K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi...

89
KEKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SYAHRUL YASIN LIMPO (SYL) PADA PEMILIHAN GUBERNUR 2013 DAERAH PEMILIHAN KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Ilmu Politik Oleh : AKBAR CANDRA E 111 08 257 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK JURUSAN ILMU POLITIK PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

Transcript of K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi...

Page 1: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

KEKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SYAHRUL YASIN LIMPO

(SYL) PADA PEMILIHAN GUBERNUR 2013 DAERAH PEMILIHAN KABUPATEN

GOWA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar

Sarjana Ilmu Politik

Oleh :

AKBAR CANDRA

E 111 08 257

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU POLITIK PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 2: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat
Page 3: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat
Page 4: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, atas segala Rahmat Hidayah-Nyalah yang senantiasa tercurah kepada

penulis, sehingga penyusunan skripsi ini selesai tepat pada waktunya sebagai

salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan meraih gelar sarjana program

studi Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Politik Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa kebenaran yang ada

dalam skripsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu

perbedaan pendapat mengenai kandungan skripsi ini adalah hal yang wajar,

justru yang menjadi tugas kita semua adalah berusaha mengkaji kembali sehingga

kebenaran hakiki dapat kita peroleh.

Penulis juga menyadari bahwa untuk saat ini, mungkin inilah hasil

maksimal yang dapat disumbangkan yang senantiasa menyisipkan kekurangan

dan kelemahan, sehingga untuk hal inipun penulis selalu menyediakan ruang

untuk menampung kritik dan saran dari semua pihak demi pencapaian

kesempurnaan skripsi ini.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta bapak

Chandra Dewa dan ibu Nurbaya Candra yang telah banyak memberi kasih sayang,

serta dukungan baik moril maupun materil, nasehat, dan doa sehingga perkuliahan

dan penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik, hingga kapanpun penulis

Page 5: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

iv

takkan bisa membalasnya. Kalian adalah bagian terpenting dalam seluruh episode

perjalanan hidup penulis. Maafkan jika ananda sering menyusahkan, merepotkan,

serta melukai perasaan ayah dan ibu.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi

tingginya kepada Bapak Prof. Dr. Armin, M.Si selaku pembimbing I sekaligus

sebagai penasehat akademik penulis dan Andi Naharuddin, S.IP, M.Si selaku

dosen pembimbing II dan sekretaris jurusan atas ketulusan hati dan kesabarannya

dalam membimbing, mendukung, dan mengarahkan penulis. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. DR. Idrus Paturusi, Sp. B, Sp BO selaku Rektor Universitas

Hasanuddin.

2. Prof. Dr. H. Hamka Naping, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin beserta jajarannya;

3. Dr. H. A. Gau Kadir, M.A selaku Ketua Jurusan Ilmu Politik dan Ilmu

Pemerintahan, serta Andi Naharuddin. S.IP, M.Si selaku sekretaris

jurusan Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan;

4. Dr. Gustiana A.Kambo,M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Politik;

5. Bapak-bapak/Ibu-ibu Staf pengajar, Dr. Muhammad Al Hamid, A. Ali

Armunanto S.Ip, M.Si, Drs. H. A. Yakub M.Si, Bu Ariana, Pak Syahrir,

Pak Sukri, Prof. Kausar, Drs. Muhammad Saad, M.Si, terima kasih atas

semua kuliah-kuliah yang inspiratif dan akan mewarnai babakan

kehidupan penulis selanjutnya, serta staf akademik Fisip Unhas, Kak

Irma, Bu Hasna, Bu Nanna. Terima kasih atas semua bantuannya;

Page 6: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

v

6. Seluruh guru yang dengan tulus memberikan ilmunya kepada penulis.

7. Keluarga besar Demokratis 08; Noel, kanda Ria, Titonk, Jengbess,

Yayat, Rembo, Elis, Dian, Ekie, Asma, Iis, Age, Ilyn, Apla, Rendy,

Illank, Cakra, Rio, Obi, abang Kerbi, Rahmat, Tazim, Ari, Aswan, Roy,

Wandi, Ilo, Indra, Anca, Acca, Akil, Dayat, Arham, Amril, Anto boy,

Andy, Ifan, Rullah. Kanda-kanda senior HIMAPOL Fisip Unhas.

8. Kepada teman-teman KKN Gelombang 82 khususnya di desa Citta,

Kecamatan Citta, Kabupaten Soppeng; Abang, Gian, kordes dan ishak,

banyak tersimpan kenangan-kenangan dengan kalian;

9. Kepada teman-teman alumni SDN Tanggul Patompo II Makassar, SMP

Negeri 2 Gowa dan alumni SMA Negeri 2 Sungguminasa, Kab. Gowa.

Terima kasih untuk kebaikan luar biasa yang kalian pancarkan untuk

penulis.;

10. Bapak-bapak informan Partai Golkar yang telah dengan senang hati

membantu penulis selama melakukan penelitian. Serta keluarga besar

penulis yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis selalu melambungkan harapan untuk dapat membalas seluruh

kebaikan kalian. Semoga saatnya tak lama lagi.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam

penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik

dari segi isi maupun tata bahasa, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran terhadap skripsi ini agar dikemudian hari penulis dapat membuat

tulisan-tulisan yang lebih baik. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam

Page 7: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

vi

memperkaya khasanah ilmu pendidikan dan juga dapat dijadikan sebagai salah

satu sumber referensi bagi peneliti selanjutnya yang berminat meneliti hal yang

sama.

Makassar, Mei 2014

Akbar Candra

Page 8: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

vii

ABSTRAK

AKBAR CANDRA, NIM E11108257, dengan judul “Kekuatan Politik Lokal

Dalam Pemenangan Syahrul Yasin Limpo Pada Pemilhan Gubernur Daerah

Pemilihan Kab. Gowa”. Dibawah Bimbingan Prof. Dr. Armin, M.Si dan Andi

Naharuddin, S.IP, M.Si.

Syahrul Yasin Limpo bukan saja menjabat sebagai gubernur melainkan

juga Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel. Pria kelahiran Makassar, 16 Maret 1955

ini terpilih secara aklamasi menduduki posisi tersebut lewat forum Musda ke-8

Partai Golkar Sulsel di Makassar. Maju sebagai calon incumbent, Syahrul yang

memiliki kemampuan intelektual yang tinggi dan juga sebagai putra daerah. Inilah

yang dianggap mendorong masyarakat lokal pada daerah pemilihan kab. Gowa

memberi partisipasi serta hak pilihnya cenderung kepada Syahrul Yasin Limpo.

Kemampuannya memaksimalkan kapasitas dan kualitas dirinya dalam memimpin

Sulsel inilah menjadi ukuran masyarakat dalam menentukan pemimpinnya. Maka

penulis tertarik untuk melihat kekuatan politik lokal di kab. Gowa yang menjadi

awal terbangunnya karir politik dan birokrasi Syahrul. Terlebih lagi daerah ini

dipimpin oleh adik Syahrul, Ichsan Yasin Limpo.

Konsep yang dipakai ialah kekuatan politik dan jenisnya, konsep aktor

politik, dan konsep pemilukada. Penulis melakukan penelitian dengan metode

deskriptif analisis dengan dasar penelitian studi kualitatif. Pengambilan data

diperoleh dari hasil pengumpulan data primer dan sekunder dengan wawancara

mendalam, dan wawancara terstruktur. Data dari hasil wawancara dicatat secermat

mungkin dan dikumpulkan. Semua data dianalisis secara kualitatif sehingga apa

yang terkandung dibalik realitas dapat sesegera mungkin terungkap.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan kekuatan politik di kab.

Gowa yakni besarnya pengaruh partai Golkar dan partai pengusungnya, birokrasi

dan sipil. Selain itu juga, Syahrul sebagai seorang aktor politik menunjukkan figur

dengan prestasinya memimpin Sulsel, ini ditandai saat sukses menjabat bupati 2

periode di kab. Gowa. Faktor kemenangan yang paling dominan adalah posisi

Syahrul sebagai gubernur. Total 24 kabupaten/kota di Sulsel, di kab. Gowa

pasangan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (SAYANG) memperoleh

312.199 atau 80,60 % suara.

Page 9: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

viii

ABSTRACT

AKBAR CANDRA, NIM E11108257, titled "The Power of Local Politics In

Syahrul Yasin Limpo Victory In District Electoral District Governor

election. Gowa ". Under the guidance of Prof. Dr. Armin Arsyad, M.Si and

Andi Naharuddin, S. IP, M.Si.

Syahrul Yasin Limpo is not only served as governor but also the head of

DPD 1 of the Golkars’ Party South. He was born in Makassar, March 16, 1955,

was elected to the position unanimously passed 8th Musda forum Golkars’ Party

in Makassar of South Sulawesi. Forward as a candidate for the incumbent,

Syahrul who has the high intellectual ability as well as a native son.

This is considered to encourage local communities to the district electoral

areas. Gowa giving participation and voting rights tend to Syahrul Yasin Limpo,

his Ability to maximize the capacity and quality of this Sulsel himself in the lead

in determining the size of the community becomes its leader. The authors are keen

to see local political power in the district. Gowa which is initiated the

establishment of syahrul’s political and bureaucratic career. Moreover this area

was led by his brother, Ichsan Yasin Limpo.

The concept that used is the political power and its type, the concept of

political actors, and the concept of election. The author was conducted research

with descriptive analysis method on the basis of qualitative research studies. Data

collection was obtained from primary and secondary data collection with in-depth

interviews, and a structured interview. Data from interviews recorded as

accurately as possible and collected.

All the data were analyzed by qualitatively so that what was contained

behind reality could be revealed as soon as possible. The results was showed that

the support of political forces in the district, the influence of the Golkars party

and the party that support him, bureaucracy and civil. In addition, Syahrul as a

political actor with his performance figures show the lead of South Sulawesi, this

moment marked a successful regent served 2 terms in the district of Gowa. The

most dominant factor is a victory Syahrul position as governor. The total of 24

districts / cities in the province of sulsel, the pair of Yasin Limpo Syahrul-Agus

Arifin Nu'mang (DEAR) gained 312 199 or 80.60% of the vote.

Page 10: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

ix

DAFTAR ISI

Halaman Sampul i

Halaman Pengesahan ii

Halaman Penerimaan iii

Kata Pengantar iv

Abstraksi vii

Daftar Isi ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 7

C. Tujuan Penelitian 7

D. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kekuatan Politik 9

B. Jenis Kekuatan Politik 10

C. Konsep Aktor 29

D. Konsep Pemilukada 31

E. Kerangka Pemikiran 34

F. Skema Kerangka Pemikiran 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Unit Analisis Data 38

B. Tipe dan Dasar Penelitian 38

C. Sumber Data Penelitian 39

Page 11: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

x

D. Teknik Pengumpulan Data 40

E. Teknik Analisa Data 41

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Kab. Gowa 44

B. Sumber Daya Manusia Kab. Gowa 51

C. Sosial Ekonomi Kab.Gowa 52

D. Kondisi Politik dan Pemerintahan Kab. Gowa 53

E. Profil Syahrul Yasin Limpo 55

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kekuatan politik yang mendukung kemenangan Syahrul Yasin Limpo pada

pemilihan Gubernur 2013 di Kabupaten Gowa.... 58

B. Kekuatan politik Syahrul Yasin Limpo sebagai aktor politik pada

pemilihan Gubernur 2013 di kabupaten Gowa. 64

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan 72

B. Saran 75

Daftar Pustaka 76

Page 12: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemilihan umum daerah atau yang sering disebut dengan Pemilukada

adalah bentuk demokrasi yang tampil sejak pertengahan 2005 lalu. Pemilukada

merupakan mekanisme pemilihan langsung pemimpin eksekutif diderah, mulai

dari wali kota, bupati, hingga gubernur. Keterlibatan warga dalam Pemilukada

mereka masing-masing sudah tentu memberikan manfaat bagi daerah. Asumsi

bahwa mereka yang dipilih, merupakan representasi dari mereka-mereka yang

memilih. Sistem pemerintahan demokrasi, pemilu dianggap sebagai penghubung

antara prinsip kedaulatan rakyat dan praktek pemerintahan oleh sejumlah elit

politik.

Pada tahun 2004, Presiden yang sebelumnya dipilih oleh MPR telah

dipilih langsung oleh rakyat. Begitupun dengan kepala daerah yang dulunya

dipilih oleh DPRD, maka sejak tahun 2005 Kepala Daerah dipilih langsung oleh

rakyat. Ini merupakan salah satu bentuk penyempurnaan dari UU otonomi daerah

yang baru, UU No.32 Tahun 2004 yang menyebutkan bahwa kepala daerah dipilih

langsung oleh masyarakat. Inilah pencapaian terbaik otonomi daerah, dimana

masyarakat langsung dilibatkan untuk memilih pemimpin yang akan memerintah

mereka selama pembatasan masa jabatan seorang kepala daerah, yaitu cukup satu

periode saja, lima tahun ke depan. Kecuali bagi mereka yang benar-benar

menonjol prestasi atau keberhasilannya.

Page 13: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

2

Indonesia yang mengalami Reformasi sejak tahun 1998, pasca turunnya

Presiden Soeharto atas tuntutan rakyat, melakukan proses demokratisasi. Proses

inilah yang kemudian menghasilkan desain sistem politik yang sangat berbeda

dengan desain yang dianut selama masa orde baru. Reformasi prosedural dan

kelembagaan yang walau dilakukan secara bertahap telah mengubah landasan

berpolitik secara sangat radikal. Desain kelembagaan yang dimaksudkan yakni

untuk memperbaiki kualitas demokrasi di daerah dengan gagasan utama rakyat

ditingkat lokal dapat berpartisipasi menentukan sendiri pimpinan daerahnya.

Politik lokal yang dipahami sebagai rangkaian proses - proses politik dan

demokrasi di daerah mengemuka sudah sejak lama hingga pada akhirnya

terbentuk demokrasi di Indonesia, politik lokal yang dinamis makin menonjolkan

dirinya pada perhelatan Pemilukada. Berbagai sumber daya yang menggiurkan

dan munculnya tokoh lokal di daerah (local strongman) mendorongnya sebagai

bagian kekuatan politik yang mempunyai pengaruh menguatkan relasi politik

penguasa didaerah.

Kekuatan politik merupakan aktor politik mereka adalah pribadi unggul

yang mempunyai hati nurani, kecerdasan, dan kedewasaan yang akan

membimbing warga negaranya menjadi lebih maju dan mandiri. Aktor berkaitan

dengan seberapa kekuasaan seseorang berpengaruh pada pembuatan kebijakan

pemerintah. Peran aktor adalah bagaimana mempengaruhi proses pembuatan

kebijakan agar kebijakan tersebut berpihak pada kepentingan aktor dan bukan

kepentingan publik.

Page 14: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

3

Berkaitan halnya dengan pengertian individu, kekuatan politik sebagai

lembaga adalah dengan memainkan peranan dalam proses penyelenggarannya,

yang bertujuan untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan politik. Pada

pengertian dua hal ini kekuatan politik yang telah sejak lama lahir di Indonesia

berkontribusi membangun dan memberikan corak pada sistem politik Indonesia.

Perkembangan sistem politik telah banyak bermunculan aktor maupun lembaga

yang menjadi kekuatan politik Indonesia. Aktor maupun lembaga yang menjelma

menjadi kekuatan politik ini tidak lain merupakan tonggak perjuangan bagi

pembangunan politik di Indonesia.

Pemilukada Sulawesi Selatan dengan nuansa baru politik lokal dan

partisipasi masyarakat didaerah, ditandai dengan pelantikan Syahrul Yasin Limpo

untuk pertama kali menjadi gubernur pada april 2008, mengawali gaung sejumlah

program besar di Sulawesi Selatan. Diantaranya Center Point of Indonesia

dibangun, IPDN untuk regional kawasan Indonesia Timur dipusatkan di Makassar

,Program pendidikan gratis menginspirasi nasional, 500 calon doktor diberi

beasiswa ke luar negeri, dan pengusaha dimudahkan berinvestasi. Awal

kepemimpinannya program-program besar tadi dijadikan landasan tak hanya fisik,

tapi membangun peradaban. Kalimat itu yang paling sering di dengungkan

Syahrul diawal masa jabatannya. Program pembangunan fisik diikuti

pembangunan karakter. Langkah pertama diambil dengan mengubah nama Bandar

udara Hasanuddin menjadi Sultan Hasanuddin. Bukan persoalan sebatas nama,

upaya itu mengembalikan semangat kepahlawanan, nasionalis, cerminan kultur

daerah juga simbol-simbol budaya yang erat di Selawesi Selatan. Peradaban

Page 15: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

4

pembangunan di era serba modern jadi dasar segala segi kehidupan. Membuat

kuat dan hebat. Itu sebabnya mengapa dua program jitu selalu didengungkan

bersama wakil gubernur Agus Arifin Nu’mang. Pendidikan gratis serta kesehatan

gratis. Dua program yang menyentuh dimensi dasar kehidupan manusia sebagai

mahluk dengan jati diri.

Incumbent yang juga sebagai sebagai putra daerah Sulawesi Selatan dari

beberapa buku dan biografi yang memuat tentang dirinya, anak kelahiran

Makassar, 16 Maret 1955 ini putra dari H.M. Yasin Limpo dan Hj. Nurhayati.

Didikan ayah yang berlatar belakang militer ini membawanya tumbuh sebagai

pemimpin yang ulet. Sembilan tahun memimpin kabupaten Gowa, Syahrul

kemudian dimandatkan masyarakat Sulawesi Selatan menjadi Gubernur. Periode

kedua pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan ini Syahrul Yasin Limpo kembali

membuktikan bahwa dia adalah pribadi yang unggul, berperestasi,

berpengalaman dalam birokrasi mengantarkannya kembali memimpin Sulawesi

Selatan masa bakti 2013-2018, berpasangan Agus Arifin Nu’mang dengan

“tagline” (SAYANG Jilid II) mampu mendulang 2.251.407 perolehan suara atau

52,42 % jauh dari pesaingnya Ilham Arief Sirajuddin-Abd. Aziz Qahhar

Mudzakkar (IA) meraih 1.785.580 suara (41,57 %) dan Andi Rudiyanto Asapa-

Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) meraih 257.973 suara (6,07 %). Dari 24

kabupaten/kota SAYANG unggul di 14 kabupaten/kota, IA menang di 9

Page 16: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

5

kabupaten/kota. Sementara Garuda-Na hanya unggul di Sinjai, kabupaten di mana

Rudiyanto menjalani periode keduanya sebagai Bupati1.

Kesuksesan yang berhasil melambungkan Syahrul Yasin Limpo yang

juga merupakan Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan. terpilih secara

aklamasi menduduki posisi tersebut lewat forum Musyawarah daerah ke-8 Partai

Golkar Sulawesi Selatan di Makassar. Sebagai kendaraan politik yang populis

partai Golkar merupakan partai politik dan merupakan salah satu dari 10 partai

politik peserta pemilu 2014, mempunyai banyak dewan perwakilan di Indonesia

sampai pada daerah. Dibandingkan partai politik peserta lainnya, elektabilitas

Partai Golkar cenderung stabil mendekati Pemilu Legislatif 2014 yakni 17,1 %2.

Pengalaman serta prestasi dalam meniti karir dipemerintahan maupun

birokrasi mengantarkannya sebagai seorang yang punya pengaruh, serta daya

pikat retorikanya yang bersahaja di kancah politik dengan berbagai perjalanan

karir politiknya membuktikan bahwa dirinya memiliki kemampuan intelektual

yang tinggi. Hal inilah yang menjadi modal penting dan rasa simpatik masyarakat

terhadap sosok Syahrul Yasin Limpo dalam menunjang kekuasaan dan

kemenangannya di tingkat lokal.

Pencapaian dan kesuksesan aktor dalam konsep Kekuatan politik

mempengaruhi politik yang berkembang didaerah yakni dengan partisipasi

masyarakat terhadap kontestasi Pemilikada dan menentukan pilihannya terhadap

1 Hasil rapat pleno KPU tingkat provinsi Sulawesi Selatan dan penetapan pasangan calon terpilih.

http://www.tribunnews.com/2013/02/01/ini-hasil-lengkap-pilgub-sulsel diakses pada tanggal 3 Juli

2013 pukul 12:11 Wita. 2 http://www.tribunnews.com/nasional/2013/08/02/survei-fsi-elektabilitas-golkar-stabil-melebihi-

aburizal diakses pada tanggal 7 Oktober 2013 pukul 10:45 wita

Page 17: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

6

sosok yang mewakili mereka, representasi dari mereka – mereka yang memilih

atau putra daerah. Selangkah lebih didepan dibandingkan kandidat lainnya,

Kabupaten Gowa sebagai salah satu daerah pemilihan pada Pemilukada yang

termasuk kabupaten terbesar ketiga Sulawesi Selatan setelah Kota Makassar dan

Kabupaten Bone ini merupakan salah satu daerah kantung suara dari total 24

kabupaten/kota, Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (SAYANG) dengan

perolehan 312.199 atau 80,60 % suara. Raihan suara tersebut cerminan kuatnya

dukungan terhadapnya. Masyarakat lokal Gowa menganggapnya sebagai

representasi dari mereka sebagai etnis makassar dan merupakan pemimpin yang

membangun karir birokrasinya dari bawah.

Kabupaten Gowa sebagai daerah geografis Partai Golkar di anggap

paling berpotensi memenangkan Pemilukada. Partai penguasa sejak masa

pemerintahan Soeharto ini sangat di agung-agungkan apalagi di pelosok desa-

desa, dimana mereka menganggap partai ini adalah partai pemerintah yang dapat

membawa pemerintahan daerah mereka ke arah yang lebih baik, seperti pada

masa pemerintahan Soeharto. Dari sinilah kedudukan politik ini dimanfaatkan dan

dioptimalkan oleh incumbent Syahrul Yasin Limpo dalam meniti karir juga

birokrasinya.

Rangkaian proses pemilihan gubernur dan penetapan hasilnya oleh KPU

menegaskan bahwa Syahrul Yasin Limpo masih dianggap pantas masyarakat

kabupaten Gowa memimpin mereka dan sebagai bukti bahwa mantan Bupati

Gowa 2 periode ini. Dukungan penuh partai-partai pengusung, posisinya sebagai

incumbent menjadi bagian penting untuk menarik simpatik masyarakat lokal dan

Page 18: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

7

menguasai birokrasi Kabupaten Gowa. Jadi, bila dibandingkan 2 kontestan yang

lain bukan mustahil Syahrul Yasin Limpo memenangkan kontestasi Pemilukada

di Kabupaten Gowa.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut di atas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul: “Kekuatan Politik Lokal Dalam

Pemenangan Syahrul Yasin Limpo (SYL) Pada Pemlihan Gubernur 2013

Daerah Pemilihan Kabupaten Gowa”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian seperti yang dipaparkan pada latar belakang, maka

penelitian ini mengacu pada pertanyaan dasar yang sekaligus merupakan

permasalahan pokok, yaitu

1. Kekuatan politik apa saja yang menjadi faktor pendukung

kemenangan Syahrul Yasin Limpo pada pemilihan Gubernur 2013 di

Kabupaten Gowa ?

2. Bagaimana kekuatan politik Syahrul Yasin Limpo sebagai aktor politik

pada pemilihan Gubernur 2013 di kabupaten Gowa ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang di kemukakan di atas, maka

penelitian ini bertujuan :

1. Untuk menggambarkan dan menganalisis kekuatan politik apa saja yang

menjadi faktor pendukung kemenangan Syahrul Yasin Limpo pada

pemilihan Gubernur 2013.

Page 19: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

8

2. Untuk menggambarkan dan menganalisis bagaimana kekuatan politik

Syahrul Yasin Limpo sebagai aktor politik pada pemilihan Gubernur 2013

di kabupaten Gowa.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Akademik

a. Merangsang munculnya penelitian baru dalam bidang ini, sehingga

studi ilmu politik dapat selalu menyesuaikan diri dengan

perkembangan dan kegunaan ilmu pengetahuan dari aspek kekuatan

politik.

b. Menjawab fenomena sosial politik yang ada.

c. Diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak yang berminat

mendalami penulisan mengenai kekuatan politik.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dalam pengembangan ilmu

pengetahuan, mengingat masih terbatasnya hasil penelitian tentang hal

tersebut.

b. Sebagai syarat untuk memenuhi gelar sarjana ilmu politik.

c. Untuk membantu para pelaku politik memahami realitas politik di

Sulawesi Selatan.

Page 20: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, penulis akan memaparkan aspek-aspek yang membahas

masalah kekuatan politik lokal dalam pemenangan Syahrul Yasin Limpo pada

pemilihan gubernur 2013 daerah pemilihan kabupaten Gowa. Karena itu di bawah

ini akan diuraikan 6 (enam) aspek yaitu: (A) Konsep dan Jenis Kekuatan Politik

(B) Konsep Aktor, (C) Konsep Pemilukada (D) Kerangka Pikir, (E) Skema

Kerangka Pikir.

A. Konsep dan Jenis Kekuatan Politik

1. Konsep Kekuatan Politik

Miriam Budiarjo Mengatakan bahwa yang diartikan dengan kekuatan-

kekuatan politik adalah bisa masuk dalam pengertian Individual maupun dalam

pengertian kelembagaan. Dalam pengertian yang bersifat individual, kekuatan-

kekuatan politik tidak lain adalah aktor-aktor politik atau orang-orang yang

memainkan peranan dalam kehidupan politik. Orang-orang ini terdiri dari pribadi-

pribadi yang hendak mempengaruhi proses pengambilam keputusan politik. Dan

secara kelembagaan di sini kekuatan politik sebagai lembaga atau organisasi

ataupun bentuk lain yang melembaga dan bertujuan untuk mempengaruhi proses

pengambilan keputusan dalam sistem politik3.

Baktiar Efffendi Mengemukakan bahwa kekuatan - kekuatan politik

adalah segala sesuatu yang berperan dan berpengaruh serta terlibat secara aktif di

3 Miriam Budiardjo. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1998, hlm 58.

Page 21: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

10

dalam dunia politik. Beliau juga membagi kekuatan politik menjadi 2 sub bagian

besar, yakni kekuatan politik formal dan kekuatan politik non-formal4.

2. Jenis Kekuatan Politik

Dalam suatu partisipasi politik, sering dikaitkan dan diukur dengan

berdasar hasil pemilihan umum, perlu diperhatikan bahwa ada bentuk partisipasi

lain, yaitu melalui suatu kelompok atau individu tertentu ataupun melalui media

massa sebagai saran komunikasi politik. Partisipasi ini tentunya memerlukan

adanya kekuatan untuk menghubungkannya dengan pemerintah atau sebaliknya.

Kekuatan kekuatan inilah yang akan kita bahas.

2. 1 Kelompok Kepentingan

Kelompok kepentingan (Interest Group) adalah setiap organisasi yang

berusaha mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah, tanpa berkehendak

memperoleh jabatan publik. Kecuali dalam keadaan luar biasa, kelompok

kepentingan tidak berusaha menguasai pengelolaan pemerintah secara langsung.

Sekalipun mungkin pemimpin-pemimpin atau anggotanya memenangkan

kedudukan-kedudukan politik berdasarkan pemilihan umum, kelompok

kepentingan itu sendiri tidak dipandang sebagai organisasi yang menguasai

pemerintah5.

Pada kajian historisnya, Kelompok-kelompok kepentingan muncul

pertama kali pada abad ke 19. Organisasi ini berbeda dengan partai politik,

mereka tidak memperjuangkan kursi dalam parlemen, mereka lebih memfokuskan

4 Skripsi “Perbandingan Kekuatan Politik Militer Era Orde Baru Dengan Era Reformasi” oleh

KIKI NAMIRA diakses pada 10 februari 2013 di

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/14868. 5 A. Rahman H.I, Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2007, hlm 85.

Page 22: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

11

diri pada masalah-masalah tertentu saja. Meski tidak cukup mudah untuk

membedakannya, karena partai politik antara lain juga memiliki kepentingan atas

kebijakan pemerintah. Secara sederhana, Gabriel A. Almond, misalnya,

membedakan dua hal ini: kelompok kepentingan adalah setiap organisasi yang

berusaha mempengaruhi kebijakan pemerintah tanpa, pada waktu yang sama,

berkehendak memperoleh jabatan publik. Sebaliknya, partai politik benar-benar

bertujuan untuk menguasai jabatan-jabatan publik. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa tujuan kelompok kepentingan bukan untuk meraih kekuasaan,

sementara partai politik untuk meraih kekuasaan.

Partai politik umumnya beranggotakan massa yang terdiri dari latar

belakang yang berbeda namun punya kepentingan yang sama yakni kekuasaan

sedangkan kelompok kepentingan keanggotaannya terdiri atas golongan-golongan

yang menganggap dirinya tertindas serta terpinggirkan dan hanya mempunyai satu

tujuan yaitu “kepentingan” dalam kelompoknya (bukan kekuasaan).

Dasar dari kelompok ini adalah “protes”. Mereka sangat kritis terhadap

cara-cara berpolitik dari para politisi dan pejabat, dan merasa terasingkan dari

masyarakat. Mereka menginginkan desentralisasi pemerintah, partisipasi dalam

peningkatan swadaya masyarakat, terutama masyarakat lokal. Kelompok-

kelompok ini sering berinteraksi dengan badan eksekutif, dengan tetap

memperhatikan kedudukan otonomnya terhadap negara (sering di sebut NGO).

Cara kerja kelompok ini sebanyak mungkin tanpa tekanan atau paksaan,

tetapi melalui lobbying serta networking yang intensif tetapi persuasif. Akan

tetapi jika cara ini kurang berhasil, mereka tidak segan-segan bertindak lebih

Page 23: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

12

keras dengan mengadakan tindakan langsung seperti demonstrasi besar-besaran,

pendudukan dan pemogokan, yang kadang-kadang berakhir dengan kekerasan.

Beberapa hal penting lain yang secara signifikasi dapat mempengaruhi

hasil akhir kegiatan kelompok kepentingan ialah Dari sisi internal organisasi,

seperti; lingkungan keanggotaan, loyalitas anggota (menjadi anggota dari berbagai

organisasi atau tidak), lingkup kegiatan, dan derajat ke dalam kegiatan. Dari segi

cara an sarana yang digunakan untuk memperjuangkan tuntutan, dapat

ilihat,seperti: sifat teknik-teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan

kelompok, bentuk tuntutan yang diajukan (terinci jelas atau umum dan kabur).

Dari segi eksternal organisasi, hal-hal seperti: derajat kesesuaian dan

ketaatan tujuan dan kegiatan kelompok dengan norma-norma dan kebiasaan

budaya politik yang berlaku, derajat kelembagaan kegiatan dan prosedur yang

diikuti kelompok telah mengikuti pola yang ada atau berubah-ruba, dan derajat

kemampuan kelompok memelihara akses komunikasi langsung dengan

pemerintah yang hendak dipengaruhi,akan sangat mempengaruhi keberhasilan

atau hasil, akhir dari pada pencapaian tujuan kelompok kepentingan.

Namun yang tak dapat ditinggalkan begitu saja ialah artikulasi

kepentingan dalam konteks perjuangan kelompok kepentingan dalam rangka

menjembatani kepentingan-kepentingan warga. Oleh karena itu, warga Negara

atau setidak-tidaknya wakil dari suatu kelompok harus berjuang mengangkat

kepentingan dan tuntutan kelompoknya, agar dapat dimasukan kedalam agenda

kebijakan Negara.

Page 24: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

13

Setiap individu memiliki tujuan panggilan hidup yang berbeda-beda,

begitu halnya dalam suatu kelompok, kelompok yangg satu beda dengan yang

lainnya, kelompok itu terbentuk karena adanya kesamaan antara anggotanya.

Sehingga Kelompok-kelompok ini terbagi-bagi menjadi jenis yang lebih

sederhana seperti yang dikemukakan oleh. Gabriel A. Almond dan Bingham G.

Powell yakni membagi kelompok kepentingan dalam empat kategori yaitu : (1)

kelompok anonim, (2) kelompok nun-asosiasional, (3) kelompok institusional, (4)

kelompok asosiasional6

. Keseluruhan kelompok itu bergerak dalam fokus

tuntutannya masing-masing terhadap kebijakan pemerintah untuk

memperjuangkan tuntuntan yang sama yakni kesetaraan. Hal itulah yang saya

sebut dengan kekuatan politik.

2. 2 Kelompok Penekan

Kelompok penekan merupakan sekelompok manusia yang berbentuk

lembaga kemasyarakatan dengan aktivitas atau kegiatannya memberikan tekanan

kepada pihak penguasa agar keinginannya dapat diakomodasi oleh pemegang

kekuasaan. Contohnya, Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli Nasib Petani, dan

Lembaga Swadaya Masyarakat Penolong Korban Gempa. Pada mulanya, kegiatan

kelompok-kelompok ini biasa-biasa saja, namun perkembangan situasi dan

kondisi mengubahnya menjadi pressure Group7.

6 Gabriel A. Almond dan Bingham G. Powell, def, Comparative Politics Today : A World bea,

edisi ke-5 (New York: Harpen Collins, 1992) helm. 62-65 yang dikutip dalam buku Miriam

Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (edisi revisi), Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2010, hlm.

387. 7 Leo Agustino. Pilkada Dan Dinamika Politk Lokal. (Yogyakarta:Penerbit Pustaka Pelajar,2008)

hlm 17.

Page 25: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

14

Sejarah perjalannya, proses demokratisasi di Indonesia sendiri sangat

jelas didorong oleh kelompok-kelompok penekan yang berasal dari beragam

kalangan di masyarakat, beberapa di antaranya adalah, lembaga-lembaga bantuan

hukum, lembaga-lembaga penelitian swadaya masyarakat, media massa,

organisasi-organisasi kemahasiswaan di lingkungan internal dan eksternal

kampus, organisasi-organisasi kepemudaan, lembaga-lembaga serikat buruh,

partai-partai politik, dan lain sebagainya. Jumlah kelompok penekan yang

beragam ini dapat bertambah banyak manakala setiap kelompok di masyarakat

menyuarakan dan memperjuangkan aspirasinya melalui asosiasi atau kelompok

yang begitu bebas didirikan dan begitu bebas bersuara.

Perlu diketahui bahwa pelopor gerakan kelompok penekan banyaknya

bermunculan organisasi-organisasi kecendekiawanan yang berafiliasi pada agama,

pembentukan kelompok-kelompok diskusi dan aksi oleh mahasiswa di intra-

kampus dan ekstra kampus, dan organisasi-organisasi massa lainnya di

masyarakat, yang semuanya mempejuangkan kebebasan dalam berpendapat dan

mengkritik tanpa rasa takut terhadap rezim cendana saat itu.

Dari titik pijak persoalan ini, peran kelompok-kelompok penekan

(pressure groups) pada dasarnya telah membuka wacana pendewasaan politik

yang riil, dengan tetap diiringi oleh kelompok-kelompok politik yang lain, yang

juga dapat berperan tidak hanya sebagai kekuatan penekan (pressure forces),

tetapi juga kendali sosial (social control), pendidikan politik (political education)

dan pembangunan kesadaran (awareness building aspect).

Page 26: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

15

2.3 Partai Politik

Secara umum dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu

kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-

nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh

kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik (biasanya) dengan cara

konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.

Menurut Carl J. Friedrich (dalam Budiardjo) bahwa “partai politik adalah

sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau

mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya,

dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya

kemanfaatan yang bersifat ideal maupun Sedangkan menurut R.H Soltau (dalam

Budiardjo, 2000:161) bahwa “partai politik adalah sekelompok warga negara yang

sedikit banyak terorganisir, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan

yang dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih dan bertujuan

menguasai pemerintahan dan melaksanakan kebijakan umum8.

Negara yang menggunakan sistem demokrasi, partai-partai politik

memegang peranan penting. Partai politik digunakan sebagai alat untuk meraih

kekuasaan. Hal ini berarti bahwa partai-partai politik pada dasarnya lebih

berorientasi kepada kekuasaan dibandingkan dengan kebijakan publik. Namun

demikian, kita tidak dapat mengabaikan begitu saja pengaruh mereka dalam

proses pembuatan kebijakan.

Peran partai politik dalam masyarakat modern seringkali melakukan

agregasi kepentingan. Partai-partai politik tersebut berusaha untuk mengubah

8 Miriam Budiarjo, Ibid Hal. 404

Page 27: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

16

tuntutan-tuntutan (demands) tertentu dari kelompok-kelompok kepentingan

menjadi alternatif kebijakan. Ukuran partai politik yang bersangkutan akan

menentukan cara partai politik tersebut dalam mengagregasikan kepentingan.

Pada umumnya, walaupun partai-partai politik ini mempunyai jangkauan

yang lebih luas dibandingkan dengan kelompok-kelompok kepentingan, naum

mereka lebih cenderung bertindak sebagai perantara daripada sebagai pendukung

kepentingan-kepentingan tertentu dalam pembentukan kebijakan. Bahkan

kemajuan dan kehancuran negara bisa disebabkan oleh partai politik dimana partai

politik sebagai supplier daripada calon pemimpin negara ini.

2. 4 Aktor politik

Sebelum lebih jauh membahas tentang aktor, Penulis membatasi di sini

bahwa yang dimaksud aktor politik adalah orang-orang yang berpengaruh dalam

kegiatan politik, baik itu individu maupun sekelompok individu. Dalam definisi

ini, aktorlah yang bertanggung jawab atas segala yang terjadi dalam sistem

politik.

Dalam membahas pemeran serta atau aktor-aktor dalam proses

perumusan kebijakan, ada perbedaan yang cukup penting yang perlu diperhatikan

antara negara-negara berkembang (negara Dunia Ketiga) dengan negara maju. Di

negara berkembang, struktur pembuatan kebijakan cenderung lebih sederhana

dibandingkan dengan negara-negara maju. Kecenderungan struktur pembuatan

keputusan di negara-negara maju adalah lebih kompleks karena kualitas hidup

sudah menjadi isu utama (main isue) dalam pembuatan kebijakan (policy making).

Page 28: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

17

Namun menurut Moore ( dalam Badjuri dan Teguh Yuwono) bahwa,

“secara umum aktor ini dapat dikelompokkan dalam tiga domain utama yaitu

aktor publik, aktor privat dan aktor masyarakat (civil society)”9. Ketiga aktor ini

saling berperan dalam sebuah proses penyusunan kebijakan publik.

Jadi berdasarkan uraian di atas, maka aktor-aktor yang terlibat dalam

proses kebijakan publik adalah aktor inside of government dan outside of

government atau aktor publik, aktor privat dan aktor civil society.

2. 5 Militer

Militer dan politik ibarat dua sisi mata uang yang saling mempengaruhi

satu sama lainnya. Peranan militer di dalam lingkungan kekuasaan merupakan

kesatuan mutlak dan tidak terlepas dari sebuah prinsip dasar pendirian negara

yang menuntut dan mengedepankan pentingnya lembaga-lembaga tersruktur.

Merupakan tugas dari militer yang berfungsi untuk menjaga dan melindungi

kedaulatan sebuah negara. Di negara-negara Barat, yang menganut prinsip

supremasi sipil, peran militer cenderung dikendalikan oleh para politisi sipil.

Tetapi, hal ini tidak berarti sistem pemerintahan Barat menafikkan peran serta

militer dalam pemerintahan. Hal ini dinyatakan oleh C. Wright Mills (1956)

dalam Marijan yang menyebutkan bahwa, “Militer merupakan satu dari tiga

kelompok yang paling berpengaruh, secara politik di Amerika Serikat. Pengaruh

9 Abdulkahar Badjuri dan Yuwono Teguh. Kebijakan Publik, Konsep dan Strategis. (Semarang:

Universitas Diponegoro Press), 2007;

Page 29: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

18

itu khususnya, berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pertahanan dan politik luar

negeri.”10

Institusi militer memiliki perbedaan dengan institusi lainnya karena

militer memiliki ciri khusus dan keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki oleh

kelompok masyarakat lainnya, termasuk masyarakat sipil. Sebagaimana yang

dinyatakan oleh Herman Finer dalam Arbi Sanit dalam Haniah, yakni:

1. Tentara lebih terorganisir,

2. Memiliki sentralisasi komando,

3. Terdapat jenjang hirarki,

4. Disiplin,

5. Komunikasi intern dan lancar,

6. Esprit de corps.

Dan yang paling penting adalah hak untuk melakukan monopoli terhadap

kepemilikan senjata oleh pihak militer. Selain itu, Arbi Sanit11

juga mengemukan

bahwa ditinjau dari segi sosial. Militer juga memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

Pertama, lebih cepat berkenalan dengan teknologi. Kedua, proses akulturasi lebih

mengarah kepada kea rah teknologi, dan Ketiga, lebih mengarah kepada negara

secara keseluruhan.

Menurut Pengamat Politik, Eep Saefulloh Fatah ada beberapa alasan

yang mendorong keterlibatan militer ke dalam dunia politik pada masa Orde baru,

10

C. Wright Mills dalam Kacung Marijan, Sistem Politik Indonesia:Konsolidasi Demokrasi Pasca

Orde Baru, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), hlm. 243. 11

Arif Yulianto, Militer dan Politik Di Indonesia Pasca Orba dalam Haniah Hanafie(2007), hlm.

28.

Page 30: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

19

yakni12

: Pertama, karena adanya dorongan dari fenomena umum Dunia Ketiga,

yang memunculkan anggapan bahwa militer pada masa Orde Baru adalah

kekuatan sosial-politik yang paling siap dalam hal organisasi dan skills untuk

memasuki birokrasi.

Kedua, keadaan awal pada masa Orde Baru yang ditandai dengan

kecurigaan terhadap pemimpin-pemimpin sipil yang berasal dari partai politik.

Ketiga, adanya proses penetrasi yang memunculkan paradigma bahwa

militer adalah pihak yang dianggap paling sesuai sebagai penguasa politik, serta

dapat menciptakan keadaan stabil dalam tatanan pemerintahan. Lalu yang

keempat, hilangnya kekuatan legitimasi terhadap pemimpin-pemimpin sipil yang

berasal dari partai politik yang menyebabkan terbukanya jalan lebar bagi militer

untuk maju ke dalam politik dan merebut kekuasaan.

Munculnya peranan militer yang terlalu mendominasi tatanan politik

pada masa Orde Baru ternyata berdampak secara hegemonik pada tatanan

pemerintahan. Meskipun keadaan yang relatif stabil dan ditandai dengan

pembangunan yang maju dalam segala bidang. Proses demokratisasi menjadi

terhambat dan jalan di tempat karena adanya penekanan yang terlalu berlebihan

oleh pihak-pihak militer. Hal inilah yang mendasari kelompok sipil untuk kembali

bangkit meraih kembali kekuasaan yang telah dipegang oleh militer selama

kurang lebih 32 tahun.

Menguatnya tuntutan terhadap arus demokrasi yang memuncak dengan

adanya reformasi pada 28 Mei 1998 telah menjadi bukti bahwa adanya kejenuhan

12

http//:mediaindonesia.com/artikel: M Alfan Alfian M//Perubahan Politik dan Reformasi Militer//

Page 31: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

20

rakyat terhadap pemerintahan yang dipimpin oleh pihak militer. Mengingat ada

beberapa permasalahan yang timbul, seperti pembatasan terhadap demokrasi,

pengontrolan yang ketat terhadap masyarakat, serta menjadi alat sebagai

pelanggeng kekuasaan penguasa, hingga pelanggaran HAM.

Semua permasalahan inilah yang mendasari wacana pemisahan kembali

antara militer yang dalam hal ini adalah TNI untuk kembali kepada khitah-nya.

Meskipun kita belum mengetahui seberapa ikhlas kelompok militer untuk rela

meninggalkan kancah perpolitikan di Indonesia. Namun yang pasti, arus

demokratisasi yang menuntut terbentuknya profesionalisme dalam militer telah

menjadi salah satu sebab terbesar bagi mereka untuk meninggalkan dunia

perpolitikan.

2. 6 Media Massa

Melalui teropong analisis agenda denting media massa, bangsa ini selalu

dipertontonkan, dan seperti terjebak oleh permainan drama panggung politik yang

selalu menjadi kamuflase demokrasi politik, seakan masih jauh dari perjuangan

menuju perbaikan dan kemajuan mengenai kesejahteraan rakyat. Karena

hakekatnya drama politik adalah drama perebutan dan mempertahankan

kekuasaan (power) , keabsahan (legitiminate) dan kewenangan (authority). Hal

tersebut terjadi karena me- dia massa dengan pemberitaannya diyakini oleh

banyak orang (termasuk banyak pembuat keputusan) sebagai sumber informasi

yang dapat dipercaya. Perspektif teori komunikasi massa yang menempatkan

media massa yang linier terhadap khalayaknya.

Page 32: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

21

Sebelum lebih jauh membahas tentang media massa, ada baiknya untuk

memahami makna media massa itu sendiri. Media massa adalah saluran yang di

gunakan untuk mempermudah transaksi informasi dan komunikasi. Melalui media

ini, seseorang bisa selalu memperbarui wawasannya tentang fenomena kekinian.

Bahkan tidak perlu biaya mahal untuk mendapatkannya.

Di Indonesia dikenal ada 3 jenis media massa, 1) Media Cetak, 2) Media

Elektronik, 3) Media Internet. Ketiga-tiga itu selalu mengalami perkembangan

dan pemuhtahiran teknologi karena media di anggap sebagai sarana penghubung

manusia satu dengan lainnya tanpa memerlukan biaya yang mahal. Media cetak

sering kita jumpai, ada yang berupa surat kabar, majalah, bahkan buku pelajaran

di anggap sebagai media massa. Sedangkan media elektronik bisa seperti Tv, Hp,

dan Radio. Sedangkan Media internet adalah segala jenis data yang kita peroleh

dalam dunia maya. Baik berupa teks, gambar, suara, maupun video. Begitulah

proses komunikasi, tidak begitu sulit tapi sangat mudah untuk di mengerti karena

fakta sekarang bahwa manusia sudah sangat dekat dengan media massa tersebut

dan sulit untuk terpisahkan.

Dalam sejarah, media massa memiliki peran yang sangat penting dalam

proses demokratisasi pasca orde baru. Bahkan media massa yang sebelumnya

menjadi kontrol pemerintah orde baru, telah memiliki andil yang cukup besar bagi

penyebaran gagasan dan gerakan tentang pentingnya mengakhiri pemerintahan

orde baru yang otoriter13

. Media massa adalah sarana untuk menyampaikan

13

Kacung Marijan, Sistem Politik Indonesia:Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru, (Jakarta:

Prenada Media Group, 2010), hlm. 303

Page 33: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

22

kebenaran, memberi doktrin dan dogma pada setiap mereka yang membaca

maupun mendengarnya untuk menjadi terprovokasi dan mengikuti wacana media.

Pasca pemerintahan orde baru telah memungkinkan media massa tumbuh

dan berkembang tanpa kontrol yang kuat dari pemerintah. Meskipun demikian,

pada akhirnya media massa tidak lepas dari hukum pasar. Sebagai konsekuensi

dari persaingan untuk memperebutkan hati khalayak. Pada akhirnya hanya media

massa tertentu yang mampu bertahan dan berkembang.

Kita tidak bisa pungkiri bahwa kebanyakan masyarakat kita diracuni oleh

godaan harta, namun kita tidak boleh menyalahkan apabila seseorang fokus untuk

menjadi kaya, tapi masalahnya apabila mereka memperolehnya dengan jalan

rekayasa media atau membohongi khalayak tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Zaman sekarang para politisi memperebutkan simpati media tertentu

untuk mempromosikan dirinya sebagai salah seorang kandidat yang akan

berkuasa nantinya. Politik kuasa media, begitulah yang sering kita dengar, pihak

media pun juga tidak bisa menolak karena tergiur oleh bayaran yang memuaskan

bagi konsumennya. Tapi apakah akan seperti ini terus ? apakah media hanya

berpihak pada yang Beruang, bukan kepada masyarakat. Memang tidak semua

media seperti itu namun pada kenyataannya sebagian besar telah menjadi

kekuatan politik suatu politisi tertentu. Saat ini yang menjadi pernyataan adalah

MEDIA MENGONTROL ATAU DIKONTROL ? Media sebagai kekuatan

politik bagaikan musuh dalam selimut, terkadang dia membelah, terkadang dia

melawan tergantung apa yang mengakomodasinya.

Page 34: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

23

2. 7 Organisasi Keagamaan

Roland Robertson membuat suatu model yang menggambarkan

hubungan antara tingkat homoginitas dan heteroginitas agama yang dianut

suatu masyarakat dikaitkan dengan organisasi keagamaan, ke dalam empat tipe:

a. Pada masyarakat yang memiliki heteroginitas dalam agama, ada dua tipe:

yaitu agama secara organisasi terpisah dari kehidupan ekonomi,politik, dan

pendidikan; dan agama yang tidak begitu terorganisir.

b. Pada masyarakat yang memiliki homoginitas agama, juga ada dua tipe: yaitu

agama teroganisir dengan baik, dan agama diakui secara resmi sebagai agama

negara; dan tidak terorganisir seperti pada masyarakat primitif.

Pola interaksi dan relasi antar organsasi keagamaan, sebagaimana

yang terjadi pada pola interaksi dan relasi pada individu, interaksi dan relasi

organisasi keagamaan ini bisa bersifat kompetisi, konflik, dan kerjasama.

Tipologi organisasi keagamaan: secara umum tipologi

organisasi keagamaan ada yang sifatnya melekat dan terlepas dari struktur

agama yang bersangkutan. Dalam agama Kristen misalnya, terdapat struktur

hierarkial dari gereja di Vatikan yang bersifat internasional sampai ke tingkat

lokal; sementara dalam Islam tidak ada organisasi yang semacam itu. Tipologi

organisasi keagamaan yang lain bisa dilihat dari:

1) Sifat pembentukannya, ada organisasi keagamaan yang merupakan

bentukan pemerintah dan bahkan masuk dalam struktur pemerintahan

(MUI, PGI, Walubi dst), dan yang merupakan inisitif murni dari para

penganutnya (NU, Muhammadiyah, Persis, dst);

Page 35: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

24

2) Orientasinya, ada organisasi keagamaan yang berorientasi kemasyarakatan

(NU, Muhamadiyah), politik (PKS dan HTI), dan profesi-keilmuan (ICMI);

3) Keanggotaan, ada organisasi keagamaan yang terbuka (inklusif) dan ada

yang bersifat tertutup (eksklusif);

4) mazhab, ada organisasi keagamaan yang bebas mazhab dan ada yang

menekankan pada mazhab tertentu’

5) Pola berpikir, ada organisasi keagamaan yang bercorak liberal dan

konservatif;

6) ijtihad, ada organisasi keagamaan yang menggunakan pola ijtihad

tekstual dan kontekstual, ada yang sangat menekankan ijtihad dan ada yang

cukup dengan taklid atau ittiba’;

7) Sikap keagamaan, ada organisasi keagamaan yang masuk dalam kaategori

fundamentalis-militan dan fundamentalis-moderat;

8) Respon terhadap tradisi, ada organisasi keagamaan yang bercorak puritanis

dan ortodok yang mempertahankan kemurnian ajaran, dan organisasi

keagamaan yang akomodatif- modifikatif;

9) Respon terhadap perkembangan, ada organisasi keagamaan yang

menekankan tradisi modernitas-reformitas dan ada yang mempertahankan

pola lama atau tradisional;

10) Orientasi dunia- akhirat, ada organisai keagamaan yang sangat

menekankan kepentingan akhirat dan ada yang menekankan keberimbangan

antara keduanya; dan

Page 36: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

25

11) Sifat keorganisasian, ada organisasi keagamaan yang samar-samar seperti

pengikut suatu mazhab yang tidak ada struktur pengurusnya, dan organisasi

keagamaan yang jelas struktur keoganisasiannya.

Telah dijelaskan di atas tentang apa itu organisasi keagamaan. Sekarang

mari kita lihat hubungannya dengan politik dalam hal ini sebagai kekuatan politik.

Bisa kita lihat dalam fakta sejarah jatuhnya pemerintahan orde baru memiliki

implikasi yang cukup penting terhadap relasi agama dan politik. Meskipun tidak

seperti revolusi politik. Perubahan-perubahan kelembagaan politik termasuk

cukup cepat. Kelompok-kelompok yang ada di dalam maupun yang sudah ada

melakukan rekonstruksi sendiri-sendiri tentang pelembagaan politik. Kekuatan-

kekuatan itu berupaya untuk menikmati yang namanya kebebasan dengan

membentuk partai-partai baru. Bahkan para pendiri partai baru itu merupakan

salah satu anggota dari partai yang sudah ada dulu (PPP, Golkar, PDI).

Pasca orde baru, warna perpolitikan diwarnai oleh munculnya partai baru

yang kebanyakan bercorak keagamaan.

1. Islam

PPP, PKB, PBR, PBB, PAN, PKS, PPTI, AKMSI, PSII, Masyumi Baru, PKU,

PNU, KAMI, dan masih banyak lagi.

2. Budha

Partai Buddhist Demokrat Indonesia

3. Katolik

Partai Demokrat Katolik, Partai Katolik Demokrat

Page 37: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

26

4. Protestan

Partai Krisna,

Ormas keagamaan baik dalam tinjauan teoritis-normatif maupun historis-

empirik menempati posisi strategis dalam melakukan pemberdayaan politik

masyarakat. Secara historis posisi yang pernah dimainkan memiliki effektifitas

melebihi peran dan posisi yang dimainkan oleh organisasi politik formal, hal ini

seperti yang ditunjukkan oleh gerakan politik etis yang dilakukan oleh dua ormas

besar seperti Muhammadiyah dan NU14

.

2. 8 Birokrasi

Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, birokrasi berkembang

tanpa didahului oleh demokratisasi. Indonesia mempunyai sejarah birokrasi

kerajaan yang meletakan para birokratnya (kaum ningrat dan abdi dalem) sebagai

instrumen untuk melayani kepentingan raja, lalu muncul birokrasi kolonial yang

dikembangkan secara rasional (Weberian) untuk memenuhi kepentingan negara

penjajah, dan sejak kemerdekaan sampai sekarang birokrasi merupakan organisasi

besar dan modern di tengah masyarakat yang belum terbiasa berorganisasi. Sejak

pemerintahan Orde Baru birokrasi berkembang merupakan lembaga yang sangat

dominan dalam sistem politik Indonesia, dengan fungsi yang sangat banyak,

sebagai insterumen dalam pelayanan publik, sebagai agen pembaharuan dan

pembangunan, dan sebagai kekuatan politik untuk mendukung kekuasaan baik

pada birokrasi sipil maupun militer. Pengalaman yang demikian buruk dalam

sejarah perpolitikan di Indonesia, maka pada saat ini diusahakan birokrasi netral

14

Faisal Ismail, Islamic Traditionalism in Indonesia, (Jakarta : Badan Litbang Agama dan Diklat

Keagamaan. 2003) RI. Hal.94-95

Page 38: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

27

dimana setiap unsur dalam birokrasi tidak boleh melaksanakan kegiatan politik

praktis.

Bilamana campur tangan politik yang begitu besar dari birokrasi

dikawatirkan akan terjadi loyalitas kepada penguasa tidak terbatas pada

melaksanakan kebijakan-kebijakan publik yang dibuat oleh pimpinan eksekutif,

tetapi sebagai instrumen yang handal dari kepemimpinan eksekutif untuk

mencapai tujuan politik yaitu meraih dan mempertahankan kekuasaan. Hanya jika

birokrasi benar-benar netral, partai politik akan dapat berkembang menjadi besar,

dan besarnya partai-partai politik akan membuat kekuasaan terbagi kedalam

pusat-pusat kekuasaan yang lebih banyak, dan hal ini pada gilirannya akan dapat

meningkatkan bobot proses check and balance dalam mekanisme politik yang

sehat.

Kehadiran birokrasi publik bagaimanapun sangat diperlukan bagi

tegaknya sebuah negara yang berdaulat. Pengembangan demokrasi tidak boleh

tidak memerlukan keterlibatan birokrasi, karena birokrat dapat melakukan hal-hal

yang tidak dapat dilakukan oleh politisi. Kadang-kadang birokrasi modern

cenderung berkembang mengikuti wataknya sendiri yang secara fundamental

berlawanan dengan karakter demokrasi. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa

demokrasi bercirikan populis, sementara birokrasi mempunyai ciri-ciri hirarkis.

Nilai yang dominan dalam demokrasi adalah keadilan, sementara untuk

birokrasi nilai yang dominan adalah efektif dan efisien. Demokrasi ditegakan atas

dasar nilai kesamaan (equity) dan persamaan hak, dan pengambilan keputusan

bersifat partisipatory keputusan atau kebijakan yang diambil politisi merupakan

Page 39: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

28

melaksanakan kehendak rakyat, dan politisi harus mempertanggung jawabkan

semua kebijakan yang diambil kepada rakyat dari mana kekuasaan mereka

berasal. Sebaliknya birokrasi ditegakan atas dasar perbedaan status dan peranan

(spesialisasi dan hirarkis). Arus keputusan dan perintah mengalir dari atas

(manajer/pimpinan) ke bawah (bawahan/pengikut), dan arus pertanggungjawaban

mengalir dari arah sebaliknya. Kontroversial semacam ini telah lama diketahui

dan banyak dari teori politik dan adminstrasi negara membiarkan begitu saja.

Politik sudah selayaknya bercirikan demokrasi dan birokrasi selayaknya lebih

bersifat otoriter. Mereka punya lingkungan hidup sendiri-sendiri yang berbeda

tanpa perlu saling mengkritik satu sama yang lainnya. Konsep dikotomi

adminstrasi dan politik dari Wilson (1987) didasarkan pada asumsi seperti

tersebut. Politik dan adminstrasi (birokrasi) adalah dua dunia yang berbeda yang

harus dikembangkan secara berbeda pula.

Untuk itu setidak-tidaknya ada empat nilai yang harus dimiliki birokrasi;

1. Peranan birokrasi harus senantiasa bertujuan untuk melayani kepentingan

umum. Oleh karena itu birokrasi harus mendahulukan kepentingan umum

diatas segala kepentingan lainnya. Birokrasi sebagai pembuat kebijakan public

dan sekaligus sebagai pelaksana kebijakan yang dibuat lembaga

politik. Birokrasi berdaya guna hanya dapat dicapai oleh birokrat-birokrat yang

profesional dan mandiri.

2. Untuk dapat melayani kepentingan umum dengan baik, profesionalisme

aparatur harus didasarkan pada pendidikan dan spesialisasi yang rasional dan

bukan yang bersifat patrimonial. Pendidikan yang profesional memungkinkan

Page 40: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

29

aparatur meningkat kemampuannya didalam penguasaan teknologi di

kehidupan modern yang rasional.

3. Prinsip the right man on the right place perlu dipegang teguh. Prinsip ini

mesyaratkan dua hal. Pertama, rekruitmen dan penempatan birokrat haruslah

melalui proses seleksi yang terbuka, dalam arti bahwa syarat serta prosedurnya

diketahui secara umum. Yang tidak kalah pentingnya, kedua adalah bahwa

sistem seleksi hanya mengutamakan keahlian dan ketrampilan, birokrasi

bukanlah jabatan politis, atau pribadi dan kelompok, yang harus benar-benar

melakukan proses seleksi obyektif.

4. Para politisi yang telah dipilih langsung oleh rakyat duduk di lembaga

legislative dan sebagai pemimpin Birokrasi, harus memperjuangkan seluruh

kepentingan warga negara bukan memperjuangkan dirinya, partai atau

golongan tertentu saja.

C. Konsep Aktor

Aktor berasal dari kata kerja bahasa Latin agere, yang berarti “berbuat,

melakukan”. orang yang menumbuhkan, orang yang meletakkan dasar, perintis,

pencipta, pengarang. Auctor merupakan asal-usul untuk kata Inggris author yang

kita kenal dalam arti “pengarang” atau “penulis”. Aktor mempunyai arti lebih

luas; pembuat atau pelaku. Aktor politik berarti pelaku yang mempunyai kekuasan

dalam sistem politik. Berbicara mengenai politik tidak terlepas dari para Aktor.

Aktor didefinisikan sebagai mereka yang berhubungan dengan, atau memiliki,

posisi penting. Aktor politik adalah manusia terpilih (the chosen people). Mereka

Page 41: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

30

adalah pribadi unggul yang mempunyai hati nurani, kecerdasan, dan kedewasaan

yang akan membimbing warga negaranya menjadi lebih maju dan mandiri.

Aktor berkaitan dengan seberapa kekuasaan seseorang berpengaruh pada

pembuatan kebijakan pemerintah. Disini peran aktor adalah bagaimana

mempengaruhi proses pembuatan kebijakan agar kebijakan tersebut berpihak pada

kepentingan aktor dan bukan kepentingan publik.

Setiap masyarakat diperintah oleh sekelompok kecil orang yang

mempunyai kualitas-kualitas yang diperlukan bagi kehadiran mereka pada

kekuasaan sosial dan politik yang penuh. Mereka yang bisa menjangkau pusat

kekuasaan adalah selalu merupakan yang, terbaik. Mereka yang dikenal sebagai

aktor. Aktor merupakan orang-orang yang berhasil, yang mampu menduduki

jabatan tinggi dan dalam lapisan masyarakat.

Secara sederhana aktor politik mempunyai keunggulan dibandingkan

kandidat lain dalam kaitannya dengan kontestasi Pemilukada, Levi Strauss

mengkategorikannya menjadi 4 yakni : Pertama Modal ekonomi, yang mencakup

materi (pendapatan dan benda-benda) dan uang yang dengan mudah digunakan

untuk segala tujuan. Kedua, Modal Kultural/budaya, yang mencakup keseluruhan

kualifikasi intelektual yang dapat diproduksi melalui pendidikan formal maupun

warisan keluarga. Misalnya kemampuan menampilkan diri di depan publik,

pengetahuan dan keahlian tertentu dari hasil pendidikan, juga sertifikat (gelar

keserjanaan). Ketiga Modal sosial, menunjuk pada jaringan sosial yang dimiliki

aktor (individu atau kelompok) dalam hubungan dengan pihak lain yang memiliki

kekuasaan. Secara individual, interaksi terjadi manakala relasi intim antar

Page 42: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

31

individu terbentuk satu sama lain yang kemudian melahirkan ikatan emosional.

Keempat Modal simbolik, mencakup segala bentuk prestise, status, otoritas, dan

legitimasi atau dengan kata lain ketokohan seorang aktor.

D. Konsep Pemilukada

Pemilukada adalah ajang penyaluran aspirasi politik masyarakat lokal

untuk memilih pemimpin di daerahnya yang memiliki integritas pribadi yang baik

dan jujur, sehingga pemerintahan dapat berjalan secara demokratis.

Penjelasan Undang-undang No.32 Tahun 2004 pasal 24 bahwa kepala

daerah dan wakil kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat yang

persyaratan dan tata caranya ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.

Kepala daerah yang dimaksud adalah untuk provinsi disebut Gubernur, untuk

kabupaten disebut Bupati dan untuk kota disebut Walikota.

Seseorang yang berminat atau ingin menjadi kepala daerah mencari

dukungan dari salah satu atau beberapa basis partai. Gunanya untuk mendapatkan

rekomendasi sebagai syarat untuk mendaftarkan diri kepada pengurus partai guna

dicatat sebagai salah satu bakal calon (Balon) kepala daerah. Sesudah itu, masing-

masing harus mencari dukungan yang lebih luas agar mendapat suara mayoritas

dalam pemilihan calon. Tentu saja kepala daerah dan wakilnya, bisa memperoleh

dukungan lewat berbagai cara seperti bujukan, persetujuan ataupun manipulasi.

Bakal calon juga harus mempersiapkan kertas kerja untuk

dipresentasikan dalam sebuah “debat publik” intern partai. Yang kenyataannya

tidak lebih dari show, karena memang tidak pernah terjadi perdebatan yang

sesungguhnya karena terbatasnya sumber daya manusia yang ada. Setelah proses

tersebut dilalui, ditetapkanlah calon kepala daerah untuk diajukan kepada DPRD

Page 43: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

32

yang prosedurnya relatif sama dengan proses penyaringan bakal calon menjadi

calon tetap. Bedanya, ada tahap akhir pemilukada yaitu masing-masing calon

harus mengikuti fit and proper test di depan tim atau pleno DPRD.

Pada berbagai masyarakat politik, menghormati atau mendukung

pemerintah adalah faktor kultur yang sudah berakar. Selainnya, seperti dalam

bentuk egalitarisme dan kebebasan mengkritik pemerintah diizinkan. Dengan

demikian, dukungan khusus menunjukkan besarnya nilai demokrasi, sedangkan

dukungan menyebar mengarah pada nilai diktator. Karena, penekanan

penghormatan terhadap penguasa semata-mata (kultur individu) dan dengan

gagalnya masyarakat membedakan sasaran-sasaran politik, akan mengarahkan

rakyat kepada anti demokrasi dalam orientasi politik.

Menurut Abdul Asri Harahap bahwa Pemilukada bukan hanya memilih

penguasa daerah tetapi lebih merupakan mencari pemimpin yang mampu

melayani dan mengabdi untuk kepentingan sebuah rakyatnya.15

Pola pikir lama

yang lebih menempatkan kepala daerah sebagai penguasa yang harus diubah

secara radikal menjadi pemimpin yang sesungguhnya bertugas memberikan

pelayanan kepada masyarakat.

Pemerintahan daerah adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan

daerah yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan daerah yaitu Pemerintah

Daerah dan Dewan Perwakilan Derah (DPRD). Secara umum kepala daerah

adalah kepala pemerintah daerah yang dipilih secara demokratis. Kepala daerah

dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang wakil Kepala Daerah, dan

15

Abdul Asri Harahap. Manajemen dan Resolusi Konflik Pilkada, Cidesindo, 2005. Hal. 115

Page 44: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

33

perangkat daerah (UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah). Semua

tingkatan daerah di Indonesia diberikan hak untuk menyelenggarakan pemilihan

kepala daerah secara langsung, dengan tujuan agar rakyat di daerah yang

bersangkutan dapat secara bebas dan bertanggung jawab memilih kepala

daerahnya yang berkualitas.

Penguatan demokrasi lokal melalui pemilihan ini adalah bagian dari

pemberian otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab. Upaya penguatan

demokrasi lokal melalui pemilukada langsung ini adalah mekanisme yang tepat

sebagai bentuk terobosan atas mandegnya pembangunan demokrasi di tingkat

lokal16

. Pemilihan kepala daerah secara lansung dimulai pada tahun 2005, yang

diseleggarakan di 226 daerah, yang meliputi 11 Propinsi, 180 kabupaten dan 35

kota17

.

Dalam kaitannya dengan fungsi dasar pemilihan umum tersebut, akan

ada beberapa fungsi dari pemilukada yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain,

yaitu:

a. Sebagai Sarana Legitimasi Politik.

b. Fungsi Perwakilan Politik

c. Sebagai Sarana Pendidikan Politik Masyarakat

Pemilukada secara langsung diselenggarakan dengan sistem dua putaran.

Artinya, kalau pada putaran pertama tidak ada calon yang memperoleh suara

minimal yang ditentukan, akan diadakan putaran kedua dengan peserta dua

pasang calon yang memperoleh suara terbanyak. Yang menjadi tujuan pokok

16

H.Rudini. 1994. Atas Nama Demokrasi Indonesia. Hal 139. 17

Kacung Marijan.2006. Demokratisasi di Daerah. Hal 18

Page 45: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

34

adalah adanya pasangan calon yang terpilih mempunyai legitimasi kuat dengan

perolehan suara 50% plus satu (mayoritas mutlak). Seandainya pada putaran

kedua tidak ada yang memperoleh suara 50% plus satu, yang akan dijadikan

pertimbangan untuk menentukan pemenang adalah kemerataan dukungan suara di

tingkat kabupaten/kota. Dalam suatu masyarakat demokratis, rakyat berperan

tidak untuk memerintah atau menjalankan keputusan–keputusan politik. Namun

terdapat pemilihan umum yang berperan untuk menghasilkan suatu pemerintah

atau suatu badan penengah lainnya yang pada gilirannya menghasilkan suatu

eksekutif nasional dan pemerintah18

.

E. Kerangka Pemikiran

Kekuatan politik adalah pemahaman mengenai segala sesuatu yang

berperan dan berpengaruh serta terlibat secara aktif di dalam dunia politik.

Dukungan kelompok atau unsur masyarakat sebagai unsur dari kekuatan politik

baik itu berupa individual, maupun lembaga yang berada di daerah merupakan

modal penting guna menunjang kemenangan mutlak terhadap seseorang yang

yang terjun ke ranah politik seperti Pemilukada. Maju sebagai incumbent, Syahrul

mengoptimalisasikan kekuatan politiknya di kab. Gowa yakni birokrasi sipil dan

partai politik dalam hal ini partai Golkar dan partai pengusungnya serta, persiapan

yang kemudian ditujukan guna memperoleh kemenangan untuk kedua kalinya.

Politik lokal sebagai rangkaian proses politik di daerah mengemuka sudah sejak

lama, hingga pada akhirnya terbentuk demokrasi di Indonesia politik lokal yang

18

Tesis Sugiprawaty, Etnisitas, Primordialisme, Dan Jejaring Politik Di Sulawesi Selatan (Studi

Pilkada Di Sulawesi Selatan Th 2007-2008), Hal. 10

Page 46: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

35

dinamis makin menonjolkan dirinya pada perhelatan Pemilukada pada 22 Januari

2013 yang lalu.

Aktor merupakan pelaku dalam sebuah sistem politik dan merupakan

orang-orang berhasil yang dianggap mampu memberi pengaruh dalam lapisan

masyarakat. Masalah ini digabungkan teori atau konsep yang akan dipergunakan

untuk menjelaskan masalah. Aktor mencakup individu pemegang kekuasaan

dalam suatu bangunan politik. Aktor mencapai kedudukan dominan dalam sistem

politik dan kehidupan masyarakat. Mereka memiliki kekuasaan, kekayaan dan

kehormatan. Penentuan kebijakan sangat ditentukan oleh aktor politik.

Indikasi kesuksesan Syahrul Yasin Limpo terlihat dari kemampuannya

menerapkan strategi serta ditunjang kapasitasnya sebagai seorang pemimpin.

modal kultural/budaya, dengan latar belakang sebagai seorang politisi meniti

karirnya di pemerintahan sembari menyelesaikan Magister Pasca Sarjana LAN-

Unhas pada 1999, Master Hukum pada 2004, serta gelar Doktor di almamater

yang sama pada 2007. Pernah Memimpin Kabupaten Gowa selama 9 tahun

mengantarkan dikategorikan sosok pemimpin ideal. Maraknya prestasi membuat

ia dipercaya menjabat Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh

Indonesia (APPSI), atau sering disebut dengan “Gubernurnya” para gubernur se-

Indonesia.

Modal sosial, merupakan atribut individu atau sumberdaya sosial yang

digunakan aktor dengan beragam interaksi sosial dengan adanya hubungan

dengan orang lain yang dapat membangkitkan imbalan (return) material dan non-

material kepada komunitas. Posisinya sebagai gubernur memanfaatkan sumber

Page 47: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

36

daya yang ada dengan memanfaatkan kedudukan menjangkau lapisan lapisan

masyarakat. Syahrul Yasin Limpo dianggap berpengalaman dalam pemerintahan

dan dalam proses kemenangannya dianggap juga oleh masyarakat sebagai

representasi etnis makassar.

Modal simbolik, mencakup segala bentuk prestise, status, otoritas, dan

legitimasi atau dengan kata lain ketokohan seorang aktor politik Syahrul Yasin

Limpo yakni Ketua DPD 1 Partai Golongan Karya.

Modal inilah yang dicirikan sebagai aktor politik, posisinya sebagai

incumbent, Syahrul Yasin Limpo mampu dioptimalkan secara berkelanjutan dari

periode pertama 2008-2013 dan puncaknya pada kemenangannya periode 2013-

2018. Dengan kata lain Setiap masyarakat diperintah oleh sekelompok/individu

kecil orang yang mempunyai kualitas-kualitas yang diperlukan bagi kehadiran

mereka pada kekuasaan sosial dan politik yang penuh. Mereka yang bisa

menjangkau pusat kekuasaan adalah selalu merupakan yang terbaik. Mereka yang

dikenal sebagai aktor merupakan orang-orang yang berhasil, yang mampu

menduduki jabatan tinggi dan dalam lapisan masyarakat.

Page 48: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

37

F. Skema Kerangka Pemikiran

Kekuatan Politik Lokal :

- Birokrasi

- Partai Politik

Pemilukada Sulawesi

Selatan 2013 Di Kabupaten

Gowa

Syahrul Yasin Limpo :

- Posisi sebagai Gubernur/Petahana

- Ketua DPD 1 Golkar Sulawesi Selatan

- Cerdas, berpengalaman dan dianggap

Representasi etnis lokal Makassar

- Ketokohan atau kharisma Pribadi

-

- Ketokohan atau kharisma prbadi

Page 49: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

38

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan hal-hal yang dianggap relevan dengan

pembahasan ini yaitu : menyangkut lokasi dan waktu penelitian, unit analisis data,

sumber data penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data

A. Unit Analisis Data

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah perolehan suara partai Golkar

kabupaten Gowa, yang sesuai dengan judul yang diangkat oleh penulis, yaitu

kekuatan politik lokal dalam pemenangan Syahrul Yasin Limpo pada pemilihan

Gubernur Sulawesi Selatan 2013 daerah pemilihan Kabupaten Gowa. Penelitian

dilakukan dan berfokus di kecamatan Somba Opu Sehingga penggalian mengenai

informasi lebih dioptimalkan di kecamatan tersebut. Hal ini dilakukan karena

daerah ini merupakan wilayah geografis pusat pemerintahan kabupaten Gowa

dimana Ichsan Yasin Limpo menjadi Bupati dan Lokasi DPD II Golkar yang di

ketuai Hj. Tenri Ole Yasin Limpo. Terlebih lagi, penulis ingin melihat lebih jauh

kekuatan politik lokal apa saja yang terbangun dan pengaruh Syahrul Yasin limpo

terhadap proses kemenangannya.

B. Tipe dan Dasar Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan penulis adalah deskriptif analisis, yaitu

penelitian diarahkan untuk menganalisis dan mengambarkan fakta serta argumen

yang tepat. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi serta

memberikan gambaran mengenai kekuatan politik lokal dalam pemenangan

Syahrul Yasin Limpo pada pemilihan Gubernur 2013 daerah pemilihan

Kabupaten Gowa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Page 50: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

39

metode kualitatif, sehingga mampu menjawab realitas sosial yang terjadi pada

masyarakat dengan menentukan fokus terhadap masalah secara terperinci serta

memiliki kajian tentang fenomena masyarakat yang selalu berubah (dinamis).

Penelitian ini memahami apa yang dipikirkan oleh masyarakat terhadap suatu

fenomena.

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data yang penulis perlukan ini adalah Data primer yaitu, sumber

data yang diperoleh langsung dari sumber asli dan Data sekunder yaitu, sumber

data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media

perantara. Kedua jenis data tersebut di peroleh melalui :

1. Data Primer

Penulis menggunakan data primer berdasarkan kumpulan informasi yang

penulis butuhkan, diantaranya penulis banyak mengambil data melalui wawancara

terhadap informan. Pelaksanaan teknik ini penulis terjun langsung ke Kabupaten

Gowa sebagai daerah penelitian dengan mengumpulkan data melalui komunikasi

langsung dengan informan. Informan disini yang dimaksud adalah orang-orang

yang dianggap paham tentang kekuatan politik lokal Syahrul Yasin Limpo di

Kabupaten Gowa. Penulis mewawancarai ketua/anggota tim pemenangan

SAYANG Kabupaten Gowa, tokoh pemuda Kabupaten Gowa, tokoh masyarakat

kabupaten Gowa. Proses wawancara tersebut, penulis menggunakan alat perekam

dan catatan lapangan.

2. Data Sekunder

Penulis juga melakukan telaah pustaka dengan menggunakan buku,

jurnal, dan koran yang berkaitan kekuatan politik. Dalam hal ini penulis juga

Page 51: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

40

menggunakan literatur, dokumen dan referensi di Internet untuk mengakses situs-

situs atau website untuk memperoleh data yang lebih akurat.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Wawancara mendalam (Interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan

oleh pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang

memberikan jawaban. Supaya hasil wawancara terekam dengan baik maka

diperlukan alat bantu dalam melaksanakan wawancara tersebut, seperti alat

perekam untuk merekam percakapan dengan informan, selain itu peneliti juga

menggunakan catatan lapangan untuk mencatat poin-poin penting (ini selama

proses wawancara). Penelitian ini mengambil data primer dari wawancara yang

telah dilakukan terhadap komponen masyarakat. Komponen-komponen

masyarakat yang dimaksud disini yakni informan yang sengaja dipilih untuk

diwawancarai yang dianggap paham terhadap masalah yang akan diteliti.

Informan yang dipilih untuk diwawancarai secara mendalam pada pengumpulan

data tersebut yaitu :

a. Ansar Usman selaku ketua Tim Pemenangan SYL-Agus (SAYANG)

Kabupaten Gowa.

b. Tokoh Partai Golkar Kabupaten Gowa, Kamaruddin Timung

c. Tokoh Masyarakat Kabupaten Gowa, Muhammad Said

d. Tokoh pemuda Kabupaten Gowa Andi Nurdin S.Pd

e. Masyarakat.

Page 52: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

41

Penulis juga mewawancarai tim kerja pemenangan yang telah berhasil

memenangkan Syahrul Yasin Limpo pada tahun 2008 lalu.

2. Dokumen/ arsip/ literatur/hasil penelitian sebelumnya.

Teknik ini merupakan cara pengumpulan dokumen atau arsip yang

berhubungan dengan masalah yang akan diteliti yang merupakan sumber penting

dalam penelitian. Dokumen yang dimaksud berupa dokumen tertulis yang telah

diperoleh dari media cetak dan media elektronik (internet), data statistik, laporan

penelitian sebelumnya, tulisan-tulisan ilmiah yang juga merupakan dokumen

penting yang telah ditelusuri untuk memperkaya data yang telah dikumpulkan

dalam penelitian ini. Data tersebut berfungsi sebagai bukti dari hasil wawancara

diatas.

E. Teknik Analisa Data

Teknik analisis penelitian ini adalah kualitatif. Aplikasi penelitian

kualitatif dalam penelitian ilmu sosial dilakukan dengan langkah-langkah yaitu

merumuskan masalah sebagai fokus penelitian ini, mengumpulkan data lapangan,

menganalisis data, merumuskan hasil studi, dan menyusun rekomendasi untuk

perbaikan kinerja dalam bidang ini.

Analisis data dalam penelitian ini akan meliputi kegiatan dilakukan

secara bertahap. Pada awalnya seluruh data yang didapatkan dikumpukan baik

yang berupa jawaban verbal dari narasumber maupun yang berupa tulisan atau

data-data statistic dan hasil observsi/pengamatan. Selanjutnya dilakukan proses

reduksi data yakni sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari

cacatan-cacatan tertulis di lapangan. Peneliti melakukan transkrip data untuk

Page 53: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

42

mengubah data hasil wawancara dan catatan lapangan dalam bentuk tulisan yang

lebih teratur dan sistematis.

Tahap selanjutnya dinamakan tahap sajian data yang merupakan

penyusunan informasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat

dilakukan. Sajian data, penulis dapat lebih memahami berbagai hal yang terjadi

dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan

lain berdasarkan pemahaman tersebut. Sajian data diperoleh peneliti dari hasil

interpretasi, usaha memahami dan analisis data secara mendalam terhadap data

yang telah direduksi, dikategorisasikan antara satu sumber dengan sumber data

yang lain. Sajian dapat dibuat dalam bentuk deskripsi matriks dan tabel. Semua

data yang ada kemudian dirancang untuk menyampaikan informasi secara lebih

sistematis mengenai kekuatan politik lokal dalam pemenangan Syahrul Yasin

Limpo pada pilgub 2013 Sulawesi Selatan Daerah pemilihan kabupaten Gowa.

Proses kategorisasi terhadap data serta pemeriksaan keabsahan data dilakukan

dengan mencermati setiap fenomena politik yang berlangsung.

Semua data yang telah terhimpun tersebut kemudian dikomprasikan

dengan konsep aktor yang dijadikan perangkat analisis dalam melihat bagaimana

kekuataan politik serta menggunakan teori aktor untuk melihat kekuatan politik

apa yang dimiliki Syahrul Yasin Limpo pada pemenangannya pada pemilihan

Gubernur Sulawesi Selatan di Kabupaten Gowa. Hal ini dilakukan sebagai acuan

untuk mendapatkan realita di lapangan dengan menganalisis.

Tahapan terakhir adalah penarikan kesimpulan yang dimana suatu

tahapan dimana penulis membuat penulisan pada saat pencarian data. Kesimpulan

Page 54: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

43

tidak diproduksi sekali saja, tetapi berkali-kali selama masa penelitian

berlangsung. Kesimpulan yang dihasilkan penulis dari hasil wawancara tidak

selalu sama, bahkan ada yang bertentangan. Verifikasi data pun perlu terus

dilakukan sampai kesimpulan yang diperoleh penulis benar-benar menjawab

permasalahan dan penarikan kesimpulan akhir dapat dilakukan.

Proses analisis data secara keseluruhan dimulai dengan menggelar

seluruh data mentah yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara,

pengamatan dan yang ditulis dalam catatan lapangan dan dokumentasi. Data

tersebut kemudian dibaca, dipelajari, ditelaah, kemudian direduksi atau dipilah

sesuai dengan kategori-kategori tertentu (tema atau topik) sehingga mendapatkan

gambaran yang jelas. Selanjutnya mengabstraksikan data tersebut dengan

berpegang pada keaslian data. Hasil abstraksi kemudian dianalisa berdasarkan

kerangka pemikiran, konsep-konsep atau teori-teori yang digunakan kemudian

dideskripsikan, setelah itu baru diinterpretasikan.

Page 55: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

44

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambaran umum lokasi penelitian sangat penting untuk memperjelas dan

mengenal objek penelitian. Sehubungan dengan itu, maka bab IV akan

menguraikan beberapa hal yang terkait dengan gambaran umum lokasi penelitian

diantaranya: Sejarah Singkat Kabupaten Gowa, Letak Geografis, Sumber Daya

Manusia, serta Kondisi Politik dan Kondisi Pemerintahan Kabupaten Gowa.

A. Sejarah Singkat Kabupaten Gowa

1. Masa Sebelum Tumanurung (Kerajaan)

Sebelum zaman Tumanurung, ada empat raja yang pernah

mengendalikan Pemerintahan Gowa yakni : Batara Guru, saudara Batara Guru

yang dibunuh oleh Tatali (tak diketahui nama aslinya), Ratu Sapu atau Marancai

dan Karaeng Katangka (Nama aslinya tak diketahui). Keempat raja tersebut tak

diketahui asal-usulnya serta masa pemerintahannya. Tapi mungkin pada masa itu,

Gowa purba terdiri dari 9 kasuwiang ( kasuwiyang salapang) mungkin pula lebih

yang dikepalai seorang penguasa sebagai raja kecil. Setelah pemerintahan

Karaeng katangka, maka sembilan kerajaan kecil bergabung dalam bentuk

pemerintahan federasi yang diketuai oleh Paccalaya.

2. Masa Tumanurung (Kerajaan)

Berdasarkan hasil penelitian sejarah, baik melalui lontarak maupun cerita

yang berkembang di masyarakat, dapat diketahui bahwa munculnya nama Gowa

dimulai pada tahun 1320, yakni pada masa pemerintahan Raja Gowa pertama

Page 56: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

45

bernama Tumanurunga. Konon, sebelum Tumanurunga hadir di Butta Gowa, ada

sembilan negeri kecil yang kini lebih dikenal dengan istilah Kasuwiang Salapanga

yakni : Kasuwiang Tombolo, Lakiung, Samata, Parang-parang, Data, Agang

Je’ne, Bisei, Kalling dan Se’ro. Kesembilan negeri tersebut mengikatkan diri

dalam bentuk persekutuan atau pemerintahan federasi dibawa pengawasan

Paccallaya (Ketua Dewan Pemisah).

Walaupun mereka bersatu, tetapi ke sembilan negeri tersebut sering

dilanda perang saudara antara Gowa di bagian utara dan Gowa di bagian selatan.

Paccallaya sebagai ketua federasi tak sanggup mengatasi peperangan tersebut. Hal

tersebut karena Paccallaya hanya berfungsi sebagai lambang yang tidak memiliki

pengaruh kuat terhadap anggota persekutuan yang masing-masing punya hak

otonom.Untuk mengatasi perang saudara tersebut, diperlukan seorang pemimpin

yang kharismatik dan dapat diterima oleh kesembilan kelompok tersebut.

Terdengarlah berita orang Paccallaya, bahwa ada seorang putri yang turun di atas

bukit Tamalate tepatnya di Taka’bassia. Saat penantian, orang-orang yang berada

di Bonto Biraeng melihat seberkas cahaya dari utara bergerak perlahan-lahan

turun menuju Taka’bassia.

Kejadian itu cepat diketahui oleh Gallarang Mangasa dan bolo yang

memang diserahi tugas mencari tokoh yang bisa menjadi pemersatu kaum yang

berseteru itu. Paccalaya bersama ke sembilan kasuwiang bergegas ke Taka’bassia.

Di sana mereka duduk mengelilingi cahaya sambil bertafakur. Cahaya itu

kemudian menjelma menjadi seorang putri yang cantik jelita disertai pakaian

kebesarannya antara lain berupa mahkota.Baik Paccalaya maupun Kasuwiang tak

Page 57: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

46

mengetahui nama putri tersebut, sehingga mereka sepakat memberi nama

Tumanurung Bainea atau Tumanurung, artinya orang (wanita) yang tidak

diketahui asal usulnya.

Karena putri ratu tersebut memiliki keajaiban, Paccalaya dan Kasuwiang

Salapang sepakat untuk mengangkat Tumanurung sebagai rajanya. Paccalaya

kemudian mendekati Tumanurunga seraya bersembah “Sombangku!” (Tuanku),

kami datang semua ke hadapan sombangku, kiranya sombangku sudi menetap di

negeri kami dan menjadi raja di negeri kami. Permohonan Paccalaya tersebut

dikabulkan, dan berseru “Sombai Karaengnu tu Gowa (Sombalah rajamu hai

orang Gowa). Baik Kasuwiang maupun warga yang ada di sekitar itu berseru

“Sombangku”. Setelah Tumanurunga resmi menjadi Raja Gowa pertama pada

tahun 1320 negeri Gowa kembali menjadi aman.

Masa pemerintahan Tumanurunga berlangsung sejak tahun 1320-1345.

Diriwayatkan, Tumanurunga kemudian kawin dengan Karaeng Bayo, yaitu

seorang pendatang yang tidak diketahui asal usulnya. Hanya dikatakan berasal

dari arah selatan bersama temannya Lakipadada. Dari hasil perkawinan tersebut

lahirlah Tumassalangga Baraya yang nantinya menggantikan ibunya menjadi raja

Gowa kedua (1345-1370). Menjelang abad XVI, pada masa pemerintahan Raja

Gowa VI, Tunatangka Lopi, membagi wilayahnya menjadi dua bagian terhadap

dua orang putranya, yaitu Batara Gowa dan Karaeng Loe Ri Sero. Batara Gowa

melanjutkan kekuasaan ayahnya yang meninggal dunia. Wilayahnya meliputi (1)

Paccelekang, (2) Patalassang, (3) Bontomanai Ilau, (4) Bontomanai Iraya, (5)

Tombolo, dan (6) Mangasa.

Page 58: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

47

Adiknya Karaeng Loe ri Sero, mendirikan kerajaan baru yang bernama

kerajaan Tallo dengan wilayah sebagai berikut: (1) Samata,(2) Pannampu, (3)

Moncong Loe, dan (4) Parang Loe. Beberapa kurun waktu, kedua kerajaan itu

terlibat pertikaian dan baru berakhir pada masa pemerintahan Raja Gowa IX

Karaeng Tumapakrisik Kallonna. Setelah melalui perang, beliau berhasil

menaklukkan pemerintahan raja Tallo III I Mangayaoang Berang Karaeng

Tunipasuru. Sejak itu, terbentuklah koalisi antara Kerajaan Gowa dan Tallo,

dengan ditetapkannya bahwa Raja Tallo menjadi Karaeng Tumabbicara butta atau

Mangkubumi (Perdana menteri) Kerajaan Gowa. Begitu eratnya hubungan kedua

kerajaan ini sebagai kerajaan kembar, sehingga lahir pameo di kalangan rakyat

Gowa dan Tallo dalam peribahasa “Dua Raja tapi hanya satu rakyat (Ruwa

Karaeng Se’re Ata). Kesepakatan ini diperkuat oleh sebuah perjanjian yang dibuat

dua kerajaan ini ,”iami anjo nasitalli’mo karaenga ri Gowa siagang karaenga ri

Tallo, gallaranga iangaseng ribaruga nikelua. Ia iannamo tau ampasiewai Goa-

Tallo, iamo macalla rewata”.

3. Masa Perkembangan Kerajaan Gowa

Pada permulaan abad ke-XVI kerajaan Gowa mengalami kemajuan di

bidang Ekonomi dan politik pada masa pemerintahan Raja Gowa IX Daeng

Matanre Karaeng Manguntungi bergelar “Tumapakrisik Kallonna”, dan

dipindahkanlah Ibukota dari istana kerajaan dari Tamalate ke Somba Opu. Disana

beliau membangun sebuah dermaga yang menjadikan Gowa sebagai Kerajaan

Maritim yang terkenal di wilayah nusantara bahkan sampai ke luar negeri. Bandar

Page 59: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

48

niaga Somba Opu dijadikan bandar transito sehingga ramai dikunjungi pedagang

dari luar negeri.

Pada masa Karaeng Tumapakrisik Kallonna itu pula, Gowa telah berhasil

memperluas daerah kekuasaannya dengan menaklukkan berapa daerah di

sekitarnya, seperti Garassi, Katingan, Mandalle, Parigi, Siang (Pangkajene),

Sidenreng, Lempangan, Bulukumba, Selayar, Panaikang, Campaga, Marusu,

Polongbangkeng (Takalar), dan lain-lain. selanjutnya Sanrobone, Jipang,

Galesong, Agang Nionjok, Tanete (Barru), Kahu, dan Pakombong dijadikannya

sebagai Palilik atau kerajaan taklukan Gowa tetapi masih diberi kesempatan

memerintah. Mereka diwajibkan membayar sabbukati (bea perang) dan mengakui

supremasi Kerajaan Gowa.

Pada masa Karaeng Tumapakrisik Kallonna ini pula, Gowa mulai dikenal

sebagai bandar niaga yang ramai dikunjungi dan disinggahi oleh kapal-kapal

untuk melakukan bongkar muat rempah-rempah. Setelah jatuhnya Malaka ke

tangan Portugis tahun 1511, banyak pedagang dari negara asing yang berdatangan

ke Makassar, termasuk orang Melayu pada tahun 1512, juga orang Portugis yang

pertama datang ke Makassar (Gowa –Tallo) menjalin hubungan persahabatan dan

perdagangan pada tahun 1538. Orang Portugis inilah yang banyak mendapati

kapal-kapal Makassar berkeliaran di sekeliling perairan Nusantara, bahkan sampai

ke India, Siam (Muangthai) dan Filipina Selatan.

Memperkuat pertahanan dan kedudukan istana di Somba Opu, Karaeng

Tumapakrisik Kallonna memerintahkan untuk membangun sebuah benteng dari

gundukan tanah yang mengelilingi istana pada tahun 1525. Benteng tersebut

Page 60: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

49

sekarang lebih dikenal dengan nama Benteng Somba Opu. Putra Karaeng

Tumapakrisik Kallonna sebagai Raja Gowa X Karaeng Tunipallangga Ulaweng

selanjutnya merenovasi benteng tersebut dengan tembok bata serta membangun

benteng pertahanan lainnya, antara lain benteng Tallo, Ujung Tanah, Ujung

Pandang, Mariso, Panakukang, Garassi, Galesong, Barombong, Anak Gowa dan

Kalegowa.

Setelah karaeng Tumapakrisik Kallonna wafat, beliau digantikan oleh

puteranya I Manriogau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunipallangga Ulaweng

(1546-1565) sebagai Raja Gowa X beserta mengkubuminya Nappakata`tana

Daeng Padulung (Raja Tallo), melanjutkan cita-cita ayahandanya. Beliau

memperkuat benteng-benteng pertahanan kerajaan dengan menjadikan Benteng

somba Opu sebagai benmteng utama. Politik ekspansinya berjalan dengan baik.

Kerajaan yang tidak mau tunduk pada pengaruh Gowa dianggap sebagai saingan

yang harus ditaklukkan. Oleh karena itu Ia menyerang Bone yang waktu itu di

bawah kekuasaan Raja bone VII, La Tenrirawe Bongkange Matinro Ri Gucina.

Tonipallangga meninggal dunia, Ia digantikan oleh Tonibatta (1565)

sebagai Raja Gowa XI. Nama lengkapnya adalah I Tajibarani Daeng Marompa,

Karaeng Data, Tonibatta. Baginda adalah yang paling pendek masa jabatannya,

yakni hanya 40 hari. Baru saja menduduki tampuk kekuasaan, ia langsung

mengadakan ekspansi ke kerajaan Bone. Tonibatta tewas dalam keadaan tertetak

sehingga digelar Tonibatta.

Jenazah Baginda dikembalikan ke Gowa diiringi pembesar-pembesar

terkemuka kerajaan Bone. Beberapa saat setelah upacara berkabung selesai,

Page 61: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

50

dilakukanlah perundingan perdamaian antara kedua kerajaan. Perjanjian itu biasa

disebut Ulukanaya ri Caleppa ( kesepakatan di caleppa). Setelah perundingan

selesai, Raja Bone beserta penasehatnya Kajaolalido langsung ke Gowa mengikuti

pelantikan Raja Gowa XII, Manggorai Daeng Mammeta Karaeng Bontolangkasa

Tonijallo (1565-1590).

Keadaan damai dimanfaatkan oleh kerajaan bone untuk menyusun aliansi

Tellunpoccoe atau “tiga puncak kerajaan Bugis” untuk menghadapi agresi Gowa.

Tonijallo memandang aliansi ini sebagai ancaman langsung terhadap supremasi

Gowa. Oleh karena itu, pada tahun 1583 ia melancarkan serangan terhadap Wajo.

Tujuh tahun kemudian 1590, serangan dilanjutkan kembali tetapi Gowa tetap

tidak mampu mengalahkan Tellumpoccoe. Tonijallo sendiri tewas diamuk oleh

pengikutnya.

Sepeninggal Tonijallo, Ia digantikan oleh I Tepu Karaeng Daeng

Parambung Karaeng ri Bontolangkasa Tonipasulu sebagai Raja Gowa XIII (1590-

1593). Tidak banyak aktifitas yang dilakukannya sebab ia hanya memerintah

selama tiga tahun, kemudian dipecat dari jabatannya. Pemecatan dilakukan karena

banyak perbuatannya yang buruk, seperti pembunuhan dan pemecatan pejabat

kerajaan secara semena-mena.

Pengganti tonipasulu adalah saudaranya I Manggerangi Daeng Manrabia

Sultan Alauddin Tu Menanga ri Gaukanna, Raja Gowa ke-14, putra Tunijallo.

Beliau dinobatkan ketika berumur 7 tahun . Oleh karena itu, pemerintahan

kerajaan dijalankan oleh Mangkubumi/Raja Tallo-I yang bernama I Mallingkaang

Page 62: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

51

Daeng Manyonri` Karaeng Katangka, Karaeng Matoaya, Tumenanga Ri

Agamana, Sultan Awwalul Islam.

B. Sumber Daya Manusia Kabupaten Gowa

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk

Kabupaten Gowa adalah 652.329 orang, yang terdiri atas 320.568 laki-laki dan

331.761 perempuan. Dari hasil Sensus Penduduk 2010 terlihat masih tampak

bahwa penyebaran penduduk Kabupaten Gowa masih bertumpu di Kecamatan

Somba Opu yakni sebesar 19,95 persen, kemudian diikuti oleh Kecamatan

Pallangga sebesar 15,08 persen, Kecamatan Bajeng sebesar 9,55 persen,

Kecamatan Bontonompo sebesar 6,03 persen dan Kecamatan lainnya di bawah 5

persen. Parigi, Bontolempangan, dan Manuju adalah 3 Kecamatan dengan urutan

terbawah yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit yang masing-masing

berjumlah 13.100 orang, 13.212 orang, dan 14.074 orang. Sedangkan Kecamatan

Somba Opu dan Kecamatan Pallangga merupakan kecamatan yang paling banyak

penduduknya untuk wilayah di perkotaan, yakni masing-masing sebanyak

130.126 orang dan 98.372 orang. Dengan luas wilayah Kabupaten Gowa sekitar

1.883,33 kilo meter persegi yang didiami oleh 652.329 orang maka rata-rata

tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Gowa adalah sebanyak 1.223 orang per

kilo meter persegi. Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya

adalah Kecamatan Somba Opu yakni sebanyak 4.632 orang per kilo meter persegi

sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Paranloe yakni sebanyak 74

orang per kilo meter persegi.

Page 63: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

52

C. Sosial Ekonomi Kabupaten Gowa

1. PDRB (Produk Domestik Regonal Bruto)

Produk Domestik Regonal Bruto merpakan salah satu cerminan berhasil

atau tidaknya pelaksanaan pembangunan yang telah dilaksananakan oleh suatu

daerah, yang dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi hasil-hasil pembangunan di

daerah itu. Selain itu dengan melihat peningkatan atau penurunan PDRB.

Pada tahun 2005 PDRB Kabupaten Gowa atas dasar harga berlaku

tercatat sebesar 2.123,28 milyar rupiah dan pada tahun 2006 naik menjadi sebesar

2.457,66 milyar rupiah. Sedangkan berdasarkan harga konstan 2000 tercatat

bahwa PDRB tahun 2005 sebesar 1.369,10 milyar rupiah meningkat menjadi

1.453,60 milyar rupiah pada tahun 2006. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun

2006 disamping ekonomi Kabupaten Gowa mengalami perkembangan sebesar

15,75 persen, secara riil ekonomi daerah ini juga mengalami pertumbuhan sebesar

6,17 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

2. PDRB (Produk Domestik Regonal Bruto) Perkapita

PDRB perkapita Kabupaten Gowa (atas dasar harga berlaku) dari tahun

ke tahun menunjukkan adanya peningkatan. Pada tahun 2003 angka PDRB

perkapita daerah ini tercatat sebesar 2.861.266 rupiah dan pada tahun 2004

meningkat sebesar 12,82 persen menjadi 3.228.184 rupiah. Berdasarkan harga

konstan tahun 2000 selama kurun waktu yang sama, PDRB perkapita Kabupaten

Gowa juga terjadi sedikit kenaikan yaitu sebesar 65.460 rupiah,atau naik sebesar

2,95 persen. Bila dibandingkan dengan angka PDRB perkapita Sulawesi Selatan

Page 64: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

53

yang mencapai 5,746 juta rupiah dan pertumbuhan 5,20 persen maka PDRB

perkapita Kabupaten Gowa masih relatif rendah, baik dari sisi nilai maupun

pertumbuhannya

C. Kondisi Politik Dan Pemerintahan Kabupaten Gowa

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1971 tentang

perluasan Kotamadya Ujung Pandang sebagai Ibukota Propinsi, Pemerintah

Kabupaten Daerah Tingkat II Gowa menyerahkan 2 (dua) Kecamatan yang ada di

wilayahnya, yaitu Kecamatan Panakkukang dan sebagian Kecamatan Tamalate

dan Desa Barombong Kecamatan Pallangga (seluruhnya 10 Desa) kepada

Pemerintah Kotamadya Ujung Pandang.

Terjadinya penyerahan sebagian wilayah tersebut, mengakibatkan makna

samarnya jejak sejarah Gowa di masa lampau, terutama yang berkaitan dengan

aspek kelautan pada daerah Barombong dan sekitarnya. Hal ini mengingat, Gowa

justru pernah menjadi sebuah Kerajaan Maritim yang pernah jaya di Indoneia

Bagian Timur, bahkan sampai ke Asia Tenggara. Dengan dilaksanakannya

Undang-Undang Nomor 51 tahun 1971, maka praktis wilayah Kabupaten Daerah

Tingkat II Gowa mengalami perubahan yang sebelumnya terdiri dari 8 (delapan)

Kecamatan dengan 56 Desa menjadi 7 (tujuh) Kecamatan dengan 46 Desa.

Sebagai akibat dari perubahan itu pula, maka Pemerintah Daerah

Kabupaten Gowa berupaya dan menempuh kebijaksanaan-kebijaksanaan yang

didukung oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan

membentuk 2 (dua) buah Kecamatan yaitu Kecamatan Somba Opu dan

Kecamatan Parangloe.

Page 65: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

54

Guna memperlancar pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan

masyarakat Kecamatan Tompobulu, maka berdasarkan Surat Keputusan Gubernur

Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Sulawesi Selatan No.574/XI/1975 dibentuklah

Kecamatan Bungaya hasil pemekaran Kecamatan Tompobulu. Berdasarkan

PP No. 34 Tahun 1984, Kecamatan Bungaya di defenitifkan sehingga jumlah

kecamatan di Kabupaten Gowa menjadi 9 (sembilan).

Selanjutnya pada tahun 2006, jumlah kecamatan di Kabupaten Gowa

telah menjadi 18 kecamatan akibat adanya pemekaran di beberapa kecamatan

dengan jumlah desa/kelurahan definitif pada tahun 2006 sebanyak 167 dan 726

dusun/lingkungan. Pada sejarah perkembangan pemerintahan dan pembangunan

mulai dari zaman kerajaan sampai dengan era kemerdekaan dan reformasi,

wilayah Pemerintah Kabupaten Gowa telah mengalami perkembangan yang

cukup pesat. Sebagai daerah agraris yang berbatasan langsung dengan Kota

Makassar Ibu Kota Propinsi Sulawesi Selatan menjadikan Kabupaten Gowa

sebagai daerah pengembangan perumahan dan permukiman selain Kota Makassar.

Kondisi ini secara gradual menjadikan daerah Kabupaten Gowa yang dulunya

sebagai daerah agraris sentra pengembangan pertanian dan tanaman pangan yang

sangat potensial, juga menjadi sentra pelayanan jasa dan perekonomian.

Page 66: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

55

D. Profil Syahrul Yasin Limpo

Dr. H. Syahrul Yasin Limpo (SYL) adalah anak kedua dari pasangan H.

Muh. Yasin Limpo dengan Hj. Nurhayati Yasin Limpo. Syahrul lahir di

Ngawing, Makassar pada tanggal 15 Maret 1955. Syahrul Yasin Limpo saat ini

menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan yang pertama kali dipilih secara

langsung. Sebelum menjabat sebagai Gubernur, Syahrul Yasin Limpo pernah

menjabat sebagai Bupati di Kabupaten Gowa selama dua periode, kemudian

menjabat Wakil Gubernur selama satu periode mendampingi Amin Syam,

sebelum akhirnya memenangkan pertarungan dengan Amin Syam dalam pilkada

Sulsel di tahun 2008 setelah keduanya sama-sama maju bertarung sebagai calon

incumbent.

Pada pilkada Sulawesi Selatan tahun 2008, Syahrul Yasin Limpo

berpasangan dengan Agus Arifin Numang (saat itu menjabat sebagai ketua DPRD

Sulsel) yang merupakan salah satu pimpinan DPD Golkar Sulsel. Pasangan

tersebut diusung oleh koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP),

Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) dan Partai

Damai Sejahtera (PDS). Sementara rival terberat Syahrul yaitu Amin Syam yang

juga ketua DPD Golkar Sulsel di usung oleh koalisi Partai Golkar, Partai

Kebangkitan bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) serta Partai

Demokrat, ditambah sejumlah partai kecil lainnya. Setelah menjalani persaingan

yang ketat, Syahrul Yasin Limpo akhirnya memenangi pemilihan Gubernur

Sulawesi Selatan 2007 bersama pasangannya, Agus Arifin Nu'mang.

Page 67: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

56

Gubernur yang terkenal dengan tagline “Sayang” ini (Sayang merupakan

singkatan dari Syahrul Yasin Limpo - Agus Arifin Nu’mang) ini mulai

merealisasikan ide-idenya, antara lain pendidikan gratis dan kesehatan gratis.

Syahrul mengungkapkan bahwa hal dasar dalam mensejahterakan rakyat dan

membuat suatu bangsa maju terletak dari tingkat pendidikan suatu rakyat atau

bangsa dan hak dasar manusia sebenarnya adalah kesehatan, karena tidak akan

makmur suatu bangsa bila kesehatannya tidak diperhatikan.

Atas dasar ini Syahrul Yasin Limpo berusaha mewujudkan ide ini, dan

sekarang ini dapat dilihat, pendidikan gratis telah direalisasikan di kabupaten

Gowa dan daerah lainnya sampai tingkat SMA. Dibidang kesehatan, rumah sakit

yang ditunjuk pemerintah menggratiskan biaya kesehatan yakni melayani pasien

dengan hanya menerima pembayaran fotokopi KTP dan Kartu Keluarga.

Pasangan Syahrul Yasin Limpo - Agus Arifin Nu’mang yang

mencalonkan diri untuk menjadi calon incumbent gubernur dan wakil gubernur

periode 2013-2018 beberapa waktu lalu mampu mempertahankan posisinya

dengan memperoleh kemenangan untuk kali kedua. Pasangan yang dikenal

dengan tagline “Sayang Jilid II” di Kabupaten Gowa terlihat mendapatkan

dukungan begitu signifikan menyisihkan pasangan Ilham Arief Sirajuddin-Azis

Kahar Mudzakkar (IA) dan A. Rudiyanto Asapa-Nawir Pasinringi (Garuda-Na).

Page 68: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

57

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini penulis menjelaskan temuan penelitian tentang kekuatan

politik apa saja yang menjadi faktor pendukung kemenangan Syahrul Yasin

Limpo pada pemilihan Gubernur 2013 di Kabupaten Gowa, serta bagaimana

kekuatan politik Syahrul Yasin Limpo sebagai aktor politik pada pemilihan

Gubernur 2013 di Kabupaten Gowa sebagaimana rumusan masalah dalam

penelitian ini.

Miriam Budiarjo Mengatakan bahwa yang diartikan dengan kekuatan

politik adalah bisa masuk dalam pengertian Individual maupun dalam pengertian

kelembagaan. Dalam pengertian yang bersifat individual, kekuatan-kekuatan

politik tidak lain adalah aktor-aktor politik atau orang-orang yang memainkan

peranan dalam kehidupan politik. Orang-orang ini terdiri dari pribadi-pribadi yang

hendak mempengaruhi proses pengambilan keputusan politik. Dan secara

kelembagaan di sini kekuatan politik sebagai lembaga atau organisasi ataupun

bentuk lain yang melembaga dan bertujuan untuk mempengaruhi proses

pengambilan keputusan dalam sistem politik. Adapun indikator utama tersebut

dapat memenangkan Pemilukada adalah dengan memiliki, modal sosial, modal

kultural/budaya dan modal simbolik atau dengan sederhana dapat dikatakan, figur

atau aktor politik tersebut menduduki posisi strategis dalam pemerintahan dan

memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada didaerah.

Kekuatan politik di Indonesia telah memberikan kontribusi membangun

dan memberikan corak pada sistem politik Indonesia. Dalam perkembangan

Page 69: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

58

sistem politik, telah banyak bermunculan aktor maupun lembaga yang menjadi

kekuatan politik Indonesia. Aktor maupun lembaga yang menjelma menjadi

kekuatan politik tidak lain merupakan tonggak perjuangan bagi pembangunan

politik di Indonesia.

A. Kekuatan Politik Yang Mendukung Kemenangan Syahrul Yasin Limpo

Pada Pemilihan Gubernur 2013 di Kabupaten Gowa.

Pada pemilukada, dukungan sebagian besar masyarakat kepada calon

atau kontestan tidak selalu mutlak karena faktor calon tersebut didukung oleh

Partai walaupun sebahagian lainnya partai pengusung dianggap punya pengaruh

sebagai mesin politik. Secara statistik kiprah majunya para incumbent dalam

pemilukada di berbagai daerah secara umum menunjukkan bahwa para

incumbent akan lebih mudah memenangkan pemilukada namun, figur calon juga

berpengaruh terhadap hasil pemilihan. Di era pemilihan langsung, populer dan

elektabilitas memang menjadi bagian penting untuk terpilih menjadi kepala

daerah. Kemenangan dalam Pemilukada, sangat bergantung pada kemampuan

atau kekuatan politik calon yang diusung.

Kabupaten Gowa merupakan salah satu daerah yang menerapkan sistem

demokrasi turut juga mengalami dinamika politik dalam pemilihan gubernur.

Kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo sebagai gubernur Sulawesi Selatan periode

2008-2013 dan sebagai gubernur incumbent terpilih periode 2013-2018

menguatkan posisinya tersebut dirinya mengelola kekuatan-kekuatan politiknya

didaerah.

Page 70: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

59

Jika dirincikan, maka jenis-jenis kekuatan politik ada delapan, yakni:

partai politik, kelompok kepentingan, kelompok penekan, aktor politik, media

massa, organisasi keagamaan, birokrasi sipil dan militer. Kesemua jenis kekuatan

politik tersebut sudah pernah mengisi sistem politik di Indonesia. Namun yang

perlu digaris bawahi pada pembahasan ini penulis membatasinya pada faktor

pendukung kemenangannya yang dominan yakni birokrasi dan sipil dan partai

politik.

Penulis membatasi jenis kekuatan politik tersebut hanya beberapa saja

yang kemudian dipahami dalam skripsi ini merupakan acuan terhadap seorang

kandidat mendapatkan dukungan dari salah satu daerah pemilihannya. Partai

politik sebagai partai pengusungnya, birokrasi maupun hubungan emosional yang

terbangun ditengah masyarakat lokal. Inilah merupakan modal awal yang

kemudian diakomodir sedemikian rupa secara berkelanjutan agar masyarakat

untuk memilih sang kandidat.

1. Birokrasi

Bagian yang lain dari kekuatan politik partai politik adalah birokrasi yang

memang memiliki akar sejarah yang tidak pernah terlepas dari pengaruh politik

praktis. Sejarah birokrasi mencatat bahwa kedudukan birokrasi terhadap sistem

politik lokal dalam kasus ini pun juga terjadi di dalam Pemilukada Sulsel 2013 di

kabupaten Gowa. Penguasaan politik jaringan pemerintahan lebih terfokus pada

pengkondisian birokrasi di lingkungan pemerintah daerah kabupaten Gowa.

Karena pengaruh incumbent dari pasangan “SAYANG” kuat, sehingga bisa

mengkondisikan birokrat dilingkungan pemerintah daerah Kabupaten Gowa dari

Page 71: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

60

level tingkat kabupaten sampai tingkat RT (Rukun Tetangga) untuk mendukung

pasangan ini.

Secara garis besar dalam pemilukada, incumbent mempunyai ruang gerak

yang lebih luas dalam mengimplementasikan strategi kampanyenya dalam rangka

proses pemenangan pemilukada karena incumbent memiliki beberapa keuntungan,

yakni menguasai akses sosial terhadap sipil. Penguasaan terhadap akses sosial

ataupun loyalis ini sangat penting karena akan mendongkrak elektabilitas kandidat

guna meraih dan mempertahankan kekuasaan.

Seperti yang di ungkapkan masyarakat Gowa Dg. Ngalle, bahwa :

“Beliau itukan sebagai pemerintah ya kita ikut dengan pemerintah tidak

ada untungnya melawan bagi kita ini masyarakat kecil. Saya ada 4

organisasi pertama brigade 02, anggota koperasi appakabaji’, dan

Kosgoro. Sempat juga ada beberapa masalah waktu proses pemilihan

Gubernur yang lalu, atasan kami pak Ichsan disini arahkan kami ke

Makassar untuk adakan penyerangan tapi pak Gubernur tahan kita. Kalo

bukan ini beliau tidak ada lagi bisa ikuti, jangankan mesjid, fasilitas

umum untuk masyarakat di Gowa tak ada satupun terealisasi. Andi ijo

karaeng lolang raja Gowa jadi bupati pertama di Gowa apa buktinya,

satu-satunya pak Syahrul dan akhirnya adiknya juga majukan Gowa

seperti Syech Yusuf Discovery, Lapangan Golf, jadi kalo ada orang yang

menjelekkan pak bupati dan pak Gubernur orang sakit hati itu.”

Berdasarkan wawancara tersebut hal ini berkaitan dengan kontribusi

Syahrul Yasin Limpo membangun kabupaten Gowa dimana Syahrul merintis

karirnya dari bawah. Informan juga menuturkan apa yang menjadi kemajuan di

Gowa ini karena peran besar dari program-program Syahrul Yasin Limpo yang

pernah menjabat bupati dua periode. Pribadi yang bijak dan estafet pemerintahan

yang dijabat adiknya Ichsan Yasin Limpo yang juga sekarang sudah menjabat

periode keduanya. Adapun masalah yang timbul dalam gejolak Pemilukada yang

Page 72: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

61

lalu itu merupakan hal yang lumrah dalam proses demokrasi yang dinamis.

Birokrasi yang menjadi kekuatan politiknya di daerah yang turut serta

diakomodasi secara tidak langsung Ichsan YL menujukkan ada pola yang

terstruktur dari awal yakni bagaimana membawa kemajuan itu sendiri di Kab.

Gowa, ditambah lagi keberadaan loyalis dari kalangan sipil atau tokoh - tokoh

masyarakat yang sebagian besar dihuni oleh organisasi sayap partai Golkar.

Berbagai pemilihan kepala daerah, posisi incumbent selalu memiliki

keuntungan ganda. Pertama, seorang incumbent sudah jelas berbagai kebijakan

yang telah teruji dan dirasakan langsurng. Seorang incumbent mempunyai modal

sosial karena selain pemangku kebijakan dia adalah sosok yang paling dikenal

masyarakat lokal karena pernah memimpin daerah yang juga menjadi salah satu

daerah pemilihan. Orang mengenalnya dengan prestasi-prestasi, meski ada

beberapa orang belum pernah melihat rupanya. Artinya, bukan lagi masalah dan

itu berarti memperkecil ruang sosialisasi personal yang lebih besar. Meskipun

dilakukan, itu hanya untuk memperbesar tingkat keterpilihannya di masyarakat.

Hal ini jelas berbeda dengan kandidat yang lainnya, sebab untuk membuat dirinya

dikenal masyarakat, maka dirinya mau tidak mau harus melakukan sosialisasi

personal yang besar dan intens.

Kondisi kedua, yakni sang incumbent pemegang kekuasaan tertinggi di

pemerintahan daerah, dan seorang penentu kebijakan. Masyarakat akan

mengenalnya sebagai seorang yang pernah berbuat untuk kepentingan

masyarakat, meski soal berbuat untuk kepentingan masyarakat ini masih bisa

diperdebatkan. Namun setidaknya, selama masa kepemimpinannya berbagai

Page 73: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

62

kebijakan dan program telah diimplementasikan. Dan tentu hal ini menjadi catatan

bagi masyarakat tentang diri seorang incumbent terutama seberapa besar

kebijakan dan program yang diimplementasikannya tersebut terhadap

perkembangan masyarakat.

Kemudian kondisi ketiga, dari seorang incumbent biasanya memiliki

sumber daya yang cukup besar, materi, sebagai akumulasi dari kepemimpinannya

selama ini. Incumbent juga memiliki jaringan yang cukup luas di kalangan elit dan

masyarakat lokal dan menjadi modal sosialnya. Karena itu, tidaklah terlalu sulit

bagi seorang incumbent untuk mengoptimalkan sumber daya tersebut.

2. Partai politik

Syahrul Yasin Limpo bersama Agus Arifin Nu'mang (SAYANG) pada

pemilihan ini diusung Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK),

Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Partai Persatuan Pembangunan

(PPP), Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU), Partai Damai Sejahtera

(PDS).

Partai Golkar Kab. Gowa sebagai partai penguasa masih dianggap

pembawa kesejahteraan bagi masyarakat lokal dan juga figur kadernya sebagai

putra asli daerah. Pemilukada Sulsel yang baru saja diadakan adalah bukti

keseriusan dalam mempersiapkan strategi pemenangan Syahrul Yasin Limpo di

Kab. Gowa. Partai Golkar dihuni banyak tokoh tokoh masyarakat yang

mempunyai pengaruh pada tingkatan terbawah.

Page 74: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

63

Hal ini diungkapkan oleh Ramli, salah satu kader partai Golkar kab.

Gowa,

“Tidak sulit menjelaskan posisi partai Golkar di kab. Gowa banyak hal

yang jelas menjadi keunggulan, partai ini sudah mengakar rumput

dikalangan masyarakat. Ada beberapa organisasi sayap kami yang

menopang perjuangan dalam memenangkan pak Syahrul antara lain

seperti AMPG, Brigade 02 dan lembaga dakwah islam.

Berdasarkan pemahaman informan tersebut, posisi Syahrul sebagai ketua

DPD 1 Sulsel memiliki persiapan yang cukup mumpuni yakni mesin politiknya

partai Golkar yang banyak dihuni tokoh masyarakat. Adapun partai lain yang

yang mendukung atau berkoalisi dengan partai Golkar banyak juga dari kalangan

tokoh masyarakat.

Partai Politik dan birokrasi merupakan bagian dari kekuatan politik yang

memiliki potensi dalam hal ini kontestasi Pemilukada yang di optimalkan aktor

politik. Aktor politik ini adalah sosok yang dicita- citakan dan mempunyai

kekuasaan dan sebagai seorang kandidat dia adalah incumbent yang memiliki

kelebihan lebih dibandingkan kandidat yang lain, yakni mereka memiliki sifat-

sifat kepemimpinan yang baik tentu akan diingat dan disukai oleh pemilihnya.

Namun disisi lain tidak memberikan perspektif politik baru, mengingat

masyarakat Kabupaten Gowa sudah faham betul akan reputasi, latar belakang,

kualitas, kapasitas, dan tingkat elektabilitasnya seorang Syahrul Yasin Limpo

yang juga pernah menjabat bupati Kabupaten Gowa 2 periode.

Dari hasil wawancara yang sudah disimpulkan dari beberapa narasumber

dan beberapa opini masyarakat yang berkembang di Kabupaten Gowa sebagai

daerah kemenangan bahwa Syahrul Yasin Limpo mampu mengoptimalkan

Page 75: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

64

kekuatan politiknya, pengamatan dilapangan dan realita sosial yang ada memang

dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, namun ketika berbicara perilaku

seseorang, hal tersebut menjadi serba belum pasti, Karena sifatnya dapat berubah-

ubah dalam rentan waktu sekejap.

B. Kekuatan Politik Syahrul Yasin Limpo Sebagai Aktor Politik Pada

Pemilihan Gubernur 2013 di Kabupaten Gowa.

Aktor politik berarti pelaku yang mempunyai kekuasan dalam sistem

politik. Berbicara mengenai politik tidak terlepas dari para Aktor. Aktor

didefinisikan sebagai mereka yang berhubungan dengan, atau memiliki, posisi

penting. Aktor politik adalah manusia terpilih (the chosen people). Mereka adalah

pribadi unggul yang mempunyai hati nurani, kecerdasan, dan kedewasaan yang

akan membimbing warga negaranya menjadi lebih maju dan mandiri.

Aktor berkaitan dengan seberapa kekuasaan seseorang berpengaruh pada

pembuatan kebijakan pemerintah. Disini peran aktor adalah bagaimana

mempengaruhi proses pembuatan kebijakan agar kebijakan tersebut berpihak pada

kepentingan aktor dan bukan kepentingan publik. Setiap masyarakat diperintah

oleh sekelompok kecil orang yang mempunyai kualitas-kualitas yang diperlukan

bagi kehadiran mereka pada kekuasaan sosial dan politik yang penuh. Mereka

yang bisa menjangkau pusat kekuasaan adalah selalu merupakan yang, terbaik.

Mereka yang dikenal sebagai aktor. Aktor merupakan orang-orang yang berhasil,

yang mampu menduduki jabatan tinggi dan dalam lapisan masyarakat.

Page 76: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

65

1. Posisi sebagai Gubernur/Incumbent.

Posisinya sebagai gubernur mempunyai kelebihan sendiri yakni

memanfaatkan sumber daya yang ada dengan memanfaatkan kedudukan

menjangkau lapisan - lapisan masyarakat. Modal sosial Syahrul Yasin Limpo

inilah yang mampu menunjangnya selain berpengalaman dalam pemerintahan

dan dalam proses kemenangannya Syahrul Yasin Limpo dianggap juga oleh

masyarakat Kabupaten Gowa sebagai representasi etnis makassar. Kepemimpinan

Syahrul Yasin Limpo sebagai gubernur Sulawesi Selatan periode 2008-2013 dan

kemenangan untuk periode kedua gubernur periode 2013-2018 mempunyai

kelebihan sendiri menjadi perhatian masyarakat Kabupaten Gowa. Dari hasil

penelitian yang dilakukan, penulis menemukan berbagai macam pandangan,

pemahaman serta karakteristik yang berbeda-beda masyarakat tentang kekuatan

politik dan faktor kemenangan Syahrul Yasin Limpo di Kabupaten Gowa pada

pemilihan gubernur tahun 2013.

Posisi Syahrul Yasin Limpo selaku gubernur Sulawesi Selatan

merupakan suatu kekuatan yang dimiliki dalam strategi politiknya, bahwa dengan

posisi yang dimilikinya, Syahrul Yasin Limpo menjalankan peran sebagai seorang

aktor politik dengan modal sosial ditunjang modal ekonomi yang dimiliki

sedemikian rupa, sehingga terjadi hubungan atau relasi sehingga menjadi sesuai

dengan keinginan aktor secara individu yang mempunyai kekuasaan. Hal tersebut

diungkapkan oleh Andi Nurdin S.Pd, salah satu tokoh pemuda Kab Gowa,

“Pertama itu karena pak Syahrul icumbent dan Sebagai gubernur tentu

dia punya program program yang telah teruji dan rasakan langsung

dampaknya oelh masyarakat, kemudian di kab. Gowa sendiri dia

Page 77: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

66

programnya itu menjadi pondasi dari apa yang telah dijalankan

sekarang di kab. Gowa yakni pendidikan dan kesehatan gratis, jadi

menurut saya ini yang menjadi nilai tambah pak Syahrul di Kab. Gowa.”

Berdasarkan pemahaman informan tersebut diatas, posisi Syahrul Yasin

Limpo sebagai gubernur/incumbent sangat mendukung kemenangannya dan

menjadi modal sosial melalui program kerja pada awal periode pada Pemilihan

Gubernur (Pilgub). Faktor tersebut sejalan dengan dukungan partai politik.

2. Ketua DPD 1 Golkar Sulawesi Selatan.

Syahrul Yasin Limpo selain menjabat Gubernur Sulawesi Selatan juga

merupakan Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Selatan. Ini adalah modal

simbolik, dimana ini mencakup status, otoritas dan legitimasi. Partai Golkar

merupakan partai politik dan merupakan salah satu dari 10 partai politik peserta

pemilu 2014, mempunyai banyak dewan perwakilan di Indonesia sampai pada

daerah salah satunya di Sulawesi Selatan. Dibandingkan partai politik peserta

lainnya, elektabilitas Partai Golkar cenderung stabil mendekati Pemilu Legislatif

2014 yakni 17,1 %19

.

Partai Golkar di kabupaten Gowa merupakan mesin suara yang di anggap

paling berpotensi memenangkan Pemilukada. Partai penguasa sejak masa

pemerintahan Soeharto ini sangat di agung-agungkan apalagi di pelosok desa-

desa, dimana mereka menganggap partai ini adalah partai pemerintah yang dapat

membawa pemerintahan daerah mereka ke arah yang lebih baik, seperti pada

masa pemerintahan Soeharto.

19

http://www.tribunnews.com/nasional/2013/08/02/survei-fsi-elektabilitas-golkar-stabil-

melebihi-aburizal diakses pada tanggal 7 Oktober 2013 pukul 10:45 wita

Page 78: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

67

Seperti yang diungkapkan tokoh partai Golkar Gowa Kamaruddin

Timung bahwa :

“Keberadaan partai golkar sendiri di kab. Gowa bagi saya dan

umumnya masyarakat disini antusias rasa simpatiknya karena dulu

dijamannya pak Harto begitu sejahtera, sembako murah, dan aman

ditambah beberapa kader PDK yang merapat ke partai Golkar makin

menujukkan besarnya dukungan suara yang digalang oleh partai golkar

di kabupaten Gowa.”

Berdasarkan wawancara diatas terungkap bahwa apa yang telah dicapai

partai Golkar dimasa lalu secara berkelanjutan berdampak positif dengan

keberadaannya ditengah kontestasi Pemilukada dan masyarakat kabupaten Gowa

saat sekarang ini menilainya sebagai pembawa kesejahteraan. Apalagi PDK yang

dihuni tokoh – tokoh berpengaruh di kabupaten Gowa sudah tidak masuk lagi

jajaran partai politik 2014 sebagian besar merapat ke partai Golkar.

3. Cerdas, berpengalaman dan dianggap Representasi etnis lokal

Makassar

Modal kultural Syahrul Yasin Limpo ini selaku aktor politik memiliki

kemampuan yang luar biasa dalam hal memimpin sesorang/pengikutnya.

Diantaranya berbagai pengalamannya di pemerintahan Syahrul Yasin Limpo yang

pernah memimpin Kabupaten Gowa selama 9 tahun dianggap sebagai sebagai

sosok ideal sebagai pemimpin. Kepatuhan seorang bawahan timbul dari

kepercayaan penuh kepada beliau. Dapat dikatakan Syahrul Yasin Limpo

mempunyai kemampuan luar biasa diluar kemampuan orang-orang biasa, sebagai

pejabat politik memiliki kelebihan sifat kepribadian mempengaruhi pikiran, dan

tingkah laku orang lain, karena dipandang sebagai aktor yang istimewa karena

sifatnya yang berwibawa. Kepribadiannya diterima dan dipercayai sebagai orang

Page 79: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

68

yang dihormati, disegani, dipatuhi dan ditaati secara rela dan ikhlas. Mampu

menggerakkan atribut sekelilingnya dalam menjalankan manajemennya.

Aspek-aspek perilaku yang muncul sebagai konsekuensi dari sosoknya

sebagai gubernur, mampu beradaptasi dengan cepat dalam menghadapi dan

menyisiati perubahan-perubahan yang terjadi. Sehingga dapat dikategorikan

sebagai seorang aktor politik yang mampu berjiwa demokratis dalam memimpin

Sulawesi Selatan dan dengan apa yang telah dicapainya pada periode yang lalu

pada 22 Januari 2013 Syahrul Yasin Limpo sebagai representai orang makassar

kembali terpilih untuk masa bakti 2013-2018. Hal ini senada dengan dengan

diutarakan informan Muhammad Said, salah satu tokoh masyarakat Gowa.

“Pak Syahrul itu orang asli makassar itu dan merakyat, dan dengan

pengalamannya dalam birokrasi mambawa masyarakat ke arah yang

lebih baik contohnya itu pendidikan dan kesehatan gratisnya bahwa dia

memperhatikan masyarakat secara umum, tidak ada diskriminasi dia

adalah pemimpin ideal. Itu yang kita harapkan.”

Berdasarkan pemahaman informan tersebut, Syahrul Yasin Limpo dinilai

sangat bersahaja bagi masyarakat kabupaten Gowa, dekat dan berbaur dengan

masyarakat kalangan manapun, mampu membangun komunikasi secara harmonis

dengan berbagai komponen masyarakat. Sosok Syahrul Yasin Limpo merupakan

sosok pemimpin yang memiliki jiwa demokratis yang tercermin dari sifat

responsive leader yang menjadikan masyarakat sebagai tumpuan dalam

kepemimpinan politiknya.

Kekuasaan Syahrul Yasin Limpo selaku pejabat politik merupakan suatu

kekuatan yang dimilikinya dalam strategi politiknya, bahwa dengan kekuasaan

yang dimiliki individu aktor politik mampu mempengaruhi perilaku aktor secara

Page 80: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

69

kolektif sedemikian rupa, sehingga terjadi hubungan antar aktor sehingga menjadi

sesuai dengan keinginan aktor individu yang mempunyai kekuasaan. Karenanya

kekuasaan selalu terkait dengan konteks sosial, interkasi dan konfigurasi sosial

dan politik yang menyertainya sangat penting, jadi dapat dikatakan bahwa

sebenarnya semua relasi sosial adalah relasi kekuasaan. Keberadaan Ichsan Yasin

Limpo sebagai Bupati Kabupaten Gowa dan juga ketua partai Golkar Gowa Hj.

Tenri Olle Yasin Limpo sangat mendukung kekuatan politik Syahrul Yasin Limpo

di Kabupaten Gowa. Hal ini diungkapkan oleh Ansar Usman selaku koordinator

tim pemenangan “sayang” di Kabupaten Gowa.

“Sejauh ini, Tenri Olle Yasin Limpo sebagai ketua Golkar di Kabupaten

Gowa, dia berperan dalam rekruitmen tim pemenangan sampai pada

tingkat desa dan kelurahan. Dimana-mana ia sebutkan bahwa tim

pemenangan dan kader partai wajib memenangkan SYL.”

Berdasarkan pemahaman informan diatas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa Ichsan Yasin Limpo sebagai Bupati Kabupaten Gowa dan juga ketua partai

Golkar Gowa Hj. Tenri Olle Yasin Limpo mempunyai pengaruh yang cukup

signifikan untuk mendukung kekuatan politik Syahrul Yasin Limpo di kabupaten

Gowa. Adanya pengaruh tersebut pada kekuatan politik Syahrul Yasin Limpo

selaku gubernur dan ketua Partai Golkar Sulawesi Selatan menurut modal politik

yang dipakai oleh penulis dapat dikategorikan bahwa masyarakat memberikan

pengakuan dan dukungan kepada pemimpin karena pemimpin tersebut mendapat

kewenangan menurut prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-

undangan, sehingga seorang pemimpin atau aktor politik dapat membentuk

pengaruh terhadap kepribadian serta tindakan – tindakan perilaku politik

Page 81: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

70

masyarakat, termasuk jajaran bawahan Syahrul Yasin Limpo (Ichsan Yasin Limpo

dalam hal ini bertindak sebagai jajaran bawahan Syahrul Yasin Limpo).

4. Ketokohan atau kharisma prbadi

Sebagai bagian modal simbolik ketokohan atau kharisma pribadi Syahrul

Yasin Limpo dengan apa yang telah dicapai Figurnya yang menjadi calon kepala

daerah juga sangat menentukan dalam sebuah pelaksanaan Pemilukada. Pada

pemilukada, sebagian besar rakyat memilih bukan karena faktor calon tersebut

didukung oleh Partai. Namun, kepopuleran dan figur calon juga berpengaruh

terhadap hasil pemilihan. Kemenangan dalam pemilihan kepala daerah, juga

bergantung pada ketokohan calon yang diusung. Jika calon yang diusung

memiliki kharisma dan diakui ketokohannya, maka kemungkinan menang akan

sangat besar karena disukai dan diinginkan masyarakat.

Seperti yang diungkapkan salah satu masyarakat Gowa, Umar Dg. Lau’

bahwa :

“Saya sudah kenal 20 tahun dengan bapak bisa dibilang dia itu

orangnya baik dan bijaksana, beda dengan adiknya pak ichsan di sini

orangnya cenderung lebih keras. Oleh pak Syahrul yang juga

membawahi kami di brigade 02 Sulawesi Selatan selalu dihimbau lebih

bijak dalam menanggapi tiap permasalahan”

Pernyataan informan tersebut dapat dikatakan bahwa posisinya sebagai

Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo memiliki daya tarik lebih karena

pengalaman juga kepribadiannnya. Bentuk otoritas kharismanya merujuk pada

sebuah kualitas yang melekat pada kepribadian aktor, dan kelebihan yang

dimilikinya dipandang tidak dapat diakses oleh orang biasa, walaupun Syahrul

Page 82: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

71

Yasin Limpo istimewa dimata masyarakat karena jabatannya sebagai seorang

gubernur.

Berdasarkan pernyataan informan diatas dinyatakan bahwa apa yang

menjadi keunggulannya dialah kemampuannya mengaktualisasi pribadinya

sebagai sosok yang mempunyai pengaruh besar, baik dalam struktur pemerintahan

maupun figurnya sebagai putra daerah. Partai Golkar mempunyai akses cukup

luas ke desa-desa karena pemlih itu sebagian besar berasal dari desa. Walau dalam

beberapa realita dilapangan yang ditemui penulis bahwa umumnya masyarakat

mengenal karena calon ini figur terkenal apalagi keberadaan partai Golkar di

Kabupaten Gowa cukup mayoritas.

Page 83: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

72

BAB VI

PENUTUP

Pada bab ini penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan yang dapat

penulis ambil setelah melakukan penelitian dan menguraikannya dalam bab

pembahasan. Selain kesimpulan, penulis juga menawarkan beberapa saran serta

kelemahan dalam menghadapi fenomena yang sama dengan judul penelitian yaitu

“Kekuatan Politik Lokal Dalam Pemenangan Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Pada Pemlihan Gubernur 2013 Daerah Pemilihan Kabupaten Gowa”.

A. Kesimpulan

1. Otonomi daerah sebagai gerbang pemerintahan baru era reformasi

memiliki agenda besar dalam menciptakan kesejahteraan dan

pembangunan rakyat. Salah satunya adalah pembagian kekuasaan antara

pusat dan daerah dalam rangka mengimplementasikan demokrasi yang

substantif di dalam bidang pemerintahan. Salah satu cara mempercepat

pembangunan adalah memaksimalkan peran birokrasi di tingkat daerah

melalui pelaksanaan program pembangunan dan pelayanan publik.

Namun dalam perjalanannya birokrasi saat ini masih terikat dengan

budaya birokrasi masa lalu yang sangat patrimonial dan otoritarian.

Kondisi tersebut diperparah dengan rendahnya kedewasaan berprilaku

kalangan birokrat dalam menyikapi potensi otonomi daerah.

Muncul pragmatisme kekuasaan dikalangan birokrat dalam

memanfaatkan potensi ototnomi daerah, dalam rangka mencapai

Page 84: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

73

kepentingan pribadi. Akibanya birokrasi kehilangan peran fungsional

pelayanan publik dan bertransformasi menjadi alat politik kekuasaan.

Hubungan birokrasi dan politik kekuasaan memang bukan hal baru

di Indonesia, hal ini telah terjadi sejak masa pemerintahan sebelum era

reformasi 1998. Penggunaan birokrasi sebagai alat politik kekuasaan telah

menghegemoni dan sangat terlihat dalam praktek pilkada. Dibeberapa

kasus pilkada, telah terjadi penyimpangan birokrasi oleh incumbent demi

kepentingan politik. Dan hal tersebut menjadikan birokrasi sebagai arena

politik yang sesungguhnya, karena ada tawar menawar politik antara

politisi, incumbent dan birokrat dalam satu arena yaitu birokrasi.

2. Aktor politik merupakan pelaku yang mempunyai kekuasan dalam sistem

politik. Aktor berkaitan dengan seberapa kekuasaan seseorang

berpengaruh pada pembuatan kebijakan pemerintah. Setiap masyarakat

diperintah oleh sekelompok kecil orang yang mempunyai kualitas-kualitas

yang diperlukan bagi kehadiran mereka pada kekuasaan sosial dan politik

yang penuh. Mereka yang bisa memberikan pengaruh adalah selalu

merupakan yang terbaik. Mereka yang dikenal sebagai aktor. Aktor

merupakan orang-orang yang berhasil, yang mampu menduduki jabatan

tinggi dan dalam lapisan masyarakat, atau dukungan politik dari

masyarakat. Berdasarkan informasi yang penulis butuhkan, diantaranya

penulis banyak mengambil data melalui wawancara terhadap informan dan

melihat fenomena yang ada dimasyarakat menunjukkan masih besarnya

pengaruh terhadap figur dari seorang kandidat dalam proses kemenangan

Page 85: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

74

Syahrul Yasin Limpo di kabupaten Gowa. Mayoritas masyarakat masih

menganggapnya sosok ideal pembawa kesejahteraan walau ada beberapa

tudingan miring mengenai politik dinasti Yasin Limpo setelah pemilihan

bupati untuk periode kedua Ichsan Yasin Limpo oleh beberapa rivalnya,

nampaknya tidak berpengaruh besar dengan perolehan suaranya pada

pemilhan Gubernur di kabupaten Gowa. Ada empat faktor yang

mendukung kekuatan politik lokal Syahrul Yasin Limpo di Kabupaten

Gowa, yaitu:

a. Posisi sebagai Gubernur/Petahana

b. Ketua DPD 1 Golkar SulSel

c. Cerdas, berpengalaman dan dianggap Representasi etnis lokal

Makassar

d. Ketokohan atau kharisma pribadi

Dari keempat faktor tersebut, yang paling dominan adalah posisi

Syahrul Yasin Limpo sebagai gubernur. Syahrul Yasin Limpo bukan

hanya menjabat sebagai gubernur, tetapi juga Ketua DPD I Partai Golkar

Sulsel. Reputasi yang telah dimiliki oleh SYL semakin menggambarkan

kepada kita betapa sosok guberbur Sulawesi selatan ini punya kapasitas,

kekuatan politik, prestasi, dan karakter tersendiri dan telah menjelma

menjadi sosok yang tidak hanya diperhitungkan di Sulawesi selatan, tetapi

juga di pentas nasional.

Page 86: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

75

B. Saran

1. Objek yang di teliti dalam ilmu-ilmu sosial, termasuk dalam skripsi ini

adalah manusia. Sifat objek penelitian manusia yang bersifat elastis atau

berubah-ubah, maka penelitian mengenai popularitas seorang figur atau

aktor politik tidak sampai disini, artinya penelitian mengenai kekuatan

politik lokal ini haruslah berkelanjutan. Karena setiap waktu, lingkungan

dan kondisi psikis masyarakat tidaklah selalu tetap Maka penelitian seperti

ini haruslah di teliti atau di uji kebenarannya secara berkala dan

berkelanjutan.

2. Masyarakat seharusnya bersikap pluralis, sehingga tercipta dan terbina

harmoni kehidupan masyarakat yang multikultural dan mendorong

terwujudnya tatanan nilai kearifan yang berorientasi lokal dan sesuai

dengan cita-cita demokratisasi.

Page 87: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

76

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, M. Alfan. Menjadi Pemimpin Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

2009.

Abdulkahar, Badjuri. (2007). Kebijakan Publik, Konsep dan Strategis, Semarang:

Universitas Diponegro Press.

Agusyanto, Rudi. (2007). Jaringan Sosial Dalam Organisasi. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsini. (2006 Edisi Revisi VI). Prosedur Penelitian: Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Andrain, Charles F. Kehidupan Politik dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: PT.

Tiara Wacana. 1992.

Budiarjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Efendi, Onong Uchjana. Kepemimpinan dan Komunikasi. Bandung: Mandra

Maju. 1992.

Hayati, Sri., dan Ahmad Yani. Geografi Politik. Bandung: Refika Aditama. 2007

Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Mulyana, Dedy. (2004). Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma

Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: Remaja

Rosdakarya

Marijan, Kacung Marijan (2006). Demokratisasi Di Daerah:Pelajaran Dari

Pilkada Secara Langsung. Pustaka Eureka, Surabaya: Pustaka Eureka.

Maran, Rafael.Raga.(2007). Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta: Rineka

Cipta.

Romli, Lili, Taftazani. Demokrasi Lokal dan Pilkada. Jurnal Demokrasi dan

HAM. 2006.

Rudini, H. Atas Nama Demokrasi Indonesia. Yogyakarta: BIGRAF Publishing.

1994.

Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sanit, Arbi. Reformasi Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1998.

Page 88: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

77

Satori, Djam’an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta. 2009.

Siagian, Sondang P. Peranan Staf Dalam Manajemen. Jakarta: Gunung Agung.

1985.

Supriyanto. Peraturan Pemilihan Kepala Daerah. Jakarta: Pustaka Mina. 2008.

Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia. 1992.

Sy, Pahmi. Politik Pencitraan. Jakarta: Gaung Persada Press. 2010.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Upe, Ambo. Sosiologi Politik Kontemporer, Jakarta: Prestasi Pustakarya.

2008.

Sumber dari internet :

Anthonius sitepu. Tranformasi Kekuatan – Kekuatan Politik Suatu Studi Teori

Kelompok Dalam Konfigurasi Politik Sistem politik Indonesia. PDF

Diakses pada 31 Mei 2013.

Http://dontstopkomandan.blogspot.com/2011/12/syl-gubernur-terbaik-indonesia

2012.html . Diakses pada tanggal 26 januari 2013 pukul 20.30 Wita

Http://politik.kompasiana.com/politik lokal di indonesia dari otokratik ke

reformasi politik. Diakses pada 12 Mei 2013

Http://madityawarman.blogspot.com/2010/09/politik-birokrasi-di-era-otonomi-

daerah.html. Diakses pada 28 April 2014

Hanta Yuda AR, Penyimpangan Partai Politik, dikutip di hal web

http://nasional.kompas.com/read/2010/06/28/08244331/Penyimpangan.

Partai.Politik. Diakses pada 18 Mei 2013

Http://www.tribunnews.com/2013/02/01/ini-hasil-lengkap-pilgub-sulsel

diakses pada tanggal 3 Juli 2013.

Http//:mediaindonesia.com/artikel: M Alfan Alfian M//Perubahan Politik dan

Reformasi Militer//. Diakses pada tanggal 3 Juli 2013.

Tempo Jakarta, “Politik Dinasti Dalam Pilkada Masih Mungkin Dipraktikkan”

dikutip di halaman web

http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=articl

e&id 1053:dinasti-politik-masih-kental&catid=12:refleksi&Itemid=82.

Diakses pada 29 Mei 2013.

Page 89: K EKUATAN POLITIK LOKAL DALAM PEMENANGAN SY AHRUL YASIN L IMPO (SYL) PADA PEM … · dalam skr ipsi ini adalah kebenaran subyektif bagi diri penulis. Untuk itu perbedaan pendapat

78

Suara Pembaruan Jakarta, “Hasil Rekap KPU Syahrul Unggul di 14 Daerah”

dikutip di halaman web http://www.suarapembaruan.com/home/hasil-

rekap-kpu-syahrul-unggul-di-14-daerah/29803. Diakses pada 29 Mei 2013.