Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015...

14
Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram Halaman | i

Transcript of Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015...

Page 1: Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ...fip.ikipmataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/DAYA-TARIK-PONP… · Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ISSN 2355-7761 Jurnal

Jurnal Paedagogy

Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | i

Page 2: Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ...fip.ikipmataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/DAYA-TARIK-PONP… · Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ISSN 2355-7761 Jurnal

Jurnal Paedagogy

Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | ii

JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan

Dewan Redaksi

Pelindung dan Penasihat

:

Prof. Drs. Toho Cholik Mutohir, MA., Ph.D

Penanggung Jawab : Dra. Ni Ketut Alit Suarti, M.Pd

Ketua Penyunting : Drs.Wayan Tamba, M.Pd.

Sekertaris Penyunting : 1. M. Arief Rizka, M.Pd.

2. Hariadi Ahmad, M.Pd.

Keuangan : Junain Huri

Penyunting Ahli : 1. Prof. Dr. Azis Abdul Wahab, M.Pd.

2. Prof. Dr. Gede Sedamayasa, M.Pd.

3. Prof. Dr. Wayan Maba

4. Dr. Hj. Jumailiyah, M.M.

5. Dr. Gunawan, M.Pd.

Penyunting Pelaksana : 1. Muh. Husein Baysha, S.Pd., M.Pd.

2. Mujiburrahman, M.Pd.

3. M. Ary Irawan, M.Pd.

4. Endah Resnandari Puji Astuti, S.Pd.,M.Pd.

5. Restu Wibawa, M.Pd.

6. Wiwien Kurniawati, M.Pd.

Pelaksana Ketatalaksanaan : 1. Hardiansyah, S.Pd., MM.Pd.

2. Jien Tirta Raharja, M.Pd.

Distribusi : Nuraeni, M.Si.

Desain Cover : Muh. Husein Basyha, S.Pd., M.Pd.

Alamat Redaksi:

Redaksi Jurnal Paedagogy

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Gedung Dwitiya, Lt.3. Jalan Pemuda No.59 A Mataram

Telp.(0370) 638991

Email: [email protected]

Jurnal Paedagogy menerima naskah tulisan penulis yang original (belum pernah

diterbitkan sebelumnya) dalam bentuk soft file, office word document (CD/

Flashdisk/ Email).

Diterbitkan Oleh: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram.

ISSN 2355-7761 Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015

Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan

Page 3: Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ...fip.ikipmataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/DAYA-TARIK-PONP… · Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ISSN 2355-7761 Jurnal

Jurnal Paedagogy

Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | iii

JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan

Daftar Isi Halaman

Hadi Gunawan Sakti

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

VERSUS PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MOTIVASI

BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR PEMAHAMAN KONSEP

DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA ………………………..…

82 – 100

Zulfakar

PERANAN PIMPINAN PERGURUAN TINGGI DALAM

MENINGKATKAN MUTU DOSEN ………………………………………...

101 – 112

Zinnurain

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI TATA CARA SHOLAT

UNTUK KELAS II SEKOLAH DASAR ………………………………………

113 – 121

Rudi Hariawan dan M. Faqih

DAYA TARIK PONPES YANMU NW PRAYA SEBAGAI PILIHAN

MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN ANAK DI KABUPATEN

LOMBOK TENGAH ………………………………………………...………….

122 – 130

Yessi Yosari dan Mujiburrahman

PENGARUH TEKNIK HOMEWORK BEHAVIORISTIK TERHADAP

KEMANDIRIAN SISWA SMP NEGERI 1 BRANG ENE KABUPATEN

SUMBAWA BARAT …………………………………….………………………

131 – 133

Agus Fahmi

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DAN MUTU PENDIDIKAN DI

SEKOLAH ……………………………………………………………………….

134 – 141

Ni Ketut Alit Suarti

BERMAIN PUZZLE MEMUPUK SIKAP KEMANDIRIAN PADA ANAK

USIA DINI ………………………………………………………………………..

142 – 150

Wawan Sukmawansyah dan Jien Tirta Raharja

HUBUNGAN PERGAULAN SOSIAL REMAJA DENGAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA PADA SMA ISLAM AL-AZHAR NW KAYANGAN

…………………………...………………………………………………………...

151 – 156

Made Piliani dan Anak Agung Rai Sunanjaya

HUBUNGAN MANAJEMEN HUMAS DENGAN PEMBANGUNAN

CITRA SEKOLAH DI SMP IT TUNAS CENDEKIA MATARAM

……………………………………………………………………………………………..

157 – 163

Junaidi Zultoni dan Farida Herna Astuti

PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDU TERHADAP

PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS XI DI SMAN 2 PRINGGARATA

…………………………………………………………………………………….

164 – 170

ISSN 2355-7761 Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015

Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan

Page 4: Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ...fip.ikipmataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/DAYA-TARIK-PONP… · Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ISSN 2355-7761 Jurnal

Jurnal Paedagogy

Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 122

DAYA TARIK PONPES YANMU NW PRAYA SEBAGAI PILIHAN

MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN ANAK

DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

Rudi Hariawan dan M. Faqih

Program Studi Administrasi Pendidikan FIP IKIP Mataram

Email : [email protected]

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang daya tarik pondok pesantren

sebagai pilihan utama masyarakat Lombok Tengah dalam pendidikan anak yang difokuskan

pada pengelolaan Ponpes dan alasan masyarakat memilih Ponpes. Metode penelitian

menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus, sedangkan analisis data

menggunakan interaktif dari Miles & Huberman. Dari hasil dan pembahasan penelitian dapat

disimpulkan bahwa (1) Daya tarik pondok pesantren dikarenakan, pertama, adanya program

unggulan pondok pesantren bidang pendidikan agama Islam dan pendidikan umum; kedua,

para santri prampil berbahasa asing (arab-inggris); ketiga, tersedianya sarana dan prasarana

yang memadai dan cukup modern, (2) alasan masyarakat memilih ponpes Yanmu NW Praya,

karena; pertama, tebangungnya hubungan sosial dan keagamaan yang saling menguntungkan

antara Ponpes dengan stakeholder atau masyarakat; kedua, ponpes menyampaikan dan

menampilkan prestasi para santriwan/wati kepada masyarakat sebagai bentuk

tanggungjawabnya kepada masyarakat khususnya para wali murid dalam berbagai kegiatan,

baik yang dilaksanakan di luar maupun di dalam Ponpes.

Kata kunci: Daya Tarik Pondok Pesantren dan Pendidikan Anak

PENDAHULUAN

Pondok pesantren (Ponpes) merupakan

salah satu organisasi sosial yang

bergerak di bidang pendidikan

khususnya pendidikan yang

bernafaskan Islam. Lingkup

kegiatannya meliputi semua jalur,

jenjang dan jenis pendidikan dalam

membantu memenuhi kebutuhan

masyarakat. Pengelolaan pendidikan

baik melalui jalur formal dan

nonformal, dari jenjang pendidikan

dasar sampai dengan perguruan tinggi

tersedia di Ponpes, sedangkan jenis

pendidikan dari PAUD, MI, MTs,

MA/SMK, sampai Universitas

diselenggarakan di Ponpes.

Ponpes memiliki sejarah yang

sangat panjang dan sampai saat ini

masih dianggap sebagai lembaga

pendidikan “kelas dua dan marginal”

(Marno, 2008:143). Ponpes lebih

banyak diminati oleh masyarakat

menengah kebawah dan belum

sepenuhnya menjadi pilihan pertama

(sekolah favorit) bagi masyarakat

menengah ke atas. Fenomena seperti di

atas menurut Marno (2008) setidaknya

dipengaruhi oleh dua hal: yaitu

kaitannya dengan parental choice of

education dan problem internal

kelembagaan yaitu popularitas dan

marginalitas lembaga pendidikan sangat

ditentukan oleh sejauh mana lembaga

pendidikan bersangkutan mampu

merespon dan mengakomodasi aspirasi

masyarakat dan seberapa jauh lembaga

pendidikan dapat menyelesaikan

permasalahan-permasalahan internal

kelembagaan kearah profesionalisme

penyelenggaraan pendidikan.

Permasalahan internal

kelembagaan Ponpes sangat

ditententukan oleh sumber daya

manusia yang mengelola Ponpes

tersebut, dikatakan oleh Halim dkk

(2005) kuantitas dan kualitas SDM

adalah dua aspek yang berkontribusi

penting mengelola Ponpes. Kuantitas

menyangkut jumlah SDM yang

umumnya dianggap kurang penting

kontribusinya terhadap pembangunan

Page 5: Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ...fip.ikipmataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/DAYA-TARIK-PONP… · Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ISSN 2355-7761 Jurnal

Jurnal Paedagogy

Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 123

masyarakat, dibandingkan aspek

kualitas. Kuantitas SDM tanpa disertasi

kualitas akan menjadi beban

pembangunan. Karena itu

pembangunan SDM secara kuantitas

dan kualitas tidak dapat dilaksanakan

secara terpisah.

Pergeseran masyarakat dalam

menentukan pilihan pendidikan sangat

dipengaruhi oleh loncatan

perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang berakibat pada: pertama

hubungan sosial masyarakat lebih

dilihat dari sudut kegunaan dan

kepentingan yang lebih fungsioanal

semata. Kedua masyarakat padat

informasi. Ketiga kehidupan yang

terbuka dan sistematis (Fajar, 1999)

Kondisi tersebut mengubah cara

pandang dan fikir masyarakat dalam

memilih lembaga pendidikan yang

dapat memberikan kemampuan secara

teknologi, fungsional, individual,

informatif dan terbuka (Marno, 2008).

Kebutuhan kemampuan etika, moral

dan spiritual yang tidak kalah penting

sebagai daya dukung dalam kehidupan

bermasyarakat.

Dengan melihat problem internal

kelembagaan Ponpes seperti yang telah

diuraikan di atas dan dikaitkan dengan

social choice of education, dimana

masyarakat semakin kritis, terbuka dan

berfikir jauh ke depan dalam

menentukan pilihan pendidikan bagi

anak-anaknya, keluarga ataupun untuk

dirinya sendiri, jika tidak memperbaiki

internal kelembagaan dari segi kuantitas

dan kualitas, maka Ponpes akan tetap

menjadi pilihan kedua dan menjadi

sekolah yang dimarginalkan oleh

masyarakatnya sendiri.

Ponpes yang tesebar di Lombok

sangat banyak walaupun belum ada data

secara statistik yang dimiliki oleh

peneliti, namun sepanjang

pengamatannya selama ini masyarakat

lebih fokus pada tiga Ponpes, dua

diantaranya berada di wilayah

Kabupaten Lombok Barat yaitu Ponpes

Al-Aziziyah di Kapek Gunung Sari dan

Ponpes Nurul Hakim di Kediri,

sedangkan Ponpes Munirul Arifin

(YANMU) NW Praya di kabupaten

Lombok tengah

Ponpes tersebut dikenal oleh

masyarakat luas tidak hanya oleh

masyarakat lokal Lombok atau Propinsi

Nusa Tenggara Barat saja, tetapi

dikenal secara Nasional sampai ke

Flores, Bali, dan Pulau Jawa, hal ini

disebabkan karena Ponpes tersebut

memiliki daya tariknya sendiri.

Sehingga pada setiap awal tahun ajaran

baru tidak pernah khawatir dengan

jumlah peserta didik baru, yang dimana

pada Ponpes lainnya akan mengatur

berbagai macam strategi untuk menarik

minat masyarakat agar melanjutkan

pendidikan di lembaga pendidikannya.

Yayasan Pondok Pesantren

YANMU NW Praya sepanjang

keberadaannya selama ini selalu

menjadi pilihan masyarakat NTB

khususnya, sehingga pihak Ponpes

sering menolak sebagian siswa dengan

alasan terbatasnya tempat dan fasilitas

jika diterima semua, proses penerimaan

peserta didik barupun dilakukan melalui

banyak tahapan seleksi, mulai dari tes

tulis, tes wawancara dan tes baca Al-

Qur’an serta tes kesiapan peserta didik

jika telah diterima di ponpes tersebut.

Berdasarkan fenomena pilihan

masyarakat dalam menentukan

pendidikannya tersebut itulah yang

menjadi pertimbangan peneliti

mengkaji secara mendalam tentang

“Daya Tarik Ponpes YANMU NW

Praya Sebagai Pilihan Utama

Masayarakat Lombok Tengah Dalam

Pendidikan Anak”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif dengan rangcangan penelitian

studi kasus. Dipilihnya rancangan ini

untuk mengungkap secara alami tentang

fenomena yang terjadi di Pondok

Pesantren YANMU NW Praya Lombok

Page 6: Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ...fip.ikipmataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/DAYA-TARIK-PONP… · Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ISSN 2355-7761 Jurnal

Jurnal Paedagogy

Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 124

Tengah. Pengumpulan data penelitian

menggunakan metode wawancara, dan

dokumentasi. Dalam wawancara

peneliti sendiri sebagai instrumen

utama (key instrument) secara langsung

kepada informan kunci yaitu Pimpinan

Ponpes, Guru, Siswa/Santri dan Wali

murid. Sedangkan dokumentasi sebagai

pendukung informasi dari hasil

wawancara berupa photo, gambar,

video, dan dokumen kegiatan program

pesantren pondok pesantren. Desain

analisis data kualitatif menggunakan

Model Interaktif dari Miles &

Huberman (1984) dapat dilihat pada

gambar berikut.

Keabsahan data merupakan hal

yang sangat penting dalam penelitian

kualitatif. Informasi yang telah berhasil

dikumpulkan oleh peneliti dan akan

dijadikan data dalam penelitian ini perlu

diperiksa kredibilitasnya, sehingga data

penelitian tersebut dapat

dipertanggungjawabkan dan dapat

dijadikan sebagai dasar yang kuat

dalam menarik kesimpulan. Bogdan &

Biklen (1990) mengatakan bahwa

dalam penelitian dengan pendekatan

kualitatif, peneliti merupakan instrumen

utamanya. Oleh karena peneliti sebagai

instrumen utamanya maka uji validitas

dan reabilitas instrumen penelitian

bukan dengan cara menguji cobakan

instrumen, melainkan melalui

pemeriksaan kredibiltas dan

pengauditan datanya.

HASIL PENELITIAN

a. Temuan Penelitian

1) Pengelolaan Ponpes YANMU

NW Praya

Dari uraian paparan data

ditemukan bahwa pengelolaan pondok

pesantren YANMU NW Praya sangat

dipengaruhi aspek, yaitu (1) Ketokohan

Tuan Guru sebagai pimpinan dan

pengasuh pondok pesantren yang

inovatif dan visioner dalam mengelola

program pondok pesantren yang sesuai

kebutuhan masyarakat, (2)

Menyelenggarakan program unggulan

khusus dan umum sebagai ciri khas

pondok pesantren (a) Jenis program

pendidikan SMA Plus; gabungan

kurikulum pemerintah dan kurikulum

ponpes, (b) penyelenggaraan program

bakat & minat pada bidang ilmu agama

Islam meliputi; Tahfizul Qur‟an, Seni

baca Al-Qur’an, Kaligrafi, Seni Musik

Qasidah, Band Islami, Pidato & Debat

Bahasa Arab dan Inggris, Olimpiade,

Pramuka, Seni Bela Diri, dan Private

Matematika. (c) Program keterampilan:

Komputer, Elektronik, Meubler, Pertu-

kangan, dan Menjahit. (d)

Pengembangan bahasa Arab dan bahasa

Inggris sebagai bahasa komunikasi

sehari-hari di lingkungan Pondok

Pesantren. (e) Program wajib tutorial:

Mengkaji Kitab Kuning, Kutubussittah,

dan pengetahuan dasar-dasar Diniyah

(3) Menyediakan sarana dan prasana

pendukung yang memadai dan cukup

Page 7: Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ...fip.ikipmataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/DAYA-TARIK-PONP… · Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ISSN 2355-7761 Jurnal

Jurnal Paedagogy

Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 125

modern, (4) Mambangun jaringan

tingkat lokal, nasional dan

internasional.

Selanjutnya temuan-temuan

tersebut di atas, disusun menjadi

proposisi tentang pengelolaan pondok

pesantren, yang diformulasikan sebagai

berikut: Pengelolaan pondok pesantren

dilaksanakann dengan (1) Ketokohan

Tuan Guru sebagai pimpinan dan

pengasuh pondok pesantren yang

inovatif dan visioner, (2) menyelengga-

rakan program unggulan khusus dan

umum sebagai ciri khas pondok

pesantren, (3) Menye-diakan sarana dan

prasana pendukung yang memadai dan

cukup modern, (4) Mambangun

jaringan tingkat lokal, nasional dan

internasional

Selanjutnya agar lebih jelas,

formulasi temuan penelitian di atas,

dapat dilihat dalam Gambar 2 di bawah

ini.

Gambar 2. Formulasi Temuan Penlitian Pada Tujuan Pertama

2) Alasan masyarakat memilih Ponpes

YANMU NW Praya

Dari uraian paparan data

ditemukan beberapa aspek yang melatar

belakangi masyarakat dalam memilih

pondok pesantren sebagai pilihan utama

bagi pendidikannya, antara lain sebagai

berikut (1) Program pendidikan yang

mencakup ilmu umum dan agama

Islam. (2) Membangun Hubungan ke

luar dan ke dalam (hubungan dua arah),

yaitu (a) Hubungan ke luar, pengajian

secara lansung ditengah masyarakat,

menghadiri undangan yang

diselenggarakan oleh masyarakat

maupun pribadi, Menghadiri undangan

sholat Jenazah oleh masyarakat. (b)

Hubungan ke dalam di Ponpes berupa

pengajian umum dan PHBI, Ultah

Organisasi dan Ponpes, Menghadirkan

network Ponpes dengan tokoh besar

tingkat local, nasional, dan

Internasional, mengadakan Nikah dan

Sunatan Masal. (3) berbagai prestasi

yang diraih oleh Santriwan/wati dalam

Bidang Ilmu agama dan umum.

Selanjutnya temuan-temuan

tersebut di atas, disusun menjadi

proposisi tentang daya tarik pondok

pesantren, yang diformulasikan sebagai

berikut: Alasan masyarakat dalam

memilih pondok pesantren sebagai

pilihan utama bagi pendidikannya,

antara lain sebagai berikut (1) Program

pendidikan yang mencakup ilmu umum

dan agama Islam. (2) Membangun

hubungan ke luar dan ke dalam

(hubungan dua arah), yaitu (a)

Hubungan keluar, dengan menghadiri

undangan atau kegiatan keagamaan dan

umum yang diselenggarakan oleh

masyarakat maupun pribadi. (b)

Hubungan ke dalam Mengundang para

Wali murid dan masyarakat umum,

Tokoh-tokoh lokal, nasional, dan

internasional untuk menghadiri acara

PENGELOLAAN PONPES

Ket

oko

han

Pim

pin

an y

ang

Ino

vati

f &

Vis

ion

er

Pro

gram

Un

ggu

lan

seb

agai

Kek

has

an

Ket

erse

dia

n S

apra

s ya

ng

mem

adai

& M

od

ern

Mem

ban

gun

network

yan

g

leb

ih lu

as

Page 8: Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ...fip.ikipmataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/DAYA-TARIK-PONP… · Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ISSN 2355-7761 Jurnal

Jurnal Paedagogy

Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 126

atau kegiatan di pondok pesantren. (3)

Menyampaikan dan menampilkan

prestasi santriwan/wati diberbagai

bidang ilmu agama dan umum.

Selanjutnya agar lebih jelas,

formulasi temuan penelitian di atas,

dapat dilihat dalam Gambar 3 di bawah

ini.

Gambar 3. Formulasi Temuan Penlitian pada Tujuan kedua.

Pembahasan tentang temuan

penelitian yang diperoleh di Ponpes

YANMU NW Paraya. Urutan

pembahasan disesuaikan dengan fokus

penelitian, yaitu: (1) Pengelolan Pondok

Pesantren YANMU NW Praya, (2)

Alasan masyarakat memilih Pondok

Pesantren YANMU NW Praya.

Pengelolan Pondok Pesantren

YANMU NW Praya.

Pembahasan temuan penelitian

tentang pengelolaan pondok pesantren

secara berurutan pada paragraf berikut

dimulai dari pertama, ketokohan dan

kepemimpinan tuan guru yang inovatif

dan visioner. Ketokohan Tuan Guru

atau Kyai di pondok pesantren masih

menjadi medan magnet yang kuat

melalui kharisma yang melekat

padanya, Edi Susanto(2007)

menjelaskan Kyai dijadikan imam

dalam bidang „ubûdiyyah dan sering

diminta kehadirannya untuk

menyelesaikan problem yang menimpa

masyarakat. Lebih lanjut dijelaskan

bahwa kharisma kyai memperoleh

dukungan masyarakat hingga batas

tertentu karena dia dipandang memiliki

kemantapan moral dan kualitas iman

yang melahirkan model kepribadian

magnetis bagi para pengikutnya.

Dengan kharisma yang

dimilikinya, Kyai tidak hanya

dikategorikan sebagai elit agama, tetapi

juga sebagai elit pesantren dan tokoh

masyarakat yang memiliki otoritas

tinggi dalam menyimpan dan

menyebarkan pengetahuan keagamaan

Islam serta berkompeten dalam

mewarnai corak dan bentuk

kepemimpinan, terutama dalam

pesantren. Kharisma yang melekat

pada dirinya menjadi tolok ukur

kewibawaan pesantren.

Kedua menyelenggarakan

program unggulan khusus dan umum

sebagai ciri khas pondok pesantren.

Sebagai lembaga pendidikan

keagamaan, pesantren tidak dapat

melepaskan atribut nilai-nilai agama,

kultur social masyarakat tradisional

yang melekat padanya, meskipun

program yang diselenggarakan

merupakan program pendidikan umum.

Pendidikan

SMA Plus Hubungan ke luar:

Menghadiri undangan yang kegiatan

keagamaan dan umum yang

diselenggarakan oleh masyarakat

maupun pribadi

Hubungan ke dalam:

Mengundang para Wali murid dan

masyarakat umum, Tokoh-tokoh lokal,

nasional, dan internasional menghadiri

acara kegiatan di pondok pesantren

Konsep Pendidikan Umum dan

dengan Kekhasan Ponpes

Menyampaikan dan menampilkan

perkembangan prestasi para

santriwan/wati dalam kegiatan-

kegiatan besar di ponpes dan di

ditengah masyarakat

Membangun

Hubungan Keluar

dan Kedalam

Alasan Memilih

Pondok Pesantren

Unjuk prestasi

santri/wati

Page 9: Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ...fip.ikipmataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/DAYA-TARIK-PONP… · Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ISSN 2355-7761 Jurnal

Jurnal Paedagogy

Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 127

Pesantren mampu memadukan

kurikulum pendidikan nasional dengan

kurikulum pondok pesantren sebagai

pembeda dengan lembaga pendidikan

umum.

Sebagai lembaga pendidikan

Islam tradisional yang telah berurat akar

di Indonesia, pondok pesantren telah

diakui memiliki pengaruh tersendiri

dalam kehidupan bermasyarakat

(Haedari, 2004:213). Dilihat dari aspek

tradisi dan budaya pesantren, pendiri

pondok pesantren adalah orang yang

memiliki kemampuan spritual hebat.

Oleh karena itu, karakteristik seperti ini

yang belum pernah dibangun pada

sistem pendidikan manapun.

Ketiga Menyediakan sarana dan

prasana pendukung yang memadai dan

modern, untuk dapat memaksimalkan

penyelenggaraan pendidikan memang

harus didukung dengan fasilitas yang

memadai, karaktristik sebagai lembaga

pendidikan Islam tradisional, tidak

berarti anti dengan pemanfaatan

kemajuan teknologi. Sarana dan

Prasarana pendidikan sebagai salah satu

penunjang keberhasilan pendidikan

yang mengacu pada Standar sarana dan

prasarana yang dikembangkan oleh

BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan

Menteri, seringkali menjadi kendala

dalam proses penyelenggaraan

pendidikan di Sekolah, (Djamarah, dkk

2000). Memang pada Kenyataannya

sapras memiliki pengaruh yang positif

tercapainya tujuan pendidikan di

pondok pesantren, dari hasil penelitian

yang dilakukan oleh Sadiman, Arief S.,

dkk (2007) menunjukkkan bahwa ada

pengaruh positif yang signifikan antara

kelengkapan sarana dan prasarana

terhadap kinerja guru dan kepuasan

siswa, sedangkan besarnya kontribusi

kelengkapan sarana dan prasarana

sebesar 6,76%, sehingga terdapat

pengaruh positif yang signifikan secara

simultan antara kelengkapan sarana dan

prasarana, kinerja guru, dan metode

pembelajaran terhadap kepuasan siswa.

Sedangkan pembahasan

pengelolaan pada point keempat,

mambangun jaringan tingkat local,

nasional dan internasional. Fungsi

manajemen hubungan masyarakat di

pondok pesantren sebagai penghubung

antara pondok pesantren dengan

masyarakat. Membangun jaringan atau

kemitraan dengan masyarakat.

Kemitraan tidak sekedar diterjemahkan

sebagai sebuah kerjasama, akan tetapi

kemitraan memiliki pola, memiliki nilai

strategis, dalam mewujudkan

keberhasilan suatu lembaga dan

masyarakat atau saling menguntungkan

(simbiosis mutualisme) (Kamis, 2014).

Hubungan yang dibangun oleh

pondok pesantren adalah hubungan

social keagamaan, pondok pesantren

yang memiliki modal moral dan

kualitas Iman Islam yang tinggi

berkewajiban untuk membimbing

masyarakatnya dalam menyelesaikan

berbagai problematika agama dan social

masyarakat. Begitupun masyarakat

akan menjadikan pondok pesantren

sebagai mitra untuk membantu berbagai

kebutuhan pondok pesantren sesuai

dengan kadar kemampuannya.

Kemitraan yang saling mengutungkan

ini yang mampu membuat pondok

pesantren dapat bertahan seperti

sekarang ini.

Dengan demikian keberhasilan

dalam mengelola pondok pesantren

sangat dipengaruhi oleh

kekharismatikan, kecakapan, dan

kemampuan pemimpin dalam

memenuhi kebutuhan masya-rakat

dengan keunikan dan keunggulan

program pendidikan yang

diselenggarakan, didukung oleh

sumberdaya manusia dan alam yang

memadai dan modern, serta

membangun hubungan masyarakat

dengan pola kemitraan yang saling

menguntungkan (simbiosis

mutualisme).

Page 10: Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ...fip.ikipmataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/DAYA-TARIK-PONP… · Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ISSN 2355-7761 Jurnal

Jurnal Paedagogy

Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 128

Alasan masyarakat memilih Pondok

Pesantren YANMU NW Praya

Alasan masyarakat dalam

memilih pondok pesantren sebagai

pilihan utama bagi pendidi-kannya,

yang akan diuaraikan dalam paragraf

secara berurutan, dimulai dari pertama,

program pendidikan yang mencakup

ilmu umum dan agama Islam. Daya

tarik pondok pesantren diawal

sebenarnya sudah menjadi bagian dari

bahasan ini, tetapi akan lebih diperjelas

lagi dari sudut pandang yang berbeda.

Pondok pesantren dikatakan sebagai

lembaga pendidikan “kelas dua dan

marginal” (Marno, 2008:143). Bahkan

lebih lanjut dikatakan Ponpes lebih

banyak diminati oleh masyarakat

menengah ke bawah dan belum

sepenuhnya menjadi pilihan pertama

(sekolah favorit) bagi masyarakat

menengah ke atas (Marno, 2008).

Hal ini tidak berlaku untuk semua

pondok pesantren, lembaga pendidikan

yang mampu menyelesaikan

permasalahan internal dan eksternalnya,

ia akan tetap bertahan bahkan akan

mampu mengalahkan lembaga

pendidikan umum. Masalah internal

biasanya muncul diantaranya

sumberdaya manusia yang kurang

kompeten sampai dengan minimnya

sumberdaya pendukung penting

lainnya, seperti sarana dan prasana yang

kurang memadai seerta program

pendidikan yang kurang mendapat

respon positif masyarakat.

Berdasarkan temuan penelitian

bahwa pandangan Marno di atas tidak

berlaku untuk semua pondok pesantren,

nyatanya Ponpes YANMU NW Praya

mampu menjadi magnet bagi masya-

rakat di pulau Lombok, program

pendidikan yang diselenggarakan

menggabungkan kurikulum pendidikan

nasional dengan kurikulum pondok

pesantren sehingga menjadi program

unggulan yang tidak dimiliki oleh

lembaga pendidikan umum lainnya.

Kedua, membangun hubungan ke

luar dan ke dalam (hubungan dua arah),

yaitu (a) Hubungan ke luar, Menghadiri

undangan atau kegiatan keagamaan dan

umum yang diselengga-rakan oleh

masyarakat maupun pribadi. (b)

Hubungan ke dalam, Mengundang para

Wali murid dan masyarakat umum,

Tokoh-tokoh lokal, nasional, dan

internasional menghadiri acara kegia-

tan di pondok pesantren. (3)

Menyampaikan dan menampilkan

prestasi santriwan/wati diberbagai

bidang ilmu agama dan umum.

Keberhasilan pondok pesantren

membangun hubungan dengan

masyarakat karena adanya kerjasama

saling menguntungkan. Hubungan dua

arah dialakukan sebagai media

memperkenal-kan kepada masyarakat

mengenai program pendidikan yang

diselenggarakan di pondok pesan-tren,

menyampaikan dan menampilkan ouput

lembaganya baik yang secara langsung

dilingku-ngan masyarakatnya dalam

kegiatan social dan keaagamaan

maupun melibatkan masyarakat

dilingkungan pondok pesantren dalam

acara-acara keagamaan.

Guna memperkuat kepercayaan

masyarakat terhadap peran pondok

pesantren sebagai penyelenggara

pendidikan. Maka pondok pesantren

akan memanfaatkan pengaruhnya untuk

memobilisasi masyarakat, mengundang

para tokoh masyarakat yang

berpengaruh di tingkat local, dan

nasional bahkan Internasional.

Kehadiran para tokoh besar ini juga

menjadi magnet yang kuat dan secara

tidak langsung menumbuhkan

kepercayaan yang mendalam kepada

pondok pesantren.

Pembahasan temuan akhir

penelitian tentang daya dari pondok

pesantren YANMU NW Praya sebagai

pilihan utama pendidikan di Lombok

Tengah yang sangat ditentukan oleh

pertama pengelolaan pondok pesantren

yang menyelenggarakan program

Page 11: Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ...fip.ikipmataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/DAYA-TARIK-PONP… · Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ISSN 2355-7761 Jurnal

Jurnal Paedagogy

Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 129

unggulan pondok pesantren dan

menjadi keunikan dari lembaga

pendidikan keagamaan, didukung

dengan sapras yang memadai dan cukup

modern, membangun hubungan yang

saling menguntungkan antara pondok

pesantren dengan masyarakat

menggunakan pendekatan tradisional

social keagamaan. Kedua menyam-

paikan dan menampilkan prestasi

kepada masyarakat dalam berbagai

kegiatan yang dilaksanakan di luar

maupun di dalam pondok pesantren.

Proses ini digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4. Proses Pembentukan Pesanteren Favorit Bagi Masyarakat.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan

pemhasasan tentang studi daya tarik

pondok pesantren YANMU NW Praya

di Lombok Tengah, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

a. Daya tarik pondok pesantren

dikarenakan, pertama, adanya

program unggulan pondok

pesantren bidang pendidikan

agama Islam dan pendidikan

umum; kedua, para santri prampil

berbahasa asing (arab-inggris);

ketiga, tersedianya sarana dan

prasarana yang memadai dan

cukup modern,

b. Alasan masyarakat memilih

ponpes Yanmu NW Praya,

karena; pertama, tebangungnya

hubungan sosial dan keagamaan

yang saling menguntungkan

antara Ponpes dengan stakeholder

atau masyarakat; kedua, ponpes

menyampaikan dan menampilkan

prestasi para santriwan/wati

kepada masyarakat sebagai

bentuk tanggungjawabnya kepada

masyarakat khususnya para wali

murid dalam berbagai kegiatan,

baik yang dilaksanakan di luar

maupun di dalam Ponpes.

SARAN

Beberapa saran yang dapat

direkomendasikan kepada pihak-pihak

terkait: pertama, bagi Penyelenggara

Ponpes agar senantiasa memelihara

serta meningkatkan program pendidikan

yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat; kedua, bagi penyelenggara

lembaga pendidikan Ponpes lain agar

memunculkan program unggulan yang

unik sebagai pembeda dengan pondok

pesantren yang lainnya; dan ketiga,bagi

program studi administrasi pendidikan,

dapat dijadikan sebagai dasar pemikiran

untuk mengkaji secara mendalam

tentang implementasi manajemen

humas yang bersifat mutualisme antara

penyelengara pendidikan dengan

stakeholder.

DAFTAR PUSTAKA

Bogdan, R.C. & Biklen, S.K. 1990.

Riset Kualitatif Untuk

PRESATASI

SANTRI

MASYARAKAT/

STAKEHOLDER PROGRAM

UNGGULAN

PESANTREN

PEMIMPIN KHARISMATIK PENGELOLAAN

PESANTREN

TRADISIONAL

SOSIAL-KEAGAMAAN

MANAJEMEN

HUMAS

PENGARUH TOKOH

NASIONAL-

INTERNASIONAL

Page 12: Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ...fip.ikipmataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/DAYA-TARIK-PONP… · Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ISSN 2355-7761 Jurnal

Jurnal Paedagogy

Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 130

Pendidikan. Terjemahan oleh

Muhandir. Jakarta: Depdikbud

Fajar, A. M. 1998. Madrasah dan

tantangan modernitas. Bandung:

Mizan.

Haedari, A. (2004a), Masa Depan

Pesantren, Dalam Tantangan

Modernitas dan Tantangan

Kompleksitas Global, Jakarta,

IRD Press.

Haedari, A.(2006b), Transformasi

Pesantren, Pengembangan Aspek

Halim, dkk. 2005. Manajemen

Pesantren. Yogyakarta: Pustaka

Pesantren

Marno. & Triyo S. 2008. Manajemen

dan Kepemimpinan Pendidikan

Islam. Bandung: PT Refika

Aditama.

Miles, M.B. & Huberman, A.M. 1992.

Analisis Data Kualitatif.

Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi

Rohidi. Jakarta: UI-Press.

Rahim, Husni, (2001), Arah Baru

Pendidikan Islam di Indonesia,

Jakarta : Logos.

TIM Dosen Administrasi Pendidikan

Univesitas Pendidikan Indonesia.

(2009). Manajemen Pendidikan.

Bandung: Alfabeta

Tilaar. 2000. Paradigma Baru

Pendidikan Nasional. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Page 13: Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ...fip.ikipmataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/DAYA-TARIK-PONP… · Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ISSN 2355-7761 Jurnal

Jurnal Paedagogy

Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 171

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATARAM

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Jurnal Paedagogy Gedung Dwitiya Lt.3. Jln Pemuda 59A Mataram-NTB 83125 Tlp (0370) 638991.

e-mail: [email protected]

PEDOMAN PENULISAN

1. Naskah merupakan hasil penelitian atau kajian kepustakaan di bidang

pendidikan, pengajaran dan pembelajaran,

2. Naskah merupakan tulisan asli penulis dan belum pernah dipublikasikan

sebelumnya dalam jurnal ilmiah lain,

3. Naskah dapat ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.

4. Penulisan naskah mengikuti ketentuan sebagai berikut:

Program MS Word

Font Times New Roman

Size 12

Spasi 1.0

Ukuran kertas A4

Margin kiri 3.17 cm

Margin kanan 3.17 cm

Margin atas 2.54 cm

Margin bawah 2.54 cm

Maksimum 20 halaman

5. Naskah ditulis dengan sistematika sebagai berikut: Judul (huruf biasa dan

dicetak tebal), nama-nama penulis (tanpa gelar akademis), instansi penulis

(program studi, jurusan, universitas), abstrak, kata kunci, pendahuluan (tanpa

sub-judul), metode penelitian (tanpa sub-judul), hasil dan pembahasan,

simpulan dan saran (tanpa sub-judul), dan daftar pustaka.

Judul secara ringkas dan jelas menggambarkan isi tulisan dan ditulis dalam

huruf kapital. Keterangan tulisan berupa hasil penelitian dari sumber dana

tertentu dapat dibuat dalam bentuk catatan kaki. Fotokopi halaman pengesahan

laporan penelitian tersebut harus dilampirkan pada draf artikel.

Nama-nama penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademis.

Alamat instansi penulis ditulis lengkap berupa nama sekolah atau program

studi, nama jurusan dan nama perguruan tinggi. Penulis yang tidak berafiliasi

pada sekolah atau perguruan tinggi dapat menyertakan alamat surat elektronik.

Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia. Panjang abstrak tidak lebih dari 200

kata.

Kata kunci (key words) dalam bahasa sesuai bahasa yang dipergunakan dalam

naskah tulisan dan berisi 3-5 kata yang benar-benar dipergunakan dalam naskah

tulisan.

Daftar Pustaka ditulis dengan berpedoman pada Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah IKIP Mataram.

Page 14: Jurnal Paedagogy Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ...fip.ikipmataram.ac.id/wp-content/uploads/2015/03/DAYA-TARIK-PONP… · Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015 ISSN 2355-7761 Jurnal

Jurnal Paedagogy

Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015

Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram

Halaman | 2