Justify Etik
-
Upload
gita-susanti -
Category
Documents
-
view
33 -
download
1
description
Transcript of Justify Etik
![Page 1: Justify Etik](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/55cf915d550346f57b8cf0d2/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB IV
JUSTIFIKASI ETIK
A. Landasan Scientific Penelitian
Menurut data World Health Organization (WHO) Diare merupakan salah
satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di seluruh dunia, yang
menyebabkan satu biliun kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap tahunnya.
Sementara United Nation of Children’s Fund (UNICEF) memperkirakan bahwa setiap
30 detik ada satu anak yang meninggal dunia akibat diare yang penyebab utamanya
adalah karena infeksi saluran pencernaan. Di Amerika Serikat, ada 20-35 juta
kejadian diare setiap tahunnya, sedangkan pada 16,5 juta anak usia dibawah 5 tahun
menghasilkan 2,1-3,7 juta anak yang harus berobat ke dokter akibat dari penyakit
diare tersebut. Selain itu 500 bayi dan anak di Amerika Serikat meninggal karena
diare pertahunnya (Kumar, 2007). Diare juga masih merupakan masalah kesehatan
utama pada anak terutama balita di negara berkembang karena angka kesakitan dan
kematiannya masih tinggi. Sekitar 80% kematian karena diare terjadi pada anak
dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2005).
Sampai saat ini pun diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia dengan angka kesakitan yang tinggi yaitu 200-400
kejadian diare diantara 1000 penduduk setiap tahunnya. Di berbagai daftar urutan
penyebab kunjungan pasien ke puskesmas atau balai pengobatan, diare hampir
selalu termasuk kedalam urutan ke-3 terbesar. Dengan demikian di Indonesia
diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya,
sebagian besar (70-80%) dari penderita ini adalah anak di bawah umur 5 tahun
(± 40 juta kejadian). Kelompok ini setiap tahunnya mengalami lebih dari satu kali
56
![Page 2: Justify Etik](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/55cf915d550346f57b8cf0d2/html5/thumbnails/2.jpg)
57
kejadian diare (Widoyono, 2008). Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
tahun 2005 menunjukkan bahwa diare menempati kisaran urutan kedua setelah
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) sebagai penyebab kematian bayi dan balita
di Indonesia (Segeren, 2005). Data dari profil kesehatan Indonesia tahun 2000-
2010 terlihat kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000, Incidence Rate (IR)
penyakit diare adalah 301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374/1000
penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423/1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi
411/1000 penduduk. (Kemenkes RI, 2011). Di provinsi Sumatera Selatan
khususnya di kota Palembang pada tahun 2008-2009 kasus diare mengalami
peningkatan dari 53.854 kasus menjadi 54.612 kasus (Profil Kesehatan Kota
Palembang, 2009).
Penyebab diare adalah multifaktorial, sebagian besar disebabkan oleh
infeksi oleh karena itu diare termasuk ke dalam kategori penyakit menular karena
disebabkan oleh kuman dapat berupa virus, bakteri, amuba atau jamur (Kemkes,
2010). Penyakit diare infeksi yang banyak diderita masyarakat adalah infeksi oleh
bakteri Enterobacteria dari golongan Escherichia dan Salmonella. Infeksi
Enterobacteria dari golongan Escherichia yang sering terjadi, yaitu Escherichia
coli (E. coli) (Eva, 2009) E. coli sering dihubungkan dengan tipe penyakit usus
(diare) pada manusia baik yang akut maupun kronis (Brooks et al., 2001).
Pengobatan utama infeksi yang disebabkan oleh bakteri adalah antibiotik.
Namun pada perkembangannya, banyak bakteri yang mengalami resistensi
terhadap antibiotik sintetik. Hal ini terjadi karena ternyata bakteri lama kelamaan
memiliki kemampuan mengubah struktur enzim atau membran bakteri sehingga
dapat bertahan terhadap antibiotik sintetik yang menyerangnya (resisten) (Eva,
2009). Infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang resisten sering gagal
![Page 3: Justify Etik](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/55cf915d550346f57b8cf0d2/html5/thumbnails/3.jpg)
58
untuk merespon pengobatan, yang mengakibatkan sakit yang berkepanjangan dan
risiko kematian lebih besar. Antibiotik sintetik juga memiliki efek samping yang
cukup besar, disisi lain biayanya yang relatif mahal menyebabkan banyak
masyarakat Indonesia yang memanfaatkan tanaman untuk menjadi tanaman obat
(Hamidah, 2006 ).
Daun burung (Rhinacanthus nasutus) merupakan salah satu tanaman yang
dianggap berkhasiat obat oleh masyarakat. Daun dan akarnya biasa digunakan
masyarakat untuk mengobati penyakit kulit, darah tinggi, penghancur batu empedu,
serta demam (Hamidah, 2006). Dari hasil penelitian sebelumnya, ekstrak dari daun
tanaman ini dilaporkan memiliki aktifitas antibakteri (Upendra Rao, 2010 dan
Bukke, 2011). Kandungan yang dapat dipertimbangkan sebagai anti bakteri dari
ekstrak daun tanaman ini adalah tanin (Prabakaran dan Pugalvendhan, 2009),
flavonoid, alkaloid dan terpenoid (Nirmaladevi, 2010).
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh fraksi daun burung (Rhinacanthus
nasutus) terhadap bakteri penyebab Diare Escherichia coli dan Salmonella thypi.
B. Analisis Kelayakan Etik
Penelitian ini disusun berdasarkan kajian pustaka yang mendukung penelitian
dan telah mempunyai landasan ilmiah yang kuat sehingga dapat memberikan hasil
sesuai dengan tujuan dan bermanfaat bagi peneliti, tenaga medis serta masyarakat.
Penelitian ini akan dilakukan dengan bakteri Escherichia coli dan Salmonella typhi
untuk mengetahui pengaruh fraksi yang paling aktif dari daun burung (Rhinacanthus
nasutus) serta untuk mengetahui kesetaraan fraksi yang paling aktif dengan
Cotrimoxazole terhadap bakteri Escherichia coli dan Salmonella typhi.
![Page 4: Justify Etik](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/55cf915d550346f57b8cf0d2/html5/thumbnails/4.jpg)
59
Proses fraksinasi daun burung (Rhinacanthus nasutus) bertujuan untuk
mendapatkan fraksi yang paling aktif serta golongan senyawa aktif antibakteri pada
daun burung (Rhinacanthus nasutus). Proses ekstraksi dan fraksinasi akan
dilaksanakan di laboratorium Biologi FMIPA Universitas Sriwijaya Palembang.
Prosedur pengujian akan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan,
yang bertempat di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang.
Setelah selesai penelitian dan telah dilakukan pengujian terhadap bakteri maka
bakteri akan dimusnahkan dengan tujuan agar bakteri tidak menjadi agen penularan
penyakit sehingga penelitian ini aman dilakukan dan diharapkan hasil penelitian ini
dapat memberi informasi ilmiah dan menjadi landasan untuk penelitian selanjutnya.
Seluruh biaya penelitian ini ditanggungkan sepenuhnya oleh peneliti.
C. Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan bakteri Escherichia coli dan Salmonella typhi
yang tergolong masih sensitif diperoleh dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan
(BBLK) Palembang.
D. Kesimpulan
Peneliti menyimpulkan bahwa penelitian ini dapat dilaksanakan berdasarkan
landasan scientific yang kuat, bermanfaat dan akan dilaksanakan sesuai prosedur
kerja yang telah ditetapkan serata akan dilaksanakan sepenuhnya dengan memegang
etik penelitian terhadap bakteri percobaan maupun keamanan lingkungan. Maka
peneliti yakin penelitian ini layak etik untuk dapat dilaksanakan.
![Page 5: Justify Etik](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082322/55cf915d550346f57b8cf0d2/html5/thumbnails/5.jpg)
60
E. Rencana Kerja dan Biaya
No KegiatanBulan I Bulan II Bulan III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Proposal
2 Penelitian
3 Analisa Data
4 Pembahasan
5 Penggandaan
Perkiraan biaya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Biaya akomodasi dan transportasi Rp. 1.000.000,-
2. Biaya Laboratorium (Alat dan bahan) Rp. 6.000.000,-
3. Biaya ATK Rp. 1.000.000,-
4. Biaya Penggandaan tesis Rp. 1.000.000,-
5. Biaya tak terduga Rp. 1.000.000,-
Total Rp. 10.000.000,-