JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB...

88
MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM INDONESIA STUDI KASUS : PEMBAHARUAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN ATTAQWA BEKASI (1956-2000) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi Syarat mendapat gelar Sarjana (S1) Humaniora Oleh: Rizki Dzulfikar Fahmi NIM: 1070220000903 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Transcript of JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB...

Page 1: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

MODERNISASI PENDIDIKAN ISLAM INDONESIA STUDI KASUS

: PEMBAHARUAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN

ATTAQWA BEKASI (1956-2000)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk memenuhi Syarat mendapat gelar Sarjana (S1) Humaniora

Oleh:

Rizki Dzulfikar Fahmi

NIM: 1070220000903

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19
Page 3: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19
Page 4: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh Sarjana (Strata 1/S1) di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti secara hukum bahwa karya ini bukan karya

asli saya atau merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 Desember 2011

Rizki Dzulfikar Fahmi

Page 5: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

i

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT pencipta semua makhluk-Nya yang menegetahui apa

yang ada di langit dan di bumi yang nyata maupun yang tersembunyi, kami memuji,

memohon pertolongan dan apapun serta perlindungan kepada-Nya dari segala bentuk

kejahatan.

Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa

umatnya dari zaman kegelapan hingga ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan

seperti sekarang ini. Alhamdulillah berkat rahmat-Nya, penulisan skripsi ini telah dapat

terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan

terselesaikan tanpa ada bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang dengan tulus ikhlas

memberi bantuan, baik moril maupun materiil. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Abd. Wahid Hasyim selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Syarif Hidayatullah jakarta.

2.

M.pd selaku sekretaris jurusan Sejarah dan

Peradaban Islam.

3. Bapak Nur Hasan, MA. Selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya

dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk-petunjuk berharga kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Kepada segenap dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama

menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 6: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

ii

5. Keluarga, terutama Bapak dan Mama tercinta yang telah mengasuh, membimbing

dengan sabar dan penuh kasih sayang, terima kasih atas semua yang engkau berikan

kasihmu tidak terbalas oleh apapun. Saudariku maafkan semua kesalahan, semoga

selanjutnya menjadi lebih baik dan dewasa.

6. Kepada teman-

reza,Isan,Adunk, joni,Ayat dan lainnya. Terimakasih telah memberikan aku senyum

selama ini.

7. Teman-Teman Futsal Grobog yang sudah menemani bermain di rumah

menghilangkan semua penat di pikir.

8. Kepada guruku tercinta KH. Nurul Anwar, Lc. Selaku pimpinan pondok pesantren

attaqwa yang telah membimbing penulis sewaktu di pesantren dan mengizinkan

penelitian penulis.

9. Ncing Simih dan Mang Obi, Teman-teman rumah dan Futsal terima kasih atas segala

masukannya.

Akhirnya penulis hanya dapat mengembalikan segalanya kepada Allah SWT, semoga

mereka dapat imbalan kebaikan berlipat ganda atas segla jasa dan bantuan serta

pengorbananya. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca

umumnya. Amin.

Jakarta, 2011

Penulis

Page 7: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

iii

ABSTRAK

Rizki Dzulfikar Fahmi

107022000903

Modernisasi Pendidikan Islam Indonesia, Studi Kasus : Pembaharuan Pendidikan

Pondok Pesantren Attaqwa Bekasi (1956-2000)

Pesantren adalah lembaga yang mewujudkan perkembangan sistem pendidikan

nasional. Dari segi historis, pesantren tidak hanya mengandung makna keislaman tetapi juga

keaslian (indegerous) Indonesia. Secara umum pondok pesantren mempunyai tujuan dan

fungsi sebagai lembaga pendidikan dan penyiaran agama Islam. Sejak akhir abad ke-20

keadaan pondok pesantren mengalami pembaharuan dalam bidang pendidikan sebagai

lembaga pendidikan formal. Sekarang ini pendidikan pondok pesantren tidak hanya dalam

bidang agama Islam yang bersifat tradisional melainkan juga dalam bidang pendidikan umum

dengan masuknya ilmu pengetahuan alam dan bahasa asing, seperti bahasa Arab dan bahasa

Inggris. Pondok pesantren mengalami perkembangan dalam pendidikan modern dengan

pembaharuan-pembaharuan yang tidak lepas dari tokoh-tokoh intelektual.

Pondok pesantren Attaqwa merupakan salah satu pesantren di Indonesia yang

menerapkan sistem modern baik bagi santri maupun masyarakat di sekitar pondok pesantren

sendiri. Penulis dalam skripsi ini mencoba menjelaskan hal pokok menyangkut tentang

pesantren sebagai berikut : pertama, mengenai profil pondok pesantren secara keseluruhan,

dan kedua, pembaharuan pendidikan yang terjadi di pondok pesantren Attaqwa dari segi

keagamaan,pendidikan, dan sosial ekonomi.

Dalam melakukan penelitian tersebut peneliti menggunakan metode Library research

dan Deskriptif analitis yaiitu menganalisis fakta-fakta sejarah masa lampau untuk dijadikan

bahan untuk penulisan sejarah. Proses pencarian faktanya dengan mengembangkan teori yang

ada dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan dengan mengembangkan keadaan

mengenai obyek yang akan diteliti yaitu sejarah berdiri dan berkembangnya pondok

pesantren Attaqwa Kabupaten Bekasi dengan menggunakan langkah observasi dan interview.

Page 8: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

ABSTRAK .......................................................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .... ............................................................. 4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................................... 5

D.Tinjauan Pustaka ................................................................................................ 5

E. Metode Penelitian ................................................................................................ 6

F. Kerangka Teori ................................................................................................ 8

G. Sistematika Penulisan .................................................................................... 9

BAB II PROFIL PONDOK PESANTREN ATTAQWA ...............................

A. Letak Georafis Pondok Pesantren Attaqwa ....................................................... 10

B .Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Attaqwa ................................................. 12

C. Visi, Misi dan Orientasi Pondok Pesantren Attaqwa ......................................... 16

D. Tokoh Pendiri Pondok Pesantren Attaqwa ........................................................ 20

Page 9: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

v

BAB III MODERNISASI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN ATTAQWA 32

A. Metode Pendidikan Tradisional Pondok Pesantren Attaqwa ............................. 32

B. Pembaharuan Pendidikan Pondok Pesantren Attaqwa ....................................... 35

1. Kurikulum .................................................................................... 36

2. Metode Pendidikan ..................................................................... 38

BAB IV TOKOH MODERNISASI DAN PERKEMBANGAN PONDOK

PESANTREN ATTAQWA ................................................................ 41

A. KH ..................................................................................... 41

B. KH Ahmad Tajuddin Marzuki ........................................................................... 43

C. Perkembangan Terkini Pondok Pesantren Attaqwa ........................................... 50

D. Pengaruh Modernisasi Pondok Pesantren Attaqwa Bagi Masyarakat Sekitar ... 52

1. Dalam Bidang Pendidikan dan Dakwah ................................................. 52

2. Dalam Bidang Sosial dan Ekonomi ....................................................... 55

BAB V KESIMPULAN

Saran-saran

Lampiran-lampiran

Daftar Pustaka

Page 10: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

vi

Page 11: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesantren dilihat dari segi bentuk dan sistemnya, berasal dari India.

Sebelum proses penyebaran Islam di Indonesia sistem tersebut telah dipergunakan

secara umum untuk pengajaran dan pendidikan agama Hindu di Jawa. Dapat

dikatakan bahwa pesantren meneruskan sistem pendidikan yang sudah ada di

Jawa dengan tidak mengubah sistem yang sudah ada dan tradisi yang sudah lama

ada sebelum Islam datang. Perbedaan yang mendasar ialah pada masa Hindu

pendidikan itu hanyalah milik kasta tertentu, sedangkan pada masa Islam,

pendidikan tersebut milik semua orang tanpa memandang keturunan dan

kedudukan, karena dalam pandangan Islam seluruh manusia merupakan umat

yang egaliter.1

Tentang kehadiran pesantren secara pasti di Indonesia pertama kalinya

belum bisa dianalisis secara akurat, karena tidak terdapat data-data dan sumber

yang akurat. Hanya saja ada yang mengatakan, bahwa pesantren di Indonesia

khususnya di Jawa sudah muncul pada zaman Walisongo. Syaikh Maulana Malik

Ibrahim atau lebih dikenal dengan Syaikh Maghribi dianggap sebagai pendiri

pondok pesantren pertama di tanah Jawa.2 Menurut beberapa pendapat, tidak sulit

bagi Syaikh Maulana Malik Ibrahim mendirikan pengajian dan pendidikan seperti

pondok pesantren karena sebelumnya sudah ada perguruan Hindu dan Budha

dengan sistem biara dan asrama sebagai tempat pendeta dan biksu mengajar dan

1Rohadi Abdul Fattah, dkk. Rekonstruksi Pesantren Masa Depan (Dari Tradisional,

Modern, Hingga Post Modern), (Jakarta: PT Listafariska Putra, 2005), h. 13. 2Kafrawi, Pembaharuan Sistem Pendidikan Pesantren Sebagai Usaha Peningkatan

Prestasi Kerja dan Pembinaan Kesatuan Bangsa, (Jakarta: Cemara Indah, 1978), .h. 17.

Page 12: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

2

belajar, sehingga pada waktu agama Islam berkembang, biara dan asrama itu tidak

berubah bentuk, hanya namanya dikenal menjadi pesantren atau pondok yaitu

tempat tinggal dan belajar para santri. Isinya berubah dari ajaran Hindu dan

Budha diganti dengan ajaran Islam.

Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19 M membawa

konsep-konsep pembaharuan atau modernisasi tentang pendidikan Islam. Semua

ini dilakukan agar pendidikan Islam tidak kalah dengan pendidikan yang dibawa

oleh para kolonial, sekaligus mempertahankan tradisi dan tanah air mereka.

Perkembangan pendidikan Islam di Indonesia, pertama memakai sistem

tradisional, belum tersusun kurikulum seperti sekarang ini, baik itu pendidikan di

dalam surau atau pesantren. Program modernisasi pendidikan Islam mempunyai

akar-akarnya dalam modernisasi pemikiran dan institusi Islam secara keseluruhan.

Dengan kata lain modernisasi pendidikan Islam tidak dapat dipisahkan dengan

gagasan dan program modernisasi Islam. Kerangka dasar yang berada di balik

modernisasi Islam secara keseluruhan adalah modernisasi pemikiran dan

kelembagaan Islam merupakan syarat bagi kebangkitan kaum Muslim di masa

moderen. Menurut Abuddin Nata, pendidikan Islam baik itu secara kelembagaan

maupun pemikiran haruslah dimodernisasi. Mempertahankan kelembagaan Islam

tradisional hanya akan memperpanjang nestapa ketidakberdayaan kaum Muslim

dalam berhadapan dengan kemajuan dunia moderen.3 Menurut Ibn Taimiyah

secara umum pembaharuan dalam Islam timbul karena : 1) membudayanya

khurafat di kalangan kaum Muslim, 2) kejumudan atau ditutupnya pintu ijtihad

dianggap telah membodohkan umat Islam, 3) terpecahnya persatuan umat Islam

3Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam pada Periode Klasik dan Pertengahan, (Jakarta :

Raja Grafindo Persada, 2004), h. 185.

Page 13: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

3

sehingga sulit membangun dan maju, 4) kontak antara Barat dengan Islam telah

menyadarkan kaum Muslim akan kemundurannya.4

Salah satu pondok pesantren yang mendapat pengaruh di atas adalah

Pondok Pesantren Attaqwa. Pondok Pesantren Attaqwa (disingkat dan selanjutnya

ditulis PPA) ini didirikan oleh KH Noer Alie, sekembalinya beliau dari belajar di

Mekkah. Beliau berkeinginan mendirikan pesantren karena melihat kondisi

ummat pada waktu itu sangat terbelakang dalam bidang pendidikan karena

penjajahan. Langkah awal yang beliau lakukan adalah membangun sebuah

sekolah (pesantren) karena tidak ada satupun sekolah yang berdiri di desa

tersebut.

Pada awal tahun 1940 pendidikan yang dibuka KH Noer Alie ini masih

berupa pengajian yang bertempat di masjid dengan mempelajari kitab kuning

yang beliau pelajari di Timur Tengah, sebuah sistem pendidikan yang sudah

berkembang sebelumnya di pesantren-pesantren yang ada di Indonesia. Akan

tetapi setelah beberapa lama karena banyak minat dari orang-orang yang ingin

belajar membuat tempat atau masjid yang beliau jadikan tempat belajar menjadi

penuh. Maka semakin banyak murid yang berdatangan dari luar kampung untuk

datang ke pesantren ini. Akhirnya beliau mendirikan sebuah madrasah di depan

masjid tempat belajar.

Setelah beberapa lama kegiatan pembelajaran terhenti karena kondisi negara

yang masih dalam kondisi kurang aman, maka pada tahun 1960 setelah KH Noer

Alie berhenti beraktivitas dari organisasi Masyumi beliau memfokuskan untuk

mengembangkan PPA. Pada tahun 1962 terjadi pembaharuan dalam sistem

4Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam pada Periode Klasik dan Pertengahan, h. 188.

Page 14: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

4

pendidikan yang ada di PPA, setelah beberapa tahun bertahan dengan sistem

tradisional yang ada akhirnya PPA mengubah sistem non klasikal (tradisional)

menjadi klasikal yaitu dengan membangun sekolah-sekolah lanjutan.5

Dalam perkembangannya, PPA mengalami pembaharuan dalam sistem

pendidikannya. Sebagai salah satu pondok pesantren terbesar di Bekasi yang

memunculkan cabang-cabang pesantren, PPA banyak mengalami pembaharuan

untuk dapat bersaing dengan sistem pendidikan moderen yang ada. PPA juga

banyak memberikan pengaruh dalam perkembangannya kepada masyarakat

sekitar untuk bisa meningkatkan kualitas sosialnya sebagai masyarakat Islami.

Berdasarkan hal-hal di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang

pembaharuan pendidikan yang ada di PPA ini dalam bentuk penelitian skripsi.

Penulis memberi judul untuk penelitian skripsi ini dengan Modernisasi

Pendidikan Islam Studi kasus : Pembaharuan Pendidikan Pondok Pesantren

Attaqwa (1956-2000).

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Sebelum melakukan perumusan masalah, penulis terlebih dahulu membatasi

masalah penulisan skripsi ini agar pembahasannya tidak melebar. Untuk itu,

penulis membatasi pembahasannya hanya pada lingkup pembaharuan pendidikan

di Pondok Pesantren Attaqwa (PPA) dalam kurun waktu 1956-2000, menjelaskan

tentang perkembangan metode pendidikan yang dipakai hingga tahun tersebut.

Dimana tahun tersebut merupakan titik balik perkembangan pondok pesantren

attaqwa hingga menjadi pondok pesantren modern seperti sekarang ini.

5

Catatan Ringkas Proses Berdiri dan Berkembangnya Yayasan

Pembangunan, Pemeliharaan dan Pertolongan Islam (Yayasan P3), (Bekasi: Ujung Malang, 1988

), h. 5.

Page 15: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

5

Dari pembatasan masalah di atas maka penulis merumuskan masalahnya

sebagai berikut, agar skripsi ini dapat menjawab beberapa pertanyaan:

1. Bagaimanakah sejarah berdirinya PPA ?

2. Modernisasi pendidikan apa yang terjadi di PPA ?

3. Siapakah tokoh-tokoh modernisasi pendidikan di PPA ?

4. Bagaimanakah perkembangan PPA sekarang ini ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dan manfaat dari penelitian skripsi ini adalah:

1. Untuk memberikan pengetahuan tentang sejarah berdirinya PPA.

2. Memberikan pengetahuan tentang modernisasi pendidikan di PPA.

3. Memberikan pengetahuan tentang perkembangan PPA sampai saat ini.

4. Sebagai bahan pengetahuan bagai mahasiswa Jurusan Sejarah dan Peradaban

Islam.

5. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1 pada Jurusan Sejarah dan

Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Tinjauan Pustaka

Penulis melakukan survei atau tinjauan pustaka terhadap tema skripsi

sebagai bahan komparasi penulis supaya tidak ada kesamaan dalam penulisan.

Pertama, yaitu buku yang berjudul tokoh ulama, pendidik, dan pejuang, yang di

terbitkan yayasan attaqwa pada tahun 1989 dan dikarang oleh sejarawan Ali

Anwar, menjelaskan tentang bagaimana peran KH Noer Alie sebagai tokoh

Page 16: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

6

ulama, pendidik, dan pejuang di Bekasi, dan bagaimana pondok pesantren attaqwa

mulai berdiri dan berkembang , buku ini bisa menjadi acuan penulis untuk

mengetahui bagaimana sejarah berdirinya pondok pesantren attaqwa.

Kedua, adalah buku catatan

ringkas proses berdiri dan berkembangnya yayasan pembangunan, pemeliharaan

dan pertolongan Islam yang di terbitkan tahun 1988 tentang berdirinya Yayasan

Attaqwa yang menerangkan tentang konsep pendirian dan perkembangan

pendidikan dan Yayasan Attaqwa. Dari kedua buku di atas penulis

mengkomparasikan pembahasannya agar tidak terjadi kesamaan dalam penulisan

buku perkembangan pendidikan pesantren tebu ireng yang di jelaskan

tradisi pesantren tentang pandangan hidup

, selain itu penulis juga melakukan observasi lapangan dan wawancara

untuk mendapatkan sumber primer yang ada.

E. Metode Penelitian dan Kerangka Teori

PPA adalah lembaga pendidikan yang tentunya memiliki latar belakang atau

sejarahnya tersendiri. Dengan demikian penulis akan melakukan penelitian

mengenai sejarah berdiri dan berkembangnya PPA di Bekasi. Dalam mencari dan

mengumpulkan data tersebut, pertama penulis akan menggunakan metode library

research (riset kepustakaan) yaitu mencari dan mengumpulkan sumber-sumber

tertulis, baik berupa buku maupun bahan lainnya yang berhubungan dengan

masalah tersebut. Kedua, penulis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu

kegiatan penelitian yang pencarian faktanya dengan mengembangkan teori yang

ada serta melakukan pengamatan langsung di lapangan mengenai obyek yang

Page 17: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

7

akan diteliti dengan menggunakan langkah observasi langsung ke lapangan dan

interview (wawancara).

1. Penelitian kepustakaan yang dimaksud di sini adalah mengadakan penelitian

terhadap beberapa literatur/buku yang ada kaitannya dengan penulisan ini.

2. Penelitian lapangan yaitu penelitian dengan terjun langsung ke obyek

penelitian. Adapun penelitian tersebut menggunakan instrumen pengumpulan

data berupa pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala yang

diteliti yaitu observasi dan wawancara. Pengumpulan data dilakukan secara

tertulis dengan mengajukan beberapa pertanyaan tertulis kepada pengasuh atau

pengurus dan yang terlibat di dalam PPA, penulis melakukan penelitian 1 bulan

penuh tanggal 15 september hingga 15 oktober 2011 untuk mencari data

tersebut. Orang

yaitu salah satu tokoh pembaharuan pendidikan pertama di PPA yang masih

ada, kedua Ust. Emil Salim S.pd.i selaku guru dan pengurus PPA.

Kemudian, data-data yang diperoleh dari kedua sumber tersebut akan

dianalisa melalui beberapa tahap : Pertama, penulis menggunakan metode

deskriptif analitis, yaitu menganalisis hasil yang telah didapat dari hasil penelitian

di PPA Bekasi berupa data dan informasi sebenarnya mengenai kondisi yang ada,

dengan cara menguraikan, menafsirkan, mencatat, dan menganalisa hasil data

yang diperoleh. Kedua, verifikasi, yaitu suatu kritik sejarah baik secara intern

maupun ekstern . Kritik intern, adalah menguji dan mengungkap keabsahan atau

kebenaran sumber yang didapat, sedangkan kritik extern adalah menguji otensitas

atau keaslian sumber yang di dapat dalam penelitian. Ketiga, Interpretasi yaitu

Page 18: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

8

memberi penafsiran terhadap fakta sejarah pada tahap ini akan tergambar dari

fakta-fakta tersebut cerminan peristiwa-peristiwa masa lampau.

Keempat, atau tahapan yang terakhir adalah proses historiografi, yaitu

merekonstruksi peristiwa bersejarah melalui penulisan sejarah. Kemudian setelah

ini barulah ditarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Sebagai

pedoman dalam teknik penulisan skripsi ini, penulis merujuk pada buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh

Ceqda, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.6

F. Kerangka Teori

Seperti apa yang diungkapkan oleh Zamakhsyari Dhofier dalam bukunya

Tradisi Pesantren Study: Pandangan Hidup Kyai, bahwa pesantren mempunyai

peran penting dalam penyebaran Islam di Indonesia dan menjadi anak panah

dalam menentukan watak umat Islam.7

Zamakhsyari Dhofier menjelaskan bahwa pesantren mengalami modernisasi

dalam perkembangannya. Di dalam perkembangannya pondok pesantren tidaklah

semata-mata tumbuh atas pola lama yang bersifat tradisional, dengan metode dan

sistem pendidikannya. Melainkan melakukan inovasi dalam pengembangan suatu

sistem, di samping pola tradisional yang termasuk ciri pondok-pondok Salafiyah

(jenis pesantren yang tetap mempertahankan sistem sorogan dan weton dalam

pengajaran kitab-kitab klasik ) maka gerakan Khalafiyah (menerima hal-hal baru

6Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, tesis, dan Disertasi)

(jakarta: Ceqda Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 17 7Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren study: pandangan hidup kyai (Jakarta: LP3ES,

1982 ), h. 17-18.

Page 19: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

9

yang dinilai baik di samping tetap mempertahankan tradisi lama yang baik) telah

memasuki derap perkembangan pondok pesantren.

Seperti apa yang terjadi di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa

Timur. Pondok yang pertama menganut sistem pendidikan tradisional akhirnya

mengalami modernisasi dalam sistem pendidikan, berupa metode pengajaran dan

kurikulum yang dipakai. Berarti Pondok Pesantren Tebu Ireng mengubah sistem

pendidikannya dari non klasikal menjadi klasikal (madrasah). Penulis melakukan

landasan teori di atas untuk menjadi bahan komparasi dalam penelitian di PPA

Bekasi.

G. Sistematika Penulisan

Penulis membagi sistematika penulisan skripsi ini dalam beberapa bab,

sebagai berikut :

Bab I, meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab II, menjelaskan letak geografis, sejarah berdirinya PPA dan orientasi

pendidikan,visi, dan misi PPA, dan tokoh pendirinya.

Bab III, menjelaskan tentang metode pendidikan klasik, pembaharuan pendidikan

yang meliputi kurikulum dan metode pendidikan.

Bab IV, membahas tokoh modernisasi di PPA yaitu KH Ahmad Tajuddin, KH

, perkembangan PPA di masa kini, perkembangan dalam

bidang dakwah dan pendidikan, dan perkembangan dalam bidang sosial dan

ekonomi.

Bab V,berisi kesimpulan dan saran-saran.

Page 20: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

10

BAB II

PROFIL PONDOK PESANTREN ATTAQWA

A. Letak Geografis Pondok Pesantren Attaqwa

Pondok Pesantren Attaqwa (PPA) terletak di daerah Ujung Harapan, Desa

Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Pada awal abad ke-20 M daerah

Ujung Harapan bernama Ujung Malang yang merupakan perkampungan kecil

seluas lebih-kurang 50 hektar. Daerah ini masuk ke dalam wilayah Kawedanan

Bekasi, Regentschap (Kabupaten) Meester Cornelis, Residensi Batavia. Daerah

ini terletak di pesisir utara pulau Jawa bagian barat, membujur antara 1060 48, 79-

1070 77-29

0 BT, dengan suhu udara cukup panas. Di sekeliling kampung

terbentang ratusan hektar sawah dan rawa. Menjelang musim panas hamparan

padi menguning dan bergelombang ditiup semilir. Di ujung sejauh mata

memandang tatapan terbentur pada kampung lain yang berwarna hijau dan abu-

abu transparan. Di kampung Ujung Malang berdiri belasan rumah dengan jumlah

penduduk sekitar 100 orang dan masih menganut ajaran sinkretis, animisme,

dinamisme, dan Hindu, Budha, kemudian mereka memeluk agama Islam. Di

halaman dan pekarangan rumahnya ditumbuhi berbagai pohon buah-buahan,

sayuran, bambu, dan rumput liar.8

Sebagaimana layaknya kampung lain, saat itu jalan sepanjang Ujung

Malang masih berbentuk tanah. Jika musim panas tiba yang berlangsung sejak

April sampai September jalan mengeras dan berdebu. Sedangkan pada musim

hujan antara Oktober sampai Maret tanah menjadi lunak, becek, dan berlumpur.

Meski alam terkesan tidak ramah, tetapi penduduk kampung tidak menganggap

8Ali Anwar, KH Noer Ali Sosok Ulama, Pejuang, dan Pendidik, (Bekasi, Yayasan Attaqwa,

th 1989), h. 2.

Page 21: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

11

semua itu sebagai bentuk pemaksaan. Secara alami mereka melakukan berbagai

aktivitas yang dianggap pantas untuk dilakukan. Realitas hidup dijadikan seni,

ibadah, dan harus diterima. Pada musim panas biasanya penduduk menggarap,

memanen, dan menjemur padi. Sedangkan pada musim hujan berjualan, membuat

kerajinan rumah tangga, mencari ikan, dan mengontrol kebun dan sawah. Bahkan

kegiatan menjual dan membeli kebutuhan pokok ke pasar Bekasi, Kranji, dan

Pondok Ungu tetap berjalan meski kadang gerobak sapi yang digunakan terbenam

ke dalam lumpur.9

Tidak jelas mengapa kampung itu dinamakan Ujung Malang, dan belum ada

satu penduduk pun yang mengatakannya dengan pasti. Terdapat beberapa

pendapat tentang itu bahwa asal kata Ujung Malang adalah ujung dan malang.

Ujung artinya akhir, sedangkan malang diartikan menderita. Menderita karena

memang sejak dahulu kala amat sukar didatangi penduduk lain. Hal ini

disebabkan karena Ujung Malang amat terpencil dari perkampungan kampung

lain. Sebagai contoh, bila penduduk yang berada di daerah pantai utara akan

mencari penghasilan atau berbelanja, maka mereka lebih senang ke Tanjung

Priok, sedangkan dari sekitar Babelan lebih suka ke Bekasi. Pendapat kedua,

justru sebaliknya, malang diartikan sebagai lintasan (cross) antar kampung.

Penduduk satu kampung yang akan ke kampung lain biasanya melalui kampung

Ujung Malang diambil dari nama perkampungan orang-orang kota Malang, Jawa

Timur, mengingat di sekitar Batavia bertebaran berbagai nama kota atau daerah

lain yang kelak menjadi nama perkampungan, seperti Kampung Malaka,

Kampung Ambon, Kampung Bugis, dan Kampung Melayu.

9Ali Anwar, KH Noer Ali Sosok Ulama, Pejuang, dan Pendidik, h. 3.

Page 22: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

12

B. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Attaqwa

Pondok Pesantren Attaqwa (PPA) di Ujung Harapan, Bekasi, mulai

didirikan pada tahun 1940-1945 setelah KH Noer Ali pulang dari menuntut ilmu

di Mekkah.

Beliau merasa perihatin melihat desa yang beliau cintai dengan semakin

merajalelanya kemaksiatan dan kejahatan yang berada di lingkungan desa sekitar.

Sehingga menggerakkan hati beliau untuk berjuang menyadarkan masyarakat

yang berkecimpung di dunia lembah hitam itu. Berbekal ilmu yang diperolehnya

selama beliau belajar di desanya sendiri maupun di Mekkah, beliau berusaha

menyadarkan masyarakat (penduduk) untuk memahami betapa agungnya Allah

SWT. Sedikit demi sedikit iapun mulai menjalankan aktivitas dakwahnya untuk

menyiarkan agama samawi yang memang masih awam di telinga masyarakat.

Selangkah demi selangkah beliau mengenalkan tentang agama Islam. Akhirnya

beliau mendapatkan simpati dari masyarakat yang begitu antusias untuk lebih

mengenal dan memahami apa itu agama samawi. Pada akhirnya beliaupun

mendirikan sebuah pesantren yang sederhana yang dibuat dari bambu. Beberapa

orang mulai berdatangan untuk menjadi santri, di sinilah beliau mendirikan PPA

Bekasi.10

Pada awal tahun 1940 KH Noer Ali membuka pengajian yang hanya

mempelajari kitab kuning, mengenai tempat belajar pada waktu tidaklah menjadi

hal yang utama, yang terpenting anak-anak harus belajar. Pada saat itu muridnya

hanya baru dari kalangan masyarakat Ujung Malang saja. Semakin lama murid

yang belajar semakin banyak, masjid yang digunakan sebagai tempat belajar

10

http://maattaqwaputra.blogspot.com/, Diposkan oleh MA ATTAQWA on Rabu, 03

Februari 2010.

Page 23: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

13

sudah tidak mampu lagi menampung jumlah murid yang ada. Maka KH Noer Ali

mulai mengembangkan pengajiannya menjadi pesantren dengan cara membangun

madrasah di depan masjid. Kondisi ini sangat memprihatinkan, karena negara

masih dalam keadaan perang merebut kemerdekaan, sehingga terpaksa aktivitas

pendidikan dihentikan, sebab banyak guru serta pemuda yang pergi meninggalkan

kampung halaman untuk mengikuti peperangan mengusir penjajah di daerah lain.

Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1950 aktivitas pendidikan mulai

dirintis kembali oleh KH Noer Ali dengan mengajak para guru dan pemuka

masyarakat Ujung Malang dan sekitarnya untuk berkumpul dan bermusyawarah

membentuk sebuah organisasi kecil dengan nama Panitia Pembangunan

Pemeliharaan dan Pertolongan Islam (disingkat Panitia P3 Islam). Hal ini

dilakukan oleh KH Noer Ali karena terdorong oleh rasa tanggungjawabnya

kepada Allah SWT dan masa depan umat (bangsa) serta menyatukan umat dalam

berbagai bidang khususnya dakwah, pendidikan, dan penyuluhan. Kepanitiaan ini

diketuai oleh KH Noer Ali sendiri.11

Selanjutrnya agar mendapat pengakuan secara hukum, para pengurus P3

Islam mengajukan badan hukum kepada notaris Eliza Pondang di Jakarta. Dengan

demikian, maka sejak tanggal 7 Agustus 1956 organisasi Panitia Pembangunan,

Pemeliharaan, dan Pertolongan Islam telah resmi menjadi sebuah yayasan,

berdasarkan nama yang tercantum dalam akta notaris nomor 11. Yayasan ini

bernama Yayasan Pembangunan, Pemeliharaan, dan Pertolongan Islam Desa

Ujung Malang Tengah disingkat Yayasan P3 Islam Desa Ujung Malang Tengah.

11

, Catatan Ringkas Proses Berdiri dan Berkembangnya Yayasan

Pembangunan, Pemeliharaadan Pertolongan Islam (Yayasan P3 Islam), (Bekasi: Ujung

Malang,1988), h. 2.

Page 24: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

14

Setelah resmi dibentuk Yayasan P3 Islam mulai membangun sekolah-

sekolah di sekitar daerah Ujung Malang dengan mengumpulkan anak-anak dan

para pemuda untuk melanjutkan sekolah. Hingga tahun 1952 Yayasan P3 Islam

berhasil mendirikan enam buah Madrasah Ibtidaiyah (SRI : Sekolah Rakyat

Islam) di Ujung Malang, membangun Masjid J

bantuan kepada pejuang kemerdekaan dengan memberikan sebagian hasil

mengelola persawahannya.

Untuk menampung para pelajar lanjutan madrasah ibtidaiyah, Yayasan P3

Islam membangun pondok pesantren dengan nama Perguruan Menengah Islam

Pesantren Bahagia.12

Ketua perguruan tersebut adalah KH Noer Ali, tetapi karena

kesibukan beliau sebagai ketua DPD Masyumi Bekasi, maka sebagai direkturnya

ditunjuk KH Abdurrahman.

Setelah organisasi Masyumi dibubarkan pada tahun 1960, KH Noer Ali

mulai aktif kembali membangun kampungnya dalam bidang pendidikan, di

komplek masjid Attaqwa, beliau membangun pondok pesantren dengan nama

Pondok Pesantren Attaqwa (PPA).

Di tengah-tengah aktivitas pendidikan pondok pesantren yang dibangun

oleh Yayasan P3 Islam ini, lokasi perguruan menengah Islam Pesantren Bahagia,

yaitu pesantren yang ada di desa teluk pucung waktu itu sebelum adanya pondok

pesantren attaqwa diperlukan oleh pemerintah untuk kantor Komando Distrik

Militer (Kodim) 0507 Bekasi

Dengan demikian maka para santri yang belajar harus pindah ke pesantren

lain, di antara mereka bannyak yang pindah ke PPA yang dipimpin oleh KH Noer

12

Ibid., h. 5.

Page 25: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

15

Ali. Dengan bertambahnya santri yang tertampung di PPA, makin berkembang

pula sistem pendidikan di pondok pesantren tersebut. Pada tahun 1962, PPA

mengubah sistem pendidikannya dari sistem non klasikal (tradisional) menjadi

klasikal, yaitu dengan membangun Madrasah Menengah Attaqwa (MMA) Putra,

yang setingkat dengan Tsanawiyah dan Aliyah dengan mata pelajaran 50%

pengetahuan agama dan 50% pengetahuan umum. Tujuan dari perubahan tersebut

adalah agar para lulusan dari madrasah ini dapat melanjutkan pendidikannya ke

berbagai perguruan tinggi baik agama maupun umum.

Pada tahun 1986 setelah berusia 30 tahun, Yayasan pembangunan,

Pemeliharaan, dan Pertolongan Islam (YP3I) mengadakan regenerasi

kepengurusan dan sekaligus mengadakan perubahan nama serta perbaikan

anggaran dasar untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang Keormasan No. 8

Tahun 1982, dengan demikian maka YP3I berubah nama menjadi Yayasan

Attaqwa. Perubahan tersebut disahkan oleh notaris Soedirja, SH pada tanggal 17

Desember 1986 dengan No. Register 16.13

Pada saat ini lembaga pendidikan yang bernaung di bawah Yayasan

Attaqwa berjumlah 99 unit, dengan siswa berjumlah 18.718 orang. Mereka terdiri

atas pelajar tingkat Taman Kanak-Kanak Islam, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah

Aliyah, SMA Islam, Pesantren Tinggi Attaqwa dan Sekolah Tinggi Agama Islam

Attaqwa (STAIA).

13

Sekretariat Yayasan Attaqwa, Rekapitalisasi Global Lembaga-lembaga di bawah Yayasan

Attaqwa Pusat, (Ujung Harapan: yayasan attaqwa,1986), h 4.

Page 26: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

16

C. Visi, Misi, dan Orientasi Pondok Pesantren Attaqwa

Visi pondok pesantren attaqwa merupakan gambaran cita-cita yang ingin

diwujudkan oleh pendiri dan pengurus pondok pesantren attaqwa melalui semua

kegiatannya. Visi itu diformalisasikan dalam kalimat singkat yaitu Ikhlas,

Berdzikir, Berpikir, Beramal.14

Ikhlas adalah titik tolak kegiatan semua insan Muslim menuju keridhoan

Allah SWT. Tidak ada kegiatan insan mukhlis yang tidak didasari oleh tujuan

ibadah kepada-Nya.

Ikhlas diperintahkan Allah SWT dalam firmannya surah al-Bayyinah ayat 5,

yang berbunyi :

5

Artinya :Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan

memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.

Dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian

inilah agama yang lurus.(QS al-Bayyinah (98) : 5)

Berdzikir adalah aktivitas yang diperintahkan dan merupakan amalan yang

sangat mulia sebagaimana firman Allah surat al-Ahzab ayat 41 :

41

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama)

Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. {QS al-Ahzab (33) : 41 }

205

Artinya : Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri

dan rasa takut, dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan

janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. {QS al-A'raf (07) : 205 }

14

Brosur Pendaftaran Murid Baru 2010/2011, (Yayasan Attaqwa, Pondok Pesantren

Attaqwa Putra Bekasi).

Page 27: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

17

Berdzikir bisa bermakna tanda kesyukuran seorang hamba kepada Allah

SWT sebagai Khaliq yang telah menciptakan dirinya dan memfasilitasi hidup dan

kehidupannya, dengan berdzikir selain hati akan merasa tenteram dapat juga

memberikan kekuatan dan rasa percaya diri seorang hamba. Sehingga sang hamba

merasa yakin bahwa hidupnya benar-benar selalu dalam pengawasan Rabbul

alamin. Menurut pengasuh PPA dengan berzikir maka Allah akan memberikan

karunia-Nya yang kadang berupa kemudahan bagi santri dalam belajar,

kemudahan bagi guru dalam mengajar, dan keberkahan suatu lembaga.

Berpikir merupakan kelebihan yang dimiliki manusia bahkan dia menjadi

pembela yang utama dibandingkan dengan hewan. Di dalam al-Qur'an banyak

perintah Allah kepada manusia untuk memikirkan segala penciptaan-Nya. Firman

Allah dalam surah al-Baqarah 266 menyatakan :

266

Artinya : Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun

kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai

dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada

orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun

itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah, demikianlah Allah

menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya. {QS. al-

Baqarah (02) :266 }

Dengan berpikir, manusia akan menelurkan perbuatan-perbuatan yang tidak

semena-mena karena setiap gerak geriknya sudah termenej dan terpikirkan dengan

baik dan siap bertanggungjawab sebagai konsekuensi dan buah dari setiap apa

yang ia perbuat. Berpikir juga akan mewujudkan insan yang cerdas, pintar,

Page 28: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

18

berwawasan luas dan akan menjadi sumberdaya manusia yang mampu

memanfaatkan potensi alam untuk kesejahteraan manusia yang pada akhirnya

dapat mewujudkan Islam sebagai agama yang , yaitu agama

yang tinggi dengan sendirinya.

Di samping itu dengan berpikir akan memperkuat keyakinan dan keimanan

akan kebesaran Allah dan menjadi modal untuk mencapai kebahagiaan hakiki

dunia dan akhirat. Bila berdzikir dan berpikir tergabung dalam diri seorang insan

maka akan melahirkan manusia yang ulul albab (orang-orang yang cerdas dan

berpikir).

Hakikat kebesaran Allah SWT hanya akan muncul dan dirasakan oleh

orang-orang yang berdzikir dan berpikir. Orang yang berdzikir kepada Allah

dalam semua kondisi dan berpikir terhadap ciptaan Allah SWT yang dapat

disaksikan melalui alam yang terbentang, mereka akan merasakan indahnya

sistem ilahi yang dapat membawa manusia kepada kesuksesan, kebaikan, dan

kebahagiaan Ummat.15

Beramal merupakan konsekuensi logis dari berpikir dan berdzikir. Insan

yang berdzikir dan berpikir akan memunculkan dari mulutnya ucapan sanjungan

dan pengakuan bahwa Allah tidak menciptakan alam ini sia-sia, semua yang

diciptakan-Nya membawa manfaat dan hikmah. Oleh sebab itu ia akan melakukan

berbagai amal shalih menggapai ridho Allah. Beramal merupakan mata rantai

yang keempat dari rangkaian mata rantai di atas yang tidak boleh terputus, karena

amal merupakan penentu atau hasil dan buah pikir dan dzikir. Tanpa amal

manusia tidak mempunyai nilai apa-apa. Sukses atau tidaknya seseorang sangat

15

Sekretariat Yayasan Attaqwa, Rekapitulasi Global Lembaga-lembaga dibawah Yayasan

Attaqwa Pusat, h. 8.

Page 29: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

19

ditentukan oleh amalnya, baik untuk kepentingan pribadi maupun orang banyak,

khususnya untuk kepentingan agama, bangsa, dan negara, inilah yang disebut

dengan amal shalih.

Misi PPA adalah membina, mengembangkan, dan memelihara masyarakat

madani yang ikhlas, berdzikir, berpikir, dan beramal shalih melalui pendidikan,

dakwah, kegiatan ekonomi, dan sosial dalam menuju baldatun thayyibatun

warobbun ghofur (Negeri yang Indah dan di ridhoi oleh Allah).16

Membina adalah kata lain dari membangun, dalam misi ini kata membangun

bermakna mewujudkan berbagai kebutuhan fisik dan non fisik yang diperlukan

oleh kepentingan umat. Mengembangkan bermakna menambah dan meningkatkan

terus-menerus pembangunan masyarakat madani yang diinginkan dengan

berbagai kegiatan. Kata memelihara diambil dari bahasa Arab muhafadzah artinya

harus memelihara semua yang kita bangun. Pemeliharaam diperlukan agar semua

yang telah dicapai dapat dipertahankan sehingga pembangunan dan

pengembangan yang telah dilakukan tidak sia-sia.

Masyarakat madani yang dimaksud adalah masyarakat yang menjadikan

masyarakat kota Madinah yang dibangun oleh Rasulullah saw sebagai contoh dan

teladan. Di mana masjid dijadikan sebagai pusat kegiatan dan pembinaan

masyarakat. Masyarakat madani juga bermakna masyarakat yang berbudaya dan

maju. Dakwah, pendidikan dan kegiatan ekonomi serta kegiatan sosial adalah

empat garapan utama yang menjadi misi Yayasan Attaqwa.17

Adapun pendidikan di PPA bertujuan untuk membentuk insan yang mampu

menegakkan ajaran Islam dalam aspek kehidupannya, insan yang berdzikir dan

16

Ibid.,h.11 17

Ibid.,, h. 13.

Page 30: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

20

berpikir yang mampu menerima dan memberi nasihat, tidak otoriter dan tidak pula

rendah diri.18

Dalam bentuk konkretnya tujuan pendidikannya adalah membentuk

Muslim yang :

1. Bertaqwa kepada Allah SWT beramal shalih, berbudi luhur, dapat bekerja di

dunia dengan baik dan menuai pahala di akhirat kelak.

2. Membantu pemerintah dalam upaya mencerdaskan bangsa.

3. Mendidik siswa agar berakhlak karimah dan berilmu pengetahuan.

4. Mempersiapkan siswa agar bisa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, baik

dalam maupun luar negri.

5. Mempersiapkan siswa agar bisa dan mampu hidup di tengah-tengah

masyarakat.

6. Mengembangkan minat dan bakat dalam berbagai bidang :

al-Quran, Tahfidz al-Qur an dan pidato tiga bahasa,

drama, organisasi, olahraga, dan lain-lain.

D. Tokoh Pendiri Pondok Pesantren Attaqwa

Pondok Pesantren Attaqwa (PPA) adalah salah satu pondok pesantren

terkemuka di Bekasi. Pesantren ini tidak dapat dilepaskan dari peran tokoh yang

mendirikan dan membesarkan PPA yaitu KH Noer Ali. Beliau adalah seorang

revolusioner, pendidik, dan pejuang yang membawa perubahan di Desa Ujung

Malang yang sekarang bernama Ujung Harapan dengan mendirikan PPA.

KH Noer Ali lahir sebagai anak keempat dari sepuluh bersaudara pasangan

H. Anwar bin H. Layu dan Hj. Maimunah binti Tarbin pada tahun 1914 di Desa

18

M. Amin Noer, Sejarah Ringkas Yayasan Attaqwa, (Ujungharapan : Bekasi, 1990), h.12.

Page 31: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

21

Ujung Malang, Onderdistrik Babelan, Distrik Bekasi, Regentschap (Kabupaten)

Meester Cornelis, Residensi Batavia, sebelum diganti menjadi Desa Ujung

Harapan Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, atas usulan

Menteri Luar Negeri Adam Malik pada tahun 1970-an ketika berkunjung ke PPA.

Tidak ada yang mengetahui secara persis kapan tanggal dan bulan kelahiran

KH Noer Ali, kecuali tahunnya, 1914. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan

penduduk kampung yang tidak terbiasa mencatat peristiwa dalam bentuk tulisan.

Kalaupun menggunakan daya ingat, semua tergantung dari kemampuan seseorang

merangkaikan satu peristiwa dengan peristiwa lain sehingga kelahirannya dapat

diduga, meskipun begitu, keabsahannya amat diragukan.19

Pada awal usia 3 tahun, KH Noer Ali sudah bisa berbicara dengan bahasa

ibu, mengeja huruf, hitungan, dan hapal kata yang baru, baik dari bahasa Arab

maupun Melayu. Bersamaan dengan masa disapih, KH Noer Ali mulai bergaul

dengan teman-teman sebayanya di luar rumah.

Salah satu kelebihan KH Noer Ali sudah nampak sejak kecil yang kelak

akan memengaruhi kepemimpinannya, yaitu ketika main ia tidak mau tampil di

belakang, tidak mau diiringi, ia selalu ingin tampil di muka sebagai orang yang

pertama meskipun jumlah temannya belasan hingga puluhan. Ketika memainkan

permainan anak-anak pun ia tidak mau kalah. Di hampir semua permainan ia

selalu tampil sebagai pemenang, seperti cor, bengkat, peletokan, layang-layang,

teprak, dan perang-perangan.20

19

Ali Anwar, KH Noer Ali Sosok Ulama, Pejuang, dan Pendidik. Yayasan Attaqwa,h. 12. 20

Cor permainan tradisional yang dimainkan beberapa orang dengan memukul sebuah

kayu di atas batu hingga jauh dan lawan tidak bisa mengambilnya dengan

cepat.Peletokan,bengkat adalah permainan perang-perangan dengan menggunakan bambu yang

di isi dengan biji jambu kecil dan selainnya dengan cara menembakkan ke lawan.

Page 32: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

22

Semasa kecil KH Noer Ali sudah memperlihatkan semangat belajar yang

sangat baik, di usia delapan tahun ia dikhitan dan belajar kepada guru Maksum di

kampung Bulak. Pelajaran yang diberikan lebih dititikberatkan pada pengenalan

dan mengeja huruf Arab, menghapal, dan membaca juz mma, ditambah

menghapal dasar-dasar rukun Islam dan rukun Iman, tarikh para nabi, akhlak, dan

fiqih. Karena sejak kecil telah terbiasa belajar dengan orangtua dan kakak-

kakaknya, KH Noer Ali pun tidak merasa kesulitan mencerna pelajaran-pelajaran

yang diberikan oleh gurunya.

Setelah tiga tahun belajar pada guru Maksum, pada tahun 1925 KH Noer Ali

belajar kepada guru Mughni di Ujung Malang. Di sini ia mendapat pelajaran

Alfiyah (tata bahasa Arab), al- an, Tajwid, Nahwu, Tauhid, dan Fiqih. Seiring

dengan perkembangan usia dan pelajaran yang telah didapat, keinginantahuannya

terhadap dunia luar pun semakin kuat. Mula-mula ia dan kawan-kawannya

bermain ke kampung-kampung di sekitarnya. Sampai pada keingintahuannya

untuk melihat rumah gedung tuan tanah, tingkah laku tuan tanah dan aparatnya.

Bersamaan dengan itu ia pun sudah bisa membandingkan antara konsep

normatif yang diajarkan gurunya dengan kondisi realitas penduduk. Kalau

gurunya mengajarkan untuk tidak melakukan kegiatan maksiat, justru pada

kenyataannya KH Noer Ali dihadapkan pada kondisi realitas tersebut. KH Noer

Ali menganggap ini sebagai akibat dari kurangnya pendidikan agama bagi

masing-masing individu masyarakat.

Semangat cinta tanah air bernuansa keagamaan merasuk dalam dirinya.

Kepada adiknya Hj. Marhamah, ia mengutarakan cita-citanya untuk menjadi

Page 33: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

23

pemimpin agama dan membangun sebuah perkampungan surga. Di mana

penduduknya beragama Islam dan menjalankan syariat Islam.

KH Noer Ali juga giat membantu ayah dan ibunya di rumah. Kebiasaan KH

Noer Ali yang sejak kecil sudah nampak adalah bila bekerja tidak mau melakukan

pekerjaan yang sedikit dan tanggung-tanggung. Ia hanya mau bekerja kalau

pekerjaan itu menyeluruh, dari awal sampai akhir, meskipun sarat dengan beban

berat.21

Di pengajian guru Mughni, KH Noer Ali dianggap sebagai murid yang

pandai, cerdas, dan tekun. Semua mata pelajaran dikuasainya dengan baik,

sehingga wajar saja kalau guru Mughni amat sayang kepadanya. Bahkan khusus

untuk pelajaran Alfiyah (pengetahuan tentang kaidah tata bahasa Arab), KH Noer

Ali mampu menghapal seribu bait lebih awal. Di saat yang sama, yaitu ketika

guru Mughni berkeinginan untuk menjadikan KH Noer Ali sebagai badalnya, KH

Noer Ali pun memberitahukan kepada orangtuanya tentang keinginannya mondok

ke guru Marzuki. Mengingat bakat, kesungguhan, dan tekad yang besar, akhirnya

dengan berat hati guru Mughni mengizinkan KH Noer Ali untuk melanjutkan

pendidikannya kepada guru Marzuki.

Pada tahun 1930-an KH Noer Ali meneruskan pendidikannya dan mondok

kepada guru Marzuki di Kampung Cipinang Muara, Klender, Jakarta Timur. Di

sini KH Noer Ali menempuh pendidikan tahap lanjutan setingkat Aliyah dengan

mata pelajaran sebagaimana yang diberikan oleh guru Mughni, tetapi materinya

dikembangkan dengan aspek pemahaman yang lebih ditekankan, seperti pelajaran

Tauhid, Tajwid, Nahwu, Sharaf, dan Fiqih.

21

Anwar,Ali, KH Noer Ali Sosok Ulama, Pejuang, dan Pendidik. Yayasan Attaqwa,Op cit.

h.13.

Page 34: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

24

Jika memiliki waktu senggang terutama saat libur hari J

sekali guru Marzuki melakukan kegiatan berburu bajing. Bagi guru Marzuki,

bajing sangat merugikannya dan petani kelapa umumnya, karena bajing

mempunyai kegemaran memakan kelapa yang masih berada di pohon. Dari guru

Marzuki ia belajar cara menggunakan senjata.

Pada tahun 1933, karena dinilai cerdas dan mampu mengikuti pelajaran

dengan baik, KH Noer Ali diangkat menjadi badal, yang fungsinya menggantikan

sang guru apabila ia sedang udzur (halangan). Di pondok guru Marzuki, KH Noer

Ali mempunyai banyak teman yang kelak akan menjadi sahabatnya dan ulama

terkenal di bilangan Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi, seperti KH Abdullah

i, KH Abu Bakar, KH Mukhtar Thabrani, KH

Abdul Bakir Marzuki, KH Hasbullah, KH Zayadi, dan lain-lain.

Sebagai murid yang mempunyai keinginan besar dalam menempuh

pendidikan, KH Noer Ali mempunyai keinginan untuk melanjutkan ke pendidikan

yang lebih tinggi. Dari cerita guru Marzuki, KH Noer Ali mendengar bahwa

pendidikan tingkat lanjut dan agar menjadi ulama yang baik adalah di Mekkah.

Awalnya guru Marzuki dan H. Anwar pun keberatan, karena melihat kemampuan

ekonominya yang pas-pasan. Guru Marzuki hanya dapat menyarankan agar KH

Noer Ali melanjutkan belajarnya ke guru Abdul Madjid di Pekojan. Tetapi KH

Noer Ali menilai, ia tidak akan berkembang jika masih berada di lingkungan

Batavia. Mendengar rengekan anak kesayangannya yang berbakat itu, H. Anwar

tidak dapat menahan haru. Sebelum berangkat KH Noer Ali dan KH Hasbullah

menemui guru Marzuki untuk meminta restu. Di akhir pertemuan guru Marzuki

berpesan kepada kedua murid kesayangannya itu, meskipun di Mekkah belajar

Page 35: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

25

dengan banyak Syeikh, tetapi kalian tidak boleh lupa untuk tetap belajar kepada

syaikh Ali al-Maliki.22

Pada tahun 1934, KH Noer Ali ditemani sahabatnya KH Hasbullah

berangkat menuju Mekkah dengan uang pinjaman dari tuan tanah Wat Siong.

Sesampainya di pelabuhan Jeddah, KH Noer Ali disambut oleh Syeikh Ali Betawi

yang bertugas menyambut jamaah haji atau para pelajar yang bermukim di

Mekkah. Selanjutnya KH Noer Ali melanjutkan perjalanan menuju Mekkah

dengan kendaraan unta selama dua hari satu malam.

Baru beberapa minggu di Mekkah, KH Noer Ali mendapat kabar dari

jamaah haji yang baru datang, bahwa guru yang sangat dicintai dan dihormatinya,

guru Marzuki, meninggal dunia. Untuk sementara waktu, KH Noer Ali, KH

Hasbullah dan orang-orang yang kenal dengan guru Marzuki berkabung dan

melakukan shalat ghaib.

Sesuai dengan pesan gurunya, KH Noer Ali langsung menghubungi syaikh

Ali al-Maliki. Adalah wajar jika guru Marzuki meminta KH Noer Ali untuk

belajar kepada syaikh Ali al-Maliki karena guru Marzuki adalah murid

kesayangan syaikh Ali al-Maliki ketika mukim di Mekkah sejak tahun 1900-1910.

Saat itu syaikh Ali al-Maliki berusia 75 tahun. Beliau adalah syaikh yang

mengajarkan berbagai macam cabang ilmu agama Islam, tetapi ajarannya lebih

dititikberatkan kepada Hadis. Kedekatan KH Noer Ali dengan syaikh Ali al-

Maliki terwujud pula dalam kegiatan sehari-hari. Hampir setiap hari, apabila

menuju dan dari Masjidil Haram KH Noer Ali memapah syaikh yang sudah renta

itu, yang membutuhkan waktu berjalan sekitar 15 menit.

22

Ibid., h.15.

Page 36: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

26

Selain dengan syaikh Ali al-Maliki, KH Noer Ali pun menggali ilmu agama

dari syaikh lain, terutama syaikh Umar Hamdan, syaikh Ahmad Fatoni, syaikh Ibn

al-Arabi, syaikh Muhammad Amin al-Quthbi, syaikh Achyadi, syaikh Abdul Jalil

dan syaikh Umar al-Turki.

Kepada syaikh Umar Hamdan yang berusia sekitar 70 tahun, KH Noer Ali

belajar Kutubussittah. Syaikh Ahmad Fatoni adalah syaikh yang berasal dari

Patani (Muangthai), berumur sekitar 40 tahun, yang memberikan pelajaran fiqih

dengan kitab Iqna sebagai acuannya. Melalui syaikh Muhammad Amin al-Quthbi

yang berusia 45 tahun, KH Noer Ali belajar ilmu nahwu, qawafi (sastra/arudh),

dan b balaghah). Selain itu syaikh al-Quthbi pun mengajarkan ilmu tauhid

dan mantiq (ilmu logika yang mengandung falsafah Yunani) dengan kitab

Asymuni sebagai acuannya. Sedangkan dari syaikh Abdul Jalil diperoleh ilmu

politik, syaikh Umar al-Turki dan syaikh Ibn al-Arabi, diperoleh ilmu Hadis dan

Berada jauh dengan tanah air tidak membuat KH Noer Ali lupa dengan

bangsanya. Melalui weselpos dari orangtua dan surat kabar yang terbit di Saudi

Arabia dan Hindia Belanda, KH Noer Ali mengetahui situasi dan kondisi dunia

dan tanah airnya. Adanya sarana organisasi seperti Perhimpunan Pelajar-Pelajar

Indonesia (PPPI), Persatuan Talabah Indonesia (Pertindo), dan Perhimpunan

Pelajar Indonesia-Malaya (Perindom), telah menggerakkan hati KH Noer Ali

untuk turut andil di dalamnya. Pada beberapa kesempatan ia sempat berdialog

dengan beberapa pelajar asal Jepang, di antaranya adalah Muhammad Abdul

Muniam Inada.

Page 37: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

27

Betapapun pentingnya organisasi, KH Noer Ali menyadari bahwa menuntut

ilmu itu harus lebih diutamakan. Selain itu faktor yang membuat KH Noer Ali

tidak memasuki organisasi yang lebih besar adalah karena masih banyak teman-

temannya yang kesulitan keuangan, dan lemahnya kemampuan intelektual dan

pengalaman organisasi dari individu masing-masing teman-temannya. KH Noer

Ali pun sadar bahwa kekuatan bisa dibina dari yang kecil, dari bawah. Sebagai

realisasinya, KH Noer Ali dan beberapa temannya seperti KH Hasan Basri

membentuk organisasi Persatuan Pelajar Betawi (PPB), dengan KH Noer Ali

sebagai ketuanya.

Ketika suasana mendekati Perang Dunia II (akhir 1939), KH Noer Ali yang

sudah memiliki cukup ilmu memutuskan untuk kembali ke tanah air. Syaikh Ali

al-Maliki yang melihat potensi keulamaan KH Noer Ali, berpesan diakhir

pertemuannya: Kalau kamu mau pulang, silahkan pulang. Tetapi ingat, jika

bekerja jangan menjadi penghulu (pegawai pemerintah). Kalau kamu mau

mengajar, saya akan ridha dunia-akhirat.

Kepulangan KH Noer Ali ke kampung halamannya di Ujung Malang pada

awal Januari tahun 1940, telah menjadi duri dalam daging bagi tuan tanah dan

pemerintah Hindia Belanda. Setelah mendirikan pesantren, maka di tahun yang

sama tepatnya pada bulan April, ia menikah dengan Hj. Siti Rahmah binti KH

Mughni.

Salah satu karya KH Noer Ali yang dapat kita rasakan manfaatnya sampai

sekarang adalah pembangunan dan pembukaan akses jalan secara besar besaran

antara Kampung Ujung Malang, Teluk Pucung, dan Pondok Ungu. Dalam setiap

jalan yang dibangun beliau tidak pernah mengeluarkan biaya untuk pembebasan

Page 38: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

28

tanah warga, tetapi apabila itu merupakan instruksi dari KH Noer Ali, semua

warga dengan sukarela dan ikhlas akan mewakafkan, dan beliau terjun langsung

memimpin gotong-royong pengerjaannya pada pertengahan tahun 1941.

Sebagai salah satu pemimpin agama yang namanya sudah masuk dalam

daftar Shumubu (Kantor Urusan Agama), pada masa pendudukan Jepang (1942-

1945), KH Noer Ali menyikapinya dengan sangat hati hati.23

Pada pertengahan

April 1942 KH Noer Ali memenuhi undangan tentara Jepang menghadap

pimpinan Shumubu di kantor Shumubu, dekat masjid Matraman, Jatinegara,

Jakarta Timur. Ternyata di sana ada Muhammad Abdul Muniam Inada, pelajar

Jepang yang menjadi temannya di Mekkah menjadi ketua Shumubu.

Secara formal, atas nama pemerintah pendudukan Jepang, Muniam meminta

kepada KH Noer Ali agar bersedia membantu Jepang dalam bentuk partisipasi

langsung dalam aktifitas yang diprogramkan Shumubu. Menyadari posisinya

dalam kondisi serba salah, dengan kemahirannya berdiplomasi, KH Noer Ali

secara halus menolak ajakan Muniam dengan alasan saya sedang memimpin

pesantren yang baru didirikan.Kalau saya terjun bersama ulama lain, bagaimana

nasib santri saya, mereka akan tercerai berai tak terurus. Dengan alasan yang

masuk akal tersebut Muniam mengijinkan KH Noer Ali untuk tetap mengurus

pesantren sambil tetap berdoa demi kemakmuran Asia Raya.

Untuk mempersiapkan diri bila sewaktu-waktu bangsa Indonesia harus

bertempur secara fisik, KH Noer Ali menyalurkan santrinya ke dalam Heiho

(pembantu prajurit), Keibodan (barisan pembantu polisi) di Teluk Pucung, dan

23

Anwar,Ali, KH Noer Alie Kemandirian Ulama Pejuang, (Bekasi: Yayasan Attaqwa,

2006), h. 20.

Page 39: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

29

menyuruh salah seorang santrinya untuk mengikuti latihan kemiliteran Pembela

Tanah Air (PETA).

Ketika Indonesia merdeka, ia terpilih sebagai Ketua Komite Nasional

Indonesia Daerah (KNID) Cabang Babelan. Tanggal 19 September 1945 ketika

diselenggarakan rapat raksasa di Lapangan Ikada Jakarta, KH Noer Ali

mengerahkan massa untuk hadir. Dalam mempertahankan kemerdekaan, ia

menjadi ketua Laskar Rakyat Bekasi, selanjutnya menjadi Komandan Batalyon III

Hizbullah Bekasi. Gelar kiyai haji sendiri beliau dapatkan dari bung Tomo yang

dalam pidatonya melalui pemancar radio Surabaya atau radionya pemberontak

berkali-kali menyebut nama KH Noer Ali, akhirnya gelar guru pun tergeser dan

berganti dengan makna yang sama, kiyai haji.24

Ketika terjadi Agresi Militer Juli 1947 KH Noer Ali menghadap Jenderal

Oerip Soemohardjo di Yogyakarta. Ia diperintahkan untuk bergerilya di Jawa

Barat dengan tidak menggunakan nama TNI. KH Noer Ali pun kembali ke Jawa

Barat dengan berjalan kaki dan mendirikan sekaligus menjadi komandan Markas

Pusat Hizbullah-Sabilillah (MPHS) Jakarta Raya di Karawang.

Untuk menunjukkan bahwa pertahanan Indonesia masih eksis, di beberapa

tempat MPHS melakukan perang urat syaraf (psy-wars). KH Noer Ali

memerintahkan pasukannya bersama masyarakat di Tanjung Karekok, Rawa

Gede, dan Karawang untuk membuat bendera merah-putih ukuran kecil yang

terbuat dari kertas. Ribuan bendera tersebut lalu ditancapkan di setiap pohon dan

rumah penduduk dengan tujuan membangkitkan moral rakyat bahwa di tengah-

tengah kekuasaan Belanda masih ada pasukan Indonesia yang terus melakukan

24

Ibid., h. 22

Page 40: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

30

perlawanan. Aksi heroik tersebut membuat Belanda terperangah dan mengira

pemasangan bendera merah-putih tersebut dilakukan oleh TNI. Belanda langsung

mencari Mayor Lukas Kustaryo, karena tidak ditemukan Belanda marah dan

membantai sekitar empat ratus orang warga sekitar Rawa Gede.

Pembantaian yang terkenal dalam laporan De Exceseen Nota Belanda itu di

satu sisi mengakibatkan terbunuhnya rakyat, namun di sisi lain para petinggi

Belanda dan Indonesia tersadar bahwa di sekitar Karawang, Cikampek, Bekasi,

dan Jakarta masih ada kekuatan Indonesia. Sedangkan citra Belanda kian terpuruk

karena telah melakukan pembunuhan keji terhadap penduduk yang tidak bedosa.

Pada tanggal 29 Nopember 1945 terjadi pertempuran sengit antara pasukan

KH Noer Ali dengan pasukan sekutu di Pondok Ungu. Pasukan yang sebelumnya

telah diberikan motivasi juang seperti puasa, doa hizbun nasr, ratib al-Haddad,

wirid, shalat tasbih, shalat hajat, dan shalat witir, lupa dengan pesan KH Noer Ali

agar tidak sombong dan angkuh. Melihat gelagat yang tidak baik, KH Noer Ali

menginstruksikan seluruh pasukannya untuk mundur. Sebagian yang masih

bertahan akhirnya menjadi korban di pertempuran Sasak Kapuk.

Kecintaan terhadap bidang pendidikan telah membuat KH Noer Ali

berinisiatif untuk membentuk Lembaga Pendidikan Islam (LPI) bersama KH

Rojiun, yang salah satu programnya adalah mendirikan Sekolah Rakyat Islam di

Jakarta dan Jawa Barat. Di Ujung Malang, KH Noer Ali kembali mengaktifkan

pesantrennya dengan SRI sebagai lembaga pendidikan pertama.

Pada bulan Juli 1949 KH Noer Ali diminta oleh wakil Residen Jakarta

bupati Jatinegara. Teringat pesan gurunya

syaikh Ali al-Maliki agar tidak menjadi pegawai pemerintah, maka KH Noer Ali

Page 41: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

31

pun menolak dengan halus tawaran tersebut. Setelah itu beliau mengabdikan

dirinya untuk Kampung Ujung Malang dan fokus mengembangkan pendidikan

PPA dan misinya menciptakan kampung surga.

Page 42: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

32

BAB III

MODERNISASI PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN ATTAQWA

A. Metode Pendidikan Tradisional Pondok Pesantren Attaqwa

Secara umum pendidikan pondok pesantren adalah membimbing anak didik

untuk berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi

muballig Islam di masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya.25

Sedangkan

secara khusus tujuan pondok pesantren adalah mempersiapkan para santri untuk

menjadi orang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kiyai bersangkutan

serta dapat mengamalkan dalam masyarakat sebagaimana yang telah

dikembangkan di pesantren, karena pesantren merupakan lembaga pendidikan

Islam yang berusaha menciptakan kader-kader muballig yang diharapkan dapat

meneruskan misi dakwah Islam dan mereka juga diharapkan dapat menguasai

studi-studi keislaman dan ilmu agama lainnya.26

Salah satu ciri khas pondok pesantren adalah memakai sistem atau metode

pendidikan tradisional, di mana pondok mempunyai hak penuh untuk menentukan

materi yang akan diwetonkan dan disorogkan (yaitu kitab yang akan di pelajari)

kepada santri, agar terjadi hubungan dua arah antara kiyai dan santri.27

Pendidikan tradisional ini sudah ada sejak menyebarnya pendidikan Islam di

Indonesia, dan menjadi tradisi pondok pesantren. PPA dalam perkembangannya

memakai metode pendidikan tradisional dengan menggunakan kitab-kitab kuning

dan ilmu agama lainnya diterapkan dalam berbagai bentuk pelajaran. PPA tidak

25

Wolgang Manred Oepen, Dinamika Pesantren, (Jakarta: PM3-FNS, 1987), h. 5. 26

Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1996), h.

44. 27

Halaqa, Jurnal Pendidikan dan Keislaman, Fakultas Tarbiyah Universitas

Muhammadiyah Sidoarjo, edisi 4, 2003, h. 115.

Page 43: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

33

melepaskan metode yang bersifat tradisional walaupun tetap mengambil metode

pengajaran yang bersifat moderen (khalaf), karena metode tradisional sangat

berperan dalam membentuk para santri menjadi d

profesional. Di antara metode pendidikan tradisional yang diterapkan di PPA

adalah :

A. Bandongan

Metode pengajaran bandongan biasa di sebut dengan halaqoh, yaitu suatu

metode pengajaran di mana seorang kiyai membawa sebuah kitab klasik dan para

santri membawa kitab yang sama pula. Para santri mendengarkan kiyai

menjelaskan (menerangkan) kitab dalam bahasa Arab. Halaqoh juga biasa disebut

dengan lingkaran santri atau sekelompok siswa yang belajar di bawah bimbingan

seorang guru.28

Metode ini diterapkan PPA dalam proses belajar-mengajar kitab

kuning, salah satu kitab yang dibaca adalah kitab klasik seperti Tafsir al-Jalalain,

Bulugh al-Maram, dan Fath al-Qarib.

Dalam penempatannya, PPA masih memakai masjid untuk tempat

pembelajaran, ini dilakukan intensif pada waktu ba da subuh, pengajian tafsir para

santri dengan dibimbing para guru bakti29

untuk menerangkan pelajaran.

B. Pembacaan Qissah Maulid dan Ratibul Haddad

Salah satu kegiatan yang bersifat tradisional yang senantiasa dipertahankan

dan dilanggengkan adalah pembacaan surah Yasin, Qissah Maulid dan Ratibul

Haddad, kegiatan ini diharapkan mampu membekali para santrinya dengan wirid

28

Zamakhasyari Dhofier, Tradisi Pesantren Study: Pandangan Hidup Kyai (Jakarta:

LP3ES,1982), h. 28. 29

Guru bakti adalah seorang santri lulusan yang mengabdi untuk beberapa tahun untuk

mengajar di pondok pesantren tempat dia belajar.

Page 44: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

34

dan dzikir untuk selalu mengingat Allah, dengan otomatis akan memberikan rasa

tente h pada umumnya. Kegiatan ini

dilaksanakan setelah shalat Maghrib setiap malam J baca dengan

bergantian pada setiap bacaan.

C. Sholat Tasbih

Kegiatan yang diadakan setiap malam J shalat Isya berjamaah

di masjid Attaqwa bertujuan untuk memupuk para santri untuk gemar beribadah

dan diharapkan akan menebalkan iman para santri.

D. Hapalan

Metode pengajaran hapalan ini diterapkan kepada para santri untuk bisa

menghapal al-Q palan yang dilakukan memakai metode setoran dengan

setiap pertemuan satu kaca (satu lembar) al-Q ingga beberapa juz. Ini juga

diterapkan untuk menghafal Ratibul Haddad dan lain-lainnya.

E. Muhadhoroh

Muhadhoroh adalah kegiatan yang biasa dilakukan di PPA, kegiatan ini

dilakukan setiap malam hari-hari biasa seperti Senin dan Rabu. Kegiatan ini

melatih mental dan kreativitas santri dalam berdakwah, di mana seorang santri

naik ke podium dan berceramah dikelilingi oleh santri lainnya. Semua ini agar

para santri terbiasa, dan tidak canggung lagi saat terjun ke masyarakat.

F. Mudzakarah

Sistem diskusi yang masih dipakai malam hari adalah mudzakarah, yaitu

para santri berdiskusi tentang pelajaran yang mereka pelajari di siang hari. Metode

ini bertujuan untuk memberikan intensitas belajar kepada para santri agar dapat

terus mengingat pelajaran.

Page 45: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

35

B. Pembaharuan Pendidikan Pondok Pesantren Attaqwa

Berawal dari lembaga pendidikan yang mengutamakan pendidikan agama

(Islam), PPA berkembang menjadi lembaga pendidikan yang dinilai tidak kalah

dengan lembaga pendidikan non-pesantren. Usaha-usaha ke arah pembaharuan

dan modernisasi merupakan konsekuensi dari keberadaan PPA di lingkungan

yang berkembang menjadi moderen. Meskipun demikian PPA cenderung masih

memiliki batasan-batasan yang konkret. Pembaharuan dan modernisasi yang

terjadi diupayakan tidak mengubah atau mereduksi orientasi dan idealisme

pesantren. Oleh karena itu PPA cenderung masih mempertahankan tradisi sebagai

pondok pesantren yang mempertahankan pendidikan agama, dan memasukkan

pendidikan umum untuk memenuhi standar pendidikan nasional. Walaupun PPA

mengalami pembaharuan akan tetapi tetap menjaga nilai-nilai moral kemandirian,

kesederhanaan, dan kebersamaan yang menjadi ciri khas pondok pesantren.30

Semua bisa dilihat dari kurikulum yang ada dan metode pendidikan PPA.

PPA tetap mempertahankan pelajaran-pelajaran agama yang sudah ada sejak

berdirinya MMA (Madrasah Menengah Aliyah) pada tahun 1963, sekalipun

banyak pelajaran-pelajaran umum sekarang ini yang dipakai, untuk menarik minat

dan mengembangkan bakat para santri serta memajukan PPA. Kurikulum dan

metode pendidikan menjadi sejarah panjang PPA dalam pembaharuan

pendidikannya.

30

Wawancara dengan KH Oktober 2011, jam 8.30-11.00.

Page 46: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

36

a. Kurikulum

Manajemen PPA pada awal berdirinya belum dikembangkan seperti

sekarang dan hanya bersifat tradisional. Pada awal berdirinya, PPA hanya

mempunyai 300 orang murid. Setelah itu manajemen PPA dikembangkan. Untuk

mempermudah pengajaran para murid dibagi dalam lima kelompok, sesuai dengan

tingkat kemampuan belajarnya. Sebagian besar murid pesantren adalah laki-laki,

sebagaimana halnya pesantren pada masa itu. Tempat belajar, tempat tidur, dan

tempat memasak berada dalam satu tempat. Sehingga di dalam ruangan terdapat

peti-peti tempat pakaian para murid yang juga berfungsi sebagai alas kitab.31

Hanya pelajaran agama yang diajarkan seperti fiqih, nahwu, sharaf, kutubussittah,

dan pelajaran kitab-kitab kuning lainya, pelajaran yang memang melekat di

pesantren-pesantren di Indonesia.

Pada tahun 1960-an, setelah KH Noer Ali mulai memikirkan untuk

mengembangkan pendidikan di kampung halamannya, barulah PPA mulai

mengembangkan manajemen seperti pondok, kelas, dan sarana lainnya. Yayasan

P3Islam yang didirikan oleh KH Noer Ali pada tahun 1950 telah berhasil

mendirikan enam buah madrasah rakyat, untuk menampung pelajar lanjutan dari

madrasah itu maka dibangunlah PPA.

Pada tahun 1963, berdirilah Madrasah Menengah Attaqwa (MMA),

kurikulum pesantren berubah dari non klasikal menjadi klasikal. Dengan membagi

MMA menjadi 6 tingkatan setara dengan Tsanawiyah dan Aliyah, dan membagi

MMA dan pesantren. MMA dengan materi pelajaran agama 50% dan pelajaran

umum 50%, sedangkan pesantren lebih mengutamakan agama sebanyak 75% dan

31

Anwar,Ali, KH Noer Ali Tokoh Pendidik,Pejuang dan Ulama, h. 70.

Page 47: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

37

pelajaran umum 25%. Pelajaran-pelajaran umum mulai masuk ke PPA setelah

para santri unggulan yang dikirim KH Noer Ali pulang dari Pondok Pesantren

Moderen Gontor, Ponorogo, Jawa Timur dan mengajar di PPA. Materi pelajaran-

pelajaran umum yang masuk adalah aljabar atau ilmu matematika sekarang ini,

ilmu alam seperti biologi, dan ilmu bahasa seperti bahasa Arab dan Inggris.

Kurikulum dan pelajaran-pelajaran mulai menganut sistem Gontor dalam

pembaharuan pendidikannya. Materi-materi penunjang atau ekstrakurikuler pun

mulai dirintis. Kurikulum ini cukup bertahan lama dan memberikan dampak

positif kepada para santri sampai masa kepemimpinan kepala sekolah KH A.

Tajuddin. Pada tahun 1987, sistem kurikulum kelas diperbaharui dari jenjang 6

tingkatan menjadi madrasah Tsanawiyah dan Aliyah mengikuti standar

pendidikan nasional.

Sekarang ini PPA memakai kurikulum terintegrasi (integrated curicullum),

yaitu kurikulum perpaduan antara kurikulum Departemen (sekarang Kementerian)

Agama, Depdiknas (sekarang Kemdikbud), dan kurikulum internasional yang

berafiliasi ke Timur Tengah. Dengan integrated curicullum, siswa diharapkan

dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar

negeri dan dapat hidup berkembang dalam membangun masyarakat. Semua

pembaharuan di atas dilakukan untuk mencapai MBI (Madrasah Berstandar

Internasional) yang dapat bersaing dengan madrasah-madrasah internasional

lainnya.32

32

Wawancara pribadi dengan Ust. Emil,Salim, 24 Oktober 2011, jam 09.00-11.00.

Page 48: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

38

B. Metode Pengajaran

Istilah sistem atau metode berasal dari kata Yunani yang berarti hubungan

fungsional yang teratur antara unit-unit atau komponen-komponen.33

Metode

pengajaran sangat berpengaruh bagi perkembangan pondok pesantren, seperti

pondok-pondok lainnya PPA mengalami pembaharuan dalam sistem dan metode

pengajarannya, semua itu untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi PPA.

Pada awalnya, PPA yang dikembangkan oleh KH Noer Ali masih bersifat

tradisional, pengajarannya pun masih bertempat di masjid dan langgar. Metode

awal yang diterapkan KH Noer Ali dalam mengembangkan pesantrennya adalah

dengan mengefektifkan proses belajar dan mengajar. KH Noer Ali menerapkan

metode pengajaran model Mekkah, yaitu metode pengajaran yang KH Noer Ali

dapat waktu belajar di Makkah lalu di praktekan pada muridnya.

Semua dimodifikasi dengan kondisi dan tempatnya, di mana para murid

mendatangi guru atau badal sesuai dengan keahlian dan jam belajar. Jadwal

kegiatan murid pada waktu itupun diatur ketat, secara umum, biasanya sebelum

fajar para santri harus sudah bangun, sekitar jam 04.30 shalat Subuh, lalu disusul

dengan zikir dan belajar akhlak. Jam 06.00-07.00 belajar menghapal, lalu istirahat

untuk sarapan pagi dan mandi. Belajar utama dilangsungkan dari jam 7.30-12.00,

setelah istirahat shalat Zuhur, makan siang, dan tidur. Pelajaran tambahan

dilanjutkan dari jam 14.00-18.00. Usai shalat maghrib belajar Hadis. Mudzakarah

dilangsungkan antara jam 21.00-22.00, setelah itu para murid istirahat dan tidur.34

33

Tohari Musnamar, Bimbingan dan Wawanwuruk Sebagai Suatu Sistem, (Yogyakarta:

Cendekia Sarana Informatika, 1985), h, 38. 34

Anwar,Ali. KH Noer Ali Tokoh Pendidik,Pejuang dan Ulama, h. 72.

Page 49: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

39

Model sorogan tetap dipertahankan, dengan murid mengelilingi guru sambil

bersila. Apabila satu materi pelajaran selesai sang murid diuji oleh KH Noer Ali

jika dianggap benar maka santri itu diluluskan pada materi itu, dan jika tidak

maka santri diharuskan mengulang pelajaran sampai benar-benar paham. Metode

yang diterangkan di atas adalah metode awal berdirinya PPA yang bersifat

tradisional, metode ini dipakai pada tahun 1956-1963 sebelum berdirinya

Madrasah Menengah Attaqwa (MMA).

Setelah berdirinya MMA terjadi pembaharuan metode pendidikan di PPA.

Metode pengajaran Mekkah yang semula dipakai dan dimodifikasi dengan metode

tradisional tetap dipertahankan, lalu masuklah metode pengajaran yang baru

karena ada dua kelas berbeda di MMA. Terjadi pembaharuan dalam metode

pengajaran menjadi metode Thariqah Jadidah (Tanya Jawab), metode yang

dibawa oleh para alumni Pondok Pesantren Gontor, yaitu suatu pembaharuan atau

jalan baru dalam pengajaran dengan metode tanya jawab.

Di mana seorang guru memberikan sesuatu pertanyaan atau materi lalu

langsung dijawab oleh santri dalam pelajaran apapun. Metode ini dipakai agar

anak murid bisa lebih aktif dalam belajar, karena pada waktu itu berhasil

diterapkan di Pondok Pesantren Gontor.

Metode ini pun berhasil diterapkan pada masa hingga tahun 1990-an,

dengan sistem bahasa dan metode Thariqah Jadiidah kemampuan para santri

dapat lebih berkembang. Metode ini terus dikembangkan sampai sekarang dengan

menambahkan sistem belajar kelompok atau diskusi dan sedikit ceramah.

Page 50: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

40

BAB IV

TOKOH MODERNISASI DAN PERKEMBANGAN PONDOK

PESANTREN ATTAQWA

A. KH

dilahirkan di Bekasi pada tanggal 22 Mei

1939. Beliau adalah seorang anak dari orang tua bernama H. A. Radin bin Kinin

dan Hj. Syam. Beliau adalah anak ketiga dari delapan bersaudara.35

Pendidikannya

Sewaktu kecil beliau bersekolah di Sekolah Rakyat (SR) pada tahun 1948-

1951. Setelah itu beliau melanjutkan pendidikannya di Sekolah Rakyat Islam yang

ada di Ujung Harapan, Bekasi pada tahun 1951-1953. Lalu beranjak ke perguruan

Islam atau biasa disebut Pesantren Bahagia, Bekasi, pada tahun 1954-1957.

Setelah itu barulah beliau dikirim untuk melanjutkan pendidikannya di Pondok

Pesantren Moderen Gontor yang notabene merupakan tonggak pendidikan Islam

moderen pada waktu itu. Beliau dikirim oleh KH Noer Ali untuk menuntut ilmu

sebanyak-banyaknya di sana untuk bisa memajukan pendidikan di kampung

halamannya. Beliau pergi bersama temanya KH A.Tajuddin. Setelah 5 tahun

belajar di Pondok Pesantren Moderen Gontor,

Ali untuk pulang ke Ujung Malang. Setelah itu beliau pada tahun 1963 ditunjuk

untuk menjadi ketua Madrasah Menengah Aliyah (MMA) di Ujung Malang yaitu

sekolah cikal-bakal PPA. Pada tahun 1967 beliau melanjutkan pendidikannya ke

Universitas Muhammadiyah Jakarta dan lulus tahun 1970.

35

Buku Panduan KBIH Al-Ihsan 2011, profil pendiri KH , (Penerbit:

KBIH al-Ihsan Tahun 2000, h. 49

Page 51: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

41

PPA di bawah pimpinan KH

dalam sistem pendidikannya. Setelah memakai sistem yang diterapkan di Pondok

Pesantren Moderen Gontor beliau memasukkan mata pelajaran umum dan

memakai metode pengajaran Thariqah Jadidah untuk membuat para santri lebih

aktif dalam memahami pelajaran. Materi ekstrakurikuler juga dimasukkan seperti

Pramuka untuk menciptakan santri yang mandiri dan materi lainnya, para santri

jadi lebih kreatif dan inovatif.

Setelah 5 tahun menjadi kepala MMA di PPA antara 1963-1968, KH

Syamsuddin menyerahkan kepemimpinannya kepada KH A. Tajuddin. Hal ini

dikarenakan pada waktu itu KH Ujung

Harapan (Ujung Malang) pada tahun 1968. Saat itu sedang merebak aksi

komunisme yang meresahkan warga. Kurang lebih 6 tahun KH

Syamsuddin menjabat sebagai kepala desa Ujung Malang Tengah, setelah itu ia

menjadi guru di MTSN Bekasi pada tahun 1974-1977.36

Pembaharuan Pondok Pesantren Attaqwa

Pembaharuan pendidikan yang ada di PPA tidak lepas dari peran KH

, politik, dan pendidik. Banyak sekali

ide-idenya yang di aplikasikan dalam bidang pendidikan. Di antaranya yaitu

memasukkan pelajaran-pelajaran umum ke dalam PPA yang notabene waktu itu

masih bersifat tradisional dan hanya mempelajari kitab-kitab kuning saja. Metode

pengajaran baru yaitu Thariqah Jadiidah, yang diterapkan beliau di PPA terbukti

efektif di padukanya dengan Bahasa Asing ( Arab dan Inggris ) yang beliau

terapkan.

36

Wawancara pribadi dengan KH , pada 1 Oktober 2011, jam 09.30-

11.00.

Page 52: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

42

Hasilnya pondok pesantren pada periode beliau mengalami kemajuan

hingga sekarang dengan masih di terapkannya metode Bahasa Asing untuk

memperkuat ilmu bahasa para santri.

pelajaran umum 50% dan pondok 50% dalam kurikulumnya. Agar santri dapat

bersaing di masa depan.

Peran Politik

KH memasuki dunia politik setelah lepas jabatan dari

MMA di PPA dan menjadi kepada desa Ujung Malang Tengah. Semua itu atas

saran KH Noer Ali karena merebaknya aksi komunisme yang meresahkan warga

Ujung Malang.

Pada tahun 1977-1987, KH karier

perpolitikannya, karena banyaknya dukungan dari teman dan warga, akhirnya ia

menjadi anggota DPRD Kabupaten Bekasi. Sepuluh tahun KH

Syamsuddin menjadi anggota DPRD Bekasi, setelah itu menjadi sekretaris Korpri

unit Departemen Agama Kabupaten Bekasi pada tahun 1990-1995. Pada rentang

waktu itu juga KH haji Kabupaten Bekasi

dari tahun 1984-2007. Barulah di usia tuanya, KH

waktu dengan ibadah dan mendirikan KBIH Al-Ihsan pada tahun 2000 dan

sampai sekarang masih berjalan.

Page 53: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

43

B. KH A. Tajuddin Marzuki

Beliau adalah KH A. Tajuddin seorang sosok suami dari Hj. Maqbulah binti

H. Mahmud dan seorang panutan dari delapan anaknya. Beliau dilahirkan 59

tahun yang lalu, tepatnya tahun 1941, di Kampung Lor, sebuah dusun yang

terletak di belahan utara Desa Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.

Ayahnya bernama H. Marzuki Anwar yang memiliki garis keturunan ulama

meskipun orang lebih mengenalnya sebagai lurah Ujung Malang yang semasa

hidupnya sangat peduli dengan keadaan masyarakat desa yang dipimpinnya.

Ibunya bernama Hj. Siti Maryamah, seorang perempuan desa yang dalam banyak

hal selalu sederhana tetapi memiliki kharisma kuat baik di mata anak-anaknya

maupun di mata orang lain. Seandainya kemudian KH A. Tajuddin menjadi

pribadi yang dihormati dan disegani di masyarakat, hal ini menunjukkan bahwa

pengaruh kedua orang tua yang melahirkannya itu sangat membekas. Dari

ayahnya yang masih saudara sekandung dengan KH Noer Ali, KH A. Tajuddin

mewarisi jiwa kepemimpinan dan pendidik. Sedangkan dari ibunya yang berasal

dari Pondok Soga, sebuah kampung di pesisir pantai utara laut Jawa, ia mewarisi

keteguhan dan ketegasan sikap. Pribadi-pribadi inilah yang menghantarkannya ke

PPA di mana dalam usia yang masih sangat muda, KH A. Tajuddin sudah

dipercaya oleh KH Noer Ali (KH Noer Ali telah resmi menjadi pahlawan nasional

Indonesia) untuk memimpin lembaga pendidikan putri al-Baqiyatus Sholihat yang

sekarang berganti nama menjadi Pondok Pesantren Attaqwa Putri (PPA Putri).

Umumnya anak-anak desa, dunia tempat KH. A.Tajuddin menghabiskan

masa kecilnya tidak jauh dari lingkungan keluarga. Pada pagi hari mengaji kepada

guru-guru terdekat, siang membantu orang tua di sawah sambil menggembala

Page 54: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

44

kerbau, dan malam harinya mengaji lagi di rumah. Kadang-kadang, beliau juga

disuruh menumbuk padi di lumbung suatu pekerjaan yang biasa dilakukan anak

perempuan. Maklum, beliau anak pertama, dan seperti diakuinya, anak pertama

adalah contoh sekaligus tumbal dalam keluarga.

Meskipun demikian KH A. Tajuddin Marzuki tidak kehilangan masa

kecilnya yang paling indah. Hidup dalam keluarga yang mempunyai aturan ketat

tidak membuatnya tersisih dari pergaulan. Di waktu-waktu tertentu beliau

sempatkan diri bermain benteng37

dengan anak laki-laki dan anak perempuan

tetangga, atau mandi di sungai bersama teman-teman sebaya sampai menjelang

petang. Resiko kalau ketahuan memang bisa diobong38

di kandang kerbau hingga

seluruh badan bau asap. Tetapi beliau tidak pernah mengeluhkan hukuman yang

pernah diterimanya. Malah dari kekerasan hidup yang dialaminya beliau bisa

belajar bagaimana berkelakar. Selama ini, selain dikenal sebagai orang serius,

beliau juga dikenal sebagai humoris sejati. Kemampuannya berkelakar hampir

mendekati budayawan Mahbub Djunaidi atau Jaya Suprana.

Pendidikan

Terusirnya penjajah Belanda dari bumi pertiwi pada tahun 1949 memberi

kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk membangun dirinya sendiri. Pendidikan

yang sebelumnya menjadi monopoli anak-anak pejabat pemerintahan Hindia

Belanda kemudian diambil alih pengelolaannya oleh kalangan pribumi, sehingga

bangsa Indonesia yang sangat terbelakang berkesempatan membangun diri

melalui pendidikan.

37

Benteng adalah permainan yang di mainkan beberapa orang dengan dibagi dua

kelompok, masing-masing melindungi bentengnya yang terbuat dari batu yang di susun dari

lawan agar tidak hancur. 38

Diobong yaitu di kurung didalam kandang kerbau dan di bawahnya dibuatkan tabunan

atau bakaran sehingga mengeluarkan asap yang membuat pengap.

Page 55: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

45

Upaya membangun diri melalui pendidikan juga tampak semarak di

kampung Ujung Malang. KH Noer Ali yang baru saja kembali dari medan

pertempuran merasa perlu mengajak tokoh-tokoh masyarakat untuk melanjutkan

kembali kegiatan-kegiatan pendidikan yang pernah dirintis sebelumnya. Di

tengah-tengah kesibukannya pula sebagai ketua Dewan Pemerintahan Kabupaten

Bekasi dan sebagai anggota Konstituante, KH Noer Ali dan kawan-kawan telah

berhasil membangun enam buah Madrasah Ibtidaiyah (Sekolah Rakyat Islam/

SRI) dan sebuah masjid berdaya tampung 2500 orang jamaah. Hingga tahun 1956

telah banyak putra-putra Ujung Malang yang memenuhi panggilan belajar.

Sebagian ada yang bersekolah di SRI Ujung Malang, dan sebagian lagi bersekolah

di Pesantren Bahagia Bekasi.

Pada waktu itu agak sulit mencari putra-putra terbaik Ujung Malang yang

bisa dikader. Mereka yang dulunya pernah mengenyam pendidikan formal jarang

yang mau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena faktor-faktor finansial

atau sudah keburu menikah. Pilihan sudah pasti jatuh kepada mereka yang masih

punya kemauan untuk belajar dan dukungan finansial. Kebetulan pada waktu itu

banyak para pelajar Ujung Malang yang mondok di Pesantren Bahagia Bekasi

pulang kampung karena sekolahnya bubar. Di antara mereka adalah KH

Syamsuddin, KH A. Tajuddin Marzuki, dan beberapa yang lainnya. Setelah

mengadakan musyawarah KH Noer Ali dan kawan-kawannya akhirnya

memutuskan untuk mengirim K i Syamsuddin dan KH A. Tajuddin

Marzuki ke Pondok Pesantren Moderen Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Tugas

kedua orang ini, selain menuntut ilmu, juga mencari pengalaman pendidikan di

Gontor. KH Noer Ali mencita-citakan tamatan PPA nantinya tidak hanya mampu

Page 56: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

46

mengajar, tetapi juga mampu menyelenggarakan pendidikan dan membangun

masyarakat.

Dari kronologi di atas dapat diketahui bahwa jenjang pendidikan formal

yang pernah ditempuh oleh KH A. Tajuddin Marzuki hanya SRI (4 tahun) dan

idak ada catatan lain kalau kemudian beliau

pernah meneruskan studi di perguruan tinggi atau yang lainnya, dan ini dibuktikan

dengan namanya yang polos tanpa titel akademis.

Peran KH A.Tajuddin di Pondok Pesantren Attaqwa

Sepulang dari menuntut ilmu di Pondok Pesantren Moderen Gontor, KH A.

Tajuddin langsung diserahi mengurus lembaga pendidikan al-Baqiyatus Sholihat.

Sedangkan rekan seperjalanannya K i Syamsuddin diserahi mengurus

Madrasah Menengah Attaqwa (MMA). Baik al-Baqiyatus Sholihat maupun MMA

merupakan terapan pengalaman yang diperolehnya dari Pondok Pesantren

Moderen Gontor. Lama pendidikan di kedua lembaga ini 6 tahun, sama seperti

yang diterapkan di Gontor.

Beberapa tahun berselang terjadi pergantian pimpinan secara mendadak di

al-Baqiyatus Sholihat. Hj.Sholihah Noer, putri kedua KH Noer Ali, diamanatkan

untuk meneruskan pengembangan lembaga ini (saat ini Pimpinan PPA Puteri

dipegang oleh puteri ketiga KH Noer Ali, Hj. Atiqoh Noer, MA). Sedangkan KH

A. Tajuddin ditarik menjadi kepala sekolah MMA (sekarang MMA diubah

menjadi Madrasah Aliyah/MA dengan Pimpinan PPA Putra, KH Nurul Anwar,

Lc, dan kepala sekolah Madrasah Aliyah ust. H. Ahmad Masilla Iskan, Lc.) untuk

Page 57: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

47

mengisi kekosongan pimpinan karena KH terpilih menjadi

kepala Desa Bahagia.

Sebagai pendidik sejati tidak ada yang bisa dilakukan KH A. Tajuddin

kecuali menerima tugas itu sebagai amanah yang lebih besar dari yang pernah

dijalankannya. Ternyata di MMA inilah KH A. Tajuddin menemukan peran yang

sebenarnya sebagai tenaga pendidik. Mengajar, baginya, tidak semata-mata berdiri

di muka kelas sambil menerangkan pelajaran. Pada waktu-waktu tertentu

mengajar juga harus dibarengi dengan pemantauan kegiatan para santri dalam

memahami dan menerapkan pelajaran yang diterimanya. Sebab, pada prinsipnya,

tujuan dasar pendidikan adalah terbentuknya kepribadian anak didik di atas pilar-

pilar kebenaran. Anak didik harus dibiasakan menerima kebenaran walaupun

pahit.

MMA,banyak sekali ide-ide dan hasil yang di dapatkan PPA. Di antarnya adalah

dengan memasukkan pelajaran extrakurikuler yaitu pramuka, drumband dan

lainnya. Ilmu pramuka yang beliau dapat dari mondok di Pondok Moderen Gontor

di aplikasikannya di PPA secara perlahan, lagu oh pondokku yang menjadi lagu

santri PPA pun ikut di lestarikan. Hasilnya para santri PPA dapat mengikuti

JAMNAS ( Jambore Nasional ) dan aktif dalam mengikuti penyelerengaraan

tahunan pramuka antar pesantren. Drum band pun yang mungkin jarang di temui

di pesantren beliau masukkan, sehingga para santri dapat lebih kreatif dan

inovatif. Semua kemajuan yang ada di PPA sekarang tidak lepas atas peran KH A.

Tajuddin Marzuki.

Page 58: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

48

Terlepas dari kisah suka dan duka alumni PPA, yang jelas KH A. Tajuddin

Marzuki adalah seorang pendidik sejati yang berhasil melahirkan kader-kader

yang ulet dalam memperjuangkan kemajuan umat. Beliau tetap istiqomah dengan

tugas-tugas kependidikannya hingga akhir hayatnya. Jabatan terakhir yang

dipegangnya di Yayasan Attaqwa adalah wakil ketua Yayasan Attaqwa, wakil

ketua I Dewan Masjid Attaqwa, dan ketua pembangunan Yayasan Attaqwa.

Peran di Dunia Politik

Sebagai manusia biasa yang dibesarkan oleh lingkungan keluarga pejuang,

KH A. Tajuddin mempunyai bakat di bidang politik. Setidaknya, kalau para orang

tua terdahulu berpolitik dengan mengangkat senjata melawan penjajah Belanda,

maka KH A. Tajuddin berpolitik melalui kalam dan kata-kata.

Kiprahnya di panggung politik dimulai pada tahun 1965 ketika Jakarta

dilanda gelombang demonstrasi menuntut pembubaran Partai Komunis Indonesia

(PKI). Bersama beberapa temannnya beliau ambil bagian dalam demonstrasi itu,

dan merupakan salah seorang saksi mata ketika pahlawan Ampera, Ichwan

Ridwan Rais, tertembak di bagian dadanya.

Pada waktu PKI dan ormas-ormasnya dibubarkan, KH A. Tajuddin dan

kawan-kawan yang tergabung dalam Pelajar Islam Indonesia (PII) Cabang Ujung

Malang mendapat tugas untuk melakukan pengganyangan sisa-sisa PKI di

Kecamatan Babelan. Dalam kegiatan pengganyangan itu KH A. Tajuddin sempat

terlibat kontak fisik dengan orang-orang PKI di Kampung Tambun dan Buni

Bakti. Ikut dalam tugas tersebut di antaranya H. Abdullah santri senior PPA asal

Karang Tengah dan alm. H. A.

Page 59: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

49

Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya, mungkin istilah inilah yang

mengilhami anak beliau H. Syamsul Falah, M.Sc. sebagai ketua DPRD Kab.

Bekasi untuk mengikuti jejak beliau berkarier di bidang politik.

Pengabdian di Masyarakat

Masyarakat, bagi guru-guru senior PPA, adalah tempat pengembangan ilmu

sekaligus medan dakwah yang tidak boleh ditinggalkan. Ini sesuai dengan

himmah dan harapan KH Noer Ali yang menghendaki kader-kader PPA lebih

mengutamakan urusan masyarakat ketimbang urusan benda mati. Oleh karena itu,

hampir di setiap dada kader PPA tertanam semangat pengabdian kepada

masyarakat.

Bagi penerus seperti KH A. Tajuddin, pengabdian kepada masyarakat

adalah panggilan suci di samping mendidik santri-santri PPA. Beliau tidak ingin

namanya hanya tercantum sebagai wakil ketua I Dewan Masjid Attaqwa, beliau

tidak mau di usia lanjutnya hanya berpangku tangan. Dalam setiap perayaan hari

besar Islam, besar maupun kecil, dekat maupun jauh beliau menyempatkan diri

untuk hadir. Para pengurus Yayasan Attaqwa yang di cabang juga sering

berkonsultasi dengan beliau bila berurusan dengan masyarakat. Reputasinya

dalam mengurus masalah Yayasan Attaqwa Cabang memang patut diacungkan

jempol.

Di Yayasan Attaqwa Pusat, beliau adalah konsultan khusus KH Moh. Amin

Noer, Lc. Ketua Yayasan Attaqwa Pusat ini selalu berkonsultasi dengan beliau

hampir di semua urusan, mulai dari urusan yayasan hingga urusan pribadi. Tepat

benar kedudukan beliau sebagai wakil ketua di Yayasan Attaqwa Pusat. Alm. KH

Page 60: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

50

Noer Ali rupanya ingin memberi peran khusus yang nilai pahala dan kemuliannya

sama dengan sang ketua. Perannya bukan saja sebagai kedua anak yang dulunya

hidup bertetangga, tetapi ketika dewasa dan tua mereka juga harus bahu membahu

melanjutkan misi perjuangan Yayasan Attaqwa.

Meninggal Dunia

Juni 2000, pukul 08.45, di ruang Mawar rumah sakit Mekarsari,

ditemani oleh istri tercintanya Hj. Maqbulah H. Mahmud, beberapa orang

anaknya, dan H. Jayadi murid sekaligus teman dekatnya, KH A. Tajuddin

menghembuskan napas terakhir dengan tenang dalam usia 59 tahun. Lewat

komunikasi berantai berita duka cita pun dikirim ke seluruh pelosok Bekasi,

Jakarta, Bogor, Karawang, Subang, Tangerang, hingga ke Kuala Lumpur dan

Cairo. Seiring dengan itu, di tempat kelahirannya dan di majlis-

dipimpinnya berita duka cita disebarluaskan lewat pengeras suara. Radio Attaqwa

yang pada saat yang sama sedang cuti mingguan juga turut menyebarluaskan

berita dengan menyajikan acara khusus pembacaan surah Yasin selama 12 jam.39

C. Perkembangan Terkini Pondok Pesantren Attaqwa

Pondok Pesantren Attaqwa (PPA) sekarang ini mengalami perkembangan

yang sangat pesat sebagai pondok pesantren moderen. Di antaranya adalah

bertambahnya jumlah santri yang masuk ke PPA dari tahun ke tahun, ini terlihat

dari renovasi sarana-sarana fisik untuk bisa memenuhi kebutuhan belajar

mengajar di pondok.

39

http://www.ikpmamesir.com (komunitas keluarga Attaqwa-Cairo)

Page 61: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

51

Penambahan sarana belajar seperti laboratorium bahasa untuk lebih

meningkatkan prestasi santri dalam bidang bahasa asing. Masjid pun tidak luput

dari renovasi, karena bertambahnya santri yang masuk, dan warga yang shalat 5

waktu maka masjid pun direnovasi, karena masjid Attaqwa milik masyarakat dan

santri yang ada. Renovasi asrama atau pondok pun dilakukan, bahkan santri

pribumi diminta untuk tahun ajaran ini untuk tidak menempati asrama atau

mondok, dikarenakan jumlah santri yang banyak.

Dalam bidang eksternal, PPA melakukan kerjasama dengan pihak atau

lembaga pendidikan lain untuk meningkatkan kualitas alumni-alumni PPA dalam

meneruskan jenjang pendidikan. PPA bekerjasama dengan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Al-Azhar Cairo, Universitas Perhotelan

Horison, dan lain-lainnya. Kerjasama ini bertujuan agar para santri mempunyai

peluang kerja di bidang lain.

PPA juga mempunyai program beasiswa kepada para santri/murid yang

berprestasi yang mempunyai keunggulan di bidang terntentu. Diharapkan hal itu

menjadi life skill santri di masyarakat dan merupakan bekal awal dalam

meneruskan jenjang akademisnya kelak. Pada sisi lain tentunya menjadi duta-duta

PPA dalam berbagai perlombaan kompetisi dan olimpiade.

Bidang ekstrakurikuler pun lebih diperbaharui unituk menambah wawasan

para santri, pengetahuan, dan kreativitas serta mengembangkan minat dan bakat

mereka. Dilengkapi pula dengan lembaga-lembaga yang turut membantu proses

aktualisasi potensi siswa. Seperti Lembaga Dakwah, Pramuka, Kaligrafi,

Musabaqoh, Jurnalistik, Marawis, dan lain-lainnya.40

40

Wawancara pribadi dengan ust. Emil Salim, pada 24 oktober 2011 jam 09.00-11.00.

Page 62: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

52

D. Pengaruh Modernisasi Pondok Pesantren Attaqwa Bagi Masyarakat

Sekitar

Dalam perkembangannya, PPA tidak lepas dari masyarakat sekitar, karena

masyarakat sekitarlah yang ikut memajukan PPA dalam pembangunannya. Maka

setelah PPA mengalami modernisasi atau pembaharuan dampaknya tidak lepas ke

masyarakat sekitar, yaitu masyarakat Ujung Harapan, Babelan, Bekasi. Semua

aspek kemasyarakatan seperti ibadah, ekonomi, dan sosial mengalami

perkembangan seiring dengan kemajuan PPA dalam segala bidang.

1. Dalam Bidang Pendidikan dan

PPA selain berperan sebagai lembaga pendidikan, juga berperan sebagai

pusat dakwah Islam. Kedua-duanya disatukan untuk memberikan dampak positif

untuk warga sekitarnya. Sebagaimana diketahui bahwa pengertian dakwah secara

etimologis adalah panggilan, seruan, atau ajakan yang berasal dari bahasa Arab

yaitu ism masdar dari kata - - Sedangkan menurut istilah,

dakwah yaitu setiap kegiatan yang menyeru, mengajak, dan memanggil orang

untuk beriman kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, sy

Islam. Adapun tujuan utama dakwah adalah mewujudkan kebahagiaan dan

kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang diridhoi Allah sesuai dengan segi

atau bidang masing-masing.41

Metode dakwah yang dilakukan PPA sangat berpengaruh untuk masyarakat

sebagai media pendidikan melalui dakwah bil lisan, yaitu penyampaian informasi

41

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Houve,

1994), Cet. Ke-3, h. 280-281.

Page 63: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

53

atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara

subyek dan obyek dakwah).42

Dakwah seperti ini sudah dikembangkan PPA oleh

KH Noer Ali pada tahun 1960-an di mana masyarakat berkumpul pada suatu

masjid pada setiap malam Minggu untuk mendengarkan ceramah dari Kiyai.43

Sekarang berkembang menjadi pengajian majelis t

Pengajian yang dikembangkan oleh KH Noer Ali ini masih berjalan dan

terus berkembang sampai sekarang, di antara pengajian yang masih berjalan

sampai sekarang adalah pengajian Tafsir, yang mengkaji beberapa kitab Islam di

antaranya adalah kitab Tafsir al-Jalalain dan Tafsir al-Misbah. Acara pengajian

Sabtu malam Minggu, dan Minggu pagi.

para masyarakat sekitar masjid Attaqwa, yang berdomisili lebih dekat, ini

-kitab Tafsir.

Selanjutnya pengajian yang dilakukan setiap Sabtu malam Minggu, yaitu

pengajian yang dihadiri oleh masyarakat dewan masjid Attaqwa atau warga yang

lebih jauh dari masjid Attaqwa, dengan mendengarkan ceramah agama, dzikir,

tahlil, dan tahmid, dipimpin oleh pimpinan PPA KH Nurul Anwar Lc, dan tokoh

agama lainnya. Setiap minggu pagi juga diadakan pengajian wali murid PPA,

acara pengajian yang biasa dilakukan setiap satu bulan sekali ini bertempat di

masjid Attaqwa bertujuan untuk mempererat tali silaturahim antara sesama wali

murid dan guru-guru PPA.

42

Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2002), h.72. 43

pada 1 Oktober 2011, 08.30-11.00.

Page 64: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

54

Selain metode dakwah pengajian yang dilakukan PPA, ada lagi kegiatan

dakwah lainnya, yaitu mengadakan acara peringatan hari besar Islam, seperti

peringatan maulid nabi Muhammad saw, Isra Mi raj, dan Tabligh Akbar.

Acara peringatan Maulid Nabi Muhammad saw diadakan dengan besar-

besaran di PPA. Acara ini pernah dihadiri oleh para tokoh ulama Indonesia dan

aparatur negara seperti H. Hamzah Haz, Akbar Tandjung, Habib Rizieq, dan lain-

lain. Begitu juga acara peringatan Isra aj yang diadakan setiap tahun ini

banyak mengundang tokoh-tokoh ulama, acara ini dikhususkan untuk kaum

wanita dan ibu-ibu, bukan hanya warga setempat saja yang datang menghadiri

acara ini, tetapi warga lain juga datang ke acara yang meriah ini sehingga jalan-

jalan penuh. Pada hari-hari biasa pun PPA mengadakan Tabligh Akbar pada

momen-momen tertentu seperti bulan Ramadhan dan Muharram.

PPA juga mendirikan stasiun radio yang bernama Radio Attaqwa yang

bertujuan agar dakwah Islam lebih luas lagi dengan frekuensi 105,2 Ratt FM.

Begitu juga TV Attaqwa pun sudah didirikan, walaupun belum mempunyai

jangkauan yang jauh, tetapi masyarakat dapat melihat aktivitas yang ada di PPA.

Media ini biasa juga dipakai pada hari-hari besar Islam yang diadakan di PPA.

2. Bidang Sosial dan Ekonomi

PPA tidak hanya berfungsi sebagai lembaga agama saja tetapi juga sebagai

lembaga sosial dan ekonomi yang berusaha memecahkan masalah-masalah

kemasyarakatan. Untuk itu PPA berperan penting untuk membantu masyarakat

sekitar dalam bentuk sosial dan ekonomi. Untuk itu PPA dalam perannya terhadap

Page 65: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

55

masyarakat mengadakan suatu kegiatan dan membuat suatu lembaga yang ada

hubungannya dengan keagamaan, yaitu:

a. Pemotongan dan pembagian hewan qurban, kegiatan ini dilakukan setiap

hari raya Idul Adha di PPA. Dewan pengurus masjid yang mengatur

hewan-hewan qurban dari donatur lalu dibagikan ke masyarakat sekitar

khususnya yang kurang mampu. Pembinaan yang dilakukan PPA adalah

adanya kepedulian sosial dan rasa tanggungjawab dari orang-orang

mampu untuk mendermakan sebagian hartanya dengan memberi hewan

qurban sebagai salah satu bentuk ibadah kepada Allah terhadap orang-

orang yang lebih membutuhkan. Dengan pemberian hewan qurban ini

diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup rukun, tidak

membeda-bedakan kelas atau kedudukan akan tercipta secara harmonis

sebagai wujud pengamalan ajaran agama setiap individu masyarakat.

b. Darul Aytam, yaitu lembaga yang mengatur anak-anak yatim dan janda-

janda. Darul Aytam ini sendiri berfungsi sebagai pengembang bakat anak-

anak yatim yang kurang mampu yang berprestasi untuk mendapatkan

beasiswa dan meneruskan studinya ke luar negeri. Sedangkan acara

tahunan Darul Aytam adalah memberikan santunan kepada anak yatim dan

janda-janda setiap tanggal 10 Muharram atau biasa disebut lebaran anak

yatim, semua berkumpul dan mendapatkan bantuan materi dari dana para

donatur dan yayasan.

c. Koperasi Pesantren, didirikan oleh Yayasan Pondok Pesantren Attaqwa,

cukup berperan dalam bidang ekonomi walaupun tidak terlalu besar

konstribusinya. Akan tetapi barang yang diperjual belikan oleh pihak

Page 66: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

56

pesantren juga merupakan barang titipan dari beberapa masyarakat Desa

Ujung Harapan. Cara ini dilakukan agar masyarakat terlibat secara aktif

dalam hubungannya dengan upaya kesejahteraan ekonomi mereka.

Dengan adanya koperasi santri ini setidaknya ikut memotivasi masyarakat

Ujung Harapan untuk bekerja lebih keras dan berkembang dalam

meningkatkan ekonomi mereka, berkreasi dan berwiraswasta. Pihak

pesantren khususnya, agar terjadi kerjasama yang baik antara santri dan

masyarakat setempat. Terdapat beberapa koperasi yang ada di dalam PPA

dan sekitar lingkungannya. Keberadaan koperasi ini menjadi berkah bagi

masyarakat Desa Ujung Harapan, Babelan, Bekasi, karena berbagai

macam kebutuhan santri telah disedikan seperti alat tulis, kitab-kitab,

makanan, dan bahan pangan lainnya. Adanya koperasi ini membawa

dampak ekonomi terhadap masyarakat setempat, juga dapat memberikan

hubungan yang baik antara para santri dan masyarakat sekitar, dengan

terjadinya transaksi jual beli.

d. Badan Zakat dan Wakaf, didirikan oleh KH Noer Ali pada tahun 1960-an

untuk memanajemen perekonomian masyarakat Ujung Harapan. Badan

zakat dan wakaf ini di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren

Attaqwa, semua ini untuk mengelola sumbangan-sumbangan yang berupa

wakaf dalam bentuk tanah, bangunan, dan lainnya yang dipergunakan

untuk membangun PPA dan sarana ibadah masyarakat Ujung Harapan.

Badan zakat mengelola zakat fitrah dan qurban pada hari Idul Adha dan

Idul Fitri, semuanya dikelola dan dibagikan kepada masyarakat kurang

Page 67: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

57

mampu. Semua ini bertujuan agar masyarakat Ujung Harapan yang kurang

mampu dapat merasakan juga apa yang dirasakan masyarakat yang ada.

BAB V

KESIMPULAN

Sejarah berdirinya PPA yaitu pada tahun 1940-1945 setelah KH Noer Ali

kembali dari belajar di Makkah, beliau mulai merintis pendidikan

pesantren di desa Ujung Malang, dengan membuka pengajian yang hanya

mempelajari kitab kuning, waktu itu hanya beberapa orang saja yang ikut

belajar. Karena keadaan Negara yang masih bergelut dengan penjajah

akhirnya pendidikan ini terhenti.untuk sementara. Setelah Indonesia

merdeka, pada tahun 1950 aktivitas pendidikan yang sempat terhenti

akhirnya mulai dirintis lagi, kali ini KH Noer Ali mengajak para guru dan

pemuka agama untuk membuat yayasan yang bisa mengurusi

permasalahan umat, maka berdirilah Yayasan Pembangunan,Pemeliharaan

Page 68: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

58

dan pertolongan Islam. Setelah berdirinya Yayasan P3,KH Noer Ali

mendirikan PPA yang berkembang hingga sekarang menjadi madrasah

moderen.

Pada tahun 1960-an KH Noer Ali memanggil para muridnya yang di

Syamsuddin, KH A.Tajuddin Marzuki dan lainnya. Semua itu dilakukan

untuk memajukan PPA, akhirnya PPA mendapatkan pembaharuan pada

tahun 1962 PPA merubah system pendidikannya dari non Klasikal

menjadi Klasikal, yaitu dengan membangun Madrasah Menengah Attaqwa

(MMA), setingkat dengan Tsanawiyah dan Aliyah dengan mata pelajaran

umum 50% dan agama 50%, di antaranya masuknya pelajaran-pelajaran

umum tujuan dari perubahan tersebut adalah agar para lulusan dapat

melanjutkan pendidikannya ke berbagai perguruan tinggi baik agama

maupun umum. Pelajaran penunjang pun mulai di masukkan seperti

Pramuka, Drum Band dan lain-lain, perkembangan extrakurikuler pun

semakin bersaing dengan Pondok-Pondok lain.

Tokoh modernisasi yang berperan dalam pembaharuan pendidikan di PPA

yang menuntut ilmu di Pondok Moderen Gontor, setelah di panggil pulang

memimpin Madrasah Menengah Attaqwa (MMA) di PPA. Dengan bekal

lajaran-

pelajaran umum seperti Al-Jabar, Ilmu Bumi (geografi,biologi,) Bahasa

Page 69: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

59

Inggris dan Arab. Metode pengajaran pun di perbaharui dengan metode

Thariqah Jadiidah, yaitu metode Tanya jawab agar para santri lebih aktif

dalam belajar. Kurikulum pun di rubah dari non Klasikal (tradisional)

menjadi Klasikal, dengan pelajaran Umum 50% dan Agama 50%. Metode

pengajaran dan kurikulum ini berperan banyak hingga tahun 2000 di PPA.

setelah pulang dari Pondok Moderen Gontor lalu meneruskan jabatan

menjadi kepala desa Ujung Malang. KH A. Tajuddin Marzuki berperan

Syamsuddin terapkan, ide KH A.Tajuddin Marzuki dalam memajukan

PPA adalah dengan memasukkan pelajaran extrakurikuler yang pada

waktu tidak ada. Di antaranya adalah dengan mengembangkan kegiatan

Pramuka dan Drum Band, kegiatan extrakurikuler ini terus berkembang

sampai sekarang dan bertambah lagi dengan adanya kaligrafi,marawis, dan

lainnya.

Perkembangan terkini PPA mengalami kemajuan yang sangat pesat,

dengan bertambahnya minat anak didik yang masuk ke pesantren. Dari

segi sarana dan prasarana pun mengalami perkembangan, berdirinya

gedung Laboratorium Fiqh, Komputer dan Biologi untuk menunjang

pendidikan santri, gedung sekolah tambahan pun sudah berdiri. Masjid

Attaqwa tidak luput dari pembangunan sehingga menjadi salah satu masjid

terbesar di Bekasi Utara, kurikulum pun di perbaharui menjadi Integrated

Curicullum yaitu kurikulum perpaduan antara departemen Agama dan

Page 70: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

60

Depdikbud agar dapat bersaing dengan pesantren dan madrasah lain untuk

mencapai Madrasah Berstandar Internasional (MBI)

Saran-Saran

1. Hendaknya pesantren PPA lebih meningkatkan lagi kerja-sama baik secara

formal maupun non formal dengan pesantren-pesantren lain, melalui cara

ini di harapkan ada masukan positif atau dapat saling bertukar pikiran

tentang masalah umat sekarang ini.

2. Hendaknya lebih di perkenalkan tokoh-tokoh pendidikan yang berperan di

PPA kepada santri, agar santri tahu dan menghargai pendidikan yang ada.

3. Pendidikan tradisional yang ada hendaknya di pertahankan dan lebih di

jaga agar terjaga kelestariannya.

Page 71: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

61

4. Hendaknya pemerintah setempat lebih memperhatikan PPA agar terjaga

keharmonisan dan kerja sama yang baik dalam meningkatkan pendidikan

PPA.

5. Hendaknya lebih memperhatikan perpustakaan PPA dan memperbanyak

buku bacaan untuk santri, karena buku adalah jendela dunia.

6. Meningkatkan hubungan dengan masyarakat setempat dalam bidang

ekonomi, social,dll. Agar terjadi kerja sama dan keharmonisan.

7. Hendaknya tokoh-tokoh pendidikan dan pendiri di buatkan Biografi agar

para santri dapat mengenal dan mengambil contoh di masa depan.

Daftar Pustaka

Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta (Pamulang Timur):

PT Logos Wacana Ilmu, 1999.

Anwar, Ali, KH Noer Ali, Singa Karawang Bekasi yang Sangat Ditakuti

Penjajah. Jakarta: yayasan attaqwa 8 November 1991.

Anwar, Ali. KH Noer Alie Kemandirian Ulama Pejuang. Bekasi: Yayasan

Attaqwa, 2006.

Anwar, Ali. Tokoh Ulama, Pendidik, dan Pejuang. Bekasi: Yayasan Attaqwa,

1989.

Basri. Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta: Restu Agung, 2006.

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ikhtiar Baru Van

Houve, 1994.

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai.

Jakarta: LP3ES, 1982.

Page 72: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

62

Fatah, Rohadi Abdul. dkk. Rekonstruksi Pesantren Masa Depan (Dari

Tradisional, Modern, Hingga Post Modern). Jakarta: PT Listafariska Putra,

2005.

Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah. Jakata: UI Pres, 1975.

Halaqah, Jurnal Pendidikan dan Keislaman, Fakultas Tarbiyah Universitas

Muhammadiyah Sidoarjo,edisi 4, 2003.

Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada,1996)

Kafrawi, Pembaharuan Sistem Pendidikan Pesantren Sebagai Usaha Peningkatan

Prestasi Kerja dan Pembinaan Kesatuan Bangsa. Jakarta: Cemara Indah,

1978.

. Catatan ringkas Proses Berdiri dan Berkembangnya Yayasan

Pembangunan, Pemeliharaan dan Pertolongan Islam (yayasan P3I). Ujung

Malang: Bekasi,1988.

Muriah, Siti. Metodologi Dakwah Kontemporer. Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2002.

Musnamar, Tohari. Bimbingan dan Wawanwuruk Sebagai Suatu Sistem.

Yogyakarta: Cendekia Sarana Informatika, 1985.

Nasuhi, Hamid. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi). Jakarta: Ceqda Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2007.

Nata, Abuddin. Sejarah Pendidikan Islam pada Periode Klasik dan Pertengahan.

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Noer, M. Amin. Sejarah Ringkas Yayasan Attaqwa, Ujung Harapan: Bekasi,

1990.

Oepen, Wolfgang Manred, Dinamika Pesantren. Jakarta: PM3-FNS, 1987.

Sekretariat Yayasan Attaqwa, Rekapitalisasi Global Lembaga-Lembaga di Bawah

Yayasan Attaqwa Pusat. Ujung Harapan Bahagia Bekasi,1986 .

Internet dan Artikel

Blog Pondok Pesantren Attaqwa.com

Brosur Pendaftaran Murid Baru 2010-2011, (Yayasan Attaqwa, Pondok Pesantren

Attaqwa Putra Bekasi)

Buku Panduan KBIH al-Ihsan 2011, profil pendiri KH ddin

http://www.ikpmamesir.com (komunitas keluarga Attaqwa-Cairo)

Wawancara

Ust. Emil Salim. S.PdI (Staff Pengajar Pondok Pesantren Attaqwa)

Page 73: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

63

Page 74: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

HASIL WAWANCARA

Ust. Emil Salim S.pd.i

Pertanyaan : Kurikulum apa yang dipakai pondok pesantren sekarang ini?

Jawab : eee....Klo Sekarang ini pondok pesantren attaqwa memakai

kurikulum integrasi (integrated curicullum), yaitu kurikulum perpaduan antara

kurikulum Depag, Diknas, dan kurikulum internasional yang berafiliasi ke timur

tengah, dengan integrated curicullum, siswa diharapkan dapat melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri dan dapat

hidup berkembang dalam membangun masyarakat. Semua pembaharuan diatas

dilakukan untuk mencapai MBI (Madrasah Berstandar Internasional) yang dapat

bersaing dengan madrasah-madrasah internasional lainnya.

Pertanyaan : Bagaimana perkembangan terkini pondok pesantren

attaqwa?

Jawab : Pondok pesantren attaqwa sekarang ini mengalami

perkembangan yang sangat pesat sebagai pondok pesantren modern. Di antaranya

adalah bertambahnya jumlah santri yang masuk ke pondok pesantren attaqwa dari

tahun ke tahun, ini terlihat dari renovasi sarana-sarana fisik untuk bisa memenuhi

kebutuhan belajar mengajar di pondok.

Penambahan sarana belajar seperti laboratorium bahasa untuk lebih

meningkatkan prestasi santri dalam bidang bahasa asing. Masjid pun tidak luput

Page 75: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

dari renovasi, karena bertambahnya santri yang masuk, dan warga yang shalat 5

waktu maka masjid pun di renovasi, karena masjid attaqwa milik masyarakat dan

santri yang ada. Renovasi asrama atau pondok pun di lakukan, bahkan santri

pribumi di minta untuk tahun ajaran ini untuk tidak menepati asrama atau

mondok, di karenakan santri yang banyak.

Dalam bidang external pondok pesantren attaqwa melakukan kerjasama

dengan pihak atau lembaga pendidikan lain untuk meningkatkan kualitas alumni-

alumni attaqwa dalam meneruskan jenjang pendidikan, pondok pesantren attaqwa

bekerjasama dengan universitas islam syarif hidayatullah, al-azhar cairo,

universitas perhotelan horison dan lainnya, kerja sama ini bertujuan agar para

santri mempunyai peluang kerja dibidang lain.

Pondok pesantren attaqwa juga mempunyai program beasiswa kepada para

murid yang berprestasi yang mempunyai keunggulan dibidang terntentu. Di

harapkan menjadi life skill santri di masyarakat dan merupakan bekal awal dalam

meneruskan jenjang akademisinya kelak. Pada sisi lain tentunya menjadi duta-

duta pondok pesantren attaqwa dalam berbagai perlombaan kompetisi dan

olimpiade.

Extrakurikuler pun lebih di perbaharui unituk menambah wawasan para

santri,pengetahuan dan kreativitas serta mengembangkan minat dan bakat mereka.

Di lengkapi pula dengan lembaga-lembaga yang turut membantu proses

aktualisasi potensi siswa. Seperti lembaga Dakwah, Pramuka, Kaligrafi,

Musabaqoh,Jurnalistik, Marawis dan lainnya .

Page 76: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

Pertanyaan : Metode pengajaran yang dikembangkan pondok

pesantren attaqwa dalam meningkatkan anak didik?

Jawab : Yaaa dalam perkembangannya attaqwa memakai

metode Thariqah jadidah metode pengajaran yang dipakai di pondok Gontor,

metode itupun di terapkan di attaqwa,akhirnya Metode ini pun berhasil di

terapkan hingga tahun 1990-an, dengan sistem bahasa dan metode thariqah

jadiidah kemampuan para santri dapat lebih berkembang. metode ini terus

dikembangkan sampai sekarang dengan menambahkan sistem belajar kelompok

atau diskusi,dan sedikit ceramah.

Sekarang ini ponpes attaqwa memakai metode modern mengikuti standar

kompetensi nasional yang ada agar menjadi lebih baik dalam persaingan dengan

sekolah-sekolah lainnya.

Pertanyaan : Bagaimana pengaruh pondok pesantren attaqwa

dalam bidang pendidikan, sosial dan lainnya ?

Jawab : Banyak sekali pengaruh pondok attaqwa

bagi warga sekitar apalagi yang bersifat keagamaan seperti Maulid Nabi

Muhammad SAW di adakan dengan besar di pondok pesantren attaqwa untuk

memperingati hari lahirnya Nabi Muhammad SAW, acara ini pernah di hadiri

oleh para tokoh ulama Indonesia dan aparatur negara seperti KH. Hamzah Haz,

diadakan setiap tahun ini banyak mengundang tokoh-tokoh ulama,acara ini

dikhususkan untuk kaum wanita dan ibu-ibu, bukan hanya warga setempat saja

yang datang menghadiri acara ini, tetapi warga lain juga datang ke acara yang

Page 77: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

meriah ini sehingga jalan-jalan penuh. Pada hari-hari biasa pun pondok pesantren

attaqwa mengadakan Tabligh Akbar pada momen-momen tertentu seperti bulan

Ramadhan dan Muharram.

Pondok pesantren attaqwa juga membuat Radio Attaqwa yang bertujuan

untuk agar dakwah Islam lebih luas lagi dengan frekuensi 105,2 Ratt FM. Begitu

juga TV Attaqwa pun sudah di buat, walaupun belum mempunyai jangkauan yang

jauh, tetapi masyarakat dapat melihat aktivitas yang ada di pondok pesantren

attaqwa. Media ini biasa juga dipakai pada hari-hari besar Islam yang diadakan di

pondok pesantren attaqwa.

Pertanyaan : Kurikulum apa yang sekarang ini dipakai di

pondok pesantren attaqwa ?

Jawab : yaa...Sekarang ini PPA memakai kurikulum

terintegrasi (integrated curicullum), yaitu kurikulum perpaduan antara kurikulum

Departemen (sekarang Kementerian) Agama, Depdiknas (sekarang Kemdikbud),

dan kurikulum internasional yang berafiliasi ke Timur Tengah. Dengan integrated

curicullum, siswa diharapkan dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,

baik di dalam maupun luar negeri dan dapat hidup berkembang dalam

membangun masyarakat. Semua pembaharuan di atas dilakukan untuk mencapai

MBI (Madrasah Berstandar Internasional) yang dapat bersaing dengan madrasah-

madrasah internasional lainnya.

Page 78: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

HASIL WAWANCARA

Pertanyaan :

Jawab : ali Syamsuddin kecil lahir di bekasi pada

tanggal 22 mei 1939, beliau adalah seorang anak dari orang tua yang bernama

H.A. Radin bin Kinin dan Hj. Syam, beliau adalah anak ketiga dari delapan

bersaudara.

Sewaktu kecil beliau bersekolah di Sekolah Rakyat (SR) pada tahun

1948-1951, setelah itu beliau melanjutkan pendidikannya di Sekolah Rakyat

Islam yang ada di ujung harapan bekasi pada tahun 1951-1953. Lalu beranjak ke

perguruan Islam atau biasa di sebut pesantren bahagia bekasi pada tahun 1954-

1957. Setelah itu barulah beliau di kirim untuk melanjutkan pendidikannya di

Pesantren Modern Gontor yang notabene merupakan tonggak pendidikan islam

modern pada waktu itu. Beliau di kirim oleh KH.Noer Ali untuk menuntut ilmu

sebanyak-banyaknya disana untuk bisa memajukan pendidikan di kampung

halamannya, beliau pergi bersama temanya KH.A.Tajuddin. Setelah 5 tahun

ke Ujung Malang , setelah itu beliau pada tahun 1963 di tunjuk untuk menjadi

ketua MMA (Madrasah Menengah Aliyah) di Ujung Malang yaitu sekolah cikal-

bakal Pesantren Attaqwa. Pada tahun 1967 beliau melanjutkan pendidikannya

Universitas Muhammadiyah jakarta.

Page 79: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

Setelah 5 tahun menjadi kepala madrasah menengah aliyah di Attaqwa

(1963- menyerahkan kepemimpinannya kepada

KH.A.Tajuddin. karena pada waktu itu menjadi kepala

desa ujung harapan (ujung malang) pada tahun 1968, karena sedang merebaknya

aksi komunisme yang meresahkan warga. kurang lebih 6 tahun

Syamsuddin menjabat menjadi kepala desa ujung malang tengah, setelah itu

menjadi guru di MTSN Bekasi pada tahun 1974-1977.

Pada tahun 1977-1987 kembali ke politik, karena

banyaknya dukungan dari teman dan warga, akhirnya

menjadi anggota DPRD kabupaten bekasi. Sepuluh tahun KH. Syamsuddin

menjadi anggota DPRD bekasi, setelah itu menjadi sekretaris KORPPRI unit

depag kabupaten bekasi pada tahun 1990-1995. pada rentang waktu itu juga

KH. Syamsuddin menjadi penatar Haji Kabupaten Bekasi tahun 1984-2007.

mengisi waktu dengan

ibadah dan mendirikan KBIH Al-Ihsan pada tahun 2000 dan sampai sekarang

masih berjalan.

Pertanyaan : Kurikulum apa yang di pakai pada waktu awal

berdirinya Pondok Pesantren Attaqwa ?

Page 80: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

Jawab : Pada waktu awal berdirinya Pondok Pesantren

Attaqwa belum tersusun kurikulum dan hanya bersifat pesantren Tradisional yang

mengajarkan kitab-kitab kuning, baru setelah ada gagasan berdirinya yayasan

attaqwa pesantren mengalami perkembangan dan kurikulum pendidikan menjadi

MMA ( Madrasah Menengah Aliyah). Madrasah menengah aliyah terbagi menjadi

enam kelas atau enam tingkatan, dengan membagi pelajaran umum 50 % dan

pelajaran Agama 50 %. Sedangkan pesantrennya terbagi juga 6 kelas, dengan

pelajaran agama 75 % dan pelajaran umum 25 %.

Pertanyaan : Metode pengajaran apa yang di pakai di Pondok

Pesantren Attaqwa ?

Jawab : Metode pengajaran yang di pakai di pondok

pesantren attaqwa pada awalnya memakai sistem halaqoh,weton,atau bandongan

seperti metode pengajaran yang di pakai oleh pondok pesantren tradisional

lainnya. Baru setelah berdirinya MMA terjadi modernisasi dalam sistem

pendidikannya menganut metode pengajaran Pondok Pesantren Modern Gontor.

Begitu juga mata pelajaran umum juga masuk ke pondok pesantren

attaqwa pada tahun 1963-an. Saya memasukkan mata pelajaran umum, yang di

sebut ilmu alam. Dari segi bahasa masuklah pelajaran bahasa arab dan bahasa

inggris. Dengan metode Thariqah Jadidah ( tanya jawab), berhasil menerapkan

sistem ini dengan tujuan anak murid lebih aktif dalam belajar. Metode pengajaran

ini menganut Pondok Pesantren Modern Gontor karena Pondok ini merupakan

salah satu pondok yang paling maju pada waktu itu.

Page 81: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

Pertanyaan : Sistem pendidikan modern apa yang masuk ke

Pondok Pesantren Attaqwa dan manfaatnya ?

Jawab : Sistem pendidikan pondok pesantren attaqwa pada

awal berdiri memakai sistem non klasikal (tradisional) dan berubah menjadi

Klasikal dengan masuknya pelajaran-pelajaran umum seperti bahasa inggris,

lainnya, al-jabar, dan ilmu alam lainnya. Dari segi extrakurikuler masuknya

pramuka, dan lagu oh pondokku, seni musik Drumband juga mulai di rintis,

semua ini di bawa dari gontor. Pondok Pesantren Attaqwa pun mengalami

kemajuan dan perkembangan dalam pendidikan.

Pertanyaan : Bagaimana perkembangan Yayasan Attaqwa dalam

Jawab : Perkembangan yayasan Attaqwa dalam bidang

-1970 di mana KH.Noer Ali mengadakan

pengajian setiap malam minggu, di setiap musolah pun di ujung malang terdapat

guru-guru, sehingga mudah masyarakat untuk menuntut ilmu agama. Dalam

bidang sosial dan ekonomi yayasan attaqwa membuat badan zakat dan wakaf

untuk menampung wakaf-wakaf yang ada, wakaf itu pun di manfaatkan untuk

memajukan masyarakat ujung malang seperti di buatnya masjid attaqwa dan

Page 82: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

Pondok Pesantren Attaqwa.

Dalam bidang zakat masyarakat ada zakat Konsumtif dan zakat Produktif,

di mana badan zakat ini berfungsi untuk mengatur keperluan masyarakat. Bila

ada masyarakat yang membutuhkan, maka badan zakat ini menyalurkan modal

kepada masyarakat untuk bisa membuat usaha seperti pertanian, peternakan dan

berdagang. Dalam bidang sosial juga yayasan membuat Daarul Aytam (DA) untuk

menampung anak-anak yatim dan janda-janda.

Pertanyaan :` Adakah ciri khas dari pondok pesantren attaqwa

setelah mendapat modernisasi ?

Jawab : yaaa....klo berbicara tentang ciri khas pesantren

attaqwa sebenarnya sama dengan pondok pesantren yang lain, karena rata-rata ciri

khas dari pondok pesantren sama yaitu tetap menjaga nilai-nilai moral kemandirian,

kesederhanaan, kebersamaan yang menjadi ciri khas pondok pesantren, saya rasa itu

menjadi ciri khas yang ada sampai sekarang.

Page 83: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

KH NURUL ANWAR ,LC.

PIMPINAN PONDOK PESANTREN ATTAQWA

Page 84: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

EXTRAKURIKULER DRUM BAND SANTRI ATTAQWA

KEGIATAN JAMBORE PRAMUKA PPA

Page 85: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

LABORATORIUM FIQH PPA

Page 86: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

ASRAMA LAMA PPA

ASRAMA BARU PPA

Page 87: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

GEDUNG SEKOLAH BARU PPA

Page 88: JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5202/1/RIZKI... · Para ulama yang pulang belajar dari Mekkah pada abad ke-19

STAFF PENGAJAR PONDOK PESANTREN ATTAQWA