Jurnal Reading Pediatri Sosial Dan Tumbuh KembangKepada Yth
Transcript of Jurnal Reading Pediatri Sosial Dan Tumbuh KembangKepada Yth
5/16/2018 Jurnal Reading Pediatri Sosial Dan Tumbuh KembangKepada Yth - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-reading-pediatri-sosial-dan-tumbuh-kembangkepada-yth-5
1
Jurnal Reading Pediatrik Sosial dan Tumbuh Kembang Kepada Yth.
Dr. Delfican Bapak/Ibu Dr. …………………………
Jumat, 24 Februari 2012
Pengaruh Pemberian Air Susu Ibu terhadap Intelligence Quotient , Ukuran Otakdan Perkembangan Substansia Putih
Latar belakang
Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa pemberian air susu ibu (ASI) berhubungan dengan
perkembangan neurologis dan kemampuan kognitif yang lebih baik sehingga ASI diyakini dapat
mempengaruhi perkembangan awal otak serta dapat mempengaruhi aspek biologis, medis dan
sosial. Namun demikian, temuan ini masih sering dipertanyakan karena adanya beberapa faktor yang
mempengaruhi keputusan ibu untuk menyusui bayinya, seperti status sosial ekonomi dan tingkat
pendidikan yang lebih tinggi serta kebiasaan yang berbeda dalam membesarkan anak. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Der G, dkk pada tahun 2006 di Inggris dengan menggunakan data base
nasional dilaporkan bahwa penyesuaian terhadap Intelligence Quotient (IQ) ibu akan menghilangkan
pengaruh ASI terhadap kemampuan kognitif anak.
Kramer MS dkk pada tahun 2008 melakukan suatu penelitian dengan disain uji acak
kelompok mengenai pemberian ASI dimana didapatkan bahwa ASI sangat bermanfaat dalam
meningkatkan kemampuan kognitif. Berdasarkan meta-analisis yang dilakukan oleh Anderson dkk
pada tahun 1999 dilaporkan bahwa pemberian ASI berhubungan dengan 3 poin lebih tinggi pada tes
kemampuan kognitif anak yang lahir cukup bulan dan 5 poin pada anak yang lahir kurang bulan. Hal
ini disebabkan karena adanya beberapa komposisi dalam ASI yang memiliki peranan penting dalam
perkembangan neurologis, terutama pada bayi kurang bulan yang perkembangan otaknya berada
pada tahap yang sangat kritis.
Penelitian ini didasari oleh 2 hal, yaitu adanya hubungan sebab akibat antara pemberian ASI
dan kemampuan kognitif serta hasil pengamatan terdahulu mengenai skor kognitif bayi kurang bulan
yang berhubungan dengan lingkar kepala dan ukuran otak yang diperiksa melalui pemeriksaan
magnetic resonance imaging (MRI).
Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI pada bayi kurang bulan
dengan fungsi kognitifnya pada masa remaja serta volume otak yang diperiksa melalui MRI.
Metode penelitian
Penelitian dilakukan terhadap remaja dalam suatu kohort yang pada tahun 1982-1985 mengikuti
penelitian acak mengenai pengaruh pemberian nutrisi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
sewaktu mereka masih bayi. Subjek penelitian tersebut adalah bayi kurang bulan. Penelitian
dilakukan secara acak dengan sampelnya adalah ibu yang menyusui bayinya namun memiliki
perbedaan dalam jumlah ASI yang bisa diperah sehingga membutuhkan susu formula tambahan.
Berdasarkan randomisasi yang dilakukan sebelum pemberian ASI perah dimulai, bayi diberi salah
satu dari 3 jenis suplemen, yaitu susu formula untuk bayi kurang bulan ( preterm formula, PTF) yang
diperkaya dengan zat nutrisi, susu formula standar untuk bayi cukup bulan (term formula, TFdigunakan pada tahun 1980-an untuk bayi kurang bulan) atau ASI donor dari bank ASI (banked breast
5/16/2018 Jurnal Reading Pediatri Sosial Dan Tumbuh KembangKepada Yth - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-reading-pediatri-sosial-dan-tumbuh-kembangkepada-yth-5
2
milk , BBM yang tidak difortifikasi). Volume semua asupan enteral ini dicatat setiap hari dan jumlah
ASI perah lalu dikonversikan ke dalam bentuk persentase (% expressed breast milk , % EBM) dari
asupan total.
Pemeriksaan mengenai kemampuan kognitif dan pencitraan dilakukan terhadap 50 remaja
(26 laki-laki dan 24 perempuan) yang telah mendapat EBM dan suplemen dari penelitian sebelumnya
(PTF= 28, TF=13 dan BBM=9). Persentase EBM berkisar antara 0 (2 bayi) sampai 100 (3 bayi) dengan
rata-rata 60.1. Usia rata-rata saat pemeriksaan kemampuan kognitif atau MRI dilakukan adalah 15
tahun 9 bulan (berkisar antara 13 tahun 5 bulan sampai 19 tahun 9 bulan dengan standar deviasi 13.6
bulan).
Kemampuan kognitif dinilai dengan menggunakan tes IQ Wechsler sesuai dengan umur. 44
orang anak dapat menyelesaikan The Wechsler Intelligence Scale for Children-Third Edition (WISC-III)
dan 6 lagi mampu menyelesaikan The Wechsler Adult Intelligence Scale-Third Edition (WAIS-III). Skor
verbal IQ (VIQ), performance IQ (PIQ) dan full-scale IQ (FSIQ) lalu dihitung. Rata-rata skor IQ populasi
adalah 100 dengan standar deviasi 15.
Pemeriksaan MRI dilakukan dengan menggunakan 1.5T Siemens Vision system. Untukmelakukan analisis volumetrik MRI digunakan teknik yang dikembangkan oleh Fischl dkk yaitu
dengan mengukur volume total otak (tidak termasuk cairan serebrospinal), substansi putih dan abu-
abu korteks pada kedua hemisfer (tidak termasuk substansi abu-abu sentral dan serebelum).
Data mengenai kemampuan kognitif diperoleh saat melakukan pemeriksaan MRI. Tes
administrasi dilakukan secara blind terhadap % EBM. T-test digunakan untuk membandingkan antara
kelompok laki-laki dan perempuan dan koefisien korelasi parsial digunakan untuk mengetahui
hubungan antara % EBM, skor IQ dan volume neural.
Hasil
Berdasarkan penelitian ini, tidak ditemukan adanya perbedaan yang bermakna dalam halkarakteristik sampel pada masa perinatal dan asupan ASI baik secara keseluruhan maupun antara
kelompok anak laki-laki dengan perempuan. Selain itu juga tidak ditemukan perbedaan yang
bermakna mengenai tingkat pendidikan ibu pada kedua kelompok, namun ibu dari kelompok anak
perempuan secara signifikan memiliki kelas sosial yang lebih tinggi. Semua ibu dalam penelitian
sebelumnya sepakat untuk memberikan ASI kepada bayi mereka dan tidak ada hubungan antara
kelas sosial maupun tingkat pendidikan ibu dengan % EBM pada kedua kelompok sampel.
Semua rata-rata nilai IQ sampel mendekati rata-rata nilai perkiraan IQ populasi yaitu 100.
Tidak ditemukan perbedaan yang bermakna mengenai skor IQ anak laki-laki dan perempuan. Secara
keseluruhan, semua kelompok memperlihatkan hubungan yang signifikan antara % EBM dengan VIQ.
Khusus untuk anak laki-laki ditemukan adanya hubungan antara % EBM dengan 3 skor IQ, sedangkan
pada anak perempuan tidak.
Persentase EBM juga memiliki hubungan yang signifikan dengan total brain volume (TBV) dan
white matter volume (WMV) kedua kelompok sampel. Pada anak laki-laki hubungan antara % EBM
dengan WMV tersebut ditemukan hampir pada 50% kasus. WMV juga memiliki korelasi yang
signifikan dengan VIQ dan FSIQ.
Kesimpulan
Pemberian ASI akan memicu perkembangan otak terutama substansia putih sehingga ASI
berhubungan dengan kemampuan kognitif yang lebih tinggi, terutama pada anak laki-laki.