tgas jurnal akuntansi 1

23

Transcript of tgas jurnal akuntansi 1

Page 1: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 1/23

 

JURNAL AKUNTANSI, MANAJEMEN BISNIS

DAN SEKTOR PUBLIK (JAMBSP)

ISSN 1829 - 9857

KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUm

KEPATUHAN WAJIB PAJAK

Ikhsan Budi R *)

ABSTRACT

The objective of this study is to test empirically the existence of unequivocal tax

regulation and acts, national philosophy and the educational level of the tax obligator on

the taxation obedience. The sample of this current study is taken from tax obligator

population in the area of Surabaya City. The size of the sampel is 160 respondents. In

order to determine those who are suitable to be the respondents in this study, purposive

sampling method is used.

Analysis technique used in this study is multiple regression. In order to test hypotheses

used to test simultaneously the influence of unequivocal tax regulation and acts, national

philosophy and educational level of the tax obligator variables on tax obligator

obedience, F-test is used. While for testing the hypotheses used to test the influence

partially, t-test is used.

Empiric results suggest that simultaneously the factors of unequivocal tax regulation and

acts, national philosophy, and educational level of tax obligator are significant

statistically in influencing tax obligator obedience. The unequivocal tax regulation and

acts is the predominant variable in influencing tax obligator obedience.

Key words: The unequivocal tax regulation and acts, national philosophy, educational

level of the tax obligator, tax obligator obedience.

LAT AR BELAKANG

Pajak menjadi andalan utama bagi sebuah negara yang mempunyai tekad kemandirian

dalarn pembiayaan pernbangunan. Tanpa adanya pemasukan pajak, maka negara tidak

dapat berbuat apa-apa, Idealnya, semakin maju suatu negara, kesadaran akan pentingnya

membayar pajak semakin tinggi yang ditandai dengan tingginya tax ratio.

*) Drs. Iksan Budi Riharjo, M.Si adalah dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Surabaya

288 JAMBSP Vol.3 No.3 - Juni 2007: 288 - 310

Page 2: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 2/23

 

Sehingga penting bagi pemerintah untuk meningkatkan tax ratio kita yang masih rendah,

guna menggerakkan perekonomian. Tentu saja harus dibarengi dengan diwujudkannya

fungsi menyejahterakan rakyat oleh negara (welfare state).

Peran serta masyarakat Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pembayaran pajak

berdasarkan ketentuan perpajakan sangat diharapkan. Sehingga kepatuhan Wajib Pajak

dalam membayar pajak merupakan posisi strategis dalam peningkatan penerimaan pajak.Dengan dernikian pengkajian terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan

Wajib Pajak sangat perlu mendapatkan perhatian. Sebagaimana dikemukakan di atas, di

dalam sistem self assessment yang berlaku sekarang ini maka proses pajak yang

dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan merupakan wujud law enforcement

untuk meningkatkan kepatuhan yang menimbulkan aspek psikologis bagi Wajib Pajak.

Pada prinsipnya pajak yang dikenakan kepada masyarakat adalah sumbangan terhadap

pemerintah yang telah menyediakan barang-barang publik, Kewajiban tersebut harus

dipikul pemerintah karena pihak swasta tidak dapat menghasilkan dan atau tidak mau

menyediakan barang dan jasa publik. Semakin banyak barang dan jasa publik yang harus

disediakan pemerintah, semakin besar biaya yang dibutuhkan, dan konsekuensinya

semakin besar pula pajak yang dipungut dari masyarakat. Dalam struktur penerimaan

negara, penerimaan pajak mempunyai peranan yang strategis, dan merupakan komponen

terbesar serta sumber utama penerimaan dalam negeri dalam menopang pembiayaan

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional. Selama krisis ekonomi

berkepanjangan yang mulai melanda Indonesiasejak tahun 1997, memberikan gambaran

bahwa penerimaan pajak dapat memberikan peranan dan sumbangan yang sangat berarti

melalui penyediaan sumber dana bagi pembiayaan berbagai program penanggulangan

dampak krisis ekonomi.

Selama krisis ekonomi berlangsung, peningkatan dalam negeri melalui mobilitas

penerimaan pajak dihadapkan pada tantangan bagi upaya penyehatan APBN dan

kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) melalui penurunan difisit anggaran secara

bertahap. Dilain pihak, dalam upaya menanggulangi dampak krisis ekonomi, APBN

justru diharapkan mampu berperan dalam menciptakan stimulus fiskal (fiscal stimulus)

bagi bergeraknya roda kegiatan ekonomi masyarakat, mengingat sektor masyarakat danperan swasta yang terpuruk akibat krisis belum bisa diharapkan terlalu banyak untuk

dapat berperan mengerakkan perekonornian nasional.

Berbagai kebijakan pokok pemerintah dibidang penerimaan negara yang dilakukan

diarahkan pada upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak, melalui Iangkah-Iangkah

yang antara lain rneliputi ekstensifikasi dan intensifikasi perpajakan. Perbaikan struktur

pajak, penyempurnaan sistem administrasi perpajakan dan administrasi pemungutan

pajak, serta pencabutan berbagai fasiIitas perpajakan (tax exemption) yang tidak banyak

bennanfaat. Dengan mengadakan pembaharuan sistem perpajakan tersebut diharapkan

FaktoF-FaktOF Yang MempellgaruhiKl!patuhan Wajib Pajak (Iksan Budhi R) 289

Page 3: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 3/23

 

kesadaran perpajakan dari masyarakat akan meningkat sehingga menimbulkan rasa

kepatuhan dalam membayar pajak. Kepatuhan dalam membayar pajak sangat dipengaruhi

oleh faktor-faktor ekonomi yang ada di lingkungan masyarakat, seperti: kejelasan

undang-undang dan peraturan perpajakan, filsafat negara, dan tingkat pendidikan wajib

pajak.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam studi ini

adalah sebagai berikut:

1. Apakah faktor kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan, filsafat negara

dan tingkat pendidikan wajib pajak, berpengaruh terhadap kepatuhan membayar

pajak?

2. Faktor apa yang paling dominan berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak?

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian dalam studi ini adalah:

1. Menguji secara empiris ada tidaknya pengaruh kejelasan undang-undang dan

peraturan perpajakan, filsafat negara dan tingkat pendidikan wajib pajak terhadap

kepatuhan membayar pajak.

2. Menguji secara empiris faktor apakah yang paling dominan berpengaruh terhadapkepatuhan membayar pajak.

MANFAA T PENELITIAN

Dengan tercapainya tujuan penelitian tersebut diatas, manfaat yang diharapkan dapat

diperoleh dalam studi ini adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi pemerintah mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi kepatuhan rnembayar pahak.2. Menunjukkan bukti empiris bahwa faktor kejelasan undang-undang dan peraturan

perpajakan, filsafat negara, dan tingkat pendidikan wajib pajak mempunyai pengaruh

terhadap kepatuhan membayar pajak.

290 JAMBSP Vol. 3 No.3 - Juni 2007: 288 - 310

Page 4: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 4/23

 

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pengertian Pajak

Pajak merupakan sarana yang digunakan oleh pemerintah untuk memperoleh dana dad

rakyat yang digunakan untuk. membiayai pengelolaan Negara yang berupa pembangunan

fisik maupun non fisiko Pembangunan Nasional merupakan kegiatan yang berlangsung

terus menerus dan berkesinambungan, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraanrakyat. Untuk pembiayaan pembangunan tersebut dibutuhkan dana yang cukup besar,

sebagian besar dananya berasal dari pendapatan sektor pajak.

Pengertian pajak secara awam merupakan iuran dalam bentuk uang (bukan barang) yang

dipungut oleh Pemerintah (Negara) dengan suatu peraturan tertentu (tarif tertentu) dan

selanjutnya digunakan untuk pembiayaan kepentingan-kepentingan umum. Pengertian

pajak menurut (Soemitro dalam Valentina, 2003: 3) adalah iuran rakyat kepada Kas

Negara berdasarkan Undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan

kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayarpengeluaran umum.

Pajak dilihat dari segi mikro ekonomi merupakan peralihan uang (harta) dari sektor

swasta/individu kesektor masyarakatJpemerintah, tanpa ada imbalan yang secara

langsung dapat ditunjuk. Pajak mengurangi pendapatan seseorang, dan sudah barang

tentu mengurangi daya beli individu, pengurangan daya beli individu mempunyai dampak

besar terhadap ekonomi individu (mikro ekonomi), sehingga pajak dapat mengubah

konsumsi dan pola hidup individu, Selanjutnya uang pajak yang diterima pemerintah

dikeluarkan lagi kemasyarakat untuk membiayai kepentingan umum masyarakat,

sehingga memberi dampak yang sangat besar pada perekonomian masyarakat (makro

ekonorni), Pajak dapat mempengaruhi harga, dapat mempengaruhi pasar, dapat

mempengaruhi sistem pengupahan, pengangguran, kesejahteraan masyarakat dan

sebagainya. (Suharno, 2003: 3)

Unsur-unsur pajak menurut Mardiasmo (2003) meliputi:

a. luran dari rakyat kepada negara

Yang berhak memungut pajak hanyalah negara, iuran tersebut berupa uang (bukanbarang).

b. Berdasarkan undang-undang

Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan

pelaksananya, sehingga dapat dipaksakan kepada wajib pajak.

c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara Jangsung dapat

ditunjuk. Dalarn pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi

individual oleh Pernerintah, contohnya; penggunaan sarona kesehatan, jalan raya,

jembatan dan Jain sebagainya

Faktor-Faktor Yang MempengarJJ.hiKepatuhan Wajib Pajak (lksan Budhi R) 291

Page 5: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 5/23

 

d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yaitu pengeluaran-pengeluaran

yang bermanfaat bagi masyarakat.

Dari keempat unsur tersebut maka unsur yang paling menonjol adalah unsur "paksaan",

yang mempunyai arti apabila hutang pajak tersebut tidak dibayar maka hutang tersebut

dapat ditagih dengan menggunakan kekerasan seperti dapat surat paksa, lelang, sandera

maupun sita.

Keadilan PajakAda beberapa konsep keadilan yang berhubungan dengan perpajakan dijadikan referensi

oleh berbagai pakar dan pengambil kebijakan sebelum merumuskan kebijakannya.

Konsep-konsep itu dikemukakan oleh Musgrave dalam Suhamo (2003: 10) yang

. membedakan keadilan dalam pengenaan pajak menjadi dua klasifikasi yaitu keadilan

horisontal dan keadilan vertikaL

a. Keadilan Horisontal

Keadilan horisontal adaJah pembayar pajak dengan keadaan yang sama, harusdikenakan pajak yang sarna besamya.

b. Keadilan Vertikal

Keadilan vertikal adalah pembayar pajak yang lebih besar kemampuannya, harus

dibebani pajak yang lebih besar pula

Kedua kriteria keadilan baik horisontal maupun vertikal sarna pentingnya seperti dua sisi

dalam satu mata uang logarn. Oleh karena itu pengabaian salah satunya akan

mengaburkan esensi keadilan, bahkan bukan rnustahil akan menciptakan ketidakadilan

baru dan bukannya telah menciptakan sebuah keadilan meskipun hanya sebagian sisinya.

Persoalan keadilan mendatar memang lebih sulit penerapannya karena persoalan teknis

administratif perpajakan yang masih dalam tahap pertumbuhan (belum maju). Masih

banyak orang yang bekerja sendiri (self employed) serta bekerja tanpa menggunakan

peralatan elektronik. Cara penghitungan secara manual juga praktis digunakan pada toko-

toko berskala kecil dan menengah, pedagang-pedagang, restoran. Bagi petugas pajak, hal

ini akan sangat menyulitkan untuk mendeteksi kebenaran laporan pajak.

Transparansi Dan Akuntabilitas Perpajakan

Pajak bukan hanya sekedar alat untuk meningkatkan pemasukan.negara, tetapi pajakjuga

merupakan sebuah harga. Pajak adalah harga yang dikeluarkan masyarakat agar mereka

bisa mendapatkan pekerjaan, agar masyarakat menjadi produktif, agar masyarakat bisa

inovatif dan bisa meraih kesuksesan dan seterusnya.

Tuntunan transparansi disamping karen a perubahan konstelasi sosiaI politik yang terjadi

di Indonesia mernang lebih demokratis .dan terbuka, juga merupakan indikator dari baik

buruknya kinerja sistem pengelolaan pajak. Akuntabilitas pajak hanya akan terwujud jika

292 JAMBSP Vol.3 No.3-Juni 2007:288-310

Page 6: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 6/23

 

partisipasi publik mendapatkan ruang dan media penyalurannya secara optimal. Dengan

demikian persoalan pajak itu selain menjadi wacana ilmiah, juga menjadi wacana dan

agenda politik serius dimasa datang, sebagaimana yang terjadi di negara-negara maju saat

ini (Suharno, 2003: 15). Bagi masyarakat, partisipasi mereka akan optimal dan positifjika

dilakukan sosialisasi yang intensif dalam setiap jenjang dan tahap perumusan kebijakan

pajak. Sosialisasi dan partisipasi ini penting karena selama ini rakyat tidak pernah

diajarkan terlibat dalam penyusunan kebijakan perpajakan. Banyak rakyat yang belummampu memahami bahwa instrumen pajak adalah salah satu sendi utama penopang

pembangunan bangs a dan negara. Karenanya kebijakan pajak harus mendapat perhatian

yang lebih serius. Dengan perubahan itu menjadikan setiap perubahan kebijakan dan

pelaksanaan administrasinya akan sangat terbuka dan mendapat perhatian yang lebih Iuas

dari masyarakat (wajib pajak).

Persoalan transparansi bila dilihat dari sisi perkembangan teknologi informasi juga

merupakan keniscayaan, sekaligus tantangan berat yang harus dijawab fiskus dalam

pengelolaan pajak. Jadi tuntutan transparansi ini benar-banar merupakan tuntutan zaman,dengan demikian fiskus dituntut melakukan berbagar upaya yang lebih serius dalam

menyebarluaskan berbagai infonnasi perpajakan kepada wajib pajak, terutama kepada

wajib pajak yang saat in i masih belum tersentuh kesadarannya dalam membayar pajak

karena ketidaktahuannya atau yang secara sengaja menghindar dari kejaran petugas

pajak.

Faktor tranparansi menjadi sangat penting karena kesadaran pajak biasanya tumbuh

melalui sebab-sebab teknis (rasional), seperti tingkat pengetahuan perpajakan,

pemeriksaan pajak yang akurat dan penegakan hukum yang adil. Mengingat begitu. b es arn ya persoalan yang dihadapi aparat perpajakan, sudah pasti pemerintahan tidak bisa

menangani sendirian. Oleh karena itu perlu dijalin semacam kerjasama yang intens dan

saling menguntungkan antara pemerintah, LSM, sektor swasta dan masyarakat dalam

mewujudkan kasadaran dan kepatuan wajib pajak dalam melaksanakan hak-hak dan

kewajibannya. Singkatnya partisipasi masyarakat, lembaga profesi dan LSM sangat

diperlukan dalam meningkatkan kepatuhan sukarela wajib pajak dan meningkatnya

kinerja aparat perpajakan.

Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka diatas, dapat dikatakan bahwa pajak merupakan iuran wajib,

pengenaan pajak ditetapkan untuk semua orang dalam suatu negara tanpa kecuali.

Apabila suatu ketetapan (undang-undang) pajak teIah ditetapkan, maka penduduk suatu

negara yang terkena peraturan wajib pajak, suka atau tidak suka hams membayar. Dalam

melakukan optimalisasi pemasukan dana ke kas negara tidak banya tergantung kepada

fiskus atau Wajib Pajak saja, akan tetapi kepada kedua-duanya berdasarkan undang-

undang perpajakan yang berlaku. Disamping itu, ada beberapa faktor lain yang

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, antara lain: kejelasan

Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKepatuhan Wajih Pajak (Iksan Budhi R) 293

Page 7: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 7/23

 

undang-undang dan peraturan perpajakan,fjlsafat negara dan tingkat pendidikan wajib

pajak (Nunnantu, 2003: 31-32).

Undang-undang dan peraturan perpajakan yang jelas, mudah dan sederhana serta tidak

menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda 'baik bagi fiskus maupun bagi wajib pajak,

akan menimbulkan kesadaran dan kepatuhan dalam membayar pajak. Sebaliknya undang-

undang yang rumit, peraturan pelaksanaan yang tidakjelas, berbagai fonnulir yang seringberganti, tempat pembayaran dan pelaporan yang jauh, akan menghambat pembentukan

kesadaran dan kepatuhan perpajakan. Dengan demikian, apabila wajib pajak bisa

memahami Undang-undang dan Peraturan Perpajakan, maka akan menumbuhkan

kesadaran dihati mereka dan akan patuh dalam membayar pajak.

Filsafat negara yang dimaksud adalah ideologi negara. Negara Indonesia mempunyai

ideologi Pancasila yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban warga negara, termasuk

kewajiban untuk membayar pajak. Negara yang demokratis akan selalu memberi

kesempatan kepada rakyatnya untuk ikut menentukan jumlah pajak yang akan dipungut

dalam periode tertentu. IdeoJogi Pancasila berorientasi kepada kepentingan kesejahteraan

rakyat banyak, sehingga akan mendapatkan dukungan dari rakyatnya dalam bentuk

pembayaran pajak. Apabila rakyat merasa haknya dipenuhi oJeh pemerintah, maka ia

akan secara sadar dan patuh melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak. Habib

(2002) menyatakan bahwa pemahaman wajib pajak tentang Undang Undang Perpajakan

sangat dipengaruhi oleh pendidikan wajib pajak.

Tingkat pendidikan wajib pajak, secara umum makin tinggi tingkat pendidikan wajibpajak, maka makin mudah pula bagi mereka untuk memahami peraturan perpajakan.

Wajib pajak yang sudah memahami peraturan perpajakan, termasuk memahami sanksi

administrasi dan pidana fiskal, diharapkan dapat memenuhi kewajiban pajaknya. Apabila

wajib pajak mampu untuk memahami peraturan perpajakan dengan baik, maka mereka

akan memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak secara teratur.

Berdasarkan uraian diatas, untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan

wajib pajak dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

HAl Kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan, filsafat negara, dan tingkat

pendidikan wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak.

HA2 Kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan merupakan variabel yang

dominan berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak.

294 JAMBSP VoL3 NO.3 -Juni 2007: 288-310

Page 8: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 8/23

 

METODE PENELITIAN

Gambaran Populasi dan Teknik Penyampelan

Populasi dalam penelitian ini adalah para wajib pajak yang ada di wilayah Kota Surabaya.

Roscoe dalam Sugiyono (1999: 12-13) memberikan saran-saran tentang ukuran sampeI

sebagai berikut:

I. Ukuran sampeI yang layak digunakan dalam penelitian adalah antara 30 sampaidengan 500;

2. Bila sampeI dibagi dalam kategori (pria-wanita, pegawai negeri-swasta) makajumlah

anggota sampel setiap kategori minimal 30;

3. Bila dalam penelitian akan melakukan arialisis dengan multivariate (misalnya:

korelasi atau regresi berganda), maka jumlah anggota sampeJ minimal 10 kali dari

jumlah variabel yang diteliti, Misalnya variabel penelitiannya ada 5 (independen dan

dependen) makajumlah anggota sampel: 10 X 5 = 50;

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok

eksperirnen dan kelompok kontrol, maka jurnlah anggota sampeI masing-masing 10sampai dengan 20.

Dalam penelitian ini jumlah variabeI 16 buah, maka besarnya sampeJ adalah ]6 x 10 =160 responden. Untuk menentukan siapa yang berhak dijadikan sampel atau responden,

digunakan pendekatan purposive sampling.

Definisi Operasional Variabel

1. Kejelasan Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan

Undang-undang dan peraturan perpajakan yang jelas, mudah dan sederhana sertatidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda, baik bagi fiskus maupun bagi

wajib pajak akan menirnbulkan kesadaran dan kepatuhan perpajakan yang sekaligus

akan memperlancar arus dana ke kas negara.

Adapun indikator-indikator yang digunakan dalam mengukur variabeI Kejelasan

Undang Undang dan Peraturan Perpajakan adalah sebagai berikut:

a. Undang-undang dan Peraturan Perpajakan yang jelas, mudah dan sederhana.

b. Rasa apatis wajib pajak.

c. Kesadaran wajib pajak.

d. Penerimaan kas negara.

e. Sistem dan prosedur perpajakan yang rumit.

2. Filsafat Negara

Negara yang mempunyai ideologi yang berorientasi kepada kepentingan rakyat

banyak, akan mendapat dukungan dari rakyatnya dalam bentuk pembayaran pajak.

Rakyat yang secara sadar diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam menentukan

berbagai kebijaksanaan negara dan peruinusan undang-undang perpajakan akan ikut

berpartisipasi pula dalam memenuhi kewajiban perpajakan.

Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKepatuhan Wajih Pajak (lksan Budhi R) 295

Page 9: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 9/23

 

Adapun indikator-indikator yang digunakan dalam mengukur variabel Filsafat

Negara adalah sebagai berikut:

a. Kesejahteraan rakyat.

b. Kebijaksanaan negara,

c. Negara demokratis.

d. Ideologi Pancasila.

e. Penempatan hak dan kewajiban.

3. Tingkat Pendidikan Wajib Pajak

Bahwa makin tinggi tingkat pendidikan wajib pajak, maka makin mudah pula bagi

mereka untuk memahami peraturan perpajakan. Wajib pajak yang sudah memahami

peraturan perpajakan, tennasuk memahami sanksi administrasi dan pidana fisik,

diharapkan secara sadar memenuhi kewajiban perpajakannya.

Adapun indikator-indikator yang digunakan dalam mengukur variabel Tingkat

Pendidikan Wajib Pajak adalah sebagai berikut:a. Pemahaman wajib pajak.

b. Tingginya tingkat pendidikan wajib pajak.

c. Kemampuan mengisi SPT.d. Penyelundupan pajak.

e. Minimnya tingkat pengetahuan wajib pajak.

4. Kepatuhan Membayar Pajak

Pajak merupakan salah satu faktor yang menjadi kebutuhan vital dalam rangkaian

pembangunan dan pertumbuhan di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkankemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Pada prinsipnya pajak yang dikenakan kepada

masyarakat adalah sumbangan terhadap pemerintah yang telah menyediakan barang-

barang publik. Kewajiban tersebut harus dipikul pemerintah karena pihak swasta

tidak dapat rnenghasilkan dan/atau tidak mau rnenyediakan barang-barang dan jasa

yang bersifat publik, oleh karena itu pemerintah mengharapkan kesadaran dan

kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Adapun indikator yang dijadikan

pengukuran da1am penelitian in i adalah kepatuhan rnembayar pajak.

Tekoik Pengumpulao Data

Pengumpulan data diIakukan dengan teknik kuisioner kepada respond en yang memiliki

ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut dengan

penelitian. Jumlah kuisioner sebanyak 160 (seratus enam puluh). Untuk rnenjamin

efektifitas pengumpulan data, responden yang beralamat disekitar tempat tinggal peneliti,

pendistribusian kuisioner diJakukan dengan cara mengantar langsung kepada responden.

296 JAMBSP Vol.3 No. 3-Juni 2007:288-310

Page 10: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 10/23

 

Validitas dan Reliabilitas

Data penelitian dalam proses pengumpulannya seringkali membutuhkan biaya, waktu dan

tenaga yang besar. Data menjadi tidak berguna hila alat ukur yang digunakan tidak valid

dan reliabel, Oleh karena itu perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uj i Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingindiukur. Suatu instrumen pengukur dikatakan validjika instrumen tersebut mengukur

apa yang seharusnya diukur. Hair et al. (1995) mengatakan bahwa tingkat signifikan

factor loadings dari segi praktik (rule of thumb) lebih besar dari 0,30 merupakan nilai

minimal, lebih besar dari 0,40 adalah nilai yang perlu dipertimbangkan, dan lebih

besar dari 0,50 merupakan nilai yang secara praktik signifikan. Pengujian dalam

penelitian ini akan diiakukan dengan menggunakan program Validitas Internal

(Umar,2003:78).

2. Uji ReliabilitasReliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala

yang sarna. Basil pengukuran ini merupakan kombinasi antara hasil pengukuran yang

sesungguhnya (true score) ditambah dengan kesalahan pengukuran. Makin keci1

kesalahan pengukuran, makin re1iabel a1at pengukur. Sebaliknya, makin besar

kesalahan pengukuran makin tidak re1iabel. Reliabilitas dalam penelitian ini akan

diJakukan dengan menggunakan reliabilitas konsistensi internal, dengan pendekatan

Alpha Cronbach.

Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan model regresi linier berganda (multiple

regression). yang menggambarkan pengaruh faktor kejelasan undang-undang dan

peraturan perpajakan (XI)' filsafat negara (X2), dan tingkat pendidikan wajib pajak (X3)

terhadap faktor kepatuhan membayar pajak (Y), dengan persamaan:

Y "" a +bIX1 +b2X2 + bJ(3Dimana:y =Kepatuhan Membayar Pajak

= Kejelasan Undang-undang dan Peraturan Perpajakan

= Fi1safat Negara

= Tingkat Pendidikan Wajib Pajak

= Konstanta

Uji Hipotesis

Uji hipotesis menggunakan uji statistik yang terdiri dari:

Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKepatuhan Wajih Pajak (Iksan Budhi B) 297

Page 11: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 11/23

 

1 . U ji F , yaitu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan secara simultan

variabel bebas terhadap variabel terikat, dengan kriteria sebagai berikut :

H o: 131= 132= 133=0 (tidak terdapat pengaruh)

H a : Paling tidak salah satu= 0 (terdapat pengaruh)

2 . U ji 1 , yaitu pengujian yang dilakukanuntuk mengetahui hubungan atau pengaruh dari

m asing-m asing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, dengan kriteria

s eb ag ai b erik ut:H o : 131= 132= 133= 0 (tidak terdapat pengaruh)

Ha : 1 3 1;to1 3 2 ;to1 33;to0 (te rd ap at p enga ruh)

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Profil Responden

Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) bagian,

yaitu : jenis kelam in, pendidikan terakhir dan jenis pekerjaan. Berikut ini disajikan profi]

responden yang dikelom pokkan atasjenis kelam in, pendidikan danjenis pekerjaan.

Tabell

Prom Responden

Prom Responden Jumlah Persentase

Jenis Kelamin:

1. Pria 92 57,5%

2 . W an ita 68 52,5%

Pendidikan:

1. SD 5 3,1%

2. SLTP 23 14,4%

3. SLTA 53 33,1%

4. spa " " · 5 3,1%

5 . STM 7 4,4%

6. D3 21 1 3,1 %

7. S1i

46 28,8%

Jenis Pekerjaan

2 9 8 JAMBSP VoL 3 No.3 - Juni 2007: 288- 310

Page 12: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 12/23

 

1. Pegawai Negeri 44 27,5%

2 . Pegawai Biasa 57 35,6%

3. Wiraswasta 31 19,4%

4 . TN/AL 2 1,3%

5. Ibu Rumah Tangga 26 16,3%

Pengujian Data

a. U ji Validitas

U ji v alid ita s a ta s item -item p erta ny aan d ilakuk an d engan ca ra menggunak an v alid itas

in tern al. U ji v aliditas d en gan metade in i d iJak ukan d eng an cara men gk orelasik an sk or

jaw aban yang diperaleh pada m asing-m asing item pertanyaan dengan skar total dari

kesel u ruhan item pertanyaan .

Tabel2

HasH Uji Validitas

Indikator rhilung rtabel Ketcrangan

Keje lasan undang-undang dan peraturan

perpajakan (XI)

X1.1 0,4099 0,155 ValidX1.2 " 0,4759 0,155 ValidXl.3 ·0,5544 0,155 ValidXl.4 0,3576 0,155 ValidXl.5 0,2887 0,155 Valid

F il safa t negara (X2 )

X2.1 0,390I 0,155 ValidX2.2 0,4483 0,155 ValidX2.3 0,3051 0,155 Valid

X2.4 0,4281 0,155 ValidX2.5 0,3552 0,155 Valid

T ingk at p endid ik an wajih p aja k (X3)

X3.1 0,3496 0,155 ValidX3.2 0,4888 0,155 ValidX3.3 0,5354 0,155 ValidX3.4 0,3940 0,155 Valid

X3.5 0,4488 0,155 Valid

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhikepamban Wajib Pajak (Iksan Budhi R) 299

Page 13: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 13/23

 

Berdasarkan hasil pengujian yang tampak pada tabel 2 diatas, menunjukkan bahwa

seluruh item pertanyaan dari variabel bebas memiliki nilai korelasi dari setiap

variabelnya dengan rhillillg> rtnbel,sehingga dinyatakan valid dan dapat dilanjutkan

sebagai item-item dalam variabel penelitian.

b. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan teknik Cronbrach Alpha yang menunjukkanreliabilitas, konsistensi internal dan homogenitas antar butir dimensi yang diteliti.

Menurut Singgih Santoso (2000 : 280), apabila r Alpha > r tabel, maka butir atau

variabel tersebut reliabel.

Tabel3

Basil Uji ReIiabilitas

Variabel r Alpha r tabel Keterangan

Kejelasan undang-undang dan 0.6565 0,155 Reliabelperaturan _perpajakan (XI)

Filsafat negara (X2) 0.63]7 0,155 Reliabel

Tingkat pendidikan wajib pajak 0.6875 0,155 Reliabel

(X3)

Hasil pengujian reliabilitas dengan menggunakan koefisien Cronbrach Alpha seperti

yang terlihat pada tabel 3 diatas, menunjukkan nilai koefisien untuk faktor kejelasan

undang-undang dan peraturan perpajakan (Xi), filsafat negara (X2)

dan tingkatpendidikan wajib pajak (X3) lebih besar dari 0,155 maka hal ini menunjukkan bahwa

alat ukur dalam penelitian ini reliabel.

Pengujian Asumsi Klasik

Model regresi yang paling banyak diakui atau paling luas adalah metode Kuadrat Terkecil

Biasa (Ordinary Lest Square/OLS) rnerupakan model regresi yang meghasilkan asumsi

perk iraan linier tidak bias yang terbaik (Best Linier Unbias Estimator/BLUE), artinya

koefisien regresi pada persaman tersebut benar-benar linier dan tidak bias. Kondisi ini

akan terpenuhi jika tidak terjadi peJanggaran pada asumsi regresi.a. Multikolinieritas

Multikolinieritas dimaksudkan bahwa antara variabel independen yang satu dengan

variabel independen yang lain dalam model regresi saling berhubungan secara

sempuma atau mendekati sempurna. Setelah dilakukan diagnosis atau dugaan adanya

multikolinieritas, maka perlu adanya pembuktian atau identifikasi secara statistis

mengenai ada atau tidaknya gejala multkolinier dengan earn menghitung Variance

Inflation Faktor (VIF). Hasi1 Perhitungan V[P dapat dilihat pada tabel4 berikut ini:

300 IAMBSP Vol.3NO.3-Iliff; 2007:288-310

Page 14: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 14/23

 

Tabel4

Hasil Perhitungan VIF

Variabel VIF

Kejelasan UU dan Perauran Perpajakan (XI) 1,208

Filsafat Negara (X2) 1,187

Tingkat Pendidikan Wajib Pajak (X3) 1,286

VIF menyatakan tingkat pembengkakan varians. Apabila varians lebih besar dari 5

(lima) berarti terdapat multikolinier pada persamaan regresi linier. Adapun hasil yang

diperoleh setelah dilakukan pengujian analisis regresi tinier berganda, diketahui

bahwa dari ketiga variabel yang dianalisis diperoleh VIF untuk XI sebesar 1,208,untuk X2sebesar 1,187, dan untuk X3 sebesar 1,286. Hal ini berarti VIF ketiga

variabel tersebut lebih kecil dari 5, sehingga dalam metode regresi ini tidak terjadi

multikolinieritas.

b. Heteroskedastisitas

Varians variabel bebas adalah tidak konstan (berbeda) untuk setiap nilai tertentu

variabel bebas. Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan

variabel bebas. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi Rank

Spearman's antara residual dengan seluruh variabel bebas atau yang menjelaskan.

Pembuktian adanya Heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini:

TabelS

Tes Heteroskedastisitas dengan Korelasi Rank Spearman's

Variabel Rank S_pearman's Signlfikan Keterangan

Xl -0,126 0,113 Bebas hetero

X2 -0,057 0,477 Bebas heteroXJ -0,034 0,672 Bebas hetero

Berdasarkan tabel 5 diatas, diperoleh tingkat signifikansi koefisien korelasi Rank

Spearman's untuk semua variabel bebas terhadap residual lebih besar dari 0,05,

sehingga tidak mempunyai korelasi yang berarti antara nilai absolut residual dengan

variabel yang menjelaskan. Jadi dapat disimpulkan persamaan regresi tersebut bebas

heteroskedastisitas.

Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKepatuhan Wajib Pajak {Iksan Budhi R) 301

Page 15: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 15/23

 

C. Autokorelasi

Asumsi ketiga dalam regresi linier berganda adalah ada atau tidaknya autokorelasi

yang dilihat dari besarnya nilai Durbin Watson. Autokorelasi pada sebagian besar

kasus ditemukan pada regresi yang datanya adalah time series, atau berdasarkan

waktu berkala, Sedangkan dalam penelitian dengan menggunakan data crossection,

haJ ini jarang ditemukan. Mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Singgih bahwa

nilai yang berada pada kisaran -2 sampai dengan 2 tidak terkena autokorelasi. Dalampengujian ini dihasilkan nilai Durbin Watson adaJah 1,555, karen a nilai ini terletak

diantara -2 sampai dengan 2 maka dapat simpulkan dalam metode regresi ini tidak

terkena autokorelasi.

Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk menguji hipotesis penelitian ini digunakan model regresi linier berganda (multiple

regression). yang menggambarkan pengaruh faktor kejelasan undang-undang dan

peraturan perpajakan (XI)' filsafat negara (X2)' dan tingkat pendidikan wajib pajak (X3)

terhadap faktor kepatuhan mernbayar pajak (Y).

Perhitungan regresi linier berganda serta perhitungan lain yang menunjang dalam

penelitian ini dengan hasil sebagai berikut:

Tabel6

Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel Koef. Reg t. hit Sign r partial

Konstanta 0,378 - - -Kejelasan UU dan Peraturan 0,449 9,173 0,000 0,592

Peroai akan (X I)

Filsafat Negara (X 2) 0,285 5,640 0,000 0,412

Tingkat Pendidikan Wajib 0,162 3,444 0,001 0,266

Pajak (X3)

Multiple R = 0,777 Adjusted R Square=0,596

F hitung= 79,177 Sign= 0,000 N= 160

Berdasarkan hasil anal isis diatas, maka diperoleh persamaan regresi linier berganda

sebagai berikut: '

Y;:: 0,378 + O,449X) + O,285X1+ O,162X3

Dan persamaan tersebut dimas dapat dijelaskan mengenai koefisien regresi sebagai

berikut:

3 0 2 JAMBSP Vol.3 No.3 =Juni 2007: 288 - 310

Page 16: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 16/23

 

a. Nilai a (constant) adalah menunjukkan besarnya nilai kepatuhan membayar pajak

(Y), jika tidak ada variabel lain yang mempengaruhi atau jika semua variabel bebas

sama dengan nol, maka diprediksikan nilai kepatuhan membayar pajak sebesar 0,378.

b. Apabila variabel kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan (Xj) berubah 1

satuan, maka akan mempengaruhi nilai kepatuhan membayar pajak (Y) sebesar

0,449. Maksudnya apabila variabel kejelasan undang-undang dan peraturan

perpajakan (Xj) meningkat sebesar satu satuan, maka nilai kepatuhan membayarpajak (Y) akan naik sebesar 0,449 dengan asumsi variabel lain (X 2 dan XJ) adalah

konstan.

c. Apabila variabel fisafat negara (X2) berubah 1 satuan, maka akan mempengaruhi nilai

kepatuhan membayar pajak (Y) sebesar 0,285. Maksudnya apabila variabel filsafat

negara (X2) meningkat sebesar satu satuan, maka nilai kepatuhan membayar pajak

(Y) akan naik sebesar 0,285 dengan asumsi variabellain (X, dan X3) adalah konstan.

d. Apabila variabel tingkat pendidikan wajib pajak (X3) berubah 1 satuan, maka akan

mernpengaruhi nilai kepatuhan membayar pajak (V) sebesar 0,162. Maksudnya

apabila variabel tingkat pendidikan wajib pajak (X3) meningkat sebesar satu satuan,maka nilai kepatuhan membayar pajak (Y) akan naik sebesar 0,162 dengan asumsi

variabellain (X I dan X2) adalah konstan.

Analisis Koefisien Korelasi

Analisis koefisin korelasi digunakan untuk melihat derajat hubungan antara kepatuhan

membayar pajak sebagai variabel dependen dengan faktor kejelasan undang-undang dan

peraturan perpajakan, filsafat negara dan tingkat pendidikan wajib pajak. Hasil dari

perhitungan menunjukkan bahwa untuk variabel kejelasan undang-undang dan peraturan

perpajakan (XI)' koefisien korelasi parsialnya (r) sebesar 0,592. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan memiliki hubungan

yang positif dengan kepatuhan membayar pajak sebesar 0,592. Pada variabel filsafat

negara (X2) koefisien korelasi parsial (r) sebesar 0,412 dan pada variabel tingkat

pendidikan wajib pajak (X3) koefisien korelasi parsial (r) sebesar 0,266 juga mempunyai

hubungan yang positif dengan kepatuhan membayar pajak (Y). Sehingga ketiga variabel

tersebut memiliki hubungan yang positifterhadap kepatuhan membayar pajak.

Koefisien korelasi secara menyeluruh (R) yang diperoleh dari hasil print out adalahsebesar 0,777 yang artinya hubungan antara faktor kejeJasan undang-undang dan

peraturan perpajakan, filsafat negara dan tingkat pendidikan wajib pajak dengan

kepatuhan membayar pajak adalah positif dan cukup kuat.

Analisis Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi secara menyeluruh ini digunakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh dari variabel independen, yaitu kejelasan undang-undang dan

peraturan perpajakan, filsafat negara dan tingkat pendidikan wajib pajak terhadap

Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKepaluhan Wajih Pajak (Iksan Budhi R) 303

Page 17: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 17/23

 

variabel dependen yaitu kepatuhan rnembayar pajak. Nilai adjusted R Square (R2) atau

koefisien determinasi yang disesuaikan (karena variabel independen lebih dari dua)

sebesar 0,596, menunjukkan bahwa sebesar 59,6% kepatuhan membayar pajak dapat

dijelaskan oleh variabel independen yaitu faktor kejelasan undang-undang dan peraturan

perpajakan, filsafat negara, dan tingkat pendidikan wajib pajak. Penilaian ini sudah dapat

dikatakan tinggi, hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Pit Rietveld

(1994: 27-28) yang mengatakan bahwa untuk penelitian sosial, R2 antara 0,4 - 0,6 sudah

dapat dikatakan tinggi. Sementara sisanya sebesar 0,404 atau 40,4% dijelaskan oleh

variabel-variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini,

Pengujian Hipotesis

a. PengujianHAl

Hipotesis pertama: kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan, filsafat

negara, dan tingkat pendidikan wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan

membayar pajak. Hipotesis diatas mengandung dua pengertian, pertama adalahpengertian berpengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas terhadap variabel

terikat. Kedua, pengertian berpengaruh secara individual terhadap kepatuhan

membayar pajak. Pengujian hipotesis menggunakan tingkat signifikansi (a.) sebesar

0,05 atau 5% dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.

1) Penguj ian signifikansi secara simuitan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi variabel bebas secara simultan

terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diketahui

bahawa nilai Fhilung = 79,177 lebih besar dibandingkan nilai Frobel 2,600. Dan nilai

signifikansi = 0,000 lebih keciI dari 0,05. Maka HA dapat didukung, artinyasecara simuJtan faktor kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan,

filsafat negara dan tingkat pendidikan wajib pajak, secara statistis berpengaruh

signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak.

2) Pengujian signifikansi secara parsiaI (Uji t)

a) Uji t digunakan untuk menguji signifikansi variabel bebas secara parsial

terhadap varia bel terikat

Pengujian terhadap pengaruh kejelasan undang-undang dan peraturan

perpajakan. menunjukkan bahwa Nilai thilung yang diperoleh sebesar 9,173lebih besar dibandingkan nilai t1abcl 1,960. Dan nilai signifikansi ;:;0,000

lebih kecil dari 0,05. Maka HA didukung, yang berarti secara parsial

faktor kejeJasan undang-undang dan peraturan perpajakan memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak.

Pengujian terhadap pengaruh filsafat negara, nilai t hitung yang diperoleh

sebesar 5,640 lebih besar dibandingkan nilai t tabel =1,%0. Dan nilai

signifikansi = 0,000 lebih kecil dari 0,05. Maka HA didukung., yang

berarti secara parsial .faktor filsafat negara memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak.

304 JAMBSP Vol. 3 No.3 - Juni 2007: 288 - 310

Page 18: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 18/23

 

Pengujian terhadap pengaruh tingkat pendidikan wajib pajak

menunjukkan bahwa, Nilai thitunl! yang diperoleh sebesar 3,444 Iebih besar

dibandingkan nilai ttabel = 1,960. Dan nilai signifikansi = 0,001 lebih kecil

dari 0,05. Maka Maka HA didukung, yang berarti secara parsial faktor

tingkat pendidikan wajib pajak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kepatuhan membayar pajak.

Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis secara parsial ini maka dapatdisirnpulkan bahwa faktor kejelasan undang-undang dan peraturan

perpajakan, filsafat negara dan tingkat pendidikan wajib pajak, seraca

statistis masing-masing berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan

membayar pajak. Sehingga hipotesis pertama yang diajukan dapat

didukung kebenarannya.

b. Pengujian HA2

Hipotesis kedua: kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan berpengaruh

paling dominan terhadap kepatuhan membayar pajak. Dalam membuktikan hipotesiskedua ini, diperlukan pengujian atau perhitungan yang mengukur kontribusi pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

Tabel7

Hasil Perhitungan Nilai Beta Coeffisient

Variabel Beta Coeffisient

KejeJasan UU dan Peraturan Perpajakan (XI) 0,508Filsafat Negara (Xl) 0,310

Tingkat Pendidikan Wajib Pajak (X3) 0,197

Berdasarkan besamya nilai beta coeffisient dapat dilihat bahwa yang terbesar adalah

variabel kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan, dengan ~ = 0,508,

sehingga variabel ini mempunyai pengaruh terkuat atau paling dominan terhadap

kepatuhan membayar pajak. Dengan demikian hipotesis yang kedua juga dapat

didukung kebenarannya.

Pembahasan

a. Kejelasan Undang-undang dan Peraturan Perpajakan.

KejeJasan undang-undang dan peraturan perpajakan merupakan faktor yang sangat

berpengaruh terhadap kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.

Dengan adanya undang-undang dan peraturan perpajakan yang jelas, mudah dan

sederhana akan mudah dipamahami, sehingga tidak menimbulkan salah tafsir baik

bagi fiskus maupun wajib pajak. Setelah diperoleh data penilaian tentang kejelasan

Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKepatuhan Wajib Pajak (Iksan Budhi R) 305

Page 19: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 19/23

 

undang-undang dan peraturan perpajakan, maka hasil pengujian dapat dije!askan

sebagai berikut:

1) Nilai koefisien regresi untuk variabel kejelasan undang-undang dan peraturan

perpajakan adalah 0,449 yang berarti bahwa semakin baik kriteria kejelasan

undang-undang dan peraturan perpajakan, mengenai undang-undang dan

peraturan perpajakan yang jelas, mudah dan sederhana, rasa apatis wajib pajak,

kesadaran dan kepatuhan wajib pajak, penerimaan kas negara serta siatem dan

prosedur yang rumit akan memberikan pengaruh terhadap kepatuhan membayar

pajak, dengan asumsi variabel-variabel yang lain tetap (cateris paribus).

2) Hasil pengujian secara individual (t-test) diperoleh diperoleh besarnya thitung

adalah 9,173 dimana angka tersebut diikuti nilai signifikansi 0,000 yang lebih

kecil dari nilai a. 0,05. Hal ini dapat dikatakan bahwa variabel kejelasan undang-

undang dan peraturan perpajakan mempunyai pengaruh signifikan dan positif

terhadap kepatuhan membayar pajak. Sedangkan secara parsial dengan asumsi

cateris paribus, perubahan variabel kejelasan undang-undang dan peraturan

perpajakan mempengaruhi kepatuhan membayar pajak adalah 0,449, yangditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar 0,449.

Berdasarkan hasil anaJisis diatas, pemerintah perlu mengkaji ulang kembali

kebijakan mengenai undang-undang dan peraturan perpajakan yang saat ini

sedang berlaku, supaya masyarakat mudah untuk memahami sehingga lebih

sadar dan patuh dalam membayar pajak. Hal ini dilakukan mengingat kejelasan

undang-undang dan peraturan perpajakan merupakan faktor yang utama dan

paling dominan berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak. Hal yang

mungkin dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki undang-undang dan

peraturan perpajakan supaya lebih mudah, jeJas dan sederhana, beban

administrasi dalam bentuk sistem dan prosedur yang tidak berbelit-belit,

menyediakan tempat pembayaran dan pelaporan yang dekat.

b. FilsafatNegara

Seperti halnya faktor kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan, filsafat

negara juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kesadaran dan kepatuhan

wajib pajak dalam membayar pajak. Filsafat negara berkaitan dengan ideologi negara

yaitu Pancasila yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban warga negara, tennasuk

hak dan kewajiban perpajakan untuk membayar pajak. Rakyat yang secara sadar

diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam menentukan berbagai kebijaksanaan

negara dan perumusan undang-undang perpajakan akan ikut berpartisipasi pula dalam

memenuhi kewajiban perpajakan. Berdasarkan analisis terhadap faktor filsafat

negara, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Nilai koefisien regresi untuk variabel filsafat negara adalah 0,285 yang berarti

bahwa semakin baik kriteria filsafat negara, mengenai kesejahteraan rakyat,

306 JAMBSP Vol. 3 No.3 - Jim; 2007: 288 - 3J 0

Page 20: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 20/23

 

kebijaksanaan negara, negara demokratis, ideologi Pancasila, penempatan hak

dan kewajiban, dengan asumsi variabel-variabel yang lain tetap (cateris paribus).

2) Hasil pengujian secara individual (t-test) diperoleh diperoleh besarnya tbitung

adalah 5,640 dimana angka tersebut diikuti nilai signifikansi 0,000 yang lebih

kecil dari nilai a 0,05. Hal Ini dapat dikatakan bahwa variabel filsafat negara

mempunyai pengaruh signifikan dan positifterhadap kepatuhan membayar pajak.

Sedangkan secara parsial dengan asumsi cateris paribus, perubahan variabelfilsafat negara mempengaruhi kepatuhan membayar pajak adalah 0,285, yang

ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar 0,285.

Berdasarkan hasil anal isis diatas, Pemerintah perlu memberi kesempatan kepada

warga negara melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk merumuskan undang-

undang perpajakan. Hal ini dilakukan mengingat filsafat negara juga rnerupakan

faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak.

c. Tingkat Pendidikan Wajib PajakI

Tingkat pendidikan wajib pajak juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadapkesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Dengan semakin

tingginya tingkat pendidikan Wajib Pajak, makin mudah pula bagi mereka dalam

memahami peraturan perpajakan. Berdasarkan analisis terhadap tingkat pendidikan

wajib pajak, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Nilai koefisien regresi untuk variabel tingkat pendidikan wajib pajak adalah

0,162 yang berarti bahwa semakin baik kriteria tingkat pendidikan wajib pajak,

mengenai pemahaman wajib pajak, tingginya tingkat pendidikan, kemampuan

mengisi SPT. penyelundupan pajak, tingkat pengetahuan wajib pajak akan

memberikan pengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak, dengan asumsivariabel-variabel yang lain tetap (cateris paribus).

2) Hasil pengujian secara individual (t-test) diperoleh besamya thitung adalah 3,444

dimana angka tersebut diikuti nilai signifikansi 0,001 yang lebih kecil dari nilai a0,05. Hal ini dapat dikatakan bahwa variabel tingkat pendidikan wajib pajak

mempunyai pengaruh signifikan dan positifterhadap kepatuhan membayar pajak.

Sedangkan secara parsial dengan asumsi cateris paribus, perubahan variabel

tingkat pedidikan wajib pajak mempengaruhi kepatuhan membayar pajak adalah

0,162, yang ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar 0,162.

Berdasarkan hasil analisis diatas, pemerintah perlu meningkatkan tingkat pendidikan

warga negara supaya mereka dapatmemahami peraturan perpajakan yang berlaku.

Hal ini dilakukan rnengingat tingkat pendidikan wajib pajak juga merupakan faktor

yang berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak. Peningkatkan tingkat

pendidikan warga negara dapat dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan

mengenai pentingnya pendidikan dan memberikan bantu an operasionai sekolah

supaya masyarakat yang tidak mampu bisa tetap sekolah.

Faktor-Faktor Yang MempolgaruhiKepalUhan Wajib Pajak (Iksan Budhi R) 307

Page 21: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 21/23

 

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN

Simpulan

1. Tujuan penelitian ini adaJah untuk menguji seeara empiris besarnya pengaruh faktor

kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan, filsafat negara dan tingkat

pendidikan wajib pajak terhadap kepatuhan membayar pajak dan untuk mengetahui

faktor mana yang dominan berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak.2. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang menggunakan pendekatan

purposive sampling dan dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Surabaya, sehingga

terkumpul 160 responden. Teknik analisis data menggunakan regresi linier berganda

dan untuk menguji hipotesis menggunakan uji F dan uji t.

3. Berdasarkan uji seeara simultan diperoleh hasil Fhil1lI1!l = 79,177 yang lebih besar dan

Ftabd = 2,600, dengan nitai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan

demikian HA dapat didukung, yang berarti secara simultan faktor kejelasan undang-

undang dan peraturan perpajakan, filsafat negara dan tingkat pendidikan wajib pajak,

secara statistis berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan membayar pajak,4. Berdasarkan nilai beta coef'fisient dapat diketahui bahwa faktor kejelasan undang-

undang dan peraturan perpajakan mempunyai nilai P = 0,508, sedangkan untuk faktor

fiIsafat negara p = 0,310 dan untuk faktor tingkat pendidikan wajib pajak P =0,197.

Dari nilai beta tersebut dapat terlihat bahwa kejelasan undang-undang dan peraturan

perpajakan mempunyai nilai beta terbesar, sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor

kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan mempunyai pengaruh yang

paling dominan terhadap kepatuhan membayar pajak.

Implikasi

1. Perlu adanya perhatian dari pemerintah mengenai faktor-faktor yang ikut menentukan

optimalisasi pemasukan dana kekas negara melalui pajak, seperti faktor kejelasan UU

dan peraturan perpajakan, filsafat negara dan tingkat pendidikan wajib pajak, dimana

faktor tersebut mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak.

2. Sebaiknya Pemerintah perlu melakukan pemeriksaan pajak secara profesional dengan

berpegang teguh pada undang-undang perpajakan yang mencegah wajib pajak

melakukan tax evasion, bak wajib pajak yang sedang diperiksa maupun wajib pajak

lainnya, sehingga mereka akan berusaha untuk patuh.

3. Prosedur yang meliputi tahap-tahap pendaftaran wajib pajak, penetapan, penagihan

dan tempat pembayaran pajak sebaiknya dipermudah supaya masyarakat tidak merasa

terbebani untuk membayar pajak.

4. Perlu adanya sosialisasi yang optimal dari pemerintah, karena disatu sisi rakyat masih

jauh dari pemahaman perpajakan

5. Sebaiknya pendidikan pajak dijadikan sebagai kurikulum di sekolah. Karena lapisan

masyarakat perlu diberi pendidikan pajak seluas-Iuasnya dan sebaiknya dilakukan

sedini mungkin agar mengetahui hakdan kewajiban perpajakannya

308 JAMBSP Vol. 3 No.3 - Juni 2007: 288- 310

Page 22: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 22/23

 

Keterbatasan1. Instrumen yang digunakan adalah persepsi jawaban responden, dan penelitian

dilakukan dengan metoda survei melalui kuisioner, Peneliti memiliki keterbatasan

dalam mengontrol subyek yang diteliti sehingga dimungkinkan timbul perbedaan

interpretasi atas maksud dan tujuan pertanyaan. Sementara peneliti tidak dapat

m enjelaskan m aksud pertanyaan secarajelas.

2. Keterbatasan-keterbatasan lainnya, seperti ruang lingkup penelitian, jumlahresponden, dan juga jum lah faktor yang diteliti, diharapkan dalam penelitian

berikutnya lebih diperluas cakupannya agar diperoleh hasil penelitian yang lebih

baik.

DAFT AR PUSTAKA

Bohari (2 002 ), Pengantar Hukum Pajak, Edisi R evisi, PT . R aja Grafindo Persada,

Jakarta.

Eriksen K & F all an (1 9 96), Tax Know/edge and Attitudes Towards Taxation: A Report an

a Guard Experiment, Journal of Econom ic Psicologi 1 7: 387-402 .

Gunadi dkk (200] ), Perpajakan, Edisi R evisi, Lem baga Penerbit Fakultas Ekonom i ur,Jakarta.

Habib Basir (2002) , Pemahaman Wajib Pajak Badan Mengenai Undang Undang Pajak

Penghasilan dan Beban Pajak yang Harus Dibayar, Jurnal A kuntansi M anajem en

Vol. 1No.2: 23-38

H air et al (1 995), Multivariate Data Analysis, Forth Edition, Tulsa, OK: Petroleum

P ublishing C o.

M ardiasm o (2 003), Perpajakan, E disi R evisi, A ndi, Y ogyakarta,

M unaw ir (1 99 7), Perpajakan, L ib erty , Yogyak arta ,

N urm antu, Safri (2 003), Pengantar Perpajakan, E disi 2 , G ranit, Jakarta

Purw anto, Suharyadi (2 004), Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modem, Edisi 1 ,

Salem ba em pat, Jakarta.

R esm i, Siti (2 003), Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisis 1 , Salem ba em pat • Jakarta.

Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKepatuhan Wajib Pajak (Iksa« Builhi R) 309

Page 23: tgas jurnal akuntansi 1

5/17/2018 tgas jurnal akuntansi 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tgas-jurnal-akuntansi-1 23/23

 

Santosa, Singgih (2000), Buku Latihan SPSS Statistik parametrik; PT. Elex Media

Kornputindo, Jakarta.

Sugiyono (1999), Statistik Nonparametris untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung.

___ (2000), Satistika Untuk Penelitian, Cetakan ke Tiga, CV. Alfabeta, Bandung.

Suhamo (2003), Pajak Properti di Indonesia, editor: Untung Supardi et.al, Jakarta.

Urnar, Husein (2003), Metode Rise: Akuntansi Terapan, Ghalia

Indonesia, Jakarta.

Waluyo & Wirawan B. Ilyas (2002), Perpajakan Indonesia buku 1, salernba Empat,

Jakarta.

Valentina. Sri & Aji S. (2003), Perpajakan Indonesia, cetakan 1, UPP AMP YKPN,Yogyakarta.

310 JAMBSP Vol.3 No.3 -Jrmi2007: 288-310