Pembuatan keputusan etik

22
Oleh : Rosliana Dewi, S.Kp., MH.Kes.

Transcript of Pembuatan keputusan etik

Page 1: Pembuatan keputusan etik

Oleh :

Rosliana Dewi, S.Kp., MH.Kes.

Page 2: Pembuatan keputusan etik

Pendahuluan

Keputusan etik yg bertanggung jawab a/ yang berpikir rasional.

Prosesnya sistematis dan didasarkan pada prinsip etik serta hukum.

Pengambilan keputusan etik tdk didasarkan pada emosi, intuisi, kebijakan permanen atau kejadian sebelumnya yang serupa tp secara rasional.

Setiap perawat hrs dpt mendeterminasi dasar2 yg ia miliki dlm membuat keputusan misalnya agama, kepercayaan / falsafah moral tertentu yg menyatakan hub kebenaran / kebaikan dgn keburukan.

Page 3: Pembuatan keputusan etik

Lanjutan……

Faktor2 yg mempengaruhi pembuatan keputusan etis :1. Faktor agama dan adat-istiadat

Mrpkan faktor utama dlm membuat keputusan etis shg perawat disarankan mamahami nilai2 yg diyakini maupun kaidah agama yg dianutnya.

Sebagai negara berketuhanan, maka segala kebijakan/aturan yg dibuat diupayakan tdk bertentangan dgn aspek agama yg ada di Indonesia.

Dgn kejelasan ttg program kes nasional dgn ketentuan agama, maka perawat tdk ragu2 lagi dlm mempromosikan program tsb dan dpt memberi informasi yg tdk bertentangan dgn agama yg dianut oleh pasien.

Selain faktor agama, faktor adat istiadat juga berpengaruh pada seseorang dlm membuat keputusan etis.

Page 4: Pembuatan keputusan etik

Lanjutan……2. Faktor sosial

Berbagai faktor sosial berpengaruh terhdp pembuatan etis, antara lain prilaku sosial dan budaya.

3. Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi Kemajuan di bidang kes telah mampu meningkatkan kualitas

hidup serta memperpanjang usia manusia dgn ditemukannya berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru dan bahan2/obat2an baru.

Kemajuan2 ini menimbulkan pertanyaan2 yg berhub dgn etika4. Faktor legislasi dan keputusan juridis

Legislasi mrpkan jaminan tindakan menurut hukum shg org yg bertindak tdk sesuai hukum dpt menimbulkan suatu konflik.

Saat ini aspek legislasi dan bentuk keputusan juridis bagi permasalahan etika kesehatan sedang mjd topik yg banyak dibicarakan.

Hukum kesehatan disusun utk menyempurnakan perundang-undangan utk mengantisipasi perkembangan permasalahan hukum kesehatan.

UU perlu disusun utk mengatur berbagai permasalahan yg menyangkut hak asasi manusia.

Page 5: Pembuatan keputusan etik

Lanjutan….5. Faktor dana/keuangan

Dana/keuangan utk membiayai pengobatan&perawatan dpt menimbulkan konflik.

Perawat sbg tenaga kes yg setiap hari menghadapi pasien sering menerima keluhan pasien mengenai pendanaan.

Dlm daftar kategori dx kep tdk ada pernyataan yg menyatakan ketdkcukupan dana, tapi hal ini dpt mjd etiologi bagi berbagai dx kep, antara lain gelisah dan tdk taat/patuh.

6. Faktor pekerjaan Dlm pembuatan suatu keputusan perawat perlu

mempertimbangkan posisi pekerjaannya. Tdk semua keputusan pribadi perawat dpt dilaksanakan,

namun hrs disesuaikan dgn keputusan/aturan tempat ia bekerja.

Perawat yg mengutamakan kepentingan pribadi sering mendpt sorotan sbg perawat pembangkang, shg konsekuensinya ia dpt sanksi administrasi atau mungkin kehilangan pekerjaan.

Page 6: Pembuatan keputusan etik

Lanjutan…….7. Kode etik keperawatan

Kode etik mrpkan salah satu ciri/persyaratan profesi, yg memberikan arti penting dlm penentuan, pemertahanan dan peningkatan standar profesi.

Apabila seorang anggota melanggar kode etik maka organisasi profesi dpt memberi sanksi atau mengeluarkan anggota tsb.

Utk dpt mengambil keputusan&tindakan yg tepat terhdp masalah yg menyangkut etika, perawat hrs banyak berlatih mencoba menganalisa masalah2 etis yg dpt diperoleh dari berbagai buku, jurnal, artikel atau video.

8. Hak-hak pasien Pada awalnya isu ttg hak2 pasien muncul berdasarkan

berbagai peristiwa yg merugikan pasien dan melanggar martabat pasien sbg manusia.

Untuk melindungi hak2 pasien beberapa negara menyusun UU perlindungan hak pasien.

Page 7: Pembuatan keputusan etik

Teori Dasar Pembuatan Keputusan Etis

Teori dasar/prinsip2 etika mrpkan penuntun utk membuat keputusan etis praktik profesional.

Teori etik digunakan dlm pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara prinsip2 dan aturan2.

Para ahli falsafah moral telah mengembangkan beberapa teori etik, yg secara garis besar dpt diklasifikasikan mjd teori teleologi dan deontologi.1. Teleologi

Teleologi (berasal dari bahasa Yunani telos, berarti akhir). Teleologi mrpkan suatu dokrin yg menjelaskan fenomena

berdasarkan akibat yg dihasilkan atau konsekuensi yg dpt terjadi.

Teori ini menekankan pada pencapaian hasil dgn kebaikan maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia.

Contoh penerapan teori ini misalnya bayi2 yg lahir cacat lebih baik diizinkan meninggal daripada nantinya mjd beban di masyarakat.

Page 8: Pembuatan keputusan etik

Lanjutan…..2. Deontologi

Deontologi (berasal dari bahasa Yunani deon, berarti tugas), berprinsip pada aksi atau tindakan.

Dlm konteks di sini perhatian difokuskan pada tindakan melakukan tanggung jawab moral yg dpt memberikan penentu apakah tindakan tsb secara moral benar atau salah.

Contoh penerapan deontologi a/ seorang perawat yg yakin bahwa pasien hrs diberitahu ttg apa yg sebenarnya terjadi walaupun kenyataan tsb sangat menyakitkan.

Contoh lain misalnya seorang perawat menolak membantu pelaksanaan abortus krn keyakinan agamanya yg melarang tindakan membunuh.

Dlm menggunakan pendekatan teori ini, perawat tdk menggunakan pertimbangan misalnya seperti tindakan abortus dilakukan utk menyelamatkan nyawa ibu krn setiap tindakan yg mengakhiri kehidupan mrpkan tindakan yg secara moral buruk.

Page 9: Pembuatan keputusan etik

Lanjutan…… Secara lebih luas teori deontologi dikembangkan mjd 5 prinsip :

1. Kemurahan hati (benefience) Inti dari prinsip kemurahan hati a/ tanggung jawab utk melakukan

kebaikan yg menguntungkan pasien dan menghindari perbuatan yg merugikan / membahayakan pasien.

2. Keadilan (justice) Prinsip dari keadilan menyatakan bahwa mrk yg sederajat hrs

diperlakukan sederajat, sedangkan yg tdk sederajat diperlakukan secara tdk sederajat, sesuai dgn kebutuhan mereka.

3. Otonomi Prinsip otonomi menyatakan bahwa setiap individu memp

kebebasan menentukan tindakan / keputusan berdasarkan rencana yg mrk pilih.

Permasalahan yg muncul dari penerapan prinsip ini a/ variasi kemampuan otonomi pasien yg dipengaruhi oleh banyak hal, seperti tingkat kesadaran, usia, penyakit, lingkungan RS, ekonomi, tersedianya informasi, dll.

Page 10: Pembuatan keputusan etik

Lanjutan…..3. Kejujuran (Veracity)

Prinsip kejujuran didefinisikan sebagai menyatakan hal yg sebenarnya dan tidak bohong.

Kejujuran mrpkan dasar terbinanya hubungan saling percaya antara perawat-pasien.

4. Ketaatan (Fidelity) Prinsip ketaatan didefinisikan sebagai tanggung jawab utk tetap setia

pada suatu kesepakatan. Tanggung jawab dlm konteks hub perawat-pasien meliputi tanggung

jawab menjaga janji, mempertahankan konfidensi ( menepati janji) dan memberikan perhatian/kepedulian.

Salah satu cara utk menerapkan prinsip konfidensi a/ dgn memasukkan ketaatan dlm tanggungjawab.

Peduli pada pasien mrpkan salah satu aspek dari prinsip ketaatan. Rasa kepedulian perawat diwujudkan dlm memberi perawatan dgn

pendekatan individual, bersikap baik pada pasien, memberikan kenyamanan dan menunjukkan kemampuan profesional.

Page 11: Pembuatan keputusan etik

Lanjutan….

Catalano (1997) menyusun algoritma pengambilan etik untuk perawat, yg berisi 5 langkah.

Algoritma Pengambilan Keputusan Etik :

Page 12: Pembuatan keputusan etik

Identifikasi dilema etik yang mungkin terjadi

Kumpulkan, analisis, dan interpretasi data

Tetapkan Dilema

Dilema tidak dapatDiselesaikan oleh perawat

Dilema dapatDiselesaikan oleh perawat

Tidak melakukan tindakan Tuliskan PenyelesaianMasalah yang mungkin digunakan

Konsekuensi dapat diterima Konsekuensi tidak dapat diterima

Dilema terselesaikan

Keputusan etik Tidak melakukan tindakan

Page 13: Pembuatan keputusan etik

:Lanjutan…..

Komponen yg masuk dlm proses pengambilan keputusan : Fakta situasi Teori dan prinsip etik Kode etik keperawatan Hak klien Nilai personal Faktor yg berperan/menggangu seseorang utk membuat

suatu keputusan. Perawat bertanggungjawab utk memutuskan tindakan mrk

sendiri dan mendukung klien yg mengambil keputusan etik atau melakukan koping terhdp hasil keputusan yg dibuat orang lain.

Page 14: Pembuatan keputusan etik

Lanjutan……

Suatu keputusan yg baik a/ keputusan yang berpihak pada kepentingan klien dan pada waktu yg sama juga melindungi integritas semua pihak yg terlibat.

Langkah pertama dlm pengambilan keputusan etik a/ memastikan bahwa masalah memiliki muatan etik atau moral.

Kriteria yg digunakan utk menentukan apakah terdpt situasi moral (Fry, 1989) :1. Terdpt kebutuhan utk memilih antara tindakan alternatif

yg menimbulkan konflik dgn kebutuhan manusia/kesejahteraan orang lain.

2. Pilihan apa yg akan dibuat dipandu oleh prinsip/teori moral universal, yg dpt digunakan utk memberikan beberapa pembenaran tindakan.

3. Pilihan dipandu oleh suatu proses penimbangan alasan4. Pilihan dipengaruhi oleh perasaan personal dan oleh

konteks tertentu dari situasi.

Page 15: Pembuatan keputusan etik

Lanjutan…….

Dalam beberapa kasus, pertanyaan yang paling penting adalah siapa yang seharusnya mengambil keputusan.

Pertanyaan di bawah ini dapat membantu perawat menentukan siapa yg memiliki masalah : Untuk siapa keputusan dibuat? Siapa yg akan terlibat dlm pengambilan keputusan dan

mengapa? Kriteria apa (sosial, ekonomi, psikologi, fisiologi atau

legal) yg sehrsnya digunakan dlm memutuskan siapa yg akan mengambil keputusan.

Persetujuan semacam apa yg diperlukan oleh subyek.

Page 16: Pembuatan keputusan etik

Aplikasi Klinis Model Pengambilan Keputusan Bioetik Situasi :

Ny. I, usia 67 thn, msk RS dgn fraktur multipel & laserasi disebabkan krn kecelakaan mobil. Suaminya, meninggal dlm kecelakaan tsb dan dibawa juga ke RS yg sama. Ny I sering kali menanyakan pada Ners A, perawat primer Ny I, mengenai suaminya, dr M telah memberi tahu perawat utk tdk memberitahu Ny I mengenai kematian suaminya, namun tdk memberi alasan utk instruksi ini. Ners A mengungkapkan kekhawatirannya pada kepala ruangan, dan dia mengatakan instruksi dr M hrs diikuti. Ners A tdk nyaman dgn hal ini dan bertanya2 apa yg seharusnya dia lakukan.

Page 17: Pembuatan keputusan etik

Lanjutan…….

Tindakan Keperawatan

Pertimbangan

1. Identifikasi aspek moral.

2. Kumpulkan fakta2 relevan yg terkait dgn isu.

Dlm situasi ini, dilema etik yg dihadapi a/ apakah mengatakan yg sebenarnya atau tdk.Terdpt konflik antara nilai kejujuran dan loyalitas : Ners A ingin jujur pada Ny I tanpa tdk setia pada dr M dan kepala ruangan. Pilihanya mungkin akan dipengaruhi oleh keprihatinannya terhdp Ny I dan mungkin oleh komunikasi dr M yg tdk lengkap.Data hrs mencakup informasi mengenai masalah kes. klien. Tentukan siapa yg terlibat, sifat dari keterlibatan mrk & motif mrk bertindak. Dlm kasus ini, org yg terlibat a/ klien, suami klien, dr M, kepala ruangan, dan Ners A. Motif tdk diketahui. Mungkin perawat ingin melindungi hub terapeutik dgn Ny I, mungkin dr M yakin bahwa ia melindungi Ny I dari trauma psikologis & kerusakan fisik kemudian.

Page 18: Pembuatan keputusan etik

Lanjutan………

Tindakan Keperawatan

Pertimbangan

3. Tentukan pengambilan keputusan

4. Klarifikasi & terapkan nilai personal

5. Identifikasi teori & prinsip etik

Dlm kasus ini, keputusan dibuat utk Ny I. dr M sangat yakin bahwa dialah yg sehrsnya memutuskan & kepala ruangan menyetujuinya. Akan sangat membantu jika pemberi perawatan setuju mengenai kriteria utk memutuskan siapa yg seharusnya mjd pengambil keputusan.Kita dpt menyimpulkan dari situasi ini bahwa Ny I mementingkan kesejahteraan suaminya, kepala ruangan mementingkan kebijakan & prosedur dan Ners A tampak mementingkan hak klien utk dptkan informasi. Ners A perlu utk mengklarifikasi nilainya sendiri & nilai dr M, jg memastikan nilai Ny I dan kepala ruangan. Contoh : tdk memberi tahu Ny I ttg hal yg sebenarnya dpt menghilangkan otonominya. Perawat akan memegang prinsip kejujuran dgn mengatakan yg sebenarnya pada Ny I. Prinsip beneficence & nonmaleficence jg terlibat krn kemungkinan pengaruh dari tindakan alternatif pd kesejahteraan fisik & psikologis Ny I.

Page 19: Pembuatan keputusan etik

Lanjutan…….

Tindakan Keperawatan

Pertimbangan

6. Identifikasi hukum/kebijakan institusi yg dpt digunakan

7. Gunakan sumber interdisiplin yg kompeten

8. Susun tindakan alternatif dan rancang hasil akhirnya utk klien & kelg.

Krn dr M semata2 “memberi instruksi” bukan program kebijakan institusi tdk mengharuskan Ners A melakukan apa yg dikatakannya. Ners A hrs mengklarifikasi instruksi tsb dgn kepala ruangan. Dia sehrsnya jg familier dgn peraturan perUU ttg praktek perawat.Dlm kasus ini, Ners A dpt membawa literatur utk mengetahui apakah klien akan mengalami bahaya jika menerima berita buruk saat mrk cedera. Dia jg dpt berkonsultasi dgn rohaniawan.2 tindakan alternatif, dgn kemungkinan hasil akhir, sbb :a.Mengikuti saran kepala ruangan & melakukan sesuai dgn apa yg dikatakan dr M. Hasil akhir yg mungkin :1.Ny I dpt sangat cemas& marah saat mengetahui informasi telah disembunyikan.2.Menunggu hingga Ny I cukup kuat utk menyampaikan berita buruk padanya, tim kes menghindari bahaya kes Ny I.

Page 20: Pembuatan keputusan etik

Lanjutan……

Tindakan Keperawatan Pertimbangan

9.Aplikasikan kode etik keperawatan utk membantu memandu tindakan. Kode etik biasanya mendukung otonomi & advokasi keperawatan

b. Diskusikan situasi lebih lanjut dgn kepala ruangan & dr M, dgn menekankan hak Ny I terhdp otonomi & informasi. Hasil akhir yg mungkin :

1. dr M mengakui hak Ny I utk mendpt informasi.2. dr M menyatakan bahwa kes Ny I berisiko &

berkeras agar dia tdk diinformasikan hingga waktu yg tepat.

Tanpa mempertimbangkan apakah tindakan ini sesuai dgn sistem nilai personal Ners A, kepentingan Ny I didahulukan

Jika Ners A sangat yakin bahwa Ny I hrs mendengar kebenaran, kemudian sbg advokat klien, ia hrs memilih menentang kepala ruangan dan dr M tsb.

Page 21: Pembuatan keputusan etik

Lanjutan…….

Tindakan Keperawatan

Pertimbangan

10.Utk setiap tindakan alternatif, identifikasi risiko & keseriusan konsekuensinya bagi perawat.

11.Berpartisipasi aktif dlm menyelesaikan isu tsb.

Jika Ners A memberi tahu Ny I ttg kebenaran tanpa persetujuan dari kepala ruangan & dr M, dia berisiko dimarahi dr M & dpt teguran dari kepala ruangan. Jika Ners A mengikuti saran kepala ruangan, dia akan mendptkan persetujuan dari kepala ruangan & dr M, dia berisiko terlihat tdk asertif, dan dia melanggar nilai pribadinya ttg kejujuran. Jika Ners A meminta suatu pertemuan, dia bisa mendptkan rasa hormat utk keasertifan & profesionalismenya, tetapi dia berisiko menjengkelkan dr M krn instruksinya dipertanyakan.Derajat input keperawatan yg tepat bervariasi sesuai dgn situasi. Terkadang perawat berpartisipasi dlm memilih apa yg dilakukan, terkadang mrk hanya mendukung klien yg mengambil keputusan. Dlm situasi ini, Ners A hrs memutuskan apakah isu ini cukup penting utk risiko personal yg akan dihadapinya.

Page 22: Pembuatan keputusan etik

Lanjutan……..

Tindakan Keperawatan

Pertimbangan

12. Implementasikan tindakan

13.Evaluasi tindakan yg diambil

Ners A dpt mulai dgn menanyakan “Apakah saya melakukan hal yg terbaik?”. Libatkan klien, kelg & tim kes lain dlm evaluasi, jika memungkinkan Ners A dpt menanyakan kpd dirinya apakah dia membuat keputusan yg sama lg jika situasinya berulang. Jika dia tdk puas, dia dpt meninjau alternatif lain & melewati proses tsb kembali.