JURNAL OMH

27
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS (ONGKOS MATERIAL HANDLING) Disusun Oleh : Kelompok/Kelas : 1 (Satu)/4ID01 Nama/ NPM : 1. Aan Andri Yana / 30411004 4. Fransiscus Serrano / 33412037 2. AnnisaaUtami P. / 30412989 5. Hanna Amalia / 33412297 3. Eka Aprilia / 32412395 6. Puspita / 35412740 Hari/Shift : Selasa/1 (Satu) Asisten Pembimbing : Mada Samodra Q. Nilai : Paraf Asisten :

description

Jurnal

Transcript of JURNAL OMH

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS(ONGKOS MATERIAL HANDLING)

Disusun Oleh :

Kelompok/Kelas : 1 (Satu)/4ID01

Nama/ NPM :

1. Aan Andri Yana / 30411004 4. Fransiscus Serrano / 33412037

2. AnnisaaUtami P. / 30412989 5. Hanna Amalia / 33412297

3. Eka Aprilia / 32412395 6. Puspita / 35412740

Hari/Shift : Selasa/1 (Satu)

Asisten Pembimbing : Mada Samodra Q.

Nilai :

Paraf Asisten :

LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA

DEPOK

2015ANALISIS ONGKOS MATERIAL HANDLING PADA PROSES

PRODUKSI PRODUK LEMARI HIJAB

Aan Andri Yana, Annisaa Utami Pangestu, Eka Aprilia, Fransiscus Serrano, Hanna Amalia, Puspita.

Mahasiswa Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,Universitas Gunadarma

(Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 16424)[email protected], [email protected],[email protected],

[email protected],[email protected], [email protected]

ABSTRAKSIBahan baku yang diolah dalam proses produksi lemari hijab pasti

mengalami perpindahan dari suatu departemen ke departemen lainnya atau dari suatu mesin ke mesin lain. Proses produksi yang baik digambarkan dengan perpindahan bahan baku dari suatu proses operasi ke operasi selanjutnya berlangsung cepat dan jumlah barang setengah jadi pada lini produksi yang sedikit. Perpindahan yang dialami oleh bahan baku sangat berkaitan dengan tata letak fasilitas. Tujuan pada penulisan laporan akhir modul ongkos material handling ini adalah untuk mengetahui alat angkut yang digunakan dalam melakukan pemindahan barang dari suatu departemen ke departemen lainnya beserta ongkos material handling per meternya. Tujan lainnya adalah mengetahui total ongkos material handling untuk pemindahan komponen utama, pemindahan komponen tambahan dan pemindahan produk jadi. Alat angkut yang digunakan dalam melakukan pemindahan barang dari suatu departemen ke departemen lainnya adalah walking palet dan manusia dengan ongkos material handling per meternya sebesar Rp. 2278,328/m dan Rp. 8333,3/m. Total ongkos material handling untuk pemindahan komponen utama adalah sebesar Rp. 114561,17, pemindahan komponen tambahan sebesar Rp. 140.000, dan pemindahan produk jadi sebesar Rp 62.938,811.

Kata Kunci: Perpindahan material, alat angkut, ongkos material handling

PENDAHULUANBahan baku yang diolah dalam proses produksi pasti mengalami

perpindahan dari suatu departemen ke departemen lainnya atau dari suatu mesin ke mesin lain. Proses produksi yang baik digambarkan dengan perpindahan bahan baku dari suatu proses operasi ke operasi selanjutnya berlangsung cepat dan jumlah barang setengah jadi pada lini produksi yang sedikit. Proses perpindahan bahan baku merupakan aktivitas yang akan memberikan biaya tambahan pada proses produksi tanpa adanya perubahan material ketika pemindahan dilakukan. Perpindahan yang dialami oleh bahan baku sangat berkaitan dengan tata letak fasilitas. Perencanaan tata letak fasilitas yang baik akan mempengaruhi jarak perpindahan yang dialami oleh bahan. Jarak perpindahan bahan baku yang terlalu jauh akan mengakibatkan ongkos penanganan menjadi lebih besar, dan proses produksi memerlukan waktu yang lama. Jarak perpindahan bahan baku yang kecil akan membuat proses produksi menjadi lebih lancar dan ekonomis. Proses produksi yang dilakukan tanpa memperhatikan aliran bahan akan menyebabkan perpindahan bahan baku yang tidak tepat, pemanfaatan mesin yang tidak optimal, serta proses produksi yang tidak ekonomis. Berdasarkan permasalahan diatas maka dibutuhkan perhitungan dan analisa mengenai ongkos pemindahan material.

Ongkos pemindahan material merupakan ongkos yang timbul akibat adanya aktivitas material dari suatu mesin ke mesin lainnya atau dari satu departemen ke departemen lain yang bersarnya ditentukan sampai pada satuan tertentu, dengan satuan rupiah per meter gerakan. Perhitungan ongkos pemindahan material memperhatikan beberapa faktor seperti, jarak perpindahan material, jenis material yang berpindah, alat angkut yang akan digunakan, serta biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses tersebut. Tujuan dari perhitungan tersebut adalah untuk meminimumkan biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Analisa dan perhitungan biaya akan dilakukan pada proses produksi lemari hijab. Penganalisaan terhadap perhitungan besarnya ongkos material handling yang dibutuhkan pada bagian produksi diharapkan dapat membuat proses produksi yang lebih ekonomis dan aman serta dapat meningkatkan kualitas pemilihan alat angkut yang tepat.

Tujuan pada penulisan laporan akhir modul ongkos materil handling ini adalah untuk mengetahui alat angkut yang digunakan dalam melakukan pemindahan barang dari suatu departemen ke departemen lainnya beserta ongkos material handling per meternya. Tujan lainnya adalah mengetahui total ongkos material handling untuk pemindahan komponen utama, pemindahan komponen tambahan dan pemindahan produk jadi.

TINJAUAN PUSTAKAMaterial handling merupakan suatu fungsi pemindahan material yang

tepat ke tempat yang tepat, pada saat yang tepat, dalam jumlah yang tepat secara berurutan dan pada posisi atau kondisi yang tepat untuk meminimasi ongkos produksi. Tujuannya adalah untuk mempermudah transportasi dan mempercepat proses produksi. Istilah material handling berdasarkan perumusan yang dibuat oleh American Material handling Society (AMHS) adalah seni dan ilmu yang

meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), pembungkusan atau pengepakan (packaging), penyimpanan (storing) sekaligus pengendalian atau pengawasan (controlling) dari bahan atau material dengan segala bentuknya[1].

Tujuan utama dari perencanaan material handling adalah untuk mengurangi biaya produksi dan sangat berpengaruh terhadap operasi dan perancangan fasilitas yang diimplementasikan. Beberapa tujuan dari sistem material handling antara lain yaitu menjaga atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan, memberikan perlindungan terhadap material, meningkatkan keamanan, mengembangkan kondisi kerja, meningkatkan produktivitas, meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas, mengurangi bobot mati, sebagai pengawasan persediaan. Tujuan lain material handling yaitu pemindahan material dari suatu tempat ke tempat lain agar lebih teratur dengan biaya rendah dan agar bahan-bahan material dapat terlindungi supaya tidak rusak serta mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam pengangkutan bahan[2].

Mesin pemindah bahan dapat dikelompokkan berdasarkan pada ciri khas, penggunaan, keadaan atau jenis muatan yang ditangani, serta arah gerakan. Peralatan mesin terutama pada sistem otomatis membutuhkan pengendalian untuk mengurangi biaya pada penanganan bahan seperti guide wire yaitu suatu kabel atau kawat yang dirancang untuk memberi tanda kepada lat pemindah bahan dan operator untuk menetukan jalur mengemudikannya. Berdasarkan hal tersebut maka mesin pemindah bahan dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu varied path equipment, floor type, peralatan permukaan, dan overhead[3].

Jenis muatan yang ditangani oleh mesin pemindah bahan dapat dibedakan menjadi muatan tumpahan dan muatan satuan. Muatan tumpahan adalah muatan yang terdiri dari banyak partikel atau gumpalan yang homogen. Muatan satuan adalah muatan yang telah menjadi satu satuan dalam ukuran yang lebih besar dan dapat diangkut secara satu satuan. Mesin pemindahan merupakan suatu alat yang digunakan untuk membantu pengangkutan bahan material dalam suatu ruangan atau tempat, serta merupakan jenis kendaraan yang dapat membantu pemindahan bahan material dalam suatu produksi dengan atau tanpa bantuan tangan manusia[3].

Ongkos material handling adalah suatu biaya yang dikarenakan adanya pemindahan material dengan berbagai faktor seperti jarak pengangkutan, alat pengankutan dan cara pengangkutannya. Ongkos material handling merupakan ongkos ongkos yang dihitung berdasarkan jarak tempuh ativitas pemindahan bahan. Material handling terbagi menjadi dua bagian yaitu internal transportation dan external transportation. Internal transportation merupakan pengangkutan yang terjadi di dalam pabrik misalnya trafic (perjalanan), receiving (penerimaan), shipping (perkapalan). External transportation merupakan pengangkutan yang terjadi di luar pabrik [4].

Pemilihan material handling cost sebagai kriteria tujuan/keberhasilan darirelayout disebabkan oleh beberapa alasan pokok yaitu ongkos material handling cukup besar dan terjadi secara terus menerus disamping juga termasuk dalam klasifikasi ongkos variabel. Material handling pada dasarnya merupakan kegiatan yang tidak produktif yaitu dalam arti tidak memberikan nilai tambah apaapa dari material yang dipindahkan. Ongkos material handling dapat dengan mudah dihitung. Biasanya ongkos material handling akan proporsinal dengan jarak

pemindahan material. Ongkos material handling seringkali akan sangat dipengaruhi oleh relayout sendiri[5].

Secara umum biaya yang termasuk dalam perancangan dan operasi sistem penanganan material adalah sebagai biaya investasi seperti: harga pembelian peralatan, harga komponen alat bantu, dan biaya instalasi. Biaya lainnya adalah biaya operasi seperti biaya perawatan, biaya bahan bakar, biaya tenaga kerja yang terdiri dari upah dan jaminan kecelakaan, biaya pembelian muatan yang digolongkan dalam pembelian alat-alat material, dan biaya yang menyangkut masalah pengepakan dan kerusakan material[6].

Peta penanganan ongkos material dilakukan dengan cara mengalikan elemen-elemen frekuensi, biaya penanganan material tiap jarak dengan jarak antar pasangan departemen yang bersangkutan. Secara matematis fungsi ongkos

penanganan material berdasarkan jarak adalah min dimana n

merupakan jumlah fasilitas, dij merupakan jarak titik berat antara departemen i dan depertemen j bila keduanya saling berdekatan, fij merupakan frekuensi pemindahan dari departemen i ke departemen j, cij merupakan ongkos penanganan material[6].

Terdapat beberapa macam sistem yang dipergunakan untuk melakukan pengukuran jarak suatu lokasi. Jarak euclidean merupakan jarak yang diukur lurus antara pusat fasilitas yang satu dengan pusat fasilitas lainnya. Rumus yang digunakan yaitu [(xi-xj)2 + [(yi-yj)2]1/2, dimana xi merupakan koordinat x pada pusat fasilitas, yi merupakan koordinat y pada pusat fasilitas i, dan dij merupakan jarak antara pusat fasiitas i dan j. Jarak rectilinear merupakan jarak yang diukur mengikuti jalur tegak lurus dengan rumus dij = . Square euclidean merupakan ukuran jarak dengan mengkuadratkan bobot terbesar suatu jarak antara dua fasilitas yang berdekatan dengan rumus dij = [(xi-xj)2 + (yi-yj)2]. Aisle distance merupakan pengukuran jarak sepanjang lintasan yang dilalui alat pengangkut pemindahan bahan. Adjacency merupakan ukuran kedekatan antara fasilitas-fasilitas atau departemen-departemen yang terdapat dalam suatu perusahaan[6].

METODOLOGI PENULISANMetodologi penulisan merupakan prosedur yang berisi langkah-langkah

yang dilakukan dalam mengetahui ongkos material handling (OMH). Metodologi penulisan laporan akhir ongkos material handling pada praktikum perancangan tata letak dan fasilitas ini memiliki beberapa langkah atau bagian yang harus dilakukan. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penulisan laporan akhir ini adalah membuat tujuan. Tujuan laporan akhir ongkos material handling terdapat dua tujuan, tujuan pertama yaitu mengetahui alat angkut yang digunakan dalam melakukan pemindahan barang dari suatu departemen ke departemen lainya beserta ongkos material handling permeternya, tujuan yang kedua yaitu mengetahui total ongkos material handling untuk pemindahan komponen tambahan dan pemindahan produk jadi. Kemudian setelah membuat tujuan penulisan, langkah selanjutnya yaitu membuat tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka ini berguna sebagai pedoman atau dasar dalam pembuatan laporan akhir ongkos

material handling dengan produk lemari hijab. Tinjauan pustaka terdiri dari materi-materi pembelajaran yang berisikan teori-teori yang berhubungan dengan pemindahan barang, penentuan jarak, serta ongkos material handling. Tinjauan pustaka tersebut juga berguna sebagai pembanding apakah hasil dari perhitungan yang didapat sesuai dengan teori-teori yang telah ada atau tidak. Tinjauan pustaka diperoleh dari jurnal-jurnal dan buku-buku yang berkaitan dengan ongkos material handling.

Setelah membuat tinjauan pustaka yang berisikan teori-teori tentang ongkos material handling, langkah selanjutnya yaitu melakukan pengolahan data yang dilakukan dengan melakukan perhitungan manual dengan menggunakan rumus-rumus yang sudah ada dan dapat dilihat dari tinjauan pustaka. Sebelum melakukan perhitungan maka terlebih dahulu menyiapkan data penunjang untuk mempermudah perhitungan. Data penunjang tersebut berisikan data luas lantai produksi, dan spesifikasi volume serta berat produk. Langkah Perhitungan yang dilakukan pertama kali adalah melakukan perhitungan ongkos material handling per meter, kemudian melakukan perhitungan jarak berdasarkan luas departemen, kemudian menghitung alat angkut yang digunakan serta kapasitas dan ongkos persatuan jarak, kemudian menghitung ongkos material handling komponen utama serta komponen tambahan. Kemudian setelah melakukan perhitungan, langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan analisis terhadap pembahasan perhitungan ongkos material handling pada pembuatan produk lemari hijab. Selanjutnya adalah membuat kesimpulan berdasarkan tujuan penulisan, setelah itu membuat saran. Saran merupakan masukan yang membangun yang berguna sebagai perbaikan dalam laporan akhir modul ongkos material handling pada praktikum tata letak dan fasilitas.

HASIL DAN PEMBAHASANOngkos material handling merupakan ongkos yang harus diperhitungkan

untuk mengetahui biaya yang harus dikeluarkan karena adanya aktivitas pemindahan material dari suatu departemen ke departemen lainnya. Perhitungan ongkos material handling ini terdiri dari 3 perhitungan yaitu ongkos material handling untuk komponen utama, komponen tambahan dan produk jadi. Perhitungan material handling ini harus memperhitungkan jarak perpindahan material dari satu departemen ke departemen lainnya. Berikut ini merupakan data-data penunjung yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan ongkos material handling.

Pola aliran bahan digunakan dalam pembuatan lemari hijab memberikan informasi perpindahan aliran barang dari satu departemen ke departemen lainnya. Pola aliran bahan yang digunakan dalam proses produksi lemari hijab dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Aliran Proses Pemindahan Bahan Data luas lantai produksi juga dibutuhkan dalam menghitung jarak antar

departemen. Data luas lantai produksi memberi informasi yang ringkas tentang luas lantai dari receiving sampai dengan shipping. Berdasarkan masing-masing departemen. Berikut ini merupakan tabel data luas lantai produksi sebagai data penunjang perhitungan ongkos material handling.

Tabel 1. Data Luas Lantai ProduksiNo Rangkuman Luas Lantai Pabrik Luas (m3)1 Luas Lantai Receiving

a. Luas Lantai Model Tumpukan 9,353b. Luas Lantai Model Rak 2,08

2 Luas Lantai Meja Fabrikasi 14,253 Luas Lantai Mesin Potong 14,254 Luas Lantai Mesin Serut 6,65 Luas Lantai Mesin Bor 66 Luas Lantai Meja Assembling 25,57 Luas Lantai Shipping 36

Data komponen utama yang berisi tentang spesifikasi volume dan berat produk digunakan untuk mengetahui departemen yang dilalui oleh masing-masing bahan, komponen utama yang digunakan dalam pembuatan lemari hijab, dan bentuk material dari komponen utama. Data komponen utama yang digunakan dalam perhitungan ongkos material handling dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Spesifikasi Volume dan Berat ProdukNo.

Komp Nama

Komponen Unit/ Assy

Tipe Bahan

Gambar Dimensi Pakai (cm)

Gambar Dimensi Terima (cm)

Berat/Unit (kg)

Harga/Unit (Rp)

001 Papan

Samping Kanan

1 Triplek

40x30x1

41x31x1

0,7 9868,012422

002

Papan Bawah

1

Triplek

40x9x1

41x10x1

0,2

3183,2

3

003

Papan Samping

Kecil

1

Triplek

40x5x1

41x6x1

0,1

1909,9

38

004

Papan Atas

1

Triplek

60x40x1

61x41x1

1

19417,702

005

Papan Samping kiri

1

Triplek

40x30x1

41x31x1

0,7

9868,012422

006

Papan Sekat

3

Triplek

48x1x1

49x1x1

0,03

380,43

5 Data komponen tambahan digunakan untuk mengetahui departemen yang

dilalui oleh masing-masing bahan, komponen tambahan yang digunakan dalam pembuatan lemari hijab, dan bentuk material dari komponen tambahan. Data komponen tambahan yang digunakan dalam perhitungan ongkos material handling dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3. KomponenTambahanNo.

KompNama

KomponenUnit/Assy

TipeBahan

UkuranKemasan (cm)

Unit Tersedia

Berat/Unit (kg)

Harga/Unit (Rp)

007 Sekrup 1cm 22 Besi 5 x 5 x2,5 50 0,001 140008 Gantunganlemari 2 Besi 6x2,5x0,2 2 0,009 5000

Data volume komponen merupakan data yang berisi setiap komponen yang terlibat dalam pembuatan lemari hijab, operasi yang dilakukan terhadap masing-masing komponen, volume terima, volume pakai, serta presentase scrap untuk melakukan perhitungan berat. Berikut ini merupakan data volume komponen

Tabel 4. Data Volume KomponenNama

Komponen Operasi Sebelum(Volume Diterima)

Setelah Proses(Volume Pakai) %Scrap

Papan Samping Kanan

Mengukur 1271 1271 0%Memotong 1271 1235,28 2,81%

Menghaluskan 1235,25 1200,13 2,85%Melubangi (9) 1200 1200 0,02355%

Papan Bawah

Mengukur 410 410 0%Memotong 410 384,74 6,16%

Menghaluskan 384,75 360,01 6,43%Melubangi (0) 360 360 0%

Papan Samping

Kecil

Mengukur 246 246 0%Memotong 246 222,75 9,45%

Menghaluskan 222,75 200 10,21%Melubangi (3) 200 200 0,0471%

Papan Atas

Mengukur 2501 2501 0%Memotong 2501 2450,48 2,02%

Menghaluskan 2450,25 2400,01 2,05%Melubangi (8) 2400 2400 0,00523%

Papan Samping

Kiri

Mengukur 1271 1271 0%Memotong 1271 1235,28 2,81%

Menghaluskan 1235,25 1200,04 2,85%Melubangi (6) 1200 1200 0,0157%

Papan Sekat

Mengukur 49 49 0%Memotong 49 48,5 1,02%

Menghaluskan 48,5 48 1,03%Melubangi (0) 48 48 0%

Data selanjutnya adalah gambar dua dimensi dari produk lemari hijab. Gambar dua dimensi lemari hijab memberikan informasi ukuran dengan berbagai tampak, yaitu tampak depan, samping dan atas. Berikut ini adalah gambar dua dimensi dari produk lemari hijab.

Gambar 2. Gambar Dua Dimensi Produk Lemari Hijab

Data selanjutnya adalah alat angkut yang dipakai dalam memindahkan bahan, berisi mengenai biaya yang dibutuhkan dalam menggunakan alat angkut. Berikut ini merupakan alat angkut yang digunakan beserta total biaya yang dibutuhkan dalam perhitungan Ongkos material handling.Alat angkut : Walking Pallet

Depresiasi =

=

= Rp. 12.500

Biaya Operator = = Rp. 71.000/ hari

Biaya BBM = Walking Pallet tidak membutuhkan BBM

Biaya Perawatan = = Rp. 25.000/ hari

Total Biaya = Depresiasi + B. Operator + B. BBM + B. Perawatan= Rp. 12.500 + Rp. 71.000 + Rp. 0 + Rp. 25.000= Rp. 108.500

Jarak Total = (3 x 3,577) + (3 x 3,774) + (3 x 3,17) + (3 x 2,5) + (3 x3,74) + (5x5,525)

= 77,908 mOMH/m = 108.500/77,908 m

= Rp. 1.392,67Alat Angkut : Manusia

Biaya Operator = = Rp. 71.000/ hari

Jarak Total = + + + + +

= 16,8 m

OMH/m = = Rp. 4.226,19/m

Tabel 5. Data Alat Angkut, Kapasitas, dan Ongkos per satuan jarakAlat Angkut Maksimum Volume

(cm3)Maksimum Berat

(kg)Ongkos Material

Handling (OMH/m)

Manusia 90 x 60 x 60 = 324.000 0 – 20 Rp. 4.226,19

Walking Pallet 110 x 70 x 90 = 693.000 21 – 150 Rp. 1.392,67

Berdasarkan data-data di atas, maka perhitungan ongkos material handling dalam pembuatan lemari hijab dapat dilakukan. Berikut merupakan tabel hasil perhitungan ongkos material handling dalam pembuatan lemari hijab.

Tabel 6. OMH Komponen Utama

Contoh perhitungan papan samping kanan:Kolom 1,2,3,4 : Sudah Diketahui (Misal untuk komponen papan samping kanan)Kolom 5 (Kuantitas/ Hari) :Kuantitas/ Hari = Kuantitas komponen x Jumlah Produk

= 1 x 40 = 40 unitKolom 6 (Potongan material):

Potongan Material =

=

= 1 buahKolom 7 (Produk/ Hari) :Produk/ Hari = Kuantitas/ hari : Potongan Material

= 40/1 = 40Kolom 8 (Volume/ Produk) :Volume/Produk = 41 x 31 x 1

= 1271Kolom 9 (Berat Bentuk):Berat Bentuk = Berat Komponen - (Berat Komponen x Presentase scrap)

=0,7 – (0,7 x 0)= 0,7

Dari Ke Nama Komponen Bentuk MaterialKuantitas/ HariPotongan MaterialProduk/ Hari Volume/ProdukBerat BentukBerat Total Alat Angkut Frekuensi/ Hari OMH/m Jarak Total OMH1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Papan Samping Kanan Triplek 40 1 40 1271 0,7 28Papan Bawah Triplek 40 1 40 410 0,2 8

Papan Samping Kecil Triplek 40 1 40 246 0,1 4Papan Atas Triplek 40 1 40 2501 1 40

Papan Samping Kiri Triplek 40 1 40 1271 0,7 28Papan Sekat Triplek 120 1 120 49 0,03 3,6

320 5748 111,6Papan Samping Kanan Triplek 40 1 40 1271 0,7 28

Papan Bawah Triplek 40 1 40 410 0,2 8Papan Samping Kecil Triplek 40 1 40 246 0,1 4

Papan Atas Triplek 40 1 40 2501 1 40Papan Samping Kiri Triplek 40 1 40 1271 0,7 28

Papan Sekat Triplek 120 1 120 49 0,03 3,6320 5748 111,6

Papan Samping Kanan Triplek 40 1 40 1235,28 0,68 27,2Papan Bawah Triplek 40 1 40 384,74 0,187 7,48

Papan Samping Kecil Triplek 40 1 40 222,75 0,09 3,6Papan Atas Triplek 40 1 40 2450,48 0,979 39,16

Papan Samping Kiri Triplek 40 1 40 1235,28 0,68 27,2Papan Sekat Triplek 120 1 120 48,5 0,029 3,48

320 5577,03 108,12Papan Samping Kanan Triplek 40 1 40 1200,13 0,66 26,4

Papan Bawah Triplek 40 1 40 360 0,174 6,96Papan Samping Kecil Triplek 40 1 40 200 0,08 3,2

Papan Atas Triplek 40 1 40 2400,01 0,958 38,32Papan Samping Kiri Triplek 40 1 40 1200,04 0,66 26,4

Papan Sekat Triplek 120 1 120 48 0,028 3,36320 5408,18 104,64

Papan Samping Kanan Triplek 40 1 40 1200 0,659 26,36Papan Bawah Triplek 40 1 40 360 0,174 6,96

Papan Samping Kecil Triplek 40 1 40 200 0,079 3,16Papan Atas Triplek 40 1 40 2400 0,957 38,28

Papan Samping Kiri Triplek 40 1 40 1200 0,659 26,36Papan Sekat Triplek 120 1 120 48 0,028 3,36

320 5408 104,4816,761 70027,525

3,74 15625,73

Walking Pallet 3 1.392,67 3,17 13244,27

2,5 10445,01

14944,72

Walking Pallet 3 1.392,67 3,774 15767,79

Mesin SerutMesin Potong

Mesin Serut Mesin Bor

Mesin AssemblingMesin Bor

Walking Pallet 3 1.392,67

Walking Pallet 3 3,577Receiving Meja Fabrikasi

Meja Fabrikasi Mesin Potong

1.392,67

TOTALTOTAL

TOTAL

TOTAL

TOTAL

TOTAL

Walking Pallet 3 1.392,67

Kolom 10 (Berat Total) :Berat Total = Produk/ Hari x berat bentuk

= 40x 0,7 kg= 28 kg

Kolom 11(Alat Angkut) Walking Palet = Walking palet digunakan karena berat total yaitu sebesar

111,6 kgKolom 12 (Frekuensi/ Hari) :Menentukan Kapasitas Alat Angkut:

= = =120,56=120 unit

Menentukan Frekuensi Perpindahan:

= = = 2,66 = 3 Kali

Kolom 13 (OMH/m) :OMH/m = 108.500/77,908 m

= Rp. 1.392,67

Kolom 14 (Jarak) :Receving ke Meja Fabrikasi

= = 1,69 + 1,887 = 3,577 m

Kolom 15 (Total OMH) : Total OMH = Frekuensi/Hari x OMH/m x Jarak = 3 x 1.392,67 x 3,577

= Rp. 14.944,7Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan tabel OMH dapat

diketahui kolom 1 merupakan tempat asal komponen, kolom 2 merupakan tempat tujuan komponen dibawa, kolom ketiga berisi nama komponen yaitu papan samping kanan, papan bawah, papan samping kecil, papan atas, papan samping kiri, dan papan sekat. Kolom 4 merupakan bentuk material yaitu triplek. Data-data tersebut didapat dari data penunjang yang sudah ada. Kolom 5 menunjukkan kuantitas perhari atau jumlah komponen yang diproduksi dalam satu hari kerja atau 8 jam. Kapasitas produksi yang direncanakan adalah 40 unit per hari dan kuantitas komponen papan samping kanan adalah 1 unit. Kuantitas per hari papan samping kanan sebanyak 40 artinya dalam satu hari dapat memproduksi sebanyak 40 unit papan samping kanan. Potongan material pada kolom 6 merupakan perbandingan antara volume terima dengan volume pakai suatu komponen. Nilai ini menunjukkan jumlah unit komponen pakai yang dapat dihasilkan dari satu unit atau lembar komponen terima atau komponen bahan baku. Semua nilai potongan material untuk komponen utama bernilai 1, artinya dari 1 unit komponen terima atau komponen bahan baku hanya dapat dihasilkan 1 unit komponen pakai seperti dari 1 unit komponen bahan baku papan samping dapat dihasilkan 1 unit komponen papan samping kanan yang siap pakai.

Kolom 7 yaitu produk per hari menunjukkan jumlah total komponen utama yang mengalami proses material handling dalam satu hari dari tempat asal ke tempat tujuan.Produk per hari pada untuk papan samping kanan pada kolom 7

sebanyak 40 unit artinya jumlah komponen papan samping kanan yang mengalami proses material handling dari receiving ke meja fabrikasi dalam satu hari produksi adalah sebesar 40 unit, sedangkan jumlah keseluruhan komponen utama yang perlu dipindahkan dari receiving ke meja fabrikasi adalah 320 unit. Kolom 8 yaitu volume per produk yang menunjukkan besarnya volume dari 1 unit komponen utama yang harus dipindahkan dari tempat asal ke tempat tujuan. Volume per produk dari komponen belakang 3627,636 cm3, artinya besar volum satu unit komponen belakang yang harus dipindahkan dari receiving ke meja fabrikasi adalah sebesar 1271 cm3. Total volum per produk pada material handling dari receiving ke meja fabrikasi adalah 5748 cm3, artinya jumlah total volume dari masing-masing 1 unit komponen utama yang akan dipindahkan adalah sebesar 5748 cm3. Total volum per produk berfungsi dalam menentukan besarnya kapasitas alat angkut yang akan digunakan dalam proses material handling. Total volum per produk berfungsi dalam menentukan besarnya kapasitas alat angkut yang akan digunakan dalam proses material handling. Kolom 9 yaitu berat bentuk menunjukkan berat dari masing-masing komponen, sedangkan kolom 10 yaitu berat total menunjukkan berat total dari seluruh kuantitas komponen tertentu yang perlu dipindahkan dari tempat asal ke tempat tujuan.

Berat bentuk komponen belakang pada material handling dari receiving ke meja fabrikasi yaitu 0,7 kg dan berat total 28 kg artinya berat 1 unit komponen papan samping kanan adalah 0,7 kg dan berat dari seluruh komponen papan samping kanan yang akan dipindahkan dari mesin potong ke mesin serut adalah sebesar 28 kg. Besarnya berat bentuk komponen pada beberapa tahap pemindahan akan mengalami perubahan, karena dalam beberapa proses operasi terjadi pengurangan berat akibat adanya scrap yang dihasilkan. Berat total keseluruhan komponen akan menentukan jenis alat angkut yang akan digunakan dalam material handling, karena salah satu kriteria dalam pemilihan alat angkut adalah berat material yang akan diangkut harus sesuai dengan daya tampung alat angkut. Berat total dari keseluruhan komponen pada proses pemindahan bahan dari receiving ke meja fabrikasi adalah 111,6 kg, artinya total beban dari seluruh komponen utama yang akan dipindahkan dari ke meja fabrikasi adalah 111,6 kg.

Kolom 11 yaitu jenis alat angkut menunjukkan jenis alat angkut yang dipilih dalam proses material handling. Setiap alat angkut memiliki kapasitas daya tampung yang berbeda-beda, pemilihan alat angkut disesuaikan dengan beban material yang akan diangkut. Melalui hasil perhitungan telah diketahui beban komponen yang akan diangkut dalam proses material handling dari receiving ke meja fabrikasi adalah 111,6 kg, sehingga alat angkut yang sesuai adalah walking pallet. Walking pallet paling sesuai digunakan sebagai alat angkut karena alat ini memiliki daya angkut sebesar 21-150 kg. Kolom 12 menunjukkan frekuensi per hari papan samping kanan sebesar 3 artinya diperlukan 3 kali pengangkutan untuk dapat mengangkut keseluruhan komponen atau 320 komponen dari receiving ke meja fabrikasi dengan alat angkut walking pallet dengan kapasitas angkut walking pallet sebesar 120 unit dalam sekali angkut.

Ongkos material handling per meter pada kolom 13 menunjukkan besarnya biaya pengangkutan setiap 1 meter dengan alat angkut walking pallet.

Biaya yang mempengaruhi ongkos material handling untuk alat angkut walking pallet yaitu biaya depresiasi, biaya operator, dan biaya perawatan serta jarak tempuh walking pallet. Besarnya ongkos material handling untuk alat walking pallet sebesar Rp. 1.392,67/m, artinya setiap 1 meter perpindahan material menggunakan walking pallet memerlukan biaya sebesar Rp. 1.392,67. Kolom 14 menunjukkan jarak perpindahan material. Jarak perpindahan material dari receiving ke meja fabrikasi sebesar 3,577 artinya jarak yang ditempuh dari receiving ke meja fabrikasi adalah sebesar 3,577 m. Kolom 15 yaitu total ongkos material handling menunjukkan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk memindahkan material dengan jarak dan frekuensi tertentu menggunakan alat angkut walking pallet. Total ongkos material handling untuk semua komponen dari receiving ke meja fabrikasi adalah sebesar Rp. 14.944,7artinya untuk memindahkan semua komponen dibutuhkan biaya sebesar Rp. 14.944,7.

Ongkos material handling yang ingin diketahui berikutnya adalah ongkos material handling untuk komponen tambahan. Ongkos material handling untuk komponen tambahan dilihat berdasarkan jarak antara departemen receving ke departemen meja assembling. Berikut ini merupakan perhitungan untuk ongkos material handling komponen tambahan.

Tabel 7. OMH Komponen TambahanDari Ke Nama Komp Bentuk Material Jumlah Pcs Produk/Hari Volume Produk Berat Bentuk (Kg) Berat Total (Kg) Alat Angkut Frekuensi/Hari OMH/m Jarak Total OMH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Sekrup 1 cm (3) (sisa 30) Besi 120 3 62,5 0,05 0,15

Sekrup 1 cm (3) (sisa 10) Besi 120 3 62,5 0,05 0,15

Sekrup 1 cm (3) (sisa 30) Besi 280 4 62,5 0,05 0,2

Gantungan (2) Besi 80 40 3 0,018 0,72

Sekrup 1 cm (3) (sisa 10) Besi 120 3 62,5 0,05 0,15

Sekrup 1 cm (3) (sisa 20) Besi 240 4 62,5 0,05 0,2

57 315,5 1,57

1 4.226,19 16,8 71000Meja Fabrikasi

Perakitan 4

Perakitan 2

Perakitan 3

Perakitan 5

Manusia

Perakitan 1

Receiving

TOTAL

Perhitungan diatas dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus serta ketentuan-ketentuan yang sudah berlaku. Berikut ini adalah contoh perhitungan omh komponen tambahan untuk perakitan 1 dari receving ke meja assembling :Kolom 1, 2, 3, dan 4 : Diketahui dari data penunjangKolom 5 : Jumlah komponen yang digunakan x jumlah produksi

perhariJumlah Pcs = 3 x 40 = 120 pcs

Kolom 6 : Jumlah pcs (5) / Lot unit tersedia Produksi/Hari = 120/50 = 2,4 3 dus

Kolom 7 : Panjang x Lebar x Tinggi Volume/Produk = 5 x 5 x 2,5 = 62,5 cm3

Kolom 8 : Lot unit tersedia x Berat komponen Berat Bentuk = 50 x 0,001 = 0,05 kg

Kolom 9 : Hasil produksi perhari (6) x Berat bentuk (8) Berat Total = 3 x 0,05 = 0,15

Kolom 10 : Alat angkut yang digunakan adalah manusia karena berat total komponen adalah sebesar 1,57 kg

Kolom 11 : Kapasitas volume alat angkut / Total volume yang diangkut

Kapasitas alat angkut = = 1026,94 1025 unit

Satuan yang dipindahkan / Kapasitasnya alat angkut

Frekuensi = = 0,055 1 kali

Kolom 12 : Gaji operator perbulan / Hari kerja perbulan

Biaya Operator = = Rp. 71.000/ hari

Biaya operator perhari / Jarak tempuh

OMH/m = = Rp. 4.226,19/m

Kolom 13 : Jarak departemen receiving ke Meja Assembling

Jarak= + + + + +

=16,8 mKolom 14 : Frekuensi/hari (11) x OMH/m (12) x Jarak (13)

Total OMH = 1 x 4.226,19 x 16,8 = Rp 71.000Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui pada kolom 1 merupakan tempat

asal atau tempat penyimpanan komponen tambahan yang digunakan. Komponen tambahan ini diletakan pada gudang bahan baku model rak. Kolom 2 merupakan tujuan komponen tambahan akan dibawa yaitu meja assembling. Komponen ini dibawa kemeja assembling langsung dari gudang bahan baku dikarenakan komponen ini digunakan pada proses perakitan. Kolom 3 ini merupakan nama komponen yang digunakan, nama komponen yang digunakan adalah sekrup dan gantungan. Perakitan 1 yaitu perakitan komponen papan samping kanan dengan papan bawah membutuhkan sekrup sebanyak 3 sekrup dengan sisa sekrup sebanyak 30 sekrup. Sisa sekrup ini merupakan sisa sekrup dari sekrup yang tidak digunakan atau sisa dari unit yang tersedia pada satu lot kemasan.

Bentuk material merupakan bahan material yang digunakan, dalam hal ini bentuk materialnya adalah besi baik untuk komponen sekrup maupun gantungan lemari. Kolom 5 merupakan jumlah pcs yang dibutuhkan untuk perakitan selama 1 hari. Perakitan 1 membutukan 120 pcs sekrup untuk melakukan 40 pembuatan produk, dikarenakan satu buah produk untuk perakitan 1 membutuhkan 3 buah sekrup. Produk perhari yang dibutuhkan untuk melakukan perakitan 1 adalah sebanyak 3 dus sekrup dikarenakan 1 dus hanya berisa 50 pcs sehingga membutuhkan 3 dus untuk keperluan 1 hari proses perakitan papan samping kanan dengan papan bawah. Volume perproduk merupakan ukuran volume kemasan dari komponen yang digunakan, pada komponen sekrup seluru kemasan produk memiliki ukuran yang sama yaitu 62,5 cm3 dan untuk komponen gantungan lemari memiliki ukuran sebesar 3 cm3. Berat bentuk yaitu kolom 8 merupakan berat dari kemasan dari komponen yang digunakan. Berat bentuk untuk komponen sekrup adalah sebesar 0,05 kg berarti berat 1 dus komponen sekrup adalah sebesar 0,05 kg sedangkan berat 1 dus kemasan gantungan lemari adalah sebesar 0,018 kg. Berat total merupakan berat dari komponen tambahan yang digunakan selama 1 hari. Berat total untuk perakitan 1 adalah sebesar 0,15, berat ini merupakan berat komponen sekrup sebanyak 3 dus.

Alat angkat yang digunakan untuk mengangkat komponen tambahan ini adalah manusia. Manusia dipilih karena berat beban yang diangkut untuk

komponen tambahan ini masih mampu diangkut dan tidak melebihi maksimum beban yang diangkut. Frekuensi perhari merupakan frekuensi pemindahan komponen dari receving ke meja assembling, pemnindahan dilakukan sebanyak 1 kali selama sehari. Kolom 12 merupakan OMH/m, nilai OMH/m sebesar Rp Rp. 4.226,19/m dikarenakan ongkos material handling untuk manusia sebesar Rp. 4.226,19/m dari gaji operator dihitung selama satu hari. Jarak tempuh dari receving sampai meja assembling sebesar 16,8 m. Jarak tempuh ini merupakan jarak tempuh yang dilalui operator untuk membawa komponen tambahan ke meja assembling dengan melewati departemen yang lainnya terlebih dahulu. Departemen yang dilalui sebelum sampai ke departemen assembling adalah meja fabrikasi, mesin potong, mesin serut, dan mesin bor. Total ongkos material handling merupakan total ongkos yang dibutukan untuk melakukan pemindahan komponen tambahan oleh manusia dengan sekali angkut. Total ongkos yang dikeluarkan untuk pemindahan komponen tambahan ini adalah sebesar Rp 71.000.

Tabel 8. OMH Produk JadiDari Ke Nama Komp Bentuk Material Produk/Hari Volume Produk Berat Bentuk (Kg) Berat Total (Kg) Alat Angkut Frekuensi/Hari OMH/m Jarak Total OMH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Meja Assembling Shipping Lemari Hijab Kayu(Produk Jadi) 40 72000 2,595 103,84 Walking Pallet 5 1.392,67 5,25 36557,588

40 72000 103,84Total

Perhitungan diatas dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus serta ketentuan-ketentuan yang sudah berlaku. Berikut ini adalah contoh perhitungan omh produk jadi dari meja assembling ke gudang produk jadi (shipping) :Kolom 1, 2, 3, dan 4 : Diketahui dari data penunjangKolom 5 : Jumlah produksi lemari hijab perhari sebanyak 40 unit

perhariKolom 6 : Panjang x Lebar x Tinggi

Volume/Produk = 60 x 40 x 30 = 72000 cm3

Kolom 7 : Berat produk adalah 2,596 kgKolom 8 : Produksi/Hari (5) x Berat Produk (7)

Berat total = 40 x 2,596 = 103,84 kgKolom 9 : Alat angkut yang digunakan adalah walking pallet karena

berat total komponen adalah sebesar 103,84 kgKolom 10 : Kapasitas volume alat angkut / Total volume yang

diangkut

Kapasitas alat angkut = = 9,625 9 unit

Satuan yang dipindahkan / Kapasitasnya alat angkut

Frekuensi = = 4,444 5 kali

Kolom 11 : Diketahui dari ketentuan ongkos material handling untuk walking pallet sebesar Rp 1392,67

Kolom 12 : Jarak departemen Meja Assembling ke shipping

Jarak = + = 5,525 m

Kolom 13 : Frekuensi/hari (10) x OMH/m (11) x Jarak (12)Total OMH = 5 x 1392,67x 5,525 = Rp 36.557,588

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui pada kolom 1 merupakan tempat asal atau tempat perakitan dilakukan. Kolom 2 merupakan tujuan produk jadi yang sudah selesai dirakit akan dibawa yaitu gudang produk jadi atau shipping. Kolom 3 ini merupakan nama komponen yang dibuat, nama komponen yang dibuat adalah lemari hijab. Bentuk material merupakan bahan material yang digunakan, dalam hal ini bentuk materialnya adalah kayu yang digunakan sebagai bahan dasar dari pembuatan lemari hijab. Kolom 5 produk perhari yang dibuat yaitu sebanyak 40 unit lemari hijab. Volume perproduk merupakan ukuran volume produk yang dihasilkan, pada produk lemari hijab memiliki ukuran yaitu sebesar 72000 cm3. Berat bentuk yaitu kolom 7 merupakan berat dari produk lemari hijab yang sudah jadi. Berat bentuk untuk lemari hijab ini adalah sebesar 2,596 kg. Berat total merupakan berat dari lemari hijab yang dibuat selama 1 hari, berat total untuk pembuatan lemari hijab adalah sebesar 103,84 kg, berat ini merupakan berat lemari hijab sebanyak 40 unit.

Alat angkat yang digunakan untuk mengangkat produk jadi ini adalah walking pallet. Walking pallet dipilih karena berat beban yang diangkut untuk produk jadi ini masih mampu diangkut dan tidak melebihi maksimum beban yang diangkut. Frekuensi perhari merupakan frekuensi pemindahan produk jadi dari meja assembling setelah selesai perakitan ke gudang produk jadi atau shipping, pemindahan dilakukan sebanyak 5 kali selama sehari. Kolom 11 merupakan OMH/m, nilai OMH/m sebesar Rp 1392,67 dikarenakan ongkos material handling untuk walking pallet sebesar 1392,67 rupiah permeter. Jarak tempuh dari meja assembling sampai shipping sebesar 5,525 m. Jarak tempuh ini merupakan jarak tempuh yang dilalui untuk membawa produk jadi ke gudang produk jadi. Total ongkos material handling merupakan total ongkos yang dibutukan untuk melakukan pemindahan produk jadi dari meja assembling ke gudang produk jadi dengan 5 kali angkut. Total ongkos yang dikeluarkan untuk pemindahan produk jadi ini adalah sebesar Rp Rp 36.557,588

KESIMPULAN DAN SARANAlat angkut yang digunakan dalam melakukan pemindahan barang dari

suatu departemen ke departemen lainnya adalah walking palet dan manusia dengan ongkos material handling per meternya sebesar Rp. 1.392,67/m dan Rp. 4.226,19/m. Total ongkos material handling untuk pemindahan komponen utama adalah sebesar Rp. 70027,525 pemindahan komponen tambahan sebesar Rp. 71.000, dan pemindahan produk jadi sebesar Rp 36.557,588.

Saran ditujukan untuk perbaikan penulisan selanjutnya. Saran dari penulis adalah agar lebih menggunakan banyak refrensi sebagai tinjauan pustaka. Sebaiknya lebih memperhatikan perhitungan ongkos material handling untuk komponen utama, komponen tambahan, dan produk jadi. Penulisan juga harus dilakukan dengan ketelitian yang tinggi untuk megurangi kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Tata Letak Pabrik Dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga. Cetakan Kedua. Surabaya. ITB

[2] Meyers, Fred E. 1993. Plant Layout And Material Handling. New York. Mc Graw-Hill, Inc

[3] Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung. ITB

[4] Dadang, Hidayat. 2010. Peran Penelitian Research & Development Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan

[5] Susetyo, Joko. 2010. Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan Pendekatan Group Technology Dan Algoritma Blocplan Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling(http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/75-83_joko_susetyo.pdf diakses pada tanggal 28 Oktober 2015)

[6] Library.binus.ac.id (http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00465-TI%20Bab%202.pdf\) diakses pada tanggal 28 Oktober 2015