JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU...

108
HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PAI DAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SMP NEGERI 1 KOSAMBI TANGERANG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun oleh: ROPIYATI 106011000713 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H

Transcript of JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU...

HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PAI DAN DENGAN

PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SMP NEGERI 1 KOSAMBI

TANGERANG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun oleh:

ROPIYATI106011000713

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/1432 H

ii

PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESIONALISME GURU

PAI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR

PAI SISWA SMPN 1 KOSAMBI TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

ROPIYATINIM. 106011000713

Di bawah Bimbingan

Dosen Pembimbing Skripsi

Dra. ManerahNIP. 19680323 199403 2002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/1432 H

iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru

PAI dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar PAI Siswa SMP Negeri 1

Kosambi Tangerang” yang disusun oleh:

Nama : ROPIYATI

NIM : 106011000713

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Telah selesai melewati bimbingan skripsi dan dinyatakan sah sebagai

karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan

yang telah ditetapkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 03 Maret 2011

Yang Mengesahkan

Dosen Pembimbing Skripsi

Dra. ManerahNIP. 19680323 199403 2002

iv

LEMBAR PENGESAHAN

PENGUJI SKRIPSI

Skripsi berjudul “Hubungan Profesionalisme Guru PAI dengan Prestasi

Belajar Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang”, disusun oleh Ropiyati, Nomor

Induk Mahasiswa 106011000713, Jurusan Pendidikan Agama Islam, diajukan

kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada 18

Maret 2011 dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh

gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 18 Maret 2011

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan)

Bahrissalim, M.Ag. ………. ………………NIP. 19680307 199803 1 002

Sekretaris Panitia (Sekretaris Jurusan)

Drs. Sapiudin Shiddiq, M.Ag. ………. ………………NIP. 19670308 200003 1 001

Penguji I

Yudhi Munadi, M.Ag. ……….. ………………NIP. 19701203 199803 1 003

Penguji II

Tanenji, MA. ……….. … ……………NIP. 19720712 199803 1 004

Mengetahui:

Dekan,

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.NIP. 19571005 198703 1 003

v

ABSTRAK

ROPIYATI

“HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PAI DENGAN PRESTASI

BELAJAR PAI SISWA SMPN 1 KOSAMBI TANGERANG”.

Guru merupakan salah satu kompenen pendidikan yang berpengaruhdalam proses belajar mengajar, karena figur yang satu ini sangat menentukanmaju mundurnya pendidikan, dan secanggih apapun teknologi pendidikan saat initetap tidak dapat menafikan akan fungsi dan peran seorang guru terutama dalamproses belajar mengajar. Oleh sebab itu, diperlukan profesionalisme guru dalammenjalankan profesi ini guna meningkatkan mutu pendidikan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan profesionalisme guruPAI dengan prestasi belajar PAI siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang. Adapunmetode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan jenispendekatan korelasional, yang bertujuan untuk mencari hubungan antara duavariabel dan menjelaskan hasil penelitian tersebut secara deskriptif.

Melalui penyebaran angket kapada 39 responden kelas VIII-8 diketahuibahwa profesionalisme guru PAI mempengaruhi prestasi belajar PAI siswasebesar 0,445.yang terletak pada indeks korelasi antara 0,40-0,70.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwaprofesionalisme guru PAI di SMPN 1 Kosambi Tangerang terdapat hubunganyang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar PAI siswa, dan termasuk

pada kategori sedang atau cukup, hal ini dapat dilihat pada sebesar 0,445.

Sehingga yang besarnya (0,445)> baik pada taraf 5% yaitu 0,325

maupun pada taraf 1% yaitu 0,418. Dengan demikian > maka Hoditolak dan Ha diterima, artinya terdapat korelasi yang signifikan antara variabelX dan variabel Y.

Kata kunci :

Profesionalisme Guru PAI, Prestasi belajar PAI Siswa

vi

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ropiyati

Tempat /tgl lahir : Tangerang, 03 April 1987

NIM : 106011000713

Judul Skripsi : Hubungan Profesionalisme Guru PAI dengan

Prestasi Belajar Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang.

Pembimbing : Dra. Manerah

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Starata 1 (S1) di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya

atau merupakan jiblakan dan karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 03 Maret 2011Penulis

RopiyatiNIM. 106011000713

vii

KATA PENGANTAR

الرحيمبسم ا الرمحن Segala puji hanya bagi Allah swt yang telah memberikan limpahan rahmat,

hidayah dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga atas kehendak-Nya pula penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad

Saw. Kepada keluarganya, sohabatnya sampai kepada kita umatnya yang

InsyaAllah istiqomah dalam menjalankan sunnah-sunnahnya.

Skripsi yang berjudul “Hubungan Profesionalisme Guru PAI Terhadap

Prestasi Belajar Siswa di SMPN 1 Kosambi Tangerang”, penulis susun dalam

rangka memenuhi dan melengkapi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan

Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya

diantaranya :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bahrissalim, M.Ag Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta staffnya.

3. Dosen pembimbing akademik Bpk. H. Abdul Ghofur, MA

4. Dosen pembimbing skripsi Ibu Dra. Manerah yang telah meluangkan

waktunya serta sabar dalam membimbing penulis hingga selesainya skripsi

ini.

5. Kepala Sekolah SMPN 1 Kosambi Tangerang Bpk. Sudradjat Ardyana, S.Pd

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

penelitian di SMPN 1 Kosambi Tangerang.

6. Ibu Sa’idah, S.Ag. guru pamong PAI yang telah meluangkan waktu dan

bimbingannya kepada penulis selama melakukan penelitian di sekolah.

viii

7. Dewan guru SMPN 1 Kosambi Tangerang beserta staff-staffnya.

8. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang tak putus-putusnya dalam memberikan

kasih sayang, perhatian dan doa serta dukungan baik moril maupun materi

kepada penulis. Tak lupa pula, terkhusus untuk nenekku tersayang yang kini

telah (almarhumah) yang semasa hidupnya beliau tiada henti mendoakan

ananda selama menuntut ilmu di UIN Syahid, Alhamdulillah penulis telah

memenuhi impiannya (mendapat gelar S1).

9. Adikku tersayang Sandy, pamanku Ust. Syarifuddin Zuhri terima kasih atas

bimbingan dan doanya selama ini.

10. Untuk teman-teman seperjuanganku Lia terima kasih atas bantuannya selama

ini, K’Citi N QT Friends, Fifi, teman-teman kozan, lily, lydia N friends.

Terima kasih atas semangat dan dukungan semangatnya.

11. Keluarga besar TPA Al-Falah K’rahmah, K’iva, K’vira, beserta staffnya

terima kasih atas perhatian dan dukungannya selama ini.

Penulis hanya berdoa, semoga Allah memberikan keberkahan ilmu kepada

kita semua dan senantiasa istiqomah dalam menjalankan perintah-Nya. Amin

Penulis juga menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang

bersifat membangun.

Hanya kepada Allah penulis berlindung, dan semoga karya ilmiah ini

bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhir kata

penulis ucapkan terima kasih dan semoga Allah merahmati. Amin

Jakarta, 03 Maret 2011

Penulis

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................5

C. Pembatasan Masalah .................................................................5

D. Perumusan Masalah ..................................................................6

E. Tujuan Masalah .........................................................................6

F. Kegunaan Hasil Penelitian ........................................................6

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Profesionalisme Guru PAI

1. Pengertian Profesionalisme guru..........................................7

2. Syarat-syarat Profesionalisme guru .....................................10

3. Karakteristik Profesionalisme guru .....................................13

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ..................................22

2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam ...........23

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam .......................................24

C. Pengertian Profesionalisme Guru PAI .......................................26

D. Prestasi Belajar ..........................................................................26

1. Pengertian Prestasi Belajar .................................................27

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...........28

B. Kerangka Berpikir ...................................................................30

C. Pengujian Hipotesis ................................................................31

x

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................32

B. Metode Penelitian.......................................................................32

C. Populasi dan Sampel .................................................................33

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................33

E. Instrumen Penelitian...................................................................34

F. Teknik Pengolahan Data ...........................................................37

G. Teknik Analisis Data..................................................................38

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah

1. Identitas Sekolah .................................................................42

2. Visi, Misi, Tujuan ...............................................................43

3. Dewan Guru, Karyawan dan Siswa

a. Keadaan Guru ................................................................44

b. Keadaan Karyawan .......................................................47

c. Keadaan Siswa ..............................................................48

d. Keadaan Sarana dan Prasarana ......................................48

e. Kegiatan Ekstrakurikuler ..............................................49

f. Prestasi Siswa ................................................................50

B. Deskripsi Data............................................................................51

C. Analisis Data .............................................................................63

D. Pengujian Hipotesis ...................................................................66

E. Interprestasi Data ......................................................................69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................71

B. Saran...........................................................................................72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Angket ................................................................35

Tabel 2 Skala Penilaian ...................................................................................38

Tabel 3 Penafsiran Persentase .........................................................................39

Tabel 4 Indeks Korelasi Product Moment .......................................................40

Tabel 5 Identitas SMPN 1 Kosambi Tangerang ..............................................42

Tabel 6 Keadaan guru SMPN 1 Kosambi Tangerang .....................................45

Tabel 7 Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar Sesuai dengan Latar Belakang

Pendidikan (Keahlian) ..........................................................................46

Tabel 8 Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru.............................47

Tabel 9 Keadaan Karyawan SMPN 1 Kosambi Tangerang ............................. 47

Tabel 10 .Data Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang dalam 4 Tahun Terakhir....48

Tabel 11 Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 1 Kosambi Tangerang ............49

Tabel 12 Prestasi Akademik: NUAN ..................................................................50

Tabel 13 Perolehan Kejuaraan/Prestasi Akademik: Lomba-lomba ....................50

Tabel 14 Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah (US) .....................................50

Tabel 15 Bobot Nilai Alternatif Jawaban ...........................................................51

Tabel 16 Skor Persepsi Siswa Mengenai Profesionalisme Guru PAI ................63

Tabel 17 Klasifikasi Skor Angket Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme

Guru PAI ...........................................................................................64

Tabel 17 Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi PAI ...................................64

Tabel 18 Klasifikasi Skor Prestasi Belajar PAI Siswa .......................................65

Tabel 19 Perhitungan Korelasi antara Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme

Guru PAI dan Prestasi Belajar PAI Siswa ........................................... 67

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 “adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.”1

Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan

suatu upaya yang dicanangkan pemerintah untuk mencerdaskan dan memajukan

bangsa. Dan suatu negara dapat dikatakan maju jika negara tersebut

mengedepankan pendidikan, karena tanpa pendidikan suatu bangsa tidak akan

memiliki kemampuan untuk mengolah kekayaan alam yang dianugerahkan Tuhan

kepada rakyat Indonesia ini dengan baik. Bahkan jika putra-putri Indonesia tidak

memiliki skill yang memadai, dikhawatirkan akan menjadi penghambat

pembangunan nasional. Hal ini diperkuat oleh fakta bahwa sebagian negara-

negara maju berkembang dengan pesat bukan karena memiliki sumber daya alam

1Depdiknas, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Sisdiknas, (Bandung:Fokusmedia, 2009), h. 2

2

yang melimpah ruah akan tetapi ditunjang pula dengan intelektualitas, disiplin dan

etos kerja rakyatnya.

Hal ini dapat dilihat pada sejarah yaitu negara Jepang, ketika negara

tersebut dibombardir oleh sekutu dengan hancurnya kota Hirosima dan Nagasaki,

yang pertama kali menjadi perhatian Jepang adalah pendidikan. Pernyataan ini

termasuk unik, karena yang pertama kali ditanyakan Jepang adalah berapa jumlah

tenaga pendidik/guru yang tersisa bukan jumlah prajurit atau harta benda yang

dapat diselamatkan.

Hal ini membuktikan, bahwa Jepang menaruh perhatian penting pada

pendidikan dan berusaha bangkit dari keterpurukan dengan menjunjung tinggi

ilmu pengetahuan (pendidikan). Dan saat ini semua orang dapat melihat bahkan

merasakan hasil kerja keras dan kreativitas mereka menjadi sebuah penemuan

yang bernilai dan bermanfaat bagi umat manusia. Karena ilmu pengetahuan pula

kini Jepang menjadi negara yang dihargai di mata dunia.

Adapun pendidikan dalam Islam, menempati posisi yang tidak kalah

pentingnya. Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam mengandung nilai-nilai

yang hampir dua pertiga dari ayat-ayat Al-Qur’an tersebut mengandung motivasi

kependidikan bagi umat manusia. Satu diantaranya adalah sebagaimana dalam

firman Allah SWT Qs. Al-‘Alaq 1-5

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telahmenciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yangMaha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Diamengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Qs. Al-‘Alaq 1-5) 2

Ayat tersebut mengandung makna yang dalam, bahwa Nabi Muhammad

Saw menerima wahyu pertama dengan perintah iqra (baca), hal ini dikarenakan

2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro,2008), h, 597

3

membaca adalah proses manusia untuk belajar mengetahui apa yang tidak

diketahuinya dan dengan membaca pula manusia dapat melihat dunia.

Sedangkan menurut Quraish Shihab kata iqra dapat pula diartikan menjadi,menelaah, mendalami, meneliti dan mengetahui ciri-ciri sesuatu, yang semuanyaitu bermuara pada arti menghimpun. Beliau juga mengutip pernyataan dari AbdulHalim Mahmud (Mantan Syaikh al-Azhar Mesir) dalam kitabnya Al-Qur’an fiSyarh Al-Qur’an menulis dengan kalimat “iqra bismi rabbik, Al-Qur’an tidaksekedar memerintahkan untuk membaca tetapi membaca adalah lambang darisegala yang dilakukan oleh manusia baik yang sifatnya aktif maupun pasif.3

Perintah untuk senantiasa menuntut ilmu juga dapat dijumpai pada hadits

Nabi Saw yang berbunyi

“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat”

Hadits di atas mengandung makna, bahwa manusia pada dasarnya

dilahirkan mempunyai kewajiban untuk senantiasa belajar hingga akhir hayatnya,

atau dalam istilah lain dikenal dengan lifelong education.

Adapun berbicara mengenai pendidikan, maka tidak terlepas pada faktor

guru sebagai pendidik. Karena figur yang satu ini sangat menentukan maju

mundurnya pendidikan dan secanggih apapun teknologi pendidikan saat ini tetap

tidak dapat menafikan akan fungsi dan peran seorang guru terutama dalam proses

belajar mengajar.

Bagi sebagian orang, guru selalu diidentikkan dengan siswa, kelas dan

buku pelajaran. Dengan demikian seorang guru tidak terlepas pada ketiga

komponen tersebut, sehingga muncul pernyataan bahwa siapa saja bisa menjadi

guru asalkan memahami materi pelajaran yang akan diajarkan, dan peserta didik

hanya dituntut untuk menerima/menyerap semua materi ajar yang diberikan guru

tanpa adanya interaksi antara siswa dan guru. Jika pengertian guru hanya sebatas

menyampaikan pelajaran saja, maka akan timbul pertanyaan pula apakah guru

tersebut dapat dikatakan sebagai guru yang profesional? Sedangkan kata

profesional hanya dapat disandang oleh orang-orang yang ahli pada bidangnya.

3M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim (Tafsir Atas Surat-surat PendekBerdasarkan Urutan Turunnya Wahyu), (Bandung: Pustaka Hidayah), 1997, h. 82

4

Walaupun pada dasarnya setiap pendidik dapat menjadi guru yang profesional

dengan syarat harus memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik,

pribadi, sosial dan profesional. Karena seorang pendidik yang menganggap

mengajar adalah sekedar menyampaikan pelajaran saja tentu akan sangat berbeda

dengan pendidik yang menganggap mengajar adalah sebuah proses membimbing

siswa agar memiliki ilmu pengetahuan, cakap, terampil dan berakhlak mulia serta

bermanfaat dan berguna di masyarakat kelak.

Oleh sebab itu, keempat komponen tersebut sangat dibutuhkan untuk

menjadi guru yang profesional sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa

untuk mutu pendidikan yang lebih baik dan berkualitas. Sebagaimana menurut

Simon dan Alexander yang dikutip oleh E. Mulyasa bahwa lebih dari 10 hasil

penelitian di negara-negara berkembang, dan menunjukkan adanya dua kunci

penting dari peran guru yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar

peserta didik, yaitu jumlah waktu efektif yang digunakan guru untuk melakukan

pembelajaran di kelas dan kualitas kemampuan guru. Dalam hal ini, guru

hendaknya memiliki standar kemampuan profesional untuk melakukan

pembelajaran yang berkualitas.4

Adapun permasalahan yang sering kali dijumpai dalam pengajaran

khususnya pada bidang studi pendidikan agama Islam adalah bagaimana cara

menyajikan materi kepada peserta didik dengan baik dan efisien, karena

mengingat bahwa pembelajaran PAI khususnya di sekolah-sekolah umum hanya

diberikan satu kali dalam seminggu. Dan sampai saat ini pun masih terdapat

seorang pendidik dalam menyampaikan materi hanya menggunakan satu metode

saja yaitu ceramah. Sehingga hal tersebut tanpa disadari telah membentuk siswa

menjadi pasif, karena yang menjadi pusat informasi adalah guru. Padahal proses

pembelajaran yang baik adalah adanya interaksi antara guru dengan siswa

sehingga dalam hal ini komunikasi tidak hanya terjadi pada satu arah saja

melainkan dua arah atau bahkan lebih, yaitu antara guru dengan siswa, siswa

dengan guru dan siswa dengan siswa.

4E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif danMenyenangkan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), h.13

5

Oleh sebab itu, profesionalisme guru PAI sangat dibutuhkan dalam upaya

proses pembelajaran yang lebih baik, sehingga peserta didik akan termotivasi

untuk belajar dan berprestasi. Karena seorang guru yang profesional akan mampu

menyajikan materi pembelajaran dengan baik dan menyenangkan yang tidak

hanya berorientasi pada ketuntasan belajar saja tetapi juga pada proses tumbuh

kembang potensi peserta didik yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik ke arah kedewasaan.

Adapun alasan penulis memilih penelitian di SMPN 1 Kosambi Tangerang

karena pada sekolah tersebut telah menyandang status sebagai Sekolah Standar

Nasional (SSN). Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk meneliti di sekolah tersebut

di samping telah menyandang sebagai sekolah yang berstandar Nasional, sekolah

tersebut juga memiliki guru-guru yang berkompeten khususnya guru bidang studi

PAI.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti

mengenai “Hubungan Profesionalisme Guru PAI dengan Prestasi Belajar

Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasikan beberapa

masalah yaitu:

1. Masih terbatasnya pendidik dalam menggunakan variasi baik metode, teknik

maupun strategi dalam proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran

PAI

2. Guru lebih banyak menanamkan konsep materi pelajaran melalui transfer

informasi dan pemberian contoh-contoh yang cenderung dihafal siswa.

3. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar PAI.

4. Rendahnya profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah maka penulis membatasi permasalahan yaitu:

6

1. Profesionalisme yang dimaksud adalah hal yang berkaitan dengan kompetensi

pedagogik yaitu kemampuan guru PAI dalam melaksanakan proses

pembelajaran yang dapat diukur melalui indikator keterampilan guru dalam

mengajar dan profesionalisme dalam penelitian ini berdasarkan persepsi siswa.

2. Prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa SMP kelas VIII-8

yang dapat dilihat dari buku raport siswa pada semester ganjil khususnya pada

bidang studi PAI.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut di atas maka masalah penelitian

ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana profesionalisme guru PAI?

2. Bagaimana prestasi belajar PAI siswa?

3. Apakah profesionalisme guru PAI mempengaruhi prestasi belajar PAI siswa?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Mengetahui profesionalisme guru PAI di SMPN 1 Kosambi Tangerang.

2. Mengetahui prestasi belajar PAI siswa.

3. Mengetahui profesionalisme guru PAI hubungannya dengan prestasi belajar

PAI siswa.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi

semua pihak terutama yang berhubungan dengan dunia pendidikan diantaranya:

1. Sebagai masukan bagi pendidik terutama dalam upaya meningkatkan mutu

pendidikan.

2. Sebagai tolak ukur pendidik dalam melaksanakan tanggung jawabnya.

3. Menambah khazanah keilmuan peneliti pada khususnya dan pembaca pada

umumnya.

7

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Profesionalisme Guru

1. Pengertian Profesionalisme Guru

Di mata masyarakat guru merupakan orang yang dihormati dan

disegani, karena selain berwawasan ilmu pengetahuan, guru juga telah

memiliki pencitraan yang baik di lingkungan masyarakat dengan budi jasanya

dalam upaya mencerdaskan anak bangsa. Oleh sebab itu, guru dikatakan juga

orang yang harus digugu dan ditiru, dalam arti guru tersebut memiliki

kharisma dan wibawa sehingga perlu untuk ditiru dan diteladani.

Menurut Undang-undang Guru dan Dosen, yang dimaksud dengan guru

adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah.5

Adapun menurut Nur Uhbiyati pendidik atau guru adalah orang dewasa

yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik

dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya,

5 Undang-undang Guru dan Dosen, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet. 2, h, 3

8

mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di

permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup

berdiri sendiri.6

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis mengemukakan bahwa yang

dimaksud dengan guru adalah orang dewasa yang memiliki tugas dan

tanggung jawab terhadap peserta didik dalam hal mengajar, mendidik,

membimbing, mengarahkan dan sebagainya yang berkaitan dengan

perkembangan jasmani maupun rohani menuju ke arah kedewasaannya.

Sedangkan istilah profesionalisme berasal dari profession. Profession

mengandung arti yang sama dengan kata occupation atau pekerjaan yang

memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan khusus.

Dengan kata lain profesi dapat diartikan sebagai suatu bidang keahlian yang

khusus untuk manangani lapangan kerja tertentu yang membutuhkannya.7

Sedangkan menurut Sudarwan Danim profesionalisme berasal dari kata

bahasa Inggris professionalism yang secara leksikal berarti sifat profesional.8

Adapun menurut Webstar sebagaimana yang dikutip oleh Kunandar,

profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan

yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai

suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan khusus

yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif .9

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme

adalah suatu bidang profesi yang ditekuni oleh seseorang berbekal dengan

ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus serta ahli di bidangnya.

Jadi yang dimaksud dengan profesionalisme guru adalah kualitas suatu

bidang profesi keguruan yang ditekuni oleh seseorang, dengan berbekal ilmu

pengetahuan dan keterampilan khusus serta ahli di bidangnya yang diperoleh

6 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Setia Setia, 1998), Cet. 2, h.657 M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

1995), cet. 3, h,1058 Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke Lembaga

Akademik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2008), cet. 3 h, 929 Kunandar, Guru Profesional Implemenasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007,h.45

9

melalui pendidikan dan pelatihan khusus sesuai dengan prosedur akademis

yang berlaku.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa profesi apapun terlebih guru

sebagai pendidik tetap dituntut adanya profesionalitas yang tinggi dalam

menjalankan tugasnya. Hal ini sebagaimana firman Allah swt

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak mempunyai pengetahuantentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanyaitu akan diminta pertanggung jawabannya.” (Qs. Al-Isra: 36)10

Dan sabda Rasulallah saw

: : :

}{Dari Abi Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw bersabda: “Kalau amanahtidak lagi dipegang teguh, maka tunggulah kehancuran.” Iabertanya:”Bagaimana orang yang tidak memegang teguh amanah itu yaRasulallah? Beliau menjawab: “Kalau suatu urusan telah diserahkan kepadaorang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya“. (HR.Bukhari)11

Ayat dan hadits di atas mengindikasikan bahwa pentingnya sebuah

profesionalitas dalam suatu profesi, karena apa yang diemban oleh seseorang

baik itu guru maupun profesi lainnya akan dimintai pertanggung jawaban

terhadap apa yang menjadi tugasnya.

Oleh karena itu, tugas guru tak ubahnya seperti tugas seorang dokter,

yang menjalankan tugasnya tidak dapat diserahkan, diwakilkan kepada yang

10 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan……, h, 28511 Zainuddin Hamidy, dkk, Terjemah Shahih Bukhari, Jilid IV, (Jakarta:Wijaya, 1992),

Cet.13, h. 65

10

bukan ahlinya, sebab jika tugas ini diserahkan kepada yang bukan ahlinya

maka tunggulah kehancuran.12

2. Syarat-syarat Profesionalisme Guru

Menjadi seorang guru tidaklah semudah yang dibayangkan, karena ada

beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum seseorang menyandang profesi

ini, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan persyaratan menjadi guru, terlebih

menjadi guru profesional di samping harus memahami dan menguasai

teknik/metode pembelajaran, guru tersebut juga harus memiliki kepribadian

yang baik sebagai cerminan teladan bagi peserta didiknya.

Hal ini dianggap penting karena mengingat profesi guru saat ini banyak

diminati oleh kalangan masyarakat, akan tetapi sangat sedikit diantara mereka

yang benar-benar berkompeten di bidangnya. Dengan kata lain sosok guru

yang profesional masih sangat terbatas dan dibutuhkan pula keberadaannya

sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas.

Menurut Oemar Hamalik, persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang

guru profesional meliputi:

1. Memiliki bakat menjadi guru.

2. Memiliki keahlian sebagai guru.

3. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi.

4. Memiliki mental yang sehat.

5. Berbadan sehat.

6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.

7. Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila.

8. Guru adalah seorang warga negara yang baik.13

Menurut al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin sebagaimana yang

dikutip oleh Asrorun Ni’am Shaleh menyatakan bahwa, al-Ghazali

12 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1997), Cet. 8, hal.1

13 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.118

11

memberikan batasan yang ketat bagi profesi pendidik sebagai prasyarat yang

harus dipenuhi diantaranya:

a. Pendidik harus mempunyai sifat kasih sayang terhadap anak didik sertamampu memperlakukan mereka sebagaimana anak sendiri. Sifat kasihsayang pendidik pada akhirnya akan melahirkan keakraban, percaya diri danketentraman belajar. Suasana yang kondusif inilah yang mempermudahproses transformasi dan transfer ilmu pengetahuan.

b. Pendidik melakukan aktifitas karena Allah swt. Artinya pendidik tidakmelakukan komersialisasi dunia pendidikan. Dunia pendidikan adalahsarana transfer ilmu pengetahuan yang merupakan kewajiban bagi setiaporang yang berilmu.

c. Pendidik harus mampu memberi nasehat yang baik kepada anak didik.Nasehat ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, seperti pendidik harusmengarahkan murid dalam tahapan-tahapan belajar. Nasehat itu juga bisaberbentuk warning orientasi belajar yaitu untuk mendekatkan diri kepadaAllah.

d. Pendidik harus mampu mengarahkan anak didik kepada hal-hal yang positifdan mencegah mereka melakukan aktifitas yang dekstruktif. Segala bentuknasehat ini dilakukan dengan cara yang halus dan tidak melukai perasaan.Hal ini untuk menjaga kestabilan emosi mereka dalam kerangka prosesbelajar.

e. Mengenali tingkat nalar dan intelektualitas anak didik. Hal ini diperlukansebagai acuan untuk menentukan kadar ilmu pengetahuan yang akandiberikan. Pendidik harus memahami perbedaan individu anak didk,sehingga dapat diidentifikasi kemampuan khususnya. Dalam konteks inipendidik dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan bahasa mereka agarproses belajar dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran.

f. Pendidik harus mampu menumbuhkan kegairahan murid terhadap ilmu yangdipelajarinya tanpa menimbulkan sikap apriori terhadap disiplin ilmu yanglain. Hal ini diperlukan untuk menghindarkan anak didik terjebak pada sikapfanatik terhadap suatu disiplin ilmu yang melalaikan yang lain.

g. Pendidik harus mampu mengidentifikasi kelompok anak didik usia dini dansecara khusus memberikan materi ilmu pengetahuan yang sesuai denganperkembangan kejiwaannya. Kelompok usia dini ini lebih tepat diberimateri ilmu praktis, tanpa argumentasi yang berat dan melelahkan.

h. Pendidik harus memberikan teladan kepada anak didiknya, perilakunya jugaharus sesuai dengan kapasitas keilmuannya.14

Sedangkan menurut M. Athijah al-Abrasjy sifat-sifat yang harus

dimiliki oleh seorang pendidik adalah:

14 Asrorun Ni’am Shaleh, Reorientasi Pendidkan Islam, Mengurai Relevansi Konsep Al-Ghazali dalam Konteks Kekinian, (Jakarta: Elsas, 2006), cet. 4, h.72-75

12

1. Zuhud tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari keridhaan

Allah semata.

2. Kebersihan guru.

3. Ikhlas dalam pekerjaan.

4. Suka pemaaf.

5. Seorang guru harus merupakan seorang bapak sebelum ia seorang guru.

6. Harus mengetahui tabiat murid.

7. Harus mengetahui mata pelajaran.15

Menurut Cahyadi Takariawan sebagaimana yang dikutip oleh Heri

Jauhari Muchtar, menyebutkan bahwa beberapa kemampuan khas yang harus

dimiliki oleh para guru/pendidik (muslim khususnya) yaitu:

1. Kemampuan berbahasa Arab.2. Kemampuan berbahasa Indonesia.3. Kemampuan menulis dengan huruf Arab.4. Kemampuan menulis huruf latin.5. Kemampuan berbicara (secara logis, teratur, sistematik, dan mudah

dipahami).6. Kemampuan beretorika (berpidato/berceramah).7. Kemampuan mendengarkan pembicaraan anak didik, misalnya berupa

masukan, keluhan, permintaan, pertanyaan, bahkan kritikan mereka.8. Kemampuan menyegarkan suasana, agar tetap kondusif dan anak/peserta

didik tetap bersemangat belajar.9. Kemampuan berkomunikasi secara efektif.10. Kemampuan bercerita, misalnya kisah para Nabi, Rasul sahabat

Rasulallah, dan para pahlawan/mujahid Islam.11. Kemampuan memimpin forum, misalnya diskusi/musyawarah.12. Kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah anak/peserta didik.16

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa

syarat menjadi guru profesional adalah selain guru tersebut berkompeten di

bidangnya, guru tersebut juga harus memiliki pengalaman dan wawasan luas

dalam hal ilmu mendidik, serta memiliki kepribadian muslim yang baik

15 Muhammad ‘Athijah al-Abrasjy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: BulanBintang , 1970), cet. 1, h.139-142

16 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005),cet.5, h.153

13

sebagai cerminan teladan bagi peserta didiknya sebagaimana yang telah

dicontohkan oleh Rasulallah saw. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah swt

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baikbagimu….” (Qs. Al- Ahzab: 21). 17

Ayat di atas mengindikasikan bahwa Rasulallah saw merupakan guru

bagi umatnya, karena keberhasilan beliau dalam mengajar dan mendidik lebih

banyak menyentuh aspek perilaku yaitu keteladanan yang baik dari Rasul

(uswatun hasanah).

Oleh sebab itu, guru PAI harus bisa menjadi uswatun hasanah bagi

peserta didiknya karena secara sadar atau tidak, semua perilaku guru dalam

proses pendidikan bahkan di luar konteks proses pendidikan, perilaku guru

akan ditiru oleh siswanya.18

3. Karakteristik Profesionalisme Guru

Guru dalam menjalankan tugasnya, selalu dihadapkan pada

permasalahan baik menyangkut masalah pribadi maupun dengan pekerjaannya,

akan tetapi seorang guru yang profesional akan mampu memposisikan dirinya

dengan baik antara masalah pribadi dan pekerjaannya baik itu yang

menyangkut masalahnya dengan peserta didik di kelas maupun dengan pihak

sekolah serta hubungannya dengan masyarakat. Oleh sebab itu, seorang

pendidik dalam menyandang profesinya harus menjaga nama baik almamater

pendidikan dengan karakteristik pencitraan yang baik, tidak hanya baik di mata

masyarakat akan tetapi yang terpenting adalah di mata peserta didik yang akan

menjadikannya sebagai sosok guru teladan.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, karakter mempunyai pengertian

sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas

17 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan……., h, 42018 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis Integrasi dan

Kompetensi), (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h.165

14

seseorang.19 Sedangkan karakteristik adalah ciri-ciri khusus, mempunyai

kekhususan sesuai dengan perwatakan tertentu.20

Adapun menurut M. Yunus Abu Bakar, karakteristik guru adalah segala

tindak tanduk atau sikap dan perbuatan guru baik di sekolah maupun di

lingkungan masyarakat.21

Berikut adalah karakter akhlak (kepribadian pendidik) yang harus

dimiliki oleh seorang guru/pendidik menurut Cahyadi Takariawan

sebagaimana yang dikutip oleh Heri Jauhari Muchtar adalah:

1. Berusaha menampilkan keteladanan yang maksimal di depan anak didikdan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang kehidupan.

2. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah melalui aktivitas ibadah lillahiwahdah (karena Allah saja).

3. Menjaga kerapian, keindahan dan kebersihan dalam berpakaian atauberpenampilan secara umum.

4. Senantiasa berusaha untuk meningkatkan kepasitas keilmuan.5. Melaksanakan syiar-syiar ubudiyah.6. Menebarkan kasih sayang dan lemah-lembut kepada anak/peserta didik.7. Menampilkan sikap kedewasaan dalam bermuamalah dengan anak/peserta

didik.8. Menampilkan kepribadian yang kuat, bersemangat tinggi, berdedikasi

penuh keikhlasan.9. Mendoakan anak/peserta didik di luar pengetahuan mereka (tanpa

sepengatahuan mereka, pen) untuk kebaikan mereka dan keluarga merekadi dunia dan akhirat.

10. Senantiasa siap memperbaiki kekuarangan diri dalam berbagai hal.22

Jadi karakteristik guru adalah segala tindak tanduk atau sikap dan

perbuatan guru yang memiliki kematangan secara pribadi, emosi, intelektual,

sosial dan sebagainya, yang mencerminkan akhlak islami baik di lingkungan

sekolah maupun masyarakat.

Adapun berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang

guru dan dosen pasal 10, dijelaskan bahwa profesionalisme guru memiliki

karakteristik yang meliputi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik,

19Tim Reality, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia, (Surabaya: Reality Publisher, 2008),cet. I, h. 337

20 Tim Reality, KamusTerbaru,…….., h.33721 M. Yunus Abu Bakar, dkk., Profesi Keguruan, (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah:

2009), edisi, 1, h. 622 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, ……h.152-153

15

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi. Hal ini sebagaimana yang dikutip oleh

Wina Sanjaya bahwa kompetensi tersebut mencakup:

a. Kompetensi pedagogik, merupakan kemampuan guru dalam pengelolaanpembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:1) Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan.2) Pemahaman terhadap peserta didik.3) Pengembangan kurikulum/silabus.4) Perancangan pembelajaran.5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran.7) Evaluasi hasil belajar, dan8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.b. Kompetensi kepribadian, sekurang-kurangnya mencakup kepribadian

yang:1) Mantap.2) Stabil.3) Dewasa.4) Arif dan bijaksana.5) Berwibawa, dan6) Berakhlak mulia.7) Menjadi tedalan bagi pesera didik dan masyarakat.8) Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan9) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

c. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian darimasyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk:1) Berkomunikasi lisan, tulisan dan/isyarat.2) Menggunakan tekonologi komunikasi dan informasi secara fungsional,

dan3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik,4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

d. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasan materipelajaran secara luas dan mendalam.23

Penjabaran lain mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang

guru dalam menjalani tugas keprofesiannya adalah:

23 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik PengembanganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008) Cet. I, h. 279-280

16

a. Kompetensi Pribadi

Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian

ideal. Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau

panutan (yang harus digugu dan ditiru). Sebagai seorang model guru harus

memiliki kompetensi yang berhubungan pengembangan kepribadian

(personal competencies) diantaranya:

1. Kemampuan yang berhubungan dengan pengamalan ajaran agama

sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya.

2. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama.

3. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan dan sistem

nilai yang berlaku di masyarakat.

4. Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya

sopan santun dan tata krama.

5. Bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.24

b. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang

berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini

merupakan kompetensi yang sangat penting, karena langsung berhubungan

dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu, tingkat keprofesionalan

seorang guru dapat dilihat dari kompetensi ini. Adapun beberapa

kemampuan yang berhubungan dengan kompetensi ini diantaranya:

1. Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya pahamakan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, tujuaninstitusional, tujuan kurikuler dan tujuan pembelajaran.

2. Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya pahamtentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajardan sebagainya.

3. Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidangstudi yang diajarkannya.

4. Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategipembelajaran.

24 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum……., h.145

17

5. Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumberbelajar.

6. Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.7. Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran.8. Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang, misalnya

paham akan administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan.9. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk

meningkatkan kinerja.25

c. Kompetensi Sosial Kemasyarakatan

Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai

anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi:

1. Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman

sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional.

2. Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap

lembaga kemasyarakat.

3. Kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun

secara kelompok.26

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 disebutkan bahwa:

1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaranpeserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didikperancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, danpengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensiyang dimilikinya.

2. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik danberakhlak mulia.

3. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materipembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannyamembimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkandalam Standar Nasional Pendidikan

4. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian darimasyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan pesertadidik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik,dan masyarakat sekitar. 27

25 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum.…., h.145-14626 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum….., h.14627Depdiknas, Himpunan Peraturan Perundang-undangan ……., h. 131-132

18

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, maka fokus penelitian ini

adalah mengenai profesionalisme guru yang berkaitan dengan kompetensi

pedagogik guru yaitu kemampuan guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran yang dapat diukur melalui indikator keterampilan guru dalam

mengajar, karena kompetensi tersebut merupakan salah satu jenis

keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang guru agar dapat tercipta

pembelajaran yang kreatif, profesional dan menyenangkan.

Berikut adalah penjabaran indikator keterampilan guru terutama dalam

pelaksanaan proses pembelajaran, sebagaimana menurut Turney yang

dikutip oleh E. Mulyasa mengemukakan bahwa keterampilan mengajar yang

sangat berperan dan menentukan kualitas pengajaran adalah:

1. Keterampilan bertanyaDiantara keterampilan bertanya yang harus dikuasai guru meliputi:a. Keterampilan bertanya dasar, mencakup pertanyaan yang jelas dan

singkat, pemberian acuan, pemusatan perhatian, pemindahan giliran,penyebaran pertanyaan, pemberian kesempatan berpikir, pemberiantuntutan.

b. Keterampilan bertanya lanjutan, merupakan kelanjutan dariketerampilan dasar. Diantara keterampilan bertanya lanjutan yangharus dikuasai guru meliputi: pengubahan tingkat kognitif, pengaturanurutan pertanyaan, pertanyaan pelacak, mendorong terjadinyainteraksi. 28

2. Keterampilan memberi penguatan, merupakan respon terhadap suatuperilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembaliperilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal dan nonverbaldengan prinsip kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, danmenghindari penggunaan respon yang negatif. Penguatan secara verbalberupa kata-kata dan kalimat pujian seperti “bagus, tepat, bapak puasdengan hasil kerja kalian”, sedangkan secara nonverbal dapat dilakukandengan gerakan mendekati peserta didik, sentuhan, acungan jempol dankegiatan yang menyenangkan.29

3. Keterampilan mengadakan variasi, merupakan keterampilan yang harusdikuasai guru dalam pembelajaran untuk mengatasi kebosanan pesertadidik agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalamkegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat bagian yaitu:a. Variasi dalam gaya belajar

Variasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:1) Variasi suara rendah, tinggi, besar, kecil.

28 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 70-7629 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 77-78

19

2) Memusatkan perhatian.3) Membuat kesenyapan sejenak (diam sejenak).4) Mengadakan kontak pandang dengan peserta didik.5) Variasi gerakan badan dan mimik.6) Mengubah posisi, misalnya dari depan kelas, berkeliling di tengah

kelas, dan ke belakang kelas, tetapi jangan mengganggu suasanapembelajaran.

b. Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajarVariasi ini dapat dilakukan sebagai berikut:1) Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat.2) Variasi alat dan bahan yang dapat didengar.3) Variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi.4) Variasi penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan belajar.

c. Variasi dalam pola interaksiVariasi dalam pola interaksi dapat dilakukan sebagai berikut:1) Variasi dalam pengelompokkan peserta didik seperti klasikal,

kelompok besar, kelompok kecil dan perorangan.2) Variasi tempat kegiatan pembelajaran seperti di kelas dan di luar

kelas.3) Variasi dalam pola pengaturan guru seperti seorang guru dan tim.4) Variasi dalam pola pengaturan hubungan guru dengan peserta didik

baik secara langsung (tatap muka), dan melalui media.5) Variasi dalam struktur peristiwa pembelajaran baik terbuka

maupun tertutup.6) Variasi dalam pengorganisasian pesan.7) Variasi dalam pengelolaan pesan.

d. Variasi dalam kegiatanVariasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dilakukansebagai berikut:1) Variasi dalam penggunaan metode pembelajaran.2) Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar.3) Variasi dalam pemberian contoh dan ilustrasi.4) Variasi dalam interaksi dan kegiatan peserta didik.30

4. Keterampilan menjelaskan, merupakan suatu aspek penting yang harusdimiliki guru mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guruuntuk memberikan penjelasan.31

5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaranMembuka dan menutup pelejaran merupakan dua kegiatan rutin yangdilakukan guru untuk menilai dan mengakhiri pembelajaran, agarkegiatan tersebut memberikan sumbangan yang berarti terhadappencapaian tujuan pembelajaran perlu dilakukan secara profesional.a. Membuka pelajaran, upaya yang dapat dilakukan guru adalah :

30 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 78-8031 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 80

20

1) Menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yangakan disajikan.

2) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materiyang akan dipelajari.

3) Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telahdirumuskan.

4) Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai denganmateri yang disajikan.

5) Mengajukan pertanyaan baik yang mengetahui pemahaman pesertadidik terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajagikemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.

b. Menutup pelajaran, guru dapat melakukan kegiatan-kegiatan sebagaiberikut:1) Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.2) Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat

pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telahdipelajari.

3) Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dantugas-tugas yang harus dikerjakan (baik individu maupunkelompok) sesuai dengan pokok bahasan yang telah dipelajari.

4) Memberikan post tes baik secara lisan, tulisan maupun perbuatan.32

6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecilHal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi adalahsebagai berikut :a) Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi.b) Memperluas masalah atau urunan pendapat.c) Menganalisis pandangan peserta didik.d) Meningkatkan partisipasi peserta didik.e) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi.f) Menutup diskusi.33

7. Keterampilan mengelola kelasKeterampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut :a) Penciptaan dan pemeliharaan iklim yang optimal.b) Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar

yang optimal.c) Pengelolaan kelompok dengan cara: peningkatan kerjasama dan

keterlibatan, menangani konflik dan memperkecil masalah yangtimbul.

d) Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah.34

32 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 83-8433 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 8934 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 91-92

21

8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan peroranganKeterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukandengan:a) Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian dengan

memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas.b) Membimbing dan memudahkan belajar yang mencakup penguatan,

proses awal, supervisi, dan interaksi pembelajaran.c) Perencanaan penggunaan ruangan.d) Pemberian tugas yang jelas, menantang dan menarik.35

Berdasarkan penjelasan di atas, hal senada juga dikemukakan Wingkel

sebagaimana yang dikutip oleh Hamzah B.Uno bahwa jenis keterampilan

mengajar yang harus dikuasai guru adalah:

1. Keterampilan memberikan penguatan.

2. Keterampilan menjelaskan.

3. Keterampilan bertanya.

4. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.36

Berdasarkan pemaparan di atas, jelaslah bahwa tugas seorang guru

tidaklah semudah yang dibayangkan karena untuk dikatakan sebagai guru

yang profesional guru tersebut harus memiliki kemampuan dan

keterampilan atau lebih dikenal dengan kompetensi. Diantara kompetensi

tersebut meliputi kompetensi pedagogik, pribadi, sosial dan profesional.

Adapun berbicara mengenai kompetensi guru, kompetensi

profesional merupakan bagian yang sangat penting karena berkaitan

langsung dengan kinerja guru yang ditampilkan dalam profesi keguruan,

akan tetapi keempat kompetensi tersebut merupakan satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, guru yang memiliki

profesionalisme adalah guru yang terampil dan memenuhi keempat

kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik pribadi, profesional dan

sosial, kemudian mampu menyusun strategi mengajar, menguasai bahan ajar

serta mampu menyusun program maupun membuat penilaian hasil belajar

yang tepat dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.

35 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional…..., h. 9236 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi….., h. 168

22

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut UU Sisdiknas dalam PP RI No.55 Tahun 2007 dijelaskan

bahwa yang dimaksud dengan pendidikan agama adalah pendidikan yang

memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan

keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya yang

dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua

jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.37

Adapun menurut Zakiyah Daradjat sebagaimana yang dikutip oleh

Abdul Majid dan Dian Andayani yang dimaksud dengan pendidikan agama

islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar

senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu

menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan

Islam sebagai pandangan hidup.38

Sedangkan menurut Muhaimin pendidikan keislaman atau pendidikan

agama Islam adalah upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan

nilai-nilainya agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup)

seseorang.39

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis menyimpulkan yang

dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah upaya membina peserta

didik dalam hal mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan dan

sebagainya yang berkaitan dengan perkembangan jasmani maupun rohani

peserta didik menuju ke arah kedewasaan, dalam rangka menanamkan dan

menumbuhkembangkan ajaran dan nilai-nilai Islam sebagai pandangan

hidupnya.

37 Depdiknas, Himpunan Peraturan Perundang-undangan…., h. 14638 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 3,h.130

39 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Pendidikan,(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h.5

23

2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Dasar pelaksanaan pendidikan agama islam menurut Zuhairini dkksebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid dan Dian Andayani dapatditinjau dari berbagai segi yaitu:a. Dasar Yuridis/Hukum

Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-undanganyang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakanpendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebutterdiri dari tiga macam yaitu:1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara pancasila sila pertama yaitu Ke-

Tuhanan Yang Maha Esa.2) Dasar struktural/konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam Bab XI Pasal

29 Ayat (1) yang berbunyi “Negara berdasarkan atas Ke-Tuhanan YangMaha Esa”, danAyat (2) “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untukmemeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dankepercayaannya itu.”

3) Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973yang kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No. IV/MPR 1978 jo.Ketetapan MPR Np. II/MPR/1983, diperkuat oleh Tap. MPR No.II/MPR/1988 dan Tap MPR No II/MPR 1993 tentang Garis-Garis BesarHaluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaanagama secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum di sekolah-sekolah formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

b. Segi ReligiusYang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dariajaran islam. Menurut ajaran islam pendidikan agama adalah perintahTuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. Dalam al-Qur’anbanyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut antara lain:1) Qs. An-Nahl ayat 125: “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu

dengan hikmah dan pelajaran yang baik…”2) Qs. Al-Imran ayat 104: “Dan hendaklah diantara kamu ada

segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepadayang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar…”

3) Al-Hadits :“Sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanyasedikit”.

c. Aspek PsikologisPsikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaankehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya,manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakatdihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidaktentram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. 40

40 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis..., h.132-133

24

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan merupakan penentu arah dari suatu kegiatan yang dilakukan,

karena tanpa adanya tujuan, pelaksanaan program pendidikan akan menjadi

tidak tearah dan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

Adapun berbicara mengenai tujuan pendidikan agama islam tidak

terlepas dari pembicaraan mengenai tujuan hidup manusia sebagai seorang

muslim. Sebagaimana firman Allah swt

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekamengabdi kepada-Ku”. (Qs. Adz-Dzariyat: 56)

Berdasarkan ayat di atas jelaslah bahwa tujuan manusia diciptakan oleh

Allah adalah untuk mengabdi dengan beribadah kepada-Nya, akan tetapi

sebagai makhluk sosial, manusia tidak terlepas pula pada hubungannya

dengan masyarakat sekitar. Oleh sebab itu dibutuhkan keseimbangan dalam

menjalani hidup baik kehidupan akhirat yaitu hubungannya dengan Sang

Pencipta dan kehidupan dunia yaitu hubungannya dengan masyarakat dan

lingkungan sekitar.

Adapun pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untukmenumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian danpemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman pesertadidik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang terusberkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegaraserta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.41

Menurut Muhaimin tujuan pendidikan agama islam secara umum

adalah meningkatkan keimanan, pemahaman, pengetahuan dan pengamalan

peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang

beriman, dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam

kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.42

41 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis..., h. 13542 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),

cet.3, h. 78

25

Menurut Zakiyah Daradjat pendidikan agama islam secara garis besaradalah membina manusia agar menjadi hamba Allah yang shaleh denganseluruh aspek kehidupannya, perbuatan pikiran dan perasaannya. Adapunsecara terperinci tujuan pendidikan agama islam adalah sebagai berikut:a. Mengetahui dan melaksanakan ibadah yang disebutkan dalam hadits Nabi

yang antara lain menyebutkan bahwa islam ini dibangun atas lima pilaryaitu:

1) Pengetahuan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad hambadan Rasul-Nya.

2) Mendirikan sholat.3) Menunaikan zakat.4) Puasa dalam bulan ramadhan.5) Menunaikan ibadah haji.

b. Memperoleh bekal pengetahuan keterampilan, sikap dan perbuatan yangdiperlukan untuk mendapatkan rezeki untuk diri dan keluarganya.Sebagaimana firman Allah SWT

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yangterdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (Qs.Al-Baqarah: 168)

c. Mengetahui dan mempunyai keterampilan untuk melaksanakankemasyarakatannya dengan baik (akhlak terpuji) yang dikelompokkan kedalam dua kategori:1) Dalam hubungan manusia dengan orang lain untuk kepentingan umat,

diantaranya:a) Berbakti kepada kedua orangtua (ibu dan bapak).b) Membelanjakan harta di jalan Allah.c) Berbuat baik kepada katib-kerabat/tidak kikir dan tidak pula borosd) Menakar dan menimbang secara benar.e) Jangan ikut campur dalam urusan yang bukan urusanmu dan

hendaklah bersifat rendah hati serta tidak sombong.f) Tidak Memakai perhiasan yang mahal.

2) Sayang kepada orang lemah dan kasih sayang kepada hewan, misalnya:a) Membuang duri dari jalanan.b) Memberi minuman hewan yang kehausan.

26

c) Jika membunuh hewan, bunuhlah dengan baik, jika memotonghewan potonglah dengan pisau tajam dan istirahatkan hewansembelihan itu.43

Sedangkan menurut UU Sisdiknas dalam Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No.55 Tahun 2007 pada pasal 2 dijelaskan bahwa

pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik

dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang

menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.44

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan agama islam bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai islam

kepada peserta didik agar dapat meningkatkan pemahaman, penghayatan dan

pengamalan ajaran islam sehingga menjadi muslim yang beriman, bertakwa

kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

C. Pengertian Profesionalisme Guru PAI

Berdasarkan pemaparan di atas, maka yang dimaksud dengan

profesionalisme guru PAI adalah kualitas suatu bidang profesi keguruan

yang ditekuni oleh seseorang, dengan berbekal ilmu pengetahuan dan

keterampilan khusus serta ahli di bidangnya yaitu pendidikan agama Islam

yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan khusus sesuai dengan

prosedur akademis yang berlaku.

D. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari

yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).45

43 Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV.Ruhama, 1995), cet. 2, h, 35-36

44 Depdiknas, Himpunan Peraturan Perundang-undangan…., h. 14745 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005), Cet.3, h. 895

27

Sedangkan Syaiful Bahri mendefinisikan prestasi adalah hasil dari suatu

kegiatan yang telah dikerjakan dan diciptakan baik secara individu maupun

kelompok.46

Jadi yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil pencapaian tertentu

dalam suatu usaha/kegiatan yang dilakukan oleh seseorang baik individu

maupun kelompok.

Adapun mengenai pengertian belajar terdapat beberapa pendapat

diantaranya:

1. Cronbach memberikan definisi belajar yaitu “Learning is shown bychange in behavior as a result of experience”.

2. Harold Spers memberikan batasan pengertian belajar yaitu “Learning isto observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, tofollow direction”.

3. Geoch mengatakan belajar adalah “Learning as a change in performanceas a result of practice”.47

Dari ketiga definisi di atas maka dapat diterangkan bahwa belajar itu

senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan

serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,

meniru dan sebagainya, juga belajar itu lebih baik kalau subjek belajar itu

mengalami atau melakukannya. Jadi tidak bersifat verbalistik.48

Sedangkan pengertian belajar menurut Oemar Hamalik adalahmodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning isdefined as the modification or strengthening of behavior throughexperiencing). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatukegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatupenguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Pengertian inisangat berbeda dengan pengertian lain tentang belajar, yang menyatakanbahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasan secara otomatis dan seterusnya.49

46 Syaiful Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional,1991), h.19

47 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (PT. RajaGrafindo Persada,2003), Cet. 10, h.20

48 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar……, h. 2049 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar….., h.27-28

28

Jadi yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses perubahan

perilaku individu yang didapat melalui pengalaman dan latihan baik

perubahan tersebut berupa sikap, pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan

sebagainya.

Menurut Tohirin prestasi belajar adalah apa yang telah dicapai olehsiswa setelah melakukan kegiatan belajar. Akan tetapi mengenai apa yangtelah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, ada juga yangmenyebutnya dengan istilah hasil belajar. Pencapaian prestasi belajar atauhasil belajar siswa, merujuk kepada aspek-aspek kognitif, afektif danpsikomotor. Oleh karena itu, ketiga aspek di atas juga harus menjadi indikatorprestasi belajar. Artinya prestasi belajar harus mencakup aspek-aspekkognitif, afektif dan psikomotor.50

Sedangkan menurut Sutratinah Tirtonegoro yang dimaksud dengan

prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan

dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat

mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode

tertentu.51

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan, prestasi belajar

adalah sebuah tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajar dari suatu

kegiatan atau usaha keras yang telah dilakukannya baik secara individu

maupun kelompok, yang umumnya dinyatakan dalam bentuk skor (nilai) dan

pencapaian tersebut mengacu pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Akyas Azhari hambatan seseorang dalam berprestasi dapat

ditinjau dari dua faktor yaitu:

a. Faktor internal, yaitu hambatan-hambatan terhadap seseorang yang berasal

dari dalam dirinya sendiri seperti keadaan fisik (kesehatan, kondisi alat

indera dan sebagainya) dan keadaan psikis seperti intelegensi, minat,

motivasi, kognitif dan sebagainya.

50 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam…….., h.15151 Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2006), cet. 6, h.43

29

b. Faktor eksternal, yaitu hambatan-hambatan yang berasal dari luar dan

biasanya berkaitan dengan latar belakang seseorang seperti keadaan sosial

(latar belakang keluarga, masyarakat, teman-teman pergaulan dan

sebagainya), keadaan nonsosial (suhu udara, pencahayaan, penggunaan

teknologi dan sebagainya).52

Adapun menurut Abu Ahmadi dan Joko Sutarno faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor internal dan faktor

eksternal. yang termasuk faktor internal yaitu:

a. Faktor jasmaniah, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang

termasuk faktor ini misalnya: penglihatan, pendengaran dan struktur tubuh.

b. Faktor psikologis antara lain:

1) Faktor interaktif yang meliputi:

a) Faktor potensial kecerdasan dan bakat.

b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki.

2) Faktor non interaktif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti

sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

c. Faktor kamatangan fisik maupun psikis

Adapun yang termasuk faktor eksternal antara lain:

1) Faktor sosial terdiri dari:

a) Lingkungan keluarga.

b) Lingkungan sekolah.

c) Lingkungan masyarakat.

d) Lingkungan kelompok.

2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,

kesenian.

3) Faktor lingkungan seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

4) Faktor lingkungan spiritual agama.53

52 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan perkembangan……., h.7553 Abu Ahmadi dan Widodo, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet.2,

h.138

30

E. Kerangka Berpikir

Menjadi seorang guru tidaklah semudah yang dibayangkan, karena di

samping harus menguasai materi ajar yang akan diberikan kepada peserta didik,

secara akademis guru tersebut juga harus menempuh jenjang pendidikan

keguruan. Jadi dapat dikatakan bahwa guru memiliki syarat-syarat tersendiri yang

harus dipenuhi oleh seseorang yang akan menggeluti profesi ini. Akan tetapi, yang

menjadi permasalahan saat ini adalah banyaknya anggota masyarakat yang beralih

ke profesi ini, namun sangat sedikit diantara mereka yang benar-benar

berkompeten di bidangnya atau dengan kata lain belum menjadi guru yang

profesional. Hal ini dapat dilihat pada mutu pendidikan di Indonesia yang sampai

saat ini masih tertinggal jauh dengan negara-negara lain.

Oleh sebab itu, untuk mutu pendidikan yang lebih baik dibutuhkan

pendidik yang benar-benar berkompeten di bidangnya yang tidak hanya sekedar

menyandang profesi sebagai guru saja, dalam arti mengajar hanya untuk

menjalankan tugas sebagai guru tanpa adanya feed back dari peserta didik, akan

tetapi seorang guru yang profesional tidak hanya baik dalam menyampaikan

materi, mengelola kelas dan sebagainya melainkan guru tersebut juga memiliki

rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap amanah yang diembannya demi

keberhasilan peserta didik dan pendidikan yang lebih berkualitas tentunya.

Dengan demikian jika proses pembelajaran yang disajikan guru PAI

berjalan dengan baik maka hal ini akan berdampak positif pula pada persepsi

siswa terhadap kinerja guru tersebut, walaupun pada dasarnya setiap siswa akan

memiliki persepsi yang berbeda antar satu dengan yang lainnya, akan tetapi

mengingat pentingnya persepsi siswa dalam hal ini, maka akan sangat membantu

untuk mengetahui kualitas pengajaran dan kinerja guru tersebut dalam

mengemban profesinya. Sehingga peserta didik akan lebih termotivasi untuk

belajar dan berprestasi, karena seorang guru yang profesional akan mampu

menyajikan materi pembelajaran dengan baik dan menyenangkan yang tidak

hanya berorientasi pada ketuntasan belajar saja tetapi juga pada proses tumbuh

kembang potensi peserta didik yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik menuju ke arah kedewasaan.

31

Dengan demikian penulis mengemukakan bahwa, diduga terdapat

hubungan antara profesionalisme guru PAI dengan prestasi belajar PAI siswa.

F. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir di atas, maka

pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat hubungan

yang signifikan antara profesionalisme guru PAI dengan prestasi belajar siswa

SMPN 1 Kosambi Tangerang. Dengan demikian, pengajuan hipotesis yang

diajukan adalah : bila semakin tinggi profesionalisme guru PAI maka akan

semakin tinggi pula pada prestasi belajar siswa khususnya pada bidang studi PAI,

sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Berikut adalah penjabaran Ha dan Ho.

Ho : Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara profesionalisme guru PAI

(variabel X) dengan prestasi belajar PAI siswa (Variabel Y).

Ha : Terdapat korelasi yang signifikan antara profesionalisme guru PAI

(variabel X) dengan prestasi belajar PAI siswa (Variabel Y).

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Kosambi Tangerang yang

beralamat Jl. Raya Salembaran Desa Cengklong Kec. Kosambi Tangerang-

Banten. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada tanggal 31

Januari sampai dengan 11 Februari 2011.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif lebih menitik beratkan pada

pengumpulan data empiris, kemudian diolah menggunakan statistik guna

menjawab permasalahan yang ada atau tidaknya hubungan kedua variabel

yang diteliti dan diprediksi tentang berapa besar kontribusi variabel bebas

terhadap variabel terikat, dan jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif

yaitu penelitian yang memerlukan angka-angka dalam meneliti variabel,

namun data yang berupa angka tersebut dijelaskan secara deskriptif.

33

Sedangkan jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah korelasional yang bertujuan untuk mencari hubungan antara dua

variabel dan menjelaskan hasil penelitian secara deskriptif. Hal ini

dimaksudkan agar penulis dapat memperoleh data yang lengkap dan

gambaran mengenai keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti, yaitu

gambaran profesionalisme guru PAI terhadap prestasi belajar siswa.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.54 Adapun dalam penelitian

ini yang menjadi populasi target adalah siswa SMPN 1 Kosambi

Tangerang, dari populasi target tersebut ditentukan populasi terjangkaunya

yaitu siswa kelas VIII SMPN 1 Kosambi Tangerang yang berjumlah 351

siswa. Adapun alasan penulis memilih kelas VIII dikarenakan para siswa

yang duduk di tingkat ini lebih lama mengenal guru PAI mereka yang

dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini dibandingkan dengan siswa

kelas VII.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.55 Adapun

pengambilan sampel dalam penelitian ini penulis menggunakan random

sampling dengan teknik purposive sampling, yaitu dari jumlah populasi

dalam satu kelas VIII-8 yang berjumlah 39 orang siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah:

1. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung dalam rangka

memperoleh data. Selain itu, observasi dilakukan untuk mengetahui

tentang proses pembelajaran PAI di SMPN 1 Kosambi Tangerang.

54Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006), h 130

55 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian.…., h, 131

34

2. Wawancara (interview) yaitu pengumpulan data melalui wawancara

penulis dengan guru PAI dan kepala sekolah di SMPN 1 Kosambi

Tangerang untuk memperoleh data mengenai profesionalisme guru.

3. Angket, yakni teknik pengumpulan data dengan menyebarkan lembaran-

lembaran pertanyaan yang harus dijawab oleh responden, dalam hal ini

yaitu siswa. Teknik ini digunakan untuk mengetahui pendapat atau

persepsi siswa kelas VIII-8 mengenai profesionalisme guru PAI.

4. Studi dokumentasi, yaitu teknik yang digunakan untuk mengetahui

prestasi belajar siswa dengan melihat raport siswa kelas VIII-8 semester

genap tahun pelajaran 2010/2011 di SMPN 1 Kosambi Tangerang.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang penulis gunakan untuk memperoleh data

mengenai hubungan profesionalisme guru PAI dengan prestasi belajar PAI

siswa adalah berupa angket. Adapun angket yang digunakan terdiri dari 30

butir soal dengan empat alternatif jawaban yaitu selalu, sering, kadang-

kadang dan tidak pernah.

Adapun variabel dalam penelitian ini profesionalisme guru PAI dan

hubungannya dengan prestasi belajar PAI siswa adalah:

1. Profesionalisme guru PAI (Variabel X)

Variabel ini sebagai variabel independen (bebas) yang diberi simbol

dengan huruf “X”.

a) Definisi Konseptual

Secara konseptul yang dimaksud dengan profesionalisme guru PAI

adalah kualitas suatu bidang profesi keguruan yang ditekuni oleh

seseorang, dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus

serta ahli di bidangnya yaitu pendidikan agama Islam yang diperoleh

melalui pendidikan dan pelatihan khusus sesuai dengan prosedur

akademis yang berlaku.

35

b) Definisi Operasional

Secara operasional yang dimaksud dengan profesionalisme guru

PAI adalah hal yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik terutama

kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dapat

diukur melalui indikator keterampilan guru dalam mengajar.

Tabel I

Kisi-kisi Instrumen Angket

Nomor ButirVariabel Indikator

Positif Negatif

Profesionalisme

Guru PAI

1. Keterampilan bertanya

2. Memberikan penguatan

seperti: memberikan pujian,

acungan jempol dan gerak

mendekati peserta didik.

3. Mengadakan variasi

a. Variasi gaya belajar seperti

variasi suara, gerakan badan

dan mimik, mengubah

posisi.

b. Variasi media dan sumber

belajar

c. Variasi dalam kegiatan

pembelajaran yaitu variasi

dalam penggunaan metode

pembelajaran.

4. Keterampilan menjelaskan

a. Penyajian, seperti bahasa

yang digunakan jelas dan

mudah dipahami.

b. Pemberian contoh

10, 11

8,9

13,14

15

16

18,21

19,20

12

7

17

36

c. Penguasaan materi

5. Keterampilan membuka dan

menutup pelajaran

a. Melakukan apersepsi

b. Menyampaikan tujuan yang

akan dicapai dan garis besar

materi yang akan dipelajari.

c. Menghubungkan materi

yang telah dipelajari dengan

materi yang akan disajikan.

d. Mendayagunakan media

dan sumber belajar sesuai

dengan materi yang akan

diajarkan.

e. Menarik kesimpulan

mengenai materi yang telah

dipelajari.

f. Memberikan post tes

6. Mengelola kelas

a. Penciptaan kondisi belajar

yang optimal.

b. Pengendalian kondisi

belajar yang optimal

7. Keterampilan membimbing

diskusi kelompok kecil.

8. Keterampilan mengajar

kelompok kecil dan

perorangan.

1

2

3

5

6

23

25,26

27,28

29,30

22

4

24

37

1. Prestasi Belajar Siswa (Variabel Y)

Variabel ini sebagai variabel dependen (terikat) yang diberi simbol dengan

huruf “Y”.

a) Definisi Konseptual

Secara konseptual yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah

penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk

simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil

yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu.

b) Definisi Operasional

Secara operasional yang dimaksud dengan prestasi belajar siswa

adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa atas suatu aktifitas yang

dapat dinyatakan dengan nilai hasil belajar (raport) pada mata pelajaran

PAI.

F. Teknik Pengolahan Data

Untuk mengolah data dalam penelitian ini penulis melakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Editing

Pada tahap ini penulis akan melakukan pengecekan terhadap data yang

diperoleh khususnya pada angket yang telah diisi oleh siswa, kemudian

angket tersebut diteliti satu persatu baik meliputi kelengkapan pengisian,

penjelasan penulisannya dan kebenaran pengisian angket.

2. Skoring

Adalah pemberian skor pada setiap butir pertanyaan yang terdapat dalam

angket, dimana pada setiap item diberi skor berdasarkan jawaban yang

dipilih yaitu pernyataan positif dan negatif. Adapun untuk pernyataan

positif skor bergerak dari jawaban skor 4,3,2,1 sedangkan untuk

pernyataan negatif penskoran bergerak sebaliknya. Dalam skala ini

terdapat empat alternatif jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan

tidak pernah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :

38

Tabel 2

Skala Penilaian

Bobot NilaiAlternatif jawaban

Positif Negatif

Selalu (SL) 4 1

Sering (SR) 3 2

Kadang-kadang (KD) 2 3

Tidak Pernah (TP) 1 4

3. Tabulating

Yaitu mentabulasikan data jawaban yang berhasil dikumpulkan dan

memasukkannya ke dalam bentuk tabel untuk kemudian diketahui hasil

perhitungannya.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk

menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data

tersebut dapat dipahami oleh peneliti dan juga orang lain yang ingin

mengetahui hasil penelitian. Adapun langkah-langkah dalam teknik analisis

data adalah sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Adalah data yang diperoleh dari penyebaran angket kepada responden

diolah dengan cara statistik melalui tabel distribusi frekuensi relatif.

Dikatakan frekuensi relatif sebab frekuensi yang disajikan di sini bukanlah

yang sebenarnya, melainkan frekuensi yang dituangkan dalam bentuk

angka persenan. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

%100xN

fP =

39

Keterangan :

=P Angka persentase.

=f Frekuensi yang sedang dicari persentasinya.

=N Number of Case (Jumlah frekuensi/banyaknya individu).56

Adapun ketentuan skala persentase dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3

Penafsiran persentase

No Prosentase Penafsiran

1 100% Seluruhnya

2 90-99% Hampir seluruhnya

3 60-89% Sebagian besar

4 51-59% Lebih dari setengahnya

5 50% Setengahnya

6 40-49% Hampir setengahnya

7 10-39% Sebagian kecil

8 1-9% Sedikit sekali

9 0 Tidak ada sama sekali

2. Analisis korelasional

Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap profesionalisme guru PAI dan

hubungannya dengan prestasi belajar PAI siswa, penulis menggunakan

teknik analisis korelasional dengan menggunakan rumus korelasi product

moment Pearson sebagai berikut:57

]Y)()Y(N]X)(X[N

Y)(X)(XYNr

2222xy∑−∑∑−∑

∑∑−∑=

56 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005), h.43

57 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan……..., h.206

40

Keterangan

xyr : Angka indeks korelasi “r” product moment

∑Χ : Jumlah skor dalam sebaran Χ (Profesionalisme guru PAI)

∑Y : Jumlah skor dalam sebaran Y (Kualitas hasil belajar pada bidang

studi PAI)

∑ΧY : Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y

∑X2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

∑Y2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

N : Banyaknya subjek (number of case)

Setelah diketahui hubungannya, kemudian diadakan interpretasi data

dengan dua cara yaitu sebagai berikut:

a. Interpretasi sederhana dengan berpedoman kepada angka indeks

korelasi product moment sebagai berikut:

Tabel 4

Angka Indeks Korelasi Product Moment

Besarnya ‘r”

Product MomentInterpretasi

0,00-0,20 Antara variable X dan Y terdapat korelasi akan tetapi

korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga

korelasi itu diabaikan atau dianggap tidak ada korelasi

antaar variable X dan variable Y .

0,20-0,40 Antara Variable X dan variabel Y terdapat korelasi yang

lemah atau rendah.

0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y tedapat korelasi yang

sedang atau cukup.

0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang

kuat dan tinggi.

0,90-1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang

sangat kuat dan sangat tinggi.

41

b. Interpretasi nilai “r” dengan berkonsultasi pada tabel nilai “r” product

moment, dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (degree of

freedom) dengan rumus:

nrNdf −=

Keterangan :

df = Degree of freedom

N = Number of Case

nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan

Kemudian untuk mengetahui berapa besar kontribusi variabel X

menunjang keberhasilan variabel Y, maka dihitung terlebih dahulu

suatu koefisien yang disebut coefficient of determination (koefisien

penentuan) dengan rumus sebagai berikut:

%1002 xrKD =

Keterangan:

KD : Kontribusi variabel X terhadap variabel Y

r2 : Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Sekolah

1. Identitas Sekolah

Awal mula berdiri SMP Negeri 1 Kosambi Tangerang adalah merupakan

pecahan dari SMP Negeri 1 Teluk Naga. Sekolah tersebut mulai didirikan

pada tahun 1985 dan sudah menerima siswa pada tahun 1987, dan pada saat

itu pula SMPN 1 Kosambi Tangerang telah mulai mengikuti ujian nasional

kelas tiga.

Saat ini SMPN 1 Kosambi Tangerang telah memiliki bangunan yang

bersatus negeri dan telah terakreditasi dengan nilai B. Berikut ini adalah

identitas sekolah selengkapnya:

Tabel 5Identitas SMP Negeri 1 Kosambi Tangerang

Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMPN I Kosambi Tangerang

Alamat Sekolah : Jalan Salembaran RayaDesa/ Kecamatan KosambiKab. Tangerang-Banten 15212

No. Telp. : (021) 55933719

43

No.

1 Nomor Statistik Sekolah : 2012803221001

2 Nilai Akreditasi Sekolah : B

3 Status Sekolah Negeri

4 Tahun Berdiri : 1985

5 Tahun Operasi : 1987

Kepemilikian Tanah : Pemerintah / Yayasan / Pribadi/ Menyewa / Menumpang *)

6

Luas Lahan : 6,686,27 m2

*) = coret yang tidak perlu

2. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 1 Kosambi Tangerang

a. Visi

“Terwujudnya insan serdas, sehat, terampil, berakhlak mulia dan

kompetitif berdasarkan IPTEK”.

b. Misi

1) Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang cerdas,

terampil, sehat berwawasan IPTEK dan berakhlak mulia yang

kompetitif.

2) Mewujudkan lingkungan sehat, bersih dan indah.

3) Mewujudkan kemampuan berolahraga yang tanggguh dan

kompetitif.

4) Mewujudkan kemampuan seni yang tangguh dan kompetitif.

5) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai

agama dan budi pekerti.

6) Mewujudkan fasilitas sekolah yang relevan dan berwawasan ke

depan.

7) Mewujudkan pengembangan diri siswa melalui pendidikan

ekstrakurikuler, Kepramukaan sebagai suri tauladan, KIR,

Paskibra, PMR, Kesenian, Olahraga dan Kerohanian.

8) Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan keterampilan

(komputer, tata busana dan tata boga).

44

c. Tujuan Sekolah

1) Meningkatkan lulusan yang cerdas dan terampil berwawasan

IPTEK.

2) Meningkatkan lulusan yang berbudi pekerti yang luhur.

3) Meningkatkan lulusan yang memiliki wawasan hidup sehat.

4) Meningkatkan lulusan yang mampu menciptakan lingkungan yang

sehat.

5) Meningkatkan lulusan yang dapat berprestasi dalam bidang

olahraga dan seni.

6) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa serta melaksanakan ibadah menurut agama yang

dianutnya.

7) Meningkatkan fasilitas sekolah yang berhubungan dengan sarana

ibadah.

8) Meningkatkan fasilitas yang berkaitan dengan IPTEK.

9) Meningkatkan lulusan yang memiliki pengembangan diri yang

dapat diimplementasikan di dalam kehidupan masyarakat.

10) Meningkatkan lulusan yang terampil dalam bidang komputer, tata

busana dan tata boga.

11) Meningkatkan lulusan yang memiliki kemampuan dalam bidang

keterampilan yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan/

berwiraswasta.

3. Dewan Guru dan Karyawan dan Siswa

a. Dewan Guru

Keberadaan guru tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan,

karena figur yang satu ini sangat menentukan maju mundurnya

pendidikan dan secanggih apapun teknologi pendidikan saat ini tetap

tidak dapat menafikan akan fungsi dan peran seorang guru terutama

dalam proses belajar mengajar. Berikut adalah keadaan guru di SMPN

1 Kosambi Tangerang.

45

Tabel 6Keadaan guru SMPN 1 Kosambi Tangerang

Tahun Pelajaran 2010/2011

No Nama Jabatan/MengajarBid. Studi

Pendidikan Terakhir

1 Sudradjat Ardyana, S.Pd Kepala Sekolah S.1 Jurusan B. Indonesia

2 Madiya, S.Pd Wakil KepalaSekolah

S.1 Jurusan Matematika

3 T. Apep Cahyono, S.Pd B.Indonesia S.1 Jurusan B. Indonesia

4 Eti Sumiyati, S.Pd PKn S.1 Jurusan PKn

5 Tri Ismiyati, S.Pd Matematika S.1 Jurusan Matematika

6 Sri Nuryani S.Pd IPS S.1 Jurusan Manajemen

7 Rahmat, S.Pd Seni Budaya S.1 Jurusan B.Indonesia

8 Yuni Surtini, S.Pd IPS Terpadu S.1 Jurusan PKn

9 Endaryanto, S.Pd Matematika S.1 Jurusan Matematika

10 Ade Saefurohman, S.Pd Matematika S.2 Jurusan Matematika

11 Ruwiyati, S.Pd IPS S.1 Jurusan IPS

12 Syaifuddin Zuhri B.Indonesia S.1 Jurusan B.Indonesia

13 H. Ahmad Dairobi, M.SI Pendidikan AgamaIslam

S.2 Jurusan Manajemen

14 Ropilah, S.Ag Pendidikan AgamaIslam

S.1 Jurusan PAI

15 Uci Sanusi, S.Pd.I, M.Pd. B.Inggris S.2 Jurusan Tehnologi

16 Manarinsan T., SE IPS Terpadu S.1 Jurusan Ekonomi

17 Ansori Sapian Z., S.Pd B. Indonesia S.1 Jurusan B.Indonesia

18 Linceria Sitorus, S.Pd B.Inggris S.1 Jurusan B.Inggris

19 Jaroh, S.Pd PKn S.1 Jurusan PKn

20 Wiwi Gartika, S.Pd B.Inggris S.1 Jurusan B.Inggris

21 Narma Wasni Sinaga,S.Pd

Maematika S.1 Jurusan Matematika

22 Saidah, S.Ag Pendidikan AgamaIslam

S.1 Jurusan PAI

23 Nandang Hermawan Matematika PGSD

24 Sukandi, S.Pd Olahraga S.1 Jurusan Penjas

25 Alimudin, S.Pd B.Inggris S.1 Jurusan SastraInggris

26 Didi Sarmadi, SP TIK S.1 Jurusan Ekonomi

46

Pertanian

27 Isa April Setyawati, S.Pd B.Indonesia S.1 Jurusan B.Indonesia

28 Nalih, SE Jasa Pembukuan S.1 Jurusan Menajemen

29 Rati, S.Pd Seni Budaya S.1 Jurusan IPS

30 Ir. Asep Mahmud IPA Terpadu S.1 Jurusan Budidaya

31 H. M. Syarufudin, SE IPA Terpadu S.1 Jurusan Manajemen

32 Siti Musbihah, S.Pd B.Inggris S.1 Jurusan B.Inggris

33 Suhendra, S.Th Pendidikan AgamaKristen

S.1 Jurusan Teologi

34 Dewi Nugraha N. S.HI EnglishConversation

S.1 JurusanPerbandingan Hukum

35 Dindin Saefudin, S.Pd Olahraga S.1 Jurusan Penjas

36 Idris, S.Pd B.Inggris Plus S.1 Jurusan B.Inggris

37 Ir. Anna Nurbaeti Tata Boga S.1 Jurusan Budidaya

38 Ahmad Sugiro Akuntansi

39 Titin Sumarni Tata Busana

40 Wahab Zaenal Ababidin IPA

41 Lia Mardianti IPA

42 Valentino Yulius Olahraga

43 Iyan Setiawan Pendidikan AgamaBudha

Tabel 7Jumlah Guru Dengan Tugas Mengajar Sesuai Dengan Latar Belakang

Pendidikan (Keahlian)

Jumlah guru denganlatar belakang

pendidikan sesuaidengan tugas mengajar

Jumlah guru dengan latarbelakang pendidikan yang

TIDAK sesuai dengantugas mengajarNo Guru

D1/D2

D3/Sarmud

S1/D4

S2/S3

D1/D2

D3/Sar

Mud

S1/D4

S2/ S3Jumlah

1. IPA 2 3 52. Matematika 3 1 43. Bahasa Indonesia 1 3 2 64. Bahasa Inggris 1 2 1 45. Pendidikan Agama 2 1 36. IPS 1 3 47. Penjasorkes 2 1 1 48. Seni Budaya 1 1 2

47

9. PKn 2 1 310. TIK/Keterampilan 1 1 211. BK -12. Lainnya: Mulok 1 2 3

Jumlah 3 4 18 1 1 11 1 40

Tabel 8Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru

Jumlah Guru yang telah mengikuti kegiatanpengembangan kompetensi/profesionalismeNo. Jenis Pengembangan

KompetensiLaki-laki Jumlah Perempuan Jumlah

1. Penataran KBK/KTSP 1 1

3. Penataran MetodePembelajaran (termasukCTL)

1 1 2

4. Penataran PTK

5. Penataran Karya TulisIlmiah

6. SertifikasiProfesi/Kompetensi

9 5 14

7. Penataran PTBK

8. Penataran lainnya:BP/BK

1 1 2

b. Karyawan

Tabel 9Keadaan Karyawan SMPN 1 Kosambi Tangerang

No Nama JabatanPendidikan

Terakhir

1 Leni Nurani Pelaksana/ Keuangan SMEA

2 Supriyatin Pelaksana/ Keuangan SMEA

3 Marlinah Pelaksana/Kesiswaan SMEA

Firmansyah Pelaksana/Kepegawaian SMK

4 Mad Khoir Pelaksana/Inventaris SMA

5 Eva Rohmayanti Pelaksana/Laboratorium D3

6 Tukah Pelaksana/perpustakaan SMA

48

7 Jumari Pramubakti SMP

8 Narun Pramubakti -

9 Saut Pramubakti -

10 Jebul Penjaga malam -

11 Dani Penjaga malam -

12 Arnin Penjaga malam -

c. Keadaan siswa

Berikut adalah data Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang dalam 4

(empat tahun terakhir):

Tabel 10

Data Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang dalam 4 Tahun Terakhir

Kelas VII Kelas VIII Kelas IXJumlah

(Kls. VII +VIII + IX)Th.

Pelajaran

JmlPendaftar(Cln Siswa

Baru) JmlSiswa

JumlahRombel

JmlSiswa

JumlahRombel

JmlSiswa

JumlahRombel Siswa Rombel

2007/2008 553 320 8 318 8 299 8 937 24

2008/2009 620 305 8 312 8 305 8 922 24

2009/2010 804 359 8 299 8 308 8 966 24

2010/2011 539 260 8 351 8 289 8 900 24

b. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana memiliki peranan penting dalam proses

belajar mengajar karena selain ditunjang dengan keprofesionalan guru,

sarana dan prasarana yang memadai akan sangat membantu guru

dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Berikut adalah keadaan

sarana dan prasarana di SMPN 1 Kosambi Tangerang.

49

Tabel 11Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 1 Kosambi Tangerang

Tahun Pelajaran 2010/2011

No Jenis Ruangan Jumlah unit1 Perpustakaan 12 Lab. IPA 13 Keterampilan 14 Multimedia 15 Lab. Komputer 16 Ruang Kepala Sekolah 17 Ruang Wakil Kepala Sekolah 18 Ruang Guru 19 Ruang Tata Usaha 110 Ruang Tamu 111 Ruang UKS 112 Ruang Pramuka/PMR 113 Ruang OSIS 114 Gudang 115 Dapur 116 Reproduksi 117 Toilet Guru 118 Toilet Siswa 219 Lapangan olahraga 120 Lapangan Upacara 121 Musholah 122 Koperasi 123 Hall/lobi 124 Parkiran 125 Pos jaga 1

c. Kegiatan Ekstrakurikuler

Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMPN 1 Kosambi

Tangerang adalah:

1. Paskibra

2. PMR

3. Pramuka

4. Olah raga basket

50

d. Prestasi Siswa

Berikut adalah data prestasi siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang

dua (2) tahun terakhir, diantaranya:

Tabel 12Prestasi Akademik: NUAN

Rata-rata NUAN

No Tahun Pelajaran BahasaIndonesia

Matematika BahasaInggris

I P ARata-rata

empatmapel

1. 20082009 7,47 9,46 7,92 8,44 8,32

2. 2009/2010 7,41 7,68 6,84 7,71 7,41

Tabel 13Perolehan Kejuaraan/Prestasi Akademik: Lomba-lomba

Tahun 2008/2009 Tahun 2009/2010

Tingkat TingkatNo. Nama

LombaJuara

ke: Kab/Kota

Propinsi NasionalJuarake: Kab/

KotaPropinsi Nasional

1. BolaBasket

- - - - 3 Kab - -

2. Seni Tari - - - - 4 Kab - -

Tabel 14Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah (US)

Rata-rata Nilai USNo Mata Pelajaran

Tahun 2008/2009 Tahun 2009/2010

1 Pendidikan Agama 6,84 7,33

2 Pendidikan Kewarganegaraan 6,62 7,00

3 IPS 6,68 6,93

4 Seni Budaya 6,77 6,85

5 Penjasorkes 6,65 6,78

6 Teknik Informatika dan Komputer /TIK

6,78 6,79

7 Muatan Lokal 6,57 6,41

51

C. Deskripsi Data

Pada deskripsi ini penulis menggunakan pola perhitungan statistik dalam

persentase. Penelitian objek yang bersangkutan dimulai dengan penyebaran

angket yang telah disusun dan disebarkan kepada 39 responden dan wawancara

kepada guru PAI kelas VIII-8 dan Kepala Sekolah SMPN 1 Kosambi Tangerang.

Setelah itu, data diedit dan ditabulasikan untuk selanjutnya dihitung dalam bentuk

persentase kemudian hasilnya dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 15.1Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Sebelum memulai proses pembelajaran Guru PAI menyampaikan apersepsi

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 6 15,4%Sering 7 17,9%

Kadang-kadang 17 43,6%Tidak pernah 9 23,1%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI sebelum

memulai proses belajar mengajar terkadang didahului dengan menyampaikan

apersepsi. Adapun persentasenya 43,6 % siswa menyatakan kadang-kadang,

23,1% siswa menyatakan tidak pernah, 17,9% menyatakan sering dan 15,4%

menyatakan selalu.

Tabel 15.2Sebelum memulai proses pembelajaran Guru PAI

menyampaikan tujuan pembelajaran

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 4 10,3%Sering 16 41%

Kadang-kadang 13 33,3%Tidak pernah 6 15,4%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI sering

menyampaikan tujuan pembelajaran sebelum proses belajar mengajar dimulai.

Adapun persentasenya 41% siswa menyatakan sering, 33,3% menyatakan kadang-

kadang, 15,4% siswa menyatakan tidak pernah dan 10,3 % menyatakan selalu.

52

Tabel 15.3Sebelum memulai proses pembelajaran Guru PAI

mengingatkan kembali materi minggu lalu

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 8 20,5%Sering 17 43,6%

Kadang-kadang 14 35,9%Tidak pernah - 0%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 43,6% siswa menyatakan sering,

35,9% siswa menyatakan kadang-kadang dan 20,5% siswa menyatakan selalu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa guru PAI sebelum memulai proses pembelajaran

sering mengingatkan kembali materi minggu lalu kepada siswanya.

Tabel 15.4Guru PAI hanya menggunakan metode ceramah dalam mengajar

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 10 25,6%Sering 7 17,9%

Kadang-kadang 16 41%Tidak pernah 6 15,4%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 41% siswa menyatakan kadang-

kadang, 25,6% menyatakan selalu, 17,9% menyatakan sering dan 15,4%

menyatakan tidak pernah. Jadi guru PAI terkadang menggunakan metode ceramah

dalam belajar atau dapat menyesuaikan dengan materi pelajaran yang akan

dibahas.

Tabel 15.5Guru PAI memberikan kesimpulan pada akhir pelajaran

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 10 25,6%Sering 14 35,9%

Kadang-kadang 13 33,3%Tidak pernah 2 5,1%

Jumlah 39 100%

53

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 35,9% siswa menyatakan sering 33,3%

menyatakan kadang-kadang, 25,6% menyatakan selalu dan 5,1% siswa

menyatakan tidak pernah. Jadi, guru PAI sering memberikan kesimpulan pada

setiap akhir pelajaran kepada siswanya.

Tabel 15.6Guru memberikan post test sebelum mengakhiri pelajaran

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 2 5,1%Sering - 0%

Kadang-kadang 18 46,2%Tidak pernah 19 48,7%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 48,7% siswa menyatakan tidak

pernah, 46,2% menyatakan kadang-kadang, 5,1% menyatakan selalu. Jadi, dapat

diterangkan bahwa guru PAI tidak pernah memberikan post test sebelum

mengakhiri pelajaran.

Tabel 15.7Keterampilan memberikan penguatan

Guru PAI tidak pernah memberikan pujian pada siswa yang berprestasi

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 5 12,8%Sering 10 25,6%

Kadang-kadang 15 38,5%Tidak pernah 9 23,1%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 38,5% siswa menyatakan kadang-

kadang, 25,6% menyatakan sering, 23,1% menyatakan tidak pernah dan 12,8%

siswa menyatakan selalu. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang

memberikan pujian kepada siswa yang berprestasi.

54

Tabel 15.8Guru PAI mmberikan acungan jempol pada siswa

yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 12 30,7%Sering 6 15,4%

Kadang-kadang 5 12,8%Tidak pernah 16 41%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 41% siswa menyatakan tidak pernah,

30,7% menyatakan selalu, 15,4% menyatakan sering dan 12,8% menyatakan

kadang-kadang. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI tidak pernah

memberikan acungan jempol kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan

dengan baik.

Tabel 15.9Guru PAI menghampiri siswa pada saat mengajar

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 14 35,9%Sering 9 23,1%

Kadang-kadang 11 28,2%Tidak pernah 5 12,8%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 35,9% menyatakan siswa menyatakan

selalu, 28,2% menyatakan kadang-kadang, 23,1% menyatakan sering dan 12,8%

menyatakan tidak pernah. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI selalu

memberikan penguatan dengan menghampiri/berdiri di samping siswanya pada

saat belajar.

Tabel 15.10Guru PAI memberikan pertanyaan dengan baik dan jelas

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 12 30,7%Sering 4 10,3%

Kadang-kadang 16 41%Tidak pernah 7 17,9%

Jumlah 39 100%

55

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 41% siswa menyatakan kadang-

kadang, 30,7% menyatakan selalu, 17,9% menyatakan tidak pernah dan 10,3%

menyatakan sering. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI dalam memberikan

pertanyaan kepada siswa terkadang jelas sesuai dengan materi yang diajarkan.

Tabel 15.11Guru PAI memberikan kesempatan berpikir

sebelum siswa menjawab pertanyaan

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 7 17,9%Sering 7 17,9%

Kadang-kadang 22 56,4%Tidak pernah 3 7,7%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 56,4% siswa menyatakan kadang-

kadang, 17,9% menyatakan selalu, 17,9% menyatakan sering dan 7,7%

menyatakan tidak pernah. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang

memberikan kesempatan berpikir kepada siswanya sebelum menjawab

pertanyaan.

Tabel 15.12Guru PAI langsung menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 3 7,7%Sering 7 17,9%

Kadang-kadang 12 30,7%Tidak pernah 17 43,6%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 43,6% siswa menyatakan tidak

pernah, 30,7% menyatakan kadang-kadang, 17,9% menyatakan sering dan 7,7%

menyatakan selalu Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI tidak pernah

memberikan pertanyaan kepada siswanya dengan cara menunjuk langsung tanpa

memberikan kesempatan siswa untuk berpikir sebelum menjawab.

56

Tabel 15.13Keterampilan mengadakan variasi

Guru PAI menggunakan variasi gerakan tangan dan ekspresi wajah

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 2 5,1%Sering 4 10,3%

Kadang-kadang 22 56,2%Tidak pernah 11 28,2%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas sebanyak 56,2% siswa menyatakan kadang-

kadang, 28,2% menyatakan tidak pernah, 10,3% menyatakan sering dan 5,1%

menyatakan selalu. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang

menggunakan variasi gerakan tangan dan ekspresi wajah yang berbeda-beda pada

saat mengajar.

Tabel 15.14Guru PAI mengubah posisinya dalam mengajar seperti berjalan dari depan

kelas, berkeliling di tengah dan ke belakang kelas

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 18 46,2%Sering 11 28,2%

Kadang-kadang 7 17,9%Tidak pernah 3 7,7%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 46,2% menyatakan selalu, 28,2%

menyatakan sering, 17,9% menyatakan kadang-kadang dan 7,7% menyatakan

tidak pernah. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI dalam mengajar selalu

mengubah posisinya seperti berjalan dari depan kelas, berkeliling di tengah dan ke

belakang kelas namun tidak mengganggu proses belajar mengajar.

Tabel 15.15Guru PAI menggunakan media dalam mengajar

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu - 0%Sering 2 5,1%

Kadang-kadang 27 69,2%Tidak pernah 10 25,6%

Jumlah 39 100%

57

Sebanyak 69,2% siswa menyatakan kadang-kadang, 25,6% menyatakan

tidak pernah dan 5,1% siswa menyatakan sering. Berdasarkan tabel di atas dapat

diterangkan bahwa, terkadang guru PAI menggunakan media dalam mengajar

guna memberikan variasi dalam belajar agar siswa tidak merasa jenuh.

Tabel 15.16Guru PAI menggunakan metode pembelajaran yang variatif

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 8 20,5%Sering 7 17,9%

Kadang-kadang 14 35,9%Tidak pernah 10 25,6%

Jumlah 39 100%

Sebanyak 35,9% siswa menyatakan kadang-kadang, 25,6% menyatakan

tidak pernah 20,5% menyatakan selalu dan 17,9% menyatakan sering.

Berdasarkan tabel di atas dapat diterangkan bahwa, guru PAI terkadang

menggunakan metode pembelajaran yang variatif hal ini dimaksudkan agar siswa

tidak merasa jenuh saat belajar.

Tabel 15.17Guru PAI haya menggunakan satu buku sumber dalam mengajar

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 14 35,9%Sering 6 15,4%

Kadang-kadang 11 28,2%Tidak pernah 8 20,5%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 35,9% siswa menyatakan selalu,

28,2% menyatakan kadang-kadang, 20,5% menyatakan tidak pernah dan 15,4%

menyatakan sering. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI hanya menggunakan

satu buku sumber saja dalam mengajar.

58

Tabel 15.18Keterampilan menjelaskan

Guru PAI menjelaskan dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 21 53,8%Sering 5 12,8%

Kadang-kadang 8 20,5%Tidak pernah 5 12,8%

Jumlah 39 100%

Sebanyak 53,8% siswa menyatakan selalu, 20,5% siswa menyatakan

kadang-kadang, 12,8% menyatakan sering dan 12,8% menyatakan tidak pernah.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI dalam menjelaskan

materi pelajaran selalu dengan bahasa yang baik dan mudah dimengerti oleh

siswa.

Tabel 15.19Guru PAI memberikan contoh yang mudah dipahami siswa

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 11 28,2%Sering 19 48,7%

Kadang-kadang 8 20,5%Tidak pernah 1 2,6%

Jumlah 39 100%

Sebanyak 48,7% siswa menyatakan sering, 28,2% menyatakan selalu,

20,5% menyatakan kadang- kadang dan 2,6% menyatakan tidak pernah. Jadi,

berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI dalam menjelaskan

materi sering memberikan contoh agar mudah dipahami oleh siswanya.

Tabel 15.20Dalam menjelaskan materi, guru PAI dapat memberikan contoh

yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 6 15,4%Sering 11 28,2%

Kadang-kadang 22 56,4%Tidak pernah - 0%

Jumlah 39 100%

59

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 56,4% siswa menyatakan kadang-

kadang, 28,2% menyatakan sering dan 15,4% menyatakan selalu. Jadi, dapat

diterangkan bahwa guru PAI dalam menjelaskan materi selain memberikan contoh

guna memudahkan siswanya dalam memahami pelajaran, guru PAI juga

terkadang memberikan contoh/fakta yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Tabel 15.21Guru PAI dapat menjawab pertanyaan siswa dengan jelas

dan mudah dipahami

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 8 20,5%Sering 16 41%

Kadang-kadang 11 28,2%Tidak pernah 4 10,3%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 41% siswa menyatakan sering, 28,2%

menyatakan kadang-kadang, 20,5% menyatakan selalu dan 10,3% menyatakan

tidak pernah. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI sering menjawab

pertanyaan siswa dengan jelas dan mudah dipahami.

Tabel 15.22Guru PAI kurang menguasai materi pelajaran yang disampaikan

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 9 23,1%Sering 7 17,9%

Kadang-kadang 8 20,5%Tidak pernah 15 38,5%

Jumlah 39 100

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 38,5% siswa menyatakan tidak

pernah, 23,1% menyatakan selalu, 20,5% menyatakan kadang-kadang dan 17,9%

menyatakan sering. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI menguasai setiap

meteri yang diajarkan kepada siswanya.

60

Tabel 15.23Keterampilan mengelola kelas

Guru PAI memperhatikan aktivitas siswanya selama prosesbelajar mengajar

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 11 28,2%Sering 11 28,2%

Kadang-kadang 14 35,9%Tidak pernah 3 7,7%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 35,9% siswa menyatakan kadang-

kadang, 28,2% menyatakan selalu, 28,2% menyatakan sering dan 7,7%

menyatakan tidak pernah. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang

memperhatikan aktivitas siswanya selama proses belajar mengajar berlangsung.

Tabel 15.24Guru PAI tidak menegur siswa yang mengganggu proses pembelajaran

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 12 30,7%Sering 13 33,3%

Kadang-kadang 4 10,3%Tidak pernah 10 25,6%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 33,3% siswa menyatakan sering,

30,7% menyatakan selalu, 25,6% menyatakan tidak pernah dan 10,3%

menyatakan kadang-kadang. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI sering

menegur siswanya yang mengganggu dalam proses belajar mengajar.

Tabel 15.25Guru PAI memberikan hukuman bagi siswa yang mengganggu

proses belajar mengajar

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 1 2,6%Sering 9 23,1%

Kadang-kadang 21 53,8%Tidak pernah 8 20,5%

Jumlah 39 100%

61

Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang

memberikan hukuman kepada siswa yang menggangu proses belajar mengajar.

Adapun persentasenya adalah sebanyak 53,8% siswa menyatakan kadang-kadang,

23,1% menyatakan sering, 20,5% menyatakan tidak pernah dan 2,6% menyatakan

selalu

Tabel 15.26Guru PAI menyisipkan humor pada saat mengajar

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 4 10,3%Sering 7 17,9%

Kadang-kadang 15 38,5%Tidak pernah 13 33,3%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang

menyisipkan humor pada saat mengajar. Adapun persentasenya adalah 38,5%

siswa menyatakan kadang-kadang, 33,3% menyatakan tidak pernah, 17,9%

menyatakan sering dan 10,3% menyatakan selalu.

Tabel 15.27Keterampilan membimbing kelompok diskusi kecil

Guru PAI membentuk kelompok diskusi untuk mengetahui cara siswadalam berargumen

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 1 2,6%Sering 7 17,9%

Kadang-kadang 23 58,9%Tidak pernah 8 20,5%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang

membentuk kelompok diskusi untuk mengetahui cara siswa dalam berargumen.

Adapun persentasenya adalah 58,9% siswa menyatakan kadang-kadang, 20,5%

menyatakan tidak pernah, 17,9% menyatakan sering dan 2,6% menyatakan selalu.

62

Tabel 15.28Pada materi pembahasan tertentu, guru PAI menyajikan masalah

untuk didiskusikan secara kelompok

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 1 2,6%Sering 2 5,1%

Kadang-kadang 22 56,4%Tidak pernah 14 35,9%

Jumlah 39 100%Bedasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang

menyajikan masalah pada pembahasan tertentu untuk didiskusikan secara

kelompok oleh siswa. Adapun persentasenya adalah 56,4% siswa menyatakan

kadang-kadang, 35,9% menyatakan tidak pernah, 5,1% menyatakan sering dan

2,6% menyatakan selalu.

Tabel 15.29Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

Pada saat diskusi kelompok, guru PAI meminta siswa untukmempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 2 5,1%Sering 15 38,5%

Kadang-kadang 19 48,7%Tidak pernah 3 7,7%

Jumlah 39 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa, terkadang guru PAI

meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.

Adapun persentasenya adalah sebanyak 48,7% siswa menyatakan kadang-kadang,

38,5% menyatakan sering, 7,7% menyatakan tidak pernah dan 5,1% menyatakan

selalu.

Tabel 15.30Pada keadaan tertentu, guru PAI membantu siswa yang mengalami

kesulitan dalam belajar

Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 5 12,8%Sering 13 33,3%

Kadang-kadang 14 35,9%Tidak pernah 7 17,9%

Jumlah 39 100%

63

Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa, pada keadaan tertentu

guru PAI terkadang membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami

pelajaran di kelas. Hal ini dapat di lihat pada nilai persentasenya yaitu 35,9%

siswa menyatakan kadang-kadang, 33,3% menyatakan sering, 17,9% menyatakan

tidak pernah, 12,8% menyatakan selalu.

D. Analisis Data

1. Analisa Data Menggunakan Rumus Korelasi Product Moment

Dalam menganalisis data, terlebih dahulu penulis memaparkan skor

dari tiap variabel ke dalam tabel, hal ini bertujuan agar data mudah

dipahami. Berikut adalah data dari tiap variabel:

Tabel 16

Skor Profesionalisme Guru PAI (Variabel X)

No Responden Skor No Responden Skor

1 Acun Angga 76 21 Nina Wahyuni 69

2 Ahmad Irvan S. 79 22 Nurmuhlis M. 81

3 Ainun Road 72 23 Nurul M.RN 75

4 Aji Komara Bayu 77 24 Rafi Ichsan 78

5 Amsari 77 25 Reno Saputra 72

6 Anggi Herdiansyah 74 26 Rinika 75

7 Armansyah 74 27 Rosidi 71

8 Ayu Aulia 76 28 Rosita Dewi 74

9 Deni Cahyono 79 29 Siti Khumairoh 68

10 Diana 73 30 Siti Umay M. 69

11 Erik Purwanto 71 31 Soleh Solahudin 71

12 Fitri Cahya Sari 73 32 Sopiah 64

13 Ilham Afrinanda 74 33 Sumarsono 72

14 Irmawati 71 34 Tri Setiawan 73

15 Lina Ria Ainun 76 35 Ummy Atiah 71

64

16 Mar’I Muhammad 76 36 Wahyudin 74

17 Muh. Yamin 71 37 Yanti Lestari 76

18 M. Iqbal 73 38 Zulfa Salsabila 70

19 M. Sidiq 79 39 Nurul Aprianti 79

20 Muldiyanti 80 Jumlah ∑Χ=2883

Untuk mengetahui nilai rata-rata tentang profesionalisme guru PAI,

maka penulis menggunakan rumus :

39

2883= = 73,9 dibulatkan menjadi 74

Tabel 17

Klasifikasi Skor Angket Profesionalisme Guru PAI

No Skor Klasifikasi

1 30-60 - Rendah

2 60-90 39 Sedang/cukup

3 90-120 - Tinggi

Berdasarkan tabel di atas, skor angket persepsi siswa mengenai

profesionalisme guru PAI termasuk pada klasifikasi sedang/cukup karena

berada pada rentang skor 60-90 yaitu sebanyak 39 siswa. Dan jumlah

tersebut adalah jumlah keseluruhan responden kelas VIII-8.

Tabel 18

Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi PAI (Y)

No Responden Skor No Responden skor

1 Acun Angga 71 21 Nina Wahyuni 74

2 Ahmad Irvan S. 73 22 Nurmuhlis M. 78

3 Ainun Road 72 23 Nurul M.RN 76

4 Aji Komara Bayu 70 24 Rafi Ichsan 74

5 Amsari 68 25 Reno Saputra 66

65

6 Anggi Herdiansyah 71 26 Rinika 74

7 Armansyah 71 27 Rosidi 74

8 Ayu Aulia 75 28 Rosita Dewi 68

9 Deni Cahyono 77 29 Siti Khumairoh 69

10 Diana 74 30 Siti Umay M. 69

11 Erik Purwanto 71 31 Soleh Solahudin 71

12 Fitri Cahya Sari 75 32 Sopiah 69

13 Ilham Afrinanda 72 33 Sumarsono 72

14 Irmawati 70 34 Tri Setiawan 69

15 Lina Ria Ainun 70 35 Ummy Atiah 72

16 Mar’I Muhammad 69 36 Wahyudin 72

17 Muh. Yamin 72 37 Yanti Lestari 73

18 M. Iqbal 70 38 Zulfa Salsabila 67

19 M. Sidiq 71 39 Nurul Aprianti 77

20 Muldiyanti 72 Jumlah ∑= 2798

Dari skor yang diperoleh, kemudian dihitung rata-rata skor tersebut.

Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

N

XM x

∑=

39

2798=

= 71,74

Tabel 19

Klasifikasi Skor Prestasi Belajar PAI Siswa

No Skor Klasifikasi

1 <60 - Rendah

2 60-75 35 Sedang

3 76-90 4 Tinggi

66

Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa prestasi belajar PAI

siswa/I SMPN 1 Kosambi Tangerang termasuk klasifikasi sedang karena

sebanyak 35 orang siswa berada pada skor 60-75. Hal ini juga dapat dilihat

pada nilai rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar 71,74.

E. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui tingkat signifikan hubungan antara variabel X

(Profesionalisme guru PAI) dengan variabel Y (Prestasi belajar PAI Siswa),

maka terlebih dahulu dirumuskan Ho dan Ha:

Ho : Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara profesionalisme guru

PAI dengan prestasi belajar PAI siswa.

Ha : Terdapat korelasi yang signifikan antara profesionalisme guru PAI

dengan prestasi belajar PAI siswa.

Adapun kriteria pengujiannya adalah jika > maka Ha

diterima dan Ho ditolak, sebaliknya jika < maka Ha ditolak dan

Ho diterima.

Adapun langkah selanjutnya, setelah data yang diperoleh dari setiap

responden dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan nilai persentasi

frekuensi, maka selanjutnya penulis akan mencari korelasi antara dua variabel

penelitian dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Dalam

menggunakan perhitungan angka indeks korelasi tersebut penulis mengacu

berdasarkan skor asli yang tertera di bawah ini.

67

Tabel 20

Perhitungan untuk Memperoleh Angka Indeks Korelasi

antara Profesionalisme Guru PAI (Variabel X) dengan Prestasi

Belajar PAI Siswa (Variabel Y)

No Subjek X Y XY

1 Acun Angga 76 71 5776 5041 5396

2 A. Irvan S. 79 73 6241 5329 5767

3 Ainun Road 72 72 5184 5184 5184

4 Aji Komara B. 77 70 5929 4900 5390

5 Amsari 77 68 5929 4624 5236

6 Anggi H. 74 71 5476 5041 5254

7 Armansyah 74 71 5476 5041 5254

8 Ayu Aulia 76 75 5776 5625 5700

9 Deni Cahyono 79 77 6241 5929 6083

10 Diana 73 74 5329 5476 5402

11 Erik Purwanto 71 71 5041 5041 5041

12 Fitri Cahya Sari 73 75 5329 5625 5475

13 Ilham Afrinanda 74 72 5476 5184 5328

14 Irmawati 71 70 5041 4900 4970

15 Lina Ria Ainun 76 70 5776 4900 5320

16 Mar’I Muhammad 76 69 5776 4761 5244

17 M. Yamin 71 72 5041 5184 5112

18 M. Iqbal 73 70 5329 4900 5110

19 M. Sidiq 79 71 6241 5041 5609

20 Muldiyanti 80 72 6400 5184 5760

21 Nina Wahyuni 69 74 4761 5476 5106

22 Nurmukhlis M. 81 78 6561 6084 6318

23 Nurul M.RN. 75 76 5625 5776 5700

24 Rafi Ichsan 78 74 6084 5476 5772

25 Reno Saputra 72 66 5184 4356 4752

68

26 Rinika 75 74 5625 5476 5550

27 Rosidi 71 74 5041 5476 5254

28 Rosita Dewi 74 68 5476 4624 5032

29 Siti Khumairoh 68 69 4624 4761 4692

30 Siti Umay M. 69 69 4761 4761 4761

31 Soleh Solahudin 71 71 5041 5041 5041

32 Sopiah 64 69 4096 4761 4416

33 Sumarsono 72 72 5184 5184 5184

34 Tri Setiawan 73 69 5329 4761 5037

35 Ummy Atiah 71 72 5041 5184 5112

36 Wahyudin 74 72 5476 5184 5328

37 Yanti Lestari 76 73 5776 5329 5548

38 Zulfa Salsabila 70 67 4900 4489 4690

39 Nurul Aprianti 79 77 6241 5929 6083

Jumlah 2883 2798 213633 201038 207011

Setelah keseluruhan data dihitung, maka dapat diketahui N= 39,

∑X=2883, ∑Y=2798, ∑X2= 213633, ∑Y2= 201038, ∑XY= 207011. Setelah

itu, dapat dicari indeks korelasinya dengan menggunakan rumus product

moment sebagai berikut:

]Y)()Y(N]X)(X[N

Y)(X)(XYNr

2222xy∑−∑∑−∑

∑∑−∑=

22 (2798)-9.201038)3(.(2883)-)39.(213633

)2798()2883(207011.39 −=

)7828804()7840482).(8311689()8331687(

80666348073429

−−−=

)11678).(19998(

6795=

69

233536644

6795=

90577,15281

6795=

= 0,4446 atau dibulatkan menjadi 0,445

Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa korelasi

antara profesionalisme guru PAI dengan prestasi belajar PAI siswa di

SMPN 1 Kosambi diperoleh sebesar 0,445.

F. Interpretasi Data

1. Interpretasi Kasar atau Sederhana

Dari perhitungan di atas angka indeks korelasi ( ) berhasil

diperoleh sebesar 0,445 dan bertanda positif, hal ini menandakan korelasi

antara variabel X (Profesionalisme guru PAI) terdapat hubungan yang

searah atau terdapat korelasi positif dengan variabel Y (Prestasi belajar

PAI). Artinya semakin tinggi profesionalisme guru PAI maka semakin

tinggi pula prestasi belajar PAI siswa dalam belajar.

Selanjutnya besar yang diperoleh yaitu 0,445 terletak pada

indeks korelasi antara 0,40-0,70, berdasarkan hasil tersebut dapat

dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang

sedang atau cukup. Dengan demikian, secara sederhana penulis dapat

memberi interpretasi terhadap tersebut yaitu terdapat korelasi positif

yang sedang atau cukup antara profesionalisme guru PAI terhadap prestasi

belajar PAI siswa.

2. Interpretasi Menggunakan Tabel Nilai ‘r” Product Moment

Untuk menguji hipotesis, maka yang didapat dari perhitungan

statistik kemudian dikonsultasikan dengan “r” dalam tabel product

moment yang terlebih dahulu mencari derajat kebebasannya (df atau db)

yaitu sebagai berikut:

70

df = N-nr

= 39-2

= 37

Dengan memeriksa tabel nilai “r” product moment didapat df

sebesar 37, akan tetapi ternyata df 37 tidak terdapat dalam tabel karena

terletak antara angka 35 dan 40, maka penulis mengambil angka yang

terdekat yaitu pada tabel df 35. Dengan demikian df 35 dengan taraf

signifikansi 5% diperoleh nilai sebesar 0,325, sedangkan pada taraf

signifikansi 1% diperoleh nilai sebesar 0,418. Jadi, yang

besarnya (0,445)> baik pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,325

maupun pada taraf 1% yaitu 0,418, karena > maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Berarti terdapat korelasi yang signifikan antara variabel

X dan variabel Y.

3. Analisis Determinasi

Langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis determinasi dari

angka indeks korelasi (rxy) product moment yang telah diperoleh dengan

rumus:

KD = x 100%

= (0,445)2 x 100%

= 0,198025 x 100%

= 19,8025 % atau dibulatkan 19,8%

Dari perhitungan koefisien determinasi di atas, diketahui bahwa nilai

koefisien determinasi sebesar 19,8%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

X (Profesionalisme guru PAI) mempengaruhi atau memberi kontribusi

terhadap variabel Y (Prestasi belajar PAI siswa) sebesar 19,8%. Adapun

sisanya adalah faktor- faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar siswa dan hal itu tidak diteliti oleh penulis.

71

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, penulis dapat menarik

kesimpulan yaitu:

1. Secara umum, profesionalisme guru PAI di SMPN 1 Kosambi Tangerang

dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat di lihat pada keterampilan guru

dalam mengajar diantaranya: kemampuan guru dalam menguasai materi,

kemampuan menjelaskan, dan memberikan penguatan. Akan tetapi, ada

beberapa hal yang belum sepenuhnya optimal terutama mengenai

kompetensi profesional guru dalam mengaplikasikan metode dan strategi

belajar.

2. Prestasi belajar PAI siswa kelas VIII-8 berdasarkan nilai raport berada

pada klasifikasi sedang, dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar

71,74.

3. Berdasarkan perhitungan yang penulis teliti dengan menyebarkan angket

sebanyak 39 responden kepada siswa kelas VIII-8 SMPN 1 Kosambi

Tangerang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang cukup

signifikan antara profesionalisme guru PAI (variabel X) dan prestasi

belajar PAI siswa (variabel Y) dengan koefisien korelasi sebesar 0,445.

72

B. Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan berkaitan dengan hasil

penelitian ini adalah kepada :

1. Kepala sekolah,

Diharapkan kepala sekolah agar senantiasa memperhatikan kinerja guru

dan menyediakan sarana maupun prasarana yang dapat menunjang proses

belajar mengajar, karena selain ditunjang oleh keprofesionalan guru

dengan sarana dan prasarana yang memadai akan sangat membantu guru

dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Guru

Diharapkan kepada guru PAI, agar mengoptimalkan kompetensi

profesional yang dimilikinya terutama yang berkaitan dengan keterampilan

dalam proses belajar mengajar. Dan terus berupaya meningkatkan

profesionalisme guru dengan mengikuti workshop, seminar maupun

latihan-latihan yang dapat menunjang sebagai guru profesional.

3. Siswa

Diharapkan kepada siswa-siswi SMPN 1 Kosambi agar lebih

meningkatkan lagi motivasi berprestasi dalam dirinya sehingga tidak

hanya mampu berpestasi di bidang akademik tetapi juga non akademik.

73

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, M. Yusuf, dkk., Profesi Keguruan, Pendidikan Guru MadrasahIbtidaiyah: 2009, edisi. I

Al-Abrasjy, Muhammad ‘Athijah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta:Bulan Bintang , 1970, cet. I.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006.

Arifin, M, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta: PT. BumiAksara, 1995, cet.3.

Azhari, Akyas, Psikologi Umum dan perkembangan, Bandung: Teraju, 2004,cet.I.

B. Uno, Hamzah, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: BumiAksara, 2008, Cet.3

.Danim, Sudarwan, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke

Lembaga Akademik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, cet.3.

Daradjat, Zakiyah Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta: CV.Ruhama, 1995, Cet. 2

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV. Diponegoro,2008.

Depdiknas, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Sisdiknas, Bandung:Fokusmedia, 2009.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka, 2005, cet.3.

Djamaran, Syaiful, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: UsahaNasional, 1991.

Echols, Jhon M, dan Sadily, Hasan, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia,1992.

Hamady, Zainuddin., dkk, Terjemah Shahih Bukhari Jilid IV, Jakarta: Wijaya,1992. Cet I3.

74

Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,1995, cet.I

_________, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Majid, Abdul dan Andayani, Dian Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2006), Cet. 3, h.130.

Muchtar, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2005, Cet.I.

Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Pendidikan,Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006.

_________, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2004, Cet.3.

.Mulyasa, E, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif danMenyenangkan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005.

Kunandar, Guru Profesional Implemenasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007.

Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum BerbasisKompetensi, Jakarta: Kencana, 2008, Cet.3.

__________, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik PengembanganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008.Cet. I.

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Garafindo Persada,2003, cet. 10.

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim (Tafsir Atas Surat-surat PendekBerdasarkan Urutan Turunnya Wahyu), Bandung: Pustaka Hidayah, 1997.

Shaleh, Asrorun Ni’am, Reorientasi Pendidkan Islam, Mengurai RelevansiKonsep Al-Ghazali dalam Konteks Kekinian, Jakarta: Elsas, 2006, Cet. 4

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: RinekaCipta, 2010, cet.5.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindopersada, 2005.

75

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2003, Cet.8.

Tim Reality, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia, Surabaya: Reality Publisher,2008. Cet. I

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis Integrasidan Kompetensi), Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006.

Tirtonegoro, Sutratinah, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2006.

Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Setia Setia, 1998, Cet. 2.

Undang-undang RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: SinarGrafika, 2009, Cet. 2.

Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1997, Cet.8.

Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: GaungPersada Press, 2006.

76

BUTIR ITEM

No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah

1 Acun Angga 2 2 3 1 4 1 1 3 3 4 2 4 2 1 1 4 3 4 3 2 4 3 3 1 2 2 3 1 3 4 76

2 A. Irvan Sopian 1 3 3 3 3 1 3 4 2 2 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 4 3 4 2 2 2 2 2 2 79

3 Ainun Ro'ad 2 3 4 3 2 2 2 2 4 4 2 3 2 3 2 3 1 4 2 2 1 1 4 1 2 3 3 1 3 1 72

4 Aji Komara B 2 3 3 3 3 2 3 1 4 2 2 3 2 4 2 2 4 2 3 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 3 77

5 Amsari 3 3 3 2 4 2 1 4 4 3 2 4 2 4 2 2 3 1 3 3 4 1 4 1 2 3 2 2 2 1 77

6 Anggi H. 4 2 3 1 3 2 4 2 4 3 2 3 1 1 1 3 2 4 2 2 3 2 2 2 4 3 4 1 1 3 74

7 Armansyah 1 4 4 3 3 2 3 2 3 4 2 2 1 4 2 1 3 4 4 2 3 3 3 2 2 1 1 1 2 2 74

8 Ayu Aulia 4 3 2 3 2 2 3 1 2 4 3 3 2 3 1 1 3 4 4 3 2 3 2 4 2 2 2 1 3 2 76

9 Deni cahyono 2 3 2 3 3 2 3 4 4 2 2 1 2 3 1 4 2 4 3 3 2 2 4 4 2 4 1 2 2 3 79

10 Diana 2 2 4 3 2 2 3 4 4 1 2 4 2 2 1 2 3 1 3 2 3 4 3 2 2 2 1 1 3 3 73

11 Erik Purwanto 1 2 3 4 3 2 4 1 2 1 4 4 3 2 2 1 4 2 3 4 3 3 1 3 1 1 2 2 2 1 71

12 Fitri Cahya Sari 1 1 2 4 1 2 4 1 1 4 2 3 2 2 3 4 4 4 2 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 73

13 Ilham Afrinanda 2 4 2 3 3 4 3 3 3 2 2 4 2 1 2 2 3 4 2 2 2 1 4 1 2 2 1 1 3 4 74

14 Irmawati 3 4 2 2 3 1 3 1 1 4 3 4 2 2 2 2 4 4 1 2 3 4 1 1 1 2 2 2 2 3 71

15 Lina Ria Ainun 2 2 3 1 4 1 3 3 4 2 2 2 2 4 2 1 3 4 4 2 3 4 3 2 2 2 2 2 3 2 76

16 Mar'I Muhamad 4 2 2 2 3 2 1 3 4 2 2 4 2 4 3 4 3 2 3 3 3 1 2 4 1 1 3 1 3 2 76

17 M. Yamin 2 3 3 4 3 1 2 1 2 4 1 3 1 4 2 1 2 1 4 2 3 2 2 2 1 4 3 1 3 4 71

18 M. Iqbal 2 3 2 2 2 1 3 1 4 2 1 2 2 4 2 2 2 4 3 2 4 4 4 3 3 1 2 2 2 2 73

19 M. Sidiq 3 3 3 3 2 2 4 1 4 2 2 3 2 4 2 2 3 4 2 2 4 4 3 4 2 1 2 2 2 2 79

20 Muldiyanti 2 3 4 3 2 2 3 4 3 4 3 3 2 3 2 3 1 4 3 4 1 1 3 1 1 2 3 3 4 3 80

21 Nina Wahyuni 1 1 2 4 1 1 4 1 1 4 2 3 3 3 2 1 1 4 4 4 3 4 3 1 2 3 2 1 1 2 69

22 Nurmuhlis M. 2 3 3 3 2 1 2 4 3 4 4 3 1 3 2 3 1 3 3 2 3 4 4 4 3 1 2 3 3 2 81

77

23 Nurul M. RN 3 2 3 3 4 1 3 1 4 2 3 4 2 4 2 1 3 4 2 2 4 2 4 2 2 1 2 1 3 1 75

24 Rafi Ichsan 2 2 2 3 3 1 4 4 2 2 4 4 2 4 2 3 1 2 3 4 2 3 4 2 3 1 2 2 2 3 78

25 Reno Saputra 2 2 4 1 2 1 2 3 2 2 4 1 3 4 1 2 1 4 4 2 2 2 2 3 2 4 3 1 3 3 72

26 Rinika 2 4 2 2 4 2 2 3 3 1 3 4 1 3 2 4 2 4 3 2 4 2 4 1 3 1 2 2 2 1 75

27 Rosidi 1 1 3 1 4 1 4 2 3 2 2 4 1 2 2 2 4 2 3 3 2 4 2 4 3 2 1 1 3 2 71

28 Rosita Dewi 4 2 2 2 3 4 2 4 2 1 2 4 1 3 2 4 1 4 3 3 3 1 3 1 2 3 2 2 2 2 74

29 Siti Khumairoh 3 3 2 1 4 1 2 1 2 1 1 3 2 2 1 4 1 2 4 2 4 3 2 2 1 2 2 4 3 3 68

30 Siti Umay M. 1 1 3 1 4 1 3 2 3 2 2 4 2 4 2 1 1 1 4 3 3 4 3 2 2 2 1 2 2 3 69

31 Soleh Solahudin 2 3 4 1 2 2 1 4 4 4 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 1 3 4 3 2 3 3 71

32 Sopiah 1 1 3 3 2 1 4 1 4 2 2 2 2 4 1 1 1 4 2 3 1 4 2 1 3 2 2 2 2 1 64

33 Sumarsono 2 3 4 1 3 1 1 4 2 2 2 4 1 4 2 4 2 3 4 3 3 3 2 2 2 1 1 2 3 1 72

34 Tri Setiawan 4 2 2 1 4 2 3 4 2 3 3 2 2 4 1 2 1 3 4 2 4 2 2 2 3 1 2 2 2 2 73

35 Ummy Atiah 1 1 2 4 2 1 4 1 1 4 2 2 4 4 2 1 1 2 3 2 3 4 3 4 2 3 2 2 2 2 71

36 Wahyudin 3 3 3 3 3 2 2 1 1 2 4 3 1 4 1 2 4 4 3 4 1 3 4 3 2 1 1 1 1 4 74

37 Yanti Lestari 3 2 3 3 4 2 2 1 4 3 2 4 1 3 2 3 1 4 3 4 2 1 2 2 1 2 2 2 4 4 76

38 Zulfa Salsabila 4 2 4 2 2 1 2 1 3 1 4 4 1 3 2 3 4 1 3 3 3 4 1 1 1 1 2 2 2 3 70

39 Nurul Aprianti 2 3 3 4 2 1 3 4 2 1 2 2 4 4 2 2 4 3 4 3 2 1 2 4 3 3 2 2 2 3 79

2883

78

LAMPIRAN

Daftar Nilai Raport Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang

Semester Ganjil Kelas VIII-8 Tahun Pelajaran 2010/2011

No RespondenNilai

PAINo Responden

Nilai

PAI

1 Acun Angga 71 21 Nina Wahyuni 74

2 Ahmad Irvan S. 73 22 Nurmuhlis M. 78

3 Ainun Road 72 23 Nurul M.RN 76

4 Aji Komara Bayu 70 24 Rafi Ichsan 74

5 Amsari 68 25 Reno Saputra 66

6 Anggi Herdiansyah 71 26 Rinika 74

7 Armansyah 71 27 Rosidi 74

8 Ayu Aulia 75 28 Rosita Dewi 68

9 Deni Cahyono 77 29 Siti Khumairoh 69

10 Diana 74 30 Siti Umay M. 69

11 Erik Purwanto 71 31 Soleh Solahudin 71

12 Fitri Cahya Sari 75 32 Sopiah 69

13 Ilham Afrinanda 72 33 Sumarsono 72

14 Irmawati 70 34 Tri Setiawan 69

15 Lina Ria Ainun 70 35 Ummy Atiah 72

16 Mar’I Muhammad 69 36 Wahyudin 72

17 Muh. Yamin 72 37 Yanti Lestari 73

18 M. Iqbal 70 38 Zulfa Salsabila 67

19 M. Sidiq 71 39 Nurul Aprianti 77

20 Muldiyanti 72 Jumlah 2798

79

ANGKET SISWA

A. Identitas Responden

Nama :

Kelas :

B. Petunjuk Pengisian

1. Bacalah basmallah sebelum mengerjakan angket ini

2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban A,B,C atau D pada jawaban yang

dikehendaki

3. Jawaban yang anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai di sekolah ini

dan kami jamin kerahasiaannya.

4. Jawaban yang anda berikan merupakan sumbangan yang sangat berharga

bagi penelitian ini. Oleh karena itu, atas kesediaannya untuk mengisi

angket ini saya ucapakan terima kasih.

C. Alternatif Jawaban

Keterangan:

SL : Selalu

SR : Sering

KD : Kadang-kadang

TP : Tidak pernah

80

D. Pernyataan

Profesionalisme Guru PAI

a. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

1. Sebelum memulai proses pembelajaran, guru agama saya mengajukan

pertanyaan kepada siswanya terkait materi yang akan dipelajari

(apersepsi)

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

2. Sebelum memulai proses pembelajaran guru agama saya menyampaikan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

3. Sebelum memulai proses pembelajaran, guru agama saya mengingatkan

kembali materi minggu lalu

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

4. Guru agama saya hanya menggunakan metode ceramah dalam mengajar

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

5. Guru agama saya, memberikan kesimpulan pada setiap akhir materi

pelajaran

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

6. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru agama saya memberikan

pertanyaan terkait materi yang baru diajarkan (post tes)

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

b. Keterampilan Memberi Penguatan

7. Guru agama saya tidak pernah memberikan pujian kepada siswa yang

berprestasi

81

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

8. Guru agama saya memberikan acungan jempol kepada siswa yang

dapat menjawab pertanyaan dengan baik

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

9. Ketika mengajar, guru agama saya menghampiri/berdiri di samping

siswa untuk melihat hasil pekerjaannya

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

c. Keterampilan Bertanya

10. Guru agama saya memberikan pertanyaan secara singkat dan jelas

sesuai dengan materi yang diajarkan

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

11. Ketika memberikan pertanyaan, guru agama saya memberikan

kesempatan siswanya untuk berpikir sejenak sebelum menjawab

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

12. Ketika mengajukan pertanyaan, guru agama saya langsung menunjuk

salah seorang siswa untuk segera menjawab

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

d. Keterampilan Mengadakan Variasi

13. Ketika menyampaikan materi pelajaran, guru agama saya

menggunakan gerakan tangan dan ekspresi wajah yang berbeda-beda

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

82

14. Ketika mengajar, guru agama saya tidak hanya duduk di kursi

melainkan mengubah posisinya seperti berjalan dari depan kelas,

berkeliling di tengah dan ke belakang kelas.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d Tidak pernah

15. Agar materi yang disampaikan mudah dimengerti oleh siswa, guru

agama saya menggunakan media/alat bantu pembelajaran seperti

slide, VCD, televisi dan sebagainya.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

16. Guru agama saya menggunakan metode pembelajaran yang berbeda-

beda (variatif) sesuai dengan materi yang diajarkan

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

17. Guru agama saya hanya menggunakan satu buku sumber yang

diwajibkan ketika mengajar

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

e. Keterampilan Menjelaskan

18. Ketika mengajar di kelas, guru agama saya menjelaskan materi

dengan bahasa yang baik dan mudah dimengerti

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

19. Dalam menjelaskan materi pelajaran, guru agama saya memberikan

contoh agar mudah dimengerti oleh siswanya

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

20. Dalam menjelaskan materi, guru agama saya dapat memberikan

contoh/fakta yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

83

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

21. Guru agama saya dapat menjawab semua pertanyaan siswa dengan

jelas dan mudah dimengerti

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

22. Guru agama saya kurang menguasai materi pelajaran yang

disampaikan kepada siswanya

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

f. Keterampilan Mengelola Kelas

23. Guru agama saya memperhatikan aktivitas siswa-siswinya selama

proses belajar mengajar berlangsung

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

24. Guru agama saya tidak menegur siswa yang mengganggu pada saat

proses pembelajaran berlangsung

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

25. Guru agama saya memberikan hukuman bagi siswa yang menggangu

proses belajar mengajar

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

26. Guru agama saya menyisipkan humor pada saat mengajar

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

g. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

27. Saat mengajar, guru agama saya membentuk kelompok diskusi untuk

mengetahui cara siswa dalam berargumen

84

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

28. Pada materi pembahasan tertentu, guru agama saya menyajikan

masalah untuk didiskusikan secara kelompok

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

h. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

29. Pada saat diskusi kelompok, guru agama saya meminta siswa untuk

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

30. Dalam keadaan tertentu, guru agama saya membantu siswa yang

kesulitan dalam belajar

a. Selalu c.Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

85

PEDOMAN WAWANCARA

A. Identitas Responden

Nama :

Jabatan :

Tanggal wawancara :

Tempat :

B. Pertanyaan

1. Menurut ibu apakah yang dimaksud dengan profesionalisme guru?

2. Seberapa pentingkah profesionalisme bagi guru/pendidik?

3. Adakah masalah yang ibu hadapi dalam proses pembelajaran PAI?

4. Menurut ibu apakah alokasi yang telah diberikan dapat meningkatkan

pengetahuan siswa tentang PAI?

5. Metode apa saja yang ibu gunakan dalam proses pembelajaran PAI?

6. Bagaimana cara ibu mengelola kelas agar siswa dapat belajar dengan

nyaman pada pelajaran PAI?

7. Dengan cara apa ibu memotivasi siswa agar semangat dalam belajar?

8. Sarana dan prasarana apa saja yang mendukung pelajaran/pelaksanaan

PAI?

86

BERITA WAWANCARA

DENGAN KEPALA SEKOLAH

A. Identitas Responden

Nama :

Jabatan :

Hari/tanggal :

Tempat :

B. Pertanyaan

1. Menurut bapak, apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru

2. Seberapa pentingkah profesionalisme harus dimiliki oleh seorang

pendidik/guru?

3. Apakah guru-guru di SMPN 1 Kosambi Tangerang sudah mengajar

dengan profesional?

4. Adakah kendala yang dihadapi sekolah dalam mengupayakan

keprofesionalan guru?

5. Apakah keprofesionalan guru dapat meningkatkan prestasi siswa dalam

belajar?

6. Apakah upaya yang dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah dan prestasi siswa pada khususnya?

87

PANDUAN WAWANCARA

A. Identitas Responden

Nama : Ibu Sa’idah S.Ag

Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam

Hari/Tanggal : Rabu, 02 Februari 2011

Tempat : Ruang guru SMPN 1 Kosambi Tangerang

B. Pertanyaan

1. Menurut ibu apakah yang dimaksud dengan profesionalisme guru?

Jawab.

Menurut saya, profesionalisme guru adalah seorang guru yang

memiliki kompetensi, dan arti kompetensi tersebut adalah guru menguasai

terhadap bidang yang diajarkan. Selain itu guru tersebut juga memiliki

komitmen terhadap tugas yang diembannya di sekolah yang di dalamnya

terdapat disiplin waktu terutama disiplin dalam menyampaikan program

pengajaran yang dibuat, kemudian apabila dalam kondisi tertentu guru

tersebut berhalangan hadir maka ia akan menitipkan tugas untuk kelas

yang tidak bisa diajarkan saat itu. Jadi tetap ada rasa tanggung jawab dan

tidak meninggalkan tugasnya begitu saja.

2. Seberapa pentingkah profesionalisme bagi guru/pendidik?

Jawab

Sangat penting. Sebenarnya tidak hanya guru yang dituntut untuk

memiliki profesionalisme tetapi profesi lain juga membutuhkan

profesionalisme, karena seseorang yang sudah profesional maka ia akan

memberikan/mengerahkan seratus persen waktu dan pikirannya untuk

profesinya tersebut.

88

3. Adakah masalah yang ibu hadapi dalam proses pembelajaran PAI?

Jawab

Kendala yang saya alami selama proses pembelajaran PAI dapat

dikategorikan menjadi dua yaitu :

a. Waktu yang diberikan sekolah hanya 2 jam dalam seminggu,

b. Siswa yang kurang bersemangat dalam belajar PAI.

4. Menurut ibu apakah alokasi yang telah diberikan sekolah dapat

meningkatkan pengetahuan siswa tentang PAI?

Jawab

Menurut saya alokasi waktu yang hanya diberikan 2 jam dalam

seminggu tidak mencukupi, karena mengingat kemampuan setiap siswa

yang berbeda-beda ada yang cepat tetapi ada juga yang lambat dalam

menangkap pelajaran. Jadi menurut saya idealnya 2 kali pertemuan atau 4

jam dalam seminggu seperti halnya mata pelajaran lain seperti

B.Indonesia, matematika dan sebagainya.

5. Metode apa saja yang ibu gunakan dalam proses pembelajaran PAI?

Jawab

Metode yang saya gunakan yaitu ceramah, diskusi dan pemberian

tugas. Selain itu, saya juga mewajibkan para siswa untuk menghafal surat-

surat pendek dan mengecek hafalan siswa setiap kali pertemuan.

6. Bagaimana cara ibu mengelola kelas agar siswa dapat belajar dengan

nyaman pada pelajaran PAI?

Jawab

Berangkat dari permasalahan setiap kelas yang saya ajar adalah

siswa kurang konsentrasi dalam belajar, jadi upaya saya untuk

mengkondisikan kelas adalah dengan mewajibkan para siswa membawa

juz’amma sehingga siswa fokus pada hafalan mereka.

7. Dengan cara apa ibu memotivasi siswa agar semangat dalam belajar?

Jawab

Upaya yang saya lakukan untuk memotivasi siswa adalah

membiasakan pada awal KBM saya dengan membaca doa dan surat-surat

89

pendek. Selain itu, saya juga memberikan tugas agar siswa merasa

terdorong untuk lebih giat belajar di rumah, misalnya pada materi

pembahasan iman kepada rasul saya meminta mereka untuk membuat

skema 25 nabi dan rasul dengan demikian mereka tidak hanya

mengerjakan tugasnya tetapi hal tersebut juga akan membantu mereka

untuk mengingat nama-nama 25 nabi dan rasul.

8. Sarana dan prasarana apa saja yang mendukung pelajaran/pelaksanaan

PAI?

Jawab

Sarana dan prasarana di sekolah ini cukup menunjang pada

pelajaran PAI seperti mushola selain itu pihak sekolah juga sudah

menyediakan alat-alat yang dibutuhkan untuk pelajaran PAI seperti praktik

memandikan mayit dan sebagainya.

Mengetahui,

Interviewee Interviewer

Sa’idah, S.Ag RopiyatiNIP.19670612 200801 2000 NIM.106011000713

90

BERITA WAWANCARA

DENGAN KEPALA SEKOLAH

A. Identitas Responden

Nama : Bapak Sudradjat Ardyana, S.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah

Hari/tanggal : Selasa, 08 Februari 2011

Tempat : Perpustakaan SMPN 1 Kosambi Tangerang

B. Pertanyaan

1. Menurut bapak, apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru?

Jawab

Menurut saya, profesionalisme adalah kemampuan yang dimiliki

seorang guru terhadap bidang yang ditekuninya yang tidak hanya

dipelajari secara teori saja, akan tetapi dapat diaplikasikan dalam kegiatan

belajar mengajar di sekolah. Dimana seorang guru yang profesional

tersebut harus mampu membuat RPP, melakukan persiapan sebelum

mengajar, mengevaluasi hasil pembelajaran dan sebagainya.

2. Seberapa pentingkah profesionalisme harus dimiliki oleh seorang

pendidik/guru?

Jawab. Sangat penting, karena hal tersebut merupakan upaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan.

3. Apakah guru-guru di SMPN 1 Kosambi Tangerang sudah mengajar

dengan profesional?

Jawab

Umumnya guru-guru yang mengajar di SMPN 1 Kosambi sudah

mengajar dengan baik, akan tetapi belum dikatakan seratus persen

profesional, walaupun terkadang pihak sekolah mengadakan kunjungan

kelas dalam rangka melihat cara guru mengajar. Akan tetapi sekolah tetap

91

mengupayakan guru-guru di SMPN 1 Kosambi menjadi guru yang

profesional.

4. Adakah kendala yang dihadapi sekolah dalam mengupayakan

keprofesionalan guru?

Jawab

Setiap sekolah pasti memiliki kendala tersendiri, adapun kendala

yang kami hadapi di sekolah dalam mengupayakan keprofesionalan guru,

yaitu pada guru yang bersangkutan dan siswa.

5. Apakah keprofesionalan guru dapat meningkatkan prestasi siswa dalam

belajar?

Jawab.

Jelas sangat berpengaruh, karena keprofesionalan guru dalam

mengajar akan memberikan motivasi siswa dalam belajar, melatih siswa

untuk disiplin yang pada akhirnya mencakup semua aspek siswa untuk

menjadi yang lebih baik.

6. Apakah upaya yang dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah dan prestasi siswa pada khususnya?

Jawab

Sekolah mengikutsertakan guru-guru untuk menghadiri workshop,

seminar atau pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan upaya

meningkatkan profesional guru dalam mengajar. Adapun yang berkaitan

dengan prestasi siswa, sekolah menghimbau para wali kelas agar tidak

bosan-bosan untuk membimbing siswanya dan mengarahkan kepada hal-

hal yang positif sehingga siswa dapat berprestasi di sekolah tidak hanya di

bidang akademik akan tetapi juga prestasi non akademik.

Mengetahui,

Interviewee Interviewer

SUDRADJAT ARDYANA, S.Pd RopiyatiNIP. 19521007 198203 1 009 NIM.106011000713

92

93

94

95

96

97

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

DINAS PENDIDIKANSMP NEGERI 1 KOSAMBI

Jl. Raya Salembaran Ds. Cengklong Kec. Kosambi Tangerang-Banten Telp. (021) 55933917

SURAT KETERANGAN

NOMOR : 420/034/SMPN 1 K/2011

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala SMP Negeri 1 Kosambi Tangerang,

menerangkan bahwa :

Nama : Ropiyati

NIM : 106011000713

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : “Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru PAI dan

Hubungannya dengan Prestasi Belajar PAI Siswa SMP

Negeri 1 Kosambi Tangerang”.

Adalah benar telah melakukan observasi/penelitian di SMPN 1 Kosambi

Tangerang sejak tanggal 31 Januari sampai dengan 11 Februari 2011.

Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kosambi, 22 Februari 2011

Kepala Sekolah SMPN 1 Kosambi

SUDRADJAT ARDYANA, S.Pd.

NIP. 19521007 198203 1 009