Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat
Transcript of Jurnal Ilmiah Infrastruktur - Teknokrat
Jurnal Ilmiah Infrastruktur
Teknologi Informasi
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI) diterbitkan oleh Universitas
Teknokrat Indonesia dan dikelola oleh Program Studi S1 Teknologi Informasi Fakultas
Teknik dan Ilmu Komputer. Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi menerbitkan
artikel-artikel ilmiah dengan periode enam bulanan yaitu bulan Juni dan Desember. Adapun
isi tulisan sepenuhnya menjadi tanggung jawab masing-masing penulis.
Managing Editor Adi Sucipto
Chief Editor Jupriyadi
Section Editor Muhaqiqin
Donaya Pasha
Layout Editor Donaya Pasha
IT Supporting/Administrator Adhie Thyo Priandika
Reviewers
Agus Mulyanto, Universitas Teknokrat Indonesia
Syaiful Ahdan, Universitas Teknokrat Indonesia
Dyah Ayu Megawaty, Universitas Teknokrat Indonesia
Sampurna Dadi Riskiono, Universitas Teknokrat Indonesia
Ryan Randy Suryono, Universitas Teknokrat Indonesia
Sekretariat:
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Program Studi Teknologi
Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Teknokrat Indonesia. Jl. Zainal
Abidin Pagaralam, No.9-11, Labuhan Ratu, Bandarlampung. Email [email protected]
Audit Sistem Informasi Menggunakan Framework Cobit 4.1 Sebagai Upaya Evaluasi
Pengolahan Data pada SMKK BPK Penabur Bandar Lampung ............................... 1-6
Dedi Darwis, Dwi Maila Pauristina
Analisis Tata Kelola IT Dengan Domain DSS pada Instansi XYZ Menggunakan Cobit
5 ....................................................................................................................................... 7-12
Adhie Thyo Priandika, Donaya Pasha, Yusma Indonesian
Audit Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT 5 (Studi
Kasus: PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang) ............................ 13-19
Adhie Thyo Priandika, Sherly Octavia
Pemanfaatan Augmented Reality (AR) Pada Media Pembelajaran Pengenalan
Komponen Elektronika Berbasis Android ............................................................... 20-25
Ardyansyah Harahap, Adi Sucipto, Jupriyadi
Aplikasi Pemesanan Jasa Cukur Rambut Berbasis Android ................................. 26-32
Fajar Irvansyah, Setiawansyah, Muhaqiqin
JIITI Volume 1 Nomor 1 Juni 2020 Page 1 - 32
Penerbit:
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
UNIVERSITAS TEKNOKRAT INDONESIA
Bandar Lampung
Jurnal Ilmiah Infrastruktur
Teknologi Informasi
Daftar Isi
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 1-6
1
AUDIT SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1
SEBAGAI UPAYA EVALUASI PENGOLAHAN DATA PADA SMKK BPK
PENABUR BANDAR LAMPUNG
Dedi Darwis1, Dwi Maila Pauristina2
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Teknokrat Indonesia
Jl. Zaenal Abidin Pagaralam No. 9-11 Kedaton Bandarlampung
[email protected], [email protected]
Abstract
BPK Penabur SMK Bandar Lampung is one of the schools that has utilized information technology, namely the
use of the DAPODIK system. The use of the DAPODIK system at the BPK Penabur Bandar Lampung BPKK is a
performance supporter for its users, but this does not guarantee that the BPK Penabur Bandar Lampung SMKK has truly
implemented information technology properly. To anticipate the occurrence of unwanted or incompatible data processing
according to the data entered, as well as data misuse, fraud in data processing, an information system audit must be
carried out. An information system audit was carried out to provide the information needed by the BPK Penabur Bandar
Lampung VOCATIONAL SCHOOL in achieving its objectives. Data collection is done by distributing questionnaires,
interviews, documentation and direct observation. The results of the data collection are used to find out the weaknesses
of the system at the BPKK Penabur Bandar Lampung Vocational School. This information system audit uses the COBIT
4.1 framework as a research method because the other models do not have as broad a scope as the four COBIT 4.1
domains, the domain used in this study is the DS (Delivery and Support) and ME (Monitor and Evaluate) domains
consisting of 10 processes which aims to find out to what extent SMK Bandar Penabur Bandar Lampung has implemented
information technology well. The results of the evaluation of the audit of data processing information systems at BPK
Penabur Bandar Lampung BPK shows that the problem found in the DS (Delivery and Support) is DS12 (Managing the
Physical Environment). has good physical access security measures and there is no protection yet against the physical
security of the DAPODIK system.
Keyword : COBIT 4.1, Information Systems Audit.
Abstrak
SMKK BPK Penabur Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang telah memanfaatkan teknologi
informasi yaitu penggunaan sistem DAPODIK. Penggunaan sistem DAPODIK pada SMKK BPK Penabur Bandar
Lampung merupakan pendukung kinerja bagi penggunanya, namun hal tersebut belum menjamin bahwa SMKK BPK
Penabur Bandar Lampung tersebut sudah betul-betul menerapkan teknologi informasi dengan baik. Untuk mengantisipasi
terjadinya pengolahan data yang tidak diinginkan atau tidak sesuai dengan data yang diinputkan, serta adanya
penyalahgunaan data, kecurangan dalam pengolahan data, maka harus dilakukan audit sistem informasi. Audit sistem
informasi dilakukan untuk memberikan informasi yang diperlukan oleh SMKK BPK Penabur Bandar Lampung dalam
mencapai tujuannya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner, wawancara, dokumentasi dan
observasi secara langsung. Hasil pengumpulan data digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan sistem pada
SMKK BPK Penabur Bandar Lampung. Audit sistem informasi ini menggunakan framework COBIT 4.1 sebagai metode
penelitian karena model-model lain tidak mempunyai cakupan seluas keempat domain COBIT 4.1, domain yang
digunakan pada penelitian ini adalah domain DS (Delivery and Support) dan ME (Monitor and Evaluate) terdiri dari 10
proses yang bertujuan mengetahui sejauh mana SMKK BPK Penabur Bandar Lampung telah menerapkan teknologi
informasi dengan baik. Hasil evaluasi audit sistem informasi pengolahan data pada SMKK BPK Penabur Bandar
Lampung menunjukkan temuan masalah pada DS (Delivery and Support) adalah DS12 (Mengelola Lingkungan Fisik)
masalah pada bagian ini adalah ketidaksesuaian terhadap data yang diinputkan dengan output yang dibutuhkan oleh
pengguna dan sistem DAPODIK belum memiliki tindakan keamanan akses fisik yang baik serta belum adanya
perlindungan terhadap keamanan fisik sistem DAPODIK.
Kata Kunci : COBIT 4.1, Audit Sistem Informasi.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dampak dari perkembangan teknologi dirasakan pada
bidang pendidikan. Teknologi Informasi (TI) sebagai
sarana untuk menunjang penyampaian data/informasi yang
digunakan pihak manajemen organisasi sebagai acuan
dalam pengambilan keputusan. Untuk memastikan bahwa
TI telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan organisasi,
maka perlu dilakukan audit. Audit Sistem Informasi
dilakukan secara periodik untuk menjamin keberlanjutan
operasional IT yang digunakan oleh organisasi serta untuk
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 1-6
2
menilai kesesuaian antara perencanaan dan implementasi
sistem informasi. Audit Sistem Informasi digunakan untuk
mengukur seberapa jauh sistem yang sudah menjadi
ketentuan dalam organisasi tersebut telah terlaksana
dengan baik dan memungkinkan untuk dipakai sebagai alat
bantu pemeriksaan tentang adanya kemungkinan
penyimpangan di dalam sistem [1],[2].
DAPODIK (Data Pokok Pendidikan) merupakan salah
satu pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang
pendidikan, DAPODIK adalah sistem pengolah data pokok
pendidikan seperti data identitas sekolah, data lokasi
sekolah, data pelengkap sekolah, data kontak sekolah, data
periodik, data prasarana, data sarana, data rombongan
belajar (rombel), data pendidik dan tenaga kependidikan
(PTK) serta data peserta didik yang dilakukan secara
online. Data yang masuk akan dimanfaatkan dalam
berbagai kebijakan pendidikan seperti Bantuan
Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Sosial (Bansos),
Tunjangan, UN dan lain-lain.
Sekolah Menengah Kejuruan Kristen BPK Penabur
Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang telah
memanfaatkan sistem DAPODIK. Penggunaan sistem
DAPODIK pada SMKK BPK Penabur Bandar Lampung
merupakan pendukung kinerja bagi penggunanya, namun
hal tersebut belum menjamin bahwa SMKK BPK Penabur
Bandar Lampung tersebut telah betul-betul menerapkan
teknologi informasinya dengan baik. Sistem DAPODIK
yang telah diterapkan pada SMKK BPK Penabur Bandar
Lampung belum di audit apakah telah mencapai visi dan
misi sekolah, untuk itu diperlukan audit sistem informasi
untuk mengendalikan dan memastikan bahwa sistem
DAPODIK sudah sesuai dengan tujuan organisasi dan
untuk mengantisipasi terjadinya pengolahan data yang
tidak diinginkan atau tidak sesuai dengan data yang
diinputkan, serta adanya penyalahgunaan data, kecurangan
dalam pengolahan data, maka harus dilakukan audit sistem
informasi. Audit sistem informasi ini menggunakan
framework COBIT 4.1 (Control Objectives for Information
and Related Technology).
COBIT 4.1 merupakan metode audit sistem informasi
yang digunakan oleh IT Governance. COBIT 4.1 berfungsi
mempertemukan semua kebutuhan kontrol dan isu-isu
teknik, selain itu COBIT juga dirancang menjadi alat bantu
untuk memecahkan permasalahan dengan cara mengelola
risiko serta hubungan antar sumber daya informasi.
Kerangka kerja COBIT membagi proses teknologi
informasi menjadi 4 domain, yaitu Planning and
Organization (PO), Acquisition and Implementation (AI),
Delivery and Support (DS) serta Monitor and Evaluate
(ME) dengan keseluruhan 34 proses yang ada di dalamnya.
Standar COBIT 4.1 digunakan karena memiliki keluasan
cakupan pengelolaan dan kedetilan proses-prosesnya
dibandingkan dengan standar-standar lainnya
[3],[4],[5],[6].
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana mengaudit sistem
informasi pengolahan data menggunakan framework
COBIT 4.1 dengan domain Delivery and Support (DS) dan
Monitor and Evaluate (ME) pada SMKK BPK Penabur
Bandar Lampung? dan bagaimana hasil rekomendasi
terhadap evaluasi pengolahan data menggunakan
framework COBIT 4.1 dengan domain Delivery and
Support (DS) dan Monitor and Evaluate (ME) pada SMKK
BPK Penabur Bandar Lampung
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini hanya membahas :
1. Informasi dan data yang digunakan untuk proses audit
sistem informasi hanya pada sistem informasi
DAPODIK yang ada pada SMKK BPK Penabur
Bandar Lampung.
2. Domain yang digunakan untuk proses audit yaitu
Delivery and Support (DS) dan Monitor and Evaluate
(ME).
3. Proses dari masing-masing domain yang digunakan
yaitu DS5 (Memastikan Keamanan Sistem), DS7
(Mendidik dan Melatih Pengguna), DS10 (Mengelola
Permasalahan), DS11 (Mengelola Data), DS12
(Mengelola Lingkungan Fisik), DS13 (Mengelola
Operasi), ME1 (Pemantauan dan Evaluasi Kinerja TI),
ME2 (Memantau dan Mengevaluasi Pengendalian
Internal), ME3 (Memastikan Pemenuhan Persyaratan
Eksternal), ME4 (Menyediakan Tata Kelola TI).
4. Metode penilaian dan pengukuran tingkat kematangan
yang diambil berdasarkan Maturity Level.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi
terhadap Sistem Informasi pengolahan data DAPODIK
pada SMKK BPK Penabur Bandar Lampung dan
pembuatan rekomendasi untuk mencapai level yang lebih
baik dari hasil yang telah di audit.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan
pengetahuan tentang menghitung Maturity Level proses
sebuah sistem serta memberikan pengetahuan tahap-tahap
melakukan audit sistem informasi.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Audit Sistem Informasi
“evaluasi yang bersifat independen atau kebijakan,
prosedur, standar pengukuran dan praktik untuk
menjaga/mencegah informasi yang bersifat elektronik dari
kehilangan, kerusakan penelusuran yang tidak disengaja
dan sebagainya” [7],[8].
2.2 Jenis-Jenis Audit
a. Financial Audit, memeriksa keterdalaman dan
integritas dari transaksi-transaksi keuangan, catatan
akuntansi dan laporan keuangan.
b. Internal Control Audit, memeriksa kebijakan posedur
pengendalian internal serta efektifitas dalam
pengamanan aset, audit tersebut biasanya
mengevakuasi input dan output sistem, pengendalian
pemrosesan, rencana backup dan pemulihan
keamanan sistem serta fasilitas sistem.
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 1-6
3
c. Operational Audit, berkaitan dengan pengunaan
secara ekonomis dan efisien atas sumber daya
pencapaian tujuan serta sasaran yang diterapkan.
d. Compiance Audit, menentukan apakah entitas
mematuhi hukum, peraturan, kebijakan, dan prosedur
yang berlaku. Audit ini sering menghasilkan
rekomendasi untuk meningkatkan proses dan
pengendalian yang digunakan untuk memastikan
kepatuhan terhadap regulasi.
e. Investigative Audit, menguji kejadian-kejadian dari
penipuan yang mungkin terjadi, penggunaan aset yang
tidak tepat, pemborosan dan penyalahgunaan atau
aktivitas tata kelola yag buruk [8].
2.3 Tujuan Audit Sistem Informasi
“untuk memeriksa dan mengevaluasi pengendalian
internal yang melindungi sistem” [8].
Ketika melakukan sebuah audit sistem informasi para
auditor seharusnya memastikan bahwa enam tujuan berikut
telah tercapai yaitu :
a. Ketentutan keamanan untuk melindungi peralatan
komputer, program, komunikasi dan data-data dari
akses, modifikasi, atau penghancuan yang tidak di
otorisasi.
b. Pengembangan dan akuisisi program dilakukan sesuai
dengan otorisasi umum dan spesifikasi manajemen.
c. Modifikasi program mendpatkan otorisasi dan
perssetujuan manajemen.
d. Pemrosesan transaksi, file, laporan, catatan, dan
catatan komputer lain nya tepat dan lengkap.
e. Data sumber yang tidak tepat atau tidak diotorisasi
dengan benar diidentifikasi dan ditangani berdasarkan
kebijakan manajerial yang telah ditentukan.
f. File-file data komputer tepat, lengkap, dan rahasia.
2.4 Pengertian Framework COBIT 4.1
Control Objectives for Information and Related
Technology (COBIT), pertama kali diterbitkan pada April
1996. COBIT adalah framework pertama yang diakui
secara internasional untuk IT Governance and Control.
Versi COBIT 4.1 dirilis pada tahun 2007. COBIT
dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI) dengan
bekerjasama dengan ahli dari berbagai bidang industri,
akademisi, pemerintah, serta keamanan IT dan kontrol.
Dalam penelitiannya dilakukan secara mendalam dengan
cara mempelajari dari berbagai sumber untuk bekerja sama
untuk menghasilkan ide-ide terbaik untuk membuat
standar teknis dan professional [10].
Kerangka kerja COBIT 4.1 membagi proses teknologi
informasi menjadi 4 domain, yaitu Plan and Organise
(PO), Acquire and Implement (AI), Deliver and Support
(DS), serta Monitor and Evaluate (ME) dengan
keseluruhan 34 proses yang ada di dalamnya [10].
COBIT 4.1 dipilih karena memiliki cakupan yang luas
untuk proses pengelolaan teknologi informasi, dan
kedetilan proses-prosesnya.
2.5 Domain Framework COBIT 4.1 Kerangka kerja COBIT membagi proses teknologi
informasi menjadi 4 domain, yaitu Planning and
Organization (PO), Acquisition and Implementation (AI),
Delivery and Support (DS) serta Monitor and Evaluate
(ME) dengan keseluruhan 34 proses yang ada di dalamnya.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tahapan Penelitian Audit
Tahapan Penelitian Audit Sistem Informasi menggunakan
Framework Cobit 4.1 sebagai evaluasi pengolahan data
pada SMK BPK Penabur Bandar Lampung dapat dilihat
pada gambar 3.2 berikut ini :
Gambar 1. Tahapan Penelitian
3.2 Pengumpulan Data
Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data
yang dibutuhkan untuk penelitian. Pengumpulan data
berupa :
a. Wawancara
Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan dalam
suasana tidak formal. Penulis melakukan wawancara
terhadap manajemen dan pengguna teknologi informasi
khusus pada Bagian Administrasi SMKK BPK Penabur
Bandar Lampung. Wawancara dilakukan dengan metode
interview dimana penulis mengajukan pertanyaan dan
narasumber memberikan jawaban. Jawaban dari
narasumber tidak dibatasi hanya pada list soal untuk
menghindari jawaban yang kaku, pertanyaan disampaikan
secara random tapi mencakup keseluruhhan data yang
dibutuhkan.
b. Observasi
Pada tahap observasi, penulis melakukan pengamatan
secara langsung terhadap proses / kegiatan yang sedang
berjalan pada SMKK BPK Penabur Bandar Lampung.
Pengamatan dilakukan sesuai dengan penelitian yaitu di
bagian administrasi SMKK BPK Penabur Bandar
Lampung.
c. Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini dirancang untuk
mengetahui tingkat kematangan pengelolaan teknologi
informasi yang telah digunakan oleh SMKK BPK Penabur
Bandar Lampung dengan melihat tanggapan pengguna dan
pembuatan keputusan dalam menjalakan teknologi dalam
Sekolah tersebut. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan
melibatkan pegawai-pegawai SMKK BPK Penabur
Bandar Lampung.
Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan sesuai pada
domain Delivery and Support (DS) dan Monitor and
Evaluate (ME) dengan total 10 proses yang dipakai,
kemudian dari masing-masing proses diuraikan menjadi
aktivitas-aktivitas. Masing–masing penilaian memiliki
tingkat nilai yang berbobot antara 0 sampai dengan 5 sesuai
dengan dasar yang terdapat pada framework COBIT.
d. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dilakukan oleh penulis dengan
mempelajari mengenai penelitian-penelitian terdahulu
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 1-6
4
yang berkaitan dengan penelitian. Penelitian terdahulu
berupa jurnal penelitian.
e. Dokumentasi
Pada tahap dokumentasi, penulis melakukan
pengumpulan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
penelitian, dokumen-dokumen tersebut dapat berupa
laporan atau sebagainya.
3.3 Analisis Data
Pada tahap ini penulis melakukan uji validitas
selanjutnya dilakukan perhitungan Maturity Level untuk
mengukur level kematangan sistem berdasarkan data
kuesioner yang sudah di uji validitas. Setelah itu dilakukan
analisis kemudian diberikan rekomendasi perbaikan.
Rumus yang digunakan untuk menghitung Indeks Maturity
Level yaitu :
Keterangan :
: Mean (rata-rata)
∑ : Jumlah
Xi : Nilai X, i = 1,2,3,…n
n : Jumlah Pertanyaan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Identifikasi Enterprise Goals
Pada tahap ini penulis mengelompokkan enterprise
goals dari SMKK BPK Penabur Bandar Lampung, dengan
enterprise goals yang ada pada COBIT 4.1 dengan cara
melihat tujuan penelitian yaitu mengolah data maka
penulis mengkategorikan tujuan tersebut kedalam tujuan
perusahaan (enterprise goals) yang terdapat pada COBIT
4.1 pada bagian Obtain reliable and useful information for
strategic decision making.
Enterprise goals dari SMKK BPK Penabur
Bandarlampung termasuk kedalam kategori Obtain
reliable and usefull information for strategic decision
making karena SMKK BPK Penabur Bandarlampung
mengharapkan peningkatan dalam hal pengolahan data
sistem DAPODIK. Penentuan enterprise goals pada
SMKK BPK Penabur berdasarkan hasil wawancara dengan
stakeholder yaitu Ketua Yayasan BPK Penabur Bandar
Lampung.
4.2. Identifikasi IT Goals
Pada tahap ini penulis melakukan pemilihan IT Goals,
berdasarkan tabel enterprise goals. Ada lima IT Goals
(2,4,12,20 dan 26) yang memiliki hubungan dengan Obtain
reliable and usefull information for strategic decision
making.
Dengan mengetahui IT Goals yang berkaitan dengan
enterprise goals, penulis dapat melanjutkan ketahap
selanjutnya yaitu penentuan Domain COBIT 4.1 yang akan
digunakan dan yang disesuaikan dengan SMKK BPK
Penabur Bandar Lampung.
4.3. Identifikasi Domain COBIT 4.1 Pada tahap ini, penulis menetapkan domain teknologi
informasi yang sesuai dengan standar COBIT 4.1 yang
telah diolah sesuai dengan studi kasus, maka domain
teknologi informasi pada SMKK BPK Penabur Bandar
Lampung dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Domain teknologi informasi pada SMKK
BPK Penabur
Domain COBIT 4.1
Delivery and Support (DS)
Monitor and Evaluate (ME)
4.4. Identifikasi Proses COBIT 4.1
Pada tahap ini, penulis memilih proses berdasarkan
domain yang telah dipilih pada tahap sebelumnya sesuai
dengan standar COBIT 4.1 dan disesuaikan dengan yang
ada pada SMKK BPK Penabur Bandar Lampung, maka
Proses dari Domain teknologi informasi pada SMKK BPK
Penabur Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel 2
berikut ini :
Tabel 2. Proses dari Domain teknologi informasi pada
SMKK BPK Penabur
Domain Delivery and Support (DS)
Proses Descript
DS5 Ensure Systems Security
DS7 Educate and Train Users
DS10 Manage Problems
DS11 Manage Data
DS12 Manage The Physical Environment
DS13 Manage Operations
Domain Monitor and Evaluate (ME)
Proses Descript
ME1 Monitor and Evaluate IT Performance
ME2 Monitor and Evaluate Internal Control
ME3 Ensure Compliance With External
Requirements
ME4 Provide IT Governance
4.5. Identifikasi Control Objectives (Aktivitas) COBIT
4.1
Pada tahap ini penulis membagi proses-proses ke
dalam aktivitas-aktivitas yang berfungsi sebagai alat
control objectives pada penelitian ini. Adapun aktivitas-
aktivitas dari setiap proses dapat dilihat pada tabel 3
berikut ini :
Tabel 3. IT Control Objectives (Aktivitas) pada SMKK
BPK Penabur
Delivery and Support (DS)
DS5 Ensure Systems Security
DS5.1 Management of IT Security
DS5.5 Security Testing, Surveillance and
Monitoring
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 1-6
5
DS5.11 Exchange of Sensitive Data
DS7 Educate and Train Users
DS7.1 Identification of Education and Training
Needs
DS7.2 Delivery of Training and Education
DS10 Manage Problems
DS10.1 Identification and Classification of
Problems
DS10.2 Problem Tracking and Resolution
DS10.4 Integration of Configuration, Incident
and Problem Management
4.6. Perhitungan Tingkat Kematangan, Kesenjangan
(GAP) & Rekomendasi
Hasil perhitungan nilai kematangan dari domain
Delivery and Support (DS) dan domain Monitor and
Evaluate (ME) dilihat pada tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4 Hasil Perhitungan Nilai Kematangan Domain
DS dan ME
Pada tabel hasil perhitungan nilai kematangan Domain
DS dan ME diatas dapat dijelaskan bahwa rata-rata dari
proses DS5, DS7, DS10, DS11, DS12, DS13, ME1, ME2,
ME3 dan ME4 menghasilkan nilai tingkat kematangan 2,2.
Dari nilai kematangan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengelolaan teknologi informasi pada SMKK BPK
Penabur Bandar Lampung berada pada level Repetable
But Intuitive artinya pada level ini, masih dibutuhkan
banyak perbaikan. Kesenjangan pada Domain DS dan ME
dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini :
Tabel 5. Analisis Kesenjangan (GAP) Domain DS
dan ME
Proses Tingkat Kematangan
Saat Ini Diharapkan GAP
DS5 2,3 3,0 0,7
DS7 2,2 3,0 0,8
DS10 2,2 3,0 0,8
DS11 2,4 3,0 0,6
DS12 2,0 3,0 1,0
DS13 2,4 3,0 0,6
ME1 2,2 3,0 0,8
ME2 2,3 3,0 0,7
ME3 2,2 3,0 0,8
ME4 2,4 3,0 0,6
GAP 0,7
Didapat Kesenjangan 0,7 pada Domain DS dan ME
antara nilai tingkat kematangan saat ini dengan nilai
tingkat kematangan yang diharapkan. Walaupun GAP
terbilang kecil tetapi dibutuhkan penyesuaian masing-
masing proses karena 0,7 merupakan nilai rata-rata per-
proses, maka penulis akan tetap memberikan rekomendasi
pada masing-masing proses sehingga perbaikan lebih
fokus pada bagian proses yang lemah. Rekomendasi secara
umum untuk audit sistem informasi pengolahan data pada
SMKK BPK Penabur Bandar Lampung pada domain DS
ini adalah melakukan tindakan keamanan akses fisik secara
maksimal serta melakukan perlindungan terhadap
keamanan fisik sistem DAPODIK.
V. KESIMPULAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian maka dapat di
hasilkan simpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengolahan kuesioner mendapati nilai rata-rata
untuk domain DS dan ME adalah 2,2 dari rentang
nilai 0 sampai 5. Artinya SMKK BPK Penabur
Bandar Lampung telah melakukan proses pengolahan
data namun belum baku atau belum mengikuti
standar yang ada.
2. Hasil penelitian menemukan kelemahan terdapat
pada proses DS12 karena hanya mampu memperoleh
nilai rata-rata 2,0 artinya masih pada level Repeatable
But Intuitive. Beberapa kelemahan lain adalah belum
memiliki prosedur yang baku dalam proses
pengolahan data dan informasi, sehingga perlunya
rekomendasi untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
Keterangan
Proses Nilai
Level
Kematangan
DS5 Memastikan
Keamanan
Sistem
2,3 Repeatable But
Intuitive
DS7 Mendidik dan
Melatih
Pengguna
2,2 Repeatable But
Intuitive
DS10 Mengelola
Permasalahan 2,2
Repeatable But
Intuitive
DS11 Mengelola
Data 2,4
Repeatable But
Intuitive
DS12 Mengelola
Lingkungan
Fisik
2,0 Repeatable But
Intuitive
DS13 Mengelola
Operasi 2,4
Repeatable But
Intuitive
ME1 Pemantauan
dan Evaluasi
Kinerja
Teknologi
Informasi
2,2 Repeatable But
Intuitive
ME2 Memantau
dan
Mengevaluasi
Pengendalian
Internal
2,3 Repeatable But
Intuitive
ME3 Memastikan
Pemenuhan
Persyaratan
Eksternal
2,2 Repeatable But
Intuitive
ME4 Menyediakan
Tata Kelola
Teknologi
Informasi
2,4 Repeatable But
Intuitive
Rata-rata 2,2
Repeatable But
Intuitive
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 1-6
6
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian yang telah
diuraikan, maka saran yang dapat diberikan untuk
pengembangan lebih lanjut dari pengolahan data sistem
DAPODIK pada SMKK BPK Penabur Bandar Lampung
adalah sebagai berikut :
1. Audit sistem informasi pengolahan data pada
SMKK BPK Penabur Bandar Lampung masa
mendatang dapat menggunakan framework
COBIT 5 dan menambahkan domain dalam
proses audit sistem informasi.
2. Audit sistem informasi pengolahan data pada
SMKK BPK Penabur Bandar Lampung masa
mendatang memiliki nilai target maturity sebesar
4 dengan level tingkat kematangan Managed and
Measureable.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Maniah, Krisdanto Suhendro. ”Usulan Model Audit
Sistem Informasi (Studi Kasus : Sistem Informasi
Perawatan Pesawat Terbang)”. Institut Teknologi
Bandung. Yogyakarta, Juni 2005.
[2] Suryono, Ryan Randi., Darwis, Dedi., Gunawan,
Surya Indra., “Audit Tata Kelola Teknologi Informasi
Menggunakan Framework Cobit 5 (Studi Kasus:
Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung)”.
Jurnal Teknoinfo, Vol.12.No.1. hal 16-22, 2018.
[3] Biilmilah, Rayin., Darwis, Dedi., “Audit Kinerja
Sistem Informasi Penelusuran Perkara pada
Pengadilan Agama Tanjung Karang Kelas IA
Bandarlampung”, Jurnal Tekno Kompak. Vol 11.
No.1, hal 18-23, 2017
[4] Rahmaani, Amalia Ratna. “Audit Sistem Informasi
Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Menggunakan COBIT Framework Pada Domain
Delivery and Support”. Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga. Yogyakarta, 27 Januari 2014.
[5] Hakim, Ummy Pemata., Darwis, Dedi., “Audit Tata
Kelola Teknologi Informasi (Emis) Menggunakan
Framework Cobit 5 PT TDM Bandarlampung”,
Jurnal Teknoinfo, Vol.10, No.1, hal 14-19, 2016
[6] Syaroh, Siti, Didit N Utama, Ellensyah Kurniawan.
“Audit Sistem Informasi Call Center Pada PT Arga
Bangun Bangsa (ESQ LEAERSHIP CENTER)
Dengan Menggunakan Framework COBIT”.
Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2011.
[7] Darwis, Dedi., “Audit Tata Kelola Teknologi
Informasi Menggunakan Framework COBIT 4.1
sebagai Upaya Peningkatan Keamanan Data pada
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Pesawaran”, Jurnal Sistem Informasi dan Telematika,
Vol.7, No.2. 2016
[8] Romney, Marshall B., Paul John Steinbart, 2014.
Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
[9] Schiller Mike, Chris Davis. 2011. IT Auditing Using
Controls To Protect Information Assets. New York :
Mc Graw Hill.
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 7-12
7
ANALISIS TATAKELOLA IT DENGAN DOMAIN DSS PADA INSTANSIXYZ MENGGUNAKAN COBIT 5
Adhie Thyo Priandika1, Donaya Pasha 2, Yusma Indonesian3
1Teknologi Informasi, Universitas Teknokrat Indoensia2 Sistem Informasi, Universitas Teknokrat Indonesia
1,2,3Universitas Teknokrat Indonesia; Jl. H. ZA. Pagar Alam No. 90-11 Kedaton,Bandarlampung, (0721) 702022
e-mail: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstract
Archiving administration documents at Bandar Lampung PTUN has carried out conventional storage models, namelyinformation data is stored in folders and cabinets and is still recorded manually in the books of each document anddisposition, so there are some obstacles, namely forgetting to record document data and arrange documents so thatthere is accumulation of data and loss of documents. Another obstacle is the process of finding documents and requiresquite a long time due to the un centralized storage of documents and the absence of document numbering. The purposeof this research is to analyze IT governance using COBIT 5. The analytical method in this study uses the COBIT 5freamwork using the sub domains DSS.01, DSS.02, DSS.03, DSS.04, DSS.05, and DSS.06 and uses the results of theevaluation of the maturity level of COBIT (level 0-5). The solution of IT governance analysis in PT Lampung BandarLampung will use COBIT 5 then it is focused on archiving documents using the DSS domain (job description), it ishoped that by doing this evaluation can meet IT processing standards, and improve service to stakeholders and provideknowledge of the results of measuring levels maturity in security in archiving documents in order to achieve companygoals. 4.8 Test results that are generally applied the level of company maturity in information technology has referred tothe level of best practice.
Keyword : Analysis, IT Governance, Cobit 5, document administration, framework
Abstrak
Tata kelola administrasi pengarsipan dokumen pada PTUN Bandar Lampung telah melaksanakan model penyimpanansecara konvensional, yaitu data informasi disimpan kedalam map dan lemari dan masih dicatat secara manual didalambuku masing-masing dokumen dan disposisi, sehingga terdapat beberapa kendala yaitu lupa dalam melakukanpencatatan data dokumen dan menyusun dokumen sehingga terjadi penumpukan data dan kehilangan dokumen.Kendala lain yaitu pada proses pencarian dokumen dan memerlukan waktu yang cukup lama dikarenakan tidakterpusatnya penyimpanan dokumen dan tidak adanya penomoran dokumen. Tujuan dalam penelitian ini yaitumelakukan analisis tata kelola IT menggunakan COBIT 5. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakanfreamwork COBIT 5 dengan menggunakan sub domain DSS.01, DSS.02, DSS.03, DSS.04, DSS.05, dan DSS.06 danmenggunakan metode hasil evaluasi tingkat kematangan (maturity level) dari COBIT (level 0-5). Solusi analisis tatakelola IT pada PTUN Bandar Lampung akan menggunakan COBIT 5 maka difokuskan kepada pengarsipan dokumendengan menggunakan domain DSS (job description), diharapkan dengan dilakukannya evaluasi ini dapat memenuhistandar pengolahan IT, dan meningkatkan pelayanan kepada stakeholder dan memberikan pengetahuan hasil darimengukur tingkat kematangan dalam keamanan dalam pengarsipan dokumen guna dalam mencapai tujuan perusahaan.Hasil pengujian 4.8 yang diterapkan secara umum tingkat kematangan perusahaan dalam teknologi informasi sudahmengacu pada level best practice.
Kata Kunci:Analisis, Tata Kelola TI, Cobit 5, dokumen administrasi, framework
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 7-12
8
1. Pendahuluan
Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada saat inibegitu cepat, dimana TI menciptakan hubungan yangpositif terhadap strategis bisnis. Salah satu institusi yangmenerapkan TI adalah Instansi Pemerintah. Penerapan TIyang baik dan berkualitas merupakan hal yang sangatpenting dalam mendukung pelayanan kepada stakeholderagar prosesnya menjadi lebih efektif dan efisien [1]Pengelolaan resiko-resiko teknologi informasi dankebutuhan akan kendali terhadap informasi telahdipahami sebagai elemen kunci dalam tata kelola instansiatau organisasi. Instansi harus memenuhi kebutuhan akaninformasi dalam hal kualitas, fiduciary (kepercayaan) dankeamanan [2]
Penyimpanan merupakan salah satu produk pekerjaankantor (office work) selain surat, formulir dan laporan.Kegiatan atau pekerjaan kantor yang berhubungandengan penyimpanan dan pengelolaan surat menyuratdan dokumen-]dokumen ini disebut kearsipan [3].
PTUN Bandar Lampung dalam melakukan tata kelolaadministrasi pengarsipan dokumen telah melaksanakanmodel penyimpanan secara konvensional, yaitu datainformasi disimpan kedalam map dan lemari dan masihdicatat secara manual didalam buku masing-masingdokumen dan disposisi, sehingga terdapat beberapakendala yaitu lupa dalam melakukan pencatatan datadokumen dan menyusun dokumen sehingga terjadipenumpukan data dan kehilangan dokumen. Kendala lainyaitu pada proses pencarian dokumen memerlukan waktuyang cukup lama dikarenakan tidak terpusatnyapenyimpanan dokumen dan tidak adanya penomorandokumen. Dengan demikian PTUN Bandar Lampungmenyadari pentingnya pengolahan tata kelolaadministrasi sehingga perlu adanya penerapan teknologiinformasi yang dapat berkerja optimal dalam tata kelolaadministrasi penyimpanan dokumen.
Pengelolaan tata kelola TI ada lima yang harusdiperhatikan yaitu keselarasan strategi, value delivery,manajemen sumber daya, manajemen resiko danpengukuran kinerja. Konsep tata kelola TI telah menjaditren dalam sektor publik di berbagai Negara, dan untukdapat mengetahui tingkat kapabilitas dari tata kelolaadministrasi pengarsipan dokumen dipilih frameworkControl Objectives for Information and RelatedTechnology (COBIT). Framework COBIT ini dipilihkarena memiliki banyak kelebihan dan juga sangatrelevan dengan alat kontrol lainnya. COBIT juga dapatmemperkecil jarak antara resiko bisnis, kontrol danmasalah yang terjadi pada proses TI serta memberikansaran perbaikan untuk meningkatkan pelayananmanajemen administrasi [3].
Control Objectives for Information and RelatedTechnology (COBIT) dapat didefinisikan sebagai alatpengendalian untuk informasi dan teknologi terkait danmerupakan standar terbuka untuk pengendalian terhadap
teknologi informasi yang dikembangkan olehInformation Audit and Control Association (ISACA)melalui lembaga yang dibentuknya yaitu Informationtechnology Governance Institute (ITGI) pada tahun 1992.Tujuan diluncurkan COBIT adalah untukmengembangkan, melakukan riset dan mempublikasikansuatu standar teknologi informasi yang diterima umumdan selalu up to date untuk digunakan dalam kegiatanbisnis sehari-hari. Salah satu versi COBIT adalah COBIT5.Analisis tata kelola IT pada PTUN Bandar Lampungakan menggunakan COBIT 5 maka difokuskan kepadapengarsipan dokumen dengan menggunakan domainDSS (job description), diharapkan dengan dilakukannyaevaluasi ini dapat memenuhi standar pengolahan IT, danmeningkatkan pelayanan kepada stakeholder danmemberikan pengetahuan hasil dari mengukur tingkatkematangan dalam keamanan dalam pengarsipandokumen guna dalam mencapai tujuan perusahaan.
2. Landasan Teori
2.1. Penelitian TerdahuluPenelitian terkait dengan sistem efiling dokumen padasebuah desa sangat membantu bagi admin desa dalam halmengelola dokumen yang ada pada desa [1].Mempermudah pengarsipan dokumen dan pencariandokumen serta memiliki sistem reminder ketika adapembaharuan dokumen. Pengarsipan dan pencariandokumen dalam bentuk softfile dapat dilakukan denganmudah menggunakan handphone. Implementasi tatakelola IT juga menggunakan COBIT 5 telah diteliti padasebuah perguruan tinggi dalam menentukan tata kelolaberbasis IT yang baik[2]. Hal ini dapat diketahui domainyang dengan tingkat maturity yang rendah sehinggadapat dilakukan fokus perbaikan.
Audit sistem informasi pada perusahaan dagang anekagemilang menggunakan COBIT juga dilakukan padadomain ensure complience with external requirementberada pada kematangan defined process,artinya bahwaperusahan telah mengetahui permasalahan yang ada danharus segera diatasi [3]. Perusahaan juga telahmenyelesaikan masalah yang ada dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan sehingga pengelolaanproses pada perusahaan tersebut telah terorganisasidengan baik. Gap yang ada pada tingkat user maupunmanajemen tidak terlalu besar sehingga dapat dikatakanbahwa apa yang telah diharapkan oleh manajemen dapatterpenuhi.
Penilaian Terhadap Penerapan Proses IT GovernanceMenggunakan COBIT Versi 5 pada Domain BAI UntukPengembangan Aplikasi pada IPos di kantor posIndonesia telah dilakukan dimana PT Pos Indonesia telahmenjalankan standar proses berbasis teknologi informasidengan baik[7]. Hal ini ditunjukkan dengan pemetaanantara proses COBIT dengan proses PT Pos Indonesia.Terdapat 3 proses berbasis BAI yang berada pada level 0
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 7-12
9
(incomplete). Terdapat 7 proses berbasis BAI beradapada level 1 (performed) serta manajemen TI telah sesuaidengan peraturan BUMN yang telah ditetapkan beradapada level 3 belum tercapai.
2.2. AnalisisAnalisis adalah sebuah kegiatan untuk mencari
suatu pola selain itu analisis merupakan cara berpikiryang berkaitan dengan pengujian secara sistematisterhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubunganantar bagian dan hubungannya dengan keseluruhan [4].Analisis dilakukan terhdap data yang telah diperoleh darihasil wawancara yang telah dilakukan.
2.3. Tata Kelola TITata kelola TI atau sering dikenal dengan IT
governance diartikan sebagai struktur hubungan danproses yang mengatur dan memberikan arah bagiorganisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasidengan memberikan nilai tambah dari penggunaanteknologi informasi[5]. Tata kelola IT harus selaras danmendukung tercapainya tujuan organisasi. Tata kelolal ITperlu dilakukan evaluasi pada sebuah instansi. Hal iniditujukan untuk mengetahui Teknologi Informasi yangtelah ditetapkan dan pemahaman implementasi TI dalammencapai tujuan perusahaan termasuk proses bisnis,arsitektur TI, organisasi dan rencana pengembangan TI.
2.4. AuditAudit merupakan bagian dari audit laporan keuangan,
perlu dilakukan untuk memeriksa tingkat kematanganatau kesiapan suatu organisasi dalam melakukanpengelolaan teknologi informasi (IT governance) [6].Audit ini harus dilaksanakan oleh orang yang kompetendengan tujuan untuk mengetahui apakah organisasi telahmelaksanakan standar yang telah ditetapkan dan disetujuibersama dalam mencapai tujuan organisasi. Dalampelaksanaannya auditor TI akan mengumpulkan data danbukti yang dibutuhkan dan memadai dengan berbagaiteknik baik melalui survey, wawancara, dokumentasi danobservasi. Tujuan audit TI adalah availability ataukesediaan informasi, confidentiality atau kerahasiaaninformasi, dan integrity atau apakah informasi handaldan dapat dipercaya.
Banyak manfaat yang didapatkan perusahaan jikamelakukan audit TI pada perusahaan mulai dari manfaatsaat sebelum implementasi dan setelah berjalandiantaranya :1. Instansi akan dapat mengetahui apakah sistem yang
telah diterapkan sudah sesuai dan telah memenuhistandar acceptance criteria
2. Instansi juga akan dapat mengetahui apakah setiappengguna telah dapat menggunakan sistem yang telahditerapkan dengan baik
3. Instansi akan dapat mengetahui outcome yang adaapakah telah sesuai dengan yang diharapkan ataubelum.
4. Instansi akan mendapatkan masukan dan saran atasi
risiko yang masih ada.5. Instansi juga mendapatkan bahan sebagai acuan dalam
merencanakan pengembangan yang akan datang6. Membantu memastikan bahwa jejak audit (audit trail)
telah dapat digunakan oleh manajemen maupun pihakberwenang lainnya.
2.5. COBIT
COBIT 5 (Control Objectives For Information andRelated Technology) dibuat berdasarkan pengalamanpenggunaan COBIT selama lehih dari limabelas tahunmerupakan generasi terbaru dari panduan ISACA.Framwork ini telah banyak digunakan oleh banyakperusahaan dan penggunaan dari bidang bisnis,komunitas, IT, risiko, asuransi, dan keamanan. Sejumlahtata kelola dan manajemen proses telah didefinisikan dandijelaskan secara rinci pada COBIT 5.
COBIT 5 menyediakan kerangka kerja yangkomprehensif yang membantu perusahaan dalammencapai tujuan mereka untuk tata kelola danmanajemen aset berbasis teknologi informasi (IT) bagiperusahaan. Secara sederhana, COBIT membantuperusahaan menciptakan nilai yang optimal dari ITdengan menjaga keseimbangan antara mewujudkanmanfaat dan mengoptimalkan tingkat resiko danpenggunaan sumber daya. COBIT 5 menggunakanpraktik tata kelola dan manajemen untuk menjelaskantindakan praktik yang baik untuk efek tata kelola danmanajemen lebih baik bagi perusahaan menggunakan IT.COBIT 5 tidak dimaksudkan untuk menggantikan salahsatu kerangka kerja atau standar lainnya, tetapi untukmenekankan tata kelola dan manajemen sertamengintegrasikan praktik pengelolaan terbaik padaperusahaan dengan memanfaatkan dan memaksimalkanteknologi informasi [7].
2.6. Domain COBIT 5COBIT 5 framework dirancang dengan 5 domain
yang masing-masing mencakup penjelasan rinci dantermasuk panduan secara luas dan bertujuan sebagai tatakelola dan manajemen TI perusahaan [8]. Lima domainyang ada pad COBIT 5 adalah :
1. Evaluate, Direct and Monitor (EDM), prosespengelolaan yang berhubungan dengan pengelolaansasaran stakeholder, nilai pengiriman, optimisasiresiko dan sumber daya, termasuk praktek danaktivitas yang ditujukan pada pengevaluasian pilihanstrategi, memberikan pengarahan IT dna pemonitoranoutcome.
2. Align, Plan, and Organize (APO), domain ini meliputipenyelarasan, palnning atau perencanaan, danpengaturan agar Teknologi Informasi (IT) dapatberkontribusi secara maksimal untuk mencapai tujuanbisnis dari organisasi,
3. Build, Acquire, and Implement (BAI), domain inimeliputi membangun, memperoleh, danmengimplementasikan sistem yang mendukung prosesbisnis,
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 7-12
10
4. Delivery, Service and Support (DSS), meliputimengirimkan, service atau layanan, dan dukunganatau memberi pelayanan yang aktual bagi bisnis,termasuk manajemen data dan proteksi informasi yangberhubungan dengan proses bisnis
5. Monitoring, Evaluation and Assess (MEA), domainini terdiri dari pengawasan, evaluasi dan penalaianmanajemen tentang pengendalian proses-proses, olehlembaga monitoring yang bersifat independen dimanadapat berasal dari dalam dan luar organisasi ataulembaga alternatif lainnya yang profesional.
3. Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan untukHasil pembahasan ini menggunakan metodepengumpulan data yaitu pengamatan, wawancara,tinjauan pustaka, dan dokumentasi.
3.1. Kerangka Penelitian
Dalam melaksanakan penlitian ini penulis menggunakankerangka penelitian sebagai berikut seperti ditunjukkanpada gambar 1.
Gambar 1 Kerangka Penelitian
3.2. Identifikasi Pemetaan Enterprise Goal denganTujuan Perusahaan
Berikut ini adalah hasil pemetaan Enterprise Goaldengan tujuan perusahaan.
Gambar 2 Pemetaan Enterprise Goal dengan TujuanPerusahaan
Pada gambar 3 berikut ini ditunjukkan pemetaanenterprise goal dengan IT related goal.
Gambar 3 Pemetaan Enterprise Goal dengan IT-RelatedGoal
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 7-12
11
3.3. Pemetaan IT-Related Goal dengan ProsesDomain DSS
Pemetaan IT related goal dengan proses domain DSSditunjukkan pada gambar 4 berikut ini.
Gambar 4 Pemetaan IT-Related Goal dengan ProsesDomain DSS
4. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara, surveydan observasi berikutnya dilakukan analisis untukmendapatkan hasil dan kesimpulan.
4.1. Analisis Perhitungan
Perhitungan dilakukan berdasarkan hasil kuesioneryang dibagikan kepada karyawan PTUN BandarLampung, dengan menggunakan Maturity level diperolehdengan menghitung setiap jawaban yang diberikan olehresponden dikalikan dengan bobot setiap jawaban yangtelah ditentukan kemudian dibagi dengan totalpertanyaan.
Pilihan jawaban yang diajukan menggunakan skalaindeks sebanyak 6 jawaban yang mewakili level maturitydari CobiT (level 0-5). Rumus perhitungan nilai maturityadalah sebagai berikut [5]
�ö逷 �逷����� =(�逷�逷y逷e � y�y��)�
�䇄��逷e�逷逷e�
Model kematangan (Maturity Level) digunakanuntuk pengelolaan dan kontrol pada proses teknologiinformasi didasarkan pada metode evaluasi organisasi,sehingga dapat mengevaluasi sendiri dari level tidak ada(0) hingga optimis. Model kematangan dimaksudkanuntuk mengetahui keberadaan persoalan yang ada danbagaimana menentukan prioritas peningkatan. Skala
indeks tingkat kematangan COBIT dapat dilihat padatabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Skala Indeks Tingkat Kematangan COBIT(Kridanto, 2015)
Tingkat Kematangan Skala PengukuranSkala 0 – Non Existent 0,00 – 0,50Skala 1 – Initial / Ad Hoc 0,51 – 1,50Skala 2 – Repeatable but Intuitive 1,51 – 2,50Skala 3 – Defined 2,51 – 3,50Skala 4 – Managed andMeasurable
3,51 – 4,50
Skala 5 – Optimised 4,51 – 5,00
5. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis dan evaluasi IT padaPTUN Bandar Lampung menggunakan frameworkCOBIT 5, maka dapat disimpulkan bahwa:
Analisis tata kelola IT dengan menerapkan COBIT 5pada PTUN Bandar Lampung menggunakan domainDSS01 (job description) dan menggunakan sub domainDSS.01, DSS.02, DSS.03, DSS.04, DSS.05, dan DSS.06dengan hasil evaluasi tingkat kematangan (maturity level)dengan tingkat kematangan yang berada pada level 5(Optimised) yang berarti penerapan teknologi informasitelah memiliki ukuran dan dijadikan sebagai sasarankinerja perusahaan. Sehingga dalam menerapkan tatakelola IT yaitu pada proses pengarsipan dokumen secaraumum tingkat kematangan perusahaan dalam mengelolateknologi informasi sudah mengacu pada level bastpractice.
Daftar Pustaka
[1] Damalita. 2009. Sistem Informasi Efiling DokumenDesa Berbasis Web Studi Kasus Desa Bangun-Pungging. Jurnal Sistem Informasi, TeknologiInformatika dan Komputer . Volume 8, Nomor 1
[2] Ajismanto Fahmi. 2017. Analisis Domain ProsesCOBIT Framework 5 Pada Sistem InformasiWorksheet (Studi Kasus: Perguruan Tinggi STMIK,Politeknik Palcomtech). Cogito Smart Journal. 207-221
[3] Amin. 2017. Audit Sistem Informasi padaPerusahaan Dagang Aneka Gemilang BandarLampung Menggunakan Framework COBIT. JurnalInformatika . 128-135.
[4] H. Surbakti. 2014. IT Governance Frameworks andCOBIT 5. Edisi Pertama. Jakarta
[5] ISACA. 2012. COBIT 5 Implementation. USA:ISACA.
[6] Kridanto. 2015. Pengembangan Rencana SistemInformasi Menggunakan Cobit 5. Gramedia. Jakarta
[7] Sitinjak, J. K., 2016. Penilaian Terhadap PenerapanProses IT Governance Menggunakan COBIT Versi 5pada Domain BAI Untuk Pengembangan Aplikasi
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 7-12
12
Studi Kasus IPos di PT. Pos Indonesia. e-Proceedingof Engineerin. 5334
[8] Sugiyono. 2017. Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
[9] Suprayitno. 2015. Audit Sistem Informasi danPendekatan COBIT. Mitra Wacana Media. Jakarta
[10]Wardani, S., Puspitasari, M. 2017. Audit TataKelola Teknologi Informasi MengunakanFramework Cobit Dengan Model Maturity Level(Studi Kasus Fakultas ABC), JurnalTeknologi.Vol4.No1.
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 13-19
13
AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN
FRAMEWORK COBIT 5
(Studi Kasus: PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang)
Adhie Thyo Priandika 1, Sherly Octavia 2 1Jurusan Teknologi Informasi, FTIK UniversitasTeknokrat Indonesia, Lampung
2Jurusan Sistem Informasi, FTIK UniversitasTeknokrat Indonesia, Lampung
Email: *[email protected], [email protected]
Abstract
Long Port is one of the ports under management PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), a BUMN that is engaged in port
and national logistics services. now the long harbor has utilized information technology to support container operational
service business processes that will export and import goods in the terminal division by using a VGM (Verified Gross
Mass) system that functions to verify the container gross weight. So that the application of information technology can
be used optimally, we need a governance that is commonly called information technology governance. Information
technology governance is part of corporate governance that focuses on information technology systems and as well as
performance and risk management. One of the standards used in information technology governance is COBIT (Control
Objectives for Information and Related Technology). This research was conducted using a scale measuring maturity level
maturity level, stages carried out using COBIT 5 Implementation up to stage 4 - Plan Program, calculations using
statistical averages or means in the form of a total value of various items in each questionnaire. The APO08 process will
be used as a process to find out how the relation of the level of maturity of the application of the VGM (Verified Gross
Mass) system in supporting business processes to provide container operational services at the Panjang port..
Keyword : Audit, Information Technology Governance, Maturity Level, COBIT 5, APO08
Abstrak
Pelabuhan Panjang merupakan salah satu pelabuhan yang berada di bawah pengelolaan manajemen PT Pelabuhan
Indonesia II (Persero), sebuah BUMN yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan dan logistik nasional. kini pelabuhan
panjang telah memanfaatkan teknologi informasi untuk mendukung proses bisnis pelayanan operasional petikemas yang
akan melakukan eksport-import barang pada divisi terminal yaitu dengan menggunakan sistem VGM (Verified Gross
Mass) yang berfungsi untuk memverifikasi berat kotor petikemas. Agar penerapan teknologi informasi dapat digunakan
secara optimal, diperlukan suatu tata kelola yang biasa disebut tata kelola teknologi informasi. Tata kelola teknologi
informasi adalah bagian dari tata kelola perusahaan yang menitikberatkan pada sistem dan teknologi informasi serta
manajemen kinerja dan risiko. Salah satu standar yang digunakan dalam tata kelola teknologi informasi adalah COBIT
(Control Objectives for Information and Related Technology). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan skala
pengukuran tingkat kematangan maturity level, tahapan yang dilakukan menggunakan COBIT 5 Implementation sampai
pada tahap 4 – Plan Programme, perhitungan menggunakan rata-rata statistik atau mean berupa total nilai dari berbagai
item dalam setiap kuesioner. Proses APO08 akan digunakan sebagai proses untuk mengetahui bagaimana relasi tingkat
kematangan dari penerapan sistem VGM (Verified Gross Mass) dalam mendukung proses bisnis untuk memberikan
pelayanan operasional petikemas pada Pelabuhan Panjang.
Kata kunci : Audit, Tata Kelola Teknologi Informasi, Maturity Level, COBIT 5, APO08.
1. Pendahuluan
Saat ini teknologi informasi (TI) menjadi suatu bagian
yang sangat penting bagi organisasi perusahaan karena
dipercaya dapat membantu meningkatkan efektifitas dan
efisiensi proses bisnis perusahaan. Perusahaan
menempatkan teknologi sebagai suatu hal yang dapat
mendukung pencapaian visi, misi dan tujuan perusahaan.
Perusahaan tersebut berupaya untuk menerapkan suatu
sistem informasi yang dapat memenuhi kebutuhan
perusahaan dalam mencapai tujuan misalnya untuk
meningkatkan kegiatan operasional kerja. Pelabuhan
Panjang merupakan salah satu pelabuhan yang berada di
bawah pengelolaan manajemen PT Pelabuhan Indonesia II
(Persero), sebuah BUMN yang bergerak di bidang jasa
kepelabuhanan dan logistik nasional. Kini pelabuhan
panjang telah memanfaatkan teknologi informasi untuk
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 13-19
14
mendukung proses bisnis pelayanan operasional
petikemas yang akan melakukan eksport-import barang
pada divisi terminal yaitu dengan menggunakan sistem
VGM (Verified Gross Mass) yang berfungsi untuk
memverifikasi berat kotor petikemas. Verifikasi berat
kotor petikemas sangat dibutuhkan dalam penyusunan
petikemas di atas kapal, sehingga keseimbangan dan
keselamatan kapal serta barang dapat lebih terjamin. Agar
penerapan teknologi informasi dapat digunakan secara
optimal, diperlukan suatu tata kelola yang biasa disebut
tata kelola teknologi informasi. Tata kelola teknologi
informasi adalah bagian dari tata kelola perusahaan yang
menitikberatkan pada sistem dan teknologi informasi serta
manajemen kinerja dan risiko. Salah satu standar yang
digunakan dalam tata kelola teknologi informasi adalah
COBIT (Control Objectives for Information and Related
Technology).
Pelabuhan Indonesia Cabang Panjang menyadari
pentingnya kegiatan pengelolaan dan evaluasi teknologi
informasi yang telah diterapkan. Kegiatan tata kelola
teknologi informasi saat ini telah dilakukan secara berkala
oleh pihak audit internal Pelabuhan Panjang. Namun,
belum dilakukan secara maksimal pada penerapan sistem
VGM (Verified Gross Mass) yang kini baru
diimplementasikan, sehingga belum diketahui tingkat
kematangan dari penerapan sistem apakah sudah
mendukung proses bisnis dalam memberikan pelayanan
operasional pada petikemas. Oleh karena itu, untuk
mengetahui tingkat kematangan dari penerapan sistem
secara maksimal dalam memberikan pelayanan
operasional bisnis diperlukan evaluasi audit tata kelola
teknologi informasi.
2. Telaah pustaka
A. Audit
Menurut (Wardani, 2014) Audit pada dasarnya
adalah proses sistematis dan obyektif dalam memperoleh
dan mengevaluasi bukti-bukti tindakan ekonomi, guna
memberikan asersi / pernyataan dan menilai seberapa jauh
tindakan ekonomi sudah sesuai dengan kriteria yang
berlaku dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak
terkait.
B. Tata Kelola Teknologi Informasi
1. Tata Kelola
Jogiyanto dan Abdillah (2011) menjelaskan tata
kelola (governance) merupakan suatu proses yang
dilakukan oleh suatu organisasi atau masyarakat
untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
2. Teknologi Informasi
Menurut Handayaningsih (2013) Mendefinsikan
Teknologi Informasi (Information Technology)
adalah hardware dan software, dan bisa termasuk
di dalamnya jaringan dan telekomunikasi yang
biasanya dalam konteks bisnis atau usaha.
3. Tata Kelola Teknologi Informasi
Handayaningsih (2013) mendefinisikan tata kelola
TI yang diambil dari IT Governance Institute
adalah :
“Tata kelola TI sebagai tanggungjawab eksekutif
dan dewan direksi, sebagai bagian dari tata kelola
bisnis terdiri atas kepemimpinan, struktur dan
proses-proses organisasi, yang akan memastikan
bahwa TI organisasi tersebut bisa mendukung
dan menyampaikan tujuan strategis organisasi”.
C. COBIT 5
ISACA (2012) COBIT 5 (Control Objektives For
Information and Related Technology) COBIT 5
mendefinisikan dan menjelaskan secara rinci sejumlah
tata kelola dan manajemen proses. COBIT 5 menyediakan
kerangka kerja yang komprehensif yang membantu
perusahaan dalam mencapai tujuan mereka untuk tata
kelola dan manajemen aset informasi perusahaan dan
teknologi (TI). Secara sederhana, membantu perusahaan
menciptakan nilai yang optimal dari TI dengan menjaga
keseimbangan antara mewujudkan manfaat dan
mengoptimalkan tingkat resiko dan penggunaan sumber
daya.
- Prinsip Dasar COBIT 5
Berikut adalah gambar 1 adalah 5 prinsip
framework COBIT.
Gambar 1 Prinsip Dasar COBIT 5
(ISACA, 2012)
D. Pemetaan Balanced Scorecard COBIT 5
Apabila diartikan secara sederhana dengan kamus
bahasa, Balanced berarti keseimbangan, Scorecard berarti
kartu nilai, dapat diartikan sebuah kartu nilai untuk
menghasilkan sesuatu keseimbangan bergantung pada apa
yang dinilai. Menurut (Sarno, 2009) COBIT
mendefinisikan tujuan bisnis terkait dengan aktivitas
teknologi informasi yang umumnya ada diperusahaan.
Pada karangka kerja COBIT hanya menjelaskan tujuan-
tujuan yang berkaitan dengan TI. Pada gambar dibawah
ini dijelaskan langkah-langkah dalam menentukan proses
domain.
Gambar 2. COBIT 5 Goals Cascade Overview
(ISACA, 2012)
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 13-19
15
E. Metode Penerapan Tata Kelola Teknologi
Informasi
Gambar 3. COBIT 5 Implementation
(ISACA, 2012)
1. Tahap 1 – Initiate Programme
Pada tahap ini menjelaskan tentang penggerak pada
organisasi dan identifikasi pendorong perubahan saat ini.
Tujuannya adalah memperoleh pemahaman tentang
organisasi yang berdiri dari tujuan, visi dan misi,
pendekatan pengelolaan saat ini dan konsep program
organisasi
2. Tahap 2 – Define Problems and Opportunities
Pada tahap ini menjelaskan tentang posisi organisasi saat
ini (as is) yang berhubungan dengan TI. Manajemen perlu
mengetahui kemampuan organisasi saat ini dan dimana
kekurangan organisasi. Hal ini dicapai dengan penilaian
kemampuan proses terhadap status proses yang dipilih.
COBIT 5 menyediakan panduan pemetaan tujuan
perusahaan terhadap tujuan TI dan proses TI. Dasar
kemampuan organisasi saat ini didapatkan dari hasil
kuesioner model maturity level. Dasar organisasi saat ini
merupakan acuan untuk melakukan peningkatan atau
perbaikan pada kemampuan organisasi saat ini dalam
pengelolaan TI.
3. Tahap 3 – Define Road Map
Pada tahap ini menjelaskan target perbaikan yang akan
dilakukan organisasi dan analisis selisih (gap) untuk
mengidentifikasi solusi potensial. Tujuannya adalah untuk
menetapkan target kemampuan untuk proses yang dipilih.
Road Map adalah arahan bagi organisasi yang
digambarkan dengan jalur-jalur pengembangan untuk
mencapai tujuan pengembangan aplikasi pada organisasi.
Road Map digunakan untuk memastikan pengguna TI
benar-benar mendukung tujuan organisasi. GAP adalah
metode untuk membandingkan kinerja nyata dengan
potensi kerja [13]. GAP didapatkan dari hasil analisa
kekampuan organisasi saat ini (as is) yang didapatkan dari
hasil kuesioner model maturity level dengan target yang
diharapkan (to be).
4. Tahap 4 – Plan Programme
Pada tahap ini menjelaskan tentang apa yang harus
dilakukan organisasi yang berupa solusi perbaikan dan
rekomendasi. Tujuan tahap ini menerjemahkan
kesempatan memeperbaiki proses yang dipilih.
F. Pengukuran Model Kematangan (Maturity Level)
Merupakan model kematangan untuk mengontrol
prose-proses teknologi informasi dengan menggunakan
metode penilaian / scoring, tujuan maturity model adalah
antara lain:
a. Organisasi dapat mengetahui posisi kematangan
teknologi informasi pada saat ini.
b. Organisasi secara terus menerus dan
berkesinambungan harus berusaha untuk
meningkatkan levelnya sampai tingkat tertinggi
agar aspek governance terhadap teknologi
informasi dapat berjalan secara efektif. Tingkat
kematangan yang digunakan untuk penilaian pada
Maturity Model yaitu skala 0 sampai 5.
3. Metodologi Penelitian
Hasil pembahasan ini menggunakan metode
pengumpulan data yaitu pengamatan, wawancara, tinjauan
pustaka, dan dokumentasi.
A. Kerangka Penelitian
Gambar 4. Kerangka Penelitian
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 13-19
16
B. Tahapan Penelitian
Gambar 5. Tahapan Penelitian
C. Metode Pengumpulan Data
1. Data primer diperoleh langsung di lapangan ketika
peneliti melakukan observasi, wawancara dan
pemberian kuesioner ke PT PELINDO II (Persero)
Cabang Panjang.
2. Data sekunder diperoleh dari kajian pustaka yang
berhubungan dengan tata kelola teknologi
informasi
D. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data
deskriptif kualitatif yang menekankan pada sumber data
dan fakta. Sumber data dijelaskan pada bagian 3.3 metode
pengumpulan data dengan dua sumber data yaiutu data
primer dan data sekunder. berdasarkan data yang sudah
dikumpulkan tersebut melalui observasi, wawancara,
kuesioner dan studi literatur maka tahapan selanjutnya
adalah data tersebut dianalisis untuk dikembangkan lagi.
Seluruh data yang diperoleh di PT Pelabuhan Indonesia II
Cabang Panjang dianalisis menggunakan model
kematangan (maturity level).
E. Analisis Perhitungan
Perhitungan dilakukan berdasarkan hasil kuesioner
yang dibagian ke karyawan dan pegawai pada PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang.
Perhitungan menggunakan rata-rata statistik atau mean
berupa total nilai dari berbagai item dalam setiap
kuesioner yang dibagi dengan jumlah total item kuesioner.
Perhitungan dapat dikerjakan dengan rumus dibawah ini :
F. Identifikasi Domain dan Proses COBIT 5
Dari proses mapping COBIT 5 dan tujuan terkaita
teknologi informasi dapat disimpulkan domain dan proses
COBIT 5 yang akan digunakan yaitu APO08 (Manage
Relationship). Proses ini menjelaskan tentang pengelolaan
hubungan bisnis dengan TI yang fokus pada tujuan
perusahaan. Pada penelitian ini, proses APO08 akan
digunakan sebagai proses untuk mengetahui bagaimana
relasi tingkat kematangan dari penerapan sistem VGM
(Verified Gross Mass) dalam mendukung proses bisnis
untuk memberikan pelayanan operasional petikemas.
Proses dan tujuan pada tabel 1
Tabel 1. Daftar Proses COBIT 5
4. Hasil Dan Pembahasan
A. Tahap 1 – Initiate Programme
Langkah pertama dalam melakukan pengelolaan
terhadap teknologi informasi pada PT Pelabuhan
Indonesia II (Persero) Cabang Panjang adalah
mengidentifikasi penggerak atau pendorong pada
organisasi. Penggerak pada organisasi tersebut dijelaskan
pada gambaran umum tentang perusahaan. Tujuannya
adalah memperoleh pemahaman tentang perusahaan
secara terperinci yang meliputi struktur organisasi, tujuan,
visi dan misi.
B. Tahap 2 - Define Problems and Opportunities
- Perhitungan Maturity Level
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 13-19
17
Tabel 2. Daftar Hasil Perhitungan Maturity Level
Proses Keterangan Maturity
As Is
APO08.01 Memahami harapan
bisnis
4,9
APO08.02
Mengidentifikasi
peluang, risiko dan
kendala TI untuk
meningkatkan bisnis
4,8
APO08.03 Mengelola hubungan
bisnis
4,8
APO08.04 Koordinasi dan
komunikasi
4,9
APO08.05
Memberikan masukan
untuk perbaikan
berkelanjutan dari
pelayanan
4,9
APO08 Mengelola hubungan 4,9
Berdasarkan data rekapitulasi diatas, hasil perhitungan
maturity level dapat disimpulkan bahwa Tingkat
kematangan maturity level saat ini pada domain APO08
(Manage Relationship) proses APO08.01, APO08.02,
APO08.03, APO08.04 dan APO08.05 adalah level 4
(Managed and Measurable) yang berarti penerapan
teknologi informasi telah memiliki ukuran dan sudah
dijadikan sasaran maupun obyektifitas kinerja perusahaan.
Secara umum tingkat kematangan perusahaan dalam
mengelola teknologi informasi sudah mengacu pada level
best practice.
- Pengumpulan Hasil Temuan
a. Hasil Temuan Pada APO08.01 (Memahami
Harapan Bisnis)
Pelabuhan Panjang mengadaptasi proses dan
teknologi yang sesuai dengan standar kualitas
internasional. Secara berkelanjutan memonitor,
mengevaluasi serta menyempurnakan proses bisnis
untuk memberikan pelayanan yang terbaik.
b. Hasil Temuan Pada APO08.02 (Mengidentifikasi
Peluang, Risiko dan Kendala TI untuk
Meningkatkan Bisnis)
Adanya pengembangan proses manajemen risiko di
perusahaan. Tujuan utama manajemen risiko adalah
untuk memitigasi dampak negatif risiko terhadap
perusahaan melalui proses pemantauan yang akurat
dan perumusan langkah-langkah pencegahan. Objek
risiko operasional mencakup kegiatan yang
berkaitan langsung dengan proses bisnis pokok
kepelabuhanan yang terukur dalam sasaran mutu dan
KPI tahun 2015 yaitu pada proses: perencanaan, dan
pengendalian operasi, pelayanan barang non
petikemas, pelayanan petikemas, pelayanan rupa-
rupa usaha, serta dukungan teknik. Adanya
pemahaman bahwa bisnis dan teknologi informasi
mendukung tujuan perusahaan sesuai dengan
Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-
02/MBU/2013 tentang Panduan Penyusunan
Pengelolaan Teknologi Informasi BUMN untuk
memastikan iniastif IT selaras dengan bisnis
perusahaan serta sebagai acuan untuk
pengembangan teknologi informasi selanjutnya
terkait arsitektur data atau informasi, infrastruktur
dan aplikasi.
c. Hasil Temuan Pada APO08.03 (Mengelola
Hubungan Bisnis)
Sebagai wujud kepatuhan terhadap program Good
Corporate Governance, manajemen PT Pelabuhan
Indonesia II (Persero) Cabang Panjang membuka
akses seluas-luasnya kepada seluruh pemangku
kepentingan (stakehoder) perusahaan maupun
masyarakat umum yang ingin mengetahui berbagai
hal seputar Pelabuhan Panjang dengan mengakses
beberapa media informasi yang telah disediakan,
diantaranya seperti: website, media sosia, sms
gateway, dan email. Adanya kegiatan memberikan
penghargaan kepada kepada seluruh stakeholder
kepelabuhanan seperti pemilik barang, para agen
kapal, perusahaan bongkar-muat, dan lainnya, yang
selama ini dianggap telah memberikan kontribusi
signifikan kepada perusahaan
d. Hasil Temuan Pada APO08.04 (Koordinasi dan
Komunikasi)
Adanya proses komunikasi layanan TI. Untuk
membangun komunikasi dua arah dengan pelanggan
dan sekaligus untuk meningkatkan mutu layanan
kepada pengguna jasa, manajemen PT Pelabuhan
Indonesia II (Persero) Cabang Panjang telah
melakukan berbagai hal, diantaranya adalah:
membuka layanan pengaduan pelanggan melalui
beberapa saluran, yakni melalui mekanisme rapat
pertemuan yang diselenggarakan setiap hari Selasa
dan Kamis, surat, email, website, kotak saran di
loket-loket pelayanan, dan SMS baik dari cargo
owner maupun pihak agen kapal, dimana semua
keluhan pelanggan yang masuk diterima dengan
baik, dicatat dan segera direspon atau ditindaklanjuti
agar keluhan serupa tidak terulang kembali. Adanya
langkah khusus untuk seluruh cabang pelabuhan
dalam pelayanan jaringan, yaitu telah dilengkapi
dengan jaringan backup menggunakan provider non-
Telkom untuk mengantisipasi apabila jaringan utama
bermasalah.
c. Hasil Temuan Pada APO08.05 (Memberikan
Masukan untuk Perbaikan Berkelanjutan dari
Pelayanan)
Adanya proses melakukan analisis kepuasan
pelanggan. Untuk mendapatkan umpan balik dari
para pelanggan guna meningkatkan kualitas layanan
yang dihasilkan, setiap tahun manajemen PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang
melaksanakan Survey Kepuasan Pelanggan. Survey
dilakukan dengan melibatkan konsultan independen
yang kompeten.
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 13-19
18
C. Tahap Define Road Map
Berikut merupakan diagram hasil pencapaian maturity
level pada domain APO08 (Manage Relationship).
Gambar 6. Grafik Pencapaian Maturity Level
Pada Domain APO08
- Analisa GAP
a. Analisa Gap Pada APO08.01 (Memahami Harapan
Bisnis)
Tabel 4.2 Gap Maturity Level Proses APO08.01
Proses Gap Maturity Level
APO08.01 Kegiatan perencanaan, monitoring dan
penyesuaian pengembangan teknologi
informasi terhadap proses bisnis sudah
dilakukan secara berkala. Namun belum
dilakukan secara maksimal pada
penerapan sistem VGM (Verified Gross
Mass) yang kini baru diimplementasikan
pada terminal petikemas Pelabuhan
Panjang.
Divisi sistem informasi belum
melakukan rencana analisis untuk
mengetahui isu-isu pemanfaatan
teknologi saat ini, khususnya pada
sistem VGM (Verified Gross Mass).
Belum adanya upaya mengoptimalkan
pengembangan layanan TI terhadap
bisnis proses.
b. Analisa Gap Pada APO08.02 (Mengidentifikasi
Peluang, Risiko dan Kendala Teknologi Informasi
untuk Meningkatkan Bisnis)
Tabel 4.3 Gap Maturity Level Proses APO08.02
Proses Gap Maturity Level
APO08.02 Belum optimalnya sistem manajemen
risiko dan sistem pengendalian internal.
c. Analisa Gap Pada APO08.03 (Mengelola
Hubungan Bisnis)
Tabel 4.4 Gap Maturity Level Proses APO08.03
Proses Gap Maturity Level
APO08.03 Terus meningkatkan program Good
Corporate Governance agar proses dan
mekanisme dalam menjalankan
operasional dan proses bisnis
perusahaan dapat terlaksana
dengan baik.
d. Analisa Gap Pada APO08.04 (Koordinasi dan
Komunikasi)
Tabel 4.5 Gap Maturity Level Proses APO08.04
Proses Gap Maturity Level
APO08.04 Belum adanya komunikasi khusus
secara terarah dalam pengelolaan
masalah TI.
Penerapan aplikasi helpdesk belum
terakomodir pada sistem VGM
(Verified Gross Mass).
e. Analisa Gap Pada APO08.05 (Memberikan
Masukan untuk Perbaikan Berkelanjutan dari
Pelayanan)
Tabel 4.6 Gap Maturity Level Proses APO08.05
Proses Gap Maturity Level
APO08.05 Pelabuhan panjang belum secara
optimal membangun struktur
organisasi dan kedudukan divisi audit
untuk mengawasi kepatuhan internal,
manajemen risiko dan jaminan mutu.
Belum adanya pelaporan pelanggaran
baik dari pihak internal maupun
eksternal dalam melengkapi sistem
pengendalian internal.
Belum adanya prosedur khusus yang
tersktruktur dalam pengelolaan layanan
TI.
D. Tahap 4 – Plan Programme
- Rekomendasi Perbaikan
a. Rekomendasi Perbaikan APO08.01 (Memahami
Harapan Bisnis)
Terus melakukan transformasi terhadap
kelangsungan layanan TI dengan mempertahankan
informasi yang up to date, serta memenuhi standar
prosedur pengelolaan TI yang sesuai dengan
kebijakan dan kebutuhan tujuan perusahaan. Divisi
teknik dan sistem informasi mengembangkan IT
Governance untuk meningkatkan layanan TI dalam
bisnis proses maupun back office sebagai upaya
mengoptimalkan Information and Technology
General Control (ITGC).
b. Rekomendasi Perbaikan APO08.02
(Mengidentifikasi Peluang, Risiko dan Kendala
Teknologi Informasi untuk Meningkatkan
Bisnis)
Mengoptimalkan pengelolaan Sistem Pengendalian
Internal dan manajemen risiko berdasarkan kerangka
acuan Sistem Pengendalian Internal Perseroan Pasal
26 Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-
01/2011 tentang Penerapan Praktik Good Corporate
4,6
4,8
5
APO0
8.01
APO0
8.02
APO0
8.03
APO0
8.04
APO0
8.05
Grafik Pencapaian Maturity Level
Domain APO08 (Manage
Relationship)
Maturity
Level As Is
MaturityLev
el To Be
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 13-19
19
Governance pada BUMN. Memperkuat sistem
pengendalian internal melalui: a) Penyempurnaan
struktur organisasi yang mencakup pemisah tugas
dan wewenang, kebijakan, penerapan sistem dan
prosedur operasi, b) Penerapan enterprise risk
management, risiko-risiko utama dan strategis telah
diidentifikasi, dipetakan, dan dikelola secara
memadai, c) Implementasi Information and
Communication Technology (ICT) yang mencakup
seluruh aktivitas perseroan hingga pelaporan, d)
Proses monitoring dan evaluasi dilakukan oleh
atasan langsung.
c. Rekomendasi Perbaikan APO08.03 (Mengelola
Hubungan Bisnis)
Terus meningkatkan program tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang
bermanfaat, berkesinambungan dan dapat dirasakan
efek positifnya dalam mengelola hubungan dengan
masyarakat. Mulai memfokuskan program
komunikasi pemasaran terhadap keunggulan-
keunggulan yang dimiliki oleh Pelabuhan Panjang
baik itu fasilitas, peralatan, maupun pelayanan
dengan mengoptimalkan penggunaan media massa
khususnya media elektronik dan media cetak.
d. Rekomendasi Perbaikan APO08.04 (Koordinasi
dan Komunikasi)
Membangun Centralized IT Service Support yang
berfungsi sebagai IT Helpdesk untuk melayani
keluhan dan gangguan layanan IT diseluruh cabang.
c. Rekomendasi Perbaikan APO08.05
(Memberikan Masukan untuk Perbaikan
Berkelanjutan dari Pelayanan)
Melakukan penataan data customer melalui program
Customer Data Management, Customer Data
Management selain bermanfaat untuk mengelola
data customer, diharapkan juga bermanfaat untuk
mendukung rencana perusahaan menerapkan sistem
Customer Relationship Management. Penerapan
sistem Customer Relationship Management pada
perusahaan nantinya diharapkan bermanfaat bagi
perusahaan untuk memahami kebutuhan pada
customer dan juga meningkatkan respon perusahaan
terhadap kebutuhan customer. Untuk melengkapi
keseluruhan sistem pengendalian internal dan
pelaksanaan tata kelola yang baik, perusahaan dapat
mengembangkan ssebuah sistem untuk mengelola
pelaporan kecurangan, pelanggaran serta indikasi
jika adanya perilaku yang tidak benar, tidak etis atau
ilegal. Menyusun dan menerapkan framework untuk
pengembangan Software Development Life Cycle
(SDLC) dan kebijakan pengelolaan sistem informasi
sebagai tindak lanjut laporan audit sistem informasi.
Menyempurnakan seluruh bisnis model pelayanan
kapal dan barang sebagai upaya meningkatkan
kualitas pelayanan dan mengefektifkan pengendalian
internal termasuk diantaranya menerapkan sistem
aplikasi untuk terminal petikemas, sistem
pergudangan, pengelolaan lapangan, demaga,
armada dan sebagainya.
5. Simpulan
Tingkat kematangan maturity level saat ini pada
domain APO08 (Manage Relationship) adalah level 4
(Managed and Measurable) yang berarti penerapan
teknologi informasi telah memiliki ukuran dan sudah
dijadikan sebagai sasaran maupun obyektifitas kinerja
perusahaan. Secara umum tingkat kematangan perusahaan
dalam mengelola teknologi informasi sudah mengacu
pada level best practice. Perhitungan maturity level
didapatkan dari rekapitulasi hasil jawaban kuesioner
maturity level. Perhitungan menggunakan rata-rata
statistik atau mean dari berbagai item dalam setiap
kuesioner pada domain APO08 (Manage Relationship)
dengan nilai rata-rata tingkat kematangan saat ini
(maturity level as is) adalah 4,9. Sedangkan target tingkat
kematangan yang diharpakan perusahaan (maturity level
to be) adalah 5, sehinggan adanya gap sebesar 0.1.
Referensi
[1] Nugroho, R., Suryono, R., Darwis, D. “Audit Tata
Kelola Teknologi Informasi Untuk Integritas Data
Menggunakan Framework Cobit 5 pada PT Kereta
Api Indonesia (Persero) Divre IV TNK”. Jurnal
TEKNOINFO. Vol. 10, No.1, 2016, 1-6. 2016.
[2] ISACA. COBIT 5 A Business Framework for the
Governance and Management of Enterprise IT.USA:
IT Governance Institute. 2012
[3] ISACA. 2012. COBIT 5 Enabling Process.USA: IT
Governance Institute.
[4] ISACA. 2012. COBIT 5 Enabling Information.USA:
IT Governance Institute.
[5] ISACA. 2012. COBIT 5 Implementation.USA: IT
Governance Institute.
[6] Jogiyanto, H.M. & Abdillah, W. 2011. Sistem Tata
Kelola Teknologi Informasi. Yogyakarta:ANDI.
[7] Khotari, C.R. 2004. Research Methodology Methods
and Techniques Second. New Delhi: New Age
Publisher.
[8] Sanjaya, Wina. 2013. Pelelitian Pendidikan: Jenis,
Metode dan Prosedur. Jakarta: Kharisma Putra
Utama.
[9] Sarno, Riyanto. 2009. Audit Sistem dan Teknologi
Informasi. Surabaya: ITSpers.
[10] Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung: ALFABETA.
[11] Suryono,R., Darwis, D. Gunawan, S. “Audit Tata
Kelola Teknologi Informasi Menggunakan
Framework Cobit 5 (Studi Kasus: Balai Besar
Perikanan Budidaya Laut Lampung)”. Jurnal
TEKNOINFO. Vol. 12, No.1, 2018, 16-22. 2018.
[12] Surendro, K. 2009. Implementasi Tata Kelola
Teknologi Informasi. Bandung: Informatika.
[13] Wakhinuddin. 2009. Analisa Gap. Dikutip pada 10
Mei 2017.
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol:1, No:1, 20-25
20
PEMANFAATAN AUGMENTED REALITY (AR) PADA MEDIA
PEMBELAJARAN PENGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIKA
BERBASIS ANDROID
Ardyansyah Harahap1, Adi Sucipto2*, Jupriyadi3
Program Studi Informatika, FTIK Universitas Teknokrat Indonesia 1
Program Studi Teknologi Informasi, FTIK Universitas Teknokrat Indonesia 2,3
Email:[email protected], [email protected]*, [email protected]
Abstract
The development of technology in the field of electronics requires students and instructors to be able to recognize, know
and understand the components associated with electronics. This study aims to design an application that can provide
information about electronic component symbols in the form of names, functions and images of physical shapes in
accordance with markerless that have been inputted into the Vuforia SDK library. This study developed the Augmented
Reality application as an introduction to Electronic Components by using several tools such as: MDLC, Unity, ARToolkit,
and Blender to better identify students about Electronic Components. The application of Augmented Reality in this study
uses the Marker Based and Monitor Based System methods. Augmented Reality Applications Electronic Components
were tested using BlackBox with the results of passing the system's 100% functional test and usability test results using
the learnability aspects questionnaire 4.47, efficiency 4.43, memorability 4.2, errors 4.5, and satisfaction 4.52,
application This is tested in the "Good" category. Although there are obstacles in the quality of the camera and lighting,
the test results show that this application is interesting, and deserves to be redeveloped, so that the application of
Augmented Reality in SMK Nusantara 1 Kotabumi is an appropriate step to support the concept of learning methods.
Keywords: symbol, electronic components, Augmented Reality, Unity, Marker based.
Abstrak
Perkembangan teknologi di bidang elektronika menuntut kalangan pelajar dan pengajar untuk dapat mengenali,
mengetahui dan memahami komponen-komponen yang berhubungan dengan elektronika. Penelitian ini bertujuan
merancang suatu aplikasi yang dapat memberikan informasi tentang symbol komponen elektronika berupa nama, fungsi
dan gambar bentuk fisik sesuai dengan markerless yang telah diinput kedalam library Vuforia SDK. Penelitian ini
mengembangkan aplikasi Augmented Reality sebagai pengenalan Komponen Elektronika dengan menggunakan beberapa
tools seperti : MDLC, Unity, ARToolkit, dan Blender agar semakin mengenali pelajar tentang Komponen Elektronika.
Penerapan Augmented Reality pada penelitian ini menggunakan metode Marker Based dan Monitor Based System.
Aplikasi Augmented Reality Komponen Elektronika diuji menggunakan BlackBox dengan hasil lulus uji fungsional sistem
100% dan hasil pengujian usability menggunakan kuesioner Aspek learnability 4,47, efficiency 4,43, memorability 4,2,
errors 4,5, dan satisfaction 4,52, aplikasi ini teruji dalam kategori “Baik”, Meskipun kendala terdapat pada kualitas
kamera dan pencahayaan namun hasil pengujian menunjukan bahwa aplikasi ini menarik,dan layak untuk dikembangkan
kembali, sehingga penerapan Augmented Reality di SMK Nusantara 1 Kotabumi merupakan langkah tepat guna
mendukung konsep metode pembelajaran.
Kata Kunci: simbol, komponen elektronika, Augmented Reality, Unity, Marker based.
1. Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini,
komputer memiliki banyak manfaat di berbagai bidang
manusia yaitu bidang informasi, edukasi, bisnis dan
komunikasi. Begitu banyak teknologi sebagai kebutuhan
dalam mempermudah aktivitas manusia sehari-hari,
seperti aktivitas militer, pemerintah, perkantoran, hiburan
dan pendidikan. Salah satu teknologi komputer yang
sedang berkembang pada saat ini adalah Augmented
Reality (AR). Augmented Reality adalah sebuah teknologi
untuk menggabungkan dunia nyata dan dunia maya.
Augmented Reality menggunakan kamera (real time) yang
akan menangkap sebuah gambar untuk menampilkan
sebuah model visualisasi yang tentunya dapat membantu
aktivitas dalam sistem belajar mengajar. Teknologi
Augmented Reality (AR) telah dikembangkan pada iOS
dan Android. Sistem operasi mobile keduanya tentunya
begitu tren di kalangan masyarakat karena sangat mudah
digunakan dan stylish, terutama pada platform Android.
Android adalah sistem operasi yang berbasis linux yang
telah dimodifikasi untuk digunakan di smartphone dan
juga tablet PC.
Komponen Elektronika sangat cocok untuk dijadikan
sebagai teknologi Augmented Reality (AR) karena
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 20-25
21
minimnya masyarakat tentang pengetahuan akan bentuk
dan fungsi dari sebuah komponen. Karena komponen
elektronika berupa sebuah alat atau benda yang menjadi
bagian pendukung suatu rangkaian elektronika yang dapat
bekerja sesuai dengan kegunaanya. Benda yang menempel
langsung pada papan rangkaian berupa PCB (Printed
Circuit Board) dengan cara di solder. sebagian sekolah
mempunyai fasilitas minim, sehingga pemahaman siswa
mengenai teknologi informasi pun masih kurang.
Lingkungan sekolah sangat berperan penting dalam proses
belajar siswa. Sarana prasarana yang terdapat disekolah
sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Sarana
prasarana yang tidak lengkap akan membuat proses
pembelajaran akan terlambat. Begitu juga dengan peran
guru dalam proses pembelajaran yang digunakan oleh
guru dalam menyampaikan materi kepada siswa.
Pada penelitian ini akan dikembangkan aplikasi
pembelajaran pengenalan elektronika untuk siswa yang
dapat menampilkan komponen-komponen elektronika
secara digital dengan pemanfaatan teknologi Augmented
Reality. Aplikasi Augmented Reality ini menyediakan
informasi dalam bentuk digital dan multimedia. Aplikasi
ini digunakan untuk mempermudah para siswa untuk
mempelajari komponen elektronika melalui model 3
dimensi yang disajikan pada smartphone android.
Teknologi Augmented Reality sangat potensial sebagai
sarana edukasi dan dengan aplikasi ini diharapkan dapat
menambah rasa tertarik dan keingintahuan para siswa
yang ingin lebih mengenal komponen elektronika beserta
fungsinya.
Pada penelitian ini akan dikembangkan aplikasi
dengan menampilkan benda elektronika secara digital
dengan pemanfaatan teknologi Augmented Reality.
Aplikasi ini digunakan untuk mempermudah siswa
mempelajari Komponen Elektronika melalui model 3D
yang disajikan pada Android dan dengan pembacaan
markerless melalui kamera Smartphone.Tujuan dalam
penelitian Penelitian ini adalah untuk merancang dan
mengimplementasikan aplikasi smartphone yang
menampilkan komponen elektronika secara menarik
dengan penerapan Augmented Reality, sehingga dapat
digunakan di dalam media pembelajaran.
2. Telaah Pustaka
A. Augmented Reality
Menurut Ronald T. Azuma .et al (2001,34) dari
Penelitiannya yang berjudul Recent Advances in
Augmented Reality, Augmented Reality adalah sebuah
sistem yang mendukung dunia nyata dengan objek virtual
(computer-generated) yang muncul bersamaan di
ruang/tempat yang sama seperti dunia nyata. Sistem
Augmented Reality harus mempunyai ciri sebagai berikut;
Mengkombinasikan kenyataan dan objek virtual di
lingkungan nyata, Bersifat interaktif, dan di real
time(waktu nyata), dan menyelaraskan kenyataan dan
objek virtual satu dengan lainnya. Input berupa
marker/markerless. Web kamera PC/Laptop akan
membaca marker, setiap marker merepresentasikan model
3D yang berbeda-beda.
Menurut Dhiraj Amin dan Shavari Govilkar
(2015),ada dua jenis inputan, yaitu:
Marker
Augmented Reality dengan marker menggunakan
symbol/gambar sebagai point referensi dimana
komputer akan menampilkan gambar. Didalam sistem,
kamera secara terus menerus mengambil gambar objek
dan memproses gambar untuk mengestimasi posisi,
orientasi, dan pergerakan dari visualisasi display ke
target objek.
Markerless
Sistem AR Marker-less/ tanpa marker menggunakan
kombinasi dari perangkat elektronik seperti
accelerometer, kompas dan Global Positioning
System(GPS). [2]
Gambar 1. Proses deteksi marker
(Fotis Liarokapis , 2015)
B. Unity
Menurut Andre kurniawan Pamoedji. et al (2016)
dalam bukunya yang berjudul mudah membua game
Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) dengan
Unity 3D, Unity adalah sebuah software pemrograman
yang digunakan untuk membuat berbagai macam aplikasi.
Mayoritas penggunaan Unity adalah untuk pembuatan
aplikasi Game. Tetapi dengan menggunakan Unity ,dapat
juga membuat berbagai macam aplikasi seperti prenstasi,
website bahkan dapat membuat Augmented Reality.[3]
C. Vuforia
Vuforia SDK adalah Software Development Kit
berbasis AR yang menggunakan layar perangkat mobile
sebagai “lensa ajaib” atau kaca untuk melihat kedalam
dunia Augmented dimana dunia nyata dan virtual muncul
berdampingan. Aplikasi ini membuat preview kamera
secara langsung pada layer smartphone untuk mewakili
pandangan dari dunia fisik. Objek 3D akan Nampak secara
langsung dilayar smartphone, sehingga akan terlihat
Objek 3D berada di dalam dunia nyata, Vuforia SDK
terdiri dari 2 komponen utama yaitu library QCAR dan
target management system.[4]
D. Blender
Blender adalah software open source yang digunakan
untuk membuat konten 3D dan animasi. Blender dapat
digunakan untuk membuat visualisasi 3D seperti gambar,
video dan video games interaktif real-time. Blender
merupakan software lintas platform dan berjalan di sistem
Linux, Mac-OSX dan Microsoft Windows dengan
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol:1, No:1, 20-25
22
kebutuhan memory dan hardisk yang kecil. Interface nya
menggunakan OpenGL untuk menyediakan pengalaman
konsisten selama hardware dan platformnya
mendukung.[5]
E. Android
Android adalah sistem operasi yang digunakan di
smartphone dan juga tablet PC. Fungsinya sama seperti
sistem operasi Symbian di Nokia, iOS di Apple dan
BlackBerry OS. Android tidak terikat ke satu merek
Handphone saja, beberapa vendor terkenal yang sudah
memakai Android antara lain Samsung , Sony Ericsson,
HTC, Nexus, Motorolla, dan lain-lain.
Android pertama kali dikembangkan oleh perusahaan
bernama Android Inc., dan pada tahun 2005 di akuisisi
oleh raksasa Internet Google. Android dibuat dengan basis
kernel Linux yang telah dimodifikasi, dan untuk setiap
release-nya diberi kode nama berdasarkan nama hidangan
makanan.
Keunggulan utama Android adalah gratis dan open
source, yang membuat smartphone Android dijual lebih
murah dibandingkan dengan Blackberry atau
iPhone meski fitur (hardware) yang ditawarkan Android
lebih baik.[6]. Ada beberapa penelitian tentang aplikasi
berbasis andorid [15].
F. Multimedia
Menurut (Gayeski, 1993) mendefinisikan multimedia
sebagai kumpulan media berbasis komputer dan sistem
komunikasi yang memiliki peran untuk membangun,
menyimpan, menghantarkan dan menerima informasi
dalam bentuk teks, grafik, audio, video, dan
sebagainya.[7]
Menurut (Luther, 1994) dalam (Sutopo, 2002)
metodologi pengembangan multimedia terdiri dari enam
tahap, yaitu:
1. Concept (Pengonsepan)
2. Design (Pendesainan)
3. Material collecting (Pengumpulan materi)
4. Assembly (Pembuatan)
5. Testing (Pengujian)
6. Distribution (Penyebaran).
Keenam tahap ini tidak harus berurutan dalam
praktiknya, tahap-tahap tersebut dapat saling bertukar
posisi. Meskipun begitu, tahap concept memang harus
menjadi hal yang pertama kali dikerjakan.[8] Tahap
pengembangan multimedia dapat dilihat pada gambar 2
berikut.
Gambar 2. Tahap Pengembangan Multimedia.
(Sutopo, 2002)
G. Pengujian Blackbox
Menurut Pressman (2012), Pengujian blackbox atau
kotak hitam juga disebut pengujian perilaku, berfokus
pada persyaratan fungsionalitas perangkat lunak.
Pengujian blackbox bukan alternative dari pengujian
whitebox, sebaliknya ini merupakan pendekatan
pelengkap yang mungkin dilakukan untuk mengungkap
kelas kesalahan yang berbeda dari yang ditangkap metode
whitebox.
Pengujian Blackbox berupaya untuk menemukan
kesalahan dalam kategori berikut:
1. Fungsi yang salah atau hilang
2. Kesalahan antarmuka
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses basis
data eksternal
4. Kesalahan prilaku atau kinerja
5. Kesalahan inisialisasi dan penghentian.
H. ISO 9241
Pengukuran Usability Sistem Menggunakan Use
Questionnaire pada Aplikasi Android oleh Rahardi
D.R.(2014). Menyebutkan bahwa Usability adalah tingkat
kualitas dari sistem yang mudah dipelajari, mudah
digunakan dan mendorong pengguna untuk menggunakan
sistem sebagai alat bantu positif dalam menyelesaikan
tugas. Dalam konteks ini, yang dimaksud sebagai sistem
adalah perangkat lunak atau halaman web. Usability
adalah suatu ukuran, dimana pengguna dapat mengakses
fungsionalitas dari sebuah sistem dengan efektif, efisien
dan memuaskan dalam mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan Guidance of Usability ,ISO 9241:11(1998)
pada penelitian ini aspek yang akan diuji meliputi :
1. Kemudahan (learnability) didefinisikan seberapa
cepat pengguna mahir dalam menggunakan sistem
serta kemudahan dalam penggunaan menjalankan
suatu fungsi serta apa yang pengguna inginkan dapat
meraka dapatkan.
Shackel (1990) dan Nielsen (1993) berpendapat
learnability sebagai tingkat kemudahan sistem untuk
dipelajari, diukur melalui waktu yang diperlukan
untuk mempelajari penggunaan sistem hingga
mencapai level kemahiran tertentu.
2. Efisiensi (efficiency) didefenisikan sebagai sumber
daya yang dikeluarkan guna mencapai ketepatan dan
kelengkapan tujuan. Nielsen (1993) mengaitkan
efisiensi dengan kebutuhan sumber daya, seperti
usaha, waktu dan biaya, untuk mencapai tujuan
pemakaian sistem tersebut.
3. Mudah diingat (memorability) didefinisikan
bagaimana kemapuan pengguna mempertahankan
pengetahuannya setelah jangka waktu tertentu,
kemampuan mengngat didapatkan dari peletakkan
menu yang selalu tetap.
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 20-25
23
4. Kesalahan dan keamanan (errors) didefinisikan
berapa banyak kesalahan-kesalahan apa saja yang
dibuat pengguna, kesalahan yang dibuat pengguna
mencangkup ketidaksesuaian.
Kepuasan (satisfaction) didefinisikan kebebasan dari
ketidaknyamanan, dan sikap positif terhadap penggunaan
produk atau ukuran subjektif sebagaimana pengguna
merasa tentang penggunaan sistem. Kriteria kepuasan
menjadi pertimbangan bagi Nielsen (1993) dan standar
ISO 9241-11. Kepuasan pengguna terhadap sistem yang
dipakainya mengindikasikan bahwa sistem tersebut layak
pakai.
3. Metode Penelitian
A. Tahapan Penelitian
Dalam perancangan Augmented Reality ini memiliki
tahap-tahap yang akan dilakukan dengan menggunakan
metode pengembangan multimedia menurut Luther-
Sutopo yang terdiri dari enam tahap, yaitu Concept
(Pengonsepan), Design (Perancangan), Material
Collecting (Pengumpulan Bahan), Assembly (Pembuatan),
Testing (Pengujian), Distribution (Penyebaran).
Concept (Pengonsepan) Pada penelitian ini akan
dikembangkan sebuah Augmented Reality dengan konsep
pengenalan Komponen Elektronika menggunakan
platform Android dengan tampilan 3D yang diperuntukan
untuk siswa. Augmented Reality Komponen Elektronika
ini termasuk dalam media pembelajaran karena aplikasi
ini di spesifikasikan pada unsur pendidikan yang memuat
nilai-nilai komponen elektronika sebagai sarana
pengenalan yang bersifat mengenalkan Komponen hasil
komponen elektronika, serta sebagai alternatif untuk
meningkatkan minat siswa untuk mengenal Komponen
hasil Komponen Elektronika.
Design (Perancangan) ini merupakan tahap
perancangan untuk menggambarkan perancangan dari tiap
scene aplikasi, gambaran dari scene bentuk visual
perancangan, audio, durasi, keterangan, dan narasi untuk
suara akan dibuat dengan beberapa tahapan.
Pada penelitian ini spesifikasi yang akan dibuat
berdasarkan langkah berikut :
6. Perancangan Story Board
7. Perancangan struktur navigasi
8. Perancangan flowchart program
9. perancangan interface.
Pengumpulan Bahan (Material Collecting) merupakan
bagian pengembangan dimana tahapan yang dilakukan
setelah perancangan desain. Dari daftar konten yang sudah
dibuat pada tahap desain, pengembang harus
mengumpulkan konten materialnya. Pekerjaan ini sering
dikerjakan parallel dengan tahapan penggabungan atau
assembly, terutama jika system authoring mengijinkan
konten dummy untuk digunakan sampai konten yang
sebenarnya ada. Konten material didapat dari sumber luar
atau membuat sendiri sesuai kebutuhan. Perencanaan yang
dilakukan dalam pengumpulan materi atau bahan berupa
audio, gambar-gambar Komponen elektronika yang ada di
SMK Nusantara 1 Kotabumi, gambar-gambar background
dan lain-lain.
Pembuatan (Assembly) adalah Tahap pembuatan
seluruh objek berdasarkan konsep yang akan segera
dirancang dan diimplementasikan adalah bagian dari
tahapan penelitian multimedia. Berikut adalah rincian
tahap pembuatan (assembly) dari aplikasi ini.
1. Pertama, dalam pembuatan model 3D yaitu dengan
menggunakan tools Blender, proses pembuatan model
3D disesuaikan dengan bahan gambar yang telah di
kumpulkan, Lalu di buat sedemikian rupa sesuai
dengan aslinya.
2. Tahapan kedua memasukkan seluruh objek 3D dan
bahan lain yang telah dirancang pada tahap material
collecting kedalam Unity. Unity yang digunakan harus
disertai dengan Android SDK dan Java Development
Kit (JDK) untuk dapat melakukan build & run pada
device Android.
3. Tahapan kedua ialah pembuatan coding dan scene.
Scene yang telah direncanakan sebelumnya dibuat
setelah itu masing-masing objek harus memiliki fungsi
dengan pengkodean bahasa C# yang dibuat pada
aplikasi MonoDevelop yang terintegrasi langsung
dengan Unity.
Setelah tahap pembuatan scene dan coding. Langkah
selanjutnya adalah menjalankan debugging pada kode
yang diketik, jika tidak terdapat kesalahan maka
komponen-komponen tersebut dijalankan pada Unity. Jika
tidak ada kesalahan dalam perilaku atau bug, maka dapat
dilakukan proses build dengan format .APK yang dapat
digunakan pada perangkat Android. Jika pada perangkat
Android terjadi kesalahan, maka cek kembali pengaturan
build pada Unity.
Pengujian (Testing) Pada tahap ini pengujian
dilakukan dengan menggunakan standar kualitas ISO
9126 dan ISO 9241:11. Menurut Rahardi D.R.(2014),
untuk mengukur kualitas suatu aplikasi mobile cukup
dengan melakukan lima aspek pengujian, yaitu
Kemudahan (learnability), Efisiensi (efficiency), Mudah
diingat (memorability), Kesalahan dan keamanan (errors)
dan Kepuasan (satisfaction), sehingga yang diuji dalam
penelitian ini hanya 5 aspek saja.
Pendistribusian (Distribution) adalah merupakan
tahap dimana aplikasi disimpan dalam suatu media
penyimpanan. Pada tahap ini jika media penyimpanan
tidak cukup untuk menampung aplikasinya maka dapat
dilakukan kompresi terhadap aplikasi tersebut. Tahap ini
juga dapat disebut tahap evaluasi untuk pengembangan
produk yang sudah jadi supaya menjadi lebih baik. Hasil
evaluasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk tahap
concept pada produk selanjutnya.
B. Metode Pengumpulan Data
Adapun beberapa metode yang digunakan dalam
mengumplkan data adalah:
1. Observasi
Penulis datang dan mengamati langsung SMK
Nusantara 1 Kotabumi. Penulis melihat metode
penyampaian pembelajaran.
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol:1, No:1, 20-25
24
2. Studi Literatur
Penulis menggunakan buku, jurnal, publikasi
nasional dan internasional yang berhubungan
dengan penelitian mengenai Augmented Reality,
untuk memperoleh teori –teori yang mendukung
pemecahan masalah penelitian.
3. Dokumentasi
Penulis mengumpulkan data - data berupa
gambar dan deskripsi dari buku yang ada pada
nantinya akan digunakan dalam perancangan dan
implementasi.
4. Hasil Dan Pembahasan
A. Hasil Program
Hasil program berupa file berformat .Apk yang dapat
berjalan di platform Android.
Gambar 3. Tampilan Splash Screen
Gambar 4. Tampilan Menu Utama
Gambar 5. Tampilan Menu Panduan
Gambar 6. Tampilan Menu Tracking Markerless
Gambar 7. Tampilan Augmentasi IC
Gambar 8. Tampilan Augmentasi Elco
Gambar 9. Tampilan Augmentasi Transistor
Gambar 10. Tampilan Augmentasi LED
B. Pengujian program
Pengujian program merupakan bagian penting dalam
pembangunan sebuah perangkat lunak, pengujian
diperlukan untuk mengetahui kesalahan – kesalahan pada
sistem dan memastikan sistem yang dibangun telah sesuai
dengan apa yang direncanakan sebelumnya.
1. Hasil Pengujian Black-Box
Dalam pengujian ini penulis mengambil kasus dari
pengujian funsgionalitas setiap komponen dalam program
yang ada pada lampiran, Selanjutnya dilakukan
perhitungan persentase untuk pengujian Black Box yaitu
sebagai berikut :
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 20-25
25
=84
84× 100% = 100%
Dari perhitungan aspek Black-Box di atas dapat
disimpulkan bahwa Pemanfaatan Pengenalan Elektronika
Sebagai Media Pembelajaran Siswa Kelas 10-12 Berbasis
Android Menggunakan Augmented Reality memperoleh
penilaian 100% layak.
2. Hasil Pengujian Usability
Dari hasil penyebaran kuesioner ke responden,
kemudian dilakukan penilaian terhadap masing – masing
komponen yeng meliputi Learnability (mudah dipelajari),
Efficiency (efisiensi), Memorability (mudah diingat),
Errors ( bebas kesalahan), dan Satisfaction (Kepuasan)
dengan cara menjumlahkan jumlah per aspek usability
bedasarkan tabel bobot nilai, kemudian dikalikan dengan
bobot nilai skala likert. Hasil pengumpulan data hasil
rekap kuesioner dapat dilihat dalam lampiran. Hasil bobot
nilai yang diperoleh disajikan pada tabel 1 berikut.
Tabel 1. Hasil Penjumlahan total bobot per aspek
usability:
No Aspek Total bobot
1 Learnability 521
2 Efficiency 386
3 Memorability 368
4 Errors 384
5 Satisfaction 527
Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan
dengan membagi hasil bobot nilai per aspek usability
dibagi dengan jumlah responden, dan kemudian dibagi
lagi dengan jumlah pertanyaan masing – masing aspek.
Dengan rumus yang ada di teori :
Berikut adalah proses perhitungannya:
𝐿𝑒𝑎𝑟𝑛𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 =521
29=
17,9
4= 4,47
𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦 =386
29=
13,3
3= 4,43
𝑀𝑒𝑚𝑜𝑟𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 =368
29=
12,6
3= 4,2
𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟𝑠 =270
29=
13,5
3= 4,5
𝑆𝑎𝑡𝑖𝑠𝑓𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 =527
29=
18,1
4= 4,52
Dari perhitungan data hasil kuesioner tersebut,
diperoleh nilai akhir masing–masing aspek//komponen.
Aspek learnability 4,47, efficiency 4,43, memorability
4,2, errors 4,5, dan satisfaction 4,52.
5. Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian Blackbox, aplikasi ini
bebas dari kesalahan fungsional dengan nilai 100% dan
hasil pengujian usability menggunakan kuesioner Aspek
learnability 4,47, efficiency 4,43, memorability 4,2, errors
4,5, dan satisfaction 4,52, aplikasi ini teruji dalam kategori
“Baik”, sehingga layak untuk media pembelajaran
pengenalan komponen elektronika.
Referensi
[1] Amin, D., and Govilkar,S., “Comparative Study of
Augmented Reality SDK’s”, International Journal
on Computational Sciences & Applications (IJCSA),
New Panvel,India. 2015.
[2] Arif sudarjo. “Elektronika 1”. Yudistira, Surabaya.
2000
[3] Azuma, Ronald T. “A Survey of Augmented Reality,
Presence”, vol 6, 355 – 385. 1997.
[4] Chowanda Andry, Bayu kanigoro. “Pengaturan Tata
Letak Perabotan Rumah Tangga Dengan Augmented
Reality”, jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu
Komputer, BINUS University, Jakarta. 2011.
[5] Gayeski, D.M., “Multimedia for Learning:
Development, Application, Evaluation”. Englewood
Cliffs, NJ: Educational Technology Publications.
1993.
[6] Huda Ahmad A. “Perancangan Augmented Reality
Jenis-Jenis Hewan Sebagai Media Pembelajaran
Anak TK Aba Kreaga”, Jurusan Teknik Informatika,
Teknik Informatika STMIK Amikom Yogyakarta,
Yogyakarta. 2015.
[7] Irmayana Andi, Ahyana. “Aplikasi Pengenalan
Simbol Komponen Elektronika Menggunakan
Augmented Reality Berbasis Android”, Jurusan
Teknik Informatika, STMIK DIPANEGARA
Makassar, Makassar. 2015.
[8] Rahadi, D.R, “Pengukuran Usability Sistem
Menggunakan Use Questionnaire pada Aplikasi
Android”, Jurnal Sistem Informasi, vol 661-671
Universitas Bina Darma Palembang. 2014.
[9] Rifa’il M., L Tri., dan Anastasya Latubessy.
“Penerapan Teknologi Augmented Reality Pada
Aplikasi Catalog Rumah Berbasis Android”,
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik,
Universitas Muria Kudus. 2014.
[10] Roedavan,R., Unity Turtorial Game Engine,
Informatika, Bandung. 2016.
[11] Rosa, A., dan Shalahuddin, M. “Rekayasa Perangkat
Lunak”. Bandung, Informatika Bandung. 2013.
[12] Adrian, QJ., Ambarwari, A., Lubis, M.
“Perancangan Buku Elektronik Pada Pelajaran
Matematika Bangun Ruang Sekolah Dasar Berbasis
Augmented Reality”. Jurnal Simetris. Vol. 11, No.1,
2020, 171-175. 2020..
[13] Wibawanto Hari. 2013. Elektronika Dasar. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.
[14] Zaki Ali, Edy Winarno, SmitDev Community. 2016.
Animasi Karakter dengan Blender dan Unity,
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
[15] Zulkarnais, A., Prasetyawan. P., Sucipto. A.,.
“Game Edukasi Pengenalan Cerita Rakyat
Lampung Pada Platform Android”. Jurnal
Informatika: Jurnal Pengembangan IT, 3(1), p.
96. 2018.
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 26-32
26
APLIKASI PEMESANAN JASACUKUR RAMBUT BERBASIS ANDROID
Fajar Irvansyah1), Setiawansyah2), Muhaqiqin3)
1Informatika, Universitas Teknokrat Indonesia2 Teknologi Informasi, Universitas Teknokrat Indonesia3 Teknologi Informasi, Universitas Teknokrat Indonesia
Jl. H.ZA Pagaralam, No 9-11, Labuhanratu, Kota Bandarlampung, LampungEmail: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstract
Business opportunities in the field of chopped hair are opportunities for business people to delegate requests related toappearance. Customer Satisfaction and Satisfaction Become the Main Thing in the Shaved Hair Business. Can be givento providers of conventional hair delivery services there is no ordering system in the sense of utilizing the latestinformation technology that can be used to build a system that can support ordering hair loss to make it easier. Thedesign of an Android-based system is felt necessary to facilitate the ordering of shaved hair. In this study developing anAndroid-based hair ordering application to add queues to hair service providers. Based on the results of testing thesystem using the ISO 25010 test get a very good value or the system can be accepted and run well.
Keyword: Hair shaving services, android, ISO 25010, reservations, queued
Abstrak
Peluang usaha dalam bidang jasa cukur rambut merupakan peluang bagi para pelaku bisnis untuk dapat memenuhipermintaan yang berkaitan dengan penampilan. Kepuasan dan kepercayaan pelanggan menjadi hal utama dalam bisnisjasa cukur rambut. Umumnya pelayanan yang diberikan oleh pihak penyedia jasa cukur rambut masih bersifatkonvensional belum adanya sistem pemesanan dalam artian pelanggan terkadang mengantri terlalu lama dilokasitempat cukur dan bisa berdampak buruk bagi pengusaha jasa cukur rambut, karena adanya kemungkinan pelangganpergi ketempat cukur lain. Pemanfaatan teknologi informasi terkini dapat digunakan untuk membangun sistem yangdapat menunjang dalam pemesanan jasa cukur rambut agar lebih mudah. Perancangan sistem berbasis android dirasaperlu untuk mempermudah pemesanan jasa cukur rambut. Dalam penelitian ini dikembangkan sebuah aplikasipemesanan jasa cukur rambut berbasis android untuk mengurangi antrian pada penyedia jasa cukur rambut.Berdasarkan hasil pengujian sistem menggunakan pengujian ISO 25010 mendapatkan nilai sangat baik atau sistemdapat diterima dan dijalankan dengan baik.
Kata Kunci: Jasa cukur rambut, android, ISO 25010, pemesanan, antri
1. Pendahuluan
Pada zaman modern ini penampilan merupakan faktorpenting dimana kepribadian seseorang akan tercermindari bagaimana orang itu terlihat. Baiknya penampilanjuga dapat meningkatkan kepercayaan diri, menarikperhatian orang atau lawan jenis dan meningkatkankepercayaan orang lain. Tidak hanya wanita, kini parapria pun sudah sadar akan pentingnya penampilan. Haltersebut dapat menjadi peluang baru untuk para pelakubisnis di bidang jasa cukur rambut yang dapat memenuhipermintaan yang berkaitan dengan penampilan.Kepuasan dan kepercayaan pelanggan menjadi hal utamadalam bisnis jasa cukur rambut.
Terdapat masalah yang terjadi pada jasa cukurrambut yaitu saat ini umumnya pelayanan yangdiberikan masih bersifat konvensional belum adanyasistem pemesanan dalam artian pelanggan terkadang
mengantri terlalu lama dilokasi tempat cukur dan bisaberdampak buruk bagi pengusaha jasa cukur rambut,karena adanya kemungkinan pelanggan pergi ketempatcukur lain.
Pemanfaatan teknologi smartphone pada berbagaiaspek kini telah dirasakan dampaknya, tanpa terkecualisampai pada usaha jasa cukur rambut yang inginmemanfaatkan teknologi ini demi kepuasan pelanggandan keuntungan pihak jasa cukur rambut. Manusia padaumumnya menginginkan segala sesuatu dapat denganmudah dikerjakan, begitu pula dengan pelanggan cukurrambut yang ingin potong rambut dengan mudah dalamartian tidak rumit dan tidak memakan waktu yang lama.Mudah dalam memesan untuk cukur rambut yangdimaksud adalah tanpa harus mengantri denganpelanggan lainnya. Pelanggan jasa cukur rambut jugadapat memilih waktu kapan untuk memulai potongrambut. Kemudian pihak jasa cukur rambut
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 26-32
27
membutuhkan sistem yang dapat mengatur danmemanajemen pemesanan cukur rambut sesuai dengankebutuhan pelanggan, juga kebutuhan pihak jasa cukurrambut tersebut. Sistem ini dapat mempermudahkanpihak jasa cukur rambut seperti mengatur antrian pesanansesuai waktu pemesanan pelanggan, mengatur statusketersediaan tempat secara real-time, dan dapatmengkontrol jumlah pesanan.
Android adalah sebuah sistem operasi untukperangkat mobile device berbasis linux yang mencakupsistem operasi, middleware dan merupakan platformterbuka opensource dan dapat digunakan dalam berbagaibidang[1][7] . Pada saat ini sistem operasi android sangatpopuler, banyak masyarakat yang menggunakannya.Berdasarkan data yang dirilis menristekdiktimenyebutkan bahwa angka pengguna smartphone diIndonesia kini mencapai sekitar 25% dari total pendudukatau sekitar 65 juta orang.Oleh karena itu di butuhkan strategi yang mampumempermudah proses pemesanan dengan menggunakanAplikasi yang bertujuan untuk dapat mengatasi masalahpada antrian cukur, memudahkan pelanggan dalammencukur rambut dan pelanggan dapat memilih capster(tukang cukur rambut) melalui aplikasi tersebut dan jugapelanggan bisa mendapatkan pelayanan jasa cukurrambut yang dapat datang kelokasi pelanggan.
2. Tinjauan Pustaka
A. Penelitian TerdahuluTinjauan literatur dilakukan untuk mengetahui perbedaanpenelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnyayang terkait dengan penelitian ini. Ada beberapapenelitian yang berkaitan dengan penelitian iniditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Tinjauan literatur
Penulis Tahun Judul Penelitian
Mamay Syani,NindiWertantia
2018 Perancangan AplikasiPemesanan CateringBerbasis Android
Deni Utama,Asahar Johar,Funny FaradyCoestera
2016 Aplikasi PemesananMakanan dan MinumanRestaurant BerbasisClient Server denganPlatform Android danPHP menggunakanMetode CentralizedDBMS Architecture
Busran, WinaAnggraini
2016 Perancangan AplikasiPemesanan Makanandan Minuman BerbasisSistem Operasi
SwonoSibagariang
2016 Penerapan Web Servicepada PerpustakaanBerbasis Android
AndreasWilliamsMoritz, Budhi
2015 Aplikasi SistemPemesanan Makanandan Minuman Berbasis
Irawan,Andrew BrianOsmond
Android (Studi Kasus:Kedai Soe SoeDelivery)
a. Tinjauan Literatur 1Penelitian yang dilakukan oleh [2] dari Program StudiTeknik Informatika, Politeknik TEDC Bandung. Judulpenelitian “Perancangan Aplikasi Pemesanan CateringBerbasis Android”. Penelitian ini mengangkat masalahyang berdasarkan wawancara dengan pihak terkait,bahwa dalam proses pemesanan catering ada beberapapelanggan yang mengeluhkan proses pemesanantersebut dikarenakan memakan waktu, tenaga dan biayalebih. Dalam hal pencatatan data pemesanan pun dirasakurang efektif karena pendataannya masih bersifatkonvensional. Hasil dalam penelitian ini yaitu sebuahaplikasi pemesanan catering berbasis mobile yang dapatmembantu dalam proses pemesanan catering olehpelanggan serta pengelolaan data pemesanan catering.Hasil pengujian aplikasi menunjukkan bahwa aplikasimemiliki kinerja yang sesuai dengan kebutuhan user,sehingga dapat membantu dalam proses pemesanancatering.
b. Tinjauan Literatur 2Penelitian yang dilakukan oleh [3] dari Program StudiTeknik Informatika, Fakultas Teknik, UniversitasBengkulu. Judul penelitian “Aplikasi PemesananMakanan dan Minuman Restaurant Berbasis ClientServer Dengan Platform Android dan PHPMenggunakan Metode Centralized DBMS Architecture(Studi Kasus : Café Cempakoe Kota Bengkulu)”.
Penelitian ini mangangkat permasalahan pada usaharestoran dalam praktek pemesanan makanan danminuman masih menggunakan cara manual, dimanapelayan menghampiri pengunjung dan mencatat pesananpada sebuah kertas yang nantinya diserahkan ke dapurdan kasir. hal ini kemungkinan untuk terjadi kesalahanpenulisan pemesanan yang rangkap, selain itu denganproses pemesanan manual seperti ini sering terjadikesalahan dalam urutan pemesanan akibat bertumpuknyanota pemesanan, hal tersebut berdampak negatif padakepuasan pelanggan. Hasil penelitian ini yaitu sebuahaplikasi pemesanan makanan dan minuman restaurantberbasis client server dengan platform android dan PHPmenggunakan metode Centralized DBMS Architecture.Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan aplikasidapat memotong waktu pemesanan 5 jam 49 menit 55detik dari total semua waktu pemesanan menggunakankertas.
c. Tinjauan Literatur 3Penelitian yang dilakukan oleh [4] dari Institut TeknologiPadang. Judul penelitian “Perancangan AplikasiPemesanan Makanan dan Minuman Berbasis SistemOperasi Android (Studi Kasus : Pecel Lele Lela)”.Penelitian didasarkan dalam bisnis rumah makaan cepatsaji pecel lele Lela pelayanan sangat diutamakan sekalidemi kepuasan pelanggan. Salah satu proses pelayananyang sangat mempengaruhi adalah proses pelayanan
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 26-32
28
dalam melakukan pemesanan menu makanan danminuman. Proses pelayanan yang baik dan nyamanbisamembuat daya tarik pada pelanggan. Hal ini mendorongpemilik perusahaan untuk meningkatkan prosespelayanan kearah yang lebih baik. Sehingga padapenelitian ini dirancang sebuah aplikasi pemesananmakanan dan minuman berbasis sistem operasi android.Hasil dalam penelitian ini yaitu sebuah aplikasipemesanan makanan dan minuman berbasis android,aplikasi ini mempermudah pelayanan pada restaurantpecel lele lela. Aplikasi ini memiliki user interface yangmenarik sehingga akan membantu pengguna dalammenggunakan aplikasi.
d. Tinjauan Literatur 4Penelitian yang dilakukan oleh [5] dari Program StudiSistem Informasi, Universitas Sari Mutiara Indonesia.Judul penelitian “Penerapan Web Service PadaPerpustakaan Berbasis Android”. Penelitian inididasarkan pada kemajuan teknologi informasi mediaonline internet yang mulai dimanfaatkan untukpenunjuang layanan sistem informasi perpustakan, yangdapat memberikan informasi yang berkaitan denganperpustakaan. Hasil penelitian yang dilakukan ini yaitupengembangan aplikasi web service pada perpustakaan,penerapan web service ini memungkinkan penggunauntuk dapat menghubungkan berbagai jenis softwareyang memiliki platform dan sistem operasi yang samaatau berbeda sekalipun. Pada aplikasi ini penggunamendapatkan sebuah informasi dari suatu website tanpaharus mengunjungi web tersebut, cukup denganmengetahui fungsi/method web service yang disediakanoleh web. Hasil yang didapat, web service ternyatasangat efektif untuk digunakan karena method dan fungsidalam web-service dapat langsung digunakan untukmengembangkan aplikasi client sehingga tidak perludilakukan pemrograman aplikasi client dari awal.
e. Tinjauan Literatur 5Penelitian yang dilakukan oleh [6] dari Program StudiSistem Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Telkom.Judul penelitian “Aplikasi Sistem Pemesanan Makanandan Minuman Berbasis Android (Studi Kasus: Kedai SoeSoe Delivery)”. Latar belakang dilakukan penelitian iniyaitu tersedianya layanan antar makanan membuat paramahasiswa lebih tertarik untuk membeli makananditempat tersebut. Pada KSD (Kedai Soe Soe Delivey)sebagai salah satu penyedia makanan memiliki laynananpesan dan antar. Sistem pesan dan antar dalam KSDbersifat komunikasi melalui sms ataupun telepon dansistem yang digunakan masih bersifat online, dalam halini , pesan dan antar dapat diimplementasikan dalamaplikasi mobile yang dapat mempermudah dalamkegiatan proses bisnisnya. Hasil penelitian ini, yaitudibangun sebuah aplikasi sistem pemesanan makanandan minuman berbasis android yang dapatmempermudah pengguna untuk melakukan pemesananmakanan atau minuman secara online melaluismartphone.
Berdasarkan uraian ke lima tinjauan literatur diatas,
dapat disimpulkan bahwa layanan pemesanan dapatdilakukan secara online dapat mempermudah penggunauntuk melakukan proses pemesanan lebih cepat dan lebihefektif. Penggunaan web service juga dapat memberikankemudahan dalam pengembangan aplikasi yang ternyatasangat efektif untuk digunakan karena method dan fungsidalam web-service dapat langsung digunakan untukmengembangkan aplikasi client sehingga tidak perludilakukan pemrograman aplikasi client dari awal.
Kelima tinjauan literature diatas berbeda denganpenelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, padapenelitian ini akan mengimplementasikan aplikasipemesanan jasa cukur rambut berbasis android denganmenerapkan layanan web-service pada NoblemanBarbershop. Tujuan penelitian ini untuk mempermudahpelanggan dalam memesanan jasa cukur rambut,sehingga pelanggan tidak perlu menunggu lama di lokasi,sehingga pelanggan hanya perlu datang ke lokasi sesuaidengan jadwal pemesanan yang telah disepakati.
B. Landasan Teori
1. AndroidAndroid menawarkan pendekatan yang menyeluruhdalam pengembangan aplikasi. Artinya, satu aplikasiandroid yang dibangun dapat berjalan di berbagaiperangkat yang menggunakan sistem operasi androidbaik itu smartphone, smartwatch, tablet, dan perangkatlainnya. Perkembangan teknologi android yang bergitupesat juga tidak dapat dilepas dari peran AOSP (AndroidOpen Source Project) yang bertanggung jawab dalampengembangan sistem operasi android dan dipimpinlangsung oleh google[8].
2. Web ServiceWeb Service dapat digambarkan sebgai sebuah sistemyang dirancang untuk dapat mendukung interaksikomunikasi antar mesin-mesin pada suatu jaringan.Teknologi web service memungkinkan pengguna untukdapat menghubungkan berbagai jenis software yangdimiliki platform dan sistem operasi yang sama atauberbeda sekalipun. Jasi pengguna tetap mendapatkansebuah porongan informasi dari suatu website tanpaharus mengunjungi website tersebut, cukup denganmengethaui fungsi/method web service yang disediakanoleh web itu [5].
3. Metodologi Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini penulis melakukanbeberapa tahapan sebagai berikut :
3.1. AnalisisPada tahap ini dilakukan analisis terhadap kebutuhanyang diperlukan baik kebutuhan fungsional maupunkebutuhan non fungsional. Untuk mendapatkan datapenulis melakukan wawancara dan dan survey kebeberapa penyedia jasa cukur. Hal ini dilakukan untukmendapatkan informasi kebutuhan pengguna sehinggadapat diimplementasikan kedalam aplikasi yang akan
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 26-32
29
dibuat.3.2. Perancangan SistemUse case diagram merupakan diagram yangmendeskripsikan interaksi antara pengguna dan aplikasi.Berikut ini adalah gambar usecase dari aplikasi yangakan dikembangkan.
Gambar 1. Use Case Diagram
3.3. CodingBerdasarkan desain yang telah dibuat, tahap berikutnyaadalah melakakukan coding. Pada tahap ini penulismengimplementasikan desian sistem yang telah dibuatmenggunakan tool android studio.
3.4. PengujianPada tahap ini penulis melakukan pengujian terhadapaplikasi yang dikembangkan untuk mengetahui apakahaplikasi yang telah dikembangkan dapat berjalan denganbaik atau tidak. Pengujian dilakukan menggunakanstandar pengujian ISO 25010 dengan menggunakan 3(tiga) ukuran kualitas pengujian yaitu FunctionalSuitability, Performance efficiency, Operability.
3.5. KesimpulanTahap terakhir yang dilakukan penulis adalah menarikkesimpulan berdasarkan implementasi dan pengujianyang telah dilakukan dan memberikan saran ataskekurangan yang ditemukan untuk penyempurnaanaplikasi yang dikembangkan.
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil implementasi aplikasi pemesanan jasa cukurrambut berbasis android menggunakan modelpengembangan sistem extreme programming yaitu, tahappenelitian dimulai dengan tahap planning atauperencanaan, melakukan desain, implementasi kodeprogram dan testing aplikasi. Implementasi kodeprogram dilakukan berdasarkan desain rancangan UMLsistem dan rancangan tampilan kedalam kodepemrograman java dengan menggunakan Unity dandatabase firebase. Berikut ini adalah hasil implementasiaplikasi :
1. Menu LoginMenu login merupakan halaman yang dapat digunakanuntuk masuk ke sistem. Pada menu ini
pengguna/pelanggan, admin dan tukang cukur dapatmengakses aplikasi dengan memasukkan alamat emaildan password yang sudah terdaftar pada saat registrasiakun aplikasi pemesanan jasa cukur rambut. Tampilanmenu login dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2.Menu Login
2. Menu RegisterMenu register merupakan halaman yang digunakan untukmelakukan registrasi pendaftaran penggunaan akunaplikasi pemesanan jasa cukur rambut. Pada menuregister terdiri dari field Full Name, Email, dan jugapassword. Dalam halaman register inipengguna/pelanggan dan juga pemilik jasa tukang cukurwajib mengisi semua field yang ada untuk mendapatkanakses penggunaan aplikasi. Tampilan menu register dapatdilihat pada Gambar 3.
Gambar 3.Menu Register
3. Menu UtamaMenu utama merupakan tampilan halaman utama padasaat telah melakukan login akses aplikasi. Pada aplikasiyang dimiliki pengguna atau pelanggan jasa pemesanancukur rambut terdiri dari tampilan pilihan tukang cukurrambut yang telah terdaftar pada aplikasi.
Pengguna/Pelanggan dapat memilih tukang cukur
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 26-32
30
rambut (hair styliz) sesuai dengan keinginan, pelangganjuga bisa mendapatkan informasi lengkap tentangdeskripsi tukang cukur rambut dan rating penilaiankinerja yang dimiliki tukang cukur rambut berdasarkanpenilaian yang diberikan oleh pelanggan berdasarkankepuasan pelanggan. Tampilan menu utama aplikasipemesanan jasa tukang cukur rambut dapat dilihat padaGambar 4.
Gambar 4. Menu Utama
Detail informasi tukang cukur rambut yang terdaftardalam aplikasi terdiri dari detail informasi tukang cukur,rating penilaian kinerja tukang cukur. Pada detailinformasi tukang cukur ini pelanggan dapat melakukanpemesanan (order). Tampilan detail informasi tukangcukur dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Menu Detail Informasi Tukang Cukur
4. Menu AppointmentMenu appointment merupakan halaman yangmenampilkan perjanjian berdasarkan orderan ataupesanan yang telah dilakukan. Halaman appointmentpelanggan dapat menghubungi tukang cukur denganmelakukan percakapan chatting yang telah disediakan.Pada halaman ini terdapat dua tombol yaitu tombol untukmeng-cancel pesanan dan tombol QR Code. Tampilanmenu appointment dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Menu Appointment
Pada menu appointment terdapat tombol barcodeyang dapat digunakan untuk transaksi terhadappemesanan yang telah dilakukan. Tampilan barcodepemesanan dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Barcode Pemesanan
5. Menu ProfileMenu profil merupakan halaman yang menampilkan datadiri pengguna aplikasi pemesanan jasa cukur rambutberbasis android yang terdiri dari nama, tempat tanggallahir, alamat dan nomor hp. Tampilan menu profil dapatdilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Menu Profile
6. Menu UtamaMenu utama merupakan tampilan halaman utama padasaat telah melakukan login akses aplikasi. Pada aplikasiyang dimiliki tukang cukur terdiri dari tampilan status
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 26-32
31
kerja, harga jasa potong rambut, penghasilan/saldo.Tampilan menu utama sistem yang digunakan olehtukang cukur dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9.Menu Utama (Admin)
7. Menu AppointmentMenu appointment merupakan halaman yangmenampilkan chatting atau percakapan yang dapatdilakukan dengan pemesan jasa cukur rambut. Padamenu appointment ini terdapat tombol “complete” dan“scan QR”, tampilan menu appointment pada aplikasiyang dimiliki oleh penyedia jasa cukur rambut dapatdilihat pada Gambar 10.
Gambar 10.Menu Appointment
Dalam menu appointment penyedia jasa cukur rambuttidak dapat melakukan proses “complete” sebelummelakukan scan barcode yang dimiliki oleh pemesan jasaatau pelanggan dan pada saat melakukan proses“complete” terhadap pelayanan, tukang cukur rambut(hairstyliz) harus melampirkan foto-foto hasil cukur yangtelah dilakukan. Tampilan menu complete dapat dilihatpada Gambar 11.
Gambar 11. Menu Complete
8. Menu ProfileMenu profil merupakan halaman yang menampilkanprofil tukang cukur yang menggunakan aplikasipemesanan jasa cukur rambut. Pada halaman ini terdiridari foto hairstyliz, nama tukang cukur, tanggal lahir,alamat, deskripsi tukang cukur rambut dan terdapat QRCode pengguna aplikasi. Tampilan menu profil dapatdilihat pada gambar 12.
Gambar 12.Menu Profile (Admin)
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan makadapat disimpulkan sebagai berikut:1. Pembuatan aplikasi pemesanan jasa cukur rambut
dilakukan dengan melakukan perencanan, pembuatandesain sistem menggunakan UML dan juga desaintampilan interface. Setelah pada tahap perencanaandan desain selesai kemudian diimplementasikankedalam kode program dengan menggunakan unity,bahasa pemrograman Java, dan database firebase.Implementasi pembangunan aplikasi dilaksanakandengan model pengembangan sistem extremeprogramming.
Jurnal Ilmiah Infrastruktur Teknologi Informasi (JIITI), Vol: 1, No: 1, 26-32
32
2. Berdasarkan hasil pengujian aplikasi terhadapaspek functionality, efficiency, dan Operability makaaplikasi pemesanan jasa cukur rambut yang telahdikembangkan, untuk kedepannya dapatdiimplementasikan. Hal tersebut berdasarkan hasilnilai presentase pengujian dimana pada aspekfunctionality memperoleh penilaian 86,4% (verygood), aspek efficiency memiliki kriteria penilaianbaik (good) dengan persentase 82,9%, dan aspekoperability atau tingkat kemudahan aplikasimendapatkan persentase penilaian 87,6% masukkedalam kriteria (verry good).
6. Saran
Berkaitan dengan penelitian ini , maka saran yang perludiperhatikan dalam mengembangkan selanjutnya yaitu :Dapat mengembangkan aplikasi menjadi lebih menarikdan juga dapat diimplementasikan untuk pemesanan jasacukur rambut di wilayah Bandar Lampung.
Daftar Pustaka
[1] W. Komputer, Step by Step menjadi ProgrammerAndroid, Yogyakarta: ANDI OFFSET, 2013.
[2] M. Syani and N. Werstantia, "Perancangan AplikasiPemesanan Catering Berbasis Mobile Android,"Jurnal Ilmiah Ilmu dan Teknologi Rekayasa, vol. 1,2018.
[3] D. Utama, A. Johar and F. F. Coastera, "AplikasiPemesanan Makanan dan Minuman RestaurantBerbasis Client Server dengan Platform Androiddan PHP Menggunakan Metode Centralized DBMSArchitecture (Studi Kasus: Cafe Cempakoe KotaBengkulu)," Jurnal Rekursif, vol. 4, 2016.
[4] Busran and W. Anggraini, "Perancangan AplikasiPemesanan Makanan dan Minuman BerbasisSistem Operasi Android (Studi Kasus: Pecel LeleLela)," Jurnal Teknoif, vol. 4, 2016.
[5] S. Sibagariang, "Penerapan Web Service padaPerpustakaan Berbasis Android," Jurnal MahajanaInformasi, vol. 1, 2016.
[6] A. W. Moritz, B. Irawan and A. B. Osmond,"Aplikasi Sistem Pemesanan Makanan danMinuman Berbasis Android (Studi Kasus: KedaiSoe Soe Delivery)," eProceeding of Engineering,vol. 2, 2015.
[7] Borman, R. I., Syahputra, K., & Prasetyawan, P.Jupriyadi, Implementasi Internet Of Things padaAplikasi Monitoring Kereta Api denganGeolocation Information System. Prosisding SNTE2018, ISBN 978-602-8692-34-2, 2018.
[8] Syaiful Ahdan, Trio Pambudi, Adi Sucipto, YeniAgus Nurhuda., 2020. Game untuk MenstimulasiKecerdasan Majemuk pada Anak (MultipleIntelligence) Berbasis Android. Prosiding - SeminarNasional Teknik Elektro UIN Sunan Gunung DjatiBandung, ISBN : 978-602-60581-1-9