Jurnal sehatsakit

11
Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit dalam Konteks Sosial Budaya Sunanti Z. Soejoeti Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI, Jakarta PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau dihindari. Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradap-tasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya (1). UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur -unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia dianggap tidak sakit(2).

Transcript of Jurnal sehatsakit

Page 1: Jurnal sehatsakit

Konsep Sehat, Sakit dan Penyakitdalam Konteks Sosial Budaya

Sunanti Z. SoejoetiPusat Penelitian Ekologi Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan

KesehatanDepartemen Kesehatan RI, Jakarta

PENDAHULUANPembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunannasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dankemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapatmewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan kesehatanyang demikian yang menjadi dambaan setiap orang sepanjanghidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidakbisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah ataudihindari.Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlakdan universal karena ada faktor -faktor lain di luarkenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosialbudaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertianyang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yanglain.Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi,kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telahmencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakitditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dansakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atauketidakmampuan manusia beradap-tasi dengan lingkungan baiksecara biologis, psikologis maupun sosio budaya (1).UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa:Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dansosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial danekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihatsebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur -unsurfisik,mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakanbagian integral kesehatan.Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila iamenderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatanlain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masukangin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untukmelaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit(2).

Page 2: Jurnal sehatsakit

MASALAH SEHAT DAN SAKITMasalah kesehatan merupakan masalah kompleks yangmerupakan resultante dari berbagai masalah lingkungan yangbersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, sosialbudaya, perilaku, populasi penduduk, g enetika, dansebagainya.Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psychosocio somatic health well being, merupakan resultante dari 4faktor(3)yaitu:1. Environment atau lingkungan.2. Behaviour atau perilaku,Antara yang pertama dan kedua dihubungkan denganecological balance.3. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi,distribusi penduduk, dan sebagainya.4. Health care service berupa program kesehatan yangbersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilakumerupakan faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan)terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasiensangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kelas sosial,perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatanyang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung darivariabel-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yangberbeda di kalangan pasien.Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapatdijelaskan dari segi impersonal dan sistematik, yaitu bahwasakit merupakan satu keadaan atau satu hal yang disebabkanoleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia.Pernyataan tentang pengetahuan ini dalam tradisi klasikYunani, India, Cina, menunjukkan model keseimbangan(equilibrium model) seseorang dianggap sehat apabila unsur -unsur utama yaitu panas dingin dalam tubuhnya berada dalamkeadaan yang seimbang. Unsur-unsur utama ini tercakup dalamkonsep tentang humors, ayurveda dosha, yin dan yang.Departemen Kesehatan RI telah mencanangkan kebijakanbaru berdasarkan paradigma sehat (4).

Paradigma sehat adalahcara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yangbersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihatmasalahkesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyakfaktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam suatuwilayah

Page 3: Jurnal sehatsakit

yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan per -lindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanyapenyembuhan penduduk yang sakit.Pada intinya paradigma sehat memberikan perhatian utamaterhadap kebijakan yang bersifat pencegahan dan promosikesehatan, memberikan dukungan dan alokasi sumber daya untukmenjaga agar yang sehat tetap sehat namun teta p mengupayakanyang sakit segera sehat. Pada prinsipnya kebijakan tersebutmenekankan pada masyarakat untuk mengutamakan kegiatankesehatan daripada mengobati penyakit.Telah dikembangkan pengertian tentang penyakit yangmempunyai konotasi biomedik dan sosio kultural(5).Dalam bahasa Inggris dikenal kata disease dan illnesssedangkan dalam bahasa Indonesia, kedua pengertian itudinamakan penyakit. Dilihat dari segi sosio kulturalterdapat perbedaan besar antara kedua pengertian tersebut.Dengan disease dimaksudkan gangguan fungsi atau adaptasidari proses-proses biologik dan psikofisiologik pada seorangindividu, dengan illness dimaksud reaksi personal,interpersonal, dan kultural terhadap penyakit atau perasaankurang nyaman (1).

Para dokter mendiagnosis dan mengobati disease, sedang-kan pasien mengalami illness yang dapat disebabkan olehdisease illness tidak selalu disertai kelainan organikmaupun fungsional tubuh.Tulisan ini merupakan tinjauan pustaka yang membahaspengetahuan sehat-sakit pada aspek sosial budaya danperilaku manusia; serta khusus pada interaksi antarabeberapa aspek ini yang mempunyai pengaruh pada kesehatandan penyakit.Dalam konteks kultural, apa yang disebut sehat dalam suatukebudayaan belum tentu disebut sehat pula d alam kebudayaanlain. Di sini tidak dapat diabaikan adanya faktor penilaianatau faktor yang erat hubungannya dengan sistem nilai.

KONSEP SEHAT SAKIT MENURUT BUDAYA MASYARAKATIstilah sehat mengandung banyak muatan kultural, sosialdan pengertian profesional yang beragam. Dulu dari sudutpandangan kedokteran, sehat sangat erat kaitannya dengankesakitan dan penyakit. Dalam kenyataannya tidaklah seseder -hana itu, sehat harus dilihat dari berbagai aspek. WHOmelihat sehat dari berbagai aspek (6).

Page 4: Jurnal sehatsakit

Definisi WHO (1981): Health is astate of complete physical, mental and social well -being,and not merely the absence of disease or infirmity.

WHO mendefinisikan pengertian sehat sebagai suatu keadaansempurna baik jasmani, rohani, maupun kesejahteraan sosialseseorang. Sebatas mana seseorang dapat dianggap sempurnajasmaninya ?Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan di pandangsebagai disiplin biobudaya yang memberi perhatianpada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antarakeduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia yangmempengaruhi kesehatan dan penyakit. Penyakit sendiriditentukan oleh budaya: hal ini karena penyakit merupakanpengakuan sosial bahwa seseorang tidak dapat menjalankanperan normalnya secara wajar.Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan fenomenayang dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai macampenyakit, selain itu hasil berbagai kebudayaan juga dapatmenimbulkan penyakit.Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konseppenyebab sakit, yaitu: Naturalistik dan Personalistik. Pe-nyebab bersifat Naturalistik yaitu seseorang menderita sakitakibat pengaruh lingkungan, makanan (salah makan), ke -biasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubu h, termasuk jugakepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakitbawaan. Konsep sehat sakit yang dianut pengobat tradisional(Battra) sama dengan yang dianut masyarakat setempat, yaknisuatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan ataukondisi tubuh kelainan-kelainan serta gejala yang dirasakan.Sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan yang normal,wajar, nyaman, dan dapat melakukan aktivitas sehari -haridengan gairah.Sedangkan sakit dianggap sebagai suatu keadaan badanyang kurang menyenangkan, bahkan dirasakan sebagai siksaansehingga menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankanaktivitas sehari-hari seperti halnya orang yang sehat (7).

Sedangkan konsep Personalistik menganggap munculnya penyakit(illness) disebabkan oleh intervensi suatu agen aktif yangdapat berupa makhluk bukan manusia (hantu, roh, leluhur atauroh jahat), atau makhluk manusia (tukang sihir, tukangtenung). Menelusuri nilai budaya, misalnya mengenaipengenalan kusta dan cara perawatannya. Kusta telah dik enaloleh etnik Makasar sejak lama.

Page 5: Jurnal sehatsakit

Adanya istilah kaddala sikuyu (kusta kepiting) dan kaddalamassolong (kusta yang lumer), merupakan ungkapan yangmendukung bahwa kusta secara endemik telah berada dalamwaktu yang lama di tengah-tengah masyarakat tersebut(8).Hasil penelitian kualitatif dan kuantitatif atas nilai -nilai budaya di Kabupaten Soppeng, dalam kaitannya denganpenyakit kusta (Kaddala,Bgs.) di masyarakat Bugismenunjukkan bahwa timbul dan diamalkannya leprophobia secaraketat karena menurut salah seorang tokoh budaya, dalamnasehat perkawinan orang-orang tua di sana, kata kaddalaikut tercakup di dalamnya.Disebutkan bahwa bila terjadi pelanggaran melakukan hubunganintim saat istri sedang haid, mereka (kedua mempelai) akanterkutuk dan menderita kusta/kaddala.Ide yang bertujuan guna terciptanya moral yang agung dikeluarga baru, berkembang menuruti proses komunikasi dalammasyarakat dan menjadi konsep penderita kusta sebagaipenanggung dosa. Pengertian penderita sebagai akibat dosadari ibu-bapak merupakan awal derita akibat leprophobia.Rasa rendah diri penderita dimulai dari rasa rendah dirikeluarga yang merasa tercemar bila salah seorang anggotakeluarganya menderita kusta. Dituduh berbuat dosa melakukanhubungan intim saat istri sedang haid bagi seorang fanatikIslam dirasakan sebagai beban trauma psikosomatik yangsangat berat(8).Orang tua, keluarga sangat menolak anaknya didiagnosiskusta. Pada penelitian Penggunaan Pelayanan Kesehatan DiPropinsi Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Barat (1990),hasil diskusi kelompok di Kalimantan Timur menunjukkanbahwa anak dinyatakan sakit jika menangis terus, badanberkeringat, tidak mau makan, tidak mau tidur, rewel, kuruskering. Bagi orang dewasa, seseorang dinyatakan sakit kala usudah tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, tidak enakbadan, panas dingin, pusing, lemas, kurang darah, batuk -batuk, mual, diare.Sedangkan hasil diskusi kelompok di Nusa Tenggara Baratmenunjukkan bahwa anak sakit dilihat dari keadaan fisiktubuh dan tingkah lakunya yaitu jika menunjukkan gejalamisalnya panas, batuk pilek, mencret, muntah -muntah, gatal,luka, gigi bengkak, badan kuning, kaki dan perut bengkak.

Page 6: Jurnal sehatsakit

Seorang pengobat tradisional yang juga menerima pandangankedokteran modern, mempunyai pengetahuan yang menarikmengenai masalah sakit-sehat. Baginya, arti sakitadalah sebagai berikut: sakit badaniah berarti ada tanda -tanda penyakit di badannya seperti panas tinggi, penglihatanlemah, tidak kuat bekerja, sulit makan, tidur tergan ggu, danbadan lemah atau sakit, maunya tiduran atau istirahat saja.Pada penyakit batin tidak ada tanda-tanda di badannya,tetapi bisa diketahui dengan menanyakan pada yang gaib. Padaorang yang sehat, gerakannya lincah, kuat bekerja, suhubadan normal, makan dan tidur normal, penglihatan terang,sorot mata cerah, tidak mengeluh lesu, lemah, atau sakit -sakit badan(9).Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif persepsimasyarakat beberapa daerah di Indonesia mengenai sakit danpenyakit; masyarakat menganggap bahwa sakit adalah keadaanindividu mengalami serangkaian gangguan fisik yang menim -bulkan rasa tidak nyaman. Anak yang sakit ditandai dengantingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu makan.Orang dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja,kehilangan nafsu makan, atau "kantong kering" (tidak punyauang).Selanjutnya masyarakat menggolongkan penyebab sakitke dalam 3 bagian yaitu :1. Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadaptubuh manusia2. Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panasdan dingin.3. Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain.).Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golonganpertama dan ke dua, dapat digunakan obat -obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan bantuan tenagakesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harusdimintakan bantuan dukun, kyai dan lain-lain. Dengandemikian upaya penanggulangannya tergantung kepadakepercayaan mereka terhadap penyebab sakit.Beberapa contoh penyakit pada bayi dan anak sebagai berikut:a. Sakit demam dan panas.Penyebabnya adalah perubahan cuaca, kena hujan, salahmakan, atau masuk angin. Pengobatannya adalah dengan caramengompres dengan es, oyong, labu putih yang dingin ataubeli obat influensa. Di Indramayu dikatakan penyakit ademmeskipun gejalanya panas tinggi, supaya panasnya turun.Penyakit tampek (campak) disebut juga sakit adem karenagejalanya badan panas.

Page 7: Jurnal sehatsakit

b. Sakit mencret (diare).Penyebabnya adalah salah makan, makan kacang terlalubanyak, makan makanan pedas, makan udang, ikan, anakmeningkat kepandaiannya, susu ibu basi, encer, dan lain -lain.Penanggulangannya dengan obat tradisional misalkan denganpucuk daun jambu dikunyah ibunya lalu diberikan kepadaanaknya (Bima Nusa Tenggara Barat) obat lainnya adalahLarutan Gula Garam (LGG), Oralit, pil Ciba dan lain -lain.Larutan Gula Garam sudah dikenal hanya proporsi campuran -nya tidak tepat.c. Sakit kejang-kejangMasyarakat pada umumnya menyatakan bahwa sakit panasdan kejang-kejang disebabkan oleh hantu. Di Sukabumi disebuthantu gegep, sedangkan di Sumatra Barat disebabkan hantujahat. Di Indramayu pengobatannya adalah dengan denganpergi ke dukun atau memasukkan bayi ke bawah tempat tiduryang ditutupi jaring.d. Sakit tampek (campak)Penyebabnya adalah karena anak terkena panas dalam,anak dimandikan saat panas terik, atau kesambet. DiIndramayuibu-ibu mengobatinya dengan membalur anak dengan asamkawak, meminumkan madu dan jeruk nipis atau memberikandaun suwuk, yang menurut kepercayaan dapat mengisappenyakit.

KEJADIAN PENYAKITPenyakit merupakan suatu fenomena kompleks yangberpengaruh negatif terhadap kehidupan manusia. Perilaku dancara hidup manusia dapat merupakan penyebab bermacam -macam penyakit baik di zaman primitif maupun di masyarakatyang sudah sangat maju peradaban dan kebudayaannya.Ditinjau dari segi biologis penyakit merupakan kelainanberbagai organ tubuh manusia, sedangkan dari segi kemasya -rakatan keadaan sakit dianggap sebagai peny impangan perilakudari keadaan sosial yang normatif. Penyimpangan itu dapatdisebabkan oleh kelainan biomedis organ tubuh atau lingkung -an manusia, tetapi juga dapat disebabkan oleh kelainanemosional dan psikososial individu bersangkutan. Faktoremosional dan psikososial ini pada dasarnya merupakan akibatdari lingkungan hidup atau ekosistem manusia dan adatkebiasaan manusia atau kebudayaan(11).Konsep kejadian penyakit menurut ilmu kesehatan ber -gantung jenis penyakit. Secara umum konsepsi ini ditentukanoleh berbagai faktor antara lain parasit, vektor, manusiadan lingkungannya.

Page 8: Jurnal sehatsakit

Para ahli antropologi kesehatan yang dari definisinya dapatdisebutkan berorientasi ke ekologi, menaruh perhatian padahubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan alam-nya, tingkah laku penyakitnya dan cara -cara tingkah lakupenyakitnya mempengaruhi evolusi kebudayaannya melaluiproses umpan balik (Foster, Anderson, 1978) (12).Penyakit dapat dipandang sebagai suatu unsur dalamlingkungan manusia, seperti tampak pada ciri sel-sabit(sickle-cell) di kalangan penduduk Afrika Barat, suatuperubahan evolusi yang adaptif, yang memberikan imunitasrelatif terhadap malaria.Ciri sel sabit sama sekali bukan ancaman, bahkanmerupakan karakteristik yang diinginkan karena memberikanproteksi yang tinggi terhadap gigitan nyamuk Anopheles.Bagi masyarakat Dani di Papua, penyakit dapat merupakansimbol sosial positif, yang diberi nilai -nilai tertentu.Etiologi penyakit dapat dijelaskan melalui sihir, tetapijuga sebagai akibat dosa. Simbol sosial juga dapat merupakansumber penyakit. Dalam peradaban modern, keterkaitan antarasimbol-simbol sosial dan risiko kesehatan sering tampakjelas, misalnya remaja merokok.Suatu kajian hubungan antara psikiatri dan ant ropologi dalamkonteks perubahan sosial ditulis oleh Rudi Salan (1994)berdasarkan pengalaman sendiri sebagai psikiater; salah satukasusnya sebagai berikut: Seorang perempuan yang sudah cukupumur reumatiknya diobati hanya dengan vitamin dan minyakikan saja dan percaya penyakitnya akan sembuh.Menurut pasien penyakitnya disebabkan karena "darah kotor"oleh karena itu satu-satunya jalan penyembuhan adalah denganmakan makanan yang bersih , yaitu `mutih' (ditambah vitaminseperlunya agar tidak kekurangan vitamin) sampai darahnyamenjadi bersih kembali. Bagi seorang dokter pendapat itutidak masuk akal, tetapi begitulah kenyataan yang ada dalammasyarakat.

PERILAKU SEHAT DAN PERILAKU SAKITPenelitian-penelitian dan teori-teori yang dikembangkanoleh para antropolog seperti perilaku sehat (healthbehavior), perilaku sakit (illness behavior) perbedaanantara illness dan disease, model penjelasan penyakit(explanatory model ), peran dan karir seorang yang sakit(sick role), interaksi dokter-perawat, dokter-pasien,perawat-pasien, penyakit dilihat dari sudut pasien, membukamata para dokter bahwa kebenaran ilmu kedokteran moderntidak lagi dapat dianggap kebenaran absolut dalam prosespenyembuhan (13).

Page 9: Jurnal sehatsakit

Perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk tin dakanyang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar mem -peroleh kesembuhan, sedangkan perilaku sehat adalah tindakanyang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkankesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatankebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olah raga danmakanan bergizi(14).Perilaku sehat diperlihatkan oleh individuyang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentumereka betul-betul sehat. Sesuai dengan persepsi tentangsakit dan penyakit maka perilaku sakit dan perilaku sehatpun subyektif sifatnya. Persepsi masyarakat tentang sehat -sakit ini sangatlah dipengaruhi oleh unsur pengalaman masalalu di samping unsur sosial budaya. Sebaliknya petugaskesehatan berusaha sedapat mungkin menerapkan kreter ia medisyang obyektif berdasarkan gejala yang tampak gunamendiagnosis kondisi fisik individu.

PERSEPSI MASYARAKATPersepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbedaantara daerah yang satu dengan daerah yang lain, karenatergantung dari kebudayaan yang ada dan berkembang dalammasyarakat tersebut. Persepsi kejadian penyakit yangberlainan dengan ilmu kesehatan sampai saat ini masih ada dimasyarakat; dapat turun dari satu generasi ke generasiberikutnya dan bahkan dapat berkembang luas.Berikut ini contoh persepsi masyarakat tentang penyakitmalaria, yang saat ini masih ada di beberapa daerah pedesaandi Papua (Irian Jaya). Makanan pokok penduduk Papua adalahsagu yang tumbuh di daerah rawa-rawa. Selain rawa-rawa,tidak jauh dari mereka tinggal terdapat hutan lebat.Penduduk desa tersebut beranggapan bahwa hutan itu milikpenguasa gaib yang dapat menghukum setiap orang yangmelanggar ketentuannya.Pelanggaran dapat berupa menebang, membabat hutan untuktanah pertanian, dan lain-lain akan diganjarhukuman berupa penyakit dengan gejala demam tinggi,menggigil, dan muntah. Penyakit tersebut dapat sembuhdengan cara minta ampun kepada penguasa hutan, kemudianmemetik daun dari pohon tertentu, dibuat ramuan untuk diminum dan dioleskan ke seluruh tubuh penderita. Dalambeberapa hari penderita akan sembuh.Persepsi masyarakat mengenai penyakit diperoleh danditentukan dari penuturan sederhana dan mudah secara turuntemurun. Misalnya penyakit akibat kutukan Allah, makhlukgaib, roh-roh jahat, udara busuk, tanaman berbisa, binatang,dan sebagainya.

Page 10: Jurnal sehatsakit

Pada sebagian penduduk Pulau Jawa, dulu penderitademam sangat tinggi diobati dengan cara menyiram air dimalam hari. Air yang telah diberi ramuan dan jampi -jampioleh dukun dan pemuka masyarakat yang disegani digunakansebagai obat malaria.

PENUTUPCara dan gaya hidup manusia, adat istiadat, kebudayaan,kepercayaan bahkan seluruh peradaban manusia dan ling -kungannya berpengaruh terhadap penyakit. Secara fisiologisdan biologis tubuh manusia selalu berinteraksi denganlingkungannya.Manusia mempunyai daya adaptasi terhadap lingkunganyang selalu berubah, yang sering membawa serta penyakit baruyang belum dikenal atau perkembangan/perubahan penyakityang sudah ada.Kajian mengenai konsekuensi kesehatan perlu memper -hatikan konteks budaya dan sosial masyarakat .

KEPUSTAKAAN1. Kliemen, 19782. Biro Pusat Statistik. Profil Statistik Wanita, Ibu danAnak di Indonesia.Jakarta, 1994.3. Blum HL. Planning for Health; Developme nt Application ofSocialChange Theory. , New York: Human Science Press, 1972. p.3.4. Paradigma Sehat, Pola Hidup Sehat, dan Kaidah Sehat.Pusat PenyuluhanKesehatan Masyarakat. Departemen Kesehatan RI, 1998.5. Capra, 19826. Arie Walukow. Dari Pendidikan Kesehatan ke PromosiKesehatan.Interaksi 2004; VI (XVII):47. Profil Pengobat Tradisional di Indonesia. Dir. Bina PeranSerta Masy.,DirJen. Pembinaan Kes.Mas.. Departemen Kesehatan RI. 1997.hal. 48. Ngatimin, HM.Rusli. Dari Nilai Budaya Bugi s di SulawesiSelatan.Apakah kusta ditakuti atau dibenci?. Lembaga PengabdianMasyarakatUniversitas Hasanuddin, Ujung Pandang. 1992.9.Nizar Zainal Abidin. Laporan Penelitian PengobatanTradisional DaerahBandung. Disajikan pada Lokakarya II tentan g PenelitianPengobatanTradisional. Ciawi, 22-24 Februari 1993.10. Sudarti, 1987

Page 11: Jurnal sehatsakit

11. Loedin AA. Dalam:Lumenta B.Penyakit, Citra Alam danBudaya.Tinjauan Fenomena Sosial. Cet.pertama Penerbit Kanisius,1989. hal.7-8.12. Priyanti Pakan, MF.Hatta Swasono. Antropologi Kesehatan.Jakarta:Percetakan Universitas Indonesia, 1986.13. Rudi Salan. Interface Psikiatri Antropologi. Suatukajian hubungan antarapsikiatri dan antropologi dalam konteks perubahan sosial.Disampaikandalam Seminar Perilaku dan Penyakit dalam Konteks PerubahanSosial.Kerjasama Program Antropologi Kesehatan Jurusan AntropologiFisip UIdengan Ford Foundation , Jakarta 24 Agustus 1994. hal 13.14.Solita Sarwono. Sosiologi Kesehatan: beberapa konsep besertaaplikasinya. Gajah Mada University Press. Cet. pertama,1993. hal. 31-36.15. WHO. The Otta wa Charter for Health Promotion,1986.