K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

25
Tujuan, Nilai, Fondasi Sistem & Perkembangan Paradigma Perpajakan Yang Demokratis K-4 1

description

Tujuan, Nilai, NPS dalam Perpajakan

Transcript of K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

Page 1: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

Tujuan, Nilai, Fondasi Sistem

& Perkembangan

Paradigma

Perpajakan Yang DemokratisK-4

1

Page 2: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

ISI PERKULIAHAN

Tujuan dan Nilai Perpajakan dalam Negara

Bangsa

Fondasi Sistem Perpajakan Demokratis

Perkembangan Paradigma Perpajakan sebagai

Instrumen Demokratisasi

2

Page 3: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

publik

CITIZEN

Pembayar

Pajak &

RetribusiKeuangan

negara

Migas

PNBP

Pengeluaran

Negara

Sumber

Keuangan

NEGARA

MEMUNGUT

kesejahteraan dan

kemandirian bangsa

dalam berbagai

aspek kehidupan

3

Page 4: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

Jumlah penduduk

Indonesia ±240 juta

orang

PAJAK-target

penerimaan pajak

Rp 1.296 triliun

Wajib pajak 26

juta orang

24 juta orang

Pribadi

2 juta

perusahaan

Wajib NPWP 46

juta orang

KEUANGAN

NEGARA

Pelayanan Masyarakat

4

Page 5: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

FENOMENA PERPAJAKAN DI

INDONESIA SAAT INI (1)Kegiatan black economy di Indonesia

diperkirakan secara kasar di atas 35%. Hal inimenyebabkan rendahnya rasio penerimaan

pajak di Indonesia.

disadari atau tidak, beban fiskal (anggaran) pemerintahsaat ini dan kedepan semakin berat, karena

menumpuknya utang luar negari (tahun 2004, 71.64 triliun) dan utang domestik (tahun 2004, 102.38 triliun) dan akhir

Juni 2014 tercatat sebesar 284,9 miliar dollar AS yang nilainya sudah sangat besar. Beban utang ini menyita

sebagian besar pengeluaran pemerintah.[

5

Page 6: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

black market economy

black market meliputi: kolusi, korupsi, kronisme, dan

nepotisme, penyelundupan ke dalam dan luar negeri,

maraknya kriminalisasi, berkembangnya bisnis narkoba dan

money laundering, meningkatnya pemalsuan dan

pembajakan, pungutan liar, pelacuran, maraknya pronografi

dan pornoaksi, dan timbulnya “geng-geng mafia” yang di

luar kontrol pemerintah, diduga sebagai penyebab

rendahnya rasio penerimaan pajak di Indonesia,

Maka harus dilakukan keputusan pemerintah untuk

mengubah kebijakan anggaran dari yang berbasis resources

ke anggaran yang berbasis pajak

6

Page 7: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

Pos pengeluaran yang akan mengalami perubahansetidaknya meliputi empat hal yakni:

1. pos pembayaran utang luar negeri,

2. pembayaran obligasi rekapitulasi dan

3. pos pengeluaran subsudi BBM serta

4. pos dana tanggap darurat untuk penanganan bencanaalam.

dari sisi penerimaan, baik pos penerimaan migas maupundiluar penerimaan migas diperkirakan juga mengalamiperubahan.

7FENOMENA PERPAJAKAN DI

INDONESIA SAAT INI (2)

Page 8: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

Penerimaan dari pajak juga akan dipengaruhi

oleh kebijakan seputar restrukturisasi

perusahaan yang meminta insentif pajak.

Dengan kondisi ruang gerak fiskal pemerintah

yang semakin terbatas, tidak ada jalan lain

kecuali melakukan inovasi pada penerimaan

dari sektor pajak.

melakukan reorientasi penguatan perpajakan

yang demokratis dan berkeadilan.

8FENOMENA PERPAJAKAN DI

INDONESIA SAAT INI (1)

Page 9: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

publik

CITIZEN

Pajak & Retribusi

Semakin besar

(sumber dana

utama Keuang

an

negaraMigas & SDA

semakin kecil

PNBP &

Partisipasi

Masyarakat

semakin besar

Pembangunan &

Pelayanan Publik

yg Good Gov,t

Pengeluaran

Negaa

Sumber

Keuangan

PEMBANGUNAN PAJAK YANG DEMOKRATIS9

Page 10: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

MEMAKSIMALKAN PENERIMAAN

PAJAK

dasar pemikiran: penentu kebijakan publik berusaha untuk memaksimalkan penerimaan pajak yang dapat

ditarik dari sektor swasta.

Namun diingatkan Buchanan dan Milton Friedmen (dalam Philippe Vitu): suatu negara yang demokratis dan

berasaskan hukum, kekuasaan untuk mengenakan pajak tidak boleh bersifat tidak terbatas, atau dengan kata lain

kekuasaan untuk mengenakan pajak harus dibatasi (limits on the taxing power) melalui undang-undang

10

Page 11: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

PRINSIP PENGENAAN PAJAK (1)

pembatasanpengenaan pajakmengacu kepada

prinsip-prinsipajaran Adam Smith yaitu:

•kemampuan membayar (equality);

•harus mempunyai kepastian hukum (certainty);

•dikenakan pada saat yang tidak menyulitkan(convenience);

•dan biaya pemungutan pajak dan pemenuhan kewajiban pajak seminimal mungkin (economy).

11

Page 12: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

PRINSIP PENGENAAN PAJAK (1) Mansury menjelaskan, prinsip certainty (kepastian) tersebut

harus dihubungkan dengan empat hal yakni :

a) harus pasti “siapa-siapa” yang harus dikenakan pajak;

b) harus pasti “apa” yang menjadi dasar untuk mengenakan

pajak;

c) harus pasti “berapa” jumlah pajak yang harus dibayar; dan

d) harus pasti “bagaimana” cara membayarnya.

Frans Vanistendael juga menyatakan: kekuasaan untuk

mengenakan pajak harus dibatasi, antara lain dengan prinsip

keadilan, kesetaraan antara pemungut dan Wajib Pajak.

Pajak harus dikenakan atas dasar kemampuan Wajib Pajak

(ability to pay) dan ketentuan pajak tidak boleh berlaku surut.

12

Page 13: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

pajak juga harus dikelola negara dengan jelas dan pasti, tidak

boleh ada keraguan dalam pengelolaan pajak,

pajak merupakan kontrak sosial antara rakyat dan negara,

pajak menjelma sebagai sarana komunikasi antara rakyat yang

memiliki sejumlah kelebihan harta dengan komponen

masyarakat lain yang akan memperoleh keadilan ekonomi

melalui lembaga negara.

rakyat selalu menjadi bagian dari pengelolaan negara, artinya

negara dapat tegak oleh karena adanya rakyat dan rakyat

membutuhkan negara untuk mengatur dan mengelola kehidupan

menjadi lebih bermoral dan beradab.

13PRINSIP PENGENAAN PAJAK (2)

Page 14: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

Hak dan Kewajiban masyarakat

dalam perpajakan yang demokratis

Kajian pajak terdapat adagium: “no tax representation” yang artinya tiadaperwakilan (di perlemen dalam kegiatan politik) tanpa membayar pajak. Adagium ini mencoba mencari benang merah antara kegiatan demokrasi

dengan hak untuk pembayar pajak.

Bila masyarakat ingin berdemokrasi dengan baik dan melaksanakan hak-hak politiknya, biaya demokrasi yang terjadi karena kegiatan dimaksud

harus dapat ditutupi dari pembayaran pajak dari masyarakat.

Adagium ini dapat dijelaskan dengan suatu persepsi bahwa negaramempunyai kewenangan memungut pajak dari rakyat yang dijalankan

menurut aturan dan norma yang telah ditentukan secara bersama melaluiproses politik oleh wakil rakyat dan pemerintah.

14

Page 15: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

pemerintah yang sah adalah memperoleh legitimasi politik dari rakyat(rakyat memberikan persetujuan politik kepada rezim yang berkuasa)

legitimasi yang telah diberikan rakyat, mengharuskan negaramenunaikan kewajibannya memberikan jaminan sosial yang adil

kepada rakyat, melindungi yang lemah dan membatasi yang kuatsebagai untuk mewujudkan suatu keteraturan sosial.

pemerintah yang berhak memungut pajak kepada rakyat berkewajibanmelindungi yang lemah dan membatasi dominasi yang kuat. Pajak

menjadi alat bagi negara untuk menciptakan keseimbangan sosial yang merata, sekalipun bersifat relatif dan temporal.

Secara substansi, demokrasi mengandung makna kesetaraan dan partisipasi.

15Hak dan Kewajiban masyarakat dalam

perpajakan yang demokratis (2)

Page 16: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

Perwujudan Demokratisasi Dalam

Pengelolaan Pajak Harus Mencakup Hal-

hal Sbb: Terdapatnya mekanisme perpajakan yang dapat mengatasi

konflik kepentingan antara wajib pajak dan pemerintah;

Adanya ruang yang memadai bagi partisipasi masyarakat dalam

proses pembuatan kebijakan perpajakan;

Terdapatnya perundang-undangan perpajakan yang

mencerminkan adanya kesetaraan hukum antara wajib pajak

dan pemerintah; dan

Terdapatnya perubahan pemusatan kekuasaan dari penguasa

kepada rakyat yang ditandai oleh adanya akses masyarakat

terhadap pengawasan pengelolaan uang pajak.

16

Page 17: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

The Old Public Administration

Diskursus tentang Administrasi Publik Klasik,

fokusnya ada pada lembaga birokrasi.

Birokrasi tipe ideal organisasi untuk pemerintah

modern untuk melaksanakan tugas-tugas yang

besar dan luas secara terspesialisasi oleh system

administrasi aparatur pemerintah.

Birokrasi biang keladi berbagai macam penyakit

birokrasi )patologi birokrasi)

17

Page 18: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

Inefisiensi menjadi akar masalah dalam

pelaksanaan fungsi-fungsi yang ada dalam

birokrasi

Paradok Birokrasi: dibentuk untuk menciptakan

efisiensi, ternyata menjadi “sarang” in efisiensi.

Maka Frederikson mempertanyakan efektif dan

efisien untuk siapa?

18The Old Public Administration

Page 19: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

Paradigma The Old Public

Administration (OPA)-1

A. Paradigma dikhotomi politik-administrasi, dengan 2 (dua)

kunci pokok memisahkan politik dan administrasi:

1) Politik berbeda dengan administrasi

2) Politik adalah area pengambilan kebijakan publik.

Pejabat politik bertanggung jawab mengartikulasi

kepentingan publik dan memformulasikannya menjadi

sebuah produk kebijakan.

3) Pimpinan dalam setiap level organisasi harus mampu

menata struktur dan strategi organisasi agar dapat

mencapai tujuan yang efektif dan efisien.

19

Page 20: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

Paradigma The Old Public

Administration (OPA)-2

OPA masih menggunakan prinsip-prinsip manajemen-scientific

management (F W Taylor, Luther Gulick, dsb., dimana

administrasi Negara harus berorientasi secara ketat terhadap

penggunaan sumber daya secra efektif and efisien).

B. OPA melihat manusia rasional (Herbert A. Simon)

C. Teori Pilihan Publik (public choice): Manusia

merupakan individu yang rasional, menginginkan

terpenuhinya kebutuhan pribadi dan

memaksimalkan keuntungan/manfaat

20

Page 21: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

Paradigma The New Public

Management (1)

Paradigma dengan pendekatan geneologi dan ideology neoliberalisme, karena menganjurkan pelepasan fungsi-fungsi pemerintah kepada sektor swasta.

Intinya pemerintah:

Meninggalkanparadigm administrasi

tradisional danmenggantikan

perhatiannya padakinerja dan hasil.

Melepaskan diri daribirokrasi klasik dan

membuat situasi dankondosi organisasi,

pegawai untukbekerja secara

fleksibel

Menetapkan tujuandan target organisasi

dan personil jelassehingga dapat diukur

21

Page 22: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

Staf senior lebih berkomitmen secara politis dengan pemerintahan sehri-hari disbanding netral

Fungsi pemerintah adalah memperhatikan pasar, kontrak kerja. Pelayanan tidak selamanya melaluibirokrasi, melainkan dapat diberikan pada sektorswasta.

Pengurangan fungsi pemerinth, karena adaprivatisasi.

22Paradigma The New Public

Management (2)

Page 23: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

The New Public Service

Denhardt bahwa paradigm baru pelayanan publik (New Public Services Paradigm) lebih diarahkan pada ”democracy, pride and

citizen”

”Public servants do not delever customer service, they delever democracy”. Oleh sebab itu nilai-nilai demokrasi, kewarganegaraan dan pelayanan untuk kepentingan publik harus dipandang sebagai

norma mendasar dalam penyelenggaraan administrasi publik.

model new public service, pelayanan publik berlandaskan pada teori demokrasi yang mengajarkan adanya egaliter dan persamaan hak di

antara warga negara, karena pada dasarnya rakyat (demos) itulah yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi (kratein)

23

Page 24: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

ASPEK The Old PA The New PA The New PS

Dasar Teoritis Teori Politik Tepri Ekonomi Teori Demokrasi

Konsep kepentingan

publik

Kepentingan publik

adalah sesuatu yang

didefiniskan secara

politis dan yang

tercantum dalam

aturan

Kepentingan publik

mewakili agregasi dari

kepentingan individu

Kepentingan publik

adalah

hasil dari dialog tentang

berbagai nilai

Kepada siapa

birokrasi publik

harus bertanggung

Jawab (Responsibilitas)

Clients dan pemilih Customers Warganegara

(citizens)

24

Page 25: K-4-Tujuan, Nilai, NPS Dalam Perpajakan 13 10 2015

ASPEK The Old PA The New PA The New PS

Peranan pemerintah Rowing (pengayuh) Steering

(mengarahkan)

Negosiasi dan

mengelaborasi

berbagai

kepentingan di

antara warga

negara dan

kelompok komunitas

Pencapaian tujuan Badan Pemerintah Organisasi Provat

npn prpfit

Koalisi antar

organisasi publik,

non profit dan privat.

Akuntabilitas Multi

aspek:

Menurut hirarki

administratif

Kehendak pasar

yang

merupakan hasil

keinginan customers

Akuntabel pada

hukum, nilai

komunitas,

norma politik,

standar

profesional,

kepentingan

warga negara

25