Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

35

Transcript of Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Page 1: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat
Page 2: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur

Teknologi Informasi

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI) diterbitkan oleh Universitas

Teknokrat Indonesia dan dikelola oleh Program Studi S1 Teknologi Informasi Fakultas

Teknik dan Ilmu Komputer. Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi menerbitkan

artikel-artikel ilmiah dengan periode enam bulanan yaitu bulan Juni dan Desember. Adapun

isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing penulis.

Managing Editor Adi Sucipto

Chief Editor Jupriyadi

Section Editor Muhaqiqin

Donaya Pasha

Layout Editor Donaya Pasha

IT Supporting/Administrator Adhie Thyo Priandika

Reviewers

Agus Mulyanto, Universitas Teknokrat Indonesia

Syaiful Ahdan, Universitas Teknokrat Indonesia

Dyah Ayu Megawaty, Universitas Teknokrat Indonesia

Sampurna Dadi Riskiono, Universitas Teknokrat Indonesia

Ryan Randy Suryono, Universitas Teknokrat Indonesia

Sekretariat:

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Program Studi Teknologi

Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Teknokrat Indonesia. Jl. Zainal

Abidin Pagaralam, No.9-11, Labuhan Ratu, Bandarlampung. Email [email protected]

Page 3: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Audit Sistem Informasi Menggunakan Framework Cobit 4.1 Sebagai Upaya Evaluasi

Pengolahan Data pada SMKK BPK Penabur Bandar Lampung ............................... 1-6

Dedi Darwis, Dwi Maila Pauristina

Analisis Tata Kelola IT Dengan Domain DSS pada Instansi XYZ Menggunakan Cobit

5 ....................................................................................................................................... 7-12

Adhie Thyo Priandika, Donaya Pasha, Yusma Indonesian

Audit Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT 5 (Studi

Kasus: PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang) ............................ 13-19

Adhie Thyo Priandika, Sherly Octavia

Pemanfaatan Augmented Reality (AR) Pada Media Pembelajaran Pengenalan

Komponen Elektronika Berbasis Android ............................................................... 20-25

Ardyansyah Harahap, Adi Sucipto, Jupriyadi

Aplikasi Pemesanan Jasa Cukur Rambut Berbasis Android ................................. 26-32

Fajar Irvansyah, Setiawansyah, Muhaqiqin

JIITI Volume 1 Nomor 1 Juni 2020 Page 1 - 32

Penerbit:

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA

Bandar Lampung

Jurnal Ilmiah Infrastruktur

Teknologi Informasi

Daftar Isi

Page 4: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 1-6

1

AUDIT SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1

SEBAGAI UPAYA EVALUASI PENGOLAHAN DATA PADA SMKK BPK

PENABUR BANDAR LAMPUNG

Dedi Darwis1, Dwi Maila Pauristina2

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Teknokrat Indonesia

Jl. Zaenal Abidin Pagaralam No. 9-11 Kedaton Bandarlampung

[email protected], [email protected]

Abstract

BPK Penabur SMK Bandar Lampung is one of the schools that has utilized information technology, namely the

use of the DAPODIK system. The use of the DAPODIK system at the BPK Penabur Bandar Lampung BPKK is a

performance supporter for its users, but this does not guarantee that the BPK Penabur Bandar Lampung SMKK has truly

implemented information technology properly. To anticipate the occurrence of unwanted or incompatible data processing

according to the data entered, as well as data misuse, fraud in data processing, an information system audit must be

carried out. An information system audit was carried out to provide the information needed by the BPK Penabur Bandar

Lampung VOCATIONAL SCHOOL in achieving its objectives. Data collection is done by distributing questionnaires,

interviews, documentation and direct observation. The results of the data collection are used to find out the weaknesses

of the system at the BPKK Penabur Bandar Lampung Vocational School. This information system audit uses the COBIT

4.1 framework as a research method because the other models do not have as broad a scope as the four COBIT 4.1

domains, the domain used in this study is the DS (Delivery and Support) and ME (Monitor and Evaluate) domains

consisting of 10 processes which aims to find out to what extent SMK Bandar Penabur Bandar Lampung has implemented

information technology well. The results of the evaluation of the audit of data processing information systems at BPK

Penabur Bandar Lampung BPK shows that the problem found in the DS (Delivery and Support) is DS12 (Managing the

Physical Environment). has good physical access security measures and there is no protection yet against the physical

security of the DAPODIK system.

Keyword : COBIT 4.1, Information Systems Audit.

Abstrak

SMKK BPK Penabur Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang telah memanfaatkan teknologi

informasi yaitu penggunaan sistem DAPODIK. Penggunaan sistem DAPODIK pada SMKK BPK Penabur Bandar

Lampung merupakan pendukung kinerja bagi penggunanya, namun hal tersebut belum menjamin bahwa SMKK BPK

Penabur Bandar Lampung tersebut sudah betul-betul menerapkan teknologi informasi dengan baik. Untuk mengantisipasi

terjadinya pengolahan data yang tidak diinginkan atau tidak sesuai dengan data yang diinputkan, serta adanya

penyalahgunaan data, kecurangan dalam pengolahan data, maka harus dilakukan audit sistem informasi. Audit sistem

informasi dilakukan untuk memberikan informasi yang diperlukan oleh SMKK BPK Penabur Bandar Lampung dalam

mencapai tujuannya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner, wawancara, dokumentasi dan

observasi secara langsung. Hasil pengumpulan data digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan sistem pada

SMKK BPK Penabur Bandar Lampung. Audit sistem informasi ini menggunakan framework COBIT 4.1 sebagai metode

penelitian karena model-model lain tidak mempunyai cakupan seluas keempat domain COBIT 4.1, domain yang

digunakan pada penelitian ini adalah domain DS (Delivery and Support) dan ME (Monitor and Evaluate) terdiri dari 10

proses yang bertujuan mengetahui sejauh mana SMKK BPK Penabur Bandar Lampung telah menerapkan teknologi

informasi dengan baik. Hasil evaluasi audit sistem informasi pengolahan data pada SMKK BPK Penabur Bandar

Lampung menunjukkan temuan masalah pada DS (Delivery and Support) adalah DS12 (Mengelola Lingkungan Fisik)

masalah pada bagian ini adalah ketidaksesuaian terhadap data yang diinputkan dengan output yang dibutuhkan oleh

pengguna dan sistem DAPODIK belum memiliki tindakan keamanan akses fisik yang baik serta belum adanya

perlindungan terhadap keamanan fisik sistem DAPODIK.

Kata Kunci : COBIT 4.1, Audit Sistem Informasi.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dampak dari perkembangan teknologi dirasakan pada

bidang pendidikan. Teknologi Informasi (TI) sebagai

sarana untuk menunjang penyampaian data/informasi yang

digunakan pihak manajemen organisasi sebagai acuan

dalam pengambilan keputusan. Untuk memastikan bahwa

TI telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan organisasi,

maka perlu dilakukan audit. Audit Sistem Informasi

dilakukan secara periodik untuk menjamin keberlanjutan

operasional IT yang digunakan oleh organisasi serta untuk

Page 5: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 1-6

2

menilai kesesuaian antara perencanaan dan implementasi

sistem informasi. Audit Sistem Informasi digunakan untuk

mengukur seberapa jauh sistem yang sudah menjadi

ketentuan dalam organisasi tersebut telah terlaksana

dengan baik dan memungkinkan untuk dipakai sebagai alat

bantu pemeriksaan tentang adanya kemungkinan

penyimpangan di dalam sistem [1],[2].

DAPODIK (Data Pokok Pendidikan) merupakan salah

satu pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang

pendidikan, DAPODIK adalah sistem pengolah data pokok

pendidikan seperti data identitas sekolah, data lokasi

sekolah, data pelengkap sekolah, data kontak sekolah, data

periodik, data prasarana, data sarana, data rombongan

belajar (rombel), data pendidik dan tenaga kependidikan

(PTK) serta data peserta didik yang dilakukan secara

online. Data yang masuk akan dimanfaatkan dalam

berbagai kebijakan pendidikan seperti Bantuan

Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Sosial (Bansos),

Tunjangan, UN dan lain-lain.

Sekolah Menengah Kejuruan Kristen BPK Penabur

Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang telah

memanfaatkan sistem DAPODIK. Penggunaan sistem

DAPODIK pada SMKK BPK Penabur Bandar Lampung

merupakan pendukung kinerja bagi penggunanya, namun

hal tersebut belum menjamin bahwa SMKK BPK Penabur

Bandar Lampung tersebut telah betul-betul menerapkan

teknologi informasinya dengan baik. Sistem DAPODIK

yang telah diterapkan pada SMKK BPK Penabur Bandar

Lampung belum di audit apakah telah mencapai visi dan

misi sekolah, untuk itu diperlukan audit sistem informasi

untuk mengendalikan dan memastikan bahwa sistem

DAPODIK sudah sesuai dengan tujuan organisasi dan

untuk mengantisipasi terjadinya pengolahan data yang

tidak diinginkan atau tidak sesuai dengan data yang

diinputkan, serta adanya penyalahgunaan data, kecurangan

dalam pengolahan data, maka harus dilakukan audit sistem

informasi. Audit sistem informasi ini menggunakan

framework COBIT 4.1 (Control Objectives for Information

and Related Technology).

COBIT 4.1 merupakan metode audit sistem informasi

yang digunakan oleh IT Governance. COBIT 4.1 berfungsi

mempertemukan semua kebutuhan kontrol dan isu-isu

teknik, selain itu COBIT juga dirancang menjadi alat bantu

untuk memecahkan permasalahan dengan cara mengelola

risiko serta hubungan antar sumber daya informasi.

Kerangka kerja COBIT membagi proses teknologi

informasi menjadi 4 domain, yaitu Planning and

Organization (PO), Acquisition and Implementation (AI),

Delivery and Support (DS) serta Monitor and Evaluate

(ME) dengan keseluruhan 34 proses yang ada di dalamnya.

Standar COBIT 4.1 digunakan karena memiliki keluasan

cakupan pengelolaan dan kedetilan proses-prosesnya

dibandingkan dengan standar-standar lainnya

[3],[4],[5],[6].

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana mengaudit sistem

informasi pengolahan data menggunakan framework

COBIT 4.1 dengan domain Delivery and Support (DS) dan

Monitor and Evaluate (ME) pada SMKK BPK Penabur

Bandar Lampung? dan bagaimana hasil rekomendasi

terhadap evaluasi pengolahan data menggunakan

framework COBIT 4.1 dengan domain Delivery and

Support (DS) dan Monitor and Evaluate (ME) pada SMKK

BPK Penabur Bandar Lampung

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini hanya membahas :

1. Informasi dan data yang digunakan untuk proses audit

sistem informasi hanya pada sistem informasi

DAPODIK yang ada pada SMKK BPK Penabur

Bandar Lampung.

2. Domain yang digunakan untuk proses audit yaitu

Delivery and Support (DS) dan Monitor and Evaluate

(ME).

3. Proses dari masing-masing domain yang digunakan

yaitu DS5 (Memastikan Keamanan Sistem), DS7

(Mendidik dan Melatih Pengguna), DS10 (Mengelola

Permasalahan), DS11 (Mengelola Data), DS12

(Mengelola Lingkungan Fisik), DS13 (Mengelola

Operasi), ME1 (Pemantauan dan Evaluasi Kinerja TI),

ME2 (Memantau dan Mengevaluasi Pengendalian

Internal), ME3 (Memastikan Pemenuhan Persyaratan

Eksternal), ME4 (Menyediakan Tata Kelola TI).

4. Metode penilaian dan pengukuran tingkat kematangan

yang diambil berdasarkan Maturity Level.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi

terhadap Sistem Informasi pengolahan data DAPODIK

pada SMKK BPK Penabur Bandar Lampung dan

pembuatan rekomendasi untuk mencapai level yang lebih

baik dari hasil yang telah di audit.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan

pengetahuan tentang menghitung Maturity Level proses

sebuah sistem serta memberikan pengetahuan tahap-tahap

melakukan audit sistem informasi.

II. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Audit Sistem Informasi

“evaluasi yang bersifat independen atau kebijakan,

prosedur, standar pengukuran dan praktik untuk

menjaga/mencegah informasi yang bersifat elektronik dari

kehilangan, kerusakan penelusuran yang tidak disengaja

dan sebagainya” [7],[8].

2.2 Jenis-Jenis Audit

a. Financial Audit, memeriksa keterdalaman dan

integritas dari transaksi-transaksi keuangan, catatan

akuntansi dan laporan keuangan.

b. Internal Control Audit, memeriksa kebijakan posedur

pengendalian internal serta efektifitas dalam

pengamanan aset, audit tersebut biasanya

mengevakuasi input dan output sistem, pengendalian

pemrosesan, rencana backup dan pemulihan

keamanan sistem serta fasilitas sistem.

Page 6: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 1-6

3

c. Operational Audit, berkaitan dengan pengunaan

secara ekonomis dan efisien atas sumber daya

pencapaian tujuan serta sasaran yang diterapkan.

d. Compiance Audit, menentukan apakah entitas

mematuhi hukum, peraturan, kebijakan, dan prosedur

yang berlaku. Audit ini sering menghasilkan

rekomendasi untuk meningkatkan proses dan

pengendalian yang digunakan untuk memastikan

kepatuhan terhadap regulasi.

e. Investigative Audit, menguji kejadian-kejadian dari

penipuan yang mungkin terjadi, penggunaan aset yang

tidak tepat, pemborosan dan penyalahgunaan atau

aktivitas tata kelola yag buruk [8].

2.3 Tujuan Audit Sistem Informasi

“untuk memeriksa dan mengevaluasi pengendalian

internal yang melindungi sistem” [8].

Ketika melakukan sebuah audit sistem informasi para

auditor seharusnya memastikan bahwa enam tujuan berikut

telah tercapai yaitu :

a. Ketentutan keamanan untuk melindungi peralatan

komputer, program, komunikasi dan data-data dari

akses, modifikasi, atau penghancuan yang tidak di

otorisasi.

b. Pengembangan dan akuisisi program dilakukan sesuai

dengan otorisasi umum dan spesifikasi manajemen.

c. Modifikasi program mendpatkan otorisasi dan

perssetujuan manajemen.

d. Pemrosesan transaksi, file, laporan, catatan, dan

catatan komputer lain nya tepat dan lengkap.

e. Data sumber yang tidak tepat atau tidak diotorisasi

dengan benar diidentifikasi dan ditangani berdasarkan

kebijakan manajerial yang telah ditentukan.

f. File-file data komputer tepat, lengkap, dan rahasia.

2.4 Pengertian Framework COBIT 4.1

Control Objectives for Information and Related

Technology (COBIT), pertama kali diterbitkan pada April

1996. COBIT adalah framework pertama yang diakui

secara internasional untuk IT Governance and Control.

Versi COBIT 4.1 dirilis pada tahun 2007. COBIT

dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI) dengan

bekerjasama dengan ahli dari berbagai bidang industri,

akademisi, pemerintah, serta keamanan IT dan kontrol.

Dalam penelitiannya dilakukan secara mendalam dengan

cara mempelajari dari berbagai sumber untuk bekerja sama

untuk menghasilkan ide-ide terbaik untuk membuat

standar teknis dan professional [10].

Kerangka kerja COBIT 4.1 membagi proses teknologi

informasi menjadi 4 domain, yaitu Plan and Organise

(PO), Acquire and Implement (AI), Deliver and Support

(DS), serta Monitor and Evaluate (ME) dengan

keseluruhan 34 proses yang ada di dalamnya [10].

COBIT 4.1 dipilih karena memiliki cakupan yang luas

untuk proses pengelolaan teknologi informasi, dan

kedetilan proses-prosesnya.

2.5 Domain Framework COBIT 4.1 Kerangka kerja COBIT membagi proses teknologi

informasi menjadi 4 domain, yaitu Planning and

Organization (PO), Acquisition and Implementation (AI),

Delivery and Support (DS) serta Monitor and Evaluate

(ME) dengan keseluruhan 34 proses yang ada di dalamnya.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tahapan Penelitian Audit

Tahapan Penelitian Audit Sistem Informasi menggunakan

Framework Cobit 4.1 sebagai evaluasi pengolahan data

pada SMK BPK Penabur Bandar Lampung dapat dilihat

pada gambar 3.2 berikut ini :

Gambar 1. Tahapan Penelitian

3.2 Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data

yang dibutuhkan untuk penelitian. Pengumpulan data

berupa :

a. Wawancara

Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan dalam

suasana tidak formal. Penulis melakukan wawancara

terhadap manajemen dan pengguna teknologi informasi

khusus pada Bagian Administrasi SMKK BPK Penabur

Bandar Lampung. Wawancara dilakukan dengan metode

interview dimana penulis mengajukan pertanyaan dan

narasumber memberikan jawaban. Jawaban dari

narasumber tidak dibatasi hanya pada list soal untuk

menghindari jawaban yang kaku, pertanyaan disampaikan

secara random tapi mencakup keseluruhhan data yang

dibutuhkan.

b. Observasi

Pada tahap observasi, penulis melakukan pengamatan

secara langsung terhadap proses / kegiatan yang sedang

berjalan pada SMKK BPK Penabur Bandar Lampung.

Pengamatan dilakukan sesuai dengan penelitian yaitu di

bagian administrasi SMKK BPK Penabur Bandar

Lampung.

c. Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini dirancang untuk

mengetahui tingkat kematangan pengelolaan teknologi

informasi yang telah digunakan oleh SMKK BPK Penabur

Bandar Lampung dengan melihat tanggapan pengguna dan

pembuatan keputusan dalam menjalakan teknologi dalam

Sekolah tersebut. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan

melibatkan pegawai-pegawai SMKK BPK Penabur

Bandar Lampung.

Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan sesuai pada

domain Delivery and Support (DS) dan Monitor and

Evaluate (ME) dengan total 10 proses yang dipakai,

kemudian dari masing-masing proses diuraikan menjadi

aktivitas-aktivitas. Masing–masing penilaian memiliki

tingkat nilai yang berbobot antara 0 sampai dengan 5 sesuai

dengan dasar yang terdapat pada framework COBIT.

d. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan oleh penulis dengan

mempelajari mengenai penelitian-penelitian terdahulu

Page 7: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 1-6

4

yang berkaitan dengan penelitian. Penelitian terdahulu

berupa jurnal penelitian.

e. Dokumentasi

Pada tahap dokumentasi, penulis melakukan

pengumpulan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan

penelitian, dokumen-dokumen tersebut dapat berupa

laporan atau sebagainya.

3.3 Analisis Data

Pada tahap ini penulis melakukan uji validitas

selanjutnya dilakukan perhitungan Maturity Level untuk

mengukur level kematangan sistem berdasarkan data

kuesioner yang sudah di uji validitas. Setelah itu dilakukan

analisis kemudian diberikan rekomendasi perbaikan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung Indeks Maturity

Level yaitu :

Keterangan :

: Mean (rata-rata)

∑ : Jumlah

Xi : Nilai X, i = 1,2,3,…n

n : Jumlah Pertanyaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Identifikasi Enterprise Goals

Pada tahap ini penulis mengelompokkan enterprise

goals dari SMKK BPK Penabur Bandar Lampung, dengan

enterprise goals yang ada pada COBIT 4.1 dengan cara

melihat tujuan penelitian yaitu mengolah data maka

penulis mengkategorikan tujuan tersebut kedalam tujuan

perusahaan (enterprise goals) yang terdapat pada COBIT

4.1 pada bagian Obtain reliable and useful information for

strategic decision making.

Enterprise goals dari SMKK BPK Penabur

Bandarlampung termasuk kedalam kategori Obtain

reliable and usefull information for strategic decision

making karena SMKK BPK Penabur Bandarlampung

mengharapkan peningkatan dalam hal pengolahan data

sistem DAPODIK. Penentuan enterprise goals pada

SMKK BPK Penabur berdasarkan hasil wawancara dengan

stakeholder yaitu Ketua Yayasan BPK Penabur Bandar

Lampung.

4.2. Identifikasi IT Goals

Pada tahap ini penulis melakukan pemilihan IT Goals,

berdasarkan tabel enterprise goals. Ada lima IT Goals

(2,4,12,20 dan 26) yang memiliki hubungan dengan Obtain

reliable and usefull information for strategic decision

making.

Dengan mengetahui IT Goals yang berkaitan dengan

enterprise goals, penulis dapat melanjutkan ketahap

selanjutnya yaitu penentuan Domain COBIT 4.1 yang akan

digunakan dan yang disesuaikan dengan SMKK BPK

Penabur Bandar Lampung.

4.3. Identifikasi Domain COBIT 4.1 Pada tahap ini, penulis menetapkan domain teknologi

informasi yang sesuai dengan standar COBIT 4.1 yang

telah diolah sesuai dengan studi kasus, maka domain

teknologi informasi pada SMKK BPK Penabur Bandar

Lampung dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Domain teknologi informasi pada SMKK

BPK Penabur

Domain COBIT 4.1

Delivery and Support (DS)

Monitor and Evaluate (ME)

4.4. Identifikasi Proses COBIT 4.1

Pada tahap ini, penulis memilih proses berdasarkan

domain yang telah dipilih pada tahap sebelumnya sesuai

dengan standar COBIT 4.1 dan disesuaikan dengan yang

ada pada SMKK BPK Penabur Bandar Lampung, maka

Proses dari Domain teknologi informasi pada SMKK BPK

Penabur Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel 2

berikut ini :

Tabel 2. Proses dari Domain teknologi informasi pada

SMKK BPK Penabur

Domain Delivery and Support (DS)

Proses Descript

DS5 Ensure Systems Security

DS7 Educate and Train Users

DS10 Manage Problems

DS11 Manage Data

DS12 Manage The Physical Environment

DS13 Manage Operations

Domain Monitor and Evaluate (ME)

Proses Descript

ME1 Monitor and Evaluate IT Performance

ME2 Monitor and Evaluate Internal Control

ME3 Ensure Compliance With External

Requirements

ME4 Provide IT Governance

4.5. Identifikasi Control Objectives (Aktivitas) COBIT

4.1

Pada tahap ini penulis membagi proses-proses ke

dalam aktivitas-aktivitas yang berfungsi sebagai alat

control objectives pada penelitian ini. Adapun aktivitas-

aktivitas dari setiap proses dapat dilihat pada tabel 3

berikut ini :

Tabel 3. IT Control Objectives (Aktivitas) pada SMKK

BPK Penabur

Delivery and Support (DS)

DS5 Ensure Systems Security

DS5.1 Management of IT Security

DS5.5 Security Testing, Surveillance and

Monitoring

Page 8: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 1-6

5

DS5.11 Exchange of Sensitive Data

DS7 Educate and Train Users

DS7.1 Identification of Education and Training

Needs

DS7.2 Delivery of Training and Education

DS10 Manage Problems

DS10.1 Identification and Classification of

Problems

DS10.2 Problem Tracking and Resolution

DS10.4 Integration of Configuration, Incident

and Problem Management

4.6. Perhitungan Tingkat Kematangan, Kesenjangan

(GAP) & Rekomendasi

Hasil perhitungan nilai kematangan dari domain

Delivery and Support (DS) dan domain Monitor and

Evaluate (ME) dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4 Hasil Perhitungan Nilai Kematangan Domain

DS dan ME

Pada tabel hasil perhitungan nilai kematangan Domain

DS dan ME diatas dapat dijelaskan bahwa rata-rata dari

proses DS5, DS7, DS10, DS11, DS12, DS13, ME1, ME2,

ME3 dan ME4 menghasilkan nilai tingkat kematangan 2,2.

Dari nilai kematangan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengelolaan teknologi informasi pada SMKK BPK

Penabur Bandar Lampung berada pada level Repetable

But Intuitive artinya pada level ini, masih dibutuhkan

banyak perbaikan. Kesenjangan pada Domain DS dan ME

dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini :

Tabel 5. Analisis Kesenjangan (GAP) Domain DS

dan ME

Proses Tingkat Kematangan

Saat Ini Diharapkan GAP

DS5 2,3 3,0 0,7

DS7 2,2 3,0 0,8

DS10 2,2 3,0 0,8

DS11 2,4 3,0 0,6

DS12 2,0 3,0 1,0

DS13 2,4 3,0 0,6

ME1 2,2 3,0 0,8

ME2 2,3 3,0 0,7

ME3 2,2 3,0 0,8

ME4 2,4 3,0 0,6

GAP 0,7

Didapat Kesenjangan 0,7 pada Domain DS dan ME

antara nilai tingkat kematangan saat ini dengan nilai

tingkat kematangan yang diharapkan. Walaupun GAP

terbilang kecil tetapi dibutuhkan penyesuaian masing-

masing proses karena 0,7 merupakan nilai rata-rata per-

proses, maka penulis akan tetap memberikan rekomendasi

pada masing-masing proses sehingga perbaikan lebih

fokus pada bagian proses yang lemah. Rekomendasi secara

umum untuk audit sistem informasi pengolahan data pada

SMKK BPK Penabur Bandar Lampung pada domain DS

ini adalah melakukan tindakan keamanan akses fisik secara

maksimal serta melakukan perlindungan terhadap

keamanan fisik sistem DAPODIK.

V. KESIMPULAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian maka dapat di

hasilkan simpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengolahan kuesioner mendapati nilai rata-rata

untuk domain DS dan ME adalah 2,2 dari rentang

nilai 0 sampai 5. Artinya SMKK BPK Penabur

Bandar Lampung telah melakukan proses pengolahan

data namun belum baku atau belum mengikuti

standar yang ada.

2. Hasil penelitian menemukan kelemahan terdapat

pada proses DS12 karena hanya mampu memperoleh

nilai rata-rata 2,0 artinya masih pada level Repeatable

But Intuitive. Beberapa kelemahan lain adalah belum

memiliki prosedur yang baku dalam proses

pengolahan data dan informasi, sehingga perlunya

rekomendasi untuk mencapai tujuan yang

diharapkan.

Keterangan

Proses Nilai

Level

Kematangan

DS5 Memastikan

Keamanan

Sistem

2,3 Repeatable But

Intuitive

DS7 Mendidik dan

Melatih

Pengguna

2,2 Repeatable But

Intuitive

DS10 Mengelola

Permasalahan 2,2

Repeatable But

Intuitive

DS11 Mengelola

Data 2,4

Repeatable But

Intuitive

DS12 Mengelola

Lingkungan

Fisik

2,0 Repeatable But

Intuitive

DS13 Mengelola

Operasi 2,4

Repeatable But

Intuitive

ME1 Pemantauan

dan Evaluasi

Kinerja

Teknologi

Informasi

2,2 Repeatable But

Intuitive

ME2 Memantau

dan

Mengevaluasi

Pengendalian

Internal

2,3 Repeatable But

Intuitive

ME3 Memastikan

Pemenuhan

Persyaratan

Eksternal

2,2 Repeatable But

Intuitive

ME4 Menyediakan

Tata Kelola

Teknologi

Informasi

2,4 Repeatable But

Intuitive

Rata-rata 2,2

Repeatable But

Intuitive

Page 9: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 1-6

6

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian yang telah

diuraikan, maka saran yang dapat diberikan untuk

pengembangan lebih lanjut dari pengolahan data sistem

DAPODIK pada SMKK BPK Penabur Bandar Lampung

adalah sebagai berikut :

1. Audit sistem informasi pengolahan data pada

SMKK BPK Penabur Bandar Lampung masa

mendatang dapat menggunakan framework

COBIT 5 dan menambahkan domain dalam

proses audit sistem informasi.

2. Audit sistem informasi pengolahan data pada

SMKK BPK Penabur Bandar Lampung masa

mendatang memiliki nilai target maturity sebesar

4 dengan level tingkat kematangan Managed and

Measureable.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Maniah, Krisdanto Suhendro. ”Usulan Model Audit

Sistem Informasi (Studi Kasus : Sistem Informasi

Perawatan Pesawat Terbang)”. Institut Teknologi

Bandung. Yogyakarta, Juni 2005.

[2] Suryono, Ryan Randi., Darwis, Dedi., Gunawan,

Surya Indra., “Audit Tata Kelola Teknologi Informasi

Menggunakan Framework Cobit 5 (Studi Kasus:

Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung)”.

Jurnal Teknoinfo, Vol.12.No.1. hal 16-22, 2018.

[3] Biilmilah, Rayin., Darwis, Dedi., “Audit Kinerja

Sistem Informasi Penelusuran Perkara pada

Pengadilan Agama Tanjung Karang Kelas IA

Bandarlampung”, Jurnal Tekno Kompak. Vol 11.

No.1, hal 18-23, 2017

[4] Rahmaani, Amalia Ratna. “Audit Sistem Informasi

Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Menggunakan COBIT Framework Pada Domain

Delivery and Support”. Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga. Yogyakarta, 27 Januari 2014.

[5] Hakim, Ummy Pemata., Darwis, Dedi., “Audit Tata

Kelola Teknologi Informasi (Emis) Menggunakan

Framework Cobit 5 PT TDM Bandarlampung”,

Jurnal Teknoinfo, Vol.10, No.1, hal 14-19, 2016

[6] Syaroh, Siti, Didit N Utama, Ellensyah Kurniawan.

“Audit Sistem Informasi Call Center Pada PT Arga

Bangun Bangsa (ESQ LEAERSHIP CENTER)

Dengan Menggunakan Framework COBIT”.

Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2011.

[7] Darwis, Dedi., “Audit Tata Kelola Teknologi

Informasi Menggunakan Framework COBIT 4.1

sebagai Upaya Peningkatan Keamanan Data pada

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Pesawaran”, Jurnal Sistem Informasi dan Telematika,

Vol.7, No.2. 2016

[8] Romney, Marshall B., Paul John Steinbart, 2014.

Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

[9] Schiller Mike, Chris Davis. 2011. IT Auditing Using

Controls To Protect Information Assets. New York :

Mc Graw Hill.

Page 10: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 7-12

7

ANALISIS TATAKELOLA IT DENGAN DOMAIN DSS PADA INSTANSIXYZ MENGGUNAKAN COBIT 5

Adhie Thyo Priandika1, Donaya Pasha 2, Yusma Indonesian3

1Teknologi Informasi, Universitas Teknokrat Indoensia2 Sistem Informasi, Universitas Teknokrat Indonesia

1,2,3Universitas Teknokrat Indonesia; Jl. H. ZA. Pagar Alam No. 90-11 Kedaton,Bandarlampung, (0721) 702022

e-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstract

Archiving administration documents at Bandar Lampung PTUN has carried out conventional storage models, namelyinformation data is stored in folders and cabinets and is still recorded manually in the books of each document anddisposition, so there are some obstacles, namely forgetting to record document data and arrange documents so thatthere is accumulation of data and loss of documents. Another obstacle is the process of finding documents and requiresquite a long time due to the un centralized storage of documents and the absence of document numbering. The purposeof this research is to analyze IT governance using COBIT 5. The analytical method in this study uses the COBIT 5freamwork using the sub domains DSS.01, DSS.02, DSS.03, DSS.04, DSS.05, and DSS.06 and uses the results of theevaluation of the maturity level of COBIT (level 0-5). The solution of IT governance analysis in PT Lampung BandarLampung will use COBIT 5 then it is focused on archiving documents using the DSS domain (job description), it ishoped that by doing this evaluation can meet IT processing standards, and improve service to stakeholders and provideknowledge of the results of measuring levels maturity in security in archiving documents in order to achieve companygoals. 4.8 Test results that are generally applied the level of company maturity in information technology has referred tothe level of best practice.

Keyword : Analysis, IT Governance, Cobit 5, document administration, framework

Abstrak

Tata kelola administrasi pengarsipan dokumen pada PTUN Bandar Lampung telah melaksanakan model penyimpanansecara konvensional, yaitu data informasi disimpan kedalam map dan lemari dan masih dicatat secara manual didalambuku masing-masing dokumen dan disposisi, sehingga terdapat beberapa kendala yaitu lupa dalam melakukanpencatatan data dokumen dan menyusun dokumen sehingga terjadi penumpukan data dan kehilangan dokumen.Kendala lain yaitu pada proses pencarian dokumen dan memerlukan waktu yang cukup lama dikarenakan tidakterpusatnya penyimpanan dokumen dan tidak adanya penomoran dokumen. Tujuan dalam penelitian ini yaitumelakukan analisis tata kelola IT menggunakan COBIT 5. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakanfreamwork COBIT 5 dengan menggunakan sub domain DSS.01, DSS.02, DSS.03, DSS.04, DSS.05, dan DSS.06 danmenggunakan metode hasil evaluasi tingkat kematangan (maturity level) dari COBIT (level 0-5). Solusi analisis tatakelola IT pada PTUN Bandar Lampung akan menggunakan COBIT 5 maka difokuskan kepada pengarsipan dokumendengan menggunakan domain DSS (job description), diharapkan dengan dilakukannya evaluasi ini dapat memenuhistandar pengolahan IT, dan meningkatkan pelayanan kepada stakeholder dan memberikan pengetahuan hasil darimengukur tingkat kematangan dalam keamanan dalam pengarsipan dokumen guna dalam mencapai tujuan perusahaan.Hasil pengujian 4.8 yang diterapkan secara umum tingkat kematangan perusahaan dalam teknologi informasi sudahmengacu pada level best practice.

Kata Kunci:Analisis, Tata Kelola TI, Cobit 5, dokumen administrasi, framework

Page 11: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 7-12

8

1. Pendahuluan

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada saat inibegitu cepat, dimana TI menciptakan hubungan yangpositif terhadap strategis bisnis. Salah satu institusi yangmenerapkan TI adalah Instansi Pemerintah. Penerapan TIyang baik dan berkualitas merupakan hal yang sangatpenting dalam mendukung pelayanan kepada stakeholderagar prosesnya menjadi lebih efektif dan efisien [1]Pengelolaan resiko-resiko teknologi informasi dankebutuhan akan kendali terhadap informasi telahdipahami sebagai elemen kunci dalam tata kelola instansiatau organisasi. Instansi harus memenuhi kebutuhan akaninformasi dalam hal kualitas, fiduciary (kepercayaan) dankeamanan [2]

Penyimpanan merupakan salah satu produk pekerjaankantor (office work) selain surat, formulir dan laporan.Kegiatan atau pekerjaan kantor yang berhubungandengan penyimpanan dan pengelolaan surat menyuratdan dokumen-]dokumen ini disebut kearsipan [3].

PTUN Bandar Lampung dalam melakukan tata kelolaadministrasi pengarsipan dokumen telah melaksanakanmodel penyimpanan secara konvensional, yaitu datainformasi disimpan kedalam map dan lemari dan masihdicatat secara manual didalam buku masing-masingdokumen dan disposisi, sehingga terdapat beberapakendala yaitu lupa dalam melakukan pencatatan datadokumen dan menyusun dokumen sehingga terjadipenumpukan data dan kehilangan dokumen. Kendala lainyaitu pada proses pencarian dokumen memerlukan waktuyang cukup lama dikarenakan tidak terpusatnyapenyimpanan dokumen dan tidak adanya penomorandokumen. Dengan demikian PTUN Bandar Lampungmenyadari pentingnya pengolahan tata kelolaadministrasi sehingga perlu adanya penerapan teknologiinformasi yang dapat berkerja optimal dalam tata kelolaadministrasi penyimpanan dokumen.

Pengelolaan tata kelola TI ada lima yang harusdiperhatikan yaitu keselarasan strategi, value delivery,manajemen sumber daya, manajemen resiko danpengukuran kinerja. Konsep tata kelola TI telah menjaditren dalam sektor publik di berbagai Negara, dan untukdapat mengetahui tingkat kapabilitas dari tata kelolaadministrasi pengarsipan dokumen dipilih frameworkControl Objectives for Information and RelatedTechnology (COBIT). Framework COBIT ini dipilihkarena memiliki banyak kelebihan dan juga sangatrelevan dengan alat kontrol lainnya. COBIT juga dapatmemperkecil jarak antara resiko bisnis, kontrol danmasalah yang terjadi pada proses TI serta memberikansaran perbaikan untuk meningkatkan pelayananmanajemen administrasi [3].

Control Objectives for Information and RelatedTechnology (COBIT) dapat didefinisikan sebagai alatpengendalian untuk informasi dan teknologi terkait danmerupakan standar terbuka untuk pengendalian terhadap

teknologi informasi yang dikembangkan olehInformation Audit and Control Association (ISACA)melalui lembaga yang dibentuknya yaitu Informationtechnology Governance Institute (ITGI) pada tahun 1992.Tujuan diluncurkan COBIT adalah untukmengembangkan, melakukan riset dan mempublikasikansuatu standar teknologi informasi yang diterima umumdan selalu up to date untuk digunakan dalam kegiatanbisnis sehari-hari. Salah satu versi COBIT adalah COBIT5.Analisis tata kelola IT pada PTUN Bandar Lampungakan menggunakan COBIT 5 maka difokuskan kepadapengarsipan dokumen dengan menggunakan domainDSS (job description), diharapkan dengan dilakukannyaevaluasi ini dapat memenuhi standar pengolahan IT, danmeningkatkan pelayanan kepada stakeholder danmemberikan pengetahuan hasil dari mengukur tingkatkematangan dalam keamanan dalam pengarsipandokumen guna dalam mencapai tujuan perusahaan.

2. Landasan Teori

2.1. Penelitian TerdahuluPenelitian terkait dengan sistem efiling dokumen padasebuah desa sangat membantu bagi admin desa dalam halmengelola dokumen yang ada pada desa [1].Mempermudah pengarsipan dokumen dan pencariandokumen serta memiliki sistem reminder ketika adapembaharuan dokumen. Pengarsipan dan pencariandokumen dalam bentuk softfile dapat dilakukan denganmudah menggunakan handphone. Implementasi tatakelola IT juga menggunakan COBIT 5 telah diteliti padasebuah perguruan tinggi dalam menentukan tata kelolaberbasis IT yang baik[2]. Hal ini dapat diketahui domainyang dengan tingkat maturity yang rendah sehinggadapat dilakukan fokus perbaikan.

Audit sistem informasi pada perusahaan dagang anekagemilang menggunakan COBIT juga dilakukan padadomain ensure complience with external requirementberada pada kematangan defined process,artinya bahwaperusahan telah mengetahui permasalahan yang ada danharus segera diatasi [3]. Perusahaan juga telahmenyelesaikan masalah yang ada dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan sehingga pengelolaanproses pada perusahaan tersebut telah terorganisasidengan baik. Gap yang ada pada tingkat user maupunmanajemen tidak terlalu besar sehingga dapat dikatakanbahwa apa yang telah diharapkan oleh manajemen dapatterpenuhi.

Penilaian Terhadap Penerapan Proses IT GovernanceMenggunakan COBIT Versi 5 pada Domain BAI UntukPengembangan Aplikasi pada IPos di kantor posIndonesia telah dilakukan dimana PT Pos Indonesia telahmenjalankan standar proses berbasis teknologi informasidengan baik[7]. Hal ini ditunjukkan dengan pemetaanantara proses COBIT dengan proses PT Pos Indonesia.Terdapat 3 proses berbasis BAI yang berada pada level 0

Page 12: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 7-12

9

(incomplete). Terdapat 7 proses berbasis BAI beradapada level 1 (performed) serta manajemen TI telah sesuaidengan peraturan BUMN yang telah ditetapkan beradapada level 3 belum tercapai.

2.2. AnalisisAnalisis adalah sebuah kegiatan untuk mencari

suatu pola selain itu analisis merupakan cara berpikiryang berkaitan dengan pengujian secara sistematisterhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubunganantar bagian dan hubungannya dengan keseluruhan [4].Analisis dilakukan terhdap data yang telah diperoleh darihasil wawancara yang telah dilakukan.

2.3. Tata Kelola TITata kelola TI atau sering dikenal dengan IT

governance diartikan sebagai struktur hubungan danproses yang mengatur dan memberikan arah bagiorganisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasidengan memberikan nilai tambah dari penggunaanteknologi informasi[5]. Tata kelola IT harus selaras danmendukung tercapainya tujuan organisasi. Tata kelolal ITperlu dilakukan evaluasi pada sebuah instansi. Hal iniditujukan untuk mengetahui Teknologi Informasi yangtelah ditetapkan dan pemahaman implementasi TI dalammencapai tujuan perusahaan termasuk proses bisnis,arsitektur TI, organisasi dan rencana pengembangan TI.

2.4. AuditAudit merupakan bagian dari audit laporan keuangan,

perlu dilakukan untuk memeriksa tingkat kematanganatau kesiapan suatu organisasi dalam melakukanpengelolaan teknologi informasi (IT governance) [6].Audit ini harus dilaksanakan oleh orang yang kompetendengan tujuan untuk mengetahui apakah organisasi telahmelaksanakan standar yang telah ditetapkan dan disetujuibersama dalam mencapai tujuan organisasi. Dalampelaksanaannya auditor TI akan mengumpulkan data danbukti yang dibutuhkan dan memadai dengan berbagaiteknik baik melalui survey, wawancara, dokumentasi danobservasi. Tujuan audit TI adalah availability ataukesediaan informasi, confidentiality atau kerahasiaaninformasi, dan integrity atau apakah informasi handaldan dapat dipercaya.

Banyak manfaat yang didapatkan perusahaan jikamelakukan audit TI pada perusahaan mulai dari manfaatsaat sebelum implementasi dan setelah berjalandiantaranya :1. Instansi akan dapat mengetahui apakah sistem yang

telah diterapkan sudah sesuai dan telah memenuhistandar acceptance criteria

2. Instansi juga akan dapat mengetahui apakah setiappengguna telah dapat menggunakan sistem yang telahditerapkan dengan baik

3. Instansi akan dapat mengetahui outcome yang adaapakah telah sesuai dengan yang diharapkan ataubelum.

4. Instansi akan mendapatkan masukan dan saran atasi

risiko yang masih ada.5. Instansi juga mendapatkan bahan sebagai acuan dalam

merencanakan pengembangan yang akan datang6. Membantu memastikan bahwa jejak audit (audit trail)

telah dapat digunakan oleh manajemen maupun pihakberwenang lainnya.

2.5. COBIT

COBIT 5 (Control Objectives For Information andRelated Technology) dibuat berdasarkan pengalamanpenggunaan COBIT selama lehih dari limabelas tahunmerupakan generasi terbaru dari panduan ISACA.Framwork ini telah banyak digunakan oleh banyakperusahaan dan penggunaan dari bidang bisnis,komunitas, IT, risiko, asuransi, dan keamanan. Sejumlahtata kelola dan manajemen proses telah didefinisikan dandijelaskan secara rinci pada COBIT 5.

COBIT 5 menyediakan kerangka kerja yangkomprehensif yang membantu perusahaan dalammencapai tujuan mereka untuk tata kelola danmanajemen aset berbasis teknologi informasi (IT) bagiperusahaan. Secara sederhana, COBIT membantuperusahaan menciptakan nilai yang optimal dari ITdengan menjaga keseimbangan antara mewujudkanmanfaat dan mengoptimalkan tingkat resiko danpenggunaan sumber daya. COBIT 5 menggunakanpraktik tata kelola dan manajemen untuk menjelaskantindakan praktik yang baik untuk efek tata kelola danmanajemen lebih baik bagi perusahaan menggunakan IT.COBIT 5 tidak dimaksudkan untuk menggantikan salahsatu kerangka kerja atau standar lainnya, tetapi untukmenekankan tata kelola dan manajemen sertamengintegrasikan praktik pengelolaan terbaik padaperusahaan dengan memanfaatkan dan memaksimalkanteknologi informasi [7].

2.6. Domain COBIT 5COBIT 5 framework dirancang dengan 5 domain

yang masing-masing mencakup penjelasan rinci dantermasuk panduan secara luas dan bertujuan sebagai tatakelola dan manajemen TI perusahaan [8]. Lima domainyang ada pad COBIT 5 adalah :

1. Evaluate, Direct and Monitor (EDM), prosespengelolaan yang berhubungan dengan pengelolaansasaran stakeholder, nilai pengiriman, optimisasiresiko dan sumber daya, termasuk praktek danaktivitas yang ditujukan pada pengevaluasian pilihanstrategi, memberikan pengarahan IT dna pemonitoranoutcome.

2. Align, Plan, and Organize (APO), domain ini meliputipenyelarasan, palnning atau perencanaan, danpengaturan agar Teknologi Informasi (IT) dapatberkontribusi secara maksimal untuk mencapai tujuanbisnis dari organisasi,

3. Build, Acquire, and Implement (BAI), domain inimeliputi membangun, memperoleh, danmengimplementasikan sistem yang mendukung prosesbisnis,

Page 13: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 7-12

10

4. Delivery, Service and Support (DSS), meliputimengirimkan, service atau layanan, dan dukunganatau memberi pelayanan yang aktual bagi bisnis,termasuk manajemen data dan proteksi informasi yangberhubungan dengan proses bisnis

5. Monitoring, Evaluation and Assess (MEA), domainini terdiri dari pengawasan, evaluasi dan penalaianmanajemen tentang pengendalian proses-proses, olehlembaga monitoring yang bersifat independen dimanadapat berasal dari dalam dan luar organisasi ataulembaga alternatif lainnya yang profesional.

3. Metodologi Penelitian

Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan untukHasil pembahasan ini menggunakan metodepengumpulan data yaitu pengamatan, wawancara,tinjauan pustaka, dan dokumentasi.

3.1. Kerangka Penelitian

Dalam melaksanakan penlitian ini penulis menggunakankerangka penelitian sebagai berikut seperti ditunjukkanpada gambar 1.

Gambar 1 Kerangka Penelitian

3.2. Identifikasi Pemetaan Enterprise Goal denganTujuan Perusahaan

Berikut ini adalah hasil pemetaan Enterprise Goaldengan tujuan perusahaan.

Gambar 2 Pemetaan Enterprise Goal dengan TujuanPerusahaan

Pada gambar 3 berikut ini ditunjukkan pemetaanenterprise goal dengan IT related goal.

Gambar 3 Pemetaan Enterprise Goal dengan IT-RelatedGoal

Page 14: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 7-12

11

3.3. Pemetaan IT-Related Goal dengan ProsesDomain DSS

Pemetaan IT related goal dengan proses domain DSSditunjukkan pada gambar 4 berikut ini.

Gambar 4 Pemetaan IT-Related Goal dengan ProsesDomain DSS

4. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara, surveydan observasi berikutnya dilakukan analisis untukmendapatkan hasil dan kesimpulan.

4.1. Analisis Perhitungan

Perhitungan dilakukan berdasarkan hasil kuesioneryang dibagikan kepada karyawan PTUN BandarLampung, dengan menggunakan Maturity level diperolehdengan menghitung setiap jawaban yang diberikan olehresponden dikalikan dengan bobot setiap jawaban yangtelah ditentukan kemudian dibagi dengan totalpertanyaan.

Pilihan jawaban yang diajukan menggunakan skalaindeks sebanyak 6 jawaban yang mewakili level maturitydari CobiT (level 0-5). Rumus perhitungan nilai maturityadalah sebagai berikut [5]

�ö逷 �逷����� =(�逷�逷y逷e � y�y��)�

�䇄��逷e�逷逷e�

Model kematangan (Maturity Level) digunakanuntuk pengelolaan dan kontrol pada proses teknologiinformasi didasarkan pada metode evaluasi organisasi,sehingga dapat mengevaluasi sendiri dari level tidak ada(0) hingga optimis. Model kematangan dimaksudkanuntuk mengetahui keberadaan persoalan yang ada danbagaimana menentukan prioritas peningkatan. Skala

indeks tingkat kematangan COBIT dapat dilihat padatabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Skala Indeks Tingkat Kematangan COBIT(Kridanto, 2015)

Tingkat Kematangan Skala PengukuranSkala 0 – Non Existent 0,00 – 0,50Skala 1 – Initial / Ad Hoc 0,51 – 1,50Skala 2 – Repeatable but Intuitive 1,51 – 2,50Skala 3 – Defined 2,51 – 3,50Skala 4 – Managed andMeasurable

3,51 – 4,50

Skala 5 – Optimised 4,51 – 5,00

5. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis dan evaluasi IT padaPTUN Bandar Lampung menggunakan frameworkCOBIT 5, maka dapat disimpulkan bahwa:

Analisis tata kelola IT dengan menerapkan COBIT 5pada PTUN Bandar Lampung menggunakan domainDSS01 (job description) dan menggunakan sub domainDSS.01, DSS.02, DSS.03, DSS.04, DSS.05, dan DSS.06dengan hasil evaluasi tingkat kematangan (maturity level)dengan tingkat kematangan yang berada pada level 5(Optimised) yang berarti penerapan teknologi informasitelah memiliki ukuran dan dijadikan sebagai sasarankinerja perusahaan. Sehingga dalam menerapkan tatakelola IT yaitu pada proses pengarsipan dokumen secaraumum tingkat kematangan perusahaan dalam mengelolateknologi informasi sudah mengacu pada level bastpractice.

Daftar Pustaka

[1] Damalita. 2009. Sistem Informasi Efiling DokumenDesa Berbasis Web Studi Kasus Desa Bangun-Pungging. Jurnal Sistem Informasi, TeknologiInformatika dan Komputer . Volume 8, Nomor 1

[2] Ajismanto Fahmi. 2017. Analisis Domain ProsesCOBIT Framework 5 Pada Sistem InformasiWorksheet (Studi Kasus: Perguruan Tinggi STMIK,Politeknik Palcomtech). Cogito Smart Journal. 207-221

[3] Amin. 2017. Audit Sistem Informasi padaPerusahaan Dagang Aneka Gemilang BandarLampung Menggunakan Framework COBIT. JurnalInformatika . 128-135.

[4] H. Surbakti. 2014. IT Governance Frameworks andCOBIT 5. Edisi Pertama. Jakarta

[5] ISACA. 2012. COBIT 5 Implementation. USA:ISACA.

[6] Kridanto. 2015. Pengembangan Rencana SistemInformasi Menggunakan Cobit 5. Gramedia. Jakarta

[7] Sitinjak, J. K., 2016. Penilaian Terhadap PenerapanProses IT Governance Menggunakan COBIT Versi 5pada Domain BAI Untuk Pengembangan Aplikasi

Page 15: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 7-12

12

Studi Kasus IPos di PT. Pos Indonesia. e-Proceedingof Engineerin. 5334

[8] Sugiyono. 2017. Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

[9] Suprayitno. 2015. Audit Sistem Informasi danPendekatan COBIT. Mitra Wacana Media. Jakarta

[10]Wardani, S., Puspitasari, M. 2017. Audit TataKelola Teknologi Informasi MengunakanFramework Cobit Dengan Model Maturity Level(Studi Kasus Fakultas ABC), JurnalTeknologi.Vol4.No1.

Page 16: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 13-19

13

AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN

FRAMEWORK COBIT 5

(Studi Kasus: PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang)

Adhie Thyo Priandika 1, Sherly Octavia 2 1Jurusan Teknologi Informasi, FTIK UniversitasTeknokrat Indonesia, Lampung

2Jurusan Sistem Informasi, FTIK UniversitasTeknokrat Indonesia, Lampung

Email: *[email protected], [email protected]

Abstract

Long Port is one of the ports under management PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), a BUMN that is engaged in port

and national logistics services. now the long harbor has utilized information technology to support container operational

service business processes that will export and import goods in the terminal division by using a VGM (Verified Gross

Mass) system that functions to verify the container gross weight. So that the application of information technology can

be used optimally, we need a governance that is commonly called information technology governance. Information

technology governance is part of corporate governance that focuses on information technology systems and as well as

performance and risk management. One of the standards used in information technology governance is COBIT (Control

Objectives for Information and Related Technology). This research was conducted using a scale measuring maturity level

maturity level, stages carried out using COBIT 5 Implementation up to stage 4 - Plan Program, calculations using

statistical averages or means in the form of a total value of various items in each questionnaire. The APO08 process will

be used as a process to find out how the relation of the level of maturity of the application of the VGM (Verified Gross

Mass) system in supporting business processes to provide container operational services at the Panjang port..

Keyword : Audit, Information Technology Governance, Maturity Level, COBIT 5, APO08

Abstrak

Pelabuhan Panjang merupakan salah satu pelabuhan yang berada di bawah pengelolaan manajemen PT Pelabuhan

Indonesia II (Persero), sebuah BUMN yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan dan logistik nasional. kini pelabuhan

panjang telah memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung proses bisnis pelayanan operasional petikemas yang

akan melakukan eksport-import barang pada divisi terminal yaitu dengan menggunakan sistem VGM (Verified Gross

Mass) yang berfungsi untuk memverifikasi berat kotor petikemas. Agar penerapan teknologi informasi dapat digunakan

secara optimal, diperlukan suatu tata kelola yang biasa disebut tata kelola teknologi informasi. Tata kelola teknologi

informasi adalah bagian dari tata kelola perusahaan yang menitikberatkan pada sistem dan teknologi informasi serta

manajemen kinerja dan risiko. Salah satu standar yang digunakan dalam tata kelola teknologi informasi adalah COBIT

(Control Objectives for Information and Related Technology). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan skala

pengukuran tingkat kematangan maturity level, tahapan yang dilakukan menggunakan COBIT 5 Implementation sampai

pada tahap 4 – Plan Programme, perhitungan menggunakan rata-rata statistik atau mean berupa total nilai dari berbagai

item dalam setiap kuesioner. Proses APO08 akan digunakan sebagai proses untuk mengetahui bagaimana relasi tingkat

kematangan dari penerapan sistem VGM (Verified Gross Mass) dalam mendukung proses bisnis untuk memberikan

pelayanan operasional petikemas pada Pelabuhan Panjang.

Kata kunci : Audit, Tata Kelola Teknologi Informasi, Maturity Level, COBIT 5, APO08.

1. Pendahuluan

Saat ini teknologi informasi (TI) menjadi suatu bagian

yang sangat penting bagi organisasi perusahaan karena

dipercaya dapat membantu meningkatkan efektifitas dan

efisiensi proses bisnis perusahaan. Perusahaan

menempatkan teknologi sebagai suatu hal yang dapat

mendukung pencapaian visi, misi dan tujuan perusahaan.

Perusahaan tersebut berupaya untuk menerapkan suatu

sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan

perusahaan dalam mencapai tujuan misalnya untuk

meningkatkan kegiatan operasional kerja. Pelabuhan

Panjang merupakan salah satu pelabuhan yang berada di

bawah pengelolaan manajemen PT Pelabuhan Indonesia II

(Persero), sebuah BUMN yang bergerak di bidang jasa

kepelabuhanan dan logistik nasional. Kini pelabuhan

panjang telah memanfaatkan teknologi informasi untuk

Page 17: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 13-19

14

mendukung proses bisnis pelayanan operasional

petikemas yang akan melakukan eksport-import barang

pada divisi terminal yaitu dengan menggunakan sistem

VGM (Verified Gross Mass) yang berfungsi untuk

memverifikasi berat kotor petikemas. Verifikasi berat

kotor petikemas sangat dibutuhkan dalam penyusunan

petikemas di atas kapal, sehingga keseimbangan dan

keselamatan kapal serta barang dapat lebih terjamin. Agar

penerapan teknologi informasi dapat digunakan secara

optimal, diperlukan suatu tata kelola yang biasa disebut

tata kelola teknologi informasi. Tata kelola teknologi

informasi adalah bagian dari tata kelola perusahaan yang

menitikberatkan pada sistem dan teknologi informasi serta

manajemen kinerja dan risiko. Salah satu standar yang

digunakan dalam tata kelola teknologi informasi adalah

COBIT (Control Objectives for Information and Related

Technology).

Pelabuhan Indonesia Cabang Panjang menyadari

pentingnya kegiatan pengelolaan dan evaluasi teknologi

informasi yang telah diterapkan. Kegiatan tata kelola

teknologi informasi saat ini telah dilakukan secara berkala

oleh pihak audit internal Pelabuhan Panjang. Namun,

belum dilakukan secara maksimal pada penerapan sistem

VGM (Verified Gross Mass) yang kini baru

diimplementasikan, sehingga belum diketahui tingkat

kematangan dari penerapan sistem apakah sudah

mendukung proses bisnis dalam memberikan pelayanan

operasional pada petikemas. Oleh karena itu, untuk

mengetahui tingkat kematangan dari penerapan sistem

secara maksimal dalam memberikan pelayanan

operasional bisnis diperlukan evaluasi audit tata kelola

teknologi informasi.

2. Telaah pustaka

A. Audit

Menurut (Wardani, 2014) Audit pada dasarnya

adalah proses sistematis dan obyektif dalam memperoleh

dan mengevaluasi bukti-bukti tindakan ekonomi, guna

memberikan asersi / pernyataan dan menilai seberapa jauh

tindakan ekonomi sudah sesuai dengan kriteria yang

berlaku dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak

terkait.

B. Tata Kelola Teknologi Informasi

1. Tata Kelola

Jogiyanto dan Abdillah (2011) menjelaskan tata

kelola (governance) merupakan suatu proses yang

dilakukan oleh suatu organisasi atau masyarakat

untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.

2. Teknologi Informasi

Menurut Handayaningsih (2013) Mendefinsikan

Teknologi Informasi (Information Technology)

adalah hardware dan software, dan bisa termasuk

di dalamnya jaringan dan telekomunikasi yang

biasanya dalam konteks bisnis atau usaha.

3. Tata Kelola Teknologi Informasi

Handayaningsih (2013) mendefinisikan tata kelola

TI yang diambil dari IT Governance Institute

adalah :

“Tata kelola TI sebagai tanggungjawab eksekutif

dan dewan direksi, sebagai bagian dari tata kelola

bisnis terdiri atas kepemimpinan, struktur dan

proses-proses organisasi, yang akan memastikan

bahwa TI organisasi tersebut bisa mendukung

dan menyampaikan tujuan strategis organisasi”.

C. COBIT 5

ISACA (2012) COBIT 5 (Control Objektives For

Information and Related Technology) COBIT 5

mendefinisikan dan menjelaskan secara rinci sejumlah

tata kelola dan manajemen proses. COBIT 5 menyediakan

kerangka kerja yang komprehensif yang membantu

perusahaan dalam mencapai tujuan mereka untuk tata

kelola dan manajemen aset informasi perusahaan dan

teknologi (TI). Secara sederhana, membantu perusahaan

menciptakan nilai yang optimal dari TI dengan menjaga

keseimbangan antara mewujudkan manfaat dan

mengoptimalkan tingkat resiko dan penggunaan sumber

daya.

- Prinsip Dasar COBIT 5

Berikut adalah gambar 1 adalah 5 prinsip

framework COBIT.

Gambar 1 Prinsip Dasar COBIT 5

(ISACA, 2012)

D. Pemetaan Balanced Scorecard COBIT 5

Apabila diartikan secara sederhana dengan kamus

bahasa, Balanced berarti keseimbangan, Scorecard berarti

kartu nilai, dapat diartikan sebuah kartu nilai untuk

menghasilkan sesuatu keseimbangan bergantung pada apa

yang dinilai. Menurut (Sarno, 2009) COBIT

mendefinisikan tujuan bisnis terkait dengan aktivitas

teknologi informasi yang umumnya ada diperusahaan.

Pada karangka kerja COBIT hanya menjelaskan tujuan-

tujuan yang berkaitan dengan TI. Pada gambar dibawah

ini dijelaskan langkah-langkah dalam menentukan proses

domain.

Gambar 2. COBIT 5 Goals Cascade Overview

(ISACA, 2012)

Page 18: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 13-19

15

E. Metode Penerapan Tata Kelola Teknologi

Informasi

Gambar 3. COBIT 5 Implementation

(ISACA, 2012)

1. Tahap 1 – Initiate Programme

Pada tahap ini menjelaskan tentang penggerak pada

organisasi dan identifikasi pendorong perubahan saat ini.

Tujuannya adalah memperoleh pemahaman tentang

organisasi yang berdiri dari tujuan, visi dan misi,

pendekatan pengelolaan saat ini dan konsep program

organisasi

2. Tahap 2 – Define Problems and Opportunities

Pada tahap ini menjelaskan tentang posisi organisasi saat

ini (as is) yang berhubungan dengan TI. Manajemen perlu

mengetahui kemampuan organisasi saat ini dan dimana

kekurangan organisasi. Hal ini dicapai dengan penilaian

kemampuan proses terhadap status proses yang dipilih.

COBIT 5 menyediakan panduan pemetaan tujuan

perusahaan terhadap tujuan TI dan proses TI. Dasar

kemampuan organisasi saat ini didapatkan dari hasil

kuesioner model maturity level. Dasar organisasi saat ini

merupakan acuan untuk melakukan peningkatan atau

perbaikan pada kemampuan organisasi saat ini dalam

pengelolaan TI.

3. Tahap 3 – Define Road Map

Pada tahap ini menjelaskan target perbaikan yang akan

dilakukan organisasi dan analisis selisih (gap) untuk

mengidentifikasi solusi potensial. Tujuannya adalah untuk

menetapkan target kemampuan untuk proses yang dipilih.

Road Map adalah arahan bagi organisasi yang

digambarkan dengan jalur-jalur pengembangan untuk

mencapai tujuan pengembangan aplikasi pada organisasi.

Road Map digunakan untuk memastikan pengguna TI

benar-benar mendukung tujuan organisasi. GAP adalah

metode untuk membandingkan kinerja nyata dengan

potensi kerja [13]. GAP didapatkan dari hasil analisa

kekampuan organisasi saat ini (as is) yang didapatkan dari

hasil kuesioner model maturity level dengan target yang

diharapkan (to be).

4. Tahap 4 – Plan Programme

Pada tahap ini menjelaskan tentang apa yang harus

dilakukan organisasi yang berupa solusi perbaikan dan

rekomendasi. Tujuan tahap ini menerjemahkan

kesempatan memeperbaiki proses yang dipilih.

F. Pengukuran Model Kematangan (Maturity Level)

Merupakan model kematangan untuk mengontrol

prose-proses teknologi informasi dengan menggunakan

metode penilaian / scoring, tujuan maturity model adalah

antara lain:

a. Organisasi dapat mengetahui posisi kematangan

teknologi informasi pada saat ini.

b. Organisasi secara terus menerus dan

berkesinambungan harus berusaha untuk

meningkatkan levelnya sampai tingkat tertinggi

agar aspek governance terhadap teknologi

informasi dapat berjalan secara efektif. Tingkat

kematangan yang digunakan untuk penilaian pada

Maturity Model yaitu skala 0 sampai 5.

3. Metodologi Penelitian

Hasil pembahasan ini menggunakan metode

pengumpulan data yaitu pengamatan, wawancara, tinjauan

pustaka, dan dokumentasi.

A. Kerangka Penelitian

Gambar 4. Kerangka Penelitian

Page 19: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 13-19

16

B. Tahapan Penelitian

Gambar 5. Tahapan Penelitian

C. Metode Pengumpulan Data

1. Data primer diperoleh langsung di lapangan ketika

peneliti melakukan observasi, wawancara dan

pemberian kuesioner ke PT PELINDO II (Persero)

Cabang Panjang.

2. Data sekunder diperoleh dari kajian pustaka yang

berhubungan dengan tata kelola teknologi

informasi

D. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data

deskriptif kualitatif yang menekankan pada sumber data

dan fakta. Sumber data dijelaskan pada bagian 3.3 metode

pengumpulan data dengan dua sumber data yaiutu data

primer dan data sekunder. berdasarkan data yang sudah

dikumpulkan tersebut melalui observasi, wawancara,

kuesioner dan studi literatur maka tahapan selanjutnya

adalah data tersebut dianalisis untuk dikembangkan lagi.

Seluruh data yang diperoleh di PT Pelabuhan Indonesia II

Cabang Panjang dianalisis menggunakan model

kematangan (maturity level).

E. Analisis Perhitungan

Perhitungan dilakukan berdasarkan hasil kuesioner

yang dibagian ke karyawan dan pegawai pada PT

Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang.

Perhitungan menggunakan rata-rata statistik atau mean

berupa total nilai dari berbagai item dalam setiap

kuesioner yang dibagi dengan jumlah total item kuesioner.

Perhitungan dapat dikerjakan dengan rumus dibawah ini :

F. Identifikasi Domain dan Proses COBIT 5

Dari proses mapping COBIT 5 dan tujuan terkaita

teknologi informasi dapat disimpulkan domain dan proses

COBIT 5 yang akan digunakan yaitu APO08 (Manage

Relationship). Proses ini menjelaskan tentang pengelolaan

hubungan bisnis dengan TI yang fokus pada tujuan

perusahaan. Pada penelitian ini, proses APO08 akan

digunakan sebagai proses untuk mengetahui bagaimana

relasi tingkat kematangan dari penerapan sistem VGM

(Verified Gross Mass) dalam mendukung proses bisnis

untuk memberikan pelayanan operasional petikemas.

Proses dan tujuan pada tabel 1

Tabel 1. Daftar Proses COBIT 5

4. Hasil Dan Pembahasan

A. Tahap 1 – Initiate Programme

Langkah pertama dalam melakukan pengelolaan

terhadap teknologi informasi pada PT Pelabuhan

Indonesia II (Persero) Cabang Panjang adalah

mengidentifikasi penggerak atau pendorong pada

organisasi. Penggerak pada organisasi tersebut dijelaskan

pada gambaran umum tentang perusahaan. Tujuannya

adalah memperoleh pemahaman tentang perusahaan

secara terperinci yang meliputi struktur organisasi, tujuan,

visi dan misi.

B. Tahap 2 - Define Problems and Opportunities

- Perhitungan Maturity Level

Page 20: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 13-19

17

Tabel 2. Daftar Hasil Perhitungan Maturity Level

Proses Keterangan Maturity

As Is

APO08.01 Memahami harapan

bisnis

4,9

APO08.02

Mengidentifikasi

peluang, risiko dan

kendala TI untuk

meningkatkan bisnis

4,8

APO08.03 Mengelola hubungan

bisnis

4,8

APO08.04 Koordinasi dan

komunikasi

4,9

APO08.05

Memberikan masukan

untuk perbaikan

berkelanjutan dari

pelayanan

4,9

APO08 Mengelola hubungan 4,9

Berdasarkan data rekapitulasi diatas, hasil perhitungan

maturity level dapat disimpulkan bahwa Tingkat

kematangan maturity level saat ini pada domain APO08

(Manage Relationship) proses APO08.01, APO08.02,

APO08.03, APO08.04 dan APO08.05 adalah level 4

(Managed and Measurable) yang berarti penerapan

teknologi informasi telah memiliki ukuran dan sudah

dijadikan sasaran maupun obyektifitas kinerja perusahaan.

Secara umum tingkat kematangan perusahaan dalam

mengelola teknologi informasi sudah mengacu pada level

best practice.

- Pengumpulan Hasil Temuan

a. Hasil Temuan Pada APO08.01 (Memahami

Harapan Bisnis)

Pelabuhan Panjang mengadaptasi proses dan

teknologi yang sesuai dengan standar kualitas

internasional. Secara berkelanjutan memonitor,

mengevaluasi serta menyempurnakan proses bisnis

untuk memberikan pelayanan yang terbaik.

b. Hasil Temuan Pada APO08.02 (Mengidentifikasi

Peluang, Risiko dan Kendala TI untuk

Meningkatkan Bisnis)

Adanya pengembangan proses manajemen risiko di

perusahaan. Tujuan utama manajemen risiko adalah

untuk memitigasi dampak negatif risiko terhadap

perusahaan melalui proses pemantauan yang akurat

dan perumusan langkah-langkah pencegahan. Objek

risiko operasional mencakup kegiatan yang

berkaitan langsung dengan proses bisnis pokok

kepelabuhanan yang terukur dalam sasaran mutu dan

KPI tahun 2015 yaitu pada proses: perencanaan, dan

pengendalian operasi, pelayanan barang non

petikemas, pelayanan petikemas, pelayanan rupa-

rupa usaha, serta dukungan teknik. Adanya

pemahaman bahwa bisnis dan teknologi informasi

mendukung tujuan perusahaan sesuai dengan

Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-

02/MBU/2013 tentang Panduan Penyusunan

Pengelolaan Teknologi Informasi BUMN untuk

memastikan iniastif IT selaras dengan bisnis

perusahaan serta sebagai acuan untuk

pengembangan teknologi informasi selanjutnya

terkait arsitektur data atau informasi, infrastruktur

dan aplikasi.

c. Hasil Temuan Pada APO08.03 (Mengelola

Hubungan Bisnis)

Sebagai wujud kepatuhan terhadap program Good

Corporate Governance, manajemen PT Pelabuhan

Indonesia II (Persero) Cabang Panjang membuka

akses seluas-luasnya kepada seluruh pemangku

kepentingan (stakehoder) perusahaan maupun

masyarakat umum yang ingin mengetahui berbagai

hal seputar Pelabuhan Panjang dengan mengakses

beberapa media informasi yang telah disediakan,

diantaranya seperti: website, media sosia, sms

gateway, dan email. Adanya kegiatan memberikan

penghargaan kepada kepada seluruh stakeholder

kepelabuhanan seperti pemilik barang, para agen

kapal, perusahaan bongkar-muat, dan lainnya, yang

selama ini dianggap telah memberikan kontribusi

signifikan kepada perusahaan

d. Hasil Temuan Pada APO08.04 (Koordinasi dan

Komunikasi)

Adanya proses komunikasi layanan TI. Untuk

membangun komunikasi dua arah dengan pelanggan

dan sekaligus untuk meningkatkan mutu layanan

kepada pengguna jasa, manajemen PT Pelabuhan

Indonesia II (Persero) Cabang Panjang telah

melakukan berbagai hal, diantaranya adalah:

membuka layanan pengaduan pelanggan melalui

beberapa saluran, yakni melalui mekanisme rapat

pertemuan yang diselenggarakan setiap hari Selasa

dan Kamis, surat, email, website, kotak saran di

loket-loket pelayanan, dan SMS baik dari cargo

owner maupun pihak agen kapal, dimana semua

keluhan pelanggan yang masuk diterima dengan

baik, dicatat dan segera direspon atau ditindaklanjuti

agar keluhan serupa tidak terulang kembali. Adanya

langkah khusus untuk seluruh cabang pelabuhan

dalam pelayanan jaringan, yaitu telah dilengkapi

dengan jaringan backup menggunakan provider non-

Telkom untuk mengantisipasi apabila jaringan utama

bermasalah.

c. Hasil Temuan Pada APO08.05 (Memberikan

Masukan untuk Perbaikan Berkelanjutan dari

Pelayanan)

Adanya proses melakukan analisis kepuasan

pelanggan. Untuk mendapatkan umpan balik dari

para pelanggan guna meningkatkan kualitas layanan

yang dihasilkan, setiap tahun manajemen PT

Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang

melaksanakan Survey Kepuasan Pelanggan. Survey

dilakukan dengan melibatkan konsultan independen

yang kompeten.

Page 21: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 13-19

18

C. Tahap Define Road Map

Berikut merupakan diagram hasil pencapaian maturity

level pada domain APO08 (Manage Relationship).

Gambar 6. Grafik Pencapaian Maturity Level

Pada Domain APO08

- Analisa GAP

a. Analisa Gap Pada APO08.01 (Memahami Harapan

Bisnis)

Tabel 4.2 Gap Maturity Level Proses APO08.01

Proses Gap Maturity Level

APO08.01 Kegiatan perencanaan, monitoring dan

penyesuaian pengembangan teknologi

informasi terhadap proses bisnis sudah

dilakukan secara berkala. Namun belum

dilakukan secara maksimal pada

penerapan sistem VGM (Verified Gross

Mass) yang kini baru diimplementasikan

pada terminal petikemas Pelabuhan

Panjang.

Divisi sistem informasi belum

melakukan rencana analisis untuk

mengetahui isu-isu pemanfaatan

teknologi saat ini, khususnya pada

sistem VGM (Verified Gross Mass).

Belum adanya upaya mengoptimalkan

pengembangan layanan TI terhadap

bisnis proses.

b. Analisa Gap Pada APO08.02 (Mengidentifikasi

Peluang, Risiko dan Kendala Teknologi Informasi

untuk Meningkatkan Bisnis)

Tabel 4.3 Gap Maturity Level Proses APO08.02

Proses Gap Maturity Level

APO08.02 Belum optimalnya sistem manajemen

risiko dan sistem pengendalian internal.

c. Analisa Gap Pada APO08.03 (Mengelola

Hubungan Bisnis)

Tabel 4.4 Gap Maturity Level Proses APO08.03

Proses Gap Maturity Level

APO08.03 Terus meningkatkan program Good

Corporate Governance agar proses dan

mekanisme dalam menjalankan

operasional dan proses bisnis

perusahaan dapat terlaksana

dengan baik.

d. Analisa Gap Pada APO08.04 (Koordinasi dan

Komunikasi)

Tabel 4.5 Gap Maturity Level Proses APO08.04

Proses Gap Maturity Level

APO08.04 Belum adanya komunikasi khusus

secara terarah dalam pengelolaan

masalah TI.

Penerapan aplikasi helpdesk belum

terakomodir pada sistem VGM

(Verified Gross Mass).

e. Analisa Gap Pada APO08.05 (Memberikan

Masukan untuk Perbaikan Berkelanjutan dari

Pelayanan)

Tabel 4.6 Gap Maturity Level Proses APO08.05

Proses Gap Maturity Level

APO08.05 Pelabuhan panjang belum secara

optimal membangun struktur

organisasi dan kedudukan divisi audit

untuk mengawasi kepatuhan internal,

manajemen risiko dan jaminan mutu.

Belum adanya pelaporan pelanggaran

baik dari pihak internal maupun

eksternal dalam melengkapi sistem

pengendalian internal.

Belum adanya prosedur khusus yang

tersktruktur dalam pengelolaan layanan

TI.

D. Tahap 4 – Plan Programme

- Rekomendasi Perbaikan

a. Rekomendasi Perbaikan APO08.01 (Memahami

Harapan Bisnis)

Terus melakukan transformasi terhadap

kelangsungan layanan TI dengan mempertahankan

informasi yang up to date, serta memenuhi standar

prosedur pengelolaan TI yang sesuai dengan

kebijakan dan kebutuhan tujuan perusahaan. Divisi

teknik dan sistem informasi mengembangkan IT

Governance untuk meningkatkan layanan TI dalam

bisnis proses maupun back office sebagai upaya

mengoptimalkan Information and Technology

General Control (ITGC).

b. Rekomendasi Perbaikan APO08.02

(Mengidentifikasi Peluang, Risiko dan Kendala

Teknologi Informasi untuk Meningkatkan

Bisnis)

Mengoptimalkan pengelolaan Sistem Pengendalian

Internal dan manajemen risiko berdasarkan kerangka

acuan Sistem Pengendalian Internal Perseroan Pasal

26 Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-

01/2011 tentang Penerapan Praktik Good Corporate

4,6

4,8

5

APO0

8.01

APO0

8.02

APO0

8.03

APO0

8.04

APO0

8.05

Grafik Pencapaian Maturity Level

Domain APO08 (Manage

Relationship)

Maturity

Level As Is

MaturityLev

el To Be

Page 22: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 13-19

19

Governance pada BUMN. Memperkuat sistem

pengendalian internal melalui: a) Penyempurnaan

struktur organisasi yang mencakup pemisah tugas

dan wewenang, kebijakan, penerapan sistem dan

prosedur operasi, b) Penerapan enterprise risk

management, risiko-risiko utama dan strategis telah

diidentifikasi, dipetakan, dan dikelola secara

memadai, c) Implementasi Information and

Communication Technology (ICT) yang mencakup

seluruh aktivitas perseroan hingga pelaporan, d)

Proses monitoring dan evaluasi dilakukan oleh

atasan langsung.

c. Rekomendasi Perbaikan APO08.03 (Mengelola

Hubungan Bisnis)

Terus meningkatkan program tanggung jawab sosial

perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang

bermanfaat, berkesinambungan dan dapat dirasakan

efek positifnya dalam mengelola hubungan dengan

masyarakat. Mulai memfokuskan program

komunikasi pemasaran terhadap keunggulan-

keunggulan yang dimiliki oleh Pelabuhan Panjang

baik itu fasilitas, peralatan, maupun pelayanan

dengan mengoptimalkan penggunaan media massa

khususnya media elektronik dan media cetak.

d. Rekomendasi Perbaikan APO08.04 (Koordinasi

dan Komunikasi)

Membangun Centralized IT Service Support yang

berfungsi sebagai IT Helpdesk untuk melayani

keluhan dan gangguan layanan IT diseluruh cabang.

c. Rekomendasi Perbaikan APO08.05

(Memberikan Masukan untuk Perbaikan

Berkelanjutan dari Pelayanan)

Melakukan penataan data customer melalui program

Customer Data Management, Customer Data

Management selain bermanfaat untuk mengelola

data customer, diharapkan juga bermanfaat untuk

mendukung rencana perusahaan menerapkan sistem

Customer Relationship Management. Penerapan

sistem Customer Relationship Management pada

perusahaan nantinya diharapkan bermanfaat bagi

perusahaan untuk memahami kebutuhan pada

customer dan juga meningkatkan respon perusahaan

terhadap kebutuhan customer. Untuk melengkapi

keseluruhan sistem pengendalian internal dan

pelaksanaan tata kelola yang baik, perusahaan dapat

mengembangkan ssebuah sistem untuk mengelola

pelaporan kecurangan, pelanggaran serta indikasi

jika adanya perilaku yang tidak benar, tidak etis atau

ilegal. Menyusun dan menerapkan framework untuk

pengembangan Software Development Life Cycle

(SDLC) dan kebijakan pengelolaan sistem informasi

sebagai tindak lanjut laporan audit sistem informasi.

Menyempurnakan seluruh bisnis model pelayanan

kapal dan barang sebagai upaya meningkatkan

kualitas pelayanan dan mengefektifkan pengendalian

internal termasuk diantaranya menerapkan sistem

aplikasi untuk terminal petikemas, sistem

pergudangan, pengelolaan lapangan, demaga,

armada dan sebagainya.

5. Simpulan

Tingkat kematangan maturity level saat ini pada

domain APO08 (Manage Relationship) adalah level 4

(Managed and Measurable) yang berarti penerapan

teknologi informasi telah memiliki ukuran dan sudah

dijadikan sebagai sasaran maupun obyektifitas kinerja

perusahaan. Secara umum tingkat kematangan perusahaan

dalam mengelola teknologi informasi sudah mengacu

pada level best practice. Perhitungan maturity level

didapatkan dari rekapitulasi hasil jawaban kuesioner

maturity level. Perhitungan menggunakan rata-rata

statistik atau mean dari berbagai item dalam setiap

kuesioner pada domain APO08 (Manage Relationship)

dengan nilai rata-rata tingkat kematangan saat ini

(maturity level as is) adalah 4,9. Sedangkan target tingkat

kematangan yang diharpakan perusahaan (maturity level

to be) adalah 5, sehinggan adanya gap sebesar 0.1.

Referensi

[1] Nugroho, R., Suryono, R., Darwis, D. “Audit Tata

Kelola Teknologi Informasi Untuk Integritas Data

Menggunakan Framework Cobit 5 pada PT Kereta

Api Indonesia (Persero) Divre IV TNK”. Jurnal

TEKNOINFO. Vol. 10, No.1, 2016, 1-6. 2016.

[2] ISACA. COBIT 5 A Business Framework for the

Governance and Management of Enterprise IT.USA:

IT Governance Institute. 2012

[3] ISACA. 2012. COBIT 5 Enabling Process.USA: IT

Governance Institute.

[4] ISACA. 2012. COBIT 5 Enabling Information.USA:

IT Governance Institute.

[5] ISACA. 2012. COBIT 5 Implementation.USA: IT

Governance Institute.

[6] Jogiyanto, H.M. & Abdillah, W. 2011. Sistem Tata

Kelola Teknologi Informasi. Yogyakarta:ANDI.

[7] Khotari, C.R. 2004. Research Methodology Methods

and Techniques Second. New Delhi: New Age

Publisher.

[8] Sanjaya, Wina. 2013. Pelelitian Pendidikan: Jenis,

Metode dan Prosedur. Jakarta: Kharisma Putra

Utama.

[9] Sarno, Riyanto. 2009. Audit Sistem dan Teknologi

Informasi. Surabaya: ITSpers.

[10] Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif.

Bandung: ALFABETA.

[11] Suryono,R., Darwis, D. Gunawan, S. “Audit Tata

Kelola Teknologi Informasi Menggunakan

Framework Cobit 5 (Studi Kasus: Balai Besar

Perikanan Budidaya Laut Lampung)”. Jurnal

TEKNOINFO. Vol. 12, No.1, 2018, 16-22. 2018.

[12] Surendro, K. 2009. Implementasi Tata Kelola

Teknologi Informasi. Bandung: Informatika.

[13] Wakhinuddin. 2009. Analisa Gap. Dikutip pada 10

Mei 2017.

Page 23: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol:1, No:1, 20-25

20

PEMANFAATAN AUGMENTED REALITY (AR) PADA MEDIA

PEMBELAJARAN PENGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

BERBASIS ANDROID

Ardyansyah Harahap1, Adi Sucipto2*, Jupriyadi3

Program Studi Informatika, FTIK Universitas Teknokrat Indonesia 1

Program Studi Teknologi Informasi, FTIK Universitas Teknokrat Indonesia 2,3

Email:[email protected], [email protected]*, [email protected]

Abstract

The development of technology in the field of electronics requires students and instructors to be able to recognize, know

and understand the components associated with electronics. This study aims to design an application that can provide

information about electronic component symbols in the form of names, functions and images of physical shapes in

accordance with markerless that have been inputted into the Vuforia SDK library. This study developed the Augmented

Reality application as an introduction to Electronic Components by using several tools such as: MDLC, Unity, ARToolkit,

and Blender to better identify students about Electronic Components. The application of Augmented Reality in this study

uses the Marker Based and Monitor Based System methods. Augmented Reality Applications Electronic Components

were tested using BlackBox with the results of passing the system's 100% functional test and usability test results using

the learnability aspects questionnaire 4.47, efficiency 4.43, memorability 4.2, errors 4.5, and satisfaction 4.52,

application This is tested in the "Good" category. Although there are obstacles in the quality of the camera and lighting,

the test results show that this application is interesting, and deserves to be redeveloped, so that the application of

Augmented Reality in SMK Nusantara 1 Kotabumi is an appropriate step to support the concept of learning methods.

Keywords: symbol, electronic components, Augmented Reality, Unity, Marker based.

Abstrak

Perkembangan teknologi di bidang elektronika menuntut kalangan pelajar dan pengajar untuk dapat mengenali,

mengetahui dan memahami komponen-komponen yang berhubungan dengan elektronika. Penelitian ini bertujuan

merancang suatu aplikasi yang dapat memberikan informasi tentang symbol komponen elektronika berupa nama, fungsi

dan gambar bentuk fisik sesuai dengan markerless yang telah diinput kedalam library Vuforia SDK. Penelitian ini

mengembangkan aplikasi Augmented Reality sebagai pengenalan Komponen Elektronika dengan menggunakan beberapa

tools seperti : MDLC, Unity, ARToolkit, dan Blender agar semakin mengenali pelajar tentang Komponen Elektronika.

Penerapan Augmented Reality pada penelitian ini menggunakan metode Marker Based dan Monitor Based System.

Aplikasi Augmented Reality Komponen Elektronika diuji menggunakan BlackBox dengan hasil lulus uji fungsional sistem

100% dan hasil pengujian usability menggunakan kuesioner Aspek learnability 4,47, efficiency 4,43, memorability 4,2,

errors 4,5, dan satisfaction 4,52, aplikasi ini teruji dalam kategori “Baik”, Meskipun kendala terdapat pada kualitas

kamera dan pencahayaan namun hasil pengujian menunjukan bahwa aplikasi ini menarik,dan layak untuk dikembangkan

kembali, sehingga penerapan Augmented Reality di SMK Nusantara 1 Kotabumi merupakan langkah tepat guna

mendukung konsep metode pembelajaran.

Kata Kunci: simbol, komponen elektronika, Augmented Reality, Unity, Marker based.

1. Pendahuluan

Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini,

komputer memiliki banyak manfaat di berbagai bidang

manusia yaitu bidang informasi, edukasi, bisnis dan

komunikasi. Begitu banyak teknologi sebagai kebutuhan

dalam mempermudah aktivitas manusia sehari-hari,

seperti aktivitas militer, pemerintah, perkantoran, hiburan

dan pendidikan. Salah satu teknologi komputer yang

sedang berkembang pada saat ini adalah Augmented

Reality (AR). Augmented Reality adalah sebuah teknologi

untuk menggabungkan dunia nyata dan dunia maya.

Augmented Reality menggunakan kamera (real time) yang

akan menangkap sebuah gambar untuk menampilkan

sebuah model visualisasi yang tentunya dapat membantu

aktivitas dalam sistem belajar mengajar. Teknologi

Augmented Reality (AR) telah dikembangkan pada iOS

dan Android. Sistem operasi mobile keduanya tentunya

begitu tren di kalangan masyarakat karena sangat mudah

digunakan dan stylish, terutama pada platform Android.

Android adalah sistem operasi yang berbasis linux yang

telah dimodifikasi untuk digunakan di smartphone dan

juga tablet PC.

Komponen Elektronika sangat cocok untuk dijadikan

sebagai teknologi Augmented Reality (AR) karena

Page 24: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 20-25

21

minimnya masyarakat tentang pengetahuan akan bentuk

dan fungsi dari sebuah komponen. Karena komponen

elektronika berupa sebuah alat atau benda yang menjadi

bagian pendukung suatu rangkaian elektronika yang dapat

bekerja sesuai dengan kegunaanya. Benda yang menempel

langsung pada papan rangkaian berupa PCB (Printed

Circuit Board) dengan cara di solder. sebagian sekolah

mempunyai fasilitas minim, sehingga pemahaman siswa

mengenai teknologi informasi pun masih kurang.

Lingkungan sekolah sangat berperan penting dalam proses

belajar siswa. Sarana prasarana yang terdapat disekolah

sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Sarana

prasarana yang tidak lengkap akan membuat proses

pembelajaran akan terlambat. Begitu juga dengan peran

guru dalam proses pembelajaran yang digunakan oleh

guru dalam menyampaikan materi kepada siswa.

Pada penelitian ini akan dikembangkan aplikasi

pembelajaran pengenalan elektronika untuk siswa yang

dapat menampilkan komponen-komponen elektronika

secara digital dengan pemanfaatan teknologi Augmented

Reality. Aplikasi Augmented Reality ini menyediakan

informasi dalam bentuk digital dan multimedia. Aplikasi

ini digunakan untuk mempermudah para siswa untuk

mempelajari komponen elektronika melalui model 3

dimensi yang disajikan pada smartphone android.

Teknologi Augmented Reality sangat potensial sebagai

sarana edukasi dan dengan aplikasi ini diharapkan dapat

menambah rasa tertarik dan keingintahuan para siswa

yang ingin lebih mengenal komponen elektronika beserta

fungsinya.

Pada penelitian ini akan dikembangkan aplikasi

dengan menampilkan benda elektronika secara digital

dengan pemanfaatan teknologi Augmented Reality.

Aplikasi ini digunakan untuk mempermudah siswa

mempelajari Komponen Elektronika melalui model 3D

yang disajikan pada Android dan dengan pembacaan

markerless melalui kamera Smartphone.Tujuan dalam

penelitian Penelitian ini adalah untuk merancang dan

mengimplementasikan aplikasi smartphone yang

menampilkan komponen elektronika secara menarik

dengan penerapan Augmented Reality, sehingga dapat

digunakan di dalam media pembelajaran.

2. Telaah Pustaka

A. Augmented Reality

Menurut Ronald T. Azuma .et al (2001,34) dari

Penelitiannya yang berjudul Recent Advances in

Augmented Reality, Augmented Reality adalah sebuah

sistem yang mendukung dunia nyata dengan objek virtual

(computer-generated) yang muncul bersamaan di

ruang/tempat yang sama seperti dunia nyata. Sistem

Augmented Reality harus mempunyai ciri sebagai berikut;

Mengkombinasikan kenyataan dan objek virtual di

lingkungan nyata, Bersifat interaktif, dan di real

time(waktu nyata), dan menyelaraskan kenyataan dan

objek virtual satu dengan lainnya. Input berupa

marker/markerless. Web kamera PC/Laptop akan

membaca marker, setiap marker merepresentasikan model

3D yang berbeda-beda.

Menurut Dhiraj Amin dan Shavari Govilkar

(2015),ada dua jenis inputan, yaitu:

Marker

Augmented Reality dengan marker menggunakan

symbol/gambar sebagai point referensi dimana

komputer akan menampilkan gambar. Didalam sistem,

kamera secara terus menerus mengambil gambar objek

dan memproses gambar untuk mengestimasi posisi,

orientasi, dan pergerakan dari visualisasi display ke

target objek.

Markerless

Sistem AR Marker-less/ tanpa marker menggunakan

kombinasi dari perangkat elektronik seperti

accelerometer, kompas dan Global Positioning

System(GPS). [2]

Gambar 1. Proses deteksi marker

(Fotis Liarokapis , 2015)

B. Unity

Menurut Andre kurniawan Pamoedji. et al (2016)

dalam bukunya yang berjudul mudah membua game

Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) dengan

Unity 3D, Unity adalah sebuah software pemrograman

yang digunakan untuk membuat berbagai macam aplikasi.

Mayoritas penggunaan Unity adalah untuk pembuatan

aplikasi Game. Tetapi dengan menggunakan Unity ,dapat

juga membuat berbagai macam aplikasi seperti prenstasi,

website bahkan dapat membuat Augmented Reality.[3]

C. Vuforia

Vuforia SDK adalah Software Development Kit

berbasis AR yang menggunakan layar perangkat mobile

sebagai “lensa ajaib” atau kaca untuk melihat kedalam

dunia Augmented dimana dunia nyata dan virtual muncul

berdampingan. Aplikasi ini membuat preview kamera

secara langsung pada layer smartphone untuk mewakili

pandangan dari dunia fisik. Objek 3D akan Nampak secara

langsung dilayar smartphone, sehingga akan terlihat

Objek 3D berada di dalam dunia nyata, Vuforia SDK

terdiri dari 2 komponen utama yaitu library QCAR dan

target management system.[4]

D. Blender

Blender adalah software open source yang digunakan

untuk membuat konten 3D dan animasi. Blender dapat

digunakan untuk membuat visualisasi 3D seperti gambar,

video dan video games interaktif real-time. Blender

merupakan software lintas platform dan berjalan di sistem

Linux, Mac-OSX dan Microsoft Windows dengan

Page 25: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol:1, No:1, 20-25

22

kebutuhan memory dan hardisk yang kecil. Interface nya

menggunakan OpenGL untuk menyediakan pengalaman

konsisten selama hardware dan platformnya

mendukung.[5]

E. Android

Android adalah sistem operasi yang digunakan di

smartphone dan juga tablet PC. Fungsinya sama seperti

sistem operasi Symbian di Nokia, iOS di Apple dan

BlackBerry OS. Android tidak terikat ke satu merek

Handphone saja, beberapa vendor terkenal yang sudah

memakai Android antara lain Samsung , Sony Ericsson,

HTC, Nexus, Motorolla, dan lain-lain.

Android pertama kali dikembangkan oleh perusahaan

bernama Android Inc., dan pada tahun 2005 di akuisisi

oleh raksasa Internet Google. Android dibuat dengan basis

kernel Linux yang telah dimodifikasi, dan untuk setiap

release-nya diberi kode nama berdasarkan nama hidangan

makanan.

Keunggulan utama Android adalah gratis dan open

source, yang membuat smartphone Android dijual lebih

murah dibandingkan dengan Blackberry atau

iPhone meski fitur (hardware) yang ditawarkan Android

lebih baik.[6]. Ada beberapa penelitian tentang aplikasi

berbasis andorid [15].

F. Multimedia

Menurut (Gayeski, 1993) mendefinisikan multimedia

sebagai kumpulan media berbasis komputer dan sistem

komunikasi yang memiliki peran untuk membangun,

menyimpan, menghantarkan dan menerima informasi

dalam bentuk teks, grafik, audio, video, dan

sebagainya.[7]

Menurut (Luther, 1994) dalam (Sutopo, 2002)

metodologi pengembangan multimedia terdiri dari enam

tahap, yaitu:

1. Concept (Pengonsepan)

2. Design (Pendesainan)

3. Material collecting (Pengumpulan materi)

4. Assembly (Pembuatan)

5. Testing (Pengujian)

6. Distribution (Penyebaran).

Keenam tahap ini tidak harus berurutan dalam

praktiknya, tahap-tahap tersebut dapat saling bertukar

posisi. Meskipun begitu, tahap concept memang harus

menjadi hal yang pertama kali dikerjakan.[8] Tahap

pengembangan multimedia dapat dilihat pada gambar 2

berikut.

Gambar 2. Tahap Pengembangan Multimedia.

(Sutopo, 2002)

G. Pengujian Blackbox

Menurut Pressman (2012), Pengujian blackbox atau

kotak hitam juga disebut pengujian perilaku, berfokus

pada persyaratan fungsionalitas perangkat lunak.

Pengujian blackbox bukan alternative dari pengujian

whitebox, sebaliknya ini merupakan pendekatan

pelengkap yang mungkin dilakukan untuk mengungkap

kelas kesalahan yang berbeda dari yang ditangkap metode

whitebox.

Pengujian Blackbox berupaya untuk menemukan

kesalahan dalam kategori berikut:

1. Fungsi yang salah atau hilang

2. Kesalahan antarmuka

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses basis

data eksternal

4. Kesalahan prilaku atau kinerja

5. Kesalahan inisialisasi dan penghentian.

H. ISO 9241

Pengukuran Usability Sistem Menggunakan Use

Questionnaire pada Aplikasi Android oleh Rahardi

D.R.(2014). Menyebutkan bahwa Usability adalah tingkat

kualitas dari sistem yang mudah dipelajari, mudah

digunakan dan mendorong pengguna untuk menggunakan

sistem sebagai alat bantu positif dalam menyelesaikan

tugas. Dalam konteks ini, yang dimaksud sebagai sistem

adalah perangkat lunak atau halaman web. Usability

adalah suatu ukuran, dimana pengguna dapat mengakses

fungsionalitas dari sebuah sistem dengan efektif, efisien

dan memuaskan dalam mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan Guidance of Usability ,ISO 9241:11(1998)

pada penelitian ini aspek yang akan diuji meliputi :

1. Kemudahan (learnability) didefinisikan seberapa

cepat pengguna mahir dalam menggunakan sistem

serta kemudahan dalam penggunaan menjalankan

suatu fungsi serta apa yang pengguna inginkan dapat

meraka dapatkan.

Shackel (1990) dan Nielsen (1993) berpendapat

learnability sebagai tingkat kemudahan sistem untuk

dipelajari, diukur melalui waktu yang diperlukan

untuk mempelajari penggunaan sistem hingga

mencapai level kemahiran tertentu.

2. Efisiensi (efficiency) didefenisikan sebagai sumber

daya yang dikeluarkan guna mencapai ketepatan dan

kelengkapan tujuan. Nielsen (1993) mengaitkan

efisiensi dengan kebutuhan sumber daya, seperti

usaha, waktu dan biaya, untuk mencapai tujuan

pemakaian sistem tersebut.

3. Mudah diingat (memorability) didefinisikan

bagaimana kemapuan pengguna mempertahankan

pengetahuannya setelah jangka waktu tertentu,

kemampuan mengngat didapatkan dari peletakkan

menu yang selalu tetap.

Page 26: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 20-25

23

4. Kesalahan dan keamanan (errors) didefinisikan

berapa banyak kesalahan-kesalahan apa saja yang

dibuat pengguna, kesalahan yang dibuat pengguna

mencangkup ketidaksesuaian.

Kepuasan (satisfaction) didefinisikan kebebasan dari

ketidaknyamanan, dan sikap positif terhadap penggunaan

produk atau ukuran subjektif sebagaimana pengguna

merasa tentang penggunaan sistem. Kriteria kepuasan

menjadi pertimbangan bagi Nielsen (1993) dan standar

ISO 9241-11. Kepuasan pengguna terhadap sistem yang

dipakainya mengindikasikan bahwa sistem tersebut layak

pakai.

3. Metode Penelitian

A. Tahapan Penelitian

Dalam perancangan Augmented Reality ini memiliki

tahap-tahap yang akan dilakukan dengan menggunakan

metode pengembangan multimedia menurut Luther-

Sutopo yang terdiri dari enam tahap, yaitu Concept

(Pengonsepan), Design (Perancangan), Material

Collecting (Pengumpulan Bahan), Assembly (Pembuatan),

Testing (Pengujian), Distribution (Penyebaran).

Concept (Pengonsepan) Pada penelitian ini akan

dikembangkan sebuah Augmented Reality dengan konsep

pengenalan Komponen Elektronika menggunakan

platform Android dengan tampilan 3D yang diperuntukan

untuk siswa. Augmented Reality Komponen Elektronika

ini termasuk dalam media pembelajaran karena aplikasi

ini di spesifikasikan pada unsur pendidikan yang memuat

nilai-nilai komponen elektronika sebagai sarana

pengenalan yang bersifat mengenalkan Komponen hasil

komponen elektronika, serta sebagai alternatif untuk

meningkatkan minat siswa untuk mengenal Komponen

hasil Komponen Elektronika.

Design (Perancangan) ini merupakan tahap

perancangan untuk menggambarkan perancangan dari tiap

scene aplikasi, gambaran dari scene bentuk visual

perancangan, audio, durasi, keterangan, dan narasi untuk

suara akan dibuat dengan beberapa tahapan.

Pada penelitian ini spesifikasi yang akan dibuat

berdasarkan langkah berikut :

6. Perancangan Story Board

7. Perancangan struktur navigasi

8. Perancangan flowchart program

9. perancangan interface.

Pengumpulan Bahan (Material Collecting) merupakan

bagian pengembangan dimana tahapan yang dilakukan

setelah perancangan desain. Dari daftar konten yang sudah

dibuat pada tahap desain, pengembang harus

mengumpulkan konten materialnya. Pekerjaan ini sering

dikerjakan parallel dengan tahapan penggabungan atau

assembly, terutama jika system authoring mengijinkan

konten dummy untuk digunakan sampai konten yang

sebenarnya ada. Konten material didapat dari sumber luar

atau membuat sendiri sesuai kebutuhan. Perencanaan yang

dilakukan dalam pengumpulan materi atau bahan berupa

audio, gambar-gambar Komponen elektronika yang ada di

SMK Nusantara 1 Kotabumi, gambar-gambar background

dan lain-lain.

Pembuatan (Assembly) adalah Tahap pembuatan

seluruh objek berdasarkan konsep yang akan segera

dirancang dan diimplementasikan adalah bagian dari

tahapan penelitian multimedia. Berikut adalah rincian

tahap pembuatan (assembly) dari aplikasi ini.

1. Pertama, dalam pembuatan model 3D yaitu dengan

menggunakan tools Blender, proses pembuatan model

3D disesuaikan dengan bahan gambar yang telah di

kumpulkan, Lalu di buat sedemikian rupa sesuai

dengan aslinya.

2. Tahapan kedua memasukkan seluruh objek 3D dan

bahan lain yang telah dirancang pada tahap material

collecting kedalam Unity. Unity yang digunakan harus

disertai dengan Android SDK dan Java Development

Kit (JDK) untuk dapat melakukan build & run pada

device Android.

3. Tahapan kedua ialah pembuatan coding dan scene.

Scene yang telah direncanakan sebelumnya dibuat

setelah itu masing-masing objek harus memiliki fungsi

dengan pengkodean bahasa C# yang dibuat pada

aplikasi MonoDevelop yang terintegrasi langsung

dengan Unity.

Setelah tahap pembuatan scene dan coding. Langkah

selanjutnya adalah menjalankan debugging pada kode

yang diketik, jika tidak terdapat kesalahan maka

komponen-komponen tersebut dijalankan pada Unity. Jika

tidak ada kesalahan dalam perilaku atau bug, maka dapat

dilakukan proses build dengan format .APK yang dapat

digunakan pada perangkat Android. Jika pada perangkat

Android terjadi kesalahan, maka cek kembali pengaturan

build pada Unity.

Pengujian (Testing) Pada tahap ini pengujian

dilakukan dengan menggunakan standar kualitas ISO

9126 dan ISO 9241:11. Menurut Rahardi D.R.(2014),

untuk mengukur kualitas suatu aplikasi mobile cukup

dengan melakukan lima aspek pengujian, yaitu

Kemudahan (learnability), Efisiensi (efficiency), Mudah

diingat (memorability), Kesalahan dan keamanan (errors)

dan Kepuasan (satisfaction), sehingga yang diuji dalam

penelitian ini hanya 5 aspek saja.

Pendistribusian (Distribution) adalah merupakan

tahap dimana aplikasi disimpan dalam suatu media

penyimpanan. Pada tahap ini jika media penyimpanan

tidak cukup untuk menampung aplikasinya maka dapat

dilakukan kompresi terhadap aplikasi tersebut. Tahap ini

juga dapat disebut tahap evaluasi untuk pengembangan

produk yang sudah jadi supaya menjadi lebih baik. Hasil

evaluasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk tahap

concept pada produk selanjutnya.

B. Metode Pengumpulan Data

Adapun beberapa metode yang digunakan dalam

mengumplkan data adalah:

1. Observasi

Penulis datang dan mengamati langsung SMK

Nusantara 1 Kotabumi. Penulis melihat metode

penyampaian pembelajaran.

Page 27: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol:1, No:1, 20-25

24

2. Studi Literatur

Penulis menggunakan buku, jurnal, publikasi

nasional dan internasional yang berhubungan

dengan penelitian mengenai Augmented Reality,

untuk memperoleh teori –teori yang mendukung

pemecahan masalah penelitian.

3. Dokumentasi

Penulis mengumpulkan data - data berupa

gambar dan deskripsi dari buku yang ada pada

nantinya akan digunakan dalam perancangan dan

implementasi.

4. Hasil Dan Pembahasan

A. Hasil Program

Hasil program berupa file berformat .Apk yang dapat

berjalan di platform Android.

Gambar 3. Tampilan Splash Screen

Gambar 4. Tampilan Menu Utama

Gambar 5. Tampilan Menu Panduan

Gambar 6. Tampilan Menu Tracking Markerless

Gambar 7. Tampilan Augmentasi IC

Gambar 8. Tampilan Augmentasi Elco

Gambar 9. Tampilan Augmentasi Transistor

Gambar 10. Tampilan Augmentasi LED

B. Pengujian program

Pengujian program merupakan bagian penting dalam

pembangunan sebuah perangkat lunak, pengujian

diperlukan untuk mengetahui kesalahan – kesalahan pada

sistem dan memastikan sistem yang dibangun telah sesuai

dengan apa yang direncanakan sebelumnya.

1. Hasil Pengujian Black-Box

Dalam pengujian ini penulis mengambil kasus dari

pengujian funsgionalitas setiap komponen dalam program

yang ada pada lampiran, Selanjutnya dilakukan

perhitungan persentase untuk pengujian Black Box yaitu

sebagai berikut :

Page 28: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 20-25

25

=84

84× 100% = 100%

Dari perhitungan aspek Black-Box di atas dapat

disimpulkan bahwa Pemanfaatan Pengenalan Elektronika

Sebagai Media Pembelajaran Siswa Kelas 10-12 Berbasis

Android Menggunakan Augmented Reality memperoleh

penilaian 100% layak.

2. Hasil Pengujian Usability

Dari hasil penyebaran kuesioner ke responden,

kemudian dilakukan penilaian terhadap masing – masing

komponen yeng meliputi Learnability (mudah dipelajari),

Efficiency (efisiensi), Memorability (mudah diingat),

Errors ( bebas kesalahan), dan Satisfaction (Kepuasan)

dengan cara menjumlahkan jumlah per aspek usability

bedasarkan tabel bobot nilai, kemudian dikalikan dengan

bobot nilai skala likert. Hasil pengumpulan data hasil

rekap kuesioner dapat dilihat dalam lampiran. Hasil bobot

nilai yang diperoleh disajikan pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Hasil Penjumlahan total bobot per aspek

usability:

No Aspek Total bobot

1 Learnability 521

2 Efficiency 386

3 Memorability 368

4 Errors 384

5 Satisfaction 527

Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan

dengan membagi hasil bobot nilai per aspek usability

dibagi dengan jumlah responden, dan kemudian dibagi

lagi dengan jumlah pertanyaan masing – masing aspek.

Dengan rumus yang ada di teori :

Berikut adalah proses perhitungannya:

𝐿𝑒𝑎𝑟𝑛𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 =521

29=

17,9

4= 4,47

𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦 =386

29=

13,3

3= 4,43

𝑀𝑒𝑚𝑜𝑟𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 =368

29=

12,6

3= 4,2

𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟𝑠 =270

29=

13,5

3= 4,5

𝑆𝑎𝑡𝑖𝑠𝑓𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 =527

29=

18,1

4= 4,52

Dari perhitungan data hasil kuesioner tersebut,

diperoleh nilai akhir masing–masing aspek//komponen.

Aspek learnability 4,47, efficiency 4,43, memorability

4,2, errors 4,5, dan satisfaction 4,52.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian Blackbox, aplikasi ini

bebas dari kesalahan fungsional dengan nilai 100% dan

hasil pengujian usability menggunakan kuesioner Aspek

learnability 4,47, efficiency 4,43, memorability 4,2, errors

4,5, dan satisfaction 4,52, aplikasi ini teruji dalam kategori

“Baik”, sehingga layak untuk media pembelajaran

pengenalan komponen elektronika.

Referensi

[1] Amin, D., and Govilkar,S., “Comparative Study of

Augmented Reality SDK’s”, International Journal

on Computational Sciences & Applications (IJCSA),

New Panvel,India. 2015.

[2] Arif sudarjo. “Elektronika 1”. Yudistira, Surabaya.

2000

[3] Azuma, Ronald T. “A Survey of Augmented Reality,

Presence”, vol 6, 355 – 385. 1997.

[4] Chowanda Andry, Bayu kanigoro. “Pengaturan Tata

Letak Perabotan Rumah Tangga Dengan Augmented

Reality”, jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu

Komputer, BINUS University, Jakarta. 2011.

[5] Gayeski, D.M., “Multimedia for Learning:

Development, Application, Evaluation”. Englewood

Cliffs, NJ: Educational Technology Publications.

1993.

[6] Huda Ahmad A. “Perancangan Augmented Reality

Jenis-Jenis Hewan Sebagai Media Pembelajaran

Anak TK Aba Kreaga”, Jurusan Teknik Informatika,

Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta,

Yogyakarta. 2015.

[7] Irmayana Andi, Ahyana. “Aplikasi Pengenalan

Simbol Komponen Elektronika Menggunakan

Augmented Reality Berbasis Android”, Jurusan

Teknik Informatika, STMIK DIPANEGARA

Makassar, Makassar. 2015.

[8] Rahadi, D.R, “Pengukuran Usability Sistem

Menggunakan Use Questionnaire pada Aplikasi

Android”, Jurnal Sistem Informasi, vol 661-671

Universitas Bina Darma Palembang. 2014.

[9] Rifa’il M., L Tri., dan Anastasya Latubessy.

“Penerapan Teknologi Augmented Reality Pada

Aplikasi Catalog Rumah Berbasis Android”,

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik,

Universitas Muria Kudus. 2014.

[10] Roedavan,R., Unity Turtorial Game Engine,

Informatika, Bandung. 2016.

[11] Rosa, A., dan Shalahuddin, M. “Rekayasa Perangkat

Lunak”. Bandung, Informatika Bandung. 2013.

[12] Adrian, QJ., Ambarwari, A., Lubis, M.

“Perancangan Buku Elektronik Pada Pelajaran

Matematika Bangun Ruang Sekolah Dasar Berbasis

Augmented Reality”. Jurnal Simetris. Vol. 11, No.1,

2020, 171-175. 2020..

[13] Wibawanto Hari. 2013. Elektronika Dasar. Jakarta:

PT Elex Media Komputindo.

[14] Zaki Ali, Edy Winarno, SmitDev Community. 2016.

Animasi Karakter dengan Blender dan Unity,

Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

[15] Zulkarnais, A., Prasetyawan. P., Sucipto. A.,.

“Game Edukasi Pengenalan Cerita Rakyat

Lampung Pada Platform Android”. Jurnal

Informatika: Jurnal Pengembangan IT, 3(1), p.

96. 2018.

Page 29: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 26-32

26

APLIKASI PEMESANAN JASACUKUR RAMBUT BERBASIS ANDROID

Fajar Irvansyah1), Setiawansyah2), Muhaqiqin3)

1Informatika, Universitas Teknokrat Indonesia2 Teknologi Informasi, Universitas Teknokrat Indonesia3 Teknologi Informasi, Universitas Teknokrat Indonesia

Jl. H.ZA Pagaralam, No 9-11, Labuhanratu, Kota Bandarlampung, LampungEmail: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstract

Business opportunities in the field of chopped hair are opportunities for business people to delegate requests related toappearance. Customer Satisfaction and Satisfaction Become the Main Thing in the Shaved Hair Business. Can be givento providers of conventional hair delivery services there is no ordering system in the sense of utilizing the latestinformation technology that can be used to build a system that can support ordering hair loss to make it easier. Thedesign of an Android-based system is felt necessary to facilitate the ordering of shaved hair. In this study developing anAndroid-based hair ordering application to add queues to hair service providers. Based on the results of testing thesystem using the ISO 25010 test get a very good value or the system can be accepted and run well.

Keyword: Hair shaving services, android, ISO 25010, reservations, queued

Abstrak

Peluang usaha dalam bidang jasa cukur rambut merupakan peluang bagi para pelaku bisnis untuk dapat memenuhipermintaan yang berkaitan dengan penampilan. Kepuasan dan kepercayaan pelanggan menjadi hal utama dalam bisnisjasa cukur rambut. Umumnya pelayanan yang diberikan oleh pihak penyedia jasa cukur rambut masih bersifatkonvensional belum adanya sistem pemesanan dalam artian pelanggan terkadang mengantri terlalu lama dilokasitempat cukur dan bisa berdampak buruk bagi pengusaha jasa cukur rambut, karena adanya kemungkinan pelangganpergi ketempat cukur lain. Pemanfaatan teknologi informasi terkini dapat digunakan untuk membangun sistem yangdapat menunjang dalam pemesanan jasa cukur rambut agar lebih mudah. Perancangan sistem berbasis android dirasaperlu untuk mempermudah pemesanan jasa cukur rambut. Dalam penelitian ini dikembangkan sebuah aplikasipemesanan jasa cukur rambut berbasis android untuk mengurangi antrian pada penyedia jasa cukur rambut.Berdasarkan hasil pengujian sistem menggunakan pengujian ISO 25010 mendapatkan nilai sangat baik atau sistemdapat diterima dan dijalankan dengan baik.

Kata Kunci: Jasa cukur rambut, android, ISO 25010, pemesanan, antri

1. Pendahuluan

Pada zaman modern ini penampilan merupakan faktorpenting dimana kepribadian seseorang akan tercermindari bagaimana orang itu terlihat. Baiknya penampilanjuga dapat meningkatkan kepercayaan diri, menarikperhatian orang atau lawan jenis dan meningkatkankepercayaan orang lain. Tidak hanya wanita, kini parapria pun sudah sadar akan pentingnya penampilan. Haltersebut dapat menjadi peluang baru untuk para pelakubisnis di bidang jasa cukur rambut yang dapat memenuhipermintaan yang berkaitan dengan penampilan.Kepuasan dan kepercayaan pelanggan menjadi hal utamadalam bisnis jasa cukur rambut.

Terdapat masalah yang terjadi pada jasa cukurrambut yaitu saat ini umumnya pelayanan yangdiberikan masih bersifat konvensional belum adanyasistem pemesanan dalam artian pelanggan terkadang

mengantri terlalu lama dilokasi tempat cukur dan bisaberdampak buruk bagi pengusaha jasa cukur rambut,karena adanya kemungkinan pelanggan pergi ketempatcukur lain.

Pemanfaatan teknologi smartphone pada berbagaiaspek kini telah dirasakan dampaknya, tanpa terkecualisampai pada usaha jasa cukur rambut yang inginmemanfaatkan teknologi ini demi kepuasan pelanggandan keuntungan pihak jasa cukur rambut. Manusia padaumumnya menginginkan segala sesuatu dapat denganmudah dikerjakan, begitu pula dengan pelanggan cukurrambut yang ingin potong rambut dengan mudah dalamartian tidak rumit dan tidak memakan waktu yang lama.Mudah dalam memesan untuk cukur rambut yangdimaksud adalah tanpa harus mengantri denganpelanggan lainnya. Pelanggan jasa cukur rambut jugadapat memilih waktu kapan untuk memulai potongrambut. Kemudian pihak jasa cukur rambut

Page 30: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 26-32

27

membutuhkan sistem yang dapat mengatur danmemanajemen pemesanan cukur rambut sesuai dengankebutuhan pelanggan, juga kebutuhan pihak jasa cukurrambut tersebut. Sistem ini dapat mempermudahkanpihak jasa cukur rambut seperti mengatur antrian pesanansesuai waktu pemesanan pelanggan, mengatur statusketersediaan tempat secara real-time, dan dapatmengkontrol jumlah pesanan.

Android adalah sebuah sistem operasi untukperangkat mobile device berbasis linux yang mencakupsistem operasi, middleware dan merupakan platformterbuka opensource dan dapat digunakan dalam berbagaibidang[1][7] . Pada saat ini sistem operasi android sangatpopuler, banyak masyarakat yang menggunakannya.Berdasarkan data yang dirilis menristekdiktimenyebutkan bahwa angka pengguna smartphone diIndonesia kini mencapai sekitar 25% dari total pendudukatau sekitar 65 juta orang.Oleh karena itu di butuhkan strategi yang mampumempermudah proses pemesanan dengan menggunakanAplikasi yang bertujuan untuk dapat mengatasi masalahpada antrian cukur, memudahkan pelanggan dalammencukur rambut dan pelanggan dapat memilih capster(tukang cukur rambut) melalui aplikasi tersebut dan jugapelanggan bisa mendapatkan pelayanan jasa cukurrambut yang dapat datang kelokasi pelanggan.

2. Tinjauan Pustaka

A. Penelitian TerdahuluTinjauan literatur dilakukan untuk mengetahui perbedaanpenelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnyayang terkait dengan penelitian ini. Ada beberapapenelitian yang berkaitan dengan penelitian iniditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Tinjauan literatur

Penulis Tahun Judul Penelitian

Mamay Syani,NindiWertantia

2018 Perancangan AplikasiPemesanan CateringBerbasis Android

Deni Utama,Asahar Johar,Funny FaradyCoestera

2016 Aplikasi PemesananMakanan dan MinumanRestaurant BerbasisClient Server denganPlatform Android danPHP menggunakanMetode CentralizedDBMS Architecture

Busran, WinaAnggraini

2016 Perancangan AplikasiPemesanan Makanandan Minuman BerbasisSistem Operasi

SwonoSibagariang

2016 Penerapan Web Servicepada PerpustakaanBerbasis Android

AndreasWilliamsMoritz, Budhi

2015 Aplikasi SistemPemesanan Makanandan Minuman Berbasis

Irawan,Andrew BrianOsmond

Android (Studi Kasus:Kedai Soe SoeDelivery)

a. Tinjauan Literatur 1Penelitian yang dilakukan oleh [2] dari Program StudiTeknik Informatika, Politeknik TEDC Bandung. Judulpenelitian “Perancangan Aplikasi Pemesanan CateringBerbasis Android”. Penelitian ini mengangkat masalahyang berdasarkan wawancara dengan pihak terkait,bahwa dalam proses pemesanan catering ada beberapapelanggan yang mengeluhkan proses pemesanantersebut dikarenakan memakan waktu, tenaga dan biayalebih. Dalam hal pencatatan data pemesanan pun dirasakurang efektif karena pendataannya masih bersifatkonvensional. Hasil dalam penelitian ini yaitu sebuahaplikasi pemesanan catering berbasis mobile yang dapatmembantu dalam proses pemesanan catering olehpelanggan serta pengelolaan data pemesanan catering.Hasil pengujian aplikasi menunjukkan bahwa aplikasimemiliki kinerja yang sesuai dengan kebutuhan user,sehingga dapat membantu dalam proses pemesanancatering.

b. Tinjauan Literatur 2Penelitian yang dilakukan oleh [3] dari Program StudiTeknik Informatika, Fakultas Teknik, UniversitasBengkulu. Judul penelitian “Aplikasi PemesananMakanan dan Minuman Restaurant Berbasis ClientServer Dengan Platform Android dan PHPMenggunakan Metode Centralized DBMS Architecture(Studi Kasus : Café Cempakoe Kota Bengkulu)”.

Penelitian ini mangangkat permasalahan pada usaharestoran dalam praktek pemesanan makanan danminuman masih menggunakan cara manual, dimanapelayan menghampiri pengunjung dan mencatat pesananpada sebuah kertas yang nantinya diserahkan ke dapurdan kasir. hal ini kemungkinan untuk terjadi kesalahanpenulisan pemesanan yang rangkap, selain itu denganproses pemesanan manual seperti ini sering terjadikesalahan dalam urutan pemesanan akibat bertumpuknyanota pemesanan, hal tersebut berdampak negatif padakepuasan pelanggan. Hasil penelitian ini yaitu sebuahaplikasi pemesanan makanan dan minuman restaurantberbasis client server dengan platform android dan PHPmenggunakan metode Centralized DBMS Architecture.Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan aplikasidapat memotong waktu pemesanan 5 jam 49 menit 55detik dari total semua waktu pemesanan menggunakankertas.

c. Tinjauan Literatur 3Penelitian yang dilakukan oleh [4] dari Institut TeknologiPadang. Judul penelitian “Perancangan AplikasiPemesanan Makanan dan Minuman Berbasis SistemOperasi Android (Studi Kasus : Pecel Lele Lela)”.Penelitian didasarkan dalam bisnis rumah makaan cepatsaji pecel lele Lela pelayanan sangat diutamakan sekalidemi kepuasan pelanggan. Salah satu proses pelayananyang sangat mempengaruhi adalah proses pelayanan

Page 31: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 26-32

28

dalam melakukan pemesanan menu makanan danminuman. Proses pelayanan yang baik dan nyamanbisamembuat daya tarik pada pelanggan. Hal ini mendorongpemilik perusahaan untuk meningkatkan prosespelayanan kearah yang lebih baik. Sehingga padapenelitian ini dirancang sebuah aplikasi pemesananmakanan dan minuman berbasis sistem operasi android.Hasil dalam penelitian ini yaitu sebuah aplikasipemesanan makanan dan minuman berbasis android,aplikasi ini mempermudah pelayanan pada restaurantpecel lele lela. Aplikasi ini memiliki user interface yangmenarik sehingga akan membantu pengguna dalammenggunakan aplikasi.

d. Tinjauan Literatur 4Penelitian yang dilakukan oleh [5] dari Program StudiSistem Informasi, Universitas Sari Mutiara Indonesia.Judul penelitian “Penerapan Web Service PadaPerpustakaan Berbasis Android”. Penelitian inididasarkan pada kemajuan teknologi informasi mediaonline internet yang mulai dimanfaatkan untukpenunjuang layanan sistem informasi perpustakan, yangdapat memberikan informasi yang berkaitan denganperpustakaan. Hasil penelitian yang dilakukan ini yaitupengembangan aplikasi web service pada perpustakaan,penerapan web service ini memungkinkan penggunauntuk dapat menghubungkan berbagai jenis softwareyang memiliki platform dan sistem operasi yang samaatau berbeda sekalipun. Pada aplikasi ini penggunamendapatkan sebuah informasi dari suatu website tanpaharus mengunjungi web tersebut, cukup denganmengetahui fungsi/method web service yang disediakanoleh web. Hasil yang didapat, web service ternyatasangat efektif untuk digunakan karena method dan fungsidalam web-service dapat langsung digunakan untukmengembangkan aplikasi client sehingga tidak perludilakukan pemrograman aplikasi client dari awal.

e. Tinjauan Literatur 5Penelitian yang dilakukan oleh [6] dari Program StudiSistem Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Telkom.Judul penelitian “Aplikasi Sistem Pemesanan Makanandan Minuman Berbasis Android (Studi Kasus: Kedai SoeSoe Delivery)”. Latar belakang dilakukan penelitian iniyaitu tersedianya layanan antar makanan membuat paramahasiswa lebih tertarik untuk membeli makananditempat tersebut. Pada KSD (Kedai Soe Soe Delivey)sebagai salah satu penyedia makanan memiliki laynananpesan dan antar. Sistem pesan dan antar dalam KSDbersifat komunikasi melalui sms ataupun telepon dansistem yang digunakan masih bersifat online, dalam halini , pesan dan antar dapat diimplementasikan dalamaplikasi mobile yang dapat mempermudah dalamkegiatan proses bisnisnya. Hasil penelitian ini, yaitudibangun sebuah aplikasi sistem pemesanan makanandan minuman berbasis android yang dapatmempermudah pengguna untuk melakukan pemesananmakanan atau minuman secara online melaluismartphone.

Berdasarkan uraian ke lima tinjauan literatur diatas,

dapat disimpulkan bahwa layanan pemesanan dapatdilakukan secara online dapat mempermudah penggunauntuk melakukan proses pemesanan lebih cepat dan lebihefektif. Penggunaan web service juga dapat memberikankemudahan dalam pengembangan aplikasi yang ternyatasangat efektif untuk digunakan karena method dan fungsidalam web-service dapat langsung digunakan untukmengembangkan aplikasi client sehingga tidak perludilakukan pemrograman aplikasi client dari awal.

Kelima tinjauan literature diatas berbeda denganpenelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, padapenelitian ini akan mengimplementasikan aplikasipemesanan jasa cukur rambut berbasis android denganmenerapkan layanan web-service pada NoblemanBarbershop. Tujuan penelitian ini untuk mempermudahpelanggan dalam memesanan jasa cukur rambut,sehingga pelanggan tidak perlu menunggu lama di lokasi,sehingga pelanggan hanya perlu datang ke lokasi sesuaidengan jadwal pemesanan yang telah disepakati.

B. Landasan Teori

1. AndroidAndroid menawarkan pendekatan yang menyeluruhdalam pengembangan aplikasi. Artinya, satu aplikasiandroid yang dibangun dapat berjalan di berbagaiperangkat yang menggunakan sistem operasi androidbaik itu smartphone, smartwatch, tablet, dan perangkatlainnya. Perkembangan teknologi android yang bergitupesat juga tidak dapat dilepas dari peran AOSP (AndroidOpen Source Project) yang bertanggung jawab dalampengembangan sistem operasi android dan dipimpinlangsung oleh google[8].

2. Web ServiceWeb Service dapat digambarkan sebgai sebuah sistemyang dirancang untuk dapat mendukung interaksikomunikasi antar mesin-mesin pada suatu jaringan.Teknologi web service memungkinkan pengguna untukdapat menghubungkan berbagai jenis software yangdimiliki platform dan sistem operasi yang sama atauberbeda sekalipun. Jasi pengguna tetap mendapatkansebuah porongan informasi dari suatu website tanpaharus mengunjungi website tersebut, cukup denganmengethaui fungsi/method web service yang disediakanoleh web itu [5].

3. Metodologi Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini penulis melakukanbeberapa tahapan sebagai berikut :

3.1. AnalisisPada tahap ini dilakukan analisis terhadap kebutuhanyang diperlukan baik kebutuhan fungsional maupunkebutuhan non fungsional. Untuk mendapatkan datapenulis melakukan wawancara dan dan survey kebeberapa penyedia jasa cukur. Hal ini dilakukan untukmendapatkan informasi kebutuhan pengguna sehinggadapat diimplementasikan kedalam aplikasi yang akan

Page 32: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 26-32

29

dibuat.3.2. Perancangan SistemUse case diagram merupakan diagram yangmendeskripsikan interaksi antara pengguna dan aplikasi.Berikut ini adalah gambar usecase dari aplikasi yangakan dikembangkan.

Gambar 1. Use Case Diagram

3.3. CodingBerdasarkan desain yang telah dibuat, tahap berikutnyaadalah melakakukan coding. Pada tahap ini penulismengimplementasikan desian sistem yang telah dibuatmenggunakan tool android studio.

3.4. PengujianPada tahap ini penulis melakukan pengujian terhadapaplikasi yang dikembangkan untuk mengetahui apakahaplikasi yang telah dikembangkan dapat berjalan denganbaik atau tidak. Pengujian dilakukan menggunakanstandar pengujian ISO 25010 dengan menggunakan 3(tiga) ukuran kualitas pengujian yaitu FunctionalSuitability, Performance efficiency, Operability.

3.5. KesimpulanTahap terakhir yang dilakukan penulis adalah menarikkesimpulan berdasarkan implementasi dan pengujianyang telah dilakukan dan memberikan saran ataskekurangan yang ditemukan untuk penyempurnaanaplikasi yang dikembangkan.

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil implementasi aplikasi pemesanan jasa cukurrambut berbasis android menggunakan modelpengembangan sistem extreme programming yaitu, tahappenelitian dimulai dengan tahap planning atauperencanaan, melakukan desain, implementasi kodeprogram dan testing aplikasi. Implementasi kodeprogram dilakukan berdasarkan desain rancangan UMLsistem dan rancangan tampilan kedalam kodepemrograman java dengan menggunakan Unity dandatabase firebase. Berikut ini adalah hasil implementasiaplikasi :

1. Menu LoginMenu login merupakan halaman yang dapat digunakanuntuk masuk ke sistem. Pada menu ini

pengguna/pelanggan, admin dan tukang cukur dapatmengakses aplikasi dengan memasukkan alamat emaildan password yang sudah terdaftar pada saat registrasiakun aplikasi pemesanan jasa cukur rambut. Tampilanmenu login dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2.Menu Login

2. Menu RegisterMenu register merupakan halaman yang digunakan untukmelakukan registrasi pendaftaran penggunaan akunaplikasi pemesanan jasa cukur rambut. Pada menuregister terdiri dari field Full Name, Email, dan jugapassword. Dalam halaman register inipengguna/pelanggan dan juga pemilik jasa tukang cukurwajib mengisi semua field yang ada untuk mendapatkanakses penggunaan aplikasi. Tampilan menu register dapatdilihat pada Gambar 3.

Gambar 3.Menu Register

3. Menu UtamaMenu utama merupakan tampilan halaman utama padasaat telah melakukan login akses aplikasi. Pada aplikasiyang dimiliki pengguna atau pelanggan jasa pemesanancukur rambut terdiri dari tampilan pilihan tukang cukurrambut yang telah terdaftar pada aplikasi.

Pengguna/Pelanggan dapat memilih tukang cukur

Page 33: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 26-32

30

rambut (hair styliz) sesuai dengan keinginan, pelangganjuga bisa mendapatkan informasi lengkap tentangdeskripsi tukang cukur rambut dan rating penilaiankinerja yang dimiliki tukang cukur rambut berdasarkanpenilaian yang diberikan oleh pelanggan berdasarkankepuasan pelanggan. Tampilan menu utama aplikasipemesanan jasa tukang cukur rambut dapat dilihat padaGambar 4.

Gambar 4. Menu Utama

Detail informasi tukang cukur rambut yang terdaftardalam aplikasi terdiri dari detail informasi tukang cukur,rating penilaian kinerja tukang cukur. Pada detailinformasi tukang cukur ini pelanggan dapat melakukanpemesanan (order). Tampilan detail informasi tukangcukur dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Menu Detail Informasi Tukang Cukur

4. Menu AppointmentMenu appointment merupakan halaman yangmenampilkan perjanjian berdasarkan orderan ataupesanan yang telah dilakukan. Halaman appointmentpelanggan dapat menghubungi tukang cukur denganmelakukan percakapan chatting yang telah disediakan.Pada halaman ini terdapat dua tombol yaitu tombol untukmeng-cancel pesanan dan tombol QR Code. Tampilanmenu appointment dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Menu Appointment

Pada menu appointment terdapat tombol barcodeyang dapat digunakan untuk transaksi terhadappemesanan yang telah dilakukan. Tampilan barcodepemesanan dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Barcode Pemesanan

5. Menu ProfileMenu profil merupakan halaman yang menampilkan datadiri pengguna aplikasi pemesanan jasa cukur rambutberbasis android yang terdiri dari nama, tempat tanggallahir, alamat dan nomor hp. Tampilan menu profil dapatdilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Menu Profile

6. Menu UtamaMenu utama merupakan tampilan halaman utama padasaat telah melakukan login akses aplikasi. Pada aplikasiyang dimiliki tukang cukur terdiri dari tampilan status

Page 34: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 26-32

31

kerja, harga jasa potong rambut, penghasilan/saldo.Tampilan menu utama sistem yang digunakan olehtukang cukur dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9.Menu Utama (Admin)

7. Menu AppointmentMenu appointment merupakan halaman yangmenampilkan chatting atau percakapan yang dapatdilakukan dengan pemesan jasa cukur rambut. Padamenu appointment ini terdapat tombol “complete” dan“scan QR”, tampilan menu appointment pada aplikasiyang dimiliki oleh penyedia jasa cukur rambut dapatdilihat pada Gambar 10.

Gambar 10.Menu Appointment

Dalam menu appointment penyedia jasa cukur rambuttidak dapat melakukan proses “complete” sebelummelakukan scan barcode yang dimiliki oleh pemesan jasaatau pelanggan dan pada saat melakukan proses“complete” terhadap pelayanan, tukang cukur rambut(hairstyliz) harus melampirkan foto-foto hasil cukur yangtelah dilakukan. Tampilan menu complete dapat dilihatpada Gambar 11.

Gambar 11. Menu Complete

8. Menu ProfileMenu profil merupakan halaman yang menampilkanprofil tukang cukur yang menggunakan aplikasipemesanan jasa cukur rambut. Pada halaman ini terdiridari foto hairstyliz, nama tukang cukur, tanggal lahir,alamat, deskripsi tukang cukur rambut dan terdapat QRCode pengguna aplikasi. Tampilan menu profil dapatdilihat pada gambar 12.

Gambar 12.Menu Profile (Admin)

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan makadapat disimpulkan sebagai berikut:1. Pembuatan aplikasi pemesanan jasa cukur rambut

dilakukan dengan melakukan perencanan, pembuatandesain sistem menggunakan UML dan juga desaintampilan interface. Setelah pada tahap perencanaandan desain selesai kemudian diimplementasikankedalam kode program dengan menggunakan unity,bahasa pemrograman Java, dan database firebase.Implementasi pembangunan aplikasi dilaksanakandengan model pengembangan sistem extremeprogramming.

Page 35: Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat

Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 26-32

32

2. Berdasarkan hasil pengujian aplikasi terhadapaspek functionality, efficiency, dan Operability makaaplikasi pemesanan jasa cukur rambut yang telahdikembangkan, untuk kedepannya dapatdiimplementasikan. Hal tersebut berdasarkan hasilnilai presentase pengujian dimana pada aspekfunctionality memperoleh penilaian 86,4% (verygood), aspek efficiency memiliki kriteria penilaianbaik (good) dengan persentase 82,9%, dan aspekoperability atau tingkat kemudahan aplikasimendapatkan persentase penilaian 87,6% masukkedalam kriteria (verry good).

6. Saran

Berkaitan dengan penelitian ini , maka saran yang perludiperhatikan dalam mengembangkan selanjutnya yaitu :Dapat mengembangkan aplikasi menjadi lebih menarikdan juga dapat diimplementasikan untuk pemesanan jasacukur rambut di wilayah Bandar Lampung.

Daftar Pustaka

[1] W. Komputer, Step by Step menjadi ProgrammerAndroid, Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013.

[2] M. Syani and N. Werstantia, "Perancangan AplikasiPemesanan Catering Berbasis Mobile Android,"Jurnal Ilmiah Ilmu dan Teknologi Rekayasa, vol. 1,2018.

[3] D. Utama, A. Johar and F. F. Coastera, "AplikasiPemesanan Makanan dan Minuman RestaurantBerbasis Client Server dengan Platform Androiddan PHP Menggunakan Metode Centralized DBMSArchitecture (Studi Kasus: Cafe Cempakoe KotaBengkulu)," Jurnal Rekursif, vol. 4, 2016.

[4] Busran and W. Anggraini, "Perancangan AplikasiPemesanan Makanan dan Minuman BerbasisSistem Operasi Android (Studi Kasus: Pecel LeleLela)," Jurnal Teknoif, vol. 4, 2016.

[5] S. Sibagariang, "Penerapan Web Service padaPerpustakaan Berbasis Android," Jurnal MahajanaInformasi, vol. 1, 2016.

[6] A. W. Moritz, B. Irawan and A. B. Osmond,"Aplikasi Sistem Pemesanan Makanan danMinuman Berbasis Android (Studi Kasus: KedaiSoe Soe Delivery)," eProceeding of Engineering,vol. 2, 2015.

[7] Borman, R. I., Syahputra, K., & Prasetyawan, P.Jupriyadi, Implementasi Internet Of Things padaAplikasi Monitoring Kereta Api denganGeolocation Information System. Prosisding SNTE2018, ISBN 978-602-8692-34-2, 2018.

[8] Syaiful Ahdan, Trio Pambudi, Adi Sucipto, YeniAgus Nurhuda., 2020. Game untuk MenstimulasiKecerdasan Majemuk pada Anak (MultipleIntelligence) Berbasis Android. Prosiding - SeminarNasional Teknik Elektro UIN Sunan Gunung DjatiBandung, ISBN : 978-602-60581-1-9