JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4 Penerapan...

4
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4 1 AbstrakTema merupakan pokok yang mendasari serta menjadi landasan semua konsep serta proses berpikir agar sebuah karya arsitektur dapat terwujud dengan baik.Setiap tema yang diambil pada sebuah bangunan merupakan sudatu identitas dan penerapan dari konsep rancang. Konsep rancangan tersebut yang nantinya akan menerapkan berbagai macam elemen mulai dari bentuk bangunan, material, konsep penataan ruang luar, dan interior pada bangunan. Dalam Tempat Pelatihan Berkuda di Kota Batu ini, pengambilan tema juga disesuaikan dengan apa yang ingin ditunjukkan. Tema simbiosis diambil karena diharapkan mampu menyatukan segala elemen, mulai dari manusia, hewan, alam, dan arsitektur. Hal ini ditinjau karena manusia hidup di dunia ini berdampingan dengan berbagai macam makhluk hidup (lingkungan biologis) yaitu tumbuhan dan hewan dan arsitektur, yang hubungan tersebut tidak akan pernah lepas karena antara manusia dengan lingkungan terjadi timbal balik yang saling membutuhkan dan berinteraksi. Metoda yang digunakan untuk mendukung dalam proses perancangan ini adalah menggunakan metafora tak teraga (intangible metafor). Hasil rancangan adalah penerapan simbiosis ke dalam bentuk bangunan dan lansekap yang ditata memiliki bentuk yang organis, saling terhubung, dan yang terpenting adalah antara arsitektur dengan alam tidak ada yang saling mengungguli / mengalahkan. Kata KunciSimbiosis, alam, organis, mahluk hidup I. PENDAHULUAN Dewasa ini, kebutuhan akan pendidikan untuk anak-anak sangat penting, baik pendidikan formal maupun informal. Kedua hal tersebut saling berkaitan satu sama lain, dimana pendidikan formal berguna untuk mengasah kemampuan berfikir dan sebagainya. Sedangkan pendidikan informal untuk menunjang pendidikan formal itu sendiri, yaitu melatih skill serta perkembangan kepribadian seorang anak. Pendidikan informal biasanya berisi kegiatan yang lebih menyenangkan dan cenderung mengarah ke hobby serta kesenangan. Salah satu jenis kegiatan yang dapat mewadahi bagi anak-anak muda untuk berkembang yaitu dengan olahraga menunggang kuda. Olahraga berkuda ternyata memiliki manfaat untuk metode penyembuhan bagi berbagai masalah anak. Mulai dari masalah psikologis, mental, emosional, lemah fisik, kemampuan berbahasa dan berbicara, bahkan autisme. Menurut Mc Callum, olahraga berkuda ini memiliki 3 manfaat utama, yaitu Gambar 1. Lokasi lahan berada di Jl. Oro-Oro Ombo, Kota Batu, Jawa Timur Gambar 2. Siteplan Gambar 3. Tampak utara site Penerapan Tema Simbiosis Pada Rancangan Tempat Pelatihan Berkuda Di Kota Batu Veronica Clarissa Paskalia, dan Wawan Ardiyan Suryawan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected]

Transcript of JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4 Penerapan...

  • JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4

    1

    Abstrak—Tema merupakan pokok yang mendasari serta menjadi landasan semua konsep serta proses berpikir agar

    sebuah karya arsitektur dapat terwujud dengan baik.Setiap tema

    yang diambil pada sebuah bangunan merupakan sudatu identitas

    dan penerapan dari konsep rancang. Konsep rancangan tersebut

    yang nantinya akan menerapkan berbagai macam elemen mulai

    dari bentuk bangunan, material, konsep penataan ruang luar, dan

    interior pada bangunan. Dalam Tempat Pelatihan Berkuda di

    Kota Batu ini, pengambilan tema juga disesuaikan dengan apa

    yang ingin ditunjukkan. Tema simbiosis diambil karena

    diharapkan mampu menyatukan segala elemen, mulai dari

    manusia, hewan, alam, dan arsitektur. Hal ini ditinjau karena

    manusia hidup di dunia ini berdampingan dengan berbagai

    macam makhluk hidup (lingkungan biologis) yaitu tumbuhan dan

    hewan dan arsitektur, yang hubungan tersebut tidak akan

    pernah lepas karena antara manusia dengan lingkungan terjadi

    timbal balik yang saling membutuhkan dan berinteraksi. Metoda

    yang digunakan untuk mendukung dalam proses perancangan ini

    adalah menggunakan metafora tak teraga (intangible metafor).

    Hasil rancangan adalah penerapan simbiosis ke dalam bentuk

    bangunan dan lansekap yang ditata memiliki bentuk yang

    organis, saling terhubung, dan yang terpenting adalah antara

    arsitektur dengan alam tidak ada yang saling mengungguli /

    mengalahkan.

    Kata Kunci—Simbiosis, alam, organis, mahluk hidup

    I. PENDAHULUAN

    Dewasa ini, kebutuhan akan pendidikan untuk anak-anak

    sangat penting, baik pendidikan formal maupun informal.

    Kedua hal tersebut saling berkaitan satu sama lain, dimana

    pendidikan formal berguna untuk mengasah kemampuan

    berfikir dan sebagainya. Sedangkan pendidikan informal untuk

    menunjang pendidikan formal itu sendiri, yaitu melatih skill

    serta perkembangan kepribadian seorang anak. Pendidikan

    informal biasanya berisi kegiatan yang lebih menyenangkan

    dan cenderung mengarah ke hobby serta kesenangan. Salah

    satu jenis kegiatan yang dapat mewadahi bagi anak-anak muda

    untuk berkembang yaitu dengan olahraga menunggang kuda.

    Olahraga berkuda ternyata memiliki manfaat untuk metode

    penyembuhan bagi berbagai masalah anak. Mulai dari masalah

    psikologis, mental, emosional, lemah fisik, kemampuan

    berbahasa dan berbicara, bahkan autisme. Menurut Mc

    Callum, olahraga berkuda ini memiliki 3 manfaat utama, yaitu

    Gambar 1. Lokasi lahan berada di Jl. Oro-Oro Ombo, Kota Batu,

    Jawa Timur

    Gambar 2. Siteplan

    Gambar 3. Tampak utara site

    Penerapan Tema Simbiosis Pada Rancangan

    Tempat Pelatihan Berkuda Di Kota Batu

    Veronica Clarissa Paskalia, dan Wawan Ardiyan Suryawan

    Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    (ITS)

    Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

    E-mail: [email protected]

  • JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4

    2

    olahraga, pendidikan, dan pengobatan. Ketiga hal ini sangat

    diperlukan untuk tumbuh kembang anak-anak. Selain itu,

    cabang olah raga berkuda saat ini sedang mulai berkembang

    dan mulai diminati oleh anak-anak serta remaja. Negara

    Indonesia juga sudah mulai untuk mengikuti kejuaraan

    internasional di cabang olahraga berkuda ini dan sudah meraih

    beberapa penghargaan internasional.

    Lokasi obyek rancang ini bertempat di Jl. Oro-Oro Ombo,

    Kota Batu, Jawa Timur. Lokasi yang dipilih berada di lereng

    Bukit Panderman, sehingga memiliki kenyamanan termal yang

    baik bagi manusia serta hewan kuda.

    Pada rancangan ini, penggunaan tema simbiosis yang

    diambil berdasarkan pada pemecahan masalah bagaimana agar

    segala jenis mahluk hidup, mulai dari manusia, hewan,

    tumbuhan dan arsitektur dapat hidup berdampingan secara

    selaras tanpa ada yang saling mengalahkan / mengungguli

    salah satu pihak. Simbiosis dalam arsitektur didefinisikan

    sebagai bentuk bagaimana menciptakan bangunan yang dapat

    menyatu dengan alam / lingkungan sebagai wujud dari prinsip

    simbiosis.

    Pendekatan terori yang digunakan pada tema simbiosis

    adalah metafora. Metafora menggambarakan karakteristik

    tema yaitu bagaimana antar ruang dalam dan ruang luar tidak

    terbatasi, penataan massa, serta bagaimana integrasi antar

    mahluk hidup dan arsitektur itu sendiri.

    II. METODA PERANCANGAN

    Pada proses perancangan Tempat Pelatihan Berkuda di Kota

    Batu ini, penulis mendefinisikan metafora arsitektur ke dalam

    tiga kategori, yaitu metafora tak teraga (intangible metaphor)

    yang dapat berbentuk konsep, ide, kondisi, kualitas

    (individualistis, komunitas, tradisi, kultur); metafora teraga

    (tangible metaphor) berbentuk sesuatu yang bersifat visual,

    material konkrit; metafora gabungan (combined metaphor)

    merupakan gabungan dari konsep dan hal konkrit yang

    membentuk metafora.

    Jenis metafora yang digunakan dalam rancangan ini adalah

    metafora tak teraga (intangible metaphor). Berdasarkan

    pengertian diatas dan tema yang digunakan yaitu, simbiosis,

    dimana kesan bangunan yang memiliki kesatuan dengan alam

    ditunjukkan melalui pemilihan material serta bentuk dasar

    yang dipilih merujuk ke tema, dimana antara alam dan

    arsitektur tidak ada yang mengungguli, serta sistem

    didalamnya adalah hasil dari metafora yang digunakan.

    Konsep awal perancangan dilakukan dengan menentukan

    definisi tema simbiosis yang nantinya akan diaplikasikan

    kepada bentuk bangunan yang akan di desain serta penataan

    lansekapnya.

    III. HASIL DAN EKSPLORASI

    KONSEP BENTUK BANGUNAN

    Bentuk bangunan dalam Tempat Pelatihan berkuda di Kota

    Batu ini mengambil dari bentuk pola pergerakan olahraga

    Gambar 4. Perspektif arena berkuda indoor

    Gambar 5. Perspektif kandang kuda

    Gambar 6. Perspektif bangunan penunjang I

    Gambar 7. Perspektif bangunan penunjang II

  • JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4

    3

    berkuda, yaitu jumping. Bentukan tersebut diambil karena agar

    bangunan lebih menyatu dengan alam, maka bentukan yang

    diambil adalah bentuk yang organis. Bentuk yang dimunculkan

    berbentuk lengkung dan tidak memiliki banyak sudut. Dengan

    bentuk yang melengkung tersrbut maka antara arsitektur

    dengan alam tidak ada yang mengungguli, tetapi malah

    menyatukan.

    KONSEP SITE PLAN DAN RUANG LUAR

    Untuk menimbulkan kesan alami dan natural pada obyek

    rancang, maka lahan dibuat seperti kawasan tertutup dan

    dikelilingi oleh pepohonan (seperti hutan) dan terdapat area

    hijau yang lebih banyak. Pohon-pohon yang terdapat di

    sekeliling bangunan dimanfaatkan sebagai barrier, baik angin

    maupun suara. Site plan yang dirancang juga mengambil dari

    ide bentuk pola pergerakan kuda dengan bentukan yang

    organis, sehingga bentukan serta sirkulasi pada siteplan

    berbentuk garis linear yang melengkung. Untuk elemen

    softscape diberikan pohon peneduh untuk menaungi aktifitas

    pada siang hari, rumput brachiaria dan panicium pada

    lapangan rumput dapat dimanfaatakn untuk makanan kuda, dan

    elemen air sebagai rain water collecting pada musim kemarau

    sebagai cadangan air untuk mengairi lahan. Elemen hardscape

    berupa grass block, paving block, dan batu-batuan kerikil agar

    terkesan lebih menyatu dengan alam.

    KONSEP SIRKULASI Sirkulasi untuk kendaraan diletakkan mengelilingi bagian

    terluar bangunan, agar tidak mengganggu aktifitas di

    dalamnya, serta massa tidak dipishakan oleh jalur sirkulasi

    kendaraan. Sedangkan sirkulasi untuk hewan dan pejalan kaki

    dibuat saling terhubung tetapi tetap memiliki pedestrian

    masing-masing dan mengelilingi bangunan. Untuk pola

    sirkulasinya dibuat pola sirkulasi linear, hal ini dimaksudkan

    untuk mendukung kontinuitas serta untuk memberikan suasana

    lebih menarik karena bervariasinya pemandangan, panjang

    jalan, dan mudahnya penyesuaian terhadap topografi.

    KONSEP MATERIAL BANGUNAN Agar kesan natural masih tetap terasa pada bangunan, maka

    matrial kayu serta batu-batuan digunakan sebagai material

    utama pada bangunan. Penggunaan material kaca pada

    bangunan dimaksudkan simbiosis antar bangunan dengan alam

    dapat terlihat. Jadi antara ruang dalam dan ruang luar tidak

    terbatasi. Selain itu, pemanfaatan kaca tersebut digunkan

    sebagai pencahayaan alami pada pagi hingga siang hari,

    sehingga lebih hemat energi.

    IV. KESIMPULAN

    Penerapan tema simbiosis dalam obyek rancang Tempat

    Pelatihan Berkuda di Kota Batu ini dapat terlihat bahwa alam

    dan arsitektur saling berhubungan dan saling mendukung di

    dalam bentuk bangunan, siteplan dan ruang luar. Penerapan

    tema simbiosis tersebut paling mudah

    Gambar 8. Aksonometri struktur arena berkuda indoor

    Gambar 9. Interior arena berkuda indoor

  • JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4

    4

    terlihat pada bentuk bangunan yang halus dan tidak

    memiliki banyak sudut serta penggunaan material pada fasade

    bangunan yang menggunakan bahan-bahan alami seperti batu-

    batuan dan kayu. Dengan hasil rancangan ini diharapkan

    mampu menjadi suatu tempat pendidikan serta rekreasi yang

    mampu mendidik anak-anak untuk lebih mengenal serta

    mencintai alam, mahluk hidup lainya, dan juga arsitektur yang

    berwawasan hijau.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Penulis V.C.P. mengucapkan terima kasih kepada Ir. M.

    Salatoen P., MT. selaku dosen koordinator mata kuliah Tugas

    Akhir, dan segenap keluarga besar Arsitektur ITS. Penulis

    menyampaikan terima kasih atas semua doa, dukungan, dan

    bantuan yang telah diberikan selama proses pengerjaan Tugas

    Akhir, laporan Tugas Akhir, dan penyelesaian jurnal ilmiah

    ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Kurokawa, Kisho. 1934. Kisho Kurokawa : The Architecture of

    Symbiosis. Rizoli International Publications. New York

    [2] Broadbent, G.1973. Design in Architecture.

    [3] Duerk, Donna P.1993. Architectural Programming : Information

    Management of Design. New York : Van Nostrand Reinhold

    [4] Neufert, Ernest. 1980. Architect’s Data Second (International) English

    Edition. London : Granada Publishing

    [5] T. White, Edward. 1985. Perencanaan Tapak. Intermatra. Bandung

    [6] Ching, francis D.K. 1979. Architecture : Form, Space, and Order. Van

    nostrand Reinhold co. New York.

    [7] Ernst & Peter Neufert, Architect’s Data Third Edition

    Gambar 10. Perspektif bird eye view site