Pengendalian hama

21
Yuliana wita Pengendalian Hama Tanaman

Transcript of Pengendalian hama

Page 1: Pengendalian hama

Yuliana wita

Pengendalian Hama Tanaman

Page 2: Pengendalian hama

Hama adalah organisme yang merusak tanaman dan secara ekonomik merugikan manusia. Hama yang menyerang tumbuhan antara lain tikus, walang sangit, wereng, tungau, dan ulat.

Pengertian Hama

Page 3: Pengendalian hama

1. ProaktifUpaya mengekang perkembangan hama agar populasinya tetap dibawah ambang ekonominya

2. ReaktifUpaya menekan perkembangan hama agar populasinya kembali di bawa ambang ekonominya, umumnya berupa pengendalian kimiawi.

Pendekatan Pengendalian

Page 4: Pengendalian hama

BENTUK-BENTUK PENGENDALIAN HAMA TANAMAN

• Beberapa bentuk pengendalian hama tanaman yaitu :

1. Pengendalian secara Bercocok Tanam2. Pengendalian dengan Varietas Tahan3. Pengendalian secara Fisik dan Mekanik4. Pengendalian secara Biologi (Hayati)5. Pengendalian secara Kimiawi6. Pengelolaan Hama Terpadu

Page 5: Pengendalian hama

Pengendalian secara Bercocok TanamPrinsip pengendalian hama secara bercocok tanam adalah menciptakan kondisi agro ekosistem tidak sesuai untuk kehidupan dan perkembangbiakan hama tanaman.

Kelebihan & Kekurangan Pengendalian Hama Secara Bercocok Tanam(+) Merupakan teknik budidaya untuk meningkatkan produktivitas hasil-hasil pertanian.(+) Tidak memerlukan pengeluaran biaya tambahan.(+) Tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan pada lingkungan.(+) Dapat dengan mudah dilakukan dengan oleh petani.(-) Hasilnya tidak dapat diperhitungkan secara pasti(-) Kurang efektif, sehingga teknik ini harus dipadukan dengan cara-cara pengendalian lain

Page 6: Pengendalian hama

Beberapa Teknik Pengendalian Hama Secara Bercocok Tanam

• Sanitasi• Pengolahan Tanah• Pengairan• Pergiliran Tanaman• Penanaman Serentak• Pengaturan Jarak Tanam• Pemupukan• Penanaman Tanaman Perangkap• Tumpang Sari

Page 7: Pengendalian hama

Pengendalian Dengan Varietas Yang Tahan

Tanaman yang tahan adalah tanaman yang menderita kerusakan yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan tanaman lain dalam keadaan lingkungan yang sama dengan tingkat populasi hama yang sama.

Tiga Mekanisme Ketahanan Tanaman Menurut Painter• Preference• Antibiosis• Tolerans

Page 8: Pengendalian hama

Pengendalian Fisik & MekanikA. Pengendalian FisikMerupakan usaha dengan menggunakan atau mengubah faktor lingkungan fisik sedemikian rupa sehingga dapat mematikan atau menurunkan populasi hama yang ditujukan khusus untuk membunuh hama.

Beberapa perlakuan atau tindakan yang termasuk pengendalian fisik antara lain:• Perlakuan Panas• Penggunaan Lampu Perangkap• Penghalang atau Barrie

Page 9: Pengendalian hama

B. Pengendalian Secara MekanikBertujuan untuk mematikan hama secara langsung baik dengan tangan atau dengan bantuan alat atau bahan lain.

Cara pengendalian secara mekanik antara lain:• Pengambilan dengan tangan• Gropyokan• Memasang perangkap• Pengusiran

Kelebihan dan kekurangan pengendalian secara fisik dan mekanik : - Tidak menimbulkan pencemaran pada lingkungan. - Dapat dipadukan dengan cara pengendalian lainnya. - Memerlukan tenaga yang banyak - Tidak dapat dilakukan untuk lokasi yang luas secara kontinyu.

Page 10: Pengendalian hama

Pengendalian Secara Biologi (Hayati)• Pengendalian hayati adalah suatu pengendalian hama

yang dilakukan secara sengaja memanfaatkan atau memanipulasi musuh-musuh alami untuk menurunkan populasi hama.

• Pengendalian hayati dalam pengertian ekologi didefinisikan sebagai pegaturan populasi organisme dengan musuh-musuh alami hingga kepadatan populasi organisme tersebut berada dibawah rata-ratanya atau lebih rendah di bandingkan apabila musuh alami tidak ada.

• Pengendalian alami adalah merupakan proses pengendalian yang berjalan dengan sendiri tanpa ada campur tangan manusia. Pengendalian alami terjadi tidak hanya karena bekerjanya musuh-musuh alami tetapi juga karena bekerjanya komponen-komponen ekosistem.

Page 11: Pengendalian hama

Komponen-komponen pengendalian hayati dapat berupa :

• Parasitoid dan ParasitFaktor-faktor yang mendukung efektivitas pengendalian dengan parasitoid yaitu :- Daya kelangsungan hidupnya baik- Hanya satu atau sedikit individu inang yang diperlukan untuk melengkapi siklus hidupnya.- Populasi parasitoid dapat bertahan meskipun dalam keadaan populasi yang rendah.- Memiliki inang yang sempit.- Kelemahan parasitoid sebagai pengendali:- Daya cari inang seringkali dipengaruhi oleh cuaca- Serangga betina yang berperan utama karena mereka yang melakukan pencarian inang untuk peletakan telur.- Parasitoid yang memiliki daya cari inang biasanya jumlah telurnya sedikit.

Page 12: Pengendalian hama

Penerapan Pengendalian Hayati• IntroduksiIntroduksi artinya memasukkan atau mengimpor musuh alami dari suatu daerah atau negeri ke daerah lain sering kali cara ini disebut sebagai cara klasik• AugmentasiAugmentasi merupakan teknik penambahan musuh alami secara periodik dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah dan pengaruh musuh alami• KonservasiKonservasi merupakan usaha untuk mempertahankan atau melestrarikan musuh alami yang telah ada di suatu daerah

Page 13: Pengendalian hama

Pemberantasan Hama Secara Kimiawi

Penggunaan pestisida kimia dalam pengendalian hama tanaman saat ini banyak menimbulkan dampak negatif. Oleh karena itu diperlukan upaya pengendalian hama secara ramah lingkungan, seperti penggunan pestisida nabati atau biopestisida.

Page 14: Pengendalian hama

Pengelolaan Hama TerpaduPengendalian hama terpadu didefinisikan sebagai cara pendekatan atau cara berfikir tentang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan berkelanjutan.

Ciri dan sifat dasar PHT yang membedakan dengan pengendalian konvensional adalah :• Tujuan utama PHT bukanlah pemusnahan, tetapi dikendalikan agar populasi

hama tetap berada di bawah satu tingkatan aras yang dapat mengakibatkan kerusakan atau kerugian ekonomi

• Dalam melaksanakan suatu pengendalian tidak mengenal satu cara pengendalian tertentu

• Dalam mencapai sasaran utama PHT yaitu mempertahankan populasi hama di bawah kerusakan ekonomi, dengan produktivitas yang tinggi, maka perlu dipertimbangkan beberapa kendala yaitu :

1. Kendala sosial ekonomi yang berarti bahwa pelaksanaan PHT harus dapat didukung oleh kelayakan sosial ekonomi masyarakat setempat.

2. Kendala ekologi yang berarti bahwa dalam penerapan PHT secara ekologi dapat dipertanggung jawabkan dan tidak menimbulkan kegoncangan maupun kerusakan lingkungan.

Page 15: Pengendalian hama

Metode dalam pengendalian hama terpadu, yaitu:

•Monitor•Pengendalian• Identifikasi

Page 16: Pengendalian hama

Macam-macam Hama1. Tikus

Gejala serangan:

1. Tikus menyerang berbagai tumbuhan.2. Menyerang di pesemaian, masa vegetatif, masa generatif, masa panen, tempat penyimpanan.3. Bagian tumbuhan yang disarang tidak hanya biji-bijian tetapi juga batang tumbuhan muda.4. Tikus membuat lubang-lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di semak-semak.

Pengendaliannya:

1. Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap tikusnya.2. Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular.3. Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang bersamaan pula sehingga tidak ada kesempatan bigi tikus untuk mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen.4. Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan memasang umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam sebelumnya dengan fosforus. Peracunan ini sebaiknya dilakukna sebelum tanaman padi berbunga dan berbiji. Selain itu penggunaan racun harus hati-hati karena juga berbahaya bagi hewan ternak dan manusia.

Page 17: Pengendalian hama

. Wereng

Gejala serangan:

1. Menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang-lubang.2. Daun dan batang kemudian kering, dan pada akhirnya mati.

Pengendaliannya:

1. Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak maupun dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara menanam tanaman palawija atau tanah dibiarkan selama 1 s/d 2 bulan.2. b. Pengandalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng, misalnya laba-laba predator Lycosa Pseudoannulata, kepik Microvelia douglasi dan Cyrtorhinuss lividipenis, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata.3. Pengandalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida, dilakukan apabila cara lain tidak mungkin untuk dilakukan. Penggunaan insektisida diusahakan sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi lingkungan.

Page 18: Pengendalian hama

3. Walang Sangit

Gejala serangan:

1. Menghisap butir-butir padi yang masih cair.2. Biji yang sudah diisap akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat.3. Kulit biji iu akan berwarna kehitam-hitaman.4. Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi hewan dewasa dapat merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama.5. Walang sangit dewasa juga dapat memakan biji biji yang sudah mengeras, yaitu dengan �mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat.6. Faktor faktor yang mendukung yang mendukung populasi walang sangit antara lain sebagai berikut:�- Sawah sangat dekat dengat perhutanan.- Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.- Penanaman tidak serentak

Pengendaliannya:

1. Menanam tanaman secara serentak.2. Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit.3. Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala penangkap.4. Penangkapan menggunakan unmpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan alga.5. Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator alami beruba laba-laba dan menanam jamur yang dapat menginfeksi walang sangit.6. Melakukan pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida.

Page 19: Pengendalian hama

4. Ulat

Gejala serangan:

1. Aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari.2. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.

Pengendaliannya:

1. Membuang telur-telur kupu-kupu yang melekat pada bagian bawah daun.2. Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.3. Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pertisida.

Page 20: Pengendalian hama

5. Tungau

Gejala serangan:

1. Tungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap daun tersebut.2. Pada daun yang terserang kutu akan timbul bercak-bercak kecil kemudian daun akan menjadi kuning lalu gugur.

Pengendaliannya:

1. Hama ini dapat diatasi dengan cara mengumpulkan daun-daun yang terserang hama pada suatu tempat dan dibakar.

Page 21: Pengendalian hama