Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal...

52
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November 18 InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1683 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE SERTA KARAKTERISTIK PERUSAHAAN PADA STRUKTUR MODAL DAN NILAI PERUSAHAAN (STUDI KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERGOLONG LQ 45 YANG TERCATAT DI BEI 2011-2015 ) Disusun Oleh: Sukiranto, S.E., M.Ak NIDN : 0408016602 STIE PUTRA PERDANA INDONESIA Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Good Corporate Governance dan Adopsi IFRS serta Karakteristik Perusahaan pada Struktur Modal” Study kasus Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar di BEI Periode 2011-2015. Hasil penelitian Profitability, Size perusahaan, Growth, adopsi IFRS, Institutional Ownership serta Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap struktur Modal, sedangkan Tangibility dan Liquidity serta Manejerial Ownership berpengaruh Negatif terhadap Struktur modal. Temuan lainnya membuktikan bahwa mekanisme corporate governance tidak mampu memperkuat pengaruh adopsi IFRS terhadap Struktur Modal. Pengukuran mekanisme corporate governance dengan menggunakan nilai komposit GCG kurang mampu merefleksikan Modal Kerja Perusahaan, karena hasil self assessment cenderung mengandung unsur subjektivitas. Adanya tekanan regulasi juga menyebabkan perusahaan tidak sepenuhnya memenuhi tanggung jawabnya kepada stakeholders. Implikasi dari penelitian ini adalah yang tergolong LQ45 harus menerapkan mekanisme corporate governance dengan lebih baik lagi sehingga tanggung jawabnya kepada stakeholders dapat terpenuhi dan bukan hanya sekedar untuk memenuhi tuntutan regulasi dan kepentingan sekelompok stakeholders. Kata kunci : Profitability, Size perusahaan, Growth, Tangibility, Liquidity, adopsi IFRS, Good Corporate Governance, Struktur Modal

Transcript of Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal...

Page 1: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1683

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE SERTA KARAKTERISTIK

PERUSAHAAN PADA STRUKTUR MODAL DAN NILAI PERUSAHAAN

(STUDI KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERGOLONG LQ 45

YANG TERCATAT DI BEI 2011-2015 )

Disusun Oleh:

Sukiranto, S.E., M.Ak

NIDN : 0408016602

STIE PUTRA PERDANA INDONESIA

Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Good Corporate Governance dan

Adopsi IFRS serta Karakteristik Perusahaan pada Struktur Modal” Study kasus Perusahaan

yang Tergolong LQ45 yang terdaftar di BEI Periode 2011-2015. Hasil penelitian

Profitability, Size perusahaan, Growth, adopsi IFRS, Institutional Ownership serta Komisaris

Independen berpengaruh positif terhadap struktur Modal, sedangkan Tangibility dan Liquidity

serta Manejerial Ownership berpengaruh Negatif terhadap Struktur modal.

Temuan lainnya membuktikan bahwa mekanisme corporate governance tidak mampu

memperkuat pengaruh adopsi IFRS terhadap Struktur Modal. Pengukuran mekanisme

corporate governance dengan menggunakan nilai komposit GCG kurang mampu

merefleksikan Modal Kerja Perusahaan, karena hasil self assessment cenderung mengandung

unsur subjektivitas. Adanya tekanan regulasi juga menyebabkan perusahaan tidak

sepenuhnya memenuhi tanggung jawabnya kepada stakeholders. Implikasi dari penelitian

ini adalah yang tergolong LQ45 harus menerapkan mekanisme corporate governance

dengan lebih baik lagi sehingga tanggung jawabnya kepada stakeholders dapat terpenuhi dan

bukan hanya sekedar untuk memenuhi tuntutan regulasi dan kepentingan sekelompok

stakeholders.

Kata kunci : Profitability, Size perusahaan, Growth, Tangibility, Liquidity, adopsi IFRS,

Good Corporate Governance, Struktur Modal

Page 2: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1684

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

a. Isu Fenomena

Isu yang banyak diperbincangkan di lingkungan bisnis terutama dalam kalangan akuntan

saat ini adalah mengenai adanya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) menuju

International Financial Reporting Standard (IFRS). PSAK adalah salah satu standar yang

digunakan untuk pelapora keuangan di Indonesia selain SAK ETAP, SAK Syariah dan

Standar Akuntansi Pemerintahan.

PSAK ini digunakan sebagai pedoman para akuntan untuk membuat laporan keuangan

perusahaan. Dalam rangka menghadapi era Asean Economic Community (AEC) atau

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), sebenarnya sudah disepakati dan sudah diberlakukan

mulai dari tahun 2015, di Indonesia dimana dalam menghadapi berlakunya MEA banyak

menghadapi tantangan dan tantangan tersebut bisa dari baik eksternal maupun internal.

Standar akuntansi keuangan merupakan pedoman untuk menyusun laporan keuangan

perusahaan.

Pada tahun 2008, Indonesia memutuskan untuk mengadopsi International Financial

Reporting Standards (IFRS) ke dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang

akan berlaku efektif pada tahun 2012. Khusus untuk lembaga perbankan penerapannya akan

diberlakukan pada periode yang dimulai pada 1 Januari 2010. Sebagaimana pengumuman

yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) melalui Surat Edaran

No. 1705/DSAK/IAI/XII/2008 yang berisikan bahwa DSAK IAI mengubah tanggal efektif

pemberlakuan PSAK 50 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan : Penyajian dan

Pengungkapan yang diadopsi dari IAS 32 dan PSAK 55 (Revisi 2006) tentang Instrumen

Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran yang diadopsi dari IAS 39, yang semula

berlaku efektif 1 Januari 2009 diubah menjadi 1 Januari 2010.

Salah satu industri yang akan menghadapi persaingan ketat dengan berlakunya MEA

adalah industri manufaktur. Karena dengan adanya MEA ini barang-barang akan masuk ke

Indonesia dengan bebas, dengan harga yang lebih murah, terutama barang dari Cina akan

masuk di Indonesia dengan harga yang sangat murah. Hal ini akan mengganggu produksi di

dalam negeri. Dimana biaya operasional di Indonesia semakin tinggi, terutama biaya tenaga

kerja yang selalu menuntut kenaikan upah, terutama kenaikan UMR yang akan berakibat

Page 3: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1685

dengan menaiknya biaya produksi. Dimana biaya produksi dalam negeri akan lebih tinggi

yang akan berpengaruh kepada harga pokok produk tersebut. Dan produk yang dihasilkan

bila dijual dipasar akan lebih mahal bila dibandingkan dengan harga impor dari negara Asean

terutama negara Cina. Untuk kelangsungan hidup perusahaan, perlu adanya pengelolaan yang

efektif. Perusahaan harus memperhatikan tata kelola perusahaan dalam operasionalnya

perusahaan tidak hidup sendiri, melainkan bersama lingkungan sekitar. Oleh karena itu

perusahaan harus menjaga lingkungannya agar secara timbal balik, baik perusahaan

maupun masyarakat tidak ada yang dirugikan

Struktur modal merupakan salah satu keputusan keuangan yang kompleks karena

berhubungan dengan variabel keputusan keuangan lainnya. Untuk mencapai tujuan

perusahaan dalam memaksimalisasi kekayaan pemilik, manajer keuangan harus dapat menilai

struktur modal perusahaan dan memahami hubungannya dengan risiko, hasil atau

pengembalian dan nilai. Keputusan struktur modal perusahaan yang buruk dapat

menimbulkan biaya modal yang tinggi.

Atas dasar perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham, maka akan

muncul konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham, dimana manajer tidak

bertindak untuk kepentingan pemegang saham. Teori agency lahir karena adanya beda

kepentingan antara manager dengan pemegang saham.

Moon (2011) menyatakan kepemilikan manajerial (insider ownership) merupakan bagian

dari struktur kepemilikan yang dapat mempengaruhi kinerja dan nilai perusahaan melalui

mitigasi biaya keagenan perusahaan. Kepemilikan manajerial dapat membantu mensejajarkan

kepentingan manajerial dengan pemegang saham eksternal.

Faktor lain yang tak kalah penting dan dapat memengaruhi keputusan pendanaan serta

nilai perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG). Perusahaan harus dikelola

secara baik dengan menganut prinsip-prinsip GCG, karena semakin baik perusahaan

menerapkan GCG, maka akan semakin baik stuktur modal perusahaan.

Skandal akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan – perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia, seperti insider trading saham PT Bank Central Asia, Tbk serta

overstated laporan keuangan PT Kimia Farma, Tbk. ( 2010). Lippo Bank ( 2012) dan pada

tahun 2016 banyaknya peserta program tax Amenesty yang telah diikuti oleh wajib pajak

yang memiliki saham pada Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Seperti Murdaya Poo yang memiliki perusahaan – perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia antara lain PT. Berca Indonesia Kentjana Sakti, PT. Altrak, PT.

Page 4: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1686

Karunia Berca, PT. Handaya Aneka Shoes, PT. Karunia Berca, PT. Handaya Aneka Shoes,

PT. Barca Handaya perkasa, PT. Yamatake Berca, Indonesia, PT. Bina Balantak Raya dan

lain – lain. Dan Aburizal Bakrie antara lain PT. Pan Brother, hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan – Perusahaan yang Tergolong LQ45 selama ini memiliki tingkat integritas

laporan keuangan rendah. Dan Integritas laporan keuangan salah satu dipengaruhi oleh tata

kelola perushaan ( GCG), dengan pola kepemilikan saham yang terungkap dalam mekanisme

GCG belum diterapkan secara konsisten.

Adanya keterkaitan antara penerapan GCG dengan struktur modal juga diungkapkan oleh

Chitiavi, et al. (2013). Namun, selain mempengaruhi keputusan keuangan, menurut Javed dan

Iqbal (2007) penerapan GCG secara benar juga dapat meningkatkan struktur modal

perusahaan.

b. Research Gap.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud menguji dan menjelaskan kembali hasil

yang tidak konsisten dari penelitian sebelumnya tentang determinan struktur modal dan

pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Bukti empiris pada penelitian-penelitian sebelumnya

tidak konsisten yang memungkinkan adanya penjelasan-penjelasan tambahan mengenai

perbedaan hasil-hasil penelitian tersebut.

Adanya perusahaan yang banyak perusahaan yang mengikuti tax amesty, yang

menunjukkan integritas laporan keuangan dipengaruhi oleh tata kelola perushaan (GCG),

dengan pola kepemilikan saham yang terungkap dalam mekanisme GCG belum diterapkan

secara konsisten.

Atas dasar ini, peneliti tertarik untuk menganalisis bagaimana kinerja Perusahaan yang

Tergolong LQ45 dipengaruhi oleh struktur modal, struktur kepemilikan dan Good Corporate

Governance (GCG) dengan judul “ Pengaruh Good Corporate Governance dan Adopsi

IFRS serta Karakteristik Perusahaan pada Struktur Modal” Study kasus Perusahaan

yang Tergolong LQ45 yang terdaftar di BEI Periode 2011-2015”.

1.2.1. Identifikasi Masalah

Masalah dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai berikut:

a. Kepemilikan institusional sebagai alat monitoring yang efektif dalam mengontrol

perilaku manajer agar sesuai dengan kepentingan pemegang saham, kebijakan struktur

modal akan dipengaruhi oleh investor institusional.

Page 5: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1687

b. Tata kelola perusahaan (corporate governance) merupakan salah satu sistem kontrol

yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya, sehingga kinerja

perusahaan menjadi lebih baik yang dapat mempengaruhi kebijakan struktur modal.

c. Peran komisaris independen sangat berarti dalam mengontrol perilaku direksi agar

operasional perusahaan berjalan sesuai aturan.

d. Peran Adopsi IFRS dimana merupakan salah satu sistem kontrol yang dapat membantu

perusahaan untuk mencapai tujuannya, sehingga kinerja perusahaan menjadi lebih baik

yang dapat mempengaruhi kebijakan struktur modal.

e. Kesempatan bertumbuh menunjukan kondisi perusahaan sedang dalam posisi baik untuk

berinvestasi, sehingga perusahaan membutuhkan modal besar, dan hal ini akan

mempengaruhi kebijakan struktur modal.

f. Laba perusahaan dapat dijadikan sumber dana internal yang memiliki biaya paling murah

dibandingkan sumber dana eksternal. Hal ini akan mempengaruhi kebijakan struktur

modal.

g. Likuditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membiayai

kewajiban jangka pendeknya, jika perusahaan dalam kondisi kesulitan likuiditas, maka

perusahaan akan memanfaatkan hutang untuk menambah modal, sehingga

mempengaruhi kebijakan struktur modal.

h. Arus kas menjadi penting dalam mendukung kelancaran operasional perusahaan, jika

perusahaan dalam kondisi krisis arus kas, maka akan diperlukan sumber dana eksternal,

hal ini akan mempengaruhi struktur modal.

i. Likuditas yang tinggi akan memudahkan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban

jangka pendeknya, hal ini akan mempengaruhi struktur modal perusahaan.

j. Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan, semakin besar perusahaan,

maka akan semakin besar kebutuhan perusahaan terhadap modal, hal ini akan

mempengaruhi kebijakan struktur modal.

1.2.2. Batasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal, antara lain:

a. Faktor firm characteristic atau kondisi internal perusahaan hanya ditinjau dari faktor

profitability, size, tangibility, growth, liquidity.

b. Faktor Adopsi IFRS

Page 6: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1688

c. Faktor GCG hanya ditinjau dari faktor kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional, dan komisaris independen.

d. Objek penelitian hanya dilakukan pada Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar

di BEI Periode 2011-2015.

1.2.3. Pertanyaan Penelitian

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Apakah profitability sebagai proksi dari firm characteristic secara parsial berpengaruh

terhadap capital structure pada Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar di BEI?

b. Apakah IFRS berpengaruh negatif terhadap capital structure pada Perusahaan yang

Tergolong LQ45 yang terdaftar di BEI?

c. Apakah size sebagai proksi dari firm characteristic secara parsial berpengaruh terhadap

capital structure pada Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar di BEI?

d. Apakah tangibility sebagai proksi dari firm characteristic secara parsial berpengaruh

terhadap capital structure pada Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar di BEI?

e. Apakah growth sebagai proksi dari firm characteristic secara parsial berpengaruh

terhadap capital structure pada Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar di BEI?

f. Apakah liquidity sebagai proksi dari firm characteristic secara parsial berpengaruh

terhadap capital structure pada Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar di BEI?

g. Apakah managerial ownership sebagai proksi dari ownership structure secara parsial

berpengaruh terhadap capital structure pada Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang

terdaftar di BEI?

h. Apakah institutional ownership sebagai proksi dari ownership structure secara parsial

berpengaruh terhadap capital structure pada Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang

terdaftar di BEI?

i. Apakah komisaris independen secara parsial berpengaruh terhadap capital structure pada

Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar di BEI?

j. Apakah profitability, size, tangibility, growth, dan liquidity, sebagai proksi dari firm

characteristic secara bersama-sama berpengaruh terhadap capital structure pada

Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar di BEI?

Page 7: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1689

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah uraikan, tujuan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis pengaruh profitability sebagai proksi dari firm characteristic secara

parsial terhadap capital structure pada Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar

di BEI.

b. Untuk mengetahui apakah IFRS berpengaruh negatif terhadap capital structure pada

Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar di BEI

c. Untuk menganalisis pengaruh size sebagai proksi dari firm characteristic secara parsial

terhadap capital structure pada Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar di BEI.

d. Untuk menganalisis pengaruh tangibility sebagai proksi dari firm characteristic secara

parsial terhadap capital structure pada Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar

di BEI.

e. Untuk menganalisis pengaruh growth sebagai proksi dari firm characteristic secara

parsial terhadap capital structure pada Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar

di BEI.

f. Untuk menganalisis pengaruh liquidity sebagai proksi dari firm characteristic secara

parsial terhadap capital structure pada Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar

di BEI.

g. Untuk menganalisis pengaruh managerial ownership sebagai proksi dari ownership

structure secara parsial terhadap capital structure pada Perusahaan yang Tergolong

LQ45 yang terdaftar di BEI.

h. Untuk menganalisis pengaruh institutional ownership sebagai proksi dari ownership

structure secara parsial terhadap capital structure pada Perusahaan yang Tergolong

LQ45 yang terdaftar di BEI.

i. Untuk menganalisis pengaruh komisaris independen secara parsial terhadap capital

structure pada Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar di BEI.

j. Untuk menganalisis pengaruh profitability, size, tangibility, growth, dan liquidity,

sebagai proksi dari firm characteristic secara bersama-sama terhadap capital structure

pada Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar di BEI.

Page 8: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1690

1.4. Kontribusi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki nilai guna baik secara teoritis (positif)

maupun secara praktis (normatif).

1.4.1. Kontribusi secara Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan :

a. Dapat memberikan kontribusi konseptual bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan di

bidang manajemen keuangan, khususnya terkait dengan teori struktur modal yaitu

pecking order theory, trade off theory, timing theory, dan signaling theory.

b. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan baru tentang variabel - variabel yang

mempengaruhi struktur modal yang tergolong LQ45 yang terdaftar di BEI.

c. Dapat menjadi bahan kajian bagi para peneliti selanjutnya, khususnya yang berminat

menindaklanjuti penelitian ini dengan harapan dapat melakukan perbaikan terkait

penelitian tentang Determinan Struktur Modal serta Implikasinya yang tergolong LQ45

yang terdaftar di BEI.

1.4.2. Kontribusi secara Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang

berkepentingan, yaitu :

a. Manajemen Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pedoman bagi para manajer

Perusahaan yang Tergolong LQ45 dalam menentukan kebijakan dan pengembangan

strategi keuangan terkait dengan upaya perusahaan dalam meningkatkan pemilihan

struktur modal yang optimal berdasarkan karakteristik perusahaan, seperti profitabilitas,

ukuran perusahaan, pertumbuhan, likuiditas yang sedang dihadapi, struktur kepemilikan

dan komisaris independen.

b. Kreditur/Investor

Dengan mengetahui struktur modal optimal, diharapkan penelitian ini dapat memberikan

kontribusi bagi pihak kreditur sebagai pedoman dalam menyalurkan kredit, dan bagi

pihak investor (shareholder dan bondholder) sebagai bagian dari pedoman

pemberdayaan investor (information sharing) untuk menempatkan penyertaan modalnya

kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki perimbangan hutang dan modal sendiri

yang favourable.

Page 9: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1691

c. Regulator/Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memeberikan bahan masukan bagi Regulator dalam

hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam penyusunan kebijakan-kebijakan terkait

struktur modal dari perusahaan-perusahaan yang Tergolong LQ45 yang berada dibawah

pengawasannya.

BAB II

TINJAUAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1. Struktur Modal

Struktur modal (capital structure) merupakan bagian dari keputusan pendanaan.

Dengan pengertian lain, struktur modal adalah penggunaan sumber pendanaan yang

permanen, yaitu utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Menurut

Megginson (1997), struktur modal adalah bauran relatif dari sekuritas utang dan ekuitas

dalam struktur keuangan jangka panjang suatu perusahaan. Sedangkan Weston & Copeland

(1995) mengemukakan struktur modal adalah cara bagaimana perusahaan mendanai

aktivanya. Megginson (1997) mengemukakan bahwa pilihan struktur modal dapat dianalisis

dengan tiga pendekatan sebagai berikut :

a. The agency theory/trade off theory, struktur modal yang diamati adalah hasil trade off

atas keuntungan pajak dari meningkatnya biaya keagenan karena rasio utang mendekati

tingkat kritis.

b. The pecking order theory, para manajer mempunyai informasi yang lebih baik tentang

peluang investasi yang dihadapi perusahaan dibanding investor luar (asymetric

information) dan para manajer bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemegang

saham.

c. The signaling model of financial structure, mengasumsikan adanya asymetric

information antara manajer dan investor tetapi para manajer menggunakan informasi

yang mahal untuk membedakan perusahaannya dengan para pesaingnya yang lebih

lemah.

Berikut penjelasan dari teori-teori sebagai pijakan dari perkembangan teori struktur modal,

yang meliputi : Modigliani & Miller Theory, Trade-off Theory, Pecking-Order Theory dan

Signaling Theory.

Page 10: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1692

2.1.1.1. Teori Modigliani & Miller (MM)

Teori struktur modal modern dimulai ketika Modigliani & Miller 1958 dalam

artikelnya berjudul “the cost of capital, corporate finance and the theory of investment”

dikenal sebagai artikel keuangan yang sangat berpengaruh dan pernah ditulis Brigham &

Daves (2004). Berdasarkan serangkaian asumsi yang sangat membatasi, MM membuktikan

bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya. Dengan kata lain,

MM menyatakan bahwa tidak menjadi persoalan dalam hal perusahaan membiayai

operasinya, artinya tidak ada hubungan antara nilai perusahaan dengan struktur modalnya.

Dengan demikian, struktur modal perusahaan adalah tidak relevan.

2.1.1.2. Trade-off Theory

Asumsi yang tidak realistis pada teori struktur modal MM bisa dikatakan sebagai

dasar yang mengarah pada perkembangan lahirnya teori trade-off. Teori ini sebagaimana

dikutip Ross, et al. (2005 : 179) menyatakan bahwa perusahaan akan meminjam hingga suatu

titik dimana manfaat pajak dari tambahan utang akan menyamai biaya yang berasal dari

kemungkinan kesulitan keuangan (financial distress costs). Teori ini bisa menjawab bukti

empiris bahwa tidak pernah ada keputusan pendanaan perusahaan yang menggunakan

sepenuhnya dari utang. Alasan yang paling mendasar, bahwa semakin banyak utang, maka

akan semakin tinggi peluang kebangkrutan, yang disebabkan oleh semakin tingginya bunga

utang yang harus dibayar. Dampak selanjutnya perusahaan akan terancam bangkrut, karena

tidak mampu membayar bunga kepada kreditur.

2.1.1.3. Pecking Order Theory

Berdasarkan Pecking Order Theory yang dikembangkan oleh Myers dan Majluf

pada tahun 1984, suatu perusahaan melakukan keputusan pendanaan secara hierarki dari

pendanaan internal ke eksternal. Pecking Order Theory ini menganut keputusan pendanaan

dengan urutan preferensi logis investor terhadap prospek perusahaan dan konsisten pada

tujuan agar manajer dapat memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.

Ross, et al. (2010) menyebutkan bahwa Pecking Order Theory adalah salah satu

teori yang berdasarkan pada informasi asimetri. Informasi asimetri akan mempengaruhi

struktur pendanaan perusahaan dengan cara membatasi akses pada sumber pendanaan

eksternal. Myers dan Majluf (1984) menunjukan bahwa dengan adanya asimetri informasi,

Page 11: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1693

investor biasanya akan menginterpretasikan perusahaan yang mendanai investasinya dengan

menerbitkan ekuitas sebagai hal yang buruk.

Teori pecking order merupakan alternatif dari teori trade-off. Teori ini memiliki

pandangan bahwa dalam keputusan pendanaan manajer akan berpikir dalam kerangka trade-

off antara penghematan pajak dan biaya kebangkrutan dalam penentuan struktur modal

(Hanafi, 2004:315). Padahal secara empiris, jarang manajer keuangan berpikir demikian.

Karena kebanyakan perusahaan yang memiliki keuangan yang canggih serta memiliki profit

yang tinggi justru hanya sedikit menggunakan utang.

2.1.1.4. Signaling Theory

Teori ini bermanfaat untuk menggambarkan perilaku ketika dua pihak (individu atau

organisasi) memiliki akses yang berbeda. Biasanya salah satu pihak (pengirim) harus memilih

bagaimana berkomunikasi, sedangkan pihak lain (penerima) harus memilih bagaimana

menafsirkan sinyal. Signaling theory secara fundamental berkaitan dengan upaya mengurangi

asimetri informasi antara dua pihak. Penelitian di bidang manajemen juga telah menerapkan

teori signaling untuk membantu menjelaskan pengaruh asimetri informasi dalam beragam

konteks penelitian.

Dalam merumuskan teori signaling, Spence (1973) memanfaatkan pasar tenaga kerja

untuk fungsi model sinyal pendidikan. Majikan potensial kekurangan informasi tentang

kualitas calon karyawan. Calon karyawan yang mendapatkan pendidikan berkualitas sebagai

sinyal untuk mengurangi asimetri informasi. Hal ini merupakan sinyal yang dapat diandalkan

bahwa kualitas rendah pendidikan dari calon karyawan tidak mampu mengikuti pendidikan

tinggi yang berkualitas.

Teori signaling yang diterapkan dalam sektor keuangan pertama kali dikembangkan

oleh beberapa penulis seperti Diamond, Ross & Spence (Zhao, et al. 2008). Sebuah sinyal

yang kredibel dapat menunjukkan perbedaan antara perusahaan berkualitas tinggi dan

perusahaan berkualitas rendah, jika kelompok perusahaan terakhir gagal memberikan isyarat

atau terlalu terbebani dengan biaya sinyal yang diperlukan.

2.1.1.5. Market Timing

Teori yang diungkapkan oleh Baker dan Wurgler (2002) “Perusahaan-perusahaan

akan menerbitkan equity pada saat market value tinggi dan akan membeli kembali equity

Page 12: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1694

pada saat market value rendah” (p.1). Praktik inilah yang kemudian disebut sebagai equity

market timing.

Tujuan equity market timing ini adalah untuk mengeksploitasi fluktuasi sementara

yang terjadi pada cost of equity terhadap cost of other forms of capital.

Menurut Baker dan Wurgler (2002), ”Struktur modal adalah hasil kumulatif dari

usaha melakukan equity market timing di masa lalu” (p.3).

Struktur modal secara umum berhubungan dengan ukuran perusahaan (firm size),

aset berwujud (asset tangibility), profitabilitas (kemampuan mendapatkan keuntungan) dan

kesempatan untuk tumbuh (growth opportunities). Hal tersebut berdasarkan teori biaya

keagenan dan informasi asimetris, yaitu suatu teori yang menjelaskan perilaku pengambilan

keputusan keuangan oleh perusahaan. Variabel ukuran perusahaan, harta berwujud,

profitabilitas, dan kesempatan untuk tumbuh dapat berfungsi sebagai ukuran proksi (proxy

measures) biaya. Sebagai contoh, tingginya perbandingan total aset berwujud dapat

mendorong tingginya rasio leverage. Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat aset berwujud,

sehingga aset yang dapat dijadikan sebagai jaminan mengurangi biaya keagenan (biaya yang

dikeluarkan apabila terjadi konflik antara pemegang saham dan manajer) yang dapat

dijadikan sebagai sifat-sifat utang. Biaya keagenan ini digunakan untuk mengganti aset

(Fattouh, Harris dan Scaramozzino, 2008 : 418).

Leverage keuangan adalah indikator penting untuk menentukan struktur modal yang

optimal bagi perusahaan (Caglayan dan Sak, 2010) dimana sejumlah penelitian empiris telah

mengidentifikasi beberapa karakteristik yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. Di

antara karakteristik tersebut adalah umur perusahaan, ukuran perusahaan, profitabilitas,

pertumbuhan, risiko perusahaan dan pajak.

2.1.2. Agency Theory

Teori keagenan/agensi (agency theory) adalah teori yang menjelaskan agency

relationship dan masalah-masalah yang ditimbulkannya (Jensen dan Meckling, 1976).

Agency relationship merupakan hubungan antara dua pihak, dimana pihak pertama bertindak

sebagai prinsipal/pemberi amanat dan pihak kedua disebut agen yang bertindak sebagai

perantara yang mewakili prinsipal dalam melakukan transaksi dengan pihak ketiga. Pihak

prinsipal memberi kewenangan kepada agen untuk melakukan transaksi atas nama prinsipal

dan diharapkan dapat membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipalnya. Dalam perusahaan

Page 13: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1695

yang telah go public, agency relationship dicerminkan oleh hubungan antara investor dan

manajemen perusahaan (Rudy dan Apriani, 2007).

Dalam konteks teori agency, para manajer merupakan agen yang mengelola

kegiataan bisnis organisasi atas nama pemilik perusahaan. Dari perspektif ilmu ekonomi

(economics) yang rasional, para pemilik menginginkan para agen (manajemen perusahaan)

selalu mengikuti dan mencapai sasaran (goal) dengan strategi yang tepat, yang semua ini

akan konsisten dengan kepentingan para pemilik (Jensen dan Meckling, 1976).

Insider ownership menggambarkan persentase besarnya kepemilikan saham oleh

pihak manajemen. Abdullah (2007) menyatakan bahwa pihak manajerial dalam suatu

perusahaan adalah pihak yang secara aktif berperan dalam mengambil keputusan untuk

menjalankan perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) dalam Erni (2005) menjelaskan bahwa

hubungan keagenan sebagai suatu kontrak dimana satu atau lebih prinsipal (pemilik)

menggunakan orang lain yaitu agen (manajer) untuk menjalankan aktivitas perusahaan.

Masalah keagenan potensial terjadi apabila pihak manajer tidak memiliki saham mayoritas

perusahaan, sehingga manajer cenderung bertindak untuk mengejar kepentingannya sendiri

dan tidak memaksimumkan nilai perusahaan.

Dengan adanya insider ownership, tentu akan mendorong pihak manajer untuk

bertindak sejalan dengan keinginan pemegang saham dengan meningkatkan kinerja dan

tanggung jawab dalam mencapai kemakmuran pemegang saham. Hal ini dikarenakan

manajer akan merasakan langsung manfaat dari setiap keputusan yang diambil dan juga

kerugian yang timbul dari keputusan yang diambilnya.

Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki akses

informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak di luar perusahan. Agency

theory mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer (agen) dengan pemilik

(prinsipal). Jensen dan Meckling (1976) dalam Rahmawati (2006) menambahkan bahwa jika

kedua kelompok (agen dan prinsipal) tersebut adalah orang-orang yang berupaya

memaksimalkan utilitasnya, maka terdapat alasan yang kuat untuk meyakini bahwa agen

tidak akan selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan prinsipal. Prinsipal dapat

membatasinya dengan menetapkan insentif yang tepat bagi agen dan melakukan monitor

yang didesain untuk membatasi aktivitas agen yang menyimpang. Ada dua tipe asimetri

informasi, yaitu :

Page 14: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1696

a. Adverse selection

Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dimana satu pihak atau lebih yang

melangsungkan / yang akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi usaha

potensial memiliki informasi lebih atas pihak - pihak lain.

b. Moral hazard

Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dimana satu pihak atau lebih yang

melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau transaksi usaha

potensial dapat mengamati tindakan- tindakan mereka dalam penyelesaian transaksi -

transaksi mereka, sedangkan pihak-pihak lainnya tidak.

2.1.3. Rasio Keuangan

Sundjaja dan Barlian (2003:128) menyatakan analisis rasio sebagai suatu metode

perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perushaan.

Input dasar untuk analisis rasio adalah laporan laba rugi dan neraca pada suatu periode

tertentu yang akan dievaluasi. Oleh karena itu, sebelum menganalisis lebih lanjut, kita perlu

menggambarkan berbagai kelompok dan jenis rasio perbandingan (Sundjaja dan Barlian,

2003:128).

2.1.3.1. Profitability

Profitability (profitabilitas) didefinisikan sebagai rasio laba sebelum bunga, pajak

dan penyusutan terhadap jumlah aktiva (Dessomsak, et al. 2004). Teori pecking order

mendalilkan bahwa manajer lebih memilih untuk membiayai proyek-proyek internal, karena

adanya asimetri informasi antara manajer dan investor luar. Selain itu, perusahaan dengan

profitabilitas yang tinggi memilih untuk tidak menaikkan ekuitas eksternal untuk

menghindari potensi dilusi kepemilikan. Jadi, ada hubungan terbalik antara profitabilitas dan

leverage.

Terdapat hubungan antara kemampuan memperoleh keuntungan (profitability)

dengan rasio utang dalam pecking order theory dan trade-off theory. Dalam pecking order

theory, cenderung berhubungan negatif (profitabilitas terhadap rasio utang), sementara trade-

off theory cenderung berhubungan positif antara profitabilitas terhadap rasio utang (Benito,

2003; Krasker, 1986; Myers, 1984; Myers dan Majluf,1984 dalam Kardeniz, et al. 2009:597).

Page 15: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1697

Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang

dilakukan oleh perusahaan. Rasio profitabilitas (profitability ratio) akan menunjukkan

kombinasi efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil-hasil operasi.

2.1.3.2. Size Perusahaan

Ukuran (size) perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan,

atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya

perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total

aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan

dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek

yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa

perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan

dengan total asset yang kecil (Indriani:2005).

2.1.3.3. Tangibility

Dessomsak, et al. (2004) menyatakan tangibility didefinisikan sebagai rasio aktiva

tetap terhadap jumlah aktiva. Karadeniz, et al. (2009:597) menyebutkan bahwa trade-off

theory berhubungan positif antara tangibility dengan rasio utang. Selain itu, perusahaan akan

mendapatkan utang lebih mudah disebabkan oleh pertumbuhan nilai pada tangibility (Harris

dan Raviv, 1991; Myers, 1977; Myers dan Majluf, 1984; Thornhill, et al. 2004 dalam

Karadeniz, et al. 2009:597). Bagaimanapun juga dalam pecking order theory, perusahaan

yang memiliki lebih banyak tangibility akan sedikit memiliki informasi yang tidak seimbang.

Karena itu perusahaan akan cenderung bergantung pada ekuitas keuangan (Karadeniz, et al.

2009:597). Dengan mempertimbangkan maturity (jatuh tempo), pecking order theory

menyatakan bahwa tangibility berhubungan positif terhadap utang keuangan jangka panjang

dan berhubungan negatif terhadap utang keuangan jangka pendek (Feikadis dan Rovolis,

2007; Qian, et al. 2007 dalam Karadeniz, et al. 2009:597) serta dinyatakan pula bahwa

terdapat hubungan yang positif antara tangibility terhadap rasio leverage (Booth, et al. 2001;

Chen, 2004; Fattouh, et al. 2003; Pandey, 2004 dalam Karadeniz 2009:597).

2.1.3.4. Growth

Pihak manajemen yang menginginkan pertumbuhan (growth), ekuitas eksternal

perusahaan yang dimiliki lebih bernilai dibandingkan kesempatan investasi yang besar (Jung,

Page 16: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1698

Kim, dan Stulz dalam Parlak, 2010:149). Dengan demikian utang memiliki nilai bagi

perusahaan yang tidak memiliki kesempatan investasi sebagai pembatas pada biaya keagenan

(Berger, Ofek and Yermack, 1997 dalam Parlak, 2010:149). Dalam penelitian Smith dan

Watts (1992) dalam Parlak (2010:149) menemukan bahwa terjadi hubungan yang negatif

antara leverage dengan pertumbuhan. Pertumbuhan merupakan faktor penting dalam

mempengaruhi rasio ekuitas utang pada perusahaan berdasarkan hasil analisis regresi dengan

menggunakan trade off theory dan pecking order theory (Cassar dan Holmes, 2003 dalam

Afza dan Hussain, 2011:221).

2.1.3.5. Liquidity

Salah satu yang menjadi perhatian utama dari kebanyakan analisis keuangan yaitu

perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban untuk melunasi pinjamannya. Suatu analisis

likuiditas yang lengkap mensyaratkan penggunaan anggaran kas, tetapi dengan

membandingkan jumlah kas dan aktiva lancar lainnya terhadap kewajian lancar, analisis rasio

menyediakan suatu ukuran atas likuiditas yang cepat dan mudah digunakan. Dua rasio

likuiditas yang lazim digunakan adalah (Sundjaja dan Barlian 2003:134)

2.1.4. Good Corporate Governance (GCG)

2.1.4.1. Perkembangan GCG di Indonesia

Bermula dari usulan penyempurnaan peraturan pencatatan pada Bursa Efek Jakarta

(sekarang Bursa Efek Indonesia) yang mengatur mengenai peraturan bagi emiten yang

tercatat di BEJ yang mewajibkan untuk mengangkat komisaris independen dan membentuk

komite audit pada tahun 1998, Corporate Governance (CG) mulai dikenalkan pada seluruh

perusahaan publik di Indonesia.

2.1.4.2. Definisi Corporate Governance

Lahirnya corporate governance dilatarbelakangi adanya agency theory. Teori

keagenan menjelaskan adanya potensi perbedaan kepentingan antara agen (manajemen

perusahaan) dengan pemegang saham. Syakhroza (2002) mendefinisikan corporate

governance secara lebih gamblang, mudah dan jelas dikatakan bahwa corporate governance

adalah suatu sistim yang dipakai “Board” untuk mengarahkan dan mengendalikan serta

mengawasi (directing, controlling, and supervising) pengelolaan sumber daya organisasi

secara efisien, efektif, ekonomis, dan produktif (E3P) dengan prinsip-prinsip transparant,

Page 17: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1699

accountable, responsible, independent, dan fairness (TARIF) dalam rangka mencapai tujuan

organisasi.

Menurut Price Waterhouse Coopers dalam Surya dan Yustiavandana (2006:26),

corporate governance terkait dengan pengambilan keputusan yang efektif, dibangun melalui kultur

organisasi, nilai-nilai, sistem, berbagai proses, kebijakan-kebijakan dan struktur organisasi, yang

bertujuan untuk mencapai bisnis yang menguntungkan, efisien, dan efektif dalam mengelola risiko

dan bertanggung jawab dengan memperhatikan kepentingan stakeholders.

2.1.4.3. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor 117M-MBU/2002 dalam Effendi

(2009:4), prinsip-prinsip Good Corporate Governance adalah sebagai berikut:

a) Tranparansi (tranparency)

b) Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan pengungkapan

informasi materiil yang relevan mengenai perusahaan.

c) Pengungkapan (disclosure)

Penyajian informasi kepada pemangku kepentingan, baik diminta maupun tidak diminta,

mengenai hal-hal yang berkenaan dengan kinerja operasional, keuangan, dan risiko usaha

perusahaan.

d) Kemandirian (independency)

Suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa konflik kepentingan

dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

e) Akuntabilitas (accountability)

Kejelasan fungsi, pelaksanaan, serta pertanggungjawaban manajemen perusahaan,

sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif dan ekonomis.

f) Pertanggungjawaban (responsibility)

Kesesuaian pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

g) Kewajaran (fairness)

Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan yang timbul

sebagai akibat dari perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 18: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1700

2.1.5. International Financial Report Standart (IFRS)

Pemerintah Indonesia sebagai anggota The Group of Twenty (G20 Forum) telah

bersepakat untuk melakukan konvergensi terhadap IFRS. IAI mencanangkan bahwa standar

akuntansi internasional (IFRS) akan mulai berlaku di Indonesia pada tahun 2012

secara keseluruhan www.iaiglobal.or.id, 2010). Adopsi secara bertahap terhadap IFRS

telah dilakukan oleh IAI dengan melakukan revisi Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) yang disesuaikan dengan IFRS sehingga perusahaan go public wajib

mengungkapkan informasi keuangannya berdasarkan prinsip akuntansi baru atau revisi yang

mulai efektif secara bertahap sejak tahun 2008. Penelitian tingkat kepatuhan pengungkapan

IAS/IFRS dimulai sekitar tahun 2000 dan menunjukkan banyak ketidaksesuaian dengan

persyaratan IAS di berbagai bidang. Sejjakaa (2003) dalam penelitiannya menyebutkan

bahwa rata skor tingkat kepatuhan pengungkapan wajib IFRS sebesar 40,502% pada sektor

financial di Uganda. Di Mesir rerata level pengungkapan wajib terbilang rendah, yaitu

55,000% pada seluruh sektor (Dahawy, 2009). Sudarmadji dan Sularto (2007) meneliti

tingkat kepatuhan pengungkapan sukarela perusahaan manufaktur di Indonesia dan

menemukan bahwa rerata tingkat kepatuhan masih rendah, yaitu sebesar 37,000%. Dari

penelitian terdahulu tersebut, semua menguji tingkat kepatuhan pengungkapan dan

dikaitkan dengan karakteristik perusahaan.Variabel independen yang digunakan adalah

IFRS.

Pengukuran variabel ini menggunakan variabel dummy yang diberi nilai nol jika

perusahaan belum menerapkan IFRS dan nilai satu jika sudah menerapkan IFRS. Penerapan

IFRS yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pengadopsian IFRS khususnya berkenaan

dengan PSAK No. 50 (revisi 2006) mengenai penyajian dan pengungkapan instrumen

keuangan dan PSAK No. 55 (revisi 2006)

2.2. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang dijabarkan sebelumnya. Peneliti

merangkum hasil dari penelitian terdahulu yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1

Ringkasan Hasil Studi Empiris Struktur Modal

No Peneliti Objek

Penelitian

Varabel

Penelitian Metodologi

Hasil

Penelitian Perbedaan

Page 19: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1701

No Peneliti Objek

Penelitian

Varabel

Penelitian Metodologi

Hasil

Penelitian Perbedaan

1 Sofilda

dan

Maraya

ni

(2007)

Manufakt

ur di

Indonesia

Var. dependen :

Struktur Modal

Var. Independen

: sizen

tangibility, non

debt tax shield,

dan depreciation

Regresi

Linier

Berganda

Menemukan

bahwa sizen

tangibility,

non debt tax

shield, dan

depreciation

berpengaruh

signifikan

terhadap

struktur

modal

Penelitian

ini

melibatkan

faktor

GCG

sebagai

faktor yang

turut

mempengar

uhi struktur

modal

2 Manuru

ng dan

Dossug

i (2012)

Manufakt

ur di

Indonesia

Var. dependen :

Struktur Modal

Var. Independen

: Size company

and profit

company and

price to book

value

Regresi

Linier

Berganda

Menemukan

bahwa Size

company and

profit

company and

price to book

value

berhubungan

positif

dengan

struktur

modal

Penelitian

ini

melibatkan

faktor

GCG

sebagai

faktor yang

turut

mempengar

uhi struktur

modal

3 Ayanda

dan

Christo

pher

(2013)

Perusahaa

n yang

Terdaftar

di BEI

Var. dependen :

capital structure

Var. Independen

: Size, Dividend

Payout,

Profitability,

Tangibility,

Regresi

Linier

Berganda

Hasil

menemukan

bahwa Size,

Dividend

Payout,

Profitability,

Tangibility,

Penelitian

ini

melibatkan

variabel

GCG dan

nilai

perusahaan

Page 20: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1702

No Peneliti Objek

Penelitian

Varabel

Penelitian Metodologi

Hasil

Penelitian Perbedaan

Liquidity,Growt

h and Tax

Charge

Liquidity,Gr

owth and

Tax Charge

berpengaruh

signifikan

terhadap

capital

structure

4 Amjad

dan

Bilal

(2013)

Var. dependen :

capital structure

Var. Independen

: size, tangibility,

profitability,

growth

opportunities

and liquidity

Regresi

Linier

Berganda

Hasil

menemukan

bahwa size,

tangibility,

profitability,

growth

opportunities

and liquidity

berpengaruh

signifikan

terhadap

capital

structure

Penelitian

ini

melibatkan

variabel

GCG dan

nilai

perusahaan

5 Mutairi

dan

Naser

(2015)

Var. dependen :

struktur modal

Var. Independen

: profitabilitas

dan likuiditas

Regresi

Linier

Berganda

Hasil

menemukan

bahwa

profitabilitas

dan likuiditas

berpengaruh

signifikan

terhadap

struktur

Penelitian

ini

melibatkan

variabel

GCG dan

nilai

perusahaan

Page 21: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1703

No Peneliti Objek

Penelitian

Varabel

Penelitian Metodologi

Hasil

Penelitian Perbedaan

modal

6 Hasan

dan

Butt

(2009)

Pakistani

Listed

Companie

s

Var. dependen :

struktur modal

Var. Independen

: Ownership

Structure and

Corporate

Governance

Regresi

Linier

Berganda

Hasil

menemukan

Ownership

Structure and

Corporate

Governance

Berpengaruh

signifikan

terhadap

Capital

Structure

Penelitian

ini menguji

nilai

perusahaan

7 Collins

dan

Filibus

(2012)

Empirical

Evidence

from

Nigeria.

Var. dependen :

struktur modal,

nilai pasar

Var. Independen

: nilai pasar

perusahaan,

ukuran,

Leverage

Menggunak

an model

regresi

berganda.

Menunjukka

n hubungan

yang

signifikan

dan positif

antara nilai

pasar dengan

rasio utang-

ekuitas.

Hubungan

negatif antara

rasio total-

debt/total-

capital

perusahaan

dengan nilai

pasar

perusahaan,

Peneliti

menambah

kan

variabel

firm

characteris

tic,

ownership

structure,

dan

corporate

governance

sebagai

faktor yang

mempengar

uhi nilai

perusahaan

.

Page 22: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1704

No Peneliti Objek

Penelitian

Varabel

Penelitian Metodologi

Hasil

Penelitian Perbedaan

ukuran

berpengaruh

positif

terhadap nilai

pasarnya.

Leverage

perusahaan

berpengaruh

positif

terhadap nilai

pasar.

8 Psillaki

dan

Daskala

kis

(2008)

Var. dependen :

nilai pasar

Var. Independen

: risiko

kebangkrutan

Menggunak

an data

panel.

Terdapat

hubungan

negatif antara

risiko

kebangkrutan

dan leverage.

Peneliti ini

melibatkan

variabel

ownership

structure,

dan

corporate

governance

sebagai

faktor yang

mempengar

uhi struktur

modal dan

nilai

perusahaan

.

9 Caglay

an dan

Sak

Perusahaa

n yang

Tergolong

Var. dependen :

leverage

Var. Independen

Menggunak

an data

panel

Menemukan

adanya

pengaruh

Penelitian

ini

menggunak

Page 23: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1705

No Peneliti Objek

Penelitian

Varabel

Penelitian Metodologi

Hasil

Penelitian Perbedaan

(2010) LQ45 di

Turki

: size, market to

book value,

tangibility dan

profitability

dengan

metode

regresi

berganda.

positif dan

signifikan

pada variabel

size, market

to book value

terhadap

leverage,

sedangkan

variabel

tangibility

dan

profitability

berpengaruh

terhadap

leverage

secara

negatif.

an model

regresi data

panel

(kombinasi

time series

dan cross

section)

untuk

mengetahui

pengaruh

firm

characteris

tic,

ownership

structure,

dan

corporate

governance

terhadap

struktur

modal dan

implikasiny

a terhadap

nilai

perusahaan

pada

Perusahaan

yang

Tergolong

LQ45 di

Page 24: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1706

No Peneliti Objek

Penelitian

Varabel

Penelitian Metodologi

Hasil

Penelitian Perbedaan

BEI

periode

2009-2013.

10 Karade

niz, et

al.

(2009)

Turkish

Lodging

Companie

s

Var. dependen :

debt ratio of firm

Var. Independen

: size, share of

fixed assets of

firm, effective tax

rate of firm,

return on

assetsof firm,

opportunitiesof

firm, non-debt

tax shields of

firm, free cash

flows of firm, net

commercial

trade position of

firm, dan

logarithm of the

firm size of firm

Menggunak

an data

panel

dengan

regresi

berganda

metode

GMM

(generalized

method of

moment).

Menemukan

adanya

pengaruh

positif dan

signifikan

pada variabel

share of fixed

assets of

firm,

effective tax

rate of firm,

dan return on

assetsof firm

terhadap debt

ratio of firm,

sedangkan

variabel

growth

opportunities

of firm, non-

debt tax

shields of

firm, free

cash flows of

firm, net

commercial

trade

Peneliti

menambah

kan

variabel

firm

characteris

tic,

ownership

structure,

dan

corporate

governance

, serta nilai

perusahaan

. Penelitian

ini

menggunak

an model

regresi data

panel

(kombinasi

time series

dan cross

section).

Page 25: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1707

No Peneliti Objek

Penelitian

Varabel

Penelitian Metodologi

Hasil

Penelitian Perbedaan

position of

firm, dan

logarithm of

the firm size

of firm tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap debt

ratio of firm.

11 Afza

dan

Hussain

(2011)

Automobil

e Sector of

Pakistan

Var. dependen :

leverage

Var. Independen

: profitability,

taxes, liquidity,

tangibility, non-

debt tax shield,

cost of debt, dan

size

Menggunak

an model

regresi

berganda.

Menemukan

bahwa

variabel

profitability,

taxes, dan

liquidity

bepengaruh

terhadap

leverage,

sedangkan

variabel

tangibility,

non-debt tax

shield, cost

of debt, dan

size tidak

berpengaruh

secara

signifikan

terhadap

leverage.

Penelitian

ini

membahas

tentang

pengaruh

firm

characteris

tic,

ownership

structure,

dan

corporate

governance

terhadap

struktur

modal dan

implikasiny

a terhadap

nilai

perusahaan

pada

Page 26: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1708

No Peneliti Objek

Penelitian

Varabel

Penelitian Metodologi

Hasil

Penelitian Perbedaan

Perusahaan

yang

Tergolong

LQ45 di

BEI

periode

2009-2013.

Analisis

yang

digunakan

dalam

penelitian

ini adalah

data panel.

12 Hamid

Reza

Vakilif

ard

(2011)

Iranian

Listed

Firms

Var. dependen :

struktur modal

Var. Independen

: Corporate

Governance

Menggunak

an data

panel

dengan

metode

regresi

berganda.

GCG terbukti

berpengaruh

terhadap

struktur

modal.

Pada

penelitian

ini, peneliti

menambah

kan

variabel

firm

characteris

tic, dan

ownership

structure

yang

berpengaru

h terhadap

struktur

modal dan

Page 27: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1709

No Peneliti Objek

Penelitian

Varabel

Penelitian Metodologi

Hasil

Penelitian Perbedaan

nilai

perusahaan

. Penelitian

ini

dilakukan

pada

Perusahaan

yang

Tergolong

LQ45 di

BEI

periode

2009-2013

dengan

menggunak

an model

regresi data

panel

(kombinasi

time series

dan cross

section).

13 Chitiavi

(2013)

Listed

Non-

Financial

Firms on

Nairobi

Securities

Exchange

Kenya.

Var. dependen :

struktur modal

Var. Independen

: Corporate

Governance

Menggunak

an data

panel

dengan

metode

regresi

berganda.

GCG terbukti

berpengaruh

terhadap

struktur

modal.

Pada

penelitian

ini peneliti

menambah

kan

variabel

firm

characteris

Page 28: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1710

No Peneliti Objek

Penelitian

Varabel

Penelitian Metodologi

Hasil

Penelitian Perbedaan

tic, dan

ownership

structure

yang

berpengaru

h terhadap

struktur

modal dan

nilai

perusahaan

. Penelitian

ini

dilakukan

pada

Perusahaan

yang

Tergolong

LQ45 di

BEI

periode

2009-2013

dengan

menggunak

an model

regresi data

panel

(kombinasi

time series

dan cross

section).

Page 29: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1711

No Peneliti Objek

Penelitian

Varabel

Penelitian Metodologi

Hasil

Penelitian Perbedaan

14 Nigel

Driffiel

d,

Vidya

Maham

bare

(2007)

Var. dependen :

struktur modal

Var. Independen

: Struktur

kepemilikan

Menggunak

an data

panel

dengan

metode

regresi

berganda.

Struktur

kepemilikan

terbukti

mempengaru

hi struktur

modal.

Penelitian

ini juga

melibatkan

corporate

governance

sebagai

faktor yang

mempengar

uhi struktur

modal dan

nilai

perusahaan

.

15 Akram

Bodagh

i (2010)

Iranian

Listed

Companie

s

Var. dependen :

struktur modal

Var. Independen

: debt to equity

ratio, CEO dan

Direktur

pengembalian

aset

Menggunak

an metode

regresi

berganda.

Hasil

menunjukkan

bahwa

ukuran papan

secara

signifikan

berkorelasi

negatif

dengan

rasio hutang

terhadap

ekuitas.

Namun

perilaku

pembiayaan

perusahaan

tidak

Penelitian

ini

memasukk

an variabel

nilai

perusahaan

sebagai

faktor yang

dipengaruh

i oleh

sruktur

kepemilika

n dan tata

kelola.

Page 30: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1712

No Peneliti Objek

Penelitian

Varabel

Penelitian Metodologi

Hasil

Penelitian Perbedaan

ditemukan

secara

signifikan

dipengaruhi

oleh CEO /

Ketua

dualitas dan

kehadiran

direktur non-

eksekutif di

papan.

Namun,

variabel

kontrol

ukuran

perusahaan

dan

pengembalia

n aset yang

ditemukan

memiliki

dampak yang

signifikan

terhadap

struktur

modal.

2.3. Kerangka Pemikiran

Kayo dan Kimura (2011) menyatakan umumnya studi tentang struktur modal terutama

difokuskan pada analisis karakteristik perusahaan tertentu, seperti profitabilitas, tangibility,

size sebagai penentu leverage, dan bagaimana struktur modal dapat meningkatkan nilai

Page 31: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1713

pemegang saham adalah salah satu penelitian penting dalam bidang keuangan, baik secara

teori maupun empiris. Leverage keuangan adalah indikator penting untuk menentukan

struktur modal yang optimal bagi perusahaan (Caglayan dan Sak, 2010) dimana sejumlah

penelitian empiris telah mengidentifikasi beberapa karakteristik yang mempengaruhi struktur

modal perusahaan. Diantara karakteristik tersebut adalah umur perusahaan, ukuran

perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan, risiko perusahaan, aset berwujud, pertumbuhan,

likuiditas, dan pajak.

Selain faktor karakteristik perusahaan, masalah struktur kepemilikan juga mempengaruhi

struktur modal perusahaan, kepemilikan manajerial dapat mengurangi biaya modal dan

berpengaruh pada peningkatkan biaya utang. Hal ini terjadi karena manajer yang mempunyai

hak kepemilikan cenderung memaksimalkan kepentingan pemegang saham, yang tidak lain

dirinya sendiri.

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

2.4. Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu:

H1 : Terdapat pengaruh negatif Profitability terhadap Capital Structure.

Profitability

Struktur Modal • Debt to Equity

Size

Tangibility

Growth

Liquidity

Managerial Ownership

Institutional Ownership

Komisaris Independen

H1

H3 H2

H8

H9

H6

H4 H5

Firm Characteristic

Mekanisme GCG

IFRS

H7

Page 32: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1714

H2 : Terdapat pengaruh positif Size terhadap Capital Structure.

H3 : Terdapat pengaruh positif Adopsi IFRS tarhadap Capital Structure.

H4 : Terdapat pengaruh positif Growth terhadap Capital Structure.

H5 : Terdapat pengaruh positif Liquidity terhadap Capital Structure.

H6 : Terdapat pengaruh positif Adopsi IFRS terhadap Capital Structure.

H7 : Terdapat pengaruh negatif Managerial Ownsership terhadap Capital Structure.

H78 : Terdapat pengaruh positif Institutional Ownership terhadap Capital Structure.

H9 : Terdapat pengaruh negatif Komisaris Independen terhadap Capital Structure.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode yang Digunakan

Metode penelitian yang terapkan dalam penelitian ini adalah metode causality research

dengan pengujian hipotesis untuk menjelaskan pengaruh Firm Characteristic (profitability,

size, tangibility, growth, liquidity), GCG (managerial ownership, institutional ownership,

komisaris independen) dan Adopsi IFRS terhadap Struktur Modal. Subjek penelitian ini

adalah Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

2011 - 2015. Penelitian ini akan menggunakan analisis data panel.

3.2. Operasional Variabel

3.2.1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dalam

penelitian ini, yang menjadi variabel dependen adalah Struktur Modal.

DER merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengembalikan

biaya hutang melalui modal sendiri yang dimilikinya yang diukur melalui perbandingan

antara total hutang (debt) dan total modal (equity).

Dihitung dengan formulasi sebagai berikut:

DebtTotal

EquityTotalDER

Dimana : Total Debt : Total Hutang

Total Equity : Total Ekuitas

Sedangkan, nilai perusahaan dalam penelitian ini diproksikan sebagai Tobins’q.

Page 33: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1715

3.2.2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah:

a. Firm Charactreristic

1) Profitability.

2) Size.

3) Tangibility.

4) Growth.

5) Liquidity.

b. GCG

1) Managerial Ownership.

2) Institutional Ownership.

3) Komisaris Independe.

c.IFRS

Berikut tabel yang menjelaskan variabel dan pengukurannya:

Tabel 3.1

Variabel dan Pengukuran

Variabel Indikator Pengukuran Variabel

Variabel Dependen

Struktur

Modal Debt to Equity Ratio DER

Hutang

Ekuitas

Variabel Independen

Profitability ROE (Return on Equity)

Size Asset Size =Log Total Asset

Tangibility Tangibility Tangibility Fixed Aseet

Total Asset

Growth Sale Sale tahun ini – sale tahun lalu

sales tahun lalu

Page 34: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1716

Liquidity Current Ratio CR Harta Lancar

Hutang Lancar

IFRS variabel dummy

Managerial

Ownership

Besarnya persentase kepemilikan

saham oleh manajer terhadap

jumlah saham yang beredar

Institutional

Ownership

Besarnya persentase kepemilikan

saham oleh institusi terhadap

jumlah saham yang beredar

Kepemilikan Saham Insitusional

Jumlah Saham Beredar

Komisaris

Independen Komisaris independen

Jumlah komisaris independen

dibagi dengan total jumlah dewan

komisaris

3.3. Metode Pengambilan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh Perusahaan yang Tergolong LQ45 yang terdaftar

di BEI periode 2011-2015. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

non probability sampling dengan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel

dimana setiap elemen populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi

sampel, dan kriteria pemilihan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian.

Kriteria sampel dalam penelitian ini:

a. Perusahaan yang Tergolong LQ45 terdaftar di BEI dari tahun 2011-2015.

b. Perusahaan yang Tergolong LQ45 memiliki laporan keuangan yang lengkap dan

konsisten sesuai data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

c. Manufaktur tidak mengalami merger/akuisisi selama periode penelitian.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data diperoleh dalam bentuk

yang sudah tertera dan dikumpulkan serta diolah pihak lain dan sudah dalam bentuk

publikasi. Data yang dikumpulkan merupakan data laporan keuangan perusahaan, yaitu

neraca dan laporan laba rugi, persentase kepemilikan manajerial, institusional, data komisaris

independen dari tahun 2011-2015.

3.5. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

Page 35: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1717

Metode analisis data digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh, agar dapat

mengetahui sejauh mana pengaruh variabel independen terhadap variable dependen atau

untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Firm Characteristic (profitability, size, tangibility,

growth, liquidity), Adopsi IFRS dan Mekanisme GCG (managerial ownership, institutional

ownership, dan komisaris independen) terhadap struktur modal yang Tergolong LQ45 yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.

3.6. Model Persamaan Regresi Data Panel

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Firm Characteristic (profitability,

size, tangibility, growth, liquidity), Adopsi IFRS, Ownership Structure (managerial

ownership, institutional ownership), dan Komisaris Independen terhadap Struktur Modal

serta implikasinya terhadap Nilai Perusahaan. Adapaun model persamaan regresi data panel

di bagi menjadi dua model yaitu:

Model 1 Faktor yang menentukan Struktur Modal

Y1it = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + β4X4it + β5X5it + β6X6it + β7X7it + β8X8it + β9X9it + e

Dimana:

Y1 = Capital Structure perusahaan i dalam waktu t

X1 = Profitability sebagai proksi dari Firm Characteristic perusahaan i dalam waktu t

X2 = Size sebagai proksi dari Firm Characteristic perusahaan i dalam waktu t

X3 = Tangibility sebagai proksi dari Firm Characteristic perusahaan i dalam waktu t

X4 = Growth sebagai proksi dari Firm Characteristic perusahaan i dalam waktu t

X5 = Liquidity sebagai proksi dari Firm Characteristic perusahaan i dalam waktu t

X6 = Managerial Ownership sebagai proksi dari Ownership Structure perusahaan i dalam

waktu t

X7 = Institutional Ownership sebagai proksi dari Ownership Structure perusahaan i dalam

waktu t

X8 = komisaris independen perusahaan i dalam waktu t

X9 = IFRS sebagai proksi Pengukuran menggunakan variabel dummy yang diberi nilai nol

jika perusahaan belum menerapkan IFRS dan nilai satu jika sudah menerapkan IFRS

Page 36: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1718

3.7. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Uji Penyimpangan Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian regresi terlebih

dahulu diadakan pengujian asumsi klasik dan pengujian asumsi klasik yang akan digunakan

dalam penelitian ini meliputi :

3.7.1 Uji Normalita

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable terikat

dan variable bebas mempunyai distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2001).

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pada

prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal pada grafik atau melihat histogram dari residualnya (Ghozali, 2001). Data tersebut

normal atau tidak dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut : a. Jika data menyebar diatas

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 60 b. Jika data

menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik

histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas. Uji normalitas data dapat juga menggunakan uji kolmogrov-smirnov

untuk mengetahui signifikansi data yang terdistribusi normal. Dengan pedoman pengambilan

keputusan : a. Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas 0.05, distribusi adalah normal

(Ghozali, 2001)

3.7.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak, model yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi

maka variabel-variabel ini tidak orthogonal (nilai korelasi tidak sama dengan nol). Uji

multikolinearitas ini dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).

Tolerance mengukur variabel bebas terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas

lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1 /

tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cutt off yang umum

dipakai adalah 61 nilai tolerance 0.10 atau nilai VIF 10. Jadi multikolinearitas terjadi jika

nilai tolerance 10 (Ghozali, 2001).

Page 37: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1719

3.7.3. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar kesalahan pengganggu

pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas

dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson (DW). Pengambilan keputusan ada tidaknya

autokorelasi (Ghozali, 2001) :

(i). Bahwa nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka

koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi positif.

(ii). Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien

autokorelasi lebih besar dari nol berarti ada autokorelasi positif.

(iii) Bila nilai DW lebih besar daripada batas bawah atau lower bound (4- dl), maka koefisien

autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif.

(iv). Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak

antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

Tabel 4.2

Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tdk ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl

Tdk ada autokorelasi positif No decision dl≤d≤du

Tdk ada korelasi negative Tolak 4-dl<d<4

Tdk ada korelasi negative No decision 4-du≤d≤4-dl

Tdk ada autokorelasi, Positif atau

negatif Tidak ditolak du<d<4-du

Sumber : Imam Ghozali (2007)

Selain itu keputusan mengenai ada tidaknya autokorelasi dalam model dapat

menggunakan uji Run Test. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka

dikatakan bahwa residual adalah random atau acak (Ghozali, 2005). Apabila tingkat

signifikansi hasil uji Run Test dibawah α (0,05) maka didalam model terdapat autokorelasi.

Tetapi apabila tidak signifikan pada α (0,05) maka tidak terdapat autokorelasi.

Hipotesis yang diajukan dalam uji Run Test.

H0 : residual random (acak)

Page 38: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1720

H1 : residual tidak random

3.7.4. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2005) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Cara menguji ada tidaknya

heteroskedastisitas, yaitu dengan menggunakan analisis grafik. Pengujian scateer plot, model

regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Jika ada pola tertentu,seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik - titik menyebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.8. Pengujian Hipotesis

3.8.1 Uji Hipotesis Secara Parsial (uji t)

Pengujian parsial regresi dimaksudkan untuk melihat apakah variabel bebas

(independen) secara individu mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebas (dependen)

dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan. Pengujian dilaksanakan dengan pengujian dua

arah sebagai berikut:

a. Membandingkan antara variabel t tabel dan t hitung Nilai t hitung dapat dicari dengan

rumus (Gujarati,1999) :

t hitung = Koefisienregresi

Standar Deviasi

1) Bila –t tabel < -t hitung dan t hitung < t tabel, variabel bebas (independen) secara

individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen

2) Bila t hitung > t tabel dan – t hitung < -t tabel, variabel bebas (independen) secara

individu berpengaruh terhadap variabel dependen

b. Berdasarkan probabilitas

Jika probabilitas (signifikansi) lebih besar dari 0.05 (α) maka variabel bebas secara

individu tidak berpengaruh terhadap debt to equity ratio, jika lebih kecil dari 0.05 maka

variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap debt to equity ratio.

Page 39: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1721

3.8.2. Uji Hipotesis secara Simultan (Uji F)

Pengujian koefisien regresi keseluruhan menunjukkan apakah variabel bebas secara

keseluruhan atau bersama mempunyai pengaruh terhadap variabel tidak bebas (Debt to

Equity Ratio). Pengujian dilaksanakan sebagai berikut :

a. Membandingkan antara F tabel dan F hitung

Nilai F hitung dapat dicari dengan rumus (Gujarati,1999) :

Fhitung = R2/(k-1)

(1-R2)

/(N-k)

Keterangan :

R 2 : Koefisien determinasi

K : Banyaknya koefisien regresi

N : Banyaknya observasi

1) Bila F hitung < F tabel, variabel bebas (independen) secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap variabel debt to equity ratio.

2) Bila F hitung > F tabel, variabel bebas (independen) secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel debt to equity ratio.

b. Berdasarkan Probabilitas Dalam skala probabilitas lima persen, jika probabilitas

(signifikansi) lebih besar dari α (0.05) maka variabel bebas secara bersamasama tidak

berpengaruh terhadap variabel debt to equity ratio, jika lebih kecil dari 0.05, maka variabel

bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel debt to equity ratio. Sedangkan

pada skala sepuluh persen, jika lebih besar dari α (0.1) maka variabel bebas secara bersama-

sama tidak berpengaruh terhadap variabel debt to equity ratio, jika lebih kecil dari 0.1 maka

variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel debt to equity ratio.

3.9. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model yang dibentuk

dalam menerangkan variasi variabel independen. Koefisien determinasi dapat dicari dengan

rumus (Gujarati, 1999) :

R 2 = ESS = 1- ∑

2

∑ yi2

Nilai R2 besarnya antara 0-1 (0<R

2<1) koefisien determinasi ini digunakan untuk

mengetahui seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas. Apabila R2

mendekati 1 berarti variabel bebas semakin berpengaruh terhadap variabel tidak bebas.

Page 40: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1722

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Unit Penelitian

Konsentrasi dari aktivitas ekonomi secara spasial, terutama pada industry manufaktur

yang tergolong di LQ-45 telah terjadi fenomena menarik untuk dianalisis. Pada industri

manufaktur, konsentrasi spasial ditentukan oleh biaya upah, biaya transportasi dan akses

pasar serta ekstenalitas. Industri manufaktur dikelompokan dalam kategori industri semen,

barang galian non logam, industri arang lainnya, industri kertas dan barang cetakan, serta

industri barang kayu dan hasil hutan, pakan ternak, garmen dan tekstil, Otomotif, makanan

dan minuman, keramik, pembuatan keperluan peralatan rumah tangga, pembuatan kabel dan

farmasi.

4.2. Analisa Deskriptif

Jumlah populasi perusahaan manufaktur tersebut dipilih untuk menjadi sample

penelitian sebanyak 45 perusahaan. Pemilihan sample menggunakan (purposive

sampling). Adapun hasil pemilihan sample dapat dilihat dari tabel. 5. 1

Tabel 4.1.

Hasil Pengambilan Sampel

No Keterangan

Jumlah

Perusahaan

1

Perusahaan tercatat di BEI diambil sebagai sampel 31

Desember 2015 45

2

Perusahaan delisting dari 31 Desmber 2011-31

Desember 2015 (5)

5.

Perusahaan yang mempunyai ekuitas minus (2)

6

Perusahaan yang mempunyai laba minus

(2)

Jumlah 36

Sumber data: Idx. Co. Id Pebruari 2016 (diolah).

Page 41: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1723

Tabel 4.2

Hasil Descriptive Statistics

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

STR MDL 2154.4145 2686.20767 182

IFRS .1209 .32689 182

Kom Independen 46.2851 12.60922 182

Manajerial Inst. 63.3920 17.01041 182

Manajerial Own .6395 2.50738 182

Liquidity 628.4788 1500.27734 182

Growth 62.1751 209.25564 182

Tangibility 22.9659 20.30946 182

Size 7.4898 .59052 182

Profitability 24.1020 28.36455 182

Berdasrkan tabel 4.2 diatas dapat diperoleh informasi bahwa jumlah data sebanyak

182 dengan dependen Struktur Modal dihasilkan standar deviasi minimum terletak pada IFRS

sebesar 0.32689, nilai maximum terletak pada Struktur Modal sebesar 2,686.20767

4.3. Hasil Uji Kualitas Data

4.3.1. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi adalah untuk mengetahui adanya korelasi antara variabel gangguan

sehingga penaksir tidak lagi efisien baik dalam model sampel kecil maupun dalam sampel

besar. Salah satu cara untuk menguji autokorelasi adalah dengan percobaan d (Durbin-

Watson). Hasil perhitungan dilakukan pembandingan dengan Ftabel. Kriteria pengujiannya

adalah apabila nilai durbin watson < F tabel, maka diantara variabel bebas dalam persamaan

regresi tidak ada autokorelasi, demikian sebaliknya.

Page 42: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1724

Tabel 4.3

Hasil Pengujian Autokorelasi dengan Dependent Struktur Modal

a. Predictors: (Constant), Profitability, Growth, Liquidity, Man Own, IFRS,

Tangibility, Size, Man Ints, Kep.MI

b. Dependent Variable: STRUKTUR MODAL

Berdasarkan tabel 4.3, diperoleh informasi bahwa pada tahun 2011 -2015 nilai Durbin-

Watson (DW) sebesar 1,956. Nilai Durbin-Watson (DW) ini lebih besar dari Durbin lower

(dl) sebesar 1.287 dan kurang dari 4 - (du) sebesar 2.240 maka pada tahun 2011-2015,

persamaan ini tidak ada autokorelasi, positif atau negatif.

4.3.2. Uji Multikolineritas

Uji Multikolinearitas untuk mengetahui adanya hubungan antara beberapa atau semua

variabel yang menjelaskan dalam model regresi. Jika dalam model terdapat multikolinearitas

maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat

ditaksir dengan ketepatan yang tinggi. Salah satu cara mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas adalah dengan uji Farrar-Glauber (perhitungan ratio-F untuk menguji lokasi

multikolinearitas). Hasil dari Fstatistik (Fi) dibandingkan dengan F tabel. Kriteria

pengujiannya adalah apabila F tabel > Fi maka variabel bebas tersebut kolinear terhadap

variabel lainnya. Sebaliknya, jika F tabel < Fi, maka variabel bebas tersebut tidak kolinear

terhadap variabel bebas yang lain.

Tabel 4.4.

Hasil Pengujian Multikolinearitas dengan Dependent Struktur Modal

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

Keterangan

DW dependen

Struktur Modal dl

du

4-du

4-dl

2011-2015

1.956

1.287

1.776

2.24

2.713

Page 43: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1725

1 (Constant)

IFRS .907 1.102

Komisaris Independen .693 1.444

Manajerial Inst. .746 1.341

Manajerial Own .900 1.112

Liquidity .690 1.449

Growth .902 1.108

Tangibility .835 1.197

Size .716 1.396

Profitability .789 1.267

a. Dependent Variable: STR MDL

Dari tabel 4.4 diperoleh informasi bahwa pada tahun 2011 - 2015, nilai Tolerance IFRS

sebesar 0.907, Komisaris Independen sebesar 0.693, Intitusional manajerial sebesar 0.746,

Managerial Ownership sebesar 0.900, Liqudity sebesar 0.690, Growth sebesar 0.902,

Tangibility sebesar 0.835, Size Perusahaan sebesar 0.716 dan Profitability sebesar 0.789.

Data ini menunjukkan nilai Tolerance lebih besar dari 0.10 berarti tidak ada korelasi antar

variabel independent. Kemudian nilai VIF untuk IFRS sebesar 1.102,Komisaris Independen

sebesar 1.444, Intitusional manajerial sebesar 1.341 Manaagerial Ownership sebesar 1.112,

Liqudity sebesar 1.449, Growth sebesar 1.108, Tangibility sebesar 1.197, Size Perusahaan

sebesar 1.396 dan Profitability sebesar 1.267, berarti data ini menunjukkan bahwa persamaan

regresi tidak mengandung multikolineritas.

4.3.3. Uji Heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi terjadi

ketidaksamaan variance. Dalam penelitian ini pengujian asumsi homoskedastisitas dilakukan

dengan menggunakan uji Glejser Uji Heteroskedastisitas untuk terjadinya gangguan yang

muncul dalam fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama sehingga penaksir

OLS tidak efisien baik dalam sampel kecil maupun sampel besar (tapi masih tetap tidak bias

dan konsisten). Salah satu cara untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas adalah dengan

uji Park. Hasil perhitungan dilakukan uji t. Kriteria pengujiannya adalah apabila t hitung < t

tabel, maka antara variabel bebas tidak terkena heteroskedastisitas terhadap nilai residual

Page 44: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1726

lain, atau varians residual model regresi ini adalah homogen. Demikian sebaliknya..

Tabel 4.6.

Hasil Uji t dengan Dependen Struktur Modal

Model t Sig.

1 (Constant) -6.605 .000

IFRS .228 .820

Kom Independen .830 .408

Manajerial Inst. 2.192 .030

Manajerial Own -1.004 .317

Liquidity -1.115 .267

Growth 3.252 .001

Tangibility -8.840 .000

Size 7.599 .000

Profitability 2.405 .017

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dengan Dependent Struktur Modal diperoleh variabel,

IFRS sebesar 0.820, Komisari Independen sebear 0.408,Managerial Ownership sebesar

0.317, Liquidity sebesar 0.267, Hasil ini menunjukan angka signifikan diatas 0,05 berarti

persamaan regresi dalam penelitian ini tidak mempunyai asumsi

heteroskedastisitas.Sedangkan Manajerial Institutional sevesar 0.030, Growth sebesar 0.001,

Tangibility sebesar 0.000, Size perusahaan sebesar 0.000, Profitabilitas sebesar 0.017. Hasil

ini menunjukan angka signifikan dibawah 0,05 berarti persamaan regresi dalam penelitian ini

mempunyai asumsi heteroskedastisitas.

4.4. Hasil Pengujian Hipotesisi.

4.4.1. Analisis Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi diperlukan untuk melihat kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen dalam suatu persamaan regresi. Adapun

hasil analisis koefisien determinasi (lihat tabel 5.8).

Page 45: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1727

Tabel 4.7.

Hasil Analisis Koefisien Determinasi dengan dependen Struktur Modal

Model Summary (b)

Tahun Adjusted R square

2011-2015 0.584

Sumber data : Data 2011-2015 (diolah)

Dari tabel 4.7 diatas, diperoleh nilai Adjusted R square (adj R²) sebesar 0.584, hal ini berarti

variable Struktur modal dapat dijelaskan variable Profitabilitas,Size perusahaan, Growth,

Liquidity, Managerial Ownership , Tangibility,Intitutional Manajerial, Komisaris Independen

dan adopsi IFRS sebesar sebesar 58.40 %sedangkan sisanya (100% - 58,4% = 42,60%)

dijelaskan oleh variable lain diluar model.

4.4.2. Uji Signifikan Simultan (Uji – F )

Uji statistik F diperlukan untuk memperoleh informasi variabel independen

berpengaruh secara bersama–sama terhadap variabel dependen

Tabel 4.8. Hasil Uji Simultan (Uji – F)

ANOVA(b)

Tahun Tingkat Kepercayaan F Sign

2011-2015 95 % 26,776 .000(a)

Dari hasil perhitungan Uji Anova (lihat tabel 4.9) dengan tingkat kepercayaan 95 %, pada

tahun 2011-2015 diperoleh nilai F sebesar dengan signifikan 0,000 variable

Profitabilitas,Size perusahaan, Growth, Liquidity, Managerial Ownership ,

Tangibility,Intitutional Manajerial, Komisaris Independen dan adopsi IFRS terhadap Modal

Kerja.

4.4.3. Uji Partial (t – test ).

Uji T Partial merupakan Uji Hipotesis yang berguna untuk menguji apakah masing-

masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara parsial

dengan α 0,05 dan juga penerimaan atau penolakan hipotesa.

Page 46: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1728

Uji partial (t–test) diperlukan untuk memperoleh informasi variabel independen

berpengaruh secara partial terhadap variabel dependen.

Tabel 4.9.

Hasil Uji t dengan Dependen Struktur Modal

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dengan Dependent Struktur Modal diperoleh variabel, IFRS

sebesar 0.820, Komisari Independen sebear 0.408, Managerial Ownership sebesar 0.317,

Liquidity sebesar 0.267, Hasil ini menunjukan angka signifikan diatas 0,05 berarti persamaan

regresi dalam penelitian ini tidak mempunyai asumsi heteroskedastisitas. Sedangkan

Manajerial Institutional sevesar 0.030, Growth sebesar 0.001, Tangibility sebesar 0.000, Size

perusahaan sebesar 0.000, Profitabilitas sebesar 0.017. Hasil ini menunjukan angka signifikan

dibawah 0,05 berarti persamaan regresi dalam penelitian ini mempunyai asumsi

heteroskedastisitas.

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam pengujian dengan uji statistik F diatas (lihat tabel 4.8) hasil perhitungan Uji F

dengan tingkat kepercayaan 95 persen diperoleh informasi bahwa pada tahun 2011-2015

variabel dijelaskan Manajerial Institutional, Growth, Tangibility, Size perusahaan,

Profitabilitas, berpengaruh terhadap Struktur Modal karena angka signifikan lebih lebih

Model t Sig.

1 (Constant) -6.605 .000

IFRS .228 .820

Kom Independen .830 .408

Manajerial Inst. 2.192 .030

Manajerial Own -1.004 .317

Liquidity -1.115 .267

Growth 3.252 .001

Tangibility -8.840 .000

Size 7.599 .000

Profitability 2.405 .017

Page 47: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1729

kecil dari 0.05. Hasil ini konsisten dengan penelitian Juliarto (2004). Sedangkan adopsi

IFRS, Komisari Independen, Managerial Ownership, Liquidity, menunjukan angka signifikan

diatas 0,05 berarti persamaan regresi dalam penelitian ini tidak mempunyai asumsi

heteroskedastisitas

Dari hasil pengujian Uji statistik dengan Uji-t (lihat tabel 4.9) selama penelitian periode

2011-2015 dapat disusun persamaan :

Y1it = 13,525.449 + 12.614X1it + 2009,548X2it -62.957X3it + 2.162X4it -0.118X5it+96.956X6it

-55.824X7it + 19.727X8it + 10.456X9it + e

Dari persamaan diatas ß sebesar 13,525.449 yang berarti jika variabel independen tetap

maka Struktur Modal sebesar 13,525.449. Koefiseien ß Protability sebesar 12.614 artinya

bahwa setiap kenaikkan Profitability satu poin akan berpengaruh terhadap kenaikaan Struktur

Modal sebesar 12.614 Size perusahaan sebesar 2009.548 artinya bahwa setiap kenaikan Size

perusahaan satu poin maka Size perusahaan akan berpengaruh terhadap kenaikaan Struktur

Modal sebesar 2009.548. Koefiseien ß Tangibility sebesar minus 62.957 artinya bahwa

setiap kenaikan Tangibility satu poin akan berpengaruh terhadap penurunan Modal Kerja

sebesar 62.957. Koefiseien ß Growth sebesar 2.162 artinya bahwa setiap kenaikan Growth

satu poin akan berpengaruh terhadap kenaikan Modal Kerja sebesar 2.162. Koefiseien ß

Liqudity sebesar minus 0.118 artinya bahwa setiap kenaikan Liquidity satu poin akan

berpengaruh terhadap penurunan Modal Kerja sebesar 0.118. Koefiseien ß Aopsi IFRS

sebesar minus 96.956 artinya bahwa setiap kenaikan Adopsi IFRS satu poin akan

berpengaruh terhadap menurunya Modal Kerja sebesar 96.956. Koefiseien ß Manajerial

Ownership sebesar minus 55.824 artinya bahwa setiap kenaikan Manajerial Ownership satu

poin akan berpengaruh terhadap menurunnya Modal Kerja sebesar 55.824. Koefiseien ß

Institutional Ownwrship sebesar 19.727 artinya bahwa setiap kenaikan Institutional

Ownership satu poin akan berpengaruh terhadap kenaikan Modal Kerja sebesar 19.727.

Koefiseien ß Komisaris Independen sebesar 10.456 artinya bahwa setiap kenaikan Komisaris

Independen satu poin akan berpengaruh terhadap kenaikan Modal Kerja sebesar 10.456.

Page 48: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1730

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh Good Corporate Governance (GCG),

adopsi IFRS serta Karekteristik Perusahaan pada Struktur modal. Penelitian ini dilakukan

terhadap perusahaan yang tergolong LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2011-2015 dengan menggunakan metode purposive sampling.

a. Analisis Diskriptif, jumlah data sebanyak 182 dengan dependen Struktur Modal

dihasilkan standar deviasi minimum terletak pada IFRS sebesar 0.32689, nilai maximum

terletak pada Struktur Modal sebesar 2,686.20767.

b. Uji Autokorelasi Hasil Pengujian Autokorelasi dengan Dependent Struktur Modal Dan

Independen Profitability, Growth, Liquidity, Size perusahaan, Tangibility, Adopsi IFRS,

Manajerial Ownership, Man Institutional , Kepemilikan majerial diperoleh informasi

nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 1,956. Nilai Durbin-Watson (DW) ini lebih besar dari

Durbin lower (dl) sebesar 1.287 dan kurang dari 4 - (du) sebesar 2.240 maka, persamaan

tidak ada autokorelasi, positif atau negatif.

c. Uji Multikolineritas., diperoleh informasi bahwa, nilai Tolerance IFRS sebesar 0.907,

Komisaris Independen sebesar 0.693, Intitusional manajerial sebesar 0.746, Managerial

Ownership sebesar 0.900, Liqudity sebesar 0.690, Growth sebesar 0.902, Tangibility

sebesar 0.835, Size Perusahaan sebesar 0.716 dan Profitability sebesar 0.789. Data ini

menunjukkan nilai Tolerance lebih besar dari 0.10 berarti tidak ada korelasi antar

variabel independent. Kemudian nilai VIF untuk IFRS sebesar 1.102,Komisaris

Independen sebesar 1.444, Intitusional manajerial sebesar 1.341 Manaagerial Ownership

sebesar 1.112, Liqudity sebesar 1.449, Growth sebesar 1.108, Tangibility sebesar 1.197,

Size Perusahaan sebesar 1.396 dan Profitability sebesar 1.267, berarti data ini

menunjukkan bahwa persamaan regresi tidak mengandung multikolineritas.

d. Uji Heterokedasitas dengan Dependent Struktur Modal diperoleh variabel, IFRS sebesar

0.820, Komisari Independen sebear 0.408,Managerial Ownership sebesar 0.317,

Liquidity sebesar 0.267, Hasil ini menunjukan angka signifikan diatas 0,05 berarti

persamaan regresi dalam penelitian ini tidak mempunyai asumsi

heteroskedastisitas.Sedangkan Manajerial Institutional sevesar 0.030, Growth sebesar

Page 49: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1731

0.001, Tangibility sebesar 0.000, Size perusahaan sebesar 0.000, Profitabilitas sebesar

0.017. Hasil ini menunjukan angka signifikan dibawah 0,05 berarti persamaan regresi

dalam penelitian ini mempunyai asumsi heteroskedastisitas.

e. Analisis Koefisien Determinasi, diperoleh nilai Adjusted R square (adj R²) sebesar 0.584,

hal ini berarti variable Struktur modal dapat dijelaskan variable Profitabilitas,Size

perusahaan, Growth, Liquidity, Managerial Ownership , Tangibility,Intitutional

Manajerial, Komisaris Independen dan adopsi IFRS sebesar sebesar 58.40 %sedangkan

sisanya (100% - 58,4% = 42,60%) dijelaskan oleh variable lain diluar model

f. Uji Signifikan Simultan (Uji – F ), hasil perhitungan Uji Anova dengan tingkat

kepercayaan 95 %, pada tahun 2011-2015 diperoleh nilai F sebesar dengan signifikan

0,000 variable Profitabilitas,Size perusahaan, Growth, Liquidity, Managerial Ownership

, Tangibility,Intitutional Manajerial, Komisaris Independen dan adopsi IFRS terhadap

Modal Kerja

g. Uji Partial (t – test ), dengan Dependent Struktur Modal diperoleh variabel, IFRS

sebesar 0.820, Komisari Independen sebesar 0.408, Managerial Ownership sebesar

0.317, Liquidity sebesar 0.267, menunjukan angka signifikan diatas 0,05 berarti

persamaan regresi dalam penelitian ini tidak mempunyai asumsi heteroskedastisitas.

Sedangkan Manajerial Institutional sevesar 0.030, Growth sebesar 0.001, Tangibility

sebesar 0.000, Size perusahaan sebesar 0.000, Profitabilitas sebesar 0.017. Hasil ini

menunjukan angka signifikan dibawah 0,05 berarti persamaan regresi dalam penelitian

ini mempunyai asumsi heteroskedastisitas.

5.2. SARAN

Dalam penelitian ini memberikan saran-saran sebagai berikut:

a. Karena dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan laporan keuangan saja atau

menggunakan factor – factor yang sifatnya ekonomis, maka untuk penelitian selanjutnya

sebaiknya memasukkan factor – factor non ekonomis seperti hukum, politik, keamanan

dan sebagainya.

b. Managemen hendaknya meningkatkan pengelolaan modal kerja dengan tepat karena

modal kerja merupakan aset perusahaan dengan jumlah besar meskipun dalam penelitian

ini belum dapat memberikan berpengaruh terhadap return saham.

Page 50: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1732

c. Penelitian sangat menyadari bahwa hasil penelitian ini sangat kecil sekali artinya dan

tidak terluput dari kelemahan – kelemahan yang mungkin saja terjadi dan mempengaruhi

hasil penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut, maka untuk memperoleh hasil

penelitian yang layak untuk sebagai bahan masukan dan dasar tindakan, masih diperlukan

beberapa kali penelitian yang serupa..

Page 51: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1733

Daftar Pustaka

Brigham, Eugene F and Joel F. Houston, 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan

alih bahasa Ali Akbar Yulianto, Buku satu, Edisi sepuluh, PT. Salemba Empat,

Jakarta

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Mutivariate dengan Program SPSS, Edisi

ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hardikasari, Eka. (2011). “Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap

Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2006-2008”. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hastuti, Theresia Dwi. (2005). “Hubungan Antara Good Corporate Governance

dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan”. Simposium Nasional

Akuntansi VIII. Solo

Horne, James C. Van dan Wachowicz, John M. Jr. 2001, Fundamentals Of

Financial Management, New Jersey, Pearson Prentice Hall

Horne, James C. Van dan Wachowicz , John M. Jr. 2005 , Prinsip – Prinsip

Manajemen Keuangan, edisi bahasa Indonesia terjemahan Dewi Fitriasari dan Deny

Arnos Kwary. Jakarta : Salemba Empat.

Javed Iqbal ( 2007) “A Test of CAPM on the Karachi Stock Exchange”

Jensen, M. C and Meckling, W.H.( 1976) Theory of the Firm : Managerial

Behavior,Agency Costs and Ownership Structure . Journal of Financial Economics,

Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360.

Kep4I 77/M4MBU/2002. (2002). Keputusan menteri Badan Usaha Milik Negara

tentang penerapan praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik

Negara . Jakarta: Menteri BUMN.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). (2006). Pedoman Umum Good

Corporate Governance di Indonesia. Jakarta.

Page 52: Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi … · 2020. 12. 1. · Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November

Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi

STIE Putra Perdana Indonesia November 18

InoVasi Volume 18 ; November 2018 Page 1734

Mokhtari (2013) “hubungan antara institutional ownership with firm value and

earnings quality pada perusahaan yang terdaftar di Tehran Stock Exchange

(TSE).OECD (2004) “ peran dan tanggung jawab dewan komisaris sebagai pihak

pengawas jalannya manajemen perusahaan.”

Ruan (2011) “Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan

melalui pilihan struktur modal, menggunakan sampel pada perusahaan yang terdaftar

di pasar saham China dari tahun 2002 sampai 2007.

Sukamuja, Sukmawati. (2004) ”Good Corporate Governance di Sektor Keuangan:

Dampak GCG Terhadap Kinerja Perusahaan (Kasus di Bursa Efek Jakarta)

”. BENEFIT, Vol.8, No. 1, h. 1425

Sundjaja Ridwan S. dan Inge Barlian (2003) Manajemen Keuangan 1, Edisi

kelima. Jakarta: Literata Lintas Media