Jurnal Praktikum Penentuan Kadar Air dan Kadar Abu dalam BIskuit
-
Upload
rizky-dayu-utami -
Category
Documents
-
view
1.162 -
download
16
description
Transcript of Jurnal Praktikum Penentuan Kadar Air dan Kadar Abu dalam BIskuit
-
5/28/2018 Jurnal Praktikum Penentuan Kadar Air dan Kadar Abu dalam BIskuit
1/8
Jurnal Praktikum Kimia Analitik II, Menentukan Kadar Air dan Abu dalam Biskuit| 1
JURNAL PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK II
PENENTUAN KADAR AIR DAN KADAR ABU DALAM BISKUIT
Selasa, 25 Maret 2014
Disusun Oleh :
Rizky Dayu Utami
1112016200070
Kelompok 4:
Mudzilatun Nupus (1112016200049)
Devi Citra Rastuti (1112016200056)
Petri Wahyusari (1112016200075)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
-
5/28/2018 Jurnal Praktikum Penentuan Kadar Air dan Kadar Abu dalam BIskuit
2/8
Jurnal Praktikum Kimia Analitik II, Menentukan Kadar Air dan Abu dalam Biskuit| 2
I. ABSTRACTPraktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar air dan kadar abu dalam
biskuit dengan menerapkan prinsip Gravimetri. Metode praktikum yang
digunakan adalah metode analisa kadar air dengan menggunakan metode oven
dan metode analisa kadar abu dengan menggunakan metode. Kadar air dalam
biskuit sesuai syarat mutu SNI adalah maksimal 5%, sedangkan kadar abu
dalam biskuit sesuai syarat mutu SNI adalah maksimal 1,6%. Biskuit yang
kami uji dalam praktikum ini yaitu Go Potato. Hasil pengamatan kami
menunjukkan bahwa kadar air dalam biskuit Go Potato > 5% dan kadar abunya
> 1,6 %.
Kata Kunci: Biskuit, metode, kadar air, kadar abu, syarat mutu SNI.
II. INTRODUCTIONAnalisis gravimetrik merupakan salah satu divisi dari kimia analitik.
Tahap pengukuran dalam metode gravimetrik adalah penimbangan. Analitnya
secara fisik dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari
pelarutnya. Pengendapan merupakan teknik yang paling meluas
penggunaannya untuk memisahkan analit dari pengganggu-pengganggunya:
elektrolisis, ekstraksi pelarut, kromatografi, dan pengatsirian (volatilisasi)
merupakan metode penting lain untuk pemisahan itu. Dalam metode
gravimetrik ada dua syarat agar metode ini berhasil, yaitu:
1. Proses pemisahan hendaknya cukup sempurna sehingga kuantitas analit
yang tak-terendapkan secara analitis tak-dapat dideteksi (biasanya 0,1 mg
atau kurang, dalam menetapkan penyusunan utama dari suatu makro).
2. Zat yang ditimbang hendaknya mempunyai susuanan yang pasti dan
hendaknya murni, atau sangat hampir murni. Bila tidak akan diperoleh hasil
yang galat (Day, R.A., Underwood, A.L., & JR, 2002).
Menurut SNI (1992), biskuit diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu
biskuit keras, crackers, wafer, dan cookies. Biskuit keras adalah jenis biskuit
yang berbentuk pipih, berkadar lemak tinggi atau rendah, dan bila dipatahkan
-
5/28/2018 Jurnal Praktikum Penentuan Kadar Air dan Kadar Abu dalam BIskuit
3/8
Jurnal Praktikum Kimia Analitik II, Menentukan Kadar Air dan Abu dalam Biskuit| 3
penampang potongannya berlapis-lapis. Crackers adalah biskuit yang dibuat
dari adonan keras melalui fermentasi dan memiliki struktur yang berlapis-lapis.
Cookies adalah jenis biskuit yang berkadar lemak tinggi, renyah, dan bila
dipatahkan penampang potongnya bertekstur kurang padat. Sedangkan wafer
adalah jenis biskuit berpori kasar, renyah, dan bila dipatahkan penampang
potongnya berongga.
Kadar air yang terkandung dalam biskuit merupakan banyaknya air yang
terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah
satu karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa pada bahan pangan. Kadar
air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan
pangan tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri,
kapang, dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan
pada bahan pangan.
Abu adalah zat organik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik.
Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara
pengabuannya. Kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan.
Mineral yang terdapat dalam satu bahan dapat merupakan dua macam garam
yaitu garam organik dan garam anorganik. Garam organik terdiri dari garam-
garam asam malat, oksalat, asetat, dan pektat, sedangkan garam anorganik
antara lain dalam bentuk garam fosfat, karbonat ,klorida, sulfat, nitrat. Mineral
juga biasanya berbentuk sebagai senyawa kompleks yang bersifat organis.
Apabila akan ditentukan jumlah mineralnya dalam bentuk aslinya adalah
sangat sulit, oleh karenanya biasanya dilakukan dengan menentukan sisa-siapembakaran garam mineral tersebut, yang dikenal dengan pengabuan.
Kadar abu pada bahan pangan menggambarkan kandungan mineral dari
sampel bahan makanan. Kadar abu ialah material yang tertinggal bila
bahan makanan dipijarkan dan dibakar pada suhu sekitar 500-800C dalam hal
ini metode pengabuan dengan metode tanur adalah dengan cara membakar
bahan hingga mencapai suhu 600-750 oC hingga bahan berwarna abu-abu.
Semua bahan organik akan terbakar sempurna menjadi air dan CO2 serta
-
5/28/2018 Jurnal Praktikum Penentuan Kadar Air dan Kadar Abu dalam BIskuit
4/8
Jurnal Praktikum Kimia Analitik II, Menentukan Kadar Air dan Abu dalam Biskuit| 4
NH3 sedangkan elemen-elemen tertinggal sebagai oksidannya. Dengan
mengetahui berat cawan ketika mula-mula kosong, dapat dihitung berat abuyang telah terjadi. Bila berat dinyatakan dalam persen berat asal sampel pada
permulaan pengabuan, terdapatlah kadar berat abu dalam persen (Dwi, 2009).
III.MATERIALS AND METHODSPraktikum dilaksanakan pada Selasa, 25 Maret 2014 di Laboratorium
Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan(FITK) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Alat dan Bahan:
Alat yang digunakan adalah lumpang, mortar, oven, kurs porselen, cawan
porselen, neraca Ohauss, neraca analitik, furnace, spatula dan tang kurs. Bahan
yang digunakan adalah biskuit Go Potato, dan tisu.
Penentuan Kadar Air dan Abu dalam Biskuit
Biskuit dihaluskan dengan menggunakan lumpang dan mortar. Panaskancawan porselen di dalam oven dengan suhu 105 C selama 5 menit dan
didinginkan dalam desikator selama 15 menit. Kemudian timbang berat kosong
cawan porselen. Masukkan 2 gram biskuit Go Potato yang telah dihaluskan.
Panaskan cawan poselen yang sudah berisi sampel biskuit selama 1,5 jam pada
suhu 105 C. Selanjutnya dinginkan dalam desikator selama 15 menit dan
timbang dengan neraca analitik (lakukan pencatatan). Panaskan kembali cawan
poselen selama 1 jam pada suhu 105 C dan dinginkan selama 15 menit dalamdesikator, kemudian timbang kembali dengan neraca analitik (lakukan
pencatatan). Setelah itu, panaskan kembali cawan porselen selama 10 menit
pada suhu 105 C dan dinginkan selama 15 menit dalam desikator, kemudian
timbang kembali dengan neraca analitik (lakukan pencatatan kembali).
Selanjutnya pindahkan sampel yang sudah dipanaskan kedalam kurs porselen
yang sudah ditimbang berat kosongnya, lalu panaskan ke dalam furnace selama
-
5/28/2018 Jurnal Praktikum Penentuan Kadar Air dan Kadar Abu dalam BIskuit
5/8
Jurnal Praktikum Kimia Analitik II, Menentukan Kadar Air dan Abu dalam Biskuit| 5
15 menit dan dinginkan hingga suhu ruangan, kemudian ditimbang kembali
dengan neraca analitik (lakukan pencatatan).
Metode Praktikum
Metode praktikum yang digunakan adalah metode analisa kadar air dengan
menggunakan metode oven berdasarkan pada gravimetri, yaitu berdasarkan
pada selisih berat sebelum pemanasan dan setelah pemanasan. Sedangkan
metode pada pengabuan yaitu metode tanur adalah mtode dengan cara
membakar bahan hingga mencapai suhu 600-750 oC hingga bahan berwarna
abu-abu.
IV. RESULT AND DISCUSSIONHasil Pengamatan
Berat cawan porselen kosong 58, 9886 g
Berat cawan poselen + sampel 61, 0732 g
Berat pemanasan 1 (30 menit) 60, 3635 g
Berat pemanasan 2 (10 menit) 60, 3635 g
Berat kurs porselen kosong 24, 2642 g
Berat setelah di furnace (15 menit) 24, 4709 g
Perhitungan
Kadar air = (61, 0732 g60, 3635 g) x 100 % = 34, 04 %
2, 0846 g
Massa setelah dioven (massa kering) = 60, 3635 g58, 9886 g = 1, 3749 g
Massa setelah difurnace = 24, 4709 g24, 2642 g = 0, 2067 g
Kadar abu = (1, 3749 g0, 2067 g) x 100 % = 56, 03 %
2, 0846 g
Syarat Mutu
Data dari Badan Standardisasi Nasional SNI 01-2973-1992, kadar air dalam
biskuit maksimal adalah 5 % dan kadar abu dalam biskuit adalah 1,6 %.
-
5/28/2018 Jurnal Praktikum Penentuan Kadar Air dan Kadar Abu dalam BIskuit
6/8
Jurnal Praktikum Kimia Analitik II, Menentukan Kadar Air dan Abu dalam Biskuit| 6
Pembahasan
Pada praktikum kali ini, yaitu menentukan kadar air dan kadar abu dalam
biskuit. Biskuit yang kami uji dalam praktikum kali ini yaitu biskuit Go Potato.
Kadar air yang terkandung dalam biskuit merupakan banyaknya air yang
terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga salah
satu karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa pada bahan pangan. Kadar
air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan
pangan tersebut, kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri,
kapang, dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi perubahan
pada bahan pangan. Dalam menentukan kadar air digunakan metode oven
berdasarkan pada gravimetri, yaitu berdasarkan pada selisih berat sebelum
pemanasan dan setelah pemanasan.
Abu adalah zat organik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik.
Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara
pengabuannya. Kadar abu pada bahan pangan menggambarkan kandungan
mineral dari sampel bahan makanan. Kadar abu ialah material yang tertinggal
bila bahan makanan dipijarkan dan dibakar pada suhu sekitar 500-800C dalam
hal ini metode pengabuan dengan metode tanur adalah dengan cara membakar
bahan hingga mencapai suhu 600-750 oC hingga bahan berwarna abu-abu.
Semua bahan organik akan terbakar sempurna menjadi air dan CO2 serta
NH3 sedangkan elemen-elemen tertinggal sebagai oksidannya. Dengan
mengetahui berat kurs porselen ketika mula-mula kosong, massa kering sampel
dan massa sampel setelah pengabuan dapat dihitung kadar abu dalam persen.
Data dari Badan Standardisasi Nasional SNI 01-2973-1992, kadar air
dalam biskuit maksimal adalah 5 % dan kadar abu dalam biskuit adalah 1,6 %.
Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan praktikum kami didapatkan kadar air
dalam biskuit Go Potato adalah 34, 04 % dan kadar abu dalam biskuit Go
Potato adalah 56, 03 %. Kadar air dan abu dari hasil pengamatan tidak sesuai
dengan syarat mutu dari Badan Nasional Standardisasi. Menurut kami banyak
hal yang mempengaruhi sehingga kadar air dan kadar abu dari biskuit Go
-
5/28/2018 Jurnal Praktikum Penentuan Kadar Air dan Kadar Abu dalam BIskuit
7/8
Jurnal Praktikum Kimia Analitik II, Menentukan Kadar Air dan Abu dalam Biskuit| 7
Potato yang kami uji tidak sesuai dengan syarat mutu SNI. Beberapa hal
tersebut yaitu kurang ketelitian praktikan dalam mencuci alat seperti cawan
porselen yang kurang kering sehingga masih terdapat air didalamnya, kurang
ketepatan lamanya waktu dalam mengoven sehingga masih banyak air yang
tersisa didalam sampel, lamanya waktu dalam penimbangan sampel yang telah
difurnace sehingga abu bertambah berat karena menghisap uap air dari udara
dan warna sampel yang abu kehitaman yang terlihat tidak kering memungkin
masih adanya air yang tersisa dalam sampel tersebut, yang menyebabkan kadar
abu dalam sampel cukup tinggi.
V. CONCLUTIONDari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Kadar air dalam biskuit merupakan banyaknya air yang terkandung dalam
bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air dapat mempengaruhi
penampakan, tekstur, dan citarasa pada bahan pangan. Selain itu dapat
menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut.
2. Kadar abu ialah material yang tertinggal bila bahan makanan dipijarkan dan
dibakar pada suhu sekitar 500-800C. Untuk menentukan kadar abu dapat
digunakan metode tanur adalah dengan cara membakar bahan hingga
mencapai suhu 600-750 oC hingga bahan berwarna abu-abu.
3. Data dari Badan Standardisasi Nasional SNI 01-2973-1992, kadar air
dalam biskuit maksimal adalah 5 % dan kadar abu dalam biskuit adalah 1,6
%. Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan didapatkan kadar air dalam
biskuit Go Potato adalah 34, 04 % dan kadar abu dalam biskuit Go Potato
adalah 56, 03 %.
-
5/28/2018 Jurnal Praktikum Penentuan Kadar Air dan Kadar Abu dalam BIskuit
8/8
Jurnal Praktikum Kimia Analitik II, Menentukan Kadar Air dan Abu dalam Biskuit| 8
VI. REFERENCEDay, R.A., Underwood, A.L., & JR. 2002.Analisis Kimia Kuantitatif.
Jakarta: Erlangga.
Anonim.Pengembangan informasi nilai gizi pangan produk biskuit cookies
wafer dan wafer stick untuk tujuan klaim produk di PT. Arnotts Indonesia.
http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/Pengembangan-
informasi-nilai-gizi-pangan-produk-biskuit-cookies-wafer-dan-wafer-stick-
untuk-tujuan-klaim-produk-di-PT.-Arnotts-Indonesia.pdf. 2012. Diakses
pada tanggal 24 Maret 2014 pukul 21.30 WIB.
Badan Standardisasi Nasional.Mutu Standardisasi Produk Olahan.
http://pphp.deptan.go.id/xplore/files/MUTU-STANDARISASI/STANDAR-
MUTU/Standar_nasional/SNI_Horti/Produk%20olahan/SNI%2001-2973-
1992.doc .2001. Diakses pada tanggal 24 Maret 2014 pukul 21.26 WIB.
Nurdjanah.Karakteristik Biskuit Coklat.
http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JTHP/article/download/44/51.pdf. 2011.
Diakses pada 24 Maret 2014 pukul 22.06 WIB.
Sarbini, Dwi. UJI FISIK, ORGANOLEPTI K, DAN KANDUNGAN ZAT GI ZI
BISKUIT TEMPE-BEKATUL DENGAN FORTIFIKASI Fe DAN Zn UNTUK
ANAK KURANG GIZI.
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/30567035/5._dwi_sarbini
libre.pdf.2009. Diakses pada tanggal 24 Maret 2014 pukul 21.33 WIB.
http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/Pengembangan-informasi-nilai-gizi-pangan-produk-biskuit-cookies-wafer-dan-wafer-stick-untuk-tujuan-klaim-produk-di-PT.-Arnotts-Indonesia.pdfhttp://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/Pengembangan-informasi-nilai-gizi-pangan-produk-biskuit-cookies-wafer-dan-wafer-stick-untuk-tujuan-klaim-produk-di-PT.-Arnotts-Indonesia.pdfhttp://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/Pengembangan-informasi-nilai-gizi-pangan-produk-biskuit-cookies-wafer-dan-wafer-stick-untuk-tujuan-klaim-produk-di-PT.-Arnotts-Indonesia.pdfhttp://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/Pengembangan-informasi-nilai-gizi-pangan-produk-biskuit-cookies-wafer-dan-wafer-stick-untuk-tujuan-klaim-produk-di-PT.-Arnotts-Indonesia.pdfhttp://pphp.deptan.go.id/xplore/files/MUTU-STANDARISASI/STANDAR-MUTU/Standar_nasional/SNI_Horti/Produk%20olahan/SNI%2001-2973-1992.dochttp://pphp.deptan.go.id/xplore/files/MUTU-STANDARISASI/STANDAR-MUTU/Standar_nasional/SNI_Horti/Produk%20olahan/SNI%2001-2973-1992.dochttp://pphp.deptan.go.id/xplore/files/MUTU-STANDARISASI/STANDAR-MUTU/Standar_nasional/SNI_Horti/Produk%20olahan/SNI%2001-2973-1992.dochttp://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JTHP/article/download/44/51.pdfhttp://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JTHP/article/download/44/51.pdfhttp://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/30567035/5._dwi_sarbinilibre.pdfhttp://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/30567035/5._dwi_sarbinilibre.pdfhttp://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/30567035/5._dwi_sarbinilibre.pdfhttp://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/30567035/5._dwi_sarbinilibre.pdfhttp://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/30567035/5._dwi_sarbinilibre.pdfhttp://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JTHP/article/download/44/51.pdfhttp://pphp.deptan.go.id/xplore/files/MUTU-STANDARISASI/STANDAR-MUTU/Standar_nasional/SNI_Horti/Produk%20olahan/SNI%2001-2973-1992.dochttp://pphp.deptan.go.id/xplore/files/MUTU-STANDARISASI/STANDAR-MUTU/Standar_nasional/SNI_Horti/Produk%20olahan/SNI%2001-2973-1992.dochttp://pphp.deptan.go.id/xplore/files/MUTU-STANDARISASI/STANDAR-MUTU/Standar_nasional/SNI_Horti/Produk%20olahan/SNI%2001-2973-1992.dochttp://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/Pengembangan-informasi-nilai-gizi-pangan-produk-biskuit-cookies-wafer-dan-wafer-stick-untuk-tujuan-klaim-produk-di-PT.-Arnotts-Indonesia.pdfhttp://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/Pengembangan-informasi-nilai-gizi-pangan-produk-biskuit-cookies-wafer-dan-wafer-stick-untuk-tujuan-klaim-produk-di-PT.-Arnotts-Indonesia.pdfhttp://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/Pengembangan-informasi-nilai-gizi-pangan-produk-biskuit-cookies-wafer-dan-wafer-stick-untuk-tujuan-klaim-produk-di-PT.-Arnotts-Indonesia.pdf