JURNAL PITYRIASIS ROSEA

download JURNAL PITYRIASIS ROSEA

of 4

description

PITYRIASIS ROSEA

Transcript of JURNAL PITYRIASIS ROSEA

PITYRIASIS ROSEA-TINJAUAN TENTANG TERAPI YANG SPESIFIKA.A.T. Chuh, Honorary Assistant Professor, Department of Medicine, University of Hong Kong and T.S. Au, Specialist in Dermatology and Venereology, Dermatology Clinic, Department of Health

Objektif: Untuk mengevaluasi bukti penggunaan terapi spesifik pada pityriasis rosea (PR), membahas tentang mekanisme kerja dan merekomendasikan strategi penggunaan terapi tersebut.

Metode: Penelitian MEDLINE untuk terapi-terapi yang spesifik pada PR, dengan menyusun peringkat bukti-bukti ke dalam empat level dan sub-level.

Hasil dan diskusi: Terdapat enam terapi spesifik (eritromisin, radiasi ultraviolet buatan, kostikosteroid sistemik, dapsone, rivanol, dan streptomisin). Mekanisme kerja dari setiap terapi telah didiskusikan. Penelitian ini merekomendasikan penggunaan strategi dengan terapi spesifik ini.

Kesimpulan: Hampir seluruh terapi spesifik pada PR tidak didukung dengan bukti-bukti yang cukup. Sebagian besar dari mekanisme kerja terapi tidak diketahui. Eritomisin seharusnya diberikan kepada pasien dengan pruritus berat yang tidak berespon pada terapi yang tidak spesifik, dan kortikosteroid sistemik seharusnya hanya digunakan sebagai pilihan terapi terakhir.

LATAR BELAKANGPenyebab terjadinya PR tidak diketahui. Lebih dari 50% pasien PR mengalami pruritus, dimana pada beberapa kasus dapat bersifat berat. Terapi yang diberikan dapat bersifat spesifik maupun non-spesifik. Terapi spesifik bertujuan memodifikasi perjalanan penyakit; terapi non-spesifik seperti emolien dan agen antipruritus digunakan untuk mengurangi gejala. Penelitian dengan double-blind controlled trials terkini, melaporkan manfaat yang potensial pada penggunaan makrolid eritromisin dalam memodifikasi perjalanan penyakit.1 Terlepas dari hal tersebut, penggunaan dari beberapa terapi spesifik lainnya telah dicoba. Dan walaupun hampir seluruh terapi tidak digunakan secara rutin, adanya pemahaman tentang level bukti-bukti tentang manfaat terapi dapat memberi penjelasan tentang patogenesis dari kondisinya sehingga membuka jalan untuk investigasi selanjutnya.

OBJEKTIFUntuk mnegevaluasi bukti penggunaan terapi spesifik pada pityriasis rosea (PR), membahas tentang mekanisme kerja dan merekomendasikan strategi penggunaan terapi tersebut.

METODETerapi spesifik ini didefinisikan sebagai suatu terapi yang dapat diberikan dengan tujuan mempersingkat atau memodifikasi perjalanan penyakit (contohnya ruam pada PR), tidak hanya untuk mengurangi gejala sementara saja (terutama pruritus pada PR). MEDLINE digunakan dalam pencarian artikel pityriasis rosea dengan waktu input data yang tidak terbatas; semua artikel yang berisi tentang terapi spesifik dibahas dan diurutkan peringkatnya ke dalam level-level tertentu (dimodifikasi dari sumber-sumber lain).2, 3

I:bukti tersedia dari sebuah tinjauan yang sistematik dari semua penelitian dengan randomized controlled trials yang relevan;II:bukti tersedia dari paling tidak satu penelitian dengan randomized controlled trials yang dengan baik;III-1:bukti tersedia dari paling tidak satu penelitian pseudo-randomised controlled trial (alokasi alternatif atau beberapa metode lainnya);III-2:bukti tersedia dari studi komparatif dengan alokasi dan kontrol yang diadakan bersamaan, tidak secara random (studi kohort), studi kasus kontrol, atau kuasi ekperimental pada kelompok kontrol;III-3:bukti tersedia dari studi komparatif dengan historical control, dua atau satu kelompok studi, atau kuasi eksperimental tanpa kelompok kontrol yang paralel;IV:bukti tersedia dari serial kasus atau laporan-laporan kasus.

HASILHasil penelitian dirangkum dalam Tabel 1. Enam terapi spesifik yang ditinjau adalah eritromisin1, 4, 5 radiasi UV buatan, 6-10 kotikosteroid sistemik, 11, 12 dapsone, 13 rivanol14 dan streptomisin.15 Sinar matahari dianjurkan untuk PR,7, 8 walaupun secara rasional terapi ini tidak memodifikasi perjalanan penyakit secara spesifik. Oleh karena itu sinar matahari dianggap sebagai terapi non spesifik.Tidak ada modalitas terapi spesifik yang masuk dalam peringkat level I atau II. Eritromisisn masuk dalam level III-1. Radiasi UV buatan, kortikosteroid sistemik, dapsone, rivanol, dan streptomisin masuk dalam level IV. Dasar-dasar rasional tentang peringkat ini akan dibicarakan selanjutnya.

DISKUSIBukti adanya modifikasi perjalanan penyakit.

Hasil menunjukkan bahwa terlepas dari eritomisin dan rasiasi UV buatan, manfaat dari terapi spesifik lainnya tidak dievaluasi dengan uji klinis terkontrol. Untuk eritromisin, sebuah double-blinded placebo controlled trial telah dipublikasikan pada tahun 2000. Ada 90 pasien dengan PR yang datang ke bagian dermatologi di suatu rumah sakit di India dari tahun 1996-1998, yang diikutsertakan dalam studi ini. Diagnosis ditegakkan secara klinis. Ekslusi dilakukan pada pasien dengan sifilis sekunder berdasarkan uji serologik. Pasien dibagi dalam kelompok terapi dan kelompok plasebo. Sebanyak 33 pasien (66.0%) dalam kelompok terapi mencapai respon sempurna setelah terapi dengan eritromisin selama 2 minggu. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak didapatkan respon terapi (p