Jurnal RUSMIN

download Jurnal RUSMIN

of 11

description

Jurnal

Transcript of Jurnal RUSMIN

  • IDENTIFIKASI BENDA ARKEOLOGI DI KEC. MAKASSAR DENGAN

    METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER - SCHLUMBERGER

    Identification of Object Archaeolog in Makassar District with Geolectric Method

    Configuration Wenner - Schlumberger

    Rusmin, Syamsuddin, S.Si.MT, Drs. Lantu, M.Eng,Sc,DESS

    Geofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

    Universitas Hasanuddin, Makassar

    Abstrak

    Penelitian ini dilakukan pada Kecamatan Makassar, Kota Makassar untuk mengetahui posisi benda

    Arkeologi pada rumah peninggalan berumur puluhan tahun pada tempat tersebut menyisahkan

    artefak berupa keramik/atau guci yang terpendam bawah permukaan tanah. Untuk mengetahui

    posisi benda arkeologi dilakukan pemetaan bawah permukaan secara vertikal dan horizontal

    dengan metode Geolistrik resistivitas 2D konfigurasi yang digunakan adalah Wenner

    Schlumberger sehingga hasil efektif diperoleh yang dapat memudahkan pada proses eskavasi.

    Berdasarkan hasil inversi anomaly yang diperoleh memiliki nilai resistivitas berkisar 32,19 52,19

    m. Anomali tersebut adalah benda arkeologi berupa keramik, ditemukan dibagian selatan daerah

    penelitian dengan kedalaman 1,5 meter

    Kata Kunci : Resistivitas, Artefak, Inversi.

    Abstract

    The research was conducted at District of Makassar, Makassar city to determine the

    position of objects Archaeology at home decades-old relics on the site leaving artifacts in the form

    of ceramic / or urn is buried below the ground surface. To determine the position of objects of

    archaeological mapping subsurface vertically and horizontally with 2D resistivity Geoelectric

    method configuration used is Wenner Schlumberger so that effective results can be obtained

    which facilitate the process of excavation. Based on the results obtained by inversion anomaly has

    resistivity values ranging 32,19 52,19 m. The anomaly is archaeological objects such as

    ceramics, found in the south area of research with a depth of 1.5 meters.

    Keywords : Resistivity, Artifacts, Inversion.

  • PENDAHULUAN

    Studi tentang peninggalan benda

    Arkeologi tak lepas dari informasi yang

    ingin diperoleh mengenai perilaku

    sosial, budaya para leluhur dan/ atau

    memanfaatkan sisa artefak sebagai

    barang bernilai komoditi tinggi/atau

    sejarah untuk mengetahui peradaban.

    Rumah peninggalan berumur kisaran

    puluhan tahun pada lokasi penelitian

    diduga menyisahkan artefak berupa

    keramik/atau guci yang terpendam

    bawah permukaan tanah. Minimnya

    informasi yang telah diperoleh, perihal

    peninggalan artefak yang terpendam di

    bawah permukaan tanah merupakan

    suatu hambatan dalam proses eskavasi.

    Oleh karena itu perlu dilakukan

    pengukuran dengan metode pemetaan

    bawah permukaan di sekitar daerah

    yang diduga terdapat artefak agar

    proses penggalian dapat dilakukan

    tanpa menimbulkan kerusakan dan

    diperoleh hasil yang signifikan dan

    efisien.

    Salah satu metode pengukuran

    untuk mengetahui kondisi bawah

    permukaan tanah ialah dengan metode

    geolistrik. Metode geolistrik tahanan

    jenis yang dikenal juga dengan sebutan

    metode resistivitas merupakan metode

    yang bersifat aktif, karena

    menggunakan gangguan aktif berupa

    injeksi arus yang dipancarkan ke bawah

    permukaan bumi yang digunakan

    untuk mendeteksi keberadaan benda

    purbakala.

    Berdasarkan permasalahan di

    atas, maka metode yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah konfigurasi

    wenner schlumberger yang merupakan

    resistivitas mapping yang biasa dikenal

    sebagai profiling (2D). Agar dapat

    mengindentifikasi anomali resistivitas

    material (benda) secara lateral maupun

    vertikal. Dengan menggunakan metode

    geolistrik ini diharapkan untuk

    memperoleh resistivitas yang berkaitan

    dengan jenis benda purbakala bawah

    permukaan.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian berada di Kelurahan

    Bara-baraya, Kecamatan Makassar,

    Makassar, Sulawesi Selatan.

    Metode Pengambilan Data

    Pengambilan data dilakukan dengan

    menggunakan konfigurasi Wenner -

    Schlumberger dan ada beberapa

    tahapan yang dilakukan sebelum

    pengambilan data tersebut.

  • Survei lokasi/lapangan. Tahapan ini

    dilakukan sebagai landasan untuk

    mengetahui kondisi objektif

    daerah/lokasi/lapangan pengukuran.

    Penentuan arah lintasan elektroda

    sebagai landasan untuk mengkaver

    sekitar daerah yang diduga terdapat

    benda arkeologi.

    Penentuan jarak spasi antar

    elektroda C1, C2 dan P1, P2 sesuai

    dengan panjang bentangan.

    Menghubungkan peralatan alat

    geolistrik dan memasuki sistem

    pengaturan program geores untuk

    menentukan jenis konfigurasi yang

    telah ditentukan yaitu Wenner -

    Schlumberger. Tahapan ini

    dilakukan untuk persiapan

    pengukuran.

    Pengolahan Data

    Pengolahan data dilakukan dengan

    menghitung faktor geometri dari

    konfigurasi Schlumberger untuk

    menghilangkan pengaruh letak

    elektroda potensial terhadap letak

    kedua elektroda arus. Setelah diperoleh

    hasil faktor geometri dari konfigurasi

    Wenner - Schlumberger kemudian

    menghitung resistivitas semu dan

    menginversi dengan program Res2DInv

    untuk memperoleh penampang 2D.

    Interpretasi Data

    Interpretasi data dilakukan dengan

    menggunakan pendekatan parameter

    nilai-nilai resistivitas material (benda)

    dari penampang 2D hasil Res2DInv,

    dan 3D hasil RockWorks 14. Sehingga

    dapat diestimasi posisi target.

    HASIL

    Hasil Pengukuran Resistivitas

    Hasil pengukuran yang

    diperoleh dengan menggunakan metode

    resistivitas konfigurasi Wenner -

    Sclumberger didapatkan 6 (enam)

    lintasan. Setiap lintasan memiliki

    panjang bentangan 16 m dengan spasi

    terkecil 1 m. Empat lintasan mengarah

    Utara Selatan dan 2 lintasan

    mengarah Timur Barat. Tabel 1

    memperlihatkan data yang diperoleh

    setelah perhitungan resistivitas semu

    untuk masing-masing lintasan.

    PEMBAHASAN

    Analisis Anomali Resistivitas

    Hasil perhitungan resistivitas semu

    setiap lintasan diinversi dengan

    program Res2DInv.

    Lintasan 1

    Gambar 1 memperlihatkan variasi nilai

    resistivitas dan kedalaman datum setiap

  • level (n) yang berbeda. Nilai resistivitas

    pada lintasan ini bervariasi dari 2,12

    m hingga 207 m dengan kedalaman

    penetrasi sekitar 2,69 m. Penampang

    2D tersebut memperlihatkan kontras

    resistivitas yang tidak merata. Hal ini

    menunjukkan bahwa di bawah

    permukaan tidak homogen, pada posisi

    patok/ atau elektroda 6,00 sampai 8.5

    meter dari patok/atau elektroda awal

    (pertama) di kedalaman 1 meter dari

    permukaan tanah terdapat nilai

    resistivitas yang rendah dibandingkan

    sekitarnya. Daerah tersebut merupakan

    anomali yang diduga sebagai air

    permukaan.

    Lintasan 2

    Gambar 2 memperlihatkan variasi nilai

    resistivitas dan kedalaman datum setiap

    level (n) yang berbeda. Nilai resistivitas

    pada lintasan ini bervariasi dari 2,12

    m hingga 207 m dengan kedalaman

    penetrasi sekitar 2,69 m. Penampang

    2D tersebut memperlihatkan kontras

    resistivitas tidak merata. Hal ini

    menunjukkan bahwa di bawah

    permukaan tidak homogen.

    Berdasarkan tabel nilai resistivitas

    batuan pada penampang 2D lintasan 2

    diduga merupakan batuan Clay, Sand,

    dan Limestone yang saling berasosiasi.

    Untuk lintasan 2 di atas diduga tidak

    terdapat anomali benda arkeologi.

    Lintasan 3

    Gambar 3 memperlihatkan variasi nilai

    resistivitas dan kedalaman datum setiap

    level (n) yang berbeda. Nilai resistivitas

    pada lintasan ini bervariasi dari 2,12

    m hingga 207 m dengan kedalaman

    penetrasi sekitar 2,69 m. Penampang

    2D tersebut memperlihatkan kontras

    resistivitas tidak merata. Hal ini

    menunjukkan bahwa di bawah

    permukaan tidak homogen.

    Berdasarkan tabel nilai resistivitas

    batuan pada penampang 2D lintasan 2

    diduga merupakan batuan Clay, Sand,

    Limestone yang saling berasosiasi. Pada

    posisi patok/ atau elektroda 5 hingga 6

    dengan penetrasi sekitar 2 m diduga

    terdapat anomali resistivitas benda

    arkeologi.

    Lintasan 4

    Gambar 4 memperlihatkan variasi nilai

    resistivitas dan kedalaman datum setiap

    level (n) yang berbeda. Nilai resistivitas

    pada lintasan ini bervariasi dari 2,12

    m hingga 207 m dengan kedalaman

    penetrasi sekitar 2,69 m. Penampang

    2D tersebut memperlihatkan kontras

    resistivitas tidak merata. Hal ini

    menunjukkan bahwa di bawah

  • permukaan tidak homogen.

    Berdasarkan tabel nilai resistivitas

    batuan pada penampang 2D lintasan 2

    diduga merupakan batuan batuan Clay,

    Sand, Limestone yang saling

    berasosiasi. Pada posisi patok/ atau

    elektroda 3 hingga 4 dengan penetrasi

    1,3 m dan patok / atau elektroda 6

    hingga 7 dengan penetrasi 2 m hingga

    2,5 m terdapat nilai resistivitas rendah

    dari sekitarnya diduga anomali air

    permukaan. Pada patok/ atau elektroda

    8 hingga 9 dengan penetrasi 1,3 m dan

    patok / atau elektroda 10 hingga 11

    dengan penetrasi 1,3 m terdapat nilai

    resistivitas tinggi dari sekitarnya diduga

    anomali benda arkeologi.

    Lintasan 5

    Gambar 5 memperlihatkan variasi nilai

    resistivitas dan kedalaman datum setiap

    level (n) yang berbeda. Nilai resistivitas

    pada lintasan ini bervariasi dari 2,12

    m hingga 207 m dengan kedalaman

    penetrasi sekitar 2,69 m. Penampang

    2D tersebut memperlihatkan kontras

    resistivitas tidak merata. Hal ini

    menunjukkan bahwa di bawah

    permukaan tidak homogen.

    Berdasarkan tabel nilai resistivitas

    batuan pada penampang 2D lintasan 2

    diduga merupakan batuan Clay, Sand,

    Limestone yang saling berasosiasi. Pada

    posisi patok/ atau elektroda 5 hingga 6

    dan patok 10 hingga 11 dengan masing

    masing penetrasi 1,5 m terdapat

    anomali resistivitas besar dari

    sekitarnya diduga benda arkeologi.

    Lintasan 6

    Gambar 6 memperlihatkan variasi nilai

    resistivitas dan kedalaman datum setiap

    level (n) yang berbeda. Nilai resistivitas

    pada lintasan ini bervariasi dari 2,12

    m hingga 207 m dengan kedalaman

    penetrasi sekitar 2,69 m. Penampang

    2D tersebut memperlihatkan kontras

    resistivitas tidak merata. Hal ini

    menunjukkan bahwa di bawah

    permukaan tidak homogen.

    Berdasarkan tabel nilai resistivitas

    batuan pada penampang 2D lintasan 2

    diduga merupakan batuan Clay, Sand,

    Limestone yang saling berasosiasi. Pada

    posisi patok/ atau elektroda 5 hingga 7

    dan patok 10 hingga 11 terdapat

    anomali resistivitas besar diduga

    anomali benda arkeologi. Pada patok/

    atau elektroda 8 hingga 9 terdapat pula

    anomali resistivitas rendah diduga air

    permukaan.

    Estimasi Posisi Target

    Gambar 7 memerlihat profil yang

    dibuat untuk memudahkan interpretasi

  • dari pseudosection lintasan 1- 6,

    dengan menyamakan skala resistivitas

    pada setiap lintasan, sehingga

    didapatkan pseudosection nilai true

    resistivity yang sama. Hasil dari

    gambar 7 di interpretasikan

    menggunakan isosurface untuk

    mengfokuskan jenis anomali resistivitas

    benda arkeologi yang terdapat pada

    arah lintasan yang sejajar/atau sama

    dengan menggabungkan dari empat (4)

    lintasan sehingga dapat diestimasikan

    posisi target benda Arkeologi.

    Gambar 8 memperlihatkan

    penampang resistivitas 2D Res2DInv

    pada lintasan 3 dan 6 menggambarkan

    adanya anomali- anomali resistivitas

    diduga benda arkeologi yang terdapat

    pada lokasi penyelidikan, pada gambar

    penampang resistivitas 2 dimensi

    lintasan 3 dan lintasan 6 terdapat

    anomali pada posisi kiri dan kanan.

    Jika berdasarkan gambar 8 penampang

    resistivitas 3 dimensi RockWorks 14

    dengan menggabungkan dari lintasan 3,

    4, 5, dan 6 untuk mengidentifikasi yang

    memiliki dimensi dan nilai anomali-

    anomali resistivitas yang sangat besar

    hanya terdapat pada posisi kiri. Nilai

    resistivitas pada anomali tersebut lebih

    besar dibandingkan dengan daerah

    sekitarnya. Dimensi kontras dari

    anomali tersebut lebih besar dan nilai

    resistivitas yang besar sekitar 32.19-

    52.19 m diduga benda arkeologi

    berupa keramik/ guci.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil pengolahaan

    data serta pencocokan penampang 2

    dimensi dan 3 dimensi dapat

    disimpulkan bahwa identifikasi benda

    arkeologi berdasarkan hasil inversi

    program Res2DInv dan RockWorks 14

    terdapat anomali resistivitas yang besar

    pada lintasan 3, 4, 5, dan 6 yang

    memiliki kisaran resistivitas 32.19-

    52.19 Ohm.m yang diduga benda

    arkeologi berupa keramik/ guci.

    Anomali resistivitas diduga benda

    arkeologi berupa keramik/ guci terletak

    pada posisi kiri intasan dengan

    kedalaman sekitar 1.5 m.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arunita MG, Andi Dini. 2009.

    Eksplorasi Pasir Besi dengan

    Metode Geolistrik Tahanan Jenis

    (Studi Kasus : Muara Sungai Bua

    Kab. Sinjai), UNHAS, Makassar.

    Bintarti, D.D, 1993. Hasil Penelitian

    Benda- benda Perunggu dan Besi

  • di Indonesia, dalam Rapat

    Evaluasi Hasil Penelitian

    Arkeologi, Pusat Penelitian

    Arkeologi Nasional, Jakarta.

    DEPDIKBUD, 1993. Benda-Benda

    Arkeologi, Museum La Galigo,

    Makassar.

    Gihardani, G.M, 1993. Temuan

    Benda- benda Logam Masa

    Prasejarah di Indonesia, dalam

    Analisis Hasil Penelitian Arkeologi

    IV, Pusat Penelitian Arkeologi

    Nasional, Jakarta.

    Hendrajaya L, 1990. Metode

    Geolistrik Tahanan Jenis, ITB,

    Bandung.

    Loke, M.H, 2004. Tutorial 2D and 3D

    Electrical Imaging Surveys,

    Birmingham University,

    England.

    Palullungan, F.E, Penentuan Profil

    Ketebalan Sedimen

    Menggunakan Pengukuran

    Mikrotremor (Studi kasus

    Makassar dan sekitarnya),

    UNHAS, Makassar.

    Prasetyo, B, 1994/1995. Berita

    Penelitian Arkeologi, Pusat

    Penelitian Arkeologi Nasional,

    Jakarta.

    Perdana, A, 2010. Museum La

    Galigo, FIB UI, Jakarta.

    Soegondho, 1993. Benda Logam

    dalam Kubur Prasejarah;

    Pengaruh Metalurgi pada Religi,

    dalam Analisis Hasil Penelitian

    Arkeologi IV, Pusat Penelitian

    arkeologi Nasional, hal. 197-205,

    Jakarta.

    Sudrajat. Membaca Masa Lalu

    Indonesia (Diktat Prasejarah

    Indonesia), UNY, Yogyakarta.

    Sukendar, 1981. Berita Penelitian

    Arkeologi, Pusat Penelitian

    Arkeologi Nasional, Jakarta.

    Suryani, 2004. Artefak Perunggu

    Situs Pasir Angin; Analisis

    komposisi Unsur, FIB, UI, Jakarta

    Telford, W.M, 1990. Applied

    Geophysics_Second Edition,

    Cambridge University Press,

    Australia.

  • Tabel 1. Hasil Pengukuran Resistivitas

    Schlumberger Nama Lintasan.

    1 Spasi Terkecil.

    7 Jenis Konfigurasi.

    46 Jumlah Tititk Datum.

    0 Elektroda Pertama.

    0 Nilai Patok Untuk Resistivitas.

    Ket.

    elektroda Spasi(a) n 1

    (Ohm.m)

    2 (Ohm.m)

    3 (Ohm.m)

    4 (Ohm.m)

    5 (Ohm.m)

    6 (Ohm.m)

    0 1 1 30.8923 34.2347 25.9743 30.2573 15.4716 26.5162

    1 1 1 20.8094 19.3683 26.6315 24.4987 25.3633 23.242

    2 1 1 20.0831 18.838 26.7756 28.4991 26.8505 30.436

    3 1 1 20.5616 23.2708 19.4606 20.6942 21.4435 20.7115

    4 1 1 19.4606 21.1611 29.652 28.7239 23.2708 29.433

    5 1 1 18.0944 15.6561 12.5433 22.5503 25.542 23.6974

    6 1 1 21.3513 21.6453 25.1327 28.3435 24.3273 29.4791

    7 1 1 20.1292 24.2162 23.2881 18.0327 23.9389 22.2621

    8 1 1 23.0576 25.8706 16.9127 24.6187 25.5708 27.5768

    9 1 1 21.5012 18.3365 24.4237 19.8491 21.8312 25.2423

    10 1 1 33.7505 30.4302 25.9455 23.7276 22.808 29.4567

    11 1 1 17.3796 15.633 28.1772 27.646 28.103 28.6399

    12 1 1 30.1535 29.6808 20.5558 23.065 24.7729 28.48

    0 1 2 22.0834 18.4518 34.4826 31.2217 34.2376 30.3649

    1 1 2 17.3969 16.2037 17.4787 8.945 17.8214 29.7309

    2 1 2 20.0601 24.9022 25.7039 18.5068 27.5718 20.0601

    3 1 2 20.9074 23.3112 22.8936 7.1114 23.3392 25.8582

    4 1 2 19.23 14.6992 26.1837 27.1776 26.4236 27.726

    5 1 2 20.0947 17.7428 11.0356 20.6831 27.0919 27.6232

    7 1 2 5.7932 20.5616 15.2853 16.7932 22.6537 25.5154

    8 1 2 22.3947 18.4864 27.1091 22.808 31.8729 25.7382

    9 1 2 24.4871 36.0908 27.726 5.0894 22.0026 21.1286

    10 1 2 30.6435 17.9849 29.9194 29.868 26.0124 31.4273

    0 1 3 18.6766 18.4345 19.8434 26.5607 23.065 32.9696

    1 1 3 20.2676 26.9082 27.3147 23.3049 22.2767 24.196

    2 1 3 23.5533 22.654 16.7932 20.5631 24.4016 26.2866

    3 1 3 21.5473 14.63 27.8631 22.9965 24.8814 20.2204

    4 1 3 14.8721 20.7518 21.8312 15.0796 22.9622 28.4114

    5 1 3 19.4029 23.7262 23.065 28.6513 22.5852 22.3453

    6 1 3 16.5323 20.233 22.0026 23.4763 22.8251 25.841

    7 1 3 24.245 7.2285 24.95 23.4763 22.2767 32.2156

    8 1 3 25.3518 25.6515 19.5921 22.8479 23.3049 11.8924

    1 1 4 27.9458 23.8646 27.3033 29.4738 24.5615 7.3113

  • 2 1 4 22.0776 20.233 19.8777 22.2767 13.5374 17.136

    3 1 4 22.3658 14.9874 25.1327 24.1046 17.7072 22.8479

    4 1 4 20.8094 21.9623 17.136 10.8528 26.7892 25.0756

    5 1 4 8.6466 17.0626 20.8487 8.9107 24.3331 17.7072

    6 1 4 23.5187 35.451 17.8214 24.1617 58.9477 23.6476

    0 1 5 23.2305 17.8214 38.2989 56.3773 14.4799 27.2462

    2 1 5 67.2704 19.9634 19.7064 17.136 17.9928 62.2035

    3 1 5 17.812 16.4505 18.6782 12.852 24.3331 23.9903

    4 1 5 17.3796 9.6842 19.9634 7.3685 16.7932 16.2792

    0 1 6 19.1089 14.7541 14.0343 14.3942 20.2718 23.4763

    1 1 6 9.6842 18.3999 19.1923 12.7149 16.7932 21.5913

    2 1 6 15.4947 11.9438 17.1531 18.2327 21.1115 20.2718

    0 1 7 15.6157

    17.5929 15.6737

    14.3942

    12.428

    24.4701

    Gambar 1. Penampang resistivitas pada lintasan 1

    Gambar 2. Penampang resistivitas pada lintasan 2

    Gambar 3. Penampang resistivitas pada lintasan 3

    Clay, sand, limestone

    Clay & sand

    Clay, Sand, limestone Clay, Sand, limestone

    Clay & Sand

  • Gambar 4. Penampang resistivitas pada lintasan 4

    Gambar 5. Penampang resistivitas pada lintasan 5

    Gambar 6. Penampang resistivitas pada lintasan 6

    Gambar 7. Profil lintasan berpotongan

  • Gambar 8. Penampang resistivitas 2 dimensi Res2DInv & 3 dimensi RockWorks 14

    (a) Penampang 3D pada resistivitas rendah

    (b). Penampang 2D lintasan 3

    (c). Penampang 2D lintasan 6

    (d). Penampang 3D

    resistivitas tinggi