Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

download Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

of 18

Transcript of Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

  • 8/10/2019 Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

    1/18

  • 8/10/2019 Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

    2/18

    2

    The Relations Between Smoking and Physical Activity with theOccurrence of Hypertension to Male

    in Siantan Hulu Puskesmas Subdistrict, North Pontianak

    Hengli1; Agustina Arundina S.Gz.MPH

    2; dr.Ita Armyanti

    3

    Abstract

    Background: hypertension is one of community health problem inIndonesia. Hypertension got the third ranking of the most disease inPontianak city in 2011, and most happened in Siantan Hulu subdistrict.Objective: The aims of this research is to analyze the relations between

    smoking and physical activity with the occurrence of hypertension to malein Siantan Hulu subdistrict. Methods: This research was designed as across-sectional analytic observational survey. This research wasconducted in Siantan Hulu subdistrict, north Pontianak from May to Juny2012. The amount of sample were 96 respondens from the wholepopulation in Siantan Hulu subdistrict that were collected with theinstrument; the questionnaire based on inclusion and exclusion criteria.Sphygmomanometer and stetoscop for measure the blood pressure. TheSampling technique used a Probability Random Sampling with the clustersampling approach. Data analysis was conducted with comparativeanalytic technique with chi square test. Result: The result of this research

    showed there was a significant relation between smoking (p = 0,021,) withthe occurrence of hypertension and there was a significant relationbetween physical activity (p = 0,000) with the occurrence of hypertensionin Siantan Hulu subdistrict, north Pontianak. Suggestion:Suggestion inthis research is need a health promotion program for increasing thecomunities knowledgeabout hypertension.

    Keywords: smoking, physical activity, the occurrence of hypertension1. Medical School, Faculty of Medicine, Tanjungpura University, Pontianak, West

    Kalimantan. Email: [email protected]

    2. Departement of Nutrition, Faculty of Medicine, Tanjungpura University, Pontianak,

    West Kalimantan. Email: [email protected]

    3. Departement of Pharmacology, Faculty of Medicine, Tanjungpura University,

    Pontianak, West Kalimantan. Email: [email protected]

  • 8/10/2019 Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

    3/18

    3

    Hubungan Antara Merokok dan Aktivitas Fisik dengan KejadianHipertensi pada Pria di Wilayah Kerja Puskesmas Siantan Hulu

    Kecamatan Pontianak Utara

    Hengli1; Agustina Arundina S.Gz.MPH

    2; dr.Ita Armyanti

    3

    Intisari

    Latar Belakang:Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat diIndonesia. Hipertensi menduduki urutan ketiga penyakit terbanyak kotaPontianak pada tahun 2011, dan banyak terjadi di kelurahan Siantan Hulu.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

    merokok dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada pria diKelurahan Siantan Hulu. Metodologi:Penelitian ini merupakan penelitiansurvei observasi analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitiandilakukan di Kelurahan Siantan Hulu, Pontianak Utara selama bulan Meisampai Juni 2012. Total sampel sebanyak 96 responden dari keseluruhanmasyarakat di Kelurahan Siantan Hulu yang dikumpulkan melaluiinstrumen berupa kuesioner dengan memperhatikan kriteria inklusi daneksklusi,Sphygmomanometer dan stetoskop untuk pengukuran tekanandarah. Sampel diambil dengan metode Probability Random Samplingdengan menggunakan teknik pengambilan sampel cluster randomsampling. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis komparatif

    melalui uji Chi square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapathubungan antara merokok dengan kejadian hipertensi (p= 0,021) danterdapat hubungan antara aktivitas fisik (p= 0,000) dengan kejadiaanhipertensi, di Kelurahan Siantan Hulu, Pontianak Utara. Saran: Sarandalam penelitian ini adalah perlu program promosi kesehatan untukmeningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi.

    Kata kunci: Merokok, Aktivitas fisik, Kejadian hipertensi.

    1. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura,Pontianak, Kalimantan Barat. Email: [email protected]

    2. Bagian Gizi, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, UniversitasTanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat. Email: [email protected]

    3. Bagian Farmakologi, Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran,Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat. Email:[email protected]

  • 8/10/2019 Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

    4/18

    4

  • 8/10/2019 Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

    5/18

    5

    PENDAHULUAN

    Perkembangan penyakit tidak menular menjadi suatu tantangan di

    dunia, penyakit tidak menular telah menyebabkan tiga juta kematian di

    tahun 2005. Satu di antara penyakit tidak menular yang cukup banyak

    mempengaruhi angka kesakitan dan kematian di dunia adalah penyakit

    kardiovaskular. World Health Organization(WHO) memperkirakan jumlah

    kematian akibat penyakit kardiovaskular pada tahun 2008 sebesar 1/3

    (15,3 juta) terjadi di negara berkembang dan berpenghasilan menengah

    ke bawah.1

    Satu di antara penyakit kardiovaskular adalah hipertensi. Hipertensi

    telah menjadi masalah utama dalam kesehatan dunia. WHO menyatakan

    sejak tahun 2000 hingga saat ini prevalensi hipertensi terus meningkat,

    penduduk dunia yang terkena hipertensi sebanyak 639 juta kasus atau

    26,4%. Dua pertiga dari kasus tersebut terjadi di negara berkembang dan

    sepertiganya terjadi di negara maju. Prevalensi hipertensi pada orang

    dewasa usia 20 atau lebih di Amerika dari tahun 2005-2008 terus

    meningkat dari 24% hingga 32%. WHO memperkirakan sekitar 80%

    kenaikan kasus hipertensi akan terjadi pada tahun 2025, terutama di

    negara berkembang, sehingga pada tahun 2025 penderita hipertensi di

    dunia akan menjadi 1,15 milyar. Prediksi ini didasarkan pada angka

    penderita hipertensi dan pertambahan penduduk saat ini.1

    Hipertensi juga merupakan satu di antara masalah kesehatan di

    Indonesia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)2tahun 2007,

    hipertensi merupakan urutan ketiga penyebab kematian di Indonesia.

    Hipertensi menduduki urutan ketujuh dari sepuluh penyakit terbanyak

    rawat jalan rumah sakit Indonesia dan menduduki urutan keenam rawat

    inap rumah sakit Indonesia.3

    Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang timbul karena

    interaksi antara faktor risiko tertentu, yaitu riwayat keluarga hipertensi,

    usia, jenis kelamin, alkohol, konsumsi garam berlebihan, obesitas,

    merokok dan aktivitas fisik yang kurang.4

    Hipertensi dapat terjadi pada

  • 8/10/2019 Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

    6/18

    6

    segala usia, namun sering dijumpai pada orang yang berusia 35 tahun

    atau lebih.5Prevalensi hipertensi pada kelompok usia 2565 tahun yang

    mempunyai kebiasaan merokok cukup tinggi yaitu pada pria 54,5% dan

    wanita 1,2%. Ironisnya berdasarkan tingginya kasus tersebut tidak diikuti

    kebiasaan olahraga yang adekuat yakni hanya sebesar 14,3%.6 Hal ini

    dipertegas oleh Brown (2006), seseorang yang tidak aktif secara fisik

    memiliki risiko 3050% lebih besar untuk mengalami hipertensi.

    Hipertensi yang tidak diketahui dan tidak dirawat akan mengakibatkan

    kematian karena payah jantung, infark miokardium, stroke, atau gagal

    ginjal.4,7 Sekitar 5% pengidap hipertensi memperlihatkan peningkatan

    tekanan darah yang cepat, dan apabila tidak diterapi akan menyebabkan

    kematian dalam 12 tahun.8

    Hipertensi juga menduduki urutan ketiga dari sepuluh penyakit

    terbanyak di Kota Pontianak, dengan angka kejadian sebesar 28.083

    kasus. Hipertensi terbanyak terjadi di Kecamatan Pontianak Utara, yakni

    sebanyak 979 kasus (31%), terutama terjadi di wilayah kerja Puskesmas

    Siantan Hulu, yakni 552 kasus (56%).9 Saat ini belum ada penelitian di

    Kecamatan Pontianak Utara yang mencari faktorfaktor yang

    berhubungan dengan kejadian hipertensi, maka dari itu peneliti tertarik

    untuk melakukan penelitian mengenai hubungan merokok dan aktivitas

    fisik dengan kejadian hipertensi pada pria di wilayah kerja Puskesmas

    Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

    merokok dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada pria di wilayah

    kerja Puskesmas Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara.

    METODELOGI PENELITIAN

    Penelitian ini merupakan penelitian survei observasi analitik dengan

    pendekatan cross-sectional.10Penelitian dilakukan di Kelurahan Siantan

    Hulu, Pontianak Utara selama bulan Mei sampai Juni 2012. Total sampel

    sebanyak 96 responden dari keseluruhan masyarakat di Kelurahan

  • 8/10/2019 Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

    7/18

    7

    Siantan Hulu yang dikumpulkan melalui instrumen berupa kuesioner

    dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi,Sphygmomanometer

    dan stetoskop untuk pengukuran tekanan darah. Sampel diambil dengan

    metode Probability Random Sampling dengan menggunakan teknik

    pengambilan sampel cluster random sampling.11 Data dianalisis dengan

    menggunakan teknik analisis komparatif melalui uji Chi square.12

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. HASILA.1. Gambaran Umum Penelitian

    a. Lokasi Penelitian

    Kelurahan Siantan Hulu merupakan salah satu Kelurahan di

    wilayah Kota Pontianak Kecamatan Pontianak Utara yang

    terletak di jalan Dua Puluh Delapan Oktober. Kelurahan

    Siantan Hulu memiliki luas wilayah sekitar 13,7 Km2.

    b. Jumlah Penduduk

    Penduduk di Kelurahan Siantan Hulu pada tahun 2011

    berjumlah 45.872 orang, dengan perincian jumlah penduduk

    lakilaki sebanyak 20.997 orang dan jumlah penduduk

    perempuan sebanyak 24.875 orang. Kelurahan ini terdiri dari

    137 RT dan 30 RW.

    A.2. Karakteristik Responden Penelitian

    a. Usia Responden

    Kelompok usia pada penelitian ini diambil pria yang berusia

    35 tahun, selanjutnya dibagi menjadi beberapa kelompok

    usia berdasarkan rumus Sturges K= 1+ 3,3 log N (N= jumlah

    sampel) untuk diuji distribusi normalitas data, sehingga

    diperoleh kelompok usia 3543 tahun, 4452 tahun, sampai

    usia 79 tahun. Kelompok usia terbanyak yang didapat pada

    penelitian ini adalah kelompok usia antara 3543 tahun yakni

  • 8/10/2019 Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

    8/18

    8

    sebanyak 38 orang atau 40%, sedangkan kelompok usia

    responden yang memiliki distribusi terkecil berada pada

    kelompok usia 7179 tahun yakni sebanyak 2 orang atau 2%.

    Secara lengkap distribusi kelompok usia responden terdapat

    pada tabel 1

    Tabel 1 Distribusi Usia Responden

    No Kategori Usia (tahun) Jumlah

    N %

    1 3543 38 40

    2 4452 35 36

    3 5361 13 14

    4 6270 8 8

    5 7179 2 2

    Total 96 100

    Sumber: Data Primer Hasil Olahan Kuesioner, 2012

    b. Pekerjaan Responden

    Tabel 2 Pekerjaan Responden dan Tekanan Darah Hipertensi

    No Pekerjaan Jumlah Tekanan Darah

    HipertensiN %

    1 Wiraswasta 29 30,2 13

    2 Buruh Bangunan 21 21,9 10

    3 Pegawai 12 12,5 4

    4 Pensiunan 11 11,5 4

    5 Petani 6 6,3 2

    6 Bengkel 5 5,2 1

    7 Tukang 5 5,2 2

    8 Sopir 4 4,2 1

    9 TNI 3 3,1 0

    Total 96 100 37

    Sumber: Data Primer Hasil Olahan Kuesioner, 2012

    Berdasarkan tabel 2 dapat digambarkan bahwa distribusi

    pekerjaan responden terbanyak yakni wiraswasta (29 orang)

    dan distribusi pekerjaan responden yang paling sedikit yakni

    TNI (3 orang). Distribusi tekanan darah hipertensi terbanyak

    pada kelompok wiraswasta.

  • 8/10/2019 Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

    9/18

    9

    A.3. Analisis Univariat

    Setelah dilakukan pengumpulan data penelitian pada 96 orang

    pria yang berusia 35 tahun di RW 14, yang terdiri dari RT 1 (8

    orang), RT 2 (20), RT 7 (28 orang), dan RT 8 (40 orang)

    Kelurahan Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara kurun waktu

    MeiJuni 2012, didapatkan data sebagai berikut:

    Tabel 3 Distribusi Merokok, Aktivitas Fisik dan Tekanan Darah

    pada Pria 35 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas

    Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara

    No Variabel Keterangan Jumlah

    N %

    1 Merokok Ya 49 51 %

    Tidak 47 49%

    2 Aktivitas Fisik Ya 42 44%

    Tidak 54 56%

    3 Tekanan Darah Normotensi 46 48%

    Prehipertensi 13 13%

    Hipertensi 37 39%

    Sumber: Data Primer Hasil Olahan Kuesioner, 2012

    Data tekanan darah diperoleh dengan melakukan

    pemeriksaan tekanan darah langsung pada posisi duduk

    sebanyak dua kali dalam selang waktu lima menit, selanjutnya

    tekanan darah yang diperoleh disesuaikan dengan klasifikasi

    JNC VII, sedangkan data merokok dan aktivitas fisik diperoleh

    dari wawancara langsung dengan responden.

    A.4. Analisis Bivariat

    Analisis bivariat dilakukan dengan tabulasi silang (Crosstabs)

    dan Uji ChiSquareuntuk menentukan bentuk hubungan statistik

    antara variabel bebas (merokok dan aktivitas fisik) dengan variabel

    terikat (kejadian hipertensi).

  • 8/10/2019 Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

    10/18

    10

    a. Hubungan Merokok dengan Tekanan Darah

    Tabel 4 Hubungan antara Merokok dengan Tekanan Darah

    pada Pria 35 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas

    Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara

    Sumber: Data Primer Hasil Olahan Kuesioner, 2012

    Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa hipertensi lebih

    banyak terjadi pada perokok yakni sebanyak 25 orang,

    sedangkan normotensi lebih banyak pada bukan perokok yakni

    sebanyak 29 orang. Nilai p yang diperoleh yakni 0,021,

    sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol dapat ditolak

    dengan hasil yang bermakna secara statistik.

    b. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah

    Tabel 5 Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah

    pada Pria 35 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas

    Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara.

    Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa hipertensi lebih

    banyak terjadi pada orang yang tidak melakukan aktivitas fisik

    secara teratur yakni sebanyak 30 orang, sedangkan normotensi

    No Merokok Tekanan Darah Total P

    valueNormotensi Prehipertensi Hipertensi N

    N N N

    1. Ya 17 7 25 49

    0,0212. Tidak 29 6 12 47

    Total 46 13 37 96

    No Aktivitas

    Fisik

    Tekanan Darah Total P

    valueNormotensi Prehipertensi Hipertensi N

    N N N

    1. Ya 30 5 7 42

    0,0002. Tidak 16 8 30 54

    Total 46 13 37 96

    Sumber: Data Primer Hasil Olahan Kuesioner, 2012

  • 8/10/2019 Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

    11/18

    11

    lebih banyak pada orang yang melakukan aktivitas fisik secara

    teratur yakni 30 orang. Nilai p yang diperoleh yakni 0,000,

    sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol dapat ditolak

    dengan hasil yang bermakna secara statistik.

    B. PEMBAHASAN

    B.1 Hubungan Merokok dengan Tekanan Darah

    Merokok berhubungan dengan peningkatan tekanan darah, hal

    ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit

    Daerah Cepu yang menyatakan bahwa semakin lama dan

    semakin banyak jumlah rokok yang dihisap, maka semakin

    berisiko seseorang untuk mengidap hipertensi.13 Penelitian di

    Kabupaten Deli Serdang (Sumatra Utara) tahun 2008, juga

    menyatakan bahwa orang yang merokok memiliki risiko 2,2 kali

    (OR=2,2) lebih besar untuk mengidap hipertensi daripada orang

    yang tidak merokok.14

    Penelitian di Nagari Bungo TanjungKecamatan Batipuh tahun 2009, mempertegas penelitian

    sebelumnya, menyatakan bahwa orang yang merokok memiliki

    risiko 6,9 kali (OR=6,9) lebih besar untuk mengidap hipertensi

    daripada orang yang tidak merokok.15 Prevalensi hipertensi

    meningkat pada perokok berat, dengan menghentikan kebiasaan

    merokok atau mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi dapat

    menurunkan tekanan darah secara signifikan.

    16

    Menurut dataWHO tahun 2008, Indonesia menduduki urutan ketiga terbanyak

    dalam mengkonsumsi rokok di dunia, dengan jumlah konsumsi 4,8

    milyar batang rokok pertahunnya. Prevalensi merokok di Indonesia

    terbanyak pada usia diatas 15 tahun yakni sekitar 34,4 %. Selain

    itu, sekitar 20% kematian atau satu diantara lima kematian di

    ASEAN disebabkan oleh rokok.17

  • 8/10/2019 Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

    12/18

    12

    Satu batang rokok diketahui mengandung tidak kurang dari

    4000 bahan kimia yang merugikan kesehatan baik bagi perokok

    aktif maupun perokok pasif.18Seseorang yang menghisap rokok

    denyut jantungnya akan meningkat sampai 30%.19,20 Rokok

    mengandung nikotin sebagai penyebab ketagihan dan

    merangsang pelepasan adrenalin sehingga kerja jantung lebih

    cepat dan kuat, akhirnya terjadi peningkatan tekanan darah.19

    Nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok yang

    masuk ke aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh

    darah arteri dan mengakibatkan proses arteriosklerosis, serta

    vasokonstriksi pembuluh darah, akhirnya terjadi peningkatan

    tekanan darah.1,21,22 Karbon monoksida yang terkandung dalam

    rokok dapat menyebabkan penggumpalan trombosit, sehingga

    menyebabkan peningkatan koagulasi, peningkatan viskositas

    darah, meningkatkan kadar fibrinogen, mendorong agregasi

    platelet, yang akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.20,23

    Merokok telah menunjukkan hubungan peningkatan kekakuan

    pembuluh darah, penghentian merokok merupakan gaya hidup

    yang penting untuk mencegah penyakit kardiovaskular.24 Nilai p

    yang diperoleh pada penelitian ini yaitu 0,021, yang menyatakan

    bahwa terdapat hubungan antara merokok dengan kejadian

    hipertensi.

  • 8/10/2019 Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

    13/18

    13

    B.2 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tekanan Darah

    Aktivitas fisik yang kurang berhubungan dengan peningkatantekanan darah, hal ini dipertegas oleh penelitian di Kabupaten

    Karanganyar tahun 2007 yang menyatakan bahwa orang yang

    tidak biasa berolahraga memiliki risiko mengidap hipertensi

    sebesar 4,7 kali dibandingkan dengan orang yang memiliki

    kebiasaan berolahraga secara ideal.5 Penelitian di poli umum

    Puskesmas Cimanggis tahun 2012, diperoleh nilai p = 0,007, yang

    menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antaraaktivitas fisik dengan kejadian hipertensi.25

    Olahraga banyak dihubungkan dengan terapi hipertensi,

    olahraga teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan

    menurunkan tekanan darah.26 Olahraga juga dikaitkan dengan

    peran obesitas pada hipertensi.4 Kurangnya aktifitas fisik

    meningkatkan risiko mengidap hipertensi karena meningkatkan

    risiko kelebihan berat badan.4,19 Hal ini dipertegas oleh Divine

    Sumber: Kevin, 2011, Mukamal, 2006, Pedoman Hipertensi, 2008 danSherwood,2011

    Gambar 4.1 Hubun an Merokok den an Tekanan Darah

    Nikotin

    Rokok

    Merusak lapisanendotel pembuluhdarah arteri

    Nikotin dan KarbonMonoksida Arteriosklerosis

    Hipertensi

    Peningkatan viskositasdarah

    Penggumpalantrombosit

    Karbonmonoksida

    Adrenalin merangsang kerjajantung lebih cepat dan kuat

    Hipertensi

    Merangsang pelepasanadrenalin

  • 8/10/2019 Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

    14/18

    14

    tahun 2012 yang menyatakan bahwa setiap penurunan 5 kg berat

    badan akan menurunkan tekanan darah sebesar 10%.27Manfaat

    lain dari olahraga yaitu mengatasi stres, meningkatkan kadar HDL,

    dan menurunkan kadar LDL sehingga dapat menurunkan tekanan

    darah.4,23,27

    Olahraga teratur telah menjadi suatu program terapi hipertensi.

    Melakukan program olahraga secara teratur sebanyak tiga kali

    dalam seminggu dan tiap kalinya 10 menit dapat memaksimalkan

    tekanan darah.27,28 Olahraga yang teratur selama 612 minggu

    dapat menurunkan tekanan darah sebesar 510 mmHg, baik

    tekanan sistolik maupun diastolik. Olahraga aerobik merupakan

    jenis olahraga yang baik untuk sistem kardiovaskular.29Olahraga

    seperti berjalan atau bersepeda memberikan keuntungan tehadap

    sistem kardiovaskular, dan dapat memperbaiki risiko penyakit

    kardiovaskular.30 Program olahraga yang tepat ditambah makan

    yang sehat serta terapi obat jika diperlukan dapat memberikan

    hasil yang terbaik pada tekanan darah.27

    Olahraga yang banyak dilakukan oleh masyarakat Siantan Hulu

    yaitu berjalan, lari, bersepeda dan olahraga beregu lainnya seperti

    futsal, voli dan bulu tangkis. Pada penelitian ini seseorang yang

    tidak melakukan olahraga berisiko mengidap hipertensi karena

    pengaruh dari prilaku merokoknya, hasil penelitian ini yang tidak

    aktif secara fisik dan merokok mengidap hipertensi sebanyak 21

    orang.

    Hipertensi pada penelitian ini banyak ditemukan pada kelompok

    pekerjaan wiraswasta, hal ini dikarenakan kelompok pekerjaan

    yang terbanyak dalam penelitian ini yakni wiraswasta, dan aktivitas

    fisik (olahraga) pada kelompok pekerjaan ini masih kurang, disertai

    dengan perilaku merokoknya. Kelemahan yang ditemukan pada

    penelitian ini yakni pekerjaan responden sebagian besar adalah

    berhubungan dengan fisik, sehingga kesadaran masyarakat untuk

  • 8/10/2019 Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

    15/18

    15

    melakukan olahraga dengan waktu yang dikhususkan menjadi

    berkurang. Masyarakat beranggapan bahwa pekerjaan mereka

    sudah termasuk olahraga, sehingga responden yang tidak

    beraktivitas fisik atau aktivitas fisiknya tidak ideal lebih banyak

    (56%) dibandingkan yang aktivitas fisik. Aktivitas fisik pada

    penelitian ini tidak mencakup pekerjaan yang dilakukan oleh

    responden, melainkan olahraga yang dilakukan dengan waktu

    yang khusus, meskipun pekerjaan seperti buruh banyak

    mengandalkan aktivitas fisik. Olahraga yang dilakukan dengan

    waktu yang dikhususkan sebanyak 34 kali dalam seminggu dan

    tiap kalinya 2030 menit selama 612 minggu, akan memberikan

    manfaat yang baik terhadap sistem kardiovaskular27,29. Nilai p

    yang diperoleh pada penelitian ini yaitu 0,000, yang menyatakan

    bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian

    hipertensi.

    Sumber: Brown, 2006, Devine, 2011, JNC VII, 2004, dan Kevin, 2011

    Gambar 4.2 Hubungan Aktivitas Fisik dengan Tekanan darah

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Merokok berhubungan dengan kejadian hipertensi pada pria 35 tahun

    di Wilayah Kerja Puskesmas Siantan Hulu Kecamatan Pontianak Utara

    dan aktivitas fisik yang kurang juga berhubungan dengan kejadian

    Vasodilatasipembuluhdarah

    ObesitasMenurunkantekanan darah

    Menurunkantekananperifer

    Aktivitas fisik yang kurang

    Program terapihipertensi

    Mengatasi stress,meningkatkan kadar HDL,

    dan menurunkan kadar LDL

    Mencegah/mengurangirisiko untuk obesitasOlahraga

    ideal

    Hipertensi

    Denyut jantungmeningkat

    Lima kali berisikohipertensi

  • 8/10/2019 Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

    16/18

    16

    hipertensi pada pria 35 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Siantan Hulu

    Kecamatan Pontianak Utara.

    Perlunya program promosi kesehatan berupa penyuluhan mengenai

    hipertensi dan edukasi pada keluarga responden untuk meningkatkan

    pengetahuan masyarakat tentang penyakit hipertensi dan faktor risikonya,

    agar masyarakat dapat mengatur pola hidupnya sesuai dengan pola hidup

    sehat. Bagi penderita hipertensi diharapkan agar terus meningkatkan

    kesadaran untuk selalu mengontrol tekanan darah, melakukan

    pengobatan secara rutin dan menjalani pola hidup yang sehat, seperti

    menghindari serta menghentikan kebiasaan buruk yang dapat memicu

    hipertensi untuk mencegah timbulnya komplikasi lebih lanjut.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman SurveilansPenyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Jakarta: DepartemenKesehatan Republik Indonesia; 2008. H. 6.

    2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan

    Dasar 2007. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia;2008.

    3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil KesehatanIndonesia 2009. Jakarta; 2010. H.216217.

    4. Brown C. Penyakit aterosklerotik. Dalam: Price A dan Wilson L MKonsep Klinis ProsesProses Penyakit. Volume 1. Edisi 6. Jakarta:EGC; 2006. H. 582587.

    5. Sugiharto A. FaktorFaktor Risiko Hipertensi Grade II padaMasyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Karang Anyar). ProgramStudi Epidemiologi. Universitas Diponegoro Semarang. 2007.(Tesis).

    6. Lidya H A. Studi Prevalensi dan Faktorfaktor yang Berhubungandengan Kejadian Hipertensi di Provinsi Kepulauan BangkaBelitung. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2009.(Skripsi).

    7. Ganong W f. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta:EGC; 2008. H. 663666.

    8. Schoen F J dan Cotran R S. Pembuluh Darah. dalam: Cotran R,dkk. Buku Ajar Patologi. volume 2. Edisi 7. Jakarta: EGC; 2007.H.379386.

    9. Dinas Kesehatan Kota Pontianak, 2011. Profil Kesehatan KotaPontianak 2010. Pontianak. H. 4647.

    10. Alatas H, Karyomanggolo W T, Musa D A, Boediarso A, Oesman, I

  • 8/10/2019 Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

    17/18

    17

    N. Desain penelitian. Dalam: Sudigdo S dan Sofyan I. DasardasarMetodologi Penelitian Klinis. Edisi 3. Cetakan ke2. Jakarta:

    Sagung Seto; 2010.H.9699.11. Dahlan M. Cara Pengambilan Sampel. Dalam: Besar Sampel dan

    Cara Pengambilan Sampel. Jakarta: Salemba Medika; 2009.H.126127.

    12. Dahlan M. Uji Hipotesis Variabel Kategorik Tidak Berpasangan.Dalam:Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:Salemba Medika; 2009. H.121123.

    13. Suheni Y. Hubungan antara kebiasaan Merokok dengan KejadianHipertensi pada Pria Usia 40 Tahun ke atas di Badan Rumah SakitDaerah CEPU. Universitas Negeri Semarang. 2007. (Skripsi).

    14. Rosalina. Analisa determinan Hipertensi Esensial di Wilayah Kerja

    Tiga Puskesmas Kabupaten Deli Serdang. Sekolah Pasca SarjanaUniversitasSumatra Utara. 2008. (Tesis).

    15. Syukraini I. Analisis Faktor risiko Hipertensi pada MasyarakatNagari Bungo Tanjung, Sumatera Barat. 2009. (Skripsi).

    16. Abtahi F, et All. Correlation between Cigarette Smoking and BloodPressure and Pulse Pressure among Teachers Residing in Shiraz,Southern Iran. Iran: Cardiovascular Research Center; 2011;5.(3).97.

    17. Dorotheo U L T dan Bungon R. The ASEAN Tobacco ControlReport Card. Thailand: Southeast Asia Tobacco Control Alliance;2008.H. 2.

    18. Shah R S and Cole J W. Smoking and stroke: the More you Smokethe More you Stroke. Expert Rev Cardiovasc Ther: 2010.H.5.

    19. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman TeknisPenemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi. Jakarta: 2008.H.1428.

    20. Action on Smoking and Health. Smoking, the Heart and circulation.2011.H.15

    21. Mukamal K J. The Effects of Smoking on Cardiovascular Desease.Departement of , Harvard Medical School. Boston; 2006; 29.(23).H.199

    22. Sherwood L. Pembuluh Darah dan Tekanan Darah. Dalam: FisologiManusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2011.H.335336.

    23. Kevin J W and John D. Nondrug Interventions for Treatment ofHypertension. In: Division of Cardiology. University of RochesterMedical Center. Newyork: Rochester; 2011;13.(11).H. 289231.

    24. Noor A J, Paula J D, John F and Azra M. Journal of Impact ofSmoking and Smoking Cessation on Arterial Stiffness and AorticWave Reflection in Hypertension. Greenville: American HeartAssociation; 2007.H. 2

  • 8/10/2019 Jurnal Rokok Jantung HIPERTENSI

    18/18

    18

    25. Rahayu T P. Hubungan antara Status Gizi dan Aktivitas Fisikterhadap Kejadian Hipertensi pada Pasien Berusia 30 Tahun di

    Poli Umum Puskesmas Cimanggis Priode 1 Desember31 Januari2012. 2012. (Skripsi).

    26. National Institutes of Health. The Seventh Report of the JointNational Committee on Prevention,Detection Evaluation, andTreatment of High Blood Pressure, U. S, Department of Health andHuman Services. 2004.H.3531

    27. Divine J G. Program Olahraga: Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta:PT Intan Sejati; 2012.Hal.116.

    28. Donovan G, et.all. Physical Activity for Health: A consensusstatement from the British Association of Sport and ExerciseSciences. University of Exeter. 2011.H.573

    29. Casa Douglas J, Clarkson P, dan William O. Journal AmericanCollege of Sports Roundtable on Hydration and PhysicalActivity. 2005.

    30. Gordon L P, Boone H J, Sidney S, et al. Walking or Biking ImprovesPhysical Fitness and Cardiovascular Risk Profile. 2009;16.(10).H.447