Jurnal isolasi kasein (kelompok 1)
-
Upload
xinyouwanz -
Category
Documents
-
view
8.621 -
download
17
Transcript of Jurnal isolasi kasein (kelompok 1)
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA
“PEMISAHAN KASEIN DARI SUSU SAPI MURNI”
DISUSUN OLEH:
RIZAL GUNTARA (108016100060)
DIAN RATNA SARI (1110016100002)
HUSNUL KHOTIMAH (1110016100014)
MOH. AMUY SAEPUDIN (1110016100017)
DITYA AMBARWATI (1110016100024)
BIOLOGI 3A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2011
Tanggal percobaan : Kamis, 10 November 2011
Tujuan percobaan : Untuk mengetahui kandungan kasein dalam susu sapi murni
A. PENDAHULUAN
Protein adalah bahan makanan yang sangat penting dalam menyusun komponen-komponen
sel,terutama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup karena protein
menyediakan amino yang penting untuk tubuh dan digunakan sebagai pondasi untuk
pembentukan otot. Protein merupakan salah satu komponen utama yang ada dalam susu. Selain
susu, komponen utama lainnya yaitu air, lemak. Kadar protein yang terdapat dalam susu berkisar
antara 2,8 persen sampai 4,0 persen. Protein yang terdapat dalam susu terdiri dari dua jenis,
yakni kasein dan whey. Kedua protein susu ini sama-sama sumber amino esensial yang
sempurna, tetapi mereka berbeda dalam satu aspek yang penting.
Kasein adalah protein yang paling banyak tersedia di susu. Protein ini relatif tidak bisa larut,
lambat dicerna dan cenderung membentuk struktur yang disebut misel yang meningkatkan
kelarutannya di air. Sedangkan whey adalah protein yang cepat dicerna. Whey menyediakan
hasil sintesa protein yang cepat karena Whey mengandung leusin dalam jumlah tinggi, yaitu
asam amino yang potensial untuk menstimulasi sintesa protein, sementara kasein menyediakan
pasokan protein yang berkesinambungan lama untuk pertumbuhan otot. Protein dalam susu
terdiri atas 80% kasein dan 20% whey.
Kasein termasuk jenis phospoprotein, terdiri dari beberapa unit asam amino yang terikat
dengan ikatan peptida. Kasein di dalam susu merupakan partikel yang besar. Di dalamnya tidak
hanya terdiri dari zat-zat organik, melainkan mengandung zat-zat anorganik seperti kalsium,
phosphor, dan magnesium. Kasein adalah protein yang khusus terdapat dalam susu. Dalam
keadaan murni, kasein berwarna putih seperti salju, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa yang
khas. Kasein dapat diendapkan oleh asam, enzim rennet dan alkohol. Oleh karena itu kasein
dalam susu dapat dikoagulasikan atau digumpalkan oleh asam yang terbentuk di dalam susu
sebagai aktivitas dari mikrobia.
B. ALAT DAN BAHAN
Pipet tetes
Becker glass 250 ml
Kaki tiga
Pembakar spirtus
Gelas ukur
Corong
Kertas saring
Korek api
Batang pengaduk
Susu sapi murni 100 ml
Aquades
Larutan HCl 10 %
Larutan Etanol 95 %
Larutan Eter
C. PROSEDUR KERJA
Gambar Keterangan
Susu sapi dituangkan kedalam gelas ukur sebanyak
100 ml
Kemudian dimasukkan kedalam gelas kimia 150 ml
Aquades dituangkan sebanyak 50 ml kedalam gelas
ukur
Kemudian aquades dicampurkan kedalam susu
Susu dan aquades diaduk sampai homogen
HCl diambil sebanyak 2 ml
Larutan susu dipanaskan
HCl diteteskan sedikit demi sedikit kedalam larutan
susu
Endapan terbentuk
Larutan dan endapan didiamkan
Kemudian disaring menggunakan kertas saring dan
corong dengan cara menekan-nekan endapan
Setelah endapan terbentuk, larutan etanol
ditambahkan sampai endapan terendam
Diaduk hingga semua tercampur
Campuran antara endapan dan etanol disaring
Eter ditambahkan ke endapan
Campuran tersebut dipanaskan sambil diaduk
Endapan disaring
D. HASIL PENGAMATAN
Perlakuan Hasil
Susu murni + aquades Menyatu
Susu murni + aquades + HCl 10 % +
dipanaskan
Susu pecah/terpisah terbentuk gumpalan
Endapan susu + etanol 95 % Endapan terlihat dengan tekstur kasar
Endapan susu + eter dipanaskan Endapan terbentuk seperti ampas
E. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, dilakukan isolasi kasein dari susu sapi. Pertama-tama, susu sapi
segar dicampurkan dengan akuades. Akuades atau air ternyata diperlukan untuk proses
denaturasi protein seperti pada percobaan kali ini. Hal ini berhubungan dengan viskusitas, yaitu
tekanan yang timbul oleh adanya gesekan antara molekul-molekul di dalam zat cair yang
mengalir. Selanjutnya dengan api kecil sambil ditambahkan tetes demi tetes HCl, hingga
terbentuk gumpalan-gumpalan. Penambahan HCl (asam klorida) ini bertujuan untuk menurunkan
pH larutan, sehingga susu akan menggumpal dan terbentuk endapan. Adapun penggunaan api
kecil bertujuan tidak merusak kandungan di dalam susu tersebut.
Denaturasi protein merupakan hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh terkacaunya
ikatan hidrogen dari gaya-gaya sekunder lainnya yang mengukuhkan molekul itu. Perubahan
struktur reversibel atau ireversibel dalam protein, yang menyebabkan protein kehilangan semua
atau sebagian dari fungsi biologinya. Adapun faktor-faktor penyebab denaturasi protein
diantaranya pengaruh/perubahan pH, perlakuan pemanasan, perlakuan kimiawi. Setelah
terbentuk gumpalan-gumpalan kecil, api dimatikan dan didiamkan hingga terbentuk endapan
sempurna (terpisah antara larutan dan endapan).
Endapan yang terbentuk tersebut dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring oleh
kertas saring, agar kadar air dalam endapan dapat diturunkan. Ketika terbentuk gumpalan-
gumpalan berarti larutan mencapai titik isolistriknya, yaitu jumlah yang seimbang antara ion
positif dan ion negatif. Maka protein dapat dikatakan berada pada titik isolistrik dengan nilai pH
tertentu. Pada pH tersebut protein tidak lagi bermuatan positif ataupun negatif, sehingga dapat
membentuk gumpalan-gumpalan dan mengendap. Karena sebagian protein menunjukan
kelarutan yang minimal pada pH isolistriknya dan muatan listriknya sama dengan nol.
Selanjutnya diberikan etanol 95% hingga terendam, kemudian dilarutkan dan disaring
kembali. Pemberian etanol bertujuan untuk mengurangi zat-zat pengotor yang bersifat polar yang
terkandung dalam susu seperti vitamin, mineral, dan lain sebagainya. Pengguanaan etanol ini
juga dikarenakan sifatnya yang mudah menguap, sehingga mudah dikeringkan kembali.
Kemudian diberikan eter hingga terendam, lalu dipanaskan selama kurang lebih 10 menit dengan
api kecil. Karena eter mudah menguap pada suhu yang sedikit tinggi. Penggunaan eter ini untuk
melarutkan dan menghilangkan zat pengotor yang bersifat non polar seperti lemak dan lain
sebagainya. Etanol dan eter juga membantu penyempurnaan terjadinya denaturasi protein. Hasil
akhir yang didapat adalah terbentuknya endapan putih yang merupakan kasein.
Dalam percobaan ini yang diujikan adalah denaturasi protein dengan pengaruh pH dan
perlakuan pemanasan dan pengaruh kimiawi ketika terbentuk gumpalan-gumpalan berarti larutan
mencapai titik isolistriknya.
F. KESIMPULAN
Susu terdiri dari tiga komponen utama: air, lemak, dan protein.
Protein yang terdapat dalam susu terdiri dari dua jenis, yaitu kasein dan whey.
Kasein termasuk jenis phospoprotein, terdiri dari beberapa unit asam amino yang terikat
dengan ikatan peptida.
Kasein adalah protein yang paling banyak tersedia di susu. Protein ini relatif tidak bisa
larut dan cenderung membentuk struktur yang disebut misel yang meningkatkan
kelarutannya di air.
Protein juga memiliki pH isolistrik tertentu. pH isolistrik merupakan suatu nilai pH
dimana jumlah muatan listrik positif sama dengan muatan negatifnya.
Kasein terdispersi dalam air panas, basa, dan garam basa seperti natrium asetat, dan
natrium oksalat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Dwi S dan Subarno. 1999. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surakarta:
F.MIPA UNS
Aisyah, G. 1993. Biokimia I. Jakarta: Gramedia
Pudjiadi, Anna. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press
Sujadi. 1996. PetunjukPraktikumBiokimia. Surakarta:UNS Press
Tim Dosen Praktikum Biokimia. 2011. Petunjuk Praktikum Biokimia. P.MIPA:
UNS Press
Anonim. Isolasi kasein dari susu. http://logku.blogspot.com. Diakses pada 20
November 2011