Kadar Abu, Mineral, Karbohidrat [Compatibility Mode]

download Kadar Abu, Mineral, Karbohidrat [Compatibility Mode]

of 56

description

Analisa kadar abu, kadar mineral, karbohidrat - Food Technology

Transcript of Kadar Abu, Mineral, Karbohidrat [Compatibility Mode]

  • 1. Kadar Abu

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 1

  • Pengertian

    Abu merupakan residu anorganik dari hasilpengabuan

    Kadar abu ditentukan dengan cara mengukurresidu setelah sampel dioksidasi pada suhu 500-600C dan mengalami volatilisasi

    Untuk pengabuan yang sempurna, pemanasandilakukan sampai warna sampel menjadiseragam dan berwarna abu-abu sampai putih, serta bebas dari sisa sampel yang tidak terbakar

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 2

  • Residu abu yang diperoleh tidak samadengan kadar mineral yang adadalam sampel bahan pangan asalkarena mineral dapat hilang selamapengabuan atau mengalami interaksidengan komponen pangan lain

    Pengabuan dapat dilakukan dalamtanur, dalam sistem tertutup denganadanya oksigen, atau dengan carabasah menggunakan asam sulfat, asam nitrat, asam perklorat ataucampurannya

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 3

  • Jenis pengabuan

    Ada dua jenis pengabuan yang bertujuanterutama untuk menentukan jenis mineraldalam sampel

    Pengabuan kering atau secara langsungPengabuan kering atau secara langsungdilakukan dengan mengoksidasi sampeldalam tanur pada suhu tinggi

    Pengabuan basah atau secara tidaklangsung dilakukan dengan mengoksidasisampel dengan asam kuat pekat

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 4

  • Pemilihan metode pengabuan

    Bergantung pada

    Tujuan pengabuan

    Jenis mineral yang akan diukur Jenis mineral yang akan diukur

    Metode penentuan mineral yang digunakan

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 5

  • 1. Pengabuan kering

    Merupakan metodestandar untuk

    menentukan kadarabu dalam sampel

    Pada pengabuankering, sampel

    dioksidasi pada suhutinggi 500-600C

    tanpa adanya flametanpa adanya flame

    Bahan anorganikyang tidak

    mengalami volatilisasidisebut abu

    Kadar abuditentukan dengan

    cara menimbangresidu yang tertinggal

    setelah pengabuanAnalisis Pangan - Teti Estiasih 6

  • BeratBeratBeratBerat SampelSampelSampelSampel & & & & PreparasiPreparasiPreparasiPreparasi

    Berat bahan yang ditimbang untuk pengabuanberagam bergantung pada jenis bahan

    Bahan dengan kadar air tinggi dihilangkan duluairnya

    Bahan dengan kadar asam dan lemak tinggiBahan dengan kadar asam dan lemak tinggiBahan dengan kadar asam dan lemak tinggidiabukan pada suhu rendah terlebih dahulukemudian suhu dinaikkan

    Bahan dengan kadar air tinggi seperti produk cairharus dikeringkan sebelum diabukan

    Proses pengabuan lama untuk produk pangan tinggiprotein

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 7

  • Bahan tinggi karbohidrat seringkalimenimbulkan buih sehingga perluditambahkan beberapa tetes minyak zaitun

    Sampel tinggi lemak mengalami pengabuanyang cepat

    Untuk mempercepat pengabuan, penambahan gliserin dan alkohol dapatdilakukan

    Oksidator kimi seperti H2O2 dapatditambahkan untuk mempercepatpengabuan

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 8

  • Preparasi sampel

    Dikeringkan dahulu (dua tahap: suhu rendah dantinggi)

    Bahan dengan kadar air

  • JenisJenisJenisJenis dandandandan BeratBeratBeratBerat BahanBahanBahanBahan

    Jenis Bahan Berat Bahan (g)

    Ikan dan produknya,kacang-kacangan, pakan

    2

    Serealia, susu, keju 3-5Serealia, susu, keju 3-5

    Gula, daging, sayuran 5-10

    Jeli, sirup, selai, buah kering 10

    Jus, buah segar, buah kaleng 25

    Anggur 50

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 10

  • Suhu Pengabuan

    Harus diperhatikan karena banyak unsur abuyang dapat menguap pada suhu tinggi

    Pengabuan dilakukan dalam tanur denganPengabuan dilakukan dalam tanur dengansuhu dimulai 250C dan secara bertahapditingkatkan menjadi 450C dalam waktu 1 jam

    Tujuannya adalah memberikan kesempatanbahan-bahan organik terdekomposisi

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 11

  • KehilanganKehilanganKehilanganKehilangan GaramGaramGaramGaram selamaselamaselamaselama PengabuanPengabuanPengabuanPengabuan (%)(%)(%)(%)

    JenisGaram

    250C16 jam

    450C1-3 jam

    650C8 jam

    700C8 jam

    750C8 jam

    KCl - 0.99 0.37 1.36 8.92

    K2SO4 - 1.11 0.33 0.00 0.00

    K CO - 1.53 0.07 1.01 2.45K2CO3 - 1.53 0.07 1.01 2.45

    CaCl2 - 1.92 0.93 14.31 mencair

    CaSO4 - 1.37 0.40 0.00 0.00

    CaCO3 0.22 42.82 - -

    CaO - 3.03 0.55 0.00 0.00

    MgSO4 31.87 32.61 0.33 - -

    MgCl2 74.72 78.29 0.30 - 0.00Analisis Pangan - Teti Estiasih 12

  • SuhuSuhuSuhuSuhu PengabuanPengabuanPengabuanPengabuan BeberapaBeberapaBeberapaBeberapa BahanBahanBahanBahan

    Jenis Bahan Suhu (C)

    Buah-buahan dan produknya 525

    Daging dan produk olahan daging 525

    Gula dan produk tinggi gula 525

    Sayuran 525Sayuran 525

    Ikan dan produk olahannya 500

    Seafood 500

    Rempah-rempah 500

    Keju 500

    Anggur 500

    Serealia 600

    Pakan ternak 600Analisis Pangan - Teti Estiasih 13

  • 2. 2. 2. 2. PengabuanPengabuanPengabuanPengabuan basahbasahbasahbasah

    Sampel didigesti dengan asam kuat (dioksidasi)

    Suhu yang digunakan lebih rendah

    Biasa digunakan untuk menentukan jenis mineral yang menguap pada suhu tinggi, mineral trace, dan beracun

    Kelebihan: lebih singkat, kerusakan mineral minimal

    Filtrat (larutan abu atau alikuot) digunakan untukpenentuan jenis mineral

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 14

  • Pengabuan basah lebih baik karena kerusakan mineral rendah

    Pengabuan kering: penguapan mineral dan kelarutanabu rendah

    Penggunaan satu jenis asam mempunyai kelemahanyaitu dekomposisi sampel tidak sempurna sehinggabiasanya digunakan campuran asam

    Asam nitrat merupakan oksidator kuat tetapi biasanyamenguap sebelum proses oksidasi sempurna

    Biasanya digunakan campuran asam nitrat asamperklorat.

    Residu asam perklorat diuapkan sehingga yang tertinggaladalah abu yang larut dalam asam nitrat

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 15

  • PERBANDINGAN KEUNTUNGAN PENGABUAN PERBANDINGAN KEUNTUNGAN PENGABUAN PERBANDINGAN KEUNTUNGAN PENGABUAN PERBANDINGAN KEUNTUNGAN PENGABUAN

    BASAH DAN KERINGBASAH DAN KERINGBASAH DAN KERINGBASAH DAN KERING

    PENGABUAN KERING PENGABUAN BASAH

    Sederhana Suhu rendah

    Selama pengabuan tidakperlu perlakuan khusus

    Peralatan sederhana

    Tidak digunakan bahan kimia Oksidasi cepat

    Analisis dapat dilakukandalam jumlah banyak

    Dalam bentuk cairan yang sesuai untuk analisis mineral

    Merupakan metode standar Peralatan yang digunakanmurah

    Merupakan abu larut, abutidak larut, dan abu larutasam

    Volatilisasi mineral lebihrendah

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 16

  • KERUGIANKERUGIANKERUGIANKERUGIAN

    PENGABUAN KERING PENGABUAN BASAH

    Butuh suhu tinggi Memerlukan reagen yang korosifdalam jumlah besar

    Alat mahal Asam bersifat eksplosif

    Volatilisasi mineral Perlu koreksi

    Terjadi interaksi antar mineral Bahan kimia berbahayaTerjadi interaksi antar mineral Bahan kimia berbahaya

    Mineral tertentu dapat terserap olehproselen

    Sulit jika jumlah sampel banyak

    Tidak sesuai untuk analisis Hg, As, P, dan Se

    Prosedur rumit dan lama

    Pemanasan berlebihan sehinggabeberapa mineral tidak larut

    Penanganan abu sulit karenahigroskospis, dan ringan

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 17

  • Soal

    1. Suatu sampel mengandung air sebanyak 11,5%.

    Sebanyak 5,2146 g sampel diletakkan dalam

    cawan yang mempunyai berat 28,5053 g. Setelah

    diabukan berat cawan dan abu adalah 28,5939.

    Hitung kadar abu berdasarkan (a) berat basah Hitung kadar abu berdasarkan (a) berat basah

    dan (b) berat kering!

    2. Jika saudara membutuhkan berat abu sebesar

    100 mg dari serealia untuk dilanjutkan pada

    analisis mineral, berapa gram sampel harus

    ditimbang jika kadar abu bahan adalah 2,5%?

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 18

  • Latihan

    1. Identifikasi masalah yang dapat menyebabkan kesalahan pada saat pengukuran kadar abu dengan (a) pengabuan kering dan (b) pengabuan basah.

    2. Saudara biasa menentukan kadar abu dalam produk dengan menggunakan pengabuan kering. Atasan Saudara meminta Saudara untuk mengubah metode Saudara meminta Saudara untuk mengubah metode dengan menggunakan pengabuan basah karena menurutnya lebih cepat. (a) Apakah Saudara setuju? (b) dengan tidak mempertimbangkan masalah waktu, apakah anda akan melanjutkan menggunakan metode pengabuan kering atau berubah menggunakan metode pengabuan basah?

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 19

  • 2. Penentuan Mineral

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 20

  • METODE

    Mineral diendapkan kemudianditimbang

    Pengendapan harus bersifat selektif Contoh: analisis kalsium, kalsium

    diendapkan dalam bentuk kalsiumoksalat

    Gravimetri

    Titrasi kompleksometri yaitupembentukan kompleks dengan EDTA

    EDTA dapat membentuk kompleks 1:1 dengan ion logam

    Contoh: penentuan Ca

    Komplek-sometri

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 21

  • Berdasarkan pada prinsip reduksi-oksidasi Dilakukan dengan titrasi Contoh: penentuan kalsium (interferensi P

    dan Mg), penentuan Fe

    Reaksiredoks

    Produk hasil titrasi merupakan presipitat Metode Mohr: penentuan Cl, reaksi Ag + Cl

    Titrasipresipitasi

    Metode Mohr: penentuan Cl, reaksi Ag + Cl AgClpresipitasi

    Digunakan untuk sejumlah mineral Contoh: penentuan Fe dan P (vanadat-

    molibdat)Kolorimetri

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 22

  • Tugas

    1. Bagaimana prinsip analisis kalsium dengan metode pengendapan kalsium oksalat? Tuliskan reaksi yang terjadi!

    2. Bagaimana persamaan reaksi pembentukan kompleks kalsium-EDTA, pembentukan kompleks kalsium-EDTA, apa yang menjadi indikator pada titrasi tersebut?

    3. Apa prinsip analisis P dengan metode vanadat-molibdat? Bagaimana kadar P ditentukan?

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 23

  • PENENTUAN MINERAL DENGAN PENENTUAN MINERAL DENGAN PENENTUAN MINERAL DENGAN PENENTUAN MINERAL DENGAN AASAASAASAAS

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 24

  • Pendahuluan

    AAS mengukur jumlah absorpsi radiasi

    elektromagnetik oleh atom-atom diskret dalam

    fase gas

    AAS merupakan metode analitik berdasarkan

    absorpsi radiasi uv atau visible oleh atom bebas

    dalam keadaan gas

    Sederhana dan banyak digunakan untuk pangan

    Sampel/elemen yang dianalisis mengalami

    atomisasi

    Dua jenis atomisasi: elektrotermal (grafit furnace)

    dan flame atomisasi (atomisasi nyala api)

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 25

  • Atomisasi

    Spektra absorpsi atom dihasilkan ketika atom pada

    kondisi ground (atau ion) mengabsorbsi energi

    radiasi dari sumber radiasi

    AAS memerlukan atom dari elemen bukan dalam

    bentuk kompleksbentuk kompleks

    Oleh karena itu, seluruh elemen harus diatomisasi

    terlebih dahulu sebelum mengabsorbsi

    Pada atomisasi, partikel-partikel yang sudah

    terpisah dalam bentuk molekul individual

    (vaporisasi) dan molekul pecah menjadi atom.

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 26

  • Analisis Pangan - Teti Estiasih 27

  • Atomisasi dilakukan pada suhu tinggi dalam flame

    Larutan yang mengandung elemen yang akan dianalisis dimasukkan ke dalam flame dalam bentuk kabut

    Pelarut secara cepat menguap, Pelarut secara cepat menguap, meninggalkan partikel padat dari analit.

    Partikel padat menguap dan terdekomposisi menjadi atom dan mengabsorbsi radiasi

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 28

  • Pada flame AAS, pembakar nebulizer digunakan untuk mengubah lasutan menjadi uap atom

    Sampel harus dalam bentuk larutan sebelum

    analisis dengan AAS

    Larutan sampel dinebulisasi (didispersikan dalam

    droplet berukuran kecil) dicampur dengan bahan

    bakar dan pengoksidasi, dan dibakar dalam flame bakar dan pengoksidasi, dan dibakar dalam flame

    yang dihasilkan dari oksidasi bahan bakar oleh

    oksidan

    Atom dan ion terbentuk dari komponen-

    komponen dalam sampel yang terdekomposisi

    pada suhu tinggi

    Flame sendiri berperan sebagai tempat sampelAnalisis Pangan - Teti Estiasih 29

  • Atomisasi dalam Flame

    Analisis Pangan - Teti Estiasih30

  • Bahan bakar untuk mengoksidasi adalah

    kombinasi udara-asetilen dan nitrogen oksida-

    asetilen

    Ketika sampel teratomisasi dalam flame, kuantitas elemen diukur dengan mengukur perubahan

    radiasi yang melewati flame

    Intensitas radiasi yang meninggalkan flame lebih Intensitas radiasi yang meninggalkan flame lebih rendah dari intensitas radiasi yang masuk ke dalam

    flame

    Hal ini disebabkan sampel atom dalam flamemenyerap sejumlah radiasi yang dinyatakan dalam

    abosrbansi

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 31

  • Analisis Pangan - Teti Estiasih 32

  • Jumlah radiasi yang diabsorpsi sampel mengikuti Hukum Beer yaitu:

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 33

  • Tahapan Analisis dengan AAS

    Pengabuan basah

    Pembuatan kurva standar

    Analisis sampel

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 34

  • 3. KARBOHIDRAT

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 35

  • ANALISIS KARBOHIDRAT

    1. Total Karbohidrat: Phenol-Sulfuric Acid Method, perhitungan (by difference)

    2. Total Gula Pereduksi

    3. Total Gula3. Total Gula

    4. Pati

    5. Serat

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 36

  • 1. TOTAL KARBOHIDRAT

    Karbohidrat dihidrolisis dengan panas dan asam

    Pemanasan yang kontinyu dengan adanya asam menyebabkan pembentukan senyawa asam menyebabkan pembentukan senyawa furan dan turunannnya

    Berbagai senyawa fenol seperti fenol, resorcinol, orcinol, dan alfa napthol, dan napthoresorcinol akan bereraksi dnegan furan membentuk kompleks berwarna

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 37

  • Persiapan Sampel

    untuk Analisis Total Gula dan Gula untuk Analisis Total Gula dan Gula

    Pereduksi

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 38

  • Persiapan Sampel cair

    Sampel harus jernih dan bebas dari pengotor

    Pengotor yang dapat mengganggu analisis adalah:

    protein (membentuk kekeruhan),

    fenol (analisis untuk gula pereduksi), fenol (analisis untuk gula pereduksi),

    furan dan turunannya sebagai produkkaramelisasi dan reaksi Maillard (metodeanthrone)

    Jika sampel keruh harus dilakukan pengendapanterlebih dahulu

    Gula yang terukur berasal dari gula dankarbohidrat yang larut dalam air

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 39

  • Persiapan Sampel Padat

    Gula diekstrak dengan etanol 80% panas

    Gula yang terukur adalah gula yang larut

    dalam etanol yang terdiri dari mono, di, tri,

    dan tetra, dan oligosakarida

    Polisakarida dan protein bersifat tidak larut

    dalam etanol

    Sebelum dilakukan ekstraksi, sebaiknya

    sampel dibuat bebas lemak

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 40

  • 2. Kadar Gula Pereduksi

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 41

  • a. Lane Eynon Method

    Mengukur gula pereduksi

    Merupakan metode titrasi

    Gula pereduksi mereduksi Cu2+ menjadi Gula pereduksi mereduksi Cu2+ menjadiCu2O oleh gugus karbonil gula

    Titrasi dilakukan dengan titrant larutanFehling dan titrat larutan gula, indikatoryang digunakan adalah indikator untukreaksi redoks seperti biru metilen

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 42

  • b. Luff Schoorl

    Prinsip sama dengan metode Lane Eynon dengan modifikasi reagen yang digunakan

    Cu-sitrat ditambahkan secara berlebihan, kelebihannya (yang tidak bereaksi atau kelebihannya (yang tidak bereaksi atau berubah menjadi Cu+/atau masih dalam bentuk Cu2+) direaksikan dengan KI

    Iodin yang dibebaskan (reaksi antara Cu2+

    dengan I- menghasilkan I2) dititrasi dengan Na2S2O3

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 43

  • c. Munson Walker

    Larutan karbohidrat dipanaskan denganditambah larutan Fehling

    Cu2O yang terbentuk (endapan) disaringdan dicuci kemudian ditimbang (secaradan dicuci kemudian ditimbang (secaragravimetri) atau dititrasi dengan KMnO4atau Na2S2O3

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 44

  • d. Nelson Somogyi

    Merupakan metode yang paling banyakdigunakan

    Didasarkan pada reduksi ion Cu2+ oleh gulapereduksipereduksi

    Ion Cu+ kemudian mereduksi kompleksarsenomolibdat.

    Reduksi terhadap arsenomolibdatmenghasilkan kompleks berwarna biru yang stabil

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 45

  • 3. TOTAL GULA

    (metode Anthrone)

    Karbohidrat dalam asam sulfat akan dihidrolisis menjadi monosakarida dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural atau hidroksil metil furfural.

    Selanjutnya senyawa furfural ini dengan anthrone (9, 10 dihidro-9-oxoanthracene) membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru.

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 46

  • 4. PATI

    Kuantifikasi: pati dihidrolisis, gula pereduksi

    ditentukan.

    Kadar pati = FK X kadar glukosa

    FK= BM pati/BM glukosa = (mX162)/(mX180) = 0.90 FK= BM pati/BM glukosa = (mX162)/(mX180) = 0.90

    Metode yang paling reliable adalah hidrolisis patidengan menggunakan enzim spesifik untuk pati

    seperti amilase

    Kelemahan hidrolisis enzim: pati resisten tidak

    terukur

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 47

  • Penetapan pati

    metode hidrolisis asam

    Metode ini digunakan untuk menetapkan kadar pati dalam bahan pangan yang diketahui hanya mengandung pati dan dekstrin.

    Prinsipnya adalah pati dihidrolisis dengan asam, kemudian gula hasil hidrolisis diukur. gula hasil hidrolisis diukur.

    Dengan demikian kadar pati dalam sampel dapat diketahui.

    Cara: karbohidrat yang larut etanol dipisahkan, fraksi yang tidak larut etanol dihidrolisis dengan asam

    Kelemahan: komponen mengandung gula yang tidak larut etanol ikut terhidrolisis seperti non starch polysaccharides/gum

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 48

  • Jenis Pati

    Amilosa dan amilopektin

    Amilosa: pembentukan kompleks denganiodin, warna biru

    Amilopektin: warna merah bata Amilopektin: warna merah bata

    Amilosa dan amilopektin dapat dipisahkandengan elektrodialisa, pelarutan dengan n-butanol (amilosa larut, amilopektin tidaklarut)

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 49

  • 5. SERAT

    Merupakan polisakarida dan lignin yang tidak dapat dicerna

    Komponen utama serat:

    a. Cell Wall Polysaccharides: selulosa, a. Cell Wall Polysaccharides: selulosa, hemiselulosa, pektin

    b. Non Cell Wall Polysaccharides: merupakan hidrokoloid yang terdiri darimucilage, gum, dan polisakarida dari alga

    c. Lignin: merupakan non karbohidratAnalisis Pangan - Teti Estiasih 50

  • a. Serat kasar

    Komponen bahan pangan yang tidak tercerna yang dinyatakan sebagai komponen tidak larut asam/alkali encer

    Residu hasil digesti: serat kadar yang terdiri Residu hasil digesti: serat kadar yang terdiri dari lignin dan selulosa

    Hemiselulosa, pektin, dan hidrokoloid bersifat larut sehingga tidak terdeteksi

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 51

  • b. Serat makanan (dietary fiber)

    Sampel dihidrolisis dengan menggunakan enzim-enzim pencernaaan

    Residu yang tidak terhidrolisis dinyatakan sebagai serat makanan

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 52

  • Sampel dihidrolisis dengan enzim amilase, protease, dan amiloglukosidase

    Dilakukan penyaringan, residu kemudian dicuci dengan aseton untuk menghilangkan lemak dan etanol untuk menghilangkan gulagula

    Kemudian dilakukan pengeringan sampai berat konstan.

    Residu merupakan serat makanan

    Analisis Pangan - Teti Estiasih

    53

  • SOAL

    1. Seorang mahasiswa THP melakukan penelitian tentangpenggunaan pasta talas dalam pembuatan brownies kukus.Mahasiswa tsb menganalisis kadar pati dengan metodehidrolisis asam. Diketahui bahwa talas banyak mengandunglendir yang merupakan polisakarida larut air. MenurutSaudara, apakah metode yang digunakan untuk analisis patiSaudara, apakah metode yang digunakan untuk analisis patitelah tepat? Jelaskan alasannya.

    2. Apakah metode Nelson Somogyi sesuai digunakan untukanalisis gula pereduksi dengan sampel berikut. Jelaskanalasannyaa. Teh botolb. Kopi bubukc. Susu caird. Minuman rosela instan

    Analisis Pangan - Teti Estiasih54

  • 3. Suatu laboratorium uji mendapat complain daripelanggannya, yaitu suatu perusahaan pakan ternak.Complaint tersebut adalah hasil analisis serat kasar jauhpakan tersebut lebih rendah dari kadar yang biasanyaterdapat dalam pakan dan standar minimum perusahaan.Jika Saudara diminta untuk menelusuri penyebabnya, apayang Saudara duga menjadi penyebab kadar serat yangrendah tersebut (kaitkan dengan proses analisis). Jelaskanrendah tersebut (kaitkan dengan proses analisis). Jelaskanalasannya.

    4. Suatu perusahaan sagu mempunyai masalah, jika analisispati metode hidrolisis asam dilanjutkan dengan uji gulapereduksi Nelson-Somogyi digunakan pada pati dari saguyang masih muda, data absorbansi menjadi negatif.Mengapa hal ini bisa terjadi? Jelaskan alasannya.

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 55

  • 5. Seorang mahasiswa yang sedang menyusun skripsimengalami kebingungan ketika harus menjelaskanpenyebab penurunan kadar pati pada produk bubur bayiinstan akibat suhu dan lama pemanasan. Data yangdiperoleh adalah semakin tinggi suhu dan semakin lamapemanasan, kadar pati mengalami penurunan. MenurutSaudara, bagaimana cara menjelaskan fenomenatersebut? (Kaitkan dengan analisis pati). Jelaskantersebut? (Kaitkan dengan analisis pati). Jelaskanalasannya.

    Analisis Pangan - Teti Estiasih 56