Jurnal PPK(Devita Sihite)
-
Upload
devita-marlina-venessa-sihite -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of Jurnal PPK(Devita Sihite)
8/7/2019 Jurnal PPK(Devita Sihite)
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ppkdevita-sihite 1/10
Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia
Nama : Devita marlina Venessa
Nim : 06081010020
ECL SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN BARU UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR KIMIA SISWA SMA DI KOTA SURAKARTA MENUJU OPEN EDUCATION
RESOURCES.
Tujuan : Meningkatkan ketertarikan siswa kepada mata pelajran kimia dan juga meningkatkan
kepekaan teknologi siswa melalui metode ECL ( E letronic Chemistry Learning ).
Masalah :
SMA Negeri 3 Surakarta merupakan salah satu SMA yang telah mempunyai sarana dan
layanan laboratorium computer serta jaringan internet. Namun demikian belum ada pembelajarn
yang diterapkan dalam menunjang ilmu informatika di sekolah.
Metodelogi Penelitian
1. Variabel Penelitian
Yang menjadi variable bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran ECL
(E lectronic Chemistry learning) Dan yang menjadi variable terikat adalah hasil belajar
kimia siswa.
2. Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA di Kota Surakarta tahun ajaran
2008/2009. Pengambilan sampel menggunakan teknik purpose samplinh, dengan
pertimbangan bahwa siswa SMA N 3 Surakarta terlah disediakan jaringana kemudahan
mengakses internet. Sampel yang dipilih bukan secara perseorangan melainkan sekelas
individu yang menempati ruang kelas tertentu. Dua kelas yang dipilih dengan perincian satu
kelas eksperimen dan satu kelas sebagai control.
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan ada tiga hal:
1.
Metode Dokumentasi, digunakan untuk memperoleh data tentang banyaknya siswa,nama siswa, dan nilai akhir semester 1 pada mata pelajaran kimia yang menjadi populasi
dan sampel dari penelitian.
2. Metode Tes. Tes merupakan alat atau posedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.
3. Metode Observasi. Observasi dilakukan untuk mengambil data nilai psikomotorik dan
nilai afektif.
8/7/2019 Jurnal PPK(Devita Sihite)
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ppkdevita-sihite 2/10
Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia
4. Penyebaran Angket. Angket ini berguna untuk mengetahui keterlibatan dan respon siswa
dan ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran
ECL.
Hasil Penelitian
Hasil Belajar Kognitif Pada Pretes dan Postes.
Hasil pretes dan posttes dari kelompok eksperimen dan kelompok control dapat dilihat pada
table 2.
Table 2. Deskripsi Data Pretes dan Posttes.
Sumber
Variasi
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Pretes Posttes Peningkatan Pretes posstes Peningkatan
Rata-rata 43,91 76,99 33,08 40.75 59,62 18,87
Varians 113,1612 99,7005 138,4012 69,5823 70,2422 116,72
Standar
Deviasi
10,64 9,99 11,76 8,34 8,38 10,80
Tabel tersebut menyatakan bahwa rata-rata pretes pada kelompok eksperimen 43,91 dengan
varians 113,1612 dan standar deviasu 10,64. Rata-rata pretes pada kelompok control adalah 40,75
dengan varians 69,5823 dan standar deviasi 10,80.
Setelah diterapkan ECL pada kelompok eksperimen, rata-rata yang diperoleh menjadi 76,99
dengan varians 99,7005 dan standar deviasi 9,99. Pada kelompok control diterapkan metodepembelajaran konvesional yang dapat meningkatkan rata-rata menjadi 59,62 dengan varians
116,7232 dan standar deviasinya adalah 10,80.
Hasil Uji Peningkatan Hasil Belajar Data Pretes dan Posttes
Uji ini dilakukan untuk mengetahui nyata tidaknya peningkatan hasil belajar yang terjadi
paa masing-masing kelompok, dan hasilnya terangkum pada table 6.
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, pada kelompok eksperimen thitung 17,33 > ttabel (1,69)
yang berarti ada peningkatan nyata pada kelompok ekperimen , dimana selisih rata-rata data
kelompok eksperimen, dimana selisih rata-rata data kelompok eksperimen adalah 33,08. Demikian
pula halnya dengan kelompok control diperoleh thitung 10,77 (1,69) yang berarti ada peningkatan
hasil belajar yang nayata pada kelompok control. Pada peningkatan hasil belajar tersebut, selisih
rata-rata data kelompok control 18,87. Peningkatan hasil belajar yang diperoleh kelompok
eksperimen lebih besar daripada kelompok control.
8/7/2019 Jurnal PPK(Devita Sihite)
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ppkdevita-sihite 3/10
Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia
Table 6. Uji Peningkatan Hasil belajar Data Pretes dan Posttes.
Kelompok Data Rata-rata Thitung Ttabel Kriteria
Eksperimen Pretes 43,91 17,33 1,69 Ada Peningkatan hasil
Belajar Posttes 40,75
Kontrol Pretes 76,99 10,77 1,69 Ada peningkatan hasil
Belajar Posttes 59,62
Hasil rata-rata nilai afektif siswa pada kedua kelompok
Nilai rata-rata niafektif siswa diperoleh dari jumlah skor tiap aspek dibagi dengan skor total
dikali seratus. Pada kelompok control rata-rata nilai afektif siswa mencapai 58,50. Nilai ini
termasuk dalam kategori cukup karena terletak pada range 40-59.
Sedangkan pada kelompok eksperimen, rata-rata nilai afektif siswa mencapai 63,68. Nilai
ini termasuk dalam kategori baik karena terletak pada range 60-79. Dengan demikian dapat dilihat
bahwa rata-rata hasil belajar afektif siswa kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok
control.
Table 8. Kategorisasi Rata-Rata Nilai Afektif
Skor Siswa Kategori
�80 Sangat baik
60-79 Baik
40-59 Cukup
30-39 Jelek < 29 Sangat Jelek
Hasil rata-rata nilai psikomotorik siswa pada kedua kelompok
Nilai psikomotorik siswa dipeerleh dari jumlah skor tiap aspek dibagi dengan skor total
dikali seratus. Pada kelompok rata-rata nilai psikomotorik siswa mencapai 50,08. Nilai ini termasuk
dalam kategori cukup karena terletak pada range 40-59. Perincian nilai psikomotorik siswa pada
kelompok control dapat dilihat pada lampiran 38 halaman 188. Sedangkan pada kelompok
eksperimen, rata-rata nilai psikomotorik siswa mencapai 60,98. Nilai ini termasuk dalam kategori
baik karena terletak pada range 60-79. Dengan demikian dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar
psikomotorik siswa kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok control.
8/7/2019 Jurnal PPK(Devita Sihite)
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ppkdevita-sihite 4/10
Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia
Tabel 9. Kategorisasi Rata-Rata Nilai Psikomotorik.
Range Kategori
�80 Sangat Baik
60-79 Baik
40-59 Cukup
30-39 Jelek
<29 Sangat Jelek.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian diambil simpulan:
1. Ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok Sistem Periodik unsur
yang dalam pelajarannya diterapkan ECL dengan siswa yang pembelajarannya diterapkan
model pembelajaran konvesional.
2. Ada perbedaan hasil belajar pada materi pokok Sistem Periodik Unsur dalam
pembelajarannya diterapkan ECL dengan siswa yang pembelajrannya diterapkan model
pembelajaran konvesional.
8/7/2019 Jurnal PPK(Devita Sihite)
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ppkdevita-sihite 5/10
Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia
Judul :
THE APPLICATION OF JIGSAW MODEL OF COOPERATIVE LEARNING METHOD
AT BASIC CHEMISTRY II SUBJECT
( A COMPARATIVE STUDY BETWEEN FIX EXPERT GROUP PATTERN AND
CAHANGING EXPERT GROUP PATTERN AT CHEMISTRY EDUCATION PROGRAM
OF FKIP LAMPUNG UNIVERSITY)
Tujuan :
1. Menentukan hail penguasaan konsep larutan melalui penerapan metode Cooperative
Learning model Jig Saw yang menggunakan pola kelompok ahli tetap dan yang
menggunakan kelompok ahli berubah.
2. Menentukan mana yang lebih efektif hasil penguasaan konsep larutan melalui penerapan
metode Cooperative Learning model Jig Saw yang menggunakan pola kelompok ahli
tetap atau yang menggunakan kelompok ahli berubah.
Masalah :
Pada awal kuliah, tampak bahwa 60% lebih mahasiswa mendapat kesulitan dalam belajar kimia
dasar 2. Asal SMA merupakan salah satu factor yang mempengaruhi cara menrima pelajaran di
kelas. Sampai akhir semester genap tahun pelajaran 2006-2007, materi kimia dasar 2 disampaikan
dengan metode diskusi, inkuiri dan eksperimen. Pembelajaran secara klasikal ini menganggap
semua mahasiswa sama dalam menerima konsep kimia. Meskipun kenyataannya kecepatan
menerima pelajaran mahasiswa berbeda. Hasil tes awal mahasiswa program studi kimia untuk
materi pokok larutan larutan rata-rata 55 dengan skor tertinggi 90 dan terendah 35. Pemilihan dan
penggunaan metode yang tidak tepat dalam pembelajaran akan menyulitkan mahasiswa dalam
menguasai konsep kimia.
Metodologi Penelitian
1.
Variable penelitianYang menjadi variable bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Cooperative
Learning model Jig Saw dengan pola anggota kelompok ahli berubah, pada kelas
eksperimen. Dan yang menjadi variable terikat adalah penguasaan konsep larutan
2. Subjek Penelitian
Mahasiswa Program Studi Kimia dan Biologi FKIP Universitas Lampung.
3. Metode Penelitian
8/7/2019 Jurnal PPK(Devita Sihite)
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ppkdevita-sihite 6/10
Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia
Metode ini dilaksanakan pada 2 kelas yang setara yaitu Program Studi kimia untuk kelas
eksperimen 1 sebagai anggota kelompok ahli tetap dan Program Studi Biologi untuk kelas
eksperimen 2 sebagai anggota kelompok ahli berubah. Hasil kedua tes tersebut
dibandingkan untuk menentukan mana yang lebih efektif dalam usaha meningkatkan
penguasaan konsep kimia mahasiswa, khususnya konsep larutan.
Pada pola kelompok ahli tetap, anggota mahasiswa tidak berubah untuk pembahasan sub
pokok pertama hingga terakhir. Dengan demikian, setiap anggota akan mempelajari
kemampuan dan gaya belajar anggota lain dalam kelompoknya.
Hasil Penelitian
Hasil analisisis Paired Samples Statistics menunjukkan bahwa rata-rata gaik skor kelompok
ahli tetap () = 4, 3003 dan rata-rata gain skor ahli berubah ()=4,4003. Paired Samples
Corelations menunjukkan angka korelasi sebesar 0,229. Angka tersebut lebih besar dibandingkan
0,05 dan dengan angka signifikansi 0,174. Hal ini berarti korelasi rata-rata peningkatan skor
kelompok ahli tetap dan kelompok ahli berubah adalah lemah dan tidak signifikans.
Hasil analisis Paired Samples t. adapun besarnyaes, diperoleh harga t = -0,237. Adapun
besarnta t dalam daftar distribusi ttab. Yaitu dengan taraf nyata 5% dan derajat bebas (df) sebesar 28,
didapat t(0,95:0,39) = -1,7011.
Didapat thit = -0,237 yang lebih besar dari t tab=-1,7011. Nilai ini berada dalam kreteria
penolakan Ho. Dengan demikian Ho ditolak atau H1 diterima ( ). Dengan demikian, rata-rata
peningkatan skor hasil penguasaan konsep larutan mahasiswa yang menggunakan metode
Cooperative Learning model Jig Saw dengan pola kelompok ahli tetap lebih tinggi dibandingkan
dengan yang menggunkan pola kelompok ahli berubah.
Aktivitas belajar mahasiswa diamati secara berkala sebanyak tiga kali setiap sub materi,
aktivitas belajar mahasiswa yang diamati terdapat pada table berikut :
Tabel 1: Aktivitas belajar mahasiswa yang diamati dalam penerapan metode Cooperative
Learning model Jigsaw.
Aspek Cooperative Learning Aktivitas belajar
1. S
aling Ketergantungan a.
Bertanyab. Memperhatikan orang lain
2. Bekerja sama c. Berdiskusi
3. Tanggung jawab individu d. Membaca
e. Mencatat
f. Membuat laporan
8/7/2019 Jurnal PPK(Devita Sihite)
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ppkdevita-sihite 7/10
Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia
4. Interaksi sosial g. Memebri saran
h. ng Menyatakan pendapat.
5. Proses kelompok i. Semangat
j. Mendominasi.
Table 2. jumlah mahasiswa yang dimati aktivitas belajarnya.
No Jenis Aktivitas
Ke las 1 Kelas 2
1 bertanya 29 32
2 Memperhatikan orang lain. 31 23
3 Berdiskusi 32 37
4 Membaca 33 35
5 Mencatat 35 39
6 Membuat laporan 35 39
7 Memberi saran 3 8
8 Semnagt 4 12
9 Menyatakan pendapat 31 36
10 Mendominasi 1 5 S
Tabel 2 memperlihatkan bahwa kelas 1 yang berjumlah 35 orang dari program studi Biologi
dengan metode Cooperative Learning model JigSaw padakelompok ahli tetap 90% aktif bertanya,
ememperhatikan orang lain, berdiskusi, membaca, mencatat, membuat laporan dan bersemangat.
Perbedaan yang Nampak pada kedua kelompok tersebut adalah kelas 1 kurang mendominasi kelas,
kurang banyak yang menyatakan pendapat dan kurang banyak yang member saran dibandingkan
kelas 2, )
Simpulan
Berdasarkan pengamatan dan data hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa
1. Penerapan metode Cooperative learning model Jig Saw dapat meningkatkan aktivitas
belajar kimia mahasiswa, untuk materi pokok larutan.
2. Penerapan metode Cooperative Learning model Jig Saw pola kelompok ahli tetap lebih
efektif dibandingkan pola kelompok ahli berubah.
8/7/2019 Jurnal PPK(Devita Sihite)
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ppkdevita-sihite 8/10
Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia
Judul
Concept Mapping, Vee Diagram And Thinking Skiils In The Chemistry Of Teaching.
Tujuan :
1. Mengkaji keberkesanan strategi pengajaran kimia menggunakan peta konsep dan peta Vee
yang diintegrasikan dengan kemahiran berfikir untuk meningkatkan kemahiran berfikir sains
pada siswa SMA.
2. Mengkaji peranan tahap kemampuan siswa dalam pembelajaran kimia dengan menggunakan
peta konsep dan peta Vee yang diintegrasikan dengan kemahiran berfikir untuk
meningkatkan kemahiran berfikir sains pada siswa SMA.
Masalah :
Pengetahuan bukan merupakan sekelompok fakta-fakta, konsep atau kaedah yang siap untuk
diaplikasikan dan diingat. Tetapi manusia harus membangun sendiri pengetahuan itu dan memberi
makna melalui pengalaman dalam kehidupan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini,
pembelajaran akan bermakna bagi siswa apabila guru mampu mengajarkan bagaimna belajar,
bagaimana befikir, bagaimana menyelesaikan masalah dan membuat keputusan dan bagaimana
memotivasi mereka untuk belajar.
Metodelogi Penelitian
1. Variabel Penelitian
Yang menjadi variable bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran penggunaan
peta konsep dan peta Vee. Dan yang menjadi variable terikat adalah peningkatan kemahiran
berfikir sains.
2. Definisi Operasional variable.
- Kemahiran berfikir sains adalah kemampuan seseorang untuk berfikir secara tersusun,
sistematik berdasarkan kaedah sains menggunakan kelengkapan ilmu pengetahuan,
sehingga hasil pemikirannya logic, sistematik, dan sesuai dengan fakta.
3. S
ubjek PenelitianSubjek dalam penelitian ini yaitu semua siswa kelas X SMA di Ciamis, Jawa Barat.
Pengambilan sampel penelitian menggunakan dua cara. Pertama, untuk menentukan jenis
(kulafikasi) sekolah digunakan secara purposive sampling, hasil pemilihan yaitu tiga
kelompok siswa berkemampuan sederhana (PK S) dan tiga kelompok siswa berkemampuan
rendah ( PKR) masing-masing berjumlah 120 orang. Kedua, untuk menentukan anggota
dalam kelompok siswa dilakukan dengan cara random sampling. Hasil pemilihan yaitu
8/7/2019 Jurnal PPK(Devita Sihite)
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ppkdevita-sihite 9/10
Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia
Sembilan kelompok siswa masing-masing berjumlah 40 orang. Jumlah keseluruhan sampel
dari kelompok PKT, PK S dan PKR berjumlah 360 orang.
4. Metodologi Penelitian
Desain penelitian ini termasuk kategori quasi-eksperimen. Eksperimen yang dilakukan
terhadap kelompok E1 yaitu kaedah pengajaran menggunakan peta konsep dan peta Vee
diintegrasikan dengan kemahiran berrfikir dalam pengajaran kimia. Kelompok E2
menggunakan kaedah pengajaran dengan peta konsep saja, sedangkan kelompok K
menggunakan kaedah konvensional
5. Hasil Penelitian
Berdasarkan strategi pengajaran, keseluruhan kelompok siswa yang diajarkan
dengan SPE1 memeperoleh peningkatan skor min lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kelompok yang diajarkan dengan SPE2 dan SPK. Skor min seluruh katefori juga turut
menunjukkan hal yang sama. Disamping itu, tahap kemampuan siswa, menunjukkan bahwa
kelompok PKT memeperoleh skor yang lebih tinggi berbanding kelompok PK S dan PKR.
Bagaimanapun, penelitian ini menunjukkan peningkatan skor min bagi semua kelompok
siswa yang diajarkan dengan SPE1 lebih tinggi berbanding dengan SPE2 dan SPK. Ini
bermakna kesan strategi lebih dominan terhadap peningkatan kemahiran berfikir sains.
Bagi kelompok PKT, PK S, dan PKR diperoleh bahwa kategori 1,2,3,5, mengalami
peningkatan skor min bagi siswa yang diajarkan dengan SPE1, SPE2 dan SPK. Tetapi
peningkatan kelompok SPK adalah yang paling rendah. Namun, kesan strategi pengajaran
terhadap peningkatan skor min diperoleh lebih tinggi berbanding dengan kesan tahap
kemampuan siswa. Oleh karena itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi SPE1
mungkin lebih berkesan terhadap peningkatan kemahiran berfikir sains, terutama keputusan
hasil analisis setiap kategori kemahiran berfikir sains.
Tabel 3 Keputusan ANCOVA Perbedaan Keberkesanan Kemahiran berfikir SainsSetiap
Kelompok BerdasarkanS
trategi Pengajaran dan Tahap Kemampuan siswa.Pemboleh
Ubah
bersandar
Kesan Utama
J.K.D D.K M.K.D Nilai F
Tahap
Sig
Kemahiran
Kemahiran
Pra
271.063 1 271.063 25.598 0.000**
Strategi 356.817 2 178.408 16.848 0.000**
8/7/2019 Jurnal PPK(Devita Sihite)
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ppkdevita-sihite 10/10
Jurnal Penelitian Pendidikan Kimia
Berfikir
Sains
Peng1)
Tahap
kemampuan2)
2706.070 2 1353.035 127.774 0.000**
Interaksi
Strategi
Tahap
keumampuan
485.0204 4 121.255 11.451 0.000**
Ralat 3685,083 248 10.589
Jumlah 11050.864 359
Berdasarkan table 3 diperoleh bahwa hipotesis 1 ( H1) ditolak. Ini bermakna terdapat
perbedaan yang signifikan antara skor kemahiran berfikir sains dalam pembelajaran kimia
dalam ujian pasca antara kelompok eksperimen ( SPE1 dan SPE2) dengan kelompok control
(SPK), nilai F(2,359) = 16.848, p=0.000 (p<0.025). Hipotesis 2(H2) juga ditolak. Ini
bermakna terdpat perbedaan yang signifikan antara skor min kemahiran berfikir sains dalam
pembelajaran kimia dalam ujian pasca antara kelompok PKT, PK S, dan PKR ( nilai
F(2,359)=127.774, p=0.000). Begitu juga dengan hipotesis 3(H3) adalah ditolak, ini
bermakna terdapat kesan interaksi yang signifikan antara kelompok berdasarkan tingkat
kemampuan terhadap kemahiran berfikir sains dalam pembelajaran kimia pada ujian pasca.
6. Simpulan
Dua aspek penting dalam pengajaran sains yang perlu mendapat perhatian yaitu aspek penguasaan konsep dan kemahiran berfikir. Oleh karena itu, guru perlu menerapkan aspek
pemetaan konsep dan kemahiran berfikir dalam pembelajaran. Penggunaan strategi
pembelajaraan dan penentuan kelompok belajar disekolah perlu disesuaikan dengan tahap
kemampuan siswa. Cadangan penelitian lanjutan diperlukan bagi kelompok PKR,
khususnya dalam penggunaan peta konsep dan pete Vee.