JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS...

89
PERANAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN BAGI ANAK-ANAK YATIM DI PONDOK PESANTREN YATIM AL-AKHYAR KELURAHAN BEJI-KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam ( S.Sos.I ) Oleh Sofhal Jamil NIM: 104052001998 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M

Transcript of JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS...

Page 1: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

PERANAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEWUJUDKAN

KEMANDIRIAN BAGI ANAK-ANAK YATIM DI PONDOK PESANTREN

YATIM AL-AKHYAR KELURAHAN BEJI-KOTA DEPOK

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam ( S.Sos.I )

Oleh

Sofhal Jamil

NIM: 104052001998

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H / 2009 M

Page 2: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

PERANAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEWUJUDKAN

KEMANDIRIAN BAGI ANAK-ANAK YATIM DI PONDOK PESANTREN

YATIM AL-AKHYAR KELURAHAN BEJI-KOTA DEPOK

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam ( S.Sos.I )

Oleh

Sofhal Jamil

NIM: 104052001998

Di Bawah Bimbingan,

Nurul Hidayati S.Ag. M.Pd.

NIP: 150 277 649

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H / 2009 M

Page 3: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain,maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 1 November 2009

Sofhal Jamil

Page 4: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

ABSTRAK

Sofhal Jamil

PERANAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MEWUJUDKAN

KEMANDIRIAN BAGI ANAK-ANAK YATIM DI PONDOK PESANTREN

YATIM AL-AKHYAR KELURAHAN BEJI-KOTA DEPOK

Akselarasi modernisasi yang begitu cepat bagi kota-kota Negara

berkembang telah menyisakan berbagai problema sosial. Arus modernisasi telah

melahirkan kantong-kantong kemiskinan ( enclave ) di sudut-sudut kota.

Akibatnya persingan yang ketat dalam memperoleh pendapatan serta minimnya

lapangan kerja pada gilirannya melihkan profesi-profesi yang kurang terhormat, di

samping menyertakan pula berbagai patologis sosial lainnya,seperti perampokan,

pelacuran dan lain sebagainya. Dari akar sosial inilah munculnya latar

sosial,seperti anak-anak kurang mampu yang pada umumnya meliputi kelompok

anak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

Islam mengajarkan agar anak-anak kurang mampu diasuh sebaik-

baiknya.baik yang menyangkut perkembangan kejiwaannya maupun yang

menyangkut kebutuhan jasmananya.

Apabila pengalaman hidup semasa kecil itu banyak mengandung nilai-nilai agama dimasa kecilnya,maka dalam kepribadiannya akan tertanam sifat-sifat

yang baik.Sebaliknya jika bertolak belakang dengan agama maka jiwanya akan mudah labil,serta terbawa arus pergaulan yang tanpa batas.

Pada dasarnya setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci,maka orang tualah yang bertanggung jawab untuk membina,membimbing,dan mendidiknya

sebagaimana Hadist Rosulullah SAW.”Setiap anak manusia yang baru

lahir,adalah dalam keadaan suci,bersih, hingga lisannya dapat mengungkapkan

kehendaknya, maka kedua orangtuanyalah yang menjadikan Yahudi,Nasrani,atau

Majusi.” (HR: Muslim).

Page 5: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

KATA PENGHANTAR

Al-Hamdulillah Puji syukur ke-hadirat Allah SWT. Ilaahi Robbi. Karena

atas segala limpahan Rahmat dan Ridho-Nya serta nikmat dan bambina-Nya,

sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi inin yang berjudul “

Peranan Pembimbing Agama Dalam Mewujudkan Kemandirian Bagi Anak-

Anak Yatim DI Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar Kelurahan Beji-Kota

Depok ” sesuai dengan harapan dan jadwal yang ditentukan.

Dalam penyusunan skripsi ini kami menyadari bahwa tidak akan

terselesaikan dengan sendirinya melainkan berkat bantuan dari semua pihak. Oleh

karena itu saya ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, baik moril maupun materil. Ucapan

terima kasih yang tak akan sanggup terbilang ini khususnya kepada:

1. Bapak DR. Arif Subhan, M.A., selaku Dekan Fakultas akwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. M. Luthfi, M.A., dan ibu Dra. Nasichah, M.A., selaku ketua

dan sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, yang telah

memberikan perhatiannya demi peningkatan kualitas penulis sebagai

mahasiswa BPI.

3. Ibu Nurul Hidayati S.Ag M.Pd. Selaku pembimbing, mengarahkan dan

menunjukan serta membantu dalam penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah mengamalkan

segala pengalaman dan ilmunya kepada penulis.

Page 6: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

5. Pimpinan dan karyawan perpustakaan UIN Syrif Hidayatullah Jakarta dan

Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan fasilitas untuk

mendapatkan referensi dalam penulisan skripsi ini.

6. Ayah (Al-Marhum wal Magfur lahu) dan Umi tercinta yang telah

melahirkan, dan tiada henti-hentinya merawat,membesarkan,membiayai

dan mendidik serta memenuhi kebutuhan kami sejak kecil sampai saat ini.

7. Bapak Ust. Abdul Wahab SM. Selaku pimpinan Yayasan Islam Al-Akhyar

beserta seluruh pihak yayasan yang telah membantu dan memberikan izin

untuk mendapatkan data yang kongkrit dan aktual sehhingga penelitian ini

dapat berjalan dengan baik dan lancar.

8. KH.Muhammad Nurul Haq bin H. Diman Hasyim beserta istri dan buah

hatinya Muhammad Aqil Kamil ( Mataa’anallahu bituli hayatihim) yang

tiada henti memberikan do’a dan motivasi bagi penulis serta memberikan

sesuatu yang indah sehingga skripsi ini berjalan dengan lurus dan lancar.

9. KH. Muhammad Supriadi AM SE ( Pimpinan Pon-Pes Riyadlul jannah )

dan seluruh Alumni PPRJ,yang telah mendidik penulis sehingga mampu

untuk menyusun skripsi ini

10. Rekan-rekan jurusan BPI seperjuangan

,(Habibi,asep,samsul,kafid,kohari,syujai,abdulloh,kasyifah ) serta

semuanya yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini,baik

tenaga,pikiran maupun waktunya. Sehingga penyusunan skripsi ini dapat

terselesaikan.

Page 7: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

11. Rekan Remaja Islam Jami Al-Makmur ( RISMA ) khususnya bang punadi

BA.,Nasruli,deni,arif,salman,soleh,lutfi,obet,daus,aang,apan,hadi,eer,pulo

h,

pipih,serta Remaja Islam Al-Kahfi ( KELARAS ), khususnya

Komeng,obung,bonang,ijal,tami,abdilah,ages,mbim,sahrondi dan bang

wahid dan tidak lupa “ Fahrijal rifa’i “ yang banyak memberikan

kontribusi kepada penulis,sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan

cepat dn lancar.

Akhirnya kepada-Nya lah memohon Ridho dan pertolongan. Penulis

berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua dan menambah khazanah

pengetahuan walaupun belum maksimal.

Ciputat, November 2007

Penulis

Page 8: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

DAFTAR ISI

LEMBAR

PERNYATAAN…………………………………………………………iii

ABSTRAK…………………………………………………………………………

…iv

KATA

PENGHANTAR……………………………………………………………..v

DARTAR

ISI………………………………………………………………………..viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah.................................................................

B. Pembatasan dan Perumusan

Masalah............................................

C. Tujuan dan Manfaat

Penelitian......................................................

D. Metodologi

Penelitian...................................................................

E. Sistematika Penulisan...................................................................

Page 9: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Bimbingan

Agama………………………………………………

B. Kemandirian................................................................................

1. Pengertian Kemandirian........................................................

2. Ciri-Ciri Orang Yang

Mandiri.................................................

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian.................

C. Anak Yatim..................................................................................

1. Pengertian Anak

Yatim...........................................................

2. Batas Usia Baligh Anak

Yatim.................................................

3. Pandangan Islam Terhadap Anak

Yatim..................................

BAB III TINJAUAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Profil Yayasan Pon-Pes Yatim Al-

Akhyar....................................

B. Tujuan dan Fungsi

Yayasan..........................................................

C. Bidang

Kegiatan............................................................................

D. Fasilitas dan Sarana

Prasarana......................................................

Page 10: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

BAB IV ANALISA PERAN PEMBIMBING AGAMA DALAM

MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN BAGI ANAK-ANAK

YATIM DI PON-PES YATIM AL-AKHYAR KELURAHAN

BEJI KOTA DEPOK

A. Perananan Pembimbing Agama Bagi Kemandirian Anak

Yatim…

B. Bimbingan Yang

Digunakan………………………………………

C. Pendekatan Yang

Digunakan……………………………………..

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………

….

B. Saran……………………………………………………………

DAFTAR

PUSTAKA………………………………………………………………..

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akselarasi modernisasi yang begitu cepat bagi kota-kota Negara

berkembang telah menyisakan berbagai problema sosial. Arus modernisasi

telah melahirkan kantong-kantong kemiskinan ( enclave ) di sudut-sudut kota.

Akibatnya persingan yang ketat dalam memperoleh pendapatan serta

minimnya lapangan kerja pada gilirannya melihkan profesi-profesi yang

kurang terhormat, di samping menyertakan pula berbagai patologis sosial

lainnya, seperti perampokan, pelacuran dan lain sebagainya. Dari akar sosial

inilah munculnya latar sosial, seperti anak-anak kurang mampu yang pada

umumnya meliputi kelompok anak-anak yatim, fakir miskin dan anak-anak

terlantar.

Islam mengajarkan agar anak-anak kurang mampu diasuh sebaik-

baiknya.baik yang menyangkut perkembangan kejiwaannya maupun yang

menyangkut kebutuhan jasmananya.

Apabila pengalaman hidup semasa kecil itu banyak mengandung nilai-

nilai agama dimasa kecilnya, maka dalam kepribadiannya akan tertanam sifat-

sifat yang baik. Sebaliknya jika bertolak belakang dengan agama maka

jiwanya akan mudah labil, serta terbawa arus pergaulan yang tanpa batas.

Pada dasarnya setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci, maka

orang tualah yang bertanggung jawab untuk membina, membimbing dan

Page 12: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

mendidiknya sebagaimana Hadist Rosulullah SAW.”Setiap anak manusia

yang baru lahir, adalah dalam keadaan suci, bersih, hingga lisannya dapat

mengungkapkan kehendaknya, maka kedua orangtuanyalah yang menjadikan

Yahudi,Nasrani, atau Majusi.” (HR: Muslim).1

Kita semua tahu bahwa seorang anak memerlukan seorang ayah dan

ibu.Namun apabila salah satu dari kedua orang tua telah tiada, mereka akan

kehilangan seorang tokoh panutan yang sekarang ini menjadi panutan dan

tempat pengaduan. Pada umumnya pengalaman hidup yang dijalankan ketika

dewasa sangat di tentukan oleh keadaannya diwaktu kecil bersama

orangtuanya.

Sebagaimana Danny I Yatim menyatakan:

”Orang tua adalah figur yang bertanggung jawab dalam proses

pembentukan kepribadian remaja,sehingga diharapkan dapat memberikan

arah memantau, mengawasi dan membimbing perkembangan remaja ke arah

memadai”.2

Rosulullah SAW. Di masa lahir tidak sempat merasakan bimbingan

dari ayahnya, di usia anak-anak, beliau telah di tinggal oleh ibunya, masa kecil

beliau adalah sebagai anak yatim piatu, namun beliau sangat sayang dan

perhatian terhadap anak-anak yatim, beliau senantiasa memerintahkan orang-

orang mukmin agar menyayangi dan mengasihi mereka.

1 Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, Sejarah Mukhtaarul Alhadits, Hadits-hadits pilihan

(Berikut Penjelasannya), (Bandung : Sinar Baru,1993), Cet. 1, h. 670. 2 Pny. Danny I Yatim & Irwanto, Kepribadian Keluarga dan Narkotika, Tinjauan

Sosial Psikologis, (Jakarta : Arcan, 1993), Cet. 4 h. 81.

Page 13: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

Nabi Muhammad SAW bersabda; ”Rumah yang paling dicintai adalah

rumah yang didalamnya seorang anak yatim hidup terhormat”.3

Menngasuh anak-anak yatim sebaiknya di dalam rumah tangga agar

perkembangan jiwanya lebih baik, tidak tersaing dari kehidupan anak-anak

pada umumnya. Jika keadaan tidak memungkinkan, tidak ada halangannya di

asuh dipanti asuhan sebagaimana dapat kita saksikan di banyak tempat.Bila

anak-anak kurang mampu diasuh di panti asuhan, yang harus menjadi

perhatian ialah bagaimana mengatasi kejiwaan anak-anak kurang mampu

jangan sampai merasakan kekurangannya hingga merasa rendah diri terhadap

anak-anak yang lain yang lebih mampu.

Dengan demikian di panti asuhan tersebut harus di tumbuhkan

kemandiriaannya, rasa harga dirinya, di timbbulkan kepercayaannya terhadap

kemampuannya untuk hidup wajar sebagai manusia yang terhormat, tidak

beda dengan anak-anak lainnya yang lebih mampu.

Dari uraian dan fenomena yang tersebut di atas, maka penulis tertarik

untuk menelitinya yang nantinya di harapkan akan menjadikan pelajaran yang

berharga bagi penulis dan bermanfaat bagi masyarakat.

Hal ini tertuang dan tertulis dalam skripsi yang berjudul ” Peranan

pembimbing Agama Dalam Mewujudkan Kemandirian Bagi Anak-Anak

Yatim ” Di Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar Kelurahan Beji – Kota

Depok.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

3 Tim Akhlak, Etika Islam, Dari kesalehan individual menuju kesalehan Sosial,

(Jakarta : Al-Huda, 2003), Cet. 1, h. 140.

Page 14: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

1. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis

perlu memberikan batasan-batasan yang di tentukan sebelumnya. Untuk

itu penulis hanya akan membatasi pada peran bimbingan agama dalam

mewujudkan kemandirian terhadap anak-anak yatim, yang dilakukan oleh

Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar Kelurahan Beji-Kota Depok.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis dapat

merumuskan masalah yang akan menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu :

a. Bagaimana peranan pembimbing agama dalam mewujudkan

kemandirian bagi anak-anak yatim di Pondok Pesantren Yatim Al-

Akhyar Kelurahan Beji, Kota Depok ?

b. Bagaimana peranan pembimbing agama yang seharusnya,sesuai

dengan keinginan masyarakat yang ada ?

c. Apakah sesuai peranan pembimbing agama dalam mewujudkan

kemandirian bagi anak-anak yatim yang ada di Pondok Pesantren

Yatim Al-akhyar Kelurahan Beji, Kota Depok, dengan keinginan

masyarakat ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menggambarkan peranan pambimbing agama di Pondok Pesantren Yatim

Al-akhyar Kelurahan Beji-Kota Depok, dalam mewujudkan kemandirian

Page 15: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

terhadap anak-anak yatim. Selanjutnya akan dijabarkan tujuan secara

khusus yaitu :

a. Untuk mengetahui peranan pambimbing agama dalam mewujudkan

kemandirian bagi anak-anak yatim, di Pondok Pesantren Yatim Al-

Akhyar Kelurahan Beji, Kota Depok.

b. Untuk mengetahui peranan pembimbing agama dalam mewujudkan

kemandirian bagi anak-anak yatim menurut keinginan masyarakat.

c. Untuk mengetahui kesesuaian peranan pembimbing agama dalam

mewujudkan kemandirian bagi anak-anak yatim, yang ada di Pondok

Pesantren Yatim Al-akyar Keurahan Beji, Kota Depok, dengan yang

diinginkan oleh masyarakat.

2. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan diatas, maka manfaat dari penelitian ini

adalah :

a. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan informasi atau masukan

bagi penulis khususnya, dan instansi terkait atau masyarakat yang

berkepentingan dalam mewujudkan kemandirian terhadap anak-anak

yatim dengan bimbingan agama.

b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi

pihak Pondok Pesantren Yatim Al-akhyar yang bersangkutan dalam

aktifitasnya untuk lebih memberdayakan dan mewujudkan

kemandirian anak-anak yatim.

D. Metodologi Penelitian

Page 16: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

Dalam hal ini, penelitian yang penulis lakukan pada metododogi

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini berlokasi di Pondok Pesantren Yatim Al-

Akhyar Kelurahan Beji Kecamatan Beji Kota Depok.Adapun waktu

pelaksanaan dalam penelitian yaitu pada bulan Agustus 2009, sampai

dengan Oktober 2009.

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah satu orang Pimpinan Pondok

Pesantren Yatim Al-Akhyar dan dua orang staf dewan guru dan dua

orang masyarakat.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peranan pembimbing agama di

Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar.

3. Jenis Penelitian

Jenis yang digunakan penulis pada penelitian yang berjudul

”Peranan Pembimbingan Agama Dalam Mewujudkan Kemandirian Bagi

Anak-Anak Yatim” Di Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar Kelurahan

Beji, Kota Depok. Yaitu menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Yang dimaksud dengan deskriptif yaitu data yang

dikumpulkan berupa kata-kata,gambar dan bukan angka-angka.4

4. Teknik Pengumpulan Data

4 Lexi J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung: Rosda Karya, 1998),

cet.ke-1, h. 11.

Page 17: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

Adapun teknik dalam pengumpulan data yang penulis gunakan

dalam penelitian ini meliputi :

a. Dokumentasi, yaitu penulis mencari keterangan dan bacaan yang di

butuhkan mengenai masalah terkait melelui sumber-sumber yang

ada,juga menelaah dokumen dan arsip yang dimiliki yayasan.

b. Observasi atau pengamatan langsung di Pondok Pesantren Yatim Al-

Akhyar Kelurahan Beji, Kota Depok, guna menyelami dan

memperoleh gambaran yang jelas tentang peranan pembimbing agama

dalam mewujudkan kemandirian bagi anak-anak yatim (di utamakan

yatim yang bermukim), penulis ikut terjun langsung dalam proses

tersebut bersama staf dewan guru, dan masyarakat .

c. Wawancara langsung secara mendalam terhadap pihak yayasan

tersebut dan masyarakat yang terkait di dalamnya jajaran staf dewan

guru untuk mendapatkan data yang di butuhkan.

5. Teknik Analisis Data

Yang dimaksud analisa adalah satu proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar. Dalam

teknis analisis data yang penulis gunakan adalah analisis deskriptif,

dimana semua data yang penulis peroleh dari hasil pengamatan dan

wawancara, lebih dulu penulis kelompokkan sesuai dengan persoalan yang

telah ditetapkan, lalu menganalisanya secara sistematis. Penulis juga

menggunakan teori untuk dapat membahas masalah penelitian.

6. Teknik Penulisan

Page 18: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengacu pada Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta cetakan kedua tahun 2007 .Sedangkan penerjemahan

ayat-ayat Al-Qur’an menggunakan sumber Al-Qur’an dan Terjemahnya

yang diterbitkan oleh Departemen Agama RI.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini sebelum penulis melakukan penelitian

lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka

langkah awal yang penulis lakukan adalah menelaah terlebih dahulu skripsi

dan penelitian sebelumya yang mempunyai judul atau objek dan subjek

penelitian yang sama atau hampir sama dengan yang akan penulis teliti.

Tinjauan pustaka ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti

sekarang tidak sama dengan penelitian dari skripsi terdahulu.

Setelah penulis mengadakan suatu tinjauan kepustakaan penulis

menemukan skripsi yang memiliki judul hampir sama dengan yang akan

penulis teliti, judul skripsi tersebut adalah ” Upaya Bimbingan dan Konseling

Dalam Menumbuhkan Kemandirian Anak Tuna Grahita di SLB Negeri

Kapten Halim Purwakarta ”. Skripsi ini merupakan karya ilmiah Maemanah

Sa’diah.

Dalam hasil karya ilmiahnya peneliti meneliti tentang : bentuk

keorganisasian bimbingan dan konseling Tuna Grahita SLB Negeri Kapten

Halim Purwakarta, metode bimbingan dan konseling dalam menumbuhkan

kemandirian anak tuna grahita,sehingga penulis menemukan bahwa hasil

Page 19: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

karya ilmiah Maemanah Sa’diah menekankan pada metode bimbingan dan

konseling dalam menumbuhkan kemandirian anak tuna grahita.

Sedangkan, penelitian yang penulis lakukan tantang peranan

pembimbing agama dalam mewujudkan kemandirian bagi anak-anak yatim di

pon-pes yatim Al-Akhyar, bagaimana peranan pembimbing agama dalam

mewujudkan kemandirian bagi anak-anak yatim.

Demikianlah perbedaan pokok bahasan pemateri antara yang penulis

teliti dengan peneliti sebelumnya.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis

akan memberikan penjelasan dan gambaran ke dalam beberapa bab, yaitu :

Bab I Pendahuluan : Dalam bab ini penulis menggambarkan

beberapa hal yang meliputi tentang latar belakang yang menjadi awal

pemikiran dalam mengambil judul skripsi ini, perumusan dan pembatasan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian tinjauan

pustaka, serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Teoritis : Dalam bab ini penulis memaparkan teori-

teori tentang peranan, bimbingan agama, kemandirian yang didalamnya

menerangkan pengertian kemandirian, ciri-ciri orang yang mandiri, dan

faktor-faktor yang mepengaruhi kemandirian. Dan yang terakhir membahas

tentang pengertian anak yatim.

Bab III Gambaran Umum Pondok Pesanren Yatim Al-Akhyar :

Pada bab ini penulis akan memaparkan gambaran umum Pondok Pesantren

Page 20: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

Al-Akhyar ke dalam beberapa aspek yang terdiri dari sejarah berdirinya, visi

dan misi, bidang cakupan kegiatan fasilitas dan sarana penunjang bagi anak-

anak yatim yang bermukim.

Bab IV Temuan dan analisa data : Pada bab ini terdiri dari deskripsi

dan analisis data peranan pembimbing agama dalam mewujudkan kemandirian

bagi anak-anak yatim di Pon-Pes Yatim Al-Akhyar Kelurahan Beji, Kota

Depok, kemudian peranan pembimbing agama yang diinginkan masyarakat,

serta kesesuaian peranan pembimbing agama dalam mewujudkan kemandirian

bagi anak-anak yatim yang ada di Pondok Pesantren Yatim Al-akhyar

Kelurahan Beji, Kota Depok, dengan keinginan masyarakat.

Bab V Penutup : Pada bab ini yaitu bab terakhir yang meliputi

kesimpulan dan saran.

Page 21: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Peranan Pembimbing Agama

1. Pengertian Peranan

Peranan kata dasarnya adalah “peran” yang berarti perangkat tingkah yang

diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat.5 Dalam

kamus modern, peran diartikan sesuatu yang menjadi kegiatan atau memegang

pemimpin yang utama.6 Sedangkan dalam kamus ilmiah populer, peran

mempunyai arti orang dianggap sangat berpengaruh dalam kelompok

masyarakat dan menyumbangkan pemikiran maupun tenaga demi suatu

tujuan.7 Kata peran dapat berakhiran “an” menjadi peranan yang mempunyai

arti tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu peristiwa.8

David Berry mendefinisikan “peranan” sebagai seperangkat harapan-

harapan yang dikenalkan pada individu yang menempati kedudukan sosial

tertentu.9 Harapan-harapan tersebut, merupakan imbangan dari norma-norma

sosial, oleh karena itu dapat dikatakan peranan-peranan tersebut ditentukan

5 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-2,

h. 854

6 Wjs. Poerwadarminta, Kamus Modern, (Jakarta: Jembatan, 1976), Cet. Ke-2, h. 473

7 Media Center, Kamus Ilmiah Populer, (Jakarta: Mitra Press, 2002), Cet. Ke-1, h. 251

8 Depdiknas, op. cit., h. 854

9 David Berry, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1995), Cet. Ke-3, h. 99

Page 22: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

oleh norma-norma di dalam masyarakat, artinya seseorang diwajibkan untuk

melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaannya.

Dalam persepektif ilmu psikologi sosial “peranan didefinisikan dengan

suatu perilaku atau tindakan yang diharapkan oleh orang lain dari seorang

yang memiliki suatu status di dalam kelompok tertentu”.10

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa peranan adalah bagian yang

dimiliki seseorang dalam suatu kegiatan atau peristiwa di masyarakat baik

dengan menyumbangkan pikiran maupun tenaga demi suatu tujuan.

2. Pengertian Pembimbing Agama

Menurut kamus bahasa Indonesia pembiming adalah orang yang

membimbing atau menuntun.11

Bimbingan merupakan terjemahan dari kata

bahasa Inggris “guidance” yang berasal dari kata kerja “to guide” yang berarti

“menunjukan”

A.M. Romly berpendapat bimbingan adalah “bantuan atau pertolongan

yang diberikan kepada individu atau kelompok dalam mengatasi kesulitan-

kesulitan di dalam kehidupannya agar supaya individu itu dapat mencapai

kesejahteraan hidupnya”.12

Dewa Ketut Sukardi berpendapat bimbingan adalah sebagai suatu proses

pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan sacara berkesinambungan

supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup

10

W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Jakarta: PT. Eresco, 1988), h. 135

11 Depdiknas, op. cit., h. 152

12 A. M. Romly, Penyuluhan Agama Menghadapi Tantangan Baru, (Jakarta: PT Bina

Rena Pariwara), Cet. Ke-1 h. 11

Page 23: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan

dan keadaan lingkunan sekolah, keluarga, dan masyarakat.13

Dari pendapat-pendapat di atas dapat dipahami bahwa pembimbing adalah

seseorang yang memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang lain baik

itu individu maupun kelompok yang dilakukan secara berkesinambungan agar

individu tersebut dapat mengembangkan dirinya secara maksimal sesuai dengan

potensi atau kemampuannya.

Sedangkan agama menurut Harun Nasution berasal dari kata “ad-din”,

religi (relegere, religare) dan agama. Dalam bahasa arab berarti menguasai,

menundukan, patuh, balasan, dan kebiasaan. Sedangkan dari religi (latin) atau

relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare berarti

mengikat. Adapun kata agama terdiri dari dua suku kata “a” berarti “tidak” dan

“gam” berarti “pergi” artinya “tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi turun

temurun”.14

Berdasarkan dari pengertian kata-kata tersebut, menurut Harun Nasution

inti sari dari agama adalah ikatan-ikatan yang harus dipatuhi atau harus

dipegang manusia, yang merupakan kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatan

manusia sebagai kekuatan ghaib yang tidak dapat ditangkap dengan panca

indera. Namun mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali terhadap

kehidupan manusia sahari-hari.15

13 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan Konseling,

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1, h. 18

14 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: Universita Indonesia

Press, 1985), Cet. Ke-5, h. 9-10

15 Ibid., h.10

Page 24: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

Quraish Shihab berpendapat bahwa agama adalah hubungan antara

makhluk dan khalik. Hubungan ini mewujudkan dalam sikap batinnya serta

tampak dalam ibadah yang dilakukannya dan tercermin dalam sikap

kesehariannya.16

Glock dan Stork (1996) sebagaimana yang dikutip Djamaludin Ancok

mengemukakan bahwa agama adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem

nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan yang semuanya itu berpusat

pada persoalan-persoalan yang dihadapinya sebagai yang paling dimaknai.17

Sedangkan Hendro Puspito mendefinisikan agama sebagai suatu sistem

kepercayaan dan praktek dengan nama suatu masyarakat atau kelompok

manusia berjaga-jaga menghadapi masalah terakhir di dunia ini.18

Dari berbagai definisi yang telah dikemukakan di atas penulis mencoba

memahami bahwa agama adalah sebuah sistem kepercayaan yang diyakini

sebagai kekuatan yang lebih tinggi dari kekuatan menusia dimana manusia

berserah diri kepada-Nya, dan hanya kepada-Nya manusia menjalani ritual

keagamaan tersebut yang tercermin dalam perilakunya sehari-hari.

Sehingga dari pengertian pembimbing dan agama di atas maka dapat

dijelaskan bahwa pembimbing agama adalah seseorang yang memberikan

bimbingan berupa agama Islam kepada klien dengan bantuan secara mental

spiritual yang dilakukan secara berkesinambungan sehingga klien dapat

16

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1992), Cet. Ke-2, h. 210

17 Djamaludin Ancok dan Fuad Nasori Soroso, Psikologi Islam atas Problem-Problem

Psikolog, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), Cet. Ke-2, h. 76

18 Hendro Puspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), Cet. Ke-2,

h. 35

Page 25: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

memahami dirinya sendiri dan mampu mengatasi segala permasalahan yang

dihadapinya dengan tetap berserah diri kepada Allah, sehingga dapat

membantu klien mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk

sosial.

3. Tujuan dan Fungsi Pembimbing Agama

Pembimbing agama seperti yang dikemukakan di atas adalah seseporang

yang memberikan bimbingan berupa agama Islam. Adapun tujuan bimbingan

agama Islam sendiri menurut Aunur Rahim Faqih bahwa dengan membagi

secara umum dan khusus yang dirumuskan sebagai berikut :

a. Tujuan Umum

Membatu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya

agar mencapai kebahagian di dunia dan di akherat

b. Tujuan Khusus

1) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.

2) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap lebih baik,

sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang

lain.19

Sedangkan fungsi dari bimbingan agama Islam menurut Ahmad Mubarok,

dapat dibagi menjadi empat tingkatan.

1. Fungsi pencegahan atau preventif, yaitu membantu individu menjaga

atau mencegah timbulnya masalah bagi klien, fungsi ini ditujukan

19

Aunur Rohim Faqih, Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta UI Press, 2001),

Cet. Ke-2, h. 31

Page 26: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

kepada orang-orang yang selalu disibukan oleh duniawi dan materi

atau orang yang menghadapi keruwetan hidup.

2. Fungsi kuratif atau korektif yaitu memberi bantuan kepada klien dalam

memecahkan masalah yang sedang dihadapinya atau dialaminya.

3. Fungsi pemeliharaan atau preservatif, yaitu membantu klien yang

sudah sembuh agar tetap sehat, tidak mengalami problem yang pernah

dihadapi. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan membentuk semacam

klub yang anggotanya para klien atau eks-klien dengan menawarkan

program-program yang terjadwal misalnya ceramah keagamaan atau

keilmuan, dll.

4. Fungsi pengembangan atau developmental, yaitu pembimbing atau

konselor dalam fungsi ini adalah membantu klien yang sudah sembuh

agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya pada kegiatan

yang lebih baik.20

Sedangkan menurut M. Arifin, agar tugas sebagai pembimbing agama

dapat dilaksanakan dengan baik, maka bimbingan dan penyuluhan harus

dilakukan fungsi sebagai berikut :

1. Mengusahakan agar anak bimbing dapat terhindar dari segala

gangguan dan hambatan yang mengancam kelancaran proses

perkembangan dan pertumbuhan yaitu gangguan berupa

mental/spiritual, dan hambatan yang berupa jasmaniah (fisik)

20

Ahmad Mobarok, op. cit., h. 91-93

Page 27: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

2. Membantu memecahkan kesulitan yang dialami oleh tiap anak

bimbing

3. Melakukan pengarahan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak

bimbing sesuai dengan kenyataan bakat, minat, dan kemampuan yang

dimiliki sampai kepada titik optimal yang mungkin dicapai.

Fungsi khusus bimbingan dan penyuluhan adalah :

1. Fungsi menyesuaikan pribadi anak bimbing dengan kemajuan dalam

perkembangannya secara optimal.

2. Fungsi mengadaptasikan program pelajaran agar sesuai dengan bakat,

minat, kemampuan serta kebutuhan anak bimbing.21

B. Kemandirian

Dalam rangka memahami apa yang dimaksud dengan kemandirian, maka

ada baiknya diketahui dahulu pengertian kemandirian. Definisi kemandirian

telah banyak diungkap oleh para ahli meskipun dalam memberikan

pengertiannya merka menggunakan istilah yang berbeda-beda.

1. Pengertian Kemandirian

Para ahli psikologi telah membuat rumusan tentang pengertian

kemandirian. Dalam Kamus Psikologi, yang ditulis oleh A. Budiardjo et. al,

Independensi atau kemandirian adalah suatu kecenderungan tidak bergantung

pada orang lain dalam membuat keputusan.

21

M. Arifin, op. cit., h. 14-16

Page 28: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

Bhatia memberikan pengertian kemandirian dengan menggunakan istilah

independency yaitu “kemandirian merupakan perilaku yang aktivitasnya

diarahkan kepada diri sendiri, tanpa mengharapkan pengarahan dari orang lain

dan berusaha untuk mencoba menyelesaikan permasalaahnya sendiri tanpa

meminta bantuan kepada orang lain”.

Seifert dan Hoffnung menyebut kemandirian dengan menggunakan istilah

autonomi yaitu, kemampuan untuk menentukan dan mengatur baik pikiran,

perasaan maupun tindakannya sendiri secara bebas dan bertanggungjawab

yang ditunjukan dengan kemampuan untuk membuat pilihan sendiri.

Sedangkan menurut Seto Mulyadi, pengertian kemandirian bukan hanya

sekedar berkaitan dengan hal-hal yang bersifat psikologis seperti kemampuan

untuk menentukan pilihan atau keputusannya sendiri.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian kemandirian adalah kemampuan

seseorang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri baik fisik maupun psikis

tanpa bantuan dari orang lain, yang meningkat seiring dengan tingkat

kematangannya, dimana di dalamnya mengandung kebebasan, inisiatif,

kepercayaan diri yang kuat, ketegasan diri dan bertanggungjawab.

Namun demikian, dalam konteks anak jalanan atau anak-anak secara

umum pengaruh lingkungan sekitarnya sangat berpengaruh dalam membentuk

pola kehidupan mereka. Artinya bahwa kemandirian yang ada pada diri anak

jangan dibiarkan berkembang tanpa adanya arahan dan bimbingan. Arahan dan

bimbibngan tetap harus memperhatikan perkembangan anak.

Page 29: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

2. Ciri-ciri Orang yang Mandiri

Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting

dimiliki setiap individu, sebab selain dapat mempengaruhi performance

seseorang, kemandirian juga dapat membantu seseorang mencapai tujuan

hidupnya, prestasi, kesuksesan serta memperoleh penghargaan.

Sebagai salah satu aspek kepribadian, kemandirian meliputi aspek fisik

maupun psikis seseorang. Setiap aspek kepribadian itu meliputi sistem-sistem

psikofisik yang mencakup aspek interpersonal (antara seseorang dengan orang

lain). Kemandirian merupakan suatu kemampuan untuk mengatur tingkah

laku, orang lain atau tergantung pada orang lain.

Untuk memperoleh gambaran bagaimana yang disebut dengan orang yang

mandiri, maka perlu diketahui ciri-ciri orang mandiri. Diantaranya:

a. Memiliki kebebasan untuk bertingkah laku, membuat keputusan dan

tidak merasa cemas, takut dan malu jika keputusan yang diambil tidak

sesuai dengan keyakinan dan pilihan orang lain.

b. Mempunyai kemampuan untuk menemukan akar masalah, mencari

alternatif pemecahan masalah, mengatasi masalah dan berbagai

tantangan serta kesulitan lainnya, tanpa bimbingan dari orang lain dan

dapat mandiri dalam membuat keputusan dan melaksanakan keputusan

yang diambil.

c. Mampu mengontrol dirinya dan perasaannya agar tidak memiliki rasa

takut, ragu, cemas, tergantung dan marah yang berlebihan dalam

berhubungan dengan orang lain.

Page 30: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

d. Mengandalkan diri sendiri untuk menjadi penilai mengenai apa yang

terbaik bagi dirinya, serta berani mengambil risiko atas perbedaan

kebutuhan dan nilai-nilai yang diyakini serta perselisihan dengan

orang lain.

e. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain, yang

diwujukan dalam kemampuannya membedakan kehidupan dirinya

dengan kehidupan orang lain, namun tetap menunjukan loyalitas.

f. Mempunyai inisiatif yang baik melalui ide-idenya dan sekaligus

mewujudkannya dengan disertai kemauan untuk mencoba hal yang

baru.

g. Memiliki kepercayaan diri yang kuat dengan menunjukan keyakinan

atas segala tingkah laku yang dilakukannya dan menunjukan sikap

tidak takut menghadapi suatu kegagalan.

Dari beberapa ciri yang disebutkan di atas, maka anak jalanan mempunyai

ciri-ciri tersebut. Persoalannya adalah kemandirian yang dimiliki oleh anak-

anak jalanan yang hidupnya luntang-lantung tanpa adanya bimbingan dan

arahan tidak menutup kemungkinan mereka emnjadi preman yang

perbuatannya sering merugikan orang lain. Dan ini telah menyimpang dari arti

kemandirian sebenarnya.

Kalangan psikolog mengakui bahwa anak-anak jalanan, yang tak

tertangani dengan baik , pada akhirnya bisa menjadi sumber benih

kriminalitas. Kisah hidup orang-orang yang menjadi penjahat keji, sebagian

besar mempunyai riwayat sebagai anak jalanan. Salah satu di antaranya adalah

Toni Buntung, gembong penculik anak.

Page 31: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

Pemikiran yang melandasi lahirnya Konvensi Hak Anak adalah “anak

adalah asset masa depan. Kegagalan dalam memahami kebutuhan anak akan

berujung pada kegagalan membantu anak untuk menjadi manusia mandiri,

yang dapat menentukan masa depannya sendiri, berarti gagal menyambung

sebuah generasi. Sudah semestinya, anak diberi ruang untuk tumbuh dan

berkembang sesuai dengan masa pertumbuhannya menuju kematangan dan

kemandirian”.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian.

Kemandirian tidak bisa terjadi begitu saja, karena dalam membentuk

perilaku mandiri harus memperhatikan beberapa faktor penting yang

mempengaruhi kemandirian. Secara garis besar terdapat dua faktor yang

mempengaruhi kemandirian, yaitu faktor internal (mencakup faktor

perkembangan dan kematangan anak; serta faktor jenis kelamin) dan faktor

eksternal (mencakup faktor sosial dan budaya; faktor pola asuh; faktor ukuran

keluarga dan urutan kelahiran; dan faktor aktivitas orang tua terutama ibu).

a. Faktor Internal

Faktor internal yaitu yang berasal dari dalam diri individu yang mencakup

antara lain:

1) Faktor Perkembangan dan Kematangan anak

Seiring dengan pertumbuhan usia dan tingkat kematangannya, manusia

memasuki tahap-tahap perkembangan dan tugas perkembangan yang berbeda-

beda. Secara psikologis, sehubungan dengan tugas perkembangan tersebut,

manusia yang dewasa dan matang harus menjadi pribadi yang mandiri.

Semakin seseorang berkembang menuju kearah kedewasaan, maka sifat

Page 32: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

menggantungkan diri semakin berkurang dan seseorang yang mempunyai sifat

tergantung mempunyai pribadi yang tidak matang.

Dalam model perkembangannya, Erikson menunjukan adanya krisis

psikososial yang dialami oleh seseorang pada setiap tahap perkembangannya,

dimana krisis psikososial tersebut tampil dalam keadaan berlawanan yang

menunjukan atau menyelasaikan tekanan dan tuntutan lingkungan pada setiap

tahap perkembangan. Pada tahap muscular-anal, anak mengalami krisis antara

autonomy versus shame and doubt yaitu mandiri sebagai konsekuensi positif

dengan malu dan ragu sebagai konsekuensi negatif.

Keadaan mandiri dapat tercapai jika seseorang berhasil memecahkan

masalah yang dihadapinya dalam upaya perkembangan dirinya, mencapai

kebebasan dan mampu melakukan banyak hal sendiri. Sedangkan bila

seseorang gagal mengatasi tekanan-tekanan dan masalah yang dihadapi dalam

upaya yang memperoleh kebebasan dan mandiri, maka dia akan merasa malu

dan ragu akan kemampuannya sendiri.

Maccoby dalam Monks memjelaskan bahwa sebelum anak berusia kurang

lebih 8 sampai 12 tahun, orang tua lebih mendominasi. Selanjutnya terjadi

koregulasi (penentuan bersama). Pada tahap ini orang tua semakin

memberikan kebebasan menentukan sendiri pada anak dalam situasi self

regulation.

Sedangkan Monks mengatakan bahwa keinginan untuk berdiri sendiri dan

mewujudkan dirinya sendiri merupakan kecenderungan yang ada pada setiap

remaja. Kecenderungan ini akan benar-benar terwujud dalam sikap mandiri

Page 33: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

ketika seseorang telah mencapai usia dewasa yang penting dan sangat

berpengaruh terhadap perkembangan pribadinya.

Dengan demikian kemandirian anak sangat perlu dirangsang pada saat

anak berada pada tahap muscular-anal, dimana anak mulai memiliki rasa ingin

bebas walaupun belum dapat mandiri secara sempurna. Pada usia inilah

langkah yang tepat bagi prang tua untuk memulai pemberian latihan

kemandirian pada anak, sambil tetap menyesuaikan denga tingkat

perkembangan dan kematangan anak.

Dengan memberikan latihan kemandirian yang cukup pada masa kecil

maka anak akan dapat diharapkan tumbuh menjadi manusia mandiri pada saar

dewasa, dimana pada masa ini terjadi transisi yaitu dari anak menuju dunia

dewasa yang dihadapkan pada berbagai tuntutan, untuk mandiri sehingga

dengan kemandirian tersebut akan terbentuklah identitas diri.

Untuk dapat membentuk identitas dirinya, seseorang harus dapat

mengintegrasikan seluruh identitas yang diperoleh sejak kecil menjadi

identitas yang menyeluruh. Kegagalan dalam mengintegrasikan identitas

sebelumnya menyebabkan kebingungan akan peran yang harus dijalani.

2) Faktor Jenis Kelamin

Pemberian perlakuan dan sikap yang berbeda terhadap anak laki-laki dan

anak perempuan disebabkan oleh anggapan bahwa mereks mempunyai

peranan yang berbeda di masyarakat. Pada laki-laki lebih diberi peran di area

publik yaitu di luar rumah, sedangkan perempuan mendapatkan peran lebih

pada wilayah intern atau domestik yaitu di dalam rumah. Hal ini menyebabkan

penentuan jenis-jenis pekerjaan yang sesuai dengan jenis kelaminnya. Para

Page 34: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

perempuan diserahi pekerjaan yang membutuhkan penampilan fisik,

sedangkan laki-laki diserahi pekerjaan yang membutuhkan penampilan otak

yang berkaitan dengan pengambilan keputusan.

Akibatnya laki-laki diharapkan lebih kuat, mandiri, agresif, dan mampu

memanipulasi lingkungannya, berprestasi serta membuat keputusan.

Sedangkan perempuan diharapkan lebih tergantung, sensitif dan keibuan.

Menurut Kagan dan Moss – sebagaimana dalam Watson dan Lindgren –,

laki-laki lebih aktif dalam upaya mencapai kemandirian karena masyarakat

cenderung lebih menurut adanya tingkah laku mandiri pada laki-laki daripada

perempuan. Masyarakat cenderung tidak dapat menerima apabila seorang laki-

laki menunjukan tingkah laku tergantung karena dianggap tidak pantas.

Apabila seorang laki-laki menunjukan tingkah laku yang tergantung maka

akan mendapat hukuman, sedangkan pada perempuan adanya tingkah laku

yang tergantung tidak diberi hukuman. Jadi perempuan lebih dapat diterima

bila bersikap tergantung.

Dengan demikian perbedaan sifat-sifat yang demikian lebih disebabkan

oleh perbedaan perlakuan yang diberikan kepada mereka. Anak laki-laki lebih

banyak diberi kesempatan untuk bersikap mandiri, berdiri sendiri dan

menanggung risiko, serta banyak dituntut untuk menunjukan inisiatif dan

originalitasnya daripada anak perempuan. Sehingga laki-laki cenderung lebih

aktif daripada perempuan dalam upaya memperoleh kemandirian dari orang

tua, tetapi perempuan dinilai lebih mandiri daripada laki-laki dalam masalah

emosi.

b. Faktor Eksternal

Page 35: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

Adapaun faktor-faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar

yang mempengaruhi kemandirian seseorang meliputi antara lain:

1) Faktor Sosial dan Budaya

Manusia adalah makhluk sosial yang hidupnya tidak bisa dilepaskan

dari kehidupan orang lain. Lingkungan yang ada di sekitar manusia itu

merupakan bagian penting yang dapat mempengaruhi pembentukan dan

perkembangan kepribadiannya. Lingkungan seseorang seperti lingkungan

keluarga, masyarakat, sekolah ataupun tempat individu tersebut tinggal akan

dapat membentuk pola perilaku dan kebiasaan-kebiasaan seseorang termasuk

kemandiriannya. Anak yang hidup di desa akan lebih cepat matang daripada

anak yang hidup di kota. Anak yang berasal dari keluarga kurang mampu lebih

cepat matang ketimbang anak yang berasal dari keluarga yang berkecukupan.

Demikian juga anak yang hidup di jalanan lebih cepat matang ketimbang anak

yang tinggal dengan keluarganya.

Dalam upaya pembentukan kemandirian ini perlu melihat konteks

lingkungan sosial dan nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat

sekitarnya. Hal ini karena konteks lingkungan sosial dan nilai-nilai budaya

masyarakat, sangat mempengaruhi penerimaan masyarakat akan arti

pentingnya kemandirian, yang juga sangat berpengaruh pada cepat dan

lambatnya pencapaian kemandirian seseorang.

Adanya perbedaan sosial dan budaya dapat pula mempengaruhi cara

orang tua mengasuh anak mereka. Terkadang ada orang tua yang kurang

memberikan dorongan kepada anak untuk mencapai kemandirian dan

menunjukan harapannya kepada anak agar menjadi mandiri. Namun ada pula

Page 36: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

beberapa budaya yang biasanya melakukan upacara adat bila anaknya mulai

memasuki usia remaja. Adanya upacara ini memberikan tanda pada anak

bahwa mereka sudah bukan anak-anak lagi, sehingga mereka diharapkan mulai

dapat memenuhi sendiri kebutuhannya dan tidak tergantung pada orang lain.

2) Faktor Pola Asuh

Faktor lain yang juga berpengaruh besar terhadap proses pembentukan

kemandirian ini adalah faktor pola asuh orang tua. Bahkan mungkin faktor

inilah yang paling besar terhadap perkembangan kemandirian seseorang.

Untuk membentuk kemandirian dalam diri remaja, diperlukan teknik

pengasuhan yang tepat, yang sifatnya dapat membentuk hubungan yang positif

antara anak dan orang tua.

Ada tiga teknik pengasuhan yang biasanya diterapkan orang tua pada

anaknya, yaitu pola asuh autoritarian, orang tua cenderung mendikte dan

menahan perolehan kebebasan anak, yang akibatnya dapat membuat anak

cenderung menjadi tergantung, kurang percaya diri dan pasif. Remaja yang

mendapat pengasuhan authoritarian. Tidak akan mampu mencapai

kematangan dalam berhubungan dengan lawan jenis, tidak mampu membentuk

identitas dan mengembangkan image positif tentang dirinya sebagai individu

yang unik dan mandiri sehingga akan tumbuh menjadi remaja yang terisolasi

dari lingkungan pergaulan dan berdampak negatif pada kehidupan sosialnya.

Sementara itu pola asuh permisif, dapat menghasilkan anak-anak yang

sering mengalami kesuliatan mengatasi tuntutan untuk mandiri dan percaya

diri menjelang usia remaja, dan mungkin akan mengalami frustasi bila terjadi

kegagalan dalam menghadapi lingkungan yang tidak mau menurut apa yang

Page 37: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

diinginkannya. Anak yang demikian ini besar kemungkinan untuk gagal dalam

bertahan di kehidupan sosial yang menyenangkan karena orang tua cenderung

terlalu memberi kebebasan pada anak untuk memutuskan dan melakukan apa

yang diinginkannya.

Sedangkan pola asuh autoritatif, secara tidak langsung orang tua

mendorong kemandirian dan tingkah laku disiplin pada anak. Hal ini karena

orang tua yang menerapkan pengasuhan demokratis, tidak melakukan

dominasi terhadap anak dalam membuat keputusan, dan dalam membuat

peraturan pun mereka akan senantiasa memberikan penjelasan-penjelasan.

Remaja yang diasuh dengan pola autoritatif akan menjadi remaja yang

kompeten secara sosial, artinya remaja akan mandiri, dewasa, mempunyai

kontrol diri yang kuat, percaya diri, bersemangat atau aktif, eksporatif, ramah,

bersahabat dengan teman-temannya, mampu mengatasi stress.

Mereka juga mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, dapat

bekerja sama dengan orang dewasa, perilakunya bertujuan, mempunyai minat

dan rasa ingin tahu terhadap hal yang baru. Pola asuh autoritatif memberikan

standar yang jelas dan kontrol yang bijaksana terhadap anak-anak, sehingga

mereka tumbuh menjadi pribadi yang matang.

3) Faktor Ukuran Keluarga dan Urutan Kelahiran

Dalam setiap keluarga dijumpai ukuran keluarga yang berbeda-beda.

Ada keluarga besar dengan jumlah anak enam orang, tujuh orang dan

seterusnya, ada keluarga sedang dengan jumlah anak empat sampai lima

orang, dan keluarga kecil dengan jumlah anak satu sampai tiga orang.

Page 38: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

Adanya perbedaan ukuran keluarga dapat memberikan dampak positif

maupun negatif pada hubungan anak dengan orang tua maupun saudaranya.

Biasanya dampak negatif paling banyak dirasakan pada keluarga yang

mempunyai ukuran keluarga yang besar, karena dengan keluarga yang besar,

berarti orang tua harus berbagi perhatiannya pada anak dengan adil, yang

terkadang malah justru sering terabaikan. Dalam keluarga besar anak juga

cenderung sering bersaing dalam mendapatkan perhatian orang tua yang

terkadang akibatnya menimbulkan permusuhan di antara mereka. Di samping

itu, pada keluarga besar orang tua cenderung menjadi lebih otoriter dalam

mengasuh anaknya. Bagi orang tua yang otoriter pada anaknya akan sulit

menghasilkan anak-anak yang mandiri. Sedangkan pada keluarga kecil, hal itu

terlalu menjadi masalah mengingat jumlah anak yang hanya sedikit.

Sementara itu, faktor urutan kelahiran merupakan faktor lain yang

biasanya sering luput dari perhatian, meskipun juga merupakan faktor penting.

Maksud dari urutan kelahiran (birth order) adalah urutan kelahiran anak dalam

keluarga. Posisi anak sebagai anak sulung, anak tengah, anak bungsu, ataupun

anak tunggal sedikit banyak dapat memberikan dampak pada pembentukan

kepribadiannya, karena urutan kelahiran berhubungan dengan suatu kategori,

tipe atau jenis yang biasanya digunakan dalam membedakan karakter anak

dalam urutan kelahiran.

Lebih lanjut Alder (dalam Calvin S. Hall & Gardner Lindzey)

mengemukakan bahwa kepribadian anak-anak yang menempati posisi

kelahiran yang berlainan pula. Ia mengaitkan perbedaan ini dengan

pengalaman-pengalaman khusus yang dimiliki setiap anak sebagai anggota

Page 39: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

suatu kelompok sosial. Anak pertama atau anak sulung memiliki

kecenderungan untuk menaruh perhatian pada masa lampau ketika mereka

menjadi pusat perhatian sebelum lahir anak kedua. Anak kedua atau tengah

cenderung ambisius, iri hati, berusaha melebihi kakaknya, dan cenderung

berotak. Anak tengah umumnya menyesuaikan diri dengan lebih baik

dibandingkan kakak atau adiknya. Sedangkan anak bungsu atau terakhir

biasanya dimanja oleh orang tua. Pada anak bungsu sama halnya dengan anak

sulung kemungkinan besar dia menjadi anak yang tak mampu menyesuaikan

diri.

Orang tua yang menghadapi situasi dan kondisi ini secara bijaksana

harus dapat mempersiapkan anak sulungnya menghadapi munculnya seorang

saingan, sehingga besar kemungkinan anak sulung dapat berkembang menjadi

seorang yang memiliki kepribadian mandiri, mantap, bertanggung jawab dan

bersifat melindungi serta mampu berperan sebagai pengambil keputusan.

4) Faktor Aktivitas Orang Tua (Ibu)

Ibu, sebagai orang yang melahirkan, mengasuh dan anggota keluarga

yang memiliki ikatan emosional yang kuat dengan anak, memiliki peran yang

utama sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Ibu memberikan kasih,

kehangatan, dan perlindungan, juga memberikan pelajaran penting dan

masukan-masukan sosial untuk anaknya, bahkan dalam keadaan bermainpun

biasanya ibu selalu berusaha untuk mengajarkan sesuatu pada anaknya.

Hubungan kasih sayang yang kuat antara anak dan ibu dapat memudahkan

tumbuhnya kemandirian pada anak. Dengan demikian dalam pembentukan

Page 40: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

sikap mandiri pada remaja, peran ibu merupakan faktor penting yang sangat

perlu diperhatikan.

Secara umum terdapat dua jenis aktivitas ibu disamping aktivitas

lainnya, yaitu sebagai ibu rumah tangga yang tidak bekerja di luar rumah dan

ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah. Ibu-ibu yang tidak bekerja

sebagian waktunya berada di dalam rumah, sedangkan ibu-ibu yang bekerja,

pada jangka waktu tertentu harus bekerja di luar rumah.

Hal ini mengakibatkan ibu tidak selalu ada di sisi anak pada saat-saat

penting di mana ia dibutuhkan. Ibu juga tidak dapat mengawasi langsung

seluruh kegiatan anak, tidak dapat selalu membantu, melatih atau

mencontohkan kebiasaan-kebiasaan tertentu pada anak. Akibatnya terkadang

anak dapat merasa kehilangan dan cemas karena harus berpisah dari ibunya

sehingga dapat berdampak negatif pada diri anak. Namun di lain pihak, dengan

bekerjanya ibu di luar rumah juga member dampak positif bagi anak, yaitu

sifat yang mandiri.

Adanya latihan kemandirian yang diberikan oleh ibu yang bekerja di

luar rumah dapat mendorong anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri

sehingga anak dapat diharapkan untuk mengatasi segala kesulitan-kesulitan

sendiri bila ibu tidak berada di rumah.

Anak-anak yang memiliki ketergantungan berlebihan terhadap orang

lain biasanya akan memiliki rasa percaya diri yang rendah. Dia tidak dapat

mengembangakan kemampuannya untuk mengambil keputusan, menjadi tidak

berdaya akan memiliki rasa percaya diri yang rendah. Dia tidak dapat

mengembakan kemampuannya untuk mengambil keputusan, menjadi tidak

Page 41: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

berdaya dan semua perilakunya cenerung dipengaruhi oleh orang lain yang

menjadi tempat ia bergantung.

Keadaan ini secara tidak langsung akan sangat merugikan

perkembangan mereka pada usia menjelang remaja atau dewasa. Karena saat

mereka harus tampil sebagai individu yang berdiri sendiri, mereka menjadi

sulit untuk dipisahkan.

C. Anak Yatim dan Pembinaannya

����������� � ���� ���☺��� ����� �

���� �!⌧#$%& �')*+ ,-�.�/ � 0%& �

�'�1�234��5678 �'29�: �/%<5=

�>?�@A☺����

Artinya:“Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah:

"Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika

kamu bergaul dengan mereka, Maka mereka adalah

saudaramu”.(QS. Al-Baqarah:220)

Dari ayat tersebut diatas mengisyaratkan kepada para orang tua agar

memberi perhatian terhadap anak yatim,hendaknya mereka diperlukan seperti

anak kandung juga.Karena nantinya kelak akan bertindak sebagai orang tua

pengganti atau orang tua asuh.

Musibah keyatiman adalah satu faktor yang menyebabkan kelainan dan

menyimpang pada anak-anak.Diharapkan agar setiap individu mengetahui

bahwa kebijaksanaan Islam dengan dasar-dasarnya yang lurus dan abadi ini

telah meletakan pondasi dan metode secara bijak memelihara anak dari

penyimpangan dan menjaga masyarakat dari kepenuhan moral karena pada

Page 42: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

saat ini perlu perhatian lebih besar sebab pada faktor ini si anak mengalami

gejolak dan goncangan,baik jiwa dan emosional.maka dalam hal ini sudah

jelas bahwa agama melarang kepada setiap insan untuk berlaku sewenang-

wenang terhadap anak-anak yatim.sebagai firman Allah dalam kisah QS.Adl-

dluha : 9 yang berbunyi :

�B8�C5= /D�4E ����� !⌧5= �.�F�&5

Artinya:“Adapun terhadap anak yatim,janganlah kamu berlaku

sewenang-wenang”.

Para ahli berpendapat bahwa orang tua yang telah tiada terutama

seorang ayah yang telah wafat dapat mempengaruhi perkembangan jiwa

anak,yang selanjutnya anak mempunyai resiko tinggi untuk menjadi anak-anak

nakal dengan tindakan-tindakan anti sosial ( delinquent/anti social behavior )

juga anak mengalami “ deprivasi emosional” sebagai akibat ““ deprivasi

parental “ apalagi mereka yang berada di berbagai macam panti tempat

mereka tinggal.22 Anak yatim akan selalu berusaha untuk mendapatkan segala

apa yang belum mereka peroleh. Dari sini dapat diharapkan kepada seluruh

lapisan masyarakat untuk memperhatikan mereka agar terhindar dari segala

bentuk penyimpangan.

1. Pengertian Anak Yatim

Ada beberapa ungkapan yang mendefinisikan tentang arti anak yatim, di

antaranya:

22

Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran jiwa dan Kesehatan jiwa, (Yogyakarta:

PT Dana Bhakti Prima Yasa, 2004), Edisi 3, h. 748-752.

Page 43: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

a. Menurut Luis Al-Ma’luf dalam kitabnya Al-munjid Fillughoti Wal a’lam, ia

mengatakan:

3*H�J KL �2 M *NO PQ⌫ 5S T

�UVUJ

Artinya: “Yatim adalah seorang yang sudah kehilangan/ditinggal ayahnya

meninggal, sedang ia belum mencapai usia layaknya usia orang

dewasa”.23

b. Menurut Peter Salim dan Yenny Salim dalam kamus bahasa Indonesia

kontemporer mengatakan bahwa tidak beribu atau tidak berbapak, atau tidak

mempunyai ibu dan bapak, tetapi sebagian menyebutkan sebutan untuk anak

yatim ialah untuk anak yang bapaknya meninggal.24

c. Menurut Hasan Shadaly di dalam Ensiklopedi Indonesia. Beliau menegaskan

bahwa yatim adalah anak yang belum dewasa dan yang tidak berbapak lagi.25

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan menurut para ahli tersebut di

atas, bahwa anak yatim adalah anak yang ditinggal wafat ayahnya, sedang ia

belum berada pada usia dewasa, atau belum mencapai usia baligh dan belum

dapat mengurusi dirinya dengan baik. Dalam ajaran Islam, baligh merupakan

batasan usia dari masa kanak-kanak beralih kepada masa dewasa.

23

Luis Al-Ma’luf, Al-Munjid F illughoti Wak A’lam, (Beirut-Libanon: Daar El-Masyrik,

1986) cet. Ke-28, h. 923

24 Peter Salim & Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern

English, 1991), h. 1727.

25 Hasan Shadaly, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ikhtisar Baru Van Hoeve, 1984), Jilid

7, h. 3977

Page 44: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

2. Batasan usia baligh anak yatim

Untuk mengetahui tanda-tanda baligh dan batas umur seorang anak masuk

ke dalam kategori anak yatim, penulis akan mengemukakan tanda-tanda

tersebut sesuai dengan yang tertera dalam kitab Matan Safinatun Naja Fi

Ushuludin Wal FiqhiI sebagai berikut:26

a. Genap usianya mencapai usia 15 tahun.

b. Telah mengalami mimpi basah (keluar air mani) bagi lelaki.

c. Telah haid bagi anak perempuan pada usia 9 tahun.

Sedangkan menurut ilmu psikologi, diungkapkan bahwa siklus kehidupan

manusia khususnya pada tingkatan masa kanak-kanak menuju masa yang

dapat dikatakan dewasa itu di antaranya sudah melewati masa kanak-kanak

dan masa remaja. Adapun masa kanak-kanak dan remaja adalah terdiri dari

masa kanak-kanak awal, pertengahan dan akhir, lalu remaja awal, madya dan

remaja akhir.

Dan berikut ini adalah batasan usia masa kanak-kanak dan masa remaja,

yakni:

a. Anak-anak awal (0-3 tahyn), anak-anak madya (3-7 tahun), dan anak-anak

akhir (7-12).

b. Remaja dini (12-15 tahun), remaja madya (15-17 tahun), dan remaja akhir

(17/18-21 tahun).27

3. Pandangan Islam Terhadap Anak Yatim

26

Syeikh Salim bin Al Hadromi & Abdullah, Safinatun Naja Fi Ushuludin Wal Fiqhi,

(Jakarta: PT Sa’diyah Putra), h. 3.

27 Singgih D. Gunarsa & Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja, (Jakarta: Gunung Mulia, 1989), cet. Ke-5, h. 88-90, 203.

Page 45: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

Anak yatim adalah anak yang patut diperhatikan dan dikasihani serta

disayangi terutama mereka yang keluarganya kurang mampu. Sebab mereka

telah kehilangan kasih saying dan perhatiannya dari seorang ayah yang telah

wafat, sedangkan mereka sangat butuh bimbingan dan perhatian serta

pengawasan untuk kemajuan hidupnya di masa mendatang.

Agama Islam sebagai agama pembawa rahmat, membimbing manusia

dengan cara menjabarkan ajaran rahmatnya itu di segala aspek kehidupan. Di

antaranya adalah ajaran yang menyangkut anak yatim. Sebagaimana firman

Allah dalam QS. Al-Maa’uun: 1-2 yang berbunyi:

WX6 2 Y�Z [4�\]�� 3^_Q`59�6

_ab4c�]��%d �ef gh4�:⌧`5= i4�\]��

YjA>�6 /D�4E ����� �kf

Artinya: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang

yang menghardik anak yatim.”

Dalam ayat tersebut memberikan ancaman kepada seluruh umat manusia

bahwa setiap orang yang tidak memperhatikan bahkan menghardik anak

yatim, maka ia termasuk kategori orang yang mendustakan agama.

Menurut As Sayyid Ahmad mengungkapkan dalam kitabnya Tarjamatu

Mukhtaril Ahadist bahwa Nabi Saw pernah bersabda dari Anas ra. ia berkata:

mUV 2O �UV nJ 5S 5Uo *�p

�☺J n⌫ T 2 *AO ��p

Artinya: “Orang yang paling baik kepada anak yatim laki-laki atau

perempuan, maka saya dengan orang itu di kemudian hari di dalam

Page 46: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

surge seperti begini (jari tengah dan telunjuk)”. (HR. Hakim dari

Anas).28

Menurut Imam Abullaits Assamarqondi dalam kitabnya beliau

mengatakan: “Aku bersama orang yang mengurus anak yatim di surge seperti

begini, lalu beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah”.29

Masalah ekonomi adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

kehidupan bagi anak-anak yatim dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

disamping faktor-faktor yang lain. Dalam hal ini pemerintah pun mempunyai

peranan dalam mengasuh dan memelihara mereka. Sebagaimana yang

tercantum dalam Pasal 34 UUD 1945 yang berbunyi: “Fakir miskin dan anak-

anak terlantar dipelihara oleh Negara”.

4. Pembinaan Yatim Menurut Ajaran Islam

�q�Z � ����8�r&5 ���☺��V `=�4�

?S_&����%d � ��8 � ��������@5

#�48 �-�.�/ B0%<5= \]�� �0�⌧s t4u%d

�v☺�%��� �ekwf

Artinya: “Dan tentang anak-anak yang masih dipandang lemah. dan (Allah

menyuruh kamu) supaya kamu mengurus anak-anak yatim secara

adil. dan kebajikan apa saja yang kamu kerjakan, Maka

Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahuinya”.

28

As Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, Tarjamatu Mukhtaril Ahadist, Hikamil

Muhammadiyah, (Bandung: Al-Ma’arif, 1996), cet. ke-6, h. 734

29 Abullaits Assamarqondi, H. Salim Bahreis, Tanbihul Ghofilin, (Jakarta: Sa’diyah Putra,

1984), Jilid 2, h. 548

Page 47: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

Berbagai macam cara untuk dapat mengurus anak-anak yatim, dalam hal

ini sebagaimana yang disesuaikan dengan ayat tersebut diatas ternyata salah

satu sarana penunjang dalam mengurus anak yatim adalah dengan santunan.

Santunan anak yatim/piatu yang dilakukan dipanti memang baik daripada

mereka terlantar. Beberapa hal yang pokok dalam pembinaan anak-anak yatim

yang penulis dapat kemukakan di antaranya:

a. Menjamin Makan dan Minumnya (Kebutuhan Pangan)

Kaitannya dengan hal ini penulis akan mengemukakan salah satu

hadist Nabi saw yang diriwayatkan oleh Thabrani dalam kitab

Tarjamah Mukhtaril Ahadist karangan As Sayyid Ahmad Al-Hasyimi

sebagai berikut:

�m%0O 2 �x O y XzSJ2 �UVUJ �:

yJ {uVH *: | yPo2 uLK, 5UK rJ

}~oJ

uVH*: | y Po2 uLK, 5K uS *%0 5S

Artinya: “Apakah engkau menyukai supaya lunak hatimu dan engkau

meraih keinginanmu? Kalau begitu kasihinilah anak-anak yatim,

usaplah kepalanya dan beri makanlah dia daripada makananmu

niscaya hatimu akan lunak dank au raih keinginanmu”. (HR.

Thabrani dari Abu Darda).30

Sebenarnya masyarakat dapat berbuat banyak untuk anak-anak yatim, baik

yang bersifat materi maupun non materi. Bantuan tersebut adalah

30

As Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, Op.Cit, h. 52.

Page 48: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

membantu meningkatkan pelayanan/penyantunan khususnya di panti-

panti, antara lain:

1) Bantuan dana untuk sandang, pangan dan papan yang layak.

2) Penambahan personil pengasuh dan lain sebagainya.31

b. Memelihara Hartanya

Pasal 34 UUD 1945 ini sesuai dengan apa yang diajarkan oleh agama

Islam. Agama Islam telah memberikan ajaran yang sangat bagus dalam hal

memelihara harta anak yatim. Seseorang tidak boleh mendekati harta anak

yatim kecuali dengan cara yang baik.

Jika seseorang yang mengurus anak yatim dan memelihara hartanya itu

dalam keadaan fakir dan miskin maka ia diperbolehkan memakan harta

anak yatim dengan cara yang baik (seperlunya dan alakadarnya) bukan

semaunya, tapi jika yang megurus anak yatim itu kaya maka berhati-

hatilah jangan sampai memakan harta mereka, sebab itu adalah perbuatan

dzolim dan sangat dilarang oleh agama. Sebagaimana Firman Allah dalam

An-Nisa ayat 10 yang berbunyi:

B0%& ��b4�\]�� �0���r�=C�6 ��: ��8�Z

���☺��� ����� �H☺=�rA ��☺J�%&

�0���r�=C�6 �%� �'%F4��23d ��Y��� �

gq��K�� `�� � ��-.4���

Artinya: “ Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim

secara zalim, Sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh

31

Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran jiwa dan Kesehatan jiwa, (Yogyakarta:

PT Dana Bhakti Prima Yasa, 2004), Edisi 3, h. 753

Page 49: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-

nyala (neraka)”.

Selanjutnya dalam firman Allah pada QS. Bani Israil : 34

!� � ���d�.�&5 ����8

_D�4E ����� ��%& _~\���%d �Y41

A�W#u�Z � �~�u ⌧�����6 K{>2\�Z

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali

dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa

Dari kedua ayat firman Allah yang tersebut di atas memberikan

penjelasan kepada seenap insane terutama umat Islam bahwa memelihara

harta anak-anak yatim merupakan sebuah perintah dan peringatan agar

senantiasa berhati-hati terhadap harta mereka.

c. Memberi Kasih Sayang

Dalam hal ini agama menjelaskan dan memberkan cara dalam

bertindak dan berbuat kepada anak-anak yatim agar jangan sampai berbuat

sewenang-wenang bahkan menghardik dan menyakiti mereka. Tapi yang

menjadi kewajiban setiap insan adalah memperhatikan dan memberikan

kasih sayang kepada mereka anak-anak yatim.

d. Memberikan Pendidikan dan Pengajaran (Ilmu dan Adab)

Setiap anak akan menjadi penerus keturunan bagi orang tuanya dan

yang diharapkan oleh orang tua adalah agar anaknya menjadi anak yang

shalih dan memiliki budi pekerti yang luhur dan mulia. Akan tetapi

Page 50: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

kenyataan yang dihadapi mereka anak-anak yatim sangat nakal dan susah

diatur. Oleh karena itu, manusia agar senantiasa memberikan segala

kebutuhan anak-anak yatim terutama di dalam memberikan pendidikan

dan pengajaran. Sebab di samping anak-anak yatim adalah bukanlah hanya

anak yang kehilangan/ditinggal wafat oleh sang ayah, tetapi ada yang lebih

yatim lagi daripada mereka yaitu orang yang tiada berilmu dan beradab

mulia. Sebagaimana salah satu ungkapan menyatakan:

� tjJ 2 �K% �UV �UVUJ �N MPJ

2 �*S P, �J �UVUJ �U

Artinya: “Bukanlah yatim itu orang yang ayahnya sudah tiada, akan

tetapi yatim adalah orang yang yatim ilmu dan adab”.32

32 M. Zuhri, Butir-Butir Untaian Mahfudzot, (Sukabumi: TMI Assalaam, 1998).

Page 51: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

BAB III

GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN

YATIM AL-AKHYAR

A. Sejarah Berdirinya

Di antara sekian banyaknya kegiatan dakwah Islamiyah yang ditunjang

dengan segala usaha dan upaya yaitu salah satunya dengan media dakwah

yang berada di setiap instansi/lembaga-lembaga keagamaan yang bersifat

sosial guna memberikan kontribusi dakwah terhadap seluruh lapisan

masyarakat, terutama dengan adanya Yayasan Islam Al-Akhyar di Kelurahan

Beji Kecamatan Beji Kota Depok.

Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar adalah bagian dari cakupan

bidang kegiatan dari Yayasan Islam Al-Akhyar, sebab Yayasan Islam Al-

Akhyar mencakup ke dalam tiga aspek bidang kegiatan, yaitu bidang

pendidikan, sosial, panti asuhan/pondok pesantren.

Yayasan Islam Al-Akhyar didirikan oleh tiga orang (Tri Murti)

mereka itu adalah: Ust. Abdul Wahab SM, M. Tahari dan Mamih Syahidah

Emus. Yayasan in berdiri pada tahun 1984 yang awal mulanya hanya sebatas

pengajian biasa yang ada dirumahnya dengan jumlah murid sebanyak 20

orang.33

Lalu pada tahun 1987 barulah diresmikan majelis taklim dan santunan

yatim/piatu, dari semenjak itulah yayasan tersebut berkembang. Setelah

33

Wawancara pribadi dengan Ust.Abdul Wahab SM., Pimpinan Pondok Pesantren Yatim

Al-Akhyar, Depok, Senin, 19 Oktober 2009.

Page 52: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

selang beberapa tahun pada tanggal 5 Juni tahun 1991 Yayasan Islam Al-

Akhyar diresmikan oleh bapak H. Badrul Kamal (sekarang mantan walikota

Depok) dengan akte notaries Ny. Sri Hastuti Tjahyadi, SH. Nomor 17 tahun

1991. Dan pada tahun 1994-1998 baru dibangun aula/asrama dan kantor

sekretariat.

Yayasan Islam Al-Akhyar yang berada di Kelurahan Beji Kecamatan

Beji Kota Depok ini adalah pusatnya dan dikhususkan untuk santri pondok

pesantren putri dengan jumlah santri sekarang 82 orang dan 18 orang dari

mereka adalah yang bermukim di yayasan tersebut. Pada tanggal 20 Juni

2004 dibangun cabang pertama di Kelurahan Pitara Kecamatan Pancoran Mas

Kota Depok yang dikhususkan untuk santri putra, sehingga jumlah total santri

sekarang baik yang mukim maupun yang tidak mukim berjumlah 165 orang.

Antara Yayasan Islam Al-Akhyar pusat dan cabang pertama ini hanya

bergerak pada bidang sosial dan pendidikan non-formal (santunan, pengajian

dan ke pondok pesantrenan).34

Dan pada tahun 2007 dibangun dan diresmikan cabang kedua bidang

pendidikan formal berupa SDI Al-Akhyar, tepatnya pada tanggal 17 Juni 2007

di daerah Kampung Rawa Kaso Desa Jati Sari Kecamatan Cileungsi.

Kabupaten Bogor yang akan diresmikan oleh bupati bogor. Dan siswa baru

yang mendaftar di SDI Al-Akhyar sampai saat ini berjumlah 20 orang,

sedangkan untuk TPA berjumlah 60 orang.35

34

Wawancara pribadi dengan Ust.Abdul Wahab SM., Pimpinan Pondok Pesantren Yatim

Al-Akhyar, Depok, Senin, 19 Oktober 2009.

35

Wawancara pribadi dengan Ustadzah Siti Khumairoh S.Ag., Guru Pengajian Umum

Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar, Depok, Selasa, 20 Oktober 2009.

Page 53: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

B. Tujuan dan Fungsi

1. Tujuan pendidikan Yayasan Islam Al-Akhyar

Di antara tujuan dari pendidikan Islam Al-Akhyar adalah sabagai

berikut:

a. Memberikan bekal kemampuan dasar kepada warga dan anak-anak

yatim belajar untuk mengembangkan kehidupannya sebagai:

1) Pribadi muslim yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia.

2) Warga Negara Indonesia yang berkepribadian, percaya kepada diri

sendiri serta sehat jasmani dan rohani.

3) Untuk turut ikut serta membantu program pemerintah dalam

bidang pendidikan dan sosial.

b. Membina warga belajar dan anak-anak yatim agar memiliki

pengalaman, pengetahuan, keterampilan beribadah dan sikap terpuji

yang berguna bagi pengembangan pribadinya.

c. Mempersiapkan warga belajar dan anak-anak yatim untuk dapat

mengikuti pendidikan formal dan kepondokpesantrenan.

2. Fungsi Pendidikan Yayasan Islam Al-Akhyar

Adapun fungsi pendidikan Yayasan Islam Al-Akhyar di bidang ke

pondok pesantrenan adalah:

a. Sebagai media dakwah dan syiar agama Islam.

b. Menyelenggarakan dan menanamkan kemampuan dasar pendidikan

agama Islam yang meliputi al-Qur’an Hadist, Aqidah Akhlak, Ibadah,

Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab dan Ilmu pengetahuan dari

kitab-kitab lainnya.

Page 54: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

c. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan agama Islam bagi

warga belajar dan anak-anak yatim.

d. Meningkatkan derajat anak-anak yatim dan mengembangkan dua buah

potensi pendidikan dan pengajaran, baik pendidikan umum maupun

pendidikan agama.36

C. Bidang Kegiatan

Dalam hal bidang kegiatan ini Yayasan Islam Al-Akhyar bergerak

pada beberapa cakupan, antara lain pada bidang:

1. Sosial dan kemasyarakatan, berupa pembinaan dan santunan.

2. Pendidikan, baik formal (sekolah) maupun non formal (taklim dan pondok

pesantren).

3. Panti asuhan/pondok pesantren yatim.37

Di samping kegiatan-kegiatan tersebut di atas yang menjadi pokok

bagi yayasan, ada pula beberapa kegiatan lainnya/ekstra dan kegiatan ini

dikhususkan untuk santri, di antaranya:

1. Kursus computer, bahasa dan menjahit.

2. Qiroat, rebana dan nasyid.

3. Latihan pidato/muhadhoroh.

36

Wawancara pribadi dengan Ustadzah Siti Khumairoh S.Ag., Guru Pengajian Umum

Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar, Depok, Selasa, 20 Oktober 2009.

37

Wawancara pribadi dengan Ust.Abdul Wahab SM., Pimpinan Pondok Pesantren Yatim

Al-Akhyar, Depok, Senin, 19 Oktober 2009.

Page 55: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

D. Fasilitas, Sarana dan Prasarana

Yayasan Islam Al-Akhyar juga memberikan beberapa fasilitas, serana

dan prasarana khusus untuk anak-anak yatim yang bermukim di pondok

pesantren (lebih diutamakan) dan anak-anak yatim yang tidak mungkin dalam

menunjang kebutuhan mereka, diantaranya:

1. Aula dan asrama.

2. Ruang belajar dan perpustakaan.

3. Tunjangan-tunjangan lainnya, seperti:

a. Pendidikan sekolah sampai perguruan tinggi gratis (mereka bebas

memilih dan menentukannya dengan syarat selama masih berada di

lingkungan kota Depok).

b. Mendapat ongkos dan uang saku setia hari.

c. Mendapatkan fasilitas belajar seperti buku, alat tulis dan sebagainya.

d. Kebutuhan penginapan, baik tempat tinggal maupun makan (khusus

santri yang bermukim)38

38

Wawancara pribadi dengan Ustadzah Siti Khumairoh S.Ag., Guru Pengajian Umum

Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar, Depok, Selasa, 20 Oktober 2009.

Page 56: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS

A. Peranan Pembimbing Agama Bagi Kemandirian Anak Yatim di

Pondok Pesantren Yatim Al-akhyar

Peranan pembimbing agama yang di terapkan di pondok pesantren

yatim Al-Akhyar dalam mewujudkan kemandirian terhadap anak-anak yatim

tidak terlepas dari para pembimbing yang memiliki kompetensi di bidang

agama dan bidang umum,tidak terlalu berbada dengan pondok-pondok yang

lain,namun di pondok pesantren yatim ini seorang pembimbing harus benar-

benar mengetahui akan keadaan emosional seorang anak yatim yang

komplek dengan kehidupannya karena di tinggal oleh seorang sosok yang di

dambakannya yatiu orang tua,dan juga kerap berada dalam kondisi ekonomi

di bawah rata-rata.39

Setelah meneliti berbagai macam peran pembimbing,serta bimbingan

dan pendekatan yang digunakan di pondok pesantren yatim Al-

Akhyar,peneliti mendapatkan hasil penelitian tentang peran seorang

pembimbing dalam mewujudkan kemandirian terhadap anak-anak yatim di

antaranya :

1. Sebagai pengganti orang tua asuh.

Dalam peran ini adalah tugas yang bisa dibilang paling mulia

di sisi Allah SWT. Sebab jika dikaji ulang tentang peran orang tua

di rumah benar-banar sangat berat selain memberikan tanggung

39

Wawancara pribadi dengan Ust.Abdul Wahab SM., Pimpinan Pondok Pesantren Yatim Al-

Akhyar, Depok, Senin, 19 Oktober 2009.

Page 57: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

jawab secara lahir orang tua juga harus bertanggung jawab dalam

memberikan nafkah batin terhadap anaknya dalam bentuk kasih

sayang,begitulah peran seorang pembimbing di pon-pes yatim ini

sangat berat dan beragam namun dibalik semuanya itu memang

sangat mulia di sisi Allah SWT. Berdasarkan hasil dialog/tanya

jawab terhadap pihak pesantren dalam hal ini memang seorang

pembimbing harus memiliki sosok keibuan bagi wanita dan sosok

kebapaan bagi prianya.dan tidak terlepas juga dari rasa kasih

sayang dan santun yang mereka miliki,sebagaimana orang tua

kandung terhadap anaknya terhadap anaknya,menurutnya juga

seorang pembimbing haruslah memiliki “ Akhlaaqul

kariimah “ artinya bahwa pembimbing harus juga memiliki akhlak

yang mulia,sebagaiman tugas awal Nabi Muhammad di utus ke

dunia ini semata-mata hanya untuk menyempurnakan akhlak yang

mulia,jika itu semua dimiliki oleh seorang pembbimbing Insya

Allah seorang anak yatim akan pula memiliki akhlak yang mulia

dan menjadi anak yang diharapkan oleh orang tuanya yang

tiada,yaitu menjadi anak yang bermanfaat bagi dirinya dan bagi

masyarakatnya kelak.40

40

Wawancara pribadi dengan Ust.Abdul Wahab SM., Pimpinan Pondok Pesantren Yatim Al-

Akhyar, Depok, Senin, 19 Oktober 2009.

Page 58: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

2. Sebagai pendidik.

Dalam hal ini mungkin menjadi tugas yang lebih sempit di

banding dengan peran pembimbing yang pertama yaitu pengganti

orang tua asuh yang tugasnya lebih luas,berdasarkan wawancara

peneliti dengan guru pengajian umum beliau memamarkan bahwa

tugas seorang pendidik tidak sama dengan seorang pengajar sebab

seorang pendidik terlebih lagi pendidik di pon-pes dia bertugas

selain mengajar dia juga memantau dan mengayomi pelajar atau

santri terhadap seluruh kehidupannya di pesantren guna

menjadikan manusia yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya

dan masyarakat sekitarnya.

Pendidik juga memiliki tugas dan peran dalam keberhasilan

dan kemampuan seorang anak yatim dalam suatu yayasan.dan

perannya yang paling utama adalah pertama mengajari anak yatim

menjadi seorang anak yang berakhlak dan berkepribadin yang

kaafah ( sempurna ),yang kedua : menjadikan anak-anak yatim

agar dia menjadi manusia yang mandiri,yang ketiga : menjadikan

anak-anak yatim yang kreatif,aktif dan inovatif.41

3. Sebagai motivator..

Yaitu pemberi motivasi dan semangat dalam belajar dan

berjuang dalam menghadapi hidup,dalam peran ini seorang

pembimbing anak-anak yatim harus benar-benar memiliki

keilmuan terlebih dalam mengetahui psikologis anak,dalam

41

Wawancara pribadi dengan Ustadzah Siti Khumairoh S.Ag., Guru Pengajian Umum Pondok

Pesantren Yatim Al-Akhyar, Depok, Selasa, 20 Oktober 2009.

Page 59: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

wawancara kami dengan pengajar Al-qur’an beliau mengatakan

bahwasanya seorang motivator terlebih dahulu harus mengetahui

akan pengertian dari motivasi itu sendiri,yaitu kekuetan penggerak

yang membangkitkan aktifitas pada makhluk hidup,dan

menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan

tertentu,jadi seorang motivator adalah pemberi semangat dan

penggerak terhadap santri agar mereka bisa mendapatkan tujuan

hidup mereka dan dapat mnggapai apa yang mereka cita-

citakan,namun dibalik itu semua memang peran pribadi santri juga

tidak terlepas dari semua itu santri juga harus memiliki motivasi

yang kuat dalam dirinya agar keduanya bisa saling melengkapi

guna tercipta cita-cita yang mereka harapkan.42

B. Peranan Pembimbing Agama Dalam Mewujudkan Kemandirian

Menurut Keinginan Masyarakat

Selain mewawancarai para pembimbing di pon-pes Al-Akhyar peneliti

juga berdialog dengan para santri dan masyarakat sekitarnya yang tinggal

dekat dengan area pondok pesantren Al-Akhyar,beberapa santri mengatakan

mereka menginginkan sosok seorang pembimbing yang benar-benar bisa

menggantikan posisi orang tuanya walaupun tidak akan seratus persen

mereka merasakannya seperti kasih sayang orang tuanya yang telah

meninggalkan mereka,mereka ingin dikasihi,disayangi dan diajarkan ilmu-

ilmu agama maupun umum yang bermanfaat bagi dirinya untuk bekal

42

Wawancara pribadi dengan Ust.Ali Abdurrahman S.Ag., Guru Al-Qur’an ( guru mengaji )

Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar, Depok, Rabu, 21 Oktober 2009.

Page 60: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

mereka nantinya setelah tidak lagi tinggal di pondok pesantren Al-Akhyar

ini.43 Mereka juga mengharapkan pembimbing bisa menjdi pendidik mereka

yang masih jauh dari pengetahuan agama,serta memberikan mereka

keterampilan atau skill individu yang nantinya bisa menghasilkan materi

bagi dirinya setelah keluar dari pon-pes ini.44

Masyarakat disekitar pondok pesantren juga menjadi target

penelitian,mereka juga mengharapkan seorang pembimbing agama agar para

santri menjadi mandiri sangatlah penting,mungkin dalam hal ini

pembimbing harus berparan menjadi pendidik dan pengajar dalam

pendidikan formalnya dan dalam kehidupan kesehariannya,dimana mereka

harus memperhatikan anak-anak yatim dalam bersekolah,masyarakat tidak

ingin seorang anak yatim putus sekolah karena faktor ekonomi yang mereka

landa,disini memang bukan hanya pembimbing dan pihak pondok-pesantren

yang berperan tapi dukungan masyarakat secara materi juga dituntut

terhadap mereka,agar tercipta hubungan yang baik antara pihak pondok

pesantren dengan masyarakat yang ada,juga bisa menjadikan anak yatim

seorang yang berpendidikan seperti anak-anak yang lain pada umumnya.45

43

Wawancara pribadi dengan Isnaini Rochwati., Santri Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar, Depok, Kamis, 22 Oktober 2009.

44

Wawancara pribadi dengan Fatimah., Santri Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar, Depok,

Kamis, 22 Oktober 2009. 45

Wawancara pribadi dengan Ayub Al-Ghofar, Masyarakat Sekitar Pondok Pesantren Yatim Al-

Akhyar, Depok, Jum’at, 23 Oktober 2009.

Page 61: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

C. Kesesuaian Peranan Pembimbing Agama Dalam Mewujudkan

Kemandirian Bagi Anak-Anak Yatim Yang Ada di Pondok Pesantren

Yatim Al-akhyar Dengan Keinginan Masyarakat.

Setelah mendapatkan data hasil penelitian dari wawancara kepada

pihak Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar dan masyarakat sekitarnya,

peneliti dapat mengambil kesesuaian antara pendapat kedua pihak tersebut,

Menurut para pembimbing di pon-pes yatim Al-Akhyar peranan

mereka sebagai pembimbing adalah : sebagai penganti orang tua

asuh,dimana Dalam peran ini mereka harus benar-benar menguasai sosok

orang tua. Kemudian sebagai pendidik dimana pembimbing selain mengajar

mereka juga harus bisa mendidik, dalam hal ini terlebih pada kehidupan

keseharian anak-anak yatim tersebut. Kemudian sebagai motivator dimana

seorang pembimbing harus benar-benar menjadi penyemangat anak-anak

yatim tersebut dalam menghadapi kehidupan mereka sebagai anak yatim.

Menurut beberapa masyarakat yang ada di sekitar pon-pes Al-

Akhyar mereka berpendapat bahwa peran seorang pembimbing guna

menjadikan anak yatim yang mandiri adalah : menjadi pengganti orang tua

mereka dalam kesehariannya,kemudian sebagai pendidik baik pendidikan

formal maupun pendidikan agamanya,dan mereka juga mengatakan bahwa

bukan hanya pembimbing agama yang menjadi penanggungjawab atas

kemandirian anak yatim tapi seluruh lapisan masyarakat khususnya

masyarakat yang mampu dalam segi hal materi juga harus memilki tanggung

jawab atas kehidupan mereka guna menjadikan anak yatim yang mandiri.

Page 62: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

Dari pembahasan di atas dapat di ambil benang merah bahwa

peranan pembimbing agama menurut masyarakat dalam mewujudkan

kemandirian terhadap anak-anak yatim sesuai dengan peranan pembimbing

agama yang ada di pondok pesantren yatim Al-akhyar.

Page 63: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Alhamdulillah berdasarkan penelitian yang di lakukan penulis

selama berada di Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar terhadap Peranan

Pembimbing Agama Dalam Mewujudkan Kemandirian Terhadap Anak-

Anak Yatim,penulis berusaha mengambil kesimpulan atau benang merah

yaitu mengenai peranan pembimbing,metode bimbingan serta pendekatan

yang digunakan di pon-pes yatim Al-Akhyar mampu menjadikan para

yatim menjadi mandiri dalam kehidupannya,kesimpulan yang dapat

penulis ambil antara lain :

1. Peranan pembimbing agama dalam mewujudkan kemandirian anak-

anak yatim di pondok pesantren yatim Al-Akhyar adalah: Sebagai

pengganti orang tua asuh, sebagai pendidik, dan sebagai motivator.

2. Peranan pembimbing agama dalam mewujudkan kemandirian menurut

masyarakat adalah: Sebagai pengganti orang tua dalam sisi

kehidupannya, dan sebagai pendidik baik pendidikan formal ataupun

non formal.

3. Peranan pembimbing agama dalam mewujudkan kemandirian bagi

anak-anak yatim yang ada di Pondok Pesantren Yatim Al-akhyar

Kelurahan Beji, Kota Depok, sesuai dengan keinginan masyarakat.

Page 64: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

B. Saran

Berdarkan kesimpulan yang telah penulis gambarkan mengenai

Peranan Pembimbing Agama Dalam Mewujudkan Kemandirian Bagi

Anak-Anak Yatim oleh pihak Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar

Kelurahn Beji,Kecamatan Beji,Kota Depok di atas ternyata memang masih

jauh dari kesempurnaan dan perlu banyak perhatian dan saran yang

membangun guna dapt dijadikan evaluasi dalam meningkatkan mutu dan

kualitas serta tujuan utama dari penulisan ini yaitu menjadikan anak-anak

yatim yang mandiri sebagai tolak ukur dari hasil seorang pembimbing

melaksanakan bimbingannya.

Maka dari itu yang perlu diprhatikan untuk menjadi bahan evaluasi di

antaranya adalah :

1. Diharapkan terhadap pihak pondok pesantren agar menambahkan

tenaga pengajar yang handal dan mumpuni dalam bidang agama

khususnya dan dalam bidang formal pada umumnya,serta tenaga

pengajar yang memiliki kredibil keilmuan yang profesionalserta

memiliki kapasitas,integritas,loyalitas yang tinggi agar para santri

lebih cepat dalam mendapatkan ilmunya.

2. Perlu ditambahnya beberapa bimbingan yang terfokus pada

keterampilan para santri yang nantinya bisa mereka gunakan setelah

keluar dari pon-pes ini.

Page 65: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

3. Ditambahnya para donatur tetap yang pada akhirnya bisa membantu

anak-anak yatim dalam menunjang kehidupannya dan dapt membantu

infrastuktural di pon-pes Al-akhyar ini.

Page 66: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta :

PT.Golden Trayos Press, 1998,Cet. Ke-6

Kartono, Kartini, Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), Bandung : CV.

Mandar maju,1990,Cet. Ke-3

J. Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatuf, Bandung : PT. Remaja

Rosda Karya, 2004, Cet. Ke-1

Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT. Rieneka Cipta, 1997

Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofyan, Mtodologi Penelitian Survey, Jakarta :

LP3ES, 1995

M. Amirin, Tatang, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta : Rajawali Press, 1990,

Cet. Ke-2

Koencaraningrat, Metodologi Penelitian Ilmiah, Jakarta : Gramedia, 1997

Tim Penyusun,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka,1986, Cet.

Ke-9

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2002, Cet.

Ke-3

Burhan, Arif, Penghantar Metode Kualitatif,Surabaya : Usaha Nasional, 1992

Munir, M, Metode Dakwah,Jakarta : Kencana, 2006, Cet. Ke-2

A, Hallen, Bimbingan dan Konseling, Jakartam : Ciputat Press, 2002, Cet.Ke-1

Winkel, dan Hastuti, Sri, BImbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan,

Yogyakarta : Media Abadi,2004, Cet. Ke-3

Sukardi,Dewa Ketut, BImbingan dan Konseling, Jakarta : PT. Bina Aksara,

1998

Djumhur, I., dan Surya, Moh., BImbingan dan Penyuluhan di Sekolah “Cevidance

And Counseling”, Bandung : CV. Ilmu, 1985

Prayitno, dan Amti, Erman, Dasar-dasar BImbingan dan konseling, Jakarta :

Rienaka Cipta, 2004, Cet. Ke-2

Page 67: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

Faqih, Aunur Rahim, BInbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta : UII

Press, 2001

Arifin, H, M, Pokok-pokok Tentang bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta

:Bulan Bintang , 1976

Mujib, Abdul, Nuansa-nuansa Psikologi Islam, Jakarta : PT. Raja Grafindo

Rosada, 2002,Cet. Ke-2

Rifa’i, Moh., Aqidah Akhlaq Semarang : CV. Wicaksana, 1994, Cet. Ke-2

Abdul Halim Mahmud,Ali, Akkhlaq Mulia, Jakarta : Gema Insani, 2004

Tim Penyusun Kamus Pemnbinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1999,cet. Ke-

10

Maksum Ali, K.H. Zainuddin, Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak.Depok :

Buletin Jum’at-Suara Ukhuwa, 2007

Rakhmat, Jalaluddin dan Gandaatmaja, Muchtar, Keluarga Muslim Dalam

Masyarakat Modern, Bandung : Remaja Rosda Karya,1993

Zeni, Shahminan, Mengapa Manusia Harus Beragama, Jakarta : Kalam

Mulia,1986, Cet. Ke-1

Zuhri,Muhammad, Butir-butir Untaian Mahfudzot, Sukabumi : TMI Assalaam,

1998

Page 68: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

HASIL WAWANCARA

Hari/tanggal : Jum’at, 23 oktober 2009

Waktu : 16.30 – 17.45 WIB

Tempat : Aula Pon-Pes Al-Akhyar

Yang di wawancarai : Ayub Al-Gofar

Berita acara : Harapan masyarakat tarhadap peran pembimbing agama

dalam mewujudkan kemandirian bagi anak-anak yatim

Interviewer : (?)

Interviewee : (+)

(?) : Apa peran pembimbing agama dalam mewujudkan kemandirian anak-

anak

yatim?

(+) : yaa… kalo menurut saya mah selaku orang awam dan orang biasa yang

gak

tau apa-apa tentang agama, kehadiran pembimbing agama tuch bagi

anak- anak yatim sangat berperan banget dah, soalnya sih yang saya bisa

tilai terhadap keadaan mereka yang gak punya, kurang, bahkan mungkin

jarang mendapat perhatian terutama dari orang tua mereka yang udah

gak ada (alias mati), mereka anak-anak yatim jadi kebangkalai, gak ada

yang bimbing, gak ada yang ngarahin, pendidikan dan kebutuhan

ekonomi mereka yang kurang (mungkin dari keluarganya), terus kalo

diantepin gitu aja… gimana ke depannya? baik pengetahuan agama dan

umum mereka, wawasan, skill atau apa aja dah yang sekiranya tuch

bocah-bocah yatim bisa mandiri kita kan gak bakal tau, tapi seenggaknya

inilah tugas para pembimbing agama dalam mewujudkan kemandirian

mereka yang juga seluruh pihak dari seluruh masyarakat mempunyai

tanggung jawab bersama terhadap mereka.

Page 69: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

(?) : Bimbingan apakah yang seharusnya dilakukan pembimbing agama

terhadap anak yatim?

(+) : Saya cuma bisa berharap kepada para pembimbing agama agar bisa

untuk

membimbing, mengajarkan mereka terutama pengetahuan agama buat

bekal mereka biar terarah dan imtaknya biar mantep dah…, terus kalo

buat

bekal mereka biar bisa kerja dan nyari duit sendiri, mereka juga perlu

diajarkan serta diarahkan akan bakat, skill (biar dikembangin) biar jadi

mandiri dalam segala halnya,,, kalo gak salah, ka nada doanya yang

sering

dibaca tiap abis sholat (Robbana atina fiddunya hasanah wafil akhiroti

hasanah waqina adzaban naar), adek juga tau kan artinya? He3x!

(?) : Kapan dan di mana bimbingan agama yang pantas dilaksanakan?

(+) : Masalah bimbingan agama mah mumpung mereka masih pada bocah-

bocah pokoknya terus cekokin aja tentang agama, yang pantes mah, yaa

di

sekolah-sekolah atau lembaga-lembaga yang islami, contohnya kayak

di

podok-pondok pesantren atau apa lah…(yang kira-kira cocok), kalo di

sini

alhamdulillah banget udah ada yayasan dan pondok pesantren Al-

Akhyar.

(?) : Siapakah yang pantas menjadi pembimbing agama?

(+) : Yang jelas…, orang yang tau, ngerti, faham dan ahli agama (kayak para

ulama, ustadz-ustadz, kyai, habaib)

(?) : Pendekatan apa saja yang digunakan pembimbing agama dalam

mewujudkan kemandirian terhadap anak yatim?

(+) : yaa dengan cara ngajarin mereka keterampilan-keterampilan dan

kesenian

Page 70: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

dah…, baik itu melalui kursus-kursus atau apa aja yang bisa bikin

mereka

terampil dan mempunyai bakat dan kebisaan yang bisa mereka andelin

entar ke depannya… contohnya kalo zaman sekarang tuch yang lagi

ngetrend mah kayak bahasa inggris, computer dan serta lainnya dah,

kalo

buat bocah cewenya kayak masak (tata boga), jahit dan seni tarik suara

islami (nasyid, shalawat, rebana dan qiro’at).

(?) : Kenapa pendekatan tersebut digunakan?

(+) : karma dengan mengikuti kursus-kursus atau pelatihan-pelatihan yang

kayak gitu yang pas buat mereka, biar terarah dan cocok buat mereka

entar

ke depannya ketika masuk dunia lapangan kerja,,, he3x! pokonya UUD

(ujung-ujungnya dapat duit) biar kagak blangsak aja

(?) : Kapan sebaiknya pendekatan tersebut digunakan?

(+) : kalo mereka lagi pere sekola, waktu kosong dan gak ada gawean,

daripada

gak ngapa-ngapain, mending diajarin keterampilan dah.

(?) : Apakah efektif bimbingan dan pendekatan tersebut dalam mewujudkan

kemandirian anak-anak yatim?

(+) : Insya Allah…., yang penting antara pengajar dan bocah-bocahnya kudu

istiqomah, rajin dan berusaha terus.

Page 71: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

HASIL WAWANCARA

Hari/tanggal : Sabtu, 24 oktober 2009

Waktu : 16.30 – 17.45 WIB

Tempat : Aula Pon-Pes Al-Akhyar

Yang di wawancarai : Iwan Maulana

Berita acara : Harapan masyarakat tarhadap peran pembimbing agama

dalam mewujudkan kemandirian bagi anak-anak yatim

Interviewer : (?)

Interviewee : (+)

(?) : Apa peran pembimbing agama dalam mewujudkan kemandirian anak-

anak

yatim?

(+) : Namanya juga pembimbing agama…, tentunya sudah jelas dan

pastinya

harus membimbing, mengarahkan mendidik, dan mengajarkan anak-

anak

yatim akan pengetahuan agama (untuk bekal yang lebih terarah dihiasi

dengan akhlak mereka yang mulia), ditambah lagi dengan diajarkannya

kepada mereka akan keterampilan-keterampilan sebagai bekal untuk ke

depannya dalam upaya menjadikan mereka (anak-anak yatim) orang

yang

yang berguna dan dapat mandiri dalam segala aspek kehidupan

terutama

untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka

(?) : Bimbingan apakah yang seharusnya dilakukan pembimbing agama

terhadap anak yatim?

(+) : Bimbingan apa saja yang sekiranya pantas, layak dan sesuai untuk

mereka,

baik dari segi pengetahuan agama maupun hal-hal lainnya yang dapat

Page 72: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

menopang dan membantu mereka untuk menghadapi tantangan zaman,

globalisasi, modernisasi dan persaingan yang ketat dalam persaingan

hidup

untuk memenuhi kebutuhannya.

(?) : Kapan dan di mana bimbingan agama yang pantas dilaksanakan?

(+) : Sebenarnya setiap manusia terutama bagi anak-anak yatim dalam hal

bimbingan agama harus lah rutin, bukannya belajar itu wajib bagi

setiap

muslim? Dan mengajarkan ilmu itu juga wajib bagi mereka yang dudah

ahli dan memahami pengetahuan agama kepada orang-orang

awam?untuk

tempatnya, bisa dilaksanakan di mana saja yang penting itu dapat

sesuai

dengan nuansa Islami, seperti sekolah-sekolah MI, MTS, MA dan

pondok-

pondok pesantren, baik salafi maupun modern.

(?) : Siapakah yang pantas menjadi pembimbing agama?

(+) Para Ulama, Fuqoha, Asatidz, kyai maupun habaib. Karena mereka

itulah

sebagai pewaris Nabi yang sekiranya pantas untuk membimbing dan

mengajarkan agama kepada seluruh umat terlebih lagi kepada anak-

anak

yatim

(?) : Pendekatan apa saja yang digunakan pembimbing agama dalam

mewujudkan kemandirian terhadap anak yatim?

(+) : Bisa melalui pelatihan-pelatihan keterampilan, kursus-kursus,

mengembangkan dan menyalurkan bakat dan potensi yang dimiliki

oleh

anak-anak yatim dan lain sebagainya, sebagai upaya menjadikan

mereka

anak-anak yang berguna, berdikari serta mandiri

(?) : Kenapa pendekatan tersebut digunakan?

Page 73: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

(+) : karena dengan itu semua di usia mereka yang masih kanak-kanak akan

mudah cepat ditangkap dan dicerna, terlebih lagi mereka pada masa-

masa

kanak-kanak ini lebih cenderung untuk mengikuti dan meniru apa yang

mereka lihat (terutama action/praktek lapangan) serta sangat membantu

dalam mewujudkan kemandirian mereka.

(?) : Kapan sebaiknya pendekatan tersebut digunakan?

(+) : Pada saat waktu mereka senggang, hari libur ataupun kapan saja ketika

mereka semua tidak ada kegiatan

(?) : Apakah efektif bimbingan dan pendekatan tersebut dalam mewujudkan

kemandirian anak-anak yatim?

(+) : Insya Allah…, karena belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas

batu

dan pengalaman itu bagi mereka adalah guru yang terbaik yang tak kan

pernah dapat dilupakan, yang penting kedua pihak harus seimbang

dalam

mewujudukan kemandirian.

Page 74: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

HASIL WAWANCARA

Hari?tanggal : Senin, 19 oktober 2009

Waktu : Aula Pon-Pes Al-Akhyar

Tempat : 16.30 – 17.45 WIB

Yang di wawancarai : Ust. A. Wahab SM ( Pimpinan Pon-Pes )

Berita acara : Tugas dan program pembimbing agama dalam

mewujudkan kemandirian terhadap anak-anak yatim di

Pon-Pes yatim Al-akhyar

Interviewer : (?)

Interviewee : (+)

(?) Pa ustadz,sebagai seorang pimpinan dan pembimbing di pon-pes yatim

ini,pasti sudah segudang pengalaman yang ustadz dapatkan selama ini,terus klo

menuut ustadz apa sich peranan pembibing agama agar anak-anak yatim bisa

mandiri dalam hidupnya dan mandiri pula setelah selesai atau keluar dari pon-pes

ini ?

(+) Ya… ko menurut saya sich dari awal saya mendirikan pon-pes ini mungin bisa

dikatakan sudah banyak memakan asam garamnya perjuangan membimbing anak-

anak yatim,dari yang sangat bengal/nakal sampai yang nurut atau taat terhadap

peraturan pon-pes ini,kemudian mengenai peranan pembimbing agama yang saya

tahu ada dua hal,yang pertama “ pengajar “ yaitu seperti guru di sekolah,atau

dosen diperguruan tinggi,pengajar hanya mengajarkan materi pelajaran

saja,setelah selesai mengajar atau melaksanakan tugasnya sebagai guru dan

dosen,yang kedua “ pendidik “ seorang pendidik terlebih lagi pendidik di pon-pes

dia bertugas selain mengajar dia juga memantau dan mengayomi pelajar terhadap

seluruh kehidupannya di pesantren guna menjadikan manusia yang bermanfaat

dan berguna bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya.

(?) Kemudian ustadz kalo dalam pelakanaan bimbingan agama yang antum

terrapin dalam menangani anak-anak yatim agar mereka mandiri apa aja ?

Page 75: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

(+) Hmm… kalo masalah bimbingan agama yang diterapin di pon-pes ini biar

satri mandiri ya.. tidak jauh berbeda dengan pon-pes yatim yang lainnya,mungkin

kami menerapkan dua bagian secara umum,yang pertama kegiatan belajar “

formal “ baik umum maupun pelajaran pondoknya seperti : pengkajian kitab-

kitab kuning,dan kitab-kitab yang sudah modern. Yang kedua kegiatan belajar “

non formal “ mungkin disini bisa diterapin nih biar para santri yatim bisa mandiri

di pondok ama di rumahnya...,karna kegiannya seperti : Ziarah dan

wisata,menjahit,memasak,dan di ajarkan pula berternak ayam,ikan dan lain lain

dahh..,juga ada kegiatan santunan dari para donator tetap dan tidak tatap .

(?) Owhh… jadi begitu ya ustadz,trus biasanya bimbingannya kapan

dilaksanakannya,dan dimana tempat bimbingan yang efektif menurut ustadz ?

(+) Kalo jadwal sie udah pasti ditentukan ya..,dari kegian yang saya sebutin tadi

kalo kegiatan pengajian itu biasanya dilaksanakaan pada hari senin sampai sabtu

doing,klo paginya tip abis solat subuh ampe jam sembilanlah paling lama mah…

terus kalo sorenya dr abis solat magrib ampe jam setengah Sembilan dahh,trus

abis itu pada ke kamar masing-masing dah tidur istirahat…! Dan minggunya pere

tuh baruu.. buat istirahat ama nyuci sepatu,jemur kasur ama yang laennya

dahh.Dan kalo kegiatan Ziarah wisata itu diadain setahun sekali dan tempatnya ke

makamnya para Ulama,Habaib,dan para Waliyyullah lainnya seperti ke

Banten,Pamijahan dan tempat-tempat lainnyadan setelah itu wisata di tempat

daerah dan sekitarnya.Kemudian klo mengenai santunan biasanya disini

lasngsung,tapi terkadang juga diluar pon-pes.Terus kalo masalah tempat belajar

mah ya di kelas lah,kadang di aula pon-pes .

(?) trus nih ustadz,kalo masih pada baru kenal atau baru masuk pesantren biasanya

pendekatan yang digunakan apa aj tuh?

(+) Ya kalo buat pendekatannya si.. itu bisa dengan usaha memahami keadaan

jiwa si anak yatim tersebut,ya… pokonya mah kita tuh kudu tau dan ngerti dulu

masalah kondisi anak-anak yatim tersebut yang lagi ngerasain gejolak

jiwa,emosionalnya.Terus dengan pendekatan yangberupa hubungan dan

komunikaasi secara terus menerus jangan ampe putus khususnya kepada pihak

ibu,orang tua dan teman-temannya. Ditambah lagi ama disuruh-suruh ntu anak

Page 76: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

yatim but belajar,ngaaji,ngapalin bagian-bagian dari surat Al-qur’an,hadist dan

kitab-kitab kuning .

(?) kenapa bimbingan dan pendekatan tersebut tadz yang digunain ?

(+) Yah…. Karena saya anggap dengan kegiatan ini dan pendekatan tersebut lebih

ampuh menurut saya,buat ank yatim,sebab kalo ga ada kgiatan itu semua mana

bisa anak-anak pada nurut dan ga bandel,kalo dengan pengajian kitab

kuning,mereka pertama baca terus saya suruh ngapalin.dan juga kegiatan yang

lainnya,tentunya diharapakan agar anak yatim lebih faham dan mendalami

keilmuannya tentang Isalm dan dengan kegiatan ini buat bekal mereka apa lagi

dizaman sekarang kaya gini yang sudah semakin parah .kegiatan pemberian

santunan ini menurut saya termasuk senjata yang paling ampuh,kan klo kegiatan

ini diterapin kemungkinan merek bakal nurut,apa lagi namanya bocah,di imingin

duit nurut dahh...,

(?) Nah..,terus dari kegiatan dan pendekatan yang di paparkan tadi,kira-kira siapa

aja tuh tadz yang melakukannya ?

(+) kalo pelaku kegiatan tergantung pada kegiatannya masing-masing yah,klo

kegiatan beljar mengajar ya guru ama santrinya,klo ziarah wisata,guru,santri ama

warga setempat yang sekiranya mau ikut dalam kegiatan tersebut kemudian klo

kegiatan mengabdi di ponpes di khususkam kepada para alumni pon-pes ini.

Page 77: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

HASIL WAWANCARA

Hari?tanggal : Selasa, 20 oktober 2009

Waktu : Aula Pon-Pes Al-Akhyar

Tempat : 16.30 – 17.45 WIB

Yang di wawancarai : Ustadzah Siti khumairoh S.Ag ( guru pengajian umum )

Berita acara : Tugas dan program pembimbing agama dalam

mewujudkan kemandirian terhadap anak-anak yatim di

Pon-Pes yatim Al-akhyar

Interviewer : (?)

Interviewee : (+)

(?) Bu ustadzah,menurut ibu kira-kira apa peranan seorang pembimbing agama

agar anak-anak yatim di pon-pes ini menjadi pribadi yang mandiri bagi dirinya

nanti setelah dia keluar dadri pon-pes ini ?

(+) Trima kasih sebelumnya sudah percaya ibu untuk diwawancarai,begini kalo

menurut ibu peran pembimbing dalam suatu pesantren sangat-sangat penting dan

erat kaitannya jikalau suatu lembaga tidak ada yang membimbingnya maka itu

dikatakan kurang sempurna /cacat maka disinilah peran pembimbing sangat

perperan dalam keberhasilan dan kemampuan seorang anak yatim dalam suatu

yayasan.dan perannya yang paling utama adalah pertama : Mendidik anak yatim

menjadi seorang anak yang berakhlak dan berkepribadin yang kaafah ( sempurna

),yang kedua : menjadikan anak-anak yatim agar dia menjadi manusia yang

mandiri,yang ketiga : menjadikan anak-anak yatim yang kreatif,aktif dan inovatif.

(?) hmm begitu ya bu,kemudian bu klo bimbingannya, bimbingan apa saja yang

diterapkan di pon-pes ini ?

(+) Sudah tentu suatu pon-pes akan selalu berjaln dengan adanya suatu

kurikulum/pembelajaran yang selalu kita ajarkan kepada anak yatim pon-pes ini

menitikberatkan kepada keagamaan.agama itu yang selaludi nomor satukan .kita

sebagai pembimbing anak-anak yatim selalu memberikan yang terbaik untuk

Page 78: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

anak-anak.yang selalu kita ajarkan tentang akhlak lil banin ( akhlak untuk anak-

anak ) yang umum anak-anak selalu kita beri kebebasan untuk mengelola menu /

makanan sehari-hari misalnya : dengan masak sendiri,itu dari segi

umumnya,kursus menjahit dan kursus bahasa Inggris. Itu selalu kita rutinkan satu

minggu sekali.

(?) wah luar biasa ya penjabaran ibu,kemudian bu kapan dan dimana bimbingan

tersebut dilaksanakan ?

(+) Yah klo bimbingan tersebut sih,dilaksanakan sesuai waktu yang ditentukan

ya,ada jadwal yang sudah di buat oleh pon-pes sesuai derngan kegiatannya,seperti

ta’lim dan kegiantan belajar di kelas dan di majlista’lim,kegiatan santunan di aula

pesantren,kemudian seluruh kegiatan belajar mengajar dan kegiatan non formal

yang lainnya berlangsung di area pon-pes yatim Al-akhyar,seperti di

kelas,aula,masjid,majlis dan yang lainnya,kecuali program santunan yang di

undang oleh para donator ke rumahnya,dan kegiatan ziarah wisata yaitu ke daerah

yang bersangkutan,yaa… namanya juga wisata ya jalan jalan lah….. hmm..

(?) owh..jadi begiu ya bu,lalu bu sebelum memberikan kegitan tersebut

karakter.yatim itu kan berbeda-bada ya bu,untuk mengayomi mereka biasanya ibu

menggunakan pendekatan seperti apa bu ?

(+) Begini… memang yatim itu berbeda karakternya dengan anak-anak yang

masih lengkap kedua oarng tuanya,karena memang mereka tidak merasakan kasih

saying penuh sebelum mereka dewasa,oleh karena itu kami memilki beberapa

pendekatan terhadap yatim tersebut,mungkin yang paling berkena di hati mereka

yaitu pendekatan secara persuasif atau pendekatan psikolosis dimana kita

melakukan pendekatan tersebut dengan memberikan motivasi pemahaman yang

berdasarkan sentuhan hati agar mereka tegar menghadapi semua kenyataan

ini,alhamdulillah pendekatan tersebut ampuh dan mereka benar-benar menyadari

dan mau menerima itu dengan hati yang lapang.

(?) Subhanallah… cukup sulit ya tugas ibu sebagai pembimbing dipon-pes yati,m

ini,kemudian bu kenapa pendekatan tersebut yang digunakan ?

(+) iy iu karena tadi yang sudah ibu paparkan,karena pendekatan tersebut sudah

terbukti dan teruji bisa membuat para yatim tersebut menerima semuakejadian

Page 79: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

yang dia hadapi,selain pendekatan psikologis,kita juga memberikan pendekatan

agamis dan sosiologis,sudah barang tentu mereka hidup tidak lepas dari agama .

Page 80: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

HASIL WAWANCARA

Hari?tanggal : Rabu, 21 oktober 2009

Waktu : Aula Pon-Pes Al-Akhyar

Tempat : 16.30 – 17.45 WIB

Yang di wawancarai : Ust.Ali abdurahman S.Ag.( guru Al-qur’an/guru mengaji)

Berita acara : Tugas dan program pembimbing agama dalam

mewujudkan kemandirian terhadap anak-anak yatim di

Pon-Pes yatim Al-akhyar

Interviewer : (?)

Interviewee : (+)

(?) Pak ustadz,antum pasti sudah melanglang buana menangani dan mengajarkan

ngaji terhadap anak-anak yatim dipon-pes ini,menurut antum peranan

pembimbing agama biar santri pada mandiri apa ustadz ?

(+) Wahh ane kurang ngarti ni sebenernya pertanyaannya,tapi saya coba jawab

dech….,menurut saya peranan pembimbing dipon-pes yatim Al-akhyar ini,untuk

mewujudkan kemandirian anak-anak yatim,sebagai pembimbing selalu

mengayomi mereka dari segala hal yang anak lakukan dan kegiatan sehari-hari

yang berjalan disini,sebagai pembimbing juga berkewajiban untuk mengurus dan

mengawasi seta memberikan nasihat kepada santri-santrinya supaya mereka

mematuhi peraturan yang ada,di ponpes,agar santri disiplin dan mandiri .

(?) Terus tadz,bimbingannya apa aj yang antum terapin ke anak-anak yatim ?

(+) wah.. klo saya sich memang spesialis ngajar qur’an aja atau ngajar ngaji,kalo

kegiatan yang lain yah mungkin tidak jauh berbeda ama yang ente wawancarain

ama pimpinan ponpes kemarin,yaa bimbingannya ada pengajian alqur’an,kitab

kuning,kitab modern yang udah di cetak ulang dan ada artinya,kegiatan sekolah

formal,dan kegiatan-kegiatan non formal,seperti di latih memasak,menjahit,kursus

bahasa inggris dan arab,dan ternak ayam dan ikan,ya.. itu semua berguna agar

mreka bisa mandiri sekarang dan natinya .

Page 81: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

(?)Lalu ustadz kegiatannya kapan dan diman tuh ?

(+) Yaa disini semua lah,sekolah di kelas,mengaji qur”an dan kitab kuning di

majlis,pokonya semua kegiatan dilakukan di pondok pesanteren ini,klo waktunya

sesuai jadwal yang ada.

(?) Kalo menurut antum nih,pendekatan yang bagus buat anak yatim apa aj ?

(+) Kalo Mengenai pendekatan yang di gunakan di ponpes yatim Al_akhyar ini

harus di tinjau dari beberapa aspek dulu misalnya dari segi aspek psikologis anak

yatim yang sedang mengalami gejolak kejiwaan dan emosional atau mengalami

sock karena di tinggal wafat ayahnya,bagi mereka yang masih anak-anak dan

remaja awal,kemudian juga di lihat dari sisi sosiologisnya,terlebih dari aspek

budaya dan agamanya .

(?) Kira-kira ustadz pada saat situasi dan kondisi yang bagaimana sich pendekatan

tersebut di gunakan ?

(+) Kalo masalah pendekatan dari segi aspek psikologis digunakan pada saat

dimana itu semua mencoba mencoba mendekati si anak dalam rangka memahami

kepribadian dan kejiwaan serta gejolak jiwa anak-anak yatim.sesuai dengan masa

pertumbuhan san perkembangan.dan kalau dengan pendekatan dari segi aspek

sosiologis,yakni berusaha mendorong terwujudnya hukuman hubungan antara

pribadinya,dengan lingkungan masyarakatnya sehingga mereka mampu

beradaptasi.terkadang dari segi sosiologis ini,pada saat anak-anak yatim ini

mengalami segala gejolak kejiwaan emosional secara psikologis,mereka itu

kurang mampu dan kurang fleksibel dalam pergaulannya,entah pergaulan pada

lingkungan keluarganya,dengan teman-temannya atau bahkan dengan lingkungan

masyarakat sekitarnya.pendekatan dari segi aspek kultural ini,yakni dimana

seorang yatim tersebut berada pada budaya dan daerah mana mereka tinggal,dan

yang terakhir dengan pendekatan agama ini,di berikan penjelasan dan pemahaman

yaitu melalui pendidikan dan pengajaran ilmu agama bahwa agamapun sangat

memberikan keistimewaan tersendiri khusus anak-anak yatim,sehingga dengan

begitu,si anak yatim tersebut tidak menjadi putus asa,dan patah semangat untuk

menerima keadaannya tersebut.

Page 82: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

HASIL WAWANCARA

Hari?tanggal : kamis, 22 oktober 2009

Waktu : Aula Pon-Pes Al-Akhyar

Tempat : 16.30 – 17.45 WIB

Yang di wawancarai : Isnaini rochwati ( santri )

Umur : 17 th.

Berita acara : Tugas dan program pembimbing agama dalam

mewujudkan kemandirian terhadap anak-anak yatim di

Pon-Pes yatim Al-akhyar

Interviewer : (?)

Interviewee : (+)

(+) menurut is,peranan pembimbing biar para santri disini mandiri,is pengennya

mereka seperti orang tua is,sebagaimana ayah is yang udah ga ada,yaitu menjadi

orang tua pengganti is,dan kedua menjadi guru dan pembimbing agama yang baik

untuk kehidupan is di sini dan setelah keluar dari sini .

(?) Hmm.. mudah-mudahan terwujud is,terus bimbingan yang is dapet apa aja

dipon-pes ini ?

(+) Sudah banyak sihh… yang pasti kita tetep sekolah seperti anak-anak yang

lainnya,trus di ajarin ngaji,belajar kitab kuning,dan ziarah wisata k tempat maqom

para Ulama .

(?) Kalo pendekatan yang digunakan pembimbing apa?maksudnya cara

pembimbing memberikan pengajarannya ke iis ?

(+) Banyak si caranya ada yang langsung ngajarinnya,trus ada yang lewat

ceramah,pokonya mereka membuat kita pintar dechh…

(?) Trus nih,klo yang memberikan bimbingan dipon-pes ini siapa aja ?

(+) owhh,,, kalo yang memberikan bimbingan disini ya.. guru-guru

pendidiknya,trus pimpinan pon-pes juga langsung terjun langsung ke lapangan

buat ngajarin kita,

Page 83: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

(?) Efektif ga is,bimbingan yang mereka berikan kepada iis ?

(+) Alhamdulillah yah… semenjak iis di sini banyak berubah baik dari sisi pola

hidup,juga dalam sisi agama,sebab kita selalu diajarkan mengaji mengenal Allah

dan di ajarkan banyak keterampilan seperti menjahit,memasak,beternak,guna

menjadikan kami manusia yang bermanfaat bagi diri kami dan orang laim setelah

kkita keluar dari pondok ini aminn…

Page 84: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

HASIL WAWANCARA

Hari?tanggal : kamis, 22 oktober 2009

Waktu : Aula Pon-Pes Al-Akhyar

Tempat : 16.30 – 17.45 WIB

Yang di wawancarai : Fatimah ( santri )

Umur : 16 th.

Berita acara : Tugas dan program pembimbing agama dalam

mewujudkan kemandirian terhadap anak-anak yatim di

Pon-Pes yatim Al-akhyar

Interviewer : (?)

Interviewee : (+)

(?) Fatimah kan santri ya di pon-pes ini… menurut kamu,kamu pengen para

pembimbing yang bagaimana biar kamu bisa menjadi anak yang

mandiri,maksunya peranan pembimbing apa sich biar kamu dan para santri yang

ada disini jadi mandiri ?

(+) Saya rasa peran pembimbing dalam mewudkan kemandirian

santri,pembingmbing harus berperan sebagai orang tua,karena oaring tua saya kan

udah ga ada..,trus dia juga harus ngajarin saya tentang bagaimana menjadi seorang

muslimah yang baik,dan mendidik kami agar kami memiliki keterampilan agar

kami bisa menyambung hidup setelah keluar dari sini,alhamduliillah mereka telah

berperan seperti itu

(?) kemudian fatimah klo untuk menunjang itu semua bimbingan yang di ajarkan

di pondok ini apa aja ?

(+) klo bimibingan di pondok ini banyak juga yahh,pertama mungkin yang

didahulukan sekolah formalnya,kemudian juga ada kegiatan pesantrennya seperi :

pengajian kitab kuning,pengajian Al-qur’an,belajar ceramah,kadang juga ziarah

wisata ke makam-makam para Ulama di Indonesia..

Page 85: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

(?) Fatimah kalo pendekatan guru ke santri gimana?ketika dia baru masuk ke

pondok ini ?

(+) owh.. klo itu sich,,, pertama mereka pengenalan trus biasa ditanya-tanyain

tentang kehidupan kita dirumah,trus setelah itu yahh berjalan dengan sendirinya.

(?) Siapa aja Fatimah yang memberikan bimbingan dan pendekatan tersebut ?/

(+) yah.. yang pasti guru-gurunya y… pimpinan pondok juga biasanya ikut turun

langsung ke jamaah santri,biar lebih familyar gituh… hhee

(?) bisa aja ni fatimah,trus bimbingannya efektif ga ?

(+) Alhamdulillah yahh.. setelah kurang lebih 4 th. Disini saya banyak mengetahui

tentang agama,khususnya dalam mengaji al-qur’an,kitab kuning,juga berbagai

keterampilan seperti memasak,menjahit,dan masih banyak lagi yang lainnya

yahh..

Page 86: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

PEDOMAN WAWANCARA

Yang diwawancarai :Pihak pondok pesantern yatim Al-akhyar.

Berita acara :Peranan pembimbing agama dalam mewujudkan

kemandirian terhadap anak yatim di pon-pes yatim Al-akhyar dan pendekatan

yang digunakan .

Intervewer : (?)

Intervewee : (?)

Tugas dan program pembimbing agama dalam mewujudkan kemandirian

terhadap anak-anak yatim dipon-pes ini

(?) Apa peranan pembimbing agama dalam mewujudkan kemandirian anak-anak

yatim dipon-pes ini ?

(?) Bimbingan apa yang digunakan pembimbing agama dalam mewujudkan

kemandirian?

(?) Kapan dan dimana bimbingan tersebut dilakukan ?

(?) Siapa yang melakukan bimbingan tersebut ?

(?) Mengapa bimbingan tersebut dilakukan ?

(?) Pendekatan apa saja yang digunakan pembimbing agama dalam mewujudkan

kemandirian anak yatim di pon-pes ini ?

(?) Kenapa pendekatan tersebut digunakan ?

(?) Kapan dan dimana pendekatan tersebut dilakukan ?

(?) Siapakah yang menggunakan pendekatan tersebut ?

(?) Apakah efektif bimbingan dan pendekatan tersebut dalam mejudkan

kemandirian anak-anak yatim dipon-pes ini ?

Page 87: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

PEDOMAN WAWANCARA

Yang diwawancarai :Masyarakat

Berita acara :Peranan pembimbing agama dalam mewujudkan

kemandirian terhadap anak yatim

Intervewer : (?)

Intervewee : (?)

Harapan masyarakat terhadap peran pembimbing agama dalam

mewujudkan kemandirian terhadap anak yatim

(?) Apa peran pembimbing agama dalam mewujudkan kemandirian anak-anak

yatim ?

(?) Bimbingan apakah yang seharusnya dillakukan pembibing agama terhadap

anak yaitm ?

(?) Kapan dan dimana bimbingan agama yang pantas dilaksanakan ?

(?) Mengapa bimbingan tersebut digunakan ?

(?) Siapakah yang pantas menjadi pembimbing agama ?

(?) Pendekatan apa saja yang digunakan pembimbing agama dalam mewujudkan

kemandirian terhadap anak yatim?

(?) Kenapa pendekatan tersebut digunakan ?

(?) Kapan sebaiknya pendekatan tersebut di gunakan

Page 88: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

(?)Apakah efektif bimbingan dan pendekatan tersebut dalam mejudkan

kemandirian anak-anak yatim ?

(?)Bagaimana harapan anda terhadap peran pembimbing agama dalm

mewujudkan kemandirian terhadap anak yatim di pondok pesanren.?

Page 89: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3246/1/SOFHAL JAMIL-FDK.pdfanak-anak yatim,fakir miskin,dan anak-anak terlantar.

SURAT KETERANGAN

Nomor : 18/YIA/VIIII/2009

Yang bertanda tangan dibawah ini Pimpinan Yayasan Islam Al-Akhyar

Kelurahan Beji,Kecamatan Beji,Kota Depok Menerangkan Bahwa :

Nama : Sofhal Jamil

Tempat/Tanggal lahir : Bogor, 04 Desmber 1986

NIM : 104052001998

Alamat : Jl. Akses UI,Rt 02/09 No. 26 .Kel. Tugu,Kec.

Cimanggis,Kota Depok

Jur/Fak :Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Benar-benar telah melaksanakan kegiatan penelitian di yayasan ini untuk

bahan penelitian skripsi yang berjudul “PERANAN PEMBIMBING AGAMA

DALAM MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN BAGI ANAK-ANAK YATIM “

dengan sebaik-baiknya terhitung sejak Agustus s/d Oktober 2009.

Demikian surat ini kami buat,semoga dapat dipergunakan dengan sebaik-

baiknya .

Beji, 15 Oktober 2009

Pimpinan Yayasan Islam Al-Akyar

Ust.Abdul Wahab SM