Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

17
LAPORAN RESMI BIOKIMIA I ISOLASI KASEIN TUJUAN UNTUK MENGISOLASI KASEIN DARI SUSU SAPI 2013 KELOMPOK X KIMIA A 2011 10/28/2013

description

Cara mengisolasi kasein dari susu sapi segar berdasarkan sifat fisika yaitu kelarutan masing-masing senyawa dalam berbagai pelarut

Transcript of Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

Page 1: Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

LAPORAN

RESMI

BIOKIMIA I ISOLASI KASEIN

TUJUAN UNTUK MENGISOLASI KASEIN DARI SUSU SAPI

2013

KELOMPOK X KIMIA A 2011

10/28/2013

Page 2: Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

A. JUDUL PERCOBAAN : ISOLASI KASEIN

B. TANGGAL PERCOBAAN : 22 Oktober 2013, Pukul 13.00 – 15.30 WIB

C. TUJUAN : Mengisolasi kasein dari susu

D. DASAR TEORI :

Susu terdiri dari tiga komponen utama: air, lemak, dan protein. Protein yang terdapat

dalam susu terdiri dari dua jenis, yakni kasein dan whey. Seperti kita pelajari di SMA dulu,

ciri dari protein adalah terdapatnya unsur N pada rantainya, tidak seperti lemak dan

karbohidrat yang hanya terdiri dari unsur C, H, dan O. Protein merupakan senyawa yang

sangat kompleks, terdiri dari 80% kasein dan 20% whey. Kasein termasuk jenis

phospoprotein, terdiri dari beberapa unit asam amino yang terikat dengan ikatan peptida.

Protein berasal dari kata pionios yang artinya penting/utama. Protein merupakan

faktor utama dalam sel yaitu 30 % dari berat kering sel. Secara umum protein dalam susu

mencapai 3,25%. Struktur primer protein terdiri atas rantai polipeptida dari asam-asam amino

yang disatukan ikatan-ikatan peptida Jenis utama protein dan fungsinya dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Fungsi Jenis Contoh

1. katalitor

2. struktural

3. mortil (mekanik)

4. penyimpanan

5. pengangkutan

6. pengatur

7. perlindungan

8. tanggap toksit

Enzim

Protein struktural

Protein kontraktol

Protein angkutan

Protein angkutan

Protein hormon

Antibiotik

Protein toksit

Amilase, pepsin

Kalogen (pengikat jaringan/

tulang)

Keraten, miosin (otak)

Kasein dan albumin

Albumin dan Hb

Insulin, hormon tumbuh

Imuglubin

Bisa ular

Molekul protein mempunyai tingkat keragaman yang sangat tinggi, untuk ini protein

dapat digolongkan berdasarkan sifat-sifatnya, salah satu diantaranya berdasarkan fungsi

biologinya, antara lain:

1. Enzim

Enzim merupakan jenis protein yang mempunyai sifat sangat beragam dan spesifik.

Enzim mempunyai fungsi sebagai katalis untuk reaksi-reaksi biokimia. Hampir

Page 3: Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

seluruh reaksi-reaksi kimia dari senyawa-senyawa biomolekul dalam sel dikatalsis

oleh enzim.

2. Protein transpor

Protein transpor dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul-molekul

spesifik atau ion dari satu organ ke organ lain. Hemoglobin dari sel darah merah

mengikat oksigen pada saat darah melalui paru-paru dan membawanya ke jaringan

periferal, di mana dilepaskan untuk proses oksidasi bahan makanan.

3. Protein bahan makanan

Sebagian protein dalam sel tersimpan dalam bahan makanan, seperti yang ada pada

biji-bijian yang digunakan untuk pertumbuhan embrio tanaman. Kasein merupakan

protein yang terbanyak dalam air susu dan protein ini merupakan protein bahan

makanan.

4. Protein kontraktil

Beberapa protein dalam sel dan organisme mempunyai fungsi untuk kontraksi dengan

mengubah bentuk atau bergerak.

5. Protein struktur

Beberapa protein berfungsi sebagai serabut, kabel, atau pelindung untuk memberikan

kekuatan dan proteksi dari struktur biologi (sel).

6. Protein pertahanan

Beberapa protein berfungsi untuk menjaga organisme dari invasi oleh organisme lain

atau melindungi dari luka. Immunglobin atau antibodi merupakan protein khusus

yang dibuat oleh jaringan limfosit yang dapat mengenali dan mengendapkan atau

menetralkan invasi bakteri, virus atau protein asing dari spesies lain.

7. Protein regulator

Beberapa protein berfungsi untuk mengatur metabolisme sel atau aktivitas fisiologi.

Di anataranya adalah hormon, seperti hormon insulin, yang mengatur metabolisme

glukosa.

Protein merupakan bahan makanan yang sangat penting dalam menyusun komponen-

komponen sel, terutama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup. Kadar

protein yang terdapat dalam susu berkisar antara 2,8 persen sampai 4,0 persen.

Selanjutnya Lehninger (1982) menjelaskan, bahwa dengan teknik fraksinasi secara

klasik dari protein susu yang dijalankan dengan proses sedimentasi, maka macam protein

susu yang dihasilkan terdiri dari kasein, laktoglobulin, dan laktalbumin. Namun setelah

Page 4: Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

ditemukan teknik yang baru, ternyata masing-masing komponen tersebut masih terdiri dari

fraksi-fraksi yang lain.Menurut Adnan (1984), kasein di dalam susu merupakan partikel yang

besar. Di dalamnya tidak hanya terdiri dari zat-zat organik, melainkan mengandung juga zat-

zat anorganik seperti kalsium, phosphor, dan magnesium.

Kasein yang merupakan partikel yang besar dan senyawa yang kompleks tersebut

dinamakan juga kasein misel (casein micell). Kasein misel tersebut besarnya tidak seragam,

berkisar antara 30 – 300 mµ. Kasein juga mengandung sulfur (S) yang terdapat pada metionin

(0,69%) dan sistin (0,09%). Kasein adalah protein yang khusus terdapat dalam susu. Oleh

karena itu kasein dalam susu dapat dikoagulasikan atau digumpalkan oleh asam yang

terbentuk di dalam susu sebagai aktivitas dari mikrobia.

Kasein dapat diendapapkan oleh asam, enzim rennet, dan alkohol. Selain penambahan

asam, pengendapan kasein susu juga dilakukan dengan penambahan renin, yaitu suatu enzim

proteolitik yang diperoleh dari induk sapi betina. oleh karena itu, susu dapat dikoagulasikan

(digumpalkan) oleh asam yang terbentuk di dalam susu sebagai aktivitas dari mikroba.

Kasein merupakan protein yang stabil terhadap pemanasan dan tidak mengalami

denaturasi bila air susu dipanaskan. Kasein di dalam air merupakan molekul besar yang

terdiri dari zat-zat anorganik seperti kalsium, fosfor dan sedikit magnesium serta sitrat.

Kasein merupakan suatu misel yang mengandung kalsium dan fosfat yang membentuk

kalsium kaseinat phosphatase kompleks. Titik isoelektris kasein pH 4,6 – 5,0 dan pada titik

ini kasein mudah sekali mengendap. Kasein dapat pula mengendap dengan naiknya

keasaman, perubahan Ca dan P yang larut menjadi menjadi tidak larut dan terjadinya

interaksi antara protein yang ada.

Kasein tersuspensi dalam susu dalam kompleks yang disebut misel. Kandungan fosfat

yang tinggi pada kasein terkait dengan garam kalsium fosfat sehingga susu menjadi sumber

kalsium dalam diet. Kappa kasein terdapat pada bagian luar misel.

Page 5: Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

Kasein mengandung S yang terdapat dalam methionin dan cystein. Kasein merupakan

campuran tiga jenis protein yaitu : -kasien, (75 %), -kasein (3 %) dan -kasein (22%).

Kasein dalam susu merupakan partikel kompleks atau berupa misel yang terdiri atas Ca, P

anorganik, Mg, dan sutrat selain protein kasein. Senyawa kompleks ini sering disebut

“Kalsium Caseinat Phosphat kompleks”.

Kasein penting dikonsumsi karena mengandung komposisi asam amino yang

dibutuhkan tubuh. Dalam kondisi asam (pH rendah), kasein akan mengendap karena

memiliki kelarutan (solubility) rendah pada kondisi asam. Susu adalah bahan makanan

penting, karena mengandung kasein yang merupakan protein berkualitas juga mudah dicerna

(digestible) saluran pencernaan.

Kasein asam (acid casein) sangat ideal digunakan untuk kepentingan medis, nutrisi,

dan produk-produk farmasi. Selain sebagai makanan, acid casein digunakan pula dalam

industri pelapisan kertas (paper coating), cat, pabrik tekstil, perekat, dan kosmetik.

Pemanasan, pemberian enzim proteolitik (rennin), dan pengasaman dapat memisahkan kasein

dengan whey protein. Selain itu, sentrifugasi pada susu dapat pula digunakan untuk

memisahkan kasein.

Protein dalam kasein terususun oleh rantai-rantai peptida jika mengalami hidrolisis

akan menjadi disakarida seperti berikut:

Dalam isolasi, kasein larut dalam air, alkohol dan eter namun tidak larut dalam etanol,

senyawa alkali dan beberapa larutan asam.

Setelah kasein dikeluarkan, maka protein lain yang tersisa dalam susu disebut whey

protein. Protein serum terdiri dari b-laktoglobulin 50%, a-laktalbumin 20%, albumin,

immunoglobulin, laktoferin, trasferin dan sebagian kecil protein dan enzim. Whey tidak

mengandung fosfor tapi mengandung asam amino sulfur yang membentuk ikatan disulfide.

Jika ikatan rusak maka protein mengalami denaturasi.

Whey protein merupakan protein butiran (globular). Betha-lactoglobulin, alpha-

lactalbumin, Immunoglobulin (Ig), dan Bovine Serum Albumin (BSA) adalah contoh dari

whey protein. Alpha-lactalbumin merupakan protein penting dalam sintesis laktosa dan

keberadaannya juga merupakan pokok dalam sintesis susu.

Page 6: Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

Dalam whey protein terkandung pula beberapa enzim, hormon, antibodi, faktor

pertumbuhan (growth factor), dan pembawa zat gizi (nutrient transporter). Sebagian besar

whey protein kurang tercerna dalam usus. Ketika whey protein tidak tercerna secara lengkap

dalam usus, maka beberapa protein utuh dapat menstimulasi reaksi kekebalan sistemik.

Peristiwa ini dikenal dengan alergi protein susu (milk protein allergy).

E. ALAT DAN BAHAN :

1. Alat :

- Gelas kimia 2 buah

- Hot plate 1 buah

- Batang pengaduk 1 buah

- Termometer 1 buah

- Gelas ukur 50 mL 1 buah

- Gelas ukur 10 mL 1 buah

- Corong buchner 1 buah

- Erlenmeyer 1 buah

- Penangas air 1 buah

- Kaca arloji 1 buah

- Spatula 1 buah

- Pipet tetes 2 buah

2. Bahan :

- Susu sapi segar

- Larutan Na-Buffer Asetat

- Etanol 90%

- Campuran etanol : eter (1:1)

- Eter

- Aquades

- Kertas saring

Page 7: Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

F. ALUR KERJA :

50 mL susu

- Dimasukkan dalam gelas kimia

- Dipanaskan pada suhu 40°C

- Ditambahkan 50 mL buffer asetat yang telah

dipanaskan, secara perlahan-lahan sambil diaduk

- pH campuran harus sekitar 4,8

- Didinginkan pada suhu kamar

- Disaring dengan kertas saring

Filtrat Residu (endapan)

- Dicuci endapan dengan air

- Ditambahkan 15 mL etanol

- Disaring dengan corong buchner

- Dicuci endapan dengan perbandingan etanol eter 1:1

- Dicuci dengan eter

- Disaring dengan kertas saring

Filtrat Residu (endapan)

- Dipindahkan ke kaca arloji

- Ditimbang

Berat kasein

Page 8: Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

G. DATA PENGAMATAN :

NO. ALUR KERJA HASIL

PENGAMATAN

DUGAAN

REAKSI KESIMPULAN

1.

Susu sapi pada

suhu 40oC

Larutan Buffer

asetat bercampur

dengan susu

Terbentuk

endapan kasein

Setelah disaring :

1. Filtrat =

larutan putih

keruh

2. Residu =

endapan kasein

berwarna putih

Setelah dicuci

endapan dengan

etano, dan air =

endapan menjadi

seperti gumpalan

permen karet

Gumpalan putih

seperti karet =

Kasein

Massa endapan

kering Kasein +

Kertas saring =

2,7327 gram

- Buffer asetat

berfungsi

untuk

mengubah pH

isoelektriknya

sehingga

dapat

membentuk

agregat

(menurunkan

pH)

- pH saat susu

membentuk

endapan yaitu

pada pH 4,8

- Petroleum eter

dan etanol

berfungsi

untuk

melarutkan

protein dan

senyawa lain

Kndungan

kasein =

Filtrat Residu (endapan)

- Dicuci endapan

dengan air

- Ditambahkan 15 mL

etanol

- Disaring dengan

corong buchner

- Dicuci endapan

dengan

perbandingan

etanol eter 1:1

- Dicuci dengan eter

- Disaring dengan

kertas saring

Filtrat Residu (endapan)

- Dipindahkan

ke kaca arloji

- Ditimbang

Berat kasein

50 mL susu

- Dimasukkan dalam gelas kimia

- Dipanaskan pada suhu 40°C

- Ditambahkan 50 mL buffer

asetat yang telah dipanaskan,

secara perlahan-lahan sambil

diaduk

- pH campuran harus sekitar 4,8

- Didinginkan pada suhu kamar

- Disaring

Page 9: Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

Tanpa kertas

saring=2,3327gr

H. ANALISIS DAN PEMBAHASAN :

Pembuatan kasein yang dilakukan dalam percobaan ini dengan menggunakan susu

sapi murni. Perlakuan pertama pembuatan kasein dilakukan dengan memanaskan susu sapi

murni 50 mL diatas kompor listrik sampai 40oC (termometer dimasukkan pada susu murni

saat dipanaskan). Pemanasan ini bertujuan untuk menurunkan kelarutan protein sehingga

dapat mengendapkan protein susu pada kondisi yang sesuai atau pemanasan ini dapat

menyebabkan denaturasi rusaknya struktur protein sehingga mempercepat pengendapan

protein. Tapi pemanasan pada suhu ini, kasein tidak mengalami pengendapan. Pada

dasarnya kasein merupakan protein yang stabil terhadap pemanasan dan tidak mengalami

denaturasi apabila air susu dipanaskan. Tapi pemanasan ini akan mengubah stabilitas kasein

dan menyebabkan kasein nantinya mudah dilakukan pengendapan.

Lalu menambahkan buffer Na-asetat 0,2 M pada susu setelah pemanasan setetes

demi setetes sampai kasein mengendap atau sampai pH mendekati 4,8. Namun dalam

praktikum yang kami lakukan pH yang kami dapatkan yaitu 5,14 padahal kami sudah

menambahkan buffer Na Asetat yaitu 50 mL + 30 tetes. Digunakan buffer Na Asetat

dikarenakan buffer tersebut merupakan larutan penyangga yang bersifat asam yaitu

campuran antara Basa Kuat (NaOH) dan Asam Lemah (CH3COOH) yang nantinya akan

membentuk garam CH3COONa (Natrium Asetat). Penambahan buffer bersifat asam

mengakibatkan penambahan ion H+ sehingga akan menetralkan protein dan menuju

tercapainya pH isoelektrik artinya dengan cara menurunkan pH. Pada titik isoelektris ini

kasein bersifat hidrofobik, kasein akan berikatan antar muatannya sendiri membentuk

lipatan ke dalam sehingga terjadi pengendapan yang relatif cepat.

Penambahan Buffer Na Asetat pada susu yang telah dipanaskan berarti

menambahkan konsentrasi dari ion H+ dan menurunkan pH yang kemudian akan

mengadakan reaksi dengan muatan negatif protein yang berasal dari gugus hiroksil

bebasnya. Semakin banyak konsentrasi buffer Na Asetat yang ditambahkan maka semakin

banyak pula penurunan pH dari susu sehingga titik isoelektriknya semakin dekat. Apabila

pH isoelektrik sudah tercapai maka muatan yang saling berlawanan akan saling menetralkan

sehingga akan terbentuk gumpalan. Titik isoelektris kasein pH 4,6 – 5,0 dan pada titik ini

Page 10: Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

kasein mudah sekali mengendap. Dalam kondisi asam atau pH yang rendah, kasein akan

mengendap karena memiliki kelarutan yang rendah pada kondisi asam. Pada percobaan

yang kami lakukan meskipun ditambah buffer Na Asetat berlebih (ditambah 30 tetes lagi)

pH yang diharapkan 4,8 ternyata tetap diangkan 5,14-5,16. Dan kami memutuskan untuk

menghentikan penambahan buffer Na Asetat dan mendapakan pH terendah/ yang terakhir

yaitu 5,14.

Penambahan buffer asam dapat menghilangkan muatan listrik dari partikel kasein

karena kelebihan asam (ingat konsep larutan buffer yang bersifat lebih lemah dia yang akan

bersisa) akan mengikat kalsium dan kalsium kaseinat, sehingga kasein menjadi terlepas dan

terbentuk endapan.

Adapun reaksi pengendapan dengan cara pengasaman sebagai berikut :

H2NR-COO- + H

+(sisa) →

+H3NR-COO (R, kasein protein)

Kasein misel Kasein asam

(pH = 6,6) (pH = 4,6)

Koloid dispersi Partikel tidak larut

Larutan dan endapan yang terbentuk ini disaring dengan menggunakan kertas saring.

Didapatkan endapan kasein yang berwarna putih.

Endapan yang terbentuk disuspensi dengan menggunakan etanol 90%. Hal ini

bertujuan karena kasein tidak larut dalam etanol, maka dapat untuk memisahkan kasein

dengan protein lain sehingga diperoleh hanya kasein saja. Protein selain kasein akan melarut

sedangkan kasein tetap berbentuk endapan yang tidak dapat melarut. Seperti yang telah

diketahui pada susu sapi mengandung protein mencapai 3,25% di mana 82% protein susu

adalah kasein dan 18% adalah serum atau protein whey. Jadi sangat mungkin saat

pengendapan dengan buffer asam, protein lain selain kasein ikut mengendap.

Endapan yang diperoleh disuspensi kembali dengan campuran etanol dan eter

dengan perbandingan 1:1. Hal ini bertujuan untuk memisahkan lemak dari endapan kasein

di mana lemak akan ikut melarut bersama dengan eter, hal ini karena eter dan lemak

memiliki sifat kepolaran yang tidak berbeda jauh. Sedangkan etanol akan melarutkan

protein atau senyawa lain selain kasein sedangkan kasein masih berada dalam bentuk

endapannya karena kasein tidak larut dalam etanol sehingga akan diperoleh kasein yang

lebih murni.

Page 11: Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

Kemudian memindahkannya ke dalam corong buchner untuk menghisap cairan yang

masih ada dalam endapan. Selanjutnya mencuci endapan dengan eter dimaksudkan agar

memurnikan endapan kasein yang diperoleh.

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kndungan kasein dalam sampel susu sapi

murni yang digunakan sebesar . Kasein yang diperoleh dari dalam susu sapi

berwarna putih. Hal ini sudah sesuai dengan literatur. Berdasarkan literatur, protein dalam

susu sapi mencapai 24-29 mg/mL sedangkan kadar kasein dalam susu sapi yang telah kami

isolasi sebesar . Kaesin mengandung 0,7-0,9% phosphor yaitu secara

kovalen mengikat protein oleh ester serine sehingga kasein biasa disebut phospo-protein.

Semua asam amino esensial yang terdapat pada kasein kandungannya cukup tinggi, kecuali

pada sistein. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kemungkinan sistein akan

bertransformasi menjadi bentuk asam amino sistin, yaitu asam amino gabungan dari 2 asam

amino sistein dengan ikatan sulfide (S-S).

Kasein yang terbentuk ini merupakan gugus kompleks dari kumpulan molekul -

molekul (biasanya disebut kalsium-phospho-kaseinat) disebut juga “micelles”. Misel terdiri

dari molekul kasein, kalsium, phosphate anorganik dan ion sitrat dengan karakteristik

Page 12: Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

mempunyai berat molekul yang besar. Dalam keadaan Kimia Fisika, misel kasein adalah

koloid disperse yang stabil.

Pada gambar misel dapat dijelaskan bahwa kasein ini terdiri dari beberapa

komponen individu yang berbeda-beda yang biasa disebut sebagai αs1-, αs2-, β- and κ-

casein. Dimana keempatnya mempunyai sifat yang berbeda-beda. Pada bagian-bagian

individu tersebut masing-masing memiliki karakteristik pH tertentu untuk membentuk ion

positif maupun negatif ataupun untuk membentuk sifat karakteristiknya sendiri-sendiri,

contohnya pada pH berapa individu-individu dalam kasein tersebut membentuk endapan,

larut atau terdenaturasi, sehingga akan mempengaruhi bentuk atau sebagian besar

karakteristik kasein tersebut.

Page 13: Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

Dalam perindustrian makanan kasein sangan bersifat menjual, contohnya artikel

yang kami temukan menunjukkan cara terbaik untuk mengisolasi kasein dari susu sapi di

New Zealand. Ada beberapa poin penting dalam proses ekstraksi/isolasi kasein dari susu

(khususnya susu sapi) :

1. Pemisahan (Separation)

2. Pengendapan (Precipitation)

3. Proses Pembasahan (Wet-processing operations)

4. Proses Pengeringan (Drying and dry processing of casein)

Jika keempat poin tersebut dijalankan dengan pertimbangan yang matang akan dihasilkan

produk kasein yang secara industri bermutu bagus dan tentunya menguntungkan. Contoh

manfaat kasein dalam industri makanan (obat) adalah untuk orang-orang yang ingin

tubuhnya memiliki massa otot yang lebih banyak alias (six pack). Hal tersebut dapat terjadi

dikarenakan kasein bekerja atau bereaksi lambat pada otot sehingga dapat mempertahankan

massa otot dibandingkan produk dari pengolahan susu yang lain yaitu whey.

I. DISKUSI

Dari percobaan yang telah kami lakukan terdapat ketidaksesuaian dengan teori yang ada

yaitu yang paling terlihat jelas adalah pH yang harus dicapai ketika pembentukan endapan

kasein yaitu sekitar 4,6. Sedangkan pada percobaan yang kami lakukan ternyata pH yang

kamidapatkan yaitu paling rendah 5,14, meskipun telah ditambah 30 tetes buffer Na asetat

Page 14: Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

lagi pH tetap tidak berubah. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan konsentrasi asam (H+)

kemungkinan telah jenuh untuk dapat menurunkan pH larutan.

H2NR-COO- + H

+(sisa) →

+H3NR-COO (R, kasein protein)

Kasein misel Kasein asam

(pH = 6,6) (pH = 4,6)

J. KESIMPULAN :

- Percobaan isolasi kasein ini menggunakan pengasaman oleh buffer asam Na Asetat untuk

mengendapkan kasein. Semakin banyak konsentrasi H+(sisa) dalam hal ini buffer Na asetat

yang ditambahkan maka semakin banyak pula penurunan pH dari susu sehingga titik

isoelektriknya semakin dekat. Titik isoelektris kasein pH 4,6 – 5,0 dan pada titik ini kasein

mudah sekali mengendap.

- Pemisahan kasein dengan protein lain dapat menggunakan etanol, di mana kasein tidak

larut dalam etanol sehingga tetap berada sebagai endapan sedangkan protein lain akan

melarut.

- Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kadar kasein dalam sampel susu sapi segar yang

digunakan sebesar .

K. DAFTAR PUSTAKA :

Lehninger AL. 1982. Dasar – Dasar Biokimia Jilid I. Maggy Thenawijaya, penerjemah.

Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry.

TIM. 2013. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya : jurusan kimia Universitas Negeri

Surabaya

Ahyari, Jimmy. 2010. Isolasi Kasein (online). http://blogkita.info/isolasi-kasein/. Diakses

tanggal 22 Oktober 2013 pukul 19.00 WIB

Page 15: Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

LAMPIRAN

50 ml susu yang telah dipanaskan

pada 40 oC

Setelah ditambah 50 ml buffer

asetat

Campuran diukur dengan pH meter menunjukkan angka 5,14

Page 16: Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

Campuran disaring dengan kertas

saring

Etanol

Page 17: Laporan Percobaan Biokimia I ISOLASI KASEIN

Setelah dicuci dengan sedikit air

dan 15 ml etanol

Setelah disaring dengan corong

buchner

Endapan di cuci dengan etanol

eter

Endapan kering