Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis - Jurnal UMSU - Jurnal ...
Jurnal Richy
-
Upload
richimaryadi -
Category
Documents
-
view
342 -
download
0
Transcript of Jurnal Richy
Penguasaan Teoritik Dasar Elektronika Melalui Hasil Praktik Pd Mata Pelajaran Teori Dasar Elektronika di SMKN 39 Jkt 1
Penguasaan Teoritik Dasar Elektronika Melalui Hasil Praktik Pada Mata Pelajaran Teori
Dasar Elektronika di SMKN 39 Jakarta
Putri Debby Pratiwi
Alumni Angkatan 2006 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
Budjari
Dosen Teknik Elektro FT-UNJ
Richy Maryadi (Editor)
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika (2008)
This study uses a quantitative approach to obtain data and analysis through reflective studies,
parsitipatif and collaborative. Program's development was based on data and information from
students, teachers and classes are naturally social settings through the four stages of classroom
action research cycle to improve the student learning outcomes and activities carried Classroom
Action Research (CAR) using the method of theoretical mastery of basic electronics through
results practice.
Kata kunci : penguasaan teori dasar elektronika bagi siswa SMK, karakteristik belajar siswa SMK,
peningkatan kualitas pembelajaran siswa SMK.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
merupakan suatu lembaga pendidikan
yang bertanggung jawab dalam mencetak
sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan akademis sekaligus keahlian
khusus. Dengan menguasai teori dan
praktik, setiap lulusan SMK diharapkan
mampu bersaing didunia industri.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang
ada di Indonesia khususnya di Jakarta
yaitu SMKN 39 Jakarta Pusat adalah salah
satu lembaga pendidikan formal yang
banyak mencetak tenaga kerja dan telah
menerapkan program pemertintah dalam
meningkatkan hasil belajar dengan
menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Secara khusus
pemerintah telah merancang struktur
kurikulum tersebut menjadi tiga
komponen yang bersifat :
1. Normatif ; berperan dalam
pembentukan watak manusia
Indonesia.
2. Adaptif ; berperan dalam penamaan
dasar dan pengembangan kemampuan
profesi.
3. Produktif ; berperan dalam
pembekalan keterampilan produktif
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Lembaga pendidikan ini senantiasa
berusaha meningkatkan mutu lulusannya
agar dapat memiliki kesiapan dan
kemampuan untuk memasuki dunia kerja
dengan membekali siswa seperangkat
kemampuan yang harus dipelajari dan
dikuasai siswa sesuai dengan tuntuan
lapangan kerja.
Keterampilan praktik elektronika
merupakan kemampuan yang dimiliki
seseorang melalui proses belajar yang
melibatkan kemampuan kognitif dan sikap
yang diekspresikan dalam kegiatan praktek
elektronika dengan fasilitas dan peralatan
yang tersedia. Dengan demikian untuk
mencapai kemampuan praktek elektronika
melibatkan koordinasi antara kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik dengan
kondisi fisik lingkungan kerja secara
interaktif.
Berdasarkan pemasalahan yang telah
dikemukakan, peneliti bermaksud untuk
mengadakan penelitian tindakan kelas
dalam penguasaan teoritik dasar
elektronika melalui hasil praktik sehingga
dalam kesempatan sekali praktik bisa
mengembangkan teori seputar materi yang
terkait. Guru memberikan dua Job Sheet
setiap praktik berlangsung, Job Sheet
kedua dibuat untuk pengamatan
2 Pevote, Vol. 5, No. 9, September 2010 : 1-8
mnggunakan alat ukur. Hal ini disebabkan
karena fasilitas praktik yang kurang,
dalam hal ini penggunaan alat ukur AVO
meter, sehingga bisa di gunakan secara
bergantian. Didalam Job Sheet terdapat
teori singkat, langkah kerja, pengisian
tabel dan pertanyaan yang harus dijawab
oleh siswa untuk mengembangkan
kemampuan teori siswa.
Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut, maka perumusan masalah dapat
disimpulkan yaitu: Apakah penguasaan
teori siswa tentang dasar elektronika
dapat meningkat berdasarkan berbagai
pendekatan praktik?
Kajian Teoritik
Kemampuan Penguasaan Teori Dasar
Elektronika
Kemampuan penguasaan teori
merupakan kemampuan seseorang dalam
ranah kognitif. Menurut MC Ashan
(1981, dalam Ma'sum, 1998) membagi
menjadi enam peringkat, keenam
peringkat tersebut berturut-turut dari
yang paling sederhana sampai yang
paling komplek adalah : (1) pengetahuan
; (2) komprehensi; (3) aplikasi ; (4)
analisis ; (5) sintesis ; (6) evaluasi.
Selanjutnya keenam peringkat itu dapat
dibagi menjadi dua kategori yaitu :
memory (pengetahuan) dan skills and
abilities (komprehensi, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi). Memory termasuk
kategori sederhana, sebab secara
tradisional peringkat ini menjadi tujuan
pendidikan yang paling umum, untuk
mengingat atau memanggil sesuatu. Skills
and abilities mengarah pada keterampilan
dan kemampuan yang komplek, dimana
tidak hanya memerlukan pengetahuan
saja tetapi juga pengalaman dalam
memecahkan masalah baru dalam situasi
baru.
Kemampuan penguasaan teori dasar
elektronika termasuk dalam kawasan
kognitif, karena untuk mendalami dasar-
dasar elektronika diperlukan
pengetahuan, keterampilan dan
kecakapan yang memadai. Oleh karena
itu seseorang harus dapat menguasai
setiap peringkat dalam kawasan kognitif
mulai dari yang sederhana sampai yang
kompleks.
Kemampuan dalam menguasai teori
tertentu akan mempengaruhi seseorang
dalam beradaptasi dengan
lingkungannya, termasuk kemampuan
menyerap informasi atau gejala-gejala
yang dihadapinya sehingga berpengaruh
pula terhadap kemampuan dalam
menangani pekerjaan, sebab setiap
pekeijaan yang berbasis teknologi pada
dasarnya memerlukan landasan teori
yang baik dari dasar atau yang sudah
khusus.
Keterampilan Praktik Elektronika
Keterampilan praktik adalah kemampuan
dasar dalam kawasan psikomotor.
Harrow dalam Mc Ashan (1981) secara
operasional mendefinisikan istilah
psikomotor untuk mengacu pada gerakan
manusia yang dapat diamati atau
disengaja. Lebih lanjut dikatakan bahwa
gerakan sengaja yang termasuk dalam
psikomotor terdiri dari lima peringkat
yaitu : (1) gerakan dasar (basic
fundamental movement); (2) kecakapan
persepsi (perceptual abilities); (3)
kecakapan fisik (physical abilities); (4)
gerakan keterampilan (skilled movement);
(S) hubungan berkomunikasi (Non-
discursive communication).
Menurut Poerwodarminto (1985) praktek
adalah cara untuk melakukan sesuatu
yang terdapat dalam teori. Ini berarti
bahwa praktik perwujudan dari suatu
teori dalam bentuk nyata atau dapat juga
dikatakan bahwa praktik adalah
pelaksanaan suatu pekerjaan yang landasi
suata teori tertentu. Nolker dan
Schoenfield (1983) mengatakan bahwa
praktik adalah suatu kegiatan yang
memberikan keanekaraganan peluang
untuk melakukan penyelidikan dan
Penguasaan Teoritik Dasar Elektronika Melalui Hasil Praktik Pd Mata Pelajaran Teori Dasar Elektronika di SMKN 39 Jkt 3
percobaan keterampilan. Lebih lanjut
disebutkan juga bahwa kegiatan praktik
berorientasi pada tugas-tugas seperti
perbaikan dan perawatan , pengoperasian
suatu alat, pengamatan dan sebagainya,
sehingga seseorang akan memperoleh
wawasan dalam praktik kerja.
Menurut Leighbody dan Kidd (1968),
hasil belajar keterampilan dapat diukur
dari: (a) kualitas hasil pekerjaan yang
dapat dilihat dari kecermatan, ketelitian,
kecepatan dalam menyelesaikan
pekerjaan dan hasil kerjanya, (b)
keterampilan menggunakan alat dan
mesin-mesin yang diukur dari
efisiensinya, ketepatan dalam
menggunakan alat, menjaga keselamatan
alat dan mesin, (c) kemampuan
menganalisa pekerjaan dan langkah-
langkah mulai dari saat dikerjakan
sampai selesai, (d) kemampuan
menggunakan informasi ancak
pertimbangan dalam bekerja, (e) Waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
tugas, dan (f) kemampuan membaca
gambar dan simbol teknik.
Dari uraian dialas dapat disimpulkan
bahwa keterampilan praktik seseorang
dapat diukur, adapun aspek-aspek yang
diukur seperti prooses kerja dan hasil
kerja. Kemampuan praktik sering juga
disebut keterampilan kerja. Keterampilan
praktik elektronika merupakan
kemampuan yang dimiliki seseorang
melalui proses belajar yang melibatkan
kemampuan kognitif dan sikap yang
diekspresikan dalam kegiatan praktik
elektronika dengan fasilitas atau
peralatan yang tersedia. Dengan
demikian untuk mencapai kemampuan
praktik dasar elektronika melibatkan
koordinasi antara kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotor dengan kondisi
fisik lingkungan kerja secara interaktif.
Hakikat Mata Pelajaran Menguasai
Teori Dasar Elektronika di SMKN 39
Jakarta
Undang Undang Sistem Pendidikan
Nasional (UU SPN) No 20 tahun 2003
pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan
Nasional dan penjelasan pasal 15 yang
menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan
merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama
untuk bekeija dalam bidang tertentu.
Selain itu merujuk pada Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan bahwa
lingkup standar nasional pendidikan
meliputi : Standar M, Standar Proses,
Standar Kompetensi Lulusan, Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Standar Sarana dan Prasarana, Standar
Pengelolaan, Standar Pembiayaan; dan
Standar Penilaian Pendidikan.
Tujuan pendidikan SMK adalah
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
dengan kejuruannya.
SMK Negeri 39 Jakarta merupakan
lembaga diklat yang terpadu, mandiri dan
profesional dalam bidang teknologi dan
industri terstandar Nasional menuju
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)
dengan tidak meninggalkan jati diri
bangsa.
Pada Struktur Kurikulum Pendidikan
Dasar dan Menengah berisi sejumlah
mata pelajaran yang harus disampaikan
kepada peserta didik. Mengingat
perbedaan individu sudah barang tentu
keluasaan dan kedalamannya akan
berpengaruh terhadap peserta didik pada
setiap satuan pendidikan.
Pada Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Menguasai Teori Dasar
Elektronika merupakan salah satu mata
pelajaran kelompok produktif. Mata
pelajaran ini mulai di implementasikan
pada kurikulum SMK edisi 2004 sampai
diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Mata pelajaran dengan kode ELKA-
MR.UMJ.001.A ini berisi materi dan
informasi tentang dasar-dasar elektronika
terutama yang terkait dengan penggunaan
kompone elektronika yang dapat diukur
4 Pevote, Vol. 5, No. 9, September 2010 : 1-8
dengan menggunakan alat ukur
multimeter. Mata pdajarm ini memiliki
kompetensi dasar diantaranya yaitu:
Penggunaan alat ukur multimeter
dijelaskan sesuai dengan fungsi utamanya,
menganalisis komponen elektronika
dijelaskan dengan penggunaan
komponen elektronika dalam teknologi
bidang elektronika, mengidentifikasi
troubleshooting elektronika dijelaskan
dengan berbagai masalah dalam
rangkaian, mengidentifikasi rangkaian
elektronika dijelaskan sesuai dengan
prinsip rangkaian yang disusun secara
seri dan paralel dalam rangkaian dan
mengidentifikasi karakteristik komponen
elektronika berbasis optik dijelaskan
sesuai dengan jenis dan fungsi
komponen.
Maka dapat disimpulkan bahwa hakikat
mata pelajaran menguasai teori dasar
elektronika adalah memberikan bekal
kemampuan dasar dibidang keterampilan
dasar elektronika rnusk materi tingkat
lanjutan di SMK, memupuk daya kreasi
dan kemampuan bernalar siswa dengan
praktik-praktik yang dilakukan serta
membantu siswa memahami gagasan
atau informasi baru yang terdapat dalam
teori melalui praktik.
Metodologi Penelitian
Sasaran Meningkatkan kualitas
pembelajaran guna memperbaiki dan
meningkatkan mutu proses belajar
mengajar antara guru dengan siswa kelas
X EI 2 melalui penugasan dalam Job Sheet
agar siswa bisa berpikir secara
konstruktivisme yaitu membangun struktur
pengetahuannya sendiri.
Suharsimi (2007) mengembangkan satu
siklus terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Setelah satu siklus dilalui, yakni setelah
satu indikator tercapai, maka guru
melakukan refleksi dari hasil yang
diperolehnya. Program yang dilaksanakan
dalam proses pembelajaran Mata Pelajaran
Menguasai Teori Dasar Elektronika di
tingkat SMK direncanakan dalam empat
kali pertemuan (empat siklus) untuk setiap
indikator. Terdapat empat tahapan
Penelitian Tindakan Kelas, yaitu tahap :
(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi. Namun perlu
diketahui bahwa tahapan pelaksanaan dan
pengamatan sesungguhnya dilakukan
secara bersamaan. Adapun model dan
penjelasan untuk masing-masing tahap
adalah sebagai berikut.
Tahap 1: Perencanaan Tindakan
Dalam tahap ini peneliti membuat
perencanakan tindakan meliputi
perencanaan tindakan umum dan tindakan
khusus. Perencanaan umum merupakan
perencanaan yang disusun untuk
keseluruhan aspek, sedangkan perencanaan
khusus merupakan perencanaan yang
disusun untuk masing-masing siklus.
Keseluruhan perencanaan disusun
berdasarkan hasil diskusi antara peneliti
dan guru pamong sebagai kolabolator.
Perencanaan umum disusun berdasarkan
permasalahan peneiti sebagaiman
dipaparkan pada BAB I, yakni terkait
dengan penguasaan teoritik dasar
elektronika melalui hasil praktik di SMK
Negeri 39 Jakarta. Pada tahapan ini
peneliti merancang kegiatan belajar
berdasarkan Silabus dan RPP yang telah
dirancang menurut permasalahan yang ada
dalam kelas tersebut. Silabus adalah suatu
rencana yang mengatur kegiatan
pembelajaran dan pengelolaan kelas, serta
penilaian hasil belajar dari suatu mata
pelajaran.
Silabus merupakan bagian dari kurikulum
sebagai penjabaran Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar ke dalam materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian hasil belajar.
Silabus dalam penelitian tindakan kelas ini
dirancang berdasarkan matrik yang
Penguasaan Teoritik Dasar Elektronika Melalui Hasil Praktik Pd Mata Pelajaran Teori Dasar Elektronika di SMKN 39 Jkt 5
diambil dari acuan Permendiknas No. 41
tahun 2007. Silabus akan sangat
bermanfaat sebagai pedoman bagi pengajar
karena berisi petunjuk secara keseluruhan
mengenai tujuan dan ruang lingkup materi
yang harus dipelajari oleh peserta didik.
Selain itu, Silabus juga menerangkan
tentang kegiatan belajar mengajar, media,
dan evaluasi yang harus digunakan dalam
proses pembelajaran kepada peserta didik.
Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan
Pada langkah ini peneliti melaksanakan
proses pembelajaran sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat dengan
menggunakan dua Job Sheet yang sudah
dirancang oleh peneliti. Job Sheet satu
digunakan secara manual dan Job Sheet
dua digunakan dengan menggunakan alat
ukur. Setiap kelompok dibagi menjadi
kelompok kecil dengan dua sampai tiga
orang pada masing-masing kelompok.
Pelaksanaan tindakan direncanakan selama
4 siklus yang dilakukan dalam 4
pertemuan, setiap pertemuan dilakukan 4
jam pelajaran (180 menit) yang
disesuaikan dengan waktu belajar yang
telah dijadwalkan pihak sekolah.
Tahap 3: Pengamatan Terhadap Tindakan
Pada tahap ini dilaksanakan tahap
pengamatan terhadap pelaksanaan
tindakan, Kegiatan pengamatan sekaligus
melaksanakan tindakan. Peneliti
mengumpulkan data dengan menggunakan
lembar pengamatan tindakan guru, lembar
pengamatan guru kolaborator, penugasan
dalam Job Sheet dan laporan hasil praktik.
Pendekatan pengamatan tindakan
(observing yang digunakan adalah
observasi peer (pengamatan sejawat),
yakni observasi yang dilakukan oleh guru
kolabolator terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
Tahap 4: Refleksi
Setelah melakukan observasi, peneliti
melakukan evaluasi dengan cara
memproses data yang telah diperoleh,
mendiskusikannya dengan guru
kolaborator, apakah tindakan yang
dilakukan sesuai dengan rencana yang
telah dibuat, apa kelebihan dan apa
kekurangan perencanaan serta tindakan
yang telah dilakukan, serta bagaimana
rata-rata hasil belajar Mata Pelajaran
Menguasai Teori Dasar Elektronika siswa
setelah diberikan tindakan pada siklus I.
Tujuan dilaksanakannya refleksi adalah
mengingat dan merenungkan kembali
suatu tindakan persis sama seperti yang
telah dicatat dalam observasi. Refleksi
yang sudah dilakukan berguna untuk siklus
berikutnya, agar bisa menyusun
perencanaan tindakan dari kekurangan
siklus yang sebelumnya.
Siswa juga diberikan kuesioner setelah 1
indikator selesai untuk mengetahui
kepuasan siswa dalam praktikum
komponen dasar elektronika, dan
pengamatan terhadap cara guru mengajar,
bila hasil koesioner tidak memuaskan
maka guru harus merenungkan metode apa
yang tepat untuk agar dapat digunakan
pada siklus berikutnya. Dan jika ada siswa
yang mendapatkan nilai kurang dari
ketentuan KKM maka guru harus
memberikan remedial diluar jam pelajaran
yaitu berupa penugasan.
Data dan Cara Pengambilan Data
Pengambilan Data merupakan suatu cara
atau jalan yang ditempuh untuk
mendapatkan data. Pengambilan data yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Data aktivitas kelas diambil
melalui observasi pada saat
pelaksanaan tindakan berlangsung
dengan menggunakan lembar
pengamatan.
b. Data hasil belajar siswa diambil
ketika praktik siklus berlangsung.
c. Data tentang kepuasaan siswa
dalam praktikum dan cara guru
6 Pevote, Vol. 5, No. 9, September 2010 : 1-8
mengajar diambil melalui
kuesioner setelah KBM
berlangsung.
Analisis Data
Analisis data penelitian dilakukan melihat
peningkatan nilai rata-rata hasil belajar
siswa dan Job Sheet hasil praktik belajar
Menguasai Teori Dasar Elektronika
(MTDE) dengan penugasan yang ada
dalan Job Sheet serta laporan praktik pada
setiap siklusnya. Adapun untuk melihat
signifikan kepuasaan dan ketertarikan hasil
belajar Menguasai Teori Dasar Elektronika
maka, digunakan kuesioner untuk
mengetahui kepuasan siswa dalam
praktikum. Hal ini berarti bahwa dalam
penelitian dianggap berhasil apabila terjadi
kenaikan nilai rata- rata dan kepuasan
siswa dalam praktikum pada hasil belajar
Menguasai Teori Dasar Elektronika di
SMK Negeri 39 Jakarta dibandingkan
dengan yang terdahulu.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Siklus I :
pada siklus ini guru masih belum terbiasa
menghadapi situasi dalam kelas sehingga
dalam pembelajaran pada saat praktikum
masih kurang merespon siswa- siswa yang
bermasalah dalam pembelajaran.
Dari hasil diskusi dengan guru kolaborator
untuk merancang tindakan siklus II, hal-
hal yang perlu dilakukan oleh peneliti
antara lain:
1. Merancang rencana program
pembelajaran, mempertimbangkan
dan menetapkan sikap dan
keterampilan yang diharapkan
dapat dikembangkan oleh siswa
selama berlangsung nya
pembelajaran.
2. Membiasakan siswa untuk belajar
secara bersama-sama dalam
kelompok untuk menggali motivasi
belajar siswa tentang materi dengan
mengurangi bantuan guru.
3. Guru memberikan arahan kepada
siswa yang kurang puas dalam
kegiatan praktikum yang terlihat
dalam kousioner.
pada siklus II guru lebih memberikan
motivasi kepada siswa untuk mempelajari
bahan ajar dan mencari sumber belajar
yang ada, guru juga menjelaskan tujuan
pembelajaran yang terkait dengan materi
agar siswa tertarik setelah mengetahui
manfaat dari apa yang di pelajari dengan
mengembangkan penalarannya.
Siklus II :
Guru sudah terbiasa dalam mengahadapi
situasi dalam kelas, sudah bisa melihat
siswa-siswa yang mengalami kesliatan
dalam pembelajaran, setiap kelompok
dapat berdikusi dengan baik dalam
mengerjakan penugasan yang ada dalam
jobshet.
Dari hasil diskusi dengan guru kolaborator
untuk merancang tindakan siklus II, hal-
hal yang perlu dilakukan oleh peneliti
antara lain:
1. Merancang rencana program
pembelajaran, agar siswa lebih
tertarik pada pembelajaran yaitu
menghubungkan dengan dunia
kerja.
2. Mengumpulkam Job Sheet
pertama yang telah dikerjakan oleh
kelompok, setelah selesai
barudiberikan Job Sheet kedua
sehingga tidak terjadi kecurangan
lagi.
3. Menyampaikan materi dengan
tenang dan tidak terlalu cepat.
4. Memperluas kesempatan bagi
siswa untuk aktif mencari
informasi diluar tentang yang akan
dipelajari untuk siklus III
Siklus III
Dengan adanya aspresiasi maka siswa di
uji tingkat kepahamannya mengenai materi
sebelumnya dengan diberikan pengayaan
Penguasaan Teoritik Dasar Elektronika Melalui Hasil Praktik Pd Mata Pelajaran Teori Dasar Elektronika di SMKN 39 Jkt 7
didalamnya. Kegiatan praktikum
dapatdilaksanakan dengan baik, karena
masing-masing siswa merasa tertarik
mengenai praktik yang dilakukan. Masing-
masing kelompok dapat mengerjakan
penguasaan yang ada dalam Job Sheet
dengan berdiskusi.
Dengan demikian untuk merancang siklus
IV hal-hal yang perlu dilakukan oleh
peneliti antara lain :
1. Merancang rencana program
pembelajaran, agar siswa mencari
informasi untuk pelajaran yang
berikutnya.
2. Membiasakan siswa untuk belajar
secara bersama-sama dalam
kelompok untuk menggali motivasi
belajar siswa tentang materi dan
guru hanya sebagai memonitoring.
3. Mengawasi jalannya praktikum
dengan baik sehingga
meminimalisasi tindak kecurangan
siswa
Siklus IV
Terjadinya peningkatan cara mengajar
guru dari siklus I,II, III sampai IV. LPGK
yang diamati oleh pengamat mendapat
nilai 96% untuk cara mengajar guru. Nilai
dari hasil rata-rata kelas adalah 77 dengan
tingkat kelulusan 87%. Hasil penelitian
tindakan kelas ini di nyatakan berhasil
karena terjadinya perbaikan nilai dan
minat siswa untuk memperlajari materi-
materi yang telah diberikan pengajar
dibandingkan dengan nilai pada semester
sebelumnya. Guru menilai keberhasilan itu
dari tercapainya kompetensi dasar dalam
RPP. Jika dari semua siklus yang
mengukur indicator telah tercapai,
kompetensi dasar dapat disimpulkan
berhasil. Akan tetapi nilai siswa akan
kembali menurun jika guru tidak konsisten
dalam menjalankan cara mengajar, guru
kembali dengan cara lama yaitu dengan
ceramah dan mencatat yang membuat para
siswa menjadi bosan.
Kesimpulan
Pembelajaran dengan menggunakan
metode penguasaan teoritik dasar
elektronika melalui hasil praktik dapat
menghasilkan pengingkatan kemampuan
akademika, meningkatkan kemampuan
kognitif dan psikomotorik siswa dan
menuntut siswa untuk dapat menguasai
kompetensi yang akan dicapai.
Dalam pembelajaran Menguasai Teori
Dasar Elektronika dengan pendekatan
kontruktivisme dan belajar tuntas maka
siswa dapat mencari berbagai informasi
untuk meningkatkan kemampuan
teoritiknya, sedangkan dengan metode
belajar tuntas maka bahan ajar
diharapkan dapat sepenuhnya dikuasai
oleh semua siswa secara tuntas dengan
seluruh standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran.
Penerapan penguasaan teoritik dasar
elektronika melalui hasil praktik di kelas
X EI 2 (satu elektronika industri dua)
SMK Negeri 39 Jakarta selama
pelaksanaan dari sikus I sampai siklus IV
memperlihatkan adanya peningkatan
hasil belajar Menguasai Teori Dasar
Elektronika.
Kepustakaan
Akhmad Sudrajat. 2008. "Teori-teori
Belajar", Jurnal Ilmu Pendidikan,
(Online),
http://akhmadsudrajat.wordpress.com
(diakses 15 Agustus 2009).
Bambang Dharmaputra, "Penyusunan
Silabus dalam KTSP SMK," Jurnal
Pendidikan, vol.3, No.4, 1-10 (Jakarta,
April 2008).
Bobbi Deporter dan Mike Hernacri.
(2005) Quantum Learning. Bandung:
Kaifa PT. Mizan Pustaka.
8 Pevote, Vol. 5, No. 9, September 2010 : 1-8
Ella Yulaelawati. (2004) Kurikulum dan
Pembelajaran: Filosofi, Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Pakar Raya.
Nana Sudjana. (2005) Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosda Karya.
Suharsimi Arikunto dkk (2007)
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara.