Just in Time

download Just in Time

of 23

description

kwu

Transcript of Just in Time

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahKemajuan teknologi yang sangat pesat, pada perusahaan manufaktur mengakibatkan berkurangnya pemakaian tenaga kerja langsung disatu sisi, namun disisi lain memerlukan pengeluaran investasi yang relative besar untuk menggunakan peralatan modern. Karena keterbatasan dana masih banyak perusahaan yang menggunakan prosedur yang tradisional untuk menghadapi kemajuan teknologi itu sendiri. Namun masyarakat di Negara maju seperti Jepang khususnya komunitas manufaktur mulai mengembangkan suatu system yang disebut Just In Time, dimana sistem ini dilatar belakangi oleh pemborosan- pemborosan tenaga kerja, ruangan dan waktu industri, yang terjadi dikarenakan adanya persediaan (inventory) sehingga biaya produksi menjadi lebih tinggi.Keunggulan suatu perusahaan terhadap para pesaingnya ditentukan oleh faktor-faktor yaitu waktu, mutu, biaya dan sumber daya manusia. Waktu merupakan salah satu faktor penentu unggulan daya saing. Jika suatu perusahaan ingin unggul dari faktor waktu maka perusahaan harus dapat melayani permintaan konsumen tepat waktu, mengeliminasi atau mengurangi waktu untuk aktivitas yang tidak bernilai tambah, dan mengefisiensikan waktu untuk aktivitas bernilai tambah. Salah satu alat agar perusahaan mempunyai keunggulan dari segi faktor waktu adalah dengan mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep JIT.Operasi JIT merupakan suatu pendekatan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi segala macam sumber pemborosan dalam aktivitas produksi, dengan memberikan komponen produksi yang tepat serta pada waktu dan tempat yang tepat. Operasi JIT memproduksi komponen produksi tepat pada waktu memenuhi kebutuhan produksi, sedangkan Operasi Tradisional memproduksi komponen produksi dalam jumlah besar dengan maksud untuk mengantisipasi kalau- kalau terjadi sesuatu.

1.2 Tujuan PenulisanPenulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan Just In Time. Agar para pelaku industri dapat mepertimbangkan untuk menggunakan sistem JIT, dalam rangka mengurangi pemborosan dari aktivitas produksi perusahaan sehingga perusahan dapat meningkatkan laba yang diinginkan serta mencapai titik efektivitas dan efisiensi yang tinggi.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Just In Time (JIT) / Definisi dan Konsep JITJIT (just-in-time) adalah suatu sistem yang memusatkan pada eliminasi aktivitas pemborosan dengan cara memproduksi produk sesuai dengan permintaan konsumen dan hanya membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi.Konsep just in time adalah suatu konsep dimana bahan baku yang digunakan untuk aktivitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan itu dibutuhkan oleh proses produksi , sehingga akan sangat menghemat bahkan meniadakan biaya persediaan barang / penyimpanan barang / stocking cost.Just In Time (JIT) adalah filofosi manufakturing untuk menghilangkan pemborosan waktu dalam total prosesnya mulai dari proses pembelian sampai proses distribusi. Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: " Segala sesuatu yang berlebih, di luar kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat dan waktu kerja yang mutlak diperlukan untuk proses nilai tambah suatu produk. Kemudian diperoleh rumusan yang lebih sederhana, pengertian pemborosan: " Kalau sesuatu tidak memberi nilai tambah itulah pemborosan.

7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena:

- Over produksi- Waktu menunggu- Transportasi- Pemrosesan- Tingkat persediaan barang- Gerak- Cacat Produksi

2.2. Konsep Dasar Just In TimeKonsep dasar JIT adalah suatu metode untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan akibat adanya gangguan dan perubahan permintaan, dengan cara membuat semua proses dapat menghasilkan produk ynag diperlukan, pada waktu yang diperlukan dan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.Dalam sistem pengendalian produksi yang biasa, syarat di atas dipenuhi dengan mengeluarkan berbagai jadwal produksi pada semua proses, baik itu pada proses manufaktur suku cadang maupun pada lini rakit akhir. Proses manufaktur suku cadang menghasilkan suku cadang yang sesuai dengan jadwal, dengan menggunakan sistem dorong, artinya proses sebelumnya memasok suku cadang pada proses berikutnya.Terdapat empat konsep pokok yang harus dipenuhi dalam melaksanakan Just In Time (JIT):1. Produksi Just In Time (JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan.2. Autonomasi merupaka suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya.3. Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan fluktuasi permintaan.4. Berpikir kreatif dan menampung saran-saran karyawan.Guna mencapai empat konsep ini maka diterapkan sistem dan metode sebagai berikut: Metode pelancaran produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan. Penyingkatan waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi. Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel. Aktivitas perbaikan lewat kelompok kecil dan sistem saran untuk meningkatkan moril tenaga kerja. Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bagian perusahaan.

Tujuan strategis JIT adalah :1. Meningkatkan laba2. Memperbaiki posisi persaingan perusahaan.Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara :1. Mengeliminasi atau mengurangi persediaan2. Meningkatkan mutu3. Mengendalikan aktivitas supaya biaya rendah (sehingga memungkinkan harga jual rendah dan laba meningkat)4. Memperbaiki kinerja pengiriman.JIT pemanufakturan didasarkan pada konsep : Hanya memproduksi produk sejumlah yang diminta oleh konsumen (tepat kuantitas) Memproduksi produk bermutu tinggi Memproduksi produk berbiaya rendah Memproduksi produk berdaur waktu yang tepat Mengirimkan produk pada konsumen tepat waktuJIT pembelian didasarkan pada konsep : Hanya membeli sejumlah barang yang diperlukan untuk produksi Membeli barang bermutu tinggi Membeli barang berharga murah Pengiriman barang yang dibeli tepat waktuJIT mempunyai empat aspek pokok yaitu sebagai berikut :1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah terhadap produk atau kepuasan konsumen harus dieliminasi2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu menjadi lebih tinggi3. Selalu diupayakan penyempurnaan berkesinambungan4. Menekankan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan pemahaman terhadap aktivitas.2.3 Latar Belakang Timbulnya JIT. JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan sistem tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan yang dilakukan dari sistem tradisional. Bagaimana cara kerja JIT. Apa yang diharapkan oleh JIT dan alat-alat statistik seharusnya diberikan. Tujuan JIT adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta memperbaiki kerja pengiriman. Tetapi ada satu hal yang perlu selalu di ingat peningkatan daya saing tidak menjamin perusahaan akan survive, tetapi tidak memiliki daya saing menjamin dengan pasti terjadinya bencana.2.4 Persyaratan-persyaratan JIT. Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi penerapan JIT:1. Organisasi PabrikPabrik dengan sistem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.

2. Pelatihan/Tim/keterampilan JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan sistem tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan yang dilakukan dari sistem tradisional. Bagaimana cara kerja JIT. Apa yang diharapkan oleh JIT dan alat-alat statistik seharusnya diberikan. Membentuk Aliran/Penyederhanaan. Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan masalah awal.

Kanbal Pull Sistem. Kanbal merupakan sistem manajemen suatu pengendalian perusahaan, karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan:1. Jangan mengirim produk rusak ke proses berikutnya.2. Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan,3. Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya4. Meratakan beban produksi5. Menaati instruktur kanban pada saat fine tuning6. Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses.

3. Visibiltas / pengendalian visual Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan sistem visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam sistem tradisional sulit dilakukan karena para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang dalam proses dan banyak rute produksi yang saling bersilangan.4. Eliminasi Kemacetan Untuk menghapus kemacetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang. Tim ini terdiri dari berbagai departemen, seperti perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya yang relevan. 5. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup. Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini pendekatan ini sesuai bila mesin-mesin digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya dalam tahap produksi.

6. Total Productive Maintance TPM merupakan suatu keharusan dalam sistem JIT. Mesin-mesin membersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin tersebut.7. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC) dan Perbaikan Berkesinambungan. Kemampuan proses, SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus ada dalam pemanufakturan JIT, karena beberapa hal: Pertama, segala sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan mendekati sempurna. Kedua, dalam JIT tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua kondisi mesin harus bekerja dengan prima.Pemasok.2.5 Strategi Penerapan Just in Time Ada beberapa strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan, antara lain:Strategi Penerapan pembelian Just in Time. Dukungan, yaitu dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada komitmen dari pimpinan tersebut JIT tidak dapat terlaksana. Mengubah sistem, yaitu mengubah cara mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan datang sesuai kebutuhan atau proses produksi perubahan kita.Strategi penerapan Just in Time dalam sistem produksi. Penemuan sistem produksi yang tepa, yaitu dengan sistem tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan menghilangkan sebanyak mungkin pemborosan. Penemuan lini produksi yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya bahan, persediaan, dan sebagainya.2.6 Manfaat JIT. JIT bukan hanya sekedar metode pengendalian persediaan, tetapi juga merupakan sistem produksi sistem produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas. Manfaat JIT antar lain :1. Mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang.2. Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi3. Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahan pada sumbernya.4. Penggunaan mesin dan fasilitas secara baik.5. Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok.6. Loyout pabrik yang lebih baik.7. Pengendalian kualitas dalam proses.

2.7 Elemen-elemen Kunci JIT 1. Tingkat persediaan yang minimalSistem JIT memotong biaya dengan mengurangi : Ruang yang dibutuhkan untuk penyimpanan bahan baku Jumlah penanganan bahan baku Jumlah persediaan yang usang.2. Pembenahan Tata Letak Pabrik3. Arus LiniJalur fisik yang dilewati oleh sebuah produk pada saat bergerak melalui proses pabrikasi dari penerimaan bahan baku sampai ke pengiriman barang jadi.4. Pengurangan Setup TimeMasa pengesetan mesin (setup time) adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah perlengkapan, memindahkan bahan baku, dan mendapatkan formulir terkait dan bergerak cepat untuk mengakomodasikan produk unsure yang berbeda.5. Kendali Mutu Terpadu (Total Quality Control)TQC berarti bahwa perusahaan tidak akan memperbolehkan penerimaan penerimaan komponen dan bahan baku yang cacat dari para pemasok, pada BDp maupun pada barang jadi.Elemen-elemen Just In Time Pengurangan waktu set up Aliran produksi lancar (layout) Produksi tanpa kerusakan mesin Produksi tanpa cacat Peranan operator Hubungan yang harmonis dengan pemasok Penjadwalan produksi stabil dan terkendali Sistem kanbanPengurangan waktu set up dan ukuran lot:a. Pemilihan kegiatan set up Kegiatan set up bisa dipilih menjadi :1. Kegiatan eksternal set up: Persiapan cetakan dan alat bantu, pemindahan cetakan dll.2. Kegiatan internal set up: Bongkar pasang pada mesin, penyetelan mesin dll.b. Langkah mengurangi waktu set up:1. Memisahkan pekerjaan set up yang harus diselesaikan selagi mesin berhenti (internal set up) terhadap pekerjaan yang dapat dikerjakan selagi mesin beroprasi (eksternal set up).2. Mengurangi internal set up dengan mengerjakan lebih banyak eksternal set up, contohnya: Persiapan cetakan, pemindahan cetakan, peralatan dll.3. Mengurangi internal set up dengan mengurangi kegiatan penyesuaian (adjustment), menyederhanakan alat bantu dan kegiatan bongkar pasang, menambah personil pembantu dll.4. Mengurangi total waktu untuk seluruh pekerjaan set up, baik internal maupun eksternal.Contoh: Jika set up mesin lamanya 1 jam (60 menit), bisa disingkat menjadi 6 menit. Andaikata lot yang harus dibuat banyaknya 3000 buah yang setiap unitnya memakan waktu 1 menit, maka waktu produksinya =1 jam + (3000 x 1 menit)= 3060 menit= 51 jam. Setelan waktu set up dikurangi menjadi 6 menit, maka waktu produksinya menjadi= 6 menit + (3000 x 1 menit)= 3006 menit. Namun, dengan waktu yang sama (3060 menit) dapat dibuat lot sebanyak 300 buah dari berbagai jenis yang diulang sebanyak 10 kali, yaitu: (6 menit + (300 x 1 menit) x 10= 3060 menit= 51 jam. Hal ini berarti sistem produksi lebih tanggap terhadap perubahan.Aliran produksi lancar (layout)a. Pemborosan yang berkaitan dengan proses Layout Pada layout proses ditemukan berbagai pemborosan, yaitu:1. Kesulitan koordinasi dan jadwal produksi2. Pemborosan transportasi dan material handling3. Akumulasi persediaan dalam proses4. Penanganan material berganda bahkan beberapa kali5. Lead time produksi yang sangat panjang6. Kesulitan mengenali penyebab cacat produksi7. Arus material dan prosedur kerja sulit dibakukan8. Sulitnya perbaikan kerja karena tidak ada standardisasib. Menuju ke Product Layoutc. Aliran produksi Proses layout. Waktu simpan komponen lama, tingkat persediaan tinggi dan prioritas kerja sulit ditentukan. Ketidakseimbangan jalur. Jika proses tidak terkoordinir maka komponen akan terakumulasi sebagai persediaan dan pengaturan kerja akan sulit dilakukan Set up/ penggantian alat yang makan waktu. Persediaan komponen akan menumpuk, sementara proses berikutnya akan tertunda Kerusakan dan gangguan mesin. Jalur akan berhenti dan akan terjadi penumpukan barang dalam proses Masalah kualitas. Kalau cacat produksi ditemukan, maka proses selanjutnya akan berhenti dan persediaan akan menumpuk Absensi. Jika seorang operator ada yang berhalangan kerja dan penggantinya sulit ditemukan, maka jalur produksi akan terhenti.

Produksi tanpa kerusakan mesin:

a. Preventive Maintenance1. Pendekatan untuk mencegah kerusakan dan gangguan mesin2. Faktor penyebab gangguan mesin3. Gangguan mesin dan penanggulannyab. Total Productive Maintenance1. Belajar bagaimana melakukan pemeliharaan rutin mesin, misalnya: Pelumasan, pengencangan baut dan sebagainya. Guna mencegah penurunan daya kerja mesin2. Melaksanakan petunjuk penggunaan mesin secara wajar3. Mengembangkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap tanda-tanda awal penurunan kemampuan mesin, dengan melakukan perawatan yang mudah, pembersihan, penyetelan dllSementara karyawan bagian pemeliharaan, bisa melakukan antara lain:1. Membantu operator produksi mempelajari kegiatan perawatan yang dapat dilakukan sendiri2. Memperbaiki penurunan kemampuan peralatan melalui inspeksi berkala, bongkar pasang dan penyesuaian/penyetelan kembali3. Menentukan kelemahan dalam rancang bangun mesin, merencanakan dan melakukan tindakan perbaikan, menentukan kondisi wajar operasi mesin4. Membantu operator menaikkan kemampuan perawatan dll 2.8 Keuntungan dan kelemahan sistem JIT Keuntungan JIT- seluruh system yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien- Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan para staffnya.- Barang produksi tidak harus selalu di cek, disimpan atau diretur kembali.- kertas kerja dapat lebih simple- Penghematan yang telah di lakukan dapat digunakan untuk mendapat profit yang lebih tinggi misalnya, dengan mengadakan promosi tambahan. Kelemahan JITsatu kelemahan sistem JIT adalah, tingkatan order ditentukan oleh data permintaan historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan historis maka inventori akan habis dan akan mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen.2.9 Perbedaan Sistem JIT dan Sistem TradisionalPerbandingan Sistem Manajemen JIT dan TradisionalJITTRADISIONAL

1. Sistem tarikan2. Persediaan tidak signifikan3. Basis pemasok sedikit4. Kontrak jangka panjang dengan pemasok5. Pemanufakturan berstruktur seluler6. Karyawan berkeahlian ganda7. Jasa terdesentralisasi8. Keterlibatan karyawan tinggi9. Gaya manajemen sebagai penyedia fasilitas10. Total quality control (TQC)1. Sistem dorongan2. Persediaan signifikan3. Basis pemasok banyak4. Kontrak jangka pendek dengan pemasok5. Pemanufakturan berstruktur departemen6. Karyawan terspesialisasi7. Jasa tersentralisasi8. Keterlibatan karyawan rendah9. Gaya manajemen sebagai pemberi perintah10.Acceptable quality level (AQL)

1. Sistem tarikan dibanding sistem doronganSistem tarikan adalah system penentuan aktivitas-aktivitas berdasar atas permintaan konsumen, baik konsumen internal maupun konsumen eksternal. Sebagai contoh dalam perusahaan pemanufakturan permintaan konsumen melalui aktivitas penjualan menentukan aktivitas produksi, dan aktivitas produksi menentukan aktivitas pembelian.System dorongan adalah system penentuan aktivitas-aktivitas berdasar dorongan aktivitas-aktivitas sebelumnya. Pembelian bahan melalui aktivitas pembelian mendorong aktivitas produksi, dan aktivitas produksi mendorong aktivitas penjualan.2. Persediaan tidak signifikan dibanding persediaan signifikanKarena JIT menggunakan system tarikan maka dapat mengurangi persediaan menjadi tidak signifikan atau sangat sedikit dan bahkan mencita-citakan nol. Sebaliknya, dalam system tradisional, karena menggunakan system dorongan maka persediaan jumlanya signifikan sebagai akibat jumlah bahan yang dibeli melebihi kebutuhan produksi, jumlah produk yang diproduksi melebihi permintaan konsumen dan perlu adanya persediaan penyangga. Persediaan penyangga diperlukan jika permintaan konsumen melebihi jumlah produksi dan jumlah bahan yang digunakan untuk produksi melebihi jumlah bahan yang dibeli.3. Basis pemasok sedikit dibanding basis pemasok banyakJIT hanya menggunakan pemasok dalam jumlah sedikit untuk mengurangi atau mengeliminasi aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah, memperoleh bahan yang bermutu tinggi dan berharga murah. Sedangkan system tradisioanl menggunakan banyak pemasok untuk memperoleh harga yang murah dan mutu yang baik, tapi akibatnya banyak aktivitas-aktivitas tidak bernilai tambah dan untuk memperoleh harga yang lebih murah harus dibeli bahan dalam jumlah yang banyak atau mungkin dengan mutu yang rendah. 4. Kontrak jangka panjang dibanding kontrak jangka pendekJIT menerapkan kontrak jangka panjang dengan beberapa pemasoknya guna membangun hubungan baik yang saling menguntungkan sehingga dapat dipilih pemasok yang memasok bahan berharga murah, bermutu tinggi, berkinerja pengiriman tepat waktu dan tepat jumlah serta dapat mengurangi frekuensi pemesanan. Sedangkan tradisional menerapkan kontrak-kontrak jangka pendek dengan banyak pemasok sehingga untuk memperoleh harga murah harus dibeli dalam jumlah yang banyak atau mungkin mutunya rendah.

5. Struktur seluler dibanding struktur departemenStruktur seluler dalam JIT adalah pengelompokan mesin-mesin dalam satu keluarga, biasanya kedalam struktur semilingkaran atau huruf U sehingga satu sel tertentu dapat digunakan untuk melakukan pengolahan satu jenis atau satu keluarga produk tertentu secara berurutan. Setiap sel pemanufakturan pada dasarnya merupakan pabrik mini atau pabrik di dalam pabrik. Penggunaan struktur seluler ini dapat mengeliminasi aktivitas, waktu, dan biaya yang tidak bernilai tambah. Sedangkan struktur departemen dalam system departemen adalah struktur pengolahan produk melalui beberapa departemen produksi sesuai dengan tahapan-tahapannya dan memerlukan beberapa `departemen jasa yang memasok jasa bagi departemen produksi. Akibatnya struktur departemen menimbulkan aktivitas-aktivitas serta waktu dan biaya-biaya tidak bernilai tambah dalam jumlah besar.6. Karyawan berkeahlian ganda dibanding karyawan terspesialisasiSystem JIT yang menggunakan system tarikan waktu bebas harus digunakan oleh karyawan struktur seluler untuk berlatih agar berkeahlian ganda sehingga ahli dalam berproduksi dan dalam bidang-bidang jasa tertentu misalnya pemeliharaan pencegahan, reparasi, setup, inspeksi mutu. Sedangkan pada system tradisional system karyawan terspesialisasi berdasarkan departemen tempat kerjanya misalnya departemen produksi atau departemen jasa. Karyawan pada departemen jasa terspesialisasi pada aktivitas penangan bahan, listrik, reparasi, dan pemeliharaan, karyawan pada departemen produksi terspesialisasi pada aktivitas pencampuran, peleburan, pencetakan, perakitan, dan penyempurnaan.7. Jasa terdesentralisasi dibanding jasa tersentralisasiSystem tradisional mendasarkan pada system spesialisasi sehingga jasa tersentralisasi pada masing-masing departemen jasa. Sedangkan pada system JIT jasa terdesentralisasi pada masing-masing struktur seluler, para karyawan selain selain ditugaskan untuk berproduksi tapi juga harus ditugaskan pada pekerjaan jasa yang secara langsung mendukung produksi si struktur selulernya.8. Keterlibatan tinggi dibanding keterlibatan rendahDalam system tradisional, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan relative rendah karena karyawan fungsinya melaksanakan perintah atasan. Sedangkan dalam system JIT manajemen harus dapat memberdayakan para karyawannya dengan cara melibatkan mereka atau member peluang pada mereka untuk berpartisipasi dalam manajemen organisasi. Menurut pandangan JIT, peningkatan keberdayaan dan keterlibatan karyawan dapat meningkatkan produktviitas dan efisiensi biaya secara menyeluruh. Para karyawan dimungkinkan untuk membuat keputusan mengenai bagaimana pabrik beroperasi.9. Gaya pemberi fasilitas dibanding gaya pemberi perintahSystem tradisional umumnya menggunakan gaya manajemen sebagai atasan karena fungsi utamanya adalah memerintah para karyawannya untuk melaksanakan kegiatan. Sedangkan pada system JIT memerlukan keterlibatan karyawan sehingga mereka dapt diberdayakan, maka gaya maanjemen yang cocok adalah sebagai fasilitator dan bukanlah sebagai pemberi perintah.10. TQC dibanding AQLTQC (Total Quality Control) dalam JIT adalah pendekatan pengendalian mutu yang mencakup seluruh usaha secara berkesinambungan dan tiada akhir untuk menyempurnakan mutu agar tercapai kerusakan nol atau bebas dari kerusakan. Produk rusak haruslah dihindari karena dapat mengakibatkan penghentian produksi dan ketidakpuasan konsumen.AQL (Accepted Quality Level) dalam system tradisional adalah pendekatan pengendalian mutu yang memungkinkan atau mencadangkan terjadinya kerusakan namun tidak boleh melebihi tingkat kerusakan yang telah ditentukan sebelumnya.2.9 JIT PembelianPembelian JIT adalah system pembelian barang berdasar tarikan permintaan sehingga barang yang dibeli dapat diterima tepat waktu, tepat jumlah, bermutu tinggi dan berharga murah. Berdasar system tarikan, barang yang diterma dari pembelian segera digunakan untuk memenuhi permintaan pembeli pada perusahaan dagang atau segera digunakan untuk memeniuhi permintaan produksi pada perusahaan manufaktur. Dengan demikian barang tersebut tidak perlu disimpan di gudang sehingga tercapai persediaan nol.JIT pembelian dapat mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktifitas pembelian dengan cara : Mengurangi jumlah pemasokBagi suatu perusahaan pengurangan jumlah pemasok dapat mengurangi waktu dan biaya bernegosiasi dengan para pemasok. Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok.Pengurangan waktu dan biaya bernegosiasi dapat dilakukan karena: Jumlah pemasok menjadi sangat sedikit Kontrak pembelian jangka panjang dengan para pemasok JIT Memiliki konsumen dengan program pembelian yang mapan Rencana pembelian yang matang adapat memberikan informasi kepada para pemasok mengenai persyaratan mutu dan penyerahan barang. Mengeliminasi aktifitas dan biaya yang tidak bernilai tambah Dilakukan dengan penyediaan container yang terpasang di pabrik. Mengurangi waktu dan biaya untuk program pemeriksaan mutu Pemilihan pemasok yang dapat menjamin ketepatan waktu, jumlah, dan mutu barang yang dibeli dapat mengurangi waktu dan biaya untuk pemeriksaan mutu.3.0 JIT ProduksiProduksi JIT adalah system produksi berdasar tarikan permintaan sehingga produk dapat diproduksi tepat waktu, jumlah, dan bermutu tinggi dengan biaya rendah. Produksi JIT dapat mengurangi waktu dan biaya produksi dengan cara :1. Mengurangi atau meniadakan barang dalam proses2. Mengurangi atau meniadakan LEAD TIME (waktu tunggu)3. Mengurangi atau meniadakan setup3.1 Manufacturing Cycle Efficience ( MCE )Untuk mengukur apakah biaya yang tidak bernilai tambah telah dapat dihilangkan atau diminimumkan pada setiap tahap produksi, maka perlu dihitung efisiensi siklus manufacturing (MCE).Persamaan MCE adalah :MCE = waktu proses X 100%Waktu tenggangWaktu tenggang = Waktu proses + Waktu inspeksi + Waktu gerak + Waktu Tunggu +Waktu AntriBesaran MCE adalah : 0 < MCE 1, artinya MCE lebih besar dari nol dan lebih kecil atau sama dengan satu. Jika waktu tidak bernilai tambah semakin mendekati nol maka besaran MCE akan semakin mendekati satu yang berarti semakin efisien, begitupun sebaliknya. Pada beberapa perusahaan manufacturing, MCE umumnya 10 %. Perusahaan manufacturing yang efisien MCE idealnya adalah 100%, artinya tingkat pemborosan pada setiap tahap produksi adalah 0%.3.2 CONTOH KASUSSoal 1.Manajemen PT. Apa Aja Boleh ingin mengurangi waktu antara pesanan datang dari konsumen dan ketika pesanan dikirimkan . Untuk operasi kuartal pertama tahun 2010 , datanya adalah berikut ini :. Hari Waktu inspeksi 0,6Waktu tunggu( sejak pesanan datang sampai permulaan produksi) 28,0Waktu proses 5,4Move time 2,0Waktu antri 10,0Diminta :1. Hitunglah throughput time!2. Hitunglah MCE untuk kuartal tersebut diatas!3. Analisa !Jawab ;1. Throughput Time = Waktu Proses + Waktu Inspeksi + Waktu Tunggu + Waktu Gerak+ Waktu Antri.Throughput Time = 5.4 + 0.6 + 28.0 + 2.0 + 10.0= 461. MCE = Waktu Proses / Waktu TenggangMCE = 5.4 / 46 x 100%= 11.7 %1. Analisa ; Maka besaran MCE mendekati 0 yang berarti tidak efisien.Soal 2.Manajemen PT. Suka-Suka Kamu ingin mengurangi waktu antara pesanan datang dari konsumen dan ketika pesanan dikirimkan . Untuk operasi kuartal pertama tahun 2010 , datanya adalah berikut ini :. Hari Waktu inspeksi 0.8Waktu tunggu( sejak pesanan datang sampai permulaan produksi) 3Waktu proses 6Move time 1.2Waktu antri 1Diminta :1. Hitunglah throughput time!2. Hitunglah MCE untuk kuartal tersebut diatas!3. Analisa !Jawab ;1. Throughput Time = Waktu Proses + Waktu Inspeksi + Waktu Tunggu + Waktu Gerak+ Waktu Antri.Throughput Time = 6 + 0.8 + 2 + 1.2 + 1= 111. MCE = Waktu Proses / Waktu TenggangMCE = 6 / 11 x 100%= 54.5 %1. Analisa : Maka besaran MCE mendekati 1 yang berarti efisien.

BAB IIIPENUTUP

4.1 KesimpulanJIT (Just In Time) merupakan suatu system yang dikembangkan atas dasar perbaikan dari kekurangan pada system tradisional. Dimana dalam langkah JIT (Just In Time) pemborosan yang terjadi dalam system tradisional berusaha untuk mengeliminasi pemborosan-pemborosan biaya yang timbul akibat banyaknya waktu yang digunakan dalam memproduksi suatu barang sehingga perusahaan dapat meningkatkan laba dan memperbaiki posisi persaingan perusahaan.Untuk mengukur apakah biaya yang tidak bernilai tambah telah dapat dihilangkan atau diminimumkan pada setiap tahap produksi, maka perlu dihitung efisiensi siklus manufacturing (Manufacturing Cycle Efficience). Apabila nilai MCE mendekati Nol, maka waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang dikatakan tidak efisien. Sebaliknya, jika nilai MCE mendekati 1, maka waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang dikatakan efisien.4.2 SaranBerdasarkan informasi yang kami peroleh mengenai perbandingan System Tradisional dengan Sistem JIT (Just In Time) diketahui bahwa Sistem JIT (Just In Time),memiliki keunggulan dalam penghematan waktu dan biaya dalam memproduksi barang. Oleh karena itu Manajemen Perusahaan sebaiknya mengambil keputusan untuk menggunakan Sistem JIT (Just In Time) dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.

Daftar Pustaka

Akuntansi Manajemen Dalam Lingkungan Tepat Waktu.Hansen, Don.R. dan Maryanne M.Mowen. 1995. Akuntansi Manajemen . Jakarta: Erlangga.Simamora, Henry. 1999. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.Supriyono, Drs.R.A, Akuntan. 1999. Manajemen Biaya-Suatu Reformasi Pengelolaan Bisnis. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.Wicaksono, Armanto. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.