K elompok 3

25
TUGAS TERSTRUKTUR HUMAN COMPUTER INTERACTION Dwi khairur r. SIR201026 Ida rokhyati MIR201005 M.Ibnu alfianto aziz SIR201013 Rusli mujab SIR 201017

Transcript of K elompok 3

Page 1: K elompok 3

TUGAS TERSTRUKTURHUMAN COMPUTER INTERACTION

Dwi khairur r. SIR201026Ida rokhyati MIR201005M.Ibnu alfianto aziz SIR201013Rusli mujab SIR 201017

Page 2: K elompok 3

RANGKUMANCHAPTER 7

EVALUATION OFINTERACTIVE

SYSTEMS

Page 3: K elompok 3

Evaluasi sistem interaktif dapat terjadi di stages yang beragam pada proses disain dan dapat mengakses aspek disain yang berbeda.

Aspek disain tersebut yang menjadi perhatian dari prespectiv manusia adalah usability, learnability, efficiency dan acceptability Keempat aspek disain tersebut didifinisikan dalam istilah umum

Page 4: K elompok 3

Masalah yg dihadapi disigner adalah mengetahui aspek disain apa yang mempengaruhi outcom dari ke empat aspek tersebut (usability, learnability, efficiency dan acceptability). Untuk menjawab masalah tersebut membu tuhkan operationlized dari keempat aspek tsb dapat dinilai. Salah satu pemecahan adalah menyediakan metrics (ukuran ?) sebagai bagian dari design specification, yang dapat digunakan untuk menilai hasil dari disain

Page 5: K elompok 3

Eksperiment untuk mengevaluasi suatu disain harus secara hati-hati dibangun dan dengan sendirinya juga merupakan suatu bentuk disain. Eksperimenter harus mengidentifikasi variabel dependent, independent, control dan kondisi eksperimental, subject, metode eksperiment serta bentuk data analysis.

Page 6: K elompok 3

Tujuan evaluasi

Untuk supaya calon evaluator menyadari keguanaan, dan kompleksitas serta metode evaluasi dalam suatu disain sistem

Keinginan untuk mengevaluasi adalah mengidentifikas kekurangan dalam disain dan penyediakan kepada tim disain pengertian yang cukup mengenai kekurangan tersebut, sehingga dapat memperbaik disain.

Page 7: K elompok 3

Suatu metode cocok untuk tim dan project tertentu. Disain yang berbeda mempunyai konse kuensi untuk ketepatan metode evaluasi tertentu pula Meskipun demikian untuk tingkat yang umum proses disain dapat dibedakan menjadi dua stages.

Design-specification-stage Implementation stage

EVALUATION AND DESIGN PROCEDURES

Page 8: K elompok 3

Masih menjadi bahan spekulasi dan penelitian. Menarik karena evaluasi di stage speci-fication memungkinkan mengevaluasi sebelum penulisan program. Belum dihasilkan metode yang baik untuk mengevaluasi disain dari suatu specifikasi.

EVALUATION AT THE DESIGN-SPECIFICATION STAGE

Page 9: K elompok 3

Pendekatan konvensional evaluasi adalah mengevaluasi disain yang memiliki program yang dapat dieksekusi. Dikenal sujumlah pendekatan yang berbeda untuK mengevaluasi disain yang diimplementasikan.

EVALUATION AT THE IMPLEMENTATION STAGE

Page 10: K elompok 3

Pendekatan tersebut berbeda dalam jumlah informasi dan waktu yang dibutuhkan untuk mengevaluasi. Evaluasi juga berbeda dalam kemam puan diagnostiknya

Bentuk evaluasi yang mudah dan paling lemah diagnostiknya adalah ‘expert walk-through’. Dalam pendekatan ini pakar disain interface diminta untuk mengamati sistem yang didisain dan mengiden tifikasi butir yang merupakan masalah untuk user.

Page 11: K elompok 3

Pendekatan demikian sangat tergantung pada penilain pakar. Dapat diperkuat oleh pakar independet yang melakasanakan ‘walk-through’ pada sistem.

Pendekatan memungkinkan melakukan secara cepat dan mudah serta memungkinkan perbaikan disain

Tenik lain untuk menilai suatu implementasi adalah menggunakan kuesioner untuk mengidentifikasi karaktersik apa yang dianggap user sukar untuk menggunakannya atau untuk menilai sikap user terhadap disain baru.

Page 12: K elompok 3

Kritik terhadap kuesioner; bagus untuk mengidentifikasi tingkat penerimaan terhadap sistem baru tetapi tidak baik untuk tingkat penggunaan sistem tersebut

Teknik lain adalah menggunakan pendekatan observasional, disainer mengamati tanpa mengkaitkan dengan usaha user menggunakan sistem.

Page 13: K elompok 3

Eksperimen sering digunakan dalam HCI untuk mengevaluasi disain yang diimplementasikan.

Kekuatan eksperimen adalah me mungkinkan eksperimenter me ngontrol dan memanipulasi variabel tertentu di dalam lingkungan

EXPERIMENTAL METHODS

Page 14: K elompok 3

DEFINISI ISTILAH DALAM EXPERIMENTAL METHODS Dependent variable : Sesuatu yang diukur (waktu

untuk menyelesaikan tugas) Independent variable : Karakteristik yang

dimanipulasi (style of icon atau order of items on a menu)

Experimental control : Variabel yang ditetapkan konstan dan diusahakan/tidak berubah selama eksperi ment berlangsung (time of day, machine on which the program is running

Experimental factor : Dimensi yang digunakan untuk memani pulasi variabel (interface style might be one factor and level of expertise of users might be another factor

Page 15: K elompok 3

EXPERIMENTAL METHODOLOGY

Secara normal, eksperimen dirancang untuk menguji beberapa ramalan yang timbul dari suatu hipotesis tegas/eksplisit yang muncul ke luar dari suatu dasar teori

Page 16: K elompok 3

Suatu eksperiment harus memenuhi syarat (3)

Eksperiment harus secara sistematik memanipulasi satu atau lebih variabel independen pada wilayah yang diamati.

Manipulasi tersebut harus dilakukan di bawah kondisi terkontrol, misal untuk semua variabel yang dapat mempengaruhi hasil harus dikontrol.

Eksperimenter harus mengukur beberapa karakteristik yang tidak dimani pulasi (variable dependen) atau diasumsikan berubah, sebagai fungsi dari variabel indepent

Page 17: K elompok 3

Eksperimen berkepentingan dengan manupulasi sistematik dari satu atau lebih variabel independen di bawah kondisi yang terkontrol, dan melibat kan rencana yang teliti mengenai pengukuran efek variabel tersebut terhadap variabel dependen. Independen variabel adalah faktor yang secara sistematik diubah oleh eksperimenter. Pada kasus tertentu variabel independen juga disebut sebagai experimental treatment atau manipulation.

Page 18: K elompok 3

Tujuan melakukan experimen dapat juga dianggap sebagai sarana untuk mengidentifikasi hubungan fungsional antara variabel independen dan dependen. Berarti bahwa ada hubungan antar nilai variabel independen dan dependen. Berdasar hubungan tersebut kemu dian dapat disimpulkan hubungan sebab-akibat antara variabel dependen dan idenpenden.

Page 19: K elompok 3

Independen variabel Merupakan dimensi khusus yang diukur sebagai akibat efek dari variabel independen.

Independen variabel adalah faktor yang secara sistematik diubah oleh eksperimenter.

Pada kasus tertentu variabel independen juga disebut sebagai experimental treatment atau manipulation

INDEPENDENT VARIABLES

Page 20: K elompok 3

Perbedaan antara factor dan level adalah apabila dua atau lebih variabel dependen terdiri dari tipe yang berbeda maka dikatakan different factors, sedang level berarti sama tipe variabelnya tetapi dengan nilai yang terkait berbeda

Tujuan melakukan experimen adalah untuk memperoleh ilmu pengetahuan atau menguji beberapa penaksiran mengenai factor (variabel) yang diteliti (menarik perhatian).

Page 21: K elompok 3

CONTOH variabel dependen yang sering digunakan dalam HCI

Jumlah kesalahan yang dibuat Tempat kesalahan dibuat (at what

point in the task) Waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan pekerjaan yang diberikan

Waktu yang dibutuhkan untuk kembali dari kondisi salah

Page 22: K elompok 3

KLASIFIKASI DEPENDEN VARIABEL DILALUKAN BERDASAR SKALA MENGUKURAN

SKALA PENGUKURAN 1. Skala Nominal (nama /klasifikasi) 2. Skala Ordinal (nilai yg berbeda untuk obyek yg berbeda,

how much more tidak dapat ditunjukkan tetapi hanya menyatakan lebih atau kurang dari)

3. Skala Interval (jarak antara titik tetap, contoh skala suhu) 4. Skala Ratio (mempunyai nilai 0, dan real)

Page 23: K elompok 3

EXPERIMENTAL DESIGN

Experimental design bertalian dengan rencana umum untuk melaksanakan percobaan. Suatu percobaan adalah suatu sarana untuk mengembangkan hubungan sebab-akibat antara event tertentu dalam suatu lingkungan dan kejadian dari suatu bentuk perilaku khusus.

Page 24: K elompok 3

Experimen dilakukan untuk

1. Menyediakan dukungan emperis (berdasar fakta)/ bukti untuk suatu

teori2. Menguji hipotesis yang berdasar

suatu teori.3. Validasi hasil pengalaman dan

eksperimen yang lebih dahulu

Page 25: K elompok 3

Evaluasi pada HCI didiskusikan secara luas tetapi jarang dikerjakan. Waktu yang dibutuhkan untuk evaluasi sering dianggap terlalu lama. Ide evaluasi dijadikan bagian dari daur disain harus termasuk juga beberapa bentuk iterasi dari disain. Output dari suatu evaluasi harus menyediakan satu set rekomendasi untuk redisain sistem dan beberapa indikator kinerja yang mengusulkan cara desain seharusnya berkinerja dalam penggunaan hariannya. Rekomendasi disain dan redisain dapat memberi masukan pada daur hidup disain/development