jurnal_mata.docx

5
HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTAK LENSA TERKAIT KONJUNGTIVITIS ALERGI DENGAN PERUBAHAN MORFOLOGI KELENJAR MEIBOM. PENDAHULUAN Contact Lens-related allergic (CLAC) adalah penyebab umum dari ketidaknyamanan okular pada pemakai lensa kontak, yang kadang-kadang menyebabkan intoleransi lensa kontak (CL). Peradangan CLAC menyebabkan gejala, seperti pembentukan papiler, hiperemia konjungtiva, lendir, dan gatal. Konjungtivitis alergi (AC) tanpa CL terkait dengan ketidakstabilan air mata dan mata kering. Karena jaringan konjungtiva terletak berdekatan dengan kelenjar meibom, CLAC juga dapat mempengaruhi kelenjar meibom, sehingga menyebabkan ketidakstabilan air mata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati perubahan morfologi kelenjar meibom pasien dengan Clac dengan menggunakan meibography noncontact dan untuk menilai hubungan antara perubahan morfologi dan parameter kelopak mata dan air mata. SUBYEK DAN METODE Subyek terdiri dari empat kelompok: 1. 64 yang memakai CL dengan CLAC (32 laki-laki dan 32 perempuan, usia 31,1 ± 9,4 tahun), 2. 77 yang memakai CL tanpa CLAC (31 laki-laki dan 46 perempuan; 32,5 berusia ± 8.1 tahun), 3. 55 pasien dengan AC (29 laki-laki dan 26 perempuan; 32.3 ± 15.0 tahun), 4. 47 subjek sehat (22 pria dan 25 wanita; 32,8 ± 9,5 tahun). AC didiagnosis berdasarkan keluhan rasa gatal dan pembentukan papiler di konjungtiva.

Transcript of jurnal_mata.docx

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTAK LENSA TERKAIT KONJUNGTIVITIS ALERGI DENGAN PERUBAHAN MORFOLOGI KELENJAR MEIBOM.

PENDAHULUAN Contact Lens-related allergic (CLAC) adalah penyebab umum dari ketidaknyamanan okular pada pemakai lensa kontak, yang kadang-kadang menyebabkan intoleransi lensa kontak (CL). Peradangan CLAC menyebabkan gejala, seperti pembentukan papiler, hiperemia konjungtiva, lendir, dan gatal. Konjungtivitis alergi (AC) tanpa CL terkait dengan ketidakstabilan air mata dan mata kering. Karena jaringan konjungtiva terletak berdekatan dengan kelenjar meibom, CLAC juga dapat mempengaruhi kelenjar meibom, sehingga menyebabkan ketidakstabilan air mata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati perubahan morfologi kelenjar meibom pasien dengan Clac dengan menggunakan meibography noncontact dan untuk menilai hubungan antara perubahan morfologi dan parameter kelopak mata dan air mata.

SUBYEK DAN METODE Subyek terdiri dari empat kelompok: 1. 64 yang memakai CL dengan CLAC (32 laki-laki dan 32 perempuan, usia 31,1 9,4 tahun), 2. 77 yang memakai CL tanpa CLAC (31 laki-laki dan 46 perempuan; 32,5 berusia 8.1 tahun), 3. 55 pasien dengan AC (29 laki-laki dan 26 perempuan; 32.3 15.0 tahun), 4. 47 subjek sehat (22 pria dan 25 wanita; 32,8 9,5 tahun). AC didiagnosis berdasarkan keluhan rasa gatal dan pembentukan papiler di konjungtiva.

PEMERIKSAAN Keratopathy punctata superfisial di kornea diberi skor dari 0 sampai 3. Hilangnya sebagian atau seluruhnya dari kelenjar meibom diskor menggunakan nilai berikut (meiboscore) untuk setiap kelopak mata, grade 0: tanpa kehilangan kelenjar meibom, grade 1: area hilangnya 2/3 dari total area. Distorsi ditentukan dengan meibography ketika distorsi >45 di satu kelenjar meibom di kelopak mata atas atau bawah. Distorsi Kelenjar meibom (MG) dinilai untuk untuk kelopak mata atas antara 0-2; grade 0: tidak ada distorsi kelenjar meibom; grade 1: 1-4 kelenjar meibom dengan distorsi; grade 2: lebih dari lima MGS dengan distorsi (Gbr. 1). Produksi air mata dievaluasi dengan uji Schirmer tanpa menerapkan anestesi topikal. Tingkat sekresi meibom (meibum) dievaluasi secara semikuantitatif sebagai berikut: grade 0, tidak ada tekanan; grade 1, cloudy meibum dengan tekanan ringan; kelas 2, cloudy meibum dengan tekanan sedang; dan grade 3, meibum yang tidak dapat dinyatakan bahkan dengan tekanan keras. Uji t tidak berpasangan dan Uji Mann-Whitney U digunakan untuk membandingkan variabel antara kedua kelompok. Analisis korelasi Spearman digunakan untuk menguji hubungan antara nilai distorsi MG dengan parameter lainnya pada subjek yang mengenakan kontak lensa baik dengan dan tanpa konjungtivitis alergi. Kruskal- Wallis test atau analisis varians (ANOVA) digunakan untuk membandingkan variabel antara tiga atau lebih kelompok. Uji Tukey-Kramer digunakan sebagai tes post hoc setelah ANOVA. Tingkat probabilitas