Jurnal Ni Wayan Ari Rasmini (1)
-
Upload
barry-tumpal-wouter-napitupulu -
Category
Documents
-
view
49 -
download
10
description
Transcript of Jurnal Ni Wayan Ari Rasmini (1)
NASKAH PUBLIKASI
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAKUKAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN (ANTENATAL CARE)
DI BPM Y. SRI SUBIYARTI PAKEM SLEMANYOGYAKARTA
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya KebidananProgram Studi Diploma III Kebidanan
Universitas Respati Yogyakarta
Disusun Oleh :
NI WAYAN ARI RASMINI
09150210
PROGRAM STUDI D III KEBIDANANFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2012
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAKUKAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN (ANTENATAL
CARE)DI BPM Y. SRI SUBIYARTI PAKEM SLEMAN
YOGYAKARTA
Ni Wayan Ari Rasmini 1, Sukmawati2, Githa Andriani3
INTISARI
Latar Belakang: Kehamilan adalah dimulainya pembuahan sel telur oleh sperma sampai dengan
lahirnya janin, kehamilan normal lamanya adalah 280 hari/40 minggu dihitung dari hari pertama
haid terakhir. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 ibu hamil yang datang
untuk memeriksakan kehamilan ke BPM Y. Sri Subiyarti, 6 orang berumur < 20 dan >35 tahun
dengan tingkat pendidikan SMA, primigravida, tarif pelayanan murah dan BPM dekat dengan
rumah, dan 4 orang berumur 20-35 tahun dengan tingkat pendidikan SMK, multigravida, BPM
dekat dengan rumah. Ibu yang hamil dalam usia <20 tahun dan >35 tahun dapat menyebabkan
penyulit dalam kehamilan sehingga diperlukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke tenaga
kesehatan untuk mendeteksi secara dini komplikasi yang mungkin terjadi.
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
kehamilan (Antenatal Care) di BPM Y. Sri Subiyarti Pakem, Sleman, Yogyakarta.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional dan
cara pengambilan data dengan daftar pertanyaan penelitian. Subyek penelitian adalah semua ibu
hamil yang datang memeriksakan kehamilan di BPM Y. Sri Subiyarti Pakem, Sleman, Yogyakarta.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling dengan jumlah responden
sebanyak 38 orang. Analisis data penelitian menggunakan analisis tabel distribusi frekuensi dan
persentase.
Hasil: Karakteristik ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan dalam kategori umur 20-
35 tahun sebanyak 78,94%, umur >35 tahun (15,80%), umur <20 tahun (5,26%), berdasarkan
paritas dalam kategori ≤2 (97,36%), >2 (2,64%), berdasarkan tingkat pendidikan dalam kategori
pendidikan menengah sebanyak 63,16%, pendidikan dasar (921,05%), pendidikan tinggi
(15,79%), berdasarkan pekerjaan dalam kategori tidak bekerja sebanyak 63,16%, bekerja
(36,84%), berdasarkan status ekonomi dalam kategori rendah sebanyak 60,53%, tinggi (39,47%),
dan berdasarkan jarak ke tempat pelayanan kesehatan dalam kategori jauh sebanyak 71,05% dan
dekat (28,95%).
Kesimpulan: Gambaran karakteristik ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan
(Antenatal Care) yang paling tinggi yaitu umur 20-35 tahun, dengan paritas ≤ 2 orang,
pendidikan menengah, tidak bekerja (IRT), berstatus ekonomi rendah dan berjarak jauh dari
rumah ke tempat pelayanan ANC.
Kata kunci : karakteristik ibu hamil, pemeriksaan kehamilan
1Mahasiswa Universitas Respati Yogyakarta2Dosen Program Studi D IV Bidan Pendidik Universitas Respati Yogyakarta3 Dosen Program Studi D IV Bidan Pendidik Universitas Respati Yogyakarta
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Salah
satu tolak ukur dari derajat kesehatan adalah masalah kesehatan ibu dan anak, terutama Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)1.
Di Indonesia masalah kematian ibu juga masih merupakan masalah utama dalam bidang
kesehatan. Sampai saat ini AKI di Indonesia menempati urutan teratas di negara-negara ASEAN (
Association of South East Asian Nations ). Pada tahun 2007 angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia yaitu 228 per 100.000 Kelahiran hidup sedangkan angka kematian bayi sebesar 34 per
1.000 kelahiran hidup1.
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 AKI di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y) sebesar 104 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar
17 per 1.000 kelahiran hidup.
Kematian ibu ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah
berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang
dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Sebab-sebab dari kematian ibu oleh komplikasi-
komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Komplikasi secara langsung yaitu perdarahan, pre-
eklampsia/eklampsia, dan infeksi, sedangkan penyebab komplikasi secara tidak langsung yakni
penyakit jantung, hepatitis, Tuberkolosis (TBC), anemia, dan lain-lain2. Penyebab tersebut dapat
dideteksi sedini mungkin dengan pemeriksaan ANC pada ibu sehingga diharapkan ibu dapat
merawat dirinya selama hamil dan mempersiapkan persalinannya. Pentingnya pelayanan ANC
karena setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat3.
Upaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi adalah dengan program
Millenium Development Goals (MDGs). Pada program MDGs ke IV dan V menargetkan bahwa
AKI dan AKB turun sekitar 15% dari tahun 2007 yaitu AKI sebesar 228 per 100.000 kelahiran
hidup dan AKB sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup, target pada tahun 2015 menjadi AKI sebesar
102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 23 per 1.000 kelahiran4.
Pendekatan pelayanan obstetrik dan neonatal kepada ibu hamil sesuai dengan pendekatan
Making Pregnancy Safer (MPS) atau kehamilan yang aman. Making Pregnancy Safer (MPS)
mempunyai tiga pesan kunci, yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, setiap
komplikasi obstetrik dan neonatal mendapatkan pelayanan yang memadai, dan setiap wanita usia
subur mempunyai akses pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan
penanganan komplikasi keguguran2.
Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan antenatal
sebaiknya minimal empat kali selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai berikut : satu kali pada
trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III1.
Pelayanan antenatal dapat dilaksanakan di Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu, Polindes,
Bidan Praktek Mandiri, dan Dokter Praktek5.
BPM Y. Sri Subiyarti merupakan salah satu bidan praktik mandiri atau pelayanan
kesehatan yang ada di Kabuaten Sleman, tepatnya di Pakem, Sleman, Yogyakarta. Hasil studi
pendahuluan pada tanggal 20 Februari 2012, data kunjungan ibu hamil pada bulan November 2011
– Januari 2012 kunjungan ibu hamil adalah 126 orang, dengan jumlah ibu hamil normal 120 orang,
jumlah ibu hamil risiko tinggi 4 orang dan 2 orang ibu hamil yang dirujuk karena hamil lewat
waktu dan presentasi bokong. Kunjungan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan rata-rata 42
ibu hamil tiap bulannya.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis dengan wawancara pada 10
ibu hamil yang datang untuk memeriksakan kehamilan ke BPM Y. Sri Subiyarti, terdapat 5 orang
ibu hamil (50%) berumur > 35 tahun, dengan tingkat pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi,
primigravida dan menjawab tempat pelayanan murah serta dekat dengan rumah, 1 orang ibu hamil
(10%) berumur < 20 tahun, primigravida, dengan tingkat pendidikan SMA, dekat dengan rumah
dan pelayanan murah, dan 4 orang ibu hamil (40%) berumur 20-35 tahun, dengan tingkat
pendidikan SMK, tarif pelayanan murah, primigravida dan menjawab BPM dekat dengan rumah.
Kehamilan diusia < 20 tahun dan > 35 tahun dapat menyebabkan risiko dalam kehamilan
karena pada kehamilan diusia < 20 tahun secara biologis belumoptimal emosinya cenderung labil,
mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan
kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan
pada usia > 35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai
penyakit yang sering menimpa di usia ini6, sehingga ibu yang hamil dalam usia < 20 tahun dan >
35 tahun harus memeriksakan kehamilan secara rutin ke tenaga kesehatan untuk mendeteksi secara
dini komplikasi yang mungkin terjadi.
Hasil penelitian dari7 menunjukkan usia 20-35 tahun merupakan usia reproduksi yang
paling aman. Rentang usia ini termasuk dalam usia dewasa awal dimana orang telah mempunyai
kematangan emosional sehingga dapat berpengaruh dalam kemampuan berfikir dan mengambil
keputusan. Menurut8 bahwa kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh faktor perilaku
yang termasuk didalamnya adalah usia, maka ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya juga
dipengaruhi oleh usia ibu hamil tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Gambaran Karakteristik Ibu Hamil yang Melakukan Pemeriksaan Kehamilan
(Antenatal Care) di BPM Y. Sri Subiyarti, Pakem, Sleman, Yogyakarta”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Dengan rancangan secara cross sectional.
Dalam penelitian ini untuk melihat gambaran karakteristik ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
kehamilan (ANC) di BPM Y. Sri Subiyarti Pakem, Sleman, Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan di BPM Y. Sri Subiyarti Pakem, Sleman, Yogyakarta dan
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 31 Mei sampai tanggal 24 Juni 2012.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di
BPM Y. Sri Subiyarti Pakem, Sleman, Yogyakarta sebanyak 42 ibu hamil. Teknik sampling yang
digunakan pada penelitian ini adalah accidental sampling dan jumlah sampel 38 ibu hamil dengan
pertimbangan kriteria inklusi yaitu:
1. Ibu hamil yang datang untuk memeriksakan kehamilannya di BPM Y Sri Subiyarti Pakem,
Sleman, Yogyakarta.
2. Bersedia menjadi responden dengan menandatangani informed consent terlebih dahulu.
3. Ibu yang dapat berkomunikasi dengan baik dan bisa baca tulis.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu karakteristik ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan kehamialan (Antenatal Care) di BPM Y. Sri Subiyarti Pakem Sleman
Yogyakarta.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, untuk mendapatkan
data yaitu umur, paritas, tingkat pendidikan, pekerjaan, status ekonomi dan jarak ke tempat
pelayanan. Instrumen dalam penelitian yaitu kuesioner penelitian.
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Umur
Karakteristik ibu hamil berdasarkan umur dibagi dalam 3 (tiga) kategori yaitu: umur: <
20 tahun, 20-35 tahun, dan umur: > 35 tahun seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Umur di BPM Y. Sri Subiyarti
Pakem, Sleman, Yogyakarta Juni 2012
No Umur n %1. < 20 tahun 2 5,262. 20 - 35 tahun 30 78,943. > 35 tahun 6 15,80
Jumlah 38 100Sumber: Data primer 2012
Berdasarkan dari tabel 1 ibu hamil yang paling banyak melakukan
pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) adalah umur antara 20 – 35 tahun
yaitu sebanyak 30 orang (78,94%).
2. Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Paritas
Karakteristik ibu hamil berdasarkan paritas dibagi dalam 2 (dua) kategori yaitu: jumlah
≤ 2 anak dan > 2 anak seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Paritas di BPM Y. Sri Subiyarti
Pakem, Sleman, Yogyakarta Juni 2012
No Jumlah Anak n %1. ≤ 2 37 97,362. > 2 1 2,64
Jumlah 38 100Sumber: Data primer dan sekunder 2012
Berdasarkan dari tabel 2 ibu hamil yang paling banyak melakukan pemeriksaan
kehamilan (Antenatal Care) pada ibu yang memiliki jumlah anak ≤ 2 sebanyak 37 orang
(97,36 %) di BPM Y. Sri Subiyarti Pakem, Sleman, Yogyakarta.
3. Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Karakteristik ibu hamil berdasarkan tingkat pendidikan dibagi dalam 3 (tiga) kategori
yaitu: pendidikan dasar, menengah dan tinggi seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Tingkat Pendidikan di BPM Y. Sri
Subiyarti Pakem, Sleman, Yogyakarta Juni 2012
No Tingkat Pendidikan n %
1. Pendidikan dasar 8 21,05
2. Pendidikan menengah 24 63,163. Pendidikan tinggi 6 15,79
Jumlah 38 100Sumber: Data primer dan sekunder 2012
Berdasarkan hasil dari tabel 3 ibu hamil yang paling banyak melakukan pemeriksaan
kehamilan (Antenatal Care) di BPM Y. Sri Subiyanti Pakem, Sleman, Yogyakarta pada
tingkat pendidikan menengah yaitu sebanyak 24 orang (63,16%).
4. Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Pekerjaan
Karakteristik ibu hamil berdasarkan perkerjaan dibagi dalam 2 (dua) kategori yaitu:
bekerja dan tidak bekerja seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Pekerjaan di BPM Y. Sri Subiyarti
Pakem, Sleman, Yogyakarta Juni 2012
No Pekerjaan n %1. Bekerja 14 36,842. Tidak bekerja 24 63,16
Jumlah 38 100Sumber: Data primer 2012
Berdasarkan hasil dari tabel 4 yang paling banyak melakukan pemeriksaan kehamilan
di BPM Y. Sri Subiyanti Pakem, Sleman, Yogyakarta pada ibu hamil yang tidak bekerja
sebanyak 24 orang (63,16%).
5. Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Status Ekonomi
Karakteristik ibu hamil berdasarkan status ekonomi dibagi dalam 2 (dua) kategori
yaitu: rendah dan tinggi seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Status Ekonomi di BPM Y. Sri
Subiyarti Pakem, Sleman, Yogyakarta Juni 2012
No Status Ekonomi n %1. Rendah 23 60,532. Tinggi 15 39,47
Jumlah 38 100Sumber: Data Primer 2012
Berdasarkan dari tabel 5 ibu hamil yang memiliki status ekonomi rendah lebih banyak
yaitu 23 orang (60,53%) yang melakukan pemeriksaan kehamilan di BPM Y. Sri Subiyarti
Pakem, Sleman, Yogyakarta.
6. Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Jarak ke Tempat Pelayanan Kesehatan
Karakteristik ibu hamil berdasarkan jarak tempat pelayanan kesehatan dibagi dalam 2
(dua) kategori yaitu: jarak ≤ 3 Km dan > 3 Km seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Jarak ke Tempat Pelayanan
Kesehatan di BPM Y. Sri Subiyarti Pakem, Sleman, Yogyakarta Juni 2012
No Jarak ( Km ) n %1. Dekat 11 28,952. Jauh 27 71,05
Jumlah 38 100
Sumber: Data primer 2012
Berdasarkan dari tabel 6 ibu hamil yang memiliki jarak tempat tinggal jauh dari
tempat pelayanan lebih banyak yaitu 27 orang (71,05%) memeriksakan kehamilannya di BPM
Y. Sri Subiyarti Pakem, Sleman, Yogyakarta.
PEMBAHASAN
1. Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Umur
Umur adalah lama hidup individu terhitung saat mulai dilahirkan sampai berulang
tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa akan lebih
dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat
dari pengalaman dan kematangan jiwa9.
Hasil analisis pada karakteristik umur diketahui sebagian besar ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) di BPM Y. Sri Subiyarti Pakem, Sleman,
Yogyakarta berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 30 orang (78,94). Dilihat dari segi kesehatan
reproduksi rentang usia ini merupakan umur reproduksi sehat dimana ibu aman untuk hamil
dan melahirkan. Seperti hasil penelitian7 usia 20-35 tahun merupakan usia reproduksi yang
paling aman. Berdasar sudut pandang psikologis, rentang usia ini termasuk dalam usia dewasa
awal dimana orang telah mempunyai kematangan emosional sehingga dapat berpengaruh
dalam kemampuan berfikir dan mengambil keputusan. Menurut8 bahwa kesehatan seseorang
atau masyarakat dipengaruhi oleh faktor perilaku yang termasuk didalamnya adalah usia,
maka ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya juga dipengaruhi oleh usia ibu hamil
tersebut, semakin muda umur ibu hamil semakin enggan ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilannya. karena belum sadar pentingnya pemeriksaan kehamilan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian10 menunjukkan ibu hamil dengan umur
20-35 tahun lebih banyak melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga dapat mempersiapkan
persalinan dengan baik. Hal ini dapat diartikan bahwa umur dapat mempengaruhi ibu hamil
dalam melakukan pemeriksaan kehamilan.
Penyulit pada kehamilan remaja, lebih tinggi dibandingkan kurun waktu reproduksi
sehat. Keadaan ini disebabkan karena belum matangnya alat reproduksi untuk hamil3.
Pada umur < 20 tahun dan umur > 35 tahun dapat menyebabkan banyak risiko pada
kehamilan, karena kehamilan diusia < 20 tahun secara biologis belum optimal emosinya labil,
mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan
kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya.
Sedangkan pada umur > 35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh
serta berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini6.
2. Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Paritas
Paritas adalah status seorang wanita sehubungan dengan jumlah anak yang pernah
dilahirkannya. Paritas dalam hal ini dikaitkan dengan pengalaman dan motivasi ibu hamil
dalam melakukan pemeriksaan kehamilan. Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal
yang sangat baru sehingga termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ketenaga
kesehatan. Sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang mempunyai
anggapan bahwa ibu sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan
kehamilannya6. Dilihat dari segi pengalaman dalam melahirkan dapat diartikan bahwa ibu
yang memiliki paritas atau jumlah anak yang lebih dari satu akan mempunyai banyak
pengalaman tentang kehamilannya secara langsung.
Karakteristik ibu hamil berdasarkan paritas pada penelitian ini, diketahui sebagian
besar dengan jumlah anak kurang dari atau sama dengan 2 orang sebanyak 37 orang (97,36%)
yang melakukan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) di BPM Y. Sri Subiyarti Pakem,
Sleman, Yogyakarta. Dari hasil wawancara, pada ibu hamil yang datang memeriksakan
kehamilan dengan paritas ≤ 2 orang mengatakan selalu memeriksakan kehamilannya di BPM
Y. Sri Subiyarti Pakem, Sleman, Yogyakarta, karena melihat dari pelayanan yang diberikan
dapat memuaskan ibu, seperti diberikan konseling sesuai dengan keluhan yang ibu rasakan.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukan6, bahwa ibu yang memiliki paritas
kurang dari atau sama dengan dua akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk memeriksakan
kehamilannya kepelayanan kesehatan khususnya ke BPM Y. Sri Subiyarti Pakem, Sleman,
Yogyakarta.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan11 menunjukkan
bahwa paritas dapat mempengaruhi kesiapan ibu hamil dalam menjalani kehamilan di RSUD
Semarang tahun 2010. Hal ini dapat diartikan bahwa paritas berpengaruh bagi ibu hamil
dalam melakukan pemeriksaan kehamilan. Hasil penelitian ini mempunyai kesamaan hasil
dengan penelitian dari10 dengan hasil penelitian paritas berpengaruh terhadap persiapan
persalinan. Pengalaman yang pernah dialami maupun belajar dari pengalaman orang lain akan
membawa pada pemahaman ibu tentang pemeriksaan kehamilan yang harus dilakukan. Hal ini
akan meningkatkan kemampuan ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilannya.
Paritas ibu telah memberikan pengalaman pada ibu dalam melakukan pemeriksaan
kehamilan. Pengalaman akan membuat ibu lebih memahami pentingnya melakukan
pemeriksan kehamilan. Hal ini didukung dengan pendapat12 yang menyebutkan dalam
pengambilan keputusan tergantung pada pengalaman termasuk pengalaman hamil.
3. Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Menurut karakteristik pendidikan diketahui sebagian besar ibu hamil berpendidikan
menengah sebesar 65,9% (24 orang). Tingkat pendidikan berkaitan erat dengan pengetahuan
dan wawasan yang dimiliki individu. Hasil penelitian13 menunjukkan semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula pengetahuan seseorang. Tingkat pendidikan
ibu mampu memberikan pengaruh terhadap terbentuknya pola pikir dan kemampuan ibu
untuk menyerap informasi yang diperoleh sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang
kehamilan.
Pendidikan seseorang berperan dalam menyerap informasi tentang pentingnya
pelayanan kesehatan dalam memeriksakan kehamilan. Berdasarkan analisis ibu hamil dengan
tingkat pendidikan menengah akan melakukan pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan
secara rutin karena ibu sudah mengerti akan pentingnya pemeriksan kehamilan. Pemeriksaan
kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan
post partum mereka sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental6.
Ibu hamil dengan tingkat pendidikan dasar dan pendidikan tinggi juga datang
memeriksakan kehamilan ke BPM Y. Sri Subiyarti dengan alasan karena merasa puas
terhadap pelayanan yang didapat, dan setiap kunjungan ibu hamil diberikan konseling sesuai
dengan keluhan yang ibu rasakan. Ibu hamil dengan pendidikan dasar, menengah dan tinggi
sama-sama diberikan konseling saat melakukan ANC dengan cara yang berbeda, karena
melihat pemahaman setiap ibu hamil tidak sama sehingga konseling dilakukan sampai ibu
hamil mengerti tentang keluhan yang dirasakan serta dapat mengatasinya, untuk itu akan
muncul kesadaran begitu pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan.
Pemeriksaan kehamilan memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan
yang menyertai kehamilan secara dini sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan
langkah-langkah dan pertolongan persalinan. Adanya pengawasan kehamilan diharapkan
angka kematian ibu dan bayi yang sebagian besar terjadi saat pertolongan pertama dapat
diturunkan secara bermakna yang dapat diukur melalui AKI dan AKB.
4. Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Pekerjaan
Bekerja umumnya merupakan kegiatan menyita waktu bagi ibu-ibu yang mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas ibu
yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sesuai dengan bidangnya1.
Karakteristik ibu hamil berdasarkan pekerjaan diketahui sebagian besar responden
adalah tidak bekerja sebanyak 24 sebesar (63,16%). Tidak bekerja disini diartikan bahwa ibu
yang berstatus ibu rumah tangga yang tidak mempunyai aktivitas lain selain pekerjaan
mengurus rumah tangga. Ibu hamil yang mempunyai kegiatan diluar rumah atau bekerja juga
datang memeriksakan kehamilan ke BPM Y. Sri Subiyarti karena BPM Y. Sri Subiyarti
melayani pemeriksaan kehamilan setiap hari pagi dan sore sehingga ibu yang bekerja pada
pagi hari dapat memeriksakan kehamilannya sesuai jadwal.
Ibu yang bersatus sebagai ibu rumah tangga tidak dapat dikatakan tidak mempunyai
relasi pergaulan yang luas dibandingkan yang mempunyai pekerjaan. Pergaulan sosial
mempunyai manfaat terhadap tingkat perolehan informasi termasuk informasi tentang
kehamilan. Hasil penelitian14 menyebutkan status ibu sebagai Ibu rumah tangga mempunyai
keuntungan yaitu adanya banyak waktu luang yang dapat digunakan untuk menggali berbagai
sumber informasi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang Antenatal Care, begitu
juga ibu hamil yang bekerja kurang memiliki waktu untuk memeriksakan kehamilannya
(ANC) secara rutin, sehingga biasanya kurang mendapatkan informasi mengenai
perkembangan janinnya. Hal yang sama juga ditunjukan dari penelitian15 bahwa ibu yang
tidak bekerja (IRT) memiliki waktu luang yang lebih banyak untuk melakukan ANC sesuai
dengan jadwalnya. Didukung pendapat dari12 menyebutkan informasi dapat menghasilkan
perubahan atau peningkatan pengetahuan ibu tentang pemeriksaan kehamilan.
5. Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Status Ekonomi
Status ekonomi merupakan penghasilan keluarga atau kemampuan untuk mendapatkan
sesuatu. Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil
berstatus ekonomi rendah sebanyak 23 orang (60,53%). Secara teori disebutkan status
ekonomi keluarga menggambarkan kekuatan keluarga untuk melangsungkan kehidupan
sehari-hari16.
Status ekonomi keluarga juga berperan di dalam pengambilan keputusan bertindak
terutama terhadap tindakan pencarian pelayanan kesehatan yang terkait dengan pemeriksaan
kehamilan (ANC). Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetric
bila mungkin dan memastikan komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara
memadai17.
Dari hasil wawancara, ibu hamil mengatakan di BPM Y. Sri Subiyarti melayani
pemeriksaan kehamilan dengan tarif sesuai dengan standard dan kemampuan pasien, sehingga
ibu hamil dengan status ekonomi rendah dapat memeriksakan kehamilannya. Terkait dengan
status ekonomi rendah, saat pemeriksaan kehamilan ibu hamil diberikan konseling tentang
nutrisi. Bila nutrisi selama hamil tidak tercukupi dapat membahayakan ibu dan mengganggu
pertumbuhan janin. Hasil penelitian dari18 menunjukkan bahwa penghasilan keluarga sangat
berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan ANC.
6. Karakteristik Ibu Hamil Berdasarkan Jarak Tempat Pelayanan Kesehatan
Jarak / kemudahan dijangkau merupakan jarak yang membatasi kemampuan ibu hamil
untuk mencari pelayanan, terutama jika sarana transportasi yang tersedia terbatas, komunikasi
sulit, dan daerah tersebut tidak terdapat rumah sakit ataupun tempat pelayanan lainnya. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar jarak yang ditempuh ibu hamil ke tempat
pelayanan kesehatan, dalam penelitian ini ke BPM Y. Sri Subiyarti Pakem Sleman
Yogyakarta dalam kategori jauh sebanyak 27 orang (71,05%). Hasil penelitian ini tidak sama
dengan penelitian dari7 yang menunjukkan bahwa semakin jauh jarak ke pelayanan kesehatan
maka semakin enggan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.
Pada penelitian ini sebagian ibu hamil memiliki jarak yang jauh dari rumah ke BPM
untuk memeriksakan kehamilan karena dari hasil wawancara ibu hamil merasa puas terhadap
pelayanan yang diberikan di BPM Y. Sri Subiyarti dan tarif pelayanan sesuai standard
sehingga ibu hamil dengan jarak yang jauh dari rumah tetap periksa kehamilan di BPM Y. Sri
Subiyarti. Dalam hal ini jarak tidak menjadi hambatan bagi ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh18 menunjukkan
bahwa jarak berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan ANC oleh ibu hamil di Polindes
Desa Wukirsari Imogiri Bantul.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang gambaran karakteristik ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan kehamilan di BPM Y. Sri Subiyarti Pakem Sleman Yogyakarta didapatkan
kesimpulan :
1. Umur ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) di BPM Y. Sri
Subiyarti adalah umur 20-35 tahun sebesar 78,94%.
2. Paritas ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) di BPM Y.
Sri Subiyarti adalah ≤ 2 orang sebesar 97,36%.
3. Tingkat pendidikan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care)
di BPM Y. Sri Subiyarti adalah pendidikan menengah sebesar 63,16%.
4. Pekerjaan ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) di BPM
Y. Sri Subiyarti adalah tidak bekerja sebesar 63,16%.
5. Status ekonomi ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) di
BPM Y. Sri Subiyarti adalah status ekonomi rendah sebesar 60,53%.
6. Jarak ke tempat pelayanan oleh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan
(Antenatal Care) di BPM Y. Sri Subiyarti adalah jauh sebesar 71,05%.
B. Saran
1. Bagi Bidan
Agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan penyuluhan kesehatan khususnya
tentang pemeriksaan kehamilan sesuai dengan karakteristik ibu hamil sehingga
menurunkan komplikasi- komplikasi dari kehamilan, persalinan dan nifas.
2. Bagi Ibu Hamil
Hendaknya ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur sesuai jadwal
pemeriksaan untuk memastikan bahwa ibu dan janin selamat dalam kehamilan dan
persalinan.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Agar dapat melakukan penelitian yang lebih komprehensif dengan menganalisis
karakteristik ibu hamil dengan variabel yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. DepKes.RI. (2010). Profil Kesehatan Indonesia 2010.www.itjen.DepKes.go.id. Pada tanggal
17 Januari 2012
2. Prawiroharjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : yayasan Bina Pusataka Sarwono
Prawiroharjo.
3. Manuaba, I. B. G. (2005). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.
4. Anonim. (2011). Internet. Buku Saku MDGs Final 2011. Diunduh dari internet.
http://agus34drajat.files.wordpress.com/2010/10/buku_saku_mdg_s-final-19-02-2011.pdf.
Pada tanggal 08 April 2012
5. Pantikawati dan Saryono. (2010). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta : Nuha
Medika.
6. Wiknjosastro, H. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
7. Kurniasih, Annisa (2011). Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang pemeriksaan
kehamilan dengan frekuensi periksa kehamilan di Puskesmas Turi Kabupaten Sleman
Yogyakarta. KTI. Universitas Respati Yogyakarta
8. Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar Cetakan Kedua.
Jakarta : Rineka Cipta.
9. Nursalam (2003). Metodelogi Riset Keperawatan. Jakarta : Infomedika.
10. Muthmainnah, A. (2011). Hubungan karakteristik ibu hamil dengan persiapan persalinan di
BPS Errawati Jogonalan Klaten. KTI. Universitas Respati Yogyakarta
11. Lestari, Ayu. (2010). Hubungan antara paritas dengan kesiapan ibu hamil dalam menjalani
kehamilan di RSUD Semarang tahun 2010. KTI. Universitas Respati Yogyakarta.
12. Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
13. Fahriansjah (2009). Hubungan Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia di Rumah
Sakit Bersalin Siti Khadijah IV Mkassar Periode Januari-Desember 2008. Skripsi tidak
dipublikasikan. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makassar
14. Damanik, R.L. (2009). Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan
Pemeriksaan Haemoglobin Sewaktu Hamil di Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan
Petisah tahun 2008. Skripsi tidak dipublikasikan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara Medan
15. Priawati, W. D. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care
Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta.
KTI. D IV Bidan Pendidik Universitas Respati Yogyakarta
16. Suekanto, S. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Gravindo Persada.
17. Saifuddin. (2002). Buku Panduan Praktik Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
18. Purwanti, R. (2001). Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pemanfaatan Pelayanan
ANC oleh Ibu Hamil di Polindes Desa Wukir Sari Imogiri Bantul. KTI. D-IV Bidan Pendidik
UGM. Yogyakarta