K A TA P E N G A N TA R - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... ·...

42
i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. karena atas hidayah-Nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha TA. 2013 (LAKIP Dit PMPPU) dapat seleseai disusun. Laporan ini disusun dengan tujuan memberikan data dan informasi tentang pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha selama tahun TA. 2013. Landasan penyusunan LAKIP ini adalah Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha 2010 – 2014 dan Target Kinerja (Tapja) Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha tahun 2013 berikut realisasinya dalam mendukung program/kegiatan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Dalam pelaksanaan manajemen kerja yang berimplikasi pada kinerja dari lingkup Direktorat Jenderal sampai lingkup terkecil. Dasar manajemen kinerja adalah Balance Score Card (BSC). Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha kami ucapkan terima kasih. Semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak. Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini belum sempurna, oleh karena itu saran yang konstruktif sangat kami harapkan. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha (Drs. Riyanto Basuki, M.Si)

Transcript of K A TA P E N G A N TA R - kkp.go.idkkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/djprl... ·...

i

KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. karena atas hidayah-Nya,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha TA. 2013 (LAKIP Dit PMPPU) dapat seleseai disusun.

Laporan ini disusun dengan tujuan memberikan data dan informasi tentang

pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

dan Pengembangan Usaha selama tahun TA. 2013. Landasan penyusunan LAKIP ini

adalah Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha 2010 – 2014 dan Target Kinerja (Tapja) Direktorat

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha tahun 2013 berikut

realisasinya dalam mendukung program/kegiatan Direktorat Jenderal Kelautan,

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Dalam pelaksanaan manajemen kerja yang

berimplikasi pada kinerja dari lingkup Direktorat Jenderal sampai lingkup terkecil.

Dasar manajemen kinerja adalah Balance Score Card (BSC).

Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam

pelaksanaan program dan kegiatan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

dan Pengembangan Usaha kami ucapkan terima kasih.

Semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak. Kami menyadari

bahwa penyusunan laporan ini belum sempurna, oleh karena itu saran yang

konstruktif sangat kami harapkan.

Jakarta, Januari 2014

Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

dan Pengembangan Usaha

(Drs. Riyanto Basuki, M.Si)

ii

DDAAFFTTAARR IISSII

Kata Pengantar ........................................................................................................... i

Daftar Isi ....................................................................................................................... ii

Daftar Tabel ................................................................................................................. iii

Ringkasan Eksekutif .................................................................................................... iii

1 PPEENNDDAAHHUULLUUAANN 11

1.1. Tugas Pokok dan Fungsi ...................................................................................... 2

1.1.1. Subdit Akses Permodalan ..................................................................... 2

1.1.2. Subdit Akses Iptek .................................................................................. 5

1.1.3. Subdit Sosial Budaya Masyarakat ....................................................... 8

1.1.4. Subdit Pengembangan Usaha ............................................................ 10

1.1.5. Sub Bagian Tata Usaha ........................................................................ 12

2 RREENNCCAANNAA SSTTRRAATTEEGGIISS DDAANN RREENNCCAANNAA KKIINNEERRJJAA TTAAHHUUNNAANN 1144

2.1 TUJUAN DAN SASARAN…………………………………………………………………. 14

2.2.1. Dit.PMPPU 2010 – 2014 awal (sebelum direview) ............................ 15

2.2.2. Dit.PMPPU 2010 – 2014 Setelah Review I(awal tahun 2011) ............. 16

2.2.3. Dit.PMPPU 2010 – 2014 Setelah Review II (Awal Tahun 2012) ........... 16

3 AAKKUUNNTTAABBIILLIITTAASS KKIINNEERRJJAA ............................................................................................................ 2222

3.I. CAPAIAN KINERJA ........................................................................................ 22

3.1.1. Rata-rata Pendapatan Petambak Garam Rakyat Per KK/bulan ........ 22

3.1.2. Pertumbuhan PDB Perikanan (%) ............................................................. 24

3.1.3. Jumlah Produksi Garam Rakyat ................................................................ 25

3.1.4. Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Mandiri di Kawasan Pesisir dan

PPK ................................................................................................................. 28

3.1.5. Jumlah Sarana Usaha Mikro yang Beroperasi di Kawasan Pesisir dan

PPK ................................................................................................................. 29

3.1.6. Jumlah Kelompok yang menerima PUGAR (kelompok) ....................... 30

3.1.7. Jumlah Tenaga Kerja Baru dibidang Pergaraman pada PUGAR ....... 32

3.1.8. Jumlah Wirausah Baru di Pesisir (Orang) ................................................. 32

3.1.9. Jumlah Unit LKM Grameen yang Terfasilitasi Pendiriannya .................. 32

3.1.10. Jumlah Rekomendasi Inovasi Teknologi yang dibutuhkan untuk

modernisasi system Produksi Garam ....................................................... 33

iii

3.1.11. Jumlah Kebijakan public Bidang PMPPU ................................................. 33

3.1.12. Presentase Jumlah Produksi Garam rakyat kualitas produksi (KP1)

dibandingkan dengn total produksi (%) ................................................. 33

3.1.13. Jumlah Koperasi Pesisir yang terfasilitasi Akses Permodalannya ......... 34

3.1.14. Jumlah Unit Usaha baru yang terfasilitasi Pengembangan Usahanya 34

3.1.15. Luasan Tambak Garam yang dikelola(Ha) ............................................. 34

3.1.16. Persentase Luas Lahan yang menggunakan Inovasi Teknologi

disbanding total lahan PUGAR ................................................................ 34

3.1.17. Jumlah Lembaga Sosial Budaya yang melakukan Pemberdayaan

masyarakat pesisir ...................................................................................... 35

4 PPEENNUUTTUUPP 3377

iv

DAFTAR TABEL

1. Rencana Strategis Dit.PMPPU Sebelum Review................................................ 15

2. Rencana Strategis Dit.PMPPU 2010 – 2014 hasil Review 1 ............................... 16

3. Rencana Strategis Dit.PMPPU 2010 – 2014 Hasil Review II ............................... 16

4. Rencana Strategis Dit.PMPPU pada tahun 2013 .............................................. 17

5. Rincian Target Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Mandiri di Kawasan Pesisir

dan Pulau – Pulau Kecil (Kelompok) .................................................................. 19

6. Rincian Target Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Mandiri di Kawasan Pesisir

dan Pulau – Pulau Kecil (Orang) ........................................................................ 20

7. Rincian Saran Usaha Mikro yang beroperasi di Kawasan Pesisir dan Pulau –

Pulau Keci; (Unit) ................................................................................................... 20

8. Data rata – rata pendapatan Petambak Garam ........................................... 23

9. Jumlah Produksi Garam Rakyat dan Luas Lahan Produksi ............................. 26

10. Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang mandiri di kawasan pesisir dan pulau –

pulau kecil .............................................................................................................. 28

11. Jumlah Sarana Usaha Mikro yang beroperasi .................................................. 29

12. Jumlah Kelompok PUGAR .................................................................................... 30

13. Data capaian indikator Kinerja Dit.PMPPU Tahun 2013 ................................... 35

v

RINGKASAN EKSEKUTIF

Selama tahun 2013 Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha aktif mengevaluasi pelaksanaan/realisasi target sesuai

Renstra 2010 – 2014 dengan menggunakan Balance Score card (BSC). Berdasarkan

target tersebut, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan

Usaha dapat melakukan pengawalan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai misi-visi

yang diemban Direktorat jenderal Kelautan, pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Pengawalan tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah

ditetapkan.

Dari hasil penilaian kinerja dengan menggunakan metode BSC, capaian

kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha

adalah 138,37% dengan rincian sebagai berikut:

1. Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder) dengan bobot 25%, capaian

kinerja 12,5%

2. Perspektif Masyarakat KP (Customer) dengan bobot 15%, capaian kinerja

244,214%

3. Perspektif Internal (internal Process) dengan bobot 30%, capaian kinerja

131,75%

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth dengan

bobot 30%, capaian kinerja 99,555%

1

BAB I PENDAHULUAN

Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.

15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha mempunyai

tugas melaksanakan penyiapan rumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,

standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang

pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha.

Dalam melaksanakan tugas seperti diatas, Direktorat Pemberdayaan Masyarakat

Pesisir dan Pengembangan Usaha menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir

dan pengembangan usaha;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir

dan pengembangan usaha;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, di bidang

pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha;

d. Pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan

pengembangan usaha;

e. Pelaksanaan evaluasi di bidang pemberdayaan masyarakat pesisir dan

pengembangan usaha;

f. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi Direktorat Pemberdayaan Masyarakat

Pesisir dan Pengembangan Usaha telah dibentuk unit organisasi sebagai berikut :

1. Subdirektorat Akses Permodalan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,

dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang akses

permodalan.

2

Fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang akses permodalan;

b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang akses permodalan;

c. penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, di bidang

akses permodalan;

d. penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang akses

permodalan; dan

e. penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di bidang

akses permodalan.

Sub Direktorat Akses Permodalan terdiri dari:

a. Seksi Akses Perbankan

Tugas:

Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis,

evaluasi, dan laporan di bidang akses perbankan.

Uraian tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan Seksi Akses Perbankan;

2. Menyiapkan konsep perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang akses perbankan;

3. Mengklasifikasi usaha mikro masyarakat pesisir untuk kepentingan

intermediasi sumber modal;

4. Mengakreditasi usaha mikro untuk kepentingan legalitas badan usaha

masyarakat pesisir;

5. Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia LKM

BPR Pesisir dan Swamitra Mina;

6. Menyiapkan informasi tentang lembaga-lembaga keuangan syariah sebagai

sumber permodalan masyarakat pesisir;

7. Menyediakan informasi tentang skim kredit mikro syariah;

8. Mempromosikan profil usaha mikro masyarakat pesisir kepada sumber-

sumber permodalan;

3

9. Memfasilitasi intermediasi pelaku usaha mikro masyarakat pesisir dengan

sumber-sumber permodalan;

10. Menyiapkan bahan rumusan kebijakan, norma, kriteria, standar pedoman,

prosedur di bidang akses perbankan;

11. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program di bidang akses

perbankan;

12. Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk pelaksanaan di bidang akses

perbankan;

13. Menyiapkan bahan bimbingan teknis di bidang akses perbankan;

14. Menyiapkan bahan sosialisasi di bidang akses perbankan;

15. Menyiapkan dan mengolah data, informasi akses perbankan;

16. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;

17. Menyiapkan bahan dalam rangka monitoring dan evaluasi di bidang akses

perbankan;

18. Menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan bulanan Seksi Akses

Perbankan.

b. Seksi Akses Non-Bank

Tugas:

Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis,

evaluasi, dan laporan di bidang akses nonbank.

Uraian tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan Seksi Akses Non-Bank;

2. Menyiapkan konsep perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang akses non bank;

3. Mengembangkan program kemitraan dengan sumber-sumber dana

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dari BUMN;

4. Memfasilitasi akses dana PKBL bagi masyarakat pesisir;

5. Memfasilitasi CSR bagi program pemberdayaan masyarakat pesisir;

6. Memfasilitasi akses terhadap CSR bagi program pemberdayaan

masyarakat pesisir;

4

7. Mengembangkan jaringan usaha dan kemitraan koperasi LEPP-

M3/Koperasi Perikanan;

8. Meningkatkan kapasitas kelembagaan, organisasi, dan manajemen JEMPI;

9. Menyiapkan bahan rumusan kebijakan, norma, kriteria, standar pedoman,

prosedur di bidang akses non-bank;

10. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program di bidang akses

non-bank;

11. Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk pelaksanaan di bidang akses

non-bank;

12. Menyiapkan bahan bimbingan teknis di bidang akses non-bank;

13. Menyiapkan bahan sosialisasi di bidang akses non-bank;

14. Menyiapkan dan mengolah data, informasi akses non-bank;

15. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;

16. Menyiapkan bahan dalam rangka monitoring dan evaluasi di bidang akses

non-bank;

17. Menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan bulanan Seksi Akses Non-

Bank

2. Subdirektorat Akses Ilmu Pengetahuan dan Teknologi mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di

bidang akses Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Fungsi:

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang akses akses ilmu

pengetahuan dan teknologi;

2. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang akses akses ilmu

pengetahuan dan teknologi;

3. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di

bidang akses - akses ilmu pengetahuan dan teknologi;

4. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang akses akses ilmu

pengetahuan dan teknologi; dan

5

5. Penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di bidang

akses akses ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sub Direktorat Akses IPTEK terdiri dari:

a. Seksi Identifikasi IPTEK

Tugas:

Melakukan penyiapan bahan rumusan kebijakan, penyusunan standar,

norma, pedoman, kriteria, prosedur, dan pemberian bimbingan teknis, serta

evaluasi dan penyusunan laporan di bidang identifikasi IPTEK.

Uraian tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan Seksi Identifikasi IPTEK;

2. Menyiapkan konsep perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang identifikasi IPTEK;

3. Menyiapkan bahan penyusunan konsep Pemberdayaan Masyarakat

Pesisir melalui program regenerasi nelayan;

4. Menyiapkan bahan penyusunan konsep jaringan kerjasama untuk akses

dan inovasi teknologi;

5. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program di bidang

Identifikasi IPTEK;

6. Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk pelaksanaan di bidang

Identifikasi IPTEK;

7. Menyiapkan bahan bimbingan teknis di bidang Identifkasi IPTEK;

8. Menyiapkan bahan sosialisasi di bidang Identifikasi IPTEK;

9. Menyiapkan dan mengolah data, informasi Identifikasi IPTEK;

10. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;

11. Menyiapkan bahan dalam rangka monitoring dan evaluasi di bidang

Identifikasi IPTEK;

12. Menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan bulanan Seksi Identifikasi

IPTEK.

6

b. Seksi Implementasi IPTEK

Tugas:

Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan

teknis,evaluasi, dan laporan di bidang implementasi ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Uraian tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan Seksi Implementasi IPTEK;

2. Menyiapkan konsep perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang implementasi IPTEK;

3. Merumuskan konsep penerapan teknologi secara terpadu;

4. Menginventarisasi teknologi lokal yang aplikatif pada masyarakat pesisir;

5. Memilih teknologi lokal yang potensial untuk dikembangkan menjadi

teknologi yang lebih aplikatif, adaptif yang berbasis kelokalan;

6. Mensosialisasikan kepada masyarakat pesisir tentang teknologi tepat

guna yang layak dikembangkan;

7. Menyiapkan bahan rumusan kebijakan, norma, kriteria, standar pedoman,

prosedur di bidang Implementasi IPTEK;

8. Menyiapkan bahan penyusunan rencana dan program di bidang

Implementasi IPTEK;

9. Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk pelaksanaan di bidang

Implementasi IPTEK;

10. Menyiapkan bahan bimbingan teknis di bidang Implementasi IPTEK ;

11. Menyiapkan bahan sosialisasi di bidang Implementasi IPTEK;

12. Menyiapkan dan mengolah data, informasi Implementasi IPTETK;

13. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;

14. Menyiapkan bahan dalam rangka monitoring dan evaluasi di bidang

Implementasi IPTEK;

15. Menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan bulanan Seksi Implementasi

IPTEK;

7

3. Subdirektorat Sosial Budaya Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang

sosial budaya masyarakat.

Fungsi:

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang sosial budaya masyarakat;

2. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang sosial budaya masyarakat;

3. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang

sosial budaya masyarakat;

4. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang sosial budaya

masyarakat; dan

5. Penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di bidang

sosial budaya masyarakat.

Sub Direktorat Sosial Budaya Masyarakat terdiri dari:

a. Seksi Penguatan Kelembagaan Masyarakat

Tugas:

Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis,

evaluasi, dan laporan di bidang penguatan kelembagaan masyarakat.

Uraian tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan Seksi Penguatan Lembaga sosial budaya

Masyarakat pesisir;

2. Menyiapkan konsep perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penguatan sosial budaya

masyarakat pesisir;

3. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman/petunjuk teknis/petunjuk

pelaksanaan kelembagaan sosial budaya di bidang pelayanan dan

pemberdayaan masyarakat pesisir, adat, agama, anak pesisir, perempuan

pesisir dan nelayan pelintas batas

8

4. Menyiapkan bahan koordinasi, identifikasi, sosialisasi dan bimbingan teknis

kelembagaan sosial budaya di bidang pelayanan dan pemberdayaan

masyarakat pesisir, adat, agama, anak pesisir, perempuan pesisir dan

nelayan pelintas batas

5. Menyiapkan bahan fasilitasi pendirian dan penguatan kelembagaan sosial

budaya masyarakat pesisir

6. Menyiapkan bahan penyusunan profil kelembagaan sosial budaya

masyarakat pesisir

7. Menyiapkan bahan kerjasama di bidang kelembagaan sosial budaya

masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil ;

8. Menyiapkan bahan informasi dan data kelembagaan sosial budaya

masyarakat pesisir

9. Melakukan monitoring dan evaluasi di bidang kelembagaan sosial budaya

masyarakat pesisir

10. Melaksanakan disposisi dari Eselon III

11. Menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan bulanan dan tahunan Seksi

Penguatan Kelembagaan Masyarakat.

b. Seksi Peningkatan Peran Serta Masyarakat

Tugas:

Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis,

evaluasi, dan laporan di bidang peningkatan peran serta masyarakat

Uraian tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan Seksi peningkatan Peran Serta Masyarakat;

2. Menyiapkan konsep perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang peningkatan peran serta

masyarakat;

3. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman/petunjuk teknis/petunjuk

pelaksanaan peningkatan peran serta sosial budaya masyarakat di bidang

9

pelayanan dan pemberdayaan masyarakat pesisir, adat, agama, anak

pesisir, perempuan pesisir dan nelayan pelintas batas ;

4. Menyiapkan bahan koordinasi, identifikasi, sosialisasi dan bimbingan teknis

peningkatan peran serta sosial budaya, masyarakat pesisir;

5. Menyiapkan bahan fasilitasi peningkatan kualitas peran serta sosial budaya

masyarakat (perempuan pesisir,masyarakat adat, agama, pemuda, anak

pesisir dan nelayan pelintas batas) dalam rangka mendukung peningkatan

kesejahteraannya;

6. Menyiapkan bahan penyusuanan profil kearifan lokal masyarakat kelautan

dan perikanan

7. Menyiapkan bahan kerjasama di bidang peningkatan kualitas peran serta

masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil;

8. Menyiapkan bahan informasi dan data terpilah masyarakat pesisir berbasis

gender;

9. Memfasilitasi peningkatan kualitas dan penyadaran masyarakat pesisir di

bidang sosial budaya termasuk pendidikan, kesehatan dan lingkungan;

10. Melaksanakan disposisi dari Eselon III;

11. Menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan bulanan dan tahunan Seksi

Peran Serta Masyarakat;

12. Melakukan monitoring dan evaluasi di bidang peningkatan peran serta

sosial budaya masyarakat pesisir.

4. Subdirektorat Pengembangan Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, dan evaluasi di bidang pengembangan

usaha.

Fungsi:

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pengembangan usaha;

2. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan usaha;

3. Penyiapan bahan penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur di

bidang pengembangan usaha;

10

4. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis di bidang pengembangan

usaha; dan

5. Penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan di bidang

pengembangan usaha.

Sub Direktorat Pengembangan Usaha terdiri dari:

a. Seksi Pelayanan Usaha

Tugas:

Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis,

evaluasi, dan laporan di bidang pelayanan usaha.

Uraian tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan Seksi Pelayanan Usaha;

2. Menyiapkan konsep perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pelayanan usaha;

3. Menyusun bahan dan perencanaan anggaran dan kegiatan pelayanan

usaha;

4. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan, strategi, norma, standar,

prosedur, di bidang pelayanan usaha;

5. Menyiapkan bahan sosialisasi dan bimbingan teknis di bidang pelayanan

usaha;

6. Menyiapkan bahan penyusunan pedoman/petunjuk pelaksanaan di bidang

pelayanan usaha;

7. Menyiapkan bahan pengolahan data, informasi dan penilaian bidang

pelayanan usaha;

8. Memfasilitasi proses legalisasi dokumen-dokumen bidang pelayanan usaha;

9. Menyiapkan bahan fasilitasi penyelenggaraan pendaftaran, pemberian dan

pencabutan Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (HP3);

10. Melaksanakan disposisi dari Eselon III;

11. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;

11

12. Melakukan fasilitasi dan supervisi kepada pemerintah daerah untuk

pelaksanaan tugas di daerah termasuk kegiatan yang di dukung oleh

anggaran dekonsentrasi dan tugas pembantuan;

13. Melakukan fasilitasi dan supervisi kepada pihak ketiga untuk pekerjaan yang

di pihak ketigakan;

14. Melakukan monitoring dan evaluasi di bidang pelayanan usaha; dan

15. Menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan bulanan seksi pelayanan

usaha.

b. Seksi Usaha Mikro

Tugas:

Melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis,

evaluasi, dan laporan di bidang pengembangan usaha mikro.

Uraian tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan Seksi Usaha Mikro;

2. Menyiapkan konsep perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang usaha mikro;

3. Menyusun perencanaan anggaran kegiatan pengembangan usaha mikro;

4. Menyiapkan konsep perumusan kebijakan strategi, norma, standar,

prosedur, manual di bidang pengembangan usaha mikro;

5. Menyiapkan bahan sosialisasi dan bimbingan teknis, dibidang

pengembangan usaha mikro;

6. Menyiapkan bahan fasilitasi penguatan kelembagaan dan sumberdaya

usaha mikro;

7. Memfasilitasi kerjasama kemitraan usaha mikro;

8. Menyiapkan bahan pengolahan data dan informasi pengembangan usaha

mikro;

9. Menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi terkait;

10. Melaksanakan disposisi dari Eselon III;

12

5. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,

keuangan, rumah tangga, perlengkapan, surat – menyurat, dokumentasi dan

kearsipan direktorat.

Uraian tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan subbagian tata usaha;

2. Menyiapkan data, informasi, bahan penyusunan program dan anggaran

direktorat;

3. Menyiapkan bahan dan melakukan penatausahaan kepegawaian, keuangan,

rumah tangga, dan perlengkapan direktorat;

4. Melakukan penatausahaan surat menyurat dan kearsipan, meliputi

penerimaan, pencatatan surat masuk/keluar dan pendistribusiannya;

5. Melakukan penatausahaan barang milik negara dan pengurusan rumah

tangga direktorat meliputi pengaturan dan perawatan serta menyiapkan

bahan dan menyusun rencana kebutuhan perlengkapan rumah tangga

direktorat;

6. Menyiapkan bahan analisis beban kerja di lingkungan direktorat;

7. Menyiapkan bahan laporan keuangan (SAK), aset inventarisasi, dan sarana

dan prasarana (SABMN);

8. Menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan sosialisasi direktorat;

9. Menyiapkan bahan publikasi dan pameran direktorat;

10. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

11. Menyelenggarakan rapat rutin direktorat;

12. Menyiapkan dan menyusun laporan kegiatan bulanan kegiatan direktorat

13

BAB II

RENCANA STRATEGIS DAN RENCANA KINERJA TAHUNAN

Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan, telah

ditetapkan visi dan misinya sebagai berikut: Visi Kementerian Kelautan dan

Perikanan adalah “Pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaya saing

dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat”.

Pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia hendaknya diarahkan untuk

mewujudkan wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang bersih, indah, produktif

dan bermanfaat untuk memenuhi berbagai kebutuhan masa kini dan bagi generasi

mendatang. Untuk itu diperlukan upaya dan kemampuan dalam pemahaman

karakteristik ekosistem pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, kesadaran dalam

pemeliharaan, serta pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara

bijaksana dan berkelanjutan (sustainable development). Mencermati peluang,

tantangan dan potensi yang dimiliki kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil tersebut,

serta mengacu pada Visi dan Misi Kementerian Kelautan dan Perikanan, maka

dirumuskan Visi Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, yaitu:

“Sumber daya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil tertata, aman, bersih, produktif,

berkelanjutan dan mensejahterakan” dan Misi KP3K, yaitu : “Meningkatnya penataan

dan pemanfaatan sumberdaya kelautan, pesisir, dan pulau-pulau kecil secara

berkelanjutan dan mensejahterakan masyarakat “

Berdasarkan visi Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil

di atas, maka Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan

Usaha mempunyai misi : Mewujudkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat

pesisir melalui pengembangan usaha mikro, peningkatan akses permodalan,

penguasaan dan pemanfaatan IPTEK, serta peningkatan peran serta masyarakat”.

Tujuan dan Sasaran

Misi tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan Direktorat Pemberdayaan

MAsyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, yaitu : Meningkatkan kesejahteraan

masyarakat pesisir dan meningkatkan kemandirian masyarakat pesisir.

14

Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha

selama RPJM II (2010 – 2014) telah melakukan beberapa kali review terhadap

Rencana Strategis. Hal ini dilakukan sebagai langkah perbaikan dan penyesuaian

terhadap perkembangan yang terjadi.

Adapun perjalanan Rencana Stategis Dit. PMPPU 2010 – 2014 dari awal

penyusunan sampai sekarang disampaikan sebagai berikut :

1. Rencana Strategis Dit. PMPPU 2010 – 2014 awal (sebelum direview)

Tabel 1. Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha sebelum Review

PROGRAM

SASARAN

INDIKATOR

Target

2010 2011 2012 2013 2014

Pemberdayaan

Masyarakat

Pesisir dan

Pengembangan

Usaha

Meningkatnya

keberdayaan

dan kemandirian

2 juta usaha

skala mikro di

seluruh kawasan

minapolitan

pesisir dan

beroperasinya

sarana usaha

mikro di 300

kabupaten/kota

pesisir

Jumlah pelaku

usaha mikro di

kawasan pesisir

dan pulau – pulau

kecil yang

bankable

- Pengembangan

sarana usaha

mikro LKM

100 unit 100 unit 100 unit 100 unit 100 unit

Dana

pemberdayaan

masyarakat

Desa/PNPM

120

kab/kota

120

kab/kota

120

kab/kota

120

kab/kota

120

kab/kota

- Tenaga

Pendamping

480

orang

480

orang

480

orang

480

orang

480 orang

- Kelompok Usaha

Mikro

800.000

usaha

mikro

800.000

usaha

mikro

800.000

usaha

mikro

800.000

usaha

mikro

800.000

usaha

mikro

15

2. Rencana Strategis Dit. PMPPU 2010 – 2014 setelah review I ( awal tahun 2011)

Tabel 2. Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha 2010 – 2014 hasil Review I

Kegiatan

SASARAN

INDIKATOR

Target

2010 2011 2012 2013 2014

Pemberday

aan

Masyarakat

Pesisir dan

Pengemba

ngan

Usaha

Meningkatnya

keberdayaan dan

kemandirian pelaku

usaha skala mikro,

beroperasinya sarana

usaha mikro dan

pencapaian produksi

garam di kawasan

pesisir dan pulau -

pulau kecil

Jumlah pelaku usaha

mikro yang mandiri di

kawasan pesisir dan

pulau-pulau kecil

(kelompok)

3380 5.690 8460 11,740 14,980

Jumlah sarana usaha

mikro yang beroperasi

di kawasan pesisir dan

pulau-pulau kecil (unit)

25 68 110 150 190

Jumlah produksi garam

yang dihasilkan (ton)

- 220.000 380.000 540,000 700,000

3. Rencana Strategis Dit. PMPPU 2010 – 2014 setelah review II ( awal tahun 2012) Tabel 3. Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha 2010 – 2014 hasil Review II

Kegiatan SASARAN INDIKATOR Target

2010 2011 2012 2013 2014

Pemberday

aan

Masyarakat

Pesisir dan

Pengemban

gan Usaha

Meningkatnya

keberdayaan dan

kemandirian pelaku

usaha skala mikro,

beroperasinya

sarana usaha mikro

dan pencapaian

produksi garam di

kawasan pesisir dan

pulau - pulau kecil

Jumlah pelaku usaha mikro

yang mandiri di kawasan

pesisir dan pulau” kecil

- kelompok - orang

3380

-

5.690

-

6.027 4.108

7.097 5.608

11.140 7.108

Jumlah sarana usaha mikro

yang beroperasi di kawasan

pesisir dan PPK (unit)

25 68 110 150 190

Jumlah unit pengolah garam

yang terbangun di kawasan

usaha garam rakyat (unit)

- 4 14 54 94

Jumlah produksi garam yang

dihasilkan (ton)

- 220.000 1.320.000 1.845.000 3.300.000

16

Namun seiring dengan adanya perubahan terhadap sistem penilaian kinerja

pada Target dan Indikator kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, menyebabkan

terjadiya perubahan Renstra pada Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha. Sehingga dengan adanya perubahan tersebut, maka Sasaran

Strategis dan Indikator Kinerja Utama Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

dan Pengembangan Usaha pada tahun 2013 menjadi:

Tabel 4 : Rencana Strategis Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha pada tahun 2013

SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET

TAHUN 2013

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan

1. Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat per KK/bulan (per musim)

Rp.1,800,000

2. Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 7

CUSTOMER PERSPECTIVE

2. Meningkatnya ketersediaan produk Kelautan dan Perikanan yang bernilai tambah

3. Jumlah produksi garam rakyat (Jt Ton)

0.545

3. Meningkatnya kemandirian masyarakat KP3K

4. Jumlah pelaku usaha mikro yang mandiri di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (kelompok/orang)

3,140 klp / 5,608 org

5. Jumlah sarana usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)

85

6. Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam rakyat/PUGAR (kelompok)

3,347

4. Meluasnya kesiapan masyarakat untuk usaha dan kesempatan kerja di bidang KP

7. Jumlah tenaga kerja di bidang pergaraman pada PUGAR (orang)

16,400

8. Jumlah wirausaha baru di pesisir (orang)

50

9. Jumlah unit LKM Grameen yang terfasilitasi pendiriannya

10

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

5. Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil litbang untuk modernisasi sistem produksi garam

10. Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam

3

17

SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET

TAHUN 2013

6. Tersedianya kebijakan di bidang PMPPU

11. Jumlah kebijakan publik bidang PMPPU

4

7. Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu

12. Persentase jumlah produksi garam rakyat kualitas produksi (KP1) dibandingkan total produksi (%)

30 : 70

13. Jumlah koperasi pesisir yang terfasilitasi akses permodalannya

10

14. Jumlah unit usaha baru yang terfasilitasi pengembangan usahanya

12

8. Meningkatnya pemanfaatan ekonomi wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil secara terpadu dan berkelanjutan

15. Luasan tambak garam yang dikelola (Ha)

22.043

16. Persentase luas lahan yang menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan PUGAR (%)

20

9. Terfasilitasinya lembaga masyarakat KP3K dalam mendukung upaya kemandirian berbasis sosial budaya

17. Jumlah lembaga sosial budaya yang melakukan pemberdayaan masyarakat pesisir

30

LEARN & GROWTH PERSPECTIVE

10. Tersedianya SDM Dit. PMPPU yang kompeten dan profesional

18 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III dan IV Dit. PMPPU (%)

60

11. Tersedianya informasi di Dit. PMPPU yang valid, handal dan mudah diakses

19 Service Level Agreement Dit. PMPPU (%)

70

12. Terwujudnya good governance & clean government di Dit. PMPPU

20. Jumlah rekomendasi aparat pengawas internal dan eksternal (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi Dit. PMPPU (%)

100

21. Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja Dit. PMPPU

Nilai AKIP A

22. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Dit. PMPPU

7.5

23. Nilai Penerapan RB Dit. PMPPU 75

13. Terkelolanya anggaran Dit. PMPPU secara optimal

24. Persentase penyerapan DIPA Dit. PMPPU (%)

>95

Di anatar target tersebut diatas terdapat target akumulasi dari tahun 2010, yaitu

IKU nomor 4, 5, 6, 7, dan 15. SementaraIKU lainnya merupakan target baru.

Adapun penjelasan terkait rencana pencapaian target jumlah kelompok, orang

dan unit disampaikan sebagai berikut :

18

Tabel 5 : Rincian Target Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Mandiri di Kawasan Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil (kelompok)

Kegiatan/Jumlah orang

Target dalam Renstra

Tahun

sebelumnya

Tahun 2012 Tahun 2013

- PNPM (th.2010) 2000 - -

- PUGAR 1728 3.373

- Kelompok LKM Grameen 122 100 943 klp

- LKM PEMP 200 100 36 klp

- Kelompok Pengelola

SPDN

220 40 46 klp

- Kelompok Pengembangan Usaha 12 klp

- Kedai Pesisir 40 klp

- IFAD 207 klp

- Regenerasi Nelayan 32 15 14 klp

- Implementasi TTG 12 5 5 klp

- Perempuan Pesisir 30 12 20

Jumlah kelompok 4.344 3.645 8.424 klp

Total target sampai tahun 2013 3.140 kelompok 8.424 klp

Tabel 6 : Rincian Target Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Mandiri di Kawasan Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil (Orang)

Orang/Kegiatan Target dalam Renstra

Tahun sebelumnya Tahun 2012 2013

Nasabah LKM Grameen 608 orang 500 orang 4.548 orang

Nasabah LKM PEMP 2000 orang 1000 orang 30.210 orang

Regenerasi nelayan 95 orang

TTG 52 orang

Jumlah nasabah 2608 orang 1500 orang 34.905 orang

Total target sampai 2013 5.608 orang 34.905 orang

19

Tabel 7 : Rincian Sarana Usaha Mikro yang Beroperasi di Kawasan Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil (Unit)

Target produksi garam tiap tahun dilakukan penghitungan secara non

akumulatif, artinya target tiap tahun dihitung secara mandiri (tersendiri). Untuk target

produksi garam tahun 2013 adalah 545.000 ton, sedangkan realisasi hingga desember

2013 telah tercapai sebanyak 1.163.607,54 ton. Sehingga terjadi surplus produksi

yakni sebesar 213,5 % dari target yang ditentukan.

Pemberdayaan merupakan usaha – usaha sadar yang bersifat terencana,

sistematik, dan berkesinambungan untuk membangun kemandirian social, ekonomi,

dan politik masyarakat nelayan dengan mengelola potensi sumberdaya yang mereka

miliki untuk mencapai kesejahteraan social yang bersifat berkelanjutan ( Kusnadi,

2009).

Menyimak definisi diatas, maka pemberdayaan tidak bisa dilakukan secara

instan. Pemberdayaan membutuhkan usaha yang terencana dan berkesinambungan,

yang umumnya dilakukan selama 2 sampai 3 tahun. Oleh sebab itu, Direktorat

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha merasa perlu untuk

mendefinisikan indikator kinerja di tiap tahun pelaksanaan kegiatan untuk mencapai

kemandirian kelompok.

Unit/Kegiatan Target dalam Renstra

Tahun sebelumnya Tahun 2012 2013

LKM Grameen 12 unit 10 unit

LKM LEPP-M3 94 unit

SPDN 38 unit 50 unit 46 unit

Jumlah 50 unit 60 unit

Total target sampai 2013 85 unit 140 unit

20

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja menggambarkan kinerja yang dicapai selama tahun 2013

melalui pengukuran kinerja yang digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan

dalam pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan sasaran, target dan realisasi

yang hendak dicapai. Berdasarkan indikator kinerja dan target sasaran yang telah

ditetapkan dalam Renstra Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan

Pengembangan Usaha tahun 2010-2014.

3.1. Capaian Kinerja

Pelaksanaan suatu kinerja akan nilai baik atau buruk jika dilakukan pengukuran

terhadap kinerja yang telah dikerjakan. Pengukuran kinerja dilakukan bertujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan dari kinerja yang telah dilakukan terhadap

perencanaan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja dilakukan dengan rumus

sebagai berikut :

Realisasi : Semakin tinggi realisasi menunjukkan capaian yang semakin baik % capaian = Realisasi x 100%

Rencana

Indikator 1. Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat per KK/bulan (per

musim)

Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat dihitung berdasarkan jumlah

pendapatan petambak garam per Kepala Keluarga selama musim panen dibagi lama

bulan produksi. Atau dengan dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai

berikut:

((A x C) + (B x D)) – E F x G

Keterangan : A = jumlah produksi garam KP1

B = Jumlah produksi garam KP2 C = Harga garam KP1 D = Harga garam KP2

21

E = Total biaya produksi F = Jumlah bulan dalam masa produksi

G = Jumlah petambak garam

Target rata-rata pendapatan petambak garam pada tahun 2013 adalah sebesar

Rp.1.800.000, namun setelah melakukan perhitungan hingga akhir tahun 2013

ternyata rata-rata pendapatan petambak garam mengalami peningkatan yakni hingga

mencapai Rp. 2.821.870,24. Adapun untuk lebih jelasnya perhitungan rata-rata

pendapatan petambak garamdi 42 kabupaten/kota penerima PUGAR dapat dilihat

pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Data rata-rata Pendapatan Petambak Garam

No Kabupaten/Kota

Pendapatan Rata-Rata

Sebelum /2012 2013

1 Aceh Utara 1.189.800 2.479.632,45

2 Aceh Timur 1.493.000 1.073.451,78

3 Aceh Besar 507.261,90

4 Pidie 8.616.659,68

5 Cirebon 5.250.000 1.058.632,10

6 Indramayu 3.896.250 6.477.813,76

7 Karawang 1.876.838,60

8 Brebes 2.788.790 3.585.075,61

9 Jepara 2.275.000 5.116.284,27

10 Demak 2.500.000 3.952.718,99

11 Rembang 10.234.307,24

12 Pati 650.000 4.496.342,99

13 Tuban 2.566.000 4.446.026,23

14 Lamongan 3.900.000 4.080.371,35

15 Pasuruan 1.712.500 13.449.788,54

16 Kota Pasuruan 5.149.941,99

17 Gresik 850.000 6.475.645,42

18 Probolinggo 2.200.000 4.232.742,14

19 Kota Surabaya 3.918.308,55

20 Pamekasan 2.434.056,60

21 Sampang 3.310.625 9.054.546,75

22 Sumenep 2.656.511,80

23 Bangkalan 7.512.100 5.667.902,28

24 Karangasem 1.755.525,03

22

25 Buleleng 4.486.545 1.766.554,63

25.129.629 4.539.597,97

26 Bima 11.000.000 225.139,48

27 Sumbawa 7.760.000 1.317.300,72

28 Kota Bima 600.000 5.628.873,40

29 Lombok Timur 975.000 10.162.674,24

30 Lombok Barat 1.323.809,26

31 Lombok Tengah 276.986,46

32 Nagekeo - 975.038,76

33 Ende 1.108.207,55

34 TTU 750.000 2.809.929,08

35 Kupang 887.721,89

36 Alor 650.000 1.487.209,28

37 Sumba Timur 700.000 134.688,81

38 Manggarai 237.045 12.694.296,88

39 Kota Palu 450.000 1.459.065,86

40 Jeneponto 1.900.000 1.707.536,67

41 Pangkep 600.000 799.668,79

42 Takalar 550.000 2.479.632,45

Pendapatan Rata-rata 2.330.530,57 3.859.540,14

Pendapatan rata-rata petambak/bulan 2.856.053,70

Sumber: Tim Pokja PUGAR Dit PMPPU

Hasil perhitungan pendapatan rata-rata petambak garam secara nasional

diperoleh sebesar Rp 2.856.053,70,- per bulan selama musim panen. Perhitungan

jumlah pendapatan petambak garam/bulan dibuat dengan asumsi rata-rata luas lahan

garam setiap petambaka adalah 0,74 hektar, di mana nilai Rp 3.859.540,14 adalah

rata-rata pendapatan tambak garam per hektar. Namun apabila dilihat dari kondisi

pendapatan di kabupaten/kota terlihat ada yang mengalami peningkatan dan ada

yang mengalami penurunan bila dibandingkan pendapatan sebelum tahun 2012.

Tingkat pendapatan sangat dipengaruhi oleh lamanya masa produksi , dimana untuk

tahun 2013 karena adanya anomali cuaca, maka lama masa produksi rata-rata

KUGAR di 42 kabupaten/kota adalah selama 1,5 bulan, bandingkan dengan tahun

2012 selama 4,5 bulan. Dari hasil pendataan, peningkatan pendapatan KUGAR pada

kabupaten/kota terlihat pada Tabel 9 diatas.

23

Indikator 2. Pertumbuhan PDB perikanan (%)

Indikator pertumbuhan PDB Perikanan merupakan Total pendapatan sektor

perikanan yang diterima oleh faktor – faktor produksi sektor perikanan dalam kegiatan

proses produksi perikanan di suatu negara selama satu periode (satu tahun). Nilai

PDB Perikanan ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dimana

penghitungannya didapat dari rumus:

PDB = C + G + I + (E-I)

C : Pengeluaran rumah tangga perikanan(C)

G : Pengeluaran pemerintah di bidang perikanan(G)

I : Pengeluaran investasi di bidang perikanan(I)

E-I : + (ekspor perikanan – impor perikanan)

Capaian IKU ini tidak dihitung karena IKU pengukuran PDB tidak berkaitan

dengan Target Kinerja Direktorat PMPPU.

Indikator 3. Jumlah produksi garam rakyat (ton)

Jumlah produksi garam rakyat dihitung dengan melakukan penjumlahan total

produksi garam yang dihasilkan oleh kelompok usaha garam rakyat selama masa

panen.

Hasil penetapan target kinerja tahun 2013 pada awalnya produksi garam rakyat

diharapkan mencapai 3,3 juta ton. Produksi garam ini sangat bergantung pada kondisi

cuaca di masing-masing lokasi Kabupaten/kota. BMKG menyebutkan bahwa selama

tahun 2013 musim panas hanya berlangsung kurang lebih selama 1 bulan, sehingga

target yang ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan juga mengalami

penurunan yang sangat drastis, target tersebut kemudian direvisi menjadi 545.000

ton. Namun pada saat selesai musim panen (akhir tahun 2013), ternyata jumlah

produksi garam telah mencapai 1.163.607,54 ton atau naik sebesar 213,5% dari target

yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya, jumlah produksi garam di masing-masing

kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel 9. Hasil produksi tersebut, jauh lebih kecil dari

jumlah produksi pada tahun 2012 yang mencapai 2.020.209,7 ton.Walaupun demikian

jumlah produksi tersebut tidak bisa dianggap kegagalan program, karena memang

produksi garam sangat bergantung pada alam.

24

Tabel 9. Jumlah Produksi Garam rakyat dan Luas Lahan Produksi

No Kabupaten/Kota Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton)

PUGAR s/d 2013 NON PUGAR TOTAL PUGAR NON PUGAR TOTAL

1 Aceh Utara 14,61 - 14,61 2.261,50 93,50 2.355,00

2 Aceh Timur 9,66 - 9,66 221,47 - 221,47

3 Aceh Besar 40,00 110,00 150,00 135,33 24,00 159,33

4 Pidie 22,49 6,25 28,74 3.090,11 188,50 3.278,61

5 Karawang 245,25 - 245,25 1.283,84 - 1.283,84

6 Cirebon 4.073,55 200,00 4.273,55 184.046,00 - 184.046,00

7 Indramayu 2.563,16 54,00 2.617,16 36.100,28 - 36.100,28

8 Brebes 650,00 15,00 665,00 13.655,00 757,80 14.412,80

9 Demak 585,81 506,65 1.092,46 18.760,92 1.266,00 20.026,92

10 Jepara 752,51 - 752,51 14.961,50 - 14.961,50

11 Pati 2.828,90 - 2.828,90 121.609,57 - 121.609,57

12 Rembang 1.519,24 217,52 1.736,76 107.121,09 - 107.121,09

13 Tuban 267,94 - 267,94 16.489,00 - 16.489,00

14 Lamongan 371,50 - 371,50 10.880,00 - 10.880,00

15 Kota Surabaya 687,72 782,53 1.470,25 29.760,58 32.874,89 62.635,47

16 Gresik 127,51 24,69 152,20 3.729,37 419,75 4.149,12

17 Pasuruan 244,73 - 244,73 10.592,52 - 10.592,52

18 Kota Pasuruan 127,90 - 127,90 3.764,20 - 3.764,20

19 Probolinggo 378,86 - 378,86 11.515,00 - 11.515,00

20 Bangkalan 153,80 6,00 159,80 4.994,81 122,00 5.116,81

21 Sampang 3.208,00 - 3.208,00 169.960,00 - 169.960,00

22 Pamekasan 912,77 1.092,56 2.005,33 48.703,47 28.890,00 77.593,47

23 Sumenep 2.136,20 - 2.136,20 118.227,97 - 118.227,97

24 Karangasem 10,42 - 10,42 578,75 - 578,75

25 Buleleng 33,48 116,52 150,00 943,57 2.786,00 3.729,57

26 Bima 500,52 1.232,48 1.733,00 57.529,15 38.963,31 96.492,46

25

27 Sumbawa 99,51 - 99,51 665,89 - 665,89

28 Kota Bima 40,00 - 40,00 1.472,50 - 1.472,50

29 Lombok Timur 195,57 48,73 195,57 11.720,19 1.385,63 13.105,82

30 Lombok Barat 143,70 - 154,75 5.754,37 - 5.754,37

31 Lombok Tengah 53,90 4,14 58,04 965,28 6,12 971,40

32 Nagekeo 48,10 - 48,10 215,35 - 215,35

33 Ende 22,00 - 22,00 510,40 - 510,40

34 TTU 20,00 80,00 100,00 244,04 309,30 553,34

35 Kupang 37,00 3,00 40,00 675,50 65,00 740,50

36 Alor 17,00 - 17,00 206,10 - 206,10

37 Sumba Timur 25,00 13,00 38,00 499,34 785,72 1.285,06

38 Manggarai 21,42 - 21,42 215,64 - 215,64

39 Kota Palu 18,00 - 18,00 1.251,30 - 1.251,30

40 Jeneponto 445,67 364,33 810,00 14.858,73 8.015,00 22.873,73

41 Pangkep 389,40 282,60 672,00 6.769,80 5.182,47 11.952,27

42 Takalar 165,03 - 165,03 4.533,13 - 4.533,13

TOTAL 24.207,83 5.160,00 29.367,82 1.041.472,55 122.134,99 1.163.607,54

Sumber: Tim Pokja PUGAR Dit PMPPU

26

Indikator 4. Jumlah pelaku usaha mikro yang mandiri di kawasan pesisir dan

pulau-pulau kecil

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 terhadap satuan kelompok

adalah 3.140 kelompok usaha yang mandiri di kawasan pesisir pulau–pulau kecil.

Penetapan target kinerja dihitung selama tahun anggaran berjalan dan bukan

merupakan kumulatif dari tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan pada awal tahun

2013 terjadi perubahan dalam penetapan indikator kinerja yang harus sesuai dengan

target Balanced Score Card (BSC). Sehingga hasil capaian pelaksanaan kegiatan

untuk tahun 2013 diperoleh dari penjumlahan kelompok dari kegiatan regenerasi

nelayan, kelompok teknologi tepat guna (TTG), kelompok IFAD, kelompok pengelola

SDPN, kelompok Pengembangan Usaha, kelompok pengelola kedai pesisir, kelompok

Grameen pesisir, kelompok koperasi LEPP-M3, kelompok dari LPDB dan Non LPDB,

kelompok PNPM Mandiri (tahun 2010), kelompok usaha garam rakyat (tahun 2011

dan 2012), dan kelompok perempuan pesisir yakni sebanyak 8.424 kelompok.

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 terhadap satuan orang adalah

5.608 orang pelaku usaha yang mandiri di kawasan pesisir pulau – pulau kecil. Dari

hasil pelaksanaan kegiatan diperoleh capaian jumlah orang/nasabah sampai saat ini

sebanyak 34.905 orang, yang dihitung dari penjumlahan nasabah Grameen sebanyak

4.548 orang, nasabah Koperasi LEPP-M3 30.210 orang, anggota kelompok TTG 52

orang dan anggota kelompok regenerasi nelayan 95 orang. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dari Tabel berikut.

Tabel 10. Jumlah Pelaku Usaha Mikro yang Beroperasi di Kawasan Pesisir

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

Jumlah usaha mikro yang mandiri di

kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil

3.140 kelompok/

5.608 orang

8.424 kelompok/

34.905 orang

268 %

592 %

1. Regenerasi Nelayan 14 kelompok/

95 orang

2. Teknologi Tepat Guna 5 kelompok/

52 orang

3. Perempuan Pesisir 20 kelompok

27

4. PNPM Mandiri 2000 kelompok

5. Usaha Garam Rakyat 5.101 kelompok

6. Grameen Bank 943 kelompok/

4.548 orang

7. Koperasi LEPP-M3 30.210 orang

8. Kelompok dari LPDB dan Non LPDB 36 kelompok

9. IFAD 207 kelompok

10. Pengembangan Usaha 12 kelompok

11. SPDN 46 kelompok

12. Kedai Pesisir 40 kelompok

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa target jumlah pelaku usaha mikro yang

beroperasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil telah tercapai, bahkan telah

melebihi dari target yang ditetapkan, yakni sebesar 268% untuk jumlah kelompok dan

592% untuk jumlah anggota. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat pesisir sangat

antusias terhadap program-program yang diadakan oleh pemerintah pusat, salah

satunya terlihat dari jumlah nasabah dari koperasi LEPP-M3 dan Grameen Bank yang

cukup tinggi.

Indikator 5. Jumlah sarana usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan

pulau – pulau kecil.

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 terhadap satuan unit sarana

usaha mikro adalah 85 unit sarana usaha mikro yang beroperasi. Dari hasil

pelaksanaan kegiatan diperoleh capaian jumlah unit yang beroperasi di tahun 2013

untuk Koperasi LEPP-M3 yakni sebanyak 94 unit, dan untuk usaha SPDN sebanyak

46 unit sehingga total capaian sarana usaha mikro yang beroperasi selama tahun 2013

sebanyak 140 unit atau meningkat sebesar 164% dari target yang ditetapkan.

Tabel 11. Jumlah Sarana Usaha Mikro yang beroperasi

Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

Jumlah sarana mikro

yang mandiri di kawasan

pesisir dan pulau-pulau

85 unit 140 unit 164%

28

kecil

Koperasi LEPP-M3 94 unit

SPDN 46 unit

Indikator 6. Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam

rakyat/ PUGAR (kelompok)

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 terhadap jumlah kelompok yang

menerima bantuan pemberdayaan usaha garam rakyat (PUGAR) adalah sebesar

3.347 kelompok. Dari hasil pelaksanaan kegiatan selama tahun 2013, didapat bahwa

jumlah kelompok yang menerima bantuan PUGAR sebanyak 3.521 kelompok, atau

meningkat sebesar 105% dari target yang ditetapkan.

Tabel 12. Jumlah Kelompok PUGAR

NO KABUPATEN/

KOTA

Target Tahun 2013 Realisasi

Jumlah kelompok

BLM 2013 (Rp.)

Kelompok Penerima BLM

Jumlah % dari Total

1 Bima 134 2.612.500.000 108 80,60%

2 Sumenep 240 3.600.000.000 367 152,92%

3 Buleleng 36 825.000.000 35 97,22%

4 Lombok Barat 53 1.000.000.000 27 50,54%

5 Lombok Tengah 14 362.500.000 21 150,00%

6 Kota Bima 22 537.500.000 28 127,27%

7 Lombok Timur 55 850.000.000 54 99,08%

8 Kota Pasuruan 17 400.000.000 20 117,65%

9 Pangkep 62 1.375.000.000 74 119,35%

10 TTU 15 375.000.000 14 93,33%

11 Nagekeo 34 800.000.000 25 73,53%

12 Takalar 81 1.287.500.000 117 144,44%

29

13 Kota Palu 22 462.500.000 22 100,00%

14 Aceh Timur 8 323.500.000 21 262,50%

15 Aceh Utara 17 400.000.000 30 176,47%

16 Pidie 10 500.000.000 16 160,00%

17 Demak 53 1.000.000.000 71 133,96%

18 Cirebon 272 4.187.500.000 397 145,96%

19 Jepara 58 1.000.000.000 66 113,79%

20 Aceh Besar 10 500.000.000 14 140,00%

21 Indramayu 270 4.012.500.000 271 100,37%

22 Brebes 61 987.500.000 83 136,07%

23 Karawang 40 685.000.000 49 123,12%

24 Karangasem 32 587.500.000 38 118,75%

25 Probolinggo 54 1.000.000.000 64 118,96%

26 Lamongan 47 962.500.000 54 114,89%

27 Rembang 274 2.825.000.000 244 89,05%

28 Pasuruan 17 400.000.000 25 147,06%

29 Pati 396 5.237.500.000 187 47,22%

30 Bangkalan 31 575.000.000 31 100,00%

31 Manggarai 23 475.000.000 19 0,00%

32 Tuban 40 687.500.000 48 120,00%

33 Sumba Timur 24 487.500.000 24 100,00%

34 Sumbawa 14 362.500.000 23 164,29%

35 Gresik 16 387.500.000 17 106,25%

36 Jeneponto 88 2.736.000.000 217 246,59%

37 Pamekasan 251 3.600.000.000 190 75,70%

30

38 Sampang 333 3.795.400.000 297 89,19%

39 Kupang 23 475.000.000 14 60,87%

40 Ende 27 712.500.000 22 81,48%

41 Kota Surabaya 53 1.125.000.000 58 109,43%

42 Alor 20 437.500.000 19 95,00%

Total 3.347 54.952.400.000 3.521 105,21%

Sumber: Tim Pokja PUGAR Dit PMPPU

Indikator 7. Jumlah tenaga kerja baru di bidang pergaraman pada PUGAR

(orang)

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 terhadap tenaga kerja baru di

bidang pergaraman adalah 16.400 orang, Namun, hingga tahun anggaran berjalan

ternyata jumlah tenaga kerja di bidang pergaraman mengalami peningkatan yang

cukup signifikan yakni sebesar 35.210 orang. Dengan asumsi bahwa setiap kelompok

PUGAR terdiri dari 10 orang, sehingga dengan jumlah kelompok PUGAR tahun 2013

sebanyak 3.521, maka jumlah tenaga kerja baru yang terserap mencapai 35.210

orang.

Indikator 8. Jumlah Wirausaha Baru di Pesisir (orang)

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk wirausaha baru di pesisir

sebanyak 50 orang. Dengan asumsi wirausaha baru berasal dari penambahan

anggota Koperasi Grameen dan KUR dan penambahan anggota dari pengelola SPDN

dan IFAD.

Dari hasil pelaksanaan kegiatan selama tahun 2013, jumlah wirausaha baru di

pesisir telah tercapai sebanyak 132 orang, atau meningkat sebanyak 264% dari target

yang telah ditetapkan.

31

Indikator 9. Jumlah unit LKM Grameen yang terfasilitasi pendiriannya

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk jumlah unit LKM

Grameen yang terfasilitasi pendiriannya adalah sebanyak 10 unit. Dan dari target yang

telah ditetapkan sebelumnya, LKM Grameen yang terbentuk untuk tahun 2013

sebanyak 10 unit atau 100% sesuai dengan target.

Indikator 10. Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk

modernisasi sistem produksi garam

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk jumlah rekomendasi

inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam adalah 3

buah rekomendasi, namun selama tahun 2013 hanya 2 rekomendasi yang berhasil

diterapkan di lokasi garam, hal ini dikarenakan cuaca yang kurang mendukung untuk

pemanfaatan teknologi yang direkomendasikan. Sehingga banyak petambak yang

tidak berani menggunakaan teknologi yang telah direkomendasikan untuk peningkatan

produksi garam di lokasi tambaknya, dan tetap memilih menggunakan teknologi yang

masih tradisional.

Indikator 11. Jumlah kebijakan publik bidang PMPPU

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk jumlah kebijakan publik

bidang PMPPU adalah sebanyak 4 buah. Sedangkan pada pelaksanaannya hingga

akhir tahun 2013 telah terbentuk 6 buah kebijakan publik, yakni kebijakan dalam

petunjuk pelaksanaan Teknologi Tepat Guna (TTG), Petunjuk pelaksanaan kegiatan

Regenerasi Nelayan, Petunjuk Pelaksanaan Teknologi Ulir Filtrasi (TUF), Petunjuk

Pelaksanaan Biofilter, Pedoman Umum Kredit Usaha Rakyat, dan Pedoman Teknis

SPDN (Solar Packed Dealer Nelayan).

Indikator 12. Persentase jumlah produksi garam rakyat kualitas produksi (KP1)

dibandingkan dengan total produksi (%)

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk persentase jumlah

produksi garam rakyat kualitas produksi (KP1) dibanding total produksi adalah 30% :

32

70%. Sedangkan pada pelaksanaannya hingga akhir tahun 2013 telah tercapai

sebesar 32% : 68%.

Indikator 13. Jumlah koperasi pesisir yang terfasilitasi akses permodalannya

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk jumlah koperasi pesisir

yang terfasilitasi akses permodalannya adalah 10 unit. Sedangkan pada

pelaksanaannya hingga akhir tahun 2013 telah terbentuk 36 unit koperasi yang telah

terfasilitasi permodalannya.

Indikator 14. Jumlah unit usaha baru yang terfasilitasi pengembangan usahanya

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk jumlah unit usaha baru

yang terfasilitasi pengembangan usahanya adalah 12 unit. Sedangkan pada

pelaksanaannya hingga akhir tahun 2013 telah terbentuk 12 unit usaha baru yang

terfasilitasi pengembangan usahanya

Indikator 15. Luasan tambak garam yang dikelola (Ha)

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk luasan tambak garam

yang dikelola adalah sebesar 22.043 hektar. Sedangkan pada pelaksanaannya hingga

akhir tahun 2013 telah terbentuk sebanyak 24.207,83 hektar tambak dari 42

kabupaten/Kota penerima bantuan PUGAR.

Indikator 16. Persentase luas lahan yang menggunakan inovasi teknologi

dibanding total lahan PUGAR

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk persentase luas lahan

yang menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan PUGAR adalah 20%,

namun selama tahun 2013 hanya 0,2 % luas lahan yang menggunakan inovasi

teknologi, hal ini dikarenakan cuaca yang tidak mendukung untuk pemanfaatan

teknologi yang direkomendasikan. Sehingga banyak petambak yang tidak berani

menggunakaan teknologi yang telah direkomendasikan untuk peningkatan produksi

garam di lokasi tambaknya, dan tetap memilih menggunakan teknologi yang masih

tradisional.

33

Indikator 17. Jumlah lembaga sosial budaya yang melakukan pemberdayaan

masyarakat pesisir

Hasil penetapan target kinerja pada tahun 2013 untuk jumlah lembaga sosial

budaya yang melakukan pemberdayaan masyarakat pesisir adalah 30 buah. Dan

pada pelaksanaannya hingga akhir tahun 2013 lembaga yang telah melakukan

pemberdayaan sebanyak 30, atau sesuai dengan target yang ditetapkan.

Secara ringkas pencapaian indikator kinerja Direktorat Pemberdayaan

Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha tahun 2013, disajikan dalam tabel

berikut.

Tabel 13. Data Capaian Indikator Kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

dan Pengembangan Usaha Tahun 2013

SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET

TAHUN 2013

REALISASI*) %

STAKEHOLDER PERSPECTIVE

1

Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan

1. Rata-rata pendapatan petambak garam rakyat per KK/bulan (per musim)

Rp.1,800,000 Rp.

2.856.053,70

156

2. Pertumbuhan PDB Perikanan (%)

7 7 100

CUSTOMER PERSPECTIVE

2

Meningkatnya ketersediaan produk Kelautan dan Perikanan yang bernilai tambah

3. Jumlah produksi garam rakyat (Jt Ton)

0,545 1.163.607,54 213,5

3 Meningkatnya kemandirian masyarakat KP3K

4. Jumlah pelaku usaha mikro yang mandiri di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (kelompok/orang)

3.140 klp / 5.608 orang

8.424 klp/

34.905 orang

268 /

622

5. Jumlah sarana usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)

85 140 164,7

6. Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam rakyat/PUGAR (kelompok)

3.347 3.521 105,2

4 Meluasnya kesiapan masyarakat untuk usaha

7. Jumlah tenaga kerja di bidang pergaraman pada

16.400 35.210 214,7

34

SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET

TAHUN 2013 REALISASI*) %

dan kesempatan kerja di bidang KP

PUGAR (orang)

8. Jumlah wirausaha baru di pesisir (orang)

50 132 264

9. Jumlah unit LKM Grameen yang terfasilitasi pendiriannya

10 10 100

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

5 Tersedianya kebutuhan inovasi teknologi hasil litbang untuk modernisasi sistem produksi garam

10. Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam

3 2 66,7 %

6 Tersedianya kebijakan di bidang PMPPU

11. Jumlah kebijakan publik bidang PMPPU

4 8 200

7 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi KP, pengolahan, dan pemasaran produk KP yang optimal dan bermutu

12. Persentase jumlah produksi garam rakyat kualitas produksi (KP1) dibandingkan total produksi (%)

30 : 70 32 : 68 106,67

13. Jumlah koperasi pesisir yang terfasilitasi akses permodalannya

10 36 360

14. Jumlah unit usaha baru yang terfasilitasi pengembangan usahanya

12 12 100

8 Meningkatnya pemanfaatan ekonomi wilayah laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil secara terpadu dan berkelanjutan

15. Luasan tambak garam yang dikelola (Ha)

22.043 24.207,83 109,8

16. Persentase luas lahan yang menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan PUGAR (%)

20 0,2 1

9 Terfasilitasinya lembaga masyarakat KP3K dalam mendukung upaya kemandirian berbasis sosial budaya

17. Jumlah lembaga sosial budaya yang melakukan pemberdayaan masyarakat pesisir

30 30 100

LEARN & GROWTH PERSPECTIVE

10 Tersedianya SDM Dit. PMPPU yang kompeten dan profesional

18 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon III dan IV Dit. PMPPU (%)

60 60 100

11

Tersedianya informasi di Dit. PMPPU yang valid, handal dan mudah diakses

19 Service Level Agreement Dit. PMPPU (%)

70 70 100

35

SASARAN STRATEGIS URAIAN IKU TARGET

TAHUN 2013 REALISASI*) %

12 Terwujudnya good governance & clean government di Dit. PMPPU

20. Jumlah rekomendasi aparat pengawas internal dan eksternal (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi Dit. PMPPU (%)

100 100 100

21. Tingkat Kualitas Akuntabilitas Kinerja Dit. PMPPU

Nilai AKIP A Nilai AKIP A 100

22. Nilai Inisiatif Anti Korupsi Dit. PMPPU

7,5 7,5 100

23. Nilai Penerapan RB Dit. PMPPU

75 75 100

13 Terkelolanya anggaran Dit. PMPPU secara optimal

24. Persentase penyerapan DIPA Dit. PMPPU (%)

>95 >92,04 96,88

*) Catatan : angka realisasi 2013 tersebut masih merupakan angka sementara

Berdasarkan data capaian indikator kinerja tahun 2013, terlihat bahwa 3 (tiga)

indikator kinerja Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan

Usaha masih belum mencapai target yang diharapkan, yaitu pada indikator 10, 12 dan

indikator 16. Sementara indikator yang lain telah memenuhi target, bahkan melampaui

dari target yang ditetapkan.

3.4. Akuntabilitas Keuangan

Anggaran yang dikelola langsung oleh Direktorat Pemberdayaan Masyarakat

Pesisir dan Pengembangan Usaha pada tahun 2013 adalah sebesar Rp

43.485.656.000,-. Pada akhir tahun 2013 dana yang terserap sebesar Rp.

40.025.880.452,- atau 92,04% dari pagu anggaran terakhir, dengan sisa dana yang

tidak terserap sebanyak Rp 3.459.7756.548,- (7,96 %).

Sedangkan anggaran total yang masuk dalam IKU/Tapja Direktorat Pemberdayaan

Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, baik yang dikelola oleh staf Direktorat

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, untuk Program

PUIGAR, Proyek pembangunan Masyarakat Pesisir (CCDP-IFAD) yang merupakan

Staker tersendiri, maupun dalam bentuk Tugas Perbantuan (TP), dan Dekonsentrasi

36

adalah sebanyak Rp 184.598.152.000,-. Sementara realisasi dari anggaran tersebut

adalah Rp 167.224.804.270,- atau 90,59%.

Apabila ditinjau dari target dan realisasi anggaran pada berdasarkan indikator

kinerja Tahun 2013, dapat dilihat pada tabel berikut:

NO KEGIATAN/INDIKATOR KINERJA PAGU REALISASI %

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, meliputi:

184.598.152.000 167.224.804.270 90,59

1 TP PUGAR, Subdit SBM, Subdit AI (IKU1, IKU 3, IKU 8, IKU 13, IKU 14, IKU 21, IKU 22, IKU 23)

95.517.500.000 92.657.103.470 97,0054

IKU 1. Rata-rata pendapatan petambak garam

per KK/bulan (permusim)

IKU 3. Jumlah produksi garam rakyat

IKU 8. Jumlah kelompok yang menerima pemberdayaan usaha garam rakyat/PUGAR (kelompok)

IKU 13. Jumlah tenaga kerja (baru) di bidang pergaraman (orang) pada PUGAR

IKU 14. Jumlah rekomendasi inovasi teknologi yang dibutuhkan untuk modernisasi sistem produksi garam

IKU 21. Persentase jumlah produksi garam rakyat Kualitas Produksi (KP1) dibandingkan total produksi

IKU 22. Luasan tambak garam yang dikelola

IKU 23. Persentase luas lahan yang menggunakan inovasi teknologi dibanding total lahan pugar

2 Subdit AP, Subdit PU, CCDP IFAD, Dekon (IKU 6, IKU 7)

89.080.652.000 74.995.664.040

84,188

IKU 6. Jumlah pelaku usaha mikro yang mandiri di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil

IKU 7. Jumlah sarana usaha mikro yang beroperasi di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil (unit)

Penggabungan beberapa indikator pada 2 bagian seperti tabel di atas, dilakukan

karena pada kegiatan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan

Usaha tidak dapat dipisah-pisahkan. Masing-masing IKU pada SubDirektorat ataupun

proyek/kegiatan lainnya saling berkaitan. Masing-masing Sub Direktorat/kegiaan di atas

mempunayi tujuan yang hampir sama, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat

target/sasaran, namun dalam bentuk jenis kegiatan yang berbeda.

37

BAB IV. PENUTUP

Demikian laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dari direktorat

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha ini kami sampaikan.

Semoga laporan ini dapat dijadikan acuan untuk mewujudkan kinerja yang lebih baik di

tahun mendatang.