Jurnal Hama Nilapavata Lugens Stal

6
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 1 Januari 2015 ISSN: 2338-4336 KELIMPAHAN POPULASI WERENG BATANG COKLAT Nilaparvata lugens Stal. (Homoptera: Delphacidae) DAN LABA-LABA PADA BUDIDAYA TANAMAN PADI DENGAN PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU DAN KONVENSIONAL Claudya Siktiani Eva Gunawan, Gatot Mudjiono, Ludji Pantja Astuti Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Universitas Brawijaya Malang Jl. Veteran, Malang 65145, Indonesia ABSTRACT The Population abundance of Brown Planthopper Nilaparvata lugens Stal. (Homoptera: Delphacidae) and Spiders in Rice Cultivation on Integrated Pest Management (IPM) and Conventional Plots was studied in rice field’s Sepanjang village, Glenmore sub- district, Banyuwangi regency.Absolute method or direct observation were used to determine the populations of BPH and spiders on both of rice fields. The result showed that BPH population and spiders varied on IPM and conventional plots. The average population of BPH on IPM and Conventional plots was 0.30 and 0.57 respectively. In case of spiders, the average population on IPM and Conventional plots were 0.234 and 0.137 respectively. Pardosa sp. and Argiope sp. were identified as spiders on both plots. In addition, yields on IPM plot was lower compared to conventional plot with 4.56 and 5.12 ton respectively. Keyword: Population,Nilaparvata lugens, spiders, IPM, Conventional ABSTRAK Penelitian kelimpahan populasi wereng batang coklat (WBC) Nilaparvata lugensStal. (Homoptera: Delphacidae) dan laba-laba pada budidaya tanaman padi dengan penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) dan konvensional dilakukan di lahan padi Desa Sepanjang, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi dengan metode eksplorasi atau observasi langsung pada lahan padi, untuk mengetahui populasi WBC dan laba-laba pada lahan PHT dan konvensional.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan PHT dan konvensional berpengaruh nyata terhadap populasi WBC dan laba- laba sebagai musuh alami WBC. Rata-rata populasi WBC pada lahan PHT dan konvensional adalah 0,30 ekor dan 0,57 ekor. Sedangkan rata-rata populasi laba-laba pada lahan PHT dan konvensional adalah 0,234 ekor dan 0,137 ekor. Laba-laba yang ditemukan adalahPardosa sp. dan Argiope sp. Produksi padi pada lahan PHT lebih rendah (4,56 ton) dibandingkan dengan lahan konvensional (5,12 ton). Kata kunci: Populasi, Nilaparvata lugens, laba-laba, PHT, Konvensional PENDAHULUAN WBCadalah salah satu hama penting yang menyerang tanaman padi, WBC dapat menyebabkan kehilangan hasil yang besar.Tingginya tingkat serangan WBC pada tanaman padi menyebabkan ketergantungan petani 117

description

Jurnal Hama

Transcript of Jurnal Hama Nilapavata Lugens Stal

Page 1: Jurnal Hama Nilapavata Lugens Stal

Jurnal HPT Volume 3 Nomor 1Januari 2015ISSN: 2338-4336

KELIMPAHAN POPULASI WERENG BATANG COKLAT Nilaparvata lugensStal. (Homoptera: Delphacidae) DAN LABA-LABA PADA BUDIDAYATANAMAN PADI DENGAN PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA

TERPADU DAN KONVENSIONAL

Claudya Siktiani Eva Gunawan, Gatot Mudjiono, Ludji Pantja Astuti

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Universitas Brawijaya MalangJl. Veteran, Malang 65145, Indonesia

ABSTRACT

The Population abundance of Brown Planthopper Nilaparvata lugens Stal. (Homoptera:Delphacidae) and Spiders in Rice Cultivation on Integrated Pest Management (IPM)and Conventional Plots was studied in rice field’s Sepanjang village, Glenmore sub-district, Banyuwangi regency.Absolute method or direct observation were used todetermine the populations of BPH and spiders on both of rice fields. The result showedthat BPH population and spiders varied on IPM and conventional plots. The averagepopulation of BPH on IPM and Conventional plots was 0.30 and 0.57 respectively. Incase of spiders, the average population on IPM and Conventional plots were 0.234 and0.137 respectively. Pardosa sp. and Argiope sp. were identified as spiders on both plots.In addition, yields on IPM plot was lower compared to conventional plot with 4.56 and5.12 ton respectively.

Keyword: Population,Nilaparvata lugens, spiders, IPM, Conventional

ABSTRAK

Penelitian kelimpahan populasi wereng batang coklat (WBC) Nilaparvata lugensStal.(Homoptera: Delphacidae) dan laba-laba pada budidaya tanaman padi denganpenerapan pengendalian hama terpadu (PHT) dan konvensional dilakukan di lahan padiDesa Sepanjang, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi dengan metodeeksplorasi atau observasi langsung pada lahan padi, untuk mengetahui populasi WBCdan laba-laba pada lahan PHT dan konvensional.Hasil penelitian menunjukkan bahwapenerapan PHT dan konvensional berpengaruh nyata terhadap populasi WBC dan laba-laba sebagai musuh alami WBC. Rata-rata populasi WBC pada lahan PHT dankonvensional adalah 0,30 ekor dan 0,57 ekor. Sedangkan rata-rata populasi laba-labapada lahan PHT dan konvensional adalah 0,234 ekor dan 0,137 ekor. Laba-laba yangditemukan adalahPardosa sp. dan Argiope sp. Produksi padi pada lahan PHT lebihrendah (4,56 ton) dibandingkan dengan lahan konvensional (5,12 ton).

Kata kunci: Populasi, Nilaparvata lugens, laba-laba, PHT, Konvensional

PENDAHULUAN

WBCadalah salah satu hamapenting yang menyerang tanaman padi,

WBC dapat menyebabkan kehilanganhasil yang besar.Tingginya tingkatserangan WBC pada tanaman padimenyebabkan ketergantungan petani

117

Page 2: Jurnal Hama Nilapavata Lugens Stal

Jurnal HPT Volume 3 Nomor 1 Januari 2015

222

terhadap pestisida kimia semakin tinggi.Penggunaan pestisida yang berlebihandapat mengganggu keseimbangan antaramusuh alami dan WBC, menyebabkanhilangnya musuh alami dan resurjensihama yang cepat (Chiu,1979).Mempertimbangkan dampakpestisida kimia yang berbahaya bagilingkungan dan kesehatan manusia,berkembanglah suatu teknologi baru yangbernama Pengendalian Hama Terpadu.Teknologi Pengendalian Hama Terpadu(PHT) dianggap sebagai teknologi yangtepat dan potensial untuk mengendalikanhama sekaligus mengurangi resikopenggunaan pestisida yang berbahayabagi lingkungan (Gurr, 2009).

Konsep pengendalian hamaberdasarkanprinsip pengelolaanlingkungan tersebut mendorongpenggunaanmusuh alami sebagaikomponen utamadalam budidayatanaman.Salah satu predator WBC yangberperan besar dalam pengendalian WBCadalah laba-laba. Laba-laba dapatmemangsa WBC hingga 15-20 imagoWBC per hari (Chiu, 1979).DesaSepanjang, Kecamatan Glenmoremerupakan salah satu desa di KabupatenBanyuwangi dengan serangan WBC yangtinggi. Budidaya padi yang dilakukan diDesa Sepanjang sangat tergantung padapupuk kimia dan pestisida kimia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikelimpahan populasi WBC dan laba-labapada budidaya tanaman padi denganpenerapan PHT dibandingkan dengankonvensional.

BAHAN DAN METODE

Penelitiandilaksanakan mulaiMaretsampai dengan Juni 2014 di lahan padiDesaSepanjang, Kecamatan Glenmore,Kabupaten Banyuwangi.Bahan yangdigunakan dalam penelitian ini adalahbenih padi varietas Inpari-4, pupukkandang, pupuk urea, pupuk sp-36, agen

hayati Beauveria bassiana,Metariziumanisopliae,Corynebacterium,dan PlantGrowth Promoting Rhizobacterium(PGPR) jurusan HPT FP UB.

Budidaya Padi dengan Penerapan PHTPenyiapan lahan PHT dilakukan

dengan bajak atau singkal, jerami yangtersisa diolah bersama pengolahan tanahdikemudian diberikan pupuk kandang 168kg dua hari sebelum tanam. Penanamanpadi dilakukan dengan sistem tanam jajarlegowo 2:1 (20 x 20 x 40 cm), padi yangdigunakan adalah padi bersertifikatvarietas Inpari-4. Padiyang akandigunakan untuk persemaiandirendamdengan Plant Growth PromotingRhizobacterium (PGPR) dengankonsentrasi 10 ml/L selama 8 jam laluditiriskan dan dilakukan penyungkupanagar berkecambah. Saat persemaianberumur 5 hari dan 8 hari dilakukanpenyemprotan PGPR dengan konsentrasi20 ml/L untuk memacu pertumbuhanpersemaian padi.

Setelah persemaian berumur 12 harisetelah semai (HSS) dilakukan aplikasi B.bassiana, dan aplikasi M. anisopliaedilakukan saat persemaian berumur 14HSS yang bertujuan untuk mengantisipasiserangan hama saat persemaian.Pemindahan padi ke sawah saat berumur16 HSS dan saat akan pindah tanamtersebut dilakukan pencelupan bibitdalam larutan Corynebacterium dengankonsentrasi 5 ml/L. Pemberian pupukpada lahan PHT berdasarkan rekomendasihasil analisis tanah ialah 1,68 kg pupukurea dan 2,52 pupuk sp-36, untukpemupukan urea dilakukan sebanyak tigakali yaitu saat pengolahan tanah, saattanaman berumur 2 dan 4 minggu setelahtanam.

Budidaya Padi KonvensionalPengolahan tanah dan penanaman

pada lahan konvensional sama denganpengolahan tanah pada lahan PHT.

Page 3: Jurnal Hama Nilapavata Lugens Stal

Penanaman padi dilakukan dengan sistemtanam jajar legowo dengan jarak tanam20 x 20 x 40 cm. Benih padi yangdigunakan adalah benih bersertifikatvarietas Inpari-4. Benih yang digunakanuntuk persemaian direndam dengan airselama 24 jam lalu ditetesi denganCruiser kemudian dilakukanpenyungkupan.

Saat persemaian berumur 7 HSSdilakukan pemupukan urea, dilakukanpenyemprotan insektisida Plenum untukmenghindari kegagalan persemaian. Bibityang akan ditanam pada lahankonvensional berumur 25HSS.Pemupukan pertama diberikan pada9 hari setelah tanam (HST) denganmenggunakan pupuk urea 3,5 kgdanphonska 3,36 kg, pemupukan keduadilakukan pada umur 25 HST denganmenggunakan pupuk urea 3,5 kg.pengendalian hama dan penyakitmenggunakan insektisida (Plenum danVirtako), fungisida (Filia, Amistartop,dan Score),dan herbisida (Gromoxe).

Penetapan Tanaman ContohPenetapan tanaman contoh

dilakukan dengan metode pengambilancontoh sistematis, terdapat dua belas titiktanaman contoh dan setiap titik terdapatdua rumpun tanaman padi (tidak termasuktanaman border), antara satu titik dengantitik berikutnya berjarak 189 rumpuntanaman padi.

Pengamatan Populasi WBC dan Laba-laba

Populasi WBC dan laba-labadiamati dengan metode mutlak, yaitudengan menghitung jumlah nimfa dan

imago WBC, dan jumlah laba-laba padatanaman contoh di seluruh bagiantanaman dalam satu rumpun tanamanpadi. Pengamatan populasi WBC danlaba-laba dilakukan setiap satu minggusekali. Pengamatan dimulai pada saattanaman berumur 14 HST, sampaitanaman berumur 90 HST. Hasil produksiyang diamati adalah berat gabah keringpanen yang dihitung secara ubinan yangberukuran 2,5 m x 2,5 m.

Analisis DataData hasil pengamatan populasi

WBC dan populasi laba-laba yangdiperoleh dari lahan padi PHT dankonvensional dianalisis menggunakan Ujit dengan tingkat ketelitian 95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Populasi WBCBerdasarkan hasil uji t terhadap

rerata populasi WBC pada lahan PHT dankonvensional menunjukkan hasil yangberbeda nyata. Rerata populasi WBCpada lahan PHT (0,30) lebih rendahdibanding rerata populasi WBC padalahan konvensional (0,57). Perbedaanrerata populasi pada lahan konvensionaldan lahan PHT diduga disebabkan olehpenggunaan dosis pupuk yang berbeda,aplikasi agens hayati pada lahan PHTyang dilakukan sejak tanaman berumur 7HST diduga menjadi penyebab populasiWBC pada lahan PHT lebih rendahdibandingkan dengan lahan konvensionalyang menggunakan pestisida.Reratapopulasi WBC pada lahan PHT dankonvensional disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Rerata Populasi WBC pada Lahan PHT dan KonvensionalPerlakuan Wereng batang coklat/ rumpun ( x ± SE)

PHT 0,30 ± 0,136 aKonvensional 0,57 ± 0,209 b

Keterangan : Angka-angka yang didampingi oleh huruf yang berbeda dalam kolom yang sama berarti berbeda nyata berdasarkan Uji t 5%.

Page 4: Jurnal Hama Nilapavata Lugens Stal

444

Populasi Laba-labaBerdasarkan hasil uji t terhadap

rerata populasi laba-laba pada lahan PHTdan konvensional menunjukkan bahwapopulasi laba-laba pada kedua lahantersebut berbeda nyata. Perbedaan reratapopulasi laba-laba pada lahankonvensional dan lahan PHTkemungkinan disebabkan aplikasipestisida pada lahan konvensional yangmenyebabkan emigrasi laba-labadarilahan konvensional dan dapatmenyebabkan emigrasi hama WBC padatanaman padi. Chiu (1979) menyatakanbahwa penggunaan pestisida yangberlebihan dapat mengganggukeseimbangan antara musuh alami danwereng, menyebabkan hilangnya musuhalami dan resurjensi hama yangcepat.Rerata populasi laba-laba padalahan PHT dan konvensional disajikandalam Tabel 2.

Produksi Tanaman PadiDari hasil panen tanaman padi didapatkanberat gabah kering panen pada lahan PHTdan konvensional, hasil panen dihitungsecara ubinan yang berukuran 2,5 m x 2,5m. Dari hasil ubinan pada lahan PHT dankonvensional menunjukkan bahwa beratgabah kering panen lahan konvensionallebih tinggi daripada lahan PHT.Penyebab rendahnya produksi pada lahanPHT diduga disebabkan oleh hamawalang sangit dan penyakit blast, padalahan PHT tidak dilakukan aplikasiinsektisida dan fungisida sehinggaberdampak pada rendahnya produksi pada

lahan PHT dibandingkan dengan lahankonvensional.Berat gabah kering panendisajikan dalam Tabel 3.

Pembahasan UmumBudidaya padi dengan penerapan

PHT dan konvensional berpengaruh nyataterhadap kelimpahan populasi WBC danlaba-laba.Rerata populasi WBC padalahan konvensional lebih tinggidibandingkan dengan rerata populasiWBC pada lahan PHT. Rerata populasiWBC pada lahan konvensional terusmeningkat sejak tanaman berumur 14 - 28HST. Terjadipeningkatan rerata populasiWBC pada kedua lahan saat tanamanberumur 21 dan 28 HST. Peningkatanpopulasi WBC pada lahan PHT didugaterjadi karena adanya migrasi WBC darilahan konvensional yang letaknyabersebelahan dan adanya migrasi darilahan sawah lainnya dikarenakan waktutanam padi yang tidak serempak.

Faktor yang menyebabkan kematianWBC mencakup suhu, musuh alami yaitupredator dan patogen, nutrisi yangkurang, dan kematangan tanaman (Chengdan Holt, 1990). Menurut Tarumingkeng(1992) fluktuasi dan kerapatan populasiAnthropoda dapat terjadi pada suatuekosistem diakibatkanoleh empat faktoryaitu adanya peningkatan karenakelahiran, masuknya individu sejenis daripopulasi lain atau imigrasi, penurunankarena kematian, dan penurunan akibatkeluarnya beberapa individu dari populasike populasi lainnya atau emigrasi.

Tabel 2. Rerata Populasi Laba-laba pada Lahan PHT dan KonvensionalPerlakuan Laba-laba/ rumpun ( x ± SE)

PHT 0,234 ± 0,014 aKonvensional 0,137 ± 0,025 b

Keterangan : Angka-angka yang didampingi oleh huruf yang berbeda dalam kolom yang sama berarti berbeda nyata berdasarkan Uji t 5%.

Page 5: Jurnal Hama Nilapavata Lugens Stal

Tabel 3. Berat Gabah Kering Panen pada Lahan PHT dan KonvensionalPerlakuan Berat Gabah Kering Panen (ton) / Ha

PHT 4,56Konvensional 5,12

Salah satu predator yangmerupakan musuh alami WBC danmemiliki peran besar dalammengendalikan populasi WBC adalahlaba-laba. Rerata populasi laba-laba padalahan PHT lebih tinggi dibandingkandengan rerata populasi laba-laba padalahan konvensional. Adanya aplikasipestisida pada lahan konvensional didugadapat menyebabkan rerata populasi laba-laba pada lahan konvensional lebihrendah dibandingkan lahan PHT. Selainitu, fluktuasi rerata populasi laba-labadapat disebabkan kelimpahan makanandan kondisi yang mendukung populasilaba-laba pada lahan tersebut. Chiu(1979) menyatakan bahwa penggunaanpestisida yang berlebihan dapatmengganggu keseimbangan antara musuhalami dan wereng, menyebabkanhilangnya musuh alami dan resurjensihama yang cepat. Laba-laba yangditemukan pada lahan PHT dankonvensional adalah Pardosa sp. danArgiope sp. Menurut Jayakumar danSankari (2010) keberadaan laba-labaArgiope sp. pada lahan padi palingbanyak saat masa-masa akhir padisedangkan laba-laba Pardosa sp. banyakditemukan sejak masa-masa awaltanaman.

Populasi WBC yang rendah danpopulasi laba-laba yang tinggi pada lahanPHT berbanding terbalik dengan hasilproduksi gabah kering panen yangdidapatkan. Dari hasil ubinan pada lahanPHT dan konvensional menunjukkanbahwa berat gabah kering panen lahankonvensional lebih tinggi daripada lahanPHT.Penyebab rendahnya produksi padalahan PHT diduga disebabkan oleh hama

walang sangit dan penyakit blast, padalahan PHT tidak dilakukan aplikasiinsektisida dan fungisida sehinggamempengaruhi produksi pada lahan PHT.

KESIMPULAN

Kesimpulan dalam penelitianmenunjukkan bahwa:

1. Penerapan PHT dapat mengurangipopulasi WBCNilaparvata lugensStal. dan dapat mempertahankankeberadaan laba-laba sebagai musuhalami WBC daripada budidaya padikonvensional.

2. Turunnya populasi WBC dapatdipengaruhi oleh imigrasi musuhalami, emigrasi WBC, dankematangan tanaman.

3. Padalahan PHTpopulasi laba-labadapat mengendalikanpopulasiWBC.Jenis laba-labayangditemukan pada kedualahanperlakuan yaitu Pardosasp.danArgiope sp.

DAFTAR PUSTAKA

Cheng, J. A. and J. Holt. (1990). ASystems Analysis Approach toBrown Planthopper Control on Ricein Zhejiang Province, China. I.Simulation of outbreaks. Journal ofApplied Ecology. 27, 85 - 99.

Chiu, S. 1979. Biological Control of TheBrown Planthopper. Brownplanthopper: Threat ToRiceProductionIn Asia. InternationalRice Research Institute. Philippines.p 335-355.

Gurr, G. M. 2009. Prospects forEcological Engineering for

Page 6: Jurnal Hama Nilapavata Lugens Stal

Planthoppers and Other ArthropodPests in Rice. International RiceResearch Institute. Los Banos.Philippines.

Jayakumar, S. and A. Sankari. 2010.Spider population and theirpredatory efficiency in different

riceestablishment techniques inAduthurai, Tamil Nadu. Journal ofBiopesticides 3(1 Special Issue)020 - 027.

Tarumingkeng, R.C. 1992. DinamikaPertumbuhan Populasi Serangga.IPB Press. Bogor.