KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DESA KARANGANYAR … · Dengan Kesepakatan Bersama BADAN...
Transcript of KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DESA KARANGANYAR … · Dengan Kesepakatan Bersama BADAN...
Halaman 1
KABUPATEN PURBALINGGA
PERATURAN DESA KARANGANYAR
NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG
PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA “BERKAH MULYA”
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA KARANGANYAR,
Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan perekonomian dan
pendapatan masyarakat Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa diperlukan suatu wadah yang mengelola perekonomian Desa;
b. Bahwa berdasarkan Ketentuan Pasal 87 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
menyebutkan bahwa Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang disebut BUM Desa;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf b perlu menetapkan Peraturan Desa tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Desa
(BUM Desa).
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Tengah; 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 213, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
SALINAN
Halaman 2
Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun
2014 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Perdes (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2091); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun
2014 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2093);
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pedoman Tata Tertib
dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 159);
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan
Dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 296);
Dengan Kesepakatan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA dan
KEPALA DESA KARANGANYAR
MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DESA KARANGANYAR TENTANG PENDIRIAN
BADAN USAHA MILIK DESA “BERKAH MULYA”.
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Desa adalah Desa Karanganyar, yang berkedudukan di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga,
Provinsi Jawa Tengah. 2. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang
disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
Halaman 3
3. Kabupaten adalah Kabupaten Purbalingga.
4. BPD adalah Badan Permusyawaratan Desa Karanganyar.
5. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antar Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
6. Kesepakatan Musyawarah Desa adalah suatu hasil
keputusan dari Musyawarah Desa dalam bentuk kesepakatan yang dituangkan dalam Berita Acara
kesepakatan Musyawarah Desa yang ditandatangani oleh Ketua Badan Permusyawaratan Desa dan Kepala
Desa. 7. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah
dibahas dan disepakati bersama badan Permusyawaratan Desa.
8. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk mendanai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat. 9. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM
Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa
yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa. 10. Pengawas Badan Usaha Milik Desa adalah pengurus
yang dipilih oleh masyarakat Desa melalui Musyawarah Desa.
11. Unit Usaha Simpan Pinjam adalah sebuah usaha yang
dilaksanakan Badan Usaha Milik Desa untuk upaya peningkatan perekonomian desa dengan
mengusahakan bantuan permodalan dan menggunakan sistem kredit konvensional dan atau
dapat menggunakan sistem kredit syariah. 12. Unit usaha Perdagangan adalah usaha yang bergerak
dalam perdagangan hasil pertanian, perkebunan serta
komoditas yang lain. 13. Unit Jasa/Persewaan adalah usaha yang
dilaksanakan Badan Usaha Milik Desa dalam penyediaan jasa sewa berupa penyewaan alat/barang
dan jasa lainnya. 14. Unit Usaha lainya dapat pula dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan dan peluang usaha yang tersedia
di Desa Karanganyar maupun wilayah luar Desa
Halaman 4
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Pengaturan tentang BUM Desa “BERKAH MULYA” bertujuan untuk menjamin kepastian hukum mengenai
kedudukan BUM Desa sebagai lembaga usaha ekonomi Desa dalam melakukan: a. peningkatan perekonomian Desa;
b. pemanfaatan dan optimalisasi aset Desa untuk kesejahteraan Desa;
c. peningkatan usaha masyarakat Desa dalam pengelolaan potensi ekonomi Desa;
d. pengembangan rencana kerja sama usaha Desa dengan pihak ketiga;
e. upaya menciptakan peluang dan jaringan pasar yang
mendukung kebutuhan layanan umum masyarakat Desa;
f. peningkatan kualitas layanan dasar Desa; g. penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat Desa; dan
h. peningkatan pendapatan masyarakat Desa dan pendapatan asli Desa.
BAB III KEDUDUKAN
Pasal 3
(1) BUM Desa “BERKAH MULYA” berkedudukan di Desa
Karanganyar.
(2) Dalam penyelenggaraan BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selanjutnya ditetapkan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. (3) Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi Lampiran I sebagai bagian tak terpisahkan dari Peraturan Desa ini.
BAB IV
PENGURUSAN DAN PENGELOLAAN
Bagian Kesatu Bentuk Organisasi
Pasal 4
Dalam menjalankan usaha ekonomi Desa secara maksimal, BUM Desa “BERKAH MULYA” terdiri dari unit
usaha yang mengelola jenis usaha sesuai hasil pembahasan dan kesepakatan dalam Musyawarah Desa.
Pasal 5
(1) Dalam hal unit usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dibutuhkan pengembangan skala usaha yang
lebih besar dan bermanfaat untuk kepentingan desa,
Halaman 5
maka unit usaha BUM Desa dapat berbentuk badan
hukum privat.
(2) Unit usaha BUM Desa yang berbadan hukum privat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
lembaga bisnis yang kepemilikan sahamnya sebagian besar dimiliki oleh BUM Desa dan terbuka untuk
masyarakat Desa, terdiri atas:
a. 70 (tujuh puluh) perseratus dimiliki oleh BUM Desa;
dan b. 30 (tiga puluh) perseratus dimiliki oleh masyarakat
Desa.
Bagian Kedua Organisasi Pengelola
Pasal 6
Organisasi pengelola BUM Desa terpisah dari organisasi Pemerintahan Desa.
Pasal 7
(1) Susunan kepengurusan BUM Desa “BERKAH MULYA” terdiri dari:
a. penasihat; b. pelaksana operasional; dan
c. pengawas. (2) Pemerintah Desa bertanggung jawab dalam membahas
susunan kepengurusan BUM Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) melalui Musyawarah Desa. (3) Hasil Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) menjadi Lampiran II sebagai bagian tak terpisahkan dari Peraturan Desa ini.
Bagian Ketiga
Modal
Pasal 8
(1) Modal awal BUM Desa “BERKAH MULYA” bersumber
dari APB Desa sesuai dengan hasil pembahasan dan kesepakatan dalam Musyawarah Desa.
(2) Modal BUM Desa terdiri atas:
a. penyertaan modal Desa; dan b. penyertaan modal masyarakat Desa.
(3) Kekayaan BUM Desa yang bersumber dari penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
a merupakan kekayaan Desa yang dipisahkan. (4) Penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a berasal dari APB Desa sebesar Rp
38.000.000,00 (tiga puluh delapan juta rupiah) yang diberikan secara bertahap sesuai hasil pembahasan
dan kesepakatan dalam Musyawarah Desa. (5) Penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b dapat berasal dari masyarakat Desa
Halaman 6
sebesar 30 (tiga puluh) perseratus dari modal Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (4). (6) Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/kota dapat memberikan bantuan kepada BUM Desa sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 9
Ketentuan lebih lanjut tentang modal BUM Desa tercantum
pada Lampiran II tentang anggaran dasar dan anggaran rumah tangga BUM Desa sebagai bagian tak terpisahkan
dari Peraturan Desa ini.
Bagian Keempat
Pengelolaan Unit Usaha
Pasal 10
(1) BUM Desa “BERKAH MULYA” menjalankan usaha
ekonomi bersama dengan memanfaatkan: a. pengelolaan sumber daya alam yang dikelola desa; b. pengelolaan air bersih;
c. potensi pasar sarana dan prasarana produksi; d. jasa produksi pertanian meliputi olah lahan,
pembibitan, tanam, panen, penampungan hasil pertanian, dan penanganan pasca panen;
e. pengolahan dan pemasaran hasil produksi atas jasa produksi pertanian;
f. usaha perikanan;
g. usaha peternakan; h. pariwisata; dan/atau
i. kegiatan usaha ekonomi lainnya sesuai potensi dan kekuatan Desa.
Pasal 11
Pengelola unit usaha BUM Desa bertanggung jawab untuk menyusun rencana bisnis dan kelayakan usaha dengan
tujuan untuk memberdayakan dan menguntungkan masyarakat Desa.
Bagian Kelima Hasil Usaha
Pasal 12
(1) Hasil usaha BUM Desa merupakan pendapatan yang
diperoleh dari hasil transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan kewajiban pada pihak lain, serta penyusutan atas barang-barang inventaris dalam
1 (satu) tahun buku. (2) Besaran hasil usaha BUM Desa untuk pendapatan asli
Desa selanjutnya diatur dalam Lampiran II anggaran dasar dan anggaran rumah tangga BUM Desa sebagai
bagian tak terpisahkan dari Peraturan Desa ini.
Halaman 7
Bagian Keenam
Pelaporan
Pasal 13
(1) Pelaksana operasional BUM Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b harus
menyampaikan laporan pengurusan dan pengelolaan BUM Desa kepada Kepala Desa setiap akhir tahun.
(2) Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
selanjutnya harus menyampaikan laporan pelaksanaan BUM Desa kepada masyarakat Desa melalui
Musyawarah Desa yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang laporan pelaksanaan BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Lampiran II anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga BUM Desa sebagai bagian tak terpisahkan dari Peraturan Desa ini.
BAB V
PEMBUBARAN
Pasal 14
(1) Pembubaran BUM Desa dilakukan dalam hal terdapat
kerugian. (2) Kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
dialami BUM Desa menjadi beban BUM Desa dan menjadi tanggung jawab pelaksana operasional BUM Desa.
Pasal 15
(1) Dalam hal BUM Desa tidak dapat menutupi kerugian
dengan aset dan kekayaan yang dimilikinya, maka BUM Desa dinyatakan rugi melalui Musyawarah Desa.
(2) Hasil Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat menjadi acuan bagi Kepala Desa untuk mengajukan pailit sesuai dengan mekanisme yang
diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Kepailitan BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh Kepala Desa dalam Musyawarah Desa dan selanjutnya disosialisasikan
melalui Musyawarah Desa.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 16
Dalam hal BUM Desa yang telah dibentuk berdasarkan
peraturan perundangan sebelumnya agar melakukan penyesuaian berdasarkan ketentuan Peraturan Desa ini,
paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak Peraturan Desa ini berlaku.
Halaman 8
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Berita Desa Karanganyar
Ditetapkan di : Karanganyar
pada tanggal : 02 Februari 2018
KEPALA DESA KARANGANYAR
ttd
TOFIK
Diundangkan di Desa Karanganyar
Pada Tanggal 02 Februari 2018 PLT. SEKRETARIS DESA
KARANGANYAR
ttd
MASROH
BERITA DESA KARANGANYAR TAHUN 2018 NOMOR 01 Salinan Sesuai dengan Aslinya
Plt. Sekretaris Desa
Halaman 9
LAMPIRAN I
PERATURAN DESA KARANGANYAR, NOMOR 01 TAHUN 2018
TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA) “BERKAH MULYA”
ANGGARAN DASAR
BADAN USAHA MILIK DESA “BERKAH MULYA” DESA KARANGANYAR, KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN
PURBALINGGA
BAB I
NAMA, TEMPAT/KEDUDUKAN DAN DAERAH KERJA
Pasal 1
(1) Badan Usaha Milik Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar Kabupaten
Karanganyar bernama Badan Usaha Milik Desa “Berkah Mulya”, yang selanjutnya disingkat BUM Desa “Berkah Mulya”.
(2) BUM Desa “Berkah Mulya ” berkedudukan di Desa Karanganyar,
Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga (3) Daerah kerja BUM Desa “Karanganyar” berada di Desa Karanganyar,
Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN PEMBENTUKAN BUM DESA
Pasal 2
Tujuan pembentukan BUM Desa adalah : (1) meningkatkan perekonomian Desa;
(2) mengoptimalkan aset Desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan Desa; (3) meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi
Desa;
(4) mengembangkan rencana kerja sama usaha antar desa dan/atau dengan pihak ketiga;
(5) menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan layanan umum warga;
(6) membuka lapangan kerja; (7) meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan
umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi Desa; dan
(8) meningkatkan pendapatan masyarakat Desa dan Pendapatan Asli Desa.
BAB III VISI DAN MISI
Pasal 3
(1) Visi BUM Desa “Berkah Mulya” adalah mewujudkan kesejahteraan masyarakat Desa Karanganyar melalui pengembangan usaha ekonomi dan
pelayanan sosial (2) Misi BUM Desa “Berkah Mulya” :
a. Meningkatkan usaha ekonomi masyarakat melalui pengembangan jaringan kerjasama dengan berbagai pihak;
Halaman 10
b. Meningkatkan layanan sosial bagi rumah tangga miskin;
c. Memanfaatkan sumber daya alam untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berbasis lingkungan; dan
d. Mendayagunakan potensi kelembagaan ekonomi masyarakat yang berdaya saing.
BAB IV
JENIS USAHA
Pasal 4
(1) BUM Desa dapat menjalankan bisnis sosial (social business) sederhana
yang memberikan pelayanan umum (serving) kepada masyarakat dengan memperoleh keuntungan finansial.
(2) Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Pasar Desa, Kios desa dan pedagang kaki lima
b. Penyedia Barang dan Jasa c. Konstruksi/Property
d. Jasa Boga/catering e. Keuangan/Lembaga keuangan Mikro/Sub Unit Ekonomi
f. Pengelolaan Sampah g. Pengeloaan Air Bersih h. Pengelolaan Aset desa untuk umum, lapangan, Pendopo, Aula Kantor
Desa i. Penyediaan kebutuhan petani seperti: pembibitan, alat-alat pertanian,
kebutuhan pupuk, obat-obat pertanian, peternakan dan jasa perkreditan untuk usaha–usaha keluarga petani
Pasal 5
(1) Dalam hal unit usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dibutuhkan
pengembangan skala usaha yang lebih besar dan bermanfaat untuk
kepentingan desa, maka unit usaha BUM Desa dapat berbentuk badan hukum privat.
(2) Unit usaha BUM Desa yang berbadan hukum privat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa lembaga bisnis yang kepemilikan
sahamnya sebagian besar dimiliki oleh BUM Desa dan terbuka untuk masyarakat Desa, terdiri atas: a. 70 (tujuh puluh) perseratus dimiliki oleh BUM Desa; dan
b. 30 (tiga puluh) perseratus dimiliki oleh masyarakat Desa.
Pasal 6
(1) BUM Desa dapat menjalankan bisnis penyewaan (renting) barang untuk melayani kebutuhan masyarakat Desa dan ditujukan untuk memperoleh Pendapatan Asli Desa.
(2) Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. alat transportasi; b. perkakas pesta;
c. gedung pertemuan; d. rumah toko; e. tanah milik BUM Desa; dan
f. barang sewaan lainnya.
Halaman 11
Pasal 7
(1) BUM Desa dapat menjalankan usaha perantara (brokering) yang
memberikan jasa pelayanan kepada warga. (2) Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi: a. jasa pembayaran listrik;
b. pasar Desa untuk memasarkan produk yang dihasilkan masyarakat; dan
c. jasa pelayanan lainnya.
Pasal 8
(1) BUM Desa dapat menjalankan bisnis yang berproduksi dan/atau
berdagang (trading) barang-barang tertentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dipasarkan pada skala pasar yang lebih luas.
(2) Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi: a. hasil pertanian;
b. sarana produksi pertanian; c. kegiatan bisnis produktif lainnya.
Pasal 9
(1) BUM Desa dapat menjalankan bisnis keuangan (financial business) yang
memenuhi kebutuhan usaha-usaha skala mikro yang dijalankan oleh pelaku usaha ekonomi Desa.
(2) Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi simpan pinjam dan perkreditan.
Pasal 10
(1) BUM Desa dapat menjalankan usaha bersama (holding) sebagai induk dari unit-unit usaha yang dikembangkan masyarakat Desa baik dalam skala
lokal Desa maupun kawasan perdesaan. (2) Unit usaha dalam BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi: a. Desa Wisata; b. Pengelolaan Air Bersih Tingkat Kecamatan
BAB V
ORGANISASI PENGELOLA BUM DESA
Pasal 11 Organisasi pengelola BUM Desa “Berkah Mulya” terdiri dari :
a. penasehat; b. pelaksana operasional; dan
c. pengawas
Pasal 12 Penasehat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a, dijabat secara ex
officio oleh Kepala Desa yang bersangkutan.
Halaman 12
Pasal 13
Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b, terdiri
dari : a. direktur;
b. sekretaris; c. bendahara; dan
d. kepala unit.
Pasal 14
(1) Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf c, berjumlah 3
(tiga) orang yang terdiri dari: a. ketua;
b. sekretaris merangkap anggota; dan c. anggota.
(2) Pengawas berasal dari tokoh masyarakat maupun BPD.
BAB VI
PERMODALAN
Pasal 15 (1) Modal awal BUM Desa bersumber dari APB Desa.
(2) Modal BUM Desa terdiri atas: a. penyertaan modal Desa; dan
b. penyertaan modal masyarakat Desa. (3) Kekayaan BUM Desa yang bersumber dari penyertaan Modal Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan kekayaan Desa yang dipisahkan.
(4) Penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
berasal dari APB Desa.
BAB VII ALOKASI HASIL USAHA
Pasal 16
(1) Hasil usaha BUM Desa “Berkah Mulya” merupakan pendapatan yang diperoleh dari hasil transaksi dikurangi dengan pengeluaran biaya dan
kewajiban pada pihak lain, serta penyusutan atas barang-barang inventaris dalam 1 (satu) tahun buku.
(2) Pembagian hasil usaha BUM Desa “Berkah Mulya” sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibagi berdasarkan proporsi untuk: a. 35% (tiga puluh lima perseratus) digunakan untuk penambahan modal
BUM Desa Bersama; b. 30% (tiga puluh perseratus) disetorkan kepada Desa sebagai
pendapatan asli Desa; c. 25% (dua puluh lima perseratus) digunakan untuk tunjangan prestasi
bagi pengurus dan karyawan; dan d. 10% (sepuluh perseratus) dana bantuan sosial.
(3) Dalam hal manajemen BUM Desa melakukan kerja sama dengan berbagai
pihak, maka pembagian sisa hasil usahanya mengacu pada pembagian seperti yang diatur pada ayat (1), untuk itu pihak managemen BUM Desa
harus melaksanakan usaha sebaik mungkin guna mendapatkan keuntungan sebesar mungkin untuk manajemen BUM Desa dengan
bentuk perjanjian yang jelas.
Halaman 13
BAB VIII PEMBUKUAN
Pasal 17
(1) Pembukuan kegiatan operasional usaha dilakukan dengan menggunakan
sistem Pembukuan keuangan standar (akuntansi) seperti neraca, rugi / laba, buku bantu, buku kas, daftar inventaris, dan lain–lainnya sehingga mudah mengetahui perkembangan kondisi keuangan maupun kesehatan
BUM Desa. (2) Tahun pembukuan dimulai tanggal 1 Januari – 31 Desember.
BAB IX
FORUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 18
(1) Forum pengambilan keputusan terdiri dari:
a. Musyawarah Desa, sebagai forum pengambilan keputusan tertinggi, forum ini dapat memilih dan memberhentikan pengurus BUM Desa
maupun menetapkan dan pembubaran BUM Desa. Dalam musyawarah ini sekurang-kurangnya dihadiri 50% + 1 dari undangan yang diundang antara lain Pemerintah Desa, BPD, Ketua Lembaga, Penasehat,
Pengawas, dan Pelaksana Operasional. b. Musyawarah Desa Khusus, adalah forum penyelesaian terhadap
penyelewengan dan hal – hal lain yang dapat merugikan lembaga BUM Desa. Dalam musyawarah ini dihadiri Pemerintah Desa dan BPD serta
Penasehat, Pengawas, dan Pelaksana Operasional. c. Musyawarah Desa Tahunan, sebagai forum laporan pertanggung
jawaban pengurus dan penyusunan rencana kerja BUM Desa. Dalam
musyawarah ini sekurang-kurangnya dihadiri 50% + 1 dari undangan yang diundang antara lain Pemerintah Desa, BPD, Ketua Lembaga,
Penasehat, Pengawas, dan Pelaksana Operasional. d. Rapat pengurus, sebagai forum pengambilan keputusan untuk
menentukan kebijakan operasional pengelolaan dan pengembangan lembaga maupun usaha. Dalam musyawarah ini dihadiri Penasehat, Pengawas, dan Pelaksana Operasional.
BAB X
MEKANISME PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 19 (1) Pengelolaan Kegiatan BUM Desa harus dilakukan secara profesional,
transparan dan akuntabel agar dapat diketahui, diikuti, dipantau, diawasi, dievaluasi dan dipertanggung jawabkan kepada warga masyarakat desa
secara luas. (2) Warga masyarakat dapat melibatkan diri secara aktif dalam proses
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan. (3) Disamping pengelolaan BUM Desa dilakukan secara transparan dan
akuntabel sebagaimana dimaksud ayat (1), pengelolaan kegiatan
dilaksanakan secara berkelanjutan untuk dapat memberikan manfaat dan antara pelaku dalam warga masyarakat desa, sehingga memperoleh
dukungan dari semua pihak.
Halaman 14
Pasal 20
(1) Paling lambat 2 (dua) bulan sebelum tahun buku berakhir, Pelaksana
Operasional menyampaikan rencana kerja tahunan dan anggaran BUM Desa tahun yang akan datang kepada Penasehat untuk mendapatkan
persetujuan. (2) Paling lambat 1 (satu) bulan setelah penyampaian rencana kerja tahunan
dan anggaran Penasehat harus sudah memberikan persetujuan atau penolakan.
(3) Apabila Penasehat memberikan penolakan, maka Pelaksana Operasional
harus melakukan perubahan sesuai saran (4) Setiap perubahan rencana kerja tahunan dan anggaran yang terjadi dalam
tahun buku yang bersangkutan harus mendapat persetujuan Penasehat. (5) Apabila Pelaksana Operasional telah melakukan perubahan sesuai saran
Penasehat, dan Penasehat sampai permulaan tahun buku tidak mengemukakan keberatan, maka rencana kerja tahunan dan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan berlaku.
Pasal 21
(1) Paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhir tahun buku, Pelaksana
Operasional menyampaikan laporan tahunan kepada Penasehat untuk mendapatkan pengesahan.
(2) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari neraca
dan laporan laba/rugi.
Pasal 22
(1) Mekanisme pertanggungjawaban sebagai berikut : a. proses pertanggungjawaban dilakukan sebagai upaya untuk evaluasi
tahunan serta pengembangan usaha BUM Desa kedepan;
b. pertanggungjawaban pengelolaan BUM Desa dilakukan setiap akhir tahun anggaran;
c. pertanggungjawaban dilakukan oleh Pelaksana Operasional kepada masyarakat melalui forum musyawarah desa yang dihadiri oleh
pemerintah desa, elemen masyarakat, dan seluruh pengelola BUM Desa.
(2) Tata urutan acara laporan pertanggungjawaban pengelolaan BUM Desa :
a. pembukaan; b. sambutan oleh Penasehat;
c. laporan pertanggungjawaban oleh direktur; d. tanggapan; dan
e. kesimpulan. (3) Tata tertib pertanggungjawaban :
a. pertanggungjawaban dinyatakan sah apabila dihadiri paling sedikit 2/3
(dua pertiga) dari undangan; b. apabila jumlah undangan belum terpenuhi, maka pimpinan rapat
menunda rapat paling lama 1 (satu) jam dengan dibuat berita acara penundaan;
c. apabila penundaan rapat belum juga terpenuhi, maka rapat diundur paling lama 30 (tiga puluh) menit dengan dibuat berita acara penundaan;
d. apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c belum tercapai rapat dapat dilaksanakan apabila telah dihadiri
paling sedikit 1/2 (setengah) dari jumlah undangan; e. apabila jumlah undangan sebagaimana dimaksud pada huruf d belum
tercapai, rapat ditunda paling lama 3 (tiga) hari dan rapat berikutnya
Halaman 15
berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf
c dan huruf d;
BAB XI
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 23 Anggaran Dasar Badan Usaha Milik Desa dapat ditambah dan/atau dikurangi
dan/atau dirubah dengan ketentuan bahwa perubahan, penambahan dan/atau pengurangan dilakukan dalam Musyawarah Desa yang dihadiri
lebih dari ½ anggota Musyawarah Desa.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
Demikian Anggaran Dasar ini dibuat dengan sesungguhnya. Apabila ada
kekeliruan akan dilaksanakan peninjauan kembali berdasarkan musyawarah Desa.
Ditetapkan di : Karanganyar pada tanggal : 02 Februari 2018
KEPALA DESA KARANGANYAR
ttd
TOFIK
Diundangkan di Desa Karanganyar Pada Tanggal 02 Februari 2018
PLT. SEKRETARIS DESA
KARANGANYAR
ttd
MASROH
BERITA DESA KARANGANYAR TAHUN 2018 NOMOR 01
Salinan Sesuai dengan Aslinya
Plt. Sekretaris Desa
Halaman 16
LAMPIRAN II
PERATURAN DESA KARANGANYAR, NOMOR 01 TAHUN 2018
TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA) “BERKAH MULYA”
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BADAN USAHA MILIK DESA “BERKAH MULYA” DESA KARANGANYAR, KECAMATAN KARANGANYAR, KABUPATEN
PURBALINGGA
BAB I
AZAZ DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) BUM Desa dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi
dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. (2) Fungsi BUM Desa adalah :
a. meningkatkan ekonomi masyarakat dan desa;
b. membuka kesempatan berusaha; dan c. menggali potensi desa.
BAB II
ORGANISASI PENGELOLA
Bagian Kesatu
Susunan Organisasi
Pasal 2
(1) Organisasi pengelola BUM Desa “BERKAH MULYA ” terdiri dari : a. Penasehat; b. Pelaksana operasional; dan
c. Pengawas (2) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
huruf b, terdiri dari : a. direktur;
b. sekretaris; c. bendahara; dan d. kepala unit.
Bagian Kedua
Penasehat
Paragraf 1 Pengangkatan
Pasal 3 (1) Penasehat sebagaimana dimaksud pada pasal 2 huruf a, dijabat secara ex
officio oleh Kepala Desa. (2) Masa jabatan Penasehat selama masa jabatan Kepala Desa.
Halaman 17
Paragraf 2
Pemberhentian
Pasal 4 Penasehat berhenti karena:
a. masa jabatan berakhir; atau b. meninggal dunia.
Paragraf 3
Tugas dan Wewenang
Pasal 5
(1) Penasihat mempunyai tugas melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada pelaksana operasional dalam menjalankan kegiatan
pengurusan dan pengelolaan usaha Desa. (2) Penasihat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) mempunyai kewenangan meminta penjelasan pelaksana operasional
mengenai pengurusan dan pengelolaan usaha Desa.
Paragraf 4
Hak dan Kewajiban
Pasal 6
(1) Penasehat BUM Desa berhak mengundang Pelaksana Operasional dan Pengawas untuk meminta penjelasan terhadap pengelolaan Badan Usaha
Milik Desa. (2) Penasehat berhak atas penghasilan yang sah sebagai penghargaan dari
pelaksanaan tugas-tugasnya. (3) Penasehat berhak meminta pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
Badan Usaha Milik Desa paling sedikit satu kali dalam setahun.
(4) Penasehat dalam mengembangkan Badan Usaha Milik Desa berkewajiban: a. memberikan nasihat kepada Pelaksana Operasional dalam
melaksanakan pengelolaan BUM Desa; b. memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap
penting bagi pengelolaan BUM Desa; dan c. mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM Desa.
Bagian Ketiga Pengangkatan dan Pemberhentian Pelaksana Operasional
Paragraf 1
Pengangkatan
Pasal 7
(1) Untuk dapat diangkat sebagai Pelaksana Operasional, harus memenuhi
persyaratan formal, persyaratan material, dan persyaratan lain.
(2) Persyaratan formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut: a. orang perseorangan; b. masyarakat desa yang mempunyai jiwa wirausaha;
c. Berdomisili dan atau bertempat tinggal di wilayah Desa Karanganyar sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun;
d. berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, dan perhatian terhadap usaha ekonomi Desa; dan
e. pendidikan minimal setingkat SMU/Madrasah Aliyah/SMK atau sederajat;
Halaman 18
(3) Persyaratan material sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut
: a. pengalaman, artinya yang bersangkutan memiliki rekam jejak (track
record) yang menunjukkan keberhasilan dalam pengurusan BUM Desa/Perusahaan/Lembaga tempat yang bersangkutan bekerja sebelum
pencalonan; b. keahlian, artinya yang bersangkutan memiliki :
1) pengetahuan yang memadai di bidang usaha BUM Desa; 2) pemahaman terhadap manajemen dan tata kelola perusahaan; dan 3) kemampuan untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan
strategis dalam rangka pengembangan BUM Desa. c. Integritas, artinya yang bersangkutan tidak pernah terlibat:
1) perbuatan rekayasa dan praktek-praktek menyimpang, dalam pengurusan BUM Desa/Perusahaan/Lembaga tempat yang
bersangkutan bekerja sebelum pencalonan (berbuat tidak jujur); 2) perbuatan cidera janji yang dapat dikategorikan tidak memenuhi
komitmen yang telah disepakati dengan BUM
Desa/Perusahaan/Lembaga tempat yang bersangkutan bekerja sebelum pencalonan (berperilaku tidak baik);
3) perbuatan yang dikategorikan dapat memberikan keuntungan secara melawan hukum kepada pribadi calon Direktur, Pengawas,
Penasehat, pegawai BUM Desa/Perusahan/Lembaga tempat yang bersangkutan bekerja, atau golongan tertentu sebelum pencalonan (berperilaku tidak baik); dan
4) perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap ketentuan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip pengurusan
perusahaan yang sehat (berperilaku tidak baik). d. kepemimpinan, artinya yang bersangkutan memiliki kemampuan
untuk: 1) memformulasikan dan mengartikulasikan visi BUM Desa;
2) mengarahkan pejabat dan karyawan BUM Desa agar mampu melakukan sesuatu untuk mewujudkan tujuan BUM Desa; dan
3) membangkitkan semangat (memberi energi baru) dan memberikan
motivasi kepada pejabat dan karyawan BUM Desa untuk mampu mewujudkan tujuan BUM Desa.
e. memiliki kemauan yang kuat (antusias) dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan BUM Desa.
(4) Persyaratan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut : a. bukan pengurus partai politik, dan/atau anggota legislatif, dan/atau
tidak sedang mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif;
b. bukan kepala desa dan/atau tidak sedang mencalonkan diri sebagai calon kepala Desa;
c. berusia paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun ketika akan terpilih sebagai Pelaksana Operasional;
d. tidak sedang menjabat sebagai Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Perangkat Desa, Badan Permusyawaratan Desa, Pejabat pada Lembaga, Pengawas pada BUM Desa, Direktur dan
Pengawas/Penasehat pada BUM Desa dan/atau Perusahaan/Koperasi, kecuali menandatangani surat pernyataan bersedia mengundurkan diri
dari jabatan tersebut jika terpilih sebagai Pelaksana Operasional BUM Desa;
e. tidak sedang menduduki jabatan yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dilarang untuk dirangkap dalam jabatan Pelaksana Operasional, kecuali menandatangani surat pernyataan
bersedia mengundurkan diri dari jabatan tersebut jika terpilih sebagai Pelaksana Operasional;
f. sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita suatu penyakit yang dapat menghambat pelaksanaan tugas sebagai Pelaksana Operasional)
Halaman 19
yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari rumah sakit
pemerintah; g. berpendidikan minimal setingkat SLTA/sederajat dan diutamakan
berpengalaman dibidangnya; h. calon Pelaksana Operasional dilarang mempunyai hubungan keluarga
dengan Pengawas dan Penasehat dalam hubungan sebagai orang tua termasuk mertua, anak termasuk menantu, saudara termasuk ipar dan
suami/istri. i. Apabila hubungan keluarga sebagaimana dimaksud pada huruf h
terjadi setelah pengangkatan, maka yang bersangkutan diberhentikan
dengan hormat. (5) Pelaksana Operasional dijabat dari unsur masyarakat dan dipilih dari dan
oleh masyarakat berdasarkan musyawarah desa yang dituangkan dalam Berita Acara.
(6) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), pelaksana operasional dapat direkrut melalui sistem rekrutmen yang terbuka.
(7) Pengangkatan Pelaksana Operasional ditetapkan melalui Keputusan
Kepala Desa.
Paragraf 2 Pemberhentian
Pasal 8
1) Pelaksana Operasional berhenti karena :
a. meninggal dunia; b. telah selesai masa bakti sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga BUM Desa; c. mengundurkan diri;
d. tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat perkembangan kinerja BUM Desa;
e. terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai tersangka.
2) Pemberhentian Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d karena :
a. tidak/kurang dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati dalam kontrak manajemen;
b. melanggar ketentuan anggaran dasar dan/atau peraturan perundang-undangan;
c. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap; atau d. mengundurkan diri.
Pasal 9
1) Pelaksana Operasional yang diduga melakukan perbuatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf a, b, atau c diberhentikan
sementara oleh Kepala Desa atas usul Pengawas. 2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Kepala Desa disertai dengan alasan dan diberitahukan kepada yang bersangkutan.
3) Selama pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang bersangkutan tidak melaksanakan kewajiban dan tidak mendapatkan hak.
4) Dalam hal Kepala Desa memberhentikan sementara Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka Kepala Desa sekaligus
mengangkat Pejabat Sementara.
Halaman 20
Pasal 10
1) Paling lambat 3 (tiga) bulan sejak pemberhentian sementara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9, Pengawas melakukan sidang yang dihadiri oleh Anggota Pengawas untuk menetapkan yang bersangkutan diberhentikan
atau direhabilitasi. 2) Apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan Pengawas belum melakukan rapat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemberhentian sementara batal demi hukum.
3) Pengawas melaporkan kepada Kepala Desa hasil sidang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagai bahan Kepala Desa untuk memberhentikan atau merehabilitasi.
4) Apabila dalam persidangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pelaksana Operasional tidak hadir tanpa alasan yang sah, yang
bersangkutan dianggap menerima hasil keputusan sidang Pengawas.
Pasal 11
1) Pelaksana Operasional yang berstatus sebagai tersangka melakukan tindak pidana diberhentikan sementara oleh Kepala Desa atas usul
Pengawas. 2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Kepala Desa disertai dengan alasan dan diberitahukan kepada yang
bersangkutan. 3) Selama pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang bersangkutan tidak melaksanakan kewajiban dan tidak mendapatkan hak.
Pasal 12
1) Setelah adanya putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, terhadap Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 ayat (1), Pengawas melakukan sidang untuk menetapkan yang bersangkutan diusulkan diberhentikan apabila terbukti bersalah atau
diusulkan direhabilitasi apabila tidak terbukti bersalah. 2) Pengawas melaporkan kepada Kepala Desa hasil sidang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagai bahan Kepala Desa untuk pemberhentian
tidak dengan hormat apabila terbukti bersalah atau merehabilitasi yang bersangkutan apabila tidak terbukti bersalah.
Bagian Keempat
Direktur
Paragraf 1
Masa Jabatan
Pasal 13 Masa jabatan Direktur adalah selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali sepanjang memenuhi persyaratan dan berkinerja baik.
Paragraf 2
Tugas, Kewajiban dan Wewenang
Pasal 14 Direktur mempunyai tugas :
a. memimpin organisasi BUM Desa; b. melakukan pengendalian kegiatan BUM Desa;
Halaman 21
c. bertindak atas nama lembaga untuk mengadakan perjanjian kerjasama
dengan pihak ketiga dalam pengembangan usaha atau lain-lain kegiatan yang dipandang perlu dilaksanakan;
d. melaporkan keuangan BUM Desa setiap bulan kepada Penasehat; e. melaporkan keadaan keuangan BUM Desa setiap enam bulan melalui
Musdes; dan f. melaporkan keadaan keuangan BUM Desa akhir tahun melalui Musdes
Pertanggungjawaban.
Pasal 15
Direktur mempunyai kewajiban : a. menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan pengawasan
seluruh kegiatan operasional; b. melaksanakan pembinaan pegawai;
c. melaksanakan pengawasan dan pengelolaan kekayaan BUM Desa; d. menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan; e. menyusun Tata Kerja BUM Desa dengan pertimbangan Pengawas untuk
disahkan oleh Kepala Desa; f. menyusun Rencana Strategis Bisnis yang disahkan oleh Kepala Desa
setelah mendapatkan rekomendasi Pengawas; g. menyusun dan menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
yang merupakan penjabaran tahunan dari Rencana Strategis Bisnis yang telah disetujui Pengawas kepada Kepala Desa untuk mendapatkan pengesahan; dan
h. menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan BUM Desa.
Pasal 16
Direktur dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dan 15 mempunyai wewenang :
a. mengangkat dan memberhentikan pelaksana kerja yang membantu
Kepala Unit; b. menetapkan tata kerja BUM Desa dengan pertimbangan Pengawas dan
disahkan oleh Kepala Desa; c. menetapkan jenis-jenis kegiatan usaha;
d. mengangkat pelaksana kerja yang membantu Kepala Unit; e. mewakili BUM Desa di dalam dan di luar pengadilan; f. menunjuk kuasa untuk melakukan perbuatan hukum mewakili BUM
Desa; g. menandatangani Laporan Bulanan, Laporan Triwulanan dan Laporan
Tahunan; h. menjual, menjaminkan atau melepaskan aset milik BUM Desa setelah
mendapatkan persetujuan Kepala Desa atas pertimbangan Pengawas; dan
i. melakukan pinjaman, mengikatkan diri dalam perjanjian dan
melakukan kerjasama dengan pihak lain dengan persetujuan Kepala Desa atas pertimbangan Pengawas dengan jaminan aset BUM Desa.
Pasal 17
(1) Direktur memperoleh hak cuti meliputi : a. cuti tahunan; b. cuti besar;
c. cuti sakit; d. cuti karena alasan penting;dan
e. cuti bersalin. (2) Direktur yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap
diberikan penghasilan penuh.
Halaman 22
(3) Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikeluarkan oleh Kepala Desa
berpedoman pada ketentuan/peraturan perundang-undangan.
Pasal 18 Penunjukan Pejabat Sementara
1) Proses pengangkatan Direktur harus sudah selesai dilaksanakan oleh
Kepala Desa paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatan Direktur yang lama berakhir.
2) Apabila sampai berakhirnya masa jabatan Direktur, pengangkatan
Direktur baru masih dalam proses penyelesaian, Kepala Desa dapat menunjuk/mengangkat Direktur yang lama atau seorang Pejabat
Struktural BUM Desa sebagai pejabat sementara. 3) Pengangkatan Pejabat Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. 4) Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku
sampai dilantiknya Direktur definitif atau paling lama 6 (enam) bulan.
5) Pejabat Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dilakukan pelantikan dan pengambilan sumpah.
Bagian Kelima
Sekretaris
Pasal 19
(1) Sekretaris mempunyai tugas membantu Direktur melaksanakan fungsi
pengeloaan administrasi sumber daya Badan Usaha Milik Desa. (2) Sekretaris mempunyai wewenang:
a. melaksanakan kebijakan operasional pengelolaan fungsi administrasi Badan Usaha Milik Desa;
b. melaksanakan strategi pengelolaan administrasi Badan Usaha Milik
Desa; c. memberikan pelayanan administrasi pengangkatan dan pemberhentian
Pengelola Badan Usaha Milik Desa; d. memberikan pelayanan administrasi seluruh tugas pengelola Badan
Usaha Milik Desa, baik kedalam maupun keluar; e. menyusun administrasi Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
tugas pengelola Badan Usaha Milik Desa;
f. mengelola surat menyurat secara umum; g. mengelola kearsipan; dan
h. mengelola data dan informasi Badan Usaha Milik Desa.
Bagian Keenam Bendahara
Pasal 20
(1) Bendahara mempunyai tugas membantu Direktur dalam melaksanakan fungsi pengelolaan keuangan sumber daya Badan Usaha Milik Desa.
(2) Bendahara mempunyai wewenang: a. melaksanakan kebijakan operasional pengelolaan fungsi keuangan
Badan Usaha Milik Desa;
b. melaksanakan strategi pengelolaan Badan Usaha Milik Desa; c. menyusun pembukuan penerimaan dan pengeluaran keuangan Badan
Usaha Milik Desa; d. mengelola gaji dan insentif pengelola;
e. pengelolaan belanja dan pengadaan barang/jasa Badan Usaha Milik Desa;
Halaman 23
f. mengelola penerimaan keuangan Badan Usaha Milik Desa; dan
g. menyusun laporan pengelolaan keuangan Badan Usaha Milik Desa.
Bagian Ketujuh Kepala Unit
Pasal 21
(1) Kepala Unit Usaha mempunyai tugas membantu Direktur dalam
melaksanakan fungsi pengelolaan unit usaha Badan Usaha Milik Desa.
(2) Kepala Unit Usaha mempunyai wewenang: a. melaksanakan kebijakan operasional pengelolaan unit usaha Badan
Usaha Milik Desa; b. melaksanakan strategi pengelolaan unit usaha Badan Usaha Milik
Desa; c. memberikan pelayanan unit usaha bagi anggota Badan Usaha Milik
Desa;
d. menyusun laporan kegiatan unit usaha Badan Usaha Milik Desa.
Bagian Kedelapan Pelaksana Kerja
Pasal 22
(1) Pelaksana Kerja mempunyai tugas pokok membantu Kepala Unit Usaha melaksanakan fungsi sesuai bidangnya dalam Badan Usaha Milik Desa.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana ayat (1) pasal ini, uraian tugas Pelaksana Kerja sebagai berikut:
a. melaksanakan kebijakan operasional fungsi unit usaha sesuai dengan bidangnya dalam Badan Usaha Milik Desa;
b. melaksanakan strategi pengelolaan fungsi unit usaha sesuai dengan
bidangnya dalam Badan Usaha Milik Desa; dan c. menyusun laporan kegiatan sesuai dengan bidang unit usaha dalam
Badan Usaha Milik Desa.
Bagian Kesembilan Pengawas
Pasal 23
Dalam melakukan Pengawasan BUM Desa dibentuk Pengawas yang dipilih dalam musyawarah desa.
Pasal 24
(1) Pengawas dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan tujuan BUM Desa.
(2) Untuk dapat diangkat sebagai Pengawas, harus memenuhi persyaratan formal, persyaratan material dan persyaratan lain.
(3) Persyaratan formal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sebagai berikut : a. orang perseorangan;
b. mampu melaksanakan perbuatan hukum; c. tidak pernah dinyatakan pailit;
d. tidak pernah menjadi Anggota Direktur atau anggota Dewan Penasehat/ Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu BUM
Desa dan/atau perusahaan dinyatakan pailit; dan
Halaman 24
e. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara, Daerah, Desa, BUM Desa, dan/atau perusahaan.
(4) Persyaratan material sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sebagai berikut :
a. pengalaman, artinya yang bersangkutan memiliki rekam jejak (track record) yang menunjukkan keberhasilan dalam pengurusan/
Pengawasan BUM Desa/perusahaan/lembaga tempat yang bersangkutan bekerja sebelum pencalonan.
b. keahlian, artinya yang bersangkutan memiliki :
(1) keahlian, kecakapan dan kemampuan tentang Pengawasan BUM Desa; dan
(2) pemahaman terhadap manajemen dan tata kelola perusahaan; c. integritas, artinya yang bersangkutan tidak pernah terlibat:
(1) perbuatan rekayasa dan praktek-praktek menyimpang, dalam pengurusan BUM Desa/perusahaan/lembaga tempat yang bersangkutan bekerja sebelum pencalonan atau berperilaku baik;
(2) perbuatan cidera janji yang dapat dikategorikan tidak memenuhi komitmen yang telah disepakati dengan BUM
Desa/perusahaan/lembaga tempat yang bersangkutan bekerja sebelum pencalonan atau berperilaku tidak baik;
(3) perbuatan yang dikategorikan dapat memberikan keuntungan secara melawan hukum kepada pribadi calon Direktur, Dewan Pengawas/Penasehat, pegawai BUM Desa/perusahan/lembaga
tempat yang bersangkutan bekerja, atau golongan tertentu sebelum pencalonan atau berperilaku tidak baik;
(4) perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap ketentuan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip pengurusan
perusahaan yang sehat. d. kepemimpinan, artinya yang bersangkutan memiliki kemampuan
untuk:
(1) mengarahkan BUM Desa untuk mewujudkan tujuannya. (2) membangkitkan semangat atau memberi energi baru dan
memberikan motivasi kepada pejabat dan karyawan BUM Desa untuk mampu mewujudkan tujuan BUM Desa.
(3) memiliki kemauan yang kuat (antusias) dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan BUM Desa.
(5) Persyaratan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sebagai
berikut : a. bukan pengurus partai politik, dan/atau anggota legislatif, dan/atau
tidak sedang mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif; b. bukan kepala desa dan/atau tidak sedang mencalonkan diri sebagai
calon kepala Desa; c. berusia paling tinggi 75 (tujuh puluh lima) tahun pada saat akan
menjabat Pengawas;
d. tidak sedang menjabat sebagai pejabat pada lembaga, Direktur pada BUM Desa dan/atau Perusahaan, atau jabatan lain yang dapat
menimbulkan konflik kepentingan, kecuali menandatangani surat pernyataan bersedia mengundurkan diri dari jabatan tersebut jika
terpilih sebagai Pengawas BUM Desa. e. tidak sedang menduduki jabatan yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan dilarang untuk dirangkap dengan jabatan
Pengawas, kecuali menandatangani surat pernyataan bersedia mengundurkan diri dari jabatan tersebut jika terpilih sebagai Pengawas.
f. sehat jasmani dan rohani atau tidak sedang menderita suatu penyakit yang dapat menghambat pelaksanaan tugas sebagai Pengawas yang
dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari rumah sakit pemerintah.
Halaman 25
g. berpendidikan paling rendah SLTA /sederajat
h. Calon Pengawas dilarang mempunyai hubungan keluarga dengan : 1. Anggota Dewan Pengawas lainnya dalam hubungannya sebagai
orang tua termasuk mertua, anak termasuk menantu, saudara termasuk ipar, dan suami/istri;
2. Direktur dalam hubungannya sebagai orang tua termasuk mertua, anak termasuk menantu, saudara termasuk ipar, dan suami/istri;
dan 3. Kepala Desa dalam hubungannya sebagai orang tua termasuk
mertua, anak termasuk menantu, saudara termasuk ipar, dan
suami/istri; 4. Pengangkatan Pengawas ditetapkan oleh Kepala Desa berpedoman
pada ketentuan peraturan perundang-undangan. i. Apabila hubungan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf
h terjadi setelah pengangkatan, maka yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat.
Pasal 25
(1) Pengawas berjumlah 3 (tiga) orang yang terdiri dari seorang Ketua, Sekretaris dan Anggota.
(2) Masa jabatan Pengawas selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali sepanjang memenuhi persyaratan dan berkinerja baik.
(3) Sebelum Pengawas menjalankan tugasnya terlebih dahulu dilantik dan
disumpah oleh Kepala Desa.
Pasal 26
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, Pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut :
a. melihat buku-buku, surat-surat dan dokumen-dokumen lainnya serta
memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan memeriksa kekayaan BUM Desa;
b. meminta penjelasan dari Direktur dan/atau Pejabat lain di lingkungan BUM Desa mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan
BUM Desa; c. meminta Direktur dan/atau Pejabat lain di lingkungan BUM Desa
dengan sepengetahuan Direktur untuk menghadiri Rapat Pengawas
BUM Desa; dan d. menghadiri rapat Pelaksana Operasional dan memberikan saran,
masukan dan usul terhadap permasalahan yang dibicarakan.
Pasal 27
1) Pengawas berhak atas penghasilan yang sah sebagai penghargaan dari
pelaksanaan tugas-tugasnya. 2) Pengawas mempunyai kewajiban:
a. perumusan kebijakan operasional pemeriksaan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa;
b. pelaksanaan pemeriksaan atas kebijakan Pelaksana Operasional dalam menjalankan Badan Usaha Milik Desa;
c. pemeriksaan aktifitas Pelaksana Operasional pada aspek administrasi
dan manajemen; d. penyampaian laporan hasil pemeriksaan terhadap Badan Usaha Milik
Desa kepada Penasehat; e. pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan dan pemeriksaan dengan
persetujuan Penasehat;
Halaman 26
f. memberikan masukan/saran dalam rangka meningkatkan kinerja
Pelaksana Operasional BUM Desa; g. membantu penyelesaian masalah yang dihadapi BUM Desa; dan
h. penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa kepada Kepala Desa
Pasal 28
Pengawas dalam melaksanakan tugasnya dapat memperoleh bantuan tenaga ahli yang diikat dengan kontrak untuk waktu tertentu atas beban BUM Desa.
Pasal 29
Segala biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas Pengawas
dibebankan kepada BUM Desa dan secara jelas dimuat dalam Rencana Kerja dan Anggaran.
Pasal 30
(1) Rapat Pengawas diselenggarakan paling sedikit 3 (tiga) bulan sekali. (2) Keputusan rapat Pengawas diambil atas dasar musyawarah untuk
mufakat. (3) Dalam hal tidak tercapai kata mufakat, maka keputusan diambil
berdasarkan suara terbanyak.
(4) Setiap rapat Pengawas dibuat risalah rapat.
Pasal 31
Penunjukan Pejabat Sementara
(1) Proses pengangkatan Pengawas harus sudah selesai dilaksanakan oleh Kepala Desa paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatan Pengawas
yang lama berakhir. (2) Apabila sampai berakhirnya masa jabatan Pengawas, pengangkatan
Pengawas baru masih dalam proses penyelesaian, Kepala Desa dapat menunjuk/mengangkat Pengawas yang lama sebagai pejabat sementara.
(3) Pengangkatan Pejabat Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. (4) Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku
sampai dilantiknya Pengawas definitif atau paling lama 3 (tiga) bulan. (5) Pejabat Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dilakukan
pelantikan dan pengambilan sumpah.
Pasal 32
Pemberhentian
1) Anggota Pengawas berhenti apabila :
a. meninggal dunia;
b. masa jabatannya berakhir; c. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai Pengawas berdasarkan
ketentuan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan; dan/atau
d. diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan keputusan Kepala Desa.
Halaman 27
2) Pemberhentian Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
karena : a. tidak/kurang dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati
dalam kontrak manajemen; b. tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;
c. melanggar ketentuan anggaran dasar dan/atau peraturan perundang-undangan;
d. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap; dan/atau
e. mengundurkan diri.
3) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), huruf a, huruf b dan huruf c ditetapkan setelah yang bersangkutan diberi kesempatan membela
diri. 4) Pembelaan diri disampaikan secara tertulis kepada Kepala Desa paling
lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak Pengawas yang bersangkutan diberitahu secara tertulis oleh Kepala Desa mengenai rencana pemberhentian tersebut.
5) Selama rencana pemberhentian masih dalam proses, Pengawas yang bersangkutan tetap menjalankan tugasnya.
6) Dalam jangka waktu 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal penyampaian pembelaan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Kepala Desa tidak
menetapkan Keputusan mengenai pemberhentian sebagai Pengawas kepada yang bersangkutan, maka rencana pemberhentian tersebut dianggap batal.
Bagian Kesembilan Jasa Pengabdian
Pasal 33
1) Setiap akhir masa jabatan, Pelaksana Operasional mendapat uang jasa pengabdian sebesar 5% (lima per seratus) dari laba setelah dipotong pajak
dan setelah diaudit dari Tahun Buku sebelum akhir masa jabatan.
2) Pelaksana Operasional yang diberhentikan dengan hormat sebelum masa jabatannya berakhir mendapat uang jasa pengabdian dengan syarat telah menjalankan tugas selama paling sedikit 1 (satu) tahun dengan
perhitungan lama bertugas dibagi masa jabatan kali 5 % (lima per seratus) dari laba setelah dipotong pajak dan setelah diaudit dari Tahun Buku
sebelum tugasnya berakhir.
BAB III
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 34
Anggaran Rumah Tangga Badan Usaha Milik Desa dapat ditambah dan/atau dikurangi dan/atau dirubah dengan ketentuan bahwa perubahan, penambahan dan/atau pengurangan dilakukan dalam Musyawarah Desa
yang dihadiri lebih dari ½ anggota Musyawarah Desa.
Halaman 28
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 35
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur lebih lanjut dalam Rapat Pelaksana Operasional BUM Desa.
Ditetapkan: di Desa Karanganyar Tanggal 2 Februari 2018
KEPALA DESA KARANGANYAR
ttd
TOFIK
Diundangkan di Desa Karanganyar
Pada Tanggal 02 Februari 2018
PLT. SEKRETARIS DESA KARANGANYAR
ttd
MASROH
BERITA DESA KARANGANYAR TAHUN 2018 NOMOR 03
Salinan Sesuai dengan Aslinya Plt. Sekretaris Desa
Halaman 29
LAMPIRAN II
PERATURAN DESA KARANGANYAR NOMOR 02 TAHUN 2018
TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA
MILIK DESA (BUM DESA) “BERKAH MULYA”
SUSUNAN KEPENGURUSAN
BUM DESA “BERKAH MULYA”
KECAMATAN KARANGANYAR
PERIODE 2017-2022
Penasehat : Kepala Desa Karanganyar
Pengawas : H. M. FADIL PUJIARTO, S. PD
DJUREMI IM
Direktur : Teguh Hidayat, S. KM. Sekretaris : Arif Fadlulloh Bendahara : Bagyo Bahrudin
Kepala Unit Perdagaangan dan Pertanian : Chodir, S.Pt
Ditetapkan: di Desa Karanganyar
Tanggal 2 Februari 2018
KEPALA DESA KARANGANYAR
ttd
TOFIK Diundangkan di Desa Karanganyar
Pada Tanggal 02 Februari 2018 PLT. SEKRETARIS DESA
KARANGANYAR
ttd
MASROH
BERITA DESA KARANGANYAR TAHUN 2018 NOMOR 03 Salinan Sesuai dengan Aslinya
Plt. Sekretaris Desa