JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI...

154
JWM Jurnal Wawasan Manajemen ISSN 2337-5191 Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013 DAFTAR ISI ANALISIS KINERJA KEUANGAN DEBITUR INTI BANK ABC DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA Z-SCORE Windy Wijaya Kesuma & Suhartono ............................................................... 1 - 26 PENGARUH PERUBAHAN ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI PADA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG BANJARMASIN) Ramli Simbolon & Hastin Umi Anisah ............................................................ 27 - 42 PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PER- LINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN BANJAR Alsah .............................................................................................................. 43 - 64 PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM MEMPEROLEH PELAYANAN KESEHATAN Widi Utami & Ahmad Alim Bachri .................................................................. 65 - 90 DUCK (Anas platyrhincos Borneo) CULTIVATION IN HULU SUNGAI UTARA SOUTH KALIMANTAN (OVERVIEW OF MARKET, HUMAN RESOURCES AND FINANCING) M. Riza, Ade, Yunani, Akhid, Antonius & Syahrituah S.................................. 91 - 104

Transcript of JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI...

Page 1: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

JWMJurnal Wawasan Manajemen

ISSN 2337-5191Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

DAFTAR ISI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DEBITUR INTI BANK ABC DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA Z-SCORE

Windy Wijaya Kesuma & Suhartono ............................................................... 1 - 26

PENGARUH PERUBAHAN ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI PADA KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG BANJARMASIN)

Ramli Simbolon & Hastin Umi Anisah ............................................................ 27 - 42

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PER -LINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN BANJAR

Alfi sah .............................................................................................................. 43 - 64

PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM MEMPEROLEH PELAYANAN KESEHATAN

Widi Utami & Ahmad Alim Bachri .................................................................. 65 - 90

DUCK (Anas platyrhincos Borneo) CULTIVATION IN HULU SUNGAI UTARA SOUTH KALIMANTAN (OVERVIEW OF MARKET, HUMAN RESOURCES AND FINANCING)

M. Riza, Ade, Yunani, Akhid, Antonius & Syahrituah S.................................. 91 - 104

Page 2: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

PENGARUH TINGKAT KEUNTUNGAN PASAR, NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, DAN TINGKAT SUKU BUNGA, TERHADAP RETURN SAHAM INDUSTRI FOOD AND BAVERAGE TAHUN 2007-

2009 STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA Rina Zulelli & Meina Wulansari Yusniar ......................................................... 105 - 128

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DALAM MASA KRISIS EKONOMI GLOBAL

Adi Suharna & Fifi Swandari ........................................................................... 129 - 152

Page 3: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

1

ANALISISKINERJA KEUANGAN DEBITUR INTI BANK ABC

DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA Z-SCORE

Windy Wijaya Kesuma(Bank Kalsel Banjarmasin)

Suhartono (Universitas Balikpapan)

ABSTRACT

This present study purposed to know the result from applied of Altman Z-Score Analysis (Second Model) for Financialperformance analysis of prime credit customer ABC Bank. And also to knowing that analysis method can be used in credit analysis process of ABC Bank expecially for early warning system in fi nancial condition of credit customer.

This research using seven prime credit customer ABC Bank for sample and the result of this study shows that almost all prime credit customer in the sample predicted will be bancrupcy (grey area and distrees area) at fi rst lending conditions and fi nancial review conditions.

The result of this research is obtained the fact than Altman Z-Score Analysis can be used as the one of analysis tools in the credit analysis process at ABC Bank.

Z-Score Analysis can be giving the information about real fi nancial condition of prime credit customer than the information will be advising for board of management ABC Bank to increasing the quality of credit analysis their Credit Offi cer.

Keyword :

Financial Perpormance, Prime Credit Customer, Altman’s Z-Score Analysis

ABSTRAK

Penelitian saat ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari analisis kinerja keuangan debitur inti Bank ABC dengan menggunakan analisis z-score dan untuk mengetahui metode analisis ini apakah dapat dipakai dalam analisa laporan keuangan serta dapat menjadi peringatan dini dalam proses analisa kredit di Bank ABC.

Page 4: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

2 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Penelitian ini menggunakan sampel debitur inti Bank ABC sebanyak 7 (tujuh) debitur dan hasil menunjukkan bahwa pada saat proses awal pemberian kredit dan proses atas laporan keuangan, ketujuh debitur inti berada dalam zona diambang kebangkrutan dan zona kebangkrutan (kesulitan keuangan).

Dapat disimpulkan bahwa analisis Z-Score dari Altman dapat digunakan sebagai salah satu alat analisis dalam proses pemberian kreit khusus untuk analisa aspek keuangan debitur inti tersebut dan hasilnya diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen Bank ABC untuk lebih meningkatkan kualitas analisa kredit para Pejabat/Petugas Kredit.

Kata Kunci :

Kinerja Keuangan, Debitur Inti, Analisa Z-Score Altman.

PENDAHULUAN

Lemahnya analisa kredit oleh Pejabat/Petugas Kredit Bank akan menyebabkan tim-bulnya kredit bermasalah di kemudian hari. Permasalahan ini juga dialami oleh Bank ABC, dari hasil pemeriksaan baik oleh Internal Audit maupun Eksternal Audit ditemukan beberapa kelemahan dalam pemberian fasilitas kredit kepada debitur terutama pada tahapan analisa kredit, antara lain sebagai berikut :

a. Analisa kredit yang tidak menerapkan prudential banking.b. Analisa kredit yang tidak sesuai dengan karakteristik usaha calon debitur.c. Proses pemberian kredit yang tidak sesuai SOP yang berlaku.d. Tidak melakukan analisa mendalam terhadap laporan keuangan debitur.e. Kurangnya analisa kredit yang memadai.

(Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal Audit, data diolah kembali dan data lengkap terlampir)

Memperhatikan pertumbuhan kredit Bank ABC selama tiga tahun terakhir dapat di-ka takan bahwa kredit mengalami peningkatan setiap tahunnya dan secara prosentase atau rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan) cenderung menurun. Dan jika dicermati lebih jauh, penurunan prosentase NPL disebabkan adanya peningkatan ekspansi kredit. Kon disi ini berbeda jauh apabila kita lihat pada jumlah nominalnya yang menunjukkan peningkatan setiap tahunnya.

Penetapan kualitas kredit suatu debitur, oleh setiap Bank tidak terkecuali Bank ABC selalu mengacu pada ketentuan Bank Indonesia. Sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.7/2/PBI/2005 dan Surat Edaran (SE) No.7/3/DPNP tahun 2005 tentang Penilaian Kua-litas Aktiva Bank Umum disebutkan bahwa penetapan kualitas kredit debitur didasarkan pada faktor-faktor berikut : 1. Prospek usaha (antara lain potensi pertumbuhan usaha, kualitas manajemen dan

permasalahan tenaga kerja dan kondisi pasar).2. Kinerja (performance) debitur (antara lain perolehan laba, arus kas dan struktur

permodalan).

Page 5: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Windy Wijaya & Suhartono, Analisis Kinerja Kuangan Debitur Inti Bank ABC... 3

3. Kemampuan membayar (antara lain kepatuhan terhadap perjanjian kredit, ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitur dan kelengkapan dokumentasi kredit). Salah satu hasil temuan yang disampaikan pihak pemeriksa adalah lemahnya dalam

menganalisa laporan keuangan debitur atau tidak melakukan analisa mendalam terhadap laporan keuangan debitur. Hasil analisa terhadap keuangan debitur merupakan salah satu penentu kuat disetujui atau tidaknya permohonan kredit pada saat awal pemberian kredit disamping analisa aspek lainnya. Keakuratan analisa terhadap aspek keuangan termasuk sebagai salah satu dasar penetapan kualitas kredit debitur oleh pemeriksa.

Penelitian ini menitikberatkan pada proses analisa aspek keuangan para debitur inti yang ada pada Bank ABC. Karena kelompok debitur ini dinilai mempunyai dampak yang signifi kan terhadap tingkat kesehatan Bank ABC secara keseluruhan dan terlebih lagi merupakan salah satu komponen yang dimasukkan dalam perhitungan penilaian tingkat kesehatan bank (SE BI No.6/23/DPNP 2004). Sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor : 8/12/PBI/2006 tentang Laporan Berkala Bank Umum (2006 : 4) dijelaskan mengenai debitur inti yaitu :

“Yang dimaksud dengan “debitur inti” adalah 10 (sepuluh), 15 (lima belas), atau 25 (dua puluh lima) debitur inti di luar pihak terkait sesuai dengan total aset Bank sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum”. Sedangkan berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No.6/23/DPNP (2004) tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum, bahwa Debitur Inti merupakan debitur/grup inti (one obligor concept) di luar pihak terkait sesuai dengan total asset Bank sebagai berikut :1) Bank dengan total asset kurang dari atau sama dengan Rp. 1 Triliun, maka

jumlah debitur intinya adalah sebanyak 10 debitur/grup;2) Bank dengan total asset Rp. 1 Triliun sampai dengan kurang dari Rp. 10 Triliun,

maka jumlah debitur intinya adalah sebanyak 15 debitur/grup;3) Bank dengan total asset lebih dari Rp. 10 Triliun, maka jumlah debitur intinya

adalah sebanyak 25 debitur/grup.

Memperhatikan permasalahan tersebut di atas, dipandang perlu melakukan evaluasi / review kembali terutama pada kinerja keuangan para debitur inti Bank ABC dengan menggunakan Analisis Z-Score sebagai deteksi dini atas kondisi riil keuangan debitur.

Model Z-Score yang dikembangkan Altman (1969) cocok untuk digunakan karena menghasilkan persamaan terutama untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia yang tidak banyak jumlahnya tercatat sebagai perusahaan go- public. Model ini merupakan revisi dari model Altman pertama yang diharapkan dapat diaplikasikan untuk perusahaan-perusahaan di sektor swasta.

Perumusan MasalahBagaimana hasil pelaksanaan analisis kinerja keuangan dengan menggunakan analisis

Z-Score terhadap fasilitas kredit para debitur inti di Bank ABC?Bagaimana hasil perhitungan analisis Z-Score tersebut diperbandingkan dengan hasil

perhitungan analisa rasio keuangan terhadap fasilitas kredit para debitur inti?

Page 6: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

4 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Tujuan PenelitianUntuk mengetahui hasil dari analisis kinerja keuangan debitur inti Bank ABC dengan

menggunakan analisis Z-Score dan hasil perbandingannya dengan hasil analisa rasio ke-uangan. Untuk mengetahui apakah penggunaan analisis Z-Score dalam analisa aspek ke-uangan nantinya dapat menjadi alat peringatan dini dan memberikan keputusan yang cepat

dalam proses analisa kredit pada Bank ABC.

Manfaat Penelitian1. Bagi Akademisi

Diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan dapat dijadi-kan referensi penelitian lebih lanjut bagi para peneliti yang akan datang, khususnya berkenaan masalah analisa aspek keuangan dalam rangka meningkatkan kualitas pro-ses analisa kredit di dunia Perbankan.

2. Bagi Praktisi Dengan adanya penelitian ini diharapkan memberikan masukan yang positif

bagi manajemen Bank ABC dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan proses analisa kredit terhadap para debiturnya terutama dengan pemanfaatan analisis Z-Score sebagai langkah awal untuk mengantisipasi timbulnya kredit bermasalah yang salah satunya dapat disebabkan oleh kesulitan keuangan dari pihak debitur/nasabah.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Studi Literatur1. Pengertian Kredit

Pada Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 dijelaskan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

2. Proses Pemberian KreditBank diharuskan mengembangkan suatu proses seleksi untuk menyaring setiap

proposal kredit yang masuk. Melalui proses penyaringan tersebut diharapkan kredit yang diberikan dapat berjalan dengan lancar hingga lunas tepat pada waktunya. Ada-pun proses tersebut secara umum dapat dilihat pada gambar dibawah ini (Jusuf, Jopie 2006) :

Page 7: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Windy Wijaya & Suhartono, Analisis Kinerja Kuangan Debitur Inti Bank ABC... 5

Gambar 2.1. Prosedur Seleksi Kredit

3. Analisis KreditAnalisis kredit adalah kajian yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari

suatu permasalahan kredit (Rivai & Veithzal 2006). Melalui analisis kredit dapat di-ketahui apakah usaha nasabah layak (feasible) dan marketable (hasil usaha dapat di-pasarkan) dan profi table (menguntungkan) serta dapat dilunasi tepat waktu. Analisis kredit dilakukan dengan tujuan agar kredit yang diberikan mencapai sasaran, yaitu aman dan tujuan terarah artinya kredit diberikan sesuai dengan tujuan sebagaimana di mak sud dalam permohonan kredit dan sesuai dengan peraturan dan kesepakatan ke ti ka disyaratkan dalam akad kredit.

4. Analisa Aspek Keuangan

a. Laporan KeuanganLaporan keuangan bermaksud memberikan informasi mengenai kondisi

keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah “wakil perusahaan” dalam men jelaskan kondisi keuangannya. Mengenai laporan keuangan tidak dapat di-pi sahkan dari proses akuntansi. Hasil dari proses pencatatan tersebut adalah suatu ringkasan dari kondisi keuangan perusahaan yang disebut juga dengan Laporan Keuangan.

Laporan keuangan juga diharapkan memberikan informasi mengenai pro fi ta bilitas, risiko dan timing dari aliran kas yang dihasilkan perusahaan. In for masi ini akan mempengaruhi harapan pihak-pihak yang berkepentingan (pengguna laporan keuangan) dan pada giliran akan mempengaruhi nilai peru-sahaan.

b. Kinerja KeuanganDefi nisi kinerja menurut Peter dan Yeni Salim (1991 : 190) yang dikutip

oleh Fahmi, I. (2008), menyebutkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang merupakan hasil kerja yang diperoleh dari melaksanakan tugas yang dibebankan kepada seseorang. Indra Bastian (2001 : 329) dalam Fahmi, I. (2008), mem-berikan pengertian kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasa-ran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi.

Page 8: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

6 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

c. Analisa Laporan KeuanganAnalisis rasio merupakan analisis mengenai hubungan antara satu pos/

grup rekening lain di dalam laporan keuangan nasabah. Rasio merupakan per-nyataan yang sederhana dan pada hubungan perbandingan antara dua kom-ponen laporan keuangan (Rivai & Veithzal 2006). Dalam analisis ini, perkiraan laporan keuangan tertentu dibandingkan dengan perkiraan lainnya sehingga dapat diketahui sifat dan hubungannya satu dengan lainnya. Setiap rasio ke-uangan tertentu menunjukkan makna tertentu pula sesuai dengan perkiraan yang dibandingkan.

d. Analisa Model Altman Z-ScoreZ-Score adalah skor yang telah ditentukan dari hitungan standar kali

nisbah-nisbah keuangan yang akan menunjukkan tingkat kemungkinan ke-bang krutan perusahaan. Formula Z-Score untuk memprediksi kebangkrutan dari Altman merupakan sebuah multivariate formula yang digunakan untuk mengukur kesehatan keuangan dari sebuah perusahaan. Z-Score juga dapat di-gunakan untuk mengukur tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan melalui informasi yang diperoleh dari laporan keuangan.

Model Z-Score yang dikembangkan Altman (1969) menghasilkan per-samaan terutama untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia yang tidak banyak jumlahnya tercatat sebagai perusahaan go- public. Model ini merupakan revi-si dari model Altman pertama yang diharapkan dapat diaplikasikan untuk peru sahaan-perusahaan di sektor swasta (private company atau non go public company).Adapun model tersebut sebagai berikut : (Hanafi , Mamduh M. 2004) Zi = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,42X4 + 0,998X5Dimana :X1 = (Aktiva Lancar-Utang Lancar) / Total Aktiva.X2 = Laba yang Ditahan / Total Aset.X3 = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Total Aset.X4 = Nilai Buku Saham Biasa dan Saham Preferen / Nilai Buku Total Utang.X5 = :Penjualan / Total Aset.

Altman menyatakan bahwa jika perusahaan memiliki indeks kebangkrutan 2,90 atau lebih maka tidak termasuk dalam perusahaan yang dikategorikan akan mengalami kebangkrutan. Sedangkan perusahaan yang memiliki indeks kebangkrutan 1,23 atau kurang maka dapat dikategorikan dalam kondisi bang-krut. Altman juga menemukan bahwa rasio-rasio tertentu, terutama likui dasi dan leverage memberikan sumbangan terbesar dalam mendeteksi dan memprediksi kebangkrutan atau kesulitan keuangan.

Page 9: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Windy Wijaya & Suhartono, Analisis Kinerja Kuangan Debitur Inti Bank ABC... 7

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Tahun Judul Penelitan Hasil/Kesimpulan

1. Farid Luthfi 1997 Variabel-Variabel yang mempengaruhi Ketidaklancaran Pengembalian Kredit Studi Kasus di Bapindo Cabang Yogyakarta

Ketidaklancaran kredit dipengaruhi oleh kondisi likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan, tingkat bunga dan pertumbuhan ekonomi.

2. Suryanto 2002 Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Memprediksi Kebangkrutan

Pengujian diskriminan menunjukkan variabel BPBOL, CR, MTA dan PBTA mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan bank. Persentase ketepatan memprediksi untuk empat tahun sebelum bangkrut 80%.

3. J.A.Afolabi (Dept.of Agricultural Economics and Extension, Federal University of Technology Nigeria)

2002 / 2003

Analysis of Loan Repayment Among Small Scale Farmers in South Western Nigeria – A Discriminant Approach

Variabel umur para petani, pendapatan kotor dari hasil pertanian dan non pertanian , pendapatan bersih hasil pertanian, tingkat bunga kredit dan pengalaman petani mempengaruhi secara signifi kan antara yang menunggak dan tidak menunggak

4. Shen Chang-e (Beijing Normal University, Beijing, China)

2006 The Causes and Salvation Ways of Financial Distress Companies – An Empirical Research on the Listed Companies in China

Penyebab kebangkrutan para perusahaan terbuka di China disebabkan profi tabilitas, struktur asset dan struktur keuangan. Upaya penyelamatan adalah dengan Reorganisasi.

Page 10: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

8 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

No Nama Peneliti Tahun Judul Penelitan Hasil/Kesimpulan

5. Haryadi Sarjono, ST,MM

2006 Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Prediksi Kemungkinan Kebangkrutan dengan Model Diskriman Altman pada Sepuluh Perusahaan Properti di Bursa Efek Jakarta

Secara teoritis ada 5 perusahaan berada pada kategori bangkrut, ada 2 perusahaan berada pada gray area, dan 3 perusahaan berada pada kondisi sehat. Perusahaan yang sudah agar tetap mempertahankan sistem manajemen yang ada, untuk perusahaan yang ada di gray area agar ditangani dengan manajemen yang tepat dan untuk yang mengalami kemungkinan kebangkrutan perlu secepatnya ditangani oleh manajemen.

6. Anna Chandrawati

2008 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Turnaround pada Perusahaan yang Mengalami Financial Distress

Dengan menggunakan regresi logistik menyatakan bahwa model analisis menghasilkan ketepatan prediksi yaitu 88 % dan variabel kecenderungan tingkat kesehatan perusahaan, ukuran perusahaan dan tersedianya free assets berpengaruh signifi kan terhadap prediksi probabilitas kondisi recovery dengan tingkat signifi kansi 5%.

7. Adrian Trifan (Transilvania University of Brasov, Romania)

2009 Considerations on The Methods of Prediction of An Entity’s Bankruptcy

Ditemukannya model skoring yang dapat digunakan untuk menilai kesulitan keuangan baik berdasarkan perhitungan akuntansi dan bank.Yang mana hasilnya ada tiga yaitu sehat, kurang sehat / miskin dan bangkrut. Metode ini bisa digunakan untuk memperkirakan kebangkrutan sedikitnya 3 tahun sebelum terjadi.

8. Syafyuddin 2009 Implementasi Analisis Z-Score Dalam Assessment Pemberian Kredit pada Bank XYZ

Ternyata Z-Score Analysis dari Altman sesungguhnya dapat digunakan sebagai salah satu alat analisis dalam asessment pemberian kredit pada Bank XYZ

Page 11: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Windy Wijaya & Suhartono, Analisis Kinerja Kuangan Debitur Inti Bank ABC... 9

No Nama Peneliti Tahun Judul Penelitan Hasil/Kesimpulan

9. Ayu Suci Ramadhani dan Niki Lukviarman

2009 Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi, dan Altman Modifi kasi dengan Ukuran dan Umur Perusahaan sebagai Variabel Penjelas (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Perusahaan manufaktur kecil memiliki prediksi kebangkrutan yang paling tinggi daripada prediksi kebangkrutan untuk kelompok perusahaan besar.Perusahaan manufaktur yang diprediksi mengalami kebangkrutan dapat dialami perusahaan yang telah lama berdiri maupun perusahaan baru.

10. Endri 2009 Prediksi Kebangkrutan Bank Untuk Menghadapi dan Mengelola Perubahan Lingkungan Bisnis : Analisis Model Altman’s Z- Score

Dari sampel berupa Bank Umum Syariah berdasarkan laporan keuangan selama 3 tahun dari 2005-2007 menunjukkan para bank tersebut akan mengalami kebangkrutan.

11. Balbinder Singh Gill (Ghent University, Belgium) and Koen Schoors

2010 Financial Distress and Corporate Restructuring

Penyelesaian kesulitan keuangan pada beberapa perusahaan di Belgia dapat ditempuh dengan 4 alternatif yaitu pra kebangkrutan, kebangkrutan, hukum kontinuitas usaha dan di luar pengadilan restrukturisasi.

12. Ifana Magdalena Sibuea

2010 Penerapan Analisis Rasio Keuangan dan Analisis Z Score untuk Mengukur Kinerja Keuangan perusahaan pada Perusahaan Maternity Napkin dan Alat-alat Kesehatan (Studi Kasus pada PT.Osaki Medical Indonesia-Pier Pasuruan)

Berdasarkan nilai Z Score yang dihitung, diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan bersangkutan pada tahun 2006 berada pada posisi rawan karena dalam keadaan krisis fi nancial. Di tahun 2007, perusahaan berada dalam kondisi ragu-ragu dan di tahun 2008 ternyata perusahaan berada dalam kondisi sehat.

Page 12: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

10 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

No Nama Peneliti Tahun Judul Penelitan Hasil/Kesimpulan

13. Y.M. Satish & B.Janakiram (Karnataka State, India)

2011 Turnaround Strategy Using Altman Model as a Tool in Solar Water Heater Industry in Karnataka

Dari sampel para konsumen M/s Nuetech sebanyak 50 dari periode 2006-2009, menunjukkan bahwa analisa Z Score mampu memprediksi para konsumen yang gagal bayar sehingga pihak perusahaan disarankan untuk lebih selektif dan melakukan penilaian kembali terhadap proses pemberian kredit yang ada.

14. Nikolai Chuvakhin & L. Wayne Gertmenian

- Bankruptcy Prediction in The World Com Age

Analisa Z-Score menunjukkan bahwa World Com memang sebelumnya sudah diprediksi mengalami kesulitan keuangan atau cenderung menghadapi kebangkrutan sebagaimana yang terjadi sebenarnya.

Sumber : Jurnal/Thesis dari Peneliti Asing dan Indonesia (data diolah kembali,2011)

KERANGKA PENELITIANBagan 3.1

Kerangka Penelitian EvaluasiKinerja Keuangan Debitur IntiPada Bank ABC

Page 13: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Windy Wijaya & Suhartono, Analisis Kinerja Kuangan Debitur Inti Bank ABC... 11

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Tempat PenelitianJenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah deskriptif kuantitatif dengan bertujuan

ingin menjelaskan penerapan Analysis Z-Score apakah dapat dipakai sebagai salah satu alat untuk mendeteksi dini atas kesulitan keuangan pada debitur inti Bank ABC dan juga apakah dapat dipergunakan sebagai salah satu alat analisis keuangan dalam proses pemberian kredit pada Bank ABC.

Tempat penelitian dilakukan pada Bank ABC khususnya Divisi Kredit Bidang Kredit Komersial Kantor Pusat di Banjarmasin.

B. Waktu PelaksanaanPenelitian dijadwalkan akan dimulai pada bulan September 2011 sampai dengan

Oktober 2011.

C. Unit AnalisisUnit analisis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan para debitur inti Bank ABC

yang diambil sampel. Periode laporan keuangan yang dianalisa adalah Laporan Keuangan Audited periode 2008 sampai dengan 2010. Disamping itu didukung dengan data-data berupa hasil analisa kredit (analisa rasio keuangan) pada saat proses awal pemberian kredit kepada para debitur inti tersebut, Laporan debitur inti periode akhir Desember tahun 2010 dan Laporan Perkembangan Kredit Bank ABC dari tahun 2008 – 2010 serta dokumen pendukung lainnya untuk mempertajam hasil penelitian.

D. Populasi dan Ukuran Sampel Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan debitur inti Bank ABC yaitu sebanyak

15 (limabelas) debitur untuk periode akhir Desember 2010. Jumlah debitur inti ini didasarkan pada SE Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 yang menjelaskan bahwa untuk Bank dengan total aset Rp. 1 Triliun sampai dengan kurang dari Rp. 10 Triliun, dimana total asset Bank ABC untuk posisi akhir Desember 2010 adalah sebesar Rp. 4.578.655 Juta (berdasarkan Laporan Tahunan 2010 Bank ABC).

E. Tehnik SamplingPenetapan sampel didasarkan pada purposive sampling dan jumlah sampel yang di-

ambil sebanyak 7 (tujuh) Debitur Inti dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan seba gai berikut :1. Debitur yang diambil sampel hanyalah Debitur Inti dari Unit Bisnis Konvensional.2. Tidak termasuk Debitur Inti yang fasilitas kreditnya dijamin penuh oleh Pemerintah

atau setara dijamin dengan Cash Collateral.3. Fasilitas kredit dari Debitur yang diambil sampel adalah fasilitas kredit produktif

bukan kredit konsumtif atau non produktif lainnya. 4. Sektor ekonomi dari debitur inti yang diambil sampel tersebar antara lain seperti

sektor konstruksi, perdagangan, jasa pengangkutan dan listrik.

Page 14: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

12 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

5. Kemudahan dalam memperoleh data laporan keuangan audited yang akan dianalisa.

F. Variabel dan Defi nisi Operasional Variabela. Variabel Penelitian

1. Z-Score. 2. Working Capital to Total Assets (X1).3. Retained Earnings to Total Assets (X2). 4. Earning Before Interest and Taxes to Total Assets (X3).5. Book Value of Equity to Total Debt (X4).6. Total Assets Turnover (X5). 7. Current Ratio (Rasio Likuiditas).8. Rasio Solvabilitas.9. Rasio Leverage (Debt to Equity Ratio).10. Rasio Aktivitas 11. Rasio Rentabilitas 12. Rasio Coverage yaitu Debt Service Coverage Ratio.13. Total Aktiva Lancar dan Total Hutang Lancar 14. Total Aktiva dan Total Kewajiban/Hutang15. Total Kewajiban dan Total Ekuitas/Modal Sendiri 16. Total Piutang Usaha Bersih dan Total Penjualan17. Total Persediaan dan Total Harga Pokok Penjualan/HPP 18. Total Modal Kerja Bersih dan Total Penjualan 19. Laba Sebelum Bunga & Pajak (EBIT), Total Penjualan & Aktiva 20. Laba Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi dan Total Angsuran

Pokok dan Bunga Pinjaman Bank atau EBITDA

b. Defi nisi Operasional Variabel1. Z Score adalah skor yang telah ditentukan dari hitungan standar dikalikan rasio-

rasio keuangan yang akan menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan.

2. X1 atau Working Capital to Total 3. X2 atau Retained Earnings to Total Assets4. X3 atau Earning Before Interest and Taxes to Total Assets5. X4 atau Book Value of Equity to Total Debt 6. X5 atau Total Assets Turnover7. Current Ratio8. Solvabilitas Rasio9. Debt to Equity Ratio10. Average Day’s of Account Receivables Turnover

Page 15: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Windy Wijaya & Suhartono, Analisis Kinerja Kuangan Debitur Inti Bank ABC... 13

11. Average Day’s of Inventory Turnover12. Average Day’s of Working Capital Turnover13. Profi t Margin14. Return On Investment15. Debt Service Coverage Ratio

G. Pengukuran VariabelAltman melalui formula Z-Score nya telah menentukan lima variabel dalam modelnya

sebagaimana dijelaskan pada sub bab diatas. Kelima variabel tersebut ditempatkan sesuai dengan nilai konstanta yang sudah disiapkan dan dibuat oleh Altman sesuai dengan hasil penelitiannya.

Adapun persamaan Z-Score yang dipergunakan dalam penelitian ini dan dikembangkan oleh Altman adalah : Z = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,998X5.

Persamaan tersebut akan menghasilkan nilai Z yang kemudian dapat diterjemahkan dan diinterpretasikan sebagai sebuah kriteria. Menurut Altman batasan angka nilai Z yang dihasilkan dari persamaan tersebut dapat dijelaskan dibawah ini :1. Z > 2,90 artinya perusahaan dalam kondisi aman atau tidak terancam kebangkrutan

(safe area).2. 1,23 < Z < 2,90 artinya mengindikasikan perusahaan berada di ambang kebangkrutan

(grey area).3. Z < 1,23 menunjukkan bahwa perusahaan benar-benar dalam kesulitan keuangan

(distress area). Adapun batasan-batasan untuk rasio-rasio keuangan yang dipergunakan dalam

analisa kredit pada Bank ABC dapat dijelaskan sebagai berikut (berdasarkan ketentuan internal Bank Kalsel berupa SE Direksi tentang Kriteria Pasar Sasaran Kredit dan Buku

Pedoman Perkreditan, Buku III tentang Tata Cara Analisa dan Keputusan Kredit) :1. Likuiditas minimal 120 %.2. Solvabilitas minimal 150 %.3. DER maksimal 2 kali atau 2,5 kali dan dapat lebih sepanjang EBITDA positif dan

debitur mampu membayar seluruh kewajibannya. 4. Profi t Margin dan ROI harus diatas suku bunga kredit yang berlaku atau diatas suku

bunga kredit yang ditetapkan untuk debitur. 5. DSC diatas 1 kali.

H. Pengumpulan DataData yang dikumpulkan adalah data sekunder bersifat kuantitatif tepatnya data laporan

keuangan periode tahun 2008 s.d. 2010 dari debitur inti yang diambil sampel, hasil analisa pada saat proses awal pemberian kredit (analisa rasio keuangan) para debitur inti tersebut, Laporan Debitur Inti Periode akhir Desember tahun 2010 dan Laporan Perkembangan Kredit Bank ABC dari tahun 2008 sampai dengan 2010 serta dokumen pendukung lainnya untuk mendukung kelancaran penelitian. Laporan keuangan yang dipakai adalah Laporan Laba/Rugi dan Laporan Neraca yang telah diaudit.

Page 16: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

14 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek PenelitianPada penelitian ini, peneliti memisahkan data-data laporan keuangan para debitur inti

yang menjadi sampel dalam 2 (dua) kondisi. Kondisi pertama adalah pada saat proses awal pemberian kredit kepada para debitur inti tersebut. Dan kondisi kedua yaitu data laporan keuangan para debitur inti dari periode 2008 sampai dengan 2010. Selanjutnya atas kedua kondisi tersebut dilakukan analisa rasio keuangan dan analisa z-score. Tujuan dilakukannya pemisahan analisa menjadi 2 (dua) kondisi tersebut adalah untuk mengetahui hasil analisis keuangan pada masing-masing kondisi yang menjadi pertimbangan para Pejabat/Petugas Kredit dalam proses pemberian kredit para debitur inti. Sebanyak 7 (tujuh) debitur inti yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dan nama atau inisial dari masing-masing debitur inti tersebut adalah PT.A, PT.B, PT.C, PT.D, PT.E, PT.F dan PT.G.

1. Proses Awal Pemberian Kredit

Tinjauan Singkat Analisa KualitatifPada saat proses awal pemberian kredit, ketujuh debitur inti yang menjadi

sampel dalam penelitian ini tentunya telah dilakukan analisa terhadap semua aspek yang ber hubungan dengan proses analisa kredit tidak terkecuali pada aspek kualitatif seperti analisis terhadap kondisi usaha, hubungan dengan bank, manajemen, legal, produksi dan pemasaran, kondisi industri dan jaminan.

Analisa Rasio Keuangan

a. Analisa Rasio Keuangan PT.A Secara Profi t Margin, kondisi PT.A dinilai cukup baik dan tidak melanggar

ter hadap ketentuan minimal yang dipersyaratkan oleh Bank ABC sebagaimana terlihat pada tabel tersebut. Namun sebagai perusahaan yang bergerak di bi-dang teknologi komunikasi dan informasi dengan kebutuhan investasi yang tinggi, tentunya dari in ves tasi yang telah dilakukan tersebut diharapkan imbal hasil yang positif bahkan melebihi tingkat bunga yang dibebankan oleh pihak pemberi kredit diantaranya Perbankan. Memperhatikan rasio ROI (Return on Investment) yang dihasilkan terlihat bahwa rasio ROI perusahaan sangat rendah dan berada jauh dibawah ketentuan yang disyaratkan Bank ABC. Artinya investasi yang dilakukan PT.A menghasilkan return yangmasih jauh dari yang diharapkan atau dibawah tingkat suku bunga yang ditetapkan Bank ABC. Padahal Bank dalam memberi kredit pada debiturnya tentunya mengharapkan tingkat keuntungan yang lebih besar akan diperoleh dan berada diatas dari tingkat bunga kredit yang dibebankan kepada debiturnya.

b. Analisa Rasio Keuangan PT.BDari angka-angka rasio keuangan menunjukkan bahwa pada saat proses

awal pem berian kredit kepada PT.B dapat dinyatakan layak untuk disetujui. Performance keuangan PT.B dapat dikatakan baik. Semua persyaratan minimal rasio keuangan yang berlaku di Bank ABC telah terpenuhi. Kecuali untuk rasio

Page 17: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Windy Wijaya & Suhartono, Analisis Kinerja Kuangan Debitur Inti Bank ABC... 15

aktivitas yang cenderung melambat dan dapat diindikasikan perusahaan kurang efi sien dalam memanfaatkan dana modal kerjanya. Tingginya angka rasio likuiditas dan solvabilitas juga dapat mengindikasikan bahwa dana perusahaan tidak berputar dengan baik atau terlalu banyak dana yang menganggur (iddle money). Artinya PT.B kurang efi sien dalam berbisnis karena tidak mampu sepenuhnya memanfaatkan dana untuk kegiatan yang lebih produktif atau menghasilkan.

c. Analisa Rasio Keuangan PT.CMemperhatikan angka rasio keuangan, keputusan diberikannya kredit

kepada PT.C oleh Bank ABC dapat dikatakan sudah tepat dikarenakan dari rasio-rasio keuangan tersebut telah memenuhi syarat minimal rasio yang ditetapkan Bank ABC. Namun apakah dengan menggunakan analisis Z-Score nantinya akan memberikan hasil yang sama sebagaimana diperlihatkan oleh analisis rasio.

d. Analisa Rasio Keuangan PT.DKondisi likuiditas dan solvabilitas perusahaan sangat baik dan keter-

gantungan terhadap dana hutang untuk pembiayaan aktivanya dinilai sangat rendah. Laba yang diperoleh juga sangat tinggi dan jauh diatas bunga kredit yang ditetapkan Bank ABC artinya usaha yang dijalankan PT.D sangat menguntungkan dan memiliki prospek yang baik kedepannya. Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya pada Bank juga dinilai sangat tinggi.

e. Analisa Rasio Keuangan PT.EHasil analisa rasio keuangan menunjukkan bahwa PT.E tergolong likuid

dan solvabel. Rasio DER juga dibawah batasan maksimal yang ditetapkan Bank ABC, tetapi ada kecenderungan meningkat. Untuk rasio aktivitas, kinerja PT.E juga dinilai cukup baik Bahkan secara rasio kemampuan, kondisi keuangan PT.E dinilai mampu untuk memenuhi seluruh kewajibannya pada Bank. Sehingga dari data-data rasio keuangan tersebut dapat dikatakan permohonan kredit awal PT.E memang layak un tuk disetujui.

Tetapi Bank ABC harus menganalisis lebih dalam rasio-rasio keuangan mengi ngat beberapa rasio keuangan tersebut menunjukkan trend penurunan dan apabila kon disi ini terus berlanjut di kemudian hari terutama setelah fasilitas kredit diberikan tentunya akan membawa dampak kurang baik terhadap kinerja keuangan PT.E secara keseluruhan.

f. Analisa Rasio Keuangan PT.FHasil analisa rasio, menunjukkan bahwa untuk rasio likuiditas, solvabilitas

dan DER PT.F sebenarnya berada dibawah ketentuan yang ditetapkan oleh Bank ABC. Perusahaan sendiri sebenarnya dapat dikatakan berada dalam kondisi tidak likuid. Sedangkan untuk rasio rentabilitas/profi tabilitas dan rasio coverage telah memenuhi ketentuan Bank ABC, namun kedua rasio ini ada kecenderungan menurun.

Page 18: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

16 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Kondisi ini seharusnya oleh Bank ABC dilakukan analisa mendalam dan kom prehensif sebe lum keputusan kredit diambil. Tetapi seperti sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pembahasan hasil analisa rasio keuangan sangat tergantung kepada justifi kasi masing-masing analis kredit sehingga kemungkinan tetap diberikannya fasilitas kredit kepada debitur dengan kondisi keuangan seperti PT.F bisa saja terjadi.

g. Analisa Rasio Keuangan PT.GPada proses awal permohonan kredit hanya rasio Profi t Margin saja

yang memenuhi ketentuan, sedangkan rasio-rasio keuangan lainnya melanggar ketentuan rasio keuangan yang berlaku pada Bank ABC. Berdasarkan hasil analisa rasio ke uangan, maka dasar keputusan diberikannya kredit kepada perusahaan patut diper tanyakan. Namun seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa hasil analisa rasio ke uangan sangat tergantung kepada persepsi masing-masing analis kredit dan aspek keuangan hanyalah merupakan salah satu aspek yang dinilai. Kelemahan pada aspek keuangan, mungkin dapat saja tertutupi dengan keunggulan pada aspek penilaian lainnya yang bersifat kualitatif dan aspek-aspek inilah yang juga menjadi dasar penilaian dari Pejabat/Petugas Kredit Bank ABC pada saat memutuskan untuk tetap memberikan kredit kepada PT.G.

h. Analisa Z-ScoreAnalisa Altman Z-Score terhadap proses awal kredit para debitur inti

tersebut ternyata memberikan hasil yang berbeda jauh dari hasil analisa rasio keuangan. Sebe narnya pada saat analisa rasio keuangan sudah diberikan sinyal atau tanda-tanda bahwa kondisi keuangan para debitur inti tersebut memang menunjukkan diambang kesulitan keuangan atau kebangkrutan. Kelemahan yang didapat dari analisa rasio keuangan yang sangat tergantung pada interpretasi Pejabat/Petugas Kredit sehingga menyebabkan permohonan kredit awal para debitur inti itu dapat dipertimbangkan untuk disetujui. Padahal dari analisa Z-Score semestinya permohonan kredit para debitur inti itu dapat ditolak atau belum dapat diproses. Terlihat bahwa analisa Z-Score yang diciptakan Altman sangat membantu bagi Bank dalam memproses analisa kredit debitur terutama dalam memperoleh gambaran secara cepat kondisi keuangan debitur sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan kredit.

2. Proses Review Aspek Keuangan

Analisa Rasio Keuangana. Dilihat rasio likuiditas, solvabilitas dan DER, kinerja keuangan PT.A menun-

jukkan penurunan. Struktur pembiayaan aktiva sebagian besar masih dido-minasi oleh hutang yang ditunjukkan semakin meningkatnya nilai rasio hutang terhadap ekuitas. Meningkatnya rasio DER tentunya akan menyebabkan pe-ningkatan jumlah kewajiban yang harus dibayar perusahaan dan membuat beban kewajiban perusahaan menjadi semakin tinggi serta dapat mengurangi keuntungan usaha yang diperoleh.

Page 19: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Windy Wijaya & Suhartono, Analisis Kinerja Kuangan Debitur Inti Bank ABC... 17

b. PT.B secara likuiditas dan solvabilitas serta DER dapat dikatakan berada da-lam kondisi baik. Tetapi kondisi ini berbanding terbalik dengan kemam puan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Profi t Margin) dan memenuhi kewajibannya (DSC) serta rasio efi siensi, dimana untuk ketiga rasio ini dapat dikatakan PT.B menunjukkan penurunan.

c. Memperhatikan rasio likuiditas, solvabilitas dan DER, kinerja keuangan PT.C menunjukkan trend meningkat atau membaik. Sebaliknya rasio aktivitas cen-derung melambat artinya dapat dikatakan perusahaan kurang efi sien da lam beroperasional. Sedangkan pada rasio rentabilitas (Profi t Margin) dan ke-mam puan membayar kewajiban (DSC) cenderung menurun yang disebabkan meningkatnya HPP dan biaya operasional serta jumlah kewajiban pada Bank.

d. Secara umum hasil analisa rasio keuangan PT.D cenderung berfl uktuatif, namun yang perlu menjadi perhatian adalah tingginya dana modal kerja yang tertanam dalam persediaan sehingga membuat perputaran modal kerja perusahaan ke-mungkinan dapat terganggu. Nilai persediaan yang tinggi disebabkan adanya kebijakan manajemen PT.D untuk melakukan pembelian material-material proyek tertentu terlebih dahulu dengan tujuan mencegah kenaikan harga misal-nya aspal cair.

e. Dikarenakan pemberian kredit awal kepada PT.E didasarkan pada laporan keuangan tahun 2007 dan 2008, maka untuk review laporan keuangan setelah kredit diberikan berdasarkan laporan keuangan perusahaan periode 2009 dan 2010. Secara umum kondisi keuangan PT.E dinilai cukup baik, namun rasio coverage (DSC) cenderung menurun disebabkan perusahaan harus membayar seluruh kewajiban yang sudah jatuh tempo dalam jumlah yang banyak terutama pada tahun 2010. Kondisi ini jika dibiarkan tentunya akan memberikan pengaruh kurang baik bagi pertumbuhan bisnis perusahaan kedepannya.

f. Berdasarkan review laporan keuangan PT.F untuk periode 2008 dan 2009, kinerja rasio keuangan perusahaan secara umum dapat dikatakan kurang baik. Baru pada tahun 2010, semua rasio keuangan mulai membaik dikarenakan peningkatan volume usaha dan adanya peningkatan pada pendapatan diluar usa ha yang merupakan hasil penjualan aktiva tetap. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan aktiva tetap yang membuat perusahaan bersangkutan mampu membayar kewajibannya yang jatuh tempo dan juga meningkatkan saldo laba perusahaan.

g. Dikarenakan fasilitas kredit awal kepada PT.G baru diberikan pada tahun 2010 yang analisa rasio keuangannya didasarkan pada laporan keuangan tahun 2008 dan 2009, sehingga untuk review aspek keuangan PT.G setelah fasilitas kredit diberikan didasarkan pada laporan keuangan audited periode tahun 2010. Menurut hasil analisa rasio keuangan dapat disimpulkan bahwa hampir semuanya menunjukkan kinerja kurang baik dan kondisi ini tidak jauh berbeda dengan pada saat analisa awal terhadap permohonan kredit perusahaan. Kecuali untuk rasio profi t margin yang menunjukkan peningkatan dibandingkan pada periode laporan keuangan saat proses analisa awal permohonan kredit.

Page 20: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

18 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Hasil analisa rasio keuangan para debitur inti tersebut selanjutnya diper-bandingkan dengan aturan rasio keuangan yang berlaku saat ini pada Bank ABC a. Dilihat dari rasio likuiditas (CR), Profi t Margin dan DSC serta DER, PT.A

masih dapat dikatakan memenuhi ketentuan, kecuali untuk solvabilitas dan ROI yang menunjukkan hasil tidak sesuai ketentuan yang artinya terdapat risiko ketidakmampuan PT.A untuk membayar seluruh kewajibannya pada saat jatuh tempo dan tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dikeluarkan juga sangat kecil atau kurang menguntungkan. Apalagi secara laba bersih (Earning Before Taxes) PT.A juga minus atau perusahaan mengalami kerugian dalam 2 (dua) tahun terakhir.

b. Secara umum rasio-rasio keuangan PT.B dinilai sudah memenuhi ketentuan Bank ABC, hanya untuk rasio aktivitas yang cenderung melambat perputaran modal kerjanya sehingga cukup banyak dana modal kerja yang tertanam dalam aktiva lancarnya. Hal ini disebabkan tingginya investasi perusahaan pada aktiva yang belum menghasilkan pendapatan (tanah yang sedang dikembangkan). Lambatnya perputaran modal kerja perusahaan jika dibiarkan lama kelamaan akan berpengaruh juga terhadap kontinuitas usaha PT.B sendiri dan dampaknya akan terasa pada pemenuhan kewajiban kepada pihak kreditur seperti halnya bank.

c. Kinerja keuangan PT.C juga dapat dikatakan cukup baik dilihat dari semua rasio keuangan yang dianalisa. Tetapi ada kecenderungan penurunan pada rasio rentabilitas dan rasio coverage (DSC) serta kurang efi siennya pengelolaan usaha (dari rasio aktivitas). Penurunan rasio-rasio tersebut dikarenakan tingginya piutang usaha perusahaan dan meningkatnya hutang/kewajiban perusahaan serta meningkatnya beban usaha. Menurunnya kinerja beberapa pos dalam laporan keuangan PT.C, apabila dibiarkan dapat membuat kondisi keuangan perusahaan menjadi kurang baik dan bahkan memburuk. Sedangkan dalam hal pembiayaan aktiva, perusahaan juga membutuhkan dukungan dana dari pihak lain (Bank) dan sumber dana dari pihak lain ini bersifat sementara artinya harus dikembalikan dalam jangka waktu tertentu. Sehingga jika kondisi keuangan perusahaan semakin memburuk tentunya berdampak tidak baik terhadap kelancaran pembayaran kewajiban pada pihak lain (Bank).

d. Dari ketujuh debitur inti yang dijadikan sampel penelitian, hanya PT.D yang menunjukkan kinerja keuangan yang baik walaupun masih berfl uktuatif. Dan ini dapat dilihat pada hasil analisa rasio keuangan untuk mereview terhadap laporan keuangan perusahaan selama fasilitas kredit dinikmati. Memang pada rasio aktivitas cenderung melambat terutama pada perputaran persediaan sehingga terlihat perusahaan kurang efi sien dalam memanfaatkan dana modal kerjanya terutama yang tertanam pada persediaan. Namun tingginya nilai persediaan lebih disebabkan strategi bisnis manajemen PT.D dalam mengantisipasi kenaikan harga beberapa material proyek khususnya bahan untuk aspal. Nilai persediaan ini akhirnya akan menurun seiring proyek-proyek milik PT.D sudah berjalan.

Page 21: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Windy Wijaya & Suhartono, Analisis Kinerja Kuangan Debitur Inti Bank ABC... 19

e. Rasio-rasio keuangan PT.E menunjukkan bahwa perusahaan dapat memenuhi semua ketentuan rasio yang berlaku pada Bank ABC. Akan tetapi jika dibandingkan dengan pada saat awal permohonan kredit ternyata terjadi penu-runan misalnya antara lain pada rasio likuiditas dan solvabilitas serta DER. Seharusnya setelah kredit diberikan, kinerja debitur menjadi lebih baik dari sebelum diberikannya kredit.

f. Secara rata-rata rasio likuiditas dan solvabilitas serta DER-nya PT.F melanggar ketentuan yang berlaku pada Bank ABC. Sedangkan rasio-rasio lainnya seperti Rentabilitas dan DSC masih memenuhi ketentuan rasio pada Bank ABC. Mampunya perusahaan dalam memenuhi kewajibannya disamping disebabkan adanya keuntungan yang diperoleh dalam penjualan aktiva tetap, juga adanya dukungan dana dari perusahaan induk/terafi liasi. Artinya jika melihat secara nyata,kinerja keuangan PT.F dapat dikatakan kurang baik dari operasional usahanya jika tanpa adanya sokongan dana dari pemegang saham/perusahaan induknya.

g. Berdasarkan review laporan keuangan 2010, kinerja keuangan PT.G dapat dika-takan tetap melanggar ketentuan yang berlaku pada Bank ABC sebagaimana terlihat pada hasil analisa rasio keuangan. Hanya rasio Profi t Margin yang berada diatas suku bunga yang diberikan untuk fasilitas kredit PT.G. Secara bisnis usaha yang dijalankan perusahaan memiliki prospek menguntungkan tetapi dalam hal pemenuhan kewajiban kepada pihak Bank, PT.G masih membutuhkan bantuan dana dari pemegang sahamnya atau perusahaan induk-nya. Artinya dari keuntungan operasional usahanya, PT.G masih belum mampu untuk memenuhi kewajibannya pada Bank

Nilai Z-Score Debitur IntiBank ABC(Review Aspek Keuangan)

Sumber : Laporan Keuangan Debitur Inti (diolah kembali, 2011)

Kondisi keuangan para debitur inti tersebut sesungguhnya berada pada area ambang kebangkrutan (grey area) dan zona kesulitan keuangan atau bangkrut (distress area). Dan yang patut menjadi perhatian Bank ABC adalah kondisi keuangan PT.A, PT.F dan PT.G yang ternyata setelah diberikan kredit tetap menunjukkan kinerja kurang baik dan berada di area kesulitan keuangan (bangkrut). Jika kondisi tersebut

Page 22: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

20 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

diatas, dibiarkan tentunya akan berdampak negatif pada kualitas kredit ketiga debitur tersebut dan akhirnya dapat mempengaruhi kualitas portofolio kredit keseluruhan Bank ABC dalam bentuk tingginya nilai NPL (Non Performing Loans).

Sedangkan kinerja keuangan keempat debitur (PT.B, PT.C, PT.D dan PT.E) yang berada di area diambang kebangkrutan (grey area) setelah menikmati kredit dari Bank ABC menunjukkan bahwa adanya penurunan kinerja keuangan. Padahal diharapkan dengan adanya bantuan kredit dari Bank ABC, kinerja usaha atau keuangan keempat debitur inti tersebut dapat meningkat.

Berdasarkan hasil analisis tersebut diatas, model analisa Altman Z-Score dinilai dapat membantu Pejabat/Petugas Kredit dalam setiap pelaksanaan proses pemberian kredit dan pada saat monitoring kredit. Dengan menggunakan analisis Z-Score ini diharapkan Pejabat/Petugas Kredit Bank khususnya pada Bank ABC dapat dengan cepat mengambil mitigasi risiko yang mungkin timbul seandainya kredit tetap diberikan kepada calon debitur atau dengan segera dapat dilakukan penolakan kredit jika memang risikonya sudah sangat tinggi dan tidak mungkin dimitigasi. Selain itu dengan menggunakan analisis Z-Score diharapkan keputusan kredit menjadi lebih cepat diambil oleh Pejabat/Petugas Kredit Bank ABC.

B. Implikasi hasil penelitian

Implikasi Teoritis Dalam prakteknya, kedua alat analisis keuangan tersebut dapat dipergunakan secara

bersama-sama dalam proses analisa pemberian kredit mengingat keduanya dapat saling melengkapi dan mendukung. Analisa rasio memberikan gambaran detail setiap pos-pos dalam laporan keuangan (Neraca dan Laba/Rugi). Sedangkan Altman Z-Score dinilai dapat dimanfaatkan untuk mengetahui secara cepat potensi keuangan calon debitur/debitur dan memprediksi kemungkinan bangkrut/tidaknya usaha calon debitur/debitur di masa mendatang.Kelemahan yang dimiliki oleh analisa rasio keuangan dapat ditutupi dengan analisa Z-Score. Sehingga hasil analisa terhadap laporan keuangan calon debitur/debitur menjadi lebih akurat dan tepat serta dalam proses pemberian kredit pihak bank dianggap tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Implikasi ManajerialBerdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa proses pemberian kredit yang

dilakukan Bank ABC kepada ketujuh debitur inti yang menjadi sampel dalam penelitian ini lebih mengutamakan faktor-faktor analisa yang bersifat kualitatif misalnya antara lain lama berusaha atau pengalaman perusahaan dibidang usaha yang dibiayai (aspek manajemen), karakter atau kemampuan key person atau pemilik perusahaan (aspek manajemen dan teknis), prospek bisnis bidang usaha yang dibiayai (aspek pemasaran) dan nilai coverage ratio jaminan yang mencukupi atau sesuai ketentuan (aspek jaminan). Sedangkan penilaian pada aspek keuangan selama ini belum sepenuhnya dijadikan aspek penting da lam memutuskan permohonan kredit seorang Debitur padahal dalam aspek keuangan dapat diketahui kemampuan sebenarnya Debitur dalam memenuhi kewajibannya apabila diberikan kredit. Dari aspek keuangan juga dapat diketahui prospek usaha yang dijalankan Debitur apakah menguntungkan atau merugi kedepannya.

Page 23: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Windy Wijaya & Suhartono, Analisis Kinerja Kuangan Debitur Inti Bank ABC... 21

Dikarenakan fasilitas kredit sudah diberikan kepada para debitur inti tersebut dan memperhatikan potensi keuangan yang ditimbulkan dari hasil analisa Z-Score terhadap ketujuh debitur inti yang berada pada grey area dan distress area, kepada manajemen Bank ABC agar secepatnya mengambil langkah-langkah kongkrit untuk memitigasi risiko yang mungkin timbul apabila ternyata potensi keuangan dimaksud benar-benar terjadi di kemudian hari misalnya melalui proses restrukturisasi kredit atau penyelesaian kredit dengan mekanisme exit policy (penjualan asset/jaminan).

C. Keterbatasan penelitianPenelitian ini hanya menitikberatkan kepada teknik analisa dasar baik itu analisa

rasio keuangan maupun analisis Z-Score dari Altman dan tidak menganalisa lebih jauh bagaimana hubungan atau pengaruh setiap rasio keuangan yang dihitung terhadap potensi keuangan para debitur inti yang dijadikan sampel. Sehingga belum dapat diketahui secara pasti rasio-rasio apa saja yang paling mempengaruhi yang menyebabkan para debitur inti itu berada di zona ambang kebangkrutan atau zona fi nancial distress/kebangkrutan, demikian pula apakah ada hubungan antara rasio-rasio keuangan yang dihitung dalam analisa rasio keuangan dengan rasio-rasio yang dihitung dalam Altman Z-Score Analysis. Sekalipun dari hasil analisa yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab kondisi keuangan para debitur inti tersebut berada diantara zona diambang kebangkrutan dan zona kebangkrutan antara lain dikarenakan Likuiditas yang rendah, Solvabilitas yang rendah, DER yang tinggi, Rentabilitas yang rendah dan Coverage Ratio yang rendah. Dalam penelitian ini juga lebih menitikberatkan pada aspek keuangan yang secara kuantitatif dapat diperhitungkan. Padahal dalam proses analisa kredit, analisa terhadap aspek kualitatif tidak bisa diabaikan begitu saja sehingga kedepannya perlu bagi peneliti lain untuk meneliti lebih jauh faktor-faktor kualitatif apa saja yang berpengaruh terhadap kebangkrutan suatu usaha calon debitur/debitur disamping aspek keuangan.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan1. Hasil perhitungan analisa rasio keuangan terhadap ketujuh debitur inti Bank

ABC yang menjadi sampel penelitian ini menunjukkan bahwa ada 3 debitur yang melanggar beberapa ketentuan rasio yang berlaku pada Bank ABC yaitu PT.A, PT.F dan PT.G. Sedangkan 4 (empat) debitur lainnya yaitu PT.B, PT.C, PT.D dan PT.E telah memenuhi ketentuan rasio yang berlaku pada Bank ABC. Kondisi keuangan para debitur inti diperlihatkan sama atau tidak berubah baik pada saat proses awal kredit maupun proses review laporan keuangan.

2. Rasio-rasio keuangan yang dilanggar ketiga debitur inti tersebut adalah rasio Likuiditas (Current Ratio), rasio Solvabilitas, rasio DER dan rasio Coverage (DSC). Sekalipun keempat debitur inti lainnya tidak melanggar ketentuan rasio Bank ABC, namun menunjukkan adanya penurunan angka pada beberapa rasio keuangannya pada saat proses review laporan keuangan dilakukan antara lain pada Current Ratio, rasio Solvabilitas, rasio Aktivitas/Efi siensi dan rasio DSC.

Page 24: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

22 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

3. Berdasarkan hasil perhitungan Z-Score pada proses awal kredit menunjukkan bahwa hampir semua debitur inti berada di area diambang kebangkrutan (grey area) yaitu PT.B, PT.C, PT.D dan PT.E dan area bangkrut (distress area) yaitu PT.A, PT.F dan PT.G. Kecuali PT.D yang jika nilai Z-Scorenya dirata-ratakan berada di area tidak bangkrut (safe area) karena diatas 2,90.

4. Pada saat proses review atas laporan keuangan ketujuh debitur inti itu dengan menggunakan analisis Z-Score, memperlihatkan hasil bahwa ada 3 (tiga) debitur yaitu PT.A, PT.F dan PT.G tetap berada dalam area bangkrut (distress area) dan keempat debitur inti lainnya (PT.B, PT.C, PT.D dan PT.E) berada di grey area (diambang kebangkrutan / kesulitan keuangan). Nilai rata-rata Z-Score PT.D yang pada saat proses awal kredit berada di safe area, mengalami penurunan kinerja menjadi di grey area pada saat proses review.

5. Indikasi kemungkinan penyebab ketujuh debitur inti itu termasuk dalam grey area dan distress area antara lain dikarenakan likuiditas yang rendah tercermin dalam modal kerja bersih atau net working capital yang rendah, tingkat keuntungan yang rendah dan cenderung fl uktuatif, peningkatan modal saham yang kurang dan pertumbuhan penjualan/pendapatan yang sangat fl uktuatif.

6. Untuk itu setiap proses analisa kredit haruslah dilakukan secara hati-hati baik itu berpegang kepada ketentuan kredit yang berlaku pada bank bersangkutan maupun sesuai prinsip kehati-hatian dan azas pemberian kredit yang sehat tidak terkecuali untuk Bank ABC.

7. Semua aspek penilaian haruslah dilakukan analisa secara mendalam dan komprehensif serta tidak dapat didasarkan pada satu aspek saja. Untuk itu dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang sama dari Pejabat/Petugas Kredit Bank dalam menganalisa aspek-aspek penilaian tersebut.

8. Penggunaan analisis Z-Score dari Altman ternyata dapat dimanfaatkan oleh Bank khususnya Bank ABC sebagai salah satu alat analisis untuk memperoleh gambaran dan informasi dini melalui sebuah skor yang dapat memberikan peringatan dini akan potensi keuangan calon debitur/debitur dalam proses pemberian kredit. Terjadinya pelanggaran rasio-rasio keuangan yang dianalisis terhadap laporan keuangan masing-masing debitur inti tersebut ternyata memberikan hasil yang meyakinkan lagi dengan menggunakan Z-Score Analysis dari Altman.

9. Kombinasi kedua alat analisis keuangan melalui Financial Ratio dan Altman Z-Score Analysis dalam proses analisa kredit khususnya pada analisa aspek keuangan sangat bermanfaat dan dapat saling melengkapi jika digunakan oleh Bank sebagai Kreditur untuk mendapatkan gambaran yang detail mengenai potensi keuangan calon debitur/debitur.

B. Saran-saran1. Terhadap ketiga debitur inti (PT.A, PT.F dan PT.G) yang berada di area kebang-

krutan atau distress area, manajemen Bank ABC harus segera mengambil lang kah-langkah kongkrit dalam rangka penyelamatan kredit ketiga debitur inti tersebut. Mengingat manajemen ketiga debitur inti tersebut dinilai beritikad baik yang dilihat dari kelancaran dalam pemenuhan kewajiban, dapat dilakukan upaya-upaya sebagai berikut melakukan restrukturisasi dan reorganisasi atas ke ti ga debitur tersebut jika

Page 25: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Windy Wijaya & Suhartono, Analisis Kinerja Kuangan Debitur Inti Bank ABC... 23

nilai perusahaan lebih baik apabila usaha tetap going concern atau melakukan penyelesaian kredit melalui likuidasi asset peru sahaan.

2. Sedangkan bagi keempat debitur inti yang berada di area diambang kebang krutan (grey area), manajemen Bank ABC agar melakukan monitoring yang cukup ketat dan kontinyu terhadap manajemen keempat debitur tersebut dan menyarankan agar manajemen masing-masing debitur memperbaiki kinerja keuangan misalnya antara lain dengan meningkatkan aktiva lancar terutama da lam bentuk kas, melakukan efi siensi biaya operasional dan meningkatkan jumlah modal saham yang disetor dari laba yang diperoleh serta melakukan investasi yang terencana dengan baik.

3. Manajemen Bank ABC kiranya perlu untuk menyempurnakan ketentuan internal proses analisa kredit terutama dalam menganalisa aspek keuangan sehingga dapat menghasilkan analisa yang lebih akurat dan tepat. Penggunaan berbagai alat analisis keuangan perlu dipertimbangkan tidak hanya mengandalkan ana lisa rasio keuangan saja mengingat adanya kelemahan yang dimiliki alat analisis ini. Untuk mengetahui secara dini potensi keuangan debitur/calon de bitur maka penggunaan Altman Z-Score Analysis dapat dipertimbangkan seba gai alat analisis terhadap laporan keuangan calon debitur/debitur yang disampaikan kepada pihak Bank.

4. Manajemen Bank ABC agar menetapkan ketentuan rasio keuangan yang di se suaikan dengan karakteristik masing-masing sektor usaha yang dibiayai sehingga hasil analisa kredit menjadi lebih akurat dan tidak menimbulkan ar gumentasi seperti yang selama ini terjadi antara Pejabat/Petugas Kredit dengan pihak Pemeriksa.

5. Dalam proses analisa kredit hendaknya setiap Pejabat/Petugas Kredit Bank ABC jangan mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan syarat-syarat rasio keuangan. Sekecil apapun bentuk pelanggaran rasio keuangan tentu berkaitan dengan kondisi keuangan calon debitur/debitur. Ukuran mampu tidaknya ke uangan perusahaan salah satunya didapat melalui proses analisa keuangan. Sehingga jika ditemukan pelanggaran terhadap salah satu atau beberapa syarat rasio maka pendalaman analisis perlu dilakukan apalagi jika kredit tersebut tetap harus disetujui.

6. Memperhatikan keterbatasan laporan keuangan yang dijadikan dasar analisa keuangan, Pejabat/Petugas Kredit Bank ABC juga harus tetap melakukan analisa yang mendalam pada aspek kualitatif (seperti manajemen, teknis, pemasaran dan industri, legal dan sosial ekonomi) sehingga hasil analisis menjadi lebih lengkap dan dapat menyakinkan Pejabat Pemutus Kredit.

Page 26: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

24 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Trifan 2009, Considerations on The Methods Of Prediction Of An Entity’s Bankruptcy, Bulletin of The Transilvania University of Brasov, Volume 2 (51), Series V : Economic Sciences, Dept.of Finance, Accounting and Economic Theory, Transilvania Unversity of Brasov, Romania.

Altman, Edward I. and Edith Hotchkiss 2005, Corporate Financial Distress and Bankruptcy (Predict and Avoid Bankruptcy, Analyze and Invest in Distress Debt), 3rd Edition, New York, Published by John Wiley & Sons, Inc., New Jersey.

Anonim 1998, Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998, Cetakan Kedua, Sinar Grafi ka, Jakarta.

Balbinder, Singh Gill & Koen Schoors 2010, Financial Distress and Corporate Restructuring, 16th EDAMBA Summer Academy, Soreze, France.

Bank Indonesia 2004, Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum, Bank Indonesia, Jakarta.

_____________, 2005, Peraturan Bank Indonesia Nomor : 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, Bank Indonesia, Jakarta.

_____________, 2005, Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/3/DPNP tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum, Bank Indonesia, Jakarta.

_____________, 2006, Peraturan Bank Indonesia Nomor : 8/12/PBI/2006 tentang Laporan Berkala Bank Umum, Bank Indonesia, Jakarta.

Bank BPD Kalsel 2008, Surat Edaran Direksi Bank Kalsel No.28/SE.DIR/KRD/2008 tentang Penetapan Kriteria Pasar Sasaran Kredit Bank BPD Kalsel Tahun 2009, Bank BPD Kalsel, Banjarmasin.

_____________, 2009, Buku Pedoman Perkreditan Bank BPD Kalsel : Buku III tentang Pedoman Tata Cara Analisa dan Keputusan Kredit, Bank BPD Kalsel, Banjarmasin.

Bank Kalsel 2010, Surat Edaran Direksi Bank Kalsel No.23/SE.DIR/KRD/2010 tentang Penetapan Kriteria Pasar Sasaran Kredit Bank BPD Kalsel Tahun 2011, Bank Kalsel, Banjarmasin.

Brigham, Eugene F. & Houston, Joel F. 2006, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.

Candrawati, Anna 2008, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Turnaround Pada Perusahaan Yang Mengalami Financial Distress (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000 – 2005), Program Studi Magister Manajemen, Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.

Endri 2009, Prediksi Kebangkrutan Bank untuk Menghadapi dan Mengelola Perubahan Lingkungan Bisnis : Analisis Model Altman’s Z-Score, Perbanas Quaterly Review, Vol.2 No.1, 1 Maret 2009, ISSN : 1978-9017.

Page 27: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Windy Wijaya & Suhartono, Analisis Kinerja Kuangan Debitur Inti Bank ABC... 25

Fahmi, Irham 2008, Analisis Kredit dan Fraud, Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Edisi Pertama, Cetakan ke-1, P.T. Alumni, Bandung.

_____________, 2011, Analisis Kinerja Keuangan : Panduan bagi Akademisi, Manajer, dan Investor untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan, Cetakan Kesatu, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Hanafi , Mamduh M. 2004, Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

J.A.Afolabi 2008, Analysis of Loan Repayment Among Small Scale Farmers in South Western Nigeria – A Discriminant Approach, Department of Agricultural Economics and Extension, Federal University of Technology, P.M.B 704, Akure, Nigeria.

Jusuf, Jopie 2006, Analisis Kredit Untuk Account Offi cer, Cetakan Ketujuh, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Nikolai Chuvakhin & L.Wayne Gertmenian, Bankruptcy Prediction in The WorldCom Age.

Purba, Marisi P. 2009, Asumsi Going Concern, Suatu Tinjauan Terhadap Dampak Krisis Keuangan atas Opini Audit dan Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Ramadhani, Ayu Suci dan Lukviarman, Niki 2009, Perbandingan Analisis Prediksi Kebangkrutan Menggunakan Model Altman Pertama, Altman Revisi dan Altman Modifi kasi dengan Ukuran dan Umur Perusahaan sebagai Variabel Penjelas (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia), Jurnal Siasat Bisnis Vol.13 No.1, Hal : 15-28, April 2009.

Riyanto, Bambang 2001, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Sarjono, Haryadi 2006, Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Prediksi Kemungkinan Kebangkrutan dengan Model Diskriminan Altman pada Sepuluh Perusahaan Properti di Bursa Efek Jakarta, Universitas Bunda Mulia, Jakarta.

Sekaran, Uma 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Buku 2, Edisi Keempat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sheng Chang-e 2006, The Causes and Salvation Ways of Financial Distress Companies – An Empirical Research on The Listed Companies in China, Beijing Normal University, Beijing, China.

Sibuea, Ifana M. 2010, Penerapan Analisis Rasio Keuangan dan Analisis Z-Score Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan pada Perusahaan Maternity Napkin dan Alat-Alat Kesehatan (Studi Kasus Pada PT.Osaki Medical Indonesia – Pier Pasuruan), STIE Malangkucecwara, Malang.

Suryanto 2002, Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Memprediksi Kebangkrutan, Program Studi Magister Akuntansi, Program Pasca Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.

Suyatno, T., Chalik, H.A., Sukada, M., Ananda, C.Tinon Yunianti & Marala, Djuhaepah T. 2007, Dasar-Dasar Perkreditan, Edisi Keempat, Cetakan Kesebelas, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Page 28: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

26 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Syafyuddin 2009, Implementasi Analisis Z-Score Dalam Assessment Pemberian Kredit Pada Bank XYZ, Program Magister Manajemen, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.

Veithzal, Rivai dan Andria Permata Veithzal 2006, Credit Management Handbook : Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis Mahasiswa, Bankir dan Nasabah, PT. RajaGrafi ndo Persada, Jakarta.

Y.M. Satish & B. Janakiram 2011, Turnaround Strategy Using Altman Model as a Tool in Solar Water Heater Industry in Karnataka, International Journal of Business and Management, Published by Canadian Center of Science and Education.

Page 29: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

27

Pengaruh Perubahan Organisasi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai

(Studi Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negaradan Lelang Banjarmasin)

Ramli Simbolon(Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Banjarmasin)

Hastin Umi Anisah(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

ABSTRACT

This study aims to determine and analyze the infl uence of organizational change and organizational culture either partially or simultaneously to the performance of employees KPKNL Banjarmasin.

The population in this study as many as 32 people by using multiple regression analysis method. Analysis regression performed to determine wheter the independent variable (organizational change and organizational culture) either partially or simultaneously infl uence the dependent variable (employees performance).

The result on the State Property Offi ce and Auction (KPKNL) indicate that the change organizations Banjarmasin and cultural organizations simultaneously have a signifi cant and positive impact on employee performance KPKNL Banjarmasin. The result show that partial organizational and cultural changes organizational each have a signifi cant and positive impact on employee performance. Variable factors in the physical arrangement of organizational change to be the most dominant factor affecting the performance of an employee while the factors of attention to detail on the cultural variables are the most dominant factor affecting employee performance.

Keyword :

Organizational change, organizational culture, employee performance, KPKNL.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh peru-bahan organisasi dan budaya organisasi baik secara parsial maupun simultan terhadap kinerja karyawan KPKNL Banjarmasin.

Page 30: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

28 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 32 orang dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Analisis regresi dilakukan untuk menentukan wheter variabel independen (perubahan organisasi dan budaya organisasi) baik secara parsial maupun simultan mempengaruhi variabel dependen (kinerja karyawan).

Hasil pada Kantor Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) menunjukkan bahwa perubahan organisasi Banjarmasin dan budaya organisasi secara bersamaan memiliki dampak yang signifi kan dan positif terhadap kinerja karyawan KPKNL Banjarmasin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan organisasi dan budaya organisasi parsial masing-masing memiliki dampak yang signifi kan dan positif terhadap kinerja karyawan. Faktor variabel dalam pengaturan fi sik dari perubahan organisasi menjadi faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan sedangkan faktor perhatian terhadap detail pada variabel budaya merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan.

Kata Kunci :

Perubahan Organisasi, Budaya Organisasi, Kinerja Pegawai, KPKNL

PENDAHULUAN

Era reformasi di Indonesia diikuti reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan yang sebelumnya bernama Departemen Keuangan. Reformasi birokrasi merupakan upaya strategis untuk mencapai tujuan organisasi yang efektif dan efi sien. Reformasi di birokrasi meliputi pelayanan publik (publik service), peningkatan kinerja (performance improvement) serta pemerintahan yang baik (good governance). Pelayanan masyarakat pada KPKNL Banjarmasin dilakukan dengan menerapkan SOP (standart operation procedure). Penerapan SOP dimaksudkan agar setiap pegawai mempunyai batas-batas waktu penyelesaian yang jelas sehingga masyarakat mengetahui secara pasti penyelesaian keperluannya.

Budaya organisasi publik yang selama ini kurang baik perlu dirubah agar pelayanan publik pada KPKNL Banjarmasin dapat berjalan dengan baik. Upaya untuk merubah sikap dan perilaku pegawai dilakukan antara lain dengan pemberian nilai-nilai baru dalam organisasi. Pembentukan budaya baru juga terlihat dari penetapan nilai-nilai kementerian keuangan yang terdiri dari integritas, profesionalisme, sinergi, pelayanan dan kesempurnaan (http://www.depkeu.go.id).

Berbagai proses reformasi birokrasi dilingkungan Kementerian Keuangan tidaklah akan berhasil bila tidak didukung dengan kinerja pegawai yang baik, berdasarkan hal ter-sebut perlu dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja dari pegawai sehingga pe ru bahan organisasi dan penerapan budaya organisasi dapat sesuai dengan maksud dan tujuan organisasi.

Kementerian keuangan menetapkan kontrak kinerja antara atasan dan bawahan pada setiap unit kerja. Penetapan kontrak kinerja tersebut dimaksudkan agar setiap pegawai me ma hami tugas dan fungsinya. Kontrak kinerja ditandatangani oleh pegawai bersama

Page 31: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Ramli Simbolon & Hastin, Pengaruh Perubahan Organisasi dan Budaya Organisasi... 29

atasannya setiap awal tahun dan pada akhir tahun atasan pegawai yang bersangkutan akan mem berikan penilai atas kinerja bawahannya.

Konsekuensi dari penerapan perubahan organisasi adalah penerapannya yang me-mer lukan waktu cukup lama dan biaya yang cukup besar. Resiko bisa saja muncul ketika implementasi tersebut berjalan, seperti adanya perubahan tanggung jawab, resistensi pegawai, perlunya keselarasan perubahan dengan budaya, dan komunikasi mengenai peru-bahan itu sendiri. Resiko tersebut harus dapat diatasi oleh organisasi maka pemimpin harus dapat menetapkan, mengelola dan mengukur kesiapan pegawai untuk berubah sehingga implementasi dapat berjalan dengan efektif. Keberhasilan perubahan hanya dapat terjadi bila pegawai juga bersedia mencurahkan waktu dan energi yang diperlukan untuk mencapai tujuan perubahan tersebut.

Berdasarkan perubahan yang dilakukan oleh organisasi serta budaya organisasi yang ada di KPKNL Banjarmasin sebagaimana telah diuraikan di atas, maka untuk melihat sejauh mana pengaruh perubahan organisasi dan budaya organisasi terhadap kinerja pega-wai KPKNL Banjarmasin dalam mewujudkan pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik khususnya dalam pelayanan lelang, piutang negara, penilaian dan pengelolaan kekayaan negara, maka perlu dilakukan penelitian mengenai hal tersebut.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat dikemukakan bahwa peru-musan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Apakah perubahan organisasi berpengaruh secara signifi kan terhadap kinerja pegawai

KPKNL Banjarmasin ?2. Apakah budaya organisasi berpengaruh secara signifi kan terhadap kinerja pegawai

KPKNL Banjarmasin ?3. Apakah perubahan organisasi dan budaya berpengaruh secara signifi kan terhadap

kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin ?

Tujuan penelitian ini adalah :1. Mengetahui dan menganalisa pengaruh perubahan organisasi terhadap kinerja pega-

wai KPKNL Banjarmasin.2. Mengetahui dan menganalisa pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai

pada KPKNL Banjarmasin.3. Mengetahui dan menganalisa pengaruh perubahan organisasi dan budaya organisasi

terhadap kinerja pegawai pada KPKNL Banjarmasin.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan sebagai berikut :1. Memberikan bukti secara empiris untuk kepentingan akademis tentang pangaruh

pe ru bahan organisasi dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin

2. Memberikan kontribusi bagi KPKNL dalam mewujudkan perubahan organisasi dan budaya dalam meningkatkan kinerja pegawai.

3. Dapat dijadikan masukan untuk bahan referensi penelitian lebih lanjut bagi para peneliti yang akan datang.

Page 32: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

30 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

TINJAUAN PUSTAKA

1. Perubahan OrganisasiEsensi dari suatu perubahan adalah adanya peningkatan kondisi yang lebih baik

dari situasi sebelumnya. Suatu organisasi hanya dapat bertahan jika dapat melakukan pe-ru bahan. Setiap perubahan lingkungan yang terjadi harus dicermati karena keefektifan suatu organisasi tergantung pada sejauhmana organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Pada dasarnya semua perubahan yang dilakukan mengarah pada peningkatan efektiftas organisasi dengan tujuan mengupayakan perbaikan kemampuan organisasi dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan serta perubahan peri-laku anggota organisasi (Robbins, 2003). Lebih lanjut Robbins menyatakan perubahan organisasi dapat dilakukan pada struktur yang mencakup strategi dan sistem, teknologi, penataan fi sik dan sumber daya manusia.

Sasaran utama perubahan dalam organisasi terdiri dari perubahan sikap dan ketram-pilan kerja, perubahan peran kerja, teknologi dan strategi. Perubahan yang fokus pada sikap melibatkan perubahan sikap dan nilai-nilai dengan daya tarik persuasif, program pelatihan, pembentukan tim dan progran perubahan budaya sedangkan pendekatan dalan ketrampilan kerja dapat dilakukan dengan program pelatihan kerja. Perubahan peran kerja dapat dilakukan antara lain dengan cara merancang kembali pekerjaan karyawan dengan aktifi tas dan tanggungjawab yang berbeda, reorganisasi arus kerja, mengubah kriteria dan lain sebagainya. Pendekatan dalam bidang teknologi dilakukan dengan cara memperkenalkan peralatan baru dalam menyelesaikan pekerjaan. Strategi kompetitif dalam perubahan menuntut perubahan secara konsisten terhadap individu-individu, peran kerja dan teknologi (Sunyoto dan Burhanuddin, 2011).

Wibowo (2007) mengatakan bahwa terdapat tiga macam tipe perubahan organisasi yang dinamakan dengan development change, transitional change dan trasformational change.Development change mencerminkan perubahan melalui perubahan keterampilan, metode, standar kinerja atau kondisi yang telah ada. Dalam development change terdapat dua asumsi yakni bahwa orang mampu memperbaki serta mereka akan menjadi lebih baik apabila diberi alasan, sumber daya, motivasi dan pelatihan yang tepat. Transitional change merupakan respon pada pergeseran signifi kan pada kekuatan lingkungan atau kebutuhan pasar untuk sukses. Transformational change merupakan pergeseran yang radikal dari satu keadaan ke keadaan lainnya sehingga signifi kan apabila memerlukan pergeseran budaya, perilaku dan pola pikir untuk melaksanakan dengan sukses dan berlangsung sepanjang waktu.

2. Budaya OrganisasiWibowo (2006) mengatakan budaya sebagai nilai-nilai atau kebiasaan yang diterima

sebagai acuan bersama yang diikuti dan dihormati. Budaya organisasi merupakan pola keyakinan dan nilai-nilai dalam organisasi yang dipahami, dijiwai dan dipraktekan oleh anggota organisasinya sehingga pola tersebut memberikan makna tersendiri bagi organisasi yang bersangkutan dan menjadi dasar aturan berperilaku (Sobirin, 2005). Hal ini berarti setiap organisasi mempunyai sistem makna yang berbeda. Perbedaan ini menyebabkan

Page 33: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Ramli Simbolon & Hastin, Pengaruh Perubahan Organisasi dan Budaya Organisasi... 31

setiap organisasi mempunyai karakteristik yang unik dan berbeda serta respon yang berbeda ketika menghadapi masalah yang sama. Disamping itu perbedaan sistem makna ini dapat menyebabkan perbedaan perilaku para anggota organisasi dan perilaku organisasi itu sendiri. Akar perbedaan ini bersumber pada asumsi-asumsi dasar yang meliputi keyakinan, nilai-nilai, fi losofi atau ideologi organisasi yang digunakan dalam memecahkan persoalan organisasi.

Rivai dan Mulyadi (2008) mengatakan bahwa budaya organisasi adalah apa yang karyawan rasakan dan bagaimana persepsi ini menciptakan suatu pola teladan, nilai-nilai dan harapan. Organisasi bisa beroperasi secara evisien hanya ketika membagi bersama nilai-nilai yang ada diantara karyawan.

Robbin (2003) memberikan defi nisi budaya organisasi sebagai suatu sistem makna yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dengan organiasi lain. Terdapat tujuh karakteristik primer budaya organisasi sebagai berikut : (1) Inovasi dan keberanian mengambil resiko; (2) Perhatian terhadap detail ; (3) Berorientasi pada hasil ; (4) Berorientasi pada manusia ; (5) Berorientasi pada tim ; (6) Agresivitas ; (7) Stabilitas.

Fungsi utama budaya organisasi adalah membantu memahami lingkungan dan me-nen tukan bagaimana meresponnya sehingga mengurangi kecemasan, ketidakpastian dan kebingungan. Budaya organisasi memiliki dua fungsi utama yakni sebagai proses integrasi internal dan sebagai proses adaptasi eksternal (Sunyoto dan Burhanuddin, 2011).

Keberhasilan perubahan budaya salah satunya bergantung pada kuat atau tidaknya budaya yang sekarang ada sehingga dapat dikatakan bahwa mengubah budaya bukanlah pekerjaan yang gampang. Dari sudut waktu, perubahan dapat menghabiskan 5 sampai 10 tahun, itupun tingkat keberhasilannya masih dipertanyakan karena respon pegawai terhadap perubahan sangat bervariasi (Sobirin, 2005). Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan perubahan budaya adalah kemauan para anggota organisasi untuk berpartisipasi dalam perubahan

3. KinerjaDefi nisi kinerja karyawan menurut Mangkunegara (2009) adalah hasil secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Secara umum kinerja merupakan suatu ukuran dari hubungan antara output yang dihasilkan oleh input tertentu. Performance atau kinerja adalah suatu spesifi k target yang merupakan komitmen manajemen yang dapat dicapai oleh pegawai atau organisasi.

Rivai dan Mulyadi (2008) mengatakan bahwa budaya organisasi adalah apa yang karyawan rasakan dan bagaimana persepsi ini menciptakan suatu pola teladan, nilai-nilai dan harapan. Organisasi bisa beroperasi secara evisien hanya ketika membagi bersama nilai-nilai yang ada diantara karyawan.

Robbins (2003) mengatakan bahwa terdapat tiga perangkat sebagai kriteria untuk mengetahui kinerja pegawai yakni hasil tugas individual, perilaku dan ciri. Hasil tugas individual memperhatikan tujuan akhir dari tugas pegawai sedangkan perilaku dikaitkan dengan tindakan seorang karyawan. Ciri individu karyawan sebagai kriteria terakhir meru-pakan kriteria terlemah yang merupakan sikap dari pegawai.

Page 34: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

32 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

4. Penelitian TerdahuluFernandez and Rainey ( 2006 ), dalam penelitiannya mengenai perubahan organisasi

pemerintahan di Amerika Serikat dikatakan bahwa dalam melakukan perubahan se buah organisasi haruslah memperhatikan apakah perubahan tersebut dibutuhkan oleh buruh/anggota organisasi, adanya perencanaan dan dukungan dari semua pihak yang ber-hubungan. Amagoh (2008) ,mengatakan bahwa organisasi adalah sistem kompleks yang dalam implikasinya organisasi harus mampu belajar dari lingkungannya dan mengubah stru ktur internal dan fungsi dari waktu ke waktu, sehingga mengubah perilaku individu. Hasil penelitian Zhang, Yang, Li (2011) dikatakan bahwa perubahan budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja.

Rachmanto (2010) dalam penelitiannya menunjukan adanya pengaruh antara variabel komitmen organisasi, perubahan organisasi dan budaya organisasi terhadap efektifi tas kerja. Abdulloh (2006) menyimpulkan bahwa variabel budaya organisasi, locus of control dan kepuasan kerja secara langsung mempunyai pengaruh positif dan signifi kan terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian yang dibuat oleh Saputra (2010) menyimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh secara signifi kan terhadap kinerja pegawai. Ambarwati (2003) dalam penelitiannya disimpulkan bahwa resolusi revolusi efektif dan kinerja perusahaan organisasi tergantung pada hal-hal yang mendasar seperti kepemimpinan transformasional yang cakap, strategi yang jitu, penerapan organisasional pembelajaran dalam organisasi dan peningkatan motivasi karyawan serta perhatian yang mendalam terhadap karyawan.

KERANGKA PIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN

Kerangka teoritis yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut :Model Penelitian

H1

H3

H2

Keterangan :Pengaruh secara parsialPengaruh secara simultan

Sumber :dikembangkan oleh penulis, 2012

Hi�otesis PenelitianBerdasarkan latar belakang, tujuan penelitian dan landasan teori maka dapat di-

kemukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Page 35: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Ramli Simbolon & Hastin, Pengaruh Perubahan Organisasi dan Budaya Organisasi... 33

H1. Perubahan organisasi berpengaruh signifi kan terhadap kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin.

H2. Budaya Organisasi berpengaruh signifi kan terhadap kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin

H4. Perubahan Organisasi dan Budaya Organisasi berpengaruh signifi kan terhadap kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian penjelasan (explanatory research) yaitu va -ria bel-variabel yang diteliti akan menjelaskan objek yang diteliti melalui data yang ter-kumpul, artinya penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan suatu hipotesis dan juga digunakan untuk menganalisis suatu variabel pendekatan metode survey dengan memberikan pernyataan kepada responden.

Tempat penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Banjarmasin beralamat di Jalan Pramuka no. 7 Banjarmasin.Penelitian ini menggu nakan data yang diperoleh melalui responden, dimana responden memberikan per-nyataan tertulis sebagai tanggapan atas pernyataan yang diberikan.

Jenis data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah karakteristik dari suatu variabel yang nilai-nilainya dinyatakan dalam bentuk bilangan numerik. Data kualitatif adalah karakteristik dari suatu variabel yang nilainya dinyatakan dalam bentuk non-numerikal atau atribut (Cristianus, 2011).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekun-der. Data primer merupakan data mengenai pendapat responden melalui kuisioner yang diberikan secara langsung sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak langsung melalui perantara yakni sub bagian umum KPKNL Banjarmasin.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah pegawai KPKNL Banjarmasin yang dike-lompokan berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan masa kerja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di lingkungan KPKNL Banjarmasin yang ber-jumlah 32 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensus mengingat jumlah populasi yang ada sebanyak 32 orang artinya semua populasi diambil sebagai objek penelitian.

Variabel Penelitian dan Defi nisi OperasionalVariabel penelitian yang menjadi fokus dalam penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) variabel

yaitu perubahan organisasi (X1) danbudaya organisasi (X2) yang merupakan variabel bebas, serta kinerja pegawai (Y) yang merupakan variabel terikat. Defi nisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :a. Perubahan Organisasi (X1), pengukuran variabel perubahan organisasi diukur melalui

indikator struktur, teknologi, pengaturan fi sik dan manusia (Robbins, 2003).

Page 36: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

34 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

b. Budaya Organisasi (X2), pengukuran variabel budaya organisasi mengacu pada ino-vasi dan pengambilan resiko, perhatian terhadap detail, orientasi pada hasil, orientasi pada orang, orientasi pada tim dan agresivitas (Robbins, 2003).

c. Kinerja (Y), pengukuran variabel kinerja berdasarkan hasil kerja individual, perilaku dan ciri individu (Robbins, 2003).

Dalam penelitian ini dilakukan beberapa pengujian yakni :a. uji validitas, b. uji reliabilitas,c. simultan (uji F), d. uji parsial (uji t)e. uji asumsi klasik (uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas)f. uji normalitas

HASIL PEMBAHASAN

A. Karakteristik RespondenKarekteristik responden merupakan gambaran dari keberadaan responden yang ter -

li bat dalam penelitian yaitu berdasarkan usia, jenis kelamin, masa kerja, serta tingkat pen-didikan terakhir. Jumlah responden yang diteliti sebanyak 32 orang pegawai yang selu-ruhnya mengisi dan mengembalikan kuesioner yang diberikan. Responden berdasarkan jenis kelamin dari pegawai KPKNL Banjarmasin terdiri dari laki-laki sebanyak 22 orang (68,75 %) dan wanita 10 porang (31,25%). Masa kerja pegawai sebanyak 34,375 % adalah pegawai dengan masa kerja diatas 25 tahun, hal ini selaras dengan usia pegawai sebanyak 37,5% berusia diatas 45 tahun demikian juga dengan tingkat pendidikan terakhir SMA sederajat sebanyak 43,75 %, hal ini menunujkan bahwa pegawai KPKNL Banjarmasin seba gian besar merupakan pegawai yang telah lama bekerja.

Dasar interpretasi skor tanggapan responden pada setiap variabel penelitian dapat di-lihat pada Tabel 5.1 dibawah ini.

Tabel 5.1

Dasar Interpretasi Skor Distribusi Jawaban Responden

No Nilai Skor Interpretasi

1. 0 – 1,4 Sangat Tidak Bagus/Sangat Tidak Baik

2. 1,5 – 2,4 Tidak Bagus/ Tidak Baik

3. 2,5 – 3,4 Cukup Baik/Cukup Baik

4. 3,5 – 4,4 Bagus/Baik

5. 4,5 – 5,0 Sangat Bagus/Sangat Baik

Page 37: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Ramli Simbolon & Hastin, Pengaruh Perubahan Organisasi dan Budaya Organisasi... 35

1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Perubahan OrganisasiDistribusi jawaban responden pada variabel pada umumnya mempunyai nilai

interpretasi bagus/baik. Secara keseluruhan skor mean tiap indikator adalah baik/bagus dan yang terbesar adalah indikator operasional pengaturan fi sik (4,53) sedangkan skor terendah adalah indikator operasional teknologi (4,02), hal ini mengandung arti bahwa kenyamanan pegawai dalam bekerja sangatlah tinggi dalam mendukung penyelesaian pekerjaan. Penggunaan teknologi kurang mendapat perhatian dari pegawai dibandingkan indikator operasional lainnya dikarenakan jenis pekerjaan pada KPKNL Banjarmasin tidak selalu menggunakan teknologi seperti komputer dan internet.

2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Budaya OrganisasiDistribusi jawaban responden secara keseluruhan hasil sebaran kuesioner me-

nun jukan bahwa nilai rata-rata pandangan responden terhadap budaya organisasi pada KPKNL Banjarmasin adalah bagus hal tersebut ditunjukan dengan skor mean variabel budaya organisasi sebesar 4,30. Skor ini menunjukan bahwa pimpinan mem perhatikan budaya organisasi yang ada maupun yang akan diberlakukan dalam or ganisasi. Penerapan budaya organisasi yang salah akan menyulitkan organisasi da lam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Rata-rata skor tertinggi adalah per hatian terhadap detail (4,51), hal ini menunjukan bahwa KPKNL Banjarmasin sangat menginginkan kehati-hatian dalam penyelesaian pekerjaan. Faktor stabilitas menunjukan skor terkecil (4,06) dari variabel budaya organisasi hal ini menunjukan bahwa pegawai KPKNL Banjarmasin sebagai pegawai negeri sipil memiliki anggapan bahwa stabilitas secara otomatis telah melekat sejak pegawai KPKNL Banjarmasin diangkat sebagai pegawai negeri sipil sehingga stabilitas kurang mendapat perhatian yang cukup dibanding dengan indikator lainnya.

3. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja PegawaiKuesioner pada variabel ini diisi atasan langsung pegawai. Atasan memberikan

penilaian kepada semua pegawai yang ada di bawah tanggung jawabnya.Distribusi jawaban responden pada variabel ini secara umum variabel kinerja pegawai diatas menunjukan bahwa nilai rata-rata pandangan responden terhadap kinerja pegawai pada KPKNL Banjarmasin secara keseluruhan adalah bagus hal tersebut ditunjukan dengan skor mean setiap variabel kinerja pegawai diatas sebesar 3,50. Ciri pegawai KPKNL Banjarmasin memiliki mean terbesar dibandingkan dengan perilaku ataupun hasil tugas pegawai KPKNL Banjarmasin, hal ini menunjukan bahwa KPKNL Banjarmasin sebagai kantor pelayanan telah didukung oleh pegawai yang mempunyai kepribadian cukup baik untuk menjaga image organisasi. Persepsi pegawai atas hasil tugas memiliki skor terendah dibandingkan indikator lainnya namun demikian bukan berarti hasil tugas tidak mendapat perhatian dari pimpinan hal ini dapat dilihat dari skor setiap indikator diatas angka 4,10.

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen PenelitianHasil uji validitas dan reliabilitas terhadap semua item pertanyaan pada kue-

sioner penelitian ini adalah valid dan reliabel. Berdasarkan hasil uji validitas diketahui

Page 38: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

36 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

bahwa nilai r hitung variable Perubahan Organisasi (X1), Budaya Organisasi (X2) dan Kinerja Pegawai (Y) bernilai lebih dari 0,300 (titik kritis) hal ini menunjukan bahwa semua item peryataan pada kuesioner ini adalah valid. Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa nilai alpha untuk variabel Perubahan Organisasi (X1) sebesar 0,835, Budaya Organisasi (X2) sebesar 0,858 dan Kinerja Pegawai (Y)sebesar 0,851 menunjukan angka diatas 0,6000 dengan demikian semua variabel dikatakan realiabel karena nilai alpha > 0,600.

Uji NormalitasGambar 5.1

Dependent Variable; y

Freq

uenc

y

Regression Standardized Residual

Gambar 5.�

Berdasarkan gambar histogram dan tampilan gambar 5.1 dan gambar 5.2 dapat disimpulkan bahwa grafi k histogram menunjukkan pola distribusi yang mendekati normal sedangkan grafi k normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafi k ini menun-jukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

Uji Multi�olinieritasHasil Uji multikolinieritas data dalam penelitian terhadal variabel X1 dan

X2 menghasilkan toleransi sebesar 0,209 dengan VIF sebesar 4,781. Berdasarkan hasil analisis multikolinearitas tersebut, maka data yang diperoleh dari sampel tidak terdapat multikolinieritas karena besaran statistik tolerance cukup tinggi 0.209 menjauhi nilai 0,01 dan nilai VIF (variance Infl action Faktor) untuk perubahan or-ganisasi dan budaya organisasi masing-masing 4.781 < 10, yang berarti tidak ter-dapat multikolinieritas di antara variabel independen dengan variabel independen lainnya. Kedua variabel tersebut (perubahan organisasi dan budaya organisasi) saling

Page 39: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Ramli Simbolon & Hastin, Pengaruh Perubahan Organisasi dan Budaya Organisasi... 37

independen yang berarti tidak terdapat hubungan yang linier antara variabel bebas (independen) satu dengan variabel bebas (independen) yang lainnya.

Uji HeteroskedastisitasHasil uji Heteroskedastisitas pada output SPSS Scatter plot menunjukkan

penyebaran titik-titik data sebagai beri kut :1. Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 02. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja3. Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola tertentu.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa model regresi berganda dalam penelitian ini terbebas dari heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.

Analisis Regresi BergandaPengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda

melalui program SPSS for Windows. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu menggunakan uji F (uji simultan) dan menggunakan Uji-t (uji parsial). Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis regresi berganda dalam menentukan kontribusi setiap variabel independen (Perubahan Organisasi dan Budaya Organisasi) dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen (Kinerja). Tabel berikut ini menunjukkan hasil analisis dengan tingkat signifi kansi (α) sebesar 5% (0,05).

Tabel 5.2

Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial

Variabel Terikat

Variabel Bebas

Koefi sien Regresi T hitung T tabel Std. Error Signifi kan

Y

(kinerja Pegawai)

X1 (Perubahan Organisasi)

.363 2.639 1,699127 .137 Signifi kan

X2

(Budaya Organisasi)

.249 2.092 1,699127 .119 Signifi kan

Konstanta = - 0,901 F Hitung = 50,588 n= 32

R = 0,882 Sig F = 0,000 df = n-k = 29

R2 = 0,777 Adjusted R2 = 0,762 Standard Error of Estimate/SEE=1,69840

Berdasarkan tabel 5.2 diatas, maka dapat dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear berganda secara matematis adalah sebagai berikut :Y = α + β1X1 + β2X2+ eY = - 0,901 + 0,363 X1 + 0,249 X2 + e (2,639) (2,092)

Page 40: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

38 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Model tersebut menggambarkan prediksi terhadap kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin, yang menjelaskan bahwa jika tidak ada variabel perubahan organisasi (X1) dan variabel budaya organisasi (X2), maka kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin tetap ada. Perubahan organisasi (X1) akan meningkatkan kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin sebesar 0,363 atau 36,3%, demikian pula dengan Budaya Organisasi (X2) akan meningkatkan kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin sebesar 0,249 atau 24,,9%, namun demikian disamping variabel perubahan organisasi (X1) dan variabel budaya organisasi (X2), ada faktor-faktor atau variabel-variabel lain yang juga mem-pengaruhi kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin yang ditandai oleh simbol e.

Pengukuran persentase pengaruh perubahan organisasi dan budaya organisasi ditunjukkan oleh besarnya koefi sien determinasi (R2). Angka R adalah sebesar 0,882, ini berarti bahwa pengaruh antara perubahan organisasi dan budaya organisasi terha-dap kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin sangat kuat karena nilainya diatas 0,5.

Angka R2 atau koefi sien determinasi adalah 0,777 (berasal dari 0,882 x 0,882), R square = 77,7%. Jumlah variabel independen lebih dari satu, maka lebih baik menggunakan Adjusted R2, yaitu 0,762 (Santoso, 2000), hal ini berarti 76,2% variasi dari pegawai KPKNL Banjarmasin bisa dijelaskan oleh variasi perubahan organisasi dan budaya organisasi, sedangkan sisanya 23,8% (100% - 76,2%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan di dalam model. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada faktor-faktor lain di luar variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang bisa mempengaruhi kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin seperti faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (Mangkunegara, 2009). Standard Error of Estimate (SEE) adalah 1,69840, kecilnya nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen ( Santoso, 2000).

Uji Simultan (Uji F)Hasil pengujian hipotesis secara simultan (secara bersama-sama) yang dila-

kukan dengan menggunakan uji F dapat dilihat dari Tabel 5.7 diatas. Pengujian ini untuk mengetahui pengaruh perubahan organisasi dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin secara simultan (bersama-sama) menggunakan uji F. Berdasarkan dari uji ANOVA atau F test didapat F hitung 50,588 dengan tingkat signifi kansi 0,000, dikarenakan probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi ini bisa dipakai untuk memprediksi kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin atau bisa juga dengan membandingkan nilai Fhitung dengan FTabel pada tingkat kepercayaan 95% (a = 0,05). Nilai FTabel 0,05 pada df = (n-k) = 29 (dimana n banyaknya responden dan k adalah banyaknya variabel) adalah 3,327654 maka H1 diterima, yang berarti bahwa variabel perubahan organisasi dan budaya organisasi secara bersama-sama atau simultan berpengaruh signifi kan terhadap kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin.

Uji Parsial (Uji-t)Pengujian secara parsial dilakukan dengan menggunakan Uji-t. Pembuktian

hipo tesis dapat dilihat dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai tTabel (nilai kritis) yang diperoleh dari tabel koefi sien regresi dengan tingkat kepercayaan 95%

Page 41: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Ramli Simbolon & Hastin, Pengaruh Perubahan Organisasi dan Budaya Organisasi... 39

dengan tingkat signifi kansi (a) sebesar 5% (0,05). Jika nilai thitung lebih besar dari tTabel, maka dapat dinyatakan bahwa nilai variabel independen perubahan organisasi dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin secara parsial. Uji-t pada penelitian ini dilakukan dengan uji dua sisi (2-tailed), untuk membandingkan antara tTabel dengan thitung. Oleh karena itu, maka untuk membaca Tabel pada tingkat kepercayaan sebesar 95% dengan tingkat kesalahan (α) sebesar 5% (α = 0,05). Nilai tabel 0,05 pada df = (n-k) = 29 adalah 1,699127, sedangkan thitung masing-masing variabel independen dapat dilihat pada tabel diatas.

Perolehan nilai t hitung pada variabel perubahan organisasi sebesar 2.639 lebih besar dari pada nilai t hitung variabel budaya organisasi sebesar 2,092. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel perubahan organisasi merupakan variabel yang domi-nan mempengaruhi kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin. Hal ini menunjukkan pula bahwa kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menjadi indikator dari perubahan organisasi dibandingkan dengan faktor-faktor yang terkait dengan budaya organisasi. Hasil analisis dan pembahasan tiap variabel independen terhadap variabel dependen akan dijelaskan sebagai berikut.

Pengaruh Perubahan Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai KPKNL Banjarmasin

Hasil regresi perubahan organisasi terhadap kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin mengacu pada Tabel 5.2 dapat disimpulkan bahwa secara parsial varia-bel perubahan organisasi berpengaruh signifi kan terhadap kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan nilai yang diperoleh posi-tif. Hal ini berarti bahwa kinerja pegawai KPKNL akan meningkat seiring dengan peningkatan perubahan organisasi. Sedangkan apabila perubahan organisasi menga-lami penurunan, maka kinerja pegawai juga akan menurun.

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai KPKNL Banjarmasin.Hasil regresi antara budaya organisasi terhadap kinerja pegawai KPKNL

Banjarmasin mengacu pada Tabel 5.2 dimana nilai thitung = 2,092> tTabel = 1,699127dengan angka signifi kan sebesar 0.045, dibawah 0.05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel budaya organisasi berpengaruh signifi kan terhadap kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan nilai yang diperoleh positif. Hal ini berarti bahwa kinerja pegawai KPKNL akan meningkat seiring dengan peningkatan budaya organisasi. Sedangkan apabila budaya organisasi mengalami penurunan, maka kinerja pegawai juga akan menurun.

Koefi sien Determinasi (Adjusted R2)Hasil uji regresi berganda untuk koefi sien determinasi (Adjusted R2) dapat dili-

hat pada tabel 5.2 diatas. Hasil analisis regresi berganda dengan bantuan program SPSS diperoleh koefi sien korelasi berganda R = 0,882. Angka ini menunjukkan bahwa korelasi/hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat sangat kuat, karena R mendekati 1. Berdasarkan tabel di atas juga menunjukan bahwa angka (R2) atau koefi sien determinasi sebesar 0,777, artinya 77,7% dari variasi variabel terikat yaitu kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin disebabkan atau dapat dijelaskan oleh

Page 42: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

40 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

variabel bebas yang terdiri dari faktor perubahan organisasi dan budaya organisasi, sisanya 22,3% dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang tidak diketahui. Besarnya Adjusted R Square atau koefi sien determinasi untuk variabel independen yang sebesar 0,762 atau 76,2% menunjukan bahwa variabel kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin dapat dijelaskan oleh kedua variabel bebas (perubahan organisasi dan budaya organisasi) sebesar 76,2%, sedangkan sisanya 23,8% dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan model yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Keterbatasan PenelitianPeneliti menyadari masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain :1. Variabel independen yang digunakan hanya 2 (dua) variabel yaitu perubahan

organisasi dan budaya organisasi sedangkan bila dilihat dari hasil uji regresi menunjukan adanya faktor lain yang mempengaruhi kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin karena nilai R tidak mencapai 1 (satu) atau belum 100 %.

2. Kemungkinan responden memberikan jawaban yang kurang obyektif karena peneliti adalah pegawai pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Banjarmasin.

3. Penelitian yang dilakukan hanya pada KPKNL Banjarmasin sehingga tidak bisa mewakili kondisi seluruh KPKNL yang ada di Indonesia.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya mengenai “Pengaruh

Perubahan Organisasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Studi Pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Banjarmasin, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :1. Perubahan organisasi berpengaruh secara signifi kan terhadap kinerja pegawai

KPKNL Banjarmasin. Pengaruh yang ditimbulkan menunjukkan hubungan yang po -si tif dengan kinerja, artinya pada saat adanya perubahan organisasi maka akan me-ning katkan kinerja pegawai karena pegawai dituntut untuk menyesuaikan diri ter-hadap perubahan organisasi.

2. Budaya organisasi yang berpengaruh secara signifi kan terhadap kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin hal ini menunjukanan bahwa budaya organisasi yang meru-pakan jati diri pegawai merupakan cermin dari kinerja pegawai. Budaya organisasi yang sesuai dengan kondisi pegawai akan meningkatkan kinerja pegawai yang ber-sangkutan.

3. Perubahan organisasi dan budaya organisasi secara simultan berpengaruh secara sig-nifi kan terhadap kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin. Hasil uji-t yang menunjukan bahwa variabel perubahan organisasi merupakan variabel yang berpengaruh secara do mi nan dibandingkan dengan variabel budaya organisasi terhadap kinerja pegawai KPKNL Banjarmasin.

Page 43: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Ramli Simbolon & Hastin, Pengaruh Perubahan Organisasi dan Budaya Organisasi... 41

B. SaranBerdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai

berikut :1. Pimpinan KPKNL Banjarmasin dalam upaya mencapai tujuan dari organisasi harus

berani melakukan berbagai perubahan dalam organisasi. Perubahan organisasi dapat dilakukan dengan cara merubah struktur organisasi, penerapan teknologi yang tepat, pengaturan kondisi tempat kerja yang lebih baik serta pengembangan SDM.

2. Peningkatan kinerja pegawai agar dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik serta memiliki perilaku yang baik dapat dilakukan dengan menerapkan budaya organisasi yang sesuai. Pemberian kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan dengan cara memberikan peluang untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan maupun kesempatan untuk melanjutkan studi merupakan upaya yang sangat baik dalam meningkatkan kinerja pegawai.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulloh, 2006, Tesis, Pengaruh budaya organiasi, locus of control dan kepuasan kinerja terhadap kinerja karyawan pada Kantor Pelayanan Pajak Semarang Barat

Amagoh, Francis, 2008, Perspective on Organizatinal Change : System and Complexiti Theories, The Innovation Journal : The Publick Sector Innovation Journal, Volume 13 (3) 2008

Ambarwati, Sri Dwi Ari, 2003, Mengelola Perubahan Organisasional : Isu Peran Kepemimpinan Transformasional dan Organisasi Pembelajaran dalam Konteks Perubahan, Jogjakarta

Anonim, 2008, Keputusan Menteri Keuangan nomor 24/KMK.01/2008 tentang Reformasi Birokrasi Departemen Keuangan, Jakarta

Anonim, 2008, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 84/KMK.01/2008 Tentang Reformasi Birokrasi Departemen Keuangan RI, Jakarta

Anonim, 2009, Intruksi Menteri Keuangan nomor 01/IMK.01/2009 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penegakan Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Departemen Keuangan, Jakarta

Anonim, 2010, Keputusan Menteri Keuangan nomor 12/KMK.01/2010 tanggal 7 Januari 2010 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Departemen Keuangan, Jakarta

Bacal, Robert, 2002, Performance Majemen, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,

Christianus dkk, 2009, Belajar Kilat SPSS 17, CV Andi Offset, Jogjakarta

Ferdinand, Agusty, 2006, Metode Penelitian Manajemen, Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Fernadez Sergio and Rainey, Hal G, 2006, Managing Succesful Organizational Change in The Publik Sector, Public Administration Review.

Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta

Page 44: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

42 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Kurniawan, Deny, 2008, Tabel Distribusi, http://ineddeni.wordpress.com

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung

_____________, 2009, Evaluasi Kinerja SDM, Refi ka Aditama, Bandung, cet. Ke 4

Oetomo, Tri Widodo, 1998, Perilaku Organisasi, STIA Lan, Bandung

Rachmanto, Chairuddin Nur, 2010, Tesis Pengaruh Komitmen Organisasi, perubahan Organisasi, dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II

Rivai, Veithzal, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek, PT. Rajagrafi nndo, Persada, Jakarta

Rivai Veithzal dan Mulyadi, Deddy, 2008, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi, Rajawali Pers, Jakarta

Robbins, Stephen P., 2003, Perilaku Organisasi, PT Indeks, Kelompok Gramedia, Jakarta

Ruslan, Rosady, 2009, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, Divisi Perguruan Tinggi PT Raja Grafi ndo Indonesia, Jakarta

Saputra, 2010, Pengaruh Kompentensi, Pemberdayaan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertahanan, Jakarta

Schein, Edgar, H. 1991. The Role of Founder in Creating Organization Culture, Psychological Dimensionsof Organizational Behavior. Macmillan Publishing Company, Singapura

Sobirin, Achmad, 2005, Meraih Keunggulan Melalui Pengintegrasian Sumber Daya Manusia dan Perencanaan Strategik, Edisi Khusus Jurnal Siasat Bisnis On Human Resources,

Sugiyono, 2005, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung

Sunyoto, Danang dan Burhanuddin, 2011, Perilaku Organisasional, PT. Buku Seru, Cet. I, Jakarta

Suryanto, 2009, Sebuah Upaya Perbaikan dan Inovasi dalam Meningkatkan Kepercayaan Publik, Media Kekayaan Negara edisi no. 1, Jakarta

Umar, Husein, 1997, Riset Sumber Daya Manusia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

_____________, 2009, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Rajawali Pers, Jakarta

Wibowo, 2007, Manajemen Perubahan, PT. Raja Grafi ndo Persada, Cet. III, Jakarta

Zhang Mian, Baiyin Yang dan Hai Li, 2011, Linking Organizational Culture With Performance : The Mediator and The Moderator, Chinese-Hungarian International Conference, Budapest

Page 45: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

43

Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan AnakDan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar

Alfi sah(Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak

Dan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar)

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of motivation, work discipline, and leadership signifi cantly of both simultaneously and partially on the performance of employees in women empowerment, Child Protection and Family Planning Board Banjar Regency. In addition, it also aims to fi nd out the dominant variable affecting the performance of employees in Women Empowerment, Child Protection and Family Planning Board Banjar Regency.

Sampling technique in this study is a census, wichh is all employees of Women Empowerment, Child Protection and Family Planning Board Banjar Regency as a popu lation of 33 people were sampled. Data were analyzed using multiple regression analysis.

The result showed that both partially and simultaneously, the variables motivation, work discipline, and leadership have a signifi cant effect on the performance of an employee of Women Empowerment, Child Protection and Family Planning Board Banjar Regency. The most dominant variable affecting the performance of employee Women Empowerment, Child Protection and Family Planning Board Banjar Regency is the variable of work discipline. Variation of performance (y) which can be explained by the variables of moti-vation, work discipline, and leadership is at 66.7%, while the remaining 33.3% is infl uence by others.

Keyword :

Performance, Motivation, Work Discipline, Leadership.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi, disiplin kerja, dan kepemimpinan secara signifi kan baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja karyawan pada Badan Pemberdayaan Perempuan,

Page 46: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

44 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Badan Kabupaten Banjar. Selain itu, juga bertujuan untuk mengetahui variabel yang dominan mempengaruhi kinerja karyawan di Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sensus, dimana semua karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar yang populasinya nerjumlah 33 orang, kesemuanya dijadikan sampel. Data dianalisa dengan menggunakan analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik secara parsial dan simultan, variabel motivasi, disiplin kerja, dan kepemimpinan berpengaruh signifi kan terhadap kinerja karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar adalah variabel disiplin kerja. Variasi kinerja (y) yang dapat dijelaskan oleh variabel motivasi, disiplin kerja, dan kepemimpinan berada pada 66,7%, sedangkan 33,3% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

Kata Kunci :

Kinerja, Motivasi, Disiplin Kerja, Kepemimpinan.

PENDAHULUAN

Peran sumber daya manusia dalam sebuah organisasi sangat lah penting karena mutu sumber daya manusia yang tinggi umumnya diikuti dengan kinerja yang tinggi pula (Mangkuprawira dan Hubies, 2007). Upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia atau meningkatkan kinerja diperlukan motivasi, disiplin kerja dan kepemimpinan yang handal agar kinerja pegawai sesuai dengan tujuan organisasi.

Motivasi merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kinerja karyawan. Sujak (1990) mengemukakan bahwa pemahaman motivasi baik yang ada dalam diri karyawan maupun yang berasal dari lingkungan akan dapat membantu dalam peningkatan kinerja. Dalam hal ini seorang pimpinan perlu mengarahkan motivasi dengan menciptakan kondisi organisasi yang nyaman dan menstimulasi kebutuhan-kebutuhan karyawan yang belum terpuaskan sehingga para karyawan merasa terpacu untuk bekerja lebih keras agar kinerja yang dicapai juga tinggi. Dengan adanya motivasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, kepentingan-kepentingan pribadi para anggota organisasi tersebut akan tercakup pula. Dengan motivasi yang tinggi akan menciptakan sebuah komitmen terhadap apa yang men jadi tanggung jawabnya dalam menyelesaikan setiap pekerjaan (McNeese-Smithetal. 1995).

Page 47: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Alfisah, Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Kepemimpinan... 45

Disiplin kerja pegawai juga sangat penting, karena disiplin akan mempengaruhi kinerja pegawai dalam organisasi. Penanaman nilai-nilai disiplin dapat berkembang apabila di dukung oleh situasi lingkungan yang kondusif yaitu situasi yang diwarnai perlakuan yang konsisten dari atasannya. Disiplin diri sangat besar perannya dalam mencapai tujuan organisasi. Melalui disiplin diri seorang pegawai selain menghargai dirinya juga menghargai orang lain. Semakin baik disiplin pegawai,semakin tinggi prestasi kerja atau kinerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang baik, sulit bagi organisasi mencapai hasil yang optimal. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya, hal ini mendorong peningkatan kinerja dan terwujudnya tujuan organisasi, karyawan, serta masyarakat pada umumnya (Rivai, 2010).

Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting pula dalam suatu organisasi. Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Kepemimpinan adalah suatu proses di mana seseorang dapat menjadi pemimpin (leader) melalui aktivitas yang terus menerus sehingga dapat mempengaruhi yang dipimpinnya (followers) dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan untuk mencapai tujuan organisasi (Brahmasari dan Suprayetno, 2009). Kepemimpinan yang baik dapat menggerakkan, mengarahkan dan mendorong orang lain untuk berusaha mengarahkan kemampuannya dalam mencapai suatu tujuan organisasi. Keberhasilan dan kegagalan sebuah organisasi tidak dapat lepas dari peran yang dimainkan oleh pimpinan. Bass (1985) menyatakan bahwa kepemimpinan memiliki peran penting terhadap kinerja pegawaisecara langsung, juga dapat secara tidak langsung terhadap kinerja pegawai melalui motivasi.Dengan adanya motivasi, disiplin kerja, dan kepemimpinan yang baik, seseorang akan terdorong untuk melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang berdampak terhadap peningkatan kinerja.

Kinerja pegawai secara individu merupakan sesuatu yang dianggap penting, baik bagi pegawai itu sendiri maupun bagi organisasi yang bersangkutan. Apabila kinerjanya baik, maka pegawai akan berpeluang mendapat penghargaan dan peningkatan karier. Bagi organisasi kondisi ini dharapkan dapat mewujudkan visi dan misi yang mejadi tujuan organisasi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka secara teknis yang menangani Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banjar No. 09tahun 2008. Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar adalah salah satu instansi yang merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah yang bertugas menangani Program Pemberdayaan Perempuan dan Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana merupakan salah satu program sosial dasar yang sangat penting artinya bagi kemajuan suatu bangsa. Program ini memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan sumber daya manusia pada masa kini dan masa yang akan datang, yang menjadi prasyarat bagi kemajuan dan kemandirian bangsa, oleh karena itu pegawai Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar dituntut mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara optimal dengan cara memaksimalkan kinerja.Kondisi pegawai yang ada saat ini pada Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten

Page 48: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

46 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Banjar dijumpai masih adanya pegawai sering datang terlambat masuk kerja, adanya sebagian pegawai tidak mengikuti apel pagi/siang, adanya pegawai bersikap pasif terhadap pekerjaan, adanya pegawai yang tidak tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya dan masih adanya sebagian pegawai yang meninggalkan tugas pada jam kerja tanpa keterangan yang sah.

Tinggi rendahnya tingkat disiplin kerja akan berpengaruh langsung terhadap kinerja yang sesuai dikatakan oleh Ranupandojo dan Husnan (2005:34) bahwa tingginya tingkat absensi akan merugikan organisasi meskipun seandainya pegawai tersebut tidak dibayar sewaktu tidak masuk kerja. Hal tesebut menunjukkan adanya penurunan kedisiplinan kerja pegawai dalam organisasi. Jika pelanggaran ini tanpa adanya teguran maka akan berdampak pada motivasi dan kinerja.

Kondisi diatas menimbulkan permasalahan bagi pimpinan untuk memberikan motivasi dan disiplin bagi pegawai guna dapat melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Demikian pula perlu menciptakan suatu kondisi yang dapat memberikan kepuasan kebutuhan pegawai, mengingat bahwa motivasi, disiplin kerja pegawai dan kepemimpinan dimaksud belum optimal dalam mencapai kinerja yang diharapkan. Untuk itulah, kiranya perlu merumuskan secara rinci dan terpadu usaha-usaha yang harus dilakukan untuk mencapai kinerja yang optimal. Dengan mengetahui faktor-faktor yang secara signifi kan berpengaruh terhadap kinerja pegawai maka pimpinan dan pihak-pihak terkait akan mudah dalam melakukan langkah-langkah pembinaannya.

Nasution (2006) dalam penelitiannya tentang pengaruh motivasi dan gaya kepe-mimpinan terhadap kinerja karyawan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta, membuk-tikan bahwa variabel kepemimpinan dan motivasi secara simultan/bersama-sama tidak mem punyai pengaruh yang signifi kan terhadap kinerja karyawan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Maryanto dan Farid (2009) yang membuktikan bahwa variabel kepemimpinan dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap semangat kerja.

Narmodo dan Wajdi (2009) dalam penelitiannya tentang pengaruh motivasi dan disi-plin terhadap kinerja karyawan, menghasilkan bahwa motivasi dan disiplinmempunyai pengaruh yang signifi kan terhadap kinerja. Namun demikian perlu dilakukan penelitian pada perusahaan yang lain dan terhadap variabel lain seperti kepemimpinan.

Berdasarkan permasalahan di atas dan perbedaan terhadap hasil penelitian yang dila-kukan oleh peneliti terdahulu mengindikasikan dan memberikan alasan dilakukan pene -litian yang mendalam untuk mengetahui “Pengaruh Motivasi, Disiplin Kerja dan Kepe-mimpinan Terhadap Kinerja Pegawaipada Badan Pemberdayaan Perempuan Perlin dungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar. Tujuan spesifi k penelitian ini adalah :1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh parsial motivasi, disiplin kerja, dan

kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Badan Pemberdayaan Perempuan Per-lindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh simultan motivasi, disiplin kerja, dan kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Badan Pemberdayaan Perempuan Per-lindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar.

Page 49: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Alfisah, Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Kepemimpinan... 47

3. Untuk mengetahui variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Be-rencana Kabupaten Banjar.

A. Landasan Teori1. Motivasi

Pegawai tentunya memiliki kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan-kepentingan yang dipenuhinya. Hal ini menjadi pendorong baginya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan didalam suatu organisasi, dengan harapan kebutuhan dan kepentingan indi-vidualnya dapat diwujudkan, dan sebaliknya keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan / organisasi juga sangat dipengaruhi oleh motivasi pegawainya. Memo-tivasi pegawai harus dilakukan sejak dini dan secara terus menerus untuk menjaga agar semangat kerja tetap tinggi dan tidak menurun akibat dari kegiatan yang bersifat rutin dan monoton.

Motivasi berasal dari kata “movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber daya manusia umumnya dan bawahan pada khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara menggerakkan dan mengerahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif, berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan (Hasibuan, 2000:141). Orang mau bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan yang disadari (consciousneeds), maupun kebutuhan yang tidak disadari (unconsciousneeds), berbentuk materi dan non materi, kebutuhan fi sik maupun non fi sik.

Radig (1998), Soegiri (2004:27-28), Antoni (2006:24) mengemukakan bahwa pemberian dorongan sebagai salah satu bentuk motivasi, penting dilakukan untuk meningkatkan gairah kerja karyawan sehingga dapat mencapai hasil yang dikehendaki oleh manajemen. Hubungan motivasi, gairah kerja dan hasil optimal mempunyai bentuk linear dalam arti dengan pemberian motivasi kerja yang baik, maka kinerja karyawan akan meningkat dan hasil kerja akan optimal sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan. Gairah kerja sebagai salah satu bentuk motivasi dapat dilihat antara lain dari tingkat kehadiran karyawan, tanggung jawab terhadap waktu kerja yang telah ditetapkan.

Narmodo, Wajdi (2009) memberikan pendapat tentang pentingnya motivasi sebagai berikut : “motivasi pada dasarnya adalah proses yang menentukan seberapa banyak usaha yang akan dicurahkan untuk melaksanakan pekerjaan”. Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat menentukan bagi tercapainya sesuatu tujuan, maka manusia harus dapat menumbuhkan motivasi kerja setinggi-tingginya bagi para karyawan dalam perusahaan”. Pengertian motivasi erat kaitannya dengan tim-bulnya suatu kecenderungan untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan. Ada hubungan yang kuat antara kebutuhan motivasi, perbuatan atau tingkah laku, tujuan dan kepuasan, karena setiap perubahan senantiasa berkat adanya dorongan motivasi. Motivasi timbul karena adanya suatu kebutuhan dan karenanya perbuatan tesebut terarah pencapaian tujuan tertentu. Apabila tujuan telah tercapai maka akan tercapai kepuasan dan cenderung untuk diulang kembali, sehingga lebih kuat dan mantap.

Page 50: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

48 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Konsep motivasi dari berbagai literatur sering kali ditekankan pada rangsangan yang muncul dari seseorang baik dari dalam dirinya (motivasi intrinsik), maupun dari luar dirinya (motivasi ekstrinsik). Faktor intrinsik adalah faktor-faktor dari dalam yang berhubungan dengan kepuasan, antara lain keberhasilan mencapai sesuatu da-lam karir, pengakuan yang diperoleh dari institusi, sifat pekerjaan yang dilakukan, kemajuan dalam berkarir, serta pertumbuhan profesional dan intelektual yang dialami seseorang. Sebaliknya, apabila karyawan tidak merasa puas dengan pekerjaannya, mun culnya ketidakpuasan pada umumnya dikaitkan dengan faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik atau bersumber dari luar seperti kebijakan organisasi, pelayanan administrasi, supervisi dari atasan, hubungan dengan teman sekerja, kondisi kerja, gaji yang diperoleh, dan ketenangan kerja (Cooke, 1999).

Teori motivasi hygiene (motivationhygienetheory) disebut teori Dua Faktor (two-factor-theory) dikemukakan oleh Herzberg (Robbins,2009:227), yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau pemeliharaan. Faktor motivasional adalah hal-hal yang mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik yaitu faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja seperti kemajuan, pengakuan, tanggung jawab, prestasi dan pekerjaan itu sendiri, sedangkan faktor hygiene atau pemeliharaan sifatnya ekstrinsik, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketidakpuasan kerja seperti imbalan kerja, gaji, kebijaksanaan perusahaan/organisasi, dan kondisi-kondisi kerja.

Pengertian diatas menjelaskan bahwa dengan memberikan motivasi yang tepat, karyawan akan melaksanakan pekerjaannya semaksimal mungkin dan meyakini bah-wa keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan sasaran-sasarannya, maka kepen-tingan pribadinya akan terpelihara dan tercukupi pula.

2. Disiplin KerjaDisiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berko-

munikasi dengan karyawan agar mereka bersedia mengubah suatu perilaku serta se-ba gai suatu upaya meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Rivai, 2010:825). Disi-plin merupakan suatu keadaan tertentu dimana orang-orang yang tergabung da lam organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati. Kerja adalah segala aktivitas manusia yang dilakukan untuk menggapai tujuan yang telah ditetapkannya (Muchdarsyah, 2005:145).

Narmodo, Wajdi (2002:15) mengungkapkan “Disiplin adalah setiap perseo-rangan dan juga kelompok yang menjamin adanya kepatuhan terhadap perintah dan berinisiatif untuk melakukan suatu tindakan yang diperlukan seandainya tidak ada perintah”. Disiplin itu sendiri diartikan sebagai kesediaan seseorang yang timbul dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku dalam organisasi. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disi plin Pegawai Negeri Sipil telah diatur secara jelas bahwa kewajiban yang harus ditaati oleh setiap pegawai negeri sipil merupakan bentuk disiplin yang ditanamkan kepada setiap pegawai negeri sipil.

Menurut Handoko (2005:56) disiplin adalah kegiatan manajemen untuk men-jalankan standar-standar organisasional.Handoko membagi 2 (dua) disiplin kerja

Page 51: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Alfisah, Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Kepemimpinan... 49

yaitu : (1) Displin Preventif yaitu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standard dan aturan, sehingga penyelewengan dapat dicegah, (2) Disiplin Korektif yaitu kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan yang mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut.

Dalam disiplin kerja, kesadaran adalah inti dalam melaksanakan aturan kerja sehingga didalam pelaksananan aturan ada tanggapan positif dari para pegawai, melaksanakan tugas denganpenuh rasa patuh, tertib dan penuh rasa tanggungjawab tanpa adabeban terpaksa (Larterner, 1983: Wayhuningrum, 2008).

Hasibuan (2009:193) mengungkapkan bahwa disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan organisasi, karyawan dan masyarakat. Disiplin kerja menjadi kunci terwujudnya tujuan organisasi, karyawan dan masyarakat. Dengan disiplin yang baik berarti karyawan sadar dan bersedia mengerjakan semua tugasnya dengan baik. Menurut Nitisemito (1994:123) untuk mengukur tingkat disiplin anatara lain digunakan indikator :(1) Kehadiran/absensi pegawai dan kepatuhan/ketepatan pegawai pada jam-jam kerja, (2) Kepatuhan pegawai terhadap instruksi dan aturan yang berlaku.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut diatas dapat disimpulkanbahwa disiplin kerja adalah suatu sikap mental yang dimiliki oleh pegawai dalam menghormati dan mematuhi peraturan yang ada di dalam organisasi tempatnya bekerja dan dilandasi karena adanya tanggung jawab bukan karena keterpaksaan, sehingga dapat mengubah perilaku menjadi lebih baik dari pada sebelumnya. Semakin tinggi tingkat kedisiplinan yang dimiliki seorangpegawai maka akan semakin tinggi pula kinerja pegawai. Da-lam pelaksanaan disiplin, untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan, maka pemimpin dalam usahanya perlu menggunakan pedoman tertentu sebagai landasan pelaksanaan.

3. KepemimpinanKepemimpinan adalah inti dari manajemen dan organisasi, karena pemimpin

sebagai kendali dalam sebuah organisasi merupakan unsur pokok yang menentukan, dimana mereka bertindak dan memutuskan berbagai kebijakan yang paling menen-tukan keberhasilan suatu program yang telah ditentukan sebelumnya.

Pengertian tentang kepemimpinan berbeda-beda dalam berbagai literatur.Kepemimpinanitu merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seorang yang memimpin, yang tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor-faktor in-tern maupun faktor-faktor ekstern (Winardi, 2000:47).

Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama untuk mencapai beberapa tujuan yang mereka inginkan. Menurut Tohardi (2002) pemimpin adalah orang yang mempunyai tugas untuk mengarahkan membimbing bawahan dan mampu memperoleh dukungan bawahan sehingga dapat menggerakkan mereka (bawahan) ke arah pencapaian tujuan perusahaan ataupun organisasi. Menurut Toha (2003) kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi.

Page 52: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

50 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Kepemimpinan menurut Siagian (2002) adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenangi. Menurut DubBrin (2005:3) kepemimpinan itu adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi dengan petunjuk atau perintah, tindakan yan menyebabkan orang lain bertindak atau merespon dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tecapai.

Robbins (2006) mendefi nisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran.Pemimpin dapat muncul dari dalam kelompok sekaligus melalui pengangkatan formal untuk memimpin kelompok. Yasin (2001:6) mengemukakan bahwa keberhasilan kegiatan usaha pengembangan organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan atau pengelolanya dan komitmen pimpinan puncak organisasi untuk investasi energi yang diperlukan maupun usaha-usaha pribadi pimpinan.

Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain baik dalam organisasi maupun di luar organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu situasi dan kondisi tertentu (Rivai dan Mulyadi, 2011:23). Selanjutnya Rivai dan Mulyadi (2011) menyebutkan suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu. Pendekatan ini mensyaratkan pemimpin untuk memiliki keterampilan diagnostik dalam perilaku manusia.

Kepemimpinan situasional menurut Hersey-Blanchard, apabila kemampuan serta kebutuhan bawahan sangat bervariasi, seorang pemimpin harus mempunyai kepe kaan dan kemampuan mendiagnosa / membaca dan menerima perbedaan-per-bedaan itu. Pimpinan harus mampu mengidentifi kasi isyarat-isyarat yang terjadi dilingkungannya, mendiagnosanya, kemudian mengadaptasi perilaku kepemim-pinannya sesuai kondisi lingkungan tersebut. Dasar kepemimpinan situasional ada-lah (1) kadar bimbingan/pengarahan yang diberikan oleh pimpinan (perilaku tugas), (2) kadar dukungan sosio emosional yang disediakan oleh pemimpin (perilaku hubungan), (3) tingkat kesiapan dan kematangan yang diperlihatkan oleh anggota dalam melaksanakan tugas dan fungsi mereka dalam mencapai tujuan tertentu (Rivai dan Mulyadi, 2011:15).

Setiap pemimpin mempunyai kewajiban untuk mencapai tujuan organisasi dan memberikan perhatian terhadap kebutuhan para karyawan dibawahnya. Kepe-mimpinan tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan atau tata krama birokrasi, juga tidak harus diikat dalam organisasi tertentu, melainkan kepemimpinan bisa terjadi dimana saja asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mengarahkan mempengaruhi orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan tugas suatu organisasi kearah tercapainya suatu tujuan tertentu.

Page 53: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Alfisah, Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Kepemimpinan... 51

4. Kinerja Kinerja karyawan adalah hasil kerja selama periode tertentu dibandingkan

dengan berbagai kemungkinan, misal standar, target/sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama (Maryoto, 2000:91). Gibson (1996:70) menyatakan kinerja adalah hasil yang diinginkan dari perilaku, dimana kinerja individu merupakan dasar dari kiner ja organisasi. Selanjutnya menurut Gibson, etal. (2006:89) ada tiga perangkat variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja yaitu : 1) Variabel individual meli puti kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan demografi s, 2) Variabel organisasional meliputi sumber daya, kepemimpinan, imbalan struktur dan desain pekerjaan, 3) Variabel psikologis meliputi persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.

Cardosa (2009) mengemukakan defi nisi kinerja karyawan sebagai ungkapan seperti output, efi siensi serta efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas. Selanjutnya Mangkunegara (2009) menyatakan kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melak-sanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dapat dikatakan bahwa kinerja karyawan adalah prestasi kerja atau hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai karyawan atau pegawai persatuan periode waktu da-lam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Konsep tentang kinerja diungkapkan oleh Dessler (1992) yang mendefi nisikan kinerja sebagai prestasi kerja yakni perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang ditetapkan. Dengan demikian, kinerja memfokuskan pada hasil kerjanya. Bernaders danRussel (1993:379) mengatakan kinerja sebagai “performance defi ned as the record of outcomes produced on specifi ed job function or activity during a specifi ed time periode”. Hal tersebut berarti bahwa kinerja dihasilkan dar fungsi suatu pekerjaan tertentu atau hasil dari suatu aktivitas selama periode waktu tertentu.

Kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu : (1) kemampuan, (2) keinginan, (3) lingkungan. Oleh karena itu, agar mempunyai kinerja yang baik, sese-orang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta menge tahui pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga faktor ini kinerja yang baik tidak akan tercapai. Dengan kata lain, kinerja individu dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Selanjutnya Robbins (2006) mengajukan tiga kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja : (1) Kualitas kerja, (2) Kuantitas, dan (3) Sikap.

Berbagai defi nisi tersebut diatas baik dalam arti sempit ataupun dalam arti yang luas, kinerja itu pada intinya adalah hasil atau capaian kerja seseorang atau sekelompok orang yang dilaksanakan dengan metode dan prosedur tertentu, sehubungan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang diberikan organisasi yang dapat dipertanggung jawab kan secara hukum dan moral dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Oleh ka rena itu perlu kiranya pengelolaan kinerja dalam upaya pencapaian tujuan orga-nisasi tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Bacal (2005:ix) bahwa kinerja per-

Page 54: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

52 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

lu dikelola, karena komunikasi antara manajer dan karyawan sangat perlu untuk meningkatkan produktivitas, semangat dan motivasi, serta memungkinkan koordinasi setiap karyawan dengan sasaran kelompok dan organisasi.

5. Penelitian tentang Motivasi, Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja pegawai

Shadare dan Hammed (2009) menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan adalah variabel yang paling berpengaruh pada kinerja karyawan bila dibandingkan dengan motivasi kerja dan manajemen waktu.

Khan, Farooq dan Ullah (2010) hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif secara langsung antara penghargaan dan motivasi kerja karyawan. Narmodo dan Wajdi (2009) menyatakan bahwa motivasi dan disiplin mempunyai penga ruh positif terhadap kinerja pegawai da disiplin mempunyai pengaruh paling domi nan terhadap kinerja pegawai dibanding motivasi. Maryanto dan Wajdi (2009) memberikan kesimpulan bahwa variabel kepemimpinan dan variabel motivasi ber-pengaruh positif terhadap semangat kerja.

Beberapa peneliti menemukan bahwa gaya kepemimpinan mempengaruhi motivasi kerja, motivasi kerja berpengaruh langsung dan signifi kan terhadap kinerja pegawai, motivasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifi kan terhadap kinerja karyawan (Nataswati, 2008; Sari, 2007; Nasution, 2006).

B. Kerangka Konsep dan Hipotesis Penelitian

Gambar 1. Model Penelitian

Page 55: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Alfisah, Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Kepemimpinan... 53

Sesuai dengan tujuan penelitian ini maka hipotesis yang diajukan untuk menguji penelitian ini adalah :

H1H2H3

H4

:::

:

Motivasi berpengaruh signifi kan terhadap kinerja pegawai.Disiplin kerja berpengaruh signifi kan terhadap kinerja pegawai.Kepemimpinan berpengaruh signifi kan dan paling dominan terhadap kinerja pegawai.Motivasi, disiplin kerja dan kepemimpinan secara simultan berpengaruh signifi kan terhadap kinerja pegawai.

C. Metode PenelitianJenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah explanatory Research, yang akan membuktikan hu-bu ngan kausal atau sebab akibat antara variabel bebas (independen) yaitu variabel motivasi, variabel disiplin kerja, dan variabel kepemimpinan, dan variabel terikat (dependen) yaitu kinerja pegawai, bagaimana variabel yang satu menyebabkan atau menentukan nilai variabel lainnya. Metode yang digunakan adalah metode survey.

Lokasi dan Periode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kantor Badan Pemberdayaan Perempuan Per-

lindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar, keadaan tahun 2011- Juli 2012 (sekarang).

Populasi dan SampelPopulasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Badan

Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar, berjumlah 33 (tiga puluh tiga) orang. Sehingga disebut penelitian populasi. Sesuai pendapat Sugiyono (2011:86) makin besar jumlah sampel mendekati populasi atau sama dengan populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil.

Defi nisi Operasional Variabel• Motivasi adalah kesediaan seseorang untuk mengeluarkan tingkat upaya yang

tinggi untuk mencapai suatu tujuan dengan sasaran mendapatkan kepuasan yang diinginkan.

• Disiplin kerja adalah sikap ketaatan pegawai terhadap suatu aturan atau keten-tuan yang berlaku dalam organisasi atas dasar adanya kesadaran dan keinsafan bukan karena adanya unsur paksaan.

• Kepemimpinan adalah peran pemimpin di dalam memahami keadaan karyawan dan menjalin hubungan yang baik dengan karyawan sehingga karyawan bersedia dan memiliki tanggung jawab terhadap usaha mencapai tujuan organisasi.

• Kinerja Pegawai adalah hasil atau capaian kerja pegawai yang dilaksanakan melalui prosedur dan metode tertentu sesuai tugas dan tanggung jawab yang diberikan guna mencapai tujuan organisasi.

Page 56: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

54 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Pengukuran VariabelPengukuran variabel bebas dan variabel terikat dalam kuesioner adalah menggu-

nakan skala Likert dengan skala penilaian (skor) 1 sampai dengan 5, dengan variasi ja wa ban untuk masing-masing item pernyataan adalah “sangat setuju (5)”, “setuju (4)”, “ragu-ragu (3)”, “tidak setuju (2)”, dan “sangat tidak setuju (1)”.

Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian

Uji ValiditasMenurut Santoso (2000:277) untuk menyatakan suatu instrumen dikatakan

valid jika rhitung>rtabel, bertanda positif (dalam hal inirhitung diperoleh dari correcteditem-total correlation). Jika rhitunglebih besar dari rtabel, maka akan ada korelasi yang nyata antara kedua variabel tesebut sehingga alat ukur ini valid atau sahih dan sebaliknya.

Uji ReliabilitasReliabilitas adalah alat ukur yang dapat dipercaya dan handal apabila alat

ukur tersebut digunakan dua kali atau lebih untuk mengukur variabel yang sama, ha sil nya relatif konsisten. Reliabilitas instrumen alat ukur dengan menggunakan konsep reliabilitas konsistensi internal yaitu Alpha Cronbach. Pengukuran instrumen dikatakan reliabel bila nilai Alpha Cronbach> 0,60 (Ghozali, 2006:42). Santoso (2001:280) menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel jika r Alpha positif>r tabel.

Uji Prasyarat Statistik Parametrik

Uji LinearitasUji ini dilakukan untuk melihat apakah kedua variabel berhubungan secara

lang sung/tidak dengan melihat scatter plot, bila sebaran tidak menunjukkan pola tertentu, maka dikatakan asumsi linearitas memenuhi syarat. Test for Linearity dengan taraf signifi kansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifi kansi (linearity) kurang dari 0,05 (Santoso, 2011:243).

Uji OutlierUji outlier dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada data yang ekstrem,

sehingga harus dikeluarkan dari data penelitian (Umar 2009:185). Nilai z antara -1.96 atau +1.96dinyatakan outlier (Santoso, 2002:50). Dengan metode boxplot dapat ditentukan yaitu nilai yang kurang dari 1.5*IQR terhadap kuartil 1 dan nilai yang lebih dari 1.5*IQR terhadap kuartil 3.

Uji Asumsi Klasik

Uji MultikolinearitasUji multikolinearitas menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel independen. Pedoman regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan Tolerance mempunyai nilai mendekati angka 1 (Umar, 2009:178-178).

Page 57: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Alfisah, Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Kepemimpinan... 55

Uji HeteroskedastisitasPengujian heteroskedastisitas apakah pada model regresi ditemukan adanya

ketidaksamaan varian dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain, digunakan metode Lagrange Multiplier (LM Test). Jika nilai LM (R2 x N) lebih kecil dai 9,2 maka standar error (℮) tidak mengalami heteroskedastisitas.

Uji NormalitasUji normalitas untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel peng-

ganggu atau residual memiliki distribusi normal, dengan melihat histogram, jika da-ta menyebar disekitar garis diagonal dan mendekati arah garis diagonal atau garis histogram maka menunjukkan pola distribusi normal, berarti model regresi melebihi asumsi normalitas. Metode lain dengan melihat probability plot, distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal.

Uji Hipotesis

Analisis Regresi BrgandaAnalisis ini untuk mengetahui pengaruh variabel motivasi, disiplin kerja dan

kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Badan Pemberdayaan Perempuan Per-lindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar. Analisis yang digunakan adalah regresi berganda.

Uji Simultan (Uji F)Statistik Uji F digunakan untuk mengetahui signifi kansi pengaruh motivasi, di-

siplin kerja dan kepemimpinan secara simultan terhadap kinerja pegawai.

Uji Parsial (Uji t)Untuk mengetahui signifi kansi pengaruh variabel independen (motivasi, di-

siplin kerja, dan kepemimpinan) terhadap variabel dependen (kinerja pegawai), dengan keputusan uji adalah dengan menggunakan uji parsial (uji t).

Koefesien Determinasi (Adjusted R2)Analisis koefi sien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

sum bangan yang diberikan variabel independen (motivasi, disiplin kerja, dan kepe-mimpinan) terhadap variabel dependen (kinerja pegawai).

Pengumpulan DataJenis data dalam peneitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data

kuantitatif adalah data yang diperoleh dari pengukuran langsung maupun dari angka-angka yang diperoleh dengan mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif.

Sumber data dalam peneltian ini adalah data primer dan data sekunder, sedang-kan teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumen, kuesioner / angket (Sugiyono, 2011:142), wawancara dan observasi (Riduwan, 2010:29).

Page 58: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

56 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

D. Hasil Penelitian dan PembahasanDeskripsi Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan gambaran dari keberadaan responden yang terlibat dalam penelitian yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, masa kerja dan tingkat pendidikan. Dari seluruh sampel pegawai sejumlah 33 orang yang diteliti, semuanya dapat mengisi dan mengembalikan kuesioner yang diberikan. Karakteristik responden penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Mayoritas, yaitu 17 (51,5%) responden adalah laki-laki.2. Mayoritas, yaitu 13 (39,4%) responden berusia antara 41-50 tahun.3. Mayoritas, yaitu 13 (54,2%) responden laki-laki dengan masa kerja >15 tahun.4. Sebagian besar, yaitu 11 (68,8%) responden wanita berpendidikan S1.

Tabel 1. Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

No. Simbol Variabel Penelitian Nilai Skor Kategori

1.

2.

3.

4.

X1

X2

X3

Y

Motivasi

Disiplin Kerja

Kepemimpinan

Kinerja

60,32

65,6

58,5

66,9

Pengaruh cukup

Pengaruh kuat

Pengaruh cukup

Pengaruh kuat

Sumber : Data primer diolah, 2012

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji Validitas InstrumenKuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk me-

ngung kapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Instrumen pene-litian ini terdiri dari empat variabel yaitu motivasi 19 pernyataan, disiplin kerja 9 per nyataan, kepemimpinan 14 pernyataan, kinerja 14 pernyataan. Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa pengujian uji validitas untuk sebagian besar item yang terdapat dalam kuesioner ini adalah “valid”, kecuali ada beberapa item pernyataan yang rhitung<rtabel yang kemudian untuk analisis berikutnya dikeluarkan/dibuang dari model (Umar, 2009:166).

Uji Reliabilitas InstrumenUji reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji sejauh mana alat pengu-

kur dapat diandalkan. Pengukuran reliabilitas ini dilakukan dengan memakai koe-fi sien Alpha Cronbach (a). Suatu instrumen penelitian dapat diterima jika memiliki Alpha Cronbach (a) minimal 0,6 (Ghozali, 2006:42).Santoso (2001:280) menya takan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel jika r Alpha positif > r tabel.Hasil pengujian reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach, semua variabel dikatakan reliabel karena memiliki Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6 dan juga r Alpha positif lebih besar dari r tabel.

Page 59: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Alfisah, Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Kepemimpinan... 57

Hasil Pengujian HipotesisUji Prasyarat Statistik Parametrik

Uji LinearitasUji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel-variabel dalam pe-

ne litian mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifi kan. Pengujian menggunakan Test for Linearity dengan taraf signifi kansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifi kansi (linearity) kurang dari 0,05.

Berdasarkan uji linearitas di atas dapat dijelaskan bahwa pada penelitian ini an tara variabel kinerja (Y) dengan variabel motivasi (X1), variabel disiplin kerja (X2), dan variabel kepemimpinan (X3) terdapat hubungan yang linear karena semua variabel tersebut mempunyai signifi kansi kurang dari 0,05.

Uji OutlierDari hasil uji outlier di atas dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini variabel

yang diuji tidak ada nilai yang outlier, karena bila dilihat dari nilai mean (rata-rata) semuanya sama dengan nol dan standard deviasi sama dengan satu. Pengujian outlier dengan metode boxplottidak ada satupun data baik variabel kinerja (Y), variabel motivasi (X1), variabel disiplin kerja (X2), dan variabel kepemimpinan (X3) yang berada di luar boxplot. Dengan demikian bisa dikatakan tidak ada data outlier ataupun data ekstrem pada variabel-variabel di atas.

Uji Asumsi Klasik

Uji MultikolinearitasMultikolienaritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi dite-

mukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen), model yang baik harusnya terhindar dari adanya korelasi antar variabel.

Untuk menguji asumsi multikolinearitas menggunakan VIF (Variance Infl ation Factor) dan Tolerance. Menurut Santoso (2001:206) pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah apabila hasil perhitungan nilai tolerance men-dekati angka 1 berarti tidak ada korelasi antar variabel independen, dan pada hasil perhitungan nilai Variance Infl ation Factor menunjukkan angka di sekitar angka 1. Disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi pada penelitian ini.

Uji HeteroskedastisitasPengujian heteroskedastisitas dalam model regresi pada penelitian ini digu-

nakan grafi k Scatterplot of Regression Studentized Residual antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual. Berdasarkan grafi k scatterplot, terlihat bahwa tidak ada pola tertentu se-per ti titik-titik (point-point) yang ada tidak membentuk pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, menyebar kemudian menyempit. Titik-titik menyebar secara acak di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, walaupun penyebarannya tidak merata. Sebagian tersebar di sebelah kiri dan kanan, terlihat bahwa penyebaran di sebelah kanan lebih banyak dibandingkan dengan penyebaran di sebelah kiri, namun

Page 60: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

58 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

penyebarannya tidak membentuk pola tertentu yang teratur. Hal ini disebabkan data yang tersedia tidak begitu banyak variasinya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja berdasarkan pengaruh dari variabel motivasi, disiplin kerja dan kepemimpinan.

Uji NormalitasUji normalitas dapat dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak, melalui analisis grafi k.Penelitian ini menggunakan grafi k Histogram dan Normal P-P of Regression Standardized Residual untuk menguji normalitas data. Analisis grafi k histogram menunjukkan bahwa grafi k memberikan pola dis-tribusi yang mendekati normal, sedangkan pada grafi k Normal P-Pregression Standardized Residual terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafi k ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

Analisis Regresi BrgandaPengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi ber-

ganda. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu menggunakan uji F (uji simultan) dan menggunakan uji t (uji parsial). Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis regresi berganda dalam menentukan kontribusi setiap variabel inde-penden (motivasi, disiplin kerja dan kepemimpinan) dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen (kinerja).

Uji Simultan (Uji F)Pengujian untuk mengetahui pengaruh motivasi, disiplin kerja dan kepemim-

pinan terhadap kinerja secara simultan (bersama-sama) dalam penelitian ini menggu-nakan uji F, dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (a = 0,05).

Hasil pengolahan data diperoleh nilai F hitung sebesar 19,330 dengan sig = 0,000. Sedangkan pada tabel Ftabel0,05 pada df = (n-k) = 29 adalah 4,18, sehingga dengan demikian nilai Fhitung>Ftabel, berarti bahwa pembuktian hipotesis 1 (H1) diterima. Berarti secara simultan atau bersama-sama variabel independen yaitu motivasi, disiplin kerja dan kepemimpinan secara signifi kan berpengaruh terhadap kinerja pegawai Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar.

Uji Parsial (Uji t)Uji t bertujuan untuk menguji signifi kansi pengaruh antara motivasi, disiplin

kerja, dan kepemimpinan secara parsial terhadap kinerja pegawai.1. Pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai. Hasil regresi antara motivasi

terhadap kinerja pegawai yang diperoleh dari nilai thitung = 2,218>ttabel = 1,697, dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel motivasi berpengaruh signifi kan terhadap kinerja pegawai, dengan tingkat signifi kansi 0,035 dan nilai

Page 61: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Alfisah, Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Kepemimpinan... 59

positif (+) sebesar 0,293 yang menunjukkan hubungan yang searah dengan kinerja pegawai, artinya semakin tinggi motivasi kerja maka akan semakin tinggi pula kinerja pegawai. Hasil penelitian ini mendukung beberapa pendapat dan teori tentang motivasi yang dikemukakan para ahli sebagai berikut :Amstrong (2004), Narmodoetal. (2009), Radig (1998), Soegiri (2004:27-28), Antoni (2006:24) mengemukakan bahwa hubungan motivasi, kinerja dan hasil optimal mempunyai bentuk linear dalam arti dengan pemberian motivasi kerja yang baik, maka kinerja pegawai akan meningkat dan hasil kerja akan optimal sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan.

2. Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja pegawai. Hasil regresi antara disiplin kerja terhadap kinerja yang diperoleh dari nilai thitung = 2,419 >ttabel = 1,697, disimpulkan bahwa secara parsial variabel disiplin kerja berpengaruh signifi kan terhadap kinerja pegawai, dengan tingkat signifi kansi 0,022 dan nilai positif (+) sebesar 0,397 yang menunjukkan hubungan yang searah dengan kinerja pegawai, artinya karyawan yang memiliki disiplin yang baik yaitu sikap patuh terhadap peraturan tanpa ada paksaan dari pimpinan, maka kinerja akan baik. Hasil penelitian ini mendukung beberapa pendapat seperti Ranupandojo et al. (2005), Roemintoyo (1999), Rivai et al. (2010), dan Narmodo et al. (2009).

3. Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja. Hasil regresi antara kepemimpinan terhadap kinerja pegawai yang diperoleh dari nilai thitung = 2,186 >ttabel = 1,697, disimpulkan bahwa secara parsial variabel kepemimpinan berpengaruh signifi kan terhadap kinerja pegawai, dengan tingkat signifi kansi 0,037 dan nilai positif (+) sebesar 0,319 yang menunjukkan hubungan yang searah dengan kinerja pegawai, artinya kepemimpinan merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi bawahan dengan memahami keadaan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi diharapkan dapat menimbulkan perubahan positif dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai. Hasil penelitian ini mendukung beberapa pendapat : Luthans (1998),Buckinghan dan Coffman (1999), Nasution (2006), Maryanto et al. (2009), Shadare et al.(2009).Berdasarkan hasil regresi bahwa variabel disiplin kerja (X2) mempunyai nilai

t hitung lebih tinggi atau lebih besar yaitu 2,419 dan nilai koefi sien regresi (beta) paling besar pula yaitu 0,397. Hal ini menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja.

E. Implikasi Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor kunci untuk mendapatkan kinerja

terbaik, karena keberhasilan kinerja individu sangat berpengaruh terhadap hasil kerja organisasi. Untuk itu segenap sumber daya manusia perlu digerakkan untuk memaksimalkan kinerja. Kinerja seorang pegawai dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (variabel) seperti individual, organisasional dan psikologis. Ketiga variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain dan saling pengaruh mempengaruhi, serta sangat menentukan bagaimana seseorang mengaktualisasikan diri (Gibson, et al. 2006:89). Motivasi pada faktor psikologis dapat mempengaruhi kinerja, sebagaimana model hubungan motivasi yang dikemukakan Robert, et al. (2001,205) bahwa : masukan individual dan konteks pekerjaan merupakan dua faktor

Page 62: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

60 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

kunci yang mempengaruhi motivasi. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi, termasuk pula pada proses motivasi, membangkitkan, mengarahkan, dan meneruskan. Pegawai akan lebih termotivasi apabila mereka percaya bahwa kinerja mereka akan dikenal dan dihargai.

Berdasarkan temuan penelitian ini, disiplin kerja lebih dominan dalam hal pening-katan kinerja pegawai dibandingkan motivasi dan kepemimpinan. Banyak faktor yang da pat mempengaruhi tegak tidaknya suatu disiplin kerja dalam suatu organisasi, antara lain besar kecilnya pemberian kompensasi, ada tidaknya keteladanan pimpinan dan kebe-ranian pimpinan dalam mengambil tindakan (Gouzali, 1996:202). Hal tersebut tidak lepas dari peran kepemimpinan. Motivasi yang tinggi tentunya akan menghasilkan kinerja yang maksimal dari pegawai jika didasarkan pada perilaku disiplin pegawai, baik bersifat preventif maupun korektif yang menjadi budaya bersama dalam sebuah organisasi, serta pemimpin yang berkualitas.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perlunya pimpinan memahami keadaan bawahan. Kedekatan ini dapat dilakukan dengan pimpinan yang melakukan kunjungan/perhatian pada karyawan melalui momentum yang tepat (perhatian diluar pekerjaan) melalui upaya partisipatif ini ada respon balik dari pegawai yang berdampak positif ter-hadap peningkatan kinerja pegawai. Selain itu pimpinan harus mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerja pegawai, seperti pemberian penghargaan kepada pegawai yang berprestasi,membangun kondisi kerja yang kondusif, melakukan pengawasan dan evaluasi kinerja secara berkala. Sesuai pendapat Luthans (1998) bahwa kepemimpinan merupakan penentu kinerja di tempat kerja dan kepemimpinan adalah penting di semua tingkatan organisasi maupun perusahaan. Hal tersebut didukung pula pendapat Buckinghan dan Coffman (1999) yang menyebutkan bahwa kepemimpinan adalah predikator kuat kinerja karyawan.

F. KesimpulanBerdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan

beberapa hal penting dalam penelitian ini sebagai berikut :1) Motivasi, disiplin kerja dan kepemimpinan secara parsial berpengaruh signifi kan

terhadap kinerja pegawai Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar.

2) Motivasi, disiplin kerja dan kepemimpinan secara simultan berpengaruh signifi kan terhadap kinerja pegawai.

3) Hasil uji t menunjukkan bahwa disiplin kerja merupakan variabel yang dominan mempengaruhi kinerja pegawai. Hal ini berarti bahwa disiplin kerja merupakan bagian penting yang memperlihatkan kualitas pegawai, semakin tinggi tingkat kedisiplinan yang dimiliki pegawai maka akan semakin tinggi pula kinerja pegawai tersebut.

G. SaranBerdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas dapat disam-

paikan saran kepada Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar antara lain: bahwa untuk meningkatkan kinerja pegawai hendaknya mengupayakan membangun motivasi pegawai melalui pemberian penghargaan

Page 63: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Alfisah, Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Kepemimpinan... 61

apabila pegawai mampu menunjukkan prestasi dalam melaksanakan peker jaannya, dan memenuhi ruang kerja yang nyaman serta menyediakan fasilitas yang menun jang.

Peningkatan kinerja dapat diwujudkan dengan meningkatkan disiplin pegawai, misal-nya dengan memberikan dorongan rasa memiliki organisasi, menegakkan disiplin secara tepat, pemberian teguran dan sanksi kepada pegawai yang melanggar aturan yang berlaku secara adil, terukur dan transparan.

Selain itu, peningkatan kinerja juga dapat diwujudkan dengan kepekaan pimpinan ter hadap jenis organisasi yang dipimpinnya, pimpinan hendaknya mengenali karakteristik bawahan, berusaha mendekati bawahan melalui jalur informa l (tidak resmi), melakukan kunjungan-kunjungan/perhatian pada pegawai melalui momentum yang tepat (perhatian diluar pekerjaan).

DAFTAR PUSTAKA

Agusman, 2004, Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Iklim Organisasi dan Motivasi. Terhadap Kinerja Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Riau. Tesis, Program Magister manajemen Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Amstrong, Michael, 2004, Manajemen Kinerja, Cetakan I, Tugu Pablisher. Yogyakarta.

Anggraha, 2011, Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Komitmen Organisasional dan Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Kota Batu. Tesis Program Magister manajemen Universitas Brawijaya, Malang.

Arikunto, Suharsini, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan PraktekEdisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin, 2003. Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Bacal, Robert, 2005, HowToManagePerformance, 24 Poin Penting Meningkatkan Kinerja. PT. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta.

Bass. B. M, 1985, LeadershipGood, Better, Best, Organizational Dynamics. Vol 13. PP, 59-80

Bernardin, H. John dan Joyce E.A., Russel, 1995, Human Resources Management. McGraw Hill, Inc. Singapore.

Davis, Keith, 2002, Fundamental Organization Behavior, Diterjemahkan Agus Dharma. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Dessler, Gary 1992, Manajemen Sumber Daya Manusia, Prenhallido. Jakarta

Dubrin Andrew J, 2005,Leadership (Terjemahan), Edisi Kedua, Prenada Media. Jakarta

Ferdinand, Agusty, 2006, Metode Penelitian Manajemen, Penerbit Badan Penerbit Universitas DiPonegoro.

Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gibson James, Ivancenvich dan James H Donnely JR, 1996. Organisasi Perilaku Struktur, Proses. Bina Aksara Jilid 1 (terjemahan NinukHadiasni). Jakarta.

Page 64: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

62 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Gouzali, Saydam, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kresna Prima Persada, Jakarta.

Hasibuan, Malayu, SP, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta.

Handoko, T. Hani, 2008, Manajemen Personalia dan Sumber Daya manusia, Edisi 2. BPFE, Yogyakarta.

Khan, Farooq Umar, ImranUllah, 2010. The Relationship between Rewards and Employee Motivation in Commercal Banks of Pakistan.Research Journal of International Studies-Issue 14.

Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset untuk Bisnis dn Ekonomi. Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, 2005.Evaluasi Kinerja SDM, Cetakan Pertama, Penerbit PT. Refi kaAditama, Bandung.

Maryoto, Susilo, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE UGM. Yogyakarta.

Maryanto dan Wajdi, 2009, Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Semangat Kerja Anggota Badan Perwakilan Desa (BPD) di Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri, Jurnal.

Narmodo, Hernowo dan Wajdi, M. Farid, 2010, Pengaruh Motivasi dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonogiri, Jurnal.

Nasution, Intan, 2006, Pengaruh Motivasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Dinas Pengelolaan Pasar Kota Yogyakarta, Tesis, Program Magister Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Nataswati, Yuswida, 2008, PengaruhGaya Kepemimpinanterhadap MotivasiKerja dan Kinerja Pegawai Pada PDAM Kota Probolinggo, Tesis, Program Magister Manajemen, Universitas Brawijaya. Malang.

Nawawi, 2003, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi, Gajah Mada University Pers, Yogyakarta.

Nitisemito, Alex, S, 1994, Manajemen Personalia, Manajemen Sumber Daya Manusia, Ghalia Indonesia. Jakarta.

Northouse, P.G, 2010, Leadership, TheoryandPractice. Sage, ThousandOaks, CA.

Notoatmodjo, 2009, Pengembangan Sumber Daya Manusia, PT. Rineka Cipta Jakarta.

Richard, Robert, Gordon, 2006, Leadership, Enhancing The Lessons Of Experience,McGrawHill, America.

Riduwan, 2010, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Rivai, Mulyadi, 2011, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Edisi Ketiga, Penerbit Rajawali Pers, Pt Raja Grafi ndo Persada. Jakarta.

Robbins, Stephen P, 2009, Perilaku Organisasi, Edisi 12 Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Page 65: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Alfisah, Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Kepemimpinan... 63

Robbins, Stephen P, 2006, Perilaku Organisasi, Jilid I Edisi Indonesia, Penerbit PT. Indeks Gramedia, Jakarta.

Roemintoyo, 1999, “Pengaruh Motivasi, Kerjasama dan Kedisiplinan Karyawan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Terhadap Prestasi Kerja”. Laporan Penelitian, UNS Surakarta.

Ruky, Achmad S, 2006. 2002 Sistem Manajemen Kinerja (Panduan Praktis untuk Merancang dan meraih Kinerja Prima). Cetakan Keempat. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta..

Santoso, Singgih, 2001. Buku Latihan Statistik Parametrik, Cetakan Kedua, PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Sari, Dian, 2006, Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Malang, Tesis, Program Magister Manajemen, Universitas Brawijaya. Malang.

Sekaran, Umi, 2006, Research Methods For Business. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Buku 2 Edisi 4. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Setiaji, Bambang, 2004, Panduan Riset Dengan Penekatan Kuantitatif. Program Pasca Sarjana UMS. Surakarta.

Shadare dan Hammed, 2009, Infl uence of Work Motivation, Leadership Effectiveness and Time Management on Employees’Preformance in Some Selected Industries in Ibadan, Oyo State, Nigeria. European Journal of Economic, Finance andAdministrative Science, ISSN 1450-2275 Issue 16.

Siagan, Sondang, P, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta.

Siagan, Sondang, P, 2002, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Cetakan Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Soedarmayanti, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil, PT. Refi kaAditama, Bandung.

Stephen P. Robbins, Judge, 2009, Perilaku Organisasi, OrgnizationalBehavior, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2010, Metodologi Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuanitatif Kualitatif dan R&D, CV. Alfabeta, Bandung.

Sujak. Abi, 1990, Kepemimpinan Manajer, CV. Rajawali, Jakarta.

Toha, 2003, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Rajawali Pers. Jakarta

Umar, Husien, 2008, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan, Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah, Seri Desain Penelitian Bisnis-No.01, Raja Grafi ndo Persada, Jakarta.

Umar, Husein, 2009, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT Raja Grafi ndo Persada, Jakarta.

Page 66: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

64 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Voon, Lo, Ngui, Ayob (2010), “The infl uence of leadershipstyles on employees’jobsatisfactioninpublicsector Organization in Malaysia” International Journal of Business, Management and Social Sciences, Vol. 2, No.1.

Wibowo, 2011, Manajemen Kinerja, Edisi Ketga, Rajawali Pers, PT Grafi ndo Persada, Jakarta.

Widjaya, AW, 1006, Peranan Motivasi dalam Kepegawaian, Pressindo, Jakarta.

Wirawan, 2009, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi dan Penelitian, Salemba Empat, Jakarta.

Wuryanto, Agus, 1998, Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Kinerja Aparat di Lingkungan Sekretariat Wilayah/Daerah Tingkat I Jawa Tengah.

Yasin, Azis, 2001, Kepemimpinan Dalam Pengembangan Organisasi, Jurnal Lintasan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. Volume 18 Nomor 1. Malang.

Yuki, G. A, 2005, Leadership In Organizations, UpperSaddle River, Prentice-Hall.

Page 67: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

65

Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan PuskesmasS. Parman Banjarmasin Terhadap Kepuasan Pasien Dalam

Memperoleh Pelayanan Kesehatan

Widi Utami(Puskesmas S. Parman Banjarmasin)

Ahmad Alim Bachri(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

ABSTRACT

This study aims to identify and analyze quality of service (as variable indefendent) are services, personnel skills, health care costs, availability of drugs, and environmental security effect on patient satisfaction (as a variable defendant) in the public health services in health centers S.Parman Banjarmasin. The research was conducted in March until May 2012, using a random survey of 100 respondents from the community in the Kecamatan Pasar Lama and surrounding Antasan Besar and enjoy the health center at a public patient, patient’s health insurance and public health insurance.

The results of this study indicate that the quality of service is service, personnel skills, health care costs, availability of drugs, and environmental safety and simultaneous partial effect on patient satisfaction. All variables indefendent positive and signifi cant impact on patient satisfaction and the availability of drugs is the most signifi cant variable impact because the main objective to restore the patient’s health. Satisfaction index S.Parman com mu nity health center Banjarmasin judged by the standards of quality of service is con sidered appropriate.

Keyword :

Health service quality, patients satisfaction.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kualitas pela-yanan (sebagai variabel indefendent) yaitu pelayanan, kemampuan petugas, biaya kesehatan, tersedianya obat-obatan, dan keamanan lingkungan ber-pengaruh terhadap kepuasan pasien (sebagai variabel tergugat) dalam memperoleh pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas S.Parman Banjarmasin. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2012,

Page 68: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

66 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

dengan menggunakan metode survei acak 100 responden dari masyarakat di Kecamatan Pasar Lama dan Antasan Besar dan sekitarnya yang menikmati layanan puskesmas pada kelompok pasien umum, pasien asuransi kesehatan dan jaminan kesehatan masyarakat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yaitu pelayanan, kemam puan petugas, biaya kesehatan, tersedianya obat-obatan, dan keamanan lingkungan secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Semua variabel indefendent berpengaruh positif dan signifi kan terhadap kepuasan pasien dan tersedianya obat adalah variabel yang paling signifi kan pengaruhnya karena tujuan utama pasien untuk memulihkan kesehatan. Indeks kepuasan masyarakat di Puskesmas S.Parman Banjarmasin dinilai berdasarkan standar kualitas pelayanan yang dianggap sudah tepat.

Kata kunci :

Kualitas Pelayanan Kesehatan, Kepuasan Pasien.

PENDAHULUAN

Puskesmas S. Parman Banjarmasin merupakan salah satu Puskesmas di Kota Banjarmasin yang menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya yang berada di Kelurahan Pasar Lama dan Kelurahan Antasan Besar. Sejalan dengan program nasi-onal serta cita-cita Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dan Pemerintah Daerah Kota Banjarmasin untuk meningkatkan kualitas pelayanaan kesehatan bagi masyarakat, maka perlu dilakukan penelitian tentang dimensi kualitas pelayanan Puskesmas S. Parman Banjarmasin terhadap kepuasan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatannya.

Kepuasan masyarakat tergantung pada kualitas pelayanan, yang dapat diukur melalui beberapa indikator seperti, Kemudahan pelayanan kesehatan, Kemampuan petugas, Biaya kesehatan, Ketersediaan Obat dan Kenyamanan lingkungan pelayanan. Indikator-indikator tersebut dapat dijabarkan dalam beberapa pertanyaan (Dulka, 1994). Rumusan masalah ini sebagai berikut :

1. Bagaimana Pengaruh Kemudahan Pelayanan Kesehatan Puskesmas S Parman Ter-hadap Kepuasan Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan di Puskesmas S. Parman Banjarmasin.

2. Bagaimana Pengaruh Kemampuan Petugas Kesehatan Puskesmas S Parman Terhadap Ke puasan Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan di Puskesmas S. Parman Banjarmasin.

3. Bagaimana Pengaruh Biaya Kesehatan Puskesmas S Parman Terhadap Kepuasan Masya rakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan di Puskesmas S. Parman Banjarmasin.

4. Bagaimana Pengaruh Ketersediaan Obat di Puskesmas S Parman Terhadap Kepuasan Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan di Puskesmas S Parman.

Page 69: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Widi Utami & Ahmad Alim, Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Puskesmas... 67

5. Bagaimana Pengaruh Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Puskesmas S Parman Ter hadap kepuasan Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan di Pus-kesmas S Parman Banjarmasin.

6. Bagaimana Pengaruh Kemudahan Pelayanan, Kemampuan Petugas, Biaya Kesehatan, Ketersediaan Obat serta Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Puskesmas S Parman Terhadap Kepuasan Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan di Puskesmas S Parman Banjarmasin

Tujuan Penelitian ini adalah Sebagai Berikut :1. Untuk Mengetahui dan Menganalisa Pengaruh Kemudahan Pelayanan Kesehatan

Puskesmas S Parman Terhadap Kepuasan Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan di Puskesmas S. Parman Banjarmasin.

2. Untuk Mengetahui dan Menganalisa Pengaruh Kemampuan Petugas Kesehatan Puskesmas S Parman Terhadap Kepuasan Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan di Puskesmas S Parman Banjarmasin.

3. Untuk Mengetahui dan Menganalisa Pengaruh Biaya Kesehatan Puskesmas S Parman Terhadap Kepuasan Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan di Puskesmas S Parman Banjarmasin.

4. Untuk Mengetahui dan Menganalisa Pengaruh Ketersediaan Obat di Puskesmas S Parman Terhadap Kepuasan Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan di Puskesmas S Parman.

5. Untuk Mengetahui dan Menganalisa Pengaruh Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Puskesmas S Parman Terhadap kepuasan Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan di Puskesmas S Parman Banjarmasin.

6. Untuk Mengetahui dan Menganalisa Pengaruh Kemudahan Pelayanan, Kemampuan Petugas, Biaya Kesehatan, Ketersediaan Obat serta Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Puskesmas S Parman Terhadap Kepuasan Masyarakat Dalam Mem-peroleh Pelayanan Kesehatan di Puskesmas S Parman Banjarmasin.

Manfaat PenelitianManfaat penelitian ini adalah untuk kemajuan ilmu pengetahuan serta pengayaan teori

(fi lling the knowledge gaps) dalam bidang manajemen pelayanan kesehatan, khususnya di lingkungan unit pelayanan kesehatan tingkat puskesmas. Penelitian ini juga bermanfaat untuk evaluasi kinerja serta mengetahui kualitas pelayanan kesehatan Puskesmas S. Parman yang telah diberikan kepada masyarakat. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi Dinas KesehatanKota Banjarmasin dalam melakukan pengukuran indeks kepuasan masyarakat di wilayah kerjanya.

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori

1. Kepuasan MasyarakatMenurut Dulka (1994), kepuasan masyarakat dapat diukur melalui atribut-

atribut pembentuk kepuasan yang terdiri atas: (1) Value to price relationship.

Page 70: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

68 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Hubungan antara harga yang ditetapkan oleh badan usaha untuk dibayar dengan nilai / manfaat yang diperoleh masyarakat, (2) Product value adalah penilaian dari kualitas produk atau layanan yang dihasilkan suatu badan usaha, (3) Product benefi t adalah manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkosumsi produk yang dihasilkan oleh badan usaha, (4) Product feature adalah ciri-ciri atau karakteristik tertentu yang men dukung fungsi dasar dari suatu produk sehingga berbeda dengan produk yang ditawarkan pesaing, (5) Product design adalah proses untuk merancang tampilan dan fungsi produk, (6) Product reliability and consistency adalah keakuratan dan keandalan produk yang dihasilkan oleh suatu badan usaha, (7) Range of product or services adalah macam dari produk atau layanan yang ditawarkan oleh suatu badan usaha.

2. Kriteria Indeks Kepuasan MasyarakatTerdapat 14 indikator yang dijadikan instrumen pokok dalam pengukuran Indeks

Kepuasan Masyarakat berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP- 25/M.PAN/2/2004 tanggal 24 Pebruari 2004 tentang Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, yaitu : (1) Prosedur pelayanan, (2) Persyaratan pelayanan, (3) Kejelasan petugas pelayanan, (4) Kedisiplinan petugas pelayanan, (5) Tanggung jawab petugas pelayanan (6) Kemampuan petugas pelayanan, (7) Kecepatan pelayanan, (8) Keadilan mendapatkan pelayanan, (9) Kesopanan dan keramahan petugas, (10) Kewajaran biaya pelayanan, (11) Kepastian biaya pelayanan, (12) Kepastian jadwal pelayanan, (13) Kenyamanan lingkungan, (14) Keamanan pelayanan.

3. Kualitas Pelayanan PublikZeithaml et all.(1990) mengemukakan dimensi yang harus diperhatikan dalam

melihat tolok ukur kualitas pelayanan publik, yaitu : (1) Tangible, terdiri atas fasilitas fi sik, peralatan, personil dan komunikasi, (2) Realiable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat, (3) Respon-siveness, kemauan untuk membantu konsumen bertanggung jawab terhadap kualitas pelayanan yang diberikan, (4) Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan ketrampilan yang baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanan, (5) Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan konsumen ser-ta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi, (6) Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan masyarakat, (7) Security, jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai bahaya dan resiko, (8) Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan, (9) Communication, kema-uan pemberi pelayanan, mendengarkan keinginan atau aspirasi pelanggan, sekali-gus kesediaan untuk selalu menyampaikan informasi baru kepada masyarakat, (10) Understanding the customer, melakukan segala usaha untuk mengetahui kebutuhan pelanggan.

Warella (1997) menyebutkan bahwa pelayanan publik dapat dilihat dari beberapa kriteria, yaitu (1) kesederhanaan (2) Adanya kejelasan dan kepastian prosedur (3) Adanya keterbukaan (4) Efi siensi (5) Ketepatan waktu (6) Keadilan (7) Ekonomis (8)

Page 71: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Widi Utami & Ahmad Alim, Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Puskesmas... 69

Kejelasan dan kepastian (9) Biaya (10) Kebersihan dan kesejukan lingkungan (11) Keamanan.

Menurut Gaspersz (1997) atribut kualitas pelayanan, antara lain: (1) Kemudahan mendapatkan pelayanan yang berkaitan dengan kejelasan dan kemudahan petugas yang melayani, (2) Tanggung jawab yang berkaitan dengan penerimaan pelayanan dan penanganan keluhan pelanggan, (3) kesopanan dan keramahan dalam pelayanan khususnya interaksi langsung, (4) Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan yang berkaitan dengan lokasi, ruang tempat pelayanan, kemudahan menjangkau, ketersediaan informasi dan lain-lain, (5) Atribut pendukung pelayanan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan, kebersihan, ruang tunggu, fasilitas musik dan lain-lain.

4. Mutu Pelayanan KesehatanKepuasan pasien dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu (Azwar, 1996): (1)

Hubungan para-medis dan pasien. Para-medis dapat menampung dan mendengarkan semua keluhan, serta menjawab dan memberikan keterangan tentang hal-hal yang ingin diketahui oleh pasien (2) Kenyamanan pelayanan (3) Kebebasan melakukan pilihan (4) Pengetahuan dan kompetensi teknis. (5) Efektifi tas pelayanan (6) Keamanan tindakan.

Penelitian Terdahulu

1. Lubis & Martin, 2008. Lubis & Martin (2008) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Harga

& Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSU Deli Medan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel harga berpengaruh secara positif dan signifi kan terhadap kepuasan pasien. Variabel kualitas pelayanan berpengaruh secara positif dan signifi kan terhadap kepuasan pasien. Komponen penelitian berupa harga (price) sebagai variabel bebas (X) dan kepuasan pasien sebagai variabel terikat (Y). Perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah variabel bebasnya terdiri dari 5 (lima) komponen yaitu kemudahan pelayanan (X1), kemampuan petugas (X2), biaya pelayanan (X3), ketersediaan obat (X4) serta kenyamanan dan keamanan lingkungan (X5). Variabel terikat berupa kepuasan masyarakat (Y). Disamping itu metode analisis yang digunakan selain regresi berganda juga menggunakan penentuan nilai IKM berdasarkan standar Menpan (2010) serta tempat penelitian yang berbeda.

2. Supardi, 2008 Supardi (2008) melakukan penelitian berjudul “Hubungan Antara Persepsi

Mutu Pelayanan Pengobatan dengan Kepuasan Pasien di Balai Kesehatan Karyawan Rokok Kudus (BKKRK), Jawa Tengah”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara persepsi pasien terhadap mutu pelayanan dokter, perawat, petugas administrasi, keadaan lingkungan serta sarana peralatan dan obat dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan pengobatan di BKKRK. Persamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah variabel bebas yaitu keadaan lingkungan dan variabel terikat kepuasan pasien. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel bebas lainnya, lokasi penelitian dan metode analisis.

Page 72: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

70 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

3. Trimurty, 2008Trimurty (2008) melakukan penelitian berjudul “Analisis Hubungan Persepsi

Mutu Pelayanan dengan Minat Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas Pandanaran Semarang, Jawa Tengah”. Hasil penelitian berupa hubungan yang bermakna antara kehandalan pelayanan, daya tangguh pelayanan, jaminan pelayanan, empati pelayanan dan bukti langsung pelayanan dengan minat untuk memanfaatkan ulang pelayanan rawat jalan puskesmas Pandanaran Semarang. Persamaan penelitian Trimurty (2008) dengan penelitian peneliti adalah sama-sama meneliti tentang mutu pelayanan puskesmas namun dengan sudut pandang yang berbeda.

4. Mote, 2008Mote (2008) melakukan penelitian tentang “Analisis Indeks Kepuasan Masya-

rakat (IKM) Terhadap Pelayanan Publik Di Puskesmas Ngesrep Semarang” Hasil penelitian ditemukan 3 indikator dengan katagori tidak baik yaitu: kemampuan petugas, kenyamanan lingkungan dan keamanan pelayanan. Pengukuran nilai IKM secara keseluruhan baik. Persamaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah membahas tentang kepuasan masyarakat, sedangkan perbedaannya dalam hal metode analisis dimana yang akan peneliti lakukan disamping menggunakan metode IKM juga menggunakan metode regresi berganda.

5. Sodani et al, 2008Para peneliti tersebut melakukan penelitian berjudul “Measuring Patien

Satisfaction: A Case Study to Improve Quality of Care at Publik Health Facilities” Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kebanyakan responden berusia muda dan mempunyai tingkat pendidikan rendah. Alasan utama memilih fasilitas kesehatan umum adalah tidak mahal, infrastuktur lengkap dan jarak yang tidak jauh. Pasien lebih puas dengan keramahan petugas pada fasilitas kesehatan yang lebih tinggi dibanding fasilitas kesehatan di bawahnya. Juga ditemukan pasien lebih puas dengan sikap dokter dan stafnya pada fasilitas kesehatan yang lebih rendah dibanding fasilitas kesehatan yang lebih tinggi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sama-sama meneliti tentang kepuasan pasien, variabel bebas keramahan petugas, sedangkan perbedaannya terletak pada komponen variabel bebas lainnya, metode analisis serta lokasi penelitian.

6. Subekti, 2009. Hasil penelitian Subekti (2009) menyatakan hubungan yang bermakna antara

mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien Balai Pengobatan Umum Puskesmas di Kabupaten Tasikmalaya. Persamaan penelitian Subekti (2009) dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sama-sama meneliti tentang mutu pelayanan puskesmas yang dikaitkan dengan kepuasan pasien, sedangkan perbedaannya terletak pada sudut pandang mutu pelayanan puskesmas, dan metode analisis yang digunakan dimana peneliti akan menggunkan metode analisis IKM dan regresi berganda.

7. Dayasiri, 2010Hasil penelitian (Dayasiri, 2010) menyebutkan bahwa kepuasan pasien akan

mutu pelayanan kesehatan berbeda antar negara, meliputi hal-hal berikut ini: 1) Usia,

Page 73: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Widi Utami & Ahmad Alim, Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Puskesmas... 71

hampir di semua studi usia tidak punya pengaruh dengan kepuasan pasien kecuali di negara Kuwait, Sri Langka dan Cina, 2) Jenis Kelamin, Jenis kelamin ditemukan sebagai faktor yang berpengaruh di negara Israel dan Saudi Arabia. Di Israel tingkat kepuasan lebih tinggi pada laki-laki sedangkan di Saudi Arabia tingkat kepuasan lebih tinggi pada wanita, 3) Tingkat Pendidikan, pasien dengan tingkat pendidikan ketiga secara signifi kan menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih rendah di Uni Emirat Arab dan Saudi Arabia, 4) Status Sosial Ekonomi, pasien dari status sosial ekonomi rendah mempunyai tingkat kepuasan yang tinggi, 5) Tipe RS, kepuasan yang tinggi terdapat pada RS kabupaten / kota, pasien mengaku lebih puas di RSUD kota pada negara Sri Langka, Cina dan Uni Emirat Arab, 6) Kualitas hubungan dokter – pasien, kualitas komunikasi interpersonal merupakan kunci kepuasan pasien di beberapa survei, khususnya di negara Saudi Arabia, Maldives, Afghanistan, Jepang, Bhutan dan Taiwan, 7) Jenis pelayanan, pelayanan dokter menjadi indikator utama kepuasan pasien di kebanyakan studi, 8) Fasilitas tehnik dan fi sik, fasilitas tehnik dan infrastuktur fi sik lebih berpengaruh pada rekomendasi pasien daripada kepuasan pasien, 9) Harapan pasien, pasien dengan harapan rendah mempunyai kepuasan tinggi.

Persamaan penelitian Dayasiri (2010) dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sama-sama meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ke-puasan pasien, perbedaannya terletak pada pada tempat penelitian, variabel penelitian yang digunakan serta metode analisis.

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Kerangka Konseptual Berdasarkan hasil telaah pustaka dan penelitian terdahulu mengenai studi terhadap

pengaruh dimensi kualitas pelayanan puskesmas S. Parman terhadap kepuasan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan, maka dikembangkan model penelitian yang mendasari penelitian ini seperti pada gambar 3.1 berikut di bawah ini :

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Page 74: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

72 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Ket: H1: Dulka (1994), Tjiptono (1995), Gasperz (1997), Mote (2008)H2: Supardi (2008), Dayasiri (2010)H3: Dulka (1994), Warella (1997), Lubis (2008)H4: Supardi (2008). Subekti (2009)H5: Zeithaml (1990), Tjiptono (1995), Gasperz (1997), Warella (1997)H6: Kepmenpan Kep-25/M-PAN/2/2004, Subekti (2009).

Sumber: Hasil Formulasi 2012, Dayasiri (2010), Dulka (1994), Gasperz (1997), Lubis. & Martin (2008), Menpan (2004), Subekti (2009), Supardi (2008), Tjiptono (1995) , Trimurty (2008) dan Warella (1997).

Hipotesis PenelitianH1: Ada Pengaruh Kemudahan Pelayanan Kesehatan Puskesmas S Parman Terhadap

Ke puasan Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan di Puskesmas S. Parman Banjarmasin.

H2: Ada Pengaruh Kemampuan Petugas Kesehatan Puskesmas S Parman Terhadap Kepuasan Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan di Puskesmas S Parman Banjarmasin.

H3: Ada Pengaruh Biaya Kesehatan Puskesmas S Parman Terhadap Kepuasan Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan di Puskesmas S Parman Banjarmasin.

H4: Ada Pengaruh Ketersediaan Obat di Puskesmas S Parman Terhadap Kepuasan Masya-rakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan di Puskesmas S Parman.

H5: Ada Pengaruh Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Puskesmas S Parman Ter-hadap kepuasan Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan di Puskesmas S Parman Banjarmasin.

H6: Ada Pengaruh Kemudahan Pelayanan, Kemampuan Petugas,Biaya Kesehatan, Ke -ter sediaan Obat serta Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Puskesmas S Parman Terhadap Kepuasan Masyarakat Dalam Memperoleh Pelayanan Kesehatan di Puskesmas S Parman Banjarmasin.

METODE PENELITIAN

Jenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan adalah observasi dengan metode penelitian survei

dimana penelitian survei ini bersifat deskriktif analitik yaitu suatu penelitian yang men-coba menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi, kemudian dilakukan ana-lisis dinamika korelasi antara fenomena, baik antara variabel bebas dan variabel terikat sehingga dapat diketahui seberapa jauh kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Disamping itu penelitian ini juga bersifat penjelasan (Explanatory atau Confi rmatory).

Page 75: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Widi Utami & Ahmad Alim, Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Puskesmas... 73

Objek dan Waktu PenelitianPenelitian ini dilakukan pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas S. Parman

Banjarmasin yang meliputi Kelurahan Pasar Lama dan Kelurahan Antasan Besar yang memanfaatkan fasilitas kesehatan di Puskesmas S Parman. Pengambilan data primer dila-kukan bulan Maret sampai April tahun 2012 sedangkan data sekunder diambil mulai tahun 2009 sampai 2011. Pengolahan data dilakukan bulan April sampai Mei 2012.

Populasi PenelitianPopulasi penelitian ini adalah masyarakat di wilayah kerja puskesmas S Parman

Banjarmasin yaitu di Kelurahan Pasar Lama dan Kelurahan Antasan Besar Kotamadya Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Sampel PenelitianSampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang

hampir sama dan dapat mewakili populasi. Kriteria inklusi pemilihan sampel adalah se-bagai berikut : (1) Pasien Puskesmas S Parman berdasarkan Family Folder; (2)Meman-faatkan fasilitas rawat jalan, minimal 12 hari terakhir saat penelitian dilaksanakan, dengan pertimbangan pasien belum lupa akan kualitas pelayanan rawat jalan puskesmas, (3) Tempat tinggal pasien dapat dijangkau peneliti, (4) Bersedia diwawancarai dan mampu menjawab dengan baik.

Adapun kriteria eksklusi sampel adalah berusia kurang dari 17 tahun dan tinggal diluar wilayah kerja puskesmas S. Parman. Jumlah sampel minimal yang akan diambil di-hi tung dengan menggunakan rumus :

N

n = ---------------

Nd² + 1Dimana : - n : besarnya sampel - N : Populasi / sampel frame - d : batas presisi yang diharapkan

Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui bahwa besar sampel adalah 99,44 di-bulatkan ke atas menjadi 100 responden. Pemilihan responden berdasarkan teknik penentuan sampel yaitu dilakukan dengan cara random sampling. Dengan demikian sampel yang dikehendaki dapat diambil secara sembarang atau acak (random) untuk menghindari unsur subyektifi tas. Namun demikian pasien sebagai calon responden tetap harus diseleksi ter-lebih dahulu berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi seperti tersebut di atas. Ca-lon responden yang memenuhi persyaratan atau kriteria mendapat kesempatan yang sama sebagai sampel penelitian.

Tehnik Pengumpulan dataPenelitian dilakukan dengan cara: Wawancara dan b. Kuesioner

Page 76: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

74 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Sumber dataa. Data Primerb. Data Sekunder

Unit AnalisisPenelitian ini dilakukan pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas S. Parman

Banjarmasin, khususnya yang memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.

Metode Analisisa. Penentuan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat

Tabel 4.1. Nilai persepsi, interval IKM, interval konversi IKM,

mutu pelayanan dan kinerja unit pelayanan

Nilai

Persepsi

Nilai

Interval IKMNilai Interval Konversi IKM

Mutu Pelayanan Kinerja Unit Pelayanan

1 1,00 – 1,80 20 – 36 E Sangat Tidak Baik2 1,81 – 2,60 37 – 52 D TidakBaik3 2,61 – 3,40 53 – 68 C Kurang Baik4 3,41 – 4,20 69 – 84 B Baik5 4,21 - 5,00 85 – 100 A Sangat Baik

Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2012

b. Metode Regresi BergandaHubungan antara variabel bebas, yaitu kemudahan pelayanan (X1), kemampuan

petugas (X2), biaya (X3), ketersediaan obat (X4) serta keamanan dan kenyamanan lingkungan (X5) , dengan variabel terikat yaitu kepuasan masyarakat (Y) dapat digambarkan melalui persamaan regresi berganda sebagai berikut (Salvatore and Derrick, 2002) :Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5

Dimana: Y = Indeks kepuasan masyarakat β0-5 = Konstanta ke-0 sampai ke-5 X1 = Kemudahan pelayanan X2 = Kemampuan petugas X3 = Biaya pelayanan X4 = Ketersediaan obat X5 = Kenyamanan dan keamanan lingkungan

Untuk menguji persamaan regresi digunakan daftar sidik ragam seperti terlihat pada Tabel 4.2. berikut :

Page 77: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Widi Utami & Ahmad Alim, Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Puskesmas... 75

Tabel 4.2. Daftar sidik ragam untuk menguji persamaan regresi berganda

Sumber: Masri dan Sifi an (2089)

Ketentuan:Bila F hitung ≥ F tabel à persamaan regresi dapat digunakanBila F hitung < F tabel à persamaan regresi tidak dapat digunakan

Keeratan hubungan antara variabel bebas (X1-5) dengan variable terikat (Y) ditentukan melalui koefi sien determinasi (R2), yaitu :

R2 = JK regresi / JK total x 100%.

Variabel PenelitianPenelitian ini menggunakan unit analisis berupa 5 variabel bebas (X1-X5) yang terdiri

dari 27 indikator dimensi kualitas pelayanan kesehatan pada puskesmas S. Parman dan 1 variabel terikat (Y) yang terdiri dari 4 indikator kepuasan masyarakat. Varibel tersebut adalah: X1 = Kemudahan pelayanan kesehatan yang terdiri dari : (a) Kemudahan prosedur pelayanan kesehatan di puskesmas S Parman; (b) Kemudahan persyaratan pelayanan kesehatan di puskesmas S Parman; (c) Kecepatan waktu pelayanan kesehatan di puskesmas S Parman; (d) Kejelasan petugas yang memberikan pelayanan di puskesmas S Parman; (e) Kepastian petugas pelayanan kesehatan di puskesmas S Parman; (f) Kejelasan jadual pelayanan kesehatan di puskesmas S Parman; (g) Kepastian jadual pelayanan kesehatan di puskesmas S Parman. X2 = Kemampuan Petugas pelayanan kesehatan yang terdiri dari : (a) Kompetensi petugas pelayanan kesehatan di puskesmas S Parman; (b) Kedisiplinan petugas pelayanan kesehatan di puskesmas S Parman; (c) Keramahan petugas pelayanan kesehatan di puskesmas S Parman; (d) Sikap adil petugas pelayanan kesehatan di puskesmas S Parman; (e) Kejelasan petugas dalam memberikan informasi di puskesmas S Parman. X3= Biaya Kesehatan: (a) Biaya yang diterapkan sudah wajar; (b) Biaya yang dibayar sudah sesuai dengan yang ditetapkan; (c) Biaya yang dibayar sudah jelas; (d) Biaya yang dibayarkan sudah pasti; (e) Alur pembayaran sudah satu pintu di kasir. X4= Ketersediaan Obat yang terdiri dari : (a) Jenis obat yang diberikan cukup bervariasi; (b) Jumlah obat yang di berikan pada pasien cukup; (c) Obat yang diberikan manjur; (d) Obat yang diberikan dikemas dengan baik; (e) Obat yang diberikan berlabel. X5= Kenyamanan lingkungan yang terdiri dari (a) Keamanan di puskesmas S. Parman sudah baik; (b) Kebersihan halaman puskesmas S. Parman sudah baik; (c) Kebersihan ruangan-ruangan puskesmas S. Parman sudah baik; (d) Kebersihan toilet puskesmas S Parman sudah baik; (e) Penghijauan di puskesmas S Parman sudah baik. Y= Kepuasan Masyarakat yang terdiri dari: (a) Minat masyarakat untuk memanfaatkan ulang fasilitas pelayanan kesehatan puskesmas S. Parman; (b) Minat

Page 78: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

76 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

masyarakat untuk memberikan informasi tentang pelayanan kesehatan di puskesmas S Parman kepada keluarga atau tetangga; (c) Minat masyarakat untuk merekomendasikan pelayanan kesehatan di puskesmas S. Parman kepada keluarga atau tetangga; (d) Minat masyarakat untuk berpartisipasi mendukung program kesehatan puskesmas S. Parman.

Defi nisi Operasional Variabel Penelitian

a. Kemudahan Pelayanan Kemudahan pelayanan adalah kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

dilihat dari kesederhanaan alur pelayanan, kemudahan persyaratan (seperti membawa foto copy KTP untuk warga masyarakat yang berusia 17 tahun ke atas dan fotocopy kartu keluarga bagi yang belum 17 tahun), kecepatan pelayanan (pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan), kejelasan dan kepastian petugas (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawab), kejelasan dan kepastian jadual pelayanan (pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan). Indikator dari variabel kemudahan pelayanan menurut Kepmenpan Kep-25/M-PAN/2/2004 adalah:Kemudahan prosedur, Kemudahan persyaratan, Kecepatan waktu, Kejelasan petugas, Kepastian petugas, Kejelasan jadual, dan Kepastian jadual

b. Kemampuan Petugas Kemampuan petugas yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petu-

gas dalam memberikan / menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat, disamping itu kedisiplinan petugas dengan jadual yang telah ditetapkan, keramahan petugas da lam melayani masyarakat serta kejelasan petugas dalam memberikan informasi medis dan non medis.

Indikator dari variabel kemampuan petugas menurut Kepmenpan Kep-25/M-PAN/2/2004, Morgan & Murgatroyd (1994), Gaspersz (1997), Warella(1997) adalah: Kompetensi petugas, Kedisiplinan petugas, Keramahan petugas, Keadilan petugas dan Kejelasan penyampaian informasi

c. Biaya Pelayanan Biaya pelayanan adalah harga yang harus dibayar oleh masyarakat untuk

men dapatkan pelayanan kesehatan, hal ini menyangkut kewajaran (keterjangkauan masya rakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan), kesesuaian (kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan yang ditetapkan, kejelasan dan kepastian mengenai rincian biaya pelayanan dan tata cara pembayarannya melalui alur satu pintu di kasir.

Indikator dari variabel biaya pelayanan menurut Warella (1997), adalah: Ke-wa jaran biaya, Kesesuaian biaya, Kejelasan biaya, Kepastian biaya dan Alur pem-bayaran

d. Ketersediaan ObatKetersediaan obat adalah kondisi obat-obatan yang tersedia di puskesmas S

Parman, menurut Subekti (2009) indikator dari variabel ketersediaan obat meliputi : variasi jenis obat, kecukupan jumlah obat yang diberikan, kemanjuran obat, kemasan obat yang diberikan dan label obat.

Page 79: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Widi Utami & Ahmad Alim, Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Puskesmas... 77

e. Kenyamanan Lingkungan Kenyamanan lingkungan yaitu kondisi lingkungan yang dapat menciptakan

rasa enak, segar, sehat dan aman bagi penghuni dan pengunjung puskesmas S Parman, meliputi kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang aman, halaman yang bersih, ruangan yang bersih, toilet yang bersih dan penghijauan lingkungan puskesmas se-hi ngga dapat memberikan rasa nyaman kepada masyarakat penerima pelayanan ke-se hatan. Indikator dari variabel kenyamanan lingkungan menurut Zethaml (1990), Gaspersz (1997), Tjiptono (1997), Warella (1997) adalah: Keamanan sarana & pra-sarana, Kebersihan halaman, Kebersihan ruangan, Kebersihan toilet (WC) dan Peng-hijauan.

f. Kepuasan MasyarakatKepuasan masyarakat adalah perasaan senang masyarakat yang dialami setelah

membandingkan antara persepsi kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas S Paman dengan harapan-harapannya. Indikator dari variabel kepuasan masyarakat menurut Trimurty (2008) adalah:Minat memanfaatkan ulang fasilitas pelayanan kesehatan, Minat menginformasikan pelayanan kesehatana puskesmas S Parman, Minat mere-komendasikan pelayanan kesehatan puskesmas S Parman, Minat mendukung program kesehatan puskesmas.

Pengukuran VariabelTipe dasar pengukuran dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. Skala-

Likert merupakan skala untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang atas fenomena sosial (Ridwan, 2010).

Instrumen PenelitianDalam penelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman

wawancara untuk mengetahui karakteristik responden dan kepuasan responden tentang kualitas pelayanan puskesmas S Parman. Kuesioner untuk responden pada varia-bel bebas berupa pernyataan tertutup dengan beberapa pilihan jawaban. Responden memilih jawaban yang paling sesuai dengan kondisi pelayanan di puskesmas S Parman.

Uji Validitas Kuesioner PenelitianUji validitas dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan suatu

alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang puas dengan menghitung korelasi antara masing – masing pernyataan dengan skor total.

Uji Realibilitas Kuesioner PenelitianUji reliabilitas dimaksudkan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengu-

kur tersebut dapat dipercaya atau diandalkan. Uji reliabilitas adalah untuk mengetahui konsistensi suatu alat ukur, serta menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Alpha cronbach adalah koefi sien keandalan yang menunjukan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu

Page 80: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

78 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

sama lain. Dalam menguji reliabilitas karena alternatif jawaban lebih dari dua maka rumus yang digunakan adalah Cronbach’s alpha sebagai berikut :

Keterangan: ru = Realibilitas Instrumen k = Banyak butir pernyataan atau banyaknya soal ∑σb2 = Jumlah varians butir σt2 = Varans total (Arikunto, 1998:193)Kriteria pengujian yang digunakan adalah :• Jika nilai Cronbach Alpha> 0,60 maka dinyatakan reliabel• Jika nilai Cronbach Alpha< 0,60 maka dinyatakan tidak reliabel (Ghozali,

2005)

Uji Asumsi Klasik

1. Uji NormalitasUji Asumsi Normalitas menguji apakah pada model regresi, variabel dependen,

variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji Normalitas dinyatakan dalam Jarque-Bera (JB) dengan rumus :JB = (n-k)/6. [S2 + ¼(k-3)2]. Jika JB hitung > 9,2 maka berarti data berdistribusi normal (Setiaji, 2006).

2. Uji MultikolinearitasUji Multikolinearitas menguji apakah pada model regresi ditemikan adanya

korelasi antar variabel independen. Pedoman regresi yang bebas dari multikolinearitas adalah mempunyai nilai VIF dibawah “10” dan mempunyai angka Tolerance di bawah “1” (Ghozali, 2001).

Uji HeteroskedastisitasUji Heteroskedastisitas menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya

ketidaksamaan varian dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Di sini digunakan metode Lagrange Multiplier (LM Test). Jika nilai LM (R2 x N) lebih kecil dai 9,2 maka standar error (€) tidak mengalami heteroskedastisitas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Wilayah Penelitian

1. Deskripsi Wilayah Kerja Puskesmas S. ParmanPuskesmas S. Parman terletak di Kecamatan Banjarmasin Tengah dan memiliki

wilayah kerja 2 (dua) kelurahan yang meliputi Kelurahan Pasar Lama dan Kelurahan Antasan Besar. Luas wilayah kerja Puskesmas S. Parman adalah 2,70 Ha dengan kepadatan penduduk 15.208 per/km2. Luas tersebut meliputi wilayah Kelurahan Pasar

Page 81: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Widi Utami & Ahmad Alim, Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Puskesmas... 79

Lama seluas 0,65 km2 dengan jumlah RT sebanyak 31 buah dan wilayah Kelurahan Antasan Besar seluas 2,05 km2 dengan jumlah RT sebanyak 36 buah.

2. Keadaan Demografi sTabel 5.1. Distribusi penduduk

di wilayah kerja Puskesmas S. Parman tahun 2011

No KelurahanJumlah Kepala

Keluarga

Jumlah Penduduk Persentase Jumlah Penduduk

Miskin

1. Pasar Lama 2.968 KK 7.724 Jiwa 53, 12 % 1.426 Jiwa (9,8%)

2. Antasan Basar 2.197 KK 6.817 Jiwa 46,88 % 1.162 Jiwa (7,79%)

Total 5.165 KK 14.541 Jiwa 100% 2.588 Jiwa (17,79%)

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas S. Parman Kota Banjarmasin Tahun 2011

Tabel 5.1. menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kelurahan Pasar Lama lebih banyak dibanding Kelurahan Antasan Besar, yaitu sebesar 53,12%. Namun demikian jumlah

penduduk miskin di kelurahan ini juga lebih besar. Tabel 5.2. Distribusi penduduk menurut jenis kelamin di wilayah kerja puskesmas S.

Parman tahun 2011

No Kelurahan Laki-laki Perempuan

1 Pasar Lama 3.608 46,71% 4.116 53.29%

2 Antasan Basar 3.287 48,22% 3.53 51,78%

Jumlah 6.895 47,42% 7.646 52,58%

Sumber : Kecamatan Banjarmasin Tengah dalam angka, 2011

Berdasarkan Tabel 5.2 jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding laki-laki.Menurut Dayasiri (2010), pada tingkat kualitas pelayanan yang sama, terdapat

perbedaan persepsi kepuasan antara laki-laki dan perempuan.

3. Deskripsi Puskesmas S. ParmanPasien yang datang untuk berobat pada puskesmas langsung menuju ke loket

dan membawa persyaratan sebagai berikut : a. Pasien umum

• Usia < 17 Tahun : membawa fotokopi kartu keluarga 2 lembar• Usia > 17 Tahun : membawa fotokopi KTP 2 lembar• Jika pasien tidak membawa persyaratan fotokopi KTP / kartu keluarga

maka harus mengisi surat pernyataanb. Pasien luar daerah Kota Banjarmasin harus mengisi surat pelayanan (formulir)c. Pasien ASKES harus menunjukkan kartu askesd. Pasien JAMKESMAS harus menunjukkan kartu JAMKESMAS

Page 82: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

80 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

e. Pasien pelajar harus menunjukkan surat keterangan berobat dari sekolah Puskesmas S. Parman merupakan kesatuan organisasi kesehatan fungsional

dan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga berfungsi memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk beberapa kegiatan pokok perawatan kesehatan. Oleh karena itu pus-kesmas S. Parman mempunyai program pokok sebagai berikut:1) Upaya Kesehatan Wajib meliputi : Upaya Promosi Kesehatan, Upaya Kesehatan

Lingkungan, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana, Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, dan Upaya Pengobatan

2) Upaya Kesehatan Pengembangan : Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health Nursing), Peran Serta Masyarakat, Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Gigi Sekolah, Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa, Kesehatan Mata, Kesehatan Jiwa, Laboratorium, Lansia, Penyuluhan Kesehatan Masya-rakat, dan RR Puskesmas.

Hasil Penelitian

A. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian1) Uji Validasi Kuesioner

Jumlah kuesioner pada uji validasi adalah 31, maka nilai r tabel untuk tingkat kepercayaan 95% adalah (31-2; 0,05)= 0,36 sedangkan nilai r hitung pada setiap kuesioner (1 sampai dengan 31) berada pada kolom Corrected item-Total correlation (Tabel 5.3). Dengan demikian r hitung ≥ r tabel (n-2,0,05) sehingga semua kuesioner dinyatakan valid atau telah mempunyai ketepatan dan kecermatan dalam mengukur suatu data (Hastono, 2001), sehingga dapat dipergunakan dalam penelitian ini.

2) Uji Reliabilitas KuesionerReliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil pengu-

kuran tetap konsisten pada beberapa kali pengukuran dengan gejala dan alat pengukur yang sama. Berdasarkan uji reliabilitas menggunakan SPSS 16.00 diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,914 (Tabel 5.3) yang lebih besar dibanding nilai r tabel (n-2,0,05) sebesar 0,36. Dengan demikian kuesioner tersebut telah reliabel untuk dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya.

B. Pengaruh Antar Variabel Penelitian

1) Hasil analisis regresi bergandaPersamaan regresi merupakan hubungan linier antara variabel bebas dengan

variabel terikat. Dalam penelitian ini terdapat 5 variabel bebas (X1, X2, X3, X4dan X5) dan 1 variabel terikat (Y). Konstanta b0serta koefi sien b1, b2, b3, b4 dan b5 dihitung menggunakan SPSS 16.0 dengan hasil seperti terlihat pada Tabel 5.4. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Page 83: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Widi Utami & Ahmad Alim, Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Puskesmas... 81

Y = 0,979 + 0,119X1+ 0,171X2 + 0,029X3+ 0,219X4 + 0,250X5

(1,37) (1,998*) (0,324) (3,524*) (3,581*)Dimana: Y = Kepuasan masyarakat X1 = Kemudahan pelayanan X2 = Kemampuan petugas (sig*) X3 = Biaya pelayanan X4 = Ketersediaan obat (sig*) X5 = Keamanan dan Kenyamanan (sig*)

2) Koefi sien determinasiKoefi sien determinasi (R2) menunjukkan hubungan keeratan antara variabel

bebas (X1s/d X5) dengan variabel terikat (Y). Makin tinggi nilai koefi sien determinasi, maka semakin erat hubungan antara variabel bebas dan varibel terikatnya. Persamaan regresi pada penelitian ini mempunyai nilai koefi sien determinasi sebesar 0,521 seperti terlihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Koefi sien determinasi (R2) pada persamaan regresi

a. Predictors: (Constant), X5, X4, X3, X1,X2b. Dependent Variable: Y

Berdasarkan nilai koefi sien determinasi tersebut dapat diketahui bahwa variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5) hanya mampu menjelaskan kondisi variabel terikat (Y) sebesar 52,1 % saja dan sisanya, sebesar 47,0 % belum mampu dijelaskan menggunakan persamaan ini.

3) Uji keragaman dan linieritasUji keragaman atau analisis ragam dilakukan untuk mengetahui apakah varibel

bebas dapat digunakan untuk penelitian atau tidak. Berdasarkan hasil analisis ragam diperoleh nilai F hitung sebesar 20,43 yang lebih besar dibanding F tabel (α=0,05) sebesar 2,31 atau nilai signifi kansia yang lebih kecil dibanding 0,05 (Tabel 5.6) dengan demikian terdapat pengaruh yang signifi kan diantara variabel-variabel yang diuji (terima H1).

Menurut Hastono (2001), apabila hasil uji keragaman telah menujukkan signifi kansi maka nilai tengah Y untuk suatu kombinasi X1, X2, X3, X4 dan X5 terletak pada garis linier (model berbentuk linier).

4) Uji independensiUji independensi dipergunakan untuk mengetahui tingkat kebebasan nilai

Y terhadap nilai-nilai yang lain (Hastono, 2001). Dalam penelitian ini tingkat independesi nilai Y diuji melalui uji Durbin Watson. Berdasarkan hasil uji tersebut

Page 84: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

82 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,817 (Tabel 5.8) yang berada diantara -2 dan 2 sehingga asumsi independensi terhadap nilai Y telah terpenuhi.

5) Uji homoscedasticityUji homoscedasticity diperlukan untuk mengetahui tingkat homogenitas nilai

variabel Y dengan semua nilai bariabel X(1-n). Sebaran nilai semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 5.1. Berdasarkan Gambar ter sebut titik sebaran variabel tidak membentuk pola tertentu melainkan menyebar merata di sekitar garis titik nol residual, maka dapat disimpulkan bahwa varian telah homogen pada setiap nilai X. Dengan demikian asumsi homoscedasticity telah ter-penuhi.

Gambar 5.1. Sebaran nilai variabel data penelitian

6) Uji normalitasUji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel Y mempunyai distri-

busi normal pada setiap pengamatan variabel X (Hastono, 2001). Tingkat normalitas ini dapat diketahui dari Normal P-P Plot residual (Gambar 5.2). Pada gambar tersebut data telah menyebar di sekitar dan mengikuti garis diagonal, dengan demikian model regresi telah distribusi normal.

Gambar 5.2. Normal P-P Plot residual untuk mengetahui normalitas data

Page 85: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Widi Utami & Ahmad Alim, Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Puskesmas... 83

C. Koefi sien Korelasi Antar Variabel Penelitian

Tabel 5.7. Korelasi (Spearman) antar variabel penelitian

Berdasarkan Tabel dapat diketahui bahwa semua variabel bebas dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang positif secara signifi kans (pada level 95%) atau pengaruh yang sangat signifi kans (pada level 99%) terhadap variabel terikat.

Nilai koefi sien korelasi antara Kemudahan Pelayanan (variabel X1) dengan Kepuasan Masyarakat (variabel Y) sebesar 0,539 yang menunjukkan bahwa semakin baik pelayanan yang diberikan pada masyarakat maka semakin tinggi rasa kepuasan masyarakat. Nilai koefi sien korelasi antara Kemampuan Petugas (X2) dengan Kepuasan Masyarakat (variabel Y) sebesar 0,588 yang menunjukkan bahwa semakin baik kemampuan petugas pelayanan maka semakin tinggi rasa kepuasan masyarakat. Nilai koefi sien korelasi antara Biaya Pelayanan (X3) dengan Kepuasan Masyarakat (variabel Y) sebesar 0,453 yang menunjukkan bahwa semakin rendah biaya pelayanan yang diberikan pada masyarakat maka semakin tinggi rasa kepuasan masyarakat. Nilai koefi sien korelasi antara Ketersediaan Obat (X4) dengan Kepuasan Masyarakat (variabel Y) sebesar 0,469 yang menunjukkan bahwa semakin baik ketersediaan obat maka semakin tinggi rasa kepuasan masyarakat. Nilai koefi sien korelasi antara Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan (X5) dengan Kepuasan Masyarakat (variabel Y) sebesar 0,566 yang menunjukkan bahwa semakin baik keamanan dan kenyamanan lingkungan maka semakin tinggi rasa kepuasan masyarakat.

Pembahasan

1. Pengaruh Kemudahan Pelayanan dengan Kepuasan MasyarakatBerdasarkan penelitian ini kemudahan pelayanan yang diberikan puskesmas S.

Parman bernilai 4,12 yang berada pada kisaran nilai interval indek kepuasan masya-rakat (IKM) antara 3,41 sampai 4,20. Dengan demikian variabel kemudahan pelaya-nan (X1) berkontribusi terhadap mutu pelayanan puskesmas S. Parman pada nilai B dan kinerja unit pelayanan puskesmas pada nilai Baik (Menpan, 2004).

Page 86: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

84 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Variabel kemudahan pelayanan memberikan pengaruh positif sebesar 53,9% terhadap kepuasan masyarakat. Namun demikian, variabel ini tidak berpengaruh sig-nifi kan terhadap kepuasan masyarakat sehingga hubungan antara variabel X1dengan Y adalah terima H0 artinya kemudahan pelayanan tidak berpengaruh secara signifi -kans terhadap kepuasan masyarakat (Hipotesis ke-1 = Terima H0).

2. Pengaruh Kemampuan Petugas dengan Kepuasan MasyarakatBerdasarkan penelitian ini kemampuan petugas pelayanan pada puskesmas S.

Parman bernilai 4,18 yang berada pada kisaran nilai interval indek kepuasan masya-rakat (IKM) antara 3,41 sampai 4,20. Dengan demikian variabel kemampuan petugas pelayanan (X2) turut membawa mutu pelayanan puskesmas S. Parman pada nilai B dan kinerja unit pelayanan puskesmas pada nilai Baik (Menpan, 2004).

Variabel kemampuan petugas pelayanan memberikan pengaruh positif sebesar 58,8% terhadap kepuasan masyarakat. Variabel ini juga berpengaruh signifi kan ter-hadap kepuasan masyarakat sehingga hubungan antara variabel X2 dengan Y adalah terima H1, artinya kemampuan petugas pelayanan berpengaruh secara signifi kans terhadap kepuasan masyarakat (Hipotesis ke-2= Terima H1). Makin tinggi kemam-puan petugas maka semakin tinggi kepuasan masyarakat.

3. Pengaruh Biaya Pelayanan dengan Kepuasan MasyarakatBerdasarkan penelitian ini komponen biaya pelayanan yang diberikan puskes-

mas S. Parman bernilai 4,10 yang berada pada kisaran nilai interval indek kepuasan masyarakat (IKM) antara 3,41 sampai 4,20. Dengan demikian variabel biaya pela-yanan (X3) turut membawa mutu pelayanan puskesmas S. Parman pada nilai B dan kinerja unit pelayanan puskesmas pada nilai Baik (Menpan, 2004).

Variabel biaya pelayanan memberikan pengaruh positif sebesar 45,3% terhadap kepuasan masyarakat. Namun demikian, variabel ini tidak berpengaruh signifi kan terhadap kepuasan masyarakat sehingga hubungan antara variabel X3 dengan Y ada-lah terima H0, artinya biaya pelayanan tidak berpengaruh secara signifi kans terhadap kepuasan masyarakat (Hipotesis ke-3 = Terima H0).

4. Pengaruh Ketersediaan Obat dengan Kepuasan MasyarakatBerdasarkan penelitian ini ketersediaan obat di puskesmas S. Parman mampu

memberikan nilai 4,20 yang berada pada kisaran nilai interval indek kepuasan masy-arakat (IKM) antara 3,41 sampai 4,20. Dengan demikian variabel ketersediaan obat (X4) turut membawa mutu pelayanan puskesmas S. Parman pada nilai B dan kinerja unit pelayanan puskesmas pada nilai Baik (Menpan, 2004).

Variabel ketersediaan obat memberikan pengaruh positif sebesar 46,9% terha-dap kepuasan masyarakat. Variabel ini juga berpengaruh signifi kan terhadap kepu-asan masyarakat sehingga hubungan antara variabel X4 dengan Y adalah terima H1, artinya ketersediaan obat berpengaruh secara signifi kans terhadap kepuasan masya-rakat (Hipotesis ke-4 = Terima H1). Makin baik produk obat yang diberikan maka semakin tinggi kepuasan masyarakat.

Page 87: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Widi Utami & Ahmad Alim, Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Puskesmas... 85

5. Pengaruh Keamanan dan Kenyamanan Lingungan dengan Kepuasan Masyarakat

Berdasarkan penelitian ini keamanan dan kenyamanan yang terdapat di ling-kungan puskesmas S. Parman bernilai 4,03 yang berada pada kisaran nilai interval indek kepuasan masyarakat (IKM) antara 3,41 sampai 4,20. Dengan demikian varia-bel keamanan dan kenyamanan (X5) turut membawa mutu pelayanan puskesmas S. Parman pada nilai B dan kinerja unit pelayanan puskesmas pada nilai Baik (Menpan, 2004).

Variabel keamanan dan kenyamanan memberikan pengaruh positif sebesar 46,9% terhadap kepuasan masyarakat. Variabel ini juga berpengaruh signifi kan ter-hadap kepuasan masyarakat sehingga hubungan antara variabel X5 dengan Y adalah terima H1, artinya keamanan dan kenyamanan berpengaruh secara signifi kans terha-dap kepuasan masyarakat (Hipotesis ke-5 = Terima H1). Makin baik keamanan dan makin nyaman lingkungannya maka semakin tinggi kepuasan masyarakat.

6. Pengaruh Semua Variabel Bebas Secara Simultan dengan Kepuasan MasyarakatBerdasarkan analisis ragam diketahui bahwa terdapat variabel-variabel Kemu-

dahan Pelayanan (X1), Kemampuan Petugas (X2), Biaya Pelayanan (X3), Ketersediaan Obat (X4) dan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan (X5) yang berpengaruh signifi kans terhadap Kepuasan Masyarakat (Y). Namun demikian pengujian yang lebih terperinci dilakukan melalui uji parsial terhadap semua variabel bebas.

Semua variabel bebas berpengaruh positif terhadap kepuasan masyarakat dan semuanya berkontribusi linier terhadap pembentukan persepsi kepuasan masyarakat. Berdasarkan hasil uji parsial diketahui bahwa variabel X2, X4dan X5 berpengaruh signifi kans terhadap kepuasan masyarakat (Y) namun variabel X1 dan X3 tidak ber-pengaruh signifi kans terhadap kepuasan masyarakat (Y). Dengan demikian hipo tesis ke-6 yang menyatakan bahwa semua variabel bebas berpengaruh signifi kans ter hadap kepuasan masyarakat tidak terpenuhi atau Terima H0 (Hipotesis ke-6 = Terima H0).

Bentuk hubungan antara 5 variabel bebas (X1, X2 , X3, X4 ,X5) dan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini digambarkan melalui persamaan regresi sebagai berikut:Y = 0,979 + 0,119X1+ 0,171X2 + 0,029X3+ 0,219X4 + 0,250X5 (R

2=0,521)Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat terlihat bahwa semua variabel

bebas berpengaruh positif terhadap variabel bebas, artinya makin mudah pelayanan (X1), makin baik kemampuan petugas (X2), makin sesuai biaya pelayanan (X3), makin baik ketersediaan obat (X4) dan makin baik keamanan dan kenyamanan lingkungan (X5) maka semakin tinggi kepuasan masyarakat (Y).

Keeratan hubungan antara kepuasan masyarakat dengan kemudahan pelayanan, kemampuan petugas, biaya pelayanan, ketersediaan obat dan keamanan dan kenya-manan lingkungan hanya 52,1% sementara sisanya belum dapat dijelaskan.

Page 88: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

86 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Indek Kepuasan Masyarakat

1) Nilai rata-rata varibel bebas

Gambar 5.3. Nilai kepuasan masyarakat pada setiap pertanyaanKeterangan Gambar: Kemudahan Pelayanan (X1) terdiri 7 pertanyaan, Ke-

mam puan Petugas (X2) terdiri dari 5 pertanyaan, Biaya Pelayanan (X3) terdiri dari 5 pertanyaan, Ketersediaan Obat (X4) terdiri dari 5 pertanyaan, Keamanan dan Kenyamanan (X5) terdiri dari 5 pertanyaan dan Kepuasan Masyarakat terdiri dari 4 pertanyaan.

Berdasarkan metode ini diperoleh nilai rataan untuk varibel Kemudahan Pela-yanan sebesar 4,12 dengan mutu B, nilai rataan untuk variabel Kemampuan Petugas sebesar 4,18 dengan mutu B, nilai rataan untuk variabel Biaya Pelayanan sebesar 4,10 dengan mutu Baik, nilai rataan untuk variabel Ketersediaan Obat sebesar 4,20 dengan mutu A dan nilai rataan untuk variabel Keamanan dan Kenyamanan sebesar 4,03 dengan mutu B. Nilai rata-rata untuk kelima variabel tersebut adalah 4,13 dengan mutu B dan tingkat kinerja Baik. Data selengkapnya disajikan dalam Tabel 5.8.

2) Nilai rata-rata varibel terikatKepuasan masyarakat merupakan variabel bebas yang ditentukan berdasarkan

kuesioner kepuasan masyarakat (Y). Kuesioner ini tersusun dari 4 buah pertanyaan yang mencerminkan kepuasan masyarakat yaitu kembali memanfaat fasilitas kese-hatan, merekomendasikan pada kolega, membantu menyebarkan informasi dan turut berpartisipasi. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner kepuasan masyarakat diperoleh nilai kepuasan masyarakat sebesar 4,24 dengan mutu A dan tingkat kinerja Sangat Baik. Data selengkapnya disajikan dalam Tabel 5.8.

3) Nilai kepuasan masyarakat berdasarkan persamaan regresiHubungan antara 5 variabel bebas (X1, X2 , X3, X4 ,X5) dengan variabel terikat

(Y) digambarkan melalui persamaan regresi sebagai berikut:Y = 0,979 + 0,119X1+ 0,171X2 + 0,029X3+ 0,219X4 + 0,250X5

Perhitungan variabel-variabel bebas menggunakan persamaan regresi tersebut diperoleh nilai kepuasan masyarakat sebesar 4,23 dengan mutu A dan tingkat kinerja Sangat Baik, seperti terlihat pada Tabel 5.8.

Page 89: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Widi Utami & Ahmad Alim, Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Puskesmas... 87

Tabel 5.8. Nilai kepuasan masyarakat pada puskesmas S. Parman

Sumber: Data yang diolah

Perhitungan nilai kepuasan masyarakat menggunakan nilai rata-rat 5 variabel bebas, hasil kuesioner dan persamaan regresi diperoleh nilai yang berbeda, masing-masing 4,13; 4,24 dan 4,23. Nilai ini berada di sekitar titik perpindahan antara mutu B dan mutu A dengan kinerja unit pelayanan antara Baik dan Sangat Baik, sehingga kesimpulan akhir tentang nilai kepuasan masyarakat menggunakan tiga cara yang berbeda diperoleh kesimpulan yang berbeda pula. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai mutu pelayanan dan kinerja unit pelayanan puskesmas S. Parman Banjarmasin adalah Baik sampai Sangat Baik.

Pada Gambar 5.4. ditunjukkan bahwa nilai variabel bebas cenderung berfl uk-tuasi. Variabel ketersediaan obat (X4) memberi nilai tertinggi sementara itu variabel keamanan dan kenyamanan lingkungan (X5) memberi nilai paling rendah. Dalam interval skala penilaian, variabel X4 memasuki mutu A dengan kinerja Sangat Baik, sedangkan keempat variabel lainnya hanya mempunyai mutu B dengan kinerja Baik. Dengan demikian pasien puskesmas S. Parman sangat mendambakan kualitas obat, sebab dengan kualitas obat yang baik maka tingkat kesembuhan penyakit menjadi lebih tinggi.

Gambar 5.4. Nilai variabel bebas dan nilai kepuasan masyarakat Nilai kepuasan masyarakat yang dihitung berdasarkan tiga cara berbeda juga

menunjukkan hasil yang berbeda pula. Perhitungan berdasarkan nilai rata-rata variabel bebas hanya memberikan nilai 4,13 dengan mutu B dan kinerja Baik sedangkan

Page 90: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

88 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

berdasarkan perhitungan hasil kuesioner serta persamaan regresi diperoleh nilai ma-sing-masing 4,24 dan 4,23 dengan mutu A serta kinerja unit pelayanan Sangat Baik.

4) Pengaruh jenis kelamin terhadap kepuasan masyarakatResponden dalam penelitian ini terdiri dari 50 orang pasien laki-laki dan 50

orang pasien perempuan. Nilai kepuasan pasien yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam Tabel 5.9. Berdasarkan hasil uji beda rata-rata diperoleh nilai t hitung sebesar 0,95 < t (n-1;0,05)=2,01 sehingga terima H0, yaitu tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan antara pasien laki-laki dan pasien perempuan.

Tabel 5.9. Perbedaan nilai kepuasan masyarakat antara pasien

laki-laki dan perempuan

Sumber: Data yang diolahSecara kuantitatif terdapat perbedaan nilai kepuasan masyarakat antara pasi-

en laki-laki dan pasien perempuan. Kepuasan masyarakat lebih banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki dengan nilai 4,13 sementara itu jenis kelamin perempuan hanya 4,12 (berdasarkan variabel bebas) atau 4,26 untuk laki-laki dan 4,21 untuk perempuan (berdasarkan pengakuan). Berdasarkan Tabel 5.12. dapat diketahui pula bahwa kepuasan terhadap kemampuan petugas, ketersediaan obat dan keamanan serta kenyamanan lebih banyak terjadi pada pasien laki-laki, sementara itu kepuasan terhadap kemudahan pelayanan dan biaya pelayanan lebih banyak terjadi pada pasien perempuan. Namun kesimpulan dari semua data tersebut adalah tidak terdapat perbedaan kepuasan masyarakat antara pasien laki-laki dan pasien perempuan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan1) Kemudahan pelayanan berpengaruh positif namun tidak signifi kan terhadap kepu-

asan masyarakat2) Kemampuan petugas berpengaruh positif serta signifi kan terhadap kepuasan masya-

rakat3) Biaya pelayanan berpengaruh positif namun tidak signifi kan terhadap kepuasan ma-

syarakat4) Ketersediaan obat berpengaruh positif serta signifi kan terhadap kepuasan masyarakat

Page 91: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Widi Utami & Ahmad Alim, Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Puskesmas... 89

5) Keamanan dan kenyamanan lingkungan berpengaruh positif serta signifi kan terhadap kepuasan masyarakat

6) Semua variabel bebas berpengaruh positif namun tidak semuanya signifi kan terhadap kepuasan masyarakat

7) Indek kepuasan masyarakat pada puskesmas S. Parman Banjarmasin mempunyai mutu A sampai B dengan kinerja unit pelayanan Baik sampai Sangat Baik.

Sa ran1) Puskesmas S. Parman hendaknya meningkatkan kemudahan pelayanan agar masya-

rakat mendapatkan kepuasan yang lebih baik pada saat berobat.2) Prosedur operasional standar tentang pelayanan pasien hendaknya dibuat serta diso-

sialisasikan pada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Profi l Kesehatan Kota Banjarmasin 2010. Dinas Kesehatan Kota Banjar-masin Tahun 2010.

Anonim. 2004. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25 Tahun 2004.

Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta.

Azwar, A. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan Aplikasi Prinsip Lingkaran

Azwar, S. 1997. Reliabilitas dan Validitas Cetakan II,. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

(BPS) Badan Pusat Statistik. 2010. Publikasi BPS, Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. http://www.bps.go.id.

Cascio W.F. 1992. Managing Human Resources : Produktivity, Quality of Worlife and Profi ts. McGraw-Hill, Inc, New York.

Dayasiri, MBKC. 2010,“Predictors of Patient Satisfaction With Quality of Health Care in Asia Hospitals” Australasian Medical Journal (Online) September 18, 2010

Dwiyanto et.al. 2002. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, diterbitkan Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM, Galang Printika, Yogyakarta.

Gasperz V. 1997. Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa, PT. Gramedia Pustaka, Jakarta.

Menpan. 2003. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Menkes/sk/II/2004 tgl 10 Februari 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Lampiran.Depkes RI.Jakarta.2004 : 5

Masri, S. Sifi an, E. 1989. Metode Penelitian Survey,. Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, Jakarta. 1989.

Moenir. 2002. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta. Ghalia Indonesia.

Mote F. 2008. Analisis indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik. Tesis Program Pascasarjana Ilmu Administrasi Universitas Diponegoro, Semarang.

Page 92: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

90 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Nurbaity A. dan Martin. 2009. “Pengaruh harga dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien rawat inap di RSU Deli Medan”. Jurnal Manajemen Bisnis, Volume 2, Nomor 1, Januari 2009: 21 – 24

Parasuraman A, Valarie A., Zeithaml & Leonard L. Berry. 1994. “Reassesment of Expectation As A Comparison Standart In Measuring Servive Quality: Implications For Futher Research”. Journal of Marketing, Vol 58, pp 111-124.

Sodani,P.R. Kumar,R.K., Srivastava,J.1 and Sharma,L.2008.” Measuring Patient Satisfaction: A Case Study to Improve Quality of Care at Public Health Facilities” Indian J Community Med. 2010 January; 35(1): 52–56.

Sahyuni R. 2009. Kepuasan kerja karyawan, analisis SWOT dan rencana strategik pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan pelayanan di RSUD H. Abdul Aziz Marabahan, Kalsel. Tesis Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang.

Solikhah. 2008. ”Hubungan kepuasan pasien dengan minat pasien dalam pemanfaatan ulang pelayanan pengobatan”. Jurnal Manajerial Pelayanan Kesehatan Vol.11 No.2 Juni 2008.

Subekti D. 2009. Analisis Hubungan Persepsi Mutu Pelayanan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Balai Pengobatan Umum Puskesmas Di Kabupaten Tasikmalaya.Tesis Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. Universitas Diponegoro Semarang.

Supardi. 2008. Hubungan Antara Persepsi Mutu Pelayanan Pengobatan dengan Kepuasan Pasien di Balai Kesehatan Karyawan Rokok Kudus (BKKRK)

Tesis Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Universitas Diponegoro Semarang.

Thoha M. 2004. Administrasi Negara dan Kualitas Pelayanan Publik. Jurnal Ilmu Admi-nistrasi dan Kebijakan Publik. MAP-UNDIP, Semarang.

Tjiptono F., 2002. Manajemen Jasa. Cetakan ketiga. Penerbit Andi, Yogyakarta

Trimurty I. 2008. Analisis Hubungan Persepsi Mutu Pelayanan Dengan Minat Pemanfaatan Ulang Pelayanan rawat Jalan Puskesmas Pandanaran Semarang. Tesis Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. Universitas Diponegoro Semarang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Warella, Y. 1997, Administrasi Negara dan Kualitas Pelayanan Publik Pidato Pengukuhan jabatan Guru Besar Madya ilmu Administrasi Negara Universitas Diponegoro.

Zeithaml. 1990. Delivering Quality Services : Balancing Customer Perceptions and Expectations. The Free Press, A Division of Macmillan Inc., New York.

Page 93: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

91

DUCK (Anas platyrhincos Borneo) CULTIVATIONIN HULU SUNGAI UTARA SOUTH KALIMANTAN

(OVERVIEW OF MARKET, HUMAN RESOURCES AND FINANCING)

M. Riza Firdaus, Ade Adriani, A. Yunani, Akhid Yulianto, Antonius G.S, Syahrituah S.

(Universitas Lambung Mangkurat)

ABSTRACT

Given Alabio ducks ( Anas platyrinchos Borneo ) is a commodity that can be developed on wetlands , the study aims to illustrate the potential and development of duck farms that can be relied upon by the provincial government in making policies for the advancement of this duck commodities , especially in the aspect of markets , human resources , and fi nancial aspects . These three aspects have been given the results of several previous studies that the three aspects mentioned this is still an issue in the development of duck and production results . Hulu Sungai Utara as duck production centers serve as a test site . Qualitative analysis of the domain and toksonomi method used as a tool in analyzing the data of this study . The results show : First , aspects of fi nancing shows that the business is viable and profi table , especially on a large scale . Second , the market requires a lot of innovation in creating related products. Third , explain aspects of human resource regeneration is still a problem and also the managerial constraints such as planning , standardization and quality in all phases .

Keywords:

Ducks Alabio, Financial Aspects, Aspects of Market and Marketing, Human Resource Aspects

ABSTRAK

Mengingat itik Alabio (Anas platyrinchos borneo) merupakan komoditas unggulan yang dapat dikembangkan di lahan basah, maka penelitian ini bertujuan untuk menggam barkan potensi dan pengembangan peternakan itik yang dapat dijadikan dasar oleh pemerintah provinsi dalam membuat kebijakan-kebijakan bagi kemajuan komoditas itik ini, terutama dalam aspek pasar, sumber daya manusia, dan aspek fi nansial. Ketiga aspek ini dipilih

Page 94: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

92 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

mengingat hasil dari beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa ke tiga aspek inilah yang masih menjadi masalah dalam pengembangan ternak itik dan hasil-hasil produksinya. Kabupaten Hulu Sungai Utara sebagai sentra produksi itik dijadikan sebagai lokasi penelitian. Analisis kualitatif dengan metode domain dan toksonomi digunakan sebagai alat dalam menganalisis data penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan : pertama, aspek pembiayaan memperlihatkan bahwa usaha ini layak dan menguntungkan terutama dalam skala besar. Kedua, pasar membutuhkan banyak inovasi dalam menciptakan produk terkait. Ketiga, aspek sumber daya manusia menjelaskan regenerasi yang masih menjadi masalah dan juga adanya kendala manajerial seperti perencanaan, dan standarisasi mutu dalam semua tahap.

Kata Kunci :

Itik Alabio, Aspek Keuangan, Aspek Pasar dan Pemasaran, Aspek Sumberdaya manusia

Introduction

The development of excellent product is important for improving the economy of the region and also the people especially in South Kalimantan. This claim can be derived from the characteristics of the excellent product such as labor intensive, local content and culture compatibility. Labor intensive is related to the absorption of labor force in the region. Local content is indicated by multiplier effect of the product in developing production stability and complementary to other industry. Culture compatibility guarantees that the culture supports and suitable for the product development. All is signifi cant to contribute in poverty alleviation of South Kalimantan.

Hulu sungai utara (HSU) is one of the regency in South Kalimantan that has potential. The potential is duck cultivation. The duck is local duck namely Alabio Duck (Anas platyrhincos Borneo). This fowl is cultivated and cared due to tradition and soil structure. The tradition of duck husbandry is rooted from ancestor. HSU has many people that competence in choosing egg and identifying sex of the duck (age1-7 days) for breeding matter. HSU actually can be categorized as valley 89%. Two characteristics are suitable for duck husbandry as habitat and natural competence. Also it is an opportunity to improve economy from such fowl. Alabio duck is producing egg and meat poultry. The meat is derived from duck that had stopped producing egg. So continuity and improvement of such business is really contributing to the economy especially poverty alleviation.

There are many products than can be created from the duck besides egg and poultry. The other products are as follow salted egg, boiled egg, duck jerky, shredded and sausage. Handicraft is also possible from eggshell. Feces of the duck also can be a fertilizer. Duck rice restaurant business is also rife in the area of South Kalimantan. It means that many opportunities are exist whether to sell directly or next production.

Problem that face the husbandry is also still existing. Rohaeni and Rina (2011) mention problems expensive feed and fl uctuation of its availability and price, disease and

Page 95: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

M. Riza, Ade, Yunani, Akhid, Antonius & Syahrituah, Duck (Anas Platyrhincos Borneo)... 93

seed. More Saleh (sentraukm, 2012) adds problems related such as traditional care, superior seed, knowledge of livestock. Suryana (Deptan, 2011) specifi cally categorise problems as follows seed standardisation, quality stud down, weak recording of production and inadequate post-harvest handling.

Previous describe at least three main problem market, human resource and fi nancing. Market is related to the potential and supply side. Human resources is covering traditional care, managerial skill and anticipation of desease. Financing is conected to the expensive feed and fl uctuation of seed and feed price. Financing also exist due to lack of collateral of the breeder. Therefore it is necessary to verify and evaluate the duck business in Hulu Sungai Utara. The result will be important to increase the business and consequently the people economy.

Methods

This research is a qualitative study using descriptive verivicative. The goal is a portrait of the phenomenon in general with the hope of many important things that have not been optimized to be found.

The population is a whole duck farmers in the HSU district. However, the informants are some key people with purposive sampling. For comparison the lower and middle level farmers will be taken as an informant. Saturation level factors will determine the number of informants that included

The types of data used are primary and secondary data. Primary data associated with the data directly from the informant. Informant is evaluated in term of education, revenue, skill and related. Secondary data derived from many research results, offi cial documentation and local government programs.

The data collection technique is documentation as well as interviews and focus group discussion (FGD). Documentations relate to offi cial program implementation and outcomes, also external research. In-depth interviews were conducted with key informants, and community related. FGDs were conducted with key people in the Department of Animal Husbandry.

The technique used is the domain analysis and taxonomic. Domain is associated with the basic dimensions of selected aspects. Taxonomic associated with the selected criteria.

Validity is verifi ed by constantly evaluating the dimensions of the fi eld and its additional issue. Key informants are crucial regarding additional issue. Reliability is done by triangulation. Various key informants statements are compared with other evidence. Various general opinions from various fi elds will be used to strengthen the analyses of the aspects discussed.

Aspects of Market seek to identify the current state and future potential. Current condition is important to see the extent of penetration of products. Potential future provides identifi cation of possible opportunities. The aim is the continuity of the product and the future development efforts. The results of the market review is in the form of products of existing and future potential, the potential and the development of demand and supply, and position the product in its life cycle.

Page 96: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

94 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Marketing is an important aspect. Rate of interest is understood through the under-standing of aspects of consumer behavior both now and in the future. Knowledge of complementary products or product substitution is also a range of identifi cation. Marketing mix consists of product, place, promotion, price was also evaluated. This means that marketing will be easier to determine a strategy for the product to be widely accepted.

Human resources are an important source. Creation, innovation and anticipation of the constraints and opportunities is only done by humans. Aspects of expertise, empowerment, and synergy are the three key points in the business is trying to be seen in this study. Hopefully all could be a force to maintain and grow existing business.

Financing aspect is urgent because it is the blood of business. Identifi cation of some models of fi nancing is essential to cope with sudden or long-term purposes. Patterns of coordination and synergy of various stakeholders in the fi nancing is needed. Funding to support business continuity and development will be an important task of identifi cation. Financial feasibility analysis is used to explain the potential of duck farming fi nancing aspects, which saw the level of cultivation of breeding ducks in delivering profi tability, revenue and added value for farmers.

Financial Analysis (Financial) is an analysis that compares the costs with revenues generated, in order to determine whether a business will be profi table. Financial feasibility analysis use cash fl ow (cash fl ow) over the life of the investment (the cage, tools, duck productive). Appraisals are in 2 ways: 1. Using discounted criteria (criteria discount): NPV (net present value)

and IRR (internal rate of return)2. undiscounted criteria (non-discounted criterion), does not include time value

of money (time value of money): R / C (revenue cost ratio), and IFC (incomeover feed cost)

Net Present Value (NPV) NPV is the difference between the present value of the benefi ts and the present value

of the costs. An otherwise profi table venture if the NPV value is greater than zero. NPV is zero, meaning no profi t or loss of business. The business is loss when NPV lower than zero. The formula to calculate the NPV is as follows:

n Bt - C t NPV = ∑ -------------------------- t-1 ( 1 + i ) t

NPV = Net Present Value until year-tn = effort period (year)t = yearBt = Revenue year -tCt = cost year-ti = Interest rate/ year

Criteria :NPV > 0 ; the business is feasible and profi table.

Page 97: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

M. Riza, Ade, Yunani, Akhid, Antonius & Syahrituah, Duck (Anas Platyrhincos Borneo)... 95

NPV < 0 ; the business is not feasible.NPV = 0 ;the business is zero profi t.Internal Rate of Return (IRR)

IRR or internal rate of return is the discount rate when NPV is zero. IRR indicates the profi tability of a business each year and demonstrates the ability of the business to restore lending. If the IRR of a business is greater than or equal to the discount rate, it can be said to be well worth the effort. If the IRR is less than the applicable discount rate, then the effort is not feasible. Seeking IRR formula is as follows:

NPVIRR = I1 + ( I2 – I1 ) X ---------------------

NPV1 - NPV2IRR = Internal Rate of ReturnI1 = lower interestI2 = higher interestNPV1 = Value of NPV higher (positif)NPV2 = value NPV lower (negatif)

R/C (revenue cost rasio) Revenue-cost ratio or the ratio of revenues and costs of a venture capital invested

demonstrate the ability to generate revenue. If the value of R / C is greater than one, indicating that the business is profi table. If the value of R / C is equal to 1, then the business is not profi table and no losses, and the edge value R / C lower than 1, indicating that the loss of business.Formulas R / C is as follows:

RevenueR / C = ----------------

Cost

PBP (Pay Back Period)PBP is to calculate how fast the time required to recover the investment and working

capital planted in a business. Venture is feasible if the value of PBP shorter than the time required. Meanwhile, if PBP longer than the required activities is not feasible.

Results and Discussion

HSU with an area of 892.7 km2 is one of the districts in South Kalimantan Province, where the total area that is mostly made up of low-lying land was fl ooded by the stagnant swamp either monotonically or are fl ooded periodically, with a general form of river waters and swamp 54 129 2323 Ha.

HSU as the location of the research, preservation ducks has led to the development of specialized models, i.e. nurseries (hatchery), breeding and egg consumption (laying) and business enlargement drake for broiler / dara duck (rearing) . Consumed eggs produced are marketed through merchants associations that are in the market. Hatching eggs usually

Page 98: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

96 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

hatched by incubator machine and traditionally to meet the needs of seeds and a small portion is sold to farmers in the vicinity. The resulting ducklings were selected and maintained as the egg producer.

One type of duck is often cultivated types laying ducks are Alabio ducks (Anas platyrhynchos Borneo). Ducks Alabio This is one kind of poultry native to Indonesia which is a commodity with high egg production and need to be preserved as a source of plasma nuftah to be further developed to support people’s income (South Kalimantan Provincial Livestock Offi ce, 2012). Ducks Alabio by the farmers in the district of HSU is the name of the local ducks “duck(itik) banar” which was developed in accordance with the marketplace of the ducks, the Alabio market the capital distric of Sungai Pandan but it also is one of the genetic resources of the famous as a superior type of laying ducks in the area of South Kalimantan.

Duck rearing in HSU initially preserved in swamps, rivers or rice paddies. Traditionally duck alabio preserved swampland that is widely available in South Kalimantan province, particularly in the HSU preservation system called Lanting system. In the marshy area that purports feed ducks alabio obtain water snail (pronounced kalambuai in Banjar language) as a source of protein and sago or bran as a source of calories. But now keep pace with the world’s livestock, the duck rearing had been left in the district and Upper North River preservation duck done with intensive and semi-intensive rearing scale from 500 to 5,000 pieces / breeder.

According Setioko (2007) duck raising efforts can be generally grouped into three, namely 1) a small scale, the ducks are kept less than 500 head with traditional maintenance system or removed in wetlands or fi elds, 2) moderate scale, with the number of ducks are kept 500-5000 tail / breeder, and 3) a large scale, with the number of ducks that kept more than 5,000 head / breeder with system maintenance intensive. But there is also a breeder in HSU ducks maintain a semi-intensive, with the scale 25-200 tail / head of the family. Ducks are released and feeded with additional food such as snails / kalambuai and dried fi sh to improve egg yolk color. In intensive care, the scale ranges from 200-7000 ownership tail / head of household with feeding 2-3 times a day. Feed consists of commercial feed, mixed bran, rice, sago, dried fi sh, snails / slugs / kalambuai, and marsh vegetation / algae / water hyacinth.

Duck in the district HSU has a very important meaning for the community because it not only as a source of protein, but also as a source of income and employment opportunities. Duck population in 2011 reached 1,339,202 HSU District tail with a growth of 4.37% (from the year 2010 amounted to 1,280,591). Duck population in North River Hulu spread over 10 districts (Table 1) where duck populations were highest in the South Amuntai sub (HSU Department of Animal Husbandry, 2011).

Page 99: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

M. Riza, Ade, Yunani, Akhid, Antonius & Syahrituah, Duck (Anas Platyrhincos Borneo)... 97

Table 1Population of Poultry Ducks At Hulu North River

year 2011

No District Total Ducks (%)

1. Danau Panggang 187.411 14

2. Paminggir 4.206 0,3

3. Babirik 194.834 14,5

4. Sungai Pandan 209.157 15,6

5. Sungai Tabukan 102.173 7,63

6. Amuntai Selatan 280.533 20,9

7. Amuntai Tengah 201.477 15

8. Banjai 51.050 3,81

9. Amuntai Utara 63.712 4,75

10. Haur Gading 44.649 3,51

Jumlah 1.339.202 100%

Source : Dinas Peternakan Kab. HSU, (2011).

Duck eggs produced than is used for consumption are also used to produce ducklings as seeds. Duckling production centers in the South Kalimantan Mamar village, District of North Amuntai, HSU. Ducklings produced ranges between 50000-60000 / week Alabio marketed in the market every Wednesday. Ducklings produced to meet consumer demand in almost all areas of South Kalimantan, some even brought out of the province such as Central and East Kalimantan

Contribution Alabio ducks in supporting the economy, particularly the duck farmers in the province of South Kalimantan Alabio including its role as a provider of poultry eggs and meat as well as seeds, were signifi cantly increased in recent years (Department of Animal Husbandry Reg. South Kalimantan, 2012). This has become a material consideration in the potential success of development efforts alabio duck. Data from the Animal Husbandry Department of South Kalimantan (2012) showed that in 2011 the contribution of duck eggs to egg production poultry in South Kalimantan at 40.85%. As for the contribution to the total production of duck meat poultry meat production in 2011 in South Kalimantan by 3.46% and the contribution of meat production to total production of duck meat (large livestock, small and poultry) of 2.82%. According to Zuraida (2004) contribution to the total revenue alabio duck family duck breeders alabio by 58%, and 46.81 to 52.80% is the main livelihood Alabio duck farmers, particularly in the district of HSU, Hulu sungai tengah (HST) and Hulu sungai selatan (HSS) and 47.50% in the district of Tanah Laut.

The role of ducks alabio not only as a source of food that produces faster (quick yielding) (Solihat et al, 2003) but more importantly it is a source of income breeders

Page 100: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

98 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

(Hamdan et al, 2010), create jobs and increase the consumption of animal protein for farmers and communities (Jarmani and Sinurat, 2004)

Aspect of Financing

Potential duck farming fi nancing aspects of the review carried out with fi nancial feasibility analysis will be used to view and explain the level of cultivation of breeding ducks in delivering profi tability, revenue and added value for farmers. Calculation of the fi nancing aspect for value Internal Rate of Return (IRR) in this study draws for were maintenance intensive duck with a large scale with the number of 10,000.

From the calculation of the fi nancial aspects it is clear that duck farming alabio feasible at a commercial rate, which a positive NPV, the value of Benefi t / Cost ratio is equal to 1.87 means that these investments have the benefi t of the revenue obtained 1.87.

The results of the calculation of Internal Rate Of Return (IRR) the rate of 17.1% which is greater than the interest rate on bank deposits 12 months, amounting to 6.25%. This means that investment in more profi table businesses duck when the funds deposited in the form of deposits. By using the parameters of fi nancial payback period (the period of taking stock) breeding ducks in HSU also suggests criteria feasible, capital was able to return at the end of the 4th year or exactly 4 years 1 month.

The results of fi eld observations to the duck farmers in the HSU district shows that in terms of capital already present capital assistance through the Food Security and Energy Credit (KKP-E) Livestock, which investani credit or working capital funds provided by the Bank executing the farmers / ranchers through livestock farmer groups by executing distribution patterns and sources of funding 10% of the banks and the risks borne by banks, and for the HSU district executive bank is Bank Rakyat Indonesia Branch Amuntai

Food Security and Energy Credit (KKP-E) The ranch has a very low interest rate, which is the interest paid by the farmer participants CTF-E is only 6% per year with a credit period adjusted for the business cycle or a maximum of 3 (three) years. Loan size / maximum ceiling for each breeder Rp.50.000.000 and is intended also for other businesses outside of duck farms

Requirements to access CTF-E Ranch is also very easy to include at least 21 years farmers or was married and had identity cards (KTP), registered and active as a member of the livestock farmer, owning a farm that commodities fi nanced LTO-E, do not have a loan from any party and has collateral in the form of certifi cates / BPKP / Physical Mastery certifi cate.

In 2011, according to the Secretary of Department of Animal Husbandry and Fisheries HSU (as informants) venture capital strengthening activities through KKP-E Ranch running properly and smoothly. KKP-E were distributed in 2011 was Rp 1,445,845,200, - (one billion four hundred and forty-fi ve million eight hundred and forty-fi ve thousand two hundred). Recent data suggest that the Bank Rakyat Indonesia (BRI) provides assistance through loans of 2.5 billion Food Security and Energy (NOA-E) Livestock to 16 groups of farmers / livestock with 1-year return period

Page 101: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

M. Riza, Ade, Yunani, Akhid, Antonius & Syahrituah, Duck (Anas Platyrhincos Borneo)... 99

Another aspect of potential capital fi nancing is the presence of the activities of the Institute for Self-rooted in society (LM3) Directorate General of Livestock and Animal Health Department of Agriculture in the Upper North River District, which in 2011 had allocated capital facility agribusiness duck on Ikhsanul Charitable Foundation Alabio sungai sandung village of sungai Pandan district stumbled Rp 100,000,000, - (one hundred million rupiah) (Department of Animal Husbandry and Fisheries HSU County Government, 2012).

Social assistance funds transferred directly into account LM3 then managed as the business capital for Business Plan Activities (RUK), ie for the purchase of cattle alabio duckling alabio females and males, the manufacture of cages and equipment, purchase of concentrate feed, medicines medicines, vitamins, vaccines, and other expenses.

Aspect of Market:

Seen in the above table an increasing number of duck populations are maintained by farmers. Despite the increasing number of population but the fi eld interviews indicate that farmers who do a seed hatcheries are still not able to meet consumer demand for child nursery. This means that the request (demand) seedlings ducks (DOD) is still higher than the offer (supply), so the potential demand for duck eggs and seeds are still wide open.

Table : Duck Population in HSU Year 2008 - 2011

Year 2008 Year 2009 Year 2010 Year 2011

1.216.197 1.254.252 2.280.591 1.339.202

Source : Dinas Peternakan Pemprov Kalsel

Development: how to avoid a lot of duck jerky, duck meat in cans technologies (such as beef cornet), use duck feathers for pillows.

In the future there is no duck certifi cation; this time selling out of the area should be quarantined. Breeders are facing diffi culties regarding administrative quarantine heavy. Additional cost will exist when handed to the other. If enough education, there would be no problem for administrative affairs like this.

For PLC ducks are in the adult stage early / growth maturity (Fandy, 1998). It can be seen from the following characteristics: First, the relatively stable sales topped sales. This is refl ected in the large number of more demand than supply, thus allowing other kinds of ducks to duck Alabio meet demand. Ducks another type that acts as a substitute of the ducks is ducks Alabio Serati, Peking duck, and ducks Bali / Java. Consumers want a duck Alabio but because no stock they want then they end up taking another duck that Peking duck, duck Serati, or duck Java / Bali to fulfi ll their wishes are.

Second, competitors are numbers. Most residents in the village of Mamar for example, participate in conducting hatching. Eggs Raising developed in almost all districts, especially in Sub Babirik, Sungai Tabukan and Sungai Pandan. Raising enlargement developed in the sub Babirik, Pandan River, River Tabukan, Bake Lakes and Northern Amuntai. Nurseries developed in the South Amuntai district, Sungai Pandan, Sungai Tabukan. Processing

Page 102: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

100 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

developed in the sub-region and Central Amuntai Sungai Pandan. Besides, there is also a breeder who lives in Barabai Hulu Sungai Tengah not as much as in the HSU. Third, the price of duck in this situation is very elastic, so the price is a little drop will result in a huge increase in demand for commodities this duck.

Aspect of Human Resource:

Human resources duck farming businesses in the District of HSU potential both in terms of numbers and skills and expertise. Actors duck farms are divided into several activities, namely: a. Incubationb. Egg Farmingc. Enlargement d. Nurserye. Processing Each of these activities are spread in several areas of cultivation as follow :a. Incubation in Mamar village b. Egg farming almost in all district, especially in Babirik, Sungai Tabukan dan Sungai

Pandanc. Enlargement in Babirik, Sungai Pandan, Sungai Tabukan, Danau Panggang dan

Amuntan Utarad. Nursery in South Amuntai, Sungai Pandan, Sungai Tabukane. Processing in Central Amuntai Tengah dan Sungai Pandan

The quality of human resources seen farm businesses of formal education is still low because the majority of farmers only graduated from elementary and junior high school education, only few have high school education. Government’s efforts in improving the quality of human resources and insight improvement and development are to do training and development both individually and in groups. Counseling is done mainly to increase the human resource capacity in dealing with livestock diseases, and increase the ability of livestock product packaging. Other processed products can be duck jerky, crackers and shredded duck. This product is still weak in quality and product diversifi cation, weak marketing and less competitive prices.

Although the quality of formal education is still low, but seen from the skills and expertise in their farming activities have a powerful hereditary skills. It’s just that their skills more in aquaculture hatcheries, breeding, fattening and cultivation of duck eggs, but they did not master the ability to farm product processing, marketing and access to capital in order to develop business

So the problems are perceived farm businesses are capital and technology uptake. The desired direction of development of the broader access to capital is not only KKPE (Credit Food Security and Energy) which is channeled in 2012 reached USD 1.5 M in August through BRI. And direction of development in the future also be pursued with

Page 103: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

M. Riza, Ade, Yunani, Akhid, Antonius & Syahrituah, Duck (Anas Platyrhincos Borneo)... 101

certifi ed nursery Based on surveys and interviews with duck farming businesses, it can be seen in the following table:

No Name Education Age Dependent AgeRevenue/

Week

Revenue/

Month1 Muhaimin SLTA 35 2 10 1.500.000 6.000.000

2 Idi SLTA 40 3 10 1.650.000 6.600.000

3 Hawari SLTA 40 3 5 1.500.000 6.000.000

4 Barkati SD 38 5 15 1.155.000 4.620.000

5 Ratna SD 40 3 10 3.300.000 13.200.000

6 Anggraini SLTA 35 2 5 2.475.000 9.900.000

Total 228 18 55 11.580.000 46.320.000

Average 38 3 9 1.930.000 7.720.000

Overview of human resources based on the results of the survey and interview respondents the quality of human resources is a good enough high school education were 67% below the rest of high school education. This is consistent with the results of 35 interviews that describe the active in the cattle market by 50% had a high school education because education is a high school under the old businesses. The average age of farm businesses is 38 years old and almost all of them are productive ranged between 30-40 years.

Dependents of the respondents on average 3 people with business experience on average 9 years. Respondents generally carry on a family business that was very experienced and highly skilled in the fi eld of breeding ducks. Income they handful of duck farming business is quite diverse namely Rp.4.000.000, - to Rp.15.000.000, - per month. The magnitude of the average income of the respondents is Rp.7.720.000, - indicates it is well worth the effort and the potential to become the foundation of the HSU, either as incubator, laying, fattening and processed farm.

Based on the depth interview can be drawn that almost the entire population of the village of Mamar (90%) are farmers who incubate the eggs with an income ranging between Rp. 5.000.000, - to Rp. 15.000.000, - within 40 days. Hatching success rate of 1000 seeds is 80% (800 x Rp.7500, - = Rp 8.000.000, -) minus Rp. 2.000.000, - for operational costs (seeds egg Rp 1.500.000, - and auxiliary materials Rp 500,000, -) means it can generate USD. 6.000.000, - in 40 days is very promising results. Similarly, farmers who keep laying ducks are also very worthy because if farmers maintain 400 ducks were able to produce about 300 eggs per day then a week can produce 2100 eggs a price of Rp. 1650, - per seed, it can generate sales revenue of Rp. 3.465 million, per week. Meanwhile, if you look at the sales revenue of ducks that have been rejected and the young ducks to eat the home can generate income of Rp. 1.5 million per week as net profi t because of the sale of 500 head x Rp. 30.000, - per head (Rp.15.000.000 sale - purchase of Rp. 13.5 million, -).

Page 104: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

102 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

HR coaching they get from the local government or other agencies is lacking, especially in terms of marketing training and capital. Judging from the technology and expertise of the farmers is very adequate.

To increase the productivity of farmers in the region Alabio ducks source stimulus it needs to be given capital assistance, facilities and infrastructure and the need for the race and the cattle breeding business competencies so that there is a healthy and improve quality. The need for fodder development assistance in terms of quantity and quality as well as the development of alternative feed quality. In ducks Alabio maintenance costs of feed production reaches 65-70% (Setioko and Rohaeni, 2001). Ability to maintain duck duck breeders Alabio adjust to conditions and the presence of local wisdom is one factor of success in the business of breeding ducks, so avoid feeding diffi culties and limitations of the condition of the farm.

Contribution Alabio duck farms in supporting the economy of the people can be seen in the role of provider of eggs (40.85%), meat (3.46%) and signifi cant duck seedlings. Alabio duck farmers as the main job and contributed 52.80% of the total family income of 58% of a farm duck shows the magnitude of economic contribution in supporting the family. The main constraint is the supply of quality seeds, post-harvest handling is not optimal and sustainable food availability. The advantages are as duck duck Alabio endowment (dual purpose) as laying and broiler potential with peak egg production reached 92.70% with a fi xed power reaches 79.48% (Suryana and Tiro, 2007) the results of previous studies showed its validity based on the results of interviews conducted by researchers in the research survey conducted on November 7, 2012 in HSU.

The existence and role of the Association of Duck Farmers and Merchants should be increased. institutional and role so as to encourage acceleration of technology transfer and improving the quality of human resources, supported by the ability and experience and local wisdom in farm business activities. In order to face the free market then need germplasm protection for duck Alabio that is special and distinguishes:

1. Higher egg production2. Lower mortality3. lower meat stench4. High egg hatchability

Recommendations in the development of duck Alabio on HSU is :1. Breeding policy targeted and structured to maintain the availability of sustainable

seed2. The existence of a good duck breeding guidelines3. Developing centers of ducks Alabio4. Increasing the supply of quality seeds ducks Alabio5. Optimization of institutional and human resource nursery How to overcome the shortage of human resources in the fi eld of breeding ducks can

cooperate with vocational agriculture to open department / special subjects duck farms, or hold a short course of duck. Practical lessons about the business also need to be given as business planning, entrepreneurship, marketing, innovation, fi nance / accounting basic,

Page 105: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

M. Riza, Ade, Yunani, Akhid, Antonius & Syahrituah, Duck (Anas Platyrhincos Borneo)... 103

practical knowledge of modern business and others. Participants also delivered not just duck farmers, but also include those who have a child aged 17 years or older to attend courses / education brief in order to increase their levels of knowledge and the establishment of the business in the future cadre of successors. It is also to foster interest in young people to manage their businesses with scientifi c and modern touches. It is understood that young people tend to be less interested in continuing the business when their parents are still traditional nuance. In this way is expected in the long run both in terms of human resource quality of formal and informal pendidikna owned by farmers could increase

Conclusion

Aspect of fi nancing shows that the business is feasible and profi table. This conclusion can be working when the scale in large. However credit is still shorter than payback period. Problem of collateral for such low scale business is common.

Aspect of the market in the short term is relatively not so problematic because demand is higher than supply. For the longer-term innovation and product variety of processed products derived from duck. Examples of products that still have not been developed as a pillow of feathers duck, duck meat in cans, creative products from duck eggshell, HSU souvenirs, such as T-shirts illustrated ducks, key ring, carvings, ornaments, etc.. Integrated long-term innovation capability will increase with increasing levels of education and knowledge of the breeder.

Aspect of Human Resource is in problem related to the regeneration. Many youth can be improved the involvement through education and vocational matter. Education must cover managerial competence due to lack of quality assurance and managerial dimension. However, existing generation can be running more success with building association and assistance of stakeholder such as Bank and Government agency also collaboration among breeder.

Reference

Alila Pramiyanti, 2008. Studi Kelayakan Bisnis Untuk UKM. Penerbit Medpress. Yogyakarta

Biyatmoko D.2005. Kajian arah pengembangan itik di masa depan. Ekspose Konsultan Pengembangan Ternak Kerbau dan Itik serta Diseminasi Teknologi Peternakan Tahun 2005; Banjarbaru, 11 Juli 2005. Dinas Peternakan Prov.Kal-Sel.Banjarbaru, 13 hlm

Departemen Pertanian (Deptan), 2011, http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/ p3263074.pdf

Dinas Peternakan, 2012. Rencana Strategis 2008 – 2012. Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara, Amuntai

Eni Siti Rohaeni dan Yanti Rina, 2011, PELUANG DAN POTENSI USAHA TERNAK ITIK DI LAHAN LEBAK, http://balittra.litbang.deptan.go.id/ prosiding06/ Doc-ument37.pdf

Page 106: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

104 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Fandy Tjiptono, 1998. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi. Yogyakarta

Hamdan,A,R,Zuraida dan Khairudin, 2010. Usahatani Alabio petelur (studi kasus desa Prima Tani Sungai Durait Tengah Kecamatan Babirik, Kabupaten Hulu Sungai Utara kalimantan Selatan.Prosiding Seminar Nasional Membangun Sistem Inovasi di Pedesaan. Bogor, 15-16 Oktober 2009. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian,Bogor.hlm 256-262.

Jarmani S.N, dan A.P Sinurat. 2004. Pengembangan Itik dalam upaya menambah konsumsi protein hewani dan pendapatan masyarakat. Prosiding Seminar nasional Teknologi Peternakan Veteriner. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian,Bogor.hlm 621-627

Khairatul Muqsita, 2011, http://khairaunlam.blogspot.com/2011 /07/ karakteristik-sifat-fi sik-dan-potensi.html

Laporan Tahunan 2011. Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Amuntai.

Pusat Informasi Beternak Unggas, 2009, http://unggasfarm.wordpress. com/2009/06/27/ menjanjikan-prospek-agribisnis-ternak-itik-di-masa-mendatang-dan-sekarang-2/

Rohaeni ES, dan Tarmudji.1994. Potensi dan Kendala dalam pengembangan peternakan itik Alabio di Kalimantan Selatan. Warta Penelitian dan Pengemban Pertanian 26 (1):4-6.

Sentra Ukm, 2012, Budaya Itik Petelor, http://www.sentrakukm.com/skim/wub/itk/ kritis.php

Setioko,A.R (1990). Pemeliharaan Itik Di Indonesia. Balai Penelitian Ternak.Bogor

Solihat S, Suswoyo I dan Ismowati. 2003. Kemampuan performan produksi telur dari berbagai itik lokal. Jurnal peternakan tropik 3 (1):27-32

Page 107: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

105

Pengaruh Tingkat Keuntungan Pasar, Nilai Tukar Rupiah, Infl asi, Dan Tingkat Suku Bunga, Terhadap Return Saham

Industri Food And BaverageTahun 2007-2009

Studi Pada Bursa Efek Indonesia

Rina Zulelli(Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Banjarmasin)

Meina Wulansari Yusniar(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

ABTRACT

Return is the profi t in the future which is compensation for the risk associated with the investments made. One instrument is a capital investment in the stock market. The purpose of this study to examine the effect of macroeconomic variables (market profi t rate, exchange rate, infl ation, interest rates) to the Food and Baverage stock returns.The samples in this study were shares in food and industrial sectors baverage listed on the Stock Exchange in the period 2007-2009. Sampling using purposive sampling and obtain samples 17 companies. Data taken from the fi nancial statements issued by a public company listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). Analysis of the data in this study using multiple regression with teory Arbitrage Price Theory (APT).

The results of the study by testing the coeffi cient of determination (R square) concluded baverage food and stock returns can be explained by the four independent variables (macroeconomic Variebel) of 23.3%. F test results in this study indicate that macroeconomic variables (market profi t rate, exchange rate, infl ation and interest rate) as a whole has signifi cant infl uence.T test results in this study indicate that the variable profi t rate, exchange rate, infl ation has no signifi cant effect, while interest rates have a signifi cant effect on the Food and Baverage stock returns.

Keywords :

APT, Market Profi t Rate, Exchange Rate, Infl ation, Interest Rate, Stock Return

ABSTRAK

Return adalah keuntungan di masa yang akan datang yang merupakan kompensasi atas risiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan. Salah

Page 108: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

106 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

satu instrumen investasi pada pasar modal adalah saham. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh variabel makro ekonomi (tingkat keuntungan pasar, nilai tukar rupiah, infl asi, tingkat suku bunga) terhadap return saham Food and Baverage. Sampel dalam penelitian ini adalah saham-saham pada sektor industri food and baverage yang terdaftar di BEI dalam kurun waktu 2007-2009. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan memperoleh sampel 17 perusahaan. Data di ambil dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan publik yang terdaftar di Indonesia Stock Exchange (IDX). Analisa data dalam penelitian ini menggunakan multiple regression dengan teory Arbitrage Price Theory (APT).

Hasil penelitian dengan uji koefi sien determinasi (R2) menyimpulkan return saham food and baverage dapat dijelaskan oleh keempat variabel bebas (Variebel makro ekonomi) sebesar 23.3 %. Hasil Uji F dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel makro ekonomi (tingkat keuntungan pasar, nilai tukar rupiah, infl asi dan tingkat suku bunga) secara keseluruhan mempunyai pengaruh signifi kan. Hasil uji t dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tingkat keuntungan, nilai tukar rupiah, infl asi mempunyai pengaruh tidak signifi kan sedangkan tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang signifi kan terhadap return saham food and baverage.

Kata Kunci :

APT, Tingkat Keuntungan Pasar, Nilai Tukar Rupiah, Infl asi, Tingkat Suku Bunga, Return Saham

PENDAHULUAN

Industri food and baverage yaitu industri yang memproduksi jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.Industri ini tumbuh dan berkembang seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia (www.gapmmi.or.id).Penelitian ini memilih perusahaan food and baverage sebagai obyek penelitian dengan pertimbangan bahwa industri ini merupakan jenis industri yang cepat berkembang.Hal ini dikarenakan sektor industri food and baverage bergerak dalam bidang makanan dan minuman yang merupakan kebutuhan primer masyarakat.

Tahun penelitian mulai dari tahun 2007 sampai 2009. Kurun waktu penelitian tersebut terjadi krisis ekonomi global yaitu tahun 2008 sampai 2009 (ieg.worldbankgroup). Peristiwa tersebut dijadikan peneliti untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya pada industri food and baverage dan apakah semua perusahaan industri food and baverage tersebut tetap bertahan terhadap segala permasalahan krisis ekonomi global.

Variabel ekonomi makro yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat keun-tungan pasar (Return Market), nilai tukar rupiah, infl asi, dan tingkat suku bunga. Fluktuasi pasar secara berlebihan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi yang disebut risiko pasar. Fluktuasi pasar biasanya ditunjukkan oleh berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan (Tandelilin, 2010;103). Penelitian Wahyu (2007) menyatakan pengaruh

Page 109: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Rina Zulelli & Meina Wulansari, Pengaruh Tingkat Keuntungan Pasar, Nilai Tukar... 107

tingkat keuntungan pasar terhadap return saham individual pada industri kertas adalah positif.

Pentingnya return saham ini sangat terasa saat pengusaha/investor ingin melakukan in vestasi maka yang dipikirkan seorang investor adalah memaksimalkan return. Return akan memotivasi investor untuk berinvestasi dan return merupakan bentuk kompensasi atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukan.

Kondisi nilai rupiah yang kurang stabil, memberikan perasaan cemas kepada investor untuk menanamkan investasinya. Jika nilai rupiah stabil maka perekonomian dapat berjalan dengan lancar. Penelitian Puteh (2012) mengemukakan bahwa perubahan nilai tukar (kurs) berpengaruh negatif terhadap return saham BBRI, AALI, GGRM, TLKM, INTP dan berpengaruh positif pada return saham MEDC, UNTR, ASII.

Hasil penelitian yang lalu menunjukkan adanya perbedaan hasil mengenai pengaruh infl asi terhadap return saham. Thobarry (2009), dan Janrattanagul (2009) mengemukakan hasil penelitiannya bahwa variabel infl asi berpengaruh negatif terhadap return saham. Hasil ini berbeda dengan penelitian Puteh (2012) yang menyatakan bahwa variabel infl asi berpengaruh positif terhadap return saham AALI dan GGRM .

Tingkat suku bunga akan berubah seiring dengan perubahan infl asi. Jika tingkat suku bunga (BI rate) naik maka harga saham akan turun, kegiatan investasi menurun. Karena orang lebih tertarik untuk menyimpan uangnya di bank yang menawarkan bunga tabungan dan bunga deposito lebih tinggi. Tingginya suku bunga mengakibatkan pembayaran pada pinjaman jadi lebih besar. Akibatnya perusahaan akan kesulitan untuk melakukan kegiatan operasionalnya.Hasil penelitian Thobarry (2009), menyatakan bahwa pengaruh perubahan tingkat bunga terhadap return saham property adalah negatif. Sementara penelitian Puteh (2012) menyatakan hasil yang berbeda yaitu adanya pengaruh yang positif dari variabel tingkat bunga terhadap return saham perusahaan, AALI dan GGRM .

Berdasarkan latar belakang dan research gap, dan untuk mengeksplorasi lebih lanjut penelitian mengenai return saham dengan variabel-variabel ekonomi makro yaitu tingkat keuntungan pasar (Return Market), nilai tukar rupiah, infl asi, suku bunga (BI rate), maka studi ini dilakukan. Perbedaan pada penelitian sebelumnya adalah obyek penelitian yaitu return sahamnya untuk industri food dan baverage yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dan tahun penelitiannya yaitu pada tahun 2007 sampai 2009.

Penelitian ini menggunakan model Multiple Regression dengan memakai Arbitrage Pricing Theory (APT) Roos (1976). Variabel-variabel yang digunakan yaitu: Tingkat keuntungan Pasar (Return Market), nilai tukar rupiah, infl asi, dan tingkat suku bunga (BI rate). Harapannya dengan teori tersebut risiko return saham dapat diprediksi dan memperkecil ketidakpastian yang terjadi sehingga dapat digunakan membantu pengambilan keputusan pada periode berikutnya.

A. Perumusan Masalah1. Apakah perubahan tingkat keuntungan pasar (Return Market) mempunyai pengaruh

positif pada return saham industri food and baverge2. Apakah perubahan nilai tukar rupiah mempunyai pengaruh positif pada return saham

industri food and baverge

Page 110: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

108 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

3. Apakah perubahan infl asi mempunyai pengaruh negatif pada return saham industri food and baverage

4. Apakah perubahan tingkat suku bunga mempunyai pengaruh negatif pada return saham industri food and baverage

B. Tujuan PenelitianSesuai dengan pemasalahan yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini diharapkan

dapat memperoleh tujuan sebagai berikut :1. Menganalisis pengaruh perubahan tingkat keuntungan pasar pada return saham

industri food and baverage2. Menganalisis pengaruh perubahan nilai tukar rupiah pada return saham industri food

and baverage3. Menganalisis pengaruh perubahan infl asi pada return saham industri food and

baverage4. Menganalisis pengaruh perubahan tingkat suku bunga pada return saham industri

food and baverage

C. Manfaat Penelitian1. Bagi Investor,hasil penelitian ini bisa memberikan kontribusi berupa informasi pada

pengambilan keputusan kegiatan investasi di pasar modal2. Bagi manajemen perusahaan, penelitian diharapkan dapat membantu dengan

memberikan informasi untuk dapat mengantisipasi pengaruh perubahan tingkat keuntungan pasar, perubahan nilai tukar rupiah, infl asi dan perubahan tingkat suku bunga terhadap return saham dalam pengambilan keputusan perusahaan guna mengurangi resiko.

3. Manfaat teoritis yang diberikan berupa paparan mengenai pengaruh tingkat Keuntungan Pasar, Nilai Tukar Rupiah, Infl asi, Dan Tingkat Suku Bunga, Terhadap Return Saham terutama pada Industri Food And Baverage

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori1. Investasi

Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha untuk memperoleh hasil atau keuntungan. Secara luas investasi adalah komitmen dari dana terhadap suatu asset atau lebih yang akan dipegang untuk beberapa waktu mendatang. Investasi dapat dilakukan melalui berbagai media investasi seperti pasar uang, pasar modal, perusahaan reksadana dan perusahaan-perusahaan investasi lainnya.

2. Alokasi Modal Dalam Keputusan InvestasiPasar modal dibentuk dengan tujuan untuk memungkinkan terjadinya alokasi

dana yang efi sien dari pihak yang kelebihan dana (investor) ke pihak yang kekurangan dana (emiten). Melalui pasar modal, para investor dimungkinkan untuk melakukan

Page 111: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Rina Zulelli & Meina Wulansari, Pengaruh Tingkat Keuntungan Pasar, Nilai Tukar... 109

diversifi kasi, membentuk portofolio, sesuai dengan risiko yang ditanggung dan tingkat imbal hasil yang diharapkan.Manajer-manajer portofolio berusaha memperoleh pilihan terbaik antara risiko dan imbal hasil. Keputusan alokasi modal dihadapkan pada pilihan dalam proporsi dari keseluruhan portofolio yang berada dalam sekuritas pasar uang yang aman tapi rendah imbal hasilnya atau dalam sekuritas penuh risiko namun tinggi imbal hasilnya seperti saham. Cara langsung untuk mengendalikan risiko portofolio adalah dengan meletakkan sebagian investasi dalam bentuk surat utang pemerintah jangka pendek dan dalam bentuk sekuritas pasar uang lainnya yang cenderung berjangka panjang (Bodie, Kane, Marcus; 2008;256)

3. Pengertian Pasar ModalPasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana

dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Tempat dimana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan bursa efek.

4. Arbitrase Pricing TheoryStephen Ross mengembangkan Teori Pembentukan Harga Arbitrase (Arbitrage

pricing Theory-APT) pada tahun 1976.APT memprediksi Garis Pasar Sekuritas yang mengaitkan imbal hasil yang diharapkan dengan risiko, tetapi jalur yang diambil meliputi bebarapa faktor. APT Ross didasarkan pada tiga proposisi (Bodie/Kane/Marcus, 2008;446) yaitu : 1) Imbal hasil sekuritas, 2) Terdapat cukup banyak sekuritas untuk menghilangkan resiko istimewa dengan diversifi kasi dan 3) Pasar sekuritas yang berfungsi dengan baik tidak memungkinkan terjadinya peluang arbitrase secara terus menerus

Arbitrage Pricing theory (APT) memungkinkan kita untuk memasukkan le-bih dari satu faktor untuk menentukan tingkat keuntungan sekuritas. APT tidak menjelaskan secara spesifi k faktor-faktor yang relevan, sehingga dalam pengem-bangan model faktor-faktor tersebut harus ditentukan terlebih dahulu secara empiris. APT berawal dengan mengasumsikan bahwa tingkat keuntungan sekuritas adalah merupakan fungsi linear dari gerakan suatu set faktor yang fundamental. Pada konsep CAPM yang menyatakan bahwa imbal hasil yang diharapkan yang terdiri atas dua komponen yaitu suku bunga bebas risiko, yang merupakan kompensasi nilai waktu dari uang, dan premi risiko, ditentukan dengan mengalikan premi risiko tolak ukur (seperti premi risiko portofolio pasar) dengan ukuran relatif risiko, beta (Bodie/Kane/Marcus, 2008;444)

E(r) = rf + β [E(rM) – rf] atau E(r) = rf + β RPM

Dimana : RPM adalah premi risiko portofolio pasarKenyataannya Premi risiko portofolio pasar (RPM) ditentukan oleh beberapa

faktor termasuk aktivitas ekonomi yang diukur dengan pendapatan nasional bruto, kondisi ekonomi internasional, tingkat infl asi, perubahan perpajakan, harga minyak dan faktor lainnya. Sementara faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap setiap kelompok sekuritas. Dengan demikian tingkat keuntungan

Page 112: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

110 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

sekuritas tidak hanya merupakan fungsi dari satu faktor saja, melainkan merupakan fungsi dari berbagai faktor.Hubungan return dan risiko pada APT adalah (Tandelilin, 2010;213)

E(Ri) = Rf+ bi1(premi risiko untuk faktor 1) + bi2(premi risiko untuk faktor 2)+ ......+ (premi risiko untuk faktor n)

Dimana : bi = sensitivitas relatif return sekuritas terhadap premi risiko untuk suatu faktor risiko

5. Indeks Harga Saham GabunganIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau composite stock price index

menggu nakan seluruh saham tercatat sebagai komponen penghitungan indeks. Ma-sing-masing pasar modal memiliki indeks yang dibentuk berdasarkan saham-saham yang dipakai sebagai dasar dalam perhitungan indeks harga. IHSG dalam Inggris dise but juga Jakarta Composite Index (JCI) atau JSX Composite, merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakanoleh Bursa Efek Indoesia. Diperkenalkan per tama kali pada tanggal 1 April1983, sebagai indikator pergerakkan harga saham di BEI. Hari dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100. Perhitungan Indeks mere presentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan perdagangan setiap harinya.

6. Faktor-faktor Makro Ekonomi 1. Tingkat Keuntungan Pasar. Tingkat Keuntungan Pasar (RM) adalah imbal hasil

yang diharapkan terhadap seluruh saham yang tercatat di bursa.2. Nilai Tukar (Kurs). Kurs adalah harga suatu mata uang yang diekspresikan

terhadap mata uang lainnya. Kurs dapat mewakili sebagai sejumlah mata uang lokal yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing. Resiko nilai kurs yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik dengan mata uang Negara lain dapat menimbulkan kerugian.

3. Infl asi. Akibat infl asi permintaan terhadap barang-barang meningkat, tetapi daya beli rendah, sehingga masyarakat tidak mampu membelinya. Pada akhirnya, perusahaan akan kesulitan dalam berproduksi karena biaya produksi tinggi dan harga jual tidak terjangkau oleh konsumen, sehingga penjualan akan turun dan akhirnya harga saham perusahaan melemah ( Zubir, 2011;21)

4. Tingkat Suku Bunga. Umumnya tingkat bunga mempunyai hubungan negatif dengan bursa saham. Bila pemerintah mengumumkan tingkat bunga yang lebih tinggi maka investor akan menjual sahamnya (harga saham akan turun) dan lebih mempercayakan dananya untuk disimpan pada deposito.

7. Pengaruh Faktor-Faktor Makro Ekonomi Terhadap Return Saham1. Pengaruh tingkat Keuntungan Pasar terhadap Return Saham. Sikap optimis

atau pesimis dari para investor terhadap kemampuan sekuritas yang diterbitkan emiten untuk memberikan keuntungan selisih harga (capital gains) yang berasal

Page 113: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Rina Zulelli & Meina Wulansari, Pengaruh Tingkat Keuntungan Pasar, Nilai Tukar... 111

dari penjualan dipasar sekunder. Penelitian Wahyu (2007) bahwa tingkat keuntungan pasar berpengaruh positif pada return saham individu pada indutri kertas.Pengaruh Pergerakan Nilai Tukar (kurs) Terhadap Return Saham

2. Sebagian besar bisnis mengharuskan pertukaran satu mata uang dengan mata uang lain untuk melakukan pembayaran. Karena kurs mata uang berfl uktuasi sepanjang waktu, arus kas yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran juga berubah. Bahkan jika seorang ekspotir menggunakan mata uang asalnya, fl uktuasi kurs juga akan mempengaruhi permintaan asing atas produk perusahaan. Saat mata uang negara asal meningkat, produk yang menggunakan mata uang tersebut menjadi lebih mahal di negara asing sehingga dapat menyebabkan penurunan permintaan dan berakibat pada penurunan arus kas (Madura,2006;22). Penelitian Thobarry (2009) mengemukakan bahwa perubahan nilai tukar (kurs) berpengaruh positif terhadap return saham. Penelitian Putra (2011) menyatakan bahwa kurs valuta asing mempunyai pengaruh signifi kan terhadap return saham. Pada penelitian Puteh (2012) dinyatakan nilai tukar (kurs) berpengaruh positif terhadap return saham pada 4 saham perusahaan dan berpengaruh negatif pada 5 saham perusahaan. Vijay & French (2010) menyatakan pada penelitiannya bahwa nilai tukar (kurs) berpengaruh negatif terhadap return saham.

3. Pengaruh Infl asi Terhadap Return Saham. Jika infl asi suatu Negara me ning kat relatif dibandingkan Negara-negara rekanan dagangnya, maka neraca berjalan Negara tersebut akan menurun, jika faktor lain tidak berubah. Konsumen dan perusahaan pada Negara tersebut mungkin membeli lebih banyak barang di luar negeri (karena tingginya infl asi lokal), sementara ekspor negara tersebut menurun (Madura,2006;53). PenelitianAlfi sah (2010), Thobarry (2009), Janrattanagul (2009) menge mukakan hasil penelitiannya bahwa variabel infl asi berpengaruh negatif terhadap return saham. Pada penelitian Putra (2011) menyatakan infl asi mempunyai pengaruh yang signifi kan terhadap return saham Syariah. Sedangkan pada penelitian Ozbay (2009) dan Cukur(2007) menyatakan bahwa pengaruh infl asi terhadap return saham insignifi kan

4. Pengaruh Suku Bunga Terhadap Return Saham. Tingkat bunga yang tinggi mengurangi nilai sekarang dari arus kas masa depan, sehingga mengu rangi daya tarik peluang investasi. (Bodie/Kane/Marcus, 2008;178). Hasil penelitian Ozbay (2009), Thobarry (2009), Sulaiman dkk (2012) menyatakan bahwa pengaruh perubahan tingkat bunga terha dap return saham adalah negatif. Penelitian yang dilakukan Alfi sah (2010) menyatakan bahwa Suku bunga berpengaruh positif dan signifi kan terhadap return saham

8. Return SahamReturn saham terdiri dari capital gain dan dividend yield. Capital gain adalah

selisih antara harga jual dan harga beli saham per lembar di bagi dengan harga beli, dan dividend yield adalah dividen per lembar dibagi dengan harga beli saham per lembar.(Zalmi Zubir, 2011;4)

Page 114: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

112 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Return saham untuk model APT didasari oleh pandangan bahwa return harapan untuk suatu sekuritas akan dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko. Faktor-faktor risi-ko tersebut akan menunjukkan kondisi ekonomi secara umum (makro).

KERANGKA PIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Pikiran PenelitianModel penelitian yang dipakai berdasarkan kerangka Pikiran Penelitian yaitu :

Gambar3.2 Skema hubungan variabel independent dengan variabel dependent

B. Hipotesis PenelitianBerdasarkan teori dan hasil-hasil penelitian yang sudah dibahas sebelumnya

(Tandelilin 2010, Puteh 2012, Zubir 2011, Wahyu 2007, Thobarry 2009, Putra 2011, Alfi sah 2010, Janrattanagul 2009, Ozbay 2009, Cukur 2007, Bodie /Kane/ Marcus, 2008;178), maka dibuatlah hipotesis berikut ini :H1: Perubahan faktor tingkat keuntungan pasar berpengaruh positif pada return saham

industri food and baverage yang terdaftar pada BEIH2: Perubahan faktor nilai tukar rupiah berpengaruh positif pada return saham industri

food and baverage yang terdaftar pada BEIH3: Perubahan faktor infl asi berpengaruh negatif pada return saham industrifood and

baverage yang terdaftar pada BEIH4: Perubahan faktor tingkat suku bunga berpengaruh negatif pada return saham industri

food and baverage yang terdaftar pada BEI

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Obyek PenelitianJenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas. Penelitian kausalitas adalah penelitian

yang ingin mencari penjelasan dalam bentuk hubungan sebab akibat (cause effect) antara beberapa konsep atau beberapa variabel (Ferdinand, 2006;5)

Page 115: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Rina Zulelli & Meina Wulansari, Pengaruh Tingkat Keuntungan Pasar, Nilai Tukar... 113

Penelitian ini mempunyai obyek penelitianyaituperusahaan industri food and bave-rages yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dengan periode yang diteliti adalah 2007 sampai dengan 2009.

B. Data PenelitianData yang dipakai dalam penelitian ini adalah data panel yaitu gabungan antara data

time series dan cross section. Alasannya dengan menggunakan data panel memungkinkan kita mempelajari model perilaku yang lebih komplek, misalya fenomena skala ekonomis dan perubahan teknologi dapat dipahami lebih baik dengan data panel daripada murni data cross section atau murni data time series (Ghozali, 2006;21).

1. Populasi dan Teknik Sampling Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri food and baverage

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 sampai dengan 2009Penentuan Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sam-

pling dimana teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan/kriteria tertentu. (Suharyadi, 2009;17). Kriteria yang dipakai pada sampel penelitian ini adalah :

1. Perusahaan industriFood and Baverageyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2007 – 2009

2. Perusahaan industri Food and Baverage yang aktif dan menerbitkan la-po ran keuangan pada periode 2007- 2009

2. Sampel PenelitianSampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Sampel pada penelitian ini

adalah perusahaan industri Food and Baverage di Bursa efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2007 sampai 2009, dan telah menerbitkan laporan keuangan. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 17 perusahaan Food and Baverage

3. Variabel Penelitian dan Defi nisi Operasional1. Variabel independent/ variabel bebas. Variabel bebas pada penelitian ini

adalah faktor ekonomi makro yaitu :tingkat keuntungan pasar. nilai tukar rupiah (kurs), tingkat infl asi, BI rate.

2. Variabel Dependent/ variabel terikat. Variabel terikat pada penelitian ini adalah return saham, yang didapat dengan menggunakan rumus :

(Hadi, Hartatik, Pramesti, 2012;131)

Rit =

1

1

− +−

t

ttt

PDPP

�� �ERGE��R�A�

De� nisi �perasional Variabel adalah de� nisi dari variabel-variabel yang digu-nakan dalam penelitian ini, yang indikatornya dihasilkan dari data sekunder.

Page 116: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

114 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

1. Variabel Independent(X) : a. Variabel premi resiko return portofolio pasar (X1), b. Variabel premi resiko Nilai Tukar /kurs (X2), c. Variabel premi resiko Infl asi (X3) dan d. Variabel tingkat suku bunga (X4)

2. Variabel Dependent (Y)Dalam penelitian ini variabel dependent (Y) adalah return saham.

4. Pengukuran Variabel1. Variabel tingkat keuntungan pasar (RM) dihitung menggunakan data In deks

Harga Saham Gabungan (IHSG) bulanan. Dari tahun 2007 sampai 20092. Variabel Nilai Tukar Rupiah (kurs), diambil berdasarkan data bulanan yang

diterbitkan oleh Bank Indonesia dari tahun 2007– 2009. 3. Variabel Infl asi diambil berdasarkan data bulanan periode 2007-2009 yang

diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik. 4. Variabel tingkat Suku Bunga diambil berdasarkan data BI rate bulanan dari

mulai periode 2007-2009 yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.

5. Pengumpulan Data1. Memakai jalur internet yang menghubungkan ke www.bi.go.id dan www.bps.

go.id, melalui Indonesian Capital Market Directorydan www.fi nance.yahoo.com

2. Studi literatur yang bersifat deduktif (teoritis) dan bacaan lain yang mendukung.

6. Metode Analisa Data Teknik analisa yang dipakai adalah berdasarkan model multiple regression

dengan teori Arbitrage Pricing Theory (APT).Model ini menjelaskan bahwa tingkat keuntungan saham dipengaruhi oleh banyak faktor.Faktor-faktor yang berpengaruh dalam APT belum diketahui, namun diasumsikan bahwa hubungan antara faktor-faktor tersebut dengan tingkat keuntungan saham adalah linear.Hubungan return dan risiko pada APT adalah (Tandelilin, 2010;213)

E(Ri) = Rf+ bi1(premi risiko untuk faktor 1) + bi2(premi risiko untuk faktor 2)+ ......+ bin(premi risiko untuk faktor n)

Dimana : bi = sensitivitas relatif return sekuritas terhadap premi risiko untuk suatu faktor risiko

Persamaan diatas merupakan persamaan linear sehingga pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen berupa garis lurus. Bentuk persamaan analisis regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai berikut :Y = a + b1 X1+b2 X2+b3 X3- b4 X4 + e Dimana :Y adalah return harapan dari sekuritasa adalah tingkat keuntungan yang diharapkan saham (konstanta)bi adalah koefi sien dari sensitivitas saham terhadap faktor-faktor ekonomi makroX1 adalah premi risiko untuk faktor tingkat keuntungan pasar

Page 117: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Rina Zulelli & Meina Wulansari, Pengaruh Tingkat Keuntungan Pasar, Nilai Tukar... 115

X2 adalah premi risiko untuk faktor nilai tukar mata uangX3 adalah premi risiko untuk faktor infl asiX4 adalah premi risiko untuk faktor suku bunga

a. Analisis Ekonometrika (Pengujian Asumsi Klasik)Penelitian yang menggunakan alat analisis regresi dan korelasi berganda

harus mengenali asumsi-asumsi yang mendasar. Apabila asumsi-asumsi dimak-sud tidak terpenuhi, maka analisis mungkin berbeda dari kenyataan (bias). Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Autokorelasi, Uji Heteroskedasitas, Uji Outlier dan Uji Linearitas

b. Pengujian Hipotesis 1. Uji Koefi sien determinasi (R2) Goodness of Fit2. Uji Global atau uji F atau uji Simultan3. Uji Signifi kansi parsial (Uji t)

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek PenelitianObyek penelitian ini adalah industri Food and Baverage yang mana dalam perdagangan

di BEI (Bursa Efek Indonesia) masing-masing saham perusahaan mempunyai nama atau kode. Adapun kode-kode tersebut adalah :

Kode-kode Saham Industri Food and Baverage

No Nama Perusahaan Kode

1. PT.Akasha Wira International Tbk ADES

2. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA

3. PT. Cahaya Kalbar, Tbk CEKA

4. PT. Davomas Abadi Tbk DAVO

5. PT. Delta Djakarta, Tbk DLTA

6. PT. Fast Food Indonesia Tbk FAST

7. PT. Mayora Indah Tbk MYOR

8. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI

9. PT. Pioneerindo Gournet Intl Tbk PTSP

10. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN

11. PT. Sekar Laut Tbk SKLT

12. PT. SMAR Tbk SMAR

13. PT. Siantar Top Tbk STTP

Page 118: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

116 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

No Nama Perusahaan Kode

14. PT. Sierad produce Tbk SIPD

15. PT. Tunas Baru Lampung Tbk TBLA

16. PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk ULTJ

17. Indofood Sukses Makmur INDF

Sumber : Indonesia Capital Market Directory,data diolah, tahun 2012

B. Analisis Deskripsi Variabel Penelitian

1. Rata-rata Return Saham Perusahaan Industri Food and Baverage tahun 2007-2009

Return saham ADES terendah terjadi di tahun 2007 dengan return rata-rata - 0.03296 dan tertinggi 0.039567 yaitu di tahun 2008. Return saham AISA terendah terjadi di tahun 2009 dengan return rata-rata - 0.08849 dan tertinggi 0.223119 yaitu di tahun 2007. Return saham CEKA terendah terjadi di tahun 2009 dengan return rata-rata - 0.01598 dan tertinggi 0.05105 yaitu di tahun 2008. Return saham DAVO terendah terjadi di tahun 2008 dengan return rata-rata - 0.00984 dan tertinggi -0.0224 yaitu di tahun 2007. Return saham DLTA terendah terjadi di tahun 2007 dengan return rata-rata - 0.052 dan tertinggi 0.04474 yaitu di tahun 2008. Return saham FAST terendah terjadi di tahun 2009 dengan return rata-rata - 0.045 dan tertinggi 0.0424 yaitu di tahun 2007. Return saham MYOR terendah terjadi di tahun 2008 dengan return rata-rata - 0.033 dan tertinggi 0.06338 yaitu di tahun 2008. Return saham MLBI terendah terjadi di tahun 2009 dengan return rata-rata 0.026969 dan tertinggi 0.008192 yaitu di tahun 2008. Return saham PTSP terendah terjadi di tahun 2009 dengan return rata-rata - -0.1 dan tertinggi -0.001 yaitu di tahun 2007. Return saham PSDN terendah terjadi di tahun 2009 dengan return rata-rata -0.034 dan tertinggi 0.034 yaitu di tahun 2007. Return saham SKLT terendah terjadi di tahun 2007 dengan return rata-rata 0.044 dan tertinggi 0.0308 yaitu di tahun 2008. Return saham SMAR terendah terjadi di tahun 2008 dengan return rata-rata -0.104 dan tertinggi 0.1009 yaitu di tahun 2007. Return saham STTP terendah terjadi di tahun 2008 dengan return rata-rata -0.064 dan tertinggi 0.015 yaitu di tahun 2007. Return saham SIPD terendah terjadi di tahun 2009 dengan return rata-rata -0.083 dan tertinggi 0.0323 yaitu di tahun 2007. Return saham TBLA terendah terjadi di tahun 2008 dengan return rata-rata -0.0429 dan tertinggi 0.07009 yaitu di tahun 2009. Return saham ULTJ terendah terjadi di tahun 2009 dengan return rata-rata -0. 101 dan tertinggi 0.0777 yaitu di tahun 2007. Return saham INDF terendah terjadi di tahun 2008 dengan return rata-rata -0.07 dan tertinggi 0.0468 yaitu di tahun 2007.

2. Diskripsi SBI yang diterbitkan Bank Indonesia tahun 2007-2009SBI atau Sertifi kat Bank Indonesia pada penelitian ini merupakan aset bebas

resiko yang memiliki varians return sama dengan nol (Tandelilin, 2010;159). SBI

Page 119: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Rina Zulelli & Meina Wulansari, Pengaruh Tingkat Keuntungan Pasar, Nilai Tukar... 117

yang dipakai pada penelitian ini yang memiliki tenor per bulan kemudian SBI yang dikeluarkan Bank Indonesia tersebut merupakan suku bunga tahunan sehingga harus dibagi lagi dalam perbulan.

Suku Bunga Indonesia Tahun 2007 sampai 2009

BULAN TAHUN 2007 TAHUN 2008 TAHUN 2009

Januari 0.007917 0.006667 0.007917

Pebruari 0.007708 0.008808 0.007283

Maret 0.0075 0.006633 0.006842

April 0.0075 0.006658 0.006325

Mei 0.007292 0.006925 0.006042

Juni 0.007292 0.007275 0.005792

Juli 0.006875 0.007692 0.005592

Agustus 0.006875 0.007667 0.005483

September 0.006875 0.008092 0.0054

Oktober 0.006875 0.00915 0.005408

Nopember 0.006875 0.009367 0.005392

Desember 0.006875 0.009025 0.005383

Sumber : data diolah, tahun 2012

3. Rata-rata Premi resiko Faktor Tingkat Keuntungan Pasar (IHSG) (X1) pada tahun 2007-2009

Premi resiko Faktor (X1) adalah perubahan return pasar dikurangi SBI. Return pasar diperoleh dari perhitungan closing price IHSG bulan t dikurangi closing price IHSG bulan sebelumnya (t-1) dibagi closing price IHSG bulan sebelumnya setelah itu didapat hasil dan hasilnya dikurangi dengan SBI bulanan.

Rata-rata Premi resiko Faktor (X1)

Tahun 2007

Tahun 2008 Tahun 2009

X1 0.029685 -0.05867 0.045808

Sumber : Data diolah, tahun 2012

4. Rata-rata Premi Resiko Faktor Nilai Tukar Rupiah (X2) pada tahun 2007-2009Premi Resiko Faktor Nilai Tukar Rupiah (X2) adalah perubahan kurs dikurangi

SBI. Rata-rata premi resiko faktor X2 adalah jumlah X2 dibagi 12 bulan.

Page 120: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

118 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Rata-rata Premi Resiko Faktor Nilai Tukar Rupiah (X2)

Tahun 2007

Tahun 2008

Tahun 2009

X2 -0.0048 0.00802 -0.1026

Sumber : Data diolah, tahun 2012

5. Rata-rata Faktor Premi Resiko Infl asi (X3) pada tahun 2007-2009Premi Resiko Faktor Infl asi (X3)adalah perubahan infl asi dikurangi SBI. Rata-

rata faktor premi resiko X3 adalah jumlah X3 dibagi 12 bulan.

Rata-Rata Premi Resiko Faktor Infl asi (X3)

Tahun 2007

Tahun 2008

Tahun 2009

X3 0,27749 -0.0506 -1.2358

Sumber : data diolah, tahun 2012

6. Rata-rata Premi Resiko Faktor Tingkat Suku Bunga (X4) Pada Tahun 2007-2009

Faktor Premi Resiko tingkat suku bunga (BI rate) (X4) adalah perubahan BI rate dikurangi SBI. Rata-rata faktor premi resiko X4 adalah jumlah X4 dibagi 12 bulan.

Rata-rata Premi Resiko Faktor Tingkat Suku Bunga (BI rate) (X4)

Tahun 2007

Tahun 2008

Tahun 2009

X4 -0.28151 0.056267 -0.41749

Sumber : Data diolah tahun 2012

C. Uji Asumsi Klasik1. Uji Normalitas

Normal Probability Plot

Sumber : data diolah tahun 2012

Page 121: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Rina Zulelli & Meina Wulansari, Pengaruh Tingkat Keuntungan Pasar, Nilai Tukar... 119

Dari grafi k diatas terlihat sebaran data pada chart tersebar di sekeliling garis lurus (tidak terpencar jauh dari garis lurus), maka dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas terpenuhi

2. Uji Multikolinearitas

Hasil Uji Multikolinearitas

ModelCollinearity Statistics

Tolerance VIF1 IHSG

KURS

INF

BI_RATE

.923

.947

.999

.967

1.084

1.056

1.001

1.034a. Dependent Variabel : R_Return

Sumber : data diolah, tahun 2012

Hasil SPSS terlihat bahwa nilai VIF pada kolom terakhir utuk masing-masing variabel adalah IHSG = 1.084, KURS = 1.056, INF = 1.001, BI_RATE = 1.034, dimana semuanya lebih kecil daripada 10. Dengan demikian model bebas dari gejala multikolinearitas.

3. Uji Autokorelasi

Hasil Pengujian Durbin Watson

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

Square

Std. Error of

The EstimateDurbin-Watson

1 .483a .233 .166 .06263315 1.989

a. Predictors: (constant), BI_RATE,INF,KURS,IHSGb. Dependent Variabel : R_Return

Sumber : data diolah, tahun 2012

Nilai Durbin Watson sebesar 1.989. Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut, (Sanusi, 2012;136)jika d < dL ; maka terjadi autokorelasi positif d > 4 - dL ; maka terjadi autokorelasi negatif dU< d < 4 - dU; maka tidak terjadi autokorelasi dL ≤ d ≤ dU atau 4 - dU; ≤ d ≤ 4- dL ; maka pengujian tidak ada.

Berdasarkan tabel statistik d (Durbin-Watson) nilai kritis dari dL dan du untuk α = 5%; k = 4 dan n= 51 adalah dL = 1.38;d u = 1.72. Apabila dimasukkan kedalam rumus kriteria dU< d < 4 - dU maka 1.72 ≤ 1.989 ≤ 2.28. Keputusannya pengujian tidak terjadi autokorelasi.

Page 122: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

120 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

4. Uji Heteroskedasitas

Hasil Uji Glejser

Coeffi cientsa

ModelUnstandardized

Coeffi cientsstandardized Coeffi cients

B Std.Error Beta t Sig

1 (Constant)

IHSG

KURS

INF

A BI_RATE

.050

-.024

-.014

.009

-.005

.005

.074

.009

.006

.004

-.047

-.216

.204

-.157

10.434

-.0325

-1.514

1.473

-1,116

.000

.746

.137

.148

.270

Dependent Variabel : R_RETURN

Sumber: data diolah. pada tahun 2012

Nilai signifi kan IHSG, KURS, INF, BI_RATE yang diperoleh ternyata diatas 0.05 sehingga dapat dinyatakan pengujian tidak terjadi heteroskedasitas. Sedangkan hasil olah data dengan metode grafi k seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.

Hasil Uji Heteroskedasitas

Sumber : data diolah, tahun 2012

Dari gambar diatas, terlihat sebaran data ada disekitar titik nol dan tidak membentuk pola tren garis tertentu. Kesimpulan tidak terjadi heteroskedasitas.

Page 123: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Rina Zulelli & Meina Wulansari, Pengaruh Tingkat Keuntungan Pasar, Nilai Tukar... 121

5. Uji Outlier

Hasil uji outlier dari Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.Deviation

R_Return

Valid N(listwise)

51

51-.10400 .22312 .0034738 .06859367

Sumber: Data diolah, tahun 2012

Melihat data yang menyimpang (Outlier).Jika data berdistribusi normal dan tingkat kepercayaan 95% maka tingkat

signifi kansi adalah 100%-95% atau 5%. Jika ini memuat dua sisi (ada tanda + dan -), maka batas kritis ada pada 5% dibagi dua atau 2.5%. Pada tabel z, perhitungan satu sisi atau 50%, maka batas kritis ada pada luas kurva (50%-2.5%) atau 47.5%. Pada tabel z, untuk luas kurva 47.5% didapat nilai kritis 1.96.

Dari nilai variabel ZR_Return terlihat hanya 2 data yang termasuk outlier, yaitu nilai ZR_Return yang diluar 1.96. Data outlier adalah R_Return 0.22313 (dengan Z adalah +3.20212) dan R_Return 0.1938 (dengan Z adalah +2.77469). Dua data yang menyimpang tersebut adalah saham ADES dan saham PSDN tahun 2007.

6. Uji Linearitas

Hasil Uji Durbin Watson Model kuadrat Persamaan 2

Model Summaryb

Model R R SquareAdjusted R

Square

Std. Error of

The EstimateDurbin-Watson

1 .638a .407 .294 .05763594 2.006

a. Predictors: (constant), BI_Rate2, KURS_2, INF_2, IHSG. BI_Rate, IHSG_2, KURS, INF

b. Dependent Variabel : R_Return

Sumber : data diolah, tahun 201 2

Nilai uji Durbin Watson pada persamaan 1 sebesar 1.989 dan persamaan 2 adalah 2.006, nilai tersebut berdasarkan tabel statistik d (Durbin-Watson) nilai kritis dari dL dan du untuk α = 5%; k = 4 dan n= 51 adalah dL = 1.38;d u = 1.72. Apabila dimasukkan kedalam rumus kriteria dU< d < 4 - dU maka persamaan pertama 1.72 ≤ 1.989 ≤ 2.28 keputusannya pengujian tidak terjadi autokorelasi. Persamaan kedua 1.72 ≤ 2.006 ≤ 2.28 keputusannya pengujian tidak terjadi autokorelasi.

Page 124: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

122 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

D. Interpretasi Hasil PenelitianBerdasarkan hasil output model analisis Multiple Regresssion yang digunakan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :Return = 0.003 + 0.147 (Premi Resiko Faktor tingkat keuntungan Pasar) -0.016 (Premi Resiko Faktor Nilai Tukar Rupiah/Kurs) + 0.017 (Premi Resiko Tingkat Infl asi) - 0.025 (Premi resiko Faktor Tingkat Suku Bunga/BI rate)

Dari persamaan regresi tersebut dapat diungkapkan :1. Konstanta menunjukkan angka 0.003, yang berarti tanpa variabel independent yaitu

tingkat keuntungan pasar, nilai tukar rupiah, infl asi, dan tingkat suku bunga , return saham food and baverage mencapai nilai 0.003.

2. Tingkat Keuntungan pasar menunjukkan angka 0.147 mempunyai arti bahwa jika nilai tukar rupiah, infl asi dan tingkat suku bunga/BI rate konstan maka setiap peningkatan nilai tingkat keuntungan pasar sebesar 1% akan meningkatkan nilai return saham food and baverage sebesar 0.147

3. Nilai tukar rupiah/kurs menunjukkan angka - 0.016 mempunyai arti bahwa jika tingkat keuntungan pasar, infl asi dan tingkat suku bunga/BI rate konstan maka setiap peningkatan nilai tukar rupiah/kurs sebesar 1% akan menurunkan nilai return saham food and baverage sebesar - 0.016.

4. Tingkat Infl asi menunjukkan angka 0.017 mempunyai arti bahwa jika tingkat keuntungan pasar, tingkat nilai tukar rupiah/kurs, dan tingkat suku bunga/BI rate konstan maka setiap peningkatan infl asi sebesar 1% akan meningkatkan nilai return saham food and baverage sebesar 0.017

5. Tingkat suku bunga/ BI rate menunjukkan angka - 0.025 mempunyai arti bahwa jika tingkat keuntungan pasar, tingkat nilai tukar rupiah/kurs, dan infl asi konstan maka setiap peningkatan infl asi sebesar 1% akan menurunkan nilai return saham food and baverage sebesar - 0.025

E. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Uji Koefi sien determinasi (R2) Goodness of FitKekuatan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui dari

besarnya nilai koefi sien determinan (R square), yang berada pada kisaran nol dan satu. Apabila nilai R Square mendekati satu, berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat. Nilai determinan (R Square) sebesar 0.233. Hal ini berarti 23,3 % prediksi return saham food and baverage dapat dijelaskan oleh 4 variabel bebas tingkat keuntungan pasar, nilai tukar rupiah/kurs, tingkat infl asi, tingkat suku bunga/BI rate, Sedang sisanya 76.7% dipengaruhi oleh sebab lain diluar model.

Page 125: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Rina Zulelli & Meina Wulansari, Pengaruh Tingkat Keuntungan Pasar, Nilai Tukar... 123

2. Uji Global atau Uji F atau Uji Simultan

Hasil Uji F

Model Sum ofSquares Df Mean Square F Sig

Regression

Residual

Total

0.055

0.180

0.235

4

46

50

0.014

0.004

3.492 0.014

1. Predicturs (constant) BI_RATE, INF, KURS, IHSG2. Dependen Variabel R_Return

Dari hasil perhitungan Fhitung adalah 3.492, kemudian dibandingkan dengan Ftabel. Hasil nilai Ftabel pada α = 0.05, dengan df= n-(k+1); 51-(4+1) = 46 (angka terdekat 40) adalah 2.61 maka Fhitung > Ftabel dan nilai Signifi kansi 0.014 yang mana lebih kecil dari derajat kesalahan yang ditentukan yaitu 5 % maka dapat disimpulkan variabel tingkat keuntungan pasar, nilai tukar rupiah, infl asi, tingkat suku bunga secara simultan mempengaruhi variabel R_Return.

3. Uji Signifi kansi Parsial (uji t)Uji t dilakukan dengan tujuan untuk menguji sigifi kansi pengaruh satu variabel

bebas secara individu terhadap variabel terikat. Nilai ttabel pada α = 0.05, dengan df= n-(k+1); 51-(4+1) = 46 (angka terdekat 40) uji dua arah sebesar 2.0211. Kemampuan tingkat keuntungan pasar mempengaruhi return saham food

and baverage. Berdasarkan tabel diketahui bahwa tingkat keuntungan pasar menghasilkan nilai t hitung sebesar 1.059 < 2.021 dengan tingkat signifi kan yaitu 0.295 > 0.05 sehingga Hipotesis nol diterima dan H1 ditolak. Hasil uji t dapat disimpulkan tidak ada pengaruh signifi kan antara tingkat keuntungan pasar dengan return saham food and baverage, artinya peningkatan tingkat keuntungan pasartidak berpengaruh terhadap return saham food and baverage.

2. Kemampuan nilai tukar rupiah mempengaruhi return saham food and baverage. Berdasarkan tabel diketahui bahwa nilai tukar rupiah menghasilkan nilai thitung sebesar - 0.952 < 2.021 dengan tingkat signifi kan yaitu 0.346 yang mana apabila dibandingkan dengan derajat kesalahan yang telah ditentukan yaitu 0.05, maka variabel ini tidak signifi kan. Nilai signifi kan lebih besar dari derajat kesalahan sehingga Hipotesis nol diterima. Hasil uji t dapat disimpulkan tidak ada pengaruh signifi kan antara nilai tukar rupiah dengan return saham food and baverage, artinya peningkatan nilai tukar rupiah tidak berpengaruh terhadap return saham food and baverage.

3. Kemampuan infl asi mempengaruhi return saham food and baverage. Berda-sarkan tabel diketahui bahwa infl asi menghasilkan nilai thitung sebesar 1.398 < 2.021 dengan tingkat signifi kan yaitu 0.169 yang mana apabila dibandingkan dengan derajat kesalahan yang telah ditentukan yaitu 0.05, maka variabel ini termasuk tidak signifi kan 0.169 > 0.05, maka H0 di terima dan menolak H1.

Page 126: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

124 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Hasil uji t dapat disimpulkan tidak ada pengaruh signifi kan antara infl asi dengan return saham food and baverage, artinya peningkatan infl asi tidak berpengaruh terhadap return saham food and baverage.Hasil ini mendukung penelitian sari Ozbay (2009) dan Cukur (2007) yang menyatakan bahwa pengaruh infl asi terhadap return saham adalah insignifi kan, tetapi berbeda dengan hasil penelitian Putra (2011) yang menyatakan bahwa infl asi mempunyai pengaruh yang signifi kan terhadap return saham Syariah.

4. Kemampuan tingkat suku bunga mempengaruhi return saham food and baverage.Berdasarkan tabel diketahui bahwa tingkat suku bunga menghasilkan nilai thitung sebesar -3.173 tingkat signifi kan yaitu 0.003 yang mana apabila dibandingkan dengan derajat kesalahan yang telah ditentukan yaitu 0.05, maka variabel ini signifi kan 0.003 < 0.05, maka H0 di tolak dan menerima H1. Hasil uji t dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan signifi kan terhadap return saham food and baverage artinya kenaikkan tingkat suku bunga akan menurunkan return saham food and baverage. Hasil ini mendukung hasil penelitian dari Ozbay (2009), Thobarry (2009), serta penelitian Sulaiman dkk (2012), yang menyebutkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap return saham.

F. Implikasi Hasil Penelitian1. Implikasi Teoritis

Berdasarkan teori, pengaruh tingkat keuntungan pasar terhadap kinerja saham adalah positif. Artinya semakin besar tingkat keuntungan pasar maka semakin besar return. Tingkat keuntungan pasar pada penelitian ini berpengaruh positif terhadap return saham industri food and baverage namun tidak signifi kan. Nilai positif yang dihasilkan pada penelitian ini dilihat dari koefi sien regresi sebesar 0.147 dan tingkat signifi kan 0.295 lebih besar dari 0.05. Oleh karena itu hipotesis variabel tingkat keuntungan pasar mempengaruhi return saham food and baverage secara positif di tolak.

Berdasarkan teori menguatnya nilai rupiah terhadap mata uang asing merupakan sinyal positif. Menguatnya nilai rupiah akan menurunkan biaya impor bahan baku untuk produksi. Nilai tukar rupiah terhadap dolar pada penelitian ini berpengaruh negatif dan tidak signifi kan terhadap return saham industri food and baverage, dilihat dari koefi sien regresi sebesar -0.016dan nilai signifi kan 0.346 yang lebih besar dari 0.05. Oleh karena itu hipotesis variabel nilai tukar rupiah mempengaruhi return saham food and baverage secara positif ditolak

Berdasarkan teori, pengaruh infl asi terhadap kinerja saham adalah negatif. Artinya semakin tinggi infl asi akan membuat kinerja saham turun. Infl asi pada hasil penelitian ini adalah berpengaruh positif dan tidak signifi kan terhadap return saham industri food and baverage, dengan koefi sien regresi sebesar 0.017 dan nilai signifi kan 0.169 lebih besar dari 0.05.Oleh karena itu hipotesis variabel infl asi mempengaruhi return saham food and baverage secara negatif ditolak

Page 127: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Rina Zulelli & Meina Wulansari, Pengaruh Tingkat Keuntungan Pasar, Nilai Tukar... 125

Berdasarkan teori, pengaruh suku bunga terhadap kinerja saham adalah nega-tif. Kenaikkan tingkat suku bunga akan menyebabkan kenaikkan tingkat suku bunga investasi yang mengakibatkan investor cenderung memindahkan investasinya ke deposito yang menawarkan tingkat bunga lebih tinggi daripada menanamkan inves-tasinya ke saham. Tingkat suku bunga pada penelitian ini berpengaruh negatif dan sig nifi kan terhadap return saham food and baverage dengankoefi sien regresi sebesar - 0.025 dan nilai signifi kan 0.003 yang lebih kecil dari 0.05. Oleh karena itu hipotesis variabel tingkat suku bunga mempengaruhi return saham food and baverage secara negatif diterima.

2. Implikasi ManajerialInvestor dalam menilai kinerja saham yang baik, sebaiknya terlebih dahulu me-

lihat kondisi pasar secara ekonomi makro. Sikap kehati-hatian investor diperlukan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan variabel tingkat keuntungan pasar, nilai tukar rupiah, infl asi dan tingkat suku bunga. Terutama tingkat suku bunga yang berdasarkan penelitian ini memiliki pengaruh negatif dan signifi kan terhadap return saham food and baverage. Jika tingkat suku bunga naik maka investor sebaiknya tidak membeli saham ini, karena menurut hasil penelitian ini return saham akan turun.

G. Keterbatasan PenelitianPenyusunan tesis ini terdapat keterbatasan, antara lain:1. Penelitian ini menghasilkan uji outlier bahwa dua data menyimpang dari

dis tribusi normal. Data tersebut terjadi pada saham AISA dan saham PSDN yang menghasilkan return diatas rata-rata pada tahun 2007. Akan tetapi dua perusahaan tersebut menyumbangkan hasil yang menyebabkan penelitian ini signifi kan secara keseluruhan dan parsial (pada variabel tingkat suku bunga).

2. Pada tahun penelitian terjadi krisis ekonomi global yang mengakibatkan terja-dinya penurunan return saham dan pengujian memakai variabel makro (tingkat keuntungan pasar, nilai tukar rupiah, infl asi, tingkat suku bunga) menghasilkan uji t yang tidak signifi kan pada variabel tingkat keuntungan pasar, nilai tukar rupiah, infl asi dan hanya variabel tingkat suku bunga yang signifi kan dan sesuai dengan teori.

3. Penelitian ini tidak memperhatikan faktor mikro ekonomi perusahaan seperti faktor fundamental perusahaan yang dapat dilihat dari nilai Return On Investment (ROI), Return On Asset (ROA) sehingga hanya melihat dari sisi makro ekonomi saja.

4. Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel makro yaitu tingkat keun-tungan pasar, nilai tukar rupiah, infl asi, tingkat suku bunga dan tidak memper-hatikan faktor makro lain seperti situasi sosial politik dan keamanan yang terjadi di Indonesia yang juga mempengaruhi kinerja pasar saham.

Page 128: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

126 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanDari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat keuntungan pasar berpengaruh positif dan tidak signifi kan terhadap return saham food and baverage. Hasil penelitian menghasilkan nilai koefi sien regresi antara tingkat keuntungan pasar dengan return saham food and baverage mempunyai nilai positif 0.147 dengan tingkat signifi kan yaitu 0.295.

2. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh negatif dan tidak signifi kan terhadap return saham food and baverage. Hasil penelitian menghasilkan nilai koefi sien regresi antara nilai tukar rupiah dengan return saham food and baverage mempunyai nilai- 0.016 dengan tingkat signifi kan yaitu 0.346.

3. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat infl asi berpengaruh positif dan tidak signifi kan terhadap return saham food and baverage. Hasil penelitian menghasilkan nilai koefi sien regresi antara infl asi dengan return saham food and baverage dengan nilai positif 0.017 dengan tingkat signifi kan yaitu 0.169.

4. Hasil pada penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat suku bunga/BI rate berpengaruh negatif dan signifi kan terhadap return saham food and baverage dan menghasilkan nilai koefi sien regresi antara tingakat bunga dengan return saham food and baverage yaitu - 0.025 dan tingkat signifi kan yaitu 0.003.

B. Saran1. Penelitian lebih lanjut dapat membandingkan periode penelitian yaitu antara sebelum

dan sesudah krisis ekonomi global sehingga akan diketahui konsisitensi variabel tersebut dalam melihat pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi return saham sektor industri.

2. Penelitian lebih lanjut dapat menambah beberapa variabel lain baik makro misalnya investasi swasta (meningkatnya investasi swasta merupakan sinyal positif bagi pemodal, Tandelilin, 2010;344) maupun mikro ekonomi misalnya menghitung Ekonomic Value Added (EVA) perusahaan. EVA merupakan ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan. Asumsinya jika kinerja manajemen baik maka akan tercermin dari peningkatan harga saham perusahaan

3. Penelitian lebih lanjut dapat menggunakan sektor usaha lain misalnya sektor Jasa diantaranya properti dan real estate, sektor pertambangan, dan beberapa sektor lain yang ada di BEI dengan tahun yang sama dan variabel yang sama sehingga dapat mengetahui sektor mana yang lebih peka terhadap variabel ekonomi makro.

Page 129: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Rina Zulelli & Meina Wulansari, Pengaruh Tingkat Keuntungan Pasar, Nilai Tukar... 127

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hadi, dkk, 2012, Aplikasi SPSS dalam Saham, Penerbit PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia Jakarta

Achmad Ath Thobarry, 2009, Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Infl asi dan pertumbuhan GDP terhadap Indeks Harga Saham Properti (Kajian Empiris pada Bursa Efek Indonesia) Periode Pengamatan tahun 2000-2008 , UNDIP Semarang.

Aditya Praman ,Putra, 2011, Analisis Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Return Syariah

Agus Sartono, 2000, Manajemen Keuangan, Edisi 3 , BPFE Yogyakarta.

Anwar Puteh, 2012, Pengaruh Faktor Ekonomi Makro terhadap Return Saham Di Bursa Efek Indonesia

Anwar Sanusi, 2012 Metodelogi Penelitian Bisnis, Penerbit Salemba Emapat Jakarta

Augusty Ferdinand, 2006, Metode Penelitian Manajemen, UNDIP Semarang

Bodie/Kane/Marcus, 2009, Investasi, Edisi 6 Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Bodie/Kane/Marcus, 2009, Investasi, Edisi 6 Buku 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Chairil Nazwar,2006Analisis Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Return Saham Syariah di Indonesia

Damodar N.Gujarati ,2010, Dasar-dasar Ekonometrika, Penerbit Salemba Empat , Jakarta

Erni Alfi sah, 2010, Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Infl asi, Suku Bunga, Pertumbuhan PDB Pada Return Saham Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2004-2008 Menggunakan Arbitrage Pricing Theory (APT).

Emrah Ozbay, 2009, The Relationship between Stock Returns and Macroeconomic Factors : Evidence for Turkey

Gunsel,Cukur, , 2007, The effects of Macroeconomic Factors on the Landon Stock Returns : A Sectoral Approach

Imam Ghozali, 2006, Analisis Mutivariat Lanjutan dengan Program SPSS, Badan Penerbit UNDIP Semarang

Imam Ghozali, 2006, Statistik Non Parametrik, Badan penerbit UNDIP Semarang.

Jakkahong Janratianagul, 2009, The Effect of Change in Macroeconomic Data on Thailand Stock

Jeff Madura, 2011, International Corporate Finance,Edisi 8 Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Lukas Setia Atmaja, 2009, Statistika untuk Ekonomi dan Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Puput Wahyu B, 2007 Analisis Hubungan Tingkat Keuntungan Pasar Terhadap Tingkat Keuntungan Saham Individu Pada Industri Kertas Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Singgih Santoso, 2003 SPSS Versi 10, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta

Page 130: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

128 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Stephen A.Ross 1976, The Arbitrage Theory of Capital Asset Pricing, Journal of Economic Theory

Suharyadi, 2009 Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sulaiman, Naqvi, Irvan, Zehra 2012, Arbitrage Price Theory (APT) and Karachi Stock Exchange (KSE)

Vijay Kumar Vishwakarma, French, 2010, Dynamic Linkages among Macroeconomic Factors and Returns on the Indian Real Estate Sector

Zalmi Zubir, 2011, Manajemen Portofolio Penerapannya Dalam Investasi Saham, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Page 131: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

129

Pengaruh Corporate Governance Perception IndexTerhadap

Kinerja perusahaan dalam Masa Krisis Ekonomi Global

Adi Suharna(KPKNL Banjarmasin)

Fifi Swandari(Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

ABSTRACT

This research examines the infl uence of corporate governance toward corporate performance, in this case market performance and fi nancial performance. The rating of corporate governance perception index (CGPI) for 2008 until 2010 by The Indonesian Institute for Corporate Governance is used to measure the corporate governance implemen tation and Tobin’s Q as a market performance measurement with Return on Equity (ROE) and Return on Assets (ROA) as fi nancial performance measurement. The control variables used are leverage, age, type of industry and size of fi rm. This study is causal research which companies that scored CGPI and fi nancial statement during 2008-2010 were drawn using purposive sampling method. Research data are pooling data which combines time series and cross sectional data during the observation period 2008-2010. This research employs a multiple regression to test hypothesis that corporate governance and corporate performance are positively related.

From the fi rst regression equation, the result of this study shows that there is infl uence between corporate governance perception index and market performance (Tobin’s Q) during crisis while the control variables have no effect on market performance unless leverage levels negatively affect the market performance of the company during the global economic crisis. The second regression equation shows that there is infl uence between corporate governance perception index and fi nancial performance (ROE) during crisis while the control variables have no effect on fi nancial performance (ROE). The third regression equation shows that there has no infl uence between corporate governance perception index (CGPI) and the control variables to fi nancial performance (ROA) during the global economic crisis 2008-2010.

Keywords :

corporate governance, Tobin’s Q value, return on equity, return on assets, leverage, age of fi rm, size of fi rm, type of industry

Page 132: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

130 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

ABSTRAK

Penelitian ini menguji pengaruh corporate governance terhadap kinerja perusahaan, studi kasus pada kinerja pasar dan kinerja keuangan. Tingkat persepsi tata indeks perusahaan (CGPI) tahun 2008 sampai 2010 oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance yang digunakan untuk mengukur implementasi tata kelola perusahaan dan TobinQ sebagai pengukuran kinerja pasar dengan Return on Equity (ROE) dan Return on Assets (ROA) sebagai pengukuran kinerja keuangan. Variabel kontrol yang digunakan adalah leverage, umur, jenis industri dan ukuran perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian kausal yang perusahaan yang mencetak laporan CGPI dan keuangan selama 2008-2010 ditarik menggunakan metode purposive sampling. Data penelitian menggabungkan datatime series yang menggabungkan dan datacross sectional selama periode pengamatan 2008-2010. Penelitian ini menggunakan regresi berganda untuk menguji hipotesis bahwa tata kelola perusahaan dan kinerja perusahaan secara positif terkait.

Dari persamaan regresi pertama, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara persepsi tata indeks perusahaan dan kinerja pasar (Tobin Q) selama krisis sedangkan variabel control tidak berpengaruh pada kinerja pasar kecuali tingkat leverage yang berpengaruh negatif terhadap kinerja pasar perusahaan selama krisis ekonomi global. Persamaan regresi kedua menunjukkan bahwa ada pengaruh antara persepsi tata kelola perusahaan dan indeks kinerja keuangan (ROE) selama krisis sedangkan variabel kontrol tidak berpengaruh pada kinerja keuangan (ROE). Persamaan regresi ketiga menunjukkan bahwa belum ada pengaruh antara persepsi tata kelola perusahaan index (CGPI) dan variabel kontrol terhadap kinerja keuangan (ROA) selama krisis ekonomi global 2008-2010.

Kata kunci:

corporate governance, TobinQ value, return on equity, return on asset, leverage, umur perusahaan, ukuran perusahaan, jenis industri

PENDAHULUAN

Krisis ekonomi yang terjadi pada waktu belakangan ini adalah krisis ekonomi yang ter jadi di Amerika Serikat akibat kerugian di pasar perumahan (subprime mortgage) pada tahun 2008 dimana berdampak global kepada negara-negara di Eropa maupun Asia. Indonesia juga tak dapat lepas dari dampak krisis ekonomi global. Hal ini memberikan sen-timen negatif bagi pasar keuangan Indonesia yang tercermin dari turunnya IHSG hingga level 1100 yang secara simultan menekan nilai tukar rupiah melewati batas psikologis Rp 9500 per US $. Adanya tekanan bagi ekspor nasioal dan investor asing serta adanya ketidakpastian terhadap harga komoditas yang akan berpengaruh terhadap prospek infl asi.

Akibat krisis ekonomi global tahun 2008, telah menciptakan kepanikan investor dan kekhawatiran keamanan investasi mereka.Ketidakyakinan investor atas tata kelola peru-

Page 133: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Adi Suharna & Fifi Swandari, Pengaruh Corporate Governance Perception Index... 131

sahaan dimana mereka berinvestasi telah memicu terjadinya short selling dan profi t taking.Aksi profi t taking yang terjadi saat kepanikan krisis global tahun 2008 menjadi salah satu contoh adanya asymetri information yang muncul dalam kerangka agency problem akibat adanya perbedaan kepentingan.Agency problem dapat diatasi dengan melakukan tata kelola perusahaan yang baik.

Perusahaan dengan good corporate governanceakan mendorong terciptanya hu-bungan yang baik antara pemegang saham, manajemen dan stakeholder lainnya. Hal ini akan membuat pemegang saham mengetahui dan memahami kondisi fundamental perusahaan sehingga kinerja perusahaan tetap berjalan baik walaupun terjadi krisis.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bozz-Allen & Hamilton tahun 1998 menunjukkan bahwa indeks Good Corporate Governance (GCG) Indonesia adalah yang paling rendah di negara-negara Asia Timur lainnya. Survey lembagaInternational Transparency 2005 tentang Corruption Perception Index menempatkan Indonesia pada urutan 140 dari 159 negara yang disurvei dengan nilai 2,2. Ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat inter-nasional tentang korupsi di Indonesia masih tinggi. Survey CLSA Asia Pasifi k Markets 2005, Asian CG Association menempatkan Indonesia pada urutan bawah (peringkat 37 dari peringkat 40 ditahun 2004) di antara 10 negara Asia lainnya dibawah Malaysia, Thailand dan Filipina (Hidayah,2008).

Esensi corporate governance adalah peningkatan kinerja perusahaan melalui supervise atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap pemang ku kepentingan lainnya berdasar kerangka aturan dan peraturan yang berlaku (Gunarsih dalam Daniri,2005). Dinamika bisnis dan iklim usaha yang semakin kompetitif mengharuskan semua perusahaan secara terus menerus meningkatkan kinerjanya. Dilain pihak, pemegang saham, investor, masyarakat ataupun stakeholder lainnya menuntut peru sahaan tetap berjalan dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Selain aspek fundamental dan teknis perusahaan, GCG perusahaan juga terbukti menjadi salah satu pertimbangan para pelaku pasar saat akan mengalokasikan dananya di saham suatu perusahaan. GCG atau tata kelola perusahaan yang baik akan berpengaruh pada kinerja perusahaan, termasuk efi siensi biaya dan memberikan rasa aman kepada investor.

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan selama ini atas pengaruh penerapan corporate governance terhadap kinerja perusahaan menghasilkan pendapat yang berbeda. Penelitian Sayidah tahun 2005 menemukan bahwa tidak ada pengaruh antara corporate governance index dengan company performance (ROA,ROE,ROI). Herly dan Sisnuhadi (2011) juga meneliti pengaruh corporate governance dengan kinerja perusahaan dan hasilnya corporate governance berpengaruh positif terhadap ROA namun berpengaruh negatif terhadap Tobin’s Q. Sunday (2008) meneliti pengaruh corporate governance terhadap kinerja perusahaan yang berada di Nigeria dengan hasil ada hubungan positif ROE dengan fi rm board size dan CEO status namun berkorelasi negatif dengan audit committee dan board composition. Terdapat hubungan positif profi t margin dengan CEO Status. Berbeda dengan penelitian Wulandari (2006) yang menghasilkan kesimpulan bahwa secara simultan mekanisme corporate governance mempengaruhi nilai kinerja pasar perusahaan yang diproksi dengan Tobin’s Q.

Page 134: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

132 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Sementara itu Hidayah (2008) menghasilkan penelitian bahwa kinerja pasar perusahaan tidak dipengaruhi corporate governance. Hasil penelitian berbeda juga terjadi saat Samontaray (2010) yang menyatakan adanya hubungan signifi kan antara corporate governance dengan share price. Prugsamartz (2010) yang meneliti efek corporate governance terhadap fi rm value and stock market performance di Thailand, menyatakan bahwa corporate governance dapat menjadi pendorong baik nilai perusahaan maupun harga pasar sahamnya. Sebaliknya Saravanan (2009) dalam penelitiannya tentang corporate governance terhadap kinerja perusahaan keluarga dan non keluarga di India, menyatakan bahwa type of fi rm dan corporate governance tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil penelitian Wulandari (2009) menyatakan skor Corporate Governance Perception Index dan ukuran perusahaan mempengaruhi kinerja operasional (ROE) perusahaan namun tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar (Tobin’s Q) perusahaan.

Berdasarkan fenomena-fenomena ekonomi yang terjadi saat krisis ekonomi global dan adanya perbedaan hasil penelitian atas pengaruh good corporate governance terhadap kinerja perusahaan, menjadi ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian “ Pengaruh Corporate Governance Perception Index terhadap Kinerja Perusahaan dalam Masa Krisis Ekonomi Global tahun 2008-2010 ”. Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah pada masa pengamatan yaitu tahun 2008 – 2010 dengan menambahkan variabel kontrol berupa jenis industri, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan tingkat leverage.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah yang menjadi dasar dalam penyusunan tesis, yaitu : “ apakah terdapat pengaruh corporate governanceperception index terhadap kinerja perusahaan di Indonesia pada perioda krisis ekonomi global tahun 2008-2010”.

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh corporate governanceperception index terhadap kinerja perusahaan di Indonesia pada masa krisis ekonomi global tahun 2008-2010.

Manfaat hasil penelitian ini.1. Bagi peneliti, bermanfaat untuk mengembangkan wawasan dan pemahaman berkaitan

dengan Good Corporate Governance dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan.2. Bagi perusahaan-perusahaan yang diteliti, penelitian ini diharapkan bermanfaat

seba gai referensi akan pendalaman mengenai prinsip-prinsip corporate governance dan besarnya pengaruh yang dapat ditimbulkan atas pelaksanaan good corporate governance terhadap kinerja perusahaan.

3. Bagi investor, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pengambilan keputusan mengenai investasi pada perusahaan yang telah menerapkan good corporate governance.

TINJAUAN PUSTAKA

Istilah Good Corporate Governance (GCG) pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut pada laporan mereka (Cadburry Report). Menurut Cadbury Committee pengertian GCG adalah seperangkat peraturan yang merumuskan hubungan antara para pemegang saham, manajer, kreditor,

Page 135: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Adi Suharna & Fifi Swandari, Pengaruh Corporate Governance Perception Index... 133

pemerintah, karyawan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya baik internal maupun eksternal sehubungan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka (Tjager et al,2003). Istilah tersebut kemudian didefi nisikan oleh berbagai pihak, diantaranya adalah OECD.

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) atau disebut juga kelompok negara maju mendefi nisikan GCG sebagai cara-cara manajemen perusahaan bertanggungjawab pada shareholders-nya. Para pengambil keputusan di perusahaan haruslah dapat dipertanggungjawabkan dan keputusan tersebut mampu memberikan nilai tambah bagi shareholders lainnya. Karena itu fokus utama disini terkait dengan proses pengambilan keputusan dari perusahaan yang mengandung nilai-nilai tranparency, responsibility, accountability dan tentu saja fairness.

Berdasarkan defi nisi atau pengertian GCG di atas dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya GCG adalah seperangkat peraturan sistem, proses dan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan.Tujuan GCG adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Secara teoritis pelaksanaan GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kinerja keuangan mereka, mengurangi resiko yang mungkin dilakukan oleh dewan komisaris dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri dan umumnya GCG dapat meningkatkan kepercayaan investor (Tjager,et al,2003). Good corporate governance dapat menjadi pilar utama pendukung tumbuh kembangnya perusahaan sekaligus pilar pemenang era persaingan global.Prinsip-prinsip GCG antara lain : 1) Transparency (Keterbukaan Informasi), 2) Accountability (Akuntabilitas), 3) Responsibilitas (Pertanggung jawaban), 4) Independency (Kemandirian) dan 5) Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran)

Indonesia mulai menerapkan prinsip GCG sejak menandatangani letter of intent (LoI) dengan International Monetary Fund (IMF) yang salah satu bagian pentingnya adalah pencantuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan (corporate governance) di Indonesia. Sejalan dengan langkah tersebut, pada tahun 1999 Pemerintah melalui Kep-10/M.EKUIN/08/1999 membentuk suatu lembaga yaitu Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Komite ini bertugas untuk merumuskan dan menyusun rekomendasi kebijakan nasional tentang GCG, antara lain meliputi Code for Good Corporate Governance.Sektor swasta dan kalangan masyarakat juga memiliki inisiatif untuk membantu upaya mensosialisasikan GCG di Indonesia dengan terbentuknya beberapa lembaga antara lain: Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), Indonesia Institute for Corporate Directorship (IICD), Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI), Indonesian Society of Independent Commissioneers (ISICOM), KADIN Indonesia Komite Tetap GCG, Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) dan The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). Masing-masing lembaga tersebut mempunyai aktivitas yang berbeda namun tujuan yang sama yakni membantu pemerintah mensosialisasikan penerapan GCG di Indonesia.

Sistem Penilaian dan Pemeringkatan Penerapan Good Corporate GovernanceThe Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yang didirikan pada

tanggal 2 Juni 2000 adalah sebuah lembaga independen yang melakukan kegiatan diseminasi

Page 136: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

134 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

dan pengembangan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance-GCG) di Indonesia. Visi menjadi lembaga independen dan bermartabat untuk mendorong terciptanya perilaku bisnis yang sehat, menjadi inspirasi IICG untuk senantiasa berupaya memasyarakatkan konsep, praktek dan manfaat GCG kepada dunia bisnis khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Kegiatan utama yang dilakukan salah satunya adalah melaksanakan riset penerapan GCG yang hasilnya berupa Corporate Governance Perception Index (CGPI).

Penilaian dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan oleh responden dengan melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, baik internal maupun eksternal mengikuti ketentuan IICG. Aspek yang dinilai meliputi komitmen terhadap tata kelola perusahaan, hak pemegang saham dan fungsi kepemilikan kunci, perlakuan setara terhadap seluruh pemegang saham, peran stakeholders dalam tata kelola perusahaan, pengungkapan dan tranparansi, serta tanggungjawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi.

Hasil program riset dan pemeringkatan CGPI adalah penilaian dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan peserta dengan memberikan skor dan pembobotan nilai berdasarkan acuan yang telah dibuat. Pemeringkatan CGPI didesain menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat/level terpercaya yang dapat dijelaskan menurut skor penerapan GCG seperti pada Tabel berikut:

Kategori Pemeringkatan CGPI

Skor Level

55-69,99

70-84,99

85-100

Cukup terpercaya

Terpercaya

Sangat terpercaya

Sumber: Swa,2012

Esensi corporate governance adalah peningkatan kinerja perusahaan melalui supervise atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap pemangku kepentingan lainnya berdasar kerangka aturan dan peraturan yang berlaku (Gunarsih dalam Daniri,2005). Manfaat lain penerapan GCG yaitu mengurangi agency cost, biaya yang harus di tanggung pemegang saham akibat pendelegasian we-wenang kepada manajemen, menurunkan cost of capital sebagai dampak dikelolanya perusahaan secara sehat dan bertanggungjawab, meningkatkan nilai saham perusaham dan menciptakan dukungan stakeholders terhadap perusahaan.

Kinerja keuangan merupakan salah satu alat ukur yang digunakan oleh para pemakai laporan keuangan dalam mengukur atau menentukan sejauh mana kualitas perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan tersebut. Berdasarkan laporan keuangan tersebut dapat diketahui keadaan fi nansial dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu.

Page 137: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Adi Suharna & Fifi Swandari, Pengaruh Corporate Governance Perception Index... 135

Menurut Helfert,1997 ada dua macam kinerja yang diukur dalam berbagai penelitian yaitu kinerja operasi perusahaan yaitu rasio yang dapat digunakan adalah ROE dan ROA. Sedangkan pengukuran kinerja pasar akan digunakan metode Tobin’s Q.

Penelitian Klapper dan Love (2002) menentukan bahwa nilai Tobin’s Q merupakan rasio dari harga penutupan saham di akhir tahun buku dikali dengan banyaknya saham beredar ditambah nilai buku hutang dibagi dengan total aktiva.

Nilai Tobin’s Q= Market Value of Equity + Debt Total Assets

Return on equity atau ROE merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak terha-dap modal sendiri (Atmaja,2002). Semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efi sien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih.

Return on assetsatau ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan (Sartono,2001). Return on Assets (ROA), yaitu indi kator kemampuan sebuah unit usaha untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut.

Beberapa penelitian juga telah meneliti beberapa faktor yang mempengaruhi pene-rapan good corporate governance pada perusahaan seperti :1. Leverage. Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk

membiayai investasinya. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti menggu-nakan modal sendiri 100%.Leverage merupakan total utang dibagi dengan total aset.

2. Ukuran Perusahaan. Perusahaan dengan jumlah aset besar dapat memiliki masalah keagenan yang lebih besar sehingga membutuhkan corporate governance yang lebih baik. Disisi lain perusahaan dengan jumlah aset kecil bisa memiliki kesempatan bertumbuh yang tinggi sehingga membutuhkan dana eksternal dan seperti argumen diatas, membutuhkan mekanisme corporate governance yang lebih baik.

3. Umur Perusahaan. Umur perusahaan juga merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan dalam penerapan good corporate governance.Umur perusahaan dapat menunjukkan kemampuan dalam mengatasi kesulitan dan hambatan yang dapat mengancam kelangsungan perusahaan, serta menunjukkan kemampuan perusahaan mengambil kesempatan dalam lingkungannya untuk mengembangkan usaha.Disam-ping itu, umur perusahaan dapat menunjukkan kemampuan dalam keunggulan ber-kompetisi.

4. Jenis Industri. Jenis industri yang dimaksud penulis adalah terbagi dua yaitu industri perbankan dan non perbankan.Industri perbankan adalah industri yang sangat bertumpu kepada kepercayaan masyarakat. Untuk itu sektor perbankan sangat berkepentingan atas tata kelola perusahaan yang baik, dimana manfaat penerapan good corporate governance diharapkan menumbuhkan kepercayaan stakeholdersyang tentunya bisa meningkatkan kinerja perusahaan. Kelompok industri non perbankan bila tanpa tata kelola yang baik, tanpa memperhatikan kepentingan stakeholders seperti investor, pemerintah maupun masyarakat maka produk-produk yang dihasilkan bisa jadi justru merugikan lingkungan yang berimbas pada kinerja perusahaan.

Page 138: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

136 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

KERANGKA PIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Gambar Model Kerangka Pikiran

Hipotesis PenelitianH1.a : “ corporate governanceperception indexberpengaruh positif terhadap kinerja pasar

perusahaan (Tobin’s Q) di Indonesia dalam masa krisis ekonomi global (2008-2010)”

H1.b : “ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja pasar perusahaan (Tobin’s Q) di Indonesia dalam masa krisis ekonomi global (2008-2010)”

H1.c : “umur perusahaanberpengaruh positif terhadap kinerja pasar perusahaan (Tobin’s Q) di Indonesia dalam masa krisis ekonomi global (2008-2010)”

H1.d : “tingkat leverage berpengaruh positif terhadap kinerja pasar perusahaan (Tobin’s Q) di Indonesia dalam masa krisis ekonomi global (2008-2010)”

H1.e : “ jenis industri berpengaruh positif terhadap kinerja pasar perusahaan (Tobin’s Q) di Indonesia dalam masa krisis ekonomi global (2008-2010)”

H2.a : “corporate governance perception index,ukuran perusahaan, umur perusahaan, tingkat leverage dan jenis industriberpengaruh positif terhadap kinerja operasional perusahaan (ROE) di Indonesia dalam masa krisis ekonomi global (2008-2010)”

H2.b : “ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja operasional perusahaan (ROE) di Indonesia dalam masa krisis ekonomi global (2008-2010)”

H2.c : “umur perusahaanberpengaruh positif terhadap kinerja operasional perusahaan (ROE) di Indonesia dalam masa krisis ekonomi global (2008-2010)”

H2.d : “tingkat leverage berpengaruh positif terhadap kinerja operasional perusahaan (ROE) di Indonesia dalam masa krisis ekonomi global (2008-2010)”

H2.e : “ jenis industri berpengaruh positif terhadap kinerja operasional perusahaan (ROE) di Indonesia dalam masa krisis ekonomi global (2008-2010)”

H3.a : “corporate governance perception index, ukuran perusahaan, umur perusahaan, tingkat leverage dan jenis industriberpengaruh positif terhadap kinerja operasional perusahaan (ROA) di Indonesia dalam masa krisis ekonomi global (2008-2010)”

H3.b : “ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja operasional perusahaan (ROA) di Indonesia dalam masa krisis ekonomi global (2008-2010)”

H3.c : “umur perusahaanberpengaruh positif terhadap kinerja operasional perusahaan (ROA) di Indonesia dalam masa krisis ekonomi global (2008-2010)”

Page 139: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Adi Suharna & Fifi Swandari, Pengaruh Corporate Governance Perception Index... 137

H3.d : “tingkat leverage berpengaruh positif terhadap kinerja operasional perusahaan (ROA) di Indonesia dalam masa krisis ekonomi global (2008-2010)”

H3.e : “ jenis industri berpengaruh positif terhadap kinerja operasional perusahaan (ROA) di Indonesia dalam masa krisis ekonomi global (2008-2010)”

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian, Unit Analisis, Populasi, Ukuran Sampel dan Teknik SamplingJenis penelitian ini adalah penelitian kausal dengan pendekatan kuantitatif.Unit

analisis penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki indeks penerapan good corporate governance (CGPI) yang dikeluarkan oleh IICG tahun 2008-2010 dan laporan keuangan perusahaan tersebut yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010 yang telah dipublikasikan.Teknik penarikan sampel dilakukan secara purposive sampling, artinya bahwa penarikan sampel berdasarkan pertimbangan yang memenuhi kriteria tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti. Adapun pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah perusahaan yang masuk dalam pemeringkatan corporate governance perception index oleh IICG dalam penerapan GCG pada tahun 2008,2009 dan 2010 dimana perusahaan yang dipilih adalah perusahaan yang memiliki indeks persepsi selama 3 tahun tersebut dan memiliki laporan keuangan yang dipublikasikan serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut diatas dari populasi yang ada di peroleh sampel sebagai berikut:

Jumlah populasi : 39Tidak memiliki skor CGPI 3 tahun berturut-turut (2008-2010) : (28) Tidak terdaftar di BEI : (3)Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria : 8Kurun waktu penelitian adalah 3 tahun sehingga jumlah data yang ada menjadi 24

buah data.

Variabel dan Metode Analisis DataMetode analisis data dilakukan dengan metode analisis statistik dan menggunakan

bantuan software SPSS 17. Pengujian dilakukan setelah uji asumsi klasik. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dengan persamaan regresi yang digunakan sebagai berikut :

Model 1: Y1 = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4 + β5X5 + eModel 2: Y2 = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4 + β5X5 + e Model 3: Y3 = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4 + β5X5 + e Keterangan:Y1 = Tobin’s Q perusahaan sampel Y2 = ROE perusahaan sampelY3 = ROA perusahaan sampel X1 = Indeks GCG (CGPI)X2 = Ukuran Perusahaan X3 = Umur Perusahaan

Page 140: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

138 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

X4 = Tingkat LeverageX5 = Jenis perusahaanα = Nilai interceptβ1- β3 = koefi sien regresie = Error

HASIL PENELITIAN

Analisis DeskriptifBerdasarkan pengolahan data dengan menggunakan software SPSS 17 untuk mem-

peroleh gambaran secara umum mengenai data penelitian, berikut disajikan statistik des-kriptif data sampel sebagaimana tabel

Tabel Statistik Deskriptif

N

Statistic

Range

Statistic

Min

Statistic

Max

Statistic

Mean

Statistic

Std. Dev

Statistic

Tobin’s Q 24 5.54 0.78 6.32 1.7692 1.44613

ROE 24 65.08 0.90 65.98 25.5575 17.85779

LogROA 24 2.22 -0.55 1.67 0.7309 0.5612

CGPI 24 29.19 62.62 91.81 81.3158 8.30156

LogSize 24 3.53 5.12 8.65 7.1251 0.95784

Umur 24 48 7 55 31.12 16.152

Lev 24 73.89 17.59 91.48 57.6142 27.2586

Sumber: Hasil Pengolahan Statistik

Tabel diatas menunjukkan statistik deskriptif untuk variabel dependen Tobins Q, ROE dan LogROA, dengan variabel independen CGPI,LogSize, Umur perusahaan, Leverage, dan jenis perusahaan. Berdasarkan tabel tersebut terlihat dari 24 perusahaan rata-rata memiliki kinerja pasar yang diproksi dengan nilai Tobin’s Q sebesar 1.7692 dengan standar deviasi sebesar 1.44613. Kinerja pasar perusahaan-perusahaan sampel rata-rata lebih dari 1 yang berarti nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Standar deviasi yang kecil menunjukkan tidak banyaknya variance atau kesenjangan yang cukup besar dari Tobin’s Q terkecil 0,78 sampai dengan Tobin’s Q terbesar 6,32. Kinerja operasional perusahaan yang diproksi dengan nilai ROE memiliki rata-rata 25.5575 dengan standar deviasi 17.85779. Kinerja operasional perusahaan yang diproksi dengan nilai LogROA memiliki rata-rata 0.7309 yang berarti return rata-rata perusahaan-perusahaan sampel 0.7309 kali dari total asetnya, standar deviasi 0.5612 .

Page 141: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Adi Suharna & Fifi Swandari, Pengaruh Corporate Governance Perception Index... 139

Rata-rata indeks CGPI adalah sebesar 81.3158 dengan standar deviasi 8.30156.Rata-rata LogSize dengan nilai 7.1251 dan standar deviasi 0.95784.Rata-rata umur perusahaan adalah 31.12 tahun dengan standar deviasi 16.152. Rata-rata tingkat leverage 57.6142 dengan standar deviasi 27.25860. Standar deviasi yang cukup besar ini menunjukkan banyaknya variance atau kesenjangan yang cukup besar dari tingkat leverage terendah 17.59 dengan leverage tertinggi 91.48.

Uji Asumsi Klasik1. Uji Normalitas Data. Berdasarkan uji one sample kolmogorov smirnov, menunjukkan

besarnya nilai kolmogorov smirnov adalah 0.883 untuk variabel dependen Tobin’s Q, 0.780 untuk variabel dependen ROE dan 0.936 untuk variabel dependen ROA dimana kesemuanya tidak signifi kan pada 0.10. Hal ini mengindikasikan data residual terdistribusi normal,sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Autokorelasi. Hasil pengujian Durbin-Watson dengan tingkat kepercayaan 95%(tingkat signifi kansi 5%) untuk kinerja pasar Tobin’s Q maupun kinerja operasional ROA dan ROE, kesemuanya berada diantara 4-du dan 4-dl. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak dapat disimpulkan apakah bebas dari autokorelasi atau tidak.

3. Uji Multikolinieritas. Multikolinieritas terjadi jika variabelberkorelasi satu sama lain. Multikolinieritasdapat diuji dengan menggunakan nilai variance infl ation factor (VIF). Model dinyatakan terbebas dari gangguan multikolinieritas jika mempunyai nilai VIF dibawah 10 atau Tolerance diatas 0.1.Hasil pengujian menghasilkan data semua nilai VIF dibawah 10 atau nilai tolerance diatas 0.1.Berarti tidak terdapat gejala multikolinieritas pada model penulisan ini.

4. Uji Heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan memplotkan gra-fi k antara SRESID dengan ZPRED dimana gangguan heterokedastisitas akan tampak dengan adanya pola tertentu pada grafi k. Nilai residual seharusnya terlihat tersebarsecara random, tanpa adanya pola yang sistematik.Jika varians tidak kons-tan, dalamsebuah plot residual, nilai residual akan terlihatmembentuk pola yang sistematik. Kejadianini menunjukkan adanya heterokedastisitas. Hasil pengolahan statistic terlihatbahwa plot residual untuk masing-masingpola yang sistematis semuanya tersebarsecara random. Jadi semua persamaan regresiyang dipergunakan dalam penelitian ini,tidak ada yang mengandung heterokedastisitas.

Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis untuk Variabel Dependen Tobin’s Q Model analisis regresi berganda pertama yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model analisis dengan variable dependen Tobin’s Q. Model regresi pertama digunakan untuk mengukur pengaruh indeks CGPI dengan variable kontrol ukuran perusahaan, umur perusahaan, tingkat leverage, jenis perusahaan terhadap kinerja pasar (Tobin’s Q) perusahaan.

Page 142: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

140 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Tabel Hasil Analisis Regresi Linier Tobin’s Q

Unstandardized Coeffi cients

Model B Std. Error t sig

Constan -4.483 3.394 -1.321 0.203

CGPI 0.154 0.053 2.919 0.009

LogSize -0.552 0.511 -1.079 0.295

Umur -0.013 0.017 -0.782 0.444

Lev -0.032 0.013 -2.439 0.025

Jenis -0.328 1.119 -0.293 0.773

Sumber: Hasil Pengolahan Statistik

Hasil analisis regresi model 1 diperoleh persamaan sebagai berikut :Tobin’s Q = -4.483 + 0.154CGPI – 0.552logsize – 0.013umur - 0.032lev - 0.328jenisPersamaan tersebut menunjukkan bahwa apabila nilai koefi sien regresi dari masing-

masing variabel dianggap nol, maka besarnya Tobin’s Q dari perusahaan-perusahaan sampel adalah sebesar -4.483. Untuk melihat besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap Tobin’s Q akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan interpretasi koefi sien regresi masing-masing variabel penelitian.

Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifi kansi individual.Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dengan tingkat signifi kansi 0.10. Kriteria pengambilan keputusan:

Jika t hitung > t tabel = Ho ditolakJika t hitung < t tabel = Ho diterima

Hasil pengujian hipotesis secara parsial (uji-t) dan besarnya nilai signifi kansi dengan menggunakan software SPSS 17 dapat dilihat pada tabel diatas menunjukkan nilai t hitung CGPI ( 2.919 ) lebih besar dari t table untuk N=24 sig 0.10 yaitu 1.711 sehingga secara parsial variabel independen CGPI mempunyai pengaruh positif yang signifi kan terhadap kinerja pasar perusahaan yang diproksi dengan Tobin’s Q karena tingkat signifi kansinya 0.009 dibawah batas yang dapat diterima yaitu 10% maka Hipotesis H1.a dapat diterima. Untuk variabel kontrol ukuran perusahaan, umur dan jenis tidak mempunyai pengaruh yang signifi kan karena t hitung mempunyai tanda negatif yang berlawanan dengan hipotesis dan tingkat signifi kansi diatas 0.05 sehingga hipotesis H1.b, H1.c, dan H1.e ditolak. Sementara variabel kontrol leverage ternyata berpengaruh negatif signifi kan terhadap Tobin’s Q perusahaan sehingga hipotesis H1.d ditolak karena pada hipotesis dinyatakan berpengaruh positif.

Page 143: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Adi Suharna & Fifi Swandari, Pengaruh Corporate Governance Perception Index... 141

Koefi sien determinasi ( R2 ) mengukur seberapa jauh kemampuan model yang di-bentuk dalam menerangkan variasi variabel dependen. Adapun besarnya nilai koefi sien determinasi ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel Koefi sien Determinasi Tobin’s Q

Model R R Square AdjustedR Square

1 0.740 0.547 0.422

Sumber: Hasil Pengolahan Statistik

Tabel tersebut memberikan nilai adjusted R2 sebesar 0.422 pada model penelitian. Tampak bahwa kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikat adalah sebesar 42.2%.Masih terdapat 57.8% varians variabel terikat yang belum mampu dijelaskan oleh variabel bebas dalam model penelitian ini.

Pengujian Uji F merupakan uji simultan adalah untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya secara serempak. Berikut adalah nilai F hitung dalam penelitian ini :

Tabel Uji F- Tobin’s Q

Model F Sig

1 RegressionResidual 4.354 0.009

Sumber: Hasil Pengolahan Statistik

Tabel memperlihatkan bahwa nilai F hitung pada model penelitian dengan variabel dependen Tobin’s Q adalah sebesar 4.354 dengan taraf signifi kansi sebesar 0.009. Nilai signifi kansi dibawah 0.10 yang menunjukkan bahwa variabel bebas secara serempak mempunyai pengaruh yang signifi kan terhadap kinerja pasar pada signifi kansi 10%.

2. Pengujian Hipotesis untuk Variabel Dependen ROE Model analisis regresi berganda kedua yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model analisis dengan variabel dependen ROE.Model regresi kedua digunakan untuk mengukur pengaruh indeks CGPI dengan variabel kontrol ukuran perusahaan, umur perusahaan, tingkat leverage, jenis perusahaan terhadap kinerja operasional (ROE) perusahaan.

Tabel Hasil Analisis Regresi Linier ROE

Unstandardized Coeffi cients

Model B Std. Error t sig

Constan -105.247 51.394 -2.048 0.055

CGPI 1.523 0.797 1.911 0.072

Page 144: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

142 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Tabel Hasil Analisis Regresi Linier ROE

Unstandardized Coeffi cients

LogSize 1.638 7.743 0.212 0.835

Umur -0.068 0.256 -0.264 0.795

Lev 0.060 0.196 0.304 0.765

Jenis -24.249 16.939 -1.431 0.169

Sumber:Hasil Pengolahan Statistik

Hasil analisis regresi model 2 diperoleh persamaan sebagai berikut :ROE : -105.247 + 1.523CGPI + 1.638 logsize – 0.068umur + 0.060lev–24.249jenis

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa apabila nilai koefi sien regresi dari masing-masing variabel dianggap nol, maka besarnya ROE dari perusahaan-peru-sahaan sampel adalah sebesar -105.247. Untuk melihat besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap ROE akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan interpretasi koefi sien regresi masing-masing variabel penelitian.

Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifi kansi individual.Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dengan tingkat signifi kansi 0.10.Kriteria pengambilan keputusan:Jika t hitung > t tabel = Ho ditolakJika t hitung < t tabel = Ho diterima

Hasil pengujian hipotesis secara parsial (uji-t) dan besarnya nilai signifi kansi dengan menggunakan software SPSS 17 dapat dilihat pada tabel diatas menunjukkan nilai t hitung ( 1.911 ) lebih besar dari t table untuk N=24 sig 0.10 yaitu 1.711 sehingga secara parsial variabel independen CGPI mempunyai pengaruh yang signifi kan terhadap kinerja operasional perusahaan yang diproksi dengan ROE karena tingkat signifi kansinya 0.072 dibawah batas yang dapat diterima yaitu 0.10. sehingga pada tingkat signifi kansi 10% hipotesis H2.a dapat diterima. Sementara variabel-variabel kontrol menghasilkan tingkat sig > dari 0.10 sehingga secara parsial H2.b, H2.c, H2.d dan H2.e ditolak.

Koefi sien determinasi ( R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model yang dibentuk dalam menerangkan variasi variabel dependen. Adapun besarnya nilai koefi sien determinasi ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel Koefi sien Determinasi ROE

Model R R Square Adjusted R Square

1 0.565 0.319 0.130

Sumber: Hasil Pengolahan Statistik

Page 145: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Adi Suharna & Fifi Swandari, Pengaruh Corporate Governance Perception Index... 143

Tabel tersebut memberikan nilai adjusted R2 sebesar 0.130 pada model pene-litian. Tampak bahwa kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikat adalah sebesar 13%.Masih terdapat 87% varians variabel terikat yang belum mampu dijelaskan oleh variabel bebas dalam model penelitian ini.

Pengujian Uji F merupakan uji simultan adalah untuk melihat pengaruh varia-bel bebas terhadap variabel terikatnya secara serempak. Berikut adalah nilai F hitung dalam penelitian ini :

Tabel Uji F- ROE

Model F Sig

1 Regression Residual 1.689 0.188

Sumber: Hasil Pengolahan Statistik

Tabel menghasilkan nilai F hitung pada model penelitian dengan variabel dependen ROE adalah sebesar 1.689 dengan taraf signifi kansi sebesar 0.188.Nilai signifi kansi diatas 0.10 yang menunjukkan bahwa variabel bebas secara serempak tidak mempunyai pengaruh yang signifi kan terhadap kinerja operasional perusahaan (ROE) pada signifi kansi 10%.

3. Pengujian Hipotesis untuk Variabel Dependen ROA Model analisis regresi berganda ketiga yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model analisis dengan variabel dependen ROA.Model regresi ketiga digunakan untuk mengukur pengaruh indeks CGPI dengan variabel kontrol ukuran perusahaan, umur perusahaan, tingkat leverage, jenis perusahaan terhadap kinerja operasional (ROA) perusahaan.

Tabel Hasil Analisis Regresi Linier LogROA

Unstandardized Coeffi cients

Model B Std. Error t sig

Constan -1.563 1.251 -1.249 0.228

CGPI 0.029 0.019 1.477 0.157

LogSize 0.088 0.189 0.466 0.647

Umur 0.004 0.006 0.612 0.548

Lev -0.011 0.005 -2.389 0.028

Jenis -0.502 0.412 -1.218 0.239

Sumber: Hasil Pengolahan Statistik

Page 146: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

144 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Hasil analisis regresi model 3 diperoleh persamaan sebagai berikut :LogROA : -1.563 + 0.029CGPI +0.088logsize + 0.004umur – 0.011lev – 0.502jenis

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa apabila nilai koefi sien regresi dari masing-masing variabel dianggap nol, maka besarnya logROA dari perusahaan-perusahaan sampel adalah sebesar -1.563. Untuk melihat besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap ROA akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan interpretasi koefi sien regresi masing-masing variabel penelitian.

Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifi kansi individual. Uji ini menun-jukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan:Jika t hitung > t tabel = Ho ditolakJika t hitung < t tabel = Ho diterima

Hasil pengujian hipotesis secara parsial (uji-t) dan besarnya nilai signifi kansi dengan menggunakan software SPSS 17.0 dapat dilihat pada tabel diatas menunjukkan secara parsial variabel independen CGPI tidak mempunyai pengaruh yang signifi kan terhadap kinerja operasional perusahaan yang diproksi dengan nilai ROA karena t-hitung 1.477 < t-table 1.711 dengan tingkat signifi kansinya 0.157 diatas batas yang dapat diterima yaitu 0.10. Pada tingkat signifi kansi 0.10 maka hipotesis H3.a tidak diterima. Variabel-variabel kontrol menunjukkan tingkat signifi kansi diatas 0.10 seperti pada variabel kontrol logsize, umur sehingga hipotesis H3.b, dan H3.c ditolak. Sementara variabel kontrol leverage dan jenis mempunyai tanda negatif berlawanan dengan hipotesis positif sehingga H3.d dan H3.e juga ditolak.

Koefi sien determinasi ( R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model yang dibentuk dalam menerangkan variasi variabel dependen. Adapun besarnya nilai koefi sien determinasi ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel Koefi sien Determinasi LogROA

Model R R Square Adjusted R Square

1 0.769 0.591 0.478

Sumber: Hasil Pengolahan Statistik

Tabel tersebut memberikan nilai adjusted R2 sebesar 0.478 pada model penelitian. Tampak bahwa kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikat adalah sebesar 47.8%.Masih terdapat 52.2% varians variabel terikat yang belum mampudijelaskan oleh variabel bebas dalam model penelitian ini.

Pengujian Uji F merupakan uji simultan adalah untuk melihat pengaruh varia-bel bebas terhadap variabel terikatnya secara serempak. Berikut adalah nilai F hitung dalam penelitian ini :

Page 147: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Adi Suharna & Fifi Swandari, Pengaruh Corporate Governance Perception Index... 145

Tabel Uji F- LogROA

Model F Sig

1 Regression Residual 5.21 0.004

Sumber:Hasil Pengolahan Statistik

Sedangkan tabel diatas menghasilkan nilai F hitung pada model penelitian dengan variabel dependen log ROA adalah sebesar 5.21 dengan taraf signifi kansi sebesar 0.004. Nilai signifi kansi adalah dibawah 0.10 yang menunjukkan bahwa variabel bebas secara serempak mempunyai pengaruh yang signifi kan terhadap kinerja operasional ROA perusahaan pada signifi kansi 10%.

Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Corporate Governance Perception Index, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Tingkat Leverage Perusahaan dan Jenis Perusahaan terhadap Kinerja Pasar (Tobin’s Q) Perusahaan.

Hasil analisis regresi berganda menunjukkan secara simultan CGPI, logsize, umur, leverage dan jenis perusahaan mempunyai pengaruh positif signifi kan pada tingkat signifi kansi 10% terhadap kinerja pasar perusahaan yang diproksi dengan Tobin’s Q. Hasil penelitian ini mendukung secara teori dimana Good Corporate Governance dapat meningkatkan kinerja perusahaan melalui pemantauan kinerja manajemen dan akuntabilitas manajemen terhadap semua stakeholders. Seiring dengan tujuan GCG untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan. Sebagai variabel independen CGPI secara parsial dan simultan bersama logsize, umur, leverage dan jenis perusahaan berpengaruh positif signifi kan terhadap Tobin’s Q perusahaan. Hasil ini membuktikan bahwa ditinjau dari kinerja pasar, perusahaan dengan CGPI yang baik akan membuat investor percaya atas kelangsungan perusahaan sehingga nilai pasar saham perusahaan cenderung meningkat.

Terkait dengan kurun waktu penelitian yaitu tahun 2008 – 2010 yang dikenal ekonomi dunia mengalami krisis ekonomi global, hasil penelitian membuktikan bahwa tingkat penerapan good corporate governance yang baik akan mempengaruhi kelangsungan perusahaan. Dengan tingkat rata-rata indeks penerapan tata kelola perusahaan ( CGPI ) 81.3158 dengan kategori terpercaya, perusahaan-perusahaan sampel penelitian memiliki nilai Tobin’s Q rata-rata 1.7692 yang berarti nilai pasar asset perusahaan diatas nilai buku dan menunjukkan bahwa perusahaan dipercaya stakeholders memiliki prospek pertumbuhan yang baik dan memiliki intangible asset semakin besar. Hal ini bisa terjadi karena semakin besar nilai pasar aset perusahaan, semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut. Perusahaan dengan nilai Tobin’s Q yang tinggi biasanya memiliki brand image perusahaan yang sangat kuat, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai Tobin’s Q yang rendah umumnya berada pada industri yang sangat kompetitif atau industri yang mulai mengecil.

Page 148: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

146 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Wulandari (2006), Prugsamartz (2010), Samontaray (2010) dan Bauer et al (2005) dimana good corporate governance berpengaruh positif terhadap kinerja pasar. Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Herly dan Sisnuhadi (2011), Hidayah (2008), Saravanan (2009) dan Wulandari (2009) dimana corporate governance tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan.

Variabel kontrol ukuran perusahaan, umur dan jenis perusahaan tidak ber-pengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan dikarenakan pada saat penelitian (tahun 2008-2010) terjadi krisis ekonomi global yang berdampak terhadap kinerja perusahaan baik itu perusahaan dengan asset besar maupun dengan asset kecil. Perusahaan dengan asset besar ataupun kecil tidak dapat memaksimalkan kapasitas produksinya karena kondisi ekonomi yang tidak menentu dan tingkat permintaan yang menurun. Umur perusahaan juga tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar karena kelesuan dan ketidakpastian ekonomi berdampak negatif terhadap perusahaan baik perusahaan dalam usia matang, berkembang maupun perusahaan baru. Jenis perusahaan baik sektor perbankan maupun non perbankan juga mengalami dampak akibat kelesuan ekonomi di masa krisis global tersebut sehingga jenis perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar.

Variabel kontrol leverage ternyata berpengaruh negatif signifi kan terhadap kinerja pasar karena adanya kekhawatiran investor dan calon investor atas kelang-sungan usaha perusahaan yang memiliki tingkat leverage tinggi. Hal ini disebabkan pelemahan nilai tukar dan penurunan permintaan dapat menyebabkan beban berat untuk mengatasi hutang sehingga dipandang dari sisi leverage menimbulkan penilaian negatif terhadap kinerja pasar perusahaan.

2. Pengaruh Corporate Governance Perception Index, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Tingkat Leverage Perusahaan dan Jenis Perusahaan terhadap Kinerja Operasional (ROE) Perusahaan.

Hasil analisis regresi berganda menunjukkan secara parsial dan simultan pada tingkat signifi kansi 10% CGPI mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja operasional perusahaan yang diproksi dengan ROE sedangkan variabel kontrol pada tingkat signifi kansi 10% secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap ROE. Bukan hal mudah menganalisis pengaruh Good Corporate Governance secara teori terhadap return perusahaan. Usaha peningkatan return perusahaan antara lain melalui peningkatan pendapatan sebesar-besarnya dan menekan biaya-biaya seminimal mungkin. Perusahaan dapat menerapkan good corporate governance tidak hanya sebagai pemenuhan kewajiban regulator saja, namun membentuk GCG sebagai budaya perusahaan. Perusahaan menyadari bahwa penerapan good corporate governanceakan membuat manajemen bekerja efektif efi sien sehingga mengurangi biaya keagenan yang akhirnya meningkatkan profi tabilitas.

Terkait dengan kurun waktu penelitian yaitu tahun 2008 – 2010 yang dikenal ekonomi dunia mengalami krisis ekonomi global, hasil penelitian membuktikan bahwa tingkat penerapan good corporate governance yang baik berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan. Dengan tingkat rata-rata indeks penerapan

Page 149: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Adi Suharna & Fifi Swandari, Pengaruh Corporate Governance Perception Index... 147

tata kelola perusahaan ( CGPI ) 81.3158 dengan kategori terpercaya, perusahaan-perusahaan sampel penelitian memiliki nilai ROE rata-rata 25.5575 yang berarti dikaitkan dengan CGPI bahwa perusahaan-perusahaan sampel tergolong terpercaya hingga tingkat return atas equity (ROE) 25.5678% walaupun dalam kondisi ekonomi krisis. Hal ini bisa terjadi walaupun kondisi ekonomi yang lesu berpengaruh terhadap kemampuan konsumen membeli produk atau jasa yang ditawarkan sehingga dapat menyebabkan return menurun. Return masih positif disebabkan walaupun dalam kondisi krisis kebutuhan barang dan jasa tetap berjalan dan daya beli konsumen akan menentukan tingkat penjualan. Pada sektor-sektor bisnis tertentu terutama yang berorientasi ekspor, saat rupiah melemah terhadap dollar justru pendapatannya cenderung meningkat karena adanya selisih kurs. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terkait dengan return, CGPI dapat menjadi indikator karena perusahaan menyadari bahwa penerapan good corporate governance dapat membuat manajemen bekerja lebih efektif dan efi sien sehingga akan mengurangi biaya keagenan yang juga dapat meningkatkan profi tabilitas. Good corporate governance juga dapat menciptakan kepercayaan supplier untuk tetap memasok kebutuhan perusahaan dan kepercayaan konsumen untuk tetap mengkonsumsi produk perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Wulandari (2009) dan Sunday (2008) dimana corporate governance berpengaruh terhadap kinerja operasional (ROE) perusahaan.Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Sayidah (2005) dan Bauer et al (2005) dimana good corporate governance tidak berpengaruh positif terhadap kinerja operasional (ROE) perusahaan.

Variabel kontrol baik ukuran perusahaan, umur perusahaan, tingkat leverage perusahaan dan jenis perusahaan tidak berpengaruh terhadap ROE karena dari sisi equity, merupakan modal sendiri perusahaan yang terbentuk sebelumnya sehingga pada saat terjadi krisis ekonomi global ( sesuai tahun penelitian 2008-2010) perusahaan tidak menerbitkan equity baru.

3. Pengaruh Corporate Governance Perception Index, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Tingkat Leverage Perusahaan dan Jenis Perusahaan terhadap Kinerja Operasional (ROA) Perusahaan.

Hasil analisis regresi berganda pada tingkat signifi kansi 10% menunjukkan secara parsial CGPI, logsize, umur, leverage dan jenis perusahaan tidak mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja operasional perusahaan yang diproksi dengan ROA perusahaan. Namun secara simultan variabel-variabel tersebut serempak berpengaruh terhadap ROA yang kemungkinan disebabkan t hitung dari CGPI yang mendekati t table dan koefi sien determinasi 47.8% variabel bebas mampu menjelaskan varians variabel terikat. Sebagaimana pada ROE, juga tidak mudah menganalisis pengaruh Good Corporate Governance secara teori terhadap return on asset (ROA) perusahaan. Perusahaan lebih menekankan peningkatan pendapatan sebesar-besarnya dan menekan biaya-biaya seminimal mungkin.Perusahaan masih menerapkan good corporate governance sebagai pemenuhan kewajiban saja, belum membentuk GCG sebagai budaya perusahaan.Perusahaan belum menyadari bahwa penerapan good corporate governance diperlukan terutama saat perusahaan terus bertambah jumlah

Page 150: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

148 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

asetnya.Perusahaan dengan jumlah aset besar dapat memiliki masalah keagenan yang lebih besar sehingga membutuhkan corporate governance yang lebih baik. Disisi lain perusahaan dengan jumlah aset kecil bisa memiliki kesempatan bertumbuh yang tinggi sehingga membutuhkan dana eksternal dan seperti argumen diatas, membutuhkan mekanisme corporate governance yang lebih baik.

Terkait dengan kurun waktu penelitian yaitu tahun 2008 – 2010 yang dikenal ekonomi dunia mengalami krisis ekonomi global, hasil penelitian membuktikan bahwa tingkat penerapan good corporate governance yang baik tidak berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan. Dengan tingkat rata-rata indeks penerapan tata kelola perusahaan ( CGPI ) 81.3158 dengan kategori terpercaya, perusahaan-perusahaan sampel penelitian memiliki nilai ROA rata-rata 0.7309 yang berarti dikaitkan dengan CGPI bahwa walaupun perusahaan-perusahaan sampel tergolong terpercaya namun tingkat return atas assets (ROA) hanya 0.7309. Hal ini bisa terjadi karena kondisi ekonomi yang lesu berpengaruh terhadap kemampuan konsumen membeli produk atau jasa yang ditawarkan sehingga menyebabkan kapasitas produksi perusahaan tidak dapat maksimal sehingga dari sisi asset, perbandingan return terhadap jumlah asset yang dimiliki sangat rendah. Sebagaimana pengaruh CGPI pada ROE, Return masih positif disebabkan walaupun dalam kondisi krisis kebutuhan barang dan jasa tetap berjalan dan daya beli konsumen akan menentukan tingkat penjualan. Pada sektor-sektor bisnis tertentu terutama yang berorientasi ekspor, saat rupiah melemah terhadap dolar justru pendapatannya cenderung meningkat karena adanya selisih kurs.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terkait dengan return on asset, CGPI belum menjadi indikator karena pada saat ekonomi lesu, perusahaan tidak dapat memaksimalkan kapasitas produksi atas asset yang dimiliki.Tingkat permintaan dan nilai mata uang dapat lebih mempengaruhi niali ROA perusahaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sayidah (2005), dimana good corporate governance tidak berpengaruh positif terhadap kinerja operasional (ROA) perusahaan.Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Herly dan Sisnuhadi (2011) dimana corporate governance berpengaruh terhadap kinerja operasional (ROA) perusahaan.

Variabel kontrol baik ukuran perusahaan, umur perusahaan, tingkat leverage perusahaan dan jenis perusahaan tidak berpengaruh terhadap ROA karena krisis ekonomi yang terjadi di tahun 2008-2010 telah menyebabkan lesunya kegiatan ekonomi dan tidak maksimalnya kapasitas produksi atas asset yang dimiliki peru-sahaan. Kondisi ini terjadi pada semua sektor industry sehingga terkait ROA semua variabel kontrol tidak berpengaruh.

Keterbatasan Penelitian1. Adanya keterbatasan jumlah data yang disebabkan penelitian ini hanya menggunakan

sampel perusahaan go public yang mengikuti CGPIuntuk tahun 2008 – 2010. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengakses data sampel yang lebih luas. Sampel pene-litian dapat mencakup semua perusahaan yang bersedia dinilai praktek GCG- nya olehIICG.

Page 151: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Adi Suharna & Fifi Swandari, Pengaruh Corporate Governance Perception Index... 149

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat membedakan pengaruh skor GCG terhadap kinerja perusahaan untuk perusahaan-perusahaan dengan skor GCG tinggi, sedang dan rendah.

3. Proksi kinerja perusahaan dalam penelitian ini hanya menggunakan Tobins Q, ROA, ROE. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah proksi untuk kinerja perusahaan misalnya return saham, Profi t Margin.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan1. Penerapan good corporate governance yang diproksi dengan CGPI ( Corporate

Governance Perception Index ) berpengaruh positif signifi kan terhadap kinerja pasar perusahaan yang diproksi dengan nilai Tobin’s Q perusahaan pada masa krisis ekonomi global tahun 2008-2010.

2. Ukuran perusahaan yang diproksi dengan total asset perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan yang diproksi dengan nilai Tobin’s Q perusahaan pada masa krisis ekonomi global tahun 2008-2010.

3. Umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan yang diproksi dengan nilai Tobin’s Q perusahaan pada masa krisis ekonomi global tahun 2008-2010.

4. Tingkat leverage perusahaan berpengaruh negatif signifi kan terhadap kinerja pasar perusahaan yang diproksi dengan nilai Tobin’s Q perusahaan pada masa krisis ekonomi global tahun 2008-2010.

5. Jenis perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan yang diproksi dengan nilai Tobin’s Q perusahaan pada masa krisis ekonomi global tahun 2008-2010.

6. Penerapan good corporate governance yang diproksi dengan CGPI ( Corporate Governance Perception Index ) berpengaruh positif signifi kan terhadap kinerja operasional perusahaan yang diproksi dengan nilai ROE perusahaan pada masa krisis ekonomi global tahun 2008-2010.

7. Ukuran perusahaan yang diproksi dengan total asset perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan yang diproksi dengan nilai ROE perusahaan pada masa krisis ekonomi global tahun 2008-2010.

8. Umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan yang diproksi dengan nilai ROE perusahaan pada masa krisis ekonomi global tahun 2008-2010.

9. Tingkat leverage perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan yang diproksi dengan nilai ROE perusahaan pada masa krisis ekonomi global tahun 2008-2010.

10. Jenis perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan yang diproksi dengan nilai ROE perusahaan pada masa krisis ekonomi global tahun 2008-2010.

Page 152: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

150 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

11. Penerapangood corporate governance yang diproksi dengan CGPI ( Corporate Governance Perception Index ) tidak berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan yang diproksi dengan nilai ROA perusahaan pada masa krisis ekonomi global tahun 2008-2010.

12. Ukuran perusahaan yang diproksi dengan total asset perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan yang diproksi dengan nilai ROA perusahaan pada masa krisis ekonomi global tahun 2008-2010.

13. Umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan yang diproksi dengan nilai ROA perusahaan pada masa krisis ekonomi global tahun 2008-2010.

14. Tingkat leverage perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan yang diproksi dengan nilai ROA perusahaan pada masa krisis ekonomi global tahun 2008-2010.

15. Jenis perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan yang diproksi dengan nilai ROA perusahaan pada masa krisis ekonomi global tahun 2008-2010.

Saran1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengakses data sampel yang lebih luas. Sampel

penelitian dapat mencakup semua perusahaan yang bersedia dinilai praktek GCG- nya oleh IICG.

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat membedakan pengaruh skor GCG terhadap kinerja perusahaan untuk perusahaan-perusahaan dengan skor GCG tinggi, sedang dan rendah.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan menambah proksi untuk kinerja perusahaan misalnya return saham, Profi t Margin.

4. Dari aspek manajerial, para investor, regulator, praktisi, dan manajemen serta stakeholders lainnya dapat menjadikan pelaksanaan good corporate governance sebagai salah satu indikator untuk menilai perusahaan. Diharapkan perusahaan dengan good corporate governance yang baik akan menunjukkan kinerja pasar dan operasional yang baik pula.

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja L.S. 2002, Manajemen Keuangan, edisi revisi, Andi, Yogyakarta

Bauer Rob, Frijns Bart, Otten Roger, Rad Tourani Alireza, 2005, The Impact of Corporate Governance on Corporate Performance : Evidence from Japan, Pacifi c Basin Finance Journal, Elsevier, vol. 16(3), pages 236-251, June.

Daniri, M.A 2005, Good Corporate Governance:Konsep dan Penerapannya Dalam Konteks Indonesia, Ray Indonesia, Jakarta

Helfert, Erich.A 1997, Teknis Analisis Keuangan : Petunjuk Praktis Untuk Mengeloladan Mengukur Kinerja Perusahaan, alih bahasa Herman Wibowo Edisi-8, Erlangga, Jakarta

Page 153: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

Adi Suharna & Fifi Swandari, Pengaruh Corporate Governance Perception Index... 151

Hermawan,A. 2006, Penelitian Bisnis : Paradigma Kuantitatif, Grasindo, Jakarta,

Hanafi , M.H. 2008, Manajemen Keuangan, BPFE, , Jogyakarta

Hidayah E. 2008,Pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi terhadap Hubungan antara Penerapan Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan di Bursa Efek Jakarta, JAAI Volume 12 No.1, Juni 2008, hal. 53-64

Herwidayatmo 2000, Implementasi Good Corporate Governance untuk Perusahaan Publik Indonesia, Usahawan, No.10 Th XXIX Oktober 2000,hal. 25-32

Hartono, J.2004,Metodologi Penelitian Bisnis:Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, BPFE , Yogyakarta

Klapper,Leora dan Love Inessa 2002, Corporate Governance, Investor Protection and Performance in Emerging Market, World Bank Policy Research Working Paper, April

Keputusan Meneg BUMN No.KEP-117/MMBU/2002 tentang Penerapan Praktek GCG pada BUMN

Keputusan Menko Ekuin No.KEP-10/M.EKUIN/08/1995 tentang Pembentukan Lembaga KNKG

Lam,J. 2007, Enterprise Risk Management, Ray Indonesia,, Jakarta

Majalah SWA, Edisi XXVII, Dilema Etika Dalam Bisnis, 2012, Jakarta

Niken Susanti A., Rahmawati, Aryani Y.A 2010, Analisis Pengaruh MekanismeCorporate Governance terhadap Nilai Perusahaan dengan Kualitas Laba sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007, Simposium Nasional Keuangan I tahun 2010

Prugsamatz N.C. , Corporate Governance Effects on Firm Value and Stock Market Performance: An Empirical Study of the Stock Exchange of Thailand-100-Index Listed Companies,page 35-49

Suprayitno,G., Khomsiyah, Yasri,S.,Darmawati,D.,Susanty A. 2005, Internalisasi Good Corporate Governance Dalam Proses Bisnis, IICG, Jakarta

Samontaray D.P. 2010, Impact of Corporate Governance on the Stock Prices of theNifty 50 Broad Index Listed Companies, International Research Journal of Finance and Economics, ISSN 1450-2887 Issue 41, 2010,www.eurojournals.com

Sayidah N. 2007, Pengaruh Kualitas Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Publik (Studi Kasus Peringkat 10 Besar CGPI Tahun 2003,2004,2005)JAAI, Volume 11 No.1, 2007, hal. 1-19

Sugiyono,2007,Metode Penelitian Administrasi,Alfabeta,Bandung

Saravanan P. 2009, Corporate Governance Characteristics and Company Performance of Family Owned and Non Family Owned Businesses in India, Great Lakes Herald, Vol.3 No.1 March 2009, Page 39-54

Sartono,R.A. 2001, Manajemen Keuangan, Teori dean Aplikasi Edisi Keempat, BPFE Yogyakarta

Page 154: JURNAL WAWASAN MANAJEMEN.layout - …eprints.ulm.ac.id/965/1/JWM VOL 1 NO 1.pdf · PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DALAM

152 Jurnal Wawasan Manajemen, Vol. 1, Nomor 1, Februari 2013

Santoso S.,Tjiptono F. 2001, Riset Pemasaran, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS, Elex Media Komputindo, Jakarta

Tjager,I N., Alijoyo,A., Djemat,R.H. , Soembodo,B. 2003, Corporate

Governance: Tantangan dan Kesempatan Bagi Komunitas Bisnis Indonesia, Prenhallindo, akarta

Walsh C. 2003, Key Management Ratios, Rasio-Rasio Manajemen Penting Penggerak dan Pengendali Bisnis, Edisi 3, Erlangga, Jakarta

Yafeh Y. 2000, Corporate Governance in Japan: Past Performance and Future Prospect, Oxford Review of Economic Policy, Vol.16, No.2,2000, page 74-84

www.idx.co.id

www.iicg.org