Jurnal Pa Implentasi Algoritma Per Connection Queue (Pcq) Dalam Algoritma Heirarchilcal Token Bucket...
-
Upload
roesdy-ianto -
Category
Documents
-
view
308 -
download
16
Transcript of Jurnal Pa Implentasi Algoritma Per Connection Queue (Pcq) Dalam Algoritma Heirarchilcal Token Bucket...
IMPLEMENTASI ALGORITMA
PER CONNECTION QUEUE (PCQ)
DALAM ALGORITMA HIERARCHICAL TOKEN BUCKET (HTB)
UNTUK PEMBAGIAN BANDWIDTH PADA WARNET KHELAMBIQUNET
Surya Kencana P.
Giva Andriana Mutiara, ST., MT
Mohamad Idham Iskandar, ST.
Program Studi Teknik Komputer
Politeknik Telkom Bandung
Tahun 2012
ABSTRAK Penggunaan bandwidth pada warnet seringkali kurang dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dapat
disebabkan karena adanya tarik menarik bandwidth antara user yang menggunakan untuk browsing saja dengan user yang menggunakan untuk memainkan permainan secara online. Akibatnya user yang
membutuhkan bandwidth yang lebih besar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengakses
aplikasi yang diinginkan.
Untuk mengatasi permasalah tersebut metode yang digunakan untuk melakukan management
bandwidth yaitu metode Per Connection Queue (PCQ) dan metode Hierarchical Token Bucket (HTB).
Metode ini diharapkan dapat membuat penggunaan bandwidth pada warnet sama rata dan tidak lagi
terjadi tarik menarik bandwidth
Algoritma HTB memerlukan parent yang berguna untuk mengatur child yang berada di bawahnya
sedangkan algoritma PCQ memerlukan parent global-in dan global-out sebagai jalur aliran datanya.
Jumlah total max limit pada user tidak boleh melebihi max bandwidth pada parentnya. Kesetabilan dan
kecepatan bandwidth sama, tergantung pengaturan bandwidth yang telah ditetapkan serta tergantung
kestabilan bandwidth dari ISP. Manajemen Bandwidth yang telah ditetapkan akan berpengaruh
terhadap kecepatan bandwidth setiap user untuk mengakses Internet.
Kata Kunci: PCQ, HTB, Bandwidth
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Warnet merupakan suatu tempat yang
menjual jasa penggunaan internet untuk
masyarakat sehingga dengan adanya warnet ini
Internet sudah dapat hadir dan digunakan oleh
seluruh lapisan masyarakat. Warnet sekarang
ini bukan hanya tempat untuk browsing saja
akan tetapi sekarang ini warnet juga
menyediakan fasilitas untuk memainkan
permainan game online.
Dalam suatu jaringan yang terhubung
dengan internet, kecepatan upload maupun
download merupakan hal yang sangat penting untuk kelancaran transmisi data. Banyak hal
yang dapat mempengaruhi kecepatan dua
proses tersebut, antara lain besarnya
bandwidth yang digunakan jaringan tersebut
dan seberapa efektif bandwidth tersebut bisa
dimanfaatkan. Ini merupakan hal yang krusial
untuk sebuah warnet.
Penggunaan bandwidth pada warnet
seringkali kurang dimanfaatkan secara optimal.
Hal ini dapat disebabkan karena adanya tarik
menarik bandwidth antara user yang
menggunakan untuk browsing saja dengan user
yang menggunakan untuk memainkan
permainan secara online. Akibatnya user yang
membutuhkan bandwidth yang lebih besar
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
mengakses aplikasi yang diinginkan. Metode yang digunakan untuk melakukan management
bandwidth yaitu metode Per Connection Queue
(PCQ) dan metode Hierarchical Token Bucket
(HTB).
Dengan menggunakan metode Per
Connection Queue (PCQ) dan metode
Hierarchical Token Bucket (HTB) diharapkan
user mendapatkan bandwidth yang sesuai
dengan kebutuhannya sehingga tidak ada lagi
tarik menarik bandwidth antar user pada
warnet.
1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari Proyek Akhir ini
adalah :
a. Bagaimana mengoptimalkan bandwidth
pada warnet agar tidak terjadi tarik menarik bandwidth antar user?
b. Bagaimana cara pengimplementasian
metode algoritma Per Connection Queue
(PCQ) di dalam algoritma Hierarchical
Token Bucket (HTB) sebagai salah satu
metode yang digunakan untuk manajemen
bandwidth?
1.3 Tujuan Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan dari
penyusunan proyek akhir ini adalah :
a. Untuk mengoptimalkan bandwidth
pada warnet agar tidak terjadi tarik
menarik bandwidth antar user.
b. Bagaimana cara pengimplementasian
metode algoritma Per Connection
Queue (PCQ) di dalam algoritma Hierarchical Token Bucket (HTB)
sebagai salah satu metode yang
digunakan untuk manajemen
bandwidth.
1.4 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dari Proyek Akhir
ini adalah :
a. Untuk manajemen bandwidth
menggunakan Mikrotik OS level 2 versi
2.9.
b. Menggunakan Per Connection Queue
(PCQ) dan juga Hierarchical Token
Bucket (HTB) sebagai pengelolaan data
rate-nya.
c. Uji coba dilakukan pada warnet
Khelambiqunet. d. Menggunakan IP Static.
e. QoS yang digunakan adalah rate dan ceil.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Bandwidth
Bandwidth adalah kapasitas atau daya
tampung kabel ethernet agar dapat dilewati traffic
paket data dalam jumlah tertentu. Bandwidth juga
bisa berarti jumlah konsumsi paket data per satuan
waktu dinyatakan dengan satuan bit per second
[bps]. Bandwidth internet disediakan oleh Internet
Service provider (ISP) dengan jumlah tertentu
tergantung sewa pelanggan. (Kustanto, 2008) Dengan Quality Of Servoce (QoS) dapat diatur
agar user tidak menghabiskan bandwidth yang
disediakan oleh provider. Istilah bandwidth
muncul dari bidang teknik elektro, dimana
bandwidth mempresentasikan jarak keseluruhan
atau jangkauan diantara sinyal tertinggi dan
terendah pada kanal (band) komunikasi. Pada
dasarnya bandwidth mempresentasikan kapasitas
dari koneksi, semakin tinggi kapasitas, maka
umumnya akan diikuti oleh kinerja yang lebih baik,
meskipun kinerja keseluruhan juga tergantung
pada faktor-faktor lain, misalnya latency yaitu
waktu tunda antara masa sebuah perangkat
meminta akses ke jaringan dan masa perangkat itu
member izin untuk melakukan transmisi.
2.2 Manajemen Bandwidth Istilah management bandwidth sering
tertukarkan dengan istilah traffic control, yang dapat
didefinisikan sebagai pemanajemenan yang tepat
dari suatu bandwidth untuk mendukung kebutuhan
atau keperluan aplikasi atau suatu layanan jaringan.
Istilah bandwidth dapat didefinisikan sebagai
kapasitas atau daya tampung suatu channel
komunikasi (medium komunikasi) untuk dapat dilewati sejumlah traffic informasi atau data dalam
satuan waktu tertentu. Pada umunya bandwidth
dihitung dalam satuan bit, kbit atau bps (byte per
second). Pengmanagementan bandwidth yang
tepat dapat menjadi salah satu metode dalam
memberikan jaminan kualitas suatu layanan jaringan
(QoS = Quality Of Services). (Stallings, 2001 )
Maksud dari management Bandwidth di
mikrotik adalah bagaimana kita menerapkan
pemanajemenan atau pengaturan bandwidth dengan
menggunakan sebuah komputer linux. Umumnya
komputer mikrotik dapat digunakan sebagai
gateway/router sehingga memungkinkan untuk
mengatur traffic data atau mengmanagementkan
bandwidth dari traffic data yang melewati komputer
mikrotik tersebut untuk memberikan jaminan
kualitas akses layanan internet bagi komputer dalam jaringan lokal. (Trimantaraningsih)
2.3 Per Connection Queue Teknik pembagi bandwidth dengan
(PCQ) prinsipnya menggunakan metode antrian
untuk menyamakan bandwidth yang dipakai pada
multiple user. Didalam mikrotik PCQ sudah terinstal
default dan merupakan program untuk mengatur
traffic jaringan Quality of Service (QoS). (Santoso,
2007) Untuk memecahkan beberapa imperfectness
SFQ, Per Connection Queuing (PCQ) diciptakan.
Ini adalah satu-satunya.
Antrian tanpa kelas jenis yang dapat
melakukan pembatasan. Ini adalah versi perbaikan
dari SFQ tanpa stohastic nya alam. PCQ juga menciptakan subqueues, mengenai parameter pcq-
classifier. Subqueue masing-masing memiliki data
rate batas pcq-rate dan ukuran pcq-limit paket.
Ukuran total antrian PCQ tidak dapat lebih besar
dari pcq-total-limit paket. (htt)
2.4 Hierarchical Token Bucket Teknik antrian HTB mirip dengan CBQ,
perbedaannya terletak pada jenis pilihan yang
disediakan. HTB memiliki lebih sedikit pilihan
saat konfigurasi dan lebih presisi. (Santoso, 2007)
Teknik antrian HTB memberikan fasilitas
pembatasan traffic pada setiap level maupun
klasifikasi, bandwidth yang tidak terpakai bisa digunakan oleh klasifikasi yang lebih rendah.
Susunan HTB dapat dilihat seperti suatu struktur
organisasi dimana pada setiap bagian memiliki
wewenang dan mampu membantu bagian lain yang
memerlukan. Teknik antrian HTB cocok diterapkan
pada perusahaan dengan banyak struktur organisasi.
Parameter HTB adalah:
1. Rate, yaitu parameter untuk menentukan
bandwidth maksimum yang bisa dipakai
oleh setiap class, jika bandwidth melebihi
nilai “rate” maka paket data akan dipotong
atau ditanggalkan (drop).
2. Ceil, yaitu parameter untuk menentukan peminjaman bandwidth antar class (kelas),
peminjaman bandwidth dilakukan oleh
class lebih rendah ke kelas di atasnya,
teknik ini disebut link sharing.
2.5 Mikrotik MikroTik merupakan sistem operasi jaringan
(operating system network) yang banyak digunakan
oleh Internet Service Provider (ISP) untuk
keperiuan firewall atau . MikroTik menjadikan
router network yang handal yang dilengkapi
dengan berbagai fitur dan tools, baik untuk
jaringan kabel maupun wireless. MikroTik OS juga
merupakan OS berbasis Linux yang diperuntukkan sebagai network router, didesain untuk memberikan
kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya
biasa dilakukan melalui Windows Application
(Winbox). (Ropix, 2006) Selain itu instalasi dapat
dilakukan pada Standard computer PC. PC yang
akan dijadikan router mikrotik tidak memerlukan
resource yang tinggi untuk penggunaan standard,
misalnya hanya sebagai gateway. Untuk bandwidth
management, mikrotik menggunakan algoritma
Hierarchy Token Bucket (HTB). Bandwidth control
merupakan mekanisme untuk mengontrol
management data, delay variability, timely delivery,
dan delivery realibility. (Herlambang, 2008)
3. Analisis dan Perancangan
3.1 Perancangan Sistem
Internet
Router
Operator
Client 1
Client 2
Client 3
Client 4Client 5Client 6
Client 7
Client 8
Modem
Gambar 3.1
Perancangan Sistem
Tahap pertama dalam perancangan sistem
tersebut adalah mengkonfigurasi PC yang bertugas sebagai server yaitu melakukan manejemen
bandwidth dari Internet Service Provider (ISP)
untuk digunakan oleh user. Setelah dilakukannya
konfigurasi pada PC yang bertugas menjadi server
maka langkah selanjutnya adalah penentuan IP
Address. Penentuan IP Address ini bertujuan untuk
mendaftarkan IP Address mana saja yang digunakan
untuk browsing maupun games. Selanjutkan
melakukan konfigurasi aturan untuk menentukan
max bandwidth dan limit at yang akan diterapkan.
3.2 Perancangan Sistem Yang Akan Berjalan
START
Interface
Pengecekan IP
Address yang
digunakan
Pembagian
Bandwidth
Finish
User terhubung dengan Internet
Menggunakan internet
Gambar 3.2
Perancangan Sistem Yang Akan Berjalan
Pertama kali, user akan terhubung dengan
koneksi Internet. Setelah itu user akan mengakses
interface awal baik itu games mau browser yang
kemudian sistem akan melakukan pengecekan IP
Address yang berfungsi untuk mengecek IP Address
tersebut masuk ke dalam mangle HTB yang mana.
Ketika pengecekan IP Address usai maka IP
Address tersebut sudah dikenakan aturan tentang
besaran bandwidth yang dapat digunakan oleh IP
Address tersebut.
3.3 Perancangan Algoritma PCQ dan HTB
HTB
Games / Browsing
PCQ
Gambar 3.6
Perancangan Algoritma PCQ dalam HTB
Perancangan susunan algoritma HTB dan
algoritma PCQ adalah seperti gambar di atas.
Algoritma HTB merupakan keseluruhan dari
rancangan tersebut karna dengan adanya parent
pada struktur tersebut maka dapat dikatakan bahwa
rancangan tersebut menggunakan algoritma HTB.
Games dan browsing merupakan child dari HTB
yang berperan sebagai parent sedangkan algoritma
PCQ akan ditaruh di bawah child. Algoritma PCQ
terdiri atas upload dan download.
4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.1 Implementasi
4.1.1Konfigurasi Dasar Mikrotik
4.1.1.1 Konfigurasi IP Address
[admin@Mikrotik] ip address add
address=192.168.1.1 netmask=255.255.255.0
interface=local
[admin@Mikrotik] ip address add
address=180.243.229.246 netmask=255.255.0.0
interface=public
Untuk konfigurasi IP Address terdapat dua buah
interface yang digunakan, yaitu interface local dan
interface public. Untuk interface local
menggunakan IP Address 192.168.1.1 dan untuk
interface public menggunakan IP Address
180.243.229.246.
4.1.1.2 Konfigurasi Masquerading
[admin@Mikrotik] ip firewall nat add chain=srcnat
out-interface=publik action=masquerade
Konfigurasi Masquerading ini berfungsi untuk
mengatur NAT. Tujuan dari add chain=srcnat
adalah untuk menambahkan chain baru yang
bersumber dari jenis NAT yang mengirimkan paket
yang berasal dari jaringan NAT itu sendiri. Router
NAT akan mengganti sumber alamat IP dari sebuah
paket dengan alamat IP public baru dan begitu juga
sebaliknya. Out-interface=public menunjukkan bahwa interface public yang digunakan dalam
Masquerading ini sedang action=masquerade
bertujuan untuk menggantikan alamat IP Address
dari suatu paket ke IP Address yang sudah
ditentukan oleh fasilitas router.
4.1.2 Konfigurasi HTB
4.1.2.1 Konfigurasi Mangle
Untuk konfigurasi mangle akan dibagi menjadi tiga
connection-mark, yaitu : pcbrowsing, pcgames, dan
operator.
Untuk konfigurasi Mangle pada HTB, chain yang digunakan adalah forward yang bertujuan agar paket
langsung diteruskan melewati router langsung ke
destination address yang sudah ditentukan. Action
yang digunakan adalah mark-packet dengan tujuan
untuk memberikan tanda yang ditentukan oleh new-
packet-mark pada paket yang sesuai dengan aturan.
Dst-Address merupakan alamat IP yang digunakan
oleh user bertujuan sebagai destination akhir untuk
paket yang dikirim. Alamat IP 192.168.1.2 sampai
dengan alamat IP 192.168.1.5 merupakan alamat IP
yang digunakan untuk Browsing, alamat IP
192.168.1.6 sampai dengan alamat IP 192.168.1.9
merupakan alamat IP yang digunakan untuk Games sedangkan alamat IP 192.168.1.11 merupakan
alamat IP yang digunakan untuk Operator. New-
Connection-Mark bertujuan untuk menamakan
koneksi yang terjadi dengan nama yang diinginkan.
Passthrough digunakan untuk static.
4.1.2.2 Konfigurasi Queue Tree
Untuk konfigurasi Queue tree menggunakan
susunan atau struktur dari Algoritma HTB dan PCQ
seperti yang sudah dijelaskan di bab
sebelumnya.Oleh karena itu di dalam konfigurasi
Queue Tree ini terdapat konfigurasi Queue Tree
untuk HTB dan juga konfigurasi Queue Tree untuk PCQ. Dengan susunan tersebut maka didapatkan
enam buah susunan untuk keseluruhan sistem,
masing- masing kategori (browsing, games,
operator) memiliki dua buah susunan untuk upload
dan download. Penjelasannya adalah sebagai berikut
: Add name=MyWarnet berfungsi untuk
menambahkan nama dengan nama yang diinginkan,
semua MyWarnet adalah parent utama yang
mengatur child yang berada tepat di bawahnya.
Parent yang gunakan untuk myWarnet adalah
global-in dan global-out. Global-in digunakan untuk
PCQ Download sedangkan Global-out digunakan
untuk PCQ Upload. Packet-mark bertujuan untuk
menandai paket yang lewat dengan nama yang
sudah ditentukan sebelumnya pada konfigurasi
Mangle pada HTB. Contoh packet-mark adalah
pcbrowsing, pcgames, dan operator. Limit-at adalah pemberian besaran bandwidth mutlak kepada
seorang user. Nilai besaran bandwidth mutlak
tersebut didapatkan dengan cara membagi max-limit
dengan total user yang ada. Max-limit adalah nilai
total bandwidth yang diberikan untuk sebuah kelas
atau kategori dalam hal ini adalah browsing, games,
dan operator. Burst-limit adalah maksimal upload
atau download data rate yang dapat dicapai ketika
burst aktif. Burst-threshold adalah ketika data rate di
bawah nilai burst diperbolehkan ketika data rate
rata-rata mencapai nilai burst ditolak. Burst-time
adalah periode waktu dalam detik, berakhir ketika
data rate rata-rata upload atau download dihitung.
4.1.3 Konfigurasi PCQ
4.1.3.1 Konfigurasi Mangle
Untuk konfigurasi Mangle pada PCQ hampir sama
dengan konfigurasi Mangle pada HTB hanya saja pada konfigurasi Mangle untuk PCQ menggunakan
chain prerouting untuk source address dan chain
postrouting untuk destination address. Sehingga satu
buah alamat IP memiliki dua buah mangle untuk
prerouting dan postrouting. Action yang digunakan
adalah mark packet yang berfungsi untuk menandai
paket. New-packet-mark yang digunakan adalah
PCQ dan passthrough=no karena digunakan untuk
statik.
4.1.3.2 Konfigurasi Queue Type
Untuk konfigurasi Queue Type, pemberian nama
dibagi menjadi dua yaitu untuk download dan
upload, berhubung ada tiga kategori (browsing,
games, dan operator) maka aka nada tiga buah
queue type untuk download dan tiga buah queue
type untuk upload. Jenis yang digunakan adalah
PCQ dan classifier yang gunakan adalah destination
address untuk download serta source address untuk
upload.
4.2 Pengujian Untuk implementasi dapat dilakukan setelah semua konfigurasi telah selesai dilakukan. Implementasi
dilakukan pada Warnet Khelambiqunet dengan
menggunakan Winbox sebagai salah satu tools yang
digunakan untuk melihat atau mengamati sistem
yang akan diterapkan.
Sebelum masuk ke dalam Winbox, terdapat sebuah
interface yang diharuskan untuk diisi dengan alamat
IP dan login. Alamat IP berfungsi sebagai jalur
untuk masuk ke dalam Winbox serta login berfungsi
untuk masuk ke dalam Winbox sebagai admin.
Selain itu, untuk menggunakan winbox dibutuhkan
koneksi internet.
Gambar 4.1
Tampilan Awal Winbox
Setelah masuk ke dalam Winbox, terdapat beberapa
fungsi untuk melihat konfigurasi yang telah
dilakukan melalui command prompt dalam bentuk interface seperti Mangle dan juga Queue Tree.
Gambar 4.2
Mangle
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa terdapat
dua Mangle yang digunakan pada sistem tersebut
yang sebelumnya sudah dibuat. Mangle – mangle
tersebut yaitu Mangle untuk HTB dan Mangle untuk
PCQ.Untuk Mangle PCQ sendiri hampir sama
dengan Mangle HTB hanya saja chain yang
digunakan postrouting dan prerouting. Untuk chain
prerouting digunakan dengan source Address dan
berguna sebagai jalur routing dari alamat IP yang
meminta request ke sebuah server sedangkan chain
postrouting digunakan dengan destination Address
dan berguna untuk jalur routing kembali ke alamat
IP yang meminta request ke sebuah server.
Lalu pada Queue Tree, dapat dilihat susunan HTB
dan PCQ yang telah dibuat dan juga melalui Queue
Tree ini dapat diamati rate yang berjalan. Jumlah total besaran bandwidth yang dimiliki Warnet
Khelambiqunet adalah 1 MB.
Gambar 4.3
Queue Tree
Ketika pengujian dilakukan dengan dua tahapan,
yaitu untuk browsing dan juga untuk games. Hal ini
dilakukan dikarenakan dua hal tersebut adalah
fungsionalitas utama dari warnet. Hasil yang didapatkan ketika pengujian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5
Pengujian untuk Browsing
Jumlah
User
Max-Limit Limit-At Rate
Satu 400kbps 100kbps 380kbps
Dua 400kbps 100kbps 193kbps
Tiga 400kbps 100kbps 130,5kbps
Empat 400kbps 100kbps 97kbps
Tabel 4.6
Pengujian untuk Games
Jumlah
User
Max-Limit Limit-At Rate
Satu 400kbps 100kbps 375kbps
Dua 400kbps 100kbps 194,5kbps
Tiga 400kbps 100kbps 130kbps
Empat 400kbps 100kbps 95kbps
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
Algoritma HTB dan Algoritma PCQ bekerja dengan
baik. Alasannya karena tidak ada satu data pun yang
max limit-nya melebihi max limit yang sudah
ditentukan sebelumnya dan ketika beberapa user
aktif pas saat yang bersamaan Algoritma PCQ
secara otomatis membagi bandwidth dengan jumlah
koneksi yang terjadi.
Sebelumnya sudah pernah diujicobakan sistem
tetapi dengan besaran max limit yang berbeda. Max
limit yang digunakan adalah 350 kbps untuk
PCBrowsing dan PCGames sedangkan untuk
Operator-nya adalah sebesar 300 kbps. Namun,
ketika pengujian berlangsung jumlah besaran
bandwidth dirasakan kurang sehingga ada beberapa
aplikasi yang tidak dapat dibuka atau di-load
terutama untuk aplikasi games. Sedangkan untuk browsing itu sendiri dapat dilakukan namun
kecepatan yang diberikan dirasa tidak cukup karena
dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk me-load
sebuah halaman website. Maka setelah dilakukan
pengujian tersebut besaran max limit yang diberikan
diubah menjadi 400 kbps untuk PCBrowsing dan
juga PCGames serta 200 kbps untuk Operator.
Selain itu, sebelumnya juga pernah dilakukan
ujicoba sistem dengan susunan hirarki HTB dan
PCQ sebagai berikut :
HTB
Games / Browsing
PCQ Upload PCQ Download
Gambar 4.4
Ujicoba
Hasil yang didapatkan ketika menggunakan hirarki
ini adalah gagal, dikarenakan PCQ membutuhkan
dua buah parent yaitu global-in dan global-out
untuk aliran datanya. Jika menggunakan hirarki ini, parent yang digunakan hanya satu saja antara
global-in dan global-out. Sehingga ketika dilakukan
pengujian dengan hirarki ini gagal.
Kemudian jika rate yang digunakan sudah setengah
dari max limit yang berikan maka simbol warna
hijau akan berubah menjadi kuning. Dan jika simbol
tersebut berubah menjadi merah maka itu tandanya
pemakaian bandwidth sudah hampir seluruhnya.
Nilai besaran rate atau bandwidth yang digunakan
dapat dilihat pada kolom rate.
Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan
Proyek Akhir ini adalah :
1. Dengan adanya pengaturan bandwidth
menggunakan metode penggabungan
Algoritma PCQ dan Algoritma HTB, tarik
menarik bandwidth tidak akan terjadi
dikarenakan adanya pengaturan besaran
bandwidth yang diberikan untuk masing –
masing kelas.
2. Jumlah total max limit pada user tidak
boleh melebihi max bandwidth pada
parent-nya, yaitu sebesar 400kbps.
3. Kestabilan dan kecepatan bandwidth sama,
tergantung pengaturan bandwidth yang
telah ditetapkan serta tergantung juga dari
kestabilan bandwidth dari ISP.
Saran Beberapa hal yang dapat dijadikan saran dalam
Proyek Akhir ini, antara lain :
1. Penggunaan sistem pemilihan di awal
sehingga user dapat menentukan untuk
bermain games online atau browsing dan
juga tidak perlu lagi melakukan listing IP
Address selain sistem dapat bekerja secara
dinamis
2. Penggunaan IP Dinamis sehingga dapat
digunakan untuk jaringan warnet
bersistemkan hotspot / wireless
DAFTAR PUSTAKA
(n.d.). http://www.mikrotik.co.id.
Herlambang, m. l. (2008). Panduan Lengkap Menguasai Router Masa Depan Menggunakan
Mikrotik Router OS. Yogyakarta: Andi.
Kustanto, D. ( 2008). Membangun Server Internet
dengan Mikroti OS. Surakarta : Gava Media.
Ropix. (2006). Mikrotik OS Untuk Bandwidth
management.
Santoso, B. (2007). Manajemen Bandwidth Internet
dan Intranet. 7-8.
Stallings, W. (2001 ). Data & Computer
Communications (terjemahan). Jakarta: Salemba
Teknika.
Trimantaraningsih, R. d. (n.d.). Implementasi
Mikrotik sebagai Manajemen Bandwidth. 14.