksigen. Bisa karena saring udara yang tersumbat, bisa juga karena
karburator kotor dan setelannya tidak tepat. Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi
karbon monoksida di berbagai perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60 persen pencemaran
udara di kota-kota besar disumbang oleh transportasi umum. Karbon monoksida bersifat racun,
![Page 9: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082614/5695d0d31a28ab9b02940501/html5/thumbnails/9.jpg)
mengakibatkan turunnya berat janin, meningkatkan jumlah kematian bayi, serta menimbulkan
kerusakan otak. Standar baku mutu yang diperbolehkan adalah 10.000 ug/Nm3
d. O3
O3 merupakan lambang dari ozon. Senyawa kimia ini tersusun atas tiga atom oksigen.
Ozon merupakan gas yang sangat beracun dan berbau sangit. Ozon terbentuk ketika percikan
listrik melintas dalam oksigen. Adanya ozon dapat dideteksi melalui bau (aroma) yang
ditimbulkan oleh mesin-mesin bertenaga listrik. Secara kimiawi, ozon lebih aktif ketimbang
oksigen biasa dan juga merupakan zat pengoksidasi yang lebih baik. Biasanya, ozon digunakan
dalam proses pemurnian (purifikasi) air, sterilisasi udara, dan pemutihan jenis makanan tertentu.
Di atmosfer, terjadinya ozon berasal dari nitrogen oksida dan gas organik yang dihasilkan oleh
emisi kendaraan maupun industri. Di samping dapat menimbulkan kerusakan serius pada
tanaman, ozon berbahaya bagi kesehatan, terutama penyakit pernafasan seperti bronkitis maupun
asma. Standar baku mutu yang diperbolehkan adalah 235 ug/Nm3 pada pengukuran selama 1
jam.
e. NO2
NO2 singkatan dari nitrogen dioksida. Zat nitrogen dioksida sangat beracun sehingga dapat
menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan saluran pernapasan serta menimbulkan kerusakan
paru-paru. Gas ini terbentuk dari hasil pembakaran tidak sempurna. Setelah bereaksi di atmosfer,
zat ini membentuk partikel-partikel nitrat sangat halus sehingga dapat menembus bagian
terdalam paru-paru. Partikel-partikel nitrat ini pula, jika bergabung dengan air baik air di paru-
paru atau uap air di awan akan membentuk asam. Asam ini dapat merusakan tembok bangunan
dan menghambat pertumbuhan tanaman. Jika bereaksi dengan sisa hidrokarbon yang tidak
terbakar, akan membentuk smog atau kabut berwarna cokelat kemerahan. Standar baku mutu
yang diperbolehkan adalah 150 ug/Nm3. Agar lebih mudah dipahami ISPU dapat dibayangkan
seperti penggaris angka 1 hingga 1000. Semakin tinggi nilai ISPU maka semakin tinggi tingkat
pencemaran dan semakin berbahaya dampaknya terhadap kesehatan. Sebagai contoh, ISPU 30
menunjukkan kualitas udara baik dan tidak ada dampak yang berbahaya terhadap kesehatan.
Ketika kondisi ISPU di bawah 100 dipandang tidak berbahaya terhadap masyarakat secara
umum. Namun ketika ISPU beranjak melebihi 100 maka pertama-tama kelompok masyarakat
yang sensitif seperti penderita asma dan anak-anak serta orang dewasa yang aktif di luar
ruangan, akan paling awal merasakan dampak kualitas udara yang tidak sehat. Sejalan dengan
![Page 10: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082614/5695d0d31a28ab9b02940501/html5/thumbnails/10.jpg)
meningkatnya ISPU maka akan semakin banyak yang merasakan dampak, hingga akhirnya
seluruh masyarakat akan menderita karena dampak kesehatan yang terjadi.
2.4.1 Kategori Rentang Warna
Baik 0 - 50 Hijau Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan
manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika.
Sedang 51 - 100 Biru Tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia
ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitive dan nilai estetika. Tidak Sehat
101 - 199 Merah Tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun
kelompok hewan yang sensitive atau bias menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai
estetika.
Sangat Tidak Sehat 200 - 299 Kuning Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan
kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar, Berbahaya 300 - lebih Hitam Tingkat
kualitas udara berbahaya yang secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius pada
populasi.
2.5 Dampak Kabut Asap
2.5.1 Kesehatan
Secara umum, asap akibat kebakaran hutan telah meningkatkan kasus Infeksi Saluran
Pernapasan Atas (ISPA) di daerah yang tingkat pencemaran udaranya tinggi. Sebagai gambaran
di Kalimantan dan Sumatera nilai ISPU rata-rata melebihi 300 padahal batas normalnya di
bawah 100 sehingga dampak kesehatanya begitu terasa, terutama mereka yang rentan seperti
anak-anak, para manula dan mereka yang aktif liluar ruangan. Data dari Pusat Penanggulangan
Masalah Kesehatan Departemen Kesehatan membuktikannya. Akibat adanya kabut asap, jumlah
kasus ISPA di Pontianak meningkat dari 1.286 kasus pada akhir Agustus 2006 menjadi 1.928
kasus pada awal September 2006.
Data yang sama juga menyebutkan bahwa di Kalimantan Timur jumlah kasus mingguan
ISPA antara 1.500 kasus hingga 2.000 kasus, lebih tinggi dari kisaran normal yang banyaknya
antara 1.000 kasus hingga 1.500 kasus. Beberapa Dinas Kesehatan di Sumatra dan Kalimantan
juga melaporkan bahwa masyarakat di wilayahnya mulai mengalami gangguan penyakit ISPA,
pneumonia, dan sakit mata.
![Page 11: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082614/5695d0d31a28ab9b02940501/html5/thumbnails/11.jpg)
2.5.2 Ekonomi
Kabut asap juga dapat mengganggu sektor ekonomi. Jarak pandang yang terbatas (jarak
pandang normal 1000 meter) dapat menganggu aktivitas penerbangan dan pelayaran. Hal ini
tentu akan berdampak transportasi akan terganggu yang akan menyebabkan terhambatnya lalu
lintas barang dan jasa.
Untuk di wilayah yang mengandalkan transportasi laut dan sungai hal ini akan sangat
menganggu. Barang-barang kebutuha pokok yang seharusnya sampai di daerah pada waktunya
akan terlambat sehingga menyebabkan harga barang akan naik yang menyebabkan keresahan di
kalangan masyarakat.
Masyarakat dengan mata pencaharian nelayan juga mengalami hal yang sama. Tebalnya
kabut asap di sungai atau laut menyebabkan nelayan tidak berani melaut karena takut tersesat
atau berisiko untuk bertabrakan.
2.5.3 Hubungan Internasional
Seperti kita ketahui, kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan di Sumatera dan
Kalimantan tidak hanya melanda wilayah kita sendiri tetapi juga melanda negara tetangga seperti
Singapura dan Malaysia. Negara-negara tersebut melayangkan protes ke negara kita atas kabut
asap yang mereka terima. Jika hal ini terus dibiarkan maka hubungan baik dengan negara
tetangga bisa terganggu.
2.5.4 Pertanian
Di wilayah sumatra, asap tebal mulai mengancam sektor pertanian. Tebalnya kabut asap
dikhawatirkan yang berlangsung secara terus-menerus dapat mengganggu produktivitas tanaman
padi dan jagung. Dua jenis tanaman ini paling rentan. Kalau cuaca sampai tertutup asap sehingga
tanaman tidak mendapat sinar matahari dalam jangka waktu lama, produksinya dapat menurun.
Pada saat tanaman akan berfotosintesis tentu memerlukan sinar mathari yang cukup. Karena
kabut yang tebak menyebabkan sinar matahari terhambat untuk menyinari bumi sehingga
produksi terhambat.
![Page 12: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082614/5695d0d31a28ab9b02940501/html5/thumbnails/12.jpg)
2.5.5 Sosial Budaya
Aktivitas sehari sehari yang terganggu akibat kabut asap bisa menyebabkanhubungan
sosial menjadi terganggu. Seperti pada bulan Ramadhan dimana ummat muslim biasanya
melakukan shalat berjamaah di masjid menjadi terganggu oleh asap yang membuat mereka
enggan keluar rumah. Aktivitas anak-anak yang bermain juga terganggi sehingga mereka lebih
memilih berdiam diri di rumah. Sekolah-sekolah juga banyak yang diliburkan karena khawatir
siswa mereka terkena dampak asap berupa ISPA dan sakit mata.
2.6 Penanggulangan Kabut Asap
Besarnya dampak yang ditimbulkan akibat bencana kabut asap yang terjadi perlu
penanganan yang serius. Hal ini dilakukan agar bencana ini tidak terulang dikemudian hari.
Sehingga dampak yang ditimbulkan tidak lagi menimpa kita semua. Beberapa langakah
penanggulangan kabut asap yang dapat dilakukan antara lain :
2.6.1 Komitmen dari pemerintah
Masalah kabut asap tak terlepas dari masalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan yang
terjadi merupakan dampak dari izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang diberikan kepada
pengusaha. Pemerintah diharapkan dapat lebih selektif dalam memberikan izin HPH kepada
pengusaha. Pengusaha yang diberikan izin diwajibkan untuk tidak membuka lahan dengan
membakar hutan.
Komitmen pemerintah dapat dilihat dari adanya alokasi dana yang jelas untuk
penanggulangan kabut asap ini. Selain itu kebijakan atas pelanggaran pembakaran hutan harus
lebih tegas. Undang-undang tentang sanksi bagi pembakar lahan harus lebih tegas dan konsisiten
untuk dijalankan. Jangan hanya karena takut kehilangan devisa pemerintah takut menindak
pengusaha nakal yang masih membakar hutan sehingga masyarakat yang jadi korban.
Jika sudah ada komitmen yang kuat dari pemerintah dalam menaggulangi bencana kabut
asap yang disebabkan dari pembakaran hutan ini maka kabut asap yang selama ini menjadi
agenda tahunan di negara kita akan segara teratasi.
![Page 13: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082614/5695d0d31a28ab9b02940501/html5/thumbnails/13.jpg)
2.6.2 Kesadaran masyarakat
Masyarakat yang tinggal dipinggiran hutan hendaknya memiliki kesadaran yang kuat untuk
tidak membuka lahan pertanian dengan membakar hutan. Masyarakat petani berpindah memiliki
kebiasaan untuk membakar hutan setiap kali hendak memulai musim tanam. Untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat ini perlu dilakukan penyuluhan tentang bahaya kebakaran
hutan kepada masyarakat. Masyarakat yang membakar hutan hendaknya diingatkan untuk
menjaga lahan yang dibakarnya agar tidak merambat ke hutan yang berada disekitarnya.
Kesadaran masyarakat juga diharapkan dalam hal melaporkan jika terjadi kebakaran hutan.
Jika segera dilaporkan diharapkan kebakaran tidak meluas dan dapat dipadamkan.
2.6.3 Pengawasan Bersama
Pengawasan bersama perlu dilakukan antara pemerintah dengan masyarakat. Perlu bentuk
sistem kewaspadaan kebakaran hutan yang selalau siap mengawasi setiap hutan yang terbakar.
Pemerintah dapat mengoptimalkan peran polisi kehutanan dalam mengawasi hutan.
2.7 Tindakan Sebagai Mahasiswa Farmasi
![Page 14: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082614/5695d0d31a28ab9b02940501/html5/thumbnails/14.jpg)
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dari uraian makalah ini penulis perlu memberikan beberapa saran. Adapun saran-saran
yang dapat diberikan antara lain :
1. Masyarakat pengguna lahan sebaiknya lebih menjaga kelestarian hutan agar tidak tejadi
kebakaran yang dapat menyebabkan kabut asap.
2. Pemerintah sebaiknya mengeluarkan kebijakan yang jelas mengenai penanganan kabut asap.
3. Masyarakat sebaiknya memberikan dukungan kepada pemerintah dalam upaya
penaggulangan kabut asap