jurnal meknika fluida
-
Upload
megha-irawan -
Category
Documents
-
view
97 -
download
10
Transcript of jurnal meknika fluida
![Page 1: jurnal meknika fluida](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9990550346d0339e07da/html5/thumbnails/1.jpg)
PENENTUAN SIRKULASI ARUS PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE
NUMERIK HIDRODINAMIKA
Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak;
Abstrak
Model numerik hidrodinamika tiga-dimensi MOHID yang dikembangkan oleh Universitas
Teknik Lisbon, Portugal, diaplikasikan dalam kajian arus pasang surut arus di perairan Pantai
Singkawang. Data yang digunakan adalah data pasang surut yang diterapkan pada syarat
batas terbuka dengan menggunakan program model pasut global FES04 serta bathimetri hasil
pengukuran di lapangan. Simulasi numeris menggunakan pasang surut sebagai satu-satunya
gaya pembangkit arus laut. Pola arus pasang surut saat pasang menuju surut didominasi oleh
aliran yang menuju ke arah tenggara kemudian berbelok ke arah timur, sedangkan pola arus
pasang surut saat surut menuju pasang didominasi oleh aliran yang menuju ke arah barat
kemudian berbelok ke arah barat laut.
Kata kunci : Arus pasang surut, Model hidrodinamika MOHID, simulasi numeris, dan
perairan Singkawang
1. Pendahuluan
Pasang surut laut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air
laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik
dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pasang surut dan arus
yang dibangkitkan pasang surut sangat dominan dalam proses sirkulasi massa air di perairan
pesisir (Duxbury et al., 2002). Pengetahuan mengenai pasang surut dan pola sirkulasi arus
pasang surut di perairan pesisir dapat memberikan indikasi tentang pergerakan massa air serta
kaitannya sebagai faktor yang dapat mempengaruhi distribusi suatu material di dalam kolom
air (Mann dan Lazier, 2006).
Arus pasang surut sangat dominan dalam proses sirkulasi air laut di perairan pantai.
Arus pasang surut pada saat pasang mentransporkan air dari laut menuju perairan pantai, dan
pada saat surut mentransporkan air dari perairan pantai ke laut lepas (Hatayama et al., 1996).
Pengetahuan tentang karakteristik pasang surut dan arus laut yang dibangkitkan oleh pasang
![Page 2: jurnal meknika fluida](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9990550346d0339e07da/html5/thumbnails/2.jpg)
surut sangat perlu dilakukan untuk kepentingan navigasi pelabuhan, perencanaan dan
pembangunan wilayah pesisir serta pembangunan struktur bangunan pantai.
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah tersedianya informasi pasang surut
dan arus pasang surut di perairan Pesisir pantai dengan menggunakan pemodelan numerik
hidrodinamika. Model hidrodinamika dipilih karena dapat memberikan data pasang surut dan
arus pasang surut secara komprehensif dan simultan dengan tingkat akurasi yang tinggi
(Ramming dan Kowalik, 1980). Dalam tulisan ini dibahas pola sirkulasi arus pasang surut di
perairan pesisir pantai, hasil dari simulasi numerik menggunakan model hidrodinamika
MOHID yang merupakan program terbuka (open source) dan dapat digunakan sebagai studi
pendahuluan dalam perencanaan reklamasi di perairan pesisir pantai.
2. Landasan Teori
2. 1 Arus dan Pasang Surut
Arus adalah gerakan massa air yang arah gerakannya horizontal maupun vertikal. Arus
sungai adalah gerakan massa air sungai yang arahnya searus dengan aliran sungai menuju
hilir atau muara. Faktor yang mempengaruhi arus, yaitu tahanan dasar, gaya Coriolis,
perbedaan densitas (Wibisono, 2005). Stress angin yang bekerja pada permukaan laut akan
mendorong lapisan permukaan dan gerakan lapisan permukaan ini akan mendorong lapisan
dibawahnya dan begitu seterusnya, sehingga terbentuk arus permukaan sampai kedalaman
100 – 300 m. Arus pasut adalah pergerakan massa air laut secara horisontal yang
dihubungkan dengan naik turunnya permukaan air laut akibat gaya tarik benda-benda
angkasa terutama bulan dan matahari. Pada waktu pasang di suatu perairan muara arus laut
akan bergerak memasuki muara. Sebaliknya arus bergerak dalam arah yang berlawanan
(keluar muara) pada saat surut.
Pada tipe pasut harian tunggal arus pasut yang terjadi adalah harian tunggal yang berarti
dalam satu hari terjadi perubahan arus satu kali, sedangkan untuk tipe pasut harian ganda
maka arus pasutnya akan mengalami dua kali perubahan arah arus dalam satu hari. Pasut
campuran arahnya akan mengalami perubahan dalam interval sekali sampai dua kali sehari.
Pada saat elevasi pasut mencapai titik tertinggi (maksimum) dan terendah (minimum) maka
laju arus akan sama dengan nol. Laju arus maksimum terjadi pada saat elevasinya sama
dengan nol. Arus pasut akan mengalami perubahan arah setelah elevasi pasut mencapai
minimum atau maksimum (Wyrtki, 1961).
Energi pasang dari laut akan berkurang sebanding dengan berkurangnya kedalaman.
Ketika memasuki estuari air sungai didesak ke atas sehingga alirannya menjadi relatif terhenti
![Page 3: jurnal meknika fluida](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9990550346d0339e07da/html5/thumbnails/3.jpg)
saat puncak pasang tertinggi selama beberapa saat. Ini berarti permukaan air sungai sama
tinggi dengan permukaan air laut dimana kecepatan aliran dari kedua belah pihak menjadi
nol. Sebaliknya kecepatan air sama dengan nol juga terjadi pada saat air rendah. Suatu titik
yang berada di tengah antara air tinggi dan air rendah mempunyai kecepatan alir terbesar
(Danial, 2008).
3. Metodologi
Metode yang dapat digunakan dalam pengukuran simulasi arus yakni:
3.1. Metode Pemodelan Numerik Volume Dengan Program MIKE 21
Domain model didiskritisasi untuk membuat perhitungan mesh, data yang didapat
dikonversikan dari Universal Time ke Longitude/ latitude. Data yang telah dikonversikan
diinput sebagai coastline(garis pantai) dan diolah dengan program MIKE untuk mendapatkan
mesh. Hasil batas (boundary) di tiap titik pada mesh digunakan untuk mengetahui pasang
surut air yang kemudian menjadi data masukan untuk mensimulasikan pola aliran arus
dengan menentukan titik koordinat terlebih dahulu.
3.2. Simulasi Menggunakan Program Terbuka (Open Source) Dengan Nama MOHID
(Modelo Hidrodinàmico)
Pengambilan data dilakukan secara kontinyu pengamatan dengan menggunakan alat
automatic tide gauge. Simulasi arus pasang surut dalam studi ini dapat juga dengan
menggunakan program terbuka (open source) dengan nama MOHID (Modelo
Hidrodinàmico). Model MOHID merupakan sebuah program numerik terintegrasi
berorientasi objek (Integrated Object Oriented Model) yang dikembangkan oleh Miranda et
al. (2000). MOHID menggunakan metode pendekatan Boussinesq (Boussinesq approaches)
dan formula dari GOTM (General Ocean Turbulence Model) (Alexandre et al., 2009).
MOHID memiliki kemampuan proses awal dan akhir (pre-processor and post-processor)
untuk pemodelan hidrodinamika. Proses awal pemodelan numerik adalah pembangunan grid
pada daerah yang akan dimodelkan serta penentuan parameter masukan. Proses akhir
pemodelan adalah kegiatan menyajikan data hasil pemodelan yang dilakukan. MOHID
menyediakan perangkat GIS dan GUI sebagai perangkat proses awal untuk mengatur,
mengedit, dan memvisualisasikan data geometri dalam sebuah grid yang akan digunakan
dalam pemodelan numerik. Perangkat proses akhir dari MOHID adalah perangkat post-
processor yang dapat menyajikan hasil model secara grafik dan visualisasi data hasil
pemodelan pada setiap grid dalam domain model (Vaz et al., 2011).
![Page 4: jurnal meknika fluida](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9990550346d0339e07da/html5/thumbnails/4.jpg)
3.3 Model hidrodinamika
Penulisan ini menggunakan modifikasi model hidrodinamika tiga dimensi yang
dikembangkan oleh MARETEC (Marine and Environmental Technology Research Center),
Technical University of Lisbon yang lebih dikenal dengan nama MOHID (Modelo
Hidrodinàmico). Model ini telah diterapkan pada berbagai penelitian oseanografi di
Technical University of Lisbon, Portugal. MOHID menggunakan persamaan kontinuitas dan
persamaan gerak atau kekekalan momentum yang diintegrasikan terhadap kedalaman
(Miranda et al. 2000). Percepatan arah vertikal diabaikan sehingga vektor kecepatan memiliki
besar dan arah yang sama sepanjang kolom air.
3.3.1 Persamaan Kontinuitas
Prinsip kontinuitas menyatakan kekekalan massa dalam suatu ruang yang ditempati
oleh suatu elemen fluida. Asumsi umum yang digunakan yaitu fluida tak termampatkan
(incompresible fluid) sehingga tidak ada perubahan densitas terhadap ruang dan aliran fluida
dianggap tunak. Persamaan kontinuitasnya adalah :
3.3.2 Persamaan Gerak
Persamaan gerak dikenal sebagai persamaan kekekalan momentum. Persamaan ini
menjelaskan aliran fluida yang mengikuti hukum kedua Newton. Bentuk persamaan gerak
dalam MOHID dirumuskan sebagai berikut :
Persamaan gerak untuk arah x adalah
Persamaan gerak untuk arah y adalah
Keterangan :
ρ = kerapatan fluida (kg/m³)
E = koefisien kekentalan Eddy
(m²/det)
untuk xx = arah normal terhadap x
untuk yy = arah normal terhadap y
![Page 5: jurnal meknika fluida](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9990550346d0339e07da/html5/thumbnails/5.jpg)
untuk xy dan yx = arah geser pada setiap
permukaan
g = percepatan gravitasi (m²/det)
n = koefisien kekasaran Manning
φ = posisi lintang geografis (°)
ω = sudut rotasi bumi (°)
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil simulasi model hidrodinamika yang berupa elevasi (tinggi) air laut yang
dilakukan oleh M. Furqon Azis Ismail dan Ankiq Taofiqurohman S yang berjudul
“SIMULASI NUMERIS ARUS PASANG SURUT DI PERAIRAN CIREBON”, komponen
kecepatan arus arah U dan V dapat dilihat pada Gambar 1 Berdasarkan hasil visualisasi
gambar tersebut, tipe pasang surut Perairan Cirebon adalah tipe campuran yang cenderung
semidiurnal (harian ganda) dengan amplitudo sebesar 1,8 – 2,4 meter. Ini berarti bahwa
dalam satu hari di Perairan Cirebon terjadi dua kali pasang dan dua kali surut. Tidak terjadi
amplitudo pasang surut yang mencolok dan fluktuasi muka air laut tersebut diikuti oleh
gerakan massa air yang periodik. Tipe pasang surut campuran yang cenderung semidiurnal
hasil visualisasi tersebut didukung oleh hasil perhitungan bilangan Formzahl (F) di stasiun
penelitian yang bernilai sebesar 1,21. Nilai F yang berkisar 0,25 – 1,5 menandakan bahwa
tipe pasut daerah tersebut adalah tipe campuran yang cenderung semidiurnal
(Hardisty,2009).
Gambar 1. Verifikasi komponen arus pasang surut V hasil simulasi model hidrodinamika
dengan hasil pengamatan
![Page 6: jurnal meknika fluida](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9990550346d0339e07da/html5/thumbnails/6.jpg)
Kemudian Pola arus pasang surut hasil simulasi numerik terintegrasi berorientasi objek
dengan menggunakan alat automatic tide gauge, pada penelitian Taslim Arifin,Yulius dan M.
Furqon Azis Ismail yang berjudul “Kondisi arus pasang surut di perairan pesisir kota
Makassar, Sulawesi Selatan”, ditunjukan pada Gambar 2 Simulasi arus pasang surut dalam
studi ini menggunakan program terbuka (open source) dengan nama MOHID (Modelo
Hidrodinàmico Aliran residual dari pasang surut (tide-induced residual flow) yang
didefinisikan sebagai aliran rata-rata massa air dalam satu siklus pasang surut, memiliki
peranan yang sangat penting dalam proses dinamika estuari dan pesisir (Van Manh dan
Yanagi, 2000; Widodo et al., 2003). Salah satu contohnya adalah besar dan arah dari aliran
residual akan menentukan proses penyebaran dan pengendapan dari berbagai komposisi
sedimen dan polutan contohnya di Pesisir Pantai Makasar. Dari hasil simulasi didapatkan
bahwa aliran residual di titik verifikasi didominasi oleh aliran surut (ebb-dominant) dengan
laju sebesar 0,005 m/det menuju ke arah barat atau menuju ke Laut Makassar.
\
Gambar 2. Perbandingan tinggi muka air hasil simulasi numerik terintegrasi
berorientasi objek dengan menggunakan alat automatic tide gauge dengaan
program MOHID.
5.
Hasil simulasi model secara keseluruhan meliputi pola elevasi muka air dan pola arus
(kecepatan dan arah) pada penelitian Tri Agustini yang berjudul,” Simulasi Pola Sirkulasi
Arus Di Muara Kapuas Kalimantan Barat”, dengan metode pemodelan yang digunakan yaitu
metode numerik volume hingga dengan program MIKE 21 Verifikasi elevasi muka air hasil
![Page 7: jurnal meknika fluida](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9990550346d0339e07da/html5/thumbnails/7.jpg)
simulasi dengan pembanding TMD menunjukkan kecocokan pola Gambar 3 merupakan
grafik pola elevasi muka air. pembanding.Verifikasi kecepatan dan arus untuk tiap bulannya
cenderung sama di keseluruhan rentang waktu simulasi seperti titik sebelumnya yaitu ke arah
barat dan barat laut. Kecocokan pola arus hasil model dengan pola arus pembanding.
Hasil simulasi model hidrodinamika diatas berupa elevasi (tinggi muka) air laut .
Adanya fluktuasi muka air laut hasil simulasi tersebut akan diikuti oleh gerakan massa air
yang periodik (Hatayama et al., 1996). Verifikasi tinggi muka air (elevasi) hasil simulasi
dilakukan dengan membandingkannya dengan hasil pengukuran dari data lapangan.
Secara umum pola arus pasang surut rata-rata hasil simulasi model hidrodinamika di
titik verifikasi sekitar Pesisir Pantai pada kondisi pasang surut menuju surut perbani
menunjukkan bahwa arus pasang surut bergerak ke arah barat menjauhi perairan Pesisir
Pantai yang kemudian berbelok secara dominan ke arah utara dengan kecepatan maksimum
![Page 8: jurnal meknika fluida](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9990550346d0339e07da/html5/thumbnails/8.jpg)
5. Kesimpulan
Pengukuran arus air dapat menggunakan metode Pemodelan Numerik Volume Dengan
Program MIKE 21, Simulasi Menggunakan Program Terbuka (Open Source) Dengan Nama
MOHID (Modelo Hidrodinàmico), model hidrodinamika tiga dimensi yang dikembangkan
oleh MARETEC (Marine and Environmental Technology Research Center).
Hasil verifikasi simulasi model hidrodinamika terhadap data lapangan sudah memiliki
kesesuaian yang cukup baik (p > 0,05) sehingga hasil simulasi dapat mendekati kondisi di
lapangan.
DAFTAR PUSTAKA