k.1 k.2 Magrib Jonis

24
MANAJEMEN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Oleh : Ir. JONIS GINTING, MS

description

lll

Transcript of k.1 k.2 Magrib Jonis

  • MANAJEMEN AGRIBISNISTANAMAN PERKEBUNANOleh :

    Ir. JONIS GINTING, MS

  • I. PENGERTIAN MANAGEMENManagement (Inggris) terjemahan ke Bahasa Indonesia belum ada yang tepat.PengurusanPengelolaanKetatalaksanaanKepemimpinanPengendalianPembimbinganPembinaanPenyelenggaraanPenanganan

    Orang yang menggerakkan organisasi tersebut = Manajer

    Siswa/mahasiswa jika ditanya arti manajer :Seorang pemimpin/kepalaSeorang BosOrang yang menjalankan managemenSetiap orang yang mempunyai bawahan/anak buahSetiap orang yang menjalankan planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pengarahan), controlling (pengawasan)Orang yang mengkoordinir semua sarana managemen (man, money, material, market, method)

    Menggerakkan organisasiSwasta/pemerintah, bisnis/sosial

  • Pengertian lain Manajer :Seseorang yang mencapai hasil melalui orang lain dengan jalan spesialisasi dalam pekerjaan memimpin, merencanakan, menyusun, pengawasan dan penelitian.Seseorang yang bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.Orang yang mengatur pekerjaan atau kerjasama dengan menggunakan orang untuk mencapai sasaran.Orang yang berwenang dan bertanggung jawab membuat rencana, mengatur, memimpin dan mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai sasaran.

    Manajer Pemilik (pengusaha = pemegang saham)Luther M. Gulick (bukunya : Papers on the Science of Administration) fungsi managemen : POSDCRB P = Planning (Perencanaan)O = Organizing (Pengorganisasian)S = Staffing (Pengadaan/Penempatan Tenaga Kerja)D = Directing (Pembimbingan)C = Coordinating (Pengkoordinasian)R = Reporting (Pelaporan)B = Budgeting (Penganggaran)

    Sarana atau Tools of Managemen = 5 atau 7 M :1. Man = Orang2. Money = Uang3. Materials= Material4. Market = Pasar5. Method= Metode6. Machine= Mesin7. Morale = Semangat kerja

  • GambarSiklus Tugas-tugas Manajer

  • Beberapa masalah yang dihadapi oleh Manajer :

    Dalam Pembukuan (Accounting Data)Biaya-biaya (Cost)Pembuatan Keputusan-keputusan (Decision Making)Latihan Pegawai (Employee Training)Pembiayaan/Permodalan (Financing) Catatan-catatan Inventaris (Inventoryecorts)Pasar-pasar (Market)Pertambahan AnggotaSemangat Kerja (Morale)Cara Pembuatan Daftar Pembayaran (Payroll Processing)Tempat (Letak) Pabrik (Plant Location)Penentuan Harga (Pricing)Perencanaan Produksi (Production of Planning)Pengawasan Kwalitet (Quality Control)Pencarian Calon Pegawai dan Seleksi (Recruitment and Selection)Laporan-laporan (Reports)Effektiviteit Penjualan-penjualan (Sales & Effectiviteit)Statistik-statistik tentang Pelaksanaan-pelaksanaan (Statities Operation)Administrasi Upah dan Gaji (Wage and Salary)Penghapusan Pemborosan (Waste Climination)

  • TabelMasalah-masalah yang Dihadapi Oleh Manajer Sesuai dengan Sarana yang Diperlukan

    No. MANMONEYMATERIALMARKETMETHODE1.RecruitmentInvestasiJenis MaterialMarket researchSistem dan2.SeleksiAccountingJumlah dan kwalitet/mutuHarga pokok dan harga jualprosedur3.PenempatanBudgetSistem pengadaanSistem pemasaranOrganisasi4.PenggajianBiaya-biayaSistem penyimpananKwalitet dan kwantitetMetode5.TrainingDaftar pembayaranLokasi penempatanSelera konsumenNet work palnning6.MutasiInventory controlInventarisasiLokasi pasar-7.PensiunLaporan-laporanSistem penilaianJenis konsumen-8.Jaminan sosialVerifikasiStock Promosi-9.Turn overInventory controlInventory controlJenis dan tipe produk-10.Promosi----11.Kejenuhan kerja----

  • Sebab-sebab Kegagalan Manajer :

    Tidak mampu membuat planning yang baikTidak mampu mengorganisirTidak mampu memberi motivasi kepada pegawaiTidak mampu dalam pengawasanTidak mampu mengambil keputusan

    Manajer tidak mampu mengelola 5 M (Men, Money, Materials, Methode dan Market).

    I. Men :Kesalahan dalam mengadakan seleksi atau pemilihan calon pegawai.Kesalahan dalam menempatkan seorang pegawai. Penempatan tidak sesuai dengan kemampuan atau keahliannya. Terlalu cenderung mempergunakan sistem konco atau sistem famili.Tidak adanya human relation yang harmonis diantara para pegawai sehingga hal ini akan mengakibatkan moral yang rendah dan moral yang rendah akan mengakibatkan tidak adanya good will para pegawai terhadap perusahaan.Terlalu membebaskan para pekerja dalam melaksanakan tugasnya.Tidak adanya disiplin yang ketat.Kurang memberikan perangsang atau motivasi kerja kepada para pekerjaTidak adanya loyalitas yang tinggi diantara para pegawai.Tidak adanya karier planning.Terjadinya pengangguran yang tidak kentara dalam perusahaan.

  • II. Money :Modal yang dipergunakan terlalu kecil.Kurang hati-hati atau kurang adanya perencanaan tentang penggunaan uang.Terlalu besar mengeluarkan biaya siluman yaitu biaya yang pengeluarannya tidak kentara. Biasanya biaya ini pengeluarannya sifatnya tidak terduga.Terlalu berani meminjam uang dan kurang adanya perencanaan tentang penggunaannya.

    III. Materials :Kurang adanya perencanaan tentang penggunaan material yang akan dipergunakan, (jenis material yang digunakan, berapa jumlahnya mendesak atau tidakkah penggunaan material itu).Bersifat demontrative effect artinya dalam mempergunakan material tidak memperhatikan jenis pekerjaan yang dikerjakan dan volume pekerjaan yang dikerjakan. Penggunaan material disini hanya atas dasar kemampuan perusahaan untuk membeli sehingga akan menimbulkan pemborosan. Misalnya pekerjaan pengadaan dokumen. Apabila pekerjaan itu cukup dengan diketik karena jumlah yang dibutuhkan relatif kecil, maka tidak perlu perusahaan harus membeli mesin foto copy, uang yang dipergunakan untuk membeli mesin foto copy dapat diinvestasikan dalam bentuk yang lain.

    IV. Methode :Metode yang dipergunakan tidak tepat.Tidak adanya keseragaman metode kerja.Metode kerjanya terlalu statis, padahal metode kerja harus disesuaikan dengan perkembangan atau kedinamisan perusahaan sehingga metode yang dipergunakan hanya berdasarkan pada tradisi.

  • V. Market :Kurang menyelami selera konsumen.Tidak memperhatikan saingan.Dalam menetapkan harga, terlalu rendah.Harga pokoknya terlalu tinggi sehingga harga jual tidak terjangkau oleh para konsumen.Terlalu berani dalam memberikan kredit kepada para nasabah dan kurang konsekuen dalam hal melakukan penagihannya.Kurang adanya promosi.Service yang kurang memuaskan.

    MACAM-MACAM MANAJEMEN

    Manajemen dapat dibedakan menjadi beberapa macam tergantung dari segi peninjauannya :A. Ditinjau dari Segi Obyek atau Materi yang Dikelola dapat dibedakan :1.Manajemen Kepegawaian (Personal Management)2.Manajemen Produksi (Production Management)3.Manajemen Pemasaran (Marketing Management)4.Manajemen Keuangan (Financial Management)5.Manajemen Perkantoran (Office Management)6.Manajemen Pergudangan (Materials Management)B.Menurut Skup Bidang Usahanya dapat dibedakan :7.Manajemen Sektor Usaha Pemerintah8.Manajemen Sektor Usaha Swasta Niaga (Business)9.Manajemen Sektor Usaha Sosial

  • C.Menurut Tingkatnya, dapat dibedakan :10.Manajemen Puncak (Top Management)11.Manajemen Madya (Middle Management)12.Manajemen Bawah (Lower Management)D.Menurut Caranya Pemecahan Persoalan, dapat dibedakan :13.Manajemen Terbuka (Open Management)14.Manajemen Demokrasi15.Manajemen Tradisional16.Manajemen Sistematis17.Manajemen berdasarkan Ilmu Pengetahuan18.Manajemen Otokratis19.Manajemen Liberal

    Ii. PENGERTIAN AGRIBISNIS

    Agribisnis :Totalitas kegiatan yang mempengaruhi hasil atau keuntungan suatu usaha atau perusahaan pertanian.Semua kegiatan mulai dari pengadaan sarana produksi pertanian (Farm Supplies) sampai dengan tata niaga produk pertanian yang dihasilkan usaha tani atau hasil olahannya.

  • Kegiatan dalam Sistem Agribisnis ada 4 yakni :1.Sub Sistem Pengadaan dan Penyaluran Sarana Produksi-Pengadaan Bibit-Pengadaan Pupuk, Pestisida-Pengadaan Alat-alat Pertanian, Mesin-mesin Pertanian2.Sub Sistem Produksi Primer-Budidaya Tanaman(Perkebunan/Hortikultura/Pangan, dll)-Budidaya Ternak (Sapi, Ayam, Domba, dll)-Budidaya Ikan (Ikan tawar, Udang, dll)3.Sub Sistem Pengolahan-Pengolahan Hasil Pertanian Primer-Industri Sekunder-Industri Tersier4.Sub Sistem Pemasaran-Pengangkutan- Pengapalan-Sortasi-Pengepakan

    GambarLembaga Penunjang Agribisnis/Pendidikan/Latihan, Prasarana, Pertanahan, Keuangan, Penelitian/Pengembangan

  • Lembaga Penunjang Agribisnis :1. Lembaga Pertanahan2. Lembaga Pembiayaan/Keuangan3. Pendidikan4. Penelitian5. Perhubungan

    Pelaku Agribisnis :1. BUMN2. Swasta3. Koperasi4. Petani Profesional

    Pendekatan Sistem Agribisnis ada 2 yaitu :1. Pendekatan Analisis MakroAgribisnis sebagai unit sistem industri dari suatu komoditas tertentu yang membentuk sektor ekonomi secara regional atau nasional.2.Pendekatan Analisis MikroAgribisnis sebagai suatu unit perusahaan yang bergerak, baik dalam salah satu sub sistem agribisnis maupun bergerak pada lebih dari satu sub sistem agribisnis, baik hanya satu atau lebih sub sistem dalam satu lini komoditas atau lebih dari satu lini komoditas. Contoh :a. Perkebunan kelapa sawitb.Perusahaan pengolahan buah nenas dan pisang (dua lini komoditas)c. Perusahaan konglomerasi kelapa sawit (menangani dari perkebunan, pengolahan sampai pemasaran)

  • IIi. T a n a m a n

    Tanaman adalah semua jenis tumbuh-tumbuhan yang sudah dibudidayakan.

    IV. P E R K E B U N A N

    Menurut UU RI No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan. Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :1. Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.

    2.Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan/atau tanaman tahunan yang karena jenis dan tujuan pengelolaannya ditetapkan sebagai tanaman perkebunan.

    3.Usaha perkebunan adalah usaha yang menghasilkan barang dan/atau jasa perkebunan.

    4.Pelaku usaha perkebunanadalah pekebun dan perusahaan perkebunan yang mengelola usaha perkebunan.

    5.Pekebun adalah perorangan warga negara Indonesia yang melakukan usaha perkebunan dengan skala usaha tidak mencapai skala tertentu.

    6.Perusahaan perkebunan adalah pelaku usaha perkebunan warga negara Indonesia atau badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia yang mengelola usaha perkebunan dengan skala tertentu.

    7.Skala tertentu adalah skala usaha perkebunan yang didasarkan pada luasan lahan usaha, jenis tanaman, teknologi, tenaga kerja, modal, dan/atau kapasitas pabrik yang diwajibkan memiliki izin usaha.

  • 8.Industri pengolahan hasil perkebunan adalah kegiatan penanganan dan pemrosesan yang dilakukan terhadap hasil tanaman perkebunan yang ditujukan untuk mencapai nilai tambah yang lebih tinggi.

    9.Hasil perkebunan adalah semua barang dan jasa yang berasal dari perkebunan yang terdiri dari produk utama, produk turunan, produk sampingan, produk ikutan, dan produk lainnya.

    10.Agribisnis perkebunan adalah suatu pendekatan usaha yang bersifat kesisteman mulai dari subsistem produksi, subsistem pengolahan, subsistem pemasaran, dan subsistem jasa penunjang.

    Manajemen agribisnis tanaman perkebunan pada prinsipnya adalah penerapan ilmu manajemen dalam sistem agribisnis tanaman perkebunan.

    Pembangunan Agribisnis Perkebunan di Indonesia dan Kebijakan Pemerintah

    Pembangunan Jangka Panjang I (1969 1994) (25 tahun) :1.Ujung tombak pengembangan agribisnis adalah usaha tani istilah lain pertanian.2.Menekankan untuk menjual dan memproses apa yang dihasilkan.

    Pembangunan Jangka Panjang II (1995 2020) (25 tahun) :1.Ujung tombak non usaha tani yakni agroindustri dan perdagangan2.Saat ini posisi antara usaha tani dan non usaha tani seimbang (50% : 50%)3.Memproduksi dengan permintaan industri dan agroindustri.

  • Pembangunan berwawasan agribisnis :1.Amanat konstitusi dan landasan politisPasal 33 UUD 1945 mengamanatkan bahwa sistem perekonomian yang dikembangkan di Indonesia adalah demokrasi ekonomi, yakni pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan.

    Sumber daya manusia Indonesia (tenaga, pikiran, waktu, nilai-nilai dan sebagainya) dan sumber daya alam (lahan, keanekaragaman hayati, agroklimat tropis dan sebagainya) digabung menjadi keunggulan komparatif.

    2.Sektor pertanian memberi sumbangan yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

    3.Sektor pertanian merupakan sebagian besar mata pencaharian penduduk Indonesia.

    4.Sektor pertanian mampu menyediakan keragaman menu pangan, karenanya sektor pertanian sangat mempengaruhi konsumsi dan gizi masyarakat.

    5.Sektor pertanian mampu mendukung sektor industri, baik industri hulu maupun industri hilir.

    Sektor pertanian merupakan salah satu penyumbang devisa negara

  • V. MANAJEMEN PRODUKSI PERKEBUNANProduksi perkebunan/produksi primer : CPO turunannyaKELAPA SAWIT TBS PKO turunannya

    RSS turunannyaK A R E T Latek Rekat turunannya Crum Rubber turunannya KAKAU Biji turunannya

    KELAPA Buah Kelapa

    TEH Daun

    TEMBAKAU Daun

    Manajemen Produksi Perkebunan adalah seperangkat keputusan untuk mendukung proses produksi perkebunan mulai dari keputusan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian sampai evaluasi proses produksi.

    Manajemen produksi terkait dengan berbagai fungsi :1. Fungsi Personalia2. Fungsi Keuangan3. Fungsi Penelitian dan Pengembangan4. Fungsi Pengadaan dan Penyimpanan, dll

  • Contoh : Ada rencana meningkatkan produksi 10%, maka akan terkait dengan fungsi : Manajemen Keuangan Manajemen SDM Manajemen Teknologi Manajemen Pengadaan Manajemen Persediaan Manajemen Penyimpanan, dll

    Manajemen produksi terutama menyangkut : Keputusan lokasi Ukuran atau volume Tata letak fasilitas Pembelian Persediaan Penjadwalan Mutu produk

    A. Perencanaan Produksi Perkebunan 1. Pemilihan Komoditas :- Bernilai ekonomi tinggi- Pemasaran- Jenis/varietasnya- Agroklimat2.Pemilihan Lokasi Produksi dan Penempatan Fasilitas :- Ketersediaan tenaga kerja (jumlah, spesifikasi, tingkat upah, perda)- Ketersediaan prasarana dan sarana fisik penunjang (transportasi, perkembangan komunikasi, penerangan, air, dsbnya)- Lokasi pemasaran (dekat pasar)- Ketersediaan insentif wilayah (kebijakan pajak, peraturan tenaga kerja, kebijakan, investasi, budaya pelayanan publik, birokrasi, dll)

  • 3.Skala Usaha Perkebunan skala kecil tidak efisien, skala luas baru efisien. Skala kecil dibentuk pola kemitraan seperti : PIR 4.Perencanaan Proses Produksidalam pembukaan usaha tani baru diperlukan fasilitas :- Bangunan- Peralatan- Perlengkapan Produksiyang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan proses produksi : a. Biaya Produksi kemampuan perusahaan (modal sendiri atau sumber luar seperti : modal ventura, kredit, penjualan saham, dll)b.Penjadwalan Proses Produksi- Pembukaan lahan- Pembibitan- Penanaman- Pemeliharaan (pemupukan, penyiangan, pembasmian hama dan penyakit)- Panenc.Perencanaan Pola Produksi- Komoditas tunggal- Komoditas ganda- Multi komoditas- Pergiliran tanaman

  • d. Perencanaan dan Sistem Pengadaan Input-input dan Sarana Produksi -Identifikasi Input-input tersebut*Bibit*Pupuk*Obat-obatan*Tenaga Kerja*Modal-Identifikasi Sarana dan Prasarana tersebut*Areal tempat produksi*Perlengkapan*Peralatan*Bangunan-bangunan pendukung*Teknologi

    setelah identifikasi input dan sarana prasarana tersebut maka disusun rencana dan sistem pengadaannya. Membuat sendiri atau membeli, contoh : pengadaan bibit buat sendiri atau dibeli.

    B. Pengorganisasian Input-input dan Sarana Produksi

    Input-input dan sarana produksi dilakukan pengorganisasian mulai dari 1. Perencanaan persediaan2.Pengadaan/pembelian3.Penyimpanan4.Pengalokasian5.Pemeliharaan

  • C. Kegiatan Produksi Perkebunan

    Kegiatan produksi merupakan proses transformasi masukan menjadi suatu keluaran.

    D. Pengawasan Produksi Perkebunan

    1.Pengawasan anggaran2.Pengawasan proses3.Pengawasan masukan4. Pengawasan jadwal kerja5.dll

    E. Evaluasi Produksi Perkebunan

    Evaluasi dilakukan mulai dari tahap perencanaan sampai akhir masa tersebut berlangsung.

    F. Pengendalian Produksi Perkebunan

    Pengendalian dilakukan untuk menjamin proses produksi berjalan pada rel yang telah direncanakan, misalnya pengendalian :1.Penggunaan tenaga kerja2.Penggunaan air3.Proses produksi

  • Manajemen produksi dalam usaha pengolahan hasil (agroindustri)1.Perencanaan Agroindustria.Pemilihan Teknologi-Kesesuaian teknologi-Pengadaan (ketersediaan barang, suku cadang, biaya pengadaan)-Biaya sosial (lingkungan)-Kapasitas produksi-Kemampuan SDM dalam pengolahan dan pengoperasian-Fleksibilitas dalam proses-Ketersediaan energi, dllb.Pemilihan LokasiLokasi pabrik harus mempertimbangkan :-Ketersediaan bahan baku-Lokasi dan sumber bahan baku-Lokasi pemasaran-Sarana dan prasarana fisik-Ketersediaan tenaga kerja-Areal pengembanganc.Fasilitas Persediaan dan Masukan-Fasilitas gudang- Fasilitas pengangkutan-dlld.Perencanaan Bahan Pelengkap ProduksiBahan pelengkap adalah bahan tambahan dalam proses pengolahan.

  • e.Perencanaan Desain ProduksiTergantung pada : -besar kecilnya usaha-jenis usaha-teknologi yang digunakan-intensitas tenaga kerja- modalDesain produksi mencakup hal-hal :-Perencanaan agregat implementasi-Rekayasa dan teknologi-Penjadwalan produksi

    2.Pengorganisasian Input-input dan Sarana PengolahanSemua sumbedaya produksi, baik input-input maupun fasilitas produksi diorganisasikan. Misalnya :-Penempatan setiap personal pada posisi yang sesuai dan deskripsi kerja yang jelas-Penyusunan tata letak mesin-mesin yang sesuai dengan tahapan produksi

    3.Kegiatan PengolahanDalam proses agroindustri dibuat berdasarkan rencana produksi. Input-input telah direncanakan dan disediakan dimasukkan ke proses produksi sesuai dengan jadwal, jumlah dan jenis serta urutan yang telah direncanakan.

    4.Pengawasan Kegiatan PengolahanPengawasan dilakukan untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam proses produksi. Fungsi pengawasan ditekan kepada bagaimana rencana dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

  • 5.Evaluasi Kegiatan PengolahanFungsi evaluasi adalah melakukan penilaian terhadap pelaksanaan produksi dan pencapaian hasil untuk mengkaji kelemahan-kelemahan atau keberhasilan pencapaian out put yang telah direncanakan.

    6.Pengendalian Kegiatan Pengolahan Fungsi pengendalian lebih menekankan pada upaya memberi umpan balik, terutama jika dalam pengawasan didapatkan suatu penyimpangan atau keterpaksaan untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Begitu juga dari hasil evaluasi didapatkan suatu peluang kegagalan sehingga harus segera diadakan pengendalian untuk mengembalikan pada jalur yang benar.