SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

109
SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN PEMERINTAH DESA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI DESA PAO KECAMATAN TOMBOLO PAO KABUPATEN GOWA Oleh: ARI SULFAHRI Nomor Induk Mahasiswa : 10561 05447 15 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

Page 1: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

SKRIPSI

KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN

PEMERINTAH DESA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

DI DESA PAO KECAMATAN TOMBOLO PAO KABUPATEN GOWA

Oleh:

ARI SULFAHRI

Nomor Induk Mahasiswa : 10561 05447 15

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITASMUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

i

SKRIPSI

KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN

PEMERINTAH DESA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

DI DESA PAO KECAMATAN TOMBOLO PAO KABUPATEN GOWA

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

ARI SULFAHRI

Nomor Induk Mahasiswa : 10561 05447 15

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

ii

Page 4: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

iii

Page 5: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

iv

Page 6: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

v

ABSTRAK

Ari sulfahri, 2020, Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa dengan

Pemerintah Desa dalam Pembangunan Infrastruktur di Desa Pao Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa. Skripsi, (dibimbing oleh Muhlis Madani dan

Nasrulhaq).

Koordinasi merupakan suatu proses kerjasama antar unit atau bagian yang

menciptakan keharmonisan kerja, sehingga terdapat saling mengisi, saling

membantu dan saling melengkapi dalam melakukan kegiatan untuk mencapai

tujuan bersama. Berdasarkan hal tersebut, peneliti terdorong untuk mencoba

menjabarkan lebih lanjut mengenai koordinasi Badan Permusyawaratan Desa

dengan Pemerintah Desa dalam Pembangunan Infrastruktur di Desa Pao

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui koordinasi Badan

Permusyawaratan Desa dengan Pemerintah Desa dalam pembangunan

infrastruktur di Desa Pao Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa. Jenis

penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif, sumber data yang digunakan

yaitu primer dan sekunder, jumlah informan yaitu 5 orang. Pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan Teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

Teknik analisis data dengan menggunakan langkah reduksi data, penyajian data,

verifikasi data yang bersifat kualitatif, serta menggunakan pengabsahan data

triangulasi yakni triangulasi sumber, teknik, dan waktu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa koordinasi antara Badan

Permusyawaratan Desa dengan Pemerintah Desa dalam pembangunan

infrastruktur di Desa Pao Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa secara

umum sudah tergolong baik apabila kita tinjau dari aspek 1) komunikasi, 2)

kesadaran pentingnya koordinasi, 3) kompetensi partisipan, 4) kesepakatan,

komitmen dan insentif serta 5) kontinuitas perencanaan.

Kata Kunci: Koordinasi, Pembangunan Infrastruktur

Page 7: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

vi

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan rasa syukur yang tidak terhingga kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa

Dengan Pemerintah Desa Dalam Pembangunan Infrastruktur Di Desa Pao

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Dr. Muhlis Madani, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Nasrulhaq,

S.Sos, M.PA selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Bapak Dr. Muhlis Madani, M.Si, Ibu Dr. Hj. Fatmawati, M.Si, Ibu Dr. Hj.

Sudarmi, M.Si, dan Bapak Adnan Ma’ruf, S.Sos, M.Si selaku penguji yang

telah meluangkan waktu demi kelancaran proses ujian skripsi.

5. Segenap Staf dan Kariyawan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Bapak Prof. Dr. Abdul Rahman Rahim, S.E, M.M selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

7. Kedua orang tua, Bapak Muh. Yunus dan Ibu Hariati yang telah membesarkan

penulis dan tiada henti-hentinya mendoakan dan memberikan apapun yang

terbaik, terlebih kasih sayang serta sabar yang tak pernah bosan membimbing

dan memotivasi serta menguatkan penulis ketika dalam keadaan sulit.

Page 8: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

vii

8. Adinda (Dirga, Rika dan Syifa) serta segenap keluarga besar yang selalu

memberikan do’a di dalam sujud, serta senantiasa memberikan dukungan

disetiap langkah-langkah saya.

9. Teman-teman seangkatan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, sahabat-

sahabat kelas E jurusan Ilmu Administrasi Negara yang selama ini menjadi

teman seperjuangan saya dalam menulis skripsi.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan.Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 05 Agustus 2020

Ari sulfahri

Page 9: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

PERSETUJUAN ................................................................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................viii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 10

B. Teori Manajemen .................................................................................... 11

C. Konsep Koordinasi ..................................................................................13

D. Konsep Pemerintah Desa ........................................................................22

E. Konsep Badan Permusyawaratan Desa ...................................................23

F. Konsep Pembangunan Infrastruktur ........................................................24

G. Kerangka Pikir ........................................................................................26

H. Fokus penelitian ......................................................................................27

I. Deskripsi Fokus Penelitian .....................................................................28

Page 10: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

ix

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................................31

B. Jenis dan Tipe Penelitian .........................................................................31

C. Sumber Data ............................................................................................32

D. Informan Penelitian .................................................................................32

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................33

F. Teknik Analisis Data ...............................................................................35

G. Pengabsahan Data ...................................................................................35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian.....................................................................37

B. Koordinasi BPD dengan Pemerintah Desa Pao ......................................51

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................77

B. Saran ........................................................................................................77

DAFTARPUSTAKA .........................................................................................79

LAMPIRAN ....................................................................................................... 81

Page 11: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Alokasi anggaran dana desa Pao tahun 2019 ................. 5

Tabel 1.2 Rencana kerja kegiatan desa Pao tahun 2019 ................ 6

Tabel 3.1 Informan penelitian ....................................................... 33

Tabel 4.1 Jumlah penduduk desa Pao ........................................... 39

Page 12: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan kerangka pikir ................................................ 27

Gambar 3.1 Model analisis data ................................................... 35

Gambar 4.1 Bagan struktur pengurus BPD Pao ............................ 45

Gambar 4.2 Struktur pemerintahan desa Pao ................................ 51

Page 13: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan desa merupakan suatu proses yang menjadi tanggung jawab

pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, mengintegrasikan

kehidupan masyarakat desa ke dalam kehidupan bangsa sehingga memungkinkan

masyarakat desa dapat memberikan sumbangan sepenuhnya kepada pembangunan

nasional. Konsep ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Siagian yang

menyatakan bahwa pembangunan desa adalah keseluruhan proses rangkaian

usaha-usaha yang dilakukan dalam lingkungan desa dengan tujuan untuk

meningkatkan taraf hidup masyarakat desa serta memperbesar kesejahteraan

masyarakat dalam desa.

Kesadaran akan pentingnya melakukan pembangunan desa inilah yang

kemudian melahirkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang

merupakan landasan untuk membangun kehidupan baru desa yang mandiri,

demokratis dan sejahtera.Dewasaini, Desatelahberkembangdalamberbagaibentuk,

sehinggaperludilindungidandiberdayakan agar menjadikuat, maju,

mandiridandemokratissehinggadapatmewujudkanlandasan yang

kuatdalammelaksanakanpemerintahandanpembangunanmenujumasyarakat yang

adil, makmurdansejahtera.Syarat terwujudnya kehidupan masyarakat desa yang

sejahtera tentunya dengan terlaksananya pembangunan desa itu sendiri, salah

satunya yaitu pembangunan infrastruktur desa.

Page 14: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

2

Dalam pembangunan desa yang berlandaskan pada kemandirian desa

tentunya diperlukan adanya koordinasi yang baik diantara lembaga pemerintahan

yang ada di desa itu sendiri. Lembaga pemerintahan desa yang mesti melakukan

koordinasi yang optimal terutama adalah koordinasi antara pemerintah desa

dengan badan permusyawaratan desa (BPD). Dengan terlaksananya koordinasi

yang baik antara lembaga di desa tersebut tentunya berdampak pada keberlanjutan

pelaksanaan pembangunan desa, khususnya pembangunan infrastruktur dasar

seperti jalan, listrik, sarana pendidikan dan sebagainya.

Koordinasi antara lembaga pemerintahan dikaji juga oleh Djamin, dalam

Hasibuan (2011:86) yang mendefinisikan koordinasi sebagai suatu usaha kerja

sama antara badan, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu

sedemikian rupa, sehingga terdapat saling mengisi, saling membantu dan saling

melengkapi. Koordinasi dikaitkan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh berbagai

pihak yang sederajat untuk saling memberi informasi dan sebagai kewenangan

untuk menggerakkan, menyerasikan, menyelaraskan dan menyeimbangkan

kegiatan-kegiatan yang spesifik atau berbeda-beda agar semuanya terarah pada

tujuan tertentu ( Ndraha, 2003:290).

Namun bila kita kaitkan dengan kenyataan di lapangan, koordinasi antara

lembaga pemerintahan khususnya antara lembaga yang ada di desa yaitu antara

badan permusyawaratan desa (BPD) dengan pemerintah desa belum terlaksana

dengan optimal di Indonesia secara umum. Hal ini terutama disebabkan oleh

kurangnya pemahaman dari pemerintah desa dengan BPD tentang tugas dan

fungsinya masing-masing. Selain itu, banyak pegawai desa serta pengurus BPD

Page 15: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

3

yang memiliki pekerjaan selain dari pekerjaannya di kantor desa sehingga sedikit

banyak menghambat pekerjaan utamanya dalam mengurus pemerintahan di desa,

dan tidak lengkapnya sarana pra sarana Desa seperti tidak adanya sekretariat BPD

juga menghambat jalannya koordinasi Pemerintah Desa dengan BPD

(kompasiana).

Desa Pao merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tombolo

Pao Kabupaten Gowa. Kecamatan Tombolo Pao sendiri merupakan Kecamatan

hasil pemekaran dari Kecamatan Tinggimonong sehingga masih didapati beberapa

infrastruktur dasar yang ada di Kecamatan Tombolo Pao masih belum lengkap.

Begitupun kualitas sumber daya manusianya masih relatif minim. Keadaan seperti

ini juga terjadi di Desa Pao, dimana diketahui bahwa mayoritas angota BPD yang

ada di Desa Pao hanya lulusan SD dan SMP.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa Pao guna melakukan

pembangunan, khususnya pembangunan infrastruktur desa untuk mencapai tujuan

mensejahterakan masyarakat dan menciptakan kemandirian desa tentunya

diperlukan koordinasi yang baik diantara Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

dengan aparat Pemerintah Desa Pao. Dari observasi peneliti, diketahui bahwa

Badan Permusyawaratan Desa Pao tidak memiliki sekretariat sehingga tentunya

sedikit banyak menghambat pelaksanaan tugas-tugasnya termasuk dalam

melakukan koordinasi dengan Pemerintah Desa Pao untuk menyalurkan aspirasi

masyarakat. Juga diketahui bahwa sebagian aparatur desa dan anggota BPD

memiliki pekerjaan lain selain pekerjaannya mengurus pemerintahan Desa Pao

seoerti pekerjaan sebagai petani atau pekebun. Kompetensi anggota BPD juga

Page 16: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

4

masih relatif minim dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan mayoritas

anggotanya. Sebagian masyarakat juga tidak mengetahui siapa-siapa saja anggota

dari BPD Pao.

Koordinasi antara Badan Permusyawaratan Desa dengan Pemerintah Desa

Pao tersebut tentunya berdampak pada pembangunan infrastruktur di Desa Pao

itu sendiri. Dari hasil pengamatan awal peneliti diketahui bahwa pembangunan

infrastruktur di desa Pao walaupun sudah berjalan tetapi masih ada beberapa yang

belum rampung, misalnya pengerjaan jalan desa dan pembuatan irigasi. Selain itu

pembangunan potensiekonomilokal berupa objek wisata air terjun juga sudah

dikembangkan namun masih memerlukan penambahan beberapa fasilitas

penunjang. Pengembangan objek wisata ini dianggap penting mengingat letaknya

dekat dengan jalan poros dan dekat dengan kantor desa, sehingga potensinya

bagus untuk menarik pengunjung. Beberapa fakta tersebut mengisyaratkan bahwa

koordinasi antara Badan Permusyawaratan Desa dengan Pemerintah Desa Pao

yang sudah terjalin seharusnya bisa lebih dioptimalkan sehingga pembangunan

infrastruktur desa bisa lebih maksimal.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa APBDesa Pao tahun 2019,

dipaparkan bahwa pogram untuk pembangunan desa memakai anggaran yang

sangat besar, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 17: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

5

Tabel : 1.1

Alokasi anggran dana desa Pao tahun 2019

No Jenis Program Anggaran

1 Penyelenggaraan Pemerintah Desa Rp. 690.722.967.00

2 Pelaksanaan Pembangunan Desa Rp.1.487.943.900.00

3 Pembinaan Kemasyarakatan Rp. 88.620.000.00

4 Pemberdayaan Masyarakat Rp. 88.660.000.00

5 Penanggulangan Bencana Darurat dan

Mendesak Desa.

Rp. 10.000.000.00

TOTAL Rp.2.365.946.867.00

Sumber : KAUR Administrasi Desa Pao, diolah 25 Desember 2019

Jika kita merujuk pada tabel diatas, tentang anggaran pendapatan dan

belanja desa Pao pada tahun 2019 tersebut, diketahui bahwa penganggaran untuk

pembangunan desa Pao sebenarnya telah memakai anggaran dana desa yang

sangat besar, yaitu berjumlah Rp.1.487.943.900,00 bahkan jumlah tersebut paling

besar diantara program-program pemerintah desa lainnya. Dengan anggaran

tersebut Pemerintah Desa Pao telah menyepakati untuk melaksanakan

pembangunan infrastruktur untuk tahun anggaran 2019 dengan rincian sebagai

berikut:

Page 18: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

6

Tabel : 1.2

Rencana kerja kegiatan desa Pao 2019

No

Rencana kerja

Kegiatan Volume Biaya Waktu Pelaksana

1

Pembangunan rapat

beton lembangia

100

Meter

Rp.

70.000.000,00

April 2019

PPKD

2

Pembangunan rapat

beton Pattallassang-

Bangkengbatu

500

Meter

Rp.

400.000,00

September

2019

PPKD

3

Rehab jembatan

swadaya Bolatoa

500

Meter

Rp.

5.000.000,00

September

2019

PPKD

4

Rehab embung 2 Unit Rp.

20.000.000,00

Juni 2019

TPK

5

Pembangunan plat

dekker

5 Unit Rp.

65.000.000,00

April 2019

PPKD

6

Pembangunan balai

kemasyarakatan

1 Unit Rp.100.000,00 Juli 2019

TPK

7

Pembangunan

jamban keluarga

8 Unit Rp.

80.000.000,00

September

2019

PNPM

8

Penataan taman

wisataBantimurung

Gallang

1

kegiatan

Rp.

50.000.000,00

Oktober

2019

PPKD

9

Pembangunan rapat

beton jalan akses

wisata air terjun

BantimurungGallang

120

Meter

Rp.

80.000.000,00

Oktober

2019

PPKD

Sumber : KAUR Administrasi Desa Pao, diolah 25 Desember 2019

Page 19: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

7

Dari tabel rencana kerja kegiatan desa Pao tahun 2019 di atas, mayoritas

pengerjaan pembangunan tersebut telah terealisasi. Diketahui juga bahwa

pemerintah Desa Pao memprioritaskan pembangunan infrastruktur pada

pengerjaan rapat beton yang dikerjakan di beberapa lokasi seperti di Lembangia,

Pattallassang-Bangkengbatu serta akses jalan objek wisata air terjun bantimurung

gallang. Untuk realisasinya sendiri telah dilaksanakan, namun untuk

pembangunan rapat beton jalan Pattallassang-Bangkengbatu tidak sesuai dengan

perencanaan dimana yang terealisasi hanya sekitar 250 meter dari rencana awal

500 meter, begitupun pembangunan plat dekker yang terealisasi hanya 3 unit dari

rencana awal 5 unit. Pengerjaan rehab 2 unit embung juga tidak terealisasi namun

untuk program pembangunan infrastruktur lain sudah terealisasi.

Beberapapermasalahan yang terjadi di lapangan tersebut menjadi alasan

peneliti untuk menganalisis lebih dalam mengenai koordinasi antara Badan

Permusyawaratan Desa dengan Pemerintah Desa Pao dalam pembangunan

infrastruktur di Desa Pao. Tentunya diharapkan kedepannya koordinasi antara

BPD dengan Pemerintah Desa Pao bisa berjalan lebih optimal dan bersinergi

dalam pembangunan di Desa Pao.

Dari pemaparan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengambil

judul yaitu: “Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dengan

Pemerintah Desa dalam Pembangunan Infrastruktur di Desa Pao

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa”.

Page 20: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan dalam penelitian di

atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “bagaimana koordinasi Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) dengan Pemerintah Desa dalam Pembangunan di

Desa Pao Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa”?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui koordinasi Badan Permusyawaratan Desa

(BPD) dengan Pemerintah Desa dalam Pembangunan di Desa Pao Kecamatan

Tombolo Pao Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Sebagai sumber data dan informasi, serta dasar pertimbangan bagi BPD dan

Pemerintah Desa Pao dalam menyelenggarakan pembangunan di Desa Pao

Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa;

b. Sebagai bahan kajian atau studi banding bagi desa lain yang ingin

mengaplikasikan koordinasi yang baik antara BPD dengan Pemerintah Desa

dalam pembangunan desa.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai salah satu bahan bacaan atau sumber referensi yang dimiliki oleh

Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar;

Page 21: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

9

b. Sebagai alah satu sumber data dan informasi atau baan referensi bagi para

mahasiswa dan peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian;

c. Sebagai salah satu sumber referensi dalam diskusi, seminar, maupun

pengkajian terkait koordinasi antara BPD dengan Pemerintah Desa dalam

pembangunan desa;

d. Sebagai salah satu sumber data, informasi dan referensi tambahan dalam

Ilmu Administras Negara.

Page 22: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang telah dilakukan lebih dahulu dan dianggap

memiliki kaitan dan mendukung penelitian ini yaitu:

1. Penelitian Ramadhani (2016) dengan jud ul “ Efektifitas Koordinasi Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) Dan Pemerintah Desa Dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa (Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang

Kabupaten Langkat)” yang menyimpulkan bahwa koordinasi antara BPD dan

Pemerintah Desa dapat dikatakan sudah baik dan efektif. Ini dapat dilihat dari

sudah tercapainya apa yang menjadi tujuan dari koordinasi yang dilakukan dan

dalam berkoordinasi antara Pemerintah Desa dan BPD telah dapat menjalankan

tugas ataupun tanggungjawabnya masing-masing, selain itu juga tidak ditemui

konflik ataupun ketengangan diantara keduanya. Meskipun begitu koordinasi

antara BPD dan Pemerintah Desa tidak terlepas dari kendala-kendala yang

menyebabkan koordinasi diantara keduanya belum sepenuhnya seperti apa

yang diharapkan, adapun kendala tersebut yaitu berupa perbedaan pendapat

dan masalah pendapatan/insentif.

2. Penelitian Kamaluddin (2016) dengan judul “ Peranan Badan Permusyawaratan

Desa Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Di Desa Mattirowalle Kecamatan

Tanete Riaja Kabupaten Barru” yang menyimpulkan bahwa pelaksanaan tugas

pokok BPD dalam penyelenggaraan pemerintahan di Desa Mattirowalie

Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru belum sepenuhnya dilakukan secara

Page 23: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

11

optimal karena hanya 3 tugas pokok yang dilaksanakan yaitu, menampung dan

menyalurkan aspirasi masyarakat, membentuk panitia pemilihan kepala Desa

dan proses pembahasan dan penetapan peraturan Desa.

3. Penelitian Chutmaisintha (2016) dengan judul “ Koordinasi Pemerintah Desa

Dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyaluran Dana Bantuan

Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) Di Desa Ngepanrejo Kecamatan

Bandongan Kabupaten Magelang” yang menyimpulkan bahwa setiap kebijakan

yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat ketika sampai pada masyarakat desa

tidak benar-benar objektif (tidak tepat sasaran). Koordinasi yang dilakukan

Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa di Desa Ngepanrejo dalam

penyaluran dan BLSM jika dilihat dengan perspektif siyasah belum berjalan

dengan baik, karena tidak ada kemaslahatan dalam pelaksanaannya. Realita

yang terjadi di lapangan bertentangan dengan teori musyawarah dalam hukum

Islam. Dalam konteks ini, kinerja Pemerintah Desa dan BPD kurang maksimal

dalam menjalankan amanah dengan baik yang meliputi hak kewenangan serta

etika dan tata cara musyawarah yang sesuai siyasah, karena BPD memiliki hak

kontrol yang secara struktural statusnya sama dengan Pemerintah Desa yang

membedakan hanya tugas pokok dan fungsinya.

B. Teori Manajemen

Menurut Manulang (Atik & Ratminto, 2012: 1) manajemen merupakan

suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penyusunan dan

pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan terlebih dahulu. Terry (Hasibuan, 2007 : 2) senada dengan Manulang

Page 24: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

12

mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses yang khas yang terdiri dari

tindakan-tindakan perencanaan, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan

untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

Hasibuanmendefenisikanmanajemensebagaiilmudansenimengatur proses

pemanfaatansumberdayamanusiadansumber-

sumberlainnyasecaraefektifdanefisienuntukmencapaisuatutujuantertentu. Dari tiga

pendapat ahli di atas, manajemen memiliki kata kunci “perencanaan”,

“pengarahan”, “pengendalian”, “sumber daya”, dan “tujuan”.

Stoner dan Freeman (Safroni, 2012: 44) berpendapat bahwa manajemen

adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian

upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi

untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan manajemen

menurut Massie (Arsyad, 2002: 1) merupakan suatu proses dimana kelompok

secara kerjasama mengerahkan tindakan atau kerjanya untuk mencapai tujuan

bersama. Proses tersebut diantaranya mencakup teknik-teknik yang digunakan

oleh para manajer untuk mengkoordinasikan kegiatan atau aktifitas orang lain

menuju tercapainya tujuan bersama.

Sikula ( Hasibuan 2007:2)

mengartikanmanajemenpadaumumnyadikaitkandenganaktivitas-

aktivitasperencanaan, pengoorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan,

pemotivasian, komunikasidanpengambilankeputusan yang

dilakukanolehsetiaporganisasidengantujuanuntukmengkoordinasikanberbagaisum

Page 25: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

13

berdaya yang

dimilikiolehperusahaansehinggaakandihasilkansuatuprodukataujasasecaraefisien.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen

merupakan suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, kepemimpinan, pengendalian dan pengawasan melalui pemanfaatan

sumber daya dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

C. Konsep Koordinasi

Koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-

kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah(departemen-departemen atau bidang-

bidang fungsional) pada suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efisien dan

efektif (Handoko 2003:195). Menurut Brech yang dikutip Hasibuan (2007:85)

koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakan tim dengan memberikan lokasi

kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga agar kegiatan

itu dilaksakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu

sendiri. Sedangkan Menurut Manulang (2001:72) koordinasi adalah usaha

mengarahkan kegiatan seluruh unit-unit organisasi agar tertuju untuk memberikan

sumbangan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan organisasi secara

keseluruhan, dengan adanya koordinasi akan terdapat keselarasan aktivitas

diantara unit-unit organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Proses koordinasi

menjadi sangat penting untuk menjamin agar proses pencapaian tujuan diantara

beberapa bidang-bidang, departemen-departemen atau diantara lembaga-lembaga

dapat berjalan baik dan selaras.

Page 26: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

14

Menurut Pearce dan Robinson, (dalamSilalahi, 2013),

koordinasiadalahintegrasidarikegiatan-kegiatan individual dan unit-unit

kedalamsuatu usaha bersamayaitubekerjakearahtujuanbersama.Sedangkanmenurut

Stoner (dalamSughanda, 2011:212), koordinasiadalah proses penyatu-

paduansasaran-sasarandankegiatan-kegiatandari unit-unit yang terpisah

(bagianataubidangfungsional)

darisuatuorganisasiuntukmencapaitujuanorganisasisecaraefisien.

Hasibuan (2007:85) mendefinisikankoordinasisebagaikegiatanmengarahkan,

mengintegrasikandanmengkoordinasikanunsur-unsurmanajemen (6M)

danpekerjaan-pekerjaanparabawahandalammencapaitujuanorganisasi.Djamin

(Hasibuan 2007:86)

mengartikankoordinasisebagaisuatuusahakerjasamaantarabadan, instansi, unit

dalampelaksanaantugas-tugastertentusedemikianrupa,

sehinggaterdapatsalingmengisi, salingmembantudansalingmelengkapi.

Manulang (2001: 72) menyatakan bahwa koordinasi dapat dipelihara

dengan melakukan empat cara utama yaitu: 1) Mengadakan pertemuan resmi

antara unsur-unsur atau unit yang harus dikoordinasikan. Dalam pertemuan ini,

dibahas dan diadakan pertukaran pihak-pihak yang bersangkutan dengan tujuan

mereka akan berjalan seiring dan begandengan dalam mencapai suatu tujuan; 2)

Mengangkat seseorang, suatu tim atau panitia koordinator yang khusus bertugas

melakukan kegiatan-kegiatan koordinasi, seperti memberi penjelasan atau

bimbingan kepada unit-unit yang dikoordinasikan; 3) Membuat buku pedoman

yang berisi penjelasan tugas masing-masing unit. Buku pedoman seperti itu

Page 27: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

15

diberikan setiap unit untuk dipedomani dalam pelaksanaan tugas masing-masing;

4) Pimpinan atau atasan mengadakan pertemuan-pertemuan dengan bawahannya

dalam rangka pemberian bimbingan, konsultasi dan pengarahan.

Pendapat Manulang (2001:72) di atas menunjukkan bahwa untuk menjaga

agar koordinasi bisa tetap berjalan baik guna tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan dibutuhkan komunikasi atau musyawarah diantara para pihak yang

tergabung dalam organisasi khususnya pihak yang melakukan koordinasi secara

langsung dikarenakan jenis pekerjaan mereka yang membutuhkan sinergi dengan

yang lainnya. Olehnya itu, pertemuan-pertemuan atau musyawarah menjadi suatu

hal yang harus rutin dilakukan, selain itu kesadaran akan tupoksi masing-masing

juga menjadi hal yang penting agar tidak ada penyalahgunaan kewenangan.

Dari beberapapengertiankoordinasiolehbeberapaahli di atas,

dapatditarikkesimpulanbahwakoordinasimerupakansuatu proses kerjasamaantar

unit ataubagian yang menciptakankeharmonisankerjadalammelakukan proses

kegiatandalammencapaitujuanbersama.

1. Unsur-Unsur Koordinasi

Unsur-unsur koordinasi menurut menurut Terry dalam Kencana (2011:34)

yaitu:

a. Usaha-usaha sinkronisasi yang teratur (orderly synchronization of effort);

b. Pengaturan waktu (timing) dan terpimpin (directing);

c. Harmonis (harmonious);

d. Tujuan yang ditetapkan (stated objective)

Page 28: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

16

Menurut Mooney, (dalamKencana 2011:34) unsur-unsur koordinasi adalah

sebagai berikut:

a. Susunan yang teratur;

b. Usaha kelompok;

c. Kesatuan tindakan;

d. Tujuan bersama.

Dari beberapapendapatahli di

atasdapatditarikkesimpulanbahwaunsurkoordinasimeliputi:Pengaturan, sinkronisasi,

kepentinganbersama, dan Tujuanbersama, yang kesemuanya itu harus tertanam dalam

diri masing-masing pihak yang terlibat sehingga tercipta keharmonisan dan keselarasan

dalam pencapaian tujuan.

2. Sifat-Sifat Koordinasi

Sifat-sifat koordinasi menurut Hasibuan, (2007 : 87) yaitu:

a. Koordinasi adalah dinamis bukan statis;

b. Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh dalam kerangka mencapai

sasaran;

c. Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan.

Asaskoordinasiadalahasasskala,

artinyakoordinasiitudilakukandilakukanmenurutjenjang-

jenjangkekuasaandantanggungjawab yang disesuaikandenganjenjang-jenjang yang

berbeda-bedasatusama lain. Tegasnyaasashirarkiinimenyatakanbahwasetiapatasan

(koordinator) harusmengkoordinasikanbawahanlangsungnya.

Page 29: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

17

Dari pemaparan ahli mengenai sifat-sifat koordinasi diatas, diketahui bahwa

koordinasi itu bersifat dinamis yang menandakan bahwa setiap pihak yang terlibat

dalam suatu kerjasama, semuanya bisa melakukan koordinasi satu sama lain guna

mempermudah pencapaian tujuan, koordinasi bisa dilakukan oleh setiap pihak atau

keseluruhan orang yang ada dalam sebuah organisasi atau lembaga dan menjadi

pekerjaan yang menyeluruh dalam organisasi.

3. Tipe-TipeKoordinasi

Tipe-tipe koordinasi dilihat dari sudut pandang politik menurut Hasibuan

(2007 :86-87)yaitu:

a. Koordinasi Vertikal, yaitu tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan,

pengarahan, yang dijalankan oleh atasan terhadap kegiatan-kegiatan, unit-unit,

kesatuan-kesatuan kerja yang ada dibawah wewenang dan tanggung jawabnya.

b. Koordinasi Horizontal, yaitu tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan

penyatuan, pengarahan yang dijalankan terhadap kegiatan-kegiatan di dalam

tingkat organisasi yang setingkat.

Kencana (2011: 35-37) mengemukakantigatipeataubentukkoordinasiyaitu:

a. Koordinasi horizontal

adalahpenyelarasankerjasamasecaraharmonisdansinkronantarlembaga-

lembagasederajat, misalnyaantarMuspikaKecamatan (Camat,

KapolsekdanDanramil), antarMuspidaKabupaten (Bupati,

DanramildanKapolres).

b. Koordinasiverticaladalahpenyelarasankerjasamasecaraharmonisdansinkrondaril

embaga-lembaga yang sederajatlebihtinggikepadalembaga lain yang

Page 30: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

18

derajatnyalebihrendahmisalnyaantarKepala Unit suatuInstansikepadaKepala

Sub Unit lain di luar unit mereka, KepalaBagian (Kabag)

suatuInstansikepadaKepala Sub Bagian (Kasubag) lain di luarbagianmereka.

c. Koordinasifungsionaladalahpenyelarasankerjasamasecaraharmonisdansinkrona

ntarlembaga-lembaga yang memilikikesamaandalamfungsipekerjaan,

missalnyaantar sesama parakepalabagianhubunganmasyarakat,

jadikoordinasitersebutberdasarkanfungsi, yaitusesamekepalabagianhumas,

antaraKepalaBagianHumasKomandoDistrikMilitersetempat,

denganKepalaBagianHumasKepolisian Resort Setempat,

danKepalaBagianHumasPertaminasetempat.

4. Tujuan Koordinasi

Tujuan koordinasi menurut Ndraha dalam Kybernologi (2003 : 295) :

a. menciptakan dan memelihara efektifitas organisasi setinggi mungkin melalui

sinkronisasi, penyerasian, kebersamaan dan kesinambungan antar berbagai

kegiatan dependen suatu organisasi;

b. mencegah konflik dan menciptakan efisiensi setinggi-tingginya setiap kegiatan

interdependen yang berbeda - beda melalui kesepakatan-kesepakatan yang

mengikat semua pihak yang bersangkutan;

c. menciptakan dan memelihara iklim dan sikap saling responsif antisipatif di

kalangan unit kerja independen dan independen yang berbeda-beda agar

keberhasilan unit kerja yang satu tidak dirusak oleh keberhasilan unit kerja

yang lain, melalui jaringan informasi dan komunikasi yang efektif.

Page 31: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

19

Sedangkan Hasibuan (2007: 87-88)

mengemukakantujuankoordinasiyaitusebagaiberikut:

a. Untukmengarahkandanmenyatukansemuatindakansertapemikirankearahtercapa

inyasasaranperusahaan;

b. Untukmenjuruskanketerampilanspesialiskearahsasaranperusahaan;

c. Untukmenghindarikekosongandantumpangtindihpekerjaan;

d. Untukmenghindarikekacauandanpenyimpangantugasdansasaran;

e. Untukmengintegrasikantindakandanpemanfaatan 6M

kearahsasaranorganisasiatauperusahaan;

f. Untukmenghindaritindakanoverlapping darisasaranperusahaan atau organisasi.

5. Fungsi Koordinasi

Menurut Handayaningrat dalam Noviana (2016), menjelaskan fungsi

koordinasi adalah sebagai berikut :

a. Sebagai salah satu fungsi manajemen, disamping adanya fungsi perencanaan,

penyusunan pegawai, pembinaan kerja, motivasi dan pengawasan. Dengan kata

lain koordinasi adalah fungsi organik dari pimpinan;

b. Untuk menjamin kelancaran mekanisme prosedur kerja dari berbagai

komponen dalam organisasi. Kelancaran mekanisme prosedur kerja harus

dapat terjamin dalam rangka pencapaian tujuan organisasi dengan menghindari

seminimal mungkin perselisihan yang timbul antara sesama komponen

organisasi dan mengusahakan semaksimal mungkin kerjasama di antara

komponen-komponen tersebut;

Page 32: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

20

c. Sebagai usaha yang mengarahkan dan menyatukan kegiatan yang mengandung

makna adanya keterpaduan (integrasi) yang dilakukan secara serasi dan

simultan/singkronisasi dari seluruh tindakan yang dijalankan oleh organisasi,

sehingga organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat guna melaksanakan

seluruh tugas organisasi yang diperlukan untuk mencapai tujuannya. Hal itu

sesuai dengan prinsip koordinasi, integrasi, dan singkronisasi;

d. Sebagai faktor dominan dalam kelangsungan hidup suatu organisasi pada

tingkat tertentu dan ditentukan oleh kualitas usaha koordinasi yang dijalankan.

Peningkatan kualitas koordinasi merupakan usaha yang perlu dilakukan secara

terus menerus karena tidak hanya masalah teknis semata tetapi tergantung dari

sikap, tindakan, dan langkah dari pemegang fungsi organik dari pimpinan;

e. Untuk melahirkan jaringan hubungan kerja atau komunikasi. Jaringan

hubungan kerja tersebut berbentuk saluran hubungan kerja yang membutuhkan

berbagai pusat pengambilan keputusan dalam organisasi. Hubungan kerja ini

perlu dipelihara agar terhindar dari berbagai rintangan yang akan membawa

organisasi ke situasi yang tidak berfungsi sehingga tidak berjalan secara efektif

dan efisien;

f. Sebagai usaha untuk menyelaraskan setiap tindakan, langkah dan sikap yang

terpadu dari para pejabat pengambil keputusan dan para pelaksana. Dalam

organisasi yang besar dan kompleks, pertumbuhan organisasi akan

menyembabkan penambahan beban kerja, penambahan fungsi- fungsi yang

harus dilaksanakan dan penambahan jabatan yang perlu di koordinasikan;

Page 33: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

21

g. Untuk penataan spesialisasi dalam berbagai keanekaragaman tugas. Karena

timbulnya spesialisasi yang semakin tajam merupakan konsekuensi logis dari

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

6. Indikator Koordinasi

Menurut Handayaningrat dalam Noviana (2016), koordinasi dalam proses

manajemen dapat diukur melalui indikator :

a. Komunikasi

1) Ada tidaknya informasi;

2) Ada tidaknya alur informasi;

3) Ada tidaknya teknologi informasi.

b. Kesadaran Pentingnya Koordinasi

1) Tingkat pengetahuan pelaksana terhadap koordinasi;

2) Tingkat ketaatan terhadap hasil koordinasi.

c. Kompetensi Partisipan

1) Ada tidaknya pejabat yang berwenang terlibat;

2) Ada tidaknya ahli di bidang pembangunan yang terlibat.

d. Kesepakatan, Komitmen, dan Insentif Koordinasi

1) Ada tidaknya bentuk kesepakatan ;

2) Ada tidaknya pelaksana kegiatan;

3) Ada tidaknya sanksi bagi pelnggar kesepakatan;

4) Ada tidaknya insentif bagi pelaksana koordinasi.

Page 34: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

22

e. Kontinuitas Perencanaan

1) Ada tidaknya umpan balik dari obyek dan subyek pembangunan;

2) Ada tidaknya perubahan terhadap hasil kesepakatan.

D. Konsep Pemerintah Desa

Desa merupakan garda depan dari sistem pemerintahan Republik Indonesia

yang keberadaannya merupakan ujung tombak dari pelaksanaan kehidupan yang

demokratis di daerah. Peranan masyarakat desa sesungguhnya merupakan cermin

atas sejauh mana aturan demokrasi diterapkan dalam Pemerintah Desa sekaligus

merupakan ujung tombak implementasi kehidupan demokrasi bagi setiap

warganya. Menurut kamus Wikipedia bahasa Indonesia Pemerintah menurut

etimologi berasal dari kata “Perintah”, yang berarti suatu individu yang memiliki

tugas sebagai pemberi perintah. Definisi dari Pemerintahan adalah suatu lembaga

yang terdiri dari sekumpulan orang-orang yang mengatur suatu masyarakat yang

meliliki cara dan strategi yang berbeda-beda dengan tujuan agar masyarakat

tersebut dapat tertata dengan baik.

Dalam Undan-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 1 angka 7

disebutkan bahwa Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah

Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai administrasi penyelenggara Pemerintah

Desa. Adapun yang disebut perangkat desa disini adalah Sekretaris Desa,

pelaksana teknis lapangan, seperti Kepala Urusan dan unsur kewilayahan seperti

Kepala Dusun atau dengan sebutan lain.

Page 35: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

23

Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya Kepala Desa bertanggung

jawab kepada rakyat melalui surat keterangan persetujuan dari BPD dan

menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati dengan tembusan

camat. Adapun Perangkat Desa dalam melaksanakantugasnya bertanggung jawab

kepada Kepala Desa.

Pada pelaksanakan tugasnya Kepala Desa dan Perangkat Desa berkewajiban

melaksanakan koordinasi dengan segala pemerintahan desa, mengadakan

pengawasan, dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas masing-masing

secara berjenjang. Apabila terjadi kekosongan perangkat desa, maka Kepala Desa

atas persetujuan BPD mengangkat pejabat perangkat desa.

E. Konsep Badan Permusyawaratan Desa

Dalam Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, yang dimaksud

Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah

lembaga yang melakukan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil

dari pendududk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara

demokratis. Badan Permusyawaratan Desa merupakan perwujudan demokrasi

dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD dapat dianggap sebagai

“parlemen”-nya desa. BPD merupakan lembaga baru didesa pada era otonomi

daerah di Indonesia.

Badan Permusyawaratan Desa merupakan badan permusyawaratan di

tingkat desa yang turut membahas dan menyepakati berbagai kebijakan dalam

penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Dalam upaya meningkatkan kinerja

kelembagaan di tingkat Desa, memperkuat kebersamaan, serta meningkatkan

Page 36: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

24

partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Desa dan/atau Badan

Permusyawaratan Desa memfasilitasi penyelenggaraan Musyawarah Desa.

Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah forum musyawarah

antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa dan unsur masyarakat

yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk

memusyawarahkan dan menyepakati hal yang bersifat strategis dalam

penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

F. Konsep Pembangunan Infrastruktur

1. Pembangunan

Secara umum, pembangunan dapat diartikan sebagai perubahan dalam

rangka memperoleh kemajuan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan.

Pembangunan adalah sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai

perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusi-

institusi nasional, disamping itu tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi

dan penanganan ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan.

Adapun pembangunan desa, sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 114 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa, sangat jelas

disebutkan dalam pasal 1 ayat 9 bahwa: Pembangunan Desa adalah upaya

peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan

masyarakat Desa. Selajutnya dalam asas pengeleloaan keuangan desa pasal 2

ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa: pemerintah desa menyusun perencanaan

Pembangunan Desa sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada

perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota. Pembangunan desa sebagaimana

Page 37: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

25

dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan

seluruh masyarakat desa dengan semangat gotong royong.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembangunan desa tidak

lepas dari peranPemerintah Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa ( BPD

)sebagai salah satu unsur Pemerintah Desa secara bersama-sama dengan

masyarakat menentukan arah pembangunan melalui penetapan

kebijakan,penyaluran aspirasi masyarakat dan pegawasan pelaksanaan

pembangunan.

2. Infrastruktur

Pengertian infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat

diartikan sebagai sarana dan prasarana umum. Sarana secara umum diketahui

sebagai fasilitas publik seperti rumah sakit, jalan, jembatan, sanitasi,telpon dan

sebagainya. Menurut Grigg (1988) infrastruktur merupakan sistem fisik yang

menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan gedung, dan fasilitas

publik lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik

kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi. Dalam hal ini, hal-hal yang terkait

dengan infrastruktur tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Ketersediaan infrastruktur memberikan dampak terhadap sistem sosial dan sistem

ekonomi yang ada di masyarakat.

Ketersediaan infrastruktur memberikan akses mudah bagi masyarakat

terhadap sumber daya sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas

dalam melakukan kegiatan sosial maupun ekonomi. Dengan meningkatnya

efisiensi otomatis secara tidak langsung akan meningkatkan perkembangan

Page 38: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

26

ekonomi dalam suatu wilayah. Sehingga menjadi sangat penting peran

infrastruktur dalam perkembangan ekonomi.

Infrastruktur mengacu pada fasilitas kapital fisik dan termasuk juga dalam

kerangka kerja organisasional, pengetahuan dan teknologi yang penting untuk

organisasi masyarakat dan pembangunan ekonomi mereka. Infrastrutur meliputi

undang-undang, sistem pendidikan dan kesehatan publik, sistem distribusi dan

perawatan air, pengumpulan sampah dan limbah, pengelolaan dan

pembuangannya, sistem keselamatan publik, seperti pemadam kebakaran dan

keamanan, sistem komunikasi, sistem transportasi, dan utilitas publik(Tatom,

1993).

Pembangunan infrastruktur yang sesuai dengan kebutuhan daerah

diharapkan mampu meningkatkan perekonomian daerah tersebut dan daerah

sekitarnya. Pembangunan infrastruktur yang baik tentunya harus memperhatikan

aspek keberlanjutan sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang.

Keberadaan infastruktur harus berdasarkan pada prinsip-prinsip akuntabilitas,

transparansi serta memperhatikan aspek efisiensi dan keadilan.

G. Kerangka Pikir

Penelitian ini berjudul “Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

dengan Pemerintah Desa dalam Pembangunan di Desa Pao Kecamatan Tombolo

Pao Kabupaten Gowa”. Penelitian ini akan dianalisis melalui model koordinasi

yang dikemukakan oleh Handayaningrat dalam Wahyuni (2016)yang menyatakan

bahwa koordinasi dalam proses manajemen dapat diukur melalui indikator yaitu:

1) komunikasi, 2) kesadaran pentingnya koordinasi, 3) kompetensi partisipan, 4)

Page 39: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

27

kesepakatan, komitmen dan insentif koordinasi, dan 5) kontinuitas perencanaan.

Uraian yang telah dikemukakan, mendasari lahirnya kerangka pikir penelitian

seperti pada gambar berikut.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

H. Fokus Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan difokuskan pada bagaimana koordinasi yang

dilakukan antara Badan Permusyawaratan Desa dengan Pemerintah Desa Pao

dalam melakukan pembangunan di Desa Pao Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten

Gowa. Koordinasi antara BPD dengan Pemerintah Desa dilihat berdasarkan pada

Koordinasi

Koordinasi Menurut Handayaningrat

1. Komunikasi

2. Kesadaran Pentingnya Koordinasi

3. Kompetensi Partisipan

4. Kesepakatan, Komitmen, dan Insenftif Koordinasi

5. Kontinuitas Perencanaan

Peningkatan Koordinasi Badan Permusyawaratan

Desa (BPD) Dengan Pemerintah Desa Dalam

Pembangunan Di Desa Pao Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa

Page 40: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

28

komunikasi yang terjalin, kesadaran masing-masing pihak akan pentingnya

koordinasi itu sendiri, kompetensi dari partsipan, kesepakatan, komitmen dan

insentif yang diterima oleh pihak yang melakukan koordinasi, serta kontinuitas

koordinasi.

I. Deskripsi Fokus Penelitian

Deskripsi fokus penelitian merupakan penjelasan dari masing-masing fokus

penelitian yang diamati untuk memberikan kemudahan dan kejelasan dalam

pengamatan. Untuk melihat bentuk koordinasi, digunakan indikator koordinasi

yang dikemukakan oleh Handayaningrat dalam Wahyuni W P (2016) yaitu

sebagai berikut:

1. Komunikasi, yaitu proses interaksi langsung dan perpindahan informasi antara

Badan Permusyawaratan Desa dengan Pemerintah Desa guna membahas

mengenai pembangunan infrastruktur yang akan dan telah dilaksanakan di

Desa Pao Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa. Komunikasi disini

terwujud dalam pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat yang bersifat formal

maupun non formal antara Badan Permusyawaratan Desa dengan Pemerintah

Desa Pao. Adapun yang menjadi indikator berjalannya komunikasi disini yaitu

ada tidaknya informasi, serta ada tidaknya alur informasi.

2. Kesadaran pentingnya koordinasi, yaitu tingkat kesadaran akan pentingnya

melakukan koordinasi yang dimiliki oleh setiap pihak, baik dari Badan

Permusyawaratan Desa Pao maupun dari aparat Pemerintah Desa Pao serta

ketaatan terhadap hasil pertemuan atau rapat yang telah disepakati. Hal ini

Page 41: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

29

terwujud dari keseriusan koordinasi aparat Pemerintah Desa Pao dengan Badan

Permusyawaratan Desa Pao dalam melaksanakan hasil-hasil kesepakatan yang

telah diambil dalam rapat-rapat atau pertemuan-pertemuan sebelumnya guna

menjaga keberlangsungan pembangunan di Desa pao. Adapun yang menjadi

indikator kesadaran pentingnya koordinasi yaitu tingkat kehadiran pihak yang

terkait dalam koordinasi yang dilaksanakan, serta tingkat ketaatan terhadap

hasil kesepakatan yang diambil dalam koordinasi.

3. Kompetensi partisipan, yaitu kemampuan kerja yang dimiliki oleh setiap

anggota baik dari Badan Permusyawaratan Desa Pao maupun aparat

Pemerintah Desa Pao untuk menunjang pembangunan di Desa Pao Kecamatan

Tombolo Pao. Kompetensi disini artinya keahlian dalam merencanakan

pembangunan yang bersifat strategis, keahlian dalam mengelola dan

menggerakkan sumber daya yang dimiliki desa guna optimalisasi

pembangunan Desa Pao. Yang menjadi indikator kompetensi partisipan disini

yaitu kemampuan kerja dan dipengaruhi juga dari tingkat pendidikan

partisipan.

4. Kesepakatan, Komitmen, dan Insentif Koordinasi, yaitu pernyataan-pernyataan

atau kontrak perjanjian kedua belah pihak, yakni BPD dan Pemerintah Desa

Pao dalam bentuk kesepakatan program-program pembangunan infrastruktur

yang lahir dari rapat atau musyawarah, komitmen diartikan sebagai

kepercayaan dan penerimaan terhadap hasil kesepakatan serta kemauan untuk

mengusahakan terwujudnya pembangunan infrastruktur desa yang optimal,

insentif diartikan sebagai kompensasi, gaji atau tunjangan yang diperoleh oleh

Page 42: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

30

anggota Badan Permusyawaratan Desa serta aparat Pemerintah Desa Pao saat

melakukan koordinasi untuk pembangunan desa.

5. Kontinuitas Perencanaan, yaitu keberlanjutan dari proses pembangunan yang

terjadi di desa Pao sebagai hasil koordinasi yang terjadi antara Pemerintah

Desa Pao dengan Badan Permusyawaratan Desa Pao. Yang menjadi indikator

kontinuitas perencanaan disini yaitu ada tidaknya umpan balik dari objek

pembangunan yang dalam hal ini adalah masyarakat desa Pao dan subjek

pembangunan yang dalam hal ini yaitu BPD bersama Pemerintah Desa Pao.

Pemerintah Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa melakukan interaksi

dengan masyarakat sehingga terjadi proses umpan balik atau penyerapan

aspirasi masyarakat sehingga kedepannya dapat ditentukan program-program

apa saja yang akan dibahas dalam musyawarah selanjutnya.

Page 43: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian yang dibutuhkan pada penelitian ini kurang lebih selama 2

(dua) bulan. Lokasi penelitian berada di desa Pao karena peneliti melihat

koordinasi yang terbangun antara pemerintah desa dengan Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) Pao belum berjalan optimal, terbukti dari anggota

BPD yang tidak memiliki fasilitas berupa sekretariat atau ruangan kerja serta

anggota BPD jarang datang ke kantor desa untuk menyampaikan aspirasi

mayarakat, sehingga komunikasi antarapemerintah desa dengan BPD tidak terjalin

maksimal, peneliti juga ingin melihat bagaimana pelaksanaan pembangunan di

Desa Pao khususnya berkaitan dengan pembangunan infrastruktur.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan alasan untuk

mengetahui bagaimana koordinasi yang terjalin antara BPD dengan pemerintah

desa Pao. Penelitian kualitatif ini, mencakup penggunaan subjek yang dikaji dan

dikumpulkan dari berbagai studi kasus, wawancara,pengamatan pribadi, serta

visual yang menggambarkan makna keseharian.

Adapun tipe penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif. Alasan peneliti

menggunakan tipe penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara deskriptif

bagaimana koordinasi antara BPD dengan pemerintah desa Pao. Deskriptif

digunakan untuk mengkaji permasalahan berdasarkan fenomena aktual dan

Page 44: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

32

faktual yang terjadi di lapangan, sehingga penelitian ini tidak hanya

mengumpulkan data saja tetapi juga menganalisis data yang diperoleh di

lapangan.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini ada 2 (dua), yaitu:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan yang

bersangkutan dengan cara wawancara untuk mendapatkan jawaban atau

informasi yang berkaitan dengankoordinasi antara Badan Permusyawaratan

Desa (BPD) dengan pemerintah desa Pao.

2. Data Sekunder, yang diperoleh dari literaturdan dokumen serta data yang

diambil dari studi pustaka berupa sejumlah buku, literatur, serta tulisan karya

ilmiah yang mendukung penelitian ini.

D. Informan Penelitian

Adapun informan dalam penelitian ini diambil dari beberapa unsur yang

terlibat dalam proses koordinasi yaitu Kepala Desa Pao beserta Perangkat Desa

Pao, Ketua Badan Permusyawaratan Desa Pao beserta anggota dan masyarakat

dari Desa Pao itu sendiri. Para informan tersebut merupakan informan kunci yang

dianggap mengetahui dan terlibat langsung dalam koordinasi guna pembangunan

di Desa Pao. Para informan penelitian tersebut dianggap peneliti bisa menjadi

sumber untuk menggali informasi yang dibutuhkan untuk melihat sejauh mana

jalnnya koordinasi yang terjalin antara Badan Permusyawaratan Desa dengan

Page 45: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

33

Pemerintah Desa Pao dalam pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan di

Desa Pao. Lebih jelasnya informan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel : 3.1

Informan Penelitian

No Informan Jumlah

1 Kepala Desa Pao 1

2 Pegawai Desa Pao 1

3 Ketua BPD Pao 1

4 Masayarakat setempat 2

Total 5

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini,menggunakan:(1)

Wawancara; (2) Studi dokumentasi; (3) Media review; dan (4) Observasi.

1. Wawancara

Dilakukan guna memperoleh data primer tentang koordinasi yang terjalin

antara Badan Permusywaratan Desa dengan Pemerintah Desa Pao. Lebih

jelasnya, peneliti akan melakukan wawancara bersama informan penelitian

yang telah ditentukan sebelumnya yaitu dengan Kepala Desa Pao sebagai

perwakilan dari pihak pemerintah desa Pao, pegawai desa Pao juga dari pihak

penerintah Desa Pao, ketua BPD Pao sebagai perwakilan dari BPD Pao, serta

wawancara bersama masyarakat setempat. Dari hasil wawancara bersama para

informan tersebut nantinya hasil wawancara tersebut akan diolah dan

dipaparkan untuk melihat koordinasi yang terjalin antara BPD dengan

Page 46: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

34

Pemerintah Desa Pao dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembangunan

infrastruktur di Desa Pao.

2. Studi dokumentasi

Dilakukan guna mendapatkan data sekunder dengan cara melakukan kajian

terhadap data-data dokumen pribadi dan dokumen resmi, baik visual maupun

berupa tulisan yang berkaitan dengan masalah penelitianberupa catatan-catatan

atau pengambilan gambar yang ada di lokasi penelitian untuk dijadikan

referensi sumber yang relevan dengan penelitian ini. Peneliti turun langsung ke

lokasi penelitian dan melihat dokumen dari kantor desa pao berkaitan dengan

pelaksanaan koordinasi untuk pembangunan di Desa Pao. Peneliti juga terjun

ke lokasi pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Desa pao dan melakukan

dokumentasi berupa pengambilan gambar

3. Observasi

Melakukan pengamatan langsung di lokasi penelitiansecara berulang terhadap

suatu objek pengamatan pada tempat yang sama ataupun berbeda. Observasi

difokuskan pada pengamatan langsung terhadap masalah-masalah yang terjadi

di Desa Pao khususnya permasalahan koordinasi BPD dengan Pemerintah Desa

dalam hal pembangunan desa. Peneliti melakukan pengamatan mengenai

komunikasi anatara BPD dengan Pemerintah Desa Pao , tingkat kesadaran

antara BPD dan Pemerintah Desa Pao akan pentingnya melakukan koordinasi,

kemampuan kerja, komitmen dari BPD dan pemerintah Desa pao, kesepakatan-

kesepakatan yang diambil serta hal-hal lain yang berkaitan dengan jalannya

koordinasi antara BPD dengan Pemerintah Desa pao.

Page 47: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

35

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data interaktif dari Miles dan Huberman (1992: 20), yaitu: (1) Reduksi

data (data reduction), denganmerangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola dari data; (2)

Penyajian data (data display), menyajikan data yang dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, dan sebagainya; dan (3) Penarikan

kesimpulan (verification), penarikan kesimpulan terhadap makna-makna yang

muncul dari data.

Gambar 3.1:

Model Analisis Data Interaktif dari Miles dan Huberman (1992: 20)

G. Pengabsahan Data

Pengabsahan data dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan metode dari

Sugiyono (2014: 270) yaitu :(1) Perpanjangan pengamatan; (2) Peningkatan

ketekunan peneliti; dan (3) Triangulasi. Lebih jelasnya dipaparkan sebagai

berikut:

Data

Reduction

Data Display

Display

Conclusions:

Drawing/Verifying

Drawing/Verifying

Data Collection

Collection

Page 48: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

36

1. Perpanjangan pengamatan

Peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, mewawancara kembali

sumber data, baik yang pernah ditemui maupun yang baru. Hal ini dilakukan

guna menguatkan hubungan peneliti dengan narasumber agar terbangun

kondisi yang akrab, terbuka, dan saling memercayai, sehingga dapat menggali

dan mendapatkan informasi yang tepat.

2. Peningkatan ketekunan peneliti

Melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, sehingga

kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan

sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan tesebut, maka peneliti akan

melakukan pengecekan kembali untuk melihat apakah data yang telah

ditemukan sudah benar atau tidak.

3. Triangulasi

Memeriksa keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data

tersebut. Tringulasi dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu: (a)Triangulasi

sumber, dengan menguji kredibilitas data melaluipengecekan data yang telah

diperoleh dari beberapa sumber; (2) Triangulasi teknik, dengan menguji

kredibilitas data melalui pengecekan data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda; dan (3)Tringulasi waktu, dengan menguji kredibilitas

data melalui pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam

waktu atau situasi berbeda.

Page 49: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Kondisi Geografis Desa Pao

Desa Pao merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tombolo

Pao, tepatnya bagiantimur Kabupaten Gowa dengan jarak kurang lebih 105 KM

dari kota Sungguminasa dan berjarak 2 KM dari ibu kota kecamatan serta

mempunyai luas wilayah kurang lebih 25, 17 KM, dengan batas-batas wilayah

sebagai berikut:

a. Sebelah utara : kelurahan Tamaona

b. Sebelah timur : Desa Tabbinjai

c. Sebelah barat : Desa Erelembang

d. Sebelah selatan : Kabupaten Bone

Desa pao mempunyai daerah pegunungan dengan ketinggian 600-1.750 M

dari permukaan laut, karena Desa Pao adalah daratan tinggi maka sangat cocok

dengan perkembangan tanaman pangan. Meskipun Desa pao merupakan daratan

tinggi, cuaca air hujan tergolong tinggi yang berakibat baik yaitu tersedianya

pasokan air minum dan air irigasi yang sangat memadai sepanjang tahun,

walaupun saluran irigasi untuk persawahan atau untuk mengairi kebun petani

masih menggunakan saluran air tradisional sehingga kadang tidak mencukupi di

musim kemarau.

Desa Pao terdiri dari 4 dusun yaitu Dusun Pao, Dusun Lembang, Dusun

Bangkeng Batu dan Dusun Pattallassang. Pusat pemerintahan Desa Pao terletak di

Page 50: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

38

Dusun Pao. Terdapat 2 dusun yang terletak di seberang sungai yaitu dusun

Pattallassang dan dusun Bangkeng Batu, sehingga untuk menjangkau 2 dusun

tersebut sangat sulit, terlebih lagi ketika musim hujan tiba. Hal ini yang

dikarenakan sebahagian besar akses jalan masih jalan tanah, dengan keadaan jalan

yang belum baik dapat meresahakan warga karena jalan menjadi licin dan

berlumpur.

2. Keadaan Sosial Dan Ekonomi

Desa pao merupakan desa yang kaya akan sumber daya air karena di setiap

dusun terdapat beberapa sumber mata air dan sungai sehingga warga Desa Pao

memanfaatkan aset sumber daya Alam tersebut. Pemenuhan air untuk lahan

pertanian berasal dari mata air dan sungai yang ada disekitar persawahan, akan

tetapi yang menjadi kendala adalah terkadang persawahan kekurangan air karena

sarana pengairan masih kurang.

Penduduk Desa Pao pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani

sawah dan petani sayur, disamping itu pula sebagian dari mereka bekerja sebagai

perternak. Sebagian kecil warga berdagang hasil tanaman seperti berdagang

eceran dipasar dan sebahagian berdagang antar kabupaten dan sampai keluar

provinsi. Selain itu,sebagian masyarakat Desa Pao juga bergelut dibidang

pemerintahan dan sebagai tenaga pengajar (PNS). Sebagian masyarakat Desa Pao,

ada juga yang memiliki dua pekerjaan (pokok dan sampingan) yakni ada yang

bekerja sebagai petani sawah dan berternak sapi, kemudian ada juga yang bekerja

dibidang pemerintahan sekaligus bekerja sebagai petani.

Adapun jumlah penduduk Desa Pao dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 51: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

39

Tabel : 4.1

Jumlah Pendudk Desa Pao

NO DUSUN

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 PAO 167 175 343

2 LEMBANG 334 379 708

3 PATTALLASSANG 378 349 724

4 BANGKENG BATU 317 318 599

TOTAL 1.196 1.221 2.417

Sumber : KAUR Administrasi Desa Pao, diolah 25 Desember 2019

3. Iklim dan Curah Hujan

Iklim Desa Pao pada umumnya memiliki suhu rata-rata berkisar antara 15°C

sampai 25°C dengan tingkat curah hujan yang sangat tinggi. Curah hujan ini

kadang tidak sesuai dengan ketentuan musim atau tidak terdeteksi. Terjadinya

pergantian musim yang tidak menentu, tidak menghalangi masyarakat Desa Pao

untuk melakukan kegiatan bertani atau berkebun. Selain itu, masyarakat Desa Pao

juga biasa menperkirakan iklim dengan berpatokan pada kitab lontara’ yang

ditulis oleh nenek moyang dan para pendahulunya yaitu dengan menafsirkan

bahwa bulan Oktober hingga bulan Maret merupakan musim hujan dan bulan

April hingga bulan September merupakan musim kemarau.

Penggunaan tanah sebagai lahan pertanian di Desa Pao yaitu berdasarkan

hak garap karena warga masyarakat mengolah tanah/lahan secara bergilir. Tanah

tersebut digilir satu tahun, dua tahu, tiga tahun atau bahkan ada yang puluhan

tahun yang diatur secara adat, tanah tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk

Page 52: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

40

ditanami padi ataupun sayuran. Desa Pao juga memiliki kawasan hutan yang

sangat luas yang beraneka ragam tanaman yang ada didalamnya seperti kayu

Pinus, kayu Asa, kayu Tumea, rotan dan lain sebagainya. Masyarakat

memanfaatkan hasil hutan dengan menyadap pinus dan menjual kepihak

pengusaha, rata-rata mereka menyadap dua kali seminggu.

4. Visi dan Misi Desa Pao

Sebagai salah satu desa di Kecamatan Tombolo Pao yang memiliki sumber

daya alam yang melimpah, tentunya Desa Pao memiliki visi dan misi yang

menjadi landasan dan tujuan dari semua unsur dan lapisan masyarakat desa Pao

guna menjamin terciptanya kehidupan desa yang sejahtera. Adapun visi misi Desa

Pao yaitu sebagai berikut:

a. Visi

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa

depan yang diinginkan dengan meihat potensi dan kebutuhan desa. Penyusunan

visi Desa Pao inidilakukan dengna pendekatan partisipatif, melibatkan pihak-

pihak yang berkepentingan di Desa Pao seperti Pemerintah Desa, BPD, Tokoh

Masyarakat, Tokoh Agama, Lembaga Masyarakat desa, dan masyarakat Desa

pada umumnya. Pertimbangan kondisi eksternal di desa seperti satuan kerja

wilayah pembangunan di kecamatan.

Berdasarkan dari hasil penjajakan dan analisis masalah dan potensi-

potensi yang bersumber dari sumber daya alam dan sumber daya manusia

maka Desa Pao merumuskan sebuah visi yaitu:

Page 53: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

41

“Terwujudnya Desa Pao yang handal dalam pembangunan yang adil

danmerata menuju kesejahteraan rakyat lahir dan batin dalam bingkai

semangat gotong royong untuk mengelolah seluruh potensi sumber daya

alam dan sumber daya manusia”.

Cita cita Desa Pao dari visi tersebut yaitu lahirnya kemampuan dalam

melakukan pembangunan disegala sektor yang adil dan merata bagi seluruh

lapisan masyarakat Desa Pao sehingga masyarakat Desa Pao sejahtera lahir

maupun batin dengan megedepankan nilai nilai kearifan lokal yaitu

“sikamaseang natajangpammase puang” dan nilai nilai gotong royong dengan

mengandalkan potensisumber daya alam dan sumber daya manusia.

b. Misi

Misi merupakan tujuan jangka lebih pendek dari visi yang akan

menunjang keberhasilan tercapainya sebuah visi. Dengan kata lain, misi Desa

Pao merupakan penjabaran secara operasional dan lebih mengerucut dari visi

yang telah dibuat. Untuk mencapai visi yang telah dibuat tersebut maka

dirumuskanlah misi yang akan dilaksanakan yaitu sebagai berikut:

1) Meningkatkan pelayanan prima dan transparan kepada masyarakat.

2) Menciptakan pemerintah desa yang cepat tanggap terhadap keadaan

dan situasi masyarakat dengan terjung langsung melihat situasi

masyarakat.

3) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat agar berhasil guna

mendukungkesejahteraan masyarakat.

Page 54: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

42

4) Meningkatkan sarana dan prasarana umum guna

mendukungkesejahteraan masyarakat.

5) Pemerataan pembangunan fisik dan non fisik, sehingga tidak akan

terjadikesenjangan sosial dalam masyarakat.

6) Melengkapi sarana dan prasarana tempat ibadah dan mendorong

kegiatankeagamaan guna memupuk keimanan dan ketaqwaan serta

membentukahlakul karimah utamanya bagi putra putri kita.

7) Meningkatkan kapasitas kinerja dan kompetensi perangkat desa

melaluipendidikan dan pelatihan.

5. Gambaran Umum Tentang Badan Permusyawaratan Desa Pao

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan salah satu lembaga

masyarakat yang ada di Desa Pao selaku mitra kerja dari Pemerintah Desa yang

berkedudukan sebagai unsur legislasi, penyelenggara pemerintah desa dalam

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat. Jalannya pemerintahan yang

dilaksanakan oleh Kepala Desa dan Perangkat Desa diawasi oleh BPD.Anggota

BPD berkedudukan sebagai wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan

wilayah yang pengisiannya dilakukan secara demokratis. Dalam menjalankan

tugasnya BPD mempunyai fungsi :

a. Membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desabersama Kepala

Desa.

b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa.

c. Melakukan pengawasankinerja Kepala Desa.

Page 55: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

43

Masa keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa yaitu selama enam tahun

terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah/janji.Anggota Badan

Permusyawaratan Desa dapat dipilih untuk masa keanggotaan paling banyak tiga

kali secara berturut-turut atau tidak secara berturut-turut.

Jumlah anggota Badan Permusyawaratan Desa ditetapkan dengan jumlah

gasal, paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 9 (sembilan) orang, dengan

memperhatikan wilayah, perempuan, penduduk, dan kemampuan Keuangan

Desa.Peresmian anggota Badan Permusyawaratan Desa ditetapkan dengan

keputusan Bupati/Walikota.

Adapun anggota Badan Permusyawaratan Desa Pao berjumlah 9 orang yang

terdiri atas:

a. Ketua BPD : 1 Orang

b. Wakil Ketua : 1 Orang

c. Sekretaris : 1 Orang

d. Anggota : 6 Orang

Badan Permusyawaratan Desa Pao terdiri atas beberapa komisi yang

memiliki tugas masing-masing yaitu sebagai berikut:

1) Komisi Pemerintahan

Tugas dari komisi pemerintahan, yaitu :

a) Mengajukan rancangan peraturan Desa.

b) Melakukan pembahasan terhadap rancanganperaturan desa dan

rancangan keputusan BPD yangmasuk bidang tugas masing-masing.

c) Merumuskan materi untuk bahan penyusunankeputusan pimpinan BPD.

Page 56: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

44

d) Menyampaikan usul dan pendapat kepada pimpinanBPD.

e) Mengusulkan pembentukan dan pengangkatanKepala Desa.

2) Komisi Ekonomi dan Pembangunan

Tugas dari komisi ekonomi dan pembangunan adalah,sebagai berikut :

a) Mengawasi pengelolaan administrasikeuangan desa.

b) Ikut merumuskan bahan penyusunan APB Desa.

c) Melaksanakan penyiapan bahan perumusankebijakan

teknispengembangan ekonomi masyarakatdan potensi desa.

d) Menganalisa dan mengkaji perkembangan ekonomimasyarakat.

e) Mengawasi kegiatan admisistrasi pembangunan.

3) Komisi Kemasyarakatan

Adapun tugas dari komisi kemasyarakatan adalah,sebagai berikut :

a) Menerima, mengolah, dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat yang

disampaikan sesuai dengan bidangtugasnya dan melaporkan hasilnya

pada pimpinan.

b) Mengadakan rapat kerja dan dengar pendapat.

c) Ikut menjaga nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadatmasyarakat

setempat.

d) Melaksanakan kegiatan penataan kelembagaanmasyarakat untuk

kelancaran penyelenggaraanpemerintahan desa.

e) Penyiapan bahan untuk pelaksanaan programkegiatan keagamaan.

f) Penyiapan dan pelaksanaan program perkembangankehidupan

beragama.

Page 57: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

45

g) Penyiapan bahan dan pelaksanaan program,pemberdayaan masyrakat

dan sosialkemasyarakatan.

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai keanggotaan BPD Pao dapat dilihat

pada struktur pengurus sebagai berikut:

Gambar 4.1

Bagan Struktur Pengurus BPD Pao

6. Gambaran Umum Tentang Pemerintah Desa Pao

KETUA

Arifin Juddin

WAKIL KETUA

Aziz Tarra

KOMISI

KEMASYARAKATAN

1. Sudarsono

2. Yunus

KOMISI EKONOMI

& PEMBANGUNAN

1. Sunusi

2. Sahruddin Paola

KOMISI

PEMERINTAHAN

1. Nuzulul Haq S.Pd

2. Muh Saleh

SEKERTARIS

Niswati

Page 58: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

46

Dalam Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, disebutkan bahwa

yang dimaksud Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan

nama lain yang dibantu olehPerangkat Desa.

Adapun tugas dari masing-masing unsur Pemerintah Desa Pao, yaitu

sebagai berikut:

a. Kepala Desa

Kepala Desa memiliki tugas-tugas yaitu;

1) Menyelenggarakan Pemerintahan Desa;

2) Melaksanakan Pembangunan Desa;

3) Pembinaan kemasyarakatan Desa; dan

4) Pemberdayaan masyarakat Desa.

b. Sekertaris Desa

Tugas dari Sekertaris Desa yaitu sebagai berikut:

1) Pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan dan pelaporan;

2) Pelaksanaan administrasi pemerintahan, pembangunan kemasyarakatan

dan pemberdayaan masyarakat;

3) Koordinator kegiatan Perangkat Desa;

4) Pengumpulan dan pengolahan bahan evaluasi data dan perumus

program serta petunjuk untuk keperluan pembinaan penyelenggaraan

tugas pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan

pemberdayaan masyarakat;

5) Pelayanan masyarakat di bidang administrasi pemerintahan,

pembangunan dan kesejahteraan masyarakat;

Page 59: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

47

6) Penyusunan program kerja tahunan dan pelaporannya;

7) Pelaksanaan tugas dan fungsi Kepala Desa apabila Kepala Desa

berhalangan melakukan tugasnya; dan

8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

c. Kepala Urusan Administrasi

Tugas dari Kepala Urusan Administrasi, yaitu:

1) Penyusunan rencana dan penyelenggaraan administrasi umum;

2) Penyusunan program dan penyelenggaraan ketatausahaan;

3) Penyusunan program dan penyelenggaraan kearsipan;

4) Pelaporan dan evaluasi penyelenggaraan urusan administrasi; dan

5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa dan Sekertaris

Desa.

d. Kepala Urusan Keuangan

Tugas dari Kepala Urusan Keuangan yaitu:

1) Penyusunan program dan kebijakan pemerintah desa dalam rangka

penyelenggaraan keuangan desa;

2) Penyusunan program dan perencanaan kegiatan meliputi pengumpulan

bahan, data dan potensi dalam rangka penyelenggaraan keuangan desa;

3) Penyusunan program dan perencanaan kegiatan dalam rangka pelayanan

kepada masyarakat, dan penyelenggaraan keuangan desa;

4) Penyusunan data dan bahan laporan penyelenggaraan keuangan desa;

5) Pelaporan, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan keuangan desa; dan

Page 60: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

48

6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa dan Sekertaris

Desa.

e. Kepala Urusan Umum

Tugas Kepala Urusan Umum yaitu:

1) Penyusunan program dan kebijakan pemerintah desa dalam rangka

penyelenggaraan urusan umum meliputi ketatausahaan, Aparat Desa,

perlengkapan dan rumah tangga;

2) Penyusunan program dan perencanaan kegiatan meliputi pengumpulan

bahan, data dan potensi dalam proses penyelenggaraan urusan umum;

3) Penyusunan program dan perencanaan kegiatan dalam rangka pelayanan

kepada masyarakat, penyelenggaraan urusan umum;

4) Penyusunan datadan bahan laporan penyelenggaraan urusan umum;

5) Pelaporan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan urusan umum; dan

6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa dan Sekertaris

Desa.

f. Kepala Seksi Pemerintahan

Kepala Seksi Pemerintahan merupakan bagian dari pelaksana teknis

Pemerintah Desa yang memiliki tugas yaitu:

1) Penyusunan program dan kebijakan pemerintah desa dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan umumdan pelayanan masyarakat;

2) Penyusunan program dan perencanaan kegiatan meliputi pengumpulan

bahan, data dan potensi dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

umum;

Page 61: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

49

3) Penyusunan program dan perencanaan kegiatan dalam rangka pelayanan

kepada masyarakat, penyelenggaraan pemerintahan, ketentraman dan

ketertiban masyarakat;

4) Penyusunan program dan perencanaan pengadministrasian kependudukan

dan catatan sipil;

5) Penyusunan data dan bahan laporan penyelenggaraan pemerintahan;

6) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan;

7) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa dan Sekertaris

Desa.

g. Kepala Seksi Pembangunan

Tugas dari Kepala Seksi Pembangunan Yaitu:

1) Penyusunan program dan kebijakan pemerintah desa dalam rangka

penyelenggaraan pemebangunan dan pelayanan masyarakat;

2) Penyusunan program dan perencanaan kegiatan meliputi pengumpulan

bahan, data dan potensi dalam rangka penyelenggaraan pembangunan

meliputi infrastruktur perekonomian, produksi dan pertanian;

3) Penyusunan program dan perencanaan kegiatan dalam rangka pelayanan

kepada masyarakat, penyelenggaraan pembangunan;

4) Penyusunan data dan bahan laporan penyelenggaraan pembangunan;

5) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pembangunan;

6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa dan Sekertaris

Desa.

h. Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat

Page 62: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

50

Tugas dari Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat yaitu:

1) Penyusunan program dan kebijakan pemerintah desa dalam rangka

penyelenggaraan kesejahteraan rakyat;

2) Penyusunan program dan perencanaan kegiatan meliputi pengumpulan

bahan, data dan potensi dalam rangka penyelenggaraan kesejahteraan

rakyat;

3) Penyusunan program dan perencanaan kegiatan dalam rangka pelayanan

kepada masyarakat, penyelenggaraan kesejahteraan rakyat;

4) Penyusunan data dan bahan laporan penyelenggaraan kesejahteraan

rakyat;

5) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan kesejahteraan

rakyat; dan

6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa dan Sekertaris

Desa.

i. Pelaksana Kewilayahan (Kepala Dusun)

Adapun tugas dari Pelaksana Kewilayahan atau Kepala Dusun yaitu:

1) Pelaksanaan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan

serta ketentraman dan ketertiban di wilayahnya;

2) Pelaksanaan kebijakan Kepala Desa di wilayahnya;

3) Pembinaan kerukunan warg, swadaya gotong royong di wilayahnya;

4) Penyuluhan program pemerintah di wilayahnya; dan

5) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

Page 63: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

51

Untuk lebih jelasnya mengenai susunan struktur kepengurusan pemerintah

Desa Pao dapat dilihat pada bagan pengurus berikut

Gambar 4.2 Struktur Pemerintahan Desa Pao

B. Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa Dengan Pemerintah Desa

Dalam Pembangunan Infrastruktur di Desa Pao

Berdasarkan beberapa teori, diketahui bahwa koordinasi merupakan suatu

proses kerjasama antar unit atau bagian yang menciptakan keharmonisan kerja

dalam melakukan proses kegiatan dalam mencapai tujuan bersama. Hal senada

juga dikemukakan oleh Awaluddin Djamin (dalam Hasibuan 2007:85)

KEPALA DESA

MUH.BASRI

SEKERTARIS DESA

FIRMAN ARIFIN S.Sos

KAUR

UMUM

RISNA AGUSTINA

S.H.I

KAUR

KEUANGAN

SUHARDI

S.Sos

KAUR

ADMINISTRASI

NURBAETI

S.Kom

KASI

PEMBANGUNAN

FAHRUNNISA

KASI

KESEJAHTERAAN

MARDIANA S.Pd

KASI

PEMERINTAHAN

AKBAR

KEPALA DUSUN

PATTALLASSANG

ABD. JABBAR

KEPALA DUSUN

BANGKENG BATU

ABD. HAMID LINTA’

KEPALA DUSUN

PAO

SALLATANG. P. LEWA

KEPALA DUSUN

LEMBANG

M. YASIN TIKA

LPM

BPD

Page 64: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

52

mengartikan koordinasi sebagai suatu usah kerjasama antara badan, instansi, unit

dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu sedemikian rupa, sehingga terdapat saling

mengisi, saling membantu dan saling melengkapi. Menurut Handayaningrat ada

lima indikator yang dapat dilihat guna mengukur suatu proses koordinasi yaitu

1)Komunikasi, 2)Kesadaran Pentingnya Koordinasi, 3)Kompetensi Partisipan,

4)Kesepakatan, Komitmen dan Insentif Koordinasi, dan 5)Kontinuitas

Perencanaan. Kelima indikator tersebut dianalisis untuk melihat koordinasi antara

Badan Permusyawaratan Desa dengan Pemerintah Desadalam pembangunan

infrastruktur di Desa Pao Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa dengan lebih

khusus berkaitan dengan pembangunan infrastruktur fisik seperti jalan desa,

pembangunan infrasrruktur objek wisata bantimurung gallang, pembangunan

jamban, rehab embung danlain-lainsebagai berikut:

1. Komunikasi

Komunikasi, yaitu proses interaksi langsung dan perpindahan informasi

antara Badan Permusyawaratan Desa dengan Pemerintah Desa guna membahas

mengenai pembangunan infrastruktur yang akan dan telah dilaksanakan di Desa

Pao Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa. Komunikasi disini terwujud

dalam pertemuan-pertemuan atau musyawarah yang bersifat formal maupun non

formal antara Badan Permusyawaratan Desa dengan Pemerintah Desa Pao.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Pao (Muh Basri) di

kantor Desa Pao mengatakan bahwa:

“ ya selaluji melakukan komunikasi dengan BPD. BPD itu selalu juga

mendengarkan keluhan-keluhan masyarakat kalau keluar ke wilayahnya

masing-masing kan kita disini ada 9 anggota BPD itu mewakili masyarakat.

Juga ada namanya reses jadi BPD itu turun ke masyarakat menyampaikan

Page 65: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

53

bahwa hasil-hasil pembangunan yang dibangun saat ini, kemudian BPD

turun ke masyarakat mendengarkan keluhan-keluhan masyarakat, setelah itu

diadakan rapat , disitu BPD menyampaikan kepada Kepala Desa keluhan-

keluhan masyarakat, bagaimana jalan keluarnya, sehingga BPD

menyelenggarakan musyawarah Desa. Musyawarah desa itu yang dibahas

tentang keluhan-keluhan masyarakat. Selain itu kita juga biasa ketemu-

ketemu diluar pertemuan resmi, disitu dibahas masalah pembangunan,

masalah keamanan dan ketertiban. Itu kalau ada acara-acara di masyarakat

kita juga cerita-cerita disitu.“(wawancara dengan MB, tamggal 3 Januari

2020).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Pao tersebut, diketahui

bahwa komunikasi antara Pemerintah Desa Pao dengan BPD sudah terjalin

dengan baik dalam bentuk musyawarah. Bahkan komunikasi yang terjalin tidak

hanya bersifat resmi tetapi juga terjalin diluar-forum-forum resmi seperti

pertemuan di acara atau kegiatan yang diadakan masyarakat. Dalam pertemuan-

pertemuan tersebut membahas hal-hal yang berkaitan dengan Desa Pao seperti

masalah pembangunan, keamanan dan ketertiban Desa.

Hal senada juga disampaikan oleh ketua Badan Permusyawaratan Desa Pao

(Arifin Juddin) mengatakan bahwa:

“Intensji komunikasinya , baik secara silaturahmi maupun secara dinas,

seringji diadakan. Tapi memang ya terus terang saya akui bahwa karena

tidak ada kita punya sekertariat kadang-kadang pribadi di rumahnya kepala

desa atau kalau bertamu ke kantor desa disitu diadakan komunikasi,

disamping ya dalam forum-forum resmi misalnya ada rapat yang

diselenggarakan oleh pemerintah desa dalam hal ini ataukah yang diinisiasi

oleh BPD itu sendiri. Ya kalau pemerintah desa yang berinisiatif berarti dia

yang mengundang BPD sebaliknya kalau BPD yang berinisiatif berarti dia

yang mengundang Pemerintah Desa dan tempatnya selalu karna tidak ada

kita punya tempat ya satu-satunya semuanya di kantor Desa di balai desa

dalam hal ini. Kalau kita di desa kan ada namanya semacam kegiatan rutin

yang sudah terpola seperti itu, artinya haruski, pertama mulai dari

perencanaan pembangunan, musrembang namanya, yang rutin itu antara

lain kegiatan musrembang, rapat penyusunan rencana kerja pemerintah,

penyusunan RKA (rencana kerja anggaran) yang terakhir itu pembahasan

dan penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, rutin itu dalam satu

Page 66: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

54

tahun. Masih ada lagi, bukan cuma empat tapi saya lupa-lupa lagi”.

(Wawancara dengan AJ, tanggal 23 Desember 2019).

Dari hasil wawancara dengan Ketua BPD tersebut, diketahui bahwa

komunikasi antara BPD dengan Pemerintah Desa Pao sudah terjalin dalam bentuk

formal ataupun dalam bentuk silaturahmi. Anggota BPD sering berkunjung ke

rumah Kepala Desa untuk membahas hal-hal berkaitan dengan Desa Pao. Akan

tetapi karena tidak adanya sekretariat dari BPD Pao, maka sedikit menghambat

pelaksanaan tugas dari BPD Pao.

Berkaitan dengan komunikasi antara BPD dengan Pemerintah Desa Pao

mengenai pembangunan infrastruktur untuk tahun anggaran 2019 telah diadakan

rapat formal pada tanggal 26 Juni 2018 dengan agenda musyawarah desa

penyusunan rencana pembangunan desa Pao tahun anggaran 2019, dimana pada

rapat tersebut, hadir dari pihak Pemerintah Desa Pao serta jajaran, anggota Badan

Permusyawaratan Desa Pao, perwakilan lembaga kemasyarakatan, tokoh

masyarakat, agama, pemuda, pendidik, perempuan. Rapat tersebut menghasilkan

kesepakatan pembentukan tim perumus Rencana Kerja Pemerintah Desa

(RKPDes) tahun anggaran 2019.

Menindaklanjuti hasil musyawarah penyusunan rencana pembangunan desa

Pao tahun anggaran 2019 tersebut, selanjutnya pada tanggal 27 juli 2018 diadakan

musyawarah perencanaan pembangunan (MUSREMBANG) desa tahun anggaran

2019 yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

(PMD) Kab. Gowa, Babinkantibmas, BPD, Kepala desa, perangkat desa, tokoh

masyarakat, agama, pemuda, serta kelompok masyarakat. Pada rapat tersebut

terdapat beberapa poin kesepakatan, diantaranya disepakati untuk melaksanakan

Page 67: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

55

program di bidang pembangunan yaitu: pengerjaan rapat beton Dusun Lembang,

pembangunan embunt atau bendung irigasi lembang lompoa di Dusun Lembang

dan pembangunan balai pelatihan masyarakat

Dari musyawarah perencanaan pembangunan tersebut, pada tanggal 28

September 2019 kembali diadakan musyawarah dengan agenda penetapan

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) desa Pao tahun anggaran 2019 yang dihadiri

oleh pihak Pemerintah Desa Pao serta jajaran, anggota Badan Permusyawaratan

Desa Pao, perwakilan lembaga kemasyarakatan, tokoh masyarakat, agama,

pemuda, pendidik, perempuan dan perwakilan kelompok masyarakat. Pada

musyawarah tersebut disetujui seluruh rencana kerja pemerintah desa Pao tahun

anggaran 2019.

Adapun program-program pembangunan infrastruktur yang dibahas dalam

musyawarah tersebut diantaranya:

a. Pembangunan rapat beton lembangia yang direncanakan akan dibangun

sepanjang 100 meter dengan biaya Rp. 70.000.000,00 dan telah terealisasi

sepanjang 200 meter pada bulan April 2019 oleh Pelaksana Pengelola

Keuangan Desa (PPKD). Adapun komunikasi antara BPD dengan

Pemerintah Desa terkait program ini telah terjalin dalam musyawarah desa

penyusunan rencana pembangunan desa Pao pada tanggal 26 Juni 2018

yang dihadiri sebanyak 46 orang dimana seluruh anggota BPD hadir serta

mayoritas jajaran Pemerintah Desa mulai dari Kepala Desa hingga RT serta

tamu undangan lainnya. Kemudian program ini kembali dibahas dalam

musyawarah perencanaan pembangunan pada tanggal 27 Juli 2018 yang

Page 68: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

56

dihadiri 62 orang yang diantaranya 7 orang anggota BPD, jajaran

Pemerintah Desa Pao serta kelompok masyarakat dan tamu undangan

lainnya.

b. Pembangunan rapat beton Pattallassang-Bangkengbatu yang direncanakan

akan dibangun sepanjang 500 meter dengan biaya Rp. 400.000,00 hanya

terealisasi sepanjang 250 meter pada bulan September 2019 oleh PPKD.

Adapun komunikasi antara BPD dengan Pemerintah Desa terkait program

ini juga telah terjalin dalam musyawarah desa penyusunan rencana

pembangunan desa Pao pada tanggal 26 Juni 2018 yang dihadiri sebanyak

46 orang dimana seluruh anggota BPD hadir begitupun mayoritas jajaran

Pemerintah Desa mulai dari Kepala Desa hingga RT serta tamu undangan

lainnya. Kemudian program ini kembali dibahas dalam musyawarah

perencanaan pembangunan pada tanggal 27 Juli 2018 yang dihadiri 62

orang yang diantaranya 7 orang anggota BPD, jajaran Pemerintah Desa Pao

serta kelompok masyarakat dan tamu undangan lainnya.

c. Rehab jembatan swadaya Bolatoa yang direncanakan sepanjang 500 meter

dengan biaya Rp. 5.000.000,00 telah terealisasi pada bulan September 2019

oleh PPKD. Adapun komunikasi antara BPD dengan Pemerintah Desa

terkait program ini juga telah terjalin dalam musyawarah desa penyusunan

rencana pembangunan desa Pao pada tanggal 26 Juni 2018 yang dihadiri

sebanyak 46 orang dimana seluruh anggota BPD hadir serta mayoritas

jajaran Pemerintah Desa mulai dari Kepala Desa hingga RT serta tamu

undangan lainnya. Kemudian program ini kembali dibahas dalam

Page 69: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

57

musyawarah perencanaan pembangunan pada tanggal 27 Juli 2018 yang

dihadiri 62 orang yang diantaranya 7 orang anggota BPD, jajaran

Pemerintah Desa Pao serta kelompok masyarakat dan tamu undangan

lainnya.

d. Rehab embung yang direncanakan sebanyak 2 unit namun program ini tidak

terealisasi padahal telah dibahas pada musyawarah perencanaan

pembangunan pada tanggal 27 Juli 2018 yang dihadiri 62 orang yang

diantaranya 7 orang anggota BPD, jajaran Pemerintah Desa Pao serta

kelompok masyarakat dan tamu undangan lainnya.

e. Pembangunan rapat beton jalan akses wisata air terjun Bantimurung Gallang

yang direncanakan sepanjang 120 meter dengan biaya Rp. 80.000.000,00

telah terealisasi pada bulan Oktober 2019 oleh PPKD. Adapun komunikasi

antara BPD dengan Pemerintah Desa terkait program ini juga telah terjalin

dalam musyawarah perencanaan pembangunan pada tanggal 27 Juli 2018

yang dihadiri 62 orang yang diantaranya 7 orang anggota BPD, jajaran

Pemerintah Desa Pao serta kelompok masyarakat dan tamu undangan

lainnya. Program ini dibahas kembali dalam musyawarah desa penetapan

Rencana Kerja Pemerintah pada tanggal 28 September 2018 yang dihadiri

44 orang dimana seluruh anggota BPD hadir, hadir pula mayoritas aparat

Pemerintah Desa Pao serta tamu undangan lainnya.

Beberapa program pembangunan infrastruktur lain juga telah terealisasi

sesuai rencana seperti pembangunan plat dekker, pembangunan balai

kemasyarakatan serta pembangunan jamban keluarga.

Page 70: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

58

Selain itu, dari wawancara dengan Kepala Urusan Administrasi (Nurbaeti

S.Kom), berkaitan dengan komunikasi antara BPD dengan Pemerintah Desa Pao,

mengatakan bahwa:

“iya seringji itu bapak Kepala Desa dengan BPD berkomunikasi disini di

Balai Desa. Biasanya itu dalam bentuk musyawarah jadi kita undang BPD,

para kepala Dusun dan tokoh masyarakat untuk membahas mengenai

pembangunan, keluhan-keluhan masyarakat dan lain-lain”(wawancara

dengan N, tanggal 6 Januari 2020).

Dari hasil wawancara dengan Kepala Urusan Administrasi Desa Pao

tersebut, diketahui bahwa komunikasi yang terjalin antara Pemerintah Desa pao

dengan BPD terjalin dalam bentuk musyawarah. Dalam musyawarah tersebut juga

diundang beberapa tokoh masyarakat, serta para Kepala Dusun. Musyawarah

dilakukan untuk membahas mengenai perencanaan pembangunan, pemecahan

permasalahan atau keluhan-keluhan masyarakat dan lain-lain.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara bersama dengan beberapa

narasumber di atas diketahui bahwa komunikasi yang terjalin antara Badan

Permusyawaratan Desa dengan Pemerintah Desa Pao secara umum sudah terjalin

dengan baik dalam beberapa musyawarah yang telah diadakan meskipun tidak ada

sekertariat yang dimiliki oleh Badan Permusyawaratan Desa Pao namun hal

tersebut tidak menghalangi komunikasi yang terjalin.

2. Kesadaran Pentingnya Koordinasi

Kesadaran pentingnya koordinasi, yaitu tingkat kesadaran akan pentingnya

melakukan koordinasi yang dimiliki oleh setiap pihak, serta ketaatan terhadap

Page 71: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

59

hasil pertemuan atau rapat yang telah disepakati. Adapun yang menjadi indikator

kesadaran pentingnya koordinasi disini yaitu tingkat kehadiran dari Badan

Permusyawaratan Desa Pao maupun dari aparat Pemerintah Desa Pao dalam

koordinasi yang dilaksanakan, serta tingkat ketaatan terhadap hasil kesepakatan

yang diambil dalam koordinasi.

Terkait hal tersebut, peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Desa

Pao (Muh Basri), beliau mengatakan bahwa:

“Selama ini berjalan dengan baik, hanya untuk angka seratus kan tidak

mungkin, ya 70 sampai 80 lah kalau dinilai tingkat kesadarannya. Jadi

dalam pembangunan kan ada perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan,

semuanya itu harus diadakan musyawarah. Di musyawarah itu kan dari

aparat pemerintah desa selalu hadir dan di BPD juga selalu hadir kecuali

kalau ada yang sakit. BPD itukan keterwakilan dusun dan jumlahnya setiap

dusun itu ada dua ada tiga BPD nya jadi kalau ada sakit satu diusahakan

yang lain hadir kalau musyawarah. “(wawancara dengan MB. Tanggal 3

Januari 2020).

Menurut hasil wawancara dengan Kepala Desa Pao di atas, berkaitan

dengan tingkat kesadaran akan pentingnya melakukan koordinasi antara BPD

dengan Pemerintah Desa Pao cukup baik. Dalam setiap pertemuan atau

musyawarah yang diadakan, mayoritas anggota BPD dan aparat Pemerintah Desa

Pao selalu hadir kecuali jika terkendala karena sakit.

Sehubungan dengan tingkat kesadaran pentingnya koordinasi antara BPD

dengan pemerintah desa Pao dapat dilihat dari tingkat kehadiran anggota BPD dan

aparat Pemerintah Desa dalam musyawarah yang dilaksanakan. Dimana untuk

tahun anggaran 2019 BPD bersama Pemerintah desa Pao telah melaksanakan

beberapa kali musyawarah guna membahas pembangunan infrastruktur di desa

Pao. Musyawarah tersebut diantaranya:

Page 72: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

60

a. Musyawarah penyusunan perencanaan pembangunan desa yang

dilaksanakan tanggal 26 Juni 2018, yang dihadiri sebanyak 46 orang dimana

seluruh anggota BPD hadir serta mayoritas jajaran Pemerintah Desa mulai

dari Kepala Desa hingga RT serta tamu undangan lainnya.

b. Musyawarah perencanaan pembangunan (MUSREMBANG) desa yang

dilaksanakan tanggal 27 Juli 2018 yang dihadiri 62 orang yang diantaranya

7 orang anggota BPD, jajaran Pemerintah Desa Pao mulai dari Kepala desa

hingga RT serta kelompok masyarakat dan tamu undangan lainnya.

c. Musyawarah penetapan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) desa Pao tahun

anggaran 2019 yang dilaksanakan tanggal 28 September 2018. yang dihadiri

44 orang dimana seluruh anggota BPD hadir, begitupun mayoritas aparat

Pemerintah Desa Pao serta tamu undangan lainnya.

Pada musyawarah tersebut dari pihak BPD dan Pemerintah Desa Pao selalu

menyempatkan waktu untuk hadir bahkan pada dua kali musyawarah tersebut

seluruh anngota BPD hadir, hanya pada musyawarah perencanaan pembangunan

dari pihak BPD hanya hadir 7 orang dari 9 orang anggota keseluruhan. Begitupun

dari pihak pemerintah desa Pao, mayoritas aparatnya juga selalu menghadiri

musyawarah tersebut mulai dari Kepala Desa hingga ketua RT. Dari tingkat

kehadiran tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kesadaraan akan pentingnya

koordinasi yang dimiliki oleh anggota BPD dan Pemerintah Desa Pao sudah baik.

Selain itu, berdasarkan wawancara denganketua Badan Permusyawaratan

Desa Pao (Arifin Juddin) mengatakan bahwa:

“Tingkat kesadarannya bagus dilihat dari kehadiran saat rapat ya semuanya

hadir kecuali memang yang berhalangan kalau sakit. Setiap ada pertemuan-

Page 73: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

61

pertemuan formal diusahakan semuanya hadir. Kalau dari sisi pemerintah

desa, selain kepala desa, perangkatnya juga hadir seperti dengan BPD

kecuali kalau yang betul-betul berhalangan. Itu rapatnya kalau di desa itu,

khususnya kalau kita berbicara tentang BPD dengan Pemerintah Desa dalam

hal ini Kepala Desa dengan perangkatnya, kalau kami di BPD ada yang

namanya rapat internal BPD itu sendiri kemudian ada rapat musyawarah

desa, nah itu diadakan bersama dengan Pemerintah Desa. Musyawarah desa

itu macam-macam kan kita membahas tentang hal-hal yang bersifat prinsip,

hal-hal yang dianggap sangat strategis nah itu musyawarah desa namanya.

Dan itu kayak musyawarah desa itu bisa diinisiasi oleh BPD dan juga oleh

Pemerintah Desa. (Wawancara dengan AJ, tanggal 23 Desember 2019).

Menurut hasil wawancara di atas diketahui bahwa tingkat kesadaran anggota

BPD dalam melakukan koordinasi dengan Pemerintah Desa Pao sudah bagus

dilihat dari tingkat kehadiran dalam musyawarah yang diadakan.

Adapun komitmen BPD dan Pemerintah Desa Pao dalam pelaksanaan

program pembangunan tersebut dapat dilihat dari realisasi program pembangunan

infrastruktur yang telah disepakati, diantaranya:

a. Pembangunan rapat beton lembangia di Dusun Lembang yang direncanakan

akan dibangun sepanjang 100 meter dengan biaya Rp. 70.000.000,00 telah

terealisasi, bahkan melebihi rencana yakni terealisasi sepanjang 200 meter

pada bulan April 2019 oleh Pelaksana Pengelola Keuangan Desa (PPKD).

b. Pembangunan rapat beton Pattallassang-Bangkengbatu yang direncanakan

akan dibangun sepanjang 500 meter dengan biaya Rp. 400.000,00 namun

hanya terealisasi sepanjang 250 meter pada bulan September 2019 oleh

PPKD.

c. Rehab jembatan swadaya Bolatoa yang direncanakan sepanjang 500 meter

dengan biaya Rp. 5.000.000,00 telah terealisasi pada bulan September 2019

oleh PPKD.

Page 74: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

62

d. Rehab embung yang direncanakan sebanyak 2 unit namun program ini tidak

terealisasi.

e. Pembangunan rapat beton jalan akses wisata air terjun Bantimurung Gallang

yang direncanakan sepanjang 120 meter dengan biaya Rp. 80.000.000,00

telah terealisasi pada bulan Oktober 2019 oleh PPKD.

f. Pembangunan plat dekker yang direncanakan sebanyak 5 unit dengan biaya

Rp. 65.000.000,00 namun hanya terealisasi sebanyak 3 unit pada bulan

April 2019 oleh PPKD.

g. Pembangunan balai kemasyarakatan yang direncanakan sebanyak 1 unit

dengan biaya Rp. 100.000.000,00 telah terealisasi pada bulan Juli 2019 oleh

Tim Pengelola Kegiatan (TPK)

h. Pembangunan jamban keluarga yang direncanakan sebanyak 8 unit dengan

biaya Rp. 80.000.000,00 telah terealisasi pada bulan September oleh

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).

i. Penataan taman wisata Bantimurung Gallang yang direncanakan dalam satu

kegiatan namun tidak terealisasi dan dialihkan dengan pembangunan rapat

beton akses jalan wisata air terjun Bantimurung Gallang.

Dari data diatas diketahui bahwa mayoritas program pembangunan

infrastruktur di Desa Pao telah terealisasi. Hal ini menandakan bahwa komitmen

BPD dan Pemerintah Desa Pao dalam melaksanakan hasil-hasil kesepakatan yang

diambil dalam musyawarah dapat dikatakan sudah baik. Secara umum dapat

disimpulkan bahwa tingkat kesadaran dalam melakukan koordinasi yang terjalin

antara Badan Permusyawaran Desa dengan Pemerintah Desa Pao terbilang bagus

Page 75: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

63

dimana semua pihak yang terlibat mayoritasnya hadir dalam rapat-rapat yang

diselenggarakan, begitupun komitmen untuk melaksanakan pembangunan

infrastruktur di Desa Pao juga sudah baik.

3. Kompetensi Partisipan

Kompetensi partisipan, kemampuan kerja yang dimiliki oleh setiap anggota

baik dari Badan Permusyawaratan Desa Pao maupun aparat Pemerintah Desa Pao

untuk menunjang pembangunan di Desa Pao Kecamatan Tombolo Pao.

Kompetensi disini artinya keahlian dalam merencanakan pembangunan yang

bersifat strategis, keahlian dalam mengelola dan menggerakkan sumber daya yang

dimiliki desa guna optimalisasi pembangunan Desa Pao. Yang menjadi indikator

kompetensi partisipan disini yaitu kemampuan kerja yang dipengaruhi juga dari

tingkat pendidikan partisipan.

Berkaitan dengan hal tersebut, Kepala Desa Pao (Muh Basri) mengatakan

bahwa:

“ya kalau untuk kemampuan kerja sudah bagus, artinya bagus dalam

mengoperasionalkan komputer, kan beberapa sudah S1dan bawahan saya itu

ahli komputer semua ya yang sarjana, untuk BPD itu kan tidak ya rata-rata

hanya lulusan SMP, tapi mereka itu kerjanya bagusji kalau turun

mengadakan reses di wilayahnya masing-masing. Jadi itu mekanismenya

mereka itu sudah reses duluan sebelum diadakan musyawarah. “(wawancara

dengan MB, tanggal 3 Januari 2020)

Dari wawancara dengan Kepala Desa Pao tersebut, diketahui bahwa

kemampuan kerja dari aparat Pemerintah Desa Pao sudah terbilang baik dilihat

dari keahlian yang dimiliki dalam mengoperasikan komputer. Hal ini tidak

terlepas dari latar belakang pendidikan yang dimiliki yaitu jenjang pendidikan

Page 76: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

64

strata satu. Hal ini tentu berdampak pada kelancaran dalam mengurus pekerjaan di

kantor desa Pao, khususnya pekerjaan yang berkaitan dengan administrasi.

Di lain pihak, Ketua Badan Permusyawaratan Desa Pao (Arifin Juddin),

mengatakan bahwa:

“ kalau kemampuan kerjanya dari kami di BPD itu kalau saya bisa nilai

sudah bagus, dalam artian saya punya anggota itu rajinji menyerap aspirasi

dari masyarakat dan seringji juga disampaikan kepada Kepala Desa, hanya

saja kalau kita nilai itu kemampuan berbicaranya di depan umum kalau ada

rapat-rapat resmi itu tidak semuanya yang aktif menyampaikan pendapat,

hanya sebagian yang aktif termasuk saya sendiri sebagai ketua. Itulah

gunanya kita punya rapat internal di BPD, disitumi kita bahas dan tentukan

apa-apa saja aspirasi masyarakat yang memang bagus untuk disampaikan

nantinya kepada kepala desa”. (Wawancara dengan AJ, tanggal 23

Desember 2019).

Berdasarkan wawancara dengan ketua BPD di atas, diketahui bahwa dari

pihak BPD sendiri bila kita lihat kemampuan kerjanya juga sudah optimal. Hal ini

dilihat dari bagaimana mereka melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh

seperti melakukan penyerapan aspirasi dari masyarakat dan aktif mengikuti

pertemuan internal yang diadakan. Walaupun begitu diketahui juga bahwa untuk

kemampuan berbicara di hadapan umum ataupun dalam rapat bersama aparat

pemerintah desa masih terbilang minim. Hal ini disebabkan rendahnya

kompetensi yang dimiliki dan dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan

mayoritas anggota BPD yang kebanyakan hanya lulusan SD dan SMP. Hal ini

terbukti ketika musyawarah sedang dilaksanakan dimana hanya beberapa orang

saja yang aktif dan berani untuk menyampaikan pendapat atau argumen mereka.

Dari wawancara dengan salah satu masyarakat Desa Pao (Nasir),

mengatakan bahwa:

Page 77: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

65

“ anjo punna nakke ciniki bate jamana pammarentana toa ri Desa Pao iya

hajikji. Menge jato nakio mange assattu a’gotong royong. Najamaang mato

pole akrunganna ta,le ri Pattallassang na ri Bangkengbatu jari kullemi malo

otoa. Antu pole air terjung bantimurung najamami cuma tamaingngapi iya.

Mattai pole kapala desa iya kasampang rieng masyarakatna dodong ka

naantaraki sede naung attarile ri Mangkasara make otona”

Artinya: “kalau saya lihat kerjanya pemerintah kita di Desa Pao itu sudah

bagus. Kita itu sering diajak pergi bersabtu untuk gotong royong. Jalanan

kita ke Pattallassang dan ke Bangkeng Batu juga sudah dikerjakan jadi kita

sudah bisa peke mobil ke sana. Itu juga fasilitas air terjun Bantimurung

sekarang sudah diperbaiki hanya saja belum selesai. Kepala desa juga

orangnya baik karna kalau ada masyarakatnya yang sakit itu beliau antar ke

Makassar untuk berobat memakai mobilnya”.(wawancara dengan N, tanggal

6 Januari 2020).

Berdasarkan wawancara dengan salah satu masyarakat desa Pao di atas,

diketahui bahwa dari sisi masyarakat sendiri melihat kerja-kerja aparat pemerintah

desa Pao sudah cukup puas. Hal ini dilihat dari bagaimana masyarakat sering

diajak untuk melakukan gotong royong ataupun kerja bakti yakni setiap hari

sabtu. Pemerintah juga dianggap serius dalam merealisasikan program-program

pembangunan yang telah direncanakan seperti perbaikan jalan di dusun Bangkeng

Batu dan Pattallassang serta pembangunan objek wisata bantimurung gallang.

Dari hasi observasi dan wawancara bersama beberapa narasumber di atas

dapat diketahui bahwa kompetensi partisipan atau kemampuan kerja yang dimiliki

oleh Badan Permusyawaratan Desa masih belum bagus dilihat dari kemampuan

dalam mengutarakan aspirasi masyarakat dalam musyawarah yang dilaksanakan.

Hal ini tentunya dipengaruhi juga dari tingkat pendidikan mayoritas anggota BPD

yang masih minim. Sedangkan dari pihak Pemerintah Desa Pao bisa dikatakan

sudah bagus, artinya mereka paham akan tugas mereka masing-masing dan

berusaha untuk menunaikan tugas tersebut sebaik mungkin, diketahui bahwa

sebagian staf desa memiliki tingkat pendidikan yang lumayan tinggi yaitu sarjana.

Page 78: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

66

4. Kesepakatan, Komitmen dan Insentif Koordinasi

Kesepakatan, Komitmen, dan Insentif Koordinasi, yaitu pernyataan-

pernyataan atau kontrak perjanjian kedua belah pihak, yakni BPD dan Pemerintah

Desa yang berbentuk kesepakatn program-program pembangunan infrastruktur

lahir dari pertemuan atau rapat resmi, komitmen diartikan sebagai kepercayaan

dan penerimaan terhadap hasil kesepakatan serta kemauan untuk mengusahakan

terwujudnya pembangunan infrastruktur desa yang optimal, insentif diartikan

sebagai kompensasi, gaji atau tunjangan yang diperoleh oleh anggota Badan

Permusyawaratan Desa serta aparat Pemerintah Desa Pao saat melakukan

koordinasi untuk pembangunan desa.

Terkait dengan hal tersebut, peneliti melakukan wawancara dengan Kepala

Desa Pao (Muh Basri), yang mengatakan bahwa:

“jadi pembangunan itu harus berlanjut, tidak boleh kita hentikan ini tahun

kemudian dilanjut tahun depan jadi itu harus tuntas sesuai dengan

kesepakatan awal. Misalnya kita sepakat membangun jalan seratus meter,

tidak boleh kita bangun 50 meter dulu, tahun depan 50 meter karena

anggarannya itu untuk seratus meter dalam satu tahun. Jadi apa yang

dibangun itu sesuai dengan hasil musyawarah. Kecuali kalau terjadi bencana

alam, misalnya kita mau bikin di seberang umpamanya 100 meter jalan

beton dan tiba-tiba terjadi longsor sehinnga mobil pengangkut bahan tidak

bisa lewat maka itu bisa dimusyawarahkan kembali. Kalau komitmen kita

itu dengan BPD, kita melakukan kerjasama dengan baik, mengawal ini

pembangunan supaya bisa lancar. Kita selalu berkoordinasi, kalau ada yang

mau disampaikan BPD kita berkoordinasi saja. Kalau rapat koordinasi itu

ada dananya juga, istilahnya ada uang jalan atau pembeli bensin dan ada

uang makannya juga.” (wawancara dengan MB, tanggal 3 Januari 2020).

Senada dengan itu, ketua Badan Permusyawaratan Desa Pao (Arifin Juddin),

mengatakan bahwa:

“Untuk kesepakatan kita di Desa Pao mengenai pembangunan strategis

disini sekarang itu prioritas kita untuk membangun infrastruktur jalan yang

ada di kedua dusun di seberang yaitu Bangkeng Batu dan Pattallassang dan

pengembangan objek wisata Bantimurung Gallang di dusun Pao. Jadi

Page 79: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

67

komitmen kita dan Pemerintah Desa Pao untuk mengawal pembangunan

tersebut dan insya Allah tahun depan 2020 kita tetap lanjutkan karena itu

terus terang belum selesai.” (wawancara dengan AJ, tanngal 23 Desember

2019).

Dari hasil wawancara dengan kedua narasumber diatas, dapat diketahui

bahwa pembangunan yang menjadi prioritas utama di Desa Pao untuk sekarang

ini adalah pembangunan infrastruktur dasar, terutama dalam perbaikan jalan desa

dan pengembangan objek wisata. Pembangunan tersebut merupakan kesepakatan

yang telah diambil oleh Pemerintah Desa pao bersama dengan BPD Pao. Untuk

insentif juga telah diberikan kepada pihak yang melakukan koordinasi baik

dengan istilah uang jalan, uang pembeli bensin dan konsumsi.

Sehubungan dengan kesepakatan antara BPD dengan pemerintah desa Pao

dapat dilihat dari musyawarah yang dilaksanakan. Dimana BPD bersama

Pemerintah desa Pao telah melaksanakan beberapa kali musyawarah guna

membahas pembangunan infrastruktur di desa Pao. Musyawarah tersebut

diantaranya musyawarah penyusunan perencanaan pembangunan desa yang

dilaksanakan tanggal 26 Juni 2018, musyawarah penyusunan rancangan RKP

Desa yang dilaksanakan tanggal 27 Juni 2018, musyawarah perencanaan

pembangunan (MUSREMBANG) desa yang dilaksanakan tanggal 27 Juli 2018

serta musyawarah penetapan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) desa Pao tahun

anggaran 2019 yang dilaksanakan tanggal 28 September 2018. Adapun beberapa

poin kesepakatan yang diambil berkaitan dengan program pembangunan

infrastruktur di desa Pao dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel : 4.2

Rencana kerja kegiatan desa Pao 2019

Page 80: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

68

No

Rencana kerja

Kegiatan Volume Biaya Waktu Pelaksana

1

Pembangunan rapat

beton lembangia

100

Meter

Rp.

70.000.000,00

April 2019

PPKD

2

Pembangunan rapat

beton Pattallassang-

Bangkengbatu

500

Meter

Rp.

400.000,00

September

2019

PPKD

3

Rehab jembatan

swadaya Bolatoa

500

Meter

Rp.

5.000.000,00

September

2019

PPKD

4

Rehab embung 2 Unit Rp.

20.000.000,00

Juni 2019

TPK

5

Pembangunan plat

dekker

5 Unit Rp.

65.000.000,00

April 2019

PPKD

6

Pembangunan balai

kemasyarakatan

1 Unit Rp.100.000,00 Juli 2019

TPK

7

Pembangunan

jamban keluarga

8 Unit Rp.

80.000.000,00

September

2019

PNPM

8

Penataan taman

wisataBantimurung

Gallang

1

kegiatan

Rp.

50.000.000,00

Oktober

2019

PPKD

9

Pembangunan rapat

beton jalan akses

wisata air terjun

BantimurungGallang

120

Meter

Rp.

80.000.000,00

Oktober

2019

PPKD

Sumber : KAUR Administrasi Desa Pao, diolah 25 Desember 2019

Adapun komitmen dari BPD dengan Pemerintah Desa Pao dapat dilihat dari

realisasi rencana pembangunan diatas yang dapat dilihat sebagai berikut:

Page 81: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

69

a. Pembangunan rapat beton lembangia di Dusun Lembang yang direncanakan

akan dibangun sepanjang 100 meter dengan biaya Rp. 70.000.000,00 telah

terealisasi, bahkan melebihi rencana yakni terealisasi sepanjang 200 meter

pada bulan April 2019 oleh Pelaksana Pengelola Keuangan Desa (PPKD).

b. Pembangunan rapat beton Pattallassang-Bangkengbatu yang direncanakan

akan dibangun sepanjang 500 meter dengan biaya Rp. 400.000,00 namun

hanya terealisasi sepanjang 250 meter pada bulan September 2019 oleh

PPKD.

c. Rehab jembatan swadaya Bolatoa yang direncanakan sepanjang 500 meter

dengan biaya Rp. 5.000.000,00 telah terealisasi pada bulan September 2019

oleh PPKD.

d. Rehab embung yang direncanakan sebanyak 2 unit namun program ini tidak

terealisasi.

e. Pembangunan rapat beton jalan akses wisata air terjun Bantimurung Gallang

yang direncanakan sepanjang 120 meter dengan biaya Rp. 80.000.000,00

telah terealisasi pada bulan Oktober 2019 oleh PPKD.

f. Pembangunan plat dekker yang direncanakan sebanyak 5 unit dengan biaya

Rp. 65.000.000,00 namun hanya terealisasi sebanyak 3 unit pada bulan

April 2019 oleh PPKD.

g. Pembangunan balai kemasyarakatan yang direncanakan sebanyak 1 unit

dengan biaya Rp. 100.000.000,00 telah terealisasi pada bulan Juli 2019 oleh

Tim Pengelola Kegiatan (TPK).

Page 82: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

70

h. Pembangunan jamban keluarga yang direncanakan sebanyak 8 unit dengan

biaya Rp. 80.000.000,00 telah terealisasi pada bulan September oleh

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).

i. Penataan taman wisata Bantimurung Gallang yang direncanakan dalam satu

kegiatan namun tidak terealisasi dan dialihkan dengan pembangunan rapat

beton akses jalan wisata air terjun Bantimurung Gallang.

Berdasarkan realisasi program pembangunan diatas, dapat dikatakan bahwa

komitmen BPD dan Pemerintah Desa Pao secara umumsudah baik dilihat dari

mayoritas program pembangunan infrastruktur tersebut sudah terealisasi

walaupun masih ada beberapa program yang tidak terlaksana sesuai rencana.

Untuk insentif bagi pihak yang melaksanakan koordinasi juga telah diberikan.

Selain itu juga peneliti melakukan wawancara dengan salah satu masyarakat

desa Pao (Nasir) yang mengatakan bahwa:

“punna kesepakatanna konre mae pammarentayya memang parallu dudua

anjo anghajikiai akrungang, tarutama mangea ri Bangkeng Batu na

Pattallassang. Anjo pammarentayya rurung BPD toje-tojeji ambangungi

anjo punna kucinik ka najama tojemi pak Desa”.(wawancara dengan N,

tanggal 6 Januari 2020).

Artinya: “Kalau kesepakatan pemerintah disini memang yang paling perlu

sekarang adalah memperbaiki jalan, terutama jalan ke Bangkeng Batu dan

Pattallassang. Komitmen pemerintah serius untuk melaksanakan

pembangunan tersebut kalau saya lihat, karna perbaikan jalan sudah banyak

dilakukan oleh Kepala Desa”.(wawancara dengan N, tanggal 6 Januari

2020).

Berdasarkan wawancara diatas, diketahui bahwa kesepakatan yang telah

diambil oleh pemerintah desa Pao bersama dengan BPD dan disaksikan oleh

masyarakat yaitu untuk melaksanakan pembangunan strategis. Pembangunan

strategis yang dimaksud adalah melaksanakan perbaikan jalan serta pembangunan

Page 83: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

71

objek wisata air terjun bantimurung gallang. Pembangunan straegis tersebut sudah

dilaksanakan dan masih akan dianggarkan untuk tahun 2020.

Dari hasil wawancara di atas serta digabungkan dengan observasi peneliti

maka diketahui bahwa kesepakatan, komitmen dan insentif koordinasi antara BPD

dengan Pemerintah Desa Pao telah terlaksana, dimana telah disepakati oleh BPD

dengan Pemerintah Desa Pao untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur

yang dianggap perlu diprioritaskan di Desa Pao berupa infrasturuktur dasar

terutama perbaikan jalan desa dan pengembangan objek wisata air terjun

Bantimurung Gallang serta pengadaan beberapa jamban keluarga. Namun ada

beberapa program yang tidak terealisasi sesuai rencana awal seperti pembangunan

rapat beton jalan Pattallassang-Bangkengbatu dimana yang terealisasi hanya

sekitar 250 meter dari rencana awal 500 meter, begitupun pembangunan plat

dekker yang terealisasi hanya 3 unit dari rencana awal 5 unit. Pengerjaan rehab 2

unit embung juga tidak terealisasi. Sedangkan untuk insentif atau gaji bagi

pelaksanaan koordinasi juga telah diberikan.

5. Kontinuitas Perencanaan

Kontinuitas Perencanaan, yaitu keberlanjutan dari proses pembangunan

yang terjadi di desa Pao sebagai hasil koordinasi yang terjadi antara Pemerintah

Desa Pao dengan Badan Permusyawaratan Desa Pao. Pemerintah Desa bersama

Badan Permusyawaratan Desa Pao sebagai subjek pembangunan melakukan

interaksi dengan masyarakat sehingga terjadi proses umpan balik atau penyerapan

aspirasi agar kedepannya dapat ditentukan program-program apa saja yang akan

dibahas dalam musyawarah.

Page 84: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

72

Menurut wawancara dengan Kepala Desa Pao (Muh Basri), mengatakan

bahwa:

“Kalau pembangunan itu kan harus berlanjut, pembangunan itu harus tuntas

dan berkelanjutan sesuai dengan kesepakatan dan rencana kita saat

melakukan musyawarah Desa. Nah sesuai musyawarah tersebut disitukan

telah direncanakan sebetulnya apa-apa yang akan dibangun ke depan.

rencana-rencana itulah yang saat ini saya berusaha untuk laksanakan, karna

itu juga sesuai dengan visi misi Desa dan khususnya visi-misi saya dulu

ketika mencalonkan jadi kepala Desa. Salah satu rencana kita kedepan ini di

Desa Pao yaitu menjadi Desa wisata juga, makanya kita berusaha untuk

mempercantik itu kawasan Bantimurung Gallang supaya nanti banyak

pengunjung yang datang dan menambah anggaran desa. Untuk respon

masyarakat juga bagus makanya itu diproritaskan”. (wawancara dengan

MB, tanggal 3 Januari 2020).

Berdasarkan wawancara di atas diketahui bahwa dari pihak pemerintah desa

Pao telah berusaha untuk tetap melanjutkan program-program pembangunan yang

telah dilaksanakan. Pemerintah desa pao menganggap bahwa pembangunan itu

pada prinsipnya harus berkelanjutan sampai tuntas. Kepala desa Pao sendiri

berusaha untuk mewujudkan program-program yang dijanjikan oleh beliau

semasa kampanye dulu yang dianggap sesuai dengan visi dan misi Desa Pao.

Berkaitan dengan itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan Ketua

BPD Pao (Arifin Juddin), yang mengatakan bahwa:

“Kalau pembangunan yang strategis di Desa Pao saat ini yaitu penyelesaian

infrastruktur itu di seberang, Bangkeng Batu dengan Pattallassang, serta

pengembangan objek wisata Bantimurung Gallang. Sebenarnya untuk tahun

ini, sudah tidak ada kegiatan kan sudah bulan desember, tapi itu

diprogramkan kembali di tahun 2020 supaya ini dilanjut. Untuk perbaikan

jalan diseberang yang dibetonisasi kira-kira baru seperdua yang selesai dan

untuk Bantimurung Gallang sendiri tahun ini sudah banyak yang selesai tapi

untuk tahun depan itu tetap dianggarkan.” (wawancara dengan AJ, tanggal

23 Desember 2019).

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber diatas, diketahui bahwa

pembangunan yang dilaksanakan saat ini di Desa Pao berdasarkan rencana awal

Page 85: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

73

yang diambil dalam musyawarah desa telah dilaksanakan oleh Pemerintah Desa

namun prospeknya masih belum rampung keseluruhan sehingga pembangunan

tersebut masih akan dilaksanakan dan dilanjutkan. Pembangunan yang

dilaksanakan di Desa Pao sendiri dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan

melibatkan seluruh masyarakat desa dengan semangat gotong royong.

Berkaitan dengan kontinuitas perencanaan terkait pembangunan

infrastruktur di desa Pao dapat dilihat dari seberapa sering program pembangunan

infrastruktur diangkat atau dibahas dalam musyawarah-musyawarah yang

dilaksanakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:

a. Program pembangunan rapat beton lembangia yang dibahas dalam dua kali

musyawarah diantaranya musyawarah perencanaan pembangunan yang

dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2018 yang dihadiri 62 orang dimana 7

orang anggota BPD hadir serta mayoritas jajaran Pemerintah Desa mulai

dari Kepala Desa hingga RT serta tamu undangan lainnya.dan musyawarah

penetapan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) desa tahun anggaran 2019

yang dilaksanakan tanggal 28 September 2018. yang dihadiri 44 orang

dimana seluruh anggota BPD hadir, begitupun mayoritas aparat Pemerintah

Desa Pao serta tamu undangan lainnya.

b. Program pembangunan rapat beton Pattallassang-Bengkengbatuyang juga

dibahas dalam dua kali musyawarah diantaranya musyawarah perencanaan

pembangunan yang dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2018 yang dihadiri 62

orang dimana 7 orang anggota BPD hadir serta mayoritas jajaran

Pemerintah Desa mulai dari Kepala Desa hingga RT serta tamu undangan

Page 86: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

74

lainnya.dan musyawarah penetapan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) desa

tahun anggaran 2019 yang dilaksanakan tanggal 28 September 2018. yang

dihadiri 44 orang dimana seluruh anggota BPD hadir, begitupun mayoritas

aparat Pemerintah Desa Pao serta tamu undangan lainnya.

c. Rehab jembatan swadaya Bolatoa yang dibahas juga dalam musyawarah

penetapan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) desa tahun anggaran 2019

yang dilaksanakan tanggal 28 September 2018. yang dihadiri 44 orang

dimana seluruh anggota BPD hadir, begitupun mayoritas aparat Pemerintah

Desa Pao serta tamu undangan lainnya.

d. Rehab embung yang juga dibahas dalam dua kali musyawarah diantaranya

musyawarah perencanaan pembangunan yang dilaksanakan pada tanggal 27

Juli 2018 dan musyawarah penetapan Rencana Kerja Pemerintah (RKP)

desa tahun anggaran 2019 yang dilaksanakan tanggal 28 September 2018.

e. Pembangunan balai kemasyarakatan juga dibahas dalam dua kali

musyawarah yaitu musyawarah perencanaan pembangunan yang

dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2018 dan musyawarah penetapan

Rencana Kerja Pemerintah (RKP) desa tahun anggaran 2019 yang

dilaksanakan tanggal 28 September 2018.

f. Pembangunan jamban keluarga dibahas dalam musyawarah perencanaan

pembangunan yang dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2018 dan

musyawarah penetapan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) desa tahun

anggaran 2019 yang dilaksanakan tanggal 28 September 2018.

Page 87: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

75

g. Penataan taman wisata Bantimurung Gallang yang dibahas dalam

musyawarah perencanaan pembangunan yang dilaksanakan pada tanggal 27

Juli 2018.

h. Pembangunan rapat beton jalan akses wisata air terjun Bantimurung Gallang

yang dibahas dalam musyawarah penetapan Rencana Kerja Pemerintah

(RKP) desa tahun anggaran 2019 yang dilaksanakan tanggal 28 September

2018.

Berdasarkan hal tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa kontinuitas

perencanaan program-program pembangunan infrastruktur di desa Pao secara

umum sudah baik. Sebagian besar program tersebut telah dibahas dalam dua kali

musyawarah yaitu musyawarah perencanaan pembangunan dan musyawarah

penetapan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) desa.

Berdasarkan dari hasil keseluruhan wawancara diatas serta digabungkan

dengan hasil observasi peneliti dan dikaitkan dengan teori koordinasi menurut

Handayaningrat, peneliti menyimpulkan bahwa koordinasi antara Badan

Permusyawaratan Desa dengan Pemerintah Desa Pao dalam pembangunan desa

Pao secara umum sudah baik. Seperti yang telah dipaparkan diatas, komunikasi

antara BPD dengan Pemerintah Desa Pao guna membahas mengenai

pembangunan Desa Pao telah terjalin dengan intens dan rutin. Baik dari pihak

BPD maupun aparat Pemerintah Desa Pao sadar mengenai pentingnya dalam

melakukan koordinasi dilihat dari tingkat kehadiran yang baik walaupun

Kompetensi dari anggota BPD masih relatif minim yang dipengaruhi oleh

rendahnya tingkat pendidikan mereka sedangkan dari aparat Pemerintah Desa Pao

Page 88: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

76

relatif lebih tinggi dimana sebagian staf merupakan sarjana. Juga terdapat

beberapa hasil-hasil kesepakatan atau musyawarah yang telah diambil khususnya

mengenai pebangunan prioritas di desa Pao seperti pembangunan rapat beton jalan

desa, rehab jembatan, rehab embung pembangunan balai kemasyarakatan,

pembangunan jamban keluarga dan pembangunan plat dekker. Adapun realisasi

sebagian besar telah terlaksana sehingga dapat dikatakan komitmen BPD dan

Pemerintah Desa Pao secara umum sudah baik. Untuk insentif koordinasi sendiri

telah diberikan baik dengan istilah uang jalan atau uang konsumsi. Untuk

kontinuitas perencanaan program-program pembangunan infrastruktur tersebut

juga sudah baik dilihat dari seringnya program tersebut dibahas dalam

musyawarah.

Page 89: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya maka penulis

dapat menyimpulkan bahwa koordinasi antara Badan Permusyawaratan Desa

dengan Pemerintah Desa Pao dalam pembangunan infrastruktur di Desa Pao

Kecamatan Tombolo Pao secara umum sudah terjalin dan terlaksana dengan baik

sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Handayaningrat dalam Wahyuni W P

(2016), bahwa dalam koordinasi didalamnya harus terdapat 1) komunikasi, 2)

kesadaran pentingnya koordinasi, 3) kompetensi partisipan, 4) kesepakatan,

komitmen dan insentif serta 5) kontinuitas perencanaan. Berdasarkan hal tersebut,

peneliti menganggap bahwa teori yang digunakan dalam kerangka pikir sudah

sesuai untuk mengukur dan melihat koordinasi yang terjalin antara BPD dengan

Pemerintah Desa Pao. Meskipun diketahui juga bahwa masih ada kendala yang

dialami khususnya oleh BPD Pao dikarenakan tidak adanya sekretariat atau

ruangan khusus yang mereka miliki serta masih rendahnya kompetensi anggota

BPD dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan mereka.

B. Saran

Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka peneliti dapat memberikan saran

kepada Badan Permusyawaratan Desa Pao dan aparat Pemerintah Desa Pao

sebagai pihak yang terlibat langsung dalam koordinasi dalam pembangunan di

Desa pao, sebagai berikut:

Page 90: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

78

1. Pemerintah Desa Pao seharusnya segera melakukan pengadaan sekretariat

atau ruangan Badan Permusyawaratan Desa Pao sehingga kerja-kerja BPD

dapat berjalan lebih maksimal lagi serta memudahkan koordinasi antara

Pemerintah Desa dengan pihak BPD Pao. Dengan adanya sekretariat atau

ruangan khusus BPD tentunya memudahkan masyarakat guna menyuarakan

aspirasi serta memperlancar kerja-kerja administrasi.

2. Berkaitan dengan minimnya kompetensi anggota BPD dikarenakan

rendahnya tingkat pendidikan mereka, maka peneliti menyarankan agar

Pemerintah Desa Pao agar sering melakukan pelatihan kerja kepada anggota

BPD terkait dengan tugas dan fungsi dari BPD itu sendiri.

3. Badan Permusyawaratan Desa bersama Pemerintah Desa Pao kiranya tetap

konsisten dalam menjalin koordinasi guna percepatan pembangunan

infrastruktur di Desa Pao sesuai dengan hasil-hasil musyawarah yang telah

diambil. BPD bersama aparat Pemerintah Desa Pao harus selalu bersinergi

dalam merancang rencana pembangunan desa, pelaksanaan pembangunan

desa serta dalam pengawasan pembangunan desa Pao.

Page 91: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

79

DaftarPustaka

Aditya Fandhitya, Silalahi, Sahat. 2013. Tenaga Kerja: Perspektif Hukum,

Ekonomi, dan Sosial. Pusat Kajian Pengolahan Data dan Informasi

Sekretariat Jenderal DPR Republik Indonesia: Jakarta.

Amirullah&Budiyono,Haris. 2004. PengantarManajemen. GrahaIlmu:

Yogyakarta.

Atik & Ratminto. 2012. Manajemen Pelayanan. Pustaka Pelajar : Yogyakarta

Azhar Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Rajawali Pers: Jakarta.

Daan Sughanda. 2011. Pengantar Administrasi Indonesia. Intermedia: Jakarta

Febrina Ramadhani. 2016. Efektifitas Koordinasi Badan Permusyawaratan Desa

(BPD) Dan Pemerintah Desa Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

(Studi Pada Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat).

Gitosudarmo,Indriyo&MulyonoAgus.PrinsipDasarManajemen. BPFE:

Yogyakarta.

Grigg, Neil. 1988. Infrastructure Enginering And Management. John Wiley and

Sons.

Hasibuan S.P. Malayu. 2007. ManajemenDasar, PengertiandanMasalah. PT

BumiAksara: Jakarta.

Handoko T. Hani.2003.Manajemen. BPFE: Yogyakarta.

Inu Kencana Safie. 2011. Ilmu Administrasi Publik. Rineke Cipta : Jakarta.

Kamaluddin. 2016. Peranan Badan Permusyawaratan Desa Dalam

Penyelenggaraan Pemerintahan Di Desa Mattirowalle Kecamatan Tanete

Riaja Kabupaten Barru

Makmur.2013. TeoriManajemenStratejikDalamPemerintahandan Pembangunan.

PT RefikaAditama: Bandung.

Manulang. 2001. Dasar-dasar Manajemen. Ghalia Indonesia: Jakarta.

Miles M.B & Huberman A.M. 1984. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh

Tjetjep Rohendi Rohidi. 1992. Penerbit Universitas Indonesia: Jakarta.

Mona Variesta Inna Chutmaisintha. 2016. Koordinasi Pemerintah Desa Dan

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyaluran Dana Bantuan

Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) Di Desa Ngepanrejo Kecamatan

Bandongan Kabupaten Magelang

Page 92: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

80

Ndraha, Talidzhu.2002. Metodologi Pembangunan Desa. PT. Binakarsa.

Jakarta

Ndraha Taliziduhu. 2003. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru). Rineke Cipta :

Jakarta.

Noviana Wahyu Prabandary. 2016. Koordinasi antar institusi dalam pengelolaan

benda cagar budaya candi borobudur

Nurcholis, Hanif. 2011. PertumbuhandanPenyelenggaraanPemerintahanDesa.

PT GeloraAksaraPratama: Jakarta.

PeraturanPemerintahNomor 72 Tahun 2005 tentangDesa;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman

Pembangunan Desa

Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Badan

Permusyawaratan Desa

Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Penyusunan

Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Desa

Safroni. 2012. Manajemen dan Reformasi Pelayanan Publik dalam Konteks

Birokrasi Indonesia. Aditya Media Publishing: Surabaya.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Kualitatif. Dan

R&D. Alfabeta : Bandung

Sutinah&Suyanto,

Bagong.2011.MetodePenelitianSosialBerbagaiAlternatifPendekatan.Kenca

naPrenada Media Group: Jakarta.

Tatom, J.A. 1993. Paved With Good Intentions; The Mythical National

Infrastructure Crisis Policy Analysis. Cato Institute.

Undang Undang Desa, 2014. Pembangunan Desa Dan Pembangunan Kawasan

Perdesaan..Penerbit Jakrata: Sinar Grafika,

Undang-UndangNomor 6 Tahun 2014 tentangDesa;

Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah;

Widjaja, HAW. 2004. OtonomiDesaMerupakanOtonomi yang Asli,

BulatdanUtuh.PT Raja GrafindoPersada:Jakarta.

Page 93: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

81

LAMPIRAN I

DAFTAR INFORMAN PENELITIAN

NO NAMA UMUR WAWANCARA ALAMAT JABATAN

1 Muh Basri 55 Tahun 3 Januari

2020

Dusun Pao Kepala Desa

Pao

2 Arifin Juddin 60 Tahun 23 Desember

2019

Dusun

Lembang

Ketua BPD

Pao

3 Nasir 47 Tahun 3 Januari

2020

Dusun

Lembang

Masyarakat

4 Nurbaeti S.Kom 26 Tahun 6 Januari

2020

Dusun

Pattallassang

KAUR

Administrasi

5 Hartati 41 Tahun 3 Januari

2020

Dusun

Lembang

Masyarakat

Page 94: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

82

LAMPIRAN II

DAFTAR PERTANYAAN

PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN KOORDINASI BADAN

PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN PEMERINTAH DESA DALAM

PEMBANGUNAN DI DESA PAO KECAMATAN TOMBOLO PAO

KABUPATEN GOWA

A. IDENTITAS INFORMAN

NAMA : …………………..

ALAMAT : …………………..

UMUR : …………………..

JABATAN : …………………..

PENDIDIKAN TERAKHIR : …………………..

AGAMA :……………………

JENIS KELAMIN : ……………………

B. DAFTAR PERTANYAAN

1. Bagaimana komunikasi yang terjalin antara Badan Permusyawaratan Desa

dengan Pemerintah Desa Pao?

2. Seberapa sering BPD dan Pemerintah Desa melakukan pertemuan?

Page 95: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

83

3. Apa saja yang dibahas oleh BPD dan Pemerintah Desa Pao dalam rapat atau

pertemuan yang diselenggarakan?

4. Seberapa penting BPD dan Pemerintah Desa Pao dalam melakukan

koordinasi?

5. Bagaimana tingkat kesadaran yang dimiliki oleh anggota BPD maupun

Pemerintah Desa Pao dalam melakukan koordinasi untuk pembangunan desa?

6. Bagaimana bapak melihat kemampuan kerja dari BPD maupun aparat

Pemerintah Desa Pao?

7. Seberapa sering BPD melakukan penyerapan aspirasi masuarakat desa?

8. Apakah hasil rapat atau kesepakatan benar-benar dilaksanakan di lapangan?

9. Bagaimana komitmen BPD dan Pemerintah Desa dalam melakukan

pembangunan di desa Pao?

10. Apa saja hasil kesepakatan koordinasi antara BPD dengan Pemerintah Desa

Pao?

11. Apa saja program pembangunan yang sedang berjalan di desa Pao?

12. Apakah ada insentif atau gaji yang diterima oleh BPD maupun Pemerintah

Desa Pao ketika melakukan koordinasi?

13. Bagaimana respon dan partisipasi masyarakat dalam program pembangunan

desa?

14. Apakah ada hasil kesepakatan atau program pembangunan yang diubah

setelah program tersebut berjalan?

Page 96: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

84

LAMPIRAN III

DOKUMENTASI PENELITIAN

Suasana gotong royong perbaikan jalan desa Pao

Page 97: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

85

Wawancara dengan Kepala Desa Pao (Muh Basri)

Page 98: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

86

Wawancara dengan Ketua BPD Pao (Arifin Juddin)

Page 99: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

87

Wawancara Dengan Kepala Urusan Administrasi Desa Pao (Nurbaeti S. Kom)

Page 100: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

88

Dokumentasi pembangunan fasilitas objek wisata Bantimurung Gallang

Page 101: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

89

Dokumentasi pembangunan fasilitas objek wisata Bantimurung Gallang

Page 102: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

90

Dokumentasi pembangunan jalan Desa Pao

Page 103: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

91

RIWAYAT HIDUP

Ari sulfahri dilahirkan pada hari kamis di

Tombolo Pao pada tanggal 24 April 1997. Anak pertama

dari 4 bersaudara dari pasangan Muh. Yunus dengan

Hariati. Riwayat pendidikan penulis yaitu menyelesaikan

pendidikan formal di SD Inpres Tombolo pada tahun

2009. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan

pendidikan di SMP Negeri 1 Tombolo Pao dan tamat pada tahun 2012, kemudian

pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai siswa SMA Negeri 1 Tombolo

Pao dan tamat pada tahun 2015. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikan di salah satu perguruan tinggi di kota Makassar yaitu Universitas

Muhammadiyah Makassar pada program studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Penulis telah berhasil menyelesaikan pekerjaan tugas akhir skripsi ini.

Semoga dengan penelitian tugas akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi

terutama bagi dunia pendidikan khususnya dalam pengembangan disiplin ilmu

Administrasi Negara. Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-

besarnya atas terselesaikannya skripsi yang berjudul “Koordinasi Badan

Permusyawaratan Desa dengan Pemerintah Desa dalam Pembangunan

Infrastruktur di Desa Pao Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa”.

Page 104: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

92

Page 105: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

93

Page 106: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

94

Page 107: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

95

95

Page 108: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

96

Page 109: SKRIPSI KOORDINASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA …

97