JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS...

123
STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI TASAWUF DI MASYARAKAT PERKOTAAN Skiripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memporelah Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Di susun oleh: FALAHUL MUALIM YUSUF 1112051000087 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017

Transcript of JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS...

Page 1: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA

DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI TASAWUF DI MASYARAKAT

PERKOTAAN

Skiripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memporelah Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Di susun oleh:

FALAHUL MUALIM YUSUF

1112051000087

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017

Page 2: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN
Page 3: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN
Page 4: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skiripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial

(S.Sos) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah

saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya

asli saya atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka

saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Mei 2017

Falahul Mualim Yusuf

Page 5: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

i

ABSTRAK

Falahul Mualim Yusuf

Strategi Komunikasi Komunitas Cafe Rumi Jakarta Dalam Menanamkan

Nilai-nilai Tasawuf Di Masyarakat Perkotaan

Arus modernitas, perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi

memiliki dampak besar bagi kehidupan manusia, khususnya bagi masyarakat

perkotaan. Sehingga tanpa disadari, konsumerisme, hedonisme, matrealisme dan

sikap individualisme ikut menyergap masyarakat mengiringi berbagai bidang

kemajuan tersebut. Akibatnya, sebagian bahkan keseluruhan, ruang batin

masyarakat terhampas oleh aspek duniawi, yang menyisakan ruang kegersangan

dan kehampaan, baik nilai kemanusiaan maupun spiritual, hal itu telah melahirkan

bergabai macam probematika, sehingga masyarakat membutuhkan sebuah

alternatif untuk menumbuhkan kembali jiwa spiritualitas diri yang semakin

terkikis. Cafe Rumi Jakarta memiliki fungsi mewadahi masyarakat perkotaan,

dengan menggunakan nilai-nilai tasawuf yang ditanamkan, dalam memaknai

kehidupan secara lahir batin di tengah tantangan zaman.

Bagaimana strategi komunikasi yang digunakan komunitas Cafe Rumi

Jakarta dalam menanamkan nilai-nilai tasawuf di masyarakat perkotaan? Apakah

faktor pendukung dan penghambat komunikasi komunitas Cafe Rumi Jakarta

dalam menanamkan nilai-nilai tasawuf di masyarakat perkotaan?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah konvergensi simbolik

yang dikemukakan oleh Ernest Bromann yang menjelaskan tentang proses

pertukaran pesan yang menimbulkan kesadaran kelompok yang menghasilkan

hadirnya makna, motif dan juga persamaan bersama. Kesadaran kelompok yang

terbangun dalam suatu kelompok dapat membangun semacam makna, motif untuk

bertindak bagi orang-orang dalam kelompok tersebut.

Metodologi penelitian dalam penelitian ini dengan menggunakan

pendekatan kualitatif dan metode penelitian studi kasus, serta dengan analisis

deskriptif. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai

berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas),

suatu program, atau situasi sosial. Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan

dan menganalisis bagaimana strategi komunikasi komunitas Cafe Rumi Jakarta

dalam menanamkan nilai-nilai tasawuf di masyarakat perkotaan.

Strategi komunikasi yang digunakan oleh komunitas Cafe Rumi Jakarta

melalui nilai-nilai tasawuf, adalah dengan mengidentifikasi komunikan (sasaran

dakwah), menentukan metode dakwah, dan pemanfaatan media komunikasi. Cafe

Rumi Jakarta menanamkan nilai-nilai tasawuf melalui bentuk komunikasi yang

ditawarkan dalam menumbuhkembangkan jiwa spiritualitas diri, dan membangun

etika individual dan sosial. Kemudian dilihat dari faktor pendukung dan

penghambat komunikasi adalah waktu dan kondisi dari kominakator, komunikan

maupun masyarakat luas.

Strategi komunikasi yang ditentukan serta menggunakan komunikasi yang

sesuai dengan perencanaan, semua itu berhasil dilakukan oleh Komunitas Cafe

Rumi Jakarta dalam menanamkan nilai-nilai tasawuf di masyarakat perkotaan, dan

hasil yang diperoleh sangat baik, meskipun masih ada penghambat yang menjadi

tantangan dalam menyebarkan nilai tasawuf kepada masyarakat. Kata kunci: Strategi, komunikasi, cafe, rumi, nilai-nilai tasawuf, .

Page 6: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahiar-rahmaniar-rahim,

Allahumma Shalli ‘ala Sayyidina Muhammad Wa ‘ala Alih Sayyidina Muhammad

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Puji serta Syukur yang sebesar-besarnya

kehadirat Allah SWT, Tuhan yang menguasai seluruh alam, memiliki segala dzat

yang abadi, dan yang menguasai diri ini, senantiasa memberikan rahmat, karunia

dan ridha-Nya kepada penulis sehingga selalu berupaya untuk meraih cinta dan

ridha-Nya. Sholawat teriring salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan

Nabi Besar Muhammad SAW, yang lembut tutur katanya, luhur akhlaq dan budi

pekertinya, dan sampai saat ini, penulis masih berupaya menginternalisasi cahaya

Ilahi yang ditanamkan dan diajarkan, Sosoknya selalu menjadi inspirasi, semoga

salam keselamatan selalu tercurah untuknya, keluarganya, para sahabatnya dan

para wali-wali Allah. Aamiin.

Dalam penyusunan tugas akhir, skripsi ini dapat terselesaikan, sebagai

salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan karena menyadari segala keterbatasan yang ada. Untuk itu, penulis

sangat membutuhkan dukungan dan sumbangsih pikiran yang berupa kritik dan

saran dalam perbaikan yang bersifat membangun.

Skripsi ini penulis persembahkan khusus kepada kedua orang tua tercinta

Ayahanda Abah H. Muhammad Jusup dan Ibunda Umi Hj. Sunarti, yang tulus

ikhlas memberikan cinta, kasih sayang, dukungan moral dan materil selama ini.

Terimakasih atas segalanya, meluangkan segenap waktu untuk mengasuh,

Page 7: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

iii

membimbing, dan mengiringi perjalanan hidup, dan tak luput alunan doa yang

tiada henti terucap serta nasihat agar selalu kuat dan semangat menatap masa

depan, sehingga penulis insya Allah sukses dan berhasil dalam menggapai cita-

cita. Kemudian teruntuk kakak dan adik-adik tercinta, Mas Zakky Muwalid

Yusuf, Adik Muhammad Fikri Khoiri Yusuf, dan adik perempuanku Yushlihah

Rofiati Yusuf, Canda dan tawa yang kalian berikan, terima kasih telah menjadi

bagian hidup penulis yang berharga.

Dengan terselesaikannya skripsi yang berjudul Strategi Komunikasi

Komunitas Cafe Rumi Jakarta dalam Menanamkan Nilai-nilai Tasawuf di

Masyarakat Perkotaan ini, perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

(FDIKOM), Suparto, M. Ed, Ph.D. Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj.

Roudhonah, M.Ag. Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Dr.

Suhaimi, M.Si. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

2. Drs. Masran, M.Si Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Fita

Fathurokhmah, M.Si Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Prof. Dr. Asep Usman Ismail, MA. Dosen pembimbing yang membantu

penulis dalam menyelesaikan skiripsi ini, di tengah-tengah kesibukannya,

memberikan pemikirannya dan mengarahkan penulis dalam penyusunan

skiripsi yang baik, khususnya dalam kajian Ilmu Tasawuf.

4. Hj. Umi Musyarofah, MA Dosen Pembimbing Akademik dan seluruh dosen

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

iv

yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang bermanfaat bagi penulis,

selama penulis berada dibangku perkuliahan.

5. Saudara dan teman-teman luar biasa, Cacatan Akhir Kuliah, Keluarga Besar

Mang Ewok Squad, Keluarga Besar Cafe Rumi Jakarta, Keluarga Besar KPI C

dan KPI 2012, Keluarga Besar FIDKOM UIN Jakarta, Keluarga Besar HMI

Cabang Ciputat, KKN PRASASTI, Lesehan Sejarah RI, Kenduri Cinta,

Zaadul Muslim, AIC Pusat, HTI Tangerang, LSMI Cabang Ciputat, Jumat

Baik, UNITS Tangsel, AKXI Tangerang, sedulur dari jurusan Hukum

Keluarga, dan warga Grand Residence Pondok Cabe, tanpa mengurangi rasa

hormat yang tidak disebutkan namanya satu-persatu, dari kalian meberikan

pelajaran mengenai arti kehidupan dalam solidaritas dalam petemanan,

persaudaraan, atau bahkan percintaan. Semoga silaturahmi kita akan selalu

terjalin.

Ucapan terimakasih ini tentunya tidak cukup bila dibanding dengan

kebaikan dan bantuan dari semua pihak, yang kembali lagi dengan kerendahan

hati tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tanpa mengurangi rasa

hormat penulis, Akhir kata, semoga segala bentuk motivasi, dukungan dan doa

yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang berlimpah dari

Allah SWT. Aamin

Jakarta, 17 April 2017

Falahul Mualim Yusuf

Page 9: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK.. ........................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ...................................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 8

E. Metodologi Penelitian .................................................................................... 8

F. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 12

G. Kerangka Teori ............................................................................................. 13

H. Sistematika Penulisan ................................................................................... 14

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................... 16

A. Teori Konvergensi Simbolik ........................................................................ 16

1. Elemen-elemen Konvergensi Simbolik ................................................ 16

B. Strategi.......................................................................................................... 19

C. Komunikasi .................................................................................................. 20

1. Pengertian Komunikasi ......................................................................... 20

2. Unsur-unsur Komunikasi ...................................................................... 22

D. Strategi Komunikasi ..................................................................................... 24

1. Pengertian Strategi Komunikasi ........................................................... 24

2. Tujuan Strategi Komunikasi ................................................................. 24

3. Ruang Lingkup Strategi Komunikasi ................................................... 25

E. Komunitas dan Komunitarianisme ............................................................... 25

1. Konseptualisasi Komunitas .................................................................. 25

Page 10: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

vi

2. Konseptualisasi Komunitarianisme ...................................................... 27

F. Tasawuf ........................................................................................................ 28

1. Pengertian Tasawuf .............................................................................. 28

2. Pokok Pengamalan tasawuf .................................................................. 33

G. Nilai-Nilai Tasawuf ...................................................................................... 35

BAB III GAMBARAN UMUM ..................................................................................... 39

A. Profil Komunitas Cafe Rumi Jakarta ............................................................ 39

1. Sejarah dan Perkembangan ................................................................... 39

2. Tarekat Naqsabandiyah ........................................................................ 44

3. Tujuan Cafe Rumi Jakarta .................................................................... 45

B. Visi dan Misi Komunitas Cafe Rumi Jakarta ............................................... 46

1. Visi Cafe Rumi ..................................................................................... 46

2. Misi Cafe Rumi .................................................................................... 46

C. Kegiatan Komunitas Cafe Rumi Jakarta ...................................................... 46

D. Struktur Organisasi Komunitas Cafe Rumi Jakarta ...................................... 47

BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................................. 48

A. Analisis Data Strategi Komunikasi Komunitas Cafe Rumi Jakarta ............. 48

1. Strategi Komunikasi Komunitas Cafe Rumi Jakarta ............................ 48

2. Bentuk-bentuk Komunikasi Cafe Rumi ................................................ 60

B. Faktor Pendukung dan Penghambat ............................................................. 79

BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 83

A. Kesimpulan ................................................................................................... 83

B. Saran ............................................................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 87

LAMPIRAN

Page 11: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

vii

DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1. ............................................................................................................ 52

Gambar 4.2. ............................................................................................................ 56

Gambar 4.3. ............................................................................................................ 57

Gambar 4.4. ............................................................................................................ 58

Gambar 4.5. ............................................................................................................ 59

Gambar 4.6. ............................................................................................................ 60

Gambar 4.7. ............................................................................................................ 63

Gambar 4.8 ............................................................................................................. 67

Gambar 4.9. ............................................................................................................ 70

Gambar 4.10 ........................................................................................................... 73

Gambar 4.11. .......................................................................................................... 73

Gambar 4.12. .......................................................................................................... 75

Gambar 4.13. .......................................................................................................... 77

Gambar 4.14. .......................................................................................................... 78

Page 12: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi dan dakwah pada dasarnya dapat di lakukan berbagai cara,

strategi, atau metode. Salah satunya dengan pendekatan metode tasawuf.

Perkembangan dakwah Islamiyah inilah yang menyebabkan agama Islam dalam

ajarannya senantiasa berkembang dan disebarluaskan kepada masyarakat.1

Arus modernitas, urbanisme, perkembangan kajian ilmu pengetahuan dan

tekhnologi memiliki dampak yang demikian besar bagi kehidupan manusia. Tanpa

disadari, konsumerisme, hedonisme, jiwa matrealistis dan sikap individualisme

ikut menyergap manusia mengiringi berbagai bidang kemajuan tersebut.

Akibatnya, sebagian atau bahkan kadang keseluruhan, ruang batin manusia

terhampas oleh aspek duniawi, yang menyisakan ruang kegersangan ruhaniah.2

Pada sisi itu, kita juga menyaksikan semakin melunturnya nilai-nilai tradisi dan

penghayatan agama yang terjadi.

Terlebih lagi perkembangan industrialisasi dan ekonomi yang demikian

pesat, telah menempatkan manusia modern ini menjadi manusia yang tidak lagi

memiliki pribadi yang merdeka, tak terkecuali bagi masyarakat perkotaan (urban

Society). Hidup mereka sudah menjadi otomisasi mesin yang serba mekanis,

sehingga kegiatan sehari-hari pun sudah terjebak oleh alur rutinitas yang

menjemukan.3

1 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), Cet ke -2, h. 16-17 2 Muhammad Sholikhin, Sufi Modern, Mewujudkan Kebahagiaan, Menghilangkan

Keterasingan. (Jakarta : PT. Elex Media Komputerindo, 2013), h. vi. 3 Ahmad, Suyuti, Percik-Percik Kesufian, (Bandung : Penerbit Pustaka Hidayah, 2002),

h. 3-5.

Page 13: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

2

Sementara itu, pelaksanakan aspek-aspek syariat lahiriah dari agama,

sudah menjadi sekedar rutinitas, juga tidak mampu menjawab akan pencarian

makna hidup, ketentraman, kebahagiaan yang didambakan oleh manusia.4 Hal

demikian disebabkan, karena mereka tidak berupaya menanamkan dan meresapi

akan makna kesadaran spiritual, ibadah yang dikerjakan, hanya sebatas formalitas

semata, dan mereka sering kali terpengaruh dalam derasnya arus modernitas,

dengan mengesampingkan nilai-nilai spiritual tersebut.

Sehingga tak terelakan, bahwa proses modernisasi itu, disamping

membawa dampak positif, juga telah menimbulkan dampak negatif. Sisi dampak

positifnya, modernisasi membawa kemudahan-kemudahan dalam kehidupan

manusia. Sementara dampak negatifnya, modernisasi menimbulkan krisis makna

hidup, kehampaan spiritual dan tersingkirnya agama dalam kehidupan manusia.5

Melihat konteks diatas, dalam konteks keagamaan, memang tak

terhindarkan, dunia modern dengan kekuatan teknologinya yang memukau itu,

telah mengubah hal intim dan privat menjadi sesuatu yang lebih terbuka. Tasawuf

misalnya, yang semula ada di bilik-bilik tarekat yang jauh dari peradaban, kini

masuk ke tengah sudut yang lebih terbuka dan modern seperti di perkotaan.

Sehingga pada awalnya, selama ini dianggap hanya membuat orang lupa akan

dunia, kini mendapat tantangan baru agar bisa lebih selaras dengan modernisme.

Sebaliknya, modernisasi tidak selalu berhasil memenuhi janji-janji

kesejahteraan yang di tawarkan. Modernisasi yang diikuti globalisasi justru kerap

memunculkan kesulitan baru, dari meningkatnya gaya hidup materialistik,

4 Muhammad Sholikhin, Sufi Modern, Mewujudkan Kebahagiaan, Menghilangkan

Keterasingan. (Jakarta : PT. Elex Media Komputerindo, 2013), h. vi. 5 Moh. Toriquddin, Sekularitas Tasawuf, Membumikan Tasawuf dalam Dunia Modern.

Malang : UIN-Malang Press. 2008. h. 63-64.

Page 14: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

3

hedonistik, hingga mewabahnya disorientasi dan depresi sosial di masyarakat. Hal

itu berdampak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat perkotaan, sehingga

sikap-sikap ini juga memengaruhi cara keberagamaan orang perkotaan.

Bagi masyarakat perkotaan, khususnya di Jakarta sendiri. Sikap hidup

yang mengutamakan materi (materialistik), memperturutkan kesenangan dan

kelezatan syahwat (hedonistik), ingin menguasai semua aspek kehidupan

(totaliteristik), dan hanya percaya pada rumus-rumus pengetahuan empiris saja.

Serta paham hidup yang bertumpu pada kemampuan akal pikiran manusia,

tampak lebih terlihat menguasai manusia yang memegang ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Di tangan mereka yang berjiwa dan bermental demikian itu, ilmu

pengetahuan dan teknologi modern memang sangat mengkhawatirkan. Sehingga

menimbulkan sikap-sikap yang cenderung ingin menang sendiri, kurang adanya

rasa saling menghargai, pola persaingan yang tidak sehat, yang kemudian

mengakibatkan rasa frustasi dan stress. Potensi-potensi yang demikian itu, telah

memunculkan sikap untuk melakukan sesuatu, dengan menghalalkan segala cara.

Bahkan, mereka menjadi penyebab akan berbagai kerusakan di daratan dan di

lautan.

Sebagaimana di isyaratkan dalam Al-Qur'an :

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian

Page 15: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

4

dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

(QS.Al-Rum 30:41).6

Dari gambaran diatas, jelas kehidupan masyarakat perkotaan,

membutuhkan sentuhan yang lain untuk merajut hidup. Salah satu alternatif yang

dibutuhkan adalah nilai-nilai tasawuf yang perlu ditanamkan. Hal ini yang

membuat Komunitas Cafe Rumi Jakarta memberikan perhatian serius terhadap

problematika yang terjadi. Dengan menjelaskan tentang bagaimana poros

keindahan dan keseimbangan dalam ajaran Islam. sehingga nilai-nilai tasawuf itu

harus mampu diinternalisasikan kepada setiap insan, khususnya bagi masyarakat

Jakarta demi menjaga keseimbangan hidup secara lahir batin.

Bahkan, hal ini sekaligus untuk menelisk hipotesis Peter Berger dan

William James, yang menyebut bahwa “Agama punya seribu nyawa” dan

modernisasi tidak akan mampu membunuhnya.7 Yang juga semakin memperteguh

akan eksistensi tasawuf bagi masyarakat perkotaan. Oleh karenanya, ajaran

tasawuf yang dihadirkan Komunitas Cafe Rumi Jakarta apakah mampu memberi

an solusi sebagai wujud kongkret pemenuh dahaga rohaniah dalam mengatasi

krisis nilai-nilai spiritual yang terjadi dan berkembang di masyarakat.

Di satu sisi, kebanyakan dari kita sering mengatakan bahwa, para pelaku

tasawuf atau sufi, selama ini diidentikkan dengan kehidupan statis, tradisional,

hidup menyendiri, cuek dengan hingar-bingarnya dunia, cuek dengan perubahan,

dan berbagai labelitas kejumudan lainnya.8

6 Tim Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya.

(Jakarta, Cahaya Intan Permata, 2006), h. 408. 7 Hussein Ja’far al-hadar. Menyegarkan Islam Kita, dari Ibrahim Sampai Hawking, Dari

Adam Hingga Era Digital. PT. Gramedia Jakarta. 2014. h. 186 8 Ni’am, Syamsun. Tasawuf Studies: pengantar belajar tasawuf. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2014, h. 203.

Page 16: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

5

Akan tetapi, perlu ditelisik lebih jauh dengan melihat prinsip Komunitas

Cafe Rumi Jakarta, mereka membangun komunikasi terhadap masyarakat, dengan

merangkul siapa saja dalam meraih keseimbangan dalam Islam. Sehingga

menjawab berbagai asumsi yang muncul, yang menganggap bahwa tasawuf hanya

memikirkan diri sendiri, kiranya perlu ditinjau kembali dalam melihat aspek

ajarannya secara luas. Dengan memahami setiap makna yang terkandung di dalam

tasawuf.

Bertolak dari titik itu, secara substansial, ajaran tasawuf mempunyai nilai

positif jika diterapkan pada masyarakat perkotaan, karena ajaran tasawuf ini tidak

mengharuskan seseorang untuk meninggalkan kepentingan-kepentingan duniawi.

Artinya, ada pola keselarasan, dalam menyeimbangkan kedua fase kehidupan.

Seorang sufi yang batinnya sama sekali telah meninggalkan keduniawian, tetapi

secara lahiriah mereka masih berpartisipasi di dalam kehidupan masyarakat dan

memikul berbagai tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Dalam semua

spiritualitas Islam, hal demikian tidak saling bertentangan, tetapi saling

melengkapi.9

Komunitas Cafe Rumi Jakarta terbentuk di bawah naungan Yayasan

Samudra Cinta Mawlana, yang digagas oleh muchsin mulaila dan lima sekawan

yang berlatarbelakang pengusaha, musryid (guru spiritual)-Nya, Mawlana Syeikh

Hisyam Kabbani, adalah seorang tokoh sufi besar, ia menyebarkan nilai-nilai

tasawuf hampir ke seluruh pelosok dunia.

Berpedoman kepada aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, komunitas ini

menjadi sebuah wadah untuk menyebarkan syiar Islam, melalui pendekatan

9 Seyyed Hosein Nasr, Islam dan Nestapa Manusia Modern, terj. Anas Mahyuddin,

(Bandung: Pustaka, 1983), h. 98

Page 17: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

6

tasawuf, sebagai bagian dari inti ajaran agama Islam. Dengan nuansa spiritual

sufi, mereka mempunyai fungsi dalam mengkomunikasikan nilai tasawuf dalam

tantangan modernisme yang semakin mengakar terhadap masyarakat Jakarta.

Terlebih letaknya berada di tengah pusat jantung perkotaan.

Mengacu pada konteks itu, pada dasarnya, hubungan Allah dan manusia

sebagai khalifah, serta alam, adalah merupakan hubungan segi tiga dimana Allah

merupakan puncaknya. Hubungan yang harmonis dengan Allah akan melahirkan

pola hubungan yang harmonis pula terhadap sesama manusia dan juga alam.

Selain itu, hal menariknya, mereka mengembangkan konsep dakwah

dengan menggunakan sebuah terminologi cafe, dan bukan dilakukan di masjid

atau mushola, maupun lembaga-lembaga Islam pada umumnya. Karena secara

subtansial istilah kafe (cafe) mempunyai arti dari bahasa Perancis. Secara harfiah

adalah minuman kopi, kemudian menjadi tempat minum-minum yang bukan

hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya, seperti teh, bir, atau kedai kopi.1 0

Di tengah masyarakat kita saat ini, sudah lazim kita dengarkan berbagai

keluhan seperti gelisah, frustasi, perasaan tidak puas dengan segala yang di miliki,

perasaan batin yang hampa, semangat hidup yang sirna dan berbagai penyakit

psikomatis serta prilaku yang mencerminkan ketidaktenangan. Masyarakat

perkotaan yang tengah menghadapi probematika yang sangat kompleks dan carut-

marut, Sehingga mereka harus bisa kembali menumbuhkan jiwa spiritualitas

diri.1 1 Di satu sisi, tasawuf perlu diaktualisasikan terhadap nilai-nilai yang di

bawakannya. Sebagai jawaban atas tantangan zaman, agar menjadikan manusia

1 0 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Edisi ketiga (Jakarta: Balai pustaka. 2005), h. 102. 1 1 M. Sholihin & Rasyid Anwar, Akhlak Tasawuf, Manusia, Etika dan Makna Hidup

Penerbit Nuansa. Bandung : 2005. h. 257.

Page 18: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

7

yang beretika, manusia insan kamil, manusia yang sadar akan dirinya, baik dalam

kondisi yang berhubungan dengan Tuhan, sosial dan alam.

Manusia dalam hal ini masyarakat Jakarta harus dapat menyimbangkan

urusan Ilahi dan dunia dengan membangun hablum minallah dan hablum

minannas dalam peran sebagai hamba dan sebagai khalifah yang membawa

pembaharu dan pencipta masyarakat yang berperadabadan dalam arus modernisasi

saat ini. Sehingga dalam hal ini Cafe Rumi memerlukan strategi komunikasi

kepada masyarakat sebagai tolak ukur untuk melakukan aktivitas dakwahnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan penelitian

dengan judul “Strategi Komunikasi Komunitas Cafe Rumi Jakarta dalam

Menanamkan Nilai-nilai Tasawuf di Masyarakat Perkotaan”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Pada penelitian ini, penulis membatasi penelitian pada strategi

Komunikasi yang dilakukan komunitas Cafe Rumi Jakarta dalam

menanamkan nilai-nilai tasawuf di masyarakat perkotaan yakni pada nilai-

nilai tasawuf yang meliputi nilai tasawuf itu di korelasikan dalam konteks

hubungan dengan Allah, Manusia dan Alam. Selain itu lokasinya hanya di

kawasan Melawai, Kebayoran Baru. Jakarta Selatan.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana strategi komunikasi komunitas Cafe Rumi Jakarta dalam

menanamkan nilai-nilai tasawuf di masyarakat perkotaan?

Page 19: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

8

b. Apa faktor pendukung dan penghambat komunitas Cafe Rumi Jakarta

dalam menanamkan nilai-nilai tasawuf di masyarakat perkotaan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui strategi Komunikasi komunitas Cafe Rumi Jakarta

dalam menanamkan nilai-nilai tasawuf di masyakat perkotaan.

b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat komunikasi

komunitas Cafe Rumi Jakarta dalam menanamkan nilai-nilai tasawuf di

masyakat perkotaan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah

keilmuan serta mengembangkan teori-teori yang berkaitan dengan strategi

komunikasi yang dilakukan oleh sebuah komunitas, yang meliputi dalam

ranah komunikasi dakwah kepada masyarakat.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, dengan adanya penelitian ini pembaca dapat

mengaplikasikan strategi komunikasi dalam kegiatan dakwah yang dilakukan

dalam sebuah komunitas. Serta memberikan masukan kepada komunitas Cafe

Rumi Jakarta atau komunitas lain yang sama-sama bergerak di bidang

dakwah.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Page 20: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

9

Dalam penelitian strategi komunikasi yang dilakukan komunitas Cafe

Rumi Jakarta dalam menanamkan nilai-nilai tasawuf di masyarakat

perkotaan. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Pendekatan

kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari

perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial di dalam masyarakat.

Objek analisis dalam pendekatan kualitatif adalah makna dari gejala-gejala

sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat

bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai katagorisasi tertentu.1 2

Menurut Bogdan dan Taylor (1990), penelitian kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati yang

diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh).

2. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian studi kasus. Studi kasus

merupakan strategi yang cocok untuk menjawab pertanyaan yang berkenaan

dengan bagaimana dan mengapa. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan

komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok,

suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau situasi sosial.1 3 Penelitian

ini menggunakan jenis studi kasus deskriptif. Studi kasus deskriptif

digunakan untuk mendeskripsikan intervensi atau fenomena dan konteks

kehidupan nyata yang menyertainya. Dalam studi kasus, kasus yang diangkat

1 2 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta : Kencana, 2007), h. 237. 1 3Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi

dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet ke- 4, h. 201.

Page 21: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

10

biasanya memiliki keunikan atau kekhasan tersendiri. Dari keunikan dan

kekhasannya tersebut yang dijadikan daya tarik dari model ini.1 4

Dalam penelitian ini dirasa penting menggunakan studi kasus

deskriptif. Peneliti ingin mengetahui strategi komunikasi yang di lakukan

komunitas Cafe Rumi Jakarta dalam menanamkan nilai-nilai tasawuf di

masyarakat perkotaan.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah komunitas Cafe Rumi Jakarta.

Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah strategi dakwah

dalam menanamkan nilai-nilai tasawuf di masyarakat perkotaan.

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung di Cafe Rumi Jakarta di Jalan Wisma

Iskandariyah Raya kav 12-14 Melawai, Kebayoran Baru. Jakarta Selatan. Dan

waktu yang ditempuh dalam penelitian ini adalah dari bulan November 2016

sampai Mei 2017.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data diantaranya:

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah metode pengumpulan data

yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui

pengamatan dan penginderaan.1 5 Observasi merupakan suatu teknik

1 4Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012), Cet ke-3, h.76. 1 5Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan

Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet ke-4, h. 115.

Page 22: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

11

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian

secara teliti, serta pencatatan secara sistematis.1 6 Dalam penelitian ini

peneliti melakukan pengamatan terhadap strategi komunikasi yang

dilakukan komunitas Cafe Rumi Jakarta dalam menanamkan nilai-

nilai tasawuf di masyarakat perkotaan.

b. Wawancara

Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan informan, dengan atau tanpa pedoman

wawancara.1 7 Dalam wawancara, pewawancara bermaksud

memperoleh persepsi, sikap, dan pola pikir dari yang diwawancarai

yang relevan dengan masalah yang diteliti.1 8 Dalam penelitian ini,

peneliti akan mewawancarai pendiri atau ketua komunitas Cafe Rumi

Jakarta, jamaah Cafe Rumi dan tokoh ahli tasawuf.

c. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk menelusuri data historis, sejumlah

besar fakta dan data sosial tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi.1 9 Dalam penelitian ini, peneliti akan menelusuri terkait

strategi komunikasi yang dilakukan komunitas Cafe Rumi Jakarta

dalam menanamkan nilai-nilai tasawuf di masyarakat perkotaan.

6. Teknik Analisis Data

1 6Arikunto, “Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,” dalam Imam Gunawan,

Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), Cet ke-1, h. 143. 1 7Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan

Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet ke-4, h. 108. 1 8Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), Cet ke-1, h. 162. 1 9Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan

Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet ke-4, h. 121.

Page 23: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

12

Analisis data merupakan proses mengatur data, mengorganisasikannya

kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Analisis data

merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan transkripsi

wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah dikumpulkan

untuk meningkatkan pemahaman mengenai materi-materi tersebut dan untuk

memungkinkan menyajikan temuan-temuan tersebut.2 0 Dalam penelitian ini,

peneliti mengolah data dan mengorganisasikan hasil temuan dalam

pengamatan, hasil wawancara, serta dokumentasi yang terkait dengan strategi

komunikasi yang dilakukan komunitas Cafe Rumi Jakarta dalam

menanamkan nilai-nilai tasawuf di masyarakat perkotaan.

7. Pedoman Penulisan

Pedoman penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Pedoman Akademik Program Strata 1 2012/2013 yang dikeluarkan oleh Biro

Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk mendapatkan teori terdahulu. “Gay

(1976) berpendapat bahwa kajian pustaka meliputi pengidentifikasian secara

sistematis, penemuan, dan analisis dokumen-dokumen yang memuat informasi

yang berkaitan dengan masalah penelitian.2 1

2 0Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012),

Cet ke-3, h. 85. 2 1Consuelo G Sevilla, dkk, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: Penerbit Unversitas

Indonesia-UI Press, 1993), h. 31.

Page 24: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

13

Penelitian melakukan tinjauan pustaka pada penelitian sebelumnya.

Peneliti menemukan skripsi yang menjadi tinjauan pustaka, dalam penelitian ini

terdapat didalam dan diluar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta antara lain:

1. Strategi Komunikasi Paguyuban Bogor Dalam Menjalankan Program

Pendidikan, Sosial-Ekonomi dan Budaya Pada Masyarakat Kota

Bogor oleh Maulana Fityan Aunillah tahun 2015.

2. Strategi Komunikasi PT.Arminareka Perdana Dalam Mempromosikan

Program Haji Plus Dan Umrah oleh Oleh Gilang Kusuma Rukmana

tahun 2016.

3. Strategi Komunikasi Rumah Zakat Indonesia Dalam Pemberdayaan

Lingkungan Masyarakat Pada Program Senyum Lestari Di Kelurahan

Bintaro oleh Nadia Anggraeni tahun 2016.

G. Kerangka Teori

Penelitian ini menggunakan teori konvergensi simbolik yang dikemukakan

oleh Ernest Bromann, Dalam model dipelopori oleh Ernest Bromann, teori ini

menjelaskan tentang proses pertukaran pesan yang menimbulkan kesadaran

kelompok yang menghasilkan hadirnya makna, motif dan juga persamaan

bersama. Kesadaran kelompok yang terbangun dalam suatu kelompok dapat

membangun semacam makna, motif untuk bertindak bagi orang-orang dalam

kelompok tersebut..2 2

2 2 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin,1996).

h. 191.

Page 25: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

14

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan serta teraturnya skripsi ini dan memberikan gambaran

yang jelas dan terarah, maka peneliti mengelompokan lima bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan permasalahan masalah (latar belakang

masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah), tujuan dan

manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan yang merupakan gambaran

umum penulisan penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori-teori yang relevan digunakan penulis

dalam menganalisa dan merancang sistem yang diperoleh dari

berbagai sumber seperti buku referensi maupun internet yang

menjadi landasan penelitian skripsi, antara lain teori tentang

konvergensi simbolik kemudian penjelasan strategi dan

komunikasi, strategi komunikasi, tasawuf dan penjelasan dalil-dalil

terkait dalam nilai-nilai tasawuf di masyarakat perkotaan.

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini menjelaskan profil dari komunitas Cafe Rumi Jakarta,

Tarekat Naqsabandiyah, Visi dan Misi komunitas Cafe Rumi

Jakarta, dan kegiatan serta struktur komunitas Cafe Rumi Jakarta.

BAB IV ANALISIS DATA

Bab ini menjelaskan tentang analisis dengan cara mengkorelasikan

dengan teori yang ada dalam penelitian ini.

Page 26: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

15

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian ini dan saran yang yang

ditujukan untuk pembaca dan penelitian terkait selanjutnya.

Page 27: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Konvergensi Simbolik

Teori Konvergensi simbolik atau pemusatan simbolis juga sering dikenal

dengan nama analisis bertemakan fantasi. Teori konvergensi simbolik dipelopori

oleh Ernest Bromann, yang menjelaskan tentang proses pertukaran pesan yang

menimbulkan kesadaran kelompok yang menghasilkan hadirnya makna, motif dan

juga persamaan bersama. Kesadaran kelompok yang terbangun dalam suatu

kelompok dapat membangun semacam makna, motif untuk bertindak bagi orang-

orang dalam kelompok tersebut.

Symbolic Convergence Theory (SCT) menjelaskan makna, emosi, nilai dan

motif untuk tindakan di retorika yang dibuat bersama oleh orang yang mencoba

untuk memahami dari pengalaman yang umum seperti keragaman kehidupan.

Teori ini mengupas tentang fenomena pertukaran pesan yang memunculkan

kesadaran kelompok yang berimplikasi pada hadirnya makna, motif dan perasaan

bersama. Artinya teori ini berusaha menerangkan bagaimana orang-orang secara

kolektif membangun kesadaran simbolik bersama melalui suatu proses pertukaran

pesan untuk bertindak bagi orang-orang atau kumpulan orang yang terlibat di

dalamnya.2 3

1. Elemen-elemen Konvergensi Simbolik

Elemen-elemen dalam anatomi konvergensi simbolik terdiri dari

struktur dasar, struktur pesan, struktur dinamis, struktur komunikator, struktur

2 3 Morisson, Teori Komunikasi: Individu hingga Massa, (Jakarta:. Kencana, 2013), Cet

ke-1, h. 83.

Page 28: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

17

medium dan struktur evaluatif. unit analisis utama dalam struktur dasar adalah

tema fantasi. Sementara kategori-kategori khusus yang merupakan kelanjutan

dari unit utama tema fantasi adalah: tipe fantasi, inisial simbolik dan saga.

a. Tema Fantasi, merupakan penanda mengenai suatu yang harus

ditemukan dalam komunikasi. Hal ini adalah bagian dari pesan drama-

drama besar yang panjang dan rumit dari sebuah cerita yang

dipaparkan melalui visi retorik.

b. Isyarat Simbolik merupakan indikator retorika atau kode yang

mendukung tema fantasi. Biasanya berwujud kata, frase atau simbol.

c. Tipe Fantasi, muncul saat anggota komunitas retorik berbagi kesamaan

di antara garis peran dalam drama-drama berbeda atau kualitas

karakter dalam drama dan tipe fantasi merupakan stok scenario yang

digunakan untuk menjelaskan kejadian-kejadian baru dalam bentuk

dramatik yang dikenal khalayak.

d. Saga, ucapan yang senantiasa diulang-ulang dalam pencapaian

kehidupan seseorang, kelompok, komunitas, organisasi dan Negara

atau bisa juga kaum puritan.

Titik awal teori ini adalah gambaran oleh cerita-cerita yang

menggambarkan bagaimana segala sesuatu diyakini ada. Cerita-cerita atau tema-

tema fantasi ini diciptakan dalam interaksi simbolis dalam kelompok-kelompok

kecil serta mereka berpindah dari satu orang ke orang lain dan dari satu kelompok

ke kelompok lain untuk berbagi sebuah pandangan tentang dunia.

Tema-tema fantasi merupakan bagian drama-drama yang lebih besar dari

cerita-cerita yang lebih panjang dan lebih rumit yang disebut pandangan retorika.

Page 29: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

18

Pandangan retorika adalah sebuah pandangan tentang bagaimana sesuatu telah

terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi.2 4

Pada pandangan dan ukuran yang besar, pandangan ini membentuk

anggapan-anggapan pada dasar pengetahuan sebuah kelompok, membentuk

pemahaman akan realitas. Tema-tema fantasi dan bahkan pandangan retorika yang

lebih besar, terdiri atas karakter, alur, tempat, dan perantara yang mendukung.

Misalnya sebuah kelompok berkumpul untuk mengadakan sebuah

pertemuan. Sebelum, selama dan setelah pertemuan, para anggotanya akan

berbagi pengalaman dan cerita yang menyatukan kelompok tersebut. Beberapa

cerita tersebut akan menjadi cerita yang lagi-lagi menceritakan tentang organisasi

tersebut dan anggotanya. Setiap anggotanya akan memiliki karakter, alur, tempat

dan perantara yang mendukungnya. Dalam banyak hal, perantara pendukung

dapat berupa perusahaan itu sendiri. Menceritakan cerita ini berulang-ulang akan

menciptakan dan mempertahankan kesatuan dalam kelompok tersebut.

Dan ketika anggota memiliki tema-tema fantasi yang sama, maka visi

dalam pandangan retorika yang dihasilkannya akan menyatukan mereka dan

memberi mereka rasa identifikasi (sense of identification), yang sama akan

realitas bersama.

Ketika pandangan retorika dibuat melalui pembagian tema-tema fantasi

dalam sebuah kelompok, mereka memenuhi sebuah fungsi penciptaan kesadaran.

Mereka membuat orang-orang menyadari cara-cara tertentu dalam memahami

segala sesuatu. Fungsi pendukung kesadaran (consciousness-sustaining), di sini,

tema-tema fantasi hadir untuk mempertahankan komitmen. Dalam sebuah

2 4 Morisson, Teori Komunikasi: Individu hingga Massa, (Jakarta:. Kencana, 2013), Cet

ke-1, h. 85.

Page 30: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

19

perusahaan, kesadaran bersama atau pandangan retorika dapat melahirkan

kesetiaan, kebanggaan, kebanggaan dan komitmen.

Ada tiga tema susunan mendalam yang utama, sebagian besar pandangan

retorika dijelaskan oleh salah satu dari tiga sumber yang memotivasi. Tiga sumber

tersebut meliputi kesalehan (righteous), yang menjadikan kepekaan moral sebagai

dasar bagi bagaimana pandangan retorika berkerja. Kemudian sosial, (sosial),

yang sangat bergantung kepada interaksi sosial untuk keberhasilan pandangan

retorika. Dan pragmatis (pragmatic), yang memiliki dasar praktis sebagai sumber

yang mendukung pandangan tersebut. Dengan kata lain anggota masyarakat

dipandu oleh sebuah ketertarikan, kebutuhan, atau fokus pada sudut pandang

kesalehan, sosial atau pragmatis. Jelasnya, tema-tema fantasi merupakan unsur

utama persuasi.

Tema-tema fantasi merupakan salah satu hal yang diciptakan dan

dihasilkan kembali dalam percakapan. Ketika audiens atau seseorang

mendengarkan sebuah percakapan, seseorang akan mampu mendengarkan tema-

tema fantasi dalam tindakan. Tetapi jika seseorang mendengarkan dengan lebih

seksama maka seseorang juga akan mendengarkan banyak tindakan kecil yang

terjadi.2 5

B. Strategi

Setiap usaha atau setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan memerlukam

dan memiliki strategi. Strategi merupakan hasil akhir menyangkut tujuan dan

sasaran organisasi. Strategi adalah sekumpulan pilihan kritis untuk perenanaan

dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumber daya yang

2 5Stephen W Littlejohn & Karen A Foss. Teori Komunikasi: Theories of Human

Communication (edisi: 9). Jakarta: Salemba Humanika. 2012. hal, 236-239.

Page 31: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

20

penting dalam mencapai dasar dan sasaran dengan memperlihatkan keunggulan

kompetitif dan sinergis yang ideal berkelanjutan, sebagai arah, cakupan, dan

perspektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi.2 6

Sedangkan strategi menurut beberapa pakar, yang dihimpun kemudian

dijelaskan secara kompleks Imam Mulyana menjelaskan bahwa strategi adalah

ilmu dan seni menggunakan kemampuan bersama sumber daya dan lingkungan

secara efektif yang terbaik. Terdapat empat unsur penting dalam pengertian

strategi, yaitu : kemampuan, sumber daya, lingkungan dan tujuan.2 7

Dalam Ilmu Komunikasi, Onong Uchjana Effendi mengatakan Strategi

pada hakikatnya adalah “Perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan, akan

tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan

yang hanya memberikan arah saja melainkan harus mampu menunjukan

bagaimana taktik operasionalnya”.2 8 Setelah memperhatikan dari berbagai

pendapat tentang strategi, secara pengertian terminologi strategi adalah taktik atau

cara yang disusun dengan seksama untuk mencapai suatu keberhasilan.2 9

C. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah “komunikasi” merupakan terjemahan dari bahasa

Inggris Communication. Komunikasi menurut bahasa atau etimologi dalam

2 6Triton PB, Managemen Strategi (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2007), h. 13. 2 7Imam Mulyana, Mengupas Konsep Strategi, Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya. 1992), cet ke-1 h.32. 2 8 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya. 1992), cet ke-1 h. 32. 2 9 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya. 1992), cet ke-1 h. 300.

Page 32: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

21

“Ensiklopedi Umum” diartikan dengan “Perhubungan”, sedangkan yang

terdapat dalam buku komunikasi berasal dari perkataan latin, yaitu:

a. Communicare, yang berarti berpartisipasi ataupun

memberitahukan.

b. Communis, yang berarti milik bersama ataupun berlaku di mana-

mana.

c. Communis Opinion, yang berarti pendapat umum ataupun pendapat

mayoritas.

d. Communico, yang berarti membuat sama.

e. Demikian juga Communication berasal dari kata Latin

Communicatio yang juga bersumber dari dari kata Communis yang

berarti sama. Sama disini maksudnya sama makna.3 0

Secara etimologis ini memberi pengertian bahwa komunikasi yang

dilakukan hendaknya dengan lambang-lambang atau bahasa yang

mempunyai kesamaan arti antara orang yang memberi pesan dengan orang

yang menerima pesan. Adapun pengertian komunikasi menurut istilah

(teminologi) banyak dikemukakan oleh sarjana-sarjana yang menekuni ilmu

komunikasi, antara lain:

1. William Albiq, mengatakan dalam bukunya Public Opinion

bahwa komunikasi adalah: proses pengoperan lambang-lambang

yang berarti diantara individu-individu.

3 0 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Atma Kencana Publishing, 2013), cet. ke-1,

h.17.

Page 33: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

22

2. Lasswell, 1960, mengatakan bahwa “komunikasi pada dasarnya

merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa”, “mengatakan

apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan “dengan akibat

atau hasil apa” (Who? Says what? In which channel? To whom?

With what Effect?).3 1

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah

suatu proses di mana seseorang menyampaikan pesannya, baik dengan

lambang bahasa maupun dengan isyarat, gambar, gaya, yang antara

keduanya sudah terdapat kesamaan makna, sehingga keduanya dapat

mengerti apa yang sedang dikomunikasikan. Dengan kata lain, jika

lambangnya tidak mengerti oleh salah satu pihak, maka komunikasinya

tidak lancar dan tidak komunikatif.

2. Unsur-unsur Komunikasi

Dalam Komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian

pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

lambang (symbol). Dalam prosesnya komunikasi dibangun oleh tiga unsur

yang fundamental, yaitu:

a. Komunikator (Source)

Komunikator yaitu orang yang menyampaikan pesan. Komunikator

memiliki fungsi sebagai encoding, yakni orang yang memformulasikan

pesan atau informasi yang kemudian akan disampaikan kepada orang lain.

Komunikator sebagai bagian yang paling menentukan dalam

3 1 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Atma Kencana Publishing, 2013), cet. ke-1,

h.19.

Page 34: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

23

berkomunikasi dan untuk menjadi seorang komunikator itu harus

mempunyai persyaratan dalam memberikan komunikasi untuk mencapai

tujuannya. Sehingga dari persyaratan tersebut mempunyai daya tarik

sendiri komunikan terhadap komunikator.

b. Pesan (Message)

Pesan adalah keseluruhan dari pada apa yang disampaikan oleh

komunikator. Pesan harus mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah

di dalam usaha mencoba sikap dan tingkah laku komunikan.3 2

Pesan dapat disampaikan melalui lisan dan media, sedangkan bentuk pesan

dapat berupa informative, yakni memberikan keterangan-keterangan dan

kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan. Pesan berupa

persuasive, yakni dengan bujukan untuk membangkitkan pengertian dan

kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan

rupa pendapat atau sikap sehingga ada perubahan, namun perubahan itu

adalah kehendak sendiri. Sedangkan pesan koersif, yakni dengan

menggunakan sanksi-sanksi. Bentuknya terkenal dengan penekanan-

penekanan yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan diantara

semuanya dan pada kalangan publik.

c. Penerima Pesan/ Komunikan (Receiver)

Komunikan adalah orang yang menerima pesan dari komunikator.

Decoder, adalah istilah lain yang mempunyai pengertian sama dengan

komunikan.3 3 Dalam menerima pesan decoder mempunyai sifat

3 2 Onong Uchjana Effendi, Kepemimpinan dan Komunikasi, (Yogyakarta: Al-Amin Press,

1996), cet. ke-1, h.59. 3 3 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Atma Kencana Publishing, 2013), cet. ke-1, h.

44.

Page 35: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

24

decoding, yaitu suatu usaha komunikan dalam menafsirkan pesan yang

disampaikan oleh komunikator.

D. Strategi Komunikasi

1. Pengertian Strategi Komunikasi

Rogers memberi batasan pengertian Strategi Komunikasi sebagai suatu

rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala

yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru. Sedangkan pakar perencanaan

komunikasi Middleron membuat definisi dengan menyatakan: “Strategi

Komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi

mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada

pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang

optimal”.3 4

Pemilihan strategi merupakan salah satu langkah penting yang

memerlukan penanganan secara hati-hati dalam merencakan komunikasi. Jika

kita salah meenentukan strategi, maka hasil yang diperoleh pun bisa

mengakibatkan kerugian baik dari segi waktu, materi dan tenaga.

2. Tujuan Strategi Komunikasi

Menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burnett,

tujuan strategi komunikasi adalah:3 5

a. To secure understanding, untuk memastikan bahwa terjadi suatu

pengertian dalam berkomunikasi.

b. To establish acceptance, bagaimana cara penerimaan itu terus

3 4 Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, h. 61. 3 5 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi kampanye Public Relations, (jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2005) h. 37.

Page 36: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

25

dibina dengan baik.

c. To motive action, penggiatan untuk memotivasinya.

d. The goals which the communicator sought to achieve, bagaimana

mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator

dari proses komunikasi tersebut.

3. Ruang Lingkup Strategi Komunikasi

Strategi Komunikasi terdiri dari dua aspek egi Komunikasi terdiri

dari dua aspek, yakni: secara makro (planned multimedia strategy) dan

secara mikro (single communication medium strategy). Kedua aspek tersebut

memiliki fungsi ganda, yaitu:

a. Menyebarluaskan pesan komunikasiyang bersifat informative,

persuasif dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk

memperoleh hasil yang optimal.

b. Menjembatani “kesenjangan budaya” (cultural gap) akibat

kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya

media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan

merusak nilai-nilai budaya.3 6

E. Komunitas dan Komunitarianisme

1. Konseptualisasi Komunitas

Dalam Pada dasarnya penjelasan mengenai komunitas ada dua hal

yakni pertama, terbentuk pada batasan geografis tertentu (geographical

3 6Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008), cet ke-7, h. 28.

Page 37: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

26

locality), dan identitas yang sama, atau minat, kepentingan, kepedulian

terhadap hal yang sama (sense of identity or community of interest). Faktor

utama yang menjadi dasar suatu komunitas adalah adanya interaksi yang

lebih besar diantara para anggotanya sehingga menumbuhkan rasa

keterikatan keakraban yang menimbulkan kenyamanan bagi para anggotanya.

Pada umumnya, mereka memiliki kebiasaan yang sama.

Karakteristik yang membedakan komunitas dengan kelompok lain

adalah adanya perasaan nyaman pada anggotanya untuk hidup dalam

komunitas karena memiliki persamaan, baik dalam etnik, kebiasaan, bahasa

maupun faktor pengikat lainnya, seperti minat. Secara umum, tujuan

dibentuknya suatu komunitas adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik

fisik maupun psikis.

Secara singkat konsep komunitas sebagai berikut:

a. Sebagai sistem pertengahan di antara masyarakat, sebagai

makrosystem dan kelompok kecil sebagai microsystem.

b. Memiliki populasi yang karakteristiknya teridentifikasi oleh

perasaan saling memiliki, dan kesadaran anggotanya sebagai

bagian dari komunitas tersebut.

c. Sebagai organisasi dan pertukaran dari kepentingan sesama

anggotanya.

d. Memiliki fungsi-fungsi yang berbeda satu sama lain.

e. Beradaptasi dengan lingkungannya melalui pertukaran potensi

yang dimiliki masing-masing anggota.

Page 38: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

27

f. Menciptakan dan memelihara organisasi serta kelembagaan

untuk memenuhi kebutuhan subsistem dan suprasistem masing-

masing.3 7

Dengan begitu, komunitas merupakan sistem dalam masyarakat yang

memiliki karakteristik saling memiliki, kepentingan, memiliki fungsi yang

berbeda satu sama lain, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

subsistem dan suprasistem masing-masing.

2. Konseptualisasi Komunitarianisme

Komunitarianisme adalah kelompok yang memusatkan perhatian

kepada komunitas dan masyarakat. Komunitarianisme menekankan

ketergantungan dan keterikatan individu pada komunitasnya. Menganggap

bahwa masyarakat sudah ada, dalam bentuk tradisi-tradisi kultural, praktek-

praktek dan pemahaman sosial bersama. Masyarakat tidak perlu didirikan,

tapi lebih butuh untuk diakui, dihargai dan dilindungi, dengan cara

memperhatikan hak-hak keanggotaan kelompok.

Komunitarianisme terbagi dalam dua pandangan. Pertama,

Komunitarianisme filosofis, pemahaman mereka lebih mengedepankan

peranan komunitas daripada individu yang membentuk komunitas tersebut.

Kedua, Komunitarianisme ideologis, pemikirannya banyak di pengaruhi oleh

Amitai Etzioni seorang sosiolog Israel-Amerika. Etzioni berargumen bahwa

aspirasi dan hak individu sudah seharusnya dijaga, tetapi itu mesti

dimasukkan ke dalam tujuan berkomunitas secara spesifik. Masyarakat,

3 7 Atie Rachmiatie, Radio Komunitas: Eskalasi Demokratisasi Komunikasi (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2007), Cet-1, h. 76.

Page 39: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

28

termasuk di dalamnya keluarga dan sekolah, perlu memperkuat diri,

kemudian menyebarkan nilai-nilai kebaikan sedemikian rupa kepada

anggotanya.

Komunitarianisme lebih menekankan kepada keseimbangan hak

setiap individu dalam sebuah komunitas. Komunitarianisme mengemukakan

kebaikan bersama sebagai satu konsepsi mendasar tentang kehidupan yang

baik, yang menentukan pandangan hidup komunitas. Kebaikan bersama ini

akan menyatukan atau menjadi ukuran, untuk selanjutnya mengevaluasi

berbagai pola preferensi anggota-anggota kelompok. Pandangan hidup

komunitas mendasari tatanan publik mengenai berbagai konsepsi tentang

yang baik. Bobot yang diberikan pada preferensi individu bergantung pada

seberapa besar ia menyesuaikan dengan dan memberikan sumbangan pada

kebaikan bersama ini.

Komunitarianisme yang kebanyakan disibukkan dengan ide

ketegangan antara masyarakat dan masyarakat. mereka mempelajari tentang

dampak industrialisme dan modernisasi perkotaan.3 8

F. Tasawuf

1. Pengertian Tasawuf

Membuat suatu rumusan tentang difinisi dan batasan yang berkaitan

dengan pengertian tasawuf adalah hal yang tidak mudah, hal ini telah diakui

oleh para ahli tasawuf. Keadaan demikian disebabkan oleh kecenderungan

3 8Ridha Aida, Liberalisme dan Komunitarianisme, Konsep tentang Individu dan

Komunitas, Demokrasi Vol. IV. Tahun 2005, h, 100.

Page 40: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

29

spiritual pada setiap pemahaman agama, aliran filsafat, dan peradaban dalam

kurun waktu.3 9

Tasawuf menurut Al-Junaid al-Bagdadi ialah membersihkan hati dari

sifat yang menyamai binatang, menekan sifat Basyariah (kemanusiaan),

menjauhi hawa nafsu, memberikan tempat bagi sifat-sifat keruhanian,

berpegang pada ilmu kebenaran, mengamalkan sesuatu yang lebih utama atas

dasar kepribadiaannya, memberikan nasehat kepada umat, benar-benar

menepati janji kepada Allah SWT. Dan mengikuti syariat Rasulullah SAW.4 0

Zakaria Al-ansari berkata, tasawuf adalah ilmu tentang pembersihan jiwa,

perbaikan budi pekerti serta pembangunan lahir dan batin, untuk memperoleh

kebahagiaan yang abadi.4 1

Dengan demikian, dapat ditarik kedalam suatu pengertian yang lebih

gampang dan mudah dimengerti, bahwa tasawuf ialah upaya untuk

mendekatkan diri kepada Allah, dengan membersihkan jiwa, dan keluar dari

sifat atau sikap yang tercela dan berpegang terhadap budi pekerti yang luhur

serta bersikap atau berprilaku terpuji.4 2

a. Pengertian tasawuf secara etimologi

Secara etimologi, kata tasawuf berasal dari bahas Arab, yaitu

tashawwata yatashawwatu, tashawwufan. Pengertian tasawuf dapat

dimaknai menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut:

3 9 At-Taftazani, Madkhal, h. 3, dalam Syamsul Ni’am, The Wisdom Of KH. Achmad

Siddiq: Membumikan Tasawuf (Surabaya: Erlangga, 2006), h. 99. 4 0 Permadi, Pengantar Ilmu Tasawuf. Jakarta : Rineka Cipta, 2004, h. 28 4 1 Syaikh Abdul Qadir Isa, Hakekat Tasawuf, Jakarta : Qisti Press, 2005. h. 5. 4 2 Ahmad Khalil, Merengkuh Bahagia : Dialog Al-Quran, Tasawuf dan Psikologi,

Malang : UIN Malang Press. 2007, h. 55.

Page 41: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

30

Tasawuf berasal dari istilah yang dikonotasikan dengan

ahlush-Shuffah yakni para sahabat Nabi, yaitu orang-orang miskin

yang menjaga kehormatan dirinya dari meminta-minta, mereka

banyak berdiam di serambi-serambi masjid Nabawi dan mereka

mengabdikan hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah.4 3

Ahlush-Shuffah merupakan profil manusia yang berhati bersih, dekat

dengan Allah, dan berhati dermawan. Kehidupan mereka oleh para

pengamat sebagai embrio kehidupan para sufi.

Tasawuf berasal dari kata shafa yang artinya suci, bersih,

jernih atau bening. Teori ini didasarkan pada prinsip

bahwa esensi terletak pada usaha, perjuangan atau proses

untuk mensucikan batin (jiwa/nafs), bahkan kesucian jiwa

itu sendiri merupakan salah satu tujuan bertasawuf.4 4

Berasal dari kata shaff. makna shaff ini dinisbahkan

kepada para sufi yang senantiasa datang ketika sholat

berjamaah di masjid, selalu berada di shaf (barisan)

terdepan. Mereka memprihatinkan sholat secara

komprehensif, lengkap, dan sempurna.

Ada yang menisbahkan tasawuf berasal dari Bahasa

Yunani, yaitu shopos. Istilah ini disamakan maknanya

dengan kata hikmah yang berarti kebijaksanaan atau

kebenaran.4 5

4 3 M. Solihin, Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf. Bandung : Pustaka Setia, 2011, h. 11. 4 4Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global. Jakarta: Trans Pustaka,

2012, h. 66. 4 5Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2006) , h. 179.

Page 42: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

31

Kemudian tasawuf berasal dari kata Shuf berarti kain

wol kasar, sebagai salah satu identitas sufi dalam meniti

hidupnya. Kaum sufi tidak mengunakan kain wol halus

dan sutra karena identik dengan orang-orang yang kaya

dan hidup mewah. Dengan demikian, dirinya akan terjaga

dan selalu berhati suci serta mulia.4 6

Berasal dari kata Shafwah yang berarti pilihan. Teori

etimologi ini berdasarkan keyakinan para pengamat bahwa

sufi diyakini sebagai kelompok orang-orang terpilih

diantara hamba-hamba Allah SWT. Karena kesucian jiwa

dan kedekatan dengan Allah. Dengan kesucian dan

kedekatan dengan Allah, seorang sufi memiliki kekuatan

spiritual (spiritual power) untuk menjalani hidup dengan

tulus, dan beramal dengan ikhlas. Mereka menjadi teladan

umat, bahkan menjadi guru di masyarakat.4 7

b. Tasawuf Menurut Terminologi Para Ahli

Para sufi, pengamal tasawuf, maupun pengamat tasawuf, tidak

sepakat dalam mengartikan tasawuf. Kaum sufi memberikan makna

tasawuf sesuai dengan pengamalan spiritualnya, sementara para

pengamat melihatnya dari dua sudut pandang, yakni dari pandangan

intelektual dan logika. Meskipun demikian, ada dua inti tasawuf yang

4 6Rifa'i, A Bachrun dan Mud'is, H Hasan. Filsafat Tasawuf. Bandung : Pustaka Setia,

2010, h. 26. 4 7Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global. Jakarta: Trans Pustaka,

2012. h. 67.

Page 43: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

32

di sepakati yakni kesucian jiwa untuk menghadap Allah, dan upaya

mendekatkan diri kepadanya secara individu.4 8

Kedua pokok amaliah tasawuf tersebut merupakan pesan Al-

Qur’an yang tersurat pada ayat berikut :

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri

(dengan beriman), dan Dia ingat nama Tuhannya, lalu Dia

sembahyang (shalat).” (QS. Al-A’la [89] :14-15).4 9

“Sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya

(syaitan) dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).” (QS.

Al-Alaq [96] : 19).5 0

Adapun menurut penulis, tasawuf sangatlah identik dengan

jiwa manusia, karena tasawuf berhubungan dengan pembinaan mental

rohaniah manusia. bahwa yang dimaksud tasawuf adalah usaha yang

dilakukan manusia untuk melatih jiwa yang dilakukan dengan

sungguh-sungguh sehingga dapat membebaskan dirinya dari pengaruh

kehidupan dunia, dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT,

dan dapat menjadikannya seseorang yang lebih baik dari sebelumnya.

4 8Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global. Jakarta: Trans Pustaka,

2012. h. 69-70. 4 9Tim Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya.

(Jakarta, Cahaya Intan Permata, 2006), h. 591. 5 0Tim Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya.

(Jakarta, Cahaya Intan Permata, 2006), h. 597.

Page 44: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

33

2. Pokok Pengamalan tasawuf

Ajaran dan pengamalan tasawuf terfokus pada tiga kegiatan amaliah

yakni: Tazkiyatun-nafs, yakni membersihkan diri dari dosa besar maupun

dosa kecil, serta membersihkan diri dari berbagai penyakit hati dan sifat-sifat

tercela. Singkatnya, mengamalkan tasawuf berarti memberikan perhatian dan

melakukan langkah-langkah sistematis dan berencana guna mensucikan jiwa

kita dari berbagai penyakit hati. Secara garis besar yang biasa dilakukan para

sufi dalam melakukan tazkyatun nafs, ada empat tahap :

a. Al-ibadat, yakni melakukan berbagai ibadah secara konsisten dan

berkesinambungan (istiqamah mudawamah), baik yang wajib

maupun yang sunah. Ibadah vertikal dilakukan dengan

memperbanyak shalat, dzikir, wirid, taubat, membaca Al-quran,

puasa, haji dan umrah, maupun ibadah horizontal atau ibadah sosial

seperti menyantuni anak yatim.

b. Al-Mujahadat, yakni perjuangan untuk melawan berbagai dorongan

nafsu dan bisikan setan. Motif, ide, dan dorongan untuk berbuat

maksiat bagaimana pun bentuknya harus dikendalikan, ditekan, dan

dikurangi agar tidak menjadi kenyataan. Menurut syeikh Abdul

Qadir Isa, berjuang melawan hawa nafsu adalah menyapuhnya,

membawanya keluar dari keinginan-keinginannya yang tercela dan

mengharuskannya untuk melaksanakan syariat Allah, baik perintah

maupun larangan.5 1

c. Ar-Riyadat melakukan latihan-latihan keruhanian. Yakni

melakukan berbagai ibadah sunat seperti puasa, shalat, dzikir, dan

5 1Syaikh Abdul Qadir Isa, Hakekat Tasawuf, Jakarta : Qisti Press, 2005. h. 14.

Page 45: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

34

wirid secara teratur. Dengan memperhatikan makna-makna yang

terkandung dalam setiap kegiatan amaliah yang diterapkan.

d. Al-Inqitha ilallah, yakni mengorentasikan diri kepada Allah,

maksudnya, menguatkan tekad dan arah bahwa hidup dan

kehidupan ini semaata-mata untuk Allah.5 2

Pokok pengamalan tasawuf yang kedua, taqarub ilallah, yakni

mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Memberikan

perhatian serius kepada usaha-usaha pengamalan tasawuf adalah perjuangan

untuk menghampiri Allah yang diakui-Nya dengan para hamba, bahkan lebih

dekat dari pada jarak manusia dengan lehernya. Persoalannya kedekatan

Allah dengan kita tidak selalu dapat kita rasakan. Kita memiliki pengetahuan

bahwa Allah dekat dengan hamba-hamba-Nya. Hanya saja pengetahuan itu

hanya ada dalam pikiran, bukan perasaan. Kesadaran tentang kedekatan Allah

dengan kita hanya muncul sewaktu-waktu tergantung suasana hati, tempat

dan keadaan tertentu.

Merasakan kedekatan Allah berarti dzikir kepada Allah dengan

melafalkan kalimat-kalimat thayyibah atau ungkapan dzikir yang indah

maupun dengan membaca Al-Qur’an. Namun, ungkapan itu sering berhenti

pada pengucapan saja, tidak tembus kedalam kalbu. Ironisnya, sedang

berdzikir pun kalbu tidak mengingat Allah. Dan sudah menjadi rahasia

umum, kebanyakan diantara kita yang dalam keadaan shalat pun, perasaan

dan pikirannya terpaut dengan berbagai hal di luar shalat. Hal ini

5 2Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global. Jakarta: Trans Pustaka,

2012. h. 72-73.

Page 46: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

35

mengisyaratkan bahwa dalam keadaan shalat pun kita masih jauh dari Allah,

lebih-lebih di luar shalat.5 3

Ketiga, hudhurul-qalbi ma’allah, yakni merasakan kehadiran Allah

di dalam kalbu. Agenda ketiga memfokuskan diri pada perjuangan merasakan

kehadiran Allah dan melihat-Nya dengan mata hati, bahkan merasakan

kesatuan diri dengan-Nya. Setiap orang beriman diharapkan dapat merasakan

kehadiran Allah di dalam kalbunya, baik waktu shalat maupun di luar

shalat.5 4

Ketiga kegiatan tasawuf ini merupakan metode untuk menumbuh-

kembangkan potensi akhlak terpuji, serta menekan, mengurangi dan

mengendalikan potensi akhlak tercela. Kegiatan tasawuf yang di atas, harus

senantiasa diletakkan di atas landasan akidah yang benar dan senantiasa

ditopang oleh kepatuhan menjalankan ibadah sesuai dengan syariat Islam.

G. Nilai-Nilai Tasawuf

Islam sebagai sistem ajaran keagamaan yang lengkap dan utuh, telah

memberikan tempat kepada jenis penghayatan keagamaan, baik yang eksoterik

(lahiriah) maupun yang esoterik (batiniah). Ini sebagai upaya pengembangan

kualitas keberagamaan untuk menghayati Tuhan dalam agama Islam. Di samping

itu, Islam harus bisa memberikan jawaban dan solusi atas fenomena-fenomena

kejadian yang terjadi di masyarakat, sehingga akan jelas fungsi dan perannya

sebagai rahmatan lil-alamin (kesejahteraan hidup). Untuk itulah ajaran dan

5 3Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global. Jakarta: Trans Pustaka,

2012. h. 76.

5 4Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global. Jakarta: Trans Pustaka,

2012. h. 77.

Page 47: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

36

tradisinya dituntut lebih fungsional, aplikatif, serta membuka pemahaman,

penafsiran dan penghayatannya yang fungsional pula, demi tercapainya cita-cita

ideal agama yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup lahir batin.

Tasawuf menjadi suatu kaedah untuk membangun hubungan ideal antar

manusia dengan Tuhan, juga dengan lingkungan sekelilingnya.5 5 Hubungan Allah

dan manusia sebagai khalifah, serta alam, adalah merupakan hubungan segi tiga

dimana Allah merupakan puncaknya. Hubungan yang harmonis dengan Allah

akan menimbukan hubungan yang harmonis pula terhadap sesama manusia dan

juga alam. Sehingga akan mengokohkan sifat-sifat ke-Tuhanan yang ada dalam

jiwa untuk senantiasa arif pada Tuhan, manusia, dan alam.

Hubungan personal dengan Tuhan itu tidak hanya berhenti pada titik

personal saja, juga tidak hanya dipenuhi oleh kebernikmatan hidup secara spiritual

individual. Melainkan, berujung dan ditujukan untuk meraih implikasi sosial dan

lingkungan yang luas. Sehingga menandai adanya kearifan menuju ke arah Tuhan,

manusia dan alam semesta yang ketiga-tiganya menjadi pusat episentrum

ekosistem dalam Islam.

Dalam surat Ali Imran ayat 190-191 Allah berfirman:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih

bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang

berakal,”.“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk

5 5 Andi Eka Putra, “Alam dan Lingkungan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Tasawuf” .

Jurnal Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an dan Hadits. IAIN Lampung :Al-Dzikra, Vol. 8. No.1, h. 5-6.

Page 48: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

37

atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit

dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini

dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.”

(QS. Al-Imran [3] :190-191).5 6

Ditegaskan kembali dalam surat al-Qhasash ayat 77 :

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari

(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana

Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di

(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat

kerusakan.” (QS. Al-Qhasash [28] :77).5 7

Dalam memahami konsep mengenai nilai-nilai tasawuf yang meliputi

hubungan dengan Allah, manusia dan alam, dalam kesemuanya terhimpun dalam

profil pribadi seorang muslim yang dekat dengan Allah dan dekat dengan

hamba-hambanya, adalah pribadi Muslim yang bersih dari nilai-nilai yang

buruk, dan terhindar pula dari berbagai penyakit hati dan sifat-sifat tercela. Pada

sisi lain, pribadi Muslim tersebut peduli terhadap masalah sosial di sekitarnya,

merasa bertanggungjawab untuk mengatasi dan memberikan solusi terhadap

masalah sosial, serta terlibat pula dalam aksi-aksi sosial.5 8

Nilai-nilai tasawuf merupakan energi yang mengalirkan dan

memancarkan etika Al-Qur’an atau etika Islam dalam hidup dan kehidupan

seorang Muslim. Dengan keyakinan yang kokoh pada Allah, tidak hanya

5 6Tim Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya.

(Jakarta, Cahaya Intan Permata, 2006), h. 75. 5 7Tim Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya.

(Jakarta, Cahaya Intan Permata, 2006), h. 394. 5 8Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global. Jakarta: Trans Pustaka,

2012. h. 241.

Page 49: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

38

meresapi uluhiyyah Allah, Tuhan yang diibadahi, tetapi juga menghayati dan

meresapkan rubbubiyyah Allah, Tuhan yang dirasakan hadir, dekat, dan terlibat

dalam keseharian manusia, seorang Muslim yang mengamalkan tasawuf

memiliki modal spiritual, untuk mengembangkan akhlak yang terpuji dan etika

yang fungsional dalam membimbing hidup dan kehidupan ini.

Demikian juga ketika seorang pengamal tasawuf berjihad atau ber-

mujahadah, mensucikan jiwanya dari kekufuran, kemusyrikan, sifat-sifat

kemunafikan, kecenderungan dan kecanduan kepada perbuatan yang diharamkan

Allah (al-muharramat), perbuatan yang dimakruhkan Allah (al-makruhat),

perbuatan yang syubhat (asy-syubhat), berbagai penyakit hati dan sifat-sifat

tercela sesungguhnya dia sedang membangun fondasi yang kokoh, kuat dan

mengakar guna menegakkan etika individual dan etika sosial yang bernilai

kemanusiaan (humanistik) dan ketuhanan (ilahiah).

Semuanya merupakan modal guna mengembangkan pribadi Muslim

yang akidah, iman, dan keyakinannya kokoh, ibadah dan hubungan formalnya

dengan Allah istiqomah, mu’amalat, akhlak, dan etikanya terhadap sesama

manusia, flora dan fauna, hewan dan tetumbuhan juga terpuji.

Singkatnya, menjadi manusia yang menyadari dirinya sebagai hamba

Allah dan menjalankan fungsi kehambaannya (al-ubudiyah) dengan baik, taat,

tepat, dan tekun. Pada waktu yang sama menyadari dirinya sebagai khalifah

Allah (al-khilafah) dengan mendalam dan menjalankan fungsi kekhalifahan

dengan baik, yakni dengan menjadi pribadi yang bertanggung jawab atas diri,

keluarga, dan lingkungan sosialnya.5 9

5 9Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global. Jakarta: Trans Pustaka,

2012. h. 234-235.

Page 50: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

39

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil Komunitas Cafe Rumi Jakarta

1. Sejarah dan Perkembangan

Cafe Rumi Jakarta merupakan komunitas Islam yang beraliran sufi,

terbentuk dibawah naungan Yayasan Samudra Cinta Mawlana, didirikan pada

tanggal 8 Agustus 2008, yang digagas oleh Muchsin Mulaila dan lima

sekawan yang memiliki latar belakang pengusaha, yakni Hendro Marto

Wardojo, Miranti Abidin, Amania Ray, Tito Sulistio dan Yati Idris. Mereka

memiliki fungsi menanamkan ajaran tasawuf dalam ajaran Islam, khususnya

kepada masyarakat perkotaan.

Cafe Rumi diresmikan oleh Mawlana Syaikh Muhammad Hisham

Kabbani Rabbani, yang juga merupakan guru spiritualnya (mursyid), seorang

tokoh sufi besar dunia yang berasal dari Lebanon, dan menetap di Amerika

Serikat. Hingga kini ia menyebarkan nilai-nilai tasawuf hampir ke semua

pelosok dunia. Dengan berpedoman kepada aqidah Ahlus Sunnah Wal

Jama’ah, dalam pengajarannya, tidak terlepas dari nilai-nilai yang bersandar

pada rujukan utama yakni, Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.6 0

Komunitas Cafe Rumi Jakarta berdiri di tengah-tengah jantung pusat

perkotaan, seperti gedung perkantoran, pertokoan dan pusat pembelanjaan.

Cafe Rumi Mempunyai peranan sebagai pusat dakwah bagi kaum urban,

Komunitas ini didirikan karena melihat persoalan dari kondisi yang

6 0 Muchsin Mulaila, Ketua Cafe Rumi Jakarta, di Yayasan Samudra Cinta Mawlana, via

Wawancara, 22 November 2016.

Page 51: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

40

kontemporer, yang mengacu pada konteks masyarakat perkotaan, khususnya

masyarakat Jakarta, secara realitas banyak mempunyai problematika.

Seiring dengan kemajuan tekhnologi dan arus informasi yang telah

banyak melahirkan dampak yang signifikan bagi kehidupan, karena di

samping ditandai dengan pesatnya perkembangan kajian itu banyak pula

melahirkan kemajuan budaya dan perdaban, namun zaman ini ternyata juga

diwarnai dengan arus baru di tengah masyarakat Jakarta, yaitu kerinduan pada

kesejukan dan kedamaian jiwa.

Ketenangan jiwa mereka terganggu oleh kemajuan budayanya sendiri,

karena budaya itu membawa mereka lari dari fitrah kemanusiaan yang

mestinya menjadi hiasan abadi peradabannya. Seperti sikap individualistik,

materialistik yang mengarah kepada sikap hedonistik. Sehingga timbulnya

disorientasi dan depresi sosial, terlebih lagi semakin terkikisnya

pendangkalan iman, serta kehilangan harga diri dan masa depan.6 1 Cafe Rumi

terletak di kawasan, Wisma Iskandariyah. Jl. Iskandarsyah Raya Blok B4. kav

12-14, Melawai, Kebayoran Baru. Jakarta Selatan.

Secara hirarkis, komunitas penganut Sufi biasanya memiliki seorang

guru yang dikenal dengan sebutan guru spiritual (mursyid). Berbeda dengan

guru yang mempelajari agama melalui buku, dalam Sufi, seorang mursyid

memiliki hubungan yang jelas dengan Rasulullah SAW. Tarekat (thariqah),

itu dapat dikatakan mu'tabar atau diakui apabila pengajaran atau silsilahnya

bersambung hingga sampai Rasulullah SAW, apabila silsilah atau

pengajarannya terputus maka disebut ghairu mu'tabarah. Tarekat yang

6 1 Muchsin Mulaila, Ketua Cafe Rumi Jakarta, di Yayasan Samudra Cinta Mawlana, via

Wawancara, 22 November 2016.

Page 52: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

41

mu'tabarah yang diakui dan dikenal didunia sebanyak 41 aliran tarekat dari 40

yang ada bersumber dan mengambil cahaya dari Ali bin Abi Thalib RA.

Untuk yang satu mengambil cahaya dari Abu Bakar Shiddiq RA, yang

sekarang dikenal dengan nama Tarekat Naqshbandiyah.

Setiap tarekat memiliki seorang mursyid, dan masing-masing mursyid

itu mempunyai metode yang berbeda. Dalam tarekat biasanya selalu

berpedoman terhadap mursyidnya, mulai dari penamaan tarekat, maupun

ajarannya, hal ini menandakan bahwa komunitas ini adalah bagian dari

tarekat Naqsbandi Rabbani Al-Haqanni.

Syaikh Hisyam kabanni sendiri memiliki metode tersendiri, ajarannya

yang bersifat universal, yang menjelaskan tentang keindahan dan kedamaian

Islam, sehingga dapat dipahami oleh masyarakat luas. Secara kompleks dalam

menjalankan dakwahnya, Syaikh Hisyam Kabbani merupakan tokoh sentral

yang mempunyai pengaruh kuat untuk mengajarkan ajaran tasawuf dengan

cinta. Yang semuanya tercakup dalam ranah tasawuf itu sendiri. Selain itu,

tasawuf juga merupakan jantung dari ajaran agama Islam.

Jika menelisik mengenai sejarahnya, Syaikh Hisyam Kabbani adalah

menantu dan murid dari Mawlana Syekh Nazim Al-Haqqani. Sedangkan

Mawlana Syaikh Nazim Al-Haqqani (almarhum), sendiri juga merupakan

mursyid dari Cafe Rumi. Menurut sejarah Syaikh Hisyam telah menjadi

pengikut Mawlana Syaikh Nazdim dan Mawlana Syaikh Abdullah selama

lebih dari 50 tahun, yang mengabdikan dirinya, di jalan kewaliannya.

Selain itu, jalur ayah dan ibunya yang memang merupakan keturunan

Rasulullah SAW. Kemudian istri Syaikh Hisyam, Hj. Nazihe Adil yang

Page 53: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

42

merupakan putri Syaikh Nadzim al-Haqqani, ia adalah keturunan Syaikh

Abdul Qadir Al-Jailani. Dalam silsilahnya, ia merupakan keturunan dari

Imam Hasan bin Ali, dan sampai kepada Imam Ali bin Abi Thalib RA, yang

kemudian bermuara kepada Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan dari jalur Ibunya, berasal dari keturunan Mawlana Syeikh

Jalaluddin Rumi, berasal dari keturunan sahabat Abu bakar As-Sidiq RA,

yang kemudian bermuara kepada Nabi Muhammad SAW. Pencapaian yang

telah di raih adalah bukti yang tinggi. Dirinya telah mengabdikan diri di jalan

Syaikhnya, Nabinya dan di Jalan Allah SWT.6 2

Berada di tengah daerah perkotaan seperti metropolitan Jakarta, Cafe

Rumi menjalankan tujuan dakwahnya dengan berbagai tantangan. Seperti

misalnya hal yang tidak banyak ditemui saat berdakwah melalui masjid dan

lembaga-lembaga Islam pada umumnya, berbeda dengan menyampaikan

dakwah di masjid. Cafe Rumi adalah wadah dakwah Islam beraliran sufi yang

menargetkan dakwahnya bagi kaum urban yang mencari keseimbangan,

kedamaian dan keindahan Islam. Kebutuhan spiritual masyarakat perkotaan

yang semakin gelisah dan hampa akan makna spiritualitas, diwadahi dalam

naungan balutan cinta untuk membangkitkan kembali jiwa spiritualitas

masyarakat kota yang semakin terkikis.

Cinta yang universal, tak mengenal batasan agama, suku dan ras

menjadi sesuatu yang diidam-idamkan banyak orang yang semakin muak

dengan dunia yang kian berkonflik. Dalam penerapan dakwahnya, Komunitas

Cafe Rumi Jakarta mengedepankan olah spiritual, yakni menjembatani antara

6 2Diakses melalui Website Cafe Rumi Jakarta, pada 4 Januari pukul 14.20. WIB.

Page 54: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

43

kehidupan duniawi dan kekosongan rohani, yang lebih mengutamakan cinta

kasih terhadap sesama sehingga seiring berjalannya waktu, kehadirannya

lebih mudah diterima oleh banyak kalangan.6 3

Selain itu, saat ini komunitas sufi tak cuma digandrungi oleh para

ulama, sufi kini justru banyak diterapkan oleh para pengusaha, termasuk bagi

para pendiri Cafe Rumi, yang justru diprakarsai oleh para pengusaha papan

atas di Jakarta. Bahkan, pemberian nama Cafe itu sendiri tidak mengacu

kepada nama-nama yang berkonotasi Islam, seperti majelis ta’lim, majelis

dzikir dan lain sebagainya, melainkan pembentukan nama disusun dari istilah

yang secara umum dapat dipahami dan dimengerti bagi kebanyakan orang,

atau istilah yang konvensional bagi sebuah terminologi Cafe, Seperti nama

“Rumi”.

Dalam melakukan dakwahnya, Komunitas Cafe Rumi Jakarta juga

menggunakan metode Tari Sufi (Whirling Dhevish) dalam aktivitasnya,

sempat mengalami gejolak pada masa lampau, karena terjadi kesalahan

persepsi atau ketidakpahaman dari banyak orang yang memahami dan

menggangap bahwa ajaran atau metode yang diterapkan oleh komunitas Cafe

Rumi Jakarta melalui sebuah tarian dianggap sesuatu hal yang menyimpang

dan menyesatkan, sehingga komunitas ini, mencoba melakukan pendekatan

melalui metode dalam menanamkan nilai-nilai tasawuf secara jelas dengan

ajaran cinta yang penuh kedamaian.

Dalam perkembangan syiarnya. Komunitas Cafe Rumi Jakarta

melakukan pendekatan dalam memperluas proses kegiatan dakwah yang

6 3Muchsin Mulaila, Ketua Cafe Rumi Jakarta, di Yayasan Samudra Cinta Mawlana, via

Wawancara, 22 November 2016.

Page 55: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

44

diterapkan, yakni melalui dunia maya dan media sosial, seperti diantaranya:

Situs Website www.caferumijakarta.com , Jejaring Sosial Facebook Cafe

Rumi Jakarta, Twitter @Caferumijakarta, Instagram Caferumijakarta dan

situs Youtube yakni Cafe Rumi Jakarta.6 4

Dengan metode yang dikembangkan, membuat masyarakat banyak

yang tertarik untuk mengikutinya. Seperti dalam data di media sosial diatas,

tercatat jumlah pengikutnya mencapai angka ribuan orang.6 5 Diantaranya,

dalam situs Website, Jejaring Sosial Facebook, Twitter, Instagram, dan

Youtube. Tercatat, jumlah pengikut di laman facebook mencapai 5.200 orang,

di instagram, mencapai sekitar 1.507 orang. Di twitter 1.314 pengikut, dan

situs Youtube mencapai 288 Subcriber.6 6

2. Tarekat Naqsabandiyah

Tarekat Naqsyabandiyah merupakan sebuah sekolah pemikiran dan

praktik yang berdiri di muka barisan kelompok yang menyebarluaskan

kebenaran dan memerangi kebatilan serta ketidakadilan, khususnya di Asia

Tengah dan India di masa lampau, di Cina dan Uni Soviet di masa modern,

serta di Eropa dan Amerika Utara belakangan ini dan merambah ke Asia

Tenggara yang lahir dari tokohnya yakni Bahaud Naqsabandi dari Bukhara

tahun 1390 Masehi.

6 4Diakses melalui Website, Instagram, Twitter, Facebook dan situs Youtube Cafe Rumi

Jakarta, pada 4 Januari pukul 14.11. WIB. 6 5Akun Facebook Cafe Rumi Jakarta. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2016. Pukul

14.34. 6 6Akun Facebook, Instagram dan Website Cafe Rumi Jakarta. Diakses pada tanggal 29

Oktober 2016. Pukul 14.35.

Page 56: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

45

Syekh-Syekh Naqsybandi yang berperan di bidang politik, sosial,

pendidikan dan spiritual dalam masyarakat mereka, berperilaku berdasarkan

Kitab Suci al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.

Tarekat Naqsybandiyah adalah jalan yang dianut oleh para Sahabat

Rasul dan orang-orang yang mengikutinya. Tarekat ini tersusun atas

peribadatan yang terus-menerus dalam setiap tindakan, baik lahir maupun

batin, dengan disiplin yang lengkap dan sempurna berdasarkan Sunnah

Rasulullah SAW. Hal tersebut terdiri atas pemeliharaan adab pada tingkat

tertinggi dan dengan tegas meninggalkan bid’ah dan penafsiran bebas dalam

kebiasaan-kebiasaan umum dan perilaku pribadi. Ia juga memiliki elemen

menjaga kesadaran terhadap hadirat Allah SWT, menuju peniadaan diri

sendiri dan pengalaman yang sempurna akan hadirat Ilahi.

Tarekat ini merupakan cerminan sempurna dari kesempurnaan

tertinggi. Merupakan jalan pensucian diri dengan jalan perjuangan yang

paling sulit, pergulatan melawan ego. Ia bermula di tempat di mana yang lain

berakhir, dalam ikatan cinta Ilahiah yang sempurna, yang telah dianugerahkan

kepada Sahabat Rasulullah SAW pertama, Abu Bakar ash-Shiddiq RA.6 7

3. Tujuan Cafe Rumi Jakarta

Memberikan sebuah Oase di Perkotaan, sebagai wadah bagi yang

merindukan kecintaan, ketenangan dan kedamaian ajaran Islam.6 8

6 7Diakses melalui Website Cafe Rumi Jakarta, pada 4 Januari pukul 14.22. WIB. 6 8Muchsin Mulaila, Ketua Cafe Rumi Jakarta, di Yayasan Samudra Cinta Mawlana, via

wawancara, 22 November 2016.

Page 57: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

46

B. Visi dan Misi Komunitas Cafe Rumi Jakarta

1. Visi Cafe Rumi

Mengenal dan menjadikan Islam sebagai Agama yang rahmatan lil

alamin melalui kecintaan kepada Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, sesama

manusia dan alam.

2. Misi Cafe Rumi

Membangun kecintaan kepada Allah, bagi semua para pencari untuk

meraih cinta yang sebenarnya. Cinta dalam menganggungkan Sang Khaliq,

yang penuh dengan keyakinan hati. Wadah untuk para pencari tanpa

memandang suku, ras, agama dan bangsa. Dengan kasih sayang yang tulus,

untuk meraih kebahagian secara bersama-sama dalam menjalankan kehidupan

ini, sehingga melahirkan pola hubungan harmonis terhadap Allah, manusia

dan alam.6 9

C. Kegiatan Komunitas Cafe Rumi Jakarta

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Komunitas Cafe Rumi Jakarta di

antaranya sebagai berikut:

Dzikir Kwajagan beserta Shalawat Nabi

Tari Sufi (Whirling Dhervish) dan Meditasi Sufi

Kajian Al-Quran dan Tasawuf,

Pelatihan Bela Diri

Makangratis.com.7 0

6 9Diakses dari akun Facebook Café Rumi Jakarta, pada 23 November pukul 13.22. WIB. 7 0 Muchsin Mulaila, Ketua Cafe Rumi Jakarta, di Yayasan Samudra Cinta Mawlana, via

wawancara, 22 November 2016.

Page 58: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

47

D. Struktur Organisasi Komunitas Cafe Rumi Jakarta

Struktur Organisasi Komunitas Cafe Rumi Jakarta sebagai berikut :

Mursyid 1. (Alm) Syaikh Nadzim Haqqani

2. Syaikh Hisyam Kabanni

Dewan Pembina 1. Hendro Marto Wardojo.

2. Miranti Abidin

3. Amania Ray

4. Tito Sulistio

5. Yati Idris

Ketua & Pengelola Ustadz. Muchsin Mulaila

Sekertaris Roya Iswara

Bendahara Wiwi Sayogyo

Divisi. Bidang Kesenian Firman Kurniawan

Divisi. Bidang Pengembangan Dakwah Ustadz Shohib Ismail

Divisi. Bidang Humas dan Publikasi 1. Aditya

2. Julia

3. Candra

Divisi Bidang Usaha Hidayat

Page 59: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

48

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Analisis Data Strategi Komunikasi Komunitas Cafe Rumi Jakarta

1. Strategi Komunikasi Komunitas Cafe Rumi Jakarta

Pada dasarnya, setiap lembaga, organisasi, komunitas, atau

semacamnya, biasanya dibentuk atas dasar sebuah tujuan dan cita-cita yang

ingin mereka capai. Terbentuknya Cafe Rumi Jakarta karena melihat kondisi

kontemporer yang dialami oleh masyarakat perkotaan khususnya masyarakat

Jakarta, berbagai persoalan yang datang tanpa henti telah memberikan

dampak nyata dari segala sudut Ibu Kota, ditambah kehadiran era globalisasi,

serta kemajuan tekhnologi telah menjadikan masyarakat yang semakin

cenderung selalu ingin menguasai segala hal yang ditawarkan, sehingga

membentuk pribadi yang hanya ingin terpenuhi dari segi kebutuhan

jasmaninya, tanpa memperhatikan aspek rohaninya. Tidaklah heran seringkali

muncul berbagai persoalan yang sumber utamanya berasal dari aspek

batinnya.

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan diperlukan strategi yang

strategis agar mencapai hasil yang optimal. Dalam menjalankan strategi

komunikasi yang mereka yakni diantaranya :

a. Mengidentifikasi komunikan

Mengenal komunikan sebagai sasaran dalam melakukan

komunikasi merupakan langkah pertama bagi komunikator, agar

mengetahui sejauh mana kondisi atau persoalan yang di hadapi

Page 60: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

49

komunikator dalam hal ini Cafe Rumi Jakarta. Dalam

mengidentifikasi komunikan atau sasaran dakwah, jika berkaca

kepada rujukan awal, pada dasarnya, Allah SWT menciptakan

manusia di muka bumi ini sesungguhnya bukan tanpa tujuan. Namun

demikian di antara manusia yang hidup di muka bumi ini, ada yang

mengerti maksud dan tujuan mereka dan banyak pula yang lupa akan

tujuan hidupnya.

Kebanyakan manusia memandang menjadi seseorang yang

meraih kesuksesan, hanya di ukur ketika memiliki segala hal yang

bersifat material, seperti harta, rumah dan kendaraan yang mewah,

kedudukan serta jabatan yang dimilikinya, namun hakikatnya, sesuatu

penjelasan mengenai hal-hal yang membentuk makna hidup hanya

sebatas dipahami dan proses pengetahuannya hanya terjebak dalam

segi empirisme saja.

Sehingga mereka yang mengalami hal demikian cenderung

selalu ingin menguasai segala aspek bidang kehidupan, dengan

menghalalkan segala cara untuk memperkaya diri, kebanyakan mereka

melupakan akan tujuan hidup yang hakiki, dan menganggap ketika

telah meraih sesuatu hal yang bersifat duniawi (materi) seperti hal di

atas, telah menjadi seseorang yang memiliki kesuksesan dan meraih

kebahagian yang hakiki pula.

Pandangan hidup seperti itu nampaknya menjadi fenomena

masyarakat di era perkotaan saat ini. Seperti di Jakarta, Cara hidup

yang konsumtif, individualistis, materialistis, pragmatis dan mengakar

Page 61: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

50

kepada sikap hedonistis. Dalam perkembangannya, telah melahirkan

gejolak-gejolak yang nyata yang memungkinkan bagi seseorang yang

telah meraih kesuksesan dan kebahagiaan tetapi semuanya adalah

sesuatu hal yang semu.

Sehingga timbul semacam gangguan yang terus mengarah

kepada terkikisnya nilai-nilai kemanusian bahkan kehampaan

spiritual, hal inilah yang mengakibatkan banyak orang yang

mengalami stress dan gelisah akibat tekanan dan persaingan yang kian

ketat, dan tidak mempunyai pegangan hidup.

Kegelisahan yang terjadi disebabkan perasaan takut

kehilangan apa yang dimiliki, timbulnya rasa takut akan masa depan

yang tidak disukai, kekecewaan terhadap hasil kerja yang tidak

mampu memenuhi harapan dan kepuasan, terutama kepuasan spiritual.

Kemudian terlebih lagi degradasi moral yang sangat

memprihatinkan yang dapat menjatuhkan harkat dan martabat mereka,

hal ini sudah banyak terjadi di masyarakat. Namun memang secara

geografis, masyarakat Jakarta yang memiliki latar belakang dan

psikologis yang berbeda, dan memiliki persoalan-persoalan yang

berbeda pula.

Namun dari itu semua, dapat disepakati, bahwa sebagian

besar sumber pesoalan itu berasal dari aspek batinnya, Sehingga dari

latar belakang yang demikian, dapat digaris bawahi, Cafe Rumi

melakukan strategi dengan tujuan agar mampu menempatkan diri

(komunikator) sesuai dengan keadaan warga masyarakat (komunikan).

Page 62: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

51

b. Menentukan Metode Dakwah

Setelah mengidentifikasi komunikan dengan mengetahui latar

belakang dan kondisi psikologis dari keadaan masyarakat Jakarta.

Maka strategi selanjutnya adalah dengan menentukan metode dakwah,

tujuannya agar pesan yang disampaikan dapat diterima serta mudah

dipahami oleh masyarkat Jakarta.

Namun sebelum mengalisa tentang metode dakwah Cafe Rumi,

jika kita membuka kembali tentang sejarah kehadiran tasawuf, bahwa

tolak ukur dalam menginternalisasikan nilai-nilai tasawuf itu pada

dasarnya mempunyai wadah dalam arti mempunyai pedoman dalam

mengamalkan tasawuf yakni dengan melalui bebagai macam thariqat,

tarekat (jalan) yang di tempuh. Namun dari setiap tarekat itu memiliki

metode masing-masing yang berbeda, sesuai dengan ketentuan dan

bimbingan ajaran yang dilakukan oleh mursyidnya.

Melihat konteks dalam komunikan diatas, bahwa melalui

metode dakwah yang digunakan adalah melalui ajaran cinta, dalam

istilah sufi biasa disebut “mahabbah”, sehingga para sufi atau dalam

hal ini Komunitas Cafe Rumi Jakarta, yang tinggal di perkotaan

menangkap peluang pasar. Seperti dalam hal pemberian Nama Cafe

Rumi sendiri, merupakan salah satu strategi komunikasi yang

dilakukan dalam konteks dakwah yang menjebak, artinya menjebak

dalam hal positif. Seperti dalam istilah “Café” yang berada di Jakarta,

yang sudah identik dengan sesuatu tempat untuk menghabiskan waktu

Page 63: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

52

berjam-jam bagi masyarakat, sehingga dipergunakan untuk merangkul

masyarakat Jakarta.

Selain itu, pemberian nama “Rumi” sendiri diambil dari nama

besar yakni Syaikh Jalalludin Rumi seorang tokoh Islam dalam

spiritualis Sufi, dan tidak dengan nama-nama yang berkontasi Islam.

Artinya, kebanyakan masyarakat mengetahui nama tersebut adalah

sebuah istilah yang umum di dengar, sehingga berdasarkan hal diatas,

menjadi sebuah alasan untuk merangkul masyarakat dan menjawab

persoalan mengapa mereka tidak melakukan dakwah di masjid,

maupun lembaga-lembaga Islam pada umumnya.

Gambar 4.1

Cafe Rumi Jakarta.7 1

Menurut Ernest Bormann's metode yang menjanjikan untuk

melihat interaksi kelompok kecil dan kepaduan. Ketika orang-orang

yang tidak mengenal satu sama lain datang bersama demi mencapai

tujuan bersama, baik kelompok dalam sebuah organisasi. Sehingga

7 1 Sumber: Dokumen pribadi penulis, gambar diambil pada 10 Februari 2017 pukul 16:13

WIB.

Page 64: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

53

dalam hal ini Cafe Rumi melakukan sesuatu kepada masyarakat

Jakarta dalam membangun sebuah pola hubungan satu sama lain,

meskipun dari latarbelakang berbeda, sehingga dalam teori

konvergensi simbolik dimengerti dan secara umum melihat sikap

secara akurat itu mengupas tentang bagaimana kekompakan maupun

kesamaan di dalam kelompok tercapai, dan dapat diartikan juga

mereka mempunyai sebuah asumsi yang sama dalam memandang

sebuah realitas.

Dalam memahami ajaran cinta melalui ranah tasawuf, seperti

yang dijelaskan oleh ketua Cafe Rumi Jakarta :

“Dalam tasawuf menegaskan bahwa ajaran cinta adalah dasar

dari pendekatan diri kepada Allah. Tingginya tingkat hedonisme.

Masyarakat Jakarta ini sudah sibuk dan stres, justru frase cintalah

yang dijadikan senjata”. 7 2

Kutipan diatas menjelaskan, bahwa Cafe Rumi dalam

merangkul masyarakat mempunyai kekhasan tersendiri, dengan selalu

ditanamkan ajaran Islam yang penuh dengan kedamaian, karena

selama ini, wajah Islam selalu diidentikan dengan hal-hal yang

bersifat radikal, melihat pemberitaan di Media Massa, kelompok-

kelompok ekstrimis yang anti Islam, pengaruh budaya barat, ditambah

lagi dasar pemahaman ajaran agama yang keliru dan salah persepsi

dari kalangan umat Islam itu sendiri.

Sehingga tidaklah heran hal demikian menyebabkan Ajaran-

ajaran luhur dari Islam akan semakin ditinggalkan dan mengalami

7 2Muchsin Mulaila, Ketua Cafe Rumi Jakarta, di Yayasan Samudra Cinta Mawlana, 19

Maret 2017. Pukul. 16.34 WIB.

Page 65: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

54

kondisi yang memprihatinkan. Oleh karenanya, kelas-kelas tasawuf

seperti Cafe Rumi mempunyai tantangan agar bisa selaras dalam

konteks kekinian.

c. Pemanfaatan Media Komunikasi

Kehadiran tekhnologi dan komunikasi memeberikan dampak

yang besar dalam proses membangun hubungan sesama manusia.

Melihat hal itu, Komunitas Cafe Rumi Jakarta melakukan dan

membangun komunikasi kepada masyarakat luas melalui pemanfaatan

media komunikasi dalam perluasan dakwah yang dilakukan, di tengah

arus tekhonologi dan informasi saat ini, selain itu, berfungsi sebagai

tujuan jangka panjang atau strategi komunikasi dalam memperluas

proses kegiatan dakwah yang diterapkan, melalui media sosial, seperti

diantaranya:

Situs Website, www.caferumijakarta.com

Jejaring Sosial Facebook, Cafe Rumi Jakarta.

Twitter, @Caferumijakarta.

Instagram, Caferumijakarta.

dan situs Youtube, Cafe Rumi Jakarta.7 3

Konteks diatas menjelaskan bahwa, strategi komunikasi yang dilakukan

Komunitas Cafe Rumi Jakarta dalam menanamkan nilai-nilai tasawuf di

masyarakat perkotaan, pada dasarnya melalui bentuk komunikasi massa, dengan

pemanfaatan media komunikasi (New Media), sehingga dalam hal ini yang

dilakukan melalui beberapa media sosial, diantaranya Website, Facebook, Twitter,

7 3Diakses melalui Website, instagram, twitter, facebook dan situs youtube Cafe Rumi

Jakarta, pada 4 Januari pukul 14.11. WIB.

Page 66: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

55

Instagram dan Youtube. Kegiatan yang dilakukan di media sosial ini juga lebih

banyak berupa unggahan status, poster-poster atau gambar yang berisi ajakan

menghadiri kegiatan yang diterapkan. Oleh karenanya dengan metode yang

dikembangkan tersebut, membuat masyarakat banyak yang tertarik untuk

mengikutinya.

Seperti dalam data media sosial, tercatat jumlah pengikutnya mencapai

angka ribuan orang.7 4 Diantaranya, dalam situs Website, Jejaring Sosial Twitter,

Facebook, Instagram, dan Youtube. Jumlah pengikut di jejaring twitter mencapai

1.314 pengikut. Laman facebook mencapai 5.200 orang, di instagram, mencapai

sekitar 1.507 orang, dan di Youtube terdapat 288 Subscriber.7 5

Dalam Websitenya, mereka membuat sebuah gambaran tentang fungsi

Cafe Rumi Jakarta didirikan, dengan tampilan yang elegan, website Cafe Rumi

dapat diakses dilaman penulusuran Google, menempati posisi teratas, sehingga

hal demikian menandakan bahwa Cafe Rumi memiliki ruang dan dapat diterima

bagi masyarakat secara luas.

Di akun Twitter bernama @CafeRumiJakarta, tweet-tweet yang diunggah

banyak menjelaskan mengenai ajaran maupun nilai-nilai tasawuf yang dilakukan,

sebagai upaya untuk mendekatkan dan meraih cintanya Allah SWT, sesuai dengan

metode dan bimbingan dari mursyidnya yang juga berasal dari ajaran Rasulullah

SAW. Selain itu, mereka juga mengambil syair-syair puisi dari Rumi, Ibn Arabi,

maupun tokoh-tokoh sufi lainnya, untuk semakin membangkitkan memotivasi

7 4Akun Facebook Cafe Rumi Jakarta. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2016. Pukul

14.34. 7 5Akun Facebook, Instagram dan Website Cafe Rumi Jakarta. Diakses pada tanggal 29

Oktober 2016. Pukul 14.35.

Page 67: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

56

untuk menumbuhkembangkan rasa cinta dalam meraih dan membentuk jiwa

spiritual yang penuh kedamaian.

Gambar 4.2

Tampilan tweet @Caferumijakarta.7 6

Kemudian dalam media sosial Instagram menampilkan beberapa caption

dan gambar menarik, dalam unggahannya terkait dengan hal-hal keindahan dalam

memaknai ajaran tasawuf. Penulis melihat bahwa postingan memiliki ciri khas

tersendiri, karena komunitas sufi berbeda dengan komunitas pada umumnya. Cafe

Rumi Jakarta sendiri memiliki akun Instagram dengan nama @Caferumijakarta.

Namun ada juga yang menggunakan @rumicafe_jakarta. Melalui unggahan foto-

foto yang menarik, yang tak jauh berbeda dari twitter.

Selain menampilkan kegiatan-kegiatannya, mereka juga menampilkan

kata-kata mutiara yang berbalut dengan hikmah sufi, bertujuan untuk memberikan

motivasi sebagai muhasabah diri, melihat postingannya tidak sedikit pula yang

menyukainya. Sehingga dalam mengajak pengguna Instagram atau juga pengikut

7 6 Sumber: Akun @Caferumijakarta diakses pada 19 Maret 2017, pukul 7:20 WIB.

Page 68: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

57

akun tersebut, dijelaskan kembali melalui caption di bawah foto, yang

memudahkan para pengguna Instagram memahami makna dalam foto tersebut.

Gambar 4.3

Salah satu unggahan di akun Instagram @Caferumijakarta.7 7

Begitu juga di Facebook, Komunitas Cafe Rumi Jakarta memiliki akun

Facebook berupa Fanpage dengan nama Cafe Rumi Jakarta. Foto dan status yang

diunggah tidak jauh berbeda dengan media sosial di Twitter dan Instagram. Status

dalam sekali unggah memiliki lebih panjang dan memiliki ciri khas dari setiap

media sosial, karena berbeda dengan Twitter yang memiliki karakter terbatas

dalam sekali tweet.

Tak jauh berbeda dengan pengembangan pemanfaatan media komunikasi

yang dijelaskan diatas, seperti dalam Facebook dan Instagram. Status yang

diunggah lebih kepada kegiatan-kegiatan Cafe Rumi Jakarta, seperti

mensosialisasikan kegiatan yang dilakukan, namun mereka juga memposting

unggahan berupa nasehat maupun hikmah-hikmah Sufi. Tulisan yang diunggah

terdapat yang menggunakan ayat-ayat Al-Quran dan Hadits terkait dengan proses

7 7 Sumber: Akun Instagram @Caferumijakarta diakses pada 20 Maret 2017, pukul 7:59

WIB.

Page 69: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

58

mendekatkan diri kepada Allah maupun mengenai tasawuf secara umum, seperti

gambar di bawah ini.

Gambar 4.4

Tampilan status di akun Facebook Cafe Rumi Jakarta7 8

Pesan atau materi dakwah yang disajikan oleh komunitas ini di media

sosial umumnya adalah ayat-ayat atau terjemahan Al Qur’an serta Hadits Nabi,

serta hikmah mutiara dari para sahabat Nabi dan para ulama-ulama sufi terkemuka

yang terkait dengan pola hubungan diri dengan Allah, manusia dan alam, yang

semuanya terhimpun dalam nilai-nilai tasawuf.

Dalam proses kegiatan dakwah melalui kajian tasawuf yang dilakukan

oleh Cafe Rumi Jakarta terkadang bekerja sama dengan komunitas lain atau

lembaga keislaman yang dapat memudahkan menyebarkan tujuan dakwahnya.

Seperti majelis ta’lim dan majelis dzikir. Kegiatan-kegiatan yang disebarluaskan

tidak hanya berupa foto atau tulisan yang diunggah di media sosial, namun

mengunakan live Streaming, atau siaran langsung melalui internet.

7 8 Sumber: Akun Facebook Cafe Rumi Jakarta diakses pada 20 Maret 2017, pukul 9:20

WIB.

Page 70: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

59

Kegiatan yang dilakukan, seperti dzikir, kajian tasawuf, tari sufi,

makangratis.com, perkumpulan para sufi Nusantara, dan lain-lain. Ditayangkan

secara langsung melalui kanal situs jejaring Youtube, agar proses dakwahnya bisa

dipahami dan kenal di Indonesia maupun seluruh dunia, hal demikian mempunyai

harapan agar tidak ada salah persepsi maupun pandangan yang keliru, maupun

saling menganggap paling benar.

Selain itu juga terdapat juga video Recorder yang bisa diakses oleh orang-

orang atau masyarakat yang tidak hadir pada saat kegiatan-kegiatan berlangsung

di kanal situs Youtube Cafe Rumi Jakarta. Hal demikian dilakukanDengan adanya

sinergi dengan komunitas lain dapat membantu menyebarluaskan kegiatan

dakwah secara menyeluruh kepada masyarakat perkotaan.

Gambar 4.5

Salah Satu Kajian Live Streaming Cafe Rumi Jakarta dengan tama

“Kekuatan Hijrah”.7 9

Kemudian Cafe Rumi Jakarta melakukan sebuah komunikasi dalam

aktivitas dakwahnya melalui segi usaha, yakni dengan penjualan produk-produk

sufi, berupa hasil kreativitas yang dilakukan Cafe Rumi Jakarta, hal demikian

7 9 Sumber: Situs Youtube Cafe Rumi Jakarta, diakses pada 20 Maret 2017, pukul 10:30

WIB.

Page 71: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

60

dilakukan agar membentuk sebuah kemandirian dalam sebuah lembaga,

mengingat dakwah memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sehingga untuk

mendapatkan pemasukan dana demi kelancaran kegiatan berdakwah, yakni

melalui infaq di setiap kegiatan, donasi, menjual kaos yang bertemakan Islami,

pernak-pernik sufi (sufi shop) yang biasa di jual di Cafe Rumi Jakarta, di luar

Cafe Rumi maupun secara online yang dipublikasikan melalui pemanfaatan

media.

Gambar 4.6

Tampilan status tentang Sufi Shop Cafe Rumi Jakarta.8 0

2. Bentuk-bentuk Komunikasi Cafe Rumi

Dalam memahami bentuk-bentuk komunikasi yang dilakukan Cafe

Rumi Jakarta, yakni terdapat berupa proses pengembangan aktivitas atau

kegiatan dakwah yang dijalankan dengan membangun sebuah ranah

komunikasi kelompok. Sehingga dalam menanamkan nilai-nilai tasawuf di

8 0 Sumber: Akun Facebook Cafe Rumi Jakarta diakses pada 20 Maret 2017, pukul

10:20 WIB.

Page 72: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

61

masyarakat perkotaan, Komunitas Cafe Rumi Jakarta melakukan kegiatan-

kegiatan rutin yang dijalankan setiap minggu. Kegiatan-kegiatan tersebut

yakni diantaranya :

a. Dzikir Kwajagan beserta Sholawat Kepada Nabi

Pada dasarnya Dzikir adalah terus menerus mengucapkan nama-

nama Allah dengan lisan dan mengingatnya dengan hati, para ahli tasawuf

percaya bahwa jika seseorang secara terus-menerus mengingat Allah,

perlahan tapi pasti akan dipenuhi dengan kualitas sifat ketuhanan yang

tinggi dan kecenderungan-kecenderungan nafsu badaniahnya akan

menghilang.8 1

Dalam Tarekat Naqsybandiyah, dalam hal ini merupakan tarekat

Komunitas Cafe Rumi Jakarta, yakni melakukan latihan spiritual harian

dan dzikir bersama mingguan yang dikenal sebagai Khatmu'l-Khwajagan

atau dzikir bersama para guru, merupakan praktik penting (ختم الخواجكان )

yang tidak boleh ditinggalkan oleh murid dan jamaahnya.

Dzikir Khatmu'l-Khwajagan merupakan dzikir yang berasal dari

sejarah Nabi Muhammad SAW, yakni pada saat Nabi dan Abu Bakar

sedang berada di Gua Tsur, sehingga Nabi memberikan rahasia-rahasia

atau shir dalam meraih cintanya Allah.

Abu Bakar ash-Shiddiq RA, bahagia dan gembira dengan apa yang

terjadi di dalam gua itu, dan mengerti mengapa Nabi SAW telah

memilihnya untuk menjadi teman dalam berhijrah. Sehingga para Syaikh

Naqsabandiyah menganggap kejadian dalam Gua Tsur sebagai fondasi

8 1 Ahmad Khalil, Merengkuh Bahagia : Dialog Al-Quran, Tasawuf dan Psikologi,

Malang : UIN Malang Press. 2007, h. 70.

Page 73: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

62

dari tarekat. Tidak hanya sebagai sumber dari wirid, tetapi juga karena

ruh-ruh dari seluruh anggota tarekat ini telah hadir bersama di saat itu.8 2

Dalam melakukan dzikir tersebut, dengan posisi duduk, bersama

Syaikh atau mursyid dalam suatu majelis. Dengan memperhatikan adab-

adabnya, sesuai ajaran dan ketentuan yang ditetapkan. Sehingga hal-hal

demikian harus menjadi pedoman awal sebelum melakukan dzikir

tersebut. Kegiatan Dzikir Khawajagan biasa dilakukan selesai

melaksanakan sholat Isya.

Proses dzikir diatas, membentuk sebuah pandangan yang

mengemukakan tentang gambaran (image) individu terhadap realitas yang

dipandu atau dibimbing oleh cerita-cerita yang menunjukkan bagaimana

suatu objek (dzikir), harus dipercaya. Bertolak dari titik itu, menurut

Ernest Bormann, ia menjelaskan bahwa proses terjadinya cerita-cerita

tersebut, tercipta melalui interaksi simbolis di dalam sebuah kelompok,

yang kemudian disebarluaskan dari satu orang kepada orang lainnya dan

dari kelompok ke kelompok lainnya untuk memberikan anggapan yang

sama tentang pengalaman yang dialaminya.

Metode dzikir yang dilakukan Cafe Rumi Jakarta, merupakan salah

satu susunan tema fantasi di dalam teori konvergensi simbolik, sebagai

sumber memotivasi dengan meliputi kesalehan (righteous), yang

menjadikan kepekaan moral sebagai dasar bagaimana pandangan retorika

bekerja. Walaupun secara keseluruhan dalam retorika tidak pernah

8 2 Muchsin Mulaila, Ketua Cafe Rumi Jakarta, di Yayasan Samudra Cinta Mawlana, 19

Maret 2017. Pukul. 16.34 WIB.

Page 74: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

63

diceritakan secara keseluruhan tetapi dibangun secara bertahap dengan

cara menceritakan tema-tema fantasi yang berhubungan.

Selain itu mereka membentuk sebuah sumber legitimasi

(sanctioning agent), dengan memberikan keabsahan berdasarkan cerita-

cerita yang disampaikan. Cerita itu juga tidak terlepas dan didasarkan

kepecayaan kepada Tuhan.

Melihat konteks diatas, berdasarkan observasi yang dilakukan oleh

penulis dengan cara mengikuti kegiatannya, Cafe Rumi Jakarta selalu rutin

melaksanakan dzikir ini, dengan dibimbing oleh syaikh atau mursyidnya,

bahkan tidak jarang mereka sering mengundang tokoh maupun para

ulama, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Seperti diantaranya

Habib Novel bin Alaydrus (Solo), Syeikh Fuad Dzibril Haddad, Mustafa

Debu, Dik Doank dan lain-lain.

Gambar 4.7

Kegiatan Dzikir Khatm Khawajagan Cafe Rumi Jakarta.8 3

Jika menelisik lebih jauh, dalam metode dzikir, pada dasarnya

merupakan salah satu pokok pengamalan di dalam ajaran tasawuf, yakni

8 3Sumber: Dokumen pribadi penulis, gambar diambil pada 10 Februari 2017 pukul 21:13

WIB.

Page 75: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

64

tazkiyatun nafs, yang berarti mengorientasikan diri lahir-batin dengan

berjuang (mujahadah) seoptimal mungkin agar jiwa kita dekat dengan

Allah. Akan tetapi, upaya mendekatkan diri (taqarub) kepada Allah SWT,

tidak akan berhasil jika tidak diawali dengan penyucian jiwa.

Sebab Allah SWT, zat yang Maha Suci tidak dapat di dekati,

kecuali oleh orang-orang yang berjiwa suci pula. Dengan demikian, maka

penyucian jiwa dipandang sebagai pokok sentral dalam pengamalan

tasawuf. Penyucian jiwa itu berdampak pada kedamaian, kebahagiaan, dan

kesejukan kalbu.8 4

Sebagaimana disebutkan di dalam firman Allah SWT.

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang berusaha

mensucikan jiwanya. Dan Sesungguhnya merugilah orang-orang yang

mengotorinya.” (QS. As-Syams [91] :9-10).8 5

Kemudian di tegaskan kembali dalam surat Ar-Raad ayat 28.

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi

tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati

Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Raad [13] :28).8 6

Ayat-ayat diatas menjelaskan bahwa, keutamaan untuk selalu

mengingat Allah, dalam segala hal apapun, sesuai dengan ajaran dan

tuntunan Rasulullah SAW, karena banyak keutamaan yang dirasakan,

8 4Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global. Jakarta: Trans Pustaka,

2012, h. 72. 8 5Tim Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya.

(Jakarta, Cahaya Intan Permata, 2006), h. 595. 8 6Tim Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya.

(Jakarta, Cahaya Intan Permata, 2006), h. 252.

Page 76: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

65

sehingga akan melahirkan penyucian jiwa, dan keyakinan yang kuat.

Kemudian saat selesai melaksanakan dzikir, dilanjutkan dengan membaca

maulid kepada Nabi yang diiringi lantunan shalawat dengan tarian sufi dan

musik hadrah.

Salah satu tuntunan Nabi Muhammad untuk mendekatkan diri kepada

Allah adalah dengan berdzikir. Cafe Rumi mengembangkan metode berzikir

dengan cara yang berbeda, yaitu dengan gerakan berputar sehingga terciptalah

tarian sema atau dikenal dengan tari sufi. Mereka melakukan hal demikian

bertujuan sebagai proses mendekat, merasakan dan meraih cintanya Allah

dan Rasulullah SAW.

b. Tari Sufi (Whirling Dervish) dan Meditasi Sufi

Tari sufi (Whirling Dervish) merupakan salah satu kesenian asing

yang masuk dan berkembang di Indonesia. Whirling Dervish adalah

kesenian tari ritual yang dipopulerkan oleh seorang teolog Islam sekaligus

pujangga sufi dari bumi Persia pada Tahun 1207-1273 Masehi.

Rumi menciptakan tari ini sebagai upaya untuk mendekatkan diri

kepada Allah, dan tujuan hidup yang hakiki yaitu mencari Tuhan dan

bermunajat serta bentuk ekspresi rasa cinta dan kasih sayang seorang

hamba kepada Sang Pencipta dan kepada sosok tauladan yang sempurna

yaitu Muhammad SAW.

Tari sufi merupakan salah satu bentuk meditasi sufi, pada dasarnya

berguna untuk berbagai macam hal, mulai dari penyakit hati dan mental,

yang hakikatnya proses meditasi sufi yang dilakukan dapat menjadi

sebuah obat, dan pembersihan jiwa.

Page 77: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

66

Dalam memaknai tari sufi, memiliki filosofi mendalam pada

gerakan sebagai dinamika perjalanan menuju kesatuan Ilahi. Hal ini

tergambarkan secara artistik dan dramatik, para penari atau biasa disebut

para darwis berjalan membentuk lingkaran, lalu menghormati guru mereka

dengan mencium tangan guru.

Kemudian memutar badan dengan ritmis seperti ritme doa dzikir,

putaran tersebut berlawanan dengan arah jarum jam, sesuai dengan ritme

perputaran bumi, gerakan ini melambangkan alam semesta yang selalu

berputar mengelilingi garis edarnya masing-masing.

Posisi tangan kanan naik dengan telapak terbuka ke atas,

melambangkan proses menuju ke Yang Ilahi serta keterbukaan akan

rahmat-Nya. Dan posisi tangan kiri menurun, dengan telapak mengarah ke

bawah, menandakan proses mengalirnya rahmat Ilahi ini ke sesama dan

seluruh bumi. Para penari melakukan gerakan terus-menerus sampai

tercapai rasa persatuan mesra dengan Yang Ilahi, dengan sesama dan alam

semesta. Dalam pandangan Bormann termasuk katagori isyarat simbolik.

Begitupun melalui kostum yang dipakai saat menari. Warna

kostum asli (penari sufi) hitam dan putih, mempunyai makna tentang

mengingat mati sebelum mati. Ini berguna untuk mengendalikan ego atau

hawa nafsu. Isyarat simbolik yang ditampilkan dalam hal ini sangat jelas,

yang memaknai simbol warna tersebut. Sehingga pada hakikatnya, Islam

adalah agama yang indah, yang mengajarkan kelembutan. Karena

sesungguhnya jihad yang sebenarnya adalah melawan ego, bukan

berperang dengan kemarahan.

Page 78: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

67

Jalaluddin Rumi menciptakan tari sebagai bentuk dan rasa cintanya

kepada Tuhan, secara sosiologis tari yang diciptakan Rumi merupakan

jalan lain seseorang untuk mencapai transenden dan mendapatkan

kenikmatan serta kepuasan batin karena telah mendekati singgasana Tuhan

melalui cara yang indah, yaitu dengan menari. Tari ini digunakan Cafe

Rumi Jakarta sebagai bentuk komunikasi selanjutnya, memiliki fungsi

yang cukup penting yaitu sebagai daya tarik bagi masyarakat.

Gambar 4.8

Tari Sufi (Whirling Dervish) di Cafe Rumi Jakarta.8 7

Dari gambaran diatas, menurut Bormann, bahwa hal demikian

tidak terlepas dari visi retorik yang telah mapan, melalui kegiatan

penceritaan dan tampilan tema-tema fantasi, maka timbullah proses

penciptaan kesadaran. Visi retorik membuat seseorang menjadi lebih sadar

mengenai cara-cara tertentu dalam melihat sesuatu, hal ini

mengambarkarkan bahwa tari sufi sesuatu hal yang sudah dikenal, dengan

8 7Sumber: Akun Facebook Cafe Rumi Jakarta, diakses pada 25 Maret 2017, pukul 16:54

WIB.

Page 79: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

68

membentuk kesadaran karena meniru cara-cara lama yang dapat menarik

perhatian.

Melihat konteks diatas, tari sufi memiliki subuah diskursus

mengenai tema fantasi yang kuat dan dialami sesuai dengan cerita-cerita

retoris dari berbagai sumber yang dijelaskan oleh Cafe Rumi, terlebih lagi

dalam tari sufi mengandung sebuah isyarat Simbolik merupakan indikator

retorika atau kode yang mendukung tema fantasi. Biasanya berwujud kata,

frase atau simbol. Karena dari itu semua, sesungguhnya tari sufi memiliki

simbol untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Komunitas Cafe Rumi Jakarta juga memperkenalkan dan

menampilkan tari sufi (whirling dervish), kepada masyarakat luas, dengan

mengunjungi beberapa tempat di sudut-sudut perkotaan, baik di instansi

pemerintahan, lembaga-lembaga keislaman, pusat pembelanjaan,

perhotelan, cafe, stasiun televisi, tempat wisata perkotaan baik nasional

dan internasional. Bahkan seringkali mereka memainkan alunan tari sufi

tersebut bersama dengan grup musik maupun musisi seperti Mustafa

Debu, Ahmad Dhani dan Dik Doank.

Kemudian mereka juga melakukan kegiatan tersebut dengan alam

bebas, seperti di pegunungan dan pesisir pantai. Dengan tujuan agar bisa

lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui rasa dan penghayatan akan

eksistensi ciptaan Allah yang dituangkan dalam alam raya.

Hal demikian dilakukan sebagai salah satu strategi komunikasi

melalui aktivitas dakwah Islam yang diterapkan Cafe Rumi dalam

menanamkan nilai-nilai tasawuf, dengan memiliki prinsip untuk

Page 80: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

69

merangkul siapa saja, dan tidak ada latar belakang khusus dalam

menebarkan cinta ke seluruh alam, yang mempunyai esensi untuk

mengokohkan sifat-sifat kearifan kepada Allah, manusia dan alam.

Sebagaimana dijelaskan di dalam hadits Nabi, Rasulullah

SAW bersabda:

ا رحم من ف ي األرض يرحمك من ف ي السماء

“Sayangilah makhluk yang ada dibumi, niscaya yang ada dilangit

akan menyayangimu”.8 8

Maksud dari hadits Nabi diatas, jelas memberikan penjelasan bahwa

sesungguhnya Allah menyayangi hamba-hambaNya yang penyayang. Maka

apabila Allah mencintai seorang hamba, Dia akan memanggil Jibril, seraya

berkata: ”Sungguh aku mencintai fulan, maka cintailah ia.” Kemudian Jibrilpun

bergegas dengan serta merta mencintainya, dan berseru dengan lantang pada

penghuni langit”. Allah mencintai fulan, maka cintailah ia!!” dan penghuni langit

seketika itupun mencintainya.

Agama Islam mengajarkan kasih sayang, bukan hanya kepada manusia

saja, tetapi juga kepada seluruh makhluk hidup. Kepada kedua orang tua, anak-

anak, suami istri, sesama muslim dan manusia bahkan kepada hewan dan

tumbuhan pun harus bersikap kasih sayang. Dan sebaiknya sebagai seorang

mukmin hendaknya menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia ini.

Artinya dari kandungan hadist diatas, memberikan penjelasan bahwa

Rasulullah saw adalah benar-benar teladan yang sempurna dalam memberikan

8 8 Hadits Riwayat ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir, dalam Shahiihul jaami’ no.

896).

Page 81: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

70

kasih sayangnya. Oleh karenanya, kita harus mengupayakan untuk menebarkan

kasih sayang sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah SAW.

Gambar 4.9

Tari Sufi (Whirling Dervish) di salah satu pusat pembelanjaan,

stasiun televisi dan di alam bebas.8 9

Mengenai proses Meditasi Sufi yakni berupa bentuk muhasabah

diri, meditasi dengan memusatkan fikiran dan hati untuk senantiasa

mengingat Allah SWT. Untuk merenungi atas segala sikap maupun

kesalahan-kesalahan, kehinaan, perbuatan buruk, penyakit hati atau jiwa

yang tercakup dalam dosa-dosanya, seperti dzikir, wirid, membaca

shalawat Nabi maupun melalui tari sufi.

Pada dasarnya banyak media atau cara dalam melakukan meditasi.

Sehingga pada hakikatnya, selain mempunyai cara masing-masing, juga

8 9 Sumber: Akun Facebook Cafe Rumi Jakarta, diakses pada 25 Maret 2017, pukul 16:54

WIB.

Page 82: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

71

dapat menjadi sebuah obat untuk memperbaiki diri, demikian juga proses

tersebut dapat manfaat bagi kecerdasan emosional, spiritual dan

intelektual, yakni penggabungan antara pengendalian kecerdasan emosi

dan spiritual atau sebagai model kemampuan seseorang untuk memberi

makna spiritual terhadap pemikiran, prilaku, akhlak dan kegiatan, serta

mampu mengsinergikan logika berfikir dengan kecerdasan memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Memiliki manfaat yang bisa diperoleh sebagai tercapainya

keseimbangan antara hubungan Vertikal (manusia dengan Tuhan), dan

Horizontal (manusia dengan manusia) untuk mengahapi kehidupan lahir

dan batin secara baik.

c. Kajian Al-Quran dan Tasawuf

Bentuk komunikasi selanjutanya yakni dalam kajian Al-Quran,

berupa pembelajaran mengenai aspek tartil dan tafsir Al-Quran,

merupakan pedoman dan petunjuk yang termaktub dalam firman suci

Ilahi, belajar dan mengkaji Al-Quran adalah wajib bagi setiap Muslim,

sehingga dalam hal ini mempunyai tujuan agar masyarakat bisa membaca

dan memahami dari setiap kandungan yang terdapat dalam Al-Quran, yang

kemudian bisa mengaplikasikan dalam kehidupan di masyarakat. Proses

kegiatan kajian Al-Quran biasa dilakukan pada hari rabu saat selesai

melaksanakan sholat Magrib.

Kemudian mengenai kajian tasawuf, yakni berupa mempelajari

Kitab Sufi karangan para ulama besar, seperti diantaranya Al-Mukhtasor

Ihya Ulumuddin, karya Imam Al-Ghazali, yang mengupas mengenai fiqh

Page 83: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

72

dan tasawuf, dalam hal ini agar menjadi panduan maupun bahan

kontemplasi dalam memahami kandungan sufistik yang dibedah secara

mendalam, dengan pendekatan keilmuan secara teoritis dan praktis,

sehingga pembahasannya sampai pada nilai-nilai ke-Tuhanan, begitu juga

dengan kitab-kitab seperti Al-Hikam, Kitab Tanwirul Qulub, dan lain

sebagainya.

Selain itu, Cafe Rumi juga menghadirkan para ulama dan habaib

untuk mengisi kajiannya. Kajian Tasawuf biasa dilakukan pada hari selasa

saat selesai melaksanakan sholat Magrib. Melihat konteks diatas, Islam

telah memberikan pedoman dalam Firman Allah dan Sunnah Nabi.

Seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran Surat At-Taubah ayat 122,

dan Hadits Nabi Muhammad SAW.

“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi

(ke medan perang). mengapa diantara mereka tidak pergi untuk

memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi

peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,

supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (QS. At-Taubah [9] :122).9 0

Dalam Hadits, Rasulullah SAW bersabda :

يقا إ ل ل هللا ب ه طر لما سه س ف يه ع يقا يلتم ,ةلجن من سلك طر

“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan

memudahkan baginya jalan ke surga, sesungguhnya para malaikat

9 0Tim Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya.

(Jakarta, Cahaya Intan Permata, 2006), h. 206.

Page 84: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

73

menaungkan sayap-sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena

senang terhadap apa yang diperbuat”(HR. Muslim).9 1

Kandungan firman Allah dan hadits Nabi jelas memberikan sebuah

penjelasan mengenai keutamaan dalam menuntut ilmu, karena hal itu akan

membentuk dan melahirkan kualitas diri agar lebih memahami tujuannya,

sehingga dapat mengaplikasikan dalam kehidupan di masyarakat.

Gambar 4.10

Kegiatan Kajian Tasawuf di Cafe Rumi Jakarta.9 2

Gambar 4.11

Kajian Tasawuf bersama Syaikh Hisyam Kabbani di Masjid Bank

Indonesia Jakarta.9 3

Dalam kajian tasawuf Dalam memahami konteks diatas, dalam

pandangan Boogmann secara keseluruhan tercakup sebagai sumber

9 1Imam Nawawi, Terjemah Riyadhus Sholihin ,terj. Achmad Sunarto (Jakarta: Pustaka

Amani, 1999) hlm 317. 9 2 Sumber: Dokumen pribadi penulis, gambar diambil pada 10 Februari 2017 pukul 21:28

WIB. 9 3 Sumber: Dokumen pribadi penulis, gambar diambil pada 5 Februari 2017, pukul21:50

WIB.

Page 85: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

74

legitimasi (santioning agent) yakni sebagai pihak atau sumber yang

memberi keabsahan (legitimasi) pada suatu cerita. Artinya dalam hal ini,

cerita-cerita yang disampaikan terkait atau didasarkan pada kepercayaan

kepada Tuha dan prinsip-prinsip ideal sesuai apa yang disampaikan.

d. Pelatihan bela Diri

Bentuk komunikasi dalam tahap ini yakni dengan melakukan

Pelatihan Bela Diri, merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan Cafe

Rumi Jakarta, bentuk pelatihan fisik ini, bertujuan untuk menjaga

kesehatan jasmani maupun rohani, membekali diri dari segala sesuatu

yang buruk atau tindak kejahatan, hal ini dilakukan tidak lain merupakan

salah satu strategi komunikasi dalam dakwahnya. Mereka memadukan

olah fisik dan batin sebagai proses manifestasi dalam membangun

hubungan dengan sesama manusia melalui seni bela diri, yang relatif

mudah diterima bagi masyarakat Jakarta.

Selain itu, pelatihan bela diri ini juga merupakan salah satu bentuk

nyata untuk mempertahankan eksistensi budaya bela diri Indonesia.

Seperti diantaranya jenis latihan Silat Tawo pelatihan bela diri yang

berasal dari Minangkabau, Sumatra Barat. Kemudian Silat Betawi dan lain

sebagainya. Namun terkadang mereka juga melakukan latihan-latihan bela

diri dari budaya luar, seperti judo.

Kegiatan latihan ini biasa dilakukan pada hari rabu mulai siang

hingga sore hari. Dalam hal ini juga memiliki tema fantasi dengan cerita-

cerita fantasi dari masing-masing orang dengan tujuan membangun

keakraban tingkat tinggi dalam komunitas ini.

Page 86: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

75

Dalam pandangan Bormann tahap ini termasuk dalam ranah sosial,

(sosial), yang sangat bergantung kepada interaksi sosial untuk

keberhasilan pandangan retorika.

Gambar 4.12

Pelatihan Bela Diri Silat Tawo yang berasal dari Minangkabau,

Sumatra Barat.9 4

e. MakanGratis.com

Proses bentuk komunikasi selanjutnya yakni dalam program

Makangratis.com, adalah sebuah kegiatan dalam bidang sosial yang

berfungsi sebagai aksi sosial untuk memberikan sesuatu hal berupa produk

yang berbentuk fisik, seperti makanan siap saji, yang diperuntukan kepada

saudara-saudara yang membutuhkan. Melihat hal ini juga bernilai sedekah,

dan banyak memiliki keutamaannya dari faedah melakukan kegiatan di

terapkan, selain itu juga mempunyai nilai untuk membangun silaturahmi

antar sesama, sebagai menifestasi membangun pola hablum minanas

kepada masyarakat perkotaan. Kegiatan ini rutin dilakukan pada saat

selesai melakasanakan sholat Jum’at.

9 4 Sumber: Akun Facebook Cafe Rumi Jakarta di akses pada 12 Maret 2017, pukul 18:47

WIB.

Page 87: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

76

Melihat konteks diatas, dijelaskan juga dalam Al-Qur’an, yakni.

Seperti dalam surat Al-Baqarah Ayat 195 :

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan

janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan

berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah [2] :195).9 5

Dalam ayat ini, Allah SWT memerintahkan para hamba-Nya agar

berinfak (membelanjakan harta) di jalan Allah, yaitu mengeluarkan harta

di jalan-jalan menuju Allah. Yakni setiap jalan kebaikan seperti

bersedekah kepada fakir miskin, kerabat atau memberikan nafkah kepada

orang yang menjadi tanggungan.

Melihat penjelasan ayat diatas, program Makangratis.com tidak

hanya diperuntukkan terhadap fakir miskin di jalan-jalan sudut kota

Jakarta dan sekitarnya, namun proses kegiatannya juga dilakukan di

beberapa tempat, seperti lembaga maupun institusi Islam, yakni di

lingkungan Pesantren, Yayasan Yatim Piatu, Duafa, bahkan mereka juga

sering kali mengunjungi para korban bencana alam. Hal demikian

dilakukan sebagai bentuk komunikasi untuk menumbuhkembangkan

persaudaraan dan menjalin silaturahmi antara sesama manusia sebagai

pokok membangun etika sosial.

Konteks diatas juga mengandung sesuatu hal yang selalu diulang

tema-tema fantasi dalam membangun kekompakan, kesamaan,

9 5Tim Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya.

(Jakarta, Cahaya Intan Permata, 2006), h. 30.

Page 88: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

77

menciptakan kebersamaan, dengan visi retiroka yang sesuai dari fantasi

yang dialami oleh cerita-cerita masa lalu, yang memiliki pengaruh kuat.

Dari semua bentuk kegiatannya dengan saling berbagi pengalaman

atau cerita mereka (tema fantasi) yang membuat mereka menyatu dan

akrab. Karena sumber cerita mereka yang selalu diulang-ulang. Masing-

masing cerita akan memiliki karakter pemain, alur cerita, adegan dan

sumber legitimasi.

Sehingga ketika kesadaran tercipta, yang disebarluaskan melalui

kegiatan komunikasi, selanjutnya memiliki fungsi untuk mempertahankan

kesadaran. Dan tema-tema fantasi yang bertugas untuk memelihara

komitmen berdasarkan kesadaran yang sudah terbentuk. Jelas, tema-tema

fantasi itu merupakan elemen penting dalam persuasi.

Gambar 4.13

Kegiatan Dakwah MakanGratis.com.9 6

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa seluruh

kegiatan yang dilakukan, sebagai manifestasi dari pokok pengamalan

tasawuf yakni, tazkiyatun nafs, taqarub ila Allah dan hudurul qalbi ma

9 6 Sumber: Dokumen pribadi penulis diambil pada tanggal 10 Maret 2017, pukul 13:09

WIB.

Page 89: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

78

Allah. Sehingga agar memahami esensi dari pokok pengamalan tasawuf

bagi masyarakat perkotaan.

Selain itu, Komunitas Cafe Rumi Jakarta dalam melakukan proses

pengembangan bentuk komunikasi kepada masyarakat perkotaan yakni

melalui kerjasama dengan kalangan Nahdhatul Ulama, bergabung bersama

dalam membangun jaringan thariqat yang di sebut Jatman (Jamiyyah

Thariqah Muktamar Nahdiyyin).

Gambar 4.14

Logo Jatman (Jamiyyah Thariqah Muktamar Nahdiyyin), Cafe Rumi

dan Nahdhatul Ulama.9 7

Kemudian melalui kesenian, seperti tim hadrah, mereka juga

mengunjungi beberapa tempat di sudut-sudut perkotaan, maupun lembaga

keagamaan. Mereka membuat syair-syair yang penuh makna sufistik, yang

diberikan kepada masyarakat perkotaan. Hal demikian dilakukan sebagai

bentuk aktualisasi untuk proses muhasabah diri atau meditasi sufistik

dalam mendekatkan diri dan meraih cintanya Allah SWT.

Dari beberapa bentuk komunikasi yang dilakukan oleh Komunitas

Cafe Rumi Jakarta, mempunyai tujuan strategi yang tidak lain sebagai

pendorong atau sebagai bahan motivasi bagi masyarakat yakni

menumbuhkembangkan kembali spiritualitas diri, mengembalikan fungsi

9 7 Muchsin Mulaila, Ketua Cafe Rumi Jakarta, di Yayasan Samudra Cinta Mawlana, via

Wawancara, 19 Maret 2017. Pukul. 16.30 WIB.

Page 90: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

79

kekhalifahan dengan membangun kesalehan individual dan sosial secara

baik.

B. Faktor Pendukung dan Penghambat

Mengenai faktor pendukung dan penghambatnya terdapat berbagai macam

hal yang dirasakan oleh Komunitas Cafe Rumi Jakarta dalam membangun

komunikasi kepada masyarakat melalui nilai-nilai tasawuf yang diterapkan.

Dalam faktor pendukung diantaranya, ketika saat di dirikannya majelis ilmu ini,

yakni dipelopori oleh beberapa pengusaha di Jakarta, sehingga memudahkan

terbentuknya komunitas sufi yang mempunyai ciri khas tersendiri, dan terbilang

unik saat itu.

Selain itu, banyak ulama yang mendukung majelis ini, seperti Dewan

Thariqah Indonesia, bahkan pada saat awal terbentuk, komunitas ini mendapat

bimbingan langsung dari ulama besar dunia, yakni Syeikh Hisyam Kabbani.

Karena sosok Syeikh Hisyam merupakan tokoh yang berpengaruh, sehingga

ajarannya menyebar ke seluruh dunia.

Seiring perkembangan komunikasi dalam aktivitas dakwahnya, terdapat

berbagai latar belakang yang menjadi murid dari Syekh Hisyam Kabbani, seperti

masyarakat umum, pengusaha, kalangan akademisi, bahkan pejabat pemerintahan.

Dengan adanya dukungan ini, memudahkan Cafe Rumi Jakarta dalam

mendapatkan dukungan di setiap kegiatan dalam menanam atau mensosialisasikan

pemahaman nilai-nilai tasawuf dalam bentuk komunitas sufi di tengah pusat

perkotaan. Yang menargetkan komunikan seperti, anak jalanan, anak muda,

kalangan perkantoran, publik figur, pengusaha, akademisi, maupun pejabat

pemerintahan.

Page 91: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

80

Faktor pendukung lainnya yakni Cafe Rumi Jakarta melakukan bentuk

komunikasi yang berkerja sama dengan kalangan Nahdhatul Ulama, bergabung

bersama dalam membangun dan menjalin nilai-nilai tasawuf kepada masyarakat.

Yakni jaringan thariqat atau biasa di sebut Jatman (Jamiyyah Thariqah Muktamar

Nahdiyyin), yang memiliki fungsi dan sifatnya aktif dan terbuka, dengan tujuan

agar dapat berbagi pengalaman kepada masyarakat Jakarta secara luas dan

membangun komunikasi khususnya dalam ranah tasawuf.

Karena melihat realitas dilapangan, kebanyakan komunitas-komunitas sufi

yang lain, kehadirannya tidak lebih hanya menyentuh atau berafiliasi di dalam

perkumpulannya saja, atau cenderung tertutup. Artinya dalam pendekatan hal ini,

harus berupaya dan saling bersinergi untuk merangkul masyarakat Jakarta dalam

memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai tasawuf yang dibawakan. Selain

itu, hal demikian juga sebagai upaya untuk membangun hubungan antar sesama

manusia dengan baik.

Sementara itu, faktor penghambat yang dirasakan oleh Cafe Rumi Jakarta,

yakni banyaknya orang-orang yang memusuhi, atau kelompok yang anti tasawuf,

kebanyakan mereka melakukan tindakan massif, dengan memberikan pemahaman

kepada masyarakat luas mengenai tasawuf dengan stigma buruk.

Cafe Rumi Jakarta menganggap tidak menutup kemungkinan bahwa hal

ini menjadi penghambat yang kuat. Selain itu faktor internal sebagai komunikator

dari Cafe Rumi, yang banyak pula memiliki pekerjaan diluar Cafe Rumi, sehingga

dalam menjalankan dakwahnya tidak totalitas. Melihat konteks saat ini di

Indonesia, yang kondisi cara beragama dan kehidupan yang berbeda pada masa

Nabi, sehingga harus di sesuaikan.

Page 92: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

81

Faktor selanjutnya, mengenai komunikan tenatang pemahaman mengenai

dasar keislaman tentang tasawuf, jika melihat realitas di lapangan banyak

masyarakat yang kurang memahami ajaran Islam secara luas, sehingga

memunculkan kesalahan persepsi, yang cenderung menganggap bahwa tasawuf

merupakan ilmu yang tidak terlalu penting untuk di terapkan.

Faktor penghambat ketiga adalah masalah dana. Setiap kegiatan,

khususnya kegiatan dakwah memerlukan dana yang tidak sedikit, atau dalam arti

memerlukan dana. Sehingga mereka tidak hanya mengandalkan selain dari

koperasi yayasan yang dinaungi oleh para pengusaha dan juga pendiri Cafe Rumi

Jakarta, juga dari penjualan pernak-pernik sufi (sufi shop), kemudian melalui

infaq maupun donasi dari jamaah di setiap kegiatan dan di luar kegiatan. Kegiatan

dilaksanakan di Cafe Rumi Jakarta untuk mengukur kembali setiap kegiatan Cafe

Rumi Jakarta yang sudah dilaksanakan.

Masyarakat harus mampu menciptakan suatu moralitas baru yang tidak

menganggu kehidupan pribadi seseorang. Kemudian harus memperkuat

kehidupan komunitas tanpa menjadi orang yang fanatik dan saling bermusuhan

terhadap komunitas lain. Serta memiliki perjuangan kepentingan pribadi harus

diimbangi dengan komitmen pada komunitas, tanpa harus menjadi bagian yang

penting dalam kelompok.

Karena itu kerakusan individu yang tanpa batas, harus diganti dengan

kepentingan pribadi yang bermanfaat secara sosial dan memperoleh peluang yang

disahkan masyarakat. Inti dari sikap komunitarian yang ditawarkan Etzioni diatas,

adalah gambaran mengenai kesepakatan untuk menciptakan moral yang baru,

kehidupan nilai kebersamaan. Artinya, membentuk kehidupan sosial yang penuh

Page 93: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

82

kebersamaan berbeda halnya dengan sikap individualisme yang menekankan pada

pemenuhan kebutuhan dan kepentingan individu.

Dari berbagai gambaran dan penjelasan diatas, semuanya merupakan

modal untuk mengembangkan dan membentuk pribadi Muslim yang semakin

baik, Singkatnya, menjadi manusia yang menyadari dirinya sebagai hamba Allah

dan menjalankan fungsi kehambaannya (al-ubudiyah) dengan baik, taat, tepat, dan

tekun. Pada waktu yang sama menyadari dirinya sebagai khalifah Allah (al-

khilafah) dengan mendalam dan menjalankan fungsi kekhalifahan dengan baik

pula, dengan menjadi pribadi yang bertanggung jawab atas diri, keluarga, dan

lingkungan sosialnya, atau dalam hal ini juga mampu mengembalikan jiwa

spiritual dengan menegakan etika individual dan etika sosial secara optimal.

Page 94: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam era globalisasi, jika berkaca terhadap kehidupan di dunia secara

umum maupun dikalangan masyarakat Muslim, saat ini memang merasakan

kebutuhan besar akan spiritualisme. Seiring dengan kemajuan tekhnologi dan arus

informasi yang telah banyak melahirkan dampak yang signifikan bagi kehidupan

manusia, karena di samping ditandai dengan pesatnya perkembangan kajian itu

banyak pula melahirkan kemajuan budaya dan peradaban.

Namun zaman ini ternyata juga diwarnai dengan arus baru di tengah

masyarakat, yaitu kerinduan pada kesejukan dan kedamaian jiwa. Ketenangan

jiwa mereka terganggu oleh kemajuan budayanya sendiri, karena budaya itu

membawa mereka lari dari fitrah kemanusiaan yang mestinya menjadi hiasan

abadi peradabannya.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis dapat menarik kesimpulan,

secara garis besar mengenai strategi komunikasi yang dilakukan oleh Cafe Rumi

Jakarta dalam menanamkan nilai-nilai tasawuf di masyarakat perkotaan adalah

sebagai berikut :

1. Strategi yang digunakan oleh Komunitas Cafe Rumi Jakarta dalam

menanamkan nilai-nilai tasawuf di masyarakat perkotaan yakni, pertama

mengidentifikasi komunikan atau sasaran dakwah dengan melihat kondisi

dan persoalan yang terjadi di masyarakat dengan latar belakang yang

berbeda, khususnya menyangkut aspek batin yang semakin terkikis,

berimplikasi munculnya probematika di tengah masyarakat dengan

Page 95: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

84

pendekatan melalui teori konvergensi simbolik. Seperti tema-tema fantasi

yang dihasilkan sesuai pengalamannnya.

Kedua, menentukan metode dakwah yakni menampilkan aspek ajaran

cinta dalam tasawuf. Ketiga, pemanfaatan media komunikasi, dengan

memanfaatkan kehadiran tekhnologi saat ini, Cafe Rumi mempunyai tujuan

untuk merangkul masyarakat melalui media komunikasi yang berbasis

massa. Agar dapat diterima masyarakat secara luas, kemudian Cafe Rumi

melakukan bentuk-bentuk komunikasi berupa kegiatan yang ditawarkan,

mulai dari dzikir, tari sufi, kajian dan meditasi sufi, kajian Al-Quran,

pelatihan bela diri, dan makangratis.com.

2. Mengenai faktor pendukungnya adalah saat di dirikannya majelis ilmu ini,

dipelopori oleh beberapa pengusaha di Jakarta, sehingga memudahkan

terbentuknya komunitas sufi dan mempunyai ciri khas tersendiri. Selain itu,

banyak ulama seperti, Dewan Thariqat Indonesia, kemudian Syeikh Hisyam

Kabbani. Dan berkerja sama dengan kalangan Nahdhatul Ulama,

membangun jaringan thariqat atau biasa di sebut Jatman yang sifatnya aktif

dan terbuka, dengan tujuan agar dapat berbagi pengalaman dan penjelasan

tentang ilmu tasawuf kepada masyarakat Jakarta secara luas.

Sementara itu, faktor penghambatnya yakni banyaknya orang-orang

yang memusuhi, atau kelompok yang anti tasawuf, kebanyakan mereka

melakukan tindakan massif, dengan memberikan pemahaman kepada

masyarakat luas mengenai tasawuf dengan stigma buruk. Selain itu faktor

internal atau komunikator dari Cafe Rumi, yang banyak pula memiliki

pekerjaan diluar Cafe Rumi, sehingga dalam menjalankan dakwahnya tidak

Page 96: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

85

totalitas. Faktor selanjutnya, mengenai pemahaman mengenai dasar

keislaman tentang tasawuf, banyak masyarakat yang kurang memahami

ajaran Islam secara luas.

Faktor penghambat ketiga adalah masalah dana. Setiap kegiatan

memerlukan dana yang tidak sedikit. Sehingga mereka tidak hanya

mengandalkan selain dari koperasi yayasan yang di naungi oleh para

pengusaha dan juga pendiri Cafe Rumi Jakarta, juga dari penjualan pernak-

pernik sufi (sufi shop), kemudian melalui infaq maupun donasi dari jamaah

di setiap kegiatan dan di luar kegiatan.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian ini, peneliti mencoba memberikan beberapa

saran, yakni diantara sebagai berikut :

1. Saran Praktis

Pertama, kepada komunitas Cafe Rumi Jakarta, melihat komunikan

atau sasaran dakwahnya adalah masyarakat perkotaan yang kompleks,

sehingga selalu diperlukan strategi komunikasi yang matang dan tepat, dengan

harapan agar lebih bisa merangkul masyarakat perkotaan yang beragam latar

belakang, karakter maupun kehidupan yang berbeda, dengan melakukan

inovasi maupun kreatifitas dalam menerapkan strateginya, seperti melakukan

pendekatan-pendekatan kultural atau kajian ilmiah secara berkelanjutan.

Dengan diadakannya seminar, pengajian yang berbasis massa,

pengenalan ilmu-ilmu tasawuf secara terbuka baik dalam lembaga keislaman

maupun umum, kerena melihat realitas, banyaknya kelompok komunitas sufi

yang selama ini cenderung tertutup, dan hanya mementingkan kelompoknya

Page 97: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

86

saja. Walaupun Cafe Rumi turut terlibat dalam jatman, akan tetapi diperlukan

pula upaya-upaya yang sesuai dalam persoalan masyarakat yang menyangkut

perbaikan umat atau masyarakat secara luas, sehingga masyarakat perkotaan

bisa kembali menemukan dan menumbukan jiwa spiritualitas mereka,

ditengah menghadapi tantangan zaman.

2. Saran Akademis

Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan peradaban zaman

modern memberikan dampak yang besar sebagai proses komunikasi dalam

kegiatan dakwah, sehingga dalam menjelaskannya, bahwa strategi komunikasi

yang dapat diterapkan atau dilakukan oleh pelaku dakwah dapat berbeda dari

satu pelaku dakwah ke pelaku dakwah yang lain. Selain itu, perlu juga

memerhatikan dasar atau unsur dari proses komunikasi yang diterapkan.

Sehingga Para akademisi dapat menentukan hal-hal apa saja yang harus atau

wajib ada dalam pembahasan strategi komunikasi khususnya dalam kaitannya

dengan dakwah.

Page 98: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

87

DAFTAR PUSTAKA

A Bachrun, Rifa'i dan Mud'is, H Hasan. Filsafat Tasawuf. Bandung : Pustaka

Setia, 2010.

Arikunto.“Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek” dalam Imam

Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi

Aksara, 2013, Cet ke-1.

At-Taftazani, Madkhal, h. 3, dalam Syamsul Ni’am, The Wisdom Of KH. Achmad

Siddiq: Membumikan Tasawuf Surabaya: Erlangga, 2006.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2010, Cet ke-4.

___. Sosiologi Komunikasi, Jakarta : Kencana, 2007.

Cangara, Hafied. Perencanaan & Strategi Komunikasi. Pustaka Baru, 2006.

Eka Putra, Andi. “Alam dan Lingkungan dalam Perspektif Al-Qur’an dan

Tasawuf”. Jurnal Studi Ilmu-ilmu Al-Qur’an dan Hadits. IAIN Lampung:

Al-Dzikra, Vol. 8. No.1.

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, Jakarta: Rajawali Pers,

2012, Cet ke-3.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi

Aksara, 2013, Cet ke-1.

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial,

Jakarta: Salemba Humanika, 2012, Cet ke-3.

Hosein Nasr, Seyyed. Islam dan Nestapa Manusia Modern, terj. Anas

Mahyuddin, Bandung: Pustaka, 1983.

Ja’far al-hadar, Hussein. Menyegarkan Islam Kita, dari Ibrahim Sampai Hawking,

Dari Adam Hingga Era Digital. PT. Gramedia Jakarta. 2014.

Khalil, Ahmad. Merengkuh Bahagia : Dialog Al-Quran, Tasawuf dan Psikologi,

Malang : UIN Malang Press. 2007.

Lembaga Pengkajian Kebudayaan Nusantara, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan,

Jakarta : Golo Riwu, 2000.

Littlejohn & Karen A Foss. Stephen W. Teori Komunikasi: Theories of Human

Communication (edisi: 9). Jakarta: Salemba Humanika. 2012.

Page 99: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

88

Morisson, Teori Komunikasi: Individu hingga Massa, (Jakarta:. Kencana, 2013),

Cet ke-1

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004, Cet ke- 4.

Mulyana, Imam. Mengupas Konsep Strategi, Teori dan Praktek, Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya. 1992, cet ke-1.

Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2006.

PB, Triton. Managemen Strategi Yogyakarta: Tugu Publisher, 2007.

Permadi, Pengantar Ilmu Tasawuf. Jakarta : Rineka Cipta, 2004.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Edisi ketiga Jakarta: Balai pustaka. 2005.

Qadir Isa, Syaikh Abdul. Hakekat Tasawuf, Jakarta : Qisti Press, 2005.

Rachmiatie, Atie. Radio Komunitas: Eskalasi Demokratisasi Komunikasi

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), Cet-1.

Ridha Aida, Liberalisme dan Komunitarianisme, Konsep tentang Individu dan

Komunitas, Demokrasi Vol. IV. Tahun 2005.

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Atma Kencana Publishing, 2013).

Ruslan, Rosady. Kiat dan Strategi kampanye Public Relations, (jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2005).

Sevilla, Consuelo G. dkk, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: Penerbit

Unversitas Indonesia-UI Press, 1993.

Sholihin, M & Rasyid Anwar, Akhlak Tasawuf, Manusia, Etika dan Makna Hidup

Penerbit Nuansa. Bandung : 2005.

Sholikhin, Muhammad. Sufi Modern, Mewujudkan Kebahagiaan, Menghilangkan

Keterasingan. Jakarta : PT. Elex Media Komputerindo, 2013.

Solihin, M. Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf. Bandung : Pustaka Setia, 2011.

Suyuti, Ahmad. Percik-Percik Kesufian, Bandung : Penerbit Pustaka Hidayah,

2002.

Page 100: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

89

Syamsun, Ni’am. Tasawuf Studies: pengantar belajar tasawuf. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, 2014.

Toriquddin, Moh. Sekularitas Tasawuf, Membumikan Tasawuf dalam Dunia

Modern. Malang : UIN-Malang Press. 2008.

Uchjana Effendi, Onong. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya. 1992, cet ke-1.

___. Kepemimpinan dan Komunikasi, (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996), cet.

ke-1.

___. Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008).

Usman Ismail, Asep. Tasawuf Menjawab Tantangan Global. Jakarta: Trans

Pustaka, 2012.

Page 101: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

LAMPIRAN

Page 102: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN
Page 103: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN
Page 104: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN
Page 105: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

BERITA ACARA WAWANCARA

Narasumber : Ust. Muchsin Mulaela.

Jabatan : Ketua dan pengelola Cafe Rumi Jakarta

Tanggal/Waktu : 20 Maret 2017/ 20.00 WIB-Selesai.

Lokasi : Cafe Rumi Jakarta

1. Apakah yang menyebabkan banyak masyarakat, dalam hal ini

masyarakat Jakarta, banyak mengalami problematika ditengah

zaman modern?

Jika melihat konteks zaman modern, terjadi problematika, sehingga

masyarakat di dorong untuk menjadi konsumerisme, yang mengarahkan

pada sikap hedonisme, perkembangan industrialisasi dan tekhnologi

menampilkan pergeseran pola nilai-nilai kemanusiaan bahkan merambah

ke nilai spiritual, sehingga mereka meresa gelisah, resah, ditambah pula

dengan harga bahan pokok melonjak naik, yang menimbukan banyak

kebutuhan masyarakat yang tidak terpenuhi, persaingan dunia kerja, sibuk

nya aktifitas di Jakarta. Tingkat stess yang tinggi dijalan raya, kemacetan,

menimbulkan sikap arogansi, tidak mau mengalah, saling serobot,

kemudian persaingan bisnis yang menghalalkan segala cara, pelayanan

kota yang masih buruk, status yang sama dalam hukum, ketimpangan

sosial. Banyak pula yang cuek terhadap lingkungan, sehingga tindakan

yang amoral seperti itu, membuat penyakit hati dan jiwa yang tidak

tentram.

2. Probematika yang terjadi di masyarakat Jakarta karena semakin

terkikisnya nilai-nilai spiritual, lalu apakah mereka ingin kembali

menumbuhkan jiwa spiritualitas diri dalam menghadapi arus

modernitas?

Persoalan besar yang muncul ditengah-tengah umat manusia khusunya di

Jakarta sekarang ini adalah krisis spiritualitas. Kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, dominasi rasionalisme, empirisme,

melahirkaaan sikap konsemrisme dan hedonisme, ternyata membawa

warga Jakarta kepada kehidupan modern dimana menjadikan sekuralisme

menjadi mentalitas zaman. Sekalipun krisis spiritual Bahkan hilang dari

pedoman hidup menjadi ciri peradaban masyarakat Jakarta, dan

Page 106: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

masyarakat Islam tetap menyimpan potensi untuk menghindari krisis

tersebut.

3. Apakah jika dikenalkan sesuatu yang bersifat agamis, terlebih

sifatnya sesuatu hal yang agamis itu merupakan hal baru bagi

mereka, apakah mereka mudah menerimannya?

Selama ini, mayoritas di negeri ini, memamahi Islam hanya sebatas

formalitas belaka, artinya sejak ia kecil hingga dewasa, menjalankan

syariat hanya sebatas formalitas, namun mengenai aspek batinnya tidak

pernah diperhatikan dan di sentuh. Misalnya sholat yang harus memahami

dan merseapi esensinya, sehingga terhimpun dalam syariat, dan

seharusnya syariat dan tasawuf merupakan dua sayap yang tak bisa

terpisahkan.

4. apa saja alasan atau pertimbangan Cafe Rumi Jakarta menerapkan

konsep komunikasi sufistik atau tasawuf bagi masyarakat perkotaan,

terlebih di Jakarta?

Mengacu terhadap persoalan yang terjadi bagi masyarakat Jakarta, yang

sudah lelah diikenalkan tentang syariat yang itu-itu saja, banyak yang

menjalani syariat tanpa makna, sehingga tasawuf perlu ditanamkan bagi

masyarakat Jakarta, agar dimensi batin nya pun bisa tersentuh, berkaca

pada penjelasan diatas, tingkat stressing yang tinggi, menimbukan banyak

problematika. Oleh karena nya tasawuf merupakan jawaban atas kegelisan

itu, Namun kami tidak hanya menanamkan tasawuf, tetapi kami juga

mensinergikan dua hubungan yang bersifat fiqih dan tasawuf, seperti

misalnya kajian sufi yang biasa kami dilakukan, yang menjelaskan aspek

syariat dan tasawuf. Sehingga baik fiqih dan tasawuf dua komponen ini

sama-sama penting dan saling berkaitan pada dasarnya.

5. Mengapa memilih di tengah perkotaan, apakah kondisi cara

beragama orang kota dan desa berbeda?

Dalam mengukurnya, mengenai penerapan tasawuf di desa dan kota

berbada, pada dasarnya, hal itu mengacu pada probematika masyarakat

perkotaan. Sehingga masyarakat perkotaan lebih membutuhkan tasawuf.

Sebaliknya jika melihat konteks di desa, mereka cenderung menjalani

hidup lebih rentan mengalami stress yang rendah, kehidupan mereka yang

dekat dengan alam, menjalakan cinta yang menyeluruh, misalnya orang

desa lebih terbuka pada hal apapun, berbeda dengan kondisi diperkotaan

yang terkotak-kotakan, banyak memunculkan gesekan-gesekan dalam

Page 107: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

ruang lingkup masyarakat kota itu sendiri. Sehingga di kota diperlukan

tasawuf yang lebih menyentuh.

6. Mengapa menggunakan istilah terminologi “Cafe”, apakah hal

demikian merupakan salah satu strategi dakwah Cafe Rumi untuk

menarik jamaah? Dan apakah mereka sendiri yang ingin mencari

ketenangan karna mengalami kehampaan atas keadaan jiwanya?

Ya, jika kita melihat manusia itu ada dua unsur, jasmani dan rohani, dalam

perspektif jasmaniah ada dua hal makan dan minum, namun bukan halnya

jasmani, dari aspek rohani atau batin kita pun perlu makan dan minum,

artinya, batin kita yang mengalami kekeringan dan kelaparan sehingga

memunculkan penyakit hati, dan salah satu solusinya dengan menanamkan

nilai-nilai tasawuf tersebut.

7. Apakah cara berdakwah dengan mengadopsi istilah “Cafe”

merupakan pendekatan yang efektif?

Jika berbicara masalah efektif atau tidaknya, kami memberikan satu

alternatif bagi masyarakat Jakarta, melihat tingkat stressing yang tinggi,

kemudian kejumudan-kejumudan yang terjadi. dalam konteks kekinian,

Cafe adalah sebuah tempat yang identik dengan tempat menghabiskan

waktu berjam-jam, selain itu hal ini bisa menjadi strategi dakwah dengan

melihat sasarannya dari warga Jakarta yg banyak memahami tentang

fungsi Cafe tersebut, atau sering nongkrong, sehingga hal ini yang

membuat kami menerepkannya. Dan akhirnya banyak pula yang datang ke

Cafe Rumi, walaupun begitu, disini tidak ada paksaan untuk mengikuti

kegiatan kami, kecuali bagi mereka yang merasa penasaran atau

merupakan para pencari pasti akan datang kembali ke Cafe Rumi Jakarta.

8. Dalam kegiatan Cafe Rumi seperti dzikir sufi yang dilakukan di Cafe

dalam tanda kutip seperti dzikir, sholawat yang berbalut tarian sufi,

apakah memunculkan asumsi hal demikian dianggap sesuatu yang

menyimpang bagi mereka, lalu bagaimana menjelaskannya?

Dahulu iya, banyak memunculkan asumsi atau stigma negatif, karena

kehadiran tari sufi misalnya, pernah dianggap menyimpang oleh beberapa

orang-orang yang anti tasawuf, atau orang-orang yang belum mengerti

ensensi dari tarian itu, namun sering perkembangan zaman, kami lakukan

pendekatan-pendekatan yang bersifat kultural, pendekatan dialog,

sehingga kami sering tampilkan dimana-mana, stigma negatif itu mulai

hilang, dan banyak masyarakat yang mengerti bahwa tarian itu

Page 108: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

menghantarkan kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sehingga

banyak juga yang mencari tau untuk datang ke Cafe Rumi.

9. Visi Cafe Rumi, menjadikan agama Islam sebagai agama rahmatan lil

alamin melalui kecintaan kepada Allah, Nabi Muhammad, manusia

dan alam, yang terhimpun dalam nilai-nilai tasawuf, bagaimana

membangun hubungan itu?

Pada dasarnya dalam hal ini merupakan pola segi tiga, dimana Allah

merupakan puncaknya. Sehingga dalam membangun kualitas dengan

Allah, akan melahirkan kualitas hubungan dengan manusia dan alam akan

baik. Jadi dari ketiga hal tersebut tidak di pandang sebagai parsial namun

harus integral. Jika dalam matematika ada X dan Y, sehingga dari dua hal

tersebut memberikan gambaran akan terjalinnya dua hubungan yang akan

melahirkan hubungan dengan penuh harmonisasi. Sehingga hal ini

merupakan implementasi dari membangun hubungan ketiganya, dalam

menginternasisaikan nilai-nilai tasawuf.

10. Apakah Syeikh Hisyam Kabbani, memberikan pedoman dalam

berdakwah untuk mengajak masyarakat perkotaan (Jakarta)?

Ya, banyak pedoman yang dilakukan oleh syekh Hisyam, baik

hubungannya dengan Allah, manusia dan alam, artinya, dalam ketiga hal

tersebut harus memiliki keseimbangan. Tidak berhenti pada hal personal

saja, walaupun Allah merupakan dimensi puncaknya. Dalam bimbingan

yang dilakukan Syekh Hisyam, karena diharuskan mengenal marifatus

syeikh, sehingga syekh itu mengenalkan kita kepada Rasulullah, dan

Rasulullah mengenalkan kita kepada Allah.

11. Selain melakukan komunikasi atau dakwah disini, apakah Cafe Rumi

di dunia luar juga melakukan aktivitas serrupa, dengan mengenalkan

nilai-nilai tasawuf terhadap masyarakat luas?

Tidak, dalam berdakwah kami melakukannya bukan hanya disini Cafe

Rumi, namun kami juga mengenalkan nilai-nilai tasawuf kepada

masyarakat luas, seperti tari sufi yang kami hadir dan tampilkan di pusat-

pusat pembelanjaan, instansi pemerintahan, majelis tal’im dan dzikir,

media massa, kemudian acara-acara yang berbalut pernikahan, musik,

ataupun di tempat-tempat wisata. Dengan harapan masyarakat luas yang

belum tersentuh hatinya, memahami esensi akan ajaran tasawuf yang

penuh keindahan.

Page 109: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

12. Seperti apa latarbelakang masyarakat yang datang ke Cafe Rumi

Jakarta, bagaimana cara pendekatannya, apakah dari masing-masing

latarbelakang mempunyai strategi khusus?

Banyak latar belakang yang hadir, mulai dari pengusaha, orang

perkantoran, publik figur, maupun kalangan anak-anak muda, pada

dasarnya sama yang kita kenalkan yakni ajarannya nilai-nilai tasawuf itu

sendiri, hanya saja pendekatan dari masing-masing latar belakang itu yang

sedikit agak berbeda, bagaimana bersikap dan merangkulnya atau

memberi arahannya.

13. Dalam sebuah lembaga, atau organisasi maupun komunitas pasti

mempunyai tujuan yang ingin di capai, melihat hal itu, Sejak berdiri

hingga sekarang, Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan

Cafe Rumi Jakarta kepada masyarakat?

Dalam melakukan strategi, kami melakukan proses mengindentifikasi

komunikan atau sasaran dakwah melihat konteks di Jakarta yang

kompleks, sehingga di dalamnya ada metode yang kami terapkan, melalui

ajaran cinta dalam pandangan tasawuf, yang dilakukan Cafe Rumi Jakarta

mengikuti guru atau mursyid, tarekat naqsabandiyah yang kami jalani,

seperti halnya mursyid kami selalu mengajarkan kepada masyarakat tidak

pada Islamnya dulu, artinya banyak masyarakat yang sudah bosan

menjalankan syariat hanya sebatas formalitas tadi, misalnya, orang

perkotaan cenderung sudah malas ngaji, karena malu, gengsi, sehingga

pendekatan-pendekatannya yang dilakukan melalui ajaran cinta dan

keindahan Islam yang lainnya, jika cinta sudah hadir, seperti keindahan-

keindahan ajaran Nabi, menjelaskan keindahan-keindahan lain dalam

Islam, sehingga akan melahirkan sebuah pemahaman Islam dengan penuh

cinta, yang menyeluruh melalui metode dan bimbingan dari Syekh Hisyam

Kabbani. Kemudian kehadiran tekhnologi saat ini, merupakan senjata

dalam merangkul masyarakat, sehingga kami memanfaatkan media

komunikasi tersebut.

14. Lalu, bagaimana bentuk-bentuk komunikasi yang dilakukan Cafe

Rumi di masyarakat Jakarta?

Sebenarnya, satiap para pencari atau manusia itu mempunyai keinginan,

namun pada hakikatnya tidak bisa ditangkap oleh beberapa ulama yang

mengajarkan Islam sejak kecil, sehingga banyak masyarakat perkotaan

sudah bosan dalam tanda petik, menjalankan syariatnya tidak diresapi atau

menumbuhkan jiwa spiritual diri, bagi warga Jakarta yang mengalami

Page 110: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

probematika itu. Sehingga dalam pendekataan dakwah kami, kami

kenalkan banyak hal, mulai dari zikir, tari sufi, kajian sufistik, dan

kegiatan-kegitan yang lain, yang sejak dulu tidak pernah mengelami akan

hal-hal demikian. Sehingga mereka merasakan sesuatu hal yang baru, yang

perasaan jiwa hatinya lebih tentram, lebih arif, lebih bijaksana, dan

mempunyai tujuan agar mereka bisa juga mengekspresikan rasa cintanya

baik kaitannya kepada Allah, manusia dan alam. Hal ini merupakan proses

bentuk-bentuk komunikasi dalam berdakwah yang kami tawarkans, agar

menarik mereka masyarakat perkotaan.

15. Sejauh ini, apa saja faktor pendukung dalam melakukaan strategi

komunikasi dalam menanamkan nilai-nilai tasawuf di masyarakat

perkotaan?

Mengenai faktor pendukungnya, kehadiran Cafe Rumi didukung oleh

beberapa pengusaha yang memang merupakan bagian pendiri dari Cafe

Rumi itu sendiri, kemudian para ulama, seperti syekh Hisyam Kabbani,

yang juga menjadi mursyid kami, selain itu juga ketelibatan kita di Jatman

dengan Nahdatul Ulama, yang membangun sikap aktif dan terbuka.

Karena banyak komunitas sufi ditengah kota yang cenderung tertutup.

Sehingga kami bersinergi dalam menanamkan nilai-nilai tasawuf bersama

dengan jaringan NU, sehingga kita membangun jaringan kepada

masyarakat Jakarta yang populasinya banyak. Kerja sama antar tarekat,

seperti Tarekat Naqsabandiyah Qadariah, terkadang sering mengundang

kami, untuk tari sufi di masyarakat luas secara bersama. Kehadiran media

sosial, Selain itu ketika kami tampil di media massa, banyak memberikan

faktor faktor pendukung dalam menanamkan nilai tasawuf di masyarakat

perkotaan. Sehingga memudahkan dalam menyampaikan dakwah kami

kepada masyarakat Jakarta.

16. Lalu bagaimana dengan faktor penghambatnya?

Mengenai faktor penghambat. banyak mengalami hambatan, yakni

banyaknya orang-orang yang memusuhi, atau kelompok yang anti tasawuf,

kebanyakan mereka melakukan tindakan massif, dengan memberikan

pemahaman kepada masyarakat luas mengenai tasawuf dengan stigma

buruk. Selain itu, Faktor selanjutnya, mengenai pemahaman mengenai

dasar keislaman tentang tasawuf, banyak pula yang kurang memahami,

sehingga memunculkan kesalahan persepsi, yang cenderung menganggap

bahwa tasawuf tidak penting. Kemudian dari segi internal kita, banyak

yang memiliki pekerjaan di luar Cafe Rumi, yang terkadang dalam

melaksanakan kegiatan tidak berjalan optimal.

Page 111: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN
Page 112: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

BERITA ACARA WAWANCARA

Narasumber : Ust. Muhammad Nur Jabir. MA.

Jabatan : Direktur Rumi Institute Jakarta (Ahli Tasawuf)

Tanggal/Waktu : 16 Maret 2017/ 20.00 WIB-Selesai.

Lokasi : Rumi Istitute Jakarta

1. Sejauh Mana Posisi Tasawuf dalam Agama Islam?

Dalam setiap agama itu membawa jalan batin, baik dalam agama Yahudi

(Kabbala), Nasrani (mistisme) maupun Islam (tasawuf), sehingga yang

berkaitan dengan agama pasti memasuki atau membawa hal batin, jadi

posisinya berkaitan dengan aspek batin dalam setiap agama, dalam

keseluruhan agama pada dasarnya berbicara tiga hal, yakni berbicara

mengenai masalah hukum, kemudian berbicara mengenai pemaknaan atau

filosofi, dan berbicara masalah batin, yakni hal demikian adalah wilayah

tasawuf. Wilayah tasawuf dalam agama Islam adalah poros agama Islam,

memberikan sumbangsih dalam pembangunan Akhlak etika dalam

kehidupan secara lahir batin.

2. Dalam tasawuf apakah tarekat itu?

Pada dasarnya dalam bertasawuf membangun hubungan antara mursyid

dan murid, dan mengenai tarekat adalah institusi yang dibuat untuk

mencirikan dari seorang mursyid, seperti misalnya, Syekh Abdul Qadir

Jailani, yang memaknai tarekatnya dengan tarekat Qadariyah, dan lain

sebagainya. Sehingga dalam tarekat merupakan bimbingan langsung yang

menuju kepada Allah sesuai dengan arahan dari mursyidnya dengan

memberikan jalannya.

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan mengenai tarekat yang

berasal dari Syaidina Ali bin Abi Thalib maupun Syaidina Abu Bakar

Shidiq?

Pada dasarnya tidak ada yang berbeda baik yang berasal dari Abu Bakar

dan Ali, karena silsilah itu berdasarkan kepada gurunya, dan mengenai

risalahnya hakikatnya memiliki kesamaan yang bersumber dari Nabi

Muhammad SAW, sehingga yang membedakan hanya sebatas metode

yang disampaikan, artinya dari masing-masing tarekat mempunyai

metode-metodenya sendiri.

Page 113: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

4. Apakah pola hubungan antara Allah, manusia dan alam, merupakan

bentuk dari segi aksiologi atau nilai-nilai yang terkandung dalam

tasawuf?

Ya, dalam tasawuf adalah dasarnya merupakan dimensi esotetik atau batin

yang pada akhirnya akan terhimpun dalam memberikan suatu nilai,

hubungan itu akan terbangun secara kongket dengan saling mengokohkan

nilai ketuhanan yang berimplikasi kepada manusia dan alam, ketiga

hubungan tersebut melahirkan sebuah dimensi yang secara lengkap dan

tidak terpisah. Sehingga dari semua itu terhimpun dalam nilai-nilai

tasawuf.

5. Apakah perbedaan komunitas sufi dengan majelis ta’lim atau majelis

dzikir, apakah secara umum mesyarakat mengetahui komunitas sufi?

Komunitas sufi merupakan sebuah ranah wadah bagi para pencari dan

pejalan dalam aspek batinah atau dimensi esoterik dalam tasawuf.

Kemudian mengenai majelis talim ranahnya berbicara mengenai

keseharian atau syariat. Sehingga terjadi kontrasepsi, artinya banyak orang

yang cenderung meninjau kembali apakah hal demikian merupakan ajaran

Islam yang baik (tasawuf), kebanyakan dari kita, umat itu senang dengan

“suapin” dalam majelis ta’lim setelah itu selesai bubar, tetapi dalam ranah

komunitas sufi, terjadi sebuah bentuk dialog karena dibawa diluar dunia

keseharian, artinya memasuki aspek batin, yang membutuhkan penjelasan

yang berbeda dengan bahasa majelis ta’lim. Maka menimbulkan hal

negatif tentang tasawuf.

6. Saat ini, mengapa komunitas-komunitas sufi, banyak muncul

ditengah-tengah pusat perkotaan?

Dunia perkotaan sedang mengalami gejolak yang kian mengalami

kejumudan, kian berkonflik, mereka sudah lelah dalam dunia kerja,

sehingga mengalami stress, kemudian banyak hal sumbangsih sufistik di

perkotaan, sufi mengisi kekosongan dan kelelahan yang terjadi di

masyarakat perkotaan, komunitas sufi bisa diartikan sebagai pelarian,

dalam arti pelarian untuk mencari ketenangan, tasawuf pula bisa menjadi

solusi terhadap radikalisme, artinya selama ini, terjebak dalam kontekstual

radikalisme agama, sehingga pada dasarnya masyarakat kota memerlukan

alternatif yang menerpa probematika bagi batinnya, sehingga dapat digaris

bawahi bahwa lebih mengarahkan untuk mencari pemaknaan atau jati diri.

7. Kehadiran komunitas sufi di tengah pusat perkotaan, apakah

merupakan dakwah gaya baru dalam perkembangan ajaran Islam?

Page 114: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

Ya, hal ini merupakan dakwah gaya baru, dalam kehidupan masyarakat

kota yang mengalami berbagai macam persoalan, selain itu, komunitas-

komunitas itu memberikan pemahaman melalui buku-buku sufi yang di

jual di toko buku, karena jika kita berkunjung ke toko-toko buku dan

mencoba mengamati jenis buku yang paling laris, maka akan kita dapati

buku psikologi, spiritualitas, persoalan innerself dan masalah hati atau

batiniah.

8. Selama ini, apakah kebanyakan masyarakat perkotaan mengetahui

maksud dari kehadiran komunitas-komunitas sufi di tengah pusat

perkotaan?

Jika melihat secara analitis, ada dua hal dalam memberikan pemahamaan

terhadap hal ini, pertama, masyarakat kota yang aktif religius, artinya

dalam keseharian selalu aktif dalam melakukan segala aktifitas besifat

religius, yang bisa membatasi masalah dirinya, orang lain dan

lingkungannya, sehingga mereka banyak mengetahui, kehadiran

komunitas sufi tersebut, kedua, antapatif religius, artinya kalangan mereka

tidak terlalu memahami kehadiran urban sufisme, karena cenderung hanya

memikirkan pribadinya saja dan cenderung cuek akan keberadaan di

sekitarnya.

9. Bagaimana menurut anda mengenai kehadiran salah satu komunitas

sufi yakni Cafe Rumi Jakarta di Kota Jakarta?

Banyaknya komunitas sufi yang memberikan sentuhan dalam bertasawuf

bagi kalangan perkotaan, khususnya di Jakarta. kehadiran Cafe Rumi

merupakan salah satu solusi sebagai wadah bagi mereka yang mau

memahami ajaran Islam dengan rasa cinta, sehingga kelas-kelas sufistik

seperti Cafe Rumi banyak diminati, yang juga dengan bimbingan

mursyidnya, Syekh Hisyam, beliau merupakan sufi yang ajarannya penuh

kelembutan. mereka pun mengembangkan tari sufi yang berasal dari

Rumi, seperti disini, artinya kehadiran mereka juga merupakan wadah bagi

masyarakat Jakarta yang resah, lelah dengan kehidupan kota, selain itu

mereka juga membangun bentuk pendidikan tasawuf yang relatif mudah di

pahami di Jakarta. Hal itu pun mengatisipasi jegolak yang beragam dalam

kehidupan masyarakat Jakarta.

10. Komunitas Cafe Rumi Jakarta, dalam dakwahnya menanamkan

nilai-nilai tasawuf kepada masyarakat Jakarta, apakah metode yang

dikembangkan sesuai dengan kondisi yang sangat dibutuhkan

masyarakat Jakarta?

Page 115: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

Iya sangat dibutuhkan, karna sumbangsih tasawuf mempunyai dampak

yang besar dalam berbagai hal, pertama, seperti mengisi kekosongan

fitrawi (kehampaan batin) kelelahan manusia, seperti yang terjadi di

Jakarta, karena identik dengan kota besar, dengan agenda yang sangat

sibuk, mempunyai berbagai macam aktifitas, sehingga kondisi yang

demikian itu membutuhkan sesuatu alternatif untuk merajut hidup, dan

mengembalikan rasa nilai-nilai kemanusiaan dan menumbuhkan kembali

jiwa spiritualitas mereka.

11. Apakah kehadiran Cafe Rumi Jakarta merupakan salah satu

kerinduan masyarakat akan wajah atau ajaran Islam yang penuh

keindahan dan kedamaian?

Banyak hal yang menjadi kerinduan akan wajah Islam yang penuh

kedamaian, dan hal itu merupakan salah satunya, hadirnya Cafe Rumi juga

salah satu cara untuk membangkitkan kembali nilai spiritualitas di

masyarakat. Selain itu saat ini, seperti halnya banyak buku-buku sufi yang

hadir ditengah-tengah toko pusat perkotaan, literatur tasawuf menjadi

menarik bagi masyarakat perkotaan yang sedang mengalami kehampaan

aspek batianiah mereka, sehingga mereka banyak mengetahui dari

knowledge mengenai tasawuf dan unsur-unsurnya.

12. Arus modernisasi, perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan

sebagainya, apakah banyak memunculkan probematika bagi manusia

ataupun masyarakat?

Arus modernsasi, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada

hakikatnya dapat memberi berbagai kemudahan bagi manusia dalam

bekerja dan mengakses informasi tanpa batas. Namun, perkembangan

tersebut membuat manusia berpikir, dan bertindak mekanistis. Dampak

dari modernisasi adalah terjadinya pergolakan dan memunculkan

probelamatikam ideologi yang sulit dibendung seperti hedonisme,

konsumerisme dan materialisme. Demikian pula dalam masalah

kepercayan atau keyakinan dengan Tuhan, karena manusia lebih

mengutamakan hal-hal dunia yang sifatnya materialistis, individualistis

dan mekanistis, sehingga kepercayaan dan keyakinan dengan Tuhan

semakin berkurang dan bahkan sampai menjadi atheis. Dengan demikian,

terjadi pergeseran nilai manusia dan spiritual yang semakin mengakar,

mulai dari manusia dengan dirinya, manusia dengan manusia yang lain,

manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan.

Page 116: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

13. Jika demikian, apakah kehadiran Cafe Rumi Jakarta merupakan

jawaban, sebagai Oase atau petunjuk terhadap kegagalan

modernisme yang kehadirannya hanya meninggalkan kegersangan

nilai-nilai spiritual?

Jika berbicara modernitas, kompleksnya merupakan sebuah diskursus dari

dunia barat, dan kita hanya mendapatkan sampah-sampah modernitas yang

berasal dari, sehingga hadirnya tasawuf melahirkan sebuah jawaban untuk

menjawab tantangan zaman, melihat modernitas menimbulkan

probematika masyarakat yang tak terbendung, oleh karenanya tasawuf

adalah jembatan yang mampu memberi sentuhan dalam mengobati

kegersangan nilai-nilai spiritual.

14. Banyak jalan menuju Tuhan, salah satunya tasawuf, yang juga

dikembangkan Cafe Rumi dengan menggunakan melalui jalan cinta,

apakah hal demikian merupakan jalan yang kongkret?

Dalam tasawuf, memang pada dasarnya berbicara mengenai makna cinta,

walaupun cinta merupakan sesuatu dimensi yang bersifat abstrak, namun

sesuatu yang abstrak itu melahirkan cinta yang tidak ada batas, sehingga

dalam membangun hubungan dengan Allah itu harus di dasari dengan

cinta, karena hal ini merupakan tahapan atau tangga bagi para sufi untuk

mengenal Allah. Bagi para pejalan pasti akan mengalami fase tangga-

tangga itu, sehingga peran cinta itu akan melahirkan harmonisasi yang

indah, Hal demikian pula yang dilakukan Cafe Rumi. mereka belajar pula

dari sosok Rumi, yang menjelaskan rasa cintanya kepada Allah dengan

melakukan tarian atau syair-syair puisinya. Karena tari itu adalah simbol

cinta kepada Allah.

15. Mursyid dari Cafe Rumi yakni Syeikh Hisyam Kabbani, apakah

sosok beliau mempunyai pengaruh kuat bagi masyarakat perkotaan,

khususnya di Jakarta?

Syekh Hisyam merupakan ulama besar dunia, Ulama yang mengajarkan

Islam hampir di seluruh pelosok dunia, termasuk Asia Tenggara, seperti

Singapura, Malaysia, Brunei Darusallam dan Indonesia, banyak

sumbangsih yang diberikan, bagi masyarakat perkotaan, seperti di Jakarta,

Syekh Hisyam banyak memberikan sumbangsih atau mempunyai sesuatu

hal dakwah yang universal dalam konteks perkembangan syiar Islam.

Page 117: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

16. Sejauh mana manfaat menanamkan nilai-nilai tasawuf dalam konteks

kehidupan modern, terlebih konteks ini dalam kehidupan Jakarta?

Manfaat terbesarnya adalah pemaknaan, dalam tasawuf memberikan

sesuatu makna-makna baru dalam kehidupan, makna yang ditemukan dari

sesuatu yang baru dan berharga dalam menjalani kehidupan dunia yang

tidak kekal ini. Tasawuf juga membangun nilai-nilai spitualitas yang

sempat hilang dari manusia, karena tergerus oleh hawa nafsu dan egonya.

Selain itu juga juga membangun jiwa, agar lebih optimis, percaya diri,

dengan pondasi akhak yang kuat.

s

Page 118: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

BERITA ACARA WAWANCARA

Narasumber : Surya Ari Wibowo

Jabatan : Jamaah Cafe Rumi Jakarta

Tanggal/Waktu : 20 Maret 2017/ 20.00 WIB-Selesai.

Lokasi : Cafe Rumi Jakarta

1. Apa yang melatarbelakangi anda mengikuti, bergabung atau ingin

ikut berpartisipasi dengan Komunitas Cafe Rumi Jakarta?

Pada dasarnya saya berasal dari Terminal (pengamen), saya berasal dari

jalanan, yang melatarbelakangi yakni sebenarnya “di beri” dalam arti tidak

terlintas cita-cita mengenal perkumpulan seperti ini. Namun memang saya

menyukai atau senang dalam membahas urusan hati atau jiwa, karena

melihat banyak problem yang dialami, sehingga saya menyukai hal-hal

yang membahas diri, tafakur yang di ajarkan di Naqsabandy ini.

2. Dari mana anda mengetahui Komunitas Cafe Rumi Jakarta dan

Sejak kapan anda bergabung dengan komunitas ini?

Saya mengikuti Perkumpulan ini sejak awal terbentuknya Cafe Rumi,

berawal dari ajakan teman yang mengikuti perkumpulan sufi ini, yakni di

Tahun 2008. Saat itu saya mengenal mawlana Syekh Hisyam dan mulai

mengikutinya.

3. Apakah anda sebelumnya pernah mengikuti perkumpulan komunitas

sufi seperti ini, lalu bagaimana kondisi anda sebelum mengenal

komunitas Cafe Rumi Jakarta?

Saya tidak pernah mengikuti perkumpulan seperti ini, mengenai kondisi

dulu, saya merasakan kegelisahan dalam diri, saya merasakan bukan hidup

yang sebenarnya, saya mencari kerja kesana kesini memunculkan banyak

masalah, seringkali saya berkelahi, ya hidup di jalanan seperti itu.

Page 119: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

Sehingga melalui Cafe Rumi saya banyak menemukan sesuatu hal

ketenangan yang saya cari.

4. Sejauh mana anda mengetahui tentang ilmu tasawuf?

Saya tidak mengetahui mengenai tasawuf pada dasarnya, saya

mengetahuinya hanya sebatas bagaimana cara hati untuk ketenangan,

sehingga semakin saya pelajari mengenai tasawuf, banyak mengetahui

seperti halnya, tujuan hidup ini untuk apa dan mau seperti apa, walaupun

terkadang saat dalam kondisi yang terpuruk atau terjatuh, kita bisa

mengembalikan kembali jiwa spiritualitas, sehingga kita mengetahui

esensi dari tujuan hidup ini. Melihat konteks seluruh kehidupan dunia,

pembicaraan tidak jauh yakni membahas mengenai kemampuan, kebisaan,

kepemilikan. Namun pada dasarnya kita menuhankan Ego diri sendiri

yang membahayakan, sehingga menimbulkan rasa kecewa, gelisah dan

lain sebagainya. Karena penampaiannya yang dicari tidak ditemukan,

tetapi hanya menghancurkan kesenangan kita.

5. Dalam tasawuf cenderung menggunakan dimensi batiniah, atau

esoterik dalam Islam, apakah anda mengetahui hal demikian?

Iya, seperti yang dijelaskan diatas, awalnya saya tidak banyak mengetahui

mengenai tasawuf, namun seiring berjalannya waktu saya banyak

menemukan dalam tasawuf yang menjelaskan mengenai kondisi batiniah

atau esoterik dalam Islam.

6. Kehadiran ajaran yang penuh kedamaian dalam ajaran Islam yang di

dambakan banyak masyarakat di tengah zaman modern, apakah

termasuk anda merindukan hal demikian?

Iya, saya salah satu yang merindukan ajaran yang penuh kelembutan,

kedamaian, seperti Cafe Rumi ini, melalui metode yang Mawlana Syekh

Hisyam ajarkan menyentuh hati saya, untuk mengikuti jalan ini.

7. Apakah sebelumnya anda mengikuti majelis ta’lim atau majelis dzikir

di Jakarta?

Page 120: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

Melihat masa kelam saya yang berasal dari jalanan, saya tidak pernah

mengikuti majelis ta’lim maupun majelis dzikir. Saat itu hidup saya hanya

untuk mencari uang di Jakarta

8. Kehadiran Cafe Rumi di Jakarta, apakah sudah sesuai dan

dibutuhkan bagi masyarakat kota?

Saya kira bukan hanya masyarakat perkotaan seperti di Jakarta, namun hal

ini harus di kaji dan diaplikasikan untuk seluruh manusia, Karena

berbicara masalah konteks zaman kekinian, banyak menimbukan gejolak

yang banyak mengganggu kondisi jiwa sehingga melahirkan

ketidaknyamanan maupun kegelisahan dan kecemasan belaka. Namun

kembali lagi

9. Apakah anda jamaah aktif atau pasif di komunitas Cafe Rumi

Jakarta?

Alhamdulillah, saat ini saya masih aktif menjadi jamaah Cafe Rumi

Jakarta.

10. Apa yang menarik sehingga anda selalu hadir, dalam setiap kegiatan

yang dilakukan Cafe Rumi?

Cafe Rumi bagi saya seperti saya selalu merindukan sesuatu hal yang

berharga untuk saya, melalui bimbingan Mursyid saya untuk mengenal

dan mencintai Allah, selain itu, kajian seperti dzikir yang membuat hati

menjadi lebih tenang, lebih lagi dalam tari sufi, yang pada awalnya saya

banyak mempunyai pertanyaan mengenai tari ini, namun setelah saya

mencoba dan merasakan, hal itu ada sebuah rasa yang ditampilkan. Dan

saya semakin yakin untuk mencari hakikat cinta dalam tari itu.

11. Apakah anda selalu menerapkan atau mengamalkan ilmu yang

diajarkan dari Cafe Rumi?

Sejauh ini, Alhamdulillah melalui bimbingan Mawlana Syekh Hisyam

selalu saya melakukan dan perlahan mengamalkan apa yang telah di

ajarkan.

12. Secara hirarkis, perkumpulan sufi biasanya memiliki tarekat, tak

terkecuali Cafe Rumi Jakarta, apakah anda sebelumnya mengatahui

akan hal demikian?

Page 121: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

Mengenai tarekat pada dasarnya, saya tidak mengetahuinya, namun saat di

Cafe Rumi saya baru mengetahuinya dan mengikuti maupun

mengamalkannya.

13. Apakah sebelumnya ada mempunyai guru spiritual?

Saya tidak pernah mempunyai guru spiritual, baik habaib, maupun Kyai,

maupun ustad-ustad, saya hanya mempunyai guru spiritual saat mengikuti

majelis komunitas ini, yakni Mawlana Syekh Hisyam Kabbani.

14. Apakah yang menjadi pedoman anda untuk mengikuti jalan tarekat

ini, dan siapa yang menjadi panutan di Cafe Rumi Jakarta?

Dalam tarekat dikenal dengan istilah Mursyid dan Murid, dari kedua hal

demikian, dalam menjalakan proses tarekatnya melalui beberapa tahapan,

agar bisa mengikuti tarekat itu, namun dalam hal ini berbicara mengenai

“baiat”, yakni saat kita mengikuti jalan tarekat harus melakukan hal

demikian baiat antara murid dengan Mursyid. Sosok yang menjadi panutan

Syekh Hisyam Kabanni.

15. Apakah dalam pengembangan metode atau nilai-nilai tasawuf yang

dikembangkan Cafe Rumi sesuai dengan apa yang anda cari?

Dalam metode yang dikembangkan Cafe Rumi yang menyakut mengenai

pola hubungan dengan Allah, banyak memberikan pemahaman dan rasa

yang saya cari, salah satunya mengenai tari sufi, Alhamdulillah karena

ridhanya, saya bisa melakukan tarian itu, dan tidak mengalami pusing,

selain itu itu dzikir, yang membuat hati menjadi tenang. Hal demikian

merupakan pokok dan proses pendekatan diri kepada Allah, hal lain

seperti kegiatan makangratis. Yang juga membangun dan menjalin

silaturahmi antar sesama manusia dengan kepedulian. Dari hal-hal diatas

merupakan sesuatu hal yang membangun pola hubungan hablum minallah

dan hablum minanas, sehingga saya banyak bersyukur bisa hadir di Cafe

Rumi.

16. Sejauh mana manfaat yang anda peroleh terhadap nilai-nilai tasawuf

yang diajarkan di Cafe Rumi?

Banyak manfaat yang saya peroleh hingga saat ini, belajar banyak hal

mengenai tasawuf dan segala unsur-unsurnya, belajar dari segala sesuatu

yang tidak mengatasnamakan diri sendiri, namun orientasinya hanya

Allah, artinya tidak menduakan Allah. Selain itu melihat banyak hal kecil

Page 122: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

yang menhancurkan hal besar yang telah saya lakukan, sehingga

menyadarkan saya untuk lebih arif terhadap sesuatu yang kita hadapkan,

dan lebih bijaksana dalam menjalani hidup.

Sejujurnya saya tidak memikirkan hal-hal yang akan terjadi kedepan, atau

sesuatu yang akan datang, namun saya hanya menyerahkan kepada Allah

melalui cinta saja. Dan Allah yang mengatur diri saya.

Page 123: JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40197/1/FALAHUL...STRATEGI KOMUNIKASI KOMUNIITAS CAFE RUMI JAKARTA DALAM MENANAMKAN

Dokumentasi

(Wawancara Bersama Ustadz Muchsin Mulaela – Pendiri dan Pengelola Cafe Rumi Jakarta)

(Wawancara Bersama Ustadz Muhammad Nur Jabir. MA – Pakar Ilmu Tasawuf

( Direktur Rumi Institute Jakarta)

(Wawancara Bersama Surya Ari Wibowo, salah satu jamaah Cafe Rumi Jakarta)