JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU...
Transcript of JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU...
HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PAI DAN DENGAN
PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SMP NEGERI 1 KOSAMBI
TANGERANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun oleh:
ROPIYATI106011000713
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
ii
PERSEPSI SISWA TERHADAP PROFESIONALISME GURU
PAI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR
PAI SISWA SMPN 1 KOSAMBI TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
ROPIYATINIM. 106011000713
Di bawah Bimbingan
Dosen Pembimbing Skripsi
Dra. ManerahNIP. 19680323 199403 2002
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru
PAI dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar PAI Siswa SMP Negeri 1
Kosambi Tangerang” yang disusun oleh:
Nama : ROPIYATI
NIM : 106011000713
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Telah selesai melewati bimbingan skripsi dan dinyatakan sah sebagai
karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan
yang telah ditetapkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 Maret 2011
Yang Mengesahkan
Dosen Pembimbing Skripsi
Dra. ManerahNIP. 19680323 199403 2002
iv
LEMBAR PENGESAHAN
PENGUJI SKRIPSI
Skripsi berjudul “Hubungan Profesionalisme Guru PAI dengan Prestasi
Belajar Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang”, disusun oleh Ropiyati, Nomor
Induk Mahasiswa 106011000713, Jurusan Pendidikan Agama Islam, diajukan
kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada 18
Maret 2011 dihadapan dewan penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh
gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 18 Maret 2011
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
Bahrissalim, M.Ag. ………. ………………NIP. 19680307 199803 1 002
Sekretaris Panitia (Sekretaris Jurusan)
Drs. Sapiudin Shiddiq, M.Ag. ………. ………………NIP. 19670308 200003 1 001
Penguji I
Yudhi Munadi, M.Ag. ……….. ………………NIP. 19701203 199803 1 003
Penguji II
Tanenji, MA. ……….. … ……………NIP. 19720712 199803 1 004
Mengetahui:
Dekan,
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.NIP. 19571005 198703 1 003
v
ABSTRAK
ROPIYATI
“HUBUNGAN PROFESIONALISME GURU PAI DENGAN PRESTASI
BELAJAR PAI SISWA SMPN 1 KOSAMBI TANGERANG”.
Guru merupakan salah satu kompenen pendidikan yang berpengaruhdalam proses belajar mengajar, karena figur yang satu ini sangat menentukanmaju mundurnya pendidikan, dan secanggih apapun teknologi pendidikan saat initetap tidak dapat menafikan akan fungsi dan peran seorang guru terutama dalamproses belajar mengajar. Oleh sebab itu, diperlukan profesionalisme guru dalammenjalankan profesi ini guna meningkatkan mutu pendidikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan profesionalisme guruPAI dengan prestasi belajar PAI siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang. Adapunmetode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan jenispendekatan korelasional, yang bertujuan untuk mencari hubungan antara duavariabel dan menjelaskan hasil penelitian tersebut secara deskriptif.
Melalui penyebaran angket kapada 39 responden kelas VIII-8 diketahuibahwa profesionalisme guru PAI mempengaruhi prestasi belajar PAI siswasebesar 0,445.yang terletak pada indeks korelasi antara 0,40-0,70.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwaprofesionalisme guru PAI di SMPN 1 Kosambi Tangerang terdapat hubunganyang positif dan signifikan terhadap prestasi belajar PAI siswa, dan termasuk
pada kategori sedang atau cukup, hal ini dapat dilihat pada sebesar 0,445.
Sehingga yang besarnya (0,445)> baik pada taraf 5% yaitu 0,325
maupun pada taraf 1% yaitu 0,418. Dengan demikian > maka Hoditolak dan Ha diterima, artinya terdapat korelasi yang signifikan antara variabelX dan variabel Y.
Kata kunci :
Profesionalisme Guru PAI, Prestasi belajar PAI Siswa
vi
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ropiyati
Tempat /tgl lahir : Tangerang, 03 April 1987
NIM : 106011000713
Judul Skripsi : Hubungan Profesionalisme Guru PAI dengan
Prestasi Belajar Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang.
Pembimbing : Dra. Manerah
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Starata 1 (S1) di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya
atau merupakan jiblakan dan karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 Maret 2011Penulis
RopiyatiNIM. 106011000713
vii
KATA PENGANTAR
الرحيمبسم ا الرمحن Segala puji hanya bagi Allah swt yang telah memberikan limpahan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga atas kehendak-Nya pula penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad
Saw. Kepada keluarganya, sohabatnya sampai kepada kita umatnya yang
InsyaAllah istiqomah dalam menjalankan sunnah-sunnahnya.
Skripsi yang berjudul “Hubungan Profesionalisme Guru PAI Terhadap
Prestasi Belajar Siswa di SMPN 1 Kosambi Tangerang”, penulis susun dalam
rangka memenuhi dan melengkapi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan
Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya
diantaranya :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bahrissalim, M.Ag Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta staffnya.
3. Dosen pembimbing akademik Bpk. H. Abdul Ghofur, MA
4. Dosen pembimbing skripsi Ibu Dra. Manerah yang telah meluangkan
waktunya serta sabar dalam membimbing penulis hingga selesainya skripsi
ini.
5. Kepala Sekolah SMPN 1 Kosambi Tangerang Bpk. Sudradjat Ardyana, S.Pd
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian di SMPN 1 Kosambi Tangerang.
6. Ibu Sa’idah, S.Ag. guru pamong PAI yang telah meluangkan waktu dan
bimbingannya kepada penulis selama melakukan penelitian di sekolah.
viii
7. Dewan guru SMPN 1 Kosambi Tangerang beserta staff-staffnya.
8. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang tak putus-putusnya dalam memberikan
kasih sayang, perhatian dan doa serta dukungan baik moril maupun materi
kepada penulis. Tak lupa pula, terkhusus untuk nenekku tersayang yang kini
telah (almarhumah) yang semasa hidupnya beliau tiada henti mendoakan
ananda selama menuntut ilmu di UIN Syahid, Alhamdulillah penulis telah
memenuhi impiannya (mendapat gelar S1).
9. Adikku tersayang Sandy, pamanku Ust. Syarifuddin Zuhri terima kasih atas
bimbingan dan doanya selama ini.
10. Untuk teman-teman seperjuanganku Lia terima kasih atas bantuannya selama
ini, K’Citi N QT Friends, Fifi, teman-teman kozan, lily, lydia N friends.
Terima kasih atas semangat dan dukungan semangatnya.
11. Keluarga besar TPA Al-Falah K’rahmah, K’iva, K’vira, beserta staffnya
terima kasih atas perhatian dan dukungannya selama ini.
Penulis hanya berdoa, semoga Allah memberikan keberkahan ilmu kepada
kita semua dan senantiasa istiqomah dalam menjalankan perintah-Nya. Amin
Penulis juga menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang
bersifat membangun.
Hanya kepada Allah penulis berlindung, dan semoga karya ilmiah ini
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih dan semoga Allah merahmati. Amin
Jakarta, 03 Maret 2011
Penulis
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................5
C. Pembatasan Masalah .................................................................5
D. Perumusan Masalah ..................................................................6
E. Tujuan Masalah .........................................................................6
F. Kegunaan Hasil Penelitian ........................................................6
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Profesionalisme Guru PAI
1. Pengertian Profesionalisme guru..........................................7
2. Syarat-syarat Profesionalisme guru .....................................10
3. Karakteristik Profesionalisme guru .....................................13
B. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ..................................22
2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam ...........23
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam .......................................24
C. Pengertian Profesionalisme Guru PAI .......................................26
D. Prestasi Belajar ..........................................................................26
1. Pengertian Prestasi Belajar .................................................27
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...........28
B. Kerangka Berpikir ...................................................................30
C. Pengujian Hipotesis ................................................................31
x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................32
B. Metode Penelitian.......................................................................32
C. Populasi dan Sampel .................................................................33
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................33
E. Instrumen Penelitian...................................................................34
F. Teknik Pengolahan Data ...........................................................37
G. Teknik Analisis Data..................................................................38
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Profil Sekolah
1. Identitas Sekolah .................................................................42
2. Visi, Misi, Tujuan ...............................................................43
3. Dewan Guru, Karyawan dan Siswa
a. Keadaan Guru ................................................................44
b. Keadaan Karyawan .......................................................47
c. Keadaan Siswa ..............................................................48
d. Keadaan Sarana dan Prasarana ......................................48
e. Kegiatan Ekstrakurikuler ..............................................49
f. Prestasi Siswa ................................................................50
B. Deskripsi Data............................................................................51
C. Analisis Data .............................................................................63
D. Pengujian Hipotesis ...................................................................66
E. Interprestasi Data ......................................................................69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................71
B. Saran...........................................................................................72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kisi-kisi Instrumen Angket ................................................................35
Tabel 2 Skala Penilaian ...................................................................................38
Tabel 3 Penafsiran Persentase .........................................................................39
Tabel 4 Indeks Korelasi Product Moment .......................................................40
Tabel 5 Identitas SMPN 1 Kosambi Tangerang ..............................................42
Tabel 6 Keadaan guru SMPN 1 Kosambi Tangerang .....................................45
Tabel 7 Jumlah Guru dengan Tugas Mengajar Sesuai dengan Latar Belakang
Pendidikan (Keahlian) ..........................................................................46
Tabel 8 Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru.............................47
Tabel 9 Keadaan Karyawan SMPN 1 Kosambi Tangerang ............................. 47
Tabel 10 .Data Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang dalam 4 Tahun Terakhir....48
Tabel 11 Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 1 Kosambi Tangerang ............49
Tabel 12 Prestasi Akademik: NUAN ..................................................................50
Tabel 13 Perolehan Kejuaraan/Prestasi Akademik: Lomba-lomba ....................50
Tabel 14 Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah (US) .....................................50
Tabel 15 Bobot Nilai Alternatif Jawaban ...........................................................51
Tabel 16 Skor Persepsi Siswa Mengenai Profesionalisme Guru PAI ................63
Tabel 17 Klasifikasi Skor Angket Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme
Guru PAI ...........................................................................................64
Tabel 17 Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi PAI ...................................64
Tabel 18 Klasifikasi Skor Prestasi Belajar PAI Siswa .......................................65
Tabel 19 Perhitungan Korelasi antara Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme
Guru PAI dan Prestasi Belajar PAI Siswa ........................................... 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 “adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.”1
Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan
suatu upaya yang dicanangkan pemerintah untuk mencerdaskan dan memajukan
bangsa. Dan suatu negara dapat dikatakan maju jika negara tersebut
mengedepankan pendidikan, karena tanpa pendidikan suatu bangsa tidak akan
memiliki kemampuan untuk mengolah kekayaan alam yang dianugerahkan Tuhan
kepada rakyat Indonesia ini dengan baik. Bahkan jika putra-putri Indonesia tidak
memiliki skill yang memadai, dikhawatirkan akan menjadi penghambat
pembangunan nasional. Hal ini diperkuat oleh fakta bahwa sebagian negara-
negara maju berkembang dengan pesat bukan karena memiliki sumber daya alam
1Depdiknas, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Sisdiknas, (Bandung:Fokusmedia, 2009), h. 2
2
yang melimpah ruah akan tetapi ditunjang pula dengan intelektualitas, disiplin dan
etos kerja rakyatnya.
Hal ini dapat dilihat pada sejarah yaitu negara Jepang, ketika negara
tersebut dibombardir oleh sekutu dengan hancurnya kota Hirosima dan Nagasaki,
yang pertama kali menjadi perhatian Jepang adalah pendidikan. Pernyataan ini
termasuk unik, karena yang pertama kali ditanyakan Jepang adalah berapa jumlah
tenaga pendidik/guru yang tersisa bukan jumlah prajurit atau harta benda yang
dapat diselamatkan.
Hal ini membuktikan, bahwa Jepang menaruh perhatian penting pada
pendidikan dan berusaha bangkit dari keterpurukan dengan menjunjung tinggi
ilmu pengetahuan (pendidikan). Dan saat ini semua orang dapat melihat bahkan
merasakan hasil kerja keras dan kreativitas mereka menjadi sebuah penemuan
yang bernilai dan bermanfaat bagi umat manusia. Karena ilmu pengetahuan pula
kini Jepang menjadi negara yang dihargai di mata dunia.
Adapun pendidikan dalam Islam, menempati posisi yang tidak kalah
pentingnya. Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam mengandung nilai-nilai
yang hampir dua pertiga dari ayat-ayat Al-Qur’an tersebut mengandung motivasi
kependidikan bagi umat manusia. Satu diantaranya adalah sebagaimana dalam
firman Allah SWT Qs. Al-‘Alaq 1-5
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telahmenciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yangMaha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Diamengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Qs. Al-‘Alaq 1-5) 2
Ayat tersebut mengandung makna yang dalam, bahwa Nabi Muhammad
Saw menerima wahyu pertama dengan perintah iqra (baca), hal ini dikarenakan
2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro,2008), h, 597
3
membaca adalah proses manusia untuk belajar mengetahui apa yang tidak
diketahuinya dan dengan membaca pula manusia dapat melihat dunia.
Sedangkan menurut Quraish Shihab kata iqra dapat pula diartikan menjadi,menelaah, mendalami, meneliti dan mengetahui ciri-ciri sesuatu, yang semuanyaitu bermuara pada arti menghimpun. Beliau juga mengutip pernyataan dari AbdulHalim Mahmud (Mantan Syaikh al-Azhar Mesir) dalam kitabnya Al-Qur’an fiSyarh Al-Qur’an menulis dengan kalimat “iqra bismi rabbik, Al-Qur’an tidaksekedar memerintahkan untuk membaca tetapi membaca adalah lambang darisegala yang dilakukan oleh manusia baik yang sifatnya aktif maupun pasif.3
Perintah untuk senantiasa menuntut ilmu juga dapat dijumpai pada hadits
Nabi Saw yang berbunyi
“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat”
Hadits di atas mengandung makna, bahwa manusia pada dasarnya
dilahirkan mempunyai kewajiban untuk senantiasa belajar hingga akhir hayatnya,
atau dalam istilah lain dikenal dengan lifelong education.
Adapun berbicara mengenai pendidikan, maka tidak terlepas pada faktor
guru sebagai pendidik. Karena figur yang satu ini sangat menentukan maju
mundurnya pendidikan dan secanggih apapun teknologi pendidikan saat ini tetap
tidak dapat menafikan akan fungsi dan peran seorang guru terutama dalam proses
belajar mengajar.
Bagi sebagian orang, guru selalu diidentikkan dengan siswa, kelas dan
buku pelajaran. Dengan demikian seorang guru tidak terlepas pada ketiga
komponen tersebut, sehingga muncul pernyataan bahwa siapa saja bisa menjadi
guru asalkan memahami materi pelajaran yang akan diajarkan, dan peserta didik
hanya dituntut untuk menerima/menyerap semua materi ajar yang diberikan guru
tanpa adanya interaksi antara siswa dan guru. Jika pengertian guru hanya sebatas
menyampaikan pelajaran saja, maka akan timbul pertanyaan pula apakah guru
tersebut dapat dikatakan sebagai guru yang profesional? Sedangkan kata
profesional hanya dapat disandang oleh orang-orang yang ahli pada bidangnya.
3M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim (Tafsir Atas Surat-surat PendekBerdasarkan Urutan Turunnya Wahyu), (Bandung: Pustaka Hidayah), 1997, h. 82
4
Walaupun pada dasarnya setiap pendidik dapat menjadi guru yang profesional
dengan syarat harus memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik,
pribadi, sosial dan profesional. Karena seorang pendidik yang menganggap
mengajar adalah sekedar menyampaikan pelajaran saja tentu akan sangat berbeda
dengan pendidik yang menganggap mengajar adalah sebuah proses membimbing
siswa agar memiliki ilmu pengetahuan, cakap, terampil dan berakhlak mulia serta
bermanfaat dan berguna di masyarakat kelak.
Oleh sebab itu, keempat komponen tersebut sangat dibutuhkan untuk
menjadi guru yang profesional sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
untuk mutu pendidikan yang lebih baik dan berkualitas. Sebagaimana menurut
Simon dan Alexander yang dikutip oleh E. Mulyasa bahwa lebih dari 10 hasil
penelitian di negara-negara berkembang, dan menunjukkan adanya dua kunci
penting dari peran guru yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar
peserta didik, yaitu jumlah waktu efektif yang digunakan guru untuk melakukan
pembelajaran di kelas dan kualitas kemampuan guru. Dalam hal ini, guru
hendaknya memiliki standar kemampuan profesional untuk melakukan
pembelajaran yang berkualitas.4
Adapun permasalahan yang sering kali dijumpai dalam pengajaran
khususnya pada bidang studi pendidikan agama Islam adalah bagaimana cara
menyajikan materi kepada peserta didik dengan baik dan efisien, karena
mengingat bahwa pembelajaran PAI khususnya di sekolah-sekolah umum hanya
diberikan satu kali dalam seminggu. Dan sampai saat ini pun masih terdapat
seorang pendidik dalam menyampaikan materi hanya menggunakan satu metode
saja yaitu ceramah. Sehingga hal tersebut tanpa disadari telah membentuk siswa
menjadi pasif, karena yang menjadi pusat informasi adalah guru. Padahal proses
pembelajaran yang baik adalah adanya interaksi antara guru dengan siswa
sehingga dalam hal ini komunikasi tidak hanya terjadi pada satu arah saja
melainkan dua arah atau bahkan lebih, yaitu antara guru dengan siswa, siswa
dengan guru dan siswa dengan siswa.
4E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif danMenyenangkan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), h.13
5
Oleh sebab itu, profesionalisme guru PAI sangat dibutuhkan dalam upaya
proses pembelajaran yang lebih baik, sehingga peserta didik akan termotivasi
untuk belajar dan berprestasi. Karena seorang guru yang profesional akan mampu
menyajikan materi pembelajaran dengan baik dan menyenangkan yang tidak
hanya berorientasi pada ketuntasan belajar saja tetapi juga pada proses tumbuh
kembang potensi peserta didik yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik ke arah kedewasaan.
Adapun alasan penulis memilih penelitian di SMPN 1 Kosambi Tangerang
karena pada sekolah tersebut telah menyandang status sebagai Sekolah Standar
Nasional (SSN). Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk meneliti di sekolah tersebut
di samping telah menyandang sebagai sekolah yang berstandar Nasional, sekolah
tersebut juga memiliki guru-guru yang berkompeten khususnya guru bidang studi
PAI.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti
mengenai “Hubungan Profesionalisme Guru PAI dengan Prestasi Belajar
Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasikan beberapa
masalah yaitu:
1. Masih terbatasnya pendidik dalam menggunakan variasi baik metode, teknik
maupun strategi dalam proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran
PAI
2. Guru lebih banyak menanamkan konsep materi pelajaran melalui transfer
informasi dan pemberian contoh-contoh yang cenderung dihafal siswa.
3. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar PAI.
4. Rendahnya profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah maka penulis membatasi permasalahan yaitu:
6
1. Profesionalisme yang dimaksud adalah hal yang berkaitan dengan kompetensi
pedagogik yaitu kemampuan guru PAI dalam melaksanakan proses
pembelajaran yang dapat diukur melalui indikator keterampilan guru dalam
mengajar dan profesionalisme dalam penelitian ini berdasarkan persepsi siswa.
2. Prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa SMP kelas VIII-8
yang dapat dilihat dari buku raport siswa pada semester ganjil khususnya pada
bidang studi PAI.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut di atas maka masalah penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana profesionalisme guru PAI?
2. Bagaimana prestasi belajar PAI siswa?
3. Apakah profesionalisme guru PAI mempengaruhi prestasi belajar PAI siswa?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Mengetahui profesionalisme guru PAI di SMPN 1 Kosambi Tangerang.
2. Mengetahui prestasi belajar PAI siswa.
3. Mengetahui profesionalisme guru PAI hubungannya dengan prestasi belajar
PAI siswa.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi
semua pihak terutama yang berhubungan dengan dunia pendidikan diantaranya:
1. Sebagai masukan bagi pendidik terutama dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan.
2. Sebagai tolak ukur pendidik dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
3. Menambah khazanah keilmuan peneliti pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.
7
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Profesionalisme Guru
1. Pengertian Profesionalisme Guru
Di mata masyarakat guru merupakan orang yang dihormati dan
disegani, karena selain berwawasan ilmu pengetahuan, guru juga telah
memiliki pencitraan yang baik di lingkungan masyarakat dengan budi jasanya
dalam upaya mencerdaskan anak bangsa. Oleh sebab itu, guru dikatakan juga
orang yang harus digugu dan ditiru, dalam arti guru tersebut memiliki
kharisma dan wibawa sehingga perlu untuk ditiru dan diteladani.
Menurut Undang-undang Guru dan Dosen, yang dimaksud dengan guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.5
Adapun menurut Nur Uhbiyati pendidik atau guru adalah orang dewasa
yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik
dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya,
5 Undang-undang Guru dan Dosen, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet. 2, h, 3
8
mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di
permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup
berdiri sendiri.6
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis mengemukakan bahwa yang
dimaksud dengan guru adalah orang dewasa yang memiliki tugas dan
tanggung jawab terhadap peserta didik dalam hal mengajar, mendidik,
membimbing, mengarahkan dan sebagainya yang berkaitan dengan
perkembangan jasmani maupun rohani menuju ke arah kedewasaannya.
Sedangkan istilah profesionalisme berasal dari profession. Profession
mengandung arti yang sama dengan kata occupation atau pekerjaan yang
memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan khusus.
Dengan kata lain profesi dapat diartikan sebagai suatu bidang keahlian yang
khusus untuk manangani lapangan kerja tertentu yang membutuhkannya.7
Sedangkan menurut Sudarwan Danim profesionalisme berasal dari kata
bahasa Inggris professionalism yang secara leksikal berarti sifat profesional.8
Adapun menurut Webstar sebagaimana yang dikutip oleh Kunandar,
profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan
yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai
suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan khusus
yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif .9
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme
adalah suatu bidang profesi yang ditekuni oleh seseorang berbekal dengan
ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus serta ahli di bidangnya.
Jadi yang dimaksud dengan profesionalisme guru adalah kualitas suatu
bidang profesi keguruan yang ditekuni oleh seseorang, dengan berbekal ilmu
pengetahuan dan keterampilan khusus serta ahli di bidangnya yang diperoleh
6 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Setia Setia, 1998), Cet. 2, h.657 M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
1995), cet. 3, h,1058 Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke Lembaga
Akademik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,2008), cet. 3 h, 929 Kunandar, Guru Profesional Implemenasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007,h.45
9
melalui pendidikan dan pelatihan khusus sesuai dengan prosedur akademis
yang berlaku.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa profesi apapun terlebih guru
sebagai pendidik tetap dituntut adanya profesionalitas yang tinggi dalam
menjalankan tugasnya. Hal ini sebagaimana firman Allah swt
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak mempunyai pengetahuantentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanyaitu akan diminta pertanggung jawabannya.” (Qs. Al-Isra: 36)10
Dan sabda Rasulallah saw
: : :
}{Dari Abi Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw bersabda: “Kalau amanahtidak lagi dipegang teguh, maka tunggulah kehancuran.” Iabertanya:”Bagaimana orang yang tidak memegang teguh amanah itu yaRasulallah? Beliau menjawab: “Kalau suatu urusan telah diserahkan kepadaorang yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya“. (HR.Bukhari)11
Ayat dan hadits di atas mengindikasikan bahwa pentingnya sebuah
profesionalitas dalam suatu profesi, karena apa yang diemban oleh seseorang
baik itu guru maupun profesi lainnya akan dimintai pertanggung jawaban
terhadap apa yang menjadi tugasnya.
Oleh karena itu, tugas guru tak ubahnya seperti tugas seorang dokter,
yang menjalankan tugasnya tidak dapat diserahkan, diwakilkan kepada yang
10 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan……, h, 28511 Zainuddin Hamidy, dkk, Terjemah Shahih Bukhari, Jilid IV, (Jakarta:Wijaya, 1992),
Cet.13, h. 65
10
bukan ahlinya, sebab jika tugas ini diserahkan kepada yang bukan ahlinya
maka tunggulah kehancuran.12
2. Syarat-syarat Profesionalisme Guru
Menjadi seorang guru tidaklah semudah yang dibayangkan, karena ada
beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum seseorang menyandang profesi
ini, yaitu hal-hal yang berkaitan dengan persyaratan menjadi guru, terlebih
menjadi guru profesional di samping harus memahami dan menguasai
teknik/metode pembelajaran, guru tersebut juga harus memiliki kepribadian
yang baik sebagai cerminan teladan bagi peserta didiknya.
Hal ini dianggap penting karena mengingat profesi guru saat ini banyak
diminati oleh kalangan masyarakat, akan tetapi sangat sedikit diantara mereka
yang benar-benar berkompeten di bidangnya. Dengan kata lain sosok guru
yang profesional masih sangat terbatas dan dibutuhkan pula keberadaannya
sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yang lebih berkualitas.
Menurut Oemar Hamalik, persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang
guru profesional meliputi:
1. Memiliki bakat menjadi guru.
2. Memiliki keahlian sebagai guru.
3. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi.
4. Memiliki mental yang sehat.
5. Berbadan sehat.
6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.
7. Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila.
8. Guru adalah seorang warga negara yang baik.13
Menurut al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin sebagaimana yang
dikutip oleh Asrorun Ni’am Shaleh menyatakan bahwa, al-Ghazali
12 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1997), Cet. 8, hal.1
13 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.118
11
memberikan batasan yang ketat bagi profesi pendidik sebagai prasyarat yang
harus dipenuhi diantaranya:
a. Pendidik harus mempunyai sifat kasih sayang terhadap anak didik sertamampu memperlakukan mereka sebagaimana anak sendiri. Sifat kasihsayang pendidik pada akhirnya akan melahirkan keakraban, percaya diri danketentraman belajar. Suasana yang kondusif inilah yang mempermudahproses transformasi dan transfer ilmu pengetahuan.
b. Pendidik melakukan aktifitas karena Allah swt. Artinya pendidik tidakmelakukan komersialisasi dunia pendidikan. Dunia pendidikan adalahsarana transfer ilmu pengetahuan yang merupakan kewajiban bagi setiaporang yang berilmu.
c. Pendidik harus mampu memberi nasehat yang baik kepada anak didik.Nasehat ini tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, seperti pendidik harusmengarahkan murid dalam tahapan-tahapan belajar. Nasehat itu juga bisaberbentuk warning orientasi belajar yaitu untuk mendekatkan diri kepadaAllah.
d. Pendidik harus mampu mengarahkan anak didik kepada hal-hal yang positifdan mencegah mereka melakukan aktifitas yang dekstruktif. Segala bentuknasehat ini dilakukan dengan cara yang halus dan tidak melukai perasaan.Hal ini untuk menjaga kestabilan emosi mereka dalam kerangka prosesbelajar.
e. Mengenali tingkat nalar dan intelektualitas anak didik. Hal ini diperlukansebagai acuan untuk menentukan kadar ilmu pengetahuan yang akandiberikan. Pendidik harus memahami perbedaan individu anak didk,sehingga dapat diidentifikasi kemampuan khususnya. Dalam konteks inipendidik dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan bahasa mereka agarproses belajar dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran.
f. Pendidik harus mampu menumbuhkan kegairahan murid terhadap ilmu yangdipelajarinya tanpa menimbulkan sikap apriori terhadap disiplin ilmu yanglain. Hal ini diperlukan untuk menghindarkan anak didik terjebak pada sikapfanatik terhadap suatu disiplin ilmu yang melalaikan yang lain.
g. Pendidik harus mampu mengidentifikasi kelompok anak didik usia dini dansecara khusus memberikan materi ilmu pengetahuan yang sesuai denganperkembangan kejiwaannya. Kelompok usia dini ini lebih tepat diberimateri ilmu praktis, tanpa argumentasi yang berat dan melelahkan.
h. Pendidik harus memberikan teladan kepada anak didiknya, perilakunya jugaharus sesuai dengan kapasitas keilmuannya.14
Sedangkan menurut M. Athijah al-Abrasjy sifat-sifat yang harus
dimiliki oleh seorang pendidik adalah:
14 Asrorun Ni’am Shaleh, Reorientasi Pendidkan Islam, Mengurai Relevansi Konsep Al-Ghazali dalam Konteks Kekinian, (Jakarta: Elsas, 2006), cet. 4, h.72-75
12
1. Zuhud tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari keridhaan
Allah semata.
2. Kebersihan guru.
3. Ikhlas dalam pekerjaan.
4. Suka pemaaf.
5. Seorang guru harus merupakan seorang bapak sebelum ia seorang guru.
6. Harus mengetahui tabiat murid.
7. Harus mengetahui mata pelajaran.15
Menurut Cahyadi Takariawan sebagaimana yang dikutip oleh Heri
Jauhari Muchtar, menyebutkan bahwa beberapa kemampuan khas yang harus
dimiliki oleh para guru/pendidik (muslim khususnya) yaitu:
1. Kemampuan berbahasa Arab.2. Kemampuan berbahasa Indonesia.3. Kemampuan menulis dengan huruf Arab.4. Kemampuan menulis huruf latin.5. Kemampuan berbicara (secara logis, teratur, sistematik, dan mudah
dipahami).6. Kemampuan beretorika (berpidato/berceramah).7. Kemampuan mendengarkan pembicaraan anak didik, misalnya berupa
masukan, keluhan, permintaan, pertanyaan, bahkan kritikan mereka.8. Kemampuan menyegarkan suasana, agar tetap kondusif dan anak/peserta
didik tetap bersemangat belajar.9. Kemampuan berkomunikasi secara efektif.10. Kemampuan bercerita, misalnya kisah para Nabi, Rasul sahabat
Rasulallah, dan para pahlawan/mujahid Islam.11. Kemampuan memimpin forum, misalnya diskusi/musyawarah.12. Kemampuan merespon dan menyelesaikan masalah anak/peserta didik.16
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
syarat menjadi guru profesional adalah selain guru tersebut berkompeten di
bidangnya, guru tersebut juga harus memiliki pengalaman dan wawasan luas
dalam hal ilmu mendidik, serta memiliki kepribadian muslim yang baik
15 Muhammad ‘Athijah al-Abrasjy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: BulanBintang , 1970), cet. 1, h.139-142
16 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005),cet.5, h.153
13
sebagai cerminan teladan bagi peserta didiknya sebagaimana yang telah
dicontohkan oleh Rasulallah saw. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah swt
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baikbagimu….” (Qs. Al- Ahzab: 21). 17
Ayat di atas mengindikasikan bahwa Rasulallah saw merupakan guru
bagi umatnya, karena keberhasilan beliau dalam mengajar dan mendidik lebih
banyak menyentuh aspek perilaku yaitu keteladanan yang baik dari Rasul
(uswatun hasanah).
Oleh sebab itu, guru PAI harus bisa menjadi uswatun hasanah bagi
peserta didiknya karena secara sadar atau tidak, semua perilaku guru dalam
proses pendidikan bahkan di luar konteks proses pendidikan, perilaku guru
akan ditiru oleh siswanya.18
3. Karakteristik Profesionalisme Guru
Guru dalam menjalankan tugasnya, selalu dihadapkan pada
permasalahan baik menyangkut masalah pribadi maupun dengan pekerjaannya,
akan tetapi seorang guru yang profesional akan mampu memposisikan dirinya
dengan baik antara masalah pribadi dan pekerjaannya baik itu yang
menyangkut masalahnya dengan peserta didik di kelas maupun dengan pihak
sekolah serta hubungannya dengan masyarakat. Oleh sebab itu, seorang
pendidik dalam menyandang profesinya harus menjaga nama baik almamater
pendidikan dengan karakteristik pencitraan yang baik, tidak hanya baik di mata
masyarakat akan tetapi yang terpenting adalah di mata peserta didik yang akan
menjadikannya sebagai sosok guru teladan.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, karakter mempunyai pengertian
sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas
17 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan……., h, 42018 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis Integrasi dan
Kompetensi), (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h.165
14
seseorang.19 Sedangkan karakteristik adalah ciri-ciri khusus, mempunyai
kekhususan sesuai dengan perwatakan tertentu.20
Adapun menurut M. Yunus Abu Bakar, karakteristik guru adalah segala
tindak tanduk atau sikap dan perbuatan guru baik di sekolah maupun di
lingkungan masyarakat.21
Berikut adalah karakter akhlak (kepribadian pendidik) yang harus
dimiliki oleh seorang guru/pendidik menurut Cahyadi Takariawan
sebagaimana yang dikutip oleh Heri Jauhari Muchtar adalah:
1. Berusaha menampilkan keteladanan yang maksimal di depan anak didikdan masyarakat secara umum dalam berbagai bidang kehidupan.
2. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah melalui aktivitas ibadah lillahiwahdah (karena Allah saja).
3. Menjaga kerapian, keindahan dan kebersihan dalam berpakaian atauberpenampilan secara umum.
4. Senantiasa berusaha untuk meningkatkan kepasitas keilmuan.5. Melaksanakan syiar-syiar ubudiyah.6. Menebarkan kasih sayang dan lemah-lembut kepada anak/peserta didik.7. Menampilkan sikap kedewasaan dalam bermuamalah dengan anak/peserta
didik.8. Menampilkan kepribadian yang kuat, bersemangat tinggi, berdedikasi
penuh keikhlasan.9. Mendoakan anak/peserta didik di luar pengetahuan mereka (tanpa
sepengatahuan mereka, pen) untuk kebaikan mereka dan keluarga merekadi dunia dan akhirat.
10. Senantiasa siap memperbaiki kekuarangan diri dalam berbagai hal.22
Jadi karakteristik guru adalah segala tindak tanduk atau sikap dan
perbuatan guru yang memiliki kematangan secara pribadi, emosi, intelektual,
sosial dan sebagainya, yang mencerminkan akhlak islami baik di lingkungan
sekolah maupun masyarakat.
Adapun berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen pasal 10, dijelaskan bahwa profesionalisme guru memiliki
karakteristik yang meliputi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik,
19Tim Reality, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia, (Surabaya: Reality Publisher, 2008),cet. I, h. 337
20 Tim Reality, KamusTerbaru,…….., h.33721 M. Yunus Abu Bakar, dkk., Profesi Keguruan, (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah:
2009), edisi, 1, h. 622 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, ……h.152-153
15
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi. Hal ini sebagaimana yang dikutip oleh
Wina Sanjaya bahwa kompetensi tersebut mencakup:
a. Kompetensi pedagogik, merupakan kemampuan guru dalam pengelolaanpembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:1) Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan.2) Pemahaman terhadap peserta didik.3) Pengembangan kurikulum/silabus.4) Perancangan pembelajaran.5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran.7) Evaluasi hasil belajar, dan8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.b. Kompetensi kepribadian, sekurang-kurangnya mencakup kepribadian
yang:1) Mantap.2) Stabil.3) Dewasa.4) Arif dan bijaksana.5) Berwibawa, dan6) Berakhlak mulia.7) Menjadi tedalan bagi pesera didik dan masyarakat.8) Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan9) Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
c. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian darimasyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk:1) Berkomunikasi lisan, tulisan dan/isyarat.2) Menggunakan tekonologi komunikasi dan informasi secara fungsional,
dan3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik,4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
d. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasan materipelajaran secara luas dan mendalam.23
Penjabaran lain mengenai kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
guru dalam menjalani tugas keprofesiannya adalah:
23 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik PengembanganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008) Cet. I, h. 279-280
16
a. Kompetensi Pribadi
Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian
ideal. Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau
panutan (yang harus digugu dan ditiru). Sebagai seorang model guru harus
memiliki kompetensi yang berhubungan pengembangan kepribadian
(personal competencies) diantaranya:
1. Kemampuan yang berhubungan dengan pengamalan ajaran agama
sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya.
2. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat beragama.
3. Kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan dan sistem
nilai yang berlaku di masyarakat.
4. Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya
sopan santun dan tata krama.
5. Bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik.24
b. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang
berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini
merupakan kompetensi yang sangat penting, karena langsung berhubungan
dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu, tingkat keprofesionalan
seorang guru dapat dilihat dari kompetensi ini. Adapun beberapa
kemampuan yang berhubungan dengan kompetensi ini diantaranya:
1. Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya pahamakan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, tujuaninstitusional, tujuan kurikuler dan tujuan pembelajaran.
2. Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya pahamtentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajardan sebagainya.
3. Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidangstudi yang diajarkannya.
4. Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategipembelajaran.
24 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum……., h.145
17
5. Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumberbelajar.
6. Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.7. Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran.8. Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang, misalnya
paham akan administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan.9. Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk
meningkatkan kinerja.25
c. Kompetensi Sosial Kemasyarakatan
Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai
anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi:
1. Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman
sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional.
2. Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap
lembaga kemasyarakat.
3. Kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun
secara kelompok.26
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 disebutkan bahwa:
1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaranpeserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didikperancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, danpengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensiyang dimilikinya.
2. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik danberakhlak mulia.
3. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materipembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannyamembimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkandalam Standar Nasional Pendidikan
4. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian darimasyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan pesertadidik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik,dan masyarakat sekitar. 27
25 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum.…., h.145-14626 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum….., h.14627Depdiknas, Himpunan Peraturan Perundang-undangan ……., h. 131-132
18
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, maka fokus penelitian ini
adalah mengenai profesionalisme guru yang berkaitan dengan kompetensi
pedagogik guru yaitu kemampuan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran yang dapat diukur melalui indikator keterampilan guru dalam
mengajar, karena kompetensi tersebut merupakan salah satu jenis
keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang guru agar dapat tercipta
pembelajaran yang kreatif, profesional dan menyenangkan.
Berikut adalah penjabaran indikator keterampilan guru terutama dalam
pelaksanaan proses pembelajaran, sebagaimana menurut Turney yang
dikutip oleh E. Mulyasa mengemukakan bahwa keterampilan mengajar yang
sangat berperan dan menentukan kualitas pengajaran adalah:
1. Keterampilan bertanyaDiantara keterampilan bertanya yang harus dikuasai guru meliputi:a. Keterampilan bertanya dasar, mencakup pertanyaan yang jelas dan
singkat, pemberian acuan, pemusatan perhatian, pemindahan giliran,penyebaran pertanyaan, pemberian kesempatan berpikir, pemberiantuntutan.
b. Keterampilan bertanya lanjutan, merupakan kelanjutan dariketerampilan dasar. Diantara keterampilan bertanya lanjutan yangharus dikuasai guru meliputi: pengubahan tingkat kognitif, pengaturanurutan pertanyaan, pertanyaan pelacak, mendorong terjadinyainteraksi. 28
2. Keterampilan memberi penguatan, merupakan respon terhadap suatuperilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembaliperilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal dan nonverbaldengan prinsip kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, danmenghindari penggunaan respon yang negatif. Penguatan secara verbalberupa kata-kata dan kalimat pujian seperti “bagus, tepat, bapak puasdengan hasil kerja kalian”, sedangkan secara nonverbal dapat dilakukandengan gerakan mendekati peserta didik, sentuhan, acungan jempol dankegiatan yang menyenangkan.29
3. Keterampilan mengadakan variasi, merupakan keterampilan yang harusdikuasai guru dalam pembelajaran untuk mengatasi kebosanan pesertadidik agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi dalamkegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat bagian yaitu:a. Variasi dalam gaya belajar
Variasi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:1) Variasi suara rendah, tinggi, besar, kecil.
28 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 70-7629 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 77-78
19
2) Memusatkan perhatian.3) Membuat kesenyapan sejenak (diam sejenak).4) Mengadakan kontak pandang dengan peserta didik.5) Variasi gerakan badan dan mimik.6) Mengubah posisi, misalnya dari depan kelas, berkeliling di tengah
kelas, dan ke belakang kelas, tetapi jangan mengganggu suasanapembelajaran.
b. Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajarVariasi ini dapat dilakukan sebagai berikut:1) Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat.2) Variasi alat dan bahan yang dapat didengar.3) Variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi.4) Variasi penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan belajar.
c. Variasi dalam pola interaksiVariasi dalam pola interaksi dapat dilakukan sebagai berikut:1) Variasi dalam pengelompokkan peserta didik seperti klasikal,
kelompok besar, kelompok kecil dan perorangan.2) Variasi tempat kegiatan pembelajaran seperti di kelas dan di luar
kelas.3) Variasi dalam pola pengaturan guru seperti seorang guru dan tim.4) Variasi dalam pola pengaturan hubungan guru dengan peserta didik
baik secara langsung (tatap muka), dan melalui media.5) Variasi dalam struktur peristiwa pembelajaran baik terbuka
maupun tertutup.6) Variasi dalam pengorganisasian pesan.7) Variasi dalam pengelolaan pesan.
d. Variasi dalam kegiatanVariasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dilakukansebagai berikut:1) Variasi dalam penggunaan metode pembelajaran.2) Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar.3) Variasi dalam pemberian contoh dan ilustrasi.4) Variasi dalam interaksi dan kegiatan peserta didik.30
4. Keterampilan menjelaskan, merupakan suatu aspek penting yang harusdimiliki guru mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guruuntuk memberikan penjelasan.31
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaranMembuka dan menutup pelejaran merupakan dua kegiatan rutin yangdilakukan guru untuk menilai dan mengakhiri pembelajaran, agarkegiatan tersebut memberikan sumbangan yang berarti terhadappencapaian tujuan pembelajaran perlu dilakukan secara profesional.a. Membuka pelajaran, upaya yang dapat dilakukan guru adalah :
30 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 78-8031 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 80
20
1) Menghubungkan materi yang telah dipelajari dengan materi yangakan disajikan.
2) Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materiyang akan dipelajari.
3) Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telahdirumuskan.
4) Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai denganmateri yang disajikan.
5) Mengajukan pertanyaan baik yang mengetahui pemahaman pesertadidik terhadap pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajagikemampuan awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.
b. Menutup pelajaran, guru dapat melakukan kegiatan-kegiatan sebagaiberikut:1) Menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.2) Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat
pencapaian tujuan dan keefektifan pembelajaran yang telahdipelajari.
3) Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dantugas-tugas yang harus dikerjakan (baik individu maupunkelompok) sesuai dengan pokok bahasan yang telah dipelajari.
4) Memberikan post tes baik secara lisan, tulisan maupun perbuatan.32
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecilHal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi adalahsebagai berikut :a) Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi.b) Memperluas masalah atau urunan pendapat.c) Menganalisis pandangan peserta didik.d) Meningkatkan partisipasi peserta didik.e) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi.f) Menutup diskusi.33
7. Keterampilan mengelola kelasKeterampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut :a) Penciptaan dan pemeliharaan iklim yang optimal.b) Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar
yang optimal.c) Pengelolaan kelompok dengan cara: peningkatan kerjasama dan
keterlibatan, menangani konflik dan memperkecil masalah yangtimbul.
d) Menemukan dan mengatasi perilaku yang menimbulkan masalah.34
32 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 83-8433 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 8934 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional….., h. 91-92
21
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan peroranganKeterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukandengan:a) Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian dengan
memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas.b) Membimbing dan memudahkan belajar yang mencakup penguatan,
proses awal, supervisi, dan interaksi pembelajaran.c) Perencanaan penggunaan ruangan.d) Pemberian tugas yang jelas, menantang dan menarik.35
Berdasarkan penjelasan di atas, hal senada juga dikemukakan Wingkel
sebagaimana yang dikutip oleh Hamzah B.Uno bahwa jenis keterampilan
mengajar yang harus dikuasai guru adalah:
1. Keterampilan memberikan penguatan.
2. Keterampilan menjelaskan.
3. Keterampilan bertanya.
4. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.36
Berdasarkan pemaparan di atas, jelaslah bahwa tugas seorang guru
tidaklah semudah yang dibayangkan karena untuk dikatakan sebagai guru
yang profesional guru tersebut harus memiliki kemampuan dan
keterampilan atau lebih dikenal dengan kompetensi. Diantara kompetensi
tersebut meliputi kompetensi pedagogik, pribadi, sosial dan profesional.
Adapun berbicara mengenai kompetensi guru, kompetensi
profesional merupakan bagian yang sangat penting karena berkaitan
langsung dengan kinerja guru yang ditampilkan dalam profesi keguruan,
akan tetapi keempat kompetensi tersebut merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, guru yang memiliki
profesionalisme adalah guru yang terampil dan memenuhi keempat
kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik pribadi, profesional dan
sosial, kemudian mampu menyusun strategi mengajar, menguasai bahan ajar
serta mampu menyusun program maupun membuat penilaian hasil belajar
yang tepat dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.
35 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional…..., h. 9236 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi….., h. 168
22
B. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut UU Sisdiknas dalam PP RI No.55 Tahun 2007 dijelaskan
bahwa yang dimaksud dengan pendidikan agama adalah pendidikan yang
memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan
keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya yang
dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.37
Adapun menurut Zakiyah Daradjat sebagaimana yang dikutip oleh
Abdul Majid dan Dian Andayani yang dimaksud dengan pendidikan agama
islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu
menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan
Islam sebagai pandangan hidup.38
Sedangkan menurut Muhaimin pendidikan keislaman atau pendidikan
agama Islam adalah upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan
nilai-nilainya agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup)
seseorang.39
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis menyimpulkan yang
dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah upaya membina peserta
didik dalam hal mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan dan
sebagainya yang berkaitan dengan perkembangan jasmani maupun rohani
peserta didik menuju ke arah kedewasaan, dalam rangka menanamkan dan
menumbuhkembangkan ajaran dan nilai-nilai Islam sebagai pandangan
hidupnya.
37 Depdiknas, Himpunan Peraturan Perundang-undangan…., h. 14638 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 3,h.130
39 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Pendidikan,(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), h.5
23
2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Dasar pelaksanaan pendidikan agama islam menurut Zuhairini dkksebagaimana yang dikutip oleh Abdul Majid dan Dian Andayani dapatditinjau dari berbagai segi yaitu:a. Dasar Yuridis/Hukum
Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-undanganyang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakanpendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis formal tersebutterdiri dari tiga macam yaitu:1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara pancasila sila pertama yaitu Ke-
Tuhanan Yang Maha Esa.2) Dasar struktural/konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam Bab XI Pasal
29 Ayat (1) yang berbunyi “Negara berdasarkan atas Ke-Tuhanan YangMaha Esa”, danAyat (2) “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untukmemeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dankepercayaannya itu.”
3) Dasar operasional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973yang kemudian dikokohkan dalam Tap MPR No. IV/MPR 1978 jo.Ketetapan MPR Np. II/MPR/1983, diperkuat oleh Tap. MPR No.II/MPR/1988 dan Tap MPR No II/MPR 1993 tentang Garis-Garis BesarHaluan Negara yang pada pokoknya menyatakan bahwa pelaksanaanagama secara langsung dimaksudkan dalam kurikulum di sekolah-sekolah formal, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
b. Segi ReligiusYang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar yang bersumber dariajaran islam. Menurut ajaran islam pendidikan agama adalah perintahTuhan dan merupakan perwujudan ibadah kepada-Nya. Dalam al-Qur’anbanyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut antara lain:1) Qs. An-Nahl ayat 125: “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik…”2) Qs. Al-Imran ayat 104: “Dan hendaklah diantara kamu ada
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepadayang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar…”
3) Al-Hadits :“Sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanyasedikit”.
c. Aspek PsikologisPsikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaankehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya,manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakatdihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidaktentram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. 40
40 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis..., h.132-133
24
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan merupakan penentu arah dari suatu kegiatan yang dilakukan,
karena tanpa adanya tujuan, pelaksanaan program pendidikan akan menjadi
tidak tearah dan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
Adapun berbicara mengenai tujuan pendidikan agama islam tidak
terlepas dari pembicaraan mengenai tujuan hidup manusia sebagai seorang
muslim. Sebagaimana firman Allah swt
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya merekamengabdi kepada-Ku”. (Qs. Adz-Dzariyat: 56)
Berdasarkan ayat di atas jelaslah bahwa tujuan manusia diciptakan oleh
Allah adalah untuk mengabdi dengan beribadah kepada-Nya, akan tetapi
sebagai makhluk sosial, manusia tidak terlepas pula pada hubungannya
dengan masyarakat sekitar. Oleh sebab itu dibutuhkan keseimbangan dalam
menjalani hidup baik kehidupan akhirat yaitu hubungannya dengan Sang
Pencipta dan kehidupan dunia yaitu hubungannya dengan masyarakat dan
lingkungan sekitar.
Adapun pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untukmenumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian danpemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman pesertadidik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang terusberkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegaraserta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.41
Menurut Muhaimin tujuan pendidikan agama islam secara umum
adalah meningkatkan keimanan, pemahaman, pengetahuan dan pengamalan
peserta didik tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang
beriman, dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.42
41 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis..., h. 13542 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),
cet.3, h. 78
25
Menurut Zakiyah Daradjat pendidikan agama islam secara garis besaradalah membina manusia agar menjadi hamba Allah yang shaleh denganseluruh aspek kehidupannya, perbuatan pikiran dan perasaannya. Adapunsecara terperinci tujuan pendidikan agama islam adalah sebagai berikut:a. Mengetahui dan melaksanakan ibadah yang disebutkan dalam hadits Nabi
yang antara lain menyebutkan bahwa islam ini dibangun atas lima pilaryaitu:
1) Pengetahuan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad hambadan Rasul-Nya.
2) Mendirikan sholat.3) Menunaikan zakat.4) Puasa dalam bulan ramadhan.5) Menunaikan ibadah haji.
b. Memperoleh bekal pengetahuan keterampilan, sikap dan perbuatan yangdiperlukan untuk mendapatkan rezeki untuk diri dan keluarganya.Sebagaimana firman Allah SWT
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yangterdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan;Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (Qs.Al-Baqarah: 168)
c. Mengetahui dan mempunyai keterampilan untuk melaksanakankemasyarakatannya dengan baik (akhlak terpuji) yang dikelompokkan kedalam dua kategori:1) Dalam hubungan manusia dengan orang lain untuk kepentingan umat,
diantaranya:a) Berbakti kepada kedua orangtua (ibu dan bapak).b) Membelanjakan harta di jalan Allah.c) Berbuat baik kepada katib-kerabat/tidak kikir dan tidak pula borosd) Menakar dan menimbang secara benar.e) Jangan ikut campur dalam urusan yang bukan urusanmu dan
hendaklah bersifat rendah hati serta tidak sombong.f) Tidak Memakai perhiasan yang mahal.
2) Sayang kepada orang lemah dan kasih sayang kepada hewan, misalnya:a) Membuang duri dari jalanan.b) Memberi minuman hewan yang kehausan.
26
c) Jika membunuh hewan, bunuhlah dengan baik, jika memotonghewan potonglah dengan pisau tajam dan istirahatkan hewansembelihan itu.43
Sedangkan menurut UU Sisdiknas dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No.55 Tahun 2007 pada pasal 2 dijelaskan bahwa
pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik
dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang
menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.44
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan agama islam bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai islam
kepada peserta didik agar dapat meningkatkan pemahaman, penghayatan dan
pengamalan ajaran islam sehingga menjadi muslim yang beriman, bertakwa
kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
C. Pengertian Profesionalisme Guru PAI
Berdasarkan pemaparan di atas, maka yang dimaksud dengan
profesionalisme guru PAI adalah kualitas suatu bidang profesi keguruan
yang ditekuni oleh seseorang, dengan berbekal ilmu pengetahuan dan
keterampilan khusus serta ahli di bidangnya yaitu pendidikan agama Islam
yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan khusus sesuai dengan
prosedur akademis yang berlaku.
D. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari
yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).45
43 Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV.Ruhama, 1995), cet. 2, h, 35-36
44 Depdiknas, Himpunan Peraturan Perundang-undangan…., h. 14745 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), Cet.3, h. 895
27
Sedangkan Syaiful Bahri mendefinisikan prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan dan diciptakan baik secara individu maupun
kelompok.46
Jadi yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil pencapaian tertentu
dalam suatu usaha/kegiatan yang dilakukan oleh seseorang baik individu
maupun kelompok.
Adapun mengenai pengertian belajar terdapat beberapa pendapat
diantaranya:
1. Cronbach memberikan definisi belajar yaitu “Learning is shown bychange in behavior as a result of experience”.
2. Harold Spers memberikan batasan pengertian belajar yaitu “Learning isto observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, tofollow direction”.
3. Geoch mengatakan belajar adalah “Learning as a change in performanceas a result of practice”.47
Dari ketiga definisi di atas maka dapat diterangkan bahwa belajar itu
senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,
meniru dan sebagainya, juga belajar itu lebih baik kalau subjek belajar itu
mengalami atau melakukannya. Jadi tidak bersifat verbalistik.48
Sedangkan pengertian belajar menurut Oemar Hamalik adalahmodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning isdefined as the modification or strengthening of behavior throughexperiencing). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatukegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatupenguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Pengertian inisangat berbeda dengan pengertian lain tentang belajar, yang menyatakanbahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasan secara otomatis dan seterusnya.49
46 Syaiful Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional,1991), h.19
47 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (PT. RajaGrafindo Persada,2003), Cet. 10, h.20
48 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar……, h. 2049 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar….., h.27-28
28
Jadi yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses perubahan
perilaku individu yang didapat melalui pengalaman dan latihan baik
perubahan tersebut berupa sikap, pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan
sebagainya.
Menurut Tohirin prestasi belajar adalah apa yang telah dicapai olehsiswa setelah melakukan kegiatan belajar. Akan tetapi mengenai apa yangtelah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, ada juga yangmenyebutnya dengan istilah hasil belajar. Pencapaian prestasi belajar atauhasil belajar siswa, merujuk kepada aspek-aspek kognitif, afektif danpsikomotor. Oleh karena itu, ketiga aspek di atas juga harus menjadi indikatorprestasi belajar. Artinya prestasi belajar harus mencakup aspek-aspekkognitif, afektif dan psikomotor.50
Sedangkan menurut Sutratinah Tirtonegoro yang dimaksud dengan
prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan
dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode
tertentu.51
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan, prestasi belajar
adalah sebuah tingkat keberhasilan peserta didik dalam belajar dari suatu
kegiatan atau usaha keras yang telah dilakukannya baik secara individu
maupun kelompok, yang umumnya dinyatakan dalam bentuk skor (nilai) dan
pencapaian tersebut mengacu pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Akyas Azhari hambatan seseorang dalam berprestasi dapat
ditinjau dari dua faktor yaitu:
a. Faktor internal, yaitu hambatan-hambatan terhadap seseorang yang berasal
dari dalam dirinya sendiri seperti keadaan fisik (kesehatan, kondisi alat
indera dan sebagainya) dan keadaan psikis seperti intelegensi, minat,
motivasi, kognitif dan sebagainya.
50 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam…….., h.15151 Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2006), cet. 6, h.43
29
b. Faktor eksternal, yaitu hambatan-hambatan yang berasal dari luar dan
biasanya berkaitan dengan latar belakang seseorang seperti keadaan sosial
(latar belakang keluarga, masyarakat, teman-teman pergaulan dan
sebagainya), keadaan nonsosial (suhu udara, pencahayaan, penggunaan
teknologi dan sebagainya).52
Adapun menurut Abu Ahmadi dan Joko Sutarno faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor internal dan faktor
eksternal. yang termasuk faktor internal yaitu:
a. Faktor jasmaniah, baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang
termasuk faktor ini misalnya: penglihatan, pendengaran dan struktur tubuh.
b. Faktor psikologis antara lain:
1) Faktor interaktif yang meliputi:
a) Faktor potensial kecerdasan dan bakat.
b) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang dimiliki.
2) Faktor non interaktif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti
sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
c. Faktor kamatangan fisik maupun psikis
Adapun yang termasuk faktor eksternal antara lain:
1) Faktor sosial terdiri dari:
a) Lingkungan keluarga.
b) Lingkungan sekolah.
c) Lingkungan masyarakat.
d) Lingkungan kelompok.
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian.
3) Faktor lingkungan seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
4) Faktor lingkungan spiritual agama.53
52 Akyas Azhari, Psikologi Umum dan perkembangan……., h.7553 Abu Ahmadi dan Widodo, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), cet.2,
h.138
30
E. Kerangka Berpikir
Menjadi seorang guru tidaklah semudah yang dibayangkan, karena di
samping harus menguasai materi ajar yang akan diberikan kepada peserta didik,
secara akademis guru tersebut juga harus menempuh jenjang pendidikan
keguruan. Jadi dapat dikatakan bahwa guru memiliki syarat-syarat tersendiri yang
harus dipenuhi oleh seseorang yang akan menggeluti profesi ini. Akan tetapi, yang
menjadi permasalahan saat ini adalah banyaknya anggota masyarakat yang beralih
ke profesi ini, namun sangat sedikit diantara mereka yang benar-benar
berkompeten di bidangnya atau dengan kata lain belum menjadi guru yang
profesional. Hal ini dapat dilihat pada mutu pendidikan di Indonesia yang sampai
saat ini masih tertinggal jauh dengan negara-negara lain.
Oleh sebab itu, untuk mutu pendidikan yang lebih baik dibutuhkan
pendidik yang benar-benar berkompeten di bidangnya yang tidak hanya sekedar
menyandang profesi sebagai guru saja, dalam arti mengajar hanya untuk
menjalankan tugas sebagai guru tanpa adanya feed back dari peserta didik, akan
tetapi seorang guru yang profesional tidak hanya baik dalam menyampaikan
materi, mengelola kelas dan sebagainya melainkan guru tersebut juga memiliki
rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap amanah yang diembannya demi
keberhasilan peserta didik dan pendidikan yang lebih berkualitas tentunya.
Dengan demikian jika proses pembelajaran yang disajikan guru PAI
berjalan dengan baik maka hal ini akan berdampak positif pula pada persepsi
siswa terhadap kinerja guru tersebut, walaupun pada dasarnya setiap siswa akan
memiliki persepsi yang berbeda antar satu dengan yang lainnya, akan tetapi
mengingat pentingnya persepsi siswa dalam hal ini, maka akan sangat membantu
untuk mengetahui kualitas pengajaran dan kinerja guru tersebut dalam
mengemban profesinya. Sehingga peserta didik akan lebih termotivasi untuk
belajar dan berprestasi, karena seorang guru yang profesional akan mampu
menyajikan materi pembelajaran dengan baik dan menyenangkan yang tidak
hanya berorientasi pada ketuntasan belajar saja tetapi juga pada proses tumbuh
kembang potensi peserta didik yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik menuju ke arah kedewasaan.
31
Dengan demikian penulis mengemukakan bahwa, diduga terdapat
hubungan antara profesionalisme guru PAI dengan prestasi belajar PAI siswa.
F. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir di atas, maka
pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat hubungan
yang signifikan antara profesionalisme guru PAI dengan prestasi belajar siswa
SMPN 1 Kosambi Tangerang. Dengan demikian, pengajuan hipotesis yang
diajukan adalah : bila semakin tinggi profesionalisme guru PAI maka akan
semakin tinggi pula pada prestasi belajar siswa khususnya pada bidang studi PAI,
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Berikut adalah penjabaran Ha dan Ho.
Ho : Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara profesionalisme guru PAI
(variabel X) dengan prestasi belajar PAI siswa (Variabel Y).
Ha : Terdapat korelasi yang signifikan antara profesionalisme guru PAI
(variabel X) dengan prestasi belajar PAI siswa (Variabel Y).
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Kosambi Tangerang yang
beralamat Jl. Raya Salembaran Desa Cengklong Kec. Kosambi Tangerang-
Banten. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai pada tanggal 31
Januari sampai dengan 11 Februari 2011.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif lebih menitik beratkan pada
pengumpulan data empiris, kemudian diolah menggunakan statistik guna
menjawab permasalahan yang ada atau tidaknya hubungan kedua variabel
yang diteliti dan diprediksi tentang berapa besar kontribusi variabel bebas
terhadap variabel terikat, dan jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
yaitu penelitian yang memerlukan angka-angka dalam meneliti variabel,
namun data yang berupa angka tersebut dijelaskan secara deskriptif.
33
Sedangkan jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah korelasional yang bertujuan untuk mencari hubungan antara dua
variabel dan menjelaskan hasil penelitian secara deskriptif. Hal ini
dimaksudkan agar penulis dapat memperoleh data yang lengkap dan
gambaran mengenai keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti, yaitu
gambaran profesionalisme guru PAI terhadap prestasi belajar siswa.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.54 Adapun dalam penelitian
ini yang menjadi populasi target adalah siswa SMPN 1 Kosambi
Tangerang, dari populasi target tersebut ditentukan populasi terjangkaunya
yaitu siswa kelas VIII SMPN 1 Kosambi Tangerang yang berjumlah 351
siswa. Adapun alasan penulis memilih kelas VIII dikarenakan para siswa
yang duduk di tingkat ini lebih lama mengenal guru PAI mereka yang
dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini dibandingkan dengan siswa
kelas VII.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.55 Adapun
pengambilan sampel dalam penelitian ini penulis menggunakan random
sampling dengan teknik purposive sampling, yaitu dari jumlah populasi
dalam satu kelas VIII-8 yang berjumlah 39 orang siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah:
1. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung dalam rangka
memperoleh data. Selain itu, observasi dilakukan untuk mengetahui
tentang proses pembelajaran PAI di SMPN 1 Kosambi Tangerang.
54Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006), h 130
55 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian.…., h, 131
34
2. Wawancara (interview) yaitu pengumpulan data melalui wawancara
penulis dengan guru PAI dan kepala sekolah di SMPN 1 Kosambi
Tangerang untuk memperoleh data mengenai profesionalisme guru.
3. Angket, yakni teknik pengumpulan data dengan menyebarkan lembaran-
lembaran pertanyaan yang harus dijawab oleh responden, dalam hal ini
yaitu siswa. Teknik ini digunakan untuk mengetahui pendapat atau
persepsi siswa kelas VIII-8 mengenai profesionalisme guru PAI.
4. Studi dokumentasi, yaitu teknik yang digunakan untuk mengetahui
prestasi belajar siswa dengan melihat raport siswa kelas VIII-8 semester
genap tahun pelajaran 2010/2011 di SMPN 1 Kosambi Tangerang.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang penulis gunakan untuk memperoleh data
mengenai hubungan profesionalisme guru PAI dengan prestasi belajar PAI
siswa adalah berupa angket. Adapun angket yang digunakan terdiri dari 30
butir soal dengan empat alternatif jawaban yaitu selalu, sering, kadang-
kadang dan tidak pernah.
Adapun variabel dalam penelitian ini profesionalisme guru PAI dan
hubungannya dengan prestasi belajar PAI siswa adalah:
1. Profesionalisme guru PAI (Variabel X)
Variabel ini sebagai variabel independen (bebas) yang diberi simbol
dengan huruf “X”.
a) Definisi Konseptual
Secara konseptul yang dimaksud dengan profesionalisme guru PAI
adalah kualitas suatu bidang profesi keguruan yang ditekuni oleh
seseorang, dengan berbekal ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus
serta ahli di bidangnya yaitu pendidikan agama Islam yang diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan khusus sesuai dengan prosedur
akademis yang berlaku.
35
b) Definisi Operasional
Secara operasional yang dimaksud dengan profesionalisme guru
PAI adalah hal yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik terutama
kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dapat
diukur melalui indikator keterampilan guru dalam mengajar.
Tabel I
Kisi-kisi Instrumen Angket
Nomor ButirVariabel Indikator
Positif Negatif
Profesionalisme
Guru PAI
1. Keterampilan bertanya
2. Memberikan penguatan
seperti: memberikan pujian,
acungan jempol dan gerak
mendekati peserta didik.
3. Mengadakan variasi
a. Variasi gaya belajar seperti
variasi suara, gerakan badan
dan mimik, mengubah
posisi.
b. Variasi media dan sumber
belajar
c. Variasi dalam kegiatan
pembelajaran yaitu variasi
dalam penggunaan metode
pembelajaran.
4. Keterampilan menjelaskan
a. Penyajian, seperti bahasa
yang digunakan jelas dan
mudah dipahami.
b. Pemberian contoh
10, 11
8,9
13,14
15
16
18,21
19,20
12
7
17
36
c. Penguasaan materi
5. Keterampilan membuka dan
menutup pelajaran
a. Melakukan apersepsi
b. Menyampaikan tujuan yang
akan dicapai dan garis besar
materi yang akan dipelajari.
c. Menghubungkan materi
yang telah dipelajari dengan
materi yang akan disajikan.
d. Mendayagunakan media
dan sumber belajar sesuai
dengan materi yang akan
diajarkan.
e. Menarik kesimpulan
mengenai materi yang telah
dipelajari.
f. Memberikan post tes
6. Mengelola kelas
a. Penciptaan kondisi belajar
yang optimal.
b. Pengendalian kondisi
belajar yang optimal
7. Keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil.
8. Keterampilan mengajar
kelompok kecil dan
perorangan.
1
2
3
5
6
23
25,26
27,28
29,30
22
4
24
37
1. Prestasi Belajar Siswa (Variabel Y)
Variabel ini sebagai variabel dependen (terikat) yang diberi simbol dengan
huruf “Y”.
a) Definisi Konseptual
Secara konseptual yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah
penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk
simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil
yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu.
b) Definisi Operasional
Secara operasional yang dimaksud dengan prestasi belajar siswa
adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa atas suatu aktifitas yang
dapat dinyatakan dengan nilai hasil belajar (raport) pada mata pelajaran
PAI.
F. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengolah data dalam penelitian ini penulis melakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Editing
Pada tahap ini penulis akan melakukan pengecekan terhadap data yang
diperoleh khususnya pada angket yang telah diisi oleh siswa, kemudian
angket tersebut diteliti satu persatu baik meliputi kelengkapan pengisian,
penjelasan penulisannya dan kebenaran pengisian angket.
2. Skoring
Adalah pemberian skor pada setiap butir pertanyaan yang terdapat dalam
angket, dimana pada setiap item diberi skor berdasarkan jawaban yang
dipilih yaitu pernyataan positif dan negatif. Adapun untuk pernyataan
positif skor bergerak dari jawaban skor 4,3,2,1 sedangkan untuk
pernyataan negatif penskoran bergerak sebaliknya. Dalam skala ini
terdapat empat alternatif jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang, dan
tidak pernah. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
38
Tabel 2
Skala Penilaian
Bobot NilaiAlternatif jawaban
Positif Negatif
Selalu (SL) 4 1
Sering (SR) 3 2
Kadang-kadang (KD) 2 3
Tidak Pernah (TP) 1 4
3. Tabulating
Yaitu mentabulasikan data jawaban yang berhasil dikumpulkan dan
memasukkannya ke dalam bentuk tabel untuk kemudian diketahui hasil
perhitungannya.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data
tersebut dapat dipahami oleh peneliti dan juga orang lain yang ingin
mengetahui hasil penelitian. Adapun langkah-langkah dalam teknik analisis
data adalah sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Adalah data yang diperoleh dari penyebaran angket kepada responden
diolah dengan cara statistik melalui tabel distribusi frekuensi relatif.
Dikatakan frekuensi relatif sebab frekuensi yang disajikan di sini bukanlah
yang sebenarnya, melainkan frekuensi yang dituangkan dalam bentuk
angka persenan. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
%100xN
fP =
39
Keterangan :
=P Angka persentase.
=f Frekuensi yang sedang dicari persentasinya.
=N Number of Case (Jumlah frekuensi/banyaknya individu).56
Adapun ketentuan skala persentase dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3
Penafsiran persentase
No Prosentase Penafsiran
1 100% Seluruhnya
2 90-99% Hampir seluruhnya
3 60-89% Sebagian besar
4 51-59% Lebih dari setengahnya
5 50% Setengahnya
6 40-49% Hampir setengahnya
7 10-39% Sebagian kecil
8 1-9% Sedikit sekali
9 0 Tidak ada sama sekali
2. Analisis korelasional
Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap profesionalisme guru PAI dan
hubungannya dengan prestasi belajar PAI siswa, penulis menggunakan
teknik analisis korelasional dengan menggunakan rumus korelasi product
moment Pearson sebagai berikut:57
]Y)()Y(N]X)(X[N
Y)(X)(XYNr
2222xy∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
56 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005), h.43
57 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan……..., h.206
40
Keterangan
xyr : Angka indeks korelasi “r” product moment
∑Χ : Jumlah skor dalam sebaran Χ (Profesionalisme guru PAI)
∑Y : Jumlah skor dalam sebaran Y (Kualitas hasil belajar pada bidang
studi PAI)
∑ΧY : Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y
∑X2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
∑Y2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
N : Banyaknya subjek (number of case)
Setelah diketahui hubungannya, kemudian diadakan interpretasi data
dengan dua cara yaitu sebagai berikut:
a. Interpretasi sederhana dengan berpedoman kepada angka indeks
korelasi product moment sebagai berikut:
Tabel 4
Angka Indeks Korelasi Product Moment
Besarnya ‘r”
Product MomentInterpretasi
0,00-0,20 Antara variable X dan Y terdapat korelasi akan tetapi
korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga
korelasi itu diabaikan atau dianggap tidak ada korelasi
antaar variable X dan variable Y .
0,20-0,40 Antara Variable X dan variabel Y terdapat korelasi yang
lemah atau rendah.
0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y tedapat korelasi yang
sedang atau cukup.
0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
kuat dan tinggi.
0,90-1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sangat kuat dan sangat tinggi.
41
b. Interpretasi nilai “r” dengan berkonsultasi pada tabel nilai “r” product
moment, dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (degree of
freedom) dengan rumus:
nrNdf −=
Keterangan :
df = Degree of freedom
N = Number of Case
nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Kemudian untuk mengetahui berapa besar kontribusi variabel X
menunjang keberhasilan variabel Y, maka dihitung terlebih dahulu
suatu koefisien yang disebut coefficient of determination (koefisien
penentuan) dengan rumus sebagai berikut:
%1002 xrKD =
Keterangan:
KD : Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
r2 : Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil Sekolah
1. Identitas Sekolah
Awal mula berdiri SMP Negeri 1 Kosambi Tangerang adalah merupakan
pecahan dari SMP Negeri 1 Teluk Naga. Sekolah tersebut mulai didirikan
pada tahun 1985 dan sudah menerima siswa pada tahun 1987, dan pada saat
itu pula SMPN 1 Kosambi Tangerang telah mulai mengikuti ujian nasional
kelas tiga.
Saat ini SMPN 1 Kosambi Tangerang telah memiliki bangunan yang
bersatus negeri dan telah terakreditasi dengan nilai B. Berikut ini adalah
identitas sekolah selengkapnya:
Tabel 5Identitas SMP Negeri 1 Kosambi Tangerang
Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMPN I Kosambi Tangerang
Alamat Sekolah : Jalan Salembaran RayaDesa/ Kecamatan KosambiKab. Tangerang-Banten 15212
No. Telp. : (021) 55933719
43
No.
1 Nomor Statistik Sekolah : 2012803221001
2 Nilai Akreditasi Sekolah : B
3 Status Sekolah Negeri
4 Tahun Berdiri : 1985
5 Tahun Operasi : 1987
Kepemilikian Tanah : Pemerintah / Yayasan / Pribadi/ Menyewa / Menumpang *)
6
Luas Lahan : 6,686,27 m2
*) = coret yang tidak perlu
2. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 1 Kosambi Tangerang
a. Visi
“Terwujudnya insan serdas, sehat, terampil, berakhlak mulia dan
kompetitif berdasarkan IPTEK”.
b. Misi
1) Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang cerdas,
terampil, sehat berwawasan IPTEK dan berakhlak mulia yang
kompetitif.
2) Mewujudkan lingkungan sehat, bersih dan indah.
3) Mewujudkan kemampuan berolahraga yang tanggguh dan
kompetitif.
4) Mewujudkan kemampuan seni yang tangguh dan kompetitif.
5) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
agama dan budi pekerti.
6) Mewujudkan fasilitas sekolah yang relevan dan berwawasan ke
depan.
7) Mewujudkan pengembangan diri siswa melalui pendidikan
ekstrakurikuler, Kepramukaan sebagai suri tauladan, KIR,
Paskibra, PMR, Kesenian, Olahraga dan Kerohanian.
8) Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan keterampilan
(komputer, tata busana dan tata boga).
44
c. Tujuan Sekolah
1) Meningkatkan lulusan yang cerdas dan terampil berwawasan
IPTEK.
2) Meningkatkan lulusan yang berbudi pekerti yang luhur.
3) Meningkatkan lulusan yang memiliki wawasan hidup sehat.
4) Meningkatkan lulusan yang mampu menciptakan lingkungan yang
sehat.
5) Meningkatkan lulusan yang dapat berprestasi dalam bidang
olahraga dan seni.
6) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa serta melaksanakan ibadah menurut agama yang
dianutnya.
7) Meningkatkan fasilitas sekolah yang berhubungan dengan sarana
ibadah.
8) Meningkatkan fasilitas yang berkaitan dengan IPTEK.
9) Meningkatkan lulusan yang memiliki pengembangan diri yang
dapat diimplementasikan di dalam kehidupan masyarakat.
10) Meningkatkan lulusan yang terampil dalam bidang komputer, tata
busana dan tata boga.
11) Meningkatkan lulusan yang memiliki kemampuan dalam bidang
keterampilan yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan/
berwiraswasta.
3. Dewan Guru dan Karyawan dan Siswa
a. Dewan Guru
Keberadaan guru tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan,
karena figur yang satu ini sangat menentukan maju mundurnya
pendidikan dan secanggih apapun teknologi pendidikan saat ini tetap
tidak dapat menafikan akan fungsi dan peran seorang guru terutama
dalam proses belajar mengajar. Berikut adalah keadaan guru di SMPN
1 Kosambi Tangerang.
45
Tabel 6Keadaan guru SMPN 1 Kosambi Tangerang
Tahun Pelajaran 2010/2011
No Nama Jabatan/MengajarBid. Studi
Pendidikan Terakhir
1 Sudradjat Ardyana, S.Pd Kepala Sekolah S.1 Jurusan B. Indonesia
2 Madiya, S.Pd Wakil KepalaSekolah
S.1 Jurusan Matematika
3 T. Apep Cahyono, S.Pd B.Indonesia S.1 Jurusan B. Indonesia
4 Eti Sumiyati, S.Pd PKn S.1 Jurusan PKn
5 Tri Ismiyati, S.Pd Matematika S.1 Jurusan Matematika
6 Sri Nuryani S.Pd IPS S.1 Jurusan Manajemen
7 Rahmat, S.Pd Seni Budaya S.1 Jurusan B.Indonesia
8 Yuni Surtini, S.Pd IPS Terpadu S.1 Jurusan PKn
9 Endaryanto, S.Pd Matematika S.1 Jurusan Matematika
10 Ade Saefurohman, S.Pd Matematika S.2 Jurusan Matematika
11 Ruwiyati, S.Pd IPS S.1 Jurusan IPS
12 Syaifuddin Zuhri B.Indonesia S.1 Jurusan B.Indonesia
13 H. Ahmad Dairobi, M.SI Pendidikan AgamaIslam
S.2 Jurusan Manajemen
14 Ropilah, S.Ag Pendidikan AgamaIslam
S.1 Jurusan PAI
15 Uci Sanusi, S.Pd.I, M.Pd. B.Inggris S.2 Jurusan Tehnologi
16 Manarinsan T., SE IPS Terpadu S.1 Jurusan Ekonomi
17 Ansori Sapian Z., S.Pd B. Indonesia S.1 Jurusan B.Indonesia
18 Linceria Sitorus, S.Pd B.Inggris S.1 Jurusan B.Inggris
19 Jaroh, S.Pd PKn S.1 Jurusan PKn
20 Wiwi Gartika, S.Pd B.Inggris S.1 Jurusan B.Inggris
21 Narma Wasni Sinaga,S.Pd
Maematika S.1 Jurusan Matematika
22 Saidah, S.Ag Pendidikan AgamaIslam
S.1 Jurusan PAI
23 Nandang Hermawan Matematika PGSD
24 Sukandi, S.Pd Olahraga S.1 Jurusan Penjas
25 Alimudin, S.Pd B.Inggris S.1 Jurusan SastraInggris
26 Didi Sarmadi, SP TIK S.1 Jurusan Ekonomi
46
Pertanian
27 Isa April Setyawati, S.Pd B.Indonesia S.1 Jurusan B.Indonesia
28 Nalih, SE Jasa Pembukuan S.1 Jurusan Menajemen
29 Rati, S.Pd Seni Budaya S.1 Jurusan IPS
30 Ir. Asep Mahmud IPA Terpadu S.1 Jurusan Budidaya
31 H. M. Syarufudin, SE IPA Terpadu S.1 Jurusan Manajemen
32 Siti Musbihah, S.Pd B.Inggris S.1 Jurusan B.Inggris
33 Suhendra, S.Th Pendidikan AgamaKristen
S.1 Jurusan Teologi
34 Dewi Nugraha N. S.HI EnglishConversation
S.1 JurusanPerbandingan Hukum
35 Dindin Saefudin, S.Pd Olahraga S.1 Jurusan Penjas
36 Idris, S.Pd B.Inggris Plus S.1 Jurusan B.Inggris
37 Ir. Anna Nurbaeti Tata Boga S.1 Jurusan Budidaya
38 Ahmad Sugiro Akuntansi
39 Titin Sumarni Tata Busana
40 Wahab Zaenal Ababidin IPA
41 Lia Mardianti IPA
42 Valentino Yulius Olahraga
43 Iyan Setiawan Pendidikan AgamaBudha
Tabel 7Jumlah Guru Dengan Tugas Mengajar Sesuai Dengan Latar Belakang
Pendidikan (Keahlian)
Jumlah guru denganlatar belakang
pendidikan sesuaidengan tugas mengajar
Jumlah guru dengan latarbelakang pendidikan yang
TIDAK sesuai dengantugas mengajarNo Guru
D1/D2
D3/Sarmud
S1/D4
S2/S3
D1/D2
D3/Sar
Mud
S1/D4
S2/ S3Jumlah
1. IPA 2 3 52. Matematika 3 1 43. Bahasa Indonesia 1 3 2 64. Bahasa Inggris 1 2 1 45. Pendidikan Agama 2 1 36. IPS 1 3 47. Penjasorkes 2 1 1 48. Seni Budaya 1 1 2
47
9. PKn 2 1 310. TIK/Keterampilan 1 1 211. BK -12. Lainnya: Mulok 1 2 3
Jumlah 3 4 18 1 1 11 1 40
Tabel 8Pengembangan Kompetensi/Profesionalisme Guru
Jumlah Guru yang telah mengikuti kegiatanpengembangan kompetensi/profesionalismeNo. Jenis Pengembangan
KompetensiLaki-laki Jumlah Perempuan Jumlah
1. Penataran KBK/KTSP 1 1
3. Penataran MetodePembelajaran (termasukCTL)
1 1 2
4. Penataran PTK
5. Penataran Karya TulisIlmiah
6. SertifikasiProfesi/Kompetensi
9 5 14
7. Penataran PTBK
8. Penataran lainnya:BP/BK
1 1 2
b. Karyawan
Tabel 9Keadaan Karyawan SMPN 1 Kosambi Tangerang
No Nama JabatanPendidikan
Terakhir
1 Leni Nurani Pelaksana/ Keuangan SMEA
2 Supriyatin Pelaksana/ Keuangan SMEA
3 Marlinah Pelaksana/Kesiswaan SMEA
Firmansyah Pelaksana/Kepegawaian SMK
4 Mad Khoir Pelaksana/Inventaris SMA
5 Eva Rohmayanti Pelaksana/Laboratorium D3
6 Tukah Pelaksana/perpustakaan SMA
48
7 Jumari Pramubakti SMP
8 Narun Pramubakti -
9 Saut Pramubakti -
10 Jebul Penjaga malam -
11 Dani Penjaga malam -
12 Arnin Penjaga malam -
c. Keadaan siswa
Berikut adalah data Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang dalam 4
(empat tahun terakhir):
Tabel 10
Data Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang dalam 4 Tahun Terakhir
Kelas VII Kelas VIII Kelas IXJumlah
(Kls. VII +VIII + IX)Th.
Pelajaran
JmlPendaftar(Cln Siswa
Baru) JmlSiswa
JumlahRombel
JmlSiswa
JumlahRombel
JmlSiswa
JumlahRombel Siswa Rombel
2007/2008 553 320 8 318 8 299 8 937 24
2008/2009 620 305 8 312 8 305 8 922 24
2009/2010 804 359 8 299 8 308 8 966 24
2010/2011 539 260 8 351 8 289 8 900 24
b. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana memiliki peranan penting dalam proses
belajar mengajar karena selain ditunjang dengan keprofesionalan guru,
sarana dan prasarana yang memadai akan sangat membantu guru
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Berikut adalah keadaan
sarana dan prasarana di SMPN 1 Kosambi Tangerang.
49
Tabel 11Keadaan Sarana dan Prasarana SMPN 1 Kosambi Tangerang
Tahun Pelajaran 2010/2011
No Jenis Ruangan Jumlah unit1 Perpustakaan 12 Lab. IPA 13 Keterampilan 14 Multimedia 15 Lab. Komputer 16 Ruang Kepala Sekolah 17 Ruang Wakil Kepala Sekolah 18 Ruang Guru 19 Ruang Tata Usaha 110 Ruang Tamu 111 Ruang UKS 112 Ruang Pramuka/PMR 113 Ruang OSIS 114 Gudang 115 Dapur 116 Reproduksi 117 Toilet Guru 118 Toilet Siswa 219 Lapangan olahraga 120 Lapangan Upacara 121 Musholah 122 Koperasi 123 Hall/lobi 124 Parkiran 125 Pos jaga 1
c. Kegiatan Ekstrakurikuler
Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMPN 1 Kosambi
Tangerang adalah:
1. Paskibra
2. PMR
3. Pramuka
4. Olah raga basket
50
d. Prestasi Siswa
Berikut adalah data prestasi siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang
dua (2) tahun terakhir, diantaranya:
Tabel 12Prestasi Akademik: NUAN
Rata-rata NUAN
No Tahun Pelajaran BahasaIndonesia
Matematika BahasaInggris
I P ARata-rata
empatmapel
1. 20082009 7,47 9,46 7,92 8,44 8,32
2. 2009/2010 7,41 7,68 6,84 7,71 7,41
Tabel 13Perolehan Kejuaraan/Prestasi Akademik: Lomba-lomba
Tahun 2008/2009 Tahun 2009/2010
Tingkat TingkatNo. Nama
LombaJuara
ke: Kab/Kota
Propinsi NasionalJuarake: Kab/
KotaPropinsi Nasional
1. BolaBasket
- - - - 3 Kab - -
2. Seni Tari - - - - 4 Kab - -
Tabel 14Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah (US)
Rata-rata Nilai USNo Mata Pelajaran
Tahun 2008/2009 Tahun 2009/2010
1 Pendidikan Agama 6,84 7,33
2 Pendidikan Kewarganegaraan 6,62 7,00
3 IPS 6,68 6,93
4 Seni Budaya 6,77 6,85
5 Penjasorkes 6,65 6,78
6 Teknik Informatika dan Komputer /TIK
6,78 6,79
7 Muatan Lokal 6,57 6,41
51
C. Deskripsi Data
Pada deskripsi ini penulis menggunakan pola perhitungan statistik dalam
persentase. Penelitian objek yang bersangkutan dimulai dengan penyebaran
angket yang telah disusun dan disebarkan kepada 39 responden dan wawancara
kepada guru PAI kelas VIII-8 dan Kepala Sekolah SMPN 1 Kosambi Tangerang.
Setelah itu, data diedit dan ditabulasikan untuk selanjutnya dihitung dalam bentuk
persentase kemudian hasilnya dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Tabel 15.1Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Sebelum memulai proses pembelajaran Guru PAI menyampaikan apersepsi
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 6 15,4%Sering 7 17,9%
Kadang-kadang 17 43,6%Tidak pernah 9 23,1%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI sebelum
memulai proses belajar mengajar terkadang didahului dengan menyampaikan
apersepsi. Adapun persentasenya 43,6 % siswa menyatakan kadang-kadang,
23,1% siswa menyatakan tidak pernah, 17,9% menyatakan sering dan 15,4%
menyatakan selalu.
Tabel 15.2Sebelum memulai proses pembelajaran Guru PAI
menyampaikan tujuan pembelajaran
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 4 10,3%Sering 16 41%
Kadang-kadang 13 33,3%Tidak pernah 6 15,4%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI sering
menyampaikan tujuan pembelajaran sebelum proses belajar mengajar dimulai.
Adapun persentasenya 41% siswa menyatakan sering, 33,3% menyatakan kadang-
kadang, 15,4% siswa menyatakan tidak pernah dan 10,3 % menyatakan selalu.
52
Tabel 15.3Sebelum memulai proses pembelajaran Guru PAI
mengingatkan kembali materi minggu lalu
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 8 20,5%Sering 17 43,6%
Kadang-kadang 14 35,9%Tidak pernah - 0%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 43,6% siswa menyatakan sering,
35,9% siswa menyatakan kadang-kadang dan 20,5% siswa menyatakan selalu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa guru PAI sebelum memulai proses pembelajaran
sering mengingatkan kembali materi minggu lalu kepada siswanya.
Tabel 15.4Guru PAI hanya menggunakan metode ceramah dalam mengajar
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 10 25,6%Sering 7 17,9%
Kadang-kadang 16 41%Tidak pernah 6 15,4%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 41% siswa menyatakan kadang-
kadang, 25,6% menyatakan selalu, 17,9% menyatakan sering dan 15,4%
menyatakan tidak pernah. Jadi guru PAI terkadang menggunakan metode ceramah
dalam belajar atau dapat menyesuaikan dengan materi pelajaran yang akan
dibahas.
Tabel 15.5Guru PAI memberikan kesimpulan pada akhir pelajaran
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 10 25,6%Sering 14 35,9%
Kadang-kadang 13 33,3%Tidak pernah 2 5,1%
Jumlah 39 100%
53
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 35,9% siswa menyatakan sering 33,3%
menyatakan kadang-kadang, 25,6% menyatakan selalu dan 5,1% siswa
menyatakan tidak pernah. Jadi, guru PAI sering memberikan kesimpulan pada
setiap akhir pelajaran kepada siswanya.
Tabel 15.6Guru memberikan post test sebelum mengakhiri pelajaran
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 2 5,1%Sering - 0%
Kadang-kadang 18 46,2%Tidak pernah 19 48,7%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 48,7% siswa menyatakan tidak
pernah, 46,2% menyatakan kadang-kadang, 5,1% menyatakan selalu. Jadi, dapat
diterangkan bahwa guru PAI tidak pernah memberikan post test sebelum
mengakhiri pelajaran.
Tabel 15.7Keterampilan memberikan penguatan
Guru PAI tidak pernah memberikan pujian pada siswa yang berprestasi
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 5 12,8%Sering 10 25,6%
Kadang-kadang 15 38,5%Tidak pernah 9 23,1%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 38,5% siswa menyatakan kadang-
kadang, 25,6% menyatakan sering, 23,1% menyatakan tidak pernah dan 12,8%
siswa menyatakan selalu. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang
memberikan pujian kepada siswa yang berprestasi.
54
Tabel 15.8Guru PAI mmberikan acungan jempol pada siswa
yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 12 30,7%Sering 6 15,4%
Kadang-kadang 5 12,8%Tidak pernah 16 41%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 41% siswa menyatakan tidak pernah,
30,7% menyatakan selalu, 15,4% menyatakan sering dan 12,8% menyatakan
kadang-kadang. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI tidak pernah
memberikan acungan jempol kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan
dengan baik.
Tabel 15.9Guru PAI menghampiri siswa pada saat mengajar
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 14 35,9%Sering 9 23,1%
Kadang-kadang 11 28,2%Tidak pernah 5 12,8%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 35,9% menyatakan siswa menyatakan
selalu, 28,2% menyatakan kadang-kadang, 23,1% menyatakan sering dan 12,8%
menyatakan tidak pernah. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI selalu
memberikan penguatan dengan menghampiri/berdiri di samping siswanya pada
saat belajar.
Tabel 15.10Guru PAI memberikan pertanyaan dengan baik dan jelas
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 12 30,7%Sering 4 10,3%
Kadang-kadang 16 41%Tidak pernah 7 17,9%
Jumlah 39 100%
55
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 41% siswa menyatakan kadang-
kadang, 30,7% menyatakan selalu, 17,9% menyatakan tidak pernah dan 10,3%
menyatakan sering. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI dalam memberikan
pertanyaan kepada siswa terkadang jelas sesuai dengan materi yang diajarkan.
Tabel 15.11Guru PAI memberikan kesempatan berpikir
sebelum siswa menjawab pertanyaan
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 7 17,9%Sering 7 17,9%
Kadang-kadang 22 56,4%Tidak pernah 3 7,7%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 56,4% siswa menyatakan kadang-
kadang, 17,9% menyatakan selalu, 17,9% menyatakan sering dan 7,7%
menyatakan tidak pernah. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang
memberikan kesempatan berpikir kepada siswanya sebelum menjawab
pertanyaan.
Tabel 15.12Guru PAI langsung menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 3 7,7%Sering 7 17,9%
Kadang-kadang 12 30,7%Tidak pernah 17 43,6%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 43,6% siswa menyatakan tidak
pernah, 30,7% menyatakan kadang-kadang, 17,9% menyatakan sering dan 7,7%
menyatakan selalu Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI tidak pernah
memberikan pertanyaan kepada siswanya dengan cara menunjuk langsung tanpa
memberikan kesempatan siswa untuk berpikir sebelum menjawab.
56
Tabel 15.13Keterampilan mengadakan variasi
Guru PAI menggunakan variasi gerakan tangan dan ekspresi wajah
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 2 5,1%Sering 4 10,3%
Kadang-kadang 22 56,2%Tidak pernah 11 28,2%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas sebanyak 56,2% siswa menyatakan kadang-
kadang, 28,2% menyatakan tidak pernah, 10,3% menyatakan sering dan 5,1%
menyatakan selalu. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang
menggunakan variasi gerakan tangan dan ekspresi wajah yang berbeda-beda pada
saat mengajar.
Tabel 15.14Guru PAI mengubah posisinya dalam mengajar seperti berjalan dari depan
kelas, berkeliling di tengah dan ke belakang kelas
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 18 46,2%Sering 11 28,2%
Kadang-kadang 7 17,9%Tidak pernah 3 7,7%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 46,2% menyatakan selalu, 28,2%
menyatakan sering, 17,9% menyatakan kadang-kadang dan 7,7% menyatakan
tidak pernah. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI dalam mengajar selalu
mengubah posisinya seperti berjalan dari depan kelas, berkeliling di tengah dan ke
belakang kelas namun tidak mengganggu proses belajar mengajar.
Tabel 15.15Guru PAI menggunakan media dalam mengajar
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu - 0%Sering 2 5,1%
Kadang-kadang 27 69,2%Tidak pernah 10 25,6%
Jumlah 39 100%
57
Sebanyak 69,2% siswa menyatakan kadang-kadang, 25,6% menyatakan
tidak pernah dan 5,1% siswa menyatakan sering. Berdasarkan tabel di atas dapat
diterangkan bahwa, terkadang guru PAI menggunakan media dalam mengajar
guna memberikan variasi dalam belajar agar siswa tidak merasa jenuh.
Tabel 15.16Guru PAI menggunakan metode pembelajaran yang variatif
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 8 20,5%Sering 7 17,9%
Kadang-kadang 14 35,9%Tidak pernah 10 25,6%
Jumlah 39 100%
Sebanyak 35,9% siswa menyatakan kadang-kadang, 25,6% menyatakan
tidak pernah 20,5% menyatakan selalu dan 17,9% menyatakan sering.
Berdasarkan tabel di atas dapat diterangkan bahwa, guru PAI terkadang
menggunakan metode pembelajaran yang variatif hal ini dimaksudkan agar siswa
tidak merasa jenuh saat belajar.
Tabel 15.17Guru PAI haya menggunakan satu buku sumber dalam mengajar
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 14 35,9%Sering 6 15,4%
Kadang-kadang 11 28,2%Tidak pernah 8 20,5%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 35,9% siswa menyatakan selalu,
28,2% menyatakan kadang-kadang, 20,5% menyatakan tidak pernah dan 15,4%
menyatakan sering. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI hanya menggunakan
satu buku sumber saja dalam mengajar.
58
Tabel 15.18Keterampilan menjelaskan
Guru PAI menjelaskan dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 21 53,8%Sering 5 12,8%
Kadang-kadang 8 20,5%Tidak pernah 5 12,8%
Jumlah 39 100%
Sebanyak 53,8% siswa menyatakan selalu, 20,5% siswa menyatakan
kadang-kadang, 12,8% menyatakan sering dan 12,8% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI dalam menjelaskan
materi pelajaran selalu dengan bahasa yang baik dan mudah dimengerti oleh
siswa.
Tabel 15.19Guru PAI memberikan contoh yang mudah dipahami siswa
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 11 28,2%Sering 19 48,7%
Kadang-kadang 8 20,5%Tidak pernah 1 2,6%
Jumlah 39 100%
Sebanyak 48,7% siswa menyatakan sering, 28,2% menyatakan selalu,
20,5% menyatakan kadang- kadang dan 2,6% menyatakan tidak pernah. Jadi,
berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI dalam menjelaskan
materi sering memberikan contoh agar mudah dipahami oleh siswanya.
Tabel 15.20Dalam menjelaskan materi, guru PAI dapat memberikan contoh
yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 6 15,4%Sering 11 28,2%
Kadang-kadang 22 56,4%Tidak pernah - 0%
Jumlah 39 100%
59
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 56,4% siswa menyatakan kadang-
kadang, 28,2% menyatakan sering dan 15,4% menyatakan selalu. Jadi, dapat
diterangkan bahwa guru PAI dalam menjelaskan materi selain memberikan contoh
guna memudahkan siswanya dalam memahami pelajaran, guru PAI juga
terkadang memberikan contoh/fakta yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Tabel 15.21Guru PAI dapat menjawab pertanyaan siswa dengan jelas
dan mudah dipahami
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 8 20,5%Sering 16 41%
Kadang-kadang 11 28,2%Tidak pernah 4 10,3%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 41% siswa menyatakan sering, 28,2%
menyatakan kadang-kadang, 20,5% menyatakan selalu dan 10,3% menyatakan
tidak pernah. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI sering menjawab
pertanyaan siswa dengan jelas dan mudah dipahami.
Tabel 15.22Guru PAI kurang menguasai materi pelajaran yang disampaikan
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 9 23,1%Sering 7 17,9%
Kadang-kadang 8 20,5%Tidak pernah 15 38,5%
Jumlah 39 100
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 38,5% siswa menyatakan tidak
pernah, 23,1% menyatakan selalu, 20,5% menyatakan kadang-kadang dan 17,9%
menyatakan sering. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI menguasai setiap
meteri yang diajarkan kepada siswanya.
60
Tabel 15.23Keterampilan mengelola kelas
Guru PAI memperhatikan aktivitas siswanya selama prosesbelajar mengajar
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 11 28,2%Sering 11 28,2%
Kadang-kadang 14 35,9%Tidak pernah 3 7,7%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 35,9% siswa menyatakan kadang-
kadang, 28,2% menyatakan selalu, 28,2% menyatakan sering dan 7,7%
menyatakan tidak pernah. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang
memperhatikan aktivitas siswanya selama proses belajar mengajar berlangsung.
Tabel 15.24Guru PAI tidak menegur siswa yang mengganggu proses pembelajaran
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 12 30,7%Sering 13 33,3%
Kadang-kadang 4 10,3%Tidak pernah 10 25,6%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 33,3% siswa menyatakan sering,
30,7% menyatakan selalu, 25,6% menyatakan tidak pernah dan 10,3%
menyatakan kadang-kadang. Jadi, dapat diterangkan bahwa guru PAI sering
menegur siswanya yang mengganggu dalam proses belajar mengajar.
Tabel 15.25Guru PAI memberikan hukuman bagi siswa yang mengganggu
proses belajar mengajar
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 1 2,6%Sering 9 23,1%
Kadang-kadang 21 53,8%Tidak pernah 8 20,5%
Jumlah 39 100%
61
Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang
memberikan hukuman kepada siswa yang menggangu proses belajar mengajar.
Adapun persentasenya adalah sebanyak 53,8% siswa menyatakan kadang-kadang,
23,1% menyatakan sering, 20,5% menyatakan tidak pernah dan 2,6% menyatakan
selalu
Tabel 15.26Guru PAI menyisipkan humor pada saat mengajar
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 4 10,3%Sering 7 17,9%
Kadang-kadang 15 38,5%Tidak pernah 13 33,3%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang
menyisipkan humor pada saat mengajar. Adapun persentasenya adalah 38,5%
siswa menyatakan kadang-kadang, 33,3% menyatakan tidak pernah, 17,9%
menyatakan sering dan 10,3% menyatakan selalu.
Tabel 15.27Keterampilan membimbing kelompok diskusi kecil
Guru PAI membentuk kelompok diskusi untuk mengetahui cara siswadalam berargumen
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 1 2,6%Sering 7 17,9%
Kadang-kadang 23 58,9%Tidak pernah 8 20,5%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang
membentuk kelompok diskusi untuk mengetahui cara siswa dalam berargumen.
Adapun persentasenya adalah 58,9% siswa menyatakan kadang-kadang, 20,5%
menyatakan tidak pernah, 17,9% menyatakan sering dan 2,6% menyatakan selalu.
62
Tabel 15.28Pada materi pembahasan tertentu, guru PAI menyajikan masalah
untuk didiskusikan secara kelompok
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 1 2,6%Sering 2 5,1%
Kadang-kadang 22 56,4%Tidak pernah 14 35,9%
Jumlah 39 100%Bedasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa guru PAI terkadang
menyajikan masalah pada pembahasan tertentu untuk didiskusikan secara
kelompok oleh siswa. Adapun persentasenya adalah 56,4% siswa menyatakan
kadang-kadang, 35,9% menyatakan tidak pernah, 5,1% menyatakan sering dan
2,6% menyatakan selalu.
Tabel 15.29Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Pada saat diskusi kelompok, guru PAI meminta siswa untukmempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 2 5,1%Sering 15 38,5%
Kadang-kadang 19 48,7%Tidak pernah 3 7,7%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa, terkadang guru PAI
meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.
Adapun persentasenya adalah sebanyak 48,7% siswa menyatakan kadang-kadang,
38,5% menyatakan sering, 7,7% menyatakan tidak pernah dan 5,1% menyatakan
selalu.
Tabel 15.30Pada keadaan tertentu, guru PAI membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar
Alternatif jawaban Frekuensi PersentaseSelalu 5 12,8%Sering 13 33,3%
Kadang-kadang 14 35,9%Tidak pernah 7 17,9%
Jumlah 39 100%
63
Berdasarkan tabel di atas, dapat diterangkan bahwa, pada keadaan tertentu
guru PAI terkadang membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami
pelajaran di kelas. Hal ini dapat di lihat pada nilai persentasenya yaitu 35,9%
siswa menyatakan kadang-kadang, 33,3% menyatakan sering, 17,9% menyatakan
tidak pernah, 12,8% menyatakan selalu.
D. Analisis Data
1. Analisa Data Menggunakan Rumus Korelasi Product Moment
Dalam menganalisis data, terlebih dahulu penulis memaparkan skor
dari tiap variabel ke dalam tabel, hal ini bertujuan agar data mudah
dipahami. Berikut adalah data dari tiap variabel:
Tabel 16
Skor Profesionalisme Guru PAI (Variabel X)
No Responden Skor No Responden Skor
1 Acun Angga 76 21 Nina Wahyuni 69
2 Ahmad Irvan S. 79 22 Nurmuhlis M. 81
3 Ainun Road 72 23 Nurul M.RN 75
4 Aji Komara Bayu 77 24 Rafi Ichsan 78
5 Amsari 77 25 Reno Saputra 72
6 Anggi Herdiansyah 74 26 Rinika 75
7 Armansyah 74 27 Rosidi 71
8 Ayu Aulia 76 28 Rosita Dewi 74
9 Deni Cahyono 79 29 Siti Khumairoh 68
10 Diana 73 30 Siti Umay M. 69
11 Erik Purwanto 71 31 Soleh Solahudin 71
12 Fitri Cahya Sari 73 32 Sopiah 64
13 Ilham Afrinanda 74 33 Sumarsono 72
14 Irmawati 71 34 Tri Setiawan 73
15 Lina Ria Ainun 76 35 Ummy Atiah 71
64
16 Mar’I Muhammad 76 36 Wahyudin 74
17 Muh. Yamin 71 37 Yanti Lestari 76
18 M. Iqbal 73 38 Zulfa Salsabila 70
19 M. Sidiq 79 39 Nurul Aprianti 79
20 Muldiyanti 80 Jumlah ∑Χ=2883
Untuk mengetahui nilai rata-rata tentang profesionalisme guru PAI,
maka penulis menggunakan rumus :
39
2883= = 73,9 dibulatkan menjadi 74
Tabel 17
Klasifikasi Skor Angket Profesionalisme Guru PAI
No Skor Klasifikasi
1 30-60 - Rendah
2 60-90 39 Sedang/cukup
3 90-120 - Tinggi
Berdasarkan tabel di atas, skor angket persepsi siswa mengenai
profesionalisme guru PAI termasuk pada klasifikasi sedang/cukup karena
berada pada rentang skor 60-90 yaitu sebanyak 39 siswa. Dan jumlah
tersebut adalah jumlah keseluruhan responden kelas VIII-8.
Tabel 18
Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi PAI (Y)
No Responden Skor No Responden skor
1 Acun Angga 71 21 Nina Wahyuni 74
2 Ahmad Irvan S. 73 22 Nurmuhlis M. 78
3 Ainun Road 72 23 Nurul M.RN 76
4 Aji Komara Bayu 70 24 Rafi Ichsan 74
5 Amsari 68 25 Reno Saputra 66
65
6 Anggi Herdiansyah 71 26 Rinika 74
7 Armansyah 71 27 Rosidi 74
8 Ayu Aulia 75 28 Rosita Dewi 68
9 Deni Cahyono 77 29 Siti Khumairoh 69
10 Diana 74 30 Siti Umay M. 69
11 Erik Purwanto 71 31 Soleh Solahudin 71
12 Fitri Cahya Sari 75 32 Sopiah 69
13 Ilham Afrinanda 72 33 Sumarsono 72
14 Irmawati 70 34 Tri Setiawan 69
15 Lina Ria Ainun 70 35 Ummy Atiah 72
16 Mar’I Muhammad 69 36 Wahyudin 72
17 Muh. Yamin 72 37 Yanti Lestari 73
18 M. Iqbal 70 38 Zulfa Salsabila 67
19 M. Sidiq 71 39 Nurul Aprianti 77
20 Muldiyanti 72 Jumlah ∑= 2798
Dari skor yang diperoleh, kemudian dihitung rata-rata skor tersebut.
Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:
N
XM x
∑=
39
2798=
= 71,74
Tabel 19
Klasifikasi Skor Prestasi Belajar PAI Siswa
No Skor Klasifikasi
1 <60 - Rendah
2 60-75 35 Sedang
3 76-90 4 Tinggi
66
Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa prestasi belajar PAI
siswa/I SMPN 1 Kosambi Tangerang termasuk klasifikasi sedang karena
sebanyak 35 orang siswa berada pada skor 60-75. Hal ini juga dapat dilihat
pada nilai rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar 71,74.
E. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui tingkat signifikan hubungan antara variabel X
(Profesionalisme guru PAI) dengan variabel Y (Prestasi belajar PAI Siswa),
maka terlebih dahulu dirumuskan Ho dan Ha:
Ho : Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara profesionalisme guru
PAI dengan prestasi belajar PAI siswa.
Ha : Terdapat korelasi yang signifikan antara profesionalisme guru PAI
dengan prestasi belajar PAI siswa.
Adapun kriteria pengujiannya adalah jika > maka Ha
diterima dan Ho ditolak, sebaliknya jika < maka Ha ditolak dan
Ho diterima.
Adapun langkah selanjutnya, setelah data yang diperoleh dari setiap
responden dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan nilai persentasi
frekuensi, maka selanjutnya penulis akan mencari korelasi antara dua variabel
penelitian dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Dalam
menggunakan perhitungan angka indeks korelasi tersebut penulis mengacu
berdasarkan skor asli yang tertera di bawah ini.
67
Tabel 20
Perhitungan untuk Memperoleh Angka Indeks Korelasi
antara Profesionalisme Guru PAI (Variabel X) dengan Prestasi
Belajar PAI Siswa (Variabel Y)
No Subjek X Y XY
1 Acun Angga 76 71 5776 5041 5396
2 A. Irvan S. 79 73 6241 5329 5767
3 Ainun Road 72 72 5184 5184 5184
4 Aji Komara B. 77 70 5929 4900 5390
5 Amsari 77 68 5929 4624 5236
6 Anggi H. 74 71 5476 5041 5254
7 Armansyah 74 71 5476 5041 5254
8 Ayu Aulia 76 75 5776 5625 5700
9 Deni Cahyono 79 77 6241 5929 6083
10 Diana 73 74 5329 5476 5402
11 Erik Purwanto 71 71 5041 5041 5041
12 Fitri Cahya Sari 73 75 5329 5625 5475
13 Ilham Afrinanda 74 72 5476 5184 5328
14 Irmawati 71 70 5041 4900 4970
15 Lina Ria Ainun 76 70 5776 4900 5320
16 Mar’I Muhammad 76 69 5776 4761 5244
17 M. Yamin 71 72 5041 5184 5112
18 M. Iqbal 73 70 5329 4900 5110
19 M. Sidiq 79 71 6241 5041 5609
20 Muldiyanti 80 72 6400 5184 5760
21 Nina Wahyuni 69 74 4761 5476 5106
22 Nurmukhlis M. 81 78 6561 6084 6318
23 Nurul M.RN. 75 76 5625 5776 5700
24 Rafi Ichsan 78 74 6084 5476 5772
25 Reno Saputra 72 66 5184 4356 4752
68
26 Rinika 75 74 5625 5476 5550
27 Rosidi 71 74 5041 5476 5254
28 Rosita Dewi 74 68 5476 4624 5032
29 Siti Khumairoh 68 69 4624 4761 4692
30 Siti Umay M. 69 69 4761 4761 4761
31 Soleh Solahudin 71 71 5041 5041 5041
32 Sopiah 64 69 4096 4761 4416
33 Sumarsono 72 72 5184 5184 5184
34 Tri Setiawan 73 69 5329 4761 5037
35 Ummy Atiah 71 72 5041 5184 5112
36 Wahyudin 74 72 5476 5184 5328
37 Yanti Lestari 76 73 5776 5329 5548
38 Zulfa Salsabila 70 67 4900 4489 4690
39 Nurul Aprianti 79 77 6241 5929 6083
Jumlah 2883 2798 213633 201038 207011
Setelah keseluruhan data dihitung, maka dapat diketahui N= 39,
∑X=2883, ∑Y=2798, ∑X2= 213633, ∑Y2= 201038, ∑XY= 207011. Setelah
itu, dapat dicari indeks korelasinya dengan menggunakan rumus product
moment sebagai berikut:
]Y)()Y(N]X)(X[N
Y)(X)(XYNr
2222xy∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
22 (2798)-9.201038)3(.(2883)-)39.(213633
)2798()2883(207011.39 −=
)7828804()7840482).(8311689()8331687(
80666348073429
−−−=
)11678).(19998(
6795=
69
233536644
6795=
90577,15281
6795=
= 0,4446 atau dibulatkan menjadi 0,445
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa korelasi
antara profesionalisme guru PAI dengan prestasi belajar PAI siswa di
SMPN 1 Kosambi diperoleh sebesar 0,445.
F. Interpretasi Data
1. Interpretasi Kasar atau Sederhana
Dari perhitungan di atas angka indeks korelasi ( ) berhasil
diperoleh sebesar 0,445 dan bertanda positif, hal ini menandakan korelasi
antara variabel X (Profesionalisme guru PAI) terdapat hubungan yang
searah atau terdapat korelasi positif dengan variabel Y (Prestasi belajar
PAI). Artinya semakin tinggi profesionalisme guru PAI maka semakin
tinggi pula prestasi belajar PAI siswa dalam belajar.
Selanjutnya besar yang diperoleh yaitu 0,445 terletak pada
indeks korelasi antara 0,40-0,70, berdasarkan hasil tersebut dapat
dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang
sedang atau cukup. Dengan demikian, secara sederhana penulis dapat
memberi interpretasi terhadap tersebut yaitu terdapat korelasi positif
yang sedang atau cukup antara profesionalisme guru PAI terhadap prestasi
belajar PAI siswa.
2. Interpretasi Menggunakan Tabel Nilai ‘r” Product Moment
Untuk menguji hipotesis, maka yang didapat dari perhitungan
statistik kemudian dikonsultasikan dengan “r” dalam tabel product
moment yang terlebih dahulu mencari derajat kebebasannya (df atau db)
yaitu sebagai berikut:
70
df = N-nr
= 39-2
= 37
Dengan memeriksa tabel nilai “r” product moment didapat df
sebesar 37, akan tetapi ternyata df 37 tidak terdapat dalam tabel karena
terletak antara angka 35 dan 40, maka penulis mengambil angka yang
terdekat yaitu pada tabel df 35. Dengan demikian df 35 dengan taraf
signifikansi 5% diperoleh nilai sebesar 0,325, sedangkan pada taraf
signifikansi 1% diperoleh nilai sebesar 0,418. Jadi, yang
besarnya (0,445)> baik pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,325
maupun pada taraf 1% yaitu 0,418, karena > maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Berarti terdapat korelasi yang signifikan antara variabel
X dan variabel Y.
3. Analisis Determinasi
Langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis determinasi dari
angka indeks korelasi (rxy) product moment yang telah diperoleh dengan
rumus:
KD = x 100%
= (0,445)2 x 100%
= 0,198025 x 100%
= 19,8025 % atau dibulatkan 19,8%
Dari perhitungan koefisien determinasi di atas, diketahui bahwa nilai
koefisien determinasi sebesar 19,8%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
X (Profesionalisme guru PAI) mempengaruhi atau memberi kontribusi
terhadap variabel Y (Prestasi belajar PAI siswa) sebesar 19,8%. Adapun
sisanya adalah faktor- faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa dan hal itu tidak diteliti oleh penulis.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, penulis dapat menarik
kesimpulan yaitu:
1. Secara umum, profesionalisme guru PAI di SMPN 1 Kosambi Tangerang
dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat di lihat pada keterampilan guru
dalam mengajar diantaranya: kemampuan guru dalam menguasai materi,
kemampuan menjelaskan, dan memberikan penguatan. Akan tetapi, ada
beberapa hal yang belum sepenuhnya optimal terutama mengenai
kompetensi profesional guru dalam mengaplikasikan metode dan strategi
belajar.
2. Prestasi belajar PAI siswa kelas VIII-8 berdasarkan nilai raport berada
pada klasifikasi sedang, dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar
71,74.
3. Berdasarkan perhitungan yang penulis teliti dengan menyebarkan angket
sebanyak 39 responden kepada siswa kelas VIII-8 SMPN 1 Kosambi
Tangerang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif yang cukup
signifikan antara profesionalisme guru PAI (variabel X) dan prestasi
belajar PAI siswa (variabel Y) dengan koefisien korelasi sebesar 0,445.
72
B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan berkaitan dengan hasil
penelitian ini adalah kepada :
1. Kepala sekolah,
Diharapkan kepala sekolah agar senantiasa memperhatikan kinerja guru
dan menyediakan sarana maupun prasarana yang dapat menunjang proses
belajar mengajar, karena selain ditunjang oleh keprofesionalan guru
dengan sarana dan prasarana yang memadai akan sangat membantu guru
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Guru
Diharapkan kepada guru PAI, agar mengoptimalkan kompetensi
profesional yang dimilikinya terutama yang berkaitan dengan keterampilan
dalam proses belajar mengajar. Dan terus berupaya meningkatkan
profesionalisme guru dengan mengikuti workshop, seminar maupun
latihan-latihan yang dapat menunjang sebagai guru profesional.
3. Siswa
Diharapkan kepada siswa-siswi SMPN 1 Kosambi agar lebih
meningkatkan lagi motivasi berprestasi dalam dirinya sehingga tidak
hanya mampu berpestasi di bidang akademik tetapi juga non akademik.
73
DAFTAR PUSTAKA
Abu Bakar, M. Yusuf, dkk., Profesi Keguruan, Pendidikan Guru MadrasahIbtidaiyah: 2009, edisi. I
Al-Abrasjy, Muhammad ‘Athijah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta:Bulan Bintang , 1970, cet. I.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006.
Arifin, M, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta: PT. BumiAksara, 1995, cet.3.
Azhari, Akyas, Psikologi Umum dan perkembangan, Bandung: Teraju, 2004,cet.I.
B. Uno, Hamzah, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: BumiAksara, 2008, Cet.3
.Danim, Sudarwan, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke
Lembaga Akademik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008, cet.3.
Daradjat, Zakiyah Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta: CV.Ruhama, 1995, Cet. 2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV. Diponegoro,2008.
Depdiknas, Himpunan Peraturan Perundang-undangan Sisdiknas, Bandung:Fokusmedia, 2009.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka, 2005, cet.3.
Djamaran, Syaiful, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: UsahaNasional, 1991.
Echols, Jhon M, dan Sadily, Hasan, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia,1992.
Hamady, Zainuddin., dkk, Terjemah Shahih Bukhari Jilid IV, Jakarta: Wijaya,1992. Cet I3.
74
Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,1995, cet.I
_________, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Majid, Abdul dan Andayani, Dian Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2006), Cet. 3, h.130.
Muchtar, Heri Jauhari, Fikih Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2005, Cet.I.
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Pendidikan,Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006.
_________, Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2004, Cet.3.
.Mulyasa, E, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif danMenyenangkan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005.
Kunandar, Guru Profesional Implemenasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007.
Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum BerbasisKompetensi, Jakarta: Kencana, 2008, Cet.3.
__________, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik PengembanganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008.Cet. I.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Garafindo Persada,2003, cet. 10.
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Qur’an Al-Karim (Tafsir Atas Surat-surat PendekBerdasarkan Urutan Turunnya Wahyu), Bandung: Pustaka Hidayah, 1997.
Shaleh, Asrorun Ni’am, Reorientasi Pendidkan Islam, Mengurai RelevansiKonsep Al-Ghazali dalam Konteks Kekinian, Jakarta: Elsas, 2006, Cet. 4
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: RinekaCipta, 2010, cet.5.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindopersada, 2005.
75
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2003, Cet.8.
Tim Reality, Kamus Terbaru Bahasa Indonesia, Surabaya: Reality Publisher,2008. Cet. I
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis Integrasidan Kompetensi), Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006.
Tirtonegoro, Sutratinah, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2006.
Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Setia Setia, 1998, Cet. 2.
Undang-undang RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: SinarGrafika, 2009, Cet. 2.
Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1997, Cet.8.
Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: GaungPersada Press, 2006.
76
BUTIR ITEM
No Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah
1 Acun Angga 2 2 3 1 4 1 1 3 3 4 2 4 2 1 1 4 3 4 3 2 4 3 3 1 2 2 3 1 3 4 76
2 A. Irvan Sopian 1 3 3 3 3 1 3 4 2 2 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 4 3 4 2 2 2 2 2 2 79
3 Ainun Ro'ad 2 3 4 3 2 2 2 2 4 4 2 3 2 3 2 3 1 4 2 2 1 1 4 1 2 3 3 1 3 1 72
4 Aji Komara B 2 3 3 3 3 2 3 1 4 2 2 3 2 4 2 2 4 2 3 2 2 4 2 4 2 2 2 2 2 3 77
5 Amsari 3 3 3 2 4 2 1 4 4 3 2 4 2 4 2 2 3 1 3 3 4 1 4 1 2 3 2 2 2 1 77
6 Anggi H. 4 2 3 1 3 2 4 2 4 3 2 3 1 1 1 3 2 4 2 2 3 2 2 2 4 3 4 1 1 3 74
7 Armansyah 1 4 4 3 3 2 3 2 3 4 2 2 1 4 2 1 3 4 4 2 3 3 3 2 2 1 1 1 2 2 74
8 Ayu Aulia 4 3 2 3 2 2 3 1 2 4 3 3 2 3 1 1 3 4 4 3 2 3 2 4 2 2 2 1 3 2 76
9 Deni cahyono 2 3 2 3 3 2 3 4 4 2 2 1 2 3 1 4 2 4 3 3 2 2 4 4 2 4 1 2 2 3 79
10 Diana 2 2 4 3 2 2 3 4 4 1 2 4 2 2 1 2 3 1 3 2 3 4 3 2 2 2 1 1 3 3 73
11 Erik Purwanto 1 2 3 4 3 2 4 1 2 1 4 4 3 2 2 1 4 2 3 4 3 3 1 3 1 1 2 2 2 1 71
12 Fitri Cahya Sari 1 1 2 4 1 2 4 1 1 4 2 3 2 2 3 4 4 4 2 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 73
13 Ilham Afrinanda 2 4 2 3 3 4 3 3 3 2 2 4 2 1 2 2 3 4 2 2 2 1 4 1 2 2 1 1 3 4 74
14 Irmawati 3 4 2 2 3 1 3 1 1 4 3 4 2 2 2 2 4 4 1 2 3 4 1 1 1 2 2 2 2 3 71
15 Lina Ria Ainun 2 2 3 1 4 1 3 3 4 2 2 2 2 4 2 1 3 4 4 2 3 4 3 2 2 2 2 2 3 2 76
16 Mar'I Muhamad 4 2 2 2 3 2 1 3 4 2 2 4 2 4 3 4 3 2 3 3 3 1 2 4 1 1 3 1 3 2 76
17 M. Yamin 2 3 3 4 3 1 2 1 2 4 1 3 1 4 2 1 2 1 4 2 3 2 2 2 1 4 3 1 3 4 71
18 M. Iqbal 2 3 2 2 2 1 3 1 4 2 1 2 2 4 2 2 2 4 3 2 4 4 4 3 3 1 2 2 2 2 73
19 M. Sidiq 3 3 3 3 2 2 4 1 4 2 2 3 2 4 2 2 3 4 2 2 4 4 3 4 2 1 2 2 2 2 79
20 Muldiyanti 2 3 4 3 2 2 3 4 3 4 3 3 2 3 2 3 1 4 3 4 1 1 3 1 1 2 3 3 4 3 80
21 Nina Wahyuni 1 1 2 4 1 1 4 1 1 4 2 3 3 3 2 1 1 4 4 4 3 4 3 1 2 3 2 1 1 2 69
22 Nurmuhlis M. 2 3 3 3 2 1 2 4 3 4 4 3 1 3 2 3 1 3 3 2 3 4 4 4 3 1 2 3 3 2 81
77
23 Nurul M. RN 3 2 3 3 4 1 3 1 4 2 3 4 2 4 2 1 3 4 2 2 4 2 4 2 2 1 2 1 3 1 75
24 Rafi Ichsan 2 2 2 3 3 1 4 4 2 2 4 4 2 4 2 3 1 2 3 4 2 3 4 2 3 1 2 2 2 3 78
25 Reno Saputra 2 2 4 1 2 1 2 3 2 2 4 1 3 4 1 2 1 4 4 2 2 2 2 3 2 4 3 1 3 3 72
26 Rinika 2 4 2 2 4 2 2 3 3 1 3 4 1 3 2 4 2 4 3 2 4 2 4 1 3 1 2 2 2 1 75
27 Rosidi 1 1 3 1 4 1 4 2 3 2 2 4 1 2 2 2 4 2 3 3 2 4 2 4 3 2 1 1 3 2 71
28 Rosita Dewi 4 2 2 2 3 4 2 4 2 1 2 4 1 3 2 4 1 4 3 3 3 1 3 1 2 3 2 2 2 2 74
29 Siti Khumairoh 3 3 2 1 4 1 2 1 2 1 1 3 2 2 1 4 1 2 4 2 4 3 2 2 1 2 2 4 3 3 68
30 Siti Umay M. 1 1 3 1 4 1 3 2 3 2 2 4 2 4 2 1 1 1 4 3 3 4 3 2 2 2 1 2 2 3 69
31 Soleh Solahudin 2 3 4 1 2 2 1 4 4 4 3 1 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 1 3 4 3 2 3 3 71
32 Sopiah 1 1 3 3 2 1 4 1 4 2 2 2 2 4 1 1 1 4 2 3 1 4 2 1 3 2 2 2 2 1 64
33 Sumarsono 2 3 4 1 3 1 1 4 2 2 2 4 1 4 2 4 2 3 4 3 3 3 2 2 2 1 1 2 3 1 72
34 Tri Setiawan 4 2 2 1 4 2 3 4 2 3 3 2 2 4 1 2 1 3 4 2 4 2 2 2 3 1 2 2 2 2 73
35 Ummy Atiah 1 1 2 4 2 1 4 1 1 4 2 2 4 4 2 1 1 2 3 2 3 4 3 4 2 3 2 2 2 2 71
36 Wahyudin 3 3 3 3 3 2 2 1 1 2 4 3 1 4 1 2 4 4 3 4 1 3 4 3 2 1 1 1 1 4 74
37 Yanti Lestari 3 2 3 3 4 2 2 1 4 3 2 4 1 3 2 3 1 4 3 4 2 1 2 2 1 2 2 2 4 4 76
38 Zulfa Salsabila 4 2 4 2 2 1 2 1 3 1 4 4 1 3 2 3 4 1 3 3 3 4 1 1 1 1 2 2 2 3 70
39 Nurul Aprianti 2 3 3 4 2 1 3 4 2 1 2 2 4 4 2 2 4 3 4 3 2 1 2 4 3 3 2 2 2 3 79
2883
78
LAMPIRAN
Daftar Nilai Raport Siswa SMPN 1 Kosambi Tangerang
Semester Ganjil Kelas VIII-8 Tahun Pelajaran 2010/2011
No RespondenNilai
PAINo Responden
Nilai
PAI
1 Acun Angga 71 21 Nina Wahyuni 74
2 Ahmad Irvan S. 73 22 Nurmuhlis M. 78
3 Ainun Road 72 23 Nurul M.RN 76
4 Aji Komara Bayu 70 24 Rafi Ichsan 74
5 Amsari 68 25 Reno Saputra 66
6 Anggi Herdiansyah 71 26 Rinika 74
7 Armansyah 71 27 Rosidi 74
8 Ayu Aulia 75 28 Rosita Dewi 68
9 Deni Cahyono 77 29 Siti Khumairoh 69
10 Diana 74 30 Siti Umay M. 69
11 Erik Purwanto 71 31 Soleh Solahudin 71
12 Fitri Cahya Sari 75 32 Sopiah 69
13 Ilham Afrinanda 72 33 Sumarsono 72
14 Irmawati 70 34 Tri Setiawan 69
15 Lina Ria Ainun 70 35 Ummy Atiah 72
16 Mar’I Muhammad 69 36 Wahyudin 72
17 Muh. Yamin 72 37 Yanti Lestari 73
18 M. Iqbal 70 38 Zulfa Salsabila 67
19 M. Sidiq 71 39 Nurul Aprianti 77
20 Muldiyanti 72 Jumlah 2798
79
ANGKET SISWA
A. Identitas Responden
Nama :
Kelas :
B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah basmallah sebelum mengerjakan angket ini
2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban A,B,C atau D pada jawaban yang
dikehendaki
3. Jawaban yang anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai di sekolah ini
dan kami jamin kerahasiaannya.
4. Jawaban yang anda berikan merupakan sumbangan yang sangat berharga
bagi penelitian ini. Oleh karena itu, atas kesediaannya untuk mengisi
angket ini saya ucapakan terima kasih.
C. Alternatif Jawaban
Keterangan:
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-kadang
TP : Tidak pernah
80
D. Pernyataan
Profesionalisme Guru PAI
a. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
1. Sebelum memulai proses pembelajaran, guru agama saya mengajukan
pertanyaan kepada siswanya terkait materi yang akan dipelajari
(apersepsi)
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
2. Sebelum memulai proses pembelajaran guru agama saya menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
3. Sebelum memulai proses pembelajaran, guru agama saya mengingatkan
kembali materi minggu lalu
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
4. Guru agama saya hanya menggunakan metode ceramah dalam mengajar
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
5. Guru agama saya, memberikan kesimpulan pada setiap akhir materi
pelajaran
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
6. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru agama saya memberikan
pertanyaan terkait materi yang baru diajarkan (post tes)
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
b. Keterampilan Memberi Penguatan
7. Guru agama saya tidak pernah memberikan pujian kepada siswa yang
berprestasi
81
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
8. Guru agama saya memberikan acungan jempol kepada siswa yang
dapat menjawab pertanyaan dengan baik
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
9. Ketika mengajar, guru agama saya menghampiri/berdiri di samping
siswa untuk melihat hasil pekerjaannya
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
c. Keterampilan Bertanya
10. Guru agama saya memberikan pertanyaan secara singkat dan jelas
sesuai dengan materi yang diajarkan
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
11. Ketika memberikan pertanyaan, guru agama saya memberikan
kesempatan siswanya untuk berpikir sejenak sebelum menjawab
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
12. Ketika mengajukan pertanyaan, guru agama saya langsung menunjuk
salah seorang siswa untuk segera menjawab
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
d. Keterampilan Mengadakan Variasi
13. Ketika menyampaikan materi pelajaran, guru agama saya
menggunakan gerakan tangan dan ekspresi wajah yang berbeda-beda
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
82
14. Ketika mengajar, guru agama saya tidak hanya duduk di kursi
melainkan mengubah posisinya seperti berjalan dari depan kelas,
berkeliling di tengah dan ke belakang kelas.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d Tidak pernah
15. Agar materi yang disampaikan mudah dimengerti oleh siswa, guru
agama saya menggunakan media/alat bantu pembelajaran seperti
slide, VCD, televisi dan sebagainya.
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
16. Guru agama saya menggunakan metode pembelajaran yang berbeda-
beda (variatif) sesuai dengan materi yang diajarkan
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
17. Guru agama saya hanya menggunakan satu buku sumber yang
diwajibkan ketika mengajar
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
e. Keterampilan Menjelaskan
18. Ketika mengajar di kelas, guru agama saya menjelaskan materi
dengan bahasa yang baik dan mudah dimengerti
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
19. Dalam menjelaskan materi pelajaran, guru agama saya memberikan
contoh agar mudah dimengerti oleh siswanya
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
20. Dalam menjelaskan materi, guru agama saya dapat memberikan
contoh/fakta yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
83
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
21. Guru agama saya dapat menjawab semua pertanyaan siswa dengan
jelas dan mudah dimengerti
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
22. Guru agama saya kurang menguasai materi pelajaran yang
disampaikan kepada siswanya
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
f. Keterampilan Mengelola Kelas
23. Guru agama saya memperhatikan aktivitas siswa-siswinya selama
proses belajar mengajar berlangsung
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
24. Guru agama saya tidak menegur siswa yang mengganggu pada saat
proses pembelajaran berlangsung
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
25. Guru agama saya memberikan hukuman bagi siswa yang menggangu
proses belajar mengajar
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
26. Guru agama saya menyisipkan humor pada saat mengajar
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
g. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
27. Saat mengajar, guru agama saya membentuk kelompok diskusi untuk
mengetahui cara siswa dalam berargumen
84
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
28. Pada materi pembahasan tertentu, guru agama saya menyajikan
masalah untuk didiskusikan secara kelompok
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
h. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
29. Pada saat diskusi kelompok, guru agama saya meminta siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
30. Dalam keadaan tertentu, guru agama saya membantu siswa yang
kesulitan dalam belajar
a. Selalu c.Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
85
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Responden
Nama :
Jabatan :
Tanggal wawancara :
Tempat :
B. Pertanyaan
1. Menurut ibu apakah yang dimaksud dengan profesionalisme guru?
2. Seberapa pentingkah profesionalisme bagi guru/pendidik?
3. Adakah masalah yang ibu hadapi dalam proses pembelajaran PAI?
4. Menurut ibu apakah alokasi yang telah diberikan dapat meningkatkan
pengetahuan siswa tentang PAI?
5. Metode apa saja yang ibu gunakan dalam proses pembelajaran PAI?
6. Bagaimana cara ibu mengelola kelas agar siswa dapat belajar dengan
nyaman pada pelajaran PAI?
7. Dengan cara apa ibu memotivasi siswa agar semangat dalam belajar?
8. Sarana dan prasarana apa saja yang mendukung pelajaran/pelaksanaan
PAI?
86
BERITA WAWANCARA
DENGAN KEPALA SEKOLAH
A. Identitas Responden
Nama :
Jabatan :
Hari/tanggal :
Tempat :
B. Pertanyaan
1. Menurut bapak, apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru
2. Seberapa pentingkah profesionalisme harus dimiliki oleh seorang
pendidik/guru?
3. Apakah guru-guru di SMPN 1 Kosambi Tangerang sudah mengajar
dengan profesional?
4. Adakah kendala yang dihadapi sekolah dalam mengupayakan
keprofesionalan guru?
5. Apakah keprofesionalan guru dapat meningkatkan prestasi siswa dalam
belajar?
6. Apakah upaya yang dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah dan prestasi siswa pada khususnya?
87
PANDUAN WAWANCARA
A. Identitas Responden
Nama : Ibu Sa’idah S.Ag
Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam
Hari/Tanggal : Rabu, 02 Februari 2011
Tempat : Ruang guru SMPN 1 Kosambi Tangerang
B. Pertanyaan
1. Menurut ibu apakah yang dimaksud dengan profesionalisme guru?
Jawab.
Menurut saya, profesionalisme guru adalah seorang guru yang
memiliki kompetensi, dan arti kompetensi tersebut adalah guru menguasai
terhadap bidang yang diajarkan. Selain itu guru tersebut juga memiliki
komitmen terhadap tugas yang diembannya di sekolah yang di dalamnya
terdapat disiplin waktu terutama disiplin dalam menyampaikan program
pengajaran yang dibuat, kemudian apabila dalam kondisi tertentu guru
tersebut berhalangan hadir maka ia akan menitipkan tugas untuk kelas
yang tidak bisa diajarkan saat itu. Jadi tetap ada rasa tanggung jawab dan
tidak meninggalkan tugasnya begitu saja.
2. Seberapa pentingkah profesionalisme bagi guru/pendidik?
Jawab
Sangat penting. Sebenarnya tidak hanya guru yang dituntut untuk
memiliki profesionalisme tetapi profesi lain juga membutuhkan
profesionalisme, karena seseorang yang sudah profesional maka ia akan
memberikan/mengerahkan seratus persen waktu dan pikirannya untuk
profesinya tersebut.
88
3. Adakah masalah yang ibu hadapi dalam proses pembelajaran PAI?
Jawab
Kendala yang saya alami selama proses pembelajaran PAI dapat
dikategorikan menjadi dua yaitu :
a. Waktu yang diberikan sekolah hanya 2 jam dalam seminggu,
b. Siswa yang kurang bersemangat dalam belajar PAI.
4. Menurut ibu apakah alokasi yang telah diberikan sekolah dapat
meningkatkan pengetahuan siswa tentang PAI?
Jawab
Menurut saya alokasi waktu yang hanya diberikan 2 jam dalam
seminggu tidak mencukupi, karena mengingat kemampuan setiap siswa
yang berbeda-beda ada yang cepat tetapi ada juga yang lambat dalam
menangkap pelajaran. Jadi menurut saya idealnya 2 kali pertemuan atau 4
jam dalam seminggu seperti halnya mata pelajaran lain seperti
B.Indonesia, matematika dan sebagainya.
5. Metode apa saja yang ibu gunakan dalam proses pembelajaran PAI?
Jawab
Metode yang saya gunakan yaitu ceramah, diskusi dan pemberian
tugas. Selain itu, saya juga mewajibkan para siswa untuk menghafal surat-
surat pendek dan mengecek hafalan siswa setiap kali pertemuan.
6. Bagaimana cara ibu mengelola kelas agar siswa dapat belajar dengan
nyaman pada pelajaran PAI?
Jawab
Berangkat dari permasalahan setiap kelas yang saya ajar adalah
siswa kurang konsentrasi dalam belajar, jadi upaya saya untuk
mengkondisikan kelas adalah dengan mewajibkan para siswa membawa
juz’amma sehingga siswa fokus pada hafalan mereka.
7. Dengan cara apa ibu memotivasi siswa agar semangat dalam belajar?
Jawab
Upaya yang saya lakukan untuk memotivasi siswa adalah
membiasakan pada awal KBM saya dengan membaca doa dan surat-surat
89
pendek. Selain itu, saya juga memberikan tugas agar siswa merasa
terdorong untuk lebih giat belajar di rumah, misalnya pada materi
pembahasan iman kepada rasul saya meminta mereka untuk membuat
skema 25 nabi dan rasul dengan demikian mereka tidak hanya
mengerjakan tugasnya tetapi hal tersebut juga akan membantu mereka
untuk mengingat nama-nama 25 nabi dan rasul.
8. Sarana dan prasarana apa saja yang mendukung pelajaran/pelaksanaan
PAI?
Jawab
Sarana dan prasarana di sekolah ini cukup menunjang pada
pelajaran PAI seperti mushola selain itu pihak sekolah juga sudah
menyediakan alat-alat yang dibutuhkan untuk pelajaran PAI seperti praktik
memandikan mayit dan sebagainya.
Mengetahui,
Interviewee Interviewer
Sa’idah, S.Ag RopiyatiNIP.19670612 200801 2000 NIM.106011000713
90
BERITA WAWANCARA
DENGAN KEPALA SEKOLAH
A. Identitas Responden
Nama : Bapak Sudradjat Ardyana, S.Pd
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari/tanggal : Selasa, 08 Februari 2011
Tempat : Perpustakaan SMPN 1 Kosambi Tangerang
B. Pertanyaan
1. Menurut bapak, apa yang dimaksud dengan profesionalisme guru?
Jawab
Menurut saya, profesionalisme adalah kemampuan yang dimiliki
seorang guru terhadap bidang yang ditekuninya yang tidak hanya
dipelajari secara teori saja, akan tetapi dapat diaplikasikan dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Dimana seorang guru yang profesional
tersebut harus mampu membuat RPP, melakukan persiapan sebelum
mengajar, mengevaluasi hasil pembelajaran dan sebagainya.
2. Seberapa pentingkah profesionalisme harus dimiliki oleh seorang
pendidik/guru?
Jawab. Sangat penting, karena hal tersebut merupakan upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
3. Apakah guru-guru di SMPN 1 Kosambi Tangerang sudah mengajar
dengan profesional?
Jawab
Umumnya guru-guru yang mengajar di SMPN 1 Kosambi sudah
mengajar dengan baik, akan tetapi belum dikatakan seratus persen
profesional, walaupun terkadang pihak sekolah mengadakan kunjungan
kelas dalam rangka melihat cara guru mengajar. Akan tetapi sekolah tetap
91
mengupayakan guru-guru di SMPN 1 Kosambi menjadi guru yang
profesional.
4. Adakah kendala yang dihadapi sekolah dalam mengupayakan
keprofesionalan guru?
Jawab
Setiap sekolah pasti memiliki kendala tersendiri, adapun kendala
yang kami hadapi di sekolah dalam mengupayakan keprofesionalan guru,
yaitu pada guru yang bersangkutan dan siswa.
5. Apakah keprofesionalan guru dapat meningkatkan prestasi siswa dalam
belajar?
Jawab.
Jelas sangat berpengaruh, karena keprofesionalan guru dalam
mengajar akan memberikan motivasi siswa dalam belajar, melatih siswa
untuk disiplin yang pada akhirnya mencakup semua aspek siswa untuk
menjadi yang lebih baik.
6. Apakah upaya yang dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah dan prestasi siswa pada khususnya?
Jawab
Sekolah mengikutsertakan guru-guru untuk menghadiri workshop,
seminar atau pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan upaya
meningkatkan profesional guru dalam mengajar. Adapun yang berkaitan
dengan prestasi siswa, sekolah menghimbau para wali kelas agar tidak
bosan-bosan untuk membimbing siswanya dan mengarahkan kepada hal-
hal yang positif sehingga siswa dapat berprestasi di sekolah tidak hanya di
bidang akademik akan tetapi juga prestasi non akademik.
Mengetahui,
Interviewee Interviewer
SUDRADJAT ARDYANA, S.Pd RopiyatiNIP. 19521007 198203 1 009 NIM.106011000713
97
PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG
DINAS PENDIDIKANSMP NEGERI 1 KOSAMBI
Jl. Raya Salembaran Ds. Cengklong Kec. Kosambi Tangerang-Banten Telp. (021) 55933917
SURAT KETERANGAN
NOMOR : 420/034/SMPN 1 K/2011
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala SMP Negeri 1 Kosambi Tangerang,
menerangkan bahwa :
Nama : Ropiyati
NIM : 106011000713
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : “Persepsi Siswa Terhadap Profesionalisme Guru PAI dan
Hubungannya dengan Prestasi Belajar PAI Siswa SMP
Negeri 1 Kosambi Tangerang”.
Adalah benar telah melakukan observasi/penelitian di SMPN 1 Kosambi
Tangerang sejak tanggal 31 Januari sampai dengan 11 Februari 2011.
Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kosambi, 22 Februari 2011
Kepala Sekolah SMPN 1 Kosambi
SUDRADJAT ARDYANA, S.Pd.
NIP. 19521007 198203 1 009